176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

download 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

of 26

Transcript of 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    1/26

    1

    PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERAN ORANGTUA

    DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMU TARAKANITA I

    Sr. Yustiana Wiwiek Iswanti CB

    Dosen Akademi Sekretari/LPK Tarakanita, E-mail: [email protected]

    Abstract

    The research is a correlations study among performance motivation role of parents and study

    achievement. The research shows that performance motivation has positive correlation which is not

    significant by the probability of 0,888. The role of parents with study achievement have positive

    correlation and weak by 0,048 and the result of significant tests shows that the correlation is not

    significant by the probability of 0,670. Performance motivation and the role of parents have correlation

    positive and weak, that is 0,045 and the result of significant test shows that the correlation is notsignificant by the probability of 0,022. Performance motivation and the role of parents in study

    achievement in together has positive correlation and weak, that is 0,048 and the result of significant test

    shows that it is not significant by the probability of 0,913. It can be concluded that performance

    motivation and the role of parents do not show strong influence in study achievement.

    Keywords: performance motivation, the role of parents and study achievement.

    Pendahuluan

    Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia sudah menjadi wacana umum di

    kalangan masyarakat. Berbagai macam seminar, diskusi, lokakarya, baik di kalangan

    pemerintah maupun instansi-instansi lain memperbincangkan hal tersebut. Mutu lulusan

    sekolah Indonesia masih belum berbicara di forum dunia, bahkan di forum Asia saja

    Indonesia masih harus mengejar ketinggalan. Oleh karena itu, perlu diusahakan

    peningkatan mutu pendidikan.

    Upaya peningkatan mutu pendidikan telah banyak dilakukan, baik oleh instansi

    swasta maupun pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam perbaikan yang

    telah dilakukan, baik dari segi sarana, prasarana, kurikulum, tenaga kependidikan,

    pendanaan maupun dalam aspek-aspek yang lainnya. Namun mutu pendidikan belum

    juga tercapai secara optimal.

    Mutu pendidikan sangat berkaitan dengan prestasi belajar. Prestasi belajar

    merupakan hasil maksimal yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar.

    Selanjutnya prestasi belajar sangat tergantung pada kualitas proses pembelajaran di

    kelas, yakni menyangkut peran guru, kurikulum, dana, sarana, prasarana, dan siswa

    sendiri.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    2/26

    2

    Dalam proses belajar mengajar, tugas siswa adalah belajar dan peran guru adalah

    mendorong, mendampingi, membantu siswa untuk belajar. Prestasi belajar siswa akan

    tercapai secara maksimal jika disertai usaha keras. Usaha keras merupakan bagian dari

    motivasi berprestasi.

    Banyak ahli mengkaji korelasi antara motivasi dan prestasi. Uguroglv dan

    Walberg (dikutip oleh Bage dan Berliner, 1988) melakukan analisis terhadap 232

    koefisien-koefisien korelasi antara hasil pengukuran motivasi dan prestasi akademik,

    melibatkan 627.000 siswa dari Taman Kanak-kanak sampai dengan Sekolah Menengah

    Tingkat Atas. Dari sekian banyak koefisien korelasi yang dianalisis, ternyata 98%

    memiliki korelasi positif. Hal ini menunjukkan antara motivasi berprestasi dan prestasiakademik mempunyai hubungan timbal balik yang sangat erat (Handoko, 1998:3).

    Di India, Aquinas (1990), seorang peneliti bidang psikologi mengadakan penelitian

    terhadap 240 siswa Senior High School (SMA) untuk melihat pengaruh motivasi

    berprestasi terhadap prestasi. Akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa memang ada

    korelasi yang signifikan (Handoko, 1998:3).

    Para peneliti di atas mengambil kesimpulan bahwa motivasi berprestasi

    mempunyai pengaruh terhadap prestasi.

    Di samping faktor motivasi berprestasi, prestasi belajar siswa ditentukan faktor-

    faktor lain seperti (1) faktor fisiologi, (2) faktor psikologis, (3) faktor kematangan fisik

    maupun psikis, (4) faktor sosial, (5) faktor budaya, (6) faktor lingkungan fisik, dan (7)

    faktor lingkungan spiritual atau keamanan (Ahmadi dan Supriyono, 1990:130).

    Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dalam mencapai prestasi belajar. Dari

    sekian banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, faktor sosial yang terdiri atas

    lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan kelompok memiliki peran yang penting

    dalam pencapaian prestasi belajar.

    Seperti telah dikemukakan di atas bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar

    dipengaruhi banyak faktor yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah

    faktor yang berasal dari dalam diri siswa, meliputi dua aspek yakni (1) aspek fisiologis

    (yang bersifat jasmani), (2) aspek psikologi antara lain intelegensi, sikap, minat, bakat,

    motivasi. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar siswa meliputi

    dua aspek yakni, (1) aspek lingkungan sosial antara lain keluarga, guru, masyarakat,

    teman, (2) aspek lingkungan non-sosial antara lain rumah, sekolah, peralatan, dan alam.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    3/26

    3

    Oleh karena banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, maka perlu

    diketahui sumbangan faktor-faktor tersebut terhadap prestasi belajar.

    Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, rumusan masalah

    dapat disusun sebagai berikut: (1) Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi

    dengan prestasi belajar siswa? (2) Apakah terdapat hubungan antara peran dengan

    prestasi belajar siswa? (3) Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan

    peran orangtua?

    Ada empat tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini secara operasional

    dirumuskan sebagai berikut. Pertama, mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi

    dengan prestasi belajar siswa. Kedua, mengetahui hubungan antara peran orangtuadengan prestasi belajar siswa. Ketiga, mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi

    dengan peran orangtua.

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi kepentingan pembelajaran

    dalam rangka meningkatkan hasil belajar. Jika motivasi berprestasi dan peran orangtua

    ternyata berkorelasi positif dengan prestasi belajar, maka penemuan ini dapat digunakan

    para praktisi pendidikan, orangtua, yayasan untuk lebih mendorong berkembangnya

    motivasi berprestasi dalam diri siswa dan meningkatkan peran orangtua.

    Hipotesis

    Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dapat

    dirumuskan sebagai berikut. (1) Terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan

    prestasi belajar, (2) Terdapat hubungan antara peran orangtua dengan prestasi belajar,

    (3) Terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan peran orangtua

    Kajian Pustaka

    Motivasi Berprestasi

    Motivasi berprestasi adalah suatu keinginan untuk menyelesaikan pekerjaan yang

    menantang. Orang yang memiliki motivasi berprestasi biasanya bekerja secara mandiri

    dan cepat serta senang berkompetisi (Klein, 1983:35). Sedangkan indikator motivasi

    berprestasi adalah: senang mengerjakan tugas yang menantang, bekerja secara cepat,

    senang berkompetisi, dan bekerja secara mandiri.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    4/26

    4

    Peran Orangtua

    Peran orangtua adalah andil orangtua dalam memberikan persiapan yang baik

    untuk anak-anak mereka demi keberhasilan pendidikan yang dijalani. Indikatornya peran

    orangtua adalah perhatian terhadap kegiatan pelajaran anak di sekolah dan menekankan

    pentingnya pencapaian prestasi belajar (Endah Prameswari, 1999: 67-68)

    Prestasi Belajar

    Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang tercermin dalam

    nilai rapor. Nilai rapor merupakan hasil pengolahan rata-rata nilai ulangan umum, nilai

    ulangan harian, nilai pekerjaan rumah, dan tugas.

    Hakikat Motivasi Berprestasi

    Motivasi sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Manusia ingin mengetahui

    lebih jauh tentang apa yang dimaksud dengan motivasi dan seberapa jauh mempengaruhi

    manusia. Motivasi adalah daya pendorong yang ada dalam diri manusia sehingga ia

    melakukan suatu kegiatan.

    Ditinjau dari asal katanya motivasi berasal dari kata motif yang artinya dorongan.

    Motif dapat dikatakan sebagai dorongan sadar untuk bertindak sesuai tujuan/maksud

    (Dagun, M. Save, 1997:687 ). Purwanto (1990:60) menyatakan bahwa motif adalah

    segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Menurut

    Ibrahim dan Nana (1996:27-28) motif adalah dorongan yang ada dalam diri individu

    untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Suryabrata (1993:70) motif adalah keadaan

    dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas

    tertentu guna mencapai suatu tujuan. Selanjutnya menurut Dimyati (1990:80) motivasi

    adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya sesuatu. Dari ketiga pendapat

    tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan untuk melakukan

    sesuatu demi tercapainya tujuan.

    Jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Ditinjau dari sumber

    dorongan perilaku motivasi dapat dibagi menjadi dua, yakni motivasi instrisik dan

    motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau dapat

    berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada

    dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrisik adalah motif-motif

    yang aktif dan berfungsi karena pengaruh dari luar (Sardiman, 2001:87-88).

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    5/26

    5

    Sebagai contoh siswa yang memiliki motivasi intrinsik dalam hubungannya

    dengan belajar adalah bila siswa tersebut melakukan kegiatan belajar karena betul-betul

    ingin mendapat pengetahuan, nilai, atau ketrampilan agar dapat berubah tingkah

    lakunya. Jadi motivasi itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara

    esensial. Sedangkan motivasi ekstrinsik dalam kaitannya dengan belajar adalah apabila

    seorang siswa melakukan kegiatan belajar karena ada ulangan, dia berharap dengan

    belajar akan mendapat nilai baik, sehingga mendapatkan pujian. Jadi kalau dilihat dari

    segi tujuan kegiatan yang dilakukan, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa

    yang dilakukannya.

    Pengertian motif tidak dapat dipisahkan dari kebutuhan seseorang untukmelakukan sesuatu. Sedikit banyak ada kebutuhan di dalam diri seseorang atau ada

    sesuatu yang hendak dicapai. Kebutuhan yang dimaksudkan adalah kebutuhan yang

    bersifat fisiologis dan psikis.

    A.H. Maslow mengemukakan tingkatan-tingkatan motif menurut urutan

    urgensinya yakni (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan rasa aman, (3) kebutuhan untuk

    dicintai dan disayangi, (4) kebutuhan untuk dihargai, dan (5) kebutuhan untuk

    aktualisasi diri (Irwanto, 1989:205).

    Dengan melihat hirarki kebutuhan maka perlu ditekankan bahwa setiap tingkat di

    atas hanya dapat dicapai bila tingkat motivasi di bawahnya dipenuhi. Bila guru

    menginginkan siswanya belajar dengan baik, maka harus dipenuhi tingkat yang terendah

    sampai yang tertinggi. Anak yang lapar, merasa tidak aman, tidak dikasihani, tidak

    diterima sebagai anggota masyarakat, goncang harga dirinya, tentu tidak akan dapat

    belajar dengan baik.

    Dari sekian banyak motivasi yang berperan dalam kehidupan manusia, motivasi

    berprestasi memegang peranan penting. Motivasi berkaitan erat dengan usaha untuk

    mencapai prestasi, tujuan dari motivasi adalah sukses dalam setiap kompetisi (Richard

    de Charms, 1976:8). Motivasi berprestasi adalah suatu keinginan untuk menyelesaikan

    pekerjaan yang menantang. Orang yang memiliki motivasi berprestasi bekerja secara

    mandiri, cepat, dan senang berkompetisi. (Klein, 1983:353)

    Menurut Mc. Clelland yang dikutip oleh Galloway (1976:256), "setiap manusia

    mempunyai kebutuhan untuk berprestasi". Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia

    berusaha mencapainya dengan bermacam-macam cara. Cara yang sering dilakukan

    adalah belajar. Dengan belajar siswa akan memperoleh berbagai kemampuan sehingga

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    6/26

    6

    siswa akan mencapai keberhasilan tertentu. Dengan kata lai, intensitas motivasi seorang

    siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.

    Hakikat Peran

    Peran orangtua sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Menurut

    Nursito (2002:39) mutu pendidikan di Indonesia ini rendah karena peranserta

    masyarakat, khususnya orangtua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan sangat

    minim.

    Banyak ahli menyatakan bahwa orangtua merupakan pendidik yang pertama dan

    utama. Menurut Drost (1998:58), pendidikan merupakan tanggung jawab orangtua,masyarakat, dan sekolah. Orangtua adalah yang paling bertanggung jawab terhadap

    pendidikan. Dengan demikian orangtua adalah pendidik pertama dan utama. Berikutnya

    menurut Idris, (1992:34-35), orang dewasa yang mempunyai tanggung jawab terhadap

    anak terutama adalah orangtua. Peran orangtua tersebut disebut pendidik. Pendidik yang

    pertama dan utama adalah orangtua. Peran orangtua sebagai pendidik antara lain

    diwujudkan dalam mencintai dan mendorong anak. Selanjutnya Suharyono (2001:3)

    berpendapat bahwa tugas utama mencerdaskan anak tetaplah ada pada orangtua.

    Kesadaran bahwa tugas utama mencerdaskan anak adalah tugas orangtua, maka orangtua

    akan memberikan pengaruh positif dalam pembentukan tanggung jawab dan

    pengkondisian lingkungan keluarga untuk mewujudkan anak-anak cerdas.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa orangtua merupakan pendidik yang

    pertama dan utama. Dikatakan pertama karena sejak anak masih ada dalam kandungan

    dan lahir berada dalam keluarga. Dikatakan utama karena keluarga merupakan

    lingkungan yang sangat penting dalam proses pendidikan untuk membentuk pribadi

    yang utuh.

    Drost (1999:22) memberikan uraian yang termasuk tanggung jawab orangtua

    dalam membentuk anak mereka, yakni (1) mencintai dan memberikan perhatian, (2)

    melindungi, dan (3) membimbing. Selanjutnya Sylvia (1997:56) menyatakan bahwa

    model orangtua yang baik merupakan faktor penting dalam pencapaian prestasi.

    Orangtua yang senang terhadap prestasi merupakan model yang penting bagi anak.

    Senang berprestasi tersebut diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap

    pendidikam.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    7/26

    7

    William J. Goode (1985), seorang sosiolog pendidikan mengemukakan bahwa

    keberhasilan atau prestasi yang dicapai siswa memperlihatkan keberhasilan orangtua

    yang ditunjukkan dalam bentuk perannya dalam memberi perhatian terhadap kegiatan

    belajar anak di sekolah dan menekankan arti pentingnya pencapaian prestasi (Endah

    Prameswari, 1999:67-68)

    Hakikat Prestasi Belajar

    Prestasi belajar menurut kamus umum ilmu pengetahuan adalah tingkat hasil yang

    diperoleh pada saat sekarang terhadap suatu bidang yang dipelajari (Dagon, M. Save,

    1997:886).Definisi mengenai prestasi belajar banyak dirumuskan oleh para ahli. Menurut

    Utami, prestasi merupakan perwujudan dari bakat, kemampuan serta merupakan ukuran

    keberhasilan seseorang dalam belajar (Utami Munandar, 1987:35). Prestasi belajar

    menurut Gagne adalah kapabilitas yang dihasilkan dari kegiatan belajar yakni berupa

    ketrampilan, pengetahuan, sikap dan seperangkat nilai-nilai. Timbulnya kapabilitas

    tersebut adalah dari (1) stimulus yang berasal dari lingkungan, dan (2) proses kognitif

    yang dilakukan oleh siswa (Dimyati, 1999:10). Selanjutnya Piaget berpendapat bahwa

    prestasi belajar adalah pengetahuan yang dibentuk oleh individu melalui interaksi terus

    menerus dengan lingkungan (Dimyati, 1999:13-14).

    Harefa (36-37) berpendapat bahwa siswa berprestasi atau berhasil dalam proses

    belajar jika siswa tersebut; (1) siap hidup, yang berarti beriman dan bermoral. (2) siap

    belajar, yang berarti berilmu pengetahuan, (3) siap pakai, yang berarti berketrampilan,

    dan (3) siap bergaul dengan masyarakat artinya memiliki kepedulian terhadap sesama.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan

    perwujudan keberhasilan siswa setelah siswa tersebut melakukan perbuatan belajar.

    Hasil belajar tersebut oleh Gagne disebutkan ada lima kemampuan yang dapat

    ditampilkan seseorang yakni (1) informasi verbal, (2) kemahiran intelektual, (3)

    pengaturan kegiatan kognitif, (4) keterampilan motorik, dan (5) sikap. (Winkel,

    1996:98).

    Muhibbin (1995:150) berpendapat bahwa pengungkapan hasil belajar ideal

    meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

    belajar siswa. Ranah yang dimaksudkan adalah ranah kognitif, afektif, dan

    psikomotorik.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    8/26

    8

    Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif, afektif dan psikomotorik

    dapat dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan tes tertulis, tes lisan maupun

    perbuatan untuk selanjutnya dilakukan penilaian terhadap tes-tes tersebut. Penilaian

    dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan prestasi belajar siswa,

    sebab penilaian dapat berfungsi sebagai seleksi, diagnose, penempatan, dan pengukuran

    keberhasilan (Suharsini Arikunto, 1984:9).Pada umumnya penilaian terhadap prestasi

    belajar siswa mencakup tiga aspek yakni (1) aspek kognitif, (2) aspek psikomotorik, dan

    (3) aspek afektif. Ketiga aspek tersebut dituangkan dalam bentuk nilai yang dituliskan

    pada rapor.

    Metodologi Penelitian

    Desain Penelitian

    Penelitian ini merupakan studi korelasi yang ingin mengetahui pengaruh motivasi

    berprestasi dan peran orangtua sebagai independen variabel. Pengaruh tersebut

    digambarkan pada berikut.

    Bagan 1

    Pengaruh Variabel Independen dengan Variabel Dependen.

    Y

    X1 = Motivasi berprestasi

    X2 = Peran orangtua

    Y = Prestasi belajar.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    9/26

    9

    Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi Penelitian

    Populasi penelitian adalah 640 siswa yang duduk di kelas I, II, dan III SMA

    Tarakanita I, di Jakarta, Tahun Ajaran 2001/2002.

    Sampel Penelitian

    Dari populasi tersebut diambil 82 siswa secara purposif untuk dijadikan sebagai

    sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat atau

    karakteristik tertentu yang merupakan ciri-ciri populasi, subyek yang peneliti ambil

    benar merupakan subyek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada

    populasi.

    Teknik dan Alat Pengumpulan Data

    Teknik Pengumpulan Data

    Sesuai dengan variabel penelitian yang telah disebut, terdapat tiga jenis data yang

    dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data motivasi berprestasi, data peran orangtua,

    dan data prestasi belajar siswa.

    Ada dua cara yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu survei dan studi

    dokumen. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden untuk

    diisi. Sedangkan studi dokumen berupa dokumen nilai rapor dilakukan untuk melihat

    prestasi belajar siswa.

    Teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data serta sumber

    informasi dapat dilihat pada Tabel berikut:

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    10/26

    10

    Tabel 1

    Kisi-Kisi Instrumen

    No Variabel Indikator TeknikPengumpu

    lan Data

    Instrumen Nomor Item Responden(Sumber

    Informasi)

    1

    2.

    3.

    Motivasi

    berpresta

    si

    Peran

    Orangtua

    Prestasi

    Belajar

    Senang

    mengerjakan

    tugas yang

    menantang

    Bekerja secara

    cepat

    Bekerja secaramandiri

    Senang

    berkompetisi

    a.Perhatian

    terhadap

    kegiatan belajar

    b.Menekankan

    pentingnya

    pencapaian

    prestasi belajar

    Nilai Rapor

    Survey

    Survey

    Survey

    Survey

    Survey

    Survey

    Lihat

    dokumen

    Kuesioner

    Kuesioner

    Kuesioner

    Kuesioner

    Kuesioner

    Kuesioner

    Daftar

    Nilai

    Siswa

    1, 2, 3 ,4, 5

    6, 7, 8, 9, 10

    11, 12, 13,14, 15

    16, 17, 18,

    19, 20.

    1, 2, 3, 4, 5,

    6, 7,8,9,10.

    11,12,13,14,

    15,16,17,18,

    19, 20

    Siswa

    Siswa

    Siswa

    Siswa

    Siswa

    Siswa

    Guru Wali

    kelas nilai

    rapor

    Alat Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini digunakan instrumen berupa kuesioner yang mencakup

    tentang motivasi berprestasi dan peran orangtua. Sedangkan untuk prestasi belajar

    menggunakan daftar nilai.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    11/26

    11

    Instrumen Pengumpulan Data

    Penelitian ini mengunakan instrumen yang disusun sendiri dalam bentuk

    kuesioner/angket dengan menggunakan skala Likert. Pernyataan atau pertanyaan disusun

    sebanyak 20 item untuk menjaring informasi yang berhubungan dengan motivasi

    berprestasi dan sebanyak 20 item untuk menjaring informasi yang berhubungan dengan

    peran orangtua.

    Instrumen Penelitian Motivasi Berprestasi

    Pengembangan instrumen motivasi berprestasi yang dirancang mengacu pada

    indikator seperti terlihat pada matriks berikuti. Dari indikator tersebut disusun sebanyak20 item pertanyaan atau pernyataan.

    Tabel 2

    Sasaran Butir-Butir Pernyataan untuk Mengukur Variabel Motivasi Berprestasi.

    No. Indikator-indikator Pernyataan Jumlah

    1.

    2.

    3.

    4.

    Senang mengerjakan tugas yang menantang

    Bekerja secara cepat

    Bekerja secara mandiri

    Senang berkompetisi

    1, 2, 3, 4, 5

    6, 7, 8, 9, 10

    11, 12, 13, 14, 15

    16, 17, 18, 19, 20

    5

    5

    5

    5

    Jumlah 20 20

    Instrumen Penelitian Peran Orangtua

    Pengembangan instrumen peran orangtua yang dirancang mengacu pada indikatorseperti terlihat pada matriks di bawah ini. Dari indikator tersebut disusun sebanyak 20

    buah pertanyaan atau pernyataan.

    Tabel 3.

    Sasaran Butir-Butir Pernyataan untuk Mengukur Variabel Peran Orangtua

    No Indikator-indikator Pernyataan Jumlah

    1. Perhatian terhadap kegiatan

    belajar anak di sekolah.

    1, 2, 3, 4, 5,

    6, 7, 8, 9, 10

    10

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    12/26

    12

    2. Menekankan pentingnya

    pencapaian prestasi belajar.

    11, 12, 13, 14, 15,

    16, 17, 18, 19, 20. 10

    Jumlah 20 20

    Prosedur Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan dengan prosedur sebagai berikut.

    Meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk melakukan penelitian. Setelah mendapatkan

    izin, peneliti dibantu 2 orang guru memberikan kuesioner kepada siswa. Kuesioner

    beserta lembar jawaban yang sudah selesai dikerjakan dikumpulkan pada guru. Peneliti

    secara langsung meminta data nilai rapor melalui kepala sekolah.

    Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data

    Untuk memudahkan dalam pengolahan data, penulis melakukan prosedur

    pengolahan data sebagai berikut.

    Prosedur Pengolahan Data

    Mengumpulkan semua lembar jawaban kuesioner yang telah diisi responden

    Memberikan skor jawaban kuesioner.

    1 = sangat tidak setuju

    2 = tidak setuju

    3 = setuju

    4 = sangat setuju

    Skor untuk setiap butir pertanyaan adalah satu sampai dengan empat. Oleh karena

    jumlah butir pertanyaan adalah 20 item, maka jumlah skor tertinggi setiap responden

    adalah 4 x 20 = 80, sedang skor terendah adalah 20.

    Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan analisis korelasi sederhana yaitu suatu teknik untuk

    menentukan kuat lemahnya pengaruh antara variabel. Dalam penelitian ini terdapat dua

    variabel independen dan satu variabel dependen, yang pengaruhnya terlihat pada bagan

    berikut.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    13/26

    13

    Bagan 2

    Pengaruh Antar-Variabel Penelitian

    RX1X2Y

    Keterangan:

    X1 = variabel motivasi berprestasi

    X2 = variabel peran

    Y = variabel prestasi belajar

    Ryx1 = garis yang menunjukkan hubungan antara variabel motivasi

    berprestasi dengan prestasi belajar.

    Ryx2 = garis yang menunjukkan hubungan antara variabel peran orang

    tua dengan prestasi belajar.

    Ryx1x2 = garis yang menunjukkan bahwa variabel motivasi berprestasi dan

    variabel peran orangtua secara bersama-sama mempengaruhi variabel prestasi belajar.

    Korelasi Product Moment

    Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara x1 dengan y, x2, dengan y dan

    x1 dengan x2 teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Product Moment

    (Sanapiah, 1999:225) dengan rumus sebagai berikut:

    nxy ( x). ( y )

    Rxy =

    {n x2(x 2)}{ny2(y2)}

    X1

    X1+X2

    X2

    Y

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    14/26

    14

    Keterangan:

    Rxy = koefisien korelasi r

    x = skor dalam distribusi variabel x

    y = skor dalam distribusi variabel y

    n = banyaknya pasangan skor x dan y (banyaknya subyek)

    Untuk memberikan interprestasi kuatnya pengaruh hubungan, digunakan

    pedoman:

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    0,00 0,199 Sangat lemah0,20 0,399 Lemah

    0,40 0,599 Sedang

    0,60 0,799 Kuat

    0,80 0,1000 Sangat kuat

    Koefisien Korelasi Ganda (Jamak)

    Untuk menguji ada tidaknya hubungan antara x1 dan x2 secara bersama-sama

    dengan Y, teknik korelasi yang digunakan adalah Koefisien Korelasi Ganda dengan

    rumus sebagai berikut:

    Rx1x2y = r2x1y + r2x2y 2rx1yrx2yrx1x2

    1-r2x1x2rx1y = Koefisien Korelasi antara x1 dan y

    rx2y = koefisien korelasi antara x2 dan y

    rx1x2 = koefisien korelasi antara x1 dan x2

    Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

    Untuk melihat signifikansi korelasi yang didapat antara x1 dengan Y, dan x2

    dengan y, dan x1 dengan x2 digunakan rumus uji signifikansi korelasi product momen

    sebagai berikut:

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    15/26

    15

    r ( n-2 )

    T =

    1-r2

    Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda digunakan rumus sebagai

    berikut:

    R2

    k

    F =

    (1-R2)

    R = koefisien korelasi ganda

    K = jumlah variabel

    F = F hitung yang dikonsultasikan dengan F tabel

    F tabel dicari pada F tabel, F dengan didasarkan dk = k, dk penyebut (n-k-1) dari

    taraf yang ditetapkan 5% dengan ketentuan bila F hitung > F tabel, maka koefisien

    korelasi ganda yang di uji adalah signifikan yang dapat diberlakukan untuk seluruh

    populasi.

    Pembahasan dan Hasil

    Pembahasan dalam penelitian ini akan diawali dengan data demografi responden

    dan selanjutnya disajikan hasil yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian.Pembahasan

    Data Demografi Responden

    Jumlah seluruh siswa kelas I, II dan III SMA Tarakanita 1 yang dijadikan populasi

    penelitian adalah 640 siswa. Selanjutnya yang dijadikan sampel penelitian berjumlah 82

    siswa, yang diambil secara purposif. Untuk lebih jelasnya rincian data responden dapat

    dilihat pada Tabel 4.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    16/26

    16

    Tabel 4.

    Data Usia Responden

    Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran 2001/2002

    No Usia Jumlah Persentase

    1

    2

    3

    15 tahun

    16 tahun

    17 tahun

    32

    29

    21

    39 %

    35 %

    26 %

    Jumlah 82 100 %

    Sumber: Data Primer SMA Tarakanita I

    Dari data tersebut terlihat bahwa pada umumnya usia siswa sesuai dengan jenjang

    pendidikannya atau bahkan di bawah usia yang seharusnya. Hal ini menunjukkan

    ketepatan dan kecepatan masa studi.

    Tabel 5

    Data Responden Menurut Daerah Asal

    Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran 2001/2002

    Daerah Asal Jumlah Persentase

    Jakarta Selatan 53 64%

    Jakarta Pusat 8 10%

    Jakarta Barat 4 5%

    Jakarta Timur 8 10%

    Lain-lain 9 11%

    Jumlah 82 100%

    Sumber: Data Primer SMA Tarakanita I

    Dari tabel 5 di atas dapat dilihat rincian daerah asal responden, yaitu: 53 siswa

    atau 64% berasal dari Jakarta Selatan, 8 siswa atau 10% berasal dari Jakarta Pusat, 4

    siswa atau 5% berasal dari Jakarta Barat, 8 siswa atau 10% berasal dari Jakarta Timur

    dan 9 siswa atau 11% berasal dari luar Jakarta. Uraian ini menunjukkan bahwa sebagian

    besar siswa berasal dari Jakarta dan sebagian kecil berasal dari luar Jakarta.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    17/26

    17

    Tabel 6

    Data Responden Menurut Kewarganegaraan

    Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran 2001/2002

    Kewarganegaraan Jumlah Persentase

    WNI Pribumi 63 77%

    WNI Keturunan 19 23%

    Jumlah 82 100%

    Sumber: Data Primer SMA Tarakanita I

    Dari tabel 6 di atas dapat dilihat kewarganegaraan responden dengan rincian: 63

    siswa atau 77% WNI pribumi, dan 19 siswa atau 23% WNI keturunan.

    Tabel 7

    Latar Belakang Pendidikan Orangtua

    Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran 2001/2002

    No Pendidikan Jumlah Presentase

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    S3

    S2

    S1

    D3

    SLTA

    SLTP

    2

    8

    45

    14

    11

    2

    2 %

    10 %

    55 %

    17 %

    13 %

    3 %

    Jumlah 82 100 %

    Sumber: Data Primer SMA Tarakanita I

    Dari tabel 7 terlihat bahwa pada umumnya latar belakang pendidikan orangtua

    siswa adalah strata satu dengan persentase 55%, strata dua 10% dan strata tiga 2%. Hal

    ini menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan orangtua cukup tinggi. Selanjutnya

    akan dipaparkan juga keadaan status sosial ekonomi orangtua seperti terlihat pada

    tabel 8.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    18/26

    18

    Tabel 8

    Keadaan Status Sosial Ekonomi Orangtua

    Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran 2001/2002

    No Pekerjaan Jumlah Persentase

    1

    2

    3

    4

    5

    Pegawai Negeri

    TNI/POLRI

    Pegawai Swasta

    Pengusaha /Wiraswasta

    Lain-lain

    18

    5

    39

    18

    2

    22 %

    6 %

    48 %

    22 %

    2 %Jumlah 82 100%

    Sumber: Data Primer SMA Tarakanita I

    Dari data tersebut terlihat bahwa pada umumnya status sosial orangtua siswa

    berasal dari kalangan menengah ke atas, dengan jenis pekerjaan yang jelas dan

    penghasilan yang memadai.

    Distribusi Perolehan Skor

    Untuk mengawali penyajian hasil, akan disajikan nilai total dari tiga variabel, yaitu

    motivasi berprestasi, kebiasaan belajar, dan prestasi belajar.

    Tabel 9

    Distribusi Perolehan Skor Motivasi Berprestasi

    Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran 2001/2002

    Interval Frekuensi Persentase

    45 - 53

    54 - 62

    63 - 71

    72 - 80

    81 - 89

    -

    2

    15

    47

    13

    -

    3 %

    18 %

    57 %

    16 %

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    19/26

    19

    90 - 98

    99 - 107

    5

    -

    6 %

    -

    Jumlah 82 100%

    Sumber: Data Distribusi Perolehan Skor Motivasi Berprestasi. Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran

    2001/2002

    Distribusi Nilai Motivasi Berprestasi

    Data motivasi berprestasi dari 82 responden yang terlihat pada tabel 9.

    menunjukkan nilai yang cukup bervariasi. Nilai terendah 54 dan nilai tertinggi 98. Dan

    yang mendapat nilai dengan interval 54 sampai 62 sejumlah 2 orang atau 3%, interval 63

    sampai 71 sejumlah 15 orang atau 18%, interval 72 sampai 80 sejumlah 47 orang atau

    57%, interval 81 sampai 89 sejumlah 13 orang atau 16%, dan interval 90 sampai 98

    sejumlah 5 orang atau 6%.

    Tabel 10

    Distribusi Perolehan Skor Peran Orangtua

    Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran 2001/2002

    Interval Frekuensi Persentase

    45 - 53

    54 - 62

    63 - 71

    72 - 80

    81 - 89

    90 - 98

    99 - 107

    6

    30

    31

    13

    2

    -

    -

    7 %

    37 %

    38 %

    16 %

    2 %

    -

    -

    Jumlah 82 100%

    Sumber: Data Distribusi Perolehan Skor Peran Orangtua. Siswa SMA Tarakanita I

    Tahun Ajaran 2001/2002

    Distribusi Nilai Peran Orangtua

    Data peran orangtua dari 82 responden yang terlihat pada tabel 10. menunjukkan

    nilai yang cukup bervariasi. Nilai terendah 45 dan nilai tertinggi 89. Dari data tersebut

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    20/26

    20

    yang mendapat nilai dengan interval 45 sampai 53 sejumlah 6 orang atau 7%, interval 54

    sampai 62 sejumlah 30 orang atau 37%, interval 63 sampai 71 sejumlah 31 orang atau

    38%, interval 72 sampai 80 sejumlah 13 orang atau 16%, dan interval 81 sampai 89

    sejumlah 2 peserta atau 2%.

    Tabel 11

    Distribusi Perolehan Skor Prestasi Belajar

    Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran 2001/2002

    Interval Frekuensi Persentase

    45 - 53

    54 - 62

    63 - 71

    72 - 80

    81 - 89

    90 - 98

    99 - 107

    -

    -

    -

    15

    40

    22

    5

    -

    -

    -

    18 %

    49 %

    27 %

    6 %

    Jumlah 82 100%

    Sumber: Data Distribusi Perolehan Skor Prestasi Belajar. Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran

    2001/2002

    Distribusi Nilai Prestasi Belajar

    Data prestasi belajar dari 82 responden yang terlihat pada tabel 11 menunjukkan

    nilai yang cukup bervariasi. Nilai terendah 72 dan nilai tertinggi 107. Dan yang

    mendapat nilai dengan interval 72 sampai 80 sejumlah 15 orang atau 18%, interval 81

    sampai 89 sejumlah 40 orang atau 49%, interval 90 sampai 98 sejumlah 22 orang atau

    27%, dan interval 99 sampai 107 sejumlah 5 orang atau 6%.

    Hasil Perhitungan Korelasi antara Motivasi Berprestasi dan Peran Orangtua

    dengan Prestasi Belajar

    Peran Orangtua (X 2) dengan Prestasi Belajar ( Y), Motivasi Berprestasi (X 1)

    dengan Peran Orangtua (X 2) dapat dilihat pada tabel berikut.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    21/26

    21

    Tabel 12

    Hasil Korelasi antar Variabel

    PRESTASI MOTIVASI ORANG-TUA

    Pearson Correlation PRESTASI

    MOTIVASI

    ORANGTUA

    1.000

    .040

    -.020

    .040

    1.000

    .065

    -.020

    .065

    1.000

    Sig. (1-tailed) PRESTASI

    MOTIVASI

    ORANGTUA

    .

    .360

    .428

    .360

    .

    .281

    .428

    .281

    .

    N PRESTASI

    MOTIVASI

    ORANGTUA

    82

    82

    82

    82

    82

    82

    82

    82

    82

    Sumber: hasil olahan SPSS

    Hasil Korelasi antara Motivasi Berprestasi dan Peran Orangtua dengan Prestasi

    Belajar

    Tabel 13.

    Hasil Korelasi antara Motivasi Berprestasi dan Peran Orangtua

    dengan Prestasi Belajar

    Siswa SMA Tarakanita I, Tahun Ajaran 2001/2002

    Model Variabel Entered Variabel Removed Method

    1 , MOTIVASIa . Enter

    All requested variables entered

    Sumber: hasil olahan SPSS

    Dependent Variable: PRESTASI

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    22/26

    22

    Model Summaryb

    Model R R Square

    Adjusted R

    Square

    Std. Error of

    the Estimate

    1 .046a .002 -.023 7.4832

    Sumber: hasil olahan SPSS

    Model Summaryb

    Mode

    l

    Change Statistic

    Durbin-Watson

    R

    Square

    Change

    F Change df1 df2 Sig. F

    Change

    1 .002 .085 2 79 .919 1.678

    Predictor: (Constant ), ORANGTUA, MOTIVASIDependent Variable : PRESTASI

    Sumber: hasil olahan SPSS

    Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar

    Hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar didapat angka

    korelasi positif, yaitu 0.040. Ini berarti semakin tinggi motivasi berprestasi, maka

    prestasi belajar cenderung semakin tinggi; dan sebaliknya semakin tinggi prestasi

    belajar, maka motivasi cenderung semakin tinggi.

    Besar korelasi 0,040 bararti lebih kecil 0,5. Dengan demikian motivasi berprestasi

    berkorelasi lemah dengan prestasi belajar. Nilai probabilitas yang diperoleh sebesar

    0,720 yang berarti lebih besar dari 0.05 sehingga korelasi antara motivasi berprestasi

    dengan prestasi belajar tidak signifikan.

    Hubungan antara Peran Orangtua dengan Prestasi Belajar

    Hubungan antara peran orangtua dengan prestasi belajar didapat angka korelasi

    negatif yaitu -0,020. Hal ini berarti semakin tinggi peran orangtua, maka prestasi belajar

    cenderung semakin rendah; dan sebaliknya semakin tinggi prestasi belajar maka peran

    orangtua cenderung semakin rendah pula.

    Besar korelasi -0,020 berarti lebih kecil dari 0,5. Dengan demikian peran orangtua

    berkorelasi lemah dengan prestasi belajar. Nilai probabilitas yang diperoleh 0,856 yang

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    23/26

    23

    berarti lebih besar dari 0,05 sehingga korelasi antara peran orangtua dengan prestasi

    belajar tidak signifikan.

    Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Peran Orangtua

    Hubungan antara motivasi berprestasi dengan peran orangtua didapat angka

    korelasi positif yaitu 0,065. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi berpretasi maka

    peran orangtua cenderung semakin tinggi; dan sebaliknya semakin tinggi motivasi

    berprestasi maka peran orangtua cenderung semakin tinggi.

    Besar korelasi 0,065 berarti lebih kecil dari 0,5. Dengan demikian motivasi berprestasi

    berkorelasi lemah dengan peran orangtua. Nilai probabilitas yang diperoleh 0,562 yangberarti lebih besar dari 0,05 sehingga korelasi antara motivasi berprestasi dengan peran

    orangtua tidak signifikan.

    Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Peran Orangtua dengan Prestasi

    Belajar

    Ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antara motivasi berprestasi dan

    peran orangtua dengan prestasi belajar berarti semakin tinggi motivasi berprestasi dan

    peran orangtua, maka prestasi belajar cenderung makin tinggi pula. Hasil korelasi 0,046

    lebih kecil dari 0,5 berarti motivasi berprestasi dan peran orangtua berkorelasi lemah

    dengan prestasi belajar. Nilai probabilitas yang diperoleh sebesar 0,919 yang berarti

    lebih besar dari 0,05 sehingga korelasi antara motivasi berprestasi dan peran orangtua

    dengan prestasi belajar dinyatakan tidak signifikan.

    Hasil

    Hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dari hasil temuan

    menunjukkan korelasi yang lemah dan tidak signifikan. Hal ini berarti di samping

    motivasi berprestasi ada faktor-faktor lain yang berperan dalam mencapai prestasi

    belajar. Faktor-faktor tersebut antara lain lingkungan belajar yang kondusif, peran guru

    dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran, sarana prasarana pembelajaran yang

    memadai.

    Hubungan antara peran orangtua dengan prestasi belajar dari hasil temuan

    menunjukkan korelasi yang lemah dan tidak signifikan. Hal ini berarti siswa yang

    berprestasi tinggi cenderung tidak mencerminkan besarnya peran orangtua. Peran

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    24/26

    24

    orangtua terhadap siswa usia SLTA cenderung lebih kecil dibandingkan terhadap siswa

    usia SLTP apalagi usia SD dan TK. Ini juga menunjukkan kemandirian siswa SLTA

    dalam pencapaian prestasi belajar serta tanggung jawab terhadap belajar lebih besar

    dibandingkan dengan siswa di jenjang yang lebih rendah.

    Pencapaian prestasi belajar bukan pertama-tama karena peran orangtua namun juga

    disebabkan faktor intelegensi, kesehatan, adanya cita-cita dan harapan.

    Hubungan antara motivasi berprestasi dengan peran orangtua dari hasil temuan

    menunjukkan korelasi yang lemah dan tidak signifikan. Hal ini berarti siswa yang

    memiliki motivasi berprestasi cenderung tidak menunjukkan besarnya peran orangtua.

    Motivasi berprestasi merupakan faktor internal yang ada dalam diri siswa dan besarkecilnya motivasi berprestasi siswa bukan saja disebabkan karena peran orangtua,

    namun banyak faktor-faktor lain yang ikut berpengaruh seperti, faktor lingkungan,

    strategi pembelajaran, media atau sarana prasarana, pendekatan kurikulum.

    Hubungan secara bersama-sama antara motivasi berprestasi dan peran orangtua

    dengan prestasi belajar menunjukkan korelasi yang lemah. Temuan ini menunjukkan

    bahwa selain motivasi berprestasi dan peran orangtua ada faktor lain mempengaruhi

    keberhasilan prestasi belajar. Hasil penelitian prestasi belajar berdasarkan pengkajian

    dokumen yakni nilai rapor menunjukkan prestasi belajar yang baik. Keberhasilan

    pencapaian prestasi belajar tersebut tentu dipengaruhi faktor-faktor lain, antara lain,

    faktor peran guru dalam peningkatan kualitas pembelajaran, metode, strategi, sarana

    prasarana belajar, intelegensi ataupun kemampuan siswa, dan kurikulum.

    Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan

    Dari temuan dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa hubungan

    antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar menunjukkan angka korelasi positif

    dan lemah yaitu 0,040 dan dari hasil uji signifikan menunjukkan angka 0,720 yang

    berarti tidak signifikan. Hubungan antara peran orangtua dengan prestasi belajar

    menunjukkan angka korelasi negatif dan lemah yaitu -0,020 dan dari hasil uji siqnifikan

    menunjukkan angka 0,856 yang berarti tidak signifikan.

    Hubungan antara motivasi berprestasi dan peran orangtua menunjukkan angka

    korelasi positif dan lemah yaitu 0,065 dan dari hasil uji siqnifikan menunjukkan angka

    0,562 yang berarti tidak signifikan.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    25/26

    25

    Hubungan antara motivasi berprestasi dengan peran orangtua secara sama-sama

    dengan prestasi belajar menunjukkan angka korelasi positif dan lemah yaitu 0,046 dan

    dari hasil uji signifikan menunjukkan angka 0.919 yang berarti tidak signifikan.

    Saran

    Motivasi berprestasi memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi

    belajar, meskipun banyak faktor lain juga berpengaruh. Oleh karena itu, baik guru

    maupun orangtua berupaya memupuk dan meningkatkan motivasi berprestasi siswanya.

    Selain meningkatkan motivasi berprestasi, perlunya ditunjang lingkungan belajar yang

    kondusif, serta terpenuhinya sarana prasarana yang memadai untuk meningkatkanprestasi belajar.

    Diharapkan dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan membandingkan sekolah

    satu dan yang lain dalam kondisi yang berbeda. Kajian tersebut akan mampu memberi

    konfirmasi ataupun perbaikan terhadap temuan dari penelitian ini.

    Penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dari penelitian yang pernah

    dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan sampel yang lebih

    bervariasi. Penelitian ini perlu ditindaklanjuti dengan kajian korelasi prestasi belajar

    dengan faktor-faktor lain misalnya peran guru, metode, sarana prasarana, kurikulum.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmadi, Abu. dan Supriyono, Widodo. 1990. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka

    Cipta.

    Andrias Harefa. 2001. Pembelajaran di Era Serba Otonomi. Kompas.

    A.M., Sardiman. 2001.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

    Grafindo Persada.

    Arikunto, S. 1984.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara

    Charms, R.D., 1976.Enchancing Motivation.New York: Irvington Publiser, Inc.

    Dagun, Save. M. 1997. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta : Lembaga Pengkajian

    Kebudayaan Nusantara (LPKN).

    Dimyati, dan Mudjiono. 1990.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

    Dimyati Mahmud, M. 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: BPFF.

  • 7/27/2019 176. Pengaruh Motivasi Berprestasi _Sr

    26/26

    Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

    Rineka Cipta.

    Drost, S.J., J.I.M. 1998. Sekolah Mengajar atau Mendidik. Yogyakarta: Kanisius.

    ___________. 1999. Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan. Jakarta:

    Grasindo.

    Faisal, Sanapiah, 1999. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo

    Persada.

    Galloway, C. 1976. Psycology For Learning and Teaching. New York: Mc.Grow Hill.

    Handoko, M.T., 1998. Klarifikasi Nilai Sebagai Pendekatan Alternatif Bagi Terapi

    Peningkatan Motivasi Belajar. Semarang: Universitas KatolikSoegiopranato

    Ibrahim, R. dan Nana Syaodih S. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

    Irwanto, D. dkk. 1989. Psikologi Umum. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

    Idris, Z. Zahara. 1992. Pengantar PendidikanI. Jakarta: Grasindo.

    Janson Tan, S. Goppinathan, Ho Wah Kam., 1997.Education in Singapore. Singapore:

    Simon Dan Schuster (Asia) Pte Ltd.

    Klein, Stephen B., 1982. Achievement Motivation dalam Motivation Bioscial

    Approaches. New York: Mc Graw-Hill Book Company.

    Munandar, Utami. 1987.Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak sekolah, Jakarta:

    PT Gramedia.

    Nursisto. 2002. Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah. Insan Cendekia

    Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

    Suryabrata, Sumadi. 1993. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

    Suharsono (penulis). 2001.Mencerdaskan Anak. Jakarta: Inisiasi Press.

    Syah, Muhibbin, 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

    Remaja Rosdakarya.

    Sylvia Rimm. 1997. Why Bright Kids Get Poor Grades. Jakarta: PT Gramedia.

    T.O. Ilhromi (penyunting), 1999.Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Obor.

    Winkel, W.S. 1996.Psikologi Pengajaran.Jakarta: Grasindo.

    ___________. 2002. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan Indonesia.