Pengajaran Penerjemahan melalui...

17
1

Transcript of Pengajaran Penerjemahan melalui...

1

2

Pengajaran Penerjemahan melalui Hypermedia

Rudi Hartono

Universitas Negeri Semarang, Indonesia

[email protected]

ABSTRAK

Penerjemahan merupakan proses yang kompleks dan rumit karena bukan hanya

sekedar mengganti bentuk bahasa tetapi juga mentransfer makna dan gaya. Maka

dari itu pengetahuan dasar bahasa Inggris dan penguasaan konten sangat

dibutuhkan oleh penerjemah agar menghasilkan produk terjemahan yang baik

(akurat, alamiah, dan berterima). Pengajaran penerjemahan melalui hypermedia

adalah salah cara meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menerjemahkan

teks dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan sebaliknya. Dalam penelitian ini,

yang menjadi subjek penelitian adalah mahasiswa kelas Penerjemahan di Jurusan

Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Semarang dan yang dijadikan objek penelitiannya adalah terjemahan teks

mahasiswa dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Penelitian ini dilakukan

untuk memperbaiki kualitas hasil terjemahan mahasiswa yang selama masih

kurang baik dengan cara menggunakan hypermedia. Metode penelitian yang

digunakan adalah Penelitian Tindakan yang memiliki lima tahapan, yaitu:

Mengidentifikasi masalah, mengumpulkan data, menafsirkan data, bertindak atas

bukti dan mengevaluasi hasil (Ferrance, 2000:9). Dalam penelitian ini hypermedia

dijadikan medium online untuk mengajar penerjemahan. Dalam prakteknya, dosen

mengajarkan materi penerjemahan, teks yang diterjemahkan, dan menilai hasil

terjemahan mahasiswa, melalui hypermedia online, situs kelas (Class Sites) dan

blog dosen (Teacher Blog), sedangkan mahasiswa melakukan praktek

penerjemahan dan menyelesaikan tugas mereka melalui blog mahasiswa (Learner

Blog). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengajaran terjemahan melalui

hypermedia meningkatkan produk terjemahan mahasiswa lebih akurat, alamiah,

dan berterima.

Kata Kunci: pengajaran penerjemahan; hypermedia; class site; teacher blog;

learner blog

PENDAHULUAN

Mengajar penerjemahan menggunakan metode tradisional tampaknya sangat

membosankan karena metode ini biasanya menggunakan metode lama yaitu

memanfaatkan sistem berbasis kertas (paper-based system) yang sangat berbeda

dengan metode modern yang berbasis sistem teknologi komputer (computer-based

system) (Noyes and Garland, 2008:1352). Disamping itu metode tradisional itu

3

cenderung monoton karena setiap saat mereka dihadapkan pada kertas teks dan

kamus. Ketika mahasiswa penerjemah itu diberi bahan teks yang harus

diterjemahkan, mereka tidak antusias untuk melakukannya dan merasa bosan.

Mereka mengatakan hal tersebut tidak menarik karena merasa lelah untuk

membaca dan mencari arti kata dalam kamus. Kegiatan lain yang membuat

mereka biasanya bosan adalah menerjemahkan teks pada selembar kertas yang

telah disediakan. Ini adalah tayangan yang biasa dilakukan oleh para mahasiswa

penerjemah di kelas Translation yang menggunakan metode tradisional. Hal

tersebut memang ironis sekali bahwa masih banyak pengajaran dan pembelajaran

penerjemahan menggunakan metode konvensional padahal sekarang sudah berada

di era teknologi modern.

Selain masalah metode mengajar yang telah dibahas di atas, masalah lain

yang dihadapi oleh mahasiswa penerjemah adalah tata bahasa, tata kalimat, tata

kata, dan istilah. Pertama, mereka memiliki kesulitan dalam menggunakan pola

gramatikal diterima dalam bahasa target. Tata bahasa Inggris dalam produk

terjemahan mereka tidak berterima. Kedua, struktur bahasa Inggris terjemahan

mereka produksi masih struktur yang nuansa Indonesia. Ketiga, kosakata yang

mereka pilih belum sesuai. Keempat, istilah yang mereka gunakan belum sesuai.

Empat masalah tersebut di atas perlu mendapat perhatian dan dipecahkan

sehingga mahasiswa penerjemah dapat merasa antusias dan termotivasi untuk

belajar menerjemahkan dan menghasilkan produk terjemahan lebih baik lagi.

Keempat masalah tersebut di atas dapat digambarkan pada diagram berikut ini.

Diagram 1. Kondisi Hasil Terjemahan Secara Manual

Tran

slat

ion

Proses (Penerjemahan)

Lambat 45% < Transtools

Produk (Terjemahan)

Kurang Akurat

Tata bahasa (50%)

Tata kalimat (65%)

Tidak Alamiah Tata kata (60%)

Kurang Berterima Istilah (45%)

4

Berdasarkan diagram di atas, diketahui bahwa proses penerjemahan dalam

kelas konvensional itu lambat, sehingga jika dibandingkan dengan kelas modern

yang menggunakan komputer sebagai alat bantu menerjemahkan atau yang

dikenal dengan Computer-assisted Translation Tools (CAT Tools) ( Welsh dan

Prior, 2004) itu lebih lambat 45%. Produk terjemahan mereka kurang akurat

dalam aspek tata bahasa (50%) dan tata kalimatnya (65%), tidak alamiah dalam

aspek tata katanya (60%) serta kurang berterima dalam aspek istilahnya (45%).

Untuk mengantisipasi kegiatan yang membosankan dan monoton dalam

kelas penerjemahan dan untuk meningkatkan penguasaan bahasa dalam proses

penerjemahan, peneliti memberikan pengajaran penerjemahan melalui

Hypermedia. Hypermedia adalah jejaring internet tingkat tinggi yang

menyediakan fasilitas informasi berupa teks, grafik, gambar, video dan lain-lain

yang saling terkait dan terjalin satu sama lain ketika pengguna mengakses sebuah

konsep yang dicari (Bush, 1986). Hypermedia yang digunakan dalam penelitian

ini mencakup produk-produk Websites yang dikelola untuk proses kegiatan

belajar dan mengajar kelas terjemahan berupa situs-situs yang dibuat secara instan

seperti blog maupun situs-situs fasilitas penerjemahan (Transtools) yang sudah

tersedia.

Hal ini dilakukan untuk memotivasi siswa dan membuat mereka terbiasa

dalam menggunakan teknologi, menghindari teknik mengajar yang monoton dan

meningkatkan kompetensi penerjemahan mereka melalui Hypermedia. Di sisi

lain, sekarang saatnya untuk semua mencoba untuk mengembangkan kelas

melalui teknologi berbasis komputer dan internet. Misalnya, siswa kelas

Translation saat ini harus melek teknologi agar mampu menggali semua informasi

tentang studi penerjemahan melalui website. Dosen terjemahan dapat mengatur

dan mengelola beberapa kegiatan bagi mahasiswa dan tugasnya di kelas melalui

aktivitas membaca jurnal online dan buku elektronik, berkomunikasi melalui surat

eletronik, membuat blog untuk posting tugas bagi mahasiswa dan memberi

komentar pada kotak komentar yang tersedia, memeriksa hasil terjemahan secara

online, dan menyediakan situs kelas untuk menampilkan kurikulum, silabus,

5

pelajaran rencana, bahan pelajaran, tugas, dan informasi penting lainnya untuk

proses belajar mengajar.

Berbicara tentang blog, Parent (n.d.) menyatakan bahwa sebuah blog

adalah alat penerbitan web yang memungkinkan penulis untuk menerbitkan

sendiri teks, karya seni, video, gambar, link ke blog lain atau situs web dengan

cepat dan mudah, dan seluruh konten lainnya. Kemudian Pinkman (2005) dalam

Tseng (2008:169) mengatakan bahwa sebuah blog bekerja sebagai jurnal online

dan konten yang dikelola secara personal. Pengguna blog dapat memperbarui

konten setiap saat selama mereka dapat mengakses internet. Dalam hal ini

pengguna setidaknya harus memiliki latar belakang komputer untuk membuat,

mendesain dan mengelola blog mereka. Sehubungan dengan klasifikasi blog,

Campbell (2003) dalam Tseng (2008) secara khusus menunjukkan tiga jenis blog

yang digunakan di kelas bahasa Inggris sebagai bahasa asing (EFL Classroom):

(1) Tutor blog, yaitu blog yang memberikan latihan membaca harian untuk siswa.

Guru dapat memasukkan handout dan silabus atau memberikan beberapa

situs terkait. Siswa dapat memberikan usulan dan pendapat pada blog guru

atau blog teman-temannya dan melakukan beberapa pertukaran lisan online.

(2) Learner blog, yaitu blog yang dapat digunakan sebagai jurnal untuk praktek

menulis, menerjemahkan atau untuk mengungkapkan gagasan dan ekspresi

pribadi. Siswa dapat mengembangkan ide-idenya dalam blog mereka sendiri

dan mendapatkan pengalaman bertukar pikiran dan pendapat dengan guru

atau teman sekelasnya.

(3) Class blog, yaitu blog yang memiliki akses dan hak penerbitan bersama untuk

satu kelas. Semua tulisan dan pesan secara transparan dapat dikomentari oleh

siswa lain, tutor dan teman-teman.

Berkaitan dengan produk-produk Hypermedia di atas, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan Tutor blog, Learner blog, Class site, dan Online Transtool

sites. Sehubungan dengan situs kelas, Arsenault dan Sabramowicz (2009:7)

menyatakan bahwa situs kelas adalah situs yang dirancang dan diedit oleh

instruktur yang memberikan beberapa informasi bagi siswa dan mengatur isinya

6

agar dapat dibaca oleh siswa. Situs kelas biasanya memiliki beberapa komponen

seperti pengumuman, kalender, tugas, link, berbagi dokumen, dan diskusi tim.

Situs kelas yang peneliti gunakan dalam penelitian ini dirancang untuk mengajar

kelas Translation, sehingga komponen situsnya memiliki beberapa menu khusus,

seperti tugas, latihan, bahan ajar, rencana pembelajaran, dan link. Selain

menggunakan blog dan situs kelas terjemahan, dalam penelitian ini peneliti juga

menggunakan situs online khusus alat bantu penerjemahan (Transtools) yang

tersedia, diantaranya http://www.freetranslation.com/ dan http://

www.bing.com/translator. Para mahasiswa penerjemah menggunakan media ini

hanya untuk membantu mereka mempercepat proses penerjemahan dan mereka

tetap harus merevisi dan mengedit produk terjemahannya secara akurat dan alami.

METODE PENELITIAN

Subjek Penelitian

Penelitian ini menggunakan 20 orang mahasiswa Semester VI Program Studi

Inggris, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Negeri Semarang yang mengambil mata kuliah Translation Workshop dari bahasa

Indonesia ke bahasa Inggris.

Bahan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan dua buah blog, yaitu satu Tutor blog yang ada

pada homepage berikut: http://wtcunnes.blogspot.com/2015/04/translation-

workshop-indo-eng.html (lihat Gambar 1), satu Learner blog yang salah satunya

bisa dilihat pada homepage berikut:

http://ibnuazizworks.blogspot.com/2015/04/text-of-education.html (lihat Gambar

2), satu Class site yang ada pada homepage berikut:

https://sites.google.com/site/translationclasssite/exercises (lihat Gambar 3), dua

Online Transtool yang ada pada homepage berikut:

http://www.bing.com/translator/?ref=SALL&br=ro (lihat Gambar 4) dan

homepage berikut: http://www.freetranslation.com/ (lihat Gambar 5).

7

http://wtcunnes.blogspot.com/2015/04/translation-workshop-indo-eng.html

Gambar 1. Tutor Blog

Tutor blog (Gambar 1) ini dirancang dengan menggunakan Blogger Online

Application yang disediakan oleh Google Search Engine. Blog ini dibuat untuk

mengirim informasi, bahan pelajaran, tugas, dan link terjemahan yang harus

dikerjakan oleh mahasiswa.

http://ibnuazizworks.blogspot.com/2015/04/text-of-education.html

Gambar 2. Learner Blog

8

Learner blog (Gambar 2) dirancang sendiri oleh masing-masing

mahasiswa sesuai dengan desain yang mereka pilih. Dalam blog mereka harus

disediakan beberapa menu yang dibutuhkan, misalnya Task, Homework, Exercise

of Translation dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan mereka. Blog ini digunakan

sebagai medium untuk mengerjakan tugas terjemahan. Secara praktis tutor dapat

melihat semua tugas yang telah dikerjakan dengan cara meng-click alamat

homepage blog mereka masing-masing yang biasanya dilampirkan pada menu

links dalam tutor blog.

https://sites.google.com/site/translationclasssite/exercises

Gambar 3. Class site

Class site (Gambar 3) adalah situs khusus yang dibuat oleh dosen atau guru

untuk menyediakan kurikulum, silabus, rencana pembelajaran, dan bahan ajar

yang bias diunduh oleh para mahasiswa atau siswa. Situs ini adalah situs

pendamping blog yang secara lebih lentur dapat menyimpan bahan ajar atau tugas

lainnya dan kemudian diunduh oleh semua peserta didik. Situs kelas ini berbeda

jauh fungsinya dibandingkan dengan blog yang secara dominan berfungsi

menyampaikan pesan atau posting. Situs kelas memiliki ruang khusus untuk

menyimpan files hingga 100 megabites dalam berbagai jenis file misalnya

Microsoft Word, Microsoft PowerPoint, Pdf, bahkan Video.

9

http://www.bing.com/translator/?ref=SALL&br=ro

Gambar 4. Bing Online Transtool

Bing Online Transtool adalah alat perjemah bebas untuk layanan online

teks terjemahan otomatis dan halaman web. Saat ini Transtool tersebut mampu

menterjemahkan 32 bahasa mulai Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Spanyol,

Bahasa Prancis, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa Italia, Bahasa Cina,

Korea, Thailand dan Bahasa Rusia, termasuk dari dan ke dalam bahasa Indonesia.

http://www.freetranslation.com/

Gambar 5. SDL Freetranslation Online Transtool

10

SDL Free Translation mendukung 43 bahasa. Selain itu, SDL Free

Translation juga mendukung file dengan extensi .doc, .odt, .pdf serta .txt dengan

ukuran file maksimal 5 MB.

Prosedur Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan yang menggunakan lima langkah penelitian, yaitu: mengidentifikasi

masalah, mengumpulkan data, menafsirkan data, bertindak atas bukti dan

mengevaluasi hasil (Ferrance 2000:9). Tujuan akhir dari metode ini adalah

pembentukan sikap kemandirian dari kelompok atau masyarakat pecinta

terjemahan. Penelitian tindakan ini merupakan proses pembelajaran dan

pemberdayaan masyarakat pembelajar. Penerjemah, dalam hal ini mahasiswa

kelas terjemahan, menghasilkan terjemahan dan mengatasi berbagai masalah yang

dihadapi dalam proses penerjemahan. Atas dasar itu, sifat penelitian tindakan

kelas ini adalah partisipatif. Peran peneliti dalam hal ini sebagai pendamping dan

fasilitator. Sifat dari penelitian ini tidak melakukan generalisasi karena setiap

masyarakat memiliki kondisi dengan karakteristiknya yang spesifik yang secara

alamiah kebutuhannya berbeda dengan kebutuhan orang lain (Sutopo, 2006:150).

Sebagai proses pemberdayaan dalam bentuk tindakan pembelajaran dan

pengembangan, penelitian ini menggunakan keterlibatan peserta didik dalam

setiap langkah dan kegiatan menerjemahkan teks dari bahasa Indonesia ke bahasa

Inggris. Oleh karena itu, penelitian tindakan ini cenderung dikenal sebagai aksi

partisipatif. Sebagai pendamping dan fasilitator, peneliti mencoba memahami

karakteristik dan kebutuhan peserta didik sebagai penerjemah yang ditugaskan

untuk menerjemahkan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.

Model penelitian tindakan ini menggunakan lima langkah utama atau

prosedur dalam siklus. Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah, yaitu langkah rinci mengidentifikasi masalah

penerjemahan teks bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris.

11

2. Mengumpulkan data, yaitu langkah lanjutan setelah mengidentifikasi masalah

penerjemahan. Peneliti mengumpulkan data yang diperoleh dari tes terjemahan

yang dilakukan oleh siswa.

3. Menafsirkan data, yaitu langkah dimana data yang telah diperoleh secara

menyeluruh ditafsirkan secara rinci.

4. Bertindak atas bukti, yaitu jika setelah langkah interpretasi dan data ditafsirkan

menunjukkan hasil negatif, maka peneliti mengambil tindakan nyata terhadap

permasalahan yang ada dengan menerapkan pengajaran penerjemahan melalui

Hypermedia yaitu mengajar Translation dengan menggunakan blog dan situs

kelas serta alat penerjemahan elektronik online. Pada tahap ini, peneliti

memberi tes terjemahan dan mengamati kelas dalam rangka melihat kondisi

dan interaksi selama tindakan yang dilakukan.

5. Hasil evaluasi, yaitu langkah dimana peneliti menilai hasil tes terjemahan yang

dilakukan oleh siswa menggunakan Hypermedia system tersebut.

Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini ada tiga instrumen penelitian utama yang digunakan untuk

mendapatkan data. Instrumen pertama adalah lembar observasi dalam bentuk

bentuk catatan lapangan, yang kedua adalah tes terjemahan dan yang ketiga

adalah kuesioner. Catatan lapangan dirancang untuk memperoleh data dari proses

belajar mengajar terjemahan dalam kelas melalui Hypermedia. Tes terjemahan

dibuat untuk mengumpulkan data produk terjemahan mahasiswa, sementara

kuesioner dibuat untuk mengumpulkan data dari mahasiswa tanggapan pada

pengajaran dan pembelajaran terjemahan melalui Hypermedia. Semua instrumen

penelitian diupload dan dilampirkan sebagai file di dalam situs homepage berikut:

https://sites.google.com/site/translationclasssite/assignments.

Pengumpulan Data

Semua data dikumpulkan melalui tiga instrumen penelitian utama. Pertama, data

dari pengamatan diperoleh dengan membuat catatan pada catatan lapangan

tentang proses pengajaran dan pembelajaran di kelas. Kedua, data dari tes

12

dikumpulkan setelah semua mahasiswa menerjemahkan teks melaui online

transtool dan di-posting pada blog masing-masing peserta didik. Ketiga,

kuesioner dibagikan kepada mahasiswa kemudian mereka mengisinya dan

akhirnya semua kuesioner ditarik.

Analisis Data

Data dari pengamatan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menggunakan

teknik analisis data secara deskriptif (Sutopo, 2006). Sehubungan dengan data

yang diambil dari tes terjemahan, analisis data dilakukan dengan menggunakan

skala penilaian kualitas terjemahan (Tabel 1) yang diusulkan oleh Machali

(2009:156-157). Skala ini digunakan untuk menentukan kualitas hasil terjemahan

mahasiswa, sedangkan data dari kuesioner dianalisis secara deskriptif dan

ditabulasikan dalam bentuk tabel persentase.

Tabel 1. Skala Kualitas Hasil Terjemahan Kategori Nilai Indikator

Terjemahan

Istimewa

86-90

(A)

Tidak ada distorsi makna, terjemahan wajar makna; hampir

seperti terjemahan; tidak ada kesalahan ejaan; tidak ada

kesalahan/penyimpangan tata bahasa; tidak ada kesalahan

penggunaan istilah.

Terjemahan Sangat

Baik

76-85

(B)

Tidak ada distorsi makna; tidak ada terjemahan harfiah

yang kaku; sedikit kesalahan penggunaan istilah; ada satu

atau dua kesalahan tata bahasa/ejaan.

Terjemahan Baik 61-75

(C)

Tidak ada distorsi makna; ada terjemahan kaku secara

literal, tapi relatif tidak lebih dari 15% dari seluruh teks,

sehingga tidak terasa seperti terjemahan; tata bahasa dan

kesalahan idiom relatif tidak lebih dari 15% dari

keseluruhan teks; memiliki satu atau lebih istilah yang

tidak standar/umum; satu atau dua kesalahan ejaan.

Terjemahan Cukup 46-60

(D)

Seluruh teks diterjemahkan seperti terjemahan nyata;

beberapa terjemahan harfiah kaku, namun relatif tidak

lebih dari 25%, beberapa kesalahan idiomatik dan/atau tata

bahasa, tetapi relatif tidak lebih dari 25% dari keseluruhan

teks; satu atau dua penggunaan istilah yang tidak umum

dan/atau kurang jelas.

Terjemahan Tidak

Baik

20-45

(E)

Seluruh teks dirasakan sebagai terjemahan nyata; terlalu

banyak terjemahan harfiah yang kaku (relatif lebih dari

25% dari keseluruhan teks); distorsi makna; kesalahan

istilah yang lebih dari 25% dari keseluruhan teks.

13

HASIL TEMUAN

Hasil penelitian dibagi menjadi beberapa bagian yang memberikan informasi yang

signifikan untuk semua hasil penelitian. Bagian ini dikelompokkan ke dalam tabel

pengamatan, uji terjemahan dan hasil kuesioner.

Observasi

Hasil pengamatan adalah deskripsi berdasarkan proses belajar mengajar di kelas

terjemahan melalui Hypermedia. Tabel berikut menggambarkan situasi membaik

dari sebelumnya untuk setelah penerapan Hypermedia di kelas penerjemahan.

Sehubungan dengan pengamatan operasional, itu digunakan istilah Observasi

Awal dan Akhir Observasi untuk membedakan sebelum dan setelah penerapan

Hypermedia. Dalam menganalisis data dari observasi kelas, peneliti menggunakan

kriteria observasi kelas yang diusulkan oleh Perpustakaan Digital Sains Nasional

(2014).

Tabel 2. Observasi Sebelum dan Sesudah Penggunaan Hypermedia

Aspek Situasi Kelas

Observasi Awal Observasi Akhir

Pendekatan

Pengajaran Terpusat pada Guru Terpusat pada Siswa

Bahan Ajar Bersifat abstrak (guru ditransfer

dari segi abstrak pengetahuan atau

ilmu pengetahuan dalam bentuk

pemberian bahan pembelajaran

secara teoritis dari buku-buku)

Bersifat praktek (guru secara

langsung memberikan hampir

semua bahan melalui koneksi

situs web)

Teknologi

Pengajaran

Traditional teaching through paper

and whiteboard-based technique

Teknik pengajaran secara

tradisional dengan berbasis kertas

dan papan tulis

Teknik pengajaran baru dan

modern melalui hypermedia

Aktivitas Belajar dan

Mengajar

Guru menyampaikan informasi dan

siswa mendengarkannya

Guru dan siswa bersama-sama

aktif belajar dan memecahkan

masalah secara bersama-sama

Manajemen dan

Interaksi Kelas

Bersifat individualistic (siswa

mengerjakan pekerjaannya sendiri;

guru juga bekerja sendiri)

Bersifat kolaboratif (para siswa

bekerjasama dalam grup; guru

memonitor dan mengelola

aktivitas siswa dalam kelas)

14

Diagram 2. Kondisi Hasil Terjemahan Setelah Melalui Hypermedia

Berdasarkan pengamatan yang tercantum dalam tabel di atas dapat dilihat

bahwa mengajar terjemahan melalui Hypermedia meningkatkan beberapa aspek

pengajaran dan pembelajaran di kelas. Berdasarkan pengamatan ini pendekatan

pengajaran yang digunakan oleh guru berubah dari teacher centered ke student

centered, bahan pelajaran yang lebih praktis diberikan dan belajar di kelas

penerjemahan berbasis Hypermedia daripada di kelas tradisional. Teknologi

pengajaran meningkat secara signifikan di kelas penerjemahan berbasis

Hypermedia karena semua yang disempurnakan dengan teknologi internet. Di

kelas penerjemahan berbasis Hypermedia mahasiswa dan dosen terlibat dalam

pembelajaran aktif dan melakukan pemecahan masalah bersama-sama. Kemudian

pengelolaan kelas dan interaksi di tersebut lebih kolaboratif daripada di kelas

tradisional yang tampak lebih individualistis.

Tes Penerjemahan

Hasil penelitian berdasarkan uji penerjemahan dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah

ini. Hasil tes juga menunjukkan bahwa pengajaran penerjemahan melalui

Hypermedia bisa meningkatkan kemampuan terjemahan mahasiswa secara

signifikan, terutama dalam aspek tata bahasa, struktur kalimat, kosa kata, dan

istilah. Hasil ini diambil dari seluruh teks yang siswa diterjemahkan secara global.

Jadi hasil tes itu hanya skor terjemahan teks secara keseluruhan tidak berdasarkan

pada empat aspek yang disebutkan di atas. Berikut adalah grafik kemajuan

Tran

slat

ion

Proses (Penerjemahan)

Lambat 75% > Manual

Produk (Terjemahan)

Kurang Akurat

Tata bahasa

(> 80%)

Tata kalimat

(> 65%)

Tidak Alamiah Tata kata

(> 85%)

Kurang Berterima Istilah

(> 95%)

15

terjemahan hasil dari penerapan Hypermedia dalam pembelajaran penerjemahan.

Berdasarkan grafik tersebut diketahui bahwa rata-rata rasio nilai terjemahan setiap

mahasiswa penerjemah adalah 14,8.

Grafik 1. Kemajuan Skor Hasil Terjemahan Melalui Hypermedia

Angket

Hasil studi yang diambil dari kuesioner dapat dilihat pada tabel berikut.

Soal Pernyataan

Pilihan

Ya Tidak Ragu-

ragu

1. Menerjemahkan teks secara manual

lebih sulit daripada menggunakan

Transtools.

60% 30% 10%

2. Menerjemahkan teks secara manual

lebih lama daripada menggunakan

Transtools.

100% 00% 0%

3. Hasil terjemahan teks secara manual

kurang akurat daripada menggunakan

Transtools.

30% 60% 10%

4. Menerjemahkan teks secara manual

kurang alamiah daripada menggunakan

Transtools.

20% 50% 30%

5. Menerjemahkan teks secara manual

sering membuka kamus daripada

menggunakan Transtools.

100% 0% 0%

S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 S-6 S-7 S-8 S-9 S-10

Tes Awal 68 70 72 65 75 69 70 67 72 70

Tes Akhir 85 89 86 80 89 86 87 85 89 90

Rata-rata Rasio 17 19 14 15 14 17 17 18 17 20

0102030405060708090

100

Nila

i Te

rje

mah

an

Grafik Kemajuan Skor Terjemahan

16

SIMPULAN

Perbedaan antara sebelum dan sesudah menggunakan Hypermedia adalah sebagai

berikut:

1. Sebelum menggunakan Hypermedia mahasiswa penerjemah tidak memiliki

semangat membaca karena mereka hanya membaca buku terjemahan atau

artikel disalin atau handout terjemahan yang saya berikan. Sebaliknya

membaca artikel online melalui browsing internet membuat siswa didorong

antusias dan mereka belajar lebih banyak pengetahuan tentang terjemahan dari

sebelumnya.

2. Sebelum menggunakan Hypermedia sebagai media belajar mengajar, dosen

merasa monoton dalam memberikan proses pembelajaran dan membuat bosan

dan begitu pula mahasiswa penerjemah. Setelah menggunakan Hypermedia

semua tampak berbeda, dosen merasa memiliki rasa percaya diri dalam

mengajar dan mahasiswa tidak merasa bosan dalam melakukan pekerjaan

terjemahan mereka.

3. Secara umum penggunaan Hypermedia yang lebih praktis dan berdaya guna.

REFERENSI

Arsenault, M. and Sabramowicz, A. (2009). Teach Using Share Point. Teaching

& Learning Technology Centre: Red River College.

Bush, V. (1986). As we may think. In S. Lambert & S. Ropiequet (Eds.), CD-

ROM: The new papyrus.Redmond, WA: Microsoft Press. [Reprinted from

The Atlantic Monthly, 1945, 176(1), 101–108.]

Ferrance, E. (2000). Action Research. New York: Northeast and Islands Regional

Educational Laboratory at Brown University.

Machali, R. (2009). Pedoman Bagi Penerjemah. Bandung: Penerbit Kaifa.

Noyes, J.M. and Garland, K.J. 2008. Computer- vs. paper-based tasks: Are they

equivalent?. Ergonomics. Taylor & Francis. ISSN 0014-0139 print/ISSN

1366-5847 online. Diunduh dari http://www.informaworld.com tanggal 13

Juni 2015.

17

Parent, J. (n.d.). Blogging in the Classroom: A Great Way to Engage and Inspire.

NWT Literacy Council. Retrieved April 20, 2014 from

http://en.copian.ca/library/learning/nwt/blogging/blogging.pdf.

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya

dalam penelitian. Edisi ke-2. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Tseng, M. (2008). The Use of Blogs in English Classes for Medicine-Related

Majors. Chang Gung Journal of Humanities and Social Sciences. 1:1 (April

2008), 167-187.

The National Science Digital Library. (2014). Using Technology to Enhance

Student Learning: Uses, Impact & Next Wave. Retrieved April 25, 2014

from www.biosciednet.org/portal/files/Technology.pp

Welsh, S. dan Prior, M. OmegaT for CAT Beginners. GNU Free Documentation

License. Diunduh dari

http://www.omegat.org/en/tutorial/OmegaT_for_Beginners.pdf pada tanggal

13 Juni 2015.