Hi Giene Ambar Sari

23
1 TUGAS HYGIENE HACCP dan WORK SAFETY AND HEALTHON FOOD INDUSTRY Disusun oleh : Ambar sari 5401413050 TJP/ PKK Tata Boga UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Transcript of Hi Giene Ambar Sari

Page 1: Hi Giene Ambar Sari

1

TUGAS HYGIENE

HACCP dan WORK SAFETY AND

HEALTHON FOOD INDUSTRY

Disusun oleh :

Ambar sari

5401413050

TJP/ PKK Tata Boga

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013

Page 2: Hi Giene Ambar Sari

2

Kata PengantarSegala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya

terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menulis dapat

menyelesaikan makalah mata kuliah “HYGIENE”. Kemudian shalawat beserta salam kita

sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman

hidup yakni al-qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah hygiene. Selanjutnya saya

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Bambang Triatma selaku

dosen pembimbing mata kuliah hygiene.

Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan

makalah ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para

pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 30 November 2013

Ambar Sari

Page 3: Hi Giene Ambar Sari

3

Daftar Isi1. Halaman Judul………………………………………………………………1.

2. Kata Pengantar………………………………………………………………2.

3. Daftar Isi ………………………………………………………………….3,4.

4. Hazard Analysis and Critical Control Points……………………………….5.

A. Latar Belakang………………………………………………………….5.

B. Rumusan Masalah………………………………………………………5.

5. Pengertian HACCP…………………………………………………………6.

6. Tujuh Prinsip HACCP……………………………………………………...7.

7. Mengapa HACCP…………………………………………………………..8.

8. Manfaat HACCP……………………………………………………………9.

9. Daftar Pustaka……………………………………………………………..10.

10. Work Safety And Healthon Food Industry………………………………..11.

1. Pendahuluan…………………………………………………………..11.

A. Latar Belakang…………………………………………………….11.

B. Tujuan dan Manfaat……………………………………………….12.

11. Tinjauan Pustaka…………………………………………………………..13.

1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja………………………..13.

2. Konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Industry………….14.

3. Lingkungan kerja di tempat kerja……………………………………..15.

Page 4: Hi Giene Ambar Sari

4

4. Faktor- factor yang mempengaruhi lingkungan kerja………………..15.

12. Hasil Pembahasan………………………………………………………...16.

1. Komitmen Dan Kebijakan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja ( K3 )

1. PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR…………………………..16.

2. PT. NISSIN BISCUIT INDONESIA……………………………..17.

3. PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO…………………………..18.

2. Pembahasan…………………………………………………….18,19,20.

13. Penutup……………………………………………………...…………….21.

1. Kesimpulan……………………………………………………………21.

2. Saran…………………………………………………………………...22.

14. Daftar Pustaka………………………………………………………………23.

Page 5: Hi Giene Ambar Sari

5

HAZARD ANALYSIS AND CRITICAL CONTROL POINTS

A. Latar Belakang

Jaminan mutu dan keamanan pangan terus berkembang sesuai dengan persyaratan

konsumen, Keamanan pangan merupakan persyaratan utama dan terpenting dari seluruh

parameter mutu pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai gizi suatu bahan pangan atau

makanan, penampilannya baik , juga lezat rasanya, tetapi bila tidak aman, maka makanan

tersebut tidak ada nilainya lagi.

Hal ini membawa dampak perubahan mulai dari bisnis pangan tanpa adanya

pengawasan, pengawasan produk akhir, hingga pengawasan proses produksi bagi jaminan

mutu secara total. Pada tahun-tahun terakhir, konsumen menyadari bahwa mutu pangan

khususnya keamanan pangan tidak dapat hanya dijamin dengan hasil uji produk akhir dari

laboratorium. Mereka berkeyakinan bahwa produk yang aman didapat dari bahan baku

yang ditangani dengan baik, diolah dan didistribusikan dengan baik akan menghasilkan

produk akhir yang baik.

Suatu langkah yang tepat untuk mengantisipasi hal tersebut, serta adanya tuntutan

dalam pasar bebas, telah dikembangkan suatu sistem jaminan mutu oleh Komite Standar

Internasional/ Codex Allimentarius Commission yang telah diakui secara internasional

yaitu Sistem Jaminan Mutu berdasarkan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).

Secara umum konsep HACCP ini merupakan suatu sistem jaminan mutu yang menekankan

pada pengawasan yang menjamin mutu sejak bahan baku hingga produk akhir.

B. Rumusan Masalah.

1. “Apa pengertian dari HACCP ?”

2. “Apa tujuh prinsip HACCP ?”

3. “Mengapa harus menerapkan system HACCP ?”

4. “Apa saja manfaat dari HACCP ?”

Page 6: Hi Giene Ambar Sari

6

1. Pengertian HACCP

HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) adalah suatu sistem jaminan mutu

yang mendasarkan kepada kesadaran atau penghayatan bahwa hazard (bahaya) dapat

timbul pada berbagai titik atau tahap produksi tertentu tetapi dapat dilakukan pengendalian

untuk mengontrol bahaya-bahaya tersebut. Atau dimanakah letak bahaya dari makanan atau

minuman yang dihailkan oleh suatu industri, serta melakukan evaluasi apakah seluruh

proses yang dilakukan adalah proses yang aman, dan bagaimana kita mengendalikan

ancaman bahaya yang mungkin timbul.

Kunci utama HACCP adalah antisipasi bahaya dan identifikasi titik pengawasan yang

mengutamakan kepada tindakan pencegahan dari pada mengandalkan kepada pengujian

produk akhir. Sistem HACCP bukan merupakan sistem jaminan keamanan pangan yang

zero-risk atau tanpa resiko, tetapi dirancang untuk meminimumkan resiko bahaya

keamanan pangan. HACCP dapat diterapkan dalam rantai produksi pangan mulai dari

produsen utama bahan baku pangan (pertanian), penanganan, pengolahan, distribusi,

pemasaran hingga sampai kepada pengguna akhir.

Karena HACCP dikenal sebagai sistem keamanan pangan yang efektif, maka dengan

menerapkan HACCP secara konsekuen maka perusahaan jaminan pangan akan dapat

memberikan kepercayaan pada pelanggan terhadap jaminan keamanan yang telah

dilakukan, dan akan memberikan kesan yang baik bahwa industri pangan yang

bersangkutan memenuhi komitmen yang kuat dan profesional dalam menjamin keamanan

pangan. Bahkan suatu industri pangan penerap HACCP dapat mendemonstrasikan bahwa

sistem keamanan pangannya telah memenuhi persyaratan regulasi pemerintah dalam

menjamin masyarakat terhadap kemungkinan timbulnya bahaya keamanan pangan.

Page 7: Hi Giene Ambar Sari

7

2. Tujuh Prinsip HACCP

a. Analisis bahaya, Mengidentifikasi potensi bahaya yang berhubungan dengan produksi

pangan pada semua tahapan, mulai dari usaha tani, penanganan, pengolahan di pabrik dan

distribusi, sampai kepada titik produk pangan dikonsumsi. Penilaian kemungkinan

terjadinya bahaya dan menentukan tindakan pencegahan untuk pengendaliannya.

b. Mengidentifikasi Critical Control Point (CCP), Menentukan titik atau tahap prosedur

operasional yang dapat dikendalikan untuk menghilangkan bahaya atau mengurangi

kemungkinan terjadinya bahaya tersebut. CCP berarti setiap tahapan didalam produksi

pangan dan/atau pabrik yang meliputi sejak bahan baku yang diterima, dan/atau diproduksi,

panen, diangkut, formulasi, diolah, disimpan dan lain sebagainya.

c. Menetapkan batas kritis setiap CCP, Menetapkan batas kritis yang harus dicapai untuk

menjamin bahwa CCP berada dalam kendali.

d. Menetapkan sistem monitoring setiap CCP, Menetapkan sistem pemantauan

pengendalian (monitoring) dari CCP dengan cara pengujian atau pengamatan.

e. Menetapkan tindakan koreksi untuk penyimpangan yang terjadi. Menetapkan tindakan

perbaikan yang dilaksanakan jika hasil pemantauan menunjukan bahwa CCP tertentu tidak

terkendali.

f. Menetapkan prosedur verifikasi, Menetapkan prosedur verifikasi yang mencakup dari

pengujian tambahan dan prosedur penyesuaian yang menyatakan bahwa sistem HACCP

berjalan efektif.

g. Menetapkan penyimpanan catatan dan dokumentasi, Mengembangkan dokumentasi

mengenai semua prosedur dan pencatatan yang tepat untuk prinsip-prinsip ini dan

penerapannya.

Page 8: Hi Giene Ambar Sari

8

3. Mengapa HACCP

Beberapa industri pangan dunia menyimpulkan bahwa bisnis pangan perlu dan

harus menerapkan HACCP dengan beberapa alasan sebagai berikut :

o Yang paling ditakuti pebisnis pangan adalah “food safety” karena hal itu

tidak dapat diatasi dengan “product recall” yang mahal.

o Jaminan keamanan pangan adalah salah satu persyaratan standar dan juga

wajib oleh Regulasi (UU pangan, UU perlindungan konsumen).

o Untuk menjadi kompetitif di pasar global.

o Menekankan pada mutu, “food safety”, dan eliminasi “economic fraud”

(misslabelling, kesalahan berat, salah ukuran) untuk menjaga keamanan

bisnis.

o Membutuhkan sistem keamanan pangan yang sejalan dengan program yang

sejalan dengan jaminan mutu.

o WTO telah mendesak negara anggota dan industri untuk melakukan

harmonisasi perdagangan, ekivalensi sistem inspeksi, dan mengurangi

hambatan teknis, serta merekomendasi CAC standar untuk memfasilitasi

harmonisasi.

o CAC telah mengadopsi dan merekomendasi penerapan bagi industri pangan

HACCP keseluruh dunia.

o Negara-negara mitra bisnis Indonesia telah mengubah regulasi mereka untuk

implentasi HACCP

Page 9: Hi Giene Ambar Sari

9

4. MANFAAT HACCP

a. Menjamin keamanan pangan

b. Memproduksi produk pangan yang aman setiap saat.

c. Memberikan bukti sistem produksi dan penganganan aproduk yang aman.

d. Memberikan rasa percaya diri pada produsen akan jaminan keamanannya.

e. Memberikan kepuasan pada pelanggan akan konformitasnya terhadap

standar nasional maupun internasional.

f. Mencegah kasus keracunan pangan, sebab dalam penerapan sistem HACCP

bahaya-bahaya dapat diidentifikasi secara dini, termasuk bagaimana

tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangannya.

g. Mencegah/mengurangi terjadinya kerusakkan produksi atau ketidakamanan

pangan, yang tidak mudah bila hanya dilakukan pada sistem pengujian akhir

produk saja.

h. Dengan berkembangnya HACCP menjadi standar internasional dan

persyaratan wajib pemerintah, memberikan produk memiliki nilai kompetitif

di pasar global.

i. Memberikan efisiensi manajemen keamanan pangan, karena sistemnya

sistematik dan mudah dipelajari, sehingga dapat diterapkan pada semua

tingkat bisnis pangan.

Page 10: Hi Giene Ambar Sari

10

Daftar PustakaWinarno, F.G. dan Surono, 2002. HACCP dan Penerapannya Dalam Industri Pangan. M-

BRIO PRESS, Bogor.

Mengenal HACCP dan aplikasinya dalam menjamin mutu dan keamanan pangan, Surono

1995.

Page 11: Hi Giene Ambar Sari

11

WORK SAFETY AND HEALTHON FOOD

INDUSTRY

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah faktor sangat penting bagi produktifitas dan peningkatan

produktifitas tenaga kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi kesehatan yang baik

merupakan potensi untuk meraih produktifitas kerja yang baik pula. Pekerjaan yang

menuntut produktifitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kerja dengan kondisi

kesehatan prima. Sebaliknya keadaan sakit atau gangguan kesehatan menyebabkan tenaga

kerja tidak atau kurang produktif dalam melakukan pekerjaannya. Bahaya ditempat kerja

yang dapat menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja cendrung lebih sering

terjadi pada populasi pekerja yang kurang memahami proses industry ditempat kerja, atau

tidak cukup dilatih dan dilindungi untuk mengatasi kemungkinan bahaya yang dapat

terjadi. Seorang dokter perusahaan bertanggung jawab untuk mendidik dan melatih pekerja

untuk menjadi pekerja yang terampil, efisien dan produktif.

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman dalam proses pengolahan

maupun mengetahui bagaimana upaya pengendalian yang dilakukan pada kesehatan

lingkungan kerja dan mengetahui bagaimana hubungan antara pekerja, lingkungan kerja,

dan penyakit akibat kerja di suatu perusahaan bidang agroindustri, Pendidikan Teknologi

Agroindustri mengadakan kegiatan tahunan yang berupa Kunjungan Studi Lapangan yang

Page 12: Hi Giene Ambar Sari

12

dilakukan pada hari kamis, tanggal 27 Juni 2013 pukul 08.00- selesai dengan mengunjungi

PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Nissin Biscuit Indonesia dan PT. Nippon Indosari

Corpindo. Di Semarang – Jawa Timur.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan pembuatan makalah ini sadalah untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta mengetahui lebih jauh tentang keselamatan

dan kesehatan kerja, bagaimana penerapan K3 di industri, serta komitmen dan kebijakan

tentang keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Indofood Sukses Makmur, PT. Nissin

Biscuit Indonesia dan PT. Nippon Indosari Corpindo cabang Semarang.

Manfaat dari pembuatan makalah ini antara lain :

a. Untuk Mahasiswa :

Dapat menambah pengetahuan kita tentang syarat dan prosedur keselamatan dan kesehatan

kerja, sehingga kita dapat mengaplikasikannya jika mau bekerja di industry.

b. Untuk Dosen

Kegiatan ini merupakan mediasi Dosen untuk menjelaskan materi keselamatan dan

kesehatan kerja secara lebih jelas kepada mahasiswa.

Page 13: Hi Giene Ambar Sari

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keselamatan Dan Kasehatan Kerja

Keselamatan dan kesehatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan

keadaan lingkungan kerja yang sehat, aman bebas dari kecelakaan. Kecelakaan adalah

suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan

menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah

kecelakaan yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu

tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan,

baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada

kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya. Maksud dan tujuan

keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan adalah melindungi pekerja dan masyarakat

sekitar suatu perusahaan atau industri dari resiko bahaya khususnya faktor fisik, kimiawi

dan biologis yang mungkin timbul oleh karena beroperasinya suatu proses produksi.

2.2 KONSEP keselamatan dan kesehatan kerja INDUSTRI

Beban kerja

Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud mungkin fisik,

mental, dan atau social. Seorang tenaga kerja yang secara fisik bekerja berat seperti halnya

buruh bongkar muat barang dipelabuhan, memikul lebih banyak beban fisik dari pada

beban mental maupun sosial. Berlainan dari itu adalah beban kerja seorang pengusaha atau

manjemen, tanggung jawabnya merupakan beban mental yang relati jauh lebih besar dari

beban fisik yang dituntut oleh pekerjaannya.

Page 14: Hi Giene Ambar Sari

14

Kapasitas Kerja

Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu dengan yang lainnya dan

sangat bergantung kepada motivasi kerja, pengalaman, latar belakang pendidikan, keahlian,

ketrampilan, kesesuaian terhadap pekerjaan, kondisi kesehatan, keadaan gizi, jenis kelamin,

usia dan ukuran antropometri tubuh serta reaksi kejiwaan.

2.3 Lingkungan Kerja di Tempat kerja

Lingkungan kerja yang sering ditemukan ditempat kerja adalah;

Lingkungan Fisik: suhu,ekosistem tekanan udara, noise, penerangan, getaran, dan

radiasi

Lingkungan Kimia: Debu, uap, gas, larutan kimia, fume, mist/kabut, awan, dsb.

Lingkungan Biologi: virus, bakteri, jamur, protozoa, cacing, serangga, dll.

Lingkungan Fisiologis: Kesalahan kontruksi, tataletak mesin, sikap badan yang

kurang baik sehingga menyebabkan kelelahan atau kecelakaan kerja.

Lingkungan Mental psikologis: kondisi yang membosankan, hubungan kerja yang tidak

baik sehingga menimbulkan gangguan psikis (gangguan emosional, batin, atau neorosis),

faktor kepemimpinan yang tidak baik, kondisi materil dan psikologis kerja yang kurang

baik, lingkungan sosial yang tidak baik.

Page 15: Hi Giene Ambar Sari

15

2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja di tempat kerja, yaitu;

1. Penerangan. Penerangan memiliki manfaat yang sangat besar bagi karyawan yaitu

untuk proses kelancaran kerja, karena penerangan (cahaya) yang kurang cukup terang dapat

mengganggu penglihatan karyawan manjadi tidak jelas pada saat bekerja.

2. Kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Maksud tidak dikehendaki

di sini yaitu karena dengan adanya kebisingan maka konsentrasi dalam bekerja akan

terganggu, sehingga pekerjaan yang dilakukan akan mengalami banyak kesalahan atau

rusak.

3. Kebersihan. Kebersihan lingkungan kerja sangat perlu diperhatikan, karena lingkungan

kerja yang bersih akan menimbulkan rasa nyaman dan semangat kerja yang tinggi bagi

karyawan.

4. Pertukaran udara. Pertukaran udara yang baik akan menyehatkan badan dan

menimbulkan kesegaran, sehingga dapat menimbulkan semangat kerja seseorang. Sumber

utama adanya udara segar adalah adanya tanaman disekitar tempat kerja. Dengan cukupnya

oksigen di sekitar tempat kerja, ditambah dengan pengaruh secara psikologis akibat adanya

tanaman di sekitar tempat kerja, keduanya akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada

jasmani.

5. Bau-bauan. Adanya bau-bauan disekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai

pencemaran, dan bau-bauan yang terjadi terus-menerus dapat mempengaruhi kepekaan

penciuman. Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang menggannggu di sekitar tempat kerja.

Page 16: Hi Giene Ambar Sari

16

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

KOMITMEN DAN KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA ( K3 )

3.1.1 PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR

PT Indofood CBP Sukses Makmur Divisi Noodle Semarang Jawa Tengah

mempunyai komitmen untuk menyediakan tempat kerja yang selamat, sehat, dan aman bagi

semua karyawannya. Pihak Perusahaan memandang Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) setingkat dengan persoalan Kualitas, Produksi dan Biaya Pihak Perusahaan akan

selalu berusaha untuk menghilangkan bahaya yang dapat mengakibatkan sakit, luka,

kerusakan harta benda, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan, dan kehilangan proses

serta hal–hal yang dapat merusak lingkungan.

Manajemen dan Pengurus P2K3 percaya bahwa semua karyawan PT Indofood CBP

Sukses Makmur Divisi Noodle Semarang Jawa Tengah ini akan bekerjasama dengan

Pengurus Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) dalam menjaga

komitmen pribadi untuk mensukseskan Proses Peningkatan Secara Terus Menerus.

Standarisasi yang berlaku di semua pabrik tersebut telah disertifikasi oleh SGS

melalui sertifikasi International Standard Operation (ISO) termasuk PT Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. Selain itu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. juga memiliki

Sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan Sertifikat halal yang

berlaku untuk semua produk internasional. Pada 21 Maret 1998 PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk. memperoleh sertifikat manajemen mutu ISO versi 9001. Kemudian pada 5

Februari 2004 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. diperoleh sertifikasi ISO 9001:2000

(ISO 9001 versi 2000) dari badan akreditasi SGS International of Indonesia.

Page 17: Hi Giene Ambar Sari

17

3.1.2 PT. NISSIN BISCUIT INDONESIA

PT. Nissin Biscuit Semarang ini telah berusaha menempatkan karyawan pada tugas

yang benar (the right man on the right job) dan masih ditemukan juga karyawan yang

kurang disiplin mengikuti peraturan perusahaan, kurang teliti dan kurang serius dalam

bekerja serta kurang dapat memberikan contoh yang baik.

Budaya kerja dan disiplin kerja yang diberikan oleh PT.Nissin Biscuit Indonesia

sangat besar manfaatnya dalam mendorong timbulnya usaha karyawan untuk meningkatkan

kemampuan dan karyawan yang bersangkutan mampu mengemban tugas menurut

bidangnya masing-masing agar dapat mencapai efektivitas kerja yang tinggi.

Standar mutu yang diterapkan oleh Nissin mencakup penggunaan bahan baku

pilihan dan penggunaan tegnologi canggih dalam proses produksi serta penerapan CPMB

(Cara Produksi Makanan yang Baik), GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP

(Sanitation Standard Opening Procedure) dan HACCP (Hazard Analytical Critical Control

Point). Standar Mutu ISO 2200:2005 untuk kualitas dan keamanan produk juga telah

ditetapka dalam proses produksi disertai dengan sertifikat halal dari Majlis Ulama

Indonesia (MUI). Sebuah bukti bahwa semua produk Nissin memenuhi kaidah halal dan

aman dikonsumsi.

Page 18: Hi Giene Ambar Sari

18

3.1.3 PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO

Pada tahun 2006 Perseroan mendapatkan sertifikat HACCP (Hazard Analysis

Critical Control Point) yaitu sertifikat jaminan keamanan pangan sebagai bukti komitmen

Perseroan dalam mengedepankan prinsip 3H (Halal, Healthy, Hygienic) pada setiap produk

Sari Roti. Selain itu, seluruh produk Sari Roti telah terdaftar melalui Badan BPOM

Indonesia dan memperoleh sertifikat Halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia.

3.2 Pembahasan

1. PT. Indofood Sukses Makmur

Keselamatan dan Kesehatan kerja di perusahaan ini sangat di utamakan sekali,

bagaikan mengutamakan kualitas produk bahan pangan. Pengurus P2K3 melakukan kerja

sama dengan semua karyawan di PT. Indofood dalam menjaga komitmen pribadi untuk

mensukseskan peningkatan secara terus menerus. System manjemen lingkungan di PT.

Indofood sukses makmur telah berkembang sangat baik, Industri berupaya menyediakan

sumber daya untuk pembentukan, pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan kerja yang

diperlukan untuk mengimplentasikan persyaratan dan system manajemen keamanan

pangan (SMKP) yang dijamin dan didukung dengan pelaksanaan prosedur untuk

pengelolaan sistem manajemen lingkungan dan identifikasi bahaya yang meliputi :

a. GMP ( Good manufacturing Practice )

b. SSOP( Standart Sanitation Operation procedure )

c. Heath & Safety Envirionment

d. Pelatihan ( Training )

e. GLP ( Good Laboratory practice )

f. PHC ( Product Handling Control )

Page 19: Hi Giene Ambar Sari

19

Disamping itu semua, dalam hal pelakasaan K3 itu sendiri masih terdapat beberapa

kekurangan, seperti penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD) saat bekerja. Contoh kasus

pada saat melakukan kunjungan, kami pun menemukan beberapa pekerja tidak

mengenakan Alat Pelindung Diri saat bekerja. Tidak ada teguran sama sekali, baik itu oleh

teman pekerjanya mau pun dari atasannya. Hal yang perlu di cermati disini adalah menjaga

komitmen dalam mensukseskan K3 itu sendiri. Dari contoh kasus yang tadi dapat kita

ketahui bahwa komitmen dalam penerapan k3 di PT. Indofood belum dapat dilaksanakan

oleh keseluruhan pekerja pabrik atau pun pengelola perusahaan. Maka dari itu perlu adanya

evaluasi dalam hal penerapan K3 di perusahaan tersebut.

2. PT. Nissin Biscuit Indonesia

Budaya kerja dan disiplin kerja yang diberikan oleh PT.Nissin Biscuit Indonesia-

Unggaran, Semarang sangat besar manfaatnya dalam mendorong timbulnya usaha

karyawan untuk meningkatkan kemampuan dan karyawan yang bersangkutan mampu

mengemban tugas menurut bidangnya masing-masing agar dapat mencapai efektivitas kerja

yang tinggi.

Di perusahaan ini penerapan K3 sudah cukup baik, dari mulai menggunakan Alat

Pelindung diri saat bekerja, Kebersihan, jalur uap, kebisingan, dan tempat penyimpanan

produk yang cukup baik. Akan tetapi masih terdapat kekurangan- kekurangan, seperti

masih ditemukan karyawan yang kurang disiplin mengikuti peraturan perusahaan, kurang

teliti dan kurang serius dalam bekerja serta kurang dapat memberikan contoh yang baik.

Selain itu, jalur-jalur evakuasinya pun tidak begitu jelas arahnya karena tidak ada tanda-

tanda khusus. Untuk pertukaran udaranya juga sedikit kurang, itu dapat terlihat dari

minimnya ventilasi-ventilasi udara yang fungsinya untuk pertukaran udara CO2 di dalam

dan O2 di luar pabrik.

Dari kesemuanya itu, penerapan K3 di PT. Nissin biscuit Indonesia ini

Sudah cukup baik, hanya perlu beberapa evaluasian untuk menjadi perbaikan dalam

peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dan kesejahteraan para pekerja.

Page 20: Hi Giene Ambar Sari

20

3. PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO

Setiap perusahaan mempunyai ketentuan dan kebijakan masing-masing. Budaya

kerja disiplin diperusahaan ini pun sangat tinggi. Ketika kami kunjungan ke Pabrik Sariroti

ini, suasana pabrik sangat nyaman, system keamanan nya pun ketat, penggunaan alat

pelindung diri sangat di utamakan, kebisingannya , kebersihannya pun sangat terjaga, dan

minim sekali dari kontaminasi-kontaminasi yang berbahaya bagi keamanan produk.

Semuanya tersusun rapih, dalam produksinya pun tanpa banayk bersentuhan langsung

dengan manusia. Penerapan K3 disini sangat diperhatikan dan benar-benar memperhatikan

kualitas produk yang akan dihasilkan.

Pada dasarnya, kontrol kualitas melibatkan pemeriksaan produk, layanan, atau

proses untuk tingkat minimum tertentu kualitas. Tujuan dari tim pengendalian kualitas

adalah untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang tidak memenuhi standar perusahaan

tertentu kualitas. Jika masalah diidentifikasi, tugas tim pengendalian kualitas atau

professional mungkin melibatkan penghentian produk sementara. Tergantung pada layanan

atau produk tertentu, serta jenis masalah yang diidentifikasi, produksi atau pelaksanaan

tidak dapat berhenti sepenuhnya.

Page 21: Hi Giene Ambar Sari

21

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pada kesehatan dan

keselamatan kerja khususnya pada perusahan sangat penting dilakukan, karena dapat

meningkatkan kesejahtraan, kesehatan dan terutama keselamatan kerja karyawan atau

pekerja.

Penyediaan perlindungan terhadap bahaya, prioritas pertama seorang majikan

adalah melindungi pekerjanya secara keseluruhan ketimbang secara individu. Penggunaan

Alat Pelindung Diri (APD) hanya dipandang perlu jika metode-metode perlindungan yang

lebih luas ternyata tidak praktis dan tidak terjangkau.

Sangat perlu adanya manajemen lingkungan kerja dari industri agar seorang tenaga

kerja berada dalam keserasian sebaik-baiknya, yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat

terjamin keadaan kesehatan dan produktifitas kerjanya secara optimal, maka perlu ada

keseimbangan yang positif-konstruktif, antara unsur beban kerja, beban tambahan akibat

dari pekerjaan dan lingkungan kerja dan kapasitas kerja.

Page 22: Hi Giene Ambar Sari

22

4.2 Saran

Kecelakaan pada saat bekerja merupakan resiko yang merupakan bagian dari pekerjaan,

untuk perusahaan hendaknya mencegah dalam hal ini melakukan perlindungan berupa

kompensasi, baik langsung maupun tidak langsung, yang harus diberikan oleh perusahaan

kepada pekerja. Proteksi atau perlindungan pekerja merupakan keharusan bagi sebuah

perushaan.

Untuk menjaga dan memonitor keselamatan kesehatan kerja karyawan maka dilakukan

program penyuluhan keselamatan kerja bagi karyawan baik karyawan yang baru masuk

kerja atau karyawan yang sudah lama, dengan melakukan pengenalan lingkungan kerja,

bahaya dilingkungan kerja, pemakaian alat pelindung diri yang sesuai dengan standar demi

keselamatan dan kesehatan karyawan, dan dalam penegendalian keselamatan lingkungan

kerja ada beberapa tahap yang dilakukan disetiap area :

- Menganalisa bahaya dan tindakan pengendalian

- Menentukan tingkat keparahan

- Menilai tingkat resiko bahaya

- Pengendalian potensi / Resiko bahaya

- Penyusunan rancangan pengendalian bahaya

Page 23: Hi Giene Ambar Sari

23

Daftar Pustaka

a. PT. Indofood Sukses Makmur

b. PT. Nissin Biskuit Indonesia

c. PT. Nippon Indosari Cofindo

d. Ridley, J. (2006). Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta : Erlangga.

e. Bannet N.B Silalahi dan Rumondang B. Silalahi. 1995. Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Pustaka Binaman Pressindo

f. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R. I Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Audit SMK3, Edisi I,

Jakarta : Direktorat Pengawasan Keselamatan Kerja

g. SNI 01-4852-1998, Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis

(HACCP) serta Pedoman dan penerapannya, Badan Standarisasi Nasional,

1986.

h. Hermawan Thaheer, 2005: Sistem Manajemen HACCP (Hazard Analysis

Critical Control Points), Penerbit Bumi Aksara, Jakarta