ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN...

20
ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH ABDUL AZIZ YAHYA (S.0812078) SEMINAR EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI ISLAM TAZKIA UNIVERSITY COLLEGE OF ISLAMIC ECONOMICS BOGOR 2011 M/ 1432 H

description

Paper ini menjelaskan secara garis besar tentang pengaruh variabel makro dan mikro terhadap fdr perbankan syariah

Transcript of ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN...

Page 1: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO

TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR)

PERBANKAN SYARIAH

ABDUL AZIZ YAHYA (S.0812078)

SEMINAR EKONOMI ISLAM

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI ISLAM

TAZKIA UNIVERSITY COLLEGE OF ISLAMIC ECONOMICS

BOGOR

2011 M/ 1432 H

Page 2: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP

FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR) PERBANKAN SYARIAH1

Abdul Aziz Yahya2

Beberapa kajian menunjukan bahwa laju pertumbuhan perdagangan

uang dan derivasinya tumbuh kurang lebbih 800 kali lipat dibandingkan dengan

laju pertumbuhan sektor riil. Hal ini membuat semakin tidak terkointegrasinya

sektor riil dan moneter. Disinilah peran intermediasi perbankan diuji, khususnya

perbankan syariah yang sangat gencar dalam pembiayaan terhadap sektor riil.

FDR sebagai indikator bagi perbankan syariah dalam pembiayaan

terhadap sektor riil tentunya dipengaruhi oleh beberapa variabel, yaitu variabel

makro ( Inflasi, BI Rate, bonus SBIS, Nilai Tukar) dan variabel mikro (DPK,

NPF, Nisbah, CAR, Ekuitas). Dari hasil penelitian terdahulu yang penulis

dapatkan, secara keseluruhan variabel makro dan mikro berpengaruh sgnifikan

terhadap nilai FDR, namun secara parsial hanya bonus SBIS dan BI Rate yang

tidak berpengaruh signifikan terhadap FDR. Dan diantara semua variabel yang

paling kuat pengaruhnya terhadap FDR hanyalah Inflasi, CAR, DPK, NPF dan

Nisbah.

Penulis berharap perbankan syariah dapat terus mengkoreksi variabel-

variabel di atas, terutama variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap

FDR, agar pembiayaan terhadap sektor riil yang dilakukan bank syariah

optimal, sehingga kesenjangan antara sektor moneter dan sektor riil bisa

direduksi. Yang pada akhirnya roda perekonomian dapat berjalan dengan baik.

JEL : G21, G32

Keywords : Sektor Moneter, Sektor riil, Bank Syariah, FDR

1 Paper ini ditulis untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Seminar Ekonomi Islam

2 Mahasiswa aktif STEI Tazkia jurusan Ilmu Ekonomi Islam, dapat dihubungi melalui email:

[email protected] atau melalui telefon di nomor berikut: +6285697607183

Page 3: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembang Perbankan Islam merupakan fenomena yang menarik

kalangan akademisi maupun praktisi dalam 20 tahun terakhir. Tak kurang

lembaga Dana Moneter Internasional (International monetary funding/IMF)

juga telah melakukan kajian-kajian atas praktek perbankan islam sebagai

alternatif sistem keuangan internasional. Perbankan Islam diharapkan dapat

memberikan peluang upaya penyempurnaan sistem keuangan internasional

yang belakangan dirasakan banyak sekali mengalamii goncangan dan

ketidakstabilan yang menyebabkan krisis dan keterpurukann ekonomi akibat

lebih dominnannya sektor finansial dibanding sektor riil dalam hubungan

perekonomian dunia.

Beberapa kajian menunjukan bahwa laju pertumbuhan perdagangan

uang dan derivasinya tumbuh kurang lebbih 800 kali ipat dibandingkan

dengan laju pertumbuhan sektor riil. Hal ini menunjukan semakin tidak

terintegrasinya kegiatan sektor riil dengan sektor moneter sehingga timbul

berbagai distorsi dalam mengakselerasi pembangunan ekonomi dunia karena

pengaruh yang sangat kuat dari prilaku ekonomi yang spekulatif dan tidak

berbasis pada sektor riil potensi ekonomi yang ada.

Fenomena di atas membuat para praktisi dan akademisi khawatir,

karena hal tersebut bisa menyebabkan gelembung ekonomi atau yang kita

kenal dengan istilah bubble economy yang sewaktu-waktu gelembung

tersebut bisa pecah dan menyebabkan bencana ekonomi. Perbankan sebagai

intermediasi antara unit surplus dan unit defisit memiliki peran yang amat

penting dalam menyeimbangkan sektor riil dan sektor moneter, sebagaimana

yang di amanatkan oleh undang-undang no. 10 tahun 1998. Namun pada

kenyataanya perbankan yang diharapkan bisa melakukan economic

balancing, sampai saat ini masih belum mampu melakukannya, dalam

aktifitasnya perbankan masih mengutamakan sektor finansial/moneter karena

di anggap ‘lahan’ yang paling aman untuk berinvestasi hal ini dapat kita lihat

dari nilai Loan to Deposit Ratio.(LDR)/ pembiayaan untuk sektor riil perbankan

Page 4: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

konvensional yang notabenenya masih di kisaran 50-60%, jauh dari apa yang

diharapakan oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter di kisaran 70-80%.

Oleh karena itu perbankan syariah hadir untuk menjawab tantangan

tersebut, berlandaskan prinsip-prinsip syariah yang sangat menjunjung tinggi

keadilan dan kemakmuran bagi semuanya, perbankan syariah dengan gencar

terus melakukan pembiayaan-pembiayaan kepada sektor riil, hal ini dapat kita

lihat dari nilai Financing to Deposit Ratio perbankan syariah yang sangat

tinggi di kisaran 90-100%, membuat semua dana pihak ketiga yang ada di

perbankan syariah dapat tersalurkan dengan baik kepada sektor riil. sangat

berbeda sekali dengan nilai LDR perbankan konvensional sebelumnya.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apakah variabel makro (GDP, Inflasi, BI rate, Exchange Rate) dan variabel

mikro (CAR, NPF, DPK, Nisbah, Ekuitas) Berpengaruh terhadap FDR?

b. Variabel Mana sajakah yang paling berepengaruh terhadap FDR?

1.3. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengaruh variabel makro dan mikro terhadap FDR

b. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap FDR.

Page 5: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Bank

Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

November 1998 tentang perbankan, yang di maksud dengan bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang

banyak.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa

bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya

aktifitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan sehingga

berbicara mengenai bank tidak bisa terlepas dari permasalah keuangan.

Sulhan dan Siswanto (2008) mengklarifikasikan fungsi bank sebagai

berikut:

a. Perbankan Sebagai Lembaga Perantara dalam Kegiatan Perekonomian

Perbankan berperan dalam mempermudah proses pengalihan dana dari

pihak yang kelebihan dana pada pihak yang membutuhkan dana. Untuk

melakukan proses tersebut, kelebihan dana dan menyalurkan dana tersebut

kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut untuk kegiatan

yang lebih produktif. Peran tersebut membuat perbankan disebut sebagai

lembaga perantara (financial intermediary institution).

b. Perbankan Sebagai Lembaga Moneter

Perbankan sebagai lembaga moneter karena bank berperan sebagai lembaga

yang mempelancar proses transmisi kebijakan pemerintah di bidang moneter

seperti jumlah uang yang beredar, jumlah uang primer dan kredit perbankan.

c. Perbankan Sebagai Lembaga Pendorong Perekonomian Nasional.

Perbankan memiliki peran pendorong ekonomi nasional karena

perbankan dapat berperan mendorong pertumbuhan perekonomian. Dengan

Page 6: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

penyaluran dana yang baik, para pelaku ekonomi dapat terbantu dalam

pengalokasian dana serta pengaturan dana.

2.1.2. Bank Syariah

Menurut Sakti (2003), bank syariah merupakan lembaga keuangan yang

berfungsi memperlancar aktifitas ekonomi melalui aktifitas jual beli ataupun

investasi, serta membelikan layanan jasa simpanan bagi para nasabah. Tata

cara Operasional bank syariah didasarkan pada tata cara bermuamalat secara

islam, yang mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Sedangkan Menurut Rahardja dan Manurung (2004), Bank Syariah

adalah bank yang mnjalankan fungsi intermediasinya berdasarkan prinsip-

prinsip syariah islam. Bank syariah merupakan salah satu lembaga keuangan

dari beberapa lembaga keuangan yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip

syariah.

Selain itu, Rahardja dan Manurung mengkalsifikasi tujuan bank syariah

sebagai berikut:

a. Orientasi Produktif

Beberapa aspek yang tercakup dalam prinsip ini adalah:

Modal dan sumberdaya dikerahkan untuk produksi dan distribusi yang

menghasilkan kesejahteraan.

Tidak diperkenankan adanya modal dan sumberdaya yang tidak terpakai

Pengambilan keuntungan diperkenankan untuk menggairahkan iklim usaha.

Dari aspek-aspek di atas dapat dikatakan bahwa lembaga keuangan syariah

sekalipun berorientasi pada kesejahteraan, namun tidak mempermasalahkan

motivasi memperoleh laba selama tidak berlebihan dalam mengeksplotasi laba.

b. Menegakan Keadilan

Dalam rangka menerapkan keadilan, maka penerapan sisteem bunga

diharamkan. Sedangkan investasi dilakukan dengan prinsip berbagi resiko.

Kesucian dari kontrak/akad harus terjaga dimana transparansi dan keterbukaan

antar kedua belah pihak sangat penting untuk mengurangi tingkat resiko akibat

informasi yang tidak sama serta kecurangan-kecurangan (moral hazard).

Page 7: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

c. Investasi yang Halal

Tidak diperbolehkan melakukan investasi di sektor-sektor yang diharamkan,

seperti:

Minuman keras, perjudian(Gambling) dan lain-lain. Juga tidak diperkenankan

untuk berinvestasi dalam kegiatan yang bersifat spekulatif.

2.1.3. Alokasi Dana

Menurut Kasmir(2002) Alokasi dana adalah menjual kembali dana yang

diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Penjualan dana ini

tidak lain agar perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin.

Dalam mengalokasikan dananya pihak perbankan harus dapat memilih dari

berbagai alternative yang ada.

Dalam menjalankan fungsi-fungsinya, sebuah bank membutuhkan dana,

oleh karena itu, setiap bank selalu berusaha untuk memperoleh dana yang

optimal tetapi dengan cost of money yang wajar. Menurut Malayu (2002), dana

bank digolongkan atas:

a. Loanable Funds, yaitu dana-dana yang selain digunakan untuk kredit juga

digunakan sebagai secondary reserves dan surat-surat berharga.

b. Unloanable Funds, yaitu dana-dana yang semata-mata hanya dapat digunakan

sebagai primary reserves.

c. Equity Funds, yaitu dana-dana yang dapat dialokasikan terhadap aktiva tetap,

inventaris dan penyertaan.

2.1.4. Kredit dan Pembiayaan

Menurut Undang-Undang Perbankan nomor 10 tahun 1998,

“kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan pinjam meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya

setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga” Sedangkan pengertian

pembiayaan adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan dan kesepakatan antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang

Page 8: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi

hasil”.

Dari pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa kredit atau pembiayaan

dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya dapat diukur dengan uang,

misalnya bank membiayai kredit untuk pembelian rumah atau mobil.

Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah

penerima kredit (debitur), yang saling menyepakati perjanjian-perjanjian yang

telah dibuat oleh keduanya. Dalam perjanjian kredit mencakup segala hak

dan kewajiban masing-masing pihak, termasuk jangka waktu dan tingkat suku

bunga yang telah ditetapkan.

Kasmir(2004) berpendapat bahwa yang menjadi perbedaan antara

kredit yang diberikan oleh bank konvensional dengan pembiayaan yang

diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada

keuntungan yang diharapkan. Bagi bank konvensional keuntungan yang

diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank syariah berdasarkan prinsip

bagi hasil.

2.1.5. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Menurut Riyadi (2004) Financing to Deposit Ratio (FDR), adalah

perbandingan antara total pembiayaan yang diberikan dengan total dana

pihak ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh bank syariah. FDR akan

menunjukan tingkat kemampuan bank syariah dalam menyalurkan DPK yang

dihimpun oleh bank syariah yang bersangkutan. Maksimal FDR yang

diperkenankan oleh Bank Indonesia adalah sebesar 110%

Rumus FDR:

FDR = Total pembiayaan yang diberikan

X 100%

Total DPK+ Ekuitas

Oleh karena itu semakin banyak dana yang tersedia di bank syariah maka akan

semakin besar juga nilai rasio FDR/ rasio penyaluran pembiayaan perbankan

syariah.

Page 9: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

2.1.6. Sektor Riil/Nyata

Menurut Widiatmodjo (2007) secara garis besar, lahan investasi secara

umum dapat dibagi menjadi dua yaitu real asset investment dan financial asset

investment. Real asset investment adalah komitmen mengikatkan asset pada

sektor riil/nyata, sektor riil adalah sektor yang bergerak di luar bidang

keuangan, seperti perdagangan, industry, pertanian dan lain sebagainya.

Dengan demikian, investasi pada sektor riil/nyata adalah komitmen untuk

mengikatkan asset di luar sektor keuangan.

2.1.7. Inflasi, BI Rate,Exchange Rate, SBI dan SBIS

Rahardja & Manurung (2005) mendefinisikan Inflasi dan Fasilitas

Diskonto sebagai berikut:

a. Inflasi

Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan

terus menerus dalam jangka waktu yang relatif panjang. Inflasi melemahkan

semangat untuk menabung. Meningkatnya inflasi maka nilai uang akan

menurun, dan hal tersebut menyebabkan masyarakat juga merasa tidak di

untung dengan menyimpan uang di bank. Dengan harapan bunga atau

nisbah yang tinggi, sehingga dana yang dihimpun bank akan menjadi lebih

kecil.

Oleh karen itu dapat ditarik sebuah hipotesis:

H1: Inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap FDR

b. Fasilitas Diskonto.

Rahardja & manurung (2005) Fasilitas Diskonto adalah tingkat suku

bunga yang ditetapkan pemerintah (Bank Indonesia) atas bank-bank umum

yang meminjam kepada bank sentral selaku otoritas moneter. Dalam kondisi

tertentu, bank-bank mengalami kekurangan uang, sehingga mereka harus

meminjam kepada bank sentral untuk menjalankan fungsinya sebagai

sarana intermediasi. Kebutuhan ini dapat dimanfaatkan oleh pemerintah

untuk memanipulasi jumlah uang yang beredar.

H2: Suku Bunga BI berpengaruh positif signifikan terhadap FDR

Page 10: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

2.1.7.1. Exchange rate/ Nilai Tukar Mata Uang

Lipseyy dkk (1997) Mendefiniskan nilai tukar sebagai harga suatu mata

uang dalam satuan mata uang asing; ini adalah jumlah mata uang suatu

negara asing yang harus dibayarkan untuk mendapatkan satu unit mata

uang domestik. Semakin tinggi margin yang diperoleh dalam memperjual

belikan valas, maka akan semakin banyak dana yang diperoleh perbankan.

Dan tentunya hal itu tergantung dai nilai fluktuatif suatu mata uang asing.

H3: Nilai Tukar berpengaruh positif signifikan terhadap FDR

2.1.8. DPK, NPF, CAR, Nisbah, Ekuitas dan Suku Bunga Kredit,

Kasmir (2002) mendefinisikan dana pihak ketiga (DPK) dan Suku

Bunga Kredit sebagai berikut:

a. Dana Pihak Ketiga (DPK)

DPK adalah dana yang dipercayakan oleh masyarkat kepada bank dalam

bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau yang

dapat dipersamakan dengan itu. Dengan dana yang berhasil dihimpun oleh

bank, maka bank tersebut dapat menyalurkan kredit lebih banyak.

H4: DPK berpengaruh positif signifikan terhadap FDR

b. Suku Bunga Kredit.

Adalah bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang

harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Semakin tinggi suku

bunga kredit bank konvensional maka semakin enggan masyarakat untuk

meminjam. Hubungannya dengan bank syariah adalah ketika suku bunga

kredit bank konvensional tinggi, maka bank syariah akan menjadi pilihan

alternative bagi para nasabah yang ingin meminjam dana, disinilah bank

syariah juga memiliki posisi sebagai subtitusi.

H5; Suku Bunga Kredit berpengaruh positif signifikan terhadap FDR

2.1.8.1. Nisbah

Menurut Wiyono (2005) Nisbah merupakan rasio atau porsi bagi hasil

yang akan diterima oleh tiap-tiap pihak yang melakukan akad kerjasama

usaha yaitu pemilik dana (sahibul maal) dengan pengelola dana (Mudharib)

Page 11: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

yang tertuang dalam akad/perjanjian yang telah disepakati dan

ditandatangani bersama sebelum dimulainya usaha. Besar kecilnya nisbah

sangat berpengaruh bagi nasabah yang ingin meminjam. Semakin besar

nisbah yang diberikan bank, maka semakin banyak menarik minat nasabah

untuk meminjam.

H6: Nisbah berpengaruh positif signifikan terhadap FDR

2.1.8.2. Ekuitas

Menurut Leny (2009) Ekuitas adalah bagian hak pemilik dalam

perusahaan yang merupakan nilai sisa dari aktiva suatu perusahaan setelah

dikurangi dengan kewajibannya (E = A – K). Ekuitas juga disebut sebagai

nilai kekayaan bersih perusahaan atau nilai buku aktiva perusahaan.

Semakin besar ekuitas suatu perusahan, maka akan semakin tinggi pula

pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.

H7: Ekuitas berpengaruh positif signifikan terhadap FDR

2.1.8.2. Non Performing Financing (NPF)

Ifham (2010) menjelaskan NPF merupakan rasio perbandingan antara

total kredit macet dengan total kredit yang diberikan bank syariah. NPF

memberikan disinsentif bagi perbankan syariah dalam menyalurkan

dananya. Tingkat NPF yang tinggi mengharuskan bank membentuk

cadangan penghapusan yang lebih besar. Hal ini akan membuat bank

menurunkan jumlah kredit yang disalurkannya.

H8: NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap FDR

2.1.8.3. Current Asset Ratio (CAR).

Menurut Rahardja & Manurung (2004) CAR atau sering disebut rasio

pemodalan merupakan modal dasar yang harus dipenuhi oleh bank. Faktor

utama yang cukup mempengaruhi jumlah modal bank adalh jumlah modal

minimum yang ditentukan oleh otoritas moneter yang biasanya merupakan

wewenang bank sentral. Jumlah modal yang memadai memegang peranan

penting dalam memberikan rasa aman kepada calon atau para penitip uang.

Page 12: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

Sehingga akan mempengaruhi besaran dana yang dapat dikumpulkn oleh bank

untuk disalurkan.

H9: CAR berpengaruh positif signifikan terhadap FDR

2.1.8.4. SBI dan SBIS

Menurut Rahardja & Manurung (2004) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

adalah sekuritas atas unjuk yang diterbitkan bank sentral (Bank Indonesia)

dengan nilai nominal. Bagi Bank Indonesia, SBI adalah sekuritas dalam rangka

melaksanakan kebijakan moneter melalui operasi pasar terbuka. Mengingat

resiko SBI sangat kecil, biasanya tingkat suku bunga SBI palng kecil diantara

instrument pasar uang lainnya. Karena itu, bila BI menaikan tingkat suku bunga

SBI, maka tingkat bunga depositopun akan dinaikan, agar nasabah perbankan

tidak memindahkan depositonya ke SBI.

Berdasarkan UU perbankan nomor 10 tahun 1998, SBIS adalah surat

berharga berdasarkan prinsip syariah berjangka waktu pendek dalam mata

uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBIS diterbitkan oleh Bank

Indonesia sebagai salah satu instrumen moneter dalam operasi pasar terbuka

dalam rangka pengendalian moneter berdasarkan prinsip syariah.

Ketika bonus SBIS didapatkan oleh bank syariah tentunya akan menaikan dana

yang ada, dan akan meningkatkan pembiayaan.

H10: SBIS berpengaruh positif signifikan terhadap FDR

2.1. Penelitian Terdahulu

Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Variabel

Penelitian

Metodologi

penelitian

Hasil Penelitian

Seandy

Nandadipa

(2010)

Analisis Pengaruh

CAR, NPL, Inflasi,

Pertumbuhan DPK

dan Exchange

Rate Terhadap

LDR

1. CAR

2. NPL

3.Inflasi

(INF)

4. GDPK

5.Exchange

Rate (ER)

Regresi

Linier

Berganda

Secara

keseluruhan

variabel

independen:

CAR, NPL,

Inflasi, GDPK

dan ER

Page 13: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

6. LDR berpengaruh

signifikan

terhadap LDR

dengan nilai R-

squared nya

sebesar 0.533,

tetapi secara

parsial dengan

uji t

Pertumbuhan

DPK tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap LDR

dengan nilai

0.750

Nasirudin

(2005)

Faktor-Faktor

yang

Mempengaruhi

Loan to Deposit

Ratio (LDR) di

BPR Wilayah

Kerja Bank

Indonesia

Semarang

1.CAR

2.NPL

3.Suku

Bunga Kredit

(r)

6.LDR

Regresi

Linier

Berganda

Secara Parsial

CAR, NPL, Suku

Bunga Kredit (r)

berpengaruh

nyata terhadap

LDR, secara

keseluruhan

semua variabel

independen

berpengaruh

nyata dengan

nilai R-squared

sebesar 0.916.

Nurhayati

Siregar

(2005)

Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Penyaluran Dana

Perbankan

Syariah di

1.SBIS

2.NPF

3.DPK

4.FDR

Regresi

Linier

Berganda

dan Analisis

Deskriptif

Variabel

Independen:

Bonus SBIS,

NPF dan DPK

berpengaruh

Signifikan

Page 14: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

Indonesia

terhadap

penyaluran dana

(FDR) baik

dengan uji F

maupun uji t

Sri Haryati

(2009)

Pertumbuhan

Kredit Perbankan

di Indonesia:

Intermediasi dan

Pengaruh Variabel

Makroekonomi

1.GEL

2.GDPK

3.GPD

4.GEk

5.BI Rate

6.Inflasi

7.Exchange

Rate

8.GKredit

GDPK, GPD,

Inflasi

berpengaruh

positif signifikan

terhadap GKredit

GEk

berpengaruh

positif tidak

signifikan

terhadap Gkredit

GEL

berpengaruh

negatif signifikan

terhadap GKredit

BI Rate

berpengaruh

negatif signifikan

terhadap Gkredit

ER Berpengaruh

negatif signifikan

terhadap

GKredit.

Ahmad

Denny

Mardiansya

h (2004)

Analisis Faktor-

Faktor Penentu

Penghimpunan

dan Penyaluran

Dana di

Perbankan

Syariah Beserta

Ramalannya

1.Lending

Capacity

(LC)

2.Nisbah

3.NPF

4.Tingkat

Suku Bunga

5.SWBI

Variabel

Independen

untuk

FDR:Lending

Capacity,

Nisbah, NPF,

Tingkat Suku

Bunga, Bonus

Page 15: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

6.FDR SWBI. Hasilnya

hanya Lending

Capacity yang

berpengaruh

signifikan

terhadap FDR

Billy Arma

Pratama

(2010)

Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Kebijakan

Penyaluran Kredit

1.NPL

2.DPK

3.CAR

4.LDR

Regresi

Linier

Berganda

Seluruh Variabel

Independen

(NPL, DPK dan

CAR)

Berpengaruh

sigifikan

terhadap LDR

Page 16: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu.

Dari hasil penelitian terdahulu yang penulis dapatkan ada

beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pembiayaan/ Financing to

Deposit ratio (FDR). Seandy Nandadipa (2010) menyatakan dalam

penelitiannya yang berjudul Analisis Pengaruh CAR, NPL, Inflasi,

Pertumbuhan DPK dan Exchange Rate terhadap LDR bahwa secara

simultan variabel-variabel independen: CAR, NPL, Inflasi, Pertumbuhan

DPK dan Exchange Rate dengan uji F, berpengaruh signifikan terhadap

LDR. Hasil secara parsial dengan uji t, variabel; CAR, NPL, Infllasi,

Pertumbuhan DPK dengan tingkat signifikansi 0.000; 0.049; 0.005;dan

0.030, sedangkan pertumbuhan DPK tidak berpengaruh signifikan terhadap

LDR. Nilai Adjusted R-Squared sebesar 0.533 menunjukan bahwa LDR

dapat dijelaskan keragamannya oleh variabel independen secara

bersamaan sebesar 53% dan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain.

Menariknya dalam penelitian Seandy ini ada yang sangat berlawanan

dengan landasan teori, yaitu pertumbuhan DPK berpengaruh negatif

terhadap rasio pembiayaan (LDR), padahal menurut teori, DPK memiliki

peran yang sangat penting dalam penyaluran pembiayaan. Semakin tinggi

nilai DPK semakin tinggi pula pembiayaan yang diberikan oleh perbankan

(Kashmir, 2002).

Akhmad Denny Mardiansyah (2004) dalam penelitiannya yang berjudul

Analisis Faktor-Faktor Penentu Penghimpunan Dan Penyaluran Dana

Perbankan Syariah Beserta Peramalannya menyatakan bahwa faktor

internal yang mempengaruhi pembiayaan seperti lending capacity, nisbah

laba per pembiayaan dan tingkat NPF, serta faktor eksternal rata-rata suku

bunga kredit perbankan konvensional secara signifikan berpengaruh

terhadap volume pembiayaan yang disalurkan perbankan syariah, tingkat

bonus SWBI/SBIS tidak berpengaruh signifikan, lending capacity memiliki

pengaruh yang paling kuat terhadap FDR, sementara nisbah laba per

pembiayaan memiliki pengaruh yang paling lemah.

Page 17: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

Dari hasil penelitian Akhmad Denny Mardiansyah, ada yang bertolak

belakang dengan teori, yaitu permasalahan nisbah bagi hasil dan SBIS,

menurut teori, semakin tinggi nisbah yang ditawarkan oleh bank syariah,

maka akan semakin banyak nasabah yang tertarik untuk meminjam

sehingga menaikan tingkat FDR (Wiyono, 2005). Namun hasil penelitian

Akhmad nisbah memiliki pengaruh yang lemah terhadap FDR, tentunya hal

ini membuktikan bahwa bank syariah masih dipenuhi oleh nasabah

emosionalnya daripada nasabah rasionalnya.

Nurhayati Siregar (2005) dalam peneilitiannya yang berjudul Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Perbankan Syariah di

Indonesia menyatakan bahwa secara keseluruhan variabel independen:

bonus SBIS, NPF dan DPK berpengaruh signifikan terhadap FDR, namun

secara parsial hanya bonus SBIS yang tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap FDR. Penelitian Nurhayati Siregar tidak sejalan dengan

teori yakni SBIS berpengaruh negatif terhadap FDR (Rahardja & Manurung,

2004). Karena Nurhayati beranggapan, SBI hanyalah secondary reserve

yang dicairkan hanya dalam keadaan darurat.

Sri Haryati (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pertumbuhan

Kredit Perbankan di Indonesia: Intermediasi dan Pengaruh Variabel Makro

Ekonomi dengan variabel independen yang digunakan: GEL, GDPK, GPD,

GEk, BI Rate, Inflasi dan Nilai Tukar secara bersama-sama dapat

menjelaskan keragaman LDR sebesar 46%, dan sisanya dijelaskan oleh

variabel lain, secara parsial hanya GEk/pertumbuhan Ekuitas dan

GEL(ekses likuiditas) tidak berpengaruh signifikan terhadap LDR. Artinya

berkurang atau bertambahnya ekuitas/kepemilikan modal dalam perbankan

tidak memiliki pengaruh dalam penyaluran kredit oleh bank terkait. Karena

ekuitas hanyalah upaya bagi perbankan untuk memnuhi regulasi perbankan

Indonesia dalam pemenuhan modal, yaitu bank wajib memiliki modal inti

minimum Rp. 80 milyar pada akhir 2008 dan Rp. 100 milyar pada tahun

2010. Kemudian mengingat ekses likuiditas merupakan salah satu portofolio

alokasi dana yang diterima bank dalam secondary market yang akan

dicairkan apabila dana dibutuhkan.

Billy Arma Pratama (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan

Page 18: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

menggunakan variabel independen: DPK, CAR NPL dan SBI. Hasil

penelitiannya menunjukan bahwa secara simultan variabel independen

secara bersama-sama dapat menjelaskan keragaman pada LDR sebesar

98%. Secara parsial dengan uji-t hanya SBI yang tidak memiliki pengaruh

terhadap LDR (penyaluran kredit). Hal ini tentu berlawanan dengan teori

yang menyatakan SBI berpengaruh terhadap LDR (Rahardja & Manurung,

2005). Tetapi peneliti menyatakan bahwa suku bunga SBI yang tinggi

membuat perbankan betah menempatkan dananya di SBI daripada

menyalurkannya dalam bentuk kredit, tentunya besar atau kecilnya suku

bunga SBI sangat berpengaruh terhadap penyaluran kredit perbankan.

Sedangkan dalam penelitian Nasirudin (2005) yang berjudul Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Loan to Deposit Ratioi(LDR) di BPR Wilayah

Kerja Kantor Bank Indonesia Semarang menyatakan bahwa variabel-

variabel independen; CAR, NPL dan suku bunga kredit, secara simultan

LDR dapat dijelaskan keragamannya secara bersama-sama oleh variabel

independen sebesar 91%, dan sisanya dijelaskan oleh variabel yang lain.

Secara parsial semua variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

LDR.

3.2. Alur Pembahasan

Dari hasil analisis penelitian terdahulu di atas, penulis menyimpulkan

hasil-hasil penelitian dalam bentuk alur pembahasan berikut ini:

BAB IV

PENUTUP

Variabel Makro

Variabel Mikro

, Inflasi(+), BI rate(+),

Exchange Rate(+),

SBIS(-)

DPK(+), NPF(+), Suku

Bunga Kredit(+)

Nisbah(+), Ekuitas(+),

CAR(+)

FDR Perbankan Syariah

Page 19: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

BAB IV.

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Pada dasarnya tujuan perbankan didirikan adalah untuk meningkatkan

taraf hidup orang banyak seperti yang di amanatkan oleh UU perbankan nomor

10 tahun 2008, khususnya perbankan syariah yang lebih didorong untuk lebih

berpihak kepada sektor riil. Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan

cerminan dari seberapa besar dana yang mampu disalurkan oleh bank syariah

kepada sektor riil. FDR tentunya dipengaruhi oleh beberapa variabel, baik

variabel makro maupun variabel mikro. Berdasarkan penelitian terdahulu yang

penulis dapatkan variabel yang sangat kuat mempengaruhi tingkat FDR dari

sisi variabel mikro adalah Lending Capacity yang diproksi dengan DPK dan

CAR, serta nilai NPF. Sedangkan dari sisi variabel makro yang paling

berpengaruh adalah inflasi dan nilai tukar.

Penulis berharap perbankan syariah dapat terus mengkoreksi variabel-

variabel di atas, terutama variabel yang paling berpengaruh signifikan terhadap

FDR, agar pembiayaan terhadap sektor riil yang dilakukan bank syariah

optimal, sehingga kesenjangan antara sektor moneter dan sektor riil bisa

direduksi. Yang pada akhirnya roda perekonomian dapat berjalan dengan baik.

Page 20: ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN MIKRO TERHADAP FINANCING TO DEPOSIT RATIO(FDR) PERBANKAN SYARIAH

DAFTAR PUSTAKA

1. Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. 2002. Jakarta:

PT.RajaGrafindo Persada

2. Rahardja & Manurung. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter.2004. Jakarta:

Lembaga Penerbit FE UI

3. Riyadi, Slamet. Banking Asset and Liability Management.2004. Jakarta:

Lembaga Penerbit FE UI

4. Sakti, Ali. 11 Juli 2003. Implikasi Bunga bank dalam Perekonomian.

http://www.republika.co.id

5. Sulhan & Siswanto. Manajemen Perbankan: Konvensional dan

Syariah.2008.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

6. Widiatmodjo dkk. Forex Online Trading: Tren Investasi Masa Kini.2007.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

7. Hsibuan, Malayu. Dasar-Dasar Perbankan.2002. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

8. Wiyono, Slamet. Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah

Berdasarkan PSAK dan PEPSI. 2005. Jakarta: Grasindo.

9. Rahardja & Manurung. Teori Ekonomi Makro: Edisi Ketiga. 2005. Jakrta: LP FE

UI

10. Lipseyy dkk. Pengantar Makroekonomi: Edisi Kesepuluh. 1997. Jakarta:

Binarupa Aksara.

11. Sulistyowati, Leny. Panduan Praktis Memahami Laporan Keuangan. 2009.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

12. Ifham, Ahmad. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. 2010. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama.