PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP...
Transcript of PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP...
1
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
MELALUI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012
Myrna Sofia, SE, M.Si
Prima Aprilyani Rambe, SE, M.Sc
Universitas Maritim Raja Ali Haji
RINGKASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intellectual capital terhadap nilai
perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan path analysis.
Dan pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA, ROE dan EPS. Kinerja keuangan
sebagai variabel intervening untuk melihat pengaruh intellectual capital terhadap nilai
perusahaan.Perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang
terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2010-2012. Pengukuran terhadapintellectual capital
peneliti menggunakan VAICTM, sementara variabel intervening dalam penelitian ini ada tiga
yaitu ROA, ROE, dan EPS, dan variabel nilai perusahaan diukur dengan menggunakan PBV
atau price book value.
Populasi dalam penelitian ini berjumlah 300, tetapi setelah digunakan metode purposive
sampling diperoleh sampel sebanyak 232, jadi jumlah data 232 x 3 tahun = 696, karena
terjadi outlier, sehingga data yang tinggal sebanyak 512.
Hasil penelitian ini adalahIntellectual capital yang diproksikan dengan VAICTM
berpengaruh terhadap ROA, ROE, EPS dan nilai perusahaan yang diproksikan dengan
LNPBV, sementara Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap LNPBV melalui ROA
dan EPS tetapi Intellectual capital berpengaruh terhadap LNPBV melalui ROE. Berarti
secara langsung Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan sementara secara
tidak langsung hanya ROE yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan ROA dan
EPS secara tidak langsung berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Keywords:VAICTM , ROA, ROE, EPS,Intellectual capital, Nilai perusahaandan Kinerja
keuangan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan perekonomian global sangat signifikan hal ini ditandai dengan
berkembang pesatnya kemajuan dibidang teknologi informasi, dan menimbulkan persaingan
diantara perusahaan, oleh karena itu setiap perusahaan melakukan berbagai inovasi sehingga
menimbulkan persaiangan yang kompetitif (competitive advantage). Untuk mencapai
competitive advantage perusahaan melakukan berbagai cara mulai melakukan perubahan
pada berbagai lini dalam perusahaan yang salah satunya melakukan terobosan pada proses
bisnis sampai penilaian kinerja yang nantinya berdampak pada nilai perusahaan.
Menurut Sawarjuwono, 2003 dimana perubahan proses bisnis dari bisnis yang didasarkan
pada tenaga kerja (labor based business) menuju bisnis berdasarkan pengetahuan (knowledge
based business),Jika perusahaan menggunakan knowledge based business (bisnis berdasarkan
2
pengetahuan) maka peningkatan nilai perusahaan tidak hanya berdasarkan besarnya jumlah
intangible aset yang dimiliki perusahaan, akan tetapi didukung juga dengan terobosan baru
yang dilakukan oleh perusahaan, sistem informasi yang dimiliki perusahaan dan pengelolaan
terhadap sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, karena sumber daya
manusia yang dimiliki oleh perusahaan merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan nilai perusahaan.
Untuk mengelola aset knowledge maka perusahaan bisa menggunakan pendekatan
intellectual capital atau modal intellectual yang telah menjadi fokus perhatian diberbagai
bidang, baik manajemen, teknologi informasi, sosiologi, maupun akuntansi (Petty dan
Guthrie, 2000).
Dalam PSAK NO. 19 Revisi tahun 2000, tidak dijelaskan berkaitan dengan Intellectual
capital (IC) tetapi IC masuk kedalam kategori intangible aset dalam suatu perusahaan.
Semakin besar nilai modal intelektual (VAICTM) semakin efisien penggunaan modal
perusahaan, sehingga menciptakan value added bagi perusahaan, Appuhami, (2007).
Sementara di Indonesia penelitian tentang modal intelektual telah dilakukan oleh Astuti dan
Sabeni (2005), Ulum dkk. (2008), Sianipar (2009), Murti (2010) dengan menggunakan rasio
keuangan ROE, EPS, dan APS, Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa IC berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan dan Solikhah dkk. (2010) dengan hasil
penelitiannya menemukan bahwa modal intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan.Wijayanti, (2012) memperoleh hasil penelitian bahwa IV berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan ROE dan EPS, sementara Hadiwijaya (2013)
menunjukkan bahwa intellectual capitalberpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
kinerja keuangan.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Ulupui (2007) memberikan hasil bahwa ROA
berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena itu,
ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian
yang dilakukan oleh Su’aidah (2009) menguji pengaruh ROA dan ROE terhadap nilai
perusahaan diperoleh hasil bahwa ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Yulistiana, (2009) yang salah satu
penelitiannya melihat pengaruh EPS terhadap nilai perusahaan, dimana hasil penelitiannya
menunjukan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang
terdaftar di JII (Jakarta Islamic Indek), sementara ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Penelitian Kuryanto dan Muchamad (2008) serta Yuniasih dkk. (2010).memperoleh hasil
bahwa modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Sunarsih dan Mendra (2012) dengan mennggunakan kinerja keuangansebagai
variabel intervening mampu memediasi hubungan antara modal intelektual dan nilai
perusahaan, tetapi tidak berhasil membuktikan bahwa modal intelektual berpengaruh positif
pada nilai pasar perusahaan. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Hadiwijaya, 2013,
dengan hasil penelitian Intellectual capitaltidak berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Kinerja keuangan berpengaruh secara positif dan signifikan dalam memediasi
hubungan antara intellectual capitaldan nilai perusahaan.
Ketidakkonsistenan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ulum dkk. (2008), Sianipar (2009),
Murti (2010), Solikhah dkk. (2010),Yuniasih dkk. (2010), dengan Kuryanto danMuchamad
(2008), Sunarsih dan Mendra (2012), sertaHadiwijaya, (2013). Karena adanya
ketidakkonsistenan hasil penelitian maka diduga adanya variabel kinerja keuangan lain yang
memediasi hubungan modal intelektual dengan nilai perusahaan yaitu kinerja keuangan.
Kinerja keuangan yang digunakan oleh penelitian sebelumnya yaitu ROA dan ROE,
sementara pada penelitian ini menambah kinerja keuangan yang lain yaitu EPS sebagai
3
variabel intervening. Perusahaan yang mampu mengelola sumber daya intelektual yang
dimilikinya dengan efektif dan efisien, maka kinerja keuangannya akan meningkat. Kinerja
keuangan yang meningkat akan direspon positif pasar sehingga nilai perusahaan akan
meningkat.
Pemilihan sampel pada seluruh perusahaan di bursa efek Indonesia penting untuk diketahui
karena untuk mengetahui secara keseluruhan bagaimana Intellectal Capitalmempengaruhi
nilai perusahaan melalui variabel kinerja keuangan, dimana penelitian ini menggunakan tiga
variabel kinerja keuangan yaitu ROA, ROE dan EPS berbeda dengan penelitian sebelumnya
yang hanya menggunakan satu variabel kinerja keuangan ROA atau ROE saja, tetapi pada
penelitian ini selain menggunakan kedua variabel tersebut yaitu ROA dan ROE juga
menggunakan EPS
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan suatu penemuan baru di bidang intellectual
capital dan nilai perusahaan, kemudian penelitian ini juga melihat pengaruh langsung dan
tidak langsung antara intellectual capital terhadap nilai perusahaan melalui variabel kinerja
keuangan, dan penelitian melibatkan seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa efek
Indonesia, sehingga menggambarkan secara umum bagaimana kondisi intellectual capital
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). sehingga berdasarkan latar
belakang diatas penulis mengambil judul penelitian Pengaruh Intellectual capital terhadap
nilai perusahaan melalui kinerja keuangan pada perusahaan yang terdaftar di bursa
efek Indonesia Periode 2010 – 2012.
Perumusan Masalah
1. Apakah IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan?
a. Apakah IC berpengaruh terhadap ROA?
b. Apakah IC berpengaruh terhadap ROE?
c. Apakah IC berpengaruh terhadap EPS?
2. Apakah Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
a. Apakah ROA berpengaruh terhadap PBV?
b. Apakah ROE berpengaruh terhadap PBV?
c. Apakah EPS berpengaruh terhadap PBV?
3. Apakah IC berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah IC berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan?
a. Apakah Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan
melalui ROA?
b. Apakah Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai
perusahaan melalui ROE?
c. Apakah Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan
melalui EPS?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah menguji secara empiris :
1. Apakah IC berpengaruh terhadap kinerja keuangan
a. Apakah IC berpengaruh terhadap ROA
b. Apakah IC berpengaruh terhadap ROE
c. Apakah IC berpengaruh terhadap EPS
2. Apakah Kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
a. Apakah ROA berpengaruh terhadap PBV
b. Apakah ROE berpengaruh terhadap PBV
c. Apakah EPS berpengaruh terhadap PBV
3. Apakah IC berpengaruh terhadap nilai perusahaan
4
4. Apakah IC berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan
a. Apakah Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan
melalui ROA
b. Apakah Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan
melalui ROE
c. Apakah Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan
melalui EPS
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat hasil penelitian ini adalah:
1. Publikasi ilmiah melalui prosiding regional atau nasional.
2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya
TINJAUAN PUSTAKA
Kajian Teori
Nilai Perusahaan
Menurut Tan et al, (2007) manfaatintellectual capital sebagai alat untuk menentukan nilai
perusahaan sehingga IC menjadi perhatian bagi sejumlah akademisi dan praktisi.
Memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) berdasarkan theory of
the firm merupakan tujuan utama perusahaan (Salvatore, 2005). Karena dengan
memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga akan meningkatkan kemakmuran pemegang
saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Menurut (Husnan, 2000) nilai perusahaan
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut
dijual, dan nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas
perusahaan yang beredar (Keown, 2004). Menurut Sujoko dan Soebiantoro, (2007) nilai
perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang
sering dikaitkan dengan harga saham. Jika harga saham mengalami peningkatan maka nilai
perusahaan juga tinggi. Apabila nilai perusahaan yang tinggi akan menunjukan bahwa pasar
semakin percaya bahwa tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada
prospek perusahaan di masa depan.
Proksi nilai perusahaan bisa menggunakan nilai dari price to book value (Ahmed dan Nanda,
2000), yang merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per lembar
saham. secara sederhana PBV merupakan rasio pasar yang digunakan untuk mengukur
kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya (Ang, 1997).
Intellectual capital
Menurut Brooking (1996) dalam Ulum (2008) menyatakan bahwa IC merupakan istilahyang
diberikan kepada aset tidak berwujud yang merupakan gabungan dari pasar dankekayaan
intelektual, yang berpusat pada manusia dan infrastruktur yang memungkinkanperusahaan
untuk berfungsi. Roos et al. (1997) dalam Ulum (2008) menyatakan bahwa ICtermasuk
semua proses dan aset yang tidak biasanya ditampilkan pada neraca dan seluruhaset tidak
berwujud (merek dagang, paten dan brands) yang dianggap sebagai metodeakuntansi modern.
5
Bontis et al. (2000) secara umum menyatakan bahwa para peneliti mengidentifikasi tiga
konstruk utama dari IC, yaitu: human capital (HC), structural capital (SC), dan customer
capital (CC). Dan secara sederhana HC merepresentasikan individual knowledge stock suatu
organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya, Bontis et al. (2000). HC merupakan
kombinasi dari genetic inheritance; education; experience, and attitude tentang kehidupan
dan bisnis Bontis et al. (2000). Lebih lanjut Bontis et al. (2000) menyebutkan bahwa SC
meliputi seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi. Termasuk dalam hal
ini adalah database, organisational charts, process manuals, strategies, routines dan segala
hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya. Sedangkan tema
utama dari CC adalah pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer
relationship dimana suatu organisasi mengembangkannya melalui jalannya bisnis (Bontis et
al., 2000).
Salah satu pengukuran dengan metode tidak langsung untuk mengukur seberapa dan
bagaimana efisiensi modal intelektual dan modal karyawan menciptakan nilai yang berdasar
pada hubungan tiga komponen utama, yaitu capital employed, human capital, dan structural
capital adalah Value Added Intellectual Coefficient ( VAICTM).
Kinerja Keuangan
Pada penelitian ini menggunakan kinerja keuangan perusahaan sebagai variabel penelitian
intervening. Kinerja keuangan perusahaan yang diukur melalui rasio profitabilitas yaitu ROA,
ROE dan EPS.
Return On Aset (ROA)
ROA mencerminkan suatu keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan yang dilihat dari total
asset . Dan ROA mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang
dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan.Semakin tinggi nilai ROA, semakin efisien
perusahaan dalam menggunakan asetnya, baik aset fisik maupun aset non-fisik (intellectual
capital) akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Dewi, 2011 dalam Hadiwijaya,
2013.
Return On Equity ( ROE )
Return On Equity mencerminkan bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba yang dilihat dari ekuitas yang dimilikinya. ROE mengungkapkan berapa banyak
keuntunganperusahaan yang diterima dibandingkan dengan jumlah total ekuitas pemegang
saham. ROE juga melihat bagaimana kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan nilai
pasar. ROE juga bisa mengukur keuntungan sebuahperusahaan dapat menghasilkan setiap
rupiah dari modal pemegang saham.
Earning Per Share ( EPS )
EPS merupakan suatu ukuran profitabilitas yang memasukkan keputusan operasi,
investasidan pembiayaan (Stikney dan Weil, 1997 dalam Hong, 2007). EPS merupakan suatu
ukuran kemampuan perusahaan mengahsilkan laba yang diukur berdasarkan lembar saham
yang dimiliki oleh perusahaan yang menyediakan informasi tentang hak setiap saham biasa
entitas induk atas kinerja entitas selama periode pelaporan.
Pengembangan Hipotesis& Penelitian Terdahulu
Pengaruh Intellectual capital Terhadap Kinerja Keuangan
Menurut Ulum (2007), Intellectual capitaldiyakini dapat berperan penting dalampeningkatan
nilai perusahaan maupun kinerja keuangan. Firer dan Williams (2003), Chen etal. (2005) dan
6
Tan et al. (2007) telah membuktikan bahwa IC (VAIC™) mempunyaipengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Murti (2010) dengan menggunakan rasio keuangan
ROE, EPS, dan APS, menyebutkan bahwa IC berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan dan Solikhah dkk. (2010) dengan hasil penelitiannya menemukan bahwa modal
intelektual berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan. Wijayanti, (2012) memperoleh
hasil penelitian bahwa IC berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diukur dengan
ROE dan EPS, sementara Hadiwijaya (2013) menunjukkan bahwa intellectual
capitalberpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan dengan
menggunakan variabel ROA sebagai pengukuran kinerja keuangan .
H1a: Intellectual capital berpengaruh terhadap ROA
H1b:Intellectual capital berpengaruh terhadap ROE
H1c : Intellectual capitalberpengaruh terhadap EPS
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian yang tekah dilakukan oleh Ulupui (2007) memberikan hasil bahwa ROA
berpengaruh positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena itu,
ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian
yang dilakukan oleh Su’aidah (2009) menguji pengaruh ROA dan ROE terhadap nilai
perusahaan diperoleh hasil bahwa ROA dan ROE berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Yulistiana, (2009) yang salah satu
penelitiannya melihat pengaruh EPS terhadap nilai perusahaan, dimana hasil penelitiannya
menunjukan bahwa EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan yang
terdaftar di JII (Jakarta Islamic Indek), sementara ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas bisa diambil dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2a : ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H2b : ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan
H2c : EPS berpengaruh terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Intellectual capital Terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian Kuryanto dan Muchamad (2008) serta Yuniasih dkk. (2010). memperoleh hasil
bahwa modal intelektual tidak berpengaruh terhadap nilai pasar perusahaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Sunarsih dan Mendra (2012) tidak berhasil membuktikan bahwa modal
intelektual berpengaruh positif pada nilai pasar perusahaan. Sementara penelitian yang
dilakukan oleh Hadiwijaya, 2013, dengan hasil penelitian Intellectual capitaltidak
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan beberapa penelitian diatas bisa diambil dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Intellectual capital Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan Melalui Kinerja Keuangan
Penelitian yang dilakukan oleh Sunarsih dan Mendra (2012) dengan mennggunakan kinerja
keuangan yaitu ROE sebagai variabel intervening mampu memediasi hubungan antara modal
intelektual dan nilai perusahaan, sementara Hadiwijaya, 2013 memperoleh hasil penelitian
bahwa Kinerja keuangan berupa rasio ROA berpengaruh secara positif dan signifikan dalam
memediasi hubungan antara intellectual capitaldan nilai perusahaan. Sehingga pada
penelitian ini menambah satu variabel keuangan lainnya yaitu EPS, intellectual capital
berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui EPS.Menurut Wijayanti, (2012) berdasarkan
signalling theory diprediksi bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap harga
saham melalui kinerja keuangan perusahaan. Harga saham juga bisa digunakan untuk melihat
nilai perusahaan.
7
Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya diatas dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H4a : Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui ROA
H4b : Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui ROE
H4c : Intellectual capital berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui EPS
Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar dibursa efek Indonesia
dengan periode penelitian adalan 2010 sampai 2012. Pengambilan sampel menggunakan
purposive sampling dimana pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun
kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan listing secara berturut-turut selama periode penelitian
2. Karena penelitian menggunakan rasio kinerja perusahaan yaitu profitablitas,
sehingga perusahaan yang diambil adalah perusahaan yang memperoleh
laba/keuntungan saja.
3. Seluruh data yang diperlukan lengkap dalam laporan keuangan.
Jenis dan Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data sekunder
yang diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan. Data juga diambil di ICMD
maupun diakses pada laman IDX (Indonesia Stock Exchange) selama 3 tahun mulai tahun
2010 sampai dengan tahun 2012.
Metode Analisis Jalur
Pada penelitian ini menggunakan metode analisis jalur (path analysis) merupakan perluasan
dari analisis regresi linearberganda yang dapat menentukan pola hubungan antara tiga atau
lebih variabel dalam sebuah penelitian. Pada penelitian ini pendugaan hasil dari path analysis
menunjukkan pengaruh VAICTM terhadap kinerja keuangan yang diukur melalui ROA, ROE
dan EPS. Path analysis diperoleh dari koefisien yang distandarkan (beta). Metode Path
VAICTM
ROA
EPS
ROE PBV
P21
P4
P6
P3
P5
P7
P1
E1
E2
E3
E4
8
analysis tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat antar variabel. Metode Path analysis
hanya dapat menentukan pola hubungan antara variabel dalam sebuah penelitian. Wijayanti,
(2012). Pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 20 kemudian baru dilakukan
analisis jalur.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelititian ini menggunakan 3 (tiga) variabel, yaitu variabel
terikat, variabel bebas, dan variabel intervening.
Variabel Dependen
Adapun variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan.
Pada penelitian ini, nilai perusahaan diproksikan dengan price book value (PBV). PBV
merupakan hasil perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham.
Price book value (PBV) dapat dirumuskan sebagai berikut :
𝑃𝑠
BVS
Sumber : Ang, Robert (1997) / ICMD (2010, 2011 dan 2012)
Ps : harga pasar saham
BVS : book value per share(book value per share).
BVS digunakan untuk mengukur nilai shareholders’equity atas setiap saham, dan besarnya
nilai BVS dihitung dengan membagi total shareholder’ equity dengan jumlah saham yang
diterbitkan (outstanding share).
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Intellectual capital. Penelitian ini
menggunakan model Pulic (VAICTM, Intellectual capitalyang dimaksud dalam penelitian ini
adalah kinerja IC yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh physical capital
(VACA), human capital (VAHU),dan structural capital (STVA). Kombinasi dari ketiga value
added tersebut disimbolkan dengan nama VAIC™ yang dikembangkan oleh Pulic (1998;
1999; 2000).
Formulasi perhitungan VAIC™ adalah sebagai berikut:
VA = OUT-IN
Ket :
Output (OUT) : Total penjualan dan pendapatan lain.
Input (IN) :Beban dan biaya-biaya (selain beban karyawan).
9
Value Added (VA) : Selisih antara Output dan Input
VACA = VA/CE
Ket :
VACA = Value Added Capital Employed
CE = Capital Employed – Dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih).
Rasio dari VA terhadap CE. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap
unit dari CE terhadap value added organisasi.
VAHU = VA/HC
Ket :
Human Capital (HC) = Beban karyawan.
Value Added Human Capital (VAHU) : Rasio dari VA terhadap HC. Rasio ini
menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC
terhadap value added organisasi.
STVA = SC/VA
Ket:
Structural Capital (SC) – VA - HC
Structural Capital Value Added (STVA) : Rasio dari SC terhadap VA. Rasio ini
mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan
merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai:
Dari konstruk diatas value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) – Mengindikasikan
kemampuan intelektual organisasi. Dan VAIC™ dapat juga dianggap sebagai BPI
(Business Performance Indicator).
VAICTM = VACA + VAHU + STVA
Variabel Intervening
Variabel intervening adalah suatu variabel yang menghubungkan pengaruh antara variabel
dependen dengan variabel independen. Pada penelitian ini variabel intervening kinerja
keuangan yaitu, ROA, ROE dan EPS
Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan suatu kondisi yang merefleksikan tentang kondisi keuangan
perusahaan dalam suatu periode tertentu. Kinerja keuangan merupakan hal penting yang
harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja keuangan merupakan
cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya. Kinerja keuangan mengukur kinerja perusahaan dalam memperoleh laba dan nilai
pasar. Ukuran kinerja keuangan biasanya diwujudkan dalam profitabilitas, pertumbuhan dan
nilai pemegang saham.
Return On TotalAset (ROA)
ROA menggambarkan tentang berapa keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam
pemanfaatan total aset (Chen et al., 2005). Dalam penelitian ini ROA dihitung berdasarkan
10
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan seluruh total aset yang dimiliki
perusahaan. Oleh karena itu dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan adalah
ROA yang dapat dirumuskan sebagai berikut (Chen et al., 2005):
𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Return On Equity (ROE)
ROE menggambarkan tentang berapa keuntungan bersih perusahaan dalam pemanfaatan
equity yang dimiliki oleh perusahaan. Pada penelitian ini ROE dihitung berdasarkan
perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan seluruh equity yang dimiliki
perusahaan. Jadi ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦
Earning Per Share
EPS merupakan pengukuran profitabilitas yang memasukkan keputusan operasi, investasi dan
pembiayaan (Stikney dan Weil, 1997 dalam Hong, 2007). Rumus yang digunakan untuk
memperoleh EPS adalah sebagai berikut:
𝐸𝑃𝑆 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu
atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini menggunakan uji normalitas dengan
uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S), dengan hipotesis:
H0 = Data residual berdistribusi normal
Ha = Data tidak berdistribusi normal
Apabila signifikan lebih besar daripada 0.05, maka H0 diterima, sedangkan jika nilai
signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik harus dilakukan dalam penelitian ini, untuk menguji apakah data memenuhi
asumsi klasik. Hal ini untuk menghindari terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak pada
semua data dapat diterapkan regresi. Pengujian yang dilakukan adalah uji Multikolinieritas,
uji Heteroskedastisitas, dan uji Autokorelasi.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas atau independen. Jika multikolinieritas yang terjadi mendekati
11
sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1) model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi multikolinearitas. Metode uji multikolinearitas yang dilakukan dalam penelitian
ini yaitu dengan melihat nilai tolerance dan inflation factor (VIF) pada model regresi.
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak sama pada semua pengamatan di
dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan korelasi antara anggota observasi yang disusun menurut waktu
atau tempat. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi autokorelasi. Metode uji ini
menggunakan uji Durbin-Watson jika angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
Analisis Regresi dan Uji Hipotesis
Persamaan Regresi
Analisis regresi linier berganda untuk menganalisis hubungan liniear antara 2 variabel
independen atau lebih dengan 1 variabel dependen.
Adapun Model Regresi dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:
ROA = a + b1 VAICTM + e
ROE = a + b2 VAICTM + e
EPS = a + b3 VAICTM + e
PBV = a + b4ROA + b5 ROE + b6EPS + b7VAICTM + e
Keterangan:
ROA : Return On Aset
ROE : Return On Equity
EPS : Earning Per Share
VAICTM : Value added intellectual capital/Intellectual capital
PBV : Price book value
b1,2,3,4,5,6,7 : koefisien regresi
a : Konstanta
e : Error
Pengujian Hipotesis
Uji Regresi Parsial (Uji t)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan dari masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Apabila tingkat signifikansi yang diperoleh (p-
12
value) lebih kecil dari 0,05 maka H0 dapat ditolak atau dengan 𝛼 = 5% variabel independen tersebut berhubungan secara statistis terhadap variabel dependennya.
Uji Regresi Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen dengan melihat nilai signifikansi F. Jika nilai signifikansi F
lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis alternatif tidak dapat ditolak atau dengan 𝛼 = 5%
variabel independen secara statistis mempengaruhi variabel dependen secara bersama-sama.
Uji Rdan Uji Adjusted R Square
Uji R yaitu korelasi antara dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen,
nilai R berkisar anatra 0 sampai 1, jika nilainya mendekati 1, maka hubungan semakin erat.
sebaliknya jika mendekati 0 maka hubungan semakin lemah.
Uji Adjusted R Square adalah R Square yang telah disesuaikan. Adjusted R Square biasanya
digunakan untuk mengukur sumbangan pengaruh jika dalam regresi menggunakan lebih dari
dua variabel independen.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis Data
Objek penelitian yang digunakan adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di bursa efek
Indonesia periode 2010 sampai 2012. Tabel dibawah ini menggambarkan proses pengambilan
sampel dengan menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan kriteria
tertentu. Adapun prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
Total Perusahaan Manufaktur yang listing 300
Perusahaan yang menggunakan mata uang dolar (31)
Perusahaan yang mengalami kerugian (19)
Data Tidak lengkap (28)
Sampel 232
Dari perhitungan diatas diperoleh bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 232 perusahaan, karena jumlah periode penelitian selama 3 tahun sehingga 232
dikali 3 jadi jumlah n sebesar 696.
Statistik Deskriptive
Statistik deskriptive digunakan untuk mengetahui nilai mean, standar deviasi, nilai minimum
dan maksimun dari data dan variabel yang digunakan dalam penelitian baik variabel
independen maupun variabel dependen. Dengan menggunakan bantuan program SPSS. 22
maka nilai statistik deskriptive dari tahun 2010 sampai 2012 adalah sebagai berikut.
13
Tabel 5.1
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PBV 512 .08 4.96 1.5841 1.03641 ROA 512 .03 20.63 6.3625 4.94919 ROE 512 .06 40.00 14.4454 8.91602 EPS 512 .03 476.20 76.5351 96.50136
VAICTM 512 .04 8.82 3.6777 1.60637 Valid N (listwise) 512
Sumber: Diolah dengan SPSS.22
Dari Tabel 5.1 diatas diperoleh informasi jumlah n yang awalnya sebesar 696 menjadi 512
karena ada 184 data yang mengalami outlier. Untuk variabel PBV nilai minimum dari 512
data adalah sebesar 0.08 sedangkan nilai maksimum sebesar 4.96 dengan nilai mean 1.5841
dan standar deviasi sebesar 1.03641. Untuk ROA nilai minumum sebesar 0.03 dan nilai
maksimum sebesar 20.63 sedangkan nilai mean 6.3625 dan nilai standar deviasi sebesar
4.94919. Variabel ROE memiliki nilai minimum sebesar 0.06 dan nilai maksimum sebesar
40, mean 14.4454 sedangkan standar deviasi sebesar 8.91602. Variabel EPS nilai minimum
sebesar 0.03 nilai maksimum sebesar 476.20 nilai mean 76.5351 dan standar deviasi sebesar
96.50136. Sementara VAICTM memiliki nilai minimum 0.04, nilai maksimum 8.82, nilai
mean 3.6777 dan standar deviasi sebesar 1.60637.
Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian
asumsi klasik guna mengahasilkan suatu model regresi yang baik. Jika pengujian asumsi
klasik tidak terpenuhi maka akan diadakan perbaikan terlebih dahulu. Adapun uji asumsi
klasik yang digunakan adalah uji normalitas data, uji autokorelasi, uji multikolinearitas dan
uji heteroskedastisitas.
Uji Normalitas Data
Menurut Ghozali, (2007:110) untuk melakukan pengujian normalitas data menggunakan uji
statistik non parametrik yaitu kolmogorov smirnov (K-S).
Pada awalnya data yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 696 yang diperoleh dari
jumlah sampel dikali dengan jumlah periode. Jumlah sampel 232 sementara periode yang
digunakan ada 3 periode. Dengan menggunakan data sebanyak 696 diperoleh output SPSS.
22 sebagai berikut:
Tabel 5.2
Hasil Pengujian Normalitas Data dengan N= 696 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 696 Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.36021954 Most Extreme Differences Absolute .166
Positive .166 Negative -.099
Test Statistic .166 Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
14
Dari tabel diatas diperoleh nilai Asymp.sig. (2-tailed) sebesar 0.000 yang artinya nilai sig <
0.05 sehingga dapat disimpulkan data tidak terdistribusi secara normal. Sehingga langkah
selanjutnya adalah melakukan outlier data.
Dari outlier data yang dilakukan ada 184 data yang outlier dan dibuang sehingga data tingga
512. Dari data yang berjumlah 512 dilakukan pengujian normalitas data kembali, sehingga
outputnya sebagai berikut:
Tabel 5.3
Hasil Pengujian Normalitas Data N= 512 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 512 Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .93802933 Most Extreme Differences Absolute .131
Positive .131 Negative -.086
Test Statistic .131 Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Dari tabel 5.3 diatas diperoleh informasi bahwa nilai asymp.sig.(2-tailed) sebesar 0.000
sehingga dapat disimpulkan data masih belum terdistribusi normal, sehingga data harus
diperbaiki dengan cara meLNkan salah satu variabel, baik variabel independen maupun
variabel dependen. Jadi selanjutnya dilakukan dengan menatural logaritmakan variabel
dependen yaitu variabel PBV. Adapun hasil outputnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.4 Uji Normalitas Data LNPBV
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 512 Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .58170190 Most Extreme Differences Absolute .038
Positive .038 Negative -.034
Test Statistic .038 Asymp. Sig. (2-tailed) .070c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Dari tabel diatas diperoleh informasi bahwa nilai asymp.sig (2-tailed) sebesar 0.70 yang
artinya bahwa nilai asymp.si 2 tailed > 0.05 sehingga dapat disimpulkan data sudah
terdistribusi normal. Sehingga data bisa dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.
Uji Autokorelasi
Pengujian ini dilakukan guna mengetahui dalam model regresi linier ada korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Model
regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengetahui apakah pada model
regresi terjadi autokorelasi atau tidak dilihat dari nilai Durbin Watston (DW-test) pada output
SPSS model summary (Ghozali, 2007:95-96). Adapun hasil pengujian autokorelasi dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 5.5
Hasil Pengujian Uji Autokorelasi
15
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .467a .218 .212 .58399 1.790
a. Predictors: (Constant), VAICTM, EPS, ROA, ROE b. Dependent Variable: LNPBV
Berdasarkan nilai durbin watston pada model summary diatas diperoleh nilai DW 1.790, yang
artinya nilai DW tersebut berada diantara nilai 2 dan -2, sehingga bisa disimpulkan bahwa
model regresi terbebas dari autokorelasi, sehingga bisa dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.
Uji Multikolinearitas
Untuk pengujian multikolinearitas dilakukan guna mengetahui apakah sesama variabel
independen terjadi korelasi atau tidak, yang diharapkan dalam pengujian ini model regresi
atau sesama variabel independen terbebas dari multikolinearitas. Untuk mengetahui apakah
dalam penelitian ini terjadi multikolinearitas atau tidak dilihat dari output SPSS.22 pada tabel
dibawah ini:
Tabel 5.6
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.326 .070 -4.687 .000 ROA .004 .007 .027 .494 .621 .526 1.900
ROE .026 .004 .351 6.080 .000 .462 2.164
EPS .001 .000 .101 2.196 .029 .728 1.374
VAICTM .036 .018 .088 2.047 .041 .840 1.191
a. Dependent Variable: LNPBV
Dari tabel diatas diketahui bahwa seluruh nilai tolerance pada variabel independen mendekati
1 dan nilai VIF < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi korelasi sesama variabel independen, sehingga
bisa dilanjutkan ke pengujian selanjutnya.
Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui apakah pada model regresi terjadi ketidaksamaan variance atau tidak
dilihat dari hasil output SPSS. 22 pada Scatterplot. Menurut Ghozali (2007: 105): jika ada
pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu maka telah terjadi
heteroskedastisitas, dan jika sebaliknya maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Pada gambar
dibawah ini dapat dilihat apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak.
Gambar 5.1
Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
16
Pada gambar diatas diketahui bahwa titik-titik membentuk pola tertentu maka dapat
disimpulkan telah terjadi heteroskedastisitas. Oleh karena telah terjadi heteroskedastisitas
maka dilakukan pengujian selanjutnya yaitu dengan cara melakukan uji glejser untuk
mengobati heteroskedastisitas. Caranya yaitu melakukan transformasi data residual menjadi
ABS (absolut) residual, kemudian diregresi ke variabel independen dan hasilnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 5.7
Hasil Pengujian Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .504 .043 11.796 .000 ROA .002 .004 .034 .558 .577 .526 1.900
ROE .000 .003 -.004 -.064 .949 .462 2.164
EPS .000 .000 -.082 -1.584 .114 .728 1.374
VAICTM -.010 .011 -.044 -.911 .363 .840 1.191
a. Dependent Variable: ABS_RES
Dari tabel diatas diperoleh bahwa seluruh nilai sig dari variabel independen tidak sig atau
nilai sig > 0.05 (Ghozali, 2006), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model regresi ini, sehingga bisa dilanjutkan ke penelitian
selanjutnya.
Korelasi Intellectual capital (VAICTM),Kinerja Keuangan (ROA, ROE dan EPS) dan
Nilai Perusahaan (LNPBV)
Tabel 5.8
Korelasi VAICTM, ROA, ROE, EPS dan PBV
17
Correlations
LNPBV ROA ROE EPS VAICTM
LNPBV Pearson Correlation 1 .327** .448** .312** .234**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 512 512 512 512 512
ROA Pearson Correlation .327** 1 .666** .330** .370**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 512 512 512 512 512
ROE Pearson Correlation .448** .666** 1 .508** .313**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 512 512 512 512 512
EPS Pearson Correlation .312** .330** .508** 1 .264**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000
N 512 512 512 512 512
VAICTM Pearson Correlation .234** .370** .313** .264** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 N 512 512 512 512 512
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil pengujian korelasi pearson pada tabel diatas menunjukan bahwa koefisien korelasi
pearson dan signifikan antara VAICTM dengan LNPBV sebesar 0.234 dengan nilai
signifikansi < 0.05 yaitu 0.000, hal ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara
VAICTM dengan LNPBV.
Hasil pengujian korelasi pearson pada tabel diatas menunjukan bahwa koefisien korelasi
pearson dan signifikan antara VAICTM dengan ROA sebesar 0.370 dengan nilai signifikansi <
0.05 yaitu 0.000, hal ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara VAICTM
dengan ROA.
Hasil pengujian korelasi pearson pada tabel diatas menunjukan bahwa koefisien korelasi
pearson dan signifikan antara VAICTM dengan ROE sebesar 0.313 dengan nilai signifikansi <
0.05 yaitu 0.000, hal ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara VAICTM
dengan ROE.
Hasil pengujian korelasi pearson pada tabel diatas menunjukan bahwa koefisien korelasi
pearson dan signifikan antara VAICTM dengan EPS sebesar 0.264 dengan nilai signifikansi <
0.05 yaitu 0.000, hal ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara VAICTM
dengan EPS.
Hasil Uji t
Berikut ini akan disajikan hasil pengujian hipotesis 1a
Tabel 5.9
Hasil Pengujian H1a
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
18
1 (Constant) 2.170 .509 4.267 .000 VAICTM 1.140 .127 .370 8.993 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: ROA
Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai standardized coefficients beta VAICTM sebesar
0.370 dengan nilai signifikansi < 0.05 yaitu sebesar 0.000, hal ini berarti bahwa VAICTM
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROA,
sehingga H1 tidak dapat ditolak.
Tabel 5.10
Hasil Pengujian H1b
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 8.052 .937 8.597 .000
VAICTM
1.738 .233 .313 7.448 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: ROE
Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai standardized coefficients beta VAICTM sebesar
0.313 dengan nilai signifikansi < 0.05 yaitu sebesar 0.000, hal ini berarti bahwa VAICTM
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan ROE,
sehingga H1b tidak dapat ditolak.
Tabel 5.11
Hasil Pengujian H1c
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 18.279 10.296 1.775 .076
VAICTM
15.840 2.566 .264 6.173 .000 1.000 1.000
a. Dependent Variable: EPS
Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai standardized coefficients beta VAICTM sebesar
0.264 dengan nilai signifikansi < 0.05 yaitu sebesar 0.000, hal ini berarti bahwa VAICTM
berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja perusahaan yang diproksikan dengan EPS,
sehingga H1c tidak dapat ditolak.
Tabel 5.12
Hasil Pengujian H2a, H2b, H2c dan H3
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
19
1 (Constant) -.326 .070 -4.687 .000 ROA .004 .007 .027 .494 .621 .526 1.900
ROE .026 .004 .351 6.080 .000 .462 2.164
EPS .001 .000 .101 2.196 .029 .728 1.374
VAICTM
.036 .018 .088 2.047 .041 .840 1.191
a. Dependent Variable: LNPBV
Nilai standardized cofficients beta ROA sebesar 0.027 dengan nilai signifikansi 0.621> 0.05.
Hal ini berarti bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan (LNPBV) sehingga
H2a tidak dapat diterima.
Nilai standardized cofficients beta ROE sebesar 0.351 dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05.
Hal ini berarti bahwa ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan (LNPBV) sehingga H2b
tidak dapat ditolak.
Nilai standardized cofficients beta EPS sebesar 0.088 dengan nilai signifikansi 0.029 < 0.05.
Hal ini berarti bahwa VAICTM berpengaruh terhadap nilai perusahaan (LNPBV) sehingga H2c
tidak dapat ditolak.
Nilai standardized cofficients beta VAICTM sebesar 0.088 dengan nilai signifikansi 0.041 <
0.05. Hal ini berarti bahwa VAICTM berpengaruh terhadap nilai perusahaan (LNPBV)
sehingga H3 tidak dapat ditolak.
Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total
Untuk mengetahui bagaimana dan berapa besar pengaruh intellectual capital terhadap nilai
perusahaan baik secara langsung ataupun tidak langsung, bisa dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 5.13
Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak Langsung, Pengaruh Total
Variabel VAIC
TM
ROA ROE EPS
PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT
ROA 0.370 - - - - - - - - - -
LNPBV 0.088 0.00999 0.09799 0.027 - 0.027
ROE 0.313 - - - - - - - - - -
LNPBV 0.088 0.109863 0.197863 0.351 - 0.351
EPS 0.264 - - - - - - - - - -
LNPBV 0.088 0.026664 0.114664 0.101 - 0.101
PL: Pengaruh Langsung
PTL: Pengaruh Tidak Langsung
PT: Pengaruh Total
Dari tabel diatas menunjukan besarnya pengaruh langsung VAICTM terhadap ROA adalah
sebesar 0.370. Besarnya pengaruh langsung ROA terhadap LNPBV sebesar 0.027. Besarnya
pengaruh VAICTM Terhadap LNPBV melalui ROA adalah 0.00999 (0.370 x 0.027) jadi
pengaruh totalnya sebesar 0.09799. Karena pengaruh tidak langsung (0.00999) lebih kecil
bila dibandingkan pengaruh langsung sebesar 0.088 berarti dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan yang diproksikan dengan ROA sebagai variabel perantara tidak mampu memediasi
hubungan antara VAICTM dengan nilai perusahaan.
20
Dari tabel diatas menunjukan besarnya pengaruh langsung VAICTM terhadap ROE adalah
sebesar 0.313. Besarnya pengaruh langsung ROE terhadap LNPBV sebesar 0.351. Besarnya
pengaruh VAICTM Terhadap LNPBV melalui ROE adalah 0.109863 (0.313 x 0.351) jadi
pengaruh totalnya sebesar 0.197863. Karena pengaruh tidak langsung (0.197863) lebih lebih
besar bila dibandingkan pengaruh langsung sebesar 0.088 berarti dapat disimpulkan bahwa
kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROE sebagai variabel perantara mampu
memediasi hubungan antara VAICTM dengan nilai perusahaan.
Tabel diatas menunjukan besarnya pengaruh langsung VAICTM terhadap EPS adalah sebesar
0.264. Besarnya pengaruh langsung EPS terhadap LNPBV sebesar 0.101. Besarnya pengaruh
VAICTM Terhadap LNPBV melalui EPS adalah 0.026664 (0.264 x 0.101) jadi pengaruh
totalnya sebesar 0.114664. Karena pengaruh tidak langsung (0.026664) lebih lebih kecil bila
dibandingkan pengaruh langsung sebesar 0.088 berarti dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan yang diproksikan dengan EPS sebagai variabel perantara tidak mampu memediasi
hubungan antara VAICTM dengan nilai perusahaan.
Hasil perhitungan koefisien regresi determinasi menunjukan nilai 0.212 atau 21.1%, hal ini
menunjukan bahwa 21.1% VAICTM variabilitas kinerja keuangan dan nilai perusahaan
dipengaruhi oleh modal intellektual. Sedangkan sisanya 79.9% variabilitas kinerja keuangan
dan nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian.
ROA = 0.370VAICTM + e1
ROE = 0.313VAICTM + e2
EPS = 0.264VAICTM + e3
LNPBV = 0.027ROA + 0.351ROE + 0.101EPS + 0.088VAICTM + e4
Pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROA) sebesar (0.370)2 =
0.1369 atau 13.69%. Sementara kontribusi langsung modal intelektual terhadap nilai
perusahaan sebesar (0.088)2 = 0.007744 atau 0.7744%. Kontribusi pengaruh kinerja
keuangan terhadap nilai perusahaan yaitu sebesar (0.027)2 = 0.000729 atau sebesar 0.0729%.
Jadi kontribusi pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan melalui kinerja
keuangan (ROA) sebesar (0.370)2 + (0.088)2 = 14.4644%. Hal ini menunjukan bahwa modal
intellektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ROA memberikan kontribusi tambahan sebesar 0.0729%.
Pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan (ROE) sebesar (0.313)2 =
0.097969 atau 9.7969%. Sementara kontribusi langsung modal intelektual terhadap nilai
perusahaan sebesar (0.088)2 = 0.007744 atau 0.7744%. Kontribusi pengaruh kinerja
keuangan (ROE) terhadap nilai perusahaan yaitu sebesar (0.351)2 = 0.123201 atau sebesar
12.3201%. Jadi kontribusi pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan melalui
kinerja keuangan (ROE) sebesar (0.313)2 + (0.088)2 = 10.5713%. Hal ini menunjukan bahwa
modal intellektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan yang
diproksikan dengan ROE memberikan kontribusi tambahan yang cukup besar yaitu sebesar
12.3201%.
Pengaruh modal intelektual terhadap kinerja keuangan perusahaan (EPS) sebesar (0.264)2 =
0.069696 atau 6.9696%. Sementara kontribusi langsung modal intelektual terhadap nilai
21
perusahaan sebesar (0.088)2 = 0.007744 atau 0.7744%. Kontribusi pengaruh kinerja
keuangan (EPS) terhadap nilai perusahaan yaitu sebesar (0.101)2 = 0.010201 atau sebesar
1.0201%. Jadi kontribusi pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan melalui
kinerja keuangan (ROE) sebesar (0.264)2 + (0.088)2 = 7.744%. Hal ini menunjukan bahwa
modal intellektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan yang
diproksikan dengan EPS memberikan kontribusi tambahan hanya sebesar 1.0201%.
Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Perusahaan
Pengaruh VAICTM Terhadap ROA
Hasil pengujian hipotesis 1a menunjukan hasil bahwa VAICTM berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ulum (2007), oleh karena itu diketahui bahwa dengan meningkatnya
intellectual capital perusahaan maka akan berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan.
Hasil ini juga senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Firer dan Williams (2003), Chen
et al. (2005) dan Tan et al. (2007). Hasil penelitian ini juga konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hadiwijaya (2013) dimana intellectual capital berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan pengukuran ROA. Tetapi
berbeda dengan hasil penelitian Najibullah (2005) yang menguji VAICTM terhadap kinerja
perusahaan, yang salah satu variabelnya adalah ROA, dan hasilnya menunjukan bahwa
VAICTM tidak memiliki pengaruh yang signifikan.
Pengaruh VAICTM Terhadap ROE
Hasil penelitian menunjukan bahwa VAICTM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
ROE, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Murti (2010) yang
menggunakan ROE sebagai pengukuran kinerja perusahaan, yang memperoleh hasil bahwa
VAICTM berpengaruh signifikan terhadap ROE. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh
Solikhah dkk. (2010). Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2012) yang juga
menggunakan VAICTM sebagai variabel yang digunakan untuk mengukur intellectual capital
terhadap ROE yang digunakan sebagai pengukuran kinerja perusahaan. Tetapi berbeda
dengan hasil penelitian Najibullah (2005) yang menguji VAICTM terhadap kinerja perusahaan
yaitu ROE, dan hasilnya menunjukan bahwa VAICTM tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap ROE.
Pengaruh VAICTM Terhadap EPS
Hasil penelitian ini menunjukan hasil bahwa VAICTM berpengaruh signifikan terhadap EPS,
hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murti (2010) yang
menguji Intellectual capital berpengaruh signifikan terhadap EPS. Hal yang senada juga
diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Tan et al. (2007) dimana diperoleh hasil
bahwa Intellectual capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan yang
diukur dengan menggunakan proksi EPS. Wijayanti (2012) juga memperoleh hasil bahwa
intellectual capital berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan EPS.
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Langsung ROA terhadap LNPBV
22
Dari hasil output SPSS diperoleh bahwa ROA tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa RAO tidak mampu
meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Su’aidah (2009) yang memperoleh hasil bahwa ROA memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap nilai perusahaan. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yulistiana (2009) yang salah satunya juga menguji pengaruh ROA terhadap nilai perushaaan
dan hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan kinerja perusahaan yang diukur dengan ROA
terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh Langsung ROE terhadap LNPBV
Dari hasil output SPSS diperoleh bahwa ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ROE mampu meningkatkan nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Su’aidah
(2009) yang memperoleh hasil bahwa ROE memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai
perusahaan. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulistiana (2009) yang
salah satunya juga menguji pengaruh ROE terhadap nilai perushaaan dan hasilnya terdapat
pengaruh yang signifikan kinerja perusahaan yang diukur dengan ROE terhadap nilai
perusahaan.
Pengaruh Langsung EPS terhadap LNPBV
Dari hasil output SPSS diperoleh bahwa EPS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa EPS mampu meningkatkan nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulistiana
(2009) yang salah satunya juga menguji pengaruh EPS terhadap nilai perushaaan dan
hasilnya terdapat pengaruh yang signifikan kinerja perusahaan yang diukur dengan EPS
terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh VAICTM Terhadap Nilai Perusahaan
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa VAICTM berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa VAICTM telah mampu memberikan suatu penilaian
yang positif terhadap investor, karena dengan meningkatnya VAICTM maka akan berdampak
pada nilai perusahaan, dan nilai perusahaan akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuryanto dan Muchamad (2008),
Yuniasih dkk (2010), Mahendra (2012) dan Hadiwjaya (2013) dimana temuannya bahwa
intellectual capital tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaaan yang diukur dari
nilai pasar perusahaan.
Pengaruh Tidak Langsung VAICTM Terhadap Nilai Perusahaan
Pengaruh Tidak Langsung VAICTM Terhadap Nilai Perusahaan Melalui ROA
Hasil pengujian pengaruh tidak langsung VAICTM terhadap nilai perusahaan melalui ROA
menunjukan bahwa secara tidak langsung VAICTM tidak mampu memediasi pengaruh
VAICTM terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh nilai pengaruh langsung lebih
besar dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung. Pengaruh langsung nilainya sebesar 0.088
sementara pengaruh tidak langsung jumlahnya 0.00999. Hal ini berarti kinerja keuangan yang
diproksikan oleh ROA pada penelitian ini bukan merupakan variabel yang mampu memediasi
23
hunbungan intellectual capital terhadap nilai perusahaan. Dimana pasar belum bereaksi untuk
memberikan penilaian yang lebih terhadap perushaan yang memiliki kinerja keuangan,
karena tinggi rendahnya kinerja keuangan suatu perusahaan tidak mampu merespon pasar
sehingga nilai perusahaanpun tidak mengalami perubahan.
Pengaruh Tidak Langsung VAICTM Terhadap Nilai Perusahaan Melalui ROE
Hasil pengujian pengaruh tidak langsung VAICTM terhadap nilai perusahaan melalui ROE
menunjukan bahwa secara tidak langsung VAICTM mampu memediasi pengaruh VAICTM
terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh nilai pengaruh langsung lebih kecil
dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung. Pengaruh langsung nilainya sebesar 0.088
sementara pengaruh tidak langsung jumlahnya 0.123201. Hal ini berarti kinerja keuangan
yang diproksikan oleh ROE pada penelitian ini merupakan variabel yang mampu memediasi
hubungan intellectual capital terhadap nilai perusahaan. Dimana pasar sudah mulai bereaksi
untuk memberikan penilaian yang lebih terhadap perushaan yang memiliki kinerja keuangan
yang mengalami peningkatan, karena dengan tingginya kinerja keuangan suatu perusahaan
maka mampu merespon pasar sehingga nilai perusahaanpun akan mengalami peningkatan.
Pengaruh Tidak Langsung VAICTM Terhadap Nilai Perusahaan Melalui EPS
Hasil pengujian pengaruh tidak langsung VAICTM terhadap nilai perusahaan melalui EPS
menunjukan bahwa secara tidak langsung VAICTM tidak mampu memediasi pengaruh
VAICTM terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan oleh nilai pengaruh langsung lebih
besar dibandingkan nilai pengaruh tidak langsung. Pengaruh langsung nilainya sebesar 0.088
sementara pengaruh tidak langsung jumlahnya 0.010201. Hal ini berarti kinerja keuangan
yang diproksikan oleh EPS pada penelitian ini tidak mampu memediasi hunbungan
intellectual capital terhadap nilai perusahaan. Dimana pasar belum bereaksi untuk
memberikan penilaian yang lebih terhadap perushaan yang memiliki kinerja keuangan yang
tinggi atau rendah, karena tinggi rendahnya kinerja keuangan suatu perusahaan tidak mampu
merespon pasar sehingga nilai perusahaanpun tidak mengalami perubahan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Intellectual capital berpengaruh terhadap ROA
2. Intellectual capital berpengaruh terhadap ROE
3. Intellectual capital berpengaruh terhadap EPS
4. ROA berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan proksi
LNPBV
5. ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan proksi
LNPBV
6. EPS berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan proksi
LNPBV
7. Intellectual capital berpengaruh terhadap LNPBV
8. Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap LNPBV melalui ROA
9. Intellectual capital berpengaruh terhadap LNPBV melalui ROE
10. Intellectual capital tidak berpengaruh terhadap LNPBV melalui EPS
24
Saran
Adapun saran dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk penelitian selanjutnya bisa menggunakan program AMOS/ SEM
dalam melakukan pengujian hipotesis, guna efektifitas dan efisiensi.
2. Penelitian selanjutnya bisa menggunakan beberapa pengukuran penilaian
perusahaan lainnya
3. Penelitian selanjutnya bisa melakukan maping untuk seluruh perusahaan
yang terdaftar di bursa efek berdasarkan sektor industri masing-masing.
25
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia:
Jakarta
Ahmed, Parvez dan Sudhir Nanda. 2000. “Style Investing : Incorporating Growth
Characteristics in Value Stocks” Pennsylvania State University at Harrisburg,
pp 1-27
Abdolmohammadi, M.J. 2005. Intellectual capital Disclosure and Market
Capitalization. Journal of Intellectual capital. Vol. 6 No. 3, 397–416.
Astuti, Pratiwi Dwi. 2005. Hubungan Intellectual capital dan Business Performance.
Jurnal MAKSI. Vol 5, 34-58.
Appuhami, B.A. Ranjith. 2007. The Impact of Intellectual capital on Investors
Capital Gains on Share: An Empirical Investigation of Thai Banking,
Finance & Insurance Sector. International Managemnet Review. Vol.3 No.2.
Bontis, N., Keow, W & Richardson, S. 2000. Intellectual capital and Business
Performance in Malaysia Industries. Journal of Intellectual capital, Vol 1
Iss:1, 85-100.
Brigham, Eugene F. and Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi 8. Erlangga :
Jakarta.
Belkaoui, A.R. 2003. Intellectual capital and Firm Performance of US Multinational
Firms: a study of the resource-based and stakeholder views. Journal of
Intellectual capital. Vol.4 No.2, 215-226.
Chen, M.C., Cheng, S.J & Hwang, Y. 2005. An Empirical Investigation of the
Relationshipbetween Intellectual capital and Firm’s Market Value and
Financial Performance.Journal of Intellectual capital. Vol. 6 No. 2. 159-176.
Cahyadi, Putra, I. Gede, 2012. Pengaruh Intellectual Capital Pada Nilai Perusahaan
Perbankan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi
dan Humanika, Jinah, Vol.2 Nomor 1 Singaraja.
Edvinsson, L. and M. Malone. 1997. Intellectual capital: Realizing your Company’s
True Value by Finding its Hidden Brainpower. Harper Collins, New York,
NY.
Firer, S. & Williams, S.M. 2003. Intellectual capital and Tradisional Measures of
Corporate Performance. Journal of Intellectual capital. Vol.4 No. 3, 348-
360.
Hong, P.T., Plowman, D. & Hancock, P. 2007. Intellectual capital and Financial
Returns ofCompanies. Journal of Intellectual capital. Vol. 8 No.1, 76-95.
26
Hadiwijaya, Cahyo, Rendi, 2013. Pengaruh Intellectual capital Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening. Skripsi,
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro.
Keown.et.al. 2004. Manajemen Keuangan : Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Edisi 9,
Indeks. Jakarta
Kuryanto, Benny & Muchamad Syafrudin. 2008. Pengaruh Modal Intelektual
Terhadap Kinerja Perusahaan. Makalah Disampaikan dalam Simposium
Nasional Akuntansi XI. Pontianak: 23-24 Juli.
Murti, A.C. 2010. Analisis Pengaruh Modal Intelektual terhadap Kinerja Perusahaan
(Studi pada Perusahaan yang terdaftar di BEI). Skripsi. Semarang : Fakultas
EkonomiUniversitas Diponegoro.
Najibullah, S. 2005. An Empirical Investigation of the Relationship between
Intellectual capital and Firm’s Market Value and Financial Performance in
Context of ComercialBank of Bangladesh. Skripsi. Bagladesh : Degree
Bachelor of BusinessAdministration Independent University.
Pulic,A. 1998. Measuring the Performance of Intellectual Potential in Knowledge
Economy. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on
Measuring and Managing Intellectual capital by the Austrian Team for
Intellectual Potential.
______. 1999. Basic information on VAICTM. available at: www.vaic-on.net .
Diakses pada 15 Nopember 2013
______. 2000. VAICTM- an Accounting Tool for Intellectual capital Management.
available at: www.measuring-ip.at/papers/ham99txt.htm Diakses pada 15
Nopember 2013
Petty, P. & Guthrie, J.. 2000. Intellectual capital literature review: measurement,
reportingand management. Journal of Intellectual capital. Vol. 1 No. 2., 155-
75.
Suad Husnan. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka
Panjang). BPFE. Yogyakarta
Sawarjuwono, Tjiptohadi dan Agustine Prihatin Kadir. 2003. Intellectual capital:
Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research). Jurnal
Akuntansi dan Keuangan. Vol 5, No. 1, 31-51.
Salvatore, Dominick. 2005. Ekonomi Manajerial dalam Perekonomian Global.
Salemba Empat: Jakarta
Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Leverage,
Faktor Intern, dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik
pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Jakarta)”.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 9. No. 1. Maret, pp. 41-48
27
Sianipar, Mutiara. 2009. The Impact of Intelectual Capital Towards Financial
Profitability and Investors’ Capital Gain on Shares: An Empirical
Investigation of Indonesian Banking and Insurance Sector for Year 2005-
2007. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi XII.
Palembang: 4-6 November
Solikhah, B., Rohman, A. & Meiranto ,W. 2010. Implikasi Intellectual
capitalTerhadap Financial Performance, Growth, dan Market Value: Studi
Empiris Denga Pendekatan Simplistic Specification. Makalah ini
dipresentasikan pada SimposiumNasional Akuntansi XIII di Purwokerto.
Su’aida, Sitta (2010), Pengaruh ROA dan ROE Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Kepemilikan Manajerial
Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi, Program Studi Akuntansi, STIE
PERBANAS Surabaya
Sunarsih dan Mendra, 2012. Pengaruh Intellectual capital Terhadap Nilai
Perusahaan dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening.
Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi, XV
Banjarmasin, 20-23 September
Tan, H.P., Plowman, D. & Hancock, P. 2007. Intellectual capital and financial
returns ofcompanies. Journal of Intellectual capital. Vol. 8 No. 1, 76-95.
Ulum, Ihyaul. 2007. Pengaruh Intellectual capital terhadap Kinerja Keuangan
PerusahaanPerbankan di Indonesia. Tesis. Semarang : Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro.
Ulupui, I. G. K. A. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan
dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek
Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 2 No. 1, Januari : 88 – 102.
Ulum, I; Gozhali, I. & Chariri, A.. 2008. Intellectual capitaldan Kinerja
KeuanganPerusahaan; Suatu Analisis dengan Pendekatan Partial Least
Squares. SimposiumNasional Akuntansi XI. Pontianak: 23-24 Juli.
Wijayanti, Puput, 2012. Pengaruh Intellectual capital Terhadap Harga Saham
Melalui Kinerja Keuangan Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2011. Jurnal Ilmiah Mahaisswa,
Universitas Brawijaya, diakses tanggal 15 Desember 2013
Yulistiana, Ana, (2009) Pengaruh Earning Per Share, Return On Asset, Arus Kas
Operasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar di
Jakarta Islamic Index Periode 2004-2006. Skripsi, Fakultas Syariah,
Program Studi Keuangan Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta
28