PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM...

17
Pengaruh Motivasi Kerja … (Dewi Ariani) 201 Jurnal KBP Vol 2, No. 2 Juni 2014 PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN PADA LKM BALAI GADANG MANDIRI DI KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH DEWI ARIANI Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok ABSTRACT Income is very important for people in leading their lives. There are many things that can influence income, such as education level, work motivation and business experience, etc. The purpose of this research was to find out : the impact of work motivation toward the income of Loan Revolving Recipients of the Urban PNPM Mandiri at Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah. The type of this research is Ex-Post Facto. The population is all recipients of revolving loan of Urban PNPM Mandiri Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah totaling 286 people. To determine the sample size using the technique of purposive sampling, 110 people from the total population were taken as the sample of this research. The data of this research belongs to the primary and the secondary one. Questioner was distributed to the samples in order to collect the data about work motivation. Then, the data obtained was analyzed by using the technique of simple regression analysis. The results of the study indicated that there is a positive and significant correlation between work motivation and Income of Loan Revolving Recipients of the Urban PNPM Mandiri at Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah. It is proved by the sig. = 0,220 > α = 0,05. Kata Kunci : motivasi kerja, pendapatan penerima pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan PENDAHULUAN Persoalan kemiskinan seperti tidak ada akhir, bahkan terus mengakar sangat dalam di Indonesia. Sebelumnya, penanggulangan program pengentasan kemiskinan masih bersifat parsial, sektoral dan charity. Pada kenyataannya, hal ini justru menghasilkan kondisi yang kurang menguntungkan, seperti salah sasaran, terciptanya benih-benih fragmentasi sosial, dan melemahkan kapital sosial yang ada di masyarakat (gotong- royong, kepedulian, musyawarah, dan lain-lain). Lemahnya kapital sosial akan mendorong pergeseran prilaku masyarakat yang semakin jauh dari kemandirian, kebersamaan dan kepedulian untuk mengatasi persoalan secara bersama. PNPM-MP (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan) sebagai salah satu upaya pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Program ini cukup strategis karena dikelola oleh pemerintah daerah dan kelompok peduli masyarakat setempat yang tertuang ke dalam suatu lembaga

Transcript of PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM...

Page 1: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Pengaruh Motivasi Kerja … (Dewi Ariani)

201

Jurnal KBP Vol 2, No. 2 Juni 2014

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA

PINJAMAN BERGULIR PNPM MANDIRI PERKOTAAN PADA LKM BALAI

GADANG MANDIRI DI KELURAHAN BALAI GADANG

KECAMATAN KOTO TANGAH

DEWI ARIANI

Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan

Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Solok

ABSTRACT

Income is very important for people in leading their lives. There are many

things that can influence income, such as education level, work motivation and

business experience, etc. The purpose of this research was to find out : the impact of

work motivation toward the income of Loan Revolving Recipients of the Urban PNPM

Mandiri at Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah. The type of this

research is Ex-Post Facto. The population is all recipients of revolving loan of Urban

PNPM Mandiri Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah totaling 286

people. To determine the sample size using the technique of purposive sampling, 110

people from the total population were taken as the sample of this research. The data of

this research belongs to the primary and the secondary one. Questioner was

distributed to the samples in order to collect the data about work motivation. Then,

the data obtained was analyzed by using the technique of simple regression analysis.

The results of the study indicated that there is a positive and significant correlation

between work motivation and Income of Loan Revolving Recipients of the Urban

PNPM Mandiri at Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah. It is proved by

the sig. = 0,220 > α = 0,05.

Kata Kunci : motivasi kerja, pendapatan penerima pinjaman bergulir PNPM Mandiri Perkotaan

PENDAHULUAN

Persoalan kemiskinan seperti

tidak ada akhir, bahkan terus mengakar

sangat dalam di Indonesia.

Sebelumnya, penanggulangan program

pengentasan kemiskinan masih bersifat

parsial, sektoral dan charity. Pada

kenyataannya, hal ini justru

menghasilkan kondisi yang kurang

menguntungkan, seperti salah sasaran,

terciptanya benih-benih fragmentasi

sosial, dan melemahkan kapital sosial

yang ada di masyarakat (gotong-

royong, kepedulian, musyawarah, dan

lain-lain). Lemahnya kapital sosial

akan mendorong pergeseran prilaku

masyarakat yang semakin jauh dari

kemandirian, kebersamaan dan

kepedulian untuk mengatasi persoalan

secara bersama.

PNPM-MP (Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri

Perkotaan) sebagai salah satu upaya

pemerintah untuk menanggulangi

kemiskinan secara berkelanjutan.

Program ini cukup strategis karena

dikelola oleh pemerintah daerah dan

kelompok peduli masyarakat setempat

yang tertuang ke dalam suatu lembaga

Page 2: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 201-216

202

kepemimpinan masyarakat yang

representatif, mengakar dan kondusif

bagi perkembangan modal sosial

masyarakat di masa yang akan datang

yang sering disebut dengan Badan atau

Lembaga Keswadayaan Masyarakat

(BKM/LKM).

Bantuan dari PNPM Mandiri

Perkotaan dibagi atas 3 (tiga)

komponen kegiatan, yaitu lingkungan,

sosial dan ekonomi. Dalam penelitian

ini, lebih memfokuskan pada kegiatan

dari komponen ekonomi, berupa

pemberian pinjaman bergulir dari

PNPM-MP kepada masyarakat di

kelurahan Balai Gadang yang termasuk

daerah pinggir kota Padang, namun

karena dilalui oleh jalan Padang By-

Pass menjadikan kelurahan ini

potensial untuk pengembangan usaha.

Hasil observasi di lapangan

pada Januari 2012 ditemukan bahwa

jumlah penduduk Kelurahan Balai

Gadang masih cukup banyak berada

dalam ekonomi lemah. Hal ini dapat

dibuktikan bahwa pemberian pinjaman

bergulir di kelurahan tersebut sudah

sampai pada tahap V (lima). Data

berikut mengenai jumlah penerima,

jangka waktu pinjaman dan jumlah

pinjaman yang telah diberikan oleh

LKM Balai Gadang Mandiri :

Tabel 1. Data Pinjaman Bergulir LKM Balai Gadang Mandiri

No Tahap

Pinjaman

Jumlah

Penerima

(Orang)

Jangka Waktu Pinjaman

Jumlah

Pinjaman

(Rp)

1 Tahap I 266 April - Agustus 2010 500.000.-

2 Tahap II 110 November 2010 - Agustus 2011 1.000.000,-

3 Tahap III 30 Maret - Desember 2011 1.000.000,-

20 Maret - Desember 2011 500.000,-

4 Tahap IV 100 November 2011 – Agustus 2012 1.000.000,-

5 Tahap V 40 Maret – Desember 2012 1.000.000,- Sumber: Data sekunder dari Koordinator Kota LKM Balai Gadang Mandiri Tahun 2012

Dari Tabel 1 menunjukkan pada

tahap I, jumlah pinjaman yang

diturunkan Rp500.000,-/orang dengan

jangka waktu pinjaman selama 5 (lima)

bulan diberikan kepada 266 orang

penerima pinjaman. Tahap II, III, IV

dan V jumlah pinjaman yang

diturunkan Rp1.000.000,-/orang

dengan jangka waktu pinjaman selama

10 bulan.

Adapun usaha yang dilakukan

oleh penerima pinjaman bergulir rata-

rata adalah usaha kecil yang dikelola

oleh rumah tangga, seperti jualan mie

goreng, pop ice, jual kelontong, dan

lain sebagianya. Usaha ini dilakukan

untuk memenuhi kebutuhan hidup

keluarga mereka. Namun permasalahan

yang terjadi adalah usaha yang mereka

lakukan ini masih belum menghasilkan

pendapatan yang maksimal. Untuk itu,

dalam penelitian ini, peneliti akan

mengamati variabel bebas yang diduga

mempengaruhi pendapatan penerima

pinjaman bergulir tersebut, yaitu

motivasi kerja.

Fenomena motivasi kerja

peminjam, diantaranya ada usaha yang

pagi-pagi sudah membuka usahanya

dan banyak pelanggan yang

menghampiri. Ada usaha yang

sebelumnya cuma jualan pop ice,

kemudian setelah menerima pinjaman

ditambah dengan jualan jus buah-

buahan, ada juga peminjam yang

sebelumnya cuma jualan lontong,

sekarang juga jualan nasi goreng, mie

goreng dan lain sebagainya. Namun

Page 3: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Pengaruh Motivasi Kerja … (Dewi Ariani)

203

disamping hal tersebut, ada juga

warung yang pelanggannya sepi,

sedangkan si pemiliknya sendiri juga

santai saja menghadapi hal tersebut.

Sebagian mereka tidak berusaha untuk

mencari cara agar menarik konsumen,

tapi justru bersantai bersama keluarga

dan tidak serius untuk menjalani usaha.

Ketika konsumen datang, mereka

melayani lambat sekali, terkesan malas.

Motivasi kerja yang rendah dapat

mengakibatkan usaha yang dijalankan

tidak berjalan dengan baik, sehingga

pendapatan yang diperoleh pun menjadi

rendah.

Dari pengamatan yang peneliti

lakukan terhadap dokumen-dokumen

yang dimiliki oleh Pengurus LKM

Balai Gadang Mandiri, rata-rata

penerima pinjaman mendapatkan

penghasilan bersih berkisar

Rp.200.000,--Rp.1.000.000,-/bulan.

Dari angka tersebut masih terlihat

bahwa pendapatan usaha yang

dilakukan oleh penerima pinjaman

belum maksimal.

Penelitian bertujuan untuk

menganalisis pengaruh motivasi kerja

terhadap pendapatan penerima

pinjaman bergulir PNPM-MP pada

LKM Balai Gadang Mandiri di

Kelurahan Balai Gadang Kecamatan

Koto Tangah.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Modal Manusia (Human Capital)

Schultz (dalam Fattah, 2000:4)

mengemukakan bahwa proses

pengetahuan dan keterampilan

melalui pendidikan bukan suatu

bentuk konsumsi semata-mata, akan

tetapi merupakan suatu bentuk

investasi. Nilai modal manusia

(human capital) suatu bangsa tidak

hanya ditentukan oleh jumlah

populasi penduduk atau tenaga kerja

kasar (labour intensif), tetapi sangat

ditentukan oleh tenaga kerja

intelektual (brain intensif).

Adam Smith (dalam Fattah,

2000:5) mengakui bahwa

pendidikan dan latihan akan dapat

meningkatkan pengetahuan dan

keahlian yang pada gilirannya dapat

meningkatkan produktivitas kerja. Ia

mengatakan bahwa kesejahteraan

dan kekayaan suatu bangsa sangat

tergantung pada keunggulan

inteligensia dan intelektual.

Yahya (2009:56)

mengemukakan bahwa teori human

capital, yaitu suatu aliran

pengeluaran yang mengganggap

bahwa manusia merupakan suatu

bentuk modal (capital) sebagaimana

bentuk-bentuk kapital lainnya,

seperti mesin, teknologi, tanah,

uang, material yang menentukan

pertumbuhan produktivitas melalui

investasi dirinya sendiri. Seseorang

dapat memperluas alternatif untuk

memilih profesi atau pekerjaan yang

pada gilirannya akan meningkatkan

kesejahteraan.

Senada dengan hal tersebut

Blaug (dalam Elfindri, 2001:20)

“teori modal manusia menyatakan

bahwa lamanya masa pendidikan

dan semakin lamanya akumulasi

pengalaman berkorelasi positif

dengan pendapatan”. Individu yang

memiliki pendidikan yang relatif

lama, memiliki pendapatan yang

lebih tinggi, bilamana dibandingkan

dengan individu yang tidak memiliki

pendidikan formal.

Selanjutnya Irianto (2011:60)

mengemukakan bahwa modal

sumber daya manusia (human

capital) adalah instrumen dari suatu

perdagangan, membangun sesuatu

yang dapat menghasilkan

pendapatan, dan koleksi dari

kemampuan yang diperlukan

perorangan untuk menyediakan

Page 4: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 201-216

204

solusi terhadap pelanggan. Modal

manusia sebagai saham yang berupa

keterampilan dan pengetahuan

merupakan kemampuan untuk

melaksanakan pekerjaan sebaik

mungkin (bekerja keras), sehingga

menghasilkan nilai ekonomi.

Keterampilan dan pengetahuan

itulah yang diperoleh oleh pekerja

melalui pendidikan dan pengalaman.

Dari berbagai teori yang

dikemukakan oleh para ahli di atas,

terlihat bahwa teori modal manusia

merupakan teori yang memfokuskan

diri untuk mengembangkan manusia

dan pemikirannya sebagai investasi

bagi manusia itu sendiri guna

meningkatkan kesejahteraan hidup.

2. Pendapatan

Menurut Hull (Nawi, 1992:9)

menyatakan pendapatan adalah

gambaran yang lebih tepat tentang

posisi ekonomi keluarga (termasuk

semua barang dan hewan

peliharaan), dipakai untuk membagi

ke dalam 3 kelompok pendapatan,

yaitu pendapatan tinggi, pendapatan

sedang dan pendapatan rendah.

Pendapatan atau income ialah hasil

berupa uang atau hasil material

lainnya yang dicapai dari

penggunaan kekayaan atau jasa-jasa

manusia bebas. Dalam

penggunaannya di bidang

pembukuan, maka artinya lebih luas

yaitu pendapatan sebuah perusahaan

atau seorang individu.

Menurut Partadireja dalam

Akhirmen (1997:33), pendapatan

adalah balas jasa yang diterima oleh

faktor produksi, seperti tanah,

modal, tenaga kerja dan skill yang

dimilikinya. Sebagai contoh, yaitu

penggunaan tanah diberi balas jasa

disebut sewa, tenaga kerja diberi

upah/gaji, modal diberi bunga dan

skill diberi keuntungan. Untuk

menghitung pendapatan bersih

diperoleh dengan menggunakan

rumus sebagai berikut (Gilarso,

2003:50) :

.........(1)

Keterangan :

= pendapatan bersih yang

diperoleh oleh pedagang dengan

mengurangi pendapatan total dengan

biaya total

TR = pendapatan total

= biaya total atau semua

biaya

Untuk menghitung pendapatan

bersih terlebih dahulu harus

diketahui tingkat pendapatan total

dan pengeluaran pada periode

tertentu. Pendapatan total didekati

dengan persamaan sebagai berikut :

TR = P.Q .....................(2)

TC = TFC + TVC ........(3)

Keterangan :

TR = Pendapatan total dari

hasil penjualan produk atau barang

(jumlah produk dikalikan harga

yang berlaku)

P = Harga Barang

Q = Jumlah Barang

TC = Biaya Total

TFC = Biaya Total Tetap

TVC = Biaya Total Variabel

3. Motivasi Kerja

Menurut Usman (2008:245),

motivasi ialah keinginan untuk

berbuat sesuatu, sedangkan motif

adalah kebutuhan (need), keinginan

(wish), dorongan (desire) atau

impuls. Motivasi merupakan

keinginan yang terdapat pada

seseorang individu yang

merangsangnya untuk melakukan

tindakan-tindakan atau sesuatu yang

menjadi dasar atau alasan seseorang

berperilaku. Motivasi kerja dapat

diartikan sebagai keinginan atau

kebutuhan yang melatarbelakangi

seseorang sehingga ia terdorong

Page 5: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Pengaruh Motivasi Kerja … (Dewi Ariani)

205

untuk bekerja. Motivasi merupakan

proses psikis yang mendorong orang

untuk melakukan sesuatu. Motivasi

dapat berasal dari dalam diri

maupun luar diri seseorang.

Dalam Hasibuan ((2003:92)

motivasi berasal dari kata latin

“movere” yang berarti “dorongan

atau daya penggerak”. Orang-orang

mau bekerja untuk dapat memenuhi

kebutuhan dan keinginan (fisik dan

mental), baik itu kebutuhan yang

disadari (conscious needs) maupun

kebutuhan yang tidak disadari

(unconscious needs). Peterson dan

Plowman dalam Hasibuan (2003:93)

menyebutkan keinginan-keinginan

itu diantaranya :

1) The desire to live,

artinya keinginan untuk hidup

merupakan keinginan utama dari

setiap orang; manusia bekerja untuk

dapat makan dan makan untuk dapat

melanjutkan hidupnya;

2) The desire for posession,

artinya keinginan untuk memiliki

sesuatu merupakan keinginan

manusia yang kedua dan ini salah

satu sebab mengapa manusia mau

bekerja;

3) The desire for power,

artinya keinginan akan kekuasaan

merupakan keinginan selangkah di

atas keinginan untuk memiliki,

mendorong orang mau bekerja;

4) The desire for

recognation, artinya keinginan akan

pengakuan merupakan jenis terakhir

dari kebutuhan dan juga mendorong

orang untuk bekerja.

Gomes (2003:182) menjelaskan

bahwa motivasi dari para pekerja

akan saling berbeda, sesuai dengan

tingkat pendidikan dan kondisi

ekonominya. Orang yang semakin

terdidik dan semakin independen

secara ekonomi, maka sumber

motivasinya pun akan berbeda, tidak

lagi semata-mata ditentukan oleh

sarana motivasi tradisional, seperti

formal authority and financial

incentives, melainkan juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor

kebutuhan akan growth dan

achivement.

Selanjutnya Hasibuan (2003:95)

menjelaskan mengenai motif dan

motivasi kerja sebagai berikut :

Dengan mengetahui perilaku

manusia, maka kita bisa tahu apa

sebabnya orang mau bekerja dan

kepuasan-kepuasan apa yang

dinikmatinya karena bekerja.

Tingkah laku seseorang dipengaruhi

serta dirangsang oleh keinginan,

kebutuhan, tujuan dan kepuasannya.

Rangsangan timbul dari diri sendiri

(internal) dan dari luar

(eksternal=lingkungannya).

Rangsangan ini akan menciptakan

„motif‟ dan „motivasi‟ yang

mendorong orang bekerja

(beraktivitas) untuk memperoleh

kebutuhan dan kepuasan dari hasil

kerjanya.

Motivasi kerja terkait dengan

unjuk kerja. Menurut Munandar

(2001:324) unjuk kerja adalah hasil

dari interaksi antara motivasi kerja,

kemampuan (abilities), dan peluang

(opportunities), dengan perkataan

lain unjuk kerja adalah fungsi dari

motivasi kerja kali kemampuan kali

peluang. Motivasi kerja seseorang

dapat lebih bercorak proaktif atau

reaktif. Pada motivasi kerja yang

proaktif, orang akan berusaha untuk

meningkatkan kemampuan-

kemampuannya sesuai dengan yang

dituntut oleh pekerjaannya dan/atau

akan berusaha untuk mencari,

menemukan dan/atau menciptakan

peluang dimana ia dapat

menggunakan kemampuan-

kemampuannya untuk dapat

Page 6: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 201-216

206

berunjuk kerja yang tinggi.

Sebaliknya, motivasi kerja sese-

orang yang lebih reaktif, cenderung

menunggu upaya atau tawaran dari

lingkungannya. Ia baru mau bekerja

jika didorong, dipaksa (dari luar

dirinya) untuk bekerja.

Mc Clelland (dalam As‟ad,

2003:52) terkait dengan konsepnya

mengenai motivasi, dalam diri

individu terdapat tiga kebutuhan

pokok yang mendorong tingkah laku

seseorang. Konsep ini lebih dikenal

dengan “Social Motives Theory”.

Adapun kebutuhan yang

dimaksudkan menurut teori motif

sosial ini, adalah :

1) Need for Achievement

Need for achievement

merupakan kebutuhan untuk

mencapai sukses, yang diukur

berdasarkan standar kesempurnaan

dalam diri seseorang. Kebutuhan ini,

berhubungan erat dengan pekerjaan,

dan mengarahkan tingkah laku pada

usaha untuk mencapai prestasi

tertentu.

2) Need for Affiliation

Need for affiliation merupakan

kebutuhan akan kehangatan dan

sokongan dalam hubungannya

dengan orang lain. Kebutuhan ini

mengarahkan tingkah laku untuk

mengadakan hubungan secara akrab

dengan orang lain.

3) Need for Power

Need for power yaitu kebutuhan

untuk menguasai dan mempengaruhi

terhadap orang lain. Kebutuhan ini,

menyebabkan orang yang

bersangkutan tidak atau kurang

memperdulikan perasaan orang lain.

Menurut Usman (2008:260),

prilaku yang berhubungan dengan

tiga motif sosial dari Mc Clelland

yang dikembangkan oleh Tim

Achievement Motivation Training

(AMT) Massachuset memiliki

indikator sebagai berikut :

1) Orang yang motif berprestasinya

tinggi, bercirikan : bertanggung jawab

atas segala perbuatannya, mengaitkan

diri pada karier atau hidup masa

depan, tidak menyalahkan orang lain

dalam kegagalannya; berusaha

mencari umpan balik atas segala

perbuatannya, selalu bersedia

mendengarkan pendapat orang lain

sebagai masukan dalam memperbaiki

dirinya; berani mengambil resiko

dengan penuh perhitungan

(menantang dan terwujud) melebihi

orang lain, lebih unggul, ingin

menciptakan yang terbaik; berusaha

melakukan sesuatu secara inovatif dan

kreatif (sesuatu yang baru, sesuatu

yang tiada duanya), banyak gagasan,

dan mampu mewujudkan gagasannya

dengan baik. Ingin bebas berkarya,

kurang menyenangi sistem yang

membatasi geraknya ke arah yang

lebih positif; merasa dikejar-kejar

waktu, pandai mengatur waktunya,

yang dapat dikerjakan sekarang

jangan ditunda hari esok; dan bekerja

keras dan bangga atas hasil yang telah

dicapai.

2) Orang yang motif bersahabatnya

tinggi, bercirikan : lebih suka bersama

orang lain daripada sendirian; sering

berkomunikasi dengan orang lain;

lebih mengutamakan hubungan

pribadi daripada tugas kerja; selalu

bermusyawarah untuk mufakat

dengan orang lain; dan lebih efektif

apabila bekerja sama dengan orang

lain.

3) Orang yang motif berkuasanya

tinggi, bercirikan : sangat aktif

menentukan arah kegiatan organisasi;

sangat peka terhadap pengaruh antar

pribadi dan kelompok;

mengutamakan prestise;

mengutamakan tugas kerja daripada

hubungan pribadi; dan suka

Page 7: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Pengaruh Motivasi Kerja … (Dewi Ariani)

207

memerintah dan mengancam dengan

sanksi.

Suharyadi, dkk (2007:65)

menyebutkan bahwa proses

termotivasinya seorang pengusaha itu

diantaranya ada yang karena faktor

kebetulan, ajakan teman,

memanfaatkan bakat, keterampilan atau

pendidikan yang telah diperolehnya dan

karena memahami apa yang dibutuhkan

orang lain. Lanjutnya lagi,

kewirausahaan dapat didorong oleh

guru atau dosen yang mengajar

kewirausahaan, karena telah

memberikan inspirasi dan minat untuk

berwirausaha. Dorongan atau pemicu

lainnya datang dari teman sepergaulan,

lingkungan keluarga, sahabat, dan

teman yang selalu mendiskusikan

gagasan, atau karena adanya

pengalaman bisnis kecil-kecilan yang

berhasil, sehingga termotivasi untuk

membesarkannya. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa kewirausahaan

bukanlah sesuatu hal yang dilahirkan,

melainkan dibangun (entrepreneur are

not born- they develop).

Dari kutipan-kutipan di atas dapat

disimpulkan bahwa motivasi kerja

adalah dorongan atau kebutuhan

seseorang yang membuatnya mau

bekerja. Indikator seseorang mau

bekerja tersebut dapat diambil dari teori

motivasi sosial Mc Clelland yang dapat

dikelompokkan menjadi 8 (delapan),

yaitu : tanggung jawab, umpan balik,

pengambil resiko moderat, inovatif dan

kreatif, disiplin, bekerja keras dan

percaya diri, kebutuhan untuk

bekerjasama, dan kebutuhan untuk

mempunyai kedudukan dan wewenang.

4. Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM)

a. Tinjauan Mengenai PNPM

Mandiri Perkotaan

Dirjen Cipta Karya (2010:3)

dalam Pedoman Pelaksanaan PNPM

Mandiri Perkotaan menjelaskan

bahwa PNPM-MP (Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri Perkotaan) sebagai

kelanjutan dari Program

Penanggulangan Kemiskinan di

Perkotaan (P2KP) dilaksanakan

sejak tahun 1999 sebagai salah satu

upaya pemerintah untuk

membangun kemandirian

masyarakat dan pemerintah daerah

dalam menanggulangi kemiskinan

secara berkelanjutan. Program ini

cukup strategis karena dikelola oleh

pemerintah daerah dan kelompok

peduli masyarakat setempat yang

tertuang ke dalam suatu lembaga

kepemimpinan masyarakat yang

representatif, mengakar dan

kondusif bagi perkembangan modal

sosial masyarakat di masa yang akan

datang. Lembaga kepemimpinan

masyarakat tersebut sering disebut

dengan Badan atau Lembaga

Keswadayaan Masyarakat

(BKM/LKM).

BKM dibentuk melalui kesadaran

kritis masyarakat untuk menggali

kembali nilai-nilai luhur

kemanusiaan dan nilai-nilai

kemasyarakatan sebagai pondasi

modal sosial (capital social)

kehidupan masyarakat. Kegiatan ini

juga diharapkan dapat mendukung

kesepakatan global pada awal tahun

2000 mengenai Millenium

Development Goals (MDGs),

sehingga sejak tahun 2007 P2KP

yang merupakan bagian dari PNPM

Mandiri telah melakukan

penyempurnaan pedoman

pelaksanaannya yang lebih fokus

pada upaya peningkatan Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) dan

percepatan pencapaian target sasaran

MDGs yaitu tercapainya

pengurangan penduduk miskin

sebesar 50% di tahun 2015.

Page 8: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 201-216

208

b. Tinjauan Mengenai Pinjaman

Bergulir

Menurut Dirjen Cipta Karya

(2010:5), pinjaman bergulir adalah

pinjaman dalam PNPM Mandiri

Perkotaan yang diberikan kepada

masyarakat miskin melalui

Kelompok Swadaya Masyarakat

(KSM) untuk meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan

masyarakat.

Tujuan pinjaman bergulir adalah

menyediakan akses layanan

keuangan kepada rumah tangga

miskin dan pinjaman mikro berbasis

pasar untuk memperbaiki kondisi

ekonomi mereka dan sebagai proses

pembelajaran dalam rangka

mengelola pinjaman dan

menggunakannya secara benar.

Pinjaman bergulir bukanlah satu-

satunya sarana untuk meningkatkan

pendapatan warga miskin,

melainkan sebagai stimulan agar

warga miskin mampu untuk

berusaha keluar dari persoalannya.

Hal yang terpenting adalah kemauan

dan motivasi yang kuat dari individu

warga miskin itu sendiri merupakan

modal yang paling utama.

c. Sasaran dan Kriteria

Pengelolaan Pinjaman Bergulir

Dirjen Cipta Karya (2010:9)

menyampaikan bahwa sasaran

utama pelaksanaan kegiatan

pinjaman bergulir adalah rumah

tangga miskin di wilayah

desa/kelurahan dimana LKM/BKM

berada, khususnya warga miskin

yang sudah tercantum dalam daftar

warga miskin. Indikator tercapainya

sasaran tersebut, meliputi :

1) Peminjam dari rumah tangga

miskin yang telah diidentifikasi

dan telah terdaftar dalam daftar

warga miskin;

2) Minimum 30% peminjam adalah

perempuan;

3) Para peminjam dari rumah tangga

miskin tersebut telah bergabung

dalam Kelompok Swadaya

Masyarakat (KSM), khusus untuk

kegiatan ini beranggotakan 5

orang;

4) Akses pinjaman bagi KSM

peminjam yang kinerja

pengembaliannya bagus, terjamin

kelanjutannya baik melalui dana

BLM, maupun melalui dana hasil

channeling dan kebijakan

pinjaman yang jelas.

d. Skim/Ketentuan Umum Pinja-

man Bergulir

Dirjen Cipta Karya (2010:15)

menambahkan lagi agar pinjaman

bergulir dapat tepat sasaran dan

menunjukkan kinerja yang baik

sesuai kriteria indikator kinerja

sangat penting dipahami dan

diperhatikan skim/ketentuan umum

pinjaman bergulir sebagai berikut :

(1) Peminjam adalah Kelompok

Swadaya Masyarakat (KSM)

bukan individu (perorangan)

dengan kriteria anggota KSM

peminjaman sebagai berikut :

(a) Warga miskin yang

tercantum dalam daftar

warga miskin;

(b) Mempunyai usaha atau

akan memulai usaha;

(c) Usaha menguntungkan dan

dapat dikembangkan;

(d) Mempunyai motivasi untuk

mengembangkan usaha;

(e) Memerlukan tambahan

modal kerja;

(f) Mempunyai kemauan dan

kemampuan

mengembalikan pinjaman;

(g) Mendapat persetujuan

keluarga (suami atau istri);

Page 9: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Pengaruh Motivasi Kerja … (Dewi Ariani)

209

(h) Usaha tidak bertentangan

dengan undang-undang,

peraturan dan kesusilaan

dan bukan untuk tujuan

kepentingan militer atau

politik.

Bagi anggota KSM yang

telah menerima pinjaman

Rp.2.000.000,- atau 4 kali

pinjaman diupayakan BKM

untuk direkomendasikan

sebagai lembaga keuangan

formal atau dalam bentuk

channeling sebagai sumber

dana pinjaman.

(2) Tujuan Penggunaan Pinjaman

Pinjaman diberikan untuk

kegiatan yang bersifat produktif

dalam rangka menciptakan

peluang usaha dan kesempatan

kerja (misalnya untuk dagang,

industri kecil, pertanian dan

jasa). Di samping itu, bisa untuk

pembuatan sertifikat tanah

dapat diberikan pada tahap

terakhir kali pinjaman dengan

tujuan sertifikat yang dibiayai

nantinya dapat dipergunakan

sebagai jaminan dalam

mengajukan pinjaman ke

lembaga keuangan lain.

(3) Besar Pinjaman

Pinjaman pertama

maksimal Rp.500.000,- per

orang (anggota KSM) disesuai-

kan dengan kemampuan

membayar kembali pinjaman.

Pinjaman berikutnya tergantung

pada catatan pembayaran

kembali pinjaman dan

kemampuan dana Unit

Pengelola Keuangan (UPK),

dapat lebih besar, atau sama

dengan pinjaman sebelumnya

maksimum Rp.2.000.000,-.

(4) Jasa Pinjaman

Jasa pinjaman sesuai

dengan pedoman ditetapkan

antara 1,5% s/d 3% per bulan

dihitung dari pokok pinjaman

mula-mula, disesuaikan dengan

kondisi setempat. Jasa pinjaman

ditetapkan UPK dengan

persetujuan Pengawas minimal

harus dapat menutup semua

biaya UPK, yaitu; biaya dana

(bila ada), biaya operasional

UPK (insentif UPK,

administrasi, transportasi, dan

lain-lain), biaya cadangan

resiko pinjaman, bonus

pengawas UPK, memelihara

modal awal (inflasi) serta

keuntungan tertentu yang dapat

digunakan untuk pemupukan

modal, UPK, Biaya Operasional

LKM, kegiatan lingkungan dan

dana sosial.

Semakin kecil tingkat jasa

pinjaman ditunjang dengan

semakin besarnya tunggakan,

akan semakin kecilnya

pendapatan dan keuntungan

menjadi semakin kecil, bahkan

menjadi negative spread (rugi,

sehingga lama kelamaan modal

menjadi berkurang dan kegiatan

UPK terancam tidak bisa

berkelanjutan).

(5) Jangka Waktu Pinjaman dan

Frekuensi Pinjaman

Jangka waktu pinjaman

antara 3 s/d 12 bulan

disesuaikan dengan kondisi

usaha peminjam. Dengan

jangka waktu tersebut dan

adanya pembatasan frekuensi

pinjaman masing-masing

peminjam ditetapkan 4 kali

yang dibiayai BLM.

Pembelajaran kepada peminjam

tentang peminjaman yang baik

akan lebih cepat tercapai dan

peminjam lebih cepat

mendapatkan akses atau upaya

Page 10: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 201-216

210

channeling ke lembaga

keuangan lainnya.

(6) Angsuran Pinjaman

Angsuran pinjaman

maksimal bulanan tanpa

tenggang waktu (grace period).

Grace period adalah adanya

tenggang waktu peminjam ber-

kewajiban membayar, misalnya

jangka waktu 12 bulan grace

period 3 bulan artinya selama 3

bulan pertama peminjam tidak

berkewajiban membayar ang-

suran pokok pinjaman (bunga

sesuai yang diperjanjikan) baru

yang bersangkutan membayar

pada angsuran ke-4 sehingga

besarnya angsuran pokok bukan

dibagi 12 tetapi dibagi 9.

Setiap pembayaran angsur-

an mencakup kewajiban pokok

dan jasa pinjaman. Apabila

terjadi pembayaran tunggakan

pada prinsipnya pembayaran

tunggakan bunga yang

didahulukan, tetapi terkait

perbaikan kolektibilitas apabila

terdapat tunggakan masih dalam

jangka waktu pinjaman (belum

jatuh tempo), perlakuannya

adalah diselesaikan kewajiban

per paket (pokok dan bunga),

misalnya kewajiban angsuran

per bulan, pokok Rp.50.000,-,

bunga Rp.10.000,- menunggak

4 bulan, dan yang bersangkutan

baru bisa bayar Rp.60.000,-,

maka pembayaran tersebut

untuk pokok Rp.50.000,- dan

bunga Rp.10.000,-, sehingga

tungggakan paket pertama dapat

diselesaikan sehingga

kolektibilitasnya dari kurang

lancar menjadi Dalam Perhatian

Khusus (DPK).

Dari uraian mengenai

Program Nasional Pemberda-

yaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Perkotaan, khususnya

yang terkait mengenai pinjaman

bergulir, dapat ditarik kesimpul-

an bahwa pinjaman ini

diberikan kepada rumah tangga

miskin agar mampu keluar dari

jeratan kemiskinan. Skim/

ketentuan umum yang mudah

dipahami oleh masyarakat,

sehingga pinjaman ini dapat

dijalankan dengan baik dan

tepat sasaran.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian terdahulu

yang menjadi referensi dalam

penelitian ini diantaranya adalah

penelitian dari Lingga (2009) yang

meneliti tentang „Analisis Faktor-

faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Pengusaha Industri

Kecil di Kabupaten Dairi‟.

Penelitian ini melibatkan 70

responden dengan menggunakan

stratified proportional random

sampling. Model yang

digunakan dalam penelitian ini

adalah model ekonometrika

dengan metode Ordinary Least

Square (OLS). Penelitian ini

menggunakan 5 (lima) variabel

independen (modal, tenaga kerja,

lama berusaha, tingkat pendidikan

dan bantuan modal). Hasil analisis

data diketahui bahwa keseluruhan

variabel signifikan mempengaruhi

pendapatan pengusaha industri

kecil yaitu variabel modal, tenaga

kerja, lama berusaha, pendidikan

dan bantuan modal. Namun di lain

pihak, variabel bantuan modal

pengaruhnya masih rendah.

Page 11: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Pengaruh Motivasi Kerja … (Dewi Ariani)

211

Berdasarkan nilai total

elastisitas untuk modal, tenaga

kerja, lama berusaha, tingkat

pendidikan dan bantuan modal

mempunyai tingkat elastisitas

dibawah 1 (0,95<1), sehingga

fungsi pendapatan digolongkan

dalam kondisi decreasing return

to scale.

Referensi penelitian selanjut-

nya dari Hapsari (2009) dengan

judul “Pengaruh Modal Dan

Motivasi Kerja Terhadap

Pendapatan Industri Kecil Genteng

Pres Desa Wiroko Kecamatan

Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri”.

Jumlah sampel penelitian adalah

44 orang dengan teknik simple

random sampling. Hasil penelitian

ini memberitahukan bahwa

pendapatan dipengaruhi oleh

modal dan motivasi kerja pelaku

industri genteng pres di Desa

Wiroko Kecamatan Tirtomoyo

Kabupaten Wonogiri. Perhitungan

sumbangan relatif dan sumbangan

efektif menunjukkan bahwa

variabel modal memberikan

sumbangan relatif sebesar 54,1%

dan sumbangan efektif 42,7%

terhadap pendapatan. Variabel

motivasi kerja memberikan

sumbangan relatif sebesar 45,9%

dan sumbangan efektif 36,2%

terhadap pendapatan.

Suryananto (2005) meneliti

tentang “Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Konveksi (Studi Kasus

di Pasar Godean, Sleman,

Yogyakarta)”. Variabel bebas yang

digunakan jam berdagang, modal

dagang, dan pengalaman

berdagang. Hasil penelitian

menunjukan bahwa jam berdagang,

modal berdagang dan pengalaman

berdagang secara serentak

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan pedagang

pasar.

Dari beberapa penelitian di

atas, dapat disimpulkan bahwa

modal, tenaga kerja, tingkat

pendidikan, bantuan modal, jam

berdagang, pengalaman berdagang

dan motivasi kerja mempunyai

pengaruh yang positif terhadap

pendapatan usaha kecil dan

menengah.

Sedangkan dalam penelitian

yang dilakukan ini terfokus pada

motivasi kerja. Teknik sampel

yang digunakan adalah purposive

sampling. Dan populasi penelitian

difokuskan pada penerima

pinjaman bergulir PNPM-MP

Kelurahan Balai Gadang,

Kecamatan Koto Tangah,

Sumatera Barat, khususnya

peminjam yang menggunakan

pinjaman bergulir untuk usaha,

bukan untuk konsumsi.

C. Kerangka Pemikiran

Pendapatan merupakan

ukuran dalam menilai keberhasilan

seseorang. Seseorang yang sukses

dapat berarti mempunyai

pendapatan yang besar. Pendapatan

yang diperoleh seseorang tersebut

digunakan untuk keperluan hidup

dan mencapai kepuasan.

Berdasarkan teori modal manusia

(human capital) yang telah

dikemukakan di atas, peminjam

yang memiliki motivasi kerja yang

tinggi mempengaruhi tingkat

pendapatan peminjam tersebut.

Motivasi kerja, baik motivasi

intrinsik maupun motivasi

ekstrinsik. Dari teori sebelumnya,

dikemukakan bahwa orang yang

Page 12: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 201-216

212

mempunyai motivasi tinggi dalam

bekerja, tentunya akan

meningkatkan produktivitas yang

berujung nantinya pada

peningkatan pendapatan.

Dari uraian di atas dapat

digambarkan mengenai pengaruh

motivasi kerja terhadap pendapatan

penerima pinjaman bergulir dari

PNPM Mandiri Perkotaan.

Kerangka konseptual dari

penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Konseptual

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual yang

telah dikemukakan sebelumnya, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Motivasi kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pendapatan

penerima pinjaman bergulir PNPM-MP

pada LKM Balai Gadang Mandiri di

Kelurahan Balai Gadang Kecamatan

Koto Tangah.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah

penelitian ex-post facto, yaitu

menganalisis dan menginterpretasi-kan

data yang akan diperoleh, secara

objektif berkenaan dengan pengaruh

motivasi kerja terhadap pendapatan

penerima pinjaman bergulir PNPM-MP

pada LKM Balai Gadang Mandiri di

Kelurahan Balai Gadang, Kecamatan

Koto Tangah dari Tahap I s/d Tahap V.

Waktu penelitian dilaksanakan bulan

Juli 2012.

Populasi dalam penelitian ini

adalah anggota LKM “Balai Gadang

Mandiri” yang menerima pinjaman

bergulir dari Tahap I sampai dengan

Tahap V yang berjumlah 286 orang.

Sampel penelitian menggunakan

purposive sampling, dengan kriteria

penerima pinjaman bergulir yang

menerima pinjaman hingga beberapa

tahap berjumlah 110 orang. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini

berupa angket yang disebar ke

penerima pinjaman bergulir yang

menjadi sampel penelitian guna

mengetahui motivasi kerja penerima

pinjaman. Teknik pengumpulan data

menggunakan angket, pengamatan dan

dokumentasi.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Hasil Estimasi Regresi Linear

Sederhana

Berikut Tabel 3 yang

menunjukkan hasil analisis regresi

linear sederhana :

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana

No Variabel Koefisien thit Sig.

1. Konstanta 0,548 0,518 0,616

2. X 0,012 1,233 0,220

Pendapatan

(Y)

Motivasi Kerja

(X1)

Page 13: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Pengaruh Motivasi Kerja … (Dewi Ariani)

213

R2 = 0,014

Sumber : Olahan Data Primer 2012

Nilai koefisien masing-masing

variabel di atas dapat dimasukkan

ke dalam persamaan regresi linear

sederhana berikut :

Ŷ = a + bX Ŷ = 0,548 + 0,012X

Dari persamaan regresi linear

sederhana di atas, dapat diartikan

sebagai berikut :

1. Nilai konstanta atau intersep garis

regresi sebesar 0,548 menunjukkan

bahwa nilai variabel pendapatan

tanpa dipengaruhi variabel motivasi

kerja hanyalah sebesar 0,548.

2. Nilai koefisien regresi variabel

motivasi kerja sebesar 0,012 yang

bertanda positif, berarti dengan

adanya peningkatan skor motivasi

kerja sebesar satu satuan, maka

akan meningkatkan skor

pendapatan sebesar 0,012 dalam

satu satuan, dengan asumsi

variabel lain tidak mengalami

perubahan (ceteris paribus).

Semakin tinggi motivasi kerja,

maka akan semakin besar pula

pendapatan yang diperoleh

penerima pinjaman bergulir LKM

Balai Gadang Mandiri dengan

tingkat pengaruh 0,012.

Sedangkan nilai Sig. 0,220 > α =

0,05 menunjukkan pengaruh yang

diberikan tidak signifikan

terhadap pendapatan.

3. Nilai R2 adalah sebesar 0,014, hal

ini berarti besarnya kontribusi

atau sumbangan skor variabel

motivasi kerja terhadap

pendapatan penerima pinjaman

bergulir LKM Balai Gadang

Mandiri Kelurahan Balai Gadang,

Kecamatan Koto Tangah sebesar

1,4% dan sisanya sebesar 98,6%

dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak termasuk dalam model

persamaan penelitian ini.

2. Pengujian Hipotesis

Hipotesis tentang pengaruh

motivasi kerja terhadap pendapatan

penerima pinjaman LKM Balai

Gadang Mandiri. Hasil olahan data

memperlihatkan bahwa H0 ditolak

dan Ha diterima. Hal ini

mempunyai arti bahwa motivasi

kerja mempunyai pengaruh yang

posistif dan signifikan terhadap

kenaikan pendapatan penerima

pinjaman bergulir pada LKM Balai

Gadang Mandiri, Kelurahan Balai

Gadang, Kecamatan Koto Tangah.

Kesimpulannya, semakin tinggi

motivasi kerja, maka akan semakin

tinggi pula pendapatan yang

diperoleh oleh penerima pinjaman.

Dari hasil penelitian di atas,

diindikasikan bahwa motivasi kerja

perlu diperhitungkan sebagai

variabel penentu dalam

mempengaruhi pendapatan

penerima pinjaman bergulir.

PEMBAHASAN

Pengaruh Motivasi Kerja (X)

Terhadap Pendapatan Penerima

Pinjaman Bergulir (Y)

Hasil dari pengolahan data di

atas menggambarkan bahwa semakin

tinggi motivasi kerja penerima

pinjaman, maka ada kecenderungan

semakin tinggi pula pendapatan yang

diterima penerima pinjaman bergulir.

Dari data di lapangan juga terlihat

bahwa motivasi kerja penerima

pinjaman bergulir LKM Balai Gadang

Mandiri berada pada kategori baik. Hal

ini menandakan bahwa motivasi kerja

yang dimiliki oleh penerima pinjaman

Page 14: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 201-216

214

cukup baik, meskipun masih ada

beberapa hal yang mesti dibenahi oleh

penerima pinjaman bergulir. Ini

diperkuat oleh data di lapangan untuk

indikator tanggung jawab, rata-rata

penerima pinjaman bertanggung jawab

terhadap pinjaman yang diberikan

dengan membayar pinjaman tepat

waktu dan bertanggung jawab terhadap

pekerjaan dalam mengelola usaha

mereka.

Indikator umpan balik, rata-rata

penerima pinjaman mau menerima

umpan balik dari konsumen untuk

perbaikan usaha mereka ke depan.

Indikator pengambil resiko moderat

berada dalam kategori baik. Data di

lapangan menunjukkan bahwa

penerima pinjaman sangat berhati-hati

dalam mengambil resiko dan selalu

mempertimbangkan baik dan buruknya

keputusan yang diambil. Ini diperkuat

dengan hasil penelitian Zulkifli

(2009:30) :

Seorang wirausaha yang akan

sukses tentulah harus berani mengambil

resiko dari tantangan yang ada. Setelah

pemilihan bidang usaha, maka

wirausaha haruslah berani mengambil

berbagai keputusan tentang persaingan,

harga, barang yang kurang laku dan

sebagainya. Untuk indikator inovasi

dan kreatif, berada pada kategori sangat

baik. Data di lapangan menunjukkan

rata-rata penerima pinjaman punya

inovasi dan ide kreatif untuk

pengembangan usaha mereka,

diantaranya membuat toko atau jualan

mereka semenarik mungkin, agar

banyak pembeli yang datang. Untuk

indikator disiplin, berada pada kategori

baik. Data di lapangan menunjukkan

bahwa penerima pinjaman cukup

disiplin namun mereka tidak merasa

dikejar waktu untuk menjadi lebih baik.

Prilaku ini mesti dihilangkan, penerima

pinjaman harus terus memperbaiki diri

ke depan dan harus memanfaatkan

waktu semaksimal mungkin.

Indikator bekerja keras dan

percaya diri berada pada kategori

sangat baik. Rata-rata penerima

pinjaman adalah orang-orang yang suka

bekerja keras dan percaya diri terhadap

kemampuan yang dimiliki dalam

mengelola usaha mereka. Ini terkait

juga dengan hasil penelitian dari

Zulkifli (2009:30) yang menyimpulkan

bahwa keberhasilan dan kesuksesan

wirausaha diantara-nya percaya diri dan

mau bekerja keras :

Seorang wirausaha dalam memilih dan

menjalankan usahanya haruslah

mempunyai rasa percaya diri yang

tinggi, tidak mudah diombang-

ambingkan oleh pendapat orang lain...

Kerja keras merupakan hal yang tidak

dapat ditawar lagi bagi wirausaha untuk

mencapai kesuksesan. Apapun jenis

usahanya tidak akan berhasil tanpa kerja

keras banting tulang.

Selanjutnya indikator kebutuhan

untuk bekerja sama berada pada

kategori cukup. Karakteristik data di

lapangan memperlihatkan bahwa rata-

rata penerima pinjaman tidak mau

pekerjaannya dilakukan oleh orang lain

dan cenderung bekerja sendiri. Oleh

sebab itu, perlu ditumbuhkan kesadaran

kepada penerima pinjaman agar mau

dibantu dalam bekerja dan tidak

mengerjakan pekerjaannya sendiri,

memberikan wewenang kepada orang

lain untuk membantu pekerjaannya,

tentu saja kepada orang yang bisa

dipercaya dan mampu mengambil alih

pekerjaan-nya, sehingga penerima

pinjaman dapat pula berkonsentrasi

untuk menciptakan ide kreatif agar

usaha mereka berhasil. Selanjutnya

Zulkifli (2009:31) pun mengemukakan

bahwa :

Kerja sama sangat dibutuhkan oleh

wirausaha dalam mencapai kesuksesan.

Untuk itulah seorang wirausaha harus

Page 15: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Pengaruh Motivasi Kerja … (Dewi Ariani)

215

dapat melakukan kerjasama baik

dengan para pegawai ataupun pihak

luar, misalnya supplier, pelanggan dan

sebagainya. Jika seorang wirausah

telah dapat menjalin kerjasama yang

baik dengan pihak-pihak tersebut,

maka tujuan yang ingin dicapai

wirausaha akan dapat dicapai dengan

mudah apapun jenis usahanya”.

Indikator kebutuhan untuk

mempunyai kedudukan dan kekuasaan

berada pada kategori cukup. Rata-rata

penerima pinjaman tidak terlalu

berambisi untuk mempunyai

kedudukan di masyarakat dan menjadi

orang yang berpengaruh. Menurut

Murphy and Peck dalam Alma

(2003:44) ada delapan tahapan untuk

mencapai kesuksesan seorang

wirausaha, yaitu : mau kerja keras,

bekerja sama dengan orang lain,

penampilan yang baik, yakin, pandai

membuat keputusan, mau menambah

ilmu pengetahuan, ambisi untuk maju

dan pandai berkomunikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Akhirmen. 1997. Faktor-faktor

Penentu Pengembangan Usaha

Pedagang Kecil Sektor Informal di

Kota Padang. FIS UNP (Tidak

Dipublikasikan)

Alma, Buchari. 2003. Kewirausahaan.

Cetakan Ke-7. Bandung : Alfabeta

Arikunto, Suharsimi. 2007. Manajemen

Penelitian. Jakarta : PT. Rineka

Cipta

As‟ad, Moh. 2003. Psikologi Industri.

Yogyakarta : Liberty

Benedicta, Prihartin Dwi Riyanti. 2004.

Factors Influencing the Success of

Small-Scale Entrepreneurs in

Indonesia. Online Edition.

Melbourne : International

Association for Cross-Cultural

Psychology. (http://www.iaccp.org

diakses 30 Agustus 2012)

Danim, Sudarwan. 2004. Ekonomi

Sumber Daya Manusia. Bandung :

CV. Pustaka Setia

Elfindri. 2001. Ekonomi Sumberdaya

Manusia. Padang : Penerbit

Universitas Andalas

Elfindri dan Nasri Bahctiar. 2004.

Ekonomi Ketenagakerjaan. Padang

: Penerbit Universitas Andalas

Fadly. 2006. Kajian Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi

Perkembangan Usaha Kecil dan

Menengah di Sumatera Utara.

Jurnal Pengkajian Koperasi Dan

UKM Nomor 1 Tahun I

Fattah, Nanang. 2000. Ekonomi dan

Pembiayaan Pendidikan. Bandung

: PT. Remaja Rosdakarya

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program

SPSS. Semarang : UNDIP Press

Gilarso, T. 2003. Pengantar Ilmu

Ekonomi Makro. Yogyakarta : PT

Kanisius

Gomes, Faustino Cardoso. 2003.

Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta : Penerbit Andi

Hapsari, Titin Sri. 2009. Pengaruh

Modal Dan Motivasi Kerja

Terhadap Pendapatan Industri

Kecil Genteng Pres Desa Wiroko

Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten

Wonogiri. Skripsi. Program

Pendidikan Akuntansi. Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Hasibuan, Malayu S.P. 2003.

Organisasi dan Motivasi : Dasar

Peningkatan Produktivitas. Jakarta

: PT. Bumi Aksara

Henry, Colette, et. al. 2003.

Entrepreneurship Education and

Training. England : Ashgate

Publishing, Ltd

Page 16: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Jurnal KBP, Vol. 2, No. 2, Juni 2014: 201-216

216

Irianto, Agus. 2011. Pendidikan

Sebagai Investasi Dalam

Pembangunan Suatu Bangsa.

Jakarta : Kencana

Ismail, Maryono. 2007. Buka Usaha?

Siapa Takut. Jakarta : Penebar

Plus

Dirjen Cipta Karya. 2010. Pedoman

Pelaksanaan PNPM Mandiri

Perkotaan. Jakarta : Kementerian

Pekerjaan Umum

---------------. 2010. Modul Pinjaman

Bergulir OJT Madya 1 UPK

(Revolving Fund dan Pembukuan).

Jakarta : Kementerian Pekerjaan

Umum

Lingga, Insanuddin. 2009. Analisis

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Pendapatan Pengusaha Industri

Kecil di Kabupaten Dairi. Tesis.

Program Studi Ilmu Ekonomi

Pembangunan Universitas

Sumatera Utara.

Lubis, Syahron. 2011. Metodologi

Penelitian Pendidikan. Padang :

Sukabina Press

Mankiw, N. Gregory. 2003. Pengantar

Ekonomi. Edisi ke-2. Jakarta :

Erlangga

Meredith, Geofrey. G. 1996.

Kewirausahaan : Teori dan

Praktek. Jakarta : PT. Pustaka

Jakarta

Munandar, Ashar Sunyoto. 2001.

Psikologi Industri dan Organisasi.

Jakarta : Universitas Indonesia

(UI-Press)

Nawi, Marlis. 1992. Dampak Sosial

Budaya Akibat Menyempitnya

Lahan Pertanian Kelurahan

Anduring Propinsi Sumbar.

Depdikbud Sumbar

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik

Menyusun Tesis. Bandung :

Alfabeta

Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan

SPSS Statistik Parametrik. Jakarta

: PT. Elex Media Komputindo

Sarosa, Pietra. 2006. Kiat Praktis

Membuka Usaha : Langkah Awal

Menjadi Entrepreneur Sukses.

Jakarta : Elex Media Komputindo

Seng, Ann Wan. 2007. Teori Ekonomi

Mikro. Prinsip Dasar dan

Pengembangannya. Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada

Simanjuntak, Payaman J. 1998.

Pengantar Ekonomi Sumber Daya

Manusia. Jakarta : Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi UI

Soemanto, Wasty. 2008. Pendidikan

Wiraswasta. Jakarta : PT. Bumi

Aksara

Suharyadi, dkk. 2007. Kewirausahaan :

Membangun Usaha Sukses Sejak

Usia Muda. Jakarta : Salemba

Empat

Sunyoto, Danang. 2009. Analisis

Regresi dan Uji Hipotesis.

Yogyakarta : Media Pressindo

Suryananto, Galih. 2005. Analisis

Faktor–faktor Yang

Mempengaruhi Pendapatan

Pedagang Konveksi (Studi kasus di

Pasar Godean, Sleman,

Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta :

Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Indonesia.

Thapa, Ajay, et al. 2008. Determinants

of Street Entrepreneurial Success.

The Journal of Nepalese Business

Studies. Volume V No.1 December

2008.

Tjiptoherijanto, Prijono dan Laila

Nagib. 2008. Pengembangan

Sumber Daya Manusia : Di Antara

Peluang dan Tantangan. Jakarta :

LIPI Press

Usman, Husaini. 2008. Manajemen :

Teori, Praktik dan Riset

Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi

Aksara

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady

Akbar. 2011. Pengantar Statistika.

Jakarta : PT. Bumi Aksara

Page 17: PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PENDAPATAN PENERIMA PINJAMAN BERGULIR PNPM …akbpstie.ac.id/cmsz/medias/file/4. dewi ariani.pdf · 2016. 10. 20. · PNPM Mandiri at Kelurahan Balai

Pengaruh Motivasi Kerja … (Dewi Ariani)

217

Yahya. 2009. Ekonomi dan Pembiayaan

Pendidikan : Sebuah Pendekatan

Akumulatif. Padang : Sukabina

Offset

Zulkifli. 2009. Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keberhasilan dan

Kegagalan Seorang Wirausaha

Dihubungkan dengan Pemilihan

Bidang Usaha. Jurnal Online.

Didownload tanggal 29 Oktober

2012.