PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN … · Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat...
Transcript of PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN … · Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat...
i
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN (SIZE)
DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN
TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
(Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister
Program Studi Magister Manajemen
Minat Utama:
Manajemen Keuangan
Disusun Oleh:
ENDANG SUSILOWATI
NIM: S411302011
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
Pengaruh Corporate Governance, Ukuran Perusahaan (Size) Dan Profitabilitas
Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Endang Susilowati
NIM: S411302011
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas
dan Ukuran Perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Penelitian
menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan sampelnya. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
selama tahun 2010-2012 sebanyak 31 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah
analisis regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa Kepemilikan insitusional
dewan, ukuran perusahaan (size) berpengaruh postif terhadap kinerja perusahaan.
Sedangkan komposisi dewan komisaris independen dan profitabilitas tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Kata Kunci
Corporate Governance, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Tanggung Jawab Sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRACT
Influence of Corporate Governance, Size and Profitability Of Social Responsibility
Disclosure.
Endang Susilowati
NIM: S411302011
This study aims to determine the effect of Corporate Governance, Profitability and Size of
the Company on the disclosure of social responsibility. Research using purposive
sampling method to determine the sample. The sample used in this study were banking
companies listed on the Stock Exchange during the years 2010-2012 as many as 31
companies. The analysis technique used is multiple regression analysis. The analysis
shows that institutional ownership board, company size (size) and a positive effect of the
company's performance. While the composition and the profitability of the independent
board has no effect on the disclosure of corporate social responsibility.
Keywords
Corporate Governance, Profitability, Company Size and Social Responsibility.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE, UKURAN PERUSAHAAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Always be yourself and never be anyone else even, if they look better than you.”
Selalu jadi diri sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain, meskipun mereka tampak
lebih baik dari Anda.
“Learn From Yesterday, Live From Today And Hope For Tommorow”
Belajar dari masa lalu, hidup untuk masa kini dan berharap untuk masa yang akan datang.
~Albert Eistein
Success is a state of mind. If you want success, start thinking of yourself as a
success.
Sukses bermula dari pikiran. Sukses adalah kondisi pikiran kita. Bila Anda
menginginkan sukses, maka Anda harus mulai berpikir, bahwa Anda sukses dan
mengisi penuh pikiran Anda dengan kesuksesan.
~ D r. Joyce Brothers ~
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
1. Mama dan Papa Sugiono
2. Ibu dan (Alm) Bapak Drg. Chuzaini, M.S
3. Suamiku tercinta Dani Kurniawan, SH
4. Kakak-kakak dan Adik-adikku
5. Keluarga Besarku
6. Sahabat-sahabatku
7. Almamaterku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
berkat rahmat dan ridho-Nya tesis ini dapat disusun dan diselesaikan. Selama menempuh
pendidikan dan penulisan serta penyelesaian tesis ini penulis banyak memperoleh
dukungan baik secara moril maupun mareriil berbagai pihak.
Pada kesempatan ini dengan peanuh kerendahan hati penulis haturkan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
yang terhormat :
1. Alm. Prof. Dr. Hartono, M.S., selaku Ketua Program Magister Manajemen
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan motivasi dan
bimbingan dalam menyelesaikan program pendidikan Pascasarjana.
2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak., selaku pembimbing yang di dalam
berbagai kesibukan dapat menyempatkan diri membimbing dan mengarahkan
serta memberi petunjuk dan saran yang sangat berharga bagi penulisan tesis ini.
3. Pengelola, Dosen pengajar dan staf Magister Manajemen UNS, yang telah
banyak membantu penulis selama mengikuti perkuliahan.
4. Papa – Sugiono dan Nuraini, kedua orang tua tercinta yang telah memberikan
perhatian, kasih sayang, cinta kasih yang tak akan pernah terbalas, dorongan doa
dan kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan jenjang studi ini. Serta
kakakku Muhammad Toni Sugiono, S.T., adik-adikku Bambang Ariyanto dan
Wiwik Kurniawati, keponakan-keponakanku Radiva Intan Widi Assyifa, Sherly
Widi Clareta, Varrel, Ade dan Kevin.
5. Suamiku Dani Kurniawan, S.H. atas cinta, perhatian, dukungan, pengertian, kasih
sayang dan semangat yang tiada henti-hentinya untuk memotivasiku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
6. Alm. Bapak dan Ibu mertua Drg. Chuzaini, M.S. dan seluruh keluarga besar
yang tidak pernah lelah memberikan dukungan moral dan spiritual.
7. Teman-teman MM angkatan 40.
8. Teman-teman PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Yogyakarta Diponegoro .
9. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian tesis ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkat dan anugrah-Nya berlimpah
bagi beliau-beliau yang tersebut di atas. Sangat disadari dalam tesis ini terdapat banyak
kekurangan oleh karena itu semua saran dan kritik penulis terima dengan lapang dada
demi kesempurnaan penulisan tesis ini. Akhirnya harapan penulis semoga tesis ini
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Surakarta, April 2015
Endang Susilowati
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Abstrak (Versi Bahasa Indonesia) ii
Abstract (Versi Bahasa Inggris) iii
Halaman Persetujuan Tesis iv
Halamana Persetujuan Tim Penguji v
Surat Pernyataan Keaslian vi
Motto vii
Persembahan viii
Kata Pengantar ix
Daftar Isi x
Daftar Tabel xi
Bab I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah. 10
C. Tujuan Penelitian 10
D. Manfaat Penelitian 11
E. Orisinalitas Penelitian 11
Bab II Tinjauan Pustaka Dan Perumusan Hipotesis 12
A. Telaah Teori 12
1. Teori Legitimasi 12
2. Corporate Governance 14
3. Corporate Social Responsibilty (CSR) 20
4. Profitabilitas 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
5. Ukuran Perusahaan (Size) 31
B. Theoretical framework 33
C. Hipotesis 36
Bab III Metode Penelitian 41
A. Desain Penelitian 41
B. Populasi, Sample Dan Sampling 41
1. Populasi 41
2. Sampel
3. Sample Frame
42
43
4. Teknik Pengambilan Sampel 43
C. Definisi Operasional Variabel DanVariabel Penelitian 44
1. Variabel Dependen: Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 44
2. Variabel Independen 45
Bab IV Analisis Data Dan Pembahasan 55
A. Statistik Deskriptif 55
B. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 58
C. Kepemilikan Institusional 59
D. Komposisi Dewan Komisaris Independen 60
E. Ukuran Perusahaan 60
F. Profitabilitas 61
G. Pengujian Asumsi Klasik 62
1. Uji Normalitas 62
2. Uji Multikolonieritas 63
3. Uji Heteroskedasitas 64
4. Uji Autokorelasi 64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
5. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t) 66
6. Uji F
7. Koefisien Determinasi
67
68
8. Uji Signifikansi Prameter Individual 69
Bab V Kesimpulan Dan Saran 70
A. Kesimpulan 70
B. Saran
C. Keterbatasan
D. Implikasi
70
71
71
Daftar Pustaka
Lampiran
72
79
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel 47
Tabel 4.1 Daftar Sampel Penelitian 55
Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian 56
Tabel 4.3 Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 58
Tabel 4.4
Komposisi Perusahaan Perbankan Berdasarkan Kepemilikan
Institusional
59
Tabel 4.5
Komposisi Perusahaan Perbankan Berdasarkan Komposisi Dewan
Komisaris Independen
60
Tabel 4.6 Komposisi Perusahaan Perbankan Berdasarkan Ukuran Perusahaan 60
Tabel 4.7 Komposisi Perusahaan Perbankan Berdasarkan Profitabilitas 61
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas 62
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas, 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi, 64
Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda, 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Indikator Pengungkapan CSR Menurut GRI 83
Daftar Nama Bank 89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan merupakan salah satu tonggak perekonomian di Indonesia,
karena bank memiliki peran penting dalam usaha penyaluran dana untuk berbagai
kepentingan yang secara langsung berhubungan dengan berbagai komunitas
lingkungan masyarakat (Djogo, 2005). Hubungan dengan komunitas ini akan
memiliki dampak, bank diharuskan tidak hanya menjalankan tugasnya dalam
bidang perbankan, namun wajib memberikan bukti kepedulian terhadap
komunitas yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan operasinya.
Salah satu bentuk kepedulian tersebut adalah program Corporate Social
Responsibility (CSR). Fenomena yang terjadi di Indonesia saat ini, perbankan
diklasifikasikan berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, salah satunya berdasarkan
major shareholders yang membagi perbankan menjadi dua macam yaitu bank
pemerintah dan bank swasta (Latumaerissa, 2012).
Perbedaan major shareholders ini berdampak pada timbulnya perbedaan
dalam hal pengambilan keputusan dan kepentingan jangka panjang perusahaan,
termasuk keputusan pengungkapan dan pelaksanaan CSR (Yamak dan Suer,
2010). Globalisasi telah membangkitkan tumbuhnya kesadaran akan tanggung
jawab bisnis pada masyarakat dan Corporate Social Responsibility (CSR) secara
luas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Corporate Social Responsibility (CSR) dinilai sebagai ikatan tanggung
jawab yang layak dijalankan untuk menjamin terciptanya manfaat berkelanjutan
bagi perusahaan maupun masyarakat. Corporate Social Responsibility (CSR)
telah banyak disadari pula merupakan suatu komitmen yang penting untuk
menjamin manfaat berkelanjutan bagi perusahaan maupun masyarakat.
Corporate Social Responsibility (CSR) juga menjadi landasan penting bagi
bisnis untuk membangun kepercayaan dan keyakinan para pemangku kepentingan
(stakeholders), serta berpotensi meningkatkan daya saing perusahaan (Sri Urip,
2014). Perusahaan harus menyelaraskan pencapaian kinerja ekonomi (profit)
dengan kinerja sosial (people) dan kinerja lingkungan (planet) atau disebut triple
bottom-line performance (Andraes Loka, 2002).
Bank dan industri perbankan secara keseluruhan sebagai lembaga
intermediasi sektor keuangan, memiliki peran penting dalam perekonomian suatu
Negara. Secara mikro, bank berfungsi menyalurkan dana dari nasabah yang
memiliki kelebihan dana kepada pelaku usaha dan perorangan yang membutuhkan
dana dalam rangka memperlancar usaha dari pihak-pihak yang berkepentingan.
Secara makro, industri perbankan berperan sebagai sumber pembiayaan
bagi perkembangan perekonomian dan sebagai sarana dalam pelaksanaan
kebijakan moneter (Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2012).
Tanggung jawab sosial atau yang dikenal dengan Corporate Social
Responsibility (CSR) bukan sekedar trend sosial, namun merupakan sinergi dari
upaya yang berkelanjutan untuk menginformasikan program-program sosial demi
menciptkan ekonomi yang lebih ramah lingkungan dengan melibatkan para pelaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
pembangunan untuk bekerjasama dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup (Ilyas Asaad, 2011).
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility
(CSR) merupakan sebuah gagasan yang menjadikan perusahaan tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu
nilai perusahaan (corporate value) yang merefleksikan dalam kondisi keuangan
(financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple
bottom line yaitu juga memperhatikan masalah sosial atau lingkungan (Daniri,
2008).
Corporate Social Responsibility (CSR) menurut World Business Council
on Sustainable Development (WBCSD) adalah suatu komitmen dari perusahaan
untuk berperilaku etis (behavioral ethics) dan berkontribusi terhadap
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic development).
Komitmen lainnya adalah meningkatkan kualitas hidup karyawan dan
keluarganya, komunitas lokal serta masyarakat luas.
Harmonisasi antara perusahaan dengan masyarakat sekitarnya dapat
tercapai apabila terdapat komitmen penuh dari top management perusahaan
terhadap penerapan CSR sebagai akuntabilitas public. CSR Asia seperti dikutip
Darwin (2008), memberikan definisi CSR sebagai berikut: CSR is a company’s
commitment to operating in an economically, socially and environmentally
sustainable manner whilst balancing the interest of diverse stakeholders.
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep
yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana
perusahaan itu berada.
Contoh bentuk tanggung jawab antara lain, melakukan kegiatan yang
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan lingkungan,
pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian dana untuk
pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk desa/fasilitas masyarakat yang
bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang
berada di sekitar perusahaan tersebut berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi
perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya.
Corporate Social Responsibility (CSR) timbul sejak era dimana kesadaran akan
sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar
profitability.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, Undang-Undang No. 40 tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas diterbitkan dan mewajibkan perseroan yang
bidang usahanya dibidang atau terkait dengan sumber daya alam untuk
melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Undang-Undang tersebut
(Pasal 66 ayat 2c) mewajibkan semua perseroan untuk melaporkan pelaksanaan
tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam Laporan Tahunan.
Pelaporan tersebut merupakan pencerminan dari perlunya akuntabilitas
perseroan atas pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan, sehingga para
stakeholder dapat menilai pelaksanaaan kegiatan tersebut. CSR dalam undang-
undang tersebut (Pasal 1 ayat 3) dikenal dengan istilah tanggung jawab sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas
kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri,
komunitas setempat, maupun masyarakat pada umunya.
Corporate Social Responsibility (CSR) akan lebih berdampak positif bagi
masyarakat; ini akan sangat tergantung dari orientasi dan kapasitas lembaga dan
organisasi lain, terutama pemerintah. Studi Bank Dunia (Howard Fox, 2002)
menunjukkan, peran pemerintah yang terkait dengan CSR meliputi pengembangan
kebijakan yang menyehatkan pasar, keikutsertaan sumber daya, dukungan politik
bagi pelaku CSR, menciptakan insentif dan peningkatan kemampuan organisasi.
Untuk Indonesia, bisa dibayangkan, pelaksanaan CSR membutuhkan
dukungan pemerintah daerah, kepastian hukum, dan jaminan ketertiban sosial.
Pemerintah dapat mengambil peran penting tanpa harus melakukan regulasi di
tengah situasi hukum dan politik saat ini. Di tengah persoalan kemiskinan dan
keterbelakangan yang dialami Indonesia, pemerintah harus berperan sebagai
koordinator penanganan krisis melalui Corporate Social Responsibility (CSR).
Pemerintah bisa menetapkan bidang-bidang penanganan yang menjadi
fokus, dengan masukan dari pihak yang kompeten. Pemerintah kemudian
memfasilitasi, mendukung dan memberi penghargaan pada kalangan bisnis yang
mau terlibat dalam upaya besar ini. Pemerintah juga dapat mengawasi proses
interaksi antara pelaku bisnis dan kelompok-kelompok lain agar terjadi proses
interaksi yang lebih adil dan menghindarkan proses manipulasi atau pengancaman
satu pihak terhadap yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan
usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi termasuk pada saat
penyusunan visi, misi, rencana strategis, pelaksanaan kebijakan dan langkah-
langkah pengawasan internal. Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank
menghadapi berbagai resiko, baik resiko kredit, resiko pasar, resiko operasional
maupun resiko reputasi.
Sehingga bank harus mengelolanya dengan baik dan prudential serta
dituntut untuk transparansi dalam penyampaian laporan keuangan. Banyaknya
ketentuan yang mengatur sektor perbankan dalam rangka melindungi kepentingan
masyarakat, termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi
modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masing bank, menjadikan
perbankan sebagai sector yang “highly regulated” (Komite Nasional Kebijakan
Corporate Governance, 2004).
Krisis perbankan di Indonesia yang dimulai akhir tahun 1997 bukan
semata-matadiakibatkan oleh krisis ekonomi, tetapi juga diakibatkan oleh belum
dilaksanakannya good corporate governance dan etika yang melandasinya. Oleh
karena itu, usaha mengembalikan kepercayaan kepada dunia perbankan Indonesia
melalui restrukturisasi dan rekapitalisasi hanya dapat mempunyai dampak jangka
panjang dan mendasar apabila disertai tiga tindakan penting lain yaitu :
(i) Ketaatan terhadap prinsip kehati-hatian;
(ii) Pelaksanaan good corporate governance; dan
(iii) Pengawasan yang efektif dari Otoritas Pengawas Bank.
Pelaksanaan good corporate governance (GCG) sangat diperlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
untuk membangun kepercayaan masyarakat dan dunia
internasional sebagai syarat mutlak bagi dunia perbankan untuk
berkembang dengan baik dan sehat.
Oleh karena itu Bank for International Sattlement (BIS) sebagai lembaga
yang mengkaji terus menerus prinsip kehati-hatian yang harus dianut oleh
perbankan, telah pula mengeluarkan Pedoman Pelaksanaan GCG bagi dunia
perbankan secara internasional. Pedoman serupa dikeluarkan pula oleh lembaga-
lembaga internasional lainnya (Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance, 2004).
Peraturan yang secara khusus mengatur mengenai ketentuan pelaksanaan
GCG di Bank Umum adalah Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor
8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate
Governane Bagi Bank Umum yang kembali disempurnakan melalui PBI Nomor
8/14/PBI/2006 Tanggal 05 Oktober 2006 tentang Perubahan Atas PBI Nomor
8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Governance bagi bank umum.
Good corporate governance (GCG) secara definitif merupakan sistem
yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang menciptakan nilai tambah
(value added) untuk semua stakeholder (Monks, 2003).
Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, pertama, pentingnya hak
pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada
waktunya dan, kedua, kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan
(disclosure) secara akurat, tepat waktu, transparan terhadap semua informasi
kinerja perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Good Corporate Governance (GCG) adalah prinsip yang mengarahkan
dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan
serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada
para shareholder khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Tentu saja hal ini
dimaksudkan untuk mengatur kewenangan Direktur, manajer, pemegang saham
dan pihak lain yang berhubungan dengan perkembangan perusahaan di
lingkungan tertentu.
Secara konseptual, ada beberapa konsep tentang Corporate Governance,
dimana corporate governance pada dasarnya adalah: “Sekumpulan kriteria dan
tool yang diperlukan untuk memastikan value creation (penciptaan nilai tambah)
yang konsisten secara berkelanjutan serta menjamin efektivitas strategi dan
efisiensi operasional pada organisasi dengan selalu sesuai (compliance) dengan
aturan yang berlaku”. (http://blimadeari.wordpress.com diakses tanggal 01 Juli 2014)
Dari beberapa definisi yang ada, dapat diambil beberapa kesimpulan
menyangkut point penting dari Corporate Governance, yaitu:
a. Sebuah hubungan antara stakeholder yang digunakan untuk menentukan
dan mengendalikan kebijakan strategis (strategic direction) dan kinerja
organisasi dalam mencapai tujuannya.
b. Berhubungan dengan identifikasi bagaimana memastikan kalau keputusan
strategis dibuat dengan efektif.
c. Wewenang dalam mengatur dan melaporkan resiko bisnis.
GCG mengandung lima prinsip utama yaitu keterbukaan (transparency),
akuntabilitas (accountability), tanggung jawab (responsibility), independensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
(independency) serta kewajaran (fairness) dan diciptakan untuk dapat melindungi
kepentingan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) (Komite Nasional
Kebijakan Corporate Governance, 2004) .
Menerapkan Penerapan tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan
Corporate Social Responsibility (CSR) secara benar berarti juga memenuhi
prinsip responsibilitas yang diusung GCG. Penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) secara konsisten merupakan bagian dari upaya
memaksimalkan nilai perusahaan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan komitmen perusahaan
berperilaku etis dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan
dengan tetap mengedepankan peningkatan kualitas hidup karyawan beserta
keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat yang luas. Jadi, salah satu
implementasi GCG di perusahaan adalah penerapan corporate social
responsibility (CSR).
Dari latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”
(Studi Empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Penelitian ini merupakan aplikasi dari peneliti-peneliti sebelumnya.
Variabel independen selain mekanisme corporate government yang digunakan
dalam penelitian ini adalah profitabilitas.
Profitabilitas secara teoritis mempunyai pengaruh positif terhadap
pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR). Variabel kontrolnya yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
digunakan adalah variabel ukuran perusahaan (size). Variabel ukuran perusahaan
dipilih karena menunjukkan hasil positif, yaitu terbukti berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut: ”Bagaimana pengaruh kepemilikan institusional, komposisi
dewan komisaris indenpenden ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan perbankan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisa bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap
pengungkapan tanggung jawab pada perusahaaan perbankan yang tercatat di
Bursa Efek Indonesia.
2. Menganalisa bagaimana pengaruh komposisi dewan komisaris indenpenden
terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada
perusahaan perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
3. Menganalisa bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap tanggung jawab
sosial pada perusahaan perbankan yang tercatat Bursa Efek Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
4. Menganalisa bagaimana pengaruh size (ukuran perusahaan) terhadap
tanggung jawab sosial pada perusahaan perbankan yang tercatat Bursa Efek
Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini meliputi:
1. Bagi akademisi, sebagai bahan kajian dan pengujian terhadap konsep atau
teori CSR dan pengungkapannya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Bagi praktisi, sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan dan keputusan terkait pelaporan dan pengungkapan CSR.
E. Orisinalitas Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh Corporate Governance, profitabilitas dan
ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan ini
tidak banyak dilakukan. Berdasarkan hal tersebut perlu untuk dilakukan penelitian
kembali yang menitikberatkan pada variabel yang berkaitan dengan tanggung
jawab sosial. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Dewi
Komalasari (2011), yang menitikberatkan pada mekanisme pengaruh tanggung
jawab sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA & PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Teori Legitimasi
Legitimasi masyarakat merupakan faktor strategi bagi perusahaan
dalam rangka mengembangkan perusahaan ke depan.Hal itu dapat dijadikan
sebagai wahana untuk mengonstruksikan strategi perusahaan, terutama terkait
dengan upaya memposisikan diri dalam lingkungan masyarakat yang semakin
maju.
Teori legitimasi adalah sebuah teori tentang pengakuan rakyat
terhadap kekuasaan sebuah pemerintahan atau negara, bahwasanya rakyat
menyetujui dan menerima akan pengangkatan seorang penguasa. Menurut
O’Donovan (2002) menyatakan bahwa; “Legitimacy theory as the that in
order for an organization to continue operating successfully, it must act in a
manner that society deems socially acceptable”.
Barkemeyer (2007) memberikan definisi mengenai organizational
legitimacy sebagai berikut: “Legitimacy is a generalized perception or
assumption that the actions of an entity are desirable, proper, or appropriate
within some socially constructed system of norms, values, beliefs, and
definitions“.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Keterkaitan antara individu, organisasi dan masyarakat dapat
dipandang sebagai “social contract”, berdasakan definisi teori ekonomi
politik, stakeholder dan legitimasi (Deegan, 2002; William, 1999). Organisasi
memainkan peranan penting dalam masyarakat dan mempunyai tanggung
jawab untuk mengakui keberadaannya di dalam masyarakat (Farook dan
Lanis, 2005).
Degan (2007) mengutip klarifikasi dari Lindblom (1994) atas
perbedaan diantara” legitimation as the process that leads an organization
being adjudged legitimate and legitimacy as a status or condition.
Richardson (1987) mendefinisikan “legitimation“, sebagai proses “which
create and validate the normative order of society” ( Hui dan Bowrey, 2008).
Teori Legitimasi menyatakan bahwa suatu perusahaan akan bisa
bertahan, jika masyarakat dimana perusahaan tersebut berada, merasa bahwa
perusahaan tersebut telah beroperasi berdasarkan sistem nilai yang sepadan
dengan sistem nilai yang dimiliki oleh masyarakat akibat negative
extrenalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang terjadi (Harahap,
2002).
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu mekanisme yang dapat
digunakan untuk mengkomunikasikan perusahaan dengan stakeholders dan
disarankan bahwa CSRD merupakan jalan masuk dimana beberapa organisasi
menggunakannya untuk memperoleh keuntungan atau memperbaiki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
legitimasi (Ahmad dan Sulaiman,2004; Campbell dkk.2003; Lindbolm,1994,
dikutip dalam Gray dkk.,1995; O’Donovan, 2002).
2. Corporate Governance
Pengertian Corporate Governance Organization for Economic CO-
operation and Development (OECD, 2003) dalam mendefinisikan corporate
governance sebagai berikut: “Corporate governance is the system by which
business corporations are directed and controlled. The corporate governance
structure specifies the distribution of the right and responsibilities among
different participants in the corporation, such as the board managers,
shareholders, and other stakeholder.”
Dalam buku (Brigham dan Erhardt, 2005), Tata kelola perusahaan
didefinisikan sebagai seperangkat aturan dan prosedur yang menjamin
manajer untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis nilai. Bassel
Committee On Banking Supervision-Federal Reserve menetapkan bahwa
bank merupakan suatu komponen krisis ekonomi. Mereka menyediakan
pembiayaan perusahaan komersial, layanan keuangan dasar untuk segmen
yang luas dan akses sistem pembayaran (Brigham dan Erhardt, 2005).
Pentingnya bank ekonomi nasional digarisbawahi oleh kenyataan
bahwa perbankan secara universal sebuah industri regulator dan bank
memiliki akses ke jaringan pengaman pemerintah. Ini sangat penting oleh
karena itu bank harus memiliki tata kelola perusahaan yang kuat. Istilah tata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kelola perusahaan di Indonesia merupakan terjemahan dari corporate
governance.
Kata governance berasal dari bahasa Prancis kuno, yaitu gouvernance
yang berarti pengendalian (control) atau regulated dan dapat dikatakan
sebagai suatu keadaan yang berada dalam kondisi yang terkendali (Subroto,
2005). GCG merupakan masalah yang tidak akan berakhir dan terus akan
menjadi bahan pembahasan bagi pelaku bisnis, akademis, pembuatan
kebijakan dan lain sebagainya.
Perhatian terhadap GCG kian meningkat seiring banyak bermunculan
masalah skandal keuangan di lingkungan bisnis. Konsep GCG telah banyak
dikemukakan oleh banyak ahli dan badan sebagai alat control dan
pengawasan terhadap kinerja manajemen.
Definisi GCG menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 adalah suatu proses atau struktur yang
digunakan oleh BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam
jangka waktu panjang dan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders
lainnya, berlandaskan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.
Sehubungan dengan tidak berlakunya Keputusan Menteri Negara
(Kepmen) BUMN tersebut yang selama ini digunakan sebagai dasar
penerapan GCG, yaitu Kepmen BUMN Nomor: Kep–117/M-MBU/2002
tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan Praktik GCG pada Badan Usaha
Milik Negara, karena digantikan dengan Peraturan Menteri Negara BUMN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Nomor : PER-01 /MBU/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan
yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara
(tanggal 1 Agustus 2011),
Karena itulah maka definisi Good Corporate Government (GCG)
berubah menjadi prinsip-prinsip yang mendasari suatu proses dan mekanisme
pengelolaan perusahaan berlandaskan peraturan perundang-undangan dan
etika berusaha.
Menurut Muh Arief Effendi (2009) dalam bukunya The Power of
Good Corporate Governance, pengertian GCG adalah suatu sistem
pengendalian internal perusahaan yang memiliki tujuan utama mengelola
risiko yang signifikan guna memenuhi tujuan bisnisnya melalui pengamanan
aset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang saham dalam
jangka panjang.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, Corporate Governance
(CG) secara singkat dapat diartikan sebagai seperangkat sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan nilai tambah
(value added) bagi para pemangku kepentingan. Dapat disimpulkan juga
bahwa corporate governance merupakan:
a. Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran
dewan komisari, direksi, pemegang saham dan para stakeholder
lainnya.
b. Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas
pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
peluang yaitu, pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset
perusahaan.
c. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan,
pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya.
Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD,
2003) Prinsip Dasar Corporate Governance terdapat empat unsur penting,
yaitu:
a. Fairness (keadilan). Menjamin perlindungan hak-hak para pemegang
saham termasuk hak-hak pemegang saham minoritas dan para
pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen
dengan para investor.
b. Transparency (transparansi). Mewajibkan adanya suatu sistem yang
terbuka, tepat waktu, jelas dan dapat diperbandingkan yang
menyangkut keadaan keuangan, pengelolaan perusahaan dan
kepemilikan perusahaan.
c. Accountability (akuntabilitas). Menjelaskan peran dan tanggungjawab,
serta mendukung usaha untuk menjamin penyeimbangan kepentingan
manajemen dan pemegang saham sebagaimana diawasi oleh dewan
komisaris.
d. Responsibility (pertanggungjawaban). Memastikan dipatuhinya
peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cermin dipatuhinya
nilai-nilai sosial.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Prinsip penerapan CG menurut King Committee in West African
Bankers Association Conference in South Africa (2002), CG secara nyata
diterapkan melalui 7 prinsip dasar pelaksanaan, yaitu:
a. Corporate discipline, merupakan komitmen manajemen senior suatu
perusahaan untuk bertindak benar dan pantas, serta sadar untuk
mendasarkan diri pada tata kelola good governance.
b. Transparency, kemudahan pihak luar untuk menganalisis tindakan
perusahan baik dalam aspek fundamental ekonomi ataupun pada aspek
non keuangan. Transparansi ini mengukur seberapa baik manajemen
menyediakan informasi secara apa adanya, akurat dan tepat waktu,
tidak hanya data yang sudah diaudit saja tetapi juga laporan umum
maupun press releases. Melalui laporan ini investor akan
mendapatkan gambar yang benar mengenai apa yang sedang terjadi di
dalam perussahaan.
c. Independence, kondisi ini diperlukan untuk menghindari adanya
potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul oleh seorang
terhadap para pemegang saham. Mekanisme ini menuntut adanya
pembagian kekuasaan antara komposisi komite dalam komisaris, dan
pihak luar seperti auditor. Keputusan yang dibuat dan proses yang
terjadi harus objektif tidak dipengaruhi oleh kekuatan pihak-pihak
tertentu.
d. Accountabiliy, individu atau kelompok dalam sebuah perusahaan yang
membuat keputusan harus bersikap akuntabilitas baik untuk keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
maupun tindakannya. Mekanisme yang ada dan efektifitas harus
didasarkan atas sifat akuntabilitas. Para investor harus memperhatikan
dan menilai tindakan komisaris dan komisi-komisi yang dibentuk
dalam perusahaan.
e. Responsibilty, bertanggung jawab atas perilaku, melakukan tindakan
korektif, dan menindak adanya misniancigement. Manajemen
bertanggung jawab terhadap stakeholders perusahaan agar perusahaan
tetap berada pada arah yang benar.
f. Fairness, sistem yang dibangun harus seimbang untuk semua pihak-
pihak di dalam perusahaan untuk sekarang maupun untuk yang akan
datang. Semua kelompok harus diakomodasi dan dihormati, sebagai
misal bunga untuk para pemegang saham minoritas harus diberikan
berdasarkan atas konsiderasi yang sama dengan para pemegang
mayoritas.
g. Social responsibility, perusahaan yang dikelola secara baik akan
memperhatikan dan memberikan respon terhadap isu-isu sosial dan
memberikan porsi yang seimbang dengan standar etika. Sebagai
warga perusahaan yang baik akan terlihat jika melakukan
diskriminasi, tidak mengeksploitasi dan bertanggungjawab terhadap
lingkungan dan isu-isu hak asasi.
Perusahaan yang peduli dengan tanggung jawab akan memperoleh
keuntungan ekonomi secara tidak langsung seperti meningkatnya
produktivitas dan reputasi perusahaan. Bank Indonesia (2006) menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
corporate governance adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan
prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), independen (independency) dan
kewajaran (fairness).
3. Corporate Social Responsibilty (CSR)
Secara konseptual, akuntansi Corporate Social Responsibility (CSR)
dapat didefinisikan sebagai berikut: “Suatu proses pengukuran, pencatatan,
pelaporan, dan pengungkpaan informasi terkait dampak sosial dan
lingkungan dari tindakan-tindakan ekonomi perusahaan terhadap kelompok-
kelompok tertentu dalam masyarakat atau yang menjadi stakeholder
perusahaaan”.
Ada dua dimensi utama dalam akuntansi Corporate Social
Responsibility (CSR). Pertama, melaporkan dan mengungkapkan costs dan
benefits dari aktivitas ekonomi perusahaan yang secara langsung berdampak
terhadap profitabilitas bottom–line (laba). Kedua, melaporkan costs dan
benefits dari aktivitas ekonomi perusahaan yang berdampak langsung
terhadap individu, masyarakat, dan lingkungan (Andreas Loka, 2002).
Corporate Social Responsibilty (CSR) merupakan corporate trends
yang sedang berkembang selama dekade terakhir. Hal tersebut tidak terlepas
dari perubahan business paradigm yang didasarkan pada pendekatan Triple
Bottom Line terhadap sustainability (economic, social and environmental).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Menurut Mallen Baker: First published 8 Jun 2004: “CSR is about
how companies manage the business processes to produce an overall positive
impact on society”.
Definisi lain menurut The World Business Council for Sustainable
Development in its publication Making Good Business Sense by Lord Holme
and Richard Watts: ”Corporate Social Responsibility is the continuing
commitment by business to behave ethically and contribute to economic
development while improving the quality of life of the workforce and their
families as well as of the local community and society at large”.
Menurut Kotler dan Nancy (2005) Corporate Social Responsibility
(CSR) didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk meningkatkan
kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan
mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan.
Menurut CSR Forum (Wibisono, 2007) Corporate Social
Responsibility (CSR) didefinisikan sebagai bisnis yang dilakukan secara
transparan dan terbuka serta berdasarkan pada nilai-nilai moral dan
menjunjung tinggi rasa hormat kepada karyawan, komunitas dan lingkungan.
Corporate Social Responsibilit (CSR) adalah suatu tindakan atau
konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan
tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan
sekitar dimana perusahaan itu berada.
Contoh bentuk tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari
melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
perbaikan lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu,
pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk
desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat
banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut
berada.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan fenomena strategi
perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-
nya. CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan
jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability.
Dalam sejarah perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR),
CSR merupakan suatu elemen yang penting dalam kerangka sustainability,
yang mencakup aspek ekonomi, lingkungan dan sosial budaya. Dalam hal ini,
CSR merupakan proses penting dalam pengelolaan biaya dan keuntungan
kegiatan bisnis dengan stakeholders baik secara internal (pekerja,
shareholders dan penanam modal) maupun eksternal (kelembagaan
pengaturan umum, elemen masyarakat dan perusahaan lain).
Dimana Corporate Social Responsibility (CSR) tidak hanya terbatas
pada konsep pemberian donor saja, konsep Corporate Social Responsibility
(CSR) sangat luas dan tidak bersifat statis maupun pasif, akan tetapi
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hak dan kewajiban yang
dimiliki bersama antar stakeholders.
Adapun alasan penting mengapa harus melakukan CSR, yaitu untuk
mendapatkan keuntungan sosial, mencegah konflik dan persaingan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
terjadi, kesinambungan usaha/bisnis, pengelolaan sumber daya alam serta
pemberdayaan masyarakat dan sebagai License to Operate. Dalam
implementasi CSR perusahaan tidak hanya mendapatkan keuntungan
ekonomi, tetapi juga secara sosial dan lingkungan alam bagi keberlanjutan
perusahaan serta mencegah terjadinya konflik.
Isu Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu topik yang
berkenaan dengan etika bisnis. Pada umumnya, implementasi dari etika bisnis
yang berkembang sekarang ini diwujudkan dalam bentuk CSR, yaitu suatu
bentuk kepekaan, kepedulian dan tanggung jawab sosial perusahaan untuk
ikut memberikan manfaat terhadap masyarakat dan lingkungan dimana
perusahaan itu beroperasi. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
sebuah konsep yang tidak hadir secara instan.
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hasil dari proses
panjang dimana konsep dan aplikasi dari konsep CSR pada saat sekarang ini
telah mengalami banyak perkembangan dan perubahan dari konsep-konsep
terdahulunya. Di wilayah Asia, konsep CSR berkembang sejak tahun 1998,
tetapi pada waktu tersebut belum terdapat suatu pengertian maupun
pemahaman yang baik tentang konsep CSR.
Sementara itu, di Indonesia konsep CSR mulai menjadi isu yang
hangat sejak tahun 2001, dimana banyak perusahaan maupun instansi-instansi
sudah mulai melirik CSR sebagai suatu konsep pemberdayaan masyarakat.
Perkembangan tentang konsep CSR pun pada dasarnya semakin meningkat
lebih baik, ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Buku karangan Bowmen yang berjudul Social Responsibility of
Businesman dapat dianggap sebagai dari awal permulaan CSR modern.
Dalam buku tersebut Bowmen memberikan defenisi awal dari CSR sebagai;
”…obligation of businessman to pursue these policies, to make those decision
or to follow those line of action which are diserable in term of objectives and
valuses of our society”.
Buku yang diterbitkan di Amerika Serikat itu menjadi buku terlaris
dikalangan dunia usaha pada era 1950-1960, atas prestasi tersebut pada saat
itu Bowmen disebut sebagai bapak CSR. Sejak saat itu banyak referensi
ilmiah lain yang diterbitkan diberbagai negara yang mengacu pada prinsip-
prinsip tanggung jawab dunia usaha kepada masyarakat yang telah dijabarkan
oleh Bowmen.
Ide dasar yang dikemukan Bowmen adalah mengenai “Kewajiban-
kewajiban perusahaan menjalankan usahanya sejalan dengan nilai-nilai dan
tujuan yang hendak dicapai masyarakat ditempat perusahaan tersebut
beroperasi”. Bowmen menggunakan istilah sejalan dalam konteks itu demi
meyakinkan dunia usaha tentang perlunya mereka memiliki visi yang
melampaui urusan finansial perusahaan.
Dalam dekade 1960-an pemikiran Bowmen terus dikembangkan oleh
bebagai ahli sosiologi bisnis lainnya seperti Keith Davis yang
memperkenalkan konsep Iron Law of Social Responsibility. Keith
mengungkapkan bahwa penekanan tanggung jawab sosial perusahaan
memiliki koneksi positif dengan ukuran atau besarnya perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Studi ilmiah yang dilakukan Keith menemukan bahwa semakin tinggi
dampak suatu perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya, maka semakin
tinggi pula bobot tanggung jawab yang harus dipertahankan perusahaan itu
pada masyarakat. Dalam periode 1970-1980, defenisi CSR lebih diperluas
lagi oleh Archi Carrol yang sebelumnya telah merilis bukunya tentang
perlunya dunia usaha meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar menjadi
penunjang eksistensi perusahaan.
Pada dekade ini juga makin banyak perusahaan mulai mengeser
konsep filantropisnya ke arah Community Development (CD) yang mana inti
kegiatan kedermawanaan yang sebelumnya kental dengan pola
kedermawanan ala Robin Hood makin berkembang ke arah pemberdayaan
masyarakat semisal pengembangan kerja sama, memberikan keterampilan,
pembukaan akses pasar dan sebagainya.
Gagasan Community Development (CD) dapat ditelusuri sejak sekitar
tahun 1925. Ketika itu pernah berhasil dipraktekkan oleh Inggris di beberapa
negeri jajahannya sampai tahun 1948. Bila ditelusur lebih lanjut ke masa
sebelumnya, sebenarnya sejak akhir dekade tahun 1870-an di Amerika
Serikat juga telah ada implementasi gagasan senada. Selanjutnya lebih
berkembang sejak Undang-undang Smith Lever diundangkan tahun 1914.
Di Uni Soviet, sesuai dengan asas komunisme, menyelenggarakan
pembangunan dengan perencanaan dan pengendalian yang sentralistik sejak
tahun 1920. Perkembangan Community Development (CD) menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Corporate Social Responsibility (CSR) didasari oleh adanya kesadaran
terhadap situasi dan waktu yang telah berubah.
Perusahaan bukan lagi merupakan kesatuan yang independen dan
terisolasi, sehingga manajer tidak hanya bertanggung jawab kepada pemilik
tetapi juga kepada kepentingan yang lebih luas yang membentuk dan
mendukungnya. Dalam mengejar tujuan ekonomisnya, perusahaan
menimbulkan berbagai konsekuensi sosial lainnya, baik kemanfaatan maupun
biaya sosial.
Keamanan, kenyamanan, dan kemakmuran bagi masyarakat
merupakan kemanfaatan sosial, sedangkan degradasi potensi sumberdaya
lingkungan limbah dan pencemaran membawa biaya sosial. Salah satu
kesalahan dari pandangan lama (pandangan ekonomis) adalah tentang waktu
yaitu mereka hanya memikirkan perolehan laba perusahaan dalam jangka
pendek, sehingga tidak peduli terhadap dampak sosial lingkungannya.
Akibatnya tidak sedikit perusahaan menjadi tidak aman karena respon
masyarakat terhadap dampak negatif yang dialami akibat keberadaan suatu
perusahaan. Dalam jangka panjang ternyata perusahaan yang memperhatikan
kepentingan sosial, seperti memberi beasiswa kepada anak-anak tidak
mampu, membangun sekolah dan tempat ibadah, memasang peralatan
penyaring udara dan atau pembersih limbah, serta menerapkan program-
program pengembangan masyarakat, ternyata menunjukkan eksistensi yang
semakin mengemuka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Hal ini terjadi karena Corporate Social Responsibility (CSR)
menciptakan citra dan simpati bagi perusahaan. Dekade (1990) adalah
merupakan periode dimana Corporate Social Responsibility (CSR) mendapat
pengembangan makna dan jangkauan. Banyak bermunculan model CSR
seperti Corporate Social Performance (CSP), Business ethics Theory (BET)
dan Corporate Citizenship. Pada periode ini CSR telah menjadi tradisi baru
dalam dunia usaha.
Meskipun banyak terdapat istilah atau model-model Corporate Social
Responsibility (CSR) pada saat itu, pada dasarnya keseluruhan konsep
Corporate Social Responsibility (CSR) tersebut dapat diklasifikasikan
kedalam 2 konsep dasar yaitu, ”Cause Branding” dan ”Venture
Philantrophy”.
Cause Branding adalah pendekatan secara top-down, artinya
perusahaan menentukan masalah sosial apa yang perlu dibenahi oleh
perusahaan. Branding mendesain program sosial yang berkaitan dengan
branding product yang tujuannya membuat masyarakat lebih akrab dengan
merek dagang, untuk jangka panjang model ini bermanfaat bagi perusahaan
membenahi diri untuk memperkuat eksistensi.
Sedangkan Venture Philantrophy merupakan pendekatan bottom-up,
dimana perusahaan membantu pihak-pihak non-profit dalam masyarakat.
Perusahaan membantu masyarakat untuk menciptakan sendiri sumber-
sumber penghidupan baru dan tidak sekedar menyalurkan bantuan sosial atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
financial kepada masyarakat. Pada saat sekarang ini, CSR tidak hanya
menjadi suatu tradisi yang dilaksanakan oleh perusahaan.
Konsep dan eksistensi CSR telah mulai diangkat kedalam posisi yang
lebih tinggi, tidak hanya di ruang lingkup privat perusahaan tetapi juga telah
menjadi perhatian oleh sektor publik, yakni pemerintah. Hal ini dapat
dicermati dari adanya isu hangat dunia mengenai pentingnya kontribusi
perusahaan dan pemerintah dalam perbaikan, pengembangan dan
perlindungan terhadap lingkungan dan masyarakat yang dicetuskan dalam
World Summit on Sustainable Development (WSSD) di Johannesburg, Afrika
Selatan pada tahun 2002 yang menekankan pentingnya tanggung jawab sosial
perusahaan.
Perkembangan CSR pada dekade ini pun diikuti dengan diperkuatnya
eksistensi CSR tersebut kedalam kewajiban yang bersifat normatif diberbagai
negara. Meskipun baru hanya beberapa negara yang berani untuk mengambil
tindakan tersebut dimana Indonesia termasuk salah satu negara didalamnya,
hasil ini merupakan perkembangan yang sangat positif bagi CSR itu sendiri.
4. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu
perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu
perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat
penjualan, aset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau
modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya.
Return on equity atau profitabilitas adalah Suatu pengukuran dari
penghasilan atau income yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas modal
yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Committee on terminology
mendefinisikan profitabilitas adalah jumlah yang berasal dari pengurangan
harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau
penghasilan operasi.
Sedangkan menurut APB Statement mengartikan profitabilitas adalah
kelebihan (defisit) penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi
(Harahap, 2001: 226). Profitabilitas merupakan ukuran pokok keseluruhan
keberhasilan perusahaan (Simamora, 2000: 528). Dari pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa profitabilitas adalah Penghasilan yang diinginkan oleh
perusahaan dalam menjual produknya pada periode akuntansi tertentu.
Menurut Brigham dan Houston (2001:197) menyatakan bahwa
profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan.
Sartono (2001:119) berpendapat bahwa profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Dengan demikian bagi investor jangka panjang
akan sangat berkepentingan dengan analisa profitabilitas ini.
John (2005), Rasio profitabilitas merupakan perbandingan antara laba
perusahaan dengan investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh
laba tersebut. Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
untuk menghasilkan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva,
maupun modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas perusahaan semakin
tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan
dalam satu periode tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan
keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan.
Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil
analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai
beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.
Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan
penjualan, assets, maupun modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat
dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja
manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan
hasil penjualan dan investasi perusahaan.
Laporan keuangan seperti neraca, laporan rugi-laba dan cash flow
dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan kebutuhan
analis. Alat analisis keuangan antara lain : analisis sumber dan penggunaan
dana, analisis perbandingan, analisis trend, analisis lavarege, analisis break
even, analisis rasio keuangan dan lain-lain.
Rasio merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi keuangan
perusahaan berdasarkan perhitungan-perhitungan rasio atas dasar analisis
kuantitatif, yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
lainnya dalam laporan rugi-laba dan neraca. Di samping itu juga,
dipergunakan rasio-rasio finansial perusahaan yang memungkinkan untuk
membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis
atau dengan rasio rata-rata industri.
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (1998:74), rasio
profitabilitas yaitu, margin laba atas penjualan, hasil pengembalian modal dan
hasil pengembalian modal sendiri.
5. Ukuran Perusahaan
Menurut Tunggal (1995), ukuran perusahaan mempunyai dampak
yang signifikan terhadap kelemahan pengendalian internal. Kenyataannya,
lebih sukar untuk menyusun pemisahan tugas yang memadai dalam
perusahaan kecil. Tidaklah layak mengharapkan perusahaan kecil untuk
mempunyai auditor internal. Tetapi, jika berbagai sub elemen struktur
pengendalian diperhatikan, menjadi jelas bahwa kebanyakan dapat diterapkan
bagi perusahaan besar dan kecil.
Meskipun tidak lazim untuk memformalkan kebijakan ke dalam
bentuk pedoman, pasti dimungkinkan bagi perusahaan kecil untuk
mempunyai pegawai yang kompeten dan dapat dipercaya dengan alur
tanggung jawab yang jelas; prosedur otorisasi, pelaksanaan dan pencatatan
transaksi yang pantas, dokumen, catatan dan laporan yang memadai;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
pengawasan fisik atas aktiva dan catatan; dan sampai tingkat tertentu,
pengecekan atas pelaksanaan.
Ukuran perusahaan merupakan gambaran besar kecilnya perusahaan
yang ditentukan berdasarkan nominal. Ukuran perusahaan adalah rata–rata
total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun.
Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap,
maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika
penjualan lebih kecil daripada biaya variabel dan biaya tetap maka
perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston 2001).
Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan
inventory cotrolability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya
perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian
persediaan (Mukhlasin, 2002). Sedangkan menurut Ferry dan Jones (Sujianto,
2001), ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan
yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata–rata total penjualan
dan rata–rata total aktiva.
Jadi, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang
dimiliki oleh perusahaan. Keadaan yang dikehendaki oleh perusahaan adalah
perolehan laba bersih sesudah pajak karena bersifat menambah modal sendiri.
Laba operasi ini dapat diperoleh jika jumlah penjualan lebih besar daripada
jumlah biaya variabel dan biaya tetap.
Agar laba bersih yang diperoleh memiliki jumlah yang dikehendaki,
maka pihak manajemen akan melakukan perencanaan penjualan secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
seksama, serta dilakukan pengendalian yang tepat, guna mencapai jumlah
penjualan yang dikehendaki. Manfaat pengendalian manajemen adalah untuk
menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strategi usahanya dengan
efektif dan efisien.
B. Theoretical Framework
CSR merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan yang semakin
luas kepada masyarakat dan lingkungan. Pelaporan dan pengungkapan CSR juga
dilakukan. Hal ini dilakukan karena perusahaan menginginkan legitimasi dan nilai
positif dari masyarakat. Sehingga perusahaan akan memperoleh peningkatan laba
dalam jangka panjang.
Pengaruh Komposisi Dewan Komisaris Independen Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Resposibility
Keberadaan dewan komisaris independen pada industri perbankan di
Indonesia diatur dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/14.PBI/2006
pasal 5 yang menyebutkan bahwa paling kurang 50% (lima puluh persen) dari
jumlah dewan komisaris adalah komisaris independen. Ketentuan ini memberikan
pengaruh terhadap pengendalian dan pengawasan terhadap manajemen dalam
operasi perusahaannya, diantaranya pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Pengungkapan Corporate
Social Resposibilty.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Kepemilikan institusional umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang
memonitor perusahaan (Novita dan Djakman, 2008). Contoh control yang dapat
diberikan adalah memberikan arahan dan masukan kepada manajemen ketika
manajemen tidak melakukan aktifitas positif seperti pengungkapan CSR untu
mendapatkan legitimasi dari masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan karena
akan berdampak positif bagi keberlanjutan perusahaan di masa mendatang.
Kepemilikan institusional dapat memberikan monitoring terhadap
manajemen untuk melakukan aktifitas positif tersebut. Dengan demikian
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dapat dipengaruhi oleh tingkat
kepemilikan institusional.
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Resposibilty.
Profitabilitas mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang
ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungan
dengan penjualan maupun investasi. Semakin tinggi rasio profitabilitas, maka
semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya diperoleh keuntungan
perusahaan (Fahmi: 135).
Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets,
maupun modal sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur
ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan
yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social
Resposibilty.
Ukuran perusahaan (size) merupakan suatu skala yang berfungsi untuk
mengklarifikasikan besar kecilnya entitas bisnis yang dinyatakan dalam ukuran
nominal. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total asset, volume penjualan dan
kapitalisasi pasar.
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap pengungkapan CSR tercermin
dalam teori legitimasi yang menjelaskan bahwa perusahaan perlu penyesuaian diri
dengan lingkungan dimana perusahaan berada, sehingga perusahaan besar perlu
melakukan lebih banyak aktivitas yang memberikan dampak positif yang lebih
besar terhadap masyarakat, kemungkinan mempunyai lebih banyak pemegang
saham yang boleh jadi terkait dengan program sosial perusahaan dan laporan
tahunan akan dijadikan sebagai alat yang efisien untuk menyebarkan informasi ini
(Nurkhin, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
H1+
H3+
H4 +
Gambar 2.1
Schematic diagram for the theoretical framework
C. Hipotesis
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah
satu bentuk laporan perusahaan sehubungan dengan social and environmental
issues sebagai upaya signaling kepada external stakeholders. Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) di dalam penelitian didasari oleh pedoman
GRI di dalam setiap laporan CSR didasari oleh adanya sustainable development
yang terdiri dari enam dimensi, yaitu ekonomi, lingkungan, sosial (dilihat dari
praktek tenaga kerja), hak asasi manusia, masyarakat dan tanggung jawab produk.
Apabila adanya laporan CSR memberikan informasi yang memiliki
material content (informasi yang mampu mempengaruhi harga saham). Suatu
informasi dapat dikatakan memiliki material content bagi investor apabila
informasi tersebut diberikan reaksi untuk melakukan transaksi pasar modal.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin besar kandungan
informasi yang terdapat pada pengungkapan CSR, maka akan semakin besar pula
Corporate Governance
Komposisi Dewan Komisaris Independen (X1)
Kepemilikan Institusional ( X2)
Ukuran Perusahaan ( X3)
Profitabilitas ( X4)
Pengungkapan
Corporate Social
Resposibility (Y)
H2+
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
dampak dari pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu,
hipotesis dari penelitian ini adalah: “Corporate Governance dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial.”
Anggraini (2006) menyatakan bahwa, tuntutan terhadap perusahaan untuk
memberikan informasi yang transparan, organisasi yang akuntabel serta tata
kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) memaksa perusahaan
untuk memberikan informasi mengenai aktivitas sosialnya.
Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham oleh institusi
keuangan, seperti perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan asset management
(Koh, 2003; Veronica dan Bachtiar, 2005). Adanya kepemilikan institusional juga
dapat meningkatkan profesional serta pengawasan lebih ketat atas aktivitas yang
terjadi di dalam perusahaan.
Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga dapat
menghalangi perilaku opportunistic manajer. Perusahaan dengan kepemilikan
institusional yang besar lebih dari 5% mengindikasikan kemampuannya untuk
memonitor manajemen (Arif, 2006).
Hal ini senada yang dikemukakan oleh Shleifer and Vishny (1986) dalam
Barnae dan Rubin (2005) bahwa institutional shareholders, dengan kepemilikan
saham yang besar, memiliki insentif untuk memantau pengambilan keputusan
perusahaan (Novita dan Djakman, 2005).
Penjelasan di atas, memberikan pemahaman bahwa dengan tingkat
kepemilikan institutional yang semakin tinggi akan meningkatkan tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
pengawasan terhadap manajemen. Pengungkapan CSR adalah salah satu aktivitas
perusahaan yang dimonitor oleh pemilik saham institusi. Sehingga hipotesis yang
dikemukakan adalah sebagai berikut;
H1 : Kepemilikan institusional, perusahaan berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal
perusahaan, memiliki peranan terhadap aktifitas pengawasan. Komposisi dewan
komisaris akan menentukan kebijakan perusahaan termasuk praktek dan
pengungkapan CSR. Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2005)
menyatakan bahwa semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan
semakin mudah untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan
semakin efektif.
Keberadaan dewan komisaris independen akan semakin menambah
efektifitas pengawasan. Oleh Karena itu, di Indonesia terdapat ketentuan yang
mengukur tentang keberadaan dewan komisaris independen. Ketentuan dimaksud
adalah Ketentuan Bapepam dan Peraturan Bursa Efek Indonesia NO. 1-A tanggal
14 Juli 2004.
Dengan demikian, tujuan perusahaan untuk mendapatkan legitimasi dari
stakeholders dengan mengungkapkan tanggung jawab sosial akan diperoleh
karena keberadaan dewan komisaris independen akan memberikan pengendalian
dan pengawasan. Sehingga hipotesis penelitian berikutnya yang dikemukakan
adalah sebagai berikut;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
H2 : Komposisi dewan komisaris independen berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan corporate social responsibility.
Ukuran bank menjadi elemen penting bagi kinerja bank merupakan
pernyataan dari Corporate Governance Norms and Financial Operation (Love
and Rachinsky, 2007). Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa jika ukuran
bank besar maka kesempatan untuk mengembangkan kinerja lebih besar namun
bank besar dapat memiliki masalah keagenan yang lebih besar karena lebih sulit
untuk dimonitor sehingga membutuhkan corporate governance yang lebih baik.
Ukuran Perusahaan merupakan hal penting dalam proses pelaporan.
Darmawati (2005) menyatakan bahwa perusahaan besar pada dasarnya memiliki
kekuatan financial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain,
perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang besar. Perusahaan dengan
aset besar biasanya akan mendapatkan perhatian yang lebih besar. Sehingga
hipotesis penelitian selanjutnya yang dikemukakan adalah sebagai berikut;
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
corporate social responsibility.
Choi (1995) dalam Hossain dkk (2006) menyatakan bahwa hubungan
profitabilitas dan pengungkapan CSR merupakan isu controversial dalam rangka
pengungkapan CSR. Dengan demikian, profitabitias akan menjadi turun. Bowman
& Haire (19760 dan Presto (1978) dalam Hackton & Milne (1996) menyatakan
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar
pengungkapan informasi sosial (Anggraini, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Menurut Donovan dan Gibson (2000) menyatakan hal yang berbeda.
Berdasarkan teori legitimasi, ketika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi,
perusahaan menganggap tidak perlu melaporkan hal-hal yang dapat mengganggu
informasi tentang kesuksesan perusahaan. Sebaliknya, pada saat tingkat
profitabilitas rendah, mereka berharap para pengguna laporan akan membaca
“good new” kinerja perusahaan.
Belkaoui & Karpik (1989) sejalan dengan Donovan dan Gibson (2000)
diatas, bahwa pengungkapan sosial perusahaan justru memberikan kerugian
kompotitif (competitive disadvantage) karena perusahaan harus mengeluarkan
tambahan biaya unguk mengungkapkan informasi sosial tersebut (Anggraini,
2006). Sehingga hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut;
H4 : Profitabilitas perusahaan berpengaruh signifikan terhadap
pengungkapan corporate social resposibilty.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini yang akan dilakukan adalah jenis penelitian dengan
pengujian hipotesis (Hypothesis testing) yang merupakan penelitian dalam
menjelaskan fenomena hubungan antar variabel. Pengujian hipotesis dilakukan
untuk melihat hubungan sebab akibat antara variabel-variabel yang akan diteliti
yaitu variabel independen berupa corporate governance yang diukur dengan
variable kepemilikan institusional dan komposisi dewan komisaris independen,
ukuran perusahaan dan profitabilitas dengan variable dependen yang terdiri dari
pengungkapan tanggung jawab sosial.
Penelitian ini juga merupakan penelitian eksplanatory, untuk memperoleh
kejelasan fenomena yang terjadi di dunia empiris (real world) dan berusaha untuk
mendapatkan jawaban, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kualitas
antara variabel-variabel melalui analisis data dalam rangka pengujian hipotesis.
B. Populasi, Sampel, Sample Frame dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan
sampel adalah sebagian dari populasi yang hendak diselidiki karekteristiknya
(Sugiono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
perbankan yang go public di Bursa Efek Indonseia berjumlah 76 bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Menurut Sugiyono (2012:64) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah perusahaan perbankan selama
periode pengamatan, yaitu 2010-2012 dan terdapat 93 perusahaan sebagai
sampel penelitian. Sampel dipilih dengan metode purpose sampling dengan
kriteria;
a. Perbankan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012.
Alasan pemilihan sampel sejak tahun 2007 telah diberlakukan Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang
mewajibkan perseroan dengan bidang usaha dibidang atau terkait
dengan bidang sumber daya alam untuk melaksanakan tanggung jawab
sosial dan lingkungan.
b. Perusahaan, khususnya perbankan tersebut mengungkapkan laporan
CSR dalam laporan tahunan untuk periode akuntasi tahun 2010-2012
yang dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia
(www.idx.co.id). Artinya, informasi yang terdapat dalam laporan
tahunan tersebut adalah accestable.
2. Sampel
Sekaran & Bougle ( 2013) menjelaskan bahwa sampel merupakan
sebagian dari populasi yang karakteristiknya diselidiki dan dianggap dapat
mewakili populasi. . Sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan go
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
public di BEI yang sahamnya paling aktif diperdagangkan di BEI. Periode
tahun yang diteliliti adalah tahun 2010-2012 sebanyak 76.
Alasan peneliti menggunakan periode tahun tersebut adalah karena
pada tahun 2008 sedang terjadi krisis global, sehingga berpengaruh terhadap
kondisi kesehatan perusahaan perbankan di Indonesia. Sedangkan pada tahun
2010-2012 kondisi kesehatan perbankan sudah mulai membaik sehingga data
yang didapat terdiri dari perusahaan perbankan yang kondisi kesehatannya
sudah baik.
3. Sample Frame (Kerangka Sampel)
Sampel Frame adalah (fisik) representasi dari semua elemen dalam
populasi dari mana sampel diambil (Uma Sekaran, 2009). Kerangka sampel
(sample frame) berupa daftar unit-unit yang ada dalam populasi sebanyak 76
unit terdiri dari tahun 2010 sebanyak 25 perusahaan perbankan, tahun 2011
sebanyak 25 perusahaan perbankan, dan tahun 2012 sebanyak 26 perusahaan
perbankan yang tercantum di Capital Market Direktory (ICMB) disetiap
tahun 2011, 2012 dan 2013.
4. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel diambil dengan tehnik Purposive Sampling, yaitu metode
pengambilan sampling berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan
untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
a. Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2011-2013.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Bank-bank tersebut data keuangannya lengkap untuk keperluan analisis
lebih lanjut.
c. Bank tersebut telah mengeluarkan laporan-laporan selama tiga tahun
berturut-turut mulai 2011-2013.
C. Definisi Operasional Variabel dan Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen: Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Pengungkapan tanggung jawab sosial adalah pengungkapan informasi
terkait dengan aktifitas tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkpan
tanggung jawab diukur dengan proksi CSRDI (Corporate Social Resposibility
Disclosure Index) yaitu indikator GRI (Global Reporting Initiatives) yang
digunakan dalam penelitian ini peroleh dari situs web: www.global
reporting.org.
Variabel independen di dalam penelitian ini adalah pengungkapan
yaitu dimensi ekonomi, dimesnsi lingkungan, dimensi sosial (praktik tenaga
kerja), dimensi hak asazi manusia, dimensi masyarakat (community), dan
dimensi tanggung jawab produk. Sistem penilaian (scoring) pada penelitian
ini akan disesuaikan dengan sistem penilaian DSCORE yang dilakukan oleh
Botosan (1997), yaitu dengan memberikan nilai 0 atau 1 pada butir-butir
pengungkapan CSR yang terdapat pada laporan tahunan setiap perusahaan.
Setiap terdapat butir pengungkapan CSR dalam laporan tahunan
perusahaan sampel maka diberikan nilai 1 untuk masing-masing butir
pengungkapan dan bila tidak terdapat butir pengungkapan dalam laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
tahunan perusahaan sampel maka diberikan nilai nol. Selanjutnya, skor dari
setiap item dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap
perusahaan. Rumus perhitungan CSRDI adalah sebagai berikut :
∑Xij
CSRDIj=
Nj
Dimana;
CSRDIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index
perusahaan j
Nj : jumlah item untuk perusahaan j
X ij : 1 = jika item 1 diungkapkan ; 0 = jika item tidak
diungkapkan.
Dengan demikian, 0˂ CSRDI j˃1
2. Variabel Independen
a. Corporate governance
Variabel corporate governance yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah mekanisme corporate governance yang diukur dengan variable
kepemilikan institusional dan komposisi dewan komisaris independen
terhadap keseluruhan jumlah anggota dewan komisaris.
b. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba (profit) pada periode tertentu. Profitabilitas dalam
penetian ini akan menggunakan proksi return on equity (ROE) seperti
Hakston dan Milne (1996). ROE dipilih merupakan alat yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
menggambarkan kemampuan profitabilitas perusahaan ROE dapat dicari
dengan persamaan sebagai berikut;
Net Income
Retrun on Equity (ROE) =
Shareholder’s Equity
c. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah alat untuk mengukur suatu perusahaan
berdasarkan aturan tertentu. Perusahaan pada penelitian sebelumnya
diukur dengan jumlah karyawan, total assets, atau volume penjualan.
Belkaoui dan Karpik(1989) menggunakan log of net sales, seperti
yang digunkan oleh Sembiring (2003). Roberts (1992) menggunakan rata-
rata pendapatan empat tahun. Patten (1991) menggunakan log of sales.
Hackston dan Milne (1996) menggunkan turnover dan jumlah
karyawan seperti yang digunakan oleh Sembiring. Sedangkan Parsa dan
Kouhy (1994) menggunakan total assets value. Ferook dan Lanis (2005)
menggunakan natural log of the firm’s total assets sebagai proksi.
Sedangkan Hossain dkk (2006) menggunakan proksi total assets.
Definisi operasional dan skala pengukuran variable di atas adalah
seperti dalam tabel 3.1 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 3.1
Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel
d. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai variable penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan antara
lain; mean, median, minimum, maximum dan standard deviation.
e. Analisis Statistik
Analisis statistik yang digunakan untuk menguji kualitas data dan
pengujian hipoteis. Analisis statistik yang dilakukan adalah: 1). uji asumsi
klasik dan 2). uji hipotesis.
1) Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan agar model regresi yang
digunakan menjadi model yang BLUE (Best Liniear Unbiased
Esimator). Sehingga model tersebut dapat digunakan untuk keperluan
estimasi serta mengurangi bias data. Uji asumsi klasik yang dilakukan
No Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran Variabel
1Variabel Dependen (Y) Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial
Luas pengungkapan tanggung jawab sosial dengan
membandingkan jumlah pengungkapan yang dilakukan
dengan jumlah pengungkapan yang diharapkan
CSRDI berdasarkan GRI
2 Variabel Indenpenden (X)
Corporate Governance
X1: Kepemilikan institusionalJumlah kepemilikan saham oleh investor institusi
terhadap total jumlah saham yang beredar.
Persentase jumlah saham yang dimiliki
institusi dari total saham beredar
X2: Komposisi dewan komisaris
independen
Jumlah keanggotaan dewan komisaris independen
terhadap keseluruhan jumlah anggota dewan komisaris
Persentase jumlah anggota dewan komisaris
independen dari seluruh anggota dewan
komisaris
3. X3 : Ukuran Perusahaan Ukuran Perusahaan Log natural of total assets value
4 X4 : Profitabilitas (ROE) Kemampuan perusahaan dalam perolehan laba ROE (return on equty)
Rasio
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji heteroskedasititas
dan uji autokorelasi.
a) Uji Normalitas
Uji normaliitas bertujuan menguji apakah dalam metode
regresi, variabel terikat dan variable bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2007). Model regresi yang
baik adalh data yang berdistribusi normal atau mendekati normal.
Pengujian normalitas menggunaakan Uji Kolmogrorov-
Smirnov dengan bantuan program aplikasi statistic SPSS For
Windows versi 22. Pengujian terhadap normalitas data dengan cara
membandingkan probitabilitas (p) yaang diperoleh dengan taraf
signifikansi (α) 0.05. Apabila p > α, maka sebaran data penelitian
normal dan uji beda dua rata-rata dilakukan dengan statistic
parametris (Ghozali, 2001)
b) Uji Multikoloonieritas
Multikolonieritas terjadi jika ada hubungan liniear yng
sempurna atau hampir sempurna antar beberapa atau semua
variabel independen dalam model regresi. Uji multikoliniearitas
bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel bebas (Ghozali, 2007). Untuk menguji adanya
multikolinearitas dapat dilakukan dengan menganalisis koreelasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
antar variable dan perhitungan nilai tolerance serta variance
inflation factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance
lebih kecil dari 0,1 yang berarti tidak ada korelasi antar variable
independen yang nilainya lebih dari 95%.
Dan nilai VIF lebih besar dari 10, apabila VIF kurang dari
10 dapat dikatakan bahwa variable independen yang digunakan
dalam model adalah dapat dipercaya dan objektif.
c) Uji Heteroskedastiisitas
Uji heteroskedastiisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidak samaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoske
dastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali,
2007).
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
antar SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah
diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y
sesungguhnya) yang telah distudentized. Dasar analisisnya sebagai
berikut:
(i) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
melebar kemudian menyempit) akan mengindikasikan telah
terjadi heteros-kedastisitas.
(ii) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik penyebaran di
atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi
heteroskedastisitas.
d) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah model
mengandung auto korelasi atau tidak, yaitu adanya hubungan
diantara variable independen dalam mempengaruhi variable
independen. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan
uji Durbin Watson.
Ketentuan tersebut digunakan adalah apabila angka D-W
dibawah -2 berarti ada koreelasi positif, bila ada angka D-W
diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi dan bila diatas
+2 berarti ada autokorelasi negative (Singgih, 2000).
2) Uji Hipotesis
Dalam uji hipotesis menggunakan metode regresi linear
berganda, uji signifikansi parameter individual (uji t dan uji f) dan
koefisien determinasi. Sebagai berikut:
a) Metode Regresi Linear Berganda
Yaitu metode yang digunakan untk menguji pengaruh dua
atau lebih variabel independen terhadap variable dependen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dengan skala pengukur atau rasio dalam suatu persamaan linier
(Indriantoro dan Supomo, 2002 dalam Sulastini, 2007). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah mekanisme corporate
governance dan profitabilitas.
Penelitian ini juga mengguunakan variable kontrol, yaitu
ukuran perusahaan. Sedangkan variabel dependennya adalah
pengungkapan CSR perusahaan. Adapun persamaan untuk
menguji hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
CSRDI =0 +1 KepIns +2 KomInd +3 SIZE+4 ROE + e
Dimana :
CSRDI = corporate social responsibility disclosure index
KepIns = kepemilikan institusional
KomInd = komposisi dewan komisaris
SIZE = ukuran perusahaan
ROE = return on equity
0 = intercept
1…..4 = koefisien regresi
E = error
b) Uji t
Uji ini dilakukan untuk menguji secara individual pengaruh
variable independen terhadap variable dependen dengan
menganggap variable independen lainnya konstan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
i) Ho : = 0 (tidak ada pengaruh variable independen secara
individual terhadap variable dependen)
Ha : ≠ 0 (ada pengaruh variable independen secara individual
terhadap variable dependen)
ii) Perhitungan nilai t
B - t =
Sb
Keterangan:
b = koefisien regresi
= koefisien beta
Sb = standart error estimate
iii) Keputusan uji apakah ditolak atau diterima
Membandingkan hasil uji thitung dengan ttabel apakah diterima
atau tidak. Jika nilai thitung > tα/2 (n-4) atau thitung > - tα/2 (n-4) maka
Ho ditolak, sedangkan jika - tα/2 (n-4) ≤ thitung ≤ tα/2 (n-4) maka Ho
diterima.
c) Uji F
Untuk menghitung pengaruh X1, X2 dan X3 terhadap Y secara
bersama-sama dilakukan uji F, langkah-langkah pengujian:
i) Ho : 1 = 2 = 3 = 0 ; artinya tidak ada pengaruh variable
independen secara simultan terhadap variable dependen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
ii) Ho : 1 ≠ 2 ≠ 3 = 0 ; artinya ada pengaruh variable
independen secara simultan terhadap variable dependen.
Nilai F hitung =
R² / k
(1- R²) / (n-k-1)
Dimana:
R² = koefisien determinasi
k = banyaknya predictor
n = banyaknya populasi
iii) Keputusan
Jika F hitung > dari Ftabel maka Ho ditolak dan jika Fhitung <
Ftabel maka Ho diterima.
d) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable
dependen. Nilai koefisien determinasi berada di antara nol dan
satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variable–variable
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-varibel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2007).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Untuk mengukur proporsi atau presentasi sumbangan dari
seluruh variable bebas yang terdapat dalam model regresi terhadap
variable terikat dengan menggunakan rumus :
b1 ∑KepInsY + b2 ∑KomIndY + b3 ∑SizeY + b4 ∑ROEY
R² =
∑Y
Keterangan :
R² = koefisien determinasi
b1…. b2 = koefisien regresi masing-masing variable
KepIns = kepemilikan institusional
KomInd = komposisi dewan komisaris
SIZE = ukuran perusahaan
ROE = return on equity
Y = pengungkapan tanggung jawab sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif
Berdasarkan data bank yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia
(BEI), diperoleh ada 93 perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan
khususnya perbankan yang terdaftar di BEI pada tahun 2010-2012 sebagai sampel
penelitian. Laporan Tahunan dapat diakses melalui website Bursa Efek Indonesia
sebanyak 93 perusahaan perbankan.
Hanya 76 sampel perusahaan perbankan yang memenuhi kriteria kedua,
yaitu perusahaan yang mengungkapkan laporan CSR dalam laporan tahunannya.
Sebanyak 17 perusahaan tidak memenuhi kriteria. Namun, karena tidak lengkap
maka 17 data dihilangkan. Sehingga, sampel dalam penelitian ini selama tiga
tahun jadi totalnya 76 data pengamatan. Daftar perolehan sampel penelitian dapat
dilihat dari Tabel 4.1 List perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini sesuai
kriteria dapat dilihat dalam lampiran.
Tabel 4.1
Daftar Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Bank yang laporan berkelanjutan tahunnya dapat diakses melalui BEI
hingga tahun 2013 93
Bank yang mengungkapkan laporan CSR periode tahun 2013 76
Bank laporannya tidak lengkap 17
Jumlah sampel 76
Selain itu data yang digunakan diatas, data yang yang lain yang dipakai
adalah data sekunder dari laporan keuangan untuk menghitung rasio profitabilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
dan ukuran perusahaan pada periode tahun 2010-2012 yang diperoleh dari ICMD
(Indonesian Capital Market Directory) tahun 2013. Berdasarkan hasil
pengumpulan data diperoleh data indeks Corporate Social Responsibilty (CSR),
Corporate Governance (CG), komposisi dewan komisaris independen,
kepemilikan institusional, ROE dan size dari masing-masing bank. Deskripsi
keseluruhan variable penelitian mencakup nilai rata-rata, maksimum, minimum
dan standar deviasi adalah sebagai berikut
Tabel 4.2
Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa variable pengungkapan tanggung
jawab sosial perusahaan (CSRD) mempunyai nilai rata-rata 37.81%. Nilai median
adalah 29%. Nilai maksimal 124%. Sedangkan nilai standar deviasi adalah
26.37%. Data tersebut menunjukkan bahwa rata-rata pengungkapan CSR
perusahaan perbankan di Indonesia menunjukkan kenaikan dari tahun ke tahun ini
CSRD KepInsl KomInd Size ROE
N Valid 76 76 76 76 76
Missing 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Mean 37.815 66.225 33.552 17.173 15.003
Median 29.000 68.525 33.000 17.265 14.155
Mode 16.000 60.000 32.000 16.290 16.960
Std. Deviation 26.370 28.516 3.172 1.625 7.384
Variance 695.406 813.169 10.064 2.642 54.525
Minimum 0.000 0.040 28.000 14.040 0.160
Maximum 124.000 100.000 38.000 20.270 35.104
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
terbukti dengan 37.18% perusahaan perbankan sudah melakukan Corporate
Social Responsibilty (CSR).
Walaupun demikian terdapat sampel (perusahaan perbankan) yang
melakukan pengungkapan tanggungjawab sosial cukup tinggi, yaitu 124%.
Variabel kepemilikan institusional menunjukkan nilai mean sebesar 66.22%.
Artinya, secara rata-rata perusahaan perbankan di Indonesia cukup besar dikuasai
oleh institusi lainnya. Nilai minimum 0.40% menunjukkan bahwa saham
perusahaan sangat kecil yang dimiliki oleh institusi lain.
Nilai median adalah sebesar 68.52%. Sedangkan nilai standar deviasi
adalah sebesar 28.51%. Tabel 4.2 diatas juga menunjukkan bahwa variable
komposisi dewan komisaris independen mempunyai nilai mean, median,
minimum, maximum dan standar deviasi masing-masing sebesar 33.55%,
33.00%, 28.00%, 38,00% dan 3.17%.
Hal ini dapat diartikan sebanyak 100% perusahaan perbankan telah
memenuhi aturan yang telah ada Ketentuan Bapepam dan Peraturan Bursa Efek
Indonesia No. 1-A tanggal 14 Juli tahun 2004, yaitu perusahaan harus mempunyai
dewan komisaris independen sebesar minimal 30%. Hal ini menunjukkan hal
yang positif. Walaupun demikian, terdapat sampel perusahaan perbankan yang
belum memenuhi atauran tersebut dengan hanya mempunyai komisaris
independen sebanyak 28% atau kurang dari 30%.
Profitabilitas perusahaan mempunyai nilai mean, median, minimum,
maksimum dan standar deviasi masing-masing sebesar 15.00%, 14.15%, 0.16%,
35.14% dan 7.38%. Hal ini dapat diartikan bahwa profitabilitas yang diproksikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
dengan nilai ROE menunjukkan cukup bagus walaupun ada perusahaan yang
mempunyai ROE hanya 0.16%.
Ukuran perusahaan sampel dapat diketahui mempunyai mean, median,
minimum, mkasimum dan standar deviasi masing-masing 17.17, 17.26, 14.04,
20.27 dan 1.625. Artinya rata-rata perusahaan perbankan mempunyai aset yang
cukup tinggi, yaitu 17.17 ribu millyar rupiah. Terdapat sampel aset yang
mempunyai aset tinggi sebesar 20.27 ribu ilyar rupiah dan sampel mempunyai
aset terendah sebesar 14.04 millyar rupiah. Standar deviasinya sebesar 1.625%.
B. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan berdasarkan indicator
GRI terdiri dari tema yaitu Indikator Kinerja Ekonomi, Indikator Kinerja Lingkungan
(IN), Praktek Kerja dan Layak Indikator Kinerja Kerja, Hak Asasi Manusia Indikator
Kinerja, Masyarakat Indikator Kinerja, Indikator Kinerja Tanggung Jawab Produk.
Gambaran tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
Tabel 4.3
Pengungkapan CSR
No Pengungkapan Tanggung Jawab Social Kode Jumlah
1 Economic Performance Indicators EC 1,129
2 Environmental Performance Indicators EN 337
3 Labor Practices and Decent Work Performance Indicators LA 514
4 Human Right Performance Indicators HR 41
5 Society Performance Indicators SO 185
6 Product Responsibility Performance Indicators PR 697
Total Pengungkapan CSR
2,903
Total Seharusnya Pengungkapan CSR 6,162
Prosentase Pengungkapan CSR 47.11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 4.3 menunjukkan pengungkapan tanggung jawab sosial hanya
47.11% perbankan yang mengungkapkan Corporate Social Responsibilty (CSR).
Artinya perusahaan perbankan di negara Indonesia masih belum banyak yang
melaksaanakan dan mengungkapkan kegiatan Corporate Social Responsibilty
(CSR) berdasarkan GRI. Hal tersebut disebabkan perusahaan tidak
memperhatikan pentingnya kinerja sosial.
C. Kepemilikan Institusional
Komposisi sampel berdasarkan penelitian institusional adalah seperti
dalam tabel 4.4. Dari tabel 4.4 dapat diketahui bahwa hanya terdapat 1 atau 1.31%
perbankan yang kepemilikan institusionalnya kurang dari 5%. Sedangkan 25
perusahaan lembaga keuangan khususnya perbankan atau 98.68% adalah dengan
kepemilikan institusional lebih dari 5%.
Ini menunjukkan bahwa perusahaan perbankan mendapat tekanan dari
pemilik saham cukup tinggi. Hal ini akan menuntut manajemen perusahaan untuk
dapat melaksanakan perusahaan dengan baik.
Tabel 4.4
Komposisi Perusahaan Perbankan Berdasarkan Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional Jumlah Perusahaan Persentase
Kurang dari 5% 1 1.31%
Lebih dari 5% 75 98.68%
Jumlah 76 100.00%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
D. Komposisi Dewan Komisaris Independen
Komposisi berdasarkan komposisi dewan komisaris independen adalah
seperti tabel 4.5. Sebanyak 6 perusahaan atau 7.89 % mempunyai anggota dewan
komisaris independen kurang dari 30%. Artinya, perusahaan ini belum memenuhi
ketentuan berlaku tentang komposisi anggota dewan komisaris sebanyak 30%.
Sedangkan perusahaan perbankan yang mempunyai komposisi anggota dewan
komisaris independen lebih dari 30% adalah sebanyak 70 sampel perusahaan atau
92.10%.
E. Ukuran Perusahaan
Dilihat dari tabel 4.6 ukuran perusahaan perbankan yang menjadi sampel
bahwa keseluruhan memiliki jumlah aset dari 1.000 Milyar, ini artinya perusahaan
perbankan di Indonesia memiliki aset yang tinggi.
Tabel 4.6
Komposisi Perusahaan Perbankan Berdasarkan Ukuran Perusahaan
Ukuran Perusahaan Jumlah Perusahaan Persentase
Kurang dari 1.000 Milyar 0 0.00%
Lebih dari 1.000 Milyar 76 100%
Jumlah 76 100%
Tabel 4.5
Komposisi Perbankan Berdasarkan Komposisi Dewan Komisaris
Independen
Komposisi Dewan Komisaris
Independen Jumlah Perusahaan Persentase
Kurang dari 30% 6 7.89%
Lebih dari 30% 70 92.10%
Jumlah 76 100.00%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
F. Profitabilitas
Profitabilitas penelitian ini diukur dengan ROE diketahui bahwa
perusahaan perbankan yang memiliki ROE lebih dari 10% sebanyak 65 perbankan
yang menjadi sampel 85.52%. Sedangkan yang memiliki ROE kurang dari 10%
adalah sebanyak 11 atau 14.7%.
Tabel 4.7
Komposisi Perusahaan Perbankan Berdasarkan ROE
Profitabilitas Jumlah Perbankan Persentase
Kurang dari 10% 11 14,47%
Lebih dari 10% 65 85,52%
Jumlah 76 100.00%
Perusahaan perbankan yang memiliki ROE lebih dari 10% sebesar
85.52%. Diatas menunjukkan perbankan dapat melaksanakan usaha dengan baik.
G. Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi digunakan untuk estimasi dengan signifikan dan
representative jika model regresi tersebut tidak menyimpang dari asumsi dasar
klasik regresi berupa uji normalitas, uji multikolonieritas dan uji
heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas untuk mengetahui apakah data dari masing-masing
variable memilki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas data
dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
disajikan pada tabel tabel 4.8 menunjukkan bahwa variable pengungkapan
CSR adalah 0.217 dan tidak signifikan. Hal ini berarti Ho diterima yang ber
arti data residual terdistribusi normal.
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas dengan Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov
CSRD KepIns KomInd Size ROE
N 76 76 76 76 76
Normal
Parametersa,b
Mean 37.815 66.225 33.552 17.173 15.003
Std.
Deviation 26.370 28.516 3.172 1.625 7.3841
Most Extreme
Differences
Absolute 0.217 0.127 0.177 0.098 0.060
Positive 0.217 0.118 0.161 0.098 0.060
Negative -0.151 -0.127 -0.177 -0.067 -0.038
Test Statistic 0.217 0.127 0.177 0.098 0.060
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.000 0.004 0.000 0.070 0.200
2. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolonieritas dapat dilakukan dengan matriks korelasi dengan
melihat besarnya nilai VIF (variance inflation factor) dan nilai tolerance.
Suatu model regresi yang bebas dari multikoloniearitas. Tabel 4.9
menunjukkan bahwa nilai VIF dari masing-masing variable yaitu
Kepemilikan Institusional, Komposisi Dewan Komisaris Independen, Size,
Profitabilitas 1.094 sampai dengan 1.468.
Maksudnya bahwa VIF masing-masing variable berada di sekitar 1.
Nilai tolerance (TOL) yang diperoleh berkisar 0.653 sampai dengan 0.914.
Nilai TOL semua variable menunjukkan nilai lebih besar dari 0.10. Dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa model regrsei terbebas dari multikolonieiritas
antar variabel independen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Tabel 4.9
Uji Multikolonieritas
Uji Multi
kolonieritas
Uji Heteroske
dastisitas Koefisien Determinasi
Model
Collinearity
Statistics t Sig.
Collinearity
Statistics R
R
Squa
re
Adjus
ted R
Squar
e Tole
rance VIF
Tole
Rance VIF
1
(Constant) -3.617 0.001
KepIns 0.914 1.094 2.524 0.014 0.914 1.094
KomInd 0.904 1.106 0.651 0.517 0.904 1.106
Size 0.653 1.532 4.380 0.000 0.653 1.532
ROE 0.681 1.468 -0.331 0.741 0.681 1.468
.723 0.523 0.496
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan berbeda disebut
Heteroskedastisitas.
Berdasarkan output tabel 4.10 diketahui bahwa nilai signifikasi
variabel kepemilikan Intitusional sebesar 0.001 lebih kecil dari 0,05, artinya
terjadi heteroskedastisitas pada variabel kepemilikan Intitusional.
Nilai signifikasi variabel Komposisi Dewan Komisaris Independen,
yakni 0.014 lebih kecil dari 0,05, artinya terjadi heteroskedastisitas pada
variabel Komposisi Dewan Komisaris Independen, Nilai Signifikan variable
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
size sebesar 0.00 lebih kecil dari 0.05, artinya terjadi heteroskedastisitas pada
variable size, sedangkan nilai signifikan variable profitabilitas sebesar 0.741
lebih besar dari 0.05, artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variable
profitabilitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah data yang
korelasi terjadi antara anggota dari serangkaian observasi yang terletak
berderetan secara series dalam waktu (untuk data time series) atau korelasi
antara tempat yang berdekatan ( untuk data cross sectional), sehingga akan
mengakibatkan nilai R² menjadi lebih tinggi dari pada seharusnya. Untuk
menguji adanya pengaruh autokorelasi dalam penelitian ini digunakan metode
Durbin-Watson (D-W) test. Adapun hasil perhitungannya adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Rangkuman Hasil Uji Autokorelasi
Variabel D-W -2<D-W>2 Kesimpulan
KepIns
1.595 -2<1.595>2 Tidak ada masalah
autokorelasi
KomInd
ROE
Size
CSRDI
Dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji
aotukorelasi memperoleh nilai D-W sebesar 1.595 berada diantara -2 sampai
dengan +2, maka dapat dinyatakan bahwa tidak ada gangguan autokorelasi
yang serius di dalam parameter model regresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
5. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda yaitu
untuk mengetahui pengaruh seluruh aspek penerapan Corporate Governance
dan size terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Adapun hasil analisis
terhadap masing-masing indikator secara parsial adalah sebagai berikut :
Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Hipotesis Koefisien thitung Sig
Konstanta -163.153
KepIns + 0.333 4.196 0.000
KomInd + -0.647 -0.902 0.370
Size + 11.402 6.926 0.000
ROE + 0.321 0.905 0.369
R Square
0.496
F Statistik
19.432
Asymp.sig
0.000
N 76
a. Predictors ( Contant), KepIns, KomInd, Size, ROE
b. Dependent Variable : CSRD
Interprestasi dari persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai
konstanta a bernilai negatif sebesar -163.153 menunjukkan bahwa jika bank
tidak menerapkan corporate governance dan size, maka CSR tidak bisa
diterapkan. Nilai koefisien kepemilikan institusional bernilai positif sebesar
0.333 menunjukkan bahwa kepemilikan institusional meningkat, maka akan
berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.
Nilai koefisien Komisaris Independen bernilai negatif sebesar -0.647
maka tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Nilai koefisien size
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
bernilai positif sebesar 11.402 meningkat, maka akan berpengaruh negatif
terhadap penerapan pengungkapan CSR. Nilai koefisien bernilai positif
sebesar 0.321 meningkat, maka akan berpengaruh positif terhadap penerapan
pengungkapan CSR khususnya di perbankan.
6. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Stastistik t)
Uji t-statistik dilakukan untuk menyelidiki lebih lanjut mana diantara
dua variable bebas dan dua variable control yang berpengaruh signifikan
terhadap pengungkapan sosial. Uji t-statistik dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi yang diperoleh masing-masing variable.
Hasil pengujian menunjukkan sebagai berikut :
a. Variabel kepemilikan institusional (X1) memiliki t nilai sebesar 4.196
dengan tingkat signfikansi 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi
0.05(5%). Menunjukkan bahwa kepemilikan institusional terbukti
berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan.
Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa kepemilikan
institusional berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR dapat
diterima.
b. Variabel komposisi dewan komisaris independen (X2) memiliki nilai t
sebesar –0.902 dengan tingkat signifikansi 0.370 lebih besar dari taraf
signifikansi 0.05(5%). Menunjukkan bahwa komposisi dewan komisaris
independen terbukti berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap
pengungkapan CSR perusahaan. Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
komposisi dewan komisaris independen berpengaruh negatif terhadap
pengungkapan CSR perusahaan dapat diterima.
c. Variabel ukuran perusahaan (X3) memiliki nilai t sebesar 6.926 dengan
tingkat signifikansi 0.000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0.05(5%). Hal
diatas menunjukkan bahwa ukuran perusahaan terbukti berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan CSR. Dengan demikian, hipotesis
ketiga (H3) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR dapat diterima.
d. Variabel profitabilitas (X4) memiliki nilai t sebesar 0.905 dengan tingkat
signifikansi 0.369 lebih besar dari taraf signifikansi 0.05(5%). Hal ini
menunjukkan profitabilitas terbukti berpengaruh secara positif tapi tidak
signifikan terhadap pengungkapan CSR perusahaan. Dengan demikian,
hipotesis ketiga (H4) yang menyatakan komposisi dewan komisaris
independen berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR perusahaan
dapat diterima.
7. Uji F
Uji F digunakan untuk menguji ketepatan model regresi pada
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dari hasil tabel
4.11 bahwa nilai F hitung sebesar 19.432 dengan nilai probabilitas sebesar
0,000 < 0,05, yang menunjukkan bahwa keempat variabel independen yaitu
kepemilikan institusional, komposisi dewan komisaris, ROE, dan size dapat
berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu pengungkapan tanggung jawab
social (CSR).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
8. Koefisien Determinasi
Uji regresi linear berganda ini dianalisis besarnya koefisien
determinasi (R²). Uji koefisien detrminasi dalam penelitian ini digunakan
untuk melihat besar pengaruh variable independen (Kepemilikan
Institusional, Komposisi Dewan Komisaris Independen, Size dan
Profitabilitas) terhadap variable dependen (pengungkapan CSR perusahaan).
Hasil pengujian menunjukkan R² sebesar 0.496 atau 49.60%. Jadi
dapat dikatakan bahwa 49.60% besarnya pengungkapan tanggung jawab
sosial perusahaan khususnya perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia disebabkan mekanisme corporate governance, kepemilikan
institusional dan ukuran perusahaan. Sedangkan 50.05% besarnya
pengungkapan disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan pada Bab IV
dapat ditarik kesimpulan kepemilikan institusional terbukti berpengaruh secara
positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini sesuai
dengan penelitian Reverte (2008) bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Penyebab hal ini
dengan tingkat kepemilikan institutional yang semakin tinggi akan meningkatkan
tingkat pengawasan terhadap manajemen. Pengungkapan CSR adalah salah satu
aktivitas perusahaan yang dimonitor oleh pemilik saham institusi.
Komposisi dewan komisaris independen tidak berpengaruh dengan
proksi prosentase jumlah dewan komisaris independen terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan, dikarenakan hasil analisis regresi adalah
negatif. Hal ini sesuai dengan penelitian Ahmad Nurkhin (2009), bahwa jumlah
dewan komisaris inpenden terbukti tidak berpengaruh terhadap pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan.
Ukuran perusahaan terbukti berpengaruh secara positif terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Sembiring (2003) bahwa variabel ukuran perusahaan (size) sebagai salah satu
proksi political visibility yang terbukti signifikan berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Profitabilitas dengan proksi ROE tidak berpengaruh terhadap
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Ahmad Nurkhin (2009) bahwa profitabilitas tidak terbukti berpengaruh positif
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diberikan saran sebagai berikut:
Disarankan untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan
sampel perusahaan yang lebih banyak, sehingga lebih mampu mewakili
kondisi perusahaan khususnya perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
secara umum.
Perlu disusun sebuah standard keterbatasan penilaian CSR khusus untuk
perusahaan khususnya perbankan karena dalam penilaian ini penelitian
item CSR masih menggunakan bentuk item penilaian untuk perusahaan
secara umum.
Dalam penilaian CSR produk dan customer untuk perusahaan sector
perbankan sebaiknya menggunakan item penilaian menurut GRI (Global
Reporting Index), karena penilaian CSR produk dan customer dalam
penelitian ini tidak dapat menjabarkan penggunaan CSR produk dan
customer terhadap ROE.
Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan periode pengamatan yang
lebih lama, sehingga akan memberikan kemungkinan yang lebih besar
untuk memperoleh kondisi yang sebenarnya serta menambah jumlah
sampel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini mememiliki beberapa kelemahan dan keterbatasan sebagai berikut:
Jumlah perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian yaitu, 31
perusahaan perbankan dan hanya di ambil dari perusahaan perbankan.
Periode pengamatan hanya tiga tahun sehingga hasil penelitian ini tidak
dapat memberikan gambaran yang terperinci tentang praktik
pengungkapan CSR di lapangan.
Mekanisme coporate governance dalam penelitian ini hanya terbatas pada
ukuran dewan komisaris, prosentase komisaris independen dan
kepemilikan institusional.
Terdapat unsur objektifitas pada penilaian indeks CSR. Hal ini
dikarenakan tidak adanya ketentuan baku yang dijadikan standard atau
acuan, sehingga penentuan indeks untuk indi kator yang sama bisa berbeda
untuk setiap penelitian.
Dalam sampel penelitian ini terdapat perusahaan perbankan yang
sahamnya tidak aktif diperdagangkan selama periode penelitian. Hal ini
dapat mempengaruhi nilai beta dan nilai ROE perusahaan perbankan saat
dihitung, sehingga nilai tersebut tidak mencerminkan nilai sebenarnya.
Penggunaan ukuran yang terbatas seperti misalnya penetapan variabel
penelitian hanya tiga tahun kebelakang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
D. Implikasi
Praktisi dan pemerintah diharapkan mampu merumuskan kebijakan dan
menjabarkan dasar hukum CSR, untuk menyamakan persepsi dan menjadikan
pengungkapan tanggung jawab sosial perusahan sebagai suatu kewajiban bagi
perusahaan. Adapun kebijakan yang diatur sekiranya memiliki filosofi CSR, yaitu
tanggung jawab pelestarian alam sebagai penopang berkelanjutan kehidupan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N.N.N. dan Sulaiman, M. “Environmental Disclosures in Malaysian
Annual Reports: A Legitimacy Theory Perspective”. International Journal
of Commerce and Management. Vol. 14. 44 vol. Malaysia, 2004.
Arief, Sritua. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI Press, 2006.
Baker, Mallen. “Corporate Social Responsibility―What does it mean?”. 2004.
http://www.mallenbaker.net (diakses Agustus 25, 2014).
Bank Indonesia. “Surat Edaran Bank Indonesia No.13/30/DPNP Tentang Laporan
Keuangan Publikasi.” 2011. http://www.bi.go.id (diakses Juli 1, 2014).
—. “Surat Edaran No. 8/14/PBI/2006 tanggal 05 Oktober 2006 tentang perubahan
atas PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 Tentang “Pelaksanaan
Good Corporate Governance Bagi Bank Umum”.” 2006.
http://www.bi.go.id (diakses Juli 1, 2014).
—. “Surat Edaran No. 8/4/PBI/2006 Tentang “Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum”.” 2006. http://www.bi.go.id (diakses Juli
1, 2014).
Barkemeyer, Ralf. “Legitimacy as a Key Driver and Determinant of CSR in
Developing Countries”. Amsterdam: Paper for the 2007 Marie Curie
Summer School on Earth System Governance, 28 May – 06 June, 2007.
Belkaoui, Ahmed R. "Accounting Theory". 5. Dialihbahasakan oleh Ali Akbar
Yulianto. Vol. 5. 2 vol. Jakarta: Salemba Empat, 2006.
Botosan, Christine. “"Disclosure Level and The Cost of Capital".” The Accounting
Review 72 (1997): 323-349.
Bowman, E.H., dan M. Haire. "A Strategic Posture Toward Corporate Social
Responsibilty". Vol. 18. 2 vol. California: California Management Review,
1976.
Bursa Efek Indonesia. "Indonesia Capital Directory". 2012. www.idx.co.id
(diakses Juni 2014).
Carroll, A. B & Bucholtz, A. K. Business and Society: "Ethics and Stakeholder
Management". Vol. 1. 2 vol. Thomson Learning, Mason, 2003.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Carroll, A. B. "A Three-Dimensional Conceptual Model of Corporate Social
Performance". Vol. 4. 4 vol. Academy of Management Review, 1979.
—. The Pyramid of Corporate Social Responsibility Toward The Moral
Management of Organizational Stakeholders". Vol. 34. 4 vol. Business
Horizons, 1991.
Daniri, Mas Achmad. ““Standarisasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Bag
I)”.” 2008. http://www.madani-ri.com/2008/01/17/standarisasi-tanggung-
jawab sosialperusahaan-bag-i/ (diakses Juni 19, 2014).
Darmawati, Deni. “"Corporate Governance dan Manajemen Laba: Suatu Studi
Empiris".” Jurnal Bisnis dan Akuntansi 5 (2005).
Darwin, Ali. ““CSR: Standards dan Reporting”.” Seminar Nasional CSR Sebagai
Kewajiban Asasi Perusahaan; Telaah Pemerintah, Pengusaha dan Dewan
Standar Akuntansi. Semarang, Indonesia: Unika Soegijapranata Semarang,
2008.
Deegan, Craig. “"The Legitimising Effect of Social and Environmental
Disclosures –a Theoritical Foundation".” Accounting, Auditing, and
Accountability Journal 15 No.3 (2002): 282-311.
Deegan, Craig. ““Financial Accounting Theory”.” MCgRAW-Hill Australia Pty
Limited, 2004.
Deegan, Craig. “"Exploring U.S. Flood Mitigation Policies: A Feedback View of
System Behavior".” Proceeding of International System Dynamics
Conference. 2007.
Djakman, Desi Novita dan Chaerul. ““Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap
Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada
Laporan Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang
Tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006.”.” Simposium Nasional
Akuntansi XI. Pontianak, 22 – 25 Juli 2008.
Djogo, T. “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social
Responsibility)”. 2005. www.beritabumi.com (diakses Juni 19, 2014).
Dr. Mukti Fajar, ND. "Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia-Studi
tentang Penerapan Ketentuan CSR pada Perusahaan Multinasional,
Swasta Nasional & BUMN di Indonesia". 1. Yogyakarta, Indonesia:
Pustaka Pelajar, 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Effendi, Muh. Arief. "The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi". Jakarta: Salemba Empat, 2009.
Eugene F., F. Brigham & C. Ehrhardt Mivhael. "Financial Management Theory
and Practice". International Student Edition. South Western, 2005.
Eugene F., F. Brigham and Joel Houston. "Manajemen Keuangan 2". 2.
Dialihbahasakan oleh Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga, 2001.
Fahmi, Irham. "Analisis Laporan Keuangan". Bandung: Alfabeta, 2011.
Famiola, Bambang Rudito & Melia. "CSR (Corporate Social Responsibility)". 1.
Bandung, Indonesia: Rekayasa Sains, 2013.
Ghozali, Imam. "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS". 2.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2001.
—. "Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS". Cetakan IV.
Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro, 2007.
Gibson, Gray Donovan and Kathy. “"Environmental Disclosure in The Corporate
Annual Report: A Longitudinal Australian Study Paper For Presentation".”
The 6 th Interdisciplinary Environmental Association Conference.
Montreal, Canada, 2000.
Governance, Komite Nasional Kebijakan Corporate. ““Prinsip Dasar Pedoman
Good Corporate Governance Perbankan Indonesia”.” Jakarta, 2004.
Governance, Komite Nasional Kebijakan Corporate. ““Prinsip Dasar Pedoman
Good Corporate Governance Perbankan Indonesia”.” Jakarta, 2012.
Gray, R. ”Thirty Years of Social Accounting, Reporting, and Auditing: what (if
anything) have we learnt?”. Vol. 10 No.1, dalam Business Ethics: A
European Review, 9-15. 2001.
Gregory, P. Coller and A. "Audit Committee Activity and Agency Costs". Vol. 18.
4 vol. Journal of Accounty and Public Policy, 1999.
GRI. “Global Reporting Initiative Guideline”. 2013.
https://www.globalreporting.org// (diakses Juli 1, 2014).
Group, The World Bank. “Corporate Social Responsibility”. 2012.
www.worldbank.org/developmentcommunications/where1/environment/cs
r.htm (diakses Juni 19, 2014).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Hadi, Nor. "Corporate Social Responsibility". Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011.
Hanafi, Mamduh M. Manajemen Keuangan. I. Yogyakarta: Penerbit BPFE, 2004.
Handayani, Bestari Dwi. “"Corporate Social Responsibility Dan Kinerja
Perbankan di Indonesia".” Jurnal Keuangan dan Perbankan 16 No. 2
(2012): 318 -328.
Hossain, M., K. Islam and J. Andrew. ”Corporate Social and Environmental
Disclosure in Developing Countries; Evidence from Bangladesh”. Faculty
of Commerce Papers, University of Wollongong. 2006.
http://ro.uow.edu.au/commpapers/179 (diakses Juni 19, 2014).
Hui, F. dan G. Bowrey. ““Corporate Social Responsibility Reporting in Hong
Kong: Case study of Three Note-issuing Banks(2003-2006)”.” 2008.
http://www.springer.com (diakses Mei 29, 2014).
Ilter, Cenap. ““Is Corporate Social Responsibility A Determinant Factor on
Revenue and Profits? A Study on Top 100 Canadian Manufacturing
Companies".” The Business Review 21 (2013): 88-97.
Ilyas, Asaad. “"Petunjuk Pelaksanaan CSR Bidang Lingkungan".” Jakarta: Forum
CSR Lingkungan Hidup Nasional, Kementerian Lingkungan Hidup, 2001.
Indriantoro, Supomo. "Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen". I. Yogyakarta: BPFE, 2002.
Kamaludin, Rini Indriani &. "Manajemen Keuangan Konsep Dasar Dan
Penerapan". Revisi. Bandung: Penerbit Mandar Maju, 2012.
Karpik, Ahmed Belkaoui and Philip G. ““Determinants of the Corporate Decision
To Disclose Sosial Information”.” Accounting, Auditing and
Accountability Journal 2 (1989): 36-51.
Kasmir, S.E., M.M. "Analisis Laporan Keuangan". 3. Jakarta, Indonesia: Rajawali
Pers, 2010.
Kementrian BUMN. “Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara. 2003. No.
Kep 236/MBU/2003 Tentang Program Bina Lingkungan.” Jakarta, 2003.
Komalasari, Desi. "Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan dan Profitabilitas Perusahaan terhadap Pengungkapan
Corporate Social Responsibility". Jakarta: Institut Manajemen Telkom,
2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Lako, Andreas. "Dekonstruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis & Akuntansi".
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011.
Latumaerissa, Julius. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Jakarta: Salemba
Empat, 2012.
Lee, Philip Kotler and Nancy. "Corporate Social Responsibility; Doing the Most
Good for Your Company and Your Cause". New Jersey: John Wiley &
Sons, Inc., 2005.
Lindblom, C. K. ““The Implications of Organizational Legitimacy for Corporate
Social Performance and Disclosure”.” Critical Perspectives on Accounting
Conference. New York, 1994.
Niemann, B. Steyn and L. “"Enterprise Strategy: A Concept That Explicates
Corporate Communication’s Strategic Contribution at The Macro-
Organisational Level".” Journal of Communication Management 14, No. 2
(2010): 106-126.
Nurkhin, Ahmad. ““Corporate Governance dan Profitabilitas: Pengaruhnya
terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi
Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia)”.” Tesis
Pasca Sarjana Program Studi Magister Akuntansi Undip. 2009.
www.eprints.undip.ac.id (diakses Mei 3, 2014).
O’Donovan, Garry. “"Environmental Disclosure in The Annual Report: Extending
The Applicability and Predictive Power of Legitimacy Theory".”
Accounting, Auditing and Accountability Journal 15, No. 3 (2002): 344-
371.
Panagiotis Leventis, Stergios & Dimitropoulos. “ “The Role Of Corporate
Governance In Earnings Management: Experience From US Banks”.”
Journal of Applied Accounting Research 13, No 2 (2012): 161-177.
Preston, L.E. “"Analyzing Corporate Social Performance".” Methods and Results
Journal of Contemporary Business 7, No.1 (1978): 135-149.
Retno, Fransisca Anggraini & Reni. ““Pengungkapan Informasi Sosial dan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam
Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan
Yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta)”.” Simposium Nasional Akuntansi IX.
Padang, Padang, 23-26 Agustus 2006.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Reverte, Carmelo. ““Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure
Ratings”.” Journal of Business Ethics (Spanish Listed Firms), 2008.
Rodrigues, Manuel Castelo Branco and Lu´cia Lima. ““Factors Influencing Social
Responsibility Disclosure by Portuguese Companies”.” Journal of
Business Ethics 83 (2008): 685–701.
Rubin, Barnae Amir dan Amir. “”Corporate Social Responsibility as a Conflict
Between Shareholders”.” (Jurnal Keuangan dan Perbankan) 16 (2005).
Sartono, R. Agus. “Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi”. Yogyakarta:
BPFE, 1994.
Sekaran, Roge Bougie and Uma. "Research Methods For Business". Fifth Edition.
United Kingdom: A.John Wiley and Sons.Ltd., 2009.
Sembiring, Eddy Rismanda. ““Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial : Study Empiris pada Perusahaan yang tercatat di
Bursa Efek Jakarta.”.” Simposium Nasional Akuntansi VIII. Surabaya,
2005.
—. ““Kinerja Keuangan, Political Visibility, Ketergantungan Pada Hutang dan
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”.” Surabaya:
Simposium Nasional Akuntansi VI, 16 – 17 Oktober 2003.
Subroto, Bambang. "Good Corporate Governance". Jakarta: Elekmedia, 2005.
Suchman, M. C. ““Managing Legitimacy: Strategic and Institutional
Approaches”.” Academy of Management Journal 20, No. 3 (1995 ): 571 -
610.
Sugiyono. "Memahami Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Contoh
Proposal dan Laporan Penelitian". Bandung: Alfabeta, 2004.
—. "Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D". Bandung: Alfabeta,
2007.
—. "Metode Penelitian Pendidikan". Bandung: Alfabeta, 2008.
—. "Statistika Untuk Penelitian". cetakan 9. Bandung: Alfabeta, 2005.
Sulaiman, Nurkhin Ahmad. ““Environmental Disclosures in Malaysian Annual
Reports: A Legitimacy Theory Perspective”.” International Journal of
Commerce and Management 14 (2004): 36-51.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Undang-undang Republik Indonesia No.10. Tentang Perubahan atas Undang-
undang No. 7 tahun 1992 Tentang Perbankan. Jakarta, 1998.
Urip, Sri. Strategi CSR-Untuk Peningkatan Daya Saing Perusahaan di Pasar
Negara Berkembang". 1. South Tangerang, Indonesia: Literati, 2014.
Wayan, Ni. “"Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan Corporate Sosial
Responsibility Dan Nilai Perusahaan".” Simposium Nasional Akuntansi
XIII. Purwokerto, 2010.
Wibisono, Yusuf. "Membedah Konsep dan Aplikasi Corporate Social
Responsibility". Cetakan Kedua. Gresik: Fascho Publishing, 2007.
Widarjono, Agus. "Analisis Statistika Multivariat Terapan". Yogyakarta,
Indonesia: UPP STIM YKPN, 2010.
Yamak, Sibel. “"State as a Stakeholder, Corporate Governance".” (Emerald
International Journal Publishing) 5, No:2 (2010): 111 – 120.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
INDEKS PENGUNGKAPAN CSR BERDASARKAN GRI INDICATORS
KODE INDIKATOR
Economic Performance Indicators (Indikator Kinerja Ekonomi)
Aspect Economic Performance (Kinerja Ekonomi)
EC1
Nilai ekonomi secara langsung umum dan terdistribusi , termasuk
pendapatan, biaya operasional, kompensasi pekerja , donasi dan
investasi sosial lainnya , laba ditahan dan pembayaran terhadap
providers (hutang) dan pemerintah (pajak).
EC2 Implikasi finasial dan resiko lainnya dan kesempatan kegiatan organisai
yang berkaitan dengan perubahan iklim
EC3 Pemenuhan dari organisasi melalui rencana keuntungan obligasi
EC4 Bantuan keuangan signifikan yang diterima dari pemerintah
Aspect: Market Presence (Kehadiran Perseroan)
EC5 Rentang rasio dari upah dibandingkan UMR didasarkan pada lokasi
usaha
EC6 Kebijakan, praktik dan proposrsi pengeluaran supplier didasarkan pada
lokasi usaha
EC7 Prosedur untuk penyewaan dan proposal dari managemen senior dari
komunitas lokal berdasar lokasi usaha
Aspect : Indirect Economic impacts ( Dampak Ekonomi Tidak
Langsung)
EC8
Perkembangan dan impek dari investasi infrastruktur dan ketersediaan
pelayanan untuk masyarakat melalui commercial, inkind atau pro bono
management
EC9 Pemahaman dan penjelasan impek ekonomi secara tidak langsung
termasuk efek iuaran
Environmental Performance Indicators ( Indikator Kinerja
Lingkungan)
Aspect: Materials (Material)
EN1 Material digunakan berdasar berat atau volume
EN2 Prosentase dari material yang digunakan berasal dari bahan baku daur
ulang
Aspect: Energy ( Energi)
EN3 Konsumsi energi langsung dari sumber energi utama
EN4 Konsumsi energi tidak langsung dari sumber energ utama
EN5 Energi yang tersimpan mempertimbangkan sonservasi dan peningkatan
efesiensi
EN6
Inisiatif untuk menyediakan efisien energi atau energi yang dapat
diperbarui berdasar produk dan jasa dan pengurangan dalam
persyaratan energi sebagai hasil dari inisiatif tersebut.
EN7 Inisiatif untuk mengurangi konsumsi energi tidak langsung dan
pencapaian perngurangan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Aspect : Water (Air)
EN8 Pemakaian total air dari sumber
EN9 Sumber air secara signifikan terpengaruhi oleh pemakaian air
EN10 Prosentase dan total volume air daur ulang dan reused
Aspect : Biodiversity (Keanekaragaman hayati)
EN11
Lokasi dan ukuran dari tanah yang dimiliki, manage atau area yang
dilindngi dan area dengan nilai keanekaragaman bio dalam area yang
dilindungi
EN12
Penjelasan dari impek signifikan dari kegiatan , produk dan jasa tentang
keanekaragaman bio dalam area yang dilindungi dan area dengan
keanekaragaman bio yang tinggi diluar yang dilindungi
EN13 Habitat yang dilindungi atau dikembalikan
EN14 Strategi , aksi sekarang dan rencana mendatang untuk mengelola inpek
yang berkaitan dengan keanekaragaman bio
EN15
Jumlah dari IUCN Daftar spesies langka dan daftra spesies conservasi
dengan habitat dalam area yang dipengaruhi oleh operasi berdasarkan
pada level dan resiko kepunahan
Aspect : Emission, Effluents ,and Waste (Emisi, limbah dan
pengaliran limbah)
EN16 Jumlah gas rumah kaca langsung maupun tidak langsung berdasarkan
volume
EN17 Gas rumah kaca tidak langsung yang lain berdasarkan berat atau
volume
EN18 Inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan pencapaian
pengurangan tersebut
EN19 Emisi penipisan ozone berdasarkan berat dan volume
EN20 NO,SO dan emisi udara lainnya yang signifikan berdasarkan tipe dan
berat
EN21 Jumlah limbah kotor berdasarkan kualitas dan destinasi
EN22 Jumlah berat limbah berdasarkan tipe dan metode pembuangan
EN23 Jumlah nomor dan volume dari tumpahan yang signifikan
EN24
Berat limbah yang berbahaya yang melingkupi limbah yang
dipindahkan , import,export dibawah kategori basel convention annex
1,2,3 dan 4 dan prosentase dari limbah yang dipindahkan secara
internasional
EN25
Identitas , ukuran , status perlindungan dan nilai keragaman bio dari air
dan habitat yang relevan secara signifikan dipengaruhi berdasarkan oleh
lapoaran pembuangan limbah
Aspect : Products and Services (Produk dan Jasa)
EN26 Inisiatif untuk mengurangi impek dari lingkungan baik produk maupun
jasa dan efek luar lainnya
EN27 Prosentase dari produk yang terjual dan materi pengepak berdasarkan
kategori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Aspect : Complaince ( Kepatuhan)
EN28 Nilai moneter dan total sanksi jumlah non moneter untuk
ketidakpatuhan bersadarkan aturan dan hukum lingkungan
Aspect : Transport( transportasi)
EN29
Impek lingkungan signifikan dari pendistribusian produk dan barang
lainnya dan materi yang digunakan untuk kegiatan organisasi dan
transportasi karyawan ke tempat kerja
Aspect : Overall
EN30 Jumlah pengeluaran perlindungan lingkungan dan investasi berdasarkan
tipe
Labor Practices and Decent Work Performance Indicators (
Indikator Kinerja Sosial)
Aspect: Employment (Ketenagakerjaan)
LA1 Total lapangan pekerjaan berdasarkan tipe pekerjaan , kontrak
pekerjaan dan wilayah
LA2 Total jumlah dan level dari karyawan berdasar pada umur, gender dn
wilayah
LA3
Keuntungan yang tersedia untuk karyawan penuh waktu dan tidak
tersedia untuk karyawan sementara atau paruh waktu berdasarkan
operasi besar
Aspect: Labor/Management Relations( Hubungan Manajemen
dengan Karyawan)
LA4 Prosentase dari karyawan berdasarkan persetujuan negosiasi
LA5 Periode catatan minimum berdasarkan operasional termasuk yang
dispesifikasikan dalam persetujuan kolektif
Aspect : Occupational Health dan Safety ( Keselamatan dan
kesehatan kerja)
LA6
Prosentase dari total pekerjaan yang ditampilkan dalam menagemen
gabungan formal -kesehatan pekerjaan dan badan keamanan untuk
mengawasi dan menasehati program keamanan dan kesehatan
pekerjaaan
LA7 Angka cidera, penyakit, cuti dan absen dan jumlah dari kesalahan
pekerja berdasarkan wilayah
LA8
Pendidikan, training , konsultasi, pencegahan dan program pengawasan
resiko untuk membantu karyawan , keluarga , mereka dan naggota
masyarakat yang berkaitan dengan penyakit serius
LA9 Topik kesehatan dan keamanan yang terdapat pada perjanjian formal
dengan perkumpulan dagang
Aspect: Training and Education ( Training dan Pendidikan)
LA10 Rata-rata angka dari training per tahun per karyawan berdasarkan
kategori karyawan
LA11 Program manajemen ketrampilan dan pembelajaran seumur hidup yang
mendukung dari kemampuan kerja dan membantu mereka dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
menujang karir
LA12 Prosentase karyawan yang menerima kinerja regular dan review
pengembangan karir
Aspect: Diversity and Equal Opportunity (Perbedaan dan
Kesempatan yang sama)
LA13
Kompisisi dari badan keperintahan dan karyawan per kategori berdasar
pada gender, umur, anggota group minoritas dan indikator dari
keberagaman lainnya
LA14 rasio dari gaji antar karyawan pria dan wanita berdasarkan katergoti
karyawan
Human Rights Performance Indicators (Indikator Hak Manusia)
Aspect: Investment and Procurement Practices ( Praktek Investasi
dan Pengadaan)
HR1 Prosentase dan jumlah perjanjian investasi termasuk pasal HAM atau
yang berkaitan dengan hal tersebut
HR2 Prosentase dari supplier dan kontraktor yang telah lolos dari isu HAM
dan aksinya
HR3
Jumlah jam kerja yang ditraining berdasar kebijakan dan prosedur
menimbang aspek HAM yang berkaitan dengan operasi termasuk
prosentase karyawan yang ditraining
Aspect : Non-discrimination (Non Diskriminasi)
HR4 Jumlah insiden diskripminasi dan aksi yang diambil
Aspect : Freedom of Association and Collective Bergaining (
Kebebasan Berserikat dan Berkumpul)
HR5
Identifikasi operasi yang merupakan hal untuk melatih kebebasan dari
asosiasi dan collective bergaining dalam resiko signifikan dan aksi yang
diambil untuk mendukung hak tersebut
Aspect : Child Labor (Buruh Anak)
HR6
Identifikasi operasi dalam resiko yang signifikan tentang tenaga kerja
anak dibawah umur dan mengukur aksi yang dapat menghilangkan
tenaga kerja dibawah umur.
Aspect : Forced and Compulsory Labor (Kerja paksa)
HR7 Identifikasi operasi dalam resiko signifikan sekaligus mengukur untuk
mengeliminasi tenaga kerja tetap
Aspect : Security Practise (Praktek Keamanan)
HR8 Prosentase dari personel keamanan yang dilatih untuk kebijakan dan
prosedur organisasi dalam hal HAM yang berkaitan dengan operasi
Aspect : Indigenous Rights (Masyarakat Asli)
HR9 Jumlah insiden terhadap pelanggaran pribumi dan aksi yang diambil
Society Performance Indicators (Indikator Kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Sosial/Masyarakat)
Aspect : Community (Komunitas)
SO1
Alam ,sekup dan keefektifan dari program dan praktif yang mengukur
dan manaj impek dan kegiatan dalam komunitas,termasuk in, proses
dan out
Aspect ; Corruption (Anti Korupsi)
SO2 Prosentase dan jumlah unit bisnis yang dianalisis berkaitan dengan
korupsi
SO3 Prosentase dari karyawan yang dilatih dalam kebijakan dan prosedur
anti-korupsi
SO4 Aksi yang diambil dalam merespon kasus korupsi
Aspect : Public Policy (Kebijakan Publik)
SO5 Posisi kebijakan publik dan partisipasi pada pengembangan publik dan
lobbying
SO6 Total nilai kerugian dan kontribusi pada partai politik , politikus dan
institusi yang berkaitan dengan negara
Aspect : Anti -Competitive Behavior ( Perilaku Anti Persaingan)
SO7 Jumlah aksi hukum untuk perilaku anti kompetitif , anti-trust dan
praktik monopoli dan hasil mereka
Aspect : Compliance (Kepatuhan)
SO8 Nilai moneter dan sanksi non moneter untuk kepatuhan terhadap hukum
dan regulasi
Product Resposibility Performance Indicators (Tanggung Jawab
Produk)
Aspect : Customer Health and Safety ( Keamanan dan Kesehatan
Pelanggan)
PR1
Tahapan siklus hidup hal kesehatan dan keamanan produk dan jasa
yang diukur berdasar peningkatan dan prosentase dari produk dan jasa
yang signifikan seperti prosedur
PR2
Jumlah insiden dari ketidakpatuhan terhadap regulasi dan aturan
informal tentang kesehatan dan keamanan produk dan jasa selama
siklus hidup, berdasar tipe outcome
Aspect : Product and Service Labeling ( Labeling Produk)
PR3 Tipe dari informasi produk dan jasa dihasilkan oleh prosedur dan
prosentase tentang produk dan jasa seperti persyaratan informasi.
PR4 Jumlah insiden ketidakpatuhan dengan regulasi dan aturan informal
berdasar informasi dan label produk dan jasa , berdasar tipe outcomes.
PR5 Pratik yang berkaitan dengan kepuasan konsumen termasuk hasil
survey yang mengukur kepuasan konsumen
Aspect : Marketing Communications ( Komunikasi Pemasaran)
PR6 Program untuk ketaatan terhadap hukum , standard dan aturan informal
berkaitan dengan komunikasi pemasaran termasuk iklan, promosi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
sponsor
PR7
Total jumlah insiden ketidakpatuhan terhadap regulasi dan aturan
informal berdasar komunikasi pemasaran termasuk iklan, promosi dan
sponsor berdasar tipe keluaran
Aspect : Customer Privacy ( Privasi Pelanggan)
PR8 Jumlah dari komplain pelanggan tentang privacy konsumen dan
kehilangan data konsumen.
Aspect : Compaliance (Kepatuhan)
PR9 Nilai Moneter untuk ketidakpatuhan berdasar hukum regulasi
concerning provisi dan penggunaan produk dan jasa
Sumber : GRI (Global Reporting Initiatives) G3 Guideliness
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
NO NAMA BANK KODE
1 PT BANK SINARMAS TBK BSIM
2 PT PANIN TBK PNBS
3 PT BANK SWADESI TBK (BANK OF INDA
INDONESIA TBK) BSWD
4 PT BANK ARGONIAGA TBK AGRO
5 PT BANK ICB BUMIPUTERA TBK BABP
6 PT BANK CAPITAL INDONESIA TBK BCIP
7 PT BANK EKONOMI RAHARJA TBK BAEK
8 PT BANK CENTRAL ASIA TBK BBCA
9 PT BANK BUKOPIN TBK BKPN
10 PT BANK NEGARA INDONESIA TBK BBNI
11 PT BANK NUSANTARA PARAHYANGAN TBK BBNP
12 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK BBRI
13 PT BANK TABUNGAN NEGARA(PERSERO) TBK BBTN
14 PT BANK MUTIARA TBK BCIC
15 PT BANK DANAMON TBK BDMN
16 PT BANK PUNDI INDONESIA TBK BEKS
17 PT BANK KESAWAN TBK BKSW
18 PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK BMRI
19 PT BANK BUMI ARTA TBK BNBN
20 PT BANK CIMB NIAGA TBK BNIG
21 PT BANK INTERNASIONAL INDONESIA TBK BNII
22 PT BANK PERMATA TBK BNLI
23 PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL TBK BTPN
24 PT BANK VICTORIA INTERNASIONAL TBK BVIC
25 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK INPC
26 PT BANK MAYAPADA INTERNASIONALTBK MAYA
27 PT BANK WINDU KENTJANA INTERNASIONAL TBK MCOR
28 PT BANK MEGA TBK MEGA
29 PT BANK OCBC NISP TBK NISP
30 PT BANK HIMPUNAN SAUDARA1906 TBK SDRA
31 PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA BARAT
DAN BANTEN TBK BJBR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user