Pengantar pendidikan fix

21
PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam perkembangan kehidupan setiap manusia. Dalam konteks pendidikan manusia dituntut untuk menempuh pendidikan setinggi mungkin untuk meningkatkan hajat hidup orang tersebut. Akan tetapi dalam kehidupan di Indonesia pendidikan sangat penting tidak terpandang seakan pendidikan tidaklah penting. Dalam persepsi masyarakat sendiri,pendidikan dianggap membebani dan pada akhirnya pendidikan tidak dijadikan sebagai hal yang utama. Persepsi tentang pendidikan yang salah tersebut menjadikan keterbelakangan didalam kehidupan Negara Indonesia. Kalau kita lihat dari sisi lain bahwa pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan yang tidak lain digunakan sebagai jalan berpikir manusia untuk menjalani hidup dan mengemban tugas sang pencipta yang telah member anugerah akal yang dipergunakan semestinya(Amri&khoiru,2010:1). Dalam konteks teori tersebut dapat dipahami kembali bahwa pendidikan bukanlah alat belajar saja akan tetapi juga mempunyai makna dari sang kuasa dan manfaat untuk setiap individu.

Transcript of Pengantar pendidikan fix

Page 1: Pengantar pendidikan fix

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam perkembangan

kehidupan setiap manusia. Dalam konteks pendidikan manusia dituntut untuk

menempuh pendidikan setinggi mungkin untuk meningkatkan hajat hidup orang

tersebut. Akan tetapi dalam kehidupan di Indonesia pendidikan sangat penting

tidak terpandang seakan pendidikan tidaklah penting. Dalam persepsi masyarakat

sendiri,pendidikan dianggap membebani dan pada akhirnya pendidikan tidak

dijadikan sebagai hal yang utama.

Persepsi tentang pendidikan yang salah tersebut menjadikan

keterbelakangan didalam kehidupan Negara Indonesia. Kalau kita lihat dari sisi

lain bahwa pendidikan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan

yang tidak lain digunakan sebagai jalan berpikir manusia untuk menjalani hidup

dan mengemban tugas sang pencipta yang telah member anugerah akal yang

dipergunakan semestinya(Amri&khoiru,2010:1). Dalam konteks teori tersebut

dapat dipahami kembali bahwa pendidikan bukanlah alat belajar saja akan tetapi

juga mempunyai makna dari sang kuasa dan manfaat untuk setiap individu.

Dari permasalahan pendidikan di atas untuk menambah pengetahuan

pembaca tentang pendidikan, asas yang digunakan dan aliran apa yang diikuti

pendidikan Indonesia. Maka, makalah ini penulis buat sebagai sumber informasi

para pembaca dalam memahami pendidikan tersebut. Karena dalam kehidupan

yang sekarang pendidikan hanyalah dipandang sebelah mata dan semua itu

merupakan hasil konsepsi negative masyarakat itu sendiri yang harus dibenahi

dari sekarang.

Jadi, pemahaman akan pendidikan dari segi teori saja belum cukup untuk

mengerti apa itu pendidikan. Dilain hal tersebut pemahaman tentang asas dan

aliran pendidikan yang dianut oleh pendidikan Indonesia juga perlu dipahami

untuk menambah persepsi yang lebih meyakinkan akan arti pendidikan.

Page 2: Pengantar pendidikan fix

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakangdi atas, tujuan dari penulisan makalah ini

adalah sebagai berikut.

1. Apakah aliran klasik dan modern mempengaruhi jalannya pendidikan di

Indonesia?

2. Apakah asas yang selama ini dipegang Negara Indonesia dalam

melaksanakan pendidikan?

3. Bagaimana hubungan antara asas dan aliran yang ada tehadap

pendidikan di Indonesia?

Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dari penulisan makalah ini

adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan aliran-aliran modern yang berpengaruh didalam

jalannya pendidikan Negara Indonesia.

b. Menjelaskan asas-asas yang ada didalam pendidikan baik didalam

negeri maupun asas yang ada didalam di luar negeri.

c. Menjelaskan hubungan antara asas dan aliran terhadap pendidikan

yang ada di Indonesia.

Page 3: Pengantar pendidikan fix

PEMBAHASAN

1. Aliran Kalasik Dalam pendidikan

Aliran klasik merupakan aliran pendidikan yang sudah berkembang pesat

pada masa Yunani kuno. Aliran ini banyak berkembang di dataran Eropa dan

Amerika Serikat. Seiring berjalannya waktu, penyebaran berbagai aliran klasik ke

sejumlah daerah di dunia melalui berbagai cara yang salah satunya adalah lewat

penjajahan terus berjalan.Hingga pada akhirnya aliran tersebut sampai ke

Indonesia melalui penjajah. Adapun aliran-aliran klasik dalam pendidikan antara

lain :

a. Aliran Nativisme

Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti asli atau asal dan juga

bisa berarti kelahiran.Tokoh aliran ini adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860)

seorang filosof jerman yang berpendapat bahwa, sejak lahir manusia telah

memiliki atau membawa sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu, yang bersifat

pembawaan atau ke turunan. Sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu yang bersifat

keturunan inilah yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan manusia

sepenuhnya. Sedangkan pendidikan dan lingkungan boleh dikatakan tidak berarti,

kecuali hanya sebagai wadahdan memberikan rangsangan saja. Dalam ilmu

pendidikan, pandangan tersebut dikenal dengan pesimisme paedagogis (Siti

Nadirah:2013).

Aliran nativisme menganggap bahwa kemampuan dan perkembangan anak

sudah ditentukan sejak lahir. Baik atau buruknya manusia itu sudah ditentukan

dari pembawaan manusia sejak lahir. Faktor lingkungan yang termasuk dari

kategori pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan manusia.

Menurut kenyataan faktor lingkungan sangatlah berpengaruh untuk

perkembangan manusia. Dalam aliran nativisme peran pendidik tidak dapat

mempengaruhi perkembangan manusia, dengan kata lain tidak diperlukan seorang

pendidik. Untuk faktor gen orang tuanya sangat berpengaruh terhadap pembawaan

manusia itu sendiri. Oleh karena itu, hasil dari pendidikan sudah ditentukan oleh

pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir dalam aliran nativisme.

Page 4: Pengantar pendidikan fix

b. Aliran Empirisme

Tokoh utama aliran ini adalah John Locke filsuf Inggris (1704-

1932),berpendapat bahwa perkembangan menjadi manusia dewasa itu ditentukan

oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang diterimanya sejak

kecil. Manusia dapat dididik apa saja (ke arah yang baik dan ke arah yang buruk)

menurut kehendak lingkungan atau pendidikan. Dalam hal ini, alamlah yang

membentuknya. Dalam pendidikan, pendapat kaum empiris ini terkenal dengan

nama optimisme paedagogis (Siti Nadirah:2013).

Pendidik sangat berpengaruh, sebab dalam perkembangan menjadi

manusia dewasa ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan

pengalaman yang diterimanya sejak kecil. seseorang bisa menjadi baik atau buruk

tergantung dari lingkungannya. Aliran empirisme lebih mementingkan peran dari

pengalaman yang diperoleh dari lingkungan, sedangkan kemampuan dasar yang di

bawa manusia sejak lahir di anggap tidak menentukan. Menurut kenyataan dalam

kehidupan sehari-hari terdapat manusia yang berhasil karena mempunyai bakat

dalam dirinya, meskipun lingkungan sekitarnya tidak mendukung. Jadi, dalam

aliran empirisme faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan

anak yang mejadi baik atau menjadi lebih buruk.

c. Aliran Naturalisme

Aliran ini ada persamaan dengan aliran nativisme filsuf dari Prancis yaitu

Jean Jaquest Rousseau (1722-1778) berpendapat bahwa, sejak lahir manusia

sudah memiliki pembawaan sendiri-sendiri, baik bakat, minat, kemampuan, sifat,

watak, maupuun pembawaan lainnya. Pembawaan itu akan berkembang sesuai

dengan perkembangan lingkungan. Semua yang baik dari tangan sang pencipta,

dan semua yang buruk ada di tangan manusia (Moh. Suardi, halaman 24 : 2012).

Pada aliran naturalisme, sejak lahir manusia mempunyai pembawaan yang

baik dari sang pencipta. Akan tetapi, akhirnya rusak sewaktu berada ditangan

manusia. Pendidikan diserahkan kepada alam, untuk peran pendidik tidak

diperlukan dalam hal ini. Manusia berkembang dengan sendirinya sesuai dengan

pembawaannya. Jika manusia itu sendiri melakukan suatu pelanggaran atau

Page 5: Pengantar pendidikan fix

kesalahan, biarkan manusia itu sendiri yang akan merasakan apa yang

diperbuatnya.

d. Aliran Konvergensi

Aliran ini dimunculkan oleh ahli ilmu jiwa bangsa Jerman, William Stern.

Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-duanya menentukan

perkembangan manusia (Siti Nadira:2013). Pembawaan dan lingkungan sangat

berperan dalam menentukan perkembangan manusia. Bakat yang sudah dimiliki

atau pembawaan sejak lahir tidak akan bisa berkembang tanpa adanya dukungan

dari lingkungan sekitarnya. Akan tetapi, lingkungan yang baik tidak dapat

menghasilkan perkembangan manusia yang baik jika dalam dirinya tidak terdapat

bakat yang diperlukan dalam mengembangkan bakat tersebut.Dalam aliran

konvergensi seorang pendidik maupun bakat dari manusia sangat berperan

terhadap kedewasaan manusia. Jadi, faktor lingkungan dan pembawaan sejak lahir

sama-sama mempunyai peranpenting.

2. Aliran Pembaharuan Pendidikan ( Aliran Modern )

Dalam aliran pembaruan atau aliran modern ini merupakan aliran

peningkatan mutu pendidikan pada beberapa atau salah satu komponen saja.

Meskipun demikian penanganan beberapa atau salah satu komponen tersebut akan

mempengaruhi komponen lainnya. Beberapa gerakan pembaharuan tersebut

berusaha untuk memusatkan diri dalam peningkatan dan perbaikan mutu

perbaikan belajar mengajar pada sistem persekolahan(Suparlan,1984:

Soejono,1958)

a. Developmentalisme

Aliran ini merupakan perkembangan dari aliran naturalisme J.S rosseau.

Aliran ini menekankan pendidikan alam yang artinya pendidikan untuk

mengembangkan bakat alami yang pada dasarnya baik. aliran ini juga

mengajarkan bagaimana untuk mempersiapkan hidup di dalam masyrakat

walupun dalam posisi yang kurang baik akan tetapi tetap harus berpartisipasi di

dalamnya.selain itu perkembangan pendidikan yang dimaksud dalam konteks

aliran developmenisme ini adalah bagaimana melakukan pendidikan yang alami,

sesuai dengan peserta didik, dan wajar untuk dilakukan(Mudyahardjo,2012:113)

Page 6: Pengantar pendidikan fix

Karakteristik dari aliran yang mengembangkan paham naturalisme dari

rosseou ini adalah pendidikannya yang menekankan terhadap karakteristik proses

pengajaran yang lebih baik untuk mengembangkan pendidikan dasar terutama

agar tetap pada acuan pendidikan yang ada. Atau bisa kita katakan aliran ini

berpegang teguh pada personal pendidikan yang terfokus pada pengajaran dan

pemahaman setiap potensi peserta didik agar diperoleh pelajar yang berpotensi.

b. Herbartianisme

Aliran herbartianisme merupakan sebuah aliran yang di kembangkan oleh

Herbart pada tahun 1776-1841 sebagai lanjutan dari aliran yang di ciptakan oleh

peztalozzi tentang mempsikologikan pendidikan dengan memadukan antara

filsafat dan psikologi. Dalam aliran ini pendidikan lebih ditekankan pada

pembentukan karakter yang bermoral sehingga kemauan, bakat dan minat lebih

berkembang pesat. Herbartianisme menempatkan pendidikan bukan sebagai

pengajaran saja melainkan pengajaran yang menyertakan pendidikan moral yang

kuat guna menciptakan peserta didik yang lebih kompeten dengan memberikan

sebuah gagasan-gagasan yang dapat merangsang perhatian sehingga peserta didik

lebih mengembangkan pikiran yang inovatif,kreatif, dan bernalar tinggi.

Oleh karena itu minat dan bakat peserta didik bisa tercapai secara maksimal yaitu

dengan menyajikan gagasan yang menimbulkan sebuah pemikiran bernalar dari

setiap peserta didik. Bukan sebuah pengajaran yang kaku dan membosankan

hanya dengan terpampang pada buku dan tidak fleksibel sehingga bakat dan

minat peserta didik terkengkang.

c.Froebelianisme

Aliran pendidikan yang di ciptakan oleh Froebel adalah aliran yang

memadukan unsur dari paham Pestalozzi dan paham herbart, yang memandang

pendidikan bukan hanya sebagai pengajaran semata, melainkan pendidikan adalah

pengajaran yang didasarkan pada pembentukan karakter peserta didik dan

pengembangan intuisi religius(keagamaan) pada jiwa(rohani). Dengan kata lain

pendidikan tidaklah hanya membaca buku,bernalar dan berpikir kritis melainkan

Page 7: Pengantar pendidikan fix

nilai keagamaan yang digunakan sebagai penunjang sangatlah penting dalam

pendidikan yang baik dan terarah(Mudyahardjo,2012:130)

Dalam aliran yang dikembangkan Froebel pendidikan bukan hanya

mendapat ilmu melainkan pendidikan yang ditekankan kepada pendidikan yang

membangun moral dan karakter serta jiwa yang religius dengan metode

permainan yang sistematis sehingga peserta didik tidak terkengkang pemikirannya

dan lebih bisa mengembangkan berpikir yang lebih baik.

d. Progresivisme

Aliran progresivisme mempunyai prinsip menyelenggarakan pendidikan

yang berpusat pada anak. Dalam perjalanannya aliran ini lebih mengesampingkan

pendidikan yang berpusat hanya pada buku semata melainkan pendidikan yang

lebih ke dalam pemberdayaan fasilitas untuk mengembangkan bakat dan minat

para peserta didik(Ahmadi,2014:109). Aliran ini juga menitik beratkan pada

pengawasan kepada anak. Karena Anak adalah pusat dari kegiatan-kegiatan

pendidikan.

Menurut Parker, mengajar yang bermutu berarti aktivitas peserta didik,

pengembangan kepribadian siswa, studi ilmiah tentang pendidikan dan latihan

guru sebagai seniman pendidikan.

Dalam aliran ini guru mempunya beberapa peran penting yang diperlukan

oleh peserta didik selain sebagai pengajar juga sebagai fasilitator,motivator,dan

konselor untuk membantu dalam perkembangan potensi diri peserta didik. Dilain

itu guru juga harus mengerti karakteristik dari setiap individu,menciptakan

kepemimpinan perkembangan peserta didik, dan kecintaannya terhadap peserta

didik agar terciptanya lingkungan kelas yang harmons dan guru dapat

melaksanakan peranan-peranannya dengan baik.

e. Rekonstruksionalisme Sosial

Aliran rekonstruksionalisme dipelopori oleh John Dewey yang

memandang pendidikan sebagai pembangunan kembali pengalaman-pengalaman

dalam kehidupan masyarakat dan sekolah menjadi objek dalam skala gambaran

kecil dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas. Dengan kata lain pendidikan

Page 8: Pengantar pendidikan fix

dalam aliran ini bisa diartikan sebagai tempat untuk belajar bagaimana kita

bersikap didalam lingkup kehidupan masyarakat.

Dalam prakteknya, pendidikan rekonstruksionalisme lebih

mengedepankan pendidikan untuk mengatasi permasalahan social,ekonomi, dan

politik yang sering terjadi di lingkup kehidupan masyarakat. Pendidikan yang

diberikan dalam aliran ini diantaranya masalah-masalah social dan politik yang

sering terjadi di masyarakat, yang termasuk dalam masalah individu itu sendiri

dan progam-progam ilmiah yang yang bersangkutan dengan pemecahan masalah-

masalah yang ada.

f. Esensialisme

Aliran esensialisme merupakan aliran yang menekankan pada pengajaran

yang menyertakan nilai budaya/sosial di dalam diri masyarakat. Dalam aliran ini

menegaskan bahwa nilai-nilai budaya yang terdapat dalam sejarah terdahulu

merupakan nilai-nilai kemanusiaan bentukan dari kerja keras selama beratus-ratus

tahun dan di dalamnya berakar sebuah gagasan-gagasan dan cita-cita yang telah

teruji dalam perjalanan waktu(Mudharjo,2012:160).

Aliran Esensialisme yang dipelopori oleh William C. Bagey (1874-

1946)mengemukakan tentang karakteristik aliran esensialisme yaitu :

1. Upaya yang kuat diawal dapat menumbuhkan minat belajar. Minat belajar

bukan berasal dari niat dalam diri

2. Pengawasan,pengarahan, dan bimbingan orang yang belum dewasa adalah

melekat pada masa bayi yang panjang.

3. Disiplin adalah kunci utama untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiri.

4. Esensialisme menawarkan sebuah teori yang lebih kokoh daripada yang lain.

Aliran esenialisme selain mengajarkan tentang sosial dan budaya juga

mengajarkan tentang sikap disiplin diri terhadap peserta didik. Selain itu dalam

aliran ini peran guru adalah vital dimana guru menjadi pusat pendidikan dan

murid dipaksa untuk belajar. Jadi, kelemah-lembutan dari pengajaran di dalam

kelas mulai dihindari dan mulai memusatkan pikiran kedalam penggunaan metode

pengajaran yang tepat.

Page 9: Pengantar pendidikan fix

g. Perennialisme

Aliran Perennialiasme adalah aliran yang menentang paham progevisme

dan meyakini bahwa nilai-nilai universal itu ada dan hendaknya pendidikan harus

dijadikan sebagai pencari dan penanaman kebenaran-kebenaran serta nilai-nilai

pendidikan dan kehidupan yang ada(Mudyahardjo,2012:165)

Parennialisme berpegang teguh pada pendidikan yang mengandung

pengetahuan dan pengetahuan itu benar. Sehingga pendidikan tidaklah

pengkhususan semata,melainkan bersifat universal dan konstan. Sehingga

kebenaran yang ada pada pengetahuan seharusnya dijadikan tujuan pendidikan

yang murni.

Dalam prakteknya parennialisme guru merupakan penyelenggara kegiatan

belajar mengajar didalam kelas dan seorang guru hendaknya menguasai bidang

khusus yang digelutinya sehingga peran guru tidak diragukan baik cara mengajar

dan apa yang diajarkannya.

3. Asas-Asas Pendidikan di Indonesia

Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan

berpikir, baik pada tahap perencanaan maupun pelaksanaan pendidikan

Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang memberi arah dalam

merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara asas tersebut adalah Asas

Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam

belajar.

1. Asas Tutwuri Handayani

Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada

awalnya merupakan salah satu dari asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari

Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau semboyan ini

dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif

dari Drs. RMP Sosrokartono dengan menambahkan dua semboyan yaitu : Ing

Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya Mangun Karsa. Ketiga semboyan itu telah

menyatu menjadi satu kesatuan asas. 

Page 10: Pengantar pendidikan fix

Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan

bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat tertibnya

persatuan dalam peri kehidupan umum.

Jadi ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas, yaitu : 

1.Ing Ngarsa Sung Tulada ( Jika di depan, menjadi contoh )

2.Ing Madya Mangun Karsa ( Jika ditengah-tengah, membangkitkan kehendak,

hasrat, atau Motivasi )

3.Tut Wuri Handayani ( Jika dibelakang, mengikuti dengan hati-hati ).

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut

pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur hidup (life long education).

Pendidikan seumur hidup merupakan a concept (P. Lengrad, 1970) yang new

significance of an old idea (Dave, 1970) tetapi universally acceptable definition

is difficult (Cropley, 1979)

Selanjutnya pendidikan sepanjang hayat didefinisikan sebagai tujuan atau

ide formal untuk pengorganisasian dan perstrukturan pengalaman pendidikan.

Pengorganisasian dan perstrukturan ini diperluas mengikuti seluruh rentangan

usia, dari usia yang paling muda sampai yang paling tua. (Cropley:67, dalam

http://www.slideshare.net/widemulia/asas-pendidikan-di-indonesia)

3. Asas Kemandirian dalam Belajar

Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau

motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan

dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki.(Haris

Mujiman, 2005:1, dalam http://www.slideshare.net/widemulia/asas-pendidikan-di-

indonesia).

Di dalam belajar mandiri, kendali secara berangsur-angsur bergeser dari

para guru ke siswa. Siswa mempunyai banyak kebebasan untuk memutuskan

pelajaran apa dan tujuan apa yang hendak dicapai dan bermanfaat baginya

Page 11: Pengantar pendidikan fix

(Lyman;Morrow,Sharkey,&Firestone,dalam:http://www.slideshare.net/widemulia/

asas-pendidikan-di-indonesia).

Peran kemauan dan motivasi dalam belajar mandiri sangat penting di

dalam memulai dan memelihara usaha siswa. Motivasi memandu dalam

mengambil keputusan, dan kemaua menopang kehendak untuk menyelami suatu

tugas sedemikian sehingga tujuan dapat dicapai (Corno;Garrison,dalam:

http://www.slideshare.net/widemulia/asas-pendidikan-di-indonesia).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan pertimbangan di atas, maka

belajar mandiri dapat diartikan sebagai usaha individu untuk melakukan kegiatan

belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan

motivasinya sendiri untuk menguasai suatu materi dan atau kompetensi tertentu

sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di

dunia nyata.

g. Hubungan Antara Aliran dan Asas Yang Ada Terhadap Konteks Pendidikan

Indonesia

Dari beberapa aliran dan asas yang telah dijelaskan di atas, dapat dilihat

aliran dan asas yang dianut oleh pendidikan Indonesia saat ini adalah aliran

esensialisme yang berpegang teguh terhadap pengajaran yang ketat dan disiplin

serta guru dijadikan pusat pendidikan. Tanpa disadari Indonesia telah melupakan

sebagian besar prinsip-prinsip pendidikan yang tidak hanya melatih berpikir

melainkan bernalar,bermoral dan berkarakter. Serta asas tut wuri handayani yang

kurang direalisasikan dalam pendidikan dalam usaha meningkatakan pendidikan.

Oleh sebab itu pendidikan di Indonesia terhambat dalam perkembangannya. Tidak

lain dikarenakan oleh aliran yang di jalani didalam pendidikan yang selama ini di

tempuh mengalami ketidakcocokan ke peserta didik sehingga mengalami banyak

penyimpangan dalam pengajaran dan objek yang diajar serta asas yang kurang

direalisasikan dalam perkembangan pendidikan.

Page 12: Pengantar pendidikan fix

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas diatas dalam aliran

pendidikan dibagi atas aliran klasik dan aliran modern yang mempunyai pendapat

didalam pandangan tentang pendidikan yang berbeda. Ada yang bersifat sama

dengan pendidikan di indoensia dan ada yang bertolak belakang dengan

pendidikan Indonesia saat ini. Serta asas pendidikan Indonesia yang diantaranya

(1) asas tut wuri handayani,(2) Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan(3)asas

Kemandirian dalam belajar. Dalam hubungannya dengan pendidikan yang ada di

Indonesia hanya terdapat satu aliran yang sangat melekat dengan pendidikan saat

ini yaitu aliran esensialisme(dalam aliran modern)dimana pendidikan yang hanya

terpampang pada bahan ajar dan guru dijadikan sebagai pusat pendidikan.

Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dijelaskan di atas,saran penulis untuk

permasalahan tersebut adalah dengan pendidikan yang seperti sekarang ini

seharusnya dalam pelaksanaannya tidak hanya berfokus pada penyeleseian

kurikulum saja namun disetiap waktu yang ada diberikan pendidikan karakter dan

pendidikan yang mendorong pemikiran-pemikiran bernalar peserta didik agar

pendidikan bukan hanya sebagai tempat menimba ilmu yang diberikan pengajar

melainkan sebagai tempat mengembangkan diri disamping untuk mendapatkan

ilmu dari apa yang disampaikan pengajar.

Page 13: Pengantar pendidikan fix

DAFTAR PUSTAKA

Suardi,Mohammad.2012.Pengantar Pendidikan:Teori dan Aplikasi .Jakarta: PT INDEKS.

Nadirah, Sitti.2013.Lentera Pendidikan: Anak Didik Perspektif Nativisme, Empirisme, dan Konvergens,(Online),(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0CEMQFjAGahUKEwjAid3J_4bIAhVQWo4KHRgAfo&url=http%3A%2F%2Fwww.uinalauddin.ac.id%2Fdownload06%2520Anak%2520Didik%2520Center.pdf&usg=AFQjCNFhontH_sK937v4tco0ft6zA45SHw&sig2=pYkEPVmIFuczmyvSTjI_Vw&bvm=bv.103073922,d.c2E), diakses 2 Desember 2013.

Mudyahardjo,Redja.2012.Pengantar Pendidikan:Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-Dasar Pendidikan pada Umumnya dan Pendidikan di Indonesia.Jakarta:Rajawali Pers

Amri,Sofan&Iif Khoirul Ahmadi.2010.Konstruksi Pengembangan Pembelajaran.jakarta:Prestasi Pustaka

Ahmadi,Rulam.2014.Pengantar Pendidikan: Asas dan Filsafat Pendidikan.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media

http://www.slideshare.net/guzaal/kelompok-7-penerapan-landasan-dan-asas-pendidikan-dalam-sekolah( kelompok 7, Shinta Andarista Ragastria, Punky Ahmad Sulaiman, Muhammad Zulfahmi: penerapan landasan dan asas pendidikan dalam aplikasi pembelajaran , UNESA)

Herni.2014.Asas-Asas Pendidikan,(online),(http://www.slideshare.net / widemulia /asas-pendidikan-di-indonesia),diakses 19 september 2015

Burhanuddin,Afid.2013.Asas-Asas Pendidikan,(online),(https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-pendidikan/),diakses 19 september 2015

Suardi,M.2012.Pengantar Pendidikan:Teori dan Aplikasi.Jakarta Barat:PT Indeks