PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR...

143
PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR (NIM), RISIKO KREDIT (NPL DAN LDR) , RETURN ON EQUITY (ROE), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM NASIONAL” (STUDI 10 BANK UMUM BERDASARKAN ASET TERBESAR PERIODE 2014) Di susun oleh: Evi Purwanti NIM: 109081000054 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Transcript of PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR...

Page 1: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR (NIM), RISIKO

KREDIT (NPL DAN LDR) , RETURN ON EQUITY (ROE), CAPITAL ADEQUACY

RATIO (CAR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM

NASIONAL”

(STUDI 10 BANK UMUM BERDASARKAN ASET TERBESAR PERIODE 2014)

Di susun oleh:

Evi Purwanti

NIM: 109081000054

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

Page 2: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

i

Page 3: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

ii

Page 4: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

iii

Page 5: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

iv

Jakarta, 10 Juni 2016

Page 6: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Evi Purwanti Tempat & Tanggal Lahir : Lamongan, 16 April 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Gang Masjid Muyasarin RT/RW 001/001, Cipulir

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 12230

No. Telepon : 085697800711

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

1997 – 2003 : SDN Cipulir 11 Pagi 2003 – 2006 : SMP Negeri 161

2006 – 2009 : SMK Negeri 6

2009– 2016 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

1. Seksi Perlengkapan Paskibra SMP Negeri 161

2. Anggota Panduan Suara SMK Negeri 6

3. Staf Devisi Keuangan KOPMA Syarif Hiddayatullah

4. Devisi Keuangan Organisasi Dan Simpanan KOPMA Syarif Hiddayatullah

Page 7: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

Pengalaman Kerja

I. Mengikuti Pelatihan Sistem Ganda (PSG) di Euro Management Indonesia

2. Mengikuti Pelatihan Sistem Ganda (PSG) di PT. Asuransi Bintang Thk

3. Bekerja di PT. Gamma Paint.

Page 8: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

vii

ABSTRACT

This research aim to analyze the effect of operational efficiency (BOPO), market risk

(NIM), credit risk (NPL and LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) to

financial performance of bank in national commercial bank. The data used in this study are

annual data from 20071 to 2014. Technical sampling used in this research is purposive

sampling, with a sample of 10 in national commercial bank based greatest assets recorded in

data from Bank Indonesia. This study uses a computer program Eviews version 6 and

Microsoft Excel 2007 . The result in this research showed that operational efficiency

(BOPO), market risk (NIM), credit risk (NPL and LDR) return on equity (ROE), capital

adequacy ratio (CAR) simultaneously significantly effect the financial performance of bank

(ROA). The results also show that partial credit risk (NPL) effect negatif and significantly

the the financial performance of bank (ROA), and operational efficiency (BOPO) and

capital adequacy ratio (CAR) no effectt the financial performance of bank (ROA). The

results also show that partial market risk (NIM), credit risk (LDR) ), and return on equity

(ROE) effect positif and significantly the the financial performance of bank (ROA),

Kata kunci : ROA, BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR, Panel data regression

Page 9: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko

pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR)

terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional. Data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Teknis sampling yang digunakan

dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel 10 Bank Umum

Konvensional berdasaran aset terbesar periode 2014 yang tercatat di data Bank Indonesia.

Penelitian ini menggunakan program komputer Eviews versi 6 dan Microsoft Excel 2007.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko

kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) secara simultan

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa secara parsial risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan bank (ROA), dan efisiensi operasional (BOPO), dan Capital

adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA). Risiko

pasar (NIM), risiko kredit (LDR) dan return on equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan bank (ROA).

Kata kunci : ROA, BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR, Regresi data panel

Page 10: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

mellimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira kepada hambanya.

Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk

memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Efisiensi Operasional (Bopo), Risiko Pasar

(NIM), Risiko Kredit (NPL dan LDR) , Return On Equity (ROE), Capital Adequacy

Ratio (CAR) Terhadap Kinerja Keuangan Bank Pada Bank Umum Nasional (Studi 10

Bank Umum Berdasarkan Aset Terbesar Periode 2014)”. Semoga skripsi ini memberikan

manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, Bapak Alm.Jemail yang selalu menjaga saya di Surga Allah SWT, dan

Ibu Martiah yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan

kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa kasih sayang.

2. Seluruh keluarga besar yang selalu menginggatkan penulis agar semangat dalam belajar

dan mengharapkan penulis menjadi anak yang membanggakan keluarga.

3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan bimbingan dan pengaruh dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak.,

M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan

Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr

Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah

memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

x

5. Ibu Ela Patriana, SE., MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen. Bapak Hemmy Fauzan,

SE., MM selaku Dosen Pembimbing Akademik.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas ilmu yang Bapak dan Ibu

berikan kepada penulis.

7. Teman-teman seperjuangan yang sudah mendukung dan atas kebersamaanya selama ini.

Jakarta, 10 Juni 2016

Penulis

Page 12: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................................. v

ABSTRACT ................................................................................................................. vii

ABSTRAK .................................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR................................................................................................ ix

DAFTAR ISI............................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK ....................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

1 Identifikasi Masalah ............................................................................. 16

2 Pembatasan Masalah ............................................................................ 18

B Perumusan Masalah................................................................................... 19

C Tujuan Penelitian....................................................................................... 20

D Manfaat Penelitian .................................................................................... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A Landasan Teori .......................................................................................... 22

1 Manajemen Perbankan ......................................................................... 22

2 Kinerja Keuangan Bank (Diproksi dengan ROA) ................................ 23

3 Manajemen Resiko ................................................................................ 26

4 Efisiensi Operasional (Diproksi dengan BOPO) ................................... 28

5 Risiko Pasar (Diproksi dengan NIM) .................................................... 30

6 Risiko Kredi (Diproksi dengan NPL dan LDR) .................................... 31

a Non Performing Loan (NPL) ........................................................ 32

b Loan to Deposit Ratio (LDR) ....................................................... 33

7 Return On Equity (ROE) ....................................................................... 34

Page 13: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

xii

8 Capital Adequacy Ratio (CAR) ............................................................ 34

B Penelitian Terdahulu ................................................................................. 35

C Paradigma Penelitian ................................................................................. 38

D Hipotesis Penelitian................................................................................... 40

BAB III METODOLOGI

A Ruang Lingkup .......................................................................................... 41

B Populasi dan Teknik Penentuan Sampel ................................................... 41

1 Populasi ................................................................................................ 41

2 Sampel.................................................................................................. 41

C Sumber dan Teknik Pengumpulan Data .................................................... 42

D Teknik Analisis ......................................................................................... 43

1.Analisis Dekriptif ................................................................................. 43

2.Analisis Data Panel .............................................................................. 44

3.Pengujian Hipotesis ............................................................................. 47

4.Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 49

a Uji Normalitas ............................................................................. 49

b Uji Multikoliniearitas .................................................................. 49

c Uji Autokolerasi .......................................................................... 50

d Uji Heteroskedastisitas................................................................ 51

5.Pengujian Signifikasi ........................................................................... 52

a Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji T)............................... 52

b Uji Goodness of Fit (Uji F) ......................................................... 53

c Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................................... 54

E Operational Variabel Penelitian................................................................. 56

Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.............................................. 61

B Analisis dan Pembahasan .......................................................................... 71

1 Sampel Perusahaan .............................................................................. 69

2 Sampel Perusahaan .............................................................................. 73

3 Analisis Deskriptif Variabel................................................................. 76

Page 14: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

xiii

4 Analisis Data dan Pembahasan ............................................................ 95

Bab V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A Kesimpulan ............................................................................................... 115

B Implikasi .................................................................................................... 116

C Saran .......................................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 118

Lampiran .................................................................................................................... 121

Page 15: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

xiv

DAFTAR TABEL

1.1 Assets Perbankan Nasional 2007-2014.............................................................. 2

1.2 Beberapa Rasio Perbankan Nasional 2007-2014 .............................................. 4

4.1 Daftar Bank dan Total Aset ............................................................................... 72

4.2 Tabel Variabel ................................................................................................... 73

4.3 Loan To Deposito Ratio (LDR) Periode Tahun 2007-2014 .............................. 86

4.4 Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode Tahun 2007-2014 .............................. 90

4.5 Regresi Data Panel ............................................................................................ 96

4.6 Hasil Uji Chow .................................................................................................. 97

4.7 Hasil Uji Hausman ............................................................................................ 98

4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................................ 100

4.9 Hasil Uji Glejser ................................................................................................ 101

4.10 Hasil Uji Autokolerasi ....................................................................................... 102

4.11 Hasil Uji T ......................................................................................................... 103

4.12 Hasil Uji F ......................................................................................................... 108

4.13 Hasil Regresi Model Fixed Effect ..................................................................... 110

Page 16: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

xv

DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK

2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 39

4.1 Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Periode tahun 2007-2014................................................................................... 76

4.2 Rasio Net Interest Margin (NIM) Periode tahun 2007-2014 ............................ 79

4.3 Rasio Non Performing Loan (NPL) Periode tahun 2007-2014 ......................... 82

4.4 Rasio Return On Equity (ROE) Periode tahun 2007-2014................................ 87

4.5 Rasio Return On Assets (ROA) Periode 2007-2014 ......................................... 92

4.6 Hasil Uji Normaitas ........................................................................................... 99

Page 17: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Industri perbankan mempunyai peranan penting bagi

pembangunan ekonomi, sebagai financial intermediary yang

menghubungkan antara unit ekonomi surplus (debitor) dengan unit

ekonomi defisit (kreditor), industri perbankan merupakan industri yang

paling mengalami perkembangan cukup pesat, baik dari sisi volume

usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit.

Tahun 1997 merupakan krisis moneter yang memberikan

pelajaran serius terhadap perbankan. Krisis moneter menyebabkan

finansial pihak debitur menurun dan mulai tidak memenuhi kewajibannya

pada bank-bank sesuai kesepakatan awal. Akibatnya terkikisnya

permodalan bank, meningkatnya Non Performing Loan (NPL) dan terjadi

penutupan sejumlah bank. Kondisi yang memperhatinkan ini berlanjut

hingga tahun 2004. Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral kemudian

melakukan beberapa tindakan agar memperbaiki keadaan. Salah satunya

dengan meluncurkan Arsitektur Perbankan Indonesia (API), menerbitkan

peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan perbankan.

Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa “Bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

Page 18: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 2 -

dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup

masyarakat banyak”. Dengan demikian, bank merupakan lembaga

keuangan yang memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari

masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana yang

dihimpunnya kepada masyarakat yang kekurangan dana.

Upaya mendukung pelaksanaan menjadi financial intermediary

diperlukan kinerja perbankan yang efisien dan efektif dari waktu ke

waktu karena perbankan merupakan indeks stabilitas keuangan di negara

mana pun. Stabilitas sektor keuangan perlu terpelihara dengan baik.

Upaya memelihara stabilitas keuangan sejumlah langkah-langkah

kebijakan yang telah diambil Pemerintah dan Bank Indonesia untuk

kegiatan produktif mempercepat laju pertumbuhan ekonomi negara dan

keberlanjutan jangka panjangnya.

Tabel 1.1

Assets Perbankan Nasional 2007-2014

Tahun Assets

(Rupiah Miliar)

2007 Rp 1.986.501,004

2008 Rp 2.310.557,271

2009 Rp 2.534.106,188

2010 Rp 3.008.852,554

2011 Rp 3.652.831,752

2012 Rp 4.262.587,390

2013 Rp 4.954.467,192

2014 Rp 5.615.149,821

Rata-rata Rp 3.540.631,647

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), BI. (diolah)

Page 19: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 3 -

Pada tabel 1.1 perkembangaan aset periode 2007 sampai 2014

menunjukan aset tahun 2008 sebesar Rp 2.310,55 triliun naik Rp 324,05

triliun dari tahun 2007 yakni sebesar Rp 1.986,50 triliun. Pada tahun 2009

aset perbankan meningkat sebesar Rp 223,54 triliun menjadi sebesar Rp

2.534,10 triliun.

Perkembangan perbankan sepanjang tahun 2009 menunjukkan

adanya recovery setelah krisis global yang berlangsung pada pertengahan

tahun 2008. Tercermin dengan adanya lonjakan yang signifikan aset dari

tahun ke tahun sesuai dengan tabel 1.1. Pada tahun 2010 pertumbuhan

yang lebih tinggi dicapai pada tahun 2009 yakni mencapai 13 persen.

Aset perbankan tahun 2010 sebesar Rp3.008,85 triliun atau meningkat

Rp474.75 triliun sedangkan tahun 2009 sebesar Rp2.534,11 triliun. Aset

perbankan tahun 2011 sebesar Rp3.652,83 triliun. Tahun 2012 aset

perbankan mencapai Rp4.262,59 triliun atau meningkat Rp609,76 triliun

dari tahun 2011. Aset tahun 2013 Rp4.954,47 triliun sedangkan tahun

2014 aset perbankannya sebesar Rp5.615,15 triliun meningkat

Rp1.745,18. Rata-rata aset perbankan tahun 2010 sampai dengan 2014

sebesar Rp 3.540,63 triliun.

Setelah terjadinya krisis beberapa tahun lalu membuat perubahan

perekonomian dan keuangan suatu negara. Saat ini jasa-jasa perbankan

berkembang pesat untuk mendapat kepercayaan masyarakat. Aset yang

dimiliki bank pun semakin baik maka semakin menaikan tingkat

Page 20: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 4 -

kepercayaan masyarakat untuk mengunakan lembaga perbankan tetapi

memicu pula peningkatan rasio-rasio perbankan.

Tabel 1.2 Beberapa Rasio Perbankan Nasional 2007-2014

Rasio

(%)

Tahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

BOPO 84,05 88,59 86,63 86,14 85,42 74,10 74,08 76,29

NIM 5,07 5,66 5,56 5,73 5,91 5,49 4,89 4,23

NPL 4,07 3,2 3,31 2,9 2,4 1,90 1,77 2,16

LDR 66,32 74,58 72,88 75,21 75,48 83,58 89,70 89,42

ROE 20,98 22,67 25,08 22,5 21,5 21,1 19,08 12,6

CAR 19,30 16,76 17,42 - - 17,43 18,13 19,57

ROA 2,78 2,33 2,60 2,86 3,03 3,11 3,08 2,85

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (SPI), BI (diolah)

Rasio kinerja perbankan mengalami peningkatan. Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang merupakan

salah satu indikator efisiensi menunjukkan perbaikan dari tahun 2009

sampai tahun 2013. BOPO yang menurun tahun 2009 menjadi sebesar

86,63% dan tahun 2010 sebesar 86,14%. Penurunan BOPO berlanjut

tahun 2011 sebesar 85,42% menjadi 74,10% pada Desember 2012.,

sedangkan tahun 2013 BOPO menjadi sebesar 74,08%. Tahun 2014

mengalami kenaikan (memburuk) sebesar 76,29%. Salah satu sebabnya

karena perbankan indonesia kurang memanfaatkan teknologi informasi

(TI) dalam menjalankan bisnis sehingga terlalu banyak menggunakan

kertas (peperless).

Net Interest Margin (NIM) tercatat 5,07% pada tahun 2007 dan

meningkat menjadi 5,66 pada tahun 2008. Tahun 2009 menurun kembali

0,1% menjadi 5,56% dan tahun 2010 sebesar 5,73% mengalami

peningkatan 0,18% pada tahun 2011 sebesar 5,91. Namun mengalami

Page 21: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 5 -

penurunan pada tahun 2012 dan, 2013 sebesar 5,49%, dan 4,89%. NIM

lalu menurun kembali pada tahun 2014 sebesar 4,23%.

Rasio Non Performing Loan (NPL) menurun tahun 2007 sampai

2009 menjadi sebesar 4,07%, 3,2% dan 3,31%. Pada tahun 2010 sebesar

2,9% menurun pada tahun 2011 sebesar 2,4%. Pada November 2012

Cadangan Kerugian Penurunan Aset (CKPN) mengalami penurunan

1,13% (yoy) menjadi 72,85%, menurut data Bank Indonesia. Menurunnya

CKPN, kualitas kredit perbankan mengalami perbaikan. Hal itu

ditunjukkan dengan penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) pada

tahun 2012 sebesar 1,9% dan tahun 2013 sebesar 1,77%. Lalu meningkat

kembali pada tahun 2014 sebesar 2,16%.

LDR menunjukan jika rendah bagus tetapi jika tinggi maka kredit

banyak (loan up) dan relatif tidak likuit. Sebaiknya bank dalam keadaan

likuit agar bank memiliki kondisi sehat dalam mejalankan operasi atau

kegiatan usahanya. Loan to Deposito Ratio (LDR) setiap tahunnya

mengalami peningkatan tahun 2007 sebesar 66,32%, tahun 2008 sebesar

74,58%, tahun 2009 sebesar 72,88%, tahun 2010 sebesar 75,21%, tahun

2011 sebesar 75,48%, tahun 2012 sebesar 83,58%, tahun 2013 sebesar

89,70% sedangkan tahun 2014 sebesar 89,42%.

Nilai Return On Equity (ROE) tahun 2007 sebesar 20,98%

mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan 2009 menjadi 22,67% dan

25,08%. Menurun tahun 2010 menjadi sebesar 22,5% mengalami

Page 22: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 6 -

penurunan kembali menjadi 21,5% tahun 2011. Pada tahun 2012 ,2013

dan 2014 sebesar 21,1% , 19,08% dan 12,6%.

Aset permodalan yang dimiliki bank berdasarkan kepada

kewajiban penyediaan modal minimum bank, maka bank tersebut mampu

membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup

besar bagi profitabitas. Capital Adequacy Ratio atau rasio kecukupan

modal (CAR) 2007 sebesar 19,3%, pada tahun 2008 terjadi penurunan

menjadi sebesar 16,76%. Meningkat kembali tahun 2009 dengan CAR

sebesar 17,42 sedangkan tahun 2010 dan tahun 2011 tidak tertulis

besarnya CAR di laporan BI. Tahun 2012 sampai tahun 2014 meningkat

dengan nilai CAR sebesar 17,43%, 18,13%, dan 19,57%.

Perkembangan Return On Asset (ROA) mengalami peningkatan

yang menunjukkan perbaikan kinerja perbankan yang relatif meningkat.

Pada tahun 2007 nilai ROA sebesar 2,78% dan tahun 2010 sebesar

2,33%, sedangakan pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi

2,6%. ROA pada tahun 2010, 2011, dan 2012 sebesar 2,86%, 3,03%, dan

3,08%. Kemudian ROA pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi

sebesar 2,85%.

Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban bank

tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu bank harus

mengalokasikan dananya dalam bentuk kredit. Pada 2013, penyaluran

kredit perbankan tumbuh 21,60%. Namun sesuai tabel 1.2 kulitas kredit

bermasalah (NPL) tetap terjaga dengan baik dengan ditunjukkannya

Page 23: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 7 -

semakin meningkat persentase setiap tahunnya walau ada penurunan di

tahun 2012 dan tahun 2013. Profitabilitasnya perbankan juga tidak

mengecewakan terlihat dari penjelasan di atas. Di tengah berbagai tekanan

yang ada kondisi ketahanan industri perbankan nasional tetap terjaga.

Bank pun dituntut untuk mampu menyediakan sarana dan sistem

penilaian yang dapat mendorong persaingan ke arah peningkatan

efesiensi dan daya saing. Kinerja perbankan secara tahunan (year on

year/yoy) diproyeksikan akan tumbuh signifikan baik dari pertumbuhan

DPK maupun pertumbuhan kredit. Selain itu, prospek ekonomi

Indonesia, pertumbuhan ekonomi diyakini tumbuh tetap tinggi dan hal ini

membuat perbankan bisa memainkan perannya, khususnya di bidang

intermediasi.

Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi positif

terhadap stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Hal ini tak

telepas dari peranan sistem perbankan yang mendominasi sistem

keuangan di Indonesia dengan pangsa pasar senbesar 70%. Kinerja yang

bagus tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang harus dapat dihadapi

perbankan. Perbankan harus bersiap menghadapi integrasi perbankan

ASEAN pada tahun 2020. Di lihat dari sisi aset, dana simpanan dan

kapitalisasi pasar, perbankan kalah di bandingkan dengan negara

Singapura.

Persoalan yang tidak kalah pentingnya untuk industri perbankan

semakin kuatnya cengkeraman asing. Pihak asing semakin berkuasa

Page 24: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 8 -

berkiprah di industri perbankan. Selama ini, perbankan Indonesia

termasuk bank BUMN kesulitan mengembangkan sayapnya di luar

negeri.

Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap

bank di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan

bank dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu

tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam

mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang

telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang

diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau

rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Kinerja suatu bank umumnya dapat diukur dengan rasio-rasio

keuangannya, seperti biaya operasional terhadap pendapatan operasional

(BOPO), net interest margin (NIM), Non Performing Loan (NPL), Loan to

Deposito Ratio (LDR), Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio

(CAR), return on assets (ROA), dan sebagainya. Kinerja keuangan bank

sering dikaitkan dengan profitabilitasnya. Ukuran profitabilitas pada

industri perbankan yang digunakan pada umumnya Return On Equity

(ROE) dan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) menfokuskan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya,

sedangkan Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang di

peroleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat,

2002 dalam Sudiyatno dan Suroso, 2010:126).

Page 25: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 9 -

ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja bank

ROA menunjukan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki (Ponttie, 2007). Pertumbuhan

suatu usaha keuangan (financial institution) dan profitabilitas usaha

digunakan ROA sebagai tolak ukurnya (Rick, 2003)

Return On Asset (ROA), merupakan indikator rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu

bank, maka semakin besar juga tingkat pengembalian bank tersebut dan

semakin baik pula kinerja bank tersebut dalam penggunaan aset. Alasan

tersebut yang diatas maka penulis memakai Return On Asset (ROA)

sebagai dependen dalam penelitiannya.

Kinerja keuangan bank dapat dilihat dan diukur melalui laporan

keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam

kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat

penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi kinerja

keuangan bank serta hasil-hasil yang telah dicapai sehubungan dengan

pemilihan strategi perusahaan yang akan diterapkan. Melakukan analisis

laporan keuangan bank, maka pimpinan bank dapat mengetahui keadaan

dan risiko-risiko yang akan dihadapi serta perkembangan financial bank

dengan hasil-hasil yang telah dicapai di masa lalu dan masa yang sedang

berjalan.

Page 26: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 10 -

Pada sisi lain, efisiensi operasional sebuah bank dapat dijadikan

tolok ukur kesehatan bank tersebut. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai

perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau

jumlah output yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan.

. Efisiensi operasional (operational effiency) menekankan bahwa

efisiensi dicapai bila transaksi dilakukan dengan biaya transaksi yang

minimum. Industri perbankan merupakan industri yang banyak mengalami

berbagai macam risiko dalam menjalankan operasionalnya.

Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh

proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian

eksternal yang mempengaruhi operasional Bank (Peraturan Bank

Indonesia no. 10/ 15 /PBI/2008).

Kegiatan operasional industri perbankan mengakibatkan biaya

operasional, menghasilkan pendapatan operasional dan melibatkan aktiva

dalam prosesnya. Salah satu indikator efisiensi perbankan secara

operasional dari sisi biaya adalah rasio BOPO. Rasio tersebut jika tidak

dikelola dengan baik, mengalami kesulitan likuiditas dan kredit yang

disalurkannya macet atau kredit bermasalah bahkan bank dapat mengalami

kegagalan pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Perbankan nasional

juga mempertahankan tingkat efisiensi yang tercermin dari tren penurunan

rasio BOPO.

Page 27: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 11 -

Menurut Muh. Sabir, dkk (2012) menunjukan pada bank syariah

CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA, BOPO berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap ROA, NOM berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA, NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap

ROA, FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Sedangkan

pada bank konvensional CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA, BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA, NIM berpengaruh positif

dan signifikan terhadap ROA, NPL dan LDR berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA.

Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan

rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan

secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga

option (Peraturan Bank Indonesia no. 10/ 15 /PBI/2008). Risiko pasar

adalah risiko kerugian yang terjadi pada portofolio yang dimiliki oleh

bank akibat adanya pergerakan variabel pasar (adverse movement) berupa

suku bunga dan nilai tukar (Adiwarman, 2009:272).

Risiko pasar merupakan sebagai risiko kerugian pada posisi neraca

serta pencatatan tagihan dan kewajiban diluar neraca yang timbul dari

pergerakan harga pasar. Komponen risiko pasar dalam dunia perbankan

dibagi dua yaitu Specific Risk dan General risk (www.bankirnews.com).

Risiko pasar terdiri dari beberapa macam risiko yang kita kenal

dengan risiko tingkat suku bunga, risiko pertukaran mata uang, risiko

harga dan risiko likuiditas (Adiwarman, 2009:272). Salah satu proksi dari

Page 28: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 12 -

risiko pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga

pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan

(lending) atau dalam bentuk absolut merupakan selisih antara total biaya

bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman di mana dalam

istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM) (Mawardi, 2005).

Bank mengukur manajemennya dengan mengelola aktiva produktif

untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih mengunakan rasio Net

Interest Margin (NIM). Menurut Anne Maria (2015) NIM merupakan

rasio antara pendapata bunga bersih terhadap jumlah kredit yang diberikan

(outstanding credit). Pendapatan bunga bersih diperoleh dari bunga yang

diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari

sumber dana yang dikumpulkan.

Rasio Net Interest Margin (NIM) bank umum tahun 2007 sampai

tahun 2014 tercatat semakin menurun. NIM mencerminkan risiko pasar

yang timbul karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut

dapat merugikan bank apabila semakin menurun.

Menurut Sugiarto (2002) dan Januarti (2002) menunjukkan bahwa

NIM mampu digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat

kesehatan bank. Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva

produktif meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin

meningkat.

Rario kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang

lancar, diragukan, dan macet. Secara intuisi dapat dikatakan bahwa bank

Page 29: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 13 -

yang sehat akan mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat,

serta mampu menghasilkan laba yang optimal. Di sisi lain, pengukuran

suatu kinerja agar diperoleh suatu hasil yang efisien juga dapat memberi

arah pada keputusan strategis yang menyangkut perkembangan bank

tersebut dimasa mendatang. Dalam dunia perbankan rasio yang sering

digunakan untuk mengukur risiko kredit yaitu Non Performing Loan

(NPL) dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

Non Performing Loan (NPL) merupakan perbandingan antara total

kredit bermasalah dengan total kredit yang diberikan pada bank. Semakin

tinggi rasio ini maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar (Pandu, 2008).

Loan to Deposit Ratio (LDR) indikator yang menunjukan

perbandingan antara total kredit yang disalurkan oleh bank dengan total

DPK yang dapat dihimpun oleh bank. Standar LDR yang baik 85% sampai

dengan 110% (Ponttie, 2007). Di dalam peraturan Bank Indonesia tertulis

bahwa kemampuan likuiditas bank dapat diproksikan dengan Dana Pihak

Ketiga (DPK).

Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali

penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit

yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini

semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank

(Dendawijaya,2000:118).

Page 30: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 14 -

Semakin tinggi Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba suatu

bank semakin meningkat dengan asumsi bank tersebut menjalankan

fungsinya sebagai pihak intermediasi dengan baik (penyaluran kreditnya

efektif). Meningkatnya laba bank tersebut, maka mempengaruhi kinerja

bank juga akan meningkat. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan

LDR.

Kinerja sebagai suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan

skema strategis (strategic planning) suatu organisasi. Secara umum, dapat

juga dikatakan bahwa kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh

organisasi dalam periode tertentu. Kinerja merupakan faktor penting yang

digunakan untuk mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi (Bastian,

2001).

Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan

mengevaluasi laporan keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia -IAI, 1996).

Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang dicapai

oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank merupakan

gambaran kondisi atau posisi keuangan bank pada suatu periode tertentu

mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Bank

harus mengetahui tingkat kinerjanya agar dapat memilih atau memutuskan

langkah-langkah perbaikan.

Page 31: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 15 -

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah

laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini

atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008). Informasi posisi

keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu dapat digunakan sebagai

dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan

hal-hal lain yang dapat memperbaiki kondisi perbankan serta dapat

langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran dividen, gaji

karyawan, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan bank untuk

memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.

Menurut Akram Alkhatib (2012) “menolak hipotesis yang

menyatakan bahwa terdapat dampak signifikan statistik dari ukuran bank,

risiko kredit, efisiensi operasional dan manajemen aset terhadap kinerja

keuangan bank umum Palestina".

Menurut Listyorini (2012) hasil penelitian menunjukan bahwa

CAR, LDR dan DER berpengaruh posiif signifikan terhadap kinerja

perbankan/ROA sedangkan PPAP dan BOPO berpengaruh posirif tidak

signifikan terhadap kinerja perbankan/ROA.

Menurut Kolapo, T. Funso, Dkk (2012) menunjukkan bahwa

kenaikan 100% NPL mengurangi profitabilitas (ROA) 6,2%, LLP

mengurangi profitabilitas (ROA) 0,65%, LA meningkatkan profitabilitas

(ROA) 9,6%. Merekomendasikan bank-bank di Nigeria harus

meningkatkan kapasitas mereka dalam analisis kredit dan administrasi

kredit sementara otoritas harus lebih memperhatikan ketuhan bank untuk

Page 32: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 16 -

ketentuan yang relevan dari bank dan Financial Institutions Act (1999)

and prudential guidelines

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini ingin mengetahui seberapa

berpengaruhnya efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on

equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan

bank yang diukur dengan menggunakan rasio keuangan selama periode

tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Pada penelitian ini memiliki

beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu, di mana pada penelitian

ini memiliki perbedaan dalam hal time series dan beberapa penambahan

rasio yang digunakan dan pengolahan datanya mengunakan eviews.

Sehubungan dengan hal-hal yang melatar belakang masalah yang

telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut

apakah ada pengaruh dari efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit,

return on equity (ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja

keuangan bank dan menulisnya dalam judul ”PENGARUH EFISIENSI

OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR (NIM), RISIKO KREDIT,

RETURN ON EQUITY (ROE), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR)

TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK PADA BANK UMUM

NASIONAL” (STUDI 10 BANK UMUM BERDASARKAN ASET

TERBESAR PERIODE 2014)”

1. Identifikasi Masalah

Dana yang berhasil dihimpun oleh bank akan menjadi beban

bank tersebut apabila dibiarkan begitu saja. Oleh sebab itu bank harus

Page 33: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 17 -

mengalokasikan dananya dalam bentuk kredit. Pada 2013, penyaluran

kredit perbankan tumbuh 21,60%. Namun sesuai tabel 1.2 kulitas

kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga dengan baik dengan

ditunjukkannya semakin meningkat persentase setiap tahunnya walau

ada penurunan di tahun 2012 dan tahun 2013. Rasio Net Interest

Margin (NIM) bank umum tahun 2010 sampai tahun 2014 tercatat

semakin menurun. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul

karena adanya pergerakan variabel pasar, dimana hal tersebut dapat

merugikan bank apabila semakin menurun.

Perbankan nasional juga mempertahankan tingkat efisiensi

yang tercermin dari tren penurunan rasio BOPO. Profitabilitasnya

perbankan juga tidak mengecewakan terlihat dari penjelasan di atas. Di

tengah berbagai tekanan yang ada kondisi ketahanan industri

perbankan nasional tetap terjaga.

Kinerja perbankan yang baik memberikan kontribusi positif

terhadap stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Hal ini tak

telepas dari peranan sistem perbankan yang mendominasi sistem

keuangan di Indonesia dengan pangsa pasar sebesar 70%. Kinerja yang

bagus tersebut, terdapat sejumlah tantangan yang harus dapat dihadapi

perbankan. Perbankan harus bersiap menghadapi integrasi perbankan

ASEAN pada tahun 2020. Di lihat dari sisi aset, dana simpanan dan

kapitalisasi pasar, perbankan kalah di bandingkan dengan negara

Singapura.

Page 34: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 18 -

Persoalan yang tidak kalah pentingnya untuk industri

perbankan semakin kuatnya cengkeraman asing. Pihak asing semakin

berkuasa berkiprah di industri perbankan. Selama ini, perbankan

Indonesia termasuk bank BUMN kesulitan mengembangkan sayapnya

di luar negeri. Bank harus mengetahui tingkat kinerjanya agar dapat

memilih atau memutuskan langkah-langkah perbaikan.

Masalah di atas tentang kinerja keuangan bank yang sering

dikaitkan dengan profitabilitasnya, sehingga penulis ingin menguji

kinerja keuangan bank dengan proksi return on assets (ROA)

terpengaruh terhadap rasio-rasio bank seperti operasional (BOPO),

risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity

(ROE), capital adequacy ratio (CAR) pada bank umum nasional.

Peneliti tertarik untuk menguji apakah terdapat perbedaan sudut

konsep situasi ekonomi menggunakan variabel-variabel yang berbeda

dengan peneliti terdahulu serta dengan teknik analisis eviews dengan

tahun perolehan data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun

2014.

2. Pembatasan Masalah

Penelitian ini yang menjadi pembatasan masalah peneliti

adalah sebagai berikut:

a) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang berada di

Indonesia serta menyajikan laporan keuangan dan rasio,

Page 35: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 19 -

b) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang terdaftar di

Diroktori Perbankan Indonesia tahun 2007 sampai dengan tahun

2014,

c) Penelitian hanya pada bank domestik umum yang konsisten

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),

d) Penelitian hanya pada 10 bank domestik umum yang memiliki aset

terbesar tahun 2007 sampai dengan tahun 2014.

B. Perumusan Masalah

Sesuai dengan pembatasan penelitian yang telah disebutkan di atas

maka peneliti merumusan masalah penelitian ini, yaitu:

1. Apakah efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit

(NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio

(CAR) berpengaruh secara simultan terhadap kinerja keuangan bank

pada bank umum nasional?

2. Apakah efisiensi operasional (BOPO), risiko pasar (NIM), risiko kredit

(NPL dan LDR), return on equity (ROE), capital adequacy ratio

(CAR) berpengaruh secara persial terhadap kinerja keuangan bank

pada bank umum nasional akibat turun dan naiknya nilai variabel x?

3. Dari keempat variabel independen mana yang paling mempengaruhi

kinerja keuangan bank?

Page 36: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 20 -

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah disebutkan di atas

maka tujuan melakukan penelitian ini, yaitu:

1. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko

pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE),

capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada

bank umum nasional secara simultan,

2. Untuk menganalisis pengaruh efisiensi operasional (BOPO), risiko

pasar (NIM), risiko kredit (NPL dan LDR), return on equity (ROE),

capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank pada

bank umum nasional secara persial akibat dari turun dan naiknya

variabel x,

3. Untuk menganalisis keempat variabel independen mana yang paling

mempengaruhi kinerja keuangan bank.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas maka

manfaat penelitian ini, yaitu:

1. Bagi Perbankan:

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perbankan sebagai

pengukuran kinerja keuangan bank agar memaksimalisasi laba

perbankan yang optimal. Sebagai bahan pertimbangan dalam

mengendalikan modal kerjanya untuk memproleh laba yang diinginkan

Page 37: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 21 -

dan perkembangan perbankan dapat tercapai dalam menghadapi

integrasi perbankan ASEAN pada tahun 2020.

2. Bagi Akademis

Dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai analisis

pengaruh efisiensi operasional, risiko pasar, non performing loan

(NPL), return on equity (ROE) terhadap kinerja keuangan bank pada

bank umum nasional dan dapat dijadikan bahan acuan untuk meneliti

oleh peneliti selanjutnya, karena nilai kesempurnaannya yang belum

maksimal.

Page 38: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 22 -

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Landasan teori ini merupakan teori-teori yang dapat mendukung

hipotesis serta berguna dalam menganalisis hasil penelitian. Landasan

teori berisi tentang pemaparan teori yang relevan dengan permasalahan

dan argumentasi-argumentasi yang berkenaan dengan variabel yang

diambil sebagai tuntutan dalam memecahkan masalah penelitian.

1. Manajemen Perbankan

Pengertian manajemen menurut Mudradjad Kuncoro &

Suhardjono (2002:99) adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan dan pengendalian serta penggunaan semua sumber daya

organisasi untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Dalam pengertian tersebut terkandung adanya suatu

proses yang dilakukan, proses memiliki arti cara yang sistematik

dalam menjalankan suatu perusahaan untuk mencapai suatu tujuan.

Manajemen adalah peroses pencapaian tujuan organisasi

melalui sumber daya manusia dansumber daya lainnya (Boone dan

Kurtz, 2008:370)

Manajemen perbankan mengajarkan untuk mengelola institusi

perbankan yang membutuhkan keseriusan serta fokus serta kerja keras

Page 39: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 23 -

dan smart work dalam implementasinya serta kesabaran dan

ketabahan dalam menjalankannya.

Manajemen perbankan dihadapkan pada berbagai upaya untuk

menjaga kepercayaan masyarakat, dalam hal ini para nasabahnya.

Mengelola perbankan harus secara profesional karena mengelola bank

sangat berbeda dengan perusahaan lainnya. Terdapat tiga kelompok

jasa bank yang perlu dikelola antara lain:

a. Funding artinya menghimpun dana

b. Lending artinya menyalurkan dana atau secara kredit

c. Services artinya pelayanan bank lainya seperti customer services,

jasa pelayanan pelanggan, hadiah, dll.

2. Kinerja Keuangan Bank (Diproksi dengan ROA)

Kinerja sebagai suatu gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang

dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu

organisasi. Secara umum, dapat juga dikatakan bahwa kinerja

merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode

tertentu. Kinerja merupakan faktor penting yang digunakan untuk

mengukur efektivitas dan efisiensi organisasi (Bastian, 2001).

Page 40: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 24 -

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah

laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini

atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir,2008).

Laporan keuangan memberikan manajer informasi penting

yang dibutuhkan untuk mengevaluasi posisi likuiditas dari sebuah

organisasi (Boone dan Kurtz, 2008).

Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan

mengevaluasi laporan keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia -IAI,

1996). Kinerja bank secara umum merupakan gambaran prestasi yang

dicapai oleh bank dalam operasionalnya. Kinerja keuangan bank

merupakan gambaran kondisi atau posisi keuangan bank pada suatu

periode tertentu mencakup aspek penghimpunan dana maupun

penyaluran dananya. Bank harus mengetahui tingkat kinerjanya agar

dapat memilih atau memutuskan langkah-langkah perbaikan.

Kinerja keuangan bank sering dikaitkan dengan

profitabilitasnya. Ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang

digunakan pada umumnya Return On Equity (ROE) dan Return On

Asset (ROA). Return On Asset (ROA) menfokuskan kemampuan

perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan

Return On Equity (ROE) hanya mengukur return yang di peroleh dari

investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002

dalam Sudiyatno dan Suroso, 2010:126).

Page 41: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 25 -

Mishkin (2007:232) dalam bukunya mengatakan, “because

owners of abank must know whether their bank is being manager

well, they need good measures of bank profitability. A basic measure

of bank profitability is return on assets (ROA). Arti, pemilik bank

harus tahu kondisi bank mereka sedang dikelola dengan baik, mereka

perlu langkah-langkah yang baik dari profitabilitas bank. Sebuah

ukuran dasar profitabilitas bank adalah return on assets (ROA).

ROA digunakan sebagai indikator performance atau kinerja

bank ROA menunjukan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki (Ponttie,

2007).

ROA merupakan indikator rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank,

maka semakin besar juga tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dan semakin baik pula kinerja keuangan bank tersebut dalam

penggunaan aset, dan tingkat kembalian (return) semakin besar.

Which divides the net income of the bank by the amount of its

assets (ROA) is a useful measure of how well a bank manager is

doing on the job because it indicates how well a bank’s assets are

being used to generate profits (Mishkin and Serletis, 2011). Arti,

yang membagi laba bersih bank dengan jumlah aset (ROA) adalah

berguna mengukur seberapa baik seorang manajer bank melakukan

Page 42: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 26 -

pekerjaannya karena itu menunjukan seberapa baik aset bank yang

digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Dari pernyataan di atas

rumus return on assets (ROA) sebagai berikut :

3. Manajemen Risiko

Penerapan manajemen risiko ini relatif baru di dunia

perbankan nasional, kemunculannya dipicu dengan kondisi hantaman

krisis ekonomi yang melanda Indonesia awal tahun 1998. Sejak krisis

tersebut konsep manajemen risiko menjadi urgent dan crusial serta

mendapat perhatian khusus di kalangan perbankan nasional.

Manajemen risiko dapat diartikan suatu proses pengelolaan risiko

yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang

dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan

menggunakan pendekatan terstruktur dalam mengelola ketidakpastian

yang berkaitan dengan ancaman.

Menurut Omotola A, Roya A dan Safoura N "Risk

management involves risk identification, risk measurement (and

quantification), and mitigation. However, a point to note here is the

perception of what constitutes risk to a firm may differ from

institution to institution, time to time, and industry to industry. This

section identifies the theoretical meaning of risk management as

defined by different scholars”

Page 43: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 27 -

Arti penting manajemen risiko perbankan tersebut dapat

dijelaskan dari beberapa uraian berbagai pendapat berikut: Secara

sederhana J.P Morgan mengartikan risiko sebagai suatu

ketidakpastian dari pengembalian bersih yang terjadi, atau secara

komprehensif risiko merupakan suatu potensi terjadinya peristiwa

(event) yang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap nilai suatu

portofolio aset yang dapat diukur dengan probabilitas tertentu dalam

rentang waktu yang diketahui.

Risk are the adverse impact on probability of several distinct

sources of uncertainty (Joel Besis, 1998, Risk Managemet in

Banking).

Semua risiko itu akan sangat berdampak pada keuangan suatu

perusahaan dan menjadi salah satu tugas dan tanggungjawab penting

bagi manajer keuangan untuk menjelaskan bagaimana mengelola

risiko dengan baik (Griffin dan Ebert, 2000).

Manajemen risiko melibatkan identifikasi risiko, pengukuran

risiko (dan kuantifikasi), dan mitigasi. Mengenai risiko yang dihadapi

oleh dunia perbankan, pada dasarnya dapat di bagi menjadi tiga jenis,

yaitu:

a. Risiko kredit, di mana terdapat potensi peminjam atau nasabah

gagal memenuhi kewaibannya. Hal ini berkaitan dengan

kemampuan dan kemauan memenuhi kewajiban sesuai dengan

kesepakatan dan perjanjian. Untuk sebagian besar bank, pinjaman

Page 44: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 28 -

adalah sumber timbulnya risiko paling besar. Walaupun demikian,

risiko juga terdapat dalam berbagai instrumen pembiayaan yang

lain baik dalam rupiah maupun valuta asing.

b. Risiko pasar, yaitu risiko yang terjadi karena perubahan atau

pergerakan indikator pasar. Risiko pasar bergantung pada

ketidaksetabilan parameter pasar, terutama perubahan tingkat suku

bunga dan nilai tukar valuta asing, yang akan mempengaruhi nilai

pasar dari portofolio. Umumnya risiko pasar merupakan risiko

tingkat tinggi bahkan krisis.

c. Risiko operasional, yaitu risiko kerugian yang secara langsung

maupun tidak langsung terjadi akibat tidak berjalan atau tidak

memadainya sistem informasi, sistem pelaporan dan sistem

pengawasan, serta mencakup semua risiko di luar risiko kredit dan

risiko pasar. Risiko operasional pada dasarnya juga meliputi

sumber daya manusia seperti human error dan fraund (Arafat,

2006:94)

4. Efisiensi Operasional (Diproksi dengan Rasio Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional / BOPO)

Kata efisien menurut kamus bahasa Indonesia (1997) yaitu

tidak membuang waktu dan tenaga, tepat sesuai dengan rencana, dan

tujuan. Sedangkan efesiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja)

Page 45: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 29 -

dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu,

tenaga, biaya), kedayagunaan, ketepatgunaan.

Risiko Operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan

oleh proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-

kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank (Peraturan

Bank Indonesia no.10/ 15 /PBI/2008).

Efisiensi operasional (operational effiency) menekankan

bahwa efisiensi dicapai bila transaksi dilakukan dengan biaya

transaksi yang minimum. Industri perbankan merupakan industri yang

banyak mengalami berbagai macam risiko dalam menjalankan

operasionalnya.

Kegiatan operasional industri perbankan mengakibatkan biaya

operasional, menghasilkan pendapatan operasional dan melibatkan

aktiva dalam prosesnya. Salah satu indikator efisiensi perbankan

secara operasional dari sisi biaya adalah rasio BOPO.

BOPO, yaitu Rasio yang sering disebut rasio efisiensi ini

digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional.

Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang

dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu

bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Tan, 2012).

Page 46: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 30 -

Biaya operasional dihitung berdasarkan penjumlahan total

beban bunga dan total beban operasional lainnya. Pendapatan

operasional adalah penjumlahan total pendapatan bunga dan total

pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut

sesuai SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio BOPO

dirumuskan sebagai berikut :

5. Risiko Pasar (Diproksi dengan Net Interest Income / NIM)

Risiko pasar, yaitu risiko yang terjadi karena perubahan atau

pergerakan indikator pasar. Risiko pasar bergantung pada

ketidaksetabilan parameter pasar, terutama perubahan tingkat suku

bunga dan nilai tukar valuta asing, yang akan mempengaruhi nilai

pasar dari portofolio. Umumnya risiko pasar merupakan risiko tingkat

tinggi bahkan krisis (Arafat, 2006:94).

Risiko pasar terdiri dari beberapa macam risiko yang kita

kenal dengan risiko tingkat suku bunga, risiko pertukaran mata uang,

risiko harga dan risiko likuiditas (Adiwarman, 2009:272).

Risiko Pasar adalah risiko kerugian pada posisi neraca dan

rekening administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan

secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan

harga option (Peraturan Bank Indonesia No. 10/ 15 /PBI/2008).

Page 47: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 31 -

Menurut Mawardi (2005) salah satu proksi dari risiko pasar

adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga

pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang diberikan

(lending) atau dalam bentuk absolut merupakan selisih antara total

biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman di mana

dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM). Semakin

tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva produktif meningkat,

yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat.

Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:158)

sebagai berikut:

Ket:

II : Interest Income, yaitu pendapatan bunga bank yang

diperoleh

IE : Interest Expenses, yaitu biaya bunga bank yang menjadi

beban

AIEA: Average Interest Earning Assets, yaitu rata-rata aktiva

produktif yang digunakan.

6. Risiko Kredit (Diproksi dengan Rasio Non Performing Loan /NPL

dan Loan to Deposito Ratio /LDR )

Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

Page 48: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 32 -

pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan pemberian bunga (Undang-undang No. 10 Tahun

1998).

Risiko Kredit adalah risiko kerugian akibat kegagalan pihak

lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya (Peraturan Bank

Indonesia No. 10/ 15 /PBI/2008).

Risiko kredit (risk credit) merupakan risiko yang muncul

karena peminjaman mungkin melakukan gagal bayar (Mishkin,

2008:299).

Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian

sehubungan dengan pihak peminjam tidak dapat pihak peminjam

(counterparty) tidak dapat dan atau tidak mau memenuhi kewajiban

untuk membayar kembali dana yang dipinjamnya seccara penuh pada

saat jatuh tempo atau sesudahnya (Ferry dan Sugiarto, 2006).

a. Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL), yaitu indikator yang

menunjukan bagaimana posisi kredit bermasalah bank tersebut

terhadap total kredit yang diberikan.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004

tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum, semakin tinggi nilai NPL (diatas 5%) maka bank

tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba

Page 49: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 33 -

yang akan diterima oleh bank dan akan semakin buruk kualitas kredit

bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar

maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

besar bahkan bank tersebut dapat mengalami collapse. Kredit dalam

hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak

termasuk kredit kepada bank lain. Rasio ini dapat dirumuskan sesuai

SE No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 rasio NPL sebagai berikut :

b. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposito Ratio (LDR), yaitu indikator yang

menunjukan perbandingan antara total kredit yang disalurkan oleh

bank dengan total DPK yang dapat dihimpun oleh bank.

Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar

kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula

kemampuan likuiditas bank (Lukman Dendawijaya,2000:118).

Rasio ini dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:165) sebagai

berikut:

Page 50: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 34 -

7. Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk

mendapat net income (Kasmir, 2003).

Return On Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang

menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal

(modal inti) bank (Selamet Riyadi,2006:155).

Rasio ROE ini merupakan indikator yang sangat penting bagi

para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur

kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan

dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi

kenaikan laba bersih dari bisnis yang bersangkutan. Selanjutnya

kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank

(Dendawijaya, 2003:121). Rasio ini dirumuskan menurut Selamet

Riyadi (2006:155) sebagai berikut:

8. Capital Aquarcy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk mengukur

kecukupan modal yang dimiliki bank menunjang aktiva yang

mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang

diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank

Page 51: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 35 -

tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva

produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi (sesuai dengan

ketentuan Bank Indonesia sebesar 8%) maka bank tersebut memiliki

sumber daya finansial yang cukup untuk berjaga-jaga terhadap

potensi kerugian yang terjadi.

Menurut Lukman Dendawijaya (2000:122) “Capital Adequacy

Ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva

bank yang mengandung risiko ( kredit, penyertaan , surat berharga,

tagihan pada bank lain ) ikut di biayai dari dana modal sendiri bank

disamping memperoleh dana–dana dari sumber–sumber di luar bank ,

seperti dana dari masyarakat , pinjaman , dan lain–lain”. Rasio ini

dirumuskan menurut Selamet Riyadi (2006:161) sebagai berikut:

B. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, berikut akan dikemukakan

beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian.

Diantaranya adalah:

Page 52: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 36 -

No Nama

Peneliti Judul

Variabel Penelitian Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Dependen Independen 1 Anne

Maria (2015)

Pengaruh

CAR, BOPO,

NIM, NPL,

dan LDR

Terhadap

ROA: Studi

Kasus Pada

10 Bank

Terbaik di

Indonesia

Periode

2007-2011

ROA CAR,

BOPO,

NIM, NPL,

dan LDR

Pendekatan

Kuantitatif

dan Metode

Data

Pooling

BOPO berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap ROA, NIM

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA.

CAR dan LDR

berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap

ROA, sedangkan NPL

berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap

ROA.

2 Mulatsih (2014)

Pengaruh

Rasio

Keuangan

Terhadap

Tingkat

Kinerja pada

Bank

Pembangun-

an Daerah

ROA CAR, NIM,

ROE,

BOPO, NPL

Regresi

Berganda CAR, NIM dan ROE

berpengruh positif

terhadap ROA sedangkan

BOPO dan NPL

berpengaruh negatif

ROA. Nilai R-Square

sebesar 83,7%, dan

sisanya 16,7% dijelaskan

oleh variabel lain di luar

model

3 Kolapo,

T. Funso,

Dkk (2012)

Credit Risk

and

Commercial

Bank’s

Performance

in Nigeria: A

Panel Model

Approach

ROA NPL, LA

dan LLP Analisis

model panel Hasil penelitian

menunjukan kenaikan

100% NPL mengurangi

profitabilitas (ROA)

6,2%, LLP mengurangi

profitabilitas (ROA)

0,65%, LA meningkatkan

profitabilitas (ROA)

9,6%. Merekomendasikan

bank-bank di Nigeria

harus meningkatkan

kapasitas mereka dalam

analisis kredit dan

administrasi kredit

sementara otoritas harus

lebih memperhatikan

ketuhan bank untuk

ketentuan yang relevan

dari bank dan Financial

Institutions Act (1999)

and prudential

guidelines.

Page 53: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 37 -

N

o Nama

Peneliti Judul

Variabel Penelitian Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Dependen Independen 4 Akram

Alkhatib (2012)

Financial

Performance

of

Palestinian

Commercial

Banks

Kinerja

Keuangan

(ROA),

Tobin‟s Q,

dan

Economie

value add

Ukuran bank,

risiko kredit,

efisiensi

operasional

dan

manajemen

aset

Korelasi dan

analisis

regresi

Hasil penelitian menolak

hipotesis yang

menyatakan bahwa

terdapat dampak

signifikan statistik dari

ukuran bank, risiko

kredit, efisiensi

operasional dan

manajemen aset

terhadap kinerja

keuangan bank.umum.

5 Bambang

Sudiyatno (2012)

Analisis

Pengaruh

Dana Pihak

Ketiga,

BOPO, CAR

dan LDR

Terhadap

Kinerja

Keuangan

Pada Sektor

Perbankan

Yang Go

Public

Di Bursa

Efek

Indonesia

(Bei)

Kinerja

Keuangan (ROA)

Dana Pihak

Ketiga,

BOPO, CAR

dan LDR

Analisis

Regresi Hasil penelitian

menunjukkan variabel

Dana Pihak Ketiga

(DPK ) , Biaya

Operasional terhadap

Beban Operasional

(BOPO ) , Capital

Adequacy Ratio ( CAR )

, yang ternyata memiliki

dampak yang signifikan

terhadap kinerja

keuangan , sedangkan

loan to deposit ratio

(LDR ) tidak

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja

keuangan pada tingkat

kepercayaan 5%

6 Listyorini

Wahyu

Widati (2012)

Analisis

Pengaruh

CAMEL

Terhadap

Kinerja

Perusahaan

Perbankan

yang Go

Publik

Kinerja

Keuangan

Perbankan

(ROA)

CAMEL

(CAR, PPAP,

DER, BOPO,

LDR)

Regresi linier

berganda Hasil penelitian

menunjukan bahwa

CAR, LDR dan DER

berpengaruh posiif

signifikan terhadap

kinerja perbankan/ROA

sedangkan PPAP dan

BOPO berpengaruh

posirif tidak signifikan

terhadap kinerja

perbankan/ROA.

Page 54: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 38 -

No Nama

Peneliti Judul

Variabel Penelitian Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Dependen Independen 7 Muh.

Sabir M,

Dkk (2012)

Pengaruh

Rasio

Kesehatan

Bank

Terhadap

Kinerja

Keuangan

Bank Umum

Syariah Dan

Bank

Konvensional

di Indonesia

ROA BOPO,

NOM, NPF,

FDR,

NIM,NPL,

dan LDR

Regresi

berganda dan

uji beda

Pada bank syariah CAR

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

ROA, BOPO

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

ROA, NOM

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

ROA, NPF tidak

berpengaruh signifikan

terhadap ROA, FDR

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap ROA

Sedangkan pada bank

konvensional CAR

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

ROA, BOPO tidak

berpengaruh terhadap

ROA, NIM berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap ROA, NPL dan

LDR berpengaruh

negatif dan signifikan

terhadap ROA.

C. Paradigma Penelitian

Berdasarkan uraian masalah yang ada maka peneliti membuat

kerangka berfikir untuk mempermudah peneliti melakukan penelitian

pada bank hingga proses pemecahannya dan dalam pengujian dilakukan

dengan uji asumsi klasik dan uji statistik regresi Linier berganda, berikut

ini gambarannya:

Page 55: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 39 -

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

X3

Risiko

Kredit

Y

Kinerja

Keuangan

Bank (ROA)

Kesimpulan dan Implikasi

X4

Return On

Equity

10 Bank Umum Domestik di Indonesia

Berdasarkan aset terbesar dan laporan keuangan Tahun 2007 sampai 2014

X2

Risiko

Pasar

X1

Efisiensi

Operasional

Net Interest

Margin

(NIM)

Non

Performing

Loan(NPL)

By. Operasional

Pend.

Operasional

(BOPO)

Heteroskedastisitas Multikoliniearitas Normalitas Autokorelasi

Adjusted R2 Uji F

Uji T

Metode Estimasi Data Panel

Common Effect Fixed Effect Random Effect

Uji Chow Uji Hausman

Uji Asumsi Klasik

Loan to

Deposito

Ratio(LDR)

X5

Capital

Adequacy Ratio

Page 56: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 40 -

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran tersebut

berkaitan dengan adanya pengaruh atau tidak terhadap variabel bebas dan

variabel terkait maka peneliti mengajukan rumusan hipotesis sebagai

berikut:

1) H0 = BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR secara simultan tidak

berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA).

H1 = BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR secara simultan

berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA).

2) H0 = BOPO tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank

(ROA)

H1 = BOPO berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

3) H0 = NIM tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

H1 = NIM berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

4) H0 = NPL tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

H1 = NPL berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

5) H0 = LDR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

H1 = LDR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

6) H0 = ROE tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

H1 = ROE berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

7) H0 = CAR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

H1 = CAR berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank (ROA)

Page 57: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 41 -

BAB III

METODOLOGI

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dilakukan di Direktori Perbankan

Indonesia dan Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan objek penelitian 10

bank umum berdasarkan aset terbesar di Indonesia dengan tahun perolehan

data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014. Penelitian yang

peneliti tentukan sebagai objek penelitian untuk mengetahui bagaimana

pengaruh efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on equity

(ROE), capital adequacy ratio (CAR) terhadap kinerja keuangan bank.

B. Populasi Dan Teknik Penentuan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah bank umum dan bank asing

yang tercatat di Direktori Perbankan Indonesia dengan tahun

perolehan data terbaru yaitu tahun 2007 sampai dengan tahun 2014.

yang memiliki laporan lengkap setiap tahunnya beserta rasio

keuangannya.

2. Sampel

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

purposive sampling, yaitu teknik penentu sampel dengan

Page 58: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 42 -

pertimbangan tertentu di mana penelitian sampel tergantung dari

kepentingan penelitian. Hanya unit-unit observasi yang memenuhi

kriteria saja yang dapat menjadi sampel. Kriteria pemilihan sampel

penelitian ini adalah:

a) Bank umum di Indonesia yang terdaftar sebagai perusahaan jasa

keuangan dengan aset terbesar yang dikeluarkan Bank Indonesia

dalam periode 2014,

b) Memiliki data laporan keuangan lengkap yang dipublikasikan

Direktorat Perbankan Bank Indonesia,

c) Bank umum yang di gunakan sebagai sampel adalah bank umum

konvensional selama periode penelitian.

C. Sumber Dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber-sumber data yang diperlukan penelitian diperoleh dari

beberapa sumber, yaitu:

1. Penelitian Keperpustakaan (Library Research)

Untuk mendapatkan landasan teori dan konsep yang kuat untuk

dapat memecahkan permasalahan, maka peneliti mengadakan

penelitian kepustakaan dengan membaca buku, catatan, surat kabar,

majalah, jurnal, website dan lainnya, yang berhubungan dengan

penelitian.

Page 59: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 43 -

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Sesuai dengan ruang lingkup penelitian di atas, untuk

memperoleh data tentang perbankan, peneliti mengadakan penelitian

ke pusat referensi data yang tersedia di Bank Indonesia (BI) secara

langsung.

D. Teknik Analisis

Peneliti menggunakan metode analisis dengan perhitungan statistik

melalui software Eviews 6. Eviews adalah program komputer yang

digunakan untuk mengolah data statistik dan data ekonometri. Eviews

menyajikan perangkat analisis data, regresi (regression) dan peramalan

(forecasting). Keunggulan Eviews terletak pada kemampuan untuk

mengolah data yang bersifat time series, meskipun tetap dapat mengolah

data cross section maupun data panel. Eviews juga tidak perlu langkah

yang panjang untuk mengelolah data dan Eviews juga mudah ditransfer ke

program lain(Wahyu Winarno, 2007:1.2)

Data-data yang sudah terkumpul lalu diolah dengan :

1. Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang

ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik

fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu

bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan,

kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena

Page 60: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 44 -

lainnya (Sukmadinata, 2006:72). Data kuantitatif ditampilkan dalam

bentuk grafik atau tabel, sedangkan data kualitatif dalam bentuk

deskriptif. Penggunaan analisis diskriptif ini ditunjukan untuk

mengetahui gambar kondisi dari efisiensi operasional, risiko pasar,

risiko kredit, return on equity (ROE) capital adequacy ratio (CAR)

terhadap kinerja keuangan bank pada bank umum nasional

2. Analisis Data Panel

Data Panel atau pooled data merupakan kombinasi dari data

times series dan cross section, sehingga terdiri dari beberapa objek dan

beberapa periode. Menurut Agus Widarjono (2010). Regresi adalah

studi bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen dipengaruhi

oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan

tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel

dependen.

Penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kinerja bank. ROA sebagai variabel dependen

sedangkan variabel independennya ada BOPO, NIM, NPL, LDR,

ROE, dan CAR. Maka model penelitian ini akan berbentuk sebagai

berikut:

ROAit = β0 +β1BOPOit + β2NIMit + β3NPLit + β4LDRit + β5ROEit +

β6CARit +εit

Dimana:

Page 61: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 45 -

ROAit = Total Aset Bank Umum pada periode t

β1BOPOit = Biaya Operasional Pendapatan Operasional Bank

Umum pada periode t

β2NIMit = Rasio Bunga Bersih Bank Umum pada periode t

β3NPLit = Kredit Bermasalah Bank Umum pada periode t

β4LDRit = Loan To Deposito Ratio Bank Umum pada periode t

β5ROEit = Total Ekuitas Bank Umum pada periode t

β6CARit = Rasio Kecukupaan Modal Bank Umum pada periode t

Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data

panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan. Tiga Metode yang

digunakan untuk bekerja dengan data panel, sebagai berikut:

Pooled least square (PLS) atau Common Effect

Model Common Effect adalah model estimasi yang

menggabungkan data time series dan data cross section dengan

menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) untuk

mengestimasi parameternya. Dalam pendekatan ini tidak

memperhatikan dimensi individu maupun waktu sehingga perilaku

data antar perusahaan diasumsikan sama dalam berbagai kurun

waktu. Bentuk persamaan model Common Effect adalah sebagai

berikut :

Keterangan: Yt = variabel dependen; X = variabel independen;

i = cross section; t = time series.

Page 62: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 46 -

Fixed effect (FE)

Teknik Model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi

data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk

menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian Fixed Effect ini

didasarkan adanya perbedaan intersep antara perusahaan namun

intersepnya sama antar waktu (time in variant). Disamping itu,

model ini juga mengansumsikan bahwa koefisien regresi (slope)

tetap antar perusahaan dan antar waktu. Fixed Effect menambahkan

model dummy untuk mengizinkan adanya perubahan intercept.

Persamaan Fixed Effect ditulis:

keterangan: i = 1,2,...,n t = 1,2,…,t D = dummy

Random effect (RE)

Random Effect Model adalah model estimasi regresi panel

dengan asumsi koefesien slope konstan dan intersep berbeda antara

individu dan antar waktu (Random Effect). Dimasukannya variabel

dummy didalam fixed effect Model bertujuan untuk mewakili

ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga

membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of

freedom) yang pada akhirnya mengurangi efesiensi parameter.

Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan

Page 63: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 47 -

(error terms) yang dikenal dengan metode Random Effect. Model

ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan

mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu.

Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect

adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya,

karena dapat meningkatkan efesiensi dan least square. Bentuk

umum untuk random effect adalah (Widarjono, 2009):

Dimana: 0 = parameter yang tidak diketahui yang menunjukan

rata-rata intersep populasi; μ = variabel gangguan yang

bersifat random yang menjelaskan adanya perbedaan

perilaku perusahaan secara individu.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji Chow

Uji Chow menguji kesamaan koefisien dengan melihat hasil

observasi yang sedang kita teliti, dapat dikelompokkan menjadi

dua atau lebih kelompok yang merupakan subyek proses ekonomi

yang sama. Rumus dalam uji Chow adalah :

Keterangan :

= R

2 model PLS

= R2 model FE

Page 64: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 48 -

n = jumlah sampel k = jumlah variabel penjelas

m = jumlah restricel variable

(Shochrul,dkk, 2011: 53)

Uji chow yaitu pengujian menentukan model yang

digunakan Pooled Least Square Effect atau Fixed Effect yang

digunakan untuk pengambilan keputusan uji Chow adalah sebagai

berikut

H0 : Model pooled least square Effect (OLS)

H1 : Model fixed effect

F hitung > F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 ditolak

yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah model

fixed effect.

F hitung < F tabel, maka hipotesis yang diajukan H0 diterima

yang berarti model yang digunakan adalah common effect

model

b. Uji Hausman

Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih

apakah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat

digunakan. Uji ini dikembangkan oleh Hausman dengan

didasarkan pada ide bahwa LSDV didalam metode Fixed Effect

dan GLS adalah efesien sedangkan model OLS adalah tidak

efesien, dilain pihak alternatifnya metode OLS efesien dan GLS

tidak efesien (Widarjono, 2009).mHipotesis Nol uji Hausman

adalah sebagai berikut (Shochru, dkk, 2011:74):

H0 : Random Effect Model

Page 65: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 49 -

H1 : Fixed Effect Model

4. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas (X)

terhadap variabel terika (Y), maka peneliti menggunakan anilasis

regresi untuk membandingkan dua variabel yang berbeda. Pada

anilasis regresi untuk memperoleh modal regresi yang bisa

dipertanggungjawabkan, maka asumsi-asumsi berikut harus di penuhi:

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai

residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi

normal atau tidak (Suliyanto, 2011). Regresi dikatakan baik

apabila nilai residualnya terstandarisasi sebagian besar mendekati

nilai rata-ratanya atau normal distribusinya.

Nilai α = 0,1 jika p-value lebih kecil dari α, maka data tidak

normal dan sebaliknya jika p-value lebih besar dari α, maka data

normal. (Shochrul,dkk, 2011:43)

b. Uji Multikoliniearitas

Multikolonieritas adalah kondisi adanya hubungan linear

antarvariabel independen karena melibatkan beberapa variabel

independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada

Page 66: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 50 -

persamaan regresi sederhana. Berikut rumus uji multikolinearitas

(Suliyanto, 2011):

(

)

(

)

Keterangan:

n = banyaknya observasi R = koefisien determinasi model

k = banyaknya variabel independen (temasuk kostanta)

Jika nilai F hitung lebih besar dari F krisis, maka model

mengandung unsur multikolinearitas. Apabila F hitung lebih kecil

dari F krisis, maka model tidak mengandung unsur

multikolinearitas.

Multikoliniearitas berarti adanya hubungan linear yang

sempurna atau tidak pasti, di antara beberapa variabel atau semua

variabel yang mejelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya

multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi

masing-masing variabel bebas, jika koefisien kolerasi di antara

masing-masing variabel lebih besar dari 0,8, maka terjadi

multikolinearitas (Shochrul, dkk, 2009).

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu

observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih

Page 67: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 51 -

mudah timbul pada data yang bersifat runtut waktu, karena

berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh data

pada masa-masa sebelumnya(Winarno, 2007)

Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk

mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa

dilihat pada buku panduan relevan. Namun demikian, secara umum

bisa diambil patokan:

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada korelasi positif

2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi

3) Angka D-W diatas+-2 berarti ada korelasi negatif (Singgih

Santoso, 2010).

d. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana semua

gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak

memiliki varians yang sama (Shochrul, dkk, 2009).

Asumsi dalam model regresi sebagai berikut:

residual (ei) memiliki nilai rata-rata nol

residual memiliki varian yang konstan atau var (e) = σ2

residual observasi tidak saling berhubungan dengan residual

observasi lainnya atau cov (ep ej) = 0, sehingga menghasilkan

estimator BLUE (Winarno, 2007).

Page 68: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 52 -

Apabila nilai profitabilitasnya > α 5%, maka data tersebut

bebas dari masalah heteroskedastisitas. Namun apabila nilai

profitabilitasnya < α 5%, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut

terdapat masalah heteroskedastisitas.

5. Pengujian Signifikasi

a. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji T)

Uji T merupakan pengujian terhadap koefisien dari variabel

penduga atau variabel bebas koefisien penduga perlu berbeda dari

nol secara signifikasi atau p-value sangat kecil. Uji T dapat

dilakukan dengan cara membandingkan nilai hasil uji T statistik

dengan uji T tabel. Cara relatif lebih mudah dilakukan karena

tersedia pada menu Eviews. Konsep ini membandingkan α dengan

nilai p-value (Shochrul,dkk, 2011:34).

Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masing-

masing variabel indenpenden secara persial terhadap variabel

dependen.

Nilai T hitung dapat dicari dengan formula:

Dimana merupakan nilai pada hipotesis nol, merupakan

std.error dan se merupakan t tabel.

Page 69: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 53 -

Menentukan nilai t tabel sebesar 5% dengan derajat

kebebasan (degree of freedom) df= (n-k) dimana n adalah jumlah

observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep. Kriteria uji

yang dilakukan adalah:

Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak

Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima

Jika menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik

variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen

dan jika menerima H0 atau menolak Ha berarti secara statistik

variabel independen tidak signifikasi mempengaruhi variabel

dependen (Widarjono,2010).

b. Uji Goodness of Fit (Uji F)

Uji F ataun model secara keseluruhan dilakukan untuk

melihat apakah semua koefisien regresi berbeda dengan nol atau

model diterima. Uji F dapat dilakukan dengan cara

membandingkan nilai hasil uji F statistik dengan uji F tabel. Cara

relatif lebih mudah dilakukan karena tersedia pada menu Eviews.

Konsep ini membandingkan α dengan nilai p-value (Shochrul,dkk,

2011:34).

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi

dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara

simultan atau tidak.

Page 70: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 54 -

Menentukan nilai f tabel sebesar 5% dengan derajat

kebebasan (degree of freedom) df= (n-k) dan (k-1) dimana n adalah

jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk intersep

dengan kriteria uji yang dilakukan adalah:

Jika F-hitung > F-tabel ( α; n-k; k-1 ), maka H0 ditolak

Jika F-hitung < F-tabel ( α; n-k; k-1 ), maka H0 diterima

Dalam pengambilan keputusan apakah menerima H0 atau

menolak H0 bisa dilihat dari besarnya probabilitas yang

menunjukan besarnya α. Dari perhitungan Eviews dapat dilihat

bahwa probabilitasnya sangat kecil yaitu 0,0000% sehingga

keputusan adalah menolak H0 atau menerima Ha(Widarjono,

2009:70).

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 menunjukan kemampuan garis regresi menerangkan

variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas.

Nilai R2

atau adjusteted R-squared berkisar antara 0 sampai 1,

semakin endekati 1 maka semakin baik (Shochrul,dkk, 2011:34).

Dalam penelitian determinasi (R2) dari hasil regresi

berganda menunjukan seberapa besar variabel dependen bisa

dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya.

Page 71: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 55 -

Koefisien determinasi (R2

) untuk menjelaskan seberapa

besar proporsi variasi variabel dependen dijelaskan oleh variabel

independen. Salah satu persoalan besar penggunaan koefisien

determinasi R2

yaitu R2

selalu menaik ketika menambah

independen. Para ahli ekonometrika telah mengembangkan

alternatif lain agar nilai R2

tidak merupakan fungsi dari variabel

independen. Rumus sebagai berikut (Widarjono, 2009:66):

Dimana k = jumlah parameter, termasuk intersep, n = jumlah

observasi. Terminologi koefisien derminasi yang disesuaikan ini

karena disesuaikan dengan derajat kebebasan, ∑ mempunyai df

sebesar n-k dan mempunyai df sebesar n-1.

Menurut Henry Theil, untuk mengatasi kelemahan R2

mengubah persamaan menjadi persamaan adjusted R2. ≤ R

2

menunjukan dengan bertambahnya variabel-variabel independen,

akan semakin memperkecil nilai . Nilai masih bisa diambah

apabila nilai t absolut variabel yang ditambahkan lebih besar

daripada 1. Semakin besar nilai semakin baik pula modelnya

(Winarno,2007:4.21).

Page 72: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 56 -

E. Operasional Variabel Penelitian

Dalam penelitian yang dilalukan penulis ada beberapa variabel

yang digunakan diantaranya:

1. Variabel bebas (Indefenden Variabel)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan adalah:

a) Efesiensi Operasional (X1)

1) Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO, yaitu Rasio yang sering disebut rasio efisiensi

ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan

operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien

biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan

sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah

semakin kecil berarti kinerja keuangannya pun baik (Henry,

2012).

b) Risiko Pasar (X2)

1) Net Interest Income (NIM)

Page 73: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 57 -

Menurut Mawardi (2005) salah satu proksi dari risiko

pasar adalah suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku

bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman yang

diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut merupakan

selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya

bunga pinjaman di mana dalam istilah perbankan disebut Net

Interest Margin (NIM). Semakin tinggi NIM maka pendapatan

bunga atas aktiva produktif meningkat maka laba perusahaan

pun akan meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank

semakin meningkat.

c) Risiko Kredit (X3)

1) Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan (NPL), yaitu indikator yang

menunjukan bagaimana posisi kredit bermasalah bank tersebut

terhadap total kredit yang diberikan. Semakin tinggi rasio ini

maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka

kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin

besar bahkan bank tersebut dapat mengalami collapse bisa

dikatakan kinerja keuangan bank tersebut dalam keadaan

buruk. Berikut ini rumus Non Performing Loan (NPL):

Page 74: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 58 -

2) Loan To Deposito Ratio (LDR)

Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar

kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula

kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya,2000:118). Saat

kemampuan likuiditas bank tersebut rendah maka kinerja bank

tersebut juga rendah. Berikut rumus Loan to Deposito Ratio

(LDR):

d) Return On Equity (ROE) (X4)

Return On Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas

yang menunjukan perbandingan antara laba (setelah pajak)

dengan modal (modal inti) bank (Selamet Riyadi,2006:155).

Semakin tinggi ROE maka pendapatan aktiva produktif tinggi,

lalu laba juga akan tinggi maka kinerja bank semakin baik.

Berikut rumus Return On Equity (ROE):

Page 75: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 59 -

e) Capital Adequacy Ratio (CAR) (X5)

Capital Adequacy Ratio (CAR) digunakan untuk

mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank menunjang

aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya

kredit yang diberikan. Semakin tinggi CAR maka semakin kuat

kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap

kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Berikut rumus

Capital Adequacy Ratio (CAR):

2. Variabel Terikat (Dependen Variabel)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan

bank yang dikontribusikan dengan huruf (Y). Return On Asset

(ROA), merupakan indikator rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara

keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar

juga tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik

Page 76: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 60 -

pula kinerja keuangan bank tersebut dalam penggunaan aset. Rumus

return on assets (ROA) sebagai berikut :

Page 77: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 61 -

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan 10 bank umum konvensional dengan

aset terbesar berdasarkan data yang di keluarkan Bank Indonesia.

1. Sejarah Singkat Perusahaan

a. PT. Bank Rakyat Indonesia (persero), TBK

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik

pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat

Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden

Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama

DePoerwokertoscheHulpenSpaarbankderInlandscheHoofden atau

"Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto",

suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang

berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri

tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari

kelahiran BRI.

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang

Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13

tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya

mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan

Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor

Page 78: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 62 -

dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat

Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya

berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan

kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang

Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21

tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas.

Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah

Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia

memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi

perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini. PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berkantor pusat di gedung

BRI 1 Jl. Jenderal Sudirman Kav.44-46, Jakarta 10210, website

www.bri.co.id .

Total aset BRI setiap tahunnya selalu meningkat dari tahun

2010 sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2010, 2011, dan 2012

sebesar 395,394 miliar; 456;382 dan miliar, 547;592 miliar. Tahun

2013 dan tahun 2014 pun mengalami peningkatan total aset

menjadi sebesar 606;370 miliar dan 778;018 miliar.

Page 79: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 63 -

b. PT. Bank Mandiri (persero), TBK

Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai

bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan

oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank

pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank

Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur

menjadi Bank Mandiri.

Sejak didirikan, kinerja Bank Mandiri senantiasa

mengalami perbaikan terlihat dari laba yang terus meningkat dari

Rp1,18 triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp5,3 triliun di

tahun 2004. Bank Mandiri melakukan penawaran saham perdana

pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4 miliar

lembar saham. Saat ini alamat kantor pusat Bank Mandiri di jl.

jenderal gatot subroto kav. 36-38, Jakarta 12190 dengan telepon

14000, +62-21-52997777 dan Fax: +62-21-52997735 serta SWIFT

Code : BMRIIDJA dan website www.bankmandiri.co.id .

Bank Mandiri tercatat sebagai peringkat pertama secara

berturut-turut dengan total aset terbesar selama periode tahun 2010

hingga tahun 2013. Pertumbuhan aset pada tahun 2010 sebesar

408,772 miliar dan terus meningkat hingga tahun 2013 menjadi

sebesar 647,152 miliar. Pada tahun 2014 total aset Bank Mandiri

menjadi peringkat kedua dengan total aset sebesar 755,867 miliar.

Page 80: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 64 -

c. PT. Bank Central Asia, TBK

BCA secara resmi berdiri pada tanggal 21 Februari 1957

dengan nama Bank Central Asia NV. Krisis tahun 1997 membawa

dampak yang luar biasa pada keseluruhan sistem perbankan di

Indonesia. Namun, secara khusus, kondisi ini memengaruhi aliran

dana tunai di BCA dan bahkan sempat mengancam kelanjutannya.

. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) lalu mengambil

alih BCA pada tahun 1998. Di bulan Desember 1998, dana pihak

ke tiga telah kembali ke tingkat sebelum krisis. Kepercayaan

masyarakat pada BCA telah sepenuhnya pulih, dan BCA

diserahkan oleh BPPN ke Bannk Indonesia pada tahun 2000.

BCA mengambil langkah besar dengan menjadi perusahaan

publik penawaran saham perdana berlangsung pada tahun 2000,

dengan menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi

BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana itu, BPPN masih

menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham

kedua dilaksanakan di bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN

mendivestasikan 10% lagi dari saham miliknya di BCA. Dalam

tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui

tender penempatan privat yang strategis. Farindo Investment, Ltd.,

yang berbasis di Mauritius, memenangkan tender tersebut. Saat ini

BCA kantor pusat Menara BCA, Grand Indonesia jl. MH Thamrin

Page 81: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 65 -

No. 1, Jakarta 10310 dengan telepon (021) 235 88000 dan fax

(021) 235 88300, website www.bca.co.id .

Total aset BCA selalu tercatat berada di peringkat ketiga

selama periode 2010 hingga tahun 2014. Pertumbuhan total aset

pada tahun 2010 sebesar 323,349 miliar dan terus meningkat

hingga tahun 2014 menjadi sebesar 541,911 miliar.

d. PT. Bank Negara Indonesia (persero), TBK

Didirikan pada tanggal 5 Juli 1946, PT Bank Negara

Indonesia (persero) Tbk atau BNI menjadi bank pertama milik

negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia. Peranan BNI

untuk mendukung perekonomian Indonesia semakin strategis

dengan munculnya inisiatif untuk melayani seluruh lapisan

masyarakat dari Sabang sampai Merauke pada tahun 1960-an

dengan memperkenalkan berbagai layanan perbankan seperti Bank

Terapung, Bank Keliling, Bank Bocah dan Bank Sarinah.

Setelah krisis keuangan melanda Asia tahun 1998 yang

mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap perbankan

nasional, BNI melakukan program restrukturisasi termasuk

diantaranyamelakukan rebranding untuk membangun &

memperkuat reputasi BNI. Identitas baru ini dengan menempatkan

angka „46‟ di depan kata „BNI‟. Kata „BNI‟ berwarna tosca yang

mencerminkan kekuatan, keunikan, dan kekokohan. Sementara

Page 82: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 66 -

angka „46‟ dalam kotak orange diletakkan secara diagonal untuk

menggambarkan BNI baru yang modern. Alamat BNI di jl.

Jenderal Sudirman Kav. 1, Jakarta 10220 dengan telepon +6221-

5728387 dan fax +6221-5728053, website www.bni.co.id .

Total aset BNI setiap tahunnya selalu meningkat dari tahun

2010 sampai dengan tahun 2014. BNI berada diperingkat ke empat

pada tahun 2010 hingga tahun 2014. Total aset periode tahun 2010

sebesar 241,408 miliar hingga total aset pada tahun 2014 menjadi

sebesar 393,467 miliar.

e. PT. Bank Cimb Niaga, TBK

CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955

dengan nama Bank Niaga. Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka

di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek

Indonesia/BEI) pada tahun 1989. Pemilik saham pengendali dari

Bank Niaga (melalui CIMB Group) dan Lippo Bank, sejak tahun

2007 Khazanah memandang penggabungan (merger) sebagai suatu

upaya yang harus ditempuh agar dapat mematuhi kebijakan Single

Presence Policy (SPP) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

Bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi CIMB

Niaga. Kesepakatan Rencana Penggabungan CIMB Niaga dan

Lippo Bank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008, yang

dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana

Page 83: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 67 -

Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan

Surat Persetujuan Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia di bulan Oktober 2008. Lippo Bank secara

resmi bergabung ke dalam CIMB Niaga pada tanggal 1 November

2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti dengan pengenalan logo

baru kepada masyarakat luas.

Penggabungan ini menjadikan CIMB Niaga menjadi bank

terbesar ke lima dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya

jaringan cabang. Setiap tahunnya total aset CIMB Niaga

mengalami peningkatan pada periode tahun 2010 sebesar 142,922

miliar hingga tahun 2014 menjadi sebesar 227,080 miliar. Rata-

rata total aset CIMB Niaga tahun 2010 sampai dengan tahun 2014

sebesar 191,704 miliar.

f. PT. Bank Permata, TBK

Pada tahun 2002 lima bank di marger yaitu PT. Bank Bali

Tbk, PT. Bank Universal Tbk, PT. Bank Artamedia, PT. Bank

Patriot dan PT. Bank Prima Ekspress menjadi PT Bank Permata

Tbk (PermataBank), dan saat ini telah berkembang menjadi sebuah

bank swasta utama yang menawarkan produk dan jasa inovatif

serta komprehensif terutama disisi delivery channel-nya termasuk

internet banking dan mobile banking. Bank Permata berlokasi di

WTC II, jl. jendral sudirman Kav. 29-31, Jakarta 12920 dengan

Page 84: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 68 -

telepon+62 21 523 7788 dan Fax +62 21 523 7253, website

www.permatabank.com.

Total aset bank Permata pada tahun 2010 dan 2011 sebesar

73,570 miliar dan 101,538 miliar yang membuatnya tercatat urutan

ke delapan. Pada tahun 2012 naik di urutan ke tujuh dengan total

aset sebesar 132,150 miliar. Mengalami kenaikan urutan menjadi

ke enam pada tahun 2013 dan 2014 dengan total aset sebesar

165,558 miliar dan 185,091 miliar.

g. PT. Bank Danamaon Indonesia, TBK

PT Bank Danamon Indonesia Tbk. didirikan pada 1956.

Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan

pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah

nama dari Bank Kopra. Pada tahun1976 berubah nama menjadi PT

Bank Danamon Indonesia. Tahun 1988 menjadi bank devisa

pertama di Indonesia. Bank Danamon menjadi perusahaan publik

melalui penawaran saham di Bursa Efek Jakarta.

Bank Danamon merupakan bank ke tujuh terbesar di

Indonesia berdasarkan total aset. Berdasarkan total aset tahun 2010

dan 2011 Bank Danamon berada di urutan ke enam sebesar

113,861 miliar dan 127,128 miliar. Pada tahun 2012 dan 2013

turun dua tingkat menjadi urutan ke delapan dengan total aset

sebesar 130,391 miliar dan 151,978 miliar. Mengalami kenaikan

Page 85: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 69 -

urutan pada tahun 2014 berada di urutan ke tujuh dengan total aset

sebesar 163,092 miliar.

h. PT. Pan Indonesia Bank, TBK

Didirikan 17 Agustus tahun 1971 dan memperoleh izin

sebagai bank devisa tahun 1972, PaninBank merupakan hasil

merger Bank Kemakmuran, Bank Industri Djaja Indonesia dan

Bank Industri & Dagang Indonesia. Keputusan PaninBank untuk

menjadi Bank pertama di Indonesia yang go-public pada tahun

1982, mencerminkan tingginya kepercayaan diri Bank yang masih

terus terjaga hingga hari ini. Dengan fundamental yang kuat,

PaninBank berhasil melewati krisis keuangan Asia 1998 sebagai

Bank Kategori A, dan selanjutnya melangkah maju

mengembangkan produk dan layanannya di bidang Perbankan

Ritel dan Komersial. Alamat kantor pusat panin jl. Jendral

Sudirman Kav. 1 - (Senayan), Jakarta 10270 dengan telepon (021)

27 00545 (10 lines) dan Fax (021) 2700340 serta website

www.panin.co.id.

Awalnya Panin tercatat berada di urutan ke tujuh pada

tahun 2010 dan 2011 kemudian naik menjadi urutan ke enam tahun

2012. Berada di urutan tujuh kembali pada tahun 2013 dengan total

aset sebesar 153,984 miliar. Mengalami penurunan urutan lagi

tahun 2014 dengan total aset sebesar 159,008 miliar.

Page 86: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 70 -

i. PT. Bank Tabungan Negara (persero)

BTN berdiri tahun 1897 dengan nama Postpaarbank pada

masa pemerintahan Belanda. Tahun 1950 berubah nama menjadi

Bank Tabungan Pos oleh pemerintah RI. Tahun 1963 berganti

nama kembali menjadi Bank Tabungan Negara. Memulai opeasi

sebagai bank komersial dan menerbitan obligasi pertama tahun

1989. Tahun 1994 BRI memperoleh izin untuk beroperasi sebagai

bank devisa.

Awalnya total aset BTN tahun 2010 dan 2011 sebesar

68,334 miliar dan 89,253 miliar menempati posisi kesepuluh.

Namun pada tahun 2012 mengalami naik urutan menjadi ke

sembilan kemudian menurun kembali menjadi ke sepuluh tahun

2013. Pada tahun 2014 menempati posisi ke sembilan dengan total

aset sebesar 144,782 miliar.

j. PT. Bank Maybank Indonesia, TBK

PT Bank Maybank Indonesia Tbk (“Maybank Indonesia”

atau “Bank”) adalah salah satu bank swasta terkemuka di Indonesia

yang merupakan bagian dari grup Malayan Banking Berhad

(Maybank), salah satu grup penyedia layanan keuangan terbesar di

ASEAN. Sebelumnya, PT Bank Maybank Indonesia Tbk bernama

PT Bank Internasional Indonesia (BII) yang didirikan pada 15 Mei

Page 87: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 71 -

1959, mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988 dan

mencatatkan sahamnya sebagai perusahaan terbuka di bursa efek

Jakarta dan Surabaya (sekarang telah merger menjadi Bursa Efek

Indonesia) pada 1989.

Pada 2008 BII diakuisi oleh Maybank melalui anak

perusahan yang dimiliki sepenuhnya yaitu Maybank Offshore

Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd. (MOCS) dan Sorak

Financial Holdings Pte. Ltd. (Sorak). BII berubah nama menjadi

Maybank Indonesia dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan

(OJK) pada 23 September 2015,

Total aset Maybank Indonesia tahun 2010 dan 2011 sebesar

71,624 miliar dan 90,741 miliar menempati posisi kesembilan.

Namun pada tahun 2012 turun urutan menjadi kesepuluh dan

kemudian naik menjadi ke sembilan tahun 2013 dengan total aset

135,088 miliar. Pada tahun 2014 menempati posisi ke sepuluh

dengan total aset sebesar 135,544 miliar.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Sampel Perusahaan

Kriteria pemilihan sampel penelitian ini adalah:

a. Bank umum di Indonesia yang terdaftar sebagai perusahaan jasa

keuangan dengan aset terbesar yang dikeluarkan Bank Indonesia

dalam periode 2014,

Page 88: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 72 -

b. Memiliki data laporan keuangan lengkap yang dipublikasikan

Direktorat Perbankan Bank Indonesia,

c. Bank umum yang di gunakan sebagai sampel adalah bank umum

konvensional selama periode penelitian.

Dari kriteria pemilihan sampel yang telah disebutkan maka sampel

perusahaan jasa keuangan yang digunakan penulis dalam penelitiannya

dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Daftar Bank dan Total Aset

NO Nama Bank TOTAL ASET

2014

1 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk. Rp 778.017.815

2 PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk. Rp 755.867.220

3 PT. Bank Central Asia Tbk. Rp 541.910.783

4 PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk . Rp 393.466.672

5 PT. Bank Cimb Niaga, Tbk. Rp 227.079.590

6 PT. Bank Permata Tbk. Rp 185.090.675

7 PT. Bank Danamon Indonesia Tbk. Rp 163.092.396

8 PT. Pan Indonesia Bank, Tbk. Rp 159.007.636

9 PT. Bank Tabungan Negara (Persero). Rp 144.782.250

10 PT. Bank Maybank Indonesia Tbk. Rp 135.543.683

Sumber: www.bi.go.id. (diolah)

Page 89: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 73 -

2. Sampel Variabel

Tabel 4.2

Tabel Variabel

Perusahaan Tahun ROA BOPO NIM NPL LDR ROE CAR

BRI 2007 4,61 4,245634 2,385086 1,235471 4,231204 3,454422 2,762538

BRI 2008 4,18 4,285653 2,320425 1,029619 4,381151 3,540959 2,578701

BRI 2009 3,73 4,35234 2,21266 1,211941 4,392967 3,561614 2,580217

BRI 2010 4,64 4,260706 2,376764 1,022451 4,319752 3,780319 2,621766

BRI 2011 4,93 4,200055 2,259678 0,832909 4,333361 3,749269 2,70538

BRI 2012 5,15 4,093177 2,13061 0,576613 4,38015 3,654805 2,830268

BRI 2013 5,03 4,103965 2,145931 0,438255 4,483454 3,529591 2,832625

BRI 2014 4,74 4,180063 2,141242 0,524729 4,402809 3,441059 2,907447

Mandiri 2007 2,3 3,068053 1,648659 1,974081 3,994524 2,76001 3,049273

Mandiri 2008 2,5 3,165475 1,704748 1,547563 4,080922 2,895912 2,753661

Mandiri 2009 3,13 4,258728 1,646734 0,963174 4,080077 3,095578 2,736314

Mandiri 2010 3,5 4,196149 1,684545 0,792993 4,181134 3,499231 2,592265

Mandiri 2011 3,37 4,207971 1,665818 0,779325 4,271793 3,24142 2,730464

Mandiri 2012 3,55 4,157789 1,719189 0,553885 4,35234 3,304319 2,739549

Mandiri 2013 3,66 4,133726 1,736951 0,470004 4,418479 3,307253 2,703373

Mandiri 2014 3,57 4,17408 1,781709 0,506818 4,406963 3,250762 2,809403

BCA 2007 3,3 4,149464 1,808289 -0,22314 3,775057 3,391147 2,95491

BCA 2008 3,4 4,201703 1,88707 -0,51083 3,985273 3,407842 2,76001

BCA 2009 3,4 4,229458 1,856298 -0,35667 3,917408 3,459466 2,727853

BCA 2010 3,51 4,176232 1,665818 -0,44629 4,010238 3,505557 2,60269

BCA 2011 3,82 4,10874 1,736951 -0,71335 4,121798 3,511545 2,545531

BCA 2012 3,59 4,133726 1,717395 -0,96758 4,228438 3,414443 2,656055

BCA 2013 3,84 4,119362 1,821318 -0,82098 4,322144 3,337547 2,75111

BCA 2014 3,86 4,134046 1,876407 -0,51083 4,340814 3,238678 2,824944

BNI 2007 0,9 4,532599 1,609438 2,104134 4,104295 2,079442 2,753661

BNI 2008 1,1 4,502029 1,84055 1,589235 4,228293 2,197225 2,60269

BNI 2009 1,72 4,441003 1,793425 1,543298 4,15982 2,791165 2,623218

BNI 2010 2,49 4,330602 1,754404 1,453953 4,250636 3,206803 2,924773

BNI 2011 2,94 4,284689 1,796747 1,283708 4,253767 2,998728 2,869602

BNI 2012 2,92 4,262539 1,780024 1,043804 4,350536 2,995232 2,813611

BNI 2013 3,36 4,206482 1,809927 0,774727 4,446174 3,112181 2,714032

BNI 2014 3,49 4,245347 1,824549 0,672944 4,475175 3,16294 2,786245

Cimb Niaga 2007 2,49 4,362334 1,805005 1,108563 4,373238 3,02432 2,867899

Cimb Niaga 2008 1,1 4,480287 1,73871 0,916291 4,475517 2,089392 2,747271

Page 90: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 74 -

Perusahaan Tahun ROA BOPO NIM NPL LDR ROE CAR

Cimb Niaga 2009 2,11 4,418117 1,888584 1,118415 4,55619 2,786861 2,609334

Cimb Niaga 2010 2,66 4,345881 1,860975 0,928219 4,468548 3,171365 2,585506

Cimb Niaga 2011 2,78 4,334935 1,731656 0,985817 4,529692 3,100092 2,571849

Cimb Niaga 2012 3,18 4,272491 1,769855 0,845868 4,554298 3,153163 2,713369

Cimb Niaga 2013 2,76 4,301223 1,675226 0,802002 4,548494 2,948116 2,731767

Cimb Niaga 2014 1,44 4,475745 1,678964 1,360977 4,599756 2,199444 2,745988

Permata 2007 1,9 4,440296 1,94591 1,526056 4,477337 2,895912 2,587764

Permata 2008 1,7 4,487512 1,824549 1,252763 4,404277 2,517696 2,379546

Permata 2009 1,39 4,490657 1,740466 1,118415 4,506896 2,61007 2,498152

Permata 2010 2 4,430817 1,609438 1,098612 4,465908 3,126761 2,639057

Permata 2011 1,66 4,44758 1,635106 0,71295 4,419563 2,764431 2,644045

Permata 2012 1,7 4,420406 1,61542 0,314811 4,494462 2,864484 2,7638

Permata 2013 1,55 4,442534 1,439835 0,019803 4,491329 2,752386 2,65886

Permata 2014 1,16 4,497585 1,289233 0,530628 4,490096 2,498974 2,608598

Danamon 2007 2,4 3,869116 2,341806 0,832909 4,478473 3,131137 3,010621

Danamon 2008 1,5 3,990834 2,406945 0,832909 4,458988 2,681022 2,734368

Danamon 2009 1,78 4,459682 2,166765 1,534714 4,485936 2,415914 2,865054

Danamon 2010 3,43 4,395313 2,231089 1,178655 4,541378 2,844909 2,634045

Danamon 2011 2,58 4,37349 2,068128 0,996949 4,588329 2,895912 2,810607

Danamon 2012 3,18 4,317888 2,157559 0,963174 4,610854 2,782539 2,911263

Danamon 2013 2,75 4,377893 2,135349 0,708036 4,554508 2,675527 2,882564

Danamon 2014 3,14 4,338728 1,989243 0,904218 4,528289 2,149434 2,882564

Panin 2007 3,14 3,830596 1,759581 1,118415 4,525694 2,637628 3,071767

Panin 2008 1,75 3,863043 1,551809 1,467874 4,368561 2,318458 3,011113

Panin 2009 1,78 4,434026 1,560248 1,147402 4,294697 2,341806 3,081451

Panin 2010 1,76 4,424727 1,52388 1,472472 4,307034 2,452728 2,81241

Panin 2011 2,02 4,385271 1,534714 1,269761 4,386517 2,683074 2,85934

Panin 2012 1,96 4,366151 1,432701 0,524729 4,48255 2,732418 2,685805

Panin 2013 1,85 4,379273 1,408545 0,756122 4,474036 2,678278 2,729159

Panin 2014 1,79 4,417394 1,342865 0,71784 4,50546 2,571849 2,748552

BTN 2007 1,92 4,453067 1,699279 1,398717 4,525911 3,029167 3,096934

BTN 2008 1,8 4,456438 1,625311 1,163151 4,623305 2,977568 2,781301

BTN 2009 1,47 4,480627 1,536867 1,211941 4,617988 2,676215 3,067588

BTN 2010 2,05 4,411464 1,790091 1,181727 4,686013 2,80699 2,817801

BTN 2011 2,03 4,403666 1,750937 1,011601 4,630448 2,870736 2,710048

BTN 2012 1,94 4,391234 1,763017 1,408545 4,61413 2,903069 2,873

BTN 2013 1,79 4,409034 1,693779 1,398717 4,648421 2,775709 2,748552

BTN 2014 1,12 4,490769 1,497388 1,388791 4,690063 2,366498 2,683758

Page 91: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 75 -

Perusahaan Tahun ROA BOPO NIM NPL LDR ROE CAR

MAYBANK 2007 1,44 4,567261 1,644805 0,708036 4,47745 2,466403 2,986187

MAYBANK 2008 1,11 4,550503 1,720979 0,693147 4,460491 2,100469 2,97144

MAYBANK 2009 0,09 4,631228 1,780024 0,883768 4,358118 -0,27444 2,688528

MAYBANK 2010 0,85 4,539778 1,745716 1,128171 4,421007 1,918392 2,526528

MAYBANK 2011 1,11 4,523418 1,625311 0,760806 4,487062 2,214846 2,470639

MAYBANK 2012 1,49 4,474036 1,640937 0,530628 4,469809 2,759377 2,551786

MAYBANK 2013 1,71 4,435093 1,597365 0,746688 4,466368 2,783776 2,546315

MAYBANK 2014 0,67 4,532922 1,560248 0,802002 4,529045 1,795087 2,773214

Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)

Penelitian ini menggunakan model semi log yaitu model lin-log.

Model lin-log merupakan suatu model di mana variabel Y dalam bentuk

linear sedangkan X berbentuk logaritma natural. Variabel independen

yang di Logaritma Natural yakni efesiensi operasional, risiko pasar, non

performing loan (NPL), dan return on equity (ROE). Sedangkan variabel

dependennya kinerja keuangan bank (ROA) pada periode 2007 sampai

dengan 2014.

Menurut Priyatno Duwi (2011), logaritma natural (LN) bertujuan

untuk meniadakan atau meminimalkan adanya pelanggaran asumsi

normalitas dan linearitas pada model regresi. Dengan melakukan

transformasi atau mengubah tiap data variabel ke bentuk logaritma natural,

hal ini agar data menjadi normal atau mendekati normal. Pengubahan data

ke logaritma natural (LN) dimaksudkan untuk meniadakan atau

meminimalkan adanya pelanggaran dalam uji asumsi klasik. Persamaan

untuk model ini adalah:

Page 92: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 76 -

Interpretasi koefisien slope pada model ini adalah:

3. Analisis Deskriptif Variabel

a. Efesiensi Operasional (Diproksi BOPO)

Grafik 4.1

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) Periode Tahun 2007-2014

Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)

Berdasarkan grafik di atas pada tahun 2007, beban operasional

pendapatan operasional (BOPO) tertinggi dihasilkan oleh Bank

Maybank Indonesia sebesar 96,28% sedangkan BOPO terendah

dihasilkan oleh Bank Mandiri sebesar 21,50%. Rata-rata BOPO tahun

2007 yaitu sebesar 68,71%. Pada tahun 2008, BOPO tertinggi masih

ditempti oleh Bank Maybank Indonesia sebesar 94,68% dan BOPO

terendah pun masih Bank Mandiri sebesar 23,7%. Rata-rata BOPO

tahun 2008 yaitu sebesar 71,308%.

0

20

40

60

80

100

120

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Page 93: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 77 -

Pada tahun 2009, Bank Maybank Indonesia masih bertengger

di urutan tertinggi dengan nilai BOPO sebesar 102,64%. Posisi

terendah BOPO ditempati oleh Bank Central Asia sebesar 68,68%.

Rata-rata BOPO tahun 2009 yaitu sebesar 83,57%.

Berdasarkan grafik 4.1 di atas, terlihat pada tahun 2010 Bank

Maybank Indonesia berada di urutan pertama dengan nilai sebesar

93,67%. Di urutan kedua Bank Permata dengan nilai sebesar 84%.

Bank Pan Indonesia Bank berada di urutan ketiga dan keempat Bank

Panin dan Bank Tabungan Negara dengan nilai sebesar 83,49% dan

82,39%. Selanjutnya urutan kelima dan keenam Bank Danamon dan

Bank Cimb Niaga dengan nilai sebesar 81,07% dan 77,16. Kemudian

urutan ketujuh Bank Negara Indonesia dengan nilai sebesar 75,99%.

Urutan kedelapan Bank Rakyat Indonesia sebesar 70,86% sedangkan

Bank Mandiri berada di urutan kesembilan sebesar 66,43%. Diurutan

terakhir Bank Central Asia dengan BOPO sebesar 65,12%.

Tahun 2011 urutan pertama dan kedua masih Bank Maybank

Indonesia dan Bank Permata dengan nilai sebesar 92,15% dan 85,42%.

Bank Tabungan Negara dan Bank Panin bertukaran tempat dengan

nilai sebesar 81,75% dan 80,26%. Sedangkan urutan kelima, enam dan

tujuh masih tetap sama Bank Danamon, Bank Cimb Niaga dan Bank

Negara Indonesia dengan nilai BOPO sebesar 79,32% 76,32% dan

72,58%. Bank Mandiri dan Bank Rakyat indonesia berada di urutan

kedelapan dan kesembilan sebesar 67,22% dan 66,09%. Urutan

Page 94: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 78 -

terakhir masih sama dengan tahun lalu Bank Central Asia sebesar

60,87%.

Urutan BOPO pada tahun 2012 tidak jauh berbeda dengan

tahun 2011. Bank Maybank Indonesia dan Bank Permata berada di

urutan pertama dan kedua dengan nilai BOPO 87,71% dan 83,13%.

Diurutan ketiga, empat dan lima yakni Bank Tabungan Negara, Bank

Panin dan Bank Danamon sebesar 80,74%, 78,74 dan 75,03%. Bank

Cimb Niaga, Bank Negara Indonesia dan Bank Mandiri berada di

urutan keenam, tujuh dan delapan dengan nilai sebesar 71,7%, 70,99%

dan 63,93%. Bank Central Asia dan Bank Rakyat Indonesia bertukaran

tempat dengan nilai sebesar 62,41% dan 59,93%.

Tahun 2013 Bank Permata berada diurutan pertama dengan

nilai sebesar 84,99%, sedangkan Bank Maybank Indonesia urutan

kedua sebesar 84,36%. Posisi urutan ketiga, empat, lima, enam, tujuh,

delapan, sembilan, dan sepuluh masih seperti tahun lalu dengan nilai

sebesar 82,19%, 79,78%, 79,67%, 73,79%, 67,12%, 62,41%, 62,52%

dan 60,58%.

Urutan pertama tahun 2014 Bank Maybank Indonesia kembali

dengan nilai sebesar 93,03% dan posisi kedua Bank Permata sebesar

84,36%. Bank Tabungan Negara berada diurutan ketiga dengan nilai

bopo 89,19%. Urutan keempat Bank Cimb Niaga nilai BOPO sebesar

87,86%. Bank Panin dan Bank Danamon berada di urutan kelima dan

Page 95: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 79 -

keenam dengan nilai sebesar 82,88% dan 76,61%. Selanjutnya urutan

ketujuh, delapan dan sembilan yakni Bank Negara Indonesia, Bank

Rakyat Indonesia, dan Bank Mandiri dengan nilai sebesar 69,78%,

65,37%, dan 64,98%. Terakhir Bank Central Asia sebesar 62,43%.

b. Risiko Pasar (Diproksi NIM)

Grafik 4.2

Rasio Net Interest Margin (NIM) Periode Tahun 2007-2014

Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)

Berdasarkan grafik di atas pada tahun 2007, Net Interest

Income (NIM) tertinggi dihasilkan oleh Bank Rakyat Indonesia

sebesar 10,84% sedangkan NIM terendah dihasilkan oleh Bank Negara

Indonesia sebesar 5%. Rata-rata NIM tahun 2007 yaitu sebesar 6,71%.

Bank Danamon berada di urutan tertinggi sebesar 11,1% pada

tahun 2008. NIM terendah ditempati oleh Bank Panin sebesar 4,72%.

Net interest income (NIM) pada tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu

sebesar 6,696%.

02468

1012 2007

2008

2009

2010

2011

2012

Page 96: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 80 -

Pada tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia kembali menjadi

urutan tertinggi dengan nilai NIM sebesar 9,14%. Bank Tabungan

Negara dengan nilai NIM sebesar 68,68% menjadi urutan terendah.

Rata-rata NIM pada tahun 2009 yaitu sebesar 6,312%.

Terlihat pada tahun 2010 sesuai grafik 4.2 di atas, NIM Bank

Rakyat Indonesia berada di urutan pertama sebesar 10,77%. Di urutan

kedua Bank Danamon sebesar 9,31%. Bank Cimb Niaga di urutan

ketiga dengan nilai sebesar 6,43%. Urutan keempat diduduki Bank

Tabungan Indonesia sebesar 5,99% dan Bank Negara Indonesia berada

di urutan kelima dengan nilai sebesar 5,78%. Bank Maybank Indonesia

dan Bank Mandiri berada di urutan keenam dan ketujuh dengan nilai

sebesar 5,73% dan 5,39%. Di urutan kedelapan Bank Central Asia

dengan NIM sebesar 5,29%. Kemudian urutan kesembilan dan

kesepuluh diduduki Bank Permata dan Bank Panin sebesar 5% dan

4,59%.

Pada tahun 2011, urutan pertama dan kedua masih Bank

Rakyat Indonesia dan bank Danamon dengan nilai sebesar 9,58% dan

7,91%. Bank Negara Indonesia naik menjadi urutan ketiga dengan

nilai NIM sebesar 6,03%. Bank Tabungan Negara seperti tahun lalu

berada di urutan keempat dengan NIM sebesar 5,76%. Pada tahun ini

Bank Central Asia naik menjadi urutan kelima sebesar 5,68%,

sedangkan Bank Cimb Niaga menurun menjadi urutan keenam dengan

NIM sebesar 5,65%. Bank Mandiri di urutan ketujuh sebesar 5,29%.

Page 97: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 81 -

Di urutan kedelapan Bank Permata dengan nilai sebesar 5,13%. Urutan

kesembilan Bank Maybank Indonesia sebesar 5%, kemudian Bank

Panin di urutan kesepuluh dengan nilai sebesar 4,59%.

Lalu tahun 2012, nilai tertinggi ditempati oleh Bank Danamon

dengan nilai sebesar 8,65%, bertukar tempat dengan Bank Rakyat

Indonesia dengan NIM sebesar 8,42%. Di urutan ketiga Bank Negara

Indonesia sebesar 5,93%. Bank Cimb Niaga di urutan keempat sebesar

5,87% dan urutan kelima ada Bank Tabungan Negara sebesar 5,83%.

Urutan keenam ada Bank Mandiri sebesar 5,58%, sedangkan Bank

Central Asia urutan ketujuh dengan nilai sebesar 5,57%. Selanjutnya

urutan kedelapan ada Bank Maybank Indonesia dengan nilai sebesar

5,16%, bertukar tempat dengan Bank Permata sebesar 5,03%. Bank

Panin berada di posisi terakhir dengan nilai sebesar 4,19%.

Urutan pertama tahun 2013 ada Bank Danamon NIM sebesar

8,55% dan Bank Rakyat Indonesia sebesar 8,46%. Bank Central Asia

naik menjadi urutan ketiga dengan NIM sebesar 6,18%. Urutan

keempat ada Bank Negara Indonesa dengan sebesar 6,11%. Bank

Mandiri dengan nilai sebesar 5,68% urutan kelima, bertukar tempat

dengan Bank Tabungan Negara menjadi urutan keenam sebesar 5,44%.

Bank Cimb Niaga berada di urutan ketujuh sebesar 5,34% dan

kedelapan ada Bank Maybank Indonesia dengan nilai sebesar 4,94%.

Di urutan kesembilan ada Bank Permata sebesar 4,22% dan terakhir

Bank Panin sebesar 4,09%.

Page 98: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 82 -

Selanjutnya pada tahun 2014 Bank Rakyat Indonesia berada di

urutan tertinggi seperti tahun lalu dengan nilai NIM sebesar 8,51%.

Urutan kedua ada Bank Danamon dengan NIM sebesar 7,31% dan

Bank Central Asia berada di urutan ketiga sebesar 6,53%. Bank

Negara Indonesia berada diurutan keempat sebesar 6,2%. Urutan

kelima ditempati oleh Bank Mandiri sebesar 5,94% , sedangkan Bank

Cimb Niaga berada di urutan keenam dengan nilai NIM sebesar

5,36%. Di urutan ketujuh ada Bank Maybank Indonesia sebesar 4,76%

dan Bank Tabungan Negara urutan kedelapan dengan nilai 4,47%.

Kemudian urutan kesembilan dan kesepuluh ditempati oleh Bank

Panin sebesar 3,83% dan Bank Permata sebesar 3,63%.

c. Non Performing Loan (NPL)

Grafik 4.3

Rasio Non Performing Loan ( NPL) Periode Tahun 2007-2014

Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)

0123456789

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Page 99: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 83 -

Berdasarkan grafik 4.3 tahun 2007, Non Performing Loan

(NPL) tertinggi dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 8,2%

sedangkan NPL terendah dihasilkan oleh Bank Central Asia sebesar

0,8%. Rata-rata NPL tahun 2007 yaitu sebesar 3,871%. Pada tahun

2008, NPL tertinggi masih ditempati oleh Bank Negara Indonesia

sebesar 4,9% sedangkan NPL terendah Bank Central Asia sebesar

0,6%. Rata-rata NPL tahun 2008 yaitu sebesar 3,084%.

Pada tahun 2009, Bank Negara Indonesia masih bertengger

menempati urutan tertinggi dengan nilai NPL sebesar 4,68%. Bank

Central Asia pun masih tetap menjadi posisi terendah dengan nilai

NPL sebesar 0,7%. Rata-rata NPL pada tahun 2009 yaitu sebesar

5,105%.

Berdasarkan grafik 4.3 di atas, terlihat pada tahun 2010 Bank

Panin berada di urutan pertama sebesar 4,28%. Di urutan kedua Bank

Negara Indonesia 4,36%. Bank Tabungan Negara dan Bank Danamon

dengan nilai sebesar 3,26% dan 3,25% berada diurutan ketiga dan

keempat. Sedangkan urutan kelima, Bank Maybank sebesar 3,09%.

Bank Permata dan Bank Rakyat Indonesia dengan nilai NPL sebesar

3% dan 2,78% berada di urutan keenam dan ketujuh. Diurutan

kedelapan dan kesembilan yakni Bank Cimb Niaga dan Bank Mandiri

sebesar 2,53% dan 2,21%. Urutan terakhir Bank Central Asia sebesar

0,64%.

Page 100: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 84 -

Urutan NPL pada tahun 2011 tidak jauh berbeda dengan tahun

2010 Bank Negara Indonesia dan Bank Panin masih berada di urutan

pertama dan kedua sebesar 3,61% dan 3,54%. Diurutan ketiga dan

keempat masih Bank Tabungan Negara dan Bank Danamon sebesar

2,75% dan 2,71%. Bank Cimb Niaga, Bank Rakyat Indonesia dan

Bank Mandiri berada di urutan kelima, keenam, dan ketujuh dengan

nilai NPL sebesar 2,68%, 2,3%, dan 2,18%. Diurutan kedelapan Bank

Maybank Indonesia sebesar 2,14%, sedangkan Bank Permata urutan

kesembilan dengan nilai sebesar 2,04%. Dirutan kesepuluh masih

seperti tahun lalu Bank Central Asia sebesar 0,49%.

Pada tahun 2012 Bank Tabungan Negara menjadi urutan

pertama dengan nilai NPL sebesar 4,09% menggeser Bank Negara

Indonesia ke urutan kedua dengan nilai sebesar 2,84%. Di urutan

ketiga Bank Danamon dan keempat Bank Cimb Niaga dengan nilai

sebesar 2,62% dan 2,33%. Bank Rakyat Indonesia berada di urutan

kelima sebesar 1,78%, sedangkan Bank Mandiri di urutan keenam

sebesar 1,74%. Kemudian di urutan ketujuh Bank Maybank Indonesia

dengan nilai NPL sebesar 1,7%. Bank Panin menurun berada di urutan

kedelapan sebesar 1,69% dan Bank Permata di urutan kesembilan

sebesar 1,37%. Bank Central Asia masih tetap berada di urutan

kesepuluh dengan nilai NPL sebesar 0,38%.

Urutan NPL pada tahun 2013 Bank Tabungan Indonesia dan

Bank Cimb Niaga berada di urutan pertama dan kedua dengan nilai

Page 101: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 85 -

4,05% dan 2,25%. Diurutan ketiga, keempat dan kelima yakni Bank

Negara Indonesia, Bank Panin dan Bank Maybank sebesar 2,17%,

2,13%, dan 2,11%. Bank Danamon, Bank Mandiri dan Bank Rakyat

Indonesia berada di urutan keenam, tujuh dan delapan dengan nilai

sebesar 2,03%, 1,6%, dan 1,55%. Posisi kesembilan Bank Permata

dengan nilai sebesar 1,02%, sedangkan Bank Central Asia masih

berada di urutan kesepuluh sebesar 0,44%.

Selajutnya tahun 2014 urutan pertama Bank Negara Indonesia

sebesar 4,01%, sedangkan Bank Cimb Niaga di urutan kedua sebesar

3,9%. Bank Danamon dan Bank Maybank naik menjadi urutan ketiga

dan keempat sebesar 2,47% dan 2,23%. Bank Panin menurun menjadi

urutan kelima dengan nilai sebesar 2,05%. Di urutan keenam Bank

Negara Indonesia sebesar 1,96% dan Bank Permata di urutan ketujuh

dengan nilai NPL sebesar 1,7%. Bank Rakyat Indonesia berada di

urutan kedelapan sebesar 1,69%, sedangkan urutan kesembilan Bank

Mandiri dengan nilai sebesar 1,66%. Posisi terakhir masih diduduki

Bank Central Asia dengan nilai sebesar 0,6%.

d. Loan To Deposito Ratio (LDR)

Berdasarkan tabel 4.3 pada tahun 2007 sampai tahun 2011,

LDR tertinggi ditempati oleh Bank Tabungan Negara dengan nilai

sebesar 92,88%, 101,83%, 101,29, 108,42%, dan 102,56%. Bank

Page 102: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 86 -

Central Asia menempati posisi terendah dengan nilai LDR sebesar

43,6%, 53,8%, 50,27%, 55,16%, dan 61,67%. Terlihat rata-rata LDR

semakin menaik pada tahun 2007 sampai tahun 2011.

Tabel 4.3

Loan To Deposito Ratio (LDR) Periode Tahun 2007-2014

NO BANK

NASIONAL

TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 BRI 68,8 79,93 80,88 75,17 76,2 79,85 88,54 81,68

2 MANDIRI 54,3 59,2 59,15 65,44 71,65 77,66 82,97 82,02

3 BCA 43,6 53,8 50,27 55,16 61,67 68,61 75,35 76,77

4 BNI 60,6 68,6 64,06 70,15 70,37 77,52 85,3 87,81

5 CIMB NIAGA 79,3 87,84 95,22 87,23 92,73 95,04 94,49 99,46

6 PERMATA 88 81,8 90,64 87 83,06 89,52 89,24 89,13

7 DANAMON 88,1 86,4 88,76 93,82 98,33 100,57 95,06 92,6

8 PANIN 92,36 78,93 73,31 74,22 80,36 88,46 87,71 90,51

9 BTN 92,38 101,83 101,29 108,42 102,56 100,9 104,42 108,86

10 MAYBANK 88,01 86,53 78,11 83,18 88,86 87,34 87,04 92,67

Rata-rata 75,55 78,486 78,169 79,979 82,579 86,547 89,012 90,151

Sumber: data diolah (dalam persen)

Pada tahun 2012, Bank Danamon berada di urutan tertinggi

sebesar 100,57% menggeser tempat Bank Tabungan Negara. LDR

terendah masih ditempati oleh Bank Central Asia sebesar 68,61%.

Tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu sebesar 86,547%.

Pada tahun 2013 dan tahun 2014, Bank Tabungan Negara

kembali menjadi urutan tertinggi dengan nilai LDR sebesar 104,42%

dan 108,86%. Bank Central Asia berada di posisi terendah pada tahun

2013 dan 2014 dengan nilai LDR sebesar 75,35% dan 76,77%.

Page 103: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 87 -

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata LDR

mengalami peningkatan dari tahun 2007 hingga 2014.

e. Return On Equity (ROE)

Grafik 4.4

Rasio Return On Equity (ROE) Periode Tahun 2007-2014

Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)

Berdasarkan grafik 4.4 di atas, dari 10 bank yang peneliti

jadikan sempel dalam penelitian ini, tahun 2007, ROE tertinggi

dihasilkan oleh Bank Central Asia sebesar 29,7% sedangkan ROE

terendah dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 8%. Rata-rata

ROE tahun 2007 yaitu sebesar 19,316%.

Bank Rakyat Indonesia berada di urutan tertinggi sebesar

34,5% pada tahun 2008. Posisi terendah ditempati oleh Bank Cimb

Niaga sebesar 8,08%. Return On Equity (ROE) pada tahun 2008

memiliki rata-rata yaitu sebesar 16,485%.

Pada tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia kembali menjadi

urutan tertinggi dengan nilai ROE sebesar 35,22%. Bank Maybank

0

10

20

30

40

50 2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Page 104: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 88 -

Indonesia dengan nilai ROE sebesar 0,76% menjadi urutan terendah.

Rata-rata ROE pada tahun 2009 yaitu sebesar 17,214%.

Tahun 2010 nilai ROE tertinggi ditempati oleh Bank Rakyat

Indonesia sebesar 43,83%. Di urutan kedua ada Bank Central Asia

dengan nilai sebesar 33,3% dan urutan ketiga ada Bank Mandiri

sebesar 33,09%. Bank Negara Indonesia berada di urutan keempat

sebesar 24,7% dan kelima ada Bank Cimb Niaga dengan nilai sebesar

23,84%. Kemudian urutan keenam ada Bank Permata sebesar 22,8%,

sedangkan Bank Danamon berada di urutan ketujuh sebesar 17,2%.

Bank Tabungan Negara berada di urutan kedelapan sebesar 16,56%.

Urutan kesembilan ada Bank Panin dengan nilai ROE sebesar 11,62%.

Posisi terakhir ditempati oleh Bank Maybank Indonesia sebesar

6,81%.

Tahun 2011 urutan pertama, kedua, dan ketiga masih Bank

Rakyat Indonesia, Bank Central Asia dan Bank Mandiri dengan nilai

sebesar 42,49%, 33,5% dan 25,57%. Bank Cimb Niaga dan Bank

Negara Indonesia bertukaran tempat dengan nilai sebesar 22,2% dan

20,06%. Bank Danamon naik menjadi urutan keenam dengan sebesar

18,1%. Sedangkan turun menjadi urutan ketujuh dan kedelapan yakni

Bank Tabungan Negara dan Bank Permata dengan nilai ROE sebesar

17,65% dan 15,87%. Bank Panin berada di urutan kesembilan sebesar

14,63%. Urutan terakhir masih sama dengan tahun lalu Bank Maybank

Indonesia sebesar 9,16%.

Page 105: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 89 -

Pada tahun 2012, urutan pertama sampai dengan kelima masih

sama seperti tahun lalu yakni Bank Rakyat Indonesia, Bank Central

Asia, Bank Mandiri, Bank Cimb Niaga, dan Bank Negara Indonesia

dengan nilai ROE sebesar 38,66%, 30,4%, 27,23%, 23,42%, dan

19,99%. Bank Tabungan Negara dan Bank Permata naik menjadi

urutan keenam dan ketujuh dengan sebesar 18,23%, dan 17,54%.

Urutan kedelapan ada Bank Danamon dengan nilai sebesar 16,16%.

Bank Maybank Indonesia urutan kesembilan sebesar 14,56% dan

kesepuluh Bank Panin dengan nilai sebesar 15,37%.

Selanjutnya tahun 2013 nilai ROE tertinggi masih Bank Rakyat

Indonesia sebesar 34,11%. Di urutan kedua, ketiga dan keempat pun

masih sama seperti tahun lalu ditempati oleh Bank Central Asia, Bank

Mandiri, dan Bank Cimb Niaga dengan nilai 28,15%, 27,31% dan

22,47%. Bank Maybank Indonesia berada di urutan keenam sebesar

16,18% dan urutan ketujuh ada Bank Tabungan Negara sebesar

16,05%. Urutan kedelapan ada Bank Permata dengan nilai ROE

sebesar 15,68%, sedangkan urutan kesembilan ada Bank Panin sebesar

14,56%. Pada urutan terakhir ada Bank Danamon sebesar 14,52%.

Urutan pertama tahun 2014 Bank Rakyat Indonesia kembali

dengan nilai sebesar 31,22% dan posisi kedua Bank Mandiri sebesar

25,81%. Bank Central Asia berada diurutan ketiga dengan nilai ROE

sebesar 25,5%. Urutan keempat Bank Negara Indonesia sebesar

23,64%. Bank Panin dan Bank Permata berada di urutan kelima dan

Page 106: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 90 -

keenam dengan nilai sebesar 13,09% dan 12,17%. Selanjutnya urutan

ketujuh, delapan dan sembilan yakni Bank Tabungan Indonesia, Bank

Cimb Niaga, dan Bank Danamon dengan nilai sebesar 10,66%, 9,03%,

dan 8,58%. Terakhir Bank Maybank Indonesia sebesar 6,02%.

f. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Tabel 4.4

Capital Adequacy Ratio (CAR) Periode Tahun 2007-2014

NO BANK

NASIONAL

TAHUN

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1 BRI 15,84 13,18 13,2 13,76 14,96 16,95 16,99 18,31

2 MANDIRI 21,1 15,7 15,43 13,36 15,34 15,48 14,93 16,6

3 BCA 19,2 15,8 15,3 13,5 12,75 14,24 15,66 16,86

4 BNI 15,7 13,5 13,78 18,63 17,63 16,67 15,09 16,22

5 CIMB NIAGA 17,6 15,6 13,59 13,27 13,09 15,08 15,36 15,58

6 PERMATA 13,3 10,8 12,16 14 14,07 15,86 14,28 13,58

7 DANAMON 20,3 15,4 17,55 13,93 16,62 18,38 17,86 17,86

8 PANIN 21,58 20,31 21,79 16,65 17,45 14,67 15,32 15,62

9 BTN 22,13 16,14 21,49 16,74 15,03 17,69 15,62 14,64

10 MAYBANK 19,81 19,52 14,71 12,51 11,83 12,83 12,76 16,01

Rata-rata 18,66 15,6 15,9 14,64 14,88 15,79 15,39 16,13

Sumber: Data dolah peneliti (dalam persen)

Berdasarkan tabel 4.4 pada tahun 2007, CAR tertinggi

dihasilkan oleh Bank Tabungan Negara sebesar 22,13% sedangkan

CAR terendah dihasilkan oleh Bank Permata sebesar 13,3%. Rata-rata

CAR tahun 2007 yaitu sebesar 18,656%. Bank Panin berada di urutan

tertinggi sebesar 20,31% pada tahun 2008. CAR terendah ditempati

Page 107: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 91 -

oleh Bank Permata sebesar 10,8%. Capital Adequacy Ratio (CAR)

pada tahun 2008 memiliki rata-rata yaitu sebesar 15,595%.

Pada tahun 2009, Bank Panin menjadi urutan tertinggi dengan

nilai CAR sebesar 21,79%. Bank Permata dengan nilai CAR sebesar

12,16% menjadi urutan terendah. Rata-rata CAR pada tahun 2009

yaitu sebesar 15,9%.

Bank Negara Indonesia tahun 2010 berada di urutan tertinggi

dengan nilai CAR sebesar 18,63%. Bank Maybank menjadi urutan

terendah dengan nilai CAR sebesar 12,51%. Rata-rata CAR pada tahun

2009 yaitu sebesar 14,635%. Pada tahun 2011, Bank Negara Indonesia

menjadi urutan tertinggi kembali dengan nilai CAR sebesar 17,63%.

Bank Maybank dengan nilai CAR sebesar 11,83% menjadi urutan

terendah. Rata-rata CAR pada tahun 2011 yaitu sebesar 14,877%.

Pada tahun 2012, Bank Danamon menjadi urutan tertinggi

dengan nilai CAR sebesar 18,38%. Bank Central Asia dengan nilai

CAR sebesar 14,24% menjadi urutan terendah. Rata-rata CAR yaitu

sebesar 15,787%. Kemudian pada tahun 2013, di urutan tertinggi

masih Bank Danamon dengan nilai sebesar 17,86%. Posisi terendah

ada Bank Maybank dengan nilai CAR sebesar 12,76%. Rata-rata CAR

pada tahun 2009 yaitu sebesar 15,387%.

Pada tahun 2014, Bank Rakyat Indonesia menjadi urutan

pertama dengan nilai CAR sebesar 18,31% sedangkan Bank Permata

Page 108: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 92 -

dengan nilai CAR sebesar 13,58% menjadi urutan terendah. Rata-rata

CAR pada tahun 2014 yaitu sebesar 16,128%.

g. Return On Assets (ROA)

Penelitian ini menggunakan variabel dependen ROA.

Berdasarkan grafik 4.5 pada tahun 2007, ROA tertinggi dihasilkan

oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,61% sedangkan ROA terendah

dihasilkan oleh Bank Negara Indonesia sebesar 0,9%. Rata-rata ROA

tahun 2007 yaitu sebesar 2,44%. Bank Rakyat Indonesia berada di

urutan tertinggi kembali dengan nilai sebesar 4,18% pada tahun 2008.

Posisi terendah ditempati oleh Bank Negara Indonesia dan Bank Cimb

Niaga dengan nilai ROA sebesar 1,1%. ROA pada tahun 2008

memiliki rata-rata yaitu sebesar 2,014%.

Grafik 4.5

Rasio Return On Assets (ROA) Periode Tahun 2007-2014

Sumber: Bank Indonesia (data diolah dalam persen)

Pada tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia menjadi urutan

tertinggi seperti dua tahun lalu dengan nilai ROA sebesar 3,73%. Bank

0123456 2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Page 109: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 93 -

Maybank Indonesia dengan nilai ROA sebesar 0,09% menjadi urutan

terendah. Rata-rata ROA pada tahun 2009 yaitu sebesar 2,06%.

Berdasarkan grafik 4.5 diatas pada tahun 2010, ROA tertinggi

ditempati oleh Bank Rakyat Indonesia sebesar 4,64%. Di urutan kedua

Bank Central Asia sebesar 3,51%. Bank Mandiri di urutan ketiga

dengan nilai sebesar 3,5%. Urutan keempat ditempati Bank Danamon

sebesar 3,43% dan Bank Cimb Niaga berada di urutan kelima dengan

nilai sebesar 2,66%. Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan

Indonesia berada di urutan keenam dan ketujuh dengan nilai sebesar

2,49% dan 2,05%. Di urutan kedelapan Bank Permata dengan ROA

sebesar 2 %. Kemudian urutan kesembilan dan kesepuluh ditempati

Bank Panin dan Bank Maybank Indonesia sebesar 1,76% dan 0,85%.

Urutan ROA pada tahun 2011 tidak jauh berbeda dengan tahun

2010 untuk urutan pertama sampai ketiga ditempati oleh Bank Rakyat

Indonesia, Bank Central Asia, dan Bank Mandiri dengan nilai sebesar

4,93%, 3,82%, dan 3,37%. Urutan keempat Bank Negara Indonesia

sebesar 2,94% dan kelima ada Bank Cimb Niaga sebesar 2,78%. Bank

Danamon, Bank Tabungan Negara dan Bank Permata berada di urutan

keenam, ketujuh, dan kedelapan dengan nilai ROA sebesar 2,58%,

2,03%, dan 2,02%. Diurutan kesembilan Bank Panin sebesar 1,66%,

sedangkan Bank Maybank Indonesia urutan kesepuluh sebesar 1,11%.

Page 110: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 94 -

Pada tahun 2012 Bank Rakyat Indonesia menjadi urutan

pertama dengan nilai ROA sebesar 5,15% dan Bank Central Asia

urutan kedua dengan nilai sebesar 3,59%. Di urutan ketiga ada Bank

Mandiri sebesar 3,55%.Urutan keempat dan kelima ditempati oleh

Bank Cimb Niaga dan Bank Danamon dengan nilai sama sebesar

3,18%. Bank Negara Indonesia berada di urutan keenam sebesar

2,92%, sedangkan Bank Panin di urutan ketujuh sebesar 1,96%.

Kemudian di urutan kedelapan Bank Tabungan Negara dengan nilai

sebesar 1,94%. Bank Permata di urutan kesembilan sebesar 1,7%.

Bank Maybank Indonesia tetap berada di urutan kesepuluh dengan

nilai ROA sebesar 1,49%.

Urutan pertama tahun 2013 ada Bank Rakyat Indonesia sebesar

5,03% dan Bank Central Asia sebesar 3,84%. Urutan ketiga dengan

ROA sebesar 6,18% ditempati Bank Mandiri. Urutan keempat ada

Bank Negara Indonesa dengan sebesar 3,36%. Bank Cimb Niaga

dengan nilai sebesar 2,76% urutan kelima dan Bank Danamon menjadi

urutan keenam sebesar 2,75%. Bank Panin Masih bertengger urutan

ketujuh sebesar 1,85% dan urutan kedelapan ada Bank Tabungan

Negara dengan nilai sebesar 1,79%. Di urutan kesembilan ada Bank

Maybank Indonesia sebesar 1,71% dan terakhir Bank Permata sebesar

1,55%.

Selajutnya tahun 2014 urutan pertama Bank Rakyat Indonesia

sebesar 4,74%, sedangkan Bank Central Asia di urutan kedua sebesar

Page 111: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 95 -

3,86%. Bank Mandiri dan Bank Negara Indoonesia urutan ketiga dan

keempat dengan nilai ROA sebesar 3,57% dan 3,49%. Bank Danamon

urutan kelima dengan nilai sebesar 3,14%. Di urutan keenam Bank

Panin sebesar 1,79% dan Bank Cimb Niaga di urutan ketujuh dengan

nilai ROA sebesar 1,44%. Bank Permata berada di urutan kedelapan

sebesar 1,16%, sedangkan urutan kesembilan Bank Tabungan Negara

dengan nilai sebesar 1,12%. Posisi terakhir Bank Maybank Indonesia

dengan nilai sebesar 0,67%.

4. Analisis Data dan Pembahasan

Pemilihan penggunaan data panel ada tiga pendekatan yaitu

Commond Effect, Fixed Effect dan Random Effect. Commond Effect atau

OLS tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu, diasumsikan

bahwa prilaku data antara perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu.

Fixed Effect atau FE merupakan suatu model yang dapat menunjukan

perbedaan kontanta antaraobjek, meskipun dengan koefisien regresor yang

sama maksudnya bahwa satu objek, memiliki konstanta yang tetap

besarnya untuk berbagai periode waktu. Sedangkan Random Effect untuk

mengatasi kelemahan metode efek tetap yang menggunakan variabel

semu, sehingga model mengalami ketidakpastian dan yang tidak

menggunakan variabel semu, menggunakan residual yang diduga memiliki

hubungan antara waktu dan antara objek.

Page 112: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 96 -

Untuk memilih model yang digunakan pendekatan Commond

Effect atau Fixed Effect digunakan uji chow. Uji Hausman digunakan

untuk memilih pendekatan Fixed Effect atau Random Effect.

Tabel 4.5

Regresi Data Panel

Variable

MODEL

OLS FEM REM

Coefficient Prob. Coefficient Prob. Coefficient Prob.

C -1.348.454 0.5594 -5.834.965 0.0019 -4.462.702 0.0757

BOPO -0.499812 0.0994 -0.054770 0.6880 -0.210446 0.3869

NIM 1.573.929 0.0000 1.545.125 0.0000 1.352.446 0.0001

NPL -0.367246 0.0017 -0.447633 0.0006 -0.542665 0.0001

LDR -0.227178 0.5542 0.765991 0.0117 0.515671 0.2054

ROE 1.119.893 0.0000 0.729026 0.0000 0.819202 0.0000

CAR 0.470805 0.2712 0.268392 0.1666 0.474222 0.1702

Prob

(F-statistic) 0.000000 0.000000 0.000000

Adjusted R-

squared (R2)

0.775368 0.954937 0.587536

Sumber: Data diolah Peneliti

Pendekatan Commond Effect, Fixed Effect dan Random Effect

dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5 menunjukan probabilitas statistik (F

hitung) ketiga pendekatan nilainya sama sebesar 0,000000. Nilai adjused

R. Squared (R2) ketiganya berbeda, Random Effect msmiliki nilai R

2

terendah sebesar 0,587536, Commond Effect berada di urutan kedua

sebesar 0,775368 dan pendekatan yang tertinggi Fixed Effect dengan nilai

R2

sebesar 0,954937.

Page 113: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 97 -

a. Uji Chow

Uji Chow merupakan uji yang digunakan untuk memilih

pendekatan Commond Effect atau Fixed Effect yang paling tepat untuk

megestimasi data panel.

Dasar penolakan terhadap hipotesis yakni membandingkan

perhitungan F-statistik dengan F-tabel. Perbandingan F hitung > F

tabel, maka hipotesis H0 ditolak yang berarti model yang paling tepat

digunakan adalah model Fixed Effect. Sedangkan jika F hitung < F

tabel, maka hipotesis H0 diterima yang berarti model yang digunakan

adalah pooled least square Effect atau common effect model.

Berikut ini hasil uji chow untuk memilih antara model common

effect atau fixed effect.

Tabel 4.6

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 8.879128 (9,64) 0.0000

Cross-section Chi-square 64.825598 9 0.0000

Sumber : data diolah penelliti

Dari data di atas, nilai prioritas F-Statistik model penelitian

adalah 0,0000, dengan demikian model data panel yang digunakan

antara Commond Effect atau Fixed Effect karena nilai kritis tabel F α =

Page 114: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 98 -

5%, maka H0 ditolak. Selanjutnya jika dalam uji chow menyimpulkan

menggunakan Fixed Effect, maka perlu dilakukan pengujian

selanjutnya yaitu uji Hausman.

b. Uji Hausman

Uji Hausman adalah pengujian statistik untuk memilih model

Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat digunakan. Menurut

Menurut para ahli ekonometri jika data panel jumlah waktu lebih besar

dibandingkan variabel maka disarankan menggunakan Fixed Effect

dan sebaliknya.

Tabel 4.7

Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 18.303520 6 0.0055

Sumber : data diolah penelliti

Dari hasil di atas, dapat dilihat profitabilitasnya 0,0055 maka

nilai profitabilitas lebih kecil dari tingkat signifikasi α = 5%. Hasil uji

hausman menyimpulkan metode data panel yang tepat digunakan

antara Fixed Effect atau Random Effect adalah Fixed Effect.

Page 115: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 99 -

5. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Nilai α = 0,1 jika p-value lebih kecil dari α, maka H0 ditolak

dan sebaliknya jika p-value lebih besar dari α, maka H0 diterima

(Shochrul,dkk, 2011:43).

Dari hasil grafik histogram 4.6 menunjukan nilai jarquer-ber

sebesar 0,431119 yang berarti lebih kecil dari 2, dan nilai

profitabilitasnya 0,806090 lebih besar dari 0,1, maka disimpulkan

bahwa H0 diterima dan data yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji

normalitas.

Grafik 4.6

Hasil Uji Normalitas

Sumber : data diolah penelliti

b. Uji Multikolinieritas

Multikoliniearitas berarti adanya hubungan linear yang

sempurna atau tidak pasti, di antara beberapa variabel atau semua

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4 0.6

Series: Standardized Residuals

Sample 2007 2014

Observations 80

Mean -2.08e-17

Median -0.002736

Maximum 0.714944

Minimum -0.682356

Std. Dev. 0.313876

Skewness -0.014049

Kurtosis 2.641467

Jarque-Bera 0.431119

Probability 0.806090

Page 116: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 100 -

variabel yang mejelaskan dari model regresi. Ada atau tidaknya

multikolinearitas dapat diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi

masing-masing variabel bebas jika koefisien kolerasi di antara masing-

masing variabel lebih besar dari 0,8, maka terjadi multikolinearitas

(Shochrul, dkk, 2009).

Jika nilai F hitung lebih besar dari F krisis, maka model

mengandung unsur multikolinearitas. Apabila F hitung lebih kecil dari

F krisis, maka model tidak mengandung unsur multikolinearitas.

Tabel 4.8

Hasil Uji Multikolineritas

BOPO NIM NPL LDR ROE CAR

BOPO 1.000000 -0.182321 0.063321 0.426668 -0.366676 -0.293231

NIM -0.182321 1.000000 0.019430 -0.019270 0.343728 0.019271

NPL 0.063321 0.019430 1.000000 0.280613 -0.351230 0.144768

LDR 0.426668 -0.019270 0.280613 1.000000 -0.261106 0.005292

ROE -0.366676 0.343728 -0.351230 -0.261106 1.000000 -0.039536

CAR -0.293231 0.019271 0.144768 0.005292 -0.039536 1.000000

Sumber : data diolah penelliti

Tabel 4.8 menujukan matrik korelasi bahwa hubungan antara

variabel independennya semua di bawah 0,8 sehingga dapat di

simpulkan data yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdapat

masalah multikolinearitas.

Page 117: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 101 -

c. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan keadaan di mana semua

gangguan yang muncul dalam fungsi regresi populasi tidak memiliki

varians yang sama ((Shochrul, dkk, 2009).

Nilai profitabilitasnya > α 5%, maka data tersebut tidak

mengandung masalah heteroskedastisitas dan sebaliknya jika

profitabilitasnya < α 5%, maka data tersebut terdapat masalah

heteroskedastisitas. Dalam uji heteroskedastisitas peneliti mengunakan

uji glejser, dibawah ini hasil dari uji glejser:

Tabel 4.9

Hasil Uji Glejser

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -8.181304 7.923672 -1.032514 0.3057

BOPO -0.155811 0.526531 -0.295919 0.7682

NIM 1.407902 1.112035 1.266060 0.2101

NPL 0.861017 0.445126 1.934322 0.0575

LDR 0.959908 1.269659 0.756036 0.4524

ROE 0.307814 0.279264 1.102231 0.2745

CAR 0.756960 0.784841 0.964475 0.3384

Sumber : data diolah penelliti

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa semua variabel

memiliki profitabilitas diatas 5% atau 0,05. Kesimpulan dapat diambil

bahwa keseluruan variabel telah lolos uji heteroskedastisitas atau tidak

ada masalah heteroskedastisitas.

Page 118: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 102 -

d. Uji Autokolerasi

Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk

mendeteksi autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa

dilihat pada buku panduan relevan. Namun demikian, secara umum

bisa diambil patokan:

1) Angka D-W dibawah -2 berarti ada korelasi positif

2) Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada korelasi

4) Angka D-W diatas+-2 berarti ada korelasi negatif (Singgih

Santoso, 2010).

Hasil uji autokorelasi dapat terlihat di tabel 4.10 sebagai

berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Autokolerasi

Weighted Statistics

R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425

Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176

S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936

F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : data diolah penelliti

Berdasarkan tabel 4.10 dapat disimpulkan bahwa hasil regresi

dari nilai Durbin – Watson statistik sebesar 1,512195, maka model

regresi ini tidak terdapat gejala autokorelasi karena nilai D-W diantara

-2 dan +2 atau -2 < 1,512195 > +2.

Page 119: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 103 -

6. Uji Signifikasi

a. Uji Persial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masing-

masing variabel indenpenden secara persial terhadap variabel

dependen.Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai hasil uji T

statistik dengan uji T tabel.

Jika menolak H0 atau menerima Ha berarti secara statistik

variabel independen signifikan mempengaruhi variabel dependen dan

jika menerima H0 atau menolak Ha berarti secara statistik variabel

independen tidak signifikasi mempengaruhi variabel dependen

(Widarjono,2010).

Uji t dilakukan dengan menggunakan uji satu sisi (one tail test)

dengan α = 5%, maka diperoleh t-tabel sebagai berikut:

T-tabel = α ; df = ( n – k ) ?

= 5%; df = (80 – 7 )

= 0,05 ; df = 73

= 1,671

Tabel 4.11

Hasil Uji T

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 03/20/16 Time: 09:18

Sample: 2007 2014

Periods included: 8

Page 120: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 104 -

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 80

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -5.834965 1.801492 -3.238963 0.0019

BOPO -0.054770 0.135768 -0.403408 0.6880

NIM 1.545125 0.258515 5.976935 0.0000

NPL -0.447633 0.124176 -3.604830 0.0006

LDR 0.765991 0.295234 2.594521 0.0117

ROE 0.729026 0.093444 7.801715 0.0000

CAR 0.268392 0.191822 1.399173 0.1666

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425

Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176

S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936

F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.901233 Mean dependent var 2.515125

Sum squared resid 10.00674 Durbin-Watson stat 1.237882

Sumber : data diolah penelliti

Page 121: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 105 -

Berdasarkan tabel 4.11 di atas maka dapat di analisis sebagai

berikut:

1) Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Dari hasil perhitungan uji secara persial BOPO diperoleh

nilai t-hitung sebesar -0,403408 dengan nilai signifikansi sebesar

0,6880. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar

dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung -0,403408 lebih kecil dari t-

tabel sebesar 1,671. Ini menunjukan variabel beban operasional

pendapatan operasional (BOPO) tidak memiliki pengaruh

terhadap return on assets. Hal ini dapat di interperestasikan bahwa

kenaikan BOPO sebesar 1 persen, maka ROA tidak akan

mengalami penurunan -0,403408 persen dengan asumsi variabel

independen yang lain dianggap konstan.

2) Net Interst Margin (NIM)

Dari hasil perhitungan uji secara persial NIM diperoleh

nilai t-hitung sebesar 5,976935 dengan nilai signifikansi sebesar

0,0000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil

dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 5,976935 lebih besar dari t-

tabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets

berpengaruh secara positif terhadap NIM. Tanda positif yang

dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan NIM sebesar

Page 122: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 106 -

1%, maka ROA mengalami peningkatan sebesar 5,976935%

dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.

3) Non Performing Loan (NPL)

Dari hasil perhitungan uji secara persial NPL diperoleh

nilai t-hitung sebesar -3,60483 dengan nilai signifikansi sebesar

0,0006. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil

dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung -3,60483 lebih kecil dari t-

tabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets

berpengaruh secara negatif terhadap NPL. Tanda negatif yang

dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa jika NPL mengalami

kenaikan sebesar 1%, maka ROA akan mengalami penurunan

sebesar 3,60483% dengan asumsi variabel independen yang lain

dianggap konstan.

4) Loan To Deposito Ratio (LDR)

Dari hasil perhitungan uji secara persial LDR diperoleh

nilai t-hitung sebesar 2,594521 dengan nilai signifikansi sebesar

0,0117. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil

dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 2,594521 lebih besar dari t-

tabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets

berpengaruh secara positif terhadap LDR. Tanda positif yang

dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan LDR sebesar

Page 123: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 107 -

1%, maka ROA mengalami peningkatan sebesar 2,594521%

dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.

5) Return On Equty (ROE)

Dari hasil perhitungan uji secara persial ROE diperoleh

nilai t-hitung sebesar 7,801715 dengan nilai signifikansi sebesar

0,0000. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih kecil

dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 7,801715 lebih besar dari t-

tabel sebesar 1,671, maka hipotesisnya return on assets

berpengaruh secara positif terhadap ROE. Tanda positif yang

dihasilkan dapat diinterpretasikan bahwa kenaikan ROE sebesar

1%, maka ROA mengalami peningkatan sebesar 7,801715%

dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.

6) Capital Adequacy Ratio (CAR)

Dari hasil perhitungan uji secara persial CAR diperoleh

nilai t-hitung sebesar 1,399173 dengan nilai signifikansi sebesar

0,1666. Dengan nilai tersebut maka nilai signifikansi lebih besar

dari 5% atau 0,05 dan nilai t-hitung 1,399173 lebih kecil dari t-

tabel sebesar 1,671. Ini menunjukan variabel capital adequacy

ratio tidak memiliki pengaruh terhadap return on assets.. Hal ini

dapat di interperestasikan bahwa kenaikan CAR sebesar 1%, maka

Page 124: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 108 -

ROA tidak akan mengalami peningkatan sebesar 1,399173%

dengan asumsi variabel independen yang lain dianggap konstan.

b. Uji Simultan (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah model regresi

dapat digunakan untuk mempengaruhi variabel bebas secara simultan

atau tidak.

Dalam pengambilan keputusan apakah menerima H0 atau

menolak H0 bisa dilihat dari besarnya probabilitas yang menunjukan

besarnya α. Dari perhitungan Eviews dapat dilihat bahwa

probabilitasnya sangat kecil yaitu 0,0000% sehingga keputusan adalah

menolak H0 atau menerima Ha (Widarjono, 2009:70).

Tabel 4.12

Hasil Uji F

Weighted Statistics

R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425

Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176

S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936

F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : data diolah penelliti

Berdasarkan tabel 4.12 di atas diperoleh bahwa F-hitung

sebesar 112,6078, sehingga nilai F-tabel dengan numerator (6) dan

denominator (74) pada α = 5% adalah 2,22. F-hitung lebih besar dari

Page 125: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 109 -

F-tabel (112,6078 > 2,22) dan nilai profitabilitas F statistik sebesar

0,000000 lebih kecil dari tingkat signifikasi 5%. Kesimpulannya

bahwa H0 ditolak yang berarti variabel independen yaitu BOPO,

NIM, NPL, LDR, ROE dan CAR secara signifikasi berpegaruh secara

simultan terhadap variabel dependen.yaitu kinerja keuangan bank

(ROA)

c. Uji Koefesien Determinasi (R2)

Dalam penelitian determinasi (R2) dari hasil regresi berganda

menunjukan seberapa besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh

variabel-variabel bebasnya .

Berdasarkan tabel 4.12 menyatakan bahwa nilai adjusted R-

square sebesar 0,954937 atau 95,49% yang menunjukan bahwa

kemampuan variabel BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE, CAR dalam

mempengaruhi variabel kinerja keuangan bank (ROA) adalah sebesar

95,49%, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model sebesar

4,51%.

7. Uji Analisis Regresi Data Panel

Berikut ini hasil dari regresi data panel dengan menggunakan uji

terpilih model fixed effect :

Page 126: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 110 -

Tabel 4.13

Hasil Regresi Model Fixed Effect

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 03/20/16 Time: 09:18

Sample: 2007 2014

Periods included: 8

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 80

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -5.834965 1.801492 -3.238963 0.0019

BOPO -0.054770 0.135768 -0.403408 0.6880

NIM 1.545125 0.258515 5.976935 0.0000

NPL -0.447633 0.124176 -3.604830 0.0006

LDR 0.765991 0.295234 2.594521 0.0117

ROE 0.729026 0.093444 7.801715 0.0000

CAR 0.268392 0.191822 1.399173 0.1666

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425

Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176

S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936

Page 127: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 111 -

F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.901233 Mean dependent var 2.515125

Sum squared resid 10.00674 Durbin-Watson stat 1.237882

Sumber : data diolah penelliti (Signifikasi pada α = 5%)

Berdasarkan uji Chow dan uji Hausman, model yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Fixed Effect Model (FE). Selanjutnya

dilakukan uji asumsi klasik, dan hasil estimasi model penelitian tersebut

dapat membentuk sebagai berikut :

ROA= − 5,834965 + 1,545125 NIM – 0,447633 NPL + 0.765991 LDR

+0.729026 ROE

Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka dapat

diinterprestasikan sebagai berikut:

a. Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Variabel BOPO memiliki probabilitas t-statistik sebesar

0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,6880 (α=5%)

dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H1

yaitu BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA. Mengindikasikan

bahwa perusahaan tidak menggunakan teknologi dengan baik sehingga

banyak menggunkan kertas dalam operasinya. Hasil penelitian ini

didukung oleh Muh. Sabir M, Dkk (2012) yang menyatakan bahwa

BOPO tidak berpengaruh terhadap ROA.

Page 128: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 112 -

b. Net Interst Margin (NIM)

Variabel NIM memiliki probabilitas t-statistik sebesar

0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0000 (α=5%)

dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0

yaitu NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari

variabel NIM memiliki arah yang positif sebesar 1,545125. Nilai ini

menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada NIM, maka ROA

mengalami peningkatan sebesar 1,545125%. Mengindikasikan

semakin tinggi nilai NIM maka semakin besar pendapatan bersih yang

diperoleh oleh bank. Meningkatnya pendapatan bunga hasil bank

secara tidak langsung akan meningkatkan ROA bank, kemungkinan

bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Penelitian ini didukung

penelitian Mulatsih (2014) dan Anne Maria (2015) yang menunjukan

bahwa NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

c. Non Performing Loan (NPL)

Variabel NPL memiliki probabilitas t-statistik sebesar

0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0006 (α=5%)

dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0

yaitu NPL berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari

variabel NPL memiliki arah yang negatif sebesar -0,447633.

Peningkatan NPL akan mempengaruhi kinerja bank karena semakin

tinggi NPL maka akan semakin buruk kualitas kredit bank yang

Page 129: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 113 -

menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar, dan oleh

karena itu bank harus menanggung kerugian dalm operasioalnya

sehingga berpengaruh terhadap penurunan ROA. Nilai ini menunjukan

bahwa setiap peningkatan 1% pada NPL, maka ROA mengalami

menurunkan sebesar -0,447633%. Hasil penelitian ini didukung

penelitian Mulatsih (2014), Kalopo T. Funso, Dkk (2012), dan Muh.

Sabir M, Dkk (2012) yang menunjukan bahwa NPL berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap ROA.

d. Loan To Deposito (LDR)

Variabel LDR memiliki probabilitas t-statistik sebesar

0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0117 (α=5%)

dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0

yaitu LDR berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari

variabel LDR memiliki arah yang positif sebesar 0,765991. Nilai ini

menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada LDR, maka ROA

mengalami menaikkan sebesar 0,765991%. Mengindikasikan bahwa

semakin tinggi dana masyarakat dihimpun dan dapat menyalurkan

kredit secara tepat maka akan meningkatkan ROA sehingga bank dapat

menjalankan fungsinya sebagai intermediasi (perantara) dengan baik.

Hasil penelitian ini didukung penelitian Muh. Sabir M, Dkk (2012),

dan Listyorini Wahyu Widati (2012) yang menunjukan bahwa LDR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Page 130: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 114 -

e. Return On Equty (ROE)

Variabel ROE memiliki probabilitas t-statistik sebesar

0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,0000 (α=5%)

dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H0

yaitu ROE berpengaruh signifikan terhadap ROA. Nilai koefisien dari

variabel ROE memiliki arah yang positif sebesar 0,729026. Nilai ini

menunjukan bahwa setiap peningkatan 1% pada ROE, maka ROA

mengalami meningkatkan sebesar 0,729026%. ROE mengindikasikan

bahwa semakin tinggi Ratio On Equity (ROE), maka bank semakin

baik mengolah modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah

pajak. Hasil penelitian ini didukung penelitian Mulatsih (2014) yang

menunjukan bahwa ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA.

f. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Variabel CAR memiliki probabilitas t-statistik sebesar

0,000000, dengan menggunakan tingkat keyakinan 0,1666 (α=5%)

dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil adalah menolak H1

yaitu CAR tidak berpengaruh terhadap ROA. Hal ini dikarenakan bank

tidak menggunakan modalnya untuk meningkatkan profitabilitasnya.

Hasil penelitian ini didukung oleh Anne Maria (2015) yang

menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap ROA.

Page 131: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 115 -

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitia ini mencoba untuk meneliti bagaimana pengaruh Efisiensi

Operasional (BOPO), Risiko Pasar (NIM), Risiko Kredit (NPL dan LDR),

Return On Equity (ROE), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return

On Assets (ROA) sebagai proksi kinerja keuangan bank umum nasional

berdasarkan aset tahun 2014. Adapun hasil analisis adalah sebagai berikut:

1) Hasil uji regresi data panel dengan menggunakan Fixed effect model

dari semua variabel independen yang telah diuji terhadap variabel

dependen menunjukan variabel NIM, LDR dan ROE memiliki

pengaruh positif dan singnifikan terhadap ROA. Variabel NPL

memiliki pengaruh negatif dan singnifikan terhadap ROA, kemudian

variabel BOPO dan CAR tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

2) Hasil determinasi (adjusted R-square) menunjukkan bahwa

kemampuan variabel independen (BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE dan

CAR) dalam mempegaruhi variabel dependen (ROA) sebesar 95,49%.

Sisanya sebesar 4,51% menunjukan Return on Assets dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain yang tidak terdapat oleh model.

3) Dari ke variabel independen (BOPO, NIM, NPL, LDR, ROE dan

CAR) yang paling mempengaruhi variabel dependen (ROA) yaitu

variabel NIM sebesar 1, 545125%.

Page 132: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 116 -

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas, terdapat beberapa implikasi yang

mungkin bermanfaat, sebagai berikut:

1) Bagi Manajemen Bank

Untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan bank, maka sektor

perbankan diharapkan dapat mengendalikan aset dan memperhatikan

likuiditas bank dengan menyediakan dana yang cukup dalam

operasional perusahaan dan dapat memanfaatkan dengan maksimal

sehingga dapat meningkatkan laba kemudian kinerja bank pun akan

lebih baik.

2) Bagi Investor

Membuat keputusan investasi pada bank perlu

mempertimbangkan faktor-faktor lain selain kebijakan moneter.

Beberapa faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam investasi

antara lain efisiensi operasional, risiko pasar, risiko kredit, return on

equity , dan capital adequacy ratio, sehingga investor dapat

mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi.

3) Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan bahan referansi

untuk penelitian selanjutnya.

C. Saran

Peneliti berikan beberapa saran bagi peneliti selanjutnya akan

melakukan penelitian sejenis:

Page 133: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 117 -

1) Rekomendasi untuk pengembangan penelitian dimasa mendatang agar

mengembangkan variabel dan perluas sampel penelitian dan lebih

mengembangkan hipotesis-hipoesis baru untuk mengukur kinerja

keuangan bank.

2) Menggunakan data yang lebih akurat dengan jumlah data yang lebih

banyak dan dengan rentan waktu yang lebih panjang serta laporan

keuangan terbaru agar memungkinkan hasil penelitian lebih baik.

3) Menggunakan metode dan alat uji yang lebih lengkap, akurat dan

terbaru sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih valid.

Page 134: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 118 -

DAFTAR PUSTAKA

Ajija, Shochrul Rohmatul, et. all. “Cara Cerdas Menguasai Eviews”. Salemba

Empat. Jakarta, 2011.

Alkhatib, Akram. “Financial Performance of Palestinian Commercial Bank”.

International Journal of Business and Social Science volume 3, nomor 3,

2012.

Amidu, Mohammed. Hinson, Robert. “Credit Risk, Capital Structure And Lending

Decisions Of Banks In Ghana”. Journal Banks and Bank System volume 1,

Issue 1, 2006.

Arafat, Wilson. ”Manajemen Perbankan Indonesia, teori dan implementasi”.

Pustaka LP3ES. Jakarta, 2006.

Boone, dan Kurtz. “Contemporary Business Pengantar Bisnis Kontemporer Buku

1”. Salemba Emapat. Jakarta. 2008.

“Contemporary Business Pengantar Bisnis Kontemporer Buku

2”. Salemba Emapat. Jakarta. 2008.

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Ghalia Indonesia. Jakarta, 2001.

Direktori Perbankan Indonesia 2004.

Direktori Perbankan Indonesia 2005.

Direktori Perbankan Indonesia 2006.

Direktori Perbankan Indonesia 2007.

Direktori Perbankan Indonesia 2008.

Ebert RJ & Graffin RW. “Business Assentials, International Adition, Third

Edition”. Prentice Hall. New Jersey, 2000.

Page 135: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 119 -

Ismail. “Akuntansi Bank : teori dan aplikasi dalam rupiah”. Kencana. Jakarta,

2011.

Mishkin, Frederic S. “Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan”.

Salemba Empat. Jakarta. 2008.

. “The Economics of Money, Banking, and Financial

Markets”. Pearson Education Inc. New York. 2007.

Mishkin, F & Serletis, A. “The Economics of Money, Banking, and Financial

Markets”. Pearson Addison Wesley. Toronto. 2011.

Peraturan Bank Indonesia Nomor: 10/ 15 /Pbi/2008 Tentang Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.

Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management, edisi empat”.

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta 2006.

Rodoni, Ahmad, et. all. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Fakultas Ekonomi

dan Bisnis, Tanggerang, 2010.

Sekaran, Uma. “Research Methods for Business, edisi empat”. Salemba Empat.

Jakarta, 2003.

Suliyanto. “Ekonometrika Terapan, teori dan aplikasi dengan SPSS”. CV. Andi

Offset. Yogyakarta, 2011.

Statistik Perbankan Indonesia 2008. Direktorat Perizinan dan Informasi

Perbankan. Available at: http://www.bi.go.id

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”.

Unit Penerbitan dan Percetakan STIM YKPN. Yogyakarta, 2007.

Page 136: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 120 -

www.bi.go.id

www.ojk.go.id

www.bankirnews.com

http://iknow.apb-group.com/debt-to-total-asset-ratio/#more-771 3 September

2012 oleh Arief Tegar Laksono

Page 137: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 121 -

TABEL LAMPIRAN

Lampiran 1 : Data Tahunan 10 Bank

obs ROA BOPO NIM NPL LDR ROE CAR

1 - 07 4.610000 4.245634 2.385086 1.235471 4.231204 3.454422 2.762538

1 - 08 4.180000 4.285653 2.320425 1.029619 4.381151 3.540959 2.578701

1 - 09 3.730000 4.352340 2.212660 1.211941 4.392967 3.561614 2.580217

1 - 10 4.640000 4.260706 2.376764 1.022451 4.319752 3.780319 2.621766

1 - 11 4.930000 4.200055 2.259678 0.832909 4.333361 3.749269 2.705380

1 - 12 5.150000 4.093177 2.130610 0.576613 4.380150 3.654805 2.830268

1 - 13 5.030000 4.103965 2.145931 0.438255 4.483454 3.529591 2.832625

1 - 14 4.740000 4.180063 2.141242 0.524729 4.402809 3.441059 2.907447

2 - 07 2.300000 3.068053 1.648659 1.974081 3.994524 2.760010 3.049273

2 - 08 2.500000 3.165475 1.704748 1.547563 4.080922 2.895912 2.753661

2 - 09 3.130000 4.258728 1.646734 0.963174 4.080077 3.095578 2.736314

2 - 10 3.500000 4.196149 1.684545 0.792993 4.181134 3.499231 2.592265

2 - 11 3.370000 4.207971 1.665818 0.779325 4.271793 3.241420 2.730464

2 - 12 3.550000 4.157789 1.719189 0.553885 4.352340 3.304319 2.739549

2 - 13 3.660000 4.133726 1.736951 0.470004 4.418479 3.307253 2.703373

2 - 14 3.570000 4.174080 1.781709 0.506818 4.406963 3.250762 2.809403

3 - 07 3.300000 4.149464 1.808289 -0.223140 3.775057 3.391147 2.954910

3 - 08 3.400000 4.201703 1.887070 -0.510830 3.985273 3.407842 2.760010

3 - 09 3.400000 4.229458 1.856298 -0.356670 3.917408 3.459466 2.727853

3 - 10 3.510000 4.176232 1.665818 -0.446290 4.010238 3.505557 2.602690

3 - 11 3.820000 4.108740 1.736951 -0.713350 4.121798 3.511545 2.545531

3 - 12 3.590000 4.133726 1.717395 -0.967580 4.228438 3.414443 2.656055

3 - 13 3.840000 4.119362 1.821318 -0.820980 4.322144 3.337547 2.751110

3 - 14 3.860000 4.134046 1.876407 -0.510830 4.340814 3.238678 2.824944

4 - 07 0.900000 4.532599 1.609438 2.104134 4.104295 2.079442 2.753661

4 - 08 1.100000 4.502029 1.840550 1.589235 4.228293 2.197225 2.602690

4 - 09 1.720000 4.441003 1.793425 1.543298 4.159820 2.791165 2.623218

4 - 10 2.490000 4.330602 1.754404 1.453953 4.250636 3.206803 2.924773

4 - 11 2.940000 4.284689 1.796747 1.283708 4.253767 2.998728 2.869602

4 - 12 2.920000 4.262539 1.780024 1.043804 4.350536 2.995232 2.813611

4 - 13 3.360000 4.206482 1.809927 0.774727 4.446174 3.112181 2.714032

4 - 14 3.490000 4.245347 1.824549 0.672944 4.475175 3.162940 2.786245

5 - 07 2.490000 4.362334 1.805005 1.108563 4.373238 3.024320 2.867899

5 - 08 1.100000 4.480287 1.738710 0.916291 4.475517 2.089392 2.747271

5 - 09 2.110000 4.418117 1.888584 1.118415 4.556190 2.786861 2.609334

5 - 10 2.660000 4.345881 1.860975 0.928219 4.468548 3.171365 2.585506

5 - 11 2.780000 4.334935 1.731656 0.985817 4.529692 3.100092 2.571849

Page 138: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 122 -

5 - 12 3.180000 4.272491 1.769855 0.845868 4.554298 3.153163 2.713369

5 - 13 2.760000 4.301223 1.675226 0.802002 4.548494 2.948116 2.731767

5 - 14 1.440000 4.475745 1.678964 1.360977 4.599756 2.199444 2.745988

6 - 07 1.900000 4.440296 1.945910 1.526056 4.477337 2.895912 2.587764

6 - 08 1.700000 4.487512 1.824549 1.252763 4.404277 2.517696 2.379546

6 - 09 1.390000 4.490657 1.740466 1.118415 4.506896 2.610070 2.498152

6 - 10 2.000000 4.430817 1.609438 1.098612 4.465908 3.126761 2.639057

6 - 11 1.660000 4.447580 1.635106 0.712950 4.419563 2.764431 2.644045

6 - 12 1.700000 4.420406 1.615420 0.314811 4.494462 2.864484 2.763800

6 - 13 1.550000 4.442534 1.439835 0.019803 4.491329 2.752386 2.658860

6 - 14 1.160000 4.497585 1.289233 0.530628 4.490096 2.498974 2.608598

7 - 07 2.400000 3.869116 2.341806 0.832909 4.478473 3.131137 3.010621

7 - 08 1.500000 3.990834 2.406945 0.832909 4.458988 2.681022 2.734368

7 - 09 1.780000 4.459682 2.166765 1.534714 4.485936 2.415914 2.865054

7 - 10 3.430000 4.395313 2.231089 1.178655 4.541378 2.844909 2.634045

7 - 11 2.580000 4.373490 2.068128 0.996949 4.588329 2.895912 2.810607

7 - 12 3.180000 4.317888 2.157559 0.963174 4.610854 2.782539 2.911263

7 - 13 2.750000 4.377893 2.135349 0.708036 4.554508 2.675527 2.882564

7 - 14 3.140000 4.338728 1.989243 0.904218 4.528289 2.149434 2.882564

8 - 07 3.140000 3.830596 1.759581 1.118415 4.525694 2.637628 3.071767

8 - 08 1.750000 3.863043 1.551809 1.467874 4.368561 2.318458 3.011113

8 - 09 1.780000 4.434026 1.560248 1.147402 4.294697 2.341806 3.081451

8 - 10 1.760000 4.424727 1.523880 1.472472 4.307034 2.452728 2.812410

8 - 11 2.020000 4.385271 1.534714 1.269761 4.386517 2.683074 2.859340

8 - 12 1.960000 4.366151 1.432701 0.524729 4.482550 2.732418 2.685805

8 - 13 1.850000 4.379273 1.408545 0.756122 4.474036 2.678278 2.729159

8 - 14 1.790000 4.417394 1.342865 0.717840 4.505460 2.571849 2.748552

9 - 07 1.920000 4.453067 1.699279 1.398717 4.525911 3.029167 3.096934

9 - 08 1.800000 4.456438 1.625311 1.163151 4.623305 2.977568 2.781301

9 - 09 1.470000 4.480627 1.536867 1.211941 4.617988 2.676215 3.067588

9 - 10 2.050000 4.411464 1.790091 1.181727 4.686013 2.806990 2.817801

9 - 11 2.030000 4.403666 1.750937 1.011601 4.630448 2.870736 2.710048

9 - 12 1.940000 4.391234 1.763017 1.408545 4.614130 2.903069 2.873000

9 - 13 1.790000 4.409034 1.693779 1.398717 4.648421 2.775709 2.748552

9 - 14 1.120000 4.490769 1.497388 1.388791 4.690063 2.366498 2.683758

10 - 07 1.440000 4.567261 1.644805 0.708036 4.477450 2.466403 2.986187

10 - 08 1.110000 4.550503 1.720979 0.693147 4.460491 2.100469 2.971440

10 - 09 0.090000 4.631228 1.780024 0.883768 4.358118 -0.274440 2.688528

10 - 10 0.850000 4.539778 1.745716 1.128171 4.421007 1.918392 2.526528

10 - 11 1.110000 4.523418 1.625311 0.760806 4.487062 2.214846 2.470639

10 - 12 1.490000 4.474036 1.640937 0.530628 4.469809 2.759377 2.551786

10 - 13 1.710000 4.435093 1.597365 0.746688 4.466368 2.783776 2.546315

10 - 14 0.670000 4.532922 1.560248 0.802002 4.529045 1.795087 2.773214

Page 139: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 123 -

LAMPIRAN

HASIL OUTPUT REGRESI PANEL

Regresi Commond Effect

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 03/20/16 Time: 07:00

Sample: 2007 2014

Periods included: 8

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1.348454 2.299466 -0.586420 0.5594

BOPO -0.499812 0.299511 -1.668762 0.0994

NIM 1.573929 0.262098 6.005116 0.0000

NPL -0.367246 0.112776 -3.256417 0.0017

LDR -0.227178 0.382295 -0.594246 0.5542

ROE 1.119893 0.128701 8.701544 0.0000

CAR 0.470805 0.424626 1.108750 0.2712

R-squared 0.792429 Mean dependent var 2.515125

Adjusted R-squared 0.775368 S.D. dependent var 1.132468

S.E. of regression 0.536737 Akaike info criterion 1.676817

Sum squared resid 21.03034 Schwarz criterion 1.885244

Log likelihood -60.07267 Hannan-Quinn criter. 1.760381

F-statistic 46.44771 Durbin-Watson stat 0.794231

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 140: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 124 -

Regresi Fixed Effect

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 03/20/16 Time: 09:18

Sample: 2007 2014

Periods included: 8

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 80

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -5.834965 1.801492 -3.238963 0.0019

BOPO -0.054770 0.135768 -0.403408 0.6880

NIM 1.545125 0.258515 5.976935 0.0000

NPL -0.447633 0.124176 -3.604830 0.0006

LDR 0.765991 0.295234 2.594521 0.0117

ROE 0.729026 0.093444 7.801715 0.0000

CAR 0.268392 0.191822 1.399173 0.1666

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.963494 Mean dependent var 3.669425

Adjusted R-squared 0.954937 S.D. dependent var 2.377176

S.E. of regression 0.348724 Sum squared resid 7.782936

F-statistic 112.6078 Durbin-Watson stat 1.512195

Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.901233 Mean dependent var 2.515125

Sum squared resid 10.00674 Durbin-Watson stat 1.237882

Page 141: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 125 -

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 8.879128 (9,64) 0.0000

Cross-section Chi-square 64.825598 9 0.0000

Regresi Random Effect

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 03/20/16 Time: 09:16

Sample: 2007 2014

Periods included: 8

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 80

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -4.462702 2.476391 -1.802100 0.0757

BOPO -0.210446 0.241739 -0.870549 0.3869

NIM 1.352446 0.337008 4.013100 0.0001

NPL -0.542665 0.131087 -4.139748 0.0001

LDR 0.515671 0.403557 1.277813 0.2054

ROE 0.819202 0.115730 7.078587 0.0000

CAR 0.474222 0.342340 1.385235 0.1702

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 0.348174 0.4534

Idiosyncratic random 0.382274 0.5466

Weighted Statistics

R-squared 0.618863 Mean dependent var 0.910153

Adjusted R-squared 0.587536 S.D. dependent var 0.643433

S.E. of regression 0.413234 Sum squared resid 12.46567

F-statistic 19.75533 Durbin-Watson stat 1.045772

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 142: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 126 -

Unweighted Statistics

R-squared 0.726280 Mean dependent var 2.515125

Sum squared resid 27.73228 Durbin-Watson stat 0.470075

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 18.303520 6 0.0055

Uji Normalitas

Uji Multikolinearitas

BOPO NIM NPL LDR ROE CAR

BOPO 1.000000 -0.182321 0.063321 0.426668 -0.366676 -0.293231

NIM -0.182321 1.000000 0.019430 -0.019270 0.343728 0.019271

NPL 0.063321 0.019430 1.000000 0.280613 -0.351230 0.144768

LDR 0.426668 -0.019270 0.280613 1.000000 -0.261106 0.005292

ROE -0.366676 0.343728 -0.351230 -0.261106 1.000000 -0.039536

CAR -0.293231 0.019271 0.144768 0.005292 -0.039536 1.000000

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.6 -0.4 -0.2 -0.0 0.2 0.4 0.6

Series: Standardized Residuals

Sample 2007 2014

Observations 80

Mean -2.08e-17

Median -0.002736

Maximum 0.714944

Minimum -0.682356

Std. Dev. 0.313876

Skewness -0.014049

Kurtosis 2.641467

Jarque-Bera 0.431119

Probability 0.806090

Page 143: PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL (BOPO), RISIKO PASAR ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33387/1/EVI PURWANTI.pdf · pengaruh efisiensi operasional (bopo), risiko

- 127 -

Uji Heterokedastisitas (Uji Glerser)

Dependent Variable: RESABS

Method: Panel EGLS (Cross-section weights)

Date: 03/20/16 Time: 09:33

Sample: 2007 2014

Periods included: 8

Cross-sections included: 10

Total panel (balanced) observations: 80

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -8.181304 7.923672 -1.032514 0.3057

BOPO -0.155811 0.526531 -0.295919 0.7682

NIM 1.407902 1.112035 1.266060 0.2101

NPL 0.861017 0.445126 1.934322 0.0575

LDR 0.959908 1.269659 0.756036 0.4524

ROE 0.307814 0.279264 1.102231 0.2745

CAR 0.756960 0.784841 0.964475 0.3384

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.376280 Mean dependent var 1.922868

Adjusted R-squared 0.230096 S.D. dependent var 1.376320

S.E. of regression 1.400943 Sum squared resid 125.6091

F-statistic 2.574009 Durbin-Watson stat 2.577055

Prob(F-statistic) 0.004550

Unweighted Statistics

R-squared 0.322365 Mean dependent var 1.592645

Sum squared resid 132.0689 Durbin-Watson stat 2.381621