PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI …/Pengaruh...siswa kelas xi ips sma al-islam i...
Transcript of PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI …/Pengaruh...siswa kelas xi ips sma al-islam i...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA
TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LINGKUNGAN HIDUP
SISWA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM I SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Skripsi
Disusun oleh :
AMBAR NURMIYANINGSIH
NIM : K5408002
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA
TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LINGKUNGAN HIDUP
SISWA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM I SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Disusun Oleh:
AMBAR NURMIYANINGSIH
NIM : K5408002
Skripsi
Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Program Studi Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd
NIP : 19560420 1983 03 1003
Pembimbing II
Drs. Sugiyanto, M.Si, M.Si
NIP : 19600606 198603 1 005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk
memenuhi persyaratan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Senin
Tanggal : 21 Januari 2013
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang Tanda Tangan
Ketua : Drs. Wakino, M.S 1.
Sekretaris : Singgih Prihadi, S.Pd, M.Pd
Anggota I : Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd 3.
Anggota II : Drs. Sugiyanto, M.Si, M.Si 4.
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd
NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini, untuk :
1. Bapak dan
motivasi yang diberikan
2. Bulek Mini, Om Is, Mas Yusuf dan Mas Aji atas
bantuan dan semangatnya
3. Adikku Anggit dan Raras yang setia mengantar,
menjemput dan memberi dorongan
4. Mas Aw yang mengisi relung hati
5. Keluarga RANDELA (Rina, Aisa, Nurul, Dewi, Eren, Lintang)
6. Teman-teman Kost Dua Dara terimakasih kebersamaannya
7. Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRAK
Ambar Nurmiyaningsih. PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI LINGKUNGAN HIDUP SISWA KELAS XI IPS SMA AL-ISLAM I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Januari 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara : (1) Gaya belajar terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. (2) Motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. (3) Gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode ex-post facto. Populasi adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta tahun 2011/2012 sejumlah 176 siswa. Teknik pengambilan sampel dengan teknik random sampling sejumlah 72 siswa. Teknik pengumpulan data variabel gaya belajar dan motivasi berprestasi menggunakan angket/kuesioner dengan skala likert. Untuk data hasil belajar siswa digunakan teknik dokumenter. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis regresi ganda dengan variabel dummy.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Ada perbedaan pengaruh antara gaya belajar terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI SMA Al Islam 1 Surakarta. (3) Ada pengaruh antara gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Kata Kunci : Gaya Belajar, Motivasi Berprestasi, Hasil Belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
ABSTRACT
Ambar Nurmiyaningsih. THE EFFECT OF STUDENT LEARNING STYLE DAN ACHIEVEMENT MOTIVATION ON THE LIVING ENVIRONMENT MATERIAL LEARNING ACHIEVEMENT IN THE XI SOCIAL SCIENCE GRADERS OF SMA AL-ISLAM I SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2011/2012. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, January 2013.
The objective of research is to find out the effect of: (1) learning style on achievement motivation on the living environment material learning Achievement in the XI Social Science Graders of SMA Al-Islam I Surakarta in the school year of 2011/2012, (2) achievement motivation on the living environment material learning Achievement in the XI Social Science Graders of SMA Al-Islam I Surakarta in the school year of 2011/2012, and (3) learning style and achievement motivation on the living environment material learning Achievement in the XI Social Science Graders of SMA Al-Islam I Surakarta in the school year of 2011/2012.
This study employed an ex-post facto method. The population was all XI Social Science graders of SMA Al Islam 1 Surakarta in the school year of 2011/2012 consisting of 176 students. The sampling technique used was random sampling technique consisting of 72 students. Technique of collecting data used for learning style and achievement motivation variables was questionnaire with likert scale. For data on student learning result, documentary technique was used. Technique of analyzing data used was a multiple regression analysis with dummy variable.
Considering the result of research, it could be concluded that: (1) there was an effect of learning style on the learning achievement of living environment among the XI graders of SMA Al Islam 1 Surakarta in the school year of 2011/2012. (2) There was a positive and significant effect of achievement motivation on the learning achievement of living environment among the XI graders of SMA Al Islam 1 Surakarta. (3) There was a simultaneously effect of learning style and achievement motivation on the learning achievement of living environment among the XI Social Science graders of SMA Al Islam 1 Surakarta in the school year of 2011/2012.
Keywords: Learning Style, Achievement Motivation, Learning Achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta inayahn-Nya sehingga penulisan skipsi ini dapat
diselesaikan dengan lancar.
Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian
penulisan skripsi ini, namun alhamdulillah berkat bantuan dari berbagai pihak
akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk
bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang kami hormati:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin penyusunan Skripsi.
2. Bapak Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan P.IPS FKIP UNS
Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan Skripsi
3. Bapak Dr. Muh. Gamal Rindarjono, M.Si, selaku Ketua Program Geografi
FKIP UNS Surakarta, yang telah memberikan penyusunan Skripsi
4. Bapak Drs. Djoko Subandriyo, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah banyak
memberikan bimbingan, motivasi, pengarahan, masukan, saran dan kritik
dalam penyusunan Skripsi
5. Bapak Drs. Sugiyanto,M.Si, M.Si, selaku Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan Skripsi
6. Bapak Drs. Abdul Halim, selaku Kepala Sekolah SMA Al-Islam I Surakarta
yang telah mengijinkan melakukan penelitian di instansinya
7. Bapak Ilham Yuwono,S.Pd selaku guru pamong Geografi SMA Al-Islam I
Surakarta yang telah membantu saat penelitian
8. Siswa kelas XI IPS 3, dan XI IPS 4 SMA Al-Islam I Surakarta, yang telah
membantu dalam proses penelitian
9. Ayah dan Ibuku, Syukron Jazakumullohu Khoiron Katsiir atas tarbiyah yang
sudah diberikan.
10. Teman-teman seperjuangan Randela
11. Saudara-saudaraku di Kost Dua Dara, terima kasih atas kebersamaannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
12. Berbagai pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu semoga amal
kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan balasan yang lebih baik dari
Allah SWT.
Walaupun disadari dalam skripsi ini masih banyak kekurangan, namun
diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan,
khususnya bagi dunia pendidikan.
Surakarta, Januari 2013
Ambar Nurmiyaningsih
K5408002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PENGAJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 7
BAB II . LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 9
1. Hakikat Belajar .................................................................... 9
2. Gaya Belajar ........................................................................ 9
3. Motivasi Berprestasi ............................................................ 13
4. Hasil Belajar ....................................................................... 20
5. Hakikat Pembelajaran Geografi .......................................... 27
B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 35
C. Kerangka Berpikir .................................................................... 45
D. Hipotesis ................................................................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 47
1. Tempat Penelitian .............................................................. 47
2. Waktu Penelitian ............................................................... 47
B. Desain Penelitian ..................................................................... 47
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................... 47
1. Populasi Penelitian ............................................................ 47
2. Sampel Penelitian .............................................................. 48
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 49
1. Variabel Penelitian ............................................................ 49
2. Metode Pengumpulan Data ................................................ 50
E. Teknik Analisis Data ............................................................... 54
1. Uji Prasyarat Analisis ........................................................ 55
2. Pengujian Hipotesis ........................................................... 57
BAB IV . HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Sekolah ................................................................... 60
1. Sejarah SMA Al Islam 1 Surakarta ................................... 60
2. Identitas Sekolah ............................................................... 62
3. Kondisi dan Lingkungan Sekolah ..................................... 62
4. Karakteristik Siswa ........................................................... 64
5. Keterlibatan Organisasi Siswa .......................................... 65
6. Sarana dan Prasarana yang Dimiliki Sekolah ................... 66
7. Sikap Fisik Guru di depan Kelas ....................................... 66
B. Analisis Data ........................................................................... 67
1. Uji Instrumen Penelitian ................................................... 67
2. Analisis Deskriptif ............................................................ 69
3. Teknik Analisis ................................................................. 71
C. Pembahasan Hasil Analisis Data ............................................. 73
1. Hipotesis Pertama .............................................................. 73
2. Hipotesis Kedua ................................................................ 75
3. Hipotesis Ketiga ................................................................ 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................. 79
B. Implikasi .................................................................................. 79
C. Saran ........................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................... 82
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Ujian Mid Semester
Mata Pelajaran Geografi 3
Tabel 2.1. Penelit 35
Tabel 3.1. Ja 47
Tabel 3.2. Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Al Islam
48
Tabel 4.1. Tabel Butir Soal Angket yang Gugur 67
Tabel 4.2. Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas 68
Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen 68
Tabel 4.4. Distribusi Skor Gaya Belajar 69
Tabel 4.5. 69
Tabel 4.6. Distribusi Skor 70
Tabel 4.7. Distribusi Skor 70
Tabel 4.8. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov 71
Tabel 4.9. Hasil Uji Anova 72
Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinieritas 72
Tabel 4.11. Ringkasan Hasil Analisis Uji t . 73
Tabel 4.12. Ringkasan hasil analisis korelasi antara
variabel bebas dengan variabel terikat 75
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Secara Bersama- 76
Tabel 4.14. Variabel Dummy 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I. Uji Coba Instrumen Pengukur Angket Gaya Belajar
dan Motivasi Berprestasi 86
Lampiran II. Pengambilan Data Instrumen Pengukur Angket Gaya
Belajar dan Motivasi Berprestasi 97
Lampiran III. Analisis Deskriptif 108
Lampiran IV. Uji Prasyarat Analisis 115
Lampiran V. Uji Hipotesis Penelitian 118
Lampiran VI. Nilai Nilai dalam Tabel 129
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 1 menyebutkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Penyelenggaraan pendidikan dapat ditempuh melalui pendidikan formal,
nonformal dan informal. Pendidikan formal yang pada umumnya menunjuk pada
pendidikan persekolahan. Pendidikan nonformal adalah jenis pendidikan yang
selalu tidak terikat oleh jenjang dan terstruktur persekolahan tetapi tidak
berkesinambungan. Pendidikan informal adalah pendidikan keluarga dan
lingkungan (Rohman, 2009: 223).
Menurut Slameto (2003:
dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan
, maka pada
hakekatnya merupakan suatu usaha untuk berinteraksi dengan lingkungannya,
dalam hal ini lingkungan sosial dan alam sekitar. Pengukuran hasil belajar
geografi dapat dilihat dari hasil nilai tes ujian/ulangan.
Siswa memerlukan motivasi agar mereka bersemangat. Motivasi sendiri
bukan merupakan suatu kekuatan netral atau kekuatan yang kebal terhadap
pengaruh faktor-faktor lain, misal: pengalaman masa lampau, taraf intelegensi,
kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup dan sebagainya (Handoko,
1992: 9). Berdasar pendapat ini dapat diketahui bahwa motivasi yang ada pada
diri individu tentunya berbeda-beda, sehingga apabila dihubungkan dengan hasil
belajar, maka kelancaran belajar yang akan dialami siswa pun juga berbeda-beda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Menurut S (2009) dalam faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
terdiri dari dua faktor yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi:
(1) pembawaan individu, (2) tingkat pendidikan, (3) pengalaman masa lampau, (4)
keinginan atau masa depan. Faktor eksternal meliputi: (1) lingkungan kerja, (2)
pemimpin dan kepemimpinanya, (3) tautan perkembangan organisasi atau tugas,
(4) dorongan atau bimbingan atasan.(http://www.kebijakankesehatan.co.cc).
Menurut Hamalik (1992: 32) menjelaskan tentang motivasi intrinsik dan
ekstrinsik bahwa motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri (intrinsik) berupa
perubahan diri keadaan tidak puas, ketegangan psikologi dan kesadaran,
sedangkan motivasi yang bersumber dari luar diri dapat berupa sesuatu yang
diinginkan oleh seseorang dan tujuan yang ingin dicapai.
Usaha untuk mencapai prestasi belajar/hasil belajar geografi yang tinggi
tidak terlepas dari berbagai hal yang mempengaruhinya. Untuk itu perlu ditelusuri
faktor-faktor yang berpengaruh dengan prestasi belajar agar prestasi belajar yang
diharapkan dapat tercapai. Menurut Dalyono (2001: 32) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:
-hal yang berasal dari dalam diri siswa seperti kondisi kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti keluarga,
Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari kegiatan
pendidikan pada umumnya, yang secara otomatis berusaha untuk membawa
masyarakat (anak didik atau siswa) menuju keadaan yang lebih baik. Keberhasilan
dalam pendidikan tidaklah lepas dari kegiatan proses belajar mengajar. Belajar
merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Belajar hanya dialami
oleh siswa itu sendiri dan siswa sebagai penentu terjadinya atau tidak terjadinya
proses belajar. Mengajar meliputi apa yang dikerjakan atau dilakukan oleh
seorang guru sebagai pengajar. Dalam proses pembelajaran diharapkan antara
guru, siswa dan lingkungan belajar saling mendukung sehingga akan tercapai
tujuan pembelajaran yaitu perubahan perilaku dan lingkah laku yang positif dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan yang
secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku yang dapat diamati melalui alat
indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya.
Tujuan pembelajaran dikatakan berhasil apabila siswa telah memiliki
kemampuan untuk menguasai materi yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Keberhasilan pembelajaran biasanya dapat dilihat dari nilai siswa yang telah
mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), baik dari segi kognitif, afektif dan
psikomotorik. Pada kenyataan sehari-hari masih banyak nilai siswa yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimal. Ketidakberhasilan ini sangat dirasakan
pada pembelajaran khususnya Geografi kelas XI di SMA Al-Islam I Surakarta.
Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.1 yang menunjukkan nilai rata-rata hasil ulangan
atau nilai ujian mid semester mata pelajaran geografi siswa SMA Al-Islam I
Surakarta sebagai berikut :
Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Ujian Mid Semester Mata Pelajaran Geografi
No Kelas Nilai Rata-rata 1 XI IPS 1 76,86 2 XI IPS 2 75,91 3 XI IPS 3 64,78 4 XI IPS 4 67,26 5 XI IPS 5 74,80
Sumber: Nilai ujian mid semester siswa kelas XI mata pelajaran geografi siswa SMA Al-Islam I Surakarta.
Dari tabel 1.1 diketahui bahwa pada kelas XI IPS 3 capaian nilainya
sebesar 64,78 dan kelas XI IPS 4 adalah 67,26. Padahal untuk KKM di SMA Al
Islam 1 Surakarta yaitu 74. Masih terdapat nilai ulangan yang rendah dan
beberapa siswa harus mengikuti remidial (perbaikan). Dapat disimpulkan bahwa
tingkat hasil belajar siswa masih sangat rendah dan mencerminkan
ketidakberhasilan tujuan pembelajaran, Melihat besarnya siswa yang belum
mencapai nilai KKM dikarenakan motivasi belajar geografi siswa yang masih
rendah. Pembelajaran yang baru, merupakan alternatif yang tepat bagi guru dan
siswa untuk menghadapi perkembangan pendidikan yang berkualitas.
Keberhasilan dalam pembelajaran tidak hanya ditentukan dari faktor
model pembelajaran yang dibawakan oleh guru saja, tetapi juga dipengaruhi oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
faktor internal yang berasal dari siswa. Kemampuan seseorang untuk memahami
dan menyerap pelajaran yang disampaikan sudah pasti berbeda tingkatnya antara
yang satu dengan yang lainnya. Ada individu yang menangkap dan memahami
sesuatu yang diajarkan dengan cepat, sedang, bahkan mungkin ada yang sangat
lambat tergantung pada individu masing-masing. Oleh karena itu, mereka
seringkali harus menempuh cara berbeda untuk bisa memahami sebuah informasi
atau pelajaran yang sama.
Sebagian siswa mungkin lebih suka guru mereka mengajar dengan cara
menuliskan segalanya di papan tulis. Dengan begitu mereka bisa membaca untuk
kemudian mencoba memahaminya. Tetapi, mungkin sebagian siswa lain lebih
suka guru mereka mengajar dengan cara menyampaikannya secara lisan dan
mereka mendengarkan untuk bisa memahaminya. Sementara itu, ada siswa yang
lebih suka membentuk kelompok kecil untuk mendiskusikan pertanyaan yang
menyangkut pelajaran tersebut.
Bahkan mungkin ada sebagian siswa yang suka model belajar yang
menempatkan guru tak ubahnya seorang penceramah. Guru diharapkan bercerita
panjang lebar tentang beragam teori dan materi pembelajaran dengan segudang
ilustrasi dan contohnya, sementara para siswa mendengarkan sambil
menggambarkan isi ceramah itu dalam bentuk yang hanya mereka pahami sendiri.
Apa saja cara yang dipilih, perbedaaan gaya belajar tersebut menunjukkan cara
tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah informasi
dari luar dirinya.
Disamping itu siswa juga memerlukan motivasi agar mereka bersemangat.
Motivasi sendiri bukan merupakan suatu kekuatan yang netral atau kekuatan yang
kebal terhadap pengaruh faktor-faktor lain, misal: pengalaman masa lampau, taraf
intelegensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan, cita-cita hidup dan sebagainya
(Handoko, 1992: 9). Berdasarkan pendapat ini dapat diketahui bahwa motivasi
yang ada pada diri individu tentunya berbeda-beda, sehingga apabila dihubungkan
dengan prestasi belajar, maka kelancaran belajar yang akan dialami siswa pun
juga berbeda-beda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa yang dilakukan peneliti
pada bulan September - Desember 2011 di SMA Al-Islam I Surakarta, faktor-
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar geografi siswa berasal dari dalam
(intrinsik) dan faktor dari luar (ekstrinsik). Faktor dari dalam; setiap siswa
memiliki motivasi belajar yang berbeda-beda, ada yang kuat dan ada yang lemah.
Motivasi belajar geografi siswa kelas dua di SMA Al-Islam I Surakarta cenderung
lemah. Hal ini dapat diketahui dari sikap siswa ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Siswa cenderung kurang memperhatikan dan masih ada yang
berbicara sendiri pada saat guru memberikan pelajaran. Keaktifan atau antusiasme
belajar kurang karena siswa menganggap pelajaran geografi sulit dipahami
sehingga prestasi belajarnya rendah. Siswa juga tidak terlalu antusias
mendengarkan dan memahami penjelasan dari guru. Karena guru kurang disegani
dan guru terlihat begitu santai dengan siswa. Sedangkan motivasi yang kuat untuk
berprestasi menyebabkan siswa tidak cepat merasa puas dengan apa yang telah
diraihnya sehingga akan selalu tersedia energi baru yang mampu menggerakkan
dan menggairahkan kegiatan belajar.
Berangkat dari hal tersebut, penulis ingin mengadakan penelitian tentang
pengaruh gaya belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi
lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas permasalahan yang dihadapi berkaitan dengan
prestasi belajar siswa dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Masih rendahnya hasil belajar Geografi yang salah satu kemungkinan
disebabkan gaya belajar yang kurang sesuai bagi siswa. Terkait dengan ini,
perlu diadakan suatu penelitian untuk membuktikan pengaruh gaya belajar
terhadap peningkatan hasil belajar.
2. Ada kemungkinan rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Terkait dengan permasalahan ini perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dikaji apakah dengan motivasi berprestasi yang tinggi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
3. Motivasi yang rendah tersebut dipengaruhi dari dalam diri siswa yang tidak
terlalu antusias dengan materi dan penjelasan dari guru. Karena siswa
menganggap guru sebagai teman sehingga saat pembelajaran kurang terlihat
rasa hormat dan menghargai guru.
4. Rendahnya hasil belajar yang mungkin disebabkan kurangnya kesesuaian gaya
belajar dan minimnya motivasi berprestasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Terkait dengan ini, perlu dikaji apakah kedua permasalahan
tersebut memberikan pengaruh terhadap hasil belajar.
5. Media pembelajaran yang masih kurang lengkap sehingga guru hanya
menyampaikan materi dengan ceramah.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti dalam penelitian baik dari
segi waktu, dana tenaga serta kemampuan peneliti, maka perhatian utama dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Materi pembelajaran yang akan dianalisa adalah Materi Lingkungan Hidup.
2. Gaya belajar yang akan diteliti adalah gaya belajar dalam arti yang
sesungguhnya meliputi (gaya belajar visual, auditorial dan kinestetik).
3. Motivasi belajar yang akan diteliti adalah motivasi belajar yang berasal dari
dalam diri (intrinsik).
4. Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Islam 1
Surakarta.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada pembatasan masalah di atas, maka permasalahan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah perbedaan pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar materi
lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Adakah pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi
lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012?
3. Bagaimanakah pengaruh gaya belajar dan motivasi berprestasi secara
bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI
IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar
materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun
Ajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi
lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012?
3. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar dan motivasi berprestasi secara
bersama-sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI
IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan.
b. Bahan acuan dan pertimbangan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, sebagai masukan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Bagi siswa, sebagai masukan agar siswa mampu mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
c. Bagi dunia penelitian, sebagai acuan penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa
d. Bagi peneliti, sebagai bekal menjadi pendidik dimasa mendatang,
menambah pengetahuan dan pengalaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Belajar
Apabila ditanyakan apakah yang dimaksud dengan belajar, maka
jawabannya akan bermacam-macam. Hal yang demikian ini, disebabkan oleh
banyaknya perbuatan-perbuatan yang dapat disebut sebagai perbuatan belajar.
Banyak kegiatan-kegiatan yang hampir setiap orang menyetujui bahwa kegiatan
tersebut sebagai perbuatan belajar, misalnya mendengarkan ceramah keagamaan,
Winkel (2004: 56) men
mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan
nilai- lain definisi-definisi
di atas, menurut faham konstruktivisme belajar juga dapat diartikan sebagai proses
mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman nyata yang dialami para
peserta didik sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan sekitarnya.
(http://www.soe.ecu.edu/ltdi/colaric/KB/CL-Mayer.html).
2. Gaya Belajar
a. Pengertian Gaya Belajar
Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Ada orang
yang mudah menyerap dan memproses pelajaran melalui mendengar informasi
dari guru. Ada pula orang yang lebih mudah belajar dengan cara membaca
dari buku-buku atau melihat bagan-bagan.
Selain itu ada orang yang menyerap pelajaran dengan cara mencoba
dan mengalami sendiri. Tidak ada gaya belajar yang paling benar dan paling
baik. Semua gaya belajar akan sesuai jika pembelajar mengenali gaya belajar
9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
yang paling cocok untuk dirinya. Dapat disimpulkan bahwa Gaya Belajar
adalah kombinasi antara menyerap, kemudian mengatur, serta mengolah
informasi.
b. Macam Macam Gaya Belajar
Gaya belajar yang khas setiap individu yang dijumpai dalam Quantum
Learning maupun Quantum Teaching yang ditulis oleh Bobbi De Porter dan
Mike Hernacki (2003) yang bersumber dari gaya belajar VAK (visual,
auditorial, and kinesthetic) (Suyono, 2011: 148-153)
1) Gaya Belajar Visual
Bagi siswa yang bergaya belajar visual akan sangat mudah
membayangkan atau melihat apa yang dibicarakan. Karena yang
memegang peranan penting adalah mata/visual. Mereka sering melihat
gambar yang berhubungan dengan kata atau perasaan dan mereka akan
mengerti suatu informasi apabila mereka melihat kejadian atau melihat
informasi tersebut melalui gambar. Oleh sebab itu, metode pengajaran
yang digunakan oleh guru sebaiknya dengan menitikberatkan pada
peragaan/media, mengajak ke objek-objek yang berkaitan dengan materi,
dengan penggunaan alat peraga langsung atau dengan gambar-gambar.
Ada beberapa karakteristik yang khas bagi orang-orang yang
menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat
sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau
memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna,
ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik,
keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima
terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan,
ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan. Ciri ciri
yang ada pada siswa yang bergaya belajar visual adalah: a). Lebih mudah
mengingat apa yang dilihat daripada yang didengar, b). Mudah mengingat
dengan asosiasi visual, c). Pembaca yang cepat dan tekun, memiliki hobi
membaca, d). Lebih suka membaca sendiri daripada dibacakan, e). Biasa
berbicara dengan cepat karena dia tidak merasa perlu mendengarkan esensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pembicaraannya, f). Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal
kecuali jika dituliskan dan sering minta bantuan orang lain untuk
mengulangi instruksi verbal tersebut, g). Sering lupa menyampaikan pesan
verbal kepada orang lain, h) Pengeja yang baik kata demi kata, i). Sering
menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat, j). Mempunyai
kebiasaan yang tertib dan teratur karena itu yang akan dilihat orang, k).
Mementingkan penampilan baik dalam hal pakaian maupun presentasi, l).
Memiliki kemampuan dalam perencanaan dan pengaturan jangka panjang
yang baik, m). Teliti terhadap rincian hal-hal kecil yang akan dilakukan,
n). Biasanya tidak terganggu dengan suara ribut, o). Lebih suka melakukan
demonstrasi dari pada berpidato, p). Membutuhkan pandangan dan tujuan
yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa
pasti tentang suatu masalah atau proyek, terbiasa melakukan check and
recheck sebelum membuat simpulan.
2) Gaya Belajar Auditorial
Siswa dengan gaya belajar Auditorial akan mengekspresikan diri
mereka melalui suara baik itu internal dengan diri sendiri maupun dengan
orang lain. Siswa dengan gaya belajar ini mengandalkan pada pendengaran
untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar
seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama
menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar,
baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu.
Penanganan belajarnya adalah sering diajak diskusi atau menyampaikan
sesuatu atau pendapatnya mengenai pelajaran. Karakter pertama orang
yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap
melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi
dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis
ataupun membaca.
Adapun ciri-ciri yang ada pada siswa yang bergaya belajar
auditorial adalah: a). Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa
yang didiskusikan daripada apa yang dilihatnya, b). Berbicara kepada diri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
sendiri saat belajar dan bekerja, c). Senang membaca dengan keras dan
mendengarkannya, d). Berbicara dengan irama terpola, e). Biasanya jadi
pembicara yang fasih, f). Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di
buku saat membaca, g). Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan
sesuatu dengan panjang lebar, h). Lebih pandai mengeja dengan keras
daripada menuliskannya, i). Merasa kesulitan dalam menulis tetapi hebat
dalam bercerita, j). Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada,
birama dan warna suara, k). Mudah terganggu oleh keributan dia akan
sukar berkonsentrasi, l). Mempunyai masalah yang melibatkan visualisasi,
m). Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, n). Lebih
menyukai musik daripada seni lukis atau seni dengan hasil tiga dimensi.
3) Gaya belajar Kinestetik
Siswa dengan gaya belajar ini sangat peka dengan perasaan/emosi
dengan sentuhan dan gerakan. Orang kinestetik akan belajar maksimal
dalam suatu kondisi dimana banyak keterlibatan fisik dan gerakan. Tentu
saja, ada beberapa karekteristik model belajar seperti ini yang tak semua
orang bisa melakukannya. Pertama adalah menempatkan tangan sebagai
alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Kedua,
hanya dengan memegang bisa menyerap informasinya tanpa harus
membaca penjelasannya. Karakter ketiga adalah termasuk orang yang
(tidak bisa/tidak tahan) duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran.
Keempat, merasa bisabelajar lebih baik bila disertai dengan kegiatan fisik.
Karakter terakhir, orang-orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki
kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim dan kemampuan
mengendalikan gerak tubuh.
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik adalah: a). Selalu berorientasi pada
fisik dan banyak gerak, b). Banyak menggunakan isyarat tubuh, c).
Menggunakan jari sebagai penunjuk tatkala membaca, d). Menghafal
dengan cara berjalan dan melihat e). Otot-otot besarnya berkembang, f).
Menanggapi perhatian fisik, g). Tidak dapat duduk diam dalam waktu
yang lama, i). Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, j). Ingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
melakukan segala sesuatu, k). Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
lain, l). Berbicara dengan perlahan, m). Suka belajar dengan
memanipulasi, n). Tidak dapat mengingat letak geografi kecuali dia pernah
datang ke tempat tersebut, o). Menyukai buku-buku yang berorientasi pada
plot mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca sebagai
manifestasi penghayatan apa yang dibaca, p). Kemungkinan memiliki
tulisan yang jelek, q). Menyukai permainan yang membuat sibuk.
3. Motivasi Berprestasi
a. Pengertian Motivasi Berprestasi
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti
menggerakkan. Hal ini senada dengan pendapat Ricard, & Liman (1991: 5)
yang menyatakan the term of motivation was originally derived from the Latin
word movere, which means to move. Motivasi ialah suatu tenaga dalam diri
manusia yang menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasikan tingkah
lakunya.
Motivasi sendiri dipengaruhi oleh beberapa kekuatan kekuatan yang
berupa pengalaman masa lampau, taraf intelegensi, kemampuan fisik, situasi
lingkungan, dan cita cita hidup. Menurut Woolfolk, & Nicolich (1984: 319)
bahwa motivasi adalah kekuatan pendorong yang menyebabkan seseorang
memulai sesuatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Teori motivasi telah
dikembangkan oleh Sigmund Freud dan Adler, dimana teori Sigmund Freud
lebih menekankan motivasi yang timbul secara tidak sadar, yaitu saat
seseorang memiliki perasaan yang cenderung berpengaruh terhadap tingkah
lakunya dan orang tersebut tidak dapat mengendalikannya. Teori motivasi dari
Maslow yang terkenal yaitu Humanistic Theory dalam hirarki kebutuhan.
Kebutuhan manusia menurut Maslow dalam Thomas L. Good (1990 : 364)
meliputi: 1) kebutuhan fisiologi, 2) kebutuhan keamanan, 3) kebutuhan kasih
sayang, 4) kebutuhan ingin dihargai, 5) kebutuhan aktualisasi diri.
Pandangan lain tentang teori motivasi adalah teori kognitif yang
dipelajari oleh ahli filsafat seperti Plato, Aristoteles, Thomas Aquinas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Descartes, Spinoza dan Hobbes. Menurut teori dasar ini bahwa manusia
adalah makhluk rasional, oleh karena itu dapat bebas memilih dan menentukan
apa yang akan diperbuat, entah perbuatan baik maupun perbuatan jelek.
Tingkah laku manusia semata mata ditentukan oleh kemampuan berfikirnya.
Makin tinggi intelegensi dan tingkat pendidikannya seseorang cenderung
semakin baik perbuatannya, secara sadar akan melakukan perbuatan untuk
memenuhi kebutuhan yang diperlukan.
John Keller di dalam Walter Dick and Lou Carey (2001: 190) telah
menyusun seperangkat prinsip prinsip motivasi yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran, yang disebut sebagai model ARCS. In order to produce
instruction that motivates the learner, these four atributs of the instruction
must be considered throughout the design of the instructional strategy. The
four parts of his model are attentions, relevance, cofidence, and satisfaction.
Artinya dalam prosedur pembelajaran mengenai motivasi pembelajaran ada
empat atribut pembelajaran yang menjadi konsideran desain strategi
pembelajaran. Keempat model adalah Attention, Relevance, Confidence, dan
Satisfaction.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap pembelajaran
yang dilakukan oleh seorang guru seharusnya mempunyai desain
pembelajaran yang selalu konsisten yaitu meliputi attention, relevance,
confidence, dan satisfaction.
Menurut Wladkoski dalam Suciati (1997: 97) motivasi adalah suatu
kondisi yang menyebabkan atau menumbuhkan perilaku tertentu dan yang
memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku. Keller dalam Suciati (1997:
42) mengemukakan bahwa seperangkat prinsip prinsip motivasi dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran dengan sebutan model ARCS.
Dalam model ARCS terdapat empat kategori kondisi motivasional
yang harus diperhatikan guru dalam usaha menghasilkan pembelajaran yang
menarik. Empat model ARCS tersebut yaitu (1) Attention, (2) Relevance, (3)
Confidence dan (4) Satisfaction. Attention, adalah perhatian siswa akan
muncul didorong rasa ingin tahu, Relevance, adalah relevansi antara apa yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
dipelajari dengan kebutuhan siswa, Confidence, adalah rasa percaya diri
berupa harapan untuk berhasil, dan Satisfaction, adalah kepuasan dimana
keberhasilan dalam mencapai tujuan akan terus memacu siswa dalam belajar.
Motivasi berprestasi merupakan salah satu motivasi instrinsik yang
berpengaruh besar dalam keberhasilan seseorang dalam meraih tujuan.
Mc.Clelland dkk berpendapat bahwa: Adanya pola motivasi kompetisi yang
berupa dorongan untuk berprestasi baik dengan melakukan pekerjaan bermutu
tinggi, maka motivasi berprestasi menjadi salah satu usaha mencapai hasil
sebaik baiknya bukan untuk mendapatkan pujian melainkan karena
kemampuannya maka memperoleh kepuasan dalam dirinya.
Motivasi berprestasi dapat digolongkan ke dalam motivasi sosial
karena berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai seorang siswa ketika berada
di antara siswa lain dan berinteraksi dengan lingkungan sekolah dalam
kegiatan belajarnya (Asri, 2005: 41). Sedangkan menurut Winkel (1996: 78),
motivasi berprestasi dalam rangka belajar di sekolah, merupakan peningkatan
(intensifikasi) dari bentuk motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari
dalam diri siswa.
McCleland dan Heckhausen (Asri, 2005: 44) menyatakan bahwa
motivasi berprestasi adalah motif yang mendorong individu untuk mencapai
sukses dalam kompetisi dengan berbagai ukuran keunggulan, dengan
membandingkan prestasi yang sudah diraih dengan prestasi sebelumnya dan
prestasi orang lain. Yang dimaksud dengan motif dalam batasan ini adalah
komponen yang lebih sempit dari motivasi yang berhubungan dengan perilaku
tertentu. Winkel (1996: 69) menyatakan bahwa motivasi berprestasi
(achievement motivation) adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk
mencapai taraf prestasi setinggi mungkin demi penghargaan kepada diri
sendiri.
b. Macam macam Motivasi
Motivasi berprestasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu
motivasi instrinksik dan motivasi ekstrinsik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
1) Motivasi intrinsik
Siswa yang mempunyai motivasi intrinsik memulai dan melanjutkan
kegiatan belajar berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan
yang mutlak berkaitan dengan kegiatan belajar itu. Siswa tersebut
meyakini bahwa keberhasilan belajar dan sukses di masa depan dapat
dicapai hanya dengan satu cara yaitu belajar yang giat. Kegiatan belajar
disertai minat dan perasaan senang, karena siswa menyadari bahwa belajar
bukan lagi kewajiban melainkan sudah menjadi kebutuhan pokok yang
harus terpenuhi.
2) Motivasi ekstrinsik
Siswa yang mempunyai motivasi ekstrinsik memulai dan
melanjutkan kegiatan belajar berdasarkan suatu tuntutan dan dorongan dari
luar. Motivasi ekstrinsik meliputi : belajar demi memenuhi kewajiban,
belajar demi menghindari hukuman yang akan diberikan, belajar demi
hadiah yang dijanjikan, belajar demi meningkatkan gengsi sosial dan
belajar demi pujian dari orang lain.
Pada prinsipnya, motivasi intrinsik lebih baik karena terdapat
hubungan yang esensial antara kegiatan belajar dan kebutuhan yang akan
dipenuhi. Motivasi intrinsik juga akan bertahan lebih lama daripada motivasi
ekstrinsik karena didasari oleh perasaan senang dan minat yang besar.
Motivasi berprestasi dapat dimasukkan ke dalam motivasi intrinsik.
Menurut Dimyati (1999: 84), Need for Achievement atau kebutuhan untuk
berprestasi adalah motivasi intrinsik untuk mencapai prestasi dalam hal
tertentu. Sedangkan Winkel (1996: 96) menyatakan bahwa motivasi
berprestasi dalam rangka belajar di sekolah, merupakan bentuk peningkatan
dari motivasi intrinsik. Dengan demikian, motivasi berprestasi merupakan
motivasi tertinggi dalam belajar dan bentuk peningkatan (intensifikasi) dari
motivasi intrinsik.
c. Komponen Motivasi Berprestasi
Menurut Dimyati (1999: 91), di dalam pengertian motivasi berprestasi
terkandung beberapa komponen antara lain :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
1) Kebutuhan
Kebutuhan dapat muncul bila terdapat ketidakseimbangan antara apa yang
dimiliki dan apa yang diharapkan. Mc. Clelland membagi kebutuhan
menjadi tiga kebutuhan mendasar, yaitu :
(a) kebutuhan akan kekuasaan, yang tampak dalam perilaku untuk
mempengaruhi orang lain dan menyebabkan seseorang tidak atau
kurang memperhatikan perasaan orang lain.
(b) kebutuhan untuk berafiliasi, yang tercermin dalam situasi persahabatan
dengan orang lain dan mengarahkan tingkah laku untuk mengadakan
hubungan dengan orang lain.
(c) kebutuhan untuk berprestasi, yang dapat dilihat dari keberhasilan
menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan dan merupakan
kebutuhan untuk mencapai sukses yang diukur berdasarkan standar
kesempurnaan dalam diri seseorang.
2) Dorongan nafsu
Dorongan nafsu adalah daya yang mendorong manusia dari adalah untuk
melakukan perbuatan dibedakan menjadi empat macam, yaitu :
(a) vital adalah dorongan nafsu yang mengarah pada tercapainya nilai-
nilai atau tujuan yang penting dan berguna bagi seseorang.
(b) egois adalah dorongan nafsu yang berdasarkan penghayatan akan
kepercayaan pada diri sendiri, menghargai diri, kemerdekaan batin dan
perasaan tanggung jawab, dan berhasrat mempertinggi keakuan
sehingga tertuju kepada perkembangan dan kesempurnaan diri.
(c) sosial adalah dorongan nafsu yang menyatakan kebutuhan sosial,
perkumpulan, persahabatan, perkawinan dan sebagainya yang
memungkinkan seseorang hidup bermasyarakat.
(d) supra sosial adalah dorongan nafsu yang berdasarkan penghayatan
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa.
3) Tujuan
Tujuan adalah sasaran akhir yang ingin dicapai oleh seseorang melalui
serangkaian proses yang telah dilaluinya. Tujuan yang hendak diwujudkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
dalam motivasi berprestasi adalah untuk mengejar kesuksesan dan
menghindari kegagalan.
d. Ciri-ciri Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi dalam diri siswa dapat diamati dari
kecenderungan perilaku yang tampak dalam aktivitas belajarnya. Winkel
(1996: 85) menyebutkan beberapa ciri siswa yang memiliki motivasi
berprestasi antara lain :
1) kecenderungan untuk menyelesaikan masalah yang menantang, namun
tidak berada di atas taraf kemampuannya.
2) keinginan untuk berusaha sendiri menemukan penyelesaian masalah tanpa
mengharapkan bantuan orang lain.
3) tekad kuat untuk maju dan mencapai taraf keberhasilan yang lebih baik
dari yang telah dicapai sebelumnya.
4) berorientasi ke masa depan, belajar dipandang sebagai jembatan untuk
menuju realisasi cita cita.
5) pemilihan teman kerja atas dasar kemampuannya untuk memecahkan
masalah, bukan berdasarkan atas simpati atau perasaan senang.
6) keuletan dalam belajar meskipun menghadapi rintangan.
Menurut McCleland dalam Laksmi (2005: 45), ciri-ciri siswa yang
memiliki motivasi berprestasi adalah siswa yang :
1) menyukai menetapkan sendiri tujuan prestasinya.
2) berusaha mengejar tujuan prestasi yang sesuai dengan kemampuannya.
3) mengharapkan umpan balik (feed back) yang cepat dan lebih
banyakmengenai keberhasilan dan kegagalan.
4) senang dan bertanggung jawab dalam memecahkan setiap masalah.
5) keinginan yang kuat untuk meraih cita-cita masa depan.
6) sikap pantang menyerah dan tidak mudah putus asa jika mengalami
kegagalan
e. Pengukuran Motivasi Berprestasi
Tidaklah mudah untuk melakukan pengukuran motivasi berprestasi,
karena melibatkan perasaan atau emosi dan harapan dalam diri seseorang. Ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
bagian-bagian yang tampak dipermukaan sebagai tingkah laku yang biasa
diamati, tetapi ada pula bagian bagian yang tidak mudah untuk diungkapkan.
Setiap orang yang ingin mencapai hasil terbaik memerlukan kondisi yang baik
serta harapan sukses dan ketetapan hati dan niat kuat dalam mengatasi
kesulitan. Melalui kompetisi yang sehat dapat terarah untuk mencapai tujuan
yang jelas, serta semangat tinggi dalam setiap kegiatan. Wahjosumidjo (1993:
190) mengemukakan adanya pola motivasi sebagai berikut:
1) Achievement Motivation ialah suatu keinginan untuk mengatasi atau
mengalahkan tantangan.
2) Affiliation motivation ialah dorongan untuk berprestasi dengan orang lain
3) Competence Motivation ialah dorongan untuk berprestasi baik, dengan
cara melakukan pekerjaan bermutu tinggi
4) Power Motivation ialah dorongan untuk mengendalikan suatu keadaan dan
ada kecenderungan mengambil resiko dalam menghadapi rintangan.
Atas dasar uraian di atas, motivasi berprestasi siswa lebih mendekati
pola Achievement Motivation dan Competence Motivation, karena adanya
dorongan mengalahkan tantangan berprestasi di kelas dan dorongan
memenuhi kebutuhan hidupnya dalam beraktualisasi melalui prestasi belajar.
Sementara menurut Weiner dalam Good, & Brophy (1990: 366)
mengemukakan bahwa: Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi rendah,
kurang semangat dalam melaksanakan tugas pekerjaan yang dihadapi. Semua
tugas yang berhubungan dengan pekerjaan akan dilaksanakan dengan enggan.
Begitu pula sebaliknya, seseorang yang memiliki motivasi tinggi, semua tugas
pekerjaan yang dibebankan akan dilaksanakan dengan penuh semangat,
percaya diri, efisien waktu dan berorientasi kedepan.
Berdasarkan atribusi Weiner dalam Gredler, (1986: 452) menyebutkan
bahwa ada dua lokus penyebab seseorang berhasil atau berprestasi. Lokus
penyebab instrinksik mencakup: 1) kemampuan, 2) usaha, 3) suasana hati
(mood). Sedang lokus penyebab ekstrinsik meliputi: 1) sukar tidaknya tugas,
2) nasib baik, dan 3) pertolongan orang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Aspek motivasi berprestasi menurut Mc Clelland dan Traves, dalam
http://www.pustekkom.go.id ada dua, yaitu 1) mencirikan ketahanan dan
ketakutan akan kegagalan, dan 2) meningkatkan usaha keras yang berguna dan
mengharapkan keberhasilan. Selanjutnya Traves mengatakan bahwa ada dua
kategori dalam motivasi berprestasi yaitu 1) mengharapkan akan sukses dan 2)
takut akan kegagalan. Artinya seseorang bisa menjadi sukses atau gagal,
apabila dimotivasi oleh kebutuhan untuk berprestasi. Jadi keduanya sama-
sama dapat menimbulkan semangat untuk meningkatkan usahanya dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. Berdasarkan uraian di atas, penyusunan
instrument motivasi berprestasi dalam penelitian ini menggunakan pola
McClelland yang mengacu pada motivasi dari dalam individu. Dorongan
dorongan yang ada dalam diri siswa yang mendasari minat belajar dan
berusaha mencapai prestasi belajar yang diharapkan.
4. Hasil Belajar
a. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar sering pula disebut dengan prestasi belajar. Kata prestasi
berasal dari bahasa Belanda prestatie, yang jika diartikan dalam bahasa
Indonesia berarti hasil usaha. sementara dalam bahasa Inggris prestasi sering
disebut sebagai achievement. Douglas A. Grouws (2002: 186) menyatakan
Achievement perceived as the interaction between ability/knowledge,
motivation, and task (Prestasi merupakan interaksi antara
kemampuan/pengetahuan, motivasi dan tugas) atau dapat dikatakan bahwa
untuk mencari prestasi dibutuhkan kemampuan dan dorongan untuk
melaksanakan tugas.
Winkel (2002: 102) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah bukti
keberhasilan yang dicapai, proses belajar yang dialami siswa menghasilkan
perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan atau pemahaman,
ketrampilan nilai dan sikap, adanya perubahan itu tampak dari jawaban yang
dihasilkan oleh siswa terhadap pertanyaan (persoalan) atau tugas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
diberikan oleh guru, setiap kegiatan pembelajaran menghasilkan suatu
perubahan yaitu hasil belajar atau prestasi belajar.
Prestasi belajar dapat diukur dengan suatu tes, yaitu suatu percobaan
yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hasil belajar seseorang atau
kelompok siswa pada pelajaran tertentu, maka untuk mengtahui dan
menentukan hasil prestasi itu dibuat tes formatif yang mencakup segala aspek
tujuan pembelajaran geografi, serta pemberian tugas-tugas yang berhubungan
dengan kegiatan geografi, sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk nilai yang
berupa angka (huruf). Gagne dalam http://edywihardjo.blog.unej.ac.id
mengelompokkan hasil belajar menjadi lima kategori dalam bentuk kapabilitas
yaitu :
1) Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berkenaan dengan
pengetahuan prosedural yang terdiri atas diskriminasi jamak, konsep
konkrit dan terdefinisi, kaidah serta prinsip.
2) Strategi kognitif adalah kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah
baru dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam
memperhatikan, mengingat dan berfikir.
3) Informasi verbal adalah kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu dalam
bentuk kata-kata dengan jalan mengatur informasi-informasi yang relevan.
4) Keterampilan motorik adalah kemampuan untuk melaksanakan dan
mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan dengan otot.
5) Sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam mengambil
tindakan untuk menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.
Bloom dalam Masidjo (1995: 92) membagi hasil belajar dalam tiga
kawasan yaitu kawasan atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan
kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan pengembangan
kemampuan-kemampuan intelektual serta keterampilan-keterampilan.
Kawasan pertama adalah ranah kognitif yang dibagi menjadi enam
macam kemampuan intelektual yang disusun secara hirarkhis dari yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks, meliputi (1) pengetahuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
(knowledge) adalah kemampuan mengingat kembali hal hal yang telah
dipelajari, (2) pemahaman ( comprehention ) adalah kemampuan menangkap
makna atau arti sesuatu hal, (3) penerapan ( application ) adalah kemampuan
menggunakan hal-hal yang telah dipelajari, (4) analisis ( analysis ) adalah
kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian bagian sehingga struktur
organisasinya dapat dipahami, (5 sintesis ( synthesis ) adalah kemampuan
memadukan bagian bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti, terakhir
(6) penilaian (evaluation) adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal
berdasarkan kriteria intern atau kelompok atau kriteria ekstern ataupun yang
telah ditetapkan terlebih dahulu.
Kawasan kedua yaitu ranah afektif menurut Bloom dan Kratwohl
dalam Masidjo (1995: 92) dibagi menjadi lima macam sebagai (1) penerimaan
(receiving) yang mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran atau
penjelasan yang diberikan oleh guru, (2) partisipasi (responding) yang
mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan berpartisipasi
dalam suatu kegiatan, (3) penilaian / penentuan sikap (evaluating) yang
mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesutau dan
membawa diri sesuai dengan penelitian itu, (4) organisasi (organzation)
mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman
dan pegangan dalam kehidupan, (5) pembentukan pola hidup
(characterization by a value or value complex) mencakup kemampuan untuk
menghayati nilai nilai kehidupan sedemikian rupa sehiungga menjadi milik
pribadi (internalisasi) dan menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur
kehidupan sendiri.
Kawasan ketiga adalah ranah psikomotoris menurut klasifikasi
Simpson dalam Masidjo (1995: 92) ranah psikomotorik ini meliputi berbagai
tingkah laku dari yang terendah sampai yang tertinggi, yaitu prestasi (
perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan
terbiasa (mechanical response), gerakan yang kompleks (complex response),
penyesuaian pola gerakan (adjustment), dan kreativitas (creativity).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Sementara itu kawasan psikomotorik adalah hubungan dengan
keterampilan motorik, manipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan
koordinasi syaraf dan koordinasi badan. Miles dalam Dimyati dan Mudjiono
(1999: 207), mengemukakan bahwa tujuan kawasan psikomotorik ada empat
yaitu (1) gerakan tubuh yang mencolok adalah merupakan gerakan tubuh yang
menekankan kepada kekuatan, kecepatan, dan ketepatan tubuh, (2) ketepatan
gerakan yang dikoordinasikan adalah merupakan keterampilan yang
berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan yang dikoordinasikan, dan
biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga, dan badan, (3) perangkat
komunikasi non-verbal adalah merupakan kemampuan mengadakan
komunikasi tanpa kata.
Dalam perangkat komunikasi non-verbal ini, siswa diminta untuk
menunjukkan kemampuan berkomunikasi menggunakan bantuan gerakan
tubuh tanpa menggunakan alat bantu, (4) kemampuan berbicara adalah
merupakan kemampuan yang berhubungan dengan komunikasi secara lisan.
Siswa harus mampu menunjukkan kemahirannya memilih dan menggunakan
kata atau kalimat sehingga informasi, ide, atau yang dikomunikasikan dapat
diterima secara mudah. Perubahan yang diakibatkan oleh proses pembelajaran
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk perubahan pemahaman,
pengetahuan, sikap, tingkah laku, maupun keterampilan dan aspek aspek lain
yang ada pada diri orang yang belajar. Belajar geografi pada hakekatnya
merupakan proses yang diarahkan pada suatu tujuan.
Zulfiati Syahrial (1999: 76) berpendapat bahwa hasil belajar adalah
perwujudan perilaku belajar, biasanya nampak dalam perubahan perubahan
kebiasaan, keterampilan, pengamatan, sikap, dan kemampuan.
Hudoyo (1988: 44) menyatakan bahwa dalam proses belajar terjadi
proses berfikir. Seseorang dikatakan berfikir bila melakukan kegiatan mental
dan dalam kegiatan mental itu orang menyusun hubungan hubungan tersebut
orang dapat menyampaikan pemahaman dan penguasaan bahan pelajaran yang
dipelajari, inilah yang dinamakan hasil belajar atau prestasi belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
hasil belajar adalah kemampuan terbaik yang dicapai peserta didik (siswa)
yang diwujudkan dalam bentuk angka atau perubahan tingkah laku, setelah
mengikuti tahapan proses pembelajaran yang dipengaruhi oleh potensi diri
berupa pengetahuan ketrampilan dan sikap melalui proses interaktif dalam
pembelajaran geografi antara peserta didik (siswa) dengan lingkungan.
b. Jenis atau Macam-macam Evaluasi Hasil Belajar
Pengertian evaluasi selalu dikaitkan dengan tiga terminologi yang
saling berkaitan, yaitu assessment, test, dan measurement sebagaimana
dikemukakan oleh Linn & Gron Assessment:
any of variety of procedures used to obtain information about student
performance. Test: an instrument or systematic procedure for measuring a
sample of behavior by posing a set of questions in a uniform manner.
Measurement: the process of obtaining a numerical description of the degree
to which an individual processes a particular characteristi. Kesimpulannya
adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk mengukur perilaku siswa
adalah dengan penilaian. Salah satu instrument yang digunakan untuk
mengukur perilaku siswa adalah dengan pertanyaan.
Stufflebeam & Skinkfield (2005: 1590) menyatakan pengertian
evaluasi adalah sebagai berikut Evaluation is the process of delineating,
obtaining, and providing descriptive and judgegmental information about the
worth and merit of some objec
in onder to guide decision making, serve needs for accountability, and
promote understa Kesimpulannya adalah
semua hal yang diinginkan dari suatu proses bisa diperoleh melalu evaluasi.
Pendapat Douglas Grows (2002: 358) menyatakan bahwa In your
evaluation, the most instructive evaluative feedback you can give is your
comment, both specific, and summative, regarding the . A key,
of course to succesfull evaluation is get your students to understand that your
grades, score, and comments are varied forms of feedback which they can
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Kesimpulannya adalah dalam penilaian banyak faktor yang bisa
dilakukan dalam evaluasi pembelajaran.
Jadi jelas bahwa evaluasi, penilaian dan pengukuran mempunyai peran
yang sangat penting dalam pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh
Linn, & Gronlund (2002: 47) Measurement and assessment play an
important role in the instructional program of the school. They provide
information that can be used in a variety of educational decisions
Kesimpulannya adalah pengukuran dan penilaian mempunyai peranan yang
sangat penting dalam program pembelajaran di sekolah.
Anderson (2007: 425) menyederhanakan pengertian tersebut yaitu
Test is comprehensive assessment of an individual or to an entire program
evaluation effort Kesimpulannya adalah melalui tes merupakan penilaian
yang komprehensif terhadap evaluasi program.
Evaluasi yang dilakukan di sekolah khususnya tingkat Sekolah
Menengah Atas adalah kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran
yang diajarkan melalui tes yang dilakukan guru mata pelajaran sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Dapat berupa tes tulis, wawancara, kuis, dan lain
sebagainya.
Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
prosedur yang digunakan berupa tes untuk mendapatkan tingkat deskripsi
angka yang mencerminkan karakteristik individual seseorang yang berguna
untuk menentukan keputusan, penyajian keperluan-keperluan untuk
pertanggungjawaban dan mempromosikan pemahaman terhadap fenomena
yang terlibat. Dalam evaluasi hasil belajar dikenal adanya Penilaian Acuan
Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP), PAN nilai yang diperoleh
siswa tergantung pada kedudukan hasil belajar yang dicapainya dalam kelas,
sedangkan PAP nilai yang diperoleh siswa tergantung dari seberapa jauh
tujuan-tujuan yang tercermin dalam soal-soal tes yang diberikan dapat
dikuasai, maka dalam mengevaluasi keberhasilan siswa dan program
pengajaran dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan lebih tepat
digunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Keahlian dan kecakapan merupakan harga mutlak yang harus dimiliki
oleh setiap guru, dan salah satu kemampuan adalah merencanakan dan
melaksanakan evaluasi hasil belajar termasuk menyusun soal yang baik dan
tepat, sehingga dapat memperoleh gambaran prestasi siswa yang sebenarnya.
Adapun kriteria tes yang baik harus memenuhi criteria validitas, reliabilitas,
dan objektivitas. Suatu tes dikatakan valid jika tes itu mengukur apa yang
sesungguhnya diukur, dikatakan reliable jika tes itu memperlihatkan hasil
yang sama (tetap) ketika diberikan pada waktu yang berbeda terhadap
individu/kelompok yang sama, dan objektivitas jika penilaian dari dua orang
atau lebih terhadap suatu jawaban yang diberikan, sama atau menunjukan hasil
yang sama (Ibrahim dan Nana, 2003: 93).
Bentuk-bentuk evaluasi atau penilaian, pelaksanaannya dapat
dilakukan dengan teknik tes dan non tes.
Teknik tes meliputi:
1) Tes tertulis
Pelaksanaan tes tulis ini guru menyiapkan butir-butir tes secara tertulis dan
siswa memberikan jawaban tertulis. Penilaian atau evaluasi tertulis ini
dapat dilaksanakan dalam tes bentuk objektif dan tes bentuk uraian.
Tes bentuk objektif terdiri dari empat jenis, yaitu:
a) Tes benar/salah,
b) Tes pilihan ganda,
c) Tes menjodohkan,
d) Tes melengkapi/jawaban singkat.
Tes bentuk uraian, yaitu:
Soal uraian menuntut siswa untuk menggunakan respons atau
menguraikan langkah untuk memperoleh jawab atas soal itu. Penyekoran
dilakukan secara analitik, artinya setiap langkah penyelesaian diberi sekor.
Penyekoran juga bersifat hirarki, artinya sekor pada suatu langkah
berhubungan dengan langkah jawaban sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
2) Tes lisan
Berupa pertanyaan secara lisan dan siswa langsung menjawab secara lisan
pula, tes ini dapat dilaksanakan secara individual maupun kelompok.
Pertanyaan lesan, merupakan cara efektif untuk mengetahui seberapa jauh
siswa mencapai suatu kompetensi dasar tertentu.
3) Tes perbuatan
Dilakukan dalam bentuk pemberian tugas kepada siswa, misalnya siswa
diminta melakukan membuat sesuatu yang berkaitan dengan keterampilan.
Teknik non-tes meliputi:
a) Pengamatan (sistematis),
b) Pengisian angket,
c) Pengukuran skala sikap dan minat (afektif).
d) Portofolio adalah kumpulan sistematis dari hasil karya atau tugas siswa
yang menggambarkan perkembangan hasil belajar siswa.
Dari uraian di atas, hasil belajar dapat dinyatakan sebagai hasil yang
telah dicapai seseorang yang diwujudkan dengan adanya perubahan tingkah
laku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, kecakapan, sikap dan nilai nilai
berkat adanya pengalaman. Selanjutnya dalam penelitian ini hasil belajar yang
dimaksud adalah hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS
SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
5. Hakekat Pembelajaran Geografi
a. Pengertian Geografi
Geografi berasal dari bahasa yunani yaitu geo artinya bumi dan graphein
yang artinya tulisan. Secara harfiah geografi berarti tulisan tentang bumi,
tetapi yang dipelajari dalam geografi bukan hanya mengenai permukaan bumi
saja, melainkan juga berbagai hal yang ada dipermukaan bumi, diluar bumi,
bahkan diluar angkasa menjadi objek kajian geografi.
Geografi merupakan ilmu yang mempelajari seluk-beluk permukaan
bumi serta hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan
(Daljoeni, 1991:19). Menurut pakar-pakar geografi pada seminar dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
lokakarya peningkatan kualitas pengajaran geografi di Semarang tahun 1988,
merumuskan konsep geografi sebagai berikut
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut
pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan (Nursid
Berdasarkan pengertian di atas, objek studi geografi adalah geosfer yaitu
permukaan bumi yang pada hakekatnya merupakan bagian dari bumi yang
terdiri dari atmosfer (lapisan udara), lithosfer (lapisan batuan atau kulit bumi),
hidrosfer (lapisan air atau perairan) dan biosfer (lapisan kehidupan)
Geografi dan studi geografi berkenaan dengan 1) permukaan bumi, 2)
alam lingkungan (atmosfer, lithosfer, hidrosfer dan biosfer), 3) umat manusia
dengan kehidupanya (antroposfer), 4) penyebaran keruangan gejala alam dan
kehidupan termasuk persamaan dan perbedaan serta, 5) analisis hubungan
keruangan, gejala-gejala geografi dipermukaan bumi ini.
Pembelajaran geografi pada hakikatnya adalah pembelajaran tentang
aspek-aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala
alam dan kehidupan umat manusia bervariasi kewilayahanya. Dengan kata
lain pembelajaran geografi merupakan pembelajaran tentang hakikat geografi
yang diajarkan disekolah dan disesuaikan dengan perkembangan mental
peserta didik pada jenjang pendidikan masing-masing. Ruang lingkup
pembelajaran geografi meliputi:
1) Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi umat manusia
2) Penyebaran umat manusia
3) Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang
meberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat dipermukaan bumi
4) Kesatuan regional yang merupakan permaduan matra darat, air dan udara
(Nursid Sumaatmadja, 2001:21)
Nursid Sumaatmadja (2001:13), yang menjadi sumber pembelajaran
geografi adalah kehidupan manusia dimasyarakat, alam lingkungan dengan
segala sumber dayanya dan region-region di permukaan bumi. Dengan
demikian, segala kenyataan yang ada di muka bumi yang berkenaan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
kehidupan manusia maupun alam lingkungan dan segala prosesnya merupakan
sumber pengajuan geografi.
Studi geografi menyoroti aspek manusia, selain itu juga menyoroti
lingkungan fisik yang melatar belakangi kehidupan manusia itu sendiri.
Aspek-aspek fisik tersebut meliputi cuaca dan iklim, kesuburan tanah, keadaan
batuan, kelautan dan sebagainya. Dalam mempelajari dan mengajarkan
geografi, pendekatan interdisipliner atau multidimensional menjadi ciri khas
pembelajaran geografi.
Pembelajaran geografi dapat mengembangkan kemampuan intelektual
tiap orang atau peserta didik yang mempelajarinya. Geografi dapat
meningkatkan rasa ingin tahu, daya untuk melakukan observasi terhadap alam,
melatih ingatan dan citra terhadap kehidupan dengan lingkungan dan dapat
melatih kemampuan memecahkan masalah kehidupan yang terjadi sehari-hari.
Dengan melakukan pembelajaran geografi kemampuan kognitif, efektif dan
psikomotor peserta didik dapat ditingkatkan.
b. Ruang Lingkup Pengajaran Geografi
Baik studi geografi maupun pengajaran geografi, hakikatnya berkenaan
dengan aspek-aspek keruangan permukaan bumi (geosfer) dan faktor-faktor
geografis alam lingkungan dan kehidupan manusia. Menurut Sumaatmadja
(1997:12) ruang lingkup pengajaran geografi sama dengan ruang lingkup
geografi yang meliputi:
1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya kehidupan manusia
2. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya
3. Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan yang
memberikan variasi terhadap ciri khas tempat-tempat di permukaan bumi
4. Kesatuan regional yang merupakan perpaduan matra darat, perairan, dan
udara di atasnya.
5. Materi Pelajaran Geografi Pada Pokok Bahasan Lingkungan Hidup
c. Pengertian Lingkungan Hidup
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
Permasalahan lingkungan hidup mulai mendapat perhatian yang sangat
serius dari dunia Internasional sejak tahun 1970-an, yaitu setelah diadakannya
Konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm, Swedia tahun 1972.
Konferensi tersebut dikenal sebagai Konferensi Stockholm dan tanggal
pembukaan kegiatan konferensi, yaitu 5 Juni disepakati sebagai Hari
Lingkungan Hidup se-Dunia.
Salah satu resolusi yang dihasilkan dalam Konferensi Stockholm adalah
didirikannya badan khusus dalam PBB yang bertugas mengurus permasalahan
lingkungan hidup. Badan PBB tersebut adalah United Nation Environmental
Programme (UNEP) yang markasnya berada di Nairobi, Kenya. Lingkungan
hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan hidup alamiah dan
lingkungan hidup binaan.
1) Lingkungan hidup Alamiah
Lingkungan hidup alamiah adalah suatu sistem yang amat dinamis
yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,
makhluk hidup dan komponen-komponen abiotik lainnya tanpa adanya
campur tangan manusia.
2) Lingkungan Hidup Binaan
Lingkungan hidup binaan adalah lingkungan hadup alamiah yang
sudah didominasi oleh kehadiran manusia. Lingkungan hidup binaan dapat
terbentuk antara lain karena jumlah penduduk dan kebutuhan hidup
manusia yang makin meningkat sehingga memaksa manusia merubah
lingkungan hidup alamiah.
d. Kualitas Lingkungan Hidup
Kualitas lingkungan hidup adalah derajat kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia di tempat dan waktu tertentu. Secara
garis besar kualitas lingkungan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1) Kualitas lingkungan alam fisik adalah kondisi alamiah, baik biotik maupun
abiotik yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
2) Kualitas lingkungan sosial adalah kondisi manusia baik secara individu
maupun kelompok yang berpengaruh terhadap perubahan dan
perkembangan manusia.
3) Kualitas lingkungan budaya, yaitu kondisi materi (benda) atau nonmateri
yang dihasilkan manusia melalui aktivitas dan kreatifitasnya yang
berpengaruh terhadap kehidupan. (Susanti, 2005: 145)
e. Keterbatasan Ekologis dalam Pembangunan
Di Indonesia pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam Undang-
undang UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dengan adanya undang-undang tersebut diharapkan kegiatan pembangunan
yang dilaksanakan tidak menimbulkan perubahan-perubahan yang merusak
dan menimbulkan pencemaran dalam suatu ekosistem. Oleh karena itu, untuk
melaksanakan kegiatan pembangunan harus memperhatikan hal-hal berikut:
1) Daya guna dan hasil guna yang dikehendaki harus dilihat dalam batas-
batas yang optimal, sehubungan dengan kelestarian sumber daya alam
yang mungkin dicapai.
2) Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber daya lain yang
berkaitan dalam suatu ekosistem.
3) Memberikan kemungkinan untuk mengadakan pilihan (altenatif)
penggunaan dalam pembangunan masa depan.
f. Interaksi Unsur-unsur Lingkungan
Suatu organisme tidak dapat hidup sendiri, namun bergantung pada
organisme lain dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya sebagai sumber
pangan, perlindungan, dan perkembangbiakan sehingga membentuk suatu
ekosistem. Berdasarkan komponen penyusunnya, suatu ekosistem terdiri atas
empat komponen, yaitu komponen abiotik, organisme produsen, organism
konsumen, dan pengurai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1) Komponen abiotik
Komponen abiotik terdiri atas komponen fisik dan kimia yang terdiri
atas air, tanah, udara, sinar matahari dan mineral. Komponen abiotik
merupakan media untuk berlangsungnnya proses kehidupan.
2) Organisme Produsen
Organisme produsen merupakan organisme autotrof, yaitu
organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya
sendiri yang berupa bahan-bahan anorganik dengan bantuan sinar
matahari. Pada umumnya organisme autotrof adalah tumbuhan berklorofil.
Oleh karena itu, semua organisme yang berklorofil disebut organisme
autotrof.
3) Organisme Konsumen
Organisme konsumen merupakan organisme heterotrof, yaitu
organisme yang mampu memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
bahan makanannya. termasuk dalam organisme konsumen antara lain
hewan dan manusia.
4) Pengurai
Pengurai atau perombak atau dekomposer merupakan organisme
heterotrof yang menguraikan bahan-bahan organik yang telah mati.
Organisme pengurai berupa mikroorganisme yang terdiri atas bakteri dan
jamur. (Susanti, 2005: 141)
g. Pelestarian Lingkungan Hidup
upaya untuk mengelola sumber daya lingkungan guna meningkatkan kualitas
kehidupan yang tinggi serta berk
jelas bahwa pelestarian lingkungan hidup tidak hanya menyangkut pelestarian
hewan dan tumbuhan, tetapi menyangkut pelestarian ekosistem. Oleh karena
itu, dalam melakukan pembangunan harus memperhatikan keseimbangan
ekosistem dengan tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber daya
lain yang berkaitan. Dengan demikian, pelestarian lingkungan hidup dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
mempertahankan keanekaragaman hewan dan tumbuhan dalam suatu
ekosistem.
1) Pelestarian Hutan
Hutan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menjaga
kelestarian ekosistem dan manusia. Adanya penebangan hutan yang tak
terkendali dan kebakaran akan mengurangi luas areal hutan sehingga
mengancam kelestarian hutan. Akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan
hutan antara lain: banjir, tanah longsor, kekeringan, dan berkurangnya
persediaan air tanah. Secara ekologi hutan mempunyai fungsi sebagai
berikut:
a) Hutan merupakan paru-paru dunia karena dalam proses fotosintesis
daun-daun akan menghisap karbon dioksida dan mengeluarkan
oksigen. Dengan demikian, keberadaan hutan dapat menjaga kestabilan
oksigen di udara. Karena penghisapan karbon dioksida oleh daun-daun
dapat diperkecil, maka suhu dipermukaan bumi tidak terlalu tinggi.
b) Hutan dapat menahan erosi karena dapat memperkecil laju aliran
permukaan. Selain itu, air dapat dengan mudah meresap ke dalam
tanah sehingga dapat menjaga tata air tanah.
c) Hutan merupakan habitat bagi kelestarian flora dan fauna yang ada di
dalamnya.
2) Pelestarian Sumber Daya Air
Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan
karena berbagai macam fungsi, antara lain untuk mandi, mencuci dan
minum Oleh karena itu, sumber daya air harus dijaga kelestariannya,
antara lain, dengan tidak melakukan penyedotan air tanah secara belebihan
dan tidak membuang limbah, baik limbah industri maupun limbah rumah
tangga ke dalam badan-badan air yang dapat mengakibatkan pencemaran.
3) Pelestarian Sumber Daya Tanah
Tanah merupakan suimber daya alam yang penting karena
kehidupan dipermukaan bumi bertumpu pada tanah. Pengolahan tanah
dengan cara berpindah-pindah dapat mengakibatkan luas tanah yang rusak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
makin bertambah, pohon-pohon menjadi berkurang dan apabila hujan
menyebabkan terjadinya erosi.
Oleh karena itu, diperlukan upaya pengolahan tanah yang baik dan
benar agar kesuburan serta produktivitas tanah dan air dapat terjamin
Tanah yang produktif memungkinkan terlaksananya usaha-usaha di
berbagai bidang.
4) Pelestarian Udara
Semua makhluk hidup memerlukan udara. Tanpa udara semua
makhluk hidup tidak akan bertahan karena udara merupakan salah satu
kebutuhan dasar dalam kehidupan. Oleh karena itu, udara sudah
seharusnya dijaga agar tidak tercemar olah bahan-bahan lain yang bersifat
racun. Akan tetapi, saat ini di beberapa tempat telah terjadi pencemaran
udara yang cukup mengkhawatirkan sehingga mengganggu kesehatan.
Udara mudah tercemar apabila banyak kegiatan manusia yang
menghasilkan limbah yang terbuang ke udara.
Guna menghindari atau mengurangi terjadinya pencemaran udara
beberapa upaya dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
a) Memperkecil penghamburan dan penggunaan energi di pabrik dan
mobil.
b) Menggunakan energi selain minyak bumi, misalnya energi panas bumi,
angin dan sinar matahari.
c) Mengurangi penggunaan mobil pribadi dan mengutamakan angkutan
massal.
d) Menggunakan kendaraan yang irit bahan bakar.
h. Materi Lingkungan Hidup
Materi lingkungan hidup untuk siswa SMA IPS kelas XI semester dua
merupakan materi dari standar kompetensi menganalisis pemanfaatan dan
pelestarian lingkungan hidup. Kompetensi dasar dari materi lingkungan hidup
ada dua yaitu mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam
kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan dan menganalisis pelestarian
lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Materi lingkungan hidup disampaikan empat jam pelajaran dengan ceramah,
tes, tugas kelompok, praktek dan ulangan.
Tujuan pembelajaran meliputi :
1) Mendeskripsikan unsur-unsur lingkungan
2) Mengidentifikasi pentingnya lingkungan bagi kehidupan
3) Mendeskripsikan berbagai krisis dalam lingkungan hidup
4) Mendeskripsikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan
5) Mendeskripsikan usaha pelestarian lingkungan hidup
6) Mengetahui tujuan dan sasaran pembangunan nasional
7) Mendeskripsikan pembangunan yang berwawasan lingkungan
8) Mengidentifikasi ciri-ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan
Materi yang dibahas meliputi :
1) Pengertian lingkungan hidup
2) Unsur-unsur lingkungan hidup
3) Arti penting lingkungan hidup bagi kehidupan
4) Berbagai krisis dalam lingkungan hidup
5) Bentuk-bentuk penyebab kerusakan lingkungan hidup
6) Usaha pelestarisn lingkungan hidup
7) Tujuan dan sasaran pembangunan nasional
8) Pembangunan yang berwawasan nasional
9) Ciri-ciri pembangunan yang berwawasan lingkungan
B. Penelitian yang Relevan
Sebenarnya banyak hasil hasil penelitian yang relevan dengan penelitian
yang dilakukan ini. Sebagian telah dipaparkan dalam kajian teori di muka, antara
lain pada kajian teori mengenai perbedaan jender. Di bawah ini dikemukakan
beberapa hasil penelitian lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan
oleh penulis baik sebagai bahan pembanding maupun sebagai penguat kerangka
teoritis dan praktis dalam penelitian ini :
1. Erianti Dewi Utami (2008) Hubungan
Motivasi Belajar dan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar Mata Ajar
Periodonsia pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Prof. Dr. Moestopo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
(B) . Termasuk dalam jenis penelitian survey deskriptif analitik dengan
pendekatan kuantitatif penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa (1)
terdapat hubungan signifikan variabel motivasi belajar dengan hasil belajar
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Prof Dr. Moestopo (B) dibuktikan dari
koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel adalah sebesar 0,601; (2)
terdapat hubungan signifikan variabel gaya belajar dengan hasil belajar
mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Prof Dr. Moestopo (B) dibuktikan dari
koefisien korelasi untuk hubungan kedua variabel adalah sebesar 0,562, (3)
Terdapat hubungan signifikan antara motivasi belajar dan gaya belajar secara
bersama-sama dengan hasil belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Prof
Dr. Moestopo (B) dibuktikan dari koefisien korelasi antara kedua variabel
adalah 0,649 dan koefisien determinasi sebesar 0,361. Angka ini menunjukkan
bahwa variasi hasil belajar mahasiswa dapat dijelaskan oleh variabel motivasi
belajar dan gaya belajar secara bersama-sama sebesar 36,10 %.
2. Danding Mahendra, (2006) d Hubungan
Antara Motivasi Berprestasi dan Pemanfaatan Sumber Belajar dengan Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI SMA N 2 Surakarta Tahun
Ajaran 2005/2006 dapat disimpulkan: (1) Ada
hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar
mata pelajaran sosiologi (rx,y > rt = 0,396 > 0,254 dan p 0,002 pada taraf
signifikansi 0,05 dimana 0,002 < 0,05), (2) Ada hubungan yang signifikan
antara pemanfaatan sumber belajar dengan prestasi belajar mata pelajaran
sosiologi (rx,y > rt = 0,325 > 0,254 dan p 0,011 pada taraf signifikansi 0,05
dimana 0,011 < 0,05), (3) Ada hubungan yang signifikan antara motivasi
berprestasi dan pemanfaatan sumber belajar mata pelajaran sosiologi (F0 > F1
= 5,963 > 4,00, R = 0,408 dan p 0,006 pada taraf signifikansi 0,05 dimana
0,006 < 0,05 dengan SE (X1) =15,677 % dan SE (X2) 0,972%).
3. Isnaini,
Belajar dan Gaya Belajar dan Prestasi Belajar Mata Kuliah Sosiologi
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
dapat disimpulkan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
(1) Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi
belajar mata kuliah Sosiologi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2004/2005 dengan
rhitung < rtabel yaitu 0.139 < 0.195, (2) Ada hubungan yang signifikan antara
gaya belajar dengan prestasi belajar mata kuliah Sosiologi mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun
2004/2005 dengan rhitung > rtabel yaitu 0.314 > 0.195, (3) Ada hubungan yang
signifikan antara minat belajar dan gaya belajar dengan prestasi belajar mata
kuliah Sosiologi mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2004/2005 dengan rhitung > rtabel
yaitu 0.331 > 0.195.
4. Ambar Nurmiyaningsih, (2013 Pengaruh
Gaya Belajar dan Motivasi Berprestasi Siswa Terhadap Hasil Belajar Materi
Lingkungan Hidup Siswa Kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun
Ajaran 2011/2012 il penelitian dapat disimpulkan : (1) Ada
perbedaan pengaruh hasil belajar berdasarkan gaya belajar. Pengaruh positif
dan signifikan terjadi antara gaya belajar auditorial terhadap hasil belajar
materi lingkungan hidup siswa kelas XI SMA Al Islam 1 Surakarta,
sedangkan gaya belajar visual dan kinestetik berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI SMA
Al Islam 1 Surakarta. (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa
kelas XI SMA Al Islam 1 Surakarta. (3) Ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama
terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-
Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tab
el 2
.1 P
enel
itia
n ya
ng R
elev
an
No
Pene
liti
Judu
l T
ujua
n M
etod
e P
enel
itian
H
asil
Pen
elit
ian
1 E
rian
ti D
ewi U
tam
i,
(Tes
is,
Tek
nolo
gi
Pend
idik
an
Pasc
asar
jana
U
NS,
2008
)
Hub
unga
n M
otiv
asi
Bel
ajar
da
n G
aya
Bel
ajar
den
gan
Has
il
Bel
ajar
M
ata
Aja
r
Peri
odon
sia
pada
Faku
ltas
Ked
okte
ran
Gig
i U
nive
rsita
s
Prof
. D
r. M
oest
opo
(B)
1.
Men
geta
hui
adan
ya
hubu
ngan
m
otiv
asi
bela
jar
deng
an h
asil
bela
jar
Mat
a A
jar
Peri
odon
sia
pada
Faku
ltas
Ked
okte
ran
Gig
i
Uni
vers
itas
Prof
.
Dr.
Moe
stop
o (B
)
2.
Men
geta
hui
adan
ya
hubu
ngan
ga
ya
bela
jar
deng
an h
asil
bela
jar
Mat
a A
jar
Peri
odon
sia
pada
Faku
ltas
Ked
okte
ran
Gig
i
Uni
vers
itas
Prof
.
Surv
ei
Des
krip
tif
Ana
litik
1.
Ter
dapa
t hu
bung
an
sign
ifik
an
vari
abel
mot
ivas
i be
laja
r de
ngan
hasi
l be
laja
r m
ahas
isw
a Fa
kulta
s
Ked
okte
ran
Gig
i Pr
of
Dr.
Moe
stop
o (B
) di
bukt
ikan
da
ri
koef
isie
n ko
rela
si u
ntuk
hub
unga
n
kedu
a va
riab
el
adal
ah
sebe
sar
0,60
1
2.
Ter
dapa
t hu
bung
an
sign
ifik
an
vari
abel
gay
a be
laja
r de
ngan
has
il
bela
jar
mah
asis
wa
Faku
ltas
Ked
okte
ran
Gig
i Pr
of
Dr.
Moe
stop
o (B
) di
bukt
ikan
da
ri
koef
isie
n ko
rela
si u
ntuk
hub
unga
n
kedu
a va
riab
el
adal
ah
sebe
sar
0,56
2
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dr.
Moe
stop
o (B
)
3.
Men
geta
hui
adan
ya
hubu
ngan
m
otiv
asi
bela
jar
dan
gaya
bela
jar
deng
an h
asil
bela
jar
Mat
a A
jar
Peri
odon
sia
pada
Faku
ltas
Ked
okte
ran
Gig
i
Uni
vers
itas
Prof
.
Dr.
Moe
stop
o (B
)
3.
Ter
dapa
t hu
bung
an
sign
ifik
an
anta
ra m
otiv
asi
bela
jar
dan
gaya
bela
jar
seca
ra
bers
ama-
sam
a
deng
an
hasi
l be
laja
r m
ahas
isw
a
Faku
ltas
Ked
okte
ran
Gig
i Pro
f D
r.
Moe
stop
o (B
) di
bukt
ikan
da
ri
koef
isie
n ko
rela
si
anta
ra
kedu
a
vari
abel
ad
alah
0,
649
dan
koef
isie
n de
term
inas
i se
besa
r
0,36
1.
Ang
ka
ini
men
unju
kkan
bahw
a va
rias
i ha
sil
bela
jar
mah
asis
wa
dapa
t di
jela
skan
ole
h
vari
abel
mot
ivas
i bel
ajar
dan
gay
a
bela
jar
seca
ra
bers
ama-
sam
a
sebe
sar
36,1
0 %
.
2 D
andi
ng
Mah
endr
a,
(Skr
ipsi
, Pr
ogra
m
Stud
i So
siol
ogi
Ant
ropo
logi
FK
IP H
ubun
gan
Ant
ara
Mot
ivas
i B
erpr
esta
si
dan
Pem
anfa
atan
Sum
ber
Bel
ajar
1.
Men
geta
hui
mot
ivas
i be
rpre
stas
i
deng
an
pres
tasi
bela
jar
mat
a
Stud
i Kor
elas
i 1.
A
da
hubu
ngan
ya
ng
sign
ifik
an
anta
ra m
otiv
asi b
erpr
esta
si d
enga
n
pres
tasi
be
laja
r m
ata
pela
jara
n
sosi
olog
i (r
x,y
> r t
= 0,
396
> 0,
254
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
UN
S 20
06)
deng
an
Pres
tasi
Bel
ajar
M
ata
Pela
jara
n So
siol
ogi
Sisw
a K
elas
XI
SMA
N 2
Sur
akar
ta T
ahun
Aja
ran
2005
/200
6
pela
jara
n so
siol
ogi
2.
Men
geta
hui
pem
anfa
atan
sum
ber
bela
jar
deng
an
pres
tasi
bela
jar
mat
a
pela
jara
n so
siol
ogi
3.
Men
geta
hui
mot
ivas
i be
rpre
stas
i
dan
pem
anfa
atan
sum
ber
bela
jar
deng
an
pres
tasi
bela
jar
mat
a
pela
jara
n so
siol
ogi
dan
p 0,
002
pada
tara
f si
gnif
ikan
si
0,05
dim
ana
0,00
2 <
0,05
)
2.
Ada
hu
bung
an
yang
si
gnif
ikan
anta
ra
pem
anfa
atan
su
mbe
r
bela
jar
deng
an
pres
tasi
be
laja
r
mat
a pe
laja
ran
sosi
olog
i (r x
,y >
rt =
0,32
5 >
0,2
54 d
an p
0,0
11 p
ada
tara
f si
gnif
ikan
si
0,05
di
man
a
0,01
1 <
0,05
)
3.
Ada
hu
bung
an
yang
si
gnif
ikan
anta
ra
mot
ivas
i be
rpre
stas
i da
n
pem
anfa
atan
sum
ber
bela
jar
mat
a
pela
jara
n so
siol
ogi
(F0
> F 1
=
5,96
3 >
4,00
, R
= 0
,408
dan
p
0,00
6 pa
da t
araf
sig
nifi
kans
i 0,
05
dim
ana
0,00
6 <
0,0
5 de
ngan
SE
(X1)
=1
5,67
7 %
da
n SE
(X
2)
0,97
2%)
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3 Is
nain
i,
(Skr
ipsi
, Pr
ogra
m
Stud
i So
siol
ogi
Ant
ropo
logi
U
NS,
2004
)
Hub
unga
n A
ntar
a
Min
at
Bel
ajar
da
n
Gay
a B
elaj
ar
dan
Pres
tasi
Bel
ajar
Mat
a
Kul
iah
Sosi
olog
i
Mah
asis
wa
Faku
ltas
Keg
urua
n da
n Il
mu
Pend
idik
an
Uni
vers
itas
Sebe
las
Mar
et
Sur
akar
ta
Tah
un 2
004/
2005
1.
Men
geta
hui
hubu
ngan
m
inat
bela
jar
deng
an
pres
tasi
bel
ajar
mat
a
kuli
ah
Sosi
olog
i
mah
asis
wa
Faku
ltas
Keg
urua
n da
n Il
mu
Pend
idik
an
Uni
vers
itas
Sebe
las
Mar
et
Sura
kart
a
Tah
un 2
004/
2005
2.
Men
geta
hui
hubu
ngan
ya
ng
sign
ifik
an
anta
ra
gaya
bel
ajar
den
gan
pres
tasi
bel
ajar
mat
a
kuli
ah
Sosi
olog
i
mah
asis
wa
Faku
ltas
Keg
urua
n da
n Il
mu
Obs
erva
sion
al
Ana
litik
de
ngan
Pen
deka
tan
cros
s
sect
iona
l
1.
Tid
ak
ada
hubu
ngan
ya
ng
sign
ifik
an
anta
ra
min
at
bela
jar
deng
an
pres
tasi
be
laja
r m
ata
kuli
ah
Sosi
olog
i m
ahas
isw
a
Faku
ltas
Keg
urua
n da
n Il
mu
Pend
idik
an
Uni
vers
itas
Sebe
las
Mar
et S
urak
arta
Tah
un 2
004/
2005
deng
an r
hitu
ng <
rta
bel y
aitu
0.1
39 <
0.19
5
2.
Ada
hu
bung
an
yang
si
gnif
ikan
anta
ra
gaya
be
laja
r de
ngan
pres
tasi
be
laja
r m
ata
kulia
h
Sosi
olog
i m
ahas
isw
a Fa
kulta
s
Keg
urua
n da
n Il
mu
Pend
idik
an
Uni
vers
itas
Seb
elas
M
aret
Sura
kart
a T
ahun
20
04/2
005
deng
an r
hitu
ng >
rta
bel ya
itu 0
.314
>
0.19
5
41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Pend
idik
an
Uni
vers
itas
Sebe
las
Mar
et
Sura
kart
a
Tah
un 2
004/
2005
3.
Men
geta
hui
hubu
ngan
an
tara
min
at
bela
jar
dan
gaya
bel
ajar
den
gan
pres
tasi
bel
ajar
mat
a
kuli
ah
sosi
olog
i
mah
asis
wa
Faku
ltas
Keg
urua
n da
n Il
mu
Pend
idik
an
Uni
vers
itas
Sebe
las
Mar
et
Sura
kart
a
Tah
un 2
004/
2005
3.
Ada
hu
bung
an
yang
si
gnif
ikan
anta
ra
min
at
bela
jar
dan
gaya
bela
jar
deng
an
pres
tasi
be
laja
r
mat
a ku
liah
Sosi
olog
i m
ahas
isw
a
Faku
ltas
Keg
urua
n da
n Il
mu
Pend
idik
an
Uni
vers
itas
Sebe
las
Mar
et S
urak
arta
Tah
un 2
004/
2005
deng
an r
hitu
ng >
rta
bel y
aitu
0.3
31 >
0.19
5.
4 A
mba
r
Nur
miy
anin
gsih
,
(Skr
ipsi
, Pr
ogra
m Pe
ngar
uh
Gay
a
Bel
ajar
dan
Mot
ivas
i
Ber
pres
tasi
Si
swa
1.
Men
geta
hui
perb
edaa
n pe
ngar
uh
gaya
be
laja
r
Des
krip
tif
Kua
ntita
tif
1.
Ada
pe
rbed
aan
peng
aruh
ha
sil
bela
jar
berd
asar
kan
gaya
bel
ajar
.
Peng
aruh
pos
itif
dan
si
gnif
ikan
42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Stud
i G
eogr
afi
FKIP
UN
S, 2
013)
Ter
hada
p H
asil
Bel
ajar
M
ater
i
Lin
gkun
gan
Hid
up
Sisw
a K
elas
XI
IPS
SMA
A
l-Is
lam
I
Sura
kart
a T
ahun
Aja
ran
2011
/201
2.
terh
adap
ha
sil
bela
jar
mat
eri
ling
kung
an
hidu
p
sisw
a ke
las
XI
IPS
SMA
A
l-Is
lam
I
Sura
kart
a T
ahun
Aja
ran
2011
/201
2.
2.
Men
geta
hui
peng
aruh
m
otiv
asi
berp
rest
asi
terh
adap
hasi
l be
laja
r m
ater
i
ling
kung
an
hidu
p
sisw
a ke
las
XI
IPS
SMA
A
l-Is
lam
I
Sura
kart
a T
ahun
Aja
ran
2011
/201
2.
3.
Men
geta
hui
peng
aruh
ga
ya
bela
jar
dan
mot
ivas
i
terj
adi
anta
ra
gaya
be
laja
r
audi
tori
al t
erha
dap
hasi
l be
laja
r
mat
eri
lingk
unga
n hi
dup
sisw
a
kela
s X
I SM
A
Al
Isla
m
1
Sura
kart
a,
seda
ngka
n ga
ya
bela
jar
visu
al
dan
kine
stet
ik
berp
enga
ruh
nega
tif
dan
sign
ifik
an t
erha
dap
hasi
l be
laja
r
mat
eri
lingk
unga
n hi
dup
sisw
a
kela
s X
I SM
A
Al
Isla
m
1
Sura
kart
a.
2.
Ada
pen
garu
h ya
ng p
ositi
f da
n
sign
ifik
an
anta
ra
mot
ivas
i
berp
rest
asi
terh
adap
has
il be
laja
r
mat
eri
lingk
unga
n hi
dup
sisw
a
kela
s X
I SM
A
Al
Isla
m
1
Sura
kart
a
3.
Ada
pen
garu
h ya
ng p
ositi
f da
n
sign
ifik
an a
ntar
a ga
ya b
elaj
ar d
an
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
berp
rest
asi
terh
adap
hasi
l be
laja
r m
ater
i
ling
kung
an
hidu
p
sisw
a ke
las
XI
IPS
SMA
A
l-Is
lam
I
Sura
kart
a T
ahun
Aja
ran
2011
/201
2.
mot
ivas
i be
rpre
stas
i se
cara
bers
ama-
sam
a te
rhad
ap
hasi
l
bela
jar
mat
eri
lingk
unga
n hi
dup
sisw
a ke
las
XI
IPS
SMA
A
l-
Isla
m I
Sur
akar
ta T
ahun
Aja
ran
2011
/201
2.
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Kerangka Berpikir
Geografi merupakan mata pelajaran yang penting dan juga mempunyai
peranan penting, baik dalam kehidupan akademis maupun kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi dan rendahnya hasil belajar
siswa, termasuk di dalamnya faktor intern dan faktor ekstern. Faktor-faktor
tersebut sering kali menjadi penghambat dan pendukung keberhasilan siswa.
Gaya belajar dan motivasi berprestasi merupakan faktor intern yang
terdapat dalam diri siswa yang dapat mendukung prestasi belajarnya. Gaya belajar
dan motivasi berprestasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah gaya belajar dan
motivasi berprestasi dalam kegiatan pembelajaran geografi. Apabila siswa
memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran geografi,
maka dapat diramalkan siswa tersebut akan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih
besar untuk memahami segala permasalahan yang ada dalam pelajaran geografi.
Siswa cenderung rajin mencari informasi dalam mempelajari geografi secara luas
dan mendalam. Begitu juga dengan gaya belajar, apabila guru menyesuaikan
metode belajarnya dengan gaya belajar siswa, kemungkinan siswa akan
mendapatkan hasil belajar geografi yang optimal. Siswa akan dengan mudah
menyerap, memahami dan mengolah segala informasi dalam pembelajaran
geografi dengan baik.
Uraian di atas dapat digunakan sebagai arahan berpikir, bahwa antara gaya
belajar dan motivasi berprestasi siswa secara bersama-sama terdapat pengaruh
terhadap hasil belajar geografi. Gaya belajar (X1) dan motivasi berprestasi (X2)
merupakan variabel bebas yang mempengaruhi hasil belajar materi lingkungan
hidup (Y) siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir
Keterangan : : Pengaruh parsial
: Pengaruh simultan
D. Hipotesis
1. Ada perbedaan pengaruh antara gaya belajar terhadap hasil belajar materi
lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012.
2. Ada pengaruh yang positif antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar
materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun
Ajaran 2011/2012.
3. Terdapat pengaruh secara bersama-sama antara gaya belajar dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS
SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Hasil Belajar Siswa (Y) Motivasi Berprestasi
(X2)
Gaya Belajar
(X1)
46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Al Islam 1 Surakarta dengan subjek
penelitian siswa kelas XI IPS Tahun Ajaran 2011/2012. Latar belakang
pengambilan tempat ini berdasarkan kemudahan akses penggalian informasi,
mengingat kedekatan hubungan peneliti dengan SMA Al Islam 1 Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
Jenis Kegiatan Tahun 2012 Bulan ke -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. Penulisan Proposal Penelitian 2. Penulisan Instrumen Penelitian 3. Pengumpulan Data 4. Analisis Data 5. Penulisan Laporan Penelitian
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto, karena dalam penelitian
ini tidak dibuat perlakuan terhadap variabelnya, tetapi hanya mengungkap fakta
berdasarkan gejala yang telah ada pada diri responden. Analisis dalam penelitian
ini menggunakan analisis statistik yaitu menggunakan angka-angka untuk
menyimpulkan hasil penelitian.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas XI IPS
SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, yaitu berjumlah 176 siswa.
Untuk lebih jelasnya jumlah populasi dapat dilihat dalam tabel berikut :
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 3.2. Jumlah Siswa Kelas XI IPS SMA Al Islam I Surakarta
No Kelas Jumlah Siswa Nilai Rata-Rata
Kelas 1 XI IPS 1 36 orang 76,86 2 XI IPS 2 39 orang 75,91 3 XI IPS 3 39 orang 64,78 4 XI IPS 4 33 orang 67,26 5 XI IPS 5 29 orang 74,80 Jumlah 176 orang
Sumber: Siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta
Pemilihan kelas XI sebagai populasi dengan pertimbangan bahwa untuk
kelas X, siswa baru saja memasuki jenjang pendidikan SMA yang masih
memerlukan penyesuaian lingkungan belajar, sedang untuk kelas XII, tidak
digunakan dengan pertimbangan baru saja naik kelas XII yang penyesuaian
lingkungan belajar masih relative pendek. Untuk itu dipilih siswa kelas XI dengan
pertimbangan penyesuaian lingkungan belajarnya relatif lama.
2. Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan Nonprobability Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sedangkan teknik
pengambilan sampelnya menggunakan pengambilan sampel acak (random
sampling) dengan kriteria sebagai berikut :
a. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk materi pelajaran Geografi
adalah 74. Pengambilan sampel dilakukan pada kelas XI IPS 3 dan XI IPS 4
karena pada kelas tersebut telah diketahui bahwa pada kelas XI IPS 3 dan XI
IPS 4 nilai rata-rata kelas dibawah 74.
b. Pada kelas XI IPS 3 dan XI IPS 4 tersebut masih terdapat nilai ulangan yang
rendah dan beberapa siswa harus mengikuti remidial (perbaikan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat
yaitu :
a. Variabel Bebas
1) Gaya Belajar
a) Definisi Konseptual
Gaya belajar adalah kombinasi antara menyerap, kemudian
mengatur, serta mengolah informasi. Gaya belajar yang khas setiap
individu yang dijumpai dalam Quantum Learning maupun Quantum
Teaching yang ditulis oleh Bobbi De Porter dan Mike Hernacki (2003)
yang bersumber dari gaya belajar VAK (visual, auditorial, and kinesthetic)
(Suyono, 2011:148-153).
b) Definisi Operasional
Gaya belajar adalah karakteristik belajar seseorang atau cara
tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah
informasi dari luar dirinya.
c) Indikator Gaya Belajar adalah sebagai berikut :
Gaya belajar siswa terdiri dari 3 kategori yaitu: gaya belajar visual,
gaya belajar auditorial dan gaya belajar kinestik.
2) Motivasi Berprestasi
a) Definisi Konseptual
Motivasi berprestasi (achievement motivation) adalah daya
penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi setinggi
mungkin demi penghargaan kepada diri sendiri (Winkel,1996:69).
b) Definisi Operasional
Motivasi berprestasi merupakan motivasi tertinggi dalam belajar
dan bentuk peningkatan (intensifikasi) dari motivasi intrinsik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
c) Indikator motivasi berprestasi adalah sebagai berikut :
Motivasi berprestasi terdiri dari 3 kategori yaitu: kebutuhan,
dorongan nafsu dan tujuan.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar
1) Definisi Konseptual
Hasil belajar adalah bukti keberhasilan yang dicapai, proses belajar
yang dialami siswa menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang
pengetahuan atau pemahaman, ketrampilan nilai dan sikap, adanya
perubahan itu tampak dari jawaban yang dihasilkan oleh siswa terhadap
pertanyaan (persoalan) atau tugas yang diberikan oleh guru, setiap
kegiatan pembelajaran menghasilkan suatu perubahan yaitu hasil belajar
atau prestasi belajar (Winkel,2002: 102).
2) Definisi Operasional
Hasil belajar merupakan nilai mata pelajaran geografi yang
diambil dari nilai materi lingkungan hidup semester dua kelas XI IPS
SMA Al Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
3) Indikator hasil belajar adalah sebagai berikut :
Nilai rata - rata ulangan harian, praktek dan tugas mata pelajaran
geografi materi lingkungan hidup semester dua kelas XI IPS SMA Al
Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara bagaimana dapat diperolehnya
data mengenai variabel-variabel tertentu. Perolehan data dalam penelitian ini
menggunakan metode:
a. Angket (kuesioner)
Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah angket tertutup yang
terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai
pilihan. Dalam menyusun angket, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut ;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Menyusun angket
1) Menetapkan tujuan
Dalam penelitian ini angket sebagai teknik dalam memperoleh data
mengenai gaya belajar dan motivasi berprestasi siswa di SMA Al Islam 1
Surakarta.
2) Merumuskan aspek-aspek yang akan diungkapkan
Untuk memperjelas mengenai data yang diperlukan guna membuktikan
kebenaran hipotesis, maka harus dilakukan spesifikasi variabel-
variabelnya, yaitu dengan merinci variabel menjadi sub variabel dan
kemudian dibuat item-item pertanyaan.
3) Menetapkan bentuk angket
Bentuk pertanyaan yang dipilih dalam angket ini yaitu pilihan ganda
4) Penyusunan angket
Setelah ketiga langkah tersebut diatas selesai dilakukan langkah
berikutnya adalah menyusun angket dengan membuat item-item
pertanyaan.
5) Menetapkan skor
Setiap item pertanyaan disertai lima alternatif jawaban. Skala penilaiannya
menggunakan skala likert yang membuat penilaian sebagai berikut :
a) Untuk pertanyaan bentuk positif masing-masing jawaban :
(1) Sangat Setuju : (A) nilai skala 5
(2) Setuju : (B) nilai skala 4
(3) Ragu-ragu : (C) nilai skala 3
(4) Kurang Setuju : (D) nilai skala 2
(5) Tidak Setuju : (E) nilai skala 1
b) Untuk pertanyaan bentuk negatif masing-masing jawaban :
(1) Sangat Setuju : (A) nilai skala 1
(2) Setuju : (B) nilai skala 2
(3) Ragu-ragu : (C) nilai skala 3
(4) Kurang Setuju : (D) nilai skala 4
(5) Tidak Setuju : (E) nilai skala 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Dalam penelitian ini hanya menggunakan skala penilaian untuk setiap
pertanyaan yang berbentuk positif, sedangkan pertanyaan yang berbentuk
negatif tidak digunakan. Hal ini disebabkan indikator variabel yang
digunakan sangat mendukung (positif) bagi setiap item pertanyaan yang
dijawab oleh responden.
b. Uji coba angket
Instrumen gaya belajar dan motivasi berprestasi sebelum dipergunakan perlu
diuji kelayakannya sebagai pengumpul data. Terdapat dua hal pokok yang
berkaitan dengan pengujian instrumen yaitu kesahihan (validitas) dan
keajegan (reliabilitas). Dalam penelitian ini untuk uji coba instrument
dilakukan terhadap 20 siswa menjadi populasi, yaitu siswa kelas XI IPS 1, ini
berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 210) yang menyatakan
ba memang diambilkan
Adapun tujuan dari uji coba
angket adalah :
1) Untuk menghindari pertanyaan yang kurang jelas maksudnya.
2) Untuk merevisi item-item yang mempunyai daya ukuran rendah
3) Untuk menambah atau mengurangi item yang tidak relevan dengan tujuan
penelitian.
c. Memperbanyak angket
Setelah langkah-langkah tersebut diatas terlaksana dan dapat menghasilkan
alat ukur yang baik, selanjutnya angket mulai disebarkan pada sampel
penelitian yang sesungguhnya dan kemudian kembali untuk memperoleh data
yang dibutuhkan. Untuk itu angket sebagai alat pengumpul data harus
memiliki dua persyaratan penting yaitu :
1) Validitas instrumen
Untuk menguji validitas tersebut maka dihitung korelasi product moment
dengan menggunakan rumus Pearson :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2222yyNxN
yxxyNrxy
x
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara item (X) dengan skor total x = Skor jawaban setiap item y = Skor total N = Jumlah pasangan pengamatan x dan y xy = Jumlah hasil perkalian variabel x dan y
x = Jumlah pengamatan variabel x
y = Jumlah pengamatan variabel y 2x = Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel x 2y = Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel y
2x = Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel x
2y = Jumlah kuarat dari jumlah pengamatan variabel y
(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)
Nilai rxy yang diperoleh dikaitkan dengan tabel r, bila rxy < nilai r tabel,
maka butir kuesioner gugur. Bila rxy > nilai r tabel, maka butir kuesioner
dinyatakan valid.
2) Reliabilitas instrumen
Untuk mengukur tingkat reliabilitas daftar pertanyaan yang digunakan
untuk mencari data dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan dengan
menggunakan koefisien reliabilitas (Coefficient of Relibility). Pada
penelitian ini nilai koefisien reliabilitas dilihat dengan menggunakan
Cronbach Alpha, yang besarnya dapat dihitung dengan menggunakan
komputer program SPSS.Nilai koefisien reliabilitas berkisar antara 0
sampai dengan 1. Bila nilai koefisien tersebut mendekati 1 berarti
menunjukkan bahwa daftar pertanyaan tersebut semakin reliabel. Pada
penelitian ini penulis menggunakan reliabilitas dengan rumus Alpha
Cronbrach ( ). Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila mempunyai
nilai alpha lebih besar daripada 0,6. Untuk mengujinya digunakan alpha
cronbach dengan rumus sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Keterangan :
k = banyaknya belahan tes
sj2
sx2 = varians skor tes
b. Dokumentasi
Data yang diperoleh dari dokumentasi ini adalah data tentang nilai hasil
belajar siswa dan data jumlah siswa kelas XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta.
Adapun daftar nilai siswa XI IPS SMA Al Islam 1 Surakarta selengkapnya dapat
dilihat pada lampiran II.
E. Teknik Analisis Data
Untuk memberikan gambaran mengenai hasil pengukuran terhadap ketiga
variabel, yakni gaya belajar, motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa disajikan
melalui analisis deskriptif. Besaran statistik besaran statistik deskriptif antara lain
rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (mode), simpangan
baku (standard deviation). Disamping itu data setiap variabel penelitian
ditampilkan dalam bentuk distribusi normal.
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menyajikan tabel
distribusi frekuensi adalah sebagai berikut :
a) Menghitung Jumlah Kelas Interval
Dalam menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus Sturgess yaitu:
K = 1 + 3,3 log n
Dimana:
K = Jumlah kelas interval
n = Jumlah data observasi atau responden
log n = Logaritma
b) Menentukan Rentang Data
Yaitu data terbesar dikurangi data terkecil kemudian ditambah 1
c) Menghitung Panjang Kelas = Rentang kelas dibagi jumlah kelas
2x
2j
s
s 1
1kk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Selanjutnya, untuk mengantisipasi masalah adanya nilai yang sama masuk
kedalam interval yang berbeda maka dilakukan modifikasi batas kelas bawah dari
tabel frekuensi tersebut, yaitu dengan menetapkan batas kelas bawah adalah skor
terendah dikurangi 0,5.
Selanjutnya menentukan kecenderungan variabel, pengkategorian
dilaksanakan berdasarkan Mean Ideal dan Standart Deviation Ideal yang
diperoleh:
Mi = (skor tertinggi + skor terendah)
SDi = (skor tertinggi skor terendah)
Tingkat kecenderungan masing-masing variabel dikategorikan menjadi
empat macam dengan ketentuan sebagai berikut:
- Tinggi : (Mi + SDi) - Sedang : (Mi + SDi) > Mi - Kurang : Mi > SDi - Rendah : < SDi Sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis penelitian, teknik analisis
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi dan regresi ganda. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat. Untuk selanjutnya dilakukan pengujian pra syarat analisis meliputi:
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi,
variabel dependen, variabel independen atau keduanya memiliki distribusi
normal atau tidak. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis
distribusi normal, maka digunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness
of Fit Test terhadap masing-masing variabel.
b. Uji Linieritas
Uji Linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah antara variabel
bebas (X) sebagai prediktor dan variabel terikat (Y) mempunyai hubungan
linier atau tidak. Untuk mengetahui hal tersebut, kedua variabel harus di uji
dengan menggunakan Uji F pada taraf signifikansi 5% yang rumusnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Freg =
Keterangan:
Freg : Harga F garis regresi
N : Cacah Kasus
M : Cacah Prediktor
R² : Koefisien Kuadrat
Jika F hitung lebih kecil atau sama dengan F tabel bearti hubungan
kriterium dengan prediktor adalah hubungan linier. Jika F hitung lebih besar
dari F tabel berarti hubungan kriterium dengan prediktor adalah hubungan non
linier.
c. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel bebas. Dengan menggunakan analisis korelasi
Product Moment akan diperoleh harga interkorelasi antar variabel bebas. Jika
harga interkorelasi antar variabel bebas lebih kecil atau sama dengan 0,800
maka tidak terjadi multikolinieritas. Kesimpulanya jika terjadi
multikolinieritas antar variabel bebas maka uji regresi ganda tidak dapat
dilanjutkan. Akan tetapi jika tidak terjadi multikolinieritas antar variabel maka
uji regresi ganda dapat dilanjutkan. Rumus korelasi Product Moment dari
Pearson:
2222yyNxN
yxxyNrxy
x
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara item (X) dengan skor total x = Skor jawaban setiap item y = Skor total N = Jumlah pasangan pengamatan x dan y xy = Jumlah hasil perkalian variabel x dan y
x = Jumlah pengamatan variabel x
y = Jumlah pengamatan variabel y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2x = Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel x 2y = Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel y
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan jika data penelitian telah dianalisis
dan telah memenuhi uji normalitas, uji linieritas, dan uji multikolinieritas.
Pengujian hipotesis ini menggunakan analisis yaitu:
a. Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu untuk
mengetahui apakah ada hubungan antara gaya belajar terhadap hasil belajar
materi lingkungan hidup, dan hubungan antara motivasi berprestasi terhadap
hasil belajar materi lingkungan hidup.
Rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment pada taraf
signifikansi 5%. Rumus ini digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan
antara masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Untuk mengetahui
signifikasinya maka jika telah diperoleh rxy sebagai hasil r hitung kemudian
akan dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga
atau nilai r hitung sama atau lebih besar dari harga r tabel pada taraf
signifikansi 5% dengan N = 72 siswa (rhitung rtabel), maka koefisien korelasi
yang diuji adalah signifikan, namun jika sebaliknya r hitung lebih kecil dari
pada r tabel (rhitung < rtabel), maka koefisien korelasi yang diuji adalah tidak
signifikan. Adapun rumus dari korelasi Product Moment dari Pearson adalah
sebagai berikut:
2222yyNxN
yxxyNrxy
x
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara item (X) dengan skor total x = Skor jawaban setiap item y = Skor total N = Jumlah pasangan pengamatan x dan y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
xy = Jumlah hasil perkalian variabel x dan y x = Jumlah pengamatan variabel x
y = Jumlah pengamatan variabel y 2x = Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel x 2y = Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel y
b. Analisis Regresi Ganda dengan Variabel Dummy
Analisis ini dapat digunakan untuk menguji hipotesis ketiga. Langkah-
langkah yang harus ditempuh dalam analisis ini adalah sebagai berikut:
1) Mencari koefisian korelasi antar kriterium Y dengan X dan X
Menggunakan rumus R.K Sembiring sebagai berikut:
Keterangan :
R2 : Koefisien determinasi
JKR : Jumlah kuadrat regresi pada tabel anava
JKT : Jumlah kuadrat total pada tabel anava
2) Mencari persamaan garis regresi linear berganda dengan variabel dummy
diketahui variabel independen dummy gaya belajar ada 3 macam, dan
variabel independen motivasi berprestasi bukan dummy. Sehingga rumus
yang diperoleh 2 variabel independen dummy (3-1) dan 1 variabel
nondummy.
Rumus :
Dimana :
= Prediksi variable dependen (Hasil Belajar Siswa)
b0 = Konstanta regresi sampel
b1-3 = Koefisien regresi sampel masing-masing variabel
X1 = Gaya Belajar visual
X2 = Gaya Belajar Auditorial
X4 = motivasi berprestasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3) Keberartian regresi ganda diuji dengan mencari harga F dengan
rumus sebagai berikut :
Keterangan:
F : Harga F garis regresi
RKR : Rerata kuadrat regresi pada tabel anava (=JKR/k)
RKS : Rerata kuadrat sisa pada tabel anava(=JKS/(n-k-1)
k : Banyaknya variabel independen
n : Banyak sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini dipaparkan sejumlah data dari lapangan yang telah
diperoleh di SMA Al Islam 1 Surakarta. Data deskripsi sekolah diperoleh melalui
melalui wawancara, observasi, dan hasil deskripsi (dokumen). Data kuantitatif
yang berupa Gaya Belajar (X1), Motivasi Berprestasi (X2) dan Hasil Belajar (Y)
diperoleh dengan menggunakan instrument berupa angket.
A. Deskrispi Sekolah
1. Sejarah SMA Al-Islam 1 Surakarta
SMA Al-Islam 1 Surakarta merupakan lembaga pendidikan yang
memiliki rangkaian sejarah yang panjang. Diawali dari berdirinya Perguruan
Al Islam pada tanggal 27 Ramadhan 1346 H atau bertepatan dengan tanggal
21 Maret 1928 M yang dirintis dan dipelopori oleh KH. Imam Ghozali,
ekah Arab Saudi. Beliau lahir di Turen,
Weru, Sukoharjo pada tahun 1898 M. Beliau mendirikan Al-Islam bersama
KH. Abdussomad, K. Abdu Manaf, dan pendiri lainnya yang semuanya
merupakan alumnus Pondok Jamsaren. Pada mulanya berupa Madrasah Diinul
Islam yang hanya mengajarkan pendidikan agama Islam, kemudian
berkembang menjadi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan
Madrasah Aliyah.
Dalam Kongres Pendidikan Islam di Surakarta tahun 1948,
diamanatkan untuk memasukkan pelajaran umum dalam kurikulum Madrasah,
kemudian atas prakarsa K. M. Makmuri disusunlah kurikulum seperti yang
dimaksud, sehingga MA Al Islam yang semula masa belajarnya 2 tahun
menjadi 3 tahun karena adanya tambahan pelajaran umum yang sama dengan
SMA.
Mereka beritikad dan berikhtiar untuk memperbaiki kondisi umat yang
saat itu banyak mengalami perpecahan, dengan cara menggalangkan dakwah
dan pendidikan secara terpadu yang merupakan perpaduan antara pondok
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
pesantren dengan pendidikan madrasah. Hal tersebut dilakukan agar umat
Islam kembali kepada tuntunan Al-Quran dan As-Sunah.
Pada tahun 1967 ada hal monumental bagi perguruan Al Islam, yaitu
adanya keinginan pemerintah untuk mengadopsi MTs Al Islam dan MA Al
Islam menjadi madrasah negeri percontohan. Setelah melalui berbagai
pertimbangan, akhirnya Pengurus Besar Perguruan Al Islam menyetujui dan
MTs Al Islam maupun MA Al Islam menjadi Pilot Project yang dinegerikan
oleh pemerintah, kemudian terbitlah SK Menag RI Nomor 80 tahun 1967
tentang berdirinya MTsAIN dan MAAIN atau sekarang bernama MTsN dan
MAN yang pertama kali di Indonesia. Dengan demikian embrio atau cikal
bakal MTsN dan MAN yang sekarang bertebaran di seluruh Indonesia
awalnya dari MTs Al Islam dan MA Al Islam Surakarta.
Pada mulanya, lokasi MAAIN masih mendompleng di MA Al Islam
dan siswanya diambilkan dari sebagian siswa Al Islam, dengan demikian di
dalam satu lokasi di Jl. Honggowongso terdapat tiga lembaga pendidikan yaitu
MA Al Islam yang dipimpin oleh KH. Musthofa, SMA Al Islam di bawah
pimpinan H. A. Ruslan, dan MAAIN dengan Kepala Sekolah K. Muh
Makmuri. Hal ini berlangsung selama 10 tahun, dan pada tanggal 10 Mei
1977, MAAIN Surakarta pindah dan menempati lokasi baru di Jl. Pemuda No.
25 Bonoloyo Kadipiro Surakarta hingga sekarang.
Pada tahun 1939, Al-Islam bersama lembaga-lembaga lainnya
pengurus pusat Al-Islam membentuk Yayasan Perguruan Al-Islam yang masih
berlanjut hingga sekarang. Pada awalnya, SMA Al-Islam 1 merupakan
Madrasah Kulliyat, yang kemudian berkembang menjadi Madrasah
Tsanawiyah/Madrasah Aliyah yang dipimpin oleh Kyai Makmuri (Kepala
SMA Al-Islam 1), dan lokasinya di pindah ke kompleks Masjid At-Taqwa
yang merupakan tanah wakaf dari R. M. Mangkutaruna tahun 1939.
Kyai Makmuri kemudian mengalihkan kepemimpinannya kepada Kyai
Mustafa, sedangkan beliau menjadi pemimpin di madrasah aliyah negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
sampai dengan wafatnya (tahun 1977). Pada periode itulah mulai berkembang
SMA Al-Islam, dan telah terdaftar di Depag dan Depdikbud.
Setelah melewati masa perintis, kepercayaan masyarakat kepada SMA
Al-Islam semakin bertambah. Siswa baru yang mendaftar di SMA ini pun
bertambah, sehingga pada kelanjutannya sekolah tersebut dibagi menjadi dua,
yakni SMA dan Aliyah.
Pelajaran agama di Al-Islam sendiri beracuan pada kitab-kitab
karangan Kyai Ghazali yang berjumlah 21 lebih, antara lain kitab Al-Islam
wal Muslimin, Al-Mamah, Al-Adab wal Akhlaq, dan sebagainya.
Perkembangan Al-Islam semakin maju. Maka, tidak diherankan jika status
SMA Al-Islam 1 yang pada tahun 1985 berstatus disamakan, berubah status
menjadi terakreditasi A pada tahun 2004.
2. Identitas Sekolah
a. Nama Yayasan : Yayasan Perguruan Al-Islam
b. Nama Sekolah : SMA Al-Islam 1 Surakarta
c. Persetujuan Berdiri : 26 April 1966
d. No. Data Sekolah/NDS : C.35054011
e. No. Statistik Sekolah/NSS : 303036101015
f. Status Sekolah : Terakreditasi A SK BASN Provinsi
Jawa Tengah, Tanggal 29 September
2007
g. Alamat sekolah : Jl. Honggowongso No. 94 Surakarta
57149 Telp. (0271) 713342 Fax.
(0271)710883
3. Kondisi dan Lingkungan Sekolah
Lokasi SMA Al-Islam 1 Surakarta terletak di Jalan Honggowongso
No. 94 Surakarta, yang berbatasan dengan:
a. sebelah utara : Pasar Kembang
b. sebelah barat : Pemukiman penduduk
c. sebelah selatan : Jalan Muh. Yamin
d. sebelah timur : Jalan Honggowongso
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
4. Karakteristik Siswa
Siswa yang sekolah di SMA Al Islam 1 Surakarta merupakan siswa-
siwa pilihan karena mereka masuk ke SMA Al Islam 1 Surakarta harus
melalui seleksi. SMA Al Islam merupakan SMA yang yang berbasis Islam
dan sekolah yang mempunyai asrama bagi siswa-siswanya yang berasal dari
luar kota. SMA Al Islam lebih mengutamakan siswa-siswa yang berasal dari
SMP Al Islam karena untuk mempermudah dalam pelajaran yang berbasis
Tarikh / SKI dan Bahasa Arab. Total siswa dari kelas X, XI dan XII adalah
760 siswa, mereka ada yang tinggal di asrama dan ada pula yang di rumah.
Di lingkungan sekolah mereka diwajibkan memakai pakaian yang
islami, untuk siswa putra memakai celana panjang dengan model longgar dan
baju lengan pendek sedangkan untuk siswa putrid memakai rok panjang
lebar, baju lengan panjang menutup pinggul dan jilbab besar menutup dada.
Peraturan baku itu seringkali disalahgunakan oleh siswa, misalnya celana
panjang untuk siswa putra banyak yang dibuat model pensil sehingga kecil
dibagian bawah dan dilihat begitu mepet. Siswa putri juga tidak begitu jauh
baju yang seharusnya panjang seringkali tidak menutup pinggul dan jilbab
yang mereka gunakan hanya asal-asalan dan tidak memakai jilbab seragam
sekolah. Walaupun pelanggaran ini seringkali mendapat teguran dari guru
BK tetapi siswa-siswa sering kali mengiyakan didepan dan pelanggaran akan
tetap dilaksanakan apabila guru BK sudah tidak ada.
Masalah pelanggaran itu sering kali terlihat saat siswa masuk ke
sekolah pagi hari. Sebelum masuk kelas siswa diwajibkan memberikan salam
dan berjabat tangan dengan guru yang piket dipintu gerbang sekolah. Siswa
putra bersalaman dengan guru putra dan siswa putri bersalaman dengan guru
putri. Saat seperti inilah guru akan melihat ketertiban siswa. Apabila
melanggarakan diberi sanksi sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran.
Sanksi yang diberikan berupa teguran. shalat dhuha, membersikan taman,
menghafal surat dan berbahasa inggris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
5. Keterlibatan Organisasi Siswa
Sekolah mengadakan kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan
di luar jam pelajaran kurikuler dan jenis kegiatannya disesuaikan dengan
minat dan bakat siswa serta kemampuan sekolah. Tujuan kegiatan ekstra
kurikuler antara lain agar siswa dapat :
a) Mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diterima di sekolah
b) Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
c) Mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan ketrampilan
d) Mengenal hubungan antar mata pelajaran dalam kehidupan
Seluruh kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan SMA Al Islam
diupayakan dapat memncerminkan kegiatan yang islami. Sehingga apapun
jenis kegiatannya harus dapat menumbuhkan Ghiroh dan Kencitaan kepada
Allah dan Rasulullah serta Dinul Islam.
Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler yaitu :
a) Kepramukaan
c) Kerohanian
d) English Club
e) Arabic Club
f) Pecinta Alam (Jabal Thoriq)
g) Apresiasi Seni Islam
h) Jurnalistik
i) Olahraga Prestasi ( Karate, Basket, Sepak Bola dan Futsal)
j) Koperasi Islam
k) Patroli Keamanan Sekolah
l) Kelompok Ilmiah Remaja
m) Palang Merah Remaja
Siswa diwajibkan mengikuti salah satu ekstra kurikuler yang diminati
untuk mengembangkan bakat dan minat. Ekstra kurikuler dilaksanakan setiap
Sabtu dan Minggu jam 13.45 sampai 15.00
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
6. Sarana Prasaranan yang Dimililiki Sekolah
SMA Al Islam memiliki empat laboratorium yaitu IPS, Kimia, Biologi dan
Bahasa. Setiap laboratorium dilengkapi alat-alat yang mendukung proses KBM
tetapi peralatan yang dimiliki belum lengkap. Misalnya untuk laboratorium IPS
baru tersedia LCD, meja guru, rak buku dan peta. Saat siswa belajar di
laboratorium mereka diharuskan melepas sepatu karena didalam laboratorium
belum ada meja dan kursi, hanya sebuah karpet. Setiap kelas belum dilengkapi
LCD, apabila akan menggunaka LCD harus mengambil di ruang Wakasek Sarana
Prasarana dan itu harus rebutan karena yang memakai tidak hanya satu kelas saja
sedangkan ketersediaan LCD hanya terbatas.
Buku pendukung siswa di perpustakaan juga belum lengkap, sehingga
apabila siswa memerlukan buku tambahan untuk tugas harus mencari sumber
sendiri. Koneksi internet juga belum di seluruh sekolah terpasang, sehingga siswa
yang memerlukan koneksi internet harus mencari tempat-tempat yang sinyalnya
bagus.
7. Sikap Fisik Guru di depan Kelas
Selama proses KBM berlangsung, guru berdiri di depan kelas untuk
menyampaikan materi pelajaran, arah pandangan mata menyebar ke seluruh
kelas. Guru harus bisa mengelola kondisi kelas, harus memerhatikan volume
suara dan sesekali berkeliling mendekati siswa untuk mengontrol siswa,
selama pelajaran berlangsung.
Secara klasikal, guru masih menggunakan media white board dan
spidol, atau terkadang menggunakan bahan-bahan artikel dari media cetak
maupun media elektronik untuk menunjang proses pembelajaran. Penggunaan
media LCD belum maksimal karena jumlahnya yang masih terbatas.
Sedangkan secara individual, ada pelajaran tertentu yang menggunakan
media, seperti Biologi, Bahasa Inggris, dan Komputer di ruang laboratorium,
ruang perpustakaan, dan ruang multimedia.
Sistem kelas klasikal mebuat siswa jenuh dan tidak bisa
mengembangkan gaya belajar yang dimilikinya. Proses KBM hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
bersumber dari guru dan siswa hanya sebagai pendengar. Keadaan seperti itu
seringkali membuat siswa kurang hormat terhadap guru dan menganggap
guru sebagai teman.
B. Analisis Data
1. Uji Instrumen Penelitian
Responden dalam penelitian ini berjumlah 72 orang yang merupakan
siswa kelas XI IPS 3 dan XI IPS 4 SMA Al-Islam I Surakarta. Penelitian ini
terdiri dari dua variabel bebas yaitu Gaya Belajar (X1), Motivasi Berprestasi
(X2) dan variabel terikat yaitu Hasil Belajar (Y).
Penelitian ini mendiskripsikan dan menguji hubungan dari variabel
terikat, maka pada bagian ini akan disajikan analisis data dari masing-masing
variabel berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan. Angket sebagai
pengumpul data memiliki syarat sebagai berikut :
a. Uji Validitas Instrumen
Validitas dapat dihitung dengan rumus korelasi product moment
yang sudah tertulis dalam BAB III. Suatu butir dalam instrumen dikatakan
valid apabila r hitung lebih dari atau sama dengan 0,20. Butir-butir yang
digunakan dalam pengumpulan data adalah butir-butir yang sahih. Setelah
dikonsultasikan r hitung lebih dari atau sama dengan 0,20, terdapat butir
soal yang gugur, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1. Tabel butir soal angket yang gugur
Variabel Jumlah
Butir Awal Nomor Butir Gugur Jumlah Butir
Gugur Jumlah
Butir Valid
X1 30 1,6,11,12,23,24,25,26,28,29 10 20 X2 30 3,17,23,24 4 26
Sumber: Data primer
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa untuk angket variabel gaya
belajar (X1) dengan jumlah 30 butir soal diperoleh 20 butir valid dan 10
butir gugur atau tidak valid yaitu nomor 1,6,11,12,23,24,25,26,28,dan
29. Sedangkan angket motivasi berprestasi (X2) sebanyak 30 butir soal
diperoleh 26 butir valid dan 4 butir gugur atau tidak valid yaitu butir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
nomor 3,17,23,dan24. Butir-butir yang valid inilah yang digunakan
sebagai pengumpul data dalam penelitian ini, sedangkan butir yang tidak
valid / gugur tidak digunakan dalam penelitian. Perhitungan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran I.
b. Uji Reliabilitas
Selanjutnya hasil perhitungan yang diperoleh diinterpretasikan
dengan tabel pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien
korelasi sebagai berikut :
Tabel 4.2. Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas
No Interval Kriteria 1 2 3 4 5
Antara 0,800-1,000 Antara 0,600-0,800 Antara 0,400-0,600 Antara 0,200-0,400 Antara 0,000-0,200
Sangat Kuat Kuat
Sedang Rendah
Sangat Rendah Sumber : Sugiyono (2008)
Uji reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan software
SPSS for windows dengan uji keterandalan teknik Cronbach Alpha.
Adapun ringkasan hasil uji reliabilitas tersaji dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Reliablitas Interpretasi Gaya Belajar Motivasi Berprestasi
0,7099 0,8514
Kuat Sangat Kuat
Sumber: Data primer (lampiran IV)
Berdasarkan ringkasan hasil analisis hasil uji reliabilitas instrumen
dengan software SPSS for windows diatas dapat diketahui bahwa variabel
gaya belajar (X1) diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,7099 variabel ini
berada dalam kategori kuat, sedangkan untuk variabel motivasi berprestasi
(X2) diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,8514 variabel ini berada dalam
kategori sangat kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen untuk
masing-masing variabel dinyatakan reliabel untuk digunakan dalam
penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
2. Analisis Deskriptif
Hasil pengukuran terhadap ketiga variabel yakni disajikan melalui
analisis deskriptif dengan menggunakan rata-rata (mean), nilai tengah
(median), frekuensi terbanyak (mode), dan simpangan baku (standard
deviasion).
a. Variabel Gaya Belajar (X1)
Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel gaya belajar (X1)
diperoleh skor tertinggi sebesar 87 dan skor terendah yang diperoleh 43
dari skor tersebut diperoleh harga Mean (M) sebesar 70,5833 Median (Me)
sebesar 71, modus (Mo) sebesar 71, dan Standar Deviasi (SD) adalah
sebesar 8,2594.
Tabel 4.4. Distribusi skor gaya belajar
No. Klasifikasi Frekuensi Frekuensi Relatif %
1 Sangat tepat 28 38,89 2 Tepat (60 - < 73,3) 38 52,78 3 Kurang tepat (13,3 - < 60) 6 8,33 4 Tidak tepat (<13,3) 0 0,00
Jumlah 72 100 Sumber: Data primer (lampiran III)
Berdasarkan tabel 4.4 tersebut menunjukkan bahwa 38,89% berada
dalam kategori sangat tepat dengan jumlah frekuensi 28 siswa, 52,78%
berada dalam kategori tepat dengan jumlah frekuensi 38 siswa, dan 8,33%
berada dalam kategori kurang tepat dengan jumlah frekuensi 6 siswa. Jadi
sebagian besar (52,78%) gaya belajar siswa berada dalam kategori tepat.
Gaya belajar dibagi menjadi tiga macam, dengan perolehan data
sebagai berikut :
Tabel 4.5. Pembagian Gaya Belajar
Gaya Belajar Jumlah Persen (%)
Visual 10 13,9 %
Auditorial 20 27,8 %
Kinestetik 42 58,3 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
b. Variabel Motivasi Berprestasi (X2)
Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel motivasi
berprestasi (X2) diperoleh skor tertinggi sebesar 128 dan skor terendah
yang diperoleh 87 dari skor tersebut diperoleh harga Mean (M) sebesar
106,7778 Median (Me) sebesar 106,5, Modus (Mo) sebesar 102, dan
Standar Deviasi (SD) adalah sebesar 8,9225.
Tabel 4.6. Distribusi skor motivasi berprestasi
No. Klasifikasi Frekuensi Frekuensi Relatif %
1 Tinggi 95,3) 67 93,06 2 Sedang (78 - < 95,3) 5 6,94 3 Kurang (17,3 - < 78) 0 0,00 4 Rendah (<17,3) 0 0,00
Jumlah 72 100 Sumber: Data primer (lampiran III)
Berdasarkan tabel 4.5 tersebut menunjukkan bahwa 93,06% berada
dalam kategori tinggi dengan jumlah frekuensi 67 siswa, dan sisanya
6,94% berada dalam kategori sedang dengan jumlah frekuensi 5 siswa.
Jadi sebagian besar (93,06%) motivasi berprestasi siswa berada dalam
kategori tinggi.
c. Variabel Hasil Belajar (Y)
Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel hasil belajar (Y)
diperoleh skor tertinggi sebesar 85 dan skor terendah yang diperoleh 74
dari skor tersebut diperoleh harga Mean (M) sebesar 76,6667 Median (Me)
sebesar 76, modus (Mo) sebesar 74, dan Standar Deviasi (SD) adalah
sebesar 2,8876.
Tabel 4.7. Distribusi skor hasil belajar
No. Klasifikasi Frekuensi Frekuensi Relatif %
1 Sangat Kompeten 90,5) 0 0,00 2 Cukup Kompeten (79,5 - < 90,5) 10 13,89 3 Kompeten (11 - < 79,5) 62 86,11 4 Kurang Kompeten (<11) 0 0,00
Jumlah 72 100 Sumber: Data primer (lampiran III)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Berdasarkan tabel 4.7 tersebut menunjukkan bahwa 13,89% berada
dalam cukup kompeten dengan jumlah frekuensi 10 siswa, dan sisanya
86,11% berada dalam kategori kompeten dengan jumlah frekuensi 62
siswa. Jadi sebagian besar (86,11%) hasil belajar siswa berada dalam
kategori kompeten.
3. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan adalah korelasi dan regresi ganda, uji
pra syarat yang harus dilakukan yaitu :
1. Uji Normalitas
Pengujian sampel penelitian merupakan distribusi normal atau
tidak, maka digunakan pengujian Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit
Test. Apabila nilai Kolmogorov Smirnov Goodness of Fit Test lebih dari
0,05 (standart error), maka bisa dikatakan bahwa sampel penelitian
merupakan jenis distribusi normal.
Tabel 4.8. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Hasil Belajar Visual Auditorial Motivasi Kinestetik
N 72 72 72 72 72
Normal Parametersa,,b Mean 79.7063 .1389 .2778 3.5744 .5833
Std. Deviation 10.20186 .34826 .45105 .30133 .49647
Most Extreme Differences
Absolute .229 .516 .453 .108 .383
Positive .131 .516 .453 .108 .297
Negative -.229 -.345 -.269 -.073 -.383
Kolmogorov-Smirnov Z 1.941 4.379 3.846 .913 3.247
Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .375 .000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa variabel independen
motivasi berprestasi mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,375 nilai
tersebut > 0,05. Dengan demikian bahwa variabel tersebut memenuhi
kriteria normal. Sedangkan variabel gaya belajar yaitu visual, auditorial,
dan kinestetik mempunyai nilai probabilitas = 0,000 nilai tersebut < 0,05.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Karena ketiga variabel merupakan variabel dummy, maka asumsi
normalitas pada ketiga variabel tersebut diabaikan.
2. Uji Linearitas
Uji Anova atau F test didapat nilai f-hitung sebesar 6.489 dengan
nilai probabilitas nilai signifikansi 0,001. Oleh karena nilai signifikansi ini
lebih kecil dari 0,05, berarti ketiga variabel mempunyai pengaruh simultan
yang signifikan terhadap Y.
Tabel 4.9 Uji Anova
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1644.659 3 548.220 6.489 .001a
Residual 5744.881 68 84.484 Total 7389.540 71
a. Predictors: (Constant), motivasi, auditorial, visual
b. Dependent Variable: hasil belajar
3. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.10. Uji Multikolinieritas
Correlations
hasil belajar visual auditorial motivasi Kinestetik
hasil belajar
Pearson Correlation 1 -.341** .313** .223 -.045
Sig. (2-tailed) .003 .007 .060 .708
N 72 72 72 72 72
visual Pearson Correlation -.341** 1 -.249* .044 -.475**
Sig. (2-tailed) .003 .035 .716 .000
N 72 72 72 72 72
auditorial
Pearson Correlation .313** -.249* 1 .043 -.734**
Sig. (2-tailed) .007 .035 .722 .000
N 72 72 72 72 72
motivasi Pearson Correlation .223 .044 .043 1 -.069
Sig. (2-tailed) .060 .716 .722 .563
N 72 72 72 72 72
kinestetik
Pearson Correlation -.045 -.475** -.734** -.069 1
Sig. (2-tailed) .708 .000 .000 .563 N 72 72 72 72 72
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen dengan
menganalisis besarnya hubungan antar variabel independen. Multikolinear
terjadi jika nilai korelasi antar variabel independen lebih dari 0.8.
Hasil uji multikolinieritas antar variabel menunjukkan bahwa
seluruh interkorelasi antar variabel bebas tidak ada yang melebihi 0,800.
Dengan demikian, tidak terjadi multikolinieritas antar variabel sehingga
analisis regresi ganda dapat dilanjutkan.
C. Pembahasan Hasil Analisis Data
Pembahasan hasil penelitian pada sub bab ini adalah pembahasan hipotesis
yang terdapat pada bab II (Kajian teori) dan dapat dilakukan apabila telah
memenuhi uji normalitas, uji lineritas dan uji multikolineritas.
1. Hipotesis Pertama
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan
antara gaya belajar (X ) yang terdiri dari tiga macam yaitu visual, auditorial
dan kinestetik terhadap hasil belajar (Y). Berdasarkan rumus variabel dummy,
maka gaya belajar yang dimasukkan ke dalam analisis regresi hanya dua
variabel yaitu gaya belajar visual dan gaya belajar auditorial. Adapun hasil
perhitungan menggunakan korelasi Product Moment diperoleh harga koefisien
t hitung melalui program SPSS for Windows dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.11. Ringkasan hasil analisis uji t
Gaya
Belajar
Korelasi Uji t Kesimpulan
Correlation Probabilitas T Probabilitas
Visual -0,341 0,003 -2,657 0,010 Negatif Signifikan
Auditorial 0,313 0,007 2,080 0,041 Positif Signifikan
Kinestetik -0,45 0.708 - - Negatif Signifikan
Sumber : Data primer (lampiran V)
Dari hasil analisis dengan menggunakan korelasi Product Moment
diperoleh harga koefisien t hitung sebesar -2.657 dan 2.080. Kemudian hasil
tersebut dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf signifikansi 5% untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
menguji taraf signifikansi korelasinya. Harga koefisien korelasi pada t tabel
pada taraf signifikansi 5% dan N=69 adalah 1,9960.
Gaya belajar visual dan gaya belajar auditorial berpengaruh, maka
gaya belajar kinestetik juga berpengaruh. Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa
gaya belajar visual berpengaruh negatif dan gaya belajar auditorial
berpengaruh positif. Gaya belajar kinestetik berpengaruh tetapi belum bisa
dipastikan gaya belajar tersebut berpengaruh positif atau negatif. Gaya belajar
kinestetik berpengaruh negatif apabila ada korelasi negatif antara gaya belajar
kinestetik dengan hasil belajar. Gaya belajar siswa yang sangat tepat/sesuai,
maka akan memperoleh hasil belajar geografi yang tinggi pula.
Keefe and Ferrel
belajar adalah sebuah teori yang mengkombinasikan kegiatan intenal dan
eksternal yang berasal dari karakteristik biologi bawaan, perseorangan dan
Mengetahui gaya belajar siswa membantu guru untuk dapat mendekati
semua atau hampir semua murid hanya dengan menyampaikan informasi
dengan gaya yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan gaya belajar siswa.
Sehingga menyesuaikan gaya belajar siswa dapat meningkatkan hasil
belajarnya. Hal ini didukung oleh pendapat Bobbi DePotter dan Hernacki
(2000:110) yang menyebutkan bahwa mengetahui gaya belajar yang berbeda
telah membantu para siswa, dengan demikian akan memberi persepsi yang
positif bagi siswa tentang cara guru mengajar.
Konsep dari gaya belajar adalah diferensiasi individu dalam belajar
yang berdasarkan cara yang dipilih oleh individu untuk dipakai pada fase yang
berbeda dalam siklus belajar. Tiap individu memiliki gaya belajar yang
mendominasi yang berbeda-beda satu sama lain, ini disebabkan perbedaan
faktor hereditas, pengalaman, dan juga bergantung pada lingkungan.
Pemakaian gaya belajar oleh individu sebenarnya merupakan sarana untuk
menfasilitasi agar belajar dapat mencapai tujuannya, yaitu perubahan, maka
setiap individu mempunyai cara tersendiri yang dipilih sesuai dengan dirinya,
informasi dari luar dirinya dapat diserap, diolah dan diorganisirkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
baik. Sehingga perbedaan gaya belajar yang dipilih individu menunjukkan
cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu bisa menyerap sebuah informasi
dari luar dirinya. Dan pada akhirnya dapat mencapai hasil belajar yang
optimal.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai rata-rata
pencapaian hasil belajar geografi berdasarkan gaya belajar. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada gaya belajar siswa tertentu yang mendominasi tingkat
hasil belajar geografi khusunya pada materi lingkungan hidup.
2. Hipotesis Kedua
Tabel 4.12. Ringkasan hasil analisis korelasi antara variabel bebas dengan
variabel terikat
Variabel T Probabilitas Kesimpulan Motivasi Berprestasi
2,108 0.039 Positif - Signifikan
Sumber : Data primer (lampiran V)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang positif dan
signifikan antara motivasi berprestasi terhadap hasil belajar. Dari hasil analisis
dengan menggunakan korelasi Product Moment diperoleh harga koefisien t
hitung sebesar 2.108. Kemudian hasil tersebut dikonsultasikan dengan t tabel
pada taraf signifikansi 5% untuk menguji taraf signifikansi korelasinya. Harga
koefisien korelasi pada t tabel pada taraf signifikansi 5% dan N=69 adalah
1,9960. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif
dan signifikan sehingga jika motivasi berprestasi siswa tinggi maka akan
memperoleh hasil belajar geografi yang tinggi pula.
Motivasi berprestasi merupakan motivasi yang berdasarkan pada
standar keunggulan hal ini ditandai oleh siswa untuk mendapatkan nilai yang
lebih baik, baik dari teman-temannya maupun dari yang pernah diraihnya. Hal
ini sejalan dengan Mc Clelland yang mengemukakan adanya pola motivasi
Hasibuan (1997: 97) untuk siswa yaitu Achievement Motivation dan
Competence Motivation karena adanya dorongan untuk mengalahkan suatu
tantangan berprestasi di kelas dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
dalam beraktualisasi melalui prestasi belajar. Sehingga dapat diambil
keputusan bahwa motivasi berprestasi yang tinggi akan memperoleh prestasi
yang tinggi.
3. Hipotesis Ketiga
Tabel 4.13 Hasil pengujian secara bersama-sama (uji anova)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1644.659 3 548.220 6.489 .001a
Residual 5744.881 68 84.484 Total 7389.540 71
a. Predictors: (Constant), motivasi, auditorial, visual
b. Dependent Variable: hasil belajar
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan
antara gaya belajar dengan motivasi berprestasi secara bersama-sama terhadap
hasil belajar materi lingkungan hidup pelajaran geografi siswa kelas XI IPS 3
dan XI IPS 4 SMA Al Islam I Surakarta.
Perhitungannya menggunakan SPSS For Windows dengan
menggunakan analisis regresi ganda. Analisis regresi ganda dapat dilakukan
dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
1) Persamaan Regresi dengan variabel dummy
Tabel 4.14 Variabel dummy
Keterangan X1 X2 Gaya belajar visual 1 0 Gaya belajar auditorial 0 1 Gaya belajar kinestetik 0 0
2) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi menunjukkan tingkat ketepatan garis regresi. Garis
regresi yang digunakan untuk menjelaskan proporsi dari ragam hasil
belajar materi lingkungan hidup (Y) yang diterangkan oleh variabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
independennya. Berdasarkan analisis dengan program SPSS fo windows,
menunjukkan R2 sebesar 0,223.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .472a .223 .188 9.19149
a. Predictors: (Constant), motivasi, auditorial, visual
Nilai tersebut berarti 22,3% perubahan pada variabel hasil belajar materi
lingkungan hidup (Y) dapat diterangkan oleh variabel gaya belajar dan
motivasi berprestasi siswa di SMA Al-Islam I Surakarta termasuk kecil
masih banyak variabel-variabel lain yang kontribusinya lebih besar, tetapi
tidak diperhitungkan dalam penelitian ini.
3) Pengujian Signifikansi Korelasi Berganda dengan Uji F
Pengujian signifikansi bertujuan untuk mengetahui signifikansi korelasi
gaya belajar (X ) dan motivasi berprestasi (X ) secara bersama-sama
terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup pada siswa IPS kelas X. Uji
signifikansi menggunakan uji F. Berdasarkan hasil uji, diperoleh nilai F
tabel sebesar 2,35 pada taraf signifikansi 5% maka diperoleh F hitung
6,489. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh antara gaya belajar (X ) dan
motivasi berprestasi (X ) secara bersama-sama terhadap hasil belajar
materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta.
4) Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 52.109 12.986 4.013 .000
Visual -8.605 3.239 -.294 -2.657 .010
Auditorial 5.203 2.501 .230 2.080 .041
Motivasi 7.651 3.629 .226 2.108 .039
a. Dependent Variable: hasil belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Persamaan garis regresi dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut :
Keterangan :
X1 = Gaya belajar visual
X2 = Gaya belajar auditorial
X4 = Motivasi berprestasi
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa konstanta sebesar 52,109 berarti
jika tidak ada gaya belajar visual dan gaya belajar auditorial, tidak ada
motivasi berprestasi, dan gaya belajar semuanya dari gaya belajar
kinestetik (X semuanya 0), maka hasil belajar adalah 52,109.
Koefisien X1 sebesar - 8,605, ini berarti secara rata-rata, dengan gaya
belajar visual hasil belajarnya - 8,605 lebih kecil dibandingkan gaya
belajar kinestetik.
Koefisien X2 sebesar 5,203, ini berarti secara rata-rata, dengan gaya
belajar auditorial hasil belajarnya 5,203 lebih besar dibandingkan gaya
belajar kinestetik.
Koefisien X4 sebesar 7,651 yang berarti setiap penambahan satu motivasi
berprestasi (X4) akan menaikkan hasil belajar sebanyak 7,651.
Dari keterangan diatas, terlihat bahwa gaya belajar auditorial ternyata
adalah gaya belajar yang paling baik dipakai siswa. Sehingga untuk
meningkatkan hasil belajar bisa difokuskan pada gaya belajar auditorial. Guru
bisa memberikan pembelajaran yang bersifat auditorial. Siswa sering diajak
diskusi dan menyampaikan pendapat. Sehingga guru tidak hanya sebagai
sumber pembelajaran yang ada disekolah. Siswa dengan gaya belajar
auditorial akan menyerap semua informasi melalui pendengaran, baru
kemudian bisa mengingat dan memahami informasi yang disampaikan oleh
guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil analisis data, maka
dapat disimpulkan sebagai bearikut:
1. Ada perbedaan pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar materi lingkungan
hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Hasil belajar dengan gaya belajar auditorial lebih baik dari hasil belajar
dengan gaya belajar kinestetik, hasil belajar dengan gaya belajar visual lebih
jelek dari hasil belajar dengan gaya belajar kinestetik, hasil belajar dengan
gaya belajar auditoial lebih baik dari gaya belajar kinestetik dan hasil belajar
dengan gaya belajar visual.
2. Motivasi berprestasi berpengaruh positif terhadap hasil belajar materi
lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012, hal ini dibuktikan dengan koefisien t hitung bernilai positif yaitu
sebesar 2,108 lebih besar dari nilai t tabel dengan taraf signifikasi 5% dan N =
69 adalah 1,9960.
3. Gaya belajar dan motivasi berprestasi berpengaruh signifikan secara bersama-
sama terhadap hasil belajar materi lingkungan hidup siswa kelas XI IPS SMA
AL Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan dengan
nilai uji F pada anova sebesar 6,489 dengan nilai probabilitas = 0,000. Nilai
probabilitas = 0,000 < 0,05 artinya variabel independen berpengaruh
signifikan secara bersama-sama terhadap dependen.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat diambil implikasi
sebagai berikut :
1. Gaya belajar sangat penting bagi siswa karena gaya belajar akan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Apabila siswa sudah mempunyai
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
satu gaya belajar yang terbiasa dilakukan, maka hal tersebut akan
mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa.
2. Motivasi berprestasi siswa mempunyai pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap hasil belajar siswa. Motivasi berprestasi sangat perlu
diperhatikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Gaya belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil belajar siswa. Gaya
belajar dan motivasi berprestasi secara bersama-sama sangat perlu
diperhatikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Guru memperhatikan gaya belajar siswa dan guru bisa memotivasi siswa
agar mempunyai motivasi yang tinggi. Agar siswa lebih termotivasi lagi,
maka guru juga saat memberikan nilai harus sama rata.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Pihak Sekolah dan Guru
a. Bagi pihak sekolah
Hasil belajar mata pelajaran geografi dapat meningkat, yaitu dengan
menciptakan hal-hal yang berkaitan dengan motivasi berprestasi siswa
agar siswa termotivasi dalam belajar baik dari dalam maupun dari luar diri
siswa seperti dengan metode mengajar guru yang bervariasi, dengan
praktek lapangan, contohnya guru menunjukkan lingkungan hidup di
sekitar sekolah, karena semakin tinggi motivasi berprestasi siswa akan
semakin tinggi pula hasil belajarnya.
b. Bagi pihak Guru
Guru senantiasa menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kegiatan
belajar mengajar geografi sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam hal
belajar. Guru bisa memberikan bimbingan dan pelayanan sesuai dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
gaya belajar siswa agar menerapkan gaya belajar yang sesuai dengan
keinginannya sehingga meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
2. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini memberikan informasi bahwa ada pengaruh antara gaya
belajar dan motivasi berprestasi dengan hasil belajar materi lingkungan hidup
siswa kelas XI IPS SMA Al-Islam I Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012
sebesar 22,3%. Hasil tersebut menunjukkan hasil belajar mata pelajaran
geografi khususnya materi lingkungan hidup masih dipengaruhi oleh variabel
lain, diharapkan dalam penelitian selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan hasil belajar tersebut selain yang diteliti dalam
penelitian ini. Agar dapat diperoleh kajian yang komprehensif dalam upaya
peningkatan motivasi berprestasi dan hasil belajar siswa kearah yang lebih
baik.