PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

18
PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU USAHA (Studi pada BAZNAS Kota Palangka Raya) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Asfina Nor Husna 155020507111012 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

Transcript of PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Page 1: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP

PENDAPATAN PELAKU USAHA

(Studi pada BAZNAS Kota Palangka Raya)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Asfina Nor Husna

155020507111012

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

Pengaruh Dana Bergulir Terhadap Pendapatan Pelaku Usaha (Studi pada BAZNAS Kota Palangka Raya)

Yang disusun oleh :

Nama : Asfina Nor Husna

NIM : 155020507111012

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Jurusan : S-1 llmu Ekonomi

Konsentrasi : Ekonomi Islam

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 17 Desember 2019

Malang, 2 J onvnr, l alv

Dosen Pembimbing,

II I

Arif Hoetoro, SE. , MT,, Ph.D. NIP. 19700922199512002

Page 3: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU

USAHA

(Studi pada BAZNAS Kota Palangka Raya)

Asfina Nor Husna, Arief Hoetoro, SE., MT., Ph. D.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modal, lama usaha dan tingkat

pendidikan terhadap pendapatan pelaku usaha di BAZNAS Kota Palangka Raya. Jenis penelitian

ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 54 responden

dimana seluruhnya merupakan pelaku usaha yang menerima bantuan dana Program Pinjaman

Dana Bergulir di BAZNAS Kota Palangka Raya dan berdomisili di Kota Palangka Raya. Data

dikumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner pada penerima bantuan dana bergulir tahun

2016 dan 2017. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan

program SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan variabel modal, lama

usaha dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadappendapatan pelaku usahai. Akan tetapi

secara parsial hanya dua variabel bebas yang berpengaruh terhadap pendapatan pelaku usaha

yakni variabel modal dan lama usaha. Sedangkan variabel tingkat pendidikan secara parsial

tidak berpengaruh terhadap pendapatan pelaku usaha.

Kata kunci: Infaq, Sedekah, Dana Bergulir, Pendapatan, BAZNAS

A. PENDAHULUAN

Pada tahun 2013, data menunjukkan proporsi kredit UMKM terhadap total kredit pada

tahun 2013 hingga 2016 terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2016 menurut

laporan terakhir BPS, proporsi kredit UMKM terhadap total kredit sebsear 781,91 triliun rupiah

(BPS, 2018). Selain itu, melalui data BPS Provinsi Kalimantan Tengah terjadi kenaikan Nilai

Investasi Industri Kecil Menengah pada tahun 2013 dan 2014. Pada tahun 2013 Nilai Investasi

Industri Kecil Menengah untuk Provinsi Kalimantan Tengah secara keseluruhan kab/kota sebesar

232.461.218 ribu rupiah, kemudian pada tahun 2014 meningkat menjadi 237.664.533 ribu rupiah

(BPS Provinsi Kalimantan Tengah, 2018).

Kegiatan UMKM tidak hanya mengurangi angka kemiskinan, namun turut pula

menambah peluang kesempatan kerja dan pendapatan keluarga. Menurut BPS Kota Palangka

Raya, pada tahun 2017 sebanyak 137.884 jiwa penduduk masuk dalam kategori miskin. Kemudian

pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 136.446 jiwa penduduk miskin yang berada pada

Provinsi Kalimantan Tengah.

Menurut BPS Provinsi Kalimantan Tengah, pada tahun 2017 sebanyak 9,91 ribu jiwa

penduduk Kota Palangka Raya termasuk dalam kategori miskin. Kemudian pada tahun 2018,

terjadi penurunan jumlah penduduk miskin menjadi 9,78 ribu jiwa. Selain itu, pada tahun 2018

Kota Palangka Raya menempati urutan kelima terbanyak dalam jumlah penduduk miskin.

Tabel 1 Jumlah Penduduk Miskin Menurut Kab/Kota Tahun 2015-2018

Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk (000) Jiwa

2015 2016 2017 2018

Kotawaringin

Barat

14,01 14,11 13,27 12,90

Kotawaringin

Timur

27,26 27,39 27,70 28,20

Kapuas 20,90 19,96 18,80 18,52

Barito Selatan 6,66 6,09 5,95 6,16

Barito Utara 7,53 6,90 6,72 6,50

Sukamara 2,37 2,12 1,99 1,96

Page 4: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Lamandau 2,90 2,88 2,74 2,52

Seruyan 14,92 14,57 14,04 14,56

Katingan 10,41 10,10 9,51 8,73

Pulang Pisau 7,04 6,88 6,54 5,71

Gunung Mas 6,75 6,55 6,67 5,96

Barito Timur 9,51 8,88 8,56 8,05

Murung Raya 7,20 7,10 6,75 7,39

Palangka Raya 10,25 9,96 9,91 9,78

Sumber: BPS, 2019 (diolah)

Satu-satunya penggerak terpenting bagi upaya penanggulangan pengentasan kemiskinan

adalah pertumbuhan ekonomi (The World Bank, 2007). Namun perlu diingat kembali,

pertumbuhan ekonomi dapat menjadi lebih baik atau kurang berpihak pada penduduk miskin

ketika pertumbuhan tersebut menciptakan ketimpangan yang tajam. Oleh karena itu, hal ini

merupakan tantangan kebijakan dimana menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya

menghasilkan pertumbuhan, namun tetap menghasilkan pemerataan.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan satu-satunya yang dibentuk oleh

pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8 Tahun 2011 yang memiliki tugas dan fungsi

menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Hal ini juga

telah diatur melalui UU No. 23 tahun 2011 yang menggantikan UU No. 38 tahun 1999 sehingga

semakin mengukuhkan peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang melakukan pengelolaan

zakat secara nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah

nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada presiden melalui menteri

agama.

Salah satu cara pengentasan kemiskinan dengan pemerataan pendapatan adalah melalui

Distribusi Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS). Zakat dipercaya mampu mengatasi masalah sosial yang

terjadi di masyarakat, diantaranya mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan

pendapatan masyarakat (Mutia dan Anzu, 2009). Sehingga diperlukan pendekatan ekonomi dalam

pelaksanaan perekonomian mustahik. BAZNAS Kota Palangka Raya dalam mewujudkan

peningkatan taraf kehidupan telah memiliki program yang salah satunya adalah Program Pinjaman

Dana Bergulir. Dimana program tersebut diharapkan dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat terutama bagi mustahik yang menerima bantuan tersebut baik dalam permodalan

memulai usaha ataupun menambah modal usaha yang telah dimiliki. Program Pinjaman Dana

Bergulir BAZNAS Kota Palangka Raya bersumber dari dana infaq dan sedekah.

Pada tahun 2016, total penyaluran dana bergulir sebesar Rp. 119.000.000 dengan

tambahan biaya operasional pembagian dana bergulir sebesar Rp. 300.000. sedangkan total

penerimaan infaq/sedekah BAZNAS Kota Palangka Raya tahun 2016 sebesar Rp. 163.582.200.

sehingga didapatkan sekitar 72,92% penerimaan infaq/sedekah BAZNAS Kota Palangka Raya

tahun 2016 digunakan untuk Program Pinjaman Dana Bergulir.

Besarnya jumlah persentase dana infaq/sedekah yang digunakan untuk dana bergulir ini

diharapkan membuat mustahik secara perlahan dapat meningkatkan taraf kehidupannya dan

memberikan contoh kepada mustahik lainnya agar terdorong bergerak maju untuk berusaha.

Sehingga perlahan-lahan mustahik mengembangkan potensi dirinya melalui berwirausaha.

Dari paparan di atas, penelitian ini ingin melihat bagaimana pengaruh modal, lama usaha

dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pelaku usaha di BAZNAS Kota Palangka Raya.

B. KAJIAN PUSTAKA

Infaq

Kata Infaq berasal dari kata anfaqa yang artinya mengeluarkan harta untuk kepentingan

sesuatu (Hafidhuddin, 1998). Sedangkan menurut terminologi syariat, kata infaq berarti

mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan atau penghasil untuk kepentingan yang

diperintahkan ajaran Islam. Perbedaan zakat dengan infaq dapat dilihat melalui nisab, dalam infaq

tidak ada nisab yang menjadi patokan mengeluarkan infaqq. Selain itu, jika zakat diperuntukkan

untuk 8 asnaf, maka tidak untuk infaq yang dapat diperuntukkan pada siapapun.

Page 5: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Melalui Q.S Al-Baqarah 2:267, telah dijelaskan perintah Allah menyisihkan sebagian

harta yang telah kita peroleh. Selain itu telah dijelaskan pula larangan memberikan sesuatu yang

bahkan kita sendiri tidak ingin memakai atau meggunakannya. Sehingga dapat diartikan, alangkah

lebih baik memberikan sesuatu dengan kualitas yang sama atau bahkan lebih baik dari yang biasa

dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Sedekah

Secara syara’ (terminologi), sedekah diartikan sebagai sebuah pemberian seseorang

dengan ikhlas kepada yang berhak menerima yag diiringi oleh pahal dari Allah (Ghazaly et al,

2010). Bersedekah tidak hanya dapat melipat gandakan sebuah kebaikan, tetapi dapat pula

melindungi diri kita dari siksa api neraka. Selain itu jika kita melihat dari sisi manfaat, sedekah

tidak mengurangi harta yang kita miliki. Hal ini dikarenakan dengan bersedekah, layaknya seolah-

olah kita tengah mencoba berinvestasi untuk kehidupan di akhirat yang lebih baik. Bahkan bisa

saja bentuk perumpamaan invetsai ini manfaatnya akan dapat langsung kita rasakan di dunia dalam

bentuk kemudahan dan kelancaran urusan yang kita alami.

Dana Bergulir di Indonesia

Dana Bergulir merupakan dana yang ditujukan oleh Kementerian

Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan Layanan Umum untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi

koperasi, usaha mikro, kecil, menengah dan usaha lainnya yang berada dibawah pembinaan

Kementerian Negara/Lembaga (Permen Keuangan, 2009). Menurut Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 218/PMK.2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

99/PMK.05/2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementerian/Lembaga Pasal

1 ayat 1. Dijelaskan bahwa Dana Bergulir merupakan dana yang dialokasikan oleh Kementerian

Negara/Lembaga/Satuan Kerja Badan Layanan Umum untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi

koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya yang berada di bawah pembinaan

Kementerian Negara/Lembaga.

Melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009 dalam Pasal 3 dikatakan

bahwa suatu dana dapat dikategorikan Dana Bergulir apabila memenuhi karakteristik sebagai

berikut:

a) Dana merupakan bagian dari keuangan negara;

b) Dicantumkan dalam APBN dan/atau laporan keuangan;

c) Dimiliki, dikuasai, dikendalikan dan/atau dikelola oleh PA/KPA;

d) Disalurkan atau dipinjamkan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat, ditagih

dengan atau tanpa nilai yambah, dan digulirkan kembali kepada masyarakat atau

kelompok masyarakat (revolving fund);

e) Ditujukan untuk perkuatan modal koerasi, usaha mikro, kecil, menengah dan usaha

lainnya; dan

f) Dapat ditarik kembali pada suatu saat.

Dana Bergulir dalam Perspektif Ekonomi Islam

1) Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)

Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) adalah gabungan Indeks Kesejahteraan

CIBEST, Modifikasi Pembangunan Manusia (IPM) dan Indeks Kemandirian.

Tabel 2 Kategori Penilaian Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB)

Score Range Keterangan

0,00 – 0,20 Tidak Baik

0,21 - 0,40 Kurang Baik

0,41 – 0,60 Cukup Baik

0,61 – 0,80 Baik

0,81 – 1,00 Sangat Baik

Sumber: Pusat Kjian Strategis (Puskas) BAZNAS, 2018

Nilai IKB nasional untuk tahun 2018 sebesar 0,76 (baik), nilai ini meningkat dari

tahun sebelumnya pada 2017 yang sebesar 0,71 (baik). Melalui hasil survey 22

Page 6: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Provinsi, sebanyak delapan provinsi telah mendapatkan kategori nilai sangat baik

(Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa

Timur, Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan), sebelas provinsi dengan kategori

baik (Aceh, Jawa Barat, Maluku Utara, Kepulauan Riau, DI Yogyakarta, Sulawesi

Selatan, Gorontalo, Papua Barat, Lampung, Banten dan Sulawesi Tengah), dua

provinsi untuk kategori cukup baik (Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur) dan

satu provinsi dengan kategori kurang baik (Bangka Belitung).

Tabel 3 IKB dan Penyusunnya

No. Provinsi CIBEST Modifikasi

IPM

Kemandirian IKB

1 Aceh 0,75 1 0,5 0,8

2 Sumatera Utara 1 1 0,5 0.9

3 Riau 1 1 0,5 0,9

4 Lampung 0,5 1 0,25 0,65

5 Kepualauan

Bangka Belitung

0,19 0,5 0,5 0,3

6 Kepulauan Riau 0,75 1 0,25 0,75

7 Jawa Barat 0,75 1 0,5 0,8

8 Jawa Tengah 1 1 0,75 0,95

9 DI Yogyakarta 0,75 0,91 0,75 0,75

10 Jawa Timur 1 1 0,5 0,9

11 Banten 0,5 1 0,25 0,65

12 Nusa Tenggara

Barat

1 1 0,75 0,95

13 Kalimantan Barat 1 1 0,75 0,95

14 Kalimantan

Selatan

0,75 1 0,75 0,85

15 Kalimantan

Timur

0,03 1 0,5 0,5

16 Kalimantan Utara 0,5 0,75 0,5 0,6

17 Sulawesi Utara 1 1 0,5 0,9

18 Sulawesi Tengah 0,25 1 0,75 0,65

19 Sulawesi Selatan 0,75 0,75 0,5 0,7

20 Gorontalo 0,75 0,75 0,5 0,7

21 Maluku Utara 0,75 1 0,5 0,8

22 Papua Barat 1 1 0,5 0,7

Nilai Nasional 0,73 0,94 0,53 0,76

Sumber: Pusat Kajian Strategis (Puskas) BAZNAS, 2018

2) Pinjaman Tanpa Jaminan (Pinjaman Qardh)

Qardh merupakan pinjaman uang (Karim, 2016). Aplikasi qardh dalam perbankan

biasanya dalam empat hal sebagai berikut:

a) Sebagai pinjaman talangan haji.

b) Sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah.

c) Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil.

d) Sebagai pinjaman kepada pengurus bank.

Teori Produksi

Produksi meruoakan suatu kegiatan yag dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu

benda atau menghasilkan benda baru sehingga lebih bermanfaat dan bernilai dalam memenuhi

kebutuhan. Fungsi produksi adalah hubugan antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi

yang diciptakan. Berikut merupakan persamaannya:

Q = f (K,L)

Dimana:

Q = Output

K = Input Capital

Page 7: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

L = Labour

Melalui persamaan tersebut dapat dilihat hubungan antara K (Capital) yang dimana

modal (X1) termasuk didalamnya. Selain itu pada L (Labour) yang berupa tenaga kerja,

dipengaruhi lama usaha (X2) yang dapat mempengaruhi pelaku usaha dalam pengalaman

menjalani usaha dan tingkat pendidikan (X3) yang dapat membantu pelaku usaha mengatasi

permasalahan yang dialami selama menjalani usaha dengan cara berpikir logis.

Hubungan antara Dana Bergulir dengan Produksi, Produktivitas dan Biaya

Jumlah penggunaan faktor produksi variabel bergantung pada tingkat produksinya

(Rahardja dan Manurung, 2001). Semakin besar tingkat produksi, maka semakin banyak pula

faktor produksi yang digunakan. Produksi total (total product) merupakan banyaknya keseluruhan

produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. Produksi marginal (marginal

product) merupakan penambahan produksi yang diakibatkan adanya penambahan penggunaan satu

unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) merupakan jumlah rata-rata output yang

dihasilkan per unit faktor produksi.

a) Produksi Total (total production)

TP: f (K,L)

Dimana:

TP = Total produksi (total production)

K = Barang modal (kapital) (yang dianggap konstan)

L = Tenaga kerja/buruh (labour)

b) Produksi Marginal (marginal production)

MP = TP’ = 𝜕𝑇𝑃

𝜕𝐿

Dimana: MP = Produksi Marginal (marginal production)

c) Produksi Rata-rata (average product)

AP = 𝑇𝑃

𝐿

Dimana: AP = Produksi rata-rata (average product)

Keputusan tingkat produksi bekaitan serta berpengaruh terhadap tingkat produktivitas

faktor-faktor produksi yang digunakan. Dimana produktivitas yang tinggi akan menyebabkan

tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas

semakin tinggi, maka biaya produksi akan semakin rendah. Begitupula sebaliknya.

Konsep Modal

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), modal usaha merupakan uang yang

digunakan sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang dan sebagainya; harta benda

(uang, barang dan sebagainya) yang bisa dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang

menambah kekayaan. Berikut ini merupakan beberapa macam modal (Rozalinda, 2014):

a) Berdasarkan sumbernya.

b) Berdasarkan bentuknya.

c) Berdasarkan pemilikannya.

d) Modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar.

Konsep Lama Usaha

Lama Usaha merupakan lamanya pedagang berkarya dalam usaha perdagangan yang

seang di jalani saat ini (Asmie, 2008). Lamanya usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha

seseorang, dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan dalam bertingkah laku (Sukirno,

2010).

Konsep Tingkat Pendidikan

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor produksi selain sumber daya alam,

modal, entrepreneur untuk menghasilkan output (Atmanti, 2005). Yang dimana semakin tinggi

kualitas sumber daya manusia, maka semakin meningkat pula efisiensi dan produksi suatu negara

tersebut. Robert M. Solow menekankan kepada peranan ilmu pengetahuan dan investasi modal

sumber daya manusia dalam memacu pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Page 8: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Pendapatan

Pendapatan merupakan penghasilan pokok perusahaan atau penjualan barang atas jasa

dengan biaya-biaya sehingga mendapatkan laba kotor (Munawir, 2002). Selain itu, pendapatan

bisa diartikan total penghasilan yang diterima oleh penduduk atas kinerjanya selama periode

tertentu baik harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan (Sukirno, 2010).

Hubungan antara Pendapatan dengan Konsumsi

Konsumsi bergantung pada tingkat pendapatan bersih konsumen dan kecenderungan untuk

mengkonsumsi itu sendiri, dan investasi bergantung pada efisiensi modal marjinal dalam

hubungannya dengan tingkat bunga (Dillard, 1948).

Gambar 1 Kurva Konsumsi Pendapatan

Sumber: Google Image, 2019

Kurva Konsumsi Pendapatan merupakan kurva yang menggambarkan hubungan antara

Konsumsi dan pendapatan pada suatu tingkatan tertentu. Dimana melalui Gambar 1 diatas dapat

dilihat bahwa kurva konsumsi dibentuk dengan menghubungkan titik F, E dan S. Ketiga titik ini

merupakan kepuasan maksimal yang didapat dalam mengkonsumsi barang dengan garis kendala

anggaran masing-masing.

C. METODE PENELITIAN

Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan penelitian korelasional yang bersifat kausalitas yang bermaksud untuk

mengetahui pengaruh penerapan tiga variabel yakni modal, lama usha dan tingkat pendidikan

terhadap pendapatan pelaku usaha sebagai variabel terikat.

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah penerima Program Pinjaman Dana Bergulir pada

tahun 2016 dan 2017 yang berjumlah 110 orang. Populasi adalah wilayah generalisasi terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu. Sedangkan Sampel adalah

sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008).

Adapun jumlah sampel yang didapatkan melalui rumus slovin sebanyak 54 orang dari populasi

total 110 orang.

Metode Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang

diukur menggunakan skala rasio.

Page 9: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Metode Analisis Data

1) Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda. Analisis regresi

berganda dilakukan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu

variabel terikat (Suryani dan Hendryadi, 2015). Analisis regresi berganda digunakan

untuk menjawab masalah penelitian melalui data tentang modal, lama usaha dan tingkat

pendidikan terhadap pendapatan pelaku usaha di BAZNAS Kota Palangka Raya.

Perhitungan menggunakan bantuan komputer dengan software SPSS. Model persamaan

analisis regresi linear berganda pada peneltian ini adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Y : Pendapatan

α : Konstanta

β : Koefisien Berganda

X1 : Modal

X2 : Lama Usaha

X3 : Tingkat Pendidikan

e : Error

2) Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah populasi data yang akan

digunakan dalam model regresi berganda terdistribusi secara normal atau tidak

(Siregar, 2014). Pengujian dilakukan dengan aplikasi SPSS 23 melalui grafik Normal

P-Plot dan uji Kolmogorov - Smirnov. Secara grafik, residual dikatakan berdistribusi

normal apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal. Kemudian kriteria pengambilan keputusan dengan uji Kolmogorov–

Smirnov, apabila D hitung < D tabel maka data dikatakan berdistribusi normal dan

begitu juga sebaliknya. Selain itu, melihat perbandingan nilai signifikansi atau

probabilitas dengan taraf nyata. Apabila nilai signifikansi> taraf nyata (0.05), maka

dikatakan data memiliki distribusi normal.

b) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya korelasi yang

kuat antar variabel bebas dalam regresi berganda (Suharjo, 2013).

Multikolinearitasterjadi karena efek kombinasi dua atau lebih varibel independen.

Pengujian dilakukan dengan aplikasi SPSS 23 melalui nilai Variance Inflation Factor

(VIF). Apabila nilai VIF ≥ 10 maka diindikasikan terdapat gejala

Multikolinearitas.Sedangkan apabila nilaiVIF<10 maka diindikasikan tidak terdapat

gejala Multikolinearitas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitasbertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

berganda terjadi ketidaksamaan varian dari residual atau error term bersifat konstan

(Wahyudi, 2016). Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode

grafis dengan melihat pola tertentu pada grafik scartterplot antara ZPRED dan

SRESID. Dimana jika pola berbentuk tidak jelas serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka 0 pada sumbu Y maka diindikasikan tidak terjadi heteroskedastisitas

(Suryani dan Hendryadi, 2015). Selain dengan grafik, uji heteroskedastisitas

dilakukan dengan uji Korelasi Spearman dengan melihat nilai sig. Apabila nilai sig.

lebih dari 0.05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3) Uji Hipotesis

a) Uji F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh varibel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat dengan F hitung (Firdaus, 2011). Apabila

nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka variabel-variabel bebas secara

keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Kriteria lain yakni

apabila nilai siginifikansi lebih kecil dari taraf nyata (alpha 5%) maka variabel-

variabel bebas secara keseluruhan berpengaruh terhadap variabel terikat.

Page 10: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

b) Uji T

Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

parsial terhadap variabel terikat (Firdaus, 2011). Apabila nilai t hitung > t tabel maka

variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Kriteria lain dengan melihat nilai signifikansi < 0.05 maka secara parsial variabel

bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

c) Koefisien Determinasi (R²)

Mengukur tingkat ketepatan untuk mengukur besarnya sumbangan atau

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama (Firdaus,

2011). Nilai (R2) mendekati 1 yaknikemampuan variabel-variabel bebas dalam

menjelaskan variabel terikat semakin tinggi. Sedangkan nilai (R2)mendekati 0 yakni

kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sangat

terbatas.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dana bergulir berupa variabel modal,

lama usaha dan tingkat pendidikan terhadap pendapatan pelaku usaha di BAZNAS Kota Palangka

Raya. Sampel dalam penelitian ini 54 orang pelaku usaha di BAZNAS Kota Palangka Raya dan

berdomisili di Kota Palangka Raya. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.

Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Gambar 2 Grafik Normal P-P Plot

Sumber: Data primer, 2019, (diolah)

Dari hasil grafik Normal P-P Plot diketahui bahwa titik-titik residual berada di

sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal yang menunjukkan pola distribusi

normal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Page 11: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas

Sumber: Data primer, 2019, (diolah)

Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa nilai Asymp. Sig (2-tailed) yang diperoleh

adalah 0.200. Nilai Asymp. Sig (2-tailed)> 0.05; sehingga memiliki arti bahwa asumsi

normalitas telah terpenuhi.

2) Uji Multikolinearitas

Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas

No Variabel VIF Keputusan

1 Modal (X1) 1,586 Bebas multikolinearitas

2 Lama Usaha (X2) 1,578 Bebas multikolinearitas 3 Tingkat Pendidikan (X3) 1,040 Bebas multikolinearitas

Sumber: Data primer, 2019, (diolah)

Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa nilai VIF pada variabel modal (X1)

sebesar 1,586, variabel lama usaha (X2) sebesar 1,578 dan variabel tingkat pendidikan

(X3) sebesar 1,040. Ketiga variabel penelitian memiliki nilai VIF < 10. Sehingga hasil

pengujian tersebut memberikan kesimpulan bahwa model regresi dalam penelitian ini

tidak mengandung gejala multikolinearitas. Dengan demikian, data tersebut dapat

memberikan informasi yang berbeda untuk setiap variabel independennya.

Page 12: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

3) Uji Heteroskedastisitas

Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Data Primer, 2019, (diolah)

Dari hasil scatterplot terlihat bahwa titik titik residual tidak ada pola tertentu

yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka

dapat dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas

No Variabel Nilai Sig Keputusan

1 Modal (X1) 0,107 Bebas heteroskedastisitas 2 Lama Usaha (X2) 0,068 Bebas heteroskedastisitas

3 Tingkat Pendidikan (X3) 0,875 Bebas heteroskedastisitas Sumber: Data primer, 2019, diolah

Hasil analisis uji Korelasi Spearman pada tabel 6 menunjukkan bahwa nilai sig.

pada variabel modal (X1) sebesar 0,107, variabel lama usaha (X2) sebesar 0.068 dan

variabel tingkat pendidikan (X3) sebesar 0,875. Ketiga variabel penelitian memiliki nilai

sig> 0.05. Artinya heteroskedastisitas tidak terjadi dalam model regresi penelitian ini.

Analisis Regresi Berganda

Dalam pengolahan data dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dilakukan

beberapa tahapan untuk mencari pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan

hasil pengolahan data, diperoleh ringkasan seperti pada tabel 9 sebagai berikut:

Page 13: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Variabel

Terikat Variabel Bebas

Koefisien

Regresi thitung

p-

value Keterangan

Pendapatan

(Y)

Konstanta 1216869,632

Modal (X1) 0,480 3,140 0,03 Signifikan

Lama Usaha (X2) 54007,082 4,005 0,00 Signifikan

Tingkat Pendidikan

(X3)

-2884,217 -0,121 0,905 Tidak

Signifikan

R

Koefisien Determinasi (R2)

F-hitung

F-tabel

T-tabel

= 0,05

= 0,751

= 0,563 (56,3%)

= 21,512

= 2,790

= 2,009

Sumber: Data primer, 2019, (diolah)

Dari tabel 9 diperoleh model regresi sebagai berikut:

Y = 1216869,632 + 0,480X1 + 54007,082 X2 + -2884,217 X3

Dari persamaan di atas, dapat diartikan sebagai berikut:

a) Nilai konstanta sebesar 1216869,632. Artinya jika seluruh variabel bebas bernilai nol, maka

tingkat pendapatan (Y) akan bernilai 1216869,632.

b) Koefisien regresi modal (X1) sebesar 0,480. Artinya jika modal (X1) mengalami peningkatan

Rp. 1, maka tingkat pendapatan (Y) akan meningkat sebesar 0,480 dengan asumsi variabel

lain dianggap konstan.

c) Koefisien regresi lama usaha (X2) sebesar 54007,082. Artinya jika lama usaha (X2)

mengalami peningkatan 1 tahun, maka tingkat pendapatan (Y) akan meningkat sebesar

54007,082 dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

d) Koefisien regresi tingkat pendidikan (X3) sebesar -2884,217. Artinya jika tingkat pendidikan

(X3) mengalami peningkatan, maka tingkat pendapatan (Y) akan menurun sebesar 2884,217

dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.

Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan hal penting dalam sebuah penelitian yang dilakukan setelah data

terkumpul dan diolah.

1) Uji F

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian adalah sebagai berikut:

H0 : Variabel modal (X1), lama usaha (X2) dan tingkat pendidikan (X3) secara

bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y).

H1 : Variabel modal (X1), lama usaha (X2) dan tingkat pendidikan (X3) secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y).

Page 14: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Tabel 8 Uji F

Sumber: Data primer, 2019, (diolah)

Berdasarkan tabel 8 diperoleh nilai F hitung sebesar 21,512. Sedangkan nilai F

tabel sebesar 2,790. Sehingga nilai F hitung lebih besar dari F tabel (21,512 > 2,790) atau

nilai Sig. F (0,000) <α (0.05). Maka diambil keputusan H0 ditolak dan H1 diterima pada

taraf α = 5%. Dapat disimpulkan bahwa modal (X1), lama usaha (X2) dan tingkat

pendidikan (X3) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y).

2) Uji t

Tabel 9 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)

Variabel Bebas t hitung p-value Keterangan

Modal (X1) 3,140 0,03 Signifikan Lama Usaha (X2) 4,005 0,00 Signifikan

Tingkat Pendidikan (X3) -0,121 0,905 Tidak Signifikan Sumber: Data primer, 2019, (diolah)

Berdasarkan tabel 11 diperoleh hasil sebagai berikut:

a) Modal (X1)

Hipotesis uji yang digunakan adalah:

H0 : β1 = 0 (variabel X1tidak berpengaruh signifikan terhadap Y)

Ha : β1 ≠ 0 (variabel X1berpengaruh signifikan terhadap Y)

Berdasarkan tabel 9, diperoleh nilai t hitung modal (X1) sebesar 3,140.

Sedangkan nilai t tabel dengan derajat bebas 50 (n-k-1) sebesar 2,009. Maka nilai t hitung

> t tabel (3,140 > 2,009). Selain itu, nilai sig < 0.05 (0,03 < 0.05). Sehingga pengujian ini

menunjukkan bahwa H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa modal (X1) berpengaruh

signifikan terhadap pendapatan (Y).

b) Lama Usaha (X2)

Hipotesis uji yang digunakan adalah:

H0 : β1 = 0 (variabel X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y)

Ha : β1 ≠ 0 (variabel X2 berpengaruh signifikan terhadap Y)

Berdasarkan tabel 9, diperoleh nilai t hitung lama usaha (X2) sebesar 4,005.

Sedangkan nilai t tabel dengan derajat bebas 50 (n-k-1) sebesar 2,009. Maka nilai t hitung

> t tabel (4,005 > 2,009). Selain itu, nilai sig < 0.05 (0,00 < 0.05). Sehingga pengujian ini

menunjukkan bahwa H0 ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa lama usaha (X2)

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y).

c) Tingkat Pendidikan (X3)

Hipotesis uji yang digunakan adalah:

H0 : β1 = 0 (variabel X3 tidak berpengaruh signifikan terhadap Y)

Page 15: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Ha : β1 ≠ 0 (variabel X3 berpengaruh signifikan terhadap Y)

Berdasarkan tabel 9, diperoleh nilai t hitung tingkat pendidikan (X3) sebesar -

0,121. Sedangkan nilai t tabel dengan derajat bebas 50 (n-k-1) sebesar 2,009. Maka nilai t

hitung < t tabel (-0,121 < 2,009). Selain itu, nilai sig > 0,05 (0,905 > 0,05). Sehingga

pengujian ini menunjukkan H0 diterima, maka dapat disimpulkan tingkat pendidikan (X3)

tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan (Y).

3) Koefisien Determinasi

Tabel 10 Koefisien Determinasi

Sumber: Data primer, 2019, (diolah)

Pada tabel 10, diperoleh hasil R Square atau koefisien determinasi sebesar 0,563.

Artinya kemampuan dari variabel modal (X1), lama usaha (X2) dan tingkat pendidikan

(X3) dalam menjelaskan variabel pendapatan (Y) sebesar 56,3%. Sedangkan sisanya

sebesar 43,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati.

Dari hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa secara parsial, hanya dua

variabel bebas yang berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendapatan pelaku

usaha. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kepercayaan muzakki

adalah modal (X1) dan lama usaha (X2). Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh

signfikan terhadap tingkat kepercayaan muzakki adalah tingkat pendidikan (X3). Hasil

penelitian bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh signifikan sesuai dengan

penelitian dari Nainggolan (2016). Penelitian tersebut menyatakan ketidak signifikanan

tingkat pendidikan memiliki implikasi adalah tidak perlu untuk sekolah tinggi bila

sekedar mendapatkan penghasilan sebesar UMR.

Meskipun secara hasil statistik tingkat pendidikan (X3) tidak berpengaruh

signifikan terhadap tingkat pendapatan pelaku usaha, akan tetapi setiap usaha maupun

suatu pekerjaan tetap memerlukan tingkat pendidikan (X3) dengan baik agar

menghasilkan tujuan yang tidak hanya berupa pendapatan untuk memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari. Hal ini dikarenakan tidak signifikannya tingkat pendidikan (X3) bukan

berarti menunjukkan tidak pentingnya tingkat pendidikan (X3) dalam pelaksanaan suatu

kegiatan atau pekerjaan. Akan tetapi beberapa pelaku usaha telah mampu

mengembangkan pengetahuannya berdasarkan pengalaman untuk perkembangan usaha

yang dimilikinya.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, terdapat

beberapa kesimpulan dari penelitian:

1) Berdasarkan hasil pengujian secara bersama-sama didapatkan hasil bahwa modal, lama

usaha dan tingkat pendidikan memiliki pengaruh terhadap peningkatan pendapatan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatkan ketiganya maka akan

meningkatkan pendapatan penerima program pula.

2) Berdasarkan hasil yang didapat hanya modal dan lama usaha yang berpengaruh terhadap

pendapatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatkan modal dan lama

usaha di BAZNAS Kota Palangka Raya, maka akan meningkatkan pendapatan pelaku

usaha. Sementara tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pendapatan pelaku

usaha.

3) Kemampuan ketiga variabel menjelaskan model didapatkan sebesar 56,3%. Sehingga

sebesar 43,7% dijelaskan faktor lain diluar model.

Page 16: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, terdapat beberapa saran yang dapat

direkomendasikan kepada BAZNAS Kota Palangka Raya. Adapun saran yang diberikan sebagai

berikut:

1) Diharapkan BAZNAS Kota Palangka Raya mulai perlahan-lahan untuk mulai

memikirkan adanya program pendampingan bagi penerima program. Hal ini mengingat

hingga saat penelitian ini dilakukan, belum adanya program pendampingan yang

ditujukan untuk Program Pinjaman Dana Bergulir demi tercapainya kesejahteraan bagi

UMKM yang memerlukan dorongan serta arahan bagaimana kiat-kiat untuk

mencapainya.

2) Mengingat jumlah pegawai kantor yang saat ini hanya dua orang, penulis rasa beban

pekerjaan yang dipikul terlalu berat yang dimana satu orang bisa memegang tugas

bagian yang biasanya di pegang oleh dua orang. Sehingga diperlukan adanya evaluasi

dalam penambahan pegawai demi efektifitas serta efisiensi pada BAZNAS Kota

Palangka Raya. Hal ini demi mampu memberikan pelayanan yang terbaik bagi para

muzakki dan mustahik di Kota Palangka Raya.

3) Meskipun tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pendapatn pelaku usaha, akan

tetapi buka berarti pendidikan tidak diperlukan dalam pengembangan usaha. Pendidikan

secara formal ataupun non formal tetap diperlukan agar terwujudnya pemikiran yang

logis dan kritis dalam menjalankan usaha yang sering kali dalam pelaksanaanya

memerlukan beberapa pemikiran untuk mengatasi permasalahan.

4) Mengingat variabel bebas dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam

peningkatan pendapatan, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan

bagi penelitian selanjutnya untuk mengembangkan penelitian ini dengan

mempertimbangkan variabel-variabel lain di luar variabel yang sudah masuk ke dalam

penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahan Surat Al-Hasyr 59:7. https://tafsirweb.com/10805-surat-al-hasyr-ayat-

7.html diakses 28 Februari 2019

Asmie, Poniwatie. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan

Pedagang Pasar Tradisional di Kota Yogyakarta. Jurnal NeO Bis, Volume 2 No. 2

Desember, hal 197-210

Atmanti, Hastarini Dwi. 2005. Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan. Dinamika

Pembangunan Vol. 2 No. 1/Juli 2005: 30-39

Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. Proporsi Kredit UMKM Terhadap Total Kredit, 2011-2016.

https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/05/18/1335/proporsi-kredit-umkm-

terhadap-total-kredit-2011---2016.html diakses pada 19 Desember 2019

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah. 2018. Industri Kecil Menengah Menurut

Kabupaten/Kota, 2013. https://kalteng.bps.go.id/statictable/2015/04/14/96/industri-

kecil-menengah-menurut-kabupaten-kota-2013.html diakses pada 22 Desember

2019

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah. 2018. Industri Kecil Menengah

Menururt Kabupaten/Kota, 2013.

https://kalteng.bps.go.id/dynamictable/2016/01/19/100/industri-kecil-menengah-

menurut-kabupaten-kota-2014.html diakses pada 22 Desember 2019

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah. (2019). Jumlah Penduduk Miskin Provinsi

Kalimantan Tengah, 1999-2019.

https://kalteng.bps.go.id/statictable/2017/06/22/423/jumlah-penduduk-miskin-

provinsi-kalimantan-tengah-1999-2019.html diakses 23 Agustus 2019

BAZNAS Kota Palangka Raya. 2017. Laporan Keuangan BAZNAS Kota Palangka Raya Januari-

Desember 2016. http://www.baznaskotapalangkaraya.org/p/blog-page_27.html

diakses 22 Februari 2019

BAZNAS. 2017. Laporan Keuangan BAZNAS 2016 Audited. http://baznas.go.id/keu2016 diakses

06 Maret 2019

Page 17: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

BAZNAS. 2019. Hasil Pengukuran Indeks Kesejahteraan BAZNAS (IKB) Tahun 2018.

https://www.puskasbaznas.com/images/OfficialNews/ON-II-2019---Kaji-Dampak-

22-Provinsi.pdf diakses 30 Oktober 2019

BAZNAS. 2019. Palangka Raya Bercahaya Karena Zakat: Profil BAZNAS Kota Palangka Raya.

Palangka Raya

Beik dan Arsyianti. 2017. Ekonomi Pembangunan Syariah Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers

Boediono. 2002. Pengantar Ekonomi. Jakarta: Erlangga

Chapra, M. Umer. 2000. Sistem Moneter Islama (terj. Towards a Just Monetary System). Jakarta:

Gema Insani Press

Dillard, Dudley. 1948. The Economics of John Maynard Keynes: The Theory of Monetary

Economy. Tokyo: Englewood Cliffs, N.J. Prentice-Hall

Fabris, Nikola dan Jelena Galic. 2015. Essay on Saving and Consumption. Journal of Central

Banking Theory and Practice, 2015, 3, pp. 123-136. Received: 20 April 2015;

accepted: 13 May 2015

Firdaus, Muhammad. 2011. Ekonometrika: Suatu Pendekatan Aplikatif (Edisi Kedua). Jakarta:

Bumi Aksara

Firdausa, Rosetyadi Artistyan dan Fitrie Arianti. 2013. Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha dan

Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios Di Pasar Bintoro Demak.

Diponegoro Journal of Economics. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman 1-6

Furqon, Danang Faizal. 2018. Pengaruh Modal Usaha, Lama Usaha dan Sikap Kewirausahaan

Terhadap Pendapatan Pengusaha Lanting Di Lemah Duwur, Kecamatan

Kuwarasan, Kabupaten Kebumen. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Volume 7,

Nomor 1, Tahun 2018

Ghazaly, Abdul Rahman., Ghufron Ihsan dan Sapiudin Shidiq. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta:

Prenadamedia Group

Hansen, Alvin H. 1953. A Guide to Keynes. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha

Jenita., dkk. 2017. Pinjaman Dana Bergulir Dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jurnal Ilmiah

Ekonomi dan Bisnis. Vol. 14. No. 1, Maret 2017: 11-30.

https://media.neliti.com/media/publications/98088-ID-pinjaman-dana-bergulir-

dalam-perspektif.pdf diakses 20 November 2019

Karim, Adiwarman. 2016. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan. Ed. 5 Cet. 11. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mardikanto, Totok dan Poerwoko Soebiato. 2012. Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif

Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Menteri Keuangan. 2009. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 Tentang

Pedoman Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementerian Negara/Lembaga.

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/218~PMK.05~2009Per.HTM diakses 06

November 2019

Miller, R.I. dan Meiners E. R. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate, penerjemah Haris

Munandar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Munawir, S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Nainggolan, Romauli. 2016. Gender, Tingkat Pendidikan dan Lama Usaha Sebagai Determinan

Penghasilan UMKM Kota Surabaya. KINERJA, Volume 20, No. 1, Th. 2016: Hal.

1-12

Nazir, Muhammad. 1993. Metode Penelitian Masyarakat dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Otoritas Jasa Keuangan. 2016. Perencanaan Keuangan.

https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Download/208 diakses 06 Oktober

2019

Puskas BAZNAS. 2017. Dampak Zakat Terhadap Kesejahteraan Mustahik di Indonesia (Evaluasi

Program Zakat Produktif BAZNAS).

https://puskasbaznas.com/publicatons/books623-dampak-zakat-terhadap-

kesejahteraan-mustahik-di-indonesia-evaluasi-program-zakat-produktif-baznas

diakses 21 Maret 2019

Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2001. Teori Ekonomi Mikro. Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

Page 18: PENGARUH DANA BERGULIR TERHADAP PENDAPATAN PELAKU …

Riduwan. 2002. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta

Rivai, Abdul dan Darsono Prawironegoro. 2015. Manajemen Strategis: Kajian Keputusan

Manajerial Bisnis Berdasar Perubahan Lingkungan Bisnis, Ekonomi, Sosial, Dan

Politik. Jakarta: Mitra Wacana Media

Rosyidi, Suherman. 2001. Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro

& Makro Cet. 5. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Rozalinda. 2014. Ekonomi Islam:Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada

S. Nasution. 2002. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksa

Sahrani, Sohari dan Ru’fah Abdullah. 2011. Fikih Muamalah. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Saufin, Nevylia Rachmawati. 2017. Dampak Dana Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS) Terhadap

Pengembangan Usaha Mikro Mustahik, Studi Pada Usaha Mikro Binaan BAZNAS

Kota Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya

Setiaji, Khasan dan Ana Listia Fatuniah. 2018. Pengaruh Modal, Lama Usaha dan Lokasi

Terhadap Pendapatan Pedagang Pasar Pasca Relokasi. Jurnal Pendidikan Ekonomi

& Bisnis, 6 (1) 2018, 1-14

Siregar, Syofian. 2014. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara

Soekartawi. 2012. Faktor-Faktor Produksi. Jakarta: Salemba Empat

Soemitra, Andri. 2009. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Edisi Pertama. Jakarta:

PRENADAMEDIA GROUP

Suharjo, Bambang. 2013. Statistika Terapan disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta:

Graha Ilmu

Sukirno, Sadono. 2010. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Press

Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif Teori dan Aplikasi pada Penelitian Bidang

Manajemen dan Ekonomi Islam. Jakarta: Prenadamedia Group

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta

Suyono, Haryono. 2003. Memotong Rantai Kemiskinan Cet 1. Jakarta: Yayasan Dana Sejahtera

Mandiri

The World Bank. 2007. Era Baru Dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia. Jakarta: The

World Bank 2007

Utari, Tri dan Putu Martini Dewi. 2014. Pengaruh Modal, Tingkat Pendidikan dan Teknologi

Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Di Kawasan

Imam Bonjol Denpasar Barat. E-jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas

Udayana Vol. 3, No. 12, Desember 2014

Wahyudi, Setyo Tri. 2016. Konsep dan Penerapan Ekonometrika Penggunaan E-Views. Jakarta:

Rajawali Pers

Wargadinata, Wildana. 2011. Islam & Pengentasan Kemiskinan. Malang: UIN-Maliki Press

Winardi. 1970. Teori John Maynard Keynes. Bandung: Justitia.

Wulandari, Fitria Adi dan Rosemarie Sutjiati. 2014. Pengaruh Tingkat Kesadaran Masyarakat

Dalam Perencanaan Keuangan Keluarga Terhadap Kesejahteraan (Studi pada

Warga Kelompok BCP, Jatinangor). Siasat Bisnis Vol. 18 No. 1, Januari 2014 Hal:

21-31

Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. 2011. Generasi Baru Mengolah Data Penelitian Dengan

Partial Least Square Path Modelling Aplikasi Dengan Software XLSTAT,

SmartPLS, dan Visual PLS. Jakarta: Salemba Infotek