PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

25
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA JENIS PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA 1 st Laili Fauziyah, 2 nd Yusuf Maksudi,., Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Jakarta [email protected]; [email protected]; AbstrakSalah satu indikator utama yang menjadi acuan para investor dalam mendeteksi kelayakan sebuah investasi pasar saham adalah laba perusahaan. Laba dapat dicerminkan oleh tingkat EPS maupun ROA. Umumnya peningkatan indeks EPS dan ROA akan linear dengan peningkatan Harga Saham. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris mengenai hubungan dan pengaruh EPS dan ROA terhadap Harga Saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria: (1) Perusahaan aktif di PT Bursa Efek Indonesia (2) perusahaan yang memiliki kelengkapan informasi dan data yang dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan model regresi antara (1) Ordinary Least Square (common effect), (2) Efek Tetap (Fixed effect Model) (3) Efek Random (Random effect Model ). Dari ketiga model tersebut didapat model terbaik adalah Model Efek Tetap (Fixed effect Model). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EPS dan ROA memiliki hubungan yang positif terhadap Harga pasar saham dan secara simultan mempengaruhi harga pasar saham secara signifikan. Namun pada pengujian secara parsial, hanya EPS yang menunjukkan pengaruh yang signifikan, sedangkan ROA tidak. Kata Kunci: Earning Per Share (EPS), Return On Asset(ROA), Harga Pasar Saham I. PENDAHULUAN Batubara merupakan sumber energi atau bahan bakar yang terbentuk dari fosil yang terpendam di dalam bumi jutaan kilometer dari permukaan tanah yang terkubur jutaan tahun lamanya. Batubara dimanfaatkan dalam bentuk sumber energi listrik karena merupakan sumber energi yang sangat diandalkan dan sangat terjangkau untuk digunakan dalam pembangkit listrik. Selain untuk pembangkit listrik, batubara juga digunakan daam berbagai macam industri kimia, kertas, plastik, produk dalam berbagai material logam, baja, keramik, tar batubara dan bahkan pupuk. Penggunaan batubara yang luas pada banyak industri merupakan salah satu hal yang menguntungkan.

Transcript of PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Page 1: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS)

DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP

HARGA PASAR SAHAM PADA JENIS

PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1

stLaili Fauziyah, 2

nd Yusuf Maksudi,.,

Akuntansi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Jakarta

[email protected]; [email protected];

Abstrak– Salah satu indikator utama yang menjadi acuan para investor dalam mendeteksi kelayakan sebuah investasi pasar saham

adalah laba perusahaan. Laba dapat dicerminkan oleh tingkat EPS

maupun ROA. Umumnya peningkatan indeks EPS dan ROA akan

linear dengan peningkatan Harga Saham.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris

mengenai hubungan dan pengaruh EPS dan ROA terhadap Harga

Saham pada perusahaan batubara yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

panel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria: (1)

Perusahaan aktif di PT Bursa Efek Indonesia (2) perusahaan yang

memiliki kelengkapan informasi dan data yang dibutuhkan.

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan model regresi antara (1) Ordinary Least Square (common effect), (2) Efek Tetap

(Fixed effect Model) (3) Efek Random (Random effect Model ). Dari

ketiga model tersebut didapat model terbaik adalah Model Efek

Tetap (Fixed effect Model).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EPS dan ROA memiliki

hubungan yang positif terhadap Harga pasar saham dan secara

simultan mempengaruhi harga pasar saham secara signifikan.

Namun pada pengujian secara parsial, hanya EPS yang

menunjukkan pengaruh yang signifikan, sedangkan ROA tidak.

Kata Kunci: Earning Per Share (EPS), Return On

Asset(ROA), Harga Pasar Saham

I. PENDAHULUAN Batubara merupakan sumber energi atau bahan bakar yang terbentuk dari fosil yang

terpendam di dalam bumi jutaan kilometer dari permukaan tanah yang terkubur jutaan tahun lamanya. Batubara dimanfaatkan dalam bentuk sumber energi listrik karena merupakan sumber

energi yang sangat diandalkan dan sangat terjangkau untuk digunakan dalam pembangkit listrik.

Selain untuk pembangkit listrik, batubara juga digunakan daam berbagai macam industri kimia, kertas, plastik, produk dalam berbagai material logam, baja, keramik, tar batubara dan bahkan pupuk.

Penggunaan batubara yang luas pada banyak industri merupakan salah satu hal yang menguntungkan.

Page 2: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 1

Selama tahun 2000-an, “boom komoditas” menjadikan industri pertambangan batubara

sangat menguntungkan karena harga batubara cukup tinggi. Oleh karena itu, banyak perusahaan

Indonesia dan keluarga kaya memutuskan untuk mengakuisisi konsensi pertambangan batubara di

pulau Sumatera atau Kalimantan pada akhir tahun 2000an.

Dalam https://www.finansialku.com/prospek-batu-bara/ (diterbitkan 27 Februari 2019 dan

diakses pada 19 oktober 2019) menyatakan bahwa banyak perusahaan yang tertarik berbisnis

batubara karena melihat sejarah trend harga komoditas batu bara di masa lalu. Hal ini menyebab

kelebihan ketersediaan batu bara yang sangat besar. Penurunan harga batu bara semakin memperburuk kondisi karena penambang “meng-obral” batu bara dengan harga rendah sebanyak

mungkin supaya bisa menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya. Di awal tahun 2014 hingga

pertengahan tahun 2016 terjadi kenaikan harga batu bara sehingga memberikan angin segar ke industri pertambangan. Sekitar 60 persen cadangan batu bara total di Indonesia terdiri dari batu bara

kualitas rendah yang lebih murah (sub-bituminous) yang memiliki kandungan kurang dari 6100

cal/gram. Data pada Asosiasi Pertambangan Batu bara Indonesia (APBI) & Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia menyatakan pada bulan Januari 2019 terjadi penurunan

HBA (harga batu bara Acuan) pada posisi harga US$92.41 yang turun tipis dibandingkan periode

Desember 2018 sebesar US$92.51.

Saham menjadi salah satu dari sekian banyak pilihan investasi oleh investor asing maupun

lokal. Berbagai motif yang mendorong seseorang atau entitas bisnis menaruh dananya di bidang saham, diantaranya adalah untuk memutar uang yang idle, mengharapkan tingkat pengembalian yang

tinggi, atau untuk mengakuisisi sebuah perusahaan.

Harga pasar saham sebagai salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan pengelolaan

perusahaan, dimana kekuatan di bursa saham ditunjukkan dengan adanya transaksi jual beli saham perusahaan tersebut di pasar modal. Harga pasar saham merupakan harga yang terjadi dipasar bursa

pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh penawaran saham yang

bersangkutan di pasar modal.

Dengan dijualnya saham di pasar modal berarti masyarakat diberi kesempatan untuk

mendapatkan keuntungan. Beberapa motif yang mendorong seseorang atau suatu entitas menaruh dananya dipasar modal adalah diantaranya, untuk mendapatkan pendapatan yang tetap dari hasil

investasi pertahunnya, untuk investasi jangka panjang dari memberikan hasil yang besar dimasa yang

akan datang, dan untuk kepentingan pendapatan yang tetap.

Sebagai seorang investor atau market analyst, dituntut untuk memiliki kejelian dalam menentukan saham mana yang memiliki prospek menguntungkan dan saham mana yang tidak

dengan melakukan penilaian terhadap nilai intrinsik suatu saham. Alat bantu yang digunakan untuk

menilai saham tersebut berasal dari laporan keuangan. Informasi yang di dapat dari laporan keuangan

kemudian diolah menjadi berbagai bentuk rasio keuangan yang umum digunakan dalam

menganalisis kinerja perusahaan.

Menurut PSAK No.1 (IAI : 2014) laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari

posisi keuangan dan kinerja keuangan suau entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan. Laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: aset (asset), liabilitas (liability), ekuitas

(equity), pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi

kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jeni Wardi (2015) yang berjudul “Pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), return on equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS)

Page 3: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 2

terhadap Harga pasar saham perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI tahun

2009-2011” mengatakan bahwa penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Current ratio (CR),

Debt to equity ratio (DER), Return on equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) terhadap Harga pasar saham pada perusahaan Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-

2011. Menunjukkan bahwa current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), dan return on equity

(ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham pada perusahaan, sedangkan Earning Per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2009-2011.

Penelitian yang dilakukan Ahmad Husaini (2012) menyatakan dalam “Pengaruh Variabel

Return On Assets, Return on equity, Net Profit Margin, dan Earning Per Share terhadap Harga

pasar saham perusahaan”, dari hasil uji secara simultan dengan uji F dapat disimpulkn bahwa kinerja keuangan perusahaan yang diukur dari ROA, ROE, NPM, dan EPS mempunyai pengaruh

terhadap Harga pasar saham. Dari hasil uji secara parsial dengan uji t, dapat disimpulkan bahwa

secara parsial variabel ROA dan EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham, sedangkan ROE dan NPM tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham.

Dari hasil uji t, diperoleh hasil bahwa ROA yang mempunyai pengaruh dominan terhadap Harga

pasar saham pada perusahaan yang termasuk dalam perusahaan Food and Beverages.

Jadi dapat disimpulkan bahwa EPS dan ROA secara simultan berpengaruh terhadap Harga

pasar saham. Namun pada tahun awal tahun 2019, harga-Harga pasar saham pada perusahaan pertambangan batubara di Indonesia melemah, hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang

dipaparkan diatas, dimana ROA dan EPS berpengaruh positif terhadap Harga pasar saham.

Fenomena penurunan Harga pasar saham yang tidak lazim tersebut menarik penulis untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets

(ROA) terhadap Harga Pasar Saham pada Perusahaan Pertambangan Batubara yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

II. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Saham Dalam buku Panduan Investasi di Pasar Modal Indonesia yang dikeluarkan oleh Bapepam

(Kementerian Keuangan/2003), saham didefinisikan sebagai sertifikat yang menunjukkan bukti

kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva

perusahaan. Sedangkan Bursa Efek Indonesia yang dikutip dari www.idx.co.id mendefinisikan

saham sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim

atas pendapatan peusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum

Pemegang Saham (RUPS). Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik

kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan. Sifat dasar

investasi saham adalah investor mengharapkan return dari dana yang mereka investasikan pada

perusahaan tersebut dalam jangka waktu tertentu. Namun investasi dilakukan dengan tingkat resiko yang masih bisa ditolerir sesuai dengan prinsip investasi di pasar modal “low risk low return, high

risk high return”, yaitu resiko yang kecil akan memberikan tingkat keuntungan atau pengembalian

yang kecil juga dan sebaliknya, resiko yang besar akan memberikan keuntungan atau pengembalian yang besar.

2.1.2. Harga Pasar Saham

Sebelum saham diperdagangakan di pasar sekunder (bursa efek), untuk pertama kali saham tersebut harus dijual terlebih dahulu kepada investor profesional melalui pasarprimer (pasar

Page 4: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 3

perdana). Pasar primer merupakan tempat penjualan surat berharga baru dari perusahaan (emiten)

kepada masyarakat melalui sindikasi penjaminan. Dalam mekanisme penentuan harga, terdapat

perbedaan diantara pasar primer dan pasar sekunder. Dipasar primer, Harga pasar saham bersifat tetap, tidak dikenakan komisi, hanya untuk pembelian saham, pesanan dilakukan melalui agen

penjual dan jangka waktunya terbatas. Sedangkan ketika sebuah saham telah masuk dipasar

sekunder, maka harga ditentukan secara lelang kontinu dan transaksi dilaksanakan oleh wakil perantara pedagang efek yang disebut Securities Dealer-Broker Representative.

Menurut Hidayat (2010-3) membedakan Harga pasar saham menjadi lima macam,

yaitu sebagai berikut:

1. Harga nominal adalah harga yang digunakan untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan, harga tersebut tercantum dalam sertifikat saham dan telah ditetapkan oleh

perusahaan.

2. Harga perdana adalah Harga pasar saham pada saat tercatat bursa efek. Harga pasar saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjain emisi (underwriter) dan

perusahaan. Dengan demikian akan diperoleh berapa Harga pasar saham perusahaan itu

akan dijual kepada masyarakat.

3. Harga pembukaan (opening price) adalah Harga pasar saham saat pada saat pasar saham dibuka saat itu.

4. Harga pasar (market price) adalah harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka

harga pasar adalah harga jual dari satu investor ke investor lain. Saham yang diminati banyak investor biasanya pergerakan harga pasarnya berubah-ubah, namun sebaliknya

jika kurang diminati oleh investor pergerakan dilantai bursa sedikit

5. Harga penutupan (closing price) adalah harga terakhir yang terjadi pada suatu saham setelah dibuka pada pagi hari, bursa saham akan ditutup pada sore hari pada pukul 16.00

WIB.

2.1.3. Faktor Penentu Harga Pasar Saham

Perubahan Harga pasar saham bersifat fluktuatif semakin banyak investor membeli suatu saham, maka Harga pasar saham tersebut cenderung akan mengalami kenaikan. Demikianpun

sebaliknya, semakin banyak investor menjual saham suatu perusahaan, maka Harga pasar saham

suatu perusahaan tersebut akan mengalami penurunan. Perubahan Harga pasar saham bisa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor fundamental dan faktor teknikal. Faktor fundamental

berkaitan erat dengan kondisi internal sebuah perusahaan, sedangkan faktor teknikal berhubungan

dengan kondisi diluar perusahaan seperti isu pasar atau kondisi ekonomi negara. Investor atau market analyst menggunakan analisis fundamental dan analisis teknikal dalam mempelajari pergerakan

Harga pasar saham. Berikut penjelasannya:

1. Analisis Fundamental

Analisis fundamental menitik beratkan pada data statstik variabel-variabel keuangan (faktor internal) yang berkaitan erat dengan prospek bisnis perusahaan, disamping faktor

ekternal lainnya. Djoko Susanto (2010) menyatakan bahwa analisis fundamental adalah

suatu metode peramalan pergerakan instrumen finansial diwaktu mendatang berdasarkan pada perekonomian, politik, lingkungan, dan faktor relevan lainnya serta statistik yang akan

mempengaruhi permintaan dan penawaran instrumen finansial tersebut. Analisis

fundamental mencoba menghitung nilai intrinsik suatu saham dengan menggunakan data

keuangan perusahaan misalnya, laba per lembar saham (EPS), dividen yang dibayar, tingkat laba yang diharapkan investor, dan sebagainya. Brigham dan Huston (2009:33) menyatakan

faktor internal perusahaan yang mempengaruhi Harga pasar saham adalah sebagai berikut:

a. Arus kas yang diharapkan. b. Kapan arus kas terjadi, yang berarti penerimaan uang atau laba untuk

diinvestasikan kembali untuk meningkatkan tambahan laba.

c. Tingkat resiko arus kas yang diterima.

Page 5: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 4

Benni Sinaga, (2009) menyatakan bahwa terdapat dua metode analisis fundamental

yang paling banyak dilakukan perusahaan yaitu:

a. Time-Series Analysis Metode ini dilakukan dengan cara melihat dan membandingkan

pertumbuhan perusahaan (penjual, keuntungan bersih) dengan pertumbuhan

perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya. b. Financial Ratio

Metode ini dilakukan dengan cara melihat kinerja perusahaan dalam

beberapa aspek seperti likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

c. Analisis Teknikal Merupakan metode analisis dengan meramalkan pergerakan Harga pasar

saham dan meramalkan kecenderungan pasar di masa mendatang dengan cara

mempelajari grafik Harga pasar saham, volume perdagangan, dan indeks Harga pasar saham gabungan.

d. Earning Per Share ( EPS)

EPS merupakan salah satu jenis rasio keuangan yang mampu menunjukkan

berapa besar keuntungan yang diperoleh pemegang saham per lembar saham.

Kasmir (2008: 127) EPS merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan per lembar saham. Laba yang digunakan adalah laba bersih setelah pajak. Jika EPS suatu perusahaan tinggi maka laba perusahaan yang

akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham semakin

tinggi.Dalam prakteknya, para investor dipasar modal mempunyai beberapa motif atau tujuan dalam membeli saham. Motif tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh dividen berdasarkan keputusan RUPS.

2. Mengejar capital gain jika bermain di Bursa Efek.

3. Menguasai perusahaan melalui mayoritas saham. Dalam beberapa literatur, dapat kita temui adanya perbedaan pendapat

dalam menggolongkan EPS ke dalam jenis rasio keuangan.

Arthur J. Keown et al. (2008) menggolongkan EPS ke dalam jenis rasio pengembalian atas ekuitas dan menyatakan bahwa EPS menunjukkan rata-rata

perhitungan pengembalian atas ivestasi pemegang saham yang diukur dengan

membandingkan pendapatan bersih terhadap ekuitas saham biasa.Sedangakan Toto Prihadi (2013) menggolongkan EPS kedalam jenis rasio market measure dan

menyatakan bahwa EPS adalah jumlah laba yang merupakan hak dari pemegang

saham biasa. Dalam banyak kasus perusahaan di Indonesia tidak mempunyai saham

preferen. Akan tetapi kalau ada saham preferen, maka nilai net incme harus dikurangi dengan dividen jatah pemegang saham preferen.Laba per lembar saham

dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan dividen yang akan

dibagikan. Informasi ini juga dimanfaatkan investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat

keuntungan suatu perusahaan.

Laba per lembar saham (EPS) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

EPS = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Para investor tertarik dengan EPS yang besar karena menggambarkan

jumlah Rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan. EPS yang besar menandakan kemampuan

perusahaan yang lebih besar dalam menghasilkan keuntungan bersih dari setiap

Page 6: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 5

lembar saham. Perhitungan laba per lembar saham diatur dalam PSAK N0.56,

informasi laba per saham adalah informasi yang sangat penting bagi investor. Oleh

sebab itu, bila entitas ingin menampilkan (diwajibkan menampilkan) informasi laba per saham dalam laporan keuangannya, harus berdasarkan standar yang sama.

e. Return On Assets (ROA)

Return On Assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian aktiva. Rasio ini diperoleh dengan cara membandingkan pos laba

setelah beban bunga dan pajak dan pos total aktiva. Menurut Arthur J. Keown, et al.

(2008) menyatakan bahwa ROA merupakan pengembalian atas aset yang bisa

digunakan sebagai indikator profitabilitas perusahaan. Pengembalian atas aset-aset menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset perusahaan

dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total aset. Tingkat rendahnya return

on asset suatu perusahaan selain bergantung pada keputusan perusahaan dalam mengalokasikan dana yang dimilikipada berbagai bentuk investasi atau aktiva dan

keputusan investasi juga tergantung pada tingkat efisien dari pengguna aktiva

tersebut. Penggunaan aktiva yag tidak efisien dapat berdampak pada rendahnya rasio

Return On Assets di perusahaan, demikianpun sebaliknya. Dikatakan bahwa tujuan aset perusahaan adalah menghasilkan pendapatan dan menghasilkan keuntungan

atau laba bagi perusahaan itu sendiri. ROA dapat membantu manajemen dan

investor untuk melihat seberapa seberapa baik perusahaan mampu mengkonversi investasinya pada aset menjadi keuntungan atau laba (profit). Tingkat pengembalian

aset ini juga dianggap sebagai imbal hasil investasi (return on investment) bagi suatu

perusahaan karena pada umumnya aset modal (capital asset) seringkali merupakan investasi terbesar bagi kebnyakan perusahaan. Pada industri pertambangan dan

industri alat elektronik berteknologi tinggi akan menghasilkan tingkat pengembalian

aset yang rendah, hal ini dikarenakan industri tersebt memerlukan aset-aset berharga

mahal untuk menjalankan bisnisnya.

ROA= 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

2.2. Pengembangan Hipotesis

2.2.1. Pengaruh Antara EPS dan Harga Pasar Saham

Menurut Tandelilin (2010: 373) Earning Per Share (EPS) memiliki hubungan positif dengan

Harga pasar saham. Peningkatan laba per lembar saham akan mempengaruhi hasil pengembalian

yang berhak diperoleh investor dalam bentuk dividen dan capital gain. Semakin tinggi EPS maka semakin tinggi pula harga suatu saham, dan sebaliknya semakin rendah EPS maka semakin rendah

pula harga suatu saham tersebut sehingga investor enggan menanamkan modalnya. Dari uraian diatas

menunjukkan adanya hubungan positif dimana apabila adanya kenaikan pada EPS maka akan menyebabkan kenaikan Harga pasar saham perusahaan tersebut.Hal ini terjadi akibat adanya EPS

yang meningkat maka investor akan puas dan akan tertarik untuk melakukan investasi dan

menanamkan dana mereka. Dengan adanya permintaan tinggi terhadap saham perusahaan tersebut

tentunya akan meningkatkan Harga pasar saham perusahaan tersebut.Berdasarkan uraian tersebut , maka akan dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1: Earning Per Share (EPS) berpengaruh

2.2.2. Pengaruh ROA terhadap Harga Pasar Saham Brigham dan Houston (2009) menyatakan bahwa memaksimalkan Harga pasar saham

membutuhkan bisnis yang efisien dan berbiaya rendah yang menghasilkan barang-barang dan jasa

yang bermutu tinggi dengan biaya yang serendah mungkin. Pengembangan produk dan juga layanan yang diinginkan, hal tersebut dibutuhkan untukmembantu memaksimalkan saham perusahaan,

Page 7: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 6

sehingga motif laba akan engarah pada teknologi baru, kepada produk baru, dan kepada pekerjaan-

pekerjaan baru. Untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan, salah satu cara yang dapat digunakan

adalah dengan membandingkan antara laba yang dihasilkan dengan total aset. Seperti halnya yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa ROA mampu memberikan gambaran kepada investor mengenai

seberapa efektif perusahaan mengkonversi uang yang telah ditanam oleh investor menjadi laba

perusahaan.meningkatnya nilai perusahaan akan semakin baik dan dapat dapat menarik banyak investor untuk berinvestasi di perusahaan. Hal ini diebabkan oleh keyakinan investor terhadap kinerja

manajemen yang mampu mengelola sumber daya aset yang dimiliki menjadi laba perusahaan.

Semakin besar laba yang dihasiilkan, maka tingkan pengembalian aset yang diharapkan akan

semakin besar. Dengan banyaknya minat para investor untuk berinvestasi, maka permintaan saham akan semakin meningkat, dengan asumsi bahwa jumlah saham yang beredar tetap, maka dapat

dipastikan Harga pasar saham akan bergerak naik. Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan

hipotesis dalam penelitian adalah:

H2: Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap Harga pasar saham.

2.3. Kerangka Konseptual Penelitian

Dengan demikian, kerangka konseptual dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. kerangka konseptual Sumber : diolah sendiri

III. METODE PENELITIAN

3.1. Strategi Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah hubungan

kausalitas dengan menggunakan data kuantitatif. Sugiyono (2018) mengatakan bahwa

hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Strategi ini digunakan untuk

meneliti kemungkinan adanya hubungan antar variabel serta untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh EPS, dan ROA terhadap Harga pasar saham pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode thun 2014-2018. Menurut Sanusu (2017)

desain peneitian kausalitas adalah desain penelitian yang disusun untuk meneliti kemungkinan

adanya hubungan sebab-akibat antar variabel. Dalam desain ini, umumnya hubungan sebab-akibat (tersebut) sudah dapat diprediksi oleh peneliti, sehingga peneliti dapat menyatakan

klarifikasi, variabel penyebab, variabel antara dan variabel terikat.

3.1.2 Metode Penelitian Suharsini (2013) mengatakan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.metode yang digunakan dalam penelitian ini

Earning Per

Share (EPS)

Return On

Asset (ROA)

Harga pasar saham

Page 8: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 7

adalah metode kuantitatif . Metode kuantitatif digunakan karena data penelitian merupakan

angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik. Sedangkan menurut Sugiyono (2008)

metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2013: 115). Berdasarkan pegertian tersebut,

maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan batubara

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2018.

3.2.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dan jumlah serta karakteristik yang dimiliki oleh populasi’. Bila

populasi besar dan peneliti tidak dapat mempelajari semua yang terdapatpada populasi, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambl dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi tersebut harus benar- benar menggambarkan keadaan populasi. Sedangkan

menurut Djarwanto (2013: 108), sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya

hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili populasi.

Teknik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive samping. Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu. Pengambilan teknik tertentu ini, misalnya orang tersebut yang

dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.

(Sugiyono, 2018:144). Alasan peneliti memilih purposive samping dalam penelitian ini karena

tidak semua sampel memiliki kriteria/karakter yang telah ditentukan oleh si peneliti untuk

mendapatkan sampel yang dapat mewakili populasi. Berikut kriteria perusahaan yang akan

dijadikan sampel oleh peneliti dalam penelitiannya sebagai berikut:

1. Perusahaan industri pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) secara berturut-turut selama periode 2014-2018.

2. Perusahaan industri pertambangan batu bara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang memiliki kelengkapan informasi dan data yang dibutuhkan selama periode

2014-2018.

3.3 Data dan Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data laporan

keuangan perusahaan. Sugiyono (2018: 456) mengatakan data sekunder adalah sumber data

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Menurut Sanusi (2011: 114) data dokumentasi biasanya dilakukan untuk

mengumpulkan data sekunder baik secara pribadi maupun kelembagaan.

Pada umumnya data yang diperoleh secara dokumentasi masih sangat mentah karena informasi yang satu dengan yang lainnya tercerai berai bahkan kadangkala sulit dipahami apa

maksud yang terkandung dalam data tersebut. Data sekunder antara lain disajikan dalam

bentuk data-data, dokumen, tabel-tabel mengenai topik penelitian. Alasan peneliti

menggunakan data sekunder adalah karena data sekunder lebih mudah diperoleh dengan biaya yang lebih murah dan data tersebut lebih dapat dipercaya keabsahannya, seperti laporan

keuangan pada laporan tahunan perusahaan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik.

Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dariwebsite Bursa Efek Indonesia melalui situs

Page 9: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 8

www.idx.co.id dan website resmi masing-masing perusahaan. Data yang dimaksud antara lain

laporan keuangan berupa laporan laba rugi, laporan posisi keuangan/neraca, laporan arus kas.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series atau cross section atau biasa

disebut dengan panel data. Data bersifat time series karena data dalam penelitian ini adalah data dalam jangka waktu tertentu, yakni mulai dari tahun 2014-2018.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis

data primer.

3.3.2 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam peneitian ini dilakukan melalui beberapa cara, yaitu :

1. Teknik dokumentasi

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder sehingga prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi dengan mengakses laporan

keuangan yang dipublikasikan pada website Bursa Efek Indonesia yang dapat diakses

melalui www.idx.co.id

2. Penelitian kepustakaan Dengan cara mengumpulkan bahan atau data-data yang berkaitan dengan objek

pembahasan, yang diperoleh melalui kepustakaan, yaitu dengan mempelajari, meneliti,

mengkaji, serta menelaah buku-buku, jurnal akuntansi nasional, serta situs pendukung lainnya.

3.4 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2012: 31), definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat yang

akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga memungkinkan bagi

peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran konstrak yang baik. Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2014: 39). Pada

penelitian ini variabel bebas yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS) dan Return

On Assets (ROA).

A. Earning Per Share (EPS) B. Return On Assets (ROA)

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel terikat sering disebut juga sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya

variabel bebas (Sugiyono, 2014:39).

Tabel 3.1. Operasional Variabel

Variabel Konsep Indikator Skala

Earing

Per Share

(EPS)

Menurut Kasmir (2008:

127) mengatakan bahwa EPS merupakan ukuran

kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan

keuntungan per lembar saham

EPS =

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

𝐽𝑈𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑌𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟

Rasio

Return On

Menurut Kasmir (2010: 202) mengatakan bahwa

ROA merupakan rasio

Rasio

Page 10: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 9

Asset

(ROA)

yang menggambarkan

hasil (return) dari aktiva

yang digunakan perusahaan dalam periode

tertentu.

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aktiva

Harga

pasar saham

Menurut Jogiyanto (2008:

167) Harga pasar saham adalah harga suatu saham

yang terjadi di pasar bursa

pada saat tertentu yang ditentukan oleh

permintaan pasar dan

penawaran saham ang

bersangkutan di pasar saham.

Rasio

3.5 Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis yang akan diajukan, dilakukan penguian secara kuantitatif guna

mengetahui apakah terdapat pengaruh dari Earning Per Share (EPS) dan Return On Assets (ROA)

terhadap Harga pasar saham. Maka digunakan alat analisis data panel dengan alat analisis yang digunakan yaitu menggunakan program komputer yaitu Eviews. Eviews adalah program komputer

yang dirancang untuk mengolah data statistik dan ekonometri jenis runtun waktu.

IV. HASIL DAN PENELITIAN

4.1. Uji Normalitas

Data setiap variabel yang peneliti gunakan berjumlah masing masing 60 obek

observasi. Mengacu pada suatu kaidah Central Limit Theorm, maka data tersebut dapat

dikategorikan sebagai data yang sufficiently lareg dan dapat dianggap berdistribusi

secara normal. Menurut Wing Wahyu (2009) mengatakan bahwa dalam analisis

multivariate, para peneliti menggunakan pedoman jika tiap variabel terdiri dari 30

data, maka data sudah termasuk kedalam data yang terdistribusi normal.

Berdasarkan hasil olahan data yang didapatkan data seperti berikut :

0

5

10

15

20

25

-8000 -4000 0 4000 8000 12000

Series: Standardized Residuals

Sample 2015 2018

Observations 60

Mean 8.07e-13

Median -1137.791

Maximum 14991.88

Minimum -7708.780

Std. Dev. 4346.965

Skewness 2.446674

Kurtosis 8.723016

Jarque-Bera 141.7444

Probability 0.000000

Gambar 4.1 normality test diolah dengan eviews menggunakan Uji Normalitas

Jarque –Berra

Page 11: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 10

Berdasarkan tabel diatas, model yang diuji merupakan estimasi yang telah

dipilih yaitu model random effect :

Y = a b1x1 + b2x2

Dengan :

a = konstanta

b1 = parameter 1

b2 = parameter 2

hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : data terdistribusi normal

H1: data tidak terdistribusi Normal

Jika hasil dari JB hitung >Chi Square tabel, maka H0 ditolak. Jika hasil dari

JB hitung < Chi Square tabel, maka H0 diterimaJadi berdasarkan dengan tabel yang

telah ada, dan juga hipotesis yang digunakan maka Residual Diagnostic Histogram –

Normality Test didapat nilai Jarque-Berra sebesar 147.7444. sedangkan berdasarkan

nilai Chi-Square tabel dengan Df = n-1 (df=59) tingkat probabilitas a = 0,05 adalah

77.993052. maka nilai Jarque –Berra tersebut >Chi Square tabel, sehingga

berdasarkan hipotesis yang telah dibuat, maka tabel tersebut dapat mengindikasikan

bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Untuk itu, diperlukan transformasi data

dengan menggunalan metode Inverse dengan rumus 1/variabel, dengan hasil sebagai

berikut :

Tabel 4.1Perhitungan Transformasi Inverse

No Nama Tahun

Harga

Saham EPS ROA

Transformasi

Inverse 1/price 1/eps 1/roa

1 ADRO 2015 515 65.74 2.53 1/X 0.001942 0.015211 0.395257

2016 1695 140.56 5.22 0.00059 0.007114 0.191571

2017 1860 204.71 7.87 0.000538 0.004885 0.127065

2018 1215 164.19 4.92 0.000823 0.006091 0.203252

2 BUMI 2015 50 -752.12 -64.39 0.02 -0.00133 -0.01553

2016 278 24.83 3.88 0.003597 0.040274 0.257732

2017 270 77.35 6.57 0.003704 0.012928 0.152207

2018 103 46.88 4.01 0.009709 0.021331 0.249377

3 BYAN 2015 7875 -266.51 -8.72 0.000127 -0.00375 -0.11468

2016 6000 115.91 2.18 0.000167 0.008627 0.458716

2017 10600 1299.84 38.03 9.43E-05 0.000769 0.026295

2018 19875 1737.95 37.12 5.03E-05 0.000575 0.02694

4 DEWA 2015 50 0.06 0.12 0.02 16.66667 8.333333

2016 50 0.32 0.14 0.02 3.125 7.142857

Page 12: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 11

2017 50 1.71 0.69 0.02 0.584795 1.449275

2018 50 0.56 0.22 0.02 1.785714 4.545455

5 GEMS 2015 1400 4.73 0.57 0.000714 0.211416 1.754386

2016 2700 78.68 9.26 0.00037 0.01271 0.107991

2017 2750 217.13 20.43 0.000364 0.004606 0.048948

2018 2550 244.80 13.62 0.000392 0.004085 0.073421

6 ITMG 2015 5725 770.40 5.36 0.000175 0.001298 0.186567

2016 16875 1554.27 10.80 5.93E-05 0.000643 0.092593

2017 20700 3028.81 18.60 4.83E-05 0.00033 0.053763

2018 20250 2634.63 13.38 4.94E-05 0.00038 0.074738

7 KKGI 2015 84 78.87 5.76 0.011905 0.012679 0.173611

2016 300 129.76 9.60 0.003333 0.007707 0.104167

2017 324 -0.54 122.41 0.003086 -1.85185 0.008169

2018 354 7.22 1.93 0.002825 0.138504 0.518135

8 PKPK 2015 50 -100.87 -36.17 0.02 -0.00991 -0.02765

2016 50 -22.78 -8.67 0.02 -0.0439 -0.11534

2017 67 -104.55 -7.60 0.014925 -0.00956 -0.13158

2018 105 0.04 0.02 0.009524 25 50

9 PTBA 2015 905 883.59 12.06 0.001105 0.001132 0.082919

2016 2500 870.69 10.90 0.0004 0.001149 0.091743

2017 2460 1942.79 20.68 0.000407 0.000515 0.048356

2018 4300 1705.59 17.78 0.000233 0.000586 0.056243

10 PTRO 2015 290 173.95 -2.98 0.003448 0.005749 -0.33557

2016 720 -105.69 -1.99 0.001389 -0.00946 -0.50251

2017 1660 110.55 1.90 0.000602 0.009046 0.526316

2018 1785 263.05 3.48 0.00056 0.003802 0.287356

11 DOID 2015 54 -13.90 -1.00 0.018519 -0.07194 -1

2016 510 59.86 4.20 0.001961 0.016706 0.238095

2017 715 74.46 4.94 0.001399 0.01343 0.202429

2018 525 86.41 4.35 0.001905 0.011573 0.229885

12 HRUM 2015 675 -98.19 -4.99 0.001481 -0.01018 -0.2004

2016 2140 6634 4.35 0.000467 0.000151 0.229885

2017 2050 226.89 12.13 0.000488 0.004407 0.08244

2018 1400 125.53 6.36 0.000714 0.007966 0.157233

13 MBAP 2015 1115 390.76 31.75 0.000897 0.002559 0.031496

2016 2090 296.54 23.30 0.000478 0.003372 0.042918

2017 2900 647.29 36.47 0.000345 0.001545 0.02742

2018 2850 543.89 25.67 0.000351 0.001839 0.038956

14 MYOH 2015 525 154.33 15.34 0.001905 0.00648 0.065189

2016 630 12.96 14.44 0.001587 0.07716 0.069252

2017 700 75.42 9.04 0.001429 0.013259 0.110619

Page 13: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 12

0

5

10

15

20

25

30

-0.005 0.000 0.005 0.010 0.015

Series: Standardized Residuals

Sample 2015 2018

Observations 60

Mean 5.93e-19

Median -0.003211

Maximum 0.016320

Minimum -0.004205

Std. Dev. 0.006649

Skewness 1.648183

Kurtosis 4.083080

Jarque-Bera 30.09774

Probability 0.000000

Gambar 4.2 diolah menggunakan eviews – metode Inverse

Hasil dari perhitungan data diatas menghasilkan Residual Diagnostics

Histogram – Normality Test pada data yang telah ditransformasi, didapatkan nilai

Jarque-Berra sebesar 30.09774, sedangkan berdasarkan nilai Chi-Square tabel,

dengan nili df = n1 (df=59) tingkat probabilitas a = 0.05 adalah 77.993052. nilai Jarque

–Berra tersebut <Chi-Square tabel, sehingga mengindikasikan bahwa data

terdistribusi secara normal.

Sehingga Random effect Model menjadi sebagai berikut :

(1/Harga pasar saham) = a + b1(1/EPS) = b2(1/ROA)

Dimana :

A = konstanta

B1 = parameter 1

B2 = parameter 2

Dependent Variable: Y_TRANS_PRICE

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Date: 02/23/20 Time: 10:15

Sample: 2015 2018

Periods included: 4

Cross-sections included: 15

Total panel (balanced) observations: 60

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

2018 1045 145.53 15.10 0.000957 0.006871 0.066225

15 TOBA 2015 675 77.84 9.11 0.001481 0.012847 0.109769

2016 1245 18.67 5.58 0.000803 0.053562 0.179211

2017 2070 144.32 11.88 0.000483 0.006929 0.084175

2018 1620 173.35 11.77 0.000617 0.005769 0.084962

Page 14: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 13

C 0.004263 0.000789 5.404153 0.0000

X1_TRANS_EPS 0.000504 0.000283 1.785139 0.0796

X2_TRANS_ROA -0.000302 0.000165 -1.837313 0.0714

Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 0.002546 0.3743

Idiosyncratic random 0.003292 0.6257 Weighted Statistics

R-squared 0.032026 Mean dependent var 0.002312

Adjusted R-squared -0.001938 S.D. dependent var 0.004460

S.E. of regression 0.004464 Sum squared resid 0.001136

F-statistic 0.942937 Durbin-Watson stat 2.040455

Prob(F-statistic) 0.395473

Tabel 4.2 diolah menggunakan eviews

Jika di interpretasikan ke dalam formula menjadi sebagai berikut:

(1/HargaSaham) = 0.004263 + 0.000504(1/EPS) -0.000302(1/ROA)

4.3. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah terjadi gejala multikoloniaritas

pada model regresi yangakan diujikan. Untuk mengetahui apakah antar variabel independen

memiliki korelasi atau hubungan maka dilakukan uji dengan hasil sebagai berikut :

Y X1_EPS X2_ROA

Y 1 0.5141815717700091 0.2092184265414346

X1_EPS 0.5141815717700091 1 0.1913790196146789

X2_ROA 0.2092184265414346 0.1913790196146789 1

Tabel 4.3 diolah menggunakan eviews

Berdasarkan perhitungan, didapatkan informasi bahwa kedua variabel memiliki

koefisien yang relatif kecil, yaitu tidak melebihi 0,8. Hal ini menunjukkan bahwa tidak

adanya hubungan linear antar variabel independen dan data dianggap tidak mengalami gejala

multikolinearitas.

4.4. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan asumsi

klasik autokorelasi. Untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya gejala autokorelasi, maka

dilakukan uji Durbin-Watson (D-W) dengan hasil :

Data dari tabel D-W

A = 5%

K = 2

N = 60

Page 15: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 14

Dl= 1.514

Du= 1.6518

Durbin-Watson stat 2.040455

Berdasarkan Uji D-W diketahui bahwa nilai koefisien D-W adalah 2. Nilai tersebut

berada diantara Du(1.6518) dan 4-Du (2.3482), sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

adanya atau tidak terjadi autokorelasi.

4.5. Metode Estimasi Data Panel

Untuk mengetahui model yang paling cocok digunakan dalam penelitian ini yaitu

diantara Common effect Model (CEM), Fixed effect Model (FEM), dan Radom Effect Model

(REM), maka perlu diuji masing-masing dari model tersebut.

4.5.1. Common Efect Model (CEM)

Menurut Ghozali (2017:214) mengtakan bahwa teknik ini adalah teknik yang

paling sederhana, dimana pendekekatannya mengabaikan dimensi waktu dan ruang

yang dimiliki. Pada model ini, hanya menggabungkan cross section dan time series.

Pendekatan kuadrat kecil (pooled least square) digunakan untuk mengestimasikan

penggabungan tersebut menggunakan pendekatan Panel Least Square (PLS). Common

effect Model dapt dilihat pada tabel dibawah ini :

Dependent Variable: Y

Method: Panel Least Squares

Cross-sections included: 15

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1490.696 624.7017 2.386253 0.0204

X1_EPS 2.283911 0.532429 4.289609 0.0001

X2_ROA 26.58614 26.51841 1.002554 0.3203 R-squared 0.277129 Mean dependent var 2749.567

Adjusted R-squared 0.251766 S.D. dependent var 4911.943

S.E. of regression 4248.858 Akaike info criterion 19.59539

Sum squared resid 1.03E+09 Schwarz criterion 19.70011

Log likelihood -584.8618 Hannan-Quinn criter. 19.63636

F-statistic 10.92615 Durbin-Watson stat 1.113117

Prob(F-statistic) 0.000096

Tabel 4.4 diolah mengunakan eviews

4.5.2. Fixed effect Model

Menurut Ghozali (2017:223) menyatakan bahwa pendekatan ini

mengasumsikan bahwa koefisien (slope) yaitu konstan, tetapiintersep bervariasi

antar individu. Meskipun intersep bervariasi, setiap intersep individu tersebut tidak

bervariasi sepanjang waktu yang disebut time invariant. Teknikini menggunakan

metode panel least square. Berikut dapat dilihat melalui tabel:

Page 16: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 15

Dependent Variable: Y

Method: Panel Least Squares

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2134.043 360.5486 5.918878 0.0000

X1_EPS 0.954698 0.368001 2.594284 0.0129

X2_ROA 21.39156 17.76985 1.203812 0.2352 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.841851 Mean dependent var 2749.567

Adjusted R-squared 0.783004 S.D. dependent var 4911.943

S.E. of regression 2288.120 Akaike info criterion 18.54237

Sum squared resid 2.25E+08 Schwarz criterion 19.13577

Log likelihood -539.2711 Hannan-Quinn criter. 18.77448

F-statistic 14.30594 Durbin-Watson stat 2.040455

Prob(F-statistic) 0.000000

Tabel 4.5 diolah menggunakan Eviews

4.5.3. Random effect Model

Menurut Ghozali (2017:245) mengatakan bahwa Random effect Model

mengasumsikan bahwa setiap individu memiliki perbedaan intersep. Metode ini

menggunakan metode Panel EGLS (cross-section random effects), berikut tabel

menunjukkan hasil dari perhitungan:

Dependent Variable: Y

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)

Cross-sections included: 15

Total panel (balanced) observations: 60

Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2031.845 950.9136 2.136729 0.0369

X1_EPS 1.163672 0.356512 3.264047 0.0019

X2_ROA 22.32947 17.29702 1.290943 0.2019 Effects Specification

S.D. Rho Cross-section random 3413.665 0.6900

Idiosyncratic random 2288.120 0.3100 Weighted Statistics R-squared 0.189843 Mean dependent var 873.7301

Adjusted R-squared 0.161416 S.D. dependent var 2573.597

S.E. of regression 2356.751 Sum squared resid 3.17E+08

F-statistic 6.678355 Durbin-Watson stat 1.685803

Prob(F-statistic) 0.002479

Page 17: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 16

Unweighted Statistics R-squared 0.216813 Mean dependent var 2749.567

Sum squared resid 1.11E+09 Durbin-Watson stat 0.892939

Tabel 4.6 diolah menggunakan eviews

4.6. Pemilihan Model Regresi Data Panel

4.6.1. Common effect Model vs Fix Effect Model (Chow-Test)

Chow –test digunakan untuk memilih pendekatan yang lebih efisien antara

model pendekatan Common effect Model dengan Fixed effect Model, dengan kriteria

berikut:

1. Jika nilai probabilitas (p-value) untuk cross section F ≥ 0,05 (nilai signifikan)

maka H0 diterima, sehingga model yang digunakan yang paling tepat adalah

Common effect Model (CEM)

2. Jika nilai probabilitas (p-value) untuk cross section F ≤ 0,05 (nilai signifikan)

maka H0 ditolak, sehingga model yang paling tepat digunakan adalah Fixed

effect Model (FEM)

Hipotesis yang digunakan dengan model Chow-test adalah :

H0 = Common effect Model

H1 = Fixed effect Model

Redundant Fixed effects Tests

Equation: FEM

Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 10.967491 (14,43) 0.0000

Cross-section Chi-square 91.181438 14 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: Y

Method: Panel Least Squares

Date: 02/23/20 Time: 09:26

Sample: 2015 2018

Periods included: 4

Cross-sections included: 15

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 1490.696 624.7017 2.386253 0.0204

X1_EPS 2.283911 0.532429 4.289609 0.0001

X2_ROA 26.58614 26.51841 1.002554 0.3203 R-squared 0.277129 Mean dependent var 2749.567

Page 18: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 17

Adjusted R-squared 0.251766 S.D. dependent var 4911.943

S.E. of regression 4248.858 Akaike info criterion 19.59539

Sum squared resid 1.03E+09 Schwarz criterion 19.70011

Log likelihood -584.8618 Hannan-Quinn criter. 19.63636

F-statistic 10.92615 Durbin-Watson stat 1.113117

Prob(F-statistic) 0.000096

Tabel 4.7 diolah menggunakan eviews

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode redundant fixed effect testdidapatka

probabilitas pada Chi-Square sebesar 0,0000 < dari nilai a = 5% (0,05) maka untuk itu H0

ditolak sedangkan H1 diterima. Maka metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah Fixed

effect Model (FEM).

4.6.2. Fixed effect Model vs Random effect Model (Hausman test)

Untuk memilih model regresi mana yang lebih tepat antara model efek tetap

dan model random effect, dilakukan Uji Hausman dengan hipotesis sebagai berikut :

H0 = Random effect ModelH1 = Fixed effect Model

Correlated Random effects - Hausman Test

Equation: REM

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob. Cross-section random 5.470674 2 0.0649 Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. X1_EPS 0.954698 1.163672 0.008324 0.0220

X2_ROA 21.391558 22.329469 16.580608 0.8178 Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: Y

Method: Panel Least Squares Cross-sections included: 15

Total panel (balanced) observations: 60 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2134.043 360.5486 5.918878 0.0000

X1_EPS 0.954698 0.368001 2.594284 0.0129

X2_ROA 21.39156 17.76985 1.203812 0.2352 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.841851 Mean dependent var 2749.567

Adjusted R-squared 0.783004 S.D. dependent var 4911.943

S.E. of regression 2288.120 Akaike info criterion 18.54237

Sum squared resid 2.25E+08 Schwarz criterion 19.13577

Log likelihood -539.2711 Hannan-Quinn criter. 18.77448

F-statistic 14.30594 Durbin-Watson stat 2.040455

Page 19: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 18

Prob(F-statistic) 0.000000

Tabel 4.8 diolah menggunakan eviews

Berdasarkan Hausman Test didapat nilai probabilitas sebesar 0.0649 > nilai a

= 5% (0,05) untuk itu H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa estimasi

dengan Random effect Model lebih baik atau lebih mencerminkan kondisi data.

Melihat dari Uji Chow dan Uji Hausman diperoleh hasil model yang paling tepat

adalah Model Efek Tetap (Fixed effect Model), maka Uji Lagrange Multiplier tidak

diperlukan.

4.7. Uji Hipotesis

4.7.1. Uji t (parsial) variabel EPS

Uji hipotesis berdasarkan pada Model Efek Tetap (Fixed Effect Model) yang

telah ditetapkan sebagai model terbaik dibandingkan dengan dua model lainnya. Untuk

mengetahui pengaruh variabel EPS secara parsial terhadap Harga pasar saham,

dilakukan uji t dengan hipotesis :

H0: EPS secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham.

H1: EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t-statistic variabel EPS

adalah 5,918 dengan probabilitas 0.000.

Tabel Uji t variabel EPS

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 2134.043 360.5486 5.918878 0.0000

X1_EPS 0.954698 0.368001 2.594284 0.0129

Sumber olah data eviews

Jika dibandingkan dengan t-tabel (a=5%/2, df=60-3=57)= 2.00247), maka

dapat diketahui bahwa nilai t-statistic lebih bsar dari nilai t-tabel. Dengan

membandingkan dengan nilai t-statistic dan t-tabel serta tabel pada Model Random

effect maka dapat dipastikan bahwa H0 ditolk dan H1 diterima. Hal ini menyatakan

bahwa EPS berpengaruh terhadap Harga pasar saham.

4.7.2. Uji t (parsial) variabel ROA

Uji hipotesis ini berdasarkan pada Model Efek Tetap (Fixed effect Model) yang

telah ditetapkan sebagai model terbaik dibandingkan dengan dua model lainnya. Untuk

mengetahui pengaruh ROA secara parsial terhadap Harga pasar saham, maka

dilakukan Uji t dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : ROA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar

saham

H1:ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar

saham

Page 20: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 19

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t-statistic variabel ROA

adalah

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2134.043 360.5486 5.918878 0.0000

X2_ROA 21.39156 17.76985 1.203812 0.2352

Sumber : data olah eviews

Bila dibandingkan dengan t-tabel (a=5%/2, df=60-3=57)=2.00247 ), maka dapat

diketahui bahwa nilai t-statistic lebih kecil dari pada nilai t-tabel. Dengan

membandingkan nilai t-tabel serta melihat pada data Fixed effect Model dapat

dipastikan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ROA

secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham.

4.7.3. Uji F (simultan)

Uji Hipotesis ini menggunakan Model Fixed effect Model yang telah ditetapkan

sebagai model terbaik dibandingkan dengan dua model lainnya. Untuk mengetahui

pengaruh variabel EPS dan ROA secara bersama-sama atau simultan terhadap Harga

pasar saham, dilakukan Uji F (simultan) dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 : EPS dan ROA secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan

terhadap Harga pasar saham

H1 : EPS dan ROA secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap Harga pasar saham.

Cross-section fixed (dummy variables) F-statistic 14.30594 Durbin-Watson stat 2.040455

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : diolah menggunakan eviews

Dapat diketahui, hasil pada perhitungan Model Efek Tetap (Fixed effect Model)

diketahui bahwa nilai F-statistic adalah 14,3059 dengan tingkat probabilitas 0,000.

Jika dibandingkan dengan nilai F-tabel (a=5%, df1= 10, df2= 42)=2.08, maka

diketahui bahwa nilai F-statistic lebih besar daripada f-tabel. Dengan membandingkan

nilai F-statistic dan f-tabel dapat dipastikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal

tersebut menunjukan bahwa seluruh variabel independen yaitu EPS dan ROA

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen.Hal ini

juga ditambah dengan nilai probabilitas yang sangat kecil yaitu 0,000 atau lebih kecil

dari 0,05. Kenyataan tersebut juga semakin memberikan keyakinan kepada penulis

untuk menyimpulkan bahwa memang benar EPS dan ROA bersama-sama (simultan)

berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham. Berdasarkan hasil

pengujian, hasil pengujian secara simultan sedikit berbeda dengan hasil pengujian

secara parsial. Bila mengacu pada perhitungan F-simultan, diketahui bahwa secara

bersama-sama kedua variabel independen yaitu EPS dan ROA berpengaruh secara

signifikan terhadap Harga pasar saham. Tetapi jika diukur secara parsial, ROA tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham. Penulis memiliki dugaan,

Page 21: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 20

bahwa jika dilakukan perhitungan secara simultan terhadap persamaan antara kedua

variabel independen yakni pada indikator laba perusahaan (net income) yang mampu

mempengaruhi pergerakan Harga pasar saham secara kuat. Sedangkan ketika

dilakukan Uji parsial, total aset sebagai konstruksi perhitungan ROA tidak dapat

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Harga pasar saham.

4.7.4. Uji menggunakan koefisien Determinasi R2 (R-Squared)

Uji Koefisien Determinasi R2 (R-Squared) ini dilakukan untuk mengetahui

seberapa besar variasi dari variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X.

Bila koefisien nilai determinasi sama dengan 0 (R2=0), artinya variasi dari Y tidak

dapat diterangkan oleh X sama sekali. Sementara jka R2=1, artinya variasi dari Y

secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan mengacu pada Model Efek

Tetap (Fixed effect Model) yang telah ditetapkan sebagai model regresi terbaik, didapat

hasil sebagai berikut:

Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.841851 Mean dependent var 2749.567

Adjusted R-squared 0.783004 S.D. dependent var 4911.943

Sumber : olah data eviews

Dilihat dari hasil perhitungan pada Model Efek Tetap (Fixed effect Model)

diketahui bahwa angka koefisien determinasi (R2) sebesar 0.8418 atau 84.18%. hal ini

menunjukkan bahwa presentase sumbangan pengaruh variabel independen (EPS dan

ROA) terhadap variabel dependen (Harga pasar saham) adalah sebesar 84.18%.

dengan kata lain, variasi variabel independen yang digunakan dalam model (EPS dan

ROA) mampu menjelaskan sebesar 84.18% variasi model dependen, sedangkan

sisanya 10.09% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

kedalam model penelitian ini.

4.8. Pembahasan

Dilihat dari hasil pemilihan model terbaik antara model Ordinary Least Square(OLS),

model efek tetap (fixed effect), dan model efek random (random effect), didapatkan model

terbaik adalah model efek tetap (Fixed effect) dengan model regresi sebagai berikut :

STOCKPRICE = 2134.043 + 0.954698*ROA + 21.39156*ROA + [CX=F]

Berdasarkan pada nilai konstanta variabel EPS dan ROA, maka EPS dan ROA

memiliki pengaruh yang positif terhadap Harga pasar saham. Pengaruh positif yang

diberikan EPS terhadap Harga pasar saham sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Jeni Wardi (2015) terhadap perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2011 yang menyatakan bahwa EPS berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar

saham pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

periode 2009-2011. Terkait pengaruh positif ROA terhadap Harga pasar saham, hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mohd. Heikal (2014) terhadap

perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menyatakan bahwa ROA,ROE

dan NPM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba perusahaan.

Page 22: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 21

Pembahasan hipotesis pertama dalam penelitian ini didasarkan pada uji statistik t

untuk membuktikan hipotesis sebagai berikut :

1. EPS secara parsial berpengaruh positif terhadap Harga pasar saham pada

perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t-statistic variabel EPS

adalah sebesar 5.9188 dengan tingkat probabilitas sebesar 0.000 lebih besar dari nilai

t-tabel (a=5%/2, df=60-3=57)=2.00247). Hal ini menunjukkan bahwa EPS

berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham. Dengan demikian dapat

dipastikan bahwa hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima. Hal ini mendukung

teori yang dinyatakan oleh Kasmir (2008 : 127) yang menyatakan bahwa jika EPS

suatu perusahaan tinggi maka laba perusahaan yang akan dibagikan dalam bentuk

dividen kepada pemegang saham semakin tinggi. Secara umum, kenaikan EPS dapat

dipicu dengan dua kondisi, yaitu pertama adalah laba perusahaan meningkat dan

yang kedua adalah jumlah saham biasa yang beredar di pasar menurun atau dengan

kata lain dibeli lagi oleh perusahaan menjadi treasury stock. Kenaikan EPS tentu

sangat diharapkan oleh investor. Jika nilai EPS kecil maka kecil pula kemungkinan

perusahaan untuk membagikan dividen. Maka dapat dikatakan oleh investor akan

lebih meminati saham yang memiliki EPS tinggi dibandingkan saham yang memiliki

EPS rendah.

Pembahasan hipotesa kedua dalam penelitian ini didasarkan pada uji statistik t untuk

membuktikan hipotesis sebagai berikut :

2. ROA secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham pada

perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil perhitunagn diketahui bahwa nilai t-statistic variabel ROA

adalah sebesar 1.203812 dengan tingkat probabilitas 0.2352 lebih kecil dibandingkan

dengan nilai t-tabel (a=5%/2, df=60-3=57)=2.00247). Hal ini menunjukkan bahwa

ROA secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham.

Dengan begitu, penelitian ini menolak hipotesa kedua. Meskipun secara individual

ROA memiliki pengaruh pengaruh positif terhadap Harga pasar saham, namun pada

jenis perusahaan pertambangan batubara, ROA sebagai salah satu indikator efisiensi

perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pergerakan Harga pasar

saham di pasar bursa. Jika dikaitkan dengan uji t pada variabel EPS, maka hal ini

menunjukkan bahwa investor cenderung melihat seberapa besar laba yang akan

dihasilkan perlembar saham daripada mengetahui bagaimana perusahaan mengelola

asetnya sebagai laba. Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Kasmir (2010 : 202)

yang mengatakan bahwa ROA dapat menggambarkan seberapa aktif perusahaan

memanfaatkan aset yang dimiliki menjadi laba, dengan demikian dapat dikatakan

bahwa suatu perusahaan yang memiliki tingkat ROA yang tinggi akan menarik

investor untuk berinvestasi ke perusahaan tersebut, karena dianggap perusahaan

tersebut dapat menghasilkan laba (profit) yang tinggi dan akan berdampak positif

terhadap nilai dividen.

Page 23: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 22

Pembahasan hipotesis ketiga ini didasarkan pada uji statistik F untuk membuktikan

hipotesis sebagai berikut :

3. EPS dan ROA secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Harga

pasar saham.

Dengan membandingkan f-statistic dan f-tabel dapat dipastikan bahwa

hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima. Hal itu menunjukkan bahwa EPS dan

ROA bersama-sama atau secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap

Harga pasar saham. Artinya, dalam keadaan normal, kenaikan EPS bersama ROA

akan berimbas pula pada kenaikan Harga pasar saham pada jenis perusahaan tambang

batubara. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa salah satu komponen dalam

kedua rasio keuangan tersebut adalah laba perusahaan. Semakin besar laba, maka

kemungkinan mendapatkan keuntungan dari investasi di saham tersebut (dividen

ataupun capital gain) akan semakin besar.

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh Earning Per Share

(EPS) dan Return On Assets (ROA) terhadap Harga pasar saham pada perusahaan

pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Berdasarkan analisis dan

pengujian yang telah dilakukan, maka dapatdiambil kesimpulan berikut :

1. EPS secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga pasar saham pada

perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini

terlihat dari hasil perhitungan pada nilai t-statistic variabel EPS adalah sebesar 5.9188

dengan tingkat probabilitas sebesar 0.000 lebih besar dari nilai t-tabel (a=5%/2, df=60-

3=57)= 2.00247).

2. ROA secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Harga pasar saham

pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil perhitunagn diketahui bahwa nilai t-statistic variabel ROA adalah

sebesar 1.203812 dengan tingkat probabilitas 0.2352 lebih kecil dibandingkan dengan

nilai t-tabel (a=5%/2, df=60-3=57)=2.00247).

3. EPS dan ROA secara simultan atau signifikan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Harga pasar saham pada perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia. membandingkan f-statistic dan f-tabel dapat dipastikan

bahwa hipotesis ketiga dalam penelitian ini diterima.

5.2. Saran

Adapun saran yang peneliti ajukan kepada penelitian-penelitian berikut yang berkaitan

dengan Harga pasar saham, yaitu sebagai berikut :

1. Penelitian ini menggunakan rentang waktu hanya empat tahun, diharapkan untuk

menambah rentang waktu dalam penelitian yang digunakan agar penelitian berikutnya

dapat melihat dengan jelas perilaku perusahaan berkaitan dengan Harga pasar saham.

2. Penelitian diharapkan menambah periode pengamatan agar jumlah sampel yang

digunakan lebih banyak.

3. Penelitian diharapkan untuk memasukkan variabel independen yang dapat

mempengaruhi Harga pasar saham. Contohnya ROI atau PES.

Page 24: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET (ROA)

TERHADAP HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN

BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia – 2020 23

5.3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dilakukan pada penelitian ini tentunya memiliki beberapa

keterbatasan, yaitu ebagai berikut :

1. Hasil penelitian ini hanya meneliti periode tahun 2014 sampai dengan 2018,

dikarenakan adanya keterbatasan dalam pengambilan data melalui www.idx.co.id

2. Periode pengamatan lima tahun (relatif pendek) sehingga penelitian kurang untuk

menggeneralisasi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3. Penelitian ini hanya menggunakan jenis perusahaan pada sektor pertambangan

batubara, sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengambil sampel dari

jenis industri lain.

DAFTAR REFERENSI

Ahmad Husaini. 2012. Pengaruh Variabel Return on Assets, Return on Equity, Net

Profit Margin, dan Earning Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan.

Jurnal Profit, Vol.06 No. 01 Juni 2012. Jurusan Administrasi Bisnis FIA UB.

Ali, Arifin. 2007. Membaca Saham(Panduan Dasar Seni Berinvestasi).Yogyakarta:

PT. Andi

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. PT.

Rineka Citra. Jakarta

Brigham & Huston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan . Salemba Empat.

Jakarta.

__________. 2009. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat. Jakarta.

Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Perusahaan Pertambangan Batubara

Terdaftar di BEI. Diunduh Juni 2019. https://www.idx.co.id

Firdaus, M. 2012. AplikasiEkonometrikaUntuk Data Panel dan Time

Series.IPB.Press. Bogor.

Darmadji, Tjipromo dan Fakhrudin, M. 2006. Pasar Modal Indonesia. Edisi Kedua,

Jakarta : Salemba Empat

Hartono, J. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman, Edisi Enam. Yogyakarta:BPFE.

Heikal, Mohd. 2014. Influence Analysis of Return on Asset (ROA), Return on Equity

(ROE), Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity (DER), and Current Ratio

(CR), Agains Corporate Profit Growth in Outomotife In Indonesia Stock

Exchange, International Journal of Academics Research in Business and

Social Sciences. Vol 4. No.12. Hal.101-114

Idawati, Wiwi dan Aditio Wahyudi. 2014. Effect of Earning Per Share (EPS) and

Return on Asset (ROA) agains Share Price on Coal Mining Company Listed

in Indonesia Stock Exchange. Journal of Research Development and

Page 25: PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN RETURN ON ASSET …

Laili Fauziyah 1, Yusuf Maksudi

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia - 2020 24

Management ISSN : 2422-8397 An International Peer-reviewed Journal

Vol.07.

Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Tujuh. Yogyakarta:

BPPE-Yogyakarta

Jr. PlacidoM. Maneje. 2012. Impact of Selected Financial Variables on Share Price

of Publicyly Listed Firms in the Philippines. American International Journal

of Contemporary Research. Vol.2, No. 99. Hal 98-102

Kasmir, 2013. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

______. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta :Rajawali Pers

Kieso. Weygandt, warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edition. John

Willey & Sons, Inc. Danvers. USA.

Tandelilin, Eduardus. 2007. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi

Pertama. Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta

Wardi, Jeni. 2015. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Equity,

dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di BEI Periode 2009-2011. Jurnal Akuntansi,

Vol. 3 No. 2. Hal 127-147.

Winarno, Wing Wahyu. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan Eveiws

(Edisis 3). UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Yahoo Finance. Historical Prices 2015-2018. Diunduh Juni

2019,https://www.finance.yahoo.com