Pengaruh Glukosamin Pada Radang Sendi

download Pengaruh Glukosamin Pada Radang Sendi

of 6

Transcript of Pengaruh Glukosamin Pada Radang Sendi

Pengaruh Glukosamin pada Radang Sendi

PendahuluanOsteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi yang telah dimasukkan dalam empat kondisi penyakit otot dan tulang yang dapat membebani hidup seseorang. Seiring dengan pertambahan usia, tubuh manusia menjadi semakin rentan terhadap penyakit yang menyerang, terkadang bukan hanya faktor luar yang menyebabkan penyakit pada manusia, namun justru faktor internal yang menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, hal ini dikarenakan oleh proses penuaan diri yang berdampak pada sistem metabolisme tubuh. Sistem rangka manusia sangat baik dan sempurna karena dilengkapi sendi yang luar biasa, kerangka hidup sangat berhubungan erat dengan sistem otot. Tempat 2 tulang berhubungan disebut sendi atau artikulasi. Tubuh memiliki lebih dari 300 jenis sendi. Sebagai contoh salah satu penyakit yang paling sering menyerang orang usia lanjut adalah osteoartritis atau osteoporosis yang lebih dikenal dalam bahasa awam sebagai penyakit rematik. Nyeri pada sistem tulang dan sendi sangat sering dialami oleh berbagai jenis usia, namun biasanya dialami pada usia diatas 60 tahun dan paling sering terjadi pada nyeri lutut. Hal ini dapat dihasilkan dari trauma, terlalu sering menggunakan, kekacauan internal atau inflamasi, di samping itu, nyeri sekitar lutut mungkin karena kondisi pembuluh darah atau saraf. Penyakit pinggul juga dapat merujuk nyeri pada lutut, paha distal, atau keduanya.1IsiOsteoartritisOsteoarthritis berasal dari bahasa latin osteo yang berarti tulang, arthro yang berarti sendi dan itis yang berarti radang. Osteoarthritis merupakan suatu kondisi kronis berkurangnya cairan sendi dalam suatu waktu yang menyebabkan penipisan dari tulang rawan.2 Sendi dirancang bekerja dengan cara yang khusus, dan gerakan yang melebihi batasan normal, atau ke arah yang tidak wajar, dapat mneyebabkan cedera. Penyebab umum termasuk benturan langsung atau jatuh, dan cedera saat olahraga. Masalah ini dapat berawal dari penggunaan berlebihan. Kelainan bawaan juga dapat menyebabkan masalah sendi. Masalah pada sendi bisa saja terjadi pada cedera ligamen, robek tulang rawan,bahu beku,bintal,dislokasi sendi,bursitis, dan artritis.Dalam osteoartritis, tulang rawan perlindung ujung tulang (tulang rawan artikularis) didalam sendi mulai berdegenerasi, menyebabkan rasa nyeri dan bengkak. Osteoartritis dapat menyerang hanya sebuah sendi dan dapat dipicu oleh pemakaian berlebihan daerah tertentu, menyebabkan radang yang terasa nyeri dari waktu ke waktu. Karena tulang rawan secara alami rusak akibat penuaan, jenis osteoartritis ringan menyerang banyak orang di usia lebih dari 60 tahun. Gejala awal nyeri sendi yaitu sakit pada sendi, pembengkakan sendi, pembatasan gerakan dan kekakuan pada sendi. rasa nyeri dan bengkak pada sendi yang memburuk jika beraktivitas dan menghilang jika beristirahat, timbul kaku beberapa saat setelah istirahat, terbatasnya gerakan, krepitus (bunyi gemeretak) saat sendi digerakkan.3 Lihat Gambar No.1

Gambar No.1 Perbedaan Sendi Normal dan Abnormal4Faktor ResikoOsteoertritis gejalanya banyak ditemukan pada ujung jari atau ibu jari, leher, tulang belakang, lutut dan panggul. Faktor resiko meliputi usia dan jenis kelamin.5 Selain usia dan jenis kelamin, pola hidup dan genetik juga mempengaruhi terserangnya radang sendi. Berikut faktor pendukung terserangnya osteoartritis. Usia Usia merupakan salah satu faktor pendukung dari terserangnya penyakit radang sendi. Semakin tua usia seseorang tentu akan semakin melemah kondisi tubuhnya. Semakin banyak pula penyakit yang akan menyerang tubuh termasuk nyeri sendi. Sendi juga makin lama akan semakin lemah. Lapisan rawan sendi akan menipis seiring dengan bertambahnya usia. Demikian pula dengan minyak sendi. Selain itu, kepadatan dari bantalan pada sendi juga ikut berpengaruh. 6

Jenis KelaminPrevalensi osteoartritis pada laki-laki sebelum berusia 50 tahun lebih tinggi dibandingkan perempuan, tetapi setelah usia lebih dari 50 tahun prevalensi perempuan lebih tinggi menderita osteoartritis dibandingkan laki-laki. Perbedaan tersebut menjadi semakin berkurang setelah menginjak usia 80 tahun. Hal ini diperkirakan karena pada masa usia 50-80 tahun wanita mengalami pengurangan hormon estrogen yang signifikan.7

Pola HidupPola hidup seseorang sangat mempengaruhi peyakit-penyakit yang dialaminya. Pola makan dan aktifitas fisik sehari-hari. Aktifitas fisik berat seperti berdiri lama (2 jam atau lebih setiap hari), berjalan jarak jauh (2 jam atau lebih setiap hari), mengangkat barang berat (10 kg-50 kg selama 10 kali atau lebih setiap minggu), naik turun tangga setiap hari merupakan faktor resiko osteoartritis lutut.8 Pola makan seseorang yang berlebih dapat menjadi faktor pendukung terserangnya osteoartritis pada lutut ini. Kelebihan berat badan atau obesitas dapat mempengaruhi pergerakan sendi dapat melakukan aktifitas sehari-hari.

GenetikBukti terbaru menunjukkan bahwa setengah dari risiko perkembangan osteoarthritis dapat dikaitkan dengan faktor genetik. Beberapa penelitian telah membuktikan kebanyakan pasien yang menderita osteoarthritis mempunyai anggota keluarga dengan kondisi yang sama. Gen yang telah diteliti adalah gen yang bertanggung jawab dalam membentuk tulang dan tulang rawan. Namun, gen yang menentukan bentuk sendi, kekuatan otot dan berat badan juga memliki peran penting dalam hal ini. Meskipun faktor genetik merupakan faktor resiko yang sangat besar terhadap terserangnya penyakit osteoarthritis, tingkat resiko ini dapat dikurangi dengan menjalankan gaya hidup yang sehat.9Sendi Sinovial pada LututSendi tubuh yang paling banyak,serbaguna, dan mampu bergerak dengan bebas disebut sendi sinovial. Sendi ini dapat berkerja dengan baik selama puluhan tahun jika digunakan dengan baik dan tidak berlebihan. Sendi sinovial dibungkus oleh penutup perlindung luar-kapsul sendi. Lapisan dalam kapsul, yaitu membran sinovial, menghasilkan cairan sinovial yang licin menyerupai oli dan melumasi sendi sehingga permukaan sendi hanya sedikit bergesekan atau rusak. Terdapat sekitar 230 sendi sinovial di seluruh tubuh.4 Didalam sendi, ujung tulang dipersendian sinovial dilapisi dan dilindungi oleh tulang rawan artikular, yang halus dan dapat sedikit ditekan. Disekeliling sendi terdapat kapsul sendi, yang terbuat dari jaringan ikat kuat dan menempel pada ujung tulang. Lapisan bagian dalamnya yang halus, membran sinovial, terus-menerus menghasilkan cairan sinovial ke dalam rongga sinovial agar sendi selalu terlumasi dengan baik. Cairan sinovial adalah transudat dari air dan zat terlarut dari darah dan karenannya memiliki komposisi serupa dengan cairan interstisial jaringan pada umumnya. Pada cairan ini ditambahkan hialuronat dan sebuah glikoprotein, lubrisin dan keduanya adalah molekul dengan sifat pelumas. Membran sinovial membungkus sendi dan menahan cairan sinovial sebagai pelumas (Lihat Gambar No.2). Permukaan sendi adalah tulang rawan sendi, yaitu bahan/struktur halus yang seperti karet dan melekat pada tulang.10

Gambar No.2 Tulang Rawan Sendi yang Melekat pada Tulang10GlukosaminGlukosamin(C6H14NO5) adalah amino monosakarida yang ditemukan pada chitin, glikoprotein dan glikomioglikan seperti asam hialunorat dan heparan sulfat. Glukosamin secara alami diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi pada orang yang mengalami osteoporosis produksinya berkurang. Perubahan ini dipengaruhi oleh penurunan kemampuan proteoglikan dalam memproduksi glukosamin, sehingga akan menyebabkan terjadinya penyakit osteoarthritis.11 Glukosamin pertama kali diidentifikasi oleh Dr. Georg Ledderhose pada tahun 1876, tapi struktur stereokimia tidak sepenuhnya diketahui sampai ditemukan oleh Walter Haworth pada tahun 1939.12Glukosamin sebagai suplemen yang dapat membantu menurunkan risiko penyakit persendian. Glukosamin terbukti dapat menstimulasi produksi tulang rawan dan menghambat enzim yang menghancurkan tulang rawan. Selain itu, glukosamin juga dapat membantu menghambat terjadinya perubahan metabolisme tulang pada penderita osteoarthritis. Dalam menjalankan fungsinya sebagai perangsang pertumbuhan tulang rawan, glukosamin bekerja bersama dengan kondroitin sulfat yang berguna untuk memperbaiki tulang rawan dibagian matriks tulang rawan. Menurut penelitian, osteoarthritis yang disebabkan ketidakmampuan kondrosit merombak matriks sehingga pada cairan sinovial pada jaringan sinovial berkurang komposisinya.13

KesimpulanWanita tua nyeri lutut disebabkan kurangnya kandungan glukosamin dan adanya penekanan pada lutut selama 10 tahun yang dilakukannya dalam beraktivitas sehari-hari dan faktor usia menghambat proses sintesis glukosamin dalam tubuh wanita tua tersebut sehingga menyebabkan nyeri atau osteoartritis pada sendi lutut. Glukosamin dan kondroitin berfungsi untuk menghilangkan nyeri dan sangat efektif dalam untuk osteoartritis dengan membantu memulihkan keseimbangan antara erosi dan regenerasi tulang rawan.

Daftar Pustaka 1. Imboden J, Hellmann D, Stone J. Current Diagnosis and Treatment Rheumatology.USA.The McGraw-Hill Companies. 2007. h.123-1372. Arden E, Arden N, Hunter D. Osteoarthritis. New York: Oxford University Press.2008.3. Edisi 2012.Diunduh dari http://www.puspapharma.com/article.php?id=284. Parker S.The Human Body Book.Dorling kindersley limited. 2007. h.36-535. Syafrudin, Hamidah. Kebidanan komunitas. Jakarta: EGC. 2007. h. 2446. Hardjodisastro D. Sehat itu murah. Jakarta: Kompas Media Nusantara. 2006. h. 2267. Felson DT, Zhang Y. An Update on the pidemiology of knee and hip osteoarthritis with a view to prevention. Arthritis Rheumatology. 1998; 41 :h. 1343 8. Bambang S. Osteoartritis selayang pandang. Jakarta :Temu Ilmiah Reumatologi. 2003. h. 27 9. Arden E, Arden NK, David H. Osteoarthritis. New York, Oxford University Press.2008. h. 3-17. h.101-13.10. Cameron JR, Skofronick JG, Grant RM. Fisika tubuh manusia. Jakarta: EGC; 2006:h. 9511. Nasanius Y, editors. Pertemuan linguistik pusat kajian bahasa dan budaya Atma Jaya:18. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2007. h.28.12. Horton D. The carbohydrates. Vol IB. New York: Academic Press. 1980. h. 727-728.13. imanek V, Kenb V, Ulrichovaa J, Galloc J. The efficacy of glucosamine andchondroitin sulfate in the Treatment of osteoarthritis: are these saccharides drugs or nutraceuticals. Biomed. Papers 2005 June 2; 149(1). h. 516.5