kajian partisipasi penerima manfaat dana bergulir proyek ...
PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …
Transcript of PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …
PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP
PENDAPATAN PELAKU USAHA
(Studi pada BAZNAS Kota Palangka Raya)
JURNAL ILMIAH
Disusun oleh :
Asfina Nor Husna
155020507111012
JURUSAN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL
Artikel Jurnal dengan judul :
Pengaruh Dana Bergulir Terhadap Pendapatan Pelaku Usaha (Studi pada BAZNAS Kota Palangka Raya)
Yang disusun oleh :
Nama : Asfina Nor Husna
NIM : 155020507111012
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
Jurusan : S-1 llmu Ekonomi
Konsentrasi : Ekonomi Islam
Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang
dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 17 Desember 2019
Malang, 2 J onvnr, l alv
Dosen Pembimbing,
II I
Arif Hoetoro, SE. , MT,, Ph.D. NIP. 19700922199512002
PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU
USAHA
(Studi pada BAZNAS Kota Palangka Raya)
Asfina Nor Husna, Arief Hoetoro, SE., MT., Ph. D.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal, lama usaha dan tingkat
pendidikan terhadap pendapatan pelaku usaha di BAZNAS Kota Palangka Raya. Jenis penelitian
ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 54 responden
dimana seluruhnya merupakan pelaku usaha yang menerima bantuan dana Program Pinjaman
Dana Bergulir di BAZNAS Kota Palangka Raya dan berdomisili di Kota Palangka Raya. Data
dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner pada penerima bantuan dana bergulir tahun
2016 dan 2017. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan
program SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan variabel modal, lama
usaha dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadappendapatan pelaku usahai. Akan tetapi
secara parsial hanya dua variabel bebas yang berpengaruh terhadap pendapatan pelaku usaha
yakni variabel modal dan lama usaha. Sedangkan variabel tingkat pendidikan secara parsial
tidak berpengaruh terhadap pendapatan pelaku usaha.
Kata kunci: Infaq, Sedekah, Dana Bergulir, Pendapatan, BAZNAS
A. PENDAHULUAN
Pada tahun 2013, data menunjukkan proporsi kredit UMKM terhadap total kredit pada
tahun 2013 hingga 2016 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2016 menurut
laporan terakhir BPS, proporsi kredit UMKM terhadap total kredit sebsear 781,91 triliun rupiah
(BPS, 2018). Selain itu, melalui data BPS Provinsi Kalimantan Tengah terjadi kenaikan Nilai
Investasi Industri Kecil Menengah pada tahun 2013 dan 2014. Pada tahun 2013 Nilai Investasi
Industri Kecil Menengah untuk Provinsi Kalimantan Tengah secara keseluruhan kab/kota sebesar
232.461.218 ribu rupiah, kemudian pada tahun 2014 meningkat menjadi 237.664.533 ribu rupiah
(BPS Provinsi Kalimantan Tengah, 2018).
Kegiatan UMKM tidak hanya mengurangi angka kemiskinan, namun turut pula
menambah peluang kesempatan kerja dan pendapatan keluarga. Menurut BPS Kota Palangka
Raya, pada tahun 2017 sebanyak 137.884 jiwa penduduk masuk dalam kategori miskin. Kemudian
pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 136.446 jiwa penduduk miskin yang berada pada
Provinsi Kalimantan Tengah.
Menurut BPS Provinsi Kalimantan Tengah, pada tahun 2017 sebanyak 9,91 ribu jiwa
penduduk Kota Palangka Raya termasuk dalam kategori miskin. Kemudian pada tahun 2018,
terjadi penurunan jumlah penduduk miskin menjadi 9,78 ribu jiwa. Selain itu, pada tahun 2018
Kota Palangka Raya menempati urutan kelima terbanyak dalam jumlah penduduk miskin.
Tabel 1 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kab/Kota Tahun 2015-2018
Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (000) Jiwa
2015 2016 2017 2018
Kotawaringin
Barat
14,01 14,11 13,27 12,90
Kotawaringin
Timur
27,26 27,39 27,70 28,20
Kapuas 20,90 19,96 18,80 18,52
Barito Selatan 6,66 6,09 5,95 6,16
Barito Utara 7,53 6,90 6,72 6,50
Sukamara 2,37 2,12 1,99 1,96
Lamandau 2,90 2,88 2,74 2,52
Seruyan 14,92 14,57 14,04 14,56
Katingan 10,41 10,10 9,51 8,73
Pulang Pisau 7,04 6,88 6,54 5,71
Gunung Mas 6,75 6,55 6,67 5,96
Barito Timur 9,51 8,88 8,56 8,05
Murung Raya 7,20 7,10 6,75 7,39
Palangka Raya 10,25 9,96 9,91 9,78
Sumber: BPS, 2019 (diolah)
Satu-satunya penggerak terpenting bagi upaya penanggulangan pengentasan kemiskinan
adalah pertumbuhan ekonomi (The World Bank, 2007). Namun perlu diingat kembali,
pertumbuhan ekonomi dapat menjadi lebih baik atau kurang berpihak pada penduduk miskin
ketika pertumbuhan tersebut menciptakan ketimpangan yang tajam. Oleh karena itu, hal ini
merupakan tantangan kebijakan dimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya
menghasilkan pertumbuhan, namun tetap menghasilkan pemerataan.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan satu-satunya yang dibentuk oleh
pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2011 yang memiliki tugas dan fungsi
menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Hal ini juga
telah diatur melalui UU No. 23 tahun 2011 yang menggantikan UU No. 38 tahun 1999 sehingga
semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan
zakat secara nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah
nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada presiden melalui menteri
agama.
Salah satu cara pengentasan kemiskinan dengan pemerataan pendapatan adalah melalui
Distribusi Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS). Zakat dipercaya mampu mengatasi masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, diantaranya mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan
pendapatan masyarakat (Mutia dan Anzu, 2009). Sehingga diperlukan pendekatan ekonomi dalam
pelaksanaan perekonomian mustahik. BAZNAS Kota Palangka Raya dalam mewujudkan
peningkatan taraf kehidupan telah memiliki program yang salah satunya adalah Program Pinjaman
Dana Bergulir. Dimana program tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat terutama bagi mustahik yang menerima bantuan tersebut baik dalam permodalan
memulai usaha ataupun menambah modal usaha yang telah dimiliki. Program Pinjaman Dana
Bergulir BAZNAS Kota Palangka Raya bersumber dari dana infaq dan sedekah.
Pada tahun 2016, total penyaluran dana bergulir sebesar Rp. 119.000.000 dengan
tambahan biaya operasional pembagian dana bergulir sebesar Rp. 300.000. sedangkan total
penerimaan infaq/sedekah BAZNAS Kota Palangka Raya tahun 2016 sebesar Rp. 163.582.200.
sehingga didapatkan sekitar 72,92% penerimaan infaq/sedekah BAZNAS Kota Palangka Raya
tahun 2016 digunakan untuk Program Pinjaman Dana Bergulir.
Besarnya jumlah persentase dana infaq/sedekah yang digunakan untuk dana bergulir ini
diharapkan membuat mustahik secara perlahan dapat meningkatkan taraf kehidupannya dan
memberikan contoh kepada mustahik lainnya agar terdorong bergerak maju untuk berusaha.
Sehingga perlahan-lahan mustahik mengembangkan potensi dirinya melalui berwirausaha.
Dari paparan di atas, penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh modal, lama usaha
dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pelaku usaha di BAZNAS Kota Palangka Raya.
B. KAJIAN PUSTAKA
Infaq
Kata Infaq berasal dari kata anfaqa yang artinya mengeluarkan harta untuk kepentingan
sesuatu (Hafidhuddin, 1998). Sedangkan menurut terminologi syariat, kata infaq berarti
mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau penghasil untuk kepentingan yang
diperintahkan ajaran Islam. Perbedaan zakat dengan infaq dapat dilihat melalui nisab, dalam infaq
tidak ada nisab yang menjadi patokan mengeluarkan infaqq. Selain itu, jika zakat diperuntukkan
untuk 8 asnaf, maka tidak untuk infaq yang dapat diperuntukkan pada siapapun.
Melalui Q.S Al-Baqarah 2:267, telah dijelaskan perintah Allah menyisihkan sebagian
harta yang telah kita peroleh. Selain itu telah dijelaskan pula larangan memberikan sesuatu yang
bahkan kita sendiri tidak ingin memakai atau meggunakannya. Sehingga dapat diartikan, alangkah
lebih baik memberikan sesuatu dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik dari yang biasa
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Sedekah
Secara syara’ (terminologi), sedekah diartikan sebagai sebuah pemberian seseorang
dengan ikhlas kepada yang berhak menerima yag diiringi oleh pahal dari Allah (Ghazaly et al,
2010). Bersedekah tidak hanya dapat melipat gandakan sebuah kebaikan, tetapi dapat pula
melindungi diri kita dari siksa api neraka. Selain itu jika kita melihat dari sisi manfaat, sedekah
tidak mengurangi harta yang kita miliki. Hal ini dikarenakan dengan bersedekah, layaknya seolah-
olah kita tengah mencoba berinvestasi untuk kehidupan di akhirat yang lebih baik. Bahkan bisa
saja bentuk perumpamaan invetsai ini manfaatnya akan dapat langsung kita rasakan di dunia dalam
bentuk kemudahan dan kelancaran urusan yang kita alami.
Dana Bergulir di Indonesia
Dana Bergulir merupakan dana yang ditujukan oleh Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan Layanan Umum untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi
koperasi, usaha mikro, kecil, menengah dan usaha lainnya yang berada dibawah pembinaan
Kementerian Negara/Lembaga (Permen Keuangan, 2009). Menurut Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 218/PMK.2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
99/PMK.05/2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementerian/Lembaga Pasal
1 ayat 1. Dijelaskan bahwa Dana Bergulir merupakan dana yang dialokasikan oleh Kementerian
Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan Layanan Umum untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi
koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya yang berada di bawah pembinaan
Kementerian Negara/Lembaga.
Melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009 dalam Pasal 3 dikatakan
bahwa suatu dana dapat dikategorikan Dana Bergulir apabila memenuhi karakteristik sebagai
berikut:
a) Dana merupakan bagian dari keuangan negara;
b) Dicantumkan dalam APBN dan/atau laporan keuangan;
c) Dimiliki, dikuasai, dikendalikan dan/atau dikelola oleh PA/KPA;
d) Disalurkan atau dipinjamkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat, ditagih
dengan atau tanpa nilai yambah, dan digulirkan kembali kepada masyarakat atau
kelompok masyarakat (revolving fund);
e) Ditujukan untuk perkuatan modal koerasi, usaha mikro, kecil, menengah dan usaha
lainnya; dan
f) Dapat ditarik kembali pada suatu saat.
Dana Bergulir dalam Perspektif Ekonomi Islam
1) Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)
Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) adalah gabungan Indeks Kesejahteraan
CIBEST, Modifikasi Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Kemandirian.
Tabel 2 Kategori Penilaian Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)
Score Range Keterangan
0,00 – 0,20 Tidak Baik
0,21 - 0,40 Kurang Baik
0,41 – 0,60 Cukup Baik
0,61 – 0,80 Baik
0,81 – 1,00 Sangat Baik
Sumber: Pusat Kjian Strategis (Puskas) BAZNAS, 2018
Nilai IKB nasional untuk tahun 2018 sebesar 0,76 (baik), nilai ini meningkat dari
tahun sebelumnya pada 2017 yang sebesar 0,71 (baik). Melalui hasil survey 22
Provinsi, sebanyak delapan provinsi telah mendapatkan kategori nilai sangat baik
(Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa
Timur, Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan), sebelas provinsi dengan kategori
baik (Aceh, Jawa Barat, Maluku Utara, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Sulawesi
Selatan, Gorontalo, Papua Barat, Lampung, Banten dan Sulawesi Tengah), dua
provinsi untuk kategori cukup baik (Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur) dan
satu provinsi dengan kategori kurang baik (Bangka Belitung).
Tabel 3 IKB dan Penyusunnya
No. Provinsi CIBEST Modifikasi
IPM
Kemandirian IKB
1 Aceh 0,75 1 0,5 0,8
2 Sumatera Utara 1 1 0,5 0.9
3 Riau 1 1 0,5 0,9
4 Lampung 0,5 1 0,25 0,65
5 Kepualauan
Bangka Belitung
0,19 0,5 0,5 0,3
6 Kepulauan Riau 0,75 1 0,25 0,75
7 Jawa Barat 0,75 1 0,5 0,8
8 Jawa Tengah 1 1 0,75 0,95
9 DI Yogyakarta 0,75 0,91 0,75 0,75
10 Jawa Timur 1 1 0,5 0,9
11 Banten 0,5 1 0,25 0,65
12 Nusa Tenggara
Barat
1 1 0,75 0,95
13 Kalimantan Barat 1 1 0,75 0,95
14 Kalimantan
Selatan
0,75 1 0,75 0,85
15 Kalimantan
Timur
0,03 1 0,5 0,5
16 Kalimantan Utara 0,5 0,75 0,5 0,6
17 Sulawesi Utara 1 1 0,5 0,9
18 Sulawesi Tengah 0,25 1 0,75 0,65
19 Sulawesi Selatan 0,75 0,75 0,5 0,7
20 Gorontalo 0,75 0,75 0,5 0,7
21 Maluku Utara 0,75 1 0,5 0,8
22 Papua Barat 1 1 0,5 0,7
Nilai Nasional 0,73 0,94 0,53 0,76
Sumber: Pusat Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS, 2018
2) Pinjaman Tanpa Jaminan (Pinjaman Qardh)
Qardh merupakan pinjaman uang (Karim, 2016). Aplikasi qardh dalam perbankan
biasanya dalam empat hal sebagai berikut:
a) Sebagai pinjaman talangan haji.
b) Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah.
c) Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil.
d) Sebagai pinjaman kepada pengurus bank.
Teori Produksi
Produksi meruoakan suatu kegiatan yag dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu
benda atau menghasilkan benda baru sehingga lebih bermanfaat dan bernilai dalam memenuhi
kebutuhan. Fungsi produksi adalah hubugan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi
yang diciptakan. Berikut merupakan persamaannya:
Q = f (K,L)
Dimana:
Q = Output
K = Input Capital
L = Labour
Melalui persamaan tersebut dapat dilihat hubungan antara K (Capital) yang dimana
modal (X1) termasuk didalamnya. Selain itu pada L (Labour) yang berupa tenaga kerja,
dipengaruhi lama usaha (X2) yang dapat mempengaruhi pelaku usaha dalam pengalaman
menjalani usaha dan tingkat pendidikan (X3) yang dapat membantu pelaku usaha mengatasi
permasalahan yang dialami selama menjalani usaha dengan cara berpikir logis.
Hubungan antara Dana Bergulir dengan Produksi, Produktivitas dan Biaya
Jumlah penggunaan faktor produksi variabel bergantung pada tingkat produksinya
(Rahardja dan Manurung, 2001). Semakin besar tingkat produksi, maka semakin banyak pula
faktor produksi yang digunakan. Produksi total (total product) merupakan banyaknya keseluruhan
produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. Produksi marginal (marginal
product) merupakan penambahan produksi yang diakibatkan adanya penambahan penggunaan satu
unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) merupakan jumlah rata-rata output yang
dihasilkan per unit faktor produksi.
a) Produksi Total (total production)
TP: f (K,L)
Dimana:
TP = Total produksi (total production)
K = Barang modal (kapital) (yang dianggap konstan)
L = Tenaga kerja/buruh (labour)
b) Produksi Marginal (marginal production)
MP = TP’ = 𝜕𝑇𝑃
𝜕𝐿
Dimana: MP = Produksi Marginal (marginal production)
c) Produksi Rata-rata (average product)
AP = 𝑇𝑃
𝐿
Dimana: AP = Produksi rata-rata (average product)
Keputusan tingkat produksi bekaitan serta berpengaruh terhadap tingkat produktivitas
faktor-faktor produksi yang digunakan. Dimana produktivitas yang tinggi akan menyebabkan
tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas
semakin tinggi, maka biaya produksi akan semakin rendah. Begitupula sebaliknya.
Konsep Modal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), modal usaha merupakan uang yang
digunakan sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya; harta benda
(uang, barang dan sebagainya) yang bisa dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang
menambah kekayaan. Berikut ini merupakan beberapa macam modal (Rozalinda, 2014):
a) Berdasarkan sumbernya.
b) Berdasarkan bentuknya.
c) Berdasarkan pemilikannya.
d) Modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar.
Konsep Lama Usaha
Lama Usaha merupakan lamanya pedagang berkarya dalam usaha perdagangan yang
seang di jalani saat ini (Asmie, 2008). Lamanya usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha
seseorang, dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan dalam bertingkah laku (Sukirno,
2010).
Konsep Tingkat Pendidikan
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi selain sumber daya alam,
modal, entrepreneur untuk menghasilkan output (Atmanti, 2005). Yang dimana semakin tinggi
kualitas sumber daya manusia, maka semakin meningkat pula efisiensi dan produksi suatu negara
tersebut. Robert M. Solow menekankan kepada peranan ilmu pengetahuan dan investasi modal
sumber daya manusia dalam memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara.
Pendapatan
Pendapatan merupakan penghasilan pokok perusahaan atau penjualan barang atas jasa
dengan biaya-biaya sehingga mendapatkan laba kotor (Munawir, 2002). Selain itu, pendapatan
bisa diartikan total penghasilan yang diterima oleh penduduk atas kinerjanya selama periode
tertentu baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan (Sukirno, 2010).
Hubungan antara Pendapatan dengan Konsumsi
Konsumsi bergantung pada tingkat pendapatan bersih konsumen dan kecenderungan untuk
mengkonsumsi itu sendiri, dan investasi bergantung pada efisiensi modal marjinal dalam
hubungannya dengan tingkat bunga (Dillard, 1948).
Gambar 1 Kurva Konsumsi Pendapatan
Sumber: Google Image, 2019
Kurva Konsumsi Pendapatan merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara
Konsumsi dan pendapatan pada suatu tingkatan tertentu. Dimana melalui Gambar 1 diatas dapat
dilihat bahwa kurva konsumsi dibentuk dengan menghubungkan titik F, E dan S. Ketiga titik ini
merupakan kepuasan maksimal yang didapat dalam mengkonsumsi barang dengan garis kendala
anggaran masing-masing.
C. METODE PENELITIAN
Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian korelasional yang bersifat kausalitas yang bermaksud untuk
mengetahui pengaruh penerapan tiga variabel yakni modal, lama usha dan tingkat pendidikan
terhadap pendapatan pelaku usaha sebagai variabel terikat.
Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah penerima Program Pinjaman Dana Bergulir pada
tahun 2016 dan 2017 yang berjumlah 110 orang. Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Sedangkan Sampel adalah
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008).
Adapun jumlah sampel yang didapatkan melalui rumus slovin sebanyak 54 orang dari populasi
total 110 orang.
Metode Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang
diukur menggunakan skala rasio.
Metode Analisis Data
1) Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda. Analisis regresi
berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu
variabel terikat (Suryani dan Hendryadi, 2015). Analisis regresi berganda digunakan
untuk menjawab masalah penelitian melalui data tentang modal, lama usaha dan tingkat
pendidikan terhadap pendapatan pelaku usaha di BAZNAS Kota Palangka Raya.
Perhitungan menggunakan bantuan komputer dengan software SPSS. Model persamaan
analisis regresi linear berganda pada peneltian ini adalah:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan:
Y : Pendapatan
α : Konstanta
β : Koefisien Berganda
X1 : Modal
X2 : Lama Usaha
X3 : Tingkat Pendidikan
e : Error
2) Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah populasi data yang akan
digunakan dalam model regresi berganda terdistribusi secara normal atau tidak
(Siregar, 2014). Pengujian dilakukan dengan aplikasi SPSS 23 melalui grafik Normal
P-Plot dan uji Kolmogorov - Smirnov. Secara grafik, residual dikatakan berdistribusi
normal apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal. Kemudian kriteria pengambilan keputusan dengan uji Kolmogorov–
Smirnov, apabila D hitung < D tabel maka data dikatakan berdistribusi normal dan
begitu juga sebaliknya. Selain itu, melihat perbandingan nilai signifikansi atau
probabilitas dengan taraf nyata. Apabila nilai signifikansi> taraf nyata (0.05), maka
dikatakan data memiliki distribusi normal.
b) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya korelasi yang
kuat antar variabel bebas dalam regresi berganda (Suharjo, 2013).
Multikolinearitasterjadi karena efek kombinasi dua atau lebih varibel independen.
Pengujian dilakukan dengan aplikasi SPSS 23 melalui nilai Variance Inflation Factor
(VIF). Apabila nilai VIF ≥ 10 maka diindikasikan terdapat gejala
Multikolinearitas.Sedangkan apabila nilaiVIF<10 maka diindikasikan tidak terdapat
gejala Multikolinearitas.
c) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitasbertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
berganda terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau error term bersifat konstan
(Wahyudi, 2016). Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode
grafis dengan melihat pola tertentu pada grafik scartterplot antara ZPRED dan
SRESID. Dimana jika pola berbentuk tidak jelas serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y maka diindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas
(Suryani dan Hendryadi, 2015). Selain dengan grafik, uji heteroskedastisitas
dilakukan dengan uji Korelasi Spearman dengan melihat nilai sig. Apabila nilai sig.
lebih dari 0.05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3) Uji Hipotesis
a) Uji F
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh varibel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat dengan F hitung (Firdaus, 2011). Apabila
nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka variabel-variabel bebas secara
keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria lain yakni
apabila nilai siginifikansi lebih kecil dari taraf nyata (alpha 5%) maka variabel-
variabel bebas secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel terikat.
b) Uji T
Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara
parsial terhadap variabel terikat (Firdaus, 2011). Apabila nilai t hitung > t tabel maka
variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
Kriteria lain dengan melihat nilai signifikansi < 0.05 maka secara parsial variabel
bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
c) Koefisien Determinasi (R²)
Mengukur tingkat ketepatan untuk mengukur besarnya sumbangan atau
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama (Firdaus,
2011). Nilai (R2) mendekati 1 yaknikemampuan variabel-variabel bebas dalam
menjelaskan variabel terikat semakin tinggi. Sedangkan nilai (R2)mendekati 0 yakni
kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat
terbatas.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dana bergulir berupa variabel modal,
lama usaha dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pelaku usaha di BAZNAS Kota Palangka
Raya. Sampel dalam penelitian ini 54 orang pelaku usaha di BAZNAS Kota Palangka Raya dan
berdomisili di Kota Palangka Raya. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Gambar 2 Grafik Normal P-P Plot
Sumber: Data primer, 2019, (diolah)
Dari hasil grafik Normal P-P Plot diketahui bahwa titik-titik residual berada di
sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi
normal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas
Sumber: Data primer, 2019, (diolah)
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) yang diperoleh
adalah 0.200. Nilai Asymp. Sig (2-tailed)> 0.05; sehingga memiliki arti bahwa asumsi
normalitas telah terpenuhi.
2) Uji Multikolinearitas
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas
No Variabel VIF Keputusan
1 Modal (X1) 1,586 Bebas multikolinearitas
2 Lama Usaha (X2) 1,578 Bebas multikolinearitas 3 Tingkat Pendidikan (X3) 1,040 Bebas multikolinearitas
Sumber: Data primer, 2019, (diolah)
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa nilai VIF pada variabel modal (X1)
sebesar 1,586, variabel lama usaha (X2) sebesar 1,578 dan variabel tingkat pendidikan
(X3) sebesar 1,040. Ketiga variabel penelitian memiliki nilai VIF < 10. Sehingga hasil
pengujian tersebut memberikan kesimpulan bahwa model regresi dalam penelitian ini
tidak mengandung gejala multikolinearitas. Dengan demikian, data tersebut dapat
memberikan informasi yang berbeda untuk setiap variabel independennya.
3) Uji Heteroskedastisitas
Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer, 2019, (diolah)
Dari hasil scatterplot terlihat bahwa titik titik residual tidak ada pola tertentu
yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
No Variabel Nilai Sig Keputusan
1 Modal (X1) 0,107 Bebas heteroskedastisitas 2 Lama Usaha (X2) 0,068 Bebas heteroskedastisitas
3 Tingkat Pendidikan (X3) 0,875 Bebas heteroskedastisitas Sumber: Data primer, 2019, diolah
Hasil analisis uji Korelasi Spearman pada tabel 6 menunjukkan bahwa nilai sig.
pada variabel modal (X1) sebesar 0,107, variabel lama usaha (X2) sebesar 0.068 dan
variabel tingkat pendidikan (X3) sebesar 0,875. Ketiga variabel penelitian memiliki nilai
sig> 0.05. Artinya heteroskedastisitas tidak terjadi dalam model regresi penelitian ini.
Analisis Regresi Berganda
Dalam pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dilakukan
beberapa tahapan untuk mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan
hasil pengolahan data, diperoleh ringkasan seperti pada tabel 9 sebagai berikut:
Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel
Terikat Variabel Bebas
Koefisien
Regresi thitung
p-
value Keterangan
Pendapatan
(Y)
Konstanta 1216869,632
Modal (X1) 0,480 3,140 0,03 Signifikan
Lama Usaha (X2) 54007,082 4,005 0,00 Signifikan
Tingkat Pendidikan
(X3)
-2884,217 -0,121 0,905 Tidak
Signifikan
R
Koefisien Determinasi (R2)
F-hitung
F-tabel
T-tabel
= 0,05
= 0,751
= 0,563 (56,3%)
= 21,512
= 2,790
= 2,009
Sumber: Data primer, 2019, (diolah)
Dari tabel 9 diperoleh model regresi sebagai berikut:
Y = 1216869,632 + 0,480X1 + 54007,082 X2 + -2884,217 X3
Dari persamaan di atas, dapat diartikan sebagai berikut:
a) Nilai konstanta sebesar 1216869,632. Artinya jika seluruh variabel bebas bernilai nol, maka
tingkat pendapatan (Y) akan bernilai 1216869,632.
b) Koefisien regresi modal (X1) sebesar 0,480. Artinya jika modal (X1) mengalami peningkatan
Rp. 1, maka tingkat pendapatan (Y) akan meningkat sebesar 0,480 dengan asumsi variabel
lain dianggap konstan.
c) Koefisien regresi lama usaha (X2) sebesar 54007,082. Artinya jika lama usaha (X2)
mengalami peningkatan 1 tahun, maka tingkat pendapatan (Y) akan meningkat sebesar
54007,082 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
d) Koefisien regresi tingkat pendidikan (X3) sebesar -2884,217. Artinya jika tingkat pendidikan
(X3) mengalami peningkatan, maka tingkat pendapatan (Y) akan menurun sebesar 2884,217
dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan hal penting dalam sebuah penelitian yang dilakukan setelah data
terkumpul dan diolah.
1) Uji F
Hipotesis yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut:
H0 : Variabel modal (X1), lama usaha (X2) dan tingkat pendidikan (X3) secara
bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y).
H1 : Variabel modal (X1), lama usaha (X2) dan tingkat pendidikan (X3) secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y).
Tabel 8 Uji F
Sumber: Data primer, 2019, (diolah)
Berdasarkan tabel 8 diperoleh nilai F hitung sebesar 21,512. Sedangkan nilai F
tabel sebesar 2,790. Sehingga nilai F hitung lebih besar dari F tabel (21,512 > 2,790) atau
nilai Sig. F (0,000) <α (0.05). Maka diambil keputusan H0 ditolak dan H1 diterima pada
taraf α = 5%. Dapat disimpulkan bahwa modal (X1), lama usaha (X2) dan tingkat
pendidikan (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y).
2) Uji t
Tabel 9 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Variabel Bebas t hitung p-value Keterangan
Modal (X1) 3,140 0,03 Signifikan Lama Usaha (X2) 4,005 0,00 Signifikan
Tingkat Pendidikan (X3) -0,121 0,905 Tidak Signifikan Sumber: Data primer, 2019, (diolah)
Berdasarkan tabel 11 diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Modal (X1)
Hipotesis uji yang digunakan adalah:
H0 : β1 = 0 (variabel X1tidak berpengaruh signifikan terhadap Y)
Ha : β1 ≠ 0 (variabel X1berpengaruh signifikan terhadap Y)
Berdasarkan tabel 9, diperoleh nilai t hitung modal (X1) sebesar 3,140.
Sedangkan nilai t tabel dengan derajat bebas 50 (n-k-1) sebesar 2,009. Maka nilai t hitung
> t tabel (3,140 > 2,009). Selain itu, nilai sig < 0.05 (0,03 < 0.05). Sehingga pengujian ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa modal (X1) berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan (Y).
b) Lama Usaha (X2)
Hipotesis uji yang digunakan adalah:
H0 : β1 = 0 (variabel X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y)
Ha : β1 ≠ 0 (variabel X2 berpengaruh signifikan terhadap Y)
Berdasarkan tabel 9, diperoleh nilai t hitung lama usaha (X2) sebesar 4,005.
Sedangkan nilai t tabel dengan derajat bebas 50 (n-k-1) sebesar 2,009. Maka nilai t hitung
> t tabel (4,005 > 2,009). Selain itu, nilai sig < 0.05 (0,00 < 0.05). Sehingga pengujian ini
menunjukkan bahwa H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa lama usaha (X2)
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y).
c) Tingkat Pendidikan (X3)
Hipotesis uji yang digunakan adalah:
H0 : β1 = 0 (variabel X3 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y)
Ha : β1 ≠ 0 (variabel X3 berpengaruh signifikan terhadap Y)
Berdasarkan tabel 9, diperoleh nilai t hitung tingkat pendidikan (X3) sebesar -
0,121. Sedangkan nilai t tabel dengan derajat bebas 50 (n-k-1) sebesar 2,009. Maka nilai t
hitung < t tabel (-0,121 < 2,009). Selain itu, nilai sig > 0,05 (0,905 > 0,05). Sehingga
pengujian ini menunjukkan H0 diterima, maka dapat disimpulkan tingkat pendidikan (X3)
tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y).
3) Koefisien Determinasi
Tabel 10 Koefisien Determinasi
Sumber: Data primer, 2019, (diolah)
Pada tabel 10, diperoleh hasil R Square atau koefisien determinasi sebesar 0,563.
Artinya kemampuan dari variabel modal (X1), lama usaha (X2) dan tingkat pendidikan
(X3) dalam menjelaskan variabel pendapatan (Y) sebesar 56,3%. Sedangkan sisanya
sebesar 43,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.
Dari hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa secara parsial, hanya dua
variabel bebas yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan pelaku
usaha. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepercayaan muzakki
adalah modal (X1) dan lama usaha (X2). Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh
signfikan terhadap tingkat kepercayaan muzakki adalah tingkat pendidikan (X3). Hasil
penelitian bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan sesuai dengan
penelitian dari Nainggolan (2016). Penelitian tersebut menyatakan ketidak signifikanan
tingkat pendidikan memiliki implikasi adalah tidak perlu untuk sekolah tinggi bila
sekedar mendapatkan penghasilan sebesar UMR.
Meskipun secara hasil statistik tingkat pendidikan (X3) tidak berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pendapatan pelaku usaha, akan tetapi setiap usaha maupun
suatu pekerjaan tetap memerlukan tingkat pendidikan (X3) dengan baik agar
menghasilkan tujuan yang tidak hanya berupa pendapatan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Hal ini dikarenakan tidak signifikannya tingkat pendidikan (X3) bukan
berarti menunjukkan tidak pentingnya tingkat pendidikan (X3) dalam pelaksanaan suatu
kegiatan atau pekerjaan. Akan tetapi beberapa pelaku usaha telah mampu
mengembangkan pengetahuannya berdasarkan pengalaman untuk perkembangan usaha
yang dimilikinya.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terdapat
beberapa kesimpulan dari penelitian:
1) Berdasarkan hasil pengujian secara bersama-sama didapatkan hasil bahwa modal, lama
usaha dan tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap peningkatan pendapatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatkan ketiganya maka akan
meningkatkan pendapatan penerima program pula.
2) Berdasarkan hasil yang didapat hanya modal dan lama usaha yang berpengaruh terhadap
pendapatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatkan modal dan lama
usaha di BAZNAS Kota Palangka Raya, maka akan meningkatkan pendapatan pelaku
usaha. Sementara tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pendapatan pelaku
usaha.
3) Kemampuan ketiga variabel menjelaskan model didapatkan sebesar 56,3%. Sehingga
sebesar 43,7% dijelaskan faktor lain diluar model.
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, terdapat beberapa saran yang dapat
direkomendasikan kepada BAZNAS Kota Palangka Raya. Adapun saran yang diberikan sebagai
berikut:
1) Diharapkan BAZNAS Kota Palangka Raya mulai perlahan-lahan untuk mulai
memikirkan adanya program pendampingan bagi penerima program. Hal ini mengingat
hingga saat penelitian ini dilakukan, belum adanya program pendampingan yang
ditujukan untuk Program Pinjaman Dana Bergulir demi tercapainya kesejahteraan bagi
UMKM yang memerlukan dorongan serta arahan bagaimana kiat-kiat untuk
mencapainya.
2) Mengingat jumlah pegawai kantor yang saat ini hanya dua orang, penulis rasa beban
pekerjaan yang dipikul terlalu berat yang dimana satu orang bisa memegang tugas
bagian yang biasanya di pegang oleh dua orang. Sehingga diperlukan adanya evaluasi
dalam penambahan pegawai demi efektifitas serta efisiensi pada BAZNAS Kota
Palangka Raya. Hal ini demi mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para
muzakki dan mustahik di Kota Palangka Raya.
3) Meskipun tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pendapatn pelaku usaha, akan
tetapi buka berarti pendidikan tidak diperlukan dalam pengembangan usaha. Pendidikan
secara formal ataupun non formal tetap diperlukan agar terwujudnya pemikiran yang
logis dan kritis dalam menjalankan usaha yang sering kali dalam pelaksanaanya
memerlukan beberapa pemikiran untuk mengatasi permasalahan.
4) Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam
peningkatan pendapatan, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan
bagi penelitian selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan
mempertimbangkan variabel-variabel lain di luar variabel yang sudah masuk ke dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan Surat Al-Hasyr 59:7. https://tafsirweb.com/10805-surat-al-hasyr-ayat-
7.html diakses 28 Februari 2019
Asmie, Poniwatie. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan
Pedagang Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta. Jurnal NeO Bis, Volume 2 No. 2
Desember, hal 197-210
Atmanti, Hastarini Dwi. 2005. Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan. Dinamika
Pembangunan Vol. 2 No. 1/Juli 2005: 30-39
Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. Proporsi Kredit UMKM Terhadap Total Kredit, 2011-2016.
https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/05/18/1335/proporsi-kredit-umkm-
terhadap-total-kredit-2011---2016.html diakses pada 19 Desember 2019
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah. 2018. Industri Kecil Menengah Menurut
Kabupaten/Kota, 2013. https://kalteng.bps.go.id/statictable/2015/04/14/96/industri-
kecil-menengah-menurut-kabupaten-kota-2013.html diakses pada 22 Desember
2019
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah. 2018. Industri Kecil Menengah
Menururt Kabupaten/Kota, 2013.
https://kalteng.bps.go.id/dynamictable/2016/01/19/100/industri-kecil-menengah-
menurut-kabupaten-kota-2014.html diakses pada 22 Desember 2019
Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah. (2019). Jumlah Penduduk Miskin Provinsi
Kalimantan Tengah, 1999-2019.
https://kalteng.bps.go.id/statictable/2017/06/22/423/jumlah-penduduk-miskin-
provinsi-kalimantan-tengah-1999-2019.html diakses 23 Agustus 2019
BAZNAS Kota Palangka Raya. 2017. Laporan Keuangan BAZNAS Kota Palangka Raya Januari-
Desember 2016. http://www.baznaskotapalangkaraya.org/p/blog-page_27.html
diakses 22 Februari 2019
BAZNAS. 2017. Laporan Keuangan BAZNAS 2016 Audited. http://baznas.go.id/keu2016 diakses
06 Maret 2019
BAZNAS. 2019. Hasil Pengukuran Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) Tahun 2018.
https://www.puskasbaznas.com/images/OfficialNews/ON-II-2019---Kaji-Dampak-
22-Provinsi.pdf diakses 30 Oktober 2019
BAZNAS. 2019. Palangka Raya Bercahaya Karena Zakat: Profil BAZNAS Kota Palangka Raya.
Palangka Raya
Beik dan Arsyianti. 2017. Ekonomi Pembangunan Syariah Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers
Boediono. 2002. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga
Chapra, M. Umer. 2000. Sistem Moneter Islama (terj. Towards a Just Monetary System). Jakarta:
Gema Insani Press
Dillard, Dudley. 1948. The Economics of John Maynard Keynes: The Theory of Monetary
Economy. Tokyo: Englewood Cliffs, N.J. Prentice-Hall
Fabris, Nikola dan Jelena Galic. 2015. Essay on Saving and Consumption. Journal of Central
Banking Theory and Practice, 2015, 3, pp. 123-136. Received: 20 April 2015;
accepted: 13 May 2015
Firdaus, Muhammad. 2011. Ekonometrika: Suatu Pendekatan Aplikatif (Edisi Kedua). Jakarta:
Bumi Aksara
Firdausa, Rosetyadi Artistyan dan Fitrie Arianti. 2013. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan
Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintoro Demak.
Diponegoro Journal of Economics. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-6
Furqon, Danang Faizal. 2018. Pengaruh Modal Usaha, Lama Usaha dan Sikap Kewirausahaan
Terhadap Pendapatan Pengusaha Lanting Di Lemah Duwur, Kecamatan
Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 7,
Nomor 1, Tahun 2018
Ghazaly, Abdul Rahman., Ghufron Ihsan dan Sapiudin Shidiq. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta:
Prenadamedia Group
Hansen, Alvin H. 1953. A Guide to Keynes. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha
Jenita., dkk. 2017. Pinjaman Dana Bergulir Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ilmiah
Ekonomi dan Bisnis. Vol. 14. No. 1, Maret 2017: 11-30.
https://media.neliti.com/media/publications/98088-ID-pinjaman-dana-bergulir-
dalam-perspektif.pdf diakses 20 November 2019
Karim, Adiwarman. 2016. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Ed. 5 Cet. 11. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. 2012. Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif
Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
Menteri Keuangan. 2009. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 Tentang
Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementerian Negara/Lembaga.
https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/218~PMK.05~2009Per.HTM diakses 06
November 2019
Miller, R.I. dan Meiners E. R. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate, penerjemah Haris
Munandar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Nainggolan, Romauli. 2016. Gender, Tingkat Pendidikan dan Lama Usaha Sebagai Determinan
Penghasilan UMKM Kota Surabaya. KINERJA, Volume 20, No. 1, Th. 2016: Hal.
1-12
Nazir, Muhammad. 1993. Metode Penelitian Masyarakat dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Perencanaan Keuangan.
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Download/208 diakses 06 Oktober
2019
Puskas BAZNAS. 2017. Dampak Zakat Terhadap Kesejahteraan Mustahik di Indonesia (Evaluasi
Program Zakat Produktif BAZNAS).
https://puskasbaznas.com/publicatons/books623-dampak-zakat-terhadap-
kesejahteraan-mustahik-di-indonesia-evaluasi-program-zakat-produktif-baznas
diakses 21 Maret 2019
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2001. Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Rivai, Abdul dan Darsono Prawironegoro. 2015. Manajemen Strategis: Kajian Keputusan
Manajerial Bisnis Berdasar Perubahan Lingkungan Bisnis, Ekonomi, Sosial, Dan
Politik. Jakarta: Mitra Wacana Media
Rosyidi, Suherman. 2001. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro
& Makro Cet. 5. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Rozalinda. 2014. Ekonomi Islam:Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada
S. Nasution. 2002. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksa
Sahrani, Sohari dan Ru’fah Abdullah. 2011. Fikih Muamalah. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia
Saufin, Nevylia Rachmawati. 2017. Dampak Dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) Terhadap
Pengembangan Usaha Mikro Mustahik, Studi Pada Usaha Mikro Binaan BAZNAS
Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya
Setiaji, Khasan dan Ana Listia Fatuniah. 2018. Pengaruh Modal, Lama Usaha dan Lokasi
Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Pasca Relokasi. Jurnal Pendidikan Ekonomi
& Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14
Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara
Soekartawi. 2012. Faktor-Faktor Produksi. Jakarta: Salemba Empat
Soemitra, Andri. 2009. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Edisi Pertama. Jakarta:
PRENADAMEDIA GROUP
Suharjo, Bambang. 2013. Statistika Terapan disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Sukirno, Sadono. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Press
Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang
Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenadamedia Group
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suyono, Haryono. 2003. Memotong Rantai Kemiskinan Cet 1. Jakarta: Yayasan Dana Sejahtera
Mandiri
The World Bank. 2007. Era Baru Dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. Jakarta: The
World Bank 2007
Utari, Tri dan Putu Martini Dewi. 2014. Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan dan Teknologi
Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Di Kawasan
Imam Bonjol Denpasar Barat. E-jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas
Udayana Vol. 3, No. 12, Desember 2014
Wahyudi, Setyo Tri. 2016. Konsep dan Penerapan Ekonometrika Penggunaan E-Views. Jakarta:
Rajawali Pers
Wargadinata, Wildana. 2011. Islam & Pengentasan Kemiskinan. Malang: UIN-Maliki Press
Winardi. 1970. Teori John Maynard Keynes. Bandung: Justitia.
Wulandari, Fitria Adi dan Rosemarie Sutjiati. 2014. Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat
Dalam Perencanaan Keuangan Keluarga Terhadap Kesejahteraan (Studi pada
Warga Kelompok BCP, Jatinangor). Siasat Bisnis Vol. 18 No. 1, Januari 2014 Hal:
21-31
Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2011. Generasi Baru Mengolah Data Penelitian Dengan
Partial Least Square Path Modelling Aplikasi Dengan Software XLSTAT,
SmartPLS, dan Visual PLS. Jakarta: Salemba Infotek