PENGARUH FAKTOR PELAYANAN FARMASI...
Transcript of PENGARUH FAKTOR PELAYANAN FARMASI...
PENGARUH FAKTOR PELAYANAN FARMASI TERHADAP KEPUTUSAN BELI OBAT ULANG PASIEN RAWAT JALAN
DI INSTALASI FARMASI RSUD UNDATA PALU
INFLUENCE FACTORS PHARMACEUTICAL SERVICES DRUG REPURCHASING DECISIONS OUTPATIENTS IN PHARMACY
INSTALLATION GENERAL HOSPITAL UNDATA PALU
Yerry Kuingu1, Indar 2, Muh. Syafar3 1Staf Bagian Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu
2Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,Unhas 3Bagian Promosi Kesehatan dan lmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Unhas,
Makassar
Alamat Korespondensi : Yerry Kuingu Rumah Sakit Undata Palu-Sulawesi Tengah Hp : 085255963675 Email : [email protected]
ABSTRAK Peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pasien adalah strategi penting yang harus diperhatikan penentu kebijakan di rumah sakit. Rata-rata waktu pelayanan resep 7,3 menit, persentase rata-rata resep yang tidak terlayani untuk rawat jalan 17,3%, persentase rata-rata peresepan obat generik dan antibiotik untuk pasien rawat jalan 82,7%, dan 14,96%. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh keramahan petugas, kelengkapan obat, kemudahan pelayanan, harga obat dan informasi keamanan obat terhadap keputusan beli obat ulang pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu dan menganalisis variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan beli obat ulang pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSUD Undata Palu. Pendekatan penelitian survey analitik secara cross sectional. Populasi dan sampel penelitian (N = n) adalah semua pasien rawat jalan di RSUD Undata Palu yang berjumlah 55 responden. Kuisioner digunakan sebagai instrument pengumpulan data. Data dianalisis dengan uji statistic Chi-Square dan uji statistic Regresi Logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh keramahan petugas terhadap keputusan beli obat ulang dengan nilai p = 0,02, ada pengaruh kelengkapan obat terhadap keputusan beli obat ulang dengan nilai p = 0,006, ada pengaruh kemudahan pelayanan terhadap keputusan beli obat ulang dengan nilai p = 0,049, ada pengaruh harga obat terhadap keputusan beli obat ulang dengan nilai p = 0,028, ada pengaruh informasi keamanan obat terhadap keputusan beli obat ulang dengan nilai p = 0,013. Dan hasil uji regresi logistic menunjukkan bahwa variabel yang paling berpengaruh adalah variabel kelengkapan obat dengan nilai p = 0,046, kekuatan Pengaruh 0,210 (0,045-0,974) dengan persamaan, y = 2,706+0,210. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kelengkapan obat sangat mempengaruhi keputusan beli obat ulang oleh pasien rawat jalan di RSUD Undata Palu. Kata Kunci : farmasi, rawat jalan, pasien. ABSTRACT Improving quality of care and patient satisfaction is an important strategy to be aware of policy makers in the hospital. Average prescription service time 7.3 minutes, the average percentage of prescriptions that are not provided for outpatient 17.3%, the average percentage of prescriptions generic drugs and antibiotics for outpatients 82.7%, and 14.96%. This research aims to analyze the effect of hospitality workers, drug completeness, ease of service, drug pricing and drug safety information on the drug re-purchasing decisions outpatient in pharmacy installation General Hospital Undata Palu and analyze the variables that most influence the drugs re-purchasing decision outpatient in pharmacy installation General hospital Undata Palu. Analytical approach to research the cross sectional survey. Population and study sample (N = n) are all outpatient in the General hospital Undata Palu totaling 55 respondents. Questionnaire was used as the data collection instrument. Data were analyzed by Chi-Square test statistic and logistic regression statistical tests. Results of this research indicates that there is an influence hospitality workers on the drugs re-purchasing decisions outpatients with p = 0.02, there is an influence the completeness of drug on the drugs re-purchasing decisions in with p = 0.006, there is an influence ease of service on the drugs re-purchasing decisions with value of p = 0.049, there is an influence of drug prices on the drugs re-purchasing decisions with with p = 0.028, there is an influence of drug safety information workers on the drugs re-purchasing decisions with p = 0.013 and results of logistic regression showed that the most influential variable is the variable completeness of drugs with p = 0.046, 0.210 Effect of strength (0.045 to 0.974) with the equation, y = 2.706 +0.210. So that, the conclusion is the completeness of drugs more influence the drug re-purchasing decisions outpatient in pharmacy installation General Hospital Undata Palu Keywords: pharmacy, outpatient, patient.
PENDAHULUAN
Pelayanan rumah sakit pada saat ini merupakan bentuk upaya pelayanan
kesehatan yang bersifat sosio-ekonomi, mengelola rumah sakit secara bisnis dan
ekonomis tanpa melupakan fungsi sosialnya, artinya suatu usaha yang walau bersifat
sosial namun diusahakan agar bisa mendapat surplus keuangan dengan cara
pengelolaan yang profesional dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi.
(Djojodibroto, 2007). Berdasarkan hal terebut maka peningkatan pelayanan rumah
sakit dan kepuasan pelanggan atau pasien menjadi salah satu strategi penting
yang tidak bisa diabaikan oleh para penentu kebijakan di rumah sakit. Peningkatan
mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang
bermutu, juga hasil mutu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan keinginan
pelanggan atau pasien (Wijono, 2009).
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan satu-satunya unit di rumah
sakit yang mengadakan barang farmasi, mengelola, dan mendistribusikannya kepada
pasien, bertanggung jawab atas semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit,
serta bertanggung jawab atas pengadaan dan penyajian informasi obat siap pakai bagi
semua pihak di rumah sakit (Priyanto 2009). Ada pengaruh bermakna antara
keramahan petugas, kelengkapan obat, kemudahan pelayanan, harga obat, informasi
keamanan obat dengan keputusan beli obat ulang.
Berdasarkan Penelitian Rajput (2012) yang menunjukkan ada pengaruh
antara faktor kenyamanan, harga obat dengan perilaku konsumen yang diartikan
sebagai keputusan membeli ulang oleh pasien. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka
dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor pelayanan
farmasi terhadap keputusan beli obat ulang pasien rawat jalan di instalasi farmasi
RSUD Undata Palu.
BAHAN DAN METODE
Lokasi Penelitian dan Jenis Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Instalasi Farmasi RSUD Undata Palu.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional
study.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan (non
Askes/Jamkesmda) di Instalasi Farmasi RSUD Undata Palu bulan Maret sampai
dengan April 2013 sebanyak 55 orang. Adapun yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah keseluruhan populasi sebanyak 55 orang pasien rawat jalan
(non Askes/Jamkesda) di Instalasi Farmasi RSUD Undata Palu
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
yang langsung dibagikan peneliti kepada responden.
Teknik Pengumpulan Data
Data Primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan
responden sebagai sampel dengan menggunakan daftar pertanyaan yang tersedia
(kuesioner). Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari profil serta data di
Instalasi Farmasi RSUD Undata Palu.
Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi dengan
program SPSS (Statistical Package For Social Science) dengan tahapan editing,
coding, entry, cleaning data entry. Penyajian data dalam bentuk tabel dan narasi
dengan analisa data, yaitu Analisa Data Univariat, Bivariat, dan Multivariat.
HASIL
Analisis Bivariat
Variabel Pengaruh Keramahan Petugas terhadap Keputusan Beli Obat Ulang
pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Undata Palu
Tabel 1 Menunjukkan bahwa responden yang mempesepsikan petugas
pelayanan farmasi ramah dan menyatakan akan membeli obat ulang sebesar
40,0% dan reponden yang mempersepsikan petugas pelayanan farmasi kurang
ramah dan bersedia membeli obat ulang sebesar 5,5 %. Hasil analisis uji statistik
Chi Square memperlihatkan ada pengaruh keramahan petugas pelayanan farmasi
terhadap keputusan beli obat ulang pasien rawat jalan di RSUD Undata Palu,
diperoleh nilai p < dari nilai 0,05 dan nilai koefisien sebesar 0,02.
Variabel Pengaruh Kelengkapan Obat terhadap Keputusan Beli Obat Ulang
Tabel 2 Menunjukkan bahwa responden yang mempersepsikan
kelengkapan obat di RSUD Undata Palu lengkap dan menyatakan akan membeli
obat ulang sebesar 40,0% dan reponden yang mempersepsikan petugas
pelayanan farmasi kurang lengkap dan bersedia membeli obat ulang sebesar 5,5
%. Hasil analisis uji statistik Chi Square memperlihatkan ada pengaruh
kelengkapan obat terhadap keputusan beli obat ulang pasien rawat jalan di RSUD
Undata Palu, diperoleh nilai p < dari nilai 0,05 dan nilai koefisien sebesar 0,006
Variabel Pengaruh Kemudahan Pelayanan terhadap Keputusan Beli Obat
Ulang
Tabel 3 Menunjukkan bahwa responden yang mempersepsikan mudah
terkait kemudahan pelayanan obat di RSUD Undata Palu dan menyatakan tidak
akan membeli obat ulang sebesar 7,3% dan reponden yang mempersepsikan
petugas pelayanan farmasi tidak mudah dan tidak bersedia membeli obat ulang
sebesar 47,3%. Hasil analisis uji statistik Chi Square memperlihatkan ada
pengaruh kemudahan pelayanan terhadap keputusan beli obat ulang pasien rawat
jalan di RSUD Undata Palu, diperoleh nilai p < dari nilai 0,05 dan nilai koefisien
sebesar 0,049.
Variabel Pengaruh Harga Obat terhadap Keputusan Beli Obat Ulang pada
Pasien Rawat Jalan di RSUD Undata Palu
Tabel 4 Menunjukkan bahwa responden yang mempersepsikan harga obat
terjangkau di RSUD Undata Palu dan menyatakan tidak akan membeli obat ulang
sebesar 12,7% dan responden yang mempersepsikan harga obat tidak terjangkau
di RSUD Undata Palu dan tidak bersedia membeli obat ulang sebesar 41,8%.
Hasil analisis uji statistik Chi Square memperlihatkan ada pengaruh harga obat
terhadap keputusan beli obat ulang pasien rawat jalan di RSUD Undata Palu,
diperoleh nilai p < dari nilai 0,05 dan nilai koefisien sebesar 0,028.
Variabel Pengaruh Informasi Keamanan Obat terhadap Keputusan Beli Obat
Ulang pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Undata Palu
Tabel 5 Menunjukkan bahwa responden mempersepsikan informasi
keamanan obat yang diperoleh dari petugas pelayanan farmasi RSUD Undata Palu
jelas dan menyatakan tidak akan membeli obat ulang sebesar 12,7% dan
responden mempersepsikan informasi keamanan obat yang diperoleh dari petugas
pelayanan farmasi RSUD Undata Palu kurang jelas dan tidak bersedia membeli
obat ulang sebesar 41,8%. Hasil analisis uji statistik Chi Square memperlihatkan
ada pengaruh harga obat terhadap keputusan beli obat ulang pasien rawat jalan di
RSUD Undata Palu, diperoleh nilai p < dari nilai 0,05 dan nilai koefisien sebesar
0,013. Hasil uji regresi logistic terhadap semua variabel independent yang diuji
dalam analisis multivariat, menunjukkan bahwa variabel yang paling memberikan
kontribusi terbesar terhadap keputusan beli obat ulang di RSUD Undata Palu
adalah variabel kelengkapan obat (p=0,046) dengan kekuatan Pengaruh 0,210
(0,045-0,974) dengan persamaan, y = 2,706+0,210 kelengkapan obat. Dari hasil
tersebut diketahui bahwa variabel kelengkapan obat diketahui sangat berpengaruh
terhadap keputusan beli obat ulang pasien rawat jalan di RSUD Undata Palu.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel secara signifikan
mempengaruhi keputusan beli obat ulang pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi
RSUD Undata Palu, yaitu keramahan petugas, kelengkapan obat, kemudahan
pelayanan, harga obat, dan informasi keamanan obat.
Keramahan petugas mempengaruhi keputusan beli obat ulang pasien.
Terdapat 40,0% yang mempunyai persepsi petugas ramah yang menyatakan akan
membeli obat ulang. Terdapat 5,5% yang mempersepsikan keramahan petugas
farmasi kurang ramah yang menyatakan akan membeli obat ulang. Hal ini
menunjukkan bahwa meskipun pelayanan kurang ramah akan tetap ada yang
membeli obat tersebut, hal ini disebabkan oleh adanya faktor kebutuhan dan
faktor kesediaan (Wang S. I. et al., 2013). Dari Hasil analisis uji statistik Chi
Square tentang Pengaruh keramahan petugas pelayanan farmasi terhadap
keputusan beli ulang obat pada pasien rawat jalan RSUD Undata Palu, diperoleh
nilai p = 0,02 < dari nilai α = 0,05.
Kelengkapan mempengaruhi keputusan beli obat ulang pasien. Terdapat
40,0% yang mempersepsikan kelengkapan obat lengkap yang menyatakan akan
membeli obat ulang. Semakin lengkap obat maka semakin mempengaruhi
keputusan beli obat ulang pasien. Terdapat 5,5% yang mempersepsikan
kelengkapan obat kurang lengkap yang menyatakan akan membeli ulang obat.
Terdapat 25,5% yang mempersepsikan obat kurang lengkap dan memutuskan
untuk tidak membeli obat. Beberapa pasien sebagai costumer akan memperoleh
informasi atau mencari informasi yang akan merubah keputusan tempat
pembelian obat tersebut (Minh Thoa N. T., et al., 2013.). Dari Hasil analisis uji
statistik Chi Square Test tentang Pengaruh kelengkapan obat terhadap keputusan
beli obat ulang di RSUD Undata Palu, diperoleh nilai p = 0,006 < dari nilai α =
0,05. Kemudahan pelayanan mempengaruhi keputusan beli obat ulang pasien.
Terdapat 16,4% yang mempersepsikan mudah terkait kemudahan pelayanan yang
menyatakan akan membeli obat ulang dan hanya terdapat 4 responden (7,3%)
menyatakan tidak akan membeli obat ulang. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan membeli, antara lain adalah persepi. Tuntutan
perawatan medis yang berhubungan dengan kebutuhan pengobatan (need) akan
mengakibatkan motivasi yang besar dalam permintaan terhadap pembelian obat
(Herwanto D., et al., 2013). Terdapat 47,3% yang mempersepsikan tidak mudah
dalam pelayanan dan tidak akan membeli obat ulang di RSUD Undata Palu.
Kemudahan dalam pelayanan termasuk dalam dimensi pokok kualitas pelayanan.
(Chandler C. I et al. 2013). Dari Hasil analisis uji statistik Chi Square Test tentang
Pengaruh kemudahan pelayanan farmasi terhadap keputusan beli obat ulang,
diperoleh nilai p = 0,049 < dari nilai α = 0,05. Harga obat mempengaruhi
keputusan beli obat ulang pasien. Terdapat 23,6% yang menyatakan harga obat
terjangkau yang menyatakan akan membeli obat ulang dan 12,7% yang
menyatakan tidak akan membeli obat ulang. Harga yang tinggi akan
menyebabkan permintaan menurun begitu juga sebaliknya (Scheuringer M., et al.,
2012). Dari Hasil analisis uji statistik Chi Square Test tentang Pengaruh harga
obat terhadap keputusan beli obat ulang di RSUD Undata Palu, diperoleh nilai p
(0,028) < dari nilai α (0,05).
Hasil analisis uji statistik Chi Square Test tentang Pengaruh informasi
keamanan obat terhadap keputusan beli obat ulang di RSUD Undata Palu,
diperoleh nilai p = 0,013 < dari nilai α = 0,05. Berdasarkan analisis uji statistik
Chi Square menunjukkan bahwa besarnya pengaruh informasi keamanan obat
yang diterima oleh pasien. jika pasien merasa informasi keamanan obat yang
didapatkan dari petugas rumah sakit kurang baik maka jumlah konsumen yang
akan membeli obat ulang akan semakin menurun (Lutwama G. W., et al., 2012).
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian kami menyimpulkan bahwa ada pengaruh
keramahan petugas pelayanan farmasi, kelengkapan obat, kemudahan pelayanan,
harga obat, dan informasi keamanan obat terhadap keputusan beli obat ulang
pasien di Instalasi Farmasi RSUD Undata Palu. Variable yang paling berpengaruh
terhadap keputusan beli obat ulang pasien adalah variable kelengkapan obat. Hal
ini berarti bahwa semakin ramah, semakin lengkap ketersediaan obat, semakin
mudah, semakin terjangkau harga obat dan semakin lengkap informasi keamanan
obat maka keputusan beli obat ulang akan semakin meningkat.
Kami menyarankan bahwa kepada pihak rumah sakit agar memperbaiki
manajemen pengelolaan farmasi baik dari segi keramahan petugas, kemudahan
dalam pelayanan, harga obat, informasi keamanan obat dan terutama dalam hal
ketersediaan informasi dan direkomendasikan agar melakukan dapat dilakukan
penelitian dengan memperluas variabel independen terhadap keputusan beli obat
ulang. Variabel tersebut antara lain tingkat sosial ekonomi dan faktor internal
seperti motivasi dan tingkat kepercayaan.
DAFTAR PUSTAKA Chandler C. I et al. (2013). Aspirations for Quality Health Care in Uganda: How
do we get there?. Journal BioMed Research. Diakses 22 April 2013. Available from : http://www.human-resources-health.com/content/11/1/13
Djojodibroto, R.D. (2007). Manajemen Farmasi dalam Kiat mengelola Rumah Sakit: Penerbit Hipokrates
Herwanto D., Ikatrinasari Z. F., Saparina Yuliani E. N. (2013). Integration of Service Quality and Importance Performance Analysis Method in Improving Service Quality at SMK Plus Laboratorium Indonesia
Karawang ISSN 2305-8269. Eaas Journal. Diakses 22 April 2013. Available from : www.eaas-journal.org
Lutwama G. W., Janetta Hendrika Roos J. H., and Dolamo B. L. (2012) A descriptive Study on Health Workforce Performance After Decentralisation of Health Services in Uganda. Journal BioMed Research. Diakses 22 April 2013. Available from : http://www.human-resources-health.com/content/10/1/41
Minh Thoa N. T., Thanh N. X. , Nguyen Thi Kim Chuc N. T., Lindholm L. (2013). The impact of economic growth on health care utilization: a longitudinal study in rural Vietnam. International Journal for Equity in Health. Diakses 22 Februari 2013. Available from : http://www.equityhealthj.com/content/12/1/19
Priyanto. (2009). Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Leskonfi : Jakarta. Rajput, A.A & Kalhoro, S.H. (2012). Impact of Product Price and Quality on
Consumer Buying Behavior: Evidence from Pakistan. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business. Vol 4 No 4.
Scheuringer M., Sahakyan N., Karl J Krobot K. J. and Ulrich V. (2012). Cost of Clinical Events in Health Economic Evaluations in Germany: a systematic review. Journal BioMed Research. Diakses 22 April 2013. Available from: http://www.resource-allocation.com/content/10/1/7
Wang S. I and Yaung C. L. (2013). Vertical Equity of Health Care in Taiwan: Health Services were Distributed According to Need. Wang and Yaung International Journal for Equity in Health. Diakses 22 April 2013. Available from:http://www.equityhealthj.com/content/12/1/12
Wijono, D.J. (2009). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan; Teori, Strategi, dan Aplikasi, vol, 1, Airlangga University Press : Surabaya
Lampiran : Tabel 1. Pengaruh Keramahan Petugas terhadap Keputusan Beli Obat Ulang
pada Pasien Rawat Jala di RSUD Undata Palu
Keramahan Petugas Keputusan Beli Obat Ulang
Total p Beli Obat Ulang
Tidak Beli Obat Ulang
n % n % n % Ramah Kurang Ramah
22
3
40,0
5,5
18
12
32,7 21,8
40 15
72,7 27,3
0,02
Total 25 45,5 30 54,5 55 100 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 2. Pengaruh Kelengkapan Obat terhadap Keputusan Beli Obat Ulang
pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Undata Palu
Kelengkapan obat Keputusan Beli Obat Ulang
Total p Beli Obat Ulang
Tidak Beli Obat Ulang
n % n % n % Lengkap Kurang Lengkap
22
3
40,0
5,5
16
14
29,1
25,5
38
17
69,1
30,9
0,006
Total 25 45,5 30 54,5 55 100 Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 3. Pengaruh Kemudahan Pelayanan terhadap Keputusan Beli Obat
Ulang pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Undata Palu
Kemudahan Pelayanan
Keputusan Beli Obat Ulang Total p Beli Obat
Ulang Tidak Beli
Obat Ulang n % n % n % Mudah Tidak Mudah
9
16
16,4
29,1
4
26
7,3
47,3
13
42
23,6
76,4
0,049
Total 25 45,5 30 54,5 55 100 Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4. Pengaruh Harga Obat terhadap Keputusan Beli Obat Ulang pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Undata Palu
Harga Obat Keputusan Beli Obat Ulang
Total p Beli Obat Ulang
Tidak Beli Obat Ulang
n % n % n % Terjangkau Tidak Terjangkau
13
12
23,6
21,8
7
23
12,7
41,8
20
35
36,4
63,6
0,028
Total 15 45,5 30 54,5 55 100 Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 5. Pengaruh Informasi Keamanan Obat terhadap Keputusan Beli Obat Ulang pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Undata Palu
Informasi Keputusan Beli Obat Ulang
Total p Beli Obat Ulang
Tidak Beli Obat Ulang
n % n % n % Jelas Kurang Jelas
14
11
25,5
20,0
7
23
12,7
41,8
21
34
38,2
61,8
0,013
Total 25 45,5 30 54,5 55 100 Sumber : Data Primer, 2013