Fungisida Yuni Toksikologi

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan berkaitan dengan cara-cara produksi organik atau non organik hanya apabila pangan tersebut berasal dari sebuah sistem pertanian organik yang menerapkan praktek- praktek manajemen yang bertujuan untuk memelihara ekosistem untuk mencapai produktivitas yang berkelanjutan, dan melakukan pengendalian gulma, hama dan penyakit, melalui berbagai cara seperti daur ulang residu tumbuhan dan ternak, seleksi dan pergiliran tanaman, manajemen pengairan, pengolahan lahan dan penanaman serta penggunaan bahan-bahan hayati. Kesuburan tanah dijaga dan ditingkatkan melalui suatu sistem yang mengoptimalkan aktivitas biologis tanah dan keadaan fisik dan mineral tanah yang bertujuan untuk menyediakan suplai nutrisi yang seimbang bagi kehidupan tumbuhan dan ternak serta untuk menjaga sumberdaya tanah. Produksi harus berkesinambungan dengan menempatkan daur ulang nutrisi tumbuhan sebagai bagian penting dari strategi penyuburan tanah. Manajemen hama dan penyakit dilakukan dengan merangsang adanya hubungan seimbang antara inang/predator, peningkatan populasi serangga yang menguntungkan, pengendalian biologis dan kultural serta

Transcript of Fungisida Yuni Toksikologi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan berkaitan dengan cara-cara produksi organik atau non organik hanya

apabila pangan tersebut berasal dari sebuah sistem pertanian organik yang menerapkan

praktek-praktek manajemen yang bertujuan untuk memelihara ekosistem untuk mencapai

produktivitas yang berkelanjutan, dan melakukan pengendalian gulma, hama dan

penyakit, melalui berbagai cara seperti daur ulang residu tumbuhan dan ternak, seleksi

dan pergiliran tanaman, manajemen pengairan, pengolahan lahan dan penanaman serta

penggunaan bahan-bahan hayati. Kesuburan tanah dijaga dan ditingkatkan melalui suatu

sistem yang mengoptimalkan aktivitas biologis tanah dan keadaan fisik dan mineral tanah

yang bertujuan untuk menyediakan suplai nutrisi yang seimbang bagi kehidupan

tumbuhan dan ternak serta untuk menjaga sumberdaya tanah.

Produksi harus berkesinambungan dengan menempatkan daur ulang nutrisi

tumbuhan sebagai bagian penting dari strategi penyuburan tanah. Manajemen hama dan

penyakit dilakukan dengan merangsang adanya hubungan seimbang antara

inang/predator, peningkatan populasi serangga yang menguntungkan, pengendalian

biologis dan kultural serta pembuangan secara mekanis hama maupun bagian tumbuhan

yang terinfeksi.

Dasar budidaya ternak secara organik adalah pengembangan hubungan secara

harmonis antara lahan, tumbuhan dan ternak, serta penghargaan terhadap kebutuhan

fisiologis dan kebiasaan hidup ternak. Hal ini dipenuhi melalui kombinasi antara

penyediaan pakan yang ditumbuhkan secara organik yang berkualitas baik, kepadatan

populasi ternak yang cukup, sistem budidaya ternak yang sesuai dengan tuntutan

kebiasaan hidupnya, serta cara-cara pengelolaan ternak yang dapat mengurangi stress dan

berupaya mendorong kesejahteraan serta kesehatan ternak, pencegahan penyakit dan

menghindari penggunaan obat hewan kolompok sediaan farmasetika jenis kemoterapetika

(termasuk antibiotika).

Pestisida atau bahan pembasmi serangga dan penyskit kini digunakan secara luas

oleh masyarakat petani. Pestisida, selain merupakan alat pembasmi serangga, juga

merupakan racun yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Karena itu perlu

ditangani dengan baik dan hati-hati. Pestisida yang biasa kita dapat di pasar adalah dalam

bentuk cair, tepung atau butiran. Ketiganya sama berbahayanya bagi kesehatan. Pestisida

dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit, pernapasan, mulut, dan mata Dalam laporan

laporan praktikum ini akan dibahas lebih jauh apa sebenarnya jenis pestisida khususnya

fungisisda serta hal-hal yang terkait didalamnya

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah :

1. Untuk mengetahui fungisida tersebut

2. Untuk mengatahui aplikasi dalam fungisida pada praktikum

BAB II

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:

Alat :

1. Kertas gambar

2. Pensil/pena gambar

Bahan :

• Jenis-jenis Pestisida

B. Cara Kerja

Untuk cara kerja praktikum kali ini cukup sederhana

• Siapkan jenis-jenis pestisida yang akan diamati

• Siapkan kertas gambar dan alat tulisnya

• Setelah keduanya siap maka amati satu persatu jenis pestisida tersebut

• Tulis nama, bahan aktif dan sebagainya pada pestisida atau pelabelan

pada pestisida

BAB III

PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

B. Pembahasan

Cupravit OB 21

Grup : Fungisida

Bahan Aktif : Copper oxychloride 50%

Ukuran Kemasan : 1 kg

Fungisida kontak berspektrum luas dan dapat mengontrol berbagai penyakit tanaman. Harus

dipergunakan dengan cara penyemprotan di awal pertumbuhan sebagai perlindungan sebelum

penyakit menyerang daun atau buah. Penyemprotan harus diulang untuk menghindari terjadinya

pengulangan infeksi dan menyebarnya penyakit dan untuk melindungi daun muda serta pucuk

baru.

Rekomendasi:

Tanaman Masalah Dosis Aplikasi

Cokelat

Pod rot

Phytophthora palmivora 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala

yang timbul, dengan interval 7 hari

Cabai

Leaf Spot

Cercospora sp. 1-2 g/l Foliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ha. Aplikasikan pada gejala

yang timbul, dengan interval 7 hari

Cabai

Anthracnose

Colletotrichum capsici 2 g/l Foliar spray, dengan volume air 00-1000 l/ha. Aplikasikan pada

gejala yang timbul, dengan interval 7 harI

Jeruk

Powdery mildew

Oidium tingitaninum 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala

yang timbul, dengan interval 5-7 hari

Kopi

Rust

Hemileia vastatrix 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala yang

timbul, dengan interval 5-7 hari.

Anggur Downy mildew

Plasmopara viticola 1,5 - 3 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha. Aplikasikan pada gejala

yang timbul, dengan interval 5-7 hari.

Kacang Leaf Spot

Cercospora arachidicola, Cercospora personata 4 g/l Foliar spray, dengan volume air 500 l/ha.

Aplikasikan pada gejala yang timbul, dengan interval 10 hari, dan 3-4 kali interval

pengampilaksian.

Teh

Blister blight

Exobasidium vexans 300-500 g/ha Foliar spray, dengan volume air 250-500 l/ha. Aplikasikan

satu hari setelah pengambilan daun, dengan 5-7 hari interval.

Tembakau

Damping off

Pythium sp. 5 g/l (nursery) Foliar spray, dengan volume air 600-800 l/ha. Aplikasikan pada

gejala yang timbul, dengan interval 3 hari.

Racun dan Info Keamanan

Keracunan LD50

Oral, rat : >1000 mg/kg

Dermal, rat : >5000 mg/kg

Peringatan Bahaya

Peringatan Bahaya Tidak Diperlukan

Gejala Keracunan

Gejala Gastroenteritic, kerusakan pada selaput mucous dari sistemgastrointestinal,

kerusakan pada pembuluh kapiler, dehidrasi dan kehilangan elektrolit.

Penawar Racun

Belum diketahui

Pertolongan Pertama

Informasi Umum

Pindahkan korban dari daerah bahaya. Buka baju yang terkena racun

Bila Terhisap

Pindahkan korban ke udara bersih, segera hubungi dokter.

Bila Terkena Kulit

Segera cuci kulit dengan air dan sabun yang banyak kemudian cari bantuan medis

Bila Terkena Mata

Cuci mata dengan air, konsultasikan dengan ahli mata.

Bila Tertelan

Langsung hubungi dokter

Informasi Untuk Dokter

perawatan yang harus dilakukan: pertolongan dasar, dekontaminasi, perawatan pada gejala.

Pemberian potassium hexacyanoferrate (II) dalam ukuran satu sendok kecil penuh.

Aliette 100 SA

Informasi Produk

Aliette fungisida merek ® memberikan benar, perlindungan dua arah sistemik terhadap

Phytophthora, penyakit bulai dan penyakitlainnya. Dengan beberapa mode aksi, Aliette serangan

patogenpada tahap pertumbuhan ganda untuk pengendalian penyakit lebih baik secara

keseluruhan. Dan tindakan yang unik ganda tidak hanya serangan dan jamur kontrol pada

kontak, tetapi jugamerangsang mekanisme sendiri pabrik pertahanan.

Terdaftar Tanaman : Sayuran berdaun, Buah Batu, POME Buah, Pohon Kacang, Jeruk, Berbuah

Sayuran.

Kunci Produk Manfaat

Beberapa modus tindakan untuk mengendalikan penyakit sayurandahsyat termasuk penyakit

bulai

Serangan patogen pada tahap pertumbuhan ganda, untuk pengendalian penyakit lebih baik secara

keseluruhan. Kegiatan sistemik memungkinkan untuk melakukan perjalanan ke atas dan ke

bawah. Diseluruh pabrik, menciptakan penghalanglengkap perlindungan sementara mencegah

mencuci-off

Spora menghambat produksi, sehingga mencegah penularanpenyakit untuk tanaman tetangga

Fungisida sistemik yang melindungi kualitas dan hasil panen untukhasil yang lebih baik atas

investasi.

Alliete 80 WP

Aluminium fosetil : 80 %, Fungisida sistemik, berbentuk tepung yang dapat disuspensikan

Untuk jenis tanaman

a. Lada :Penyakit busuk pangkal batang Phytophthora palmivora;

Penyemprotan volume tinggi :1 – 2 g/l

b. Nenas : Penyakit busuk hati dan busuk akar Phytophthora cinnamomi

Penyemprotan volume tinggi :1,5 – 3 kg/ha

Diproduksi oleh PT Bayer Indonesia Tbk. BG Crop Protection dengan nomor RI. 461/5-2004/T.

Anvil 50 SC

Fungisida sistemik berbentuk suspensi, berwarna putih kecoklat-coklatan untuk mengendalikan

penyakit pada tanaman apel, bawang merah, bawang putih, cabai, jambu mete, kacang tanah,

karet, kedelai kopi, padi, pisang, semangka dan tomat.

Bahan Aktif : heksakonazol 50g/l

No. : RI. 896/1-90/T

Aplikasi : Penyiraman pada akar/ leher akar dengan selang waktu 6 bulan.

Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi

Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci

tangan dengan air dan sabun.

Rovral® 50 WP

Grup : Fungisida

Bahan Aktif : iprodion 50%

Ukuran Kemasan : 100 g

Rovral adalah fungisida pelindung yang mengandung iprodion sebagai bahan aktif. Sangay

efektif untuk melawan jenis jamur yang tahan dengan benzimidazole. Rovral diaplikasikan

sebelum penyakit menyerang, namun bisa juga dipergunakan untuk desinfektan pada bibit.

Rovral juga telah memperlihatkan hasil terbatas dengan cara kerja sistematis menemukan sumber

masalah di tanah berumput dan tanaman lain. Iprodione berfungsi dengan baik ketika

diaplikasikan sebagai fungisida untuk pencegahan namun dalam beberapa kasus dapat juga

dipergunakan untuk mengatasi masalah yang sudah terjadi dengan proses yang sistematis.

Cara Kerja

Iprodione mempengaruhi semua tahapan dalam siklus perkembangan jamur: penyemaian spora,

pertumbuhan mycelia dan produksi spora. Dalam level biokimia, penelitian terakhir

menunjukkan bahwa iprodione mungkin dapat menghalangi kinases protein dan kemudian

merintangi sinyal intra-cellular yang mengontrol fungsi-fungsi sel. Termasuk penyebaran

karbohidrat ke unsur-unsur pokok sel jamur. Iprodion efektif melawan beragam pathogen

tanaman dari jenis: Alternaria, Botrytis, Fusarium, Helmintosporium, Rhizoctonia, Sclerotinia,

Sclerotium, Septoria.

Ketika dipergunakan sebagai pelindung bibit untuk brassicas, ornamental species akan

menembus lapisan pelindung bibit dan membasmi infeksi yang disebabkan oleh Alternaria dan

Phoma spp.

Iprodione telah menunjukkan kerja sistematis di tanah berumput dengan spesies Poa annua.

Perawatan sebelum penanaman untuk kentang akan melindungi tanaman yang tumbuh dari by

soil-borne Rhizoctonia spp.

Bekerja aktif untuk pathogen yang termasuk jenis Botrytis, Monilia, Sclerotinia, Alternaria,

Corticium, Fusarium, Helminthosporium, Penicillium, Rhizoctonia.

Kelebihan Produk

* Standar yang dapat dipercaya untuk mengontrol Alternaria porri

* Dapat dicampur dengan fungisida lainnya

* Dapat ditoleransi dengan baik oleh tanaman

Rekomendasi:

Tanaman Masalah Dosis Aplikasi

Bawang merah

Puple Blotch

Alternaria porri 2 kg/ha Foliar spray, dengan volume air 500-1000 l/ha. Aplikasikan pada gejala

yang timbul, dengan interval 5-7 hari. Direkomendasikan untuk mencampur dengan Antracol

dengan konsentrasi Antracol 3 g/l + Rovral 0.3 g/l.

Kentang

Late Blight

Phytophthora infestans 2 ? 4 g/l Foliar spray, dnegan volume air 750-1000 l/ha. Aplikasikan pada

gejala yang timbul dengan interval selama 5-7 hari.

Tomat

Late Blight

Phytophthora infestans 1 ? 2 g/l Foliar spray, dnegan volume air 750-1000 l/ha. Aplikasikan pada

gejala yang timbul dengan interval selama 5-7 hari.

Racun dan Info Keamanan

Keracunan LD50

Oral, rat : >2000 mg/kg

Dermal, rat : >2000mg/kg

Peringatan Bahaya

Efek yang dapat menyebabkan kanker minimum.Sangat beracun untuk organisme air. Dapat

menyebabkan efek yang merugikan bagi lingkungan air.

Gejala Keracunan

Tidak ada gejala khusus

Penawar Racun

Belum diketahui

Pertolongan Pertama

Informasi Umum

Pindahkan korban dari daerah bahaya. Buka baju yang terkena racun

Bila Terkena Kulit

Segera cuci kulit dengan air dan sabun yang banyak

Bila Terkena Mata

Bersihkan mata dengan air. Konsultasikan dengan spesialis mata.

Informasi Untuk Dokter

perawatan yang harus dilakukan :pertolongan dasar, dekontaminasi, perawatan pada gejala.

Delsene MX-200

Nama dagang : Delsene MX-200

Nama bahan aktif : karbendazim dan mankozeb

Volume : 100 gram

Jenis pestisida : Fungisisda

No. : RI. 328/2-80/T

Tanda bahaya : Bahan iritasi

Tanaman Penyakit Dosis Konsentrasi

Kacang tanah Corcospora 1.0-2.0 gr/lt Gr/10 lt air

Aplikasi : dengan penyemprotan

Penyimpanan : ditempat yang aman

Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih.

Ridomil 35 SD

Nama dagang: Ridomil 35 SD

Bahan aktif : Metaloksil 35 %

Volume : 20x5 gram

Jenis Pestisida: Fungisida

No. : RI. 450/9-90/T

Tanda bahaya : tidak ada

Tanaman Penyakit Dosis

Jagung Bulai ( sclerospora maydis) 5 gram dilarutkan dengan 7.5 ml air

Aplikasi : prantanam dengan merendam benih

Penyimpanan : disimpan ditempat yang aman

Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci

tangan dengan air dan sabun.

Orthocide 50 WP

Nama dagang : Orthocide 50 WP

Bahan aktif : kaptan 50 %

Volume : 200 gram

Jenis pestisida : Fungisida

No. : RI. 19/1-90/T

Tanda bahaya :

Tanaman Penyakit Dosis Waktu

The Exobasidium vexans 20-30 gram 7-10 hari setelah penanaman

Aplikasi : disemprotkan

Penyimpanan : disimpan ditempat tertutup, sejuk, jauh dari api dengan suhu yang tinggi

Petunjuk pertolongan : Tanggalkan pakaian, cuci mata bila terkena mata dengan air bersih, cuci

tangan dengan air dan sabun

• Pestisida

Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, menolak, memikat, atau

membasmi organisme pengganggu. Nama ini berasal dari pest ("hama") yang diberi akhiran -

cide ("pembasmi"). Sasarannya bermacam-macam, seperti serangga, tikus, gulma, burung,

mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Pestisida biasanya, tapi tak selalu,

beracun. dalam bahasa sehari-hari, pestisida seringkali disebut sebagai "racun". 1

Pestisida adalah sebutan untuk semua jenis obat (zat/bahan kimia) pembasmi hama yang

ditujukan untuk melindungi tanaman dari serangan-serangga, jamur, bakteri, virus dan hama

lainnya seperti tikus, bekicot, dan nematoda (cacing).

1.Wikipedia-org

Walaupun demikian, istilah pestisida tidak hanya dimaksudkan untuk racun pemberantas hama

tanaman dan hasil pertanian, tetapi juga racun untuk memberantas binatang atau serangga dalam

rumah, perkantoran atau gudang, serta zat pengatur tumbuh pada tumbuhan di luar pupuk.

Penggunaan pestisida tanpa mengikuti aturan yang diberikan membahayakan kesehatan manusia

dan lingkungan, serta juga dapat merusak ekosistem. Dengan adanya pestisida ini, produksi

pertanian meningkat dan kesejahteraan petani juga semakin baik. Karena pestisida tersebut racun

yang dapat saja membunuh organisme berguna bahkan nyawa pengguna juga bisa terancam bila

penggunaannya tidak sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan menurut beberapa:

A. Berdasarkan Fungsi/sasaran penggunaannya, pestisida dibagi menjadi 6 jenis yaitu:

• Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti belalang,

kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga di rumah,

perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh : basudin,

basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon,dll.

• Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/ cendawan

seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contoh : tembaga oksiklorida,

tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.

• Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salahsatu contoh

bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus CVPD yang meyerang

tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar diberantas.

Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih sehat sesuai

dengan dosis tertentu.

• Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan

pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya dicampur dengan

beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat mematikan juga hewan

ternak yang memakannya. Contohnya : Warangan.

• Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa

nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman.

Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat

meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain memberantas

nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran dikenal dengan nama

DD, Vapam, dan Dazomet.

• Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu (gulma)

seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh ammonium sulfonat dan

pentaklorofenol.

Fungisida adalah pestisida yang secara spesifik membunuh atau menghambat cendawan

penyebab penyakit. Fungisida dapat berbentuk cair (paling banyak digunakan), gas, butiran, dan

serbuk. Perusahaan penghasil benih biasanya menggunakan fungisida pada benih, umbi,

transplan akar, dan organ propagatif lainnya, untuk membunuh cendawan pada bahan yang akan

ditanam dan melindungi tanaman muda dari cendawan patogen. Selain itu, penggunaan fungisida

dapat digunakan melalui injeksi pada batang, semprotan cair secara langsung, dan dalam bentuk

fumigan (berbentuk gas yang disemprotkan). Fungisida dapat diklasifikasikan menjadi dua

golongan, yaitu fungisida selektif (fungisida sulfur, tembaga, quinon, heterosiklik) dan non

selektif (fungisida hidrokarbon aromatik, anti-oomycota, oxathiin, organofosfat, fungisida yang

menghambat sintesis sterol, serta fungisida sistemik lainnya).[1]

Simbol Bahaya

Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang

Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances). Peraturan tentang Bahan Berbahaya

(Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk melindungi/menjaga bahan-

bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang

Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan

pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga

untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.

Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan kimia (kemikalia)

(Chemicals Law) §19/2 didefinisikan sebagai

• Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law) §3a,

• Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi

berbahaya selama produksi atau penggunaan,

• Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak

Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah

hukum:

• Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi

dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)

• Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat,

larutan formaldehid dll)

• Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses produksi.

Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya

Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan

simbol-simbol bahaya. Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang

oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi

dalam

• Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia)

• Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau

• Kombinasi dari keduanya.

Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan:

huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya).

Inflammable substances (bahan mudah terbakar)

Bahan mudah terbakar terdiri dari sub-kelompok bahan peledak, bahan pengoksidasi, bahan amat

sangat mudah terbakar (extremely flammable substances), dan bahan sangat mudah terbakar

(highly flammable substances). Bahan dapat terbakar (flammable substances) juga termasuk

kategori bahan mudah terbakar (inflammable substances) tetapi penggunaan simbol bahaya tidak

diperlukan untuk bahan-bahan tersebut.

Explosive (bersifat mudah meledak)

Huruf kode: E

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan

pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen

atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan

dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan

dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances

Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan

pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi

dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan

bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan

khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit

mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan. Frase-R untuk bahan mudah

meledak : R1, R2 dan R3

Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)

Oxidizing (pengoksidasi)

Huruf kode: O

Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „oxidizing“ biasanya tidak

mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah

terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal

mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan

peroksida-peroksida organik.

Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9

Contoh bahan tersebut adalah kalium klorat dan kalium permanganat juga asam nitrat pekat.

Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) Huruf kode:F+Bahan-bahan dan formulasi

yang ditandai dengan notasi bahaya „extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki

titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di

bawah +35oC). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk

suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.

Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12

Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)

Highly flammable (sangat mudah terbakar)

Huruf kode: F

Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk

self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik

nyala rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang

amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi

panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar,

juga diberi label sebagai ‘highly flammable’

Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan logam natrium, yang sering digunakan

di laboratorium sebagai solven dan agen pengering.

Flammable (mudah terbakar)

Huruf kode: tidak ada

Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya

‘flammable’. Bahan dan formulasi likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC

dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (flammable)

Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya minyak terpentin.

Bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan

Pengelompokan bahan dan formulasi menurut sifat toksikologinya terdiri dari akut dan efek

jangka panjang, tidak bergantung apakah efek tersebut disebabkan oleh pengulangan, tunggal

atau eksposisi jangka panjang. Suatu parameter penting untuk menilai toksisitas akut suatu zat

adalah harga LD50 nya yang ditentukan dalam percobaan pada hewan uji. Harga LD50

merefleksikan dosis yang mematikan dalam mg per kg berat badan yang akan menyebabkan

kematian 50% dari hewan uji, antara 14 hari setelah one single administration. Akibat desain uji

orang dapat membedakan antara pengeluaran (uptake LD50 oral dan digesti melalui sistem

gastrointestinal, seta LD50 dermal untuk uptake (pengeluaran) melalui kulit).

Disamping dua hal tersebut ada juga suatu konsentrasi yang mematikan (lethal concentration)

LC50 pulmonary (inhalasi) yang merefleksikan konsentrasi suatu polutan di udara (mg/L) yang

akan menyebabkan kematian 50% dari hewan uji dalam waktu antara 14 hari setelah 4 jam

eksposisi.

Istilah bahan berbahaya untuk kesehatan termasuk sub-grup bahan bersifat sangat beracun (very

toxic substances), bahan beracun (toxic substances) dan bahan berbahaya (harmful substances)

a. Very toxic (sangat beracun)

Huruf kode: T+

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘very toxic’ dapat menyebabkan

kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika

masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 oral (tikus) ≤ 25 mg/kg berat badan

LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan

LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L

LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap ≤ 0,50 mg/L

Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan

atripin

b. Toxic (beracun)

Huruf kode: T

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan

kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke

tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan

LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan

LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L

LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L

Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25

Bahan dan formulasi yang memiliki sifat

Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)

Mutagenik (Frase-R :R47)

Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau

Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R :R48)

ditandai dengan simbol bahaya ‘toxic substances’ dan kode huruf T.

Bahan karsinogenik dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker jika masuk

ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan benzene

(toksik, karsinogenik).

c. Harmful (berbahaya)

Huruf kode: Xn

Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘harmful’ memiliki resiko merusak

kesehatan sedang jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak

dengan kulit.

Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:

LD50 oral (tikus) 200-2000 mg/kg berat badan

LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan

LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L

LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 2 – 20 mg/L

Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22

Bahan dan formulasi yang memiliki sifat

Karsinogenik (Frase-R :R45 dan R40)

Mutagenik (Frase-R :R47)

Toksik untuk reproduksi (Frase-R :R46 dan R40) atau

Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48)

yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai dengan simbol bahaya ‘harmful substances’ dan

kode huruf Xn.

Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik, juga akan ditandai dengan simbol

bahaya ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn, bahan pemeka (sensitizing substances) (Frase-R

:R42 dan R43) diberi label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful

substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya ‘irritant substances’ dan kode huruf

Xi.

Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan

probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit.

Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol

(berbahaya) dan diklorometan (berbahaya, dicurigai karsinogenik).

Bahan-bahan yang merusak jaringan (tissue destroying substances)

Bahan-bahan yang merusak jaringan ‘Tissue destroying substances’ meliputi sub-grup bahan

korosif (corrosive substances) dan bahan iritan (irritant substances).

a. Corrosive (korosif)

Huruf kode: C

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan

merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia

bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.

Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral seperti HCl dan H2SO4 maupun basa

seperti larutan NaOH (>2%).

b. Irritant (menyebabkan iritasi)

Huruf kode : Xi

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan

inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.

Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41

Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa

encer.

c. Bahan berbahaya bagi lingkungan

Huruf kode: N

Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah dapat menyebabkan efek

tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah,

udara, tanaman, mikroorganisma) dan menyebabkan gangguan ekologi

Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.

Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil timah kloroda, tetraklorometan, dan

petroleum hidrokarbon seperti pentana dan petroleum bensin.

Evaluasi dan klasifikasi limbah kimia

Evaluasi limbah sangat penting untuk tujuan daur ulang atau pembuangan dengan cara yang

sesuai. Penghasil dan penyedia bahan berbahaya tersebut bertanggung jawab untuk klasifikasi

dan penilaian yang benar. Klasifikasi limbah menurut peraturan untuk bahan-bahan berbahaya

(the Ordinance for Dangerous Goods).

Dasar untuk penilaian limbah menurut peraturan tentang bahan berbahaya adalah sifat-sifat

bahaya seperti:

a. Sifat mudah terbakar (flammability/combustibility)

b. Sifat pengoksidasi

c. Toksisitas

d. Korosifitas

e. Pembentukan gas mudah terbakar jika kontak dengan air

f. Kontaminasi dengan bahan penyebab infeksi dan patogenik

g. Radiasi radioaktif

h. Sifat polusi air

i. Melepaskan debu berbahaya

Diferensiasi lanjut di antara golongan bahan berbahaya dapat dibuat melalui daftar bahan. Daftar

ini tidak hanya mengandung bahan yang terdefinisi dengan baik (misalnya gasoline, titik didih

60-100oC) tetapi juga meringkas kategori, seperti produk petroleun, tidak dijelaskan lebih lanjut.

Klasifikasi dan penilaian limbah berbahaya dibuat menurut sifat fisiko-kimianya (padat/cair, titik

didih, titik nyala, data toksisitas).

Penetapan limbah pada salah satu daftar kategori bahaya adalah sulit, jika mereka merupakan

campuran padatan atau cairan (larutan). Peraturan bahan berbahaya memberikan petunjuk

bagaimana mengklasifikasi limbah. Tetapi untuk ini perlu mengetahui konstituen dan sifat

bahaya limbah. Oleh karena itu klasifikasi limbah berbahaya biasanya merupakan tugas

kimiawan. Amatir hanya dapat mengerjakan jika ada kategori tertentu karena biasanya kasusnya

untuk limbah umum atau jika bahan dapat ditentukan dengan metode uji sederhana.

Untuk limbah transportasi jalan ada petunjuk khusus seperti peraturan bahan berbahaya untuk

transportasi jalan atau jalan kereta api (dangerous goods ordinance for road and railroad

transportation), yang memerlukan evaluasi dan klasifikasi bahan berbahaya. Jadi, limbah

berbahaya harus ditentukan untuk kelas bahaya sesuai dengan sifat bahayanya.

Klas Notasi Contoh

1 Explosive substances and materials containing explosive Kembang api, amunisi

2 Gases Propane, butane, asetilen

3. Flammable liquid substances Alcohol, aseton

4.1 Flammable solid substances Limbah nitroselulosa, limbah karet

4.2 Self-igniting substances Limbah seluloid ,limbah katun yang mengandung minyak

4.3 Substances forming flammable gases Limbah kalsium karbida, logam alkali

5.1 Oxidizing substances Formulasi mengandung ammonium nitrat

5.2 Organic peroxides Asam peroksiasetat

6.1 Toxic substances Kontainer kosong bekas pestisida yang tidak bersih, kemikalia tertentu

6.2 Infectious materials Limbah rumah sakit (material bekas operasi, syringe, jarum suntik)

7 Radioactive materials Limbah radioaktif dengan spesifik aktivitas rendah (mis tritium dari riset

biologi)

8 Corrosive substances Asam nitrat, asam sulfat

9 Various hazardous substances and materials Asbes, berbagai bahan polutan air

Klasifikasi limbah menurut organisasi kerjasama dan pengembangan ekonomi, OECD

(Organization for Economic Cooperation and Development). Di dalam OECD ada istilah yang

disebut ‘traffic light lists’ yang harus diikuti selagi transboundary transportasi limbah. Untuk

limbah yang dapat di daur ulang ada kontrol yang berorientasi pada sifat bahaya limbah dan yang

didaftar dalam 3 warna (daftar hijau, kuning dan merah)

a. Daftar hijau

Limbah yang dikategori ke dalam daftar hijau menurut persetujuan OECD tidak akan dikontrol.

Kategori ini terdiri dari material seperti potongan logam, baja, logam non-besi, plastic, kertas,

kaca, tekstil dan kayu. Bahan berbahaya seperti limbah kimia tidak termasuk dalam kategori ini.

b. Daftar kuning

Limbah ini perlu suatu kontrol terbatas dan perlu persetujuan dari negara penerima. Limbah

dalam kelompok ini antara lain abu, kotoran/endapan, debu logam non-besi, arsen, merkuri,

limbah minyak, dan limbah lain yang mengandung kurang dari 50 mg/kg polychlorinated

biphenyl (PCB), polychlorinated terphenyl (PCT) dan polybrominated biphenyl (PBB).

c. Daftar merah

Limbah dalam kategori ini harus dikelola sebagaimana limbah untuk tujuan pembuangan.

Transportasi hanya diijinkan jika negara penyedia maupun negara penerima telah menyetujui dan

dinyatakan dalam pernyataan tertulis. Limbah ini terutama terdiri dari limbah yang mengandung

lebih dari 50 mg/kg PCB/PCT, dan yang mengandung polyhalogenated dibenzo-p-dixon, furan,

sianida, dan asbes.

d. Klasifikasi limbah menurut TRGS 201 (Juli 2002)

Dalam TGRS 201 (Technical Directive for Hazardous Substances) diberikan pedoman untuk

klasifikasi dan pelabelan limbah untuk tujuan pembuangan. Pedoman itu juga berlaku untuk

limbah-limbah yang digunakan untuk memperoleh energi termal, tetapi tidak berlaku bagi

limbah untuk mendaur ulang material. Klasifikasi diorientasikan pada resiko yang mungkin

muncul. Resiko paling tinggi yang mungkin terjadi menentukan klasifikasi.

Tabel 2. Kemungkinan resiko yang muncul dari limbah.

Resiko fisiko-kimia Resiko Kesehatan Resiko Lingkungan

Huruf kode untuk simbol bahaya Keterangan bahaya Huruf kode untuk simbol bahaya

Keterangan bahaya Huruf kode untuk simbol bahaya Keterangan bahaya

E Eksplosif /mudah meledak (Explosive) T+ Sangat beracun (Very toxic) N Bahaya untuk

lingkungan

O Pengoksidasi (Oxidizing ) T Beracun (Toxic) R52-53: bahaya bagi organisme akuatik, dapat

menyebabkan efek merugikan dalam jangka panjang di dlm lingkungan perairan

F+ Amat sangat mudah terbakar (Extremely flammable) C Korosif (Corrosive) R53: dapat

menyebabkan efek merugikan dalam jangka panjang di dlm lingkungan perairan

F Sangat mudah terbakar (Highly flammable) Xn Berbahaya (Harmful) R59: berbahaya untuk

lapisan ozon

Mudah terbakar

R10: flammable Xi Iritan (Irritant)

Sesuai aturan, tidak lebih dari satu keterangan bahaya diseleksi tiap kelompok. Tidak termasuk

konstituen dalam limbah yang mengalami reaksi berbahaya antara satu dengan yang lain.

BAB IV

KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Fungisida adalah pestisida yang secara spesifik membunuh atau menghambat cendawan

penyebab penyakit. Fungisida dapat berbentuk cair (paling banyak digunakan), gas, butiran, dan

serbuk.

2. Dari delapan pestisida dengan jenis Fungsisida aplikasi yang digunakan adalah penyemprotan,

penyiraman dan perlakuan pratanam.

DAFTAR PUSTAKA

Atmawidjaja Sudana,dkk.2004.Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Residu Pestisida Metidation

pada Tomat. Bandung: IPB

Badan Standarissasi Nasional. Sistem Pangan Organik. SNI 01-6729-2002.

Djafaruddin.2008.Dasar-dasar Pengendalian Penyakit Tanaman.Bumi Aksara:Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Fungisida, diakses pada tanggal 14 April 2011

hhtp://www.wikipedia.org/pestisida, diakses tanggal 11 Maret 2011

http://www.wikipedia.org/perlindungan-diri, diakses tanggal 11 Maret 2011

Pracaya.2007.Hama dan Penyakit Tanaman.Penebar Swadaya:Jakarta.