Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur
-
Upload
karina-zulkarnain -
Category
Documents
-
view
47 -
download
6
Transcript of Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur
![Page 1: Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/55cf97e4550346d033943a6d/html5/thumbnails/1.jpg)
PENGAMATAN MIKROSKOPIS PADA PERTUMBUHAN JAMUR( Laporan Praktikum Penyakit Penting Tanaman )
Oleh
Rusdiyan Inantha1014121165
Kelompok 8
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHANPROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
2013
![Page 2: Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/55cf97e4550346d033943a6d/html5/thumbnails/2.jpg)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
semakin maju. Pengetahuan manusia akan beberapa hal pun bertambah. Hal ini yang
mendasari para peneliti melakukan penelitian terhadap beberapa jenis mahluk hidup
yang berukuran kecil atau biasa disebut dengan mikroorganisme dengan ketersediaan
peralatan teknologi yang memadai.
Salah satu jenis kehidupan mikroorganisme yang diamati ialah jamur (fungi). Jamur
adalah organism yang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof, fungi/ jamur ada
yang bersel satu dan ada juga yang multiseluler. Yang bersel banyak tubuhnya
berbentuk benang disebut hifa dan bercabang-cabang membentuk miselium
(Sumarjito, 2008).
Jamur tidak mempunyai batang, daun, dan akar serta tidak mempunyai sistem
pembulu seperti pada tumbuhan tingkat tinggi. Jamur umumnya berbentuk seperti
benang, bersel banyak, dan semua dari jamur mempunyai potensi untuk tumbuh,
karena tidak mempunyai klorofil yang berarti tidak dapat memasak makanannya
sendiri, maka jamur memanfaatkan sisa-sisa bahan organik dari makhluk hidup yang
telah mati maupun yang masih hidup.
![Page 3: Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/55cf97e4550346d033943a6d/html5/thumbnails/3.jpg)
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Mengetahui jamur tersebut bersepta atau tidak
2. Mengetahui jamur tersebut tegak lurus atau tidak jika bersepta
![Page 4: Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/55cf97e4550346d033943a6d/html5/thumbnails/4.jpg)
II. METODELOGI PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah mikroskop majemuk,
preparat, gelas objek, jarum, aquades, tanda penyakit (sklerotia dan miselia), daun
kopi dan jambu biji yang terserang karat daun.
B. Cara Kerja
Langkah kerja yang dilakukan selama praktikum adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengambil bagian dari jamur (miselia) pada cawan petri, letakkan pada preparat
dan di tetesi aquades lalu di tutup dengan gelas objek.
3. Mengamatinya di bawah mikroskop
4. Memotretnya dengan kamera
5. Kegiatan yang sama dilakukan pada pengamatan sklerotia dan daun kopi dan
jambu.
![Page 5: Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/55cf97e4550346d033943a6d/html5/thumbnails/5.jpg)
III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Sklerotia
Hifa sklerotia
Karat daun jambu biji Karat daun kopi
![Page 6: Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/55cf97e4550346d033943a6d/html5/thumbnails/6.jpg)
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan jamur mikroskopis. Praktikum
pengamatan jamur mikroskopis mempunyai tujuan mengetahui jamur tersebut
bersepta atau tidak dan mengetahui jamur tersebut tegak lurus atau tidak jika
bersepta.
Fungi adalah nama latin dari jamur. Jamur ialah organism eukariotik (mempunyai inti
sejati) tidak mempunyai klorofil, mempunyai spora untuk berkembangbiak, struktur
somatic atau talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya berupa filament atau
benang-benang bercabang (multiseluler), berkembangbiak secara aseksual dan
seklsual, dan dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya.
Karena jamur tidak mempunyai klorofil sehingga dia tidaaak mempunyai kemampuan
untuk memproduksi makanan sendiri atau dengan kata lain jamur tidak bisa
memanfaatkan senyawa organic baik dari bahan organic mati maupun dari organism
hidup sehingga jamur dikatakan juga organism heterofik (Darnetty, 2006).
Sclerotium adalah salah satu jamur patogen yang dapat menyebabkan beberapa
penyakit mematikan pada tanaman seperti busuk batang, layu dan rebah kecambah.
Jamur ini bersifat soil borne dan air borne. Jamur yang bersifat soil borne merupakan
jamur yang dapat bertahan lama dalam bentuk sklerotia di dalam tanah, pupuk
kandang, dan sisa-sisa tanaman sakit. Dengan demikian tanah merupakan reservoir
inokulum patogen ini. Kerusakan jaringan akar tersembunyi di dalam tanah, sehingga
penyakit ini tidak dapat dilihat dari atas tanah sampai tanaman menunjukkan gejala
seperti pengerdilan, layu, klorosis dan kematian.
Sclerotium rolfsii yang membentuk koloni dengan miselium berwarna putih seperti
kapas kompak dan padat. Tipe perkecambahan sklerotia berbentuk dispersif (hifa
keluar dari semua sudut sklerotia) dengan benang-benang halus bercabang berbentuk
seperti kapas dan berwarna putih. Berdasarkan pengamatan dalam praktikum ini
![Page 7: Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/55cf97e4550346d033943a6d/html5/thumbnails/7.jpg)
diketahui bahwa jamur Sclerotia merupakan jamur yang bersifat parasit yaitu jamur
yang memperoleh makanannya dari organisme yang ditumpanginya (inangnya).
Jamur dapat hidup di dalam tanah selama 10 tahun atau lebih meskipun tidak ada
tumbuhan inang. Penyakit ini dapat tersebar melalui air drainase, alat-alat pertanian,
hewan, dan bibit. Pupuk kandang dari ternak yang menggunakan pakan sisa kubis
yang sudah terinfeksi juga dapat menyebarkan penyakit ini karena jamur dapat
bertahan hidup dalam saluran pencernaan ternak (Sinaga, 2006).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan patogen ialah:
- Keasaman atau Kebasaan (pH)
- Ketersediaan Oksigen
- Suplai Nutrisi
- Suhu / Temperatur.
![Page 8: Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/55cf97e4550346d033943a6d/html5/thumbnails/8.jpg)
IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu:
1. Jamur adalah organism yang tidak berklorofil, sehingga bersifat heterotrof, fungi/
jamur ada yang bersel satu dan ada juga yang multiseluler.
2. Sclerotium adalah salah satu jamur patogen yang dapat menyebabkan beberapa
penyakit mematikan pada tanaman.
3. Tipe perkecambahan sklerotia berbentuk dispersif (hifa keluar dari semua sudut
sklerotia) dengan benang-benang halus bercabang berbentuk seperti kapas dan
berwarna putih.
4. Jamur Sclerotia merupakan jamur yang bersifat parasit yaitu jamur yang
memperoleh makanannya dari organisme yang ditumpanginya (inangnya).
![Page 9: Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/55cf97e4550346d033943a6d/html5/thumbnails/9.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Sumarjito. 2008. Panduan Belajar Biologi. Primagama: Yogyakarta.
Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi. Andalas Universiti Press: Padang.
Sinaga, Meity Suradji. 2006. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.
![Page 10: Pengamatan Mikroskopis Pada Pertumbuhan Jamur](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082400/55cf97e4550346d033943a6d/html5/thumbnails/10.jpg)
LAMPIRAN