PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP …repository.fisip-untirta.ac.id/524/1/PENGARUH IKLIM...
Transcript of PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP …repository.fisip-untirta.ac.id/524/1/PENGARUH IKLIM...
PENGARUH IKLIM ORGANISASI
TERHADAP KOMITMEN ANGGOTA ORGANISASI
PELAJAR ISLAM INDONESIA (PII) WILAYAH BANTEN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Komunikasi pada Konsentrasi Humas Program Studi Ilmu Komunikasi
Oleh:
Maya Maul Haya Sofa
NIM. 6662101704
KONSENTRASI HUBUNGAN MASYARAKAT
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2014
iv
“Bermimpilah Setinggi Langit, Karena Bila Engkau Jatuh
Engkau Akan Jatuh Diantara Bintang-bintang”.
[Soekarno]
Skripsi ini kupersembahkan Untuk Kedua Orang tua dan
teman – teman yang ingin melihatnya.
iv
ABSTRAK
Maya Maul Haya Sofa, NIM:6662101704. “Pengaruh Iklim Organisasi
Terhadap Komitmen Anggota Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) Wilayah
Banten. Pembimbing I: Rahmi Winangsih, Dra., M.Si dan Pembimbing II:
Nanief Afrilla F, S.Sos., M.Si
Suatu organisasi apapun bentuknya dan bidang kegiatannya akan melibatkan
komunikasi dalam penyebaran informasi. Dalam setiap organisasi,komunikasi yang
terjalin perlahan-lahan akan membentuk suatu iklim organisasi. Dengan
keberadaannya yang sangat penting mempengaruhi cara hidup anggotanya, kepada
siapa mereka berbicara, siapa yang mereka sukai, bagaimana perasaan mereka,
bagaimana kegiatan kerjanya, bagaimana perkembangannya, apa yang dicapai,
bagaimana mereka menyesuaikan diri dengan organisasinya. Didalam organisasi
dibutuhkan adanya komitmen agar organisasi yang ditekuni bisa berkembang dan
mempertahankan eksistensinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen anggota organisasi
Pelajar Islam Indonesia (PII) Wilayah Banten dengan menggunakan teori stringer.
Inti dari teori Stringer ini adalah untuk mengukur dimensi iklim organisasi sesuai
dengan karakteristiknya. Metode penelitian ini menggunakan meotode kuantitatif.
Data dikumpulkan melalui kuisoner dengan skala Likert 1-4. Sedangkan sampel
ditentukan dengan teknik sampling jenuh sebanyak 60 responden. Menerangkan
bahwa hasil uji koefisien korelasi antara variabel X yaitu variabel iklim organisasi
terhadap variabel Y yaitu variabel komitmen organisasi sebesar 0,907 memiliki
tingkat hubungan yang kuat. Berdasarkan uji koefisien determinasi didapatkan bahwa
iklim organisasi memberikan pengaruh sebesar 82,3 % terhadap komitmen anggota
organisasi PII Wilayah Banten.
Kata kunci : Iklim Organisasi, Komitmen Organisasi, PII Wilayah Banten
v
ABSTRACT
Maya Maul Haya Sofa, NIM: 6662101704. The Influence of Organizational
Climate On Organizational Members Commitment Pelajar Islam Indonesia
(PII) Banten region. Supervisor I: Rahmi Winagsih Dra., M.Si and Supervisor
II: Naniek Afrilla F, S.Sos., M.Si.
An organization regardless of its formand field activities will in volve
communicationin the dissemination of information. In every organisation, the
communications that occurs slowly to form an organization’s climate. This happens
also in the Pelajar Islam Indonesia (PII) Banten region. Organizational’s climate,
which so essential to existence of life affects the way its members, to whom they
speak, who they like how thwy feel how to activity works, how it goes, what you
want to achieve and how to adjust to the organization. In organization there needs to
be commitment to an organization that can develop and maintain occupied existence.
Purposeofthis study was to determine The Influence of Organizational Climate On
Organizational Members Commitment Pelajar Islam Indonesia (PII) Banten region,
using stringer theory. The essence of this theory is to measure Stringer organizational
climate the dimensions of according to the characteristics. This study uses
quantitative methods. Datawere collected through a question nairewith Likert scale1-
4. While the samplewas determined bysaturation samplingtechniqueas much as
60respondents. Explains that the test results correlation coefficient between variables
X organizational climate variable to variable Y is the variable of organizational
commitment level of 0.907 has a strong relationship. Based on the determination
coefficient test showed that organizational climate effect of 82.3% of the members of
the organization's commitment PII Banten region.
Keywords: Organizational Climate, Organizational Commitment, PII Banten
region
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sayapanjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan
Rahmat dan Karunia-Nya penulisdapatmenyelesaikanskripsi yang berjudul “Pengaruh
Iklim Organisasi Terhadap Komitmen Anggota Organisasi Pelajar Islam Indonesia
(PII) Wilayah Banten”. Shalawat beserta salam semoga terlimpah curahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, hingga kepada
umatnya hingga akhir zaman.
Tentunya penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan,
dukungan, bimbingan dan doa dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnyakepada Ayahanda tercinta Drs. HMS. Suhari,
AM,MA dan Ibunda terkasih Mamah Suhadiniyah yang tak pernah lelah untuk selalu
mendoakan dan mendidik. Terimakasih atas jasa-jasa dan kesabarannya sehingga
penulis lebih termotivasi untuk menyelesaikan penelitian ini dengan baik
Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang telah
membantu. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas
Sultan AgengTirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial
san Ilmu Politik
vii
3. Ibu Neka Fitriyah, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi.
4. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos, M.Ikom selaku Sekretaris Studi Program
Ilmu Komunikasi
5. Ibu Rahmi Winangsih, Dra., M.Si selaku pembimbing I yang selalu
bijaksana memberikan bimbingan, doa, nasehat serta waktunya selama
penulisan skripsi ini.
6. Ibu Naniek Afrilla Framanik, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing II
yang telah mencurahkan perhatian, doa, kepercayaan dan masukan yang
sangat berarti bagi penulis.
7. Ibu Nurprapti Wahyu Widyastuti M.Si, Ibu Ulivina Restu H., S.Sos,
M.Ikom dan Bapak Idi Dimyati M.Ikom selaku penguji skripsi.
8. Bapak Rangga Galura Gumelar, Dipl.Ing (FH).,M.Si selaku Dosen
Akademik yang telah membimbing perkuliahan dari semester awal
hingga akhir.
9. Kepada ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) Wilayah Banten Ika Fathullah
yang telah memberi izin dan bersedia membantu penulis untuk
melakukan penelitian ini.
10. Kepada Anggota Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) yang telah
menjadi objek penelitian saya.
11. Kepada kelurga besar serta saudara-saudara tercinta yang yang telah
banyak memberikan doa dan dukungan kepada penulis.
viii
12. Sahabat seperjuangan, teralay, termanis dan tersayang saya Permasyari
Vita F, Sarah Hidayat, Widiyana Ningsih dan Windi Windari yang telah
menemani, mendoakan serta mendukung penulis dari awal hingga akhir
perkuliahan. Terimakasih atas kebersamaan kalian selama ini.
13. Kepada teman terganteng saya Cheresthon Parulian Sihaloho yang selalu
memberikan semangat agar saya segera lulus. Horas Bang!
14. Kepada sahabat sekaligus kakak tercinta Nisfu Maryana, Putri Febrianti
dan Uum Umedah yang tak pernah bosan untuk membantu, memberikan
dorongan, semangat dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.
15. Tim MSG Puput Jolie dan Mondy Sunarta yang selalu memberikan
bantuan, doa serta kekonyolan, canda dan tawa kepada penulis.
16. Kepada Tim MMM ( Amel, Step, Akmal, Indra, Nanis dan Dhamar),
MMG ( Eki, Titie, Yosa dan Risya) TACS (Tata, Ayi, Chaca dan Sinta)
Annisa Nurprabandari, R osa Nofianti dan seluruh penghuni kelas F dan
G Non-Reguler dan kelas Reguler Ilmu Komunikasi angkatan 2010 yang
telah memberikan warna dan keceriaan selama perkuliahan.
17. Kepada teman tercantik saya Qory Lestari W, Nurhamidah Yuniar, Okta
Zikriani, Yani Pratiwi, Lulu Fadlina, Maya Lestari, Asri Gebby dan
Triara Y yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.
18. Kepada Organisasi HIMAKOM (Himpunan Mahasiswa Ilmu
Komunikasi) dan IMIKI (Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi) yang telah
banyak memberikan pengalaman dan pelajaran kepada penulis.
ix
19. Sahabat 6 Serangkai (Rina M, Nurul Shofwah, Ratu Diah W, Fuktiatun
N dan Dwi Ariani) Silvi Addini, Khoirul Aziz, Ahmad Nawawi dan Aldy
Renaldi selaku sahabat terbaik saya yang selalu memberikan amunisi doa,
semangat dan dukungan kepada saya.
20. Kepada sahabat SMP yang sangat luar biasa Andhika Pradana
Khairunnisa dan Silvi Utami yang senantiasa menjaga kebersamaan dan
persahabatan kami hingga saat ini.
21. Keluarga Besar KKM Comradery 49 yang beranggotakan 20 orang, yang
secara tidak langsung memberikan semangat dan doa kepada penulis.
22. Teman-teman dan semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu, terimakasih atas kebersamaan dan bantuan yang berarti kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semuanya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, masih jauh dari
bentuk kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran dari
berbagai pihak atas segala kekurangan, kekeliruan, dan kesalahan dalam pembuatan
skripsi ini menjadi tanggung jawab penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Serang, Oktober 2014
Maya Maul Haya Sofa
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS .................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. ii
MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................. iv
ABSTRACT ........................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................... vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 8
1.3 Identifikasi Masalah ................................................................... 9
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ 9
1.5 Kegunaan Penelitian ................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 11
2.1 Pengertian Komunikasi .............................................................. 11
2.2 Organisasi .................................................................................. 12
2.2.1 Pendekatan Organisasi ............................................................ 13
2.2.2 Unsur-unsur organisasi ........................................................... 15
2.3 Komunikasi Organisasi .............................................................. 15
2.3.1 Arus Komunikasi Dalam Organisasi ............................... 19
2.3.2 Aliran Komunikasi Dalam Organisasi ............................. 20
2.4 Iklim Komunikasi Organisasi .................................................... 22
xi
2.4.1 Iklim Komunikasi ............................................................ 22
2.4.2 Iklim Organisasi ............................................................... 25
2.5 Komitmen Organisasi ................................................................ 26
2.5.1 Membangun Komitmen ................................................... 28
2.5.2 Dimensi Komitmen Dalam Berorganisasi ....................... 31
2.5.3 Pemberdayaan Komitmen ................................................ 32
2.6 Teori Stringer ............................................................................. 34
2.7 Kerangka Berpikir ...................................................................... 37
2.8 Operasional Variabel.................................................................. 40
2.9 Hipotesis .................................................................................... 42
2.10 Penelitian Terdahulu ................................................................ 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................... 47
3.1 Metode Penelitian ..................................................................... 47
3.2 Paradigma Penelitian ................................................................ 48
3.3 Jenis Data .................................................................................. 48
3.4 TeknikPengumpulan Data .......................................................... 49
3.5 Populasi dan Sampel .................................................................. 50
3.6 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 52
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ...................................................... 52
3.7.1 Uji Validitas ..................................................................... 53
3.7.2 Uji Reliabilitas ................................................................. 56
3.7.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.................................. 56
3.7.3.1 Hasil Uji Validitas Variabel X .............................. 55
3.7.3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Y .............................. 56
3.7.3.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X ........................... 57
3.7.3.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y ........................... 57
3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 58
3.8.1 Pengujian Koefisien Korelasi ........................................... 58
xii
3.8.2 Pengujian Koefisien Determinasi ..................................... 59
3.8.3 Analisis Regresi ................................................................ 59
3.8.4 PengujianHipotesis ........................................................... 60
3.9 Analisis Deskriptif Data ............................................................. 61
3.10 Data Distribusi Normal ............................................................ 63
3.11 Lokasi Penelitian dan Jadwal Penelitian ................................. 63
3.11.1 LokasiPenelitian .............................................................. 63
3.12.2 Jadwal Penelitian............................................................. 64
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 65
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ........................................................ 65
4.1.1 Sejarah Pelajar Islam Indonesia .............................................. 65
4.2 Hasil Data Penelitian ......................................................................... 69
4.2.1 Data Diri Responden .......................................................... 69
4.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian ....................................................... 70
4.3.1 Data Penelitian Variabel Iklim Organisasi ........................ 70
4.3.2 Data Penelitian Variabel Komitmen Organisasi ............... 80
4.4 Analisis Deskripsi Data .................................................................... 87
4.5 pengujian Koefisien Korelasi ........................................................... 89
4.6 PengujianKoefisienDeterminasi ....................................................... 91
4.7 Analisis Regresi Linear .................................................................... 91
4.8 Pengujian Hipotesis .......................................................................... 95
4.9 Data Distribusi Normal .................................................................... 97
4.10 Pembahasan ................................................................................... 98
4.10.1 Iklim Organisasi PII Wilayah Banten ............................. 98
4.10.2 Komitmen Anggota Organisasi PII Wilayah Banten ...... 106
4.10.3 Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Komitmen
Anggota Organisasi PII Wilayah Banten .......................... 111
xiii
BAB V PENUTUP ................................................................................. 114
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 114
5.2 Saran .......................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 117
LAMPIRAN ........................................................................................... 118
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiv
DAFTARTABEL
Halaman
Tabel 3.1Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert....................................... 55
Tabel 3.2 Tingkat ReliabilitasBerdasarkan Tingkat Alfa ............................. 57
Tabel 3.3 HasilUji Reliability Variabel X .................................................... 58
Tabel 3.4 HasilUji Validity Variabel X ........................................................ 58
Tabel 3.5Hasil Uji Reliability Variabel Y .................................................... 59
Tabel 3.6Hasil Uji Validity Variabel Y ........................................................ 59
Tabel 3.7 HasilUji Normality ........................................................................ 60
Tabel 3.8 Kriteria Analisis Deskriptif ........................................................... 65
Tabel 4.1 JenisKelaminResponden ............................................................... 70
Tabel 4.2 Iklim Organisasi PII Wilayah Banten dapat mereflesikan
perasaan Anggota ........................................................................ 71
Tabel 4.3 Iklim Organisasi PII Wilayah Banten memberikan kewenangan
dalam mengambil keputusan ........................................................ 72
Tabel 4.4Iklim Organisasi PII Wilayah Banten memberikan
kejelasan tugas .............................................................................. 73
Tabel 4.5 Iklim Organisasi PII Wilayah Banten memiliki tujuan
Organisasi yang tinggi .................................................................... 74
Tabel 4.6 Iklim Organisasi PII Wilayah Banten meningkatkan
Kinerja Anggota ............................................................................. 75
Tabel 4.7 Iklim Organisasi PII Wilayah Banten meningktakan
Derajat Kebanggan Anggota Terhadap Organisasi ...................... 76
Tabel4.8 Iklim Organisasi PII Wilayah Banten Memberikan Penghargaan
Yang Positif bagi organisasi yang berprestasi ............................. 77
Tabel 4.9 Iklim Organisasi PII Wilayah Banten Memberikan
Kritik Yang Seimbang .................................................................. 78
Tabel 4.10 Iklim Organisasi PII Wilayah Banten Menganggap
xv
Anggota Bagian Dari Tim ........................................................... 79
Tabel 4.11 Iklim Organisasi PII Wilayah BantenMengakui
Kehadiran Anggota .................................................................... 80
Tabel 4.12 Iklim Organisasi PII Wilayah Banten Memberikan
Dukungan Yang Tinggi ............................................................. 80
Tabel 4.13 Saya Merasa Ikut Memiliki Organisasi PII Wilayah Banten ...... 81
Tabel 4.14 Saya Merasa Terikat Secara Emosional dengan Organisasi
PII Wilayah Banten ...................................................................... 82
Tabel 4.15 Saya Percaya Terhadap Organisasi PII Wilayah Banten ............ 83
Tabel 4.16 Saya Ikut Terlibat dalam Semua Kegiatan
Organisasi PII Wilayah Banten .................................................... 84
Tabel 4.17 Saya Sulit Terikat Dengan Organisasi Lain ................................ 85
Tabel 4.18 Saya Merasa Senag Bekerjasama dengan Pimpinan
dan Sesama Anggota Organisasi ................................................ 85
Tabel 4.19 Saya Berusaha Mempertahankan Diri dalam
Organisasi PII Wilayah Banten .................................................. 86
Tabel 4.20 Saya Berusaha Mewujudkan Visi dan Misi
Organisasi PII Wilayah Banten .................................................. 87
Tabel 4.21 Saya Berusaha Keras Mmberikan Waktu, tenaga
dan Pikiran untuk Organisasi PII Wilayah Banten..................... 87
Tabel 4.22 Pengujian Korelasi ...................................................................... 91
Tabel 4.23 Variabel Entered ......................................................................... 92
Tabel 4.24 Model Summary .......................................................................... 92
Tabel 4.25 Anova .......................................................................................... 92
Tabel 4.26 CoefisienT ................................................................................... 93
Tabel 4.27 One Sample Kolmograf .............................................................. 98
xvi
DAFTARGAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 41
Gambar 4.1 Grafik ........................................................................................ 93
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial (Homo Socius), artinya manusia berada
bersama dan berinteraksi dengan manusia yang lain. Manusia dilahirkan untuk
bersama.Manusia dalam hidupnya tidak dapat lepas tanpa berinteraksi dengan
orang lain, dan manusiapun selalu hidup bermasyarakat atau berorganisasi mulai
dari ruang lingkup yang kecil maupun ruang lingkup yang besar. Sebagai makhluk
sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya.Ia ingin
mengetahui keadaan lingkungan sekitarnya, bahkan ia ingin mengetahui apa yang
terjadi dalam dirinya, dan rasa ingin tahu inilah yang memaksakan manusia perlu
berkomunikasi.
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan dengan satu sama lain, baik dari kehidupan
sehari-hari dirumah tangga, lingkungan kampus, ditempat pekerjaan atau dimana
saja berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlihat dalam komunikasi.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidak dapat dipungkiri, begitu juga
halnya dengan organisasi yang dapat berjalan lancar dan berhasil dengan adanya
komunikasi yang baik disuatu organisasi. Begitu juga sebaliknya. Kurangnya atau
tidak adanya komunikasi organisasi akan menyebabkan organisasi itu tidak
berjalan.
2
Atas dasar itu maka komunikasi organisasi perlu mendapat perhatian untuk
dipelajari dan dipahami oleh setiap orang yang terlihat dalam dunia organisasi.
Sebab, komunikasi yang efektiflah yang dapat menjamin tercapainya tujuan-
tujuan organisasi dan kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam
menentukan keberhasilan seseorang, dimanapun ia berada bukan hanya didunia
organisasi saja.
Komunikasi yang terjalin terus menerus dalam sebuah organisasi perlahan-
lahan akan membentuk suatu iklim organisasi dan iklim komunikasi. Ada
hubungan yang sirkuler antara iklim organisasi dengan iklim komunikasi. Tingkah
laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim, diantaranya iklim
organisasi. Menurut Hillrieger dan slocum ( Jablin, 1987) iklim organisasi adalah
suatu set atribut organisasi dan subsistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota
organisasi yang disebabkan oleh cara-cara organisasi atau subsistem, terhadap
anggota dan lingkungannya. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-macam
cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi. Iklim yang penuh
persaudaraan mendorong para anggota organisasi berkomunikasi secara terbuka,
rileks dan ramah tamah dengan anggota yang lain, sehingga terbentuklah suatu
iklim organisasi. Keberadaan iklim organisasi dalam sebuah organisasi sangatlah
penting, karena iklim organisasi mempengaruhi cara hidup anggotanya, kepada
siapa kita bicara,siapa yang kita sukai, bagaimana kegiatan kerja kita, apa yang
ingin dicapai dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi.
Iklim organisasi organisasi yang kondusif akan membuat orang bekerja
dengan lebih baik dan akan mengoptimalkan kinerja dari anggota organisasi
3
tersebut. Iklim organisasi seperti ini akan membuat seseorang lebih betah dalam
bekerja dan membuat mereka puas dalam melakukan pekerjaannya. Iklim
organisasi digambarkan memiliki peran besar dalam keberhasilan yang dicapai
oleh organisasi. Hal ini terutama karena fungsi budaya yang memberikan satu set
nilai untuk penetapan prioritas dan memberikan bagaimana segala sesuatu
dilakukan dalam kelompok atau organisasi. Selain itu iklim organisasi juga
berfungsi sebagai fasilitator timbulnya komitmen bersama sebagai mekanisme
pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku
para anggota dari organisasi . Pengelolaan yang baik atas iklim organisasi akan
bisa mempengaruhi tercapai komitmen anggota yang tinggi.
Dalam organisasi dibutuhkan adanya komitmen organisasi dari setiap anggota
yang berada dalam struktur organisasi, karena dari komitmen organisasi tersebut
dapat memajukan dan mengembangkan organisasi yang ditekuninya. Komitmen
organisasi merupakan derajat kekuatan perasaan seseorang dalam
mengidentifikasikan dirinya bagian dari organisasi. Dengan begitu, komitmen
terhadap organisasi diartikan sebagai keadaan dimana seseorang mengaitkan
dirinya pada organisasi tertentu dan sasarannya serta berharap mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi itu.
Meyer dan Allen (1991), merumuskan suatu definisi mengenai komitmen
dalam berorganisasi, yaitu sebagai suatu konstruksi psikologis yang merupakan
karakteristik hubungan anggota oganisasi dengan organisasinya serta memiliki
implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam
berorganisasi..
4
Mowday, Porter dan Steers (Dalam Sopiah 2008), menyatakan bahwa
peninjuan dalam komitmen beroganisasi dapat dilakukan dengan melihat absensi
anggota. Anggota yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi lebih
termotivasi untuk hadir dalam organisasi serta berusaha mencapai tujuan
organisasi.
Salah satu faktor penting dalam mencapai kemajuan organisasi yang
maksimal diantaranya adalah setiap anggota organisasi haruslah memiliki
komitmen yang tinggi terhadap organisasi yang ditekuninya. Komitmen
organisasi sendiri dapat diartikan sebagai hal yang menyebabkan, menyalurkan
dan mendukung perilaku anggota organisasi agar mau mendedikasikan dan
melibatkan diri dengan usaha yang maksimal dengan kemajuan organisasi yang
ditekuninya. Jika suatu organisasi memiliki anggota yang berkomitmen tinggi
terhadap organisasinya serta mendedikasikan dirinya kepada organisasi, maka hal-
hal yang dapat merugikan organisasi dapat diminimalisir.
Iklim organisasi dianggap memiliki hubungan yang positif dengan komitmen
organisasi. Ketika anggota organisasi menerima iklim organisasi yang positif ,
maka komitmen organisasi mereka akan meningkat. Begitu juga sebaliknya,
apabila setiap anggota organisasi menerima iklim organisasi yang negatif maka
dengan sendirinya komitmen mereka terhadap organisasi akan menurun.
Penelitian ini dilakukan pada anggota Pelajar Islam Indonesia (PII) Wilayah
Banten. Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) pada awalnya didirikan di
Yogyakarta pada tanggal 4 Mei 1947. Para pendirinya adalah Yoesdi Ghozali,
Anton Timur Djaelani, Amin Syahri, Ibrahim, Zarkasyi dan
5
Noersyaf.Setelahbanyak diskusi tentang dunia pelajar baik yang berada di kota-
kotamaupunpelajar yang jauhdariperkotaan berada di desa-desa yang dikenal
sebagai lembaga pendidikan pondok pesantren, maka mereka sepakat untuk
mendirikan sebuah organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) yang akan
menampung atau mewadahi dunia pelajar baik yang berada di pondok pesantren
maupun pelajar yang berada di berbagai kota.1
Pelajar Islam Indonesia (PII) dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART) nya merumuskan dan menetapkan tentang tujuan PII yakni
:“Kesempurnaan Pendidikan dan Kebudayaan Yang Sesuai Dengan Islam Bagi
Rakyat Indonesia dan Umat Manusia”. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
PII telah berusaha mengintegrasikan dunia pelajar kota dan desa melalui berbagai
jenis training leadership ataulatihan kepemimpinan sesuai dengan tingkatan,
mulai dari tingkat dasar (Basic Training), tingkat pertengahan
(IntermediateTraining) dan tingkat lanjut (Advance Traning) hingga ke tingkat
Instruktur (Coaching Instructor). Materi yang dikembangkan meliputi masalah
keorganisasian, kepemimpinan, akhlak dan akidah Islam, Iman, ilmu dan amal
shaleh, integritas ilmu, peranan akal dan wahyu, sejarah perjuangan umat Islam,
khittoh perjuangan PII, falsafah perjuangan PII, perbandingan ideologi dan lain-
lain sesuai dengan tingkatannya.2
Adapun struktur kelembagaan organisasi PII terdiri dari Pengurus Besar
Pelajar Islam Indonesia (PBPII) yang terpusat di Ibu Kota Republik Indonesia,
1Moh Husnie Thamrin. 1998.Pilar Dasar Garakan PII. Yoyakarta:Karya Cipta Jaya Hal 19
2AD ART PII
6
kemudian Pengurus Wilayah (PW) PII yang berada di wilayah Provinsi, Pengurus
Daerah (PD) PII yang berada di tingkat Kabupaten/Klota dan Pengurus
Komisariat PII yang berada di berbagai tingkat Kecamatan di wilayah Indonesia.
Hubungannya dengan aktifitas PII Provinsi Banten, sejak Banten menjadi
Provinsi pada tahun 2001, maka secara otomatis terbentuk kepengurusan wilayah
PII Provinsi Banten, Pengurus Daerah PII Kabupaten Serang, Pengurus Daerah
PII Cilegon, Pengurus Daerah PII Lebak, Pengurus Daerah PII Pandeglang,
Pengurus Daerah PII Kota Serang dan Pengurus Daerah PII Kabupaten
Tangerang. Pada umumnya kepengurusan PII adalah pelajar dan mahasiswa dari
berbagai sekolah dan perguruan tinggi.
Komitmen organisasi sangat erat kaitannya dengan kemajuan organisasi baik
dalam perkembangan organisasi maupun dalam persaingan dengan organisasi
lain. Berbicara mengenai komitmen organisasi, keberadaan anggota menjadi aktor
penting dalam kemajuan organisasihal itu dipengaruhi oleh adanya iklim
organisasi, karena tidak bisa dipungkiri iklim organisasi salah satu faktor untuk
meningkatkan sebuah komitmen dalam mencapai tujuan organisasi. Namun
terkadang iklim organisasi dalam sebuah organisasi berjalan tidak kondusif,
ketidakkondusifan iklim organisasi akan berdampak tidak optimalnya terhadap
komitmen anggota organisasi. Dapat dikemukakan seperti berikut:3
3Ayi Karyana,2007. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Produktivitas kerja di UPTD
Pendidikan TK/SD Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat
KeilmuannLPPM Uiversitas Terbuka
7
1. Pemahaman terhadap struktur yang belum merata dikalangan anggota.
Akibatnya anggota bekerja hanya berdasarkan perintah bukan mengacu
pada bidang kerja yang ada.
2. Perilaku menghindari tanggung jawab merupakan kebiasaan yang sering
terjadi dikalangan pegawai/anggota, sehingga terkesan jiwa kemandirian
dan kedewasaan sangat rendah.
3. Arus komunikasi yang belum tercipta dengan baik, masih bersifat
instruktif dari atasan ke bawahan, hal ini mengakibatkan keengganan
anggota untuk mengemukakan pendapat secara terbuka.
4. Penghargaan terhadap sumber daya manusia yang belum merata.
Penghargaan lebih didasarkan pada kedekatan dan kesenioran daripada
keadaan objektif dari pegawai yang ada, misalnya atas dasar prestasi.
5. Imbalan yang diterapkan tidak mengacu pada prinsip keadilan, kesetaraan,
dan kewajaran. Demikian juga dengan sangsi yang tidak merata
diberlakukan pada seluruh anggota.
Dimensi-dimensi iklim organisasi diatas secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap komitmen anggota yang ada didalam organisasi. Karena
ketika atmosfer yang ada dalam organisasi tidak kondusif maka komitmen yang
ada dalam organisasi tidak akan berjalan secara maksimal. Komitmen yang
kurang berjalan lancar ini dapat dilihat dari ketidakhadiranpengurus atau anggota
dalam rapat kerja sehingga kegiatanyang akan dilaksanakan menjadi terhambat
karena banyaknya anggota yang tidak hadir dalam rapat kerja, kurang adanya
8
ikatan psikologis anggota terhadap organisasi yang dijalaninya sehingga anggota
anggota tidak seutuhnya merasa memiliki organisasi yang digelutinya.
Iklimorganisasi dirasakan sangat penting bagi berlangsungnya sebuah
komitmen organisasi.Komitmen yang baik akan menimbulkan sebuah ikatan
psikologis dan tanggung jawab anggota untuk menunjang organisasi dalam
mewujudkan stabilitas dan keharmonisan internal dan eksternalnya, sehingga
anggota yang memiliki komitmen akan tetap melanjutkan aktivitasnya demi
kelangsungan dan suksesnya tujuan organisasi.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, peneliti merasa tertarik
untuk menganalisis lebih lanjut mengenai sejauhmana pengaruh iklim organisasi
terhadap komitmen anggota organisasi PII Wilayah Banten, oleh karena itu maka
penelitian ini berjudul “Pengaruh IklimOrganisasiTerhadap Komitmen Anggota
Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII)Wilayah Banten”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Seberapa Besar Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Komitmen
Anggota Organisai PII Wilayah Banten”.
1.3 Identifikasi Penelitian
Dari perumusan masalah tersebut, maka masalah yang akan diidentifikasikan
adalah sebagai berikut :
1. Sejauh mana iklimorganisasi di PIIWilayah Banten?
2. Sejauh mana komitmen anggota organisasi di PII Wilayah Banten?
9
3. Seberapa besar pengaruhiklim organisasi terhadap komitmen anggota
organisasi PII Wilayah Banten
1.4 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejauh mana iklim organisasi yang ada di PIIWilayah Banten
2. Mengetahui sejauh mana komitmen anggota organisasi yang ada di
PIIWilayah Banten
3. Untuk mengetahui seberapapengaruh iklim organisasi terhadap komitmen
anggota organisasi PII Wilayah Banten
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini meliputi:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan memperluas
pengetahuan bagi ilmu komunikasi, khususnya dalam bidang kajian
komunikasi organisasi mengenai pentingnya pengaruh iklim organisasi
terhadap komitmen anggota organisasi.
1.5.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapakan tidak hanya memiliki manfaat secara
teoritis tetapi juga manfaat secara praktis, yakni penelitian ini dapat
memberikan kontribusi secara praktik khususnya bagi praktisi-praktisi dan
prilaku organisasi dalamberkomunikasi yang efektif dan seefesien
mungkin, serta dapat menjadi masukan bagi organisasi Persatuan Pelajar
Islam (PII) Wilayah Banten untuk meningkatakan komitmen organisasi
para anggota lewat komunikasi organisasi yang digunakan. Diharapkan
10
pula semua hasil dari penelitian ini bisa menjadi pedoman, baik bagi ketua
maupun anggota Persatuan Pelajar Islam (PII) Wilayah Banten untuk
melakukan setiap proses komunikasi organisasi yang dilakukan di
Persatuan Pelajar Islam (PII) Wilayah Banten.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Konseptual
2.1.1 Pengertian Ilmu Komunikasi
Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang
lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian diantara sesama dan kelompok.
Diperlukan serba hubungan dan mempergunakan berbagai cara, alat , media dan
lain-lain.
Menurut Evveret M. Rogers dan Lawrence Kincaid menyatakan bahwa
komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya
terjadi saling pengertian yang mendalam.4 Dengan kata lain komunikasi adalah
proses individu dalam mengirimkan pesan agar terbentuknya rasa saling
pengertian.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian informasi dan pengertian dari seseorang dari orang lain.
Komunikasi akan berhasil apabila timbul saling pengertian diantara kedua belah
pihak harus menyetujui satu gagasan tersebut, tetapi yang penting adalah kedua
belah pihak sama-sama memahami gagasan tersebut.
4Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi. Hal 5..
11
12
Setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur (komponen-komponen)
terdiri dari sumber, komunikator, pesan, channel (saluran), komunikan dan efek.
Dalam proses komunikasi, komunikator dapat menjadi komunikan dan
sebaliknya.pesan memiliki inti pesan (tema) yang menjadi pengarah dalam
memepengaruhi orang lain dan mencoba mengubah sikap dan tingkah laku
komunikasi. 5
2.2 Organisasi
Organisasi adalah sebuah kelompok individu yang diorganisasikan untuk
mencapai tujuan tetrtentu. Jumlah individu sangat beragam antara organisasi yang
satu dengan organisasi yang lain. Ada yang beranggotakan tiga atau empat orang,
bekerja dengan kontak yang sangat dekat. Sementara itu, ada organisasi yang
memilki serkibu karyawan tersebar diseluruh dunia. Namun, yang menjadi fokus
pembicaraan disini adalah mereka yang bekerja didalam struktur tertentu.
Tingkatan struktur juga sangat beragam dari organisasi ke organisasi
lainnya. Dalam struktur yang sdangat ketat, peran dan posisi setiap orang berada
dalam hierarki yang didefinisikan dengan jelas. Didalam organisasi dengan
struktur yang lebih longgar, peran bisa bergantian, dan status hierarki bisa juga
kurang jelas dan relatif kurang penting.
Tujuan sebuah organisasi adalah menghasilkan pendapatan. Akan tetapi,
berbagai tujuan lain yang mendukung harus pula dicapai jika tujuan akhir tersebut
ingin dipenuhi. Misalnya, agar dapat mendatangkan pendapatan, organisasi harus
5Prof.Drs.H.A.W Widjaja,2000.Ilmu Komunikasi Pengantar Studi.Jakarta: PT. Rineka CIPTA.
.Hal 3
13
mempertahankan angkatan kerja yang efektif. Untuk itu, organisasi harus
memiliki orang-orang yang bermotivasi dan berdedikasi tinggi.6
2.2.1 Pendekatan Organisasi
Menurut Goldhaber (1990), yang namanya organisasi sekurang-
kuranngnya meliputi empat pendekatan, yaitu pendekatan ilmiah, pendekatan
hubungan antar manusia, pendekatan sistem dan pendekatan budaya.7
1. Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah menganggap bahwa organisasi harus menggunakan
metode-metode ilmiah untuk meningkatkan produktivitas.Dalam
pandangan ini produktivitas pada umumnya menyangkut masalah fisik dan
psikologis. Produktivitas dipandang dalam bentuk permintaan fisik akan
pekerjaan dan kemampuan psikologis para pekerjanya. Pendekatan ini
komunikasi dianggap sebagai pemberian perintah dan menjelaskan
prosedur dan operasi.Yang dikenal hanyalah struktur formal organisasi
dan sistem komunikasi formal.
2. Pendekatan Hubungan Antarmanusia
Pendekatan hubungan antarmanusia berkembang sebagai reaksi terhadap
perhatian eksklusif faktor-faktor phisik dalam mengukur keberhasilan
organisasi. Salah satu asumsi prinsip dari pendekatan hubungan
antarmanusia adalah bahwa kenaikan kepuasaan kerja akan mengakibatkan
kenaikan produktivitas: seorang karyawan yang produktif. Oleh karena itu
6Wiryanto,2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi. Hal 52.
7Ibid hal 55
14
fungsi manajamen adalah menjaga agar para karyawan terus merasa
puasan.
3. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem mengkombinasikan unsur-unsur terbaik dari
pendekatan ilmiah dengan pendekatan hubungan antarmanusia.Pendekatan
ini memandang organisasi sebagai suatu sistem di mana semua bagian
berinteraksi dan setiap bagian mempengaruhi bagian lainnya.
4. Pendekatan Budaya
Sebuah pendekatan kontemporer mengenai organisasi menganggap bahwa
perusahaan harus dipandang sebagai suatu kesatuan sosial dan kultur.
Pandangan cultural melihat organisasi dan para pekerjanya memiliki
seperangkat nilai-nilai dan tujuan yang sama. Itulah sebabnya para pekerja
berkontribusi untuk pertumbuhan dan kemakmuran ini, moral dan
produktivitas pekerja oleh karenanya berkaitan erat satu sama lain.
Keduanya tidak merupakan tujuan yang terpisah tetapi secara integrak
berkaitan.
2.2.2 Unsur-unsur Organisasi
Organisasi sangat bervariasi ada yang sangat sederhana ada juga yang
sangat kompleks. Maka untuk membantu kita untuk memahami organisasi
tersebut perhatikanlah model berikut yang menggambarkan elemen dasar
dari komunikasi dan saling ketertarikan satu elemen dengan elemen lainnya.
15
a. Struktur sosial
Struktur sosial adalah pola atau aspek hubungan yang ada antara
partisipan didalam suatu organisasi.
b. Partisipan
Partisipan adalah individu-individu yang memberikan kontribusi
kepada organisasi
c. Tujuan
Konsep tujuan organisasi adalah yang paling penting dan
kontroversial dalam mempelajari organisasi.
d. Teknologi
Yang dimaksud dengan teknologi adalah penggunaan mesin-mesin
atau perlengkapan mesin juga pengetahuan teknik dan keterampilan
partisipan.
e. Lingkungan
Sebagai organisasi berada pada keadaan fisik tertentu, teknologi,
kebudayaan dan lingkungan sosial terhadap mana organisasi
tersebutharus menyesuaikan diri. Semua tertgantung pada
lingkungan yang lebih besar untuk dapat hidup, tetapi pekerjaan
sekarang menitikberatkan kepada lingkungan hidup.8
2.3 Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Bila
8Arni Muhamad, 2007. Komunikasi organisasi.Jakarta:PT.Bumi Aksara hal 23
16
suatu organisasi semakin besar dan kompleks maka akan mengakibatkan semakin
kompleks pula proses komunikasinya. 9
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang
termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia,
hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari
atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan
kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang
sama level/tingkatnya dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan
berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.10
Menurut Everett M. Rogers dan R Argawala Communication
inOrganization sebagaimana dikutip Drs. Onong U. effendy, MA.(1984)
menyebut suatu sistem.Secara lengkap organisasi didefinisikan sebagai “suatu
sistem yang mapan dari mereka bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama
melalui jenjang kepangkatan dan organisasi”.11
Sedangkan menurut Goldhaber (1986) memberikan definisi komunikasi
organisasi berikut,
“organizational communications is the process of creating and exchanging
messages within a network of interdependent relationship to cope with
environment uncertainty”.
Atau dengan kata-kata lain komunikasi organisasi adalah proses
menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling
9Ibid hal 54
10 Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal 65.
11 Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi.Yogyakarta: Media
Pressindo. Hal 109.
17
tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang
selalu berubah-ubah. Definisi ini mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses,
pesan, jaringan, saling bergantung, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian.
Masing-masing dari konsep kunci ini akan dijelaskan satu persatu secara
ringkas.12
1. Proses
Suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling menukar
pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan menukar informasi ini
berjalan terus menerus dan tidak ada henti-hentinya maka dikatakan sebagai suatu
proses.
2. Pesan
Yang dimaksud dengan pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang
orang, objek, kejadian yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang.
3. Jaringan
Organisasi terdiri dari satu seri orang yang tiap-tiapnya menduduki posisi
atau peranan tertentu dalam organisasi. Ciptaan dan pertukaran pesan dari orang-
orang ini sesamanya terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan
jaringan komunikasi. Suatu jaringan komunikasi ini mungkin mencakup hanya
dua orang, beberapa orang atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas dari
jaringan ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, hubungan peranan, arah
dan arus pesan, hakikat seri dari arus pesan, dan isi dari pesan.
12
Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hal 67.
18
4. Keadaan saling tergantung
Konsep kunci komunikasi organisasi keempat adalah keadaan yang saling
tergantung satu bagian dengan bagian lainnya.Hal ini telah menjadi sifat dari
suatu organisasi yang merupakan suatu sistem terbuka. Bila suatu bagian dari
organisasi mengalami gangguan maka akan berpengaruh kepada bagian lainnya
dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi. Begitu juga halnya dengan
jaringan komunikasi dalam suatu organisasi saling melengkapi.Implikasinya, bila
pimpinan membuat suatu keputusan dia harus memperhitungkan implikasi
keputusan itu terhadap organisasinya secara menyeluruh.
5. Hubungan
Konsep kunci yang kelima dari komunikasi organisasi adalah hubungan
karena komunikasi organisasi merupakan suatu sistem terbuka, sistem kehidupan
sosial maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan
manusia.Dengan kata-kata lain jaringan melalui mana jalannya pesan dalam suatu
organisasi dihubungkan oleh manusia.Oleh karena itu hubungan manusia dalam
organisasi yang mengfokuskan kepada tingkah laku komunikasi dari orang yang
terlibat dalam suatu hubungan perlu dipelajari.
6. lingkungan
Yang dimaksud dengan lingkungan adalah semua totalitas secara fisik dan
faktor sosial yang diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individu
dalam suatu sistem.Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan
lingkungan eksternal.Yang termasuk lingkungan internal adalah personalia
(karyawan), staff, golongan fungsional dari organisasi, dan komponen organisasi
19
lainnya seperti tujuan, produk dan sebagainya.Sedangkan lingkungan eksternal
dari organisasi adalah langganan, saingan dan teknologi.
7. Ketidakpastian
Yang dimaksud dengan ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang
tersedia dengan informasi yang diharapkan.Untuk mengurangi ketidakpastian ini
organisasi menciptakan dan menukar pesan diantara anggota, melakukan suatu
penelitian pengembangan organisasi, dan menghadapi tugas-tugas yang kompleks
dengan integrasi yang tinggi.
2.3.1 Arus Komunikasi dalam Organisasi
Arah dari informasi komunikasi organisasi dapat dilihat secara vertikal,
yaitu komunikasi keatas dan kebawah, serta komunikasi lateral yang
menyamping.13
1. Komunikasi Ke Atas
Komunikasi keatas merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki
yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Komunikasi keatas sangat
penting untuk mempertahankan pertumbuhan organisasi. Komunikasi
memeberikan komunikasi kepada menajemen. Umpan balik diperlukan
untuk mengetahui semangat kerja para pekerjanya dan berbagai
ketidakpuasan yang terjadi.
Pesan yang dikirim keatas, terutama yang mentangkut ketidakpuasan para
pekerja, tidak didengar atau ditanggapi oleh manajemen, karena bisa
13
Wiryanto,2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo Anggota Ikapi. Hal 62
20
menggangu produktivitas. Apabila pesan itu diabaikan, maka para
karyawanpun merasa tidak perlu mengirim pesan keatas.
2. Komunikasi ke Bawah
Komunikasi kebawah merupakan pesan yang dikirim dari tingkat hierarki
yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Manajemen dan karyawan
seringkali berbicara hal yang berbeda. Banyak manajer yang yang tidak
mengtahui bagaimana agar pesan mereka dapat dipahami oleh
karyawannya. Dari kedua jenis komunikasi keatas dan kebawah tersebut,
manajemen mengendalikan sistem komunikasinya. Manajemen memiliki
tanggung jawab yang lebih besar dalam membentuk dan mempertahankan
sistem komunikasi internal yang efektif dan efisien.
3. Komunikasi Lateral
Komunukasi lateral adalah pesan antara sesama, yakni dari manajer ke
manajer, karyawan ke karyawan. Pesan yang semacam ini bergerak
dibagian yang sama didalamorganisasi atau mengalir antarbagian.
Komunikasi lateral ini memeperlancar pertukaran pengetahuan,
pengalaman, metode dan masalah. Hal ini membantu organisasi membantu
organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang
lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
2.3.2 Aliran Komunikasi dalam Organisasi
Informasi tidak bergerak dengan sendirinya, kenyataannya informasi
dialirkan oleh komunikator kepada komunikan. Dalam penyampaian informasi
tersebut merupakan tantangan besar karena mungkin saja terjadi distorsi ditengah
21
jalan. Dalam suatu organisasi dalam bentuk perusahaan, aliran komunikasi
digunakamn menentukan informasi tersebuttepat sasarn dan dapat diapahami
secara sama oleh semua pihak.
Menurut Guetzzkow yang dikutip oleh R. Wayne Pace dan Don F. Faules
dalam buku komunikasi Organisasi menyatakan bahwa “aliran informasi dalam
suatu organisasi dapat terjadi dengan tiga cara : serentak, berurutan atau
kombinasi dari kedua cara ini.”14
a. Penyebaran pesan secara serentak
Pada zaman sekarang, penyebaran pesan secara serentak diperusahaan
besar mudah dilakukan. Karena banyak teknologi yang memudahkan
manusia dalam menjalankan aktifitasnya. Sebut saja mesin fax, internet,
telepofon dan lain-lain. Penyebaran pesan secara serentak mungkin suatu
cara yang lebih umum, lebih efektif dan lebih efisiendaripada cara lainnya
untuk melancarkan aliran informasi dalam suatu organisasi.15
b. Dalam buku Komunikasi karya Abdullah Masmuh menjelaskan bahwa
penyebaran pesan secara berurutan disampaikan secara bertahap.bertahap
disini maksudnya adalah sesuai dengan struktur organisasi dalam
perusahaan. Aliran informasi ini memperlambat laju informasi yang akan
disampaikan pada semua pihak yang berada didalam perusahaan tersebut.
Maka individu cenderung menyadari adanya informasi pada waktu yang
14
R. Wayne Pace dan Don F.Faules,2006. Komunikasi Organisasi.Bandung: Rosdakarya. Hal 171 15
R. Wayne Pace dan F. Faules, 2006. Komunikasi Organisasi. Bandung: Rosdakarya hal 171
22
berlainan. Karena adanya perbedaan dalam menyadari informasi tersebut,
mungkin timbul masalah dalam koordinasi.
2.4 Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi organisasi dalam suatu perusahaan sangat menentukan
kinerja karyawan, maka dari itu pemimpin harus jeli dalam menangkap situasi dan
kondisi iklim diperusahaan tersebut. Istilah „Iklim‟ disini merupakan kiasan
(metafora). Kiasan adalah bentuk ucapan yang didalamnya suatu istilah atau frase
jelas artinya dalam situasi yang berbeda yang bertujuan menyatakan suatu
kemiripan16
. Frase iklim komunikasi organisasi menggambarkan suatu kiasan bagi
iklim fisik. Sama seperti iklim anda membentuk iklim fisik untuk suatu kawasan,
cara orang berkreasi terhadap suatu aspek organisasi dalam menciptakan suatu
iklim . Iklim fisik terdiri dari kondisi-kondisi cuaca umum mengenai suatu
wilayah”17
2.4.2 Iklim Komunikasi
Menurut Redding iklim lebih luas dari persepsi karyawan terhadap
kualitas hubungan dan komunikasi dalam organisasi serta tingkat pengaruh dan
keterlibatan. Bahkan ia mengatakan bahwa iklim organisasi jauh lebih penting
daripada keterampilan atau teknik-teknik semata-mata dalam menciptakan suatu
organisasi yang efektif. Iklim penting karena mengaitkan konteks organisasi
dengan konsep-konsep, perasaan-perasaan dan harapan anggota organisasi dan
membantu menjelaskan perilaku anggota organisasi.( R.Wayne Pace Don F.
16
R.wayne Pace dan Don F. Faules, 2005. Komunikasi Organisasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
hal 146 17
Ibid hal 147
23
Faules, 1998:158)18
. Dengan mengetahui sesuatu tentang iklim suatu organisasi
kita dapat memahami lebih baik apa yang mendorong anggota organisasi untuk
bersikap dengan cara-cara tertentu. Redding mengemukakan lima dimensi penting
dari iklim , diantaranya sebagai berikut:
a. Supportiveness
Bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan
membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.
b. Partisipasi keputusan bersama
Para pegawai disemua tingkat dalam organisasi harus diajak
berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua wilayah
kebijaksanaan organisasi, yang relevan dengan kedudukan mereka dan diberi
kesempatan untuk berkomunikasi dan berkonsultasi dengan manajemen diatas
mereka dengan tujuan agar mereka berperan serta dalam proses pembuatan
keputusan dan penentuan tujuan.
c. Kepercayaan
Dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia. Para anggota disetiap
tingkat harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan
hubungan yang didalamnya kepercayaan, keyakinan dan kredibilitas didukung
oleh pernyataan dan tindakan.
d. Keterbukaan dan keterusterangan
Suasana umum yang meliputi keterbukaan dan keterusterangan harus
mewarnai hubungan-hubungan dalam berorganiasasi agar para pegawai mampu
18
Ibid hal 148
24
mengatakan apa yang ada didalam pikiran mereka tanpa mengindahkan apakah
mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan atau atasan.
e. Tujuan-tujuankinerja yang tinggi
Personel disemua tingkat dalam organisasi harus menunujukan suatu
komitmen terhadap tujuan-tujuan berkinerja tinggi, produktivitas tinggi, kualitas
tinggi, biaya rendah dan menunjukan perhatian besar pada anggota organisasi
lainnya.
Gibb menegaskan bahwa tingkah laku komunikasi tertentu dari anggota
organisasi mengarahkan pada iklim Supportiviness. Diantara tingkah laku tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Deskripsi, anggota organisasi memfokuskan pesan mereka kepada kejadian
yang dapat diamati daripada evaluasi secara subjektif atau emosional.
b. Orientasi masalah, anggota organisasi memfokuskan komunikasi mereka
kepada pemecahan kesulitan mereka secara bersama.
c. Spontanitas, anggota organisasi berkomunikasi dengan sopan dalam
merespons terhadap situasi yang terjadi.
d. “Empathi”, anggota organisasi memperlakukan anggota yang lain sebagai
teman dan tidak menekankan kepada kedudukan dan kekuasaan.
e. “Provisonalism”, anggota organisasi bersifat fleksibel dan menyesuaikan
diri pada situasi komunikasi yang berbeda-beda.19
19
Drs. Abdullah Masmuh, M.si, 2008. Komunikasi Organisasi Dalam Persepektif Teori dan
Praktek. Malang: UMM press hal 46
25
2.4.1 Iklim Organisasi
Menurut Tagiuri (1968) iklim organisasi adalah kualitas yang relatif abadi
dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya,
mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam sebuah dalam
istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan.20
Sedangkan
menurut Payne dan Pugh iklim organisasi sebagai suatu konsep yang mereflesikan
isi dan kekuatan dari nilai-nilai umum, norma, sikap, tingkah laku dan perasaan
anggota terhadap suatu sistem sosial.21
Iklim organisasi dibentuk melalui hubungan antara tuntutan lingkungan,
teknologi, komitmen, dan penampilan kerja. Hal ini menunujukan bagaimana
tuntutan struktur dan teknologi yang menggambarkan iklim tertentu, dipengaruhi
oleh harapan-harapan terhadap pekerjaan. Konsep iklim organisasi itu sendiri
tidak lepas dari sifat dan ciri yang terdapat dalam suatu lingkungan kerja timbul
terutama karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar atau tidak iklim
organisasi dianggap memengaruhi prilaku. Dengan kata lain, bahwa iklim
organisasi dapat dianggap sebagai kepribadian organisasi seperti yang dilihat dan
dirasakan oleh para anggotanya.
Iklim organisasi dipandang positif oleh anggota organisasi, maka
diharapkan sikap dan prilaku yang timbul akan positif. Tercapainya tujuan
organisasi sangat dipengaruhi oleh iklim organisasi. Iklim organisasi mampu
mengelola kebutuhan-kebutuhan organisasi secara optimal sehingga dapat
menciptakan suasana lingkungan internal (lingkungan psikologis) yang
20
Arni Muhammd,2008. Komunuikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal 82 21
Ibid hal 83
26
menunjang tercapainya tujuan organisasi. iklim organisasi terdiri beberapa faktor
diantara lain:
1. Kepemimpinan, yaitu seberapa jauh pemimpin ditolak atau dihargai oleh
anggota.
2. Standar merupakan persepsi anggota terhadap derajat pentingnya hasil
kerja, dan kejelasan harapan terhadap anggota organisasi.
3. Tanggug jawab untui mengukur persepsi anggota terhadap besarnya
tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada anggota.
4. Pnghargaan merupakan persepsi anggota terhadap pemberian penghargaan
yang diberikan dalam situasi kerja.
5. Identitas organisasi yaitu persepsi anggota terhadap pentingnya loyalitas
kelompok dalam diri anggota organisasi.
2.5 Komitmen Organisasi
Ada dua pendekatan dalam merumuskan definisi komitmen dalam
berorganisasi. Pertama, melibatkan usaha untuk mengilustrasikan bahwa
komitmen dapat muncul dalam berbagai bentuk. Maksudnya, arti dari komitmen
menjelaskan perbedaan hubungan antara anggota organisasi dan entitas lainnya.
Kedua, melibatkan usaha untuk memisahkan diantara berbagai entitas tempat
individu berkembang menjadi memiliki komitmen. Kedua pendekatan ini tidak
compatible, namun dapat menjelaskan definisi komitmen, bagaimana proses
perkembangannya, dan bagimana implikasinya terhadap individu dan organisasi
(Meyer & Allen, 1997).22
22
Khaerul Umam.2010.Perilaku Organisasi. Bandung:Pustaka Setia Hal 257
27
Sebelum munculnya dua pendekatan tersebut, ada pendekatan lain yang
lebih dahulu muncul dan lebih lama digunakan, yaitu pembedaan berdasarkan
attitudinal commitment atau pendekatan berdasarkan sikap dan behavioral
commitment atau pendekatan berdasarkan tingkah laku (Mowday, Porter & Steers,
1982; Reichers; Salancik; Scholl; Staw dalam Mayer & Allen, 1997). Attitudinal
commitmentberfokus pada proses ketika seseorang mulai memikirknan
hubungannya dalam, organisasi atau menentukan sikapnya terhadap organisasi.
Dengan kata lain, hal ini dapat dianggap sebagai pola pikir ketika individu
memikirkan sejauh mana nilai dan tujuannya sendiri sesuai dengan organisasi
tempat ia berada. Adapun behavioral commitment berhubungan dengan proses
ketika individu merasa terikat kepada organisasi tertentu dan cara mereka
mengatasi setiap masalah yang dihadapi.23
Komitmen dianggap sebagai psychological state, namun hal ini dapat
berkembang secara retrospektif (sebagai justifikasi terhadap tingkah laku yang
sedang berlangsung). Mayer dan Allen (1991), merumuskan suatu definisi
mengenai komitmen dalam berorganisasi ssebagai suatu kontruksi psikologis yang
namun hal ini dapat berkembang secara retrospektif (sebagai justifikasi terhadap
tingkah laku yang sedang berlangsung). Mayer dan Allen (1991), merumuskan
suatu definisi mengenai komitmen dalam berorganisasi ssebagai suatu kontruksi
psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan
organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk
melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi. Berdasarkan definisi tersebut
23
Ibid hal 258
28
anggota yang memiliki komitmen terhadap organisasinya akan lebih dapat
bertahan sebagai bagian dari organisasi dibandingkan anggota yang tidak
memiliki komitmen organisaasi.
Penelitian dari Baron dan Greenberg (1990), menyatakan bahwa
komitmen memiliki arti penerimaan yang kuat dalam diri individu terhadap tujuan
dan nilai-nilai perusahaan, sehingga individu tersebut akan berusaha berkarya
serta memiliki hasrat yang kuat untuk tetap bertahan diperusahaan tersebut.
Berdasarkan berbagai definisi mengenai komitmen terhadap organisasi
mereflesikan tiga dimensi utama, yaitu komitmen dipandang mereflesikan
orientasi afektif terhadap organisasi, pertimbangan kerugian jika meninggalkan
organisasi, dan beban moral untuk terus berada dalam organisasi (Mayer dan
Allen, 1997).24
2.5.1 Membangun Komitmen
Menurut Martin dan Nicholos (1991, dalam Soekidjan, 2009), tiga pioar
yang harus dibangun adalah:
1. Rasa memiliki ( a sense of belonging)
2. Rasa bergairah terhadap pekerjaannya
3. Kepemilikan terhadap organisasi ( ownwership)
Rasa memiliki dapat dapat dibangun dengan menumbuhkan rasa yakin
anggota bahwa apa yang dikerjakan berharga, rasa nyaman dalam organisasi, cara
mendapat dukungan penuh dari organisasi berupa misi dan nilai-nilai yang jelas
yang berlaku diorganisasi. Rasa bergairah terhadapa pekerjaan ditimbulkan
24
Ibid Hal 259
29
dengan cara memberi perhatian, memberi delegasi wewenang, serta memberi
kesempatan serta ruang yang cukup bagi anggota/karyawan bahwa mwnggunakan
keterampilan dan keahliannya secara maksimal. Rasa kepemilikan dapat
ditimbulkan dengan melibatkan anggota/karyawan dalam membuat keputusan-
keputusan (Soekidjan, 2009), mempromosikan komitmen kolektif, meningkatkan
stabilitas sistem sosial, serta mengendalikan perilaku anggota.
Schein (1992, dalam Rastodio, 2009) mendefinisikan budaya organisasi
sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau
dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi
belajar mengatasi atau menanggulangi masalah-masalahnya yang timbul akibat
adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik,
sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar
memahami, memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masaslah-masalah
tersebut.
Menurut Noe dan Mondy (1993, dalam Rastodio, 2009), budaya organisasi
adalah sistem dari shared values, keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan dalam suatu
organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur formalnya untuk mendapatkan
norma-norma perilaku. Budaya organisasi juga mencakup nilai-nilai dan standar-
standar yang mengarahkan perilaku pelaku organisasi dan menentukan arah
organisasi secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas, merskipun konsep budaya organisasi
memunculkan perspektif yang beragam, dapat kesepakatan diantara para ahli
budaya dalam hal mendefinisikan budaya organisasi. Intinya adalah bahwa
30
budaya organisasi berkaitan dengan sistem makna bersama yang diyakini oleh
anggota organisasi ( Rastadio, 2009).
Gibson, dkk (1996) menjelaskan bahwa komitmen organisasi melibatkan
tiga aspek, yaitu :25
1. Identifikasi dengan tujuan organisasi
Mewujud dalam bentuk kepercayaan anggota terhadap organisasi,
identifikasi dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan organisasi,
sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para anggota atau dengan kata
lain organisasi memasukan pula kebutuhan dan keinginan anggota dalam
tujuan organisasinya. Hal ini akan membuahkan suasana saling
mendukung diantara para anggota dengan organisasi dan keinginan untuk
memiliki organisasi. Lebih lanjut, suasana tersebut akan membawa
anggota dengan rela menyumbangkan sesuatu bagi tercapainya tujuan
organisasi, karena anggota anggota menerima tujuan organisasi yang
dipercayai telah disusun demi kebutuhan pribadi mereka pula.
2. Perasaan keterlibatan
Keterlibatan atau partisipasi pegawai dalam aktivitas-aktivitas kerja
penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan anggota
menyebabkan mereka akan mau dan senang bekerjasama baik dengan
pimpinan ataupun dengan sesama anggota. Salah satu cara yang dapat
dipakai untuk memancing keterlibatan anggota adalah mengajak
partisipasi mereka dalam berbagai kesempatan pembuatan keputusan yang
25
Gibson, James, L, Jhon M. Ivancevich dan James H. Donelly, 2000. Organisasi, Struktur,
Proses. Jakarta. Hal 87
31
dapat menuumbuhkan keyakinan pada anggota apa yang telah diputuskan
adalah merupakan keputusan bersama. Disamping itu, dengan melakukan
hal tersebut bahwa anggota merasa diterima sebagai bagian yang utuh dari
organisasi, dan konskeuensi lebih lanjut, mereka merasa wajib untuk
melaksanakan bersama apa yang telah diputuskan karena adanya rasa
keterikatan dengan apa yang mereka ciptakan. Hasil riset menunjukan
bahwa tingkat kehadiran mereka yang memiliki rasa keterlibatan yang
tinggi umumnya tinggi pula.
3. Perasaan loyalitas terhadap organisasi
Loyalitas pegawai terhadap organisasi memilik makna kesediaan
seseorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau
perlu mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapakan
apapun. Kesediaan anggota untuk memperthankan diri bekerja dalam
organisasi adalah hal yang penting dalam menunjang komitmen anggota
terhadap organisasi. Hal ini dapat diupayakan bila anggota merasakan
adanya keamanan dan kepuasan didalam organsasi tempat ia bergabung.
2.5.2 Dimensi Komitmen dalam Berorganisasi
Mayer dan Allen (1991), merumuskan tiga dimensi komitmen dalam
berorganisasi, yaitu affective, continuance dan normative. Ketiga hal ini tepat
dinyatakan sebagai komponen berorganisasi. Hal ini disebabkan hubungan
anggota organisasi dengan organisasi mencerminkan perbedaan tingkatan ketiga
dimensi tersebut:
32
a. Affective commitment
Affective commitmentmerupakan keinginan untuk terikat pada organisasi,
individu menetap dalam organisasi karena keinginan sendiri. Dalam tipe ini
individu memiliki adanya kesesuaian antara nilai pribadi dan nilai organisasi.
b. Continuence commitmen
Dimensi ini berkaitan kesadaran anggota organisasi sehingga akan mengalami
kerugian jika meninggalkan organisasi. Anggota organisasi dengan continuence
commitment yang tinggi akan terus menjadi anggota dalam organisasi karena
memang memiliki keinginan untuk itu.
c. Normative commitment
Merupakan gambaran perasaan keterikatan untuk terus berada dalam
organisasi. Anggota organisasi dengan normative commitment yang tinggi akan
terus menjadi anggota dalam organisasi karena merasa dirinya harus berada dalam
organisasi tersebut. (Allen dan Meyer, 1997).
2.5.3 Pemberdayaan Komitmen
Pemberdayaan yang dapat dikembangkan untuk memperkuat komitmen
organisasi, yaitu sebagai berikut :
1. Lama bekerja (time)
Lama bekerja merupakan waktu yang telah djalani seseorang dalam
melakukan pekerjaan pada perusahaan. Semakin lama seseorang bertahan dalam
perusahaan, semakin terlihat bahwa dia berkomitmen terhadap perusahaan.
33
2. Kepercayaan (trust)
Setelah pemberdayaan dilakukan oleh pihak manajemen, langkah selanjutnya
yatitu membangun kepercayaan antara manjemen dan karyawan. Adanya saling
percaya diantara anggota organisasi akan menciptakan kondisi yang baik untuk
pertukaran informasi dan saran tanpa adanya rasa takut. Kepercayaan anatara
keduanya dapat diciptakan dengan cara :
a. Meyediakan waktu dan sumber daya yang cukup bagi karyawan
b. Menyediakan pelatihan yang mencukupi bagi kebutuhan kerja
c. Menghargai perbedaan pandangan dan perbedaan kesuksesan yang diraih
karyawan
d. Meyediakan akses informasi yang cukup
3. Rasa percaya diri (confident)
Rasa percaya diri karyawan bisa dilakukan dengan cara menghargai
kemampuan yang dimiliki karyawan sehingga komitmen terhadap perusahaan
makin tinggi. Keyakinan karyawa dapat ditimbulkan dengan cara:
a. Mendelegasikan tugas penting kepada karyawan
b. Menggali saran dan ide dari karyawan
c. Memperluas tugas dan membangun jaringan antar departemen
d. Menyediakan instruksi tugas untuk penyelesaian pekerjaan yang baik
4. Kredibiltas (credibility)
Menjaga kredibiltas dengan penghargaan dan mengembangkan lingkungan
kerja yang mendorong kompetisi yang sehat sehingga tercipta organisasi yang
memiliki kinerja yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara:
34
a. Memandang karyawan sebagai partner strategis
b. Meningkatkan target disemua bagian pekerjaan
c. Mendorong inisiatif individu untuk melakukan perubahan melalui
partisipasi
d. Membantu meyelesaikan perbedaan dalam penentuan tujuan dan prioritas
5. Pertanggungjawaban (accountability)
Pertanggung jawaban keryawan pada wewenang yang diberikan dengan
menetapkan secara konsisten dan jelas tentang peran, standar dan tujuan tentang
penilaian terhadap kinerja karyawan dalam penyelesaian dan tanggung jawab
terhadap wewenang yang diberikan. Akuntabilitas dapat dilakukan dengan cara:
a. Menggunakan jalur training dalam mengevaluasi kinerja karyawan
b. Memberikan tugas yang jelas dan ukuran yang jelas
c. Melibatkan karyawan dalam penentuan standar dan ukuran kerja
d. Memberikan saran dan bantuan kepada karyawan dalam menyelesaikan
tugasnya.
Jika karyawan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pekerjaannya,
kecilnya peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang lain, adanya pengalaman
yang baik dalam bekerja, dan adanya usaha yang sungguh-sungguh dari organisasi
untuk membantu karyawan baru dalam belajar tentang organisasi dan
pekerjaannya akan tercipta komitmen pada organisasi.
2.6 Teori Stringer
35
Memahami komunikasi berarti, memahami apa yang terjadi dalam selama
komunikasi berlangsung. Apabila seseorang ingin memahami iklim organisasi
dalam sebuah organisasi harus paham pengertian dari komunikasi itu sendiri.
Maka, sebagai landasan untuk memecahkan masalah yang telah
dikemukakan, peneliti memerlukan kerangka pemikiran berupa teori, teori
merupakan informasi ilmiah yang diperoleh dengan meningkatkan abstraksi
pengertian-pengertian maupun hubungan-hubungan pada proposisi. Sedangkan
pemahaman proposisi itu sendiri merupakan pernyataan tentang sifat dari realita
yang dapat diuji kebenarannya.Dalam hal ini, penulis menggunakan teori
komunikasi organisasi sebagai landasan teori penelitian. Teori komunikasi
organisasi merupakan studi tentang bagaimana banyak organisasi menjalankan
fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-
orang yang bekerja didalamnya.26
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaruh iklim organisasi
terhadap komitmen anggota organisasi PII Wiayah Banten. Berkaitan dengan
masalah diatas maka yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini adalah
Teori Stringer.
Robert Stringer (2002) berpendapat bahwa karakteristik atau dimensi iklim
organisasi memengaruhi anggota organisasi untuk berprilaku tertentu. Oleh
karena itu, iklim organisasi dapat dilukiskan dan diukur dalam pengertian dimensi
tersebut. Dimensi tersebut diantaranya adalah strukur (structure) organisasi.
Struktur berusaha mereflesikan perasaan diorganisasi secara baik dan mempunyai
36
peran dan tanggung jawab yang jelas dalam organisasi. Struktur tinggi jika
anggorta organisasi merasa pekerjaan mereka didefinisikan secara baik. Struktur
rendah jika mereka merasa tidak ada kejelasan mengenai siapa yang melakukan
tugas dan mempunyai wewenang mengambil keputusan.
Dimensi selanjutnya adalah standar-standar (standars). Dalam suatu
organisasi mengukur perasaan tekanan untuk meningkatkan kinerja dan derajat
kebanggan yang dimiliki oleh anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan
yang baik. Standar-standar tinggi artinya anggota organisasi selalu berupaya
mencari jalan untuk meningkatkan kinerja. Standar-standar rendah mereflesikan
harapan yang lebih rendah untuk kinerja.
Dimensi selanjunya adalah Penghargaan (recognition) mengindikasikan
bahwa anggota organisasi merasa dihargai jika mereka dapat menyelesaikan tugas
secara baik. Penghargaan merupakan ukuran penghargaan dihadapkan dengan
kritik dan hukuman atas penyelesaian pekerjaan. Iklim orgnasasi yang menghargai
kinerja berkearkteristik keseimbangan antara imbalan dan kritik. Penghargaan
rendah artinya penyelesaian pekerjaan dengan baik diberi imbalan secara tidak
konsisten.
Dukungan (support) mereflesikan perasaan percaya dan saling mendukung
yang terus berlangsung diantara kelompok kerja. Dukungan tinggi jika anggota
organisasi merasa bahwa mereka bagian dari tim yang berfungsi dengan baik dan
merasa memperoleh bantuan dari atasannya, jika mengalami kesulitan dalam
menjalankan tugas. Jika dukungan rendah, anggota organisasi merasa terisolasi
atau tersisih sendiri
37
Tanggung jawab. Tanggung jawab (responbility) mereflesikan perasaan
anggota menjadi bos diri sendiri dan tidak memerlukan keputusannya dilegitimasi
oleh anggota organisasi lainnya. Persepsi tanggung jawab tinggi menunujkan
bahwa anggota organisasi merasa didorong untuk memecahkan masalah
problemnya sendiri. 27
Ada banyak karya teoritis yang membahas cara-cara iklim organisasi bekerja
dalam organisasi. Sebagai contoh (1) mengatur arus informasi; (2) menyatukan
orang-orang dengan minat yang sama; (3) membentuk penafisran yang sama; (4)
meningkatkan pengaruh sosial; dan (5) memungkinkan adanya pertukaran sumber
daya. Teori ini menggambarkan sebuah organisasi, atau lebih tepatnya, berbagai
gambar yang masing-masing menjelaskan aspek kerja organisasi.28
Pada dasarnya dalam teori stringer merupakan suatu teori umum yang dapat
digunakan didalam organisasi. Teori ini memberikan pengaruh sangat besar dalam
bidang komunikasi organisasi. Berdasarkan dengan iklim organisasi yang baik
diantaranya dengan adanya struktur, standar, penghargaan serta adanya dukungan.
Hal ini membuat anggota dapat berpengaruh terhadap tingkah laku organisasi
yang bermuara pada komitmen organisasi.
2.7 Kerangka Berpikir
Dalam ilmu komunikasi terdapat beberapa definisi dari pakar komunikasi
sebagai suatu kajian ilmu. Namun dalam penelitian ini peneliti hanya mengambil
konsep-konsep dan teori-teori komunikasi yang paling berkaitan dengan masalah
penelitian ini.
27
Wirawan, 2008. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta : Salemba Empat. Ha 131 28 Stephen W. Little John,2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba Humanika
38
Sebagaimana teori stringeryang dikemukakan oleh Robert Stringer,
menyatakan bahwa karakteristik atau dimensi iklim organisasi dapat diukur oleh
dimensi-dimensi, diantaranya adalahdimensi struktur, standar, penghargaan dan
dukungan. Hal ini membuat anggota dapat berpengaruh terhadap tingkah laku
organisasi. Dari kesemua dimensi ini menjelaskan tentang hubungan dari setiap
anggota, hubungan anggota dengan pimpinan dan struktur yang terdapat
diorganisasi.
Adapun faktor penting dalam mencapai kemajuan organisasi yang maksimal
adalah setiap anggota organisasi haruslah memiliki komitmen yang tinggi
terhadap organisasi yang ditekuninya. Komitmen organisasi dapat diartikan sebagi
hal yang menyebabkan, menyalurkan, serta melibatkan dengan usaha yang
maksimal dengan kemajuan organisasi yang ditekuninya. Sebagaimana yang
dijelaskan sebelumnya, bahwa komitmen organisasi melibatkan tiga, aspek
diantaranya adalah identifikasi dengan tujuan organisasi, perasaan keterlibatan
dan perasaan loyalitas. Sehingga dapat dimaknai bahwa komitmen organisasi
merupakan suatu bentuk identifikasi, keterlibatan dan loyalitas yang diekspresikan
oleh anggota terhadap organisasi.
Dalam hal ini iklim organisasi yang positif yang diberikan oleh organisasi
yang ditekuninya dalam setiap diri anggota dapat mempengaruhi komitmen
organisasi yang baik. Begitu juga sebaliknya apabila iklim organisasi negatif
maka komitmen organisasipun akan menurun. Peneltian ini berusaha menemukan
hubungan antara iklim organisasi terhadap komitmen organisasi.
39
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian
Teori Stringer
Variabel X
Iklim Organisasi
Sub Variabel :
1. Struktur
2. Standar- standar
3. Penghargaan
4. Dukungan
5. Tanggung Jawab
(Robert Stringer)
Variabel Y
(Komitmen Anggota)
Sub Variabel:
1. Identifikasi
2. Keterlibatan
3. loyalitas
(Gibson)
Pengaruh Iklim Organisasi
Terhadap Komitmen Anggota
Organisasi PII Wilayah Banten
Ha= Ada pengaruh iklimorganisasi terhadap komitmen
anggota organisasi PII wilayah Banten
Ho = Tidak ada pengaruh iklim organisasi terhadap
komitmen anggota organisasi PII wilayah Banten
40
2.8 Operasional Variabel
Operasional variabel dalam penelitian ini adalah variabel yang mempengaruhi
disebut variabel penyebab atau variabel bebas (X) dan variabel akibat disebut
variabel terikat (Y), jadi untuk lebih jelasnya variabel tersebut yaitu:
1. Variabel X yaitu Iklim organisasi
2. Variabel Y yaitu Komitmen organisasi
Untuk memperjelas operasional variabel dalam penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel berikut ini :
Variabel Sub Variabel Indikator
Iklim
Organisasi
(Variabel
X)
1. Iklim struktur
organisasi
2. Iklim standar-
standar
3. Iklim
Penghargaan
4. Iklim Dukungan
Refleksi perasaan
anggotaorganisasi
Kewenanganmengambil
keputusan
Kejelasan melakukan tugas
Memiliki tujuan organisasi yang
tinggi
Meningkatkan kinerja
Meningkatkan derajat
kebanggaan anggota organisasi
Organisasi memberikan
penghargaan yang positif
Organisasi memberikan kritik
secara seimbang
Organisasi menganggap anggota
bagian dari tim
Organisasi mengakui kehadiran
anggota
Dukungan yang tinggi dari
organisasi
41
5. Tanggung
jawab
Berusaha memecahkan masalah
sendiri
Kemampuan mengelola waktu
Kesediaan menyelesaikantugas
Variabel Y
( Komitmen
Anggota
Organisasi)
1. Identifikasi
2. Keterlibatan
3. Loyalitas
Merasa ikut memiliki
Memiliki ikatan emosional
Kepercayaan anggota terhadap
organisasi
Ikut terlibat kegiatan organisasi
Sulit terikat dengan organisasi
lain
Senang bekerjasama dengan
pimpinan dan sesama anggota
organisasi
Mempertahankan diri dalam
organisasi
Berusaha mewujudkan visi dan
misi
Berusaha keras meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran.
2.9 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementaraterhadap rumusan masalah
penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis
terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik29
. Dalam penelitian
ini hipotesis penelitiannya adalah :
Ha = Ada pengaruh iklimorganisasi terhadap komitmen anggota organisasi
PII Wilayah Banten
29
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & .D. Hal 64
42
Ho = Tidak ada pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen anggota
organisasi PII Wilayah Banten.
2.10Penelitian Terdahulu
Terdapat tiga penelitian yang dianggap relevan dan ada keterkaitan dengan
penelitian yang telah dilakukan penulis. Penelitian yang pertama berjudul
“Pengaruh iklim organisasi dan religiusitas terhadap komitmen organisasi pada
pengurus cabang dan komisariat organisasi ekstra kampus Uin Syarif Hidayatulla
Jakarta” oleh Andrian Nugraha. Penelitian yang dilakukan tahun 2012 dengan
menggunakan metode penelitian kuantitatif, Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan iklim organisasi dan religiusitas terhadap
komitmen organisasi dengan sumbangan sebesar 71,3%dan signifikansi
(0,000)<0,05. Sedangkan sisanya 22,7% merupakan variabel lain diluar
penelitian. Variabel yang signifikan adalah persepsi iklim dukungan, iklim
struktur, iklim standar dan religious support. Penelitian selanjutnya yakni
“Pengaruh Iklim organisasi terhadap kinerja pegawai bank BJB cabang labuan”
yang telah diteliti oleh Saprihatin Sajida. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif, Berdasarkan hasil penelitian ana,isis korelasi yang dilakukan peneliti
antara variabel X dan Y menunjukan bahwa variabel X memiliki hubungan
signifikan positif dengan variabel Y, yaitu sebesar 0,606, maka sesuai dengan
pedoman koefisien korelasi maka termasuk kategori hubungannya adalah kuat.
Hasil outpu SPSS 17, menunjukan hubungan antara iklim momunikasi organisasi
terhadap kinerja pegawai di bank BJB abang Labuan memiliki hubungan yang
43
kuat, signifikan dan memiliki nilai positif. Berdasarkan perhitungan nilai t, maka
dapat diketahui bahwa nilai thitungadalah 4,6. Sedangkan nilai ttabeladalah 0,264.
Nilai 4,6>0,264 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa H0ditolak dan
Haditerima. Artinya terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim
momunikasi organisasi dengan pegawai.
Penelitian lain yang dianggap relevan adalah “Pengaruh Iklim Terhadap
Keterlibatan Kerja Karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro”. Metode yang
digunakan adalah metode kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan adanya
pengaruh yang signifikan sebesar 0,000% atau p<0,05. Adapun nilai R square
(R2) dari semua variabel peneltian yang telah diujikan adalah sebesar 34,9%,
dapat disebabkan oleh aspek atau faktor lainnya yang dapat memberikan pengaruh
terhadap keterlibatan kerja.
Untuk lebih jelas perbedaan dan persamaan penelitian ini dengan
terdahulu dapat dijabarkan dalam tabel perbandingan sebagai berikut:
44
Tabel 2.2
Penelitian Sebelumnya
No Item Andrian Nugraha
Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Saprihatin Sajida
Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
Siti Eli Auliah,
Universitas
Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
1 Judul Pengaruh iklim
organisasi dan
religiusitas
terhadap
komitmen
organisasi pada
pengurus cabang
dan komisariat
organisasi ekstra
kampus UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta
Pengaruh Iklim
organisasi terhadap
kinerja pegawai
Bank BJB cabang
Labuan
Pengaruh iklim
terhadap
keterlibatan
kerja karyawan
PT. Hero
Swalayan
Bintaro
2 Tahun 2012 2013 2012
3 Metode
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan
metode penelitian
kuantitatif
Penelitian ini
menggunakan
metodologi
kuantitatif
Metode yang
digunakan
adalah metode
kuantitatif.
4 Hasil
penelitian/
kesimpulan
Hasil penelitian
menunjukan
bahwa terdapat
penharuh yang
signifikan iklim
organisasi dan
religiusitas
terhadap
komitmen
organisasi dengan
sumbangan
sebesar 71,3%dan
signifikansi
(0,000)<0,05.
Sedangkan
sisanya
22,7%merupakan
variabel lain
diluar penelitian.
Berdasarkan hasil
penelitian ana,isis
korelasi yang
dilakukan peneliti
antara variabel X
dan Y menunjukan
bahwa variabel X
memiliki hubungan
signifikan positif
dengan variabel Y,
yaitu sebesar 0,606,
maka sesuai
dengan pedoman
koefisien korelasi
maka termasuk
kategori
hubungannya
adalah kuat. Hasil
outpu SPSS 17,
Hasil penelitian
ini menunjukan
adanya pengaruh
yang signifikan
sebesar 0,000%
atau p<0,05.
Adapun nilai R
square (R2) dari
semua variabel
peneltian yang
telah diujikan
adalah sebesar
34,9%, dapat
disebabkan oleh
aspek atau faktor
lainnya yang
dapat
memberikan
pengaruh
45
Variabel yang
signifikan adalah
persepsi iklim
dukungan, iklim
struktur, iklim
standar dan
religious support.
menunjukan
hubungan antara
iklim momunikasi
organisasi terhadap
kinerja pegawai di
bank BJB abang
Labuan memiliki
hubungan yang
kuat, signifikan dan
memiliki nilai
positif.
Berdasarkan
perhitungan nilai t,
maka dapat
diketahui bahwa
nilai thitungadalah
4,6. Sedangkan
nilai ttabeladalah
0,264. Nilai
4,6>0,264 sehingga
dapat ditarik
kesimpulan bahwa
H0ditolak dan Ha
diterima. Artinya
terdapat hubungan
yang positif dan
signifikan antara
iklim momunikasi
organisasi dengan
pegawai.
terhadap
keterlibatan
kerja
5 Persamaan Persamaan
dengan penelitian
yang dilakukan
oleh peneliti
adalah metode
penelitian,
metode yang
digunakan adalah
kuantitatif.
Penelitian ini
sama-sama
membahas
tentang pengaruh
iklim organisasi
terhadap
komitmen
organisasi
Menggunakan
metode kuantitatif
dengan variabel X
iklim organisasi.
Menggunakan
metode
kuantitatif
dengan variabel
X iklim
organisasi
46
6 Perbedaan Dalam penelitian
sebelumnya
membahas 2
variabel X yaitu
iklim organisasi
dan religiusitas,
sedangkan
peneliti yang
sekarang hanya
menggunakan
satu variabel X
yaitu iklim
organisasi.
Perbedaannya
adalah penelitian
sebelumnya
Variabel Y
membahas tentang
kinerja pegawai.
Perbedaannya
yaitu variabel
penelitian
peneliti variabel
Y (Komitmen
anggota)
sebelumnya
keterlibatan
kerja
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan atau metodologi kuantitatif.
Metodologi ini mempunyai prinsip objektif dan memisahkandiri dari data.
Artinya, peneliti tidak boleh membuat batasan konsep maupun alat ukur data
sekehendak hatinya sendiri.Semuanya harus objektif dengan diuji dahulu apakah
batasan konsep dan alat ukurnya sudah memenuhi prinsip reliabilitas dan
validitas.
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki pusat permasalahan
yang akan menjadi pusat perhatian peneliti, kemudian peneliti mendefinisikan
serta memformulasikan masalah penelitian dengan jelas dan mudah dimengerti.
Setelah masalah penelitian diformulasikan, maka didesain rancangan penelitian
yaitu desain model penelitian. Desain ini nantinya menuntun pelaksanaan
penelitian secara keseluruhan mulai dari awal hingga akhir penelitian.30
Jenis penelitian ini menggunakan jenis Survei Eksplanatif yang bertujuan
untuk menjelaskan pengaruh dan hubungan sebab akibat (korelasi) antara
variabel.31
Dalam penelitian yang menjadi variabel X (Iklim Organisasi) dan
variabel Y (Komitmen Organisasi). Menurut Jalaludin Rachmat jenis penelitian
30
Burhan Bungin, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Predana Media Group.
Hal. 50 31
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta, 2008, hal 253.
47
48
kuantitatif bertujuan untuk meneliti sejauh mana variasi pada suatu factor
berkaitan dengan variasi pada factor lain.32
3.2 Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu
gejala itu dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab
akibat). Maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada
beberapa variabel saja. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah
paradigma positivistik, hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan
hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis
dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang
digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik
analisis yang akan digunakan. 33
3.3 Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa34
:
1) Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
yang pertama dilokasi penelitian atau objek penelitian. Dalam hal ini
peneliti memperoleh dara primer melalui penyebaran kuesioner atau
angket kepada anggota yang ada di PII Wilayah Banten.
32
Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi: Dilengkapi Dengan ContohAnalistik Statistik,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal 104. 33
Prof. Dr. Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.
Hal 42 34
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Kencana Predana Media Group. Jakarta. 2009.
Hal. 122
49
2) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua dari data
yang diperlukan. Data sekunder diharapkan dapat berperan membantu
dalam menjawab masalah penelitian, data sekunder dalam penelitian
ini adalah berupa dokumentasi yang memang berhubungan dan relevan
dengan masalah yang sedang diteliti.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan
cara:
1) Kuesioner (Angket) merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya. Kuesinoner dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos dan internet.35
2) Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang diperoleh dari
dokumen – dokumen non-buku, atau literature – literature yang
berkaitan dengan penelitian, seperti : data jumlah anggota, company
profile, atau data lainnya.
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset
untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan.36
35
Ibid hal 142 36
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007, hal 55.
50
Populasi dalam penelitian ilmiah juga merujuk pada istilah untuk
menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.
Oleh karenanya populasi penelitian bisa dikatakan sebagai keseluruhan dari objek
penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, nilai, peristiwa, dan sebagainya
sehingga objek – objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.37
Sensus pada dasarnya sebuah riset survey dimana periset mengambil seluruh
anggota populasi sebagai respondennya. Dengan demikian sensus menggunakan
total sampling, artinya jumlah total populasi.38
Penelitian ini menggunakan teknik total sampling, sehingga sample dalam
penelitian merupakan keseluruhan populasi yang ada.Dari dokumen yang dimiliki
oleh sekretariat PII wilayah Banten diketahui ada 60 orang anggota resmi
organisasi PII wilayah Banten.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Ditinjau dari masalah yang diteliti, metode dan tempat serta waktu penelitian,
penulis mengambil dua metode pengumpulan data yang digunakan yaitu:
a. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara terjun langsung kelapangan
untuk memperoleh data utama dari responden yang berhubungan dengan masalah
37
Burhan Mungin, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009,
hal 99. 38
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group: Jakarta,
2008, hal 161.
51
yang diteliti. Adapun teknik untuk mengumpulkan data dari responden dilakukan
dengan penyertaan kuesioner (angket).
Peneliti memakan waktu 1 bulan dalam memperoleh data utama dari
responden dikarenakan responden yang tidak selalu ada di sekretariat
b. Kuesioner (angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawab.39
Kuesioner yang akan dibuat oleh peneliti berisi pertanyaan dan
pernyataan sesuai dengan objek penelitian yang akan disebarkan kepada
responden yang telah ditentukan. Kuesioner ini dibuat berdasarkan kerangka
operasional. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model kuesioner tertutup
yang artinya sampel harus memilih jawaban dari pilihan jawaban yang disediakan
peneliti.
Peneliti menggunakan skala likert sebagai skala pengukurannya. Dalam
skala likert, akan dibuat serangkaian pertanyaan dan pernyataan dalam kuesioner
yang diisi oleh responden. Setiap responden diminta menjawab atau mengisi
pertanyaan dan pernyataan dalam kuesioner yang mengacu pada pengukuran skala
likert. Pada skala likert umumnya menggunakan 5 pilihan jawaban yang terdiri
dari “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak
setuju”. Namun dalam penelitian ini hanya menggunakan 4 pilihan jawaban. Hal
ini dilakukan untuk menghindari jawaban keragu-raguan dari responden bila
disediakan jawaban ditengah. Peneliti menganggap bahwa jawaban ragu-ragu
39
Moh. Nazir. Metode Penelitian. 2007. Jakarta; Ghalia.Hal. 142
52
adalah jawaban yang tidak konsisten sehingga tidak perlu dicantumkan.
Disediakan jawabanditengah-tengah akan menghilangkan banyaknya data dalam
riset, sehingga data yang diperlukan banyak yang hilang. Jawaban ragu-ragu ini
mencakup juga cukup sering, cukup puas, agak, sedang, dan lainnya.40
Adapun
skala pengukuran adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Skor Penilaian Berdasarkan Skala Likert
Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
3. 7 Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
3. 7. 1. Uji Validitas
Setiap penelitian harus bisa dinilai. Ukuran kualitas sebuah riset terletak
pada kesahihan atau validitas data yang dikumpulkan selama riset.41
Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
sebuah data valid (benar). Valid berarti instrument dapat digunakan untuk
40
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. 2009. Jakarta: Kencana. Hal 137 41
Ibid, hal 139.
53
mengukur apa yang hendak diukur.42
Uji validitas dimaksudkan untuk
menyatakan sejauh mana instrument (kuesioner) akan mengukur dengan apa
yang ingin diukur. Uji validitas dan uji reliabilitas dalam penelitian penulis
menggunakan program aplikasi SPSS (Statistic Package Social Science) versi
20. Uji validitas dalam penelitian dilakukan untuk memastikan bahwa
masing-masing pertanyaan yang diajukan kepada responden telah dinyatakan
valid atau tidak. Sebelum digunakan untuk pengukuran terhadap seluruh
responden, pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 30
responden pertama untuk mendapatkan kelayakan terhadap kuesioner
tersebut. Menentukan besarnya nilai r tabel dengan ketentuan df = jumlah
kasus – 2 berarti 30 – 2 = 28 dengan tingkat signifikasi sebesar 5%, angkanya
= 0,361. Analisis output dapat dilihat pada bagian Corrected item Total
Correlation.
3. 7. 2. Uji Reliabilitas
Konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya,
artinya pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama akan memberikan
hasil yang sama dalam beberapa kali pengukuran selama aspek yang diukur
tidak berubah.
Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil
pengukuran variabel.43
Setelah melakukan uji validitas, peneliti melakukan uji
reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran
variabel. Pengukuran yang reliabel akan menunjukan instrument yang sudah
42
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung, 2007 hal 348. 43
Op.Cit hal 139.
54
dipercaya dan dapat menghasilkan dan dapat menghasilkan data yang dapat
dipercaya pula.
Peneliti akan menguji kehandalan dengan menghitung dari masing-masing
instrumen dalam suatu variabel.44
Kriteria uji reliabilitas:
Tabel 3.2
Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Tingkat Alfa
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 s/d 0,20 Kurang Reliabel
>0,20 s/d 0,40 Agak Reliabel
>0,40 s/d 0,60 Cukup Reliabel
>0,60 s/d 0,80 Reliabel
>0,80 s/d 1,00 Sangat Reliabel
44
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi. 2009. Jakarta: Kencana. Hal 141
55
3.7.3 Hasil Uji Validitas Variabel X ( Iklim Organisasi)
Tabel diatas menunujukan bahwa r hitung yang didapat dari hasil
perhitungan SPSS. Berdasarkan hasil pengujian validitas intrumen penelitian
bahwa pada keseluruhan butir variabel X ( Iklim Organisasi) sebanyak 11
pertanyaan diteliti, diadapatkan hasil bahwa keseluruhan item adalah valid,
karena r hitung > r tabel. r tabel memiliki nilai sebesar 0,361.
4. Tabel 3.4
5. Item-Total Statistics
No pertanyaan Variabel Corrected
Item-Total
Correlation
kesimpulan
1
Variabel X
(Iklim
Organisasi)
.572 Valid
2 .430 Valid
3 .608 Valid
4 .586 Valid
5 .565 Valid
6 .712 Valid
7 .402 Valid
8 .550 Valid
9 .620 Valid
10 .567 Valid
11 .680 Valid
56
3.7.3.1 Uji Validitas Variabel Y ( Komitmen Organisasi)
Tabel 3.6
Item-Total Statistics
Pernyataan Variabel
Corrected Item-
Total
Correlation (r)
Kesimpulan
Pernyataan_12
Variabel Y
(komitmen
Anggota
organisasi)
.477 Valid
Pernyataan_13 .489 Valid
Pernyataan_14 .677 Valid
Pernyataan_15 .525 Valid
Pernyataan_16 .580 Valid
Pernyataan_17 .745 Valid
Pernyataan_18 .422 Valid
Pernyataan_19 .567 Valid
Pernyataan_20 .426 Valid
Tabel diatas menunujukan bahwa r hitung yang didapat dari hasil
perhitungan SPSS. Berdasarkan hasil pengujian validitas intrumen penelitian
bahwa pada keseluruhan butir variabel Y ( Komitmen Anggota Organisasi)
sebanyak 11 pertanyaan diteliti, diadapatkan hasil bahwa keseluruhan item adalah
valid, karena r hitung > r tabel. r tabel memiliki nilai sebesar 0,361.
57
3. 7. 3. 2 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Iklim Organisasi)
Output SPSS menunjukkan tabel 3.3 reability coefficient yang terlihat
Cronbach’s Alpha 0,823 > 0,80 dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan
tersebut adalah sangat reliabel.
3. 7. 3. 3 Hasil Uji Variabel Y
Tabel 3.5
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.870 9
Output SPSS menunjukkan tabel 3.5 reability coefficient yang terlihat sebagai
Cronbach’s Alpha 0,870> 0,80 dapat disimpulkan bahwa konstruk pertanyaan tersebut
adalah sangat reliabel
Tabel 3.3
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.823 11
58
3. 8Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.8.1 Pengujian Koefisien Korelasi
Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk
likert, dan sumber data dari kedua variabel itu sama.45
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang berskala
likert. Maka untuk mengetahui adanya Pengaruh Iklim Organisasi (variabel X)
terhadap Komitmen Anggota PII Wilayah Banten (variabel Y), analis yang
digunakan adalah analis product moment correlations, dengan rumus sebagai
berikut46
:
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
dimana:
r = koefisien korelasi
n = jumlah individu dalam sample
x = variabel terikat
y = variabel bebas
45
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung, 2007, hal 228. 46
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group: Jakarta,
2008, hal 173.
59
Tabel 3.8 : Koefisien Korelasi
Interval Korelasi Tingkat Hubungan
0.0 – 0,199 Sangat rendah
>0,40 – 0,599 Sedang
>0,60 – 0,799 Kuat
>0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber : Wahyu Agung, 2010 : 183
3.8.2. Pengujian Koefisien Determinasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui persentase besarnya
pengaruh dari variabel X (Iklim Organisasi) terhadap variabel Y (Komitmen
Organisasi) dengan rumus sebagai berikut:47
Kd = r2 x 100%
Dimana :
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
3. 8. 3. Analisis Regresi
Setelah menentukan koefisien determinasi selanjutnya adalah
menghitung persamaan regresi dari penelitian. Persamaan regresi digunakan untuk
menguji signifikansi pengaruh variabel bebas (Iklim Organisasi) terhadap variabel
terikat (Komitmen Organisasi). Dirumuskan sebagai berikut:48
Y = a + bX
47
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung, 2007, hal 215. 48
Rachmat Kriyantono, opcit hal 183.
60
Dimana :
Y = Variabel tidak bebas
X = Variabel bebas
a = nilai intercept (konstan)
b = koefisien regresi
3.8.4 Uji Hipotesis
Suatu koefisien korelasi harus mempunyai nilai yang berarti
(signifikan). Untuk menguji kebenaran koefisien korelasi, langkah – langkah yang
harus dilakukan adalah :
1. Kriteria Penerimaan Hipotesis
a. H0 ; = 0, artinya tidak ada hubungan atau hubungan tidak searah antara
iklim organisasi terhadap komitmen anggota organisasi.
b. H0 ; ρ ≠ 0, artinya iklim organisasi berpengaruh terhadap pemenuhan
komitmen anggota organisasi.
2. Hipotesis Statistik
Statistik uji t hitung:49
√
√
Dimana :
t = nilai uji
r = koefisien korelasi 49
Opcit, Rachmat Kriyantono Hal 175.
61
n – 2 = derajat kebebasan
Statistic uji t tabel :
Derajat kebebasan (dk) = (n-2)
Taraf signifikasi (α) = 5% yaitu 0,05
3. Penentuan nilai t hitung dan t tabel
a. Bila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada
hubungan atau hubungan tidak searah
b. Bila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada suatu
hubungan atau hubungan searah
3.9 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mendeskripsikan
masing – masing variabel, yaitu variabel iklim komunikasi (X) dan variabel
motivasi kerja pegawai (Y). Dalam analisis deskriptif ini perhitungan yang
digunakan untuk mengetahui tingkat presentase skor jawaban dari masing –
masing variabel dengan rumus sebagai berikut :
% =
X 100%
Keterangan :
n = skor empirik (skor yang diperoleh)
N = jumlah seluruh skor atau nilai (skor ideal)
Perhitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah – langkah sebagai
berikut :
62
1. Menentukan presentase maksimal
X 100%
X 100% = 100%
2. Menentukan angka presentase minimal
X 100%
X 100% = 25%
3. Menentukan interval kelas presentase, diperoleh dari pembagian criteria
terhadap rentang presentase (100% - 25% = 75%), maka didapat 75% : 4 = 18,
7%.
Untuk mengetahui tingkat criteria tersebut, selanjutnya skor yang diperoleh
(dalam %) dengan analisis deskriptif presentase diperoleh sebagai berikut :
Tabel 3.8
Kriteria Analisis Deskriptif Presesntase
No Rentang Presentase Kriteria
1 84% - 100% Sangat Baik
2 82% - 63% Baik
3 62% – 54% Cukup Baik
4 53% - 34% Tidak Baik
5 33% - 19% Sangat Tidak Baik
63
3.10 Data Distribusi Normal
Distribusi normal merupakan suatu alat statistik yang sangat penting untuk
menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas.Distribusi normal
disebut juga dengan distribusi Gauss untuk menghormati Gauss sebagai penemu
persamaannya (1777-1855). Menurut pandangan ahli statistik, distribusi variabel
pada populasi mengikuti distribusi normal. 50
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diteliti,
terdistribusi normal atau tidak, jika data tersebut terdistribusi normal maka dapat
dilakukan pengujian hipotesis. Penguji menggunakan One Sample Kolmorogrov
Smirnov Test.
Dasar pengambilan keputusan pada uji ini sebagai berikut:
a. Jika Hasil uji memiliki probabilitas > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi
normal.
b. Tetapi jika uji normalitas memiliki nilai probabilitas < 0,05 maka data
dinyatakan tidak terdistribusi normal.51
Output SPSS tersebut menunjukkan tabel hasil uji normalitas memiliki
probabilitas > 0,05 maka data dinyatakan terdistribusi normal.
3.11Lokasi dan jadwal penelitian
3.11.1 Lokasi penelitian
Lokasi Penelitian bertempat di Sekretariat Pengurus Wilayah Pelajar Islam
Indonesia yang beralamat di Sumur Pecung Kota Serang-Banten.
50
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Hal 179-182 51
Ibid, hal 79.
64
3.11.2 Jadwal Penelitian
Tabel 3.7
Jadwal Penelitian
No Jenis
Kegiatan
Februari
Mei
Juni
September Okto
ber
1. Pengajuan
judul dan pra
riset
2. Pengumpulan
sumber data
3. Proses
bimbingan,
revisi dan
ACC bab 1 s/d
3
4. Sidang Outline
5. Riset dan
pengumpulan
data di
lapangan
6. Sidang skripsi
65
BAB IV
PEMBAHASAN
4. 1 Deskripsi Objek Penelitian
4. 1. 1 Sejarah Organisasi Pelajar Islam Indonesai (PII) Wilayah
Banten
Penelitian ini dilakukan pada anggota Pelajar Islam Indonesia (PII) Wilayah
Banten. Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) pada awalnya didirikan di
Yogyakarta pada tanggal 4 Mei 1947. Para pendirinya adalah Yoesdi Ghozali,
Anton Timur Djaelani, Amin Syahri, Ibrahim Zarkasyidan Noersyaf. Setelah
banyak berdiskusi tentang dunia pelajar baik yang berada di kota-kota maupun
pelajar yang jauh dari perkotaan berada di desa-desa yang dikenal sebagai
lembaga pendidikan pondok pesantren, maka mereka sepakat untuk mendirikan
sebuah organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) yang akan menampung atau
mewadahi dunia pelajar baik yang berada di pondok pesantren maupun pelajar
yang berada di berbagai kota.52
Latar belakang serta motivasi berdirinya Pelajar Islam Indonesia (PII) selain
karena adanya dikhotomi antara dunia pelajar kota dan desa (pesantren), juga
dilatar belakangi pertama, karena motivasi Ke-Islaman. Kedua, motivasi karena
kebangsaan. Motivasi Ke-Islam-an oleh karena yang melandasi dasar kehidupan
dalam keorganisasian PII adalah Islam sebagai agama rahmatan lil‟alamiin
52
Moh Husnie Thamrin. 1998.Pilar Dasar Garakan PII. Yoyakarta:Karya Cipta Jaya Hal 19
65
66
(agama rahmat bagi alam semesta) sebagai panduan hidup bagi umat Islam di
dunia hingga akherat kelak. Kemudian motivasi kedua, masalah kebangsaan
(Indonesia) yaitu satu bangsa, satu bahasa, satu tanah air Indonesia.
Kebijakan politik Belanda dan Jepang terhadap umat Islam dan bangsa
Indonesia sangat berpengaruh kepada generasi muda pada umumnya para pelajar.
Akibat politik asosiasi, misalnya banyak pelajar Indonesia yang mendapat
pendidikan kurikulum Belanda. Gaya pendidikan inilah yang memicu perbedaan
antara pelajar didikan Belanda dengan pelajar hasil didikan tradisional di
Indonesia produk pesantren yang sangat jauh berbeda cara pandang dan orientasi
dalam kehidupan).Pola pendidikan Belanda berorientasi kepada masalah
keduniaan (duniwiyah) semata (sekularisme), sementara pola pendidikan
pesantren orientasinya pada ke-akheratan (ukhrowiyah). Hal ini, telah
menimbulkan cara pandang yang berbeda bahkan telah terjadi konflik secara
ideologis antara Islam dan paham sekularisme (keduniaan). Padahal dalam sistem
ajaran Islam terdiri dari dua dimensi, yakni dimensi duniawiyah (keduniaan) dan
dimensi ukhrawiyah (ke-akhirat-an). Islam tak dapat dipisahkan antara
kepentingan dunia dan kepentingan akhirat. Konsep ajaran Islam meliputi
berbagai aspek kehidupan dan penghidupan umat manusia, baik dari segi sosial,
ekonomi, pendidikan, hukum, politik,budaya, pemerintahan dan kenegaraan.
Selain itu, PII dalam membangun kehidupan budaya organisasi
berdasarkan nilai-nilai Islam yakni mengintegrasikan nilai-nilai keimanan,
keilmuan serta amal shaleh dalam kehidupan pribadi, keluarga,masyarakat dan
dalam kehidupan bernegara.
67
Dalam khittoh dan falsafah perjuangan PII telah dijelaskan secara mendasar
dan komprehensif tentang arah perjuangan dan falsafah hidup berorganisasi,
sehingga seluruh komponen anggota PII dapat mengimplementasikan sikap
hidupnya sesuai dengan khittoh dan falsafah perjuangan PII. (lihat, Khittoh dan
Falsafah Perjuangan PII).
Pelajar Islam Indonesia (PII) dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran
Rumah Tangga (ART) nya merumuskan dan menetapkan tentang tujuan PII yakni
:“Kesempurnaan Pendidikan dan Kebudayaan Yang Sesuai Dengan Islam Bagi
Rakyat Indonesia dan Umat Manusia”. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
PII telah berusaha mengintegrasikan dunia pelajar kota dan desa melalui berbagai
jenis training leadership ataulatihan kepemimpinan sesuai dengan tingkatan,
mulai dari tingkat dasar (Basic Training), tingkat pertengahan
(IntermediateTraining) dan tingkat lanjut (Advance Traning) hingga ke tingkat
Instruktur (Coaching Instructor). Materi yang dikembangkan meliputi masalah
keorganisasian, kepemimpinan, akhlak dan akidah Islam, Iman, ilmu dan amal
shaleh, integritas ilmu, peranan akal dan wahyu, sejarah perjuangan umat Islam,
khittoh perjuangan PII, falsafah perjuangan PII, perbandingan ideologi dan lain-
lain sesuai dengan tingkatannya.53
Adapun struktur kelembagaan organisasi PII terdiri dari Pengurus Besar
Pelajar Islam Indonesia (PBPII) yang terpusat di Ibu Kota Republik Indonesia,
kemudian Pengurus Wilayah (PW) PII yang berada di wilayah Provinsi, Pengurus
53
AD ART PII
68
Daerah (PD) PII yang berada di tingkat Kabupaten/Klota dan Pengurus
Komisariat PII yang berada di berbagai tingkat Kecamatan di wilayah Indonesia.
Hubungannya dengan aktifitas PII Provinsi Banten, sejak Banten menjadi
Provinsi pada tahun 2001, maka secara otomatis terbentuk kepengurusan wilayah
PII Provinsi Banten, Pengurus Daerah PII Kabupaten Serang, Pengurus Daerah
PII Cilegon, Pengurus Daerah PII Lebak, Pengurus Daerah PII Pandeglang,
Pengurus Daerah PII Kota Serang dan Pengurus Daerah PII Kabupaten
Tangerang. Pada umumnya kepengurusan PII adalah pelajar dan mahasiswa dari
berbagai sekolah dan perguruan tinggi. Berdirinya PII wilayah Banten adalah
hasil pemekaran dari pengurus Wilayah PII Wilayah Provinsi Jawa Barat pada
tahun 2000. Sebelum menjadi pengurus wilayah PII Banten berada dalam
naungan Pengurus Daerah (PDPII) Kabupaten Serang Raya yang masih dalam
koridor pembinaan PW PII Jawa Barat.
Dalam perjalanan dan Dinamika kepengurusan PII Wilayah Banten telah
mengalami 7 kali pergantian kepemimpinan yang dimulai dari periode pertama
ketua Umum PII Wilayah Banten oleh Aziz Ahmad, periode selanjutnya
Inayatullah, Ahmad Subari, Iif Fahrudin, Ahmad Dimyati, Erlan Tresna dan Ika
Fathullah. Dan pada tahun 2014 ini PII Wilayah Banten akan melaksanakan
konferensi Wilayah (Konwil) PII Banten yang akan dilaksanakan pada Desember
2014.
Dalam menjalankan roda organisasi PII wilayah Banten tidak terlepas dari
kegiatan kaderisasi yang dijalankan setiap liburan sekolah dan pada liburan bulan
69
Ramadhan. Selain itu PII Wilayah Banten juga kini sudah memiliki sekretariat
permanen yang berlokasi di kampung Cicae, Kelurahan Cilaku, Kecamatan
Curug Kota Serang yang berjarak kurang lebih 2 kilo meter dari kawasan
Pemerintahan Provinsi Banten tahun anggaran 2012. Luas lahan sekretariat
kurang lebih 800 meter persegi sehingga selain dibangun kantor, maka akan
dibangun pula asrama pelajar dan aula.
4.2 Hasil Data Penelitian
4.2.1 Data Diri Responden
Kuesioner disebarkan kepada 60 responden yang merupakan anggota
PII wilayah Banten. Pada bagian awal kuesioner merupakan identitas
responden. Identitas responden dilakukan untuk mengetahui terhadap siapa
penelitian ini dilakukan.
Tabel 4.1
Jenis_Kelamin_Responden
Frequency Percent Valid Percent
Valid
Pria 46 87.0 87.0
Wanita 14 13.0 13.0
Total 60 100.0 100.0
Berdasarkan dari tabel 4.1 maka dapat diketahui jumlah persentase jenis
kelamin responden terbanyak adalah pria dengan jumlah 46 orang atau persentase
sebesar 87%. Sedangkan responden wanita berjumlah 14 orang atau persentase
70
sebesar 13%. Hal ini menunjukkan lebih banyak anggota PII Wilayah Banten
dengan jenis kelamin pria dibanding wanita.
4.3 Deskripsi Data
4.3.1 Variabel Iklim Organisasi
Untuk menguraikan frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan
yang menyangkut variabel iklim organisasi, peneliti menjabarkan satu persatu dari
variabel iklim organisasi. Variabel iklim organisasi dalam penelitian ini terdiri
dari beberapa indikator diantaranya iklim struktur, iklim standar-standar, iklim
penghragaan dan iklim dukungan. merupakan penjabaran dari faktor-faktor
komitmen anggota organisasi.
Berikut ini adalah uraian frekuensi jawaban responden mengenai variabel
komitmen anggota organisasi pada PII Wilayah Banten.
Tabel 4.2
Iklim organisasi PII Wilayah Banten dapat mereflesikan perasaan anggota
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 15 13.8 25.0 25.0
Setuju 33 30.3 55.0 80.0
sangat setuju 12 11.0 20.0 100.0
Total 60 55.0 100.0
Karakteristik iklim organisasi yang pertama adalah refleksi perasaan
anggota. Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 33 (30,3%) .
Ini dapat dilihat dari responden yang menjawab sangat setuju sebesar 12 (11%)
dan yang menjawab tidak setuju sebesar 15 (13,8%). Hasil tersebut menunjukan
71
bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten dapat mereflesikan perasaan anggota
organisasi secara baik maka didalam organisasi tercipta peran dan tanggung
jawab yang jelas didalam organisasi.54
Tabel 4.3
Iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan kewenangan dalam mengambil
keputusan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 13 11.9 21.7 21.7
Setuju 31 28.4 51.7 73.3
sangat setuju 16 14.7 26.7 100.0
Total 60 55.0 100.0
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan paling tepat. Setiap orang yang menjadi
komponen organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi
yang efektif dan dan efisien55
. Memberikan kesempatan pada anggota untuk
memberikan saran sebelum mengambil keputusan dari setiap masalah yang ada
dalam organisasi merupaka faktor iklim organisasi. Berdasarkan tabel diatas yang
menyatakan setuju sebesar 31 (28,4%) bahwa iklim organisasi PII Wilayah
Banten memberikan kewenangan dalam mengambil keputusan.56
54 Wirawan, 2008. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta: Salemba Empat. Hal 131 55
Sri Mulyono, 2004. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba 56 R.Wayne Pace dan Don F. 2005. Komunikasi Organisasi. Badung : Remaja Rosda Karya
72
Hal ini menunujukan bahwa mayoritas anggota PII Wilayah Banten
merasakan kesempatan mereka dalam memberikan saran sebelum para pimpinan
mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan organisasi PII Wilayah
Banten biasa dengan menggelar rapat koordinasi dari setiap pimpinan bidang
maupun pimpinan divisi dan dipimpin langsung oleh pimpinan umum serta diikuti
oleh seluruh anggota PII Wilayah Banten, menurut penelitian dilapangan, dengan
berkumpul dan rapat koordinasi seluruh lapisan organisasi PII Wilayah Banten
akan tercipta kedekatan emosional yang baik antar anggota dan pimpinan.
Pada penelitian ini, pimpinan organisasi PII Wilayah memberikan
kesempatan kepada anggotanya untuk mengambil saran mengambil keputusan.
Kuatkan responden yang menjawab sangat setuju sebesar 16 (14,7%) dan yang
menjawab tidak setuju sebesar 13 (11,9%).
Tabel 4.4
Iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan kejelasan tugas
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 6 5.5 10.0 10.0
setuju 40 36.7 66.7 76.7
sangat setuju 14 12.8 23.3 100.0
Total 60 55.0 100.0
Menurut Herbert A Simon, organisasi adalah suatu sistem terencana
mengenai usaha kerjasama, setiap anggota mempunyai peranan, tugas-tugas dan
kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan. Memberikan kejelasan tugas kepada
anggota merupakan salah satu kewajiban para pimpinan yang ada di organisasi PII
Wilayah Banten, salah satu faktor iklim organisasi dengan memberitahukan
73
kejelasan tugas kepada anggota maka akan tercipta keterbukaan komunikasi.57
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 40 (36,7%) bahwa iklim
organisasi PII Wilayah Banten memberikan kejelasan tugas. Responden yang
menjawab sangat setuju sebesar 14 (12,8%) dan yang menjawab tidak setuju
sebesar 6 (5,5%).
Tabel 4.5
Iklim organisasi PII Wilayah Banten memiliki tujuan organisasi yang tinggi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 25 22.9 41.7 41.7
sangat setuju 35 32.1 58.3 100.0
Total 60 55.0 100.0
Didalam sebuah organisasi harus memiliki tujuan yang jelas. Tujuan ini
biasanya dapat berupa tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Apabila sebuah
organisasi tidak memiliki tujuan organisasi yang jelas, maka organisasi tersebut
tidak akan menjadi terarah dan tidak bisa menentukan apa yang harusnya
dilakukan. Di organisasi PII Wilayah Banten menunjukan organisasi ini memiliki
tujuan organisasi yang tinggi.58
Berdasarkan tabel diatas, yang menyatakan setuju
sebesar 25 (22,9%) bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten memiliki tujuan
organisasi yang tinggi dan responden yang menjawab sangat setuju sebesar 35
(32,1%).
57
Gibson, Ivancevich, Donelly. 1996. Organisasi: Prilaku, Struktur. Jakarta: Erlangga 58
Gibson, Ivancevich, Donelly. 1996. Organisasi: Prilaku, Struktur. Jakarta: Erlangga
74
Tabel 4.6
Iklim organisasi PII Wilayah Banten meningkatkan kinerja anggota
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 6 5.5 10.0 10.0
Setuju 43 39.4 71.7 81.7
sangat setuju 11 10.1 18.3 100.0
Total 60 55.0 100.0
Organisasi yang dinamis akan selalu meningkatkan kinerja anggotanya.
Kinerja anggota organisasi sangat tergantung pada anggota yang didalamnya,
seluruh pekerjaan diorganisasi para anggotalah yang menentukan.
Kinerja suatu organisasi dapat dilihat dari tingkatan sejauhmana organisasi
dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kinerja anggota juga
dapat digunakan untuk mengevaluasi apakah proses kerja yang dilakukan
organisaasi selama ini sudah sejalan dengan tujuan yang diharapkan. Maka dari
itu, PII Wilayah Banten berupaya untuk selalu meningkatkan kinerja
anggotanya.59
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 43 (39,4%)
bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten meningkatkan kinerja anggota.
Responden yang menjawab sangat setuju sebesar 14 (12,8%) dan yang menjawab
tidak setuju sebesar 6 (5,5%).
59
Ibid hal 150
75
Tabel 4.7
Iklim organisasi PII Wilayah Banten meningkatkan derajat kebanggaan
anggota terhadap organisasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 7 6.4 11.7 11.7
Setuju 41 37.6 68.3 80.0
sangat setuju 12 11.0 20.0 100.0
Total 60 55.0 100.0
Sama halnya dengan meningkatkan kinerja anggota, organisasi juga harus
mampu meningkatkan derajat kebanggaan anggota terhadap organisasi agar
anggota dapat melakukan pekerjaan yang baik serta menjalankan kewajibannya
didalam organisasi. Rasa bangga suatu hal yang membuat setiap anggota
termotivasi untuk meraih sesuatu, rasa bangga bisa menumbuhkan dan
menunujukan adanya komitmen emosional yang menggambarkan respek dari
individu terhadap organisasi60
Tumbuhnya kebanggan akan memperkuat komitmen individu terhadap
organisasi, karena komitmen tersebut akan menguatkan niat dan loyalitas invidu
didalam organisasi.
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 41 (37,6%)
bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan kejelasan tugas. Kuatkan
60 Wirawan, 2008. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta : Salemba Empat Hal 134
76
responden yang menjawab sangat setuju sebesar 12 (11%) dan yang menjawab
tidak setuju sebesar 7 (6,4%).
Tabel 4.8
Iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan penghargaan yang positif bagi
anggota yang berprestasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 9 8.3 15.0 15.0
Setuju 32 29.4 53.3 68.3
sangat setuju 19 17.4 31.7 100.0
Total 60 55.0 100.0
Penghargaan merupakan sesuatu yang diberikan pada perorangan atau
kelompok jika mereka melakukan suatu keunggulan dibidang tertentu. Didalam
organisasi diharuskan ada penghargaan bagi anggota yang berprestasi, ini
dilakukan agar memacu diri anggota untuk terus berprestasi dan memberikan
tanda bagi anggota yang memiliki motivasi yang tinggi terhadap organisasi61
Organisasi PII Wilayah Banten selalu memberikan penghargaan bagi
anggotanya yang berprestasi. Penghargaan biasanya diberikan dalam bentuk
medali, sertikat dan pemberian hadiah. Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan
setuju sebesar 32 (29,4%) bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten
memberikan penghargaan yang positif bagi anggota yang berprestasi. Responden
yang menjawab sangat setuju sebesar 19 (17,4%) dan yang menjawab tidak setuju
sebesar 9 (8,3%).
61
Suwarto.2011. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta : Universitas Atmajaya
77
Tabel 4.9
Iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan kritik secara seimbang ketika
anggota melanggar peraturan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 17 15.6 28.3 28.3
Setuju 31 28.4 51.7 80.0
sangat setuju 12 11.0 20.0 100.0
Total 60 55.0 100.0
Di organisasi PII wilayah Banten selalu memberikan sebuah kritik
kepada anggotanya ketika melakukan pelanggaran yang sudah dibuat. Misalnya
anggota datang terlambat saat rapat atau anggota sama sekali absen ketika ada
kegiatan penting di organisasi.
Biasanya kritik diberikan langsung oleh pimpinan organisasi berupa
peneguran kepada anggota. Ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman,
memperluas apresiasi dan membantu pekerjaan serta memperkuat motivasi
anggota untuk dari tingkah laku yang tidak diharapkan.62
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 31 (28,4%)
bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan kritik yang seimbang
ketika anggota melanggar peraturan. Responden yang menjawab sangat setuju
sebesar 12 (11 %) dan responden yang menjawab tidak setuju sebesar 17 (15,6%).
62
Ibid Hal 67
78
Tabel 4.10
Iklim organisasi PII Wilayah Banten menganggap anggota bagian dari tim
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 2 1.8 3.3 3.3
Setuju 38 34.9 63.3 66.7
sangat setuju 20 18.3 33.3 100.0
Total 60 55.0 100.0
Organisasi merupakan suatu kumpulan orang yang terdiri dari dua atau
lebih yang berinterakasi dengan stabil dan mereka memiliki tujuan yang sama
serta menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya sendiri atau menganggap
orang bagian dari tim (merasa memiliki). Tak dapat disangkal bahwa ada
beberapa kegiatan atau aktivitas yang mungkin lebih efisien bila dikerjakan secara
individu. Dalam hal ini kerja tim pada organisasi dapat memberikan hasil akhir
yang lebih efektif dibanding dengan kerja secara individu. Maka dari itu
organisasi PII Wilayah Banten berusaha menganggap anggota bagian dari tim.
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 38 (34,9%)
bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten menganggap anggota bagian dari tim.
Responden yang menjawab sangat setuju sebesar 20 (18,3%) dan responden yang
menjawab tidak setuju hanya sebesar 2 (1,8%).
79
Tabel 4.11
Iklim organisasi PII Wilayah Banten mengakui kehadiran anggota
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 40 36.7 66.7 66.7
sangat setuju 20 18.3 33.3 100.0
Total 60 55.0 100.0
Anggota merupakan aktor utama dalam kemajuan sebuah organisasi,
kehadiran anggota dalam organisasi sangat diperlukan untuk mewujudkan cita-
cita dan tujuan organisasi.
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 40 (36,7%)
bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten mengakui kehadiran anggota.
Responden yang menjawab sangat setuju sebesar 20 (18,3%).
Tabel 4.12
Iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan dukungan yang tinggi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 3 2.8 5.0 5.0
Setuju 30 27.5 50.0 55.0
sangat setuju 27 24.8 45.0 100.0
Total 60 55.0 100.0
Dukungan mereflesikan perasaan percaya dan saling mendukung yang
terus berlangsung diantara kelompok kerja. Dukungan yang tinggi jika anggota
organisasi merasa bahwa mereka bagian dari tim yang berfungsi dengan baik dan
80
merasa memperoleh dukungan dan bantuan dari atasannya, jika mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugas. Jika dukungan rendah, anggota organisasi
merasa terisolasi atau tersisih sendiri.63
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 30 (27,5%)
bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan dukungan yang tinggi.
Responden yang menjawab sangat setuju sebesar 27 (24,8%) dan responden yang
menjawab tidak setuju sebesar 3 (2,8%).
4.3.2 Variabel Komitmen Anggota Organisasi
Setelah menguraikan frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan
yang menyangkut variabel iklim organisasi, selanjutnya adalah menguraiakan
frekuensi jawaban responden menyangkut variabel komitmen anggota organisasi
pada PII Wilayah Banten.
Variabel komitmen anggota organisasi dalam penelitian ini terdiri dari
beberapa indikator diantaranya, identifikasi, keterlibatan dan loyalitas merupakan
penjabaran dari faktor-faktor komitmen anggota organisasi.
Berikut ini adalah uraian frekuensi jawaban responden mengenai variabel
komitmen anggota organisasi pada PII Wilayah Banten.
Tabel 4.13
Merasa ikut memiliki organisasi PII Wilayah Banten
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 30 27.5 50.0 50.0
sangat setuju 30 27.5 50.0 100.0
Total 60 55.0 100.0
63 Wirawan. 2008. Iklim dan Budaya Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
81
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 30 (27,5%)
bahwa anggota merasa ikut memiliki organisasi PII Wilayah Banten, dan
responden yang menjawab sangat setuju sebesar 30 (27,5%). Hasil ini
menunjukan bahwa mayoritas responden menyetujui dengan pertanyaan bahwa
mereka merasa ikut memiliki PII Wilayah Banten, yang menjadi wadah tujuan
mereka.
Rasa memiliki terhadap organisasi, sudah harus ditanamkan oleh setiap
anggota. Pada dasarnya setiap anggota harus memiliki komitmen organisasi,
untuk mempertahankan organisasinya agar tetap menjaga eksistensinya.64
Tabel 4.14
Saya merasa terikat secara emosional dengan organisasi PII Wilayah Banten
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 37 33.9 61.7 61.7
sangat setuju 23 21.1 38.3 100.0
Total 60 55.0 100.0
Pertanyaan no.13 Berhubungan dengan pertanyaan sebelumnya yaitu
mengenai rasa memiliki PII Wilayah Banten kuatkan pertanyaan kali ini tentang
merasa keterikatan emosional yang keduanya merupakan unsur pertanyaan dari
identifikasi dan merupakan salah satu faktor dari komiten organisasi. Anggota
memiliki adanya keinginan untuk terikat pada organisasi karena keinginan
sendiri.65
64
Khaerul Umam.2010.Perilaku Organisasi. Bandung:Pustaka Setia Hal 257 65 Ibid Hal 257
82
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 37 (33,9%) dan
responden yang menjawab sangat setuju sebesar 23 (21,1%) dengan pertanyaan
anggota merasa terikat secara emosional dengan PII Wilayah Banten. Hasil data
ini tidak jauh berbeda dengan data sebelumnya yang didominasi hasil positif.
Tabel 4.15
Saya percaya terhadap organisasi PII Wilayah Banten
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 11 10.1 18.3 18.3
Setuju 32 29.4 53.3 71.7
sangat setuju 17 15.6 28.3 100.0
Total 60 55.0 100.0
Para anggota disetiap tingkat harus berusaha keras mengembangkan dan
mempertahankan hubungan yang ada didalamnya kepercayaan, keyakinan dan
kredibiltas didukung oleh pernyataan dan tindakan.66
Berdasarkan tabel diatas
yang menyatakan setuju sebesar 32 (29,4%) bahwa anggota percaya terhadap
organisasi PII Wilayah Banten memberikan dukungan yang tinggi. Responden
yang menjawab sangat setuju sebesar 17 (15,6%) dan responden yang menjawab
tidak setuju sebesar 11 (10,1%). Ini dikarenakan kepercayaan anggota terhadap
organisasi masih rendah.
66 Drs. Abdullah Masmuh, 2008. Komunikasi Organisasi dalam perspektif Teori dan Praktek. Malang:
UMM hal 46
83
Tabel 4.16
Saya ikut terlibat dalam semua kegiatan organisasi PII Wilayah Banten
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 4 3.7 6.7 6.7
Setuju 31 28.4 51.7 58.3
sangat setuju 25 22.9 41.7 100.0
Total 60 55.0 100.0
Keterlibatan atau berpertisipasi anggota dalam setiap kegiatan atau
aktivitas-aktivitas penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan anggota
dalam organisasi. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk memancing
keterlibatan anggota adalah mengajak partisipasi mereka dalam berbagai
kesempatan pembuatan keputusan yang dapat menumbuhkan keyakinan pada
anggota apa yang telah diputuskan adalah merupakan keputusan bersama.67
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 31 (28,4%) bahwa
anggota terlibat dalam semua kegiatan organisasi PII Wilayah Banten. Responden
yang menjawab sangat setuju sebesar 25 (22,9%) dan responden yang menjawab
tidak setuju sebesar 4 (3,7%).
67 Gibbson, James, L, Jhon M, Ivancevih dan James H. Donelly, 2000. Organisasi, Struktur, Proses. Jakarta:
Erlangga, Hal 87
84
Tabel 4.17
Saya sulit terikat dengan organisasi lain
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 17 15.6 45.0 45.0
Setuju 27 24.8 45.0 90.0
sangat setuju 6 5.5 10.0 100.0
Total 60 55.0 100.0
Loyalitas anggota terhadap organisasi memilki makna kesediaan seseorang
untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalu perlu mengorbankan
kepentingan pribadinya. Ini ditandai dengan sulitnya anggota terikat dengan
organisasi lain.68
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 27
(24,8%) bahwa anggota sulit terikat dengan organisasi lain. Responden yang
menjawab sangat setuju sebesar 6 (5,5%) dan responden yang menjawab tidak
setuju sebesar 17 (15,6%).
Tabel 4.18
Saya merasa senang bekerjasama dengan pimpinan dan sesama anggota organisasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 24 22.0 40.0 40.0
sangat setuju 36 33.0 60.0 100.0
Total 60 55.0 100.0
Dalam membangun suatu organisasi hal yang paling utama adalah adanya
loyalitas. Suatu organisasi akan terus maju bila ada orang yang bekerjasama
68 Ibid Hal 87
85
didalamnya secara kompak. Para anggota organisasi tidak segan untuk
bekerjasama baik dengan pimpinan maupun dengan sesama anggota organisasi.69
Hal ini bisa dilihat dari tabel diatas yang menunjukan hasil positif karena yang
menyatakan setuju sebesar 24 (22%) dan responden yang menjawab sangat setuju
sebesar 36 (33%).
Tabel 4.19
Berusaha mempertahankan diri dalam organisasi PII Wilayah Banten
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak setuju 6 5.5 10.0 10.0
Setuju 45 41.3 75.0 85.0
sangat setuju 9 8.3 15.0 100.0
Total 60 55.0 100.0
Berdasarkan tabel diatas, menunjukan sebagian besar responden setuju
bahwa alasan utama mereka tetap berada di PII Wilayah Banten adalah karena
loyalitas mereka terhadap organisasinya.Kesediaan anggota untuk
mempertahankan diri bekerja dalam organisasi adalah hal yang penting dalam
menunjang komitmen anggota terhadap organisasi.
Hal ini dilihat dari angka sebesar 45 (41,3%) menyatakan jawaban setuju
dan responden yang menjawab sangat setuju sebesar 9 (8,3%) kuatkan jawaban
negatif hanya ada sebesar 6 (5,5%) yaitu tidak setuju. Hal ini menunjukan bahwa
anggota organisasi PII Wilayah Banten memiliki loyalitas terhadap organisasi.
69 Ibid hal 89
86
Walaupun terlihat dari hasil negatif ada 6 orang yang memberikan jawaban tidak
setuju.
Tabel 4.20
Saya berusaha mewujudkan visi dan misi PII Wilayah Banten
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 25 22.9 41.7 41.7
sangat setuju 35 32.1 58.3 100.0
Total 60 55.0 100.0
Wujud loyalitas terhadap organisasi dapat dilihat dari kerja keras,
berdasarkan tabel diatas yang menunjukan hasil positif dengan frekuensi
pernyataan sebesar 35 (32,1%) menjawab sangat setuju dan 22,9% menjawab
setuju. Berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan anggota PII Wilayah Banten
memahami dan berusaha mewujudkan visi dan misi PII W ilayah Banten.
Dari hasil pengamatan dilapangan untuk mewujudkan visi dan misinya PII
Wilayah Banten dengan terlibat dengan program-program yang sudah dibuat oleh
PII Wilayah Banten.
Tabel 4.21
Saya berusaha keras memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk organisasi
PII Wilayah Banten
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Setuju 38 34.9 63.3 63.3
sangat setuju 22 20.2 36.7 100.0
Total 60 55.0 100.0
87
Loyalitas merupakan bagian dar faktor-faktor komitmen organisasi. Untuk
membangun sebuah organisasi agar maju maka anggota organisasi memberikan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk organisasi PII Wilayah Banten. Berdasarkan
tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 38 (34,9%) bahwa anggota berusaha
keras memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk PII Wilayah Banten.
Responden yang menjawab sangat setuju sebesar 22 (20,2%).
4.4 Analisis deskripsi data
Setelah mendeskripsikan masing-masing pertanyaan disetiap variabel (X)
dan (Y), maka penulis mengukur berapa besar presentase masing-masing variabel
sebagai berikut:
1. Analisis deskriptif pada variabel iklim organisasi (X) adalah
4x11x60=2640. Bila setiap butir mendapatkan nilai paling rendah yaitu 1
(4 untuk nilai tertinggi, 1 untuk nilai terendah) maka hasil yang didapatkan
adalah 1x11x60=660 (11 adalah butir pertanyaan dalam variabel iklim
organisasi, 60 adalah banyaknya sampel atau responden), skor
pengumpulan data dari variabel X yaitu 2150 . Analisis deskriptif variabel
X (Iklim organisasi) yaitu :
x 100% =
X 100%
81,4
0% 20% 40% 60% 80% 81,4 100%
Sangat tidak baik Tidak Baik Cukup Baik Baik sangat baik
88
Perhitungan diatas menunjukan bahwa iklim organisasi di PII Wilayah
Banten sebesar 81,4% dikategorikan baik karena 81,4% masuk dalam
kategori sangat baik. Dapat dilihat di tabel.
2. Analisis deskriptif dari variabel komitmen organisasi (variabel Y), nilai
tertinggi yaitu 4x9x60=2160 dan nilai terendah 1x9x60=540 (4 untuuk
nilai tertinggi, 1 untuk nilai terendah, 9 merupakan butir pertanyaan dari
variabel Y, 60 adalah sampel atau responden). Skor penelitian adalah
jumlah skor pengumpulan data dari variabel Y yaitu 1772. Maka:
x 100% =
X 100%
82,3%
0% 20% 40% 60% 80% 82,3%100%
Sangat tidak baik Tidak baik Cukup Baik Baik Sangat baik
Perhitungan diatas menunjukan bahwa iklim organisasi di PII
Wilayah Banten sebesar 82,3% dikategorikan baik karena 82,3% masuk
dalam kategori sangat baik, sesuai dengan kriteria analisis deskripsi di
tabel.
89
4.5 Pengujian Koefisien Korelasi
Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan
hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau
rasio, dan sumber data dari kedua variabel itu sama.70
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang berskala
ordinal. Maka untuk mengetahui adanya PengaruhIklim Organisasi (variabel X)
terhadap KomitmenAnggota Organisasi (variabel Y), analis yang digunakan
adalah analis product moment correlations, dengan rumus sebagai berikut71
:
( ) ( )( )
√ ( ) ( ) ( ) ( )
Peneliti menggunakan program SPSS versi 20 untuk mempermudah
perhitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini, hasil penghitungan koefisien
korelasi dapat dilihat dari hasil output SPSS berikut ini:
70
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung, 2007, hal 228. 71
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group: Jakarta,
2008, hal 173.
90
Tabel 4.22
Correlations
Pengaruh
iklim
organisasi
Komitmen
anggota
Pengaruh iklim
organisasi
Pearson Correlation 1 **.907
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
Komitmen anggota Pearson Correlation .907 1
Sig. (2-tailed) .000
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil uji SPSS diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi antara
Pengaruh Iklim Organisasi (variabel X) terhadap Komitmen Anggota Organisasi
PII Wilayah Banten (variabel Y) adalah sebesar 0,907. Menunjukan hubungan
(korelasi) yang sangat kuat, karena menunjukan bahwa angka koefisien korelasi
0,80 – 0,100 mempunyai hubungan antara variabel yang sangat kuat. Korelasi ini
pun positif menunjukkan bahwa Pengaruh Iklim Organisasi terhadap komitmen
anggota organisasi PII Wilayah Banten adalah searah.
Untuk melihat antara variabel Pengaruh Iklim organisasi (variabel X)
terhadap komitmen anggota organisasi PII Wilayah Banten (variabel Y) signifikan
atau tidak dapat dilihat dari angka probabilitas (sig) sebesar 0,00 yang lebih kecil
0,05. Ketentuannya mengatakan jika angka probabilitas < 0,05 maka ada
hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut.
91
5.6 Pengujian Koefisien Determinasi
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui persentase besarnya pengaruh dari
variabel X (Iklim Organisasi) terhadap variabel Y (Komitmen Anggota
Organisasi) dengan rumus sebagai berikut:72
Kd = r2 x 100%
Dimana :
Kd = Koefisien Determinasi
r = Koefisien Korelasi
KD = (0,907)² x 100%
= 82,3%
Kesimpulannya, besarnya sumbangan persentase Iklim Organisasi (variabel
X) adalah sebesar 82,3% terhadap Komitmen Anggota Organisasi (variabel Y).
sedangkan sisanya 17,7% dipengaruhi oleh faktor lain.
5.7 Analisis Regresi linear sederhana
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh determinasi korelasi antara
variabel Y,maka dapat dilihat pada nilai R square dfengan regresi linier
menggunakan program SPSS versi 20 dengan hasil output sebagai berikut :
72
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta: Bandung, 2007, hal 215.
92
Tabel 4.23
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Pengaruh iklim
organisasi
terhadap
komitmen anggota
organisasi PII
Wilayah Bantena
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Komitmen anggota
Tabel 4.24
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .907* .575 .447 3.598
a. Predictors: (Constant), Pengaruh iklim organisasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.314 5.825 1.021 .000
Pengaruh iklim organisasi .780 .181 .907 44.075 .000
a. Dependent Variabel: Komitmen
anggota
93
Penyajian Media Internal " Buletin
Suara Mandiri"
6050403020
Ting
kat K
epua
san
Info
rmas
i Peg
awai
P
emer
inta
h K
ota
Cile
gon
55
50
45
40
35
30
25 R Sq Linear =
0.491
Tabel 4.26
Gambar 4.1
Dari tabel diatas diketahui persamaan regresi sederhana yang diperoleh.
Persamaan regresi digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel bebas
(Iklim Organisasi) terhadap variabel terikat (Komitmen Anggota Organisasi).
Dirumuskan sebagai berikut:73
Y = a + bX
Dimana :
Y = Variabel tidak bebas
X = Variabel bebas
a = nilai intercept (konstan)
b = koefisien regresi
73
Rachmat Kriyantono, opcit hal 183.
Pengaruh Iklim Organisasi (Variabel X)
Ko
mit
me
n A
ng
go
ta
Org
an
isas
i (V
ari
ab
el
Y)
0.575 Ko
mu
nika
si
Ora
ng
tua
(Var
iabe
l X)
94
Peneliti menggunakan program SPSS versi 20 untuk mempermudah
perhitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini, hasil penghitungan koefisien
korelasi dapat dilihat dari hasil output SPSS berikut ini :
Berdasarkan hasil tabel Coefficients diatas, pada kolom Unstandardized
Coefficients, diperoleh nilai beta pada Constanta sebesar 6.314, pengaruh iklim
organisasi yaitu sebesar 0,780 nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai – nilai
yang terbentuk dari persamaan regresi tersebut adalah Y = 6.314 + 0,780 X
Nilai konstanta (a) adalah 6,314. Hal ini diartikan jika koefisien iklim
organisasi adalah 0, maka komitmen organisasi bernilai positif yaitu 0,780. Hal ini
dapat diartikan setiap peningkatan nilai iklim organisasi sebesar 1, maka tingkat
komitmen juga akan meningkat sebesar 0,780.
Uji t dalam penelitian ini juga dapat dilihat dari tabel regresi linier
sederhana dengan melihat t hitung diatas. Rumus hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
Diperoleh nilai beta yaitu 0,907. Hal ini dapat diartikan setiap peningkatan
nilai iklim Organisasi sebesar 1, maka komitmen organisasi anggota juga
meningkat sebesar 0,907. Oleh karena itu koefisien beta dapat dikatakan positif,
karena kedua variabel tersebut mempunyai nilai. Yang dimaksud dengan positif
disini adalah semakin tinggi nilai Iklim Organisasi, maka akan semakin tinggi
pula nilai Komitmen Anggota Organisasi.
95
4.8 Pengujian Hipotesis
1. Kriteria Penerimaan Hipotesis
Uji hipotesis dalam dalam SPSS menurut Sarwono dapat dilakukan
dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 74
a. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
b. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Nilai probabilitas hubungan antara iklim organisasi dengan komitmen
anggota organisasi dapat dilihat dalam tabel correlation pada kolom Sig. (tailed).
Nilai probabilitas hubungan antara variabel iklim organisasi dengan komitmen
anggota organisasi menunjukkan angka sebesar 0,00. Angka probabilitas 0,00 <
0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara iklim organisasi dengan komitmen anggota organisasi.
2. Hipotesis Statistik
statistik uji t hitung:75
√
√
√
√
√
√
74Jonathan Sarwono, Analis Data Penelitian Menggunakan SPSS, Alfabeta: Bandung, 2006, hal 88
75Opcit, Rachmat Kriyantono Hal 175.
96
√
5,77
Statistic uji t tabel :
Derajat kebebasan (dk) = (n-2)
(dk) = (60-2)
(dk) = 58
Taraf signifikasi (α) = 5% yaitu 0,05
Dilihat dari tabel Nilai – nilai Product Moment, dapat diketahui nilai t
tabel pada taraf signifikasi 5% yaitu senilai 0,254.
3. Penentuan nilai t hitung dan t tabel
c. Bila t hitung < t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak artinya tidak
ada hubungan atau hubungan tidak searah
d. Bila t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya ada
suatu hubungan atau hubungan searah
Berdasarkan perhitungan nilai t, diketahui nilai t hitung adalah 5,77 dan nilai
t tabel adalah 0,254.
Nilai 5,77 > 0,254 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada suatu
hubungan atau hubungan searah antara iklim organisasi dengan komitmen
anggota organisasinya.
97
4.9Pengujian Data Distribusi Normal
Penentuan uji normalitas data menggunakan spss dapat dilakukan dengan uji
satu sampel Kolmogrov-Smirnov(One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test).
Prosedur pengujiannya dilakukan untuk membandingkan distribusi normal dari
dua variabel. Kriteria penentuan uji normalitas data menurut Wahyu Agung antara
lain sebagai berikut : 76
a. Jika sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed)< 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal
b. Jika Sign pada kolom Asymp Sig (2-tailed)> 0,05 maka data berdistribusi
normal
Adapun hasil pengujian data distribusi normal pada variabel x (Iklim Anggota
Organisasi) dengan variabel y (Komitmen Organisasi) dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.27
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Pengaruh iklim
organisasi
Komitmen
Anggota
Organisasi
N 60 60
Normal Parameters(a,b) Mean 35.83 29.53
Std. Deviation 3.037 1.882
Most Extreme Differences Absolute .166 .149
Positive .077 .145
Negative -.166 -.149
Kolmogorov-Smirnov Z 1.287 1.153
Asymp. Sig. (2-tailed) .073 .140
76 Wahyu Agung. Panduan SPSS 17.00 untuk mengolah penelitian kuantitatif. Yogyakarta. Gerai ilmu. 2010.
Hal 143
98
Berdasarkan hasil uji normalitas data pada variabel x (Iklim Organisasi)
dan variabel y (Komitmen Anggota Organisasi) diatas, terlihat bahwa nilai sign
pada kolom Asymp. Sig (2-tailed) menunjukan angka sebesar 0,73 dan 0,140.
Kedua angka tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan
bahwa data sampel pada variabel x dan variabel y berdistribusi normal.
1.9 Pembahasan
4.9.1 Iklim Organisasi di Pelajar Islam Indonesia (PII) Wilayah
Banten
Komunikasi yang terjalin terus menerus daam sebuah organisasi akan
membentuk suatu iklim organisasi. Dengan adanya iklim oragnisasi maka kita
dapat melihat kelompok-kelompok komunikasi yang saling berhubungan satu
sama lain sehingga membentuk jaringan organisasi secara keseluruhan dan dapat
mempengaruhi tingkah laku anggota didalam organisasi. Maka dari itu,
melakukan sebuah riset pada pertanyaan dalam kuisoner yang berdasarkan iklim
organisasi yang dikemukakan oleh Robert Stringer, yaitu adanya iklim struktur,
standar-satndar, penghargaan serta adanya iklim dukungan.77
Penjelasan diatas menuturkan seperti apa iklim organisasi yang terjadi pada
sebuah organisasi. Peneliti mencoba mengungkapkan bagaimana pengaruhiklim
organisasi di PII Wilayah Banten. Sepertiyang terdapat di dalam identifikasi
masalah yang terdapat pada bab 1, dengan cara mejelaskan dan menghitung
jawaban responden dari kuisoner yang peneliti ajukan kepada anggota organisasi
77
Wirawan, 2008. Budaya dan Iklim Organisasi, Jakarta : Salemba Empat Hal 131
99
PII Wilayah Banten.Adapun hasil dari pernyatan yang dijawab oleh responden
sebagai berikut :
Iklim struktur mencakup indikator refleksi perasaan anggota. Refleksi adalah
usaha untuk menciptakan hubungan yang baik, pikiran, sikap dan pengalaman78
.
Jadi refleksi perasaan anggota merupakan usaha yang dilakukan oleh organisasi
kepada anggota dalam menciptakan hubungan yang baik sehingga keadaan ini
dapat mendorong anggota mengemukakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan organisasi. Dari hasil penelitian didapat mayoritas responden berpendapat
baik tentang refleksi perasaan anggota. yang menyatakan setuju sebesar 30,3%.
Hasil tersebut menunjukan bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten dapat
mereflesikan perasaan anggota organisasi secara baik maka didalam organisasi
tercipta hubungan yang harmonis sehingga anggota tidak segan-segan untuk
mengemukakan apa yang mereka rasakan dalam organisasi.
Kewenangan mengambil keputusan merupakan indikator yang kedua dari
dimensi iklim struktur. Kewenangan pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan
mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan paling tepat.
Setiap orang yang menjadi komponen organisasi mempunyai tugas dan wewenang
untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi
tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan dan efisien79
. Memberikan
kesempatan pada anggota untuk memberikan saran sebelum mengambil keputusan
78 Supriyo dan Mulawarman.2006. Keterampilan Dasar Konseling. Bandung: Alfabeta 79
Sri Mulyono, 2004. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : Salemba
100
dari setiap masalah yang ada dalam organisasi merupakan faktor dari iklim
organisasi. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan yang menyatakan setuju
sebesar 28,4% bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan
kewenangan dalam mengambil keputusan. Hal ini menunujukan bahwa mayoritas
anggota PII Wilayah Banten merasakan kesempatan mereka dalam memberikan
saran sebelum para pimpinan mengambil keputusan. Metode pengambilan
keputusan organisasi PII Wilayah Banten biasa dengan menggelar rapat
koordinasi dari setiap pimpinan bidang maupun pimpinan divisi dan dipimpin
langsung oleh pimpinan umum serta diikuti oleh seluruh anggota PII Wilayah
Banten, menurut penelitian dilapangan, dengan berkumpul dan rapat koordinasi
seluruh lapisan organisasi PII Wilayah Banten akan tercipta kedekatan emosional
yang baik antar anggota dan pimpinan. Pada penelitian ini, pimpinan organisasi
PII Wilayah memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk mengambil saran
mengambil keputusan.
Indikator selanjutnya adalah kejelasan melakukan tugas. Menurut Herbert
A Simon, organisasi adalah suatu sistem terencana mengenai usaha kerjasama,
setiap anggota mempunyai peranan, tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban yang
harus dijalankan. Memberikan kejelasan tugas merupakan pembagian tugas dan
tanggung jawab secara jelas kepada anggota sesuai kemampuan dan keahlian yang
dimiliki oleh anggota organisasi. Salah satu kewajiban para pimpinan yang ada di
organisasi, salah satu faktor iklim organisasi dengan memberitahukan kejelasan
tugas kepada anggota maka akan tercipta keterbukaan komunikasi80
. Berdasarkan
80
Gibson, Ivancevich, Donelly. 1996. Organisasi: Prilaku, Struktur. Jakarta: Erlangga
101
hasil penelitian yang telah dilakukan yang menyatakan setuju sebesar
36,7%bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan kejelasan tugas,
anggota organisasi jadi mudah dan tahu apa saja yang harus dilakukan, sehingga
mereka tidak sulit untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka.
Skala pengukuran selanjutnya adalah dilihat dari dimensi iklim standar
yaitu indikator memiliki tujuan organisasi yang tinggi. Tujuan sendiri adalah
pernyataan yang menjelaskan apa yang sebuah organisasi ingin capai. Didalam
sebuah organisasi haruslah memiliki tujuan yang jelas. Tujuan ini biasanya dapat
berupa tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Apabila sebuah organisasi tidak
memiliki tujuan organisasi yang jelas, maka organisasi tersebut tidak akan
menjadi terarah dan tidak bisa menentukan apa yang harusnya dilakukan81
.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mayoritas responden yang
menyatakan setuju sebesar 22,9%. Jawaban tersebut menunjukan hasil yang
positif bahwa iklim organisasi memiliki tujuan organisasi yang tinggi. PII dalam
ADRT merumuskan dan menetapkan bahwa tujuan PII dalah untuk menciptakan
kesempurnaan pendidikan dan kebudayaan yang sesuai dengan islam bagi rakyat
Indonesia.
Indikator selanjutnya adalah meningkatkan kinerja anggota organisasi.
Kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang kelompok dalam
suatu organisasi yang dipengaruhi berbagai faktor untuk mencapai tujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu82
. Organisasi yang dinamis akan selalu
81
Ibid hal 254 82 Tika, P. 2006. Budaya Organisasi dan peningkatan kinerja Perusahaan. Jakarta: PT. Bumi aksara
102
meningkatkan kinerja anggotanya. Kinerja anggota organisasi sangat tergantung
pada anggota yang didalamnya, seluruh pekerjaan diorganisasi para anggotalah
yang menentukan.83
Maka dari itu, PII Wilayah Banten berupaya untuk selalu
meningkatkan kinerja anggotanya. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
yang menyatakan setuju sebesar 39,4% dan yang menjawab sangat setuju bahwa
iklim organisasi PII Wilayah Banten meningkatkan kinerja kepada anggota yang
ada didalam organisasi tersebut, mayoritas jawaban responden bernilai positif.
Meningkatkan derajat kebanggaan organisasi juga merupakan indikator
pengukuran dalam penelitian ini. Derajat kebanggan itu sendiri merupakan
perasaan kebesaran hati dan kepuasan diri terhadap sesuatu. Sama halnya ketika
merasa puas dan bangga terhadap organisasi organisasi. Ketika anggota merasa
bangga dengan organisasinya, maka anggota akan melakukan pekerjaan dengan
rasa puas dan senang hati84
. Berdasarkan hasil penelitian, yang menyatakan
setuju sebesar 37,6% artinya mayoritas jawaban reponden positif dan sepakat
bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten meningkatkan derajat kebanggan
anggota. Anggota organisasi PII memiliki kebanggaan tersendiri terhadap
organisasi yang digelutinya. Disadari atau tidak tumbuhnya kebanggan akan
memperkuat komitmen individu terhadap organisasi, karena komitmen tersebut
akan menguatkan niat dan loyalitas invidu didalam organisasi.
83
Ibid hal 150 84
Wirawan. 2008. Iklim dan Budaya Organisasi. Jakarta: Salemba Empat hal 134
103
Dimensi selanjutnya adalah iklim penghargaan. Yang didalamnya terdapat
indikator organisasi memberikan penghargaan yang positif. Penghargaan
merupakan sesuatu yang diberikan pada perorangan atau kelompok jika mereka
melakukan suatukeunggulan dibidang tertentu. Didalam organisasi diharuskan
ada penghargaan bagi anggota yang berprestasi, ini dilakukan agar memacu diri
anggota untuk terus berprestasi dan memberikan tanda bagi anggota yang
memiliki motivasi yang tinggi terhadap organisasi85
. Berdasarkan hasil penelitian,
yang menyatakan setuju sebesar 29,4% dan bahwa iklim organisasi PII Wilayah
Banten memberikan penghargaan yang positif bagi anggota yang berprestasi.
Mayoritas jawaban responden sepakat bahwa organisasi PII Wilayah Banten
selalu memberikan penghargaan yang positif bagi anggotanya yang berprestasi.
Penghargaan biasanya diberikan dalam bentuk medali, sertikat dan pemberian
hadiah.
Indikator selanjutnya adalah organisasi memberikan kritik secara
seimbang. Kritik adalah proses penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan
tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi dan memperbaiki
pekerjaan86
. Organisasi PII wilayah Banten selalu memberikan sebuah kritik
kepada anggotanya ketika melakukan pelanggaran yang sudah dibuat. Misalnya
anggota datang terlambat saat rapat atau anggota sama sekali absen ketika ada
kegiatan penting di organisasi. Biasanya kritik diberikan langsung oleh pimpinan
organisasi berupa peneguran kepada anggota. Ini dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman, memperluas apresiasi dan membantu pekerjaan serta memperkuat
85
Suwarto.2011. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta : Universitas Atmajaya 86 Ibid hal 89
104
motivasi anggota untuk dari tingkah laku yang tidak diharapkan. Berdasarkan
hasil penelitian, yang menyatakan setuju sebesar 28,4% bahwa iklim organisasi
PII Wilayah Banten memberikan kritik yang seimbang ketika anggota melanggar
peraturan.
Skala pengukuran yang selanjutnya adalah dilihat dari dimensi iklim
dukungan yang mencakup indikator organisasi menganggap anggota bagian dari
tim. Organisasi merupakan suatu kumpulan orang yang terdiri dari dua atau lebih
yang berinterakasi dengan stabil dan mereka memiliki tujuan yang sama serta
menganggap kelompok itu sebagai kelompoknya sendiri atau menganggap orang
bagian dari tim (merasa memiliki). Tak dapat disangkal bahwa ada beberapa
kegiatan atau aktivitas yang mungkin lebih efisien bila dikerjakan secara individu.
Dalam hal ini kerja tim pada organisasi dapat memberikan hasil akhir yang lebih
efektif dibanding dengan kerja secara individu. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, yang menyatakan setuju sebesar 34,9% bahwa iklim organisasi
PII Wilayah Banten menganggap anggota bagian dari tim.Melihat mayoritas
jawaban responden yang positif maka anggota merasa dianggap bagian dari tim
oleh organisasi PII Wilayah Banten. Para anggota selalu dilibatkan dalam
kegiatan yang membutuhkan team work, seperti acara musyawarah nasional dan
musyawarah-musyawarah besar lainnya.
Organisasi mengakuikehadiran anggota merupakan indikator selanjutnya
dari dimensi iklim dukungan. Anggota merupakan aktor utama dalam kemajuan
sebuah organisasi, kehadiran anggota dalam organisasi sangat diperlukan untuk
105
mewujudkan cita-cita dan tujuan organisasi.87
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, yang menyatakan setuju sebesar 36,7% dan yang menjawab sangat
setuju sebesar 18,3% bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten mengakui
kehadiran anggota. Mayoritas jawaban responden bernilai postif. Artinya anggota
merasa dianggap bagian dari tim didalam organisasi tersebut. Kehadiran anggota
disambut dengan baik, anggota tidak merasa diabaikan sehingga anggota merasa
nyaman berada dalam organisasi
Selanjutnya, indikator dukungan yang tinggi dari organisasi juga masih
merupakan bagian dari dimensi iklim dukungan. Dukungan mereflesikan
perasaan percaya dan saling mendukung yang terus berlangsung diantara
kelompok kerja. Dukungan yang tinggi jika anggota organisasi merasa bahwa
mereka bagian dari tim yang berfungsi dengan baik dan merasa memperoleh
dukungan dan bantuan dari atasannya, jika mengalami kesulitan dalam
menjalankan tugas. Jika dukungan rendah, anggota organisasi merasa terisolasi
atau tersisih sendiri88
. Berdasarkan hasil penelitian, yang menyatakan setuju
sebesar 27,5% bahwa iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan dukungan
yang tinggi. Dukungan yang diberikan PII Wilayah Banten kepada anggota
berupa dukungan moril dan materiil. Apabila anggota membuat agenda-agenda
baru yang positif maka organisasi PII Wilayah Banten mendukung penuh agenda
tersebut.
Dengan hasil jawaban mayoritas setuju dari data yang telah peneliti kelola
mengenai pernyataan-pernyataan indikator dari iklim organisasi yang terjadi di
87
Wirawan. 2008. Iklim dan Budaya Organisasi. Jakarta: Salemba Empat hal 131 88
Ibid hal 134
106
PII Wilayah Banten, dapat diketahui bahwa iklim organisasi yang terjadi di PII
Wilayah Banten memiliki nilai presentase sebesar 81,4%. Artinya Dilihat dari
tabel analisis deskriptif persentaseangka tersebut tergolong kedalam persentase
yang Baik.
Menurut Robert Stringer dalam buku komunikasi organisasi bahwa iklim
karakteristik atau dimensi iklim organisasi dapat mempengaruhi anggota untuk
berperilaku tertentu serta menggambarkan persepsi individu mengenai berbagai
aspek lingkungan organisasinya. Oleh karena itu, iklim organisasi dapat
dilukiskan dalam pengertian dimensi-dimensi, yakni iklim struktur, standar-
standar, penghargaan serta iklim dukungan yang sudah peneliti kemukakan
sebelumnya.
4.9.3 Komitmen Anggota Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII)
Wilayah Banten
Dalam organisasi dibutuhkan adanya komitmen organisasi dari setiap
anggota yang berada dalam struktur organisasi, karena dari komitmen organisasi
tersebut dapat memajukan dan mengembangkan organisasi yang ditekuninya.
Komitmen organisasi merupakan derajat kekuatan perasaan seseorang dalam
mengidentifikasikan dirinya bagian dari organisasi. Dengan begitu, komitmen
terhadap organisasi diartikan sebagai keadaan dimana seseorang mengaitkan
dirinya pada organisasi tertentu dan sasarannya serta berharap mempertahankan
keanggotaan dalam organisasi itu.
Penjelasan diatas memaparkan seperti apa komitmen yang terdapat pada
anggota sebuah organisasi. Peneliti mencoba mengungkapkan sejauh mana
107
komitmen anggota organisasi di PII Wilayah Banten. Sepertiyang terdapat di
dalam identifikasi masalah yang terdapat di bab 1, dengan cara mejelaskan dan
menghitung jawaban responden dari kuisoner yang peneliti ajukan kepada
anggota organisasi PII Wilayah Banten. Adapun hasil dari pernyatan yang
dijawab oleh responden sebagai berikut :
Indikator pertama yang mencakup identifikasi adalah merasa ikut memiliki
organisasi. Rasa ikut memiliki merupakan pembentuk identitas dalam diri
individu dan sebagai motivasi pembentuk identitas dalam diri individu dan
sebagai motivasi untuk berpartipasi dalam masyarakat atau kelompoknya89
. Rasa
memiliki terhadap organisasi, sudah harus ditanamkan oleh setiap anggota. Pada
dasarnya setiap anggota harus memiliki komitmen organisasi, untuk
mempertahankan organisasinya agar tetap menjaga eksistensinya. Berdasarkan
hasil penelitian, yang menyatakan setuju sebesar 27,5% bahwa anggota merasa
ikut memiliki organisasi PII Wilayah Banten. Hasil ini menunjukan bahwa
mayoritas responden menyetujui dengan pertanyaan bahwa mereka merasa ikut
memiliki PII Wilayah Banten, yang menjadi wadah tujuan mereka. Rasa ikut
memiliki terhadap organisasi sudah seharusnya ada pada di setiap anggota.
Indikator yang kedua adalah memiliki ikatan emosional. Pernyataan ini masih
berhubungan dengan pernyataan sebelumnya yaitu mengenai rasa ikut memiliki
organisasi. Namun pernyataan kali ini tentang merasa keterikatan emosional yang
keduanya merupakan unsur pertanyaan dari identifikasi dan merupakan salah satu
89 Khaerul Umam. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung Pustaka Setia hal 257
108
faktor dari komitmen organisasi. Anggota memiliki adanya keinginan untuk
terikat pada organisasi karena keinginan sendiri dan adanya rasa inta terhadap
organisasi90
. Berdasarkan hasil penelitian, yang menyatakan setuju sebesar
33,9%dengan pernyataan anggota merasa terikat secara emosional dengan PII
Wilayah Banten. Hasil data ini tidak jauh berbeda dengan data sebelumnya yang
didominasi hasil positif.
Indikator selanjutnya adalah kepercayaan anggota terhadap organisasi.
Kepercayaan(trust) merupakan kesediaan untuk mengandalkan kemampuan,
integritas dan motivasi pihak lain untuk bertindak dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan kepentingan seseorang sebagaimana disepakati bersama91
.Para
anggota disetiap tingkat harus berusaha keras mengembangkan dan
mempertahankan hubungan yang ada didalamnya kepercayaan, keyakinan dan
kredibiltas didukung oleh pernyataan dan tindakan. Berdasarkan hasil penelitian,
yang menyatakan setuju sebesar 29,4% bahwa anggota percaya terhadap
organisasi PII Wilayah Banten memberikan dukungan yang tinggi.
Pengukuran indikator selanjutnya adalah dimensi keterlibatan. Indikator yang
mencakup dimensi ini adalah ikut terlibat kegiatan organisasi. Keterlibatan
merupakan suatu proses untuk mengikutsertakan para anggota pada semua level
organisasi dalam pembuatan keputusan dan pemecahan masalah berupa ide, saran,
kritik dan lain sebagainya.Keterlibatan atau berpertisipasi anggota dalam setiap
kegiatan atau aktivitas-aktivitas penting untuk diperhatikan karena adanya
keterlibatan anggota dalam organisasi. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk
90 Ibid hal 257 91 Robert dan Anna. 2002. The TrustedLeader.
109
memancing keterlibatan anggota adalah mengajak partisipasi mereka dalam
berbagai kesempatan pembuatan keputusan yang dapat menumbuhkan keyakinan
pada anggota apa yang telah diputuskan adalah merupakan keputusan bersama92
.
Berdasarkan tabel diatas yang menyatakan setuju sebesar 28,4% bahwa anggota
terlibat dalam semua kegiatan organisasi PII Wilayah Banten.
Indikator selanjutnya adalah sulit terikat dengan organisasi lain. Loyalitas
anggota terhadap organisasi memiliki makna kesediaan seseorang untuk
melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu mengorbankan
kepentingan pribadinya. Ini ditandai dengan sulitnya anggota terikat dengan
organisasi lain93
. Berdasarkan hasil penelitian, yang menyatakan setuju sebesar
24,8% dan yang menjawab sangat setuju sebesar 5,5% bahwa anggota sulit terikat
dengan organisasi lain.
Indikator yang menjadi penelitian selanjutnya adalah senang bekerjasama
dengan pimpinan dan sesama anggota organisasi. Dalam membangun suatu
organisasi hal yang paling utama adalah adanya loyalitas. Suatu organisasi akan
terus maju bila ada orang yang bekerjasama didalamnya secara kompak. Para
anggota organisasi tidak segan untuk bekerjasama baik dengan pimpinan maupun
dengan sesama anggota organisasi94
. Hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian yang
menyatakan sangat setuju sebesar 33%. Hasil ini menunujukan nilai positif bahwa
anggota merasa senang bekerjasama baik dengan pimpinan maupun sesama
anggota organisasi PII Wilayah Banten. Organisasi yang mengalir akan membuat
92 Gibson, Jemes, L Jhon M, Ivanevih dan James H. Donelly, 2000. Organisasi, Strukur Proses. Jakarta:
Erlangga, Hal 87 93 Ibid hal 87 94 Ibid Hal 89
110
para anggotanya merasa senang karena mereka hanya dituntut kesediaannya
dalam membangun suatu organisasi sesuai dengan keadaan hati mereka.
Dimensi komitmen organisasi yang selanjutnya adalah dimensi loyalitas.
Indikator yang termasuk dalam dimensi ini diantaranya mempertahankan diri
dalam organisasi.Mempertahankan diri merupakan perasaan yang mengharuskan
untuk bertahan dalam organisasi karena kewajiban dan tanggung jawab terhadap
organisasi yang didasari atas pertimbangan norma, nilai dan keyakinan anggota95
.
Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan sebagian besar responden setuju bahwa
alasan utama mereka tetap berada di PII Wilayah Banten adalah karena loyalitas
mereka terhadap organisasinya.Kesediaan anggota untuk mempertahankan diri
bekerja dalam organisasi adalah hal yang penting dalam menunjang komitmen
anggota terhadap organisasi. Hal ini dilihat dari angka sebesar 41,3%.
Indikator selanjutnya adalah berusaha mewujudkan visi dan misi. Wujud
loyalitas terhadap organisasi dapat dilihat dari kerja keras, berdasarkan hasil
penelitian, yang menunjukan hasil positif dengan frekuensi pernyataan sebesar
22,9%menjawab setuju. Berdasarkan hasil diatas dapat dikatakan anggota PII
Wilayah Banten memahami dan berusaha mewujudkan visi dan misi PII Wilayah
Banten.Dari hasil pengamatan dilapangan untuk mewujudkan visi dan misinya PII
Wilayah Banten dengan terlibat dengan program-program yang sudah dibuat oleh
PII Wilayah Banten.
Berusaha keras meluangkan waktu, tenaga dan pikiran merupakan bagian dari
indikator dari dimensi loyalitas. Loyalitas merupakan bagian dar faktor-faktor
95 Khaerul Umam.2010.Prilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia Hal 257
111
komitmen organisasi. Untuk membangun sebuah organisasi agar maju maka
anggota organisasi memberikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk organisasi PII
Wilayah Banten.Berdasarkan hasil penelitian, yang menyatakan setuju sebesar
34,9% bahwa anggota berusaha keras memberikan waktu, tenaga dan pikiran
untuk PII Wilayah Banten. Dari hasil jawaban yang positif maka anggota
memiliki loyalitas yang tinggi terhadap organisasi.
Dengan hasil jawaban mayoritas setuju dari data yang telah peneliti kelola
mengenai pernyataan-pernyataan indikator dari komitmen organisasi yang terjadi
di PII Wilayah Banten, dapat diketahui bahwa iklim organisasi yang terjadi di PII
Wilayah Banten memiliki nilai presentase sebesar 82,3%. Artinya Dilihat dari
tabel analisis deskriptif persentaseangka tersebut tergolong kedalam persentase
yang Baik.
4.9.3 Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Komitmen Anggota Organisasi
PII Wilayah Banten
Menurut hasil penelitian berdasarkan uji koefisien korelasi dihasilkan nilai
sebesar 0,907. Nilai 0,907menunjukan hubungan (korelasi) yang sangat kuat.
Korelasi ini pun positif dan berarti menunjukkan bahwa adanya hubungan iklim
organisasi terhadap komitmen anggota organsasi dan hubungannyasangat kuat.
Untuk menghitung adanya pengaruh antara variabel iklim organisasi dengan
variabel komitmen organisasi maka peneliti menggunakan rumus regresi linear
sederhana, Y= a+bx dengan hasil yang telah di dapat yaitu Y= 6,314 + 0,780x ,
artinya, nilai a adalah konstanta sebesar 6,314, jika iklim organisasi (variabel X)
bernilai 0 (nol), maka nilai komitmen organisasi positif yaitu 6,314 nilai b adalah
112
koefisien regresi sebesar 0,780 ini berarti jika nilai iklim organisasi (variabel X)
mengalami kenaikan 1 (satu) maka tingkat komitmen organisasi (variabel Y) akan
meningkat sebesar 0,780.
Kemudian besarnya pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen anggota
organisasi sebesar 0,82,264 artinya presentase sumbangan pengaruh variabel iklim
organisasi terhadap komitmen organisasi sebesar 82,3%. Sedangkan sisanya
sebesar 17,7% artinya sisa presentase tersebut terdapat faktor lain yang
menghambat kedua variabel tersebut saling mempengaruhi, sehingga faktor
tersebut memerlukan penelitian lebih lanjut. Untuk melihat uji normalitas pada
variabel X ( Iklim Organisasi) dan variabel Y ( Komitmen Anggota Organisasi)
dalam pembahasan sebelumnya, terlihat bahwa nilai sign pada kolom Asymp. Sig
(2-tailed) menunjukan angka sebesar 0,73 dan 0,140. Kedua angka tersebut lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data sampel pada
variabel X dan variabel Y berdistribusi normal.
Dilihat dari nilai probabilitas hubungan antara variabel iklim organisasi
dengan komitmen anggota organisasi menunjukkan angka sebesar 0,00. Angka
probabilitas 0,00 < 0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat
hubungan positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan komitmen
anggota organisasi.Berdasarkan uji coba diatas diketahui bahwa iklim organisasi
cukup berpengaruh terhadap komitmen organisasi di PII wilayah Banten. Hal ini
dapat Nilai t hitung > t tabel 5,77 > 0,254 maka Ho ditolak dan Ha
diterima,bahwa hipotesis yang menerangkan bahwa ada pengaruh antara iklim
organisasi dengan komitmen organisasi diterima. Dalam hal ini iklim
113
organisasidirasakan sangat penting bagi berlangsungnya sebuah komitmen
organisasi. Komitmen yang baik akan menimbulkan sebuah ikatan psikologis dan
tanggung jawab anggota untuk menunujang organisasi dalam mewujudkan
stabilitas dan keharmonisan didalam organisasi sehingga tujuan organisasipun
tercapai.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dideskripsikan sebelumnya tentang
“Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Komitmen Anggota Organisasi PII
Wilayah Banten” maka berkaitan dengan teori yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Teori Stringer. Suatu hubungan didalam organisasi dapat ditentukan
melalui dimensi Struktur, Standar-standar, penghargaan serta dukungan. Didalam
organisasi juga penting mengetahui jumlah tujuan yang ingin dicapai, berapa
banyak orang yang terlibat,menyatukan orang-orang dengan minat yang sama
sertamelaksanakan atau memenuhi berbagai peran dan fungsi suatu hubungan
dalam organisasi.
Ada hubungan yang sirkuler antara iklimorganisasi dengan iklim komunikasi
organisasi. Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim
organisasi. Ketika iklim komunikasi organisasi baik maka iklim organisasi akan
terbentuk dengan baik juga. Pengelolaan yang baik atas iklim organisasi akan bisa
mempengaruhi tercapainya komitmen anggota yang tinggi.
114
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan yakini tentang pengaruh
iklim organisasi terhadap komitmen anggota organisasi di PII wilayah Banten,
maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Total responden sebanyak 60 orang diberikan 11 pernyataan dapat
disimpulkan bahwa iklim organisasi di PII Wilayah Banten memiliki nilai
presentase sebesar 81,4% artinya iklim organisasi di PII Wilayah Banten
dikategorikan baik. Pelaksanaan iklim organisasi di PII Wilayah Banten
dengan dimensi struktur,standar-standar, penghargaan dan dukungan
sudah tercipta dengan kondusif.
2. Total responden 60 orang yang diberikan pernyataan, ditemukan hasil
bahwa komitmen anggota organisasi PII Wilayah Banten memiliki nilai
yang baik yakni sebesar 82,03%. Hal ini anggota organisasi PII Wilayah
Banten memiliki komitmen yang tinggi untuk mengidentifikasikan tujuan
organisasi, melibatkan diridengan usaha yang maksimal dan bersikap
loyalitas demi kemajuan organisasi yang ditekuninya.
3. Pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen anggota organisasi dapat
dilihat dari hasil koefisien determinasi. Hasil dari koefisien determinasi
besarnya persentase pengaruh iklim organisasi adalah sebesar 82,3%
terhadap komitmen anggota organisasi sedangkan sisanya 17,7%
dipengaruhi oleh faktor lain. Dan juga terdapat hubungan positif dan
114
115
signifikan antara iklim organisasi dengan komitmen anggota organisasi.
Karena dari hasil pengujian koefisien korelasi dihasilkan nilai sebesar
0,907menunjukan hubungan (korelasi) yang sangat kuat. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan di PII Wilayah Banten, maka peneliti dapat
menyimpulkan terdapat pengaruh yang siginifikan antara iklim organisasi
terhadap komitmen organisasi di PII wilayah Banten. Ketika anggota
menerima iklim organisasi yang positif maka komitmen organisasi mereka
akan meningkat. Ini diperlihatkan dalam hasil regresi linear dan uji t yang
telah dilakukan. Hasilnya adalah iklim organisasi PII Wilayah Banten
meningkat, maka tingkat komitmen organisasi di PII Wilayah Banten juga
mengalami peningkatan.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan yakni tentang pengaruh
Iklim Organisasi Terhadap Komitmen Anggota organisasi PII Wilayah Banten,
maka penulis mencoba mengemukakan saran sebagai berikut:
1. Organisasi PII Wilayah Banten hendaknya meningkatkan kaderisasi dalam
dalam rangka menumbuhkan para anggota PII Wilayah Banten yang
berkualitas, memiliki loyalitas yang tinggi, akhlak yang mulia, serta
wawasan berpikir yang luas.
2. Melaksanakan kegiatan yang bersifat integritas ditengah pelajar dan
masyarakat agar PII Lebih dikenal dan dirasakan kiprahnya serta
membangun kepemimpinan yang elegan, konstruktif dan edukatif. Seperti
memperbanyak pelatihan-pelatihan maupun pembelajaran, seperti
116
training, outbond dan seminar. Dengan memperbanyak kegiatan tersebut
diharapakan pengetahuan anggota organisasi semakin bertambah luas.
3. Membangun hubungan yang baik dengan perhimpunan keluarga besar PII
di Banten agar persaudaraan dan kekeluargaan agar tetap berjalan dengan
baik.
117
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Arifin. 2007. Strategi Komunikasi (Sebuah Pengantar Ringkas), CV.
Armico. Bandung.
Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Public Relations Kuantitatif
dan Kualitatif. Simbiosa Rekatama Media. Bandung.
Bungin, Burhan.Penelitian Kualitatif. Kencana. Jakarta
Gibson, Jemes, L Jhon M, Ivanevih dan James H. Donelly. 2000. Organisasi,
Strukur Proses. Erlangga. Jakarta
Hanan,Djayadi.2006.Gerakan Pelajar Islam Indonesia (Dibawah Bayang-bayang
Negara). UII Press Yogyakarta. Yogyakarta
Kriyantono, Rakhmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. PT. Raja Grafindo.
Jakarta
Masmuh, Abdullah. 2008.Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori dan
Praktek. UMM Press. Malang
Muhammad, Arni. 2008.Komunikasi Organisasi. PT. Bumi Aksara. Jakarta
Mulyana, Deddy. 2005.Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya.
Bandung
Mulyono, Sri. 2004. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Salemba. Jakarta
Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta
HAW, Widjaja. 2002.Komunikasi (Komunikasi dan hubungan masyarakat). PT.
Bumi Aksara. Jakarta
R. Wayne Pace dan Don F.Faules. 2006. Komunikasi Organisasi. Rosdakarya.
Bandung
Riswandi. 2009.Ilmu Komunikasi. Graha Ilmu. Yogyakarta
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung
Suprapto, Tommy. 2009. Pengantar Teori dan Manajemen Komunikasi. Media
Pressindo. Yogyakarta
117
118
Supriyo dan Mulawarman.2006. Keterampilan Dasar Konseling. Alfabeta.
Bandung
Suwarto. 2011. Perilaku Keorganisasian. Universitas Atmajaya. Yogyakarta
Tika, P. 2006. Budaya Organisasi dan peningkatan kinerja Perusahaan. PT.
Bumi aksara. Jakarta
Umam, Khaerul. 2010.Perilaku Organisasi. Pustaka Setia. Bandung
Wiryanto. 2004.Pengantar Ilmu Komunikasi. PT Grasindo Anggota Ikapi. Jakarta
Jurnal:
Ayi Karyana,2007. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Produktivitas kerja di
UPTD Pendidikan TK/SD Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Laporan
Penelitian. Jakarta: Pusat KeilmuannLPPM Uiversitas Terbuka
Fadli Pangumpia, 2013. Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap
Produktivitas Karyawan Di Bank Prisma Dana Manado.
Artikel Lain
Andrian Nugraha, 2012. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Pengaruh
iklim organisasi dan religiusitas terhadap komitmen organisasi pada pengurus
cabang dan komisariat organisasi ekstra kampus UIN Syarif Hidayatullah:
Jakarta
Saprihatin Sajida, 2013. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pengaruh Iklim
organisasi terhadap kinerja pegawai Bank BJB cabang Labuan : Serang
Siti Eli Auliah, 2012. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Pengaruh
iklim terhadap keterlibatan kerja karyawan PT. Hero Swalayan Bintaro: Jakarta
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
KEGIATAN HARI BANGKIT PELAJAR ISLAM INDONESIA (PII)
LAMPIRAN 2
KUESIONER
Responden yang terhormat,
Saya Maya Maul Haya Sofa mahasiswa jurusan ilmu komunikasi Untirta, saya sedang
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Komitmen
Anggota Organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) Wilayah Banten” saya harap saudara
sekalian bersedia mengisi kuisoner ini berdasarkan pengalaman anda menjadi anggota
organisasi PII Wilayah Banten. Data dan informasi yang anda berikan akan sangat membantu
penelitian ini. Atas kesediaan mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terimakasih.
Petunjuk Pengisian:
Data pertanyaan terbagi kedalam dua bagian, yaitu pertama menyangkut data pribadi
anda, dan yang kedua adalah data penelitian.
Anda dipersilahkan memberikan tanda cek (√) pada kolom skala yang tersedia menurut
pernyataan-pernyataan yang paling sesuai dengan pilihan anda.
Adapun alternatif jawabannya adalah :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
DATA RESPONDEN:
1. Nama : ...............
2. Jenis kelamin : …………
a. Pria b. Wanita
KUESIONER PENELITIAN
Variabel X (Iklim Organisasi)
Pertanyaan yang Perlu Pilihan Jawaban Bapak/Ibu
Anda Sikapi SS S TS STS
1. Iklim organisasi PII Wilayah Banten dapat mereflesikan
perasaan anggota
2. Iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan
kewenangan dalam mengambil keputusan
3. Iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan
kejelasan tugas
4. Iklim organisasi PII Wilayah Banten memiliki tujuan
organisasi yang tinggi
5. Iklim organisasi PII Wilayah Banten dapat meningkatkan
kinerja anggota
6. Iklim organisasi PII Wilayah Banten meningkatkan derajat
kebanggan anggota terhadap organisasi
7. Iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan
penghargaan yang positif bagi anggota yang berprestasi
8. Iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan kritik
secara seimbang ketika anggota melanggar peraturan
9. Iklim organisasi PII Wilayah Banten menganggap anggota
bagian dari tim
10. Iklim organisasi PII Wilayah Banten mengakui kehadiran
anggota
11. Iklim organisasi PII Wilayah Banten memberikan
dukungan yang tinggi
KUESIONER PENELITIAN
Variabel Y (Komitmen Organisasi)
Pernyataan yang Perlu Pilihan Jawaban Bapak/Ibu
Anda Sikapi SS S TS STS
12. Saya merasa ikut memiliki organisasi PII Wilayah Banten
13. Saya merasa terikat secara emosional dengan organisasi
PII Wilayah Banten
14. Saya merasa percaya terhadap organisasi PII Wilayah
Banten
15. Saya ikut terlibat dalam semua kegiatan organisasi di PII
Wilayah Banten
16. Saya sulit terikat dengan organisasi lain
17. Saya merasa senang bekerjasama dengan pimpinan dan
sesama anggota organisasi
18. Saya berusaha mempertahankan diri dalam organisasi PII
Wilayah Banten
19. Saya berusaha mewujudkan visi dan misi PII Wilayah
Banten
20. Saya berusaha keras memberikan waktu, tenaga dan
pikiran untuk organisasi PII Wilayah Banten
2. Data Tabulating Variabel Y
No Responden Skor Butir
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 4 3 3 4 3 3 4 4 4
2 4 4 3 4 3 4 3 4 3
3 3 4 3 4 2 3 2 4 3
4 4 3 3 3 2 3 3 4 3
5 3 4 2 3 2 3 3 4 3
6 3 4 3 4 2 3 4 4 3
7 4 3 3 4 2 3 3 3 4
8 3 3 2 3 3 4 3 3 3
9 4 4 4 3 3 3 3 4 3
10 4 4 3 4 3 3 3 4 3
11 3 4 3 4 4 3 4 3 4
12 3 3 4 3 3 3 3 4 3
13 3 3 2 3 2 3 3 4 3
14 3 3 4 4 3 3 3 4 4
15 4 4 2 2 2 3 3 4 4
16 4 4 3 2 2 4 3 3 4
17 4 3 2 3 4 3 2 4 3
18 3 3 3 4 3 3 2 3 3
19 3 3 2 3 2 4 3 4 4
20 4 3 3 4 3 4 4 4 3
21 3 3 2 3 2 3 3 4 4
22 4 3 3 4 3 3 2 3 3
23 3 3 3 4 3 4 3 3 4
24 4 4 4 3 3 4 3 4 3
25 4 4 4 3 3 4 3 4 4
26 3 3 2 3 2 3 3 4 4
27 4 4 4 3 3 4 4 4 3
28 3 4 3 3 2 3 3 4 3
29 4 3 4 4 2 4 3 4 4
30 4 4 4 3 3 4 4 3 3
31 3 3 3 4 2 3 3 4 3
32 3 4 4 3 2 4 3 4 3
33 3 3 3 4 2 3 3 4 4
34 3 3 4 3 3 4 3 3 3
35 3 3 4 3 2 4 4 3 3
36 4 4 3 3 3 4 3 4 3
37 3 3 3 4 2 3 3 4 4
38 4 3 2 2 3 4 2 3 4
39 4 4 3 4 3 4 2 4 4
40 4 3 4 3 2 3 2 3 3
41 3 4 3 2 3 4 3 3 3
42 3 3 3 4 2 4 3 4 3
43 4 3 4 3 3 3 4 3 4
44 3 4 3 3 2 4 3 3 3
45 3 3 4 3 4 3 3 4 3
46 3 3 3 3 2 3 3 3 3
47 3 3 4 3 4 3 4 3 3
48 4 3 3 3 4 4 3 4 3
49 3 4 4 3 3 4 4 3 3
50 4 4 3 3 4 3 3 4 4
51 4 3 3 3 2 4 3 4 4
52 3 3 3 4 3 4 3 3 3
53 4 3 3 4 2 4 3 3 3
54 4 4 3 4 3 4 3 3 3
55 3 3 2 4 3 4 3 4 3
56 4 4 3 3 3 3 4 4 4
57 3 4 4 4 3 4 3 3 3
58 4 3 2 3 2 4 3 3 4
59 4 4 3 4 2 4 3 4 3
60 3 3 3 4 2 3 3 4 3
LAMPIRAN 3
DATA TABULATING VARIABEL X
No Responden
skor butir
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4
2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4
3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4
4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
5 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4
6 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4
7 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3
8 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3
9 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
10 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3
11 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4
12 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3
13 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3
14 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4
15 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4
16 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4
17 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3
18 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3
19 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3
20 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4
21 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4
22 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4
23 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4
24 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3
25 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4
26 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3
27 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3
28 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3
29 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4
30 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3
31 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3
32 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3
33 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4
34 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4
35 2 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4
36 2 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4
37 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3
38 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
39 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2
40 3 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3
41 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2
42 3 2 2 4 2 2 3 2 3 4 4
43 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 4
44 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 4
45 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4
46 3 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3
47 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4
48 3 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4
49 4 2 2 3 3 3 4 3 4 3 2
50 3 2 3 4 3 3 3 2 3 3 3
51 4 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3
52 3 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3
53 2 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4
54 3 3 4 4 3 3 3 2 3 4 4
55 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3
56 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 3
57 2 3 3 4 3 2 3 2 3 3 4
58 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 4
59 4 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3
60 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3
LAMPIRAN 4
(Tabel r Product Moment)
Tabel r Product Moment
Pada Sig.0,05 (Two Tail)
N r N r N r N r N r N r
1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138
2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137
3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137
4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137
5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136
6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136
7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136
8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135
9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135
10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135
11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134
12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134
13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134
14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134
15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133
16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133
17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133
18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132
19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132
20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132
21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131
22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131
23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131
24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131
25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13
26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13
27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13
28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129
29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129
30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129
31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129
32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128
33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128
34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128
35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127
36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127
37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127
38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127
39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126
40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126
LAMPIRAN 5
STRUKTUR ORGANISASI PENGURUS PELAJAR ISLAM INDONESIA (PII)
WILAYAH BANTEN
PERIODE 2012-2014
DEPARTEMEN-DEPARTEMEN
Departemen Training Departemen
Pengembangan Pengurus
Wilayah
Departemen Komunikasi
Koordinator : Bamas
Hidayat R
Koordinator: Anwarudin Koordinator: Siti Anisa
Anggota :
1.Dahlawi
2. Dimyati
3. Ahmad Syarief
4. Heni
5. Aziz Asren
6. Ismail
7. A. Yusuf
Anggota :
1. Iif Fahrudin
2. Ahmad Sobari
3. Mulyana
4. Abdurahman
5. Rabiah Adawiyah
6. Inayatullah
7. Nisa Illah
Anggota :
1. Muslim 2. Denny Ariyanto
3. Dalaudin
4. Uli Nurilyana
5. Hulaeli Ulfaya
6. Heru
7. Damiri Mahdin
Departemen Kaderisasi Dept. Pembinaan dan
Pengembangan organisasi
Departemen Hubungan
Eksternal dan Internal
Koordinator: Mahmudin
Anggota : 1. Ismail
2. Haifullah
3. Saprudin P.R
4. Burhanudin R
5. Habibah
6. Awaliyah
7. Ahmad Firdaus
Koordinator: Aziz Fauzul A
Anggota 1. Siti Hawa
2. Ririn Durianti
3. Fauzi Al-Bara
4. Ilham
5. Sabrowi
6. Zainal Muttaqin
7. Shihabudin
Koordinator: Abdurahman
Anggota :
1. Anshar 2. Hayati Nufus
3. Hafidzah
4. Musolin
5. Rizal A
6. Fahrurozi
7. Fauzi Al-Bara
Ketua Umum
Ika Fahullah
Sekretaris Umum
Rizal Muhammad
Bendahara Umum
Rifani Fazri
Ipah Khalifah
BADAN OTONOM
Brigadi Pembangunan :
1. Dimyati Abu Bakar
2. Endang Badri
Korps PII Wilayah :
1. Ma’mun Muzakki
2. Risman T
Lembaga Khusus/Dewan Ta’dib
Regional:
1. Ade Sam’un
2. Ahmad Sobari
Biro Rumah Tangga:
1. Siti Aulia
2. Fuadul Lutfi
DAFTAR RESPONDEN
NO Nama Jenis Kelamin
(P/L)
1 Dimyati L
2 Dahlawi L
3 Musolin L
4 Ahmad Syarief L
5 Ahmad Sobari L
6 Rizal A L
7 Mahmudin L
8 Heni P
9 Iif Fahrudin L
10 Ahmad Muzani L
11 Mulyana L
12 Abdurhaman L
13 Rabiah Adawiyah P
14 Inayatullah L
15 Nisa Illah P
16 Ilham L
17 Muslim L
18 Ipah Khalifah P
19 Deni Ariyanto L
20 Uli Nurilyana P
21 Hulaeli Ulfaya P
22 Heru L
23 Awaliyah P
24 Ahmad Rasim L
25 Damiri Mahdin L
26 Ahmad Firdaus L
27 Aziz Asren L
28 Shabrowi L
29 Zainal Muttaqin L
30 Shihabudin L
31 Ismail L
32 Haifullah L
33 Siti Anisa P
34 Nanang A.S L
35 Bamas Hidayat R L
36 Hafidzah P
37 Saprudin P.R L
38 Burhanudin R L
39 Aziz Fauzul A L
40 Ika Fahullah L
41 Hayati Nufus P
42 Habibah P
43 Dimyati Abu Bakar L
44 Ahmad Fahrudin L
45 Endang Badri L
46 Risman T L
47 Ade Sam’un L
48 Ma’mun Muzakki L
49 Anshar L
50 Fauzi Al-Bara L
51 Siti Aulia P
52 Ririn Durianti P
53 Fuadul Lutfi L
54 Fahrurozi L
55 Rifani Fazri L
56 Ahmad Yusuf L
57 Anwarudin L
58 Rizal Muhamad L
59 Siti Hawa P
60 Dalaudin L
RIWAYAT HIDUP
Nama : Maya Maul Haya Sofa
Tempat Tanggal Lahir : Serang, 2 Februari 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pandeglang Km 14 Kp. Sawah RT/RW.003/002
Des. Sukamanah Kacamatan Baros Serang- Banten
42173
Contact Person : 081908812224
Riwayat Pendidikan
1. MI NURUL HUDA Tahun 2004
2. SMP NEGERI 4 KOTA SERANG Tahun 2007
3. MAN 2 KOTA SERANG Tahun 2010
4. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Jurusan Ilmu Komunikasi
Pengalaman Organisasi :
1. ANGGOTA AMBALAN PRAMUKA MAN 2 KOTA SERANG
2. SEKRETARIS OSIS MAN 2 KOTA SERANG
3. ANGGOTA PMR MAN 2 KOTA SERANG
4. HMJ ILMU KOMUNIKASI UNTIRTA, Anggota Departement Kaderisasi
2010-2010
5. HMJ ILMU KOMUNIKASI UNTIRTA, Ketua Departement Kaderisasi
Tahun 2011-2012
6. Anggota IMIKI (Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi) 2011-2012