MOTIVASI BERPRESTASI-2

download MOTIVASI BERPRESTASI-2

of 29

Transcript of MOTIVASI BERPRESTASI-2

MOTIVASI BERPRESTASIOleh : Sudiharto, SKp.,M.Kes (edisi 1) Motivasi Berprestasi merupakan bekal untuk meraih sukses. Sukses berkaitan dengan perilaku 'produktif dan selalu memperhatikan / menjaga 'kualitas' produknya. Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang inheren yang merupakan faktor pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih kesuksesan. Untuk mencapai kesuksesan tersebut setiap orang mempunyai hambatanhambatan yang berbeda, dan dengan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, diharapkan hambatan-hambatan tersebut akan dapat diatasi dan kesuksesan yang dinginkan dapat diraih. Dengan memiliki motivasi berprestasi maka akan muncul kesadaran bahwa dorongan untuk selalu mencapai kesuksesan (perilaku produktif dan selalu memperhatikan kualitas) dapat menjadi sikap dan perilaku permanen pada diri individu. Motivasi berprestasi akan dapat mendobrak building block ketahanan individu dalam menghadapi tantangan hidup sehingga mencapai kesuksesan.

PENDAHULUANWeiner (1985) seorang ahli psikologi dari Amerika Serikat mengemukakan bahwa hal-hal yang menyebabkan kegagalan atau kesuksesan adalah : (1) usaha, (2) kemampuan. (3) orang lain, (4) emosi, (5) tingkat kesulitan tugas, dan (6) keberuntungan. Berkaitan dengan usaha dan kemampuan, Bendura (1992) mengemukakan bahwa bila seseorang memiliki rasa yang kuat tentang kemampuan dirinya (self efficacy), maka akan mendesak usaha yang lebih besar untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menantang dari pada orang yang memiliki keraguan diri akan kemampuannya. Adanya perasaan mampu (untuk berprestasi) yang dimiliki oleh seseorang, akan memberikan kontribusi yang sangat besar pada aspek percaya diri, yaitu bahwa ia akan merasa yakin dengan kemampuannya untuk dapat mencapai suatu prestasi tertentu. Setiap manusia mempunyai tingkat kesulitan dan hambatan yang berbeda dalam mencapai apa yang diinginkan. Secara umum kesulitan dan hambatan yang dihadapi manusia terdiri dari : (1) kesulitan masyarakat, yaitu : kesulitan yang dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, misal : krisis ekonomi; (2) kesulitan di tempat tinggal / kerja / sekolah, yaitu : kesulitan yang dirasakan oleh orang-orang di kalangan terbatas, misal : kebijakan pimpinan kantor; (3) kesulitan individu, yaitu : kesulitan yang muncul sebagai akibat mengalirnya kesulitan masyarakat dan kesulitan di tempat kerja, misal : sulit mencari pekerjaan. Motivasi berprestasi adalah daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik dan berhasil dengan predikat unggul (excellent); dorongan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya. Mc.Cleland berpendapat bahwa pada intinya setiap manusia mempunyai 3 jenis motivasi sosial, yaitu : (1) motivasi berprestasi; (2) motivasi untuk berkuasa; dan (3) motivasi untuk berafiliasi. Dua dari ketiga motivasi tersebut obyeknya adalah berkaitan dengan manusia lain yang ada di lingkungannya, kecuali motivasi berprestasi yang berpijak pada dirinya sendiri. Untuk 1

dapat membangun motivasi berprestasi, maka perlu mengetahui siapa dirinya dalam hubungannya dengan orang lain dimana mereka terlibat. Motivasi, meskipun merupakan variabel yang penting dari prestasi / keberhasilan, bukanlah satu-satunya faktor. Sebagaimana dikemukakan diatas terdapat variabelvariabel lain seperti : usaha, kemampuan, emosi, orang lain dan keberuntungan. Pokok bahasan dalam makalah ini mencakup : (1) motivasi dan pengembangan karier; (2) konsep diri; (3) kemampuan diri dan berfikir kreatif; (4) pengembangan dan analisis diri; (5) Motivasi Berprestasi kaitannya dengan Bela Negara.

MOTIVASI PENGEMBANGAN KARIERSalah salu pertanyaan yang perlu dijawab dalam upaya pengembangan karier di tempat kerja adalah mengapa beberapa karyawan dapat berusaha / bertindak / berbuat lebih baik dari yang lain? Salah satu jawabannya adalah karena adanya perbedaan di antara mereka dalam tingkal motivasinya dalam berprestasi, sehingga ada sebagian yang berhasil dengan predikat unggul dan sebagian lain tidak. Di samping motivasi berprestasi yang dapat mempengaruhi dalam upaya pengembangan karir seseorang, juga terdapat motivasi lain yang cukup penting, yaitu motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa. Motivasi Berprestasi Hasil penelitian Mc Cleland menunjukkan bahwa orang-orang yang berprestasi (berhasil dengan predikat unggul) mempunyai profil / karakteristik antara lain: (1) Pada umumnya menghindari tujuan prestasi yang mudah dan sulit, mereka sebenamya lebih memilih tujuan yang moderat yang menurut mereka akan dapat diwujudkan atau diraih; (2) Lebih menyukai umpan balik langsung dan dapat diandalkan mengenai bagaimana mereka berprestasi; (3) Menyukai tanggung jawab pada pemecahan masalah. Orang-orang yang memiliki profil / karakteristik sebagaimana tersebut diatas tidak terlalu peduli atau menghiraukan orang lain. Baginya yang panting adalah bagaimana caranya ia dapat mencapai suatu prestasi dengan predikat unggul dibandingkan dengan yang lain. Keinginan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu yang lebih baik dari yang lain adalah merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga ia akan terdorong untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya tersebut. Kerangka berpikir orang-orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah bagaimana usaha / perjuangan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu prestasi yang unggul. Untuk pengembangan karier (di tempat kerja) tidak cukup hanya mengandalkan pada tingginya motivasi berprestasi, tetapi juga diperlukan motivasi berafiliasi dan motivasi berkuasa. Motivasi Berafiliasi Motivasi berafiliasi adalah dorongan untuk mencari hubungan keakraban, santai dan keharmonisan dengan orang-orang lain di lingkungannya. Baginya hubungan yang akrab, santai dan harmonis dengan orang lain merupakan tujuan utama dan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi. Orang-orang yang mempunyai motivasi berafiliasi tinggi biasanya dapat menjadi seorang teman yang baik dan mempunyai banyak teman, karena ia selalu hangat, toleran dan sangat perhatian / peduli pada orang lain (empati).

2

Motivasi Berkuasa Motivasi berkuasa adalah dorongan untuk ingin menguasai atau mendominasi orang lain dalam suatu hubungan sosial di masyarakat. Orang yang mempunyai motivasi berkuasa yang tinggi biasanya cenderung berperilaku otoriter, yang penting bagaimana caranya agar bisa menguasai / menggerakkan orang lain, sehingga orang lain kagum pada dirinya. Ada kepuasan tersendiri bila ia dapat bertindak dan berkuasa atas orang lain. Ketiga jenis motivasi tersebut di atas kiranya sangat diperlukan dalam membina pengembangan karier, hanya kadarnya berbeda, tergantung situasi dan kondisi masyarakat di lingkungannya. Ke-tiga motivasi tersebut ada pada diri setiap orang dan biasanya hanya satu yang dominan, dan akan nampak dalam perilaku keseharian. Untuk mengetahui tinggi rendahnya suatu jenis motivasi yang dimiliki oleh seseorang digunakan instrumen psikologi yang dapat mengindikasikan bahwa seseorang mempunyai tingkat motivasi berprestasi/berafiliasi/berkuasa tinggi atau rendah.

KONSEP DIRISalah satu kriteria kesuksesan dalam membina hubungan dengan orang lain adalah bagaimana kita mengetahui siapa diri kita (who am I ?) khususnya dalam hubungannya dengan orang lain di mana mereka terlibat di dalamnya. Secara umum konsep diri didefinisikan sebagai pandangan dan perasaan individu tentang dirinya yang mencakup : komponen kognitif dan afeksi. Komponen kognitif disebut sebagai 'citra diri' (self image) sedangkan komponen afektif disebut dengan 'harga diri' (self esteem). Contoh pernyatan berikut : "saya ini orang bodoh" adalah sebagai komponen kognitif, sedangkan komponen afektifnya adalah "saya malu sekali karena saya menjadi orang bodoh". Kedua komponen tersebut sangat berpengaruh pada pola hubungan dengan orang lain. Beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri, yaitu : orang lain dan kelompok rujukan. 1. Orang lain Dalam hubungannya dengan orang lain, jika kita diterima, dihormati dan disenangi orang karena keadaan diri kita, maka kita akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri kita. Sebaliknya bila orang lain selalu meremehkan kita, menyalahkan kita dan menolak kita, maka kita akan cenderung tidak menyenangi diri kita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang dinilai baik oleh orang lain (orang yang terdekat) cenderung mempunyai konsep diri yang baik pula. Konsep diri bukan merupakan fakta yang dibawa sejak lahir, tetapi merupakan faktor yang dapat dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam hubungannya dengan individu lain. 1. Kelompok Rujukan Dalam pergaulan bermasyarakat, kita menjadi anggota berbagai kelompok masyarakat. Setiap kelompok akan mempunyai norma-norma tertentu yang harus dipatuhi oleh anggota kelompoknya. Ada kelompok yang secara emosional mengikat kita dan berpengaruh terhadap pembentukan konsep diri kita. Kelompok rujukan ini merupakan kelompok yang dapat mengarahkan perilaku para anggota kelompoknya. Kalau kita menjadikan kelompok Ikatan Dokter Indonesi (IDI) menjadi kelompok rujukan kita, maka norma-norma dalam IDI menjadi ukuran dan acuan perilaku kita. Konsep diri berarti ramalan yang dipersiapkan untuk diri sendiri atau dapat menggambarkan secara obyektif diri individu sebagaimana diramalkan; karena

3

ketika seseorang membentuk konsep dirinya, maka berarti ia mendefinisikan dirinya dan membuat janji bahwa ia akan melanjutkan menjadi dirinya seperti sekarang atau seperti yang lalu. Hal tersebut menunjukkan bahwa penghargaan terhadap dirinya dapat menentukan bagaimana seseorang bertindak dalam hidupnya. Bila seseorang berfikir bahwa ia mungkin gagal, maka sebenamya ia mempersiapkan dirinya untuk gagal, sebaliknya bila berfikir akan berhasil dan sukses, maka berarti ia mempersiapkan diri untuk berhasil dan sukses.

KEMAMPUAN DIRI DAN BERFIKIR KREATIFOrang yang selalu produktif biasanya berkaitan dengan kemampuannya dalam berfikir dan berkreativitas. Kita cenderung menyukai orang-orang yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari pada kita atau lebih berhasil dalam kehidupannya. Tim sepak bola dipuja ketika timnya menang mengalahkan lawannya dan dicaci maki ketika kalah. Orang-orang yang sukses dalam bidang apapun baik profesional maupun non profesional pada umumnya mendapat simpati orang banyak. Hasil penelitian Aronson menunjukkan bahwa terdapat 4 kondisi orang berkemampuan yaitu : 1. Orang yang memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah; 2. Orang berkemampuan tinggi tetapi tidak berbuat salah; 3. Orang yang memiliki kemampuan rata-rata dan berbuat salah; 4. Orang yang berkemampuan rata-rata dan tidak berbuat salah Orang yang yang memiliki kemampuan tinggi dan berbuat salah dinilai yang 'paling menarik' dan 'paling disukai', sedangkan orang yang memiliki kemampuan ratarata dan berbuat salah dinilai paling 'tidak menarik' dan 'paling tidak disukai'. Orang sempurna tanpa kesalahan adalah orang yang disukai nomor dua dalam hal daya tarik; sedangkan orang biasa yang tidak berbuat salah menduduki nomor tiga. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa jika anda cerdas, tampan/cantik dan serba bisa usahakan supaya jangan terlalu sempurna, tunjukkan sisi kelemahan anda, karena jika anda sangat sempurna, maka anda bukanlah 'man' atau 'women' tetapi 'superman' atau 'superwomen'. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang yang cerdas atau pandai adalah kreatif, sementara yang lain tidak; hal ini memberikan implikasi bahwa kreativitas sebagai Suatu kemungkinan atau peluang yang terbuka untuk setiap orang yang mana merupakan ekspresi dari kepribadian yang dapat dikembangkan. Kreativitas adalah sesuatu yang dapat dipelajari, oleh karena itu setiap individu dapat belajar menjadi kreatif atau setiap orang pada dasarnya dapat menjadi individu kreatif.

PENGEMBANGAN & ANALISIS DIRIPengenalan diri dapat dicapai melalui pengalaman dalam interaksi dengan orang lain, dan untuk mengetahui siapa dirinya tidaklah mudah. Salah satu instrumen yang dikembangkan oleh Johari yang dikenal dengan 'Jendela Johari' kiranya dapat digunakan untuk memahami dan mengenal siapa dirinya. Untuk memudahkan pemahaman tentang instrumen 'Jendela Johari' dapat digambarkan sbb :

4

Saya tahu Orang lain tahu I. PRIBADI TERBUKA ( ARENA )

Saya tidak tahu III. PRIBADI TERLENA ( BLINDSPOT )

Orang lain tidak tahu II. PRIBADI TERSEMBUNYI ( FECADE )

IV. PRIBADI YANG TIDAK DIKENAL SIAPAPUN ( UNDISCOVERED )

Keterangan : Bidang I : Arena Pribadi yang disadari dan ditampilkan kepada orang lain atas kemauan sendiri; Pribadi yang potensial untuk menjalin hubungan yang lebih luas dan mendalam; Mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dengan siapapun; Biasanya mempunyai teman banyak; Bidang II : Fecade ' Pribadi yang disadari oleh diri sendiri, lelapi secara sadar disembunyikan dari orang lain; Bisajadi karena tidak tahu bagaimana cara menyampaikan kepada orang lain; Mempunyai hambatan dalam berkomunikasi. Bidang III : Blindspot Pribadi yang tanpa disadari oleh diri sendiri, tetapi tersampaikan kepada orang lain; Sering memunculkan sifat-sifat, perilaku yang tidak disadari oleh dirinya seperti sering melakukan mterupsi, senang membantah dll. Bidang IV : Undiscovered Pribadi yang tidak dikenal oleh diri sendiri maupun orang lain; Seringkali berupa kebutuhan-kebutuhan atau motiv-motiv yang terlupakan.

PENUTUPMembangun sikap dan perilaku positif seperti membangun motivasi berprestasi pada setiap diri individu warga negara Indonesia tentunya diperlukan kondisi awal seperti perlunya pengenalan diri, konsep diri maupun kemampuan diri yang akan memudahkan dalam upaya pencapaian berprestasi yang dihadapkan dengan beragam kondisi lingkungan yang tidak saja harus dihadapi tetapi juga harus diantisipasi. DAFTAR BACAAN 1. Beck. Robert C. (ed.), Motivation-Theories and Principles, New Jersey : Prentice Hall Inc. 1990. 2. Gibson, James L., John M. Ivancevich & James H. Donnelly, Organisasi : Perilaku, Struktur dan Proses, Jakarta : Bina Aksara, 1996. 3. Hjelle, Lairy A. & Daniel J. Ziegler (ed.). Personality Theories, New York :

5

McGraw-HillInc., 1992. 4. Sunardi, RM., Pembinaan Bangsa dan Pembentukan Karakter dalam Bela Negara dan Bangsa dengan Landasan Pembinaan Bangsa dan Pembentukan Karakter, Ditjen Pothan, Dephan, 2002

Untuk meraih sukses, motivasi berprestasi sangat diperlukan. Dengan pengertian lain, motivasi berprestasi adalah memiliki keinginan untuk menjadi terbaik. Tanpa keinginan menjadi yang terbaik, akan menyebabkan seseorang melakukan sesuatu asal-asalan atau asal jadi. Bekerja asal bekerja, berbisnis asal berbisnis, dan belajar asal belajar. Masalahnya kata asal bisa merusak sukses Anda. Anda harus menjadi yang terbaik jika ingin sukses. Persaingan makin sengit, jika tidak menjadi terbaik, maka Anda bisa tertinggal dan kalah dalam persaingan. Mulai sekarang tumbuhkan motivasi berprestasi dalam bidang yang Anda geluti.

Motivasi Berprestasi Fokus Pada Bidang AndaYang perlu diperhatikan adalah, Anda tidak perlu berprestasi di segala bidang. Cukup fokus pada bidang Anda. Sebab menjadi terbaik untuk semua bidang itu tidak mungkin. Pilihlah bidang yang sesuai dengan karir atau bisnis Anda, fokuslah disana dan Anda akan akan lebih mudah menjadi yang terbaik. Anggapan bahwa kita harus berprestasi di segala bidang bisa menyebabkan lemahnya motivasi berprestasi. Sebab kita tahu, itu tidak mungkin. Bahkan, manusia teragung spanjang jaman pun, Nabi Muhammad saw, bersabda: Jika ada sesuatu yang berkaitan dengan urusan dunia, maka kalian lebih tahu tentangnya, sebaliknya jika berkaitan dengan urusan agama, maka kembalilah kepadaku. (HR Ahmad. No 12086) Dalam hadits versi lengkapnya dijelaskan bahwa hadits ini keluar saat sedang membicarakan cara bercocok tanam. Rasulullah saw mengatakan bahwa beliau bukanlah ahli dalam bercocok tanam. Tapi untuk urusan akhirat, maka Rasulullah saw tentu saja menjadi yang terbaik. Catatan: Pengertian hadits ini jangan disalah artikan menjadi bebas melakukan urusan dunia. Kita harus melihat dalil lain beserta ilmu Ushul Fiqh tentang urusan dunia dan urusan akhirat. Perlu pembahasan secara integral, tapi bukan cakupannya disini. OK, sekarang apa bidang Anda. Fokus pada bidang Anda dan jadilah yang terbaik pada bidang Anda. Tumbuhkan motivasi berprestasi pada bidang Anda. Apa pun bidang Anda. Jika Anda seorang pebisnis, maka kejarlah prestasi Anda dalam bisnis. Jika Anda

6

seorang karyawan, kejarlah prestasi kerja Anda, dan jika Anda seorang pelajar maka Anda pun harus mengejar prestasi dalam belajar. Motivasi berprestasi diperlukan oleh siapa pun yang ingin sukses.

Blog ini Di-link Dari Sini Web Blog ini

Di-link Dari Sini

Web

Sabtu, 28 Mei 2011Browse > Home > Pendidikan > Motivasi Belajar Siswa

Motivasi Belajar SiswaMotivasi Belajar - Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman,2001: 71). Pendapat lain juga mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan (Soeharto dkk, 2003 : 110) Dalam buku psikologi pendidikan Drs. M. Dalyono memaparkan bahwa motivasi adalah daya penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar (Dalyono, 2005: 55). Dalam bukunya Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang (incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku organisme itu (Ngalim Purwanto, 2007 : 61). Dengan demikian motivasi dalam proses pembelajaran sangat dibutuhkan untuk

7

terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus. Belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknya respon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal (Nasution, dkk: 1992: 3). Belajar adalah suatu proses yamg ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan dalam diri seseorang dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu (Sudjana,2002 :280). Djamarah mengemukakan bahwa belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari (Djamarah,1991:19-21). Sedangkan menurut Slameto belajar adalah merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003 : 2). Belajar merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk mendapat dari bahan yang dipelajari dan adanya perubahan dalam diri seseorang baik itu pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan tingkah lakunya. Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan. 2.. Jenis-jenis Motivasi Belajar

Berbicara tentang jenis dan macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Sardiman mengatakan bahwa motivasi itu sangat bervariasi yaitu: 1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

Motif-motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir Motif-motif yang dipelajari artinya motif yang timbul karena dipelajari.

2.

Motivasi menurut pembagiaan dari woodworth dan marquis dalam sardiman:

Motif atau kebutuhan organismisalnya, kebutuhan minum, makan, bernafas, seksual, dan lain-lain. Motof-motif darurat misalnya, menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, dan sebagainya.

8

Motif-motif objektif

3.

Motivasi jasmani dan rohani

Motivasi jasmani, seperti, rileks, insting otomatis, napas dan sebagainya. Motivasi rohani, seperti kemauan atau minat.

4.

Motivasi intrisik dan ekstrinsik

Motivasi instrisik adalah motif-motif yang terjadi aktif atau berfungsi tidak perlu diransang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya peransang dari luar. (Sardiman, 1996: 90).

Pendapat lain mengemukakan bahwa dua jenis motivasi yaitu sebagai berikut: Motivasi primer, adalah motivasi yang didasarkan atas motif-motif dasar. Motivasi skunder, adalah yang dipelajari (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:88). Adanya berbagai jenis motivasi di atas, memberikan suatu gambaran tentang motif-motif yang ada pada setiap individu. Adapun motivasi yang berkaitan dengan mata pelajaran bahasa arab adalah motivasi ekstrinsik, dimana motivasi ini membutuhkan ransangan atau dorongan dari luar misalnya, media, baik media visual, audio, maupun audio visual serta buku-buku yang dapat menimbulkan dan memberikan inspirasi dan ransangan dalam belajar. Adapun bentuk motivasi yang sering dilakukan disekolah adalah memberi angka, hadiah, pujian, gerakan tubuh, memberi tugas, memberi ulangan, mengetahui hasil, dan hukuman. (Djmarah dan zain, 2002 : 168). Dari kutipan di atas, maka penulis dapat menjelaskan hal tersebut sebagai berikut: a) Memberi angka Memberikan angka (nilai) artinya adalah sebagai satu simbol dari hasil aktifitas anak didik. Dalam memberi angka (nilai) ini, semua anak didik mendapatkan hasil aktifitas yang bervariasi. Pemberian angka kepada anak didik diharapkan dapat memberikan dorongan atau motivasi agar hasilnya dapat lebih ditingkatkan lagi. b) Hadiah Maksudnya adalah suatu pemberian berupa kenang-kenangan kepada anak didik yang berprestasi. Hadiah ini akan dapat menambah atau meningkatkan semangat (motivasi) belajar siswa karena akan diangap sebagai suatu penghargaan yang sangat berharga bagi siswa. c) Pujian

9

Memberikan pujian terhadap hasil kerja anak didik adalah sesuatu yang diharapkan oleh setiap individu. Adanya pujian berarti adanya suatu perhatian yang diberikan kepada siswa, sehingga semangat bersaing siswa untuk belajar akan tinggi. d) Gerakan tubuh Gerakan tubuh artinya mimik, parah, wajah, gerakan tangan, gerakan kepala, yang membuat suatu perhatian terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Gerakan tubuh saat memberikan suatu respon dari siswa artinya siswa didalam menyimak suatu materi pelajaran lebih mudah dan gampang. e) Memberi tugas Tugas merupakan suatu pekerjaan yang menuntut untuk segera diselesaikan. Pemberian tugas kepada siswa akan memberikan suatu dorongan dan motivasi kepada anak didik untuk memperhatikan segala isi pelajaran yang disampaikan. f) Memberikan ulangan

Ulangan adalah strategi yang paling penting untuk menguji hasil pengajaran dan juga memberikan motivasi belajar kepada siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah disampaikan dan diberikan oleh guru. g) Mengetahui hasil Rasa ingin tahu siswa kepada sesuatu yang belum diketahui adalah suatu sifat yang ada pada setiap manusia. Dalam hal ini siswa berhak mengetahui hasil pekerjaan yang dilakukannya. h) Hukuman Dalam proses belajar mengajar, memberikan sanksi kepada siswa yang melakukan kesalahan adalah hal yang harus dilakukan untuk menarik dan meningkatkan perhatian siswa. Misalnya memberikan pertanyaan kepada siswa yang bersangkutan.

3.

Faktor-faktor

yang

Mempengaruhi

Motivasi

Belajar

Dalam aktifitas belajar, seorang individu membutuhkan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai, dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar antara lain: 1. Faktor individual Seperti; kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. 2. Faktor sosial Seperti; keluaga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar, dan motivasi sosial ( Purwanto, 2002 : 102)

10

Dalam pendapat lain, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar yakni: a) Faktor-faktor intern 1. Faktor jasmaniah

Faktor kesehatan Faktor cacat tubuh

2.

Faktor fhsikologis

Intelegensi Minat dan motivasi Perhatian dan bakat Kematangan dan kesiapan

3.

Faktor kelelahan

Kelelahan jasmani Kelelahan rohani Faktor ekstern

b) 1. Faktor keluarga

Cara orang tua mendidik Relasi antara anggota keluarga Suasana rumah Keadaan gedung dan metode belajar

2.

Faktor sekolah

Metode mengajar dan kurikulum Relasi guru dan siswa Disiplin sekolah Alat pengajaran dan waktu sekolah Keadaan gedung dan metode belajar Standar pelajaran di atas ukuran dan tugas rumah

3.

Faktor masyaraka

Kegiatan siswa dalam masyarakat

11

Mass media dan teman bergaul Bentuk kehidupan masyarakat (Slameto, 1997 :71)

Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi belajar siswa di atas, peneliti dapat memahami bahwa adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu kejelasan tentang proses belajar yang dipahami oleh siswa. Dengan demikian seorang guru harus benarbenar memahami dan memperhatikan adanya faktor tersebut pada siswa, sehingga didalam memberikan dan melaksanakan proses belajar mengajar harus memperhatikan faktor tersebut, baik dari psikologis, lingkungan dengan kata lain faktor intern dan ekstren. Terkait dengan hal yang tersebut di atas, maka Dimyanti dan Mudjiono mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. / aspirasi siswa Kemampuan siswa Kondisi siswa dan lingkungan Unsur-unsur dinamis dalam belajar Upaya guru dalam membelajarkan siswa. (Dimyati dan Mudjiono, 1999 : 100) penjelasan faktor tersebut adalah: Cita-cita

Adapun

1. Cita-cita / aspirasi Cita-cita merupakan satu kata tertanam dalam jiwa seorang individu. Cita-cita merupakan angan-angan yang ada di imajinasi seorang individu, dimana cita-cita tersebut dapat dicapai akan memberikan suatu kemungkinan tersendiri pada individu tersebut. Adanya cita-cita juga diiringi oleh perkembangan dan pertumbuhan keperibadian individu yang akan menimbulkan motivasi yang besar untuk meraih cita-cita atau kegiatan yang diinginkan. 2. Kemampuan siswa Kemampuan dan kecakapan setiap individu akan memperkuat adanya motivasi. kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan membaca, memahami sehingga dorongan yang ada pada diri individu akan makin tinggi. 3. Kondisi siswa dan lingkungan Kondisis siwa adalah kondisi rohani dan jasmani. Apabila kondisi stabil dan sehat maka motivasi siswa akan bertambah dan prestasinya akan meningkat. Begitu juga dengan kondisi lingkungan siswa (keluarga dan masyarakat) mendukung, maka motivasi pasti ada dan tidak akan menghilang. 4. Unsur dinamis dan pengajaran Dinamis artinya seorang individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, tempat dimana seorang individu akan memperoleh pengalaman.

12

5. Upaya guru dalam pengajaran siswa Guru adalah seorang sosok yang dikagumi dan insan yangt mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Seorang guru dituntut untuk profesional dan memiliki keterampilan. Dalam suatu kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan tidak terlepas adanya fungsi dan kegunaan. Motivasi dalam belajar yang merupakan suatu dorongan memiliki fungsi, yang dikemukakan oleh seorang ahli yaitu:

Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif untuk berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor penggerak melepaskan energi. Menentukan arah perbuatan yaitu petunjuk suatu tujuan yang hendak dicapai Menyelesaikan perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang akan dikerjakan ynag serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatanperbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. (Purwanto, 2002 : 70).

Disamping itu ada juga fungsi lain dari motivasi yaitu motivasi adalah sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi (Sardiman, 2001 : 83). Jelaslah bahwa fungsi motivasi itu memberikan suatu nilai atau itensitas tersendiri dari seorang siswa dalam meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajarnya.

Blog ini Di-link Dari Sini Web Blog ini

Di-link Dari Sini

Web

Jumat, 08 Juli 2011Browse > Home > Pendidikan > Kreativitas Belajar

Kreativitas BelajarKreativitas Belajar

13

1.

Pengertian Kreativitas Belajar

Kreativitas adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif (Munandar, 1995 : 12). Kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi, 1994 : 7). Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003 : 2). Ahli pendidikan modern merumuskan bahwa belajar adalah suatu bentuk pertmbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Aqib, 2003 : 42). Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (Rohadi, 2003 : 4). Dengan demikian belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah prilakunya, jadi hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan prilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar. Tornace dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987:34) berpendapat bahwa belajar kreatif adalah menjadi peka atausadar akan masalah, kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya . Sedangkan proses belajar kreatif menurut Torance dan Myres berpendapat bahwa proses belajar kreatif sebagai : keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya. Kesederhanaan dari struktur atau mendiagnosis suatu kesulitan dengan mensintesiskan ionformasi yang telah diketahui, membentuk kombinasi dan mendivergensi dengan menciptakan alternatif-alternatif baru, kemungkinan-kemungkinan baru, dan sebagainya. Mempertimbangkan, menilai, memeriksa, dan menguji kemungkinan-kemungkinan baru, menyisihkan, memecahkan yang tidak berhasil, salah dan kurang baik, memilih

14

pemecahan yang paling baik dan membuatnya menarik atau menyenangkan secara estesis, mengkonunikasi hasi-hasilnya kepada orang lain (Semiawan, DKK. 1987 : 35). Dengan demikian dalam belajar kreatif harus melibatkan komponen-komponen pengalaman belajar yang paling menyenangkan dan paling tidak menyenangkan lalu menemukan bahwa pengalaman dalam proses belajar kreatif sangat mungkin berada di antara pengalaman-penglaman belajar yang sangat menenangkan, pengalamapengalaman yang sangat memberikan kepuasan kepada kita dan yang sangat bernilai bagi kita. Jadi kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan kemampuan formasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya. Refinger (1980 : 9-13) dalam Conny Semawan (1990:37-38) memberikan empat alasan mengapa belajar kreatif itu penting. 1. Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri. 2. Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan. 3. Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita. 4. Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar. Sebagaimana halnya dengan pengalaman belajar yang sangat menyenangkan, pada belajar kreatif kita lihat secara aktif serta ingin mendalami bahan yang dipelajari. Dalam proses belajar secara kreatif digunakan proses berfikir divergen (proses berfikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) dengan proses berfikri konvergen (proses berfikir yang mencari jawaban tunggal yang paling tepat) berfikir kritis. Gagasan-gagasan yang kreatif, hasil-hasil karya yang kreatif tidak muncul begitu saja, untuk dapat menciptakan sesuatu yang bermakna dibutuhkan persiapan. Masa seorang anak duduk di bangku sekolah termasuk masa persiapan ini karena mempersiapkan seseorang agar dapat memecahkah masalah-masalah. Demikianlah semua data (pengalaman) memungkinkan seorang mencipta, yaitu dengan mengabung-gabungkan (mengkombinasikan) menjadi sesuatu yang baru.

15

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru yang professional dalam menyusun program pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar yaitu : 1. a. Menciptakan lingkungan di dalam kelas yang merangsang belajar kreatif Memberikan Pemanasan

Sebelum memulai dengan kegiatan yang menuntut prilaku kreatif siswa sesuai dengan rencana pelajaran lebih dahulu diusahakan sikap menerima (reseptif) di Kalangan siswa, terutama berlaku apabila siswa sebelumnya baru saja terlibat dalam suatu penguasaan yang berstruktur, mengerjakan soal fiqih, tugas atau kegiatan, bertujuan meningkatkan pemikiran kreatif menuntut sikap belajar yang berbeda lebih terbuka dan tertantang berperanserta secara aktif dengan memberikan gagasan-gagasan sebanyak mungkin untuk itu diberikan pemanasan yang dapat tercapai dengan memberikan pertanyaan pertanyaan terbuka dengan menimbulkan minat dan rasa ingin tahu siswa. b. Pengaturan Fisik

Membagi siswa dalam kelompok untuk mengadakan diskusi kelompok. c. Kesibukan Dalam Kelas

kegiatan belajar secara kreatif sering menuntut lebih banyak kegiatan fisik, dan diskusi antara siswa oleh karena itu guru hendaknya agak tenggang rasa dan luwes dalam menuntut ketenangan dan sebagai siswa tetap duduk pada tempatnya. Guru harus dapat membedakan kesibukan yang asyik sert suara-suara yang produktif yang menunjukkan bahwa siswa bersibuk diri secara kreatif. d. Guru sebagai Fasilitator

Guru dan anak yang berbakat lebih berperan sebagai fasilitator dari pada sebagai pengarah yangmenentukan segalagalanya baigsiswa. Sebagai fasilitator gurumendorong siswa (memotivator) untuk menggabungkan inisiatif dalam menjajaki tugas-tugas baru. Guru harus terbuka menerima gagasa dari semua siswa dan gur harus dapat menghilangkan ketakutan, kecemasan siswa yang dapt menghambat dan pemecahan masalah secara keatif (Munandar, 1992 : 78-81). 2. Mengajukan dan mengundang pertanyaan

16

Dalam proses belajar mengjar, diperlukan keterampilan guru baik dalam mengajukan pertanyaan kepada siswa maupun dalam mengundang siswa untuk bertanya. a. Tehnik Bertanya

Pertanyaan yang merangsang pemikiran kreatif adalah pertanyaan semacam divergen atau terbuka. Pertanyaan semacam ini membantu siswa mengembangkan keterampilan mengumpulkan fakta, merumuskan hipotesis, dan menguji atau menilai informasi mereka. Dengan mengajukan pertanyaan, guru memperoleh informasi yang berharga dan berguna untuk : 1. Menimbulkan minat dan motivasi siswa untuk berperan serta aktif. 2. Menilai persiapansiswa ddan sejauh mana siswa telah menguasai bahan yang diberikan sebelumnya. 3. Mengulang kembali dan meringkas apa yang telah diajarkan. 4. Membantu siswa melihat hubungan-hubungan baru. 5. Merangsang pemikiran kritis dan pengembangan sikap bertanya 6. Merangsang siswa untuk mencari sendiri pengetahuan tambahan 7. Menilai pencapaian tujuan dan sasaran belajar (Munandar, 1999 : 84)

b.

Metode Diskusi

Dalammetode dikusi, peran guru dangat menentukan keberhasilan, guru berperan sebagai pasilitator yang mengenalkan masalah kepada siwa dan memberikan informasi seperlunya yang mereka butuhkan unutk membahas masalah. Guru memang diperlukan misalnya jika timbul kemacetan dalam diskusi atau untuk menghindari kesalahan yang tersembunyi agar siswa tidak terlalu menyimpang dari arah yang dituju. c. Metode Inquiri-Discovery

pendekatan inquiry (pengajuan pertanyaan, penyelidikan) dan discopery (penemuan) dalambelajar penting dalan proses pemecahanmasalah. Ada tiga tahap dalam proses pemecahan masalah melalui inquiry, pertamma adanya kesadaran bahwa ada masalah. Hal ini merupakan factor yang memotivasi siswa untuk melanjutkan dengan merumuskan masalah (tahap kedua), pada tahap ini masalah dirumuskan dan timbul gagasan-gagasan sebagai strategi kemungkinan pemecahan. Melalui inquiry informasi mengenai masalah dihimpun. Tahap ketiga adalah mencari atau menjajaki (searching). Pada tahap pertanyaan dan informasi dihubungkan dengan perumusan hipotesis. Keativitas berkaitan erat dengan proses perumusan hipotesis, yaitu dalam mengajukan pertnayaan dan hipotesis dalam mneghubungakan fakta yang

17

diketahui dan asas-asas untuk mengembangkan strategi pemecahan, serta harus memperinci dan merumuskan kebutuhan dalammencari informasi, jadi, semua proses berfikir : kelancaran, keluwesan (fluksibilitas), orisinilitas, dan pemerincian (elaborasi) temasuk dalam prosess pemecahan masalah melalui inquiry-diskovery. Pokok-pokok yang harus dipenuhi oleh guru dalam pengalaman belajar inquiry adalah : 1. Berilah pengalaman permulaan untuk menarik minat siswa agar menanyakan mengenai suatu masalah, konsep, situasi atau gagasan, antara laindenganpenggunaan media, bermain peran dan demonstrasi. 2. Berilah siswa materi pelajaran dan situasi yang memungkinkan penyelidikan (ekspolorasi) 3. Sediakan sumber-sumber informasi dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada di masyarakat. 4. Sediakan peralatan untuk merangsang siswa melakukan eksperimen (percobaan). 5. Sediakan waktu untuk berdiskusi, bereksperimen, mencoba-coba dan sebagainya. 6. Berilah bimbingan dan perhargaan terhadap pemecahan yang dapat diterima dan terhadap strategi pemecahan. 7. Berilah dorongan dan penghargaan terhadap pemecahan yang dapat diterima dan terhadap strategi pemecahan (Munandar, 1999 : 86).

d.

Mengajukan pertanyaan yang menantang (provokatif)

Salah satu cara untuk merangsang daya pikir kreatif adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang (provokatif) antara lain dengan menanyakan apa kemungkinan-kemungkinan akibat apabila suatu kejadian yang telah terjadi, atau dengan menanyakan suatu kejadian yang telah terjadi, atau dengan menanyakan kemungkinankemungnkinan akibat dari suatu situasi yang memang belum pernah terjadi, tetapi siswa harus membayangkan apa saja kemungkinan-kemungnkinan akibatnya andaikan kejadian atau situasi itu terjadi di sini. 3. Memadukan perkembangan Psikomotorik (perasaan). kognitif (berfikir), afektif (sikap) dan

Dalam rangka membangun manusia seutuhnya perlu ada keseimbanganaantara semua aspek perkembangan yaitu perkembangan mental intelektual, perkembangan social, perkembanan emosi (kehidupan perasaan) dan perkembangan moral. a. Ciri-ciri kemampuan berfikir kreatif (aptitude) 1. Keterampilan berfikir lancar 2. Keterampilan berfikir luwes

18

3. Keterampilan berfikir orisinal 4. Keterampilan memperinci 5. Keterampilan menilai

b.

Cirri-ciri efektif (nonaptitude) 1. 2. 3. 4. 5. Rasa ingin tahu Bersifat imajinatif Merasa tergantung oleh kemajemukan Sifat berani mengambil resiko Sifat menghargai (Munandar, 1999 : 88-93).

c.

Menggabung pemikiran divergen dan pemikiran konvergen

Pemikiran konvergen yang menuntut siswa mencari jawaban tunggal yang paling tepat berdasarkan informasi yang diberikan sudah tidak asing bagi siswa-siswa sekolah dasar. Pemikiran divergen atau pemikiran kreatif sebaiknya menuntut siswa mencari sebanyak mungkin jawaban terhadap suatu persoalan. d. Menggabung proses berfikir dengan proses efektif

Contoh :

Berfikir lancar, gabung dengan rasa ingin tahu siswa yang rasa ingi tahunya kuat akan dapat menghasilkan gagasan-gagasan atau cara pemecahan masalah Orisinalitas dalam berfikir akan paling berhasil jika siswa tidak ragu-ragu dan berani mengamukakan pendapat yang berbeda dari biasanya dikemukakan siswasiswa lain.

Contoh kombinasi antara berfikir lentur dan daya imajinasi : Guru memberikan suatu cerita yang belum penyelesaiannya lalu para siswa diminta menggunakan imajinasinya untuk memikirkan beberapa akhir cerita yang berbeda-beda. Kombinasi berfikir lancar dan rasa ingin tahu : 1. Siswa diminta untukmenyebut dalam eaktu singkat berbeda-beda di dalam kelas yang benutknya bundar 2. Siswa ditugaskan menjajaki lingkungan sekolah untuk mencari tanaman yang berguna.

19

3. Siswa diminta mencari sebanyak mungkin sinonim (kata dengan arti sama) untuk kata tertentu dengan menggunakan kamus atau tanpa kamus (misalnya sinonim untuk indah : bagus, permai). Kombinasi antara orisinalitas dalam berfikir dan keberanian mengambil resiko : Siswa diminta untuk memikirkan jabatan atau pekerjaan yang ia minati tetapi biasanya jarang dipilih oleh anak-anak dari jenis kelamin yang sama. Banyak yang dilakukan para guru untuk meningkatkan kreativitas siswa-siswanya tanpa memerlukan banyak peralatan atau bahan-bahan yang mahal. Yang penting ialah guru sendiri harus senang, dalam arti merasa terdorong mencari variasi tugas-tugas belajar. Sound (1975) dalam Slameto (2004 : 147-148) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut :

Hasrat keingintahuan yang cukup besar Bersifat terbuka terhadap pengalaman baru Panjang akal Keingintahuan untuk menemukan dan meneliti Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas Berfikir fleksibel Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak Kemampuan membuat analisis dan sintesis Memiliki semangat bertanya serta meneliti Memiliki daya abstraksi yang cukup baik Memilii latar belakang membaca yang cukup luas

2.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas Belajar Siswa

Kesempatan untuk belajar kreatif ditentukan oleh banyak factor antara lain sikap dan minat siswa, guru orang tua, lingkungan rumah dan kelas atau sekolah, waktu, uang dan bahan-bahan (Conny Seniawan, dkk. 1990). Menurut Amabile (1989) dalam Munandar (2004: 113-114) .Ada beberapa factor yang mempengaruhi kreaitvitas belajar siswa : a. Sikap orang tua terhadap kreativitas anak b. Strategi mengajar guru

20

Faktor-faktor diatas dijelaskan sebagai berikut: a. sikap orang tua terhadap kreativitas anak Sudah lebih dari tiga puluhh tahun pakar psikologis mengemukakan bahwa sikap dan nilai orang tua berkaitan erat dengan kreativitas anak jika kita menggabung hasil penelitian dilapangan dengan ori-teori penelitian laboratorium mengenai kreativitas dengan teppsikologis kita mepperoleh petunjuk bagaimana sikap orang tua secara langsung mempengaruhi kreativitas anak mereka. Menurut Amabile (1989 : 103) menegaskan ada bahwa ada beberapa faktor yang menentukan kreativitas anak ialah : - Kebebasan Orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung mempunyai anak kreatif. Mereka tidak otoriter, tidak selalu mau mengawasi dan mereka tidak terlalu membatasi kegiatan anak. - Aspek Anak yang kreatif biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka danmengharagai keunikan anak - Kedekatan emosional yang sedang Kreativits anak dapat dihambat dengan suasana emosional yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan dan terpisah - Prestasi Bukan Angka Orang tua anak kreatif menghargai prestsi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baikknya dan menghsilkan karya-karya yang baik. - Menghargai Kreativitas Anak yang kreatif memperoleh dorongan dari orang tua untuk melakukan hal-hal yang kreatif. b.Strategi mengajar guru Dalam kegiatan mengajar sehari-hari dapat digunakan sejumlah strategi khusus yang dapat meningkatkan kreativitas. 1. Penilaian Penilaian guru terhadap pekerjaan murid yang dapat dilakukan dengancara :

Memberi umpan balik berarti daripada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas Melibatkan siswa dalam menilai pekerjaan mereka sendiri dan belajar dari kesalahan mereka

21

Penekanan terhadap apa yang telah kamu pelajari dan bukan pada bagaimana melakukannya.

2. Hadiah Anak senang menerima hadiah dan kadang-kadang melakukan segala sesuatu untuk memperolehnya. Hadiah yang terbaik untuk pekerjaan yang baik adalah kesempatan menampilkan danmempresentasekan pekerjaan sendiri dan pekerjaan tambahan. 3. Pilihan Sedapat mungkin berilah kesempatan kepada anak memilih apa yang nyaman bagi dia selama hal itu sesuain dengan ketentuan yang ada. 3. Metode dan Tehnik Belajar Kreatif

Metode dan tehnik-tehnik belajar kreatif membantu anak didik berfikir dan mengungkapkan diri secara kreatif, yaitu mampu memberikan macam-macam gagasan dan macam-macam jawaban dalam pemcahan masalah.: Adapun tehnik-tehnik belajar kreatif yaitu:

Pemikiran dan perasaan terbuka Sumbang saran Daftar pertanyaan yang memacu gagasan Menyimak sifat benda tau keadaan Hubungan yang dipaksakan Pendekatan morfologis Pemecahan masalah secara kreatif (Munandar,1999: 100)

Tehnik-tehnik relajar kreatif dijelaskan sebagai berikut: a. Pemikiran dan perasaan terbuka

Cara yang paling sederhana untuk merangsang pemikiran kreatif ialah dengan mengajukan pertanyaan yang memberikan kesempayan timbulnya berbagai macam jawaban sebagai ungkapan pikiran dan perasaan serta dengan membantu siswa mengajukan pertnayaan. Contoh-kegiatan pemikiran dan perasaaan terbuka 1. Menyelesaikan sesuatu yang telah dimulai 2. Mencari penggunaan baru dari benda sehari-hari 3. Meningkatkan atau memperbaiki suaut produk atau benda (Munandar, 1999 : 100-1003).

22

b. Sumbang Saran Tehnik yang dikembangkan oleh Osborn ini dapat diterapak unutk memecahkansuaut masalah dalam kelompok kecil (Sekitas 8-10 orang) dengan menggali gagasan-gagasan sebanyak mungkin dari anggota kelompok. Hal-hal yang pelru diperhatikan meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. c. Kebebasan dalam memberikan gagasan Penekanan pada kuantitas Kritik ditangguhkan Kombinsi dan peningkatan gagasan Mengulangi gagasan (Munandar, 1999 : 104).

Daftar pertanyaan yang memacu gagasan

Tehnik ini bertujuan melancarkan arus pencetusan gagasan dalam pemecahan masalah seperti mengembangkan, meningkatkan, dan memperbaiki suatu subyek atau situasi.dengan meninjau daftar pertanyaan yang membantu melihat hubungan-hubungan baru. d. Menyimak sifat benda atau keadaan Tehnik ini digunakan untuk mengubah gagasan guna meningkatkan atau memperbaiki suatu subyek atau situasi. Pertama-tama semua atribut (sifat) dari suatu subyek atau situasi dicatat, kemudian masing-masing ciri ditinjau satu persatu untuk mempertimbangkan kemungkinan mengubah atau memperbaiki obyek atau situasi tersebut. e. Hubungan yang dipaksakan

Tehnik lain untuk merangsang gagasan-gagasan kreatif ialah dengan cara memaksakan suatu hubungan antara objek atau situasi yangn dimasalahkan dengan unsure-unsur lain untuk menimbulkan gagasan-gagsan baru. Maksud dari memaksakan hubungan ialah agar kita dapat melepskan diri dari hubungan-hubungan yang lazim atau yang sudah mejadi tradisi (kebiasan) untuk menjajaki kemungkinan-kemungkinan baru. f. Pendekatan Morfologis

Pada tehnik pendekatan atau analisis morfologis kita berusaha memecahkan suatu masalah atau memperoleh ide-ide baru dengan cara mengkaji dengan cermat bentuk struktur masalah. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

23

1.

Kita mulai dengan menentukan komponen-komponen dasar dari masalah atau situasi 2. Dari setiapkomponen kita tetapkan sifatnya 3. Dengan meninjau setiap kemungkinan kombinasi, dari sifat-sifat setiap komponen kita mendapatkan gagasan baru dan kombinasi baru (Munandar, 1999 : 109). g. Pemecahan masalah secara kreatif

parners, Noller dan Biondi (1971) dalam Munandar (1999:110-111) menajukan suatu model pemecahan masalah secara kreatif (PMK) meliputi: 1. 2. 3. 4. 5. Tahap mengumpulkan fakta Tahap menemukan masalah Tahap menemukan gagasan Tahan mnemukan jawaban Tahap menemukan penerimaan

4.

Langkah-Langkah Penerapan KBK

Secara garis besarnya penerapan KBK mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi. 1. Pengembangan Program

Pengembangan program KBK mencakup : a. Program Tahunan Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Program ini perlu dipersiapkan oleh guru sebelum tahun ajaran karena merupakan pedoman bagi pengembangan program. Program berikutnya, yakni program semester, program mingguan, dan program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan. Sumber yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan antara lain : 1. Daftar kompetensi standar (standar competency) sebagai konsensus nasional, yang dikembangkan dalam buku Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) setiap mata pelajaran yang akan dikembangkan. 2. Skope dan sekvensi setiap kompetensi, untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan materi pembelajaran. 3. Penyusunan kalender, penyusunan kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu pada efisiensi, efetivitas dan hak-hak peserta didik.

24

b. Program Semester Program semester berisikan Garis-Garis Besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Program semester ini merupakan penjabaran dari program tahunan. Pada umumnya program semester ini berisikan tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang direncanakan dan keterangan-keterangan. c. Program Modul (Pokok Bahasan)

Program ini merupakan penjabaran dari program semester. Pada umumnya modul berisikan tentang lembar kegiatan peserta didik, lembar kerja, kunci lembar kerja, lembar jawaban dan kunci jawaban. d. Program Mingguan dan Harian

Melalui tahap ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang telah dicapai dan yang perlu diulang, bagi setiap peserta didik. Melalui program ini juga diidentifikasi kemajuan belajar setiap peserta didik, sehingga dapat diketahui peserta didik yang mendapat kesulitan dalam setiap modul yang dikerjakan, dan peserta didik yang memiliki kecepatan belajar diatas rata-rata kelas bisa diberikan pengayaan sedangkan bagi yang lembat dilakukan pengulangan. e. Program Pengayaan dan Remidial

Program ini merupakan penjabaran dari program mingguan dan harian. Berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan belajar dan terhadap tugas-tugas modul, hasil tes, dan ulangan dapat diperoleh tingkat kemampuan belajar setiap peserta didik. Hasil analisis dipadukan dengan catatan-catatan yang ada pada program harian dan mingguan, untuk digunakan sebagai bahan tindak lanjut proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Program ini juga mengidentifikasi modul yang diulang, peserta didik yang wajib dan yang mengikuti program pengayaan. f. Program Bimbingan dan Konseling Pendidikan

Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar dan karier. 2. Pelaksanaan Pembelajaran

25

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre tes, proses dan post tes. a. Pre tes (tes awal)

Pada umumnya pelaksanaan proses pembelajaran dimulai dengan pre tes ini memiliki banyak kegunaan dalam menjajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Fungsi pre tes antara lain : 1. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan pre tes maka pikiran akan terfokus pada soal-soal yang harus mereka jawab. 2. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. 3. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah memiliki peserta didik mengenai bahan ajar yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. 4. Untuk mengetahui darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuantujuan mana yang telah dikuasai peserta didik, dan tujuan-tujuan mana yang mendapat penekanan dan perhatian khusus.

b.

Proses

Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan pembelajaran yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui modul. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan rasa pada diri sendiri. Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan prilaku yang positif dan menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi. c. Post tes Pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post tes. Kegunaannya, terutama dalam melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi post tes antara lain : 1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan baik secara individual maupun kelompok.

26

2. Untuk mengetahui kompetensi dan tujuan. Tujuan-tujuan yang dapat dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dan tujuan-tujuan yang belum dikuasainya. 3. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan serta untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar. 4. Sebagai komponen acuan untuk melakukan perbaikan. 3. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar dalam penerapan KBK dilakukan dengan : a. Penilaian Kelas Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum dan ujian akhir. b. Tes Kemampuan Dasar Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran. c. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselengarakan kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu. Untuk keperluan sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar yang dicantumkan dalam surat tanda tamat belajar. Tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang kelas. d. Benchmarking Merupakan suatu standar untuk kinerja yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan pendidikan. e. Penilaian Program Penilaian program dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan secara kontinu dan berkesinambungan. 5. Efektivitas Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Keberhasilan kurikulum berbasis kompetensi yang dalam pengembangannya memberikan kewenangan sangat besar kepada sekolah melalui pengambilan keputusan partisipatif, sangat ditentukan oleh kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, orang tua siswa, dan masyarakat yang terlibat secra langsung dalam pengelolaan sekolah. Keberhasilan tersebut antara lain dilihat dari indikator-indikator berikut :

27

1. Adanya peningkatan mutu pendidikan, yang dapat dicapai oleh sekolah melalui kemandirian dan inisiatif kepala sekolah dan guru dalam mengelola dan mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia. 2. Adanya peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber pendidikan melalui pembagian tanggung jawab yang jelas, transparan dan demokratis. 3. Adanya peningkatan perhatian serta partisipasi warga dan masyarakat sekitar sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. 4. Adanya peningkatan tanggung jawab sekolah kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada umumnya berkaitan dengan mutu sekolah, baik dalam intra maupun ekstrakurikuler. 5. Adanya kompetensi yang sehat antara sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan melalu upaya-upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah setempat. 6. Timbulnya kemandirian ketergantungan dikalangan warga sekolah, bersifat proaktif serta memiliki jiwa kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif dan berani mengambil resiko) 7. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, yang lebih menekankan pada belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be) dan belajar hidup bersama (learning to live together) 8. Terciptanya iklim sekolah yang aman, nyaman dan tertib 9. Adanya proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan.(Mulyasa,2006:181182)

Keberhasilan KBK seperti yang dikemukakan diatas Sangat ditentukan oleh kepala sekolah dan guru.Kepala sekolah mengkoordinasikan, menggerakkan dan menselaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu factor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran-sasaran sekolah melalui program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Secara garis besar tapan penerapan kurikulum meliputi:Tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. 1.Tahap perencanaan. Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan misi yang ingin dicapai, usaha ini mempertimbangkan metode atau teknik, sarana dan prasarana pencapaian yang akan digunakan, waktu yang dibutuhkan, besar anggaran, personalia yaqng terlibat, dan sistem evaluasi, dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi serta faktor internal dan eksternal.

28

Dalam setiap penetapan berbagai elemen yang akan digunakan dalam proses penerapan kurikulum, terdapat tahapan proses-proses pembuatan keputusan meliputi:

Identifikasi masalah yang dihadapi Pengembangan setiap alternatif metode, evaluasi, personalia waktu. Evaluasi setiap alternatif tersebut Penentuan alternatif yang baik (Parter,1996 dalam Hamalik).

anggaran dan

Proses evaluasi atau pemilihan alternatif tersebut dilakukan melalui teknik SWOT (Strength, weaknees, oppurtunity,dan thereat).Setiap alternatif dipertimbangkan kekuatannya, serta disesuaiakan dengan peluang yang ada dan hambatannya yang dihadapi.Hasil nyata dari tahap ini adalah blue print (cetak biru) yang akan menjadi pedoman dalam pelaksanaan.Pada proses pengembangan rencana blue print tersebut dipertimbangkan metode dan sarana yang digunakan, waktu yang dibutuhkan, kualitas dan kuantitas personal yang trlibat, serta besarnya anggaran yang diperlukan. 2.Tahap pelaksanaan Implementasi Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue print yang telah disusun dalam fase perencanaan, dengan menggunakan sejumlah teknik dan sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan sebelumnya.Jenis kegiatan dapat bervariasi,sesuai dengan kondisi yang ada. Pelaksanaan dilakukan oleh suatu tim terpadu,menurut departemen/devisi/seksi masingmasing ataugabungan,bergantung pada perencanaan sebelumnya.Hasil dari pekerjaan ini adalah tercapainya tujuan-tujuan kegiatan yang telah ditetapkan.sSecara umum, hasilnya akan meningkatkan pemamfaatan dan penerapan kurikulum. 3.Tahap Evaluasi Implementasi Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol,apakah pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana, dan sebagai fungsi perbaikan jika selama proses terdapat kekurangan. Kedua melihat hasil akhir yang dicapai.

29