Pengantar pendidikan
-
Upload
riezza-farhan -
Category
Education
-
view
201 -
download
2
Transcript of Pengantar pendidikan
ANALISIS STUDI KASUS TENTANG DAMPAK
KURANGNYA PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP
PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS ANAK DIDIK
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar
Pendidikan
Oleh
Riza Farhani 14331856
Ilham Deni R. 14331877
Nelly Anggraeni 14331882
Amalia Rachmayanti 143318
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Analisis Studi Kasus Tentang Dampak Kurangnya Perhatian Orang tua
Terhadap Perkembangan Psikologis Anak” dengan lancar dan tepat waktu.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan yang
dibimbing oleh Dian Kristiana, M.Pd.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada
1. Niken Reti Indraswati, M.Pd., selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa Inggris;
2. Dian Kristiana, M. Pd, selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengantar Pendidikan
yang senantiasa memberikan arahan serta masukan;
3. Pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan
moral maupun material.
Kami akan sangat menghargai kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat
membangun,guna perbaikan atas kekurangan serta kesalahan dalam makalah ini.
Ponorogo, 18 Desember 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………………………….. 2
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………… 2
C. Tujuan ……………………………………………………………………………….. 2
D. Manfaat ………………………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….... 3
A. Pengertian Perhatian ………………………………………………………………….. 3
B. Gambaran Objek Studi Kasus ………………………………………………………… 4
C. Metode Pengumpulan dan Analisis Data ……………………………………………. 4
D. Hasil Wawancara dan Pembahasan ………………………………………………….. 4
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………….. 8
A. Simpulan ……………………………………………………………………………. 8
B. Saran …………………………………………………………………………............ 8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 9
LAMPIRAN …………………………………………………………………………….. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tri Pusat Pendidikan adalah tiga pusat yang bertanggung jawab atas terselenggaranya
pendidikan terhadap anak yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat. istilah Tri Pusat
Pendidikan menurut UU No. 20 Tahun 2003, yang meliputi :
a) Pendidikan keluarga
b) Pendidikan sekolah
c) Pendidikan masyarakat
Tripusat pendidikan merupakan lingkungan atau faktor yang sangat berperan besar
dalam dunia pendidikan. Didalam tripusat pendidikan terdapat tiga lingkungan yang menjadi
penyebab utama dalam keberhasilan maupun penghambat bagi peserta didik untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Ada beberapa kasus yang muncul terutama dalam hal penghambat pendidikan yang
terjadi terhadap peserta didik dikarenakan buruknya ketiga lingkungan dari tripusat tersebut.
Maka dari itu kami mengambil studi kasus yang mengambil dari salah satu lingkungan yang
terdapat pada tripusat pendidikan yaitu lingkungan keluarga.
Dalam lingkungan keluarga, banyak terjadi kasus-kasus penghambat perkembangan
peserta didik dalam pendidikannya. Dan mayoritas kasus-kasus tersebut berawal dari
perhatian orang tua terhadap anaknya. Kurangnya perhatian terjadi karena berbagai alasan
seperti perceraian , kedua orang tua bekerja dan lain-lain. Dari beberapa ulasan tersebut
melatarbelakangi kami untuk melakukan analisis studi kasus dan pembuatan makalah dengan
1
judul “Analisis Studi Kasus Tentang Dampak Kurangnya Perhatian Orang Tua Terhadap
Perkembangan Psikologis Anak Didik.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini
adalah “Bagaimana Hasil Analisis Studi Kasus Tentang Dampak Kurangnya
Perhatian Orang Tua Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Didik?”
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk mendeskripsikan bagaimana hasil analisis studi kasus tentang dampak
kurangnya perhatian orang tua terhadap perkembangan psikologis anak didik.
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak berikut:
1. Penulis
Melalui makalah ini, penulis mendapatkan pengetahuan dan pengalaman. Dan hal
yang paling penting adalah penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang sudah penulis
dapatkan di mata kuliah Pengantar Pendidikan.
2. Masyarakat
Melalui makalah ini, Masyarakat bisa lebih memperhatikan kondisi nyata yang
banyak terjadi kasus pada anak didik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perhatian
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1996:754) perhatian diartikan sebagai
hal memperhatikan; apa yang diperhatikan. Sumadi Suryabrata (1989:14)
mengungkapkan, perhatian adalah perumusan tenaga psikis yang tertuju pada suatu
obyek, atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang
dilakukan. Hal ini senada dengan ungkapan Ramayulis (1994:175), bahwa perhatian
adalah merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat membantu terjadinya
interaksi dalam proses belajar mengajar. Kondisi psikologis ini dapat terbentuk
melalui dua hal, yaitu pertama, yang timbul secara intrinsik, dan yang kedua melalui
bahan pelajaran (content).
Sedangkan menurut Jalaludin Rahmat (2000:52), perhatian adalah proses
mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada
saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada
salah satu alat indera kita, dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat
indera yang lain.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah
merupakan salah satu faktor psikologis yang mempunyai sifat-sifat yang menonjol,
baik dari dalam maupun dari luar individu yang dapat membantu dalam interaksi
belajar mengajar. Yang berasal dari dalam adalah faktor biologis, sosial, kebiasaan
serta kemauan, sedangkan yang berasal dari luar adalah gerakan dan lingkungan.
3
B. Gambaran Objek Studi Kasus
Dalam analisis ini, gambaran objek analisis kami adalah seorang anak laki-laki
yang masih berada di tingkat akhir sekolah menengah pertama. Objek analisis kami
memiliki data diri sebagai berikut:
Nama : Alfan Hanafi
Usia : 14 Tahun
Alamat : Desa Joho Rt.02 Rw.05,Purwantoro,Wonogiri
Sekolah : SMPN 4 Purwantoro
C. Metode dan Analisis Data
Dalam pengumpulan data penelitian, kami menggunakan metode wawancara
langsung kepada objek studi kasus atau narasumber yang kemudian kami analisis
dengan pendukung berupa studi pustaka yang berdasarkan kepada beberapa referensi
buku, jurnal ilmiah maupun internet.
D. Hasil Wawancara dan Pembahasan
Alfan adalah seorang remaja yang terkenal sebagai remaja yang nakal dalam
masyarakat. Dia sering bergaul dengan orang-orang yang lebih tua dari usianya dan
sering mengikuti atau meniru kebiasaan dari mereka seperti mabuk mabukan,
merokok dan keluar malam. Semua itu dikarenakan kedua orang tuanya merantau di
Jakarta. Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan dan ibunya bekerja sebagai penjaga
kos di sana. Kedua orang tuanya harus membanting tulang ke Jakarta sebab di tempat
mereka tinggal tidak ada lowongan pekerjaan dengan upah yang bisa mencukupi
kehidupan sehari-harinya. Dengan kondisi ini, tidak ada pilihan lain selain Alfan di
titipkan kepada neneknya. Dia tinggal bersama neneknya yang sudah sendirian dan
neneknya sendiri sekarang sudah tua sehingga tidak begitu paham dengan pola
4
pergaulan remaja saat ini sehingga sang nenek kurang memperhatikan pergaulan yang
Alfan lakukan.
Alfan sekarang duduk di kelas 3 SMPN 4 Purwantoro,di sekolahnya dia sering
terkena kasus kenakalan yang dia lakukannya. Sebelum ditinggal ibunya yang ikut
merantau ke Jakarta menyusul bapaknya, dia adalah seorang anak yang lumayan
berprestasi dan sosok seorang anak yang penurut. Tetapi setelah dia ditinggal ibunya
merantau, dia menjadi anak yang sangat berbeda dari kondisi sebelumnya. Perhatian
yang biasa dia dapatkan, secara tiba-tiba hilang membuat perubahan besar dalam pola
tingkah lakunya.
Dalam kasus ini, Alfan menjadi anak yang memerlukan perhatian khusus dari
orang tuanya. Peran sang nenek dirasa kurang mampu dalam mengasuh dan
memperhatikan Alfan dan tentunya akan berbeda bila orangtuanya sendiri yang
berperan dalam mengasuhnya.
Jika kondisi ini terus berlanjut, Alfan akan menjadi remaja tanggung yang
salah dalam pencarian jati diri. Masa depannya pun menjadi tidak jelas dan suram.
Karena pola tingkah lakunya sekarang lebih menjurus ke pergaulan yang tidak baik.
Maka dari itu, perhatian orang tua merupakan hal sangat penting dalam hasil
belajar pada anak didik. Dari serangkaian penelitian yang dilakukan oleh
Tata Eliestiana Dyah Armunanto (2004) menyimpulkan bahwa
peranan orang tua dalam lingkungan keluarga yang terpenting
adalah memberikan pengalaman pertama pada masa anak-anak,
sebab pengalaman pertama merupakan faktor penting dalam
perkembangan pribadi anak. Disimpulkan pula bahwa siswa yang
mendapat perhatian baik dari orang tuanya mendapat prestasi
belajar lebih baik dibanding siswa yang kurang mendapat perhatian
5
dari orang tua. Perhatian orang tua memiliki hubungan positif
dengan prestasi belajar anak di sekolah.
Menurut hasil-hasil penelitian selama 30 tahun terakhir oleh National Parent
Teacher Asosiation, yang juga dikutip oleh Slameto (2003), menyimpulkan tentang
manfaat perhatian orang tua, terutama ayah, hubungannya dengan pendidikan anak,
adalah:
“...makin baiknya tumbuh kembang anak secara fisik, sosio-emosional,
keterampilan kognitif, pengetahuan dan bagaimana anak belajar sehingga prestasi
belajarnya lebih tinggi sering mendapat nilai A (9-10), kehadiran sekolah lebih
tertib/disiplin serta aktif dalam ekstrakurikuler, menyelesaikan dengan tepat dan
benar PR, bersikap lebih positif terhadap sekolah, masuk ranking yang lebih tinggi
dan setamat SMTA memasuki Perguruan Tinggi favorit”.
Perhatian orang tua pada aktivitas belajar anak dengan segala yang
berhubungan dengannya, dapat memberikan motivasi berprestasi yang tinggi dan
memunculkan simpati anak kepada orang tua yang pada akhirnya dapat
menumbuhkan kepercayaan pada diri anak. Perhatian orang tua sesungguhnya
merupakan investasi kepada anak dalam meningkatkan aktivitas belajar, dan
membantu memaksimalkan perkembangan kepribadian serta prestasi belajar.
Senada dengan hal tersebut, Pramuji Wibowo (2007) menyatakan sebagai
berikut:
“Motivasi ekstrinsik yang paling utama adalah dari orang tua atau keluarga. Hal ini
dikarenakan semenjak kecil anak bersosialisasi, menerima pendidikan (pendidikan
informal) pertama kalinya adalah di dalam keluarga, dan pendidikan yang diperoleh
dalam keluarga ini merupakan pendidikan yang terpenting atau utama terhadap
perkembangan pribadi anak. Belajar sebagai proses interaksi untuk mencapai tujuan
6
akan lebih efektif, bila ditunjang dengan motivasi yang tinggi, baik yang berupa
intrinsik maupun ekstrinsik, dan orang tua adalah hal yang signifikan dalam
membangkitkan motivasi seseorang”.
Perhatian yang cukup dan perlakukan orang tua yang bijaksana terhadap
anak, akan berdampak pada kemampuan pengembangan potensi diri anak yang
melahirkan motivasi belajar yang tinggi dan kemampuan berkonsentrasi dalam
aktivitas belajarnya yang akhirnya berpengaruh kepada pencapaian prestasi yang
maksimal.
Berdasarkan beberapa keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pengaruh
perhatian orang tua sangat dominan terhadap keberhasilan belajar anak. Dengan
kata lain bahwa perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak, terutama dalam
hal pendidikan dan belajarnya, memiliki hubungan dan pengaruh positif terhadap
prestasi belajar yang dicapai anak di sekolah.
Dengan demikian, rasa bangga akan melingkupi perasaan anak, sehingga
anak semakin bersemangat dalam menjalankan kewajibannya sebagai pelajar.
Perhatian orang tua dalam pendidikan anaknya sangat diperlukan, sebab dengan
memberi perhatian, orang tua dapat menolong anak untuk mengenali diri,
mengembangkan potensi diri serta mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul
sehubungan dengan pribadinya sehingga kegiatan belajar anak dapat berjalan
dengan baik. Dengan demikian diasumsikan bahwa prestasi belajarnya pun akan
meningkat.
Dari ulasan diatas, kenakalan remaja pada umumnya dan pada objek studi
kasus khususnya, timbul karena kurangnya perhatian dari orang tua. Perhatian
orang tua merupakan sesuatu yang pokok dan vital bagi perkembangan psikologis
7
anak didik. Ketidakhadiran sikap perhatian dari orangtua mengakibatkan kenakalan
seperti yang dialami oleh objek studi kasus kami.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Perhatian merupakan hal yang pokok dan vital bagi peserta didik terutama
perhatian dari orang tua. Dalam analisis studi kasus yang kami lakukan telah
membuktikan bahwa peserta didik yang lepas dari perhatian orang tua menjadi peserta
didik yang terhambat perkembangannya. Kenakalan remaja timbul juga karena kurang
perhatian dari orang tua.
Kasus yang kami analisis merupakan kasus yang sangat umum terjadi dan
sangat banyak terjadi di Indonesia. Masih banyak kasus yang serupa dengan kasus
yang dialami oleh objek studi kasus kami dan bahkan tidak mendapatkan penanganan
khusus dari pihak manapun.
B. Saran
Melihat banyaknya kesamaan kasus yang terjadi seperti objek studi kasus
kami, seharusnya semua elemen baik masyarakat, sekolah maupun pemerintah segera
memberikan penanganan khusus terhadap peserta didik yang seperti ini. Jika tidak
segera dilakukan tindakan, masa depan penerus bangsa ini akan terancam karena
perkembangan psikologisnya terganggu. Tindakan preventif dan represidf harus
dilakukan secara massif karena kenakalan remaja akibat kurangnya perhatian
orangtua yang banyak terjadi saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dariyo, A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta:Grasindo.
Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Gunarsa, S. D. 2001. "Konseling Sebagai Kegiatan Untuk Melakukan Perubahan Perilaku”.
dalam Jurnal ilmiah psikologi Arkhe 6 februari 2001 hal. 68-75.
Komasari, Dian dan Helmi, Avin Fadilla. 2000. "Faktor-faktor Penyebab Perilaku Merokok
Pada Remaja". Dalam Jurnal Psikologi Tahun 2000 Halaman 37 – 47.
9
LAMPIRAN
FAKTOR-FAKTOR PENYEBABPERILAKU MEROKOK PADA REMAJADian KomasariUniversitas Islam IndonesiaAvin Fadilla HelmiUniversitas Gadjah MadaABSTRACTThe purpose of this study was to determine which were predictors ofsmoking behavior on adolescents.The subjects of this study were 75 male, aged 15-18 years, and smokers.This study were done toward Scale of Parent’s Permissiveness Attitude tosmoking behavior, Scale of peer influence, Scale of Psychological Satisfaction,and Scale of Smoking Behavior.The hypothesis was that parent’s permissiveness attitude to smokingbehavior; influence of peer, psychological satisfaction was predictors towardsmoking behavior on adolescents.There was co-linearity phenomenon between psychological satisfaction andothers predictor so that psychological satisfaction out of regression analysis.The result of regression analysis showed that F value = 22,468 (p < 0,05)and R = (R = 0,620 ate R2 = 0,384). This meant that parent’s permissivenessattitude to smoking behavior and influence of peer was predictors towardsmoking behavior on adolescents. It could be concluded that parent’spermissiveness attitude to smoking behavior and influence of peer wereeffectively contribution 38,4%.Keywords: Smoking behavior, adolescentPerilaku merokok dilihat dari berbagaisudut pandang sangat merugikan, baikuntuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya. Dilihat dari sisi individuyang bersangkutan, ada beberapa riset yangmendukung pernyataan tersebut. Dilihatdari sisi kesehatan, pengaruh bahan-bahankimia yang dikandung rokok sepertinikotin, CO (Karbonmonoksida) dan tarakan memacu kerja dari susunan syarafpusat dan susunan syaraf simpatis sehinggamengakibatkan tekanan darah meningkatdan detak jantung bertambah cepat (Kendal& Hammen, 1998), menstimulasi penyakit
10
ISSN : 0215 - 8884
TRANSKIP WAWANCARA
A: Pewawancara
B:Narasumber/Objek Studi Kasus
A : ”Selamat sore?
B : “Selamat sore,ada yang bisa saya bantu Mas?”
A : “Mohon maaf saya menganggu sebentar,saya mau bertanya tentang
perkembangan pendidikan anda saat ini?”
B : “Ohh...... ada apa ya Mas kok anda bertanya tentang perkembangan
pendidikan saya.”
A :”Saya bertanya seperti itu karena saya mendapat tugas dari dosen saya
tentang studi kasus yang membahas tentang masalah pendidikan dimasa
ini.”
B :”Iya Mas, sekarang saya duduk dikelas 3 SMP, tapi saya sering terkena kasus
di BP.”
A :”Lho kok bisa begitu Dek?”
B :”Saya malas sekolah mas,disekolah tidak nyaman dirumah juga saya kurang
hiburan,saya sering menghibur diri kalau malam keluar begadang dengan
teman-teman.”
A :”Apakah Adek mempunyai permasalahan dirumah atau disekolah yang
menyebabkan Adek kurang nyaman dalam belajar disekolah?”
11
B :”Kalau masalah disekolah tidak ada Mas,saya itu ditingal orang tua saya
bekerja di Jakarta Mas, saya dirumah hanya dengan nenek saya, saya rindu
kasih sayang orang tua saya Mas,saya merasa kurang perhatian dari mereka.”
A :”lhooo...... memang ibu kemana?”
B :”Ibu juga bekerja di Jakarta Mas ikut bapak saya.”
A :”Tapi mengapa kok Adek malah suka keluar malam,apa tidak kasihan ninggal
nenek sendirian dirumah.”
B :”Kalau dibilang kasihan ya saya kasihan Mas,tapi bagaimana lagi saya butuh
hiburan butuh mengibur diri mas.”
A :”kalau Adek keluar malam biasanya ngapain dek?”
B :”Ya ngak ngapa-ngapain sih Mas. Cuma keluar main aja...hehehehe”
A :”Ah pasti bohong,mesti pernah merokok dan minum-minuman keras.”
B :”Iya sih Mas,saya sering begitu ya bagaimana lagi itu hiburan saya.”
A :”Tapi jangan begitu dek itu tidak baik untuk diri kamu Dek, itu juga dosa
Dek, carilah hiburan yang lebih positif dan tingkatkan belajarmu supaya
orang tuamu yang bekerja merantau di Jakarta bangga dengan anaknya yang
disini.”
B :”Iya Mas, tapi sulit Mas kalau saya harus berubah sekarang.”
A :”Berubah dari sedikit demi sedikit Dek, berusaha lah dan niat yang bener
bener pasti bisa.”
B :”Iya Mas saya akan berusaha untuk berubah.”
A :”ya sudah Dek sekian dulu ya, saya rasa sudah cukup, selamat sore.”
B :”iya Mas, sore juga.”
12
13