ILMU PERTANIAN UNJAc

10
Free Blog Content PRASETYO SIAGIAN Total Tayangan Laman 3 1 4 3 0 Cari Blog Ini Pengikut 2013 ( 2012 ( Juni geja pe da Arsip Bl Lainnya Blog Berikut» B Yahoo! k Twitter Google

Transcript of ILMU PERTANIAN UNJAc

Page 1: ILMU PERTANIAN UNJAc

09/12/13 ILMU PERTANIAN UNJA

anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html 1/10

ILMU PERTANIAN UNJA

Kamis, 21 Juni 2012

Rekomendasikan ini di Google

LAPORAN BUDIDAYA HORTIKULTURA“ KANGKUNG ”

DISUSUN OLEH :

NAMA : PRASETYO SIAGIAN

NIM :D1A009112

AGROEKOTEKNOLOGI (3/C)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2011

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan hidayah-Nya penulis

dapat menyelesaikan Laporan Praktikum ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dibuatnya Laporan ini sebagai salah satu

tugas mata kuliah Budidaya Tanaman Hortikultura. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada staf dosen

mata kuliah Budidaya Tanaman Hortikultura yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membimbing baik pada saat

kuliah maupun pada saat praktikum serta memberikan kesempatan kepada penulis ntuk menyusun Laporan ini, dan juga

penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis

menyelesaikan Laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan ini masih terdapat banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan saran dan kritik agar dapat lebih baik kedepannya.

Jambi, 14 juni 2011

Prasetyo Siagian

Buat Lencana Anda

Lencana Facebook

Free Blog Content

PRASETYO SIAGIAN

Total Tayangan Laman

3 1 4 3 0

Cari Blog Ini

Pengikut

► 2013 (4)

▼ 2012 (25)

▼ Juni

gejalapenyakitdan

Arsip Blog

Lainnya Blog Berikut» Buat BlogYahoo!Facebook Twitter Google

Page 2: ILMU PERTANIAN UNJAc

09/12/13 ILMU PERTANIAN UNJA

anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html 2/10

Penulis.

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kedudukan tanaman kangkung dalam tatanama (sistematika) tumbuh-tumbuhan diklarifikasikan ke dalam :

Diviso : Spermatophyta

Sub-divisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Family : Convolvulaceae

Genus :Ipomeae

Spesies : Ipomeae aquatic Forsk (kangkung air), I. reptans Poir (kangkung darat).

Sumber daya dan ekosistem diwilayah Indonesia sangat bervariasi, terutama kondisi jumlah curah hujan dan temperatur udara.

Jumlah curah hujan berkisar antara 500-5.000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat.

Setiap naik 100 meter tinggi tempat, maka temperature udara turun 1oc. di permukaan laut temperatur rata-rata sekitar 28oc, dan

didataran tinggi (pegunungan) +2000 meter dari permukaan laut (dpl) sekitar 18oc,

Persyaratan tanah yang paling ideal untuk tanaman kangkung sangat tergantung pada jenis atau varietasnya, yakni kangkung

darat menghendaki tanah yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organic, dan tidak mudah menggenang (becek). Pada

tanah ang becek, akar-akar dan batang tanaman kangkung darat akan mudah membusuk atau mati.

Tanaman kangkung yang biasanya jadi salah satu resep masakan yang menggiurkan dengan masakan cah kangkung, tanaman

kangkung dan tumis kangkung, ternyata memiliki manfaat khasiat dan kandungan yang baik bagi Kesehatan.

Daun dan akar tanaman yang biasa ditemukan di rawa-rawa ini memiliki khasiat ampuh. Ia mampu mengurangi menstruasi, sakit

bisul dan wasir. Bahkan bisa juga untuk keramas!

Kangkung termasuk jenis sayur yang sangat populer. Rasanya yang renyah membuat penikmat sayur ini sangat banyak. Dari

restoran China, restoran sari laut, hingga warung-warung masakan rumahan sering kali tak pernah absen menyajikan tumis kangkung.

Kangkung (Ipomoea reptans) ini memiliki segudang manfaat. Tak hanya enak dijadikan lauk, kandungan mineral, dan gizinya

cukup tinggi. Kangkung juga kaya serat, sehingga baik untuk mengatasi sembelit.

Sayuran memiliki manfaat yang efektif pada tubuh apabila teknik pengolahannya tepat. Untuk kangkung, perlakuannya khusus

sebab ia mudah berubah warna dan vitaminnya mudah rusak ketika berada terlalu lama di dalam air ujar Eny Sayuningsih SKM

MKes, Kepala Poliklinik Gizi RSU Haji Surabaya.Kangkung yang juga dikenal water convovulus atau water spinach atau swamp-

cabbage, punya khasiat sebagai obat penenang, pendarahan, dan insomnia.

Ada dua varietas kangkung, yakni kangkung darat (Ipomea reptans) yang sering disebut kangkung cina, dan kangkung air

(Ipomea aquatica) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Yang lazim diolah dalam masakan umumnya kangkung darat

karena citarasanya lebih nikmat dan daunnya lebih lembut kata Eny.

Kangkung darat berbunga putih bersih dengan batang putih kehijauan, sementara daun dan batangnya lebih kecil dibandingkan

kangkung air. Kangkung air berbunga putih kemerahan dengan batang berwarna hijau.

Seorang pakar kesehatan dari Filipina, Herminia de Guzman Ladion, memasukkan kangkung dalam kelompok ‘Tanaman

Penyembuh Ajaib’. Selain menyembuhkan penyakit seperti sembelit karena kandungan seratnya yang tinggi terutama pada bagian

batang, kangkung juga bermanfaat mengatasi masalah seperti sulit tidur, mimisan, dan keracunan makanan.

Hampir dapat dipastikan masarakat Indonesia sudah mengenal sayuran kangkung. Tanaman ini diduga berasal dari daerah

tropis, terutama dikawasan afrika dan asia. Daerah penyebaran tanaman kangkung pada mulanya terpusat (terkonsentrasi)

dibeberapa tempat atau Negara. Antara lain Malaysia, dan sebagian kecil di Australia. Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman ini

meluas cukup pesat didaerah asia tenggara.

Kapan tanaman kangkung masuk ke wilaah nusantara Indonesia ? belum diketemukan perincian data atau informasi yang pasti,

namun penanamannya telah meluas diberbagai daerah diseluruh wilayah nusantara. Pada tahun 1985 terdapat luas areal pertanaman

kangkung nasional 41.953 hektar, namun tahun-tahun berikutnya cenderung menurun, yaitu hanya 32.448 ha (1988), dan 20.578 ha

(1990). Hasil rata-rata kangkung nasional masih rendah, yaitu baru mencapai 2,389 ton/ha (1985), 4.616 ton/ha (1988), dan 7.660

ton/ha (1990)

Pada prinsipnya setiap orang boleh mengonsumsi kangkung namun dalam porsi yang wajar. Untuk setiap kali makan sekitar 100

gram katanya.Nilai nutrisi setiap 100 gram kangkung yang direbus tanpa garam mengandung air 91,2 gr, energi 28 kkal, protein 1,9

gr, lemak 0,4 gr, karbohidrat 5,63 gr, serat 2 gr, dan ampas 0,87 gr. Kangkung juga kaya vitamin A, B, C, mineral, asam amino,

kalsium, fosfor, karoten, dan zat besi.

Karena berbagai kandungan itu kangkung memiliki sifat antiracun, peluruh, perdarahan, diuretik (pelancar kencing), antiradang,

dan sedatif (penenang/obat tidur). Sebab itu, tidak heran bila kita mudah mengantuk setelah makan banyak dengan menu kangkung.

Sifat-sifatnya inilah yang membuat kangkung memiliki khasiat antara lain mengurangi haid yang terlalu banyak, mengatasi

keracunan makanan, kencing darah, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit dan rasanya nyeri), menghilangkan ketombe, dan

wasir berdarah.Sebagai obat luar, kangkung bisa digunakan untuk mengobati bisul, kapalan, dan radang kulit bernanah.

Join this sitew ith Google FriendConnect

Members (4)

Already a member?

Sign in

patogen

PengenalandanPemahaman Alat- AlatPraktikumFISI...

BUDIDAYATANAMANKEDELAI“RESUMETANAMANKEDELAI”

Proposalskripsi(PENGARUHPEMBERIANPUPUKKIMIA P...

proposalpenelitian (PENGARUHWAKTUINOKULASIPEN...

METODEILMIAHPROPOSALPENELITIAN

Kewirausahaan

PERIODISITAS RADIASIMATAHARI (PANJANGHARI )

AGRO-HIDROLOGI

OKULASI

BOTANI DANSYARAT-SYARATTUMBUHTANAMANKARET

LAPORANBUDIDAYAHORTIKULTURA“KANGKUNG” DISU...

MAKALAHFISIOLOGITUMBUHAN“ Hormondan ZatPengat...

BIOENERGItumbuhan

FISIOLOGIA

PENGERTIANPERTUMBUHSN DANPERKEMBANGANTANAMAN

MASALAHSOSIAL DIDESA DANKOTA (sosialpedesaan...

SISTEMPERTANIANDIINDONESIA

KETAHANANNASIONAL (

Page 3: ILMU PERTANIAN UNJAc

09/12/13 ILMU PERTANIAN UNJA

anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html 3/10

1.2. Tujuan praktikum

Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk ZA( N ) terhadap hasil kangkung.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kangkung

Kangkung ( Ipomoea reptans ) tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya. Kangkung disebut

juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma,

Indonesia, China Selatan Australia dan bagian negara Afrika.

Sentra Penanaman

Kangkung banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya di Jawa Barat, juga di Irian Jaya di Kecamatan Muting

Kabupaten Merauke kangkung merupakan lumbung hidup sehari-hari. Di Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar

tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi keluarga maupun untuk

dijual ke pasar.

Jenis Tanaman

Kangkung termasuk suku Convolvulaceae (keluarga kangkung-kangkungan). Kedudukan tanaman kangkung dalam

sistematika tumbuh-tumbuhan diklasifikasikan ke dalam:

a) Divisio : Spermatophyta

b) Sub-divisio : Angiospermae

c) Kelas : Dicotyledonae

d) Famili : Convolvulaceae

e) Genus : Ipomoea

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam waktu 4-6 minggu sejak dari

benih. Kangkung yang dikenal dengan nama Latin Ipomoea reptans terdiri dari 2 (dua) varietas, yaitu Kangkung Darat yang

disebut Kangkung Cina dan Kangkung Air yang tumbuh secara alami di sawah, rawa atau parit-parit.

Perbedaan antara kangkung darat dan kangkung air:

Warna bunga : Kangkung air berbunga putih kemerah-merahan, sedangkan kangkung darat bunga putih bersih.

Bentuk daun dan batang : Kangkung air berbatang dan berdaun lebih besar dari pada kangkung darat. Warna batang

berbeda. Kangkung air berbatang hijau, sedangkan kangkung darat putih kehijau-hijauan.

Kebiasaan berbiji.

Kangkung darat lebih banyak berbiji dari pada kangkung air. Itu sebabnya kangkung darat diperbanyak lewat biji, sedangkan

kangkung air dengan stek pucuk batang.

Manfaat Tanaman : Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan pucuk-pucuknya sebagai

bahan sayur-mayur. Kangkung selain rasanya enak juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi, mengandung vitamin A, B

dan vitamin C serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan

kesehatan.Disamping itu hewan juga menyukai kangkung bila dicampur dalam makanan ayam, itik, sapi, kelinci dan babi.

Seorang pakar kesehatan Filipina: Herminia de Guzman Ladion memasukkan kangkung dalam kelompok "Tanaman

PPKN )

RESUMEMIKROBIOLOGI ALGA ,NEMATODA, DANAKTINOMI...

RESUMEMIKROBIOLOGI ALGA ,NEMATODA, DANAKTINOMI...

KELUARGATUBANGARNA

HAMA THRIPSDAN TIKUS

Kutu Jeruk(Diap\horinacitri Kuw.)

LAPORANPRAKTIKUMILMU HAMATANAMAN“Identifikasi...

► 2011 (10)

► 2010 (5)

Prasetyo Siagian

Ikuti 25

Lihat profil lengkapku

Mengenai Saya

Page 4: ILMU PERTANIAN UNJAc

09/12/13 ILMU PERTANIAN UNJA

anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html 4/10

Penyembuh Ajaib", sebab berkhasiat untuk penyembuh penyakit "sembelit" juga sebagai obat yang sedang "diet". Selain itu,

akar kangkung berguna untuk obat penyakit "wasir"

2.2. Botani

1. Sistematika Tanaman Kangkung.

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), Kangkung diklasifasikan sebagai berikut:

a) Divisio : Spermatophyta

b) Sub-divisio : Angiospermae

c) Kelas : Dicotyledonae

d) Famili : Convolvulaceae

e) Genus : Ipomoea

f) Species : Ipomoea reptans

2. Morfologi Tanaman Kangkung.

Kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki

sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai

kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung

air

Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya

mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap

(menjalar).

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang

dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas

berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman

kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya

berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung .

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat

dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan

umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-

hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan

tanaman secara generative.

2.3. Syarat Tumbuh

Iklim

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim

panas dan beriklim dingin

Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan

tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan

demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput,

kebun/ladang yang agak rimbun. Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang

cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-kurus.

Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung,

maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.

Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1

derajat C. Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang dan daunnya menjadi agak keras, sehingga

tidak disukai konsumen.

Media Tanam

Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi

keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah

membusuk. Sedangkan kangkung air membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.

Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak

dapat mempertahankan kandungan air secara baik.

Ketinggian Tempat

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000

meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran

rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal jangan dicampur aduk.

2.4. Pengaruh Nitrogen dan Zat Lainnya Terhadap Tanaman Kangkung

1. Nitrogen

Page 5: ILMU PERTANIAN UNJAc

09/12/13 ILMU PERTANIAN UNJA

anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html 5/10

1. Unsur Hara (Makro) : Nitrogen (N)

2. Nama pupuk : Urea, ZA, Amonium Sulfat

3. Fungsi Nitrogen :

Meningkatkan pertumbuhan tanaman

Meningkatkan kadar protein dalam tanah

Meningkatkan tanaman penghasil dedaunan seperti sayuran dan rerumputan ternak

Meningkatkan perkembangbiakan mikroorganisme dalam tanah

4. Sumber-sumber nitrogen :

a. Nitrogen antara lain bersumber dari pupuk buatan pabrik seperti urea, ZA, dan Amonium Sulfat.

b. Udara merupakan sumber nitrogen paling besar yang dalam proses pemanfaatannya oleh tanaman melalui perubahan

terlebih dahulu, dalam bentuk amonia dan nitrat yang sampai ketanah melalui air hujan, atau yang di ikat oleh bakteri

pengikat nitrogen.

c. Sumber nitrogen lainnya adalah pupuk kandang dan bahan2 organis lainnya.

5. Gejala kekurangan nitrogen :

Tanaman tumbuh kurus kerempeng, daun tua berwarna hijau muda, lalu berubah menjadi kekuning-kuningan,

jaringatanaman mengering dan mati, buah kerdil, kecil dan cepat masak lalu rontok.

6. Kelebihan nitrogen berakibat :

Menghasilkan tunas muda yang lembek / lemah dan vegetatif

Kurang menghasilkan biji dan biji-bijian

Menperlambat pemasakan / penuaan buah dan biji-bijian

Mengasamkan reaksi tanah, menurunkan PH tanah, dan merugikan tanaman, sebab akan mengikat unsur hara

lain, sehingga akan sulit diserap tanaman.

Pemupukan jadi kurang efektif dan tidak efisien.

2. Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO)

1. Unsur hara makro : Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO)

2. Nama pupuk : Dolomit Super Prima (Pupuk DSP)

3. Fungsi Kalsium (CaO) & Magnesium (MgO) :

Mengoreksi keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan tanaman, kolam dan tambak

Menetralisir kejenuhan zat - zat yang meracuni tanah, tanaman, kolam dan tambak bilamana zat tersebut

berlebihan seperti zat Al (alumunium), Fe (zat besi), Cu (Tembaga)

Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah ada dalam tanah baik yang berasal

dari bahan organik maupun pemberian pupuk lainnya seperti Urea, TSP dan Kcl

Menjaga tingkat ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Artinya dengan Kalsium (CaO) dan

Magnesium (MgO) yang cukup unsur mikropun memadai

Memperbaiki porositas tanah, struktur serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat bagi mikrobiologi dan kimiawi

tanah sehingga tanah menjadi gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas

bergerak menghisap unsur hara dari tanah

Aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta

karbohidrat

Membantu translokasi pati dan distribusi phospor didalam tubuh tanaman

Unsur pembentuk warna daun (Klorofil), sehingga tercipta hijau daun yang sempurna

Kalsium dan magnesium yang diberikan pada tambak / kolam ikan adalah salah satu cara konvensional

mempertinggi produktifitas kolam / tambak serta sebagai cara sanitasi untuk membersihkan kolam / tambak

dari hama dan penyakit

4. Gejala kekurangan Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO) :

Pada tanaman penghasil biji-bijian akan menghasilkan biji lemah, keriput, dan kempes tidak berisi

Kuncup bunga dan buah busuk dan akhirnya akan gugur

Matinya titik tumbuh pada pucuk dan akar tanaman

Tepi daun muda mengalami klorosis lalu menjalar ketulang daun, kuncup tanaman atau tunas muda mati

Pada daun tua tampak bercak coklat, lalu menguning, mengering lalu mati

5. Dampak dan kerugian kekurangan Kalsium dan Magnesium :

Kekurangan Kalsium dan Magnesium dalam tanah, menjadikan tanah bereaksi masam, mengakibatkan unsur

hara lain seperti Phospor dan Kalium terikat sehingga tak terserap oleh tanaman dengan maksimal, pempukan

yang diberikan kurang efektif dan tidak efisien. produktifitas tanaman menurun rendah dengan mutu hasil kurang

baik. secara ekonomis merugikan karena pendapatan rendah.

Kekurangan Kalsium dan Magnesium akan menaikkan unsur Al (Alumunium), Fe (zat besi), Mn (mangan), Zn

(sen) dan Cu (tembaga), unsur tersebut dalam jumlah berlebihan akan menjadi racun bagi tanah, mengganggu

tanaman, kolam dan tambak

Denutrisi pada tanaman mengakibatkan daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit menjadi

rendah, tanaman mudah terserang hama dan penyakit, demikian pula dengan udang, ikan dan rumput laut yang

Page 6: ILMU PERTANIAN UNJAc

09/12/13 ILMU PERTANIAN UNJA

anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html 6/10

berada pada tanah yang kekurangan Kalsium dan Magnesium

3. Sulfur

1. Unsur hara makro : Sulfur (S)

2. Nama pupuk : Patentkali, Gypsum, elemental sulfur

3. Fungsi Sulfur :

Pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas serta membantu pembentukan bintil akar tanaman

Pertumbuhan anakan pada tanaman

Berperan dalam pembentukan klorofil serta meningkatkan ketahanan terhadap jamur

Pada beberapa jenis tanaman antara lain berfungsi membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma

dan juga aktifator enzim membentuk papain

4. Gejala kekurangan sulfur :

Gejala kekurangan sulfur pada tanaman pada umumnya mirip kekurangan unsur nitrogen. misalnya daun

berwarna hijau mudah pucat hingga berwarna kuning, tanaman kurus dan kerdil, perkembangannya lambat

5. Sumber Sulfur :

Terutama sisa-sisa tanaman dan jasad renik , dimana zat belerang dari sisa-sisa tersebut baru terlepas bila

telah ada pelapukan, khususnya dari zat proteinnya

Bahan mineral magnesium sulfat, belerang dan gypsum

4. Kalium

1. Unsur Hara Makro : Kalium (K)

2. Nama pupuk : KCL, ZK, Kalium Majemuk dll.

3. Fungsi Kalium :

Pembentukan protein dan karbohidrat

Membantu membuka dan menutup stomata

Meningkatkan daya tahan terhadap penyakit tanaman dan serangan hama

memperluas pertumbuhan akar tanaman

Efisiensi penggunaan air (ketahanan pada masa kekeringan)

Memperbaiki ukuran dan kwalitas buah pada masa generatif dan menambah rasa manis/enak pada buah

Memperkuat tubuh tanaman supaya daun, bunga dan buah tidak mudah rontok.

4. Gejala kekurangan Kalium :

Daun terlihat lebih tua, mengerut keriting dan timbul bercak-bercak merah coklat lalu kering dan mati

Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek dan tidak tahan simpan (cepat busuk)

Kematangan buah terhambat, ukuran kecil dan mudah rontok

Batang dan cabang lemah mudah rebah

Biji buah menjadi kempes mengkerut

5. Fosfor

1. Unsur Hara Makro : Fosfor (P)

2. Nama Pupuk : TSP, SP 36, CIRP, Pospat Alam

3. Fungsi Fosfor :

Mempercepat Pertumbuhan akar semai

Memperkuat batang tubuh tanaman

Mempercepat proses pembungaan, pemasakan buah dan biji-bijian

Meningkatkan produksi buah dan biji-bijian

4. Sumber - sumber Fosfor (P) :

Bahan organik, pupuk kandang, dan lainnya

Bahan tambang mineral alami seperti CIRP

Pupuk buatan pabrik seperti TSP, SP 36 dll.

5. Gejala kekurangan Fosfor :

Daun berubah berwarna tua atau tampak mengkilap kemerahan

Tepi Daun, cabang dan batang berwarna merah ungu, lalu berubah menjadi kuning, buah kecil, pematangan

buah lambat

Perkembangan bentuk dan warna buah jelek, biji berkembang tidak normal, akar lambat berkembang

Page 7: ILMU PERTANIAN UNJAc

09/12/13 ILMU PERTANIAN UNJA

anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html 7/10

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1. Tempat dan Waktu

Tempat dilaksanakan praktikum ini Di Kebun Percobaan Universitas Jambi.

pada tanggal

3.2. Bahan dan Alat

Bahan:

- Bibit kangkung

- Pupuk kandang

- Urea

- Air

Alat:

- Cangkul

- Gembor

3.3. Rancangan percobaan

3.1.Rancang percobaanPercobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan satu faktor perlakuan yaitu pemberian beberapa

konsentrasi PUPUK UREA dengan konsentrasi sebagai berikut :

A0 : tanpa pemberian UREA

A1 : pemberian UREA 50 kg/ha

A2 : pemberian UREA 100 kg/ha

A3 : pemberian UREA 150 kg/ha

Rancangan lingkungan yang dipakai adalah RAK ( Rancangan Acak Kelompok) ,diulang sebanyak 4 kali setiap

ulangan terdapat 4 tanaman, sehingga terdapat 4 petakan tiap kelompok dan seluruh petak ada 28 petak .

3.4 Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan dimulai dengan mengolah dan membentuk tanah menjadi bedengan. Pertama lahan dibersihkan,

bedengan kiri dan kanan dikeruk untuk menutupi parit sehingga terbentuk bedengan baru diatas parit. Bedengan dibuat

dengan panjang 1,6 m dan lebar 1,2 m, sedangkan jarak antara bedengan 0,5 m.dan terdapat 28 petak tanaman.

2. Penanaman

Sebelum benih kangkung di tanam ,mula – mula dilakukan penandaan jarak tanam dengan jarak antar tanaman

kangkung yaitu 20 cm x 20 cm dengan bantuan tali raffia agar dalam penentuan lubang tanam lebih mudah dan efisien

setelah itu dilakukan penugalag dengan tugal . penugalan dilakukandengan dalam lubang tanam sekitar 3 – 5 cm .setiap

lubang nya terdapat 5 benih kangkung agar setiap lubang tanam dapat dilakukan penjarangan karena nantinya aka nada

bibit yang mati atau lama tumbuh .

3. Pemeliharaan

a. Penyiangan dan pembumbunan, dilakukan bila terdapat gulma disekitar tanaman hal ini dilakukan agar tanaman tidak

terganggu pertumbuhannya.

b. Penyiraman, dilakukan setiap hari atau bila tidak turun hujan. Kangkung membutuhkan banyak air dalam

pertumbuhannya.

c. Pemupukan, dilakukan 2 kali yang pertama dilakukan saat pengolahan tanah dengan menggunakan pupuk kandang

dan yang kedua dilakukan 2 minggu setelah benih ditanam dengan menggunakan pupuk urea . Pemberian pupuk dilakukan

dengan melarutkan pupuk dalam air telebih dahulu baru kemudian disiramkan secara merata di bedengan.

d.penjarangan,dilakukan dengan cara membuang tanaman kangkung yag berlebih karena pada setiap lubang tanam

dianjurkan agar setiap lubang terdapat 3 tanaman kangkung . dan penjarangan dipilih tanaman yang seragan dari segi besar

tinggi dan besar tanaman kangkung.

4. Panen Pemanenan pada tanaman kangkung darat biasanya dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman beserta

akarnya. Untuk memudahkan pencabutan tanaman saat panen lahan tanam disiram terlebih dahulu. Kangkung darat

Page 8: ILMU PERTANIAN UNJAc

09/12/13 ILMU PERTANIAN UNJA

anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html 8/10

dipanen pada umur 30 hari setelah benih ditanam.dan tanaman yang dipanen yaitu 3 lobang tanam pada setiap petaknya ,

dan seluruh panen ada 78 lubang tanam.

3.5. Variabel yang diamati

Variabel yang diamati adalah berat basah tanam ( berat tanaman segar ) kankung , yang mana diperoleh dengan

mencabut tanaman kankung beserta akarnya. Kemudian tanama tersebut ditimbang untuk mengetahui beratnya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dosis

pupuk

ZA (kg/ha)

Kelompok Rata-rata

1 2 3 4 5 6

A0 (0) 1,170 0,954 0,993 0,472 0,688 0,319 0,766

A1( 50 ) 1,264 1,078 0,821 0,490 0,562 0,296 0,752

A2 ( 100 ) 0,918 0,953 1,122 0,677 0,874 0,359 0,817

A3 ( 150 ) 0,934 1,029 0,925 0,669 0,839 0,396 0,803

Rata-rata

4.2. Pembahasan

Dalam hasil panen kangkung terdapat perbedaan antar kelompok maupun antar tanaman ini menyebabkan eror data

dalam hasil penelitian ini , ada banyak hal yang menyebabkan eror data ini misalnya dari segi kemiringan lahan dan

pembagian pupuk yang tidak merata .

Ruang tumbuh yang ada dan nutrisi masih memberikan keleluasaan untuk berlangsungnya pertumbuhan tanaman

yang optimal. Harjadi (1989) menyatakan bahwa adanya ruang tumbuh yang optimal menyebabkan faktor-faktor pokok dari

lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman seperti pembagian sinar, penyerapan unsur hara,

kebutuhan air dan CO2 terpenuhi secara optimal.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Mursito dan Kawiji (2006) pada hasil penelitiannya yang menyatakan perbedaan

jumlah daun menunjukkan bahwa pada perlakuan jarak tanam tersebut sudah terjadi persaingan antar individu dalam hal

cahaya, unsur hara dan air sehingga pertumbuhan perakaran terganggu, mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terganggu,

khususnya pembentukan daun. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Kramer (1969) yang menyatakan bahwa

pertumbuhan bagian

tanaman diatas permukaan tanah tergantung oleh pertumbuhan sistem perakaranya.Lebih lanjut dapat diterangkan bahwa

pembentukan daun dapat ditentukan oleh faktor lingkungan antara lain iklim dan tanah, pada saat memasuki fase

pembentukan daun, tanaman lebih banyak menyerap unsur hara dari dalam tanah dan banyak membutuhkan cahaya

matahari.

Harjadi (1980) menambahkan bahwa ketersediaan unsur hara yang cukup memungkinkan proses fotosintesis

optimum dan asimilat yang dihasilkan dapat digunakan sebagai cadangan makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan

tanaman. Karena cadangan makanan dalam jaringan lebih banyak maka akan memungkinkan terbentuknya daun yang lebih

banyak pula.Kerapatan tanam akan menyebabkan terjadinya kompetisi diantara tanaman. Masing-masing tanaman akan

saling memperebutkan bahan-bahan yang dibutuhkan seperti cahaya, air, udara dan hara tanah. Terjadinya kompetisi

tergantung dari sifat komunitas tanaman dan ketersedian faktor pertumbuhan. Tanaman yang memiliki sifat agresifitas dan

habitus yang tingggi akan mempunyai daya saing yang kuat (Moenandir,1988).

Harjadi (1980) menambahkan bahwa ketersedian unsur hara yang cukup memungkinkan proses fotosintesis

optimum dan asimilat yang dihasilkan dapat digunakan sebagai cadangan makanan untuk pertumbuhanya dan

perkembangan tanaman. Karena cadangan makan dalam jaringan lebih banyak maka akan memungkinkan terbentuknya

daun yang lebih banyak pula.

Adanya kompetisi yang di akibatkan oleh kepadatan tanam menyebabkan berat segar yang dihasilkan tidak optimal

namun karena populasi tanaman yang lebih besar maka hasilnya akan berbanding terbalik pada pengamatan berat segar

konsumsi per petak.

Hal ini disampaikan pula pada penelitian yang dilakukan oleh Prasetiyowati (2005) yang menyatakan bahwa pada

Page 9: ILMU PERTANIAN UNJAc

09/12/13 ILMU PERTANIAN UNJA

anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html 9/10

Diposkan oleh Prasetyo Siagian di 21.23

tingkat kepadatan yang sama, setiap kultivar

memberikan tanggapan yang berbeda baik ukuran, bentuk maupun jumlah daun yang menyebabkan perbedaan penerimaan

intensitas radiasi matahari sehinga pertumbuhan dan hasil akan berbeda pula.

LAMPIRAN

Denah lahan praktikum

KELOMPOK

1 2 3 4 5 6

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar

1,6 meter

A0

A3

A3

A0 A3

A2

A1

A2 A1

A1

A0

A0

A2 A1

A1

A2 A3

A1

A2

A3 A3

A1

A0

A0

Page 10: ILMU PERTANIAN UNJAc

09/12/13 ILMU PERTANIAN UNJA

anakpintarunja.blogspot.com/2012/06/laporan-budidaya-hortikultura-kangkung.html 10/10

Posting Lebih Baru Posting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Account

Publikasikan

Pratinjau

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.