PENGANTAR HUKUM INDONESIA

305
PENGANTAR HUKUM INDONESIA

description

PENGANTAR HUKUM INDONESIA. FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY. TUJUAN UMUM. AGAR MAHASISWA PESERTA DIDIK DAPAT MENGUASAI POKOK-POKOK HUKUM POSITIP YANG BERLAKU DI INDONESIA. FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY. BEBAN KULIAH. 4 SATUAN KREDIT SEMESTER MIN 24 KALI PERTEMUAN - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of PENGANTAR HUKUM INDONESIA

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

PENGANTAR HUKUM INDONESIATUJUAN UMUMAGAR MAHASISWA PESERTA DIDIK DAPAT MENGUASAI POKOK-POKOK HUKUM POSITIP YANG BERLAKU DI INDONESIA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

BEBAN KULIAH4 SATUAN KREDIT SEMESTERMIN 24 KALI PERTEMUAN1 KALI PERTEMUAN 100 MENIT FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

POKOK BAHASANTATA HUKUM INDONESIASUMBER-SUMBER HUKUMAZAS HUKUM PERDATAAZAS HUKUM DAGANGAZASHUKUM TATA NEGARAAZAS HUKUM PIDANAAZAS HUKUM ACARA

FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

POKOK BAHASANAZAS HUKUM TENAGA KERJAAZAS HUKUM ADMINISTRASI NEGARAAZAS HUKUM ADATAZAS HUKUM INTERNASIONALAZAS HUKUM PERDATA INTERNASIONALAZAS HUKUM AGRARIAAZAS HUKUM PAJAKSISTIM PERADILAN INDONESIA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

KONTRAK KULIAHMAHASISWA WAJIB HADIR KULIAH MIN 75 %NILAI TUGAS 20 %NILAI UJIAN TENGAH SEMESTER 30 %NILAI UJIAN AKHIR SEMESTER 50 %TIDAK ADA KETERLEMBATAN PENYERAHAN TUGASMAHASISWA HADIR KULIAH BERPAKAIAN RAPIKETERLAMBATAN PERKULIAHAN DITOLERIR UNTUK ALASAN KEDARURATAN FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

TATA HUKUM INDONESIASEPERANGKAT ATURAN HUKUM POSITIP YANG BERLAKU MENGIKAT DAN SALING BERHUBUNGAN DALAM SATU TATANAN DAN PERINGKAT FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

TATA HUKUM INDONESIA = TATA HUKUM HINDIA BELANDAMEMORANDUM DPRGR 9 JUNI 1966 = PROKLAMASI MERUPAKAN DETIK PENJEBOLAN TATA HUKUM BELANDA DAN PEMBANGUNAN TATA HUKUM INDONESIAPASAL II ATURAN PERALIHAN UUD NRI TH 1945 FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

ATURAN PERALIHANFUNGSI = MENGHINDARI KEVAKUMAN HUKUMTUJUAN = MEMBERLAKUKAN HUKUM YANG LAMA SEMENTARA BELUM ADA PENGGANTINYA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

PEMBINAAN HUKUMPEMBUATAN HUKUM-HUKUM YANG BARU DN PENYESUAIAN HUKUM-HUKUM LAMA SESUAI KEDUDUKAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA MERDEKA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

CIRI CIRI HUKUM MODERENKONSENTRISKONVERGENTERTULIS FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

DR SAHARDJOMENGGANTI LAMBANG KEADILAN DEWI THEMIS MENJADI POHON BERINGIN PENGAYOMANMERUBAH ISTILAH PENJARA MENJADI LEMBAGA PEMASYARAKATANKUHPER DAN KUHD DIRUBAH KEDUDUKANNYA DARI WETBOEK MENJADI RECHTBOEK FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

Dewi Themis Beringin Pengayoman

Penjara

Lembaga Pemasyarakatan

SUMBER-SUMBER HUKUMSEGALA HAL YANG DAPAT MENIMBULKAN ATURAN YANG BERSIFAT MENGATUR,MENGIKAT DAN MEMAKSA, DAN IIKUTI DENGAN SANKSI YANG TEGAS FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

SUMBER HUKUMPERUNDANG-UNDANGANJURISPRUDENSIKEBIASAANTRAKTATDOKTRIN FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

PERUNDANG-UNDANGANARTI FORMIL = LEMBAGA PEMBUATNYA ADALAH LEGISLATORARTI MATERIIL = KEKUATAN MENGIKAT UMUM FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

KEKUATAN MENGIKATFIKSI HUKUM = SEMUA ORANG DIANGGAP MENGETAHUI ADANYA HUKUMSEMUA PERUNDANGAN WAJIB DIUMUMKAN AGAR MENGIKAT UMUM

FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

KAPAN BERLAKUNYASEJAK TANGGAL YANG DITETAPKAN OLEH UNDANG-UNDANGJIKA TIDAK ADA KETENTUAN PENANGGALAN DALAM PERUNDANGAN, MAKA DI WILAYAH JAWA MADURA 30 HARI SESUDAHNYA, DILUAR JAWA DAN MADURA 100 HARI SESUDAHNYA. FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

TEMPAT PENGUMUMANLEMBARAN NEGARA REP INDONESIABERITA NEGARA REP INDONESIALEMBARAN DAERAHBERITA DAERAH FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

LEMBARAN NEGARAUNDANG-UNDANG/PERPUPERPRES MENGENAI PERJANJIAN INTERNASIONAL DAN PERNYATAAN KEADAAN BAHAYAPERATURAN YANG WAJIB DIUMUMAN MELALUI LEMBARAN NEGARA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

BERITA NEGARA = KEPUTSAN PRESIDEN DLLTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA ---- PENJELASAN UU/PERPU YANG DIMUAT DALAM LEMBARAN NEGARATAMBAHAN BERITA NEGARA ---- PENJELASAN PERATURAN YANG DIMUAT DALAM BERITA NEGARA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

KAPAN BERAKHIRNYAJANGKA WAKTU YANG DITETAPKAN PERUNDANGAN SUDAH LAMPAUKEADAAN ATAU HAL YANG DIATUR SUDAH LAMPAUUU DICABUTTELAH TERBIT PERUNDANGAN BARU YANG MENGATUR HAL SAMA, TETAPI ISINYA BERTENTANGAN DENGAN YANG LAMA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

ASAS-ASAS UTAMA PERUNDANGANPERUNDANGAN TIDAK BOLEH RETROAKTIF ( BERLAKU SURUT)PERUNDANGAN YANG KHUSUS MENGESAMPINGKAN YANG UMUM ( LEX SPECIALIS DEROGAT LEX GENERALIS)PERUNDANGAN YANG DATANG KEMUDIAN MENGESAMPINGKAN YANG LAMPAU (LEX POSTERIORI DEROGAT LEX PRIORI)PERUNDANGAN YANG DIBUAT PEJABAT/LEMBAGA LEBIH TINGGI KEDUDUKANNYA, MAKA LEBIH TINGGI ULA KEDUDUKANNYA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

Lex Dura sed Tamen ScriptaHukum itu kejam tetapi begitulah yang tertulis

Hal ini berarti hukum brsifat memaksaAZAS HUKUM DALAM PERATURAN PERUNDANGANa.pengayoman;b.kemanusiaan;c.kebangsaan;d.kekeluargaan; e.kenusantaraan; f.bhinneka tunggal ika; g.keadilan; h.kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan; i.ketertiban dan kepastian hukum; dan/atau j.keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.27 FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

TATA URUTAN PERUDANGAN RI BERDASAR UU NO 12 TAHUN 2011UUD NEGARA RI TAHUN 194KETETAPAN MPRUU/PERPU REP. INDONESIAPERATURAN PEMERINTAHPERATURAN PRESIDENPERATURAN DAERAH FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

YURISPRUDENSIPUTUSAN HAKIM YANG TELAH LALU DAN SUDAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM YANG TETAP ( IN KRACHT VAN GEWIJSDE) DAN KEMUDIAN DIGUNAKAN HAKIM LAIN UNTUK MEMUTUS KASUS YANG SAMA.BERKEKUATAN HUKUM TETAP = TERHADAP PUTUSAN HAKIM TERSEBUT SUDAH TIDAK DILAKUKAN UPAYA HUKUM LAGI FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

ALASAN HAKIM MENGGUNAKAN YURISPRUDENSIPERTIMBANGAN PRAKTISPERTIMBANGAN KESESUAIAN PNDAPATPERTIMBANGAN PSYCOLOGIS FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

APAKAH HAKIM WAJIB MENGIKUTI PUTUSAN HAKIM DI ATASNYASISTIM HUKUM INDNESIA TIDAK MENGANUT PRINSIP STARE DECESIS SEHIGGA HAKIM BEBAS UNTUK TIDAK MENGIKUTI HAKIM LAIN YANG LEBIH TINGGI KEDUDUKANNYA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

TRAKTAT/PERJANJIANPERJANJIAN YANG DIBUAT OLEH DUA NEGARA ATAU LEBIH YANG MENGATUR SESUATU HAL

DASAR KEBERLAKUAN TRAKTAT ADALAH PRINSIP PACTA SUNT SERVANDA = SEMUA PERJANJIAN YANG DIBUAT OLEH NEGARA, MAKA MENGIKAT JUGA WARGA NEGARANYA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

JENIS TRAKTATTRAKTAT TERBUKATRAKTAT TERTUTUP FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

KEBIASAANPERBUATAN TERSEBUT TERUS MENERUDSDILAKUKAN OLEH MASYARAKAT HUKUM TERSEBUTMASYARAKAT MENGANGGAP PERBUATAN TERSEBUT SEBAGAI SUATU KEWAJIBAN ATAU KEPATUTAN DALAM HIDUP BERMASYARAKAT FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

DOKTRINPENDAPAT AHLI HUKUM TERNAMA YANG PENDAPATNYA DIGUNAKAN HAKIM SEBAGAI DASAR PERTIMBANGAN UNTUK MEMUTUS SUATU PERKARADOKTRIN MENJADI SUMBER HUKUM APABILA DIGUNAKAN SEBAGAI JURISPRUDENSI FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

TUGAS MAHASISWAPILIH SATU UNDANG-UNDANG, DAN KEMUDIAN TUNJUKKAN BAGIAN-BAGIAN MANA YANG SESUAI DAN PRINSIP-PRINSIP PERUNDANGAN DALAM UU NO 10 TAHUN 2004TUGAS KELOMPOK MAKSIMUM ANGGOTA 5 (LIMA) ORANGLegalitas.orgDikumpulkan kamis depan FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

HUKUM PERDATAHukum yang mengatur hubungan antar subyek hukum yang menitik beratkan kepada kepentingan pribadi atau privat

FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

HUKUM PERDATAKUHPER = KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATABURGERLIJK WETBOEK = BW

KUHD= KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANGWETBOEK VAN KOOPHANDEL = WVK FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

KUHPERDATABUKU 1 = ORANG = VAN PERSONENBUKU 2 = BARANG= VAN ZAKENBUKU 3 = PERIKATAN VAN VERBINTENISENBUKU 4 = PEMBUKTIAN DAN DALUARSA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

BUKU 1 TENTANG ORANGSUBYEK HUKUM = SEGALA SESUATU YANG DAPAT MEMILIKI HAK DAN DIKENAI KEWAJIBANOBYEK HUKUM = SEGALA SESUATU YANG DAPAT DILEKATKAN DAN DINIKMATI OLEH SUBYEK HUKUM

SIAPA SUBYEK HUKUM PERDATA:ORANGBADAN HUKUM FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

SUBYEK HUKUMKAPAN:SEJAK LAHIR HINGGA MATI ( FROM CRADLE TO THE GRAVE)PERKECUAIAN DALAM PASAL 2 KUHPER = Anak dalam kandungan seorang wanita dianggap telah lahir, setiap kali kepentingan nya menghendakinya. Bila telah mati waktu dilahirkan, anak tersebut dianggap tidak pernah ada FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

SUBYEK HUKUMTIDAK SEMUA SUBYEK HUKUM BERHAK BERLALULINTAS HUKUM (HANDELING BEKWAAM/WENANG BERHAK). SUBYEK HUKUM YANG TIDAK BERHAK BERLALULINTAS HUKUM DISEBUT HANDELING ONBEKWAAMSEMUA YANG TIDAK WENANG BERHAK HARUS DIWAKILI KEPENTINGANNYADALAM LALU LINTAS HUKUM OLEH PIHAK LAIN FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

PENYEBAB TERJADINYA HANDELING ONBEKWAAMALASAN JASMANI ROHANIUSIA SUBYEK HUKUM BELUM DEWASA(MINDERJARIG) 21 TAHUN ( MEERDERJARIG) (PASAL 330 KUHPER)SUBYEK HUKUM TELAH BERUSIA 21 TAHUN, TAPI TIDAK MAMPU MENGURUS DIRI SENDIRI

ALASAN UNDANG-UNDANGWANITA YSG SUDAH MENIKAH ( DIHAPUS DENGAN SEMA NO 3 TAHUN 1963) FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

PERWAKILANPERWALIAN (VOOGDIj)= UNTUK ANAK YANG BELUM DEWASA ( PERKAWINAN ORTU SUDAH PUTUS)

PENGAMPUAN ( CURATELE)= UNTUK ORANG DEWASA TAPI TIDAK BISA MENGURS DIRINYA SENDIRI , MISAL KARENA KETERBELAKANGAN MENTAL FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

PERWALIANMENURUT UNDANG-UNDANG (WETTELIJK VOOGDIJ)MENURUT WASIAT (TESTAMENTER VOOGDIJ)MENURUT HAKIM (DATIEVE VOOGDIJ) FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

KEKUASAAN ORANGTUA PUTUSANAK TELAH MENIKAHANAK TELAH DEWASAKEKUASAAN ORTU DIBEBASKANKEKUASAAN ORTU DICABUT FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

DOMISILITEMPAT DIMANA SESEORANG HARUS DIANGGAP SELALU BERADA MESKIPUN SEBENARNYA SEDANG TIDAK BERADA DI TEMPAT TERSEBUTJENIS DOMISILIASLIMENGIKUTIPILIHAN FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

FUNGSI DOMISILITEMPAT DI MANA SESEORANG HARUS MENIKAHTEMPAT DI MANA PENGADILAN MANA YANG BERWENANG KEPADANYATEMPAT DI MANA PENGADILAN HARUS MEMANGGIL KEPADANYA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

SUBYEK HUKUM BADAN HUKUMDIDIRIKAN DENGAN AKTE NOTARISDIFAGTARKAN DI PANITERA PENGADILAN SETEMPATAKTE PENDIRIAN DIUMUMKAN DI TAMBAHAN BERITA NEGARAMEMILIKI DOMISILI FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

HAK KEPERDATAANPASAL 3 KUHPERTiada suatu hukuman apapun dapat mengakibatkan kematian perdata atau hilangnya seluruh hak-hak kewargaan FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

HUKUM PERKAWINANSEBELUM DIATUR DENGAN UU NO 1 HUN 1974 DIATUR DALAM BUKU 1 KUHPERDATACIRI UTAMAUndang-undang memandang soal perkawinan hanya dalam hubungan-hubungan perdata. (PASAL 26 KUHPER)SAHNYA PERKAWINAN APABILA TELAH DICATAT DALAM REGISTER CATATAN SIPIL (PASAL 100 KUHPER)MONOGAMI TERTUTUP FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

SYARAT SAHNYAKESEPAKATAN BERSAMAKEMAUAN BEBASTIDAK DALAM IKATAN PERKAWINANPRIA MIN 18 TAHUN WANITA 15 TAHUNDILAKUKAN DI MUKA PEGAWAI CATATAN SIPILTIDAK ADA PERTALIAN DARAH DIANTARA KEDUA BELAH MEMPELAI

FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

PUTUSNYA PERKAWINANKEMATIANKEPERGIAN SUAMI ATAU ISTRI SELAMA SEPULUH TAHUNAKIBAT PERPISAHAN MEJA MAKAN DAN TEMPAT TIDURPERCERAIAN FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

PERCERAIANZINAHMENINGGALKAN TEMPAT TINGGAL BERSAMA DENGAN SEGAJADIHUKUM PENJARA 5 TAHUN ATAU LEBIHPENGANIAYAAN YANG MEMBAHAYAKAN JIWA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

PERKAWINAN MENURUT UU NO 1 TAHUN 1974PRINSIP UTAMAPERKAWINAN MERUPAKAN HUBUNGAN SAKRALSAHNYA APABILA DILAKSANAKAN MENURUT AGAMA DAN ATAU KEPERCAYAANNYAMONOGAMI TERBUKA FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

SYARAT PERKAWINAN MENURUT UU NO 1 TAHUN 1974 (Psl 12)USIA PRIA MIN 19 TAHUN WANITA 16 TAHUNATAS DASAR PERSETUJUAN BERSAMAJIKA UMUR BELUM 21 TAHUN MAKA HARUS DENGAN IJIN ORTUJIKA SYARAT UMUR BELUM TERPENUHI (BIK DARI MEMPELAI PRA ATAU WANITA) MAKA HARUS ADA DISPENSASI DARI PENGADILAN ATAU PEJABAT YANG DITUNJUKDILARANG PERKAWINAN ANTAR ORANG YANG BERHUBUNGAN DARAH FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

HAK DAN KEWAJIBAN(PSL 30 S/D 34)SEIMBANGSUAMI KEPALA KELUARAGA, ISTRI IBU RUMAH TANGGASUAMI WAJIB MELINDUNGI ISTRI DAN MEMBERIKAN NAFKAH

FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

HARTA PERKAWINANHARTA BENDA YANG DIPEROLEH SELAMA PERKAWINAN MENJADI HARTA BERSAMAHARTA BAWAAN DAN MASING-MASING PIHAK YANG DIPEROLEH SEBELUM PERKAWINAN FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

POLIGAMIHARUS DAPAT IJIN DARI PENGADILAN, DAN IJIN DIBERIKAN OLEH PENGADILAN JIKA:ISTRI TIDAK DAPAT MELAHIRKAN KETURUNANISTRI MENDAPAT CACAT TUBUH ATAU PENYAKIT YANG TAK BISA DISEMBUHKANISTRI TAK DAPAT MENJALANKAN KEWAJIBAN SEBAGAI ISTRI FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

SYARAT-SYARAT POLIGAMIADA PERSETUJUAN DARI ISTRI-ISTRINYAADA KEPASTIAN BAHWA IA MAMPU MENJAMIN KEPERLUAN HIDUP ISTRI-ISTRINYA BESERTA ANAK-ANAKNYAADA JAMINAN BAHWA SUAMI AKAN BERSIKAP ADIL FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

BUKU 2 HUKUM BENDABARANG adalah tiap benda dan tiap hak yang dapat menjadi obyek dari hak milik. : PASAL 499

FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

BUKU 2:HUKUM BENDABENDA:BENDA BERGERAKBENDA TIDAK BERGERAK

DASAR PEMBAGIAN JENIS BENDASIFAT: Barang bergerak karena sifatnya adalah barang yang dapat berpindah sendiri atau dipindahkan. TUJUAN :. UNDANG-UNDANG FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

BARANG TAK BERGERAK KARENA TUJUANNYA1. pada pabrik: barang hasil pabrik (trafijk), penggilingan, penempaan besi dan barang tak bergerak semacam itu, apitan besi, ketel kukusan, tempat api, jambangan, tong dan perkakas-perkakas sebagainya yang termasuk bagian pabrik, sekalipun barang itu tidak tertancap atau terpaku;2. pada perumahan: cermin, lukisan dan perhiasan lainnya bila dilekatkan pada papan atau pasangan batu yang merupakan bagian dinding, pagar atau plesteran suatu ruangan, sekalipun barang itu tidak terpaku; FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

TUJUAN PEMBAGIAN JENIS BENDAPEMINDAHTANGANANBENDA BERGERAK = PENYERAHANBENDA TIDAK BERGERAK= BALIKNAMA

AGUNAN BENDA BERERAK = GADAI /PANDBENDA TIDAK BERGERAK = HAK TANGGUNGAN/HIPOTIK FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

HAK DALAM HUKUM BENDABEZITDETENTIE

BEZIT : KEADAAN DIMANA SESEORANG MENGUASAI SUATU BENDA TANPA DIPERTANYAKAN HAK MILIK ATAS BENDA ITU SESUNGGUNYA ADA PADA SIAPABEZIT ATAS BARANG BERGERAK BERLAKU SEBAGAI TITLE YANG SEMPURNAITIKAD BAIKBEZIT YANG DILINDUNGI ADALAH BEZIT YANG DIDASARI ITIKAD BAIK

Psl 531. Besit dalam itikad baik terjadi bila pemegang besit memperoleh barang itu dengan mendapatkan hak milik tanpa mengetahui adanya cacat-cela di dalamnya. FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

ITIKAD BURUKPsl 532. Besit dalam itikad buruk terjadi bila pemegangnya mengetahui, bahwa barang yang dipegangnya bukanlah hak miliknya. Bila pemegang besit digugat di muka hakim dan dalam hal ini dikalahkan, maka ia dianggap beritikad buruk sejak perkara diajukan. FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

DETENTIEKEADAAN DIMANA SESEORANG MENGUASAI SUATU BENDA SEBAGAI AKIBAT ADANYA PROSES HUKUM SEBELUMNYACONTOH: SESEORANG MENGUASAI RUMAH KARENA MENYEWA RUMAH TERSEBUT FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

KONVERSI HAK ATAS TANAHSETELAH BERLAKUNYA UU NO 5 TAHUN 1960 TENTANG UUPA (UU POKOK AGRARIA) MAKA SEMUA HAK TANAH YANG DULUNYA TUNDUK KEPADA BUKU 2 KUHPER DISESUAIKAN DENGAN HAK ATAS TANAH SEBAGAIMANA DIATUR DALAM UUPA, SEPERTIHAK MILIKHAK GUNA BANGUNANHAK GUNA USAHAHAK PAKAIHAK SEWA DLL FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

HUKUM WARISUNSUR WARISPEWARISAHLI WARISBARANG WARISAN

Pasal 830 KUHPER. Pewarisan hanya terjadi karena kematian. FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

Hukum waris di IndonesiaWARIS BERDASAR HUKUM PERDATA BARAT (KUHPER)WARIS BERDASAR HUKUM ADATWARIS BERDASAR HUKUM ISLAM FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

PEWARISANPEWARISAN MENURUT UNDANG-UNDANG = AB INTESTAATO

PEWARISAN MENURUT WASIAT = TESTAMENTER FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

PEWARIS DAN HARTA WARISPEWARIS ADALAH SESEORANG YANG MENIGGAL DUNIA DAN MENINGGALKAN HARTA WARISANHARTA WARISAN: SEGENAP AKTIVA DAN PASIVA YANG MENJADI HAK DAN KEWAJIBAN PEWARIS FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

AHLI WARIS ahli waris ialah keluarga sedarah, baik yang sah menurut undang-undang maupun yang di luar perkawinan, dan si suami atau si istri yang hidup terlama, menurut peraturan-peraturan berikut ini. Bila keluarga sedarah dan si suami atau si istri yang hidup terlama tidak ada, maka semua harta peninggalan menjadi milik negara, yang wajib melunasi utang-utang orang yang meninggal tersebut, sejauh harga harta peninggalan mencukupi untuk itu. FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

Ahli warisGolongan 1 : anak-anak dan istriGolongan 2 : ortu dan saudara sekandung pewarisGolongan 3 : kakek nenek dari pihak ayah maupun ibu dari pewarisGolongan 4: keluarga sedarah sampai derajat ke -4 FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

LEGITIEME PORTIEBAGIAN DARI HAK AHLI WARIS YANG TIDAK BISA DIHAPUSKAN OLEH PEWARIS SEKALIPUN

PEWARIS TIDAK BISA MENGHAPUS HAK WARIS AHLI WARIS FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

DILARANG JADI AHLI WARIS1. Seseorang yang telah dijatuhi hukuman karena membunuh atau mencoba membunuh orang yang meninggal itu; 2. Seseorang yang dengan putusan hakim pernah dipersalahkan karena dengan fitnah telah mengajukan tuduhan terhadap pewaris, bahwa pewaris pernah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih berat lagi; 3. Seseorang yang telah menghalangi orang yang meninggal itu dengan kekerasan atau perbuatan nyata untuk membuat atau menarik kembali wasiatnya; 4. Seseorang yang telah menggelapkan, memusnahkan atau memalsukan wasiat orang yang meninggal itu. FACULTY OF LAW DIPONEGORO UNIVERSITY

BUKU 3 PERIKATANOBYEK DARI PERIKATAN ADALAH PRESTASI

JENIS PRESTASIMELAKUKAN SESUATUMEMBERI SESUATUTIDAK MELAKUKAN SESUATUSumber sengketaPerbuatan melawan hukumPerbuatan Ingkar janji/ wanprestasiPRESTASI >< WANPRESTASIWANPRESTASI= INGKAR JANJITIDAK MELAKUKAN PRESTASI SAMA SEKALITERLAMBAT BERPRESTASIBERPRESTASI SEBAGIANBERPRESTASI TETAPI TIDAK SESUAI PERJANJIANPerbuatan melawan hukumPsl1365 KUHPER. Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk mengganti kerugian tersebut.

Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatige daad)Perbuatan Melawan Hukum oleh pemerintah ( Onrechtmatige Overheidsdaad)Perbuatan melawan hukum 0leh pemerintah(1)adanya perbuatan;(2)perbuatan itu melawan hukum;(3)adanya kerugian;(4)adanya kesalahan; dan(5)adanya hubungan sebab akibat (kausalitas) antara perbuatan melawan hukum dengan akibat yang ditimbulkan.

SUMBER PERIKATANUNDANG-UNDANGPERJANJIANKontrak yang timbul dari undang-undang ( Pasal 1352 KUHPER)

Kontrak yang bersumber dari perundang-undang, dimaksudkan sebagai suatu kontrak yang secara otomatis dianggap ada karena undang-undang yang mengatur hubungan hukum antar pihak .Hukum secara spesifik dan memaksa menghubungkan kedua belah pihak, untuk tunduk kepada ketentuan yang ada seolah-olah diantara kedua belah pihak atau lebih telah terjalin suatu perjanjian.

Kontrak yang timbul dari undang-undangKontrak yang melulu bersumber dari perundang-undangan saja (Pasal 307, 320, 383, 385, 452,625 ,1005 KUHPER)Kontrak yang bersumber dari perundang-undangan dan perbuatan/tindakan manusiaPerbuatan yang tidak melawan hukumPerbuatan yang melawan hukum

Dari undang-undang sajaKewajiban alimentasi ( nafkah) orangtua kepada anaknya

Psl 307. KUHPER Orang yang melakukan kekuasaan orang tua atas seorang anak yang masih di bawah umur, harus mengurus barang-barang kepunyaan anak itu, dengan tidak mengurangi ketentuan pasal 237 dan alinea terakhir pasal 319e.Kontrak yang bersumber dari perundang-undangan dan perbuatan/tindakan manusiaKontrak yang bersumber dari perundang-undangan dan perbuatan/tindakan manusia yang menurut hukum.(Pasal 1354 KUHPER)Kontrak yang bersumber dari perundang-undangan dan perbuatan/tindakan manusia yang melawan hukum. (Ps 1365 KUHPER)

Kontrak yang bersumber dari perundang-undangan dan perbuatan/tindakan manusia yang menurut hukumZaakwarneming (Mengurus Kepentingan Org lain) Ps 1354Pembayaran tak terutang (Ps 1359 KUHPER)

Kontrak yang timbul dr perjanjian kesepakatan-kesepakatan itu harus didasari satu itikad baik dalam pelaksanaannya (pasal 1338 ayat 3 KUHPER pembutan kontrak terdapat asas kebebasan berkontrak (Pasal 1338 KUHPER) kebebasan berkontrak tersebut tidak boleh bertentangan dengan peraturan umum yang berlaku.(Pasal 1337 KUHPER)

Kontrak yang timbul perjanjiana.Perjanjian Jual belib.Perjanjian Sewa Menyewac.Perjanjian Persekutuand,Perjanjian Penghibahane.Perjanjian Pemberian Kuasaf.Perjanjian Perdamaian

Syarat sahnya kontrak Pasal 1320 KUHPer yakni:1.Adanya Kesepakatan2.Kecakapan para pihak dalam lalulintas hukum3.Hal tertentu4.Sebab yang halal

Adanya KesepakatanAdanya kesepakatan, mewajibkan suatu kontrak untuk dibuat benar-benar berdasarkan kesepakatan, dan tidak boleh dikarenakan adanya paksaan (dwang),penipuan, kekeliruan. Kapan ada kesepakatan:Teori pernyataanTeori PengirimanTerori PengetahuanTeori Penerimaan

Kasus posisiA sebagai penyedia dana memberi piutang kepada B, demi pengamanan pengembalian utang untuk mengikat hutang piutang tersebut diikat dengan akta surat kuasa mutlak (SKM)dari B kepada A yang dibuat dengan akta notariil dan tidak dapat ditarik kembali, dimana rumah B dikuasakan kepada A. A kemudian hendak mengagunkan rumah tersebut kepada Bank, namun kemudian ternyata B meninggal dunia.Apakah atas dasar surat kuasa mutlak tersebut A dapat menandatangani SPK dengan Bank ?Kecakapan Syarat kecakapan merujuk kepada penilaian apakah pihak-pihak yang membuat perjanjian telah dianggap berhak berlalulintas hukum, sebab meskipun pada prinsipnya semua manusia adalah subyek hukum, tapi tidak semua manusia berhak dalam lalulintas hukum

94Tidak Cakap1.Karena Faktor JasmaniKarena belum dewasa (KUHPER < 21 tahun, UU No 30/2004 < 18 tahun)Karena adanya penyakit kejiwaan atau sesuatu hal yang menyebabkan yang bersangkutan tidak mampu mengurus dirinya sendiri2.Karena perundang-undangan Istri (SEMA 3 th 1963 mencabut)

Pihak-pihak yang belum cakap berlalu-lintas hukum penandatangan kontrak dapat diwakili oleh:1.Untuk anak yang belum dewasa diwakili salah satu orangtua atau wali2.Untuk orang yang sudah dewasa tetap tidak cakap, diwakili oleh pengampunya.

Ketidakwenangan 1.Masalah yang berkaitan dengan barang dari harta warisan.2.Masalah yang berkaitan dengan representasi suatu badan hukum.3.Masalah yang berkaitan representasi badan hukum dan luas kewenangan.4.Masalah yang berkaitan dengan kepemilikan atau penguasaan suatu benda.

CONTOH KASUSA dan B adalah anak dari C dan D, karena terlalu nakal B kemudian diusir oleh C dan D. Sebelum meninggal C dan D sempat membuat akta wasiat agar seluruh harta warisan diberikan kepada A yang telah merawatnya.Tanah warisan yang diberikan kepada A kemudian dibaliknama, dan dijadikan agunan atas suatu kredit pada bank X.Sepulang dari pengembaraan , B mengetahui bahwa tanah milik mendiang orangtuanya telah diagunkan, karena merasa tidak pernah dimintai pendapat B kemudian menggugat pembatalan PK antara A dan Bank X serta mencabut /membatalkan akta hak tanggungan.Apakah gugatan B dapat dibenarkan

Sebab Yang HalalDilarang oleh Undang-undang atau bertentangan dengan kesusilaan atau ketertiban umum (Pasal1337 KUHPER)CONTOH KASUSDalam sebuah tender pengadaan barang dan jasa, untuk menjaga kualitas bangunan para peserta tender bersepakat dengan panitia untuk menentukan pemenang tender berdasarkan penawaran dengan nilai tengah. Kesepakatan dituangkan ke dalam akta notaris yang ditandatangani semua pihak.Pertanyaan apakah hasil tender tersebut dapat dibenarkan oleh hukum ?Sebab Yang tidak HalalPerjanjian kredit antara Bank Perkreditan Rakyat dengan debitur, yang di dalamnya memuat ketentuan jumlah kredit yang melebihi batas maksimum yang boleh diberikan/dikucurkan (bmpk) oleh BPR

Hal tertentuObyek perjanjian harus menyangkut barang dan hal hal yang tertentu dgn jelasPs 1332.KUHPER = Hanya barang yang dapat diperdagangkan saja yang dapat menjadi pokok persetujuan.Ps 1333.KUHPER= Suatu persetujuan harus mempunyai pokok berupa suatu barang yang sekurang-kurangnya ditentukan jenisnya. Jumlah barang itu tidak perlu pasti, asal saja jumlah itu kemudian dapat ditentukan atau dihitung. (Hapusnya perikatan (ps 1381).Perikatan hapus: karena pembayaran; (KUHPerd. 1382 dst.) karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan; (KUHPerd. 1404 dst.) karena pembaharuan utang; (KUHPerd. 1413 dst.) karena perjumpaan utang atau kompensasi; (KUHPerd: 1425 dst.) karena percampuran utang; (KUHPerd. 1436 dst.) karena pembebasan utang; (KUHPerd. 1438 dst.) karena musnahnya barang yang terutang; (KUHPerd. 1444 dst.) karena kebatalan atau pembatalan; (KUHPerd. 1446 dst.) karena berlakunya suatu syarat pembatalan, yang diatur dalam Bab I buku ini; (KUHPerd. 1265 dst.) karena kedaluwarsa, . (KUHPerd. 1265, 1268 dst., 1338, 1646, 1963, 1967.)

Berakhirnya kontrakPembayaranPenawaran pembayaran tunai yang diikuti penyimpanan (konsinyasi)Pembaharuan utangKompensasiPercampuran utangPembebasan UtangMusnahnya barang terutangPembatalan perikatanBuku 4: pembuktian dan daluarsaPembuktian dalam Hukum erdata adalah mencari kebenaran formil, artinya mencari kebenaran berdasar fakta-fakta yang tampak saja

Alat-alat bukti. Alat pembuktian meliputi: bukti tertulis; (KUHPerd. 1867 dst.) bukti saksi; (KUHPerd. 1895 dst.) persangkaan; (KUHPerd. 1915 dst.) pengakuan; (KUHPerd. 1923 dst.) sumpah. (KUHPerd. 1929 dst.) Bukti tulisAkta otentik : akta yang dibuat dihadapan dan oleh pejabat umum yang berwenangAkta bawah tangan: akta yang ditandatangani oleh pihak-pihak yang membuat perjanjianSurat lain bukan akta : kwitansi, strok belanjaBukti saksiKeterangan di bawah sumpah yang mengenai segala hal yang didengar, dilihat dan dialami oleh saksi sendiri

Prinsip satu saksi bukan saksi: Ps.1905. Keterangan seorang saksi saja, tanpa alat pembuktian lain, dalam pengadilan tidak boleh dipercayaSaksi wajib disumpahPs 1911. Tiap saksi wajib bersumpah menurut agamanya, atau berjanji akan menerangkan apa yang sebenarnya. persangkaanPs 1915. Persangkaan ialah kesimpulan yang oleh undang-undang atau oleh hakim ditarik dari suatu peristiwa yang diketahui umum ke arah suatu peristiwa yang tidak diketahui umum. Ada dua macam persangkaan, yaitu: persangkaan yang berdasarkan undang-undang persangkaan yang tidak berdasarkan undang-undang. Persangkaan undang-undangPs 1921. Suatu persangkaan menurut undang-undang, membebaskan orang yang diuntungkan persangkaan itu dari segala pembuktian lebih lanjut.Persangkaan yang tidak berdasar undang-undangPs 1922. Persangkaan yang tidak berdasarkan undang-undang sendiri diserahkan kepada pertimbangan dan kewaspadaan hakim, yang dalam hal ini tidak boleh memperhatikan persangkaan-persangkaan yang lain. Persangkaan-persangkaan yang demikian hanya boleh diperhatikan, bila undang-undang mengizinkan pembuktian dengan saksi-saksi, begitu pula bila terhadap suatu perbuatan atau suatu akta diajukan suatu bantahan dengan alasan adanya itikad buruk atau penipuan.pengakuanPs 1925. Pengakuan yang diberikan di hadapan hakim, merupakan suatu bukti yang sempurna terhadap orang yang telah memberikannya, baik sendiri maupun dengan perantaraan seseorang yang diberi kuasa khusus untuk itu. Ps 1926. Suatu pengakuan yang diberikan di hadapan hakim tidak dapat dicabut kecuali bila dibuktikan bahwa pengakuan itu diberikan akibat suatu kekeliruan mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi. sumpahAda dua macam sumpah di hadapan hakim: 1. sumpah yang diperintahkan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain untuk pemutusan suatu perkara: sumpah ini disebut sumpah pemutus; (KUHPerd. 1930 dst., 1973; S. 1832-41; IR. 156; RBg. 314.) .(decissoir) sumpah yang diperintahkan oleh hakim karena jabatannya kepada salah satu pihak. (accessoir/supletoir)daluarsaAcquisitive verjaring: karena kadaluarsa sesorang mendapatkan hak atas suatu benda

Extinctive verjaring: karena lewat waktu dibebaskan dari kebajibannya sebagai debiturHUKUM DAGANGPENGERTIAN DAGANGSEGALA PERHUBUNGAN DAN PERANTARAAN PRODUK BARAG DAN JASA DARI PRODUSEN SAMPAI KE TANGAN KONSUMENKODIFIKASI HUKUM DAGANGKITAB UNDANG-UNDANG HUKUM DAGANG (KUHD) WETBOEK VAN KOOPHANDEL (WVK)BUKU 1 TENTANG PERDAGANGAN ATAU PERNIAGAAN PADA UMUMNYABUKU II HAK DAN KEWAJIBAN YANG TIMBUL DARI PENGANGKUTANPEKERJAAN YANG TERKAIT DENGAN PERDAGANGANPERBANKANASURANSIPENGAGKUTANPASAR SAHAMHAKIMAKELAAR DAN KOMISIONERHUKUM PERUSAHAAN

PERBEDAAN MAKELAR DAN KOMISIONERMAKELAAR : PERANTARA YANG DISUMPAH BEKERJA ATAS NAMA ORANG LAIN DAN MENDAPAT UPAH BERUPA PROVISIKOMISIONER : PERANTARA YAG DISUMPAH BEKERJA ATAS NAMA SENDIRI SERTA MENDAPAT UPAH BERPA KOMISISURAT BERHARGACOGNOSEMENT : SURAT PENGANKUTAN BARANG OLEH KAPAL YANG DIKELUARKAN DAN DITANDANGANI PIHAK MASKAPAI PELAYARANCHEQUE : ALAT PEMBAYARAN GIRAL YANG BERSIFAT TUNAI SERTA DAPAT DIPERJUALBELIKANWESEL ATAU BILJET GIRO: ALAT PEMBAYARAN GIRAL YANG BERSIFAT KREDITBENTUK PERUSAHAANFIRMACOMANDITER VENOTSCHAAP (CV)PESEROAN TERBATAS (PT)KOPERASIPERUSAHAAN NEGARA DAN DAERAH

HUKUM PIDANAKODIFIKASI HUKUM PIDANAKITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) WETBOEK VAN STRAAFRECHT (WVS)

BUKU I TENTANG KETENTUAN UMUM PIDANABUKU II TENTANG TINDAK PIDANA KEJAHATANBUKU III TENTANG TINDAK PIDANA PELANGGARANDUALISME DALAM HUKUM PIDANASEBELUM INDONESIA MERDEKA , KODIFIKASI YANG DIPAKAI ADALAH WVSSETELAH INDONESIA MERDEKA BERDASAR UU NO 1 TAHUN 1946 DIBERLAKUKAN KUHPPADA MASA PENDUDUKAN /AGRESI BELANDA MEMBERLAKUKAN WVSvNI UNTUK DAERAH PENDUDUKANYA, SEMENTARA NKRI MEMBERLAKUKAN KUHP UNTUK DAERAHNYA ,MAKA TERJADILAH DUALISMESETELAH PENYERAHAN EDAULATAN DENGAN UU NO 73 TAHUN 1958 MAKA TERJADILAH UNIFIKASI, YAKNI DENGAN MEMBERLAKUKAN KUHP DI SELURUH NKRIPERBUATAN PIDANA/TINDAK PIDANAUNSUR SUBYEK : MENYANGKUT KEMAMPUAN BERTANGGUNG JAWAB PELAKU PIDANAUNSUR OBYEK: MENYANGKUT SIFAT MELAWAN HUKUM PIDANANYA PERBUATAN

TRIAS DALAM HUKUM PIDANASUBYEK + OBYEK = PIDANA (SOP)

ALASAN PENGHAPUS PIDANAALASAN PEMBENAR: ALASAN PENGHAPUS SIFAT MELAWAN HUKUMNYA PERBUATAN

ALASAN PEMAAF : ALASAN PENGHAPUS KEMAMPUAN BERTANGGUNGJAWABNYA SESEORANG PELAKU TINDAK PIDANAPRINSIP DALAM HUKUM PIDANAASAS LEGALITAS (PASAL I KUHP) :

PRADUGA TAK BERSALAH (PRESUMPTION OF INNOCENT) : SELAMA PROSES PENYELIDIKAN,PENYIDIKAN DAN PERSIDANGAN SETIAP TERSANGKA,TERDAKWA TINDAK PIDANA HARUS DIANGGAP TIDAK BERSALAH SAMPAI HAKIM MEMUTUSKAN KESALAHANNYA DALAM PUTUSAN YANG IN KRAACHTPASAL 1 KUHP : AZAS LEGALITAS(1) Suatu perbuatan tidak dapat dipidana, kecuali berdasarkan kekuatan ketentuan perundang-undangan pidana yang telah ada (2) Bilamana ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah perbuatan dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang paling menguntungkannya.

NULLUM DELICTUM NOELA POENA SINE PRAEVIA LEGE POENALITINDAK PIDANATINDAK PIDANA KEJAHATANKUALITATIF = DELIK HUKUM /RECHT DELICTKUANTITATIF= ANCAMAN SANKSI PIDANA LEBIH BERAT

TINDAK PIDANA PELANGGARANKUALITATIF= DELIK UNDANG UNDANG/WET DELICTKUANTITATIF = ANCAMAN SANKSI PIDANA RINGANSANKSI PIDANADIATUR DALAM PASAL IO KUHPPIDANA POKOKPIDANA MATIPIDANA PENJARAPIDANA KURUNGANPIDANA DENDAPIDANA TUTUPAN PIDANA TAMBAHAN PENCABUTAN HAK-HAK TERTENTUPERAMPASAN BARANG TERTENTUPENGUMUMAN PUTUSAN HAKIM TUJUAN PEMIDANAANTEORI ABSOLUTTEORI RELATIFTEORI GABUNGANTEORI ABSOLUTTUJUAN PEMIDANAAN TERLETAK PADA PIDANA ITU SENDIRI,BERSIFAT RETRIBUTIF (PEMBALASAN)TEORI RELATIFMENCEGAH TERJADINYA KEJAHATANMENAKUT NAKUTI AGAR ORANG LAIN TIDAK MELAKUKAN KEJAHATANMEMPERBAIKI PERILAKU PELAKU TINDAK PIDANAMEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT TERHADAP KEJAHATANTEORI GABUNGANSEBAGAI PEMBALASAN ATAS PERBUATAN JAHAT YANG DILAKUKAN PELAKU KEJAHATAN, DAN AGAR PELAKU TIDAK MELAKUKAN KEJAHATAN LAGIAlasan penghapus sanksi pidanaMatinya terpidana (PS 83 KUHP)Daluwarsa (ps 84 dan 85)Amnesti (penghapusan sanksi pidananya)Grasi (pengurangan hukuman uu no 22 tahun 2002)Alasan hapusnya kewenangan penuntutan jaksaMatinya terdakwa (Ps 77 KUHP)Nebis in idem )Ps 76 KUHP)Daluwarsa ( Ps 77 KUHP)Pembayaran denda maksimumAbolisi (penghapusan penuntutan)Amnesti (UU No 11 tahun 1954)HUKUM ACARA PERDATA DAN HUKUM ACARA PIDANA SERTA TATA USAHA NEGARAKODIFIKASIHIR /RIB ( HERZIENE INLANDSCHE REGLEMENT/ REGLEMENT INDONESIA YANG DIPERBARUI) Berlaku untuk wilayah Jawa dan Madura

RBG (REGLEMENT BUITEN GEWETEN)Berlaku Untuk wilayah luar Jawa dan madura

Prinsiip hukum acara perdataTertulisPerwakilanMembayarPembuktian Formil TERTULISGUGATAN DIBUAT SECARA TERTULISAPABILA PENGGUGAT TIDAK BISA MENULIS MAKA DAPAT DIBANTU KETUA PENGADILAN DENGAN MENYURUH PANITERA UNTUK MEMBUAT GUGATAN (PASAL 120 HIR)PERWAKILANPARA PIHAK BAIK PENGGUGAT MAUPUN TERGUGAT DAPAT TIDAK HADIR SENDIRI DALAM SIDANG, DAN DAPAT DIWAKILI OLEH KUASA HUKUMNYA, YANG DITUNJUKKAN DENGAN SURAT KUASA YANG SAH DAN BERMETERAI (PS 123 AYAT 1 HIR)KUASA HUKUMADVOKAT UU NO 18 TAHUN 2003PEGAWAI ATAU ANGGOTA KELUARGAMEMBAYARPADA PRINSIPNYA PENGGUAT WAJIB MEMBAYAR BIAYA PERKARAAPABILA TIDAK MAMPU MAKA DAPAT MEMOHON BERACARA SECARA CUMA-CUMAPEMBUKTIAN FORMIL

PEMBUKTIAN YANG MENCARI KEBENARAN BERDASARKAN FAKTA YANG NAMPAK SAJABukti tulisanBukti saksiBukti persangkaanBukti PengakuanSumpahHUKUM ACARAPENDAFTARAN GUGATANPEMANGGILANPEMBUKAAN SIDANGMEDIASIJAWAB JINAWABPEMBUKTIANKESIMPULANPUTUSANPENDAFTARAN GUGATANTEMPAT PENDAFTARAN PS 118 HIRPN YANG WILAYAH HUKUMNYA MELIPUTI TEMPAT KEDIAMAN TERGUGATPN YANG WILAYAH HUKUMNYA MELIPUTI TEMPAT KEDIAMAN SALAH SATU TERGUGATPN YANG WILAYAH HUKUMNYA MELIPUTI TEMPAT KEDIAMAN DEBITUR UTAMAPN YANG MELIPUTI TEMPAT KEDIAMAN PEGGUGAT JIKA TEMPAT KEDIAMAN TERGUGAT TIDAK DIKETAHUIPN YANG WILAYAH HUKUMNYA MELIPUTI TEMPAT BENDA TETAP BERADA PABILA SENGKETA TENTANG BENDA TETAP /TAK BERGERAKPN YANG MILYAH HUKUMNYA MELIPUTI TEMPAT DOMISILI YANG DIPILIHNASEHAT DAN PERTOLONGAN (Ps 119 hir)KETUA PN BERWENANG MEMBERI NASEHAT DAN PERTOLONGAN WAKTU DIMASKKANNYA GUGATAN TERTULIS BAIK PADA PENGGUGAT SENDIRI MAUPUN KUASANYA PemangilanPara pihak wajib dipanggil secara patutPemanggilan dilakukan oleh juru sitaTenggang waktu minimal 3 (tiga) hari (pasal 122 HIR)Cara memanggil dilakukan cara panggilan biasa atau panggilan umumPANGGILAN SIDANGGUGATAN GUGUR APABILA PENGGUGAT TIDAK HADIR DALAM SIDANG TANPA ALASAN YANG DIBENARKAN MESKIPUN TELAH DIPANGGIL SECARA PATUT (PASAL 124 HIR)SEBALIKNYA JIKA TERGUGAT YANG TIDAK HADIR SAMPAI PUTUSAN DIBACAKAN, MAKA HAKIM DAPAT MEMUTUS SECARA VERSTEKSIDANGPANGGILAN PENGGUGAT YANG GUGATANNYA GUGUR KARENA TIDAK HADIR DALAM SIDANG, DAPAT MENGAJUKAN GUGATAN BARU DENGAN MEMBAYAR BIAYA ERKARA)TERGUGAT YANG DIPUTUS VERSTEK DAN MENGAJUKAN UPAYA HUKUM YAKNI VERZETEKSEPSISANGGAHAN PIHAK TERGUGAT ATAS GUGATAN PENGGUGAT YANG TIDAK MENGENAI POKOK SENGKETA.JIKA EKSEPSI DITERIMA, MAKA GUGATAN PENGGUGAT DINYATAKAN TIDAK DAOAT DITERIMAJENIS EKSEPSIKEWENANGAN ABSOLUT DAN RELATIFEKSEPSI LAIN-LAINOBSCUUR LIBEL (GUGATAN KABUR)ERROR IN PERSONNASIDANGDALAM PEMBUKAAN SIDANG, HAKIM MENYATAKAN SIDANG DIBUKA DAN TERBUKA UNTUK UMUMHAKIM WAJIB UNTUK MENGUPAYAKAN MEDIASI SELAMA 40 HARIHUKUM ACARA PIDANADASAR HUKUM HUKUM ACARA PIDANAKITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA (KUHAP)UU NO 8 TAHUN 1981 TENTANG KUHAPPenyelidikanadalah serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentu kan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. PENYIDIKANPenyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Penyidikpejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan.

PENYIDIKPOLISIPPNS=PENYIDIK PNS Penuntutantindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim di sidang pengadilan.AZAS LEGALITASAPABILA SEMUA BUKTI LENGKAP MAKA JAKSA WAJIB MEMPROSES PERKARA TERSEBUT KE PENGADILAN AZAS OPPORTUNITASMESKIPUN SEMUA BUKTI TELAH LENGKAP, DALAM HAL TERTENTU DAN ALSAAN TERTENTU JAKSA DAPAT MENGESAMPINGKAN SUATU PERKARAPenuntut umum Jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undang ini untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan penetapan hakim.Praperadilanadalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini, tentang: a. sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka; b. sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan; c. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan. Mengadili Serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memeriksa dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini. Penasihat hukum adalah seorang yang memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau berdasar undang-undang untuk memberi bantuan hukum. Jenis penahanan a. penahanan rumah tahanan negara; b. penahanan rumah; c. penahanan kota. KEWENANGAN PENAHANANPOLISI = 20 PERPANJANG 40 HARI = 60 HRJAKSA = 20 PERPANJANG 30 HARI = 50 HRHAKIM PN= 30 PERPANJANG 60 HARI= 90 HRHAKIM PT= 30 PERPANJANG 60 HARI = 90 HRHAKIM MA= 50 PERPANJANG 60 HRI = 110 HRMAKSIMUM 400 HARIBANTUAN HUKUMGuna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, UU NO 16 TAHUN 2011WAJIB DIDAMPINGI PENASIHAT HUKUM Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat hukum bagi mereka. Ganti Kerugian Tersangka, terdakwa atau terpidana berhak menuntut ganti kerugian karena ditangkap, ditahan, dituntut dan diadili atau dikenakan tindakan lain, tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan.HUKUM ACARAACARA BIASAACARA SINGKAT (PEMBUKTIAN MUDAH)ACARA CEPAT (PERKARA LALU LINTASacara pemeriksaan singkat Perkara kejahatan atau pelanggaran yang menurut penuntut umum pembuktian serta penerapan hukumnya mudah dan sifatnya sederhana. Acara Pemeriksaan Cepat perkara yang diancam dengan pidana penjara atau kurungan paling lama tiga bulan dan atau denda sebanyak-banyaknya tujuh ribu lima ratus rupiah dan penghinaan ringan Acara Pemeriksaan Perkara Pelanggaran Lalu Lintas Jalan Perkara pelanggaran tertentu terhadap peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan. PEMBUKTIAN DAN Alat bukti MENCARI KEBENARAN MATERIILa. keterangan saksi; b. keterangan ahli; c. surat; d. petunjuk; e. keterangan terdakwa.SYARAT UNTUK PUTUSANHakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. 175PUTUSANPEMIDANAANPEMBEBASANPELEPASANPEMBEBASANJika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan di sidang, kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkanPELEPASANJika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatu tindak pidanaPENGADILAN TATA USAHA NEGARAJENIS-JENIS TINDAKAN PEMERINTAHa.Melakukan perbuatan materiil (Materiele daad)(membuat selokan,memotong pohon) (PN)b.Mengeluarkan peraturan (regeling)(Perda Sampah,KTP, Iklan) (HUM di MA)c.Mengeluarkan keputusan (Beschikking)(mengangkat Si A jadi pegawai,Si B dipecat) (PTUN)

Penanganan perkara-perkara di bidang tata usaha negara Jaman UU No 5 Tahun 1986UU No 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. Disahkan tanggal 29 Desember 1996Direvisi UU No 9 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No 5 tahun 1986 tentang PTUNDirevisi terakhir dengan UU No 51 tahun 2009Peraturan Pemerintah No 7 tahun 1991 tentang Penerapan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986. OBYEK PTUN

Pasal 1 angka 4 UU PTUN yang menyatakan sebagai berikutSengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau Badan Hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

Pasal 1 angka 3 UU PTUN yang menyatakan sebagai berikut:KeputusanTata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan per undang-undangan yang berlaku, bersifat kongkret, individual, dan final yang me nimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata;INDIKATOR APAKAH SUATU KETETAPAN TATA USAHA NEGARA DAPAT MENJADI OBYEK PTUN A.Penetapan tertulisB.Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha NegaraC.Berisi tindakan Hukum Tata usaha Negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakuD.Bersifat konkret,individual,finalE.Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata

Keputusan TUN tidak tertulis yang bersifat negatif dapat juga menjadi obyek PTUN, apabila memenuhi syarat tertentu sebagai mana diatur dalam Pasal 3 UU No 5 Tahun 1986 yo UU No 9 tahun 2004PENETAPAN TERTULISPasal 3 UU No 5 tahun 1986 yo UU No 9 tahun 2004 ,sebagai berikut:

a.Suatu badan yang tidak mengeluarkan keputusan yang menjadi kewajibannya disamakan dengan telah membuat keputusanb. Apabila suatu badan tidak mengeluarkan keputusan padahal jangka waktu yang ditentukan dalam per undangan tentang permohonan itu sudah lewat, maka dianggap Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara itu telah menolak untuk mengeluarkan keputusan yang dimaksudc. Setelah lewat waktu dari jangka waktu yang ditentu kan atau empat bulan sejak permohonan diajukan dan pejabat atau Badan Tata Usaha Negara tersebut tidak mengeluarkan keputusan, maka kepadanya dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan.Dikeluarkan oleh Badan atau pejabat Tata Usaha Negara Pasal 1 angka 2 UU No 5 tahun 1986 : Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah Badan atau Pejabat yang me- laksanakan urusan pemerintahan ber- dasarkan peraturan perundang- undangan yang berlakuIndikator Pejabat TUNa.Badan atau Pejabat tata usaha negara yang melaksanakan urusan pemerintahan b. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakuBerisi Tindakan Hukum Tata Usaha Negara Tidak semua tindakan tata usaha negara dapat dijadikan obyek gugatan dalam PTUN. Ada beberapa pembatasan yang diatur dalam PTUN, tentang tindakan tata usaha apa saja yang tidak termasuk ke dalam wewenang PTUN. Pembatasan yang dilakukan PTUN, terhadap tindak an tata usaha negara yang tak dapat diajukan gugat di PTUN adalah:a.Termasuk keputusan tata usaha negara yang diperkecualikan dalam Pasal 2 UU No 5 tahun 1986b.Termasuk keputusan yang dibuat dalam kondisi sesuai yang diatur dalam Pasal 49 UU No 5 tahun 1986KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA YANG BUKAN MENJADI WEWENANG PTUNMESKIPUN MEMENUHI SYARAT-SYARAT DI ATAS TETAPI ADA KETETAPAN TATA USAHA NEGARA YANG BUKAN KEWENANGAN PTUN Pasal 2 UU No 9 tahun 2004 perbuatan hukum perdata pengaturan yang bersifat umummasih memerlukan persetujuandikeluarkan berdasarkan ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana atau peraturan perundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana;dikeluarkan atas dasar hasil pemeriksaan badan Peradilan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha Tentara Nasional IndonesiaKeputusan Komisi Pemilihan Umum, baik di pusat maupun di daerah mengenai hasil pemilihan umum

Pasal 49 UU No 5 tahun 1986 sebagai berikut:

a.Dalam waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencana alam atau keadaan luar biasa yang membahayakan, berdasarkan peraturan perundang- undangan yang ber laku;b.Dalam keadaan mendesak untuk ke pentingan umum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakuPasal 2 UU No 31 tahun 1997Gugatan terhadap tata usaha TNI diajukan ke PTUM (Peradilan Tata Usaha Militer)Bersifat Konkret, Individual dan FinalPenjelasan Pasal 1 ayat 3 UU No 5 Tahun 1986 diartikan sebagai berikut:Bersifat konkret, artinya obyek yang di putuskan dalam Keputusan Tata Usaha Negara itu tidak abstrak tetapi berwujud, tertentu atau dapat ditentukan, umpama nya keputusan mengenai rumah si A,izin usaha bagi si B, pemberhentian si A se bagai pegawai negeri. Bersifat Individualkeputusan TUN memiliki sifat individual , dimaksudkan keputusan tersebut mem punyai adressat hukum tertentu atau khusus. Persona atau badan hukum yang dituju dalam keputusan tersebut , harus benar-benar jelas identitasnya. Final Keputusan tata usaha negara yang ber sifat final, artinya Keputusan tata usaha negara tersebut , sudah tidak memerlu kan persetujuan lagi. Sehingga sudah dapat dilaksanakan , oleh pejabat yang menerbitkannya. SUBYEK PTUNPelaku dan Subyek dalam Perkara PTUN Subyek Penggugat point dinteret,point daction 2. Subyek Tergugat

ketentuan Pasal 53 UU No 5 Tahun 1986 yang berbunyi:Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat.......dslHukum Acara PTUN

PENDAFTARANRAPAT PERMUSYAWARATAN(DISMISSAL PROCESS)PEMERIKSAAN PERSIAPANSIDANG UTAMA1.PEMBACAAN GUGATAN2.JAWABAN TERGUGAT3.REPLIK PENGGUGAT4.DUPLIK TERGUGAT5.PEMBUKTIAN PENGGUGAT6.PEMBUKTIAN TERGUGAT7.KESIMPULAN8.PUTUSANBANDINGKASASIPENINJAUAN KEMBALIUPAYA PERLAWANANGugatan tidak diterimaGugatan tidak diterimaSurat GugatPasal 56 UU PTUN sebagai berikut:(1)Gugatan harus memuat:a.Nama, kewarganegaraan, tempat tinggal, dan pekerjaan peng gugat atau kuasanya b.Nama jabatan, tempat kedudukan TERGUGATc.Dasar gugatan dan hal yang diminta untuk diputus kan oleh pengadilan;(2)Apabila gugatan dibuat dan ditandatangani oleh seorang kuasa penggugat , maka gugatan harus disertai surat kuasa yang sah (3)Gugatan sedapat mungkin juga disertai Keputusan Tata Usaha negara yang disengketakan oleh Penggugat. Dasar gugatan/ fundamentum petendi Pasal 53 ayat 2 UU No 9 tahun 2004 sebagai berikut:a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan per aturan perundang- undangan yang berlaku;b.Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-asas umum pemerintahan yang baik;

Bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku;

Bertentangan sisi materiil/substansial;Bertentangan sisi formal/prosedural;Dibuat oleh pejabat yang tidak berwenang;Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban Penyelenggara NegaraAsas Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat pertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Asas-asas umum pemerintahan yang baik ini meliputi

PETITUM/TUNTUTANTerbatas hanya kepada tuntutan, agar keputusan tata usaha negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau direhabilitasi Ganti rugi menurut Peraturan Pemerintah No 43 tahun 1991 adalah minimal sejumlah Rp 250.000,- (dua ratus Lima Puluh Ribu Rupiah) dan maksimal sejumlah Rp 5.000.000 (Lima Juta Rupiah). Khusus untuk kompensasi akibat tidak dapat terlaksananya putusan PTUN di bidang ke pegawaian, nilainya ditentukan minimal Rp 100.000,- (Seratus Ribu Rupiah) dan paling banyak Rp 2000.000,- (Dua Juta Rupiah) PERMOHONAN TAMBAHANBeracara secara Cuma-CumaPenangguhan/penundaan KTUN yang disengketakanBeracara secara cepatCiri peradilan cepatMenurut Pasal 99 UU PTUN:Diperiksa hakim tunggal;Tenggang waktu untuk jawaban dan pembuktian bagi kedua belah pihakmasing-masing ditentukan tidak melebihi 14 hari;Tanpa melalui prosedur pemeriksaan persiapan;Tenggang Waktu Mengajukan Gugatan (beroepstermijn)Pasal 55 UU No 5 tahun 1986 yo UU No 9 Tahun 2004 yang menyatakan batas 90 (sembilan puluh) hari sejak saat diterimanya atau diumumkannya ke putusan yang disengketakan.

CARA MENGHITUNG TENGGANG WAKTU PENGAJUAN GUGATANTEORI PENERIMAAN(ONTVANG THEORY)TEORI PENGIRIMAN(VERZEND THEORY)TEORI PENGETAHUANTempat Pengajuan Gugatan Pasal 54 UU No 5 tahun 1986 sebagai berikut:(1)Gugatan sengketa Tata Usaha Negara diajukan kepada Pengadilan yang ber wenang yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Tergugat. (2) Apabila tergugat lebih dari satu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dan berkedudukan tidak dalam satu daerah hukum pengadilan, gugatan diajukan ke pada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan salah satu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.(3) Dalam hal tempat kedudukan tergugat tidak berada dalam daerah hukum peng adilan tempat kediaman penggugat, maka gugatan dapat diajukan ke pengadilan yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat untuk selanjutnya diteruskan kepada Pengadilan yang bersangkutan. (4) Dalam hal - hal tertentu sesuai dengan sifat sengketa Tata Usaha Negara yang bersangkutan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah, gugatan dapat diajukan kepada Pengadilan yang berwenang yang daerah hukumnya meliputi tempat ke diaman penggugat.(5)Apabila penggugat dan tergugat berkedudukan atau berada di luar negeri, gugat an diajukan kepada Pengadilan di Jakarta.(6)Apabila tergugat berkedudukan di dalam negeri dan penggugat di luar negeri, gugat an diajukan kepada pengadilan di tempat kedudukan tergugat.RAPAT PERMUSYAWARATAN

RAPAT PERMUSYAWARATANPEMERIKSAAN ADMINISTRASIDILAKUKAN OLEH KETUA PTUNDASAR HUKUMNYA PASAL 62 UU NO 5 TH 1986

Rapat Permusyawaratan Disebut sebagai Dismissal Process Ketua PTUN memeriksa dan memutus dengan suatu penetapan , apakah surat gugat yang di masukkan telah memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan perundang- undangan. Jika tidak memenuhi persyaratan yang diatur dalam UU No 5 tahun 1986 , maka gugatan dapat dinyatakan TIDAK DITERIMA.Dasar pertimbangan Ketua PTUN, untuk menyatakan suatu gugatan dinyatakan TIDAK DITERIMA a.Pokok gugatan tersebut nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang pengadilan;b.Syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak dipenuhi oleh Penggugat sekalipun ia telah diberi tahu dan diperingatkan;c.Gugatan tersebut tidak didasarkan kepada alasan - alasan yang layak;d.Apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh Keputusan Tata Usaha Negara yang digugate.Gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya UPAYA PERLAWANANTerhadap putusan Ketua Pengadilan TUN tersebut, Penggugat dapat melakukan upaya perlawanan. Upaya ini diajukan paling lambat 14 (empat belas ) hari, sejak putusan dibacakan . Upaya perlawanan ini kemudian disidangkan, dan apa bila hasil upaya perlawanan ini menyatakan perlawan an diterima, maka dengan sendirinya putusan Ketua PTUN gugur. Sebaliknya apabila dalam upaya per lawanan ternyata perlawanan ditolak, maka Penggugat tidak ada upaya hukum lagi Pasal 62 ayat 3 huruf a UU No 5 tahun 1986PEMERIKSAAN PERSIAPAN

PEMERIKSAAN PERSIAPANTUJUANNYA MEMATANGKAN PERKARADIPIMPIN OLEH KETUA MAJELIS HAKIMMAJELIS BERHAK UNTUK:

A.MEMANGGIL PEJABAT TERKAIT DENGAN PERKARA TER-SEBUT UNTUK DIMINTAI KETERANGANB.MEMBERI NASIHAT KEPADA PENGGUGAT UNTUK MEM-PERBAIKI GUGATAN DALAM TEMPO 30 HARIC.APABILA DALAM 30 HARI TIDAK DIPERBAIKI MAKA GUGATAN DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA D.TIDAK ADA UPAYA HUKUM UNTUK PUTUSAN PEMERIKSAAN PERSIAPAN

Pemeriksaan Persiapan Hakim wajib memberi nasihat kepada penggugat untukmemperbaiki gugatan dan melengkapinya dengan data yang diperlukan dalam jangka waktu tiga puluh hari.

Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari ternyata Penggugat belum menyempurnakan gugatan nya, maka Hakim dapat menyatakan dengan putusan bahwa gugatan Tidak Diterima. Dalam hal Gugatan dinyatakan Tidak Diterima karena alasan Penggugat tidak menyem purnakan gugatannya dalam tenggang waktu 30 hari, maka Penggugat tidak dapat dilakukan upaya hukum lagi, tetapi kepada Penggugat diberi kesempatan untuk mengajukan gugatan baru.

3. Hakim dapat meminta penjelasan kepada Badan atau pejabat Tata Usaha negara yang bersangkutan, selain meminta penjelasan Hakim dapat memberikan bantuan kepada Penggugat untuk mendapatkan bukti-bukti yang diperlukan, terutama apabila bukti-bukti tersebut justru ada pada Tergugat.

Hakim dapat melakukan pengumpulan data atau keterangan yang bersumber dari :

a.Keterangan-keterangan resmi dari pihak pemerintahb.Keterangan-keterangan resmi lainnya yang diperlukan yang mungkin juga di dapat dari pihak ketigac.Pendapat dan dalil-dalil dari para pihak sendiri

SIDANG UTAMASidang Utama Berdasar Pasal 64 ayat 2 UU No 5 tahun 1986, maka jarak antara pemanggilan dengan hari sidang tidak boleh kurang dari 6 (enam) hari Pasal 64(1) Dalam menentukan hari sidang, Hakim harus mempertimbangkan jauh dekatnya tempat tinggal kedua belah pihak dari tempat persidangan.(2) Jangka waktu antara pemanggilan dan hari sidang tidak boleh kurang dari enam hari, kecuali dalam hal sengketa tersebut harus diperiksa dengan acara cepat sebagaimana diatur dalam Bagian Kedua Paragraf 2.SIDANG UTAMA

KETUA MAJELIS HAKIM MEMBUKA SIDANG DAN MENYATAKAN SIDANG TERBUKA UNTUK UMUMAPABILA PENGGUGAT TIDAK HADIR 2 X BERTURUT TURUT TANPA ALASAN YANG SAH MAKA BERDASAR PASAL 71 UU NO 5 /1986 GUGATANNYA DINYATAKAN GUGUR

TERGUGAT TIDAK HADIRDIPANGGIL SEKALI LAGIDIKIRIM SURAT KE ATASANNYADALAM 2 (DUA) BULAN TIDAK ADA KABAR DARI ATASANNYA MAUPUN TERGUGAT , MAKA SIDANG DILANJUTKAN TANPA HADIRNYA TERGUGAT (PTUN TIDAK MENGENAL VERSTEK)Ketidakhadiran pihak PenggugatPengguggat tidak hadir tanpa alasan yang dibenarkan hukum, dan kemudian dalam pemanggilan kedua Penggugat juga tetap tidak hadir di persidangan meski telah dipanggil secara sah, maka berdasar ketentuan Pasal 71 ayat 1 UU PTUN Hakim dapat menyatakan Gugatan Gugur , dan Penggugat hanya berhak memasukkan gugatan baru sekali lagi setelah membayar biaya perkara EKSEPSI

EKSEPSI(SANGGAHAN TERGUGAT ATAS GUGATAN PENGGUGAT,YANG TIDAK MENGENAI POKOK PERKARA, APABILA DITERIMA GUGATAN DINYATAKAN TIDAK DAPAT DITERIMA)EKSEPSI KEWENANGAN ABSOLUTMENGENAI SIFAT PERKARANYAEKSEPSI KEWENANGAN RELATIFMENGENAI WEWENANG HAKIM YANG BERHUBUNGAN DENGAN DAERAH HUKUMNYASidang UtamaPembacaan gugatanJawaban tergugat terhadap gugatan PReplik Penggugat atas jawaban TDuplik Tergugat atas Replik PPembuktianKesimpulanPutusanPEMBUKTIAN

PEMBUKTIANPRINSIP PEMBUKTIANMENCARI KEBENARAN MATERIILBEBAN PEMBUKTIAN KEPADA PIHAK YANG PALING MUNGKIN MEMBUKTIKANPRESUMPTIO IUSTAE CAUSABEBAS TERBATASPasal 107Hakim menentukan apa yang harus dibuktikan, beban pembuktian beserta penilaian pembuktian, dan untuk sahnya pembuktian diperlukan sekurang-kurangnya dua alat bukti berdasarkan keyakinan Hakim. Pembuktian a.Surat atau tulisanb.Keterangan ahlic.Keterangan saksid.Pengakuan para pihake.Pengetahuan hakimKESIMPULANKESIMPULANPENEGUHAN DALIL-DALIL PENGGUGAT/ TERGUGAT BERDASARKAN FAKTA DAN BUKTI YANG ADA DI PERSIDANGANPUTUSAN

PUTUSANPasal 108Putusan Pengadilan harus diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum.Apabila salah satu pihak atau kedua belah pihak tidak hadir pada waktu putusan Pengadilan diucapkan, atas perintah Hakim Ketua Sidang salinan putusan itu disampaikan dengan surat tercatat kepada yang bersangkutan.(3) Tidak dipenuhinya ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berakibat putusan Pengadilan tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum.

Putusan a.Gugatan Ditolakb.Gugatan Dikabulkanc.Gugatan Tidak diterimad.Gugatan GugurGugatan DitolakApabila penggugat gagal membuktikan dalil-dalilnya, meskipun surat gugatnya memenuhi syarat-syarat yang ditentukan

Gugatan Dikabulkan

Apabila Penggugat berhasil membuktikan dalil-dalil dalam gugatannyaGugatan Tidak diterimaApabila Penggugat dalam membuat surat Gugat tidak memenuhi syarat, atau hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan Pasal 62 ayat 1 huruf a,b,c,d UU No 5 tahun 1986

Pasal 62(1) Dalam rapat permusyawaratan, Ketua Pengadilan berwenang memutuskan dengan suatu penetapan yang dilengkapi dengan pertimbangan-pertimbangan bahwa gugatan yang diajukan itu dinyatakan tidak diterima atau tidak berdasar, dalam hal:a. pokok gugatan tersebut nyata-nyata tidak termasuk dalam wewenang Pengadilan;b. syarat-syarat gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 tidak dipenuhi oleh penggugat sekalipun ia telah diberi tahu dan diperringatkan;c. gugatan tersebut tidak didasarkan pada alasan-alasan yang layak;d. apa yang dituntut dalam gugatan sebenarnya sudah terpenuhi oleh Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat;e. gugatan diajukan sebelum waktunya atau telah lewat waktunya.Dalam amar yang mengabulkan gugatan Penggugat,hakim dapat membebankan tambahan kewajiban seperti: (Pasal 97 ayat 9 UU PTUN)Mencabut Keputusan TUN yang disengketakan.Mencabut Keputusan TUN yang disengketa kan dan menerbitkan keputusan yang baruPenerbitan Keputusan TUN dalam hal gugatan didasarkan pada Pasal 3 UU No 5 tahun 1986. Khusus dalam hal masalah kepegawaian dapat pula ditambahkan ganti rugi, rehabilitasi maupun kompensasi.HUKUM PERBURUHANBURUH DAN PNSYURIDIS SOSIOLOGISKEDUDUKAN SAMA, KARENA SAMA SAMA BEKERJA UNTUK ORANG LAINYURIDIS POLITISKEDUDUKAN BERBEDA, KARENA PERATURAN YANG MENGATUR BERBEDA UNTUK PNS DIATUS DENGAN UU NO 43 TAHUN 1999SUBYEK HUKUM PERBURUHANBURUH/TENAGA KERJAMAJIKANORGANISASI PERBURUHAN ORGANISASI MAJIKANBADAN-BADAN RESMIILOHUBUNGAN BURUH DAN MAJIKANPERJANJIAN KERJASEORANG BURUH DENGAN MAJIKANBERISI HAK DAN KEWAJIBAN MASING-MASING PIHAKPERJANJIAN PERBURUHANANTARA SERIKAT BURUH DENGAN MAJIKAN ATAU SERIKAT MAJIKANBERISI KETENTUAN UMUM PERBURUHAN YANG TERSUSUN DALAM KESEPAKATAN KERJA BERSAMAPEMUTUSAN HUBUNGAN KERJAMAJIKANBURUHPUTUSAN PENGADILANHUKUM

PERATURAN PERBURUHANUU NO 25 TAHUN 1997 TENTAG KETENAGA KERJAANUU NO 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIALHUKUM ADATHukum yang hidup di dalam masyarakatVAN VOLLEN HOVEN dianggap sebagai bapak hum adat, karena dialah yang pertama kali mempromosikan secara teknis yuridis sebagai obyek ilmu pengetahuan hukumDaerah hukum adatVan Vollenhoven membagi Indonesia ke dalam 19 daerah hukum adat

MASYARAKAT HUKUM ADATGENEALOGISTORAJATERITORIALACEHGENEALOGIS TERITORIALBATAK HUKUM KEKELUARGAANPATRILINIALMATRILINIALPARENTALHUKUM PERKAWINANENDOGAMIPASANGAN BERASAL DARI DALAM SUKU ATAU CLAN SENDIRIMASYARAKAT PARENTAL = JAWAEKSOGAMIPASANGAL BERASAL DARI SUKU ATAU CLAN YANG BERBEDAMASYARAKAT PATRILINIAL DAN MATRIINIAL

HUKUM TANAHHAK ULAYAT; HAK MILIK ATAS TANAH YANG DIMILKI MASYARAKAT ADAT SEBAGAI HASIL MEMBUKA HUTANHAK ULAYAT DIAKUI DALAM UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIATRANSAKSI PERTANAHANMENJUAL TANAH DENGAN HAK UNTUK MEMBELI KEMBALIADOL SENDE, NGAJUAL AKADMENJUAL TANAH UNTUK MASA PANENAN TERTENTUADOL OJODANMENJUAL TANAH UNTUK SELAMA-LAMANYAADOL PLAS, PATI BOGOR,, MENJUAL JAJAHUKUM PAJAKPAJAKIURAB KEPADA NEGARA YANG TERUTANG OLEH YANG WAJIB MEMBAYARNYA (WAJIB PAJAK) BERDASARKAN PERUNDANGAN DENGAN TIDAK MENDAPAT IMBALPRESTASI SECARA LANGSUNGFUNGSI PAJAKMEMBIAYAI PENGELUARAN UMUM SEHUBUNGAN TIGAS NEGARA UNTUK MENYELENGGARAKAN PEMERINTAHANRETRIBUSIPEMBAYARAN OLEH WAJIB RETRIBUSI, YANG DIMAKSUDKAN SEMATA-MATA UNTUK MEMPEROLEH SUATU PRESTASI DARI PEMERINTAH.BEDA PAJAK DENGAN RETRIBUSIPAJAK : WAJIB PAJAK TIDAK MENDAPATKAN KONTRAPRESTASI SECARA LANGSUNG

RETRIBUSI: PEMBAYAR RETRIBUSI MENDAPATKONTRIBUSI SECARA LANGSUNGJENIS PAJAKLEMBAGA PEMUNGUTNYABEBAN PAJAKNYALEMBAGA PEMUNGUTNYAPAJAK DAERAHPAJAK ANJING, PAJAK TONTONAN, PAJAK ANJINGPAJAK PUSATPAJAK PENGHASILAN,PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PAJAK BARANG MEWAHBEBAN PAJAKPAJAK LANGSUNGBEBAN PAJAK DIPIKUL SENDIRI OLEH WP MISALNYA PAJAK PENGHASILANPAJAK TAK LANGSUNGBEBAN PAJAK BISA DIALIHKAN KEPADA PIHAK KE-TIGA, MISALNYA PPN PAJAK PERTAMBAHAN NILAITIMBULNYA KEWAJIBAN PAJAKOBYEKTIF = PAJAK TIMBUL KARENA ADANYA PERBUATAN YANG DAPAT DIKENAKAN PAJAK

SUBYEKTIF: KEWAJIBAN PAJAK YANG MELIHAT PADA ORANG/BADAN HUKUMNYAHUKUM AGRARIAPENGATURANUNDANG-UNDANG NO 5 TAGUN 1960 TENTANG UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA ( 24 SEPTEMBER 1960)DIPERINGATI SEBAGAI HARI AGRARIAAZAS-AZAS UUPAHAK MENGUASAI PADA NEGARADASARNYA HUKUM ADATPENGAKUAN TERHADAP HAK ULAYATFUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH TIDAK MEMBEDAKAN SESAMA WNITANAH WAJIB DIKELOLA SECARA AKTIFHAK MENGUASAI NEGARAMENGATUR DAN PENYELENGGARAAN PERUNTUKAN,PERSEDIAAAN DAN PEMELIHATAANNYAMENENTUKAN DAN MENGATUR HUBUNGA HUKUM ANTARA ORANG DENGA TANAG=HMENENTUKAN DAN MENATUR HUB HUKUM ANTARA ORANG DAN PERBUATA HUKUM YANG MENGENAI BUMI, AIR DAN RUANG ANGKASAHUKUM ADMINISTRASI NEGARAISTILAHHUKUM TATA PEMERINTAHANHUUM ADMNISTRASI NEGARAHUKUM TATA USAHA NEGARA

HUKUM TATA PEMERINTAHANDASAR HUKUM SK MENTERI PENDIDIKN DAN KEBUDAYAAN TANGGAL 30 DESEMBER 1972 NOMR 198/U/1972 TENTANG PEDOMAN KURIKULUM NASIONALHUKUM ADMINISTRASI NEGARASURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 30 TAHUN 1983HAN/HTP/HTULOGEMAN:HUKUM YANG MENGUJI HUBUNGAN ISTEMEWA YANG DIBUAT SEHINGGA MEMUNGKINKAN PEJABAT ADMINISTRASI NEGARA MELAKUKAN TUGAS ISTIMEWA MEREKATUGAS PEMERINTAHMENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN BAGI WARGANYA (BESTUURZORG)WELFARE STATE ( NEGARA KESEJAHTERAAN)TUGAS NEGARA/PEMERINTAHANMEMBUTUHKANFREIES ERMESSEN ( KEBEBASAN BERTINDAK)DISCRETION (DISKRESI)DETOURNEMENT DE POUVOIRAPABILA ADMINSTRATUR TELAH MENGGUNAKAN KEWENANGAN YAG DIBERIKAN TIDAK SESUAI DENGAN TUJUAN AWL DIBERIKANNYA KEWENANGAN TERSEBUT.HUKUM INTERNASIONALSUBYEKNEGARAGABUNGAN NEGARAORGANISASI INTERNASIONALKURSI SUCI VATIKANMANUSIASUMBER FORMIL HUKUM INTERNASIONALTRAKTATKEBIASAAN INTERNASIONAASAS ASAS HUKUM UMUM YANG DIAKUI CIVILZED NATIONSJURUSPRUDENSI PENGADIAN INTERNASIONALANGGAPAN PARA AHLI HUKUM INTERNASIONALSUBSTANSIHUKUM DAMAIBATAS NEGARAPERWAKILAN NEGARACARA PEMBENTUKAN HK INTHUKUM PERANGPEMTUSAN HUB DIPLOMATIKCARA BERPERANGDAERAH PENDUDUKANHUKUM KENETRALANHAK DAN KEWAJIBAN ANTARA NEGARA YANG BERPERANG DAN NEGARA NETRALHUBUNGAN DIPLOMATIKJENIS PERWAKILANDIPLOMATIK (DUTA BESAR)KONSULER (KONSUL)DIPLOMATIKTUGAS POLITIKPELIHARA KEPENTINGAN NEGARA DI LUAR NEGERIPERLINDUNGAN WN DI LUAR NEGERIPERANTARA PENUNTUTAN/TUDUHAN DARI NEGARA KPD NEGARA YANG DITEMPATIHAK EKSTRATERITORIALIMUNITAS PERSONALIMUNITAS DOISILIIMUNITAS KORESPONDENSI

IMUNITAS IMUNITAS PERSONALPERLINDUNGAN PRINBADI DAN HARTA BENDABEBAS DARI TUNTUTAN PIDANA MAUPUN PERDATABEBAS DARI KEWAJIBAN SBG SAKSIBEBAS PAJAK LANGSUNG KECUALI RETRIBUSI, TANAH (PBB)IMUNITAS DOMISILITAK BOLEH DIMASUKI TANPA IJIN DUTAHAK ASSYLUM, ATAU HAK SUAKAIMUNITAS KORESPONDENSIKONSULERSOSIAL EKONOMI DAN KEBUDAYAANTIDAK PUNYA SURAT KEPERCAYAANTIDAK PUNYA HAK EKSTRATERITORIAL KECUALI UNTUK SURAT DAN KANTORNYABEBAS DARI TUNTUTAN PIDANA DAN PERDATA SEBATAS TUGASNYA SAJAATASETINGKAT PERWAKILAN PALING RENDAHJENISNYADIKIRIM OLEH KEMENLUDIKIRIM OLEH KEMETERIAN LAINNYAHUKUM PERDATA INTERNSIONALPENGERTIANSEKUMPULAN PERATURAN MENGATURPERATURAN APA YANG BERLAKU DAN PERATURAN MANA YANG YANG BERLAKU MENGENAI HUB HK YANG DIBUAT DUA PIHAK YANG TUNDUK PADA HUKUM YANG BERBEDAJENISPERATURAN PETUNJUKPERATURAN ASLI (LEX`ORIGINIS)PERATURAN PETUNJUKMENUJUK HUKUM NEGARA MANA YANG DIBERLAKUKANPASAL 16 AB ( STATUTA PERSONIL)LEX ORIGINISPASAL 17 AB (STATUTA REIL)PASAL 18 AB (STATUTA MIXTA)

PERATURAN ASLIPERATURAN YANG MEMBERIKAN PENYELESAIAN SENDIRITRAKTAT WARSWA 12-10-1939 TENTANG PENGAGUKTAN UDARATRAKTAT GENEWA 7-6- 1930 TENTANG WESELTRKTAT GENEWA 19-3-1931 TETANG CHEQUEperadilanSejarah PeradilanJaman Penjajahan Hindia BelandaJaman Penjajahan JepangJaman Indonesia MerdekaJaman Penjajahan Hindia BelandaPeradilan GubernemenPeradilan PribumiPeradilan SwaprajaPeradilan AgamaPeradilan DesaJaman Penjajahan JepangUU No 14 tahun 1942 melenjutkan peradilan yang sudah ada dan menghapuskan beberapa jenis peradilanPengadilan Kawedanan (Gun Hooin)Pengadilan Kabupaten (Ken Hooin)Pengadilan Keolisian ( Keizei Hooin)Pengadilan Negeri (Tihoo Hooin)UU No 24 tahun 1942Mengatur kembali peradolan sipil disamping yang sudah diatur dalam UU No 14 tahun 1942 ditambah 2 (dua) buah pengadilan yakni:Pengadilan Tinggi (Kootoo Hooin)Mahkamah Agung (saikoo Hooin)Dgn Osamu serei 1944 no 2 dihapuskanlah dualisme peradilanJaman Indonesia MerdekaUU No 19 tahun 1948Pengadilan NegeriPengadilan TinggiMahkamah Agung

Berdasar UU No 7 tahun 1947 dibentuk MA di JogyakartaUU No 14 tahun 1970UU No 4 tahun 2004UU No 48 tahun 2009Lingkungan PeradilanPeradilan Umum = (Perdata,Niaga) (Pidana,Tipikor)Peradilan AgamaPeradilan MiliterPeradilan Tata Usaha Negara

Saat kiniHukum tata negaraUNSUR-UNSUR NEGARARAKYATWILAYAHPEMERINTAHPENGAKUAN NEGARA LAINRAKYAT/WARGA NEGARAASAS KEWARGANEGARAANASAS KETURUNAN /IUS SANGUINISASAS TEMPAT KELAHIRAN/IUS SOLICARA MEMPEROLEHSTELSEL AKTIFSECARA AKTIF MENGAJUKAN PROSES PEWARGANEGARAANSTELSEL PASIFDENGAN SENDIRINYA MENJADI WARAGA NEGARA TANPA UPAYA APAPUNAKIBAT STELSELHAK OPSIHAK REPUDIASI

APATRIDEBIPATRIDEPEMERINTAHAN YANG BERDAULATSISTEM PRESIDENTIILLEMBAGA TINGGI NEGARAPRESIDENDPRMPRBPKDPDMAMKAUXILARRY BODIESLEMBAGA TAMBAHANKOMISI JUDISIALK P KKOMISI KEJAKSAANWILAYAHDARATAN :EKS HINDIA BELANDA LAUTAN ( UU NO 4 TAHUN 1960UDARA (TRAKTAT PARIS 1919)