PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB...

59
PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) TERHADAP KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi) Oleh EMMY IRAWANI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Transcript of PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) TERHADAP

KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG

(Zea mays)

(Skripsi)

Oleh

EMMY IRAWANI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 2: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

ABSTRAK

PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) TERHADAP

KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG

(Zea mays)

Oleh

Emmy Irawani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan fungisida melalui

perlakuan benih terhadap kemunculan penyakit, daya berkecambah, dan fenotipik

tanaman yang meliputi tinggi tanaman, kehijauan daun, diameter batang, bobot

brangkasan basah akar, bobot brangkasan basah batang, bobot brangkasan kering

akar, dan bobot brangkasan kering batang. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan

Petani Natar, Lampung Selatan pada bulan Desember 2015-Juni 2016. Percobaan

yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 jenis

fungisida (F1, F2, F3, F4, Metalaksil, Dimetomorf, Fenamidone, Hydroxy Amino

Benzimidazole, Mancozeb+Xymoxanil) pada 2 galur benih jagung (galur NK 22

dan galur NK 6326.

Pada penelitian ini terdapat 2 penyakit yang muncul yaitu penyakit bulai yang

disebabkan Peronoscleospora sp. dan penyakit hawar daun yang disebabkan oleh

Helminthosporium sp. Hasil penelitian setelah diuji secara statistik menunjukan

bahwa fungisida tidak mempengaruhi daya berkecambah benih. Fungisida yang

efektif dalam penelitian ini untuk galur NK 22 adalah F1, F2, F3, dan F4 untuk

menekan insiden penyakit bulai, Fenamidone untuk menekan keparahan penyakit

hawar dan meningkatkan tinggi tanaman, F4 untuk meningkatkan kehijauan daun,

Mancozeb+Cymoxanil untuk memperbesar diameter batang, meningkatkan berat

basah batang dan berat kering batang.

Pada galur NK 6326 fungisida yang efektif adalah F3 untuk menekan insiden

penyakit bulai, Fenamidone untuk meningkatkan tinggi tanaman, berat basah

batang, dan memperbesar diameter batang. F4 untuk meningkatkan kehijauan

daun, berat basah akar, dan menekan keparahan penyakit hawar. Metalaksil untuk

meningkatkan berat basah akar, serta Mancozeb+Cymoxanil untuk meningkatkan

berat kering batang.

Kata kunci : fungisida, Peronoscleospora sp., Helminthosporium sp.

Page 3: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) TERHADAP

KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG

(Zea mays)

Oleh

EMMY IRAWANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 4: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)
Page 5: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)
Page 6: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)
Page 7: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Emmy Irawani, dilahirkan di Sukaraja, Lampung Barat,

pada tanggal 4 Mei 1993. Penulis merupakan anak keenam dari enam bersaudara,

putri dari pasangan Bapak K. Situmorang dan Ibu E. Simanullang.

Penulis memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 1 Sukaraja, Way Tenong,

Lampung Barat pada tahun 2006, Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) 1

Way Tenong selesai pada tahun 2009, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Utama

2 Bandar Lampung selesai pada tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis terdaftar

sebagai mahsiswa Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Lampung melalui jalur (UML) Ujian Masuk Lokal/ Ujian Mandiri.

Pada tahun 2015 penulis melaksanakan Praktik Umum di Laboratorium Hama dan

Penyakit Tanaman Pangan, Pandak, Bantul, Yogyakarta dan pada tahun 2016

penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Desa Gedung Harta, Kecamatan

Selagai Lingga, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung. Selama menjadi

mahasiswa, penulis pernah menjadi Asisten Dosen untuk Mata Kuliah

Pengendalian Penyakit Tanaman pada tahun 2016. Penulis juga terdaftar sebagai

anggota dari UKM Katholik Universitas Lampung.

Page 8: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

MOTTO

Some people come in your life as blessings. Some people come

in your life as lesson.

(Mother Teresa)

Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan

baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan

pertimbangan

(Amsal 1:5)

What can you do to promote world peace? Go home and love

your family

(Mother Theresa)

Be blessing to others

(Emmy Irawani)

Page 9: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

PERSEMBAHAN

Puji dan Syukur Kepada Tuhan Yesus Kristus atas Berkat dan Karunianya

Skripsi ini dapat terselasaikan

Penulis mempersembahkan karya sederhana dengan perjuangan dan kerja keras

Kepada ayahanda tercinta K. Situmorang dan ibuku tercinta E. Simanullang yang

selalu memberikan cinta, kasih sayang, doa, dukungan moriil dan materil yang tak

terhingga.

Kepada abangkku Beadu Situmorang, Supandi Situmorang, Maizar Situmorang,

Sarwedi Situmorang, Goel Bagariang. Kepada kakakku Empe Sanny Situmorang.

Edaku Juwita Sihite, Lusia Manihuruk, Royani Manullang, dan Bernadeth

Turnip yang selalu memberikan semangat, keceriaan dan kasih sayang disetiap

hariku.

Serta Almamater Tercinta UNIVERSITAS LAMPUNG,

Semoga karya ini bermanfaat.

Page 10: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat dan karunia-Nya penulis

dapat menyelesaikan seluruh proses penelitian yang dituangkan dalam karya

ilmiah (Skripsi) dengan judul “Pengaruh Aplikasi Fungisida (Seed treatment)

terhadap Kemunculan Penyakit dan Fenotipik Tanaman Jagung (Zea mays)”

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan

dan kekeliruan. Melalui tulisan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik dalam melakukan

penulisan skripsi maupun dalam melaksanakan penelitian, yaitu kepada :

1. Bapak Radix Suharjo, S.P., M. Agr., Ph.D., selaku Pembimbing I, yang selalu

sabar membimbing, memberikan motivasi, masukan serta petunjuk dalam

penyelesaian penelitian dan penulisan skripsi ini.

2. Bapak Muhammad Nurdin, M.Si., selaku Pembimbing II, yang selalu

memberikan saran, masukan,dan nasehat kepada penulis hingga skripsi ini

terselesaikan.

3. Bapak Ir. Joko Prasetyo, M.P., selaku penguji atas kritik, saran,dan nasehat

yang diberikan dalam penyempurnaan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

5. Ibu Prof. Dr. Ir Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Page 11: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Purnomo, M.S., selaku Ketua Bidang Proteksi Tanaman

Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

7. Prof. Dr. Ir. Hamim Sudarsono, M. Sc., selaku pembimbing akademik yang

memberikan bimbingan dan nasihat.

8. Keluargaku (Ayah,Ibu, dan Abang dan Kakak) atas doa, kasih sayang,

kesabaran, dan selalu memberikan dukungan semangat kepada penulis.

9. Teman-teman Anindita, Dea Raissa, Dina Aulia, Dwi Pratiwi, Diyan Adinda,

Diny Fitryana, Gusty Wilianti, Mega Fitria, Niken Aditya R, Nia Afrianti,

Adam Fajar, Apriandi P, Bihikmi, Ignasius Darwin, Jamalludin Al-Afghani,

atas dukungan, keceriaan, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi.

10. Keluarga CIE (Devi Rahmayani, Dewi Novriani, Jumayanti, Novia Adriani,

Oktiana, Trya Safitri, dan Tuti Amalia) atas doa dan semangat yang diberikan

kepada penulis.

11. Teman-teman Pomperta Prasetya Adi, Ina Febria, Jesika Pakpahan, Mora,

Benardo, dan Ribka atas dukungan dan bantuan selama penelitian.

Semoga Skripsi ini bermanfaat bagi yang membaca

Bandar Lampung, Maret 2017

Emmy Irawani

Page 12: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................. i

DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. v

I. PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................... 1

1.2 Tujuan Penelitian ....................................................................... 6

1.3 Kerangka Pemikiran.................................................................... 6

1.4 Hipotesis...................................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 9

2.1 Tanaman Jagung.......................................................................... 9

2.2 Penyakit Utama Tanaman Jagung............................................ 10

2.2.1 Penyakit Bulai ........................................................... 10

2.2.1.1 Penyebab Penyakit Bulai.............................. 10

2.2.1.2 Gejala Penyakit Daur Penyakit ................. 11

2.2.1.3 Daur Penyakit .....……………………….. 11

2.2.1.4 Pengendalian ............................................... 12

2.2.2 Penyakit Hawar Daun ................................................. 12

2.2.2.1 Penyebab Penyakit ................................... 12

2.2.2.2 Gejala ....................................................... 13

2.2.2.3 Daur Penyakit ........................................... 13

2.2.2.4 Pengendalian ............................................ 14

2.2.3 Penyakit Karat Daun..................................................... 14

2.2.3.1 Penyebab Penyakit .................................... 14

2.2.3.2 Gejala ………………………………....…… 14

2.2.3.3 Daur Penyakit ............................................ 15

2.2.3.4 Pengendalian ................................................. 16

2.4 Fungisida Sebagai Pemacu Pertumbuhan ................................. 16

2.5 Jenis Fungisida ...................................................................... 16

III. BAHAN DAN METODE .................................................................. 19

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................... 19

3.2 Alat dan Bahan....................................................................... 19

3.3 Metode Penelitian................................................................... 19

3.3.1 Rancangan Percobaan.............................................. 19

3.3.2 Pelaksanaan Penelitian............................................. 20

Page 13: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 27

4.1 Hasil....................................................................................... 27

4.1.1 Jenis Penyakit yang Muncul...................................... 27

4.1.1.1 Gejala Bulai yang ditemukan....................... 27

4.1.1.2 Pengaruh Fungisida terhadap Insiden

Bulai ……………………………………… 28

4.1.1.3 Penyakit Hawar Daun ………..………….. 28

4.1.1.4 Pengaruh Perlakuan Fungisida terhadap

Keparahan Penyakit Hawar ………….…… 29

4.1.2 Daya Berkecambah …………………………..……… 30

4.1.3 Fenotipik Tanaman…………………..……...….……. 31

4.1.3.1 Tinggi Tanaman…………………….....…… 31

4.1.3.2 Kehijauan Daun………………………....…. 33

4.1.3.3 Diameter Batang 63 HST…………….…..... 34

4.1.3.4 Berat Basah dan Kering Akar serta Berat

Basah dan Kering Batang………........……. 35

4.2 Pembahasan……………...…………………………………….. 37

V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………...… 43

5.1 Kesimpulan …………………………………………………..... 43

5.2 Saran ………………………………………………………...… 44

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 45

LAMPIRAN………………………………………………........................ 49

Page 14: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perlakuan yang Dilaksanakan.................................................................. 21

2. Pengaruh Fungisida Terhadap Insiden Penyakit Bulai .......................... 28

3. Pengaruh Fungisida Terhadap Keparahan Penyakit Hawar .................... 30

4. Daya Berkecambah.................................................................................. 31

5. Pengaruh Perlakuan Fungisida Terhadap Tinggi Tanaman ................ 32

6. Kehijauan Daun................................................................................ 33

7. Diameter Batang............................................................................... 35

8. Pengaruh Perlakuan Fungisida Terhadap Berat Basah dan Kering Akar

serta Berat Basah dan kering Batang Galur NK 22................................ 36

9. Pengaruh Perlakuan Fungisida Terhadap Berat Basah dan Kering Akar

serta Berat Basah dan kering Batang Galur NK 6326 ........................... 37

Page 15: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tata letak benih jagung dengan 2 galur di setiap 1 kelompok

perlakuan fungisida……..……………….……………………….. 21

2. Tata letak tanaman perlakuan di satu rumah plastik 22

3. Tata Letak Polibag Tanaman Jaging dalam 1 Rumah Plastik......... 22

4. Skema penentuan sampel tanaman jagung dalam satu jenis

fungisida dan masing-masing galur ……………………………… 23

5. Penyakit Bulai yang Ditemukan di Lapang.................................... 27

6. Penyait Hawar Daun yang Ditemukan di Lapang .......................... 29

Page 16: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas yang cukup penting bagi kehidupan

manusia dan hewan. Kebutuhan akan konsumsi jagung dari tahun ke tahun terus

meningkat, hingga kini usaha peningkatan produksi terus digalakkan, namun

dibalik itu berbagai faktor penghambat masih sulit diatasi sehingga produksi yang

diperoleh persatuan luas masih rendah (Sumartini, 2002). Rendahnya produksi

jagung di tingkat petani dapat mempengaruhi produksi secara nasional. Hal ini

dimungkinkan ada kaitannya dengan pengunaan varietas, pengolahan tanah dan

kepadatan tanaman persatuan luas yang tidak sesuai untuk pertumbuhan tanaman

jagung. Varietas jagung merupakan salah satu faktor penentu peningkatan

produksi. Tersedianya varietas unggul yang hasilnya tinggi serta tahan terhadap

hama dan penyakit utama sangat diperlukan bagi petani (Talanca 2009 dalam

Talanca & Tenrirawe 2015).

Tidak hanya dikonsumsi untuk kebutuhan pangan manusia, jagung juga dapat

digunakan sebagai pakan ternak. Di bidang bioenergi, tanaman jagung

dimanfaatkan biomassanya sebagai sumber energi terbarukan (Surtikanti, 2012).

Pertambahan jumlah penduduk dan berkembangnya usaha peternakan dan industri

yang menggunakan bahan baku jagung, menyebabkan kebutuhan terhadap jagung

Page 17: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

2

semakin meningkat.

Di Provinsi Lampung, rata-rata produksi jagung tahun 2004 mencapai 3,3 ton per

hektare (Badan pusat Statistik, 2012). Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dan

Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan), produksi jagung

nasional mencapai 17,6 juta ton pipilan kering dengan luas panen 4,8 juta hektare

(ha). Dari angka tersebut, produksi jagung Indonesia masih jauh dari Amerika

Serikat dan China, yang mampu menempati urutan pertama dan kedua. Dua

negara tersebut menyediakan 79,3 juta hektar dan 74,3 juta ha lahan untuk

tanaman jagung (Zulkarnain, 2012).

Penyebab rendahnya produktivitas jagung di Indonesia salah satunya yang

disebabkan oleh adanya gangguan penyakit. Beberapa jenis penyakit yang

dilaporkan terdapat di pertanaman jagung di Indonesia antara lain penyakit bulai

(Peronosclerospora maydis), hawar daun (Helmithosporium turcicum) busuk

pelepah (Rhizoctonia solani), Busuk tongkol (Fusarium sp.), busuk batang, bercak

daun (Bipolaris maydis Syn.) dan karat daun (Puccinia polysora) (Semangun,

2004). Diantara penyakit yang ada, penyakit bulai dan hawar daun merupakan

penyakit yang cukup penting.

Penyakit bulai jagung yang disebabkan oleh jamur Peronosclerospora sp.

merupakan salah satu patogen penting yang menyerang tanaman jagung.

Dikatakan salah satu penyakit penting pada tanaman jagung karena serangan

patogen ini dapat menurunkan hasil panen hingga 90% bahkan dapat

menyebabkan puso pada areal pertanaman jagung (Semangun, 2004).

Page 18: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

3

Untuk pengendalian penyakit bulai, sampai saat ini petani masih mengandalkan

seed treatment dengan menggunakan fungisida berbahan aktif Metalaksil. Namun

dalam jangka waktu yang lama, penggunaan fungisida ini dapat menimbulkan

resistensi patogen terhadap fungisida yang digunakan (Burhanuddin, 2009).

Resistensi patogen inilah yang dapat menyebabkan serangan patogen semakin

lama semakin meningkat bahkan dapat menyebabkan puso.

Penyakit Hawar daun jagung yang sudah teradapat di beberapa daerah Indonesia,

salah satunya adalah Kalimantan Barat (Kusumadewi et al. 2014). Begitu juga

yang dialami petani di daerah Sumatera Utara yaitu adanya wabah penyakit hawar

daun yang merugikan petani pada tahun 2000 (Harahap 2001 dalam Krisnasari

2013). Penyakit Hawar daun disebabkan oleh jamur Helminthosporium sp.

tanaman jagung yang menderita hawar daun menunjukkan gejala berupa

kelayuan, kekeringan dan menyerupai gejala defisiensi unsur hara (Wakman dan

Syamsudin 2007 dalam Kusumadewi et al., 2014).

Tanaman jagung yang terserang berat oleh Helminthosporium sp. dapat terjadi

pada musim hujan dan pada tanah yang banyak nitrogen dan kekurangan kalium

(Semangun, 2006). Meluasnya serangan patogen ini disebabkan oleh penyebaran

patogen bantuan angin. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pengendalian

maupun mengurangi serangan patogen Helminthosporium sp. adalah dengan

menggunakan benih yang tahan. Benih jagung hibrida mengalami kerentanan

terhadap patogen Helminthosporium sp. yang sebelumnya patogen tersebut

merupakan patogen yang tidak penting bagi tanaman jagung. Akibatnya, penyakit

hawar daun Helminthosporium sp. di Amerika Serikat dapat menghancurkan

Page 19: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

4

tanaman jagung dengan kerugian lebih dari 1 juta dolar hanya dalam waktu satu

tahun (Agrios, 2004).

Busuk tongkol jagung disebabkan oleh jamur patogen Fusarium sp. Gejala

penyakit ini ditandai permukaan biji tongkol jagung berwarna merah jambu

sampai coklat, kadang-kadang diikuti oleh pertumbuhan miselium seperti kapas

berwarna merah jambu. Jamur patogen berkembang baik pada sisa tanaman

maupun di dalam tanah, cendawan ini dapat terbawa benih, penyebarannya dapat

melalui angin atau tanah (Semangun, 2004).

Busuk pelepah disebabkan oleh jamur patogen (Rhizoctonia solani). Jamur

patogen ini cocok pada kondisi panas dan lembap. Cendawan ini juga

menyebabkan busuk benih (seed rot) dan busuk bibit (seedling blight) pada

tanaman jagung. Menurut Sweets dan Wrather (2000), busuk benih terjadi

sebelum benih tumbuh. Pada fase ini benih menjadi lunak dan berwarna coklat.

Busuk bibit dapat menyerang baik pada fase pratumbuh maupun pada saat benih

tumbuh, tetapi bibit mati sebelum muncul ke atas permukaan tanah. Serangan

dapat juga terjadi pada pascatumbuh, yaitu pada saat benih tumbuh sebelum gejala

serangan berkembang. Serangan pada fase pratumbuh menyebabkan koleoptil dan

sistem perakaran berwarna coklat dan tampak basah dan busuk, sedangkan se-

rangan pascatumbuh mengakibatkan tanaman berwarna kuning, layu, dan mati.

Dalam pengendalian penyakit ini, Iriani dan Sumartini (1995) dalam Muis (2007)

melaporkan bahwa perlakuan benih dengan kaptafol efektif mengendalikan BLSB

pada jagung. Beberapa jenis fungisida telah ditemukan efektif menekan busuk

Page 20: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

5

pelepah (R. solani) pada padi. Penyemprotan fungisida melalui daun seperti

validamycin A telah banyak dipraktekkan di Vietnam, Thailand, Korea, Malaysia,

dan Jepang serta fungisida pencycuron di Malaysia (CABI, 2004).

Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan

seperti Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium

moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum,

Cephalosporium maydis, dan Cephalosporium acremonium. Di Sulawesi Selatan,

penyebab penyakit busuk batang yang telah berhasil diisolasi adalah Diplodia sp.,

Fusarium sp. dan Macrophomina sp.

Penyakit bercak daun disebakan oleh jamur pathogen Bipolaris sp. Beberapa

spesies patogen ini diketahui dapat menyerang pertanaman jagung yaitu B.

maydis, B. turcicum, dan B. carbonum (Dicson, 1956 dalam Pakki, 2005).

Penyakit ini pernah menyerang pertanaman jagung yang menyebabkan kerugian

pada petani jagung di Provinsi Lampung di tahun 1973. Selanjutnya menurut Poy,

(1970) dalam Pakki, (2005) kehilangan hasil akibat serangan penyakit bercak

daun pada tanaman jagung dapat mencapai 59% (Talanca &Tenrirawe, 2015).

Penyakit karat daun disebabkan oleh jamur patogen Pucinia polysora. Penyakit

karat daun sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan terutama suhu dan

kelembaban. Penyakit karat akan berkembang dengan baik pada suhu optimal

28°C, dengan kelembaban udara yang tinggi pada varietas jagung yang rentan

(Talanca &Tenrirawe, 2015).

Page 21: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

6

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fungisida yang diaplikasikan

melalui perlakuan benih terhadap jenis penyakit yang muncul dan fenotipik

tanaman.

1.3 Kerangka Pemikiran

Dalam budidaya tanaman jagung terdapat beberapa kendala yang dapat membuat

tanaman jagung tidak berkembang dengan baik yaitu adanya penyakit jamur.

Beberapa penyakit yang menyerang tanaman jagung antara lain penyakit bulai

(Peronosclerospora maydis), hawar daun (Helmithosporium turcicum, busuk

pelepah (Rhizoctonia solani), Busuk tongkol (Fusarium sp.), busuk batang, bercak

daun (Bipolaris maydis Syn.) dan karat daun (Puccinia polysora) (Semangun,

2004).

Penyakit ini dapat dapat dikendalikan dengan mudah, aman dan ramah lingkungan

dengan menanam varietas tahan (Wakman dan Burhanuddin, 2007). Menurut

Sudjono (1988) jenis Kalingga, Arjuna, dan Hibrida C1 adalah tahan terhadap

Helminthosporium sp. Ada beberapa laporan yang meyatakan bahwa benih jagung

hibrida mengalami kerentanan terhadap patogen Helminthosporium sp. yang

sebelumnya patogen tersebut merupakan patogen yang tidak penting bagi tanaman

jagung. Akibatnya, penyakit hawar daun Helminthosporium sp. di Amerika

Serikat dapatmenghancurkan tanaman jagung dengan kerugian lebih dari 1 juta

dolar hanya dalam waktu satu tahun (Agrios, 2004).

Page 22: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

7

Pengendalian penyakit tanaman dapat dilakukan dengan menggunakan benih yang

tahan terhadap penyakit tanaman. Selain dengan benih yang tahan, pengendalian

juga dapat dilakukan dengan menggunakan fungisda pada perlakuan benih.

Fungisida yang telah terbukti antara lain zineb, oksiklorida tembaga, fermat, dan

dithane (Hollyday, 1980 dalam semangun, 2004). Sudjono (1988) melaporkan

bahwa pengendalian dapat juga menggunakan triadimefon atau fungisida yang

berasal dari golongan dithiokarbamat.

Menurut Muis dkk (2000), fungisida yang biasa digunakan yang berbahan aktif

carbendazim 6,2% + mancozeb 73,8%,mancozeb 80%, trishloromethylthio-4-

cyclohexene-1,2-dicarboximide.

Penggunaan fungisida umumnya digunakan sebagai penekan perkembangan

penyakit pada tanaman, tetapi Hamidin el al. (2009) melaporkan bahwa aplikasi

fungisida berbahan aktif mancozeb dengan konsentrasi 3 g L-1

dan 4,5 g L-1

menghasilkan persentase bibit tanaman kentang yang bertunas yang lebih besar

dibandingkan dengan yang tanpa perlakuan mancozeb. Anonim (2016)

melaporkan bahwa fungisida Synergy 30EC, selain berperan sebagai fungisida

juga mampu memacu pertumbuhan dan hasil tanam padi. Tetapi Rahayu (1997)

melaporkan bahwa penggunaan fungisida tidak berpengaruh terhadap daya

berkecambah dan tinggi tanaman.

Page 23: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

8

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Perlakuan 9 jenis fungisida (F1, F2, F3, F3, Metalaksil, Fenamidone,

Dimetomorf, Hydrox-Amino-Benzimidazole dan Mancozeb+Cymoxanyl) tidak

memengaruhi daya berkecambah benih jagung.

2. Perlakuan benih jagung menggunakan 9 jenis fungisida tersebut di hipotesis 1

dapat meningkatkan pertumbuhan dan menekan kemunculan penyakit tanaman

jagung.

3. Dari 9 jenis fungisida yang digunakan dalam perlakuan benih, terdapat satu

jenis fungisida yang memberikan efektif dalam meningkatkan pertumbuhan

tanaman dan menekan kemunculan penyakit pada tanaman jagung.

Page 24: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jagung

Menurut USDA (1998) tanaman jagung memiliki klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Sub Kingdom : Tracheobionta

Super Division : Sermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Cyperales

Jagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi

karena di beberapa daerah, jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua

setelah beras. Jagung juga mempunyai arti penting dalam pengembangan industri

di Indonesia karena merupakan bahan baku untuk industri pangan maupun

industri pakan ternak khusus pakan ayam. Dengan semakin berkembangnya

industri pengolahan pangan di Indonesia maka kebutuhan akan jagung akan

semakin meningkat pula (Khair et al. 2013).

Page 25: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

10

2.2 Penyakit Utama Tanaman Jagung

2.2.1 Penyakit Bulai

Penyakit bulai yang disebabkan oleh P. maydis merupakan penyakit utama pada

tanaman jagung dan paling berbahaya diIndonesia karena dapat menyebabkan

kerusakan hingga 90% atau puso terutama pada varietas jagung yang rentan

terhadap penyakit bulai. Faktor yang memicu serangan penyakit ini adalah suhu

yang tinggi sampai 30°C dan turunnya hujan sesekali, sebab penyakit ini

ditularkan melalui spora yang terbawa angin. Penyakit bulai atau yang disebut

downy mildew sangat ditakuti oleh petani sebab tanaman jagung yang terserang

cenderung mengalami kematian dan sebelum tanaman mati pertumbuhannya

sangat merana (AAK, 1993).

2.2.1.1 Penyebab Penyakit Bulai

Penyakit bulai disebabkan oleh jamur P. maydis. Jamur ini tergolong ke dalam

kelas Phycomycetes yaitu hifanya tidak bersekat. Miselium P. maydis

berkembang di ruang antar sel. Pada waktu permukaan daun berembun, miselium

membentuk konidiofor yang tampak seperti batang, kemudian konidiofor

membentuk sterigma (tangkai konidium). Konidium yang masih muda berbentuk

bulat dan setelah masak berbentuk jorong dengan ukuran 19,2 x 17,0μm

(Semangun, 2004).

Pembentukan konidia jamur ini menghendaki air bebas, kondisi gelap, dan suhu

yang berkisar antara 20°C – 26°C. Faktor yang mendorong percepatan

perkembangan penyakit bulai yaitu, suhu udara yang relatif tinggi yang disertai

kelembaban tinggi dan tanaman inang. Beberapa jenis serealia yang dilaporkan

Page 26: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

11

sebagai inang lain dari patogen penyebab bulai jagung adalah Avena sativa (oat),

Digitaria spp. (jampang merah), Euchlaena spp. (jagung liar), Heteropogon

contartus, Panicum spp. (Foxtail millet, jewawut), Setaria spp. (pokem/seperti

gandum), Saccharum spp. (tebu), Sorghum spp., Pennisetum spp. (rumput gajah),

dan Zea mays (jagung) (Wakman dan Burhanuddin, 2007).

2.2.1.2 Gejala Penyakit

Gejala penyakit bulai secara umum dapat dilihat pada tanaman jagung yang

terserang bulai yaitu daun-daunnya berwarna kuning keputih-putihan dan

bergaris-garis klorosis sejajar dengan urat daun dan pada bagian bawah daun

terdapat konidia berwarna putih seperti tepung (Wakman et al., 2007).

Jika tanaman yang diserang berumur beberapa minggu, daun yang baru muncul

menjadi kaku, runcing dan menguning. Tanaman bisa mati atau kerdil dan tidak

bisa berbuah. Bila infeksi terjadi pada tanaman yang sudah berumur satu bulan,

tanaman masih bisa tetap tumbuh dan berbuah namun tongkolnya tidak bisa besar.

Selain itu kelobot tidak bisa membungkus secara penuh pada tongkol dan bijinya

tidak penuh (Pracaya, 2008).

2.2.1.3 Daur Penyakit

Miselium jamur P. maydis berkembang dalam jaringan di antara sel daun dan

merusak klorofil. Miselium bercabang keluar melewati mulut daun membentuk

konidiofor dan jika diperhatikan permukaan daun tampak membentuk lapisan tipis

berwarna putih. Jika kelembaban dan temperatur tinggi, konidiofor akan

menghasilkan konidium. Konidium terbentuk di waktu malam ketika daun

berembun dan konidium segera dipencarkan oleh angin, namun konidium tidak

Page 27: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

12

dapat terangkut jauh oleh angin karena embun hanya terjadi bila udara tenang,

kemudian konidium akan melekat pada mulut daun dan berkecambah pada daun

muda dari tanaman muda (Semangun, 2004). Jika keadaan cocok, konidium akan

berkembang dan masa inkubasi kurang lebih 10 hari. Penyakit ini terdapat di

dataran rendah pada waktu udara lembab dan panas sedangkan pada waktu udara

dingin dan kering, serangan akan terhenti (Pracaya, 2008).

Konidium tumbuh dengan membentuk pembuluh kecambah. P. maydis tidak

dapat bertahan hidup secara saprofitik. Selain itu jamur tidak dapat membentuk

oospora. Tidak terdapat tanda-tanda bahwa jamur dapat bertahan di dalam tanah.

Pertanaman di bekas pertanaman yang terserang berat dapat sehat sama sekali.

Oleh karena itu, jamur ini harus bertahan dari musim ke musim pada tanaman

hidup (Semangun, 2004).

2.2.1.4 Pengendalian

Dalam beberapa penelitian dan yang sering digunakan masyarakat pengendalian

penyakit bulai pada jagung yang sering dilakukan dengan fungisida Metalaksil

pada benih jagung selain itu juga dilakukan menanam varietas jagung tahan

penyakit bulai, eradikasi tanaman jagung terserang penyakit bulai, penanaman

jagung secara serempak dan periode bebas tanaman jagung (Wakman dan

Burhanudin, 2007).

2.2.2 Penyakit Hawar Daun

2.2.2.1 Penyebab Penyakit

Penyakit hawar daun (leaf blight) turcicum disebabkan oleh jamur

Helminthosporium turcicum (Pass.) Leonard et Suggs merupakan salah satu

Page 28: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

13

penyakit utama pada jagung setelah bulai. Patogen ini menular melalui udara

sehingga mudah menyebar. Kehilangan hasil akibat bercak daun mencapai 59%,

terutama bila penyakit menginfeksi tanaman sebelumbunga betina keluar (Poy,

1970).

2.2.2.2 Gejala

Tanaman jagung yang tertular Helminthosporium turcicum, gejala awalnya

Muncul bercak-bercak kecil, jorong, hijau tua atau hijau kelabu kebasahan.

Selanjutnya, bercak-bercak tadi berubah warna menjadi coklat kehijauan. Bercak

kemudian membesar dan mempunyai bentuk yang khas, berupa kumparan atau

perahu. Lebar bercak 1-2 cm dan panjang 5-10 cm, tetapi lebar dapat mencapai 5

cm dan panjang 15 cm. Konidia banyak terbentuk pada kedua sisi bercak pada

kondisi banyak embun atau setelah turun hujan, yang menyebabkan bercak

berwarna hijau tua beledu, yang makin ke tepi warnanya makin muda. Beberapa

bercak dapat bersatu membentuk bercakyang lebih besar sehingga dapat

mematikan jaringan daun jagung yang tertular berat tampak kering seperti habis

terbakar (Semangun, 2004).

2.2.2.3 Daur Penyakit

Jamur Helminthosporium turcicum dapat bertahan hidup pada tanaman jagung

yang masih hidup, beberapa jenis rumput-rumputan termasuk sorgum, pada sisa-

sisa tanaman jagung sakit, dan pada biji jagung. Konidium jamur ini disebarkan

melalui angin. Di udara, konidium yang terbanyak terdapat menjelang tengah hari.

Konidium berkecambah dan pembuluh kecambah mengadakan infeksi melalui

Page 29: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

14

mulut kulit atau dengan mengadakan penetrasi secara langsung, yang didahului

dengan pembentukan apresorium (Semangun, 2004).

2.2.2.4 Pengendalian

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menanam varietas tahan.

Selain itu dapat juga dengan menggunakan fungisida yang telah terbukti antara

lain zineb, oksiklorida tembaga, fermat, dan dithane (Hollyday, 1980 dalam

Semangun, 2004). Pendapat lain terdapat dari Sudjono (1988) menganjurkan

menggunakan triadimefon atau golongan dithiokarbamat.

2.2.3 Penyakit Karat daun

2.2.3.1 Penyebab Penyakit

Penyakit karat daun jagung pertama kali diidentifikasi disebabkan oleh Puccinia

sorghi Schweinits. Adanya jamur karat yang kedua pada jagung, Puccinia

polysora Undrew, beru dikenal oleh Sudjono pada tahun 1985. Jamur ini pertama

kali dilaporkan di Amerika pada tahun 1891. Puccinia sorghi dan Puccinia

polysora terdapat di seluruh Indonesia, termasuk Irian Jaya. P. polysora lebih

banyak terdapat di dataran rendah tropik dan P. sorghi lebih banyak terdapat di

pegunungan tropik dan di daerah beriklim sedang (Semangun, 2004).

2.2.3.2 Gejala

Bercak-bercak kecil (uredinia) berbentuk bulat sampai oval terdapat di permukaan

daun jagung bagian atas maupun bawah, uredinia menghasilkan uredospora

berbentuk bulat atau oval serta berperan penting sebagai sumber inokulum dalam

menginfeksi tanaman jagung lainnya, sebarannya melalui angin. Penyakit karat

Page 30: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

15

dapat terjadi di dataran rendah sampai tinggi, infeksinya berkembang baik pada

musim penghujan atau musim kemarau (Semangun, 2004).

2.2.3.3 Daur Penyakit

P. polysora mempertahankan diri dari musim ke musim pada tanaman jagung

hidup yang selalu terdapat dan dipencarkan urediospora. Spora ini dapat

diterbangkan jauh oleh angin dengan tetap hidup, karena kering dan mempunyai

dinding yang cukup tebal. Jamur dapat menginfeksi dua marga yang mempunyai

hubungan dekat dengan jagung yaitu Euchlaena dan Tripsacum. Antara lain E.

mexiana (teosinte) dan T. laxum (rumput Guatemal). Kedua macam tanaman ini

relative jarang ditemui sehingga kurang memegang peranan penting dalam

pemencaran P. polysora. Rumput Guatemala sering ditanami di kebun-kebun teh

sebagai sumber bahan organik. Jamur karat tidak dapat hidup sebagai saprofit,

sehingga tidak dapat mempertahnkan diri dalam biji yang dihasilkan oleh tanaman

sakit (Hollyday, 1980 dalam Semangun, 2004).

2.2.3.4 Pengendalian

Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menanam varietas tahan.

Selain itu dapat juga dengan menggunakan fungisida yang telah terbukti antara

lain zineb, oksiklorida tembaga, fermat, dan dithane (Hollyday, 1980 dalam

semangun, 2004). Pendapat lain terdapat dari Sudjono (1988) menganjurkan

menggunakan triadimefon atau golongan dithiokarbamat.

Page 31: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

16

2.4 Fungisida sebagai pemacu pertumbuhan

Fungisida adalah senyawa kimia beracun untuk memberantas dan mencegah

perkembangan fungi atau jamur. Penggunaan fungisida adalah termasuk dalam

pengendalian secara kimia (Djodjosumarto, 2000).

Fungisida merupakan salah satu cara dalam pengendalian yang dilakukan dalam

budidaya. Fungisida biasanya digunakan untuk menekan pertumbuhan jamur baik

yang disemprotkan maupun dengan perlakuan benih. Selain itu, beberapa jenis

fungisida dilaporkan dapat digunakan sebagai pemacu pertumbuhan tanaman.

Aplikasi3 g L-1

dan 4,5 g L-1

mancozeb dilaporkan mampu menghasilkan

persentase ubi bertunas pada 3 BSP yang lebih tinggi dan persentase busuk kering

ubi yang lebih rendah dibandingkan dengan tanpa fungisida (Hamidin et al.,

2009). Anonim (2016) menyatakan bahwa fungisida Synergi 30EC merupakan

fungisida sistemik untuk mengendalikan penyakit busuk upih pada padi, penyakit

bercak daun pada jagung dan penyakit bercak ungu pada bawang merah, fungisida

ini juga dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanam padi.

2.5 Jenis Fungisida

Fungisida digunakan untuk mengendalikan jamur patogen pada tanaman. Terdapat

9 jenis fungisida yang digunakan yaitu F1, F2, F3, F3, Metelaksil, Fenamidone,

Dimetomorf, Hydroxy Amino Benzimidazole, Mancozeb+Cymoxanil, dan

Tiaminoksam sebagai insektisida.

a. Tiaminoksam

Tiaminoksam 70% dengan formulasi WS (Weatable solution) dapat disuspensikan

dengan air. Tiaminoksam dapat mengendalikan hama pada tanaman jagung

Page 32: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

17

diantaranya kutu daun, ereng, dan lalat bibit. Tanaman inang lainnya adalah

kedelai dan padi (Anonim, 2017).

b. Metalaksil

Fungisida yang berbahan aktif Metalaksil merupakan fungisida sistemik dengan

formulasi ES (Emulsifiable solution). Fungisida ini dari golongan benzenoid yang

dapat digunakan sebagai fungisida tular tanah (soil treatment) dan tular benih

(seed treatment) untuk mengendalikan penyakit rebah kecambah. Fungisida ini

dapat menekan pertumbuhan paoygen golongan Oomycetes, serta penyakit hawar

daun, rebah kecambah, dan busuk daun (Magallona et al., (1991) dalam Sembiring

(2008))

c. Dimetomorf

Bahan aktif Dimetomorf merupakan fungisida yang sistemik dengan formulasi SC

(Suspension concentrate). Bahan aktif ini dapat mengganggu sintesis membran

lipid pada pathogen. Penyakit sasaranm bercak daun pada tanaman jagung, lanas,

busk daun, dan embun bulu (Moekesan. 2012).

d. Fenamidone

Fenamidone merupakan senyawa kimia dari kelompok Imidazolines dari Rhône

Poulenc dikembangkan dan diperkenalkan pada tahun 2001. Formulasi

Fenamidone adalah SC (Suspencion Concentrate). Fungisida ini dapat

mengendalikan penyakit becak daun pada kentang dan penyakit hawar daun pada

tomat (Anonim, 2015).

Page 33: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

18

e. Hydroxy Amino Benzimidazole

HAB merupakan fungisida yang masuk dalam kelompok benzimidazole.

Benzimidazole berpengaruh pada pembelahan inti dengan mengikat mikrotubulus

sehingga benang gelendong tidak terorganisir. Antibiotikapolioksin dan kitazin

menghambat sintesis khitin patogen (Agrios, 2004).

f. Mancozeb+Cymoxanil

Mancozeb merupakan bahan aktif campuran maneb dan zink. Mancozeb termasuk

dalam golongan dithiokarbamat. Mancozeb memiliki keunggulan yaitu dalam

membasmi bebagai payogen tanaman (Magallona et al., (1991) dalam Sembiring

(2008)) Fungisida ini termasuk dalam fungisida kontak. Fungisida ini memiliki

cara kerja dengan menghambat kegiatan enzim yang ada pada jamur dengan

menghasilkan lapisan enzim dengan unsur logamyang berperan dalam

pembentukan ATP. ( Thompson (1992) dalam Sembiring (2008). Cremlyn (1978)

melaporkan Fungisida ditiokarbamat, misalnya mankozeb, bekerja sebagai agen

pengkhelat unsur yang dibutuhkan oleh jamur sehingga terjadi penghambatan

pertumbuhan.

Untuk F1, F2, F3, F4 belum diketahui bahan aktif dari masing-masing fungisida.

Page 34: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

19

II. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan petani di Natar, Lampung Selatan dari bulan

Desember 2015-Juni 2016.

3.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah polibag, cangkul, arit, selang

air, spingkle, meteran, klorofil meter, oven, timbangan, koran, dan alat tulis.

Bahan-bahan yang digunakan adalah benih jagung galur NK 22 dan NK 6326, 9

jenis fungisida yang berbahan aktif (F1, F2, F3, F3, Metalaksil, Fenamidone,

Dimetomorf, HAB Dan Mancozeb+Cymoxanil dan insektisida Triaminoksam.

3.3Metode Penelitian

3.3.1 Rancangan percobaan

Percobaan ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

dengan 10 perlakuan. Sebanyak 2 Galur jagung (galur NK 22 dan galur NK 6326)

digunakan dalam penelitian ini. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali.

Page 35: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

20

3.3.2 Pelaksanaan Penelitian

Penyiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan merupakan campuran tanah dan pupuk kandang

dengan perbandingan 3:1. Tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang

kemudian dimasukkan ke dalam polibag berukuran 5 kg. Selanjutnya, polibag

disusun di dalam rumah plastik.

Penyiapan Rumah Plastik

Sebanyak 3 buah rumah plastik digunakan dalam penelitian ini. Rumah plastik

digunakan sebagai tempat ditanamnya tanaman perlakuan dan benih yang sudah

diaplikasikan dengan fungisida tidak tercuci oleh air hujan. Rumah plastik dibuat

dengan menggunakan rangka bambu dengan ukuran 9 x 18 m. Atap rumah plastik

menggunakan plastik UV 6%. Dinding rumah plastik ditutup menggunakan

plastik bening. Setiap rumah plastik merupakan blok atau ulangan pada penelitian

ini. Sehingga total blok yang digunakan adalah 3 blok.

Tanaman Perlakuan

Benih jagung (galur NK 22 dan galur NK 6326) yang diperlakukan dengan 5 gram

fungisida per 1 kilogram. yang diperlakukan dengan 9 jenis fungisida (Tabel 1).

Sembilan jenis fungisida yang sudah diperlakuan dengan dalam penelitian ini

adalah F1, F2, F3, F3, Metalaksil, Fenamidone, Dimetomorf, HAB dan

Mancozeb+Cymoxanil. Benih yang sudah diperlakukan ditanam di dalam polibag

berukuran 5 Kg, masing masing polibag berisi 4 benih. Satu galur terdiri dari 28

tanaman yang ditanam di 7 polibag. Didalam setiap blok (rumah plastik) setiap

perlakuan diulang sebanyak 4 kali.

Page 36: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

21

Tabel 1. Perlakuan yang dilaksanakan.

Galur NK 22 Galur NK6326

Perlakuan Keterangan Perlakuan Keterangan

1 Kontrol 1 Kontrol

2 F1 2 F1

3 F2 3 F2

4 F3 4 F3

5 F4 5 F4

6 Metalaksil 6 Metalaksil

7 Fenamidone 7 Fenamidone

8 Dimetomorf 8 Dimetomorf

9 HAB 9 HAB

10 Mancozeb+Cymoxanil 10 Mancozeb+Cymoxanil

Tata letak tanaman perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1, 2, dan 3.

Gambar 1. Tata letak benih jagung dengan 2 galur di setiap 1 kelompok perlakuan

fungisida. Garis warna merah merupakan letak perlakuan galur NK22,

sedangkan warna biru, merupakan letak perlakuan galur NK6326.

Page 37: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

22

Gambar 2. Tata letak tanaman perlakuan di satu rumah plastik. F1 = kontrol

(tanpa perlakuan fungisida tapi ditambah insektisida cruiser); F2 = F1,

F3 = F2; F4 = F3; F5= F3: F6 = METALAKSIL; F7 = Fenamidone; F8

= Dimetomorf; F9 = Hab; F10 = Mancozeb+CymoxaniL.

Gambar 3. Tata letak polibagtanaman jagung dalam 1 rumah plastik.

Page 38: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

23

Penentuan Sampel

Tanaman jagung yang diamati dari 28 tanaman jagung yang ditanam untuk

masing-masing galur diambil 5 tanaman sebagai sampel yang nantinya akan

dilakukan pengamatan terhadap Fenotipik tanaman dan Insiden penyakit karat.

Penentuan sampel

Gambar 4. Skema penentuan sampel tanaman jagung dalam satu jenis fungisida

dan masing-masing galur.

Fenotipik tanaman

Fenotipik tanaman dilihat dengan melakukan pengamatan terhadap tinggi

tanaman, kehijauan daun, kenampakan akar, berat basah dan kering akar dan

batang dan diameter batang.

Daya berkecambah

Pengamatan dilaksanakan pada 5 hari setelah tanam terhadap jumlah benih jagung

yang tidak berkecambah. Daya berkecambah dihitung menggunakan rumus:

Jumlah benih yang berkecambah

DP = X 100%

Jumlah total benih yang ditanam

Page 39: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

24

Kemunculan Penyakit. Pengamatan kemunculan penyakit dilakukan

dilaksanakan pada umur 35 HST. Pengukuran dilakukan dengan mengamati

tanaman sampel yang tersrang penyakit.

Tingkat keparahan penyakit. Pengamatan dilaksanakan pada umur 35 HST.

Keparahan penyakit dihitung menggunakan rumus (Ginting, 2013) sebagai

berikut:

PP = x 100%

Keterangan:

PP = Intensitas tanaman terserang

N = Jumlah tanaman terserang

v = Nilai numerik tanaman yang diamati

n = Jumlah tanaman yang diamati

Z = Nilai numerik kategori tertinggi

Nilai kategori serangan (skor) untuk penyakit antraknosa didasarkan pada skala

kerusakan tanaman yang terserang penyakit (Herwidyarti, 2011 dimodifikasi).

Nilai kategori serangan (skor) sebagai berikut:

0 = Tidak ada kerusakan

1 = Bercak seluas 1 – 20%

2 = Bercak seluas 21 – 40%

3 = Bercak seluas 41 – 60%

4 = Bercak seluas > 60%

Page 40: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

25

Insiden Penyakit. Pengamatan dilaksanakan pada umur 35 HST. Insiden

penyakit bulau dihitung dengan rumus (Mayee dan Datar (1986) dalam Latifahani

et al., 2014).

Keterangan:

KP : Insiden penyakit

n : Jumlah tanaman jagung yang menunjukkan gejala

N : Jumlah seluruh tanaman jagung untuk masing-masing fungisida yang

diaplikasikan.

Data perkecambahan, tinggi tanaman dan tingkat keparahan penyakit yang

diperoleh dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf nyata

5%.

Tinggi tanaman. Pengamatan tinggi tanaman dilaksanakan pada umur 14 HST,

28 HST, dan 42 HST. Pengukuran dilakukan menggunakan meteran yang dimulai

dari pangkal tanaman sampai ujung daun bendera.

Kehijauan daun. Kehijauan daun diamati pada 14 HST, 28 HST, dan 42 HST.

Pengukuran dilakukan menggunakan alat Chlorophyll meter pada daun ke 2, 3

dan 4 dari titik tumbuh tanaman.

Diameter batang. Diameter batang diamati pada akhir pengamatan (63 HST).

Pengukuran diameter dilakukan dengan cara memotong secara horizontal batang

tanaman jagung, kemudian diukur diameternya secara vertikal dan horizontal.

Diameter akhir tanaman jagung merupakan rerata pengukuran secara vertikal dan

horizontal.

Page 41: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

26

Berat basah batang. Berat basah batang dilakukan pada akhir pengamatan (63

HST). Pengukuran berat basah batang dilakukan dengan cara menimbang hanya

batang jagung.

Berat kering batang. Berat kering batang dilakukan pada kahir pengamatan (63

HST). Pengukuran berat kering batang dilakukan dengan menimbang batang

basah yang sudah dikeringkan dioven selama 24 jam pada suhu 105oC, setelah

batang jagung dioven, ditimbang kembali batang jagung yang sudah kering.

Berat basah akar. Berat basah akar dilakukan pada akhir pengamatan (63 HST).

Pengukuran berat basah akar dilakukan dengan cara menimbang hanya akar

tanaman jagung yang sudah dibersihkan dari tanah yang melekat segera setelah

dicabut.

Berat kering akar. Berat kering akar dilakukan pada kahir pengamatan (63

HST). Akar tanaman yang telah dibersihkan lalu dioven selama 24 jam pada suhu

105o. setelah dioven, akar tanaman jagung ditimbang.

Page 42: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

43

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarakan hasil penelitian didapatkan hasil sebagai berikut.

1. Penyakit yang muncul dalam penelitian ini ada 2 yaitu penyakit bulai yang

disebabkan oleh patogen Peronoscleospora maydis dan penyakit hawar daun

yang disesbabkan oleh patogen Helminthosporium sp.

2. Perlakuan aplikasi fungisida tidak mempengaruhi daya berkecambah benih.

3. Fungisida yang efektif dalam penelitian ini untuk galur NK 22 adalah F1, F2,

F3, dan F4 untuk menekan insiden penyakit bulai, Fenamidone untuk

menekan keparahan penyakit hawar dan meningkatkan tinggi tanaman, F4

untuk meningkatkan kehijauan daun, Mancozeb+Cymoxanil untuk

memperbesar diameter batang, meningkatkan berat basah batang dan berat

kering batang.

Pada galur NK 6326 fungisida yang efektif adalah F3 untuk menekan insiden

penyakit bulai, Fenamidone untuk meningkatkan tinggi tanaman, berat basah

batang, dan memperbesar diameter batang. F4 untuk meningkatkan kehijauan

daun, berat basah akar, dan menekan keparahan penyakit hawar. Metalaksil

untuk meningkatkan berat basah akar, serta Mancozeb+Cymoxanil untuk

meningkatkan berat kering batang.

Page 43: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

44

4. Fungisida yang efektif untuk menekan serangan bulai adalah F3 dan fungisida

yang efektif untuk menekan serangan hawar daun adalah Fenamidone.

5.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap keefektivitas fungisida dalam

menghambat perkembangan penyakit selain bulai dan hawar.

2. Fungisida yang dapat digunakan untuk menekan insiden penyakit bulai

jagung adalah F3 dan fungisida yang dapat digunakan untuk menekan keparah

penyakit hawar adalah fungisida Fenamidone dan F4

Page 44: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

45

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius, Yogyakarta. Hlm 90.

Agrios,G.N. 2004. Plant Pathology 3th. Acad. Press, New York, London. 629 p.

Anonim. 2015. Daftar Bahan aktif Fungisida dan Sasarannya.

http://mitalom.com/daftar-bahan-aktif-fungisida-penyakit-sasaran/.

Diakses pada 22 Januari 2017.

Anonim. 2016. Synergy 30 EC.http://www.nufarm.com/ID/Sinergy300. Diakses

pada 6 Maret 2016.

Anonim, 2017. Nama Formulasi, Bahan Aktif, Jenis Pestisida dan Penggunaan

yang Diizinkan.

http://pestisida.go.id/assets/file/PESTISIDA%20TERDAFTAR%20DAN

%20DIIZINKAN%20-%202012.pdf. Diakses pada 12 febreuari 2017.

Badan Pusat Statistik. 2012. Data Strategis Badan Pusat Statistik. Katalog BPS:

1103003. Badan Pusat Statistik. Jakarta.hlm 16.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Teknologi Budidaya

Jagung. ISBN: 978-979-1415-25-5.

Burhanuddin. 2009.Fungisida Metalaksil Tidak Efektif Menekan Penyakit Bulai

(Peronoscleospora maydis) Di Kalimantan Barat dan Alternatif

Pengendaliannya. Prosiding Seminar Nasional Serealia. ISBN : 978-979-

8940-27-9. Hal. 395-399.

CABI. 2004. Crop Protection Compendium. CABI.

Cremlyn, R. 1978. Pesticides John Willey dan Sons. Brisbane

Djojosumarto, P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Kanisius.

Yogyakarta. Hlm 46.

Ekowati, D., &M. Nasir. 2011. Pertumbuhan Tanaman Jagung (zea mays l.) Galur

bisi-2 pada Pasir Reject dan Pasir Asli di Pantai Trisik Kulonprogo. Jurnal

Manusia Dan Lingkungan, Vol. 18 (3): 220 – 231.

Page 45: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

46

Ginting, C. 2013. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Universitas Lampung. Bandar

Lampung. 203 hlm.

Hamidin, E., Sumaidi.,& A. Nuraeni. 2009. Pengaruh Konsentrasi Fungisida

Mancozeb terhadap Pertumbuhan Tunas, Busuk Kering, Ubi dan Susut

Bobot Ubi Bibit Kentang (Solanum tuberosum L). c.v Granola di Ruang

Penyimpanan. Jurnal Agrikultura, 20(3): 159-163.

Herwidyarti, K.H. 2011. Pengamatan Keparahan Penyakit Bercak Daun Ungu

(Alternaria pori (Ell.)Cif) Tanaman Bawang Daun Di Balai Peneitian

Tanaman Sayuran Lembang Bandung. Laporan Praktik Umum. Fakultas

Pertanian Universitas Lampung : Bandar Lampung. 44 hlm

Hikmahwati., Kuswinanti. T., Melina. & B. Pabendon. M. 2011. Karakterisasi

Morfologi Peronoscleospora spp. Penyebab Penyakit Bulai pada Tanaman

Jagung, dari Beberapa Daerah di Indonesia. Jurnal Fitomedika. 7 (3): 159

– 161.

Khair,H., M.S. Pasaribu, & S. Ebdi.2013. Respon Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Jagung (Zea mays l.) terhadap Pemberian Pupuk Kandang

Ayam dan Pupuk Organik Cair Plus. UMSU Medan. Jurnal Agrium: 18

(1):13-22.

Krisnasari, R.H. 2013. Uji Ketahanan dan Pengendalian Kimiawi Penyakit

Hawar Daun Helminthosporium pada Jagung. Skripsi. Universitas Gajah

Mada. Hlm 2.

Kusumadewi, T., S. Khotimah, & Yanti. 2014.Ekstrak Metanol Buah Sonneratia

alba J.E.Sm sebagai Penghambat Pertumbuhan Helminthosporium sp.

yang diisolasi dari Daun Jagung. Universitas Tanjungpura, Pontianak.

Jurnal Protobiont 3 (2) : 149 – 154.

Latifahani N., Cholil A., Djauhari S. 2014. Ketahanan BEberapa Galur Jagung

(Zea mays) terhadap Serangan Penyakit Hawar Daun. Jurnal Hama

Penyakit Tanaman. 2 (1) : 52-60

Moekesan, K.T. 2012. Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerjanya.

Yayasan Bina Tani Sejahtera. Bandung.

Muis, A. 2007. Pengelolaan Penyakit Busuk Pelepah (Rhizoctonia solani kuhn.)

Pada Tanaman Jagung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi

Tengah. Jurnal Litbang Pertanian, 26(3) : 100-103.

Muis, A., S. Pakki., & Sutjiati. 2001. Peran Galur dan Fungisida dalam

Pengendalian Penyakit Bercak Daun (Helminthosporium maydis) pada

Tanaman Jagung. Tanaman Pangan 20(2): 6−11.

Page 46: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

47

Pakki, S. 2005. Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Bercak Daun

(Helminthosporium sp.) Pada Tanaman Jagung. Balai Penelitian Tanaman

Serealia. Jurnal Litbang Pertanian, 24(3) : 101-108.

Poy, C. 1970. Corn seed production of Helminthosporium maydis and Future Seed

Prospects. Plant Dis. Rep. 54 (12): 1118−1121.

Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahayu, S. 1997. Pengaruh Penggunaan Fungisida Terhadap Perkecambahan

Benih dan Spora CMA Serta Keberadaan Mikoriza Arbuskula pada

Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tesis. Universitas Indonesia. Hlm 9.

Semangun, H. 2004. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gajah

Mada University Press. Yogyakarta.

Semangun, H. 2006. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Penyakit-Penyakit.

Gajah Mada University. Yogyakarta.

Sembiring, K.W. 2008. Efektivitas Mancozeb dan Metelaxyl dalam Menghambat

Pertumbuhan Cylindrocladium scoparium. Hawey Boedijn et Reitsma

Penyebab Penyakit Busuk Daun Teh (Camelia sinensis. L) di

Laboratorium. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. 23 hlm.

Sitompul, S. M. & B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Gadjah

Mada University Press. Yogyakarta. Hlm 24.

Sudjono, M.S. 1988. Penyakit Jagung dan Pengendaliannya dalam Jagung.

Subandi, Mahyuddin SYam, & Adi Wijono (Ed). Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Hlm 204-241.

Sumartini, 2002. Penyakit-Penyakit Jagung dan Pengendaliannya. dalam

Pengenalan Hama dan Penyakit Tanaman Jagung serta Pengendaliannya.

Monograf Balittan Malang. Hlm 497-508.

Sumardiyono, C. 2008. Ketahanan Jamur Terhadap Fungisida Di Indonesia.

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia. 14 (1): 1-5.

Suprapto, H. S. & A. R. Marzuki, 2005. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya.

Jakarta. Hlm 14.

Surtikantini. 2012. Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung. Balai Penelitian

Tanaman Serealia. Superman: Suara Perlindungan Tanaman. 2(1).

Sweets, L.E. & A. Wrather. 2000. Integrated Pest Management. Corn Diseases.

MU Extension, University of Missouri, Columbia. 23 pp.

Page 47: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

48

Talanca, A.H. & Tenrirawe. A. 2015. Respon beberapa galur terhadap penyakit

utama jagung di kabupaten kediri jawa timur. Jurnal Agrotan 1(1). Hlm

67-78.

United states department of agriculture. Classification for Kingdom Plantae Down

to Species Zea mays. http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?

source=profile&symbol=ZEMA&DISPLAY=31. Diakses tanggal 12 Maret

2016.

Utomo, S. D., Islamika. N., Ratih. S. & Ginting. C. 2010. Pengaruh Fungisida

Metalaksil-M terhadap Insiden Penyakit Bulai dan Produksi Populasi

Jagung Lagaligo X Tom Thumb. Jurnal Agrotropika 15(2): 56 – 59.

Wakman, W. & Burhanuddin. 2007. Pengendalian penyaki tprapanen jagung.

Jagung:Teknik Produksi danPengembangan. Badan Penelitian dan

Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Pangan. Hlm. 305 - 335.

Wakman W., A.H. Talanca, Surtikanti, & Azri. 2007. Pengamatan penyakit bulai

pada tanaman jagung di lokasi Prima Tani di Kabupaten Bengkayang

Propinsi Kalbar pada 26-27 Juni. Seminar Mingguan Balitsereal. 8 hlm.

Jumat, 8 Oktober 2016.

Zulkarnain. 2012. Upaya Peningkatan Produksi dan Pemasaran Luar Negeri.

Ditjen PEN/MJL/003/5/2012. Hlm 3.

Page 48: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

49

LAMPIRAN

Page 49: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

50

Tabel 8. Analisis ragam pengaruh fungisida perlakuan benih terhadap Insiden

Penyakit Bulai

a. NK 22

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 545,70115 181,90038 0,84tn

0,4857

Perlakuan 9 19975,70566 2219,52285 10,21* 0,0001

Galat 27

KK 36,11279

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

b. NK 6326

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 733,32001 244,44000 1,21tn

0,3242

Perlakuan 9 11951,08231 1327,89803 6,59* 0,0001

Galat 27

KK 60,00110

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

Tabel 9. Analisis ragam pengaruh fungisida perlakuan benih terhadap Keparahan

Penyakit Hawar Daun

a. NK 22

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 125,6474900 41,8824967 1,60tn

0,2127

Perlakuan 9 518,4899100 57,6099900 2,20* 0,0549

Galat 27

KK 11,92044

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

b. NK 6326

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 52,9250500 17,6416833 1,34tn

0,2826

Perlakuan 9 125,1859400 13,9095489 1,06tn

0,4250

Galat 27

KK

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

Page 50: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

51

Tabel 10. Analisis ragam pengaruh fungisida perlakuan benih terhadap Daya

Berkecambah

a. NK 22

Source DB JK KT F Hit Pr > F

Blok 3 29,84430750 9,94810250 1,16tn

0,3436

Perlakuan 9 32,60570250 3,62285583 0,42tn

0,9117

Galat 27

KK 3.044970

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

b. NK 6326

Source DB JK KT F Hit Pr > F

Blok 3 53533,3734 17844,4578 0,97tn

0,4194

Perlakuan 9 167261,8263 18584,6474 1,01tn

0,4532

Galat 27

KK 115,3347

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

Tabel 11. Analisis ragam pengaruh fungisida perlakuan benih terhadap Tinggi

Tanaman

a. NK 22

1. 14 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 12,05194750 4,01731583 1,64tn

0,2030

Perlakuan 9 92,24927250 10,24991917 4,19* 0,0018

Galat 27

KK 3,159322

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

2. 28 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 291,463748 97,154583 1,09tn

0,3699

Perlakuan 9 2216,470323 246,274480 2,76* 0,0197

Galat 27

KK 8,506666

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

Page 51: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

52

3. 42 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 251,05890 83,68630 0,26tn

0,8526

Perlakuan 9 48456,18741 5384,02082 16,82* 0,0001

Galat 27

KK 12,44474

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

b. NK 6326

1. 14 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 4,21602000 1,40534000 0,45tn

0,7213

Perlakuan 9 87,75684000 9,75076000 3,10* 0,0108

Galat 27

KK 3,721944

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

2. 28 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 113,419227 37,806409 0,60tn

0,6186

Perlakuan 9 2440,701822 271,189091 4,33* 0,0014

Galat 27

KK 7,215732

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

3. 42 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 1195,13411 398,37804 1,76tn

0,1788

Perlakuan 9 12540,58252 1393,39806 6,15* 0,0001

Galat 27

KK 9,886394

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

Page 52: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

53

Tabel 12. Tabel Anova Kehijauan Daun

a. NK 22

1. 14 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 7,25270000 2,41756667 1,25tn

0,3114

Perlakuan 9 20,26324000 2,25147111 1,16tn

0,3561

Galat 27

KK 12,7445

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

2. 28 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 19,0161675 6,3387225 3,84tn

0,0208

Perlakuan 9 258,8711525 28,7634614 17,41* 0,0001

Galat 27

KK 9,908871

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

3. 42 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 33,1912275 11,0637425 4,50tn

0,0110

Perlakuan 9 417,0603525 46,3400392 18,83* 0,0001

Galat 27

KK 14,17635

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

b. NK 6326

1. 14 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 10,54650750 3,51550250 2,20tn

0,1115

Perlakuan 9 23,59657250 2,62184139 1,64tn

0,1543

Galat 27

KK 12,01452

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

2. 28 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 3,19272750 1,06424250 0,33tn

0,8024

Perlakuan 9 99,20325250 11,02258361 3,44* 0,0061

Galat 27

KK 12,90317

Page 53: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

54

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

3. 42 HST

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 9,8117275 3,2705758 1,65tn

0,2021

Perlakuan 9 120,1748725 13,3527636 6,72* 0,0001

Galat 27

KK 10,59209

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

Tabel 13. Analisis ragam pengaruh fungisida perlakuan benih terhadap Diameter

Batang

a. NK 22

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 0,66352750 0,22117583 3,20*

0,0392

Perlakuan 9 2,30397250 0,25599694 3,70* 0,0039

Galat 27

KK 13,13112

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

b. NK 6326

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 0,06436750 0,02145583 0,30tn

0,8222

Perlakuan 9 0,64787250 0,07198583 1,02tn

0,4494

Galat 27

KK 12,50386

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

Tabel 14. Analisis ragam pengaruh fungisida perlakuan benih terhadap Bobot

Berangkasan

a. NK 22

1. Bobot basah akar

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 828,810860 276,270287 1,78tn

0,1755

Perlakuan 9 3744,939190 416,104354 2,68* 0,0231

Galat 27

KK 18,27343

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

Page 54: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

55

2. Bobot basah batang

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 40686,7752 13562,2584 0,59 tn

0,6299

Perlakuan 9 317380,4246 35264,4916 1,52 tn

0,1907

Galat 27

KK 51,65004

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

3. Berat kering akar

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 24,92784750 8,30928250 1,27 tn

0,3061

Perlakuan 9 57,90250250 6,43361139 0,98 tn

0,4783

Galat 27

KK 47,55101

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

4. Berat kering batang

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 126,720087 42,240029 0,08 tn

0,9702

Perlakuan 9 7973,851872 885,983541 1,68 tn

0,1419

Galat 27

KK 37,69712

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

b. NK 6326

1. Bobot basah akar

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 856,102050 285,367350 1,16 tn

0,3441

Perlakuan 9 1707,505960 189,722884 0,77 tn

0,6449

Galat 27

KK 29,15752

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

2. Bobot basah batang

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 14888,81617 4962,93872 3,05*

0,0456

Perlakuan 9 28591,09814 3176,78868 1,95 tn

0,0865

Galat 27

KK 14,45959

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

Page 55: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

56

3. Bobot kering akar

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 8,79053000 2,93017667 0,75 tn

0,5321

Perlakuan 9 57,58601000 6,39844556 1,64 tn

0,1546

Galat 27

KK 28,03769

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

4. Bobot kering batang

Source DB JK KT F Hit F 0.05

Blok 3 416,124930 138,708310 0,77 tn

0,5182

Perlakuan 9 2142,083050 238,009228 1,33 tn

0,2681

Galat 27

KK 23,47890

Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada taraf 5%; * = berbeda nyata pada taraf

5%

Page 56: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

57

Gambar 6. A. Pengoalahan tanah dan pupuk kandang., B. Dimasukan tanah

kedalam Polibag 5 kg

Gambar 7. A. Benih yang sudah diperlakukan dengan Fungisida., B. Penanaman

tanaman jagung dengan perlakuan

A B

A B

Page 57: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

58

Gambar 8. Kemunculan Penyakit Bulai. A) Gejala di lapang., B) Gambar

Mikroskopis patogen (perbesaran 400x)

Gambar 9. Kemunculan Penyakit Hawar Daun. A). Gejala di lapang., B) Gambar

mikroskopis (perbesaran 400x)

A B

A B

Page 58: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

59

Gambar 10. Performa tanaman. A). Tinggi Tanaman., B). Kehijauan Daun

Gambar 11. Berat brangkasan., A). Akar., B). Batang

A B

B

A B

Page 59: PENGARUH APLIKASI FUNGISIDA (Seed Treatment) …digilib.unila.ac.id/26124/21/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · KEMUNCULAN PENYAKIT DAN FENOTIPIK TANAMAN JAGUNG (Zea mays) (Skripsi)

60

Gambar 11. Diameter Batang