PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN … · 5 Sebaran tentang uang saku dan sumber uang saku...
Transcript of PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN … · 5 Sebaran tentang uang saku dan sumber uang saku...
PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN
TERHADAP PENGGUNAAN DANA BEASISWA BIDIKMISI
PADA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
LIA FAHLITA
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh Gaya Hidup
dan Kelompok Acuan terhadap Penggunaan Dana Beasiswa Bidikmisi pada
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2016
Lia Fahlita
NIM I24120014
ABSTRAK
LIA FAHLITA. Pengaruh Gaya Hidup dan Kelompok Acuan terhadap
Penggunaan Dana Beasiswa Bidikmisi pada Mahasiwa Institut Pertanian Bogor.
Dibimbing oleh MOH. DJEMDJEM DJAMALUDIN.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya hidup dan
kelompok acuan terhadap penggunaan dana Beasiswa Bidikmisi pada mahasiswa
Institut Pertanian Bogor. Desain penelitian ini adalah cross sectional study dengan
metode survey menggunakan kuesioner yang melibatkan 100 mahasiswa
penerima Beasiswa Bidikmisi yang dipilih dengan menggunakan metode stratified
random sampling. Analisis statistic yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
deskriptif, klaster, korelasi, regresi logistic, dan regresi linear. Gaya hidup dalam
pelitian ini dibedakan menjadi dua kategori, yaitu gaya hidup trendsetter dan gaya
hidup konservatif. Hasil penelitian mennunjukkan bahwa keikutsertaan dalam
organisasi berhubungan positif signifikan dengan kelompok acuan. Karakteristik
responden (jenis kelamin, usia, uang saku, dan lama studi) memiliki hubungan
positif signifikan dengan penggunaa dana Beasiswa Bidikmisi. Karakteristik
responden dan kelompok acuan tidak berpengaruh terhadap gaya hidup.
Sementara itu, jenis kelamin dan uang saku berpengaruh signifikan terhadap
penggunaan dana Beasiswa Bidikmisi.
Kata kunci: Beasiswa Bidikmisi, gaya hidup, kelompok acuan, konservatif,
trensetter.
ABSTRACT
LIA FAHLITA. The Influence of Lifestyle and Reference Group toward
Utilization Bidikmisi Scholarship Fund of Bogor Agricultural University Students.
Supervised by MOH. DJEMDJEM DJAMALUDIN.
This study aimed to analyze the influence of lifestyle and reference group
toward utilization of Bogor Agricultural University students. The design of the
study was cross sectional study with survey method answered by self report
questioner, involved 100 Bidikmisi students chose by stratified random sampling.
Statistical analysis used in this study were descriptive, cluster, correlation, logistic
regression, and multiple regression. Lifestyle in this study was classified into two
clusters, there are trendsetter lifestyle and conservative lifestyle. The results
showed that participate in organization has a positive significant correlation with
group references. Respondents characteristic (sex, age, allowance, and study
degree) have a positive significant correlation with the use of Bidikmisi
scholarship fund. Respondents characteristic and group references not influence
on lifestyle. Meanwhile, sex and allowance significantly influence toward the use
of Bidikmisi scholarship fund.
Keyword: Bidikmisi Scholarship, conservative, group reference, lifestyle,
trendsetter
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu keluarga dan Konsumen
PENGARUH GAYA HIDUP DAN KELOMPOK ACUAN
TERHADAP PENGGUNAAN DANA BEASISWA BIDIKMISI
PADA MAHASISWA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
LIA FAHLITA
DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia dan nikmat-
Nya yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Gaya Hidup dan
Kelompok Acuan terhadap Penggunaan Dana Beasiswa Bidikmisi pada
Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat
yang harus ditempuh untuk menyelesaikan program sarjana (S1) Jurusan Ilmu
Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan
bantuan dari beberapa pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir Moh Djemdjem Djamaludin M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing, memberikan saran, masukan, serta arahan dalam
penyelesaian skripsi ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
2. Dr Tin Herawati SP, MSi selaku pemandu seminar atas kritik dan saran yang
diberikan kepada penulis untuk kesempurnaan skripsi ini.
3. Dr Ir Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen penguji skripsi dan Dr Ir Diah
Krisnatuti P, MS selaku moderator sidang. Alfiasari SP, MSi selaku dosen
pembimbing akademik yang senantiasa memberikan bimbingan dan masukan
dalam menjalankan studi di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen serta
seluruh dosen Ilmu Keluarga dan Konsumen yang telah memberikan banyak
ilmu kepada penulis selama di bangku kuliah.
4. Orang tua (Susilawati dan Fu’ad) dan adik-adik (Putri dan Sahla) atas
semangat, doa, dan dukungan yang selalu diberikan kepada penulis.
5. Sahabat bimbingan (Suhe, Lyra, Fitha, Fika) yang senantiasa memberikan
semangat dan juga selalu berdiskusi untuk memberikan masukan dalam
penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak yang membutuhkan
informasi yang terdapat di dalamnya.
Bogor, Agustus 2016
Lia Fahlita
NIM I24120014
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 2 Tujuan Penelitian 3
Kegunaan Penelitian 3
KERANGKA PEMIKIRAN 5
METODE 7
Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian 7 Contoh dan Metode Penarikan Contoh 7 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 8
Pengolahan dan Analisis Data 10 Definisi Operasional 10
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Karakteristik Contoh 11
Gaya Hidup 13
Kelompok Acuan 14
Penggunaan dana Beasiswa Bidikmisi 15
Hubungan antar Variabel 17
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup 17
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Dana Beasiswa 18
Pembahasan 19
SIMPULAN DAN SARAN 21
Simpulan 21
Saran 21
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN 25
DAFTAR TABEL
1 Jumlah contoh berdasarkan fakultas 7
2 Variabel yang diteliti 9
3 Sebaran contoh berdasarkan lama studi (semester) 11
4 Kategori IPK contoh berdasarkan predikat kelulusan 12
5 Sebaran tentang uang saku dan sumber uang saku contoh 12
6 Sebaran contoh berdasarkan jawaban pada aspek gaya hidup 13
7 Sebaran mahasiswa berdasarkan jumlah kelompok acuan 14
8 Sebaran mahasiswa berdasarkan kelompok acuan yang dipercaya 15
9 Sebaran mahasiswa berdasarkan alokasi dana dan uang saku 16
10 Hasil uji korelasi antar variabel 17
11 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa 17
12 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan dana 18
DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka pemikiran penelitian 6
2 Sebaran gaya hidup 14
DAFTAR LAMPIRAN
1 Riwayat Hidup 25
1
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting bagi kemajuan suatu
bangsa. Oleh karena itu, pemerintah selalu berupaya untuk memperbaiki kualitas
pendidikan sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 tentang upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah
menyediakan anggaran pendidikan dalam APBN 2016 sebesar Rp419.2 triliun
atau 20 persen dari total belanja negara Rp2095.7 triliun yang digunakan untuk
peningkatan dan pemerataan layanan pendidikan.1 Salah satu kebijakan
pemerintah yang menyangkut pembiayaan pendidikan yaitu dengan penyediaan
beasiswa. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab V pasal 12 (1.c) menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada
setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi
yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.
Indonesia masih memiliki masalah dalam hal peningkatan pemerataan
akses jenjang perguruan tinggi. Menurut data Kementrian Riset Teknologi dan
Pendidikan Tinggi, saat ini di Indonesia Angka Partisipasi Kasar (APK)
perguruan tinggi baru mencapai 29.4 persen, artinya masih ada sebanyak 70.06
persen lulusan jenjang pendidikan menengah yang tidak dapat melanjutkan ke
perguruan tinggi. Salah satu penyebabnya adalah karena masih banyaknya
penduduk Indonesia yang masih dibawah garis kemiskinan. Menurut data BPS
tahun 2015 kemiskinan di Indonesia mencapai 28.59 juta orang atau setara dengan
11.22 persen.
Kebijakan pemerintah terkait pembiayaan pendidikan melalui Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) salah satunya adalah program yang
dinamakan Bantuan Biaya Pendidikan Bidikmisi. Program tersebut dilaksanakan
secara berkala setiap tahun dengan tujuan untuk membantu pembiayaan
pendidikan mahasiswa yang kurang mampu, meningkatkan prestasi dan motivasi
mahasiswa di bidang kurikuler dan ekstrakurikuler maupun ko-ekstrakurikuler.
Institut Pertanian Bogor merupakan perguruan tinggi yang memiliki kuota
terbanyak pada beasiswa Bidikmisi. Jumlah mahasiswa penerima beasiswa
Bidikmisi berjumlah 3073 mahasiswa yang terdiri atas angkatan 49, 50, dan 51.
Besar bantuan biaya hidup yang diberikan sebesar Rp600.000 per bulan yang
diberikan setiap triwulan. Penyaluran atau pemberian beasiswa dan atau bantuan
biaya pendidikan diharapkan akan berjalan dengan lebih baik, dan mahasiswa
dapat mengikuti studinya dengan lancar yang diharapkan terus meningkatkan
prestasinya dan menyelesaikan studi dengan tepat waktu (Ditjen Dikti 2014).
Tujuan diberikannya beasiswa akan tercapai jika dana beasiswa dapat
dimanfaatkan dengan semestinya oleh penerimanya. Penelitian yang dilakukan
oleh Setiawan dan Zain (2013) pada salah satu universitas di Indonesia
menemukan bahwa lebih dari setengah dana beasiswa yang diterima digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pokok dan keperluan selama studi, sisanya digunakan
mahasiswa untuk keperluan yang bukan kebutuhan pokok dan keperluan studi.
1 http://bisnis.liputan6.com/read/2356557/anggaran-pendidikan-di-apbn-2016-cetak-
sejarah (diakses 22 Februari 2016 pukul 20:56)
2
Adapun hasil penelitian yang dilakukan di Malaysia oleh Sabri et al (2008)
menemukan bahwa mahasiswa penerima beasiswa memiliki berbagai
permasalahan dalam mengalokasikan keuangannya, dana beasiswa banyak
digunakan untuk belanja, memberi orang tua, bayar hutang, dan menghabisakan
uangnya sebelum akhir semester.
Demi memenuhi kebutuhan dan keinginan, mahasiswa menggunakan dana
beasiswanya untuk melakukan kegiatan konsumsi barang maupun jasa. Hal
tersebut akan dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor internal salah
satunya adalah gaya hidup. Menurut Engel et al (1994) gaya hidup didefinisikan
sebagai pola di mana orang menggunakan waktu dan uang. Mahasiswa yang
cenderung bergaya hidup sederhana akan merasa cukup dengan dana yang
diberikan dan dapat mengelolanya dengan baik. Sebaliknya mahasiswa dengan
gaya hidup mewah akan menggunakan dana yang telah diberikan oleh pemerintah
untuk hal-hal yang tidak semestinya.
Adapun faktor eksternal yang dapat mempengaruhi mahasiswa dalam
menggunakan dana beasiswa adalah kelompok acuan. Kelompok acuan adalah
seseorang individu atau kelompok orang yang yang secara nyata mempengaruhi
perilaku seseorang. Kelompok acuan digunakan seseorang untuk perbandingan
atau sebuah referensi dalam membentuk respon afektif, kognitif, dan konatif
(Sumarwan 2011). Berdasarkan hal tersebut, maka penting untuk mengetahui
bagaimana dana beasiswa tersebut digunakan oleh mahasiswa. Oleh karena itu,
penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan
terhadap penggunaan dana beasiswa Bidikmisi pada mahasiswa Institut Pertanian
Bogor.
Perumusan Masalah
Ketidakmampuan sebagian masyarakat Indonesia untuk membayar biaya
kuliah mendorong pemerintah untuk tergerak memberikan bantuan biaya
pendidikan bagi yang membutuhkannya. Bantuan tersebut dikenal dengan istilah
beasiswa. Sejatinya, beasiswa diberikan untuk menunjang aktivitas di bidang
akademik. Seperti halnya masyarakat ataupun rumah tangga, mahasiswa juga
melakukan aktivitas ekonomi setiap harinya termasuk konsumsi barang maupun
jasa. Dewasa ini konsumsi mahasiswa untuk keperluan bukan makanan semakin
beraneka ragam, seiring perkembangan jaman. Sebagian mahasiswa mulai
menggeser penggunaan pendapatan bulanan mereka termasuk dana beasiswa
untuk hal-hal diluar tujuan diberikannya beasiswa.
Efektivitas penggunaan dana beasiswa tersebut bergantung dari gaya hidup
mahasiswa sebagai faktor internal. Menurut Irianto (2006) bahwa mahasiswa pada
masa sekarang banyak yang berperilaku dengan gaya hidup modern yang tidak
bisa dielakkan. Hal tersebut terjadi karena teknologi dan zaman yang semakin
berkembang, sehingga menciptakan penerapan gaya hidup modern mulai dari
tutur kata, cara berpakaian, pilihan hiburan, serta pemanfaatan waktu luang.
Adapun faktor eksternal yang diduga mempengaruhi mahasiswa dalam
mengalokasikan dana beasiswa adalah kelompok acuan. Hasil penelitian Lawan
(2013) menemukan bahwa kelompok acuan mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen. Menurut Engel et al (1994) menyatakan bahwa kelompok acuan dapat
memberikan norma dan nilai yang dapat dijadikan penentu mengenai cara
3
seseorang berpikir dan berperilaku. Penggunaan dana beasiswa yang dilakukan
oleh mahasiswa pun tentunya tidak terlepas dari hubungannya dengan kelompok
acuan, apalagi kelompok acuan merupakan kelompok yang berfungsi sebagai
referensi bagi seseorang untuk melakukan pengambilan keputusan dan pembelian.
Berdasarkan uraian tersebut, rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di
Institut Pertanian Bogor?
2. Bagaimana gaya hidup, kelompok acuan, serta penggunaan dana beasiswa
Bidikmisi pada mahasiswa Institut Pertanian Bogor?
3. Bagaimana hubungan karakteristik responden dan kelompok acuan dengan
penggunaan dana beasiswa Bidikmisi pada mahasiswa Institut Pertanian
Bogor?
4. Bagaimana pengaruh karakteristik responden dan kelompok acuan
terhadap gaya hidup mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di Institut
Pertanian Bogor?
5. Bagaimana pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan terhadap
penggunaan dana beasiswa Bidikmisi di Institut Pertanian Bogor.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh gaya hidup
dan kelompok acuan terhadap alokasi dana beasiswa Bidikmisi pada mahasiswa
Institut Pertanian Bogor.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi karakteristik mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di
Institut Pertanian Bogor.
2. Mengidentifikasi gaya hidup, kelompok acuan, serta penggunaan dana
beasiswa Bidikmisi pada mahasiswa Institut Pertanian Bogor.
3. Menganalisis hubungan karakteristik responden dan kelompok acuan
dengan penggunaan dana beasiswa Bidikmisi pada mahasiswa Institut
Pertanian Bogor.
4. Menganalisis pengaruh karakteristik responden dan kelompok acuan
terhadap gaya hidup mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi di Institut
Pertanian Bogor.
5. Menganalisis pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan terhadap
penggunaan dana beasiswa Bidikmisi pada mahasiswa Institut Pertanian
Bogor.
Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Pemerintah
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui penggunaan dana
beasiswa yang telah diberikan. Kemudian informasinya dapat dijadikan
bahan evaluasi untuk mengatur kebijakan selanjutnya.
2. Institut Pertanian Bogor
4
Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi
mengenai gambaran gaya hidup mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi
dalam menggunakan dana beasiswa.
3. Mahasiswa penerima beasiswa
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan untuk memilih
kelompok acuan gaya hidup yang lebih baik serta dapat menggunakan
dana beasiswa sesuai dengan yang seharusnya.
5
KERANGKA PEMIKIRAN
Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan perguruan tinggi yang banyak
memiliki kuota beasiswa. Sekitar 50 persen dari jumlah mahasiswa S1 regular IPB
merupakan penerima beasiswa. Mahasiswa memperoleh beasiswa penuh dari
program Bidikmisi yang meliputi pembebasan SPP dan administrasi biaya hidup
selama menjalani masa perkuliahan selama empat tahun berturut-turut.
Pengelolaan beasiswa ini dilakukan oleh pihak IPB yang mengatur pembayaran
biaya SPP dan biaya administrasi sedangkan untuk biaya hidup yang berjumlah
Rp600.000/bulan diserahkan kepada mahasiswa dan sepenuhnya menjadi hak
mahasiswa untuk mengelolanya sesuai dengan syarat penggunaannya.
Pada penelitian ini, akan dibahas mengenai penggunaan dana biaya hidup
Bidikmisi pada mahasiswa IPB. Perbedaan penggunaan dana beasiswa pada setiap
mahasiswa diduga karena mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi memiliki gaya
hidup yang berbeda-beda. Gaya hidup tersebut mencerminkan pola konsumsi
yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana menggunakan waktu dan
uangnya. Teori psikografik merupakan konsep yang digunakan untuk mengukur
gaya hidup. Aktivitas, minat, dan opini seorang individu dilihat untuk menentukan
gaya hidupnya.
Setiap individu memiliki karakteristik masing-masing yang berbeda satu
sama lain. Hal tersebut diduga akan membentuk gaya hidup dan menentukan
kelompok acuan mahasiswa. Karakteristik yang diteliti dalam penelitian ini
meliputi usia, jenis kelamin, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), uang saku, lama
studi, dan keikutsertaan organisasi. Selain karakteristik individu, faktor yang
mempengaruhi gaya hidup salah satunya adalah kelompok acuan. Kelompok
acuan adalah sekelompok orang yang dapat mempengaruhi perilaku individu.
Seseorang akan melihat kelompok referensinya dan menganggap sebagai
kerangka acuan dalam pengambilan keputusan pembelian atau konsumsi barang
maupun jasa. Secara lengkap kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 1.
6
Gambar 1 Kerangka pemikiran tentang pengaruh gaya hidup dan kelompok acuan
terhadap penggunaan dana beasiswa Bidikmisi
Kelompok Acuan
Gaya Hidup
Aktivitas
Minat
Opini
Penggunaan dana
Bidikmisi
Karakteristik Contoh
Usia
Jenis kelamin
Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK)
Uang saku
Lama studi
Keikutsertaan dalam
organisasi
7
METODE PENELITIAN
Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu data
dikumpulkan pada satu waktu tertentu dengan objek yang berbeda. Penelitian
dilakukan di Kampus Dramaga Institut Pertanian Bogor (IPB). Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa IPB
merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki banyak kuota beasiswa
Bidikmisi di antara perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia. Waktu
penelitian terdiri atas penulisan proposal, pengumpulan data, pengolahan data,
analisis data, dan penulisan laporan yang dilakukan mulai dari bulan Februari
2016 sampai dengan bulan Juni 2016.
Contoh dan Metode Penarikan Contoh
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program sarjana IPB
penerima beasiswa Bidikmisi angkatan 49, 50, 51 yang berjumlah 3073 orang.
Contoh dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif dari seluruh fakultas yang
terdiri atas Fakultas Pertanian (FAPERTA), Fakultas Kedokteran Hewan (FKH),
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Fakultas Perternakan (FAPET),
Fakultas Kehutanan (FAHUTAN), Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA),
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Fakultas Ekonomi
dan Manajemen (FEM), dan Fakultas Ekologi Manusia (FEMA). Kriteria
responden adalah mahasiswa yang sudah menerima dana Bidikmisi lebih dari dua
semester. Jumlah contoh dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
rumus Slovin sebagai berikut:
Keterangan:
n = jumlah contoh yang diambil
N = jumlah populasi
e = taraf nyata 0.1
Berdasarkan perhitungan jumlah minimal contoh untuk penelitian adalah
97 orang. Namun dalam penelitian ini mahasiswa yang dilibatkan sebagai contoh
penelitian berjumlah 100 orang. Banyaknya jumlah contoh setiap fakultas
diberikan proporsi sesuai dengan stratified random sampling, yakni dengan
menentukan jumlah contoh berdasarkan jumlah mahasiswa setiap fakultas dibagi
dengan jumlah mahasiswa secara keseluruhan dikalikan seratus (100). Jumlah
contoh berdasarkan persentase jumlah mahasiswa di tiap fakultas dapat dilihat
pada Tabel 1.
n =
=
= 97.22
8
Tabel 1 Jumlah contoh berdasarkan fakultas
No Fakultas
Contoh
Jumlah
Mahasiswa
(n)
Persentase (%) Jumlah
Contoh (n)
1 Pertanian 411 13,37 13
2 Kedokteran Hewan 85 2,76 3
3 Perikanan dan Ilmu
Kelautan
422 13,73 14
4 Peternakan 200 6,5 7
5 Kehutanan 358 11,64 12
6 Terknologi Pertanian 291 9,46 9
7 Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam
681 22,16 22
8 Ekonomi dan manajemen 364 11,84 12
9 Ekologi Manusia 261 8,49 8
Total 3073 100 100
Jenis dan Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data yang bersifat
kuantitatif. Disamping itu, berdasarkan sumbernya jenis data yang dikumpulkan
adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui self report
contoh dengan alat bantu berupa kuesioner yang berisi variabel-variabel yang
diteliti. Variabel-variabel di antaranya adalah karakteristik contoh (usia, jenis
kelamin, uang saku, sumber uang saku, keikutsertaan organisasi, Indeks Prestasi
Kumulatif (IPK), serta lama studi), kelompok acuan, dan gaya hidup. Adapun data
sekunder diperoleh dari Direktorat Kesejahteraan Mahasiswa IPB meliputi jumlah
mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi tahun ajaran 2015-2016.
Kelompok acuan diukur dengan menggunakan instrument dari Permatahati
(2013) yang dimodifikasi oleh penulis. Pertanyaannya didasarkan pada pertanyaan
seberapa banyak yang dijadikan pertimbangan atau kelompok acuan pada setiap
pernyataan yang diajukan. Selain itu terdapat pertanyaan terbuka mengenai peran
kelompok acuan tersebut. Contoh juga boleh memilih lebih dari satu kelompok
acuan dalam setiap pernyataan.
Gaya hidup contoh diukur menggunakan konsep psikografik, berhubungan
dengan sifat atau ciri pribadi (psyco) dan profil (graphics). Pengukuran ini
mengacu pada pengukuran kegiatan, minat, dan opini (Activities, Interest, dan
Opinion) yang biasa disebut dengan AIO inventories (Engel, Blackwell, dan
Miniard 1994). Instrumen yang digunakan merupakan hasil pengembangan dari
Kucukemiroglu (1999) dengan nilai reliabilitas sebesar 0.861. Pada penelitian ini
instrument telah dimodifikasi yang terdiri atas dimensi aktivitas, minat, dan opini
dengan skala likert yang dikategorikan sangat tidak setuju (STS), tidak setuju
(TS), cukup setuju (CS), setuju (S), dan sangat setuju (SS). Skor yang diberikan
untuk masing-masing pilihan jawaban adalah satu untuk jawaban sangat tidak
setuju, dua untuk jawaban tidak setuju, tiga untuk jawaban cukup setuju, empat
untuk jawaban setuju, dan lima untuk jawaban sangat setuju.
9
Penggunaan dana beasiswa yang diukur dalam penelitian ini adalah
alokasi untuk keperluan kuliah, pangan, personal care, transportasi, pakaian,
tabungan, komunikasi, dan hiburan. Penggunaan dana beasiswa Bidikmisi diukur
dengan pernyataan tertutup terkait dengan alokasi pengeluaran per bulan melalui
pilihan yang sudah disediakan. Variabel yang diteliti dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Variabel yang diteliti
Variable Skala data Kategori
Jenis kelamin Nominal [1] laki-laki
[2] perempuan
Usia (tahun) Rasio Berdasarkan Papalia (2008)
[1] Remaja Akhir (18-20 tahun)
[2] Dewasa Awal (21-40 tahun)
Uang saku (Rp/bulan) Rasio [1] =600.000
[2] >600.000
Sumber uang saku Nominal [1] Keluarga
[2] Bekerja
[3] Lainnya
IPK Interval [1] Peringatan (<2,00)
[2] Memuaskan (2,00-2,75)
[3] Sangat Memuaskan (2,76-3,50)
[4] Cum Laude (≥3,51)
Keikutsertaan organisasi Nominal [1] ikut
[2] tidak ikut
Lama studi Ordinal [1] Semester 4
[2] Semester 6
[3] Semester 8
Gaya hidup Ordinal [1] Trendsetter
[3] Conservatives
Kelompok acuan Nominal [1] Keluarga
[2] Teman
[3] Selebritis
[4] Tokoh penting/idola
[7] Lainnya
Penggunaan dana beasiswa
(Rp)
Interval
10
Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data mencakup tahapan entry, cleaning, editing, scoring,
coding, dan analisis data dengan menggunakan Microsoft Excel dan SPSS 16.0 for
Window. Data dianalisis secara deskriptif dan inferensia. Data dan informasi yang
diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif, uji reliabilitas dan
validitas, analisis cluster, uji korelasi, uji regresi logistik, dan uji regresi linear. Analisis deskriptif meliputi frekuensi distribusi dan ukuran sebaran yang
digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, uang
saku, sumber uang saku keikutsertaan organisasi, Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK), serta lama studi), kelompok acuan, gaya hidup, dan alokasi dana beasiswa
Bidikmisi.
Gaya hidup dianalisis menggunakan analisis klaster yang bertujuan untuk
mengklasifikasi objek-objek menjadi beberapa kelompok berdasarkan ukuran
kemiripan atau ciri-ciri umum antar objek. Analisis klaster yang digunakan dalam
penelitian ini adalah K-Mean Cluster.
Pengaruh karakteristik keluarga dan kelompok acuan terhadap gaya hidup,
dan gaya hidup terhadap penggunaan dana Beasiswa Bidikmisi dianalisis
menggunakan uji regresi logistik. Analisis regresi logistik merupakan salah satu
bentuk analisis data dengan menggunakan teknik regresi yang dapat digunakan
untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dengan satu atau lebih
variabel independen dan variabel dependen berbentuk kategorikal.
Definisi Operasional
Karakteristik contoh adalah ciri-ciri yang ada dalam diri mahasiswa yang
meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, keikutsertaan organisasi
Usia adalah lama hidup mahasiswa yang dinyatakan dalam tahun.
Jenis kelamin adalah perbedaan secara biologis yang dibedakan menjadi
laki-laki dan perempuan.
Uang saku jumlah uang yang diterima mahasiswa yang dinyatakan dalam
rupiah/bulan.
Sumber uang saku sumber pendapatan yang diperoleh mahasiswa selain
dari beasiswa Bidikmisi.
Lama studi lamanya kuliah yang sudah ditempuh mahasiswa dan
dinyatakan dalam semester.
Keikutsertaan organisasi kegiatan yang diikuti mahasiswa seperti UKM,
Himpro, BEM, maupun yang lainnya.
IPK nilai rata-rata (akhir) contoh selama melakukan studi sampai dengan
semester ganjil 2015/2016. IPK dikategorikan menjadi “Peringatan”
(<2.00), “Memuaskan” (2.00-2.75), “Sangat Memuaskan” (2.76-3.50), dan
“Cum Laude” (≥3.51).
Gaya hidup adalah kegiatan, minat, dan pendapat mahasiswa dalam kehidupan
sehari-hari yang diukur menggunakan teknik psikografik.
Kelompok acuan seorang individu, sekelompok orang, atau media yang
dijadikan referensi oleh mahasiswa dalam mengalokasikan dana beasiswa.
11
Alokasi dana beasiswa alokasi dana beasiswa Bidikmisi yang dilakukan oleh
mahasiswa untuk keperluan kuliah, pangan, personal care, transportasi, pakaian,
tabungan, komunikasi, dan hiburan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Karakteristik Individu
Jenis kelamin dan Usia
Contoh dalam penelitian ini meliputi mahasiswa laki-laki dan perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi contoh berjenis kelamin perempuan
lebih banyak (69%) dibandingkan dengan contoh berjenis kelamin laki-laki
(31%). Rentang usia contoh berada pada usia 19 sampai 23 tahun. Papalia et al
(2008) membedakan mahasiswa yang menjadi responden menjadi dua kategori
umur, yaitu remaja akhir (18-20 tahun) dan dewasa awal (21-40 tahun). Hasil
menunjukkan bahwa proporsi terbesar responden sebesar 77 persen berada pada
rentang usia 21 sampai 23 tahun, sedangkan persentase terkecil sebesar 23 persen
berusia 18 sampai 20 tahun.
Keiukutsertaan Organisasi dan Lama studi
Berdasarkan keikutsertaan dalam organisasi, sebagian besar responden
(80%) mengikuti organisasi baik di dalam maupun luar kampus. Adapun sisanya
(20%) tidak mengikuti organisasi. Sebaran contoh berdasarkan lama studi
menunjukkan bahwa persentase terbesar contoh (53%) berada pada semester
delapan. Tabel 3 menunjukkan bahwa persentase terkecil (15%) berada pada
semester empat.
Tabel 3 Sebaran contoh berdasarkan lama studi (semester)
Semester %
Empat 15
Enam 31
Delapan 53
Total 100
Indeks Prestasi Kumulatif
Panduan Program Sarjana (2012) menyebutkan bahwa predikat kelulusan
hasil penilaian akhir pendidikan sarjana dibagi menjadi tiga yaitu Cum Laude,
Sangat Memuaskan, dan Memuaskan. Predikat “Cum Laude” diberikan kepada
mahasiswa dengan nilai IPK ≥3.51, predikat “Sangat Memuaskan” nilai IPK
diantara 2.76 sampai 3.51, sedangkan predikat “Memuaskan” nilai IPK diantara
2.00 sampai 2.76 dengan beberapa ketentuan lainnya. Sementara itu, jika IPK
<2.00 maka mahasiswa mendapatkan status “Peringatan”. Oleh karena itu dalam
penelitian ini, IPK contoh dikategorikan berdasarkan predikat kelulusan tersebut.
Hasil penelitian menurut IPK contoh menunjukkan bahwa lebih dari dua
pertiga contoh (68%) berada pada kategori “Sangat Memuaskan”. Hanya 8 persen
12
contoh berada pada kategori “Memuaskan”, dan tidak ada contoh yang berada
pada kategori status “Peringatan”. Tabel 4 menunjukkan sebaran contoh
berdasarkan kategori IPK. Rata-rata IPK contoh yaitu sebesar 3.29. Hal ini berarti,
secara keseluruhan contoh berada pada kategori “Sangat Memuaskan”.
Tabel 4 Kategori IPK contoh berdasarkan predikat kelulusan
Status IPK %
Peringatan (<2,00) 0
Memuaskan (2,00-2,75) 8
Sangat Memuaskan (2,76-3,50) 68
Cum Laude ( ≥3,51) 24
Total 100
Rata-rata±SD 3.29±0.345
Nilai minimum-maksimum 2.33-3.89
Uang saku dan Sumber Uang Saku
Jumlah uang saku mahasiswa merupakan pendapatan mahasiswa yang bisa
didapatkan baik dari orangtua, beasiswa, ataupun dari hasil bekerja. Kategori uang
saku dikelompokkan menjadi dua kelas yaitu uang saku =Rp600.000 dan uang
saku >Rp600.000. Jumlah uang saku mahasiswa berkisar antara Rp600.000
sampai Rp2.100.000 dengan rata-rata sebesar Rp1000.000 perbulannya. Tabel 5
menunjukkan bahwa sebagian besar (93%) responden memiliki uang saku
>Rp600.000, artinya mahasiswa tersebut mendapatkan tambahan uang saku
lainnya baik dari keluarga maupun bekerja, sedangkan sisanya (7%) memiliki
uang saku =Rp600.000 yang artinya mahasiswa tersebut memenuhi kebutuhannya
hanya dengan menggunakan uang beasiswa saja.
Tabel 5 Sebaran tentang uang saku dan sumber uang saku contoh
Variabel n %
Uang saku (Rp/bulan)
=600.000 7 7
>600.000 93 93
Total 100 100
Sumber uang saku tambahan*
Tidak mendapat 7 6,20
Keluarga 83 73,45
Bekerja 23 20,35
Total 113 100 Keterangan: *) jawaban boleh lebih dari satu
Mahasiswa dalam penelitian ini memiliki uang saku tambahan selain dari
beasiswa Bidikmisi setiap bulannya. Sumber uang saku tambahan tersebut yaitu
sumber dari keluarga (73.45%), bekerja (20.35%), dan mahasiswa yang tidak
mendapatkan uang saku tambahan sebesar (6.20%). Uang saku tambahan
mahasiswa berada pada rentang Rp100.000 sampai Rp1.500.000 per bulan. Rata-
rata uang saku tambahan mahasiswa adalah Rp403.100 dengan standar deviasi
Rp256.419,725.
13
Gaya Hidup
Setiadi (2010) gaya hidup secara luas didefinisikan cara hidup yang
diidentifikasi berdasarkan: bagaimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktifitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan),
dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di
sekitarnya (pendapat). Data gaya hidup dalam penelitian ini dianalisis
menggunakan analisis K-mean cluster. Penelitian ini membagi gaya hidup
menjadi dua kategori dengan menggunakan 21 butir AIO, yaitu gaya hidup
trendsetter dan gaya hidup conservative.
Tabel 6 Sebaran contoh berdasarkan jawaban pada aspek gaya hidup
No Pernyataan Jawaban (%)
STS TS CS S SS
Gaya Hidup Trensetter
1 Saya selalu punya pakaian model terbaru 16 72 8 3 1
2 Saya selalu berpakaian dengan
mempertimbangkan mode, bukan kenyamanan
18 67 11 3 1
3 Saya sering mencoba model rambut terbaru 35 53 9 1 2
4 Saya sering mencoba mengunjungi toko/mall
baru sebelum teman-teman melakukannnya
38 51 8 2 1
5 Saya sering membicarakan produk dan merk
bersama teman-teman
6 55 26 12 1
6 Terkadang saya terpengaruh saat teman saya
membeli sesuatu
6 33 40 18 3
7 Saya sering mencari informasi kepada teman di
mana produk yang mereka beli
11 36 33 18 2
8 Saya berbelanja untuk hal khusus (contoh: kado
ulang tahun)
1 29 32 35 3
9 Saya selalu melihat iklan atau pengumuman
tentang suatu produk.
6 33 30 29 2
10 Saya suka pergi ke tempat yang banyak musik
dan obrolan
14 43 22 18 3
11 Saya merasa memiliki banyak kemampuan diri 1 20 50 26 3
12 Saya anggota yang aktif di lebih dari satu
organisasi
5 34 29 23 9
13 Orang-orang lebih sering datang kepada saya
untuk mencari informasi tentang produk/merk
17 60 16 6 1
14 Saya bisa menghemat uang dengan membuat
baju sendiri
26 50 10 11 3
Gaya Hidup Konservatif
15 Saya ingin dianggap sebagai pemimpin 3 32 33 30 2
16 Saya ingin melakukan perjalanan keliling dunia 1 6 13 42 38
17 Saya ingin menghabiskan satu tahun di luar
negeri
0 16 22 38 24
18 Saya suka bekerja dalam masyarakat 1 3 25 49 22
19 Hal penting dalam hidup adalah berpakaian rapi 1 8 20 38 33
20 Saya merasa memiliki kepercayaan diri daripada
kebanyakan orang
1 17 44 35 3
21 Teman-teman datang kepada saya untuk
meminta saran
0 12 48 35 5
Keterangan: SS = Sangat Setuju; S = Setuju; CS= Cukup setuju ; TS = Tidak Setuju; STS = Sangat
Tidak Setuju
14
Gambar 2 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden (94%) termasuk
dalam kategori gaya hidup conservative, sedangkan sisanya (6%) termasuk gaya
hidup trendsetter. Responden yang memiliki gaya hidup trendsetter merupakan
mahasiswa yang mengikuti perkembangan terutama apa yang dikenakan,
termasuk pakaian dan mode. Responden lebih suka menghabiskan waktu dan
uangnya untuk mencoba hal-hal baru, memberikan perhatian lebih terhadap
fashion. Responden juga aktif mencari informasi terait dengan produk, sering
mengunjungi mall/toko baru, dan lebih suka mengunjungi tempat-tempat yang
ramai. Adapun mahasiswa yang termasuk pada gaya hidup conservative adalah
seseorang yang tidak aktif mencari informasi terkait produk dan merk. Responden
lebih memperhatikan kerapihan dalam berpakaian daripada mode. Responden juga
lebih suka bekerja dalam masyarakat, memiliki kepercayaan diri lebih, memiliki
jiwa kepemimpinan yang besar, dan sering dijadikan sebagai seseorang yang
dipercaya untuk memberi saran kepada teman-temannya.
Gambar 2 Sebaran mahasiswa berdasarkan gaya hidup
Kelompok Acuan
Kelompok acuan (reference group) adalah seorang individu atau
sekelompok orang yang secara nyata memengaruhi perilaku pembelian
(Sumarwan 2011). Berdasarkan Tabel 7 bahwa sebesar 5 persen responden tidak
memiliki kelompok acuan dan lebih dari setengah (56%) responden memiliki dua
jumlah kelompok acuan dalam melakukan pembelian barang maupun jasa.
Adapun peran kelompok acuan tersebut diantaranya memengaruhi pilihan produk,
memengaruhi pemilihan tempat belanja, dan memengaruhi keputusan pembelian
responden.
Tabel 7 Sebaran mahasiswa berdasarkan jumlah kelompok acuan
Jumlah kelompok acuan
yang dimiliki %
0 5
1 20
2 56
3 13
4 4
5 2
Total 100 Ket: kelompok acuan terdiri dari keluarga, teman, selebritis, tokoh penting, dan lainnya
6%
94%
gaya hidup
trensetter
gaya hidup
konservatif
15
Tabel 8 menampilkan kelompok acuan utama yang memiliki peran penting
dalam melakukan pembelian barang dan jasa pada responden yang memiliki
kelompok acuan (n=95). Keluarga dan teman merupakan kelompok acuan yang
paling banyak dipercaya dalam melakukan pembelian dengan persentase berturut-
turut sebesar 58.94 persen dan 38.95 persen.
Tabel 8 Sebaran mahasiswa berdasarkan kelompok acuan yang paling dipercaya
Kelompok acuan yang
paling dipercaya n %
Keluarga 56 58,94
Teman 37 38,95
Selebritis 1 1,05
Tokoh penting 0 0
Lainnya* 1 1,05
Total 95 100 Keterangan: *) media masa
Penggunaan Dana Beasiswa Bidikmisi
Penggunaan dana beasiswa Bidikmisi dalam penelitian ini dikategorikan
menjadi delapan kategori yang masing-masing menggambarkan pengeluaran yang
dikeluarkan oleh mahasiswa. Pilihan penggunaan dana tersebut antara lain untuk
keperluan kuliah, pangan, personal care, transportasi, pakaian, komunikasi,
tabungan, dan hiburan. Pada penelitian ini, alokasi dana dibedakan berdasarkan
uang saku perbulan yang diperoleh mahasiswa.
Alokasi dana beasiswa untuk kuliah merupakan alokasi pengeluaran untuk
diktat, fotocopy, print, alat tulis, dan buku-buku penunjang perkuliahan.
Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan responden terbanyak untuk alokasi keperluan
kuliah pada mahasiswa yang memiliki uang saku lebih dari Rp600.000 dan sama
dengan Rp600.000 perbulan berada pada rentang Rp50.000-Rp100.000. Ini
menunjukan alokasi untuk keperluan kuliah termasuk rendah.
Sebesar tiga per empat responden mengalokasikan dana beasiswa untuk
pangan pada mahasiswa yang memiliki uang saku lebih dari Rp600.000 berada
pada rentang Rp450.000-Rp600.000, sedangkan pada mahasiswa dengan uang
saku perbulan sama dengan Rp600.000 seluruhnya berada pada rentang
Rp300.000-Rp450.000.
Lebih dari setengah responden mengalokasikan dana untuk kebutuhan
personal care pada mahasiswa yang memiliki uang saku lebih dari Rp600.000
berada pada rentang Rp50.000-Rp150.000. Pada mahasiswa dengan uang saku
perbulan sama dengan Rp600.000 memiliki proporsi yang sama pada kategori
kurang dari Rp50.000 dan Rp50.001-Rp.150.000.
Biaya transportasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengeluaran
untuk membeli bensin bagi yang memiliki motor pribadi, dan ongkos angkutan
umum setiap bulannya. Hasil menunjukkan bahwa proporsi terbesar untuk alokasi
transportasi pada mahasiswa yang memiliki uang saku lebih dari Rp600.000 dan
sama dengan Rp600.000 perbulan berada pada rentang kurang dari Rp50.000. Hal
ini diduga karena hampir seluruh responden tinggal di kostan yang berada di
sekitar kampus, sehingga tidak memerlukan biaya transportasi yang tinggi.
16
Responden terbanyak pada alokasi pengeluaran untuk pakaian pada
mahasiswa yang memiliki uang saku lebih dari Rp600.000 berada pada kategori
kurang dari Rp50.000, sedangkan pada mahasiswa yang memiliki uang saku sama
dengan Rp600.000 proporsi terbesar ada pada rentang Rp50.000-Rp200.000.
Alokasi pengeluaran untuk komunikasi mencakup biaya pulsa dan
internet. Responden terbanyak untuk alokasi transportasi pada mahasiswa yang
memiliki uang saku lebih dari Rp600.000 dan sama dengan Rp600.000 perbulan
berada pada rentang kurang Rp30.000-Rp60.000. Alokasi pengeluaran untuk
tabungan dengan proporsi terbesar pada mahasiswa yang memiliki uang saku
lebih dari Rp600.000 berada pada rentang kurang dari Rp20.000. Adapun pada
mahasiswa yang memiliki uang saku sama dengan Rp600.000 proporsi terbesar
ada pada rentang Rp20.000-Rp50.000. Selanjutnya, untuk pengeluaran hiburan
dalam penelitian ini seperti biaya untuk karaoke, nonton di bioskop. Pada
mahasiswa yang memiliki uang saku lebih dari Rp600.000 dan sama dengan
Rp600.000 perbulan keduanya berada pada rentang kurang dari Rp30.000.
Tabel 9 Sebaran mahasiswa berdasarkan alokasi dana Beasiswa Bidikmisi dan
uang saku
Alokasi pengeluaran
(Rp/bulan)
>Rp600.000 =Rp600.000 Total
n % n % n %
Kuliah
50.000 -100.000 49 52,68 6 85,71 55 55
100.001-200.000 38 40,87 1 14,29 39 39
>200.000 6 6,45 0 0,00 6 6
Pangan 300.000-450.000 3 3,22 7 100,00 10 10
450.001-600.000 70 75,37 0 0,00 70 70
>600.000 20 31,50 0 0,00 20 20
Personal care <50.000 30 32,25 3 42,85 33 33
<50.000-150.000 53 57,00 3 42,85 56 56
>150.000 10 10,75 1 14,30 11 11
Transportasi <50.000 55 59,13 4 57,14 59 59
50.000-100.000 29 31,19 3 42,86 32 32
>100.000 9 9,68 0 0,00 9 9
Pakaian <50.000 55 59,14 3 42,86 58 58
50.000-200.000 34 36,56 4 57,14 38 38
>200.000 4 4,30 0 0,00 4 4
Komunikasi <30.000 12 12,90 1 14,29 13 13
30.000-60.000 57 61,30 5 71,42 62 62
>60.000 24 25,80 1 14,29 25 25
Tabungan <20.000 39 41,93 2 28,57 41 41
20.000-50.000 35 37,64 5 71,43 40 40
>50.000 19 20,43 0 0,00 19 19
Hiburan <30.000 54 58,06 4 57,14 58 8
30.000-50.000 25 26,89 3 42,86 28 28
>50.000 14 15,05 0 0,00 14 14
17
Hubungan antara Karakteristik Responden, Kelompok Acuan, dan
Penggunaan Dana Beasiswa Bidikmisi
Hasil uji korelasi dapat dilihat pada Tabel 10, diperoleh hasil bahwa
terdapat hubungan positif signifikan antara keikutsertaan dalam organisasi dengan
kelompok acuan (r=0.214; p=0.032). Hal ini menunjukkan semakin responden
mengikuti organisasi maka semakin banyak kelompok acuan yang dimiliki.
Karakteristik responden yaitu jenis kelamin, uang saku, dan lama studi
berhubungan nyata positif dengan penggunaan dana beasiswa Bidikmisi secara
berurutan (r=0.233; p=0.020), (r=0.222; p=0.027), dan (r=0.212; p=0.034). Hal ini
menunjukkan bahwa jika mahasiswa berjenis kelamin perempuan, maka alokasi
pengeluaran per bulan tinggi. Semakin besar uang saku maka semakin tinggi
pengeluaran per bulan. Semakin tinggi usia dan lama studi mahasiswa maka akan
semakin tinggi pula pengeluaran per bulan.
Tabel 10 Hasil uji korelasi antara karakteristik responden, kelompok acuan, dan
penggunaan dana Beasiswa Bidikmisi
Variabel Kelompok Acuan Jumlah penggunaan dana
beasiswa
Jenis kelamin (0=laki-laki;
1=perempuan) -0.152 0.233*
Keikutsertaan dalam organisasi
(0=tidak ikut; 1=ikut) 0.214* -0.161
Uang saku (Rp/bulan) -0.007 0.212*
IPK -0.035 -0.155
Lama studi (semester) 0.143 0.202*
Kelompok acuan (skor) 1 0.040
Penggunaan dana beasiswa 0.040 1 Ket:* nyata pada p-value<0.05
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup
Tabel 11 menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gaya
hidup ibu rumah tangga menggunakan uji regresi logistik. Variabel bebas yang
termasuk dalam model adalah lama studi, uang saku, IPK, keikutsertaan dalam
organisasi, dan kelompok acuan. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa
karakteristik responden dan kelompok acuan tidak berpengaruh terhadap gaya
hidup mahasiswa.
Tabel 11 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa
Variabel independen Gaya hidup (0=konservatif; 1=trendsetter)
B Sig Exp(B)
Jenis kelamin (0=laki-laki;
1=perempuan)
-0.082
0.935
0.922
Keikutsertaan dalam organisasi
(0=tidak ikut; 1=ikut)
18.919
0.998
1.645
Uang saku (Rp/bulan) 0.000 0.381 1.000
IPK -1.922 0.175 0.146
Lama studi (semester) 0.977 0.151 2.658
Kelompok acuan (skor) 0.412 0.403 1.509
18
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Dana Beasiswa
Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
penggunaan dana beasiswa Bidikmisi dengan uji regresi linear berganda. Tabel 12
menunjukkan ada beberapa faktor yang berpengaruh nyata positif terhadap
penggunaan dana beasiswa Bidikmisi, yaitu jenis kelamin (ß=8.045; p=0.006) dan
uang saku per bulan (ß=1.043; p=0.035), yang artinya jika mahasiswa berjenis kelamin
perempuan maka akan menaikan alokasi pengeluaran per bulan sebesar 8.045 poin. Jika
uang saku mahasiswa naik 1 rupiah per bulan, maka akan menaikkan pengeluaran per
bulan sebesar 1.043 poin.
Tabel 12 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan dana beasiswa
Bidikmisi Variabel independen Koefisien B Sig.
Tidak terstandarisasi Terstandarisasi
Jenis kelamin (0=laki-laki;
1=perempuan)
8.045
0.274 0.006**
Keikutsertaan dalam
organisasi (0=tidak ikut;
1=ikut)
-5.421
-0.160 0.112
Uang saku (Rp/bulan) 1.043 0.207 0.035*
IPK -2.199 -0.056 0.568
Lama studi (semester) -.771 -0.083 0.605
Gaya hidup (0=konservatif;
1=trendsetter)
4.059 0.142 0.151
Kelompok acuan (total
jumlah kelompok acuan)
.055
0.071 0.471
F-hitung 2.794
0.127
0.008**
Adj. R²
Sig Ket : *nyata pada p-value<0.05; **nyata pada p-value<0.01
19
Pembahasan
Penelitian dilakukan pada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi
semester empat, enam, dan delapan. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
contoh adalah perempuan. Berdasarkan data Direktorat Administrasi dan
Pendidikan menyatakan bahwa jumlah mahasiswa IPB tahun ajaran 2014-2015
lebih besar proporsi jumlah mahasiswa perempuan dibandingkan dengan laki-laki,
sehingga hal ini berkaitan dengan peluang jumlah contoh yang menjadi responden
dalam penelitian. Selain jenis kelamin, karakteristik individu yang memengaruhi
perilaku seseorang adalah usia. Berdasarkan kategori usia Papalia et al (2008),
hasil penelitian menunjukkan lebih dari tiga perempat contoh termasuk pada
kategori dewasa awal yaitu berkisar 21 sampai 23 tahun. Menurut Kotler &
Armstrong (2008) usia dan tahap siklus hidup merupakan salah satu karakteristik
pribadi yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Salah satu faktor yang
memengaruhi daya beli mahasiswa adalah uang saku yang didapatkan dari
beasiswa, kiriman orangtua, ataupun dengan bekerja. Hasil penelitian ini
menunjukkan proporsi terbesar contoh memiliki uang saku lebih dari Rp600.000
per bulan.
Kelompok acuan adalah seorang individu atau sekelompok orang yang
secara nyata memengaruhi perilaku pembelian (Sumarwan 2011). Kelompok
acuan yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari keluarga, teman, selebriris, dan
tokoh penting. Lebih dari setengah responden memiliki dua kelompok acuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok acuan yang paling dominan
memengaruhi mahasiswa dalam melakukan pembelian barang maupun jasa adalah
keluarga. Menurut Engel et al (1990) bahwa keluarga merupakan unit
pengambilan keputusan utama yang sekaligus berperan sebagai kelompok acuan
primer. Peran kelompok acuan tersebut diantaranya memengaruhi pilihan produk,
memengaruhi pemilihan tempat belanja, memengaruhi keputusan pembelian, atau
ketiganya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah gaya
hidup. Gaya hidup menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia hidup,
menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dimilikinya (Sumarwan
2011). Solomon (2002) menyatakan bahwa gaya hidup mencerminkan pola
konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan
waktu dan uang. Dalam penelitian ini gaya hidup mahasiswa terbagi menjadi dua
kategori, yaitu gaya hidup trendsetter dan konservatif. Gaya hidup trendsetter
merupakan responden yang lebih suka menghabiskan waktu dan uangnya untuk
mencoba hal-hal baru, memberikan perhatian lebih terhadap fashion. Mereka juga
aktif mencari informasi terkait dengan produk, sering mengunjungi mall/toko
baru, dan lebih suka mengunjungi tempat-tempat yang ramai. Adapun mahasiswa
yang termasuk pada gaya hidup conservative adalah seseorang yang tidak aktif
mencari informasi terkait produk dan merk. mereka lebih memperhatikan
kerapihan dalam berpakaian daripada mode. Mereka juga lebih suka bekerja
dalam masyarakat, memiliki kepercayaan diri lebih, memiliki jiwa kepemimpinan
yang besar, dan sering dijadikan sebagai seseorang yang dipercaya untuk memberi
saran kepada teman-temannya.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa gaya hidup konsevatif lebih
banyak dimiliki oleh mahasiswa Bidikmisi. Sementara itu, hanya sebesar 6 persen
20
saja mahasiswa yang termasuk dalam gaya hidup trendsetter. Hal tersebut
menunjukkan bahwa proporsi terbesar mahasiswa yaitu mahasiwa yang memiliki
kebiasaan mengikuti perkembangan terutama apa yang mereka gunakan, termasuk
pakaian dan mode. Hal ini diduga karena mahaiswa Bidikmisi berasal dari
keluarga yang memiliki kemampuan ekonomi rendah. Mereka juga memiliki
perhatian lebih pada kegiatan komunitas dan kepemimpinan dan cenderung tidak
aktif mencari informasi terkait produk dan merk. Ekowati & Puspitasari (2014)
menyatakan bahwa mahasiswa yang mengikuti keanggotaan komunitas, mereka
cenderung melakukan aktivitas belanja sesuai dengan kebutuhannya saja,
sehingga jarang diantara mereka yang masuk dalam kelompok pecandu belanja
(shoppaholic).
Seperti halnya rumah tangga, mahasiswa juga melakukan konsumsi.
Pengeluaran konsumsi mahasiswa untuk membeli berbagai jenis kebutuhannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi alokasi pengeluaran terbesar pada
selutuh responden adalah untuk kebutuhan pangan. Hal ini sejalan dengan Hukum
Engel yang menjelaskan bahwa semakin kecil pendapatan seseorang, semakin
besar bagian dari pendapatan yang digunakan konsumsi pangan.
Hasil uji hubungan menunjukkan bahwa keikutertaan organisasi memiliki
hubungan positif signifikan dengan kelompok acuan. Artinya semakin mahasiswa
mengikuti organisasi maka akan semakin banyak kelompok acuan yang dimiliki.
Menurut Sumarwan (2011) kelompok di mana konsumen menjadi anggotanya
akan mempengaruhi perilaku pembelian dan konsumsi konsumen tersebut.
Selanjutnya, terdapat hubungan antara uang saku per bulan dengan alokasi
pengeluaran dana Bidikmisi. Artinya semakin besar uang saku yang diperoleh tiap
bulan maka akan semakin besar pula alokasi pengeluarannya. Hal ini sesuai
dengan penelitian Syahrina (2008) bahwa uang saku dan pengeluaran konsumsi
berbanding lurus. Selain itu, terdapat hubungan positif antara jenis kelamin dengan
alokasi pengeluaran. Artinya jika mahasiswa berjenis kelamin perempuan, maka
alokasi pengeluaran per bulan akan tinggi. Hal ini didukung oleh temuan Sugyanti
(2013) yang menyatakan bahwa jenis kelamin responden berpengaruh terhadap
besar kecilnya pengeluaran responden setiap bulan.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik variabel karakteristik (jenis kelamin,
usia, uang saku, IPK, keikutsertaan dalam organisasi, dan lama studi) tidak
berpengaruh terhadap gaya hidup. Sesuai dengan penelitian Khrisnan (2011) yang
menemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara demografi
(usia, pendidikan, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan) dengan gaya hidup.
Kemudian, untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan dana
beasiswa dilakukan uji regresi linear berganda. Jenis kelamin berpengaruh
terhadap alokasi pengeluaran per bulan. Hal ini sejalan dengan penelitian
Wahyuningtyas (2000) jenis kelamin mempengaruhi jumlah konsumsi para
mahasiswa kos di kotamadya Surakarta. Uang saku berpengaruh signifikan
terhadap alokasi pengeluaran mahasiswa Bidikmisi. Hal ini sejalan dengan
penelitian Sugyanti (2013) bahwa besarnya uang saku responden berpengaruh
terhadap besar kecilnya pengeluaran responden setiap bulan sesuai dengan kebutuhan
masing-masing. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data penggunaan dana
beasiswa Bidikmisi merupakan data interval, sehingga belum bisa menggambarkan
secara nyata presentase alokasi pengeluaran.
21
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Lebih dari setengah responden berjenis kelamin peremuan dan lebih dari
tiga per empat responden berada pada rentang usia dewasa awal (21-23 tahun).
Berdasarkan keikutsertaan dalam organisasi, lebih dari tiga per empat responden
mengikuti organisasi. berdasarkan lama studi menunjukkan bahwa persentase
terbesar contoh berada pada semester delapan. Menurut IPK contoh menunjukkan
bahwa lebih dari dua pertiga contoh berada pada kategori “Sangat Memuaskan”.
Sebagian besar (93%) responden memiliki uang saku >Rp600.000.
Gaya hidup dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu gaya hidup
trendsetter dan konservatif. Hampir seluruh responden termasuk kategori gaya
hidup konservatif. Jumlah kelompok acuan yang paling banyak dimiliki oleh
responden berjumlah dua kelompok acuan. Adapun kelompok acuan yang paling
banyak dipercaya adalah keluarga. Proporsi penggunaan dana beasiswa paling
banyak dialokasikan untuk kebutuhan pangan. Sementara alokasi untuk keperluan
kuliah dapat dikatakan rendah.
Terdapat hubungan positif signifikan antara keikutsertaan dalam
organisasi dengan kelompok acuan. Karakteristik responden yaitu jenis kelamin,
usia, uang saku, dan lama studi berhubungan nyata positif dengan penggunaan
dana beasiswa Bidikmisi. Karakteristik responden dan kelompok acuan tidak
berpengaruh terhadap gaya hidup mahasiswa. Jenis kelamin dan uang saku
berpengaruh signifikan terhadap penggunaan dana beasiswa Bidikmisi.
Saran
Mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi diharapkan agar mampu
mengelola dana beasiswa dengan lebih baik lagi dan memanfaatkannya sesuai
tujuan diberikannya beasiswa. Perlu dibuat pelatihan dari pihak IPB untuk
pengelolaan penggunaan Beasiswa Bidikmisi, sehingga mahasiswa penerima
Beasiswa Bidikmisi dapat memahami mengelola Beasiswa Bidikmisi tersebut
agar sesuai syarat penggunaan beasiswa dengan baik. Perlu dilakukan evaluasi
dan monitoring lebih intensif terutama evaluasi dan monitoring penggunaan
Beasiswa Bidikmisi yang diterima oleh mahasiswa Bidikmisi. Penelitian
selanjutnya, agar dapat mengkaji mengenai kelayakan dana beasiswa serta dalam
meneliti gaya hidup mahasiswa penerima beasiswa disarankan untuk meneliti dari
berbagai beasiswa agar data tidak homogen.
23
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Persentase Penduduk Miskin Maret 2015
Mencapai 11,22 Persen. http://bps.go.id/brs/view/1158
[Ditjen Dikti] Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 2015. Pedoman
Penyelenggaraan Bantuan Biaya Pendidikan Bidikmisi Tahun 2015.
www.bidikmisi.dikti.go.id
[Ditmawa IPB] Direktorat Kemahasiswaan IPB. 2013. Buku Panduan Beasiswa.
https://simbeasiswa.ipb.ac.id
Dian NF, Artanti Y. 2013. Pengaruh kelompok acuan dan atmosfir restoran
terhadap keputusan pembelian konsumen Starbucks Coffee. J. Ilm
Manajemen. 1(2):414-427.
Ekowati T, Puspitasari I. 2014. Analisis gaya hidup konsumen remaja di kota
Purworejo. Jurnal Manajemen dan Bisnis. 10(1):1-14.
Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1994. Perilaku Konsumen. Ed ke-6 jilid 1.
Budiyanto, editor. Jakarta (ID): Binarupa Aksara. Terjemahan dari:
Consumer Behaviour.
Femiandini E. 2012. Analisis segmentasi pasar berdasarkan dimensi gaya hidup
dan etnosentrisme konsumen (studi kasus Indonesia dan Singapura).
[Tesis]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
_______2001. Consumer Behavior. Orland, Florida : The Dryden Press.
Hawkins DI, Best RJ, Coney KA. 2001. Consumer Behavior: Building Marketing
Strategy: 8th Edition. Boston. MA: Irwin-McGraw-Hill.
Huang H, Shih H, Thiruvadi S, Song Y. 2011. A preliminary research on the
lifestyle of international students. US-China Education Review. 3:401-411.
Irianto ID. 2006. Gaya hidup mahasiswa UPN Veteran Jawa Timur. Jurnal Ilmu
Sosial. 6(2):122-130.
Khan H, Razi A, Ali SA. 2011. Identifying consumer lifestyle. Ijcrb. 3(8):249-
268.
Krishnan J. 2011. Lifestyle – a tool for understanding buyer behavior. Int. Journal
of Economics and Management.5(1):283-298.
Kotler P, Amstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran: Ed ke-12. Jilid 2.
Jakarta (ID): Erlangga.
Kucukemiroglu O. 1999. Market segmentation by using consumer lifestyles
dimentions and ethnocentrism. Eoropan Journal of marketing.
33(5/6):470-487.
Kunto YS, Pasla PR. 2006. Segmentasi gaya hidup pada mahasiswa program studi
Pemasaran Universitas Kristen Petra. J Manajemen Pemasaran.1(1): 13-
21.
Lawan LA, Zanna R, Abba M. 2013. Assessment of materialism and reference
group influence on preference for western branded fabrics in Maiduguri,
Borno State, Nigeria. Int J. of Basic and Applied Science. 1(3):564-571.
Lin LY, Shih HS. 2012. The relationship of university student’s lifestyle, money
attitude, personal value and their purchase decision. International Journal
of Research in Management. 1(2):19-37.
Loudon DL, Bitta AJD. 2002. Consumer Behavior: Concept and Applications. 4th
Ed. United States (US): Tata McGraw Hill.
24
Nugraheni, P.N.A. 2003. Perbedaan kecenderungan gaya hidup hedonis pada
remaja ditinjau dari lokasi tempat tinggal. [Skripsi]. Surakarta (ID):
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Papalia DE, Olds SW, & Feldman RD. 2011. Human Development: Tenth Edition. New
York (US): McGraw Hill Companies, Inc. Prasetijo R, Ilahaluw JJ. 2005. Perilaku Konsumen. Yogyakarta (ID): Andi Offset.
Sari DN. 2015. Perbedaan gaya hidup mahasiswa ditinjau dari status ekonomi dan
jenis kelamin pada mahasiswa Jurusan Manajemen ekstensi Fakultas
Ekonomi Universitas Mulawarman. eJournal Psikologi. 2(3):338 – 347.
Sabri F, Masud J, Paim M, Tahira K. 2008. Financial behavior and problems
among college students in malaysia: research and education implication.
Jurn Consumer Interests Annual. 52:166-170.
Saufika A. 2012. Pengaruh gaya hidup terhadap kebiasaan makan mahasiswa.
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Schiffman LG, Kanuk LL. 1983. Consumer Behaviour. 2nd
Ed. United States
(US): Prentice Hall.
Setiadi NJ. 2010. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif,
Tujuan, dan Keinginan Konsumen. Jakarta (ID): Kencana.
Setiawan FY, Zain I. 2013. Analisis statistika terhadap gaya hidup mahasiswa
penerima beasiswa bidikmisi dilihat dari penggunaan dana beasiswa.
Surabaya: Institut Teknologi Surabaya.
Sianturi E, Erida , Nifita AT. 2012. Pengaruh kelompok referensi dan gaya hidup
terhadap keputusan menggunakan Blackberry. 1(2):127-136.
Solomon MR. 2002. Consumer Behaviour: Buying, Having, and Being. 5th
Ed.
New York (US): Prentice Hall.
Sugyanti R. 2013. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Pola Pengeluaran
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu. Skripsi. Bengkulu.
Universitas Bengkulu.
Sumarwan U. 2011. Peilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia.
Syahrina A. 2008. faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi mahasiswa unhas
kota Makassar. [Skripsi]. Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin:
Makassar.
Turčinkova J. Moisidis J. 2011. Impact of reference groups on the teenagers’
buying process of clothing in the Czech Republic. Acta univ. agric. et
silvic. Mendel. Brun. LIX(7):489–496.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wahyuningtyas A. 2000. Pola Konsumsi Mahasiswa Kos di Kotamadya Surakarta.
skripsi. Surakarta Yang, J, He X, Lee H. 2007. Social reference group influence on mobile phone
purchasing behaviour: a cross-nation comparative study. Int. J. Mobile
Communications. 5(3):319-338.
25
Lampiran
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pandeglang, Provinsi Banten pada tanggal 17 Maret
1995. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Fu’ad
dan Susilawati. Penulis lulus dari MA Mathla’ul Anwar Pusat Menes, Pandeglang
pada tahun 2012 dan melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor (IPB)
dan diterima di Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) melalui jalur
SNMPTN Undangan. Penulis mengikuti program mayor minor dengan minor
Pengembangan Masyarakat.
Selama menempuh pendidikan, penulis aktif mengikuti organisasi. Pada
tahun 2012-2013 penulis merupakan pengurus organisasi Rumah Harapan BEM
KM IPB. Pada tahun 2014 penulis menjadi pengurus di Departemen PAUD Desa
Mitra Mahasiswa FEMA. Penulis juga merupakan anggota BEM FEMA periode
2015-2016 dan menjadi pengurus aktif di Departemen Sosial dan Lingkungan.
Selain itu, penulis juga aktif mengikuti beberapa kepanitiaan dalam kampus antara
lain Family and Consumer Day 2013-2014 (divisi acara), Talentique IKK 2014
(divisi logstran).