Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

141
Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Sebagai Alternatif Lembaga Keuangan dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam Di susun oleh : DAHNIL SUKARNO HATTA NIM: 104046101673 KOSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

Transcript of Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Page 1: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah (LPDB-KUMKM) Sebagai Alternatif Lembaga

Keuangan dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam

Di susun oleh :

DAHNIL SUKARNO HATTA

NIM: 104046101673

KOSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 2: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...
Page 3: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...
Page 4: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah hi Rabbil ‘Alamin, ungkapan puji syukur tak terhingga ke

hadirat Allah SWT yang telah memberikan cahaya ilmu-Nya, shalawat dan salam

semoga selalu tercurah ke hadirat Rasul pembawa cahaya, Muhammad SAW,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Lembaga

“Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(LPDB-KUMKM) Sebagai Alternatif Lembaga Keuangan dalam Pemberdayaan

Ekonomi Rakyat”, sebagai syarat untuk mendapat gelar Sarjana Ekonomi Islam

pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Maka penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalat dan Bapak Ah.

Azharudin Latief, M.Ag, M.H selaku Sekretaris Jurusan Muamalat yang telah

memberikan pengarahan dan membantu penulis secara tidak langsung dalam

menyiapkan skripsi ini.

3. Bapak Dr.H.M. Nurul Irfan, M.Ag, dan Bapak Drs. Agustianto, M.Ag, selaku

pembimbing, yang dengan sabar mengarahkan penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmunya

kepada penulis selama di bangku kuliah

i

Page 5: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

5. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan, baik

moral maupun materi hingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan S1.

6. Keluarga besar PT. Malacho Buana Perkasa, yang memberikan penulis

pengalaman kerja.

7. LPDB-KUMKM, yang telah membantu penulis dalam mengumpulkan bahan

skripsi hingga skripsi ini rampung.

8. Kawan-kawan PS D 04 yang selalu memberikan motivasi bagi penulis hingga

menyelesaikan skripsi ini.

9. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi

ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Jakarta, Juni 2009

Dahnil Sukarno Hatta

ii

Page 6: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i

DAFTAR ISI .............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah...................................................7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................8

D. Review Study Terdahulu......................................................................8

E. Kerangka Teori.....................................................................................11

F. Metode Penelitian................................................................................15

G. Sistematika Penulisan...........................................................................15

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Lembaga keuangan bank .....................................................................17

1. Pengertian lembaga keuangan bank .............................................18

2. Fungsi lembaga keuangan bank ..................................................19

B. Lembaga keuangan non bank.............................................................25

1. Koperasi.........................................................................................26

2. Baitul Mal Watamwil....................................................................31

C. Distribusi pendapatan..........................................................................33

1. Distribusi pendapatan dalam Islam...............................................34

2. Peran Negara dalam distribusi pendapatan di

Indonesia........................................................................................41

3

Page 7: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

D. Dana Bergulir.......................................................................................45

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah singkat LPDB-

KUMKM........................................................48

B. Visi, misi LPDB-

KUMKM.................................................................51

C. Struktur Organisasi LPDB-

KUMKM.................................................54

D. Mekanisme Penyaluran Dana

Bergulir................................................59

E. Produk-produk LPDB-

KUMKM........................................................66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. LPDB-KUMKM sebagai alternatif lembaga keuangan

dalam pemberdayaan ekonomi rakyat.................................................69

1. Peran LPDB-KUMKM dalam pemberdayaan ekonomi

rakyat....70

2. Prioritas penyaluran dana

bergulir.................................................72

3. Peran negara dalam distribusi

pendapatan....................................73

B. Kendala yang dihadapi dalam penyaluran dana bergulir....................80

Page 8: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

1. Kendala dari dalam lembaga

(internal)........................................81

2. Kendala dari luar lembaga

(eksternal)..........................................82

C. Faktor yang mendukung keberhasilan UMKM...................................83

D. Analisis Swot LPDB-KUMKM..........................................................86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................

........107

B. Saran ..........................................................................................

........109

5

Page 9: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kehidupan manusia yang ditakdirkan ALLAH SWT adalah kehidupan yang

bermasyarakat, berbudaya dan bermoral. Penataan kehidupan yang demikian sifatnya

menjamin suatu kualitas kehidupan yang dapat mewujudkan martabat kemanusiaan.

Tentunya dalam hal ini terkait masalah social ekonomi, bahkan hal ini merupakan

bagian penting dalam mewujudkan kualitas kehidupan yang layak.

Namun dalam kenyataannya, permasalahan sosial masih kerap kali kita jumpai,

misalnya kemiskinan dan kebodohan, kemiskinan dan kebodohan adalah salah satu

mata rantai yang sejak dulu ada dan menimbulkan berbagai macam permasalahan

kehidupan. Dapat dikatakan bahwa salah satu sumber dari permasalahan hidup ini

adalah kemiskinan dan kebodohan. Namun jika ditelaah lebih lanjut, kebodohan itu

sendiri sebenarnya dapat terbentuk dari kemiskinan. Oleh karena itu, yang menjadi

agenda utama dalam rangka memberantas permasalahan kebodohan tersebut adalah

bagaimana masyarakat dapat mengentaskan kemiskinan.

Berbicara mengenai kemiskinan, pada zaman Rasulullah Saw telah ada lembaga

baitul mal di mana dana yang terkumpul salah satunya dianggarkan untuk penyediaan

pelayanan social bagi masyarakat.1ini menunjukan bahwa Negara mempunyai

kewajiban untuk mensejahterakan rakyatnya. Selain itu di dalam salah satu kebijakan

1 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer,(Jakarta: Pustaka Astruss, 2005), Cet. 1.h 17.

1

Page 10: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

fiskal yang dilakukan Rasulullah, Rasulullah pun sanagt memperhatikan distribusi

pendapatan antara kaum anshar yang rata-rata merupakan orang yang mampu,

dengan kaum muhajirin yang pada saat itu hijrah dan keadaan keuangan mereka tidak

baik. Di samping itu juga, Rasulullah Saw menerapkan kebijakan penyediaan

lapangan kerja bagi kaum muhajirin agar mereka dapat keluar dari kemiskinan.2

Setelah Rasulullah memberikan contoh konsep mengenai kehidupan sosial,

kemudian banyak ekonom muslim fase awal yaitu pada abad pertama hijriah sampai

abad keempat hijriah yang mengembangkan konsep-konsep yang telah di contohkan

oleh Rasulullah, seperti Abu Yusuf yang menyoroti tentang tanggung jawab ekonomi

penguasa terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat, keadilan dan pemerataan

dalam pajak. Ada juga Imam al-Ghazali yang merumuskan konsep fungsi

kesejahteraan sosial Islami, artinya setiap manusia yang melakukan kegiatan ekonomi

harus mengacu kepada konsep maslahah ( kesejahteraan), sehingga tidak ada pihak

yang dirugikan. Lebih jauh lagi, Imam al-Ghazali mengidentifikasi tiga alasan

mengapa seseorang harus melakukan aktifitas ekonomi, yaitu untuk memenui

kebutuhan hidup yang bersangkutan, mensejahterakan keluarga, dan membantu orang

lain yang membutuhkan.3

Dari fase awal kita beranjak ke fase pertengahan. Pada masa ini para ekonom

Islam lebih jauh lagi membahas mengenai permasalahan ekonomi yang terjadi di

2 Kadim As-Sadr, Fiskal Policies in Early islam, dalam Euis Amalia(ed.), Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, h.19.

3 Adiwarman A. karim, Pemikiran Ekonomi Seorang Skolastik Arab, dalam Euis Amalia(ed.), Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer,h.123-124.

Page 11: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

3

tengah masyarakat. Seperti Ibnu Hazm, yang mengemukakan konsep jaminan sosial

bagi orang tak mampu. Menurut pandangannya, “Orang-orang kaya dari penduduk

setiap negeri wajib menanggung kehidupan orang-orang fakir miskin di antara

mereka. Pemerintah harus memaksakan hal ini terhadap mereka jika zakat dan harta

kaum muslimin ( bait al-mal) tidak cukup untuk mengatasinya. Orang fakir miskin itu

harus diberi makanan dari bahan makanan semestinya, pakian untuk musim dingin

dan panas yang layak, dan tempat tinggal yang dapat melindungi mereka dari hujan,

panas matahari, dan pandangan orang-orang yang berlalu lalang”.4 Selain Ibnu Hazm,

ada juga ekonom muslim yang bernama Ibnu Taimiyah. Seperti halnya para pemikir

Islam lainnya menyatakan bahwa pemerintah merupakan institusi yang sangat

dibutuhkan. Menurut Ibnu Taimiyah, seseorang harus hidup sejahtera dan tidak

tergantung pada orang lain, sehingga mereka mampu memenuhi sejumlah

kewajibannya dan keharusan agamanya. Menjadi kewajiban sebuah Negara untuk

membantu rakyatnya guna mencapai kondisi financial yang lebih baik. Ini berarti

Negara harus bisa menghilangkan kemiskinan yang melanda rakyatnya.5

Hingga saat ini, pemikiran-pemikiran yang di kemukakan oleh para ekonom

muslim banyak dijadikan acuan dalam mengatasi masalah ekonomi di Negara

tertentu. Indonesia menganut sistem ekonomi pancasila di mana seluruh kegiatan

ekonomi yang dilakukan harus mengacu dan sesuai dengan pancasila yang lebih

4 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer,h.141.

5 Ibid.h.179-180.

Page 12: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

cenderung kearah sosialis. Sejarah perekonomian Indonesia bisa dikatakan mulai

berjalan secara normal pada akhir tahun 60an dan terus berkembang hingga terjadi

krisis pada tahun 1997.

Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 semakin

membenamkan masyarakat kita ke dalam jurang kemiskinan. Berbagai upaya telah

dilakukan oleh pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan namun hingga kini

sepertinya belum menunjukan hasilnya, jurang pemisah antara yang kaya dengan

yang miskin makin terasa, kesejahteraan tidak merata, kekayaan hanya bertumpu

pada segelintir orang saja, padahal kita tahu bahwa tujuan dari pembangunan nasional

adalah untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan merata, baik secara

materi maupun spiritual berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, selain itu

pembangunan juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan,

kecerdasan dan taraf hidup seluruh rakyat.

Untuk mewujudkan pembangunan tersebut telah banyak usaha yang dilakukan

pemerintah, baik peningkatan kesempatan kerja maupun kesempatan berusaha.

Namun, kenyataannya usaha yang dilakukan pemerintah belum tampak pengaruhnya

dalam peningkatan pendapatan masyarakat terutama pengusaha kecil. Padahal usaha

mikro, kecil dan menengah merupakan bagian fital dalam dunia usaha nasional yang

mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam

mewujudkan pembangunan nasional pada umumnya dan stabilitas ekonomi pada

khususnya.

Page 13: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

5

Usaha kecil yang merupakan titik tolak ekonomi dalam kancah perekonomian

nasional, masih belum mampu mengembangkan kemampuan dan peranannya secara

optimal. Hal ini disebabkan karena usaha kecil masih menghadapi hambatan dan

kendala, baik yang bersifat eksternal maupun yang bersifat internal, dalam bidang

produksi, pengelolaan, pemasaran, permodalan, sumber daya manusia, teknologi serta

iklim usaha yang kurang mendukung bagi perkembangannya. Adapun kendala yang

dominan yang dihadapi pengusaha mikro, kecil dan menengah adalah permodalan,

karena memang bagi pengusaha kecil sangat sulit memperoleh akses terhadap sumber

daya modal. Lebih-lebih dalam keadaan pasar yang kompetitif, golongan ini semakin

sulit bersaing dengan golongan yang lebih kuat.

Di Indonesia lembaga keuangan yang dapat menyediakan dana untuk membantu

permodalan secara formal adalah bank. Hanya saja bank belum mampu menyentuh

semua lapisan masyarakat, hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pinjaman

dari bank memerlukan persyaratan agunan/jaminan, proses yang cukup lama dan suku

bunga pinjaman yang relatif tinggi. Selain lembaga keuangan bank, terdapat pula

lembaga keuangan non bank seperti asuransi, baitul maal watamwil, dan koperasi

yang mengelola dana masyarakat.

Oleh karena itu, pemerintah sebagai pemegang amanat rakyatnya mengeluarkan

kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mendorong para pengusaha mikro, kecil

dan menengah untuk dapat meningkatkan produksi sekaligus meningkatkan

pendapatan serta kesejahteraan mereka. Di samping itu, memang sudah merupakan

Page 14: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

tugas pemerintah dalam mendistribusikan pendapatan dan kekayaan yang dimiliki

oleh negara, agar harta dan kekayaan itu dapat dinikmati oleh seluruh rakyat dan

tidak berputar pada segelintir orang saja. Konsep ini juga banyak dijumpai dalam Al-

Qur’an antara lain untuk menjamin tingkat dan kualitas hidup minimum bagi seluruh

masyarakat. Konsep tersebut antara lain: (1) manfaat sumber-sumber alam harus

dapat dinikmati oleh semua mahluk Allah (Q.s. 6:3), (2) kehidupan fakir miskin harus

diperhatikan oleh masyarakat, terutama oleh mereka yang punya (Q.s. 51:19), (3)

kekayan tidak boleh dinikmati dan berputar di antara orang kaya saja (Q.s. 104:2)6.

Sangat jelas terlihat bahwa salah satu tugas pemerintah yang tidak kalah penting

adalah dalam hal pendistribusian kekayaan dan pendapatan.

Dalam mengeluarkan kebijakan, pemerintah menunjuk instansi-instansi yang

terkait dengan kebijakan tersebut, salah satunya adalah kebijakan dana bergulir

departemen keuangan yang akan disalurkan kepada koperasi dan usaha mikro, kecil

dan menengah, melalui lembaga yang didirikan oleh KEMENTRIAN NEGARA

KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH R.I, yaitu LEMBAGA

PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL

DAN MENENGAH (LPDB-KUMKM).

Atas dasar itu, penulis selaku mahasiswa jurusan Perbankan Syariah, Fakultas

Syariah dan Hukum, UIN Jakarta, ingin menulis skripsi mengenai pemberdayaan

ekonomi rakyat dengan judul ” Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan

6 Daud Ali Mohammad. System Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf,(Jakarta: UI-press,1988). h. 16

Page 15: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

7

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sebagai Alternatif Lembaga Keuangan

Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat”.

B. Perumusan Masalah

Jika berbicara dan membahas mengenai pemberdayaan ekonomi rakyat, tentunya

sangat luas cakupanya, di antaranya kebijakan pemerintah, lembaga keuangan, hingga

keadaan ekonomi nasional dalam suatu negara. Oleh karena itu, saya mencoba

membatasi masalah hanya pada lembaga yang berperan dalam pemberdayaan

ekonomi rakyat, dengan perumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran LPDB-KUMKM dalam memberdayakan ekonomi

rakyat?

2. Kendala apa saja yang dihadapi LPDB-KUMKM dalam menyalurkan

dana bergulir?

3. Faktor apa saja yang mendukung keberhasilan UMKM di Indonesia?

4. Bagaimana analisa swot LPDB-KUMKM?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

Adapun tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tujuan dari penelitian ini dimaksudkan untuk ;

1. Memberikan informasi mengenai lembaga di luar lembaga keuangan

yang memberikan pembiayaan kepada UMKM.

2. Menjelaskan bagaimana peran negara dalam distribusi pendapatan.

Manfaat dari penelitian ini adalah

Page 16: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

1. Bagi LPDB-KUMKM membantu mensosialisasikan lembaganya agar

semakin banyak Lembaga Keuangan Mikro yang mengetahui adanya

lembaga yang memberikan pembiayaan kepada UMKM.

2. Bagi penulis dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai

bagaimana peran negara dalam pendistribusian pendapatan dalam

tujuannya mensejahterakan rakyat.

3. Bagi pihak-pihak yang memerlukan untuk memberikan informasi dan

gambaran mengenai lembaga yang memberikan pembiayaan di luar

lembaga keuangan bank dan non bank.

D. Review Studi Terdahulu

Mengenai pembahasan tentang tema yang sama, ditemukan juga beberapa skripsi

terdahulu yang memiliki tema serupa, di antaranya ada yang menulis skripsi

mengenai ”Pendistribusian Kekayaan Negara dalam Perspektif Islam” karya

Fahrurrozi, 2006. Beliau membahas mengenai kebijakan pemerintah dalam bidang

ekonomi yang ditujukan untuk pendistribusian kekayaan negara yang diperoleh dari

pajak, explorasi sumber daya alam, dan pendapatan lainya untuk kepentingan para

pelaku usaha mikro, kecil dan menengah agar tetap eksis sebagai mata pencaharian.

Dalam penulisan skripsinya beliau menggunakan metode deskriptif analisis, yang

menggambarkan dan menganalisa secara mendalam tentang peran Negara dalam

pendistribusian kekayaannya. Ada juga yang membahas mengenai ”Peranan BMT

sebagai Lembaga Keuangan dalam Memberdayakan Ekonomi Rakyat" ( studi di

Page 17: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

9

BMT Al-Fath ciputat, Tangerang ) yang ditulis oleh Achmad Riyadi. Beliau

membahas mengenai operasional BMT serta usaha-usaha yang telah dilakukan BMT

dalam memberdayakan ekonomi rakyat seperti penyaluran dana kepada para

pedagang kecil. Berikut ini matrik kedua skripsi di atas dan perbedaannya dengan

skripsi penulis:

No Penulis/ judul Kelebihan Kekurangan 1 Fahrurrozi /

Pendistribusian Kekayaan

Negara dalam Perspektif

Islam

- pembahasannya cukup

luas, hampir menyentuh

seluruh aspek

- pembahasan

substansinya terlalu

umum

- tidak adanya contoh konkrit kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan distribusi pendapatan kekayaan negara

2 Achmad Riyadi / Peranan

BMT sebagai Lembaga

Keuangan dalam

Pemberdayaan Ekonomi

Rakyat

- lebih detail dalam

membahas masalah yang

ada

- hanya membahas

mengenai BMT saja,

tidak ada pembahasan

tentang LKM yang

lain

- substansinya tidak bisa berkembang, karena

3 Dahnil Sukarno Hatta /

LPDB-KUMKM sebagai

Alternatif Lembaga

- pembahasan cukup luas

- ada beberapa contoh

LKM

- hanya membahas

LKM secara garis

besar saja

Page 18: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Keuangan dalam

Pemberdayaan Ekonomi

Rakyat

- lembaga yang dibahas

merupakan lembaga baru

- banyak contoh bentuk

kebijakan pemerintah

- minim tabel

- analisisnya kurang mendalam

E. Kerangka Teori

Dana bergulir adalah Dana yang berasal dari pemerintah melalui Kementerian

Negara Koperasi dan UKM yang merupakan dana simpan-pinjam/pembiayaan yang

disalurkan kepada Koperasi Simpan Pinjam/Koperasi Jasa Keuangan

Syariah/lembaga keuangan lainnya untuk disalurkan lebih lanjut kepada anggotanya

yaitu pengusaha mikro dan kecil.7

Sedangkan modal ventura berarti Dana yang berasal dari pemerintah melalui

Kementerian Negara Koperasi dan UKM sebagai pembiayaan yang berbentuk

penyertaan modal, pola bagi hasil, dan obligasi konversi kepada Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah Perusahaan Pasangan Usaha (KUKM-PPU) dalam jangka waktu

tertentu dengan karakteristik mempunyai tingkat risiko atas modal yang ditanamkan

karena bertindak sebagai investor, merupakan investasi aktif yaitu jika dipandang

perlu melibatkan diri dalam pengelolaan usaha KUKM-PPU, investasi bersifat

sementara, dan mengharapkan hasil atas investasi yang ditanamkan.8

7 LPDB-KUMKM, Rencana Strategis Bisnis, (Jakarta: LPDB-KUMKM, 2006), h.3.

8 Ibid,h.4.

Page 19: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

11

Pengusaha Mikro adalah Pengusaha yang melakukan kegiatan usaha yang

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 100.000.000 (seratus juta

rupiah). Sedangkan pengusaha Kecil adalah Pengusaha yang melakukan kegiatan

usaha yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000.- (satu

milyar rupiah) atau memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000.- (dua

ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan.9

Lembaga keuangan dalam kamus manajemen dijelaskan sebagai badan atau

organisasi yang bergerak di bidang keuangan.10 Sedangkan pengertian lembaga

keuangan bank berarti badan atau lembaga yang kegiatan utamanya adalah menerima

simpanan giro, tabungan dan deposito. Dalam pembicaraan sehari-hari bank juga

dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang

membutuhkanya. Di samping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan

uang, memindahkan uang, atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan

setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, biaya kuliah dan pembayaran

lainya.

Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah ”badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.11

Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut Assurantie yang terdiri dari kata

9 Ibid,h.5.

10 Marbun.B.N, Kamus Manajemen, (Jakarta; Pustaka Sinar Harapan, 2003). h.476.

11 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya,(Jakarta;Rajagarfindo Perkasa,2005).h.23

Page 20: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

”assuradeur” yang berarti penanggungan dan ”geassureerde” yang berarti

tertanggung. Kemudian dalam bahasa Perancis disebut ”Assurance” yang berarti

menanggung sesuatu yang pasti terjadi. Sedangkan dalam bahasa Inggris kata

asuransi disebut ”Insurance” yang berarti menanggung sesuatu yang mungkin terjadi.

Di Indonesia pengertian asuransi menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992

tentang usaha asuransi adalah sebagai berikut :

Asuransi atau penanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.12

Dalam Ensiklopedia Hukum Islam disebutkan bahwa asuransi (Ar: at-Ta’min)

adalah ” transaksi perjanjian antara dua pihak, pihak yang satu berkewajiban

membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya

kepada pembayar iuran jika terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai

dengan perjanjian yang dibuat.13

Koperasi merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan

atau kepentingan bersama. Kelompok orang inilah yang akan menjadi anggota

koperasi yang didirikannya, pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan

dan gotong royong khususnya untuk membantu para anggotanya yang memerlukan

12 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya,(Jakarta;Rajagarfindo Perkasa,2005).h.276.

13 Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam,(Jakarta:Kencana,2004).h.61.

Page 21: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

13

bantuan baik berbentuk barang maupun pinjaman uang.14

Dalam Islam proses distribusi memegang peranan sangat penting, karena

pada proses inilah dapat dilihat pemerataan dari hasil produksi. Distribusi

didasarkan pada dua nilai manusiawi yang sangat mendasar dan penting yaitu:

nilai kebebasan dan nilai keadilan.15 Konsep Islam menjamin sebuah distribusi

pendapatan yang memuat nilai insani. kedudukan manusia yang berbeda antara

satu dengan yang lain merupakan kehendak ALLAH SWT. Perbedaan ini

merupakan bagian dari upaya manusia untuk bisa memahami nikmat ALLAH,

sekaligus memahami kedudukannya dengan sesama. Manusia tidak dapat

menentukan dirinya untuk berkedudukan lebih tinggi atau rendah, karena semua

itu telah ditentukan ALLAH. Pemilikan harta hanya pada beberapa orang dalam

suatu masyarakat akan menimbulkan ketidakseimbangan hidup dan akan

menimbulkan efek yang buruk bagi kehidupan. Sesuai dengan firman Allah,

dalam surat al-Hasyr (59) ayat 7.

!$¨B uä!$sùr& ª!$# 4�n?tã ¾Ï&Î!qß�u� ô`ÏB È@÷dr& 3�t�à)ø9$# ¬Tsù ÉAqß�§�=Ï9ur �Ï%Î!ur 4�n1ö�à)ø9$# 4�y »J tGu�ø9$#ur ÈûüÅ »3 |¡yJø9$#ur Èûøó$#ur È �@Î6¡¡9$# ö�s1 �w tbqä3t� P's!rß� tû÷üt/ Ïä!$u�ÏYøîF{$# öNä3ZÏB 4 !$tBur ãNä39s #? uä ãAqß�§�9$# çnrä�ã�sù $tBur öNä39pktX çm÷Ytã (#qßgtFR$$sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ß��Ï�x©

É>$s)Ïèø9$# ÇÐÈ )الحشر/ : (Artinya: “apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka

14 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, hal. 270.

15 Qardhawi, Yusuf, Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam,(Jakarta:Rabbani Press, 2001).h.349.

Page 22: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya.”(Al-Hasyr/ 59 : 7)

F. Metode penulisan skripsi

Metode penulisan skripsi ini adalah menggunakan metode penulisan deskriptif

yang menekankan pada data-data dan informasi sebanyak-banyaknya yang

berhubungan dengan masalah yang akan di bahas.

Teknik pengumpulan data menggunakan penelitian kepustakaan dan penelitian

lapangan. Sedangkan jenis data yang digunakan antara lain data primer antara lain

wawancara dan observasi. Dan data sekunder yaitu data yang ada pada lembaga

pengelola dana bergulir koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah.

Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

tahun 2005.

G. Sistematika Penulisan

BAB I Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan (review study

terdahulu), kerangka teori, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II Berisi tinjauan teoritis tentang lembaga keuangan bank, lembaga

keuangan non bank, dan pendistribusian pendapatan.

Page 23: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

15

BAB III Berisi gambaran umum tentang LPDB-KUMKM, meliputi Sejarah

singkat LPDB-KUMKM, Visi - misi LPDB-KUMKM, Struktur Organisasi di LPDB-

KUMKM dan Produk-produk LPDB-KUMKM.

BAB IV Berisi hasil penelitian yang meliputi penjelasan mengenai LPDB

sebagai alternatif lembaga keuangan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat serta

mekanisme penyaluran dana bergulir.

BAB V Dalam bab ini penulis mencoba menulis kesimpulan dari pembahasan

yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran-saran yang

kiranya bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Daftar Pustaka dan

Lampiran.

Page 24: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Lembaga Keuangan Bank

Sektor perbankan memiliki peran yang strategis bagi perekonomian suatu negara.

Dalam sistem ekonomi modern, perbankan bisa diibaratkan sebagai jantung

perekonomian karena pengaruhnya yang besar terhadap perekonomian suatu Negara.

Di Indonesia lembaga keuangan dibagi menjadi dua, pertama, lembaga keuangan

bank dan kedua, lembaga keuangan non bank. Pada prinsipnya pengertian lembaga

keuangan adalah lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali ke masyarakat. Tetapi karena dunia perbankan dirasa sudah

sangat besar dan pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia juga sangat besar,

maka lembaga keuangan bank dipisahkan dari lembaga keuangan lainnya. Indonesia

dan dunia pernah mengalami krisis moneter pada tahun 1997 yang cukup dahsyat

sehingga perekonomian Indonesia dan dunia pada saat itu kacau balau, akibatnya

adalah perekonomian dunia pada saat itu tidak stabil.

Di Indonesia, angka inflasi mencapai 300% dan suku bunga kredit melambung

tinggi, sehingga banyak para pengusaha yang kesulitan mengembalikan dana kredit

yang menyebabkan banyaknya kredit macet sehingga mengurangi tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan. Atas dasar itu para nasabah yang

mempercayakan dananya pada bank berbondong-bondong untuk segera mencairkan

dananya tersebut. Sejak dilanda krisis pada tahun 1997, perkembangan dunia

Page 25: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

perbankan di Indonesia sampai saat ini bisa dikatakan sudah mulai membaik, yang

ditunjukan oleh perekonomian yang stabil, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap

dunia perbankan sudah mulai meningkat dan sektor riil sudah bisa berjalan dengan

baik yang tentunya ditopang oleh dana dari perbankan.

1. Pengertian Lembaga Keuangan Bank

Kata bank dari kata banque dalam bahasa Prancis, dan banco dalam bahasa

Italia, yang berarti peti/lemari atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan

fungsi sebagai tempat menyimpan benda-benda berharga, seperti peti emas, peti

berlian, peti uang dan sebagainya.1 Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal

sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,

tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk

meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu

bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau

menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran

listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya.2

Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 november

1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK adalah “badan usaha

yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentu-benntuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”.

1 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah (Jakarta: Alvabet, 2002), h.2.2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,

2005),h.23.

Page 26: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa bank adalah

perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, di mana seluruh aktivitas

perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai

bank tidak terlepas dari masalah keuangan.

2. Produk Lembaga Keuangan Bank

Lembaga keuangan bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara

unit-unit ekonomi yang memiliki kelebihan dana (surplus unit ) dengan unit-unit

lain yang membutuhkan atau kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank, dana

berlebih yang dimiliki surplus unit dapat disalurkan kepada deficit unit sehingga

dana berlebih tersebut dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Dalam

menjalankan kegiatan usahanya, bank dalam hal ini mengeluarkan produk-produk

yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan zaman. Untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini, pihak bank harus pandai menciptakan

produk-produk baru yang bisa memikat hati para calon nasabah dengan cara

menbuat produk yang mampu mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi oleh

calon nasabah sehingga para calon nasabah merespon dengan positif hadirnya

produk baru tersebut. Secara umum, produk perbankan ada 3 (tiga), yaitu :

a. Produk penghimpunan dana (funding)

Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari

masyarakat luas. Masyarakat tidak akan menyimpan dananya begitu saja

kepada bank, tanpa adanya timbal balik yang rasional. Maksudnya, bank harus

memberikan balas jasa atau rangsangan kepada nasabah penabung berupa

19

Page 27: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

bunga, bagi hasil atau hadiah yang dapat menarik minat nasabah penabung

untuk menyimpan dananya di bank. Semakin besar bunga, bagi hasil atau

hadiah yang ditawarkan, maka minat masyarakat untuk menyimpan dananya

semakin bersar pula. Dalam menghimpun dana dari masyarakat, bank

memiliki beberapa produk yang bisa dipilih oleh calon nasabah penabung

yang sesuai dengan kebutuhannya, yaitu :

1) Simpanan Giro

Dalam Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 tanggal 10

November 1998 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “giro

adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat

dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran

lainnya atau dengan cara pemindahbukuan”.3

2) Simpanan Tabungan

Seperti halnya simpanan giro, simpanan tabungan juga mempunyai

syarat-syarat tertentu bagi pemegangnya dan biasanya persyaratan bagi

pemegang dari setiap bank berbeda. Pengertian tabungan menurut

Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 adalah ”simpanan

yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet

3 Ibid, h.65.

Page 28: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu”.4

3) Simpanan Deposito

Simpanan deposito merupakan jenis simpanan ketiga yang

dikeluarkan oleh bank. Berbeda dengan dua jenis simpanan sebelumnya,

simpanan deposito mengandung unsur jangka waktu (jatuh tempo)

sehingga tidak dapat ditarik setiap saat atau setiap hari. Menurut

Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, yang

dimaksud dengan “deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah

penyimpan dengan bank” artinya apabila nasabah menyimpan dananya

untuk jangka waktu 3 (tiga) bulan, maka dana tersebut baru dapat

dicairkan setelah jangka waktu tersebut berakhir.5

b. Produk penyaluran dana (lending)

Setelah menghimpun dana dari masyarakat, langkah selanjutnya yang

harus dilakukan bank adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada

masyarakat yang kekurangan dana (deficit unit) atau sering disebut kredit

dalam bank konvensional dan pembiayaan dalam bank syariah. Menurut

Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998, yang dimaksud kredit

adalah:

“kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

4 Ibid, h.74.

5 Ibid, h.80.

21

Page 29: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Sedangkan pengertian “pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.

Bank konvensional memberikan dana kepada pihak yang membutuhkan

dengan imbalan bunga ditambah biaya administrasi sedangkan sistim bagi

hasil bagi bank yang menggunakan sistim syariah. Dalam menyalurkan

dananya, perbankan syariah memiliki lebih banyak produk yang ditawarkan,

sehingga memudahkan calon nasabah untuk memilih produk yang sesuai

dengan kebutuhannya. Secara garis besar ada tiga produk yang ditawarkan

oleh bank syariah dalam menyalurkan dana yang dibedakan berdasarkan

tujuan penggunaannya, yaitu:6

1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk

memiliki barang berdasarkan prinsip jual beli.

2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk

mendapatkan jasa berdasarkan prinsip sewa.

3) Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama

yang ditujukan untuk mendapatkan sekaligus

barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil.

Dalam menjalankan tugas ini bank juga dituntut untuk bisa bersaing

dengan bank lain dalam tingkat suku bunga pinjaman atau pun tingkat bagi

6 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet.II, (Yogyakarta: Ekonisia, 2003), h. 61.

Page 30: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

hasil pembiayaan agar para calon nasabah kredit atau pembiayaan tertarik

untuk bekerjasama.

c. Produk jasa (service)

Produk jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang ketiga. Tujuan

pemberian jasa bank ini adalah untuk mendukung dan memperlancar kegiatan

menghimpun dana dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa bank yang

diberikan, maka semakin baik, dalam arti jika nasabah hendak melakukan

suatu transaksi perbankan, cukup di satu bank saja. Demikian pula sebaliknya

jika jasa bank yang diberikan kurang lengkap, maka nasabah terpaksa untuk

mencari bank lain yang menyediakan jasa yang mereka butuhkan. Lengkap

atau tidaknya jasa bank yang diberikan sangat tergantung dari kemampuan

bank tersebut, baik dari segi modal, perlengkapan fasilitas sampai kepada

personil yang mengoperasikannya.7

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata transfer, kartu

ATM, kliring atau money changer, itu semua merupakan sebagian dari produk

jasa bank. Berikut ini adalah beberapa produk jasa dari bank:

1) Kiriman Uang (transfer)

Transfer merupakan jasa pengiriman uang lewat bank baik dalam kota,

luar kota, atau ke luar negri. Dengan menggunakan jasa bank ini, nasabah

bisa mengirim uang ke mana saja dengan waktu singkat dan aman. Dalam

mengirim uang melalui bank, biasanya nasabah dikenakan biaya yang

7Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, h. 135.

23

Page 31: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

besarnya tergantung jarak atau bank yang dituju.

2) Kliring (clearing)

Kliring merupakan jasa penyelesaian hutang piutang antar bank dengan

cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga

kliring. Lembaga kliring ini di bentuk dan dikoordinir oleh Bank Indonesia

setiap hari kerja. Peserta kliring adalah bank yang sudah memperoleh izin

dari Bank Indonesia. Salah satu tujuan dari jasa kliring pada bank adalah

untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral sehingga

dapat dilaksanakan dengan aman dan efisien.8

3) Kartu Bank (Bank Card)

Bank Card merupakan kartu yang di keluarkan oleh bank yang

diberikan kepada nasabahnya untuk dapat di pergunakan sebagai alat

pembayaran di tempat tertentu. Di samping itu kartu ini juga diuangkan

(mengambil uang tunai) melalui ATM (Automated Teller Machine) yang

tersebar di berbagai tempat strategis seperti pusat perbelanjaan, tempat

hiburan dan perkantoran.9

Kartu ini hanya bisa digunakan oleh nasabah yang bersangkutan karena

untuk menggunakannya harus menggunakan nomor PIN yang hanya di

ketahui oleh nasabah pemegang kartu sehingga keamanan dari dana yang

ada dalam kartu sangat terjaga. Dengan kartu ini pula nasabah dimudahkan

8 Ibid., h. 1409 Ibid., h. 146

Page 32: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

dengan tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah banyak karena dapat

mencairkan uang kapan pun di butuhkan.

4) Penukaran Uang (Money Changer)

Jasa penukaran mata uang asing juga disediakan oleh bank. Dengan

menggunakan jasa ini nasabah dapat menukarkan uang yang dimilikinya

kepada mata uang yang lain untuk kepentingan tertentu. Dalam menukarkan

mata uang tentu terdapat perbedaan nilai antar mata uang yang satu dengan

mata uang lainnya sehingga nilai tukarnya di sesuaikan dengan selisih nilai

yang ada. Jasa penukaran ini memudahkan nasabah yang memerlukan mata

uang asing untuk keperluannya.

B. Lembaga Keuangan Non Bank

Selain lembaga keuangan bank, ada juga lembaga keuangan lainnnya atau lebih

sering disebut lembaga keuangan non bank. Lembaga keuangan non bank ini

dipisahkan dari lembaga keuangan bank karena memang terdapat perbedaan yang

signifikan dalam hal jumlah asset dan nasabah yang tentunya membedakan

pengaruhnya terhadap perekonomian di Indonesia. Tetapi peran dan pengaruh

lembaga keuangan non bank tidak bisa di kesampingkan begitu saja. Lembaga

keuangan non bank memiliki keunggulan tersendiri yang bisa menarik minat para

calon nasabahnya, meskipun tugas, fungsi dan tujuannya tidak jauh berbeda dengan

lembaga keuangan bank yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat.

25

Page 33: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

1. Koperasi

a. Sejarah Singkat Koperasi

Page 34: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Gerakan koperasi di gagas oleh Robert Owen (1771–1858), yang

menerapkannya pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark,

Skotlandia. Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William

King (1786–1865) – dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris.

Pada 1 Mei 1828, King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The

Cooperator, yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang

mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi.

17

Page 35: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Koperasi akhirnya berkembang di negara-negara lainnya. Di Jerman,

juga berdiri koperasi yang menggunakan prinsip-prinsip yang sama dengan

koperasi buatan Inggris. Koperasi-koperasi di Inggris di dirikan oleh Charles

Foirer, Raffeinsen, dan Schulze Delitch. Di Perancis, Louis Blanc

mendirikan koperasi produksi yang mengutamakan kualitas barang. Di

Denmark Pastor Christiansone mendirikan koperasi pertanian.10

10 Ensiklopedia bebas, “Koprasi”, artikel diakses pada 15 Desember 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi#Sejarah_Berdirinya_Koperasi

17

Page 36: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Sedangkan gerakan Koperasi di Indonesia diperkenalkan oleh R. Aria

Wiriatmadja di Purwokerto, Jawa Tengah pada tahun 1896. Dia mendirikan

koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang

dengan rentenir. Koperasi tersebut lalu berkembang pesat dan akhirnya ditiru

oleh Boedi Oetomo dan SDI. Belanda yang khawatir koperasi akan dijadikan

tempat pusat perlawanan, mengeluarkan UU no. 431 Tahun 19 yang isinya

yaitu :

1). Harus membayar minimal 50 gulden untuk mendirikan koperasi

17

Page 37: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

2). Sistem usaha harus menyerupai sistem di Eropa

3). Harus mendapat persetujuan dari Gubernur Jendral

17

Page 38: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

4). Proposal pengajuan harus berbahasa Belanda

Hal ini menyebabkan koperasi yang ada saat itu berjatuhan karena tidak

mendapatkan izin Koperasi dari Belanda. Namun setelah para tokoh

Indonesia mengajukan protes, Belanda akhirnya mengeluarkan UU no. 91

pada Tahun 1927, yang isinya lebih ringan dari UU no. 431 seperti :

1). Hanya membayar 3 gulden untuk materai

2). Bisa menggunakan bahasa daerah

3). Hukum dagang sesuai daerah masing-masing

4). Perizinan bisa di daerah setempat

17

Page 39: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Koperasi menjamur kembali hingga pada tahun 1933 keluar UU yang

mirip UU no. 431 sehingga mematikan usaha koperasi untuk yang kedua

kalinya. Pada tahun 1942 Jepang menduduki Indonesia. Jepang lalu

mendirikan koperasi kumiyai. Awalnya koperasi ini berjalan mulus. Namun

fungsinya berubah drastis dan menjadi alat jepang untuk mengeruk

keuntungan, dan menyengsarakan rakyat.

17

Page 40: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan

koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di

Tasikmalaya. Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi

Indonesia.11

b. Pengertian koperasi

11 ibid

17

Page 41: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Sementara itu koperasi memiliki pengertian adalah badan usaha yang

beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan

untuk mensejahterakan anggotanya.

Berdasarkan pengertian tersebut, yang dapat menjadi anggota koperasi

yaitu:

1). Perorangan, yaitu orang yang secara sukarela menjadi

anggota koperasi;

2). Badan hukum koperasi, yaitu suatu koperasi yang

menjadi anggota koperasi yang memiliki lingkup

lebih luas.

17

Page 42: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Pada Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 27 (Revisi

1998), disebutkan bahwa karateristik utama koperasi yang membedakan

dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki identitas ganda.

Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan pemilik sekaligus

pengguna jasa koperasi.

17

Page 43: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh

anggotanya, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam

setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi

(biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau SHU) biasanya dihitung berdasarkan

andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya dengan melakukan

pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan yang di

lakukan oleh si anggota.12 Menurut UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian, pengertian Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Sementara menurut ICA Cooperative Identity Statement, Manchester,

23 September 1995, Koperasi adalah perkumpulan otonom dari orang-orang

yang bersatu secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi

ekonomi, sosial, dan budaya bersama melalui perusahaan yang mereka

miliki bersama dan mereka kendalikan secara demokratis.13

Dari pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa koperasi

merupakan wadah bagi individu-individu yang memiliki tujuan

meningkatkan taraf hidupnya bersama anggota koperasi yang lain dengan

memanfaatkan potensi ekonomi yang dimiliki para anggotanya sehingga

12Tim LAPENKOP Nasional, “Bentuk Koperasi”, artikel diakses pada15 Desember 2008 dari http://berkoperasi.blogspot.com/search/label/koperasi

13 Djunaedird, “Mahluk apa Koperasi itu?”, artikel diakses pada 15 Desember 2008 dari http://djunaedird.wordpress.com/wp-admin/-_ftn2

17

Page 44: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

tercapai kesejahteraan bersama seluruh anggotanya.

c. Jenis Usaha Koperasi

Secara garis besar, usaha yang di lakukan koperasi di kelompokan

menjadi dua bagian utama, yaitu usaha penghimpunan dana dan penyaluran

dana. Usaha penghimpunan dana adalah usaha untuk mengumpulkan dana

dari berbagai sumber, baik dari anggota koperasi maupun dari pihak lain.

Jenis-jenis sumber dana yang bisa di jaring oleh koperasi adalah: modal,

hutang dan simpanan.14 Sumber dana jenis modal berupa simpanan wajib

dan simpanan pokok dari anggota, sedangkan sumber dana jenis hutang bisa

berupa hutang dari bank atau dari pihak lain di luar anggota, kemudian

sumber dana jenis simpanan berasal dari tabungan yang dimiliki masing-

masing anggota di dalam koperasi tersebut. Sedangkan usaha menyalurkan

dana yang dilakukan koperasi secara umum tidak jauh berbeda dari lembaga

keuangan lainnya yaitu dengan memberikan pinjaman atau pembiayaan.

Perbedaannya hanya terletak pada pihak debiturnya, di mana yang bisa

menjadi debitur hanya anggota koperasi tersebut.

2. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT)

a. Pengertian Baitul Maal Wattamwil

Baitul Maal Wattamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal

14 HA Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, cet.I, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002), h.155.

Page 45: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

dan baitul tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha – usaha

pengumpulan dan penyaluran dana yang non – profit, seperti; zakat, infaq

dan shadaqah. Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan

penyaluran dana komersial. Usaha – usaha tersebut menjadi bagian yang

tidak terpisahkan dari BMT sebagai lembaga pendukung kegiatan ekonomi

masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.15

Baitul Maal Wattamwil adalah lembaga ekonomi atau keuangan syari’ah

non perbankan yang sifatnya informal. Disebut informal karena lembaga ini

didirikan oleh kelompok swadaya masyarakat (KSM) yang berbeda dengan

lembaga keuangan perbankan dan lembaga keuangan formal lainnya. Oleh

karena itu, selain berfungsi sebagai lembaga keuangan, BMT juga bisa

berfungsi sebagai lembaga ekonomi. Sebagai lembaga keuangan ia bertugas

menghimpun dana dari masyarakat (anggota BMT) dan menyalurkan dana

kepada masyarakat (anggota BMT). Sebagai lembaga ekonomi ia juga

berhak melakukan kegiatan ekonomi, seperti perdagangan, industri dan

pertanian.

b. Prinsip Operasional BMT

Dalam menjalankan usahanya BMT tidak jauh dengan BPR syariah,

yakni menggunakan prinsip:

1) Prinsip bagi hasil

Dengan prinsip ini ada pembagian hasil dari pemberi pinjaman

15 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, h.96.

19

Page 46: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

dengan BMT.

a). Al – Mudharabah

b). Al – Musyarakah

c). Al – Muzara’ah

d). Al – Musyaqah

2). Sistem Jual Beli

Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli yang dalam

pelaksanaanya BMT mengangkat nasabah sebagai agen yang diberi

kuasa melakukan pembelian barang atas nama BMT, dan kemudian

bertindak sebagai penjual, dengan menjual barang yang telah dibelinya

tersebut dengan ditambah mark – up. Keuntungan BMT nantinya akan

dibagi kepada penyedia dana.

a). Bai’ al – Murrabahah

b). Bai’ as – Salam

c). Bai’ al – Istishna

d). Bai’ Bitsaman Ajil

3) Sistem non – Profit

Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan kebajikan ini

merupakan pembiayaan yang bersifat sosial dan non – komersial,

Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamannya saja atau disebut

dengan istilah Al – Qordhul Hasan.16

16Ibid, h.101.

Page 47: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

C. Distribusi Pendapatan

Perbedaan dalam kehidupan manusia merupakan ketetapan ALLAH SWT.

Dengan perbedaan inilah manusia mempunyai peran lebih di antara makhluk lain di

kehidupan ini. Di samping itu, perbedaan ini membawa pentingnya makna kerjasama

antara satu orang dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.perbedaan

merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, tetapi dengan perbedaan ini bukan

menjadi alasan manusia yang satu dengan manusia lainnya untuk melegitimasi

kedudukannya di hadapan ALLAH SWT sebagai makhluk mulia atau hina. Dalam

hal ekonomi perbedaan yang sering kita sebut adalah adanya golongan miskin dan

golongan kaya. Dari perbedaan inilah biasanya manusia mengalami konflik batin

antara kelompok-kelompok tersebut. Oleh karena itu, distribusi pendapatan yang adil

sangat penting perannya agar tidak terjadi kesenjangan yang terlalu besar antara

golongan kaya dan golongan miskin. Di dalam Negara yang sedang berkembang

seperti Indonesia, di mana pertumbuhan ekonomi digenjot setinggi mungkin akan

mengakibatkan kesenjangan yang semakin besar, di mana terjadi akumulasi

pemilikan modal oleh kelompok atas, sedangkan golongan bawah hanya

mendapatkan upah yang jumlahnya relatif kecil.

1. Distribusi Pendapatan dalam Islam

Konsep Islam menjamin sebuah distribusi pendapatan yang memuat nilai

insani. kedudukan manusia yang berbeda antara satu dengan yang lain

merupakan kehendak ALLAH SWT. Perbedaan ini merupakan bagian dari

21

Page 48: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

upaya manusia untuk bisa memahami nikmat ALLAH, sekaligus memahami

kedudukannya dengan sesama. Manusia tidak dapat menentukan dirinya untuk

berkedudukan lebih tinggi atau rendah, karena semua itu telah ditentukan

ALLAH. Dalam surat Faathir (35) ayat 2, Allah berfirman:

$¨B ËxtGøÿt� ª!$# Ĩ$¨ =Y Ï9 `ÏB 7puH÷q§� �xsù y7Å¡ôJãB $ygs9 ( $tBur ô7Å¡ôJã� �xsù �@Å�ö�ãB ¼çms9 .`ÏB ¾ÍnÏ�÷èt/

4 uqèdur â��Í�yèø9$# ãLìÅ3ptø:$# ÇËÈ )فاطر/ : (Artinya: “apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, Maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah Maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”( Faathir/ 35 : 2)

Pemilikan harta hanya pada beberapa orang dalam suatu masyarakat akan

menimbulkan ketidakseimbangan hidup dan akan menimbulkan efek yang

buruk bagi kehidupan. Sesuai dengan firman Allah, dalam surat al-Hasyr (59)

ayat 7.

!$¨B uä!$sùr& ª!$# 4�n?tã ¾Ï&Î!qß�u� ô`ÏB È@÷dr& 3�t�à)ø9$# ¬Tsù ÉAqß�§�=Ï9ur �Ï%Î!ur 4�n1ö�à)ø9$# 4�y »J tGu�ø9$#ur ÈûüÅ »3 |¡yJø9$#ur Èûøó$#ur È �@Î6¡¡9$# ö�s1 �w tbqä3t� P's!rß� tû÷üt/ Ïä!$u�ÏYøîF{$# öNä3ZÏB 4 !$tBur ãNä39s #? uä ãAqß�§�9$# çnrä�ã�sù $tBur öNä39pktX çm÷Ytã (#qßgtFR$$sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ß��Ï�x©

É>$s)Ïèø9$# ÇÐÈ )الحشر/ : (Artinya: “apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Page 49: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Allah Amat keras hukumannya.”(Al-Hasyr/ 59 : 7)

Pada dasarnya Islam memilki dua sistem distribusi utama, yakni: distribusi

secara komersial dan mengikuti mekanisme pasar serta sistem distribusi yang

bertumpu pada aspek keadilan sosial masyarakat.

Sistem distribusi pertama berlangsung melalui proses ekonomi. Di

antaranya meliputi gaji bagi para pekerja, biaya sewa tanah serta alat produksi

lainnya, profit atau keuntungan untuk pihak yang menjalankan usaha, maupun

profit sharing untuk modal dana melalui mekanisme musyarakah. Adapun

sistem yang kedua, yang lebih bernuansa sosial kemasyarakatan, Islam

menciptakannya untuk memastikan keseimbangan pendapatan di masyarakat.

Seorang muslim yang kekayaannya melebihi nisab, diwajibkan membayar

zakat. Zakat merupakan alat distribusi sebagian kekayaan orang kaya yang

ditujukan untuk orang miskin dan mereka yang membutuhkan.17 Mengingat

tidak semua orang mampu terlibat dalam proses ekonomi karena yatim piatu

atau jompo dan cacat tubuh, Islam memastikan distribusi ekonomi bagi mereka

dalam bentuk zakat, infaq dan shadaqah.

Keindahan lain sistem distribusi Islam adalah warisan. Hukum kewarisan

Islam adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang berkenaan dengan

peralihan hak dan atau kewajiban atas harta kekayaan seseorang setelah ia

meninggal dunia kepada ahli warisnya.18 Dengan warisan, Islam hendak

17 Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2006), h. 14.

18 Mohammed Daud Ali, HUkum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di

23

Page 50: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

memastikan bahwa aset dan kekuatan ekonomi tidak boleh terpusat pada

seseorang saja betapa pun kayanya dia. Jika si bapak meninggal maka anak,

istri, ibu, bapak, kakek, dan kerabat lainnya akan kebagian peninggalannya.

Sistem distribusinya pun sudah diatur secara sistematis dan kompleks dalam

disiplin ilmu faraidh, yang tiada taranya dalam agama atau sistem ekonomi lain.

Untuk memastikan keseimbangan famili non-famili Islam juga melengkapinya

dengan wasiat yang boleh diberikan kepada non famili dengan catatan tidak

lebih dari 1/3. Ini pun untuk memproteksi kepentingan ahli waris juga.

Untuk khalayak ramai, Islam juga memperkenalkan instrument distribusi

lain yaitu waqaf, yang bentuk dan caranya bisa sangat banyak sekali, dari mulai

gedung, uang tunai, buku, tanah, bahan bangunan, kendaraan, saham serta aset-

aset produktif lainnya. Berbeda dengan yang lainnya, waqaf tidak dibatasi oleh

kaya miskin atau pertalian darah serta kekerabatan. Waqaf adalah fasilitas

umum siapa pun boleh menikmatinya.19

Di samping itu ada juga skim pinjaman tanpa bunga yaitu qard yang

bermakna al-Qathu (potong). Artinya harta yang diserahkan kepada orang yang

berhutang merupakan satu potongan dari pada hara orang yang memberkan

hutang.20 Menurut ulama Hanafi, qard adalah pemberian harta oleh seeorang

Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000), h. 281.

19Trimudilah, “Distribusi Pendapatan dalam Islam”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://www.belajarekonomiislam.com/index.php/nasional/2006/12/14/1665/distribusi_pendapatan_dalam_islam

20 Syed Ahmad Syed Al-Husain, et al., Fiqh dan Perundangan Islam, (terj), (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pusaka, 1995), h. 726.

Page 51: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

kepada orang lain supaya ia membayarnya semula atau suatu kontrak yang

khusus mengenai penyerahan harta kepada seseorang supaya orang itu

memulangkan kembali harta yang sama sepertinya. Para ulama telah sepakat

bahwa qard boleh dilakukan, kesepakatan ini didasari tabiat manusia yang tidak

bisa hidup tanpa pertolongan dan bantuan saudaranya. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam aqad qard adalah sebagai berikut: a). apabila orang yang

berhutang menghadiahkan kepada orang yang member hutang, boleh diterima

dengan tidak dimakruhkan dan disukai bagi yang berhutang. b). tidak boleh

yang memberi hutang mengambil dengan sesuatu dari harta yang berhutang

(menurut Abu Hanifah, Malik, dan Ahmad).21 Menurut Sayid Sabiq, akad qard

dimaksudkan untuk berlemah lembut sesama manusia, menolong urusan

kehidupan mereka dan memudahkan sarana hidup mereka, bukan bertujuan

untuk memperoleh keuntungan. Demikian juga menurut para ulama mazhab

Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali yang mengharamkan memberikan

tambahan dari sesuatu yang dihutangkan. Misalnya muqrid meminjamkan uang

kepada muqtarid dengan syarat muqtarid harus mengembalikan pinjamannya

dengan jumlah yang lebih banyak, begitu juga dengan hadiah yang diberikan

muqtarid kepada muqrid, apabila disyaratkan oleh 2 belah pihak pada saat

melakukan akad, maka hal tersebut tidak boleh dialakukan. Dan qard itu rusak

bilamana yang menghutangkan mengambil manfaat tambahan. c). muqrid tidak

21 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqh Islam,(Semarang: PT. Pustak Rizki Putra, 1997), h. 364.

25

Page 52: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

dibenarkan memaksa muqtarid untuk mempercepat pembayaran sebelum

waktunya. Terlebih lagi apabila muqtarid dalam kesusahan, maka sebaiknya

tagihan tersebut ditangguhkan.22 Sebaliknya orang yang berhutang tidak boleh

menunda-nunda pembayaran apabila ia sudah mampu membayar, karena hal ini

merupakan kezaliman. Manfaat qard adalah sebagai produk pembiayaan bagi

usaha kecil. Dengan skim pembiayaan ini dapat terbentuk semangat wirausaha

dalam sektor industry kecil atau mikro yang pada akhirnya akan memacu

pertumbuhan ekonomi kerakyatan berbasis syariah. Sifat qard tidak

memberikan keuntungan financial bagi pihak yang meminjamkan. Transaksi

qard ini dapat dikombinasikan dengan dana zakat. Sebagaimana kita pahami

bersama, pemberian dana zakat, termasuk infaq dan shodaqah harus

memberikan preferensi yang menguntungkan si miskin untuk dapat berdikari.

Dengan demikian zakat dapat menjadi suplemen pendapatan permanen hanya

bagi mereka yang tidak dapat menghidupi dirinya sendiri secara mencukupi

lewat usahanya sendiri. Penggunaan dana ZIS secara professional melalui skim

Qardul Hasan akan memungkinkan si miskin berdikari dalam sebuah

lingkungan sosio-ekonomi yang mengembangkan industry kecil dan akan

berdampak mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial

ekonomi. Jadi dengan adanya skim pembiayaan qardul hasan akan sangat

membantu kaum pengusaha kecil dan juga dapat meningkatkan semangat

22 Siti Sadiya, Teori Al Qardul Hasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Perpus Syariah dan Hukum, 2001), h. 13

Page 53: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

wirausaha dan ekonomi yang berbasiskan syariah dapat tumbuh. Qardul Hasan

juga bersifat mendidik agar muqtarid memiliki sikap tanggungjawab terhadap

harta, sehingga ia bisa mengembalikannya dan dana tersebut dapat digulirkan

kepada mustahiq lainnya. Dengan konsep ini diharapkan makin banyak

mustahiq yang berubah menjadi muzzaki. Distribusi dalam ekonomi Islam

didasarkan pada dua nilai manusiawi yang sangat mendasar dan penting, yaitu:

Nilai kebebasan dan Nilai keadilan. Islam menetapkan kebebasan, bukan berarti

kebebasan itu mutlak seperti yang ada pada sistem kapitalis, kebebasan

ekonomi yang disyariatkan Islam bukanlah kebebasan mutlak yang terlepas dari

berbagai ikatan, tetapi kebebasan yang terkendali dan terikat dengan keadilan

yang diwajibkan ALLAH SWT.23 Manusia memiliki sifat dasar di antaranya

sangat mencintai harta, kikir dan bakhil, sebagimana firman ALLAH dalam

surat Al-Aadiyaat ayat 8:

¼çm¯RÎ)ur Éb=ßsÏ9 Î�ö�s�ø:$# î��Ï�t±s9 ÇÑÈ )العاديات/ : (

Artinya “dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya

kepada harta”(Al-Aadiyaat/ 100 : 8)

Jika manusia dibiarkan bebas dalam mendapatkan dan membelanjakan

harta yang Allah titipkan padanya, niscaya akan terjadi kejahatan, ketidakadilan

dan kekacauan yang akan membawa malapetaka bagi umat manusia. Di mana

sebagian orang mendapatkan hartanya dengan cara yang dilarang Allah, seperti

23Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam,cet.1, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), h. 220.

27

Page 54: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

mencuri, korupsi, menjual diri atau bersekutu dengan setan. Dan sebagian orang

lainnya membelanjakan harta tersebut tidak pada tempanya seperti bermewah-

mewahan, berzina atau pemborosan. Semuanya itu hanya akan mendatangkan

mudharat bagi umat manusia. Oleh karena itu, Islam membatasi kebebasan itu

untuk tujuan kemaslahatan dan keadilan bagi seluruh umat manusia di muka

bumi.

Nilai keadilan merupakan akar dari semua ajaran Islam baik akidah, syariat

dan etika. Islam sangat menjunjung tinggi nilai keadilan dalam setiap aspek

kehidupan. Dalam hal ekonomi, keadilan dapat di wujudkan dengan banyak

cara, salah satunya adalah keadilan dalam distribusi pendapatan. Di mana Allah

menjamin orang-orang yang tidak mampu dalam hal ekonomi dengan konsep

distribusi pendapatan yang Dia ciptakan seperti zakat, infaq, shadaqah, fa’I,

ghonimah, dan lainnya. Dengan adanya konsep distribusi pendapatan Islam ini,

diharapkan kehidupan ekonomi manusia di dunia ini dapat berjalan dengan adil,

seimbang dan merata, sehingga tecipta kemashlahatan yang merupakan tujuan

utama dari syariat Islam itu sendiri.

2. Peran Negara dalam Distribusi Pendapatan di Indonesia

Peran negara sangat menentukan dalam pelaksanaan sistem ekonomi.

Negara harus bisa mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan ekonomi yang

dilakukan oleh para pelaku ekonomi, baik itu dalam aspek hukum, perencanaan,

pengawasan alokasi atau distribusi sumberdaya dan dana, pemerataan

Page 55: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

pendapatan dan kekayaan serta pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.24

Indonesia yang merupakan Negara berkembang, memiliki banyak

masalah dalam bidang ekonomi. Permasalahan tersebut menjadi tugas Negara

khususnya pemerintah untuk bisa mengatasi sehingga tercipta keseimbangan di

masyarakat. Masalah ekonomi terberat yang dihadapi Indonesia saat ini adalah

pengangguran dan kemiskinan. Pengangguran dan kemiskinan timbul karena

tidak terjadi pemerataan sumberdaya dan dana yang baik. Di mana hanya orang

atau kelompok tertentu saja yang dapat menikmati sumber daya dan dana

tersebut, sehingga akan memperlebar kesenjangan sosial yang ada di

masyarakat. Pemerintah mempunyai tugas-tugas sebagai penjabaran dari fungsi

kekuasaan politik yang dimilikinya,yaitu: pertama: menyelenggarakan

pembangunan spiritual dan kesejahteraan social, kedua: memelihara dan

mengembangkan ketertiban sosial dan keamanan Negara.25 Dalam hal ini,

pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang bertujuan mengurangi

pengangguran dan mengentaskan kemiskinan.

Distribusi pendapatan mutlak dilakukan agar kesenjangan yang ada tidak

semakin lebar, baik dalam bentuk subsidi, modal usaha bagi UKM, atau

memberikan dana sosial bagi rakyat miskin. Pemerintah harus membantu

masyarakat yang kurang beruntung dengan bantuan dari masyarakat yang lebih

24 Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI Press, 1988), h. 17.

25 Abdul Muin Salim, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-Quran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), h. 201.

29

Page 56: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

beruntung. Bantuan dapat dilakukan melalui pajak, sumbangan, hibah dan

lainnya.26 Pada saat ini peran pemerintah dalam mendistribusikan pendapatan

bisa dibilang cukup baik, terbukti dengan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan

yang berpihak kepada rakyat kecil, antara lain Kredit Usaha rakyat (KUR) yang

diperuntukan bagi pengusaha kecil dan menengah. Kredit ini bertujuan agar

para pengusah kecil, mikro dan menengah dapat meningkatkan kualitas dan

kuantitas produksi mereka sehingga daya saing mereka menjadi lebih baik.

Hingga saat ini pemerintah telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR)

senilai Rp 10,65 trilun, dari Rp 14,5 triliun yang sudah disiagakan untuk tahun

2008. Menurut Menteri Negara Koperasi dan UKM Suryadarma Ali, dari total

dana yang tersalurkan itu, penyerapan tertinggi adalah Jawa Timur sebesar Rp

1,4 triliun, disusul Jawa Barat Rp 1,2 triliun.27

Ada juga program pengentasan kemiskinan perkotaan (P2KP) yang

diperuntukan bagi orang miskin perkotaan dan juga P2KP sektor ekonomi bagi

pengusaha mikro yang ada di perkotaan. Program ini bertujuan untuk

membantu masyarakat miskin dan para pengusaha mikro perkotaan dalam hal

permodalan sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya.

Selain itu ada juga subsidi bagi barang-barang kebutuhan pokok yang

bertujuan membantu masyarakat ekonomi lemah dengan cara pemerintah

26 Adi Warman Karim, Ekonomi Makro Islam, ( Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 273.

27Sinar Harapan, “KUR Sudah Tersalur Rp. 10,65 Triliun”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://www.sinarharapan.com/read/xml/2008/09/23/6005/kur_sudah_tersalur_rp_10,65_triliun

Page 57: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

menanggung sebagian dari harga suatu barang sehingga daya beli masyarakat

meningkat. Subsidi biasanya dikenakan kepada barang-barang tertentu yang

merupakan kebutuhan pokok dari masyarakat, tetapi dampak dari subsidi dirasa

kurang efektif karena tidak hanya masyarakat ekonomi lemah saja yang

menikmati tetapi semua masyarakat dapat menikmatinya.

Bagi masyarakat miskin juga ada program bantuan langsung tunai (BLT)

yang diperuntukan khusus bagi masyarakat miskin, baik yang ada di kota

maupun di desa. Program ini bertujuan untuk mengurangi beban ekonomi

masyarakat miskin akibat kenaikan harga BBM yang menyebabkan naiknya

harga-harga barang lainnya. BLT diberikan dalam waktu 3 (tiga) bulan sekali

sebesar Rp. 300.000. tetapi banyak pihak yang mengkritisi kebijakan

pemerintah ini karena dinilai tidak mendidik.

Di samping itu, memang sudah merupakan kewajiban dari pemerintah

memberikan jaminan sosial kepada rakyatnya berupa menyediakan tempat

ibadah, jaminan pendidikan yang berkualitas, jaminan keamanan terhadap harta

dan jiwa, serta jaminan untuk hari esok yang lebih baik. Selain itu masyarakat

juga harus bisa melakukan kontrol sosial terhadap pemerintah apabila ada

kebijakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai syariat.28

Terlepas dari kelemahan dan kelebihannya, dengan adanya kebijakan-

kebijakan di atas, diharapkan distribusi pendapatan atau pemerataan pendapatan

28 Abdul Qodir Jaelani, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, ( Surabaya: Bina Ilmu, 1995), h. 254.

31

Page 58: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

yang adil dapat tercapai sehingga dapat mengurangi kesenjangan yang ada di

masyarakat yang saat ini dinilai sudah mengkhawatirkan. Oleh karena itu, peran

Negara dalam distribusi pendapatan sangat penting untuk menjaga

keseimbangan di tengah-tengah masyarakat.

D. Dana bergulir

Pengertian dari dana bergulir adalah dana yang berasal dari pemerintah melalui

Kementerian Negara Koperasi dan UKM yang merupakan dana simpan-

pinjam/pembiayaan yang disalurkan kepada Koperasi Simpan Pinjam/Koperasi Jasa

Keuangan Syariah/lembaga keuangan lainnya untuk disalurkan lebih lanjut kepada

anggotanya yaitu pengusaha mikro dan kecil.29

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) Nomor 99 Tahun

2008 yang menggeser belanja sosial menjadi belanja modal. Peraturan itu telah

mengubah mekanisme pendistribusian dana bergulir untuk koperasi usaha mikro kecil

dan menengah (KUMKM) yang selama ini terjadi. Dengan peraturan baru Menkeu,

dana bergulir dari pemerintah yang disalurkan kepada masyarakat, ketika kembali

tidak bisa lagi langsung digulirkan kepada masyarakat lagi, tetapi harus dikembalikan

ke pemerintah dulu baru bisa disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir

(LPDB).30 Dana bergulir ini ada yang berpola konvensional dan ada yang berpola

29 LPDB-KUMKM, Rencana Strategis Bisnis, (Jakarta: LPDB-KUMKM, 2006), h.28.

30Sinar Harapan, “KUR sudah Tersalur Rp. 10,65 Triliun”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://www.sinarharapan.com/read/xml/2008/09/23/6005/kur_sudah_tersalur_rp_10,65_triliun

Page 59: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

syariah. Untuk dana bergulir syariah dikeluarkan Peraturan Mentri Negara Koperasi

dan UKM RI No. 10/Per/M.KUKM/VI/2006 tentang Petunjuk Teknis Program

Pembiayaan Produktif Koperasi dan Usaha Mikro (P3KUM) pola syariah. P3KUM

ini tidak lain adalah dana bergulir. Penyaluran dana bergulir syariah dilakukan

bekerjasama dengan bank pelaksana seperti Bank Muamalat dan Bank Syariah

Mandiri. Kerja sama ini dilaksanakan dengan dasar akad mudharabah, musyarakah

atau piutang murabahah antara bank pelaksana dengan KJKS/UJKS yang

bersangkutan. 31Akad yang digunakan dalam pembiayaan dana bergulir untuk KJKS-

koperasi adalah musyarakah dan mudharabah. Pihak LPDB bekerjasama dengan

pihak KJKS dengan sistem bagi hasil, di mana persentase pembagian keuntungan

ditentukan di awal akad. Pihak KJKS sebagai pengelola dana harus bisa

menggulirkan dana tersebut kepada koperasi primer yang kemudian disalurkan

kembali kepada UMKM sehingga dana tersebut bisa berkembang dan mendapat

keuntungan.

Bank pelaksana Dana Bergulir Syariah (DBS) ditetapkan oleh Mentri Negara

Koperasi dan UKM yang operasionalisasinya dapat dilakukan oleh kantor cabang.

Bnak pelaksana diprioritaskan kepada Bank Umum dengan pola syariah dan memiliki

cabang di daerah. Bank DBS bertanggung jawab terhadap proses penyaluran dana

dan pengawasannya sesuai dengan spesifikasi tugas yang telah ditetapkan. Selain itu

juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan dana yang ditempatkan pada banknya

31 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia,(Jakarta: Rajawali Press, 2009), h. 265.

33

Page 60: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

selama kegiatan program berlangsung baik yang berasal dari dana awal yang

ditempatkan pemerintah maupun dana-dana simpanan milik KJKS/UJKS

penerima.untuk itu bank pelaksana juga bertanggung jawab terhadap akurasi data

hasil pengawasan dan monitoring. 32Oleh karenanya, peran LPDB-KUMKM sebagai

Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Negara Koperasi dan UKM harus bisa

menjadi solusi untuk masalah klasik mengenai permodalan koperasi dan usaha kecil

menengah.

32 Ibid, h. 266

Page 61: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

48

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Berdirinya LPDB-KUMKM

Peran Koperasi, Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Menengah (KUMKM) sangat

penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta

dalam mewujudkan kehidupan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri

demokratis, kebersamaan, kekeluargaan, dan keterbukaan. Pemerintah dalam hal ini

Kementerian Negara Koperasi dan UKM memiliki komitmen untuk memperkokoh

permodalan KUMKM serta mengembangkan lembaga keuangan KUMKM,

mengingat bahwa permodalan merupakan salah satu sumber kekuatan bagi

pengembangan usaha KUMKM. Untuk mencapainya, Kementerian Negara Koperasi

dan UKM melaksanakan program penyaluran dana bergulir dengan persyaratan yang

mudah dan pemberian fasilitas penjaminan kredit, yang dikelola oleh unit organisasi

di lingkungan Kementerian Negara Koperasi dan UKM.1

Jumlah pengusaha yang tergolong Usaha Mikro dan Kecil di Indonesia saat ini

mencapai lebih dari 42 juta unit. Jumlah besar ini merupakan potensi yang sangat

signifikan untuk diberdayakan dalam rangka pengentasan kemiskinan serta

menanggulangi pengangguran. Dalam masa krisis ekonomi beberapa waktu yang lalu,

di mana mayoritas pengusaha besar berjatuhan, ternyata Usaha Mikro dan Kecil dapat

bertahan, sehingga mampu memberikan kontribusi dalam menggerakan roda ekonomi

1 LPDB-KUMKM, Rencana Strategis Bisnis, (Jakarta: LPDB-KUMKM, 2006), h.1-2.

Page 62: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

49

nasional. Hal ini menunjukkan bahwa potensi ekonomi rakyat tidak dapat diabaikan

terutama daya tahannya dalam menghadapi situasi yang sulit.

Namun, permasalahan permodalan tampaknya masih menjadi ganjalan utama

dalam pengembangan KUMKM di mana kemampuan pemupukkan modalnya relatif

masih sangat terbatas. Di lain pihak, akses KUMKM terhadap sumber-sumber

permodalan dan pembiayaan juga masih sangat terbatas, akibat belum

berkembangnya usaha yang memiliki kelayakan ekonomi dan rendahnya kredibilitas

dihadapan kreditur. Kondisi ini telah membelit KUMKM sebagai usaha ekonomi

yang terus-menerus berada pada posisi marginal.

Pendirian Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah (LPDB-KUMKM), merupakan babak baru dalam Sejarah Pengelolaan

Keuangan Negara. Di awali dengan diterbitkannya Undang-Undang Keuangan

Negara Nomor 17 Tahun 2003 yang didalamnya terdapat hal-hal baru dan/atau

perubahan mendasar dalam ketentuan Pengelolaan Keuangan Negara. Sejalan dengan

itu, pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang Perbendaharaan Negara Nomor 1

Tahun 2004, khususnya pasal 68 dan 69 yang secara spesifik mengatur tentang

perlunya peran Badan Layanan Umum (BLU) yang dapat meningkatkan pelayanan

kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan

kehidupan bangsa.2

2 LPDB-KUMKM, “Sejarah Singkat Dana Bergulir” artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari

http://www.danabergulir.com/sejarah_singkat_LPDB

Page 63: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

50

Dalam rangkaian tersebut, pemerintah kemudian menerbitkan Surat Keputusan

Bersama Menteri Keuangan R.I. dan Menteri Negara Koperasi Dan UKM Nomor

468a/KMK.01/2004 dan Nomor 07/SKB/M.KUKM/X/2004 Tentang Pendirian

Badan Layanan Dana Bergulir (BLDB) Kementerian Negara Koperasi dan UKM,

selanjutnya terbit Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pola

Pengelolaan Badan Layanan Umum (PPK-BLU).

Sebagai tindak lanjut dari perkembangan tersebut, Menteri Negara Koperasi Dan

UKM kemudian mempersiapkan semua persyaratan yang diperlukan dalam rangka

pendirian Badan Layanan Umum, yang kemudian memperoleh persetujuan

pembentukan satuan kerja dengan nama Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB),

oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor B/1955/M.PAN/8/2006.

Selanjutnya diterbitkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM

No.19.4/Per/M.KUKM/VIII/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDB-

KUMKM. Sedangkan ijin Penerapan Pola Pengelolaan Badan Layanan Umum (PPK-

BLU) bagi LPDB-KUMKM, telah ditetapkan dengan terbitnya Surat Persetujuan

Menteri Keuangan Nomor: KEP-292/MK.S/2006 tentang Penetapan Lembaga

Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada

Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Sebagai Instansi

Pemerintah yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

(PPK-BLU).

Pendirian LPDB terutama bertujuan untuk mengembangkan dan menyediakan

akses pembiayaan bagi KUMKM melalui pola dana bergulir. Di samping itu, LPDB

Page 64: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

51

juga bertujuan untuk memperkuat pendanaan lembaga keuangan dalam rangka

memberdayakan lembaga di maksud, agar dapat memberikan layanan pembiayaan

secara mandiri bagi KUMKM yang belum memenuhi kriteria kelayakan perbankan

umum.

Dengan berdirinya Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) Kementerian

Negara Koperasi dan UKM, maka pengelolaan Dana Bergulir yang bersumber dari

Pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi Dan UKM, Hibah dari masyarakat

atau badan lain, serta sebagian pendapatan jasa pengelolaan dana bergulir, akan

dikelola secara profesional sebagai Lembaga Nir-Laba yang mengedepankan

kepentingan pelayanan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (KUMKM)

secara transparan, akuntabel, produktif, efisien dan efektif. Dengan demikian,

diharapkan LPDB-KUMKM akan mampu mengelola Dana Bergulir bagi kepentingan

KUMKM secara lebih profesional sehingga kegiatan usaha KUMKM akan lebih

berkembang dan memiliki peran yang besar dalam perekonomian Indonesia.3

B. Visi, Misi LPDB-KUMKM

LPDB-KUMKM didirikan untuk mendukung program pemerintah dalam

memberikan kemudahan kepada KUMKM untuk memperoleh sumber pendanaan,

melalui penyediaan dana bergulir. Tujuan yang hendak dicapai adalah:4

3 Ibid

4 LPDB-KUMKM, Rencana Strategis Bisnis, (Jakarta: LPDB-KUMKM, 2006), h.9-10.

Page 65: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

52

1. Mengelola dana bergulir yang bersumber dari Kementerian Negara Koperasi

dan UKM secara corporate, sehingga dapat dikelola lebih optimal dan sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

2. Mengembangkan dan menyediakan akses pembiayaan bagi KUMKM di

berbagai sektor yang usahanya layak tapi belum memenuhi kriteria kelayakan

perbankan umum.

3. Memperkuat kemampuan keuangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) seperti

KSP/USP-Koperasi, KJKS/UJKS-Koperasi, Perusahaan Modal Ventura, atau

lembaga keuangan lainnya, agar dapat memberikan layanan pembiayaan

secara mandiri bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.

4. Mendukung upaya pemerintah dalam menumbuhkan wirausaha baru dan

menggerakan sektor riil dalam rangka menciptakan lapangan kerja dan

mengurangi kemiskinan melalui pemberdayaan KUMKM, sesuai dengan

sasaran RPJM 2004-2009.

Dalam pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat, LPDB-KUMKM menerapkan

Asas Pelayanan Publik yang terdiri dari:5

1. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat di akses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah di mengerti.

2. Akuntabilitas

5 Ibid.h.10-11.

Page 66: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

53

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.

4. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan

memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan,

gender dan status ekonomi.

6. Keseimbangan Hak dan Kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan harus memenuhi hak dan kewajiban masing-

masing pihak.

Sedangkan mengenai visi dan misi LPDB-KUMKM adalah sebagai berikut:

LPDB-KUMKM mempunyai visi:6

“lembaga yang dapat diandalkan dalam memberikan layanan pembiayaan kepada

KUMKM.”

Dalam rangka mencapai tujuan ideal yang telah ditetapkan sebagai visi tersebut,

maka LPDB-KUMKM mempunyai misi:7

6 Ibid.h.9.

Page 67: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

54

1. Melakukan kegiatan pembiayaan dalam rangka pemberdayaan KUMKM.

2. Meningkatkan profesionalisme pelayanan yang fokus, terukur, dapat dicapai,

dapat diandalkan, tepat waktu, dan berkelanjutan kepada KUMKM.

3. Mewujudkan program pemerintah dalam upaya meningkatkan ekonomi

kerakyatan, untuk menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan kemiskinan.

C. Struktur Organisasi LPDB-KUMKM

Dalam struktur organaisasi LPDB-KUMKM sebagai pemimpin tertinggi adalah

Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Keuangan dan Departemen Koperasi,

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, sebagai departemen yang mempunyai

kepentingan langsung dengan LPDB-KUMKM. Di bawah Departemen-Departemen

tersebut terdapat Dewan Pengawas yang bertugas mengawasi kinerja LPDB-

KUMKM dan berkewajiban melaporkan hasil pengawasannya langsung kepada

Departemen Keuangan dan Departemen Koperasi, Usaha Kecil, Mikro dan

Menengah. Selanjutnya, dalam struktur organisasi LPDB-KUMKM terdapat Dewan

Direksi yang terdiri dari:8

1. Direktur Utama

Memiliki wewenang dalam menentukan keputusan penting mengenai

operasional lembaga secara menyeluruh, dan bertanggung jawab langsung

kepada wali amanat dana bergulir.

7 Ibid.h.9.

8 Peraturan Mentri Negara Koperasi dan UKM, Nomor: 11/Per/M.KUKM/VI/2008.

Page 68: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

55

2. Direktur Pengembangan Usaha

Memiliki wewenang dalam menentukan keputusan mengenai bidang yang di

bawahinya, dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

3. Direktur Keuangan dan Umum

Memiliki wewenang mengenai keuangan lembaga dan bertanggung jawab

kepada Direktur Utama.

4. Direktur Bisnis

Memiliki wewenang mengenai bidang yang di bawahinya dan bertanggung

jawab kepada Direktur Utama.

Dari struktur Dewan Direksi di atas terdapat divisi-divisi yang bertugas untuk

terjun langsung ke lapangan dan melaporkan hasil survei lapangan kepada Direktur

yang bersangkutan. Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi LPDB-KUMKM

dapat melihat tabel dan bagan berikut:

Page 69: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

56

DEWAN PENGAWAS

Ketua Dewan Pengawas

DR. Mulia P. Nasution

Anggota Dewan Pengawas

Drs. Guritno Kusumo, MM

Ir. Agus Muharram, MSP

V. Sonny Loho, Ak., MPM

Ir. Muchammad Romahurmuziy, MT

Page 70: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

57

DEWAN DIREKSI

Direktur Utama

DR. Fadjar Sofyar

Direktur Pengembangan Usaha

Drs. Chairuddin Syah Nasution, MComm

Direktur Keuangan dan Umum

Drs. M. Hidayat, Ak, MM

Direktur Bisnis

Ir. Mudjijono, MM

Page 71: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

58

Page 72: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

59

D. Mekanisme penyaluran dana bergulir

Dalam menyalurkan dananya, LPDB-KUMKM memiliki petunjuk teknis

pemberian pinjaman kepada mitra LPDB-KUMKM. Adapun petunjuk teknis tersebut

sebagai berikut:

1. Pemberian pinjaman kepada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) melalui

KSP/USP dan atau KJKS/UJKS-Koperasi9

a. LPDB-KUMKM memberikan pinjaman kepada KSP/USP atau

KJKS/UJKS-Koperasi sekunder yang telah memenuhi persyaratan

sebagai berikut:

1) Telah berbadan hukum

2) Berpengalaman 3 (tiga) tahun menjalankan usaha simpan pinjam

bagi KSP/USP dan jasa keuangan syariah bagi KJKS/UJKS-

koperasi sekunder

3) Memiliki kinerja yang baik selama 2 (dua) tahun bagi KSP/USP

dan 3 (tiga) tahun bagi KJKS/UJKS-koperasi sekunder

b. KSP/USP atau KJKS/UJKS-koperasi sekunder memberikan pinjaman

kepada KSP/USP atau KJKS/UJKS-koperasi primer yang telah

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1) Telah berbadan hukum

2) Memilki kinerja baik selama 2 (dua) tahun terakhir

9 Peraturan direksi lembaga pengelola dana bergulir koperasi dan usha mikro, kecil dan

menengah nomor: 39/per/LPDB/2008, (kementrian Negara koperasidan usaha kecil dan menengah,

2008) hal. 14-19.

Page 73: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

60

3) Bersedia menyampaikan surat pernyataan

Dengan ketentuan pinjaman sebagai berikut:

1) Analisa kelayakan usaha

2) Plafon pembiayaan maksimum 10 kali modal sendiri bagi

KSP/USP-koperasi primer dan 5 (lima) kali modal sendiri bagi

KJKS/UJKS

3) Jangka waktu pembiayaan maksimal 5 (lima) tahun

c. KSP/USP atau KJKS/UJKS- koperasi primer kemudian memberikan

pinjaman kepada UMK dengan persyaratan sebagai berikut:10

1) Menjalankan usaha produktif

2) Memiliki potensi menciptakan lapangan kerja

3) Bersedia mengikuti ketentuan yang berlaku di KSP/USP dan

KJKS/UJKS

Dengan ketentuan pinjaman sebagai berikut:

1) Analisa kelayakan usaha

2) Plafon pembiayaan maksimum 5 (lima) juta bagi usaha mikro dan

50 juta untuk usaha kecil

3) Jangka waktu pembiayaan maksimal 3 (tiga) tahun

2. Pemberian pinjaman kepada KUKM melalui Perusahaan Modal Ventura

(PMV)11

10

Ibid.,h. 18-19

Page 74: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

61

a. LPDB-KUMKM memberikan pinjaman kepada perusahaan modal

ventura (PMV) dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh LPDB-

KUMKM sebagai berikut:

1) Kinerja baik

2) Menyerahkan corporate guarantee

3) Bersedia menandatangani perjanjian pembiayaan dengan akta

otentik

Dengan ketentuan pembiayaan sebagai berikut:

1) Jumlah pinjaman maksimal 10 kali modal sendiri bagi PMV yang

sehat dan 5 (lima) kali modal sendiri bagi PMV yang cukup sehat

2) Tarif suku bunga ditentukan Mentri Keuangan

3) Bunga di bayar per bulan

4) Jangka waktu pinjaman maksimal 5 (lima) tahun

b. PMV memberikan pinjaman kepada KUKM dengan persyaratan yang

ditentukan oleh PMV sebagai berikut:

1) Memiliki usaha produktif

2) Memenuhi criteria KUKM

3) Usahanya layak

Dengan ketentuan pembiayaan sebagai berikut:

11

Peraturan direksi lembaga pengelola dana bergulir koperasi dan usaha mikro, kecil dan

menengah, nomor: 44/per/LPDB/2007, (kementrian Negara koperasi dan usaha kecil dan menengah,

2008), hal. 10-15.

Page 75: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

62

1) Jumlah pinjaman maksimal 250 juta

2) Penggunaan dana untuk modal kerja

3) Jangka waktu pinjaman 5 (lima) tahun

4) Suku bunga ditentukan LPDB-KUMKM +6% per tahun

Berikut ini skema pembiayaan dari LPDB-KUMKM:

Page 76: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

63

LPDB-KUMKM

LPDB-KUMKM

UMK

Ketentuan Pembiayaan

a. Analisa kelayakan

usaha

b. Mudharabah

c. Plafon maks 10 kl MS

d. Jk. Wkt. Pemb. maks.

5 th

e. Nisbah 40% : 60%

f. Angsuran : 6 bln

g. C & P guarantee

h. Capacity building

Persyaratan Usaha Mikro dan Kecil :

a. Menjalankan usaha produktif

b. Memiliki potensi menciptakan lapangan kerja

c. Bersedia Menyerahkan kolateral

Ketentuan Pembiayaan :

1. Analisa kelayakan usaha

2. Mudharobah & / murabahah

3. Plafon maks. 5 kl MS

4. JK. wkt pemb. maks 5 th

5. Nisbah 40% : 60%

6. Angsuran : bulanan

7. C & P guarantee

Ketentuan Pembiayaan :

1. Analisa kelayakan usaha

2. Plafon pembiayaan maks. 5juta untuk

usaha mikro dan 50juta untuk usaha kecil

3. Jangka waktu pembiayaan maks 3 tahun

4. NIsbah 40% : 60%

5. Angsuran ; kesepakatan

Persyaratan KJKS/UJKS Koperasi Primer :

a. Telah ber BH

b. kinerja baik 2 th terakhir (SHU pos, RAT)

c. Bersedia menyerahkan kolateral

d. Capacity building

KJKS/UJKS-Koperasi Primer

KJKS/UJKS-Koperasi Sekunder

Persyaratan KJKS/UJKS Koperasi Sekunder :

a. Telah ber BH

b. Pengalaman 3 th menjalankan jasa keu syar.

c. Kinerja baik 3 th terakhir (SHU pos, RAT, wajar

dgn kecuali)

d. Pernyataan (executing, laporan, cap. Building)

Permohonan :

a. Proposal

b. Legalitas

c. Perijinan

d. Lap. Keu. Audited 2 th

terakhir

e. Lap. Ptg jwban

pengurus yg tlh

disahkan 2th terakhir

f. Dftr nminatif KSP/USP

cln penerima pinjaman

g. Pernyataan kesediaan

Page 77: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

64

LPDB-KUMKM

LPDB-KUMKM

KSP/USP-Kop Sekunder

Persyaratan KSP/USP Koperasi

Sekunder :

1. ber-BH

2. Pengalaman min. 3 th

3. Kinerja 2 th terakhir baik

(SHU ; RAT ; wajar dengan

pengecualian)

4. Pernyataan kesediaan

(executing agent ; Laporan ;

Capacity building)

KSP/USP-Koperasi Primer

Persyaratan KSP/USP Koperasi Primer :

1. ber-BH

2. Pengalaman min. 3 th

3. Kinerja 2 th terakhir baik

(SHU ; RAT)

4. Kolateral/Agunan

5. Capacity Building

6. Telah/bersedia menjadi anggota kop. sekunder

UMKPeryaratan Usaha Mikro dan Kecil :

a. Usaha produktif

b. Kriteria UMK

c. Layak

Ketentuan Pembiayaan :

a. Layak

b. MK

c. Plafond : 10 x MS

d. Jk. Waktu : 5 th

e. Sk bunga : SBI - 2%

f. Angsuran pkk : 6 bln

g. C&P guarantee

Ketentuan Pembiayaan :

a. Layak

b. MK

c. Plafond : 5 x MS

d. Jk. Waktu : 5 th

e. Sk bunga : (SBI - 2) + 6%

f. Angsuran : bulanan

g. C & P guarantee

Ketentuan Pembiayaan :

a. Layak

b. MK dan / i

c. Plafond : UM = 5 jt

UK = 10jt

d. Jk. Waktu : 3 th

e. Sk bunga : 24%

f. Angsuran : kesepakatan

Permohonan :

a. Proposal

b. Legalitas & perijinan

c. Lap. Keu. Audited 2 th terakhir

d. Lap. Ptg jwban pengurus yg

tlh disahkan 2th terakhir

e. Daftar nominatif KSP/USP

calon penerima pinjaman

f. Pernyataan kesediaan

Page 78: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

65

2

LPDB-KUMKM

LPDB-KUMKM

PMV

KUKM

Permohonan Pembiayaan berupa studi kelayakan :

a. Profil PMV (Organisasi, manajemen, usaha

b. Ringkasan proposal pembiayaan per KUKM-CPPU

c. Daftar Nominatif KUKM-CPPU

Tembusan ke dinas/Badan pemprov dan pemkab/Kota

domisili KUKM-CPPU

Pinjaman :a. Jumlah : maks. 10 x MS (PMV-S)

maks. 5 x MS (PM-CS)

b. Bunga : - Tarif suku bunga yang disetujui

Menkeu

- Dibayar bulanan

c. Jk.waktu : - Maks. 5 tahun

- Angsuran 6 bulanan

Pembiayaan :a. Jumlah : maks. Rp. 250 juta

b. Penggunaan : MK dan atau I

c. Jk.waktu : 5 tahun

d. Tarif : Setara dengan suku bunga dari LPDB

+ 6 % per tahun

Pengembalian pembiayaan :1. Bunga dibayar bulanan

2. Angsuran pokok 6 bulanan

Pembiayaan Kepada KUKM-CPPU

Persyaratan1. Usaha produktif

2. Memenuhi kriteria KUKM

3. Usahanya layak

4. Bersedia menyerahkan kolateral

atau jaminan SPU/Askrindo

5. Persyaratan yang ditetapkan PMV

Persyaratan PMV

1. Kinerja baik (min. cukup sehat)

2. Menyerahkan corporate guarantee

3. Bersedia menandatangani

Perjanjian Pembiayaan” dengan

akta otentik.

2

1

3

5

4

SKIM PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA KUKM MELALUI PMV

Page 79: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

66

E. Produk-produk LPDB-KUMKM

Adapun produk-produk yang dimiliki LPDB-KUMKM adalah sebagai berikut:

1. Pembiayaan kepada usaha mikro dan kecil (UMK) melalui koperasi jasa

keuangan syariah dan unit jasa keuangan syariah koperasi (KJKS/UJKS-

Koperasi)

2. Pinjaman kepada usaha mikro dan kecil (UMK) melalui koperasi simpan

pinjam dan unit simpan pinjam koperasi (KSP/USP-Koperasi)

3. Pinjaman kepada koperasi dan usaha kecil dan menengah (KUKM) melalui

perusahaan modal ventura (PMV)

Berikut ini adalah keterangan dan ketentuan dalam mengajukan pembiayaan pada

produk 1 (satu) dan 2 (dua):12

Kriteria/ persyaratan calon penerima pembiayaan

1. Persyaratan KJKS/UJKS dan KSP/USP- koperasi sekunder

a. Telah berbadan hukum;

b. Berpengalaman menjalankan jasa keuangan syariah dan atau konvensional

sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;

Memiliki kinerja baik selama 3 (tiga) tahun bagi KJKS/UJKS dan 2 (dua)

tahun bagi KSP/USP yang ditunjukan dengan:

1). Memperoleh SHU yang positif;

12

Peraturan Direksi Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usha Mikro, Kecil dan

Menengah, Nomor: 39/per/LPDB/2008, (Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah, 2008) hal. 14-19.

Page 80: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

67

2). Melaksanakan RAT;

3). Opini akuntan publik minimal wajar dengan pengecualian.

c. menyampaikan surat pernyataan;

1). Bersedia bertindak sebagai executing agen;

2). Bersedia menyerahkan laporan sesuai dengan format yang telah

ditetapkan secara berkala;

3). Bersedia mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas bagi

KJKS/UJKS dan KSP/USP-koperasi primer.

2. Persyaratan KJKS/UJKS dan KSP/USP- koperasi primer

a. Telah berbadan hukum;

b. Telah dan bersedia memenuhi persyaratan sebagai anggota KJKS/UJKS

dan atau KSP/USP-koperasi sekunder;

c. Berpengalaman menjalankan jasa keuangan syariah bagi KJKS/UJKS dan

usaha simpan pinjam bagi KSP/USP sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun;

1). Memiliki kinerja baik selama 2 (dua) tahun terakhir yang

ditunjukan dengan:

a). Memperoleh SHU yang positif;

b). Melaksakan RAT.

2). Bersedia menyerahkan kolateral/agunan sesuai dengan persyaratan

pembiayaan yang berlaku pada KJKS/UJKS dan KSP/USP-koperasi

sekunder;

Page 81: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

68

3). Bersedia mengikuti program peningkatan kapasitas yang

diselenggarakan oleh KJKS/UJKS dan KSP/USP-koperasi

sekunder;

4). Bersedia mengadakan kegiatan peningkatan kapasitas UMK

penerima pembiayaan;

5). Bersedia memenuhi persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh

KJKS/UJKS dan KSP/USP-koperasi sekunder.

d. Persyaratan Usaha Mikro dan Kecil

1). Menjalankan usaha produktif;

2). Memenuhi kriteria usaha mikro atau kecil;

3). Usahanya layak sesuai penilaian KJKS/UJKS atau KSP/USP-

koperasi primer;

4). Memiliki potensi untuk menciptakan lapangan kerja;

5). Bersedia menyerahkan kolateral/agunan;

6). Bersedia memenuhi persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh

KJKS/UJKS dan KSP/USP-koperasi primer.

Page 82: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. LPDB-KUMKM Sebagai Alternatif Lembaga Keuangan Dalam

Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

Pada saat ini, banyak kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai permasalahan

ekonomi yang langsung menyentuh kepentingan rakyat kecil. LPDB-KUMKM

sebagai salah satu lembaga yang didirikan demi memenuhi kebutuhan para pengusaha

kecil, mikro dan menengah dalam masalah permodalan, juga memegang peranan

yang penting dalam memberdayakan ekonomi rakyat.

Sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari pemerintah, menjadikan LPDB-

KUMKM sebagai salah satu ujung tombak pemerintah dalam memberdayakan

ekonomi rakyat dalam upaya menekan angka pengangguran dan kemiskinan yang ada

di negri ini. Di samping itu, sebagai salah satu unit organisasi yang berada di

lingkungan Kementrian Negara Koperasi dan UKM, LPDB-KUMKM memiliki

komitmen untuk memperkokoh permodalan KUMKM serta mengembangkan

lembaga keuangan KUMKM, mengingat bahwa permodalan merupakan salah satu

kekuatan sekaligus kelemahan bagi pengembangan usaha KUMKM.1

Dengan demikian, LPDB-KUMKM bisa menjadi alternatif dari lembaga

keuangan bagi UKM dalam memperkokoh struktur permodalannya, sehingga dapat

1LPDB-KUMKM, “Sejarah Singkat LPDB”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://www.danabergulir.com/sejarah_singkat_LPDB

69

Page 83: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

bersaing dan lebih berkembang di masa yang akan datang.

1. Peran LPDB-KUMKM dalam pemberdayaan ekonomi rakyat

Sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi LPDB-KUMKM, sebagai

lembaga layanan umum (BLU) tentunya memiliki peran yang strategis dalam

memberdayakan perekonomian rakyat. Dengan kontribusi yang telah diberikan

oleh sektor UMKM terhadap perekonomian Indonesia baik kontribusi terhadap

PDB nonmigas maupun penyerapaan tenaga kerja, seharusnya pemerintah bisa

lebih memberikan perhatiannya kepada UMKM, misalnya dengan lebih banyak

membuat program atau kebijakan yang mendukung tumbuh kembangnya UMKM.

Oleh karena itu, untuk memberikan pelayanan yang lebih professional kepada

UMKM, Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

membentuk lembaga pengelola dana bergulir untuk menyalurkan dana bergulir

kepada sektor UMKM. Dengan adanya lembaga pengelola dana bergulir (LPDB)

ini, diharapkan dapat membantu para pelaku usaha UMKM untuk mengatasi

masalah utama yang dihadapi oleh UMKM yaitu masalah permodalan, sehingga

UMKM bisa berkembang, baik dari segi kualitas maupun kuantitas produk yang

dihasilkan.

Sampai tanggal 28 februari 2009, LPDB-KUMKM telah menyalurkan dana

sebesar Rp. 43.610.000.000,- kepada mitra LPDB-KUMKM yang tersebar di

berbagai daerah di Indonesia.2 Angka tersebut masih jauh dari permintaan yang

diajukan oleh para calon mitra LPDB-KUMKM yang sampai tanggal 28 februari

2 Putri, bag. Umum LPDB-KUMKM, wawancara pribadi, Jakarta, 10 maret 2009.

Page 84: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

2009 mencapai Rp.1,4 triliun. Dengan permintaan yang sedemikian besar dari

para pelaku UMKM tersebut, tentunya membawa angin segar kepada

perkembangan LPDB-KUMKM dan UMKM itu sendiri yang merupakan sasaran

dari LPDB-KUMKM, ini membuktikan bahwa masih banyak unit UMKM yang

belum tersentuh oleh lembaga keuangan yang sudah lebih dulu ada.

Dari dana yang telah digulirkan sebesar Rp. 43.610.000.000,- ini, tersebar

kepada 16 mitra LPDB-KUMKM yang jumlahnya sebagai berikut:3

a. Koperasi simpan pinjam/ unit simpan pinjam (KSP/USP) sebanyak 2 (dua)

koperasi sekunder dengan jumlah dana bergulir sebesar

Rp.7.500.000.000,-

b. Koperasi jasa keuangan syariah/ unit jasa keuangan syariah (KJKS/UJKS)

sebanyak 1 (satu) koperasi sekunder dengan jumlah dana bergulir sebesar

Rp.2.250.000.000,-

c. Perusahaan modal ventura (PMV) sebanyak 13 perusahaan dengan jumlah

dana bergulir sebesar Rp.33.860.000.000,-

Dana tersebut akan digulirkan kembali kepada koperasi primer yang

kemudian selanjutnya diberikan kepada UMKM sebagai sasaran akhir dana

bergulir, dengan persyaratan yang ditentukan LPDB-KUMKM, misalnya PMV

diwajibkan untuk menyalurkan pembiayaan yang diperoleh dari LPDB-KUMKM

kepada KUKM-PPU dalam jangka waktu 30 hari kalender sejak dana pembiayaan

3 ibid

71

Page 85: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

dari LPDB-KUMKM diterima pada rekening PMV.4

Di samping lembaga-lembaga tersebut di atas, LPDB-KUMKM tidak

menutup kemungkinan untuk menjadikan lembaga keuangan bank sebagai mitra

LPDB-KUMKM, tetapi lebih diprioritaskan kepada bank pembangunan daerah

(BPD). Alasannya adalah karena bank merupakan lembaga keuangan dengan

sistem terbaik dan sebaran kantor terluas sehingga memudahkan LPDB-KUMKM

untuk menggulirkan dananya ke seluruh pelosok negri. Untuk menjaga agar visi

dan misi LPDB-KUMKM tercapai, LPDB-KUMKM tetap mengontrol bank

dengan ketentuan dan persyaratan agar dana bergulir dapat disalurkan kepada

UMKM yang belum bankable.5

2. Prioritas penyaluran dana bergulir

Dalam hal prioritas penyaluran dana bergulir, pada dasarnya seluruh pelaku

usaha mikro, kecil dan menengah merupakan sasaran dari LPDB-KUMKM dalam

menyalurkan dana. Tetapi ada beberapa kriteria bagi para pelaku usaha mikro,

kecil dan menengah untuk bisa mendapatkan dana dari LPDB-KUMKM,

meskipun kriteria itu tidak mutlak harus dipenuhi oleh para pelaku UKM.

Maksudnya adalah dalam menyalurkan dananya, LPDB-KUMKM akan sangat

selektif dalam menentukan siapa saja yang lebih berhak mendapatkan dana

bergulir dengan mengacu pada aspek keadilan dan pemerataan pendapatan, di

mana para pelaku UKM yang tidak bisa memenuhi persyaratan dalam

4 Peraturan direksi LPDB-KUMKM nomor: 44/per/LPDB/2007, (kementrian Negara koperasi dan usaha kecil dan menengah RI, 2008), hal. 12

5 Putri, bag. Umum LPDB-KUMKM, wawancara pribadi, Jakarta, 10 maret 2009.

Page 86: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

mendapatkan pembiayaan dari lembaga keuangan, maka akan lebih diprioritaskan

untuk mendapatkan dana begulir, tentunya dengan tidak mengesampingkan

faktor-faktor yang akan mempengaruhi kualitas tingkat pengembalian dari dana

yang diberikan.

3. Peran Negara dalam pendistribusian pendapatan

Indonesia merupakan negara besar yang memiliki sumberdaya yang besar

pula, baik alam maupun manusianya. Dengan potensi sumberdaya yang dimiliki,

sebenarnya Indonesia bisa menjadi negara maju dalam segala hal jika seluruh

sumberdaya yang ada dikelola secara baik. Namun yang terjadi di negeri kita ini

adalah angka kemiskinan dan penganggurannya relatif cukup tinggi. Ini

menunjukan bahwa sebenarnya kita belum mampu mengelola sumberdaya yang

kita miliki secara baik. Di sini, negara yang memiliki peranan bagaimana

mengelola sumberdaya yang ada agar bermanfaat bagi seluruh rakyatnya.

Permasalahan yang paling mendapat sorotan di suatu negara adalah

permasalahan ekonomi, begitupun di Indonesia. Permasalahan ekonomi yang

paling mencolok adalah kemiskinan dan pengangguran. Kedua masalah ini

ditimbulkan oleh banyak faktor, di antaranya kebodahan, kemalasan, kurangnya

lapangan kerja, dan lain-lain. Tugas Negara khususnya pemerintah adalah

bagaimana mengatasi permasalahan ini, agar angka kemiskinan dan

pengangguran dapat ditekan sekecil mungkin sehingga tercipta keseimbangan

dan pemerataan pendapatan yang adil di masyarakat, karena sudah kewajiban

suatu negara untuk memberikan perlindungan dan pelayanan bagi rakyatnya.

73

Page 87: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Berikut ini adalah tabel angka kemiskinan di Indonesia periode 1996-2007:

tahun Angka kemiskinan persentase19961998199920002001200220032004200520062007

34,0149,5047,9738,7037,9038,4037,3036,1035,1039,3037,17

17,4724,2323,4319,1418,4118,2017,4216,6615,9717,7516,58

Source: Diolah dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)

Angka kemiskinan memang cenderung menurun sejak krisis ekonomi 1998,

tetapi kemiskinan tetap saja kemiskinan, dan bukan hal yang bisa di tolerir.

Menurut Euis Amalia Negara wajib memberikan jaminan dan pelayanan dalam

hal agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta kepada warga negaranya karena

kelima unsur tersebut mutlak harus terpenuhi bagi setiap manusia.

Dalam perekonomian Indonesia, usaha mikro, kecil dan menengah memiliki

porsi yang paling besar dari segi kontribusinya. Data Badan Pusat Statistik

menunjukkan, jumlah UKM di Indonesia mencapai 41,36 juta unit atau sekitar

99,99 persen jumlah unit usaha di Indonesia. Jumlah tersebut jauh lebih besar

dibandingkan jumlah usaha besar yang hanya mencapai 2.198 unit. Sementara

itu, jumlah serapan tenaga kerja UKM pada tahun 2002 mencapai 74,6 juta orang

atau sebesar 99,45 persen dari penyerapan tenaga kerja nasional. Sisanya

sebanyak 0,55 persen atau 423.733 orang diserap oleh usaha besar.

Page 88: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Dari segi kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto Nonmigas, UKM

mampu menyumbang sebesar 63,99 persen atau Rp 919,1 triliun. Sedangkan

kelompok usaha besar yang jumlah unit usahanya sangat kecil memiliki

kontribusi cukup besar sebanyak 36,11 persen atau Rp 519,6 triliun.6

Dari data di atas kita bisa bayangkan betapa besarnya potensi yang dimiliki

oleh UKM di Indonesia. Dari segi penyerapan tenaga kerja, jika bertambah 1

(satu) tenaga kerja dalam setiap unit usaha berarti sudah dapat menyerap 40 juta

lebih lapangan kerja baru yang tersedia. Yang menjadi masalahnya adalah

bagaimana peran pemerintah dalam mendistribusikan kekayaan negara sehingga

terciptanya pemerataan pendapatan yang adil.

Jika kita melihat kenyataan yang ada, terlihat bahwa meskipun pertumbuhan

ekonomi telah berjalan dengan pesat namun pertumbuhan yang pesat ini telah

membawa akibat yang mengkhawatirkan, yaitu terjadinya ketimpangan distribusi

pendapatan yang lebih buruk. Meskipun pertumbuhan mampu mengurangi

persentase penduduk miskin namun di lain pihak sebagian penduduk miskin

menjadi semakin miskin. Dengan demikian, Indonesia belum termasuk kelompok

negara-negara berkembang yang telah berhasil dalam menggabungkan

pertumbuhan ekonomi yang pesat dengan distribusi pendapatan yang makin

merata serta pengurangan kemiskinan absolut yang lebih pesat.7

6 BBC Indonesia, ”Kredit Mikro”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http://www.bbc.co.uk/sekilas_umkm_di_indonesia/2008/07/21/kreditmikro5.shtml

7 Yudistika Okfram, “Perekonomian Indonesia”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http://one.indoskripsi.com/category/mata_kuliah/perekonomian_indonesia/2007/12/09

75

Page 89: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Oleh karena itu, upaya-upaya untuk melaksanakan pemerataan hasil-hasil

pembangunan harus terus dilakukan oleh pemerintah. Untuk mewujudkan

pemerataan ini, Indonesia menerapkan “Delapan Jalur Pemerataan”, yaitu :8

1. Pemerataan kebutuhan pokok rakyat.

2. Pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan.

3. Pemerataan pembagian pendapatan, khususnya melalui usaha-usaha padat

karya.

4. Pemerataan kesempatan kerja melalui peningkatan pembangunan regional.

5. Pemerataan dalam pengembangan usaha, khususnya memberikan kesempatan

yang luas bagi golongan ekonomi lemah untuk memperoleh akses perkreditan

dan penggalakan koperasi.

6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi khususnya bagi generasi muda dan

kaum wanita.

7. Pemerataan penyebaran penduduk melalui transmigrasi dan pengembangan

wilayah.

8. Pemerataan dalam memperoleh keadilan hukum.

Sejak awal 1980-an, pemerintah membuat keputusan politik bagi pemberdayaan

UMKM. Semangatnya memang konsisten, sebab pemerintahan sekarang pun

membuat kebijakan politik yang melahirkan instrumen pembiayaan UMKM bernama

Kredit Usaha Rakyat (KUR). Sayangnya, konsistensi semangat itu tak dibarengi

konsistensi instrumen pembiayaan. Kalau pada 1980-an dirumuskan instrumen

8 ibid

Page 90: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

KIK/KMKP (Kredit investasi kecil/ Kredit Modal Kerja Permanen), instrumen itu di

ubah menjadi KUK (kredit usaha kecil) pada 1990-an. Masuk ke dasawarsa ini,

instrumen yang sama di ubah menjadi kredit UKM (usaha kecil dan menengah). Lalu,

baru-baru ini, kredit UKM itu telah berganti nama menjadi KUR.9

Selain instrument KUR, ada juga program PNPM mandiri. PNPM Mandiri

adalah program nasional penanggulangan kemiskinan terutama yang berbasis

pemberdayaan masyarakat. PNPM Madiri adalah program nasional dalam wujud

kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program

penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri

dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan sistem serta mekanisme dan

prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan untuk

mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan

kemiskinan yang berkelanjutan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk

menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, baik secara individu maupun

berkelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan

kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat

memerlukan keterlibatan yang besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai

pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil

yang dicapai.10

9BBC Indonesia, “Kredit Mikro” artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http://www.bbc.co.uk/mengoreksi_pembiayaan_umkm/2008/07/21/kreditmikro5.shtml

10Tim Pengendali PNPM Mandiri, “PNPM-Mandiri” artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://www.pnpm-mandiri.org/index.php?option=com_content&task=view&id=26&Itemid

77

Page 91: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Kemudian ada juga kebijakan pemerintah tentang pembangunan daerah

tertinggal yaitu program Percepatan Pembangunan Daerah tertinggal dan Khusus

(P2DTK) untuk melakukan pembangunan dan pengembangan daerah-daerah

tertinggal dan khusus. Strategi pembangunan dan pengembangan daerah-daerah

tertinggal dan khusus adalah dengan memperkuat kapasitas Pemerintah Kabupaten

serta memperkuat proses perencanaan partisipatif. Dengan demikian diharapkan

Pemerintah Daerah akan mampu mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Secara

umum Program P2DTK bertujuan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam

mempercepat pemulihan dan pertumbuhan sosial ekonomi daerah-daerah tertinggal

dan khusus.11

Ada juga kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan berupa program BOS.

Secara umum, Program BOS cenderung dilaksanakan sebagai bentuk subsidi umum.

Hal ini karena hanya sebagian kecil saja sekolah yang menolak BOS, dan manfaat

yang diterima siswa miskin dan tidak miskin hampir sama karena hanya sebagian

kecil dari dana BOS yang dialokasikan sekolah untuk memberikan bantuan khusus

kepada siswa miskin. Sekolah yang menolak BOS umumnya sekolah yang relatif

kaya.

Dari kebijakan-kebijakan yang di keluarkan pemerintah di atas, masing masing

dinilai berbeda oleh masyarakat. Ada yang menganggap baik dan mendukung tetapi

ada juga yang mengkritik. Sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang 25 Tahun 2004

11Bappenas, “P2DTK”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://p2dtk.bappenas.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=159

Page 92: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional disusun Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) yang menjabarkan visi dan misi Presiden dan Wakil

Presiden terpilih selama 5 (lima) tahun. Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden

ditempuh melalui Strategi Pokok yang dijabarkan dalam Agenda Pembangunan

Nasional yang memuat Sasaran-sasaran Pokok yang harus dicapai, arah kebijakan,

dan program-program pembangunan. Adapun visi pembangunan nasional tahun

2004-2009, yaitu:12

1. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan Negara yang aman, bersatu, rukun dan

damai;

2. Terwujudnya masyarakat, bangsa, dan Negara yang menjunjung tinggi

hukum, kesetaraan dan hak asasi manusia; serta

3. Terwujudnya perekonomian yang mampu menyediakan kesempatan kerja dan

penghidupan yang layak serta memberikan pondasi yang kokoh bagi

pembangunan yang berkelanjutan.

Berdasarkan visi pembangunan nasional tersebut, ditetapkan 3 (tiga) misi

pembangunan nasional tahun 2004-2009, yaitu:13

1. Mewujudkan Indonesia yang aman dan damai

2. Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis

3. Mewujudkan Indonesia yang sejahtera

12Bappenas, “RJPM 2004-2009”, artikel diakses pada 5 januari 2009 dari http://www.bappenas.go.id/index.php?module=filemanager&func=download&pathext=contentexpress/RPJNM2004/&view

13 ibid

79

Page 93: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Mengacu pada visi dan misi pembangunan nasional yang dirancang dan

direncanakan oleh pemerintah untuk masa jabatan 5 (lima) tahun yang diperkuat

dengan landasan riil Undang-Undang, kita dapat menyimpulkan bahwa program-

program ataupun kebijakan yang diambil pemerintah mencerminkan visi dan misi

pembangunan nasional yang bertujuan sepenuhnya untuk kemaslahatan dan

kesejahteraan rakyat Indonesia dan juga diarahkan bagi terwujudnya Negara yang

aman, damai dan sejahtera melalui pemenuhan hak dasar masyarakat dengan harapan

kehidupan rakyat Indonesia menjadi lebih mapan dan kokoh baik agama, politik, dan

ekonomi.

B. Kendala yang Dihadapi dalam Penyaluran Dana Bergulir

LPDB-KUMKM merupakan lembaga baru yang didirikan dengan tujuan

membantu para pelaku UMKM dalam mendapatkan dana untuk mengembangkan

usahanya. Dalam melaksanakan kegiatannya itu, LPDB-KUMKM pastinya memiliki

beberapa kendala yang di hadapi baik dari dalam lembaga LPDB-KUMKM itu

sendiri maupun kendala dari luar lembaga.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis, LPDB-KUMKM

mengemukakan beberapa kendala yang dihadapi dalam menyalurkan dana bergulir.

Berikut ini adalah beberapa kendala yang dihadapi LPDB-KUMKM dalam

melaksanakan kegiatan menyalurkan dana bergulir:14

1. Kendala dari dalam lembaga (internal)

14Putri, bag. Umum LPDB-KUMKM, wawancara pribadi, Jakarta, 10 maret 2009.

Page 94: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

a. LPDB-KUMKM masih dalam tahap pembenahan dan penyusunan aturan.

Sebagai lembaga baru, LPDB-KUMKM harus menyesuaikan diri

terhadap peraturan yang sudah ada terlebih dahulu yang terkait dengan

kegiatan menyalurkan dana pemerintah. Di samping itu, LPDB-KUMKM

juga harus bisa menempatkan diri sebagimana fungsi dan tugasnya

sebagai unit organisasi yang berada di bawah Mentri Negara Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah dan secara administratif bertanggung

jawab kepada sekretaris Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah.

b. Menyusun petunjuk teknis dalam pemberian pinjaman. Sebagai sebuah

lembaga, LPDB-KUMKM tentunya memilki peraturan internal yang

dikeluarkan oleh direksi yang berkaitan dengan kegiatan dan petunjuk

teknis dalam menyalurkan pinjaman kepada mitra kerja LPDB-KUMKM.

c. Sumber daya manusia (SDM). Sebagai lembaga yang cakupannya

nasional, LPDB-KUMKM memiliki kendala dalam hal sumber daya

manusia yang jumlahnya sangat minim. Dengan wilayah cakupan yang

luas ini, seharusnya LPDB-KUMKM memilki jumlah SDM yang lebih

banyak sehingga bisa menyentuh para pelaku UMKM di seluruh pelosok

negri ini.15

2. Kendala dari luar lembaga (eksternal)

Kendala yang di hadapi LPDB-KUMKM dari luar adalah kualitas dan

15 ibid

81

Page 95: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

kesiapan mitra LPDB-KUMKM dalam memenuhi persyaratan yang diajukan

LPDB-KUMKM. Banyak dari calon mitra LPDB-KUMKM yang dinilai kurang

layak untuk mendapatkan pembiayaan, karena masih ada beberapa persyaratan

yang tidak atau belum dipenuhi oleh para calon mitra, baik itu bentuk badan

hukumnya, kinerja, atau pun pengalaman para calon mitra dalam bidang

menjalankan jasa keuangan.

Dari beberapa kendala internal yang dihadapi LPDB-KUMKM, itu semua

merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan secara profesional oleh

internal LPDB-KUMKM, sehingga bisa membuat LPDB-KUMKM menjadi

lembaga yang lebih kuat, solid dan lebih profesional dalam menjalankan fungsi

dan tugasnya di masa yang akan datang sesuai dengan peraturan Mentri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 11/Per/M.KUKM/VI/2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja LPDB-KUMKM. Sedangkan kendala dari luar

yang dihadapi LPDB-KUMKM merupakan kendala yang banyak dihadapi oleh

lembaga keuangan lainnya. Tetapi LPDB-KUMKM sebagai lembaga pengelola

dana bergulir pemerintah harusnya bisa lebih mengerti keadaan atau kondisi para

calon mitra, kendala ini bisa diatasi apabila LPDB-KUMKM lebih banyak

berkomunikasi dengan para calon mitra tersebut, sehingga terbuka jalan keluar

yang sama-sama menguntungkan semua pihak.

C. Faktor yang Mendukung Keberhasilan UMKM

Dalam perjalannya, UMKM di Indonesia sudah banyak menghadapi berbagai

Page 96: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

macam peristiwa dan situasi seiring perjalanan bangsa ini. Dalam perjalanan itu,

UMKM telah banyak belajar bagaimana cara menghadapi kemungkinan yang akan

terjadi dari berbagai peristiwa dan situasi tersebut. UMKM Indonesia pernah berperan

sangat efektif sebagai basis dan tulang punggung pertahanan ekonomi Indonesia pada

saat krisis ekonomi 1998. Pasca krisis moneter 1998, pemerintah dan para ekonom

mengakui bahwa ekonomi Indonesia terhindar dari kehancuran yang lebih parah

berkat kekuatan dan daya tahan jutaan UMKM dan kegiatan perekonomian

tradisional rakyat lainnya.16

Dari perjalanan yang telah dilalui oleh dunia UMKM kita, tentunya ada beberapa

pelajaran yang dapat kita petik dari keberhasilan UMKM dapat bertahan dalam situasi

ekonomi yang sulit. Menurut pengurus ikatan sarjana ekonomi Indonesia (ISEI)

Sumut, Murdeni Muis, ada beberapa faktor yang mendukung keberhasilan UMKM,

yaitu manajemen keuangan dan risiko, strategi, dan inovasi. Manajemen risiko dan

cash flow layak mendapatkan prioritas tertinggi karena persentase kematian usaha

baru sangat tinggi, apalagi bila usaha itu dimulai dengan modal terbatas. Telah

banyak bukti yang menunjukkan kegagalan sebuah usaha baru terjadi karena

kehabisan modal sebelum usaha itu cukup dikenal luas. Untuk mengatasi hal tersebut,

para pengusaha baru perlu menjaga fleksibilitas. Selanjutnya adalah strategi usaha,

terutama dalam hal penentuan basis differentiation dan upaya-upaya pemasaran untuk

mengkomunikasikan differentiation usaha yang dibangun. Para pelaku UMKM bisa

16 Bambang Soesatyo, “Mengorksi Pembiayaan UMKM”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http://www.addthis.com/mengoreksi_pembiayaan_umkm/08/21/2008/bookmark.php

83

Page 97: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

melihat dan memahami kebutuhan pasar yang akan dituju, sehingga memudahkan

untuk menentukan basis differentiation. Satu lagi keunggulan UMKM adalah inovasi,

para pelaku UMKM biasanya lebih gesit dalam mengimplementasikan ide-ide

inovatif di banding perusahaan-perusahaan besar yang lebih birokratis.17

Sedangkan dari sudut pandang LPDB-KUMKM berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan penulis, faktor yang mendukung keberhasilan UMKM adalah sebagai

berikut :18

1. Inovasi dan pengembangan teknologi untuk produk yang relatif cepat jika

dibandingkan dengan jenis usaha besar. Para pebisnis UKM sebenarnya juga

lebih mengenali kondisi mikro di pasar mereka sehingga lebih mampu

berinovasi sesuai kebutuhan konsumen yang sulit dilakukan oleh perusahaan

besar.

2. Di karenakan jumlah tenaga kerja yang terbatas dalam perusahaan yang kecil,

maka tercipta hubungan kemanusiaan yang lebih akrab dan menekankan pola

kekeluargaan, sehingga antara pekerja satu dengan yang lain lebih memahami

satu sama lain sebagai rekan kerja.

3. Kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja dan juga penyerapan tenaga

kerja yang cukup banyak.

4. Kemampuan dan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan yang

terjadi di pasar yang lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan besar yang

17 Murdeni Muis, “Faktor Pendukung Keberhasilan UMKM”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI%2029/klaster_dinamis.pdf -

18 Putri, bag. Umum LPDB-KUMKM, wawancara pribadi, Jakarta, 4 mei 2009.

Page 98: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

umumnya kompleks dan lebih birokratis.

5. UMKM di sektor produksi banyak menggunakan bahan baku lokal sehingga

tidak terlalu terpengaruh krisis ekonomi global.

6. Adanya peranan kewirausahaan yang tinggi. Umumnya para pelaku UMKM

adalah orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi yang

memiliki ide-ide kreatif dan selalu ingin berinovasi.

Dari beberapa faktor pendukung keberhasilan UMKM di Indonesia, faktor yang

paling dominan menurut LPDB-KUMKM adalah faktor nomor 4 dan 5, khususnya

dalam pemberdayaan ekonomi rakyat. Faktor nomor 4 yaitu kemampuan dan

fleksibilitas serta cepatnya menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di pasar

merupakan senjata utama yang dimiliki para pelaku UMKM untuk dapat bertahan

hidup, bersaing dan berhasil. Di samping itu, faktor nomor 5 (lima) yaitu UMKM

banyak menggunakn baha baku lokal, ini memberikan efek domino yaitu para pelaku

usaha yang menyediakan bahan baku serta unit-unit usaha dalam negri lainya ikut

bergerak yang tentunya akan memberikan efek positif bagi perekonomian nasional.

D. Analisa SWOT LPDB-KUMKM

dalam rangka penyusunan rencana strategi bisnis lembaga pada rencana kerja

tahun 2006 – 2009, LPDB-KUMKM perlu mengetahui posisi lembaga pada saat ini.

Dengan menggunakan alat bantu melalui analisa SWOT, diharapkan dapat diketahui

posisi lembaga berada lebih kuat pada daerah kuadran I, II, III, atau IV, dimana

masing-masing kuadran harus disikapi dengan strategi lembaga yang berbeda. Dalam

analisa tersebut disepakati terdapat 5 (lima) faktor yang mempengaruhi, dan setiap

85

Page 99: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

faktor memiliki bobot atas kinerja lembaga, yaitu :

1. Ketentuan Perundang-undangan = 25 %

2. Keuangan/Pembiayaan Dana Bergulir = 25 %

3. Sumber Daya Manusia (SDM) = 15 %

4. Fasilitas Pendukung = 10 %

5. Pengawasan = 25 %

Pemberian persentase bobot pada 5 (lima) faktor tersebut di atas, dengan penjelasan

yaitu :

1. Faktor Ketentuan Perundang-Undangan mempunyai bobot 25 %, dengan

pertimbangan karena keberadaan aturan main (UU, PP, Permen, dll) yang

jelas terhadap pengelolaan dana bergulir sangat mempengaruhi keberhasilan

pengelolaan dana bergulir tersebut, sehingga tujuan yang diharapkan dapat

dicapai dan dipayungi oleh aturan hukum yang pasti.

2. Faktor keuangan/Pembiayaan dana bergulir mempunyai bobot 25 %, dengan

pertimbangan karena tingginya tingkat resiko piutang tak tertagih dari

penyaluran dana bergulir kepada KUMKM, dan tuntutan pengelolaan

pembiayaan dengan administrasi dan manajemen yang profesional, dan

dampak kinerja lembaga terhadap timbulnya piutang macet, serta kerawanan

tingkat suku bunga pinjaman yang relatif masih cukup tinggi sampai ke-end

user. Di samping itu, dalam pelaksanaan penyaluran/pembiayaan dana

bergulir jangkauannya sangat terbatas (tidak menyalurkan langsung atau

lembaga secondtier), pinjaman yang diberikan beresiko tinggi terutama untuk

usaha mikro dan kecil, dan tuntutan pelayanan publik sebagai lembaga

pemerintah, sehingga penetapan tarif tidak berbasis pada resiko, dan kondisi

politik dan ekonomi yang belum stabil yang dapat mempengaruhi kebijakan

ekonomi.

3. Faktor SDM mempunyai bobot 15 %, dengan pertimbangan karena

Page 100: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

pengelolaan dana bergulir akan dapat maksimal apabila dikelola oleh SDM

cukup jumlahnya, tepat orangnya dan profesional.

4. Faktor Fasilitas Pendukung mempunyai bobot 10 %, dengan pertimbangan

karena kelancaran setiap kegiatan operasional pengelolaan dana bergulir juga

sangat ditentukan oleh kecukupan/ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana

kantor sebagai pendukung kerja.

5. Faktor Pengawasan mempunyai bobot 25 %, dengan pertimbangan karena

fungsi dari pengawasan adalah meningkatkan efisiensi dan efektifitas

operasional pengelolaan dana bergulir, menjaga kepatuhan terhadap peraturan

perundangan yang ada, memberikan keyakinan atas kewajaran laporan

keuangan, sehingga dapat sebagai alat kontrol dalam mencapai tujuan dari

pengelolaan dana bergulir.

Sedangkan skala nilai yang diberikan untuk melihat besaran pengaruh masing-

masing faktor terhadap kinerja lembaga dengan skala 1 s/d 5, yaitu :

1. Nilai 5 (lima) berarti sangat berpengaruh

2. Nilai 4 (empat) berarti berpengaruh

3. Nilai 3 (tiga) berarti cukup berpengaruh

4. Nilai 2 (dua) berarti lemah pengaruhnya

5. Nilai 1 (satu) berarti sangat lemah pengaruhnya.

Pemberian bobot dan skala didasarkan atas pembahasan lintas direksi LPDB-

KUMKM, sehingga hasil penilaiannya lebih bersifat corporate judgement, sangat

tergantung dari latar belakang dan pengalaman si pengambil keputusan.

Analisa SWOT merupakan salah satu model analisa untuk mengindentifikasi

posisi lembaga berdasarkan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan

eksternal (peluang dan ancaman). Kekuatan dan Peluang bernilai posisitif, sedangkan

kelemahan dan ancaman bernilai negatif, dengan perhitungan bobot dan nilai

87

Page 101: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

A ggressiveM aintenance Stable GrowthR apid GrowthSelective

M aintenance

sebagaimana dimaksud, maka akan diperoleh titik dimana posisi lembaga berada, dan

strategi apa yang harus dijalankan.

Hasil analisa SWOT akan digunakan sebagai acuan oleh lembaga untuk

menentukan langkah-langkah operasional yang akan dilakukan dalam upaya untuk :

1. Memaksimalkan kekuatan lembaga

2. Memanfaatkan peluang lembaga yang ada

3. Meminimalkan kelemahan yang dimiliki lembaga

4. Mengantisipasi ancaman terhadap kelangsungan lembaga

Anatomi kuadran SWOT dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 102: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Niche Concentric Diversification

Hasil analisa SWOT atas faktor-faktor internal dan eksternal LPDB-KUMKM,

sebagai berikut :

KEKUATAN (Strengths)

1. LPDB-KUMKM memiliki keleluasaan lebih untuk mengelola program dana

bergulir, dan kegiatan yang didukung dengan tingkat kepastian yang lebih tinggi

atas pembiayaan untuk program dan kegiatan yang dilaksanakan, dengan tetap

mempertahankan prinsip-prinsip akuntabilitas.

2. Sumber utama pendanaan pengembangan pembiayaan KUMKM melalui dana

bergulir berasal dari APBN, sehingga dapat menjamin likuiditas penyaluran dana

bergulir.

3. Pembiayaan dana bergulir dapat disalurkan dengan bunga yang lebih murah dari

pesaing.

4. LPDB-KUMKM dikelola secara profesional dengan mengedepankan kualitas

pelayanan serta efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya.

5. Keberadaan LPDB-KUMKM merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki

89

Page 103: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

sistem pengelolaan dana bergulir sehingga LPDB-KUMKM dapat memberikan

peluang penyelesaian masalah penyaluran dana bergulir.

6. Pengelolaan dana bergulir memiliki dasar hukum yang kuat (UU 17/2003, UU

1/2004, PP 23/2005, Permen KUKM 19.4/2006, Kepmenkeu 292/2006)

7. Transisi peraturan perundangan dalam pengelolaan BLU, mengingat pola BLU

dalam keuangan negara masih baru, sehingga beberapa peraturan perundangan

akan disesuaikan.

8. Dapat merekruit pegawai dengan selektif khususnya bagi tenaga-tenaga yang

sudah siap pakai/bekerja dalam pengelolaan keuangan/dana bergulir.

9. Sudah terbentuknya struktur organisasi LPDB-KUMKM dengan pembagian tugas

dan wewenang yang jelas.

10. Hubungan antar pegawai yang terjalin sangat baik mengingat jumlah pegawai

yang masih sangat terbatas.

11. Lokasi kantor yang strategis di Gedung SPC, Jalan Gatot Subroto, Jakarta

Selatan.

12. Tingkat pengawasan masih sederhana karena object yang diawasi masih terbatas

mengingat kegiatan operasionalisasi perguliran dana belum berjalan.

13. Adanya mekanisme dan pelaksanaan pengawasan yang masih dibina oleh

Kementerian Negara KUKM, mengingat aset LPDB-KUMKM merupakan aset

Kementerian Negara KUKM.

KELEMAHAN (Weaknesses)

1. Pengelolaan dana bergulir yang sudah berjalan selama ini sangat

kental dengan mekanisme birokratik sehingga menimbulkan

persepsi masyarakat bahwa pemerintah adalah organisasi birokratis

yang tidak efisien, lambat dan tidak efektif.

2. Belum adanya sistem pengelolaan dana bergulir yang terukur,

terarah, efisien dan efektif.

3. Belum adanya sistem penentuan biaya yang jelas (fixed) untuk

Page 104: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

suatu program atau kegiatan sehingga LPDB-KUMKM belum

memiliki mekanisme yang baku dalam menetapkan biaya

keseluruhan yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu

output/outcome.

4. Kurangnya kompetensi dan profesionalisme SDM serta jumlahnya

yang belum proporsional.

5. Terbatasnya SDM yang ada sehingga sulit membentuk budaya

kerja profesional yang berpotensi dapat menimbulkan

permasalahan dalam pengelolaan dana bergulir.

6. Ketidakmerataan pendistribusian dana bergulir, baik antar

KUMKM atau daerah sebagai akibat dari adanya perbedaan

tingkat permintaan dan penawaran kebutuhan modal, serta

keterbatasan ketersediaan sumberdaya yang dimiliki.

7. Kelambanan waktu penyaluran pinjaman sebagai akibat

terkendalanya oleh peraturan perundangan yang belum disetujui

oleh pemerintah.

8. Pengelolaan administrasi kepegawaian yang masih sederhana dan

belum terkomputerisasi.

9. Belum memadainya sarana dan prasarana kantor (termasuk TI)

sebagai tempat operasionalisasi LPDB-KUMKM.

10. Sistem dan prosedur kerja yang belum baku dalam perencanaan

dan pelaksanaan pemeriksaan serta pelaporan, dan belum adanya

SDM yang secara formal sebagai SPI.

PELUANG (Opportunities)

1. Tingginya dukungan pemerintah mengingat besarnya jumlah

KUMKM (99,9% pelaku usaha) dan tingginya jumlah tenaga kerja

yang diserap sektor ini. Tercatat ada 43,22 juta unit Usaha Kecil

dan Menengah pada tahun 2004, meningkat 1,61 persen

91

Page 105: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

dibandingkan dengan tahun 2003. Sementara tenaga kerja yang

bekerja pada UKM pada tahun 2004 sejumlah 79,06 juta pekerja

(BPS, Maret 2005)

2. Kinerja KUMKM dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat.

Seiring dengan semakin meningkatnya perekonomian Indonesia

tahun 2004, sumbangan Usaha Kecil Menengah semakin jelas

pangsanya terhadap penciptaan nilai tambah nasional, karena lebih

dari separuhnya diciptakan oleh UKM (55,88 persen) sekaligus

mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar sehingga dapat

menekan tingkat pengangguran. Perekonomian Indonesia tahun

2004 yang diciptakan UKM berdasarkan besaran Produk Domestik

Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 1.135,8 triliun,

sedangkan atas dasar harga konstan 1993 sebesar Rp.276 triliun,

dengan pertumbuhan mencapai 5,45 persen terhadap tahun 2003 di

mana laju pertumbuhannya selalu bergerak lebih tinggi

dibandingkan dengan total PDB nasional sebesar 4,86 persen

(BPS, Maret 2005).

3. Lembaga Keuangan Mikro seperti Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

dan Usaha Simpan Pinjam Koperasi (USP-Kop) memiliki prospek

usaha yang baik untuk dikembangkan, serta secara nyata

mendukung perkembangan usaha anggotanya.

4. Adanya Program Dana Bergulir secara kontinue dari pemerintah

yang diharapkan dapat membantu memperbaiki perekonomian

masyarakat terutama bagi usaha Koperasi dan UMKM.

5. LPDB-KUMKM dapat menyuburkan pewadahan baru bagi

pembaharuan manajemen keuangan negara, dan dapat mengubah

manajemen keuangan negara dari sistem manajemen tradisional

yang kaku, birokratis dan hierarkis menjadi model manajemen

yang fleksibel dan lebih mengakomodasi pasar.

Page 106: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

6. Sejalan dengan upaya pemerintah dalam menumbuhkan sektor riil

dan diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak sebagai

upaya optimalisasi penerimaan dalam negeri yang berarti

meningkatnya kontribusi warga negara terhadap aktivitas

pemerintahan melalui pembiayaan LPDB-KUMKM, dan yang

pada akhirnya menimbulkan konsekuensi peningkatan pemenuhan

layanan publik pemerintah kepada warganya.

7. Opini publik yang positif dan liputan pers yang mendukung turut

mempengaruhi keberhasilan program.

8. Pasar tenaga kerja potensial tersedia dalam jumlah yang cukup

banyak untuk pemenuhan kebutuhan pegawai LPDB-KUMKM

yang merupakan lembaga baru, sehingga perencanaan pegawai

dapat dipersiapkan dengan baik dari awal, dan peningkatan

kompetensinya dapat memanfaatkan jasa institusi atau lembaga

pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan pegawai yang

cukup banyak keberadaannya.

9. Adanya kesempatan menyusun peraturan perundangan BLU yang

belum ada dengan mengacu pada kebutuhan BLU yang sudah

berjalan, sedangkan kesalahan administrasi (bukan perdata/pidana)

dalam pengelolaan BLU yang belum ada aturan hukumnya dapat

dimaklumi sambil diusulkan payung hukumnya.

10. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat yang dapat

mendukung operasionalisasi LPDB-KUMKM.

11. Dapat ditumbuhkan koperasi karyawan dalam rangka membantu

kesejahteraan pegawai.

12. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan

pengelolaan usaha yang baik, maka sebelum berjalannya SPI dapat

mengoptimalkan pembinaan pengawasan dari Kementerian

KUKM, selain adanya pemeriksaan oleh auditor eksternal

93

Page 107: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

(independent) yang mempunyai kewenangan independent

dibanding auditor internal.

ANCAMAN (Threats)

1. Pemerintah terfokus pada transisi politik dan perbaikan

ekonomi, sehingga hal-hal yang lebih detail dalam

penyediaan layanan umum belum diprioritaskan.

2. Penunjukan atau mandat legislatif dapat mempengaruhi

arah program.

3. Potensi penurunan proporsi pengeluaran untuk pos-pos

yang berkaitan dengan layanan publik sebagai dampak

meningkatnya jumlah kewajiban pemerintah untuk

pembayaran cicilan dan bunga hutang luar negeri.

4. Suku bunga yang semakin meningkat akan menekan

permintaan atas modal dan kredit.

5. Penurunan keadaan ekonomi dapat meningkatkan

kegagalan dalam program dana bergulir LPDB-

KUMKM.

6. Adanya resistensi pada berbagai pihak terkait dalam

pengelolaan dana bergulir sehingga mengakibatkan

sulitnya melakukan perubahan pada sistem yang sudah

berjalan terutama perubahan tata nilai dan cara

pelayanan.

7. Sulitnya menata ulang aturan main (rearange the rule)

dan melatih para pelaksana (retraining people) sebagai

bagian dari langkah redesign system.

8. Persepsi para penerima dana bergulir, bahwa dana

bergulir adalah suatu pemberian dari pemerintah yang

tidak perlu dikembalikan.

Page 108: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

9. Rendahnya komitmen dan tanggung jawab KUMKM

dalam pengelolaan dan pengembalian dana bergulir.

10. Belum adanya sanksi hukum yang jelas bagi pelanggaran

pelayanan umum.

11. Beberapa karyawan merupakan tenaga yang

diperbantukan dari departemen/instansi terkait, di sisi lain

mahalnya biaya pengembangan SDM apabila dilakukan

secara berkala.

12. Peningkatan biaya hidup layak yang lebih cepat

kenaikannya dibanding peningkatan kompensasi yang

diterima karyawan yang dapat mengganggu produktivitas

karyawan.

13. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana kantor

cenderung akan terus meningkat, dan kebutuhan TI

sangat cepat berubah perlu pencadangan biaya yang

cukup tinggi apabila tidak ingin tertinggal.

14. Waktu pelaksanaan pemeriksaan belum terjadwal dengan

baik, dan dengan kriteria pemeriksaan yang digunakan

belum baku dapat menimbulkan interprestasi ganda.

Matrik bobot nilai dari faktor Kekuatan dan Kelemahan, sebagai berikut :

FAKTOR KEKUATAN (S) BOBOT/

NILAI

KELEMAHAN

(W)

BOBOT/NILAI

Ketentuan Peraturan Perundangan

1. Pengelolaan dana bergulir memiliki dasar hukum yang kuat (UU 17/2003, UU 1/2004, PP 23/2005, Permen KUKM 19.4/2006,

70%x5x25%=0,87 1. Kelambanan waktu penyaluran pinjaman sebagai akibat terkendalanya oleh peraturan

60%x4x25%=0,60

95

Page 109: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Kepmenkeu 292/2006)

2. Transisi peraturan perundangan dalam pengelolaan BLU

30%x3x25%=0,23perundangan yang belum disetujui oleh pemerintah

2. Beberapa kegiatan pengelolaan belum ada aturan yang memayungi

40%x3x25%=0,30

Jumlah 1,10 0,90Keuangan/ Pembiayaan Dana Bergulir

1. Likuiditas ratio dan solvabilitas cukup baik dari dana pengalihan yang sudah jatuh tempo

2. Sumber utama pendanaan pengembangan KUMKM berasal dari APBN dapat menjamin likuiditas penyaluran dana bergulir

3. Pembiayaan dana bergulir dapat disalurkan dengan bunga yang lebih murah dari pesaing

4. LPDB-KUMKM memiliki keleluasaan lebih untuk mengelola program dana bergulir

40%x4x25%=0,40

60%x5x25%=0,75

60%x4x25%=0,60

40%x3x25%=0,30

1. Sistem dan prosedur manual akuntansi belum baku (masih mencari bentuk)

2. Pencatatan dan transaksi keuangan belum komputerisasi dalam aplikasi keuangan

3. Belum dapat menyalurkan pembiayaan dengan belum turunnya beberapa peraturan Pemerintah atau Menteri

4. Belum adanya sistem pengelolaan dana bergulir yang terukur, terarah, efisien dan efektif.

5. Belum adanya sistem penentuan biaya

50%x3x25%=0,37

50%x2x25%=0,25

35%x5x25%=0,43

30%x4x25%=0,30

25%x4x25%=0,25

Page 110: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

yang jelas (fixed) untuk suatu program

6. Ketidakmerataan pendistribusian dana bergulir, baik antar KUMKM atau daerah sebagai akibat dari adanya perbedaan tingkat permintaan dan penawaran kebutuhan modal.

10%x2x25%=0,05

Jumlah 2,05 1,65SDM 1. LPDB-KUMKM

dikelola secara profesional dengan mengedepankan kualitas pelayanan serta efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya

2. Merekruit tenaga-tenaga yang sudah siap pakai /bekerja

3. Adanya struktur organisasi LPDB–KUMKM dengan pemba gian tugas dan wewenang yang jelas

4. Hubungan antar pegawai yang terjalin sangat baik mengingat jumlah pegawai yang masih sangat

30%x4x15%=0,18

25%x3x15%=0,11

35%x4x15%=0,21

10%x2x15%=0,03

1. Persepsi masyarakat bahwa peme rintah adalah organisasi birokratis yang tidak efisien, lambat dan tidak efektif.

2. Kurangnya kom petensi dan profesionalisme SDM serta jum lahnya yang tidak proporsional

3. Terbatasnya SDM yang ada belum terbentuk budaya kerja profesional

4. Pengelolaan

10%x2x15%=0,03

35%x5x15%=0,26

35%x4x15%=0,21

20%x2x15%=0,06

97

Page 111: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

terbatas administrasi kepegawaian yang masih sederhana dan belum terkomputerisasi

Jumlah 0,53 0,56Fasilitasi Pendukung

1. Lokasi kantor yang strategis di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan

2. Sewa kantor yang masih murah

40%x2x10%=0,08

60%x3x10%=0,18

1. Sarana dan prasarana (termasuk jaringan IT) kantor yang belum memadai

2. Belum tersedianya peralatan software (aplikasi operasionalisasi usaha) sebagai media operasional

40%x3x10%=0,12

60%x3x10%=0,18

Jumlah 0,26 0,30Pengawasan 1. Tingkat

pengawasan masih sederhana karena kegiatan operasionalisasi perguliran dana belum berjalan

2. Adanya mekanisme dan pelaksanaan pengawasan yang masih dibina oleh Kementerian KUKM

40%x3x25%=0,30

60x3x25%=0,45

1. Sistem dan prosedur kerja yang belum baku dalam perencanaan dan pelaksanaan pemeriksaan serta pelaporan

2. Belum adanya SDM yang secara formal sebagai SPI

70%x3x25%=0,52

30%x4x25%=0,30

Jumlah 0,75 0,82

Page 112: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Total 4,69 4,23

0,46

Sedangkan matrik bobot nilai dari faktor Peluang dan Ancaman, sebagai

berikut :

FAKTOR PELUANG (O) BOBOT/

NILAI

ANCAMAN (T) BOBOT/NILAI

Ketentuan Peraturan Perundangan

1. Dapat disusun peraturan perundangan BLU yang belum ada dengan mengacu pada kebutuhan BLU yang sdhberjalan

2. Kesalahan administrasi dalam pengelolaan BLU yang belum ada aturan hukumnya dapat dimaklumi sambil diusulkan payung hukumnya

70%x3x25%=0,52

30%x3x25%=0,23

1. Sulitnya menata ulang aturan main (rearange the role) sebagai bagian dari langkah redesign system

2. Belum adanya sanksi hukum yang jelas bagi pelanggaran pelayanan umum

60%x4x25%=0,60

40%x2x25%=0,20

99

Page 113: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Jumlah 0,75 0,80Keuangan/ Pembiayaan Dana Bergulir

1. Adanya Program Dana Bergulir secara kontinue dari pemerintah yang diharapkan dapat membantu memperbaiki perekonomian masyarakat terutama yang menjalankan usaha Koperasi dan UMKM.

2. LPDB-KUMKM dapat menyuburkan pewadahan baru bagi pembaharuan manajemen keuangan negara

70%x4X25%=0,70

30%x3x25%=0,22

1. Potensi penurunan proporsi pengeluaran untuk pos-pos yang berkaitan dengan layanan publik sebagai dampak meningkatnya jumlah kewajiban pemerintah untuk pembayaran cicilan dan bunga hutang luar negeri.

2. Persepsi para penerima dana bergulir, bahwa dana bergulir adalah suatu pemberian dari pemerintah yang tidak perlu dikembalikan

40%x3x25%=0,30

60%x3x25%=0,45

3. Tingginya dukungan pemerintah mengingat besarnya jumlah KUMKM

4. Kinerja KUMKM dalam beberapa tahun terakhir terus meningkat

25%x4x25%=0,25

20%x3x25%=0,15

25%x4x25%=0,25

3. Pemerintah terfokus pada transisi politik dan perbaikan ekonomi, sehingga hal-hal yang lebih detail dalam penyediaan layanan umum belum diprioritaskan

20%x4x25%=0,20

20%x3x25%=0,15

Page 114: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

5. Koperasi Simpan Pinjam (KSP) dan Usaha Simpan Pinjam Koperasi (USP-Kop) memiliki prospek usaha yang baik untuk dikembangkan

6. Sejalan dengan upaya pemerintah dalam menumbuhkan sektor riil dan diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak sebagai upaya optimalisasi penerimaan dalam negeri

7. Opini publik yang positif dan liputan pers yang mendukung turut mempengaruhi keberhasilan program

20%x2x25%=0,10

10%x3x25%=0,07

4. Penunjukan atau mandat legislatif dapat mempengaruhi arah program

5. Suku bunga yang semakin meningkat akan menekan permintaan atas modal dan kredit

6. Penurunan keadaan ekonomi dapat meningkatkan kegagalan dalam program dana bergulir

7. Adanya resistensi pada berbagai pihak terkait dalam pengelolaan dana bergulir

8. Rendahnya komitmen dan tanggung jawab KUMKM dalam pengelolaan dan pengembalian dana bergulir

10%x4x25%=0,10

10%x3x25%=0,07

10%x3x25%=0,07

30%x4x25%=0,30

Jumlah 1,74 1,64SDM 1. Perencanaan

pegawai dapat dipersiapkan dengan baik dari awal

2. Banyaknya institusi atau

40%x4x15%=0,24

30%x3x15%=0,13

1. Sulitnya melatih para pelaksana (retraining people) sebagai bagian dari langkah redesign system

30%x3x15%=0,13

101

Page 115: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

lembaga pendidikan dan pelatihan untuk pengembangan pegawai

3. Pasar tenaga kerja potensial tersedia dalam jumlah yang cukup banyak

30%x3x15%=0,13

2. Mahalnya biaya pengembangan SDM apabila dilakukan secara berkala

3. Beberapa karyawan merupakan tenaga yang diperbantukan dari departe men/instansi terkait

4. Peningkatan biaya hidup layak yang lebih cepat kenaikannya dibanding yang diterima karyawan

25%x4x15%=0,15

30%x3x15%=0,13

15%x2x15%=0,04

Jumlah 0,50 0,45Fasilitasi Pendukung

1. Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat yang dapat mendukung operasionalisasi LPDB-KUMKM

2. Dapat ditumbuhkan koperasi dalam rangka membantu kesejahteraan pegawai

70%x3x10%=0,21

30%x3x10%=0,09

1. Biaya pemeliharaan sarana dan prasarana kantor cenderung akan terus meningkat

2. Kebutuhan TI sangat cepat berubah perlu pencadangan biaya yang cukup tinggi apabila tidak ingin tertinggal

60%x3x10%=0,18

40%x3x10%=0,03

Jumlah 0,30 0,21Pengawasan 1. Dapat

mengoptimalkan pembinaan

40%x3x25%=0,30 1. Dengan kriteria pemeriksaan yang

60%x3x25%=0,45

Page 116: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

pengawasan dari Kementerian KUKM mengingat belum berjalannya SPI

2. Adanya pemeriksaan oleh auditor eksternal (independent) yg mempunyai kewenangan independent dibanding auditor internal

60%x4x25%=0,60

digunakan belum baku dapat menimbulkan interprestasi ganda

2. Waktu pelaksanaan pemeriksaan belum terjadwal dengan baik

40%x3x25%=0,30

Jumlah 0,90 0,75

Total 3,89 3,64

0,25Dari matrik perhitungan tersebut di atas tampak bahwa kekuatan LPDB-

KUMKM lebih besar (4,69) dibanding dengan kelemahannya (4,23), dan juga

memiliki peluang yang lebih besar (3,89) dibanding dengan ancamannya (3,64). Atas

dasar hasil perhitungan analisis SWOT tersebut di atas, diperoleh perhitungan

koordinat posisi LPDB-KUMKM, yaitu :

• Sumbu X = Kekuatan – Kelemahan (4,69 - 4,23=0,46)

• Sumbu Y = Peluang – Ancaman (3,89-3,64=0,25)

Atas dasar perhitungan tersebut, maka diperoleh koordinat posisi LPDB-

KUMKM yaitu (0,46 ; 0,25), dan untuk itu posisi LPDB-KUMKM berada pada

kuadran II, yaitu SRATEGI BERTUMBUH, pada area Rapid Growth. Secara

rinci sebagaimana gambar berikut.

103

Page 117: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...
Page 118: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Sta ble Gro w th

Rapid Gro w th

Ag g re s s ive

Ma in te n an c e

Se le c tive

Ma in te n a nc e

Turn Aro un d

Giure lla

Nic h e

Co ng lo m e rat Dive rs ific atio n

Co n c e n tric Dive rs ific atio n

0,2 5

0 ,46

Sta ble Gro w th

Rapid Gro w th

Ag g re s s ive

Ma in te n an c e

Se le c tive

Ma in te n a nc e

Turn Aro un d

Giure lla

Nic h e

Co ng lo m e rat Dive rs ific atio n

Co n c e n tric Dive rs ific atio n

0,2 5

0 ,46

Sta ble Gro w th

Rapid Gro w th

Ag g re s s ive

Ma in te n an c e

Se le c tive

Ma in te n a nc e

Turn Aro un d

Giure lla

Nic h e

Co ng lo m e rat Dive rs ific atio n

Co n c e n tric Dive rs ific atio n

0,2 5

0 ,46

105

Page 119: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Dari hasil analisa swot di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kesimpulan

Dengan posisi tersebut berarti LPDB-KUMKM dalam melaksanakan

program-program strategi bisnisnya harus mampu memanfaatkan kekuatan dan

peluang yang ada atau yang dimiliki, serta tetap melakukan antisipasi terhadap

ancaman serta mengurangi kelemahan-kelemahan yang ada.

Diketahui bahwa LPDB-KUMKM adalah lembaga baru, namun demikian,

memiliki potensi untuk dapat tumbuh menjadi besar sebagaimana yang digambarkan

di atas pada Kuadran Strategi Bertumbuh, area Rapid Growth. Tetapi untuk mencapai

hal tersebut tidak mudah oleh karena dibutuhkan sumberdaya yang besar, kerja keras,

dan konsistensi dalam pencapaian hasil atas target yang sudah dicanangkan. Apabila

Page 120: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

hal tersebut dapat dijaga kesinambungannya, dan dipertahankan komitmen dan

konsistensinya maka harapan LPDB-KUMKM sebagai lembaga pengelola dana

bergulir yang berhasil dan menjadi besar akan terwujud.

2. Rekomendasi

Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan LPDB-KUMKM dalam

mencapai harapan sebagai lembaga pengelola dana bergulir agar dapat tumbuh dan

menjadi besar, antara lain :

a. Dalam operasionalisasi LPDB-KUMKM sebagai lembaga baru, dibutuhkan

sumberdaya yang tidak sedikit, maka perlu segera mempercepat proses

pengalihan dana bergulir Kementerian Negara Koperasi dan UKM yang sudah

jatuh tempo baik pokok dengan jasa/bagi hasil-nya ke rekening LPDB-

KUMKM paling lambat Desember 2006. Dalam persiapannya, perlu

diinventarisir dengan baik jumlah dana dimaksud sehingga diperoleh data

yang valid, dan selanjutnya perlu dilakukan rapat koordinasi secara intensif

dengan Kementerian Negara Koperasi dan UKM bersama lembaga keuangan

terkait, sehingga dapat didorong terbitnya payung hukum pengalihan dana

bergulir dimaksud dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM. Dana

dimaksud merupakan sumberdaya utama LPDB-KUMKM guna membiayai

operasionalisasi lembaga, mengingat dukungan dana dari APBN Kementerian

Negara Koperasi dan UKM sangat terbatas jumlahnya.

b. Mengingat LPDB-KUMKM merupakan lembaga baru tetapi dituntut harus

mampu segera dapat menjalankan usaha pengelolaan dana bergulir, maka

untuk menghilangkan learning curve, perlu segera merekruit tenaga-tenaga

profesional yang berpengalaman dalam mengelola lembaga keuangan untuk

mengisi formatur pegawai LPDB-KUMKM, dan harus sudah terpenuhi paling

lambat sampai dengan akhir Tahun 2007, sehingga ditargetkan sudah dapat

107

Page 121: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

beroperasi pada awal tahun 2008. Sejalan dengan itu, perlu dilakukan

penyusunan peraturan dan standar-standar pelayanan pengelolaan dana

bergulir seperti : SOP Pengelolaan Lembaga; SOP Pengelolaan Keuangan;

Peraturan Bisnis; Juknis Pembiayaan/Pinjaman kepada Lembaga Keuangan;

Peraturan Kepegawaian; dll, sebagai acuan kerja.

c. Menginventarisir peraturan perundangan yang masih menghambat

pengelolaan dana bergulir oleh LPDB-KUMKM, antara lain peraturan

mengenai penetapan tarif, dan segera diselesaikan dengan berkoordinasi

dengan instansi terkait atau yang berwenang, sehingga LPDB-KUMKM dapat

dioperasionalkan paling lambat pada awal tahun 2008.

d. Sebagai lembaga second tier, maka LPDB-KUMKM harus membangun

kemitraan usaha dengan lembaga keuangan seperti KSP/USP-Koperasi,

KJKS/UJKS-Koperasi, Perusahaan Modal Ventura, Bank, dan lembaga

keuangan lainnya dalam penyaluran dana bergulir. Sebagai lembaga baru

untuk kehati-hatian pola kerjasama yang dikembangkan untuk tahap awal

dengan pola executing.

Page 122: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

1. Dunia UMKM Indonesia telah mengalami banyak situasi sulit dalam

perjalanannya. Pada tahun 1998 Indonesia dan dunia diguncang oleh

krisis ekonomi yang cukup dahsyat, tetapi justru dunia UMKM lah

yang mampu menopang perekonomian bangsa ini dalam situasi sulit

tersebut, sehingga terhindar dari kehancuran ekonomi yang lebih

parah. Hal ini di akui juga oleh pemerintah dan para ekonom dan

menganggap dunia UMKM sebagai pahlawan di saat krisis. Ini

membuktikan bahwa dunia UMKM Indonesia tangguh dan tahan

banting sehingga lembaga keuangan tidak perlu ragu lagi untuk

menyalurkan dananya kepada dunia UMKM di Indonesia. LPDB-

KUMKM merupakan Badan Layanan Umum (BLU) yang di bentuk

oleh Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Republik Indonesia, yang bertujuan memperkuat kemampuan

keuangan lembaga keuangan mikro (LKM) seperti KSP/USP-

Koperasi, KJKS/UJKS-Koperasi, Perusahaan Modal Ventura (PMV)

atau lembaga keuangan mikro lainnya agar dapat memberikan layanan

pembiayaan secara mandiri bagi usaha mikro, kecil dan menengah

dengan harapan dapat mengurangi angka kemiskinan dan

pengangguran di negri ini. Sebagai lembaga baru, tentunya LPDB-

KUMKM belum dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam

107

Page 123: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

menunjang perkembangan UMKM di Indonesia, tetapi diharapkan ke

depan LPDB-KUMKM mampu memberikan kontribusi yang

maksimal dalam upaya mengembangkan UMKM di Indonesia.

Page 124: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

2. Dalam melaksanakan kegiatannya LPDB-KUMKM mengalami

beberapa kendala baik dari dalam maupun dari luar lembaga. Adapun

kendala dari dalam yaitu penyesuaian diri terhadap peraturan yang

telah ada, karena LPDB-KUMKM merupakan lembaga baru. Selain

itu LPDB-KUMKM juga sedang sibuk menyusun petunjuk teknis

dalam penyaluran dana bergulir tersebut dan juga sumberdaya

manusianya yang masih sangat terbatas yang, sehingga agak

memperlambat gerakan lembaga untuk bisa mengembangkan dirinya

sendiri.

Kendala yang dihadapi LPDB dari luar hampir sama dengan kendala yang

dihadapi oleh lembaga keuangan lainnya yaitu kesiapan mitra LPDB dalam

menerima dana bergulir. Terkadang masih banyak calon mitra LPDB yang

belum dapat memenuhi persyaratan yang berhubungan dengan teknis

pembiayaan.

3. Dalam perjalanan UMKM di Indonesia, tentunya banyak faktor yang

mendukung keberhasilan UMKM. Dunia UMKM dikenal cepat

berinovasi dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan pasar di

bandingkan dengan usaha besar, UMKM juga lebih bersifat

kekeluargaan antara bos dan pekerja karena umumnya mereka sering

bertemu dan juga sering bekerja bersama, UMKM di bidang produksi

umumnya menggunakan bahan baku lokal, sehingga biarpun terjadi

Page 125: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

krisis global, UMKM tidak terlalu kena imbas dari krisis tersebut.

biasanya para pelaku UMKM adalah manusia-manusia yang memang

memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi, yang berani ambil resiko,

kreatif dan selalu ingin berinovasi.

4. Hasil dari analisa swot yang telah dilakukan, didapat koordinat posisi

LPDB-KUMKM yaitu (0,46 ; 0,25), dan untuk itu posisi LPDB-

KUMKM berada pada kuadran II, yaitu SRATEGI

BERTUMBUH, pada area Rapid Growth. Diketahui bahwa

LPDB-KUMKM adalah lembaga baru, namun demikian, memiliki

potensi untuk dapat tumbuh menjadi besar sebagaimana yang

digambarkan di atas pada Kuadran Strategi Bertumbuh, area Rapid

Growth. Tetapi untuk mencapai hal tersebut tidak mudah oleh karena

dibutuhkan sumberdaya yang besar, kerja keras, dan konsistensi

dalam pencapaian hasil atas target yang sudah dicanangkan. Apabila

hal tersebut dapat dijaga kesinambungannya, dan dipertahankan

komitmen dan konsistensinya maka harapan LPDB-KUMKM sebagai

lembaga pengelola dana bergulir yang berhasil dan menjadi besar

akan terwujud.

Saran

Page 126: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

110

1. Dengan potensi UMKM yang ada saat ini, masih sedikit lembaga keuangan

yang berani menjadikan UMKM sebagai pasarnya. Seharusnya pemerintah

membuat peraturan atau undang-undang yang mewajibkan bank untuk lebih

memberikan perhatian kepada dunia UMKM dalam hal pembiayaan. Karena

sampai kapan pun dunia UMKM akan sulit berkembang tanpa dukungan dari

dunia perbankan dan peraturan serta undang-undang dari pemerintah.

2. Dengan adanya BLT, PNPM Mandiri, P2DTK, BOS, KUR dan sekolah gratis,

menunjukan bahwa pemerintah ada perhatian kepada rakyat kalangan bawah

untuk bisa merubah nasib mereka, tetapi kebijakan yang sudah ada saat ini

belum bisa mengatasi kesenjangan social yang ada di masyarakat. Program

dan kebijakan yang sudah ada memang sudah mewakili keadaan masyarakat

Indonesia saat ini, yang harus di tambah adalah anggaran dan besaran nilai

bantuan tersebut. Misalnya program KUR, untuk tahun 2008 dianggarkan

sebesar Rp. 14,5 Triliun, maka untuk tahun ke depan diharapkan anggarannya

dinaikkan, begitu juga dengan program yang lain, agar pendapatan pemerintah

dapat didistribusikan secara lebih merata.

3. Kendala yang dihadapi oleh LPDB-KUMKM bisa diatasi apabila LPDB-

KUMKM mau terus mengevaluasi kinerja mereka sehingga dapat dilihat

apabila ada kekurangan atau kesalahan yang dilakukan. LPDB-KUMKM juga

harus lebih banyak berkmunikasi dengan calon mitra yang kesulitan untuk

memenuhi persyaratan, sehingga tercipta win-win solution yang

Page 127: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

menguntungkan semua pihak.

4. Banyak sekali faktor pendukung keberhasilan UMKM di Indonesia, tetapi

hanya beberapa yang pengaruhnya sangat dominan terhadap keberhasilan

itu sendiri. Para pelaku UMKM seharusnya mengetahui faktor-faktor

dominan tersebut, sehingga bisa di jadikan senjata ampuh untuk dapat

bertahan dan berhasil di masa yang akan datang. Karena UMKM di

Indonesia memiliki ciri tersendiri, maka pertahankanlah ciri tersebut

sebagai pembeda dengan para pelaku usaha besar.

Page 128: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Al-karim

Amalia, Euis, Sejarah Pmikiran Ekonomi Islam DariMasa Klasik Hingga Kontemporer, Jakarta: Pustaka Astruss, 2005, Cet. 1

Amalia, Euis, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam: Penguatan Peran LKM dan UKM di Indonesia, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet,2006.

Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Alvabet, 2002.

Ali, AM Hasan, Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, Jakarta : Kencana, 2004.

Ash Shiddieqy, Muhammad hasbi, Hukum-Hukum Fiqh Islam, Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1997.

Daud Ali, Mohammad. System Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta : UI-press, 1988.

Daud Ali, Mohammad, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2000.

HA, Djazuli, dan Janwari, Yadi, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajagrfindo Persada, 2005.

Muin Salim, Abdul, Fiqh Siyasah: Konsepsi Kekuasaan Politik Dalam Al-Quran, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002

Marbun, BN, Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003.

Peraturan Mentri Negara Koperasi dan UKM, Nomor: 11/Per/M.KUKM/VI/2008

Peraturan DireksiLPDB-KUMKM, Nomor: 39/per/LPDB/2008, (Kementrian NegaraKoperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2008)

Peraturan direksi LPDB-KUMKM nomor: 44/per/LPDB/2007, (kementrian Negarakoperasi dan usaha kecil dan menengah RI, 2008)

Qardhawi, Yusuf, Peran Nilai dan Moral Dalam Perekonomian Islam, Jakarta : Rabbani Press, 2001.

Qodir Jaelani, Abdul, Negara Ideal Menurut Konsepsi Islam, Surabaya: Bina Ilmu, 1995

LPDB-KUMKM, Rencana Strategis Bisnis, Jakarta: LPDB-KUMKM, 2006.

Saeed, Abdullah, Bank Islam dan Bunga. Yogyakarta: pustaka pelajar, 2004.

Page 129: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Sadiya, Siti, Teori Al Qardul Hasan dan Aplikasinya, Jakarta: Perpus Syariah dan Hukum, 2001.

Syed Al-Husain, Syed Ahmad, et al., Fiqh dan Perundangan Islam, (terj), KualaLumpur: Dewan Bahasa dan Pusaka, 1995.

Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonisia,

2003.

Warman Karim, Adi, Ekonomi Makro Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2007.

Page 130: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Ensiklopedia bebas, “Koprasi”, artikel diakses pada 15 Desember 2008 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi#Sejarah_Berdirinya_Koperasi

Page 131: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Tim LAPENKOP Nasional, “Bentuk Koperasi”, artikel diakses pada15 Desember 2008 dari http://berkoperasi.blogspot.com/search/label/koperasi

Djunaedird, “Mahluk apa Koperasi itu?”, artikel diakses pada 15 Desember 2008 dari http://djunaedird.wordpress.com/wp-admin/-_ftn2

Page 132: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Trimudilah, “Distribusi Pendapatan dalam Islam”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://www.belajarekonomiislam.com/index.php/nasional/2006/12/14/ 1665/distribusi_pendapatan_dalam_islam

Page 133: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Sinar Harapan, “KUR Sudah Tersalur Rp. 10,65 Triliun”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://www.sinarharapan.com/read/xml/2008/09/23/6005/ kur_sudah_tersalur_rp_10,65_triliun

Page 134: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

LPDB-KUMKM, “Sejarah Singkat Dana Bergulir” artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://www.danabergulir.com/sejarah_singkat_LPDB

Page 135: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

BBC Indonesia, ”Kredit Mikro”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http://www.bbc.co.uk/sekilas_umkm_di_indonesia/2008/07/21/kreditmikro5.shtml

Page 136: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Yudistika Okfram, “Perekonomian Indonesia”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http://one.indoskripsi.com/category/mata_kuliah/ perekonomian_indonesia /2007/12/09

Page 137: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Tim Pengendali PNPM Mandiri, “PNPM-Mandiri” artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://www.pnpm-mandiri.org/index.php?option=com_content &task =view&id=26&Itemid

Page 138: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Bappenas, “P2DTK”, artikel diakses pada 5 Januari 2009 dari http://p2dtk. bappenas.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=159

Page 140: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Bambang Soesatyo, “Mengorksi Pembiayaan UMKM”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http://www.addthis.com/mengoreksi_pembiayaan_umkm /08/21/2008/bookmark.php

Page 141: Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro ...

Murdeni Muis, “Faktor Pendukung Keberhasilan UMKM”, artikel diakses pada 28 Desember 2008 dari http://www.smecda.com/deputi7/file_Infokop/EDISI %2029/klaster_dinamis.pdf -

wawancara dengan Ibu Putri dari LPDB-KUMKM, pada tanggal 10 Maret 2009