PENGARUH E-BANKING TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK...

147
i PENGARUH E-BANKING TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK UMUM DI INDONESIA DENGAN VARIABEL KONTROL RISIKO KREDIT, LIKUIDITAS, INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PERIODE 2014-2017 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Shahara Putri Gusevi NIM: 11150810000053 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

Transcript of PENGARUH E-BANKING TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK...

i

PENGARUH E-BANKING TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK

UMUM DI INDONESIA DENGAN VARIABEL KONTROL RISIKO

KREDIT, LIKUIDITAS, INFLASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI

PERIODE 2014-2017

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Shahara Putri Gusevi

NIM: 11150810000053

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

ii

iii

iv

v

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI

1. Nama : Shahara Putri Gusevi

2. Tempat tanggal lahir : Tangerang, 20 Februari 1998

3. Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 87 RT 003/RW 03,

Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang

Selatan, 15412, Banten.

4. Agama : Islam

5. Nama ayah : Agusdi Arya (Alm)

6. Nama ibu : Noviwarmi Ganin

7. Nomor telepon : 0812-9817-7660

8. E-mail : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD N Kampung Utan I 2003-2009

2. SMP N 212 Jakarta 2009-2012

3. SMK N 20 Jakarta 2012-2015

4. Universitas Islam Negeri Jakarta 2015-2019

C. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Panitia Acara “Youth Economic Summit 2017” Divisi Lomba Fotografi

(2017)

vii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subhanau Wata’alla yang telah melimpahkan rahmat,

nikmat serta karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul ”Pengaruh E-Banking

Terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum Di Indonesia Dengan Variabel

Kontrol Risiko Kredit, Likuiditas, Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Periode

2014-2017” dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa selesainya skripsi ini tidak lepas dari doa, bantuan,

bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Mama tercinta, Noviwarmi Ganin yang telah memberikan doa, arahan,

bantuan, bimbingan, membantu pengkoreksian skripsi serta motivasi agar

penulis tidak menyerah dalam menyelesaikan skripsi serta dukungan secara

lahir dan batin yang selalu diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelsaikan skripsi ini.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., MA. selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Prof. Dr. Amilin, S.E., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA. selaku Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta yang telah membantu dalam berbagai kebijakan demi kemajuan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

4. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., M.,M., selaku Ketua Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta serta Dosen Pembimbing Skripsi, terima kasih sebesar-besarnya telah

berkenan meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing penulis, yang

telah bersedia memotivasi, memberikan tambahan ilmu, arahan dan solusi

setiap permasalahan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan

skripsi ini.

viii

5. Ibu Amalia, S.E., M.M., selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Almarhum Papa yang selalu saya rindukan, terima kasih karena telah

mengajarkan penulis pelajaran-pelajaran yang tidak pernah didapatkan di

bangku akademis, semoga papa tenang di sisi-Nya.

7. Adik sekaligus sahabat saya, Mashita Putri Gusevi yang sudah memotivasi

penulis dengan caranya sendiri hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Lelaki istimewa, Muhamad Fadhil Mufid yang selalu berada di sisi penulis dan

selalu sabar menemani, mendukung serta mendoakan penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan lahir dan batin

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat penulis, Diana, Yunita, Mega, Nurhasanah dan Alfi yang

selalu mendukung, membantu dan mendoakan penulis, serta mengisi kenangan

indah selama perkuliahan dan telah memberi semangat kepada penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman Manajemen 2015, terutama untuk kelas Manajemen Keuangan

2015 yang telah memberikan warna berbeda selama masa perkuliahan dengan

canda tawa mereka.

12. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak

membantu dan memberi masukan serta inspirasi bagi penulis, suatu

kebahagiaan tersendiri telah dipertemukan dengan kalian semua.

Akhir kata, penulis memahami bahwasanya tak ada satu pun di dunia ini yang

sempurna, termasuk skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kepada

pembaca agar berkenan memberikan saran yang membangun dan memberikan

koreksi pada skripsi ini agar dpat diperbaiki untuk penulis berikutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Juli 2019

Shahara Putri Gusevi

NIM. 11150810000053

ix

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of e-banking on the financial

performance of commercial banks in Indonesia with a variable control of credit

risk, liquidity, inflation and economic growth during the period 2014-2017. This

study used 23 public banks listed on the Indonesian Stock Exchange a bank sub-

sector during the period 2014-2017 as a research sample. Data is collected based

on commercial bank financial reports published by Bank Indonesia and Badan

Pusat Statistik. The data analysis technique used is regression with the Ordinary

Least Square (OLS) model using Eviews 9 software. The results show that e-

banking has a positive impact on financial performance of commercial banks in

Indonesia. Control variables in this study of credit risk have a negative impact on

financial performance while liquidity has a positive effect on financial performance

of commercial banks in Indonesia. Other control variables, inflation and economic

growth proved that have no effect on the financial performance of commercial

banks in Indonesia.

Keywords: E-banking, Credit Risk, Liquidity, Inflation, Economic Growth.

x

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh e-banking

terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia dengan variabel kontrol risiko

kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi periode 2014-2017. Penelitian

ini menggunakan 35 bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sub sektor

bank selama periode 2014-2017 sebagai sampel penelitian. Data dikumpulkan

berdasarkan laporan keuangan bank umum yang dipublikasikan oleh Bank

Indonesia dan Badan Pusat Statistik. Teknik analisis data yang digunakan adalah

uji regresi dengan model Ordinary Least Square (OLS) menggunakan software

Eviews 9. Hasil penelitian menunjukkan bahwa e-banking memiliki pengaruh

positif terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia. Variabel kontrol berupa

risiko kredit memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja keuangan sedangkan

likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank umum di di

Indonesia. Variabel kontrol lainnya yaitu inflasi dan pertumbuhan ekonomi terbukti

tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia.

Kata kunci: E-banking, Risiko Kredit, Likuiditas, Inflasi, Pertumbuhan

Ekonomi

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

ABSTRAK .............................................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 19

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 19

D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 22

A. Landasan Teori ........................................................................................... 22

1. Bank ....................................................................................................... 22

2. Kinerja Bank .......................................................................................... 30

3. Elektronik Banking (E-banking) ............................................................ 39

xii

4. Risiko Kredit ......................................................................................... 48

5. Likuiditas ............................................................................................... 49

6. Inflasi ..................................................................................................... 50

7. Pertumbuhan Ekonomi .......................................................................... 50

B. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 51

C. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................................ 69

D. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 73

E. Hipotesis ..................................................................................................... 74

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 76

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 76

B. Populasi dan Sampel .................................................................................. 76

1. Populasi ................................................................................................. 76

2. Sampel ................................................................................................... 76

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 79

1. Jenis Data ............................................................................................... 79

2. Sumber Data .......................................................................................... 79

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 80

1. Penelitian Kepustakaan.......................................................................... 80

2. Data Sekunder ....................................................................................... 80

E. Teknik Analisis Data .................................................................................. 80

1. Uji Statistik Deskriptif ........................................................................... 80

2. Analisis Regresi Ordinary Least Square ............................................... 81

3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 82

xiii

4. Uji Hipotesis .......................................................................................... 85

F. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 87

1. Variabel Dependen ................................................................................ 88

2. Variabel Independen .............................................................................. 88

3. Variabel Kontrol .................................................................................... 89

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................... 92

A. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................................... 92

B. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 96

1. Uji Normalitas ....................................................................................... 96

2. Uji Multikolinearitas ............................................................................. 97

3. Uji Autokorelasi .................................................................................... 98

4. Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 99

C. Analisis Regresi Ordinary Least Square.................................................. 100

D. Uji Hipotesis ............................................................................................ 101

1. Uji F (Pengujian Secara Simultan) ...................................................... 102

2. Uji Statistik t ........................................................................................ 102

3. Uji Adjusted R2 .................................................................................... 105

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 111

A. Kesimpulan ............................................................................................... 111

B. Implikasi ................................................................................................... 112

C. Saran ......................................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 114

LAMPIRAN ........................................................................................................ 119

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Pertumbuhan Jumlah Aset, Dana Pihak Ketiga dan

Kredit Yang Diberikan Pada Bank Umum di Indonesia ....................... 2

Tabel 2.1. Kriteria Peringkat ROA ........................................................................ 39

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 53

Tabel 3.1. Kriteria Penentuan Sampel.................................................................... 78

Tabel 3.2. Daftar Sampel Penelitian ...................................................................... 78

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Keseluruhan Data................................................... 93

Tabel 4.2. Uji Multikolinearitas ............................................................................. 97

Tabel 4.3. Uji Autokorelasi ................................................................................... 98

Tabel 4.4. Uji Heteroskedastisitas ......................................................................... 99

Tabel 4.5. Hasil Uji Regresi Ordinary Least Square ........................................... 100

Tabel 4.6. Hasil Uji Hipotesis dengan Model Ordinary Least Square ................ 101

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Grafik Perkembangan ROA Bank Umum di Indonesia

Periode 2014-2017 .............................................................................. 4

Gambar 1.2. Grafik Jumlah Kartu Kredit, Kartu ATM dan Kartu ATM+Debet

Beredar di Indonesia Periode 2014-2017 ............................................ 9

Gambar 1.3. Grafik Jumlah Transaksi Volime dan Nominal Kartu Debet

Di Indonesia Periode 2014-2017 ...................................................... 11

Gambar 1.4. Grafik Jumlah Transaksi Volume dan Nominal Kartu Kredit

Di Indonesia Periode 2014-2017 ...................................................... 13

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 73

Gambar 4.1. Uji Normalitas Data ......................................................................... 96

Gambar 4.2. Uji Normalitas Data (Setelah Transformasi) .................................... 97

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Input Variabel ................................................................................... 119

Lampiran 2 Output Eviews 9 ................................................................................ 130

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman sekarang dalam perekonomian manapun di permukaan bumi

ini telah tumbuh dan berkembang beberapa lembaga keuangan. Semua

lembaga keuangan memiliki fungsi utama yaitu menyalurkan dana yang telah

dikumpulkan dari berbagai penabung kepada pihak-pihak yang membutuhkan

dana dengan berbagai cara. Salah satu lembaga keuangan yang paling besar

perannya dalam perekonomian yaitu lembaga keuangan bank.

Bank memiliki berbagai peranan dalam perekonomian suatu negara,

khususnya di Indonesia. Antara lain sebagai lembaga perantara keuangan,

sebagai lembaga pencipta kredit dan uang, pencipta lapangan kerja dan sebagai

sumber pemasukan, pemasok aneka ragam jasa perbankan dan sebagainya.

Peranan bank selain itu juga sebagai lembaga moneter di suatu negara. Bank

memiliki keikutsertaan dalam penciptaan uang dengan jumlah yang sangat

berarti, hal ini menjadi alasan bank dianggap sebagai salah satu lembaga

moneter. Melalui lembaga perbankan, pengaruh kebijakan-kebijakan moneter

Bank Indonesia selaku bank sentral Indonesia, disalurkan ke dalam

perekonomian negara.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga menilai industri perbankan nasional

pada tahun 2018 berada dalam kondisi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Hal ini menyebabkan regulator yakin perbankan pada tahun ini dapat

2

mendukung pemerintah dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam

negeri. Hal ini dibuktikan oleh tabel di bawah ini

Tabel 1.1.

Pertumbuhan Jumlah Aset, Dana Pihak Ketiga dan Kredit Yang

Diberikan Pada Bank Umum di Indonesia

(Dalam Miliar Rp)

Sumber: OJK (2017) (Data diolah)

Tabel 1.1. menyajikan informasi mengenai jumlah aset bank umum di

Indonesia yang mengalami kenaikan setiap tahunnya dengan rata-rata kenaikan

sebesar 9,58%. Kenaikan ini dapat dikarenakan oleh kredit yang diberikan juga

mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan rata-rata kenaikan sebesar

8,87%. Sementara itu, dana pihak ketiga bank umum di Indonesia sempat

mengalami pelemahan sebesar 0,03% pada tahun 2015. Namun rata-rata

peningkatan dari tahun 2014-2017 terhitung sebesar 6,31%. Walaupun sempat

melemah, nilai dana pihak ketiga bank tidak banyak berubah dan menunjukkan

masih adanya kepercayaan masyarakat secara umum terhadap kestabilan dan

keamanan dari simpanan mereka, serta membuktikan bahwa sistem perbankan

di Indonesia masih dalam keadaan baik. Jumlah aset bank umum di Indonesia

yang paling besar terjadi pada tahun 2017 yaitu sebesar 7.387.634 miliar

rupiah. Hal ini disebabkan oleh pada tahun yang sama, dana pihak ketiga bank

umum berada di level tertinggi pula yaitu sebesar 5.289.377 miliar rupiah.

Menguatnya pertumbuhan kredit menyebabkan aset perbankan pun ikut

meningkat dikarenakan komposisi aset perbankan yang terbesar adalah kredit.

Indikator 2014 2015 2016 2017

Jumlah Aset 5.615.150 6.095.908 6.729.799 7.387.634

Kredit Yang Diberikan 3.706.501 4.092.104 4.413.414 4.781.931

Dana Pihak Ketiga 4.414.420 4.413.056 4.836.056 5.289.377

3

Peningkatan kredit dapat didorong oleh perkiraan kondisi ekonomi Indonesia

yang semakin membaik, penurunan suku bunga kredit, penurunan risiko

penyaluran kredit dan peningkatan kondisi likuiditas bank.

Sebagai lembaga moneter di suatu negara, bank didorong untuk lebih

efisien dan selektif dalam mengolah dan mempertahankan dan melaksanakan

manajemen perusahaan menjadi profesional. Selain itu, kinerja keuangan bank

akan berpengaruh pada kualitas dan keseimbangan sistem keuangan nasional.

Oleh karena itu, bank harus memiliki kinerja yang baik dari aktivitas usaha

yang telah dicapai. Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan perbankan,

maka diperlukan adanya kinerja keuangan yang menjadi hal sangat penting

bagi suatu bank. Kinerja keuangan bank merupakan suatu gambaran mengenai

kondisi keuangan suatu bank pada periode tertentu, baik mencakup aspek

penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kinerja suatu bank yang

buruk akan menyebabkan hilangnya kepercayaan dari masyarakat bahkan

kebangkrutan dari sebuah bank. Penilaian terhadap kinerja keuangan bank

dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangannya. Namun, laporan

keuangan yang telah disusun tidak menjamin diperolehnya informasi mengenai

kinerja keuangan bank tanpa dipelajari dan dianalisis lebih lanjut. Salah satu

cara yang biasa digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan bank yaitu

dengan melakukan analisis rasio keuangan.

Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang membandingkan antara laba

bersih sebelum pajak dengan total aset suatu bank. Rasio ini dapat

menunjukkan proftabilitas suatu bank karena dapat mendeskripsikan kinerja

4

dari manajemen dalam menghasilkan laba menggunakan asetnya (Rauf, et.al.,

2014). ROA berfokus pada kemampuan perusahaan dalam memperoleh

earning dengan mengunakan seluruh aset yang dikelola. Sehingga ROA

digunakan sebagai alat ukur kinerja perbankan. Semakin tinggi hasil ROA

maka semakin baik atau sehat kinerja bank tersebut karena tingkat

pengembalian (return) semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti

profitabilitas bank meningkat yang berdampak pada peningkatan profit pada

pemegang saham.

Gambar 1.1.

Perkembangan ROA Bank Umum di Indonesia

(Dalam Persentase)

Sumber: OJK (2017)

Gambar 1.1. menjelaskan bahwa terjadi fluktuasi ROA bank umum di

Indonesia selama periode penelitian, yaitu tahun 2014-2017. Diawali pada

tahun 2014, ROA bank umum di Indonesia sebesar 2,85% dan menurun sebesar

0,53 poin menjadi 2,32%. Penurunan ini juga berlanjut ke tahun 2016 menjadi

2,32% dengan selisih 0,09 poin dari tahun sebelumnya. Menurunnya rasio laba

sebelum pajak dengan total aset bank selama dua tahun berturut-turut dapat

disebabkan oleh menurunnya suku bunga perbankan baik di global maupun

0

0,5

1

1,5

2

2,5

3

3,5

4

4,5

5

2014 2015 2016 2017

5

domestik selama dua tahun tersebut. Turunnya suku bunga pinjaman akan

menyebabkan marjin bunga bank menipis dan berakibat pendapatan bank bisa

saja turun. Selain itu masalah naiknya rasio kredit bermasalah (Non Performing

Loan/NPL) juga menjadi salah satu alasan ROA menurun. Kemungkinan lain

yang menyebabkan turunnya ROA yaitu beban regulasi untuk penambahan

cadangan modal perbankan. Namun pada tahun 2017 ROA bank umum di

Indonesia melonjak tinggi menjadi 4,5% dengan peningkatan sebesar 2,27 poin

dari tahun sebelumnya, bahkan persentase ini lebih tinggi dari tahun-tahun

sebelumnya, yaitu 2014, 2015 dan 2016. Membaiknya rasio ini dapat

disebabkan oleh dana pencadangan mengalami penurunan. Dana ini digunakan

untuk mengurangi risiko akibat terjadinya kredit macet. Hal ini mengartikan

perbankan di Indonesia mulai mengefektifkan kegiatannya dalam

menghasilkan profitabilitasnya guna memperbaiki kinerja keuangannya.

Pada awalnya segala kegiatan perbankan dilakukan secara manual yang

dapat memperlambat penyelesaian transaksi (Kahiga, 2014). Namun,

perkembangan teknologi telah memungkinkan lembaga keuangan untuk

melakukan kegiatan operasionalnya secara elektronik (Karuru, 2013).

Di industri perbankan, electronic banking atau yang selanjutnya disebut e-

banking merupakan salah satu alat yang sedang diadopsi. Brown dan Molla

(2005) menjelaskan bahwa e-banking merupakan koneksi internet yang terjadi

antara bank dan nasabah dengan tujuan untuk menyiapkan, menyusun serta

mengendalikan transaksi keuangan. Electronic banking juga dapat dijadikan

sebagai salah satu cara penyaluran produk dan jasa perbankan menggunakan

6

jaringan komunikasi elektronik secara langsung kepada nasabahnya (Malhotra

dan Singh, 2004). Salah satu negara yang sedang mengadopsi sistem electronic

banking yaitu Kenya (Arisa dan Muturi, 2015). Berdasarkan laporan tahunan

yang dipublikasikan oleh Central Bank of Kenya (CBK) salah satu adopsi

electronic banking yang dilakukan yaitu dengan menggunakan mobile banking

di beberapa tahun terakhir (CBK, 2014). Terdapat sekitar 8 juta pengguna jasa

mobile banking serta 4 juta orang yang memiliki akun di lembaga keuangan

konvensional di Kenya (CBK, 2014). Selain itu, penggunakan electronic

banking juga diberlakukan di Bangladesh dengan tujuan untuk meningkatkan

kinerja bank serta mengedukasi nasabah mengenai perubahan sistem bank di

Bangladesh dari sistem tradisional menjadi sistem elektronik (Sarker et.al.,

2015). Perkembangan sistem teknologi yang diadopsi oleh bank secara

langsung memberikan keuntungan dalam hal penyaluran produk dan jasa yang

dimiliki oleh bank kepada nasabah dengan cara yang lebih interaktif dan

komunikatif selama 24 jam dengan gangguan yang rendah serta lebih cepat.

Hal ini mengakibatkan banyak nasabah yang menggunakan transaksi

pembayaran dengan menggunakan e-banking. Penerapan e-banking telah

membawa banyak keuntungan bagi nasabah maupun pihak bank itu sendiri.

Peluang ini juga dimanfaatkan oleh bank-bank di Indonesia karena media

internet merupakan salah satu inovasi yang memberi kemudahan dalam

pengembangan bisnisnya. Teknologi yang dilakukan oleh perbankan untuk

membantu kegiatan operasionalnya seperti mengakses perbankan

menggunakan komputer, secara mobile, menggunakan mesin ATM, transfer

7

uang secara elektronik, transfer uang dari satu rekening ke rekening lainnya,

membayar tagihan secara online, pelaporan secara online dan penggunaan

kartu kredit (Mwaura, 2013). Transaksi tersebut dapat dilakukan oleh nasabah

melalui media elektronik seperti mesin ATM, phone banking, electronic fund

transfer, internet banking, SMS banking, mobile banking, dll.

Saat ini, e-banking merupakan perhatian utama dan menjadi strategi setiap

bank untuk merebut pangsa pasar mereka. E-banking menjadi layanan yang

diberikan bank di mana nasabah bank dapat melakukan aktivitas finansial

perbankan secara elektronik melalui website bank. Nasabah dapat melakukan

transaksi non cash setiap saat dengan mudah dan cepat hanya dengan

mengakses melalui komputer atau telepon genggam mereka yang memiliki

jaringan internet.

Transaksi yang dilakukan menggunakan e-banking menunjukkan

pertumbuhan yang cukup besar. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat,

jumlah pengguna e-banking (SMS Banking, phone banking, mobile banking

dan internet banking) meningkat sebesar 270% dari 13,6 juta nasabah pada

2012 menjadi 50,4 juta nasabah pada 2016. Sementara untuk frekuensi

transaksi pengguna e-banking meningkat 169% dari 150,8 juta transaksi pada

2012 menjadi 405,4 juta transaksi pada tahun 2016 (Putra, 2017).

Berbagai penawaran produk jasa yang dikeluarkan bank sebagai turunan

dari jasa e-banking dalam kemudahan akses oleh bank dengan nasabah salah

satunya adalah mobile banking. Mobile banking merupakan salah satu bagian

dari e-banking yang merupakan layanan informasi perbankan melalui wireless

8

yang ditawarkan pihak bank hanya dengan menggunakan teknologi telepon

genggam untuk mendukung kelancaran dan kemudahan kegiatan perbankan.

Dengan mobile banking, nasabah tidak perlu datang ke ATM ataupun ke bank

untuk melakukan transaksi perbankan seperti mentransfer uang, cek saldo serta

melakukan pembayaran tagihan. Penting bagi nasabah untuk mendapatkan

kemudahan-kemudahan dalam memperoleh informasi keuangan dan

melakukan transaksi secara online terlebih bagi mereka yang memiliki tingkat

mobilitas yang tinggi. Berdasarkan keunggulan yang dimiliki oleh mobile

banking tersebut, pihak perbankan yakin dapat menarik minat nasabah dengan

memberi layanan yang sejenis (Sulistriyarini, 2013).

Produk lainnya yang dikeluarkan oleh bank dengan menggunakan sistem

electronic banking yaitu kartu plastik, dimana penggunanya dapat melakukan

transaksi pembayaran menggunakan kartu plastik seperti kartu kredit, kartu

Automated Teller Machine (ATM) dan kartu debet. Kartu plastik yang

dikeluarkan oleh beberapa bank dapat memberikan kemudahan bagi

penggunanya dalam bertransaksi dibandingkan penggunaan uang tunai yang

lebih membahayakan. Transaksi yang dilakukan juga dapat diakses kapanpun

serta dimanapun, karena keberadaan mesin ATM yang digunakan untuk

menarik uang tunai, melakukan pembayaran atau transfer antar bank atau

rekening menggunakan kartu ATM atau mesin Electronic Data Capture (EDC)

yang digunakan untuk menerima pembayaran dari nasabah ke toko

menggunakan kartu kredit maupun kartu debet dapat ditemui di berbagai

tempat perbelanjaan. Keuntungan lain juga dapat dirasakan oleh pemegang

9

kartu kredit yaitu dapat melakukan transaksi pembelanjaan dimana

pembayarannya akan ditanggung terlebih dahulu oleh penerbit atau acquirer

dan pemegangnya memiliki kewajiban untuk melakukan pembayaran pada

waktu yang telah disepakati dengan pelunasan sekaligus atau secara angsuran.

Penggunaan kartu plastik juga semakin banyak diminati oleh masyarakat, hal

ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya peredaran kartu kredit, kartu

ATM serta kartu ATM+debet seperti gambar di bawah ini

Gambar 1.2.

Jumlah Kartu Kredit, Kartu ATM dan Kartu ATM+Debet Beredar

di Indonesia

Sumber: Bank Indonesia (2017)

Gambar 1.2. menjelaskan bahwa jumlah kartu kredit, kartu ATM dan kartu

ATM+Debet dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2014

jumlah kartu kredit yang beredar di Indonesia sebesar 16.043.347 kartu, dan

mengalami kenaikan di tahun selanjutnya sebesar 4,96% menjadi 16.838.842

0

20000000

40000000

60000000

80000000

100000000

120000000

140000000

160000000

180000000

2014 2015 2016 2017

Kartu Kredit Kartu ATM Kartu ATM+Debet

10

kartu. Pada tahun 2016 jumlah kartu kredit yang beredar sebanyak 17.406.327

kartu yang meningkat 3,37% dari tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2017

mengalami penurunan sebesar 0,93% dan menjadi 17.244.127 kartu, hak ini

dikarenakan terdapat kebijakan di beberapa penerbit untuk menghapus

kepemilikan kartu dari pengguna yang sudah tidak aktif atau tidak dapat

memenuhi kewajiban sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sementara itu,

jumlah kartu ATM yang beredar mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pada

tahun 2014 terdapat sebanyak 7.189.917 kartu ATM yang beredar di Indonesia

dan meningkat sebesar 1,95% di tahun berikutnya menjadi 7.330.388 kartu.

Pada tahun 2016 terjadi peningkatan yang cukup besar yaitu sebesar 14,06%

menjadi 8.361.351 kartu, sedangkan pada tahun 2017 meningkat sebesar 5,42%

menjadi 8.815.007 kartu. Peningkatan setiap tahunnya juga dialami oleh

peredaran kartu ATM+Debet di Indonesia. Pada tahun 2014, jumlah kartu

ATM+Debet yang beredar sebanyak 98.638.287 kartu dan meningkat sebesar

14,51% menjadi 112.948.818 di tahun 2015. Di tahun 2016 meningkat sebesar

13,14% menjadi 127.786.999 kartu. Sedangkan pada tahun 2017 terjadi

peningkatan yang cukup besar yaitu 21,81% menjadi 155.663.442 kartu. Hal

ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki ketertarikan

terhadap kepemilikan kartu plastik serta mulai merasakan manfaat yang

diberikan oleh berbagai jenis kartu plastik yang dikeluarkan oleh perbankan

dalam mengadopsi sistem electronic banking.

11

Ketertarikan masyarakat dalam penggunaan kartu plastik dalam kegiatan

perbankannya juga dapat dilihat dari volume transaksi maupun nominal

transaksi dari masing-masing kartu plastik. Awalnya jumlah transaksi yang

dilakukan dengan menggunakan kartu plastik terbilang kecil karena belum

populernya gaya berbelanja menggunakan kartu. Namun seiring berjalannya

waktu, jumlah transaksi baik volume maupun nominal dari masing-masing

kartu mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari gambar di bawah ini

Gambar 1.3.

Jumlah Transaksi Volume dan Nominal Kartu Debet di Indonesia

(Volume dalam satuan transaksi)

(Nominal dalam jutaan rupiah)

Sumber: Bank Indonesia (2017)

Gambar 1.3. menjelaskan bahwa jumlah transaksi kartu debet di Indonesia

periode 2014-2017 terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, baik dari segi

volume transaksi maupun nominal transaksi. Untuk volume transaksi kartu

pada tahun 2014 sebanyak 382.222.638 transaksi. Pada tahun selanjutnya

meningkat sebesar 11,62% menjadi 426.658.783 transaksi. Peningkatan ini

-

100.000.000

200.000.000

300.000.000

400.000.000

500.000.000

600.000.000

700.000.000

2014 2015 2016 2017

Volume Nominal

12

juga terjadi di tahun berikutnya dimana volume transaksi meningkat sebesar

11,47% di 2016 menjadi 475.610.928 transaksi dan pada tahun 2017 meningkat

sebesar 11,32% menjadi 529.470.069 transaksi. Selain itu, nominal transaksi

juga mengalami peningkatan selama periode penelitian, dimana pada tahun

2014 terdapat 418.872.201 juta rupiah dan pada tahun 2015 meningkat

sebanyak 10,80% menjadi 464.104.309 juta rupiah. Pada tahun 2016 juga

mengalami peningkatan sebesar 12,67% menjadi 522.911.291 dan pada tahun

2017 juga meningkat sebesar 9,87% menjadi 574.509.684 juta rupiah. Hal ini

mengindikasikan bahwa para pengguna kartu debet di Indonesia merasakan

manfaat yang diberikan oleh bank dalam mengembangkan sistem perbankan

mereka dari sistem tradisional menjadi electronic. Nasabah dapat dengan

mudah melakukan transaksi pembayaran atau pembelanjaan dimana saja dan

kapan saja tanpa menggunakan uang tunai. Selain memberikan kemudahan,

penggunanya juga merasakan manfaat dari segi rasa aman karena tidak

membawa uang tunai ketika akan melakukan transaksi pembelanjaan ataupun

pembayaran dalam jumlah besar.

Sama halnya dengan kartu debet, pengguna kartu kredit juga terus

meningkat. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya toko yang bekerja sama

dengan berbagai bank dalam hal pembayaran menggunakan kartu. Masyarakat

dapat dengan nyaman berbelanja karena pembayaran akan dilakukan oleh bank

yang menerbitkan kartu terlebih dahulu, dan pemegang kartu harus membayar

total kredit ditambah bunga yang telah ditentukan dan pada waktu yang telah

ditentukan sebelumnya. Kenyamanan yang dirasakan oleh berbagai

13

masyarakat mengakibatkan jumlah volume maupun nilai transaksi dari kartu

kredit meningkat, seperti gambar di bawah ini

Gambar 1.4.

Jumlah Transaksi Volume dan Nominal Kartu Kredit di Indonesia

(Volume dalam satuan transaksi)

(Nominal dalam jutaan rupiah)

Sumber: Bank Indonesia (2017)

Gambar 1.4. menjelaskan bahwa jumlah volume transaksi kartu kredit di

Indonesia periode 2014-2017 mengalami peningkatan, namun untuk nominal

transaksi mengalami fluktuasi. Untuk volume transaksi kartu pada tahun 2014

sebanyak 24.464.977 transaksi. Pada tahun selanjutnya meningkat sebesar

9,56% menjadi 26.805.021 transaksi. Peningkatan ini juga terjadi di tahun

berikutnya dimana volume transaksi meningkat sebesar 5,76% di 2016 menjadi

28.348.527 transaksi dan pada tahun 2017 meningkat sebesar 3,08% menjadi

29.224.159 transaksi. Sedangkan untuk nominal transaksi, pada tahun 2014

terdapat 25.489.551 juta rupiah dan pada tahun 2015 meningkat sebanyak

4,26% menjadi 26.576.810 juta rupiah. Pada tahun 2016 mengalami penurunan

sebesar 0,77% menjadi 26.370.998 juta rupiah, meskipun menurun dari tahun

sebelumnya, namun nominal ini tetap lebih tinggi dibandingkan pada tahun

22.000.000

23.000.000

24.000.000

25.000.000

26.000.000

27.000.000

28.000.000

29.000.000

30.000.000

2014 2015 2016 2017

Volume Nominal

14

2014 dan pada tahun 2017 kembali meningkat sebesar 3,15% menjadi

27.227.587 juta rupiah. Penurunan nominal transaksi pada tahun 2016 bisa

disebabkan oleh konsumen mengurangi tingkat konsumsi mereka. Penyebab

lainnya yaitu kebijakan masing-masing penerbit kartu kredit yang juga dapat

mempengaruhi penurunan nominal transaksi kartu kredit, seperti perubahan

segmen yang juga akan merubah nominal transaksi ikut berubah. Tapi untuk

volume transaksi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini menjelaskan

walaupun nasabah mengurangi tingkat konsumsinya, namun setiap transaksi

pembayaran atau pembelanjaan yang dilakukan tetap menggunakan fasilitas

electronic banking berupa kartu kredit dibandingkan membayar tunai.

Penggunaan teknologi dalam kegiatan perbankan memiliki beberapa

keuntungan mulai dari peraturan, biaya operasional, aksesibilitas layanan yang

semakin mudah yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan

(Nzau, 2013). Kegiatan perbankan yang dilakukan secara elektronik atau

mobile dapat menghasilkan efisiensi dan efektifitas yang lebih tinggi dalam

pengontrolan kegiatannya. Hal ini membantu bank dalam menekan biaya

operasional dan biaya overhead mereka sehingga dapat menghasilkan

keuntungan yang lebih di masa mendatang. Selain itu perbankan juga dapat

mengurangi dokumen dan memiliki dokumentasi yang lebih tepat untuk

mencatat segala kegiatan secara keseluruhan (Ngumi, 2014). Bank juga terus

mengembangkan penggunaan teknologinya dalam hal pelayanan pelanggan

dengan baik yang menyebabkan enggan merekrut sejumlah karyawan guna

mengurangi biaya penggajian (Nzau, 2013).

15

Kegiatan operasional perbankan elektronik berfokus pada aspek

pembayarannya. Sehingga sebagian besar inovasi yang dilakukan perbankan

secara teknologinya yaitu untuk mendukung kegiatan pembayaran. Pemerintah

juga secara resmi mendukung kegiatan pembayaran menggunakan uang

elektronik yang dilakukan bank melalui Gerakan Nasional Non-Tunai

(GNNT). Salah satu wujudnya berupa pemerintah mewajibkan penggunaan

uang elektronik atau e-money dalam transaksi pembayaran tol terhitung tanggal

31 Oktober 2017. Per 3 November 2017, Bank Indonesia mencatat 98%

transaksi yang terjadi di gerbang tol merupakan transaksi non-tunai. Sistem ini

juga memberikan banyak manfaat, salah satunya dapat mengurangi antre

panjang dikarenakan mengurus uang kembalian ketika menggunakan uang

fisik (CNN Indonesia, (Sahara, 2017).

Selain itu, di awal tahun 2018 masyarakat Indonesia dikenalkan dengan

berbagai jenis pembayaran lainnya yang menggunakan e-banking. Salah

satunya yaitu pembayaran dengan menggunakan kartu tap, perangkat Near

Field Communication (NFC) yang diterbitkan oleh operator telepon seluler dan

yang terbaru yaitu dompet elektronik dengan metode pembayaran berupa QR

Code. Pembayaran QR Code merupakan pembayaran yang sangat mudah

karena hanya perlu menunjukan QR Code yang telah dimiliki ke kasir,

kemudian kasir akan memindai QR Code dan secara otomatis saldo pada

dompet elektronik akan berkurang yang mengartikan bahwa pembayaran telah

selesai. Beberapa pusat perbelanjaan di Indonesia bahkan hanya menunjukkan

QR Code mereka dan pembeli memindainya untuk melakukan pembayaran.

16

Beberapa bank di Indonesia yang telah menerapkan sistem pembayaran

menggunakan QR Code yaitu Bank BNI dengan YAP, Bank BCA dengan

QRku, Bank BRI yang bernama MY QR, serta yang terbaru adalah Bank

Mandiri dengan Mandiri Pay.

Perkembangan elektronik yang tajam di Indonesia menjadi acuan bagi

bank untuk terus mengikuti zaman agar nasabah merasa lebih nyaman dan

mudah untuk bertransaksi. Dapat diketahui bahwa saat ini hanya terdapat

beberapa bank di Indonesia yang mengimplementasikan e-banking dalam

pelayanan jasa mereka. Kondabagil (2007) mengatakan bahwa terdapat

beberapa faktor termasuk biaya kompetitif, retensi pelanggan dan peningkatan

kinerja secara keseluruhan, dalam mempengaruhi keputusan suatu bank untuk

mengadopsi e-banking. Pengukuran kinerja keuangan suatu bank dianggap

penting bagi bank yang telah mengadopsi sistem e-banking untuk memantau

apakah terdapat peningkatan kinerja keuangan dan bagi bank yang belum

mengadopsi e-banking akan terdorong untuk menggunakannya jika ditemukan

bahwa memiliki dampak positif terhadap profitabilitas mereka yang akan

mempengaruhi kinerja keuangannya.

Yasin (2018) melakukan penelitian dan menemukan bahwa terdapat

pengaruh positif antara electronic banking dengan kinerja bank, dengan ROA

sebagai rasio untuk mengukur kinerjanya. Dapat disimpulkan bahwa bank yang

mengadopsi e-banking akan meningkatkan kinerja keuangannya. Hasil

penelitian tersebut selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Delgado

et.al. (2007), Mwaura (2015) dan Aduda dan Kingoo (2012)

17

Penelitian lain yang dilakukan oleh Al-Smadi dan Al-Webel (2011)

menemukan bahwa e-banking memiliki pengaruh yang negatif signifikan

terhadap kinerja keuangan bank di Yordania. Hal ini bertolak belakang dengan

penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa e-banking berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan bank. Penyebab yang memungkinkan yaitu biaya

terkait dengan e-banking seperti insfrastruktur elektronik, pemeliharaan

berkelanjutan dan pelatihan karyawan lebih tinggi daripada pendapatan dari

layanan elektronik di bank-bank Yordania. Hal ini dapat disebabkan oleh fakta

bahwa nasabah bank di Yordania lebih memilih menggunakan saluran

tradisional untuk melakukan transaksi perbankan daripada saluran elektronik.

Selain itu, kurang terbiasanya masyarakat dengan penggunaan e-banking juga

menyebabkan penggunaannya memiliki pengaruh yang negatif terhadap

kinerja keuangan bank. Sedangkan Malhotra dan Singh (2009) menemukan

bahwa penyediaan layanan internet banking tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan bank, hasil ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Sinambela dan Rohani (2017) dan Sathye (2005).

Beberapa penelitian lain menggunakan variabel kontrol guna mengisolasi

dampak e-banking pada kinerja bank. Siddiq et.al. (2016) dan Al-Smadi dan

Al-Wabel (2011) menggunakan dua set variabel kontrol, yaitu variabel spesifik

dari bank dan variabel makro ekonomi. Variabel spesifik dari bank yang

digunakan oleh Siddiq et.al. (2016) yaitu likuiditas, risiko kredit, modal,

ukuran perusahaan. Hasil penelitiannya menunjukkan likuiditas memiliki

pengaruh yang positif signifikan dan variabel lainnya memiliki pengaruh yang

18

negatif signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Smadi dan Al-Wabel

(2011) juga menggunakan variabel spesifik bank yang sama, namun ditambah

dengan variabel beban manajemen. Hampir sama dengan penelitian

sebelumnya, Al-Smadi dan Al-Wabel (2011) menemukan bahwa variabel

ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja

bank sedangkan variabel modal memiliki pengaruh positif yang tidak

signifikan. Variabel lainnya seperti risiko kredit, likuiditas dan beban

manajemen memiliki pengaruh yang negatif signifikan terhadap kinerja bank.

Kedua penelitian ini menggunakan variabel makro ekonomi yang sama, yaitu

inflasi dan pertumbuhan ekonomi, namun menemukan hasil yang berbeda.

Penelitian yang dilakukan oleh Siddiq et.al. (2016) menemukan bahwa inflasi

dan pertumbuhan ekonomi tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja bank.

Penemuan lain yang dilakukan oleh Al-Smadi dan Al-Wabel (2011) yaitu

inflasi memiliki pengaruh negatif signifikan sedangkan pertumbuhan ekonomi

berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja bank.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti akan

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh E-Banking Terhadap

Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia dengan Variabel Kontrol

Risiko Kredit, Likuiditas, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi Periode

2014-2017”.

19

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka rumusan

masalah yang akan peneliti kembangkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara e-

banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi

terhadap kinerja keuangan bank?

2. Apakah terdapat pengaruh positif antara e-banking terhadap kinerja

keuangan bank?

3. Apakah terdapat pengaruh negatif antara variabel kontrol risiko kredit

terhadap kinerja keuangan bank?

4. Apakah terdapat pengaruh positif antara variabel kontrol likuiditas

terhadap kinerja keuangan bank?

5. Apakah terdapat pengaruh positif antara variabel kontrol inflasi terhadap

kinerja keuangan bank?

6. Apakah terdapat pengaruh positif antara variabel kontrol pertumbuhan

ekonomi terhadap kinerja keuangan bank?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh

peneliti dalam melakukan penelitian ini yaitu:

1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan antara e-banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi dan

pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja keuangan bank.

20

2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh positif antara e-banking

terhadap kinerja keuangan bank.

3. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh negatif antara variabel

kontrol risiko kredit terhadap kinerja keuangan bank.

4. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh positif antara variabel

kontrol likuiditas terhadap kinerja keuangan bank.

5. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh positif antara variabel

kontrol inflasi terhadap kinerja keuangan bank.

6. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh positif anraea variabel

kontrol pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja keuangan bank.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk beberapa

pihak, antara lain:

1. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan untuk

peneliti mengenai bagaimana pengaruh e-banking terhadap kinerja

keuangan bank umum dengan variabel kontrol risiko kredit, likuiditas,

inflasi dan pertumbuhan ekonomi periode 2014-2017.

2. Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

bagaimanakah pengaruh e-banking terhadap kinerja keuangan bank umum

dengan variabel kontrol risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan

ekonomi periode 2014-2017.

21

3. Bagi Sektor Perbankan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada

bank sebagai pedoman agar terus meningkatkan kinerjanya berdasarkan

internal serta mempertimbangkan lingkungan makronya.

4. Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi investor

dalam mempertimbangkan keputusan berinvestasi di perbankan Indonesia.

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank

1.1. Pengertian Bank

Bank memiliki peranan yang sangat penting dan berpengaruh

terhadap kegiatan perekonomian suatu negara. Hal ini dikarenakan

bank merupakan lembaga yang menyediakan berbagai jasa keuangan.

Menurut Kasmir (2015:13) bank merupakan perusahaan yang

bergerak dalam bidang keuangan, yang artinya usaha perbankan selalu

berkaitan dalam bidang keuangan, yang memiliki tiga kegiatan utama,

yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa

bank lainnya.

Pengertian lain dari bank menurut Lukman (2009:25) yaitu suatu

badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga perantara

keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari

pihak yang berkelebihan dana (idle fund/surplus unit) kepada pihak

yang membutuhkan dana atau kekurangan dana (deficit unit) pada

waktu yang ditentukan.

Selain itu, menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk

23

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Berdasarkan definisi bank yang telah diungkapkan, dapat

disimpulkan bahwa bank merupakan suatu perusahaan yang bergerak

di bidang keuangan atau dapat disebut suatu lembaga keuangan yang

memiliki tiga fungsi yaitu:

a. Menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan

dana atau disebut idle fund/surplus unit dalam bentuk simpanan

dan lainnya.

b. Menyalurkan dana ke masyarakat yang membutuhkan dana atau

disebut deficit unit dalam bentuk kredit, pembiayaan serta bentuk

lainnya dalam rangka upaya peningkatan taraf hidup masyarakat

c. Menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya.

1.2. Kegiatan Bank

Sebagai lembaga keuangan, dalam menjalankan kegiatannya

bank selalu memiliki hubungan dengan keuangan. Kegiatan bank

adalah menghimpun dana (funding), menyalurkan dana (lending) serta

menyediakan berbagai jasa keuangan lainnya (services). Berdasarkan

Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 yang

ditegaskan kembali dengan dikeluarkannya Undang-undang RI

Nomor 10 Tahun 1998 bank dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan

kegiatannya, antara lain kegiatan bank umum dan bank pengkreditan

rakyat (BPR). Kegiatan bank umum lebih luas dibandingkan bank

24

pengkreditan rakyat. Bank umum memiliki produk yang lebih

beragam yang dikarenakan bank umum memiliki kebebasan

menentukan jenis produk dan jasanya, sedangkan bank pengkreditan

rakyat memiliki keterbatasan tertentu, yang menyebabkan

kegiatannya menjual produk dan wilayah operasinya lebih sempit

dibandingkan bank umum.

a. Kegiatan Bank Umum

Menurut Kasmir (2010:37) kegiatan bank umum yang ada di

Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk:

a. Simpanan Giro (Demand Deposit) yang merupakan

simpanan pada bank di mana penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet

giro.

b. Simpanan Tabungan (Saving Deposit) yaitu simpanan

yang penarikannnya dapat dilakukan sesuai perjanjian

antara bank dengan nasabah dan penarikannya dengan

menggunakan slip penarikan, buku tabungan, kartu ATM

atau sarana penarikan lainnya.

c. Simpanan Deposito (Time Deposit) merupakan simpanan

pada bank yang penarikannya sesuai jangka waktu (jatuh

tempo) dan dapat ditarik dengan bilyet deposito atau

sertifikat deposito.

25

2. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk

seperti:

a. Kredit investasi, yaitu kredit yang disalurkan kepada para

investor untuk investasi yang bersifat jangka panjang.

b. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan untuk

membiayai kegiatan suatu usaha dan biasanya bersifat

jangka pendek guna memperlancar transaksi

perdagangan.

c. Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan kepada

para pedagang, seperti agen-agen hingga pengecer.

d. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk

keperluan pribadi atau untuk dikonsumsi.

e. Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk

menghasilkan barang atau jasa.

3. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (Services) seperti:

a. Menerima setoran-setoran seperti:

• Pembayaran pajak

• Pembayaran telepon

• Pembayaran air

• Pembayaran listrik

• Pembayaran uang kuliah

• Pembayaran transaksi e-commerce

26

b. Melayani pembayaran-pembayaran seperti:

• Gaji/pensiun/honorarium

• Pembayaran dividen

• Pembayaran kupon

• Pembayaran bonus/hadiah

c. Berperan di pasar modal menjadi:

• Penjamin emisi (underwriter)

• Penanggung (guarantee)

• Wali amanat (trustee)

• Perantara perdagangan efek (pialang/broker)

• Pedagang efek (dealer)

• Perusahaan pengelola dana (investment company)

d. Kiriman Uang (Transfer) yang merupakan jasa kirim uang

antarbank, baik antarbank yang sama atau bank yang

berbeda. Pengiriman uang dapat dilakukan untuk dalam

kota hingga luar negeri.

e. Inkaso (Collection) merupakan jasa penagihan warkat

antarbank yang berasal dari luar kota berupa cek, bilyet,

giro atau surat-surat berharga lainnya yang baik berasal

dari warkat bank dalam negeri maupun luar negeri.

f. Kliring (Clearing) yaitu jasa penarikan warkat (cek) yang

berasalah dari dalam satu kota, termasuk transfer dalam

kota antar bank.

27

g. Safe Depost Box yaitu jasa penyimpanan dokumen,

berupa surat-surat atau benda berharga yag lebih dikenal

dengan Safe Locket.

h. Bank Card yaitu jasa penerbitan kartu-kertu kredit yang

dapat digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan

uang tunai di ATM.

i. Bank Notes (Valas) yaitu kegiatan jual beli mata uang

asing.

j. Bank Garansi yaitu jaminan yang diberikan kepada

nasabah dalam pembiayaan proyek tertentu.

k. Referensi Bank yaitu surat referensi yang dikeluarkan

oleh bank.

l. Bank Draft yaitu wesel yang diterbitkan oleh bank.

m. Letter of Credit (L/C) yaitu jasa yang diberikan bank

dalam rangka mendukung kegiatan atau transaksi ekspor

dan impor.

n. Cek Wisata (Travellers Cheque) yaitu cek perjalanan yang

biasa digunakan oleh para turis dan dibelanjakan di

berbagai tempat perbelanjaan.

o. Dan jasa lainnya.

b. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

Menurut Kasmir (2010:44) kegiatan Bank Perkreditan Rakyat

yaitu:

28

1. Menghimpun dana dalam bentuk:

a. Simpanan Tabungan

b. Simpanan Deposito

2. Menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk:

a. Kredit Investasi

b. Kredit Modal Kerja

c. Modal Perdagangan

3. Bank Perkreditan Rakyat dilarang untuk:

a. Menerima Simpanan Giro

b. Mengikuti Kliring

c. Melakukan Kegiatan Valuta Asing

d. Melakukan Perasuransian

1.3. Fungsi Bank

Menurut UU No. 19 Tahun 1998 bank berfungsi sebagai

pembantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga dan memelihara

stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan

pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan

taraf hidup rakyat banyak. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi

sebagai agent of trust, agent of development dan agent of services

a. Agent of Trust

Segala kegiatan yang dilakukan oleh perbankan baik dalam

menghimpun dana maupun menyalurkan dana, harus berdasarkan

kepercayaan (trust). Masyarakat akan mau menitipkan uang

29

mereka di bank jika adanya unsur kepercayaan. Mereka percaya

jika uang yang disimpan tidak akan disalahgunakan oleh bank,

akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut serta saat

waktu yang ditentukan dapat ditarik kembali. Kegiatan bank

berupa menghimpun dan menyalurkan dana sangat diperlukan

bagi kelancaran kegiatan perekonomian.

b. Agent of Development

Kegiatan menyalurkan dana oleh bank sangat diperlukan bagi

kelancaran perekonomian khususnya di sektor riil. Hal ini

mengakibatkan masyarakat mau melakukan investasi, distribusi

serta kegiatan konsumsi barang dan jasa. Kelancaran kegiatan

investasi-distribusi-konsumsi ini adalah salah satu kegiatan

pembangunan perekonomian masyarakat.

c. Agent of Services

Kegiatan lain yang dilakukan bank selain penghimpunan dan

penyaluran dana yaitu pemberian jasa perbankan lain kepada

masyarakat. Jasa yang diberikan juga memiliki keterkaitan

dengan kegiatan perekonomian masyarakat seperti penitipan

uang atau barang-barang berharga, pemberian jaminan bank serta

penyelesaian tagihan. Selain itu bank juga memberikan jasa

pengiriman uang non tunai kepada sesama bank maupun antar

bank yang berbeda. Masyarakat dapat dengan mudah

mengirimkan uang mereka dengan cepat dan aman.

30

2. Kinerja Bank

2.1. Pengertian Kinerja Bank

Pengertian kinerja menurut Moeheriono (2012:95) merupakan

gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program

kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan

misi organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu

organisasi.

Selain itu menurut Hanafi dan Halim (2007:69) kinerja merupakan

suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk

mengevaluasi efisien dan efektifitas dari aktivitas perusahaan yang

telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian dari kinerja yang telah diungkapkan oleh

beberapa ahli, maka kinerja merupakan gambaran mengenai

pencapaian atau hasil kerja suatu perusahaan untuk mengevaluasi

keefisienan dan keefektifan suaktu kegiatan perusahaan dalam periode

tertentu.

2.2. Pengukuran Kinerja Bank

Pengukuran atau penilaian terhadap kinerja dilakukan berdasarkan

kebijakan, apakah berorientasi pada masa depan atau tujuan

perusahaan tersebut.

Penilaian kinerja bank dibutuhkan oleh beberapa pihak seperti

manajemen bank dan nasabah. Bank yang dapat selalu menjaga

kinerjanya dengan baik, terutama tingkat profitabilitas yang tinggi dan

31

mampu membagikan dividen dengan baik serta memiliki prospek

usaha yang selalu berkembang dan memenuhi ketentuan prudential

banking regulation dengan baik, memiliki kemungkinan nilai saham

dan jumlah dana pihak ketiga meningkat (Sari:2010). Peningkatan

inilah yang menjadi salah satu penyebab meningkatnya kepercayaan

masyarakat terhadap bank tersebut. Bank yang memiliki kinerja yang

buruk akan menurunkan kepercayaan nasabahnya, mereka akan

mengkhawatirkan keamanan uang yang disimpan di bank tersebut.

2.3. Manfaat Pengukuran Kinerja Bank

Pengukuran kinerja bank memiliki manfaat antara lain

(Rusdiana:2012):

a. Mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam

suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan

pelaksanaan kegiatannya.

b. Menilai kontribusi suatu bagian dalam pencapaian tujuan

perusahaan secara keseluruhan.

c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan

untuk masa mendatang.

d. Sebagai petunjuk dalam membuat keputusan dan kegiatan

organisasi secara umum dan secara khusus untuk divisi atau

bagian organisasi lain.

e. Penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar meningkatkan

efisiensi dan produktifitas perusahaan.

32

2.4. Indikator Pengukuran Kinerja Bank

Penilaian kinerja memiliki keterkaitan dengan kesehatan bank.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

“Perbankan” yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10

Tahun 1998, bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai

dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas

manajemen, likuiditas dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas

aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan

aspek lain yang memiliki hubungan dengan usaha bank dan wajib

melakukan kegiatan usaha yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Hal ini dikarenakan tujuan dari perbankan Indonesia yaitu menunjang

pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka pemerataan,

pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kea rah peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

Menurut Kasmir (2015:300) untuk menilai kinerja suatu bank

dapat menggunakan berbagai metode salah satunya adalah CAMEL.

Unsur-unsur penilaian dalam analisis CAMEL adalah sebagai berikut:

a. Capital

Penilaian ini didasarkan pada permodalan yang dimiliki oleh

suatu bank. Perhitungannya menggunakan metode Capital

Adequacy Ratio (CAR), yaitu dengan membandingkan modal

terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).

33

b. Asset

Penilaian berdasarkan kualitas aset yang dimiliki bank. Rasio

yang diukur ada dua macam yaitu rasio aktiva produktif yang

diklasifikasikan terhadap aktiva produktif dan rasio penyisihan

penghapusan aktiva produktif terhadap aktiva produktif yang

diklasifikasikan.

c. Management

Penilaian manajemen bank didasarkan pada manajemen

permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas,

manajemen likuiditas dan manajemen umum. Penilaian

manajemen bank dinilai dengan mengajukan 250 pertanyaan.

d. Earning (Rentabilitas)

Penilaian rentabilitas bank didasarkan pada kemampuan suatu

bank dalam menciptakan laba. Penilaian dalam unsur ini

didasarkan pada dua macam yaitu:

• Rasio laba terhadap total aset (Return on Asset).

• Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO).

e. Liquidity (Likuiditas)

Penilaian ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank yang

didasarkan pada dua macam rasio yaitu:

34

• Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktivitas

lancar. Yang termasuk aktiva lancer yaitu kas, giro dan BI,

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga.

• Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh Bank.

Selain itu, menurut Lukman (2009:114) kinerja bank dapat diukur

menggunakan beberapa rasio, yaitu:

a. Rasio Likuiditas

Rasio ini dilakukan untuk melihat kemampuan bank dalam

memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang

sudah jatuh tempo. Rasio yang digunakan adalah sebagai berikut:

• Cash Ratio

Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan bank

dalam membayar kembali simpanan nasabahnya pada saat

ditarik kembali. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi

pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.

• Reserve Requirement

Reserve requirement yang lebih dikenal dengan likuiditas

wajib minimum merupakan simpanan minimun yang wajib

dimiliki oleh semua bank dalam bentuk giro di Bank

Indonesia. Berdasarkan surat Edaran Bank Indonesia No.

23/17/13PPP tanggan 28 Februari 1992, besarnya required

reservement (RR) adalah 2%. Semejak Februari 1996 menjadi

3% dan sejak tahun 1997 menjadi 5%.

35

• Loan to Deposit Ratio

Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan

dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya.

Semakin tinggi rasio ini maka mengindikasikan semakin

rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan.

Rasio ini juga sebagai indikator kerawanan dan kemampuan

dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan sepakat bahwa

batas aman loan to deposit ratio suatu bank berkisar 80%.

Namun batas toleransinya berkisar 85% sampai 100%.

• Loan to Asset Ratio

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank

untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total

aset yang dimiliki bank tersebut. Semakin tinggi rasio ini,

maka tingkat likuiditasnya semakin kecil karena jumlah aset

yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin besar.

• Rasio Kewajiban Bersih Call Money

Rasio ini menunjukkan besarnya kewajiban bersih call money

terhadap aktiva lancar atau aktiva yang paling likuid dari bank.

Semakin kecil rasio ini, maka likuiditas bank senmakin baik

karena bank dapat segera menutup kewajiban dalam kegiatan

pasar uang antar bank dengan alat likuid yang dimilikinya.

36

b. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas merupakan alat untuk mengukur tingkat

efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh suatu bank.

Rasio rentabilitas yang digunakan yaitu:

• Return on Asset (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam memperoleh laba atau keuntungan secara

keseluruhan. Semakin besar nilai ROA suatu bank, maka

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai serta

semakin baik penggunaan aset bank tersebut. Sebaliknya,

semakin rendah nilai ROA, maka mengindikasikan kurang

baiknya bank dalam mengoptimalkan asetnya.

• Return on Equity (ROE)

ROE merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan yang

dikaitkan dengan pembayaran dividen.

• Rasio Biaya Operasional

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya.

• Net Profit Margin (NPM)

Rasio ini menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh

bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari

kegiatan operasionalnya.

37

c. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka

panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-

kewajiban jika terjadi likuidasi. Selain itu rasio ini juga dapat

melihat perbandingan antara volume jumlah dana yang diperoleh

dari berbagai utang baik jangka pendek maupun jangka panjang,

serta sumber-sumber lainnya dengan volume penanaman dana

tersebut di berbagai jenis aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang

dapat digunakan yaitu:

• Capital Adequacy Ratio (CAR)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang

dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

menghasilkan risiko, seperti kredit yang diberikan. Selain itu,

CAR juga sebagai indikator kemampuan bank untuk menutupi

penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian

bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.

• Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan bank dalam menutupi sebagian atau

keseluruhan utangnya, baik jangka utang pendek maupun

utang jangka panjangnya, dengan dana yang berasal dari

modal bank sendiri.

38

• Long Term Debt to Assets Ratio

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh nilai

seluruh aktiva bank yang dibiayai atau didanai oleh utang

jangka panjang.

Penelitian ini menggunakan Return on Asset (ROA) sebagai

proksi dari kinerja bank.

2.5. Return on Asset (ROA)

Return on asset (ROA) rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan atau

laba secara keseluruhan (Lukman, 2009:118). ROA atau yang dapat

disebut Tingkat Pengembalian Aset merupakan rasio profitabilitas

yang menunjukkan persentase keuntungan (laba bersih) yang

diperoleh bank yang berkaitan dengan keseluruhan sumber daya atau

rata-rata jumlah aset yang dimiliki. Sebagai pembina dan pengawas

perbankan, Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas

suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya sebagian besar

berasal dari simpanan masyarakat (Lukman, 2009:119).

Untuk menghitung ROA dapat menggunakan rumus sebagai

berikut (Kasmir, 2015:330):

ROA = Laba Bersih

Total Aset 𝑥 100%

Tujuan dari perhitungan ROA yaitu untuk mengukur keberhasilan

manajemen dalam menghasilkan laba. Semakin besar ROA suatu

bank, maka semakin besar tingkat keuntungan yang dicapai bank

39

tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

penggunaan asetnya. Sebaliknya, semakin kecil rasio ini maka

menandakan kurangnya kemampuan manajemen bank dalam hal

mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan

biaya. Menurut surat edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011 menjelaskan kriteria peringkat ROA yang

disajikan dalam bentuk tabel berikut:

Tabel 2.1. Kriteria Peringkat ROA

Peringkat Keterangan Kriteria

1 Kuat (Strong) ROA > 1,5%

2 Memuaskan (Satisfactory) 1,25% < ROA ≤ 1,5%

3 Baik (Fair) 0,5% < ROA ≤ 1,25%

4 Kurang Baik (Marginal) 0% < ROA ≤ 0,5%

5 Tidak Memuaskan

(Untatisfactory) ROA ≤ 0%

Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal

25 Oktober 2011

3. Elektronik Banking (E-Banking)

3.1. Pengertian Elektronik Banking (E-Banking)

Industri perbankan dituntut selalu memperluas jangkauan akses

pasarnya guna meningkatkan mutu dan kualitas layanan terhadap para

nasabahnya dan yang terpenting yaitu penerapan e-banking digunakan

sebagai sarana strategis untuk melakukan kompetisi antar bank

(Riswandi, 2005:47).

Menurut Pasal 1 angka 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Nomor 38/POJK.03/2016 Tentang penerapan Manajemen Risiko

Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum, Layanan

40

Perbankan Elektronik (Electronic Banking atau E-banking)

merupakan layanan bagi nasabah bank untuk memperoleh informasi,

melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui

media elektronik.

Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan Bank Indonesia Nomor

9/15/PBI/2007 Tahun 2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko

Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum, layanan

perbankan melalui media elektronik atau yang selanjutnya disebut

electronic banking atau e-banking merupakan suatu layanan yang

memungkinkan nasabah bank untuk memperoleh informasi,

melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui

media elektronik antara lain ATM, phone banking, electronic fund

transfer, internet banking, SMS banking, mobile banking.

Electronic banking (E-banking) atau Internet banking merupakan

produk perbankan elektronik yang ditawarkan oleh pihak bank kepada

nasabahnya dengan tujuan mempermudah melakukan transaksi

perbankan melalui komputer dan jaringan internet (Suryani, 2005).

Menurut Maharsi dan Fenny (2006) e-banking merupakan salah

satu pelayanan jasa bank yang memungkinkan nasabahnya untuk

memperoleh informasi, melakukan komunikasi serta melakukan

transaksi perbankan melalui jaringan internet. Suatu bank yang

memiliki website tetapi tidak digunakan untuk transaksi perbankan

maka tidak termasuk e-banking atau internet banking.

41

Berdasarkan pengertian di atas, maka electronic banking atau e-

banking merupakan salah satu bentuk layanan atau jasa yang

diberikan oleh bank untuk memberikan kemudahan bagi nasabahnya

dalam memperoleh informasi, melakukan komunikasi serta

melakukan transaksi perbankan melalui website atau jaringan internet.

Di Indonesia, e-banking mulai diperkenalkan ke masyarakat pada

tahun 2001 oleh Bank Central Asia (BCA) melalui situs Klik BCA,

tetapi awal masuknya pemograman e-banking Indonesia pertama

adalah Bank Indonesia.

Seiring berjalannya waktu, semakin banyak bank di Indonesia

yang menyediakan jasa e-banking demi meningkatkan efisiensi,

efektifitas serta produktifitas sekaligus memperoleh keuntungan

dengan menyediakan jasa yang dapat membantu nasabahnya dalam

bertransaksi di bank. Berikut ini beberapa bank yang menggunakan

layanan e-banking di Indonesia:

a. Tahun 1998, Bank International Indonesia

b. Tahun 2000, Bank Niaga

c. Tahun 2001, Bank Bukopin

d. Tahun 2001, Bank Central Asia

e. Tahun 2001, Bank Mandiri

f. Tahun 2005, Bank PermataNet

g. Tahun 2006, Bank Permata e-Business

h. Tahun 2007, Bank Negara Indonesia dan Bank Lippo

42

i. Tahun 2008, Bank Danamon Indonesia

j. Tahun 2009, Bank Rakyat Indonesia

k. Tahun 2010, Bank Mega.

Kemajuan pesat yang terjadi pada teknologi komputer, baik

perangkat keras, perangkat lunak, sistem host to host, sistem jaringan

serta komunikasi data telah membawa dampak yang luar biasa kepada

jasa perbankan, terutama secara elektronik (Supriyono, 2010:65).

Perkembangan yang dialami oleh e-banking mengalami peningkatan

dengan menyediakan layanan transaksi lebih mudah, cepat dan real

time tanpa adanya keterbatasan waktu ataupun tempat. Bank

menyediakan layanan e-banking untuk memenuhi kebutuhan dan

tuntutan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan, tanpa perlu

datang ke bank atau ATM. Kecuali dalam transaksi penarikan dan

setoran tunai. Dengan adanya fasilitas layanan e-banking nasabah

mendapatkan keuntungan berupa fleksibilitas dalam melakukan

transaksi setiap saat. Selain itu nasabah juga mendapat akses layanan

e-banking dari komputer, ponsel atau media wireless lainnya.

3.2. Produk E-Banking

E-Banking merupakan layanan perbankan untuk nasabahnya

yang mempermudah mereka dalam memperoleh informasi keuangan

dan melakukan transaksi perbankan melalui media internet dengan

mudah dan praktis melalui jaringan elektronik seperti ponsel dalam

melakukan beberapa transaksi.

43

Layanan e-banking yang disediakan oleh bank yaitu:

a. ATM (Automated Teller Machine)

Automated Teller Machine atau disebut Anjungan Tunai Mandiri

atau yang selanjutnya akan disebut ATM merupakan saluran e-

banking yang paling populer di masyarakat. Hampir semua orang

mempunyai kartu ATM dan menggunakan fasilitas ATM.

Layanan yang paling dasar dari ATM yaitu untuk mengetahui

informasi saldo dan melakukan transaksi penarikan tunai. Zaman

sekarang, ada beberapa mesin ATM yang menyediakan fasilitas

penyetoran uang tunai, jadi nasabah tidak perlu datang ke bank

untuk menabung. Dalam perkembanganya, fitur ATM semakin

bertambah yang memungkinkan nasabahnya untuk melakukan

pemindahbukuan antar rekening, pembayaran tagihan, pembelian

kupon atau tiket dan transfer uang ke bank lain.

Manfaat dari ATM antara lain:

• Mudah. Dengan menggunakan kartu ATM, penggunanya tidak

perlu datang ke bank untuk melakukan transaksi seperti

penarikan tunai, transfer, serta memperoleh informasi.

• Aman. Nasabah tidak perlu membawa uang dalam jumlah

besar saat akan melakukan transaksi.

• Fleksibel. Transaksi penarikan tunai dapat dilakukan di ATM

bank sendiri, jaringan lokal atau internasional.

• Leluasa. Layanan ATM dapat diaksess selama 24 jam.

44

b. SMS Banking

SMS banking merupakan layanan informasi perbankan yang

dapat diakses langsung melalui telepon seluler/handphone

dengan menggunakan media Short Message Service (SMS). SMS

Banking merupakan suatu layanan yang diberikan oleh bank

menggunakan media SMS untuk melakukan transaksi perbankan,

seperti cek saldo, mutasi rekening dan sebagainya. Hampir semua

bank di Indonesia telah menyediakan fasilitas mobile banking

atau M-banking, berupa menu layanan data maupun SMS plain

(SMS manual) atau yang lebih dikenal dengan SMS banking.

Fasilitas SMS banking yang disediakan oleh bank tentunya

memiliki manfaat bagi nasabah, antara lain:

• Memberi kemudahan bagi penggunanya dalam kegiatan

transfer uang antar rekening dan pembayaran tagihan di

manapun dan kapanpun, selama memiliki sinyal provider

selulernya.

• Memudahkan nasabah dalam melakukan pembayaran

transaksi melalui online di internet.

• Nasabah dapat dengan mudah mengecek saldo akhir tabungan

mereka serta melihat 5 transaksi terakhir dalam rekeningnya.

• Memudahkan transaksi pembayaran listrik, air, telepon, dll.

45

• Memberikan keuntungan dari segi waktu karena dalam

melakukan transaksi, nasabah tidak perlu datang ke ATM

ataupun ke bank.

Selain memberikan manfaat kepada nasabah atau penggunanya,

SMS banking juga mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:

• Karena SMS banking hanya mengandalkan sinyal provider,

maka proses transaksi kadang melambat pada jam-jam

tertentu.

• Selain mengandalkan sinyal, SMS banking juga melibatkan

dua server, yaitu server bank dan server operator seluler, maka

jika salah satu server mengalami gangguan atau perbaikan

maka proses transaksi ikut terganggu.

c. Mobile Banking

Mobile banking atau yang biasa disebut m-banking merupakan

suatu layanan perbankan yang dapat diakses langsung melalui

telepon seluler/handphone GSM (Global for Mobile

Communication). M-banking memiliki penyediaan fasilitas yang

hampir sama dengan ATM, kecuali penarikan uang tunai.

M-banking memiliki manfaat bagi nasabahnya antara lain:

• Nasabah dapat melakukan transaksi atau pembayaran tagihan

kapanpun dan di manapun yang dapat menghemat waktu.

• Dalam melakukan transaksi, m-banking memiliki tampilan

yang mudah dimengerti penggunanya. Mereka hanya perlu

46

mengikuti instruksi untuk bertransaksi. Hal ini dapat

menghemat pencatatan dari transaksi yang dilakukan.

• M-banking mengefektifkan biaya yang dikeluarkan.

• M-banking mengurangi risiko penipuan karena, nasabah akan

menerima SMS jika terjadi aktifitas pada rekeningnya,

meliputi setoran tunai, penarikan uang, transfer antar rekening

dan sebagainya.

• Selain memberikan keuntungan bagi penggunanya, m-banking

juga dapat memberikan keuntungan bagi bank. Hal ini

dikarenakan m-banking mengurangi biaya dari tele-banking

dan lebih ekonomis.

d. Internet Banking

Menurut Bank Indonesia (2004), internet banking merupakan

salah satu pelayanan atau jasa bank yang memungkinkan

nasabahnya memperoleh informasi, melakukan komunikasi serta

melakukan transaksi perbankan melalui jaringan internet. Internet

banking memungkinkan nasabanya untuk melakukan transaksi

melalui internet dengan menggunakan Personal Computer (PC).

Fitur transaksi yang dilakukan internet banking memiliki

kemiripan dengan mobile banking yaitu informasi jasa atau

produk bank, informasi saldo rekening, transaksi

pemindahbukuan antar rekening, pembayaran tagihan, pembelian

kupon atau tiket dan transfer ke bank lain. Kelebihannya yaitu

47

dalam melakukan transaksi, nasabah akan merasa lebih nyaman

karena tampilan menu dan informasi secara lengkap tertera di

layar komputer.

3.3. Layanan E-Banking

Beberapa bank di Indonesia telah memiliki layanan e-banking

yang dapat membantu nasabah dalam melakukan transaksi di

manapun dan kapanpun secara online, cepat dan murah. Berikut ini

merupakan beberapa layanan dari e-banking yang dapat dimanfaatkan

oleh nasabahnya, antara lain:

a. Cek Saldo

Dengan menggunakan layanan e-banking nasabah tidak perlu

datang ke ATM atau bank untuk mengecek saldo rekeningnya.

b. Pembayaran Tagihan

Dengan mengakses e-banking melalui komputer atau telepon

genggam, nasabah sudah dapat membayar tagihan sehari-hari

seperti listrik, air, telepon, biaya pendidikan dan sebagainya yang

sudah terintegrasi pihak bank. Dengan melalui e-banking, proses

pembayaran akan cepat dan lebih efektif tanpa harus datang ke

tempat pembayaran.

c. Transfer Uang Non Tunai

Sebelumnya, untuk mentransfer uang nasabah perlu datang ke

ATM atau bank. Namun dengan e-banking cukup mengakses

rekening melalui PC atau telepon genggam dan menuliskan

48

nominal yang ingin ditransfer dari rekening nasabah ke rekening

tujuan. Uang secara non tunai akan sampai dengan cepat ke

rekening tujuan tersebut.

d. Pemesanan Tiket

Transaksi lainnya yang dapat dilakukan menggunakan e-banking

salah satunya yaitu pemesanan dan pembayaran tiket.

Sebelumnya, nasabah diharuskan datang ke loket penjualan tiket

dan mengantri untuk membelinya, kini dengan e-banking bisa

dilakukan dengan mudah, murah dan cepat. Website bank

memungkinkan pelanggannya untuk melakukan transaksi

perbankan 24 jam hanya dengan PC atau telepon genggam serta

koneksi internet. Transaksi ini juga dapat dilakukan di negara

yang berbeda atau luar negara asal nasabah.

4. Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan risiko kerugian yang berhubungan dengan

peluang gagal memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo (Hardanto,

2006). Dengan kata lain, risiko kredit merupakan risiko yang ditimbulkan

oleh peminjam yang tidak membayar utangnya.

Menurut Sastradipoera (2001), risiko kredit merupakan salah satu

risiko yang umum dihadapi oleh bank dalam pemberian kredit. Risiko

kredit merupakan bagian terbesar dalam kegiatan perbankan karena

pemberian pinjaman dan investasi merupakan bagian terbesar dalam

aktiva bank.

49

Pada penelitian ini, risiko kredit dihitung dengan perhitungan Non

Performing Loan (NPL), yaitu sebagai berikut:

NPL = Kredit Bermasalah

Total Kredit

5. Likuiditas

Likuiditas merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi

kewajiban (utang) jangka pendek tepat pada waktunya, termasuk melunasi

bagian utang jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan

(Mardiyanto, 2009: 54).

Menurut Munawir (2007: 31) likuiditas merupakan ukuran

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya

yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan pada saat ditagih.

Jadi likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam penelitian

ini yaitu bank untuk memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek dan

jangka panjang tepat pada waktunya.

Suatu bank dapat dikatakan likuid apabila bank tersebut mampu

melunasi kewajiban finansial jangka pendek maupun jangka panjangnya

tepat pada waktunya.

Likuiditas suatu bank dapat dihitung menggunakan rasio Loan to

Deposit Ratio (LDR):

LDR = Total 𝐿𝑜𝑎𝑛

Total 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡

50

6. Inflasi

Inflasi merupakan suatu kondisi dimana kecenderungan dari harga-

harga untuk naik secara terus menerus. Kenaikan harga juga dapat

dikatakan inflasi apabila kenaikan harga tersebut mencakup keseluruhan

jenis barang (Latumaerissa, 2011:22). Menurut Mankiw et.al. (2012:55)

mengemukakan bahwa inflasi ialah kenaikan tingkat harga secara

keseluruhan.

Dalam penelitian ini, tingkat inflasi diperoleh dari Statistik Ekonomi

dan Keuangan Bank Indonesia selama periode penelitian 2014-2017.

Tingkat inflasi yang digunakan adalah tingkat inflasi perbulan selama satu

tahun, kemudian dibagi 12 (dua belas).

7. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi merupakan upaya peningkatan kapasitas

produksi untuk mencapai penambahan output, yang diukur menggunakan

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) dalam suatu wilayah (Rahardjo, 2013:4). Pengertian lain menurut

Kuznets (1995) pertumbuhan ekonomi merupakan kenaikan kapasitas

jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan

berbagai barang ekonomi kepada penduduknya.

Berdasarkan pengertian di atas, maka pertumbuhan ekonomi

merupakan peningkatan kapasitas produksi jangka panjang suatu wilayah

untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya secara

jangka panjang.

51

Dalam penelitian ini pertumbuhan ekonomi diproksikan dengan

persentase pertumbuhan PDB Indonesia selama periode 2014-2017 yang

diperoleh dari Badan Pusat Statistik.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Berikut

ringkasan penelitian terdahulu:

• Yasin, M.A. (2018)

Yasin, M.A. (2018), Impact of Internet Banking on Financial

Performance: Empirical Evidence from Ethiopia Banks. Penelitian ini

bertujuan untuk meneliti dampak dari internet banking terhadap kinerja

keuangan dari bank-bank komersial di Ethiopia. Variabel dependen dalam

penelitian ini merupakan kinerja keuangan yang diukur menggunakan

Return on Asset (ROA). Sedangkan variabel independen dalam penelitian

ini yaitu internet banking, likuiditas, kecukupan modal, ukuran bank,

efisiensi biaya dan rasio deposito terhadap aset.

Sampel dalam penelitian ini adalah 10 bank dengan periode penelitian

2012-2016. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linear

berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel internet banking,

kecukupan modal dan efisiensi biaya berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan bank. Sedangkan variabel rasio deposito terhadap aset

berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank. Variabel ukuran

52

bank dan likuiditas memiliki hubungan negatif tidak signifikan terhadap

kinerja keuangan bank di Ethiopia.

• Al-Smadi, M.O. dan Al-Webel, S.A. (2011)

Al-Smadi, M.O. dan Al-Webel, S.A. (2011), The Impact of E-Banking

on The Performance of Jordanian Banks. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh e-banking terhadap kinerja keuangan bank di

Yordania. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu kinerja keuangan

yang diukur menggunakan Return on Equity (ROE). Variabel independen

dalam penelitian ini yaitu e-banking dengan menggunakan variabel

dummy yang bernilai 1 jika bank menggunakan e-banking, dan nilai 0 jika

tidak. Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu ukuran perusahaan,

modal, risiko kredit, biaya manajemen, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan

ekonomi. Sampel dalam penelitian ini yaitu 15 bank di Yordania dengan

periode penelitian 2000-2010. Data diperoleh dari laporan keuangan dari

bank yang dijadikan sampel serta laporan tahunan bank sentral Yordania.

Teknik penelitian ini menggunakan regresi Ordinary Least Square.

Hasil penelitian menunjukkan e-banking, risiko kredit, likuiditas,

memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja keuangan bank.

Sedangkan ukuran perusahaan dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh

positif signifikan terhadap kinerja keuangan bank. Modal berpengaruh

positif tidak signifikan terhadap kinerja keuangan bank, dan biaya

manajemen dan inflasi berpengaruh negatif tidak signifikan

53

Beberapa penelitian terdahulu lainnya disajikan dalam bentuk tabel di

bawah ini:

Tabel 2.2.

Daftar Penelitian Terdahulu

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

1 Yasin,

M.A.

(2018)

Impact of

Internet

Banking on

Financial

Performance

: Empirical

Evidence

from

Ethiopia

Banks

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Keuangan

Bank

Variabel

Independen:

• Internet

Banking

• Likuiditas

• Modal

• Ukuran

Bank

• Deposit to

Asset

• Cost

Efficiency

• Analisis

regresi

linear

berganda.

• Data

sekunder

didapat

dari

analisis

dokumen

10 bank

periode

2010-2016

yang

dijadikan

sampel

penelitian

.

Berdasarkan

penelitian yang

telah dilakukan,

maka ditemukan

bahwa:

• Variabel

internet

banking,

modal dan

cost efficiency

memiliki

pengaruh

positif

terhadap

kinerja

keuangan

bank.

• Variabel

deposit to

asset memiliki

pengaruh

negatif

terhadap

kinerja

keuangan

bank.

• Bank yang

mengadopsi

internet

banking

memiliki

modal dan

cost efficiency

yang lebih

tinggi dan

deposit to

54

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

asset yang

lebih rendah

dibandingkan

dengan bank

yang tidak

mengadopsi

yang artinya

memiliki

kinerja

keuangan

bank yang

lebih baik.

• Sedangkan

ukuran bank

dan likuiditas

memiliki

pengaruh

yang negatif

namun tidak

signifikan

dengan

kinerja

keuangan

bank di

Ethiopia.

2 Cahyani,

Y.T.

(2018)

Pengaruh

Inflasi, Suku

Bunga (BI

Rate) dan

Produk

Domestik

Bruto (PDB)

Terhadap

ROA (Studi

Pada Bank

Pembiayaan

Rakyat

Syariah

(BPRS) di

Indonesia

Tahun 2009-

2016)

Variabel

Dependen:

• Return on

Asset (ROA)

Variabel

Independen:

• Inflasi

• Suku Bunga

• Produk

Domestik

Bruto

• Analisis

Regresi

Linear

Berganda

• Data

kuantitatif

diperoleh

dari

laporan

keuangan

yang

dipublikas

ikan oleh

Bank

Indonesia,

Otoritas

Jasa

Keuangan

Berdasarkan

penelitian yang

telah dilakukan,

maka ditemukan

bahwa:

• Inflasi

berpengaruh

negatif dan

tidak

signifikan

terhadap ROA

BPRS.

• Suku bunga

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap ROA

BPRS.

55

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

(OJK) dan

laporan

keuangan

BPRS

tahun

2009-

2016.

• Produk

domestik

bruto

berpengaruh

positif dan

tidak

signifikan

terhadap ROA

BPRS.

3 Sinambela

, E. dan

Rohani

(2017)

Pengaruh

Penyediaan

Layanan

Internet

Banking

Terhadap

Kinerja

Keuangan

Perbankan di

Bursa Efek

Indonesia

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Keuangan

Bank

Variabel

Independen:

• Internet

Banking

• Analisis

regresi

linear

sederhana.

• Data

penelitian

diperoleh

dari data

perbankan

yang

terdaftar

di Bursa

Efek

Indonesia

periode

2012-

2015.

Berdasarkan

penelitian yang

telah dilakukan,

maka ditemukan

bahwa

penyediaan

layanan internet

banking

berpengaruh

positif dan tidak

signifikan

terhadap kinerja

keuangan

perbankan yang

diukur dengan

ROA dan ROE.

4 Verawaty

et.al.

(2017)

Pengaruh

Risiko

Kredit,

Likuiditas.

Efisiensi

Operasional

dan Tingkat

Ekonomi

Makro

Ekonomi

Terhadap

Kinerja Bank

Pembanguna

n Daerah di

Pulau

Sumatera

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Bank

Variabel

Independen:

• Risiko

Kredit

• Likuiditas

• Operasional

Bank

• Tingkat

Ekonomi

Makro

• Analisis

Regresi

Linear

Berganda.

• Sampel

penelitian

adalah 8

Bank

Pembangu

nan

Daerah di

Pulau

Sumatera

dengan

periode

penelitian

2011-2014

Hasil dari

penelitian

menunjukkan

bahwa:

• Risiko kredit

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

kinerja bank

yang diukur

menggunakan

ROA.

• Likuiditas

berpengaruh

positif tidak

signifikan

56

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

terhadap

kinerja bank.

• Efisiensi

operasional

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

kinerja bank.

• Tingkat

ekonomi

makro tidak

berpengaruh

terhdap

kinerja bank.

5 Lubis

et.al.

(2017)

Pengaruh

Loan to

Deposit

Ratio (LDR),

Non

Performing

Loan (NPL),

Capital

Adequacy

Ratio (CAR),

Net Interest

Margin

(NIM),

Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

Terhadap

Return on

Asset

(Studi Kasus

pada

Perusahaan

Perbankan

yang

Terdaftar di

Bursa

Variabel

Dependen:

• Return on

Asset (ROA)

Variabel

Independen:

• Loan to

Deposit

Ratio (LDR)

• Non

Performing

Loan (NPL)

• Capital

Adequacy

Ratio (CAR)

• Net Interest

Margin

(NIM)

• Biaya

Operasional

Pendapatan

Operasional

(BOPO)

• Analisis

Regresi

Data

Panel.

• Data

sekunder

dari

laporan

keuangan

31 bank

yang

terdaftar

di Bursa

Efek

Indonesia

periode

penelitian

2012-2015

Hasil dari

penelitian

menunjukkan

bahwa:

• LDR

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

ROA.

• NPL

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

ROA.

• CAR

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

ROA.

• NIM

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

ROA.

57

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

Efek

Indonesia

Tahun 2012-

2015)

• BOPO

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

ROA.

6 Siddiq

et.al.

(2016)

Impacts of E-

Banking on

Performance

of Banks in a

Developing

Economy:

Empirical

Evidence

From

Bangladesh

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Keuangan

Bank

Variabel

Independen:

• Electronic

Banking

(EBANK)

Variabel

Kontrol:

• Likuiditas

(Liquidity)

• Risiko

Kredit

(Credit Risk)

• Modal

(Capital)

• Ukuran

Perusahaan

(Size)

• Pertumbuhan

Ekonomi

(Growth)

• Inflasi

(Inflation)

• Analisis

regresi

OLS.

• Sampel

penelitian

berupa 13

privat

bank

umum di

Bangladesh.

• Data

penelitian

diperoleh

dari

laporan

tahunan

masing-

masing

bank yang

telah

diaudit

periode

20013

hingga

2013

dengan

cara

melakukan

kunjungan

secara

pribadi.

• Data

makro

ekonomi

diperoleh

dari World

Bank.

Hasil dari

penelitian

menunjukkan

bahwa:

• E-banking

awalnya

mempunyai

pengaruh

yang positif

terhadap ROE

selama dua

tahun dimana

serupa dengan

penelitian

yang

dilakukan di

negara

berkembang

lainnya.

• Penelitian ini

juga

menunjukkan

adanya

pengaruh

yang positif

namun tidak

signifikan

pada

e-banking

terhadap ROA

dan NIM.

• Untuk semua

variabel

kontrol,

kecuali

variabel

makro,

58

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

• Variabel

dummy

digunakan

untuk

electronic

bank

(EBANK)

Nilai 1

untuk

bank yang

mengguna

kan

e-banking,

nilai 0

untuk

yang

tidak.

memiliki

pengaruh

yang

signifikan

terhadap

profitabilitas

Bank.

• Risiko kredit

memiliki

pengaruh

yang negatif

signifikan

terhadap ROE

dan NIM.

• Likuiditas

memiliki

hubungan

yang positif

terhadap

ROE, ROA,

NIM.

• Modal

memiliki

pengaruh

negatif

signifikan

terhadap ROE

dan ROA.

• Ukuran

perusahaan

memiliki

pengaruh

yang negatif

signifikan

terhadap ROE

dan ROA,

namun

berpengaruh

positif

terhadap NIM.

• Inflasi dan

pertumbuhan

ekonomi tidak

59

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

memiliki

pengaruh

yang

signifikan

terhadap

kinerja bank.

Kesimpulannya

yaitu e-banking

positif

berpengaruh

terhadap

profitabilitas

bank di negara

berkembang.

7 Prasetiono

, E.A.K.

(2016)

Pengaruh

Struktur

Pasar, Bank

Size, Inflasi

dan Gross

Domestic

Product

Terhadap

Kinerja Bank

di ASEAN 5

(Studi Kasus

Bank

Komersial di

ASEAN 5

Periode

2007-2014)

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Bank

Variabel

Independen:

• Struktur

Pasar

• Ukuran

Perusahaan

• Inflasi

• Produk

Domestik

Bruto

• Analisis

Regresi

Data Panel

Fixed

Effect

Hasil dari

penelitian

menunjukkan

bahwa

• Struktur pasar

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

kinerja bank

yang diukur

dengan ROA.

• Ukuran

perusahaan

berpengaruh

positif tidak

signifikan

terhadap

kinerja bank.

• Inflasi

berpengaruh

negatif tidak

signifikan

terhadap

kinerja bank.

• Produk

domestik

bruto yang

digunakan

60

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

sebagai alat

ukur

pertumbuhan

ekonomi

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

kinerja bank.

8 Siahaan,

D dan

Asandimi

tra, N

(2016)

Pengaruh

Likuiditas

dan Kualitas

Aset

Terhadap

Profitabilitas

Pada Bank

Umum

Nasional

(Studi Pada

Bursa Efek

Indonesia

Periode

2010-2014)

Variabel

Dependen:

• Return on

Asset (ROA)

Variabel

Independen:

• Loan to

Deposit

Ratio (LDR)

• Non

Performing

Loan (NPL)

• Analisis

Regresi

Linear

Berganda

Berdasarkan

penelitian yang

telah dilakukan

maka ditemukan

hasil:

• Likuiditas

yang

diproksikan

dengan LDR

berpengaruh

positif

terhadap

Profitabilitas

yang

diproksikan

dengan ROA.

• Kualitas aset

yang

diproksikan

oleh NPL

berpengaruh

Negatif

terhadap

Profitabilitas

yang

diproksikan

oleh ROA.

9 Andre

et.al.

(2015)

Pengaruh

Likuiditas

Bank

Terhadap

Return on

Asset Pada

Bank Swasta

Variabel

Dependen:

• Return on

Asset

Variabel

Independen:

• Analisis

Regresi

Linear

Berganda

• Data

penelitian

diperoleh

Berdasarkan

penelitian yang

telah dilakukan

maka ditemukan

hasil:

• Quick Ratio

berpengaruh

61

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

Nasional

Yang

Terdaftar Di

Bursa Efek

Indonesia

Periode

2008-2013

• Quick Ratio

(QR)

• Cash Ratio

(CHR)

• Loan to

Deposit

Ratio (LDR)

dari IDX

Statistic

dan Bursa

Efek

Indonesia.

positif

terhadap

Return on

Asset.

• Cash Ratio

berpengaruh

positif

terhadap

Return on

Asset.

• Loan to

Deposit Ratio

berpengaruh

positif

terhadap

Return on

Asset.

10 Arisa,

C.N. dan

Muturi,

W.

(2015)

Effect of

Electronic

Banking on

Financial

Performance

of

Commercial

Banks in

Kenya;

Survey Study

in Kenya

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Keuangan

Bank

Variabel

Independen:

• Internet

Banking

(E-money,

account

management

electronic

bill

payment).

• Mobile

banking

(Withdrawl,

deposit

taking,

account

opening).

• Real time

gross

settlement

(Interbank

• Ananlisis

regresi

linear

berganda.

• Data

penelitian

mengguna

kan survei

mengguna

kan

kuesioner

kepada 44

senior

manajer

setiap

bank yang

dijadikan

sampel

penelitian.

Berdasarkan

kuesioner yang

telah dilakukan,

diketahui bahwa

• Internet

banking tidak

memiliki

pengaruh

yang

signifikan

terhadap

kinerja

keuangan

bank umum di

Kenya.

• Mobile

banking

memiliki

pengaruh

yang positif

terhadap

kinerja

keuangan

bank umum di

Kenya.

62

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

transfers,

funds

transfer

systems,

interbank

settlement).

• Volume

transaksi

Call Center

(CCT)

• RTGS

memiliki

pengaruh

terhadap

kinerja

keuangan

bank umum di

Kenya.

11 Mwaura,

K.J.

(2015)

The Effect of

Electronic

Banking on

the Financial

Performance

of

Commercial

Banks in

Kenya

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Keuangan

Bank

Variabel

Independen:

• ATM

• Credit/Debit

Card

• POS

• Analisis

regresi

linear

berganda.

• Data

sekunder

diperoleh

dari

Central

Bank of

Kenya dan

laporan

keuangan

bank

umum di

Kenya

setelah

diaudit

pajak dari

tahun

2010

hingga

2014.

Secara umum

penelitian

menyatakan

bahwa variabel

e-banking yang

diproksikan oleh

nomor mesin

ATM bank

umum, nomor

merchant POS

dan nomor kartu

kredit dan debit

yang

dikeluarkan oleh

bank kepada

nasabah

memiliki

pengaruh positif

dan signifikan

terhadap kinerja

keuangan bank

umum di Kenya.

12 Paramitha

et.al.

(2014)

Pengaruh

Risiko Kredit

dan

Likuiditas

Terhadap

Profitabilitas

pada

Perusahaan

Perbankan

Variabel

Dependen:

• Profitabilitas

Bank

Variabel

Independen:

• Risiko kredit

• Likuiditas

• Analisis

Regresi

Linear

Berganda.

• Data

diperoleh

dari laporan

perusahaan

Perbankan

Berdasarkan

penelitian yang

dilakukan, maka

ditemukan

bahwa:

• Risiko kredit

berpengaruh

negatif

signifikan

63

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

yang Go

Publik

Periode

2010-2012

yang Go

Publik

periode

20120-

2012

terhadap

profitabilitas

bank yang

diukur

menggunakan

ROA

• Likuiditas

tidak memiliki

pengaruh

terhadap

profitabilitas

perbankan

yang telah go

publik.

13 Egan, R.

dan

Prawoto,

H.

(2013)

Pengaruh

Internet

Banking

Terhadap

Kinerja

Perbankan di

Indonesia

(Studi

Empiris Pada

Bank yang

Listing di

BEI)

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Bank

Variabel

Independen:

• Electronic

Banking

(EBANK)

Varaibel

Kontrol:

• Ukuran

perusahaan

(Size)

• Modal

(Capital)

• Risiko kredit

(Credit Risk)

• Beban

Manajemen

(Expenses

Management)

• Likuiditas

(Liquidity)

• Inflasi

• Pertumbuhan

ekonomi

(growth)

• Analisis

Regresi

Linear

Berganda.

• Data

diperoleh

dari

laporan

keuangan

Bank yang

listing di

BEI pada

tahun

2002-

2011.

Berdasarkan

penelitian yang

dilakukan, maka

ditemukan

bahwa:

• Internet

banking

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

kinerja

perbankan.

• Modal

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

kinerja

perbankan.

• Risiko kredit

berpengarih

negatif

signifikan

terhadap

kinerja

perbankan.

• Beban

manajemen

64

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

berpangruh

negatif

signifikan

terhadap

kinerja

perbankan.

• Likuiditas

berpengaruh

positif tidak

signifikan

terhadap

kinerja

perbankan.

• Inflasi

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

kinerja

perbankan.

• Pertumbuhan

ekonomi

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

kinerja

perbankan.

14 Aduda, J.

dan

Kingoo,

N.

(2012)

The

Relationship

Between

Electronic

Banking and

Financial

Performance

among

Commercial

Banks in

Kenya.

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Keuangan

Bank

Variabel

Independen:

• Investasi di

electronic

banking

• ATM

• Credit/Debit

Card

• Analisis

Regresi

Linear

Berganda.

• Data

diperoleh

dari laporan

tahunan

yang

dijadikan

sampel

penelitian

periode

2006-2010.

Berdasarkan

penelitian yang

telah dilakukan,

maka ditemukan

bahwa terdapat

hubungan yang

positif antara

e-banking

dengan kinerja

keuangan bank.

65

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

15 Al-Smadi,

M.O. dan

Al-Wabel,

S.A.

(2011)

The Impact

of E-Banking

on The

Performance

of Jordanian

Banks

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Bank

Variabel

Independen:

• Electronic

Banking

(EBANK)

Varaibel

Kontrol:

• Ukuran

perusahaan

(Size)

• Modal

(Capital)

• Risiko kredit

(Credit Risk)

• Beban

manajemen

(Expenses

Management)

• Likuiditas

(Liquidity)

• Inflasi

• Pertumbuhan

ekonomi

(growth)

• Analisis

regresi

OLS.

• Data

penelitian

berupa

data panel

dari 15

bank di

Jordania

periode

2000

hingga

2010.

• Laporan

keuangan

bank

diperoleh

dari

Central

Bank of

Jordan.

• Data

makro

ekonomi

diperoleh

dari

laporan

keuangan

dan data

yang

dipublikas

i oleh

Central

Bank of

Jordan

periode

2000-

2010.

• Variabel

dummy

digunakan

untuk

Berdasarkan

penelitian yang

dilakukan, maka

ditemukan

bahwa:

• Electronic

banking

memiliki

pengaruh

yang negatif

signifikan

terhadap

kinerja bank.

• Ukuran

perusahaan

memiliki

pengaruh yang

positif

signifikan

terhadap

kinerja bank.

Penjelasan

yang

memungkinka

n yaitu bank

yang besar

cenderung

memiliki

sumber daya

yang lebih

banyak,

investasi yang

lebih besar dan

memiliki

keuntungan

yang lebih

dibandingkan

bank yang

kecil.

• Modal

memiliki

pengaruh

yang positif

66

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

electronic

bank

(EBANK).

Nilai 1

untuk

bank yang

mengguna

kan

e-banking,

nilai 0

untuk

yang

tidak.

namun tidak

signifikan

terhadap

kinerja bank.

• Risiko kredit

memiliki

pengaruh

yang negatif

signifikan

terhadap

kinerja bank.

• Beban

manajemen

memiliki

pengaruh

yang negatif

tidak

signifikan

terhadap

kinerja bank.

• Likuiditas

memiliki

pengaruh

yang negatif

signifikan

terhadap

kinerja bank.

• Inflasi

memiliki

pengaruh

yang negatif

signifikan

terhadap

kinerja bank.

• Pertumbuhan

ekonomi

memiliki

pengaruh

yang positif

signifikan

terhadap

kinerja bank.

67

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

16 Malhotra,

P. dan

Singh, B.

(2009)

The Impact

of Internet

Banking on

Bank

Performance

and Risk:

The Indian

Experience

Variabel

Dependen:

• Kinerja dan

Risiko Bank

Variabel

Independen:

• Internet

Banking

• Ukuran

perusahaan

(Size)

• Profitabilitas

• Kemampuan

Operasional

• Keuangan

• Kualitas

Aset

• Diversifikasi

• Biaya

Operasional

• Penelitian

ini

membandi

ngkan

kinerja

bank yang

mengadop

si internet

banking

dengan

bank yang

tidak dari

segi

ukuran

perusahaan,

profitabilita

s,

kemampuan

operasional,

keuangan,

kualitas

aset,

diversifikas

idan biaya

operasional.

• Selain itu

juga

melihat

pengaruh

internet

banking

terhadap

kinerja

dan risiko

bank.

• Analisis

Regresi

OLS

Hasil dari

penelitian

menunjukkan

bahwa

• Terdapat

beberapa

perbedaan

yang

signifikan

terhadap bank

yang

menawarkan

internet

banking

dengan bank

yang tidak.

• Tidak terdapat

pengaruh

yang

signifikan

antara adopsi

internet

banking

dengan

kinerja bank

dan risiko

bank.

• Internet

banking

memiliki

pengaruh

yang negatif

terhadap

profitabilitas

bank

• Internet

banking

memiliki

pengaruh

negatif

signifikan

terhadap

risiko bank.

68

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

17 Sathye,

M.

(2005)

The Impact

of Internet

Banking on

Performance

and Risk

Profile:

Evidence

from

Australian

Credit

Unions

Variabel

Dependen:

• Kinerja

Keuangan

• Profil Risiko

Variabel

Independen:

• Internet

Banking

Variabel

Kontrol:

• Tipe Kredit

Union

• Ukuran

perusahaan

• Risiko

Kredit

• Sekuritisasi

• Regulasi

• Analisis

Regresi

OLS

• Data

diperolej

dari

laporan

tahunan

dan survei

yang

dilakukan

olah

Institusi

Keuangan

KPMG.

Berdasarkan

penelitian yang

telah dilakukan,

maka ditemukan

bahwa:

• Internet

banking tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap

kinerja

keuangan.

• Tipe Kredit

Union tidak

memiliki

pengaruh

terhadap

kinerja

keuangan.

• Ukuran

perusahaan

berpengaruh

positif

signifikan

terhadap

kinerja

keuangan.

• Risiko kredit

berpengaruh

negatif

signifikan

terhadap

kinerja

keuangan.

• Sekuritisasi

berpengarih

positif

signifikan

terhadap

kinerja

keuangan.

• Regulasi

berpengaruh

69

No

Nama

Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Variabel-

Variabel

Penelitian

Metode

Analisis

Hasil

(Kesimpulan)

signifikan

terhadap

kinerja

keuangan

• Internet

banking tidak

memiliki

pengaruh

terhadap

profil risiko.

C. Keterkaitan Antar Variabel

1. Hubungan Variabel E-Banking Terhadap Kinerja Keuangan

E-banking merupakan teknologi yang telah dibuat oleh dunia

perbankan yang bersifat memberikan manfaat bagi bank yaitu efisiensi

kinerja perbankan dalam penggunaan kertas karena semua sudah melalui

internet dan menjadi sumber pendapatan yang diperoleh dari biaya layanan

yang dibebankan kepada penggunanya. Pengurangan penggunaan kertas

dan efisiensi kinerja bank akan mengurangi biaya yang dikeluarkan dan

menyebabkan laba akan meningkat. Dengan demikian pendapatan yang

didapat dari penggunaan e-banking oleh nasabah akan menambah laba dari

bank tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yasin (2018), Sinambela dan

Rohani (2017), Siddiq et.al. (2016), Mwaura (2015) dan Aduda dan

Kingoo (2012) menunjukkan bahwa e-banking berpengaruh positif

terhadap kinerja keuangan.

H1 : E-banking berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

70

2. Hubungan Variabel Kontrol Risiko Kredit Terhadap Kinerja

Keuangan

Risiko kredit yang diproksikan dengan Non Performing Loan (NPL)

mencerminkan yang diterima oleh bank dalam pemberian kreditnya yang

ditimbulkan oleh peminjam yang tidak membayar utangnya. Peningkatan

NPL suatu bank akan mengakibatkan menurunkan Return on Aset suatu

bank yang dijadikan alat ukur kinerja keuangan. Oleh karena itu, bank

meningkatkan kinerja keuangannya dengan meminimalkan risiko kredit

melalui perbaikan kebijakan pinjaman yang sesuai.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Verawaty et.al. (2017), Lubis

et.al. (2017), Siddiq et.al. (2016), Paramitha et.al. (2014), Egan dan

Prawoto (2013), Al-Smadi dan Al-Webel (2011) dan Sathye (2005)

memperoleh hasil bahwa risiko kredit berpengaruh negatif terhadap

kinerja keuangan.

H2 : Risiko kredit berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan.

3. Hubungan Variabel Kontrol Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan

Dalam penelitian ini likuiditas dihitung menggunakan rasio Loan to

Deposit Ratio (LDR). Semakin rendah LDR suatu bank mencerminkan

kondisi bank yang belum dapat mengoptimalkan Dana Pihak Ketiga

(DPK) untuk disalurkan menjadi kredit. Hal ini sesuai dengan beberapa

teori seperti Commercial Loan, Shiftability, The Anticipated Income dan

The Liability Management. Likuiditas diprediksi memiliki pengaruh

positif terhadap kinerja keuangan bank umum karena jika semakin banyak

71

dana yang disalurkan sebagai kredit, maka bank tersebut akan menerima

bunga kredit yang akan meningkatkan profitabilitas bank, dengan asumsi

bank tersebut menyalurkan kreditnya secara optimal sehingga tidak terjadi

kredit macet. Selain itu, bank yang terbilang likuid dapat mengembalikan

dana nasabahnya tepat waktu ketika nasabah akan melakukan penarikan

tabungannya. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap

bank yang bersangkutan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Siddiq et.al. (2016), Siahaan dan

Asandimitra (2016) dan Andre et.al. (2015) dan menemukan bahwa

likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

H3 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

4. Hubungan Variabel Kontrol Inflasi Terhadap Kinerja Keuangan

Flamini et.al. (2009) menunjukkan bahwa sejauh mana inflasi

mempengaruhi kinerja keuangan bank ditentukan oleh bagaimana sikap

bank dalam mengantisipasi pergerakan inflasi di masa mendatang. Jika

inflasi diantisipasi dan tingkat bunga dapat disesuaikan sehingga

menghasilkan meningkatnya pendapatan dibandingkan biaya, maka akan

berdampak positif terhadap kinerja keuangan, sementara perubahan yang

tidak diantisipasi dapat meningkatkan biaya karena penyesuaian tingkat

bunga yang tidak sempurna. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Egan

dan Prawoto (2018) dan Al-Smadi dan Al-Webel (2011) menunjukkan

bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

H4 : Inflasi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan.

72

5. Hubungan Variabel Kontrol Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Kinerja Keuangan

Pertumbuhan ekonomi yang diproksikan melalui pertumbuhan

Produk Domestik Bruto (PDB) dapat mempengaruhi kinerja bank.

Athanasoglou et.al. (2008) menunjukkan selama perlambatan ekonomi,

pinjaman dapat menurun dan kualitas kredit memburuk, dengan demikian

dapat mengurangi laba bank. Sementara selama ekonomi sedang

meningkat, permintaan kredit juga meningkat dan menyebabkan

pendapatan bunga juga ikut meningkat. Oleh karena itu pendapatan dapat

tumbuh searah dengan peningkatan laba.

Penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2018), Prasetiono (2016) dan

Al-Smadi dan Al-Webel (2011) menemukan bahwa pertumbuhan

ekonomi berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank.

H5 : Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan bank.

73

D. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian terdahulu serta

permasalahan yang telah dikemukakan, maka disajikan kerangka pemikiran

hipotesis yang digambarkan dalam model penelitian sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Bank Umum di Indonesia Periode 2014-2017

Variabel Independen:

E-banking

Variabel Kontrol:

Risiko Kredit

Likuiditas

Inflasi

Pertumbuhan Ekonomi

Variabel Dependen:

Kinerja Keuangan

Bank Umum

Regresi Linear

Ordinary Least Square

Uji Asumsi Klasik:

Normalitas

Multikolinearitas

Heteroskedastisitas

Autokorelasi

Uji F Adjusted R2 Uji t

Interpretasi

74

E. Hipotesis

Hipotesis menurut Sugiyono (2009:96) merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena

jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan

atas dasar kerangka berpikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah

yang dirumuskan.

Berdasarkan rumusan dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan

sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

a H0 : β1, β2, β3, β4, β5 = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan e-

banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi

dan pertumbuhan ekonomi secara

simultan terhadap kinerja keuangan bank

H1 : β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0 Terdapat pengaruh signifikan e-banking,

risiko kredit, likuiditas, inflasi dan

pertumbuhan ekonomi secara simultan

terhadap kinerja keuangan bank

b H0 : β1 ≤ 0 Tidak terdapat pengaruh positif e-banking

terhadap kinerja keuangan bank

H1 : β1 > 0 Terdapat pengaruh positif e-banking

terhadap kinerja keuangan bank

c H0 : β2 ≥ 0 Tidak terdapat pengaruh negatif risiko

kredit terhadap kinerja keuangan bank

75

H1 : β2 < 0 Terdapat pengaruh negatif risiko kredit

terhadap kinerja keuangan bank

d H0 : β3 ≥ 0 Tidak terdapat pengaruh positif likuiditas

terhadap kinerja keuangan bank

H1 : β3 < 0 Terdapat pengaruh positif likuiditas

terhadap kinerja keuangan bank

e H0 : β4 ≤ 0 Tidak terdapat pengaruh positif inflasi

terhadap kinerja keuangan bank

H1 : β4 > 0 Terdapat pengaruh positif inflasi terhadap

kinerja keuangan bank

f H0 : β5 ≤ 0 Tidak terdapat pengaruh positif

pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja

keuangan bank

H1 : β5 > 0

Terdapat pengaruh positif pertumbuhan

ekonomi terhadap kinerja keuangan bank

76

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh e-banking terhadap kinerja keuangan

bank umum dengan variabel kontrol ukuran perusahaan, modal, risiko kredit,

likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Adapun periode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rentang tahun 2014-2017. Penelitian ini dilakukan

pada bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan

laporan keuangan bank umum yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2014-

2017. Untuk data inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia diperoleh dari

data yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia serta Badan Pusat Statistik.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2016:117) populasi merupakan wilayah

generalisasi objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank

umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 43 bank.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2016:118) sampel merupakan bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila peneliti

melakukan penelitian terhadap populasi yang besar, sementara peneliti

ingin meneliti tentang populasi tersebut dan memiliki keterbatasan dana,

77

tenaga dan waktu, maka peneliti menggunakan teknik pengambilan

sampel, sehingga generalisasi kepada populasi yang diteliti. Teknik

pengambilan sampel menurut Sugiyono (2016:81) merupakan cara untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian terdapat

berbagai teknik sampling yang akan digunakan. Dalam penelitian ini,

teknik sampling yang digunakan yaitu teknik non probability yang

menurut Sugiyono (2016:82) merupakan teknik pengambilan sampel yang

tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipillih menjadi sampel. Metode penentuan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling, yang

merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2016:85).

Sampel penelitian ini diambil berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a. Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sub sektor bank.

b. Bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sub sektor bank

selama periode 2014-2017.

c. Bank umum yang melakukan publikasi laporan keuangan dalam

periode penelitian.

Berdasarkan pada kriteria pengambilan sampel yang telah disebutkan

di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

35 bank.

Teknik pengambilan sampel dan daftar perusahaan yang menjadi

sampel penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

78

Tabel 3.1.

Kriteria Penentuan Sampel

Kriteria Jumlah

Jumlah bank umum yang terdaftar di BEI 43

Jumlah bank umum yang terdaftar di BEI selama

periode penelitian 2014-2017

35

Tabel 3.2.

Daftar Sampel Penelitian

No Kode Saham Nama Bank

1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk

2 BABP Bank MNC International Tbk

3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk

4 BBCA Bank Central Asia Tbk

5 BBKP Bank Bukopin Tbk

6 BBMD Bank Mestika Dharma Tbk

7 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk

9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

11 BCIC Bank J Trust Indonesia Tbk

12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk

13 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk

14 BJBR Bank Jabar Banten Tbk

15 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk

16 BKSW Bank QNB Indonesia Tbk

17 BMAS Bank Maspion Indonesia Tbk

18 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

19 BNBA Bank Bumi Arta Tbk

20 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

21 BNII Bank Maybank Indonesia Tbk

22 BNLI Bank Permata Tbk

23 BSIM Bank Sinar Mas Tbk

24 BSWD Bank of India Indonesia Tbk

25 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

26 BVIC Bank Victoria International Tbk

27 INPC Bank Artha Graha International Tbk

28 MAYA Bank Mayapada International Tbk

29 MCOR Bank China Construction Bank Ind. Tbk

30 MEGA Bank Mega Tbk

31 NAGA Bank Mitraniaga Tbk

32 NISP Bank OCBC NISP Tbk

33 NOBU Bank Nationalnobu Tbk

34 PNBN Bank Pan Indonesia

35 SDRA Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk

79

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

kuantitatif dan kualitatif.

a. Data kuantitatif merupakan data yang dapat diukur atau dihitung

secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang

dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka (Sugiyono,

2016:13). Data operasional yang digunakan pada penelitian ini yaitu

data panel, yang merupakan gabungan dari data time series dan cross

sectional karena menggunakan data laporan keuangan 35 bank umum

yang terdaftar di BEI periode 2014 hingga 2017 yang menjadi sampel

penelitian.

b. Data kualitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk kata

verbal, bukan dalam bentuk angka. (Muhadjir, 1996:2). Data kualitatif

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data bank yang

menggunakan layanan e-banking.

2. Sumber Data

Jenis data yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini

merupakan data sekunder. Data sekunder menurut Sugiyono (2016:21)

adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, melainkan melalui orang lain atau melalui dokumen.

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari laporan

keuangan yang dipublikasikan secara langsung oleh masing-masing bank

80

umum yang dijadikan sampel penelitian periode 2014-2017 dan data yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia serta Badan Pusat Statistik.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini melihat pada buku-buku, jurnal, artikel serta hasil laporan

penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang

diteliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang

memiliki keterkaitan dengan penelitian. Data sekunder dalam penelitian

ini diperoleh dari laporan keuangan yang bersumber langsung dari bank

umum yang dijadikan sampel penelitian periode 2014-2017 dan data yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia serta Badan Pusat Statistik.

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Statistik Deskriptif

Uji statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Dalam statistik deskriptif, data

akan disajikan melalui tabel, grafik, diagram, perhitungan modus, median,

rata-rata (mean), persentase, perhitungan penyebaran data melalui

perhitungan rata-rata dan strandar deviasi (Sugiyono, 2009: 207-208).

81

2. Analisis Regresi Ordinary Least Square (OLS)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Siddiq et.al. (2016) dan Al-

Smadi dan Al-Webel (2011) penelitian ini menggunakan metode

penelitian adalah uji regresi dengan model Ordinary Least Square (OLS),

dengan persamaan regresi sebagai berikut:

Dimana:

ROA = ROA bank i tahun t yang diproksikan oleh ROA

β0 = Konstanta

β1-5 = Koefisien regresi

EBANKING = Variabel dummy, nilai 1 untuk bank i yang

mengadopsi e-banking pada tahun t, dan 0 untuk yang

tidak

RISIKO_KREDIT = Variabel kontrol risiko kredit bank i pada tahun t

LIKUIDITAS = Variabel kontrol likuiditas bank i

pada tahun t

INFLASI = Variabel kontrol tingkat inflasi di Indonesia pada

tahun t

PDB = Variabel kontrol tingkat pertumbuhan ekonomi

Indonesia pada tahun t

it = Error

ROAit = β0 + β1EBANKINGit + β2RISIKO_KREDITit + β3LIKUIDITASit

+ β4INFLASIt + β5PDBt + it

82

3. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan uji regresi, metode mensyaratkan untuk

melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu, dengan tujuan agar

mendapatkan hasil yang terbaik atau menunjukkan hubungan yang valid

atau tidak bias (Ghozali, 2011:105). Uji asumsi klasik atas data yang akan

diolah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Menurut Imam Ghozali (2011:160) tujuan dari uji normalitas

adalah untuk mengetahui apakah masing-masing variabel terdistirbusi

normal atau tidak. Uji normalitas digunakan untuk melakukan

pengujian-pengujian variabel lainnya dengan mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar

maka uji statistik menjadi tidak valid dan statistik parametrik tidak

dapat digunakan. Apabila variabel tidak terdistribusi dengan normal

maka hasil uji statistik akan mengalami penurunan.

Uji normalitas dapat diketahui dengan melakukan pengujian

Jarque Bera (JB), jika probabilitas JB lebih besar dari 0,05 maka data

tersebut terdistribusi normal, tetapi apabila lebih kecil dari 0,05 maka

data tidak terdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011:139) uji multikolinearitas bertujuan

untuk mengetahui apakah suatu model regresi terdapat korelasi antar

variabel bebas (independen). Dalam model regresi data panel jika

83

terjadi korelasi antara masing-masing variabel independen, maka

dikatakan terjadinya multikolinearitas. Model regresi yang baik

adalah yang tidak terjadi korelasi antar variabel independennya.

Pengujian apakah terjadi multikolinearitas dapat dilakukan dengan

menghitung koefisien korelasi antar variabel independent (Winarno,

2007:108).

Suatu model regresi yang bebas multikolinearitas yaitu jika

tingkat korelasinya kurang dari 0,85. Jika mempunyai korelasi

melebihi 0,85 maka diduga mengandung unsur kolinearitas

(Widarjono, 2010:77). Dimana nilai R2 tinggi namun banyak variabel

independen yang tidak signifikan terhadap variabel dependen yang

merupakan gejala adanya multikolinearitas.

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah hubungan antara residual satu dengan

residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah terjadi pada data

time series. Karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang

dipengaruhi oleh data pada masa sebelumnya. Meskipun demikian,

tetap memungkinkan autokorelasi timbul pada data cross section

(Winarno, 2007:130)

Pengujian autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam

model regresi panel terdapat korelasi antara residu (error) periode

tertentu dengan data residu periode sebelumnya. Jika terjadi gejala

84

korelasi maka terjadi masalah autokorelasi. Model regresi yang baik

adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Santoso (2012:243) mengatakan bahwa untuk mendeteksi

autokorelasi bisa dilihat pada tabel Durbin Watson yang secara umum

dapat diambil kesimpulan ada atau tidaknya autokorelasi. Dasar

pengambilan keputusannya yaitu:

• Jika nilai Durbin Watson berada di bawah -2, maka terjadi

autokorelasi positif.

• Jika nilai Durbin Watson berada di antara -2 sampai +2, maka

tidak terjadi autokorelasi.

• Jika nilai Durbin Watson berada di atas +2, maka terjadi

autokorelasi negatif.

d. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011:139) uji heteroskedastisitas bertujuan

untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model

regresi yang baik harus memiliki varian yang sama

(homoskedastisitas).

Salah satu cara mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

adalah dengan melakukan uji Glejser (Ghozali, 2011:142). Uji Glejser

mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel

independen. Model regresi yang terbebas dari heteroskedastisitas jika

probabilitasnya di atas tingkat kepercayaan, yaitu 5% atau 0,05.

85

4. Uji Hipotesis

a. Uji F (Pengujian Secara Simultan)

Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi seluruh variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap variabel dependen

(Ghozali, 2011:98). Ho menunjukkan bahwa semua variabel

independen yang terdapat dalam model secara bersama-sama tidak

memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatif

(Ha) menunjukkan bahwa semua variabel independen yang terdapat

dalam model secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap

variabel dependen. Apabila nilai F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan

Ha diterima. Sebaliknya, jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan

Ha ditolak yang artinya model tidak dapat digunakan.

b. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t merupakan pengujian yang menunjukkan seberapa

jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011). Dalam pengujian ini

digunakan uji t satu ujung (one tail) karena hipotesis yang dirumuskan

telah menunjukkan arah yaitu positif atau negatif. Jika menggunakan

satu ujung maka df: α,(n-k). Pengujian dilakukan dengan

menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau

penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

86

• Jika nilai signifikan >0,05 atau tHitung ≤ tTabel maka hipotesis

ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa

secara parsial variabel independen tersebut tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

• Jika nilai signifikan ≤ 0,05 atau tHitung > tTabel maka hipotesis

diterima (koefisien regresi signifikan). Ini artinya secara parsial

variabel independen tersebut memiliki pengaruh terhadap

variabel dependen.

c. Uji Koefisien Determinasi

Kelayakan suatu model regresi dapat dilihat dari koefisien

determinasi. Koefisien determinasi (R2) adalah salah satu nilai

statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan pengaruh antara dua variabel (Algifari, 2013:45). Nilai

koefisien determinasi menunjukkan persentase variasi nilai variabel

dependen yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang

dihasilkan.

Nilai R2 akan berkisar antara 0 sampai dengan 1 (Suharyadi,

2004:515). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependennya sangat terbatas.

Sedangkan nilai yang mendekati satu, mengindikasikan bahwa

variabel-variabel independennya memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen.

87

Namun tidak cukup jika hanya melihat R2 saja. Nilai adjusted R2

lebih baik jika digunakan untuk menganalisis kekuatan model.

Anderson et.al. (1998:142) mengungkapkan bahwa suatu variabel

bebas ditambahkan ke dalam model nilai R2 dapat meningkat atau

menurun. Ketika sebuah variabel bebas yang memiliki kekuatan

penjelas yang besar diikutsertakan dalam model, maka nilai adjusted

R2 meningkat dan sebaliknya.

Menurut Suliyanto (2011:59) nilai R2 memiliki kelemahan, yaitu

bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model

regresi, dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah

pengamatan dalam model maka akan meningkatkan nilai R2 meskipun

variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel dependennya. Untuk mengurangi

kelemahan tersebut, maka digunakan kefisien determinasi yang telah

disesuaikan yang artinya koefisien tersebut telah dikoreksi dengan

memasukkan jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan.

E. Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2016:38) merupakan suatu sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga variabel, yaitu variabel

dependen, variabel independen dan variabel kontrol.

88

1. Variabel Dependen

Menurut Sugiyono (2016:39) variabel dependen atau variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu

Kinerja Keuangan Bank Umum yang terdaftar sebagai Sub Sektor Bank di

Bursa Efek Indonesia. Kinerja keuangan bank umum yang dimaksud disini

yaitu kinerja keuangan pada 35 bank umum yang menjadi sampel

penelitian pada rentan waktu Januari 2014 sampai dengan Desember 2017.

Dalam penelitian ini, kinerja keuangan bank dihitung berdasarkan Return

on Asset (ROA).

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh laba (laba sebelum pajak) yang dihasilkan dari rata-

rata aset bank yang bersangkutan. Rasio ini didapat dengan perhitungan

sebagai berikut:

ROA = laba sebelum pajak

total aset 𝑥 100

2. Variabel Independen

Menurut Sugiyono (2016:39) variabel independen atau variabel

terikat merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini

yang merupakan variabel independen yaitu e-banking. Untuk

mengukurnya, peneliti mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Siddiq

et.al. (2016) dan Al-Smadi dan Al-Wabel (2011) dengan menggunakan

variabel dummy. Variabel dummy merupakan variabel yang digunakan

89

untuk mengkuantitatifkan variabel yang bersifat kualitiatif (seperti: jenis

kelamim, ras, agama). Variabel dummy hanya mempunyai 2 nilai, yaitu 1

dan 0, serta diberi simbol D.

Variabel dummy EBANKING bernilai 1 jika bank menyediakan

layanan e-banking, dan nilai 0 jika tidak.

3. Variabel Kontrol

Untuk mengisolasi pengaruh e-banking terhadap kinerja bank,

diperlukan penilaian atas variabel-variabel lain yang telah digunakan

dalam literatur sebagai penentu yang mungkin dari kinerja bank. Variabel

kontrol merupakan variabel pelengkap yaitu untuk melengkapi atau

mengontrol hubungan kausalnya supaya lebih baik untuk didapatkan

model empiris yang lebih lengkap dan baik. Menurut Jogiyanto (2007:157)

variabel kontrol bukanlah variabel utama yang akan diteliti atau diuji,

melainkan sebagai variabel lain yang mempunyai efek pengaruh.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 kelompok variabel

kontrol, yaitu spesifikasi bank dan determinasi dari makroekonomi. Untuk

variabel spesifikasi bank, peneliti menggunakan indikator risiko kredit dan

likuiditas. Sedangkan untuk variabel determinasi makroekonomi

menggunakan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.

a. Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan peringkat pertama di antara risiko bank

lainnya yang menjadi sumber kerugian. Peningkatan risiko kredit

secara normal menyebabkan kinerja keuangan bank menurun. Hal ini

90

mengartikan bahwa jika bank ini meningkatkan kinerja keuangannya

maka bank harus mengurangi risiko kredit melalui perbaikan

kebijakan pinjaman yang sesuai (Al-Smadi, 2011). Dalam penelitian

ini risiko kredit diproksikan dengan rasio Non Performing Loan

(NPL) dengan perhitungan sebagai berikut

NPL =Kredit Bermasalah

Total Kredit

b. Likuiditas

Likuiditas manajemen merupakan salah satu fungsi terpenting dari

manajemen bank. Hal ini diperlukan untuk menghindari defisitnya

likuiditas bank yang menjadi salah satu masalah kepailitan. Tingkat

likuiditas yang rendah mencerminkan kemampuan bank yang rendah

dalam memaksimalkan penggunaan dana pihak ketiga yang untuk

pemberian kredit kepada nasabah. Dalam penelitian ini, likuiditas

dihitung menggunakan rumus Loan to Deposit Ratio (LDR).

LDR =Total 𝐿𝑜𝑎𝑛

Total 𝐷𝑒𝑝𝑜𝑠𝑖𝑡

c. Inflasi

Kinerja keuangan suatu bank dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal

yaitu pergerakan inflasi yang diantisipasi atau tidak (Flamini et.al.,

2009). Jika inflasi telah diantisipasi oleh bank dan tingkat bunga telah

disesuaikan sehingga menghasilkan keuntungan yang meningkat lebih

cepat dari biaya, maka inflasi mungkin akan memiliki dampak yang

positif bagi bank, namun jika perubahan yang tidak diantisipasi dapat

91

meningkatkan biaya karena penyesuaian tingkat bunga yang tidak

sempurna (Al-Smadi dan Al-Wabel, 2011). Dalam penelitian ini

tingkat inflasi Indonesia diperoleh dari Statistik Ekonomi dan

Keuangan Bank Indonesia selama periode penelitian 2014-2017.

Tingkat inflasi yang digunakan adalah inflasi perbulan selama satu

tahun, kemudian dibagi 12 (dua belas).

d. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dapat mempengaruhi kinerja suatu bank.

Menurut Athanasoglou et.al. (2008) mengindikasikan bahwa selama

ekonomi menurun, pinjaman dapat menurun dan kualitas kredit suatu

bank akan memburuk, dengan demikian keuntungan suatu bank akan

menurun. Sedangkan, ketika ekonomi sedang booming atau dalam

kondisi baik, permintaan akan kredit mengalami peningkatan dan

margin dari tingkat bunga akan meningkat. Dengan begitu,

peningkatan dari pendapatan bank akan diikuti dengan kinerja

keuangan yang membaik. Dalam penelitian ini pertumbuhan ekonomi

diproksikan dengan persentasi peningkatan PDB Indonesia selama

periode 2014-2017 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik.

92

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai

minimum dan nilai maksimum. Dalam analisis statistik deskriptif yang

dijelaskan berikut ini, nilai mean merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan

data terhadap variabel yang diteliti, sedangkan nilai standar deviasi

menunjukkan variasi data yang digunakan. Standar deviasi yang menjauhi

angka nol mengindikasikan bahwa penyebaran data penelitian beragam

(bervariasi). Nilai minimum merupakan data terendah dari variabel dan nilai

maksimum yang menunjukkan data tertinggi dari variabel tersebut.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan variabel ROA sebagai

variabel dependen, variabel EBANKING sebagai variabel independen serta

variabel RISIKO_KREDIT, LIKUIDITAS, INFLASI dan PDB sebagai

variabel kontrol. Peneliti menggunakan 35 sampel data yang diperoleh dari

Annual Report 35 Bank Umum periode 2014-2017 serta laporan yang

dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik periode 2014-

2017. Penelitian ini menggunakan 140 data observasi yang diperoleh dari

website resmi bank umum, Bank Indonesia dan Badan Pusat Statistik.

Hasil statistik deskriptif pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.1. yang

menunjukkan nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi

dari masing-masing variabel.

93

Tabel 4.1.

Statistik Deskriptif Keseluruhan Data Date:

04/30/19

Time:

15:19

Sample: 2014 2017

ROA EBANKING RISIKO_KRE LIKUIDITAS INFLASI PDB

Mean 0.118610 0.600000 0.018311 0.827279 0.050354 0.093041 Median 0.119375 1.000000 0.014100 0.849825 0.050958 0.092909 Maximum 0.197134 1.000000 0.090000 1.405700 0.064192 0.110000 Minimum 0.030361 0.000000 0.000000 0.414909 0.035308 0.076347 Std. Dev. 0.042334 0.491657 0.015108 0.147868 0.013739 0.012063 Skewness 0.010610 -0.408248 1.654040 -0.282022 -0.015191 0.031683

Kurtosis 2.322743 1.166667 6.740567 4.550437 1.020941 1.921785

Jarque-Bera 2.372161 23.49537 145.4555 15.87832 22.85265 6.804949

Probability 0.305416 0.000008 0.000000 0.000357 0.000011 0.033291

Sum 14.70765 84.00000 2.563500 115.8191 7.049583 13.02577

Sum Sq.

Dev. 0.220433 33.60000 0.031727 3.039231 0.026239 0.020227

Observations 124 140 140 140 140 140 Sumber: Data diolah dengan Eviews 9

Tabel 4.1. menjelaskan bahwa terdapat enam variabel penelitian (ROA,

EBANKING, RISIKO_KREDIT, LIKUIDITAS, INFLASI dan PDB) dengan

jumlah sampel keseluruhan sebanyak 140 sampel. Beberapa penjelasan

mengenai hasil perhitungan statistik diuraikan sebagai berikut:

1. ROA

Dari hasil pengujian statistik deskriptif, diketahui bahwa rata-rata

ROA dari bank umum yang dijadikan sampel dan selama periode

penelitian adalah 0,118610 atau 11,86% dengan standar deviasi sebesar

0.042334 atau 4,23%. Nilai minimum dari ROA sebesar 0.010610 atau

1,06% dan nilai maksimum sebesar 0.197134 atau 19,71%. Semakin tinggi

nilai ROA suatu bank maka semakin baik kinerja keuangannya dan

94

menunjukkan efisiensi pengelolaan aset bank umum dalam menghasilkan

labanya.

2. EBANKING

Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang telah dilakukan,

dapat diketahui bahwa rata-rata EBANKING sebesar 0.60 yang

mengartikan bahwa 60% dari seluruh bank umum yang dijadikan sampel

penelitian telah mengadopsi sistem e-banking.

3. RISIKO_KREDIT

Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang telah dilakukan,

rata-rata RISIKO_KREDIT sebesar 0,018311 hal ini merupakan

perbandingan antara kredit bermasalah suatu bank dengan total kredit yang

diberikan atau sebesar 1,83% dengan standar deviasi sebesar 0.015108

atau 1,51%. Nilai minimum RISIKO_KREDIT sebesar 0.0000 atau

00,00% dan nilai maksimum sebesar 0.0900 atau 9%. Rata-rata NPL pada

bank umum yang terdaftar di BEI berada di bawah batas maksimum yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5% sehingga dapat

disimpulkan bank umum memiliki kemampuan yang baik dalam

mengatasi risiko kredit bermasalahnya.

4. LIKUIDITAS

Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang telah dilakukan,

rata-rata LIKUIDITAS sebesar 0.827279 atau 82,73% dengan standar

deviasi sebesar 0.147868. Nilai minimum sebesar 0.4149 atau 41,49% dan

nilai maksimum sebesar 1.4057 atau 140,57%. Hal ini menunjukkan

95

bahwa selama periode penelitian, bank umum hampir memenuhi standar

Bank Indonesia yaitu sebesar 85% - 110%.

5. INFLASI

Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif yang telah dilakukan,

rata-rata inflasi Indonesia selama periode 2014-2017 sebesar 0.050354

atau 5,03% dengan standar deviasi sebesar 0.013739 atau 1,37%. Selama

periode penelitian nilai minimum inflasi sebesar 0.035308 atau 3,53% dan

nilai maksimum sebesar 0.064192 atau 6,42%. Hal ini menunjukkan

bahwa selama periode penelitian kondisi perekonomian di Indonesia pada

kondisi yang relatif stabil atau rendah karena nilai inflasi kurang dari 10%.

6. PDB

Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif yang telah

dilakukan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkecil selama periode 2014-

2017 sebesar 0,076347 atau 7,63% dan pertumbuhan ekonomi Indonesia

terbesar selama periode 2014-2017 sebesar 0,11 atau 11% dan rata-rata

pertumbuhan ekonominya adalah sebesar 0,093041 atau 9,30%. Standar

deviasi sebesar 0,012063 yang berarti bahwa besar peningkatan

maksimum rata-rata variabel pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah

+0,012063, sedangkan penurunan maksimum dari rata-rata variabel

pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah -0,012063.

96

B. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian mengenai kenormalan distribusi

data. Penggunaan uji normalitas asumsi yang harus dimiliki pada analisis

statistik parametrik karena mengharuskan data tersebut terdistribusi secara

normal karena mempunyai sebaran yang normal pula.

Pada penelitian ini, untuk mengetahui apakah data yang dimiliki

terdistribusi dengan normal atau tidak dengan melakukan pengujian

Jarque Bera (JB), jika probabilitas JB di atas 0,05 maka data tersebut

terdistribusi normal.

Gambar 4.1.

Uji Normalitas Data

Sumber: Data diolah dengan Eviews 9

Hasil menunjukkan nilai probabilitas Jarque Bera sebesar 0,0000

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari variabel dalam

penelitian ini tidak terdistribusi dengan normal. Untuk mengatasinya,

peneliti melakukan tranformasi Square Root (SQRT) pada ROA sebagai

24

20

16

12

8

4

0 -0.10 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04

Series: Standardized

Residuals Sample 2014 2017 Observations 140

Mean 1.63e-17 Median 0.003006

Maximum 0.050709

Minimum -0.106581

Std. Dev. 0.019736

Skewness -2.100601

Kurtosis 11.44709

Jarque-Bera 519.1869

Probability 0.000000

97

variabel independennya. Setelah melakukan transformasi, maka hasil Uji

Normalitas penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2.

Uji Normalitas Data (Setelah Tranformasi)

Sumber: Data diolah dengan Eviews 9

Hasil menunjukkan nilai probabilitas Jarque Bera berubah menjadi

0,463850, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data dari variabel

dalam penelitian telah terdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan melihat apakah model regresi terdapat

korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik adalah model

yang tidak terjadi multikolinearitas. Model regresi yang mempunyai

korelasi melebihi 0,85 maka diduga mengandung unsur kolinearitas

(Widarjono, 2010:77).

Tabel 4.2.

Uji Multikolinearitas ROA EBANKING RISIKO_K

RE

LIKUIDI

TAS

INFLASI PDB

ROA 1.000000 0.245446 -0.216374 0.364309 0.027506 0.076199

EBANKING 0.245446 1.000000 0.134261 0.199170 -0.227880 -0.180329

RISIKO_KRE -0.216374 0.134261 1.000000 0.032324 -0.088077 -0.120749

LIKUIDITAS 0.364309 0.199170 0.032324 1.000000 0.073270 0.000806

INFLASI 0.027506 -0.227880 -0.088077 0.073270 1.000000 0.642443

PDB 0.076199 -0.180329 -0.120749 0.000806 0.642443 1.000000

Sumber: Data diolah dengan Eviews 9

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

Series: Standardized

Residuals Sample 2014 2017

Observations 124 Mean 4.29e-18 Median -0.003836 Maximum 0.076744 Minimum -0.086417 Std. Dev. 0.036996 Skewness 0.004616 Kurtosis 2.454766

Jarque-Bera 1.536387 Probability 0.463850

98

Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai

kurang dari 0,85. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel dalam

penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model

regresi terdapat korelasi atau hubungan antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Model regresi yang baik merupakan model yang terbebas dari

autokorelasi. Pada penelitian ini untuk mengetahui apakah model regresi

mengandung autokorelasi atau tidak digunakan uji Durbin Watson. Dasar

Dasar pengambilan keputusannya yaitu:

• Jika nilai Durbin Watson berada di bawah -2, maka terjadi

autokorelasi positif.

• Jika nilai Durbin Watson berada di antara -2 sampai +2, maka tidak

terjadi autokorelasi.

• Jika nilai Durbin Watson berada di atas +2, maka terjadi autokorelasi

negatif.

Tabel 4.3.

Uji Autokorelasi

R-squared 0.236269 Mean dependent var 0.118610 Adjusted R-squared 0.203907 S.D. dependent var 0.042334 S.E. of regression 0.037772 Akaike info criterion -3.667333 Sum squared resid 0.168351 Schwarz criterion -3.530868 Log likelihood 233.3746 Hannan-Quinn criter. -3.611897 F-statistic 7.300920 Durbin-Watson stat 0.511964

Prob(F-statistic) 0.000005

Sumber: Data diolah dengan Eviews 9

99

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson 0,511964

di mana berada di antara -2 sampai +2, dapat disimpulkan tidak terjadi

autokorelasi.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Pada penelitian ini, cara yang digunakan untuk mengetahui apakah

terjadi heteroskedastisitas atau tidak dengan melakukan uji Glejser. Uji

Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Model regresi yang terbebas dari heteroskedastisitas

jika probabilitasnya di atas tingkat kepercayaan, yaitu 5% atau 0,05.

Hasil pengujian heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4.

Uji Heteroskedastisitas

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

D(EBANKING) 0.007719 0.007478 1.032141 0.3049

D(RISIKO_KREDIT) 0.226606 0.206232 1.098791 0.2749

D(LIKUIDITAS) -0.032950 0.031919 -1.032313 0.3048

INFLASI 0.010077 0.203959 0.049406 0.9607

PDB -0.219277 0.321806 -0.681393 0.4975

C 0.047736 0.026264 1.817518 0.0726

Sumber: Data diolah dengan Eviews 9

Hasil pengujian menunjukkan bahwa probabilitas semua variabel

berada di atas 0,05, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini

tidak terjadi heteroskedastisitas yang artinya penelitian ini tidak terjadi

ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lainnya.

100

C. Analisis Regresi Ordinary Least Square (OLS)

Analisis regresi pada penelitian ini menggunakan model Ordinary Least

Square mengikuti penelitian yang dilakukan oleh Siddiq et.al. (2016) dan Al-

Smadi dan Al-Webel (2011).

Tabel 4.5.

Hasil Uji Regresi Ordinary Least Square

Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 04/30/19 Time: 15:03 Sample: 2014 2017 Periods included: 4 Cross-sections included: 34 Total panel (unbalanced) observations: 124

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EBANKING 0.019845 0.007557 2.626055 0.0098

RISIKO_KREDIT -0.773936 0.255548 -3.028532 0.0030 LIKUIDITAS 0.097450 0.024433 3.988510 0.0001

INFLASI -0.120623 0.329908 -0.365626 0.7153 PDB 0.391566 0.370240 1.057600 0.2924

C 0.006752 0.034673 0.194735 0.8459 R-squared 0.236269 Mean dependent var 0.118610 Adjusted R-squared 0.203907 S.D. dependent var 0.042334 S.E. of regression 0.037772 Akaike info criterion -3.667333 Sum squared resid 0.168351 Schwarz criterion -3.530868 Log likelihood 233.3746 Hannan-Quinn criter. -3.611897 F-statistic 7.300920 Durbin-Watson stat 0.511964

Prob(F-statistic) 0.000005

Sumber: Data diolah dengan Eviews 9

Berdasarkan hasil uji regresi yang telah dilakukan, diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut:

ROA= 0,0067 + 0,0198EBANKING – 0,7739RISIKO + 0,0974LIKUIDITAS

a. Konstanta sebesar 0,0067 artinya jika e-banking, risiko kredit dan

likuiditas nilainya 0, maka besarnya ROA nilainya sebesar 0,0067.

b. Koefisien regresi variabel e-banking sebesar 0,0198 artinya jika bank

umum yang mengadopsi e-banking maka akan meningkatkan ROA

sebesar 0,0198, sedangkan untuk bank umum yang tidak mengadopsi e-

101

banking tidak mengalami pengingkatan ROA, dengan asumsi variabel

lainnya tetap.

c. Koefisien regresi variabel risiko kredit sebesar -0,7739 artinya setiap

peningkatan risiko kredit sebesar 1 satuan, akan menurunkan ROA sebesar

0,7739, dengan asumsi variabel lainnya tetap.

d. Koefisien regresi variabel likuiditas sebesar 0,0974 artinya setiap

peningkatan likuiditas sebesar 1 satuan, akan meningkatkan ROA sebesar

0,0974, dengan asumsi variabel lainnya tetap.

D. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan Uji F, Uji t dan Adjusted

R2. Hasil uji hipotesis adalah:

Tabel 4.6.

Hasil Uji Hipotesis dengan Model Ordinary Least Square

Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 04/30/19 Time: 15:03 Sample: 2014 2017 Periods included: 4 Cross-sections included: 34 Total panel (unbalanced) observations: 124

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EBANKING 0.019845 0.007557 2.626055 0.0098

RISIKO_KREDIT -0.773936 0.255548 -3.028532 0.0030 LIKUIDITAS 0.097450 0.024433 3.988510 0.0001

INFLASI -0.120623 0.329908 -0.365626 0.7153 PDB 0.391566 0.370240 1.057600 0.2924

C 0.006752 0.034673 0.194735 0.8459 R-squared 0.236269 Mean dependent var 0.118610 Adjusted R-squared 0.203907 S.D. dependent var 0.042334 S.E. of regression 0.037772 Akaike info criterion -3.667333 Sum squared resid 0.168351 Schwarz criterion -3.530868 Log likelihood 233.3746 Hannan-Quinn criter. -3.611897 F-statistic 7.300920 Durbin-Watson stat 0.511964 Prob(F-statistic) 0.000005

Sumber: Data diolah dengan Eviews 9

102

1. Uji F (Pengujian Secara Simultan)

Uji F digunakan untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam

kategori cocok (fit) atau tidak, kita harus membandingkan nilai Fhitung

dengan nilai Ftabel dengan derajat bebas (degree of freedom) df= α, (k)(n-

k-1) Pada penelitian ini menggunakan variabel bebas (k) sebanyak 5 buah

dan jumlah data observasi (n) sebanyak 140 buah sehingga didapat nilai

FTabel sebagai berikut:

FTabel = α; (k) (n-k-1) = 5%; (5) (140-5-1)

= 0,05; (5) (134)

= 2,28

Tabel 4.5. menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 7,30 yang berarti

FHitung > FTabel. Selain itu nilai probabilitas sebesar 0,000005 lebih kecil

dari signifikansi α=0,05. Oleh karena itu model regresi ini dapat dikatakan

cocok (fit). Untuk hipotesis pertama dapat disimpulkan bahwa tidak

ditemukan cukup bukti untuk menerima H0, sehingga variabel e-banking,

risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh

secara simultan terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia

periode 2014-2017.

2. Uji Statistik t

Uji statistik t merupakan pengujian yang menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variabel dependen (Ghozali, 2011). Kriteria pengambilan keputusan

hipotesis kiri adalah jika tHitung < tTabel maka tidak ditemukan cukup bukti

103

untuk menerima H0, yang berarti variabel independen berpengaruh negatif

terhadap variabel dependen dan sebaliknya. Kriteria pengambilan

keputusan hipotesis kanan adalah jika tHitung > tTabel maka tidak ditemukan

cukup bukti untuk menerima H0, yang berarti variabel independen

berpengaruh positif terhadap variabel dependen dan sebaliknya.

Untuk mengetahui nilai tTabel dilihat berdasarkan derajat bebas (degree

of freedom) df= (n-k-1) dan α. Pada penelitian ini menggunakan variabel

bebas (k) sebanyak 5 buah dan jumlah data observasi (n) sebanyak 140

buah sehingga didapat nilai tTabel sebagai berikut:

tTabel = α;(n-k-1)

= 5%; (140-5-1)

= 0,05; 134

= 1,65630

Nilai tTabel 1,65630. Dengan signifikansi 0,05 dan uji 1 sisi.

a. Variabel e-banking secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan bank umum. Hal ini karena nilai thitung sebesar 2,626055 >

ttabel sebesar 1,65630 dan probabilitas sebesar 0,0098 dimana kurang

dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan cukup

bukti untuk menerima H0, yang artinya variabel e-banking

berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank umum di

Indonesia.

104

b. Variabel risiko kredit secara parsial berpengaruh negatif. Hal ini

karena nilai thitung sebesar -3,028532 < ttabel sebesar -1,65630 dan

probabilitas sebesar 0,0030 dimana kurang dari 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa tidak ditemukan cukup bukti untuk menerima H0,

yang artinya variabel risiko kredit berpengaruh negatif terhadap

kinerja keuangan bank umum di Indonesia.

c. Variabel likuiditas secara parsial berpengaruh positif. Hal ini karena

nilai thitung sebesar 3,988510 > ttabel sebesar 1,65630 dan probabilitas

sebesar 0,0001 dimana kurang dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ditemukan cukup bukti untuk menerima H0, yang artinya

variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

bank umum di Indonesia.

d. Variabel inflasi secara parsial tidak memiliki pengaruh. Hal ini karena

nilai thitung sebesar -0,365626 < ttabel 1,65630 dan probabilitas sebesar

0,7153 dimana lebih dari 0,05. Sehingga ditemukan cukup bukti untuk

menerima H0, yang artinya variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap

kinerja keuangan bank umum di Indonesia.

e. Variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial tidak memiliki

pengaruh. Hal ini karena nilai thitung sebesar 1,057600 < ttabel sebesar

1,65630 dan probabilitas sebesar 0,8459 dimana lebih dari 0,05.

Sehingga ditemukan cukup bukti untuk menerima H0, yang artinya

variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan bank umum di Indonesia.

105

3. Uji Adjusted R2

Menurut Gujaranti (2009:76) nilai R2 mempunyai interval antara 0

sampai 1. Semakin besar R2 maka semakin baik hasil untuk model regresi

tersebut dan sebaliknya. Nilai adjusted R2 lebih baik jika digunakan untuk

menganalisis kekuatan model, karena jika satu variabel independen

ditambahkan ke dalam model, nilai R2 akan meningkat, sementara

adjusted R2 dapat saja meningkat atau menurun (Anderson et.al.,

1998:142).

Tabel 4.5. menunjukkan bahwa nilai Adjusted R-Square dari model

regresi yang terbentuk dalam penelitian ini sebesar 0,203907 yang berarti

bahwa kemampuan variabel e-banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi dan

pertumbuhan ekonomi dalam mempengaruhi kinerja keuangan bank

umum sebesar 20,39%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain

di luar model regresi ini.

Pembahasan mengenai hasil pengujian hipotesis akan dijelaskan

sebagai berikut:

a. Pengaruh E-banking terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum

Variabel e-banking secara berpengaruh positif terhadap kinerja

keuangan bank umum di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa bank

umum yang mengadopsi sistem e-banking mengalami peningkatan

kinerja keuangan bank umum sebesar 0,019845 dengan anggapan

variabel lainnya tetap. Untuk bank umum yang tidak mengadopsi

sistem e-banking tidak akan mengalami peningkatan kinerja keuangan,

106

dengan anggapan variabel lainnya tetap. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Yasin (2018), Mwaura (2015)

serta Aduda dan Kingoo (2012) yang menyatakan bahwa pengadopsian

e-banking berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank umum.

Bank umum yang mengdopsi e-banking dapat meningkatkan

kinerja keuangan mereka karena dapat menekan biaya operasional dan

meningkatkan efisiensi kinerja perbankan karena semua kegiatan sudah

melalui internet dan menjadi sumber pendapatan yang diperoleh dari

biaya layanan yang dibebankan kepada penggunanya. Pengurangan

biaya seperti dana untuk penggunaan kertas dan efisiensi kinerja bank

akan mengurangi biaya yang dikeluarkan dan menyebabkan laba akan

meningkat. Dengan demikian pendapatan yang didapat dari

penggunaan e-banking oleh nasabah akan menambah laba dari bank

umum tersebut.

b. Pengaruh Risiko Kredit terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum

Variabel risiko kredit berpengaruh negatif terhadap kinerja

keuangan bank umum di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa setiap

kenaikan sebesar satu satuan dari risiko kredit suatu bank umum, akan

menurunkan kinerja keuangan bank sebesar 0,773936, dengan

anggapan variabel lainnya tetap. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Verawaty et.al. (2017), Lubis et.al.

(2017), Siddiq et.al. (2016), Egan dan Prawoto (2013), Paramitha et.al.

(2014), Al-Smadi dan Al-Webel (2011) serta Sathye (2005) yang

107

menyatakan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif terhadap kinerja

keuangan bank umum.

Jika risiko kredit suatu bank besar, maka bank tersebut harus

menanggung kerugian dalam kegiatan operasionalnya sehingga

berpengaruh ke kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak

termasuk kredit kepada bank lain (Kasmir, 2015). Risiko kredit

merupakan risiko yang ditanggung oleh bank atas kerugian yang

disebabkan oleh pihak peminjam tidak dapat atau tidak mau memenuhi

kewajiban untuk membayar kembali dana yang dipinjamkannya secara

penuh pada saat jatuh tempo atau sesudahnya. Hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa risiko kredit memiliki pengaruh negatif terhadap

kinerja keuangan bank umum mengartikan jika suatu risiko kredit bank

umum meningkat maka akan menurunkan kinerja keuangannya. Jika

pihak bank tidak mengatasi permasalahan kreditnya, maka

menyebabkan besarnya piutang tak tertagih dan tertahannya dana bank

di pihak debitur yang akan merugikan bank. Risiko kredit yang tinggi

juga akan menyebabkan masalah dengan pemerintahan. Bank

beroperasi di bawah regulasi yang dibuat oleh pemerintahan.

Pemerintah menekankan bank untuk mengelola dananya dengan baik.

c. Pengaruh Likuiditas terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum

Variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan

bank umum di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa setiap kenaikan

sebesar satu satuan dari likuiditas suatu bank, akan menyebabkan

108

meningkatnya kinerja keuangan bank tersebut sebesar 0,097450,

dengan anggapan variabel lainnya tetap. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Siddiq et.al. (2016), Siahaan dan

Asandimitra (2016) dan Andre et.al. (2015) yang menyatakan bahwa

likuiditas memiliki pengaruh positif terhadap kinerja keuangan bank.

The Commercial Loan Theory mengemukakan bahwa suatu bank

akan tetap likuid jika sebagian besar kredit yang disalurkan merupakan

kredit perdagangan jangka pendek dan dapat dicairkan dalam keadaan

bisnis yang normal (Malayu, 2009:98). Teori ini menyatakan bahwa

bank hanya akan memberikan kredit jangka pendek yang mudah

dicairkan kembali atau likuid melalui pembayaran kembali angsuran

atas kredit tersebut sebagai sumber likuiditas. Selain itu bank perlu

menyediakan likuiditas dalam jumlah cukup untuk dapat beroperasi

secara efisien dan memenuhi kewajiban pada kreditur yang sudah jatuh

tempo dan yang secara tiba-tiba melakukan penarikan. Jika suatu bank

tidak likuid, maka kewajiban jangka pendeknya yang tidak dapat

dilunasi yang disebabkan oleh kurang tersedianya sumber daya

finansial. Hal ini akan menyebabkan menurunnya kepercayaan nasabah

terhadap bank tersebut, serta menimbulkan krisis keuangan yang dapat

menurunkan kinerja keuangan bank. Maka dari itu, sudah menjadi suatu

keharusan bagi bank untuk mempunyai gambaran kondisi likuiditas

dengan melakukan analisis rasio likuiditas yang didasarkan pada

likuiditas yang sudah berlalu.

109

d. Pengaruh Inflasi terhadap Kinerja Keuangan Bank Umum

Variabel inflasi tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank

umum di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa pergerakan inflasi

Indonesia tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan bank

umum, dengan anggapan variabel lainnya tetap. Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyani (2018),

Prasetiono (2016), Siddiq et.al. (2016) dan Al-Smadi dan Al-Webel

(2011) yang menyatakan bahwa inflasi tidak memiliki pengaruh

terhadap kinerja keuangan bank.

Rata-rata tingkat inflasi Indonesia selama periode 2014-2017

sebesar 5,03% dimana masih dapat dikatakan relatif stabil atau rendah

karena kurang dari 10%. Dampak ini tidak berpengaruh ke meningkat

ataupun menurunnya deposito atau tabungan pada bank umum. Hasil

ini mengindikasikan bahwa ada sedikit daya tahan bank umum terhadap

inflasi. Tingkat inflasi juga tidak akan menurunkan kinerja keuangan

suatu bank jika dapat ditangani secara memadai.

e. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kinerja Keuangan Bank

Umum

Variabel pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan bank umum di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa ketika

pertumbuhan ekonomi Indonesia naik ataupun turun, tidak akan

mempengaruhi kinerja keuangan suatu bank, dengan anggapan variabel

lainnya tetap. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

110

Siddiq et.al (2016) bahwa pertumbuhan ekonomi tidak memiliki

pengaruh terhadap kinerja keuangan bank.

Kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional akan memicu naiknya

kegiatan ekonomi masyarakat secara umum serta akan menyebabkan

masyarakat meningkatkan transaksi pembayaran atau meningkatkan

jumlah tabungannya, peningkatan ini juga akan berdampak kepada

pendapatan bank umum yang ikut meningkat. Peningkatan ini menuntut

bank umum untuk memberikan layanan pada masyarakat dengan lebih

sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan bank kinerja

keuangan bank umum yang juga meningkat. Peningkatan ini tidak

terlalu berpengaruh kepada profitabilitas bank umum karena besarnya

jumlah tabungan masyarakat atau transaksi pembayaran juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tingkat konsumsi, suku

bunga, ataupun inflasi.

111

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan tujuan untuk

menganalisis pengaruh e-banking terhadap kinerja keuangan bank umum di

Indonesia dengan variabel kontrol risiko kredit, likuiditas, inflasi dan

pertumbuhan ekonomi periode 2014-2017, maka dapat diambil kesimpulan

dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil Pengujian

Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel e-banking, risiko kredit,

likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh secara simultan

terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia periode 2014-2017.

Sementara secara parsial, variabel e-banking, risiko kredit dan likuiditas

yang memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan bank umum di

Indonesia, sedangkan variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi tidak

memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia.

2. Nilai Adjusted R-Square

Nilai Adjusted R-Square dari model regresi yang terbentuk dalam

penelitian ini sebesar 0,203907 yang berarti bahwa kemampuan variabel

e-banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi

dalam mempengaruhi kinerja keuangan bank sebesar 20,39%. Sedangkan

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi ini.

112

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa

implikasi dari penelitian ini yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Bagi Perusahaan

Bagi pihak manajemen bank yang ingin mengadopsi e-banking

maupun bank yang sedang mengadopsi e-banking, untuk dapat

memperhatikan pengaruhnya terhadap kinerja keuangannya serta

memperhatikan faktor lainnya seperti risiko kredit dan likuiditas yang juga

dapat mempengaruhi kinerja keuangan.

2. Bagi Investor

Investor dapat menjadikan hasil dari penelitian ini sebagai referensi

dalam mengamati kinerja keuangan bank umum dalam melakukan

keputusan investasi.

3. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terkait

bagaimana pengaruh e-banking, risiko kredit, likuiditas, inflasi dan

pertumbuhan ekonomi terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia

periode 2014-2017. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan

referensi untuk penelitian selanjutnya.

C. Saran

Dengan telah dilakukannya penelitian mengenai analisis pengaruh e-

banking terhadap kinerja keuangan bank umum di Indonesia dengan variabel

113

kontrol risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi periode

2014-2017 ini, maka peneliti memberikan beberapa saran untuk peneliti

selanjutnya yang hendak melakukan penelitian serupa dengan saran sebagai

berikut:

1. Penelitian ini menggunakan variabel independen e-banking serta variabel

kontrol risiko kredit, likuiditas, inflasi dan pertumbuhan ekonomi,

sementara variabel dependen yang digunakan sebagai pengukuran kinerja

keuangan bank yaitu Return on Asset (ROA). Dalam penelitian

selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan variabel yang berbeda atau

lebih beragam sehingga hasil penelitian yang dihasilkan dapat

memberikan pengetahuan baru tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja keuangan bank umum di Indonesia.

2. Penelitian ini menggunakan sampel penelitian 35 bank umum di

Indonesia. Penelitian berikutnya dapat menggunakan jumlah sampel yang

berbeda atau bahkan menggunakan seluruh bank yang ada di Indonesia

termasuk BPR, sehingga hasil yang didapat akan lebih mewakili

keberadaan bank-bank di Indonesia.

3. Penelitian ini menggunakan metode regresi dengan model Ordinary Least

Square (OLS). Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode regresi

dengan model yang berbeda.

4. Dalam penelitian ini periode penelitian yang digunakan adalah 2014-2017.

Penelitian berikutnya diharapkan dapat memperbaharui atau menambah

rentang periode penelitian sehingga hasil yang didapatkan lebih maksimal.

114

DAFTAR PUSTAKA

Aduda, J. dan Kingoo, N. 2012. The Relationship Between Electronic Banking and

Financial Performance Among Commercial Banks in Kenya. Journal of

Finance and Investment Analysis. 1(3). 99-118.

Algifari. 2013. Analisis Regresi Teori, Kasus dan Solusi. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Al-Smadi, M. O. 2011. Credit Risk, Macroeconomic and Bank Specific Factors.

Germany: VDM Verlag Dr. Müller.

Al-Smadi, M.O. dan Al-Wabel, S.A. 2011. The Impact of E-Banking on the

Performance of Jordanian Banks. Journal of Internet Banking and Commerce.

Vol. 16, No. 2.

Anderson, R.E., Tatham, R.L. dan Black, W.C. 1998. Mulivariate Data Analysis.

New Jersey: Prentice-Hall.

Andre, E.P.N., Nangoy, S.C. dan Saerang, I.S. 2015. Pengaruh Likuiditas Bank

Terhadap Return on Asser Pada Bank Swasta Nasional Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2013. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi.

15(5). 745-754.

Arisa, C.N. dan Muturi, W. 2015. Effects of Electronic Banking on Financial

Performance of Commercial Banks in Kenya; Survey Study on Banks in Kenya.

International Journal of Social Sciences Management and Entrepeneurship.

2(2):63-74.

Athanasoglou, P., Brissimis, S. dan Delis, M. 2008. Bank-Specific,

IndustryiSpecific and Macroeconomic Determinants of Bank Profitability.

Journal of International Financial Markets, Institutions and Money. 18(2). 121-

136.

Brown, I dan Molla, A. 2005. Determinants of Internet and Cell Phone Banking

Adoption in South Africa. Journal of Internet Banking and Commerce. 9(4) 1-

9.

Cahyani, Y.T. 2018. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga (BI Rate), Produk Domestik

Bruto (PDB) Terhadap ROA (Studi Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) di Indonesia Tahun 2009-2016). Jurnal Ekonomi dan Perbankan

Syariah. 5(1). 58-83.

Delgado, J., Hernando, I. dan Nieto, M. J.2007. Do European Primarily Internet

Banks Show Scale and Experience Efficiencies. European Financial

Management. 13(4). 643-671.

115

Egan, R. dan Prawoto, H. 2013. Pengaruh Internet Banking Terhadap Kinerja

Perbankan di Indonesia (Studi Empiris Pada Bank yang Listing di BEI). Jurnal

Akuntansi Bisnis. 11(22). 138-153.

Flamini, V., McDonald, C. dan Schumacher, L. 2009. The Determinants of

Commercial Bank Profitability in Sub-Saharan Africa. IMF Working Paper.

09/15. International Monetary Fund, Washington.

Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gujaranti, N.D. dan Porter, D.C. 2009. Basic Econometrics. Fourth Edition. Irwin:

McGrow-Hill.

Hanafi, M.H. dan Halim, A. 2007. Analisis Laporan Keuangan, edisi 3.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hardanto, S.S. 2006. Manajemen RIsiko Bagi Bank Umum. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Kahiga D. 2014. Effect of Financial Innovation on Profitability of Deposit Taking

Microfinance Institutions in Kenya. Journal of Management Research, 22(2).

17-24.

Karuru, F. 2013. E-Banking as a Competitive Banking Strategy Among Lower Leve;

Banks in Kenya. International Journal of Sciece and Research. 1(1). 13-17.

Kasmir. 2010. Manajemen Perbankan. Edisi ke 9. Jakarta: Rajawali Pers.

Kasmir. 2015. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Cetakan 13. Jakarta: Rajawali

Pers.

Kondabagil, J. 2007. Risk Management in Electronic Banking: Concepts and Best

Practices. Singapore: John Wiley and Sons Asia.

Kuznets, S. 1995. Economic Growth and Income Inequality. American Economic

Review.

Latumaerissa, J. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Salemba

Empat.

Lubis, F.A., Deannes, I. dan Vaya, J.D. 2017. Pengaruh Loan To Deposit Ratio

(LDR), Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Net

Interest Margin (NIM), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Terhadap Return On Asset (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang

116

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015). E-Proceeding of

Management. 4(3). 2575-2584.

Lukman, D. 2009. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Maharsi, S. dan Fenny. 2006. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kepercayaan dan Pengaruh Kepercayaan Terhadap Loyalitas Internet

Banking di Surabaya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8, No.1, pp. 35-

39.

Malayu, H.S.P. 2009. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah Edisi Revisi.

Jakarta: Bumi Aksara.

Malhotra, P. dan Singh, B. 2004. Adoption of Internet Banking: An Empirical

Investigation of Indian Banking Sector. Journal of Internet Banking and

Commerce. 9(2).

Malhotra, P. dan Singh, B. 2009. The Impact of Internet Banking on Bank

Performance and Risk: The Indian Experience. Eurasian Journal of Business

and Economics. 2(4). 43-62.

Mankiw, N.G, Quah, E. dan Wilson, P. 2012. Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta:

Salemba Empat.

Mardiyanto, H. 2009. Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo.

Moeheriono. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Muhadjir, N. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi ke-3. Yogyakarta: Rake

Sarasin.

Munawir. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty.

Mwaura, J. 2013. The Effect of Financial Planning on the Financial Performance

of Automobile Firms in Kenya. Journal of International Development. 1(2). 25-

29.

Ngumi, S. 2014. The Effect of Lending Interest Rates on Financial Performance of

Deposit Taking Micro Finance Institutions in Kenya. Journal of Management

and Business Studies. 2(3). 36-39.

Nzau, F. 2013. Application of Electronic Banking as a Competitive Strategy by

Commercial Banks in Kenya. Journal of Modern Accounting and Auditing.

1(2). 36-42.

Paramitha, N.N.K.D., Suwendra, I. W., dan Yudiaatmaja, F. 2014. Pengaruh Risiko

Kredit dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan Yang

117

Go Public Periode 2010-2012. E-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha.

2(1). 1-8.

Prasetiono, E.A.K. 2016. Pengaruh Struktur Pasar, Bank Size, Inflasi dan Gross

Domestic Product Terhadap Kinerja Bank di ASEAN 5 (Studi Kasus Bank

Komersial di ASEAN 5 Periode Tahun 2007-2014). Diponegoro Journal of

Management. 5(4). 1-12.

Putra, D. 2017. OJK: Empat Tahun Pengguna E-Banking Meningkat

270%.http://infobanknews.com/empat-tahun-pengguna-e-banking-meningkat-

270/. Infobanknews.com. Diakses pada 21 Maret 2019.

Rahardjo, A. 2013. Teori-Teori Pembangunan Ekonnomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rauf, S., Qiang, F., dan Sajid, K.U. 2014. Is Internet Banking a Determinant of

Liquidity and Asset Quality? Empirical Evidence of Pakistan Banking Sector.

European Journal of Business and Management. 6(6). 43-48.

Riswandi, B.A. 2005. Aspek Hukum Internet Banking. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Rusdiana, N. 2012. Analisis Pengaruh CAR, LDR, NIM, NPL, BOPO, Dan Dpk

Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Skripsi Program Sarjana Universitas

Diponegoro. Semarang.

Sahara, N. 2017. Penetrasi Uang Elektronik Mencapai 98%.

https://www.beritasatu.com/investor/462595/penetrasi-uang-elektronik-

mencapai-98. Beritasatu.com. Diakses pada 21 Maret 2019

Santoso, S. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Jakarta: PT Elex Media

Komputindo.

Sari, F.R. 2010. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial. Kebijakan Utangm

Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Kesempatan Investasi Terhadap

Kebijakan Dividen. Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.

Sarker, N.I., Islam, S. dan Rahman, M. 2015. Effects of Electronic Banking on

Performance of Banks in Bangladesh. International Journal of Applied

Research. 1(1). 28-34

Sastradipoera, K. 2001. Manajemen Perbankan. Bandung: Kappa Sigma.

Sathye, M. 2005. The Impact of Internet Banking on Performance and Risk Profile:

Evidence from Australian Credit Unions. Journal of Banking Regulation. 6(2).

163-174.

118

Siahaan, D. dan Asandimitra, N. 2016. Pengaruh Likuiditas Dan Kualitas Aset

Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Nasional (Studi Pada Bursa Efek

Indonesia Periode 2010-2014). Jurnal Bisnis dan Manajemen. 9(1). 1-12

Siddiq, N.A., Sun, G., Kabiraj, S., Shanmugan, J. dan Yanjuan, C. 2016. Impacts

of E-Banking on Performance of Banks in a Developing Economy: Empirical

Evidence From Bangladesh. Jurnal of Business Economics and Management.

17(6). 1066-1080.

Sinambela, E. dan Rohani. 2017. Pengaruh Penyediaan Layanan Internet Banking

Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan di Bursa Efek Indonesia. Forum

Keuangan dan Bisnis Indonesia (FKBI). 6. 87-94

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT

Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT

Alfabeta.

Suharyadi, P. 2004. Statistika Untuk Ekonomi dan Keruangan Modern. Jakarta:

Salemba Empat.

Sulistiyarini, S. 2013. Pengaruh Minat Individu Terhadap Penggunaan Mobile

Banking: Model Kombinasi Techonology Acceptance Model (TAM) dan

Theory of Planned Behavior (TPB). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas

Brawijaya Malang. 1(2).

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan, Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta: Andi.

Supriyono, R.A. 2010. Desain Komunikasi Visual: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:

Andi.

Suryani. 2005. Komunikasi Tarapeutik: Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.

Verawaty, Jaya, A.K. dan Widianti, Y. 2017. Pengaruh Resiko Kredit, Likuiditas,

Efisiensi Operasional dan Tingkat Ekonomi Makro Ekonomi Terhadap Kinerja

Bank Pembangunan Daerah di Pulau Sumatera. Akuisisi Jurnal Akuntansi. 13(1).

81-90.

Widarjono, A. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: Sekolah

Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Winarno, W.W. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen.

Yasin, M.A. 2018. Impact of Internet Banking on Financial Performancce:

Empirical from Ethiopia Banks. Research Journal of Finance and Accounting.

9(11). 1-10.

119

LAMPIRAN

Lampiran 1 Input Variabel

a. Variabel Kinerja Keuangan Bank Umum (ROA) Sebelum dan Sesudah

Transformasi dengan Square Root (SQRT)

KODE TAHUN SEBELUM SESUDAH KODE TAHUN SEBELUM SESUDAH

AGRO 2014 0,013367 0,115617 BNBA 2014 0,013683 0,116974

2015 0,013246 0,115091 2015 0,011823 0,108734

2016 0,012416 0,111426 2016 0,014953 0,122283

2017 0,011861 0,108908 2017 0,017446 0,132084

BABP 2014 -0,00743 0 BNGA 2014 0,013724 0,117151

2015 0,000922 0,030361 2015 0,002386 0,048851

2016 0,001006 0,031716 2016 0,011801 0,108631

2017 -0,08393 0 2017 0,015602 0,12491

BACA 2014 0,01074 0,103634 BNII 2014 0,006786 0,082379

2015 0,00984 0,099197 2015 0,009802 0,099006

2016 0,00887 0,094183 2016 0,015682 0,125226

2017 0,007018 0,083773 2017 0,014543 0,120596

BBCA 2014 0,037496 0,193639 BNLI 2014 0,011045 0,105097

2015 0,038119 0,195242 2015 0,001607 0,040084

2016 0,038182 0,195402 2016 -0,05216 0

2017 0,038862 0,197134 2017 0,006412 0,080077

BBKP 2014 0,011375 0,106652 BSIM 2014 0,00945 0,097209

2015 0,012491 0,111763 2015 0,008574 0,092597

2016 0,004322 0,065739 2016 0,015825 0,125798

2017 0,001315 0,03626 2017 0,013401 0,115765

BBMD 2014 0,036432 0,190871 BSWD 2014 0,027365 0,165423

2015 0,034267 0,185113 2015 -0,00782 0

2016 0,022655 0,150515 2016 -0,13354 0

2017 0,029919 0,17297 2017 -0,03293 0

BBNI 2014 0,032466 0,180182 BTPN 2014 0,033893 0,184101

2015 0,022545 0,150149 2015 0,030018 0,173256

2016 0,023718 0,154008 2016 0,028505 0,168834

120

2017 0,024199 0,155562 2017 0,020283 0,142419

BBNP 2014 0,009538 0,097663 BVIC 2014 0,00698 0,083545

2015 0,015145 0,123066 2015 0,004043 0,063583

2016 0,001567 0,039582 2016 0,003572 0,059763

2017 -0,00912 0 2017 0,00611 0,078169

BBRI 2014 0,03841 0,195984 INPC 2014 0,007679 0,087629

2015 0,036991 0,192331 2015 0,003354 0,057916

2016 0,03385 0,183985 2016 0,003525 0,059371

2017 0,032872 0,181307 2017 0,003135 0,055992

BBTN 2014 0,010923 0,104515 MAYA 2014 0,015803 0,125709

2015 0,014795 0,121635 2015 0,018565 0,136252

2016 0,015549 0,124695 2016 0,001787 0,042273

2017 0,014775 0,121551 2017 0,012177 0,110348

BCIC 2014 -0,05298 0 MCOR 2014 0,007313 0,085518

2015 -0,04944 0 2015 0,009568 0,097814

2016 -0,04433 0 2016 0,006481 0,080507

2017 0,006895 0,083037 2017 0,00477 0,069067

BDMN 2014 0,018157 0,134749 MEGA 2014 0,009898 0,099487

2015 0,01745 0,132097 2015 0,015431 0,124221

2016 0,025235 0,158855 2016 0,021911 0,148024

2017 0,030109 0,173519 2017 0,020039 0,14156

BEKS 2014 -0,01661 0 NAGA 2014 0,004663 0,068289

2015 -0,06449 0 2015 0,007157 0,084597

2016 -0,06666 0 2016 0,007417 0,086125

2017 -0,01901 0 2017 0,003545 0,05954

BJBR 2014 0,01876 0,136966 NISP 2014 0,017231 0,131267

2015 0,019915 0,14112 2015 0,016612 0,128889

2016 0,014307 0,119613 2016 0,017013 0,130433

2017 0,014193 0,119136 2017 0,018714 0,136797

BJTM 2014 0,036208 0,190284 NOBU 2014 0,003498 0,059148

2015 0,029466 0,171657 2015 0,003389 0,058212

2016 0,033745 0,183697 2016 0,003561 0,05967

2017 0,031774 0,178252 2017 0,004959 0,070422

BKSW 2014 0,007814 0,088395 PNBN 2014 0,021299 0,145941

121

2015 0,008112 0,090064 2015 0,013421 0,11585

2016 -0,03553 0 2016 0,016599 0,128839

2017 -0,03861 0 2017 0,013878 0,117803

BMAS 2014 0,007087 0,084185 SDRA 2014 0,011489 0,107187

2015 0,010227 0,10113 2015 0,018087 0,134488

2016 0,016784 0,129551 2016 0,018536 0,136148

2017 0,015386 0,124041 2017 0,021985 0,148273

BMRI 2014 0,030417 0,174406

2015 0,028975 0,170222

2016 0,017881 0,133719

2017 0,024146 0,155389

b. Variabel E-Banking (Dummy)

KODE TAHUN KODE TAHUN KODE TAHUN

AGRO 2014 0 BEKS 2014 0 BTPN 2014 1

2015 0 2015 0 2015 1

2016 0 2016 0 2016 1

2017 0 2017 0 2017 1

BABP 2014 0 BJBR 2014 0 BVIC 2014 0

2015 1 2015 0 2015 0

2016 1 2016 0 2016 1

2017 1 2017 0 2017 1

BACA 2014 0 BJTM 2014 0 INPC 2014 0

2015 0 2015 1 2015 0

2016 0 2016 1 2016 1

2017 0 2017 1 2017 1

BBCA 2014 1 BKSW 2014 0 MAYA 2014 0

2015 1 2015 0 2015 0

2016 1 2016 0 2016 0

122

2017 1 2017 0 2017 1

BBKP 2014 1 BMAS 2014 1 MCOR 2014 0

2015 1 2015 1 2015 0

2016 1 2016 1 2016 0

2017 1 2017 1 2017 1

BBMD 2014 1 BMRI 2014 1 MEGA 2014 1

2015 1 2015 1 2015 1

2016 1 2016 1 2016 1

2017 1 2017 1 2017 1

BBNI 2014 1 BNBA 2014 0 NAGA 2014 0

2015 1 2015 0 2015 0

2016 1 2016 0 2016 0

2017 1 2017 0 2017 0

BBNP 2014 1 BNGA 2014 1 NISP 2014 0

2015 1 2015 1 2015 0

2016 1 2016 1 2016 0

2017 1 2017 1 2017 1

BBRI 2014 1 BNII 2014 0 NOBU 2014 0

2015 1 2015 0 2015 1

2016 1 2016 1 2016 1

2017 1 2017 1 2017 1

BBTN 2014 1 BNLI 2014 1 PNBN 2014 0

2015 1 2015 1 2015 1

2016 1 2016 1 2016 1

2017 1 2017 1 2017 1

BCIC 2014 0 BSIM 2014 1 SDRA 2014 0

2015 0 2015 1 2015 1

123

2016 0 2016 1 2016 1

2017 0 2017 1 2017 1

BDMN 2014 1 BSWD 2014 0

2015 1 2015 0

2016 1 2016 0

2017 1 2017 0

c. Variabel Risiko Kredit, Likuiditas, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

KODE TAHUN RISIKO

KREDIT LIKUIDITAS INFLASI PDB

AGRO 2014 0,013 0,901719355 0,064192 0,11

2015 0,0132 0,880862553 0,063825 0,090504

2016 0,013 0,886811577 0,035308 0,076347

2017 0,0131 0,884051128 0,038092 0,095314

BABP 2014 0,0386 0,780826565 0,064192 0,11

2015 0,0243 0,689254903 0,063825 0,090504

2016 0,0238 0,740860903 0,035308 0,076347

2017 0,0282 0,73554179 0,038092 0,095314

BACA 2014 0,0024 0,575832942 0,064192 0,11

2015 0,0075 0,558150038 0,063825 0,090504

2016 0,0294 0,536038431 0,035308 0,076347

2017 0,0244 0,504077209 0,038092 0,095314

BBCA 2014 0,002 0,767770608 0,064192 0,11

2015 0,002 0,807649482 0,063825 0,090504

2016 0,003 0,769072076 0,035308 0,076347

124

2017 0,004 0,788203546 0,038092 0,095314

BBKP 2014 0,0207 0,807400941 0,064192 0,11

2015 0,0217 0,830996785 0,063825 0,090504

2016 0,0287 0,799010003 0,035308 0,076347

2017 0,0637 0,784689058 0,038092 0,095314

BBMD 2014 0,0152 1,012540648 0,064192 0,11

2015 0,0136 1,013084489 0,063825 0,090504

2016 0,0218 0,809342135 0,035308 0,076347

2017 0,0132 0,809489176 0,038092 0,095314

BBNI 2014 0,04 0,917254192 0,064192 0,11

2015 0,09 0,910437917 0,063825 0,090504

2016 0,04 0,923690816 0,035308 0,076347

2017 0,07 0,874874465 0,038092 0,095314

BBNP 2014 0,0141 0,822162924 0,064192 0,11

2015 0,0398 0,893051823 0,063825 0,090504

2016 0,0407 0,834733281 0,035308 0,076347

2017 0,045 0,926010084 0,038092 0,095314

BBRI 2014 0,0036 0,809374428 0,064192 0,11

2015 0,0052 0,854349209 0,063825 0,090504

2016 0,0109 0,873755867 0,035308 0,076347

2017 1,19428E-11 0,869693356 0,038092 0,095314

BBTN 2014 0,0276 1,076784572 0,064192 0,11

125

2015 0,0211 1,07359921 0,063825 0,090504

2016 0,0185 1,085945615 0,035308 0,076347

2017 0,0166 1,092425355 0,038092 0,095314

BCIC 2014 0,0545 1,405700469 0,064192 0,11

2015 0,0219 0,849959971 0,063825 0,090504

2016 0,0291 0,963307409 0,035308 0,076347

2017 0,0153 0,888743179 0,038092 0,095314

BDMN 2014 0,0134 0,92141122 0,064192 0,11

2015 0,0198 0,879243688 0,063825 0,090504

2016 0,0196 0,893095922 0,035308 0,076347

2017 0,0188 0,910236839 0,038092 0,095314

BEKS 2014 0,0485 0,810490779 0,064192 0,11

2015 0,0491 0,777879956 0,063825 0,090504

2016 0,0476 0,757383843 0,035308 0,076347

2017 0,0467 0,775995688 0,038092 0,095314

BJBR 2014 0,0104 0,927630497 0,064192 0,11

2015 0,0086 0,87765698 0,063825 0,090504

2016 0,0075 0,86255213 0,035308 0,076347

2017 0,0079 0,870411375 0,038092 0,095314

BJTM 2014 0,0108 0,848221912 0,064192 0,11

2015 0,011 0,809064248 0,063825 0,090504

2016 0,0065 0,872374396 0,035308 0,076347

126

2017 0,0046 0,768982417 0,038092 0,095314

BKSW 2014 0,0023 0,83806305 0,064192 0,11

2015 0,024 0,960435711 0,063825 0,090504

2016 0,0294 0,914041052 0,035308 0,076347

2017 0,0114 0,70301473 0,038092 0,095314

BMAS 2014 0,007 0,757345565 0,064192 0,11

2015 0,005 0,911982265 0,063825 0,090504

2016 0,0081 0,973414774 0,035308 0,076347

2017 0,0139 0,94416413 0,038092 0,095314

BMRI 2014 0,0044 0,870413589 0,064192 0,11

2015 0,006 0,92394406 0,063825 0,090504

2016 0,0138 0,912740339 0,035308 0,076347

2017 0,0106 0,93944637 0,038092 0,095314

BNBA 2014 0,008 0,794256613 0,064192 0,11

2015 0,0085 0,827193775 0,063825 0,090504

2016 0,0101 0,790177609 0,035308 0,076347

2017 0,0039 0,820834156 0,038092 0,095314

BNGA 2014 0,0194 0,958095923 0,064192 0,11

2015 0,0159 0,926952101 0,063825 0,090504

2016 0,0216 0,937660007 0,035308 0,076347

2017 0,0216 0,414908699 0,038092 0,095314

BNII 2014 0,0148 0,827711979 0,064192 0,11

127

2015 0,0242 0,880194254 0,063825 0,090504

2016 0,0228 0,903601534 0,035308 0,076347

2017 0,0172 0,909395891 0,038092 0,095314

BNLI 2014 0,002 0,874823667 0,064192 0,11

2015 0,014 0,851710976 0,063825 0,090504

2016 0,022 0,712842978 0,035308 0,076347

2017 0,017 0,789757868 0,038092 0,095314

BSIM 2014 0,0256 0,840212493 0,064192 0,11

2015 0,0299 0,745861841 0,063825 0,090504

2016 0,0147 0,744742293 0,035308 0,076347

2017 0,0234 0,759353018 0,038092 0,095314

BSWD 2014 0,0058 0,844932067 0,064192 0,11

2015 0,0496 0,649222124 0,063825 0,090504

2016 0,0469 0,699332497 0,035308 0,076347

2017 0,0359 0,637527377 0,038092 0,095314

BTPN 2014 0,004 1,024207875 0,064192 0,11

2015 0,004 1,030949291 0,063825 0,090504

2016 0,004 1,015504422 0,035308 0,076347

2017 0,004 1,037899863 0,038092 0,095314

BVIC 2014 0,0261 0,720776892 0,064192 0,11

2015 0,0393 0,695773339 0,063825 0,090504

2016 0,0237 0,697036044 0,035308 0,076347

128

2017 0,0232 0,687961251 0,038092 0,095314

INPC 2014 0,0169 0,869250149 0,064192 0,11

2015 0,0125 0,806405518 0,063825 0,090504

2016 0,0144 0,85849233 0,035308 0,076347

2017 0,043 0,822165803 0,038092 0,095314

MAYA 2014 0,0123 0,81166168 0,064192 0,11

2015 0,0226 0,829811967 0,063825 0,090504

2016 0,0124 0,905894378 0,035308 0,076347

2017 0,0111 0,900736814 0,038092 0,095314

MCOR 2014 0,0243 0,825076629 0,064192 0,11

2015 0,0163 0,851726564 0,063825 0,090504

2016 0,0248 0,849689059 0,035308 0,076347

2017 0,0226 0,77605371 0,038092 0,095314

MEGA 2014 0,0164 0,625873566 0,064192 0,11

2015 0,012 0,630939441 0,063825 0,090504

2016 0,0259 0,533198923 0,035308 0,076347

2017 0,0141 0,566536728 0,038092 0,095314

NAGA 2014 0,0012 0,520705314 0,064192 0,11

2015 0,0031 0,594874502 0,063825 0,090504

2016 0,0234 0,503730657 0,035308 0,076347

2017 0,0103 0,421223901 0,038092 0,095314

NISP 2014 0,008 0,898870618 0,064192 0,11

129

2015 0,0078 0,967555089 0,063825 0,090504

2016 0,0077 0,880223246 0,035308 0,076347

2017 0,0072 0,898079828 0,038092 0,095314

NOBU 2014 0 0,527162724 0,064192 0,11

2015 0 0,63594515 0,063825 0,090504

2016 0,0001 0,526552517 0,035308 0,076347

2017 0,0005 0,512836028 0,038092 0,095314

PNBN 2014 0,0075 0,870690659 0,064192 0,11

2015 0,0055 0,89979952 0,063825 0,090504

2016 0,0082 0,88735457 0,035308 0,076347

2017 0,0077 0,88380779 0,038092 0,095314

SDRA 2014 0,0181 1,002407706 0,064192 0,11

2015 0,0126 0,965143259 0,063825 0,090504

2016 0,0098 1,048012202 0,035308 0,076347

2017 0,009 1,028434189 0,038092 0,095314

130

Lampiran 2 Output Eviews 9

a. Analisis Statistik Deskriptif

b. Uji Normalitas (Sebelum Transformasi)

c. Uji Normalitas (Sesudah Transformasi)

Date:

04/30/19

Time:

15:19

Sample: 2014 2017

ROA EBANKING RISIKO_KRE LIKUIDITAS INFLASI PDB Mean 0.118610 0.600000 0.018311 0.827279 0.050354 0.093041 Median 0.119375 1.000000 0.014100 0.849825 0.050958 0.092909 Maximum 0.197134 1.000000 0.090000 1.405700 0.064192 0.110000 Minimum 0.030361 0.000000 0.000000 0.414909 0.035308 0.076347 Std. Dev. 0.042334 0.491657 0.015108 0.147868 0.013739 0.012063 Skewness 0.010610 -0.408248 1.654040 -0.282022 -0.015191 0.031683

Kurtosis 2.322743 1.166667 6.740567 4.550437 1.020941 1.921785

Jarque-Bera 2.372161 23.49537 145.4555 15.87832 22.85265 6.804949

Probability 0.305416 0.000008 0.000000 0.000357 0.000011 0.033291

Sum 14.70765 84.00000 2.563500 115.8191 7.049583 13.02577

Sum Sq.

Dev. 0.220433 33.60000 0.031727 3.039231 0.026239 0.020227

Observations 124 140 140 140 140 140

24

20

16

12

8

4

0 -0.10 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04

Series: Standardized

Residuals Sample 2014 2017 Observations 140

Mean 1.63e-17 Median 0.003006

Maximum 0.050709

Minimum -0.106581

Std. Dev. 0.019736

Skewness -2.100601

Kurtosis 11.44709

Jarque-Bera 519.1869

Probability 0.000000

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0 -0.08 -0.06 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08

Series: Standardized

Residuals Sample 2014 2017

Observations 124 Mean 4.29e-18 Median -0.003836 Maximum 0.076744 Minimum -0.086417 Std. Dev. 0.036996 Skewness 0.004616 Kurtosis 2.454766

Jarque-Bera 1.536387 Probability 0.463850

131

d. Uji Multikolinearitas

ROA EBANKING RISIKO_KR

E

LIKUIDI

TAS

INFLASI PDB

ROA 1.000000 0.245446 -0.216374 0.364309 0.027506 0.076199

EBANKING 0.245446 1.000000 0.134261 0.199170 -0.227880 -0.180329

RISIKO_KRE -0.216374 0.134261 1.000000 0.032324 -0.088077 -0.120749

LIKUIDITAS 0.364309 0.199170 0.032324 1.000000 0.073270 0.000806

INFLASI 0.027506 -0.227880 -0.088077 0.073270 1.000000 0.642443

PDB 0.076199 -0.180329 -0.120749 0.000806 0.642443 1.000000

e. Uji Autokorelasi

f. Uji Heteroskedastisitas

g. Uji Regresi Data Panel dan Uji Hipotesis dengan Metode Ordinary Least

Square (OLS)

Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 04/30/19 Time: 15:03 Sample: 2014 2017 Periods included: 4 Cross-sections included: 34 Total panel (unbalanced) observations: 124

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. EBANKING 0.019845 0.007557 2.626055 0.0098

RISIKO_KREDIT -0.773936 0.255548 -3.028532 0.0030 LIKUIDITAS 0.097450 0.024433 3.988510 0.0001

INFLASI -0.120623 0.329908 -0.365626 0.7153 PDB 0.391566 0.370240 1.057600 0.2924

C 0.006752 0.034673 0.194735 0.8459 R-squared 0.236269 Mean dependent var 0.118610 Adjusted R-squared 0.203907 S.D. dependent var 0.042334 S.E. of regression 0.037772 Akaike info criterion -3.667333 Sum squared resid 0.168351 Schwarz criterion -3.530868 Log likelihood 233.3746 Hannan-Quinn criter. -3.611897 F-statistic 7.300920 Durbin-Watson stat 0.511964

R-squared 0.236269 Mean dependent var 0.118610 Adjusted R-squared 0.203907 S.D. dependent var 0.042334 S.E. of regression 0.037772 Akaike info criterion -3.667333 Sum squared resid 0.168351 Schwarz criterion -3.530868 Log likelihood 233.3746 Hannan-Quinn criter. -3.611897 F-statistic 7.300920 Durbin-Watson stat 0.511964

Prob(F-statistic) 0.000005

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. D(EBANKING) 0.007719 0.007478 1.032141 0.3049

D(RISIKO_KREDIT) 0.226606 0.206232 1.098791 0.2749 D(LIKUIDITAS) -0.032950 0.031919 -1.032313 0.3048

INFLASI 0.010077 0.203959 0.049406 0.9607 PDB -0.219277 0.321806 -0.681393 0.4975

C 0.047736 0.026264 1.817518 0.0726