PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI...

136
i PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2010-2017 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : PUTRI KHIKMATUL MAULIDIYAH NIM: 1113086000063 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2018M

Transcript of PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI...

Page 1: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

i

PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 2010-2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

PUTRI KHIKMATUL MAULIDIYAH

NIM: 1113086000063

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H/2018M

Page 2: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

ii

Pengaruh Dana ZIS Dan Faktorn Makroekonomi Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia Tahun 2010-2017

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

PUTRI KHIKMATUL MAULIDIYAH

NIM: 1113086000063

Di Bawah Bimbingan

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 3: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

iii

Page 4: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Putri Khikmatul Maulidiyah

No. Induk Mahasiswa : 1113086000063

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Ekonomi Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa ijin pemilik karya

4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 8 Agustus 2018

Yang Menyatakan,

(Putri Khikmatul Maulidiyah)

Page 5: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

v

Page 6: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

a. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Putri Khikmatul Maulidiyah

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 01 Agustus 1995

3. Alamat : Jl. Panca 3 RT.12 RW.01 No.11

Kel.Serdang Kec.Kemayoran, Jakarta Pusat

DKI Jakarta

4. Telepon : 087878464468

5. E-mail : [email protected]

b. PENDIDIKAN

1. SDIT Meranti Tahun 2000 – 2007

2. SMP Manbaul Ulum Ponpes Asshiddiqiyah Tahun 2007 – 2010

3. MA Manbaul Ulum Ponpes Asshiddiqiyah Tahun 2010 – 2013

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013 – 2018

c. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sunarlan

2. Pekerjaan Ayah : Wirausaha

3. Ibu : Umiyah

4. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

d. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Organisasi : OSIS SMP Manbaul Ulum

Jabatan : wakil ketua

Tahun : 2009-2010

2. Organisasi : OSPA Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Pusat

Jabatan : Ketua Koordinator

Tahun : 2012-2013

Page 7: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

vii

3. Organisasi : Dema Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Jabatan : Departemen Sosial dan Agama

Tahun : 2014-2015

4. Organisasi : Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Jabatan : Ketua Komisi IV Kelembagaan

Tahun : 2015-2016

5. Organisasi : HMI Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (KAFEIS)

Jabatan : Departemen Pemberdayaan Perempuan

Tahun : 2015-2016

6. Organisasi : Korps HMI-wati (KOHATI) KAFEIS

Jabatan : Sekretaris Umum

Tahun : 2016-2017

7. Organisasi : HMI Cabang Ciputat

Jabatan : Wakil Bendahara Umum

Tahun : 2018

Page 8: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

viii

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of ZIS fund collection, and

macroeconomic variables namely BI rate, Inflation, and Exchange Rate

(exchange rate) on economic growth by using the Vector Auto Regression

/ Vector Error Correction Model (VAR / VECM) method. The results

showed that based on the VECM estimation test in the long run the ZIS

and BI rate variables had a positive effect on economic growth (EG).

While the exchange rate variable has a negative effect on economic

growth (EG). In the short term there are no variables that have a

significant effect on economic growth (EG). In general, based on the IRF

test, the shock that occurs in all independent variables is responded

negatively by the economic growth variable (EG). The results of this

study also showed based on the FEVD test variable exchange rates,

inflation, and ZIS collection which had the largest contribution in the

model.

Keywords: ZIS, Exchange Rate, BI rate, Inflation, Economic Growth, and

VECM

Page 9: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

ix

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penghimpunan dana ZIS,

dan variabel makroekonomi yaitu BI rate, Inflasi, dan Nilai Tukar (kurs) terhadap

pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan metode Vector Auto Regression /

Vector error Correction Model (VAR/VECM). Hasil penelitian menunjukkan

berdasarkan uji estimasi VECM dalam jangka panjang variabel ZIS dan BI rate

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi (EG). Sementara variabel

nilai tukar berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi (EG). Dalam

jangka pendek tidak terdapat satu pun variabel yang berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi (EG). Secara umum berdasarkan uji IRF, shock

yang terjadi pada seluruh variabel independen direspon negative oleh variabel

pertumbuhan ekonomi (EG). Hasil penelitian ini juga menunjukkan berdasarkan

uji FEVD variabel nilai tukar, inflasi, dan penghimpunan ZIS yang memiliki

kontribusi paling besar dalam model.

Kata kunci : ZIS, Nilai Tukar, BI rate, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan VECM

Page 10: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

x

KATA PENGANTAR

Alhmadulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat dan hidayah serta kemudahan bagi setiap hambanya yang

sedang berjuang untuk menuntut ilmu. Dengan ridho dan pertolongan Allah SWT

akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Dana

ZIS Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Periode 2010-2017”. Shalawat serta salam

semoga tetatp tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para keluarga,

sahabat dan umatnya hingga akhir zaman. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terkait dengan penelitian ini, peneliti mengucapkan terimakasih pada

berbagai pihak yang telah membantu selama proses pengerjaan penelitian ini.

Untuk itu, peneliti mengucapkan terimakasih terutama kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan pretolongan, petunjuk dan kemudahan

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Terimakasih Allah

telah memberikan kesempatan bagiku untuk sampai di penghujung awal

perjuanganku. Terimakasih Allah selalu memberi kemudahan disela-sela

kesulitan.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, M.Si, Lc selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah.

Terima kasih sudah menyetujui judul yang saya ajukan pak Yoghi.

4. Bapak Ali Rama SE.,M.Ec selaku Dosen Pembimbing Akademik yang

selalu memberi arahan kepada saya mengenai mata kuliah dan hal lain

selama saya menjalani proses perkuliahan.

5. Bapak Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi.

Terima Kasih sudah membimbing saya dalam pembuatan skripsi,

meluangkan waktu dan memberi banyak solusi dari kendala yang saya

hadapi dalam pembuatan skripsi ini. Berkat bimbingan dan kesabaran

Page 11: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

xi

bapak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Saya merasa beruntung

dibimbing oleh bapak. Semoga Allah membalas kebaikan bapak dan

keberkahan hidup selalu menyertai bapak dan keluarga.

6. Teruntuk abah dan mama tersayang dan tercinta berkat doa yang tiada

henti serta semangat yang selalu kalian beri memberi kemudahan untuk

ananda dalam menyelesaikan jenjang perkuliahan. Kesabaran kalian dalam

menanti kelulusan ananda merupakan motivasi terbesar untuk

menyelesaikan skripsi ini. Kupersembahkan karya kecil ini untuk abah dan

mama yang selalu memberikan cinta kasih, dorongan, semangat dan

pengorbanan yang tak akan terganti.

7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih untuk

terus memacu semangat dalam penyusunan skripsi ini. Oman dan Oyyan

keponakan kesayangan ante yang tawanya selalu menjadi moodbooster

ketika ante capek, dan bosen selama di rumah kalo lagi mengerjakan

skripsi.

8. Teruntuk M. Adam Camubar terimakasih telah memberi motivasi dikala

kesulitan dan kejenuhan datang dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Terimakasih untuk selalu meluangkan waktu untuk memberi dukungan

moril sehingga skripsi ini dapat selesai. Terimakasih sudah menjadi orang

terdekat untuk berkeluh kesah ketika menghadapi kesulitan selama

menjalani proses kuliah tidak hanya dalam penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah

memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama masa

perkuliahan.semoga Allah memberi keberkahan untuk kalian semua.

10. Teman–teman “Man Jadda” terima kasih untuk semangat, motivasi dan

segalanya yang tidak bisa kusebut. Terutama Diyanah, Gita, dan Via yang

memberi dukungan, semangat, serta bantuan selama proses pengerjaan

skripsi ini.

11. Seluruh teman-teman seperjuangan konsentrasi Ekonomi Pembangunan

Syariah Angkatan 2013.

12. Seluruh teman-teman Ekonomi Syariah B Angkatan 2013. Miss You all

Page 12: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

xii

13. Seluruh teman-teman seperjuangan jurusan Ekonomi Syariah Angkatan

2013 terimakasih untuk semangat, motivasi, dukungan dan kehadiran

kalian selama ini.

Meskipun demikian, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik atau

saran yang membangun. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi berbagai pihak dan dapat menjadi amal shaleh bagi penulis.

Jakarta, 8 Agustus 2018

Putri Khikmatul Maulidiyah

Page 13: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

viii

DAFTAR ISI

COVER

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. i

ABSTRACT ................................................................................................ iii

ABSTRAK .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ v

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi

DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 11

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 12

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 14

A. Landasan Teori ................................................................................. 14

1. Teori Perumbuhan Ekonomi ...................................................... 14

2. Nilai Tukar .................................................................................. 25

3. Tingkat Suku Bunga (BI rate) .................................................... 29

4. Inflasi .......................................................................................... 32

Page 14: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

viii

5. Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) ..................................................... 38

B. Hubungan Antar Variabel ................................................................ 47

C. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 53

D. Kerangka Penelitian ......................................................................... 59

E. Hipotesis .......................................................................................... 60

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 61

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 61

B. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 61

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 62

D. Metode Analisis Data ....................................................................... 63

E. Model Penelitian .............................................................................. 69

F. Operasional Variabel Penelitian ....................................................... 70

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 73

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................... 73

1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi .............................. 74

2. Perkembangan Penghimpunan Dana ZIS .................................. 75

3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah ............................................. 76

4. Perkembangan BI rate ................................................................ 78

5. Perkembangan Inflasi .................................................................. 79

B. Analisis Uji Ekonometrik ................................................................ 81

1. Uji Stasioneritas Data ................................................................ 81

2. Penentuan Lag Optimum ........................................................... 83

3. Uji Stabilitas VAR ..................................................................... 84

ix

Page 15: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

ix

4. Uji Kointegrasi ........................................................................... 85

5. Uji Kausalitas Granger .............................................................. 87

6. Uji Vector Error Correction Model (VECM) ............................ 88

7. Uji Impulse Response Function (IRF) ....................................... 91

8. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) .............. 96

C. Pembahasan ...................................................................................... 99

BAB V : PENUTUP ................................................................................... 105

A. Kesimpulan ...................................................................................... 105

B. Saran ................................................................................................ 106

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 107

LAMPIRAN ................................................................................................ 114

x

Page 16: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

1

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

1.1 Penghimpunan Dana ZIS dan Pertumbuhan ekonomi 6

4.1 Uji Stasioneritas Data level 82

4.2 Uji Stasioneritas Data first difference 82

4.3 Uji Stasioneritas Data second difference 83

4.4 Uji Lag Optimum 84

4.5 Uji Stabilitas VAR 85

4.6 Uji Kointegrasi 86

4.7 Uji Kausalitas Granger 87

4.8 Uji Estimasi VECM 89

4.10 Uji Forecast Error Variance Decompositions (FEVD) 95

xi

Page 17: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

xi

DAFTAR GRAFIK

Nomor Keterangan Halaman

4.1 Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi 73

4.2 Perkembangan Penghimpunan Dana ZIS 75

4.3 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah 77

4.4 Perkembangan BI rate 78

4.5 Perkembangan Inflasi 79

4.6 Respon Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Guncangan

Pertumbuhan Ekonomi 92

4.7 Respon Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Guncangan

Penghimpunan Dana ZIS 93

4.8 Respon Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Guncangan Nilai Tukar 94

4.9 Respon Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Guncangan BI rate 95

4.10 Respon Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Guncangan Inflasi 96

xii

Page 18: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1. Uji Stasioneritas Data 113

2. Uji Lag Optimum 114

3. Uji Stabilitas VAR 115

4. Uji Kointegrasi 116

5. Uji Kausalitas Granger 119

6. Uji Estimasi VECM 120

7. Uji Impulse Response Function (IRF) 121

8. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD) 122

xiii

Page 19: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Selama hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian

dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan ekonomi.

“pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi

semua negara di dunia. Berhasil tidaknya program-program pembangunan di

negara berkembang sering dinilai dari tinggi rendahnya tingkat pertumbuhan

output dan pendapatan nasional (Todaro dan Smith, 2004:91).

Pada dasarnya, setiap negara mengalami perubahan terhadap keadaan

ekonominya. Ada negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi dan ada pula

negara yang malah mengalami kemunduran ekonomi. Indonesia sebagai negara

berkembang tidak lepas dari putaran roda kegiatan ekonomi internasional yang

penuh dengan berbagai dinamika. Kesiapan dalam menghadapi era perdagangan

bebas secara global kedepan merupakan tantangan bagi Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi menjelaskan tentang kemajuan ekonomi,

perkembangan ekonomi, serta perubahan fundamental perekonomian suatu negara

dalam jangka waktu relatif panjang. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan

adanya peningkatan kapasitas produksi atas barang maupun jasa secara fisik

dalam periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi nasional yang umumnya dihitung

melalui PDB (Produk Domestik Bruto) dapat dijadikan indikator atas laju

Page 20: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

2

perekonomian nasional, dalam hal permintaan dan penawaran agregat, konsumsi

dan tabungan, dan tingkat investasi. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari laju

pertumbuhan Produk Domestik Bruto (GDP Growth) yang dihasilkan suatu

negara dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan PDB yang semakin meningkat

dapat menunjukkan adanya pertumbuhan ekonomi yang positif.

Namun, pertumbuhan ekonomi yang positif seringkali tidak diimbangi

dengan terdistribusinya kekayaan dan pendapatan di masyarakat. Salah satu

variabel penting yang menjamin keadilan dalam pertumbuhan ekonomi sebuah

negara adalah adanya keseimbangan distribusi pendapatan dan kekayaan. Seorang

ekonom syariah Malaysia, Aslam Haneef, mengatakan dalam perspektif

makroekonomi syariah, konsep distribusi ini dapat ditinjau dari 3 aspek. Analisa

terhadap tiga aspek distribusi ini dapat dijadikan sebagai landasan untuk

menjustifikasi apakah pembangunan ekonomi sebuah negara akan melahirkan

pemerataan dan keadilan, atau sebaliknya, justru akan melahirkan kesenjangan

yang semakin lebar antara kelompok kaya dan kelompok miskin.

(www.pusat.baznas.go.id, diakses 20 April 2018)

Pertama adalah pre-production distribution, yaitu distribusi pra

produksi. Dalam hal ini indikator makro yang digunakan adalah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Jika sebuah negara

memiliki struktur APBN yang pro-poor, dimana alokasi anggaran untuk

pemberdayaan kelompok miskin sangat signifikan, maka arah kebijakan

pembangunan negara tersebut dipastikan berada pada jalur yang benar.

Page 21: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

3

Kedua, post-production distribution, yaitu distribusi pasca-produksi, dimana

terkait dengan reward yang diterima oleh faktor produksi, seperti tenaga kerja dan

modal berdasarkan keterlibatan mereka dalam proses produksi, baik melalui

mekanisme pasar maupun melalui intervensi pemerintah. Salah satu contoh

indikator makro yang dapat digunakan adalah kebijakan upah minimum regional

(UMR), yang memberi dampak langsung terhadap kesejahteraan kelompok buruh.

Kebijakan UMR yang didasarkan atas pertimbangan keadilan dan kemaslahatan

publik akan menciptakan pemerataan dalam pembangunan ekonomi nasional.

Sementara yang ketiga adalah redistribution (redistribusi ekonomi), yang

terdiri dari tiga instrumen: yaitu instrumen positif (zakat), instrumen sukarela

(infak/sedekah dan wakaf), dan instrumen terlarang (larangan riba/bunga dan

penimbunan /spekulasi). Dua instrumen pertama akan menjamin terciptanya aliran

kekayaan dan pendapatan dari kelompok kaya kepada kelompok miskin,

sedangkan instrumen ketiga akan mencegah terkonsentrasinya kekayaan di tangan

segelintir kelompok. (www.pusat.baznas.go.id, diakses 20 April 2018)

Menurut Zaim (1989:117) zakat juga memiliki efek multiplier untuk

ekonomi. Beberapa ekonom Muslim percaya bahwa sejumlah dana zakat

diinvestasikan sesuai dengan prioritas produksi keseluruhan ekonomi akan

menguntungkan orang miskin pada khususnya dan perekonomian secara umum,

melalui efek multiplier terhadap ketenagakerjaan dan pendapatan. Zakat secara

bertahap akan menghilangkan kemiskinan, dan mengurangi perputaran harga pada

segelintir orang.

Page 22: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

4

Sebagai dampaknya, pekerjaan dan pendapatan akan meningkat dalam

perekonomian. Sehingga meningkatkan standar hidup dari orang-orang, dan

akhirnya akan meningkatkan volume agregat zakat yang terkumpul, yang

selanjutnya akan mempengaruhi secara positif laju pertumbuhan ekonomi dalam

hal pengentasan kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan menekan tingkat

inflasi.

Dalam konteks sosial ekonomi, institusi zakat memiliki berbagai implikasi

ekonomi penting baik ditingkat mikro maupun makro. Di tingkat mikro, zakat

memiliki implikasi ekonomi terhadap perilaku konsumsi dan tabungan individu,

serta perilaku produksi dan investasi perusahaan tanpa berpengaruh negatif pada

insentif bekerja. Sedangkan di tingkat makro, zakat memiliki implikasi ekonomi

terhadap efisiensi alokatif, penciptaan lapangan pekerjaan, pertumbuhan ekonomi,

stabilitas makro ekonomi, distribusi pendapatan, pengentasan kemiskinan, dan

jaring pengaman sosial. (Indonesia Zakat & Development Report, 2009)

Zakat juga merupakan sebagai sumber penerimaan alternatif yang potensial

dalam sistem fiskal Nasional. Zakat dapat dimasukkan sebagai sumber pendapatan

negeri-negeri muslim yang paling mungkin dan dapat dikembangkan dalam era

modern. Jika dibandingkan dengan potensi zakat yang terdapat di Indonesia pada

tahun 2013 yakni sekitar Rp 217 triliun dengan dibandingkan dengan belanja

negara pada APBN tahun 2013 yakni Rp 1.678 triliun. Sehingga Zakat juga

memiliki justifikasi yang kuat untuk diintegrasikan dalam sistem fiskal nasional.

Secara filosofis, zakat memiliki legitimasi yang kuat ketika diintegrasikan dalam

Page 23: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

5

sistem fiskal. Hal ini didukung kenyataan bahwa topik dalam pembiayaan publik

Islam yang paling banyak diskusikan adalah mengenai zakat.

Potensi zakat di Indonesia sangat besar. Hal tersebut juga sudah disadari

oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian BAPPENAS, yang telah

mengintegrasikan program-program zakat di OPZ ke dalam program nasional

pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Selain itu BAPPENAS juga

memasukkan zakat ke dalam Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia

(MAKSI) yang diluncurkan pada tahun 2015. Berdasarkan MAKSI, BAZNAS

diarahkan sebagai koordinator dalam pengaturan, pengumpulan, dan distribusi

zakat nasional, dengan Kementerian Agama sebagai regulator dan pengawas

kinerja BAZNAS.

Perzakatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat dinamis

seiring dengan perkembangan zaman. Hal tersebut dapat dilihat setidaknya dari

dua aspek. Pertama, Indonesia telah memiliki regulasi mengenai pengelolaan

zakat dalam UU No.23/2011 dan regulasi turunannya yang terangkum dalam PP

No.14/2014 dan Inpres No.3/2014. Regulasi-regulasi ini menandakan keseriusan

pemerintah dalam upaya memajukan perzakatan nasional ke arah pembangunan

ekonomi yang lebih merata. Kedua, adanya peningkatan jumlah ZIS di Indonesia

dari tahun ke tahun. Secara umum, hal ini menandakan bahwa populasi muslim

Indonesia semakin sadar untuk berzakat dan menyalurkan zakatnya melalui

lembaga amil zakat. Selain itu, peningkatan jumlah data ZIS ini juga menjadi

salah satu tanda bahwa semakin banyak pegiat zakat di Indonesia. Dalam Tabel

Page 24: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

6

1.1 merupakan perbandingan antara pertumbuhan penghimpunan dana zakat,

infaq, shodaqoh (ZIS) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth).

Tabel 1.1 Perkembangan Penghimpunan ZIS dan Pertumbuhan

PDB

Tahun Penghimpunan

Dana ZIS (Milyar)

Pertumbuhan

Dana ZIS

(%)

Nilai PDB

(milyar)

Pertumbuhan

PDB (%)

2010 1.500.164.240.975 25.00 6.864.133,1 6,22

2011 1.728.864.359.398 15.27 7.287.635,3 6,17

2012 2.212.398.951.344 27.94 7.727.083,4 6,03

2013 2.639.604.069.729 19.30 8.156.497,8 5,56

2014 3.300.000.000.000 25.05 8.566.271,2 5,02

2015 3.650.369.012.964 10.61 8.976.931,5 4,79

2016 5.017.293.126.950 37.46 9.433.034,4 5,02

Sumber: BPS dan BAZNAS

Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa perkembangan penghimpunan

dana ZIS yang terus meningkat setiap tahun mulai dari tahun 2010-2016 dalam

milyar Rupiah. Meskipun pertumbuhan penghimpunan dana ZIS tidak selalu

meningkat berdasarkan persentase. Hal serupa juga terjadi pada PDB, jumlah

Page 25: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

7

PDB juga mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun peningkatan jumlah

PDB ini belum tentu mengindikasikan terjadinya pemerataan pertumbuhan

ekonomi.

Dalam Islam baik pertumbuhan maupun pemerataan menjadi tujuan dalam

perekonomian, istilah yang sering digunakan adalah “growth through equality”.

Islam tidak akan mengorbankan pertumbuhan ekonomi, karena memang

pertumbuhan sangat dibutuhkan. Pada sisi lain, Islam juga tetap memandang

pentingnya pemerataan, karena pertumbuhan ekonomi tidak menggambarkan

kesejahteraan secara menyeluruh. Terlebih apabila pendapatan dan faktor

produksi banyak terpusat bagi sekelompok kecil masyarakat.

Dalam ekonomi Islam, zakat memiliki peran dalam kebijakan fiskal. Zakat

dapat dipaksakan sama halnya dengan pajak, karena zakat hukumnya wajib dan

memiliki potensi yang besar. Dengan begitu zakat akan menjadi sumber

pendapatan bagi negara sehingga dapat mendorong pertumbuhan PDB di

Indonesia.

Menurut penelitian Sarea (2012) zakat sebagai alternatif pengukuran baru di

negara muslim untuk mengevaluasi pertumbuhan ekonomi, zakat merupakan

salah satu indikator yang tepat untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Secara

teori ketika orang-orang membayar zakat tingkat pertumbuhan ekonomi akan

lebih tinggi dan sebaliknya. Dengan kata lain, zakat sebagai sistem keuangan akan

mengintegrasikan untuk menjembatani kesenjangan ini dan pengurangan masalah

Page 26: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

8

sosial di negara muslim serta dapat berkontribusi dalam kegiatan ekonomi dalam

rangka mencapai pembangunan berkelanjutan.

Sumber pendapatan negara dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya

adalah faktor makroekonomi. Makroekonomi adalah studi tentang perekonomian

secara menyeluruh (Mankiw, 2007:2). Inflasi, BI rate, dan Nilai Tukar merupakan

indicator makroekonomi Indonesia. Inflasi merepresentasikan sektor riil, tingkat

bunga merepresentasikan sektor moneter, dan nilai tukar merepresentasikan sektor

luar negeri. Ketiga indikator tersebut secara langsung maupun tidak langsung

dapat memengaruhi pertumbuhan PDB baik dalam jangka pendek maupun jangka

panjang.

Kebijakan ekonomi terutama kebijakan moneter suatu negara, berusaha agar

inflasi tetap berada pada taraf inflasi merayap. Inflasi dapat menimbulkan efek

yang baik dalam perekonomian. Keuntungan perusahaan meningkat dan akan

menggalakkan investasi, sehingga kesempatan kerja dan pendapatan meningkat

dan mendorong kepada pertumbuhan ekonomi. Inflasi yang tinggi pada sebuah

negara mengartikan bahwa perekonomian negara tersebut buruk.

Menurut Brick dalam Threshold Effect of Inflation on Economic Growth in

Developing Countries, menyatakan bahwa terjadi hubungan yang signifikan

antara inflasi dengan pertumbuhan ekonomi. Inflasi dapat mempengaruhi

stabilitas perekonomian di suatu negara karena dapat menurunkan produksi.

Menurunnya produksi tidak akan diimbangi dengan permintaan barang yang

menurun karena tingkat inflasi yang tinggi dalam suatu negara (Sukirno, 2005).

Page 27: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

9

Menurut penelitian Silvia (2013) inflasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, karena masyarakat akan mengurangi

permintaan terhadap barang dan jasa. Sehingga, walaupun terjadi penurunan

inflasi pada suatu periode (kuartal) tidak langsung berdampak negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi. Sedangkan berdasarkan penelitian Lubis (2013) terdapat

korelasi negatif serta terdapat hubungan jangka pendek dan jangka panjang secara

signifikan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam tahun

1968-2012. Hal serupa juga terjadi dalam penelitian Antoni, dkk (2015) inflasi

berpengaruh negatif terhadap PDB Indonesia. Dengan asumsi ceteris paribus

(variabel lain dianggap tetap atau konstan).

Di sisi lain suku bunga merupakan suatu kebijakan yang dilakukan oleh

bank sentral untuk menjaga stabilitas perekonomian. Dengan kata lain,

pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya suku

bunga. Suku bunga dapat memengaruhi beberapa indikator makroekonomi dalam

tujuannya untuk meningkatkan PDB. Suku bunga merupakan suatu kebijakan

yang dilakukan oleh bank sentral untuk menjaga stabilitas perekonomian. Dengan

kata lain, pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dipengaruhi oleh tinggi-

rendahnya suku bunga. Suku bunga dapat memengaruhi beberapa indikator

makroekonomi dalam tujuannya untuk meningkatkan PDB.

Berdasarkan penelitian Irwan (2012) BI rate memiliki hubungan satu arah

terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Artinya, BI rate dapat

menstimulus pertumbuhan ekonomi sementara pertumbuhan ekonomi tidak dapat

secara langsung mendorong perubahan BI rate.

Page 28: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

10

Selain inflasi dan BI rate, nilai tukar merupakan salah satu variabel yang

penting dalam suatu perekonomian terbuka, karena variabel ini berpengaruh pada

variabel lain seperti harga, tingkat bunga, neraca pembayaran, dan transaksi

berjalan (Batiz, 1994). Seperti yang telah dijelaskan dalam teori Mundell-Fleming

yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif antara kurs dengan

pertumbuhan ekonomi, dimana semakin tinggi kurs maka ekspor neto (selisih

antara ekspor dan impor) semakin rendah, penurunan ini akan berdampak pada

jumlah output yang semakin berkurang dan akan menyebabkan PDB menurun

(Mankiw, 2006:306-307).

Berdasarkan penelitian Pridayanti (2012) Sesuai dengan teori

MundellFleming, nilai tukar berpengaruh signifikan dan negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi. Terdapat hubungan yang berbanding terbalik antara nilai

tukar dan pertumbuhan ekonomi, yaitu jika nilai tukar mengalami kenaikan maka

pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan.

Setelah penjelasan yang telah dikemukakan diatas, penulis mencoba untuk

membahas masalah pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam hubungannya dari

pertumbuhan penghimpunan dana zakat, infaq, shodaqoh (ZIS) di Indonesia serta

peran beberapa variabel makro ekonomi Indonesia dengan judul Pengaruh Dana

Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) Dan Faktor Makroekonomi Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2010-2017

B. Rumusan Masalah

Page 29: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

11

Adapun permasalah yang akan diangkat dalam penelitian adalah sebagai

berikut: Apakah ada pengaruh jangka pendek maupun jangka panjang kontribusi

dana zakat infaq sedekah (ZIS) terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia masa

periode 2010-2017?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka tujuan

dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh jangka pendek kontribusi

tingkat penghimpunan dana ZIS terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia masa periode 2010-2017?

2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh jangka panjang kontribusi

tingkat penghimpunan dana ZIS terhadap pertumbuhan ekonomi di

Indonesia masa periode 2010-2017?

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah

a. Sebagai sebuah penemuan pemerintah dalam bentuk kebijakan fiskal

Islam dan menjadi pedoman bagi pemerintah dalam membuat

kebijakan dalam menstimulus pertumbuhan ekonomi

Page 30: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

12

b.Sebagai pertimbangan pemerintah dalam membuat kebijakan yang

mendukung kontribusi dana ZIS sebagai salah satu instrumen potensial

dalam pertumbuhan ekonomi

c. Sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi perekonomian nasional

2. Bagi Peneliti

a. Penemuan dari penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah

keilmuwan baik dibidang ekonomi secara umum maupun secara

syariah.

b.Memberi pemahaman mengenai ekonomi makro sesuai dengan kondisi

di Indonesia.

c. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perkembangan

ekonomi di Indonesia dengan pendekatan sistem ekonomi Islam

3. Bagi Pembaca dan Penelitian Selanjutnya

a. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan tentang pertumbuhan

ekonomi ditinjau dari sisi makroekonomi. Serta memberi pemahaman

akan pentingnya instrumen fiskal Islam dalam meningkatkan

perekonomian di suatu negara

b.Mengembangkan analisis pertumbuhan ekonomi berdasarkan

instrumen sistem ekonomi Islam jika memang ada pengaruh yang

signifikan dari meningkatnya penghimpunan maupun penyaluran dana

ZIS di Indonesia

Page 31: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi

a. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi (Economic Growth) adalah perkembangan kegiatan

dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan

dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat (Sukirno,

2006:9). Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau

perkembangan jika tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai lebih tinggi dari waktu

atau periode sebelumnya.

Menurut Tambunan (2001:38) pertumbuhan ekonomi adalah penambahan

Produk Domestik Bruto (PDB) yang berarti penambahan Pendapatan Nasional.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses peningkatan kapasitas produksi

dari perekonomian secara komprehensif dan terus-menerus atau

berkesinambungan sepanjang waktu, sehingga menghasilkan tingkat pendapatan

nasional yang semakin lama semakin besar (Todaro, 2000).

Pertumbuhan ekonomi menurut Suparmoko (1998) merupakan salah satu

tujuan penting dari kebijakan ekonomi makro yang berkaitan ukuran fisik berupa

Page 32: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

14

peningkatan produksi barang dan jasa. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat

dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka panjang.

Perkembangan pertumbuhan ekonomi di suatu negara tidak terlepas dari

perkembangan indikator makroekonomi di negara tersebut. Namun terkadang juga

sering dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global, seperti kondisi varibel

makroekonomi di negara lain. Karena hal ini memberi impact pada aliran modal

yang masuk ke dalam negeri maupun perdagangan luar negeri Indonesia.

Sedangkan Islam sendiri memiliki aspek berbeda mengenai pertumbuhan

ekonomi. Menurut M. Qal’ah Jey dalam buku Mahabits fi Al-iqtishad al-Islamy

dalam Naf’an (2014:243) mengatakan bahwa salah satu tujuan ekonomi islam

adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi. Untuk mewujudkan pertumbuhan

ekonomi, islam membutuhkan dua aspek, pertumbuhan ekonomi itu sendiri dan

pemerataan, keduanya dibutuhkan secara bersamaan. Dalam rangka pencapaian

keadilan sosioekonomi yang dapat membahagiakan, itulah realisasi pertumbuhan

ekonomi yang sangat diperlukan.

b. Indikator Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian dianggap mengalami pertumbuhan apabila pendapatan riil

masyarakat pada tahun tertentu lebih besar daripada pendapatan riil masyarakat

tahun sebelumnya. Dan indikator yang biasanya digunakan adalah tingkat

pertumbuhan PDB. Menurut Mankiw (2006:11) menggunakan istilah komponen-

komponen PDB, yitu PDB yang ditunjukkan sebagai Y dibagi atas empat

komponen; konsumsi (C), investasi (I), belanja negara (G) dan ekspor neto (NX).

Page 33: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

15

Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP)

diyakini sebagai indikator ekonomi terbaik dalam menilai perkembangan ekonomi

suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional ini mempunyai ukuran makro

utama tentang kondisi suatu negara. Mankiw (2007:19) mendefinisikan PDB

sebagai nilai pasar semua barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi dalam

perekonomian selama kurun waktu tertentu.

Sedangkan menurut Todaro dan Smith (2011) lebih lanjut mengatakan

bahwa PDB adalah indikator yang mengukur jumlah output final barang dan jasa

yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara, baik oleh penduduk (warga

negara) sendiri maupun bukan penduduk (WNA), tanpa memandang apakah

produksi output tersebut nantinya akan dialokasikan ke pasar domestik atau pun

luar negeri.

Menurut Keynes (Mankiw, 2007:115) pendapatan nasional mengalami

kenaikan atau penurunan tergantung pada total Aggregate Demand (AD). Model

permintaan agregat dibentuk dari variabel-variabel C, I, G, X-M dengan bentuk

perekonomian terbuka sebagai berikut:

Y = AD = C + I + G + NX (X-M)

Jika terjadi pertumbuhan dalam permintaan agregat maka kurva AD

bergeser ke kanan. Sisi AD terdiri dari: C, I, G dan ekspor netto (X-M) jika Y

meningkat maka permintaan agregat pun akan semakin besar. Sedangkan

pertumbuhan dari sisi penawaran agregat atau Agregate Supply (AS),

pertumbuhan ini dipengaruhi oleh peningkatan volume dari faktor-faktor produksi

Page 34: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

16

yang digunakan. Pertumbuhan juga didorong oleh peningkatan produktivitas dari

faktor-faktor tersebut.

Dalam suatu perekonomian modern perbelanjaan agregat perlu dibedakan

kepada 4 komponen utama, yaitu pengeluaran rumah tangga atau konsumsi rumah

tangga, investasi yang dilakukan oleh pihak swasta, pengeluaran pemerintah

dalam bentuk konsumsi dan investasi pemerintah, dan ekspor bersih yaitu ekspor

dikurangi impor. Ciri-ciri dari setiap komponen perbelanjaan agregat tersebut

dikurangkan dalam uraian di bawah ini.

1) Konsumsi dan Tabungan Rumah Tangga

Dari data pendapatan nasional di berbagai negara, termasuk di

negara kita, dengan nyata dapat dilihat bahwa konsumsi rumah tangga

merupakan komponen yang sangat penting dalam perbelanjaan agregat, di

kebanyakan negara konsumsi rumah tangga merupakan 60-70 persen dari

pendapatan nasional.

2) Investasi Perusahaan

Ada dua macam investasi yaitu investasi fisik dan investasi

keuangan. Pemilik-pemilik modal yang membeli saham-saham di bursa

saham selalu dipandang sebagai melakukan investasi yang bersifat

keuangan. Sedangkan investasi fisik meliputi perbelanjaan perusahaan-

perusahaan untuk membeli barang-barang modal untuk meningkatkan

Page 35: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

17

kemampuan suatu perekonomian menghasilkan barang dan jasa di masa

depan.

3) Pengeluaran Pemerintah

Pada dasarnya ada tiga faktor penting yang akan menentukan

pengeluaran pemerintah pada suau tahun tertentu, yaitu: (i) pajak yang

diharapkan akan diterima, (ii) pertimbangan-pertimbangan politik, (iii)

persoalan-persoalan ekonomi yang dihadapi.

4) Ekspor dan Impor

Ekspor akan memberikan efek yang positif ke atas kegiatan

ekonomi negara karena ekspor merupakan pengeluaran penduduk negara

lain ke atas barang-barang yang dihasilkan di dalam negeri. Impor

menimbulkan efek yang sebaliknya, yaitu pengeluaran ke atas barang

impor meningkat. Ini berarti pendapatan yang diterima telah dibelanjakan

untuk membeli barang yang diproduksikan di negara-negara lain dan

mengurangi perbelanjaan ke atas barang-barang dalam negeri. (Sukirno,

2007)

c. Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Subandi (2011) adapun faktor-faktor penentu prospek

pertumbuhan ekonomi Indonesia secara umum, yaitu:

1). Faktor produksi

Page 36: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

18

2). Faktor investasi

3). Faktor perdagangan luar negeri dan neraca pembayaran

4). Faktor kebijakan moneter dan inflasi

5). Faktor keuangan negara

Menurut Riyandono (2008:53) Islam melarang umatnya menimbun harta

dan membiarkannya tidak produktif. Harta harus senantiasa berputar agar lebih

memberikan kemaslahatan bagi pemiliknya sendiri, bagi orang lain maupun

lingkungannya, dengan demikian harta tersebut tidak hanya berputar di antara

orang-orang kaya saja. Zakat yang diwajibkan dalam Islam memiliki fungsi salah

satunya adalah sebagai instrument untuk mendorong bahkan bisa digunakan untuk

memaksa seseorang uantuk menjadikan hartanya agar senantiasa produktif. Di sisi

lain zakat tersebut akan membuat perekonomian berputar. Dengan berputarnya

harta dalam perekonomian maka akan meningkatkan output (perkembangan dan

pertumbuhan ekonomi.

Menurut Skousen (2005:190) dalam Anggraini (2016) ZIS berkontribusi

pada pertumbuhan ekonomi melalui jalur permintaan agregat maupun jalur

penawaran agregat. Dampak positif dari ZIS pada konsumsi dan investasi secara

jelas akan menaikkan permintaan agregat dalam perekonomian. Menurut

Riyandono (2008:55) dalam Anggraini (2016) zakat memiliki kemampuan untuk

mendorong perekonomian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang

tergantung dari bagaimana pengelolaannya.

Page 37: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

19

Sedangkan menurut Tambunan (2001), mengatakan bahwa di dalam teori-

teori konvensional, pertumbuhan ekonomi sangat ditentukan oleh ketersediaan

dan kualitas dari faktor-faktor produksi seperti SDM, kapital, teknologi, bahan

baku, entrepreneurship, dan energi. Akan tetapi, faktor penentu tersebut untuk

pertumbuhan ekonomi jangka panjang, bukan pertumbuhan ekonomi jangka

pendek.

Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan lebih

baik, sama atau lebih buruk dari beberapa tahun sebelumnya lebih ditentukan oleh

faktor-faktor yang sifatnya lebih jangka pendek, yang dapat dikelompokkan dalam

faktor internal dan eksternal.

1. Faktor Eksternal

Kondisi perdagangan dan perekonomian regional atau perekonomian

dunia merupakan faktor eksternal yang sangat penting untuk mendukung

pemulihan ekonomi Indonesia. kondisi ini sangat berpengaruh terhadap

prospek pertumbuhan ekspor dan investasi asing dalam negeri.

Faktor eksternal penentu pertumbuhan ekonomi didominasi oleh

faktor-faktor ekonomi, seperti perdagangan internasional dan pertumbuhan

ekonomi kawasan atau dunia. Adapun beberapa indikator makro ekonomi luar

negeri yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu

seperti inflasi dan tingkat bunga di luar negeri. Karena kedua variabel ini

mempengaruhi komponen PDB yaitu ekspor dan investasi.

Page 38: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

20

1) Tingkat Bunga di Luar Negeri

Dalam lingkup eksternal tingkat suku bunga sangat berperan

terhadap arus modal masuk dan keluar. Oleh karena itu upaya

pengendalian tingkat suku bunga yang dilakukan harus selalu

memperhatikan keseimbangan di antara berbagai faktor. Bagi otoritas

moneter, perkembangan dan tingkat suku bunga merupakan satu indikator

moneter yang sangat penting. Suku bunga diupayakan dapat menunjang

pencapaian sasaran-sasaran makro yang ditetapkan pemerintah.

Case dan Fair (2007:172) menyatakan bahwa ada hubungan timbal

balik antara investasi yang direncanakan dengan tingkat bunga, ketika

tingkat bunga turun, investasi direncanakan naik, dan sebaliknya ketika

tingkat bunga naik maka investasi direncanakan turun. Bond dan Kurniati

(1994), mengemukakan bahwa suku bunga domestik sangat terkait dengan

suku bunga internasional. Turunnya tingkat suku bunga internasional akan

mendorong meningkatnya aliran modal masuk. Dengan meningkatnya

aliran modal masuk akan menyebabkan turunnya suku bunga domestik,

terlepas dari faktor yang menyebabkan meningkatnya aliran modal masuk

tersebut.

Menurut Setiawan (2010) dalam Andrian (2013) perekonomian

Indonesia yang termasuk sistem perekonomian terbuka kecil (small open

economy) dan sistem nilai tukar mengambang bebas, tidak akan lepas dari

prinsip perekonomian global, dan prinsip liberasi perdagangan, dimana

Page 39: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

21

semakin besar transaksi perdagangan dan keuangan internasional akan

berpengaruh pada besaran aliran dana dari luar negeri yang masuk (capital

inflow) dan keluar (capital outflow).

Nilai suku bunga domestik di Indonesia sangat terkait dengan suku

bunga internasional. Hal ini disebakan oleh akses pasar keuangan

domestik terhadap pasar keuangan internasional dan kebijakan nilai tukar

yang kurang fleksibel. (Laksmono, 2001)

Dalam konteks ini, secara khusus selisih antara suku bunga luar

negeri dengan suku bunga domestik seringkali sangat menjadi insentif

bagi masuknya modal asing. Bila suku bunga luar negeri turun, sementara

suku bunga domestik tetap, maka secara otomatis menjadi peningkatan

risk premium sehingga bisa mejadi insentif bagi capital inflow. Namun, di

sisi lain kurs Rupiah akan terapresiasi sehingga barang-barang produksi

dalam negeri menjadi tidak kompetitif di pasar internasional. Ada

kecenderungan bahwa penurunan suku bunga luar negeri diikuti oleh

penurunan penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. Sebaliknya

peningkatan suku bunga asing tersebut juga diikuti oleh peningkatan

penanaman modal asing (PMA) di Indonesia. dengan kata lain ada

kedenderungan suku bunga asing berkorelasi positif dengan PMA di

Indonesia (Sriwardiningsih, 2010).

Dengan pendekatan IS-LM, turunnya suku bunga luar negeri akan

menyebabkan para investor asing tertarik untuk membeli aset di luar

Page 40: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

22

negeri. Untuk dapat berinvestasi, mereka harus membeli mata uang asing

yang akan menguatkan nilai tukar tersebut. Penguatan nilai tukar akan

menurunkan nilai ekspor neto sehingga kurva IS bergeser ke kiri.

Sebaliknya dengan meningkatnya suku bunga luar negeri, akan membuat

investor domestik membawa uangnya ke luar negeri. Arus keluar modal

akan melemahkan nilai tukar. Selanjutnya hal ini akan memperbaiki

ekspor neto dan meningkatkan output sehingga kurva IS bergeser ke kanan

dan suku bunga meningkat (Raharja dan Manurung, 2008).

2) Inflasi di Luar Negeri

Inflasi luar negeri adalah inflasi yang bersumber dari kenaikan

harga barang di luar negeri atau masalah ketidakseimbangan dalam neraca

pembayaran. Kedua faktor ini akan menyebabkan harga barang-barang

impor meningkat dan menimbulkan kenaikan biaya produksi di dalam

negeri. Struktur perekonomian dengan ketergantungan impor yang tinggi

khususnya untuk barang modal dan bahan baku, dalam jangka pendek

dalam menimbulkan kerentanan terhadap keseimbangan eksternal ketika

kegiatan investasi terus mengalami peningkatan. (www.BI.go.id, diakses

20 november 2017)

Dalam penelitian Sriwardiningsih (2010) dampak inflasi yang

terjadi di luar negeri mengakibatkan harga-harga barang yang diproduksi

dalam negeri mereka meningkat. Peningkatan harga-harga tersebut

kemudian menyebabkan investasi di dalam negeri mereka menjadi lebih

Page 41: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

23

mahal, yang mendorong para investor untuk meningkatkan investasinya ke

negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dimana SDA dan SDM

yang dimiliki Indonesia sangat melimpah. Dengan kata lain, trend

peningkatan inflasi di luar negeri diikuti oleh peningkatan PMA di

Indonesia.

Menurut Sukirno (2005) dalam Pratiwi (2015) inflasi dapat

mempengaruhi stabilitas perekonomian di suatu negara karena dapat

menurunkan produksi. Menurunnya produksi tidak akan diimbangi dengan

permintaan barang yang menurun karena tingkat inflasi yang tinggi dalam

suatu negara. Inflasi memberikan dampak negatif terhadap kegiatan

investasi berupa biaya investasi yang tinggi. Biaya investasi akan lebih

murah jika tingkat inflasi suatu negara rendah dan akan meningkatkan

PMA di Indonesia.

2. Faktor Internal

Kolawole (2013) dalam Ismaila (2015) menegaskan bahwa stabilitas

mekroekonomi merupakan dasar fundamental pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan, karena meningkatkan tabungan nasional dan investasi swasta

dan juga meningkatkan ekspor dan pembayaran, bersamaan dengan

meningkatkan daya saing. Stabilitas makroekonomi, menjamin kesejahteraan

ekonomi rakyat secara luas. Untuk tujuan ini, ada beberapa faktor yang

diidentifikasi sebagai penentu potensial stabilitas makroekonomi seperti

rendahnya inflasi, defisit rendah stabilitas suku bunga riil dan hubungan

Page 42: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

24

pertukaran. Faktor-faktor tersebut di atas adalah pendorong serius

pertumbuhan ekonomi.

2. Nilai Tukar

Menurut Samuelson dan Nordhaus (2004:305) nilai tukar dapat diartikan

sebagai jumlah unit mata uang yang dibutuhkan untuk dapat ditukarkan dengan

per unit mata uang lain, atau dengan kata lain, harga suatu mata uang terhadap

mata uang lainnya. Menurut Manurung (2008:91) yang dimaksud dengan valuta

asing adalah mata uang negara lain dari suatu perekonomian. Mata-mata uang

yang dipergunakan mempunyai harga tertentu dalam mata uang negara lain untuk

dapat digunakan dalam kegiatan ekonomi. Harga tersebut menggambarkan berapa

banyak suatu mata uang harus dipertukarkan untuk memperoleh satu unit mata

uang lain.

Nilai tukar uang merepresentasikan tingkat harga pertukaran dari satu

mata uang ke mata uang yang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi,

antara lain transaksi perdagangan internasional, investasi internasional ataupun

aliran uang jangka pendek antar negara, yang melewati batas-batas geografis

ataupun batas-batas hukum (Karim, 2007).

Perubahan dalam nilai tukar disebut depresiasi dan apresiasi. Keadaan

dimana nilai tukar mata uang suatu negara meningkat atas mata uang asing disebut

depresiasi, dan sebaliknya keadaan dimana nilai tukar mata uang suatu negara

menurun atas mata uang asing disebut apresiasi. Depresiasi mata uang suatu

negara membuat harga barang-barangnya menjadi lebih murah bagi pihak luar

Page 43: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

25

negeri. Adapun sebaliknya apresiasi membuat mata uang suatu negara rmenjadi

lebih mahal bagi pihak luar negeri. (Krugman dan Obstfeld, 1999)

Jadi, nilai tukar Rupiah adalah nilai mata uang suatu negara yang diukur

berdasarkan perbandingan dengan mata uang negara lain. Ketika mata uang asing

menjadi lebih mahal, ini berarti nilai relatif mata uang dalam negeri merosot.

Turunnya harga valuta asing disebut apresiasi mata uang dalam negeri, dan

apabila mata uang asing menjadi lebih murah, ini berarti nilai relatif mata uang

dalam negeri meningkat. Perubahan nilai tukar valuta asing dipengaruhi oleh

permintaan dan penawaran di pasar valuta asing. Sesuai dengan hukum

permintaan dan penawaran. Ada beberapa sebab yang mempengaruhi perubahan

nili tukar seperti; neraca ekspor impor, aliran modal, perubahan struktur, dan

perdagangan, dll. (Dornbusch dan Fisher, 1994).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Valas

a. faktor pembayaran impor apabila impor barang dan jasa semakin tinggi,

maka permintaan akan valas menjadi semakin besar, dan hal ini akan

menyebabkan nilai tukar cenderung melemah. Begitupun sebaliknya

apabila impor menurun, maka permintaan akan valas menurun, dan

mendorong penguatan nilai tukar, dengan asumsi dimana hal lain dalam

keadaan konstan.

b. Faktor aliran modal keluar (capital outflow)

Page 44: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

26

Apabila aliran modal keluar semakin besar, maka akan menyebabkan

permintaan akan valas menjadi semakin meningkat, sehingga mendorong

nilai tukar semakin melemah.

c. Kegiatan spekulasi

Keadaan dimana para spekulan melakukan permintaan terhadap valuta

asing dalam jumlah besar, maka akan mempengaruhi nilai tukar menjadi

semakin melemah terhadap mata uang asing.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Valuta Asing:

a. Faktor Penerimaan Hasil Ekspor

Apabila penerimaan hasil ekspor semakin tinggi, maka jumlah valas yang

dimiliki juga semakin tinggi, sehingga nilai tukar terhadap mata uang

asing semakin menguat (apresiasi).

b. Faktor Aliran Modal Masuk (capital inflow)

Salah satu yang termasuk aliran modal masuk adalah penanaman modal

asing. Baik penanaman modal jangka pendek (portfolio investment)

maupun investasi langsung (foreign direct investment) akan membuat nilai

tukar cenderung menguat (apresiasi).

Pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat

beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi

permintaan dan sisi penawaran domestik. Dari sisi permintaan, penurunan nilai

Page 45: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

27

tukar akan mempengaruhi investasi melalui absorb domestic atau expenditure

reducing effect. (Pujialwanto, 2014)

Menurut Cahyanto (2012) dalam Pratiwi dkk (2015) penurunan nilai tukar

akan menurunkan aset riil masyarakat karena meningkatnya tingkat harga secara

umum sehingga permintaan domestik masyarakat akan menurun. Keadaan

tersebut akan menurunkan pengeluaran alokasi modal pada investasi. Sedangkan

dari sisi penawaran, nilai tukar rupiah akan berpengaruh tidak menentu terhadap

investai yang masuk dalam suatu negara. Pengaruh aspek pengalihan pengeluaran

(expenditure switching) yang akan merubah nilai investasi tersebut. Produk impor

yang diukur dengan mata uang domestik akan menaikkan harga barang ekspor

terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan.

Kebijakan nilai tukar mata uang besar pengaruhnya terhadap kegiatan

transaksi perusahaan. Terutama perusahaan yang tergantung pada impor dan yang

berorientasi pada pasar luar negeri. Hal ini dapat terjadi karena besarnya nilai

tukar akan mempengaruhi harga barang yang diperdagangkan, sekaligus

berpengaruh terhadap besarnya investasi. Kebijaksanaan nilai tukar di Indonesia

diarahkan untuk memelihara stabilitas neraca pembayaran dengan cara

mempertahankan dan memperbaiki tingkat daya saing ekonomi nasional dengan

senantiasa memelihara stabilitas pasar financial domestik serta perkembangan

pasar internasional.

Penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing pun mempunyai

pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal. Dengan menurunnya nilai

Page 46: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

28

tukar rupiah terhadap mata uang asing akan mengakibatkan meningkatnya biaya

impor bahan-bahan baku yang akan digunakan untuk produksi dan juga

meningkatkan suku bunga. Walaupun menurunnya nilai tukar juga dapat

mendorong perusahaan untuk melakukan ekpor.

3. Tingkat Suku Bunga (BI rate)

Menurut Sunariyah (2004:80) suku bunga adalah harga dari sebuah

pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai persentase uang pokok per unit. Saat

tingkat suku bunga rendah, maka dana yang mengalir akan semakin banyak dan

pertumbuhan ekonomi semakin meningkat. Sebaliknya, ketika tingkat bunga

tinggi, maka sedikit dana yang mengalir akan mengakibatkan pertumbuhan

ekonomi yang rendah.

Suku bunga adalah pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam

bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah bunga yang diterima

tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. (Case dan Fair, 2001:635)

Menurut Ken dan Gultman, suku bunga merupakan sebuah harga dan

sebagaimana harga lainnya maka tingkat suku bunga ditentukan oleh interaksi

antara permintaan dan penawaran (Laksmono, 2001).

Adapun fungsi suku bunga adalah:

a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih

untuk diinvestasikan.

Page 47: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

29

b. Suku bunga dapat digunakan sebagai instrumen moneter dalam rangka

mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam

suatu perekonomian. Misalnya pemerintah memberi tingkat bunga

yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.

c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah

uang beredar. Ini berarti pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang

dalam suatu perekonomian. (Sunariyah, 2004:81)

Sedangkan BI rate adalah tingkat bunga kebijakan yang mencerminkan

sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan

diumumkan kepada publik. BI rate diumumkan oleh dewan gubernur bank

Indonesia setiap rapat dewan gubernur bulanan dan diimplementasikan pada

operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas

(liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional

kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada

perkembangan tingkat bunga pasar uang antra bank overnight (PUAB O/N).

Pergerakan di tingkat bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh

perkembangan tingkat bunga deposito, dan pada gilirannya tingkat bunga kredit

perbankan.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain dalam perekonomian, bank

Indonesia akan menaikkan BI rate apabila inflasi ke depan diperkirakan

melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya bank Indonesia akan

Page 48: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

30

menurunkan BI rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran

yang telah ditetapkan.

Penentuan arah kebijakan moneter diantaranya untuk menentukan tingkat

BI rate, BI rate mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk faktor eksternal.

Hal ini karena karakteristik sistem perekonomian Indonesia yang menganut sistem

perekonomian terbuka kecil (Small Open Economy) dan sistem nilai tukar

mengambang bebas (Free Floating Exchange Rate), tidak akan lepas dari prinsip

perekonomian global, dan prinsip liberalisasi perdagangan, dimana semakin besar

transaksi perdagangan dan keuangan internasional akan berpengaruh pada besaran

aliran dana dari luar negeri yang masuk (capital inflow) dan yang keluar (capital

outflow)

3. Inflasi

Menurut Rahardja dan Manurung (2004:155) mengatakan bahwa, inflasi

adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-

menerus. Sedangkan menurut Ebert dan Griffin (2003:19) inflasi merupakan

kondisi dimana jumlah barang yang beredar lebih sedikit dari jumlah permintaan

sehingga akan mengakibatkan terjadinya kenaikan harga yang meluas dalam

sistem perekonomian secara keseluruhan.

Adapun jenis inflasi dapat dibedakan berdasarkan pada tingkat laju inflasi

(Murni, 2006:204) yaitu:

Page 49: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

31

a. Moderat inflation (laju inflasi antara 7-10%) dan ditandai dengan

harga-harga yang meningkat secara lambat.

b. Galloping inflation atau inflasi ganas (laju inflasi antara 20-100%)

inflasi ini dapat menimbulakn gangguan-gangguan serius terhadap

perekonomian dan meimbulkan distorsi besar dalam perekonomian.

c. Hyperinflation (laju inflasi >100%) inflasi ini tingkatnya sangat tinggi

Sebenarnya, tidak ada patokan yang baku sampai seberapa rendah target

inflasi yang ditetapkan. Banyak negara yang menoleransi inflasi moderat

(moderate inflation) dengan satu digit seperti 9, 8 atau 7 persen, ini dikarenakan

inflasi yang moderat dapat merangsang pertumbuhan ekonomi, melalui

dampaknya pada redistribusi pendapatan dari mereka yang berpondapatan tinggi

ke mereka yang berpendapatan rendah.

Akan tetapi jika inflasi sudah mengganas (galloping inflation) dengan dua

atau tiga digit seperti yang pernah terjadi di Argentina dan Brasil tahun 1970-an

atau 1980-an, atau “hiperinflasi” (hyperinflation) dengan lima atau enam digit

seperti yang pernah terjadi di Jerman tahun 1920-an maka permasalahan serius

dalam perekonomian akan muncul. Di Indonesia sejak tahun 2005 Bank Indonesia

sebagai pemegang otoritas moneter menetapkan target inflasi (inflation target)

sebesar kurang lebih 7% per tahunnya, sebagai perwujudan dari stabilitas harga.

Inflasi juga dapat dilihat berdasarkan sumbernya. Inflasi ini dibagi menjadi

dua, yaitu domestic inflation dan imported inflation. Domestic inflation

Page 50: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

32

merupakan inflasi yang berasal dari dalam negeri itu sendiri misalnya inflasi

yangg disebabkan oleh defisit keuangan negara yang ditutupi dengan pengenaan

pajak oleh pemerintah atau dengaan pencetakan uang baru. Imported inflation,

yaitu inflasi yang bersumber dari kenaikan harga-harga barang yang diimpor,

terutama barang impor tersebut mempunyai peranan penting atau dalam setiap

produksi (Murni, 2006:204-205).

Ekonom Islam Taqiuddin Ahmad Ibn Al-Maqrizi yang merupakan salah

satu murid dari Ibn Khaldun, menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu:

(Karim, 2014:139)

a. Natural Inflation

Sesuai dengan namanya infasi ini diakibatkan oleh sebab-sebab

alamiah, dimana orang tidak mempunyai kendali atasnya (mencegah).

Ibn Al-Maqrizi mengatakan bahwa inflasi ini adalah inflasi yang

diakibatkan oleh turunnya penawaran agregat (AS) atau naiknya

permintaan agregat (AD).

Maka natural inflation dapat diartikan sebagai:

(1) Gangguan terhadap jumlah barang dan jasa yang diproduksi dalam

suatu perekonomian. Misalnya jumlah barang dan jasa turun

sedangkan jumlah uang beredar dan kecepatan peredaran uang

tetap, maka konsekuensinya tingkat harga naik.

Page 51: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

33

(2) Naiknya daya beli masyarakat secara riil, misalnya nilai ekspor

lebih besar dari pada nilai impor, sehingga secara netto impor uang

yang mengakibatkan jumlah uang beredar turun sehingga jika

kecepatan peredaran uang dan jumlah barang dan jasa tetap maka

tingkat harga naik.

b. Human Error Inflation

Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-

kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri. Adapun penyebabnya:

(1) Korupsi dan administrasi yang buruk

Al-Maqrizi mengatakan bahwa pengangkatan para pejabat

pemerintah yang berdasarkan pemberian suap dan bukanlah

kapabilitas, akan menempatkan orang-orang yang tidak

mempunyai kredibilitas pada berbagai jabatan penting dan

terhormat, baik dikalangan legislatif, yudikatif, maupun eksekutif.

(2) Pajak yang berlebihan (Excessive tax).

Excessive tax dapat mengakibatkan terjadinya efficiency loss atau

dead weight loss

(3) Pencetakan uang dengan maksud untuk menarik keuntungan yang

berlebihan (excessive seignorage).

Ekonomi Islam Al-Maqrizi berpendapat bahwa pencetakan uang

yang berlebihan jelas akan mengakibatkan naiknya tingkat harga

umum (inflasi). Kenaikan harga komoditi tersebut adalah kenaikan

Page 52: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

34

dalam bentuk jumlah uang nominal, sedangkan jika diukur dalam

emas (dinar) maka harga komoditi tersebut jarang sekali mengalami

kenaikan.

Terdapat beberapa indikator yang digunakan untuk mengetahui laju inflasi

selama satu periode tertentu, yaitu:

a. Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah angka indeks yang menunjukkan

tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam satu

periode tertentu. Angka IHK diperoleh dengan menghitung harga-harga

barang dan jasa utama yang dikonsumsi masyarakat dalam satu periode

tertentu.

b. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) perbedaan antara IHK dan IHPB

adalah apabila IHK melihat inflasi dari sisi konsumen sedangkan IHPB

melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh akrena itu IHPB sering juga disebut

sebagai indeks harga produsen. IHPB menunjukkan harga yang diterima

produsen dalam berbagai tingkat produksi.

c. Indeks Harga Implisit (GDP deflator) menggambarkan pengukuran level

harga barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian suatu

negara. Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB atas dasar harga

nominal dengan PDB atas dasar harga konstan (Rahardja dan Manurung,

2008:365).

Page 53: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

35

Ketika suatu negara mengalami kenaikan inflasi yang tinggi dan bersifat

tidak menentu (uncertainty) maka resiko dari investasi dalam aset-aset keuangan

akan meningkat dan kredibilitas mata uang domestik akan melemah terhadap mata

uang global. Dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat menurut Rahardja

dan Manurung (2004) adalah:

a. Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat

Inflasi menyebabkan daya beli masyarakat menjadi semakin rendah,

terutama pada orang yeng berpenghasilan tetap. Karena kenaikan upah

tidak secepat kenaikan harga-harga, sehingga menurunkan upah riil

masyarakat berpenghasilan tetap.

b. Memperburuk distribusi pendapatan

Bagi msyarakat berpendapatan tetap akan menghadapi kemeroosotan nilai

riil dari pendapatannya. Dan pemilik kekayaan dalam bentuk uang

punakan mengalami penuruunan juga. Akan tetapi, bagi pemilik kekayaan

tetap seperti tanah dan bangunan dapat mempertankan atau justru

menambah niali riil kekayaannya. Dengan demikian, inflasi akan

menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan yang

berpendapatan tetap dengan para pemilik kekayaan tetap akan menajdi

semakin tidak merata.

Dalam suatu negara prospek pembangunan ekonomi jangka panjangnya

akan menjadi semakin memburuk apabila inflasi tindak dapat dikendalikan.

Page 54: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

36

Menurut Fischer (1993) dalam Erbaykal dan Okuyan (2008) inflasi dapat

mengurangi pertumbuhan, investasi, dan produktivitas. Inflasi yang semakin

tinggi dan tak terkendali cenderung menurunkan investasi yang produktif,

mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Sehingga pada akhirnya kecenderungan

ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi.

5. Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS)

a. Definisi Zakat, Infaq, dan Shodaqoh

(1). Pengertian Zakat

Secara bahasa zakat berarti an-numu wa az-ziyadah (tumbuh dan

bertambah). Kadang-kadang dipakaikan dengan makna ath-thaharah (suci) dan

al-barakah (berkah). Zakat dalam pengertian suci, adalah membersihkan diri,

jiwa, dan harta. Seseorang yang mengeluarkan zakat berarti dia telah

membersihkan diri dan jiwanya dari penyakit kikir, membersihkan hartanya dari

hak orang lain. Sementara itu zakat dari pengertian berkah adalah sisa harta yang

sudah dikeluarkan zakatnya secara kualitatif akan mendapat berkah dan akan

berkembang walaupun secara kuantitatif jumlahnya berkurang.

Zakat merupakan mengeluarkan bagian tertentu dari harta tertentu yang

telah sampai nishabnya untuk orang-orang yang berhak menerimanya. Pada

definisi lain, zakat juga berarti pemindahan pemilikan harta tertentu untuk orang

yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. (Rozalinda, 2015:247-

248)

Page 55: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

37

Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dan dengan pengertian

menurut istilah, sangat nyata dan erat sekali, yaitu bahwa harta yang dikeluarkan

zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci dan

baik. Adapun dasar hukum zakat yaitu:

كىة واركعىا مع الزاكعيهواقيمىا الصلىة واتىا الش

Artinya: “dan dirikanlah oleh mu sholat dan keluarkanlah zakat dan tunduklah

bersama orang-orang yang tunduk” [Q.S. Al Baqarah [2]:43].

Syarat wajib zakat yang dikenakan kepada Muzakki (orang yang wajib

membayar zakat) yaitu: baligh dan berakal, mencukupi nishab (jumlah harta yang

ditentukan secara hukum), harta itu miliki sendiri dan sempurna, sampai haul

(sudah sampai 1 tahun), dan berkembang.

Dan adapun yang menjadi mustahik (orang-orang yang berhak menerima

zakat) yaitu: fakir, miskin, amil (orang yang mengumpulkan dan membagikan

zakat), muallaf, riqab (budak), gharimin (orang yang berhutang), sabilillah

(kepentingan di jalan Allah), ibnu sabil (orang yang sedang dalam perjalanan dan

kehabisan bekal).

Beberapa hikmah zakat dan manfaat zakat antara lain sebagai berikut:

a). Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, menghilangkan

sifat kikir, rakus, dan materialistis, membersihkan dan

mengembangkan harta yang dimiliki.

Page 56: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

38

b). Menolong dan membantu fakir miskin ke arah hidup yang lebih

baik dan sejahtera

c). Sebagai pilar amal bersama (jama’i) antara orang-orang kaya yang

berkecukupan kepada para mujahid

d). Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana dan

prasarana yang harus dimiliki umat Islam

e). Untuk mensyaratkan etika bisnis yang benar

f). Sebagai instrumen pemerataan pendapatan untuk kesejahteraan

umat

g). Islam mendorong umatnya untuk mampu bekerja dan berusaha

sehingga memiliki kekayaan baik untuk dirinya sendiri maupun orang

lain.

Zakat yang dikelola dengan baik akan mampu membuka lapangan kerja

dan usaha yang luas, sekaligus penguasaan aset-aset oleh umat Islam. Dengan

demikian zakat menurut Yusuf al Qardhawi adalah ibadah maaliyah al

ijtima’iyyah, yaitu ibadah di bidang harta yang memiliki fungsi strategis, penting,

dan menentukan dalam membangun kesejahteraan masyarakat (Hafidhuddin,

2002:15).

Page 57: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

39

(2). Pengertian Infaq

Infaq adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang setiap kali

memperoleh rezeki sebanyak yang dikehendakinya. (Hidayat, 2010:316).

Sedangkan menurut Hafidhuddin (2003:19) “infak” berasal dari kata anfaqa yang

berarti mengeluarkan sesuatu harta untuk suatu kepentingan. Adapun nilai rezeki

yang harus diinfakkan adalah “kelebihan dari keperluan”.

Berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2011

tentang pengelolaan zakat, di pasal 1 ayat 3 terdapat pengertian infaq. Infaq adalah

harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk

kemaslahatan umat.

Dasar hukum infak itu sendiri yaitu:

الذيه يؤمنىن بالغ ويقيمىن الصلىة ومما رسقنهم ينفقىن

Artinya: “mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan sholat, yang

menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”[Q.S. Al

Baqarah [2]:3]

Perbedaan antara zakat dengan infaq dapat dilihat dari waktu

dikeluarkannya, dalam zakat ada nishabnya, sedangkan infaq tidak ada. Baik

seseorang itu memiliki penghasilan tinggi maupun rendah. Selain itu, zakat hanya

diberikan kepada delapan ashnaf sedangkan infaq dapat diberikan pada siapa pun

juga, baik keluarga, anak yatim, dan lain-lain. Infaq tidak ditentukan jenisnya,

jumlah dan kadarnya, serta waktu penyerahannya.

Page 58: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

40

(3). Pengertian Shodaqoh

Istilah sedekah berasal dari bahasa Arab shodaqo. Kata shodaqoh diartikan

yang niatnya mendapatkan pahala dari Allah, bukan sebagai penghormatan.

Secara umum, dapat diartikan bahwa, sedekah adalah pemberian dari seorang

muslim secara sukarela tanpa dibatasi waktu dan jumlah (haul dan nishab) sebagai

kebaikan dengan mengharap ridho Allah.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2011

tentang Pengelolaan Zakat pasal 1 ayat 4, sedekah adalah harta atau non harta

yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha diluar zakat untuk

kemaslahatan umat. (Anggraeni, 2016)

Menurut Hafidhuddin (1998:15) Shodaqoh berasal dari kata shodaqo yang

berarti benar. Maksudnya dalam hal ini shodaqoh merupakan wujud dari

ketaqwaan seseorang, bahwa orang yang bersedekah adalah orang yang

membenarkan pengakuan sebagai orang yang bertaqwa melalui amal perbuatan

positif kepada sesamanya baik berupa amal atau yang lainnya.

Berdasarkan definisi diatas pengertian sedekah sama dengan pengertian

infaq, hanya saja apabila infaq hanya berkaitan dengan materi sedangkan sedekah

memiliki arti lebih luas menyangkut hal yang bersifat non materi.

Adapun dasar hukum sedekah yaitu:

مه ذاالذي يقزض هللا قزظا حسنا فيععفه له اظعافا كثيزة وهللا يقبط ويبصط واليه تزجعىن

Page 59: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

41

Artinya: “Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik

(menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan ganti

kepadanya dengan banyak. Allah menahan dan melapangkan (rezeki) dan kepada

Nya lah kamu dikembalikan” [Q.S. Al Baqarah [2]:245].

Sedekah secara hukumnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu, sedekah

wajib dan sedekah tidak wajib. Sedekah wajib dikategorikan zakat sedangkan

sedekah yang tidak wajib dikategorikan infaq. Zakat wajib dikeluarkan apabila

telah mencapai nishab dan haul. Sedangkan infaq boleh dikeluarkan secraa

sukarela baik harta tersebut belum atau telah mencapai syarat-syarat untuk

berzakat. Dengan demikian orang yang berzakat itu sebenarnya belum meberikan

hartanya melainkan hanya menunaikan kewajiban atas hartanya. Sedangkan yang

dikategorikan memberikan hartanya (bersedekah) adalah orang yang berinfaq.

Karena dalam setiap harta yang dimiliki oleh seseorang itu ada hak bagi orang

yang miskin dan orang yang tidak beruntung dalam perekonomian. (Anggraini,

2016).

(4). Makro Ekonomi Zakat

F.R Faridy (1983) dalam Wibisono (2015) mengatakan bahwa sejak lama

zakat telah dianjurkan sebagai instrumen kebijakan fiskal untuk stabilisasi

perekonomian dengan adanya diskresi yang dimiliki oleh pemerintah atau otoritas

fiskal. Disini, belanja dana zakat bisa tidak sama dengan dana zakat yang

terkumpul, tergantung pada situasi perekonomian. Pada saat perekonomian

mengalami ekspansi, pengumpulan dana zakat meningkat akibat naiknya basis

Page 60: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

42

zakat. Namun, pada saat yang sama, jumlah penerima zakat akan berkurang

karena kondisi ekonomi yanhg sedang baik. Dengan demikian, dimungkinkan

untuk memperoleh surplus dana zakat. Ketika perekonomian sedang mengalami

resesi, jumlah muzaki berkurang dan sebaliknya jumlah mustahik meningkat.

Maka hal ini akan membawa kita pada defisit dana zakat dimana defisit ditutup

dengan surplus tahun sebelumnya. Dengan demikian, belanja dana zakat akan

bekerja sebagai discretionary fiscal stabilizers, dengan pemerintah sebagai

pengelolanya.

El Din (1995) berpendapat bahwa pengumpulan dan belanja dana zakat

telah ditentukan oleh syariah dan oleh karenanya tidak diperbolehkan

memanipulasi jeda antara keduanya secara diskresi sebagai kebijakan fiskal. Jika

terdapat surplus zakat, maka surplus dapat didistribusikan ke daerah lain yang

membutuhkan. Hal ini akan meminimalkan peran stabilisasi zakat. Namun, El Din

menyatakan bahwa zakat dapat dibelanjakan dalam bentuk barang konsumsi

maupun produksi, dan rasio dari barang konsumsi terhadap barang produksi dapat

digunakan sebagai instrumen fiskal.

Selain sebagai discretionary fiscal stabilizers, zakat juga berfungsi sebagai

automatic fiscal stabilizers. Zakat dengan tarif tetap bertindak sebagai pajak

proporsional yang akan menurunkan dampak pengganda sehingga akan

mengurangi fluktuasi output secara otomatis. Disaat yang sama, dana zakat yang

terkumpul akan dibelanjakan kepada kelompok miskin sehingga membuat

konsumsi kelompok ini dapat terus berjalan tanpa terpengaruh oleh kondisi

ekonomi. Hal ini membuat pengganda dan output menjadi lebih stabil. Dengan

Page 61: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

43

demikian, kombinasi fungsi zakat sebagai pajak proporsional dan tunjangan bagi

kelompok miskin, akan meredam dampak fluktuasi siklus bisnis terhadap

perekonomian.

Di samping itu, secara ekonomi moneter, zakat dapat pula mengekang laju

inflasi yang disebabkan oleh peredaran mata uang yang tidak seimbang dan

distribusi kekayaan yang tidak merata dalam masyarakat. Oleh karena itu, dengan

pengelolaan zakat yang tepat dan produktif secaara bertahap dapat menciptakan

stabilitas ekonomi. Tujuan aturan zakat adalah menciptakan distribusi pendapatan

menjadi lebih merata. Selain untuk tujuan distribusi, analisis kebijakan fiskal dan

sistem ekonomi dilakukan untuk stabilitas kegiatan ekonomi. (Rozalinda,

2015:249)

Secara keseluruhan zakat akan berkontribusi positif pada pertumbuhan

ekonomi baik melalui jalur permintaan agregat maupun jalur penawaran agregat.

dampak positif zakat pada konsumsi dan investasi secara jelas akan menaikkan

permintaan agregat dalam perekonomian. Kombinasi dampak zakat terhadap

konsumsi dan investasi akan meningkatkan permintaan agregat perekonomian.

Melalui dampak pengganda dalam perekonomian, hal ini akan membawa pada

peningkatan pendapatan nasional. (Wibisono, 2015)

Berdasarkan penelitian Azam dkk (2014) dalam Tambunan (2016)

menunjukkan bahwa zakat memiliki dampak positif dan signifikan terhadap

pembangunan ekonomi di Pakistan baik di tingkat mikro dan makro. Temuan ini

menunjukkan bahwa zakat, sebagai pembayaran transfer, merupakan instrumen

Page 62: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

44

penting untuk mencapai kesejahteraan sosial dalam masyarakat. Peningkatan pada

permintaan agregat dari penerima zakat akan meningkatkan permintaan untuk

produk dan karenanya meningkatkan produksi dan investasi, yang pada gilirannya

akan berdampak pada peningkatan permintaan tenaga kerja (pengangguran

menurun). Secara bersamaan, transfer kekayaan dari orang kaya kepada orang

miskin akan mencegah akumulasi kekayaan sedemikian rupa sehingga

mengurangi kesenjangan ekonomi.

Penerimaan zakat secara proporsional yaitu dalam persentase dan bukan

ditentukan nilai nominalnya. Secara ekonomi makro menciptakan built in

stability. Penerimaan zakat akan menstabilkan harga dan menekan inflasi ketika

permintaan agregat lebih besar daripada penawaran agregat. selain itu penerimaan

zakat ini dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan dalam rangka

menjamin stabilitas ekonomi. (Huda dkk, 2008)

Selain sebagai alat untuk menjamin stabilitas ekonomi, zakat juga merupakan

salah satu amal makro yang dapat mengatur akumulasi modal melalui peningkatan

rasio modal tenaga kerja dan dapat meningkatkan potensi ekonomi serta

pembangunan social dari para penerima zakat. Untuk upaya ini dalam

mentransformasikan zakat dari tugas dan nilainilai yang hanya sebatas agama

menjadi instrument pembangunan ekonomi, konsep zakat harus disesuaikan untuk

mencapai kemakmuran bagi seluruh masyarakat.

Page 63: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

45

(5). Pengelolaan Zakat di Indonesia

UU No.38/1999 menjadi milestone sejarah zakat modern, berbasis

desentralisasi dan kemitraan antara pemerintah dan masyarakat sipil dalam

peneglolaan zakat nasional. Berdasarkan UU tersebut, pengelolaan zakat nasional

dilakukan oleh BAZNAS. BAZNAS merupakan satu-satunya lembaga yang

berwenang melakukan tugas opengelolaan zakat nasional (Pasal 6). BAZNAS

menyelenggarakan fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, serta

pelaporan dan pertanggungjawaban dari kegiatan pengelolaan zakat nasional

(pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat). BAZNAS melapor ke

presiden melalui Menteri Agama dan DPR paling sedikit 1 tahun sekali (Pasal 7).

(Wibisono, 2015)

B. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan ZIS dan Pertumbuhan Ekonomi

Zakat menunjang pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran nasional

dengan dua cara, zakat mencegah penimbunan kekayaan dan mendorong

sirkulasinya. Penimbun harta mengetahui bahwa jika ia tetap membiarkan

hartanya menganggur maka zakat akan sedikit demi sedikit menghabiskannya.

Maka ia pun akan terpaksa mengeluarkan hartanya kedalam sirkulasi dengan cara

membelanjakannya atau menginvestasikannya. Investasi maupun konsumsi akan

memiliki efek penggandaan (multiplier effect), terhadap pertumbuhan pendapatan

nasional.

Page 64: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

46

Kedua, zakat dipungut dari si kaya yang jumlahnya sedikit kepaada si

miskin yang jumlahnya banyak, dan proses ini akhirnya akan meningkatlan

aggregate demand bagi barang-barang konsumsi di masyarakat karena sudah

memiliki daya beli maka kaum miskin itu akan seegra melakukan permintaan

barang dan jasa. Para industrialis akan memproduksi lebih banyak untuk

memenuhi permintaan yang meningkat tersebut. Peningkatan permintaan dan

penawaran itu selanjutnya akan menyuburkan industrialisasi, kegiatan bisnis,

ekspansi kesempatan kerja, dan pertumbuhan pendapatan nasional (Chaudry,

2012).

Al Arif (2009) menyatakan bahwa zakat akan memberikan efek terhadap

peningkatan pendapatan sehingga akan meningkatkan konsumsi masyarakat dan

memberikan efek multiplier terhadap pembangunan ekonomi. Zakat baik dalam

bentuk bantuan konsumtif maupun bantuan produktif berdasarkan mekanisme

yang ada telah mampu memberikan pengaruh cukup signifikan dalam

perekonomian melalui mekanisme efek penggandanya. Berdasarkan hal ini, maka

zakat harus mampu dikelola dengan baik agar efek penggandanya dapat dirasakan

dalam perekonomian.

Shirazi (1994) dalam Suprayitno (2013) menemukan bahwa terdapat

dampak dari pendayagunaan dana infaq dalam mengurangi kemiskinan baik di

perkotaan maupun di pedesaan Pakistan. Lebih jauh lagi yaitu dana infaq yang

dapat mengurangi kesenjangan kemiskinan dan tingkat keparahan indeks

kemiskinan. Hal ini berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat,

khususnya penerima zakat dan infaq.

Page 65: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

47

Dengan demikian peningkatan zakat, infaq, dan shodaqoh memiliki

dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila penghimpunan dan

pendistribusian ZIS meningkat maka akan berdampak kepada peningkatan

konsumsi dan investasi di masyarakat yang disebabkan oleh peningkatan

pendapatan mustahik. Pendistribusian ZIS juga dapat dilakukan dengan

memberikan modal usaha bagi para mustahik. Pendistribusian ZIS dengan cara ini

akan memberikan dua efek yaitu meningkatkan pendapatan mustahik dan juga

akan berdampak pada ekonomi secara makro.

2. Hubungan Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Malik dan Chowdhury (2001) dalam Kasidi (2012) menemukan dua hasil:

pertama, hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi adalah positif dan

signifikan secara statistik di Bangladesh, Pakistan, India dan Sri Lanka. Kedua,

sensitivitas pertumbuhan terhadap perubahan tingkat inflasi lebih kecil daripada

inflasi terhadap perubahan tingkat pertumbuhan. Implikasi kebijakan dari hasil ini

adalah fakta bahwa meskipun inflasi moderat mendorong pertumbuhan ekonomi,

pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat menyerap inflasi oleh overheating

economy.

Fisher dan Modigliani (1978) dalam Kemu (2016) menunjukkan adanya

hubungan negatif antara tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi melalui

mekanisme baru teori pertumbuhan. Hal itu pun sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Lubis (2014) menunjukkan adanya korelasi negatif antara inflasi dan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Page 66: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

48

Menurut Sukirno (2005) dalam Pratiwi (2015) inflasi dalam suatu

perekonomian dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian di suatu negara

karena dapat menurunkan produksi. Menurunnya produksi tidak akan diimbangi

dengan permintaan barang yang menurun karena tingkat inflasi yang tinggi dalam

suatu negara. Inflasi memberikan dampak negatif terhadap kegiatan investasi

berupa biaya investasi yang tinggi. Biaya investasi akan lebih murah jika tingkat

inflasi suatu negara rendah dan akan meningkatkan PMA di Indonesia.

Semakin tinggi inflasi, suku bunga cenderung akan menjadi semakin

tinggi. Pemilik modal akan berusaha untuk memperoleh suku bunga riil yang tetap

besarnya dan ini dilakukan dengan menuntut suku bunga nominal yang lebih

tinggi pada waktu inflasi yang semakin cepat. Hubungan inflasi dalam

perekonomian yaitu inflasi yang meningkat menyebabkan suku bunga naik,

kemudian investasi merosot dan pada akhirnya pengeluaran agregat semakin

menurun dan pendapatan nasional riil semakin menurun. Selain itu inflasi yang

tinggi menyebabkan ekspor semakin menurun dan menggalakkan impor. Karena

harga barang dalam negeri yang tinggi tidak diminati di pasar luar negeri.

(Sukirno, 2011)

Hasanov (2010) dalam Saymeh dan Orabi (2013) menguji kemungkinan

dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi Azerbaijan selama periode 2000-

2009. Hasil penelitian ini menunjukkani Inflasi di bawah tingkat ambang memiliki

pengaruh positif yang signifikan terhadap pertumbuhan GDP, namun hubungan

positif ini menjadi negatif ketika inflasi melampaui 13 persen.

Page 67: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

49

3. Hubungan Tingkat BI rate dan Pertumbuhan Ekonomi

Perubahan BI rate mempengaruhi tingkat bunga deposito dan tingkat

bunga kredit perbankan. Apabila perekonomian sedang mengalami kelesuan,

Bank Indonesia dapat menggunakan kebijakan moneter yang ekspansif melalui

penurunan tingkat bunga untuk mendorong aktivitas ekonomi. Penurunan tingkat

bunga kredit juga akan menurunkan biaya modal perusahaan untuk melakukan

investasi. ini semua akan meningkatkan aktivitas konsumsi dan investasi sehingga

aktivitas prekonomian semakin bergairah. Sebaliknya, apabila tekanan inflasi

mengalami kenaikan, Bank Indonesia merespon dengan menaikkan tingkat bunga

BI rate untuk mengerem aktivitas perekonomian yang terlalu cepat. Sehingga

mengurangi tekanan inflasi. Perubahan tingkat bunga BI rate mempengaruhi

perekonomian makro melalui harga aset. Kenaikan tingkat bunga akan

menurunkan harga aset seperti saham dan obligasi sehingga mengurangi kekayaan

individu dan perusahaan yang pada gilirannya mengurangi konsumsi dan

investasi. (Ambarini, 2015).

Kenaikan BI rate akan menaikkan tingkat suku bunga antar bank dan

tingkat suku bunga deposito yang berakibat pada kenaikan suku bunga kredit.

Dengan demikian BI rate tersebut memberi sinyal bahwa pemerintah

mengharapkan pihak perbankan dapat menggerakkan sektor riil untuk dapat

mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sedangkan jika BI rate

diturunkan dikhawatirkan akan memicu pelarian dana jangka pendek yang akan

mengganggu stabilitas nilai tukar Rupiah dan pertumbuhan ekonomi. (Indriyani,

2016)

Page 68: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

50

4. Hubungan Nilai Tukar (Kurs) dan Pertumbuhan Ekonomi

Nilai tukar merupakan salah satu variabel yang penting dalam suatu

perekonomian terbuka, karena variabel ini berpengaruh pada variabel lain seperti

harga, tingkat bunga, neraca pembayaran, dan transaksi berjalan (Batiz, 1994).

Nilai tukar riil suatu negara akan berpengaruh pada kondisi perekonomian makro

suatu negara, khususnya dengan ekspor netto atau neraca perdagangan. Pengaruh

ini dapat dirumuskan menajdi suatu hubungan natar nilai tukar riil dengan ekspor

netto atau neraca perdagangan. (Mankiw, 2003)

Seperti yang dijelaskan dalam teori Mundell-Fleming yang menyatakan

bahwa terdapat hubungan negatif antara kurs dengan pertumbuhan ekonomi,

dimana semakin tinggi kurs maka ekspor neto (selisih antara ekspor dan impor)

semakin rendah, penurunan ini akan berdampak pada jumlah output yang semakin

berkurang yang akan menyebabkan PDB atau pertumbuhan ekonomi menurun.

(Pratiwi, 2015)

Berdasarkan penelitian Pridayanti (2012) terdapat hubungan yang

berbanding terbalik antara nilai tukar dan pertumbuhan ekonomi, yaitu apabila

nilai tukar mengalami kenaikan maka pertumbuhan ekonomi akan mengalami

penurunan. Arize (2000) dalam Ginting (2013) menemukan adanya hubungan

negatif antara nilai tukar dan ekspor di beberapa negara termasuk Indonesia,

Filipina, dan Thailand.

Secara umum, mata uang yang lemah akan merangsang ekspor dan

membuat impor lebih mahal, sehingga mengurangi defisit perdagangan suatu

Page 69: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

51

negara (atau meningkatkan surplus dari waktu ke waktu). Sebaliknya, mata uang

yang menguat secara signifikan dapat mengurangi daya saing ekspor dan

membuat impor lebih murah, yang dapat menyebabkan defisit perdagangan akan

terus berlanjut. Karena ekspor neto memiliki korelasi negatif dengan kekuatan

mata uang domestik. Jika ekspor neto positif maka mencerminkan tingginya

permintaan akan barang dan jasa dalam negeri, tentunya hal ini akan

meningkatkan produktivitas yang menyebabkan naiknya pertumbuhan ekonomi

dalam negeri. Sebaliknya, jika ekspor neto negatif maka mencerminkan turunnya

permintaan barang dan jasa yang akan menyebabkan menurunnya produktivitas,

dan akan mengganggu laju pertumbuhan ekonomi. Semakin tinggi nilai ekspor

neto maka semakin tinggi PDB suatu negara.

C. Penelitian Terdahulu

Untuk memberi gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian maka

perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai acuan

dalam membandingkan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu sehingga

akan menghasilkan suatu analisa yang sesuai dengan teori.

1. Faraji Kasidi, “ Impact of Inflation on Economic Growth: A Case Study in

Tanzania”, Asian Journal of Empirical Research 3(4): 363-380

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dampak inflasi terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa inflasi

memiliki dampak negatif pada pertumbuhan ekonomi. Studi ini juga

mengungkapkan bahwa tidak ada kointegrasi antara inflasi dan

Page 70: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

52

pertumbuhan ekonomi selama periode studi. tidak ada hubungan jangka

panjang antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Tanzania.

2. Ismail Fahmi Lubis, “Analisis Hubungan Antara Inflasi dan

Pertumbuhan Ekonomi: Kasus Indonesia”, QE Journal Vol.03-No.01

Penelitian ini dilakukan untuk mencari korelasi jangka pendek

serta hubungan jangka panjang antara inflasi dan ekonomi di Indonesia

selama 1968 -2012. Selain itu, untuk menemukan kausalitas Granger

antara Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Produk Domestik Bruto (PDB).

Pertama kali menguji Unit-Root-nya menggunakan Augmented Dickey

Fuller, kemudian uji kointegrasi menggunakan Johansen Cointegration

Test dan hubungan kausalnya menggunakan uji Granger-Kausalitas serta

membuat mekanisme Error Correction Model (ECM).

Dalam penelitian ini ditemukan baik inflasi maupun pertumbuhan

ekonomi memiliki korelasi. Terdapat hubungan jangka panjang yang

signifikan melalui nilai probabilitas dari hubungan residual dan jangka

pendeknya melalui nilai probabilitas inflasi dan pertumbuhan ekonomi

dalam diferensiasinya. Kemudian ditemukan secara signifikan hubungan

satu arah yaitu PDB menyebabkan CPI tetapi tidak ditemukan CPI

menyebabkan GDP.

3. Nabilla Mardiana Pratiwi, “Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI,

dan Nilai Tukar Terhadap Penanaman Modal Asing dan Pertumbuhan

Page 71: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

53

Ekonomi Indonesia (Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2013)”, Jurnal

Administrasi Bisnis Vol.26 No.2 September 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Inflasi, tingkat

suku bunga SBI, dan nilai tukar terhadap penanaman modal asing dan

pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebagai Emerging Market. Jenis

penelitian yang digunakan yaitu penelitian penjelasan, dengan pendekatan

kuantitatif. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 sampel yang

diperoleh dari Triwulan 1 hingga triwulan 4 mulai tahun 2004 hingga

2013. Pengukuran pertumbuhan ekonomi menggunakan GDP harga

konstan.

Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis

jalur. Hasil pengujian secara statistik menunjukan bahwa variabel inflasi

berpengaruh negatif signifikan terhadap PMA; Tingkat suku bunga

berpengaruh positif signifikan terhadap PMA; Nilai tukar rupiah

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap PMA; Inflasi berpengaruh

negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi; tingkat suku bunga

berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi; Nilai tukar

rupiah berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

4. Lella N Q Irwan, “Penetapan dan Proyeksi Tingkat Suku Bunga Bank

Indonesia (BI rate) Hubungannya dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia”, Trikonomika volume 11 No 2, Desember 2012, ISSN

1411514X.

Page 72: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

54

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami penentuan atau

penyesuaian dan perkiraan BI rate, juga hubungan kausal antara BI rate

dan tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Penelitian ini

menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji kausalitas BI rate tidak

memiliki hubungan kausal langsung dengan pertumbuhan ekonomi.

Meskipun diindikasikan bahwa BI rate akan memiliki hubungan satu arah

dengan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, yang berarti bahwa BIrate

mengarah pada pertumbuhan ekonomi sementara pertumbuhan ekonomi

tidak dapat secara langsung mendorong perubahan BI rate.

5. Ayunia Pridayanti, “Pengaruh Ekspor, Impor, dan Nilai Tukar Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2002-2012”

Penelitian ini menggunakan analisis Ordinary Least Square. Hasil

analisa menyimpulkan bahwa variabel ekspor, impor, dan nilai tukar

secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia pada taraf signifikansi 5%. Ekspor berpengaruh

positif, sedangkan impor dan nilai tukar berpengaruh negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

6. Khairina Tambunan, “Analisis Pengaruh Investasi, Operasi Moneter, dan

ZIS Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”.

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier

berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara simultan variabel

reksadana konvensional, reksadana syariah, FASBIS, dan ZIS

Page 73: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

55

mempengaruhi PDB Indonesia periode Januari 2013-Desember 2015.

Sedangkan secara parsial diantara semua variabel reksadana syariah belum

terlihat nyata terhadap PDB riil.

7. Mohammed B Yusoff, “An Analysis of Zakat Expenditure and Real

Output: Thory and Empirical Evidence”.

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel.

Dengan zakat sebagai variabel independen dan PDB sebagai variabel

dependen. Hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa

pengeluaran zakat dapat secara signifikan menjelaskan variasi output riil.

ini menunjukkan bahwa negara-negara muslim harus melakukan upaya

serius untuk meningkatkan efisiensi pengumpulan dan pengeluaran zakat

untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ummat.

8. Siti Melani Gustiani Willis, “Pengaruh Dana ZIS serta Variabel

Makroekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2011-

2015”, skripsi 2016.

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh distribusi zakat,

infak dan sedekah serta variabel makroekonomi terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia dengan menggunakan metode Vector Correction

Error Model (VECM). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah PDB riil Indonesia, distribusi ZIS di BAZNAS Pusat dan LAZ

Rumah Zakat, inflasi, BI rate, jumlah uang beredar, nilai tukar rupiah,

investasi dan ekspor.

Page 74: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

56

Hasil analisis menunjukkan pada jangka panjang, distribusi ZIS,

nilai tukar rupiah, investasi dan ekspor memberikan pengaruh positif

secara signifikan, sedangkan inflasi dan jumlah uang beredar berpengaruh

negatif secara signifikan terhadap PDB riil. Terdapat hubungan kausalitas

antara PDB dan variabel distribusi ZIS, nilai tukar rupiah, investasi dan

ekspor. Guncangan yang terjadi pada distribusi ZIS, BI Rate, nilai tukar

dan ekspor direspon negatif oleh PDB riil, sedangkan guncangan inflasi,

jumlah uang beredar dan investasi direspon positif oleh PDB riil dan akan

stabil pada jangka panjang. Berdasarkan hasil FEVD, BI Rate, investasi,

nilai tukar rupiah dan distribusi ZIS memberikan komposisi pengaruh

yang dominan terhadap pertumbuhan PDB riil.

Page 75: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

57

Tidak Stasioner

D. Kerangka Penelitian

Uji lag optimum

Uji Kointegrasi

Impulse Response Function (IRF)

Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

VAR pada first/second

Terkointegrasi

VECM

Pertumbuhan PDB ( Y )

Nilai tukar (X3) ZIS (X1) BI rate (X2) Inflasi (X4)

Stasioner

Uji Stasioneritas

VAR pada level

Tidak Terkointegrasi

VAR

Interpretasi

Analisis & Kesimpulan

Page 76: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

58

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah

yang diajukan dan jawaban itu masih diuji secara empiris kebenarannya. Adapun

hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. H0 : diduga ZIS tidak memiliki pengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia

H1 : diduga ZIS memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi di Indonesia

2. H0 : diduga BI rate tidak memiliki pengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia

H1 : diduga BI rate memiliki pengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia

3. H0 : diduga nilai tukar tidak memiliki pengaruh negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia

H1 : diduga nilai tukar memiliki pengaruh negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia

4. H0 : diduga inflasi tidak memiliki pengaruh negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia

H1 : diduga inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Page 77: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

59

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Terdapat lima variabel dalam penelitian ini, satu variabel terikat dan tiga

variabel bebas, yaitu:

1. Variabel Terikat : Pertumbuhan Ekonomi (Economic Growth)

2. Variabel Bebas : Zakat Infaq Shodaqoh (ZIS), Nilai Tukar (Kurs), BI rate,

dan Inflasi

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder yang

berupa data deret waktu (time series) triwulanan. Periode penelitian dimulai dari

triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan III tahun 2017. Data yang

digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS), Bank Indonesia (BI), dan Badan Pusat Statistik

(BPS), yang mencakup :

1. Data tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia diperoleh dari Badan

Pusat Statistik (BPS)

2. Data penghimpunan zakat nasional diperoleh dari Laporan Keuangan

BAZNAS

3. Data nilai tukar (kurs) diperoleh dari Bank Indonesia

Page 78: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

60

4. Data inflasi diperoleh dari Bank Indonesia

C. Metode Pengumpulan Data

1. Library Research (Studi Literatur)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data diperoleh

dari mebaca literatur, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya yang

berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya untuk memperoleh

data yang valid.

2. Field Research (Studi Lapangan)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat

sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pengolahan pihak kedua (data

eksternal) atau data yang sudah publikasi untuk menjelaskan gejala dari

suatu fenomena. Data ini seperti referensi dari Bank Indonesia (BI), Biro

Pusat Statistik (BPS), dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), Bank

Indonesia (BI), Biro Pusat Statistik (BPS).

3. Internet research

Dengan adanya teknologi yang selalu berkembang penulis juga

mendapatkan bahan referensi dari internet karena memang datanya sudah

lebih berkembang sesuai perkembangan zaman.

Page 79: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

61

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

VAR/VECM yang dibantu dengan software E-views 9 untuk menganalisis peran

penghimpunan dana ZIS dan variabel makroekonomi Indonesia terhadap output

yang dalam penelitian ini direpresentasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi

(Economic Growth). Analisis VECM digunakan untuk melihat hubungan jangka

panjang dan jangka pendek antara variabel dependen dan variabel independen.

Analisis data dengan menggunakan pendekatan model VAR dan VECM

yang umumnya digunakan yaitu estimasi VECM, Impulse Response Function

(IRF), dan Forecast Error Variance Decompositions (FEVD), dan Uji kausalitas

Granger. Sebelum melakukan estimasi VAR/VECM penting untuk melakukan

beberapa tahapan pra estimasi. Ada beberapa pengujian yang harus dilewati antara

lain Uji Stasioneritas Data, Penentuan Lag Optimum, dan Uji Kointegrasi.

1. Uji Stasioneritas Data

Data time series yang tidak stasioner cenderung dapat menyebabkan

terjadinya regresi lancung dimana nilai R squarenya lebih besar, namun

hubungan yang ditunjukkan hanya berupa hubungan yang diakibatkan

persamaan trend semata. Data time series baru dapat dikatakan stasioner

jika data tersebut tidak mengandung akar-akar unit (unit root) dengan kata

lain bahwa mean, variance, dan covariance konstan sepanjang waktu.

Pengujian yang umumnya digunkaan untuk menguji stasioneritas data

yaitu Augmented Dickey Fuller Test dan Phillpis Perron Test.

Page 80: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

62

Uji stasioneritas dalam penelitian ini menggunakan Augmented

Dickey-Fuller Test, yaitu dengan membandingkan nilai ADF statistic

dengan Mackinnon critical value pada level 1%, 5%, ataupun 10%.

Apabila nilai mutlak t-statistik ADF lebih kecil dari nilai mutlak

MacKinnon Critical Value maka data telah stasioner pada taraf nyata yang

telah ditentukan. Apabila berdasarkan hasil uji ADF data tidak stasioner

pada tingkat level maka harus dilakukan penarikan diferensial sampai data

stasioner pada tingkat first difference atau second difference.

2. Penentuan Lag Optimum

Langkah selanjutnya untuk mengestimasi model VAR/VECM,

harus terlebih dahulu menentukan lag optimal yang akan digunakan dalam

estimasi VAR/VECM, penetapan lag optimal penting dilakukan karena

dalam metode VAR, lag optimal dari variabel endogen merupakan

variabel independen yang digunakan dalam model. Pengujian panjang lag

optimal ini sangat berguna untuk menghilangkan masalah autokorelasi

dalam system VAR/VECM yang digunakan sebagai analisis stabilitas

VAR. Penentuan jumlah lag dalam model VAR ditentukan pada kriteria

informasi yang direkomendasikan oleh nilai terkecil dari Final Predictor

Error (FPE), Akaike Information Criterion (AIC), Schwarz Criterion (SC),

dan Hannan-Quinn (HQ). Program E-views telah memberikan petunjuk

berupa tanda bintang bagi lag yang ditetapkan sebagai lag optimum.

Page 81: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

63

3. Uji Stabilitas VAR

Uji stabilitas Var dilakukan dengan menghitung akar-akar unit

fungsi polynomial. Jka semua akar dari fungsi polynomial tersebut berada

di dalak unit circle atau jika nilai absolutnya <1 maka model VAR tersebut

dianggap sudah stabil. Stabilitas VAR perlu diuji terlebih dahulu sebelum

melakukan analisis lebih jauh, karena jika hasil estimasi VAR yang akan

dikombinasikan dengan model koreksi kesalahan tidak stabil, maka

Impulse Response Function (IRF) dan Forecast Error Variance

Decomposition (FEVD) menjadi tidak valid (Rusydiana, 2009)

4. Uji Kointegrasi

Keberadaan variabel non stasioner menyebabkan kemungkinan

besar adanya hubungan jangka panjang diantara variabel dalam system.

Uji kointegrasi dilakukan untuk mengetahui keberadaan hubungan antar

variabel, khususnya dalam jangka panjang. Jika terdapat kointegrasi antar

variabel maka dapat dipastikan adanya hubungan jangka panjang diantara

variabel. Metode yang dapat digunakan dalam menguji keberadaan

kointegrasi ini adalah metode Johansen Cointegration. Untuk mengetahui

adanya kointegrasi dilihat dari nilai trace statistic yang dibandingkan

dengan nilai kritis (critical value). Apabila nilai trace statistic > critical

value, maka dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut memiliki

kointegrasi.

Page 82: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

64

5. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas dimaksudkan untuk menentukan variabel mana yang

lebih dahulu, atau dengan kata lain uji ini dimaksudkan untuk mengetahui

bahwa dari dua variabel yang berhubungan, maka variabel mana yang

menyebabkan variabel lain berubah. Diantara beberapa uji yang ada, uji

kausalitas Granger merupakan metode yang paling populer. Uji ini dapat

mengindikasikan apakah satu variabelmempunyai hubungan dua arah atau

hanya satu arah saja. Jika ada dua variabel Y dan X, maka apakah Y

menyebabkan X, atau X menyebabkan Y. atau berlaku keduanya atau

tidak ada hubungan keduanya. Dalam uji kausalitas Granger ini dapat

dilihat adanya pengaruh masa lalu terhadap kondisi sekarang, sehingga

data yang digunakan adalah data runtut waktu (time series).

Basuki dan Yuliardi (2015) Menjelaskan bahwa apabila nilai

probabilitas < dari α, maka H0 ditolak yang berarti terdapat hubungan

kausal pada masing-masing variabel. Dan begitu sebaliknya apabila nilai

probabilitas > α, maka H1 diterima, yang artinya tidak terdapat hubungan

kausal pada masing-masing variabel.

6. Estimasi VECM

VECM pada dasarnya merupakan model VAR yang terkendala

(restricted) oleh adanya kointegrasi di dalam spesifikasi modelnya.

Dengan demikian desain model ini digunakan untuk data runtut waktu

yang non stasioner yang diharapkan saling berkointegrasi. Melalui model

Page 83: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

65

VECM ini dapat diketahui perilaku kointegrasi jangka panjang variabel

yang diamati, maupun dinamika variabel tersebut dalam jangka pendek.

Ketika dua atau lebih variabel yang terlibat dalam suatu persamaan

pada data level tidak stasioner maka kemungkinan terdapat kointegrasi

pada persamaan tersebut. Jika setelah dilakukan uji kointegrasi terdapat

persamaan kointegrasi dalam model yang digunakan maka dianjurkan

untuk memasukkan persamaan kointegrasi ke dalam model yang

digunakan. Kebanyakan data time series stasioner pada perbedaan

pertama. Maka untuk mengantisipasi hilangnya informasi jangka panjang

dalam penelitian ini akan digunakan model VECM (Istiqomah, 2012).

Pengaruh jangka panjang dan jangka pendek dapat dilihat dari nilai

t-statistik yang dibandingkan dengan nilai t-tabel. Apabila nilai t-statistik

lebih besar dari nilai t-tabel maka variabel tersebut signifikan memiliki

pengaruh dalam jangka panjang atau jangka pendek.

7. Impulse Response Function (IRF)

Analisis IRF adalah metode yang digunkan untuk menentukan

respon suatu variabel endogen terhadap guncangan (shock) variabel

tertentu. IRF juga digunakan untuk melihat guncangan dari satu variabel

lain dan berapa lama pengaruh tersebut terjadi. Melalui IRF, respon

sebuah perubahan independen sebesar satu standar deviasi dapat ditinjau.

IRF menelusuri dampak gangguan sebesar satu standar kesalahan sebagai

inovasi pada suatu variabel endogen terhadap variabel endogen yang lain.

Page 84: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

66

Suatu inovasi pada satu variabel, secara langsung akan berdampak pada

variabel yang bersangkutan, kemudian dilanjutkan ke semua variabel

endogen yang lain melalui dinamik dari VAR (Nugroho, 2009).

8. Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

Forecats Error Variance Decomposition (FEVD) atau dekomposisi

ragam kesalahan peramalan menguraikan inovasi pada suatu variabel

terhadap komponen-komponen variabel yang lain dalam VAR. informasi

yang disampaikan dalam FEVD adalah proporsi pergerakan secara

berurutan yang diakibatkan oleh guncangan sendiri dan variabel lain

(Nugroho, 2009).

Variance Decomposition (VD) merupakan bagian dari analisis

VECM yang berfungsi mendukung hasil-hasil analisis sebelumnya. VD

menyediakan perkiraan tentang seberapa besar kontribusi suatu variabel

terhadap perubahan variabel itu sendiri dan variabel lainnya pada beberapa

periode mendatang, yang nilainya diukur dalam bentuk persentase.

Dengan demikian variabel mana yang diperkirakan akan memiliki

kontribusi terbesar terhadap suatu variabel tertentu akan dapat diketahui

(Batubara, 2015).

Page 85: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

67

E. Model Penelitian

Model yang digunakan dalam penelitian ini mengenai pengaruh

penghimpunan dana ZIS terhadap output yang dalam penelitian ini

direpresentasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi.

Berikut adalah model yang dibentuk dalam penelitian ini:

EG = β0 + β1LnZISt + β2LnKURSt+ β3BIratet + β4Inflasit + et

Keterangan:

EG = Laju Pertumbuhan PDB sebagai proxy dari pertumbuhan

ekonomi (persen)

LnZIS = Penghimpunan Dana Zakat Infaq Shodaqoh (Rupiah)

LnKURS = Nilai Tukar Rupiah Terhadap mata uang asing (Rupiah)

Inflasi = Indeks Harga Konsumen sebagai proxy dari inflasi (persen)

F. Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

“Variabel terikat identik dengan variabel yang dijelaskan atau dependent

variable” (Kuncoro, 2009:50). Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah

pertumbuhan PDB. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang

dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau

Page 86: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

68

merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh

unit ekonomi. PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah

barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada

satu tahun tertentu sebagai dasar. Pada penelitian ini menggunakan

Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010.

2. Variabel Independen

Variabel independen identik dengan variabel bebas, penjelas, explanatory

variable. Variabel ini biasanya dianggap sebagai “variabel prediktor atau

peneyebab karena memprediksi atau menyebabkan variabel dependen”

(Kuncoro, 2009:50).

a. Penghimpunan Zakat Infaq Sedekah (ZIS)

Zakat menurut bahasa berarti “tumbuh dan bertambah”. Juga bisa

diartikan berkah, bersih, dan suci. Sedangkan menurut istilah agama Islam

zakat adalah ukuran/kadar harta tertentu yang harus dikeluarkan oleh

pemiliknya untuk diserahkan kepada golongan yang berhak menerimanya

dengan syarat-syarat tertentu. Sedangkan infaq adalah mengeluarkan

sebagian harta untuk sesuatu kepentingan yang dipertintahkan Allah SWT.

Dan sedekah adalah mengeluarkan harta dijalan Allah, sebagai bukti

kejujuran atau kebenaran iman seseorang. Dalam penelitian ini ZIS

menggunakan satuan Rupiah.

Page 87: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

69

b. Nilai Tukar (KURS)

Nilai tukar atau dikenal sebagai kurs adalah sebuah perjanjian yang

dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau

di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau

wilayah.

c. Tingkat Suku Bunga BI (BI rate)

BI rate adalah tingkat bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau

stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan

diumumkan kepada publik. BI rate diumumkan oleh dewan gubernur bank

Indonesia setiap rapat dewan gubernur bulanan dan diimplementasikan

pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan

likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai sasaran

operasional kebijakan moneter.

d. Inflasi (IHK)

Inflasi adalah meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus.

Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat dikatakan inflasi

kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga)

pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi. Indikator yangs

sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga

Konsumen (IHK). Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan

pergerakan harga dari paket barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat.

Page 88: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

70

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Grafik 4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: Badan Pusat Staristik (data diolah)

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami trend yang selalu

menurun dalam kurun waktu 6 tahun terakhir yaitu pada periode 2010

sampai dengan 2015. Belum pulihnya negara-negara maju telah memberi

dampak pada kinerja perekonomian negara-negara emerging market yang

melambat pada tahun 2012. Pertumbuhan ekonomi terutama ditopang oleh

masih tingginya permintaan domestik khususnya konsumsi rumah tangga

dan investasi. Tingginya permintaan domestik mampu menahan

6.22 6,17

6,03 5,56

5,02

4,79

5,02 5,07

4

4,5

5

5,5

6

6,5

7

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Page 89: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

71

pertumbuhan ekonomi sehingga tetap tumbuh diatas 6%, dan lebih tinggi

dari rata-rata pertumbuhan ekonomi pada sepuluh tahun terakhir sebesar

5.55%.

Menurut BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015

merupakan pertumbuhan ekonomi terendah selama 6 tahun terakhir dan

merupakan kali pertama ekonomi Indonesia berada dibawah 5% sejak

2009 ketika terjadi krisis keuangan global. Meskipun pertumbuhan

ekonomi melambat, Indonesia merupakan salah satu negara berkembang

yang perekonomiannya tetap stabil dan relatif tumbuh tinggi disbanding

negara lain. (BI, 2016)

Namun pada tahun 2016 laju pertumbuhan ekonomi Indonesia

kembali meningkat setelah beberapa tahun sebelumnya mengalami

penurunan. Hal ini dikarenakan pada tahun 2016 pertumbuhan ekonomi

nasional dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang

menunjukkan peningkatan. Demikian pula ekonomi beberapa mitra

dagang Indonesia pada umumnya membaik. Penyumbang pertumbuhan

ekonomi Indonesia pada tahun 2016 masih didominasi oleh konsumsi

rumah tangga sebesar 2.72% atau berkontribusi sebesar 56.5%. pada tahun

berikutnya yaitu 2017 pertumbuhan ekonomi meningkat menjadi 5.07%

hal ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditas ekspor yang mendorong

nilai ekspor Indonesia.

Page 90: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

72

2. Perkembangan penghimpunan dana ZIS

Perzakatan di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat

dinamis seiring dengan perkembangan zaman. Hal tersebut dapat dilihat

setidaknya dari dua aspek. Pertama, Indonesia telah memiliki regulasi

mengenai pengelolaan zakat dalam UU No.23/2011 dan regulasi

turunnannya yang terangkum dalam PP No. 14/2014 dan Inpres

No.3/2014. Regulasi-regulasi ini menandakan keseriusan pemerintah

dalam upaya memajukan perzakatan nasional ke arah pembangunan yang

lebih merata. Kedua, adanya peningkatan jumlah ZIS di Indonesia dari

tahun ke tahun. (BAZNAS, 2017)

Grafik 4.2 Penghimpunan Dana ZIS Nasional

Sumber: BAZNAS (data diolah)

1.500

1.728 2.212

2.639 3.300 3.650

5.017

6.224

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Page 91: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

73

Berdasarkan Grafik 4.2 perkembangan penghimpunan dana ZIS di

Indonesia mengalami trend yang selalu meningkat setiap tahunnya.

Mulai dari tahun 2010 jumlah penghimpunan dana ZIS sebesar 1.500

miliar Rupiah. Kemudian meningkat di tahun 2011 sebesar 1.728 miliar

Rupiah. Meskipun setiap tahunnya jumlah penghimpunan dana ZIS

selalu meningkat, namun peningkatan penghimpunan dana ZIS terbesar

terjadi pada tahun 2016, yaitu sebesar 5.017 miliar Rupiah yang pada

tahun sebelumnya sebesar 3.650 milyar Rupiah.

Secara umum, hal ini menandakan bahwa populasi muslim

Indonesia semakin sadar untuk berzakat dan menyalurkan zakatnya

melalui lembaga amil zakat. Selain itu, peningkatan jumlah data ZIS ini

juga menjadi salah satu tanda bahwa semakin banyak pegiat zakat di

Indonesia.

3. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

Secara umum perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap USD

cenderung melemah. Berdasarkan Grafik 4.3 pada tahun 2010, nilai tukar

Rupiah terhadap USD menguat dan berada di level Rp 8.900, hal ini

dikarenakan perkembangan ekonomi yang menguat dan inflasi yang

terkendali. Namun memasuki tahun 2012, USD yang berada di level Rp

9.670 dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu ditetapkannya kebijakan

moneter di AS yang berdampak pada negara emerging market. Dan dari

faktor internal yaitu defisit yang besar pada neraca pembayaran

mengakibatkan terganggunya fundamental ekonomi Indonesia. Mulai

Page 92: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

74

tahun 2013 hingga 2017 mata uang Rupiah terus terdepresiasi oleh US

Dollar.

Mulai tahun 2015, nilai tukar Rupiah terhadap USD mengalami

pelemahan hingga menembus level Rp 13.000. Pelemahan Rupiah tidak

lepas dari pengaruh defisit transaksi berjalan (current account deficit)

penyebab utama defisit bertambah ialah impor barang modal untuk

infrastruktur sebagai motor pembangunan dari pemerintah saat ini.

Tingginya impor membuat kebutuhan terhadap USD semakin kuat

sehingga melemahkan Rupiah. Karenanya, perlu pengendalian impor dan

peningkatan ekspor. (BI, 2015)

Grafik 4.3 Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar

Sumber: Bank Indonesia (data diolah)

8,991

9.068 9.670

12.189 12.440

13.795

13.436 13.548

8.500

9.500

10.500

11.500

12.500

13.500

14.500

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Ru

pia

h

Page 93: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

75

4. Perkembangan BI rate di Indonesia

Grafik 4.4 Tingkat BI rate Indonesia

Sumber: Bank Indonesia (data diolah)

Secara umum pergerakan BI rate pada tahun 2010 sampai dengan

2016 mengalami perkembangan yang berfluktuasi. Tingkat BI rate mulai

tahun 2010 hingga 2012 selalu menurun, pada tahun 2012 BI rate sebesar

5.75% Hal ini sebagai langkah untuk memberikan dorongan bagi

pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah menurunnya kinerja ekonomi

global, dengan tetap mengutamakan pencapaian sasaran inflasi dan

stabilitas nilai tukar Rupiah.

Namun pada akhir tahun 2013 BI rate menjadi 7.5% hal ini

merupakan langkah BI dalam mengatasi defisit transaksi berjalan. Namun

kenaikan BI rate berdampak pada perekonomian dan sektor riil.

Pertumbuhan ekonomi juga akan melambat. Di sisi lain, kenaikan BI rate

akan mengakibatkan kenaikan suku bunga perbankan, baik suku bunga

6.5 6

5,75

7,5 7,75 7,5

4,75

4,25

4

4,5

5

5,5

6

6,5

7

7,5

8

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Page 94: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

76

simpanan maupun pinjaman. Pada tahun 2017 BI menentukan BI rate

sebesar 4.25% hal ini disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal

pada saat itu. Dan kebijakan tersebut pun konsisten dengan kebijakan

makroekonomi.

5. Perkembangan Inflasi di Indonesia

Grafik 4.5 Laju Inflasi (IHK) Indonesia

Sumber: BI (data diolah)

Pergerakan inflasi di Indonesia cenderung mengalami trend yang

fluktuatif. Di tengah ketidakseimbangan pemulihan ekonomi global,

kinerja perekonomian domestik selama tahun 2010 terus mengalami

perbaikan. Di sisi harga, inflasi sampai dengan pertengahan tahun 2010

masih cukup terjaga. Namun mulai paruh kedua tahun laporan intensitas

gangguan dari sisi pasokan, khususnya bahan pangan memberikan tekanan

6.96

3,79 4,3

8,38 8,36

3,35 3,02 3,61

2

3

4

5

6

7

8

9

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Page 95: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

77

yang cukup besar terhadap inflasi, sehingga inflasi tercatat lebih tinggi

dari target yang ditetapkan. (BI, 2010)

Berdasarkan Grafik 4.5 Inflasi yang terjadi pada tahun 2011 secara

keseluruhan sebesar 3.79% atau dibawah target pemerintah yang sebesar

5.65%. setelah tahun sebelumnya yaitu tahun 2010 tingkat inflasi lebih

tinggi dari target yang ditetapkan. Pada tahun 2012 tingkat inflasi

meningkat menjadi 4.30% namun peningkatan ini masih tergolong wajar.

Mulai ahun 2013 kenaikan inflasi cukup tinggi, tercatat pada tahun

tersebut tingkat inflasi sebesar 8.38% hal ini ditopang oleh kenaikan harga

BBM yang menyebabkan harga-harga ikut melambung.

Pada tahun 2014 inflasi sebesar 8.36% masih tinggi meskipun lebih

rendah dari tahun sebelumnya. Inflasi yang tinggi ini dipengaruhi oleh

komoditas yang harganya berfluktuasi sepanjang tahun 2014, seperti

bensin, listrik, tansportasi umum, dan bahan pangan, serta bahan bakar

rumah tangga. Sedangkan pada tahun 2015 inflasi sebesar 3.35% dan

berada dalam kisaran inflasi Bank Indonesia. Pada tahun 2016 inflasi

sebesar 3.02% merupakan inflasi terendah sejak tahun 2010. Meskipun

pada tahun 2017 inflasi meningkat menjadi 3,61% namun relative stabil

dan dibawah target inflasi tahunan.

B. Analisis Uji Ekonometrik

Analisis ekonometrika dalam penelitian ini secara umum terbagi menjadi

dua tahap. Tahap pertama adalah sebelum melakukan estimasi VAR/VECM,

Page 96: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

78

maka harus melakukan Uji Pra-Estimasi. Pengujian Pra-Estimasi meliputi Uji

Stasioneritas Data, Penentuan Lag Optimum, dan Uji Kointegrasi. Tahap kedua

adalah dengan melakukan uji Kausalitas Granger, melakukan Uji estimasi

VECM, kemudian dilanjutkan dengan analisis Impulse Response Function (IRF),

dan Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD).

1. Uji Stasioneritas Data

Pengujian stasioneritas data dalam penelitian ini menggunakan uji

Augmented Dicky Fuller (ADF) dengan taraf nyata (alpha) 5%.

Jika nilai ADF test stastistic lebih kecil dari nilai kritis MacKinnon

atau jika nilai probabilitas ADF test statistic lebih kecil dari alpha

0.05 maka dapat dikatakan bahwa data yang digunakan sudah

stasioner atau dalam kata lain idak terdapat akar unit. Berdasarkan

uji ADF tidak semua data yang ada dalam penelitian ini stasioner

pada tingkat level maupun diferensi pertama (first difference).

Seluruh data stasioner pada tingkat nyata 5% setelah diuji pada

tingkat diferensi kedua (second difference). Berdasarkan hasil uji

ADF dalam penelitian ini, hanya variabel nilai tukar (Kurs) dan

ZIS yang stasioner pada tingkat first difference. Sedangkan untuk

variabel BI rate, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi atau Economic

Growth (EG) stasioner pada tingkat second difference.

Hasil Uji Stasioneritas Data pada Tingkat Level

Page 97: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

79

Tabel 4.1 Uji Stasioneritas Data pada tingkat level

Variabel ADF Statistic Critical Value Keterangan

EG -0.699005 -2.963972 Tidak stasioner

LnZIS -1.031833 -2.976263 Tidak stasioner

LnKurs -0.699950 -2.963972 Tidak stasioner

BIrate -1.462581 -2.967767 Tidak stasioner

Inflasi -1.666084 -2.986225 Tidak stasioner

Hasil Uji Stasioneritas Data pada Tingkat First Difference

Tabel 4.2 Uji Stasioneritas Data pada tingkat first difference

Variabel ADF Statistic Critical Value Keterangan

EG -2.364340 -2.981038 Tidak stasioner

LnZIS -13.64154 -2.976263 Stasioner

LnKurs -5.083576 -2.967767 Stasioner

BIrate -2.813865 -2.967767 Tidak stasioner

Inflasi -2.042420 -2.986225 Tidak stasioner

Page 98: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

80

Hasil Uji Stasioneritas Data pada Tingkat Second Difference

Tabel 4.3 Uji Stasioneritas Data pada tingkat second difference

Variabel ADF Statistic Critical Value Keterangan

EG -6.606511 -2.981038 Stasioner

LnZIS -6.564023 -2.991878 Stasioner

LnKurs -6.629632 -2.976263 Stasioner

BIrate -5.719519 -2.971853 Stasioner

Inflasi -6.433187 -2.986225 Stasioner

2. Penentuan Lag Optimum

Pemilihan lag dilakukan berdasarkan kriteria yang tersedia, yaitu

Likelihood Ratio (LR), Final Predictor Error (FPE), Akaike Information

Criterion (AIC), dan Schwarz Criterion (SC). Pada penelitian ini

pengujian panjang lag dilakukan dari lag 1 hingga lag 2. Berdasarkan

tabel 4.4 lag yang paling banyak terdapat tanda bintang merupakan lag

optimum.

Tabel 4.4 Hasil uji lag optimum

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -70.08037 NA 0.000122 5.177957 5.413697 5.251788

1 48.03106 187.3492 2.05e-07 -1.243521 0.170923* -0.800535

2 80.72655 40.58750* 1.42e-07* -1.774245* 0.818903 -0.962103*

Page 99: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

81

3. Uji Stabilitas VAR

Uji stabilitas VAR dilakukan dengan menghitung akar-akar unit

(unirt roots) dari fungsi polynomial atau dikenal dengan roots of

characteristics polynomial. Model VAR dianggap stabil jika semua akar

dari fungsi polynomial tersebut memiliki modulus lebih kecil dari satu

(<1) dan berada di dalam unit circle.

Hasil uji stabilitas VAR menunjukkan bahwa model VAR sudah

stabil karena memiliki nilai modulus <1 yang terletak pada rentang

0.287475 sampai dengan 0.968377 sehingga uji pra estimasi VECM

selanjutnya dapat dilakukan. Kondisi model yang sudah stabil ini juga

menunjukkan bahwa hasil IRF dan FEVD valid.

Tabel 4.5 Hasil Uji Stabilitas VAR

Root

Modulus

0.968377

0.968377

0.856445 - 0.262066i 0.895643

0.856445 + 0.262066i 0.895643

-0.012979 - 0.837931i 0.838031

-0.012979 + 0.837931i 0.838031

-0.138167 - 0.470165i 0.490046

-0.138167 + 0.470165i 0.490046

Page 100: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

82

0.216291 - 0.377264i 0.434868

0.216291 + 0.377264i 0.434868

-0.287475 0.287475

4. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi dilakukan untuk menentukan apakah variabel-

variabel yang tidak stasioner terkointegrasi atau tidak agar dapat

melanjutkan tahapan analisis model menggunakan analisis VECM.

Apabila tidak terdapat kointegrasi antar variabel, maka metode yang

digunakan adalah model VAR yang hanya bisa mengestimasi hubungan

jangka pendek. Jika terdapat kointegrasi antar variabel, maka metode yang

tepat dalam menganalisis hubungan jangka panjang dan pendek adalah

dengan metode VECM. VECM dapat mengestimasi hubungan jangka

panjag dan pendek antar variabel.

Tabel 4.6 Hasil uji kointegrasi

Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Statistic Critical Value None * 136.3761 76.97277

At most 1 * 84.16769 54.07904

At most 2 * 36.81354 35.19275

At most 3 11.59631 20.26184

At most 4 4.484113 9.164546

Uji kointegrasi dalam penelitian ini menggunakan Johansen

Cointegration Test dengan membandingkan antara nilai trace statistic

Page 101: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

83

dengan critical value yang dalam penelitian ini sebesar 5%. Jika trace

statistic lebih besar dari critical value, terdapat kointegrasi antar variabel

dalam sistem persamaan tersebut. Hasil uji kointegrasi menunjukkan

bahwa pada model terdapat tiga persamaan terkointegrasi. Sehingga

metode VECM adalah metode yang tepat untuk digunakan dalam

penelitian ini.

5. Uji Kausalitas Granger

Uji kausalitas Granger dilakukan untuk melihat hubungan antar

variabel yang ada dalam model apakah mempunyai hubungan satu arah,

dua arah, ataupun tidak ada keduanya. Uji ini digunakan untuk melihat

hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan variabel penghimpunan

ZIS dan variabel makroekonomi seperti nilai tukar Rupiah, BI rate, dan

inflasi. Hubungan hubungan dua arah atau sebab akibat diantara variabel

terjadi jika nilai probabilitasnya < taraf nyata 5%.

Tabel 4.7 Hasil uji kausalitas Granger

Variabel

Hubungan Kausalitas Granger

LZIS does not Granger Cause EG

0.5985

EG does not Granger Cause LZIS

0.0003

LKURS does not Granger Cause EG

0.2520

EG does not Granger Cause LKURS

0.0002

BIRATE does not Granger Cause EG

0.7406

Page 102: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

84

EG does not Granger Cause BIRATE

0.3533

INFLASI does not Granger Cause EG

0.1669

EG does not Granger Cause INFLASI

0.4325

Terlihat hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dengan

variabel penghimpunan ZIS dan variabel makroekonomi. Pada pengujian

kausalitas Granger dalam model tersebut terlihat hubungan kausalitas

searah antara pertumbuhan PDB dengan variabel penghimpunan ZIS dan

nilai tukar Rupiah (kurs).

Berdasarkan Tabel 4.7 terdapat hubungan kausalitas satu arah

antara variabel dependen dan independen, yaitu pertumbuhan ekonomi

(EG) secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan penghimpunan ZIS.

Hal serupa juga terjadi didalam variabel nilai tukar Rupiah (kurs). Namun

tidak berlaku sebaliknya untuk kedua variabel tersebut.

6. Uji Estimasi Vector Error Correction Model (VECM)

Setelah dilakukan uji pra estimasi model, dibuktikan bahwa data

stasioner pada tingkat second difference, semua data dinyatakan stabil, lag

optimum berdasarkan kriteria LR, FPE, dan AIC adalah lag 2. Serta

terdapat 3 persamaan kointegrasi dalam model VAR yang digunakan

dalam penelitian ini. Sehingga tahapan analisis selanjutnya yang dapat

dilakukan yaitu uji estimasi VECM. Hasil uji estimasi VECM dikatakan

signifikan atau mempunyai pengaruh baik untuk jangka pendek dan jangka

Page 103: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

85

panjang adalah ketika nilai t-hitung lebih besar dari nilai t-tabel yang telah

ditetapkan yaitu sebesar 5%.

Berdasarkan tabel 4.8, dapat dilihat bahwa dalam jangka pendek

tidak ada variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi baik variabel penghimpunan ZIS maupun variabel

makroekonomi. Karena nilai t-Statistik semua variabel kurang dari nilai t-

tabel yang dalam penelitian ini sebesar 1.7081. Pada jangka pendek

terdapat koreksi kesalahan sebesar 0.015714 untuk menuju keseimbangan

jangka panjang.

Tabel 4.8 Hasil uji estimasi VECM

Jangka Pendek

Variabel Koefisien t-Statistik

CointEq1 0.015714 0.16599

LZIS 0.011283 0.06007

LKURS 0.056191 0.07049

BIRATE 0.010485 0.09123

INFLASI -0.001142 -0.04074

Jangka Panjang

Variabel Koefisien t-Statistik

LZIS (-1) 3.353956 9.60671

LKURS (-1) -4.913350 -5.62665

Page 104: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

86

BIRATE (-1) 0.246890 3.08956

INFLASI (-1) 0.030168 0.44789

Hasil estimasi VECM dalam jangka panjang menunjukkan bahwa

hampir semua variabel signifikan dalam mempengaruhi output yang dalam

penelitian ini direpresentasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi. Hanya

satu variabel yaitu inflasi yang tidak berpengaruh signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi.

Koefisien yang diperoleh untuk masing-masing variabel adalah

sebesar 3.353956 untuk penghimpunan ZIS, kemudian -4.913350 untuk

nilai tukar Rupiah (kurs), 0.246890 untuk BI rate, dan 0.030168 untuk

inflasi. Nilai koefisien yang didapatkan hampir semuanya positif yang

mengindikasikan bahwa baik variabel penghimpunan ZIS dan

makroekonomi memiliki hubungan yang positif terhadap laju

pertumbuhan ekonomi. Hanya nilai tukar yang memiliki hubungan negatif

terhadap laju pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hasil estimasi VECM variabel ZIS memiliki

hubungan yang positif pada jangka panjang, sehingga apabila terjadi

peningkatan dalam penghimpunan ZIS sebesar 1% maka akan

meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 3.353956%. untuk

variabel BI rate juga memiliki hubungan yang positif terhadap laju

pertumbuhan ekonomi yaitu apabila dalam jangka panjang BI rate

meningkat sebesar 1% maka akan meningkatkan laju pertumbuhan

Page 105: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

87

ekonomi sebesar 0.246890%. Berbeda dengan penghimpunan ZIS dan BI

rate, variabel nilai tukar memiliki arah hubungan yang negative dengan

pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Sehingga apabila nilai tukar

meningkat sebesar 1% maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi

sebesar 4.913350%. Hanya variabel inflasi yang tidak berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

7. Uji Impulse Reponse Function (IRF)

Impulse Response Function (IRF) digunakan untuk mengamati

pergerakan dan respon antar variabel pada periode sekarang dan

peramalan kondisi variabel jika terjadi guncangan atau shock. IRF dapat

mengukur pengaruh suatu guncangan pada suatu waktu kepada perubahan

variabel endogen pada saat tersebut dan dimasa yang akan datang sebesar

satu standar deviasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon yang

diberikan laju pertumbuhan ekonomi terhadap guncangan penghimpunan

ZIS, nilai tukar (kurs), BI rate, dan inflasi.

Berdasarkan hasil analisis Impulse Response Function (IRF) yang

melibatkan variabel penghimpunan ZIS, nilai tukar Rupiah, BI rate, dan

inflasi sebagai impulse yang terkena shock atau guncangan akibat perilaku

ekonomi, dapat kita lihat bahwa adanya shock pada variabel

penghimpunan ZIS, nilai tukar, BI rate, dan inflasi belum direspon oleh

variabel pertumbuhan ekonomi pada periode pertama. Guncangan pada

Page 106: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

88

semua variabel independen mulai direspon oleh variabel pertumbuhan

ekonomi pada periode ke 2.

Grafik 4.6 Respon Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Guncangan Pertumbuhan Ekonomi

-.1

.0

.1

.2

.3

2 4 6 8 10

Response of EG to EG

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Dalam grafik 4.6 respon pertumbuhan ekonomi terhadap

guncangan yang diberikan variabel itu sendiri dapat dilihat bahwa

guncangan yang diberikan terhadap pertumbuhan ekonomi direspon positif

oleh variabel itu sendiri pada periode selanjutnya. Dimana guncangan

pertumbuhan ekonomi sebesar satu standar deviasi akan menyebabkan

peningkatan pertumbuhan ekonomi sebesar 0.137677% pada periode

pertama.

Grafik 4.7 Respon Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Guncangan Penghimpunan ZIS

Page 107: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

89

-.1

.0

.1

.2

.3

2 4 6 8 10

Response of EG to LZIS

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Guncangan pada penghimpunan ZIS sebesar satu standar deviasi

belum memberikan dampak terhadap pertumbuhan ekonomi. Pada periode

kedua guncangan sebesar satu standar deviasi pada penghimpunan ZIS

mulai direspon positif oleh pertumbuhan ekonomi sebesar 0.009631%.

Secara umum pada periode ketiga hingga akhir periode pengamatan,

guncangan pada penghimpunan ZIS direspon secara negative oleh

pertumbuhan ekonomi. namun pada periode respon pertumbuhan ekonomi

terhadap guncangan yang diberikan oleh penghimpunan ZIS mulai

mencapai keseimbangan pada periode kelima dengan respon secara

negative sebesar 0.024664%.

Grafik 4.8 Respon Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Guncangan Nilai Tukar

Page 108: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

90

-.1

.0

.1

.2

.3

2 4 6 8 10

Response of EG to LKURS

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Guncangan nilai tukar sebesar satu standar deviasi pada periode

pertama belum memberikan respon terhadap pertumbuhan ekonomi.

Secara umum laju pertumbuhan ekonomi memiliki respon yang negative

terhadap shock pada variabel nilai tukar (kurs) mulai dari periode kedua

hingga periode ke sepuluh. Respon pertumbuhan ekonomi terhadap

guncangan nilai tukar mulai mencapai keseimbangan pada periode

keempat yaitu sebesar 0.051392%.

Grafik 4.9 Respon Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Guncangan BI rate

Page 109: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

91

-.1

.0

.1

.2

.3

2 4 6 8 10

Response of EG to BIRATE

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Pada periode kedua guncangan yang terjadi pada BI rate direspon

secara positif oleh pertumbuhan ekonomi. Namun pada periode ketiga

hingga periode ke sepuluh guncangan pada variabel ini direspon secara

negative oleh pertumbuhan ekonomi. Respon pertumbuhan ekonomi mulai

mencapai keseimbangan pada periode keempat dengan merespon secara

negative sebesar 0.12896%.

Page 110: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

92

Grafik 4.10 Respon Pertumbuhan Ekonomi Terhadap

Guncangan Inflasi

-.1

.0

.1

.2

.3

2 4 6 8 10

Response of EG to INFLASI

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Guncangan pada inflasi tidak direspon cepat oleh pertumbuhan

ekonomi, dibuktikan dengan guncangan inflasi sebesar satu standar deviasi

pada periode pertama belum memberikan dampak terhadap pertumbuhan

ekonomi. Sedangkan pada periode kedua hingga periode ke sepuluh

guncangan inflasi direspon secara negative oleh pertumbuhan ekonomi.

Pada periode keempat guncangan pada variabel ini mulai mencapai

keseimbangan serta mendapat respon negative oleh pertumbuhan ekonomi

sebesar 0.043163%.

8. Uji Forecast Error Variance Decompositions (FEVD)

FEVD bertujuan untuk menjelaskan kontribusi dari masing-masing

variabel terhadap shock yang ditimbulkannya terhadap variabel endogen

utama yang diamati. Dengan kata lain, FEVD menjelaskan proporsi

variabel lain dalam menjelaskan variabilitas variabel endogen utama

Page 111: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

93

penelitian. Dalam kaitannya dengan FEVD maka penelitian ini akan

menjelaskan seberapa besar persentase kontribusi masing-masing shock

variabel penghimpunan ZIS, nilai tukar Rupiah (kurs), BI rate, dan inflasi.

Dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Jangka waktu yang

digunakan dalam menjelaskan FEVD ini adalah 10 periode.

Tabel 4.9 Hasil Uji FEVD

84

88

92

96

100

104

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

EG LZIS LKURS

BIRATE INFLASI

Variance Decomposition of EG

Tabel 4.9 menjelaskan bahwa pada periode 1 guncangan

pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi itu sendiri

sebesar 100%. Namun pada periode kedua sampai ke sepuluh tampak

bahwa variabel lain mulai memiliki kontribusi dalam mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi. Pada periode kedua guncangan pertumbuhan

ekonomi dipengaruhi oleh guncangan pertumbuhan ekonomi itu sendiri

sebesar 99.73497%, penghimpunan ZIS sebesar 0.214667%, nilai tukar

Page 112: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

94

(kurs) sebesar 0.006466%, BI rate sebesar 0.004087%, dan inflasi sebesar

0.039808%.

Hingga akhir periode, variabel yang paling dominan pengaruhnya

terhadap pertumbuhan ekonomi adalah nilai tukar, inflasi, penghimpunan

ZIS, dan terakhir BI rate. Nilai tukar menjadi variabel yang paling

dominan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hingga akhir

periode pengamatan sebesar 4.662296%. Sedangkan untuk variabel inflasi

di posisi kedua dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi hingga akhir

periode pengamatan yaitu sebesar 4.590028%.

Variabel penghimpunan ZIS berada pada posisi ketiga dalam

mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hingga akhir periode pengamatan

pengaruh penghimpunan ZIS terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar

2.517042%. Untuk variabel BI rate memiliki pengaruh yang paling kecil

terhadap pertumbuhan ekonomi hingga akhir periode pengamatan. BI rate

hanya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar

0.945072%.

C. Pembahasan

Hasil uji kausalitas Granger menunjukkan bahwa terdapat hubungan

kausalitas satu arah antara pertumbuhan ekonomi dengan penghimpunan ZIS pada

periode 2010 sampai 2017. Hal ini sesuai dengan teori apabila terjadi peningkatan

pertumbuhan ekonomi mengindikasikan bahwa terjadinya peningkatan konsumsi

Page 113: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

95

dan investasi dimasyarakat. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan pendapatan

masyarakat. Secara teori apabila jumlah pendapatan masyarakat meningkat maka

akan meningkatkan jumlah nishab zakat yang harus dibayarkan. Sehingga apabila

dana zakat yang dibayar oleh muzakki lebih banyak maka akan meningkatkan

penghimpunan dana ZIS.

Selain penghimpunan ZIS, pertumbuhan ekonomi juga memiliki hubungan

satu arah dengan nilai tukar (kurs). Hal ini didukung oleh penelitian

Puspitaningrum (2014) yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki

pengaruh positif terhadap nilai tukar meskipun tidak signifikan. Hubungan tidak

signifikan ini disebabkan karena pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan

cenderung mengalami peningkatan diwujudkan dengan impor lebih besar daripada

ekspor. Hal ini menyebabkan fundamental ekonomi yang kurang baik dan

kemudian berdampak pula terhadap makroekonomi di Indonesia. Kondisi ini

menyebabkan orang akan cenderung untuk lebih memilih membeli barang

daripada memegang uang sehingga nilai Rupiah akan melemah (terdepresiasi).

Hal ini sesuai dengan perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap USD Dollar

yang semakin lama cenderung terus terdepresiasi.

Kemudian, berdasarkan uji estimasi VECM dalam jangka pendek tidak

terdapat variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

hal ini didukung oleh penelitian Wilis (2016) yang menyatakan bahwa pada

jangka pendek tidak ada variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu distribusi ZIS, inflasi, BI rate, jumlah uang beredar, nilai tukar, investasi,

Page 114: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

96

dan ekspor yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi yang

menggunakan PDB riil sebagai proksinya.

Sedangkan dalam jangka panjang hampir semua variabel memiliki

pengaruh signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi baik

penghimpunan ZIS maupun variabel makroekonomi yaitu BI rate, dan nilai tukar.

Hanya satu variabel yaitu inflasi yang tidak memiliki pengaruh siginifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.

Variabel penghimpunan dana ZIS memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi dengan arah yang positif. Hal ini sesuai dengan

penelitian Wilis (2016) bahwa dalam jangka panjang distribusi ZIS

mempengaruhi PDB riil secara positif signifikan. Dalam penelitian Tambunan

(2016) dana zakat, infaq, shodaqoh (ZIS) memiliki pengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam penelitian ini diproxikan dengan PDB riil

Indonesia. Variabel penghimpunan dana ZIS memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi dengan arah yang positif. Berdasarkan penelitian

Sarea (2012) zakat sebagai patokan dapat memperkirakan pertumbuhan ekonomi

dan berkontribusi dalam pembangunan ekonomi dalam hal pengentasan

kemiskinan, mengurangi pengangguran, dan tingkat inflasi. Hal ini lah yang pada

gilirannya akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Dalam jangka panjang variabel nilai tukar memiliki pengaruh negative

terhadap pertumbuhan ekonomi. Sesuai dengan teori MundellFleming yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif antara nilai tukar (kurs) dengan

Page 115: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

97

pertumbuhan ekonomi, dimana semakin tinggi kurs maka ekspor netto semakin

rendah, penurunan ini akan berdampak pada jumlah output yang semakin

berkurang, dan akan menyebabkan PDB menurun. Hasil penelitian ini juga

didukung oleh penelitian Pridayanti (2012) yang menyatakan bahwa nilai tukar

memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Untuk variabel BI rate dalam jangka panjang pun memiliki pengaruh

positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam penelitian Irwan (2012)

meskipun tidak terdapat hubungan kausal langsung antara BI rate dengan

pertumbuhan ekonomi, namun terjadi hubungan satu arah dari BI rate terhadap

laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. yang artinya, BI rate dapat menstimulus

pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dalam jangka panjang BI rate memberikan

pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Secara teoritis, bank sentral

menggunakan suku bunga acuan untuk menstabilkan (menahan) laju inflasi.

Selain meredam laju inflasi, kenaikan BI rate diharapkan mampu menciptakan

stabilitas nilai tukar dan neraca pembayaran yang sehat. Naiknya BI rate akan

memicu naiknya suku bunga di dalam negeri yang diharapkan mampu menahan

capital outflow dan menarik capital inflow yang pada akhirnya akan memperbaiki

defisit neraca transaksi berjalan dan menguatkan nilai tukar Rupiah.

Dalam jangka panjang inflasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Lubis

(2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan dalam jangka

panjang antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hasil penenlitian

ini tidak sesuai dengan teori Keynes, yaitu apabila dalam jangka panjang inflasi

Page 116: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

98

meningkat namun pertumbuhan ekonomi turun. Keadaan ini membenarkan

pembuktian secara empiris dari beberapa penelitian yang menjelaskan tentang

hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi bahwa inflasi yang tinggi

menyebabkan pertumbuhan ekonomi turun.

Dari hasil uji Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa

dalam penelitian ini guncangan atau shock yang terjadi pada variabel ZIS, BI rate,

nilai tukar, dan inflasi baru direspon oleh laju pertumbuhan ekonomi diperiode

kedua. Namun, hanya dua varibel yaitu ZIS dan BI rate yang diresponse positif

oleh pertumbuhan ekonomi pada periode ketiga. Secara umum shock yang terjadi

pada seluruh variabel dalam penelitian ini mendapat respon negative dari

pertumbuhan ekonomi mulai periode ketempat hingga akhir periode pengamatan.

Hal ini mengindikasikan bahwa apabila terjadi guncangan atau shock pada

variabel makroekonomi yang dalam penelitian ini yaitu nilai tukar, BI rate, dan

inflasi terjadi dalam suatu periode maka akan memberikan dampak negatif

terhadap pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan hasil uji FEVD menunjukkan bahwa variabel yang dominan

kontribusinya terhadap laju pertumbuhan ekonomi adalah nilai tukar, Inflasi

penghimpunan ZIS, dan BI rate. Nilai tukar menjadi variabel yang paling

dominan kontribusinya yaitu hingga 4.662296% pada akhir periode pengamatan.

Hal ini mengindikasikan bahwa dalam jangka panjang pertumbuhan ekonomi

akan dipengaruhi oleh seberapa kuat nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Karena

hal ini berkaitan dengan perdagangan internasional, investasi, dan neraca

pembayaran.

Page 117: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

99

Sedangkan variabel inflasi menempati posisi kedua paling dominan

kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu sebesar 4.590028%. Karena

inflasi yang terkendali dapat memberikan pengaruh positif terhadap

perekonomian. Inflasi yang terkendali memberikan stimulus bagi para pelaku

usaha terutama produsen untuk meningkatkan output sehingga hal ini akan

meningkatkan perekonomian di sector riil. Namun apabila inflai terlalu tinggi

akan menyebabkan overheating economy dalam perekonomian di suatu negara.

Variabel penghimpunan ZIS memberikan kontribusi terhadap

pertumbuhan ekonomi sebesar 2.517042% hingga akhir periode pengamatan. Hal

ini menjelaskan bahwa semakin tinggi jumlah penghimpunan ZIS kedepannya

maka akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Apabila

terdapat peningkatan penghimpunan ZIS serta distribusimya maka akan

meningkatkan aktivitas ekonomi baik itu secara konsumtif maupun produktif.

Karena ZIS memiliki multiplier effect dalam perekonomian yang apabila dikelola

dengan baik dapat menjadi pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. hal ini sesuai

dengan teori apabila terdapat peningkatan penghimpunan ZIS maka akan

meningkatkan persentase distribusi ZIS di masyarakat. Hal ini akan meningkatkan

daya beli masyarakat yang mendapatkan distribusi dana ZIS tersebut apabila dana

ZIS yang diberikan dalam bentuk konsumtif. Peningkatan konsumsi mustahik

apabila terjadi secara merata maka akan meningkatkan konsumsi agregat

masyarakat. Hal ini kemudian akan mendorong pertumbuhan ekonomi.

BI rate memiliki kontribusi terkecil terhadap pertumbuhan ekonomi.

Hingga akhir periode pengamatan kontribusi BI rate terhadap pertumbuhan

Page 118: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

100

ekonomi sebesar 0.945072%. Dalam hal ini peningkatan dan penurunan BI rate

di periode mendatang akan menyesuaikan dengan kondisi perekonomian. BI rate

dapat ditingkatkan ketika overheating economy terjadi, hal ini untuk meredam

inflasi. Dan ketika perekonomian dalam keadaan lesu BI rate dapat ditingkatkan

untuk memacu pertumbuhan ekonomi dengan mengerakkan sektor riil.

Page 119: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

101

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diperoleh suatu kesimpulan. Hasil

analisis VECM menunjukkan bahwa pada jangka pendek tidak terdapat satu pun

variabel yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan

dalam jangka panjang variabel yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara

positif dan signifikan adalah penghimpunan ZIS dan BI rate. Sedangkan yang

mempengaruhi secara negative signifikan hanya variabel nilai tukar. Dan untuk

variabel inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi dalam jangka panjang.

Hasil FEVD menunjukkan bahwa hingga akhir periode pengamatan

variabel yang memiliki kontribusi terbesar dalam pertumbuhan ekonomi adalah

nilai tukar, inflasi, penghimpunan ZIS dan terakhir BI rate. Hal ini membuktikan

bahwa selain variabel makroekonomi yang secara konvensional dapat

mempengaruhi peningkatan pertumbuhan ekonomi, terdapat instrument syariah

yang memiliki kontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yaitu

penghimpunan ZIS yang diikuti dengan distribusinya. Hal ini dapat mendorong

pertumbuhan ekonomi dari sisi pemberian bantuan baik konsumtif maupun

produktif, peningkatan pemerataan pendapatan, serta mengurangi terjadinya

ketimpangan.

Page 120: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

102

B. Saran

1. Mengetahui adanya kontribusi penghimpunan dana ZIS terhadap

pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang maka penting adanya

penyerapan potensi dana ZIS secara optimum oleh lembaga pengelola

zakat. Selain dari sisi penghimpunan dana ZIS pendistribusian dana ZIS di

Indonesia juga harus efektif dan merata, serta berdasarkan prioritas

kebutuhan mustahik agar dana ZIS ini dapat menjadi salah satu instrumen

dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Meskipun saat ini

kontribusi dari dana ZIS masih sangat kecil kedepannya diharapkan

pemerintah serta BAZNAS dapat mengelola dana ZIS di negara ini agar

lebih besar kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi.

2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel makroekonomi (BI rate, nilai

tukar, dan inflasi) serta ZIS sebagai variabel yang mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi. semoga penelitian selanjutnya ada variabel lain

baik variabel makroekonomi maupun variabel dari sisi syariah yang dapat

digunakan untuk menguji apakah dari sisi ekonomi syariah terdapat

variabel yang mendorong pertumbuhan ekonomi secara nyata dan bersifat

jangka panjang selain zakat, infaq, dan shodaqoh.

Page 121: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

103

Daftar Pustaka

Al Arif, M.N.R. (2009). Efek Multiplier Zakat Terhadap Pendapatan di Propinsi

DKI Jakarta. Jurnal Al-Iqtishad, Vol.1, No.1. \

Anggraini, R. (2016). Analisis Pengaruh Dana Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) Dan

Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Pada Periode 2011-

2015. Skripsi. Surabaya. Universitas Airlangga.

Antoni, dkk. (2015). Analisis Variabel Makroekonomi Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia. Jurnal KBP Vol 3, No. 1, Juli 2015.

Basuki, A.T., & Yuliadi, I. (2015). Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:

Mitra Pustaka Nurani

Batiz, R. 1994. International Finance and Open Economy Macroeconomics.

Prentice Hall, USA

Batubara, D.M.H., & Saskara, I.A.N. (2015, Februari). Analisis Hubungan

Ekspor, Impor, PDB, dan Utang Luar Negeri Indonesia Periode 1970-2013.

Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan Vol. 8 No.1 ISSN: 2301 – 8968.

Bond, J.T., & Kurniati, Y. (1994). The Determination of Interest Rates in

Indonesia. META Project: URES, Bank Indonesia.

Case, K. E., & Fair, R.C. (2001). Prinsip-prinsip Ekonomi Makro (edisi 5).

Jakarta: Prenhallindo.

Chaudhry, M, S. (2012). Sistem Ekonomi Islam: Prinsip Dasar. Jakarta:

KENCANA.

Dornbusch, R., & Fischer, S. (1994). Makro Ekonomi. (Julius A. Mulyadi,

Penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Ebert, R.J., & Griffin, R.W. (2003). Bisnis. Jakarta: Prenhallindo.

El firdausy, M.I. (2009). Dahsyatnya Sedekah Meraih Berkah Dari Sedekah.

Yogyakarta: Cemerlang.

Erbaykal, E., & Okuyan, H. A. (2008, Oktober). Does Inflation Depress

Economic Growth? Evidence from Turkey. International Journal of

Finance and Economics, Vol. 13 No. 17.

Gilarso, T. (1999). Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro. Yogyakarta:

Kanisius.

Page 122: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

104

Ginting, A.M. (2013, Juli). Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Ekspor Indonesia.

Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan. Vol .7 No.1.

Hafidhuddin, D (1998). Tentang Zakat, Infaq, Sedekah. Jakarta: Gema Insani.

Hafidhuddin, D. (2002). Zakat: Dalam Perekonomian Modern. Jakarta: Gema

Insani Pers.

Hafidhuddin, D & Tanjung, H. (2003). Manajemen Syariah Dalam Praktek.

Jakarta: Gema Insani Pers.

Huda, N. dkk. (2008). Ekonomi Makro Islam: Pendekatan Teoritis. Jakarta:

Kencana.

Indonesia Zakat Development Report (2009) Zakat Dan Pembangunan: Era Baru

Menuju Kesejahteraan Ummat, Ciputat, Indonesia Magnificence of Zakat

(IMZ).

Indriyani, S, N. (2016). Analisis Pengaruh Inflasi Dan Suku Bunga Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Tahun 2005-2015. ISSN: 2338-4794

Vol. 4. No. 2 Mei 2016.

Irwan, L, N, Q. (2012). Penetapan dan Proyeksi Tingkat Suku Bunga Bank

Indonesia (BI rate) Hubungannya dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia. Trikonomika Vol. 11, No. 2, Hal. 148-159 ISSN 1411-514X

Ismaila, M. (2015). Macroeconomic Determinants of Economic Growth In

Nigeria: A Co-integration Approach. International Journal of Academic

Research in Economics and Management Sciences 201, Vol.4, No.1 ISSN:

2226-3624

Istiqomah. (2012). Dinamika Interaksi Antara Variabel Moneter Dan Pasar Modal

Syariah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Skripsi. Bogor: Institut

Pertanian Bogor.

Karim, A, A. (2007). Ekonomi Makro Islami. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasidi, F., & Mwakanemela, K. (2012). Impact Of Inflation On Economic

Growth: A Case Study of Tanzania. Asian Journal of Economic Research

3(4):363-380.

Kemu, S.Z., & Ika, S. (2016, Desember). Transmisi BI rate sebagai Instrumen

untuk Mencapai Sasaran Kebijakan Moneter. Kajian Ekonomi & Keuangan

Vol. 20 No.3.

Kogid, M. et al. (2012). The Effect of Exchange Rates on Economic Growth:

Empirical Testing on Nominal versus Real. The IUP Journal of Finacial

Economics, Vol X, No. 1.

Page 123: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

105

Krugman, P., & Maurice, O. (1999). Ekonomi Internasional: Teori Dan

Kebijakan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kuncoro, M. (2009). Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Laksmono, R, D. (2001). Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi

Inflasi. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan.

Lestari, A. (2015). Ekonomi Moneter. Bogor: IN MEDIA.

Lubis, I.F. (2011). Analisis Hubungan Antara Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi:

Kasus Indonesia, QE Journal Vol.03 – No.01.

Mankiw, N. G. (2003). Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mankiw, N. G. (2006). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Mankiw, N. G. (2007). Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.

Mankiw, N. G. (2009). Macroeconomics (7th Edition). New York: Worth

Publishers.

Manurung, M., & Rahardja, P. (2004). Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter

(Kajian Kontekstual Indonesia). Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.

Manurung, M. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi: Mikroekonomi dan

Makroekonomi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Mbulawa, S. (2015). Effect of Macroeconomic Variables on Economic Growth in

Bostwana. Journal of Economics and Sustainable Development, Vol.6, No.4

ISSN 2222-2855.

Murni, A. (2006). Ekonomika Makro. Bandung: PT Refika Aditama.

Naf’an. (2014). Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syari’ah. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Nopirin. (2009). Ekonomi Moneter Buku II. Yogyakarta: BPFE.

Nugroho, R.Y.Y. (2009). Analisis Faktor-Faktor Penentu Pembiayaan Perbankan

Syariah Di Indonesia: Aplikasi Model Vector Error Correction. Tesis.

Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Pratiwi, N. M. (2015, September). Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI,

Dan Nilai Tukar Terhadap Penanaman Modal Asing Dan Pertumbuhan

Ekonomi Di Indonesia (Tahun 2004 sampai dengan Tahun 2013). Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 26 No. 2.

Page 124: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

106

Pridayanti, A. (2013). Pengaruh Ekspor, Impor, dan Nilai Tukar Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 2002-2012. Skripsi. Surabaya :

Universitas Negeri Surabaya.

Pujialwanto, B. (2014). Perekonomian Indonesia Tinjauan Historis, Teoritis, dan

Empiris. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Purba, J.H.V., & Magdalena, A. (2017, September). Pengaruh Nilai Tukar

Terhadap Ekspor dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia. DeReMa Jurnal Manajemen Vo. 12, No. 2.

Puspitaningrum, R. dkk. (2014, Februari). Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI),

dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Nilai Tukar Rupiah. Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB) Vol.8 No.1.

Rahardja, P. (2004). Teori Ekonomi Makro: Suatu Pengantar (Edisi kedua).

Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Rahardja, P., & Manurung, M. (2008). Teori Ekonomi Makro (Edisi empat).

Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.

Rozalinda. (2015). Ekonomi Islam: Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas

Ekonomi. Jakarta: Rajawali Persada.

Rusydiana, A.S. (2009, Januari). Hubungan Antara Perdagangan Internasional,

Pertumbuhan Ekonomi Dan Perkembangan Industri Keuangan Syariah Di

Indonesia. Tazkia Islamic Finance & Business Review Vol. 4 No. 4 No. 1.

Ryandono, M.N.H. (2008). Ekonomi ZISWAQ (zakat, infaq, shodaqoh, dan

wakaf). Surabaya: IFDI dan Cenforis.

Samuelson, P.A. & Nordhaus, W.D. (2004). Ilmu Makroekonomi. Jakarta: PT.

Media Global Edukasi.

Sarea, A.M. (2012, September). Zakat as a Benchmark to Evaluate Economic

Growth: An Alternative Approach. International Journal of Business and

Social Science Vol. 3 No. 18.

Saymeh, A. A. F., & Orabi, M. M. A. (2013). The Effect of Interest Rate, Inflation

Rate, GDP, On Real Economic Growth Rate In Jordan. Asian Economic and

Financial Review 3(3); 341-354.

Silvia, E.D. dkk. (2013, Januari). Analisis Pertumbuhan Ekonomi, investasi, dan

Inflasi di Indonesia. Jurnal Kajian Ekonomi Vol. 1, No. 02.

Subandi, (2011). Ekonomi Pembangunan (cetakan kesatu). Bandung: Alfabeta.

Sukirno, S. (1994). Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Page 125: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

107

Sukirno, S. (2004). Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sukirno, S. (2005). Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukirno, S. (2006). Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Kencana.

Sukirno, S. (2007). Makro Ekonomi Modern. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sukirno, S. (2011). Makro Ekonomi Teori Pengantar (Edisi ketiga). Jakarta:

Rajawali Pers.

Sunariyah. (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta: UPP AMP

YKPN.

Suparmoko. (1998). Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE-UGM.

Suprayitno, E. dkk. (2013). The Impact of Zakat on Aggregate Consumtion in

Malaysia. Journal of Islamics Economics, Banking, and Finance, Vol. 9

No.1.

Sriwardiningsih, E. (2010, November). Dampak Pertumbuhan Ekonomi, Suku

Bunga, Inflasi, Dan Kebijakan Fiskal Terhadap Investasi Di Indonesia.

BINUS Business Review Vol. 1 No. 2 307-318.

Tambunan, K. (2016) Analisis Pengaruh Investasi, Operasi Moneter, dan ZIS

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Jurnal At-Tawassuth Vol. 1

No. 1 73-94.

Tambunan, T.H. (2001). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia.

Todaro, M.P. (1998). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. (Drs. Harris

Munandar MA, Penerjemah). Jakarta: Erlangga.

Todaro, M.P. (2000). Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Bumi Aksara.

Todaro, M.P., & Smith, S.C. (2004). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga

(Edisi kedelapan). Jakarta: Erlangga.

Wibisono, Y. (2015). Mengelola Zakat Indonesia. Jakarta: Kencana.

Willis, S.M.G. (2016). Pengaruh Distribusi Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) serta

Variabel Makroekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Periode 2011-2015. Skripsi. Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Page 126: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

108

LAMPIRAN

1. Uji Stasioneritas Data

Null Hypothesis: D(LZIS) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 2 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -13.64154 0.0000

Test critical values: 1% level -3.699871

5% level -2.976263

10% level -2.627420

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(LKURS) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.083576 0.0003

Test critical values: 1% level -3.679322

5% level -2.967767

10% level -2.622989

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 127: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

109

Null Hypothesis: D(BIRATE,2) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 0 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -5.719519 0.0001

Test critical values: 1% level -3.689194

5% level -2.971853

10% level -2.625121

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Null Hypothesis: D(INFLASI,2) has a unit root

Exogenous: Constant

Lag Length: 3 (Automatic - based on SIC, maxlag=7)

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test statistic -6.433187 0.0000

Test critical values: 1% level -3.724070

5% level -2.986225

10% level -2.632604

*MacKinnon (1996) one-sided p-values.

Page 128: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

110

2. Uji Lag Optimum

VAR Lag Order Selection Criteria Endogenous variables: EG LZIS LKURS BIRATE INFLASI

Exogenous variables: C

Date: 04/19/18 Time: 09:45

Sample: 2010Q1 2017Q3

Included observations: 29

Lag LogL LR FPE AIC SC HQ

0 -70.08037 NA 0.000122 5.177957 5.413697 5.251788

1 48.03106 187.3492 2.05e-07 -1.243521 0.170923* -0.800535

2 80.72655 40.58750* 1.42e-07* -1.774245* 0.818903 -0.962103*

* indicates lag order selected by the criterion

LR: sequential modified LR test statistic (each test at 5% level)

FPE: Final prediction error

AIC: Akaike information criterion

SC: Schwarz information criterion

HQ: Hannan-Quinn information criterion

3. Uji Stabilitas VAR

Roots of Characteristic Polynomial

Endogenous variables: EG LZIS LKURS BIRATE INFLASI

Exogenous variables: C

Lag specification: 1 2

Date: 04/19/18 Time: 09:46

Root Modulus

0.968377 0.968377

0.856445 - 0.262066i 0.895643

0.856445 + 0.262066i 0.895643

-0.012979 - 0.837931i 0.838031

-0.012979 + 0.837931i 0.838031

Page 129: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

111

-0.138167 - 0.470165i 0.490046

-0.138167 + 0.470165i 0.490046

0.216291 - 0.377264i 0.434868

0.216291 + 0.377264i 0.434868

-0.287475 0.287475

No root lies outside the unit circle.

VAR satisfies the stability condition.

4. Uji Kointegrasi

Date: 09/03/18 Time: 05:23

Sample (adjusted): 2010Q4 2017Q3

Included observations: 28 after adjustments

Trend assumption: No deterministic trend (restricted constant)

Series: EG LZIS LKURS BIRATE INFLASI

Lags interval (in first differences): 1 to 2

Unrestricted Cointegration Rank Test (Trace) Hypothesized Trace 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.845040 136.3761 76.97277 0.0000

At most 1 * 0.815705 84.16769 54.07904 0.0000

At most 2 * 0.593680 36.81354 35.19275 0.0331

At most 3 0.224314 11.59631 20.26184 0.4857

At most 4 0.147981 4.484113 9.164546 0.3448 Trace test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegration Rank Test (Maximum Eigenvalue) Hypothesized Max-Eigen 0.05

No. of CE(s) Eigenvalue Statistic Critical Value Prob.** None * 0.845040 52.20841 34.80587 0.0002

At most 1 * 0.815705 47.35414 28.58808 0.0001

At most 2 * 0.593680 25.21723 22.29962 0.0190

At most 3 0.224314 7.112196 15.89210 0.6558

At most 4 0.147981 4.484113 9.164546 0.3448 Max-eigenvalue test indicates 3 cointegrating eqn(s) at the 0.05 level

* denotes rejection of the hypothesis at the 0.05 level

**MacKinnon-Haug-Michelis (1999) p-values

Unrestricted Cointegrating Coefficients (normalized by b'*S11*b=I): EG LZIS LKURS BIRATE INFLASI C

Page 130: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

112

3.638582 12.20364 -17.87763 0.898330 0.109770 -146.5094

10.69834 2.550036 30.78383 0.004836 1.065936 -412.0259

-11.61972 -1.067289 -39.82072 -2.658256 2.191143 465.8828

2.027597 3.287450 -3.073681 0.080058 0.015085 -59.08639

2.255530 -2.395149 10.59171 -0.903444 -0.184122 -48.55110

Unrestricted Adjustment Coefficients (alpha): D(EG) 0.004319 -0.007286 0.017552 -0.036060 -0.027537

D(LZIS) -0.228632 -0.056333 -0.019959 0.055132 0.000860

D(LKURS) 0.003346 -0.014683 0.009908 0.006587 -0.002319

D(BIRATE) 0.025185 -0.037286 0.129565 -0.050796 0.051511

D(INFLASI) 0.475387 -0.636903 0.079422 -0.076657 0.132784

1 Cointegrating Equation(s): Log likelihood 83.13575 Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

EG LZIS LKURS BIRATE INFLASI C

1.000000 3.353956 -4.913350 0.246890 0.030168 -40.26553

(0.34913) (0.87323) (0.07991) (0.06736) (1.77149)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(EG) 0.015714

(0.09467)

D(LZIS) -0.831898

(0.14688)

D(LKURS) 0.012173

(0.02270)

D(BIRATE) 0.091639

(0.21532)

D(INFLASI) 1.729735

(0.73554)

2 Cointegrating Equation(s): Log likelihood 106.8128 Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

EG LZIS LKURS BIRATE INFLASI C

1.000000 0.000000 3.473474 -0.018402 0.104950 -38.37900

(0.07961) (0.03292) (0.02686) (0.71482)

0.000000 1.000000 -2.500577 0.079098 -0.022297 -0.562477

(0.06605) (0.02731) (0.02229) (0.59303)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(EG) -0.062239 0.034124

(0.29333) (0.32363)

D(LZIS) -1.434563 -2.933798

(0.42924) (0.47357)

D(LKURS) -0.144907 0.003386

(0.05787) (0.06385)

D(BIRATE) -0.307264 0.212271

(0.66084) (0.72909)

D(INFLASI) -5.084071 4.177329

(1.47352) (1.62570)

Page 131: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

113

3 Cointegrating Equation(s): Log likelihood 119.4214 Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

EG LZIS LKURS BIRATE INFLASI C

1.000000 0.000000 0.000000 -4.566962 5.631181 -6.839805

(1.10128) (0.90537) (4.45959)

0.000000 1.000000 0.000000 3.353637 -4.000667 -23.26776

(0.78699) (0.64699) (3.18690)

0.000000 0.000000 1.000000 1.309514 -1.590981 -9.080017

(0.31181) (0.25634) (1.26265)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(EG) -0.266188 0.015391 -1.000447

(0.41505) (0.32041) (1.36774)

D(LZIS) -1.202642 -2.912496 3.148060

(0.61066) (0.47143) (2.01235)

D(LKURS) -0.260041 -0.007189 -0.906363

(0.07331) (0.05659) (0.24157)

D(BIRATE) -1.812778 0.073988 -6.757464

(0.79941) (0.61714) (2.63436)

D(INFLASI) -6.006929 4.092563 -31.26775

(2.09035) (1.61374) (6.88851)

4 Cointegrating Equation(s): Log likelihood 122.9775 Normalized cointegrating coefficients (standard error in parentheses)

EG LZIS LKURS BIRATE INFLASI C

1.000000 0.000000 0.000000 0.000000 -0.498471 -0.273726

(1.19222) (6.79027)

0.000000 1.000000 0.000000 0.000000 0.500493 -28.08939

(0.87666) (4.99301)

0.000000 0.000000 1.000000 0.000000 0.166612 -10.96275

(0.34194) (1.94753)

0.000000 0.000000 0.000000 1.000000 -1.342173 1.437734

(0.28993) (1.65130)

Adjustment coefficients (standard error in parentheses)

D(EG) -0.339302 -0.103154 -0.889611 -0.045700

(0.39313) (0.31137) (1.28762) (0.06756)

D(LZIS) -1.090858 -2.731253 2.978604 -0.148189

(0.57535) (0.45569) (1.88446) (0.09887)

D(LKURS) -0.246685 0.014466 -0.926610 -0.022878

(0.06911) (0.05474) (0.22637) (0.01188)

D(BIRATE) -1.915771 -0.093001 -6.601334 -0.326040

(0.78010) (0.61786) (2.55507) (0.13406)

D(INFLASI) -6.162359 3.840556 -31.03213 0.206715

(2.08463) (1.65108) (6.82783) (0.35824)

Page 132: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

114

5. Uji Kausalitas Granger

Pairwise Granger Causality Tests

Date: 04/19/18 Time: 10:26

Sample: 2010Q1 2017Q3

Lags: 1

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

LZIS does not Granger Cause EG 30 0.28396 0.5985

EG does not Granger Cause LZIS 17.0317 0.0003

LKURS does not Granger Cause EG 30 1.37006 0.2520

EG does not Granger Cause LKURS 17.8752 0.0002

BIRATE does not Granger Cause EG 30 0.11186 0.7406

EG does not Granger Cause BIRATE 0.89210 0.3533

INFLASI does not Granger Cause EG 30 2.01763 0.1669

EG does not Granger Cause INFLASI 0.63502 0.4325

LKURS does not Granger Cause LZIS 30 11.8727 0.0019

LZIS does not Granger Cause LKURS 1.33097 0.2587

BIRATE does not Granger Cause LZIS 30 0.00586 0.9396

LZIS does not Granger Cause BIRATE 2.68942 0.1126

INFLASI does not Granger Cause LZIS 30 0.17527 0.6788

LZIS does not Granger Cause INFLASI 0.51837 0.4777

BIRATE does not Granger Cause LKURS 30 0.03906 0.8448

LKURS does not Granger Cause BIRATE 1.89429 0.1800

INFLASI does not Granger Cause LKURS 30 0.18849 0.6676

LKURS does not Granger Cause INFLASI 1.39391 0.2480

INFLASI does not Granger Cause BIRATE 30 17.0764 0.0003

BIRATE does not Granger Cause INFLASI 0.43709 0.5141

Page 133: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

115

6. Uji Estimasi VECM

Vector Error Correction Estimates

Date: 09/03/18 Time: 02:18

Sample (adjusted): 2010Q4 2017Q3

Included observations: 28 after adjustments

Standard errors in ( ) & t-statistics in [ ]

Cointegrating Eq: CointEq1

EG(-1) 1.000000

LZIS(-1) 3.353956

(0.34913)

[ 9.60671]

LKURS(-1) -4.913350

(0.87323)

[-5.62665]

BIRATE(-1) 0.246890

(0.07991)

[ 3.08956]

INFLASI(-1) 0.030168

(0.06736)

[ 0.44789]

C -40.26553

(1.77149)

[-22.7297]

Error Correction: D(EG) D(LZIS) D(LKURS) D(BIRATE) D(INFLASI)

CointEq1 0.015714 -0.831898 0.012173 0.091639 1.729735

(0.09467) (0.14688) (0.02270) (0.21532) (0.73554)

[ 0.16599] [-5.66377] [ 0.53633] [ 0.42560] [ 2.35164]

D(EG(-1)) 0.158940 0.884565 -0.007717 0.178880 0.267303

(0.21476) (0.33319) (0.05149) (0.48844) (1.66855)

[ 0.74010] [ 2.65482] [-0.14988] [ 0.36623] [ 0.16020]

D(EG(-2)) 0.092314 -0.306385 -0.230225 -1.259440 -4.753109

(0.23479) (0.36428) (0.05629) (0.53401) (1.82423)

[ 0.39317] [-0.84107] [-4.08990] [-2.35846] [-2.60554]

D(LZIS(-1)) 0.011283 1.233166 0.035297 -0.163660 -2.425217

(0.18783) (0.29142) (0.04503) (0.42721) (1.45938)

Page 134: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

116

[ 0.06007] [ 4.23152] [ 0.78380] [-0.38309] [-1.66181]

D(LZIS(-2)) -0.098371 0.356036 -0.031282 -0.271050 -1.851663

(0.12465) (0.19339) (0.02988) (0.28350) (0.96846)

[-0.78919] [ 1.84101] [-1.04679] [-0.95609] [-1.91197]

D(LKURS(-1)) 0.056191 -0.977822 -0.283036 -0.839809 -11.32968

(0.79716) (1.23679) (0.19112) (1.81305) (6.19356)

[ 0.07049] [-0.79061] [-1.48095] [-0.46320] [-1.82927]

D(LKURS(-2)) -1.129380 -1.069146 0.272838 -0.198138 7.804731

(0.69947) (1.08523) (0.16770) (1.59087) (5.43458)

[-1.61462] [-0.98518] [ 1.62697] [-0.12455] [ 1.43612]

D(BIRATE(-1)) 0.010485 -0.341369 -0.061887 0.286096 -0.463209

(0.11493) (0.17831) (0.02755) (0.26139) (0.89294)

[ 0.09123] [-1.91447] [-2.24604] [ 1.09452] [-0.51875]

D(BIRATE(-2)) -0.053737 0.214380 0.038926 0.073209 -0.443944

(0.10276) (0.15944) (0.02464) (0.23372) (0.79842)

[-0.52292] [ 1.34460] [ 1.57996] [ 0.31323] [-0.55603]

D(INFLASI(-1)) -0.005657 0.020492 0.031139 0.156895 0.443696

(0.03327) (0.05162) (0.00798) (0.07567) (0.25848)

[-0.17005] [ 0.39701] [ 3.90394] [ 2.07351] [ 1.71653]

D(INFLASI(-2)) -0.001142 -0.021408 -0.006115 0.077431 0.337225

(0.02803) (0.04348) (0.00672) (0.06374) (0.21775)

[-0.04074] [-0.49234] [-0.91010] [ 1.21477] [ 1.54869]

R-squared 0.374077 0.874268 0.671995 0.594731 0.418069

Adj. R-squared 0.005886 0.800307 0.479051 0.356338 0.075757

Sum sq. resids 0.322232 0.775659 0.018522 1.666848 19.45177

S.E. equation 0.137677 0.213605 0.033008 0.313129 1.069683

F-statistic 1.015987 11.82079 3.482853 2.494747 1.221308

Log likelihood 22.77535 10.47718 62.76403 -0.232493 -34.63055

Akaike AIC -0.841096 0.037344 -3.697431 0.802321 3.259325

Schwarz SC -0.317730 0.560711 -3.174065 1.325687 3.782691

Mean dependent -0.046786 0.035115 0.014763 -0.071429 -0.083571

S.D. dependent 0.138084 0.478002 0.045732 0.390296 1.112659

Determinant resid covariance (dof adj.) 2.20E-08

Determinant resid covariance 1.81E-09

Log likelihood 83.13575

Akaike information criterion -1.581125

Schwarz criterion 1.321178

Page 135: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

117

7. Uji Impulse Response Function (IRF)

- .1

.0

.1

.2

.3

2 4 6 8 10

Response of EG to EG

- .1

.0

.1

.2

.3

2 4 6 8 10

Response of EG to LZIS

- .1

.0

.1

.2

.3

2 4 6 8 10

Response of EG to LKURS

- .1

.0

.1

.2

.3

2 4 6 8 10

Response of EG to BIRATE

- .1

.0

.1

.2

.3

2 4 6 8 10

Response of EG to INFLASI

- .2

-.1

.0

.1

.2

2 4 6 8 10

Response of LZIS to EG

- .2

-.1

.0

.1

.2

2 4 6 8 10

Response of LZIS to LZIS

- .2

-.1

.0

.1

.2

2 4 6 8 10

Response of LZIS to LKURS

- .2

-.1

.0

.1

.2

2 4 6 8 10

Response of LZIS to BIRATE

- .2

-.1

.0

.1

.2

2 4 6 8 10

Response of LZIS to INFLASI

- .08

-.04

.00

.04

.08

2 4 6 8 10

Response of LKURS to EG

- .08

-.04

.00

.04

.08

2 4 6 8 10

Response of LKURS to LZIS

- .08

-.04

.00

.04

.08

2 4 6 8 10

Response of LKURS to LKURS

- .08

-.04

.00

.04

.08

2 4 6 8 10

Response of LKURS to BIRATE

- .08

-.04

.00

.04

.08

2 4 6 8 10

Response of LKURS to INFLASI

- .4

.0

.4

.8

2 4 6 8 10

Response of BIRATE to EG

- .4

.0

.4

.8

2 4 6 8 10

Response of BIRATE to LZIS

- .4

.0

.4

.8

2 4 6 8 10

Response of BIRATE to LKURS

- .4

.0

.4

.8

2 4 6 8 10

Response of BIRATE to BIRATE

- .4

.0

.4

.8

2 4 6 8 10

Response of BIRATE to INFLASI

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2 4 6 8 10

Response of INFLASI to EG

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2 4 6 8 10

Response of INFLASI to LZIS

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2 4 6 8 10

Response of INFLASI to LKURS

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2 4 6 8 10

Response of INFLASI to BIRATE

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2 4 6 8 10

Response of INFLASI to INFLASI

Response to Cholesky One S.D. Innovations

Respo

nse of EG:

Period EG LZIS LKURS BIRATE INFLASI 1 0.137677 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.155382 0.009631 -0.001672 0.001329 -0.004148

3 0.190630 -0.025590 -0.036986 -0.020462 -0.006393

4 0.187465 -0.036384 -0.051392 -0.012896 -0.043163

5 0.235899 -0.024664 -0.048738 -0.024418 -0.046776

6 0.253186 -0.029496 -0.058287 -0.029227 -0.052503

7 0.271092 -0.060538 -0.068051 -0.037759 -0.067633

8 0.268718 -0.060586 -0.070563 -0.024503 -0.076637

9 0.289566 -0.046553 -0.069341 -0.027977 -0.076936

10 0.296902 -0.053540 -0.072687 -0.033630 -0.076139

Page 136: PENGARUH DANA ZIS DAN FAKTOR MAKROEKONOMI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41858/1/PUTRI... · 7. Untuk kakak dan adikku Lela, Ulfah, Fatih dan Nayla terimakasih

118

8. Uji Forecast Error Variance Decomposition (FEVD)

Varian

ce Decomposition of EG:

Period S.E. EG LZIS LKURS BIRATE INFLASI 1 0.137677 100.0000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000

2 0.207877 99.73497 0.214667 0.006466 0.004087 0.039808

3 0.286417 96.83441 0.911340 1.670918 0.512535 0.070795

4 0.350959 93.02508 1.681704 3.257135 0.476371 1.559712

5 0.429638 92.22098 1.451718 3.460297 0.640879 2.226123

6 0.506527 91.33285 1.383521 3.813655 0.794023 2.675955

7 0.586819 89.39094 2.095068 4.186265 1.005628 3.322099

8 0.657031 88.03387 2.521536 4.492785 0.941270 4.010540

9 0.727472 87.65461 2.466362 4.573377 0.915711 4.389937

10 0.795263 87.28556 2.517042 4.662296 0.945072 4.590028