Pengaplikasian Beton Prategang

26
PELAKSANAAN BETON PRATEGANG PRECAST CONCRETE U Pre-tensioning adalah prinsip cara penegangan dengan tendon ditegangkan dengan alat pembantu sebelum tendon dicor atau sebelum beton mengeras dan gaya prategang dipertahankan sampai beton cukup keras. Post-tensioning adalah prinsip cara penegangan dengan kondisi beton yang telah terlebih dahulu dicor dan dibiarkan mengeras sebelum diberi gaya prategangan, dan sistem inilah yang digunakan dalam proses stressing U girder pada proyek pembangunan FO Amplas. Penggunaan system Post-tensioning dipilih karena pertimbangan : 1. Keterbatasan lahan di proyek FO Amplas untuk menjadi lokasi pencetakan grider. 2. Dibutuhkan bentuk tendon yang melengkung. Pengerjaan stressing dengan cara pre-tension akan sulit untuk membentuk tendon yang melengkung. 3. Dengan panjang grider 37,9 m , penggunaan system pre-tension akan mahal dalam hal begisting. 4. Kemudahan pelaksanaan. Metode kerja stressing grider post-tensioning mengutamakan baja dalam posisi seperti profil yang telah ditentukan, lalu dicor dalam beton (grouting), lekatan dihindarkan dengan menyelubungi baja dengan membuat saluran/pipa untuk instalasi kabel. Post-

description

beton prategang

Transcript of Pengaplikasian Beton Prategang

Page 1: Pengaplikasian Beton Prategang

PELAKSANAAN BETON PRATEGANG

PRECAST CONCRETE U

Pre-tensioning adalah prinsip cara penegangan dengan tendon

ditegangkan dengan alat pembantu sebelum tendon dicor atau sebelum beton

mengeras dan gaya prategang dipertahankan sampai beton cukup keras. Post-

tensioning adalah prinsip cara penegangan dengan kondisi beton yang telah

terlebih dahulu dicor dan dibiarkan mengeras sebelum diberi gaya prategangan,

dan sistem inilah yang digunakan dalam proses stressing U girder pada proyek

pembangunan FO Amplas. Penggunaan system Post-tensioning dipilih karena

pertimbangan :

1. Keterbatasan lahan di proyek FO Amplas untuk menjadi lokasi pencetakan

grider.

2. Dibutuhkan bentuk tendon yang melengkung. Pengerjaan stressing dengan

cara pre-tension akan sulit untuk membentuk tendon yang melengkung.

3. Dengan panjang grider 37,9 m , penggunaan system pre-tension akan

mahal dalam hal begisting.

4. Kemudahan pelaksanaan.

Metode kerja stressing grider post-tensioning mengutamakan baja dalam

posisi seperti profil yang telah ditentukan, lalu dicor dalam beton (grouting),

lekatan dihindarkan dengan menyelubungi baja dengan membuat saluran/pipa

untuk instalasi kabel. Post-tensioning terdiri atas dua cara, sistem single dan

double. Sistem single adalah sistem stressing kabel strand dengan hanya menarik

salah satu ujung kabel strand saja. Sedang sistem double adalah sistem

penarikan kabel strand dengan mearik kedua ujung kabel. Tahapan pekerjaan

yang harus diselesaikan hingga mencapai pekerjaan pengangkatan grider

(erection) adalah sebagai berikut :

1. Perhitungan prategang Grider

2. Pelaksanaan Streesing grider dan grouting

3. Erection grider

Page 2: Pengaplikasian Beton Prategang

A. Tahapan Pekerjaan Fabrikasi Precast Concrete U Grider

Berikut merupakan langkah-langkah prosedur fabrikasi precast concrete U

Grider :

1. Pemasangan tulangan memanjang dan melintang grider.

2. Menentukan ordinat tendon prestress sesuai gambar kerja. Ordinat diukur

dari bottom rebar grider ke as tendon (Y1) atau bagian bawah tendon (Y2).

Titik ordinat tersebut ditandai (marking) dengan mengunakan cat, spidol,

atau sejenisnya.

Gambar 1 : Penentuan Koordinat titik duct tendon

3. Memasang Support bar dengan cara mengikat support bar ke tulangan

geser/sengkang berdasarkan posisi yang telah di marking.

4. Menyambung duct sesuai dengan Tipe dan panjang tendon yang

direncanakan dengan menggunakan coupler duct dan masking tape/ clotch

tape.

5. Memasukkan duct kedalam tulangan balok, kemudian duct diikat ke

support bar dengan menggunakan kawat ikat.

6. Memasukkan duct kedalam tulangan grider, kemudian duct diikat ke

support bar dengan menggunakan kawat ikat.

Page 3: Pengaplikasian Beton Prategang

Gambar 2 : Instalasi duct

4. Memasang casting pada posisi angkur hidup, sebelumnya casting dipasang

terlebih dahulu pada box casting yang terbuat dari multiplek.

5. Memasang bursting steel pada posisi angkur hidup dan angkur mati.

Bursting steel merupakan tambahan penulangan yang berfungsi sebagai

penahan gaya radial untuk mencegah terjadinya retak/pecah pada saat

stressing.

6. Menyambut duct ke casting dengan menggunakan masking tape / cloctch

tape. Masking tape berfungsi untuk mencegah masuknya air semen

kedalam duct.

7. Memasang PE grout untuk lubang inlet/outlet saat grouting.

8. Inspeksi bersama kontraktor dan konsultan untuk memeriksa ordinat

tendon prestress dan kelengkapan aksesorisnya.

Page 4: Pengaplikasian Beton Prategang

Gambar 3 : Grider siap di Cor

9. Pemasangan formwork grider

10. Pengecoran

Page 5: Pengaplikasian Beton Prategang

Gambar 4 : Grider yang telah dicor dan akan dipindahkan

B. Pekerjaan Prestressing oleh Voorspan System Losinger

1. Material Prestressing

a. Strand

Beberapa Steel wire yang disatukan secara spiral menjadi satuan

kabel strand.

b. Duct

Pembungkus strand dengan bahan dasar “galvanized zinc” yang

dibentuk berupa pipa berulir

Gambar 5 : Duct pembungkus tendon

c. Angkur-Angkur

Terdiri dari dua macam yaitu angkur hidup dan angkur mati

Page 6: Pengaplikasian Beton Prategang

Gambar 6 : Angkur Hidup

Gambar 7 : Angkur Mati

d. Non Shrink additive untuk grouting

Mixing beton yang digunakan untuk mengisi selongsong / duct

setelah stressing dengan campuran semen, air, additive.

2. Peralatan Pekerjaan Prestressing

Untuk persiapan pekerjaan stressing kabel strand diperlukan kelengkapan

alat. Adapun alat yang digunakan adalah:

a. Hydrolic Pum, PE 550 ( 1 Phase)

Power : 10 A

Voltage : 220 Volt

Page 7: Pengaplikasian Beton Prategang

Max Pressure : 10.000 Psi

Capacity Tank : 9 Liter

Gambar 8 : Hydrolic Pump PE 550 ( 1 Phase)

b. Hydrolic Jack TCH

Capacity : 20 T

Piston Area “Pull” : 4.248 mm2

Piston Area “return” : 3.016 mm2

Weight : 17 Kg

Stroke : 300 mm

Gambar 9 : Hydrolic Jack TCH

Page 8: Pengaplikasian Beton Prategang

c. Hydrolic Jack SA 507 / ZPE – 7 / A (7S)

Capacity : 105 T

Pull : 393 bar

Pull max : 492 bar

Return Max : 492 bar

Tensionning Press : 690 Bar

Piston area “pull” : 20.360 mm2

Piston area “return” : 9.750 mm2

Weight : 140 kg

Stroke : 160 mm

Gambar 10 : Hydrolic Jack SA 507 / ZPE – 7 / A (7S)

Page 9: Pengaplikasian Beton Prategang

MaterialPabrikasi strandInstalasi strandInstall hook

Pemasangan Angkur hidup dan Angkur Mati

Inspeksi Bersama Kontraktor

Pengecoran

Kuat Beton Saat Transfer

Stressing

Evaluasi Hasil Stressing

Grouting

Selesai

Spesifikasi Gambar Kerja

tidak

Menunggu Kuat Beton Transfer tercapai

tidak

ok

tidak

3. Alur Kerja Pekerjaan Prestressing

Page 10: Pengaplikasian Beton Prategang

C. Erection PCU Grider dengan Portal Hoise

Sebelum dilakukan pekerjaan erection dengan menggunakan portal hoise, ada

beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu:

1. Survei lapangan

a. Penetapan penempatan stock grider

b. Penetapan jalan portal hoise

c. Penetapan penempatan kaki portal hoise tanah harus keras

d. Membuat metode kerja, system pelaksanaan erection dengan portal

hise

2. Persiapan Lokasi Kerja

a. Persiapan material dan alat pendukung pekerjaan erection

b. Persiapan lokasi kerja penempatan setting portal dan hoise crane

c. Persiapan lokasi penempatan stock grider dan jalan portal harus betul-

betul padat dan rata

d. Lokasi kerja erection kemiringan tanah tidak lebih dari 5 %

e. Penempatan stock grider dibawah jembatan dan diatur sesuai rencana

f. Susunan penempatan stock grider harus disesuaikan dengan urutan

erection

g. Mengukur jarak bentangan apakah sudah sesuai dengan grider yang

akan dipasang

h. Grouting penempatan bearing pad harus rata dan penempatan bearing

pad diberi tanda yang jelas

i. Mengukur jarak aman portal gantry terhadap jalan lalu lintas

kendaraan

j. Perencanaan manajemen traffic meliputi (SMK3 dan 5R)

3. Periapan Stock grider

a. Menentukan lokasi stock grider sesuai dengan kondisi actual ruang

yang ada

b. Pengaturan posisi letak grider sebelum di stressing

c. Lokasi penempatan stock grider harus benar – benar padat dan rata

d. Penempatan stock grider diantara antar pier/pilar sebagian sisi kiri,

dan sebagian sisi kanan

Page 11: Pengaplikasian Beton Prategang

e. Susunan penempatan grider disesuaikan urutan erection

f. Stock grider disetting diatas sleeper dengan posisi sejajar dengan

jembatan

g. Pondasi stressing bagian ujung harus betul – betul kuat.

4. Proses Erection:

a. Pelaksanaan penyetelan portal dilokasi pengangkatan

b. Pemasangan sabuk angkat grider

c. Tes beban angkat

d. Proses pengangkatan grider

e. Proses perletakan grider diatas bearing pad

f. Pengangkatan grider selanjutnya

D. Prosedur Kerja Stressing

1. Pekerjaan Instalasi

Pemasangan strand mengikuti pekerjaan pembesian balok. Tahapan

pekerjaan pemasangan strand adalah sebagai berikut :

a. Pemasangan Scaffolding

b. Pemasangan formwork/bekesting

c. Pemasangan tulangan memanjang balok

d. Menentukan ordinat tendon prestress sesuai gambar kerja. Ordinat

diukur dari dasar bekesting balok ke as tendon atau bagian bawah

tendon. Titik ordinat tersebut ditandai/marking dengan menggunakan

cat/spidol

e. Memasang support bar dengan cara mengikat support bar ke tulangan

geser/ sengkang berdasarkan posisi yang telah di marking

f. Menyambung duct sesuai dengan tipe dan panjang tendon yang

direncanakan dengan mengunakan coupler duct dan cloth tape

g. Memasukkan duct kedalam tulangan balok, kemudian duct diikat ke

support bar dengan menggunakan kawat ikat

h. Memasang casting pada posisi angkur hidup, sebelumnya casting

dipasang terlebih dahulu pad box casting yang terbuat dari multiplek

Page 12: Pengaplikasian Beton Prategang

i. Memasang bursting steel pada posisi angkur hidup dan angkur mati,

bursting steel merupakan tambahan penulangan pada saat stressing

j. Menyambung duct ke casting dengan menggunakan cloth tape. Cloth

tape berfungsi untuk mencegah masuknya air semen ke dalam duct

k. Memasukkan strand kedalam duct dengan cara menusuk strand satu

per satu dari arah angkur mati kea rah angkur hidup hingga tercapai

jumlah starnd sesuai dengan rencana. Untuk tendon panjang >50 m

maka strand dapat dimasukkan melalu tengah bentang

l. Memasang U plate untuk angkur mati tipe h dapat langsung dipasang

sesuai dengan posisi dalam gambar kerja

m. Memasang grout vent dan pe grout untuk lubang inlet/outlet saat

grouting

n. Pembuatan stressing pocket (lubang untuk stressing berdasarkan

ukuran dan tipe tendon stressing

o. Inspeksi bersama kontraktor dan konsultan untuk memeriksa ordinat

tendon prestress dan kelengkapan aksesorisnya

p. Persetujuan kontraktor/konsultan, kemudian pengecoran

2. Pekerjaan Stressing

a. Ijin pelaksanaan stressing dari Main Kontraktor dengan dilampiri hasil

pengujian kuat tekan beton.

b. Pembongkaran bekesting pada stressing pocket hingga posisi casting

terbuka dan benar-benar bersih dari sisa pengecoran

c. Persiapan peralayan stressing pada titik- titik penarikan dan lampu

penerangan jika stressing dilakukan pada malam hari dari atau pada

area yang kurang terang

d. Pemasangan platform stressing dan penggantung jack

e. Pemasangan anchor blok sesuai dengan tipe tendon

f. Memasang wedges / baji pada lubang – lubang anchor block. Wedges

terlebih dahulu dilumuri dengan grease/gemuk

g. Memasang chair di belakang anchor block agara posisi wedges bebas

pada saat penarikan

Page 13: Pengaplikasian Beton Prategang

h. Stressing jack dipasang dan dirapatkan kea rah casting sehingga posisi

casting , anchor head dan stressing head rapat

Gambar 12 : Pekerjaan persiapan pra stressing

i. Mempersiapkan form – form pencatatan hasil penarikan, alat tulis dan

kalkulator. Kemudian menghubungkan hydrolic pump dengan power

listrik untuk pelaksanaan stressing

j. Selama stressing dicatat pembacaan manometer dan perpanjangan

strand yang terjadi pada formulir stressing.

k. Data yang dicatat dibandingkan dengan perhitungan teoritis da nada

batasan bahwa deviasi terhadap teoritis tidak boleh lebih (+) atau

kurang (-) dari 7%

l. Jika terjadi deviasi kurang (-) dari 7% maka langsung diadakan

penarikan ulang tanpa melepas/menghilangkan gaya yang sudah ada.

Dan jika terjadi deviasi lebih dari (+) 7% maka hasil stressing akan

digambarkan pada sebuah grafik untuk melihat penyebab terjadinya

penyimpangan tersebut

m. Hasil pencatatan stressing akan diserahkan kepada pihak konsultan

pengawas untuk dievaluasi dan pekerjaan selanjutnya baru dapat

dilaksanakan setelah pekerjaan stressing disetujui dan diterima oleh

pengawas

Page 14: Pengaplikasian Beton Prategang

n. Pekerjaan selanjutnya adalahn menutup anchor block/barrel dengan

adukan semen untuk persiapan pekerjaan grouting

Gambar 13 : Metode Stressing

3. Pekerjaan Grouting

Grouting adalah proses pengisian rongga udara antara strand dengan

duct dan rongga pada bagian dalam casting dengan bahan grout.

Tujuannya adalah untuk menjaga bahaya korosi juga untuk mengikat

strand dengan beton disekelilingnya menjadi satu kesatuan. Digunakan

campuran semen dengan air dan ditambahkan non shrinkage additives.

a. Ijin pelaksanaan grouting

Page 15: Pengaplikasian Beton Prategang

b. Persiapan material grouting diantaranya semen PC, air bersih dan

additive. Banyaknya material disesuaikan dengan komposisi yang

telah disetujui

c. Persiapan lubang-lubang inlet dan outlet serta membersihkan jika ada

sumbatanpada lubang tersebut

d. Air dimasukkan kedalam mixer, disusul semen PC dan additive

kemudian diaduk hingga mencapai campuran yang homogen.

e. Grout pump dihubungkan dengan lubang inlet dengan menggunakan

hose dan selang grouting

f. Mortar grouting dipompa kedalam tendon melalui lubang inlet hingga

keluar melalui lubang outlet benar-benar kental lalu tutup lubang

tersebut beberapa saat.

Gambar 14 : Proses Grouting PC U Grider

Page 16: Pengaplikasian Beton Prategang

g. Setelah tekanan pada manometer grout pump mencapai 5 Mpa, tekuk

PE grout pada lubang inlet dan ikat dengan kawat ikat sehingga rapat

h. Setelah hasil grouting diterima maka strand pada stressing lenght

dapat dipotong setelah 12 jam

Gambar 15 : Pemotongan kabel Strand

E. Prosedur Kerja Erection Grider

Erection PC U Girder dengan menggunakan sistem Portal Hoise

merupakan pengembangan dari sistem Mobile Crane, dimana karena faktor

lokasi dan juga biaya pelaksanaan maka untuk mengatasinya dengan cara

membuat peralatan pengganti Mobile Crane. Langkah-langkah untuk

melaksanakan pekerjaan erection PC U Girder dengan sistem portal hoise

adalah sebagai berikut :

1. Sistem erection PC U Girder

Sistem erection PC U Girder dilakukan dengan mengangkat girder ke atas

pier jembatan layang dengan mengunakan portal hoise.

Page 17: Pengaplikasian Beton Prategang

Gambar 16 : Model Portal Hoise

2. Pemasangan Portal Hoise

a. Memasang kaki portal diaspal atau ditanah dengan diberi alas pondasi

dengan tinggi serta lebar portal disesuaikan dengan ukuran jembatan

laying

b. Mesin gantry pengangkat memakai roda trolly dipasang diatas portal

untuk pengangkatan dan penggeseran girder

Page 18: Pengaplikasian Beton Prategang

c. Pemasangan portal dilakukan oleh subkon pembuat portal hoise,

hingga siap difungsikan.

d. Portal hoise crane bisa bergerak ke arah memanjang dan arah

melintang jalan.

e. Jarak Hoise crane terhadap pilar menyesuaikan titik angkat girder.

Posisi portal masing-masing berada diatas titik angkat girder.

3. Pengangkatan girder memakai gantry crane

a. Sling angkat mesin gantry crane dikaitkan ke titik angkat girder

b. Mesin gantry crane dengan tenaga motor elektrik mengangkat girder

keatas pier sampai posisi girder sejajar dengan tinggi pier

c. Pengangkatan girder dilakukan pelan-pelan, dilihat ketepatan

posisinya.

d. Pengangkatan ujung-ujung girder secara bersamaan.

e. Pengangkatan girder sesuai urutan pengangkatan.

Gambar 17 : Pengangkatan Balok PC U Grider

4. Menggeser girder dan menempatkan ke posisi dudukannya

a. Trolly Gantry crane dengan tenaga motor elektrik berjalan membawa

girder keatas pier

b. Girder digeser sampai pada posisi letaknya

c. Memastikan posisi girder sudah tepat pada letaknya

d. Lantai dudukan bearing harus benar-benar rata

e. Memasang bearing pad harus sesuai dengan tanda yang telah dibuat

f. Girder diturunkan pelan-pelan dan dilihat ketepatan posisinya

Page 19: Pengaplikasian Beton Prategang

Gambar 18 : Proses Penggeseran Balok PC U Grider Ketempatnya

5. Finishing dengan memasang brussing pengaman girder

a. Mengontrol ulang untuk memastikan letak serta posisi girder

terpasang dengan sempurna

b. Jika dirasa pemasangan girder sudah benar-benar sempurna maka

dapat dipasang pengaman brussing dengan menggunakan besi beton

dilas antara back wall dengan shear konektor.