PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON...

111
PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING FINANCING (NPF) DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh FIVI FARIHA (1112085000035) KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA JAKARTA 2016 M/1437H

Transcript of PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON...

Page 1: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON PERFORMING

FINANCING (NPF) DAN BIAYA OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN

OPERASIONAL (BOPO) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA)

BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) DI INDONESIA

PADA TAHUN 2012-2015

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Perbankan Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh

FIVI FARIHA

(1112085000035)

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA

JAKARTA 2016 M/1437H

Page 2: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Page 3: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Selasa, 08 Maret 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Fivi Fariha 2. NIM : 1112-085-0000-35 3. Jurusan : Perbankan Syariah 4. Judul Skripsi : Pengaruh Capital Adequcy Ratio (CAR), Non Performing

Financing (NPF) dan Biaya Oprasional Terhadap Pendapatan Oprasional Terhadap Retrun On Asset (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia Pada Tahun 2012-2015

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan

yang bersangkutan selama proses ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, Selasa, 08 Maret 2016

1. Drs. Ade Ananto Terminanto,MM ( _____________________ ) NIP.196811252014111002 Penguji I

2. Umiyati, SEI., M.SI ( _____________________ )

NUPN. 9920100301 Penguji II

Page 4: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Page 5: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Page 6: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

Data Pribadi

Nama : Fivi Fariha

Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 30 Maret 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln.KH.Moh.Seman no.3 rt01 rw.08 Jati Kramat, Jati Asih, Bekasi 17421

Nomer telepon : 087781053930/085710644791

Email : [email protected]

Pendidikan Formal

1998 sampai dengan 1999 : TK Islam Al Iman 1999 sampai dengan 2005 : SD Negeri JatiBening1 2005 sampai dengan 2008 : SMP Negeri 23 Bekasi 2008 sampai dengan 2012 : La Tansa Islamic Boarding School 2012 sampai dengan 2016 : Universitas Islam Negri Syarifhidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

1. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Periode 2012-2013.

2. Bendahara KAL (Keluarga Alumni La Tansa) cabang Ciputat, La Tansa Islamic

Boarding School, ParakanSantri, Lebakgedong, Lebak Banten. Periode 2012-2015

3. Anggota OSIS bag.Bendahara kesehatan di La Tansa Islamic Boarding School,

ParakanSantri, Lebakgedong, Lebak Banten periode 2011-2012.

Page 7: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

vi

Keahlian

1. Komputer : Microsoft Office (Word, Excel, Power Point), Internet dan

Corel Draw

2. Tari : Daerah

Page 8: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

vii

ABSTRACT

This aim of this research in to analyze the influence of Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) and The Operational Expense Towards The Operational Income (BOPO) about Return On Asset (ROA) of Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) In Indonesia. In this research, the data used is obtained fot 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) in Indonesia which legally sign in BI and OJK. The sample is the monthly data from January 2012 until December 2015 by using purposive sampling as the sampling technique. The research design used is Multiple Linear Regression Analysis by helping two computer programs; SPSS version 20.0 and Microsoft Excel 2007 . The result of this research showes that Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) and The Operational Expense Towards The Operational Income (BOPO) has simultaneous influence significantly about Return on Asset (ROA). It also shows that Capital adequacy ratio (CAR), Non performing financing (NPF) and The Operational Expense Towards The Operational Income (BOPO) has parcial influence significantly about Return on Asset (ROA).

Keywords : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), The Operational Expense Towards The Operational Income (BOPO), Return on Asset (ROA).

Page 9: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan adalah menganalisis Pengaruh dari Capital Adequcy Ratio(CAR), Non Performing Financing(NPF) dan Biaya Oprasional Terhadap Pendapatan Oprasional (BOPO) Terhadap Retrun On Asset (ROA) pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan Januari 2012 sampai dengan Desember 2015. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, dengan jumlah Sampel pada penelitian ini sejumlah 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia yang terdata di Bank Indonesia dan OJK pada tahun 2012-2015. Metodologi yang digunakan yaitu Analisis Regresi Linier Berganda serta Penelitian ini menggunakan program computer SPSS versi 20.0 dan Microsoft Excel 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF) dan Biaya Oprasional Terhadap Pendapatan Oprasional (BOPO) secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap return on asset (ROA). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsial Capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh secara signifikan terhadap return on asset (ROA), Non performimg financing (NPF) berpengaruh secara signifikan terhadap return on asset (ROA), Biaya Oprasional Terhadap Pendapatan Oprasional berpengaruh secara signifikan terhadap return on asset (ROA). Kata kunci : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Oprasional Terhadap Pendapatan Oprasional (BOPO), Return On Asset (ROA).

Page 10: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih saying-Nya yang tiada terkira kepada hambanya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagai syarat mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini memiliki judul “Pengaruh Capital Adequcy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Oprasional Terhadap Pendapatan Oprasional Terhadap Retrun On Asset (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Pada Tahun 2012-2015”. Semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada semua pihak dan menambah wawasan serta pengetahuan bagi pembaca.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, Ayah H.Bahrudin, S.IP dan Ibu Hj.Siti Chodijah yang selalu memberikan dukungan baik moral maupun materil, memberikan kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa kasih sayang.

2. My beloved brother and sister Ely Amaliya, S,Kom, Fuad Hasan, S.IP, M.Si, Muhammad Rizky,SE dan Muhammad Ikhsan,S.SI dan keluarga besar yang selalu memberikan cinta, kasih, motivasi dan semangat selama ini.

3. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin,SE., MAB selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ay Maryani,SE., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya membimbing dengan penuh kesabaran dan motivasi untuk memberikan pengaruh dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid. Administrasi Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid. Kemahasiswaan yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah dan Ibu Fitri Damayant, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada kami.

Page 11: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

x

7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik dan meningkatkan citra Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

8. Sahabat-sahabatku yaitu, Ukhti Fillah,SS , Sri Utami,Amd.Kep, Nike Andriyani Putri,Amd.Keb , Rizky Amalia Palupi,S,Ked, Lulu Zakia,S.Ked yang selalu mendukung, sayang dan memberikan motivasi selama ini.

9. Sahabat-sahabatku “CHILSYAH” Perbankan Syariah angkatan 2012, yaitu Hafizah Oktavia Habsari,SE , Garin Shasy Novista.SE, Asma Karimah. SE, Rara Sekar Arum.SE, Yanida Siti Hanifah.SE, Diah Maya Sari.SE, Okto Arinda Putri SE, Melinda Sulistyorini.SE dan Enny Susilowati.SE yang selalu mendukung dan atas kebersamaanya selama ini.

10. Sahabat-sahabat seperjuangan Leni tantriana.SE, Harjuno Wahyu kuncoro.SE

11. Sahabat-sahabatku yaitu Nur Aeni,Spd, Mayang Gradini, Intan Sari, Hanifah Mutiara Hikmah, Dimas Yudistira, Tri Atmaja,SE , Canda Arisandika,SE , Widyo Prasetyo, Yadi Sumarsono yang selalu kasih kebahagiaan,semangat, dan kebersamaanya selama ini.

12. Terimakasih teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012 dan adik-adik Perbankan Syariah angkatan 2013 – 2015 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas semangat, do’a dan dukungannya.

Jakarta, 3 Agustus 2016

Penulis

(Fivi Fariha)

Page 12: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................ i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................... ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI............................................ iii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................... iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................... v ABSTRACT ................................................................................................. vii ABSTRAK .................................................................................................. viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................. xi DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................17

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 18

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 18

BAB II. TINJAUAN PUSTAK

A.Landasan Teori .................................................................................. 20

1. Pengertian Kinerja Keuangan ............................................... 20

2. Kinerja Keuangan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah .. 21

B. Return on Assets (ROA) ............................................................ 25

C. Capital adequacy ratio (CAR) .................................................... 26

D. Non Performing Financing (NPF) ................................................. 28

E. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ................. 31

3. Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia

........................................................................................... 32

F. Keterkaitan Antara Variabel Bebas dab Variabel Terikat ........ 35

1. Pengaruh CAR terhadap ROA ................................................... 35

Page 13: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

xii

2. Pengaruh NPF terhadap ROA .................................................... 36

3. Pengaruh BOPO terhadap ROA ................................................. 36

G. Penelitian Terdahulu .............................................................. 37

H. Kerangka Pemikiran ............................................................... 40

I. Hipotesis Penelitian................................................................ 41

BAB III. METODOLOGI PENELITIA

A. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................... 43

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 43

C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 44

D. Metode Analisis Data ................................................................ 45

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................ 54

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia ................................................................................... 60

B. Analisis Data dan Pembahasan ................................................... 63

1. Uji Asumsi Klasik ..................................................... 63

a.Uji Normalitas ..................................................................... 63

b.Uji Multikolonieritas........................................................... 65

c. Heterokedastisitas .............................................................. 67

d. Uji Autokorelasi ................................................................ 68

2. Uji Hipotesis .......................................................................... 69

a. Uji t (Parsial) dan Regresi Liniear Berganda ...................... 69

b. Uji F (Simultan) ................................................................. 71

c. Uji Adjusted R Square ....................................................... 72

3. Analisis Regresi Berganda ..................................................... 73

Page 14: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

xiii

C. Interpretasi ................................................................................. 75

BAB V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan ............................................................................... 79

B. Implikasi .................................................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 82 LAMPIRAN ..................................................................... 86

Page 15: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

xiv

DAFTAR TABEL

1.1 Perkembangan Bank Syariah Berdasarkan Jumlah Bank ....................... 4

1.2 Perkembangan Total Aset BPRS di Indonesia ...................................... 10

1.3 Komposisi Rasio ROA Pada BPRS Tahun 2008 – 2015 ....................... 11

1.4 Komposisi Rasio CAR Pada BPRS Tahun 2008 -2015 ......................... 14

1.5 Komposisi Rasio NPF Pada BPRSTahun 2008-2015 ............................ 15

1.6 Komposisi Rasio BOPO Pada BPRS Tahun 2008 – 2015...................... 16

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 37

4.1 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov .................................................. 65

4.2 Uji Multikolonieritas dengan Tolerance dan VIF .................................. 66

4.3 Uji Durbin Watson ............................................................................... 69

4.4 Uji t ...................................................................................................... 70

4.5 Uji F..................................................................................................... 72

4.6 Uji Adjusted R Square (R2 Adj) ............................................................ 72

4.7 Uji Analisis Regresi Berganda ............................................................... 73

Page 16: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 40 4.1 Histogram ............................................................................................ 64 4.2 Grafik P-p Plot ..................................................................................... 64 4.3 Scatterplot ............................................................................................ 67

Page 17: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data Variabel Penelitian ............................................................... 86

2 Uji Normalitas ............................................................................. 90

3 Uji Multikolinieritas .................................................................... 91

4 Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 92

5 Uji Autokorelasi .......................................................................... 92

6 Uji Hipotesis ............................................................................... 93

Page 18: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam

memajukan perekonomian suatu Negara sangatlah besar. Hampir semua

sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu

membutuhkan jasa bank. Oleh karena itu saat ini dan di masa yang akan

datang kita tidak akan dapat lepas dengan dunia perbankan dan

perekonomian, jika hendak menjalankan aktivitas keuangan, baik

perorangan maupun lembaga, baik sosial ataupun perusahaan.

Menurut Afiff,dkk(1996) Pada umumnya orang beranggapan

“lembaga keuangan” merupakan suatu lembaga yang kegiatan sehari-

hariannya berkaitan dengan urusan uang. Bila mengacu pada Undang-

Undang RI No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, pasal 1,

butir b, bahwaLembaga Keuangan adalah semua badan usaha yang melalui

kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan menarik uang dari dan

menyalurkannya ke dalam masyarakat.

Perbankan syariah merupakan lembaga keuangan bank berdasarkan

prinsipsyariah yang memiliki fungsi utama yaitu menurut Kasmir (dalam

Hasanudin dan Prihatiningsih, 2010) bankmerupakan lembaga keuangan

yang sangat diperlukan dalam perekonomianmodern sebagai mediator

antara kelompok masyarakat yang kelebihan danadan kelompok

masyarakat yang membutuhkan dana.

Page 19: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

2

Keberadaan bank sangat dibutuhkan dalam suatu negara karena

merupakan alat penyeimbang dalam suatu sistem keuangan yang selama

ini diterapkan di seluruh negara termasuk diIndonesia. Karena

pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung kepada

dinamika perkembangan dan kontribusi nyata dari sektor perbankan

(Levine 2010:42).Memelihara kestabilan moneter salah satunya bisa

dilakukan dengan mengatur perputaran uang di masyarakat melalui

peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). Fakta

menunjukkan bahwa hampir semua sektor yang berkaitan dengan kegiatan

keuangan dalam proses pemutaran uang membutuhkan jasa bank, sehingga

peran sebagai perantara keuangan yang dimiliki oleh bank dengan

melakukan penghimpunan dan penyaluran dana juga akan menunjang

kelancaran aktivitas perekonomian (Totok,dkk 2000:7). Peranan bank

yang sangat besar dan penting ini akan dapat benar-benar terwujud

tentunya dengan dukungan pihak-pihak yang terkait dengan bank, tidak

terkecuali individu-individu di masyarakat sebagai calon pengguna jasa

bank.

Pembangunan ekonomi suatu Negara memerlukan program yang

terencana dan terarah serta membutuhkan modal atau dana pembangunan

yang tidak sedikit. Tidaklah mengherankan apabila pemerintah dalam

suatu negara terus menerus melakukan upaya peningkatan pertumbuhan

ekonomi melalui perbaikan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi

melalui perbaikan dan peningkatan kinerja bank sebagai lembaga

Page 20: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

3

keuangan dan lokomotif pembangunan ekonomi. Lembaga keuangan bank

yang mempunyai peranan yang strategis dalam membangun suatu

perekonomian Negara. Di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan

berbagai paket kebijaksanaan, baik dalam bidang moneter, keuangan

maupun perbankan. (Muhammad, 2005:1).

Pertumbuhan perbankan syariah yang relatif masih cukup tinggi

jika dibandingkan perbankan secara umum maupun keuangan syariah

secara global ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap

pemulihan, membuktikan perbankan syariah nasional mampu

mempertahankan eksistensi dan perkembangannya dalam menghadapi

situasi perekonomian, walaupun memiliki tantangan dari segi SDM,

produk, jaringan dan permodalan jika dibandingkan perbankan

konvensional maupun perbankan syariah global. Beralihnya fungsi

institusi pengawasan dan pengaturan perbankan syariah dari Bank

Indonesia (BI) ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), juga diharapkan tetap

mempertahankan kesinambungan perkembangan perbankan syariah

kedepannya. Kerjasama yang erat antara BI (otoritas makroprudensial)

dan OJK (otoritas mikroprudensial) menjadi salah satu pilar penting dari

arah kebijakan perbankan syariah di masa mendatang. Kerjasama dan

kolaborasi antar otoritas dimaksud, dapat lebih jauh dikembangkan dengan

menggandeng berbagai otoritas lain sebagai stakeholders penting

keuangan syariah dan pengambil kebijakan sehingga terjadi sinergi

kebijakan beserta implementasinya dalam mendorong pengembangan

Page 21: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

4

keuangan syariah yang lebih terintegrasi dan cross sektor, dan dapat

membuat perbankan syariah berkontribusi lebih signifikan dalam

perekonomian.(Outlook Perbankan Syariah Tahun 2014). Perkembangan

perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan

eksistensi ekonomi syariah. Bank Muamalat sebagai bank syariah pertama

dan menjadi pioneer bagi bank syariah lainnya telah lebih dahulu

menerapkan sistem ini ditengah menjamurnya bank-bank konvensional.

Krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 telah menenggelamkan bank-

bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem

bunganya, sementara perbankan yang menerapkan sistem syariah dapat

tetap bertahan. Berikut ini adalah data perkembangan perbankan syariah

berdasarkan jumlah bank:

Tabel 1.1 Perkembangan Bank Syariah Berdasarkan Jumlah Bank

Indikasi Badan Umum

Syariah (BUS)

Unit Usaha

Syariah (UUS)

Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah

(BPRS) 1998 1 - 76 2003 2 8 84 2004 3 15 88 2005 3 19 92 2006 3 20 105 2007 3 25 114 2008 5 27 131 2009 6 25 139 2010 11 23 150 2011 11 24 155

Sumber: Statistik Perbankan Syariah BI Berasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa perkembangan Bank

Page 22: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

5

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) pasca terjadinya krisis moneter pada

tahun 1998 cenderung lebih cepat dibandingkan dengan Bank Umum

Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Dari pertumbuhan BPRS

yang cukup pesat tersebut membuat persaingan antar BPRS semakin ketat

sehingga BPRS longgar dalammemberikan pembiayaan.

Terdapat fenomena permasalahan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)

telah melakukan likuditasi kepada dua Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada

periode tiga bulan pertama tahun ini. Kedua BPR tersebut adalah BPR Mutiara

Artha Pratama dan BPR Lumasindo Perkasa Putra.Sekretaris Perusahaan Samsu

Adi Nugroho menjelaskan, untuk kedua BPR tersebut, LPS telah membayar

klaim penjaminan kepada 5.895 rekening. "Untuk total nilainya mencapai

Rp 28,60 miliar," jelasnya seperti ditulis Selasa (13/5/2014).Samsu melanjutkan,

sepanjang tahun 2013, LPS telah menyelesaikan proses likuidasi kepada 7 BPR

yang tersebar di wilayah Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera.Dari 7 BPR tersebut,

LPS telah membayar dana nasabah yang dijamin sebanyak 13.536 rekening

nasabah dengan nilai Rp 41,44 miliar."Jumlah dana nasabah yang telah dibayar

tersebut merepresentasikan 94% nasabah BPR yang kami likuidasi," tutur

Samsu.Beberapa rekening dari BPR yang dilikuidasi tersebut tidak layak untuk

dibayar karena terkait dengan kredit macet dan suku bunga simpanan melebihi

suku bunga penjaminan.Berikut ini daftar BPR yang telah dilikuidasi LPS di

2013 dan 2014:

BPR Samudra Air Tawar, Sumatera Barat

BPR Pundi Artha Sejahtera, Jakarta

BPR LPK Bojongpicung, Jawa Barat

BPR Indomitra Mandiri, Jakarta

Page 23: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

6

BPR Musajaya Arthadana, Lampung

BPR LPK Pabuaran, Jawa Barat

BPR Sadayana Artha, Jawa Barat

2014PR Mutiara Artha Pratama, Jawa Barat

BPR Lumasindo Perkasa Putra, Tangerang (m.republika.co.id).

Rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing

(NPF) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) lebih besar dibanding

NPF Bank Umum dan Unit Usaha Syariah (BUS dan UUS). Hal ini

disebabkan BUS/UUS memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dan

sistem yang lebih baik dibanding BPRS. Direktur BPRS Harta Insan

Karimah (HIK), Alfi Wijaya menyebut SDM dan sistem tersebut

berkaitan dengan analisa pembiayaan maupun asistem ketika ada

permasalahan yang harus diselesaikan. “SDM dan sdm dan sistem

BUS/UUS dari sisi analisis pencairan pembiayan maupun ketika ada

permasalahan yang harus diselesaikan sudah relatif lebih terbentuk,

sistematis dan stabil dibanding BPRS,” ujarnya saat dihubungi ROL,

Selasa (22/10).Alfi mengatakan saat terjadi analisa pembiayaan, Account

Officer (AO) di BUS/UUS sudah memiliki tools lebih baik dalam analisa.

Sebagian besar BUS/UUS memiliki induk sehingga tools banyak diadopsi

dan didukung dari induk. Sementara BPRS harus mengembangkan tools

sendiri. Kemudian ketika timbul masalah pembiayaan, SDM dan sistem

BUS/UUS relatif berpengalaman baik dari negosiasi dengan nasabah,

analisa legal, dan bagimana berhubungan dengan pihak-pihak terkait.

BPRS harus memiliki strategi untuk mengejar ketertinggalannya itu.

Page 24: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

7

“Untuk meraih itu, BPRS harus mencari satu bisnis model yang tepat dan

sesuai karakter bisnis,” ucapnya.Tak dipungkiri, saat ini banyak

BUS/UUS yang masuk ke ranah bisnis mikro. BPRS, kata Alfi, harus

mempertajam bisnis model sehingga lebih mengenal objek yang akan

dibiayai. Dari sisi eksternal, terutama dari regulator maupun asosiasi

harus memberikan capacity building yang cukup kepada BPRS. Untuk

membuat sistem dan menciptakan SDM memerlukan investasi atau biaya.

“Mestinya ada semacam forum mediasi yang diadakan oleh regulator atau

asosiasi untuk transfer knowledge dari BUS/UUS ke BPRS,” kata Alfi.

Pasalnya BPRS tidak akan sanggup jika harus mengupgrade sistemnya

sendiri tanpa dukungan dari regulator ataupun BUS/UUS. Dengan begini,

BPRS bisa berkembang dan saling berkompetisi. Alfi mengatakan NPF

industri BPRS tanah air per juli 2013 sebesar 7,35 persen, berbeda jauh

dari NPF BUS/UUS sebesar 2,75 persen. Menurutnya, pembiayaan

bermasalah di BPRS dan BUS/UUS sama-sama besar. Hanya saja,

ekspansi pembiayaan di BUS/UUS cukupn besar sehingga rasio NPF

menjadi kecil. Di BUS/UUS, ekspansi pembiayaan dari Juli 2012 ke Juli

2013 mencapai sekitar 44 persen, sedangkan BPRS hanya 28,5 persen.

Ekspansi pembiayaan BPRS tidak sebesar BUS/UUS karena faktor

kompetisi. “Beberapa BUS/UUS sudah menyasar sektor mikro dengan

dilengkapi kemampuan jaringan, teknologi dan jumlah SDM yang

memadai sehingga kemampuan ekspansinya lebih besar,”

ujarnya.Menurutnya, untuk menekan NPF, BPRS harus mempertajam

Page 25: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

8

bisnis yang dimiliki, memahami nasabah dan objek pembiayaan. Agar

dapat melakukan itu, BPRS harus meningkatkan kapasitas SDM dan

menyempurnakan sistem baik sistem analisa pencairan pembiayaan

maupun sistem pembiayaan bermasalah. Jika itu dilakukan, Alfi optimis

NPF BPRS tidak akan jauh berbeda dengan BUS/UUS. “Mungkin tidak

secara drastis menjadi sama dengan NPF BUS/UUS, tapi setidaknya bisa

berbeda hanya 1 persen dia tas NPF BUS/UUS,”ucapnya.

(m.republika.co.id).

Di Indonesia Perbankan Syariah muncul sejak dikeluarkannya

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Perbankan

Syariah di Indonesia, pertama kali beroperasi pada 1 Mei 1992, ditandai

dengan berdirinya BankMuamalat Indonesia (BMI). Hal ini menandai

dimulainya era system perbankanganda (dual banking system) di

Indonesia, yaitu beroperasinya system perbankankonvensional dan

system perbankan dengan prinsip bagi hasil. Dalam sistemperbankan

ganda ini, kedua sistem perbankan secara sinergis dan bersama-

samamemenuhi kebutuhan masyarakat akan produk dan jasa perbankan,

serta mendukung pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional

(Karim,2008:1).

Pada tahun 2007 terdapat tiga institusi bank syariah di Indonesia,

yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega

Syariah. Pada saat yang sama beberapa bank umum juga telah memiliki

Unit Usaha Syariah seperti Bank Negara Indonesia dan Bank Rakyat

Page 26: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

9

Indonesia. Sistem syariah juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) hingga terbentuk Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS). Keberadaan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di

Indonesia yang merupakan bagian dari perbankan, khususnya perbankan

syariah, memberikan andil yang cukup berarti dalam perkembangan

industri perbankan syariah.

Di Indonesia sendiri mengalami perkembangan yang cukup baik,

dari sampai pada saat ini. Menurut data Bank Indonesia pada bulan

Desembertahun 2014, jumlah BPRS adalah 163 dengan total kantor

sebanyak 439,angka tersebut meningkat 20% dari tahun 2008 dimana

jumlah BPRS padasaat itu adalah 153 dengan total kantor 202. (Statistik

Perbankan Syariah BI, 2014).

Berlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008tentang

Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka

pengembanganindustri perbankan syariah nasional semakin memiliki

landasan hukum yangmemadai dan akan mendorong pertumbuhannya

secara lebih cepat lagi. Progres perkembangannya dari Statistika Bank

Indonesia yang mencapai rata-rata pertumbuhanaset lebih dari 28%

pertahun dalam lima tahun terakhir,maka diharapkan peranindustri

perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akansemakin

signifikan. adanya Perkembangan Perbankan Syariah yang semakin

meningkat membawa Perkembangan aset Bank Pembiayaan Rakyat

Syariahyang semakin meningkat dari tahun ke tahun dapat dilihat pada

Page 27: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

10

table1.2 di bawah ini:

Tabel 1.2 Perkembangan Total Aset BPRS di Indonesia

Tahun Total Asset (Juta Rupiah) 2009 2.125.779 2010 2.738.744

2011 3.520.415

2012 4.698.953

2013 5.833.485 Sumber : BI, statistik perbankan syariah (diolah).

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah salah satu bentuk

perbankan syariah yang berperan sebagai lembaga intermediasi yangsetiap

kegiatannya berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah. BPRS

lebihmengutamakan untuk memberikan pembiayaan kepada usaha mikro,

kecil,dan menengah, serta BPRS beroperasi pada daerah

pedesaan/kabupatendimana pada daerah tersebut masih banyak masyarakat

yang membutuhkan pembiayaan, sehingga dapat dikatakan bahwa BPRS

dapat memberikan pelayanan dengan jangkauan yang lebih luas kepada

masyarakat (Outlook Perbankan Syariah Tahun 2013, 2012:5).

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah bank yang beroperasi

secara profit oriented, sehingga dalam kegiatan operasionalnya tetap

mencarikeuntungan. Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur

keuntunganadalah rasio return on assets (ROA). Menurut Hutagalung, dkk

(2013) mengatakan bahwa semakin besar ROA menunjukkan kinerja

keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian (return)

Page 28: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

11

semakin besar. Berikut ini komposisi rasio Return on Asset (ROA) pada

tahun 2008 – 2015 :

Tabel 1.3 Komposisi Rasio Return on Asset (ROA) Pada BPRS

Tahun 2008 – 2015 Satuan dalam Persentase

Rasio ROA 2008 2.76% 2009 5.00% 2010 3.49% 2011 2.67% 2012 2.64% 2013 2.79% 2014 2.26% 2015 2.20%

Sumber : BI, statistik perbankan syariah (diolah).

Tidak hanya dari segi jumlah, laba bersih BPRS

mengalamipertumbuhan tahunan sebesar 45% mencapai Rp41,35 miliar di

akhirSeptember 2009, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BPRS per akhir

September2009 tumbuh 29% mencapai Rp1,16 triliun, dan total

pembiayaan BPRS jugamengalami pertumbuhan sebesar 22% menjadi

Rp1,52 triliun di akhir September 2009 dimana sebanyak 54% pembiayaan

mengucur ke sector mikro kecil dan menengah.(www.kontan.co.id).

Di sisi lain, kebijakan perbankan yang dilakukan Bank Indonesia

tahun 2010 salah satunya akan diarahkan kepada peningkatan peran BPR

termasuk BPRS dalam pembiayaan keuangan mikro dan

penguatanketahanannya. Kebijakan ini akan ditempuh diantaranya dengan

memberikaninsentif untuk mendorong peningkatan modal, memfasilitasi

terpenuhinyakebutuhan SDM yang kompeten, dan mempertegas posisinya

sebagaicommunity bank yaitu fokus pada perannya sebagai pendukung

Page 29: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

12

dalampengembangan perekonomian lokal. (www.bi.go.id).

Pesatnya perkembangan BPRS dan tingginya cita- cita arah

kebijakanperbankan tahun 2010 serta lahirnya seperangkat Peraturan Bank

Indonesia(PBI) seperti PBI No: 9/17/2007 tentang penilaian tingkat

kesehatan BPRS,PBI No: 8/22/2006 tentang Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum (KPMM)BPRS, dan PBI No: 8/24/2006 tentang kualitas aktiva

BPRS, serta peraturanlainnya mengharuskan pihak manjemen BPRS

bersungguh- sungguh dalammelakukan peningkatan terhadap kinerja

keuangannya. Selain agar BPRSmampu bersaing dengan BPR

konvensional maupun dengan lembagakeuangan lainnya, juga agar BPRS

dapat terus bertahan di tengah kondisiperekonomian yang kadang tidak

menentu.

Salah satu indikator kinerja perbankan adalah tingkat

profitabilitasyang berhasil dicapai. Profitabilitas merupakan kemampuan

manajemen bankdalam memaksimalkan aktiva guna memperoleh

keuntungan. Profitabilitasmenunjukkan besarnya bagi hasil yang diperoleh

nasabah sehingga akan mempengaruhi tingkat loyalitas nasabah dan

berdampak pada kemampuanbank dalam menjalankan perannya sebagai

financial intermediary. Mencapai tingkat profitabilitas yang diharapkan

perlu dilakukanberbagai usaha dan strategi guna mendukung tercapainya

tingkat kesehatanperbankan yang optimal. Usaha tersebut salah satunya

dapat dilakukan denganmemantapkan kembali struktur modal perbankan

yang menyelaraskan skalausaha dengan kebutuhan permodalan guna

Page 30: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

13

mempertinggi kemampuanmenyerap risiko usaha dan dengan melakukan

peningkatan efisiensioperasional agar mampu mendorong profitabilitas ke

tingkat lebih tinggi. Penulis mengambil rasio return on asset (ROA) dalam

profitabilitas BPRS.

Upaya memenuhi tingkat kecukupan modal sebagaimana yang

telahdiatur oleh Bank Indonesia merupakan hal yang amat penting

untukdiperhatikan karena tingkat kecukupan modal mencerminkan

kemampuanbank dalam menanggung risiko kerugian yang mungkin

timbul. Selain itu,tingkat modal yang tinggi akan meningkatkan cadangan

kas yang dapatdigunakan untuk memperluas pembiayaan, memperluas

jaringan kantor sertapenyediaan fasilitas kantor yang modern dan sistem

telekomunikasi yangcanggih, sehingga dapat membuka peluang lebih

besar dalam meningkatkanprofitabilitas bank.

Pentingnya memenuhi tingkat kecukupan modal terlihat

dariditutupnya dua BPR oleh Bank Indonesia sepanjang tahun 2009, yakni

BPRTripanca Setiadana Lampung dan BPRS Babussalam Jawa Barat

disebabkanketidakmampuannya memenuhi modal minimum 4%. Tidak

hanya itu, BIjuga mengkarantina 17 BPR dalam pengawasan khusus

karena rasiokecukupan modalnya (CAR) di bawah empat persen. Jumlah

BPR yangbermodal cekak saat ini masih banyak. BI mencatat, per akhir

Maret 2009 laluada 477 BPR yang belum memenuhi aturan modal

minimum. Jumlah itusetara dengan 27% dari total BPR yang beroperasi

saat ini, yaitu 1.768 BPR. (www.tempointeraktif.com).Dalam fenomena

Page 31: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

14

tersebut, penulis memilih Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai variabel

independen dalam penelitian ini yang mempengaruhi terhadap Return on

Asset (ROA).

Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR)

adalah rasio untuk mengetahui kemampuan modal yang dimiliki dalam

menyerap atau menanggung kerugian BPRS. Apabila bank memiliki

modal yang cukup dalam menyerap kerugian, maka semakin besar

kemungkinan bank dalam menghasilkan keuntungan. Berikut ini adalah

komposisi rasio CAR dari tahun 2008 sampai tahun 2015:

Tabel 1.4 Komposisi Rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada BPRS

Tahun 2008 – 2015 Satuan dalam Persentase

Rasio CAR 2008 30.28% 2009 29.98% 2010 27.46% 2011 23.49% 2012 25.16% 2013 22.08% 2014 22.77% 2015 21.47%

Sumber : Bank Indonesia (data yang diolah)

Terdapat beberapa rasio keuangan yang mempengaruhi return on

asset (ROA) yaitu non performing financing (NPF). Rasio Non

Performing Financing (NPF) diukur dengan membandingkan jumlah

pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan. Nilai NPF

dapatbertambah apabila jumlah pembiayaan bermasalah meningkat.

Apabila rasio NPF meningkat maka pembiayaan bermasalah yang

Page 32: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

15

ditanggung BPRS bertambah dan mengakibatkan kerugian yang dihadapi

meningkat sehingga dapat menurunkan tingkat keuntungan BPRS. Berikut

ini adalah komposisi rasio Non Performing Financing (NPF) mulai tahun

2008 sampai tahun 2015 :

Tabel 1.5 Komposisi Rasio Non Performing Fianncing (NPF) Pada BPRS

Tahun 2008 – 2015 Satuan dalam Persentase

Rasio NPF 2008 8.38% 2009 7.03% 2010 6.50% 2011 6.11% 2012 6.15% 2013 6.50% 2014 7.89% 2015 8.20%

Sumber : Bank Indonesia (data yang diolah)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

BOPO digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam

mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional dan

semakin kecil rasio ini semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan

bank sehingga kemungkinan bank yang bersangkutan dalam kondisi

bermasalah juga semakin kecil (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Hal ini

berarti semakin kecil kemungkinan bank dalam keadaan bermasalah

makamemungkinkan bank untuk meningkatkankeuntungan. Berikut ini

adalah komposisi rasio BOPO dari tahun 2008 – 2015:

Page 33: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

16

Tabel 1.6 Komposisi Rasio BOPO Pada BPRS

Tahun 2008 - 2015 Satuan dalam Presentase

Rasio BOPO 2008 80.86% 2009 64.69% 2010 78.08% 2011 76.31% 2012 80.02% 2013 80.75% 2014 87.79% 2015 88.09%

Sumber : Bank Indonesia (data yang diolah)

Menurut Penelitian Widyaningrum (2015) menyatakan bahwa rasio

CAR dan NPF tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Maka

dari itu penulis meneliti kembali pengaruh CAR terhadap ROA mulai dari

tahun 2008 samapi tahun 2015 apakah berpengaruh atau tidak, tetapi

dalam penelitian Widyaningrum(2015) menyatakan rasio BOPO

mempengaruhi ROA secara signifikan, sehingga penulis ingin meneliti

kembali pengaruh BOPO terhadap ROA pada tahun 2008 sampai tahun

2015 berpengaruh secara signifikan atau tidak.

Begitu pentingnya rasio yang mampu mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan laba secara keseluruhan dalam meningkatkan

besarnya modal suatu bank akan berpengaruh pada mampu atau tidaknya

suatu bank secara efisien menjalankan kegiatanya dengan mengurangi

kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang

lancer, diragukan, dan macet. Serta mengukur tingkat efisiensi dan

Page 34: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

17

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan oprasionalnya. Penulis

termotivasi untuk melakukan penelitian. Pertama, adanya perbedaan hasil

dari penelitian terdahulu mengenai CAR, NPF, BOPO dan ROA terhadap

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) sehingga penulis ingin menguji

kembali pengaruh CAR, NPF, BOPO dan ROA terhadap Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) secara parsial dan simultan. Kedua,

menurut penelitian terdahulu Linda Widiyaningrum (2015) menunjukkan

bahwa ada perbedaan dari tahun ke tahun dengan subjek Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS). Ketiga, Peneliti ingin memberikan informasi

bahwa ROA Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di pengaruhi oleh

NPF sehingga semakin rendahnya NPF akan menyebabkan ROA Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) meningkat.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melakukan

penelitian yang berjudul “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA)

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Di Indonesia Pada Tahun

2012-2015”.

B. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), non

performing financing (NPF), dan Biaya Operasional terhadap

Page 35: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

18

pendapatan operasional (BOPO) secara parsial terhadap Return On

Asset (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia ?

2. Apakah terdapat pengaruh capital adequcy ratio (CAR), non

performing financing (NPF) dan Biaya Operasional terhadap

pendapatan operasional (BOPO) secara simultan terhadap Return On

Asset (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), non

performing financing (NPF), dan Biaya Operasional terhadap

pendapatan operasional (BOPO) secara parsial terhadap Return On

Asset (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia ?

2. Untuk mengetahui pengaruh capital adequcy ratio (CAR), non

performing financing (NPF) dan Biaya Operasional terhadap

pendapatan operasional (BOPO) secara simultan terhadap Return On

Asset (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia ?

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan berkaitan dengan profitabilitas pada

bank syariah beserta variabel - variabel yang mempengaruhinya adalah

sebagai berikut :

a. Teoritis

Akademisi

Page 36: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

19

Akademisi diharapkan dapat membawa wawasan dibidang

perbankan khususnya tentang bank pembiayaan rakyat syariah dalam

hal ini yang berkaitan dengan return on asset (ROA) bank

pembiayaan rakyat syariah.

Peneliti

Peneliti diharapkan akan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan dibidang ekonomi dan lembaga keuangan syariah

khususnya bank pembiayaan rakyat syariah serta sebagai ajang

ilmiah untuk menerapkan berbagai teori bank pembiayaan rakyat

syariah yang telah diperoleh dibangku kuliah.

b. Praktisi

Bagi Perbankan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan

dalam mengambil keputusan yang akan diambil terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi return on asset (ROA) bank

pembiayaan rakyat syariah sehingga kegiatan bank pembiayaan

rakyat syariah tetap berjalan.

Bagi nasabah dan investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

informasi ketika memilih produk bank pembiayaan rakyat syariah.

Sehingga nasabah dan investor mempunyai gambaran tentang

bagaimana kondisi bank pembiayaan rakyat syariah yang dapat

menguntungkan mereka.

Page 37: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang

melakukanpenelitian itu sendiri. Bagi manajemen, melihat kontribusi yang

dapat diberikan oleh suatu bagian tertentu bagi pencapaian tujuan secara

keseluruhan. Sedangkan bagi pihak luar manajemen kinerja merupakan alat

untuk mengukur suatu prestasi yang dicapai oleh organisasi dalam suatu

periode tertentu yang merupakan pencerminan tingkat hasil pelaksanaan

aktivitas kegiatannya, namun demikian penilaian kinerja suatu organisasi

baik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan diperlukan sebagai dasar

penetapan kebijaksanaan dimasa yang akan datang.

Pengertian kinerja keuangan menurut Muchlis (2000 : 44) Kinerja

keuangan adalah prestasi keuangan yang tergambar dalam laporan

Keuangan perusahaan yaitu neraca rugi-laba dan kinerja keuangan

menggambarkan usaha perusahaan (operation income). Profitability suatu

perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan keuntungan yang

diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan asset yang

digunakan untuk menghasilkan keuntungan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi

yang dapat dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu

periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan. Disisi

lain kinerja keuangan menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu

Page 38: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

21

perusahaan dan sejauh mana asset yang tersedia, perusahaan sanggup

meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan kemampuan manajemen

dalam mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara efektif dan

efisien. Sawir (2005) menyatakan bahwa kinerja keuangan adalah

prestasi yangdicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu

yang mencerminkan tingkatkesehatan dari perusahaan tersebut.

Nainggolan (2004) dalam Christiani (2010) menyatakan bahwa

kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu aspekpenilaian

yang fundamental mengenai kondisi keuangan perusahaan yang

dapatdilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio-rasio keuangan

perusahaan, antaralain: rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas

dan rasio profitabilitas yangdicapai oleh perusahaan dalam suatu

periode tertentu.

2. Kinerja Keuangan Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Menurut Wibowo (2011:7) Kinerja adalah melakukan pekerjaan

dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Melakukan

pengukuran terhadap kinerja keuangan BPRS sangat diperlukan,

sebab dari kegiatan tersebut pihak manajemen BPRS dapat menilai

apakah perusahaan telah beroperasi secara efektif dan efisien baik

dari segi penghimpunan dana maupun segi penyaluran dana. Untuk

mengukur kinerja keuangan BPRS, pihak manajemen BPRS dapat

melakukan analisis terhadap laporan keuangan BPRS.Analisis

Page 39: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

22

terhadap laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara

salah satunya adalah analisis rasio keuangan.

Gitman dan Zutter (2012:67) menjelaskan bahwa analisis rasio

meliputimetode-metode dalam menghitung danmenginterpretasikan

rasio-rasio keuangan untuk menganalisis dan memantau kinerja

perusahaan.Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan

dengan hasil kerja. Hawkins (The Oxford Paperback Dictionary,

1979) mengemukakan pengertian kinerja sebagai berikut

“Performance is: the process or manner of performing, a notable

action or achievement, the performing of a play or other

entertainment”.Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan

mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan

merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi

empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati.

Untuk mengetahui kinerja yang dicapai maka dilakukan penilaian

kinerja, dan penilaian sering diartikan dengan kata assessment. Dalam

penelitian terdahulu, penilaian kinerja suatu lembaga keuangan

syari’ah, banyak peneliti menggunakan rasio keuangan yang

dikatagorikan seperti likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan

efisiensi.

Dalam penelitian ini, untuk mengukur kinerja Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia

Page 40: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

23

Nomor 9/17/PBI/2007 tanggal 4 Desember 2007 tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pembiayaan Rakyat Berdasarkan

Prinsip Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 146 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4787), perlu diatur ketentuan pelaksanaan dalam suatu Surat Edaran

Bank Indonesia dengan pokok sebagai berikut:

1. Tingkat kesehatan Bank Pembiayaan Rakyat berdasarkan prinsip

syariah (BPRS) merupakan kepentingan semua pihak terkait, baik

pemilik, pengurus bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank

Indonesia selaku otoritas pengawasan bank maupun pihak lainnya.

Hasil penilaian tingkat kesehatan digunakan oleh Bank Indonesia

untuk melakukan pengawasan dan pengaturan dalam rangka

menerapkan strategi pembinaan dan pengembangan yang tepat

bagi BPRS. Selanjutnya, tingkat kesehatan digunakan oleh BPRS

sebagai salah satu alat bagi manajemen dalam menentukan

kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan bank ke depan.

2. Tingkat kesehatan BPRS merupakan hasil penilaian komposit atas

berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja

suatu BPRS. Penilaian tingkat kesehatan BPRS tersebut dilakukan

melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif terhadap faktor

keuangan, termasuk kemampuan BPRS dalam mengelola berbagai

risiko, serta penilaian kualitatif terhadap faktor manajemen,

Page 41: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

24

termasuk kepatuhan BPRS terhadap prinsip-prinsip syariah dan

ketentuan yang berlaku.

3. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi,

perkembangan maupun proyeksi rasio-rasio keuangan BPRS,

sedangkan penilaian kualitatif adalah penilaian terhadap faktor

manajemen dan faktor-faktor hasil penilaian kuantitatif dengan

mempertimbangkan indikator pendukung dan atau pembanding

yang relevan.

4. Rasio-rasio yang digunakan untuk menganalisa faktor keuangan

dibedakan menjadi rasio utama, rasio penunjang dan rasio

pengamatan (observed). Rasio utama merupakan rasio yang

menjadi dasar terhadap penilaian faktor keuangan, rasio

penunjang merupakan rasio yang akan mempengaruhi penilaian

faktor keuangan sedangkan rasio pengamatan (observed)

merupakan rasio yang dapat digunakan sebagai satu pertimbangan

tambahan dalam penilaian akhir atas faktor keuangan. Penilaian

tingkat kesehatan BPRS mencakup penilaian terhadap faktor-

faktor yang terdiri dari: Permodalan (capital), Kualitas aset (Asset

quality),Rentabilitas (Earnings), Likuiditas (Liquidity) dan

Manajemen (Management).

Menurut Ni’mah (2012) kinerja keuangan merupakan suatu

gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis

dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui

Page 42: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

25

mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang

mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Untuk menilai

kinerja keuangan suatu perusahaan dapat kita nilai dengan melihat

laporan keuangannya dengan menggunakan analisis rasio. Kinerja

keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas

dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.

B. Return on Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) adalah rasio yang mampu mengukur

kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Jika

ROA suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi

bank tersebut darisegi pengamanan aset. Laba yang tinggi membuat

bank mendapatkepercayaan dari masyarakat yang memungkinkan

bank untuk menghimpun modal yang lebih banyak sehingga bank

memperoleh kesempatan menyalurkan dana dengan lebih

luas.(Wuri, 2011:55).

Return on asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara

keseluruhan, semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula

tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik

pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Dendawijaya,

2003 : 120). Dengan kata lain, return on asset (ROA) merupakan

ukuran kinerja keuangan efektifitas perusahaan di dalam

Page 43: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

26

menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang

dimilikinya. ROA sering juga disebut sebagai ROI (Return on

Investment).

Menurut Surat Edaran BI No.3/30DPNP tanggal 14 Desember

2001, rasio ROA dapat diukur dengan perbandingan antara laba

sebelum pajak terhadap total asset (total aktiva). Seperti yang

dituangkan dalam rumus berikut:

Return on Asset = Laba sebelum pajak x 100% Total Asset

C. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Hutagalung, dkk (2013) mengatakan capital adequacy ratio (CAR)

adalah rasio keuangan yang berkaitan dengan permodalan perbankan

di mana besarnya modal suatu bank akan berpengaruh pada mampu

atau tidaknya suatu bank secaraefisien menjalankan kegiatannya.

Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang

menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk

keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana

yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank. Bank Indonesia

menetapkan CAR yang dimiliki oleh bank minimal 8%. Apabila

ketentuan CAR tidak terpenuhi, maka akan mempengaruhi tingkat

kesehatan bank dan akan mengurangi kemampuan ekspansi

penyaluran dana.(Herman, 2012:18).

Page 44: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

27

CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk

menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian

bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya,

2003:123).

Capital adequacy ratio (CAR) adalah rasio yang memperlihatkan

seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit,

penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari

dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari

sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman

(utang), dan lain-lain (Dendawijaya, 2003 : 122). CAR atau sering

disebut rasio pemodalan merupakan modal dasar yang harus dipenuhi

oleh bank. Modal ini digunakan untuk menjaga kepercayaan

masyarakat terhadap kinerja bank. Hal ini wajar karena bisnis

perbankan adalah bisnis yang berdasarkan kepercayaan. Selain itu

adanya berbagai bentuk risiko yang besar yang mungkin dapat terjadi

pada bank. Faktor utama yang cukup mempengaruhi jumlah modal

bank adalah jumlah modal minimum yang ditentukan oleh bank

sentral.

Dalam menelaah CAR bank syariah, terlebih dahulu harus

dipertimbangkan, bahwa aktiva bank syariah dapat dibagi atas

(Arifin,2009):

a. Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan/kewajiban atau

hutang (wadiah atau qard dan sejenisnya).

Page 45: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

28

b. Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil (Profit and

loss SharingInvestment Account).

Menurut surat edaran Bank Indonesia No. 6/23./DPNP tanggal 31

Mei 2004, CAR merupakan perbandingan antara modal dengan

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR):

CAR = Modal x 100% ATMR

D. Non Performing Financing (NPF)

Menurut Kamus Bank Indonesia, Non Performing loan (NPL) atau

Non Performing Financing (NPF) adalah kredit bermasalah yang

terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan

macet. Termin NPL diperuntukkan bagi bank umum, sedangkan NPF

untuk bank syariah. Non Performing Loans (NPLs) menunjukkan

kemampuan kolektibilitas sebuah bank dalam mengumpulkan

kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. NPL

merupakan persentase jumlah kredit bermasalah (dengan kriteria

kurang lancar, diragukan, dan macet) terhadap total kredit yang

dikeluarkan bank. NPLs mempunyai hubungan negatif dengan

penawaran kredit (Meydianawathi, 2007:138).

Non Performing Financing (NPF) mencerminkan risiko

kemungkinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran dana oleh

bank. Tingginya NPF membuat bank perlu membentuk pencadangan

atas kredit bermasalah yang lebih besar, hal ini akan menurunkan

Page 46: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

29

pendapatan bank. (Ismail,2010:125). Menurunnya pendapatan bank

akan berpengaruh terhadap menurunnya modal yang dimiliki oleh

bank. Padahal besarnya modal yang dimiliki oleh bank akan

berpengaruh kepada besarnya ekspansi dalam penyaluran dana

(pembiayaan).

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29/DPbs

tanggal 7 Desember 2007, Non Performing Financing (NPF)

dihitung dengan membandingkan jumlah pembiayaan bermasalah

dengan total pembiayaan yang dimiliki oleh bank. Menurut Bank

Indonesia pembiayaan bermasalah dapat dikategorikan ke dalam tiga

kategori, yakni kurang lancar, diragukan, dan macet.

Risiko menurut peraturan Bank Indonesia nomor 5 tahun 2003

adalah potensi terjadinya suatu peristiwa (events) yang dapat

menimbulkan kerugian bank. Seperti halnya pada perusahaan

umunya, bisnis perbankan juga dihadapkan berbagai risiko, salah

satu risiko tersebut adalah risiko kredit. Pada penelitian ini rasio

keuangan yang digunakan sebagai proksi terhadap nilai suatu risiko

kredit adalah rasio non performing financing (NPF).

Dalam kamus Bank Indonesia, non performing financing (NPF)

adalah pembiayaan bermasalah yang terdiri dari pembiayaan yang

berklarifikasi kuran glancar, diragukan dan macet. Sedangkan

menurut Sudarsono (2008:123), pembiayaan non lancar atau yang

juga dikenal dengan istilah NPF dalam perbankan syariah adalah

Page 47: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

30

jumlah kredit yang tergolong lancar yaitu dengan kualitas kurang

lancar, diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia

tentang kualitas aktiva produktif.

Menurut Veithzal (2007 : 477), non performing financing (NPF)

atau pembiayaan bermasalah adalah pembiayaan yang dalam

pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi target yang

diinginkan pihak bank seperti: pengemblian pokok atau bagi hasil

yang bermasalah; pembiayaan yang memiliki kemungkinan

timbulnya risiko di kemudian hari bagi bank; pembiayaan yang

termasuk golongan perhatian khusus; diragukan dan macet serta

golongan lancar yang berpotensi terjadi penunggakan dalam

pengembalian. Menurut Dendawijaya (2009 : 82), non performing

financing (NPF) adalah Pembiayaan – pembiayaan yang kategori

kolektabilitasnya masuk dalam kriteria pembiayaan kurang lancar,

pembiayaan diragukan, dan pembiayaan macet. Menurut

Dendawijaya(82:2009) pun mengemukakan dampak dari keberadaan

non performing financing (NPF) yang tidak wajar salah satunya

adalah hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari

kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan

berpengaruh buruk bagi profitabilitas.

Status NPF pada prinsipnya didasarkan pada ketetapan waktu bagi

nasabah untuk membayarkan kewajiban, baik berupa bunga maupun

pengembalian pokok pinjaman. Proses pemberian dan pengelolaan

Page 48: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

31

kredit yang baik diharapkan dapat menekan NPF sekecil mungkin,

dengan kata lain tingginya NPF sangat dipengaruhi oleh kemampuan

bank-bank syariah dalam menjalankan proses pemberian kredit

dengan baik maupun dalam hal pengelolaan kredit termasuk tindakan

pemantauan (monitoring) setelah ktredit disalurkan dan tindakan

pengendalian bila terdapat indikasi penyimpangan kredit maupun

indikasi gagal bayar. Besarnya non performing financing (NPF) yang

diperbolehkan di Bank Indonesia adalah 5%. Jika melebihi 5% akan

mempengaruhi nilai skor yang diperoleh. Kredit atau pembiayaan

yang tergolong non lancar yaitu dengan kualitas kurang lancar,

diragukan dan macet berdasarkan ketentuan Bank Indonesia tentang

kualitas aktiva produktif. Tindakan pengendalian bila terdapat

indikasi penyimpangan pembiayaan maupun indikasi gagal bayar.

Persamaannya adalah sebagai berikut :

NPF = Pembiayaan Bermasalah x 100% Total Pembiayaan

E. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.

Dendawijaya (2003:121). rasio yang digunakan untuk mengetahui

efisiensi pihak manajemen bank dalam kegiatan operasionalnya.

OER sering disebut dengan BOPO (Biaya Operasional Pembiayaan

Operasional) atau OER dapat pula disebut dengan Rasio Efisiensi

Page 49: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

32

Operasional (REO). Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk

mangukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya

operasional terhadap pendapatan operasional. Semakin kecil rasio ini

berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank

bersangkutan (Amalia dan Herdiningtyas, 2005).

Seperti yang dituangkan dalam rumus berikut:

BOPO = Biaya Oprasionalx 100% Pendapatan Oprasional

3. Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia

Lembaga keuangan syari’ah di Indonesia telah menunjukkan

perkembangan pesat selama dekade terakhir ini. Disamping adanya

dukungan pemerintah dan sambutan positif umat Islam yang besar,

lembaga keuangan syari’ah terbukti secara empiris tetap bertahan

dalam kondisi krisis ekonomi yang telah memporakporandakan sendi-

sendi ekonomi dan sosial masyarakat.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan salah satu

bentuk lembaga keuangan syari’ah yang memiliki potensi yang cukup

besar. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7

tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 10 tahun 1999, bank terdiri dari 2 (dua) jenis

yaitu Bank Umum dan Bank Pembiayaan Rakyat (BPR). Bank Umum

adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

Page 50: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

33

dan atau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan BPR adalah

bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau

berdasarkan prinsip syari’ah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jadi BPRS merupakan

lembaga keuangan berbentuk bank dengan system operasionalnya

berdasarkan prinsip syariah.

BPRS sebagai lembaga keuangan Syariah telah menunjukkan

perkembangan yang cukup pesat, di mana pada tahun 2007 mencapai

109 BPRS dengan total asset Rp. 1, 1,123 triliun atau mencapai 4

persen dan diprediksikan pada tahun 2008 meningkat di atas 5 persen

dari dari pangsa pasar BPR nasional (BI, 2007). Di Jawa Tengah pada

tahun 2006 terdapat 8 BPRS sedangkan pada tahun 2007 menjadi 13

BPRS atau naik sebesar 62,5 persen.

Perkembangan BPRS yang begitu pesat membawa kekhawatiran

tersendiri. Kekhawatiran tersebut berhubungan dengan kemurnian

BPRS dari prinsip-prinsip syari’ah. Lebih lanjut Antonio (1999)

menjelaskan bahwa untuk menjaga kemurnian praktik bank syari’ah

maka dibentuklah Dewan Pengawas Syari’ah (DPS). Adanya DPS ini

merupakan salah satu hal pokok yang membedakan antara BPR

dengan BPRS. Tugas DPS yang utama adalah mengawasi pelaksanaan

operasional bank dan produkproduknya supaya tidak menyimpang dari

aturan syari’ah. DPS ini dibentuk dengan rekomendasi dari Dewan

Page 51: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

34

Syari’ah Nasional (DSN), yang dibentuk sejak tahun 1997 sebagai

lembaga syari’ah tertinggi yang mengayomi dan mengawasi

operasional kesyari’ahan lembagalembaga keuangan syari’ah di

Indonesia (Prabowo, 2000).

Menyadari pentingnya peran Dewan Perwakilan Syariah(DPS)

sebagai suatu profesi yang dapat menjadikan masyarakat ataupun

nasabah lebih yakin untuk tetap menggunakan jasa BPRS, maka

independensi dan profesionalisme DPS sangat diperlukan dalam

melaksanakan tugasnya. Oleh karena DPS merupakan kepercayaan

masyarakat, maka anggota DPS dituntut untuk tidak memihak

siapapun (independen), bersifat objektif dan jujur. Independensi DPS

pada dasarnya bersumber dari kebutuhan untuk memberi kredibilitas

bagi suatu laporan operasi bank syari’ah. Kebutuhan ini untuk

meningkatkan kepercayaan para pemakai laporan operasional BPRS

supaya mereka yakin bahwa tidak terjadi pelanggaran syari’ah dalam

operasional BPRS.

Hasil penelitian Bank Indonesia juga memberikan rekomendasi

kebijakan bahwa kualitas pemahaman prinsip-prinsip syari’ah dalam

transaksi perbankan sangat vatal untuk meningkatkan keyakinan

masyarakat akan profesionalisme Dewan Perwakilan Syariah (DPS)

sebagai kunci untuk menjamin bahwa kegiatan operasional bank

sesuai dengan prinsip syari’ah. Untuk menjadi DPS yang profesional,

seseorang harus memiliki kumpulan pengetahuan yang berlaku umum

Page 52: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

35

dalam pengawasan atau audit yang dipandang penting sehingga dapat

melaksanakan kegiatan dalam area yang cukup luas dengan hasil kerja

yang memuaskan sesuai dengan standar keprofesionalan Dewan

Perwakilan Syariah (DPS).

F. Keterkaitan Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat

1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Return on

Asset (ROA).

Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa besar kecilnya

kecukupan modal bank (CAR) belum tentu menyebabkan besar

kecilnya keuntungan bank. Bank yang memiliki modal besar namun

tidak dapat menggunakan modalnya secara efektif untuk menghasilkan

laba maka modal pun tidak akan berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas bank. Dengan adanya upaya bank syariah untuk menjaga

kecukupan modal bank, maka bank tidak mudah mengeluarkan dana

mereka untuk pendanaan karena hal tersebut dapat memberikan risiko

yang besar.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Linda

widyaningrum (2015) yang menyatakan bahwa Capital Adecuacy Ratio

tidak berpengaruh terhadap Return On Assset Bank. Hal ini

dikarenakan adanya peraturan Bank Indonesia yang menyatakan CAR

minimal sebesar 8% yang harus dipenuhi oleh pihak bank. Besarnya

CAR 8% hanya dimaksudkan Bank Indonesia untuk menyesuaikan

kondisi dengan perbankan internasional. Tingginya rasio modal dapat

memberikan peningkatan kepercayaan masyarakat kepada bank.

Kepercayaan masyarakat terhadap dunia perbankan juga disebabkan

Page 53: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

36

adanya jaminan pemerintah terhadap dana mereka yang disimpan di

bank. Oleh karena itu, masyarakat masih percaya menggunakan produk

perbankan sehingga profitabilitas masih bisa ditingkatkan.

2. Pengaruh Non Performing Financing (NPF) terhadap Return

on Asset (ROA)

Hal ini berarti bahwa kondisi NPF yang lebih besar dalam satu

periode tidak secara langsung memberikan penurunan laba pada

periode yang sama. Hal ini dikarenakan pengaruh yang signifikan dari

NPF terhadap ROA adalah berkaitan dengan penentuan tingkat

kemacetan pembiayaan yang diberikan oleh sebuah bank. Dalam hal

ini karena pembiayaan merupakan sumber utama pendapatan bank. Di

sisi lain adanya NPF yang tinggi akan dapat mengganngu perputaran

modal kerja dari bank. Maka manakala bank memiliki jumlah

pembiayaan macet yang tinggi, maka bank akan berusaha terlebih

dahulu mengevaluasi kinerja mereka dengan sementara menghentikan

penyaluran pembiayaannya hingga NPF berkurang.

3. Pengaruh Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Return on Asset (ROA)

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat beban

pembiayaan bank maka laba yang diperoleh bank akan semakin kecil.

Tingginya beban biaya operasional bank yang menjadi tanggungan

bank umumnya akan dibebankan pada pendapatan yang diperoleh dari

alokasi pembiayaan. Beban atau biaya kredit yang semakin tinggi

akan mengurangi permodalan dan laba yang dimiliki bank.

Page 54: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

37

G. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas

karena penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian

sebelumnya. Meskipun ruang lingkup hampir sama tetapi kaarena

objek, periode, waktu dan alat analisis yang digunakan berbeda

maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan

sebagai referensi untuk saling melengkapi. Berikut beberapa

ringkasan penelitian terdahulu :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No

Peniliti (Tahun)

Judul Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1.

Linda Widyaningrum (2015)

“Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan OER terhadap ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Di Indonesia Periode Januari 2009 hingga Mei 2014”

CAR, NPF,BOPO,ROA, regresi linear berganda

FDR Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR tidak mempengaruhi tingkat ROA, NPF tidak mempengaruhi secara signifikan, FDR tidak mempengaruhi ROA secara signifikan dan OER(BOPO) mempengaruhi secara signifikan terhadap ROA.

2.

Ulfawaty Adam (2011)

“Pengaruh Non

Performing Loan (NPL) dan Biaya

Operasional

NPF, BOPO, dan ROA

Bank Negara Indonesia

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NPF dan BOPO berpengaruh

Page 55: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

38

/Pendapatan Operasional

(BOPO) Terhadap

Profitabilitas Bank

(ROA) pada PT Bank Negara

Indonesia”

secara signifikan terhadap ROA.

3.

Sunariyati Muji Lestari (2014)

“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Retrun On Asset Pada Perusahaan Perbankan di BEI”

CAR,NPF, BOPO,ROA

LDR Variabel CAR, NPL, LDR dan BOPO berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap ROA Bank Pemerintah.Secara parsial variabel CAR, NPL, LDR, dan BOPO memiliki pengaruh terhadap ROA.

4.

Lina Krisnawati (2014)

“Pengaruh Modal,Kualitas Aset, dan Efisiensi terhadap Hasil pengembalian Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di bawah pengawasan Bank Indonesia Purwokerto

CAR, NPF, BOPO

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CAR mempengaruhi tingkat Profitabilitas secara positif dan tidak signifikan, NPF mempengaruhi tingkat Profitabilitas scara negative dan tidak signifikan, BOPO mempengaruhi

Page 56: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

39

”. tingkat profitabilitas secara negative dan tidak signifikan

5.

Endang Sumacdar dan Hariandy Hasbi (2011)

“Financial performance analysis fror Islamic Rural Bank to third Party Funds and the comparation with conventional Rural Bank in Indonesia.

ROA, NPF, BOPO

DPK,FDR Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ROA, NPF, BOPO mempengaruhi tingkat DPK,CAR dan FDR tidak berpengaruh secara simultan dsignifikan ROA, NPF, FDR dan BOPO untuk meningkatkan DPK di BPRS.

H. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang

dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari

kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian

masalah yang ditetapkan. Kerangka pemikiran dapat disajikan dalam bentuk

bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya (Hamid, 2010:15).

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan variabel independen

bebas yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) , Non Performing Financing (NPF)

dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap variabel

dependen yaitu Return on Asset (ROA).

Page 57: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

40

Capital Adequacy Ratio (CAR),Non Performing Financing (NPF) Dan

Biaya Operasional (BOPO) di Uji secara Percial dan Simultan.

CAR

(X1)

NPF

(X2)

BOPO

(X3)

ROA (Y)

H1 H2

H3

Gambar 2.1

Data Statistika Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan(OJK)

Basis Teori : Kinerja Keuangan

Metode : Analisis Regresi Linier Berganda 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas b. Uji Multikolonieritas c. Uji Heterokedastisitas d. Uji Autokorelasi 2. Uji Hipotesis a. Uji t (Parsial)

b. Uji F (Simultan) c. Uji Adjusted R Square

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi

Page 58: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

41

I. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu korelasi yang sifatnya masih

sementara atau pernyataan berdasarkan pada pengetahuan tertentu

yang masih lemah dan harus dibuktikan kebenarannya. Dengan

demikian hipotesa merupakan dugaan sementara yang nantinya

akan diuji dan dibuktikan kebenarannya melalui analisa data

(Suharsimi Arikunto, 2002 : 68). Adapun Hipotesis yang diajukan

peneliti ini adalah sebagai berikut :

1. VariabelCapital Adequacy Ratio (CAR) : X1

H0.1:Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap

Return on Asset (ROA)Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah

(BPRS) di Indonesia.

Ha.1:Capital Adequacy Ratio (CAR)berpengaruh secara signifikan

terhadap Return on Asset (ROA)Bank Pembiayaan Rakyat

Syari’ah (BPRS) di Indonesia.

2. Variabel Non Performing Financing (NPF) : X2

H0.2 :Non Performing Financing (NPF) tidak berpengaruh

terhadap Return on Asset (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat

Syari’ah (BPRS) di Indonesia.

Ha.2 : Non Performing Financing (NPF) berpengaruh secara

signifikan terhadap Return on Asset (ROA) Bank

Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) di Indonesia.

Page 59: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

42

3. Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO): X3

H0.3 :Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) tidak berpengaruh terhadap Return on Asset

(ROA)Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) di

Indonesia.

Ha.3 :Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) berpengaruh secara signifikan terhadap Return on

Asset (ROA)Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS) di

Indonesia.

4. Variabel CAR (X1), NPF (X2) dan BOPO (X3)

H0.4 :Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Financing(NPF) danBiaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO)Tidak berpengaruh secara

Simultan terhadap Return on Asset (ROA) Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia.

Ha.4 : Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing

Financing(NPF) dan Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh secara

Simultan signifikan terhadap Return on Asset (ROA) Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) di Indonesia.

Page 60: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang

menggunakan data runtun waktu (time series). Semua data dalam

bulanan pada periode 2012 – 2015 yang dikeluarkan oleh Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Metode yang digunakan adalah metode penelitian historis

yang bersifat Kausal-Distributif artinya penelitian yang dilakukan

untuk menganalisis suatu keadaan yang telah lalu dan menunjukkan

arah hubungan antara variabel independen yaitu : capital adequacy

ratio (CAR), non performing financing (NPF) dan Biaya

Operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dan variabel

dependen yaitu profitabilitas bank pembiayaan rakyat syariah

dengan menggunakan return on asset (ROA).

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.Metode penentuan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel

pada penelitian ini sejumlah 163 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) di Indonesia yang terdata di Bank Indonesia dan OJK pada

tahun 2012-2015.(www.bi.go.id).

Page 61: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

44

Adapun kriteria-kriteria dipilihnya Bank Pembiayaan Syariah yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang terdaftar di

Bank Indonesia (BI) dan di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) tersebut menerbitkan

laporan keuangan 2012 sampai 2015 secara konsisten dan telah

dipublikasikan di website Bank Indonesia (BI) dan Otoritas

Jasa Keuangan (OJK).

3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) tersebut memiliki data

yang dibutuhkan terkait variabel-variabel yang digunakan

untuk penelitian selama periode 2012-2015.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan penelitian ini merupakan data

sekunder, data tersebut diperoleh langsung dari Laporan situs resmi

Bank Indonesia, dan OJK seperti Laporan Bulanan Bank Indonesia

dan OJK tentang Statistik Perbankan Syariah. Metode yang

digunakan dalam pngumpulan data untuk melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Field Research

Peneliti menggunakan data sekunder berupa data runtut

waktu (time series) dengan skala bulanan (monthly) yang diambil

dari data bulanan Statistik Perbankan Syariah dengan rentang waktu

dari bulan 2012 - 2015 dan data bulanan return on asset (ROA),

Page 62: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

45

capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF) dan

Biaya Operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang

diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia.

2. Library Research

Peneliti juga menggunakan data yang diperoleh dari

membaca literature, buku, artikel, jurnal dan sejenisnya yang

berhubungan dengan aspek yang diteliti sebagai upaya memperoleh

data yang valid.

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki

atau pinjam di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau

kadaluarsa, karena ilmu selalu berkembang seiring berjalannya

waktu, Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti

melakukan penelitian dengan menggunakan teknologi yang juga

berkembang yaitu internet. Sehingga data yang diperoleh

merupakan data yang sesuai dengan perkembangan zaman.

D. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif, yaitu

dimana data yang digunakan dalam penelitian berbentuk angka dan

penelitian ini menganalisis bagaimana pengaruh capital adequacy

ratio (CAR), non performing financing (NPF) dan Biaya

Operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) terhadap

return on asset (ROA). Penelitian ini menggunakan metode

Page 63: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

46

analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program

computer (software) SPSS versi 20 dan Microsoft Excel 2007.

Berikut ini adalah metode yang digunakan dalam menganalisis data

pada penelitian ini :

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat

multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah

nilai residual yang telah distandarisasi pada model

regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual

dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual

terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai

rata-ratanya. Untuk mendeteksi apakah nilai residual

terstandarisasi berdistribusi normal atau tidak, maka

dapat digunakan metode analisis grafik dan metode

statistik. Disamping itu, pengujian normalits dengan

analisis grafik dapat memberikan hasil yang subyektif.

Artinya, antara orang yang satu dengan yang lain dapat

berbeda dalam menginterprestasikannya, maka penulis

menggunakan uji normalitas dengan Kolmogrof-

Smirnov. Pengujian normalitas distribusi pada populasi

dilakukan dengan menggunakan nilai Asymp. Sig (2-

Page 64: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

47

tailed). Kriteria yang digunakan yaitu H0 diterima

apablia nilai Asymp. Sg (2-tailed) > dari tingkat alpha

yang telah ditetapkan (5%), karenanya dapat dinyatakan

bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi

normal. Apabila data terdistribusi normal, maka data

tersebut memenuhi persyaratan untuk melakukan

pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t dan uji-F

sehingga data tersebut dapat diuji untuk pengambilan

keputusan penelitian. (Sudarmanto, 2005).

b. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi yang terbentuk ada korelasi

yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas atau

tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat

korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel

bebas maka model regresi tersebut dinyatakan

mengandung gejala multikolonier (Suliyanto,2011 : 81).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel bebas. Mendeteksi ada atau

tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat

dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel

Page 65: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

48

bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap

variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregresi

terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur

variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi, nilai

tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi

(karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum

dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas

adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF <

10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala

multikolonieritas (Ghozali, 2012 : 105).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk mengetahui

apakah variasi residual absolut sama atau tidak sama

untuk semua pengamatan. Gejala heterokedastisitas

ditunjukan oleh koefisien regresi dari masing-masing

variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya. Jika

nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha (Sig. > α),

maka dapat dipastikan model tidak mengandung gejala

heterokedastisitas. (Sudarmanto, 2005)

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heterokedastisitas, yaitu melihat grafik plot

antara lain nilai prediksi variabel terikat (dependen)

Page 66: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

49

yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Dasar

analisis : (1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik

yang ada membentuk pola tertentu yang teratur

(bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas; (2)

Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar

di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heterokedastisitas. (Gozali, 2012).

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk menguji model

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pada periode t-sebelumnya.

Adanya autokorelasi dapat mengakibatkan penaksir

mempunyai varians tidak minimum dan uji-t tidak dapat

digunakan, karena akan memberikan kesimpulan yang

salah. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada-

tidaknya masalah autokorelasi, yaitu menggunakan

metode Durbin-Watson dan metode Run Test sebagai

salah satu uji statistic non-parametik. Uji Durbin-

Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat populer

untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari

model empiris yang diestimasi. (Sudarmanto, 2005).

Page 67: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

50

Menurut Oramahi (2007), untuk mendeteksi terjadi

autokorelasi atau tidak dapat dilihat melalui nilai

Durbin-Watson (DW) yang bisa dijadikan patokan

untuk mengambil keputusan adalah :

1. Bila nilai D-W < -2, berarti ada autokorelasi

positif

2. Bila nilai D-W diantara -2 sampai dengan

+2, berarti tidak terjadi autokorelasi

3. Bilai nilai D-W +2, berarti ada autokorelasi

negatif

Jika ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang

seharusnya signifikan (lihat angka F dan signifikannya), menjadi

tidak layak untuk dipakai. Autokorelasi dapat diatas dengan

berbagai cara antara lain dengan melakukan transformasi data dan

menambah data observasi.

2. Uji Hipotesis

Data yang digunakan untuk mengetahui hubungan dari

variabel-variabel yang akan diteliti. Pengolahan data menggunakan

software Microsoft Excel 2007 dan SPSS v20. Dalam pengujian ini

menggunakan Uji Statistik meliputi Uji-t dan Uji-F.

a. Uji Parsial (Uji-t)

Uji t digunakan untuk menguji apakah setiap

variabel bebas secara masing-masing parsial atau individual

Page 68: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

51

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat

pada tingkat signifikansi 0,05 (5%) dengan menganggap

variabel bebas bernilai konstan. Langlah-langkah yang

harus dilakukan dengan uji-t yaitu dengan pengujian yaitu :

(Nachrowi dan Usman, 2006 : 17).

Hipotesis:

Ho : βi = 0 artinya masing-masing variabel bebas tidak

ada pengaruhyang signifikandari variabel terikat.

Ha : βi ≠ 0 artinya masing-masing variabel bebas ada

pengaruh yang signifikan dari variabel terikat.

Bila probabilitas > α 5% variabel bebas tidak

signifikan atau tidak mampu mempunyai pengaruh

terhadap variabel terikat (Ho terima,Ha tolak).

Bila probabilitas < α 5% variabel bebas signifikan

atau mempunyai pengaruh terhadap variable terikat

(Ho tolak,Ha terima).

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji –F)

Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketetapan

model (goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut uji

simultan, untuk menguji apakah variabel bebas yang

digunkan dalam model mampu menjelaskan perubahan

nilai variabel terikat atau tidak. Adapun cara pengujian

dalam uji F ini, yaitu dengan menggunakan suatu variabel

Page 69: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

52

yang disebut dengan tabel ANOVA (Analysis of Variance)

dengan melihat nilai signifikan (Sig. < 0,05 atau 5%). Jika

nilai signifikan > 0,05 maka Ha ditolak, sebaliknya jika

nilai signifikan < 0,05 maka H0 diterima.

c. Uji Koefisien Determinasi (RSquare)

Koefisien determinasi merupakan besarnya

kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi

kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi

perubahan pada variabel terikatnya (Suliyanto, 2011 : 55)

Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap

jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi,

dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan pengamatan

dalam model akan meningkatkan Rsquare meskipun variabel yang

dimasukkan itu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka

digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted

R Square. Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti

bahwa koefisien tersebut telah dikorelasi dengan memasukkan

unsur jumlah variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan

menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan, maka nilai

koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun

Page 70: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

53

akibat adanya penambahan variabel baru dalam model (Suliyanto,

2011 : 43).

3. Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan

analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda

adalah teknik statistik yang digunakan untuk meramal bagaimana

keadaan atau pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pada analisis regresi linier berganda bahwa regresi berganda

variabel tergantung (terikat) dipengaruhi oleh dua atau lebih

variabel bebas sehingga hubungan fungsional antara variabel

terikat (Y) dengan variabel bebas (X1, X2, Xn).

Dalam model di atas terlihat bahwa variabel terikat

dipengaruhi dua atau lebih variabel bebas, disamping itu juga

terdapat pengaruh regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai

berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + ……… + bnXn + e

Keterangan :

Y = Variabel tergantung atau terikat (nilai yang

diproyeksikan)

a = Intercept (konstanta)

b1 = Koefisien regresi untuk X1

b2 = Koefisien regresi untuk X2

bn = Koefisien regresi untuk Xn

Page 71: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

54

X1 = Variabel bebas pertama

X2 = Variabel bebas kedua

Xn = Variabel bebas ke n

e = Nilai residu

Berdasarkan pemaparan di atas maka model persamaan

analisis regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

ROA = a + b1 CAR + b2NPF+ b3BOPO + e

Keterangan :

Y = Return on Asset (ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

a = Intercept (Konstanta)

b = Koefisien regresi dari variabel independen

X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)

X2 = Non Performing Financing (NPF)

X3 = Biaya Operasi terhadap pendapatan operasi(BOPO)

e = Nilai residu

E. Operasional Variabel Penelitian

Operasional variabel penelitian merupakan spesifikasi

kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi

tersebut menunjukkan pada dimensi-dimensi dan indikator-

indikator dari variabel peneliti yang diperoleh melalui pengamatan

dan penelitian terdahulu.

Page 72: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

55

1. Varibel Dependen (Y)

a. Return on Asset (ROA)

Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No

6/73/INTERN DPNP tgl 24 Desember 2004): Seperti yang

dituangkan dalam rumus berikut:

Return on Asset = Laba sebelum pajak x 100% Total Asset

2. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas yang dinilainya

dipergunakan untuk meramal, variabel independent dalam penelitian

ini adalah rasio keuangan yang meliputi rasio Capital Adequacy Ratio

(CAR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional

terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel

independen antara lain sebagai berikut :

a. Capital Adequacy Ratio (X1)

CAR merupakan proksi utama permodalan bank. Menurut

Dietrich et al.,(2009), bank dengan modal yang tinggi dianggap

relatif lebih aman dibandingkan dengan bank modal yang rendah,

hal ini disebabkan bank dengan modal yang tinggi biasanya

memiliki kebutuhan yang lebih rendah dari pada pendanaan

eksternal. Bank Indonesia menetapkan besarnya rasio CAR yaitu

Page 73: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

56

minimum 8%. Menurut SE BI Nomor 13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011, rumus dari rasio CAR adalah:

CAR = Modal x 100% ATMR

Keterangan:

CAR= Rasio Kecukupan Modal, Mengukur kecukupan

modal bank dalam menyerap kerugian dan

pemenuhan ketentuan KPMM yang berlaku.

MODAL= Modal sendiri merupakan total modal yang berasal

dari perusahaan (bank) yang terdiri dari modal

disetor, laba tak dibagi dan cadangan yang dibentuk

oleh bank. Jika bank semakin likuid, aktiva

resikonya nol dan semakin tidak likuid bobot

resikonya 100, sehingga resiko berkisar antara 0-

100% (Shitawati, 2006).

ATMR= Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)

berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia tentang

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah. ATMR merupakan

penjumlahan ATMR aktiva neraca dan ATMR aktiva

administratif. ATMR aktiva neraca diperoleh dengan

cara mengalihkan nilai nominal aktiva dengan bobot

resiko.

Page 74: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

57

b. Non Performing Financing (X2)

Persamaannya adalah sebagai berikut :

NPF = Pembiayaan Bermasalah x 100% Total Pembiayaan

Keterangan:

NPF= Rasio pembiayaan bermasalah, mengukur proporsi

pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan.

PB= Merupakan jumlah pembiayaan yang tergolong dalam

kolektabilitas kurang lancar, diragukan dan macet

sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang

penilaian kualitas aktiva bank pembiayaan rakyat

syariah. Pembiayaan bermasalah merupakan salah satu

dari risiko dalam suatu pelaksanaan pembiayaan.

Menurut Karim (2010:260) Risiko pembiayaan adalah

risiko yang di sebabkan oleh adanya kegagalan

counterparty dalam memenuhi kewajibannya. Dalam

bank syariah, risiko pembiayaan mencakup risiko

terkait produk dan risiko terkait pembiayaan koporasi.

TP = Merupakan Total pembiayaan yang dimiliki oleh bank.

Total pembiayaan yang dimaksud merupakan total

pembiayaan yang disalurkan. (www.kajianpustaka.com).

Page 75: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

58

c. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional(X3)

Rasio BOPO digunakan untuk mengukur efisiensi

operasional bank, dengan membandingkan biaya operasional

terhadap pendapatan operasional (Dietrich et al., 2009). Biaya

operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh pihak

bank dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari meliputi:

biaya gaji, biaya pemasaran, biaya bunga. Sedangkan

pendapatan operasional merupakan pendapatan yang diterima

oleh pihak bank yang diperoleh melalui penyaluran kredit

dalam bentuk suku bunga. Bank Indonesia menetapkan

besarnya rasio BOPO tidak melebihi 90 persen, apabila

melebihi 90 persen, maka bank tersebut dikategorikan tidak

efisien. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/

DPNP tanggal 31 Mei 2004, rumus rasio BOPO adalah:

BOPO =Biaya Oprasionalx 100% Pendapatan Oprasional

Keterangan:

BOPO= Rasio efisiensi operasional, mengukur efisiensi

operasi BPRS.

BO= Biaya Operasional, merupakan biaya yang

dikeluarkan oleh bank untuk membiayai operasional

bank, tidak termasuk bagi hasil kepada dana pihak

ketiga. Biaya oprasional dihitung berdasarkan

penjumlahan dari total beban bunga dan total beban

Page 76: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

59

oprasional lainnya. Biaya Operasional merupakan

biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka

menjalankan kegiatan usaha pokok yaitu biaya bunga,

biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi

lainnya.

PO = Pendapatan opasional adalah penjumlahan dari total

pendapatan bunga dan total pendapatan oprasional

lain.Pendapatan Operasional, merupakan pendapatan

yang diterima oleh bank setelah dikurangi dengan

bagi hasil kepada dana pihak ketiga. Pendapatan

operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu

pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan

dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi

lainnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin

efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya.

Bank yang sehat salah satunya diukur melalui BOPO

yaitu jika rasio BOPO kurang dari 1 dan sebaliknya

bank yang kurang sehat yaitu rasio BOPO nya lebih

dari 1. (Muljono, 1996).

Page 77: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

60

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di

Indonesia

Lembaga keuangan syari’ah di Indonesia telah

menunjukkan perkembangan pesat selama dekade terakhir ini.

Disamping adanya dukungan pemerintah dan sambutan positif

umat Islam yang besar, lembaga keuangan syari’ah terbukti secara

empiris tetap bertahan dalam kondisi krisis ekonomi yang telah

memporakporandakan sendi-sendi ekonomi dan sosial masyarakat.

Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah (BPRS) merupakan salah satu

bentuk lembaga keuangan syari’ah yang memiliki potensi yang

cukup besar. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1999, bank terdiri dari 2

(dua) jenis yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip Syari’ah

yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran, sedangkan BPR adalah bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

syari’ah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu

Page 78: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

61

lintas pembayaran. Jadi BPRS merupakan lembaga keuangan

berbentuk bank dengan system operasionalnya berdasarkan prinsip

syari’ah.

BPRS sebagai lembaga keuangan Syari’ah telah

menunjukkan perkembangan yang cukup pesat, di mana pada

tahun 2007 mencapai 109 BPRS dengan total asset Rp. 1, 1,123

triliun atau mencapai 4 persen dan diprediksikan pada tahun 2008

meningkat di atas 5 persen dari dari pangsa pasar BPR nasional

(BI, 2007). Di Jawa Tengah pada tahun 2006 terdapat 8 BPRS

sedangkan pada tahun 2007 menjadi 13 BPRS atau naik sebesar

62,5 persen.

Perkembangan BPRS yang begitu pesat membawa

kekhawatiran tersendiri. Kekhawatiran tersebut berhubungan

dengan kemurnian BPRS dari prinsip-prinsip syari’ah. Lebih lanjut

Antonio (1999) menjelaskan bahwa untuk menjaga kemurnian

praktik bank syari’ah maka dibentuklah Dewan Pengawas Syari’ah

(DPS). Adanya DPS ini merupakan salah satu hal pokok yang

membedakan antara BPR dengan BPRS. Tugas DPS yang utama

adalah mengawasi pelaksanaan operasional bank dan

produkproduknya supaya tidak menyimpang dari aturan syari’ah.

DPS ini dibentuk dengan rekomendasi dari Dewan Syari’ah

Nasional (DSN), yang dibentuk sejak tahun 1997 sebagai lembaga

syari’ah tertinggi yang mengayomi dan mengawasi operasional

Page 79: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

62

kesyari’ahan lembaga-lembaga keuangan syari’ah di Indonesia

(Prabowo, 2000).

Menyadari pentingnya peran DPS sebagai suatu profesi

yang dapat menjadikan masyarakat ataupun nasabah lebih yakin

untuk tetap menggunakan jasa BPRS, maka independensi dan

profesionalisme DPS sangat diperlukan dalam melaksanakan

tugasnya. Oleh karena DPS merupakan kepercayaan masyarakat,

maka anggota DPS dituntut untuk tidak memihak siapapun

(independen), bersifat objektif dan jujur. Independensi DPS pada

dasarnya bersumber dari kebutuhan untuk memberi kredibilitas

bagi suatu laporan operasi bank syari’ah. Kebutuhan ini untuk

meningkatkan kepercayaan para pemakai laporan operasional

BPRS supaya mereka yakin bahwa tidak terjadi pelanggaran

syari’ah dalam operasional BPRS.

Hasil penelitian Bank Indonesia juga memberikan

rekomendasi kebijakan bahwa kualitas pemahaman prinsip-prinsip

syari’ah dalam transaksi perbankan sangat vital untuk

meningkatkan keyakinan masyarakat akan profesionalisme DPS

sebagai kunci untuk menjamin bahwa kegiatan operasional bank

sesuai dengan prinsip syari’ah. Untuk menjadi DPS yang

profesional, seseorang harus memiliki kumpulan pengetahuan yang

berlaku umum dalam pengawasan atau audit yang dipandang

penting sehingga dapat melaksanakan kegiatan dalam area yang

Page 80: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

63

cukup luas dengan hasil kerja yang memuaskan sesuai dengan

standar keprofesionalan DPS.

B. Analisis Data dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

Variabel dependen yang digunakan yaitu ROA dalam Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia dalam bentuk persentase.

Variabel Independen yang digunakan yaitu Capital Adequacy

Ratio(CAR),Non Performing Financing (NPF) dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dalam

bentuk persentase.

a. Uji Normalitas

Data berdistribusi normal jika data akan mengikuti arah garis

diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal. Nilai residual

dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi

tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan analisis

grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov. Berikut adalah hasil dari uji

normalitas :

Page 81: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

64

1. Analisis Grafik Histogram

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Sumber : data yang diolah Berdasarkan gambar 4.1 di atas, histogram Regression

Residual membentuk kurva seperti lonceng maka nilai residual

tersebut dinyatakan normal atau data berdistribusi normal.

2. Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot (Normal P-Plot)

Gambar 4.2 Grafik P-p Plot

Sumber : data yang diolah

Page 82: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

65

Berdasarkan Gambar di atas, terlihat bahwa penyebaran

data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal yang berarti bahwa data berdistriusi normal atau

model regresi memenuhi asumsi normalitas.

3. Uji Kolmogorov-Smirnov

Tabel 4.1 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Sumber : data yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas, terlihat bahwa Sig. (2-tailed)

sebesar 0,195 > 0,05 (Sig > α) . Hal ini berarti nilai residual

terstandarisasi dikatakan menyebar secara normal.

b. Uji Multikolonieritas

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal

Parametersa

Mean .0000000

Std. Deviation .18152203

Most

Extreme

Differences

Absolute .156

Positive .156

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z 1.079

Asymp. Sig. (2-tailed) .195

a. Test distribution is Normal.

Page 83: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

66

Tolerance dan VarianceInflation Factor (VIF). Nilai cut off yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas

adalah nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan VIF < 10, maka

model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolonieritas. Dari uji

multikolonieritas yang dilakukan penulis, tidak ditemukannya

data tidak terdapat gejala multikolonieritas terlihat pada tabel

berikut :

a. Uji Multikolonieritas Tabel 4.2

Uji Multikolonieritas dengan Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 7.088 1.048 6.763 .000

CAR -.033 .027 -.154 -1.261 .214 .546 1.830

NPF -.101 .050 -.388 -2.016 .050 .220 4.537

BOPO -.035 .011 -.535 -3.044 .004 .265 3.780

a. Dependent Variable:

ROA

Sumber : data yang diolah

Berdasarkan output pada Coefficients dalam Tabel 4.2 di

atas terlihat bahwadari nilai Tolerance CAR sebesar 0,546 (0,546

> 0,10), nilai Tolerance NPF sebesar 0,220 (0,220 > 0,10), dan

nilai Tolerance BOPO sebesar 0,265 (0,265 > 0,10). Berdasarkan

tabel di atas untuk nilai VIF CAR sebesar 1,830(1,830 < 10,00),

Page 84: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

67

nilai VIF sebesar NPF sebesar 4,537 (4,537 < 10,00) dan nilai

Tolerance BOPO sebesar 3,780 (3,780< 10,00). Kesimpulan dari

hasil nilai Tolerance menunjukkan > 0,10 dan nilai VIF sebesar <

10,00 berarti menunjukkan bahwa variabel Capital Adequacy

Ratio (CAR),Non Performing Financing (NPF) dan Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)tidak

terdapat Multikolonieritas.

c. Heterokedastisitas

Heterokedastisitas berarti ada varian variabel pada model

regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel

pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka

disebut dengan homoskedastisitas, yang diharapkan pada model

regresi adalah yang homokedastisitas. Berikut adalah hasil dari uji

heterokedastisitas menggunakan Analisis Grafik dengan

Scatterplot :

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot

Sumber : data yang diolah

Page 85: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

68

Berdasarkan tampilan pada Grafik Scatterplot dalam

gambar 4.3 di atas terlihat bahwa plot menyebar secara acak di

atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Regression

Studentized Residual. Oleh karena itu maka berdasarkan uji

heterokedastisitas menggunakan metode analisis grafik, pada

model regresi yang terbentuk dinyatakan tidak terjadi gejala

heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada

korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan

menurut waktu (time-series) atau ruang (cross section). Beberapa

penyebab munculnya masalah autokorelasi dari sebagian data

time-series dalam analisis regresi adalah adanya kelembaman

(inertia) artinya data observasi pada periode sebelumnya dan

periode sekarang, kemungkinan besar akan mengandung saling

ketergantungan (interdependence).

Uji Durbin-Watson (Uji D-W) merupakan uji yang sangat

populer untuk menguji ada-tidaknya masalah autokorelasi dari

model empiris yang diestimasi. Berikut adalah hasil dari uji

autokorelasi :

Page 86: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

69

Tabel 4.3 Uji Durbin Watson

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .800a .640 .616 .18761 .693

a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, NPF

b.Dependent Variable: ROA

Sumber : data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3 di atas, nilai Durbin-Watson sebesar

0,693. Uji Autokorelasi dilihat dari milai Durbin Watson dengan

nilai diantara -2 < Nilai Durbin Watson < 2. Berdasarkan hasil

tabel di atas menunjukkan nilai Durbin Watson sebesar 0,693. Hal

ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi gejala atau

autokerelasi.

2. Uji Hipotesis

a. Uji t (Parsial)

Setelah melaksanakan uji koefisien regresi secara

keseluruhan maka, langkah selanjutnya adalah menghitung

koefisien regresi secara individu atau uji t. Uji t digunakan untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh masiing-masing variabel

independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen

yang diuji pada tingkat signifikan 0,05, maka variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen. Hasil pengujian hipotesis

dengan uji t adalah sebagai berikut :

Page 87: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

70

Tabel 4.4 Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 7.088 1.048 6.763 .000

CAR -.033 .027 -.154 -1.261 .214 .546 1.830

NPF -.101 .050 -.388 -2.016 .050 .220 4.537

BOPO -.035 .011 -.535 -3.044 .004 .265 3.780

a. Dependent

Variable:ROA

Sumber : data yang diolah

1) Uji t terhadap variabel Capital Adequacy Ratio (CAR)

Hasil yang di dapat pada tabel 4.4 diatas, variabel CAR

secara statistik menunjukan hasil yang signifikan pada nilai

lebih kecil dari α (0,214 > 0,05). Maka H0 diterima dan Ha

ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel CAR secara

parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.

2) Uji t terhadap variabel Non Performing Financing (NPF)

Hasil yang di dapat pada Tabel 4.4 diatas, variabel

Performing Financing (NPF) secara statistik menunjukan hasil

yang signifikan pada nilai sama dengan α (0,05 = 0,05). Maka

H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa

variabel NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

ROA.

Page 88: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

71

3) Uji t terhadap variabelBiaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO)

Hasil yang di dapat pada Tabel 4.4 diatas, variabelBiaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara

statistik menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil

dari α (0,004< 0,05). Maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap ROA.

b. Uji F (Simultan)

Jika variabel bebas memiliki pengaruh secara simultan

(bersama-sama) terhadap variabel terikat maka model persamaan

regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak

terdapat pengaruh secara simultan maka masuk dalam kategori

tidak cocok atau non fit.

Adapun pengujian dalam uji F ini yaitu dengan

menggunakan suatu tabel yang disebut dengan tabel ANNOVA

(Analysis of Variance) dengan melihat nilai signifikan (Sig. < 0,05

atau 5%). Jika nilai signifikan > 0,05 maka H1 diterima. Berikut

adalah hasil uji F :

Page 89: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

72

Tabel 4.5 Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.754 3 .918 26.079 .000a

Residual 1.549 44 .035

Total 4.302 47

a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, NPF

b. Variabel Dependen ROA

Sumber : data yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 diatas nilai F-hitung sebesar 26,079

dengan nilai tingkat signifikan 0,000. Karena nilai signifikan <

0,05, Maka dapat disimpulkan bahwa CAR, NPF dan BOPO

berpengaruh secara simultan terhadap ROA.

c. Uji Adjusted R Square

Tabel 4.6 Uji Adjusted R Square (R2 Adj)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 .800a .640 .616 .18761 .693

a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, NPF

b. Dependent Variable: ROA

Besarnya Adjusted R Square adalah 0,616 atau sebesar

61,6%. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh nilai CAR, NPF dan

BOPO terhadap ROA adalah 61,6%. Sedangkan sisanya 38,4%

(100% - 61,6%) dipengaruhi variabel-variabel lain yang tidak

dimasukkan ke dalam penelitian ini, misalnya seperti FDR, ROE

Sumber : data yang diolah

Page 90: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

73

dan lain-lain. Adapun angka koefisien korelasi menunjukkan nilai

sebesar 0,800 yang menandakan bahwa hubungan antara variabel

bebas dan variabel terikat adalah karena memiliki nilai lebih dari

0,5 ( R > 0,5) atau 0,800> 0,5.

3. Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel di atas,

selanjutnya akan dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS 20

untuk mengetahui besarnya pengaruh nilai CAR , NPF dan BOPO

terhadap ROA. Hasil pengelolaan data dengan SPSS dapat dilihat

Tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7 Analisis Regresi Berganda Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 7.088 1.048 6.763 .000

CAR -.033 .027 -.154 -1.261 .214 .546 1.830

NPF -.101 .050 -.388 -2.016 .050 .220 4.537

BOPO -.035 .011 -.535 -3.044 .004 .265 3.780

a. Dependent

Variable:ROA

Sumber : data yang diolah

Dapat disimpulkan bahwa variabel ROA dipengaruhi oleh

CAR, NPF dan BOPO dengan model persamaan regresi sebagai

berikut :

Page 91: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

74

Y= 7,088 - 0,033 X1 – 0,101 X2 - 0,035 X3

Adapun interpretasi satistik penulis pada model persamaan

regresi di atas adalah sebagai berikut :

a. Nilai ROA sebesar 7,088%, maksudnya adalah jika capital

adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF) dan

BOPO tidak melakukan kegiatan operasional dapat dikatakan

bahwa dalam periode Januari 2012 sampai Desember 2015 jumlah

ROA sebesar 7,088%

b. Nilai CAR sebesar -0,033 maksudnya adalah jika setiap kenaikan

1% CAR akan menyebabkan menurunnya ROA sebesar 3,3%,

dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

c. Nilai NPF sebesar - 0,101, maksudnya adalah jika setiap kenaikan

1% NPF menyebabkan menurunnya ROA sebesar 10,1%, dengan

catatan variabel lain dianggap konstan.

d. Nilai BOPO sebesar -0,035, maksudnya adalah jika setiap

kenaikan 1% BOPO menyebabkan menurunROA sebesar 3,5% ,

dengan cacatan variabel lain konstan.

Page 92: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

75

C. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap Return on Asset

(ROA)

Hasil yang di dapat pada tabel 4.4 diatas, variabel CAR

secara statistik menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih

kecil dari α (0,214 > 0,05). Maka H0 diterima sehingga Ha ditolak

dapat disimpulkan bahwa variabel CAR secara parsial tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.Makna dari

penelitian inimenunjukkan bahwa capital adequacy ratio (CAR)

tidak berpengaruh signifikan terhadap return on asset (ROA),

dikarenakan memburuknya kualitas pembiayaan akan berdampak

pada meningkatnya penyisihan penghapusan aktiva produktif yang

akan mengurangi laba yang akan berdampak pada aspek

permodalan BPRS sehingga Rasio CAR berada di bawah batas

minimal. Permodalam BPRS yang tidak kuat membuat

kemampuan BPRS menjalankan usahannya menjadi kurang

memadai. Mahalnya biaya dana yang salah satunya disebabkan

oleh persaingan menyebabkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) menjadi tidak kompetitif dalam menyalurkan dana.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapatkan hasil

bahwa setiap meningkatnya capital adequacy ratio (CAR) maka

Page 93: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

76

Return on Asset (ROA) akan meningkat laba ruginya dan

sebaliknya jika menurunyacapital adequacy ratio (CAR) maka

Return on Asset (ROA) akan ikut menurun. Hal ini di karenakan

capital adequacy ratio (CAR) akan berpengaruh tingkat tinggi

rendahnya Return on Asset (ROA).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Linda Widianingrum (2015) dan Lina Krisnawati

(2014) bahwa CAR tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

ROA.

2. Pengaruh Non performing financing (NPF) terhadap Return on Asset

(ROA)

Hasil yang di dapat pada Tabel 4.4 diatas, variabel

Performing Financing (NPF) secara statistik menunjukan hasil

yang signifikan pada nilai sama dengan α (0,05 = 0,05). Maka H0

ditolak sehingga Ha diterima dapat disimpulkan bahwa variabel

NPF secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapatkan hasil

bahwa setiapjumlah pembiayaan bermasalah meningka maka

pembiayaan bermasalah yang ditanggungReturn on Asset (ROA)

BPRS bertambah dan mengakibatkan kerugian yang dihadapi

meningkat sehingga dapat menurunkan tingkat keuntungan Return

on Asset(ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Page 94: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

77

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Ulfawaty Adam (2011), Lina Krisnawati (2014)

dan Sunaryati Muji Lestari (2014) bahwa variabel NPF secara

parsial berpengaruh dan sginifikan terhadap Return on Asset

(ROA).

3. Pengaruh Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) terhadap Return on Asset (ROA).

Hasil yang di dapat pada Tabel 4.4 diatas, variabel Biaya

Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) secara

statistik menunjukan hasil yang signifikan pada nilai lebih kecil

dari α (0,004 < 0,05). Maka H0 ditolak sehingga Ha diterima dapat

disimpulkan bahwa variabel Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap ROA.Semakin besar, maka biaya operasional

semakin tinggi di bandingkan dengan pendapatan operasional.

Biaya operasional yang besar mengurangi laba operasional

sehingga juga mengurangi laba sebelum pajak. Biaya oprasional

merupakan biaya yang di keluarkan untuk kegiatan operasional

perbankan. Hasil ini menunjukkan bahwa bank harus

memperhatikan efisensi operasionalnya dengan memperhatikan

biaya yang dikeluarkan dengan pendapatan yang di terima.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapatkan hasil

bahwa setiap meningkatnya biaya operasional di Bank Pembiayaan

Page 95: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

78

Rakyat Syariah (BPRS), maka akan meningkat Return on Asset

(ROA) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Linda Widyaningrum (2015), Ulfawaty Adam

(2011), Endang Sumacdar dan Hariandy Hasbi (2011) bahwa

variabel BOPO secara parsial berpengaruh dan sginifikan terhadap

Return on Asset (ROA).

Page 96: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

79

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa secara parsial variabel

capital adequacy ratio (CAR) tidak berpengaruh secara parsial

terhadap Return on Asset (ROA).

2. Hasil Uji regresi di temukan bahwa secara parsial variabel non

performing financing (NPF) dan Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap Return on Asset (ROA).

3. Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa secara simultan

variabel capital adequacy ratio (CAR), non performing

financing (NPF) dan Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Return on Asset

(ROA).

Page 97: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

80

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka

penulis mencoba mengemukakan implikasi yang mungkin dapat

bermanfaat diantaranya :

1. Teoritis

Akademisi

Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang Kinerja

Keuangan Bank Syariah dan Profitabilitas Bank Syariah dan dapat

dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan

pengetahuan. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya memperbanyak

jumlah variabel, misalnya: Pembiayaan Musyarakah, Financing to

Deposit Ratio (FDR), Inflasi, dan lain-lain.

Peneliti

Peneliti dapat menambah pengetahuan dan wawasan dibidang

kinerja keuangan pada bank syariah serta sebagai ajang ilmiah

untuk menerapkan berbagai teori perbankan syariah yang telah

diperoleh dibangku kuliah.

2. Praktisi

Perbankan

Dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan yang

akan diambil terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

profitabilitas bank syariah sehingga kegiatan perbankan syariah

tetap berjalan dengan baik dan optimal.

Page 98: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

81

Nasabah dan Investor

Nasabah dan Investor mempunyai gambaran informasi untuk

memilih produk perbankan syariah yang dapat menguntungkan dan

acuan untuk investor menanamkan investasi di perbankan syariah.

Page 99: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

82

DAFTAR PUSTAKA

A. Totok, Budi Santoso, Sigit Triandari, Y. Sri Susilo. 2000. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya” , Salemba Empat, Jakarta, 2000.

Almilia, Luciana Spica & Winny Herdiningtyas. 2005. “Analisis Rasio

CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2.

Adam,Ulfawaty.2011 di akses 5 agustus 2016 22.30 ”Pengaruh Non

Performing Loan (NPL) dan Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank (ROA) pada PT Bank Negara Indonesia” Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gorontalo.

Afiff, Faisal dan Aripurnomo Yoso dkk. 1996. “Strategi dan Oprasional

Bank”. Eresco, Bandung. Arifin, Zainul. 2009.“Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”. Pustaka

Alvabet, Jakarta.

Antonio, Muhammad Syafi’i. 1999.“Bank Syari’ah Wacana Ulama dan Cendekiawan”, Tazkia Institute, Jakarta.

Andri Indradie, “BI Prediksi Aset Bank Syariah bisa Mencapai

Rp97Triliun”, artikel diakses 29 Maret 2016 darihttp://www.kontan.co.id/index.php/keuangan/news/35170/BI-Prediksi-Aset-Bank-Syariah-Bisa-Mencapai-Rp-97-Triliun.

Arikunto, Suharsimi.2006.“Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik”. Rineka Cipta, Jakarta. Dendawijaya, Lukman.2003.“Manajemen Perbankan”. Ghalia Indonesia,

Jakarta. Dendawijaya, Lukman.2009.“Manajemen Perbankan”. Ghalia Indonesia,

Jakarta. Departemen Agama RI. 2004.”Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahnya Revisi

Tahun 2004”. Jakarta: DEPAG RI. Dietrich, Andreas and Gabrielle Wanzenried. 2009. “What Determines

the Profitability of Commercial Banks? New Evidence from Switzerland”. Diunduh di website www.ssrn.compada tanggal 7 Mei 2016 waktu 20:41 .

Page 100: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

83

Eko Nopiansyah,“Modal Cekak, Belasan BPR Dikandangkan”, artikel diakses pada 25 maret 2016 darihttp://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2009/05/14/brk,20090514-176322,id.html.

Ghozali, Imam.2012.“Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

IBM SPSS 20 Edisi 6”. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gitman, Lawrence J & Chad J. Zutter. 2012. “Principles of Managerial

Finance. Thirteenth Edition”. England: Pearson Education. Hamid, Abdul. 2010. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Jakarta: Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Syarif Hidayatullah. Herry Prasetyo, “Per September, Laba BPRS Tumbuh 45%”, artikel

diakses pada 29 maret 2016 dari http://www.kontan.co.id/index.php/news/24287/Per-September-Laba-BPRS-Rumbuh-45.

Kebijakan Perbankan Tahun 2010 (Pertemuan Tahunan Perbankan, 22

Januari 2010)”, artikel diakses pada 25 maret 2016 dari http://www.bi.go.id/web/id/Perbankan/Ikhtisar+Perbankan/Arah+Kebijakan+Perbankan/

Herman Darmawi.2012.“Manajemen Perbankan”,Bumi Aksara, Jakarta.

Hutagalung, Esther Novelina dkk.2013.”Analisis Rasio Keuangan

Terhadap Kinerja Bank Umum di Indonesia. Jurnal Aplikasi Manajemen”.Vol. 11, No. 1.

Ismail.2010.”Manajemen Perbankan Dari Teori Menuju Aplikasi”,

Jakarta: Kencana. Karim, A. Adiwarman. 2010.“Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”,

Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Karim, Adiwarman.2008.“Ekonomi Mikro Islam”, Raja Grafindo

Persada, Jakarta. Krisnawati, Lina.2014.” Pengaruh Modal, Kualitas Aset, dan Efisiensi

terhadap hasil Pengembalian pada Bank pembiayaan Rakyat Syariah di bawah Pengawasan Bank Indonesia Purwokerto”.Jurnal Bisnis dab Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Islam Bumiayu.

Page 101: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

84

Levine, John R., Young, Margaret Levine. 2010. “Internet for Dummies.

Twelfth edition”. Wiley Publishing, New Jersey, USA. Muljono, Teguh Pudjo. 1996.”Bank Budgeting Profit Planing & Control

(Edisi Pertama)”. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Muhammad. 2005. “Bank Syariah Problem dan Prospek perkembangan di

Indonesia”. Yogyakarta : Graha Ilmu. Meydianawathi, Luh Gede.2007.“Analisis Perilaku Penawaran Kredit

Perbankan Kepada Sektor UMKM di Indonesia (2002-2006)”. Buletin Studi Ekonomi Edisi: Volume 12 No.2.

Muji Lestari,Sunariyati .2014.” “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Retrun On Asset Pada Perusahaan Perbankan di BEI”. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia: Surabaya.

Muslich, Muhammad. 2003.Manajemen Keuangan Modern. Penerbit Bumi

Aksara, Jakarta. Nachrowi, Djalal N dan Usman, Hardius.2006.“Pendekatam Populer dan

Praktis Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan”. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Oramahi, HA. 2007.“Perancangan Percobaan (Aplikasi dengan SPSS dan SAS)”. Gava Media, Yogyakarta.

Prabowo, Tommy. 2000.“Bank Syari’ah: Lahir dari Hasil Diskusi Kesadaran Umat Islam”, Media Akuntansi, No.15, November-Desember, p.5-6.

Republik Indonesia. Outlook Perbankan Syariah 2013. 2012. Rivai,Veithzal.2007.“ Bank and Financial Institution Management”.

PT.Raja Grafindo Persada.Jakarta. Sawir, Agnes . 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan

KeuanganPerusahaan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Sudarmanto, Gunawan.2005.“Analisis Regresi Linier Ganda dengan

SPSS”, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sudarsono, Heri. 2008.”Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi”. Ekonisia, Yogyakarta.

Page 102: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

85

Suliyanto.2011.“Ekonometrika Terapan : Teori & Aplikasi dengan SPSS”. Andi, Yogyakarta.

Sumachdar, Endang and Hasbi, Hariandy.2011.” Financial Performance

Analysis For Islamic Rural Bank to third party funds and the Comparation with conventional Rural Bank in Indonesia". Faculty of Business and Management, Widyatama University.

Widarjono, Agus.2010.“Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya.”.

Ekonisia, Jakarta. Widyaningrum, Linda.2015.” Pengaruh CAR, FDR, dan OER terhadap

ROA pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia Periode Januari 2009 hingga mei 2014”. Jurnal Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Erlangga.

Wibowo. 2011. “Manajemen Kinerja”.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Laporan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1999

Undang-Undang RI No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, pasal 1, butir b

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008

Pendoman pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/17/PBI/2007 tanggal 4 Desember 2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/29/DPbs tanggal 7 Desember 2007.

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 146 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4787.

Websit

www.kajianpustaka.com

www.bi.go.id

Republika.co.id

Page 103: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

86

Lampiran 1 : Data Variabel Penelitian

1. Variabel Independen

a. Capital Adequacy Ratio (CAR) (dalam persentase)

BULAN TAHUN

2012 2013 2014 2015

Januari 25.9 25.06 24.62 24.43

Februari 25.24 24.45 23.78 24.67

Maret 24.93 24.1 23.08 23.04

April 24.53 22.76 22.78 22.53

Mei 23.28 22.44 22.5 21.73

Juni 24.33 22.4 22.21 21.73

Juli 24.36 22.09 21.86 21.52

Agustus 24.48 22.1 21.78 20.85

September 25.26 21.96 21.8 20.71

Oktober 25.04 22.4 22.22 20.93

November 23.87 24.63 22.34 22.08

Desember 25.16 22.08 22.77 21.47

Sumber : BI, statistik perbankan syariah.

Page 104: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

87

b. Non Performing Financing (NPF) (dalam persentase)

BULAN TAHUN

2012 2013 2014 2015

Januari 6.68 6.91 7.77 8.97

Februari 6.61 7.33 7.71 9.11

Maret 6.42 7.21 7.74 10.36

April 6.5 7.32 8 9.33

Mei 6.47 7.69 8.23 9.38

Juni 6.39 7.25 8.18 9.25

Juli 6.68 7.35 8.62 9.8

Agustus 6.91 7.89 8.83 9.74

September 6.87 7.58 8.68 9.87

Oktober 6.83 7.48 8.94 10.01

November 6.8 7.34 8.81 9.69

Desember 6.15 6.5 7.89 8.2

Sumber : BI, statistik perbankan syariah.

Page 105: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

88

c. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) (dalam persentase)

BULAN TAHUN

2012 2013 2014 2015

Januari 78.42 79.34 89.48 88.03

Februari 78.13 79.17 86.72 87.16

Maret 77.88 79.13 87.55 88.66

April 78.73 78.69 87.93 88.68

Mei 79.14 78.97 87.95 88.38

Juni 79.13 78.99 87.51 88.13

Juli 80.22 79.65 89.77 89.24

Agustus 80.91 81.29 89.65 89.2

September 80.89 80.08 89.13 89.55

Oktober 79.08 79.62 88.49 89.14

November 79.1 79.96 88.5 89.38

Desember 80.02 80.75 87.79 88.09

Sumber : BI, statistik perbankan syariah.

Page 106: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

89

2. Variabel Dependen

a. Return On Asset (ROA)(dalam persentase)

BULAN TAHUN

2012 2013 2014 2015

Januari 18.61 24.35 21.35 16.59

Februari 19.27 24.38 21.61 15.82

Maret 19.75 24.73 20.31 14.18

April 19.48 25.25 19.09 15.27

Mei 19.11 25.09 18.22 15.08

Juni 20.67 24.07 21.14 16.15

Juli 20.3 23 18.23 15.82

Agustus 19.68 20.65 18.51 16.16

September 20.01 22.88 16.26 14.93

Oktober 22.27 23.42 15.6 14.71

November 21.57 23.52 15.59 14.46

Desember 20.54 21.22 16.13 14.66

Sumber : BI, statistik perbankan syariah.

Page 107: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

90

Lampiran 2 : Uji Normalitas

1. Analisis Grafik Histogram

Sumber : data yang diolah

2. Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot ( Normal P-Plot)

Sumber : data yang diolah

Page 108: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

91

3. Uji Kolmogorov-Smirnov

Uji Normalitas Kolmogorov-Smirov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 48

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .18152203

Most Extreme Differences Absolute .156

Positive .156

Negative -.096

Kolmogorov-Smirnov Z 1.079

Asymp. Sig. (2-tailed) .195

a. Test distribution is Normal. Sumber : data yang diolah

Lampiran 3 : Uji Multikolonieritas

a. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas dengan Tolerance dan VIF

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standard

ized

Coefficie

nts

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 7.088 1.048 6.763 .000

CAR -.033 .027 -.154 -1.261 .214 .546 1.830

NPF -.101 .050 -.388 -2.016 .050 .220 4.537

BOPO -.035 .011 -.535 -3.044 .004 .265 3.780

a. Dependent Variable: ROA

Page 109: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

92

Lampiran 4 : Uji Heterokedastisitas

Sumber : data yang diolah

Lampiran 5 : Uji Autokorelasi

Uji Durbin Waston

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .800a .640 .616 .18761 .693

a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, NPF

b. Dependent Variable: ROA Sumber : data yang diolah

Page 110: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

93

Lampiran 6 : Uji Hipotesis

a. Uji t (Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardiz

ed

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

1 (Constant) 7.088 1.048 6.763 .000

CAR -.033 .027 -.154 -1.261 .214 .546 1.830

NPF -.101 .050 -.388 -2.016 .050 .220 4.537

BOPO -.035 .011 -.535 -3.044 .004 .265 3.780

a. Dependent Variable: ROA Sumber : data yang diolah

b. Uji F (Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.754 3 .918 26.079 .000a

Residual 1.549 44 .035

Total 4.302 47

a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, NPF

b. Dependent Variable: ROA Sumber : data yang diolah

Page 111: PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), NON …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35738/1/FIVI... · PADA TAHUN 2012-2015 SKRIPSI ... LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

94

c. Uji Adjusted R Square (R2 Adj)

Model Summaryb

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .800a .640 .616 .18761 .693

a. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, NPF

b.Dependent Variable: ROA Sumber : data yang diolah

d. Uji Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) 7.088 1.048 6.763 .000

CAR -.033 .027 -.154 -1.261 .214 .546 1.830

NPF -.101 .050 -.388 -2.016 .050 .220 4.537

BOPO -.035 .011 -.535 -3.044 .004 .265 3.780

a. Dependent Variable:ROA