Pengantar Logika Proposisional

18
1

description

Pengantar Logika Proposisional. Suatu pernyataan akan memiliki bentuk susunan minimal terdiri dari subjek diikuti predikat, baru kemudian dapat diikuti objeknya. Setiap kalimat atau pernyataan tetap dapat dianggap satu buah proposisi. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Pengantar Logika Proposisional

Page 1: Pengantar Logika Proposisional

1

Page 2: Pengantar Logika Proposisional

2

Suatu pernyataan akan memiliki bentuk susunan minimal terdiri dari subjek diikuti predikat, baru kemudian dapat diikuti objeknya.

Setiap kalimat atau pernyataan tetap dapat dianggap satu buah proposisi.

Proposisi adalah setiap pernyataan yang hanya memiliki satu nilai benar atau salah.

Page 3: Pengantar Logika Proposisional

3

Adalah logika yang menangani/ memproses/memanipulasi penarikan kesimpulan secara logis (logical derivation) dari proposisi-proposisi.

Proposisi yang tidak dapat dipecah lagi disebut proposisi atomik dan jika dirangkai dengan perangkai akan menjadi proposisi majemuk.

Page 4: Pengantar Logika Proposisional

4

Proposisi atomik dapat dijumpai hanya terdiri dari satu kata.

Tidak semua pernyataan dapat dijadikan proposisi, tetapi pernyataan yang tidak lengkap dapat dijadikan lengkap dan dianggap proposisi.

Page 5: Pengantar Logika Proposisional

5

Contoh :• Belajarlah !

Diubah menjadi kalimat yang lengkap :• Anda harus belajar dengan rajin

Contoh :• Belajarlah, atau Anda gagal !

Kalimat lengkapnya :• Anda harus belajar dengan rajin atau Anda akan gagal ujian.

Page 6: Pengantar Logika Proposisional

6

Adalah kumpulan pernyataan yang disebut premis-premis dan diikuti oleh kesimpulan yang selaras dengan premis- premisnya.

Ada suatu argumen yang dikatakan secara logis kuat (logically sound), tetapi ada juga yang secara logis tidak kuat (fallacy).

Page 7: Pengantar Logika Proposisional

7

Contoh 1 :• Jika Anda belajar rajin, maka Anda lulus ujian.• Jika Anda lulus ujian, maka Anda senang.• Dengan demikian, jika Anda belajar rajin, maka Anda senang.

Contoh 2 :• Program komputer ini mempunyai bug, atau masukannya salah.• Masukannya tidak salah.• Dengan demikian, program komputer ini mempunyai bug.

Page 8: Pengantar Logika Proposisional

8

Jika premis-premis bernilai benar, maka kesimpulan juga harus bernilai benar, sehingga argumen tersebut disebut argumen yang secara logis kuat (sound argument).

Argumen pada contoh 1 menggunakan perangkai “jika…maka…(if…then…)” untuk merangkai dua pernyataan sehingga membentuk pernyataan majemuk sedangkan argumen pada contoh 2 menggunakan perangkai “atau (or)”

Page 9: Pengantar Logika Proposisional

9

Setiap huruf akan menggantikan satu proposisi yang mempunyai arti sama dan yang berada di setiap pernyataan di dalam argumen tersebut, termasuk pada semua premis-premis dan kesimpulan, baik berbentuk majemuk ataupun tunggal.

Untuk memudahkan memanipulasi suatu pola untuk argumen, Aristoteles menggantinya dgn huruf-huruf tertentu seperti P, Q, R dst. Dlm referensi ini, digunakan huruf A,B, C, dst untuk memudahkan ingatan.

Page 10: Pengantar Logika Proposisional

10

Contoh 3 :A = Anda rajin belajarB = Anda lulus ujianC = Anda senang

Selanjutnya, bentuk argumen tsb menjadi :1.Jika A, maka B2.Jika B, maka C3.Jika A, maka C

Bentuk argumen diatas dinamakan Silogisme Hipotetis (Hypothetical Syllogism).

Page 11: Pengantar Logika Proposisional

11

Contoh 4 :A = Program komputer ini mempunyai bugB = Masukannya salah

Selanjutnya, bentuk argumen tsb menjadi :1. A atau B2. Tidak B3. A

Bentuk argumen diatas dinamakan Silogisme Disjungtif (Disjunctive Syllogism).

Page 12: Pengantar Logika Proposisional

12

Contoh 5 :1. Jika lampu lalu lintas menyala merah, maka semua kendaraan berhenti.2. Lampu lalu lintas menyala merah.3. Dengan demikian,semua kendaraan berhenti.

A = Lampu lalu lintas menyala merahB = Semua kendaraan berhenti

Selanjutnya, bentuk argumen tsb menjadi :1. Jika A, maka B2. A3. B

Bentuk argumen diatas dinamakan Modus Ponens (MP) atau Modus Ponendo Ponens (MPP)

Page 13: Pengantar Logika Proposisional

13

Contoh 6 :1. Jika Badu rajin belajar, maka ia lulus ujian.2. Badu tidak rajin belajar.3. Dengan demikian, Badu tidak lulus ujian.

A = Badu rajin belajarB = Badu lulus ujian

Selanjutnya, bentuk argumen tsb menjadi :1. Jika A, maka B2. Tidak A3. Tidak B

Bentuk argumen diatas dinamakan Modus Tollens (MT) atau Modus Tollendo Tollens (MTT)

Page 14: Pengantar Logika Proposisional

14

Pernyataan yang berbunyi “Program komputer ini mempunyai bug” pada contoh 4 adalah contoh suatu proposisi yang bisa bernilai benar atau salah. Disini terjadi apa yang disebut dikotomi (dichotomy), hanya ada 2 pilihan, yaitu benar atau salah, dan dengan catatan hanya digunakan pengertian yang bersifat teknis atau pasti.

Pernyataan apa saja yang mempunyai nilai benar atau salah disebut proposisi.

Page 15: Pengantar Logika Proposisional

15

Contoh :• Angka 13 adalah angka sial.• Angka 4 adalah angka sial. • Angka 8 adalah angka keberuntungan.• Warna merah adalah warna bahagia.• 4 + y = 10

Dalam contoh diatas, proposisi tidak bisa dipakai karena nilai benar atau salah tidak bisa secara teknis dapat ditentukan.

Page 16: Pengantar Logika Proposisional

16

Pernyataan yang berupa kalimat perintah (commands) dan kalimat pertanyaan (questions) tidak bisa dipakai pada proposisi.Contoh :

• Badu, kerjakan tugas tersebut !• Badu, apakah engkau sudah

mengerjakan tugas tersebut ?

Suatu proposisi tidak boleh digantikan dengan proposisi lain yang artinya sama.Contoh : Badu tidak lapar Badu kenyang

Page 17: Pengantar Logika Proposisional

17

Pemberian nilai (assignment) pada variabel-variabel proposisional, hanya ada T dan atau F. Simbol berupa huruf T dan F disebut konstanta-konstanta proposisional.

Proposisi yang berisi satu variabel proposisional atau satu konstanta proposisional disebut proposisi atomik.

Semua proposisi bukan atomik disebut proposisi majemuk dan semua proposisi majemuk memiliki minimal satu perangkai logika.

Page 18: Pengantar Logika Proposisional

18

Argumen yang berbentuk silogisme dan valid terdiri dari dua premis yang diikuti satu kesimpulan, contohnya : silogisme disjungtif, modus ponens, dll.

Pemberian nilai pada proposisi berupa T (True=1) atau F (False=0) merupakan dasar ilmu digital atau bahasa mesin yang dimengerti oleh komputer.

Pemberian nilai dari proposisi majemuk tergantung dari perangkai yang digunakan.