Tugas Beton Prategang

90
BAB I PENDAHULUAN I.1. Tinjauan umum Untuk lebih mendalami masalah konstruksi beton pratekan dan sesuai dengan petunjuk pembimbing, maka dalam tinjauan perencanaan konstruksi ini, penulis akan membahas masalah perencanaan tentang : Konstruksi : beton pratekan, untuk konstruksi bangunan atas. 3 bentang menerus Hollow Beam (30.35 – 40 – 30.35) Sistim : Sistim prategang adalah Post Tensioning, dengan gelegar cor di tempat (cast in place). Pengikatan : Pengikatan pratekan (anchorage), adalah dengan sistim Freyssinet. Maksud dari tinjauan perencanan konstruksi ini, bukan untuk bahan koreksi terhadap hasil perencanaan yang sudah dilaksanakan melainkan untuk membandingkannya dengan analisa penulis, yang dibuat berdasarkan teori dan kemampuan yang penulis miliki selama ini. I.2. Dasar-dasar perhitungan I.2.1 Type flyover a. 3 bentang menerus Hollow beam (30,35 – 40 – 30,35) Tugas Beton Prategang| 1

description

COntoh Tugas Beton pRatekan

Transcript of Tugas Beton Prategang

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Tinjauan umum Untuk lebih mendalami masalah konstruksi beton pratekan dan sesuai dengan petunjuk pembimbing, maka dalam tinjauan perencanaan konstruksi ini, penulis akan membahas masalah perencanaan tentang :Konstruksi :beton pratekan, untuk konstruksi bangunan atas. 3 bentang menerus Hollow Beam (30.35 40 30.35)Sistim :Sistim prategang adalah Post Tensioning, dengan gelegar cor di tempat (cast in place).Pengikatan :Pengikatan pratekan (anchorage), adalah dengan sistim Freyssinet.Maksud dari tinjauan perencanan konstruksi ini, bukan untuk bahan koreksi terhadap hasil perencanaan yang sudah dilaksanakan melainkan untuk membandingkannya dengan analisa penulis, yang dibuat berdasarkan teori dan kemampuan yang penulis miliki selama ini.

I.2. Dasar-dasar perhitungan I.2.1 Type flyover a. 3 bentang menerus Hollow beam (30,35 40 30,35)

b. Potongan melintang Flyover :

I.2.2 Peraturan-peraturan yang dipakai : 1. Peraturan Muatan untuk Jembatan dan Jalan Raya (PMJR) Nomor : 12/19702. Peraturan Muatan Indonesia (PMI), tahun 19703. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI), tahun 1971

I.2.3 Bahan-bahan 1. Beton :beton klas A ck = 400 kg/cm22. Baja prategang:Baja prategang type standard au = 17.500 kg/cm23. Baja tulangan :baja tulangan type Deformed bary = 30 kg/mm2

BAB IIPERHITUNGAN

II. Perhitungan-perhitungan II.1 Pembebanan berdasarkan PMJR 19701. Beban D terbagi rata perjalur

p = 2,2 t/m1, untuk panjang bentang lebih kecil dari 30 m. Lebar jalur lalu lintas =12,80 m, terdiri dari : Jalur lalu lintas = 3 a1 3,50= 10,50 mShoulder luar =1,55 mShoulder dalam =0,75 m=12,80 mUntuk parameter lebar :p = t/m1

2. Beban D garis P (untuk selebar 1 jalur).P = 12 ton (berlaku selebar 5,5 m)Beban per meter lebar :P1 = ton

Beban hidup per balok, adalah sebagai berikut :Koefisien kejut = = 1,267a. Beban D terbagi rata p = 1,222 x 0,629 x 1,30 = 0,999 t/m1b. Beban D garis p = 1,222 x 3,429 x 1,30 = 5,447 ton II.2 Statika Konstruksi Untuk mencari besaran-besaran reaksi perletakan, gaya lintang dan momen disuatu tampang, digunakan cara-cara sebagai yang tersebut di bawah ini : 1. Akibat beban mati (berat sendiri), digunakan method CROSS 2. Akibat beban hidup (muatan D)Untuk mencari besaran-besaran reaksi perletakan, gaya lintang dan momen pada suatu tampang akibat beban hidup, dipergunakan garis pengaruh atas empat perletakan.Untuk mencari garis pengaruh momen dan gaya lintang disuatu tampang dipergunakan cara tidak langsung, yaitu dengan bantuan garis pengaruh rekasi perletakan. Momen Inersia setiap penampang sepanjang balok adalah sama.

2a Mencari Garis Pengaruh Av.

Perletakan A dihilangkan dan dikerjakan GAYA FIKTIF : Av = 1 , kearah atas

Mb = Av . L1= L1

Mencari Mc akibat Mb = L1c = 0

Mencari garis elastic bagian BC dengan method Bidang Momen sebagai beban.

Luas bidang momen akibat Mb dan Mc F1= F2= = Rb 1= = Rc 1= = Rb2= = Rc 2= =

Mencari garis elastic bagian BC Akibat Mb = L1

Y1 = =Rc1 .==

Akibat McMc =

Y2 = = = = Persamaan garis elastis Y = Y1 + Y2 Y = =

Untuk : L1 = L3 = 30,35 mL2 = 40,00 mJadi :Yx =

Mencari persamaan garis elastic bagian AB Akibat Mb dan Mc

Rb= Rb 1 + Rb2=

Y1= = =

Akibat Av = 1.

Y2 = = =

Persamaan garis Elastis bagian AB.Y= Y1 + Y2 = = Untuk L1 = L3 = 30,35 m L2 = 40,00 mYx = ==============================================Untuk x = 30.35 m YA = =

Mencari persamaan Garis elastis bagian CD

F ==Rd =Y===Untuk L1 = L3 = 30.35 m L2 = 40.00 mYx = ==============================================Jadi Persamaan garis pengaruh Av adalah :Av = Dimana := ordinat garis elastis dibawah beban / tampang akibat Av = 1=ordinat garis elastis di A akibat Av = 1Garis pengaruh Av = garis elastis akibat Av = 1

Persamaan Umum Garis Pengaruh Av : Bagian AB (X dari B A)Yx = Bagian BC ( X dari C B)Yx = Bagian CD (X dari D C)Yx =

2b Mencari Garis Pengaruh BvBv =

Mencari Mc akibat Bv = 1

0 = Mc= =

Mencari garis elastis bagian AC

Akibat Bv = 1Z1= Z2= . Z3= = P= =

Ra1 = Rc1=

Membuat persamaan garis elastis bagian AB (Akibat Bv = 1)Y1= = =

Membuat persamaan garis elastis bagian BC (akibat Bv = 1)Y1= =

Akibat Mc.

Z1= Z2= =

Z2= Z3= = F= (L1+L2) = Ra2=

Persamaan garis elastis bagian AB (Akibat Mc).Y2= = = . x -

Persamaan garis elastis bagian BC (akibat Mc)Y2 = Super posisi garis elastis akibat Bv dan Mc.

Bagian AB ( X dari A B)Yx= Y1 + Y2= Untuk : L1 = L3 = 30,35 mL2 = 40,00 mMaka :Yx= ==============================

Mencari : X = L1 = 30.35 m = Bagian BC Yx= Y1 + Y2= Untuk : L1 = L3 = 30,35 mL2 = 40,00 mYx= ==============================

Mencari garis elastis bagian CD Z1= Z2= F= Rd=

Yx=

Untuk : L1 = L3 = 30.35 mL2 = 40.00 mYx = ==============================Persamaan Umum Garis Pengaruh Bv Bagian AB (X dari A B)Yx = Bagian BC (X dari C B)Yx = Bagian CD (X dari D C)Yx =

2c Mencari Garis Pengaruh Momen Di Suatu Tampang

Garis pengaruh momen di tampang P (P diantara A & B)Mp = Av . P Bila P = 1, dikanan tampang (tampang P)Mp = Av . P P (p - x) Bila P = 1, dikiri tampang (tampang P)Misal : pada tampang tengah-tengah AB (p = 15,175)Yx = = (bagian PB X dari B A) Garis pengaruh Mp bagian CB (x dari C B)Yx = = Garis pengaruh Mp bagian CD (Xdari D C)Yx = = Dengan cara yang sama, akan diperoleh persamaan yang lain.

2d Mencari garis pengaruh momen di tampang R Bila P = 1, dikanan tampang R, ditinjau bagian kiri : Mr = Av (L1 + r) + Bv .r (berlku dari R D) Bila P = 1, dikiri tampang R, ditinjau bagian kananMr = Dv (L2 + L3 - r) + Bv (L2 - r)( Berlaku dari R A)Dimana : garis pengaruh Dv dan Cv, mempunyai bentuk yang berbalik dengan garis pengaruh Av dan Bv.Bila : L1 + r = 30.35 + 20 = 50,35 m Gp. Mr = gp.Av (50,35) + gp.Bv (20)(berlaku dari R D)Dengan cara yang sama, maka diperoleh persamaan yang lain.

2e Mencari luas bidang akibat garis pengaruh Contoh : garis pengaruh Av pada bagian AB Yx = (X dari B A)

L1 = 30,35 mBagian Ab ( X dari B A)0 x L1 = 30.35

F= = = = [= 26,1822 M2Dengan cara yang sama, luas bidang akibat garis pengaruh dapat dihitung.

BAB IIIPERENCANAAN KONSTRUKSI

III. Perencanaan Kontruksi III.1. Perencanaan Pendahuluan Balok pemikul ;

Beban mati yang terdiri dari :a. Aspal beton = berat air qmati= 0.075 . 1.30 . 2.00 + 0.05 .1.30 . 1.00= 0.26 t/m1

EI, sepanjang balok adalah tetap = EIPerhitungan momen dengan metode Cross. Kekakuan batang : = = =0.0988 EI = = =0.1000EI=0.1988EI

Faktor Distribusi == 0.497== 0.503 Momen Primer := - = - 29,936 tm1= - = - 34,667 tm1= - 34,667 tm1= + 29,936 tm1

Av = = 3,159 ton Bv = 4,730 ton ()

ME= 3,159. = 18,001 tm1

Bv = cv= = 5,200 ton ()MF= 5,200 . 40/2 23,882 . 0,26 . (40/2)2= 28,118 tm1Catatan: Momen-momen akibat berat aspal beton dan berat air ini, tidak termasuk dalam Mmin, sebab belum ada pada waktu penarikan kabel.

b. Berat sendiri balok, yang menghasilkan Mmin = Mbs. Ini belum dapat dihitung, oleh sebaba itu Mbs ditafsir, yaitu :Mbs = 0,4 (Mhdp + Mmati)Momen akibat beban hidup dihitung berdasarkan garis pengaruh. (ditinjau tengah-tengah bentang AB = titik E).ME maximum bila : Beban D terbagi rata diatas AB dan CD Beban D terpusat diatas titik EOrdinat YE = 5,0624 M.

Luas bidang pengaruh = 36,1477 m2ME= 36,1477 . 1,037 + 5,0624 . 5,648= 66,0776 tm1

Maka : Mbs = 0,4 (Mhdp + Mmati)= 0,4 (66,0776 + 18,001)= 33,631 tm1Momen total Mt = Mmati + Mhdp + Mbs = 18,001 + 66,0776 + 33,631= 117,710 tm1Tinggi balok ditafsir : h = k Mt (harga k = 10 sampai 14)diambil k = 13h =13 = 141,043 cm diambil h = 140 cm Gaya prategang Y ditafsir sebagai berikut : T = bila atau :T= bila Sedangkan : = Maka : T = = = 129.351,648 kg Perhitungan penampang Ab (dengan tafsiran )=0.33 bk= 0.33 . 400= 132 kg/cm2Ab = =

Dicoba penampang pendahuluan seperti gambar di atas :Ab= 240 x 240 = 26.184,07346 Maka= = 2,6184 x 2,4= 6,28417

Momen-momen dihitung dengan method cross.Momen primer= - 723,56129 tm= + 837,8889 tm= - 723,56129 tm = + 837,8889 tm

BC

BABCCBCD

0,4250,5750,5750,425

837,8889+ 723,56129 723,56129+ 837,8889

+ 26, 064+ 35,258 35,258 26,064

17,629+ 17,629

+ 7,492+ 10,137 10,137 7,492

5,068+ 5,068

+ 2,154+ 2,914 2,914 2,154

1,457 1,457

+ 0,619+ 0,838+ 0,838+ 0,619

421,035+ 421,035 421,035+ 421,035

Av= = 40,9135 ton ()

= 1.420,9135. = 205,410

Bv = Cv = = 44,24 ton ()

= 2.894,24. = 65,4957

Untuk titik E, akibat berat sendiri balok :Mbs= 205,410 Mt= 12,577 + 66,0776 + 205,410= 284,0646

= = 0,72 > 0,25

T= =

= 465.006,41 Kg

3.2 Perencanaan Akhir(Tampa diijinkan tegangan tarik)3.2.1 Tinjauan Penampang awal= 0,38 . 500= 190 akhir= 0,33 . 500= 165 Sistim prategang : Post tensioning dengan anggapan kehilangan prategang adalah 15%

Besaran-besaran penampang :1. Ditinjau penampang E (tengah-tengah bentang AB)

Y1= Y2 = = 120 cmMomen Inersia :Ib= . 240 . - 2 = . - 2 = 22944000

T1 = t2= = = 65,2a. Letak kabel :ea= t1 + = 65,2 + = 82,13 cm (ternyata jauh diluar penampang, maka kabel dinaikkan dengan mengambil penutup beton = 20 cm)

Ea = 120 20 = 100 cm

b. Perhitungan T dan TaMt= 284,0646 tmT = = = 417847,9129 kgTa = = = 491585,7799 kg

c. Memeriksa kembali AbAb= = = 4436 Atau :

Ab=

=

= 6313 < 9046

d. Perhitungan luas kabel (A)

au= 17500

awal= 0,7 . au

= 0,7 . 17500

= 12250

akhir= 0,6 . au

= 0,6 . 17500

= 10500

A= = = 22,92 (menentukan)

A= = = 22,73

2. Ditinjau penampang pada tumpuan (tumpuan B)

Y1= Y2= 120 cmI= 18892095 T1= t2 = 32,1 cm

Mmati= -16,601 tmMbs= - 138,066 tmMhdp. : Mb maximum akibat beban hidup apabila kedudukan beban-beban hidup : Beban hidup terbagi rata P berada pada daerah AB dan BC. Beban hidup garis P berada pada jarak X = 11 m dikiri B (Bagian AB)

Dimana : = -2,616 m

F = -54,175

maka :

Mhdp= -54,175 . 1,037 2,616 . 5,648= -70,955 tmMt= -16,609 138,066 70,955= -255,63 tm (ternyata jatuh diluar penampanng, maka kabel dinaikan dengan mengambil penutup beton adalah 20 cm)

a. Letak kabel :

= +

T= = = 267018 kg

= 32,1 + = 76,1 cm (ternyata jatuh diluar penampanng, maka kabel dinaikan dengan mengambil penutup beton adalah 20 cm)= 65 20 = 45 cm

b. Perhitungan T dan TaMt= 225,63 tm

T= = = 292646 kg

Ta= = = 344289 kg

c. Perhitungan T dan TaAb= = = 2611 atau

Ab= = = 4435 < 9046

d. Perhitungan kabel AA= = = 28,105 (menentukan)A= =

= 27,871

3. Ditinjau penampang F (tengah-tengah bentang BC)

= = 65 cmI= 18892095 = = 32,1 cmMmati= + 3,704 tmMbs= + 31,543 tm

Mhdp: maximum akibat beban hidup apabila : Beban hidup terbagi rata P berada pada daerah BC Beban hidup garis P berada diatas tampanng F

Dimana : = 3,326 mLuas bidang pengaruh = 33,226 Mhdp= 33,226 . 1,037 + 3,326 . 5,648= 53,241 tmMt= 3,704 + 31,543 + 53,241

a. Letak kabel := + T= = = 104720 kg

= 32,1 + = 57,7 cm (ternyata jatuh diluar penampanng, maka kabel dinaikan dengan mengambil penutup beton adalah 20 cm)= 65 20 = 45 cm

b. Perhitungan T dan TaT= = = 292646 kg

Ta= = = 344289 kg

e. Perhitungan T dan Ta

Ab= = = 2611 atau

Ab= = = 4435 < 9046

f. Perhitungan kabel AA= = = 28,105 (menentukan)

A= = = 27,871

Dari tinjauan perhitungan pada ketiga tampang yang tersebut diatas maka direncanakan: Bentuk serta ukuran dari penampang balok beton adalah seperti pada gambar-gambar perhitungan diatas, dimana:Aba da = 18082 cm > Ab perlu = 8860 cm2 (pada tampang B)

Jumlah tendon:Dipakai : 3 tendon 12T 12,4 mmAtotal = 28m 224 cm2> Aperlu = 28,105 cm2(dipasang dengan jumlah yang sama panjang balok).

III.2.2 Kedudukan Kabel1 Pengabaran Bidang Momena. Akibat berat sendiriMmin disini hanya akibat berat sendiri dari balok (tidak termasuk berat sendiri aspal beton dan berat air, sebab belum ada waktu penarikan kabel)

b. Akibat beban total

2. Penggambaran garis teras atas dan bawah serta daerah aman kabel.2.a. Keadaan awal :

Pada Aa min= 0 Pada tampang E, a min= = 64,04 cm

Pada tampang B, a min= = -62,40 cm Pada tampang F, a min= = 46,62 cm2.b. Keadaan awal :

Pada Aa min= 0

Pada tampang E, a min= = 144,2 cm

Pada tampang B, a min= = -144,2 cm

Pada tampang F, a min= = 144,2 cm

3. Penempatan kabel (terpusat pada Ca)

Persamaan parabola:Y1 = 0,000822 X2Y2 = 0,0011 X2Y1 = 0,000864 X2tg = f(x)maka : 1 = 16o842 = 44o643 = 16o06

4. Penggambaran garis tekan D (C line)Gaya tarik kabel P = 824804,40 kg (dianggap merata sepanjang kabel)a. Momen primer M1 (akibat escentrisitas)P = 824804,40 kgPH = 824804,40 . cos = 822486,43 kgM1= PH . e1 = e1 = exentrisitas

b. momen Resultante M2Akibat patahan dan lengkungankabel maka akan timbul beban seperti gambar dibawah dan dari beban tersebut akan timbul momen M2, yang disebut dengan momen resultante. Beban yang timbul akibat lengkungan kabel:

PH= P.cos = 824804,40 . cos = 822486,42 kgPv= P.sin = 824804,40 . sin = 62644,64 kgM= PH. e= 822486,42 . 24

q1= = 6808 kg/mq2= = 80266 kg/mq3= = 6063 kg/m

perhitunngan momen M2 (akbat beban di atas) dipergunakan method Cross.Momen primer akibat beban lengkungan kabel.

X dari b = A (Bagian AB)Mba= + = +

= +406884 kg.mBagian BC (X dari B -> C)Mba= +

= +

= - 1804246 kg.mMcb= + 1804246 kg.m

ABCD

ABBABCCBCDDC

-0,4250,5750,5750,425-

-140682,82+ 406884- 100440- 180444- 124880- 180444- 124880+ 406884- 100440+140682,82

- 60846+ 1222+ 66846+ 1668+ 66846+ 1668- 60846+ 1222

+ 244- 824+ 480- 824+ 480+ 244

+ 102- 240+ 128- 240+ 128+ 102

+ 20- 60+ 40- 60+ 40+ 20

+ 8- 20+ 12- 20+ 12+ 8

+ 2- 6+ 2- 6+ 2+ 2

-140682,82+ 248226+ 248226+ 248226+ 248226-140682,82

Bagian AB

= 00 = Av. 30,35 + 140682,82 + 6808 . 26,35 . 80266.4.2 248226Av= - 42826 kgMx= + 140682,82 42826,88. X + (6808) (x-6)2.(6x42,60)= 24,240

ME= + 140682,82 42826,88. 24,240 + (6808) (x-6)2.(6x42,60)= -226864 kg.m

Bagian BC

= 00 = Bv. 40 + 248226 + 80266,4 . 4,48 + 6062 . 25 . 24 80286 . 4. 2 - 248226Bv= + 86064 kg

MF= + 248226 + 86064 . 24,240 80266 . 4 . 22 + 6562 18= -106226 kg.m

Gambar Bidang Momen (M2)

c. Menggambar garis tekan D (C line)a= , dari cgs line

pada tumpuan A.a= = 0

pada tumpuan E.a= = 28,80 cm

pada tumpuan B.a= = -19,42 cm

pada tumpuan F.a= = 64,04 cm

2.3 Pemeriksaan Penampang1. Ditinjau penampang E (tengah-tengah bentang AB)Penampang definitive : Ab = 18082 cm2A = 46,448 cm2 = = = 0,0063

Eb= 1000 . 800= 800000n= = = 10,40

diambil n = 10(ib)2 = = = 4066 cm2

a. Kehilangan Prategang1. Kehilangan prategang akibat elastis beton(Kabel dianggap satu lapis terpusat pada Ca) Akibat kabelJumlah tendon ; m = 3 buah

= = 240 kg/cm2

Akibat deformasiKarena kabel tidak pada Cb, maka beton pada Ca mengalami deformasi akibat beban total.Mt = 268,0242 t.mTegangan beton pada titik berat baja Ca (gambar berat baja rata-rata)

= 83 kg/cm2 n. b = 10 . 83 = 830 kg/cm2

Deformasi menambah prategang, maka akan elastis beton dan deformasi : 240 440= -200 kg/cm2

Prosentase = = -0,81 %

2. Kehilangan prategang akibat susutbs diambil = 0,0003

= = = 941 kg/cm2

Prosentase = x 100% = 3%

3. Kehilangan prategang akibat rangka betonDiambil =2,5kabel dianggap satu lapis pada Ca

kg/cm2Presentase = x 100% = 3,95 %

a. Kehilangan prategang akibat rangka bajaAkibat rangka baja kehilangan prategang diperkirakan adalah 3%Jadi total kehilangan prategang adalah akibat : Elastis + deformasi= -0,81 % Sudut beton= 3 % Rangka beton= 3,95 % rangka baja= 3 % +Total = 9,11%Kehilangan prategang total 9,11% 1,5 (sesuai dengan persyaratan PBI 1971)

2. Ditinjau penampang B (diatas tumpuan B)(penampang defitif adalah sama seperti tampang E)a. Kehilangan prateganga1. Kehilangan prategang akibat elastis beton(jumlah tendom : m = 3 buah) Akibat kabel : = at . nw = 12250 . 5 . 0,0031 = 125 kg/cm2

Akibat deformasi :Karena kabel tidak pada Cb, maka beton pada Ca mengalami deformasi akibat beton total :Mt = 225,63 . 105 kg.cmTegangan beton pada titik berat baja Ca (garis berat baja rata-rata)

= 54 kg/cm2n . b = 5 . 54 = 270 kg/cm2Deformasi menambah prategang, amak akibat elastis beton dan deformasi : 125 270 = - 145 kg/cm2Prosentase = x 100% = - 1,2%

a2. Kehilangan prategang akibat susut beton diambil = 0,0003

= 611 kg/cmProsentase = x 100% = 5 %

a3. Kehilangan prategang akibat rangka beton.Diambil = 2,5Kabel dianggap satu lapis pada Ca

= 537 kg/cm2Prosentase = x 100%= 4,4 %

a4. Kehilangan prategang akibat rangkak baja. Akibat rangkak baja kehilangan prategang diperkirakan adalah sebesar 3%Jadi total kehilangan prategang adalah, akibat : Elastis + deformasi = -1,2% Susut beton = 5,0 % Rangkak beton = 4,4% Akibat rangkak baja= 3,0% Total = 11,2 % < 15%

b. perhitungan tegangan-tegangan pada betonDalam perhitungan ini dipakai penampang idiil, dengan besaran-besaran penampang adalah sama seperti pada tampang E diatasAt = 9159 cm2Ytl = 64,3 cmYt2 = 65,7Eat = 44,3It = 1895917 cm4

b1. Akibat prategang awal : Ta = 344289 kg Pada serat atas :b = = - 90 kg/cm2 Pada serat bawah :b = = + 16 kg/cm2

b2. Akibat berat sendiri : Mbs = 138,066 tm Pada serat atas :b = = + 47 kg/cm2 Pada serat bawah :b = = - 48 kg/cm2b3. Akibat momen sekunderM = Ta . a= 344289 . 15,21= 5236636 kg.m Pada serat atasb = = + 17 kg/cm2 Pada serat bawahb = = - 18 kg/cm2Jadi dalam keadaan awal : Pada serat atas :b = - 90 + 47 + 17 = - 26 kg/cm2 Pada serat bawah :b = + 16 48 18 = - 50 kg/cm2

b4. Akibat prategang akhir Pada serat atas :b = = - 76 kg/cm2 Pada serat bawah :b = = + 13 kg/cm2

b5. Akibat beban total : Mt = 225,63 tm Pada Serat atas :b= + Pada Serat bawah :b= -

b6. Akibat Momen sekunder :M = T.a= 292646 . 15,21= 4451145 kg.cm

Pada Serat Atas :b= + Pada Serat Bawah :b= - Jadi pada keadaan akhir : Pada Serat Atas :b= - Pada Serat Bawah :b= +(gambar diagram tegangan pada beton dapat dilihat pada lampiran halaman VI.46)

c. Perhitungan Momen Retak (Mr)Beton akan retak bila tegangan tarik mencapai bu.bu

Keamanan Terhadap retak

d. Momen Ultimate (Mu)

Berdasarkan persamaan (a)

D bekerja pada titik berat bagian tekan ,yaitu sejau X dari sisi bawah (dihitung berdasarkan pendekatan bentuk balok tegangan )

III.2.4 Tegangan Geser a) Perhitungan gaya lintang berdasarkan garis pengaruha1. Garis Pengaruh DA kanan

Luas Bidang pengaruh :AB = 5,847 + 6,80 + 1,7 = + 10,974 m2CD = 0,844 + 0,422 = + 0,442 m2 +FTotal = + 11,396 m2

Jadi DAkanan = + 11,396 .p + 1 . p = + 11,396 . 1,037 + 1 . 5,648 = + 17,466 ton

a2. Garis pengaruh DB kiri

Luas Bidang pengaruh :AB = BC = +

FTotal = + 15,486 m2DB kiri= 15,486 . p + 1 . p= 15,486 . 1,037 + 5,648= 21,707 ton

a3. Garis pengaruh DB kanan

Luas Bidang pengaruhAB Av = 5,847 + 6,80 1,70 = + 10,974 m2 Bv = 20,369 3,847 = + 16,522 m2 1 = = - 25,35 m2 +

F =

BC Av = 4,45 1,62 - 14,64 = + 16,786 m2 Bv = -6,11 + 9,78 + 9,78 = + 13,45 m2 + F =

FTotal = + 2,146 + 14,64 = + 16,786 m2Jadi : DB kanan = 16,786 .p +1 . p = 16,786 . 1,037 + 1. 5,648= 23,055 ton

b.Gaya lintang total (ditinjau DBkanan)DB kanan akibat beban hidup= 23,085tonDB kanan akibat bs (aspal + air)= 3,250tonDB kanan akibat bs (balok)= 27,1375ton +DB kanan total = 53,4725 ton

Tegangan geser maximum terjadi pada Cb yang dihitung adalah sebagai berikut :

= 191291 cm3Ib = 18892095 cm4

(dihitung pada Cb, sesuai dengan diagram tegangan pada tampang B dari valaman VI.46)

.........................sesuia PBI 1971

Maka

Jadi tegangan geser aman ,tulangan sengkangnya anya diberikan praktis ( 10 20).

III.2.5 Penjangkaran Standar base plat freyssinet,adalah : type 12 T13.

a = 23,7 cm

Luas Plat : F = . = 419 cm2 (luas bersih)

Diameter Cone joint rata-rata = Panjang Cone Joint = 20 cm Gesekan antara Cone joint dengan beton : Gaya yang ditahan Cone Joint : P = = 9408 . 12250= 10003 kg

Gayaper tendom : P = A .

Sisa : = 105245 kg

Dibagian anker diperkenankan tegangan yang diijinkan lebih tinggi,mengenai hal ini diatur dalam RVB 1967 art. 4.6.5 dan 4.6.6 melihat ruwetnya keadaan tegangan di ujung balok dan belum banyak cara perhitungan yang meyakinkan,dipandang bijaksana bila diujung tersebut dipasang penulangan-penulangan extra dan jangan memakai ukuran-ukuran profil yang minimal dibagian ini,agar dengan demikian diperoleh extra keamanan.Penting pula memakai beton mutu tinggi di tempat ini.berdasarkan hasil research oleh Zielinski,J. En Rowe, R, disebutkan sebagai berikut:Di belakang anker dapat timbul tegangan tarikyang jauh lebih besar dari pada yang ditunjukan oleh analisa-analisa seccara teoritis dengan anggapan bahwa bahan homogen.Penulangan di daerah anker akanmempertinggi kekuatan mekanisme anker (beton diujung balok ), penulangannya dapat berupa net baja melintang atau sepiral-sepiral baja.Penulangan ini ditaruh di daerah X= 0,2 d sampai d dari tumpuan

Perhitungan penulangan di daerah anker berasarkan formula hasil reaserch oleh Zielinski,J. En Rowe, R, sebagai berikut :Baja anker 13 mm (disesuaikan dengan di lapangan )Gaya prategang per tendom P = 115248 kgBagian balok yang menerima pra tekan = 23,7 x 23,7 (base plat)

Untuk menghitung luas penulangan cukup di pakai 93% dari tMaka : 93 % . t = 93 / 100 . 46891= 43609 kg

Luas tulangan :

a. Bila dipakai tulangan net bersilang,dengan berpotongan 6 :

Maka diperlukan net bersilang

b. Bila memakai tulangan sepiral :Spiral

Jumlah putaran yang diperlukan = = 23,5 24 putaran

c. Bila :Dipasang net bersilangan : A = 7,96 cm2Sisanya A = 31,2 7,96 = 23,24 cm2ditrima sepiral

Jumlah putaran yang diperlukan =

III.2.6 Block AkhirDistribusi dianggap sebagai berikut:

Gaya Tarik Melintang :T . z = M ..............................................menurut percobaan z = 0,42 hT Untuk menahan T dipasang tulangan sengkag besar :As Pada daerah tarik T ini dipasang sengkang berpotongan dua

BAB IVKESIMPULAN

IV. Kesimpulan Dari hasil perhitungan yang telah kami buat diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa :A. Pada keadaan akhir masih timbul tegangan tarik pada beton, hal mana disebabkan : 1. Anggapan kami dalam perhitungan bahwa kabel adalah Concordant (Concordancy of Cable), yaitu C line berimpit dengan egs line 2. Dengan adanya kabel yang tidak concordant, maka akan timbul pergeseran C-line dari cgs line sejauh a (lihat halaman VI.39), hal mana dapat menyebabkan momen Sekunder sebesar Ta.a, pada keadaan awal dan T . a, pada keadaan akhir. Momen sekunder yang timbul sesuai dengan perhitungan kami diatas, baik dalam keadaan awal maupun pada keadaan akhir adalah membahayakan (menimbulkan pengaruh yang sama dengan beban luar terhadap balok)3. Momen sekunder ini belum dapat diperhitungkan pada perencanaan penampang (Ab dan Aa), karena C-line belum diketahui.Sedangkan C-line baru dapat dihitung apabila penampang definitif (Ab dan Aa definitif) diketahui dan juga jalannya kabel harus seudah tertentu.Maka dari itu momen sekunder ini baru dapat diperhitungkan pada perhitungan tegangan-tegangan yang terjadi pada beton.Sehingga tegangan yang timbul akibat momen sekunder ini merupakan tambahan tegangan yang tidak diperhitungkan pda perancanaan sebelumnya.

B. Untuk dapat memenuhi anggapan diatas (kabel concordant), maka perlu diadakan Transpormasi Linier, yaitu pemindahan atau pergeseran kabel (cgs -line) tanpa menyebabkan perubahan C-line.Seperti diketahui C-line disebabkan oleh beban akibat lengkungan dan patahan kabel. Sehingga kabel yang concordant mungkin dapat dibuat dengan menggeser kabel tanpa merubah sudut patahan atau sudut lengkungan.Maka bentuk lengkungan kabel tetap, beban pengaruhnya tetap, sehingga C line tetap.Dengan transpormasi linier ini dalam perencanaan balok menerus, dimana kita menginginkan suatu C-line tertentu.C-line tersebut dapat dihasilkan bermacam-macam posisi kabel dan diambil yang baik posisinya (untuk memenuhi anggapan dalam oerhitungan diatas, diambil kedudukan sds line berimpit dengan C-line = Concordancy of Cable)

C. Dalam perhitungan kami tersebut diatas, tidak diadakan transpormasi linier dengan alasan : 1. Dengan melihat tegangan-tegangan yang timbul :