PENGARUH AIR ASAM TAMBANG TERHADAP LINGKUNGAN AIR DAN PENANGANNYA

2
Pengaruh Air Asam Tambang Terhadap Lingkungan Air dan Penangananya Key issue Sektor pertambangan hingga saat ini masih tetap menjadi salah satu sektor utama yang menggerakkan roda perekonomian Indonesia. Selain dalam bidang ekonomi, pertambangan juga berperan dalam hal ketersedian energi listrik. Batubara masih menjadi bahan utama dalam kegiatan pembangkitan listrik bertenaga uap. Meskipun demikian, pertambangan juga memiliki berbagai dampak negatif seperti berubahnya bentang alam yang berujung pada kerusakan lingkungan. Bukti nyata bahwa sektor tambang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan adalah mengenai masalah air asam tambang. Air asam tambang dengan sifat keasaman yang tinggi dan berbagai kandungan logam ketika bercampur dengan lingkungan air akan menyebabkan rusaknya lingkungan air tersebut. Lalu bagaimanakah metode- metode yang harus diterapkan untuk menanggulangi masalah air asam tambang? Key finding Air asam tambang (AAT) terbentuk saat mineral sulphida tertentu yang ada pada batuan terpapar dengan kondisi dimana terdapat air dan oksigen (sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam. Hasil reaksi kimia ini, beserta air yang sifatnya asam, dapat keluar dari asalnya jika terdapat air penggelontor yang cukup, umumnya air hujan yang pada timbunan batuan dapat mengalami infiltrasi/perkolasi. Air yang keluar dari sumber-nya inilah yang lazimnya disebut dengan istilah AAT tersebut. Terbentuknya AAT ditandai oleh satu atau lebih karakteristik kualitas air seperti nilai pH yang rendah (1.5 – 4); konsentrasi logam terlarut yang tinggi, seperti logam besi, aluminium, mangan, cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury; nilai acidity yang tinggi (50 – 1500 mg/L CaCO3); nilai sulphate yang tinggi (500 – 10.000 mg/L; nilai salinitas (1 – 20 mS/cm); serta konsentrasi oksigen terlarut yang rendah. Air yang tadinya aman untuk dikonsumsi ketika tercampur dengan air asam tambang menjadi bahaya apabila dipaksakan untuk dikonsumsi. Dampak nyata dari air asam tambang terhadap sumber air dapat dilihat pada Rio Tinto River di Spanyol dimana airnya menjadi berwarna kemerahan karena terkena aliran air asam tambang yang berasal dari pertambangan tembaga, emas dan perak di sekitar sungai yang hampir 5000 tahun beroperasi. Adanya air asam tambang tersebut membuat air yang mengalir di sepanjang Rio Tinto River menjadi sangat berbahaya dan tidak dapat dikonsumsi sama sekali. Hal tersebut Karena tingginya kandungan asam dan mineral berbahaya yang terkandung dalam air sungai tersebut. Meskipun demikian, permasalahan air asam tambang bukan merupakan masalah yang tidak memiliki solusi. Terdapat metode pencegahan dan penanganan air asam tambang. Tindakan pencegahan terbentuknya air asam tambang dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut: a. Penempatan Selektif, yaitu dengan menempatkan batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang dengan batuan yang tidak berpotensi ke tempat yang terpisah dengan cara ditimbun. Kemudian lokasi penimbunan batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang ditempatkan sejauh mungkin dari aliran air. Selanjutnya rembesan-rembesan dikumpulkan pada satu lokasi. b. In hibisi Bakteri; Thiobaccilus ferrooxidans merupakan bakteri yang berperan dalam proses pembentukan air asam tambang. Dengan menghambat perkembangan bakteri ini dapat mengurangi proses pembentukan air asam. Thiobaccilus ini dapat bertahan dalam kondisi lingkungan asam karena memiliki lapisan film yang melindunginya. Lalu bagaimana dengan air asam tambang yang sudah terbentuk? Seperti yang dilakukan oleh Green Mining (Berau Coal), pengelolaan air asam tambang dapat dilkukan secara kimiawi dengan menggunakan senyawa alkali kapur padam (Ca(OH)2) yang didapatkan dari industri kapur padam masyarakat di sekitar Berau. Air asam tambang yang dihasilkan terlebih dahulu dialirkan ke sediment pond yang bertujuan untuk mengendapkan partikel-partikel padat tersuspensi yang ada dalam air asam tambang. Kemudian dinetralkan dengan menambahkan kapur padam melalui Liming Box yang digerakkan oleh tekanan air. Setelah air asam tambang netral, kemudian diendapkan melalui beberapa kompartemen settling pond. Setelah prosesnya selesai baru dialirkan dialirkan ke badan air atau sungai sehingga sungai tidak akan tercemar dan tetap aman jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih. Kesimpulan a. Air asam tambang memberikan dampak negatif terhadap sumber air yang dikenainya b. Pembentukan air asam tambang dapat dicegah dengan menimbun batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang ditempat yang jauh dari aliran air atau dengan menghambat perkembangan bakteri yang berperan dalam pembentukan air asam tambang c. Air asam tambang yang sudah terbentuk dapat dinetralkan dengan diendapkan terlebih dahulu dan diikuti dengan penambahan senyawa alkali kapur padam Skema Daftar Pustaka Nicholas Jackson dan Rachel(___). Rio Tiinto (Red River) [Online]. Tersedia: http://www.atlasobscura.com/places/rio-tinto (Diakses tanggal 1 Oktober 2015) Agung Priyanto(___). Bahaya Air Asam Tambang [Online]. Tersedia: http://www.kompasiana.com/alyasfather/bahaya-air-asam-tambang_5500081aa33311936f50fa91 (Diakses tanggal 1 Oktober 2015) Muhammad Soni Abfertiawan(2011). Konsep Pencegahan Air Asam Tambang (Bagian 1) [Online]. Tersedia: http://abfertiawan.blog.com/2011/12/konsep-pencegahan-air-asam-tambang-bagian-1/ (Diakses tanggal 1 Oktober 2015) Dampak Negatif Pertambangan Terbentuknya Air Asam Tambang Rusaknya Lingkungan Air apabila terkena AAT Solusi penanganan: Pencegahan dan penetralan

Transcript of PENGARUH AIR ASAM TAMBANG TERHADAP LINGKUNGAN AIR DAN PENANGANNYA

Page 1: PENGARUH AIR ASAM TAMBANG TERHADAP LINGKUNGAN AIR DAN PENANGANNYA

Pengaruh Air Asam Tambang Terhadap Lingkungan Air dan Penangananya

Key issue

Sektor pertambangan hingga saat ini masih tetap menjadi salah satu sektor utama yang menggerakkan roda

perekonomian Indonesia. Selain dalam bidang ekonomi, pertambangan juga berperan dalam hal ketersedian

energi listrik. Batubara masih menjadi bahan utama dalam kegiatan pembangkitan listrik bertenaga uap. Meskipun

demikian, pertambangan juga memiliki berbagai dampak negatif seperti berubahnya bentang alam yang berujung

pada kerusakan lingkungan. Bukti nyata bahwa sektor tambang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan adalah

mengenai masalah air asam tambang.

Air asam tambang dengan sifat

keasaman yang tinggi dan berbagai

kandungan logam ketika bercampur

dengan lingkungan air akan

menyebabkan rusaknya lingkungan air

tersebut. Lalu bagaimanakah metode-

metode yang harus diterapkan untuk

menanggulangi masalah air asam

tambang?

Key finding

Air asam tambang (AAT) terbentuk saat

mineral sulphida tertentu yang ada

pada batuan terpapar dengan kondisi

dimana terdapat air dan oksigen

(sebagai faktor utama) yang menyebabkan terjadinya proses oksidasi dan menghasilkan air dengan kondisi asam.

Hasil reaksi kimia ini, beserta air yang sifatnya asam, dapat keluar dari asalnya jika terdapat air penggelontor yang

cukup, umumnya air hujan yang pada timbunan batuan dapat mengalami infiltrasi/perkolasi. Air yang keluar dari

sumber-nya inilah yang lazimnya disebut dengan istilah AAT tersebut. Terbentuknya AAT ditandai oleh satu atau

lebih karakteristik kualitas air seperti nilai pH yang rendah (1.5 – 4); konsentrasi logam terlarut yang tinggi, seperti

logam besi, aluminium, mangan, cadmium, tembaga, timbal, seng, arsenik dan mercury; nilai acidity yang tinggi

(50 – 1500 mg/L CaCO3); nilai sulphate yang tinggi (500 – 10.000 mg/L; nilai salinitas (1 – 20 mS/cm); serta

konsentrasi oksigen terlarut yang rendah.

Air yang tadinya aman untuk dikonsumsi ketika tercampur dengan air asam tambang menjadi bahaya apabila

dipaksakan untuk dikonsumsi. Dampak nyata dari air asam tambang terhadap sumber air dapat dilihat pada Rio

Tinto River di Spanyol dimana airnya menjadi berwarna kemerahan karena terkena aliran air asam tambang yang

berasal dari pertambangan tembaga, emas dan perak di sekitar sungai yang hampir 5000 tahun beroperasi. Adanya

air asam tambang tersebut membuat air yang mengalir di sepanjang Rio Tinto River menjadi sangat berbahaya

dan tidak dapat dikonsumsi sama sekali. Hal tersebut Karena tingginya kandungan asam dan mineral berbahaya

yang terkandung dalam air sungai tersebut.

Meskipun demikian, permasalahan air asam tambang bukan merupakan masalah yang tidak memiliki solusi.

Terdapat metode pencegahan dan penanganan air asam tambang.

Tindakan pencegahan terbentuknya air asam tambang dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut:

a. Penempatan Selektif, yaitu dengan menempatkan batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang

dengan batuan yang tidak berpotensi ke tempat yang terpisah dengan cara ditimbun. Kemudian lokasi

penimbunan batuan yang berpotensi membentuk air asam tambang ditempatkan sejauh mungkin dari

aliran air. Selanjutnya rembesan-rembesan dikumpulkan pada satu lokasi.

b. In hibisi Bakteri; Thiobaccilus ferrooxidans merupakan bakteri yang berperan dalam proses pembentukan

air asam tambang. Dengan menghambat perkembangan bakteri ini dapat mengurangi proses

pembentukan air asam. Thiobaccilus ini dapat bertahan dalam kondisi lingkungan asam karena memiliki

lapisan film yang melindunginya.

Lalu bagaimana dengan air asam tambang yang sudah terbentuk? Seperti yang dilakukan oleh Green Mining (Berau

Coal), pengelolaan air asam tambang dapat dilkukan secara kimiawi dengan menggunakan senyawa alkali kapur

padam (Ca(OH)2) yang didapatkan dari industri kapur padam masyarakat di sekitar Berau. Air asam tambang yang

dihasilkan terlebih dahulu dialirkan ke sediment pond yang bertujuan untuk mengendapkan partikel-partikel padat

tersuspensi yang ada dalam air asam tambang. Kemudian dinetralkan dengan menambahkan kapur padam melalui

Liming Box yang digerakkan oleh tekanan air. Setelah air asam tambang netral, kemudian diendapkan melalui

beberapa kompartemen settling pond. Setelah prosesnya selesai baru dialirkan dialirkan ke badan air atau sungai

sehingga sungai tidak akan tercemar dan tetap aman jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih.

Kesimpulan

a. Air asam tambang memberikan dampak negatif terhadap sumber air yang dikenainya

b. Pembentukan air asam tambang dapat dicegah dengan menimbun batuan yang berpotensi membentuk

air asam tambang ditempat yang jauh dari aliran air atau dengan menghambat perkembangan bakteri

yang berperan dalam pembentukan air asam tambang

c. Air asam tambang yang sudah terbentuk dapat dinetralkan dengan diendapkan terlebih dahulu dan diikuti

dengan penambahan senyawa alkali kapur padam

Skema

Daftar Pustaka

Nicholas Jackson dan Rachel(___). Rio Tiinto (Red River) [Online]. Tersedia:

http://www.atlasobscura.com/places/rio-tinto (Diakses tanggal 1 Oktober 2015)

Agung Priyanto(___). Bahaya Air Asam Tambang [Online]. Tersedia:

http://www.kompasiana.com/alyasfather/bahaya-air-asam-tambang_5500081aa33311936f50fa91 (Diakses

tanggal 1 Oktober 2015)

Muhammad Soni Abfertiawan(2011). Konsep Pencegahan Air Asam Tambang (Bagian 1) [Online]. Tersedia:

http://abfertiawan.blog.com/2011/12/konsep-pencegahan-air-asam-tambang-bagian-1/ (Diakses tanggal 1

Oktober 2015)

Dampak Negatif

Pertambangan

Terbentuknya Air Asam Tambang

Rusaknya Lingkungan Air apabila terkena

AAT

Solusi penanganan: Pencegahan

dan penetralan

Page 2: PENGARUH AIR ASAM TAMBANG TERHADAP LINGKUNGAN AIR DAN PENANGANNYA

Lampiran

a. Ilustrasi penanganan air asam tambang – pencegahan

b. Ilustrasi penanganan air asam tambang – penetralan

PENGARUH AIR ASAM TAMBANG TERHADAP

LINGKUNGAN AIR DAN PENANGANNYA

Oleh

Fathur Rozaq

12113059

Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan

Institut Teknologi Bandung

2015