PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NET OPERATING...

121
PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NET OPERATING MARGIN DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH DENGAN DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2015-2019) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh Umi Nadia NIM 63010160144 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH (S1) FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Transcript of PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NET OPERATING...

  • PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NET

    OPERATING MARGIN DAN CAPITAL ADEQUACY

    RATIO TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH

    DENGAN DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI

    VARIABEL MODERATING PADA BANK UMUM

    SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2015-2019)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    Umi Nadia

    NIM 63010160144

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH (S1)

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2020

  • i

    PENGARUH FINANCING TO DEPOSIT RATIO, NET

    OPERATING MARGIN DAN CAPITAL ADEQUACY

    RATIO TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH

    DENGAN DANA PIHAK KETIGA SEBAGAI

    VARIABEL MODERATING PADA BANK UMUM

    SYARIAH DI INDONESIA (PERIODE 2015-2019)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh

    Umi Nadia

    NIM 63010160144

    PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH (S1)

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    “Keikhlasan menjadikan pribadi lebih berani,

    kokoh, tegar dan

    penuh dengan cahaya keindahan”

    “Pendidikan adalah senjata yang

    ampuh untuk mengubah dunia (Nelson Mandela)”

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Penulis mempersembahkan untuk diri sendiri dan kedua

    orang tua Bapak Ali Ustad dan Ibu Siti Masamah.

    Terimakasih atas doa, kasih sayang dan semangat yang

    selalu diberikan untukku.

    Dosen pembimbing Bapak Dr. Nafis Irkhami,M.Ag.,

    M.A. Terimakasih atas bimbingan dan saran kepada

    penulis sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

    Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    (IAIN) Salatiga

    Sahabat hidupku Ardi Setyadi yang selalu memberi

    dukungan dan menemani.

    Teman-teman seperjuangan Uswa, Zulfa, Ria, Nana,

    Farida, Fia, Alfi, Rizka, Indah dkk terima kasih untuk

    Tak lupa sahabat kecilku Ayu, Ida, Alfi

    terimakasihuntuk doa dan dukungannya.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji bagi Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya,

    sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Shalawat serta

    Salam senantiasa kita haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah

    menuntun kita dari zaman kegelapan menuju jalan terang-benderang.

    Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh

    gelar strata satu (S1) dalam Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis Islam IAIN Salatiga. Ucapan terikasih sebesar-besarnya penulis

    ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan

    bantuan dalam bentuk apapun. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan

    kepada:

    1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

    Salatiga.

    2. Dr. Anton Bawono, M. Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

    3. Ari Setiawan, M.M selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah S1

    Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    4. Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A selaku Dosen Pembimbing atas arahan dan

    bimbingannya.

    5. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada

    penulis selama perkuliahan.

  • ix

    6. Kepada kedua orang tua dan kakak tersayang yang memberikan doa dan

    semangat.

    7. Kepada teman-teman S-1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

    (IAIN) Salatiga angkatan 2016.

    8. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi yang tidak dapat di sebutkan

    satu per satu. Terima kasih atas segala bentuk dedikasi, motivasi dan juga

    inspirasi

    Akhir kata, dalam penyusunan skripsi sebagai penulis pasti menyadari terdapat

    banyak kekurangan dan keterbatasan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

    bermanfaat untuk semua pihak yang berkepentingan. Terima kasih.

    Salatiga, 02 Oktober 2020

    Penulis

  • x

    ABSTRAK

    Nadia, Umi. 2020. Pengaruh Financing To Deposit Ratio, Net Operating Margin Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Pembiayaan Murabahah Dengan

    Dana Pihak Ketiga Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia (Periode 2015-2019). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

    program studi Perbankan Syariah S1, Institute Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A.

    Penelitian ini dibuat untuk mengetahui Pengaruh Financing To Deposit Ratio, Net Operating Margin Dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Pembiayaan

    Murabahah Dengan Dana Pihak Ketiga Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Umum Syariah Di Indonesia. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan mengumpulkan data-data laporan keuangan Statistik Perbankan

    Syariah tahun 2015-2019. Populasi yang digunakan dalam penelitian dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu 11 bank umum syariah dengan jumlah 55

    sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder, metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan uji Moderated Regression Analysis (MRA) menggunakan software pengolah data Eviews 9.

    Hasil penelitian setelah dilakukan uji regresi linier bergand, menunjukkan bahwa secara simultan menunjukkan bahwa FDR, NOM, CAR berpengaruh

    signifikan terhadap pembiayaan murabahah dengan dimoderasi DPK, sedangkan secara parsial variabel FDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Variabel NOM berpengaruh positif dan tidak signifikan

    terhadap pembiayaan murabahah. Variabel CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. DPK mampu memoderasi pengaruh

    FDR, NOM dan CAR terhadap pembiayaan murabahah.

    Kata Kunci: FDR, NOM, CAR, dan Pembiayaan Murabahah

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL................................................................................................. i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................ ii

    PENGESAHAN ...................................................................................................... iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI ............................... iv

    PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT....................................................................... v

    MOTTO................................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN .................................................................................................. vii

    KATA PENGANTAR............................................................................................viii

    ABSTRAK ............................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ..................................................................................................xiii

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

    A. Latar Belakang .............................................................................................1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................5

    C. Tujuan Penelitian..........................................................................................6

    D. Manfaat Penelitian........................................................................................7

    E. Sistematika Penulisan...................................................................................7

    BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................9

    A. Telaah Pustaka..............................................................................................9

    B. Kerangka Teori...........................................................................................17

    C. Kerangka Penelitian ...................................................................................35

    D. Hipotesis .....................................................................................................36

    BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................40

    A. Jenis Penelitian ...........................................................................................40

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................40

  • xii

    C. Populasi dan Sampel ..................................................................................40

    D. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................43

    E. Skala Pengukuran .......................................................................................44

    F. Definisi Konsep dan Operasional...............................................................44

    G. Teknik Analisis Data ..................................................................................49

    H. Alat Analisi ................................................................................................59

    BAB IV ANALISIS DATA ...................................................................................61

    A. Deskripsi Objek Penelitian .........................................................................61

    B. Uji Stationeritas ..........................................................................................62

    C. Uji Model Regresi Panel dan MRA ...........................................................63

    D. Uji Signifikasi Parameter ...........................................................................72

    E. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................................74

    BAB V PENUTUP.................................................................................................75

    A. Kesimpulan.................................................................................................75

    B. Saran ...........................................................................................................76

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................77

    LAMPIRAN ...........................................................................................................80

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad..............................2

    Tabel 2.1 Penelitian FDR .......................................................................................12

    Tabel 2.2 Penelitian NOM .....................................................................................13

    Tabel 2.3 Penelitian CAR.......................................................................................14

    Tabel 2.4 Penelitian DPK .......................................................................................15

    Tabel 3.1 Karakteristik Sampel ..............................................................................38

    Tabel 3.2 Sampel Penelitian ...................................................................................38

    Tabel 3.3Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ......................................44

    Tabel 3.4 Pengambilan Keputusan Durbin Waston ...............................................56

    Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................................57

    Tabel 4.2 Uji Unit Root Tingkat Level ..................................................................58

    Tabel 4.3 Uji Unit Root Tingkat 1st Difference ......................................................59

    Tabel 4.4 Uji Fixed Effect Model ...........................................................................60

    Tabel 4.5 Uji Common Effect Model......................................................................61

    Tabel 4.6 Uji Chow ................................................................................................61

    Tabel 4.7 Uji Hausman ..........................................................................................62

    Tabel 4.8 Uji MRA ................................................................................................63

    Tabel 4.9 Uji Multikolinieritas ..............................................................................65

    Tabel 4.10 Uji Heteroskedastisitas ........................................................................66

    Tabel 4.11 Uji Autokoleasi ...................................................................................67

    Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Penelitian ................................................................75

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Skema Pembiayaan Murabahah .........................................................30

    Gambar 2.2 Kerangka Penelitian ..........................................................................31

    Gambar 2.1 Uji Normalitas ....................................................................................65

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Perbankan Syariah merupakan hal yang menarik perhatian masyarakat

    Indonesia baik dari kalangan akademis ataupun praktisi. Pada dasarnya bank

    syariah merupakan pengembangan dari konsep ekonomi islam. Bank syariah

    menjadi solusi dalam persoalan mengenai pertentangan bunga bank (riba)

    dalam islam, dengan adanya bank syariah masyarakat dapat terbebas dari

    persoalan riba. Berdasarkan data yang diperoleh dari OJK jumlah Bank

    Umum Syariah (BUS) mencapai 14 unit, dengan Unit Usaha Syariah (UUS)

    berjumlah 34 unit dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) berjumlah

    167 unit.

    Diharapkan dengan adanyabank syariah dapat membantu

    perkembangan ekonomi negara. Fungsi perbankan syariah sebagai

    perekonomian negara ialah kemakmuran ekonomi, tingkat kerja dan

    pertumbuhan ekonomi yang optimal, keadilan sosial dan ekonomi serta

    pendapatan kekayaan yang merata, stabilitas nilai uang, mobilisasi dan

    investasi. Tujuannya yaitu untuk mengembangkan dan mempromosikan

    prinsip Islami ke dalam transaksi keuangan maupun bisnis lainnya.

    Perbankan syariah merupakan lembaga keuangan yang bertugas untuk

    menghimpun dan menyalurkan dana untuk masyarakat yang berdasar pada

    prinsip syariat islam. Bank menghimpun dana masyarakat berbentuk

    simpanan. Tugas bank dalam menyalurkan dana ialah melalui pembiayaan.

  • 2

    Pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk medukung ivestasi

    yang telah direncanakan bak sendiri maupun dengan orang lain. Pembiayaan

    bank syariah berbeda dengan bank konvensional yang menggunakan bunga,

    bank syariah menggunakan sistem bagi hasil (profit and loss sharing).

    Penyaluran dana bank syariah terbagi dalam beberapa bagian yaitu

    pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (musyarakah dan mudharabah), prinsip

    sewa menyewa (ijarah dan ijarah muntahiyah bit tamlik), prinsip jual beli

    (murabahah, salam, dan istishna’), prinsip jasa (hiwalah, rahn, wakalah,

    kafalah, dan qardh).

    Pada data Otoritas Jasa Keuangan, penyaluran pembiyaan dengan

    porsi paling besar adalah pembiayaan dengan akad murabahah. Pembiayaan

    murabahah memiliki porsi terbesar yakni 50% dari total pembiayaan, diikuti

    dengan akad musyarakah, mudharabah, dan qardh. Terlihat dari data

    pembiayaan murabahah pada tahun 2019 mencapai 122.725 miliar dari total

    pembiayaan sebesar 225.145 miliar. Data tersebut menunjukkan

    ketidaksesuaian dengan teori yang dikemukakan oleh Saeed (2011), yang

    menjelaskan bahwa prinsip utama bank syariah adalah prinsip bagi hasil yaitu

    Mudharabah dan Musyarakah. Perkembangan pembiayaan bank umum

    syariah di Indonesia terdapat dalam tabel berikut.

    Tabel 1. 1

    Perkembangan Pembiayaan Berdasarkan Jenis Akad

    BUS tahun 2015-2019 (dalam miliar rupiah)

    Jenis Akad Tahun

    2015 2016 2017 2018 2019 Mudharabah 7.979 7.557 6.584 5.477 5.413

  • 3

    Musyarakah 47.357 54.052

    60.465 68.644 84.582

    Murabahah 93.643 110.063

    114.458 118.134 122.725

    Istishna 120 25 18 15

    11

    Ijarah

    1.561 1.882 2.788 3.180 3.138

    Qardh 3.308 3.883

    5.476 6.848

    9.276

    Total 153.968 177.482 189.789 202.298 225.145

    Sumber : (www.ojk.go.id) diolah

    Pembiayaan murabahah mendominasi diantara pembiayaan yang

    lainnya. Jumlahnya selalu mengalami kenaian setiap tahunnya. Ini

    membuktikan bahwa pembiayaan murabahah menjadi pembiayaan yang

    paling banyak diminati oleh masyarakat. Izzudin (2013)Dominannya jenis

    pembiayaan murabahah dibandingkan jenis pembiayaan yang lain

    disebabkan beberapa faktor. Dari sisi penawaran bank syariah, pembiayaan

    murabahah yang dinilai lebih minim resikonya dibandingkan dengan jenis

    pembiayaan bagi hasil. Selain itu pengembalian yang telah ditentukan sejak

    awal juga memudahkan bank dalam memprediksi keuntungan yang diperoleh.

    Dalam UU No. 21 Tahun 2008 bank syariah wajib menjalankan fugsi

    penghimpun dana kepada masyarakat. Selain itu, bank syariah juga

    menjalankan fungsi sosial dalam bentuk baitulmaal. Bank sebagai manajer

    investasi harus dapat menyalurkan dana masyarakat agar dana tersebut dapat

    menghasilkan keuntungan. Sehingga, bank syariah perlu memperhatikan

    faktor yang mempengaruhi pembiayaan baik dari internal maupun eksternal.

    Bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan, khususnya pembiayaan

    http://www.ojk.go.id/

  • 4

    murabahah harus memperhatikan bebrapa faktor yang dapat mempengaruhi

    pembiayaan murabahah agar pembiayaan yang disalurkan dapat

    menghasilkan keuntungan. Faktor yang diduga dapat mempengaruhi besarnya

    pembiayaan murabahah yang disalurkan oleh perbankan syariah adalah

    Financing To Deposit Ratio (FDR), Net operating Margin (NOM) dan

    Capital Adequacy Ratio (CAR).

    Nilai FDR pada bank menunjukkan efektif tidaknya bank dalam

    menyalurkan pembiayaan, semakin banyak dana yang bisa disalurkan dalam

    pembiayaan maka semakin tinggi earning asset (Rachmawaty dan Idayati,

    2017). Menurut(Pandia, 2012) NOM digunakan untuk mengukur kemampuan

    manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan

    pendapatan bunga bersih (bagi hasil bersih). Maka dari itu semakin tinggi

    CAR semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari

    setiap pembiayaan dan kontribusi bank pada pembiayaan semakin tinggi pula.

    Dana masyarakat merupakan dana-dana yang berasal dari masyarakat,

    baik perorangaan maupun badan usaha, yang diperoleh bank dengan

    menggunakan berbagai instrumen produk simpanan yang dimiliki oleh bank.

    Dana masyarakat atau yang lebih disebut dana pihak ketiga merupakan dana

    terbesar yang dimiliki oleh bank dan ini sesuai dengan fungsi bank sebagai

    penghimpun dana dari pihak-pihak yang kelebihan dana (Kuncoro, 2002).

    Dana simpanan dari masyarakat diantaranya tabungan, deposito dan

    giro.Dalam penelitian ini penulis menambahkan Dana Pihak Ketiga sebagai

    variabel moderating untuk mengetahui pengaruh yang dihasilkan nantinya

  • 5

    apakah memperkuat atau memperlemah variabel yang diteliti. Dengan jumlah

    DPK yang tinggi maka akan berdampak baik pada pertumbuhan modal dan

    likuiditas yang dihasilkan bank sehingga penyaluran pembiayaan akan tinggi.

    Dari penjelasan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian untuk memperoleh hasil yang valid, sehingga bisa

    menjadi bahan rujukan penelitian selanjutnya yang berjudul “Pengaruh

    Financing To Deposit Ratio, Net Operating Margin Dan Capital

    Adequacy Ratio Terhadap Pembiayaan Murabahah Dengan Dana Pihak

    Ketiga Sebagai Variabel Moderating Pada Bank Umum Syariah Di

    Indonesia (Periode 2015-2019)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Bagaimana pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap

    Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah Periode 2015-2019?

    2. Bagaimana pengaruh Net Operating Margin (NOM) terhadap

    Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah Periode 2015-2019?

    3. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

    Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah Periode 2015-2019?

    4. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) memoderasi Financing

    To Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan Murabahah Bank Umum

    Syariah Periode 2015-2019?

  • 6

    5. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) memoderasi Net

    Operting Margin (NOM) terhadap Pembiayaan Murabahah Bank Umum

    Syariah Periode 2015-2019?

    6. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) memoderasi Capital

    Adequacy Ratio (CAR) terhadapPembiayaan Murabahah Bank Umum

    Syariah Periode 2015-2019?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR)

    terhadap Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah Periode 2015-

    2019.

    2. Untuk mengetahui pengaruh Net Operating Margin (NOM) terhadap

    Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah Periode 2015-2019.

    3. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap

    Pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah Periode 2015-2019.

    4. Untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) memoderasi

    Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan Murabahah

    Bank Umum Syariah Periode 2015-2019.

    5. Untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) memoderasi Net

    Operting Margin (NOM) terhadap Pembiayaan Murabahah Bank

    Umum Syariah Periode 2015-2019.

  • 7

    6. Untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) memoderasi

    Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan Murabahah Bank

    Umum Syariah Periode 2015-2019.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian yang dibuat dimaksudkan bermanfaat bagi peneliti sendiri

    maupun pihak lain yang membaca. Penelitian ini diharapkan untuk

    memperdalam ilmu pengetahuan tentang perbankan syariah khususnya dalam

    pembiayaan bagi hasil murabahah. Penelitian ini juga diharapkan dapat

    menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. Serta evaluasi tentang

    manajemen bank syariah.

    E. Sistematika Penulisan

    Sistematik penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    BAB I Pendahuluan : dalam bab ini memaparkan lima sub bab yang

    berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, dan sistematika penulisan.

    BAB II Landasan Teori : berisikan tentang hubungan variabel-

    variabel penelitian yang berisikan tentang telaah pustaka, kerangka teori,

    kerangka penelitian dan hipotesis.

    BAB III Metode Penelitian : memaparkan tentang jenis penelitian,

    populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi konsep dan

    operasional, teknik analisis data, dan alat analisis.

    BAB IV Analisi Data : bab ini membahas penjelasan singkat objek

    yang digunakan dalam penelitian. Pembahasan penelitian ini meliputi

  • 8

    desripsi objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis data dan

    pembahasan.

    BAB V Penutup : bab penutup berisikan tentang kesimpulan dari hasil

    penelitian yang dibuat dan saran yang diberikan untuk pihak-pihak terkait

    dengan hasil penelitian.

  • 9

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Telaah Pustaka

    1. Financingto Deposit Ratio (FDR)

    Berikut ini penelitian terdahulu tentang variabel Financing to

    Deposit Ratio (FDR) terhadap pembiayaan murabahah:

    Penelitian yang dilakukan Kusnianingrum dan Riduwan (2016)

    menyatakan bahhwa FDR berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.

    Hasil ini dapat menjelaskan bahwa semakin besar FDR maka dapat

    diartikan bahwa sebagian besar dana yang diterima bank disalurkan

    kembali untuk masyarakat. Sehingga masyarakat akan memberikan

    kepercayaannya terhadap bank tersebut dan pembiayaan yang disalurkan

    akan semakin meningkat. Penelitian tersebut sepihak dengan

    Rachmawaty dan Idayati (2017) yang menyatakan bahwa Financing to

    Deposit Ratio (FDR) berpengaruh positif signifikanterhadap pembiayaan

    murabahah. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian Farianti et al.

    (2019) menyatakan bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap pembiayaan murabahah.

    Penelitian yang dilakukan oleh Suhari dan Esya (2017) menyatakan

    bahwa FDR tidak memiliki pengaruh terhadap pembiayaan murabahah,

    manajemen bank yang konservatif akan cenderung mempunyai FDR

    yang redah. Jika suatu FDR melebihi batas toleransi maka dapat dikatkan

    bahwa manajemen bank sangat expansif atau agresif (Siamat, 2004).

  • 10

    Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Ismail dan

    Kadir (2020) yang menyatakan bahwa FDR berpengaruh negatif terhadap

    besaran pembiayaan murabahah. Penelitian Sania Asri dan Syaichu

    (2016) juga menyebutkan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap

    pembiayaan murabahah.

    2. Net Operating Margin (NOM)

    Berikut ini penelitian terdahulu tentang variabel Net Operating

    Margin (NOM) terhadap pembiayaan murabahah:

    Penelitian yang dilakukan Farianti et al (2019) menunjukkan bahwa

    NOM berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah. Makin

    tinggi tingkat NOM maka makin tinggi pula tingkat bunga (margin)

    sehingga profitabilitas yang didapat juga aka berdampak pada volume

    pembiayaan murabahah. Tingkat bunga yang tinggi akan menambah

    kemauan pemilik modal untuk mengembangkan sektor-sektor produktif.

    Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

    Marginingsih (2019) yang menunjukkan Net Interest Margin

    berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Assets. Hal ini dapat

    dikatakan bahwa semakin tinggi NOM maka semakin tinggi juga

    pembiayaan muarabahah yang disalurkan oeleh bank. Menurut Niswah

    (2018) menyatakan bahwaNOM berpengaruh signifikan terhadap

    pembiayaan murabahah.

    Penelitian yang dilakukan Pardede dan Pangestuti (2016)

    menyatakan bahwa jika semakin rendah NOM maka bank dikatakan

  • 11

    tidak efektif untuk menempatkan aktiva perusahaan dalam bentuk

    penyaluran pembiayaan. Jadi bank harus meningkatkan pendapatan bagi

    hasil atas produk yang dikelola. Dari penelitian tersebut dapat

    disimpulkan bahwa NIM/NOM berpengaruh negatif dan tidak signifikan

    terhadap ROA. Penelitian Zulfikar (2016) yang menyatakan bahwa

    NIM/NOM mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA

    dan Harun (2016) yang juga menyatakan bahwa NIM/NOM tidak

    berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA).

    3. Capital Adequacy Ratio(CAR)

    Berikut ini penelitian terdahulu tentang variabel Capital Adequacy

    Ratio (CAR) terhadap pembiayaan murabahah:

    Penelitian yang dilakukan Azka dan Hardiwinoto (2017)

    menyatakan bahwa CAR tidak berpengaruh terhadap pembiayaan

    murabahah, hal ini berarti naik turunnya nilai CAR tidak berpengaruh

    terhadap pembiayaan Murabahah. Penelitian tersebut didukung oleh

    penelitian Aziza dan Mulazid (2015) Capital Adequacy Ratio(CAR)

    tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah.

    Penelitian yang dilakukan Kusnianingrum dan Riduwan, (2016)

    menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap pembiayaan

    murabahah, Sehingga hal ini berarti bahwa semakin tinggi rasio CAR

    maka akan semakin besar pula sumber daya finansial yang dimiliki bank

    yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha maupun

    digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian yang diakibatkan oleh

  • 12

    penyaluran pembiayaan bank. CAR yang tinggi akan membuat

    pembiayaan murabahah yang disalurkan semakin tinggi karena bank

    memiliki penyediaan modal yang tinggi untuk dapat menutup kerugian

    dari adanya penyaluran pembiayaan. Hal ini juga didukung dalam

    penelitian Nahrawi (2017) bahwa CAR berpengaruh positif terhadap

    pembiayaan murabahah.

    Tabel 2. 1 Penelitian FDR

    Penulis Variabel Temuan

    Isu : Pengaruh Financingto Deposit Ratio (FDR) terhadap

    Pembiayaan Murabahah

    Reseacrh Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian Financingto

    Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan Murabahah

    Devi

    Kusnianingrum dan Akhmad

    Riduwan (2016)

    CAR (X1)

    NPF (X2) FDR (X3)

    DPK (X4) Pembiayaan Murabahah (Y)

    Hasil penelitian menyatakan

    bahwa FDR berpengaruh positif terhadap pembiayaan

    murabahah

    Triyas Adriyani,

    M. Yahdi dan Noviansyah Rizal

    (2019)

    FDR (X1)

    CR (X2) ROA (X3)

    Pembiayaan Murabahah (Y)

    FDR berpengaruh positif

    terhadap proporsi pembiayaan murabahah.

    Jadi, semakin tinggi FDR maka jumlah proporsi pembiayaan murabahah

    semakin tinggi

    Joana Ryca Rachmawaty dan

    Farida Idayati (2017)

    DPK (X1) DER (X2)

    FDR (X3) NPF (X4) Pembiayaan

    Murabahah (Y)

    Menyatakan bahwa financingto deposit

    ratio(FDR) berpengaruh positif signifikanterhadap pembiayaan murabahah

    Khiaroh Ekawati dan Atina

    Shofawati(2019)

    FDR (X1) Bagi Hasil

    Dana Pihak Ketiga (X2)

    Biaya Overhead (X4) BI Rate (X5)

    Tingkat Margin

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

    variabel Financingto Deposit Ratio(FDR)berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap tingkat margin Murabahah

  • 13

    Murabahah

    Nur Kholisatun Niswah(2018)

    BOPO (X1) NPF (X2) NOM (X3)

    FDR (X4) Pembiayaan

    Murabahah (Y)

    FDR berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan murabahah

    Rizki Farianti, Bambang Agus Pamungkas dan

    Atiek Sri Purwati (2019)

    NPF (X1) NOM (X2) FDR (X3)

    Pembiayaan Murabahah (Y)

    DPK (Z)

    Hasil penelitian menunjukkan FDR mempunyai pengaruh yang

    positif dan signifikan terhadap pembiayaan

    murabahah pada bank umum syariah

    Aida Sania Asri

    dan Syaichu (2016)

    FDR (X1)

    CAR (X2) NPF (X3)

    SWBI (X4) Pembiayaan Bagi Hasil (Y)

    FDR tidak berpengaruh

    terhadap pembiayaaan berbasis bagi hasil

    Dedi Suhari dan LavlimatriaEsya (2017)

    SBIS (X1) DPK (X2) NPF (X3)

    FDR (X4) Pembiayaan Murabahah (Y)

    Hasil penelitian menyatakan bahwa FDR tidak memiliki pengaruh terhadap

    pembiayaan murabahah

    Juniaty Ismail dan Rifadli Kadir (2020)

    NPF (X1) FDR (X2) Margin

    Keuntungan (X3) Inflasi (X4)

    Pembiayaan Murabahah (Y)

    FDR berpengaruh negatif terhadap besaran pembiayaan murabahah

    Tabel 2. 2 Penelitian NOM

    Penulis Variabel Temuan

    Isu : Pengaruh Net Operating Margin (NOM) terhadap

    Pembiayaan Murabahah

    Reseacrh Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian Net

    Operating Margin (NOM) terhadap Pembiayaan Murabahah

    Rizki Farianti, Bambang Agus

    NPF (X1) NOM (X2)

    NOM berpengaruh positif terhadap pembiayaan

  • 14

    Pramuka dan Atiek Sri Purwati (2019)

    FDR (X3) Murabahah (Y)

    DPK (Z)

    murabahah pada bankumum syariah

    Nur Kholisatun Niswah(2018)

    BOPO (X1) NPF (X2)

    NOM (X3) FDR (X4) Pembiayaan

    Murabahah (Y)

    NOM berpengaruh signifikan terhadap

    pembiayaan murabahah

    Ratnawaty Marginingsih(2018)

    CAR (X1) FDR (X2)

    NIM (X3) NPF (X4) BOPO (X5)

    Profitbilitas (Y)

    Net Interest Margin berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Assets

    Giofani Nursucia Widyawati (2017)

    CAR (X1) NPF (X2) OER (X3) PPAP (X4) NOM (X5) Profitabilitas (Y)

    Net Operating Margin (NOM) positif tetapi tidak

    signifikanterhadap Profitabilitas

    Muhammad Yusuf (2017)

    FDR (X1) NPF (X2) Ukuran Bank

    (X3) CAR (X4)

    NOM (X5) ROA (Y)

    NOM berpengaruh signifikan positif terhadap Return On Asset

    Desi Natalia Pardede, Irene Rini Demi

    Pangestuti (2016)

    CAR (X1) DPK (X2) NIM (X3) LDR (X4) ROA (Y)

    Hasil menunjukkan NIM memiliki hubungan negatif yang signifikan

    terhadap ROA

    Taufik Zulfikar (2016) CAR (X1) NPL (X2)

    LDR (X3) BOPO (X4)

    NIM (X5) ROA (Y)

    NIM atau NOM

    mempunyai pengaruh negatif dan signifikan

    terhadap ROA

    Tabel 2. 3 Penelitian CAR

    Penulis Variabel Temuan

    Isu : Pengaruh Capital AdequacyRatio(CAR)terhadap

  • 15

    Pembiayaan Murabahah

    Reseacrh Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian Capital

    AdequacyRatio(CAR) terhadap Pembiayaan Murabahah

    Aida Sania Asri

    dan Syaichu (2016)

    FDR (X1)

    CAR (X2) NPF (X3)

    SWBI (X4) Murabahah (Y)

    CAR menunjukkan hubungan

    negatif dan signifikan terhadap murabahah.

    Ratu VienSylvia Aziza Dan Ade

    Sofyan Mulazid (2017)

    DPK (X1) CAR (X2)

    NPF (X3)

    CAR tidak berpengaruh terhadap Pembiayaan

    Murabahahdi Bank Umum Syariah.

    Widya Karunia

    Azka, Hardiwinoto dan

    R. Ery Wibowo (2018)

    DPK (X1)

    NPF (X2) Margin

    Murabahah (X3) CAR (X4) Pembiayaan

    Murabahah (Y)

    Capital AdequaacyRatio

    (CAR) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan

    murabahah

    Nungki Pradita, Ignatius Hari

    Santos dan Andi Kartika (2019)

    DPK (X1) NPF (X2)

    CAR (X3) ROA (X4) Inflasi (X5)

    Pembiayaan Murabahah (Y)

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Capital

    AdequacyRatio (CAR) tidak berpengaruh terhadap pembiayaan murabahah

    Devi

    Kusnianingrum dan Akhmad Riduwan

    (2016)

    CAR (X1)

    NPF (X2) FDR (X3) DPK (X4)

    Pembiayaan Murabahah (Y)

    Hasil penelitian menunjukkan

    CAR berpengaruh positif terhadap pembiayaan Murabahah

    Windasari

    Rachmawati, Abdul Karim dan Abdul Manan

    (2018)

    DPK (X1)

    NPF (X2) Inflasi (X3) CAR (X4)

    Pembiayaan Murabahah (Y)

    Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa CAR berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah

    Nissa Adila

    Aprilia, Ima Amalia dan Westi

    Riani (2019)

    CAR (X1)

    NPF (X2) Pembiayaan

    Murabahah (Y)

    CAR berpengaruh positif

    signifikan terhadap pembiayaan murabahah

    Nahrawi (2017) CAR (X1) ROA (X2) NPF (X3)

    Pembiayaan

    CAR berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan murabahah

  • 16

    Murabahah (Y)

    Tabel 2. 4 Penelitian DPK

    Penulis Variabel Temuan

    Isu : Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK)sebagai Variabel

    Moderating

    Reseacrh Gap : Terdapat perbedaan hasil penelitian Dana Pihak

    Ketiga (DPK) sebagai Variabel Moderating

    Rizki Farianti, Bambang Agus

    Pramuka dan Atiek Sri Purwati (2019)

    NPF (X1) NOM (X2)

    FDR (X3) Murabahah (Y)

    DPK (Z)

    - Variabel DPK memoderasi pengaruh FDR terhadap

    pembiayaan murabahah - Variabel DPK

    memoderasi pengaruh NOM terhadap pembiayanmurabahah

    Dedi Suhari dan LavlimatriaEsya (2017)

    SBIS (X1) DPK (X2) NPF (X3)

    FDR (X4) Pembiayaan Murabahah (Y)

    Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap pembiayaan murabahah

    Khiaroh Ekawati dan Atina Shofawati (2019)

    FDR (X1) Bagi Hasil Dana Pihak

    Ketiga (X2) Biaya

    Overhead (X4) BI Rate (X5) Tingkat Margin

    Murabahah

    Bagi hasil dana pihak ketiga secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap tingkat margin Murabahah

    Devi Kusnianingrum

    dan Akhmad Riduwan (2016)

    CAR (X1) NPF (X2)

    FDR (X3) DPK (X4) Pembiayaan

    Murabahah (Y)

    DPK berpengaruh postif terhadap pembiayaan

    murabahah, karena tingginya dana akan meningkatkan penyaluran pembiayaan

    murabahah

    Nungki Pradita, Ignatius Hari

    Santos dan Andi Kartika (2019)

    DPK (X1) NPF (X2)

    CAR (X3) ROA (X4) Inflasi (X5)

    Pembiayaan Murabahah (Y)

    DPK berpengaruh positif terhadap pembiayaan

    murabahah

  • 17

    Windasari Rachmawati,

    Abdul Karim dan Abdul Manan (2018)

    DPK (X1) NPF (X2)

    Inflasi (X3) CAR (X4) Pembiayaan

    Murabahah (Y)

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPK

    berpengaruh negatif terhaap pembiayaan murabahah

    Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan hasil

    penelitian yang berbeda-beda, maka dari itu dilakukan penelitian kembali

    dengan harapan mendapatkanhasil penelitian yang lebih baik. Gap

    penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya adalah

    sebagai berikut :

    1. Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yaitu FDR,

    NOM, CAR terhadap pembiayaan murabahah dengan DPK sebagai

    variabel moderating.

    2. Objek penelitian ini mengacu pada Bank Umum Syariah di

    Indonesia periode 2015-2019 dan sampel yang digunakan adalah

    laporan keuangan tahunan BUS.

    3. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi data panel dan

    Moderated Regression Analysis (MRA).

    B. Kerangka Teori

    1. Agency Theory

    Menurut Jesen dan Meckling (1967) Teori keagenan adalah suatu

    kontrak di bawah satu atau lebih yang melibatkan agent untuk

    melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan

    pendelegasian wewenang pegambilan keputusan kepada agent. Tujuan

  • 18

    utama dari teori keagenan (agency theory) untuk menjelaskan bagaimana

    pihak – pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat mendesain suatu

    kontrak dengan tujuan untuk meminimalisasi biaya sebagai dampak

    adanya informasi yang tidak simetris dan kondisi ketidakpastian.

    Teori keagenan (agency theory) ditekankan untuk mengatasi dua

    permasalahan yang dapat terjadi dalam hubungan keagenan. Pertama

    adalah masalah keagenan yang muncul pada saat keinginan – keinginan

    atau tujuan – tujuan principal dan agent saling berlawanan dan

    merupakan hal yang sulit bagi principal untuk melakukan verifikasi

    apakah agent telah melakukan sesuatu dengan tepat. Kedua, masalah

    pambagian dalam menanggung risiko yang timbul dimana principal dan

    agent memiliki sikap yang berbeda terhadap risik. Inti dari hubungan

    keagenan adalah di dalam hubungan keagenan tersebut terdapat adanya

    pemisahan antara kepemilikan (pihak principal) yaitu pemegang saham

    dengan pihak pengendalian (pihak agent) yaitu manajer yang mengelola

    perusahaan (Eisenhardt, 1989).

    Agency theory dapat terjadi pada skema penyaluran produk

    pembiayaan bagi hasil. Ketika mudharib sebagai pihak yang aktif dan

    memiliki pengetahuan mengenai proyek investasi yang mengandung

    resiko tetapi menguntungka namun tidak memiliki biaya proyek tersebut

    dan pihak shahibul maal sebagai pemilik dana, namun terdapat

    perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak. Misalnya, nasabah

    sebagai pengelola dana mengabaikan kontrak yang disepakati dan tidak

  • 19

    berbut berdasarkan kepentingan shahibul maal seperti dengan

    melaporkan hasil keuntungan yang tidak sesuai dengan kebenarannya.

    2. Bank Syariah

    a. Pengertian Bank Syariah

    Bank merupakan bentuk badan usaha yang menghimpun dana

    dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kepada masyarakat

    dalam bentu kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

    meningkatkan taraf hidup kehidupan rakyat banyak. Pada UU No.

    21 tahun 2008 bank syariah merupakan bank yang menjalankan

    kegiatan berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah atau prisip hukum

    islam yang sudah diatur oleh fatwa Majelis Ulama Indonesia seperti

    prinsip sebagai berikut, yaitu prinsip keadilan dan keseimbangan,

    kemaslahatan, universalisme, serta tidk mengandung gharar, maysir,

    riba, zalim dn obyek yang haram.

    b. Tujuan dan Fungsi Bank Syariah

    Menurut Sumar’in (2012: 53) dalam paradigma akuntansi

    Islam, bank syariah memiliki fungsi sebagai berikut:

    1. Manajemen Investasi

    Dalam bank Islam dapat melaksanakan fungsi perbankan

    dengan berdasarkan pada kontrak mudharabah atau kontrak

    perwakilan. Menurut kontrak mudharabah yaitu bank berada

    dalam kapasitas sebagai mudharib, yaitu pihak yang melaksankan

    investasi dana dari pihak lain, sehingga bank menerimakeutungan

  • 20

    hanya dari kasus untung. Jika dalam hal ini terjadi kerugian maka

    sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia dana (shahibul

    maal) bank tidak ikut menanggung kerugian.

    2. Sebagai Investasi

    Perbankan Islam dapat menginvestasikan dana untuk

    ditempatkan pada dunia usaha (baik dana modal maupun dana

    rekening investasi) dengan menggunakan alat-alat investasi yang

    konsisten dengan perbankan syariah. Diantaranya yaitu kontrak

    al-murabahah, a-lmudharabah, al-musyarakah, bai’ as-salam,

    bai’ al istisna’, al ijarah, dan lain-lain. Dalam rekening investasi

    dapat dibagi menjadi tidak terbatas atau terbatas.

    3. Sebagai Jasa Layanan Keuangan

    Bank Islam menawarkan berbagai jasa keuangan syariah

    lainnya berdasarkan upahdalam sebuah kontrak perwakilan atau

    penyewaan. Contohnya yaitu garansi, transfer kawat dan

    sebagainya.

    4. Sebagai Jasa Sosial

    Konsep dalam perbankan islam mengharuskan bank Islam

    melaksanakan jasa sosial, yang bisa ditempuh melalui dana qardh

    (pinjaman kebajikan), zakat, infak, sedekah, hibah, dan

    menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat.

  • 21

    3. Financing To Deposit Ratio (FDR)

    Financing To Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur

    seberapa jauhkemampuan bank dalam membayar kembali penarikan

    pembiayaan. Atau dengan kata lain yaitu seberapa jauh pembiayaan

    kepada nasabah dapat mengimbangikewajiban bank untuk segera

    memenuhi permintaan deposen yang inginmenarik kembali uang yang

    telah digunakan oleh bank (Dendawijaya, 2009: 116). Financing to

    Deposit Ratio (FDR) adalah rasio likuiditas yang menggambarkan suatu

    bank mampu menyediakan dana yang akan ditarik oleh deposan dengan

    mengandalkan kredit/pembiayaan sebagai sumber likuiditasnya (Yusuf,

    2017).

    Menurut Nurdiwaty (2017) Financing to Deposit Ratio (FDR)

    adalah rasio yang menunjukan kemampuan bank dalam menyediakan

    dana kepada debiturnya dengan dana yang dikumpulkan dari masyarakat,

    yang artinya semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin

    tingginya kemampuan bank dalam menyalurkan pembiyaan. Demikian

    sebaliknya, jika terjadi penurunan FDR maka pembiayaan yang

    disalurkan juga mengalami penurunan. Rasio Financing to Deposit Ratio

    (FDR) merupakan pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang diterima

    oleh bank kemudian dibagi rata-rata. FDR bertujuan untuk menaksir

    tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

    pendek atau utang yang harus segera dibayar suatu bank. Sebagian

    praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loanto deposit

  • 22

    ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi

    berkisarantara 85% dan 100% (Dendawijaya, 2009). Pemeliharaan

    kesehatan bank antara lain dilakukan dengan tetap menjaga

    likuiditannyasehinggga bank dapat memenuhi kewajiban kepada semua

    pihak yang menarik atau mencairkan uangnya.

    FDR akan menunjukkan tingkat kemampuan bank syariah dalam

    menyalurkan dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank syariah yang

    bersangkutan. Tingkat intermediasi bank syariah dapat dilihat dari

    besarnya FDR bagi bank syariah (Suhartatik dan Kusumaningtias, 2013).

    Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan dapat

    memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua

    deposannya, serta dapat memenuhi semua permintaan pembiayaan yang

    diajukan tanpa terjadi penangguhan.

    4. Net Operating Margin (NOM)

    Net Operating Margin (NOM) adalah rasio utama dalam penilaian

    rentabilitas suatu bank. Menurut (Ihsan, 2013) Net Operating Margin

    merupakan rasio rentabilitas untuk mengetahui kemampuan aktiva

    produktif dalam menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan

    operasional dan beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif..

    Semakin besar rasio ini maka semakin meningkatnya pendapatan

    operasional yang diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola bank

    sehingga kemungkinan bank tersebut dalam kondisi bermasalah semakin

    kecil (Yusuf, 2017: 145). Sehingga semakin tinggi Net Operating Margin

  • 23

    (NOM) suatu perusahaan, maka semakin tinggi pula keuntungan

    perusahaan tersebut, yang berarti kinerja keuangan tersebut semakin

    membaik atau meningkat. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah NOM

    perusahaan maka mengakibatkan keuntungan akan turun sehingga kinerja

    bank semakin turun atau memburuk.

    Net Operating Margin dapat dilihat dengan dua perspektif.

    Perspektif pertama dapat dilihat dari kompetitif bank dan sisi rentabilitas,

    margin yang kecil mengindikasikan sistem perbankan yang kompetitif

    dengan baiya intermediasi yang rendah, namun disisi rentabilitas margin

    yang tinggi menggambarkan stabilitas dari sistem perbankan, ini

    dilatarbelakangi bank yang dapat menambahkan margin yang tinggi

    kedalam rentabilitas dan modal sehingga dapat melindungi dari risiko.

    Sedangkan perspektif kedua yaitu dari sifat efisiensi bank, margin yang

    lebih tinggi biasanya mengindikasikan rendahnya efisiensi sektor

    perbankan ditandai dengan biaya yang tinggi karena tidak efisiennya

    perbankan karena rendahnya investasi dan rendahnya aktivitas ekonomi.

    Tinggi margin juga dapat mengindikasikan tingginya risiko karena

    kebijakan yang tidak tepat dari perbankan (Widyawati, 2017).

    Dari sejarah terbentuknya NOM adalah untuk menghitung NIM

    pada bank syariah sesuai dengan Surat Edaran No.6/23/DPNP tangal 31

    Mei 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum.

    Ketentuan pada SEBI No. 9/24/DPBS tahun 2007 menyebutkan bahwa

    suatu bank syariah yang mendapat peringkat satu dalam penilaian tingkat

  • 24

    kesehatan bank adalah bank syariah yang memiliki nilai NOM lebih dari

    3%.Hal inimengindikasikan bahwa bank syariah tersebut memilki

    penilaian profitabilitas yang tinggi. Sehingga dapat mengantisipasi

    potensi risiko kerugian serta dapat meningkatkan keuntungan (Rivai,

    2012)

    5. Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Muhammad (2005) menjelaskan bahwa modal yang cukup menjadi

    hal penting dalambisnis perbankan. Bank yang memiliki kecukupan

    modal baik menunjukkan indikator sebagaibank yang sehat. Karena

    kecukupan modal bank menunjukkan keadaan bank yang dinyatakan

    dengan suatu rasio tertentu yang disebut rasio kecukupan modal atau

    Capital Adequacy Ratio (CAR).

    Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan

    seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

    penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari

    dana modal sendiri. Bank disamping memperoleh dana-dana dari

    sumber-sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman dan lain-

    lain (Dendawijaya, 2009). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor

    3/21/PBI/2001, bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8%

    dari aktiva tertimbang menurut risiko yang dinyatakan dalam Capital

    Adequacy Ratio (CAR). Rasio ini bertujuan untuk memastikan bahwa

    jikadalam aktivitasnya bank mengalami kerugian,maka ketersediaan

    modal yang dimiliki olehbank mampu mengcover kerugian tersebut.

  • 25

    CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk

    menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian

    bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Berdasarkan ketentuan

    yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata cara penilaian tingkat

    kesehatan bank, terdapat ketentuan bahwa modal bank terdiri atas modal

    pelengkap (Dendawijaya, 2009). Dalam memberikan pembiayaan suatu

    bank tentunya melihat dari kecukupan modal yang dimiliki oleh bank

    tersebut. CAR memiliki pengaruh positif terhadap pembiayaan

    murabahah (Kusnianingrum dan Riduwan, 2016) Hal ini karena bank

    memiliki penyediaan modal yang tinggi untuk menutup kerugian dari

    adanya penyaluran pembiayaan murabahah.

    6. Dana Pihak Ketiga (DPK)

    Ma’arifa dan Budiyono (2015) menjelaskan bahwa dana pihak

    ketiga adalah dana dari masyarakat yang disimpan dalam bank, yang

    merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan bank yang

    terdiri dari tiga jenis, yaitu dalam tiga bentuk :

    a. Giro adalah simpanan masyarakat dalam rupiah atau valuta asing

    pada bank yang transaksinya (penarikan dan penyetoran) dapat

    dilakukan setiap saat dengan cek, bilyet giro, kartu ATM,

    saranaperintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah

    bukuan.

    b. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga dalam rupiah atau

    valutaasing pada bank yang penarikannya hanya dapat

  • 26

    dilakukanmenurut syarat tertentu dari masing-masing bank penerbit,

    tetapitidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya

    yangdapat dipersamakan dengan itu.

    c. Deposito adalah simpanan bank ketiga dalam rupiah atau

    valutaasing yang diterbitkan atas nama nasabah pada bank

    yangpenarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

    menurutperjanjian antara penyimpan dengan bank yang

    bersangkutan.

    Setelah dana pihak ketiga terhimpun, kemudian bank melaksanakan

    fungsi intermediary, yakni menyalurkan dana untuk pembiayaan.

    Simpanan mempunyai pengaruh yang paling kuat terhadap pembiayaan,

    karena simpanan merupakan aset paling besar yang dimiliki perbankan

    syariah.

    Definisi secara operasional perbankan, DPK merupakan sumber

    likuiditas untuk memperlancar pembiayaan yang terdapat pada sisi aktiva

    neraca bank. Sehingga semakin banyak DPK yang berhasil dihimpun

    oleh bank, maka akan semakin banyak pula pembiayaan yang dapat

    disalurkan oleh bank tersebut.

    7. Pembiayaan

    a. Pengertian Pembiayaan

    Fungsi dan kegiatan bank syariah adalah menghimpun dana

    dan menyalurkan dana dalam terminologi bank syariah disebut

    dengan istilah pembiayaan, sebagaimana yang disebutkan dalam

  • 27

    Pasal 19 Ayat 1, Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang

    Perbankan Syariah. Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun

    1998 tentang Perbankan, dalam Pasal 1 disebutkan bahwa

    “Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang

    atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan

    persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang

    mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau

    tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau

    bagi hasil”.

    Pembiayaa secara luas berarti dengan financing atau

    pembelanjaan, yaitu pendanaan uang yang dikeluarkan untuk

    mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan

    sendiri maupun dilakukan oleh orang lain. Dalam arti sempit,

    pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang

    dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti Bank Syariah kepada

    nasabah.

    Tujuan dari pembiayaan adalah profitability dan safety.

    Profitability merupakan tujuan untuk memperoleh hasil dari

    pembiayaan yang berupa keuntungan yang didapat dari bagi hasil

    yang diperoleh dari usaha yang dikelola bersama nasabah. Safety

    merupakan keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan

    harus terjamin sehingga tujuan profitability dapat tercapai dengan

    baik. Pembiayaan merupakan sumber pendapatan terbesar

  • 28

    sekaligus merupakan risiko bisnis perbanan yang paling besar yang

    akan berakibat pada munculnya pembiayaan bermasalah bahkan

    macet, yang dapat mengganggu operasional dan likuiditas bank.

    Berdasarkan prinsip syari’ah menurut UU RI No. 10 tahun

    1998 Pasal 1 ayat 13 tentang pembiayaan, yaitu peraturan

    persetujuan yang didasari oleh prinsip syari’ah antara bank dengan

    aspek lain untuk pembiayaan yang dinyatakan sesuai dengan

    syariah, adapaun macam-macam pembiayaan pada bank syaraih

    antara lain :

    1. Prinsip Jual Beli (Ba’i)

    Prinsip ini dilaksanakan dengan perpindahan

    kepemilikan barang atau benda (transfer ofproperty). Tingkat

    keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga

    barang yang dijual. Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan

    bentuk pembayaran dan waktu penyerahan barangnya, yakni:

    a. Pembiayaan Murabahah adalah transaksi jual beli dimana

    bank menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak

    sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga

    jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah

    keuntungan (marjin). Kedua belah pihak harus menyepakati

    harga jual dan jangka waktu pembayarannya. Harga jual

    dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati

    tidak dapat berubah selama akad. Dalam perbankan,

  • 29

    pembayaran murabahah dilakukan dengan cicilan,

    sedangkan barang diserahkan segera setelah akad.

    b. Pembiayaan salam, adalah transaksi jual beli di mana

    barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu

    barang diserahkan secara tangguh sedangkan pembayaran

    dilakukan secara tunai. Bank bertindak sebagai pembeli,

    sementara nasabah sebagai penjual.

    c. Pembiayaan istishna, produk istishna menyerupai produk

    salam, namun dalam istishna pembayarannya dapat

    dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayarannya.

    Istishna dalam bank syariah umumnya diaplikasikan pada

    pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

    2. Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

    Produk pembiayaan syariah yang berdasarkan prinsip

    bagi hasil adalah :

    a. Pembiayaan Mudharabah adalah sistem kerja sama usaha

    antara dua pihak atau lebih di mana pihak pertama

    (shahibulal-mal) menyediakan seluruh kebutuhan modal

    dan customer sebagai pengelola (mudharib) menyediakan

    keahliannya. Keuntungan usaha dibagi menurut kontrak,

    sedangkan rugi ditanggung oleh pemilik modal selama

    kerugian itu bukanakibat kecurangan atau kelalaian

    pengelola (customer). Jika diakibatkan oleh kecurangan

  • 30

    atau kelalaian pengelola (customer), maka pengelola

    menanggung kerugian tersebut.

    b. Pembiayaan Musyarakah karakterisiknya yaitu adanya

    keinginan dari para pihak (dua pihak atau lebih) melakukan

    kerjasama untuk suatu usaha tertentu. Masing-masing

    menyertakan dan menyetorkan modalnya dengan

    pembagian keuntungan sesuai kesepakatan.

    c. Pembiayaanal-muzara’ah diartikan sebagai kerja sama

    pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan penggarap,

    di mana pemilik lahan memberikan lahan pertanian kepada

    penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan presentase

    imbalan tertentu dari hasil panen.

    d. Al-Musaqah, merupakan bentuk sederhana darial-

    muzara’ah, di mana penggarap tanah hanya bertanggung

    jawab atas penyiraman dan pemeliharaan. Imbalanya

    penggarap memperoleh nisbah dari hasil panen.

    3. Prinsip Sewa-menyewa (Ijarah dan IMBT)

    Menurut Antonio (2001), Ijarah adalah akad untuk

    memanfaatkan jasa, baikjasa atas barang (sewa-menyewa) atau

    jasa atas tenaga kerja (upah-mengupah). Pada ijarah, tidak

    terjadi perpindahan kepemilikan objek ijarah. Namun dalam

    perkembangannya, peminjam (customer) dimungkinkan untuk

  • 31

    memiliki objek ijarah di akhir periode peminjaman yang disebut

    sebagai Ijarah Muntahia Bittamlik (IMBT).

    Menurut Rivai(2012) secara garis besar fungsi

    pembiayaan dalam perekonomian yaitu pembiayaan dapat

    meningkatkan utility (daya guna) dari modal/ uang;

    meningkatkan daya guna suatu barang; meningkatkan peredaran

    dan lalu lintas uang; menimbulkan gairah usaha masyarakat;

    sebagai alat stabilitas ekonomi; sebagai jembatan peningkatan

    pendapatan nasional dan sebagai alat hubungan ekonomi

    internasional.

    Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting

    karena dengan pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan

    utama dan menjadi penunjang kelangsungan usaha bank syariah.

    Diantara beberapa akad dalam kegiatan pembiayaan bank

    syariah, perkembangan produk dengan akad murabahah dari

    awal kemunculan perbankan syariah hingga saat ini tetap

    menjadi produk yang diminati oleh nasabah.

    b. Pembiayaan Murabahah

    Murabahah adalah jual beli barang dengan tambahan

    harga/cost plus atas dasar harga pembelian yang pertama secara

    jujur (Mujieb, 1994).Salah satu konsep fiqh muamalah yang banyak

    dipraktikan oleh perbankan Syariah adalah akad jual beli

    murabahah. Akad ini banyak diminati oleh perbankan Syariah

  • 32

    dikarenakan faktor keamanan dan minimnya bagi bank Syariah di

    banding akad mudharabah dan musyarakah. Murabahah merupakan

    jenis jual beli dengan ketentuan yang lebih spesifik dibanding

    dengan jual beli pada umumnya. Yaitu menjual barang sesuai

    dengan harga pembelian, dengan menambahkan keuntungan

    tertentu, atau keuntungan sesuai presentase tertentu (Az-Zuhaili,

    1997).

    Dalam jual beli jenis murabahah penjual harus memberitahu

    harga awal barang yang dibeli dan menentukan tingkat keuntungan

    sebagai tambahannya. Sistem penjualan ini dapat dijual secara tunai

    ataupun tangguh. Dalam sistem tangguh harus dipisahkan antara

    keuntungan dan harga perolehan. Keuntungan yang telah disepakati

    tidak boleh berubah selama akad, jika terjadi kesulitan dalam

    membayar dapat dilakukan restrukturisasi dan jika kesulitan

    membayar dikarenakan lalai dapat dikenakan denda. Persyaratan

    spesifik berkenaan dengan transaksi murabahah yang sah yaitu

    harga awal yang harus dimengerti oleh kedua belah pihak (penjual

    dan pembeli), besarnya keuntungan harus diketahui dan disepakati

    oleh kedua belah pihak, harga pokok dapat diketahui secara pasti

    satuannya, Murabahah tidak bisa dicampur dengan transaksi ribawi,

    Akad pertama dalam murabahah harus shahih.Syarat khusus pada

    jual beli murabahah yaitu :

  • 33

    1. Penjual hendaknya menyatakan modal yang sebenarnya bagi

    barang yang hendak dijual.

    2. Pembeli setuju dengan keuntungan yang ditetapkan oleh penjual

    sebagai imbalan dari harga perolehan atau harga beli barang,

    yang selanjutnya menjadi harga jual barang secara murabahah.

    3. Sekiranya ada ketidakjelasan atau ketidakcocokan masalah

    harga jual barang maka pihak pembeli boleh membatalkan akad

    yang telah dijalankan, sehingga bubarlah jual beli secara

    murabahah tersebut.

    4. Barang yang dijual secara murabahah bukan barang ribawi.

    c. Praktik Murabahah dalam Perbankan Syariah

    Pembiayaan dengan prinsip jual beli diaplikasikan dalam bentuk

    murabahah yaitu pembelian barang oleh bank untuk nasabah dalam

    rangka pemenuhan kebutuhan produksi (Inventory) dengan pembayaran

    yang ditangguhkan dalam jangka di bawah satu tahun (shortrun

    financing). Berikut adalah skema pembiayaan murabahah:

  • 34

    Gambar 2.5 Skema Pembiayaan Murabahah

    Dalam skema pembiayaan murabahah, bank bertindak sebagai penjual

    dan nasabah sebagai pembeli, dengan penentuan harga jual yaitu harga beli

    bank dari pemasok ditambah dengan margin keuntungan sesui kesepakatan

    bank dan nasabah . Terdapat dua akad yang dilakukan dalam pembiayaan

    murabahah yaitu nasabah sebagai pembeli dan bank sebagai penjual, dan

    juga antara bank sebagai penjual dan produsen sebagai pemasok barang. Dari

    skema diatas, tahapan akad murabahah adalah yang pertama nasabah

    mengajukan pemohonan untuk penyediaan barang dengan menyerahkan

    persyaratan pembiayaan murabahah dan juga melakukan negosiasi dengan

    pihak bank. Bank yang selaku penjual melakukan observasi mengenai

    kelayakan nasabah. Jika nasabah layak menerima pembiayaan, maka nasabah

    akan membayar uang muka dan bank akan membeli barang yang sesuai

    dengan kebutuhan nasabah secara tunai kepada produsen selaku penyedia

    barang. Setelah barang dibeli, kemudian langsung diberikan kepada nasabah.

    Bank Syariah

    Produsen

    Nasabah

    1. Negosiasi dan Persyaratan

    Pembiayaan Murabhah

    2. Pembiayaan Murabahah

    6. Membayar Kewajiban

    3. Beli Barang Tunai

    4. Kirim Barang

    5. Terima Barang

  • 35

    Selanjutnya, setelah nasabah mendapatkan barang maka nasabah harus

    membayar kewajiban kepada bank. Dari situ bank akan mendapatan

    keuntungan dari selisih antara harga beli dari produsen dengan harga beli

    yang diberikan kepada nasabah.

    C. Kerangka Penelitian

    Kerangka penelitian merupakan susunan dari kajian teoritis mengenai

    pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen

    dan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan

    variabel moderating. Kerangka penelitian ini menjelaskan tentang Pengaruh

    Financing to Deposit Ratio, Net Operating Margin dan Capital Adequacy

    Ratio terhadap Pembiayaan Murabahah dengan Dana Pihak Ketiga sebagai

    variabel Moderating. Dengan kerangka penelitian akan mempermudah

    peneliti atau pun pembaca dalam menjabarkan konsep dari adanya tiap-tiap

    variabel yang digunakan.

    Gambar 2.6 Kerangka Penelitian

    FDR (x1)

    NOM (x2)

    CAR (x3)

    DPK (z)

    PEMBIAYAAN

    MURABAHAH (y)

    H1

    H2

    H3

    H6

    H5

    H4

  • 36

    D. Hipotesis

    Hipotesis merupakan dugaan sementara atas rumusan masalah yang

    akan diteliti. Dikatakan sementara karena baru didasarkan pada teori

    yanngrelevan belum didasarkan pada fakta empiris yang didapat dari

    pengumpulan data. Dengan begitu hipotesis masih dinggap sebagai

    kesimpulan yang bersifat sementara.

    1. Pengaruh FDR terhadap Pembiayaan Murabahah

    FDR mencerminkan ukuran likuiditas yang mengukur besarnya

    dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman yang berasal dari dana

    yang dikumpulkan oleh bank terutama masyarakat (Kuncoro, 2002).

    FDR ini menjadi salah satu rasio likuiditas bank yang berjangka waktu

    agak panjang. Semakin tinggi FDR menunjukkan kemampuan bank

    untuk membayar likuiditasnya rendah atau membayar kewajibannya

    semakin rendah. Nilai FDR yang tinggi menunjukkan kemampuan bank

    dalam menyalurkan pembiayaan semakinmeningkat.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dalam hipotesis

    bahwa:

    H1: FDR berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan

    murabahah pada bank umum syariah.

    2. Pengaruh NOM terhadap Pembiayaan Murabahah

    Besar kecilnya NOM akan berdampak pada laba rugi suatu bank

    dan akan mempengaruhi pembiayaan murabahah. Jika semakin tinggi

    tingkat NOM maka makin tinggi pula tingkat pendapatan operasional

  • 37

    yang diperoleh dari aktiva produktif yang dikelola, maka kemungkinan

    bank beresiko semakin kecil. Tingkat pendapatan yang tinggi akan

    menambah kemauan pemilik modal untuk mengembangkan sektor-sektor

    produktif (Ihsan, 2013).

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dalam hipotesis

    bahwa:

    H2: NOM berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan

    murabahah pada bank umum syariah.

    3. Pengaruh CAR terhadap Pembiayaan Murabahah

    Modal merupakan aspek penting dalam bank syariah untuk

    meningkatkan tingkat kepercayaan nasabah. Selain itu, kecukupan modal

    juga menunjukkan indikator kesehata bank. Jika bank memiliki

    kecukupan modal yang baik maka Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat

    menampung risiko kerugian yang dihadapi oleh bank. Semakin tinggi

    CAR maka semakin besar pula sumber daya finansial yang dapat

    digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi

    potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit (Dendawijaya,

    2009).

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dalam hipotesis

    bahwa:

    H3: CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan

    Murabahah pada bank umum syariah.

  • 38

    4. Pengaruh DPK sebagai variabel moderasi FDR terhadap pembiayaan

    murabahah

    FDR yang tinggi akan meningkatkan pembiayaan murabahah yang

    dapat disalurkan oleh bank dan semakin rendah kemampuan likuiditas

    bank. Karena FDR salah satu kontribusi terbesar bagi bank (Kasmir,

    2012). Semakin tinggi FDR yang disalurkan semakin likuit bank tersebut,

    maka akan semakin efisien dalam menggunakan keseluruhan aktiva

    dalam memenuhi kewajiban nasabah. Maka semakin tinggi minat

    nasabah dalam berinvestasi atau menyalurkan dana.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dalam hipotesis

    bahwa:

    H4: DPK mampu memoderasi pengaruh FDR terhadap pembiayaan

    murabahah.

    5. Pengaruh DPK sebagai variabel moderasi pengaruh NOM terhadap

    pembiayaan murabahah

    Nilai NOM yang tinggi akan mengindikasikan probitabilitas bank

    yang tinggi, sehingga potensi kerugian semakin kecil. Dana Pihak Ketiga

    (DPK) menginteraksi hubungan antara NOM dengan pembiayaan

    murabahah. Setinggi apapun NOM yang dimiliki bank syariah, tidak

    akan meningkatkan pembiayaan murabahah jika Dana Pihak Ketiga

    (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank syariah itu rendah. Maka dari itu

    jika DPK tinggi akan memperkuat pengaruh NOM, karena dengan DPK

    yang tinggi maka kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari

  • 39

    pendapatan akan naik sehingga bank akan meningkatkan pembiayaan.

    (Rivai, 2012).

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dalam hipotesis

    bahwa:

    H5: DPK mampu memoderasi pengaruh NOM terhadap

    pembiayaan murabahah.

    6. Pengaruh DPK sebagai variabel moderasi CAR terhadap pembiayaan

    murabahah

    Capital Adequacy Ratio mencerminkan modal sendiri perusahaan

    untuk menghasilkan laba. Semakin besar CAR maka semakin

    besarkesempatan bank dalam menghasilkan laba karena dengan modal

    yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam menempatkan

    dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan. Semakin

    tinggi CAR maka semakin besar pula sumber finansial yang dapat

    digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi

    potensi kerugian yang diakibatkan oleh pembiayaan. (Sinungan, 2000).

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan dalam hipotesis

    bahwa:

    H6: DPK mampu memoderasi pengaruh CAR terhadap pembiayaan

    murabahah.

  • 40

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif

    didasarkan pada pendeskripsian faktor-faktor yang berhubungan dengan yang

    dimaksudkan sebagai pendukung. Metode kuantitatif menurut Sugiyono

    (2005) adalah sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada landasan

    positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu,

    pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat

    kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah

    ditetapkan.

    Dengan menggunakan data sekunder yang berisikan variabel Financing

    To Deposit Ratio (FDR), Net Operating Margin (NOM), Capital Adequacy

    Ratio (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK) maupun Pembiayaan Murabahah

    yang bersumber dari laporan publikasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Bank Umum Syariah di Indonesia pada tahun

    2015-2019 dengan mengakses internet di situs resmi Otoritas Jasa Keuangan.

    C. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Menurut Sugiyono(2005) Populasi adalah wilayah generalisasi

    yang terdiri atas obyek/subyek yangmemiliki kualitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan kemudian

  • 41

    ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanyaorang, tetapi obyek dan

    benda-benda alam yang lain. Populasi bukan hanyasekedar jumlah yang

    ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi menelitiseluruh

    karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek maupun obyek itu. Populasi

    dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang telah terdaftar di

    Otoritas Jasa Keuangan selama periode 2015-2019 yang berjumlah 14

    bank.

    2. Sampel

    Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik dari

    populasi tersebut. Sampel yang diambil harus sesuai dengan karakteristik

    dan kualitas dari populasi, jika sampel tidak sesuai dengan karakteristik

    dan kualitas maka populasi dalam penelitian terlihat biasa dan

    kesimpulan bisa saja keliru. Hal ini dikarenakan tidak dapat mewakili

    populasi (Tika, 2006).

    Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu

    purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik yang digunakan

    untuk pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Ini dilakukan

    dengan pengambilan sampel dari populasi sesuai kriteria tertentu.

    Kriteria yang menjadi pertimbangan penelitian ini yaitu:

    a. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan

    periode 2015-2019.

    b. Bank Umum Syariah yang mempublikasikan laporan keuangan

    periode 2015-2019.

  • 42

    c. Tersedianya rasio-rasio serta data keuangan lainnya pada laporan

    keuanganyang telah ada pada tahun 2015-2019.

    Berikut ini adalah kriteria sampel dalam penelitian:

    Tabel 3. 1 Kriteria Sampel Perusahaan

    No Kriteria bank Jumlah

    1 Total Bank Umum Syariah yang terdaftar di

    Otoritas Jasa Keuangan

    14

    2 Bank yang memilki kelengkapan data berdasarkan variabel data yang akan diteliti

    periode 2015-2019

    11

    3 Bank Umum Syariah yang tidak mempublikasikan secara lengkap laporan

    keuangan periode 2015-2019

    3

    Jumlah sampel penelitia (11× 5 tahun) 55

    Sumber data OJK, 2020: data diolah

    Berikut ini daftar bank umum syariah di Indonesia yang dijadikan

    sampel penelitian:

    Tabel 3. 2 Sampel Penelitian

    No. Nama Bank

    1. PT. Bank Muamalat Indonesia

    2. PT. Bank Syariah Mandiri

    3. PT. Bank Mega Syariah

    4. PT. Bank BNI Syariah

    5. PT. Bank BRI Syariah

    6. PT. Bank Bukopin Syariah

    7. PT. Bank Panin Syariah

    8. PT. Bank BJB Syariah

    9. PT. Bank BCA Syariah

    10. PT. Bank Victoria Syariah

    11 PT. BTPN Syariah

    Sumber: Statistik Perbankan Syariah, September 2020

    Jumlah sampel yang digunaan pada penelitian ini yaitu 11 bank

    Bank Umum Syariah dengan jumlah 55 laporan keuangan dari tahun

    2015-2019.

  • 43

    Pada tahun 2016 PT. Bank Aceh Syariah baru terdaftar di OJK

    sebagai Bank Umum Syariah. Maybank Syariah Indonesia tidak memiliki

    kelengkapan data. Sedangkan PT. BPD Nusa Tenggara Barat Syariah

    baru terdaftar di OJK sebagai Bank Umum Syariah pada tahun 2018. PT.

    D. Teknik Pengumpulan Data

    1. Jenis dan Sumber Data

    Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data

    sekunder. Data sekunder ialah data yang diperoleh dari catatan, buku, dan

    majalah yang berupa laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan

    pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah dan lain

    sebagainya. Data diperoleh dari data sekunder yang tidak perlu diolah

    lagi. Sumber yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan

    data.Data tersebut diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (Sujarweni,

    2015).

    2. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yang digunakan

    ialah pengumpulan data dari observasi secara tidak langsung, yaitu

    dengan mengumpulkan data-data laporan keuangan pada Bank Umum

    Syriah periode 2015-2019. Data ini diperoleh dari internet dengan cara

    download laporan Statistik Perbankan Syariah yang terdaftar pada situs

    resmi Otoritas Jasa Keuangan.

  • 44

    E. Skala Pengukuran

    Skala pengukuran adalah kesepakatan sebagai acuan untuk menentun

    panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, jika digunakan dalam

    pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sugiyono, 2005).

    F. Definisi Konsep dan Operasional

    Definisi operasional merupakan sesuatu yang ditetapkan peneliti untuk

    dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang data penelitian (Sugiyono,

    2005). Berikut adalah definisi operasional dan variabel:

    1. Variabel Dependen (Y)

    Penelitian ini variabel dependen yang digunakan yaitu pembiayaan

    murabahah. Antonio (2001) menyatakan bahwa pembiayaan merupakan

    salah satu tugas yang berada di bank yaitu permberian fasilitas dana

    untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan delficit unit.

    Salah satunya pembiayaan murabahah, pembiayaan murabahah

    merupakan transaksi jual beli barang sebesar harga perolehan barang

    ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual

    menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan terhadap pembeli.

    Dalam murabahah penjual menyebutkan harga pembelian barang kepada

    pembeli, kemudian diisyaratkan atas laba dalam jumlah tertentu.

    Perjanjian murabahah, bank membiayai pembelian barang yang

    dibutuhkan oleh nasabah dengan membeli barang itu dari pemasok, dan

    kemudian menjualnya kepada nasabah dengan harga yang ditambah

    keuntungan atau di mark-up (Muhammad, 2005).

  • 45

    2. Variabel Independen (X)

    Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

    terjadi sebab perubahannya atau timbulnya varibel terkait. Variabel ini

    bersdifat menerangkan dan mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas

    (Sugiyono, 2005). Varibel independen yang digunakan dalam penelitian

    ini sebagai berikut:

    a. Financing To Deposit Ratio (FDR)

    Financing To Deposit Ratio (FDR) merupakanrasio untuk

    mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan

    jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.FDR

    menggambarkan kemampuan bank membayar kembali

    penarikanyang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan

    kredit atau pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.

    Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah kemampuan likuiditas

    bank. Hal ini dikarenakan penyaluran kredit merupakan salah satu

    tujuan dari penghimpunan dana bank, yang sekaligus memberikan

    kontribusi pendapatan terbesar bagibank. Semakin banyak

    pembiayaan yang disalurkan, maka semakin likuid suatu bank.

    Karena seluruh dana yang berhasil dihimpun telah disalurkandalam

    bentuk kredit/pembiayaan, sehingga tidak terdapat dana untuk

    dipinjamkan lagi untuk diinvestasikan.

    Rumus perhitungan FDR sebagai berikut:

  • 46

    b. Net Operating Margin (NOM)

    Net Operating Margin merupakan rasio rentabilitas untuk

    mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba

    melalui perbandingan pendapatan operasional dan beban operasional

    dengan rata-rata aktiva produktif (Ihsan, 2013).

    Rumus perhitungan NOM sebagai berikut:

    c. Capital Adequacy Ratio (CAR)

    Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kecukupan modal

    yang menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal

    yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam

    mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-

    risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal

    bank (Dendawijaya, 2009). Pengukuran CAR dalam penelitian ini

    menggunakan rumus :

    3. Variabel Moderating (Z)

    Variabel moderating adalah variabel yang mempengaruhi

    (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel bebas

    terhadap variabel terikat(Sugiyono, 2005). Dalam penelitian ini

  • 47

    menggunakan Dana pihak ketiga (DPK). Dana pihak ketiga (DPK)

    merupakan dana simpanan dar masyarakat yang dititipkan kepada bank

    syariah, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa

    pemberitahuan terlebih dahulu kepada bank dengan media penarikan

    tertentu. Dana yang dihimpun dari masyarakat merupakan sumber dana

    terbesar yang diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90%) dan mampu

    dimanfaatkan oleh bank untuk kegiatan operasionalnya ((Kusnianingrum

    & Riduwan, 2016). Komposisi dana pihak ketiga yaitu giro, deposito,

    dan tabungan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:

    Tabel 3. 3

    Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

    Variabel Kosep Indikator

    Pembiayaan Murabahah (Y)

    Perjanjia jual beli antara bank dan nasabah dimana

    bank syariah membeli barang

    yang diperlukan nasabah dan kemudian

    menjualnya kepada nasabah yang

    bersangkuta sebesar harga perolehan ditambah

    margin (keuntugan) yang telah

    disepakati antara bank syariah dengan nasabah

    (Adzimah, 2017)

    MRH= Total Pembiayaan Murabahah

    Financing to Deposit Ratio

    (X1)

    Rasio yang diguakan untuk

    mengukur

  • 48

    likuiditas suatu bank dalam

    membayar kembali penarika dana yang dilakukan nasabah

    dengan mengandalkan

    pembiayaan yang diberikan sebagai sumber

    likuiditasnya, yaitu dengan cara

    membagi jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank

    dengan Dana Pihak Ketiga

    (Dendawijaya, 2005).

    JML Pembiayaan

    total DPK

    Net Operating

    Margin (X2)

    Net Operating

    Margin disebut dengan rasio rentabilitas untuk

    mengetahui kemampua aktiva produk dalam

    menghasilka laba melalui

    perbandaingan pendapatan operasional dan

    beban operasional dengan rata-rata

    aktiva produk (Ihsan, 2013)

    Pendapatan Bersih

    Rata − rata aktiva produk

    Capital

    Adequacy Ratio (X3)

    Rasio yang

    memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank

    yang mengandung risiko ikut dibiayai

    dari dana modal sendiri bank disamping

    memperoleh dana dari sumber diluar

    Modal

    ATMR x 100%

  • 49

    bank (Wardiantika, 2014)

    Dana Pihak

    Ketiga (Z)

    Dana pihak ketiga

    merupakan dana simpanan dari

    masyarakat yang dititipkan kepada bank syariah, yang

    penarikannya dapat dilakukan setiap

    saat dengan media penarikan tertentu (Wardiantika,

    2013)

    Giro + Tabungan + 𝐷𝑒𝑝𝑜⸪𝑖𝑡𝑜

    G. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif menggunakan

    statistik. Analisis data ini merupakan kegiatan setelah data dari laporan

    keuangan terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan

    data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data

    berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel

    yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan

    melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan

    (Sugiyono, 2005).

    1. Uji Statistik Deskriptif

    Pada statistik deskriptif mendeskripsi dari suatu data yang

    dilihat berdasarkan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

    maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

    (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2016).

  • 50

    2. Uji Stationeritas

    Penelitian ini menggunakan data sekunder, maka dari itu

    perludilakukkanuji stasioner. Sebuah data dikatakan stasioner jika

    memenuhi asumsi bahwarata-rata dalam variansinya konstan sepanjang

    waktu serta kovarian antar duadata runtut waktu tergantung pada

    kelambanan antara dua periode tersebut. Pengambilan keputusan pada

    uji stasioner adalah jika nilai probabilitas lebihkecil dari 0.05 maka data

    tersebut bersifat stasioner. Dalam metode dalam pengujian stationeritas

    yang digunakan adalah uji unit root test yang dikembangkan oleh uji

    Levin Lin & Chu.

    3. Regresi Data Panel

    Penelitian ini terdapat tiga struktur data yang digunakan yaitu

    data berkala (Time Series), data tampang lintang (Cross Section) dan

    data panel. Data Time Series merupakan data yang bentuknya bersifat

    periodik (harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan) sedangkan data

    Cross Section merupakan data yang dikumpulkan dalam satu periode

    waktu yang sama, (misalnya dari beberapa perusahaan atau negara).

    Data panel merupakan gabungan antara data Time Series dengan data

    Cross Section Bawono et al (2018).

    Dalam mengestimasi model regresi data panel, ditinjau dari

    berbagai asumsi dan faktor pembentunya membagi struktur model

    sebagai berikut:

    a. Regresi denganCommon Effect Model (CEM)

  • 51

    Model Common effect dilakukan dengan

    mengkombinasikan data Cross Section dengan data Time Series

    tanpa memperhatikan dimensi individu dan waktu. Metode estimasi

    parameternya menggunakan metode kuadrat terkecil Ordinary

    Least Square (OLS). Dengan demikian data perusahaan akan

    diasumsikan sama dalam berbagai kurun waktu dan koefisien akan

    diasumsikan sama tetap antar waktu dan individu Bawono et al

    (2018).

    b. Regresi dengan Fixed Effect Model (FEM)

    Kelemahan dari Common Effect adalah adanya

    ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya,

    sehingga dibutuhkan model yang dapat mengakomodasi hal

    tersebut yaitu model Fixed Effect (FEM). Pada model FEM,

    konstanta untuk masing-masing individu akan berbeda (jika dalam

    hal ini adalah perusahaan) koefisien (slope) pada masing-masing

    variabel independen akan tetap. Untuk membedakan objek yang

    satu dengan yang lain dengan menggunakan variabel dumi atau

    Least Square Dummy Variabels (LSDV) Bawono et al (2018).

    c. Regresi dengan Random Effect Model (REM)

    Uji regresi dengan random effect dapat dilakukan jika objek

    data silang harus lebih besar dari banyaknya koefesien. Regresi ini

    dapat di jelaskan melalui uji Hausman Test. Pengembilan

    keputusan pada uji ini adalah jika nilai cross-section random

  • 52

    memiliki nilai nilai lebih besar dari 0,05 maka regresi yang tepat

    digunakan adalah regresi random effect.

    Analisis regresi ini digunakan untuk menganalisa data yang

    bersifat multivariate, maksudnya digunakan untuk meramalkan

    nilai variabeldependen (Y), dengan variabel independen (X) yang

    lebih dari satu (minimal dua), sehingga analisa regresi berganda

    juga disering disebut analisa multivariate karena variabel yang

    mempengaruhi naik turunnya variabel dependen (Y) lebih dari satu

    variabel independen (X). Untuk membuktikan ada atau tidaknya

    hubungan fungsional atau hubungan kausal antara beberapa

    variabel independen (X1,X2,…) mempgaruhi variabel dependen

    (Y) maka dapat dilakukan uji dengan uji statistic Bawono et al

    (2018).

    Persamaan regresi berganda dapat berupa sebagai berikut:

    Y = β0 +β1*X1+β2*X2+β3*X3+ Ԑ

    Keterangan:

    Y = Estimasi variabel dependen

    β0 = konstanta dari persamaan regresi

    β0, β2, β3 = Koefisien dari variabel independen β1, β2, β3

    X1, X2, X3 = Variabel independen X1, X2, X3

    Ԑ = Residual atau Prediction Eror

  • 53

    Untuk menentukan model regresi data panel yang tepat untuk

    menganalisis regresi data panel, maka dilakukan pendekatan pengujian

    model sebagai berikut:

    a. Uji Chow

    Uji chow digunakan untuk membandingkan antara model

    Common Effect dan Fixed Effect dalam mengestimasi data panel.

    Jika nilai prob. < α maka model yang cocok adalah Fixed Effect

    sedangkanjika nilai prob > α maka model yang cocok adalah

    Common Effect (Bawono et al., 2018).

    b. Uji Hausman

    Uji hausman digunakan untuk membandingkan model

    Random Effect dan Fixed Effect. Jika nilai prob. < α maka model

    yang cocok adalah Fixed Effect namun, jika nilai prob. > α maka

    model yang cocok adalah Random Effect (Bawono et al., 2018).

    c. Uji Lagrange Multiplier (LM)

    Uji LM digunakan untuk mengetahui apakah model

    Random Effect lebih baik daripada model Common Effect

    (OLS). Pengambilan keputusan LM dilakukan jika nilai p value

    < batas kritis maka model yang digunakan adalah Random

    Effect sedangkan, jika nilai p value > batas kritis maka model

    yang digunakan adalah Common Effect (Sakti, 2018).

  • 54

    4. Uji Regresi

    Uji regresi digunakan dalam penelitian ini meliputi uji

    signifikasi parameter individual (Uji Ttest), uji signifikasi simultan (Uji

    Ftest), dan uji Koefisien Determinasi (R2).

    a. Uji Signifikasi Individual (Uji Ttest)

    Menurut Ghozali (2013) Uji t statistik digunakan untuk

    mengukur seberapa jauh pengaruh