kajian partisipasi penerima manfaat dana bergulir proyek ...
Perancangan Sistem Kredit Mikro (Dana Bergulir) Bagi...
Transcript of Perancangan Sistem Kredit Mikro (Dana Bergulir) Bagi...
1
Perancangan Sistem Kredit Mikro (Dana Bergulir)
Bagi Mahasiswa di Perguruan Tinggi
Lasminiasih1
Rooswhan Budhi Utomo2
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta
Abstrak
Perancangan sistem kredi tmikro kebanyakkan dilakukan oleh lembaga keuangan
perbankan dengan penyaluran kredit kebanyakkan kepada sektor usaha, baik
skala besar atau usaha kecil menengah (UKM). Namun pemberian kredit bagi
pengusaha pemula terutama mahasiswa yang mempunyai minat berwirausaha
hampir belum pernah dilakukan secara formal karena mempertimbangkan banyak
faktor diantaranya untuk keamanan dan pinjaman. Padahal untuk dapa
tmenumbuhkan jiwa wirausaha perlu didukung juga dari segi pendanaan. Melalui
penelitian ini dibentuk sebuah usulan dan rancangan sistem yang komprehensif,
dimulai dari proses seleksi proposal usaha, dilanjutkan proses mentoring,
pelatihan, pameran dan akhirny adilakukan proses monitoring melalui pelaporan
keuangan dan ditambahkan pembuatan system informasi kredit mikro terintegrasi
melalui sarana internet sehingga dapat mempermudah pengusaha, mentor dan
pemilik dana untuk berkomunikasi. Perancangan system ini dapat memperbesar
2
peluang kesuksesan bagi pengusaha pemula dan juga sekaligus memperkecil
peluang hilangnya dana yang ditanamkan. Sehingga akhirnya pengusaha pemula
ini dapat berkembang dan dapat mengajukan permohonan kredit yang lebih besar
lagi.
Kata Kunci : Pembiayaan Mikro, Mahasiswa Wirausaha, Kredit, UKM
Abstract
Systems design of microcredit is generally conducted by financial institutions of
which credit is mostly provided for private sectors, both large and small medium
Enterprises (SMEs). However, credit for new entrepreneurs, especially for college
students, who want to start a business has never been provided formally due to
numerous factors and among others is because of the absence of collateral.
Meanwhile, in order to stimulate the eagerness of running a business, credit is
inevitably essential. Hence, this study is proposing a comprehensive systems
design to overcome any potential problems between new entreprenurs in getting
credit from financial intitutions.
This systems design handles a series of processes in granting credit which starts
from screening and selecting business proposals. When the proposals are accepted
and the credit is granted, then they will get processes of mentoring, training,
exhibition and finally process of monitoring through financial reports. Also there
will be internet facility of integrated microcredit information system to ease
communication between the new entrepreneurs, mentors and financial
institutions. This systems design can enhance success for the new entrepreneurs
3
and diminish any potential risks of unable to repay the credit. So when the
business starts to grow, they can apply for bigger credit.
Keywords: micro finance, college students, entreprenurship, credit, SMEs
PENDAHULUAN
Dalam era globalisasi yang terjadi dalam suatu negara kegiatan ekonomi
masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan tidak bisa terlepas dari dunia
perbankan dan peran usaha kecil menengah (UKM). Peran perbankkan untuk
memajukan perekonomian suatu negara dalam dunia modern saat ini sangatlah
besar seiring dengan berkembangnya usaha kecil menengah yang semakin
meningkat. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang sangat
penting dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Menurut Syahroza
(2007) peran penting tersebut telah mendorong banyak negara termasuk Indonesia
untuk terus melakukan upaya pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Sedangkan menurut Darmaredjo, UKM memiliki peran yang cukup besar dalam
memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi dan meratakan peningkatan pendapatan. Begitu
juga dengan menurut Berry, dkk (2001) menerangkan bahwa terdapat 3 alasan
bagi negara yang berkembang dalam memandang pentingnya keberadaan UKM
yaitu (1) Kinerja UKM cenderung lebih baik dalam menghasilkan tenaga kerja
yang produktif, (2) Sebagai bagian dari dinamikanya UKM sering mencapai
peningkatan produktivitas melalui investasi dan perubahan teknologi. (3) Sering
di yakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam fleksibelitas dari pada usaha
besar.
4
Untuk meningkatkan jiwa entrepreneur perlu dibutuhkan terobosan yang
baru untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan sejak dini kepada mahasiswa dalam
menjalankan usaha. Jumlah penduduk indonesia tahun 2025 diperkirakan 273 juta
dan tahun 2045 sebanyak 364 juta jiwa dan penduduk miskin sekitar 10%
(Habibe, 2009), maka dibutuhkan pengembangan sistem berbasis entrepreneur
yang dapat mendidik generasi muda terutama mahasiswa di berbagai Perguruan
Tinggi yang dapat berperan serta dalam mengurangi jumlah kemiskinan dan
pengangguran dengan mebuka lapangan kerja, sehingga selain mengurangi jumlah
kemiskinan dan pengangguran juga dapat berfungsi untuk meningkatkan
perekonomian suatu negara.
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem pembiayaan mikro
(dana bergulir) bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi yang diharapkan mampu
meningkatkan jiwa kewirausahaan mahasiswa dalam menjalankan usaha dengan
tujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi jumlah
penggangguran.
RUMUSAN MASALAH
Sistem pembiayaan kredit mikro terutama dalam permodalan sering digunakan
oleh perbankkan untuk pembiayaan usaha kecil menengah (UKM) yang
dijalankan oleh masyarakat. Usaha kecil menengah mempunyai peran yang
sangat penting dalam meningkatkan perekonomian suatu negara, untuk itu jumlah
usaha kecil menengah harus di tingkatkan sehingga perekonomian suatu negara
mengalami peningkatan dan kemajuan. Jika di bandingkan dengan negara lain
indonesia masih tertinggal jauh dengan negara malaysia dan singapura. Untuk
5
meningkatkan jumlah usaha kecil menengah maka harus dilakukan sebuah
terobosan yang sangat besar untuk meningkatkan jumlah entrepreneur. Salah satu
terobosan yang mampu untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan adalah di
perguruan tinggi. Dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan di perguruan tinggi
maka tidak hanya mengedepankan lebih ke teoritis jika dibandingkan dengan
praktek di lapangan. Untuk menjadi seorang entrepreneur harus lebih banyak
belajar aplikasi dilapangan jika di bandingkan dengan belajar secara teori yaitu
dengan membuat praktek wirausaha di lingkunga kampus. Selain itu karena
sistem pembiayaan kredit mikro di Perguruan Tinggi bagi mahasiswa masih
tergolong sedikit, maka peneliti ini akan membuat sistem pembiayaan kredit
mikro (dana bergulir) bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Untuk menambah pengetahuan tentang dunia kewirausahaan
2. Untuk mengetahui minat mahasiswa dalam menjalankan suatu usaha
untuk menjadi pengusaha.
3. Dapat di jadikan acuan untuk Perguruan Tinggi dalam mengembangan
jiwa kewirausahaan dari berbagai fakultas.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu tatanan (keterpaduan) yang terdiri atas sejumlah
komponen fungsional (dalam satuan fungsi/tugas khusus) yang saling
berhubungan dan bersama-sama bertujuan untuk memenuhi proses atau pekerjaan
6
tertentu (Fathansyah, 1999). Sistem adalah Sekumpulan hal atau kegiatan atau
elemen atau subsistem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan
cara-cara tertentu sehingga membentuk satu kesatuan untukmelaksanakan suatu
fungsi, guna mencapai suatu tujuan (Sutanta, 2003).
Dari beberapa definisi mengenai sistem diatas maka dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa sistem merupakan satukesatuan yang terdiri atas komponen-
komponen atau elemen-elemen yang saling berhubungan erat untuk mencapai
tujuan dan sasaran tertentu. Sistem adalah satu kerangka dari prosedur-prosedur
yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang
menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama dari
perusahaan. Sedangkan pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih,yang
dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang
terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5).
Wirausahawan
Istilah Enterpreneur dilansir pertama kali pada tahun 1755di Perancis oleh
Richard Cantillon, menurutnya seorang enterpreneur sebagai seseorang yang
membayar harga tertentu untuk produk tertentu, untuk kemudian dijualnya dengan
harga yang tidak mengaturpermodalan operasinya. Sedangkan kata pasti (an
Uncertain Price), sambil membuatkeputusan-keputusan tentang upaya mencapai
dan memanfaatkan sumber-sumber daya, dan menerima resiko berusaha (Winardi,
2003).
Menurut Drucker dalam Khasmir (2006) menyatakan bahwa
kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan
7
berbeda, dengan kata lain seorang wirausahawan adalah orang yang mampu
menciptakan sesuatu yang baru (kreatif), berbeda dari yang lain atau mampu
menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya (inovatif).
Sedangkan menurut penelitian Sulasmi (1989) terhadap 22 orang pengusaha
wanita di Bandung juga menunjukkan bahwa sekitar 55% pengusaha tersebut
memiliki keluarga pengusaha (orang tua, suami, atau saudara pengusaha).
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Mu’minah (2001) atas 8 orang
pengusaha paling sukses di Pangandaran menunjukkan bahwa semua pengusaha
tersebut memulai usahanya karena keterpaksaan.
Kenyataan di lapangan juga seringkali terjadi bahwa factor pendorong
seseorang terjun ke dunia wirausaha karena gabungan dari faktor-faktor di atas.
Faktor yang mempengaruhi seseorang untuk berwirausaha adalah kondisi dimana
yang mampu memberikan dorongan tersebut antara lain: (1). Orang tersebut lahir
dan dibesarkan dalam keluarga yang memiliki tradisi yang kuat di bidang uasah.
(2). Orang tersebut berada berada dalam kondisi tertekan, sehingga tidak ada
pilihan lain bagi dirinya selain menjadi wirausaha. (3). seseorang yang memang
mempersiapkan diri untuk menjadi wirausahawan.
Untuk menjadi entrepreneur harus mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
(1). Berani mengambil resiko artinya, berani memulai yang tidak pasti dan penuh
dengan resiko. Resiko yang diperhitungkan dengan cermat. (2) Menyukai
tantangan, segala sesuatu dilihat sebagai tantangan bukan masalah. Perubahan
yang yang terus terjadi dan zaman yang serba modern menjadi motivasi
kemajuan. Berani mengambil risiko bukan menciptakan nyali seorang
entrepreneur unggulan. Dengan demikian seorang entrepreneur akan terus memicu
8
dirinyauntuk maju dan mengatasi segala hambatan. (3). Punya daya tahan tinggi,
seorang entrepreneur harus banyak akal dan tidak mudah putus asa. Ia harus selalu
mampu bangkit darikegagalan dan tekun. (4). Punya visi jauh ke depan segala
yang dilakukannya punya tujuan jangka panjang meski dimulai dengan langkah
yang amat kecil. Ia punya target untuk jangka waktu tertentu. Bagaimana tahun
berikutnya, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi dan seterusnya. (5). Selalu berusaha
memberikan yang terbaik. entrepreneur akan mengerahkan semua potensi yang
dimilikinya untuk mencapai tujuan.
Dengan adanya nilai tersebut maka perekonomian dapat berkembang
dengan baik secara signifikan. Jika kita melihat sampai sekarang ini di Indonesai
merupakan negara yang masih sedikit jumlah wirausaha jika dibandingkan dengan
Malaysia, Singapura dan Thailand. Maka untuk mendorong pertumbuhan
entrepreneur di Indonesia diperlukan terobosan-terobosan yang dapat
meningkatkan jiwa kewirausahaan. Dengan demikian salah satu sebagai bentuk
terobosan untuk meningkatkan entrepreneur di Indonesia adalah dengan
memberikan pelatihan sejak dini dengan dibentuknya sistem kredit mikro atau
dana bergulir secara berkala bagi mahasiswa untuk menjalankan atau berlatih
berwirausaha yang dimulai dari usaha kecil. Sehingga nantinya diharapkan akan
menjadikan suatu kebiasaan sesorang untuk melakukan berswirausaha.
Kredit mikro
Ada banyak pihak yang mencoba mendefinisikan kredit mikro. Berikut ini
beberapa di antaranya. Grameen Banking (2003) mendefinisikan kredit mikro
sebagai pengembangan pinjaman dalam jumlah kecil kepada pengusaha yang
terlalu lemah kualifikasinya untuk dapat mengakses pada pinjaman dari bank
9
tradisional. Calmeadow (1999) mengartikan kredit mikro sebagai arisan pinjaman
modal untuk mendukung pengusaha kecil dalam beraktivitas, umumnya dengan
alternative jaminan kolateral dan sistem monitoring pengembalian. Pada
kenyataanya kredit mikro telah terbukti secara efektif dan popular dalamupaya
mengatasi kemiskinan (Grameen Banking, 2003). Meskipun pada awalnya
kreditmikro lahir sebagai suatu terobosan bagi penyediaan jasa keuangan kepada
masyarakatberpenghasilan rendah yang tidak memiliki akses ke system keuangan
modern. Dalamperkembangannya, konsep pembiayaan mikro telah meluas tidak
sekedar sebagai salahsatu alternatif sumber pembiayaan usaha kecil, tetapi lebih
dari itu, sebagai suatupendekatan dalam pembangunan ekonomi (Sabirin, 2001).
Selama ini kredit mikro yang disalurkan ke usaha kecil menengah
dilakukan oleh pihak bank, tetapi ada juga kredit yang disalurkan dari pemerintah.
Di dalam negeri, model-model kredit mikro antara lain adalah model
yangdikembangkan oleh pemerintah maupun organisasi non pemerintah. Dari
pemerintah, kitamengenal Kredit Usaha Kecil (KUK), Kredit Usaha Keluarga
Sejahtera (KUKESRA),Badan Usaha Unit Desa (BUUD), Badan Kredit
Kecamatan (BKK), Kredit Usaha Tani(KUT), dan Program Jaring Pengaman
Sosial Pemberdayaan Daerah dalam MengatasiDampak Krisis Ekonomi (JPS-
PDMDKE). Selain itu ada juga kredit mikro yang non pemerintah yang
berkembang di masyarakat yaitu seperti koperasi simpan pinjam.
Didalam memberikan pinjaman kepada debitur bank harus mempunyai
sistem yang baik. Sistem yang telah dilakukan oleh bank dalam menjalankan
kredit mikro yaitu harus mempunyai unsur, sasaran dan tujuan dari perkreditan.
Dengan adanya unsur dan tujuan tersebut diharapkan kredit mikro benar-benar
10
terealisasi sesuai dengan sasaran dan tujuan kegiatan perkreditan. Sasaran
kegiatan kredit bank adalah: 1) memelihara keamanannya, yaitu bank harus
menerima kembali nilai ekonominya setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian. 2) penggunaannya terarah, yaitu kredit tersebut sungguh-sungguh
dipakai oleh debitur sesuai perencanaan perusahaan untuk meningkatkan kinerja
kegiatan usaha (perfomance) dan terbukti sampai pada objek kredit. 3)
mendatangkan hasil usaha, yaitu memberikan hasil lebih kepada bank, debitur dan
otoritas moneter, sehingga mampu menimbulkan backward dan foreward linkage
kepada masyarakat luas.Dengan demikian bank juga harus membentuk sistem
untuk dapat menyalurkan kreditnya kepada sasaran sesuai dengan proses yang
telah di tentukan.
Berikut ini adalah sistem atau proses dalam penyaluran kredit mikro oleh
bank sebagai berikut:
Gambar 1. Proses kredit perbankkan
Laporan Keuangan
Dalam menjalankan sebuah usaha, keuangan adalah hal yang sangat
penting, karena dengan adanya manajemen keuangan yang baik maka perusahaan
tersebut dapat berjalan dengan lancar dan lebih terarah. Sebuah usaha atau bisnis
membutuhkan perputaran uang (cash flow) yang baik pula untuk dapat
menjalankan bisnisnnya. Laporan keuangan adalah sebuah bentuk laporan
pertanggung jawaban kepada pemilik suatu usaha atau bisnis untuk mengetahui
Proposal Kredit
Analisis Kredit
DokumentasiPencairan
DanaPemantauan
11
posisi keuangan suatu usaha apakah mengalami kemajuan dalam bidang
keuangan. Laporan keuangan itu sendiri biasanya terdiri dari arus kas, neraca, laba
rugi dan perubahan modal. Dimana dari masing-masing laporan mempunyai
fungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Dengan demikian jika laporan tersebut
dapat dilaporkan dengan baik maka semakin kuat pula fundamental suatu bisnis.
Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang laporan keuangan yang sangat
penting untuk di pahami bagi mahasiswa.
Untuk menganalisis kinerja kredit mikro bagi mahasiswa harus
menggunakan laporan keuangan dan beberapa rasio keuangan seperti rasio
rentabilitas. Rasio ini digunakan untuk menganalisis kemampuan perusahaan
dalam mencetak laba. Berikut ini yang merupakan rasio rentabilitas antara lain
gross profit margin, net profit margin, return on investment (ROI), dan return on
equity (ROE). Analisis rasio ini sering digunakan untuk menilai suatu perusahaan
yang baru berdiri dengan menilai dari segi keuntungan yang dihasilkan.
METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian ini digunakan metode deskriptif yaitu dengan
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam system pelaksanaan kredit mikro
yang diterapkan di perbankan sebagai acuan pelaksanaan kredit mikro yang akan
di terapkan di perguruan tinggi. Penulis mengadakan penelitian dengan
mengunakan cara sebagai berikut:
1. Observasi dengan pengamatan secara langsung kebutuhan
2. Wawancara dengan mahasiswa yang akan mendapatkan kredit mikro
12
3. Studi Pustaka dengan mengumpulkan data dari buku, internet, artikel
untuk menunjang perancangan sistem.
Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, penelitian dilanjutkan dengan
tahapan berikut ini
1. Pada tahap Pertama, yaitu tahap pembentukan sistem dengan memulai
membuat Standar Operational Prosedur (SOP) Sistem Pembiayaan Mikro.
Setelah SOP dibuat kemudian disusun Modul Teknis Bimbingan
Pelaksanaan Usaha. Secara pararel juga dilaksanakan sosialisasi Sistem
Pembiayaan Mikro, pembentukan kelompok usaha (terdiri dari 3-4
mahasiswa), Pelatihan Pembuatan Proposal Usaha, sosialisasi dan
penanda-tanganan kontrak.
2. Pada tahap kedua, yaitu Pelaksanaan dan Pelaporan Usaha,
Pendampingan, dan Pameran Produk Usaha Mahasiswa. Pada tahap kedua
ini pula dilakukan Perancangan dan Implementasi pembuatan Laman
(Website) sebagai wadah untuk pembentukan Sistem Informasi Terpadu.
Dengan adanya Laman (Website) tersebut, peneliti dapat memonitoring
kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa secara On Line untuk
mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
3. Tahap ketiga yaitu Evaluasi dan Diseminasi. Evaluasi dilakukan dengan
menggunakan kuesioner untuk mengetahui hasil Pelaksanaan Sistem
Pembiayaan Kredit Mikro bagi mahasiswa.
13
Berdasarkan tahapan diatas, maka dibentuk model penelitian untuk Sistem
Pembiayaan Kredit Mikro bagi mahasiswa di Perguruan Tinggi sebagai
berikut:
Gambar 2. Model Penelitian Sistem Pembiayaan Mikro di Perguruan Tinggi
PEMBAHASAN
Arsitektur Sistem Kredit Mikro di Perguruan Tinggi
Kredit mikro atau dana bergulir masih banyak dilakukan bagi usaha kecil
menengah dan koperasi. Pada kenyataanya kredit mikro telah terbukti secara
efektif dan popular dalamupaya mengatasi kemiskinan (Grameen Banking, 2003).
Dan banyak dilakukan penelitian terhadap profitability ratio yang menganalisis
tentang kinerja keuangan kredit mikro terhadap usaha kecil menengah merupakan
hasil akhir dari sejumlah kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan yang juga
menunjukkan gabungan efek-efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang
Bussiness
Performance
Workshop & Seminar
Penyaluran Dana
Pendampingan &
Monitoring
On Line System
Sistem
Pembiayaan
Mikro
SOP & Modul
14
pada hasil-hasil operasi (Brigham & Houston, 2008). Pada penelitian ini akan
dilakukan program pemberian kredit mikro atau dana bergulir bagi mahasiswa
perguruan tinggi yaitu untuk mahasiswa untuk menjalankan usaha baik yang
sudah berjalan atau baru berjalan.
Berikut ini adalah rancangan arsitektur sistem kredit mikro yang dapat
diterapkan di Perguruan Tinggi.
Gambar 3.Arsitektur Sistem Pembiayaan Mikro di Perguruan Tinggi
Perancangan arsitektur system kredit mikro di perguruan tinggi
dilaksanakan oleh sebuah Lembaga bernama Pusat Bisnis dan Kewirausahaan
yang bertugas untuk mengurus berbagai kepentingan mengenai kewirausahaan
Perguruan Tinggi Pemerintah Pakar UKM
Lembaga Pusat Bisnis dan
Kewirausahaan
Sistem Pembiayaan Mikro
Modul
Kewirausahaan
Laboratorium
Kewirausahaan
Kurikulum
Kewirausahaan
Wirausaha Mahasiswa
15
dilingkungan kampus. Lembaga ini langsung berada dibawah Rektor Universitas
karena harus bertugas menaungi seluruh fakultas dan jurusan yang ada dalam
sebuah universitas.
Didalam Lembaga ini juga bernaung para pakar yang nantinya akan
membantu para wirausaha mahasiswa. Yang dimaksud pakar disini adalah
seseorang yang memiliki ilmu dan kemampuan dalam mengelola sebuah usaha.
Pakar ini terdiri dari dua kategori yaitu Pakar Primer dan Pakar Sekunder. Pakar
Primer berasal dari sumber internal sedangkan Pakar Sekunder berasal dari
sumber Eksternal.
Pakar Primer yang berasal dari internal diambil dari para dosen yang juga
sukses dalam mengelola usaha. Hal tersebut dilakukan dengan
mempertimbangkan bahwa seorang dosen tentunya sudah mempunyai banyak
ilmu teori mengenai membangun bisnis ataupun mengenai kewirausahaan
ditambah dengan pengalaman mereka dalam mempraktekkan ilmunya tersebut
dalam membangun usaha mereka sendiri. Selain itu juga mempertimbangkan
factor kemudahan untuk menemui, sehingga mahasiswa dapat lebih intens untuk
berkonsultasi
Pakar Sekunder berasal dari luar Universitas, diambil dari UKM yang
berada disekitar Universitas dan juga menjadi supplier atau rekanan di Lembaga
Pusat Bisnis dan Kewirausahaan sehingga dapat terjalin sinergi yang lebih kuat
lagi. Selain itu Pakar Sekunder juga dapat diambil dari Organisasi maupun
Komunitas yang bergerak dibidang kewirausahaan seperti misalnya TDA (Tangan
Di Atas), KPMI (Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia), HIPMI (Himpunan
Pengusaha Muda Indonesia), UKM Centre binaan pemerintah dan lain sebagainya
16
yang bekerja sama dengan pihak Universitas. Dengan adanya Pakar Sekunder
diharapkan mampu menjadi penyeimbang antara teori dan praktek.
Lembaga Pusat Bisnis dan Kewirausahaan juga bekerja sama dengan
Pemerintah agar dapat memiliki akses untuk mengikuti berbagai kegiatan yang
diadakan oleh pemerintah dalam hal ini adalah pemerintah daerah. Adapun
kegiatan-kegiatan yang biasanya diadakan pemerintah adalah kegiatan pelatihan
export import, pelatihan mengenai akses sumber bahan baku, pelatihan mengenai
kegiatan produksi yang legal, dan juga kegiatan pameran-pameran.
Setelah bekerja sama dengan 4 entitas tersebut barulah Lembaga Pusat Bisnis dan
Kewirausahaan dapat melaksanakan kegiatan penyaluran kredit mikro kepada
mahasiswa.
Melalui kegiatan penyaluran kredit mikro ini akan dihasilkan modul-
modul praktis mengenai bagaimana menjalankan usaha yang dapat dipakai secara
berkelanjutan. Dengan menggunakan modul-modul yang dihasilkan, laboratorium
wirausaha diharapkan mampu untuk mendesain pelatihan yang dibutuhkan oleh
mahasiswa wirausaha untuk menjalankan usaha. Dan terakhir, dari kegiatan
penyaluran kredit mikro ini, diharapkan dapat untuk memperkaya materi
kurikulum mata kuliah wirausaha agar lebih aplikatif untuk mahasiswa.
Sebagai hasil akhir dari perpaduan Modul, Pelatihan dan Kurikulum Matakuliah
akan dapat membentuk Wirausaha Mahasiswa yang jauh lebih cepat untuk
berkembang dan berhasil.
17
Alur (Flow Chart) Pemberian Pembiayaan Mikro di Perguruan Tinggi
Program ini mengharuskan mahasiswa untuk membentuk kelompok,
dimana tujuan pembentukan kelompok ini adalah untuk memaksimalkan kinerja
mereka dan juga sekaligus untuk melatih mereka bekerja secara team.
Setelah dibentuk kelompok, mereka kemudian membuat proposal, adapun
jenis proposal yang dapat mereka ajukan adalah proposal bisnis baru dan proposal
penambahan modal untuk bisnis yang sudah berjalan. Agar dapat membuat
proposal bisnis yang baik, mereka diberikan pelatihan pembuatan proposal,
sekaligus juga diajarkan bagaimana membuat file presentasi bisnis yang menarik.
Tahap selanjutnya adalah seleksi proposal yang masuk. Proposal diseleksi
berdasarkan originalitas ide, kelayakan (feasibility), segmentasi pasar serta dari
segi proyeksi keuangan. Bila mahasiswa lulus seleksi maka langkah berikutnya
adalah pemberian dana pembiayaan. Dana pembiayaan diberikan dalam dua tahap
untuk merangsang mahasiswa agar serius menjalankan usaha nya. Tahap pertama
diberikan dana pembiayaan sebesar 60%, sisanya diberikan pada tahap berikutnya.
Tahap kedua diberikan 4 bulan setelah tahap pertama cair. Selain itu dana tahap
kedua dapat dicairkan bila prestasi mahasiswa dalam menjalankan usaha dinilai
cukup baik oleh Pakar / Pendamping
Jika dana tahap pertama sudah cair, langkah berikutnya adalah proses
pendampingan oleh Pakar yang ditunjuk. Agar proses pendampingan efektif
mahasiswa harus melakukan konsultasi minimal 2 kali dalam satu bulan. Hal
tersebut dilakukan agar jika terjadi kesalahan dalam menjalankan usaha dapat
lebih awal teridentifikasi.
18
Selama proses pendampingan berjalan, setiap satu bulan sekali mahasiswa
wajib melaporkan kemajuan usaha pada Lembaga Pusat Bisnis dan
Kewirausahaan. Hal yang menjadi focus utama dalam pelaporan kepada Lembaga
Pusat Bisnis dan Kewirausahaan selaku pelaksana pemberian kredit mikro adalah
mengenai Laporan Keuangan. Setiap kelompok wajib membuat laporan keuangan
sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dalam Modul. Standar tersebut
dibuat sesuai dengan standar laporan keuangan yang biasa diminta oleh
perbankan. Sehingga diharapkan kedepannya setelah proses pembiayaan mikro
selesai, mahasiswa tersebut mampu untuk mendapatkan dana pembiayaan yang
lebih besar dari pihak perbankan.
Setelah proses pelaporan, dilaksanakan proses pengembalian dana. Dana
yang dikembalikan dicicil selama setahun tanpa memakai system bunga.
System yang dipakai adalah bagi hasil, sehingga tidak memberatkan bagi
mahasiswa wirausaha
Gambar 4. Alur Pemberian Pembiayaan Mikro di Perguruan Tinggi
STARTPembentukan
Kelompok
Sosialisasi Pembuatan
Proposal Usaha
Pengajuan Proposal Usaha
Seleksi Proposal Usaha
Penyerahan Dana Usaha
Menjalankan Kegiatan Usaha
Pendampingan Usaha
Pelaporan dan Evaluasi
Pengembalian Dana Usaha
FINISH
19
SIMPULAN KETERBATASAN DAN IMPLEMENTASI
Simpulan
Melalui arsitektur system perencanaan pembiayaan mikro yang
terintegrasi, akan tercipta sebuah program pembinaan wirausaha yang mendidik
mahasiswa agar dapat terjun langsung ke dunia wirausaha dengan berbekal
pengetahuan dan pengalaman yang cukup. Selain itu juga dapat membuat mereka
dengan mudah mendapatkan support dana yang bersumber dari lembaga keuangan
perbankan untuk dapat dipergunakan bagi pengembangan usaha sehingga pada
akhirnya nanti mereka dapat dengan mudah meraih kesuksesan.
Keterbatasan dan Saran
Dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan yaitu jumlah mahasiswa yang
sedikit dalam mendaftarkan diri untuk menjalankan usaha dengan
mengumpulakan proposal usaha, sehingga kegiatan ini hanya terdiri dari tiga
kelompok usaha mahasiswa yang lolos dalam pembiayaan kredit mikro, dan
kegiatan ini banyak diikuti oleh dari jurusan ekonomi. Untuk itu maka agar
penelitian selanjutnya menghasilkan analisis yang baik maka Perguruan Tinggi
tidak membatasi mahasiswa dari segi jurusan atau fakultasnya untuk memberikan
pembiayaan usaha. Sehingga dapat menciptakan wirausaha yang lebih baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005. Rencana Tindak Jangka Menengah (RTJM) Pemberdayaan
Koperasidan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Tahun 2005-2009.
Bappeda. 2011. Penduduk Miskin dan Alokasi Dana Program Pengentasan
Kemiskinan. Retrieved 28 Agustus 2011 2011, from
http://www.padang.go.id/v2/content/view/3599/180/
Burhanuddin, R. 2006. Evaluasi Program Bantuan dan Bergulir melalui
KSP/USP Koperasi (Pola PKPS-BBM, Agribisnis dan Syariah).
JurnalPengkajian Koperasidan UKM, 1.
Brigham, E. F., & Houston, J. F. 2008. Fundamentals of financial management:
South-Western Pub
Jususf, jopie. 2010. Analisis kredit untuk account officer. Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Muhandri, T. (2002). Strategi Penciptaan Wirausaha (Pengusaha) Kecil
Menengah Yang Tangguh. Bogor : Falsafah Sain IPB
Panggabean, R. 2005. Efektivitas Program Dana Bergulir bagi koperasi dan
UKM. Infokop, 26
Sulasmi. (1989). ”Karakteristik 22 Pengusaha Wanita di Bandung”. Tesis.
Magister Program Studi Teknik dan Manajemen Industri. Institut
Teknologi Bandung
Susiana. 2010. Efektivitas Program Bantuan Dana Bergulir Pada Kelompok
Swadaya Masyarakat Di Kota Depok (Studi Kasus BKM Bina Budi Mulya
di Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok).
GunadarmaUniversity, Depok.
21
Tjoekam, H. Moh. 1999. Perkreditan Bisnis Bank Komersial. Penenerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Wardoyo & Prabowo, H. 2001. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program
Kredit-mikro ModelKesuma. Lokakarya Inovasi dalam Manajemen
Kemandirian Daerah Era Otonomi.
Kerjasama Depdagri Otda dengan Bank Dunia. Sanur, Bali, Juni, 2001.