PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP … · keluarga pasien terkait prosedur pelaksanaannya...
Transcript of PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP … · keluarga pasien terkait prosedur pelaksanaannya...
PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP
PENINGKATAN KESEIMBANGAN POSTURAL PADA
LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II
DENPASAR BARAT
Studi Dilakukan di Dusun Purnawira, Desa Padangsambian Kelod,
Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
OLEH:
I PUTU ANGGA DARMAWAN
NIM. 1202105057
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
MARET, 2016
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : I Putu Angga Darmawan
NIM : 1202105057
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila
dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Denpasar, Maret 2016
Yang membuat pernyataan,
(I Putu Angga Darmawan)
Materai
6000
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP
PENINGKATAN KESEIMBANGAN POSTURAL PADA
LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II
DENPASAR BARAT
Studi Dilakukan di Dusun Purnawira, Desa Padangsambian Kelod,
Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
OLEH:
I PUTU ANGGA DARMAWAN
NIM. 1202105057
TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN UNTUK DIUJI
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes Ns. Desak Made Widyanthari, M.Kep., Sp.Kep.MB
NIP. 19660309 199802 1 003 NIP. 19850830 200812 2 003
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH CORE STABILITY EXERCISE TERHADAP
PENINGKATAN KESEIMBANGAN POSTURAL PADA
LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS II
DENPASAR BARAT
Studi Dilakukan di Dusun Purnawira, Desa Padangsambian Kelod,
Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar
OLEH:
I PUTU ANGGA DARMAWAN
NIM. 1202105057
TELAH DIUJIKAN DI HADAPAN TIM PENGUJI
PADA HARI : JUMAT
TANGGAL : 11 MARET 2016
TIM PENGUJI:
1. Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes (Ketua)
2. Ns. Desak Made Widyanthari, M.Kep., Sp.Kep.MB (Anggota)
3. Drs. I Made Widastra, S.Kep., Ners, M.Pd (Anggota)
MENGETAHUI:
DEKAN KETUA
FK UNIVERSITAS UDAYANA PSIK FK UNIVERSITAS UDAYANA
Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes Prof. dr. Ketut Tirtayasa, M.S., AIF
NIP. 19530131 198003 1 004 NIP. 19501231 198003 1 015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Peningkatan Keseimbangan
Postural pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:
1. Prof. Dr. dr. Putu Astawa, Sp.OT(K), M.Kes, sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
2. Prof. dr. Ketut Tirtayasa, M.S., AIF, sebagai ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
3. Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes, sebagai pembimbing utama yang
telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat waktu.
4. Ns. Desak Made Widyanthari, M.Kep., Sp.Kep.MB, sebagai pembimbing
pendamping yang telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
5. Kepala Puskesmas II Denpasar Barat yang telah memberikan kesempatan
penelitian pada instansi yang dipimpin.
6. Enumerator yang telah membantu saya mengumpulkan data pada penelitian.
7. Kedua orang tua saya dan pacar atas segala bantuan materi dan dukungan,
baik moral maupun spiritual.
8. Teman-teman PSIK A 2012 ETACOSTAVERA atas segala dukungan berupa
semangat dan doa.
9. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis membuka diri untuk menerima segala saran dan masukan yang
membangun.
Denpasar, Maret 2016
Penulis
ABSTRAK
Gangguan keseimbangan merupakan masalah kesehatan yang sering dialami
lansia. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari interaksi/integrasi
sistem sensorik dan muskuloskeletal yang diatur dan dimodifikasi dalam otak
sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal maupun eksternal. Gangguan
keseimbangan yang sering terjadi pada lansia yaitu gangguan keseimbangan
postural. Salah satu bentuk penanganan fisioterapi yang bisa diberikan untuk
meningkatkan keseimbangan postural pada lansia adalah core stability exercise.
Core stability exercise adalah program latihan yang menekankan adanya
peregangan/stretching dan penguatan/strengthening pada bagian core antara
pelvis dan vertebra. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh core
stability exercise terhadap peningkatan keseimbangan postural pada lansia.
Penelitian ini menggunakan rancangan quasi experiment yaitu pre-test and post-
test with control group yang dilakukan terhadap 24 sampel yang dipilih secara
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara penilaian terhadap
keseimbangan postural sampel serta melakukan wawancara mengenai
karakteristik sampel yang diteliti. Berdasarkan uji Independent T-Test didapatkan
nilai p=0,000 (p<0,05), artinya ada pengaruh core stability exercise terhadap
peningkatan keseimbangan postural pada lansia. Berdasarkan hasil temuan di atas,
disarankan kepada perawat untuk memberikan edukasi kepada pasien dan
keluarga pasien terkait prosedur pelaksanaannya sehingga diharapkan lansia yang
mengalami gangguan keseimbangan postural dapat melakukan latihan sendiri di
rumah.
Kata kunci: Core stability exercise, keseimbangan postural, lansia
Referensi (89:2005-2015)
ABSTRACT
Balance disorders are health problem mostly experienced by the elderly. Balance
is a complex interaction between sensory and musculoskeletal system which
conducted and modified by the brain as a response towards internal and external
changes. Balance disorders that often affects the elderly is postural balance
disorder. Core stability exercise is one kind of physiotherapy program which is
able to be an option to improve postural balance among the elderly. Core stability
exercise is an exercise program that emphasizes the existence of stretching and
strengthening at the core between pelvis and vertebrae. This study aims to know
the influence of core stability exercise on postural balance improvement among
the elderly. This study uses quasi experiment design and uses pre-test and post-
test with control group performed by 24 samples chosen by purposive sampling.
Data collection is carried out by means of assessment of postural balance and do
interviews about characteristics of samples. Based on Independent T-Test, the
result of p value is obtained = 0.000 (p<0.05) which means there is the influence
of core stability exercise on postural balance improvement among the elderly.
Based on the above findings, it is recommended to nurses to educate patients and
patient’s families about the procedures therefore elderly who experienced postural
balance disorders can do the exercises themselves at home
Keywords: Core stability exercise, postural balance, elderly
Reference (89:2005-2015)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lansia ........................................................................................................ 9
2.2 Keseimbangan Postural ............................................................................. 19
2.3 Core Stability Exercise .............................................................................. 28
2.4 Pengaruh Core Stability Exercise Terhadap Peningkatan Keseimbangan
Postural pada Lansia .................................................................................. 31
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep ...................................................................................... 35
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............................ 36
3.3 Hipotesis .................................................................................................... 37
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian .......................................................................................... 38
4.2 Kerangka Kerja ......................................................................................... 39
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 40
4.4 Populasi, Teknik Sampling Penelitian dan Sampel .................................. 40
4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................................ 43
4.6 Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... 47
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 49
5.2 Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 57
5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 69
BAB 6 PENUTUP
6.1 Simpulan ................................................................................................... 70
6.2 Saran .......................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Interpretasi BBS .............................................................................. 28
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel ......................................................... 37
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol Berdasarkan Usia ............................................................... 51
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................... 52
Tabel 5.3 Keseimbangan Postural Pre-test pada Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Kontrol ................................................................... 52
Tabel 5.4 Keseimbangan Postural Post-test pada Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Kontrol ................................................................... 53
Tabel 5.5 Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk Data Keseimbangan Postural
Pre-test dan Post-test pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol ............................................................................................ 54
Tabel 5.6 Hasil Uji Homogenitas Data Keseimbangan Postural Pre-test
dan Post-test Serta Peningkatan Keseimbangan Postural
pada Kedua Kelompok Sampel ...................................................... 54
Tabel 5.7 Hasil Analisis Perbedaan Keseimbangan Postural Pre-test dan
Post-test pada Kelompok Perlakuan dan Kelompok
Kontrol ............................................................................................. 55
Tabel 5.8 Hasil Analisis Perbedaan Keseimbangan Postural Pre-test dan
Post-test Antara Kelompok Perlakuan dengan
Kelompok Kontrol .......................................................................... 56
Tabel 5.9 Hasil Analisis Perbedaan Peningkatan Keseimbangan Postural
Pre-test dan Post-test pada Kelompok Perlakuan dengan
Kelompok Kontrol .......................................................................... 57
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Komponen Mekanisme Keseimbangan Postural ......................... 20
Gambar 2.2 Otot Transversus Abdominis dan Multifidus ............................... 29
Gambar 2.3 Otot-Otot Trunk/Core .................................................................. 33
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ....................................................... 35
Gambar 4.1 Desain Penelitian Pre-Test and Post-Test Control with
Group Design .............................................................................. 38
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian .......................................................... 39
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian
Lampiran 2 Penjelasan Penelitian
Lampiran 3 Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 4 Check List BBS
Lampiran 5 SOP Core Stability Exercise
Lampiran 6 Anggaran Dana Penelitian
Lampiran 7 Master Tabel Responden Penelitian
Lampiran 8 Hasil Uji Homogenitas Karakteristik Responden Penelitian
Lampiran 9 Hasil Analisis Statistik Deskripsi
Lampiran 10 Frekuensi Statistik Tendensi Sentral dan Distribusi Frekuensi
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian
Lampiran 12 Hasil Uji Analisis Bivariat
Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Pendahuluan ke Dinas
Kesehatan Provinsi Bali
Lampiran 14 Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Pendahuluan ke Dinas
Kesehatan Kota Denpasar
Lampiran 15 Surat Permohonan Izin Melakukan Studi Pendahuluan ke Puskesmas
II Denpasar Barat
Lampiran 16 Surat Keterangan Kelaikan Etik (Ethical Clearance)
Lampiran 17 Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Pemerintah Provinsi
Bali
Lampiran 18 Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Pemerintah Kota
Denpasar
Lampiran 19 Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Kepala Puskesmas II
Denpasar Barat
Lampiran 20 Surat Rekomendasi Melakukan Penelitian oleh Kepala Dusun
Pondok Purnawira
Lampiran 21 Lembar Konsultasi
Lampiran 22 Dokumentasi Kegiatan Penelitian
DAFTAR SINGKATAN
ABRI : Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
ACTH : Adreno Corticotropic Hormone
BBS : Berg Balance Scale
BMR : Basal Metabolic Rate
BPS : Badan Pusat Statistik
CNS : Central Nervous System
FSH : Follicel Stimulating Hormone
IAP : Intra-Abdominal Pressure
IPAQ : International Physical Activity Questionnaire
LGS : Lingkup Gerak Sendi
LH : Luteinizing Hormone
MMSE : Mini-Mental State Exam
PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa
PKK : Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
Posyandu : Pos Pelayan Terpadu
ROM : Range of Motion
RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
SMMSE : Standarized Mini-Mental State Exam
Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional
TA : Transversus Abdominus
TSH : Thyroid Stimulating Hormone
TUGT : Timed Up and Go Test
UPSTW : Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keseimbangan postural merupakan faktor yang sangat penting dalam mobilitas
tubuh. Gangguan kontrol keseimbangan postural dapat menimbulkan masalah
bagi kualitas hidup seseorang, seperti hilangnya rasa percaya diri dalam
melakukan aktivitas sehari-hari karena takut akan mengalami jatuh. Hal ini dapat
menurunkan kualitas hidup seseorang dan meningkatkan ketergantungan
seseorang dengan orang lain (Suhartono, 2005). Kemampuan untuk mengontrol
keseimbangan postural dapat menurun setelah seseorang memasuki usia lanjut
(Barnedh, 2006).
Penduduk lansia merupakan bagian dari anggota masyarakat yang jumlahnya
semakin bertambah seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup. Badan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan angka usia harapan hidup
penduduk global hingga saat ini mencapai 60 tahun atau lebih (Utami & Kartinah,
2009). Usia harapan hidup penduduk Indonesia juga mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, estimasi usia harapan
hidup penduduk Indonesia tahun 2007 yaitu 70,4 tahun; tahun 2008 yaitu 70,5
tahun; tahun 2009 yaitu 70,7 tahun dan tahun 2010 mencapai 70,9 tahun. Usia
harapan hidup penduduk Provinsi Bali dari tahun ke tahun juga mengalami
peningkatan. Pada tahun 2008, usia harapan hidup penduduk Provinsi Bali yaitu
70,61 tahun; tahun 2009 yaitu 70,67 tahun; tahun 2010 yaitu 70,72 tahun; tahun
2011 yaitu 70,78 tahun dan tahun 2012 mencapai 70,84 tahun (Dinas Kesehatan
Provinsi Bali, 2014).
Peningkatan usia harapan hidup lansia menyebabkan jumlah lansia di dunia
mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah penduduk di dunia mencapai
tujuh miliar dan satu miliar diantaranya adalah lansia (Nugroho, 2008). Menurut
Bandiyah (2009), jumlah lansia di seluruh dunia dengan usia rata-rata 60 tahun
diperkirakan mencapai 500 juta orang dan pada tahun 2025 diperkirakan akan
mencapai 1,2 miliar orang.
Jumlah lansia di Indonesia juga mengalami peningkatan. Menurut data Bureau of
the Cencus USA, dilaporkan bahwa Indonesia akan mengalami kenaikan jumlah
lansia sebesar 414% pada tahun 1990-2025. Angka ini merupakan angka tertinggi
di dunia dan menunjukkan bahwa angka harapan hidup di Indonesia meningkat
pesat (Patandianan, Wungouw & Marunduh, 2015). Selain memiliki jumlah
penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia juga merupakan negara keempat
dengan jumlah lansia terbanyak, setelah China, Amerika dan India (Nugroho,
2008).
Berdasarkan hasil Sensus penduduk tahun 1971, jumlah penduduk lansia di
Indonesia sekitar 5,31 juta orang (4,48% total penduduk Indonesia). Pada tahun
2010 mengalami peningkatan hampir empat kali lipat, yaitu sebesar 18,04 juta
orang (7,59% total penduduk Indonesia) (BPS, 2010). Pada tahun 2012, jumlah
penduduk lansia sekitar 18,55 juta orang (7,78% total penduduk Indonesia) (BPS,
2012). Bedasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2013,
jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2013 mencapai 20,04 juta orang (8,05%
total penduduk Indonesia). Proporsi lansia di Bali pada tahun 2012 yaitu sebesar
9,79% dari total jumlah penduduk dan mengalami peningkatan pada tahun 2013
yaitu sebesar 10,07% dari total jumlah penduduk (BPS, 2013).
Menua merupakan suatu proses yang terjadi secara perlahan-lahan sesuai dengan
tingkat pertumbuhan manusia. Proses penuaan akan menyebabkan terjadi
kemunduran, baik secara fisik, psikologis, dan sosial (Utami & Kartinah, 2009).
Salah satu organ yang mengalami penurunan atau perubahan fungsi pada lansia
yaitu sistem muskuloskeletal. Perubahan yang terjadi yaitu berkurangnya massa
otot dan kekakuan jaringan penghubung. Perubahan ini menyebabkan penurunan
kekuatan otot terutama otot ekstremitas bawah, koordinasi, ketahanan dan
terbatasnya Range of Motion (ROM) sehingga dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan (Astriyana, 2012).
Gangguan keseimbangan merupakan masalah kesehatan yang sering dialami
lansia. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari interaksi/integrasi
sistem sensorik (visual, vestibular dan somatosensory termasuk proprioceptor)
dan muskuloskeletal (sendi, otot dan jaringan lunak lain) yang diatur atau
dimodifikasi dalam otak sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal
maupun eksternal (Batson, 2009).
Salah satu gangguan keseimbangan yang sering terjadi pada lansia yaitu gangguan
keseimbangan postural. Menurut Kane, jika keseimbangan postural pada lansia
tidak dapat dikontrol, maka dapat meningkatkan resiko jatuh. Persentase lansia
yang mengalami jatuh karena gangguan keseimbangan yaitu 31%-48% (Kusnanto,
Indarwati dan Mufidah, 2007). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh
Kusnanto dkk. (2007) di Unit Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPSTW)
Bangkalan, sekitar 65% lansia mengalami gangguan keseimbangan tubuh akibat
kelemahan otot ekstremitas bawah dan sekitar 57% lansia pernah mengalami
jatuh.
Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi jatuh pada usia 65 tahun
ke atas sekitar 28-35% dan pada usia 70 tahun ke atas sekitar 32-42% (Suadnyana,
Nurmawan & Muliarta, 2014). Berdasarkan survei pada masyarakat Amerika
Serikat, Tinetti (1992) mendapatkan sekitar 30% lansia yang berumur lebih dari
65 tahun mengalami jatuh setiap tahunnya dan lansia yang berumur lebih dari 80
tahun mengalami jatuh sekitar 40–50% (Hesti, Harris, Mayza & Prihartono,
2008). Kasus jatuh yang terjadi di poliklinik layanan terpadu usia lanjut Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada tahun 2000 sebesar 15,53% (285
kasus) (Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi & Batubara, 2008). Setiati dan
Laksmini (2006) menjelaskan bahwa di panti rawat werda (nursing home),
ditemukan sekitar 50% penghuninya mengalami satu kali jatuh setiap tahunnya,
setengah dari jumlah tersebut pernah mengalami jatuh berulang.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 5 Agustus 2015 di
Puskesmas II Denpasar Barat, terdapat 3935 penduduk lansia yang berusia lebih
dari 60 tahun. Lansia laki-laki berjumlah 2060 orang dan perempuan berjumlah
1875 orang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan postural pada lansia beberapa
diantaranya yaitu osteoarthritis dan gangguan penglihatan. Berdasarkan 10 besar
penyakit yang dialami oleh lansia di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat,
osteoarthritis menduduki peringkat pertama dengan jumlah lansia sebanyak 1477
orang dan gangguan penglihatan menduduki peringkat kesepuluh dengan jumlah
lansia sebanyak 68 orang. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan
keseimbangan postural pada lansia mengalami penurunan dan apabila tidak
dikontrol akan meningkatkan kejadian jatuh pada lansia.
Upaya pencegahan perlu dilakukan untuk meminimalisir kejadian jatuh pada
lansia. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan yaitu dengan
meningkatkan keseimbangan postural pada lansia (Kusnanto dkk., 2007). Menurut
Suadnyana dkk. (2014), bentuk penanganan fisioterapi yang bisa diberikan untuk
meningkatkan keseimbangan postural pada lansia adalah core stability exercise.
Core stability exercise adalah program latihan yang menekankan adanya
peregangan/stretching dan penguatan/strengthening pada bagian core antara
pelvis dan vertebra (Pratiwi, 2013). Latihan ini juga merupakan komponen
penting dalam memberikan kekuatan lokal dan keseimbangan dalam
memaksimalkan aktivitas agar lebih efisien. Jenis-jenis latihan core stability
diantaranya adalah seated abdominal contraction, seated oblique twist, legs lift,
bridge exercise dan lying spinal rotation (Suadnyana dkk., 2014).
Beberapa penelitian terkait dengan core stability exercise dan gangguan
keseimbangan postural telah dilakukan. Salah satunya yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Suadnyana dkk. (2014) yang berjudul “Core Stability Exercise
Meningkatkan Keseimbangan Dinamis Lanjut Usia”. Penelitian tersebut
menggunakan design eksperimental dengan sampel berjumlah 24 orang yang
dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Keseimbangan
dinamis pada penelitian tersebut diukur menggunakan Timed Up and Go Test
(TUGT). Hasil penelitian menunjukkan terdapat selisih rerata pada kelompok
kontrol 0.484 ± 0.431 dan pada kelompok perlakuan 3.611 ± 0.918. Berdasarkan
uji independent t-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan keseimbangan dinamis yang
bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan
dengan intervensi core stability exercise secara signifikan dapat meningkatkan
keseimbangan dinamis lansia.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Yuliana, Adiatmika, Irfan, Dzil dan
Hazmi (2014) yang berjudul “Pelatihan kombinasi core stability exercise dan
ankle strategy exercise tidak lebih meningkatkan keseimbangan statis pada
mahasiswa S1 Fisioterapi Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta”. Penelitian tersebut
menggunakan design eksperimental dengan rancangan randomized pre and post
test control group design. Sampel pada penelitian tersebut berjumlah 16 orang
yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok satu (pelatihan core stability
exercise) dan kelompok dua (pelatihan kombinasi core stability exercise dan ankle
strategy exercise). Keseimbangan statis pada penelitian tersebut diukur
menggunakan functional reach test. Uji beda pre-post pada tiap kelompok
menggunakan uji paired t-test dan uji beda selisih pre-post antara kelompok satu
dengan kelompok dua menggunakan uji independent t-test. Hasil uji paired t-test
diperoleh nilai p=0,000 pada keseimbangan statis kelompok satu dan pada
keseimbangan statis kelompok dua diperoleh nilai p=0,025. Berdasarkan uji
independent t-test, diperoleh nilai p=0,625 (p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa pelatihan kombinasi core stability exercise dan ankle strategy exercise
tidak lebih meningkatkan keseimbangan statis dari core stability exercise pada
mahasiswa S1 Fisioterapi Stikes ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh Suadnyana dkk. (2014), peneliti hanya mengukur
keseimbangan dinamis menggunakan tes TUGT, sedangkan pada penelitian ini,
peneliti akan mengukur keseimbangan statis dan dinamis menggunakan tes Berg
Balance Scale. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dkk. (2014), peneliti
hanya mengukur keseimbangan statis mahasiswa S1 Fisioterapi menggunakan
functional reach test, sedangkan pada penelitian ini, peneliti akan mengukur
keseimbangan statis dan dinamis lansia menggunakan tes Berg Balance Scale.
Intervensi yang diberikan pada penelitian yang dilakukan oleh Yuliana dkk.
(2014) yaitu membandingkan antara terapi core stability exercise dengan core
stability exercise dan ankle strategy exercise, sedangkan pada penelitian ini,
intervensi yang diberikan hanya core stability exercise.
Mengingat pentingnya core stability exercise terhadap keseimbangan postural
pada lansia, maka peneliti tertarik untuk meneliti “Pengaruh Core Stability
Exercise Terhadap Peningkatan Keseimbangan Postural pada Lansia di Wilayah
Kerja Puskesmas II Denpasar Barat”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian yaitu:
“Apakah terdapat pengaruh core stability exercise terhadap peningkatan
keseimbangan postural pada lansia di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar
Barat?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh core stability exercise terhadap peningkatan
keseimbangan postural pada lansia di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik lansia yang mengalami gangguan
keseimbangan postural pada kelompok perlakuan di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar Barat.
b. Mengidentifikasi karakteristik lansia yang mengalami gangguan
keseimbangan postural pada kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas
II Denpasar Barat.
c. Mengidentifikasi keseimbangan postural lansia pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar Barat.
d. Mengidentifikasi keseimbangan postural lansia pada kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar Barat.
e. Menganalisis perbedaan keseimbangan postural lansia pada kelompok
perlakuan sebelum dan setelah diberikan intervensi di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar Barat.
f. Menganalisis perbedaan keseimbangan postural lansia pada kelompok
kontrol sebelum dan setelah diberikan intervensi di wilayah kerja
Puskesmas II Denpasar Barat.
g. Menganalisis perbedaan keseimbangan postural lansia antara kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol sebelum diberikan intervensi di
wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
h. Menganalisis perbedaan keseimbangan postural lansia antara kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi di wilayah
kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
i. Menganalisis perbedaan peningkatan keseimbangan postural lansia pada
kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol sebelum dan setelah
diberikan intervensi di wilayah kerja Puskesmas II Denpasar Barat.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Keperawatan Gerontik khususnya dalam
penatalaksanaan gangguan keseimbangan postural pada lansia dengan
menggunakan terapi core stability exercise.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar atau acuan bagi peneliti
selanjutnya dalam mencari pengaruh penatalaksanaan lain terhadap
keseimbangan postural pada lansia sehingga kualitas hidup lansia dapat
ditingkatkan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diaplikasikan di lapangan antara lain:
a. Memberikan tambahan metode latihan keseimbangan yaitu core stability
exercise untuk meningkatkan keseimbangan postural pada lansia sehingga
kualitas hidup lansia dapat meningkat.
b. Digunakan oleh Puskesmas sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
program kegiatan yang dapat diberikan kepada masyarakat khususnya
lansia.