PENGANTAR ILMU PERTANIAN

10
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan pertanian Indonesia pada beberapa tahun ke depan masih akan dihadapkan pada beberapa isu mendasar dan tantangan baru yang merupakan dampak dari krisis financial global, lonjakan harga pangan yang bersamaan dengan lonjakan harga minyak bumi dunia.Sektor pertanian harus menghadapi faktor eksogen yang terkadang dating-datang tiba-tiba, seperti : instabilitas atau fluktuasi harga pangan yang luar biasa tinggi, fenomena perubahan iklim yang mengacaukan ramalan produksi, serta variabilitas cuaca yang semakin tidak bersahabat. Kriteria keberhasilan suatu strategi kebijakan pembangunan pertanian sebenarnya tidak terlalu rumit, yaitu apakah terdapat peningkatan kesejahteraan petani atau belum; serta apakah sektor pertanian telah ditempatkan sebagai landasan pembangunan ekonomi yang bervisi kesejahteraan dan keberlanjutan dari pembangunan ekonomi itu sendiri.

Transcript of PENGANTAR ILMU PERTANIAN

Page 1: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan pertanian Indonesia pada beberapa tahun ke depan masih akan

dihadapkan pada beberapa isu mendasar dan tantangan baru yang merupakan

dampak dari krisis financial global, lonjakan harga pangan yang bersamaan dengan

lonjakan harga minyak bumi dunia.Sektor pertanian harus menghadapi faktor

eksogen yang terkadang dating-datang tiba-tiba, seperti : instabilitas atau fluktuasi

harga pangan yang luar biasa tinggi, fenomena perubahan iklim yang mengacaukan

ramalan produksi, serta variabilitas cuaca yang semakin tidak bersahabat.

Kriteria keberhasilan suatu strategi kebijakan pembangunan pertanian

sebenarnya tidak terlalu rumit, yaitu apakah terdapat peningkatan kesejahteraan

petani atau belum; serta apakah sektor pertanian telah ditempatkan sebagai

landasan pembangunan ekonomi yang bervisi kesejahteraan dan keberlanjutan dari

pembangunan ekonomi itu sendiri.

Bagi Indonesia, apa pun tantangannya, strategi pembangunan pertanian

dapat dikatakan berhasil apabila mampu berkontribusi pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak semata berorientasi pada peningkatan

produksi fisik sekian macam komoditas pertanian, peternakan, dan

perikanan.Kriteria keberhasilan itu seharusnya dapat diukur dari perbaikan tingkat

pendapatan rumah tangga petani (dan pelaku disektor lain), peningkatan

produktivitas tenaga kerja , serta perbaikan indikator makro seperti pengurangan

angka kemiskinan dan pengangguran.

Page 2: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

BAB III

PENUTUP

Sebagai penutup, pembangunan pertanian juga wajib meningkatkan

produksi dan produktivitas tanaman perkebunan dan perikanan yang juga mampu

menghasilkan devisa dari prioritas ekspor selama ini. Misalnya, kelapa sawit

Indonesia masih akan terus merajai pasar dunia, yang kini memperoleh tantangan

baru dalam visi keberlanjutan dan pelestarian lingkungan hidup. Karet, kopi,

kakao, dan lada Indonesia juga kan terus mampu menguasai pasar dunia.

Komoditas perikanan tangkap dan budidaya seperti ikan tuna, cakalang, dan

udang masih akan menjadi andalan ekspor dan perolehan devisa yang dapat

menggerakkan perekonomian.

Strategi utama yang wajib dijalankan pada komoditas bernilai ekonomi

tinggi tersebut adalah bagaimana caranya agar petani dan nelayan (skala kecil)

juga mampu menerima manfaat ekonomis yang besar agar lebih bergairah dalam

meningkatkan produktivitas dan efisiensinya. Di sinilah strategi pemihakan dari

pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat madani menjadi sangat mutlak dan

tidak dapat ditawar lagi.

Ke depan, strategi peningkatan produktivitas dan efisiensi itu wajib

dikemangkan melalui aplikasi teknologi baru, yang dihasilkan melalui perjalanan

panjang penelitian dan pengembangan (R and D), serta penelitian untuk

pengembangan (R for D).

Page 3: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

Dunia usaha dan sektor swasta Indonesia secara umum perlu secara nyata

melaksanakan kemitraaan strategis dengan peguruan tinggi dan pusat-pusat

penelitian pangan, yang sebenarnya tersebut di segenap pelosok Indonesia.

Hanya dengan R-and-D dan R-for-D inilah, inovasi baru akan tercipta, sehingga

daya saing Imdonesia akan meningkat berlipat-lipat. Dunia usaha atau sektor

swasta dapat pula untuk menjadi aktor terdepan dalam mengembangkan

diversifikasi pangan, terutama yang berbasis pemanfaatan teknologi dan industri

pangan. Diversifikasi pangan yang berbasis kearifan dan budaya lokal akan sangat

kompatibel dengan strategi pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang sesuai

dengan kondisi demografi Indonesia yang plural heterogen. Dalam hal ini, langkah

pengembangan teknologi dan industri pangan disesuaikan dengan kandungan

sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal.

Page 4: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

BAB II

ISI

Pembangunan pertanian di Indonesia

Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan

pembangunan ekonomi, apalagi semenjak sektor pertanian ini menjadi penyelamat

perekonomian nasional karena justru pertumbuhannya meningkat, sementara

sektor lain pertumbuhannya negatif. Beberapa alasan yang mendasari pentingnya

pertanian di Indonesia :

1. Potensi sumber dayanya yang besar dan beragam

2. Pangsa terhadap pendapatan nasional cukup besar

3. Besarnya penduduk yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini

4. Menjadi basis pertumbuhan di pedesaan

Walaupun potensi pertanian di Indonesia besar namun sebagian besar dari

petani Indonesia banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini mengindikasikan

bahwa pemerintah bukan saja kurang memberdayakan para petani tetapi sektor

pertanian keseluruhan. Disisi lain adanya peningkatan investasi dalam pertanian

yang dilakukan oleh investor PMA ( modal asing ) dan PMDN ( modal dalam

negeri ) yang berorientasi pada pasar ekspor umumnya pada modal dan peranannya

kecil dalam penyerapan tenaga kerja atau lebih banyak menciptakan buruh tani.

Berdasarkan latar belakang tersebut ditambah dengan kenyataan justru kuatnya

aksesibilitas pada investor asing/swasta besar dibandingkan dengan petani kecil

dalam pemanfaatan sumber daya pertanian di Indonesia, maka dipandang perlu

adanya grand strategy pembangunan pertanian melalui pemberdayaan petani kecil.

Page 5: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

Melalui konsepsi tersebut, maka diharapkan mampu menumbuhkan sektor

pertanian, sehingga pada gilirannya mampu menjadi sumber pertumbuhan bagi

perekonomian Indonesia, khususnya dalam hal pencapaian sasaran :

1. Mensejahterahkan petani

2. Menyediakan pangan

3. Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan

pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antarwilayah

4. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri

5. Menghasilkan devisa

6. Peningkatan pendapatan nasional

7. Tetap mempertahankan kelestarian sumber daya

KONDISI PEMBANGUNAN PERTANIAN SAAT INI

Dalam sejarah perekonomian Indonesia sejak pelita satu hingga akhir

pemerintahan orde reformasi, pentingnya pembangunan pertanian sering kali hanya

didengung-dengungkan, namun dalam kenyataannya tetap saja pemberdayaan

petani kurang diperhatikan. Kondisi pertanian saat ini dapat diuraikan sebagai

berikut :

1. Pendapatan petani masih rendah baik secara nominal maupun secara relatif

dibandingkan dengan sektor lain.

2. Usaha pertanian yang ada didominasi oleh ciri-ciri :

a) skala kecil

b) modal terbatas

c) teknologi sederhana

d) sangat dipengaruhi musim

e) wilayah pasarnya lokal

Page 6: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga

menyebabkan terjadinya involusi pertanian ( pengangguran

tersembunyi )

g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah

h) pasar komoditi pertanian sifatnya mono/oligopsoni sehingga terjadi

eksploitasi harga pada petani.

3. Pendekatan parsial yang bertumpu pada peningkatan produktivitas usaha

tani yang tidak terkait dengan agroindustri.

4. Pembangunan pertanian yang kurang terkait dengan pembangunan pedesaan.

5. Kurang memperhatikan aspek keunggulan komparatif yang dimiliki

wilayah. Pembangunan agribisnis yang ada masih belum didasarkan kepada

kawasan unggulan.

6. Kurang mampu bersaing di pasaran, sehingga membanjirnya impor

khususnya komoditas hortikultura.

7. Terdapat senjang produktivitas dan mutu yang cukup besar sehingga daya

saing produk pertanian Indonesia masih mempunyai peluang yang sangat

besar untuk ditingkatkan.

8. Pangsa pasar ekspor produk pertanian Indonesia masih kecil dan sementara

kapasitas dan potensi yang dimilikinya lebih besar.

9. Kegiatan agroindustri masih belum berkembang. Produk perkebunan

semenjak zaman Belanda masih berorientasi pada ekspor komoditas primer

( mentah ).

10.Terjadinya degradasi kualitas sumberdaya pertanian akibat pemanfaatan

yang tidak mengikuti pola-pola pemanfaatan yang berkelanjutan.

11.Masih lemahnya kelembagaan usaha dan kelembagaan petani.

12.Lemahnya peran lembaga penelitian , sehingga temuan atau inovasi

benih/bibit unggul sangat terbatas.

Page 7: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

13.Lemahnya peran lembaga penyuluhan sebagai lembaga transfer teknologi

kepada petani, setelah eraotonomi daerah. Kurangnya pemerintah

memberdayakan stakeholder seperti perguruan tinggi, lembaga swadaya

masyarakat, dalam pembangunan pertanian.

14.Lemahnya dukungan kebijakan makro ekonomi baik fiskal maupun moneter

seperti kemudahan kredit bagi pertani, pembanguna irigasi maupun pasar,

dan hal lainnya.