PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA...

8
JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES ISSN 2339-1723 April 2015, Volume 3, No. 1, 27-34 27 PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan dari penjualan cicilan yang digunakan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Kantor Pematang Siantar. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia penerapan akuntansi secara dasar akrual basis dimana transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian. Penerapan metode pengakuan pendapatan pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia menggunakan metode pengakuan pendapatan pada saat penjualan dan dimana pendapatannya diperoleh dari pendapatan penjualan barang maka penerapannya tersebut sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.23 tentang Pendapatan. Maka pengakuan pendapatan cicilan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia dapat dikatakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk penerapan penjualan cicilan (angsuran). Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan, Akrual Basis, Penerapan Akuntansi. PENDAHULUAN Semakin pesatnya perkembangan yang terjadi di lingkungan bisnis, menyebabkan perusahaan memutar otak untuk menjalankan perusahaannya agar tetap dapat bertahan dalam persaingan diantara perusahaan lainnya. Perusahaan juga dituntut untuk melakukan inovasi-inovasi agar dapat terus berkembang dalam persaingan usaha yang semakin keras, akan tetapi masih dalam batas kewajaran. Sehingga kegiatan di perusahaan menjadi semakin rumit dan kompleks. Struktur dan proses pengakuan pendapatan dalam akuntansi haruslah dipahami secara baik, dengan demikian seseorang akan dapat menjelaskan mengapa suatu pengakuan pendapatan di dalam akuntansi sangatlah dibutuhkan dalam pengelolaan suatu perusahaan. Manajemen membutuhkan informasi yang akurat dan cukup untuk memudahkan pengelolaan perusahaan dalam rangka mempertahankan eksistensinya serta mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu pengakuan pendapatan yang baik dan yang ada di perusahaan sangatlah penting. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki pengakuan akuntansinya masing-masing, walaupun memiliki kesamaan jenis perusahannya. Pengakuan akuntansi ini memungkinkan perbedaan ketentuan-ketentuan dalam pengakuan akuntansinya di perusahaan yang sejenis. Pengakuan pendapatan di dalam akuntansi dikatakan penting, sebab dari pendapatan inilah dilakukan berbagai macam proses akuntansi mulai dari pencatatan penerimaan sehingga dapat mengeluarkan laporan keuangan. Hal ini sangatlah penting karena pendapatan ini berhubungan langsung dengan segala kegiatan operasi perusahaan. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah metode Pengakuan Pendapatan yang diterapkan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Kantor Pematang Siantar telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di dalam pengakuan pendapatan penjualan cicilan? TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan dari penjualan cicilan yang digunakan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Kantor Pematang Siantar.

Transcript of PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA...

JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES ISSN 2339-1723

April 2015, Volume 3, No. 1, 27-34

27 PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR

PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA

KANTOR PEMATANG SIANTAR

Drs. Lukieto Cahyadi, SE, MM

STIE Bina Karya Tebing Tinggi

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode pengakuan pendapatan dari penjualan

cicilan yang digunakan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Kantor Pematang Siantar. Metode analisis

data yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang

digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan wawancara.

Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia penerapan akuntansi secara dasar akrual basis dimana

transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian. Penerapan metode pengakuan pendapatan pada PT.

Yudhistira Ghalia Indonesia menggunakan metode pengakuan pendapatan pada saat penjualan dan

dimana pendapatannya diperoleh dari pendapatan penjualan barang maka penerapannya tersebut sesuai

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.23 tentang Pendapatan. Maka pengakuan pendapatan cicilan

oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia dapat dikatakan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku

umum untuk penerapan penjualan cicilan (angsuran).

Kata Kunci: Pengakuan Pendapatan, Akrual Basis, Penerapan Akuntansi.

PENDAHULUAN

Semakin pesatnya perkembangan yang

terjadi di lingkungan bisnis, menyebabkan

perusahaan memutar otak untuk menjalankan

perusahaannya agar tetap dapat bertahan dalam

persaingan diantara perusahaan lainnya.

Perusahaan juga dituntut untuk melakukan

inovasi-inovasi agar dapat terus berkembang

dalam persaingan usaha yang semakin keras,

akan tetapi masih dalam batas kewajaran.

Sehingga kegiatan di perusahaan menjadi

semakin rumit dan kompleks.

Struktur dan proses pengakuan pendapatan

dalam akuntansi haruslah dipahami secara baik,

dengan demikian seseorang akan dapat

menjelaskan mengapa suatu pengakuan

pendapatan di dalam akuntansi sangatlah

dibutuhkan dalam pengelolaan suatu

perusahaan. Manajemen membutuhkan

informasi yang akurat dan cukup untuk

memudahkan pengelolaan perusahaan dalam

rangka mempertahankan eksistensinya serta

mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu

pengakuan pendapatan yang baik dan yang ada

di perusahaan sangatlah penting.

Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki

pengakuan akuntansinya masing-masing,

walaupun memiliki kesamaan jenis

perusahannya. Pengakuan akuntansi ini

memungkinkan perbedaan ketentuan-ketentuan

dalam pengakuan akuntansinya di perusahaan

yang sejenis.

Pengakuan pendapatan di dalam akuntansi

dikatakan penting, sebab dari pendapatan inilah

dilakukan berbagai macam proses akuntansi

mulai dari pencatatan penerimaan sehingga

dapat mengeluarkan laporan keuangan. Hal ini

sangatlah penting karena pendapatan ini

berhubungan langsung dengan segala kegiatan

operasi perusahaan.

RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah

Apakah metode Pengakuan Pendapatan yang

diterapkan oleh PT. Yudhistira Ghalia Indonesia

Kantor Pematang Siantar telah sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum di dalam

pengakuan pendapatan penjualan cicilan?

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui metode pengakuan pendapatan dari

penjualan cicilan yang digunakan oleh PT.

Yudhistira Ghalia Indonesia Kantor Pematang

Siantar.

JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES ISSN 2339-1723

April 2015, Volume 3, No. 1, 27-34

2 PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran,

atau pemberian kepastian mengenai informasi

yang akan membantu manajer, investor, otoritas

pajak dan pembuat keputusan lain untuk

membuat alokasi sumber daya keputusan di

dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga

pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam

mengukur, berkomunikasi dan

menginterprestasikan aktivitas keuangan. Secara

luas, akuntansi juga dikenal sebagai “bahasa

bisnis”. Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan

suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat

dimanfaatkan oleh para pemegang saham,

kreditur, atau pemilik (Wikipedia Indonesia: 27

Desember 2009).

Menurut American Institute of Certified

Public Accountants (1970 : 17) Akuntansi

adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah

menyediakan data kuantitatif, terutama yang

mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha

ekonomi yang dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan-keputusan ekonomi

dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu

keadaan.

Menurut Suwarjono (2005: 10), Akuntansi

sebagai kegiatan jasa (service activity)

mengisyaratkan bahwa akuntansi yang akhirnya

harus diterapkan untuk merancang dan

menyediakan jasa berupa informasi keuangan

harus bermanfaat untuk kepentingan sosial dan

ekonomi negara tempat akuntansi diterapkan.

Karakteristik informasi yang dihasilkan

akuntansi akan sangat bergantung pada

lingkungan tempat akuntansi akan diterapkan,

akuntansi sebagai seperangkat pengetahuan

tentunya akan membahas berbagai konsep dan

alternatif serta implikasi dalam berbagai kondisi

dan lingkungan.

Akuntansi adalah sistem informasi yang

memberikan laporan kepada pihak-pihak

berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan

kondisi perusahaan (Warren, 2008, 10).

B. Penjualan

Penjualan adalah suatu bentuk transaksi

dimana berpindahnya kepemilikan atas barang

dan jasa. Penjualan ini sangat penting bagi

perusahaaan karena penjualan ini salah satu

aktivitas yang dapat menghasilkan suatu

pendapatan. Adapun jenis- jenis dari penjualan:

a. Penjualan Reguler

Penjualan regular atau penjualan biasa

terdiri dari penjualan tunai maupun kredit

dimana pada penjualan ini penentuan laba kotor

yang merupakan hasil pengurangan antara

penjualan dengan harga pokok penjualan.

b. Penjualan Angsuran

Akhir-akhir ini penjualan angsuran telah

berkembang sehingga banyak digunakan oleh

berbagai perusahaan. Dengan semakin

berkembangnya penjualan secara angsuran,

membuktikan bahwa penjulan dengan cara

angsuran ini sangat disukai oleh kalangan

usahawan karena telah berhasil di dalam

meningkatkan penjualannya.

Menurut Hadori Yunus (2000:109),

penjualan angsuran adalah penjualan yang

dilakukan dengan perjanjian pembayarannya

dilaksanakan secara bertahap. Sedangkan

menurut Harried (2005:121), penjualan

angsuran adalah suatu kontrak perjanjian yang

berisikan pengaturan pembiayaan dimana

pembayaran dari suatu transaksi penjualan yang

telah disepakati bersama antara penjual dan

pembeli akan diatur dalam seperangkat satuan

periode waktu tertentu.

Dari pengertian tersebut terlihat bahwa

adanya perbedaan pengakuan pendapatan dan

didalam penjualan angsuran ini resiko atas tidak

tertagihnya piutang akan meningkat.

C. Pendapatan

Pendapatan menurut PSAK no 23 Paragraf 6

adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi

yang timbul dari aktivitas normal perusahaan

selama satu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak

berasal dari kontribusi peranan modal.

Defenisi lain tentang pendapatan ialah

arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban

akibat penyerahan atau produksi barang,

pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan

laba lainnya yang membentuk operasi utama inti

perusahaan yang berkelanjutan selama satu

periode (Keiso, Weygandt, Warfield: 2008:

516).

Pendapatan menurut ilmu ekonomi

merupakan nilai maksimum yang dapat

dikonsumsi oleh seseorang dalam satu periode

dengan mengharapkan keadaan yang sama pada

akhir periode seperti keadaan semula.

Pengertian tersebut menitikberatkan pada total

28

JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES ISSN 2339-1723

April 2015, Volume 3, No. 1, 27-34

3 PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR

kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi

selama satu periode. Dengan kata lain,

pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal

periode ditambah keseluruhan hasil yang

diperoleh selama satu peride ditambah

keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu

periode, bukan hanya yang dikonsumsi.

Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi

menutup kemungkinan perubahan lebih dari

total harta kekayaan badan usaha pada awal

periode, dan menekankan pada pada jumlah

nilai statis pada akhir periode. Secara garis

besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan

awal periode ditambah perubahan penilaian

yang bukan diakibatkan perubahan modal dan

hutang (Rustam: 2002:1).

D. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan diartikan sebagai

pengukuran pendapatan dalam menentukan

kapan melakukan pencatatan transaksi

pendapatan untuk memberikan laporan kepada

Badan Usaha yang melakukan operasionalnya

secara terus menerus. Di dalam akuntansi di

ungkapkan ada dua macam basis akuntansi yang

digunakan:

1. Basis akrual

Pendapatan yang timbul dari suatu

kejadian usaha atau transaksi akan

langsung diamati dan dicatat pada saat

terjadinya. Transaksi dicatat tanpa

memperhatikan apakah uang kas sudah

diterima/belum.

2. Basis kas

Melakukan pencatatan suatu transaksi jika

ada uang yang diterima atau dikeluarkan,

penerimaan kas akan diperlakukan sebagai

pendapatan, sedangkan pengeluaran kas

akan diperlakukan sebagai beban (Warren,

2008,112)

Secara umum, ada beberapa prinsip

pengakuan pendapatan dalam akuntansi, seperti

yang ditentukan oleh Keiso, Weygandt,

Warfeild (2008:516) menetapkan bahwa

pendapatan dapat diakui pada saat:

a. Direalisasi. Pendapatan direalisasi,

apabila barang-barang/jasa ditukarkan

untuk kas dan apabila aktiva atau jasa

yang diterima segera dapat

dikonversikan pada jumlah kas atau

klaim yang telah disepakati.

b. Dapat direalisasi. Pendapatan dapat

direalisasi apabila aktiva yang diterima

dalam pertukaran segera dapat

dikonversi menjadi kas atau klaim atas

kas dengan jumlah yang diketahui.

c. Dihasilkan. Pendapatan dihasilkan

apabila perushaan telah menyelesaikan

sebagai kas sebagian besar kontrak yang

telah disepakati, sehingga dapat diakui

sebagai pendapatan serta telah diadakan

perhitungan biaya yang dikeluarkan

dalam menyelesaikan kontrak tersebut.

Empat transaksi pendapatan telah diakui

sesuai dengan prinsip ini:

1. Perusahaan mengakui pendapatan dari

penjualan produk diakui pada tanggal

penjualan, yang biasanya

diinterprestasikan sebagai tanggal

penyerahan kepada pelanggan.

2. Perusahaan mengakui pendapatan dari

pemberian jasa diakui ketika jasa-jasa itu

telah dilaksanakan dan dapat ditagih.

3. Perusahaan mengakui pendapatan dari

mengizinkan pihak lain untuk

menggunakan aktiva perusahaan, seperti

bunga, sewa dan royalti, diakui sesuai

dengan berlalunya waktu atau ketika

aktiva itu digunakan.

4. Perusahaan mengakui pendapatan dari

pelepasan aktiva selain produk diakui

pada tanggal penjualan.

Pengakuan pendapatan yang sering

dilakukan perusahaan menurut Kieso, dkk

(2002:5) terdiri dari:

1. Pengakuan Pendapatan Pada Saat

Penjualan (Penyerahan)

Pendapatan dari aktivitas pabrikasi serta

penjualan umumnya diakui pada saat penjualan

(point of sell) yang biasanya berarti terjadi

penyerahan. Namun timbul masalah dalam

pelaksanaannya yang disebabkan oleh tiga

situasi yaitu:

a. Penjualan dengan Perjanjian Beli Kembali

Dalam situasi ini, hak milik legal telah

berpindah pada pembeli namun resiko

kepemilikan tetap berada pada penjual.

Untuk itu jika terjadi perjanjian beli

kembali dengan harga tertntu dan harga

tersebut dapat menutupi semua biaya

persediaan ditambah biaya kepemilikan

yang terkait, maka persediaan dan

29

JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES ISSN 2339-1723

April 2015, Volume 3, No. 1, 27-34

4 PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR

kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam

pembukuan penjualan dengan kata lain

tidak terjadi penjualan.

b. Penjualan dengan hak retur

Perlakuan akuntansi untuk situasi seperti

ini sebenarnya normal, namun jika tingkat

retur tinggi maka perlu dilakukan

penundaan pelaporan penjualan sampai

hak retur habis masa berlakunya. Untuk

itu terdapat tiga metode pengakuan

pendapatan alternative jika penjual

mengalami situasi ini yaitu:

1. Tidak mencatat penjualan sampai

seluruh hak retur habis masa

berlakunya.

2. Mencatat penjualan, tetapi

mengurangi penjualan dengan

estimasi retur dimasa depan.

3. Mencatat penjualan serta

memperhitungkan retur pada saat

terjadi. Jika terjadi penjualan dengan

hak retur maka pendapatan dari

transaksi penjualan diakui pada saat

penjualan jika memenuhi keenam

kondisi sebagai berikut:

a. Harga penjual kepada pembeli

relatif tetap (fixed) atau dapat

ditentukan pada tanggal

penjualan.

b. Pembeli sudah membayar penjual,

atau pembeli berkewajiban untuk

membayar penjual, dan kewajiban

itu tidak bergantung pada

penjualan kembali produk

tersebut.

c. Kewajiban pembeli pada penjual

tidak akan berubah apabila terjadi

pencurian atau kerusakan atau

rusaknya fisik produk.

d. Pembeli yang memperoleh produk

untuk dijual kembali memiliki

substansi ekonomi yang terpisah

dari yang diberikan oleh penjual.

e. Penjual tidak memiliki kewajiban

yang signifikan atas kinerja masa

depan yang secara langsung

menyebabkan penjualan kembali

produk itu oleh pembeli.

f. Jumlah retur dimasa depan dapat

diestimasi secara layak. Jika

pendapatan penjualan dan harga

pokok penjualan tidak diakui

karena keenam kondisi tidak

dipenuhi harus diakui ketika hak

retur secara substansial telah

habis masa berlakunya atau

kemudian keenam kondisi ini

dapat dipenuhi.

c. Trade Loading

Trade Loading dan Channel Stuffing

merupakan praktik yang gila, licik, dan

tidak ekonomis; melalui praktik ini

pabrikan membujuk (dengan penjualan,

laba, dan pangsa pasar yang sebenarnya

tidak mereka miliki) pelanggan mereka

untuk membeli produk dari pada yang bisa

mereka jual kembali atau dengan kata lain

mencatat pembukuan hari ini untuk

pendapatan yang akan datang.

2. Pengakuan Pendapatan Sebelum

Penyerahan

Contoh yang paling konkrit dari pengakuan

pendapatan sebelum penyerahan adalah

”akuntansi kontrak konstruksi jangka panjang”.

Kontrak jangka panjang sering kali menetapkan

bahwa penjual (kontraktor) dapat menagih

pembeli pada selang waktu ketika berbagai

tahap dari proyek yang telah dicapai. Terdapat

dua metode akuntansi untuk kontrak kontruksi

jangka panjang yang diakui oleh profesi

akuntansi, yaitu:

a) Metode Persentase Penyelesaian

Pendapatan dan laba kotor diakui setiap

periode berdasarkan kemajuan proses

kontruksi, yaitu persentase penyelesaian.

Metode ini digunakan hanya jika estimasi

kemajuan kearah penyelesaian,

pendapatan, serta biaya secara layak dapat

dipercaya, dan memenuhi syarat-syarat

berikut:

1. Kontrak itu secara jelas menetapkan

hak-hak yang dapat dipaksakan

pemberlakuannya mengenai barang

atau jasa yang diberikan dan diterima

oleh pihak yang terlibat dalam kontrak,

imbalan yang akan dipertukarkan, serta

cara dan cara penyelesaian.

2. Pembeli dapat diharapkan untuk

memenuhi semua kewajiban dalam

kontrak.

3. Kontraktor dapat diharapkan untuk

melaksanakan kewajiban kontraktual

tersebut.

30

JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES ISSN 2339-1723

April 2015, Volume 3, No. 1, 27-34

5 PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR

b) Metode Kontrak Selesai

Pendapatan dan laba kotor hanya diakui

pada saat kontrak diselesaikan.

Metode ini hanya digunakan:

1. Jika suatu entitas terutama memiliki

kontrak jangka pendek.

2. Jika syarat-syarat untuk menggunakan

metode persentase penyelesaian tidak

dapat terpenuhi.

3. Jika terdapat bahaya yang melekat

dalam kontrak itu di luar resiko bisnis

normal dan berulang.

3. Pengakuan Pendapatan Setelah

Penyerahan

Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas

harga jual tidak dapat dipastikan secara layak

sehingga pengakuan pendapatan akan

ditangguhkan. Ada dua metode yang dapat

digunakan dalam menangguhkan pengakuan

pendapatan sampai kas diterima, yaitu :

a) Metode akuntansi penjualan cicilan.

Dalam metode akuntansi penjualan

cicilan mengakui laba dalam periode

penagihan bukan dalam periode

penjualan. Metode akuntansi penjualan

cicilan dibenarkan atas dasar bahwa jika

tidak ada pendekatan yang layak untuk

mengestimasi tingkat ketertagihan,

pendapatan tidak boleh diakui sampai

kas berhasil ditagih.

b) Metode pemulihan biaya.

Dalam metode pemulihan biaya, tidak

ada laba yang diakui sampai pembayaran

kas oleh pembeli melebihi harga pokok

barang dagang yang dijual bagi penjual.

Setelah seluruh biaya dipulihkan, setiap

penagihan kas tambahan dimasukkan

dalam laba. Laporan laba rugi untuk

periode penjualan melaporkan

pendapatan penjualan, harga pokok

penjualan, serta laba kotor baik jumlah

yang diakui selama periode berjalan

maupun jumlah yang ditangguhkan.

Laba kotor yang ditangguhkan

dikurangkan dari piutang terkait dengan

neraca. Laporan laba rugi selanjutnya

melaporkan laba kotor sebagai pos

pendapatan terpisah apabila laba kotor

diakui pada saat dihasilkan. Dalam

beberapa situasi kas diterima sebelum

penyerahan atau pengalihan properti dan

dicatat sebagai simpanan karena

transaksi penjualan tersebut belum

selesai. Cara ini disebut metode

simpanan (deposit method). Menurut

metode ini penjualan melaporkan kas

yang diterima dari pembeli sebagai uang

tanggungan atas kontrak dan

mengklasifikasikannya dalam neraca.

Selain itu, penjual juga mencatat beban

penyusutan sebagai biaya periode untuk

properti tersebut. Menurut metode ini

tidak ada pendapatan atau laba yang

harus diakui sampai penjualan selesai.

Pada saat itu akun simpanan ditutup dan

salah satu metode pengakuan pendapatan

diatas diterapkan.

4. Pengakuan Pendapatan untuk Transaksi

Penjualan Khusus

1. Waralaba

Perusahaan waralaba memperoleh

pendapatan dari sumber-sumber

berikut, yaitu:

1) Dari penjualan waralaba awal

dan aktiva atas jasa terakit.

2) Dari iuran (fee)

berkesinambungan yang

didasarkan pada pengoperasian

waralaba. Franchisor adalah

pihak yang memberikan hak

bisnis dalam waralaba, dan

franchisee adalah pihak yang

megoperasikan bisnis warlaba.

Dalam perjanjian waralaba iuran awal

dicatat sebagai pendapatan hanya bila dan

ketika franchisor melaksanakan

pelaksanaan substansial jasa yang wajib ia

laksanakan dan penagihan iuran dapat

dipastikan secara layak. Iuran waralaba

yang berkesinambungan diakui sebagai

pendapatan saat dihasilkan dan dapat

ditagih dari franchisee.

2. Konsinyasi

Dalam perjanjian konsinyasi,

Consignor (pabrikan) mengirim

barang dagang kepada Consignee

(dealer) yang bertindak sebagai agen

yang menerima barang dagang dan

setuju untuk menjual dan menjaga

barang tersebut. Kas yang diterima

dari pelanggan dikirim kepada

consignor setelah dikurangi komisi

31

JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES ISSN 2339-1723

April 2015, Volume 3, No. 1, 27-34

6 PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR

penjualan dan semua beban yang

dapat dikenakan.

Pendapatan hanya diakui setelah

consignor menerima pemberitahuan

penjualan dan pengiriman kas dari

consignee.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah

perusahaan yang bergerak di bidang usaha

percetakan bernama PT Yudhistira Ghalia

Indonesia Kantor Pematang Siantar pada bulan

Juli 2013 sampai dengan selesai.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan

pada penelitian ini adalah observasi dan

wawancara.

Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada

penelitian ini adalah deskriptif dan kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sumber-sumber Pendapatan

PT. Yudhistira Ghalia Indonesia

memperoleh pendapatan dari:

1. Penjualan produk utama dari PT.

Yudhistira Ghalia Indonesia yaitu buku

pelajaran SD, SMP dan SMA.

2. Penjualan produk tambahan berupa buku

refrensi berupa buku biografi tokoh dan

sebagainya.

B. Metode Pengakuan Pendapatan

Secara teoritis, pendapatan dapat dianggap

sebagai produk perusahaan yang dapat diartikan

sesuai yang dihasilkan oleh potensi jasa yang

dimiliki oleh perusahaan. Pendapatan dapat

diukur dengan jumlah rupiah aktiva baru yang

diterima dari pihak lain. Aktiva baru tersebut

merupakan aktiva penukar yang diterima

perusahaan atas barang atau jasa yang

dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada

pihak lain, dalam PT. Yudhistira Ghalia

Indonesia pendapatan merupakan kegiatan

utama yang tercemin pada penjualan output dari

perusahaan.

Pengakuan pendapatan terjadi jika adanya

transaksi penjualan, pada mulanya salesman

datang ke pelanggan untuk melakukan

penjualan barang yang telah dihasilkan

perusahaan yaitu buku sekolah. Setelah

pelanggan setuju maka akan melakukan

perjanjian terlebih dahulu dengan perusahaan

tentang pembelian buku sekolah.

Setelah adanya perjanjian antara pelanggan

dengan perusahaan maka akan terjadi

pendapatan untuk perusahaan dimana

pendapatan diakui ketika terjadi adanya

penjualan produk berupa buku sekolah.

Maka perusahaan akan mencatat:

Piutang xxx

Pendapatan xxx

(Mencatat pendapatan pada saat barang telah

terjual, nilainya sebesar harga jual).

Pendapatan dapat diakui ketika:

a. Harga jual telah disepakati.

b. Bukti yang menyakinkan adanya surat

perjanjian penjualan kain.

Setelah perjanjian telah disepakati maka

perusahaan akan mempersiapkan produk sesuai

pesanan pelanggan. Setelah pelanggan

menerima pengiriman buku maka pelanggan

akan melakukan pembayaran.

Maka perusahaan akan mencatat:

Kas xxx

Piutang xxx

Dalam mengakui pendapatan atas

transaksinya PT. Yudhistira Ghalia Indonesia,

dalam pendapatan yang diakui dan dilaporkan

dalam laporan keuangan maka perusahaan

menggunakan basis akrual dengan metode

pengakuan pendapatan pada saat penyerahan

atau penjualan dimana pendapatan diakui pada

saat penyerahaan barang buku sekolah kepada

pelanggan serta pada saat terjadi penjualan nilai

tukar telah disepakati dan produk telah keluar

dari perusahaan.

Pengeluaran produk dari perusahaan

dilakukan dengan pengiriman produk kepada

pelanggan. Transaksi penjualan yang dilakukan

mengakibatkan penambahan aktiva ke dalam

perusahaan, yang berupa kas jika

pembayarannya secara tunai sedangkan berupa

piutang dagang jika pembayarannya secara

kredit. PT. Yudhistira Ghalia Indonesia akan

mengakui pendapatannya ketika benar-benar

adanya kas yang masuk ke dalam kas

perusahaan.

Perusahaan menggunakan metode

pengakuan pendapatan pada saat penjualan ini

karena adanya pertimbangan:

32

JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES ISSN 2339-1723

April 2015, Volume 3, No. 1, 27-34

7 PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR

1. Bukti yang menyatakan bahwa terdapat

suatu perjanjian.

2. Pengiriman telah dilakukan atas barang

yang telah diberikan.

3. Harga jual telah ditentukan dengan

pasti, karena perusahaan membuat

produknya berdasarkan pesanan dari

pelanggan.

Dalam menetapkan harga jual

produknya perusahaan

mempertimbangkan permintaan

pelanggan kemudian menawarkan

harganya.

4. Produk yang dijual telah dikeluarkan

dari pembukuan perusahaan dan

diganti dengan suatu asset yang lain

seperti kas atau piutang dagang jadi

pertukaran telah terjadi.

5. Bagi PT. Yudhistira Ghalia Indonesia

yang merupakan perusahaan

manufaktur, penjualan merupakan

peristiwa yang paling penting dalam

kegiatan ekonominya.

6. Biaya produksi dapat ditentukan secara

pasti dengan mudah.

Sebagai contoh PT. Yudhistira Ghalia

Indonesia cabang Pematang Siantar pada tahun

2013 melakukan penjualan buku SD, SMP,

SMA pada bulan April 2013 s/d Mei 2013

sebanyak 79.574 exp dengan total harga Rp.

2.350.070.625 secara kredit. Pembayaran

angsuran dimulai bulan Juli 2013 s/d Januari

2014 dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Tidak dikenakannya bunga atas

angsuran.

2. Tidak adanya uang muka.

3. Pembayaran angsuran pada bulan Juli

s/d Agustus 2013 sebesar 10 % dari

penjualan.

4. Pembayaran angsuran bulan September

2013 sebesar 22,5 %.

5. Pembayaran angsuran bulan Oktober

2013 sebesar 25 %.

6. Pembayaran angsuran bulan November

2013 sebesar 22,5 %.

7. Pembayaran angsuran bulan Desember

2013 sebesar 15 %.

8. Pembayaran angsuran bulan Januari

2014 sebesar 5 %.

Tabel 1 Penerimaan Pembayaran

Tanggal Keterangan Jumlah ( Rp)

Juli 2013 Angsuran 1 235.007.063

Agustus 2013 Angsuran 2 235.007.063

September 2013 Angsuran 3 528.765.891

Oktober 2013 Angsuran 4 587.517.656

November 2013 Angsuran 5 528.765.891

Desember 2013 Angsuran 6 352.510.594

Januari 2014 Angsuran 7 117.503.531

Jumlah (Rp) 2.585.077.689

Sumber Data Kantor Pematang Siantar

Berdasarkan tabel, maka dapat diperoleh

selisih dari jumlah harga keseluruhan yang

telah ditetapkan oleh PT. Yudhistira Ghalia

Indonesia yaitu Rp. 2.350.070.625 dengan

penerimaan pembayaran yang diterima sebesar

Rp. 2.585.077.689. Dan selisih sebesar Rp.

235.007.064., ini diakui sebagai laba kotor oleh

PT. Yudhistira Ghalia Indonesia.

Berdasarkan metode yang digunakan

perusahaan dan melihat bagaimana perusahaan

menerapkan metode tersebut dalam kegiatan

operasional perusahaan, serta adanya

pertimbangan lain atas penggunaan metode

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metode pengakuan pendapatan pada saat

penjualan merupakan metode yang tepat

bagi PT. Yudhistira Ghalia Indonesia

seperti yang digunakan kebanyakan

perusahaan manufaktur pada umumnya

untuk mengakui pendapatannya.

2. Dengan menggunakan metode

pengakuan pada saat penjualan maka

laporan keuangan dapat memberikan

gambaran yang sebenarnya.

3. Kemungkinan tidak keseluruhan piutang

dapat ditagih.

4. Adanya retur penjualan atau

kemungkinan produk dikembalikan oleh

pelanggan karena adanya

ketidaksesuaian atau kelebihan dengan

barang yang dipesan.

Penerapan pengakuan pendapatan pada PT.

Yudhistira Ghalia Indonesia ini sesuai dengan

PSAK No. 23 tentang Pendapatan dimana dalam

akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari

transaksi dan peristiwa ekonomi dari penjualan

barang atau produk dimana barang yang dijual

merupakan barang yang diproduksi perusahaan

seperti buku sekolah.

Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia

pengakuan pendapatan diakui atas dasar

33

JURNAL ILMIAH ACCOUNTING CHANGES ISSN 2339-1723

April 2015, Volume 3, No. 1, 27-34

8 PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT. YUDHISTIRA GHALIA INDONESIA KANTOR PEMATANG SIANTAR

peristiwa ekonominya yaitu penjualan barang

dengan pengklasifikasian berdasarkan atas

kriteria kondisi yang telah dipenuhi sebagai

berikut:

1. Perusahaan telah memindahkan manfaat

kepemilikan barang kepada pembeli.

2. Perusahaan tidak lagi mengelola atau

melakukan pengendalian efektif atas

barang yang dijual.

3. Jumlah pendapatan atas penjualan barang

dapat diukur dengan andal.

4. Manfaat ekonomi yang dihubungkan

dengan transaksi akan mengalir kepada

perusahaan.

5. Biaya yang terjadi akan terjadi

sehubungan transaksi penjualan barang

dapat diukur.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan

maka peneliti akan menarik kesimpulan yang

terkait dengan hasil penelitiannya sebagai

berikut:

1. Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia

penerapan akuntansi secara dasar akrual

basis dimana transaksi dan peristiwa

diakui pada saat kejadian.

2. Penerapan metode pengakuan pendapatan

pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia

menggunakan metode pengakuan

pendapatan pada saat penjualan dan

dimana pendapatannya diperoleh dari

pendapatan penjualan barang maka

penerapannya tersebut sesuai Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No.23

tentang Pendapatan.

3. Maka pengakuan pendapatan cicilan oleh

PT. Yudhistira Ghalia Indonesia dapat

dikatakan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum untuk penerapan

penjualan cicilan (angsuran).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan:

1. Dengan melihat keunggulan yang dimiliki

akrual basis dalam penerapan akuntansinya

maka perusahaan akan dapat membuat

keputusan yang lebih baik serta laporan

keuangan yang disajikan oleh perusahan

dapat memberikan gambaran informasi

akuntansi yang lebih akurat adanya kapan

pendapatan dapat diakui.

2. Agar laporan keuangan perusahaan dapat

disajikan secara lebih baik lagi, maka

penerapan akuntansinya dalam mengakui

pendapatan penjualan cicilan, sebaiknya

perusahaan lebih menekankan pada

metode akuntansi penjualan cicilan sesuai

dengan yang dilakukan perusahaan lain

yang banyak melakukan penjualan secara

cicilan (angsuran).

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar

Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba

Empat: Jakarta

Keiso, et al. 2007. Akuntansi Intermediate.

Penerbit Erlangga: Jakarta.

Rustam. 2002. Pendapatan menurut standar

akuntansi keuangan no. 23. Digitized by

USU digital library.

Warren, C., S., et al. 2008. Pengantar

Akuntansi. Diterjemahkan oleh Tim

Penerbit Salemba Empat: Jakarta.

Wikipedia Indonesia (2009). Pengertian

Akuntansi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Akuntansi.

Diakses 19 November 2013.

Yadiati, Winwin. 2006. Pengantar Akuntansi I.

Penerbit Salemba Empat: Jakarta

Ratnaningsih, Dewi. 1993. Akuntansi Keuangan

Lanjutan. Penerbit Universitas

Atmajaya: Yogyakarta.

Suwarjono. 2005. Akuntansi Pengantar 1. Buku

Panduan Dosen.

Yunus, Hadori dan Harnanto. 1990. Akuntansi

Keuangan Lanjutan. Edisi I. Yogyakarta:

BPFE.

34