PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP … · keluarga pasien terkait prosedur pelaksanaannya...

24
PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN POSTURAL PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II DENPASAR BARAT Studi Dilakukan di Dusun Purnawira, Desa Padangsambian Kelod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH: I PUTU ANGGA DARMAWAN NIM. 1202105057 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR MARET, 2016

Transcript of PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP … · keluarga pasien terkait prosedur pelaksanaannya...

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP

PENINGKATAN KESEIMBANGAN POSTURAL PADA

LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II

DENPASAR BARAT

Studi Dilakukan di Dusun Purnawira, Desa Padangsambian Kelod,

Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH:

I PUTU ANGGA DARMAWAN

NIM. 1202105057

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

MARET, 2016

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : I Putu Angga Darmawan

NIM : 1202105057

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran

orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila

dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka

saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Denpasar, Maret 2016

Yang membuat pernyataan,

(I Putu Angga Darmawan)

Materai

6000

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP

PENINGKATAN KESEIMBANGAN POSTURAL PADA

LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II

DENPASAR BARAT

Studi Dilakukan di Dusun Purnawira, Desa Padangsambian Kelod,

Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH:

I PUTU ANGGA DARMAWAN

NIM. 1202105057

TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN UNTUK DIUJI

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes Ns. Desak Made Widyanthari, M.Kep., Sp.Kep.MB

NIP. 19660309 199802 1 003 NIP. 19850830 200812 2 003

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP

PENINGKATAN KESEIMBANGAN POSTURAL PADA

LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II

DENPASAR BARAT

Studi Dilakukan di Dusun Purnawira, Desa Padangsambian Kelod,

Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar

OLEH:

I PUTU ANGGA DARMAWAN

NIM. 1202105057

TELAH DIUJIKAN DI HADAPAN TIM PENGUJI

PADA HARI : JUMAT

TANGGAL : 11 MARET 2016

TIM PENGUJI:

1. Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes (Ketua)

2. Ns. Desak Made Widyanthari, M.Kep., Sp.Kep.MB (Anggota)

3. Drs. I Made Widastra, S.Kep., Ners, M.Pd (Anggota)

MENGETAHUI:

DEKAN KETUA

FK UNIVERSITAS UDAYANA PSIK FK UNIVERSITAS UDAYANA

Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes Prof. dr. Ketut Tirtayasa, M.S., AIF

NIP. 19530131 198003 1 004 NIP. 19501231 198003 1 015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Peningkatan Keseimbangan

Postural pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:

1. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes, sebagai Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Udayana.

2. Prof. dr. Ketut Tirtayasa, M.S., AIF, sebagai ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

3. Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes, sebagai pembimbing utama yang

telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini tepat waktu.

4. Ns. Desak Made Widyanthari, M.Kep., Sp.Kep.MB, sebagai pembimbing

pendamping yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

5. Kepala Puskesmas II Denpasar Barat yang telah memberikan kesempatan

penelitian pada instansi yang dipimpin.

6. Enumerator yang telah membantu saya mengumpulkan data pada penelitian.

7. Kedua orang tua saya dan pacar atas segala bantuan materi dan dukungan,

baik moral maupun spiritual.

8. Teman-teman PSIK A 2012 ETACOSTAVERA atas segala dukungan berupa

semangat dan doa.

9. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis membuka diri untuk menerima segala saran dan masukan yang

membangun.

Denpasar, Maret 2016

Penulis

ABSTRAK

Gangguan keseimbangan merupakan masalah kesehatan yang sering dialami

lansia. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari interaksi/integrasi

sistem sensorik dan muskuloskeletal yang diatur dan dimodifikasi dalam otak

sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal maupun eksternal. Gangguan

keseimbangan yang sering terjadi pada lansia yaitu gangguan keseimbangan

postural. Salah satu bentuk penanganan fisioterapi yang bisa diberikan untuk

meningkatkan keseimbangan postural pada lansia adalah core stability exercise.

Core stability exercise adalah program latihan yang menekankan adanya

peregangan/stretching dan penguatan/strengthening pada bagian core antara

pelvis dan vertebra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh core

stability exercise terhadap peningkatan keseimbangan postural pada lansia.

Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experiment yaitu pre-test and post-

test with control group yang dilakukan terhadap 24 sampel yang dipilih secara

purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penilaian terhadap

keseimbangan postural sampel serta melakukan wawancara mengenai

karakteristik sampel yang diteliti. Berdasarkan uji Independent T-Test didapatkan

nilai p=0,000 (p<0,05), artinya ada pengaruh core stability exercise terhadap

peningkatan keseimbangan postural pada lansia. Berdasarkan hasil temuan di atas,

disarankan kepada perawat untuk memberikan edukasi kepada pasien dan

keluarga pasien terkait prosedur pelaksanaannya sehingga diharapkan lansia yang

mengalami gangguan keseimbangan postural dapat melakukan latihan sendiri di

rumah.

Kata kunci: Core stability exercise, keseimbangan postural, lansia

Referensi (89:2005-2015)

ABSTRACT

Balance disorders are health problem mostly experienced by the elderly. Balance

is a complex interaction between sensory and musculoskeletal system which

conducted and modified by the brain as a response towards internal and external

changes. Balance disorders that often affects the elderly is postural balance

disorder. Core stability exercise is one kind of physiotherapy program which is

able to be an option to improve postural balance among the elderly. Core stability

exercise is an exercise program that emphasizes the existence of stretching and

strengthening at the core between pelvis and vertebrae. This study aims to know

the influence of core stability exercise on postural balance improvement among

the elderly. This study uses quasi experiment design and uses pre-test and post-

test with control group performed by 24 samples chosen by purposive sampling.

Data collection is carried out by means of assessment of postural balance and do

interviews about characteristics of samples. Based on Independent T-Test, the

result of p value is obtained = 0.000 (p<0.05) which means there is the influence

of core stability exercise on postural balance improvement among the elderly.

Based on the above findings, it is recommended to nurses to educate patients and

patient’s families about the procedures therefore elderly who experienced postural

balance disorders can do the exercises themselves at home

Keywords: Core stability exercise, postural balance, elderly

Reference (89:2005-2015)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lansia ........................................................................................................ 9

2.2 Keseimbangan Postural ............................................................................. 19

2.3 Core Stability Exercise .............................................................................. 28

2.4 Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Peningkatan Keseimbangan

Postural pada Lansia .................................................................................. 31

BAB 3 KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep ...................................................................................... 35

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............................ 36

3.3 Hipotesis .................................................................................................... 37

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 38

4.2 Kerangka Kerja ......................................................................................... 39

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 40

4.4 Populasi, Teknik Sampling Penelitian dan Sampel .................................. 40

4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................................ 43

4.6 Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... 47

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 49

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 57

5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 69

BAB 6 PENUTUP

6.1 Simpulan ................................................................................................... 70

6.2 Saran .......................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Interpretasi BBS .............................................................................. 28

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 37

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol Berdasarkan Usia ............................................................... 51

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 52

Tabel 5.3 Keseimbangan Postural Pre-test pada Kelompok Perlakuan

dan Kelompok Kontrol ................................................................... 52

Tabel 5.4 Keseimbangan Postural Post-test pada Kelompok Perlakuan

dan Kelompok Kontrol ................................................................... 53

Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Keseimbangan Postural

Pre-test dan Post-test pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol ............................................................................................ 54

Tabel 5.6 Hasil Uji Homogenitas Data Keseimbangan Postural Pre-test

dan Post-test Serta Peningkatan Keseimbangan Postural

pada Kedua Kelompok Sampel ...................................................... 54

Tabel 5.7 Hasil Analisis Perbedaan Keseimbangan Postural Pre-test dan

Post-test pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok

Kontrol ............................................................................................. 55

Tabel 5.8 Hasil Analisis Perbedaan Keseimbangan Postural Pre-test dan

Post-test Antara Kelompok Perlakuan dengan

Kelompok Kontrol .......................................................................... 56

Tabel 5.9 Hasil Analisis Perbedaan Peningkatan Keseimbangan Postural

Pre-test dan Post-test pada Kelompok Perlakuan dengan

Kelompok Kontrol .......................................................................... 57

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Komponen Mekanisme Keseimbangan Postural ......................... 20

Gambar 2.2 Otot Transversus Abdominis dan Multifidus ............................... 29

Gambar 2.3 Otot-Otot Trunk/Core .................................................................. 33

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 35

Gambar 4.1 Desain Penelitian Pre-Test and Post-Test Control with

Group Design .............................................................................. 38

Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 39

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Penjelasan Penelitian

Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Check List BBS

Lampiran 5 SOP Core Stability Exercise

Lampiran 6 Anggaran Dana Penelitian

Lampiran 7 Master Tabel Responden Penelitian

Lampiran 8 Hasil Uji Homogenitas Karakteristik Responden Penelitian

Lampiran 9 Hasil Analisis Statistik Deskripsi

Lampiran 10 Frekuensi Statistik Tendensi Sentral dan Distribusi Frekuensi

Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian

Lampiran 12 Hasil Uji Analisis Bivariat

Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Pendahuluan ke Dinas

Kesehatan Provinsi Bali

Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Pendahuluan ke Dinas

Kesehatan Kota Denpasar

Lampiran 15 Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Pendahuluan ke Puskesmas

II Denpasar Barat

Lampiran 16 Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance)

Lampiran 17 Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Pemerintah Provinsi

Bali

Lampiran 18 Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Pemerintah Kota

Denpasar

Lampiran 19 Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Kepala Puskesmas II

Denpasar Barat

Lampiran 20 Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Kepala Dusun

Pondok Purnawira

Lampiran 21 Lembar Konsultasi

Lampiran 22 Dokumentasi Kegiatan Penelitian

DAFTAR SINGKATAN

ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

ACTH : Adreno Corticotropic Hormone

BBS : Berg Balance Scale

BMR : Basal Metabolic Rate

BPS : Badan Pusat Statistik

CNS : Central Nervous System

FSH : Follicel Stimulating Hormone

IAP : Intra-Abdominal Pressure

IPAQ : International Physical Activity Questionnaire

LGS : Lingkup Gerak Sendi

LH : Luteinizing Hormone

MMSE : Mini-Mental State Exam

PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa

PKK : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga

Posyandu : Pos Pelayan Terpadu

ROM : Range of Motion

RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

SMMSE : Standarized Mini-Mental State Exam

Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional

TA : Transversus Abdominus

TSH : Thyroid Stimulating Hormone

TUGT : Timed Up and Go Test

UPSTW : Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha

WHO : World Health Organization

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keseimbangan postural merupakan faktor yang sangat penting dalam mobilitas

tubuh. Gangguan kontrol keseimbangan postural dapat menimbulkan masalah

bagi kualitas hidup seseorang, seperti hilangnya rasa percaya diri dalam

melakukan aktivitas sehari-hari karena takut akan mengalami jatuh. Hal ini dapat

menurunkan kualitas hidup seseorang dan meningkatkan ketergantungan

seseorang dengan orang lain (Suhartono, 2005). Kemampuan untuk mengontrol

keseimbangan postural dapat menurun setelah seseorang memasuki usia lanjut

(Barnedh, 2006).

Penduduk lansia merupakan bagian dari anggota masyarakat yang jumlahnya

semakin bertambah seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup. Badan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan angka usia harapan hidup

penduduk global hingga saat ini mencapai 60 tahun atau lebih (Utami & Kartinah,

2009). Usia harapan hidup penduduk Indonesia juga mengalami peningkatan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, estimasi usia harapan

hidup penduduk Indonesia tahun 2007 yaitu 70,4 tahun; tahun 2008 yaitu 70,5

tahun; tahun 2009 yaitu 70,7 tahun dan tahun 2010 mencapai 70,9 tahun. Usia

harapan hidup penduduk Provinsi Bali dari tahun ke tahun juga mengalami

peningkatan. Pada tahun 2008, usia harapan hidup penduduk Provinsi Bali yaitu

70,61 tahun; tahun 2009 yaitu 70,67 tahun; tahun 2010 yaitu 70,72 tahun; tahun

2011 yaitu 70,78 tahun dan tahun 2012 mencapai 70,84 tahun (Dinas Kesehatan

Provinsi Bali, 2014).

Peningkatan usia harapan hidup lansia menyebabkan jumlah lansia di dunia

mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah penduduk di dunia mencapai

tujuh miliar dan satu miliar diantaranya adalah lansia (Nugroho, 2008). Menurut

Bandiyah (2009), jumlah lansia di seluruh dunia dengan usia rata-rata 60 tahun

diperkirakan mencapai 500 juta orang dan pada tahun 2025 diperkirakan akan

mencapai 1,2 miliar orang.

Jumlah lansia di Indonesia juga mengalami peningkatan. Menurut data Bureau of

the Cencus USA, dilaporkan bahwa Indonesia akan mengalami kenaikan jumlah

lansia sebesar 414% pada tahun 1990-2025. Angka ini merupakan angka tertinggi

di dunia dan menunjukkan bahwa angka harapan hidup di Indonesia meningkat

pesat (Patandianan, Wungouw & Marunduh, 2015). Selain memiliki jumlah

penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia juga merupakan negara keempat

dengan jumlah lansia terbanyak, setelah China, Amerika dan India (Nugroho,

2008).

Berdasarkan hasil Sensus penduduk tahun 1971, jumlah penduduk lansia di

Indonesia sekitar 5,31 juta orang (4,48% total penduduk Indonesia). Pada tahun

2010 mengalami peningkatan hampir empat kali lipat, yaitu sebesar 18,04 juta

orang (7,59% total penduduk Indonesia) (BPS, 2010). Pada tahun 2012, jumlah

penduduk lansia sekitar 18,55 juta orang (7,78% total penduduk Indonesia) (BPS,

2012). Bedasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013,

jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 20,04 juta orang (8,05%

total penduduk Indonesia). Proporsi lansia di Bali pada tahun 2012 yaitu sebesar

9,79% dari total jumlah penduduk dan mengalami peningkatan pada tahun 2013

yaitu sebesar 10,07% dari total jumlah penduduk (BPS, 2013).

Menua merupakan suatu proses yang terjadi secara perlahan-lahan sesuai dengan

tingkat pertumbuhan manusia. Proses penuaan akan menyebabkan terjadi

kemunduran, baik secara fisik, psikologis, dan sosial (Utami & Kartinah, 2009).

Salah satu organ yang mengalami penurunan atau perubahan fungsi pada lansia

yaitu sistem muskuloskeletal. Perubahan yang terjadi yaitu berkurangnya massa

otot dan kekakuan jaringan penghubung. Perubahan ini menyebabkan penurunan

kekuatan otot terutama otot ekstremitas bawah, koordinasi, ketahanan dan

terbatasnya Range of Motion (ROM) sehingga dapat menyebabkan gangguan

keseimbangan (Astriyana, 2012).

Gangguan keseimbangan merupakan masalah kesehatan yang sering dialami

lansia. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari interaksi/integrasi

sistem sensorik (visual, vestibular dan somatosensory termasuk proprioceptor)

dan muskuloskeletal (sendi, otot dan jaringan lunak lain) yang diatur atau

dimodifikasi dalam otak sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal

maupun eksternal (Batson, 2009).

Salah satu gangguan keseimbangan yang sering terjadi pada lansia yaitu gangguan

keseimbangan postural. Menurut Kane, jika keseimbangan postural pada lansia

tidak dapat dikontrol, maka dapat meningkatkan resiko jatuh. Persentase lansia

yang mengalami jatuh karena gangguan keseimbangan yaitu 31%-48% (Kusnanto,

Indarwati dan Mufidah, 2007). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh

Kusnanto dkk. (2007) di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPSTW)

Bangkalan, sekitar 65% lansia mengalami gangguan keseimbangan tubuh akibat

kelemahan otot ekstremitas bawah dan sekitar 57% lansia pernah mengalami

jatuh.

Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi jatuh pada usia 65 tahun

ke atas sekitar 28-35% dan pada usia 70 tahun ke atas sekitar 32-42% (Suadnyana,

Nurmawan & Muliarta, 2014). Berdasarkan survei pada masyarakat Amerika

Serikat, Tinetti (1992) mendapatkan sekitar 30% lansia yang berumur lebih dari

65 tahun mengalami jatuh setiap tahunnya dan lansia yang berumur lebih dari 80

tahun mengalami jatuh sekitar 40–50% (Hesti, Harris, Mayza & Prihartono,

2008). Kasus jatuh yang terjadi di poliklinik layanan terpadu usia lanjut Rumah

Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2000 sebesar 15,53% (285

kasus) (Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi & Batubara, 2008). Setiati dan

Laksmini (2006) menjelaskan bahwa di panti rawat werda (nursing home),

ditemukan sekitar 50% penghuninya mengalami satu kali jatuh setiap tahunnya,

setengah dari jumlah tersebut pernah mengalami jatuh berulang.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2015 di

Puskesmas II Denpasar Barat, terdapat 3935 penduduk lansia yang berusia lebih

dari 60 tahun. Lansia laki-laki berjumlah 2060 orang dan perempuan berjumlah

1875 orang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan postural pada lansia beberapa

diantaranya yaitu osteoarthritis dan gangguan penglihatan. Berdasarkan 10 besar

penyakit yang dialami oleh lansia di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat,

osteoarthritis menduduki peringkat pertama dengan jumlah lansia sebanyak 1477

orang dan gangguan penglihatan menduduki peringkat kesepuluh dengan jumlah

lansia sebanyak 68 orang. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan

keseimbangan postural pada lansia mengalami penurunan dan apabila tidak

dikontrol akan meningkatkan kejadian jatuh pada lansia.

Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk meminimalisir kejadian jatuh pada

lansia. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan

meningkatkan keseimbangan postural pada lansia (Kusnanto dkk., 2007). Menurut

Suadnyana dkk. (2014), bentuk penanganan fisioterapi yang bisa diberikan untuk

meningkatkan keseimbangan postural pada lansia adalah core stability exercise.

Core stability exercise adalah program latihan yang menekankan adanya

peregangan/stretching dan penguatan/strengthening pada bagian core antara

pelvis dan vertebra (Pratiwi, 2013). Latihan ini juga merupakan komponen

penting dalam memberikan kekuatan lokal dan keseimbangan dalam

memaksimalkan aktivitas agar lebih efisien. Jenis-jenis latihan core stability

diantaranya adalah seated abdominal contraction, seated oblique twist, legs lift,

bridge exercise dan lying spinal rotation (Suadnyana dkk., 2014).

Beberapa penelitian terkait dengan core stability exercise dan gangguan

keseimbangan postural telah dilakukan. Salah satunya yaitu penelitian yang

dilakukan oleh Suadnyana dkk. (2014) yang berjudul “Core Stability Exercise

Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Lanjut Usia”. Penelitian tersebut

menggunakan design eksperimental dengan sampel berjumlah 24 orang yang

dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Keseimbangan

dinamis pada penelitian tersebut diukur menggunakan Timed Up and Go Test

(TUGT). Hasil penelitian menunjukkan terdapat selisih rerata pada kelompok

kontrol 0.484 ± 0.431 dan pada kelompok perlakuan 3.611 ± 0.918. Berdasarkan

uji independent t-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan keseimbangan dinamis yang

bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan

dengan intervensi core stability exercise secara signifikan dapat meningkatkan

keseimbangan dinamis lansia.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Yuliana, Adiatmika, Irfan, Dzil dan

Hazmi (2014) yang berjudul “Pelatihan kombinasi core stability exercise dan

ankle strategy exercise tidak lebih meningkatkan keseimbangan statis pada

mahasiswa S1 Fisioterapi Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta”. Penelitian tersebut

menggunakan design eksperimental dengan rancangan randomized pre and post

test control group design. Sampel pada penelitian tersebut berjumlah 16 orang

yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok satu (pelatihan core stability

exercise) dan kelompok dua (pelatihan kombinasi core stability exercise dan ankle

strategy exercise). Keseimbangan statis pada penelitian tersebut diukur

menggunakan functional reach test. Uji beda pre-post pada tiap kelompok

menggunakan uji paired t-test dan uji beda selisih pre-post antara kelompok satu

dengan kelompok dua menggunakan uji independent t-test. Hasil uji paired t-test

diperoleh nilai p=0,000 pada keseimbangan statis kelompok satu dan pada

keseimbangan statis kelompok dua diperoleh nilai p=0,025. Berdasarkan uji

independent t-test, diperoleh nilai p=0,625 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan

bahwa pelatihan kombinasi core stability exercise dan ankle strategy exercise

tidak lebih meningkatkan keseimbangan statis dari core stability exercise pada

mahasiswa S1 Fisioterapi Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.

Penelitian yang dilakukan oleh Suadnyana dkk. (2014), peneliti hanya mengukur

keseimbangan dinamis menggunakan tes TUGT, sedangkan pada penelitian ini,

peneliti akan mengukur keseimbangan statis dan dinamis menggunakan tes Berg

Balance Scale. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dkk. (2014), peneliti

hanya mengukur keseimbangan statis mahasiswa S1 Fisioterapi menggunakan

functional reach test, sedangkan pada penelitian ini, peneliti akan mengukur

keseimbangan statis dan dinamis lansia menggunakan tes Berg Balance Scale.

Intervensi yang diberikan pada penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dkk.

(2014) yaitu membandingkan antara terapi core stability exercise dengan core

stability exercise dan ankle strategy exercise, sedangkan pada penelitian ini,

intervensi yang diberikan hanya core stability exercise.

Mengingat pentingnya core stability exercise terhadap keseimbangan postural

pada lansia, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Core Stability

Exercise Terhadap Peningkatan Keseimbangan Postural pada Lansia di Wilayah

Kerja Puskesmas II Denpasar Barat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian yaitu:

“Apakah terdapat pengaruh core stability exercise terhadap peningkatan

keseimbangan postural pada lansia di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar

Barat?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh core stability exercise terhadap peningkatan

keseimbangan postural pada lansia di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik lansia yang mengalami gangguan

keseimbangan postural pada kelompok perlakuan di wilayah kerja

Puskesmas II Denpasar Barat.

b. Mengidentifikasi karakteristik lansia yang mengalami gangguan

keseimbangan postural pada kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas

II Denpasar Barat.

c. Mengidentifikasi keseimbangan postural lansia pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi di wilayah kerja

Puskesmas II Denpasar Barat.

d. Mengidentifikasi keseimbangan postural lansia pada kelompok perlakuan

dan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi di wilayah kerja

Puskesmas II Denpasar Barat.

e. Menganalisis perbedaan keseimbangan postural lansia pada kelompok

perlakuan sebelum dan setelah diberikan intervensi di wilayah kerja

Puskesmas II Denpasar Barat.

f. Menganalisis perbedaan keseimbangan postural lansia pada kelompok

kontrol sebelum dan setelah diberikan intervensi di wilayah kerja

Puskesmas II Denpasar Barat.

g. Menganalisis perbedaan keseimbangan postural lansia antara kelompok

perlakuan dengan kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi di

wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

h. Menganalisis perbedaan keseimbangan postural lansia antara kelompok

perlakuan dengan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi di wilayah

kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

i. Menganalisis perbedaan peningkatan keseimbangan postural lansia pada

kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol sebelum dan setelah

diberikan intervensi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan

ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Keperawatan Gerontik khususnya dalam

penatalaksanaan gangguan keseimbangan postural pada lansia dengan

menggunakan terapi core stability exercise.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar atau acuan bagi peneliti

selanjutnya dalam mencari pengaruh penatalaksanaan lain terhadap

keseimbangan postural pada lansia sehingga kualitas hidup lansia dapat

ditingkatkan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan di lapangan antara lain:

a. Memberikan tambahan metode latihan keseimbangan yaitu core stability

exercise untuk meningkatkan keseimbangan postural pada lansia sehingga

kualitas hidup lansia dapat meningkat.

b. Digunakan oleh Puskesmas sebagai bahan pertimbangan dalam membuat

program kegiatan yang dapat diberikan kepada masyarakat khususnya

lansia.