pengantar hygiene industri dan bahaya lingkungan kerja

4
Pengenalan Hygiene Industri Hygiene industri merupakan suatu cabang ilmu dari ilmu hygiene yang lingkupnya terdiri dari proses pengenalan, penilaian, serta pengendalian terhadap factor penyebab gangguan kesehatan atau penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja. Dan kemudian hasil dari ketiga proses tersebut dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif dan berguna dalam melakukan pengembangan pengendalian yang lebih bersifat preventif terhadap lingkungan kerja/perusahaan agar tidak menyebabkan penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang dapat mengganggu produktifitas para pekerja. Produktifitas pekerja dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu : 1. Beban Kerja Beban kerja merupakan suatu tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap pekerja untuk menyelesaikan pekerjaannya masing-masing sesuai dengan tugas yang diberikan oleh pihak atasan/perusahaan/kantor. Dalam pelimpahan beban kerja, pihak pemberi pekerjaan harus dapat menyesuaikan dengan kapasitas kerja pekerjanya agar dalam menjalankan tugas dapat berjalan lebih optimal. 2. Kapasitas Kerja Kapasitas kerja merupakan kemampuan yang dimiliki oleh tiap pekerja dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan yang diberikan oleh pihak atasan/perusahaan/kantor. Kapasitas kerja antara satu pekerja dengan pekerja lain berbeda-beda. 3. Beban Tambahan Kerja

description

pengantar hygiene industri dan berbagai macam bahaya yang ada pada lingkungan kerja

Transcript of pengantar hygiene industri dan bahaya lingkungan kerja

Page 1: pengantar hygiene industri dan bahaya lingkungan kerja

Pengenalan Hygiene Industri

Hygiene industri merupakan suatu cabang ilmu dari ilmu hygiene yang lingkupnya

terdiri dari proses pengenalan, penilaian, serta pengendalian terhadap factor penyebab

gangguan kesehatan atau penyakit yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja. Dan kemudian

hasil dari ketiga proses tersebut dipergunakan sebagai dasar tindakan korektif dan berguna

dalam melakukan pengembangan pengendalian yang lebih bersifat preventif terhadap

lingkungan kerja/perusahaan agar tidak menyebabkan penyakit ataupun kecelakaan akibat

kerja yang dapat mengganggu produktifitas para pekerja.

Produktifitas pekerja dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :

1. Beban Kerja

Beban kerja merupakan suatu tanggung jawab yang dimiliki oleh setiap pekerja untuk

menyelesaikan pekerjaannya masing-masing sesuai dengan tugas yang diberikan oleh

pihak atasan/perusahaan/kantor. Dalam pelimpahan beban kerja, pihak pemberi

pekerjaan harus dapat menyesuaikan dengan kapasitas kerja pekerjanya agar dalam

menjalankan tugas dapat berjalan lebih optimal.

2. Kapasitas Kerja

Kapasitas kerja merupakan kemampuan yang dimiliki oleh tiap pekerja dalam

menyelesaikan tugas/pekerjaan yang diberikan oleh pihak atasan/perusahaan/kantor.

Kapasitas kerja antara satu pekerja dengan pekerja lain berbeda-beda.

3. Beban Tambahan Kerja

Beban tambahan kerja merupakan suatu beban kerja yang berasal dari lingkungan kerja

yang dialami oleh para pekerja dalam melakukan pekerjaannya.

Hygiene industri merupakan suatu ilmu yang menekankan pada aspek lingkungan

kerja dimana para pekerja di dalamnya harus dapat terlindungi atau tercegah dari adanya

kejadian penyakit akibat kerja ataupun kecelakaan akibat kerja. Oleh karena itu, hygiene

industri akan mempelajari tentang apa saja yang terkait dengan lingkungan kerja serta

mempelajari bagaimana upaya mengelola lingkungan kerja.

Lingkungan kerja berpotensi menimbulkan berbagai macam bahaya atau hazard yang

ditimbulkan, yang dikelompokkan sebagai berikut :

1. Potensi Bahaya Fisik

Potensi bahaya fisik merupakan potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan-

gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar. Contoh bahaya fisik yaitu

Page 2: pengantar hygiene industri dan bahaya lingkungan kerja

terpapar kebisingan intensitas tinggi, suhu ekstrim (baik panas ataupun dingin), intensitas

penerangan kurang memadai, getaran, radiasi.

2. Potensi Bahaya Kimia

Potensi bahaya kimia yaitu potensi bahaya yang berasal dari bahan-bahan kimia yang

digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat memasuki atau

mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui inhalation (melalui pernafasan), ingestion

(melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact (melalui kulit).

3. Potensi Bahaya Biologis

Potensi bahaya biologis yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kuman-

kuman penyakit yang terdapat di udara yang berasal dari atau bersumber pada tenaga

kerja yang menderita penyakit-penyakit tertentu. Contoh bahaya biologis ini dapat

berupa virus, bakteri, jamur, atau mikroorganisme patogen lainnya.

4. Potensi Bahaya Fisiologis

Potensi bahaya fisiologis yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang disebabkan oleh

penerapan ergonomi yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomic dalam melakukan

pekerjaan serta peralatan kerja. Bahaya ini dapat berupa sikap dan cara kerja yang tidak

sesuai, pengaturan kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan

kemampuan pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.

5. Potensi Bahaya Psiko-sosial

Potensi bahaya psiko-sosial yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh

kondisi aspek-aspek psikologis ketenagakerjaan yang kurang baik atau kurang

mendapatkan perhatian. Contoh bahaya ini seperti penempatan tenaga kerja yang tidak

sesuai dengan; bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya,

sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan

tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang

diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam

organisasi kerja.

Lingkungan kerja yang tidak baik akan menimbulkan dua kondisi yaitu stress dan

strain. Dimana antara stress dan strain ini bersifat saling mempengaruhi. Stress merupakan

suatu tekanan yang dapat bersifat psikis maupun fisik yang dialami oleh pekerja dari

lingkungan kerjanya yang tidak mendukung produktifitasnya. Sedangkan strain merupakan

suatu kemampuan tubuh individu untuk melawan adanya stressor yang ditimbulkan oleh

lingkungan kerja. Sebagai contoh stress yang dapat menyebabkan strain yaitu apabila seorang

pekerja melakukan pekerjaannya dengan tingkat pencahayaan yang kurang memadai maka

Page 3: pengantar hygiene industri dan bahaya lingkungan kerja

pekerja tersebut akan mengalami strain dari dalam dirinya dalam melawan adanya stressor

tersebut. Namun apabila stressor tersebut terjadi secara kontinyu dan dalam waktu yang lama,

tubuh tidak dapat lagi melakukan strain dikarenakan sudah melampaui ambang batas

kemampuannya dalam melawan stressor sehingga pekerja tersebut akan mengalami gangguan

pada pengelihatannya. Jika kondisi seperti itu telah terjadi maka sebaliknya strain juga dapat

menyebabkan stress, yaitu apabila pekerja tersebut telah mengelami gangguan pada

pengelihatannya maka dia akan mendapatkan suatu stressor baru lainnya yang membuatnya

menjadi stress. Oleh karena itu disinilah peran hygiene industri yaitu untuk meminimalisir

terjadinya penyakit atau kecelakaan akibat kerja yang ditimbulkan oleh lingkungan kerja.