pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

33
Disusun oleh Kelompok 3 Miranti christi (A34080007) Rikardo sembiring (A34080026) Musfirotun Oktafani (A34080061) Adnan Najira (A34080100) Penyakit-Penyakit pada tanaman karet

Transcript of pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Page 1: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Disusun oleh Kelompok 3

Miranti christi (A34080007)Rikardo sembiring (A34080026)

Musfirotun Oktafani (A34080061)Adnan Najira (A34080100)

Penyakit-Penyakit pada tanaman karet

Page 2: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Pendahuluan - Latar belakang

Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu salah satu komoditi penghasil devisa negara, tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk dan sebagai sumber penghasilan bagi petani karet.

- Tujuan

Mengamati budidaya serta kejadian penyakit pada pertanaman karet dan mengetahui dampak dari penyakit yang timbul di lapang yang dapat menyebabkan perubahan di bidang produksi dan pengemasan serta pengendaliannya.

Page 3: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Budidaya tanaman karet1. Persemaian perkecambahan yaitu benih disemai di bedengan dengan lebar 1-1.2 m

2. diatas bedengan dihamparkan pasir halus setebal 5-7 cm dan tebarkan pupuk kandang. Bedengan dinaungi jerami setinggi 1m di sisi timur dan 80 cm di sisi barat.

3. Benih disemaikan langsung dengan jarak tanam 1-2 cm dan disiram secara teratur.

4. Persemaian bibit dengan mencangkul tanah sedalam 60-75 cm, lalu dihaluskan dan dibuat bedengan setinggi 20 cm dan parit antara bedengan sedalam 50 cm.

5. Benih yang berkecambah ditanaman denagan jarak 40x40x60 cm kemudian penyiraman dilakukan secara teratur.

6. Pemupukan makro yang diberikan 3 bulan sekali dengan pupuk urea, TSP, KCl.

Page 4: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Bioekologi Tanaman Karet Tinggi tanaman karet dapat mencapai 20

meter atau lebih. umur biologi bisa mencapai 100 tahun. Tetapi karena ekonomi umur tanaman karet yang diusahakan hanya menguntungkan umur 25 – 30 tahun.

Tanaman karet tumbuh baik pada ketinggian 200 m dpl dengan suhu optimal 28oC.

pH tanah bervariasi dari 3,0-8,0. Curah hujan 2000 – 4000 mm/tahun dengan jumlah hari hujan 100 -150 hari

Page 5: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Penyakit pada Tanaman Karet

Penyakit Akar Merah (Ganoderma philippi)

Akar Putih (Rigidoporus lignosus) Jamur Upas (Upasia salmonicolor) Kanker Bercak (Phytophthora

palmivora) Mouldy rot (Ceratocystis fimbriata) Embun tepung (oidium sp.)

Page 6: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Sejarah dan asal-usul karet Karet (Hevea brasiliensis Muell,-Arg.)

berasal dari Brazilia, Amerika Selatan. Pada tahun 1876, tanaman karet dikirim

dari inggris menuju bogor. Kemudian perkebunan karet (Hevea brasiliensis)mulai dibudidayakan di Sumatra Utara tahun 1903 dan di Jawa tahun 1906.

Page 7: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Penyakit yang terdapat di lapang

Page 8: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Embun Tepung Embun Tepung disebabkan oleh cendawan

Oidium hevea. Cendawan ini mempunyai miselium yang tidak

berwarna dan menjalar pada permukaan epidermis

Penyakit ini menyebabkan gugurnya daun-daun muda yang baru terbentuk sesudah tanaman meranggas (masa gugur daun tahunan).

Daun-daun muda yang baru berkembang umumnya menjadi lemas dan tepi daun menjadi keriting.

Page 9: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Mikroskopik Perbesaran 40 x 10

SporaMakroskopik

Page 10: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Daur Penyakit Embun TepungSpora angin mengendap dipermukaan daun

kondisi menguntungkan kondisi tidak menguntungkan

Dorman

Spora menjalar dipermukaan epidermis membentuk haustorium menembus epidermis dan menghisap makanan dari sel-sel dibawahnya.

Page 11: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Cara Pengendalian Embun Tepung Secara langsung :

menyemprotkan belerang ke tanaman Secara tidak langsung:

menggugurkan daun secara sengaja lebih kurang satu bulan sebelum meranggas dengan tujuan tanaman dapat bertunas secara serempak sebelum cendawan berkembang.

Page 12: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Bercak Daun Ganggang Penyakit ini disebabkan oleh Cephaleuros sp. Daun yang terserang terdapat bercak merah

kecokelatan (fruktifikasi ganggang) Fruktifikasi banyak dijumpai di permukaan

atas daun. Atau juga muncul bintik orange kecoklatan

berbentuk cakram di permukaan atas daun yang lama kelamaan melebar dan tampak hangus. (Sunanto H 1995)

Page 13: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Lanjutan…

Ganggang ini menjadi parasit pada lebih dari 200 spesies dan kultivar tanaman, diantaranya mangga, alpukat, palem sampai kelapa sawit.

Warna merah jingga muncul karena adanya hormon hematokrom yang muncul saat kotak spora siap berproduksi.

Page 14: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Daur Penyakit Ganggang filamen zoosporangium

zoosporamenginfeksi daun muda, tunas dan buah.

(Sunanto H 1995)

angin, percikan air, dan hujan

Page 15: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Mikroskopik Perbesaran 40 x 10

Makroskopik

zoosporangium

zoospora

Page 16: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Pengendalian

Ada 3 cara pengendalian : Mekanis : Perbaiki drainase Secara kimiawi

Page 17: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Penyakit Antraknosa

penyakit yang cukup penting pada tanaman karet.

Disebabkan oleh Mycoleptodiscus sp. yang merupakan patogen baru pada tanaman karet. Patogen pertama kali ditemukan di Hawaii tahun 1976.

Untuk antraknosa sendiri di jawa barat dapat menyebabkan kerugian 7% - 40% tergantung intensitas penyakit

Page 18: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Gejala Pada daun dimulai dengan terbentuknya

bercak kekuningan Bercak meluas dan bercak terlihat seperti

melingkar konsentris Bercak diwali dari pinggir daun dan meluas ke

tengah Bercak berubah menjadi warna cokelat kering Lama kelamaan bercak tersebut robek

sehingga menjadi lubang-lubang.

Page 19: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Lanjutan…

Bila daun-daun bertambah umurnya, bercak akan berlubang di tengahnya

Pada permukaan daun terdapat bercak-bercak bulat berwarna coklat dengan tepi kuning

Pada daun yang lebih dewasa, antraknosa dapat menyebabkan tepi dan ujung daun berkeriput

Page 20: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Makroskopik Mikroskopik Perbesaran 40 x 10

Serangan lanjutan

Page 21: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Daur hidup

Siklus hidup dari Mycoleptodiscus sp. belum ditemukan. Untuk antraknosa umumnya inokulum terdapat di berbagai tempat, sehingga diduga bahwa sumber infeksi selalu ada. Cendawan disebarkan dengan perantaraan spora konidium. Pada cuaca yang lembab massa spora yang berwarna merah jambuaklan menjadi lunak dan mudah tersebar oleh percikan airhujan dan aliran udara yang lembab.

Page 22: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Pengendalian

Dipembibitan dilakukan penyemprotan fungisida, seperti cupravit 0.5 %

Pemberian pupuk yang teratur.

Page 23: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Metode pengamatan

Metode pengambilan sample

Dengan pengambilan secara diaogonal dengan cara perhitungan skor yaitu bagian depan, belakang, kiri, dan kanan.

Page 24: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Data presentase dilapang1. penyakit embun tepung (Oidium sp.)

∑n X v

20

20

20

20

22

24

24

21

21

23

NxV

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

Page 25: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Perhitungan Penyakit Embun tepung downy mildew :

Insidensi penyakit = n x 100 %

n

10 x 100% = 100%

10

Severitas penyakit = x 100%

Rata-rata severitas = 89.58%

Page 26: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Penyakit bercak daun ganggang

∑n X v

19

20

20

20

22

24

24

21

21

23

NxV

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

Page 27: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Penyakit bercak daun ( Cephaleuros sp)Insidensi penyakit = x 100 %

= x 100%= 90%

Severitas penyakit = x 100%

=

Rata-rata severitas = 89.17%

Page 28: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Penyakit Antraknosa (Mycolepdiscus sp.)

∑n X v

1

9

0

10

0

4

0

8

10

7

NxV

24

24

24

24

24

24

24

24

24

24

Page 29: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Perhitungan Insesitas penyakit = x 100%

Dik : n=7

N=10 = x 100 %= 70%

Severitas penyakit = x 100

=

Rata-rata severitas= 20.42%

Page 30: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Kesimpulan

- Berdasar data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa penyakit yang paling dominan adalah embun tepung (Oidium sp.), hal ini dilhat dari presentasi dari nilai severitas dan intensitas penyakit yang didapat.

- Penyakit yang menyerang tanaman secara keseluruhan tidak teralalu merugikan, walaupun intensitas dan severitas penyakitnya diatas 50%.

Page 31: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Sekian dari

Terima kasih

Page 32: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Pertanyaan Fitri Fatma

Apakah hida toda yang merupakan alat masuknya antraknosa pada padi dengan tanaman karet?

Jawaban

Berdasarkan secara umum antraknosa masuknya memalui hida toda tetapi untuk tanaman karet kami belum mengetahui, hal ini disebabkan sumber atau literatur kami dapat tidak mewakili untuk menjawab pertanyaan dari saudari fitri.

Page 33: pengamatan penyakit perkebunan karet. IPB.

Ridwan

Bagaimana proses fruktifikasi ganggang?

Jawaban

Proses terbentuknya ganggang kemudian menjadi filamen yang merupakan tempat berkembangnya zoosporangium. Zoosprangium menghasilkan zoospora yang menginfeksi daun muda. Sehingga timbulah bercak berwarna merah kecoklatan.