PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB...

73
PENGARUH GEO KEAUSAN TEPI KARBON RE OMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL T I PAHAT PADA PEMOTONGAN MATE ENDAH (St 37) MENGGUNAKAN MESIN KONVENSIONAL (Skripsi) Oleh AHMAD AZHARI JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG 2019 TERHADAP ERIAL BAJA N BUBUT

Transcript of PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAP

KEAUSAN TEPI PAHAT PADA PEMOTONGAN MATERIAL BAJA

KARBON RENDAH (St 37) MENGGUNAKAN MESIN BUBUT

KONVENSIONAL

(Skripsi)

Oleh

AHMAD AZHARI

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAP

KEAUSAN TEPI PAHAT PADA PEMOTONGAN MATERIAL BAJA

KARBON RENDAH (St 37) MENGGUNAKAN MESIN BUBUT

KONVENSIONAL

(Skripsi)

Oleh

AHMAD AZHARI

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAP

KEAUSAN TEPI PAHAT PADA PEMOTONGAN MATERIAL BAJA

KARBON RENDAH (St 37) MENGGUNAKAN MESIN BUBUT

KONVENSIONAL

(Skripsi)

Oleh

AHMAD AZHARI

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 2: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

ABSTRAK

PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPKEAUSAN TEPI PAHAT PADA PEMOTONGAN MATERIAL BAJA

KARBON RENDAH (St 37) MENGGUNAKAN MESIN BUBUTKONVENSIONAL

Oleh

AHMAD AZHARI

Proses pemotongan baja karbon rendah pada umumnya sering menggunakanpahat High Speed Steel (HSS) karena kekerasan yang cukup tinggi, harga lebihmurah, geometri mudah dibentuk. Pada proses pemotongan terdapat banyak faktoryang mempengaruhi produktifitas dan kualitas seperti geometri pahat, kondisipemesinan, material benda kerja, material pahat, dan lain-lain. Indikatorproduktifitas dan kualitas pada proses pemesinan yaitu umur pahat dan kekasaranpermukaan produk. Penelitian pengaruh variasi geometri pahat terhadap keausansudah pernah dilakukan tetapi belum meneliti pengaruh nose radius. Tujuanpenelitian ini untuk mengetahui nilai umur pahat, pengaruh geometri pahat sertamenentukan geometri dan parameter yang optimum terhadap keausan tepi padaproses pemotongan material St 37.

Penelitian ini menggunakan metode ekperimental dengan melakukanpemotongan material St 37 menggunakan pahat High Speed Steel. Variasigeometri pahat dan parameter pemesinan yaitu side rake angle: 12˚,15˚,18˚; sidecutting edge angle: 85˚,80˚,75˚; nose radius: 0 mm, 0,4 mm, 0,8 mm; kecepatanpotong: 17,42 m/min, 40 m/min, 58,8 m/min; kedalaman potong: 1 mm dan 2mm; feeding: 0,05 mm/rev, 0,075 mm/rev, 0,1 mm/rev. Untuk menganalisisadanya pengaruh geometri pahat dan parameter pemesinan dengan menggunakananalisis Taguchi dan Anova.

Hasil eksperimen yang didapatkan yaitu umur pahat yang terpanjang 42,28menit dan terpendek 0,8 menit. Hasil dari analisis Taguchi dan Anova yaitu faktoryang berpengaruh signifikan adalah kedalaman potong (a) dengan kontribusisebesar 27,65%, kecepatan potong (Vc) dengan kontribusi sebesar 24,91%, danside rake angle dengan kontribusi sebesar 19,35%. Kemudian hasil umur pahatyang optimum yaitu 42,01 menit pada kedalaman potong (a): 1 mm, kecepatanpotong (Vc): 17,42 m/min, feeding (f): 0,075 mm/rev, nose radius (R): 0,4 mm,side rake angle (γ): 18˚, dan side cutting edge angle (Kr): 75˚.

Kata kunci: St 37, Pahat High Speed Steel, Geometri pahat, Keausan tepi

Page 3: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

ABSTRACT

THE EFFECT OF HIGH SPEED STEEL GEOMETRY TOWARD FLANKWEAR ON CUTTING OF LOW CARBON STEEL (St 37) USING

CONVENTIONAL LATHE MACHINE

By

AHMAD AZHARI

The process of cutting low carbon steel in general often uses tool High SpeedSteel (HSS) due to high hardness, cheaper prices, easily formed geometry. In thecutting process there are many factors that affect productivity and quality such astool geometry, machining conditions, workpiece material, tool material, andothers. Productivity and quality indicators on machining processes namely toollife and product surface roughness. Research on the effect of tool geometryvariations on wear has been carried out but has not examined the effect of the noseradius. The purpose of this study was to determine the tool life value, theinfluence of tool geometry and determine the geometry and optimum parametersfor flank wear in the St 37 material cutting process

. This study used an experimental method by cutting St 37 material using atool High Speed Steel. Variation of tool geometry and machining parameters,namely side rake angle of 12˚, 15˚, 18˚; side cutting edge angle of 85̊ , 80˚, 75˚;nose radius of 0 mm, 0.4 mm, 0.8 mm; cutting speed of 17.42 m/min, 40 m/min,58.8 m/min; depth of cut of : 1 mm and 2 mm; feeding of 0.05 mm/rev, 0.075mm/rev, 0.1 mm/rev. To analyze the influence of tool geometry and machiningparameters using Taguchi and Anova analysis.

The experimental results obtained were the longest tool life of 42.28minutes and the shortest was 0.8 minutes. The results of the Taguchi and Anovaanalysis are factors that have a significant effect on the depth of cut (a) withcontributions of 27.65%, cutting speed (Vc) with contributions of 24.91%, andside rake angle with contributions of 19.35%. Then the optimum tool life resultwas 42.01 minutes at depth of cut (a) of 1 mm, cutting speed (Vc) of 17.42 m/min,feeding (f) of 0.075 mm/rev, nose radius (R) of 0.4 mm, side rake angle (γ) of 18˚,and side cutting edge angle (Kr) of 75˚.

Keywords: St 37, Tool High Speed Steel, Tool geometry, Flank wear

Page 4: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAP

KEAUSAN TEPI PAHAT PADA PEMOTONGAN MATERIAL BAJA

KARBON RENDAH (St 37) MENGGUNAKAN MESIN

BUBUT KONVENSIONAL

Oleh

AHMAD AZHARI

Skripsi

Sebagai satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2019

Page 5: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa
Page 6: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa
Page 7: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa
Page 8: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Boyolali pada tanggal 1 Mei 1996,

sebagai anak kelima dari lima bersaudara pasangan

Bapak Purwanto dan Ibu Radinah. Penulis

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri

Donohudan 03, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten

Boyolali pada tahun 2008, menyelesaikan pendidikan

Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 2 Ngemplak tahun 2011,

menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 05

Surakarta pada tahun 2014, dan pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai

Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Lampung melalui Seleksi Bersama Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Selama menjadi mahasiswa, penulis juga aktif dalam organisasi internal kampus,

yaitu sebagai pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HIMATEM)

sebagai anggota Bidang Dana dan Usaha pada tahun 2016-2017, menjadi

pengurus UKMF Matalam Fakultas Teknik Universitas Lampung sebagai Kepala

Departement Dana dan Usaha pada tahun 2016-2018.

Pada bidang akademik, penulis melaksanakan Kerja Praktik (KP) di Solo

Technopark yang berlokasi di Jl. Ki Hajar Dewantara N0.19, Jebres, Kota

Surakarta pada tahun 2017. Pada tahun 2018 penulis melakukan penelitian pada

Page 9: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

viii

bidang konsentrasi Produksi dengan judul tugas akhir “Pengaruh Geometri Pahat

High Speed Steel Pada Pemotongan Material Baja Karbon Rendah (St 37)

Menggunakan Mesin Bubut Konvensional” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir.

Yanuar Burhanuddin, M.T. dan Dr. Eng. Suryadiwansa Harun, M.T.

Bandar Lampung, 05 April 2019

Penulis

Ahmad Azhari

Page 10: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

ix

MOTTO

“Tidak ada kata menyerah sebelum mencoba, jangan pernah

berhenti berusaha selama kita masih bisa bernafas”

“Yang dulu buruk belum tentu selamanya buruk, yang dulu

baik belum tentu selamanya baik”

“Jangan pernah sia-siakan sebuah kesempatan karena

kesempatan tidak datang tujuh kali”

Page 11: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

x

PERSEMBAHAN

Dengan Kerendahan Hati meraih Ridho Illahi Robbi dan syafaat nabi Muhammad SAW Kupersembahkan

karya Kecilku ini untuk orang-orang yang aku sayangi

Ibu dan Ayahku

Kedua orang tua, Bapak Purwanto dan Ibu Radinah atas segala usaha, pengorbanan yang tak ternilai oleh

harta, doa, kesabaran, keikhlasan, cinta dan kasih sayangnya yang tidak ada putusnya.

Kakak

Kepada kakakku Suroto, Syarifudin, Andi Dharma dan Fadillah Nafsul Mutmainah sebagai inspirasi, yang

selalu memberikan semangat untuk terus mencari ilmu dan rela berkorban untuk saya.

Dosen Teknik Mesin

Yang selalu membimbing, mengajarkan, memberikan saran serta saran baik secara akademik maupun

non akademik

Tim Lab. Proses Produksi

Yang selalu membantu, memberikan semangat, teman belajar dalam dalam segala hal

Sahabat Mesin 2014

Yang sudah mau menerima saya sebagai keluarga kalian, memberikan semangat, keceriaan, pengalaman

berharga, selalu ada saat suka maupun duka

Page 12: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

xi

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan mempersembahkan

judul “Pengaruh Geometri Pahat High Speed Steel Terhadap Keausan Tepi

Pahat Pada Pemotongan Material Baja Karbon Rendah (St 37) Menggunakan

Mesin Bubut Konvensional” dengan sebaik-baiknya.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar

Muhammad SAW, sahabatnya, serta para pengikutnya yang selalu berjuang dan

istiqomah diatas jalan agama islam hingga hari ajal menjemput.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan, motivasi

dan bantuan baik moral maupun materi oleh banyak pihak. Untuk itu dengan

sepenuh ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis

dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.

2. Nabi Muhammad SAW, untuk segala hal yang telah beliau lakukan dahulu.

Menyempurnakan ahlak sehingga semua umat yang hidup hingga sekarang

Page 13: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

xii

dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa keragu-

raguan.

3. Ibuku Radinah dan Bapakku Purwanto yang tidak pernah mengeluh, sabar

dan selalu memberikan dukungan dalam bentuk materi ataupun non materi.

4. Bapak Ahmad Su’udi, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin

Universitas Lampung.

5. Bapak Harnowo Supriadi, S.T., M.T selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin

Universitas Lampung.

6. Bapak Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T selaku dosen pembimbing utama

tugas akhir ini, yang banyak memberikan waktu, ide pemikiran dan semangat

serta motivasi bagi penulis.

7. Bapak Dr. Eng. Suryadiwansa Harun, M.T. selaku pembimbing kedua tugas

akhir ini, yang telah banyak memberikan waktu dan pemikiran bagi penulis.

8. Bapak Tarkono, S.T., M.T selaku dosen pembahas yang telah banyak

memberikan kritik dan saran yang bermanfaat bagi penulis.

9. Seluruh dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung berkat ilmu yang

telah diajarkan kepada penulis selama penulis menjalani masa studi di

perkuliahan.

10. Staf Akademik serta Asisten Laboratorium yang telah banyak membantu

kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

11. Kakakku Suroto, Syarifudin, Andi Dharma, Fadillah Nafsul Mutmainah yang

memberikan dukungan materi ataupun non materi sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir.

Page 14: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

xiii

12. Teruntuk Anissa yang telah hadir dalam hidup penulis dan memberikan

warna yang lebih indah.

13. Seluruh rekan-rekan teknik mesin khususnya rekan seperjuangan angkatan

2014 untuk kebersamaan selama penulis berada diperantauan. Tiada kata

yang dapat penulis utarakan untuk mengungkapkan perasaan senang dan

bangga menjadi bagian dari angkatan 2014.“Salam Solidarity Forever”.

14. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 05 April 2019

Penulis,

Ahmad AzhariNPM. 1415021005

Page 15: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

xivi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………………………………………………………………………..i

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………iii

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………iv

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………..v

PERNYATAAN PENULIS …………………………………………………….vi

RIWAYAT HIDUP …………………………………………………………….vii

HALAMAN MOTO …………………………………………………………….ix

HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………………x

SANWACANA ………………………………………………………………….xi

DAFTAR ISI……………………………………………………………………xiv

DAFTAR GAMBAR ..…………………………………………………………xvi

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………xviii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………...1

B. Tujuan……………………………………………………………5

C. Batasan Masalah…………………………………………………5

D. Sistematika Penulisan……………………………………………6

Page 16: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

xvi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemesinan………………………………………………………..8

B. Proses Bubut ……………………………………………………12

C. Pahat High Speed Steel ………………………………………………20

D. Geometri Pahat HSS …………………………………………...22

E. Keausan ………………………………………………………...24

F. Metode Taguchi ………………………………………………..28

G. Penelitian Tentang Keausan Pahat ………………………….....30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………..33

B. Alat dan Bahan Penelitian ………………………………………34

C. Diagram Alir Penelitian ………………………………………...38

D. Prosedur Penelitian.……………………………………………..39

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Nilai Keausan Tepi Pahat High Speed Steel ……….…………..49

B. Analisis dan Pembahasan ………………………………………51

1. Analisis Taguchi …………………………………………..51

2. Analisis Anova …………………………………………….58

3. Pertumbuhan Keausan Tepi dan Mekanisme Keausan …...68

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………….74

B. Saran …………………………………………………………...75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Skematis Proses Bubut ....................................................................12

Gambar 2. Proses Bubut Rata, Permukaan dan Tirus ..................................... 14

Gambar 3. Bagian-Bagian Mesin Bubut ......................................................... 15

Gambar 4. Panjang Permukaan Benda Dilalui Pahat ..................................... 16

Gambar 5. Gerak Makan dan Kedalaman Potong............................................ 18

Gambar 6. Proses Pemesinan .......................................................................... 19

Gambar 7. Pahat HSS...................................................................................... 21

Gambar 8. Geometri Pahat ...............................................................................23

Gambar 9. Mekanisme Keausan Pahat.............................................................26

Gambar 10. Skema Ilustrasi Keausan Abrasif....................................................26

Gambar 11. Skema Ilustrasi Keausan Adhesif ...................................................27

Gambar 12. Pahat Bubut HSS ............................................................................34

Gambar 13. Geometri Pahat...............................................................................35

Gambar 14. Mesin Bubut ...................................................................................36

Gambar 15. Jangka Sorong ...............................................................................36

Gambar 16. Mikroskop USB..............................................................................37

Gambar 17. Mal Radius .....................................................................................37

Gambar 18. Mesin Gerinda ................................................................................37

Page 18: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

xvii

Gambar 19. Diagram Alir Penelitian..................................................................38

Gambar 20. Geometri Pahat HSS.......................................................................40

Gambar 21. Pengasahan Pahat HSS ...................................................................42

Gambar 22. Proses Pembubutan.........................................................................43

Gambar 23. Taguchi 1 ........................................................................................45

Gambar 24. Taguchi 2 ........................................................................................45

Gambar 25. Taguchi 3 ........................................................................................46

Gambar 26. Taguchi 4 ........................................................................................46

Gambar 27. Tguchi 5..........................................................................................47

Gambar 28. Anova 1 ..........................................................................................47

Gambar 29. Anova 2 ..........................................................................................48

Gambar 30. Grafik S/N ratio .............................................................................54

Gambar 31. Grafik Main effect plot for means ..................................................58

Gambar 32. Normal Probability.........................................................................58

Gambar 33. Efek perubahan kedalaman potong terhadap umur pahat...............65

Gambar 34. Efek perubahan kecepatan putaran spindel terhadap umur pahat ..66

Gambar 35. Efek perubahan side rake angle terhadap umur pahat ....................66

Gambar 36. Pertumbuhan keausan tepi pada kedalaman potong 1 mm.............68

Gambar 37. Pertumbuhan keausan tepi pada kedalaman potong 2 mm.............70

Gambar 38. Keausan Tepi Percobaan 5 .............................................................72

Gambar 39. Keausan Tepi Percobaab 16 ...........................................................72

Page 19: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Klasifikasi Proses Pemesinan................................................................8

Tabel 2. Jenis-Jenis Pahat HSS .........................................................................21

Tabel 3. Data Pengukuran Keausan Tepi Pahat dengan Cairan Pendingin .....30

Tabel 4. Pengukuran Keausan Tepi Pahat dengan Tanpa Cairan Pendingin ....30

Tabel 5. Umur Pahat dengan cairan Pendingin .................................................31

Tabel 6. Umur Pahat tanpa Cairan Pendingin ...................................................32

Tabel 7. Rincian Jadwal Penelitian ..................................................................33

Tabel 8. Spesifikasi Mesin Bubut......................................................................36

Tabel 9. Kondisi Pemesinan..............................................................................40

Tabel 10. Rancangan Parameter Percobaan ........................................................40

Tabel 11. Rancangan Data Keausan Tepi Pahat .................................................43

Tabel 12. Data Keausan Tepi Pahat ...................................................................50

Tabel 13. Respon untuk S/N ratio Large Is Better .............................................57

Tabel 14. Hasil Analisis Varian Anova ..............................................................60

Tabel 15. Analisis Anova Metode Stepwise ........................................................62

Tabel 16. Keputusan Hipotesis ...........................................................................62

Tabel 17. Persentase Kontribusi Faktor Terhadap Keausan dan Umur Pahat ....64

Tabel 18. Respon Optomasi keausan Tepi Pahat ...............................................67

Page 20: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia teknologi sekarang ini telah mengubah bidang industri

manufaktur menjadi sebuah industri yang berkembang, maju dan bersaing

secara global. Hal ini disebabkan tingginya tuntutan sebuah industri

manufaktur yang mengharapkan hasil produksi yang mengutamakan

kualitas, kuantitas serta efisiensi pencapaian target produksi dan biaya

produksi yang lebih rendah dari penghasilan.

Industri manufaktur pada umumnya tidak dapat terlepas dari adanya proses

pemesinan yang menjadi inti dari sebuah proses produksi. Pemesinan

dengan material baja karbon rendah seringkali dilakukan dalam proses

manufaktur khususnya industri pembuatan komponen mesin dan otomotif.

Pada proses pembuatan komponen material baja karbon rendah sering

menggunakan pisau atau pahat High Speed Steel (HSS). Pahat HSS

termasuk jenis high alloy steel, dapat melakukan pemotongan yang baik

sampai temperatur operasi 1100 oC. Pahat HSS memiliki kekerasan cukup

tinggi sehingga bisa digunakan pada kecepatan potong yang tinggi dalam

pemesinan material baja karbon rendah (Mrihrenaningtyas dan Prayadi,

2015).

Page 21: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

2

Disamping itu, pahat HSS juga lebih mudah dibentuk geometrinya

karena pahat ini tidak keras seperti pahat karbida tetapi mudah patah.

Pengaruh pahat dalam proses pemesinan bubut meliputi jenis material pahat,

geometri sudut pahat dan posisi pemasangan pahat pada mesin bubut. Sudut

potong pahat biasanya disesuaikan dengan jenis material benda kerja dan

parameter permesinannya (Susila dkk, 2013). Sudut-sudut yang terdapat

pada mata pahat disebut dengan sudut utama pahat (basic tool angle) dan

geometri pahat (tool geometry). Selain itu juga terdapat sudut-sudut pahat

yang lain yaitu sudut garuk belakang, sudut garuk sisi, sudut mata potong

ujung, sudut mata potong sisi, sudut radius pojok (Paridawati, 2015).

Saat proses pemotongan terjadi kontak langsung antara pahat dan benda

kerja sering kali terjadi kerusakan ataupun keausan pada sudut-sudut pahat

tersebut. Sehingga harus dilakukan pengasahan atau penggantian pahat agar

proses pemesinan tetap berlangsung. Selama pengasahan atau penggantian

pahat, waktu produksi menjadi terhambat dan biaya produksi naik karena

dilakukan penggantian pahat yang baru. Oleh karena itu geometri pahat

perlu dirancang untuk meningkatkan umur pahat (mengurangi laju keausan

pahat), menghasilkan produk yang sesuai dan menghindari kecelakaan kerja.

Mustofa, (2009) pernah melakukan penelitian tentang keausan pahat pada

proses pemesinan bubut. Keausan menyebabkan kehilangan bentuk awal

pahat sehingga berakibat pada rendahnya kualitas permukaan dan dimensi

produk yang dipotong. Hasil penelitiannya adalah dengan kenaikan

kecepatan potong dan kedalaman pemotongan menyebabkan pahat potong

Page 22: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

3

tersebut cepat aus. Penelitian keausan pahat lainnya dilakukan oleh

Dewangga dkk (2017), dimana dikaji pengaruh variasi kecepatan putaran

spindel terhadap keausan pahat. Hasil penelitiannya yaitu pada putaran

spindel 330 rpm, keausan tepi pahat pada proses pemotongan besi yaitu 0

mm sedangkan aluminium 0,01 mm. Pada putaran spindel 650 rpm, keausan

tepi pahat pada proses pemotongan besi yaitu 0,03 sedangkan aluminium

0,02 mm. Kesimpulan pada penelitian ini adalah kenaikan kecepatan

putaran spindel mengakibatkan keausan tepi semakin besar.

Pada penelitian yang serupa pernah dilakukan oleh Mrinhrenaningtyas dan

Prayadi (2015) yang berjudul “analisis umur pahat dengan variasi sudut

geram dan kecepatan potong dengan dan tanpa cairan pendingin”. Dari

penelitian tersebut diketahui bahwa dengan menggunakan cairan pendingin

pada kecepatan potong V= 25,01 m/min dengan sudut geram (γo) = -6°

diperoleh keausan tepi pahat (VB) rata-rata 0,165 mm sedangkan tanpa

menggunakan cairan pendingin diperoleh keausan tepi pahat (VB) rata-rata

0,187 mm. Saat pemotongan menggunakan cairan pendingin pada kecepatan

potong V= 39,30 m/min dengan sudut geram (γo) = 10° diperoleh keausan

tepi pahat (VB) rata-rata 0,347 mm sedangkan tanpa menggunakan cairan

pendingin diperoleh keausan tepi pahat (VB) rata-rata 0,337 mm. Benda

kerja yang digunakan pada penelitian tersebut yaitu carbon steel S54C.

Semakin besar sudut geram pemotongan maka keausan akan lebih besar dan

proses terjadi keausannya lebih cepat dibandingkan dengan sudut geram

yang lebih kecil.

Page 23: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

4

Penelitian di atas umumnya menggunakan material pengujian seperti besi,

aluminium, dan carbon steel S54C, sedangkan pada komponen mesin atau

otomotif banyak yang menggunakan material baja karbon rendah, maka

penulis mencoba melakukan penelitian dengan menggunakan material ST

37. Selain itu kekurangan penelitian di atas yaitu variasi parameter

pemotongan yang sedikit untuk mengetahui keausan yang terjadi pada pahat

HSS saat pemotongan, yaitu hanya parameter pemotongan kecepatan potong

atau kecepatan putarann spindel dan sudut geram.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba menambahkan variasi

parameter pemotongan yaitu nose radius, sudut potong dan kedalaman

pemakanan untuk mengetahui lebih jelas pengaruhnya terhadap keausan

pahat HSS. Penelitian ini berjudul “pengaruh geometri pahat high speed

steel terhadap keausan tepi pahat pada pemotongan material baja karbon

rendah (ST 37) menggunakan mesin bubut konvensional”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh parameter pemesinan dan geometri

pahat HSS terhadap keausan tepi pahat agar dapat menentukan geometri

pahat yang sesuai untuk mengurangi laju keausan pahat HSS pada

pemotongan baja karbon rendah (ST 37). Sehingga waktu produksi lebih

efisien dan biaya produksi tidak mengalami kenaikan.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, adapun tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Page 24: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

5

1. Mendapatkan nilai keausan pahat dan umur pahat yang terjadi akibat

geometri pahat HSS yang bervariasi

2. Mengetahui pengaruh geometri pahat dan parameter pembubutan

terhadap keausan tepi pahat dan umur pahat HSS pada proses

pembubutan material ST 37.

3. Menentukan geometri pahat dan parameter pembubutan yang optimum

pada proses pembubutan material ST 37 untuk meminimalisis

terjadinya keausan tepi pahat HSS.

C. Batasan Masalah

Penelitian ini perlu adanya batasan-batasan tertentu dalam pelaksanaan agar

lebih terfokus, maka penulis membatasi batas masalah sebagai berikut:

1. Mesin yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin bubut

konvensional merk Pinacho tipe S-90/200 yang pengaturan feeding,

kecepatan putaran secara manual.

2. Proses pemesinan dilakukan tanpa cairan pendingin.

3. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besar keausan tepi pahat

HSS yaitu mikroskop digital USB dengan perbesaran 40X.

4. Parameter yang digunakan pada proses pemesinan yaitu kecepatan

potong, feeding, kedalaman potong, side cutting edge angle, side rake

angle dan nose radius.

Page 25: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

6

D. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan laporan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

I. Pendahuluan

Pendahuluan berisikan uraian dari latar belakang penelitian, tujuan,

batasan masalah dan sistematika penulisan penelitian.

II. Tinjauan Pustaka

Berisikan landasan teori dan beberapa literatur yang dapat mendukung

pembahasan studi kasus yang diambil oleh penulis.

III. Metodologi Penelitian

Berisikan metode-metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian

untuk memperoleh hasil yang maksimal.

IV. Hasil dan Pembahasan

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk

tabel ataupun grafik, dari hasil tersebut kemudian dilakukan analisis

untuk menjadi acuan dalam pembahasan.

V. Penutup

Berisikan rangkuman analisis dan pembahasan yang dilakukan sesuai

tujuan penelitian, dimana dalam bab ini juga terdapat saran agar

penelitian selanjutnya dapat berkembang lebih baik.

Daftar Pustaka

Memuat referensi-referensi yang digunakan untuk penelitian yang

dilakukan.

Page 26: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

7

Lampiran

Lampiran berisikan data pendukung serta foto-foto pengujian

Page 27: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemesinan

Pada proses pemotongan sebuah logam merupakan suatu proses untuk

mengubah bentuk sebuah logam (komponen mesin) dengan cara melakukan

pemotongan sesuai keinginan. Proses pemotongan logam dengan

menggunakan mesin perkakas yang dipasang sebuah pahat atau pisau potong,

dalam istilah keteknikan biasa disebut dengan proses pemesinan. Proses

pemesinan (machining) itu sendiri adalah proses mengurangi benda kerja atau

pembentukan geram (chip) akibat pahat perkakas (tools) yang dipasangkan

pada mesin perkakas (machine tools), bergerak pada sumbu terhadap benda

kerja yang dicekam pada alat pencekam mesin perkakas.

Suatu komponen atau bagian mesin yang terbuat dari logam biasanya

mempunyai bentuk yang berbeda-beda sesuai kegunaan masing-masing. Pada

umumnya komponen tersebut dibuat dengan proses pemesinan dari bahan

yang berasal dari proses sebelumnya yaitu proses penuangan atau pengecoran

(casting) dan atau proses pengolahan bentuk lainnya (metal forming).

Mempunyai bentuk yang berbeda-beda tersebut maka proses pemesinan yang

digunakan juga bermacam-macam sesuai dengan hasil yang ingin didapatkan

Page 28: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

9

nantinya. Proses pemesinan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu menurut

jenis gerakan pada pahat atau perkakas potong terhadap benda kerja, jenis

mesin perkakas yang digunakan dan pembentukan permukaan pada benda

kerja. Pahat yang bergerak memotong permukaan benda kerja akan

menghasilkan geram dan pada permukaan benda kerja akan semakin bertahap

berkurang yang akan membentuk benda yang dikehendaki. Pahat yang

dipasang pada mesin perkakas bermacam-macam bentuk dan keguanaannya

sesuai dengan produk yang ingin dihasilkan nantinya. Gerakan relatif pahat

yang memotong benda kerja dapat dibagi menjadi dua macam komponen

gerakan yaitu gerak potong (cutting movement) dan gerak makan (feeding

movement). Dari gerakan tersebut dapat dikombinasikan sehingga proses

pemesinan dapat dibagi menjadi tujuh macam proses yang berdeda-beda yaitu

seperti dibawah ini.

Tabel 1. Klasifikasi proses pemesinan menurut gerakan relatif pahat terhadap

benda kerja.

Jenis Proses Gerak Potong Gerak Makan

Bubut

Put

ar

Benda kerjam/min

Lur

us

Pahatm/min

GurdiPahatm/min

Pahatm/min

FreisPahatm/min

Benda kerjam/min

Gerinda rataPahatm/min

Benda kerja

GerindaSilindrik

Pahatm/min

Benda kerja1dan 2

Sekrap

Lur

us

Benda kerjaatau Pahatm/min

Pahat ataubenda kerjam/min

GergajiPahatm/min

Page 29: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

10

Proses pemesinan juga dapat ditinjau berdasarkan proses terbentuknya

permukaanpada benda kerja. Berdasarkan proses tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua proses yaitu:

1. Pembentukan permukaan silindris

2. Pembentukan permukaan rata atau lurus

Pada proses pembubutan benda kerja suatu proses atau urutan proses yang

digunakan untuk membuatnya sudah tercantum pada gambar teknik yang

berisikan spesifikasi geometri benda yang akan dibuat. Proses tersebut dibagi

menjadi beberapa tingkatan yang sesuai agar menjadi bentuk benda kerja

sesuai geometri pada gambar teknik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

cara menentukan penampang geram sebelum dilakukan pemotongan. Proses

pemesinan dapat dibagi menjadi 5 elemen dasar yaitu sebagai berikut:

1. Kecepatan potong (cutting speed) ; v (m/min)

2. Kecepatan makan (feeding speed) ; vf (mm/min)

3. Kedalaman potong (depth of cut) ; a (mm)

4. Waktu pemotongan (cutting time) ; tc (min), dan

5. Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal) ; Z (cm3/min).

Elemen proses pemesinan diatas (v, vf, a, tc, dan Z) dihitung berdasarkan

dimensi atau geometri benda kerja dan pahat serta besaran dari mesin

perkakas tersebut. Pada proses pembubutan terdapat dua sudut pahat utama

yaitu sudut potong utama (principal cutting edge angle) dan sudut geram

(rake angle). Dari kedua sudut tersebut sangat berpengaruh pada gaya

pemotongan pembubutan (Husein, 2015).

Page 30: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

11

Dalam dunia manufaktur, proses pemesinan terdapat 2 macam kondisi

pemotongan yaitu pemesinan kondisi basah dan pemesinan kondisi kering.

Proses pemesinan basah merupakan suatu proses pemesinan atau pemotongan

dengan menggunakan cairan pendingin selama proses tersebut berlangsung

untuk menghasilkan bentuk produk yang diinginkan. Cairan pendingin pada

proses pemesinan atau pemotongan memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi

yang dikehendaki oleh perencana proses pemesinan dan operator mesin

perkakas. Fungsi yang selanjutnya adalah fungsi tak langsung yang

menguntungkan selama proses pemesinan berlangsung dengan adanya

penerapan cairan pendingin. Cairan pendingin mempunyai fungsi utama pada

proses pemesinan yaitu melumasi pahat ataupun benda kerja saat proses

pemotongan khususnya pada kecepatan potong tinggi atau rendah dan

membuang geram dari daerah pemotongan ketempat yang sudah disediakan

pada sebuah mesin (Sugiantoro, 2014).

Proses yang kedua yaitu proses pemesinan kering atau dalam dunia

manufakturing dikenal dengan nama pemesinan hijau (Green Machining)

yaitu merupakan suatucara proses pemotongan logam atau non logam tanpa

menggunakan cairan pendingin melainkan menggunakan partikel udara

sebagai media pendingin selama proses pemesinan berlangsung untuk

menghasilkan suatu produk. Manfaat lainnya pada proses pemesinan kering

adalah menghemat biaya produksi karena tanpa membeli cairan pendingin,

dapat meningkatkan produktivitas serta ramah lingkungan. Persaingan dalam

dunia manufakturing khususnya proses pemesinan begitu ketatnya maka

proses pemesinan ini terus dikembangkan untuk mencapai tujuan yang

Page 31: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

12

maksimal dan untuk saat ini proses pemesinan tersebut hanya mampu

digunakan untuk proses pemakanan yang kecil sehingga biasanya hanya

dipakai untuk proses penghalusan atau finishing benda kerja (Ansyori, 2015).

B. Proses Bubut

Proses pemesinan terbagi menjadi beberapa jenis yaitu seperti proses bubut,

proses frais, proses sekrap dan lain-lain. Salah satu proses pemesinan yang

dibahas pada penelitian ini adalah proses bubut. Proses pembubutan pada

dasarnya merupakan proses mengubah bentuk dan ukuran suatu benda kerja

dengan cara menyayat benda kerja tersebut menggunakan pahat potong untuk

menghasilkan benda kerja yang silindris.

Prinsip kerja mesin bubut yaitu posisi benda kerja dicekam pada chuck dan

berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat bubut bergerak relatif untuk

menyayat atau memotong bagian benda kerja. Kata kunci pada prinsip proses

bubut ini yaitu benda kerja yang berputar dan pahatnya diam, pahat bubut

dapat bergerak memanjang ataupun melintang. Skematis proses bubut pada

mesin bubut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Skematis proses bubut

(Sumber: Setyawan, 2011)

Page 32: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

13

Proses bubut permukaan merupakan proses pembubutan yang sering di sebut

dengan bubut rata yang arah gerakannya tegak lurus dengan sumbu benda

kerja. Bubut tirus merupakan salah satu bubut rata dimana pembubutan ini

membentuk suatu sudut tertentu. Selain bubut tirus ada juga pembubutan

kontur yang dimana cara pengerjaannya memvariasikan kedalaman potong.

Gerakan-gerakan pada mesin bubut meliputi:

1. Gerakan berputar, kecepatan putaran benda kerja yang digerakkan pada

pahat yaitu dinamakan kecepatan potong.

2. Gerakan memanjang, saat pemotongan arahnya sejajar dengan sumbu

benda kerja dinamakan gerakan memanjang.

3. Gerakan melintang, saat pemotongan arahnya tegak lurus dengna sumbu

benda kerja dinamakan pemotongan permukaan.

Perputaran, pemakanan dan kecepatan potong dalam pembubutan dapat

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:

1. Kekuatan bahan yang dikerjakan

2. Ukuran geram yang terpotong

3. Tingkat kehalusan yang diinginkan

4. Bentuk pahat yang dipakai (geometri pahat)

5. Pencekam benda kerja

6. Bahan pahat

7. Kondisi pemesinan

8. Jenis mesin bubut

9. Keadaan mesin bubut (Setyawan, 2011).

Page 33: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

14

Gambar 2. Proses bubut rata, bubut permukaan,

dan bubut tirus

(Sumber: Rahdiyanta, 2010)

Proses bubut permukaan seperti pada gambar 2 nomor 2 yaitu proses

pembubutan yang mirip dengan proses bubut rata, akan tetapi arah gerakan

pemakanannya pahat tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Untuk proses

bubut tirus pada gambar 2 nomor 3 sebenarnya mirip dengan proses bubut

rata, akan tetapi gerakan pahat tersebut membentuk sudut tertentu terhadap

sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut kontur, dapat dilakukan

dengan cara memvariasikan kedalaman potong sehingga menghasilkan

bentuk yang diinginkan. Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan

pahat bermata potong tunggal, tetapi proses bubut bermata potong dua atau

lebih masih termasuk proses pembubutan, karena pada dasarnya setiap pahat

Page 34: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

15

yang digunakan tetap bekerja sendiri-sendiri. Selain itu proses pengaturannya

pahat pada mesin bubut tetap dilakukan satu persatu (Rahdiyanta, 2010).

Gambar 3. Mesin bubut dan bagian-bagiannya

(Sumber: Kurniawan, 2008)

Adapun bagian-bagian utama pada mesin bubut yaitu sebagai berikut:

1. Spindel : bagian yang berputar (terpasang pada headstock) untuk

memutar chuck ( pencekam benda kerja).

2. Headstock : bagian dimana transmisi penggerak benda.

3. Tailstock : bagian yang berfungsi untuk mengatur center atau pusat

atau titik tengah yang dapat diatur untuk proses bubut

parallel maupun tirus.

4. Carriage (sadel) : bagian ini berfungsi menghantarkan cutting tool (yang

terpasang pada tool post) bergerak sepanjang meja bubut

saat operasi pembubutan berlangsung.

5. Bed : meja dimana headstock, tailstock, dan bagian lainnya

terpasang kuat dimejaini (Kurniawan, 2008).

Page 35: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

16

Dalam mesin bubut terdapat beberapa parameter yang dapat diatur pada

proses pengerjaannya. Tiga parameter utama pada proses bubut yaitu

kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong

(depth of cut). Adapun faktor yang lain seperti bahan benda kerja, jenis pahat,

geometri pahat juga mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses

pembubutan, akan tetapi tiga parameter di atas merupakan parameter yang

dapat diatur oleh operator secara langsung pada mesin bubut.

1. Kecepatan putar (speed)

Kecepatan putar sering dikaitkan dengan spindel (sumbu utama) dan

benda kerja. Karena kecepatan putar mesin bubut didefinisikan sebagai

putaran per menit (revolutions per minute, rpm) pada spindelnya, hal ini

menggambarkan kecepatan putarannya. Pada proses bubut hal yang

diutamakan yaitu kecepatan potong (Cutting speed atau Vc) atau

kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat atau keliling benda kerja (lihat

gambar 4). Secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan

sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar pada

mesin bubut.

Gambar 4. Panjang permukaan benda kerja yang dilalui

Pahat setiap putaran

(Sumber: Rahdiyanta, 2010)

Page 36: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

17

Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan kecepatan potong adalah

sebagai berikut:

= . ..................................................(1)

Dimana :

Vc = kecepatan potong( m/menit)

d = diameter benda kerja (mm)

n = putaran benda kerja (putaran/menit)

Dengan persamaan diatas maka kecepatan potong ditentukan oleh besar

diameter benda kerja yang dibubut. Kecepatan potong selain ditentukan

oleh besar diameter benda kerja faktor lainnya yaitu bahan benda kerja

dan bahan pahat sangat menentukan harga kecepatan potong proses

pembubutan. Bahan benda kerja dan pahat pada dasarnya pada waktu

pemotongan menentukan kecepatan potong. Contoh besar kecepatan

potong yang sudah ditentukan yaitu benda kerja bahan Mild Steel dengan

menggunakan pahat HSS, kecepatan potongnya yaitu antara 20 sampai

30 m/menit.

2. Gerak makan

Merupakan jarak yang ditempuh oleh sebuah pahat pada benda kerja

yang berputar satu kali, sehingga satuan gerak makan adalah

mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin,

bahan benda kerja, bahan pahat, geometri pahat, dan yang utama adalah

Page 37: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

18

kehalusan permukaan yang diinginkan. Kedalaman potong sering

dihubungkan dengan gerak makan. Gerak makan tersebut berharga

sekitar 1/3 sampai 1/20 kedalaman potong. Ketika gerak makan pada

proses pemotongan rendah maka kekasaran benda kerja akan lebih

rendah karena jarak dalam satu putaran lebih kecil sehingga pahat dapat

memotong semua permukaan.

Gambar 5. Gerak makan dan kedalaman potong

(Sumber : Rahdiyanta, 2010)

3. Kedalaman potong

Kedalaman potong (depth of cut) merupakan tebal pada benda kerja yang

dibuang atau dipotong dari benda kerja, atau jarak antara permukaan

yang dipotong terhadap permukaan benda kerja yang belum terpotong.

Ketika pahat memotong sedalam (a), maka diameter benda kerja akan

berkurang sebesar 2a, karena bagian permukaan benda kerja yang

dipotong berbentul silinder ada di dua sisi, akibat dari benda kerja yang

berputar. Kedalaman potong dapat ditentukan sendiri oleh operator sesuai

dengan yang direncanakan sebelumnya sesuai dengan kemampuan pahat

dan benda kerja yang dipotong.

Page 38: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

19

Gambar 6. Proses pemesinan yang dapat dilakukan pada mesin bubut :

(a) pembubutan champer (chamfering), (b)pembubutan alur (parting-off),

(c) pembubutan ulir(threading), (d) pembubutan lubang (boring),

(e)pembuatan lubang (drilling), (f) pembuatan kartel(knurling)

(Sumber: Rahdiyanta, 2010)

Adapun beberapa proses pemesinan lainnya yang dapat dilakukan dengan

menggunakan mesin bubut ,yaitu bubut dalam (internal turning), proses

pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses memperbesar

lubang (boring), pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan alur

(grooving/parting-off). Proses tersebut dilakukan di mesin bubut dengan

menggunakan alat bantu agar proses pemesinan bisa dilakukan sesuai

dengan yang diinginkan (Rahdiyanta, 2010).

Page 39: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

20

C. Pahat High Speed Steel (HSS)

Sekitar tahun 1898, ditemukan jenis baja paduan dengan unsur paduan Crome

(Cr) dan Tungsten atau Wolfram yaitu dengan melalui proses penuangan

(molten metallurgy), setelah penuangan selesai dilakukan proses pengerolan

atau penempaan dibentuk menjadi batang baja segi empat atau silinder.

Kondisi batang baja tersebut kemudian diproses secara pemesinan menjadi

berbagai bentuk pahat bubut yang diinginkan. Untuk meningkatkan kekerasan

pahat tersebut dilakukan proses perlakuan panas agar dapat digunakan untuk

memotong pada kecepatan potong yang tinggi yaitu sampai dengan tiga kali

kecepatan potong pahat CTS.

Pahat High speed steel (HSS) merupakan pahat atau perkakas yang tahan

terhadap kecepatan potong yang tinggi dan temperatur yang tinggi dan juga

dengan sifat tahan softening, tahan abrasi, dan tahan breaking. Pahat HSS

merupakan peralatan yang dibuat dari baja dengan unsur karbon yang tinggi

menjadikan pahat ini semakin keras. Kegunaan pahat HSS yaitu digunakan

untuk mengasah atau memotong benda kerja pada proses pemesinan.

Beberapa unsur yang membentuk pahat HSS antara lain Tungsten/wolfram

(W), Chromium (Cr), Vanadium (V), Molydenum (Mo), dan Cobalt (Co).

Kekerasan pahat HSS rata-rata 65 HRC, kekerasan permukaan pahat HSS

dapat ditingkatkan dengan melakukan pelapisan. Material pelapis yang

digunakan antara lain: tungsten karbida, titanium karbida, dan titanium

nitride, dengan ketebalan pelapisan 5~8 μm. Pahat jenis ini mampu

mempertahankan kekerasan pada suhu moderat dan digunakan secara lebih

Page 40: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

21

luas untuk mata bor, pahat bubut, dan tap. Selain itu pahat ini merupakan

pahat yang sering digunakan oleh seseorang karena harganya juga relatif

murah dibandingkan dengan pahat jenis lainnya.

Gambar 7. Pahat HSS

(Sumber: Rahdiyanta, 2010)

Material pahat dari HSS (High Speed Steel) dapat menggunakan jenis M atau

T. Untuk jenis M berarti pahat HSS yang mengandung unsur Molibdenum,

dan jenis T berarti pahat HSS yang mengandung unsur Tungsten. Adapun

beberapa jenis HSS dapat dilihat pada Tabel 2.2 dibawah ini.

Tabel 2. Jenis pahat HSS (Rahdiyanta, 2010)

Jenis HSS Standart AISI

HSS Konvensional

1. Molibdenum HSS M1,M2,M3,M10

2. Tungsten HSS T1,T2

HSS Spesial

Page 41: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

22

1. Cobald added HSS M33,M36,T4,T5,T6

2. High Vanadium HSS M3-1, M3-2, M4,T15

3. High Hardness Co HSS M41,M42,M43,M44,M45,M46

4. Cast HSS

5. Powdered HSS

6. Coated HSS

Pemilihan pahat dari HSS biasanya dipilih karena pada proses pemesinan

sering terjadi beban kejut, atau proses pemesinan yang sering dilakukan

interupsi (terputus-putus). Pahat HSS ini merupakan pahat yang tidak getas

atau ulet sehingga dapat menahan beban kejut saat proses pemotongan. Hal

tersebut misalnya membubut benda segi empat menjadi silinder, membubut

bahan benda kerja hasil proses penuangan, membubut kasar atau eksentris

(Rahdiyanta, 2010).

D. Geometri Pahat HSS

Geometri pahat merupakan bentuk ataupun ukuran suatu jenis pahat yang

digunakan untuk pemotongan benda kerja, salah satu faktor terpenting yang

menentukan keberhasilan pada proses pemesinan. Oleh karena itu geometri

pahat dipilih sesuai dengan jenis material benda kerja yang dipotong, material

pahat itu sendiri dan kondisi pemotongan sehingga tujuan dari proses

pemesinan tersebut tercapai. Sebelum melakukan proses pemesinan

Page 42: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

23

sebaiknya kita memilih pahatatau menentukan sudut–sudut potong pahat yang

sesuai sehingga proses pemotongan yang dihasilkan optimal. Untuk

menganalisa geometri pahat diperlukan suatu referensi dimana sudut – sudut

dapat ditentukan nantinya.

Gambar 8. Geometri pahat

(Sumber: Mrihrenaningtyas dan Prayadi, 2015)

1. Back rake angle

Sudut ini merupakan sudut pada proses pembentukan geram. Apabila

sudut ini diperbesar maka akan menambah umur pahat dan menurunkan

gaya pemotongan yang dibutuhkan pada proses pemotongan.

2. Side rake angle (γ)

Sudut ini merupakan arah pengeluaran geram, apabila sudut ini

diperbesar maka akan menambah umur pahat serta permukaan benda

kerja setelah di proses akan lebih maksimal.

3. End relief angle

Sudut ini adalah bagian untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara

bidang utama dengan benda kerja. Sebaiknya sudut ini dibuat tidak

Page 43: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

24

terlalu besar dan dimensi pahat semakin kecil karena akan mengurangi

kekuatan dari pahat tersebut.

4. Side relief angle

Kegunaan sudut ini hampir sama dengan End relief angle. Untuk proses

bubut sudut ini sebaiknya dibuat cukup besar.

5. End cutting edge angle

Fungsi dari sudut ini yaitu untuk menghindari kontak gesekan antara

mata potong pahat dengan benda kerja.

6. Side cutting edge engle (Kr)

Sudut ini dapat menentukan lebar dan tebal geram sebelum terpotong

serta arah pengeluaran geram pada saat pemotongan.

7. Nose radius

Sudut ini berfungsi untuk memperkuat ujung pahat dan menghindari

panas dan gaya yang terkonsentrasi diujung pahat. Apabila diperbesar

akan menambah umur pahat (Mrihrenaningtyas dan Prayadi, 2015).

E. Keausan

Pengertian keausan yaitu terlepasnya material atau atom dari permukaan

sebuah material akibat dari deformasi plastis dan gaya mekanik. Keausan

dapat menyebabkan perubahan bentuk dan ukuran pada benda kerja sehingga

akan mengakibatkan ukuran dan kualitas material akan mengalami

penurunan. Dampak yang diakibatkan dari keausan adalah benda kerja atau

komponen mesin yang mengalami keausan harus terus menerus diganti atau

diperbaiki agar sesuai tujuan yang diinginkan. Jika tidak diperbaiki ataupun

Page 44: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

25

diganti akan menimbulkan kecelakaan pada benda kerja, pahat ataupun

operator.

Klasifikasi keausan terbagi menjadi beberapa macam yaitu keausan adhesif,

keausan abrasif, keausan erosi, keausan kavitasi, keausan fretting, dan

keausan akibat tumbukan. Keausan yang disebabkan oleh gesekan adalah

hasil kontak langsung kedua elemen yang bergerak meluncur, dapat juga

secara berputar dari suatu permukaan logam dengan permukaan logam lain.

Kontak langsung pada kedua permukaan logam tersebut lama-kelamaan

mengalami pengikisan. Jika pengikisan tersebut mencapai titik tertingginya

maka komponen tersebut harus diganti atau diperbaiki.

Dalam proses pemotongan akan terjadi keausan dengan sendirinya akibat

gesekan kedua material. Kompleksitas yang mengelilingi keausan pahat

bersumber dari berbagai faktor yaitu meliputi material yang diproses, mesin

pemesinan, alat potong, pendingin dan kondisi pemotongan. Selama proses

pemesinan, alat potong berinteraksi langsung dengan material yang dipotong.

Geram dihasilkan dari kikisan material, sementara panas yang timbul

diakibatkan dari deformasi plastis dari material dan gesekan antar permukaan

material dan alat potong yang berpindah ke alat potong. Temperarur yang

semakin tinggi akan lebih cepat mengalami deformasi sehingga keausan lebih

cepat dan semakin besar. Ketergantungan pada pendekatan empiris untuk

memperkirakan dan memahami keausan pahat berasal dari ketidakmampuan

untuk mengamati kondisi fisik dan mengidentifikasi mekanisme yang tepat

dibalik keausan pahat (Abidin, 2010).

Page 45: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

26

Gambar 9. Mekanisme keausan pahat

(Sumber: Abidin, 2010)

Keausan abrasif diakibatkan oleh dorongan keras dalam material benda kerja

terhadap permukaan suatu alat potong. Mekanisme ini dapat mendominasi

ketika pengerjaan dengan perkakas karbida, gabungan metal, karbida, dan

keramik. Keausan adhesif diakibatkan oleh gesekan antara permukaan benda

kerja dan material alat potong, yang dapat menyebabkan gesekan antara alat

yang memotong benda kerja dapat menyebabkan pecah sepanjang batas butir

yang membuat butir pecah dan keluar.Saat terjadi keausan abrasif dan adhesi

masih diijinkan tetap berlangsung proses pemotongan dalam upaya mencegah

retak alat secara prematur atau keausan tepi yang lebih besar dalam

pemesinan.

Gambar 10. Skema ilustrasi keausan abrasif

( Sumber: Marido, 2010 )

Page 46: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

27

Keausan adhesif terjadi akibat dua permukaan yang saling bergesekan dengan

gaya tekan tertentu. Mekanisme keausan adhesifini terjadi karena adanya

gaya tarik menarik antar logam. Pergerakan relatif tersebut akan

mengakibatkan terjadi perpatahan pada daerah yang lemah dengan adanya

gesekan selanjutnya menyebabkan bagian yang menempel pada permukaan

yang lebih keras akan terpotong-potong oleh puncak puncak kekerasan

disekitarnya sehingga akan meninggalkan serpihan yang disebut dengan

keausan. Serpihan tersebut dapat mempunyai kekerasan yang lebih besar dari

logam induknya, serpihan itu juga yang dapat menyebabkan keausan pada

logam induknya. Keausan akan berkurang jika kekerasan bahan meningkat

dan kekasaran permukaan berkurang (Marido, 2010).

Gambar 11. Skema ilustrasi keausan adhesif

(Sumber: Marido, 2010)

Dasar keausan pahat adhesi yaitu terjadi ketika satu permukaan menggesek

permukaan lain dan mengikis salah satu permukaan atau kedua permukaan

diikuti dengan yang lainnya, kemudian kikisan tersebut keluar dari

permukaan sebelumnya. Hukum keausan adhesif adalah sebagai berikut:

1. Keausan tersebut berbanding langsung dengan muatan antara permukaan

yang berinteraksi.

2. Keausan tersebut berbanding pada jarak gesekan.

Page 47: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

28

3. Keausan tersebut berbanding terbalik dengan kekerasan yang telah

diauskan (Abidin, 2010).

Keausan sering kali dihubungkan dengan umur pahat karena mudah untuk

ditentukan secara kuantitif. Didalam proses pemesinan persamaan Taylor

menyatakan hubungan antara beberapa parameter yang terlibat dalam proses

tersebut. Persamaan umur pahat dapat dituliskan seperti dibawah ini (ISO

3685, 1993).

Vc . Tn = C (2)

Dimana:

Vc = Kecepatan Potong (m/menit)

T = Umur pahat (menit)

n = Eksponen yang bergantung pada parameter pemotongan

C = Konstanta Taylor

F. Metode Taguchi

Metode Taguchi pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Genichi Taghuci pada

tahun 1940. Metode ini merupakm metode baru dalam bidang teknik yang

bertujuan untuk memperbaiki kualitas produk dan proses serta dapat

meminimalisir biaya produksi. Metode ini juga dapat mengurangi banyaknya

percobaan akan tetapi tidak mengurangi kualitas produk. Faktor percobaan

yang dilakukan dapat diketahui pengaruhnya berdasarkan rangkingnya.

Page 48: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

29

Metode Taguchi memperkenalkan pendekatan S/N ratio yang digunakan

untuk menganalisis pengaruh faktor terhadap variabel terikat. Dalam S/N

ratio terdapat karateristik kualitas yang dapat digunakan sesuai keinginan.

1. Smaller is Better

Karakteristik ini berarti semakin kecil hasil S/N ratio masing-masing

faktor maka data variabel terikat tersebut kualitasnya semakin baik. Nilai

S/N ratio jenis ini adalah:

S/N SiB = -10 log [ ∑ 2] (3)

Dimana:

n = jumlah percobaan yang dilakukan

y = data hasil percoban

2. Large is Better

Karakteristik ini berarti semakin besar hasil S/N ratio masing-masing

faktor maka data variabel terikat tersebut kualitasnya semakin baik. Pada

penelitian ini menggunakan karakteristik large is better karena semakin

panjang umur pahat pada proses pembubutan maka faktor-faktor tersebut

lebih baik. Nilai S/N ratio jenis ini adalah:

S/N SiB = -10 log [ ∑ ] (4)

3. Normal is Better

Karakteristik kualitas ini dapat ditentukan nominalnya sesuai yang

diinginkan, nilai S/N ratio yang semakin mendekati nominal tersebut

maka kualitasnya semakin baik (Kurniawan, 2018).

Page 49: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

30

G. Penelitian Tentang Keausan Pahat

Pahat HSS memiliki geometri dalam pemotongan pada proses pembubutan.

Pahat tersebut sering kali mengalami keausan tepi pada saat pemotongan

berlangsung. Penelitian keausan pahat pernah dilakukan oleh

Mrihrenaningtyas dan Prayadi (2015) menggunakan material uji Carbon Steel

S54C berdiameter 25 mm dan panjang 150 mm. Proses pembubutan

dilakukan pada kedalaman pemotongan 1 mm menggunakan cairan pendingin

dan tidak menggunakan cairan pendingin.

Tabel 3. Data hasil pengukuran keausan tepi pahat (VB) dengan cairan

pendingin

No

PahatSudut Geram (̊ )

Besar Keausan Tepi (mm)

V1 = 25,01 m/min V2 = 39,30 m/min

1

10

0,235 0,385

2 0,225 0,280

3 0,281 0,376

4

0

0,215 0,299

5 0,186 0,232

6 0,209 0,261

7

-6

0,184 0,194

8 0,191 0,263

9 0,187 0,235

Tabel 4. Data hasil pengukuran keausan tepi pahat (VB) tanpa cairan

pendingin

No

PahatSudut Geram (̊ )

Besar Keausan Tepi (mm)

V1 = 25,01 m/min V2 = 39,30 m/min

1 10 0,202 0,358

Page 50: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

31

2 0,105 0,312

3 0,231 0,342

4

0

0,186 0,279

5 0,159 0,264

6 0,167 0,272

7

-6

0,158 0,247

8 0,171 0,252

9 0,166 0,239

Hasil penelitian diatas menunjukkan hasil yang signifikan yaitu penelitian

yang menggunakan cairan pendingin pada kecepatan potong V = 25,01

m/min dengan sudut geram (γo) = -6° diperoleh keausan tepi pahat (VB) rata-

rata 0,165 mm sedangkan tanpa menggunakan cairan pendingin diperoleh

keausan tepi pahat (VB) rata-rata 0,187 mm. Saat pemotongan menggunakan

cairan pendingin pada kecepatan potong V= 39,30 m/min dengan sudut

geram (γo) = 10° diperoleh keausan tepi pahat (VB) rata-rata 0,347 mm

sedangkan tanpa menggunakan cairan pendingin diperoleh keausan tepi

pahat (VB) rata-rata 0,337 mm. Semakin besar sudut geram pemotongan

maka keausan akan lebih besar dan proses terjadi keausannya lebih cepat

dibandingkan dengan sudut geram yang lebih kecil.

Tabel 5. Umur pahat dengan cairan pendingin

Sudut Geram (˚)

Umur Pahat (min)

V1 = 25,01 m/min V2 = 39,30 m/min

T1 VB1 T2 VB2

10 4840,17 0,179 357,39 0,347

0 4186,37 0,171 219,92 0,264

-6 3945,8 0,165 187,18 0,231

Page 51: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

32

Tabel 6. Umur pahat tanpa cairan pendingin

Sudut Geram (˚)

Umur Pahat (min)

V1 = 25,01 m/min V2 = 39,30 m/min

T VB T VB

10 1050,56 0,248 2482,29 0,337

0 3679,94 0,203 1758,75 0,272

-6 3163,98 0,187 1421,16 0,246

Pada tabel umur pahat diatas dengan cairan pendingin diperoleh umur pahat

yang pendek (T)= 187,18 menit pada kecepatan potong (Vc)= 39,30 m/min

dengan sudut geram -6˚, sedangkan umur pahat yang panjang (T)= 4840,17

menit pada kecepatan potong (Vc)= 25,01 m/min dengan sudut geram 10˚.

Untuk umur pahat tanpa cairan pendingin diperoleh umur pahat yang pendek

(T)= 1050,56 menit pada kecepatan potong (Vc)= 25,01 m/min dengan sudut

geram 10̊ , sedangkan umur pahat yang panjang (T)= 3679,94 menit pada

kecepatan potong (Vc)= 25,01 m/min dengan sudut geram 0˚. Dari hasil

tersebut dapat disimpulkan semakin tinggi kecepatan potong maka umur

pahat akan semakin pendek dan cairan pendingin saat proses pemotongan

sangat berpengaruh terhadap umur pahat.

Page 52: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dilaboratorium Teknologi Produksi Universitas

Lampung. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Mei 2018 sampai

dengan Januari 2019. Rincian jadwal dapat dilihat dalam bentuk tabel

dibawah ini.

Tabel 7. Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan

Bulan

Mei-

Agustus

Oktober-

November

November

-Desember

Januari Januari

1. Studi Pustaka

2.Persiapan dan

Set-up Alat

3.Pelaksanaan

Percobaan

4.Analisa Data

Percobaan

5.Pembuatan

Laporan

Page 53: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

34

B. Alat dan Bahan Penelitian

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu:

1. Material St 37

Material benda yang digunakan untuk penelitian ini sebagai spesimen uji

adalah material St-37. Benda kerja yang digunakan berbentuk silinder

dengan diameter 30 mm dan panjang 300 mm. St-37 adalah jenis

material yang diklasifikasikan kedalam baja karbon rendah (low carbon

steel). Baja karbon rendah (St 37) adalah baja dengan kandungan unsur

karbon 0,12% C, 0,5% Mn, 0,05% S, 0,04% P, 0,02% Al, 0,1% Cu dan

kekuatan tarik St 37 sebesar 37 kg/mm2.

Adapun alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pahat Bubut HSS

Pahat memiliki kekerasan 65 HRC dan dipakai untuk baja karbon dengan

ukuran panjang 4 inchi, lebar ½ inchi dan tinggi ½ inchi.

Gambar 12. Pahat Bubut HSS

Pahat bubut rata mempunyai geometri sebagai berikut : sudut potong

total 80o, sudut potong sisi samping (side cutting edge angle) 12o – 15o,

sudut bebas tatal (side rake angle) 12o – 20o, sudut bebas muka (end

Page 54: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

35

cutting edge angle) 8o - 10o dan sudut bebas samping (side relief angle)

10o – 13o. Geometri pahat dapat dilihat dengan gambar dibawah ini :

Gambar 13. Geometri Pahat

2. Mesin Bubut

Mesin bubut yang digunakan adalah mesin bubut konvensional merk

PINACHO type S-90/200. Berikut spesifikasi mesin bubut tersebut :

Tabel 8. Spesifikasi Mesin Bubut

Fitur Spesifikasi

Merk PINACHO

Tipe S-90/200

Buatan Spain, July 1999

Central High 200 mm

Central Distance 750 – 1150 mm

Swing Over Bed 400 mm

Swing Over Carriage 370 mm

Swing Cross Slide 210 mm

Page 55: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

36

Swing Over Grap 600 mm

Bed Width 300 mm

Main Motor Power 4 Kw

Pump Motor Power 0,06 Kw

Gambar 14. Mesin Bubut

3. Jangka Sorong

Jangka sorong digunakan untuk mengukur benda kerja sebelum dan

sesudah pembubutan

Gambar 15. Jangka Sorong

4. Mikroskop Digital USB

Mikroskop digunakan untuk mengukur dimensi awal pahat dan keausan

tepi pahat setelah proses pembubutan selesai

Page 56: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

37

Gambar 16. Mikroskop USB

5. Mal Radius

Mal radius digunakan untuk mengukur nose radius pada saat pengasahan

geometri pahat HSS.

Gambar 17. Mal Radius

6. Mesin Gerinda

Mesin gerinda digunakan untuk mengasah pahat untuk mendapatkan

sudut-sudut pemotongan

Gambar 18. Mesin gerinda

Page 57: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

38

C. Diagram Alir Penelitian

Alur pelaksanaan penelitian ini ditunjukkan pada diagram dibawah.

Mulai

Studi Literatur

Penentuan parameter proses bubut

1. Vc = 17,42 , 40 dan 58,8 m/min

2. a = 1 dan 2 mm

3. f = 0,05 , 0,075 dan 0,1 mm/putaran

4. γ = 12˚, 15˚, 18˚

5. kr = 85˚, 80˚, 75˚

6. R = 0 mm, 0,4 mm dan 0,8 mm

Persiapan dan pengasahan pahat

1. Menyiapkan alat dan bahan penelitian

2. Setting mesin gerinda

3. Mengasah pahat

A

Membuat rancangan percobaandengan metode Taguchi

Setting alat dan material St 37 padamesin bubut

Melakukan pemotongan baja St 37dan mengukur keausan tepi pahat

Data keausan tepi pahatdan waktu pemotongan

B

Page 58: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

39

Tidak

Ya

Gambar 19. Diagram Alir Penelitian

D. Prosedur Penelitian

Adapun prosedur penelitian yang dilakukan pada penelitian ini terbagi

menjadi beberapa tahapan antara lain sebagai berikut :

1. Menentukan kondisi pemesinan

Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu menentukan parameter

yang digunakan untuk proses pembubutan. Parameter yang digunakan

seperti kecepatan potong (Vc), Feeding (f) dan kedalaman pemotongan

(a), kecepatan putaran spindel (n). Kondisi pemesinan pada proses

pembubutan ini terdapat pada tabel dibawah ini.

Menarik Kesimpulan

Selesai

A

Analisis Data danPembahasan

Apakah dataLengkap?

B

Page 59: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

40

Tabel 9. Kondisi Pemesinan

Kondisi Pemesinan Keterangan

Pahat HSS oblique

Benda Kerja Low Carbon Steel (St 37)

Kondisi Tanpa Cairan Pendingin

2. Rancangan parameter percobaan

Rancangan percobaan yang dilakukan menggunakan beberapa variasi

parameter pemesinan dan geometri pahat HSS.

Gambar 20. Geometri pahat HSS

Tabel 10. Rancangan parameter percobaan

No Parameter pemesinan Level 1 Level 2 Level 3

1 Kecepatan potong (Vc)

Putaran Spindel (n)

17, 42 m/min 40 m/min 58,8 m.min

185 rpm 425 rpm 625 rpm

2 Kedalaman pemotongan (a) 1 mm 2 mm

Page 60: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

41

3 Feeding (f) 0,05 mm/ rev 0,075mm/rev 0,1 mm/rev

4 Nose radius (R) 0 mm 0,4 mm 0,8 mm

5 Side rake angle (γ) 12o 15 o 18 o

6 Side cutting edge angle (kr) 85 o 80 o 75˚

3. Proses Percobaan

a. Persiapan

Adapun persiapan yang dilakukan sebelum proses pembubutan

antara lain :

1) Menyiapkan mesin bubut, mesin gerinda, benda kerja, jangka

sorong, pahat HSS, mal radius dan mikroskop.

2) Membuat dimensi benda kerja berdiameter 30 mm dengan

panjang 300 mm.

3) Mengkalibrasi mikroskop USB dengan cara mengukur skala

pada penggaris pada perbesaran 40x.

b. Mengasah pahat HSS

Adapun prosedur pengasahan pahat HSS yaitu sebagai berikut:

1) Memasang batu gerinda dan pahat pada ragum universal.

2) Mengasah sudut potong dengan cara memutar skala sudut pada

dudukan motor pemutar batu gerinda (5) sebesar 90o, memutar

skala sudut atas (3) pada ragum universal kearah atas

membentuk sudut bebas samping sebesar 10o dan memutar skala

sudut bawah (1) membentuk side cutting edge angle 85o .

Page 61: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

42

Gambar 21. Pengasahan pahat HSS

3) Mengasah sudut bebas muka dengan cara memutar skala sudut

ragum bawah (1) sebesar 10o dan memutar skala sudut tengah

(2) sebesar 10o untuk sudut bebas depan.

4) Mengasah side rake angle dengan cara sama seperti pengasahan

sudut bebas samping tetapi dari arah kanan dengan sudut 12o

sedangkan sudut bebas samping dari sisi kiri pengasahan.

5) Mengasah nose radius pada ujung pahat dengan cara manual

pengasahan kemudian diukur dengan menggunakan mal radius.

6) Mengulangi langkah kedua sampai kelima sesuai dengan

rancangan percobaan.

c. Proses pembubutan dan pengukuran keausan tepi

Tahap pelaksanaan proses pembubutan adalah sebagai berikut :

1) Setting mesin bubut sesuai dengan parameter yang telah

ditentukan. Misal untuk percobaan 1, mesin bubut disetting pada

feeding 0,05 mm/rev, kecepatan putaran mesin 185 rpm dan

kedalaman pemotongan 1 mm, nose radius 0 mm, side rake

1

2

3 4

5

6

7

42

Gambar 21. Pengasahan pahat HSS

3) Mengasah sudut bebas muka dengan cara memutar skala sudut

ragum bawah (1) sebesar 10o dan memutar skala sudut tengah

(2) sebesar 10o untuk sudut bebas depan.

4) Mengasah side rake angle dengan cara sama seperti pengasahan

sudut bebas samping tetapi dari arah kanan dengan sudut 12o

sedangkan sudut bebas samping dari sisi kiri pengasahan.

5) Mengasah nose radius pada ujung pahat dengan cara manual

pengasahan kemudian diukur dengan menggunakan mal radius.

6) Mengulangi langkah kedua sampai kelima sesuai dengan

rancangan percobaan.

c. Proses pembubutan dan pengukuran keausan tepi

Tahap pelaksanaan proses pembubutan adalah sebagai berikut :

1) Setting mesin bubut sesuai dengan parameter yang telah

ditentukan. Misal untuk percobaan 1, mesin bubut disetting pada

feeding 0,05 mm/rev, kecepatan putaran mesin 185 rpm dan

kedalaman pemotongan 1 mm, nose radius 0 mm, side rake

1

2

3 4

5

6

7

42

Gambar 21. Pengasahan pahat HSS

3) Mengasah sudut bebas muka dengan cara memutar skala sudut

ragum bawah (1) sebesar 10o dan memutar skala sudut tengah

(2) sebesar 10o untuk sudut bebas depan.

4) Mengasah side rake angle dengan cara sama seperti pengasahan

sudut bebas samping tetapi dari arah kanan dengan sudut 12o

sedangkan sudut bebas samping dari sisi kiri pengasahan.

5) Mengasah nose radius pada ujung pahat dengan cara manual

pengasahan kemudian diukur dengan menggunakan mal radius.

6) Mengulangi langkah kedua sampai kelima sesuai dengan

rancangan percobaan.

c. Proses pembubutan dan pengukuran keausan tepi

Tahap pelaksanaan proses pembubutan adalah sebagai berikut :

1) Setting mesin bubut sesuai dengan parameter yang telah

ditentukan. Misal untuk percobaan 1, mesin bubut disetting pada

feeding 0,05 mm/rev, kecepatan putaran mesin 185 rpm dan

kedalaman pemotongan 1 mm, nose radius 0 mm, side rake

1

2

3 4

5

6

7

Page 62: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

43

angle 12o, side cutting edge angle 85o serta memasang pahat

dan benda kerja pada chuck.

Gambar 22. Proses pembubutan

2) Melakukan proses pembubutan untuk percobaan pertama

dengan pemotongan setiap beberapa menit berhenti, kemudian

mengukur keausan tepi pahat, setelah itu dilanjutkan

pemotongan pada titik terakhir pemotongan selama beberapa

menit, kemudian mengukur keausan pahat sampai keausan tepi

pahat mencapai 0,2 mm.

3) Melakukan langkah 1 dan 2 untuk percobaan selanjutnya.

4) Mengukur keausan tepi pahat menggunakan mikroskop dapat

dilihat di tabel dibawah ini.

Tabel 11. Data keausan tepi pahat dan umur pahat

Noa

(mm)Vc

(m/min)f

(mm/rev)R

(mm)γ(°)

kr

(°)VB

(mm)

UmurPahat

(Menit)

1 1 17,42 0,05 0 12 85

2 1 17,42 0,075 0,4 15 80

43

angle 12o, side cutting edge angle 85o serta memasang pahat

dan benda kerja pada chuck.

Gambar 22. Proses pembubutan

2) Melakukan proses pembubutan untuk percobaan pertama

dengan pemotongan setiap beberapa menit berhenti, kemudian

mengukur keausan tepi pahat, setelah itu dilanjutkan

pemotongan pada titik terakhir pemotongan selama beberapa

menit, kemudian mengukur keausan pahat sampai keausan tepi

pahat mencapai 0,2 mm.

3) Melakukan langkah 1 dan 2 untuk percobaan selanjutnya.

4) Mengukur keausan tepi pahat menggunakan mikroskop dapat

dilihat di tabel dibawah ini.

Tabel 11. Data keausan tepi pahat dan umur pahat

Noa

(mm)Vc

(m/min)f

(mm/rev)R

(mm)γ(°)

kr

(°)VB

(mm)

UmurPahat

(Menit)

1 1 17,42 0,05 0 12 85

2 1 17,42 0,075 0,4 15 80

43

angle 12o, side cutting edge angle 85o serta memasang pahat

dan benda kerja pada chuck.

Gambar 22. Proses pembubutan

2) Melakukan proses pembubutan untuk percobaan pertama

dengan pemotongan setiap beberapa menit berhenti, kemudian

mengukur keausan tepi pahat, setelah itu dilanjutkan

pemotongan pada titik terakhir pemotongan selama beberapa

menit, kemudian mengukur keausan pahat sampai keausan tepi

pahat mencapai 0,2 mm.

3) Melakukan langkah 1 dan 2 untuk percobaan selanjutnya.

4) Mengukur keausan tepi pahat menggunakan mikroskop dapat

dilihat di tabel dibawah ini.

Tabel 11. Data keausan tepi pahat dan umur pahat

Noa

(mm)Vc

(m/min)f

(mm/rev)R

(mm)γ(°)

kr

(°)VB

(mm)

UmurPahat

(Menit)

1 1 17,42 0,05 0 12 85

2 1 17,42 0,075 0,4 15 80

Page 63: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

44

3 1 17,42 0,1 0,8 18 75

4 1 40 0,05 0 15 80

5 1 40 0,075 0,4 18 75

6 1 40 0,1 0,8 12 85

7 1 58,8 0,05 0,4 12 75

8 1 58,8 0,075 0,8 15 85

9 1 58,8 0,1 0 18 80

10 2 17,42 0,05 0,8 18 80

11 2 17,42 0,075 0 12 75

12 2 17,42 0,1 0,4 15 85

13 2 40 0,05 0,4 18 85

14 2 40 0,75 0,8 12 80

15 2 40 0,1 015

75

16 2 58,8 0,05 0,8 15 75

17 2 58,8 0,075 0 18 85

18 2 58,8 0,1 0,4 12 80

4. Analisis Data

Setelah mendapatkan nilai keausan pahat dari semua percobaan diatas,

kemudian dilakukan analisis menggunakan metode Taguchi dan metode

Varian Anova untuk mengetahui pengaruh parameter dan geometri pahat

terhadap umur pahat, serta menentukan parameter yang sesuai pada

pemotongan baja St 37.

Page 64: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

45

a. Metode Taguchi

Langkah pertama yang dilakukan yaitu menginput data umur pahat

pada tabel percobaan yang terdapat pada software minitab.

Selanjutnya proses analisis S/N rasio dengan cara klik Stat DOE

Taguchi Analyze Taguchi Design. Kemudian isi respon data

dengan cara klik 2x judul kolom hasil pengujian yaitu umur pahat.

Gambar 23. Taguchi 1

Setelah respon sudah dimasukkan, langkah selanjutnya klik Graphs.

Menu ini digunakan untuk membuat plot grafik main effect dan

dapat menampilkan efek masing-masing faktor.

Gambar 24. Taguchi 2

Page 65: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

46

Kemudian klik menu analysis, menu ini digunakan untuk

menampilkan nilai respon dalam bentuk tabel.

Gambar 25. Taguchi 3

Langkah selanjutnya klik menu options, menu ini digunakan untuk

menentukan karakteristik kualitas yang digunakan. Pada penelitian

ini menggunakan kualitas Large is Better.

Gambar 26. Taguchi 4

Menu pada analisis Taguchi yang terakhir yaitu storage, menu ini

digunakan untuk menampilkan signal to noise, means, standard

deviations, coefficients of variation pada worksheet.

Page 66: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

47

Gambar 27. Taguchi 5

b. Metode Varian Anova

Setelah hasil grafik S/N rasio didapatkan pada metode taguchi,

kemudian melakukan analisis varian anova untuk mengetahui tingkat

signifikan, kontribusi setiap faktor, dan menentukan parameter yang

optimum. Langkah yang pertama yaitu klik menu Stat Anova

General linear model Fit general linear model. Kemudian

masukkan faktornya yaitu kedalaman potong, kecepatan potong,

feeding, nose radius, side rake angle, side cutting edge angle seperti

pada gambar 28.

Gambar 28. Anova 1

Page 67: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

48

Setelah respon dan faktor diisi seperti pada gambar 29, kemudian

klik options confidence level for all intervals. Pada menu tersebut

masukkan nilai 90 yang artinya kesalahan yang diizinkan pada

penelitian ini sebesar 10%. Kemudian klik menu Stepwise,

masukkan nilainya sebesar 0,1 untuk mendapatkan faktor yang

signifikan.

Gambar 29. Anova 2

Page 68: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

74

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakuakan diatas dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Umur pahat yang paling panjang dari penelitian ini yaitu 42,28 menit

pada percobaan ke-5 dengan menggunakan parameter kedalaman potong

(a); 1 mm, kecepatan potong (Vc): 40 m/min, feeding (f): 0,075 mm/rev,

nose radius (R): 0,4 mm, side rake angle (γ): 18˚ dan side cutting edge

angle (Kr): 75˚.

2. Umur pahat yang paling pendek dari penelitian ini yaitu 0,8 menit pada

percobaan yang ke-16 dengan menggunakan parameter kedalaman

potong (a); 2 mm, kecepatan potong (Vc): 58,8 m/min, feeding (f): 0,05

mm/rev, nose radius (R): 0,8 mm, side rake angle (γ): 15˚ dan side

cutting edge angle (Kr): 75˚.

3. Dari hasil analisis Taguchi jika semakin besar kedalaman potong, feeding

dan kecepatan potong maka umur pahat akan semakin pendek dan

sebaliknya untuk side rake angle semakin besar maka semakin panjang

umur pahat tersebut.

Page 69: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

75

4. Terdapat 3 faktor yang berpengaruh signifikan terhadap umur dan

keausan pahat yaitu kedalaman potong dengan kontribusi sebesar 27,65

%, kemudian urutan kedua kecepatan potong dengan kontribusi sebesar

24,91 %, yang ketiga side rake angle dengan kontribusi 19,35 %. Faktor

yang tidak berpengaruh signifikan yaitu nose radius dengan kontribusi

6,32 %, side cutting edge angle dengan kontribusi sebesar 1 %, feeding

dengan kontribusi 4,40 % dan error yang terjadi pada penelitian ini

sebesar 16,27 %.

5. Hasil analisis dengan metode Varian Anova solusi untuk mendapatkan

umur pahat yang optimum yaitu menggunakan parameter kedalaman

potong (a): 1 mm, kecepatan potong (Vc): 17,42 m/min, feeding (f):

0,075 mm/rev, nose radius (R): 0,4 mm, side rake angle (γ): 18˚ dan side

cutting edge angle (Kr): 75˚ dengan prediksi umur pahat yaitu 42,01

menit.

B. Saran

Untuk penelitian yang selanjutnya adapun saran yang diberikan yaitu sebagai

berikut:

1. Untuk mengukur keausan tepi pahat sebaiknya menggunakan mikroskop

yang perbesarannya lebih besar yaitu lebih dari 40x perbesaran agar lebih

jelas saat mengukur keausan tepi pahat.

2. Sebaiknnya dimensi pahat lebih panjang agar pencekaman pada ragum

saat pengasahan pahat tidak mudah bergeser.

Page 70: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

76

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan microscop scanning

electron untuk melihat lebih jelas mekanisme keausan pahat.

4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya jangan membersihkan BUE agar

fonomena BUE bisa diamati pada mikroskop USB ataupun microscop

scanning electron.

Page 71: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal. 2010. Mekanisme Keausan Pahat Pada Proses Pemesinan.

Semarang: Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang.

Agus, H., Widodo, P.J., & Nizam, M. 2011. Pengaruh Parameter Pemesinan

Bubut Terhadap Munculnya BUE Dalam Proses Pembubutan

Aluminium. Surakarta: Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret:

Volume 10 Nomor 1.

Ansyori, Anang. 2015. Pengaruh Kecepatan Potong dan Makan Terhadap Umur

Pahat Pada Pemesinan Freis Paduan Magnesium. Jurnal Mechanical,

Volume 6, Nomor 1.

Budiman, H. dan Richard. Analisis Umur dan Keausan Pahat Karbida Untuk

Membubut Baja Paduan (ASSAB 760) dengan Metode Variable Speed

Machining Test. Jurnal Teknik Mesin: Vol.9, No.1.

Dewangga, S.P.F., Nugraha, P., & Dantes, R. 2017. Pengaruh Variasi Kecepatan

Putaran Mesin Bubut Terhadap Keausan Pada Alat Potong Pahat HSS.

Jurnal Jurusan Pendidikan Teknik Mesin: Volume 7, Nomor 1.

Page 72: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

Husein, Saddam. 2015. Pengaruh Sudut Potong Terhadap Getaran Pahat dan

Kekasaran Permukaan Pada Proses Bubut Mild Steel St 42. Jember:

Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Jember.

ISO 3685. 1993. Tool Life Testing With Single Point Turning Tools. International

Standard Organization.

Kurniawan, Fajar. 2008. Study Tentang Cutting Force Mesin Bubut (desain

dynamometer sederhana). Surakarta: Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Kurniawan, Muchdy. 2018. Analisis Kekasaran Permukaan dan Getaran Pada

Pemesinan Bubut Menggunakan Pahat Putar Modular Untuk Material

Titanium 6AI-4V ELI. Bandar Lampung: Teknik Mesin, Universitas

Lampung.

Marido, F.R. 2010. Analisis Umur dan Pengaruh Variabel Proses Pada

Pemesinan Sekrap Permukaan Baja Karbon Tinggi Terhadap Keausan

Pahat Karbida. Bandar Lampung: Teknik Mesin, Universitas Lampung.

Mrihrenaningtyas dan Prayadi. 2015. Analisis Umur Pahat dengan Variasi Sudut

Geram, Kecepatan dengan dan Tanpa Pendingin. Teknik Mesin, Institut

Teknologi Adhi Tama Surabaya: ISBN 978-602-98569-1-0.

Mustofa. 2009. Analisa Keausan Pahat Potong HSS Dalam Proses Perautan

Pada Mesin Bubut . Fakultas Teknik, Universitas Merdeka Madiun:

Agri-tek Volume 10, Nomor 2.

Page 73: PENGARUH GEOMETRI PAHAT HIGH SPEED STEEL TERHADAPdigilib.unila.ac.id/56591/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · xii dapat merasakan nikmat iman dan islam secara utuh serta tanpa

Paridawati. 2015. Pengaruh Kecepatan dan Sudut Potong Terhadap Kekasaran

Benda Kerja Pada Mesin Bubut. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Volume 3,

Nomor 1.

Rahdiyanta, Dwi. 2010. Buku 2 proses bubut. Yogyakarta: Pendidikan Teknik

Mesin, Universitas Yogyakarta.

Rifai, Muhammad. 2018. Analisis Keausan Pahat pada Pemesinan Bubut

Menggunakan Pahat Putar Modular Untuk Material Titanium 6AI-4V

ELI. Bandar Lampung: Teknik Mesin, Universitas Lampung.

Sugiantoro, B. 2014. Optimasi Parameter Proses Milling Terhadap Kualitas

Hasil Permesinan Aluminium dengan Metode Taguchi. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Susila, I.N., Arifin, Z., & Susilo, D.D. 2013. Pengaruh Sudut Potong Pahat

Terhadap Gaya Pemotongan Pada Proses Bubut Beberapa Material

Dengan Pahat HSS. Program Sarjana Jurusan Teknik Mesin, Universitas

Sebelas Maret: Volume 12, Nomor 1.

Triyono. 2013. Pengaruh Temperatur Astemper Pada Besi Cor Nodular (FCD 50)

Terhadap Laju Keausan Pahat Bubut Tipped Caramic. Jurnal Konversi

Energi dan Manufaktur UNJ, edisi terbit 1.