pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada...

146
MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN DARI TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM MATA PELAJARAN: PEDOMAN CARA BERLABORATORIUM YANG BAIK “Good Laboratory Practice (GLP)” dan ACUAN STANDAR PENGUJIAN

Transcript of pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada...

Page 1: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODULMATERI UJIAN ALIH JENJANG JABATAN FUNGSIONAL

PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN DARI TERAMPIL KE AHLI

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM

MATA PELAJARAN:PEDOMAN CARA BERLABORATORIUM YANG BAIK

“Good Laboratory Practice (GLP)”dan

ACUAN STANDAR PENGUJIAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN2017

Page 2: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

PEDOMAN CARA BERLABORATORIUM YANG BAIK“Good Laboratory Practice (GLP)”

BAB IPendahuluan

I.1. Deskripsi SingkatDalam Modul ini dibahas cara berlaboratorium yang baik berkaitan dengan

proses pengorganisasian dan kondisi kegiatan laboratorium yang direncanakan,

dilaksanakan, dipantau, direkam dan dilaporkan. “Good Laboratory Practice”

atau GLP adalah suatu cara pengorganisasian laboratorium dalam proses

pelaksanaan pengujian, fasilitas, tenaga kerja dan kondisi yang dapat menjamin

agar pengujian dapat dilaksanakan, dimonitor, dicatat dan dilaporkan sesuai

standar nasional/internasional serta memenuhi persyaratan keselamatan dan

kesehatan.

I.2. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan mampu menjawab dan

mengaplikasikan hal-hal yang menyangkut tentang cara berlaboratorium yang

baik. Penerapan GLP bertujuan untuk meyakinkan bahwa data hasil uji yang

dihasilkan telah mempertimbangkan :

Perencanaan dan pelaksanaan yang benar (Good Planning and execution)

Praktek pengambilan sampel yang baik (Good Sampling Practice)

Praktek melakukan analisa yang baik(Good Analytical Practice)

Praktek melakukan pengukuran yang baik (Good Measurement Practice)

Praktek mendokumentasikan hasil pengujian/data yang baik (Good

Dokumentation Practice)

Praktek menjaga akomodasi dan lingkungan kerja yang baik (Good

Housekeeping Practice).

Laboratorium pengujian yang menerapkan GLP dapat menghindari kekeliruan

atau kesalahan yang mungkin timbul, sehingga menghasilkan data yang tepat,

akurat dan tak terbantahkan, yang pada akhirnya dapat dipertahankan secara

ilmiah maupun secara hukum. Sebagai alat manajemen, GLP bukan

merupakan bagian dari ilmu pengetahuan ilmiah namun hanya merupakan

pelengkap dalam praktek berlaboratorium untuk mencapai mutu data hasil uji

yang konsisten.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 2

Page 3: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

I.3. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)Setelah mempelajari modul ini, para peserta ujian diharapkan dapat

menyelesaikan soal ujian yang berhubungan cara berlaboratorium yang baik

mencakup pedoman, persyaratan teknis dan cara/prosedur pengelolaan

laboratorium.

I.4. Materi BahasanMateri bahasan mata pelajaran ini terdiri dari 14 (empat belas) kategori

pertanyaan yang meliputi:

1) Organisasi Laboratorium

2) Tenaga Kerja (Personel)

3) Keselamatan (Safety)

4) Sistem Mutu

5) Kondisi Akomodasi dan Lingkungan

6) Metode Pengujian Dan Kalibrasi Serta Validasi Metode

7) Peralatan, Instrumen, Pereaksi dan Perangkat Laboratorium Lainnya

8) Kontrak

9) Pengambilan Contoh (Sampling)

10) Penanganan Barang yang Diuji

11) Jaminan Mutu Hasil Pengujian

12) Pelaporan Hasil

13) Dokumentasi dan Rekaman

14) Inspeksi dan Assesmen

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 3

Page 4: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

BAB IIPedoman Cara Berlaboratorium yang Baik

1.1. PENDAHULUANGood Laboratory Practices (GLP) adalah aturan-aturan, prosedur-prosedur

dan praktek di laboratorium yang cukup untuk menjamin mutu dan intensistas data

analitik yang dikeluarkan oleh sebuah kegiatan pengujian di laboratorium. Dengan

pemahaman lain, GLP merupakan salah satu sistem manajemen pengelolaan

laboratorium yang mencakup aspek teknis dan manajemen secara keseluruhan,

yang meliputi organisasi, fasilitas, tenaga, metode analisa, pelaksanaan analisa,

monitoring, pencatatan pelaporan, serta kondisi sarana dan prasarana laboratorium,

sehingga sebuah laboratorium dapat menghasilkan data yang terpercaya dengan

tingkat keakuratan yang tinggi dan memenuhi standar persyaratan kesehatan dan

keselamatan kerja di laboratorium.

Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional merupakan laboratorium di

Badan POM yang menjadi pusat rujukan dari laboratorium di daerah (Top Referal

Laboratory). Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, diperlukan suatu pedoman

yang secara rinci mengatur semua kegiatan dan persyaratan yang harus diterapkan

di laboratorium sehingga dapat memenuhi persyaratan internasional, yaitu ISO/IEC

17025:2005.

Pedoman tersebut disusun dalam bentuk Pedoman Cara Berlaboratorium

yang Baik, untuk diterapkan di Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional dan

laboratorium Badan POM yang berada di seluruh Indonesia. Pedoman tersebut

sebagian besar diadopsi dari “WHO Good Practices for Pharmaceutical Quality

Control Laboratories”. Pedoman dibagi atas 2 bagian yaitu Cara Berlaboratorium

yang Baik untuk LaboratoriumKimia dan Cara Berlaboratorium yang Baik untuk

Laboratorium Biologi. Untuk Pedoman Cara Berlaboratorium yang Baik untuk

Laboratorium Biologi meliputi Mikrobiologi, Produk Biologi dan Bioteknologi.

Beberapa persyaratan dalam pedoman ini diintegrasikan sedemikian rupa sehingga

dapat melengkapi dan tidak saling bertentangan.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 4

Page 5: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

1.2. RUANG LINGKUPPedoman ini memuat persyaratan umum yang ditujukan untuk dua penggunaan

utama dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai laboratorium penguji, yaitu:

1. Tata cara berlaboratorium yang baik untuk laboratorium Kimia.

2. Tata cara berlaboratorium yang baik untuk Laboratorium Biologi yang

meliputi pengujian Mikrobiologi, Produk Biologi dan Hewan Percobaan.

Tujuan pedoman ini adalah untuk membantu memastikan keabsahan pengujian di

Laboratorium Kimia dan Biologi, memastikan bahwa persyaratan umum yang

digunakan untuk melaksanakan pengujian di semua laboratorium adalah sama, dan

memberikan kontribusi untuk menjamin keamanan personil dalam mencegah resiko

kerja.

1.3. ISTILAH DAN DEFINISIDefinisi di bawah ini diterapkan untuk istilah yang dipergunakan dalam pedoman ini.

Istilah tersebut dapat mempunyai arti lain dalam konteks yang berbeda.

AkurasiTingkat kedekatan hasil uji dengan nilai benar atau kedekatan hasil yang

diperoleh dengan menggunakan prosedur terhadap nilai benar.

Catatan: biasanya ditetapkan terhadap sampel dari bahan yang diuji dantelah

disiapkan untuk penetapan akurasi kuantitatif.Akurasi harus ditetapkan pada

rentang tertentu dari prosedur analisis. Akurasi dapat dilakukan dengan salah

satu cara, yaitu membandingkan dengan baku pembanding bersertifikat (nilai

benar), membandingkan dengan metode lain, standar adisi dan perolehan

kembali. Akurasi dengan perolehan kembali dilakukan dengan menggunakan

beberapa konsentrasi (pada umumnya 3 konsentrasi) dengan menambah

sejumlah baku pembanding yang telah diketahui nilainya ke dalam matriks atau

plasebo.

Bahan aktif farmasi Tiap bahan atau campuran bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan

farmasi yang bertindak sebagai zat aktif. Bahan tersebut bertujuan untuk

memberikan khasiat farmakologi atau efek langsung dalam diagnosis,

penyembuhan, peredaan, pengobatan atau pencegahan penyakit atau untuk

mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 5

Page 6: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Bahan pembandingBahan otentik danhomogen yang ditujukan untuk digunakan dalam pengujian

kimia dan fisika tertentu, sifatnya dibandingkan dengan bahan uji dan bahan

lain yang memiliki tingkat kemurnian yang memadai untuk tujuan penggunaan.

Bahan pembandingbersertifikat Bahan pembanding yang dikarakterisasi melalui prosedur metrologi absah

untuk satu atau lebih sifat yang diukur dan dilengkapi dengan suatu sertifikat

yang menyatakan sifat spesifik tersebut termasuk nilai ketidakpastian dan

pernyataan ketertelusuran metrologi.

Bahan tambahan Suatu zat yang bukan bahan bioaktif yang telah dievaluasi keamanannya dan

termasuk dalam sistem penghantaran produk untuk:

- Membantu dalam proses sistem penghantaran produk selama produksi;

- melindungi, mendukung atau meningkatkan stabilitas, bioavailabilitas atau

penerimaan konsumen;

- membantu identifikasi produk; atau

- meningkatkan setiap atribut lain dari keamanan dan efektivitas produk

selama masa penyimpanan atau penggunaan.

Baku pembandingBahan yang homogen dan stabil yang satu atau lebih sifatnya telah ditetapkan

sesuai untuk penggunaan tertentu dalam suatu proses pengukuran.

Baku pembanding primer Suatu senyawa yang secara luas diakui memiliki kualitas yang memadai dalam

kondisi spesifik dan memiliki kadar yang dapat diterima tanpa memerlukan

pembandingan dengan senyawa kimia lain.

Catatan: baku pembanding farmakope dianggap sebagai baku pembanding

primer. Bila baku pembanding farmakope tidak tersedia, industri dapat

menyediakan baku pembanding primer.

Baku pembanding sekunder Suatu bahan yang karakteristiknya ditetapkan dan/atau dikalibrasi terhadap

baku pembanding primer. Tingkat karakterisasi dan pengujian baku

pembanding sekunder mungkin lebih rendah dibanding bahan pembanding

primer.

Catatan: seringkali disebut sebagai baku kerja di Laboratorium.

Biakan kerjaSubkultur primer dari biakan stok.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 6

Page 7: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Biakan baku/kultur bakuIstilah bersama untuk biakan stok dan mikroba baku.

Biakan stok/biakan sediaan (reference stock)Satu seri biakan identik terpisah yang diperoleh melalui subkultur tunggal dari

mikroba baku.

Mikroba baku/strain acuan (reference strains)Mikroba yang ditetapkan setidaknya sampai tingkat genus dan spesies,

dituliskan dalam katalog dan dijelaskan sesuai dengan karakteristik dan lebih

disukai diketahui asal-usulnya. Biasanya diperoleh dari koleksi nasional dan

internasional yang diakui.

Batas deteksiKonsentrasi terendah analit dalam sampel yang masih dapat dideteksi, tanpa

perlu kuantitatif dalam kondisi percobaan yang telah ditetapkan.

Batas kuantitasiKonsentrasi terendah analit dalam sampel yang dapat ditentukan dengan

akurasi dan presisi yang dapat diterima dalam kondisi percobaan yang telah

ditetapkan.

Bets (atau lot)Sejumlah tertentu bahan awal, bahan pengemas atau produk yang dihasilkan

melalui suatu proses,yang diharapkan homogen. Dimungkinkan untuk membagi

satu bets menjadi sejumlah sub-bets yang kemudian akan membentuk bets

akhir yang homogen. Ukuran bets dapat ditetapkan sebagai jumlah yang pasti

atau sebagai jumlah yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu.

Hasil Tidak Memenuhi Syarat (TMS)Seluruh hasil uji yang berada di luar spesifikasi atau kriteria keberterimaan

yang ditetapkan dalam dokumen produk, dokumen induk, farmakope, kodeks

atau standard lain, termasuk peraturan yang berlaku.

KalibrasiSerangkaian kegiatan yang dilakukan pada kondisi tertentu, menetapkan

hubungan antara nilai yang dinyatakan oleh suatu instrumen atau sistem

pengukuran (khususnya penimbangan), pencatatan dan pengawasan, atau nilai

yang ditunjukkan dari pengukuran bahan, dengan nilaiyang telah diketahui dari

bakupembanding. Batas keberterimaan dari hasil pengukuran harus ditetapkan.

Kaji Ulang ManajemenKajian yang formal dan terdokumentasi terhadap indikator kunci dari kinerja

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 7

Page 8: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

sistem manajemen mutu yang dilakukan oleh manajemen puncak.

Kelompok Jaminan MutuSuatu unit organisasi independen yang bertanggungjawab terhadap pemastian

mutu dan pengawasan mutu. Kelompok ini dapat terpisah dari pemastian mutu

dan pengawasan mutu, tergantung pada ukuran dan struktur organisasi.

Ketertelusuran metrologiSifat hasil pengukuran yang berkaitan dengan suatu pembanding melalui

rantaikalibrasi tidak terputus, terdokumentasi dan memberikan kontribusi

terhadap nilai ketidakpastian pengukuran.

Ketidakpastian pengukuranParameter yang mengkarakterisasi sebaran nilai kuantitas yang memberikan

kontribusi pada hasil pengukuran analit, berdasarkan informasi yang

digunakan.

Kriteria keberterimaan hasil analisisIndikator yang telah ditetapkan dan didokumentasikan, digunakan untuk

menyatakan hasil uji memenuhi atau tidak memenuhi, sesuai batas yang

ditetapkan dalam spesifikasi.

Kualifikasi instalasi Uji kinerja untuk memastikan bahwa peralatan analitik yang digunakan dalam

Laboratorium dipasang dengan benar dan dioperasikan sesuai spesifikasi yang

ditetapkan.

Kualifikasi kinerja Verifikasi terdokumentasi yang menyatakan bahwa peralatan analisis berfungsi

secara konsisten dan memberikan keberulangan yang sesuaidengan

spesifikasi dan parameter yang ditetapkan untukperiode tertentu.

Kualifikasi operasional Verifikasi terdokumentasi yang menyatakan peralatan analitik dapat difungsikan

sesuai dengan tujuan dalam rentang pengoperasian yang telah ditetapkan.

KualifikasiperalatanKegiatan terdokumentasi untuk membuktikan bahwa setiap peralatan analitik

memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan dan berfungsi sesuai dengan tujuan

penggunaannya.

Kualifikasi rancanganRangkaian kegiatan terdokumentasi yang menetapkan spesifikasi operasional

dan fungsional dari instrumen dan kriteria untuk seleksi pemasok, berdasarkan

tujuan penggunaan.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 8

Page 9: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Catatan: seleksi dan pembelian instrumen baru harus mengikuti proses

pengambilan keputusan berdasarkan kebutuhan manajemen teknis. Ketika

merancang fasilitas laboratorium baru, spesifikasi rancangan dan persyaratan

pelayanan harus disetujui oleh tim manajemen dan pemasok serta

didokumentasikan.

Laporan hasil analisisLaporan hasil analisis umumnya meliputi uraian prosedur uji, hasil analisis,

pembahasan/catatan, kesimpulan dan/atau rekomendasi untuk sampel yang

diuji.

Lembar kerja analisisFormulir (Catatan Pengujian dan Lampiran Catatan Pengujian), buku kerja

pengujian atau rekaman elektronik untuk merekam informasi sampel, pereaksi

dan pelarut yang digunakan, prosedur uji, perhitungan, hasil dan informasi atau

komentar lain yang terkait.

Manajer MutuStaf yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk memastikan

sistem manajemen mutu telah diterapkan dan diikuti setiap waktu.

Metode bakuSuatu metode yang telah divalidasi sesuai dengan tujuan penggunaannya.

Metode alternatif dapat dibandingkan dengan metode baku.

Nomor bets (atau nomor lot)Kombinasi nomor dan/atau huruf yang menunjukkan identitas bets atau lot

secara unik pada penandaan, catatan bets, dan sertifikat analisis terkait.

PabrikPerusahaan yang melakukan kegiatan seperti produksi, pengemasan,

pengujian, pengemasan ulang, penandaan dan/atau penandaan ulang produk.

Panduan mutuSebuah buku pegangan yang menguraikan berbagai elemen sistem

manajemen mutu untuk memastikan mutu hasil uji laboratorium.

Pengawasan MutuSemua tindakan yang dilakukan, termasuk penetapan spesifikasi, sampling,

pengujian dan penjelasan hasil analisis, untuk memastikan bahwa bahan baku,

bahan antara, bahan pengemas dan produk sesuai dengan spesifikasi yang

ditetapkan untuk identitas, kadar/potensi, kemurnian dan karakteristik lain.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 9

Page 10: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Pengujian kepatuhan (compliance testing)Analisis bahan bioaktif, bahan tambahan, bahan pengemas atau produk akhir

berdasarkan persyaratan monografi farmakope, kodeks atau spesifikasi otoritas

pemasaran yang disetujui.

Produk/sediaan farmasiSetiap bahan atau produk yang ditujukan untuk manusia atau hewan, disajikan

dalam bentuk sediaan jadi atau sebagai bahan awal untuk digunakan dalam

sebuah bentuksediaan, dan merupakan subjek yang diawasi berdasarkan

undang-undang farmasi di negara pengekspor dan/atau negara pengimpor.

Catatan: UU no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa sediaan

farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetika.

PanganSegala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,

kehutanan, peternakan, perikanan, perairan dan air, baik yang diolah maupun

yang tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan,

dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan

dan/atau pembuatan makanan dan minuman (UU No. 18 Tahun 2012, tentang

Pangan).

PresisiTingkat kedekatan diantara hasil uji individu bila prosedur diterapkan

berulangkali terhadap sampling ganda atau sampel yang homogen. Presisi

dapat dinyatakan dalam tiga tingkatan, yaitu : ripitabitas, presisi antara

(intermediate precision), dan reprodusibilitas.

Presisi antara (intermediate precision)Kedekatan nilai antara hasil uji dari prosedur analisis yang sama pada hari

yang berbeda atau oleh analis yang berbeda atau peralatan yang berbeda di

Laboratorium yang sama.

Prosedur Operasional Baku (POB)Prosedur tertulis resmi yang memberikan instruksi untuk melakukan kegiatan,

baik secara umum maupun khusus.

Reprodusibilitas (ruggedness)Kedekatan nilai antara hasil uji dari prosedur analisis yang sama di beberapa

laboratorium yang berbeda. Reprodusibilitas merupakan presisi antar

laboratorium.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 10

Page 11: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

RipitabilitasKedekatan nilai antara hasil uji dari prosedur analisis yang sama secara

berturut-turut dalam periode waktu yang singkat oleh analis yang sama dengan

peralatan yang sama di Laboratorium yang sama.

Robustness (ketegaran)Ukuran kemampuan prosedur untuk tetap bertahan dan tidak terpengaruh oleh

keragaman kecil yang disengaja pada parameter prosedur yang terdapat dalam

dokumen.

Sampel kontrolSampel yang digunakan untuk menguji presisi dan akurasi prosedur secara

berkesinambungan. Sampel tersebut harus mempunyai kesamaan matriks

dengan sampel yang dianalisis dan mempunyai nilai yang ditetapkan beserta

ketidakpastiannya.

Sertifikat analisisDaftar prosedur uji yang digunakan untuk sampel tertentu dengan hasil yang

diperoleh dan kriteria keberterimaan yang digunakan. Sertifikat analisis

menunjukan kesesuaian kualitas sampel terhadap spesifikasi.

Sistem manajemen mutuInfrastruktur yang sesuai, meliputi struktur organisasi, prosedur, proses,

sumber daya, dan tindakan sistematik yang diperlukan untuk memastikan

kepercayaan yang memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi

persyaratan mutu.

SpesifikasiDeskripsi sifat kimiawi, fisis dan biologis dari suatu bahan awal, produk ruahan

atau produk jadi. Spesifikasi tersebut menyatakan standar dan toleransi yang

diperbolehkan secara deskriptif dan numeris.

Spesifisitas Kemampuan menguji secara tepat suatu analit dengan adanya komponen lain

yang diperkirakan ada, berupa cemaran, hasil degradasi, atau matriks sampel.

Standard ketidakpastian pengukuranKetidakpastian hasil pengukuran yang dinyatakan sebagai simpangan baku.

TandatanganRekaman individu yang melakukan tindakan tertentu atau memeriksa.

Catatan: tanda tangan dapat berupa inisial, tanda tangan lengkap, segel

pribadi atau tanda tangan elektronik otentik yang aman.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 11

Page 12: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Uji kesesuaian sistemUji yang dilakukan untuk memastikan bahwa prosedur analisis memenuhi

kriteria keberterimaan yang telah ditetapkan pada validasi prosedur. Uji ini

dilakukan sebelum memulai analisis dan jika perlu diulang secara berkala

selama pengujian berlangsung untuk memastikan kinerja sistem masih sesuai

selama pengujian.

Validasi prosedur analisisProses yang ditetapkan melalui kajian laboratorium bahwa karakteristik kinerja

prosedur tersebut telah memenuhi persyaratan sesuai dengan tujuan

penggunaannya.

Verifikasi prosedur analisisProses penilaian prosedur dalam farmakope atau prosedur yang telah

divalidasi terhadap karakteristik yang sesuai untuk memberikan keyakinan

bahwa prosedur tersebut telah sesuai dengan tujuannya.

Verifikasi kinerjaProsedur uji yang dilakukan secara teratur terhadap sistem peralatan (misalnya

sistem kromatografi cair) untuk menunjukkan konsistensi respons.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 12

Page 13: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

BAB III Persyaratan Laboratorium Kimia

BAGIAN I. Manajemen dan Infrastuktur1. Organisasi dan Manajemen

1.1. Laboratorium atau bagian dari organisasi harus merupakan satu

kesatuan yang secara legal dapat dipertanggungjawabkan.

1.2. Laboratorium harus dikelola dan berfungsi sesuai dengan persyaratan

yang diatur dalam pedoman ini.

1.3. Laboratorium harus:

a. mempunyai personel manajerial dan teknis yang, disamping

tanggung jawabnya yang lain, memiliki wewenang dan sumber daya

yang cukup untuk melaksanakan tugas, termasuk penerapan,

pemeliharaan dan peningkatan sistem manajemen dan untuk

mengidentifikasi kejadian penyimpangan dari sistem manajemen

atau dari prosedur untuk melakukan pengujian dan/atau kalibrasi,

validasi dan verifikasi, dan untuk memulai tindakan pencegahan

atau meminimalkan penyimpangan tersebut;

b. memiliki peraturan untuk menjamin bahwa manajemen dan

personel tidak terpengaruh oleh tekanan komersial, politik,

keuangan dan tekanan lainnya atau konflik kepentingan yang dapat

mempengaruhi kualitas kerja;

c. mempunyai kebijakan dan prosedur untuk menjamin kerahasiaan: informasi hasil pengujian dan tidak boleh ditujukan untuk

kepentingan komersial, penyampaian hasil/laporan pengujian, serta melindungi data dalam arsip, termasuk hasil cetakan dan

elektronik.

d. menjelaskan organisasi, struktur manajemen dan posisinya dalam

organisasi induk serta hubungan antara manajemen, operasional

teknis, layanan pendukung dan sistem manajemen mutu, dengan

bantuan bagan organisasi;

e. menetapkan tanggung jawab, wewenang dan hubungan timbal balik

dari semua personel yang mengelola, melaksanakan atau

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 13

Page 14: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

melakukan verifikasi pekerjaan yang mempengaruhi mutu uji

dan/atau kalibrasi, validasi dan verifikasi metode dan alat;

f. memastikan penanggung jawab yang tepat, terutama penunjukan

unit khusus untuk pengujian jenis sediaan tertentu;

g. menunjuk personel dengan keahlian khusus/deputi sebagai

personel pengganti untuk manajemen inti;

h. memberikan supervisi yang memadai untuk staf, termasuk peserta

latih, oleh personel yang menguasai pengujian dan/atau kalibrasi,

validasi dan verifikasi metode dan prosedur, termasuk tujuan dan

asesmen hasil uji;

i. memiliki manajemen yang bertanggung jawab secara menyeluruh

untuk kegiatan teknis dan penyediaan sumber daya yang

dibutuhkan agar terjamin mutu operasional laboratorium yang

dipersyaratkan;

j. menunjukseorang anggota staf sebagai manajer mutu yang

disamping tugas lainnya, memastikan operasional laboratorium

sesuai dengan sistem manajemen mutu. Manajer mutu yang

ditunjuk harus mempunyai akses langsung ke manajemen tertinggi

yang menetapkan kebijakan atau sumber daya laboratorium;

k. memastikan alur informasi yang memadai antara staf di semua

tingkatan; staf harus menyadari relevansi dan pentingnya

kegiatan/tugas;

l. memastikan ketertelusuran penerimaan sampel, tahapan pengujian,

sertapenyelesaian laporan uji;

m. memelihara kemutakhiran semua spesifikasi dan dokumen terkait

(hasil cetak atau elektronik) yang digunakan di Laboratorium; dan

n. memiliki prosedur keselamatan yang sesuai.

1.4. Laboratorium harus memelihara catatan yang teregistrasi, terkait

dengan fungsi:

a. menerima, mendistribusikan, mengawasi pengiriman sampel ke

unit khusus; dan

b. menyimpan rekaman semua sampel yang masuk dan dokumen

yang menyertai.

1.5. Dalam Laboratorium yang besar harus dijamin komunikasi dan

koordinasi antara staf yang terlibat dalam pengujian sampel yang sama

di unit yang berbeda.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 14

Page 15: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

2. Sistem Manajemen Mutu2.1. Laboratorium atau Manajemen Organisasi harus menetapkan,

menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu sesuai dengan

ruang lingkup kegiatan laboratorium, termasuk jenis, rentang dan

volume pengujian dan/atau kalibrasi, validasi dan verifikasi kegiatan

yang dilakukan. Manajemen laboratorium harus memastikan bahwa

kebijakan, sistem, program, prosedur dan instruksi yang dikembangkan

sesuai kebutuhan agar Laboratorium mampu menjamin mutu hasil uji

secara terus-menerus. Dokumen yang digunakan dalam sistem

manajemen mutu harus dikomunikasikan dan tersedia bagi, dipahami

dan dilaksanakan oleh personel yang tepat. Elemen dari sistem ini harus

terdokumentasi, misal dalam Panduan Mutu, untuk organisasi secara

keseluruhan dan/atau untuk Laboratorium di dalam organisasi.

2.2. Panduan mutu harus berisi minimal:

a. pernyataan kebijakan mutu, termasuk sekurang-kurangnya hal

berikut ini:

pernyataan manajemen laboratorium terkait dengan tujuan dari

standar pelayanan yang akan diberikan;

komitmen untuk menetapkan, menerapkan dan memelihara

sistem manajemen mutu yang efektif;

komitmen manajemen laboratorium terhadap praktek

profesional yang baik dan pada mutu pengujian, kalibrasi,

validasi dan verifikasi;

komitmen manajemen laboratorium untuk mematuhi pedoman

ini;

persyaratan bahwa seluruh personel berkaitan dengan aktivitas

pengujian dan kalibrasi, memahami sistem dokumentasi mutu

dan kebijakan mutu serta menerapkan prosedur dalam

pekerjaan.

b. struktur laboratorium (bagan organisasi);

c. kegiatan operasional dan fungsional untuk mempertahankan mutu,

sehingga pengembangan dan batas tanggung jawab ditetapkan

dengan jelas;

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 15

Page 16: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

d. bagan struktur dokumentasi yang digunakan dalam sistem

manajemen mutu laboratorium;

e. prosedur umumjaminan mutu internal;

f. acuan untuk prosedur jaminan mutu yang spesifik untuk setiap uji;

g. informasi, kualifikasi yang sesuai, pengalaman dan kompetensi

yang dibutuhkan;

h. informasi untuk pelatihan dasar sebelum dan pada saat bekerja;

i. kebijakan audit internal dan eksternal serta kaji ulang manajemen;

j. kebijakan dan prosedur yang diinformasikan kepada staf tentang

tindakan perbaikan dan pencegahan sebagai konsekuensi dari

penyimpangan yang terdeteksi;

k. kebijakan untuk menangani pengaduan;

l. kebijakan untuk memilih, menetapkan dan menyetujui prosedur

pengujian;

m. kebijakan untuk penanganan hasil yang tidak memenuhi syarat;

n. kebijakan untuk menggunakan baku pembanding dan bahan

pembanding acuan yang sesuai;

o. kebijakan untuk berpartisipasi dalam skema uji profisiensi dan uji

kolaborasi serta evaluasi kinerja;

p. kebijakan untuk memilih layanan jasa dan pemasok yang bermutu.

2.3. Laboratorium harus menetapkan, menerapkan dan memelihara

Prosedur Operasional Baku (POB) tertulis yang resmi, termasuk, tetapi

tidak terbatas pada administrasi dan teknis, seperti:

a. persyaratan personel, meliputikualifikasi, pakaian, pelatihan, dan

kebersihan;

b. pengendalian perubahan;

c. audit internal;

d. penanganan pengaduan;

e. implementasi dan verifikasi terhadap Corrective Action and

Preventive Action (CAPA)

f. pembelian dan penerimaan bahan (misalnya sampel, pereaksi);

g. pengadaan, penyiapan dan pengendalian baku pembanding dan

bahan pembanding;

h. penandaan internal, karantina dan penyimpanan bahan;

i. kualifikasi peralatan;

j. kalibrasi peralatan;

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 16

Page 17: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

k. pemeliharaan pencegahan dan verifikasi instrumen;

l. sampling, jika dilakukan oleh Laboratorium, dan pemeriksaan visual;

m. pengujian sampel dengan penjelasan dari metode dan peralatan

yang digunakan;

n. hasil analisis yang menyimpang dan tidak memenuhi syarat;

o. validasi prosedur pengujian;

p. pembersihan fasilitas laboratorium termasuk meja kerja, peralatan,

tempat kerja, ruang bersih (aseptik), alat gelas;

q. pemantauan kondisi lingkungan, misalnya temperatur dan

kelembaban;

r. pemantauan kondisi penyimpanan;

s. pembuangan pereaksi dan pelarut sampel;

t. tindakan pengamanan.

2.4. Efektivitas sistem manajemen mutu harus dikaji ulang secara sistematis

dan berkala (internal dan apabila memungkinkan dengan audit/inspeksi

eksternal) untuk memastikan kesesuaian yang berlanjut dengan

persyaratan sistem dan untuk menerapkan tindakan perbaikan dan

pencegahan yang diperlukan. Manajer mutu bertanggung jawab untuk

perencanaan dan mengorganisir audit internal yang ditujukan kepada

semua elemen sistem manajemen mutu. Kajian tersebut harus direkam

dengan terperinci termasuk setiap tindakan perbaikan dan pencegahan

yang diambil.

2.5. Laporan kaji ulang manajemen mutu harus dilakukan secara teratur

(minimum sekali dalamsetahun) meliputi :

a. laporan audit internal dan eksternal atau inspeksi dan setiap tindak

lanjut yang diperlukan untuk memperbaiki setiap kekurangan;

b. hasil investigasi yang berasal dari hasil pengaduan yang diterima,

hasil yang tidak memenuhi spesifikasi atau penyimpangan hasil

yang dilaporkan dalam uji kolaborasi dan/atau uji profisiensi;

c. tindakan perbaikan dilaksanakan dan pencegahan dilakukan

sebagai hasil dari investigasi tersebut.

3. Pengendalian Dokumen3.1. Dokumentasi merupakan bagian penting dari sistem manajemen mutu.

Laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur untuk

mengendalikan semua dokumen internal maupun dari sumber eksternal

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 17

Page 18: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

yang menjadi bagian dari dokumentasi mutu. Daftar induk (master list)

yang menunjukkan status dokumen versi terkini dan distribusi dokumen

harus ditetapkan dan selalu tersedia.

3.2. Prosedur harus menjamin bahwa:

(a) setiap dokumen baik dokumen teknis maupun dokumen mutu

harus memiliki identitas unik, penomoran dan tanggal ditetapkan;

(b) POB resmi yang sesuai harus tersedia di tempat dimana dilakukan

kegiatan, misal di dekat instrumen;

(c) dokumen harus dijaga selalu mutakhir dan dikaji ulang sesuai

kebutuhan;

(d) dokumen yang tidak berlaku harus ditarik dan diganti dengan

dokumen yang sudah direvisi dan disahkan;

(e) dokumen yang direvisi harus mengacu pada dokumen yang

sebelumnya;

(f) dokumen lama dan tidak berlaku harus diarsipkan untuk

memastikan ketertelusuranperubahan prosedur, tetapi semua

salinan harus dimusnahkan; dan

(g) semua personel terkait harus memahami POB baru dan POB hasil

revisi yangtelah ditetapkan.

3.3. Sistem pengendalian perubahan harus tersedia sebagai informasi bagi

personel mengenai prosedur baru dan prosedur yang direvisi. Sistem

tersebut harus menjamin :

(a) dokumen hasil revisi harus dibuat oleh pembuat pertama atau

personel yang melakukan fungsi yang sama, dikaji dan disahkan

pada level yang sama sesuai dokumen asli yang selanjutnya

diterbitkan oleh manajer mutu;

(b) staf terkait yang telah mengetahui adanya perubahan prosedur dan

tanggal diberlakukannya harus menandatangani pernyataan untuk

perubahan tersebut.

4. Rekaman4.1. Laboratorium harus menetapkan dan memelihara prosedur identifikasi,

pengumpulan, penyusunan indeks, penelusuran, penyimpanan,

pemeliharaan dan pemusnahan, serta akses pada semua rekaman

mutu dan rekaman teknis/ilmiah.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 18

Page 19: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

4.2. Semua hasil pengamatan termasuk perhitungan dan data yang

diperoleh, kalibrasi, rekaman validasi dan verifikasi, dan hasil akhir

harus tersimpan dalam rekaman selama jangka waktu yang ditetapkan.

Rekaman meliputi data yang dibuat oleh penguji pada lembar kerja,

diberi nomor halaman berurutan sesuai lampiran seperti kromatogram,

spektra, dan sebagainya. Rekaman setiap uji harus berisi informasi

yang cukup sehingga jika diperlukan dapat dilakukan uji dan/atau

hasilnya dapat dihitung kembali. Dalam rekaman harus tercantum

identitas personel yang melakukan pengambilan, penyiapan dan

pengujian sampel. Rekaman sampel yang digunakan untuk keperluan

hukum harus disimpan khusus sesuai dengan peraturan hukum yang

berlaku.

4.3. Semua rekaman mutu dan rekaman teknis (termasuk laporan

pengujian, sertifikat pengujian, lembar kerja) harus jelas, mudah

didapatkan kembali, disimpan dalam tempat yang sesuai yang dapat

mencegah terjadinya modifikasi, kerusakan atau perubahan dan/atau

hilang. Kondisi penyimpanan semua rekaman asli harus dapat

menjamin keamanan, kerahasiaan dan aksesnya hanya terbatas bagi

personel yang ditetapkan. Tanda tangan dan penyimpanan secara

elektronik dapat dilakukan, tetapi dengan akses yang terbatas dan

sesuai dengan persyaratan untuk rekaman elektronik.

4.4. Rekaman manajemen mutu harus meliputi laporan audit internal (dan

eksternal, jika ada) dan kaji ulang manajemen, serta rekaman dari

semua pengaduan dan hasil investigasinya termasuk rekaman tindakan

pencegahan dan perbaikan.

5. Peralatan Pengolahan Data5.1. Rekomendasi peralatan pengolahan data merupakan alat dengan

tingkat kepercayaan yang tinggi, yaitu bahwa sistim analisis komputer,

kontrol dan rekaman data adalah tepat dan proses yang dilakukan

sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.

5.2. Laboratorium yang menggunakan komputer, peralatan otomatis untuk

pengujian atau kalibrasi,pengumpulan, pengolahan, perekaman,

pelaporan, penyimpanan atau pemanggilan kembali data pengujian

dan/ atau kalibrasi harus memastikan:

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 19

Page 20: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

a. perhitungan dan pemindahan data divalidasi atau diverifikasi secara

sistematis;

b. perangkat lunak komputer yang dikembangkan oleh pengguna,

didokumentasi secara lengkap dan divalidasi atau diverifikasi sesuai

dengan fungsinya;

c. prosedurditetapkandan diimplementasikan untuk melindungi

integritas data.Prosedur juga harus memastikan integritas dan

kerahasiaan pemasukan atau pengumpulan data, serta

penyimpanan, pemindahan dan pengolahan data, namun tidak

terbatas pada hal-hal tersebut. Data elektronik harus dilindungi dari

akses yang tidak bertanggung jawab dan amendemen tindak lanjut

audit harus terjaga;

d. komputer dan peralatan otomatis harus dipelihara sesuai fungsinya

dan ditempatkan dalam lingkungan dan kondisi operasional yang

diperlukan untuk memastikan integritas data uji dan kalibrasi;

e. prosedur ditetapkan dan diimplementasikan untuk membuat,

mendokumentasikan dan mengendalikan perubahan informasi yang

disimpan dalam sistem komputerisasi;

f. dataelektronik harus dibuatcadangan secara periodik sesuai

prosedur yang didokumentasikan. Data cadangan harus mudah

didapatkan kembali dan disimpan dengan cara yang dapat

mencegah kehilangan data.

6. Personel6.1. Laboratorium harus memiliki jumlah personel yang cukup dengan

pendidikan yang sesuai, pelatihan, pengetahuan teknis dan pengalaman

yang sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan.

6.2. Manajer teknis harus memastikan kompetensi semua personel yang

mengoperasikan peralatan tertentu, instrumen atau peralatan lain,

melakukan pengujian dan/atau kalibrasi, validasi atau verifikasi.

Tanggung jawab ini termasuk juga personel yang mengevaluasi hasil,

menandatangani laporan uji dan sertifikat pengujian.

6.3. Personel yang menjalani pelatihan harus disupervisi dan harus diases

pada akhir pelatihan. Personel yang melaksanakan tugas-tugas khusus

harus memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan dalam hal pendidikan,

pelatihan dan pengalaman.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 20

Page 21: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

6.4. Personel laboratorium harus merupakan karyawan tetap atau yang

dikontrak. Laboratorium harus memastikan bahwa personel teknis

tambahan dan personel tambahan untuk pendukung personel inti yang

dikontrak, harus disupervisi dan kompeten, serta bekerja sesuai dengan

sistem manajemen mutu laboratorium.

6.5. Laboratorium harus memelihara uraian tugas terkini untuk semua

personel, termasuk uji dan/atau kalibrasi, validasi dan verifikasi.

Laboratorium juga harus memelihara rekaman yang menjelaskan secara

rinci kualifikasi, pelatihan dan pengalaman untuk semua personel teknis.

6.6. Laboratorium harus memiliki personel manajerial dan teknis sebagai

berikut:

(a) Kepala Laboratorium harus memiliki kualifikasi sesuai dengan

tugas, dengan pengalaman yang luas dalam analisis obat dan

makanan serta manajemen laboratorium dalam laboratorium

pengawasan mutu obat dan makanan di sektor regulasi. Kepala

Laboratorium bertanggung jawab atas isi dari sertifikat dan

laporan pengujian. Selain itu, Kepala Laboratorium berfungsi

juga memastikan bahwa:

i. semua personel inti laboratorium harus memiliki

kompetensi khusus untuk fungsi yang dipersyaratkan dan

tingkatan mereka mencerminkan tanggung jawabnya;

ii. kecukupan susunan personel, manajemen dan prosedur

pelatihan dikaji secara berkala;

iii. manajer teknis disupervisi secara memadai.

(b) Manajer teknis mendelegasikan tugas berikut untuk memastikan:

i. pembuatan prosedur kalibrasi, validasi dan verifikasi dan

re-kualifikasi instrumen, tersedianya monitoring

lingkungan dan kondisi penyimpanan serta dijalankan

sesuai persyaratan;

ii. program pelatihan regular yang tersedia, diatur untuk

memutahirkan dan meningkatkan keterampilan personel

profesional maupun teknisi;

iii. pengamanan bahan apa saja yang terkena peraturan

golongan bahan berbahaya atau bahan narkotika dan

psikotropika yang penggunaannya dikendalikan disimpan

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 21

Page 22: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

di Laboratorium dan disupervisi oleh personel yang

berwenang;

iv. Laboratorium pengawasan mutu obat dan makanan

secara berkala berpartisipasi dalam skema uji profisiensi

yang sesuai dan uji kolaborasi untuk mengases prosedur

pengujian atau baku pembanding.

(c) Penguji, umumnya lulusan di bidang farmasi, kimia analitik,

mikrobiologi, biologi atau bidang relevan lain dengan persyaratan

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang memadai

untuk melaksanakan tugas yang ditetapkan oleh manajemen dan

melakukan supervisi terhadap teknisi;

(d) Teknisi, harus mempunyai diploma dari sekolah teknik atau

kejuruan yang relevan;

(e) Manajer mutu, disamping mempunyai tugas lain, harus

memastikan kesesuaian dengan sistem manajemen mutu;

mempunyai hubungan langsung dengan pimpinan tertinggi yang

membuat kebijakan laboratorium dan penyediaan sumber daya.

Catatan: semakin banyak pengujian rutin yang dilakukan,

semakin banyak diperlukan personel teknis. Untuk pengujian

bukan rutin, terutama pengujian dalam rangka investigasi,

memerlukan lebih banyak tenaga spesialis yang terkualifikasi.

Perbandingan personel teknis dengan penguji untuk pengujian

obat dan makanan secara rutin pada umumnya 3 : 1 dalam

bidang kimia atau fisikokimia dan 5 : 2 untuk laboratorium biologi

atau mikrobiologi.

7. Bangunan/Gedung7.1. Fasilitas laboratorium mempunyai ukuran, konstruksi dan lokasi yang

sesuai. Fasilitas ini dirancang untuk menyesuaikan fungsi dan kegiatan

yang dilakukan. Ruang istirahat harus terpisah dari area laboratorium.

Ruang ganti dan toilet harus mudah diakses dan sesuai jumlah

personel.

7.2. Fasilitas laboratorium harus mempunyai peralatan keamanan yang

memadai berada di tempat yang sesuai dan terjangkau, harus

ditempatkan untuk memastikan kerumah tanggaan yang baik. Setiap

laboratorium dilengkapi dengan peralatan meja keja yang cukup, ruang

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 22

Page 23: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

kerja, lemari asam dan lain-lain, serta instrumentasi/peralatan.

7.3. Kondisi lingkungan, termasuk pencahayaan, sumber energi, temperatur,

kelembaban, tekanan udara dan lain-lain, disesuaikan dengan fungsi

dan kegiatan yang dilakukan. Laboratorium harus memastikan bahwa

kondisi lingkungan dimonitor, dikendalikan dan didokumentasikan serta

tidak menyebabkan hasil yang tidak valid atau mempengaruhi mutu

pengukuran.

7.4. Pengecualian khusus harus diberikan dan jika perlu harus terpisah dan

menggunakan unit/peralatan tersendiri (contoh: isolator, lemari aseptis)

untuk penanganan, penimbangan dan penggunaan senyawa sangat

toksik, termasuk senyawa genotoksik. Prosedur harus tersedia untuk

mencegah paparan dan kontaminasi.

7.5. Fasilitas arsip harus disediakan untuk menjamin penyimpanan yang

aman dan mendapatkan kembali seluruh dokumen. Rancangan dan

kondisi arsip harus dapat melindungi isi dari kerusakan. Akses terhadap

arsip harus dibatasi untuk personel yang ditunjuk.

7.6. Prosedur harus tersedia di lokasi bagi pembuangan yang aman untuk

berbagai jenis limbah termasuk limbah toksik (kimia dan biologi),

pereaksi, sampel, pelarut dan penyaring udara.

7.7. Jika dilakukan pengujian mikrobiologi harus dilaksanakan dalam

laboratorium yang dirancang dan dibangun sesuai peruntukannya.

7.8. Jika pengujian biologi secara invivo (misal uji pirogen dengan kelinci dan

hewan percobaan lain) termasuk dalam ruang lingkup pengujian

laboratorium, maka ruang hewan uji harus dipisahkan dari area

laboratorium lain dengan pintu masuk yang terpisah dan sistem

pendingin ruangan(AC) yang terpisah.

8. Fasilitas Penyimpanan di Laboratorium8.1. Fasilitas penyimpanan harus diatur dengan baik untuk penyimpanan

sampel, pereaksi dan peralatan.

8.2. Fasilitas penyimpanan terpisah harus dikelola untuk penyimpanan

sampel yang aman, arsip sampel, pereaksi dan perlengkapan

laboratorium, baku dan bahan pembanding. Fasilitas penyimpanan

harus dilengkapi dengan peralatan untuk menyimpan bahan, jika perlu

pada temperatur lemari pendingin (2 - 8 ºC) dan lemari pembeku (-20

ºC), serta dikunci. Akses harus terbatas bagi personel yang ditunjuk.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 23

Page 24: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

8.3. Prosedur keamanan yang sesuai harus dibuat dan diterapkan secara

hati-hati bila pereaksi beracun dan mudah terbakar disimpan atau

digunakan. Laboratorium harus menyediakan ruang atau area terpisah

untuk menyimpan bahan mudah terbakar, asam, basa pekat dan

berasap , amin mudah menguap dan pereaksi lain seperti asam klorida

asam nitrat, ammonia dan bromina. Bahan yang mudah terbakar sendiri

seperti logam natrium, kalium dan lithium harus disimpan terpisah.

Persediaan asam, basa dan pelarut dalam jumlah sedikit dapat disimpan

di Laboratorium, tetapi untuk persediaan utama dari bahan tersebut

lebih baik disimpan terpisah dari gedung laboratorium.

8.4. Pereaksi yang termasuk dalam peraturan bahan berbahaya atau

penggunaannya diawasi seperti bahan narkotik dan psikotropika harus

diberi tanda dengan jelas sesuai dengan persyaratan nasional. Bahan

tersebut harus disimpan terpisah dari pereaksi lain dalam lemari

terkunci. Personel yang bertanggung jawab harus memelihara daftar

bahan ini. Kepala setiap unit harus menerima tanggung jawab untuk

penyimpanan yang aman bagi pereaksi yang disimpan di tempat kerja.

8.5. Gas juga harus disimpan dalam ruang tersendiri, jika mungkin terpisah

dari bangunan utama. Jika memungkinkan botol gas dihindarkan dari

laboratorium dan lebih baik distribusinya melalui penyimpanan gas

eksternal. Jika botol gas berada dalam laboratorium, harus dipastikan

aman.

Catatan: pertimbangan harus diberikan untuk instalasi generator gas.

9. Peralatan, Instrumen dan Perangkat Lain9.1. Peralatan, instrumen dan perangkat lainharus dirancang, dikonstruksi,

diadaptasi, ditempatkan, dikalibrasi, dikualifikasi, diverifikasi dan

dipelihara sesuai persyaratan yang diberlakukan dan sesuai lingkungan

setempat. Laboratorium harus membeli peralatan dari agen yang dapat

memberikan dukungan teknis dan perawatan secara penuh apabila

diperlukan.

9.2. Laboratorium harus memilikiperalatan uji, instrumen dan perangkat lain

yang dipersyaratkan agar menghasilkan kinerja yang tepat dalam

pengujian dan/atau kalibrasi, validasi dan verifikasi(termasuk dalam

penyiapan sampel), proses dan analisis data pengujian dan/atau

kalibrasi.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 24

Page 25: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

9.3. Peralatan, instrumen dan perangkat lain, termasuk yang digunakan

untuk pengambilan sampel, harus memenuhi persyaratan laboratorium

dan sesuai dengan spesifikasi standar serta harus diverifikasi,

dikualifikasi dan/atau dikalibrasi secara berkala (lihat Bagian II, butir 12).

10. Kontrak, Pembelian Jasa dan Perbekalan10.1. Laboratorium harus punya prosedur untuk pemilihan, pembelian jasa

serta perbekalan yang dapat mempengaruhi mutu hasil pengujian.

10.2. Laboratorium harus mengevaluasi pemasok barang habis pakai yang

kritis, perbekalandan yang mempengaruhi mutu pengujian, memelihara

rekaman hasil evaluasi dan daftar pemasok yang telah menunjukkan

kesesuaian terhadap persyaratan laboratorium.

11. Sub-Kontrak Pengujian11.1. Apabila laboratorium melakukan sub-kontrak pengujian, termasuk

pengujian khusus,sub-kontrak tersebut harus dilakukan oleh

laboratorium yang telah disetujui terhadap lingkup pengujian yang

diperlukan. Laboratorium bertanggung jawab melakukan asesmen

kompetensi secara periodik terhadap laboratorium yang di kontrak

tersebut.

11.2. Jika laboratorium melakukan sub-kontrak, maka harus memberitahukan

kepadapelanggan secara tertulis jika perlu dimintakan tanda tangan

persetujuan.

11.3. Harus ada kontrak tertulis yang menyatakan secara jelas mengenai

kewajiban dan tanggung jawab setiap pihak, menetapkan pekerjaan

yang dikontrak dan pengaturan teknis ataupun yang berhubungan.

Kontrak harus memungkinkan laboratorium untuk mengaudit fasilitas dan

kompetensi serta pemberian akses terhadap rekaman laboratorium

terkait arsip sampel.

11.4. Laboratorium yang dikontrak tidak boleh memberikan pekerjaan

pengujian kepada pihak ketiga tanpa evaluasi sebelumnya dan

persetujuan yang disepakati.

11.5. Laboratorium harus memelihara daftar dan rekaman hasil asesmen

kompetensi sub-kontraktor.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 25

Page 26: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

11.6. Laboratorium harus bertanggung jawab terhadap semua hasil uji yang

dilaporkan termasuk yang dilakukan oleh Laboratorium sub-kontrak.

BAGIAN II. Bahan, Peralatan, Instrumen dan Perangkat Lain1. Pereaksi

1.1. Semua pereaksi dan bahan kimia, termasuk pelarut dan bahan

yangdigunakan dalam uji harus sesuai kualitasnya.

1.2. Pereaksi harus dibeli dari pemasok yang mempunyai reputasi yang baik,

telah disetujui dan harus disertai dengan sertifikat analisis dan lembar

data keamanan bahan (MSDS) jika diperlukan.

1.3. Dalam penyiapan larutan pereaksi di Laboratorium :

(a) tanggung jawab untuk tugas ini harus secara jelas ditetapkan

dalam uraian tugas dari orang yang ditugaskan untuk

melaksanakannya, dan

(b) prosedur tertentu yang digunakan harus sesuai dengan

farmakope atau standar lain yang setara.

Rekaman hasil penyiapan dan standarisasi larutan volumetrik harus

disimpan.

1.4. Label dari semua pereaksi harus mencantumkan secara jelas:

(a) isi;

(b) pabrik;

(c) tanggal diterima dan tanggal pembukaan wadah;

(d) konsentrasi, jika ada;

(e) kondisi penyimpanan, dan

(f) tanggal kedaluwarsa atau tanggal uji ulang, seperti yang

ditetapkan.

1.5. Label larutan pereaksi yang disiapkan di Laboratorium harus

mencantumkan secara jelas:

(a) nama;

(b) tanggal penyiapan dan paraf staf penguji; dan

(c) tanggal kedaluwarsa atau tanggal uji ulang, seperti yang

ditetapkan; dan

(d) konsentrasi, jika digunakan.

1.6. Label larutan volumetrik yang disiapkan di Laboratorium harus

mencantumkan secara jelas :

(a) nama;

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 26

Page 27: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

(b) normalitas/molaritas;

(c) tanggal penyiapan dan paraf staf penguji;

(d) tanggal pembakuan dan paraf staf penguji; dan

(e) baku primer yang digunakan.

1.7. Dalam pengiriman dan pembagian pereaksi:

(a) jika memungkinkan, pereaksi harus dibawa dalam wadah

aslinya; dan

(b) jika perlu dibagi, harus menggunakan wadah bersih dan label

yang sesuai.

2. Pemeriksaan Visual2.1. Semua wadah pereaksi harus diperiksa secara visual untuk memastikan

bahwa segel masih utuh, baik ketika dikirim ke gudang maupun ketika

didistribusikan ke Laboratorium.

2.2. Pereaksi yang ditemukan telah berubah/tidak sesuai dengan spesifikasi

harus ditolak, kecuali jika identitas dan kemurnian pereaksi tersebut

dapat dikonfirmasi dengan pengujian.

3. Air3.1. Air harus dianggap sebagai pereaksi. Derajat kemurnian yang tepat

harus digunakan untuk uji yang spesifik seperti dijelaskan dalam

farmakope atau standar lain yang setara.

3.2. Tindakan pencegahan harus diambil untuk menghindari kontaminasi

selama pemasokan, penyimpanan dan distribusi.

3.3. Kualitas air harus diverifikasi secara rutin untuk memastikan bahwa

derajat kemurnian air memenuhi spesifikasi yang sesuai.

4. Penyimpanan4.1. Stok pereaksi harus disimpan dalam gudang di bawah kondisi

penyimpanan yang sesuai (temperatur kamar, temperatur lemari

pendingin atau temperatur beku). Gudang harus mempunyai persediaan

botol, vial, sendok, corong dan label yang bersih, seperti yang

dipersyaratkan, untuk pengisian pereaksi dari wadah besar ke wadah

yang lebih kecil. Peralatan khusus mungkin diperlukan untuk

memindahkan cairan korosif dengan volume yang lebih besar.

4.2. Penanggung jawab gudang bertanggung jawab untuk merawat fasilitas

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 27

Page 28: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

penyimpanan dan inventaris, dan mencatat tanggal kedaluwarsa bahan

kimia dan pereaksi. Pelatihan diperlukan untuk menangani bahan kimia

dengan hati-hati dan aman.

5. Baku Pembanding dan Bahan Pembanding5.1. Baku pembanding (baku pembanding primer atau baku pembanding

sekunder) digunakan untuk pengujian sampel.

Catatan: Baku pembanding farmakope harus digunakan jika tersedia

dan sesuai untuk pengujian. Jika baku pembanding farmakope belum

ditetapkan/dibuat maka laboratorium harus menggunakan baku

pembanding minimal setara dengan farmakope.

5.2. Bahan pembanding mungkin diperlukan untuk kalibrasi dan/atau

kualifikasi peralatan, instrumen atau perangkat lainnya.

6. Pendaftaran dan Pelabelan6.1. Nomor identifikasi harus ditetapkan pada semua baku pembanding,

kecuali untuk baku pembanding farmakope.

6.2. Nomor identifikasi baru harus ditetapkan pada setiap bets baru.

6.3. Nomor ini harus dibubuhkan pada setiap vial baku pembanding.

6.4. Nomor identifikasi harus dicatat pada lembar kerja pengujian setiap kali

baku pembanding tersebut digunakan (lihat Bab III, butir 15.5). Dalam

hal baku pembanding farmakope nomor bets dan/atau pernyataan

keabsahannya dilampirkan pada lembar kerja.

6.5. Catatan untuk semua baku pembanding dan bahan pembanding harus

dipelihara dan berisi informasi berikut:

(a) nomor identifikasi bahan/material;

(b) deskripsi yang tepat dari bahan/material;

(c) sumber/asal;

(d) tanggal penerimaan;

(e) penandaan bets atau kode identifikasi lainnya;

(f) tujuan penggunaan dari bahan/material (misalnya sebagai baku

pembanding infra merah,sebagai baku pembanding cemaran

untuk kromatografi lapis tipis, dsb);

(g) tempat penyimpanan dalam Laboratorium, dan kondisi

penyimpanan khusus;

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 28

Page 29: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

(h) Setiap informasi lain yang diperlukan (misalnya hasil

pemeriksaan visual);

(i) tanggal kedaluwarsa atau tanggal uji ulang;

(j) sertifikat baku pembanding farmakope dan bahan pembanding

bersertifikat yang menunjukkan penggunaannya,

kemurnian/kadar dan status/legalisasi;

(k) apabila baku pembanding sekunder disiapkan dan diedarkan

oleh Laboratorium harus disertai sertifikat analisis.

6.6. Harus ditunjuk seorang personel sebagai penanggung jawab baku

pembanding dan bahan pembanding.

6.7. Jika suatu Laboratorium pengawasan mutu nasional membuat baku

pembanding untuk digunakan oleh institusi lain, maka harus diadakan

suatu laboratorium baku pembanding yang terpisah.

6.8. Dokumen yang mencantumkan semua informasi sifat-sifat dari setiap

baku pembanding harus disimpan, termasuk lembar data keamanan

bahan (MSDS).

6.9. Baku pembanding yang disiapkan di Laboratorium harus dilengkapi

dokumen yang berisi semua hasil uji dan verifikasi yang digunakan

untuk mempertahankan mutu baku pembanding dan waktu kedaluwarsa

atau waktu uji ulang; harus diparaf oleh staf penguji yang bertanggung

jawab.

7. Pengujian Ulang (Pemantauan)7.1. Semua bakupembanding yang disiapkan laboratorium atau yang

diperoleh dari luar, seharusnya diuji ulang pada jangka waktu tertentu

secara teratur untuk menjamin bahwa tidak terjadi penurunan kualitas.

7.2. Semua hasil uji harus direkam dan ditandatangani oleh staf penguji

yang bertanggung jawab.

7.3. Jika hasil uji ulang baku pembanding tidak memenuhi syarat, maka

diperlukan pengecekan kembali terhadap pengujian yang telah

dilakukan sebelumnya dengan menggunakan baku pembanding

tersebut. Sebagai evaluasi terhadap hasil pengecekan kembali

dimungkinkan dibuat tindakan perbaikan berdasarkan analisis risiko.

7.4. Rincian lebih lanjut dalam penanganan dan penyimpanan baku

pembanding tercantum dalam ketentuan umum untuk pembuatan,

pemeliharaan dan distribusi baku pembanding kimia.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 29

Page 30: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

8. Kalibrasi, Verifikasi Kinerja dan Kualifikasi Peralatan, Instrumen dan Perangkat Lain.

8.1. Setiap jenis peralatan, instrumen atau perangkat lain yang digunakan

untuk pengujian, verifikasi dan/atau kalibrasi seharusnya diidentifikasi

secara unik.

8.2. Semua peralatan, instrumen dan perangkat lain yang membutuhkan

kalibrasi harus diberi label, kode atau diidentifikasi untuk menunjukkan

status kalibrasi dan tanggal saat kalibrasi ulang dilakukan.

8.3. Peralatan laboratorium harus dilakukan kualifikasi desain, kualifikasi

instalasi, kualifikasi penggunaan dan kualifikasi kinerja.

8.4. Kinerja peralatan harus diverifikasi dengan interval waktu yang tepat

berdasarkan rencana yang ditetapkan oleh Laboratorium.

8.5. Peralatan pengukuran harus dikalibrasi secara teratur menurut rencana

yang ditetapkan oleh Laboratorium.

8.6. Prosedur khusus harus dibuat untuk setiap jenis peralatan pengukuran,

dengan memperhatikan jenis alat, tingkat penggunaan dan rekomendasi

pemasok. Sebagai contoh:

(a) pH meter diverifikasi dengan larutan dapar standar yang

bersertifikat sebelum digunakan;

(b) timbangan harus diperiksa setiap hari menggunakan kalibrasi

internal dan secara teratur menggunakan anak timbangan

dengan bobot yang sesuai, dan kualifikasi ulang harus dilakukan

setiap tahun dengan acuan bobot yang bersertifikat.

8.7. Peralatan, instrumen dan perangkat harus dioperasikan oleh personel

yang berwenang. Prosedur atau instruksi mutahir dalam penggunaan,

pemeliharaan, verifikasi, kualifikasi dan kalibrasi peralatan, instrumen

dan perangkatnya (termasuk setiap petunjuk penggunaan yang relevan

dan disediakan oleh pabrik pembuat), harus tersedia untuk digunakan

oleh personel laboratorium yang terkait bersama dengan jadwal

verifikasi dan/atau kalibrasi.

8.8. Rekaman setiap peralatan, instrumen atau perangkat lain yang

digunakan untuk melakukan pengujian, verifikasi dan/atau kalibrasi

harus disimpan. Rekaman setidaknya terdiri dari:

(a) identitas peralatan, instrumen atau perangkat lain;

(b) nama pabrik, model, nomor seri atau identifikasi unik lainnya;

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 30

Page 31: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

(c) kualifikasi, verifikasi dan/atau kalibrasi yang diperlukan;

(d) lokasi terkini;

(e) instruksi peralatan dari pabrik pembuat dan persyaratan

penempatan;

(f) tanggal, hasil dan salinan laporan, verifikasi dan sertifikat

kalibrasi, penyesuaian jika ada, kriteria keberterimaan dan

tanggal kualifikasi, verifikasi dan/atau kalibrasi berikutnya;

(g) pemeliharaan yang dilakukan sampai saat ini dan rencana

pemeliharaan;

(h) riwayat kerusakan, kesalahan pemakaian, modifikasi atau

perbaikan.

8.9. Prosedur harus mencakup panduan untuk penanganan yang aman,

pemindahan dan penyimpanan peralatan pengukuran. Kualifikasi ulang

dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan berfungsi dengan benar

pada waktu instalasi/instalasi ulang.

8.10. Prosedur pemeliharaan harus ditetapkan, misalnya pemeliharaan rutin

harus dilakukan oleh tim khusus, baik internal maupun eksternal, diikuti

dengan verifikasi kinerja.

8.11. Peralatan, instrumen dan perangkat lain yang mengalami beban

berlebih atau salah penanganan, memberikan hasil yang meragukan

dan menunjukkan cacat atau hasil di luar spesifikasi, maka harus

diperbaiki dan diberi label atau ditandai dengan jelas. Alat tersebut tidak

boleh digunakan sampai diperbaiki dan dikualifikasi ulang.

8.12. Jika peralatan, instrumen dan perangkat lain berada di luar kontrol

langsung dari Laboratorium untuk jangka waktu tertentu atau telah

mengalami perbaikan berat, Laboratorium harus melakukan kualifikasi

ulang untuk memastikan kesesuaian penggunaannya.

9. Ketertelusuran9.1. Hasil analisis harus tertelusur terhadap baku pembanding primer

9.2. Semua kalibrasi atau kualifikasi instrumen harus tertelusur terhadap

bahan pembanding bersertifikat dan juga Satuan Internasional (SI)

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 31

Page 32: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

BAGIAN III. Prosedur Kerja1. Sampel Masuk

1.1. Sampel yang diterima oleh Laboratorium dapat dibagi menjadi dua,

yaitu sampel untuk pengujian kepatuhan (compliance)danpenyidikan.

Sampel untuk pengujian compliance meliputi sampel untuk pengawasan

rutin dan sampel yang diduga tidak sesuai dengan spesifikasi. Jumlah

sampel harus mencukupi sehingga memungkinkan untuk dilakukan uji

replikasi/pengulangan (lihat Bagian IIIbutir 14.5) dan untuk arsip sampel

(lihat Bagian III, butir 19).

1.2. Sampel untuk pengujian penyidikan berasal dari berbagai sumber,

misalnya dari bea cukai, kepolisian, bagian penyidikan dan

pemeriksaan. Sampel ini meliputi sampel yang mencurigakan, ilegal

atau palsu. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengidentifikasi zat atau

bahan dalam sampel, dan jika jumlah sampel cukup, maka dilakukan uji

kemurnian. Prosedur screening harusterdokumentasi dengan baik dan

digunakan sebagai konfirmasi jika prosedur analisis memberikan

identifikasi yang positif. Penetapan kadar harus menggunakan prosedur

analisis kuantitatif yang sesuai. Jika diperlukan, hasil dilaporkan disertai

dengan nilai ketidakpastian pengukuran (lihat Bagian III, butir 18.10).

1.3. Umumnya sampel yang masuk ke dalam Laboratorium akan dibagi

menjadi tiga, yaitu sampel untuk pengujian, sampel untuk pengujian

konfirmasi (jika diperlukan) dan sampel untuk arsip (dalam hal kasus

sengketa).

1.4. Jika Laboratorium bertanggung jawab untuk pengambilan sampel, maka

harus memiliki rencana pengambilan sampel dan prosedur sampling.

Sampel harus mewakili tiap bets dan dalam pengambilan sampel harus

terhindar dari kontaminasi dan efek samping lainnya terhadap kualitas

sampel. Semua data yang terkait dengan pengambilan sampel harus

direkam.

2. Permintaan Uji2.1. Formulir permintaan uji harus diisi dan disertakan pada setiap sampel

yang masuk ke dalam Laboratorium.

2.2. Formulir permintaan uji sekurang-kurangnya berisi informasi:

(a) nama institusi/pengirim sampel dan alamat;

(b) tempat sampling;

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 32

Page 33: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

(c) keterangan lengkap sampel, termasuk komposisi, International

Nonproprietary Name (INN) jika tersedia, nama merek;

(d) bentuk sediaan dan konsentrasi/kekuatan, produsen, nomor bets

(jika tersedia) dan nomor izin edar;

(e) ukuran sampel;

(f) parameter/jenis pengujian;

(g) tanggal pengambilan sampel;

(h) jumlah pengiriman dari tempat pengambilan, jika ada;

(i) tanggal kedaluwarsa atau tanggal uji ulang;

(j) spesifikasi yang akan digunakan untuk pengujian;

(k) kondisi penyimpanan yang diperlukan; dan

(l) informasi tambahan (misalnya ditemukannya perbedaan, bahaya

terkait, dll).

2.3. Laboratorium harus mengkaji permintaan pengujian untuk memastikan

bahwa:

(a) permintaan dapat dilaksanakan dan Laboratorium memiliki

kemampuan dan sumber daya untuk mengujinya;

(b) uji yang sesuai dan/atau metode yang dipilih dan mampu

memenuhi permintaan konsumen.

3. Registrasi dan Pelabelan3.1. Semua sampel baru yang diserahkan dan dokumen yang menyertainya

(misal: permintaan uji) harus diberi nomor pendaftaran. Nomor

pendaftaran dipisahkan berdasarkan dua atau lebih produk, bentuk

sediaan yang berbeda, atau bets yang berbeda untuk produk yang

sama atau sumber berbeda dengan bets yang sama. Nomor

pendaftaran yang unik juga harus diberlakukan pada sampel arsip (lihat

Bagian III, butir 20).

3.2. Label yang memuat nomor pendaftaran harus ditempelkan pada setiap

wadah sampel dengan tidak menutupi tanda atau informasi lain pada

sampel.

3.3. Data pendaftaran harus disimpan dalam bentuk buku rekaman, kartu

dokumen atau peralatan pengolahan data yang berisi:

a. nomor pendaftaran sampel;

b. tanggal diterima;

c. bagian khusus tempat sampel tersebut diserahkan;

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 33

Page 34: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

3.4. Sampel yang diterima harus diperiksa secara visual oleh staf

laboratorium untuk memastikan bahwa label telah sesuai dengan

informasi yang terdapat dalam permintaan uji. Temuan harus direkam,

diberi tanggal dan ditandatangani. Jika ada perbedaan, atau kondisi

sampel rusak, harus segera direkam pada formulir permintaan uji. Hal-

hal yang meragukan harus segera dirujuk ke Pengirim sampel.

4. Penyimpanan4.1. Sampel yang akan diuji, sampel arsip (lihat Bagian III, butir20) dan

sampel sisa uji harus disimpan dengan aman pada kondisi yang sesuai.

5. Pengujian5.1. Distribusi sampel ke Laboratorium tertentu untuk pengujian ditentukan

oleh Penanggungjawab.

5.2. Pengujian sampel tidak boleh dilakukan sebelum permintaan uji

diterima.

5.3. Sampel harus tersimpan dengan baik sampai semua dokumen terkait

telah diterima.

5.4. Permintaan analisis dapat diterima secara verbal (tidak tertulis) hanya

dalam keadaan darurat (atas ijin Kepala Laboratorium). Semua rincian

harus segera direkam sampai konfirmasi tertulis diterima.

5.5. Salinan dari semua dokumentasi harus menyertai tiap sampel bernomor

ketika dikirim ke Laboratorium tertentu.

5.6. Pengujian harus dilakukan seperti yang dijelaskan dalam Bagian III,

butir17.

6. Lembar Kerja Analisis

6.1. Lembar kerja analisis adalah dokumen internal untuk merekam

informasi tentang sampel, prosedur uji, perhitungan dan hasil pengujian

yang dilakukan oleh Penguji. Lembar kerja analisis juga dilengkapi

dengan data mentah yang diperoleh dalam analisis.

7. Tujuan7.1. Lembar kerja analisis berisi bukti dokumen :

(a) untuk mengkonfirmasi bahwa sampel yang diuji sesuai dengan

persyaratan, atau

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 34

Page 35: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

(b) untuk melengkapi hasil yang berada di luar spesifikasi (lihat

Bagian III, butir 18.1. - 18.3.).

8. Penggunaan8.1. Lembar kerja analisis yang terpisah, harus digunakan untuk setiap

sampel bernomoratau kelompok sampel.

8.2. Lembar kerja analisis dari laboratorium yang berbeda terkait dengan

sampel yang sama harus digabung.

9. Isi9.1. Lembar kerja analisis harus menyediakan informasi berikut:

(a) nomor pendaftaran sampel (lihat Bab III, butir 14.9.);

(b) penomoran halaman, termasuk jumlah halaman dan lampiran;

(c) tanggal permintaan uji;

(d) tanggal mulai dan selesai analisis;

(e) nama dan tanda tangan penguji;

(f) deskripsi sampel yang diterima;

(g) referensi/pustaka untuk spesifikasi dan keterangan lengkap

tentang metode uji, termasuk batasannya;

(h) identitas peralatan uji yang digunakan (lihat Bagian II, butir

12.1.);

(i) nomor identifikasi setiap baku pembanding yang digunakan (lihat

Bagian II, butir 11.5.);

(j) hasil uji kesesuaian sistem, jika ada;

(k) identifikasi pereaksi dan pelarut yang digunakan;

(l) hasil yang diperoleh;

(m) interpretasi hasil dan kesimpulan akhir (apakah sampel sesuai

dengan spesifikasi atau tidak), ditandatangani oleh masing-

masing Penguji yang terlibat, disetujui dan ditandatangani oleh

Penyelia;

(n) setiap komentar lebih lanjut, misalnya, untuk informasi internal

(lihat Bagian III, butir 17.1.) atau catatan terperinci tentang

spesifikasi yang dipilih dan metode penilaian yang digunakan

(lihat Bagian III, butir 15.9.) atau setiap penyimpangan dari

prosedur yang ditetapkan, harus disetujui dan dilaporkan, atau

jika dan ketika bagian dari sampel itu diteruskan ke

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 35

Page 36: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Laboratorium lain untuk uji khusus, dan tanggal pada saat hasil

diterima.

9.1.1.Semua nilai yang diperoleh dari setiap pengujian, termasuk hasil

blangko, harus segera dimasukkan dalam lembar kerja analisis dan

semua data grafis (baik yang diperoleh dari instrumen perekam

maupun diplot secara manual) harus dilampirkan atau dapat ditelusuri

dalam rekaman elektronik atau dokumen.

9.2. Lembar kerja analisis yang lengkap harus ditandatangani oleh

Penguji yang bertanggung jawab, disetujui dan ditandatangani oleh

Penyelia.

9.3. Jika terjadi kesalahan dalam lembar kerja analisis atau ketika data

atau teks perlu diubah, informasi lama harus dicoret menggunakan

garis tunggal (tidak dihapus atau dibuat tidak terbaca) dan informasi

baru ditambahkan di sampingnya. Semua perubahan tersebut harus

diparaf oleh Pengoreksi dan tanggal perubahan dicantumkan. Alasan

untuk perubahan juga harus dicantumkan pada lembar kerja

(prosedur yang sesuai juga harus berada dalam lembar kerja

elektronik).

10. Pemilihan Spesifikasi yang Digunakan10.1. Spesifikasi diperlukan untuk menilai sampel yang diberikan dalam

permintaan uji atau instruksi kerja. Jika tidak ada instruksi yang tepat

diberikan, spesifikasi dalam farmakope nasional/standar yang diakui

secara resmi dapat digunakan atau, jika gagal, spesifikasi produsen

yang secara resmi disetujui atau spesifikasi lain yang diakui secara

nasional. Jika tidak ada metode yang sesuai :

(a) spesifikasi yang ada dalam izin edar (registrasi)atau lisensi

produk dapat diminta dari pemegang izin edar atau pabrik dan

diverifikasi oleh Laboratorium, atau

(b) persyaratan ditetapkan oleh Laboratorium sendiri berdasarkan

informasi yang dipublikasi dan setiap prosedur yang digunakan

divalidasi oleh Laboratorium pengujian (lihat Bagian III,

butir16).

10.2. Untuk spesifikasi resmi, digunakan farmakope atau standar lain yang

setara.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 36

Page 37: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

11. Pengarsipan11.1. Lembar kerja analisis harus disimpan dengan aman, bersama dengan

lampiran, termasuk perhitungan dan rekaman analisis instrumen.

12. Validasi Prosedur Analisis12.1. Laboratorium harus memiliki bukti yang terdokumentasi dari prosedur

analisis yang digunakan untuk pengujian yang sesuai dengan kondisi

dan tujuan penggunaannya. Bukti tersebut diperoleh melalui validasi.

Validasi juga menetapkan kriteria keberterimaan untuk uji kesesuaian

sistem.

12.2. Validasi harus dilakukan berdasarkan protokol validasi, termasuk

karakteristik kinerja analisis yang akandiverifikasi oleh beragam jenis

prosedur analisis (lihat tabel 1). Hasilnya harus didokumentasikan

dalam laporan validasi.

Tabel 1. Karakteristik yang harus dipertimbangkan pada validasi prosedur

analisis

Karakteristik Prosedur

Analisis

Identifikas

i

Uji Kemurnian Penetapan kadar

Uji

Kuantitatif

Uji

Batas

• disolusi

(hanyapengukuran)

• kadar/potensi

Akurasi + +

Presisi

- Ripitabilitas + +

- Presisi antaraa + +

Spesifisitas + + + +

Batas deteksi b +

Batas kuantitasi +

Linieritas + +

Rentang + +

Keterangan:

– Karakteristik tidak dievaluasi.

+ Karakteristik harus dievaluasi.a Jika studi reprodusibilitas telah dilakukan, maka presisi antara tidak perlu

dilakukanb Mungkin diperlukan dalam beberapa kasus.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 37

Page 38: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

12.3. Metode farmakope atau metode analisis tervalidasi eksternal

yangdigunakan harus diverifikasi sesuai kondisi penggunaan untuk

menunjukkan kesesuaiannya dengan bahan atau produk yang diuji.

Verifikasi yang lebih luas harus dijustifikasiberdasarkan prinsip

manajemen risiko

Catatan: Verifikasi terdiri dari penilaian karakteristik terpilih yang

penting untuk prosedur, penggunaan dan sampel tertentu yang akan

diuji.

Sebagai contoh, spesifisitas yang merupakan parameter kunci dalam

verifikasi suatu prosedur farmakope sesuai untuk uji kemurnian dan

penetapan kadar dari suatu bahan atau produk.Persyaratan resolusi

kesesuaian sistem untuk metode kromatografi dapat diterima, namun

untuk kasus suatu bahan atau produk yang mengandung cemaran

yang tidak disebutkan dalam prosedur farmakope atau standar lain

yang setara, atau suatu produk mengandung bahan tambahan yang

sangat mempengaruhi prosedur, penilaian yang lebih menyeluruh dari

spesifisitas diperlukan. Karakteristik lain seperti batas deteksi atau

batas kuantitasi dan presisi untuk senyawa sejenis diperlukan untuk

menunjukkan kesesuaian prosedur farmakope atau standar lain yang

setara dengan kondisi penggunaan sebenarnya.

12.4. Pengujian kesesuaian sistem adalah suatu bagian integral dari

sejumlah prosedur analisis. Semua uji dilakukan berdasarkan konsep

bahwa peralatan, elektronik, proses analisis, dan sampel yang

dianalisis merupakan suatu kesatuan sistem yang dapat dievaluasi.

Parameter uji kesesuaian sistem yang perlu ditetapkan untuk suatu

prosedur tertentu tergantung pada jenis prosedur yang dievaluasi,

sebagai contoh adalah uji resolusi pada prosedur Kromatografi Cair

Kinerja Tinggi (KCKT).

Verifikasi tidak dipersyaratkan untuk metode farmakope seperti, tetapi

tidak terbatas pada pH dan susut pengeringan.

12.5. Suatu perubahan dalam prosedur analisis, atau komposisi produk,

atau sintesis dari bahan obat membutuhkan revalidasi.

13. Pengujian13.1. Sampel harus diuji sesuai dengan rencana kerja laboratorium, setelah

selesai dilakukan uji pendahuluan. Jika tidak mungkin, alasannya

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 38

Page 39: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

harus dicatat dalam lembar kerja analisis (lihat Bagian III, butir15),

dan sampel harus disimpan dalam tempat khusus yang terkunci (lihat

Bagian III, butir14.12.).

13.2. Pengujian khusus dapat dilakukan oleh Bagian lain atau oleh suatu

Laboratorium eksternal (lihat Bagian I, butir9). Penanggung jawab

harus menyiapkan permintaan dan mengatur jumlah unit (botol, vial,

tablet) sampel yang diperlukan. Masing-masing sampel tersebut harus

diberi nomor pendaftaran. Jika laporan uji analisis berisi hasil yang

dilakukan oleh subkontraktor maka hal tersebut harus ditandai.

13.3. Pada pedoman yang dipersyaratkan oleh farmakope resmi, biasanya

diberikan catatan umum dan monografi khusus dari farmakope terkait.

Prosedur uji harus menjelaskan secara terperinci dan memberikan

informasi yang cukup kepada analis/staf penguji yang dilatih secara

tepat untuk menghasilkan analisis yang dapat dipercaya. Jika

ditetapkan kriteria kesesuaian sistem pada metode maka hal

tersebut harus dipenuhi. Adanya penyimpangan dari prosedur uji

harus disahkan dan didokumentasikan.

14. Evaluasi Hasil Uji14.1. Hasil uji harus dikaji dan dievaluasi secara statistik setelah semua

pengujian selesai untuk menentukan apakah hasil tersebut konsisten

dan memenuhi spesifikasi yang digunakan. Evaluasi harus

mempertimbangkan data dan hasil dari semua uji. Jika terdapat

keraguan terhadap hasil yang diperoleh maka harus diinvestigasi.

Prosedur lengkap pengujian perlu diperiksa sesuai dengan sistem

manajemen mutu internal (lihat juga Bagian I, butir2)

14.2. Jika teridentifikasi hasil uji yang meragukan (diduga di luar

spesifikasi), dilakukan pengkajian oleh Penyelia bersama analis/staf

penguji terhadap prosedur berbeda yang dilakukan selama proses

pengujian, sebelum dilakukan pengujian ulang. Berikut ini yang harus

dilakukan:

(a) konfirmasi dengan analis / staf penguji bahwa prosedur yang

sesuai telah diterapkan dan diikuti dengan benar;

(b) memeriksa data mentah untuk mengidentifikasi kemungkinan

ada perbedaan;

(c) memeriksa semua perhitungan;

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 39

Page 40: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

(d) memeriksa bahwa peralatan yang digunakan memenuhi

kualifikasi, terkalibrasi dan uji kesesuaian sistem sudah

dilakukan dan dapat diterima.

(e) memastikan bahwa peralatan gelas, pereaksi, pelarut dan

baku pembanding yang digunakan sudah sesuai; dan

(f) memastikan sampel uji tidak dibuang sampai penyidikan

selesai.

14.3. Identifikasi kesalahan yang menyebabkan hasil yang menyimpang

sehingga hasil tidak absah dan perlu dilakukan uji ulang sampel.

Hasil yang meragukan dapat ditolak hanya jika secara jelas

disebabkan oleh kesalahan yang teridentifikasi. Kadang-kadang hasil

investigasi tidak meyakinkan / tidak teridentifikasi penyebab yang

jelas, dalam hal ini harus dilakukan konfirmasi oleh penguji lain yang

memiliki pengalaman dan kompetensi yang sama dalam prosedur

analisis dengan penguji yang pertama. Nilai yang sama akan

membuktikan bahwa hasil di luar spesifikasi. Namun disarankan

konfirmasi lebih lanjut menggunakan metode lain yang telah

tervalidasi, jika ada.

14.4. Prosedur harus tersedia untuk melakukan investigasi atas hasil uji

diluar spesifikasi. Prosedur memberikan panduan yang jelas pada

sejumlah uji ulang yang diperbolehkan (berdasarkan prinsip statistik).

Semua investigasi dan kesimpulan harus direkam. Tindakan

perbaikan terhadap kesalahan yang diambil dan tindakan pencegahan

harus direkam dan dilaksanakan.

14.5. Semua data dan hasil uji dengan kriteria keberterimaan harus

dilaporkan.

14.6. Semua kesimpulan harus dimasukkan pada lembar kerja analisis

(lihat Bagian III, butir 15) oleh Penguji dan ditandatangani oleh

Penyelia.

15. Laporan Pengujian 15.1. Laporan pengujian adalah kompilasi hasil dan kesimpulan dari

pengujian sampel. Laporan ini harus:

(a) dikeluarkan oleh Laboratorium;

(b) berdasarkan lembar kerja analisis (lihat Bagian III, butir15).

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 40

Page 41: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

15.2. Setiap amandemen laporan pengujian diperlukan penerbitan dokumen

baru yang telah dikoreksi.

15.3. Batas kadar yang ditetapkan dalam Farmakope atau standar lain yang

setara, dengan mempertimbangkan ketidakpastian pengukuran,

kapasitas pengujian dan kriteria keberterimaan yang ditetapkan

sebelumnya. Pada pelaporan hasil pengujian investigasi, dilakukan

identifikasi zat dalam sampel dan dilanjutkan dengan penetapan

kadar beserta ketidakpastian pengukuran.

15.4. Ketidakpastian pengukuran dapat diestimasi dalam beberapa cara,

misalnya:

(a) dengan menyusun budget ketidakpastian untuk setiap

komponen ketidakpastian yang diidentifikasi dalam prosedur

analisis (pendekatan bottom-up);

(b) dari data validasi dan control charts;

(c) dari data yang diperoleh dari uji profisiensi atau uji kolaborasi

(pendekatan top-down).

16. Isi Laporan Pengujian16.1. Laporan pengujian harus memberikan informasi berikut:

(a) nomor pendaftaran sampel laboratorium;

(b) nomor laporan uji laboratorium;

(c) nama dan alamat Laboratorium pengujian sampel;

(d) nama dan alamat pihak yang meminta analisis;

(e) nama, uraian dan nomor bets dari sampel, jika ada;

(f) latar belakang dan tujuan investigasi;

(g) referensi/pustaka dari spesifikasi yang digunakan untuk

menguji sampel atau deskripsi terperinci tentang prosedur

yang digunakan (sampel untuk pengujian investigasi),

termasuk batas;

(h) hasil dari semua uji yang dilakukan atau hasil numerik dengan

standar deviasi dari semua uji yang dilakukan (jika berlaku);

(i) pembahasan hasil yang diperoleh;

(j) kesimpulan apakah sampel berada dalam batas spesifikasi

yang digunakan atau tidak, atau bahan atau komposisi

teridentifikasi untuk sampel penyidikan;

(k) tanggal selesai uji

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 41

Page 42: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

(l) tanda tangan Kepala Laboratorium atau personel yang

berwenang;

(m) nama dan alamat pabrik dan, jika ada, pihak pengemas

kembali dan/atau pedagang;

(n) apakah sampel sesuai dengan persyaratan atau tidak;

(o) tanggal penerimaan sampel;

(p) tanggal kedaluwarsa atau tanggal uji ulang, jika ada;

(q) pernyataan yang menunjukkan bahwa laporan pengujian, atau

bagiannya, tidak dapat diperbanyak tanpa seizin Laboratorium.

17. Sertifikat Pengujian17.1. Sertifikat pengujian yang disiapkan untuk setiap bets dari zat atau

produk, berisi informasi:

(a) nomor pendaftaran sampel;

(b) tanggal diterima;

(c) nama dan alamat Laboratorium pengujian sampel;

(d) nama dan alamat pelanggan;

(e) nama dan deskripsi serta nomor bets dari sampel, jika

diperlukan;

(f) nama dan alamat pabrik dan, jika ada, pengemas ulang

dan/atau pedagang;

(g) referensi/pustaka untuk spesifikasi yang digunakan pada

pengujian sampel;

(h) hasil dari semua uji yang dilakukan (rerata dan simpangan

baku) dengan batas yang ditentukan;

(i) kesimpulan apakah sampel dalam batas spesifikasi atau tidak;

(j) tanggal kedaluwarsa atau tanggal uji ulang, jika ada;

(k) tanggal selesai uji;

(l) tanda tangan Kepala Laboratorium atau personel yang

berwenang.

18. Sampel Arsip18.1. Sampel harus diarsipkan sesuai dengan peraturan atau berdasarkan

permintaan pelanggan. Jumlah sampel arsip harus mencukupi

setidaknya dua kali pengujian ulang. Sampel arsip harus disimpan

dalam kemasan akhir.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 42

Page 43: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Bagian IV. Keselamatan1. Ketentuan Umum

1.1. Instruksi keselamatan yang umum dan khusus mencerminkan risiko

teridentifikasi, harus tersedia untuk setiap personel dan dilengkapi

secara rutin (misalnya berupa materi tertulis, poster, bahan

audiovisual dan seminar).

1.2. Ketentuan umum untuk bekerja secara aman sesuai peraturan dan

POB, biasanya terdiri dari persyaratan berikut:

(a) lembar data keselamatan harus tersedia bagi personel

sebelum pengujian dilakukan;

(b) merokok, makan dan minum dalam laboratorium dilarang;

(c) personel harus mengenal cara penggunaan APAR, termasuk

alat pemadam api, selimut pelindung api dan masker

pelindung gas;

(d) personel harus memakai jas laboratorium atau pakaian

pelindung lainnya, termasuk pelindung mata;

(e) perhatian khusus harus dilakukan pada penanganan, sebagai

contoh, bahan berbahaya, bahan yang dapat menginfeksi

atau mudah menguap;

(f) sampel yang sangat toksik dan/atau genotoksik harus

ditangani dalam suatu fasilitas yang dirancang khusus untuk

menghindari risiko kontaminasi;

(g) semua wadah bahan kimia harus berlabel lengkap dan

termasuk peringatan yang jelas (misalnya “Beracun”, “Mudah

terbakar”, “Bahan radiasi”) jika diperlukan;

(h) insulasi yang memadai dan penahan percikan harus

disediakan untuk pemasangan kawat listrik dan peralatan

termasuk lemari pendingin;

(i) aturan keselamatan dalam penanganan tabung gas

bertekanan harus diobservasi dan personel harus terbiasa

dengan kode identifikasi warna yang terkait;

(j) personel harus diberitahu agar menghindari bekerja sendiri di

Laboratorium;

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 43

Page 44: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

(k) bahan pertolongan pertama harus disediakan dan personel

dilatih teknik pertolongan pertama, penanganan darurat dan

penggunaan antidotum.

1.3. Pakaian pelindung harus tersedia, termasuk pelindung mata, masker

dan sarung tangan. Water shower harus dipasang. Personel harus

diinstruksikan mengenai penanganan yang aman dari alat gelas,

pereaksi dan pelarut yang korosif dan terutama dalam penggunaan

wadah atau keranjang yang aman untuk menghindari terjadinya

tumpah dari wadah. Peringatan, tindakan pencegahan dan instruksi

harus diberikan pada saat bekerja dengan reaksi hebat, tidak

terkendali atau reaksi berbahaya ketika menangani pereaksi spesifik

(seperti pencampuran air dan asam, atau aseton-kloroform dan

amonia), produk mudah terbakar, pengoksidasi atau bahan radioaktif

dan khususnya bahan biologi seperti bahan infeksius. Harus

digunakan pelarut bebas peroksida. Personel harus mengetahui

metode untuk pembuangan yang aman dari produk korosif dan

berbahaya yang tidak diperlukan dengan netralisasi atau deaktifasi

dan demi keselamatan dan pembuangan sempurna dari raksa dan

garamnya.

1.4. Produk beracun dan berbahaya harus dipisahkan dan diberi label

dengan tepat, namun hal ini tidak menjamin bahwa semua bahan

kimia dan biologi yang lain adalah aman. Harus dihindari kontak

yang tidak perlu dengan pereaksi, terutama pelarut dan uapnya.

Penggunaan pereaksi yang diketahui karsinogenik dan mutagenik

harus dibatasi atau tidak digunakan sama sekali. Penggantian

pereaksi dan pelarut beracun dengan bahan yang kurang beracun

atau pengurangan penggunaannya harus selalu diusahakan,

terutama ketika dikembangkan metode baru.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 44

Page 45: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

BAB IVPersyaratan Laboratorium Biologi

BAGIAN 1. Manajemen dan Infrastuktur

1. Personel1.1. Pengujian biologi harus dilakukan dan disupervisi oleh personel

berpengalaman, ahli di bidang biologi atau setara. Staf harus telah

mengikuti pelatihan dasar biologi dan mempunyai pengalaman praktis

yang sesuai sebelum diijinkan melakukan pengujian sesuai dengan

ruang lingkupnya.

1.2. Uraian tugas mutakhir untuk semua personel yang terlibat dalam

pengujian dan/atau kalibrasi validasi dan verifikasi harus disimpan.

Laboratorium harus juga memelihara rekaman semua personel teknis,

yang menggambarkan kualifikasi, pelatihan dan pengalaman.

1.3. Jika laboratorium memberikan pendapat dan interpretasi hasil pengujian

dalam pelaporan hasil, hal ini harus dilakukan oleh personel yang

ditunjuk dengan pengalaman yang cukup dan termasuk pengetahuan

untuk tujuan spesifik, sebagai contoh persyaratan peraturan perundang-

undangan dan persyaratan teknis serta kriteria keberterimaan.

1.4. Manajemen laboratorium harus yakin bahwa semua personel

mendapatkan pelatihan yang cukup untuk menunjukkan kompetensi

pengujian dan pengoperasian alat. Pelatihan ini harus mencakup teknik

dasar; misalnya penuangan media ke dalam cawan Petri, penghitungan

koloni, teknik aseptis, penyiapan media, pengenceran berseri dan teknik

dasar untuk identifikasi, serta teknis dasar lain dengan keberterimaan

yang menggunakan kriteria objektif yang relevan. Personel hanya boleh

melakukan pengujian sampel jika terbukti kompeten untuk melakukannya

atau jika dilakukan di bawah penyeliaan yang memadai. Kompetensi

personel harus dimonitor terus menerus, jika perlu dilakukan pelatihan

ulang. Jika metode atau teknik tidak dilakukan secara rutin/reguler, maka

diperlukan verifikasi kemampuan personel sebelum diizinkan melakukan

pengujian. Pada beberapa kasus, kompetensi personel dapat diterima

untuk teknik atau instrumen umum yang digunakan daripada

menggunakan metode khusus.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 45

Page 46: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

1.5. Personel harus dilatih dalam prosedur yang diperlukan untuk

pengendalian mikroba, bahan biologi, dan produk biologi lainnya di

dalam fasilitas laboratorium.

1.6. Personel harus dilatih untuk menangani mikroba, bahan biologi, dan

produk biologi lainnyadengan aman.

2. Lingkungan2.1. Bangunan dan Fasilitasnya

2.1.1. Laboratorium biologi dan peralatan penunjang (misal otoklaf dan alat

gelas) harus diperuntukkan khusus laboratorium biologi dan terpisah

dari area yang lain.

2.1.2. Laboratorium biologi harus dirancang agar sesuaipekerjaan yang

dilakukan. Laboratorium harus mempunyai ruang yang cukup untuk

semua aktivitas untuk menghindari terjadinya campur aduk,

kontaminasi dan kontaminasi silang. Laboratorium harus memiliki

ruang yang cukup untuk sampel, mikroba baku, vaksin baku, media

(jika perlu dengan pendingin), pengujian dan rekaman. Berdasarkan

sifat alami bahan (misalnya media steril versus mikroba baku atau

inkubasi biakan), diperlukan lokasi penyimpanan terpisah.

2.1.3. Laboratorium harus dirancang dengan tepat dan mempertimbangkan

material konstruksi yang sesuai sehingga mudah dibersihkan,

didesinfeksi, dan meminimalkan risiko kontaminasi.

2.1.4. Aliran udara sebaiknya dipisahkan antara laboratorium biologi dan

laboratorium lain. Air Handling Unit(AHU) dan perlengkapan lainnya,

termasuk suhu dan kelembapan dibutuhkan untuk laboratorium

mikrobiologi, biologi molekuler dan hewan percobaan. Aliran udara

untuk laboratorium harus mempunyai kualitas yang sesuai dan tidak

menjadi sumber kontaminasi.

2.1.5. Akses ke laboratorium biologi terbatas hanya untuk personel yang

berwenang. Personel harus diingatkan tentang :

(a) Prosedur masuk dan keluar yang benar termasuk baju kerja

dan kelengkapannya (gowning)

(b) Penggunaan area khusus

(c) Pembatasan/aturan yang diharuskan saat bekerja di dalam

area tersebut.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 46

Page 47: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

(d) Penjelasan yang mengharuskan dilakukan pembatasan

tersebut.

(e) Tingkat pengendalian yang sesuai

2.1.6. Aktivitas laboratorium, seperti penyiapan sampel, media dan

penyiapan peralatan, penghitungan mikroba harus dipisahkan oleh

ruangan atau paling tidak dengan waktu yang berbeda, untuk

meminimalkan risiko kontaminasi silang,hasil positif palsu dan negatif

palsu. Jika area yang bukan peruntukannya digunakan, prinsip

manajemen risiko harus diterapkan. Uji sterilitas harus selalu

dilakukan dalam area yang diperuntukan.

2.1.7. Pertimbangan diperlukan untuk merancang klasifikasi area untuk

kegiatan pengujian di laboratoriumbiologi. Klasifikasi harus

berdasarkan pada sifat kritis dari produk dan kegiatan yang dilakukan

dalam area tersebut. Uji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang

sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan

rekomendasi untuk klasifikasi zona.

2.1.8. Secara umum peralatan laboratorium tidak boleh secara rutin

dipindahkan di antara area dengan kelas kebersihan yang berbeda,

untuk menghindari kontaminasi silang. Peralatan laboratorium yang

digunakan di laboratorium mikrobiologi tidak boleh digunakan di luar

area biologi, kecuali dengan perlindungan khusus untuk mencegah

kontaminasi silang.

2.2. Material dan Kontruksi

2.2.1. Interior gedung seperti lantai dan dinding harus terbuat dari bahan

yang tahan lama, tahan air, tidak licin, tahan api, dan tahan terhadap

bahan kimia yang digunakan untuk proses pembersihan.

2.2.2. Dinding tidak boleh ada yang retak atau celah, dan terbuat dari bahan

yang kedap untuk memudahkan pencucian/pembersihan, jika perlu

dinding dilapisi bantalan pelindung untuk mengurangi kerusakan

akibat gesekan dengan peralatan yang lalu lalang.

2.2.3. Lantai terbuat dari bahan alami yang kuat atau memiliki sambungan

yang minimal, harus tahan dari efek retak, berlubang, dan tercungkil

akibat pergerakan rak-rak.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 47

Page 48: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

2.2.4. Lantai dengan lubang pembuangan harus dibuat dengan kemiringan

ke arah lubang cm/m (0,25 inci/ft). Jika mungkin, pembuangan

dilengkapi dengan pembilasan mekanik untuk merawat dengan

penempatan penutup air. Untuk Laboratorium Hewan Percobaan,

lokasi pembuangan sebaiknya tidak bercampur dengan penempatan

kandang dan jalur-jalur pembuangan minimal berdiameter 10,5 cm (4

inci).

2.2.5. Plafon dapat terbuat dari beton yang sudah diperhalus, dilapis dan

dicat dengan baik, jika plafon terbuat dari bahan gips atau eternity

yang tahan api, maka harus dilapis atau dicat dengan politur yang

dapat dicuci. Hindari penempatan pipa-pipa dan perlengkapan

plafon.

2.2.6. Koridor sebaiknya mempunyai lebar 2,5 m untuk memudahkan alur

personel dan alat. Sudut-sudut koridor harus dilindungi plat baja atau

beberapa tipe lain yang tahan lama. Koridor dilengkapi dengan

peredam atau pintu ganda untuk menghindari kebisingan.

2.2.7. Untuk Laboratorium Hewan Percobaan, pintu harus terbuka ke arah

dalam ruang hewan dengan ukuran minimum lebar 1 m dan tinggi 2

m dan dilengkapi dengan jendela. Pintu sebaiknya terbuat dari

bahan logam atau berlapis logam, dan dirancang dapat menutup

sendiri.

2.3. Pemantauan Lingkungan di laboratorium

2.3.1. Jika diperlukan dan sesuai (misal area untuk uji sterilitas), program

pemantauan lingkungan harus diterapkan, misal: pemantauan

penggunaan udara aktif, cawan papar atau cawan kontak, perbedaan

suhu dan tekanan. Batas kewaspadaan dan batastindakanharus

ditetapkan. Analisis kecenderungan (trending) hasil pemantauan

lingkungan harus dilakukan.

2.4. Pembersihan, desinfeksi dan higiene

2.4.1. Harus ada dokumentasi program pembersihan dan desinfeksi. Hasil

pemantauan lingkungan harus dipertimbangkan jika relevan.

2.4.2. Harus ada prosedur untuk menangani tumpahan.

2.4.3. Fasilitas untuk mencuci tangan dan desinfeksi tangan yang memadai

harus tersedia.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 48

Page 49: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

2.5. Fasilitas uji sterilitas

2.5.1. Fasilitas uji sterilitas memiliki persyaratan lingkungan yang spesifik

untuk memastikan integritas uji yang dilakukan. WHO Good

Manufacturing Practices (GMP) untuk produk farmasi steril (8)

mensyaratkan bahwa uji sterilitas harus dilakukan dan menetapkan

persyaratan untuk pengujian sterilitas. Bagian ini menjelaskan

persyaratan ruang bersih (clean room) untuk fasilitas uji sterilitas.

2.5.2. Pengujian sterilitas harus dilakukan pada kondisi aseptik, yang setara

dengan standar mutu udara yang berlaku untuk pembuatan produk

farmasi secara aseptik. Bangunan dan fasilitasnya, servis dan

peralatan harus mengikuti proses kualifikasi.

2.5.3. Pengujian sterilitas harus dilakukan dalam zona terlindungi aliran

udara searah (unidirectional airflow) kelas A atau kabinet biosafety

(jika diperlukan), yang harus berada dalam ruang bersih dengan latar

belakang kelas B. Sebagai alternatif, pengujian dapat dilakukan

dalam barrier isolator, yang terletak di lingkungan terkendali.

Rancangan tata letak fasilitas dan pola aliran udara ruangan harus

diperhatikan sehingga pola aliran udara satu arah tidak terganggu.

2.5.4. Klasifikasi ruang bersih dan peralatan penanganan udara (air-

handling equipment) harus dikualifikasi ulang setidaknya setiap tahun

oleh personel atau kontraktor yang kompeten. Lingkungan harus

memenuhi batas non-viable dan viable, dan verifikasi terhadap filter

HEPA serta aliran udara dalam ruangan. Alternatif frekuensi

pemantauan harus ditetapkan berdasarkan analisis manajemen

risiko. Pemetaan lokasi titik pengambilan sampel untuk pemantauan

rutin harus didokumentasikan, termasuk lamanya paparan dan

frekuensinya untuk semua pemantauan lingkungan untuk semua

bentuk mikrobiologi harus ditetapkan dalam prosedur tertulis.

2.5.5. Udara yang dialirkan untuk zona kelas A dan B harus melalui

terminal penyaring HEPA.

2.5.6. Harus disediakan alarm aliran udara dan pembeda tekanan serta

instrumen penunjuk yang sesuai.

2.5.7. Pembacaan tekanan ruangan sebaiknya ditetapkan dan direkam dari

pengukur tekanan udara yang dipasang di luar ruangan, kecuali

apabila dipasang sistem pemantauan berkelanjutan yang tervalidasi.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 49

Page 50: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Pembacaan sebaiknya minimum dilakukan sebelum penguji

memasuki ruang uji. Alat pengukur tekanan sebaiknya diberi label

untuk menunjukkan area yang dipantau dan kriteria keberterimaan.

2.5.8. Masuk ke ruang bersih harus melalui sistem udara terkunci (air lock)

dan ruang ganti dimana operator disyaratkan untuk mengenakan

pakaian yang cocok untuk ruang bersih. Ruang ganti terakhir harus

mempunyai kelas yang sama dengan ruang yang digunakan. Ruang

ganti harus memiliki ukuran yang memadai untukmemudahkan ganti

pakaian. Harus ada pembatas yang jelas pada zona yang berbeda.

2.5.9. Bagian 10 untuk produk farmasi steril (6). Operator harus dilatih dan

sertifikasi prosedur penggunaan baju kerja (gowning) dengan catatan

pelatihan yang terpelihara.

2.5.10. Kelengkapan dan penyelesaian akhir bangunan dan fasilitasnya

harus sesuai dengan WHO GMP bagian 11 untuk produk farmasi

steril (6).

2.5.11. Pemantauan lingkungan mikrobiologi harus mencerminkan fasilitas

yang digunakan (ruang atau isolator) dan termasuk kombinasi

metode pengambilan sampel udara dan permukaan yang tepat untuk

fasilitas, seperti:

(a) Pengambilan sampel udara aktif,

(b) Cawan papar

(c) Cawan kontak

(d) Cawan Replicate Organism Detection and Counting

(RODAC), swab atau film fleksibel/Petrifilm;

(e) sarung tangan operator

2.5.12. Pemantauan lingkungan mikroba zona uji sterilitas harus dilakukan

setiap sesi kerja pada kondisi operasional (dinamis).

2.5.13. Harus tersedia spesifikasi tertulis, termasuk batas kewaspadaan dan

batas tindakan untuk kontaminasi mikroba.

2.6. Fasilitas uji cemaran dan uji potensi antibiotik

2.6.1. Desain laboratorium harus sesuai dengan persyaratan keamanan

yang akan tergantung pada jenis mikroba. Untuk tujuan ini, mikroba

dikelompokkan dalam empat kategori risiko:

a. Risiko kategori 1 (tidak ada atau berisiko sangat rendah bagi

individu dan masyarakat).

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 50

Page 51: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Mikroba yang tidak menyebabkan penyakit pada manusia

atau hewan.

b. Risiko kategori 2 (berisiko sedang bagi individu, berisiko

rendah bagi masyarakat).

Patogen yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia

atau hewan, tetapi tidak mungkin menjadi bahaya serius bagi

pekerja laboratorium, masyarakat atau lingkungan. Paparan

dapat menyebabkan infeksi serius pada manusia, tetapi

tersedia pengobatan yang efektif dan langkah-langkah

pencegahan serta risiko penyebaran infeksi terbatas.

c. Risiko kategori 3 (berisiko tinggi bagi individu, berisiko rendah

bagi masyarakat).

Patogen yang biasanya menyebabkan penyakit serius pada

manusia atau hewan tetapi biasanya tidak menyebar dari satu

individu yang terinfeksi ke yang lain. Pengobatan yang efektif

dan langkah-langkah pencegahan tersedia.

d. Risiko kategori 4 (berisiko tinggi bagi individu dan

masyarakat).

Patogen yang biasanya menyebabkan penyakit serius pada

manusia atau hewan dan yang dapat dengan mudah menular

dari satu orang ke orang lain secara langsung maupun tidak

langsung. Pengobatan yang efektif dan tindakan pencegahan

umumnya tidak tersedia.

2.6.2. Pembagian ruangan uji cemaran dan potensi antibiotik:

a. Ruang uji cemaran bakteri patogen

b. Ruang uji cemaran kapang khamir

c. Ruang uji potensi antibiotik

d. Ruang penyimpanan sampel

e. Ruang pemeliharaan dan penyimpanan mikroba baku

f. Ruang penyiapan dan sterilisasi media dan peralatan gelas

g. Ruang dekontaminasi

Bangunan dan lingkungan uji sebaiknya dibangun dan dilengkapi

sebagaimana berikut, untuk mengurangi risiko kontaminasi oleh

debu dan mikroba:

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 51

Page 52: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

2.6.3. Dinding, langit-langit, dan lantai sebaiknya mulus, mudah dibersihkan

dan tahan terhadap detergen dan desinfektan yang digunakan dalam

laboratorium

2.6.4. Lantai sebaiknya tidak licin atau tahan slip.

2.6.5. Pipa utama yang menyalurkan cairan tidak menyilang/menyeberangi

area kerja kecuali jika tertutup rapat. Struktur kelengkapan utama

lainnya harus ditutup atau mudah untuk dibersihkan secara teratur.

2.6.6. Jendela dan pintu sebaiknya dapat ditutup ketika melakukan

pengujian dalam rangka meminimalkan hembusan angin/aliran udara

(draughts). Jendela dan pintu juga harus dirancang sedemikian rupa

untuk menghindari terbentuknya perangkap debu dan dengan

demikian memudahkan pembersihan. Suhu kamar (18 oC sampai 27 oC) dan kualitas udara (kandungan mikroba, kecepatan penyebaran

udara, dan lain-lain)harus sesuai dengan pelaksanaan pengujian.

Untuk tujuan ini direkomendasikan menerapkan sistem ventilasi

berfilter untuk udara masuk dan udara keluar.

2.6.7. Suatu sistem ekstraksi yang memadai sebaiknya diterapkan untuk

mencegah paparan debu yang timbul dari penanganan media biakan

dehidrasi (dehydrated culture media), dan contoh berdebu (dusty)

atau bubuk.

2.6.8. Bila pengujian dilaksanakan dalam suasana rendah kontaminasi,

ruangan sebaiknya secara khusus dilengkapi dengan laminar airflow

cabinet yang bersih dan atau safety cabinet.

2.6.9. Apabila diperlukan, lingkungan laboratorium sebaiknya terlindung dari

efek berbahaya radiasi matahari dengan menggunakan tutup

pelindung (shutters) atau panel kaca khusus yang sesuai. Tirai

(blinds) internal tidak sesuai dipasang karena mungkin akan sulit

dibersihkan dan dapat menjadi sumber debu.

2.6.10. Butir lainnya yang perlu dipertimbangkan:

(a) ketersediaan pasokan air, dengan kualitas yang sesuai untuk

pelaksanaan yang dimaksudkan;

(b) ketersediaan listrik;

(c) ketersediaan gas (pipa atau tabung);

(d) cahaya yang cukup di setiap bagian laboratorium;

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 52

Page 53: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

(e) permukaan meja (bench) laboratorium dan furnitur yang halus

dan terbuat dari bahan kedap air sehingga mudah untuk

dibersihkan dan desinfeksi;

(f) furnitur laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga

memudahkan pembersihanlantai (misalnya furnitur yang

dapat dipindahkan);

(g) tidak ada furnitur, dokumen atau barang-barang lainnya yang

disimpan dalam area pengujianselain yang pasti diperlukan

untuk pengujian dan kegiatan yang dilakukan;

(h) ketersediaan fasilitas penyimpanan untuk menyimpan

dokumen yang digunakan ketika menyiapkan contoh, media

biakan, pereaksi, dan lain-lain;

(i) ketersediaan bak cuci tangan di setiap ruang pengujian dan

jika diperlukan di area umum, serta sebaiknya di dekat pintu;

(j) ketersediaan otoklaf untuk penanganan limbah terkontaminasi

dan media biakan, kecuali jika tersedia sistem pembuangan

limbah terkontaminasi dengan pembakaran;

(k) penyediaan sistem keselamatan untuk memgatasi kebakaran,

fasilitas emergensi listrik dan emergency shower serta fasilitas

cuci mata;

(l) penyediaan fasilitas pertolongan pertama.

2.7. Pembersihan dan desinfeksi

2.7.1. Lantai, dinding, plafon, permukaan meja laboratorium, furnitur, dan

sambungan atau sudut-sudut antara (junctions) sebaiknya

dilakukan pemeliharaan dan perbaikan rutin untuk menghindari

retak yang dapat menjadi sumber kontaminasi.

2.7.2. Pembersihan secara teratur dan desinfeksi sebaiknya dilakukan

untuk menjaga bangunan/tempat dalam kondisi yang sesuai untuk

melakukan pengujian. Permukaan yang terkontaminasi atau

berpotensi terkontaminasi sebaiknya didekontaminasi

menggunakan desinfektanyang dikenal sebagai bakterisida atau

fungisida.

2.7.3. Sistem ventilasi berfilter dan filternya dipelihara secara berkala,

serta filternya diganti jika diperlukan.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 53

Page 54: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

2.7.4. Kualitas mikrobiologi permukaan meja kerja laboratorium,

permukaan yang bersentuhandengan personil (staff contact

services), dan udara sebaiknya dipantau secara teratur (frekuensi

tergantung pada hasil uji sebelumnya).

2.7.5. Kontaminasi pada permukaan dapat diestimasi dengan cara

mengontakkan secara langsung sebuah cawan kontak yang berisi

media dengan senyawa penetral sanitaiser (misalnya lesitin,

natrium tiosulfat) pada permukaan. Kualitas udara dapat diperiksa

dengan memaparkan sebuah cawan Petri yang berisi media agar

non-selektif (misalnya Plate Count Agar-PCA)

2.8. Fasilitas uji biologi molekuler

2.8.1. Laboratorium pengujian biologi molekuler idealnya terdiri dari

empat ruangan terpisah yaitu:

a. ruang penyiapan pereaksi,

b. ruang ekstraksi DNA,

c. ruang amplifikasi,

d. ruang analisis produk PCR.

Ruang a dan b disebut ruang pra-PCR yaitu ruang sebelum

dilakukan proses amplifikasi, sedangkan ruang d disebut ruang

pasca-PCR atau ruang elektroforesis.

a. Ruang Penyiapan Pereaksi

Berfungsi sebagai:

Ruang tempat penyimpanan pereaksi PCR. Ruangan

ini termasuk dalam kategori clean area dan harus

bebas dari semua materi biologis (DNA/RNA hasil

ekstraksi, sampel, DNA hasil kloning dan produk PCR).

Ruang tempat penyiapan pereaksi, baik pereaksi untuk

ekstraksi DNA, PCR dan elektroforesis, termasuk

pembuatan stok pereaksi dan primer dalam bentuk

aliquot.

Ruang tempat penyiapan mastermix

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 54

Page 55: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

b. Ruang Ekstraksi DNA/RNA

Merupakan ruang tempat ekstraksi DNA/RNA yang terpisah

dari ruang PCR dan ruang pasca-PCR. Produk PCR tidak

diperkenankan disimpan/dibawa ke dalam area ini.

c. Ruang Amplifikasi

Merupakan ruangan untuk mengamplifikasi DNA, dimana

mesin PCR berada. Pada ruangan ini terdapat Laminar Air

Flow untuk penambahan DNA pada mastermix.

d. Ruang Analisis Produk PCR

Adalah ruangan pasca-PCR tempat menganalisis produk

PCR dengan menggunakan elektroforesis gel agarosa dan

juga ELISA. Seluruh pereaksi, pipet, tip, baju laboratorium

dan sarung tangan dari ruangan ini tidak boleh digunakan di

ruang lainnya.

Persyaratan ruangan dapat disesuaikan dengan format dan

platform pengujian di laboratorium. Untuk laboratorium yang

menggunakan Real-Time PCR tetapi tidak melakukan analisis

produk PCR dengan elektroforesis atau ELISA, hanya

memerlukan 3 ruangan, yaitu ruang penyiapan pereaksi,

ruang ekstraksi DNA dan ruang amplifikasi.

2.9. Fasilitas uji vaksin, sera dan produk biologi lainnya

2.9.1. Laboratorium dan peralatan penunjang (misal: instrumen, alat

gelas, pakan, bedding) untuk pengujian vaksin, sera dan produk

biologi lainnya secara in vitro dipisahkan dari area pengujian

dengan hewan.

2.9.2. Laboratorium pengujian vaksin, sera dan produk biologi dan

pengujian dengan hewan dirancang untuk kesesuaian melakukan

pekerjaan. Laboratorium mempunyai ruang yang mencukupi untuk

semua aktifitas dan untuk menghindari kontaminasi silang.

2.9.3. Laboratorium harus memiliki ruang yang cukup untuk

penyimpanan sampel, bakteri baku kerja, baku pembanding,

media yang disesuaikan dengan kondisi penyimpanan dan ruang

pengujian serta tempat penyimpanan rekaman.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 55

Page 56: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

2.9.4. Berdasarkan sifat alami dari beberapa bahan (sampel, bakteri

baku kerja, baku pembanding, media) maka lokasi penyimpanan

dibuat terpisah.

2.9.5. Jika pengujian menggunakan hewan uji, maka laboratorium

sebaiknya memiliki jumlah ruang atau area hewan yang cukup dan

terpisah untuk menjamin ketepatan: pemisahan jenis hewan atau

jenis pengujian, karantina hewan, dan kandang hewan.

2.9.6. Jika hewan dikandangkan, harus ada fasilitas untuk pengumpulan

dan pembuangan semua kotoran hewan dan hewan sisa atau

untuk penyimpananlimbah yang aman sebelum pembuangan dari

fasilitas pengujian. Fasilitas pembuangan harus disediakan dan

dioperasikan untuk mengurangi terdapatnya hama, bau, bahaya

penyakit, dan pencemaran lingkungan.

2.9.7. Laboratorium dirancang dan dibangun dengan bahan yang sesuai

sedemikian rupa sehingga mudah untuk pembersihan, desinfeksi,

dan meminimalkan risiko kontaminasi.

2.9.8. Suplai udara antara laboratorium pengujian vaksin, sera dan

produk biologi dan pengujian dengan hewan harus dipisahkan.

Laboratorium pengujian vaksin, sera dan produk biologi dan

pengujian dengan hewan dilakukan monitoring terhadap suhu dan

kelembapan sesuai instruksi kerja terkait.

2.9.9. Akses ke Laboratorium hanya untuk personel yang berwenang.

Personel diingatkan tentang: prosedur masuk dan keluar yang

benar termasuk penggunaan baju kerja (gowning) atau alat

pelindung diri.

2.9.10. Peralatan laboratorium tidak dipindahkan antar area untuk

menghindari kontaminasi silang secara tidak sengaja, kecuali jika

tersedia tindakan pencegahan khusus untuk menghindari

kontaminasi silang.

2.10. Fasilitas laboratorium hewan percobaan

2.10.1. Rancang Ruang

2.10.1.1. Laboratorium hewan sebaiknya ditempatkan dalam gedung

terpisah dengan sistem ventilasi tersendiri, berada pada

tempat yang seminimal mungkin dapat dicapai oleh umum

dan dilewati oleh lalu lintas yang padat, tetapi mudah dicapai

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 56

Page 57: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

oleh pengguna hewan, layanan pengiriman dan pembuangan.

Harus ada kontrol untuk keluar dan masuknya orang.

2.10.1.2. Fasilitas laboratorium hewan sebaiknya dirancang untuk

memudahkan proses pembersihan dan dilengkapi dengan

pencucian dan sterilisasi kandang yang memadai. Semua

ruangan dan barang yang disimpan di fasilitas ini harus

terjaga kebersihannya, maka diperlukan adanya peraturan

kesehatan dan fasilitas untuk personel.

2.10.1.3. Fasilitas laboratorium hewan sebaiknya mempunyai area

terpisah untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang berbeda

sesuai prosedur perlakuan hewan.

a. Ruang penampungan hewan sebaiknya dibuat terpisah

berdasarkan jenis, status kesehatan, dan hewan dengan

perlakuan khusus. Ukuran ruang disesuaikan dengan

jenis hewan, ukuran dan jumlah kandang yang akan

ditempatkan sehingga menjamin kenyamanan hewan.

b. Ruang percobaan dan perlakuan digunakan untuk

melakukan prosedur-prosedur seperti sampling darah

sebaiknya terpisah dari ruang penampungan untuk

meminimalkan efek stres hewan lainnya.

c. Ruang bedah digunakan untuk pembedahan hewan.

Pembedahan sebaiknya dilakukan pada kondisi aseptik

sesuai standar veterineryang berlaku.

d. Ruang karantina sebaiknya memiliki sistem ventilasi

terpisah, dimana hewan diperiksa kesehatannya,

diobservasi dan dikondisikan sebelum dimasukkan ke

ruang penampungan.

e. Ruang penyimpanan pakan dan bedding sebaiknya bebas

cacing, dan terpisah dari area kandang, dan area

pengujian juga harus dilindungi terhadap adanya hama

atau kontaminasi (sampah dan kotoran). Pakan dan

bedding sebaiknya ditempatkan di atas rak atau troli (tidak

langsung menyentuh lantai).

f. Ruang penampungan sampah sebaiknya cukup luas

untuk menampung sampah sebelum dibuang serta

memiliki sistem ventilasi yang dilengkapi dengan exhaust

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 57

Page 58: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

ke arah luar. Sampah biohazards dan limbah berbahaya

lainnya ditempatkan secara terpisah dalam tempat

khusus.

g. Ruang pencucian dan sterilisasi kandang dirancang

terpisah, memiliki ventilasi yang cukup baik dan

bertekanan negatif terhadap ruang lainnya sehingga

kondisi lingkungannya cukup kondusif untuk kegiatan

personel dan mencegah penyebaran bau dan

kontaminan.

h. Ruang penyimpanan kandang dan peralatan bersih

sebaiknya memadai untuk menyimpan kandang dan

peralatan bersih yang belum terpakai.

i. Ruang bedah dirancang untuk melindungi personel dan

mencegah penyebaran penyakit hewan, dan sebaiknya

dilengkapi dengan ruang diagnosis klinik dan post mortem

yang terpisah.

j. Fasilitas personel dan administrasi cukup memadai untuk

menampung semua personel dan menyimpan dokumen.

Fasilitas tersebut terdiri dari ruang personil dan

administrasi, ruang ganti yang dilengkapi dengan loker,

kamar mandi, toilet dan tempat cuci baju kerja. Fasilitas

ini terletak di luar area breeding hewan.

k. Insinerator digunakan untuk memusnahkan limbah organ

dan hewan setelah pengujian.

l. Ruang mekanik sebaiknya dapat diakses dari luar tanpa

melewati ruang pemeliharaan dan ruang bedah. Ruang ini

cukup luas untuk menyimpan peralatan mekanik dan

listrik serta cukup memadai untuk pelayanan mekanik dan

elektrik.

m. Koridor bersih dan kotor, lalu lintasnya dirancang satu

arah sehingga barang-barang bersih yang masuk dan

barang-barang kotor yang keluar tidak tercampur untuk

mengurangi resiko kontaminasi silang dan transfer infeksi

dalam fasilitas hewan.

2.10.1.4. Jenis hewan yang berbeda dan atau yang belum diketahui

status kesehatannya sebaiknya ditempatkan terpisah.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 58

Page 59: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

2.10.1.5. Area bersih dipisahkan dari area kotor untuk mengurangi

potensi kontaminasi silang. Laboratorium hewan

membutuhkan persediaan air, listrik dan pembuangan limbah

yang baik.

2.10.1.6. Peralatan kebersihan sebaiknya tidak diletakkan di koridor,

tetapi di suatu ruangan khusus.

2.10.2. Lingkungan

2.10.2.1. Kualitas udara, temperatur, kelembaban dan siklus

pencahayaan laboratorium hewan harus sesuai dengan

persyaratan.

2.10.2.2. Hewan percobaan sebaiknya ditempatkan pada ruangan

yang memiliki rentangan suhu dan kelembaban yang sesuai

dengan spesiesnya sehingga dapat beradaptasi dengan

tingkat stres dan perubahan fisiologi yang minimal. Rentang

kelembaban untuk hewan percobaan antara 30-70%, rentang

suhu untuk ruang mencit, tikus dan marmot sebaiknya antara

20-26 oC, sedangkan untuk ruang kelinci 16-22 oC.

2.10.2.3. Ventilasi berkaitan dengan aliran udara. Rasio ventilasi yang

diperlukan tergantung dari umur, jenis kelamin, jenis hewan,

kepadatan populasi, frekuensi pembersihan, kualitas udara,

suhu dan kelembaban, kontruksi primer dan sekunder.

Ventilasi sebaiknya tersedia dengan baik untuk memberikan

suplai oksigen yang cukup, memindahkan panas yang

dihasilkan oleh hewan percobaan, personel, sistem

pencahayaan, peralatan, gas dan kontaminan partikel

termasuk alergen dan airbone pathogen; menyesuaikan

kelembaban dan suhu ruang; menciptakan perbedaan

tekanan ruangan. Pergantian udara bersih yang ideal untuk

ruang pemeliharaan hewan percobaan adalah 10 sampai 15

kali per jam.

2.10.2.4. Karakteristik pencahayaan yang harus diperhatikan untuk

ruang hewan meliputi parameter intensitas, panjang

gelombang, kualitas dan periode pencahayaan. Pada

umumnya, intensitas cahaya harus proporsional pada

pangkat dua jarak dari sumbernya, dengan nilai terukur 130-

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 59

Page 60: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

325 lux, sedangkan periode pencahayaan (jumlah siklus

terang/gelap) tergantung pada jenis hewan, antara lain untuk

mencit 14/10 dan untuk kelinci 12/12.

2.10.2.5. Kebisingan di dalam fasilitas hewan dapat dikontrol dengan

rancangan dan kontruksi dengan cara memilih peralatan dan

pengaturan yang baik. Alarm kebakaran harus dioperasikan

pada frekuensi rendah dan tidak menempatkan pesawat

telepon di dalam ruang hewan. Musik yang lembut dapat

memberikan efek positif pada hewan.

2.10.2.6. Paparan bahan kimia seperti amoniak yang berasal dari urin

dan bahan desinfektan dalam ruang hewan dapat

mengganggu fungsi sistem imun dengan tingkatan efek

tergantung pada konsentrasi, sifat kimia fisika, frekuensi

pemaparan, cara kontak dan interaksinya.

2.10.2.7. Personel sebaiknya meminimalisir suara yang tidak

diperlukan. Suara yang melebihi 85 dB dapat mempengaruhi

pendengaran dan efek lainnya seperti eosinopenia,

peningkatan berat kelenjar adrenal dan mengurangi fertilitas

pada rodensia. Radio, alarm dan alat lain yang menimbulkan

suara sebaiknya tidak digunakan dalam ruang pemeliharaan

hewan percobaan kecuali menjadi bagian program

enrichment. Radio atau alat yang dapat menimbulkan suara

harus dimatikan setelah selesai digunakan untuk

meminimalisir perubahan fisiologis.

2.10.3. Kualitas pakan dan air minum untuk hewan uji

2.10.3.1. Nutrisi pada pakan hewan uji sebaiknya dimonitoring agar

dihasilkan hewan uji yang berkualitas sesuai dengan

peruntukkannya.

2.10.3.2. Air minum untuk hewan uji harus dianalisis secara berkala

untuk memastikan bahwa kontaminan yang diketahui dapat

mengganggu hasil pengujian tidak melebihi batas yang

ditetapkan.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 60

Page 61: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

3. Validasi Metode Uji3.1. Metode uji baku dianggap telah divalidasi. Walaupun demikian metode

uji spesifik yang digunakan oleh laboratorium spesifik untuk pengujian

produk spesifik perlu membuktikan kesesuaian untuk digunakan dalam

memperoleh kembali (recovery) analit dalam produk spesifik, misalnya

bakteri, kapang, khamir dan lain-lain. Laboratorium harus menunjukkan

bahwa kriteria kinerja metode uji baku dapat dipenuhi sebelum

digunakan untuk pengujian rutin (verifikasi metode) dan metode uji

spesifik sesuai untuk produk spesifik (uji kesesuaian metode termasuk

kontrol positif dan negatif).

3.2. Metode uji tidak baku atau referensi lain yang dikenal harus divalidasi

sebelum digunakan. Validasi harus lengkap, dimana jika diperlukan

meliputi akurasi, presisi, spesifisitas, batas deteksi, batas kuantitasi,

linieritas dan ketahanan (robustness). Kemungkinan efek

penghambatan yang potensial dari sampel harus diperhitungkan pada

saat menguji sampel. Hasil harus dievaluasi dengan metode statistik

yang tepat, disebutkan dalam acuan nasional atau internasional.

4. PeralatanSetiap peralatan, instrumen dan perangkat lain yang digunakan untuk pengujian,

verifikasi dan kalibrasi, harus diidentifikasi secara khusus.

Sebagai bagian dari sistem mutu, laboratorium harus mempunyai program

terdokumentasi untuk kualifikasi, kalibrasi, verifikasi kinerja, perawatan

peralatan dan sistem pemantauan penggunaan peralatan tersebut.

4.1. Perawatan peralatan

Perawatan peralatan penting harus dilakukan dengan

mempertimbangkan intervalnya berdasarkan pada prosedur

terdokumentasi. Rekaman rinci harus disimpan, misalnya perawatan

dan interval perawatan alat (Lampiran II). Panduan perawatan alat

dapat dilihat dalam SNI ISO 7218-2012 bab 5.

4.2. Kualifikasi Peralatan

Untuk kualifikasi peralatan lihat Persyaratan Laboratorium Kimiabab

8 dan12.

4.3. Kalibrasi, Kinerja dan pemantauan penggunaan

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 61

Page 62: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

4.3.1. Tanggal kalibrasi dan perawatan serta tanggal kalibrasi ulang

harus ditunjukkan dengan jelas pada label yang dilekatkan

pada instrumen.

4.3.2. Frekuensi kalibrasi dan verifikasi kinerja ditetapkan

berdasarkan pengalaman yang terdokumentasi dan

berdasarkan pada kebutuhan, jenis dan kinerja sebelumnya

dari peralatan tersebut. Interval antara kalibrasi dan verifikasi

harus lebih singkat dari waktu alat ditemukan berada di luar

batas keberterimaan. Sebagai contoh pengecekan kalibrasi

dan interval untuk peralatan laboratorium yang berbeda,

dapat dilihat pada Lampiran III; dan untuk persyaratan dan

pemantauan, dapat dilihat pada Lampiran IV. Kinerja alat

harus sesuai dengan kriteria yang dapat diterima.

4.3.3. Ruang Pelindung (Protective cabinet)

a. Ruang pelindung (Protective cabinet) adalah ruang kerja

dengan laminar airflow horizontal atau vertikal untuk

menghilangkan debu dan partikel lainnya, seperti mikroba dari

udara.

b. Jumlah maksimum partikel dengan ukuran yang lebih besar

dari atau sama dengan 0,5 µm, yang ditoleransi per meter

kubik, menunjukkan kelas/tingkatan penyebaran debu pada

safety cabinet. Untuk protective cabinet yang digunakan

dalam mikrobiologi pangan, jumlah partikel harus tidak

melebihi 4000 per meter kubik, atau sesuai dengan pedoman

lain yang diacu.

c. Protective cabinet yang digunakan dalam laboratorium biologi

ada empat jenis, yaitu:

Safety cabinet kelas 1, adalah protective cabinet

dengan bagian depan terbuka (open-fronted exhaust-

protectivecabinets), yang dimaksud untuk melindungi

penguji dan lingkungan, tetapi tidak melindungi produk

dari kontaminasi. Safety cabinet ini tidak

direkomendasikan untuk bekerja dengan patogen

risiko 3 karena sulit mempertahankan dan memastikan

perlindungan yang sesuai terhadap penguji.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 62

Page 63: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Safety cabinet kelas II, melindungi produk, operator

dan lingkungan. Safety cabinet ini mensirkulasikan

ulang sejumlah udara yang disaring, sebagian dibuang

ke atmosfir dan mengambil udara pengganti melalui

bukaan kerja, sehingga memberikan perlindungan

pada penguji. Kabinet ini cocok untuk bekerja dengan

patogen kategori risiko 3.

Horizontal laminar airflow cabinet, melindungi

pekerjaan dari kontaminasi, tetapi menghembuskan

setiap aerosol yang terbentuk ke wajah penguji. Oleh

karena itu kabinet ini tidak cocok untuk menangani

biakan yang diinokulasikan atau penyiapan kultur

jaringan.

Vertikal laminar airflow cabinet melindungi produk

dengan menggunakan aliran laminar vertikal udara

yang disaring dengan HEPA. Laminar ini juga

melindungi penguji dengan menggunakan udara

internal yang di-resirkulasi. Laminar ini sangat sesuai

untuk menyediakan lingkungan aseptik dalam

penanganan produk steril dan untuk melindungi

operator saat penanganan bahan berbentuk bubuk.

4.3.3.1. Bila memungkinkan, bekerja untuk meminimalkan

jumlah gerakan tangan kedalam dan keluar bukaan

tempat kerja. Letakkan semua perlengkapan yang

dibutuhkan di dalam laminar sebelum mulai

4.3.3.2. Bersihkan dan desinfeksi area kerja setelah digunakan

dengan desinfektan yang sesuai dan tidak bersifat

korosif.

4.3.3.3. Setelah safety cabinet dibersihkan, lampu UV dapat

digunakan untuk desinfeksi. Lampu UV sebaiknya

dibersihkan secara teratur dan diganti sesuai dengan

petunjuk pabrik.

4.3.4. Alat pengukur suhu

4.3.4.1. Jika suhu berpengaruh langsung terhadap hasil

analisis atau bersifat kritis terhadap ketepatan kinerja

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 63

Page 64: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

alat, alat pengukur suhu harus dalam kualitas yang

sesuai untuk mencapai akurasi yang dipersyaratkan

(sebagai contoh termometer kaca berisi cairan,

termokopel dan termometer dengan penghantar

platina yang digunakan dalam inkubator dan otoklaf).

4.3.4.2. Kalibrasi peralatan pengukur suhu harus tertelusur

terhadap standar nasional atau internasional.

4.3.5. Inkubator, penangas air dan oven

Stabilitas suhu, keseragaman distribusi suhu dan waktu yang

diperlukan untuk mencapai kondisi yang setimbang dalam

inkubator, tangas air, oven dan ruang dengan suhu terkendali

harus ditetapkan sebelumnya dan didokumentasikan,

terutama jika berkenaan dengan penggunaan khusus

(sebagai contoh posisi, ruang antara, dan tinggi tumpukan

cawan Petri). Panduan penggunaan peralatan tersebut dapat

dilihat dalam SNI ISO 7218-2012 bab 5. Ketepatan

karakteristik yang terekam selama validasi awal dari peralatan

harus diperiksa dan direkam setiap ada perbaikan atau

modifikasi. Suhu operasional dari jenis peralatan ini harus

dipantau dan rekaman diarsipkan. Penggunaan peralatan

tersebut harus dipertimbangkan bila mengukur suhu yang

diperlukan.

4.3.6. Otoklaf, termasuk alat pembuat media

4.3.6.1. Otoklaf harus mampu memenuhi toleransi waktu dan

suhu yang ditetapkan; pemantauan tekanan saja tidak

dapat diterima. Sensor yang digunakan untuk

mengendalikan atau memantau siklus pengoperasian

memerlukan kalibrasi dan kinerja pengukur waktu

(timer) harus diverifikasi.

4.3.6.2. Validasi awal sebaiknya meliputi distribusi suhu dalam

ruang untuk setiap siklus pengoperasian dan setiap

konfigurasi pemuatan yang digunakan dalam praktek.

Proses ini sebaiknya diulang setelah ada perbaikan

atau modifikasi yang tepat (misal penggantian probe

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 64

Page 65: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

pengatur suhu atau programer, penataan muatan,

siklus pengoperasian) atau jika ditunjukkan oleh hasil

pemeriksaan pengendalian mutu media. Sensor suhu

yang cukup sebaiknya diletakkan dengan muatan

(misalnya wadah yang diisi cairan/media) sehingga

memungkinkan untuk menunjukkan perbedaan lokasi.

Dalam kasus pada alat pembuat media, yang

keseragaman pemanasannya tidak dapat ditunjukkan

dengan alat lain, penggunaan dua sensor, satu sensor

di dekat probe pengendali dan satu sensor yang lain

dijauhkan, umumnya sudah cukup. Validasi dan

validasi ulang sebaiknya mempertimbangkan

kesesuaian waktu suhu naik dan turun serta waktu

pada suhu sterilisasi.

4.3.6.3. Instruksi pengoperasian yang jelas harus tersedia

berdasarkan profil pemanasan yang ditetapkan untuk

penggunaan khusus selama validasi atau validasi

ulang. Kriteria keberterimaan/penolakan harus

ditetapkan dan rekaman pengoperasian otoklaf,

termasuk suhu dan waktu, disimpan untuk setiap

siklus penggunaan.

4.3.6.4. Pemantauan dapat dilakukan dengan salah satu cara

berikut:

Penggunaan termokopel dan pencatat untuk

mencetak grafik atau print out.

pengamatan dan pencatatan langsung terhadap suhu

maksimum yang dicapai dan waktu pada suhu

tersebut.

Sebagai tambahan untuk pemantauan langsung terhadap

suhu otoklaf, efektivitas pengoperasian selama tiap siklus

dapat diperiksa menggunakan indikator biologi atau kimia

untuk tujuan sterilisasi maupun dekontaminasi. Pita otoklaf

atau strip indikator hanya digunakan untuk menunjukkan

bahwa proses telah selesai, bukan untuk menunjukkan

selesainya siklus yang dapat diterima.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 65

Page 66: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Laboratorium harus mempunyai otoklaf untuk dekontaminasi

yang terpisah. Meskipun demikian, satu otoklaf dimungkinkan

apabila terdapat tindakan pencegahan yang memadai untuk

memisahkan antara proses dekontaminasi dengan sterilisasi,

dan tersedia program pembersihan baik untuk lingkungan luar

maupun dalam otoklaf.

4.3.7. Anak timbangan dan timbangan

Anak timbangan dan timbangan harus dikalibrasi tertelusur

pada interval waktu yang teratur (tergantung penggunaan)

menggunakan anak timbangan standar yang sesuai tertelusur

pada anak timbangan standar bersertifikat.

4.3.8. Peralatan volumetri

4.3.8.1. Laboratorium biologi harus melakukan verifikasi awal

peralatan volumetri (misalnya dispenser otomatis,

dispenser/pengencer, pipet mekanik dan pipet sekali

pakai) dan kemudian memeriksa secara teratur untuk

memastikan bahwa peralatan memiliki kinerja sesuai

persyaratan. Verifikasi awal tidak perlu dilakukan

untuk alat gelas yang telah disertifikasi terhadap

toleransi khusus. Peralatan harus diperiksa akurasi

volume terpindahkan terhadap volume yang telah

diatur (untuk beberapa perbedaan pengaturan dalam

hal instrumen yang volumenya bervariasi) dan presisi

penuangan ulang harus diukur.

4.3.8.2. Peralatan volumetri untuk penggunaan sekali pakai

(single-use), laboratorium harus mendapat pasokan

dari perusahaan dengan sistem mutu yang relevan

dan diakui. Setelah validasi awal kesesuaian alat,

dianjurkan dilakukan pemeriksaan akurasi secara

acak. Jika pemasok tidak mempunyai sistem mutu

yang diakui, laboratorium harus memeriksa

kesesuaian untuk setiap bets alat.

4.3.9. Perlengkapan lain

Alat pengukur konduktivitas, oksigen, pH dan instrumen lain

yang serupa harus diverifikasi secara teratur atau setiap kali

akan digunakan. Larutan dapar yang digunakan untuk

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 66

Page 67: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

verifikasi harus disimpan pada kondisi yang sesuai dan

ditandai masa kedaluwarsanya.

Jika kelembapan penting bagi hasil uji, maka higrometer

harus dikalibrasi, dan tertelusur sesuai standar nasional

ataupun internasional.

Timer, termasuk yang terdapat pada otoklaf, sebaiknya

diverifikasi menggunakan timer terkalibrasi atau national time

signal.

Jika sentrifuga digunakan dalam prosedur uji, asesmen

terhadap rotasi per menit (RPM) harus dilakukan. Jika hal ini

mempengaruhi hasil pengujian maka sentifuga harus

dikalibrasi.

5. Pereaksi dan Media KulturLaboratorium harus memastikan bahwa kualitas pereaksi dan media yang

digunakan sesuai untuk uji yang akan dilakukan.

5.1. Pereaksi

Laboratorium harus memverifikasi kesesuaian setiap bets pereaksi

yang penting untuk uji pada awal dan selama masa berlakunya.

5.2. Media

5.2.1. Media dapat dibuat oleh laboratorium (in house) atau dibeli

siap pakai sebagian atau keseluruhan. Pemasok media yang

dibeli harus sudah terkualifikasi dan diakui. Pemasok yang

terkualifikasi boleh mensertifikasi beberapa parameter mutu

yang terdaftar sebagai berikut: Uji fertilitas media (growth

promotion test) harus dilakukan pengguna pada semua media

setiap bets dan setiap pengiriman. Bila pemasok media jadi

telah terkualifikasi dan menerbitkan sertifikat uji fertilitas

media per bets media dan kondisi transportasi sudah

memenuhi, pengguna dapat bergantung pada sertifikat pabrik

yang secara berkala melakukan verifikasi.

5.2.2. Kinerja media biakan, pengencer dan cairan suspensi lain

yang sesuai harus diperiksa, jika relevan, terkait dengan:

- Perolehan kembali atau pemeliharaan kelangsungan hidup

organisme target.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 67

Page 68: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

- Rekoveri sekitar 50 – 200% (setelah inokulasi harus

dibuktikan tidak lebih dari 100cfu);

- Penghambatan atau penekanan terhadap organisme non-

target;

- Sifat biokimia (diferensial dan diagnostik); dan

- Sifat lainnya yang sesuai (misal: pH, volume dan sterilitas).

Lebih disarankan untuk menggunakan prosedur kuantitatif

untuk evaluasi perolehan kembali atau kelangsunganhidup.

5.2.3. Bahan dasar (baik formulasi terdehidrasi dan bahan tunggal

komersial)

harus disimpan dalam kondisi yang sesuai, misalnya dingin,

kering dan gelap. Semua wadah, terutama untuk media

terdehidrasi, harus ditutup rapat. Media terdehidrasi yang

menggumpal atau pecah atau menunjukkan perubahan warna

tidak boleh digunakan.

5.2.4. Air yang mempunyai kualitas mikrobiologi yang sesuai dan

bebas dari bakterisida, penghambat atau pengganggu, harus

digunakan untuk pembuatan kecuali dinyatakan lain dalam

metode uji.

5.2.5. Media yang mengandung anti metabolit atau penghambat

harus dibuat menggunakan peralatan gelas khusus, karena

terbawanya zat tersebut ke dalam media lain dapat

menghambat pertumbuhan dan deteksi mikroba dalam

sampel yang diuji. Jika tidak menggunakan peralatan gelas

khusus, prosedur pencucian alat gelas harus divalidasi.

5.2.6. Pembagian media sesudah sterilisasi harus dilakukan dalam

aliran udara satu arah (UnidirectionalAirflow, UDAF) untuk

meminimalkan kemungkinan kontaminasi lingkungan. Dalam

hal ini harus mempertimbangkan persyaratan minimal untuk

media yang digunakan untuk uji produk steril, termasuk

pendinginan media karena tutup wadah perlu dibuka selama

pendinginan untuk mencegah terjadinya kondensasi.

5.2.7. Media lempeng yang akan diradiasi mungkin memerlukan

penambahan antioksidan dan scavenger radikal bebas untuk

melindungi dari efek proses radiasi. Media teradiasi harus

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 68

Page 69: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

divalidasi dengan uji fertilitas media secara kuantitatif

terhadap media tidak teradiasi.

5.2.8. Umur simpan media yang sudah dibuat dalam kondisi

penyimpanan tertentu harus ditetapkan dan diverifikasi.

5.2.9. Bets media harus dapat diidentifikasi dan kesesuaiannya

dengan spesifikasi mutu didokumentasi. Untuk media yang

dibeli, laboratorium pengguna harus memastikan bahwa

setiap perubahan terhadap spesifikasi mutu diinformasikan

oleh pabrik.

5.2.10. Media harus dibuat sesuai dengan instruksi pabrik dengan

memperhatikan spesifikasi seperti waktu dan suhu untuk

sterilisasi.

5.2.11. Microwave tidak boleh digunakan untuk mencairkan media

karena penyebaran panas yang tidak konsisten dalam proses

pemanasan.

5.3. Penandaaan

Laboratorium harus memastikan bahwa semua pereaksi (termasuk

larutan stok), media, pengencer dan cairan suspensi lainnya diberi

penandaan dengan sesuai untuk menunjukkan kesesuaian,

identitas, konsentrasi, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan,

tanggal kedaluwarsa tervalidasi dan/atau periode penyimpanan

yang direkomendasikan. Personel penanggung jawab penyiapan

harus dapat diidentifikasi dalam rekaman.

5.4. Resusitasi Organisme

5.4.1. Resusitasi organisme diperlukan jika metodologi uji mungkin

menyebabkan kerusakan sel-sel subletal, misalnya terpapar

oleh:

- Efek kerusakan pada saat pengolahan, misalnya panas;

- Bahan anti mikroba;

- Pengawet;

- Tekanan osmotik yang ekstrim, dan

- pH ekstrim.

5.4.2. Resusitasi organisme dapat dicapai dengan:

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 69

Page 70: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

- Dipaparkan pada media cair seperti larutan garam

sederhana di suhu ruang selama 2 jam.

- Dipaparkan pada media perbaikan padat (solid repair

medium) selama 4-6 jam.

6. Bahan Pembanding dan Biakan/Kultur Baku6.1. Baku internasional dan baku pembanding farmakope

6.1.1. Baku Pembanding dan Bahan Pembanding bersertifikat

umumnya digunakan di laboratorium biologi untuk kualifikasi,

verifikasi dan kalibrasi peralatan.

Jika memungkinkan, baku pembanding ini harus digunakan

dalam matriks yang sesuai.

Baku Pembanding Internasional dan Baku Pembanding

Farmakope digunakan untuk:

- Menetapkan potensi atau kadar;

- Melakukan validasi metode;

- Membandingkan metode;

- Melakukan kontrol positif; dan

- Melakukan uji fertilitas media.

Jika memungkinkan bahan pembanding ini harus digunakan

dalam matriks yang sesuai.

6.2. Biakan/Kultur Baku

6.2.1. Biakan/kultur baku diperlukan untuk menetapkan kinerja

media yang dapat diterima (termasuk kit uji), untuk validasi

metode, untuk verifikasi uji kesesuaian sistem metode dan

untuk menilai atau mengevaluasi kinerja yang sedang

berlangsung. Ketertelusuran diperlukan, misalnya, pada saat

menetapkan kinerja media untuk kit uji dan validasi metode.

Untuk menunjukkan ketertelusuran, laboratorium harus

menggunakan mikroba baku yang diperoleh langsung dari

koleksi nasional atau internasional yang diakui, jika ada.

Sebagai alternatif, dapat digunakan turunan strain komersial

yang telah dibuktikan oleh laboratorium bahwa semua sifat

yang relevan adalah setara.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 70

Page 71: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

6.2.2. Mikroba baku dapat disubkultur satu kali untuk menyediakan

biakan stok. Pemeriksaan kemurnian dan biokimia yang

sesuai harus dilakukan secara paralel. Disarankan untuk

menyimpan biakan stok dalam aliquot baik dibekukan atau

diliofilisasi. Biakan kerja untuk penggunaan rutin harus

merupakan subkultur primer dari biakan stok (lihat Lampiran

V pada pembuatan biakan kerja). Jika biakan stok telah

dicairkan, tidak boleh dibekukan dan digunakan kembali.

6.2.3. Biakan kerja sebaiknya tidak disubkultur. Biasanya mikroba

baku induk dapat disubkultur tidak lebih dari 5 generasi (atau

pasase). Mikroba baku dapat disubkulturkan bila

menggunakan metode baku atau laboratorium dapat

membuktikan bahwa tidak terjadi perubahan yang relevan.

Derivat komersial dari mikroba baku hanya dapat digunakan

sebagai biakan kerja.

7. Pengambilan SampelUntuk prinsip umum acuan dibuat berdasarkan Persyaratan Laboratorium Kimia.

7.1. Jika laboratorium penguji bertanggung jawab terhadap pengambilan

sampel primer untuk memperoleh bahan uji, sangat

direkomendasikan bahwa pengambilan sampel ini dijamin oleh sistem

jaminan mutu dan harus menjadi subjek audit rutin.

7.2. Pada setiap proses desinfeksi yang digunakan untuk pengambilan

sampel (misal desinfeksi pada tempat sampel) harus tidak

mempengaruhi level mikroba di dalam sampel.

7.3. Pengangkutan dan penyimpanan sampel harus pada kondisi yang

dapat mempertahankan integritas sampel (misalnya pendinginan atau

pembekuan bila diperlukan). Pengujian sampel harus dilakukan

sesegera mungkin setelah pengambilan sampel. Untuk sampel

dimana pertumbuhan dalam populasi mikroba dimungkinkan selama

pengangkutan dan penyimpanan, harus dibuktikan pada kondisi

penyimpanan, waktu dan suhu tidak akan memberikan pengaruh

terhadap akurasi dari hasil pengujian. Tanggung jawab untuk

pengangkutan, penyimpanan antara pengambilan sampel dan

kedatangan di laboratorium penguji harus didokumentasikan dengan

jelas.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 71

Page 72: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

7.4. Pengambilan sampel harus dilakukan oleh personel terlatih,

dilakukan secara aseptik menggunakan peralatan steril. Pencegahan

yang sesuai harus dilakukan untuk menjamin bahwa integritas

sampel dipertahankan dengan menggunakan wadah sampel yang

tertutup rapat dan steril selama pengumpulan sampel jika diperlukan.

Hal ini diperlukan untuk memantau kondisi lingkungan misalnya

kontaminasi udara dan suhu tempat pengambilan sampel. Waktu

pengambilan sampel harus dicatat, jika diperlukan.

8. Penanganan Sampel dan Identifikasi8.1. Laboratorium harus memiliki prosedur yang meliputi pengiriman dan

penerimaan sampel serta identifikasi sampel. Jika ada sampel yang tidak

mencukupi atau sampel dalam kondisi yang jelek karena kerusakan fisik,

suhu yang tidak tepat, kemasan robek atau pelabelan yang kurang

lengkap, maka laboratorium harus berkonsultasi dengan pelanggan

sebelum memutuskan apakah menguji atau menolak sampel.

8.2. Laboratorium harus mencatat semua informasi yang relevan dan

khususnya informasi berikut:

- Tanggal, dan bila relevan, waktu penerimaan;

- Kondisi sampel pada saat penerimaan dan bila perlu suhu; serta

- Karakteristik pelaksanaan pengambilan sampel (termasuk tanggal

pengambilan sampel, kondisi pengambilan sampel).

8.3. Sampel yang akan diuji harus disimpan dalam kondisi yang sesuai untuk

meminimalkan perubahan populasi mikroba yang ada. Kondisi

penyimpanan harus divalidasi, ditetapkan dan dicatat. Suhu

penyimpanan berikut ini direkomendasikan:

- Produk yang stabil: suhu kamar (18-27 oC)

- Produk beku atau deep frozen: dibawah suhu -15 oC, lebih disukai

dibawah -18 oC.

- Produk lain yang tidak stabil pada suhu kamar, termasuk pangan

yang rusak: suhu 3 ± 2 oC, atau sesuai petunjuk pada kemasan.

- Produk vaksin, sera dan produk biologi lainnya disimpan pada suhu

sesuai petunjuk pada kemasan.

8.4. Kemasan dan label sampel mungkin sangat terkontaminasi dan harus

ditangani serta disimpan dengan hati-hati untuk menghindari penyebaran

kontaminasi. Proses desinfeksi yang diterapkan pada wadah luar harus

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 72

Page 73: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

tidak mempengaruhi integritas sampel. Perlu dicatat bahwa alkohol tidak

mematikan spora (sporicidal).

8.5. Subsampling oleh laboratorium sebelum pengujian mungkin diperlukan

sebagai bagian dari metode uji. Mungkin diperlukan, bahwa hal tersebut

dilakukan sesuai dengan standar nasional atau internasional, jika

tersedia, atau menggunakan metode in-house yang tervalidasi. Prosedur

subsampling harus dirancang untuk mengambil sampel yang terwakili.

8.6. Prosedur tertulis untuk retensi dan pemusnahan sampel harus tersedia.

Jika integritas sampel dapat dipertahankan, sampel dapat disimpan

sampai hasil uji diperoleh, atau lebih lama jika diperlukan. Bagian sampel

laboratorium yang diketahui terkontaminasi harus didekontaminasi

sebelum dibuang.

9. Pembuangan Limbah TerkontaminasiProsedur pembuangan bahan terkontaminasi harus dirancang untuk

meminimalkan kemungkinan pencemaran lingkungan atau bahan uji. Hal ini

merupakan manajemen laboratorium yang baik dan harus mengikuti peraturan

keamanan dan kesehatan atau peraturan lingkungan secara

nasional/internasional.

10. Jaminan Mutu Hasil dan Pengendalian Mutu KinerjaLaboratorium harus mempunyai sistem pengendalian/jaminan mutu internal

(misal: penanganan deviasi, penggunaan spiked sample, pengujian ganda dan

partisipasi dalam uji profisiensi, jika memungkinkan) untuk memastikan

konsistensi hasil dari hari ke hari dan kesesuaiannya dengan kriteria yang

ditetapkan.

11. Prosedur Uji11.1.Pengujian harus dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan dalam

acuan nasional dan internasional.

11.2.Prosedur pengujian alternatif dapat digunakan jika telah divalidasi

dengan tepat dan setara untuk metode resmi.

12. Laporan Uji12.1.Bila hasil enumerasi negatif, harus dilaporkan sebagai ”tidak terdeteksi

untuk unit yang ditetapkan” atau “lebih rendah dari batas deteksi untuk

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 73

Page 74: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

unit yang ditetapkan”. Hasil pengujian harus tidak memberikan hasil

seperti “ nol untuk unit yang ditetapkan” kecuali sebagai persyaratan

regulasi. Hasil uji kualitatif harus dilaporkan sebagai “positif/negatif

dalam jumlah atau volume yang ditetapkan”. Hal tersebut dapat

dinyatakan sebagai “lebih kecil dari jumlah organisme untuk unit yang

ditetapkan”, dimana jumlah organisme yang ditetapkan lebih tinggi dari

batas deteksi metode dan hal ini telah disetujui oleh pelanggan. Dalam

data mentah hasil harus tidak diberikan sebagai “nol” untuk unit yang

ditetapkan, kecuali merupakan persyaratan regulasi. Suatu laporan untuk

nilai “0” mungkin dapat digunakan pada saat memasukkan data dan

perhitungan atau analisis menggunakan tren data dasar elektronik.

12.2.Bila nilai ketidakpastian dari hasil uji ditetapkan dalam laporan uji,

setiaplimitasi (terutama bila nilai estimasi tidak termasuk dalam distribusi

komponen oleh distribusi mikroba dalam sampel) harus dijelaskan

kepada pelanggan

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 74

Page 75: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

LAMPIRAN I

CONTOH ZONA DIMANA KEGIATAN HARUS DILAKUKANZona dibuat dengan tingkatan berikut, selama instalasi dan pemantauan dapat

dilakukan, misal melalui aliran udara yang sesuai.

ZONATINGKATAN INSTALASI TUJUAN

Penerimaan sample Unclassified Unclassified

Pembuatan Media Unclassified Unclassified

Pengisian otoklaf Unclassified Unclassified

Pengeluaran otoklaf, di dalam area uji sterilitas

Grade B ISO 5 (turbulent) dan <10cfu/m3

Uji Sterilitas - UDAF Grade A ISO 5 (UDAF) dan <1 cfu/m3

Uji sterilitas – background to UDAF

Grade B ISO 5 (turbulent) dan <10cfu/m3

Uji Sterilitas - isolator Grade A (hanya NVP dan mikrobiologi)

ISO 5 (UDAF) dan <1 cfu/m3

Uji Sterilitas – latar belakang untuk isolator

Unclassified Unclassified

Inkubator Unclassified Unclassified

Enumerasi Unclassified Unclassified

Dekontaminasi Unclassified Unclassified

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 75

Page 76: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

LAMPIRAN II

CONTOH PERAWATAN PERALATANInformasi ini dibuat sebagai contoh dan frekuensi dilakukannya berdasarkan

kebutuhan, tipe/jenis, kinerja sebelumnya dan kekritisan peralatan.

JENIS PERALATAN PERSYARATAN PERKIRAAN FREKUENSI

(a) Inkubator

(b) Lemari pendingin

(c) Freezer, oven

Pembersihan dan desinfeksi

permukaan bagian dalam

(a) Setiap bulan

(b) Bila disyaratkan (misal

tiap 3 bulan).

(c) Bila disyaratkan (misal

tiap tahun)

Tangas air Pengosongan, pembersihan,

desinfeksi dan pengisian

Setiap bulan atau 6 bulan

jika menggunakan biosida

Sentrifus (a) Servis

(b) Pembersihan dan desinfeksi

a) Setiap tahun

b) Setiap penggunaan

Otoklaf (a) Cek gasket secara visual,

kebersihan / pengeringan

chamber

(b) Servis penuh

(c) Cek keamanan tekanan tabung.

a) Teratur sesuai petunjuk

pabrik

b) Setiap tahun atau

sesuai anjuran pabrik

c) Setiap tahun

Cabinet pengaman

Unidirectional

Servis penuh dan cek secara

mekanis

Setiap tahun atau sesuai

anjuran pabrik

Mikroskop Servis perawatan penuh Setiap tahun

pH-meter Pembersihan electrode Setiap penggunaan

Timbangan, Pengencer

gravimetri

(a) Pembersihan

(b) Servis

a) Setiap penggunaan

b) Setiap tahun

Stilus (spiral plater) Pembersihan dan descale Bila disyaratkan (misal tiap

3 bulan).

De-ionizer dan revers

osmosis

Penggantian cartridge /membran Sesuai anjuran pabrik

Anaerobic jar Pembersihan dan desinfeksi Setiap selesai penggunaan

Dispenser media,

peralatan volumetri,

pipet dan peralatan

Dekontaminasi, pembersihan dan

sterilisasi jika diperlukan

Setiap penggunaan

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 76

Page 77: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

JENIS PERALATAN PERSYARATAN PERKIRAAN FREKUENSI

servis umum

Spiral plater (a) Servis

(b) Dekontaminasi, pembersihan dan

sterilisasi

a) Setiap tahun

b) Setiap penggunaan

Laboratorium (a) Pembersihan dan desinfeksi

permukaan meja kerja

(b) Pembersihan lantai, desinfeksi

bak pencuci

(c) Pembersihan dan desinfeksi

permukaan lain

a) Setiap hari dan selama

penggunaan

b) Setiap hari

c) Setiap 3 bulan

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 77

Page 78: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

LAMPIRAN III

CONTOH PEMERIKSAAN KALIBRASI DAN INTERVALNYA UNTUK BERBAGAI PERALATAN LABORATORIUMInformasi ini dibuat sebagai contoh dan frekuensi dilakukannya berdasarkan

kebutuhan, tipe/jenis, kinerja sebelumnya dan kekritisan peralatan.

JENIS PERALATAN PERSYARATANPERKIRAAN FREKUENSI

Termometer baku

(cairan-dalam-gelas)

Rekalibrasi tertelusur penuh

Satu titik (contohnya

pemeriksaan pada titik es)

Setiap 3 tahun

Setiap tahun

Termokopel baku Rekalibrasi tertelusur penuh

Bandingkan terhadap

thermometer baku

Setiap 3 tahun

Setiap tahun

Termometer kerja &

termokopel kerja

Periksa terhadap thermometer

baku pada titik es dan atau

kisaran suhu kerja

Setiap tahun

Timbangan Kalibrasi tertelusur penuh Setiap tahun

Kalibrasi anak

timbangan

Kalibrasi tertelusur penuh Setiap tahun

Pemeriksaan anak

timbangan

Bandingkan terhadap anak

timbangan terkalibrasi atau

periksa timbangan segera

diikuti kalibrasi tertelusur

Setiap tahun

Peralatan gelas

volumetri

Kalibrasi gravimetri untuk

toleransi persyaratan

Setiap tahun

Mikroskop Kalibrasi tertelusur terhadap

ketinggian mikrometer (jika

diperlukan)

Awal

Higrometer Kalibrasi tertelusur Setiap tahun

Sentrifus Kalibrasi tertelusur atau periksa

terhadap tacho-meter

independen, jika diperlukan.

Setiap tahun

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 78

Page 79: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

LAMPIRAN IV

CONTOH KUALIFIKASI DAN PEMANTAUAN PERALATANInformasi ini dibuat sebagai contoh dan frekuensi dilakukannya berdasarkan

kebutuhan, tipe/jenis, kinerja sebelumnya dan kekritisan peralatan.

JENIS PERALATAN PERSYARATAN PERKIRAAN FREKUENSI

Peralatan pengendali suhu

(incubator, tangas, lemari

es, freezer)

(a) Penetapan stabilitas dan

keseragaman suhu

(b) Pemantauan suhu

(a) Awal, setiap 2 tahun

dansetelahperbaikan/modifok

asi

(b) Setiap hari / penggunaan

Oven sterilisasi (a) Penetapan stabilitas dan

keseragaman suhu

(b) Pemantauan suhu

(a) Awal, setiap 2 tahun dan

setelah perbaikan/modifokasi

(b) Setiap penggunaan

Otoklaf (a) Penetapan karakteristik

pemuatan/ siklus

(b) Pemantauan suhu/

tekanan/waktu

(a) Awal, setiap 2 tahun

dansetelahperbaikan/modifok

asi

(b) Setiap hari / penggunaan

Area kelas A untuk uji

sterilitas:

Keamanan kabinet

pada semua arah

Isolator

(a) Penetapan kinerja

(b) Pemantauan

secaramikrobiologi

(c) Pemantauan laju udara

(d) Uji integritas filter HEPA

a) Awal, setiap tahun dan setelah

perbaikan/modifokasi

b) Setiap penggunaan

c) Setiap 6 bulan

d) Setiap 6 bulan

Cabinet Unidirectional (a) Penetapan kinerja

(b) Pemantauan secara

mikrobiologi

(c) Pemantauan laju udara

(d) Uji integritas filter HEPA

a) Awal, setiap 2 tahun dan

setelah perbaikan/modifokasi

b) Setiap minggu

c) Setiap 6 bulan

d) Setiap 6 bulan

Timer Cek terhadap national time

signal

Setiap tahun

Mikroskop Cek kerataan (alignment) Setiap hari / penggunaan

pH-meter Atur minimal menggunakan 2

larutan dapar standar untuk

kualitas yang sesuai

Setiap hari / penggunaan

Timbangan Periksa titik nol, dan baca Setiap hari / penggunaan

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 79

Page 80: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

JENIS PERALATAN PERSYARATAN PERKIRAAN FREKUENSI

terhadap anak timbangan baku

De-ionizer dan revers

osmosis

Io

(a) Periksa konduktivitas

(b) Periksa terhadap

kontaminasi mikroba

a) Setiap minggu

b) Setiap bulan

Pengencer gravimetri (a) Periksa bobot volume

yang dikeluarkan

(b) Periksa rasio pengenceran

a) Setiap hari

b) Setiap hari

Dispenser media Periksa volume yang

dikeluarkan

Setiap pemasangan

/ penggantian

Pipet /pipetor Periksa akurasi dan presisi

volume yang dikeluarkan

Teratur ( ditetapkan dengan

memperhitungkan frekuensi dan

sifat dasar yang digunakan)

Spiral platers (a) Penetapan kinerja

terhadap metode

konvensional

(b) Periksa kondisi stilus pada

saat start dan titik akhir

(c) Periksa volume yang

dikeluarkan

a) Awal dan setiap tahun

b) Setiap hari

c) Setiap bulan

Colony counter Periksa terhadap hasil

penghitungan yang manual

Setiap tahun

Sentrifus Periksa kecepatan terhadap

tacho-meter independent dan

terkalibrasi

Setiap tahun

Anaerobic jar / incubator Periksa menggunakan

indicator anaerob

Setiap penggunaan

Lingkungan laboratorium Monitor kontaminasi mikroba

di udara dan permukaan

menggunakan air sampler,

settle plate,contact plate atau

swab.

Berdasarkan asesmen resiko

harus dibuat program

pemantauan lingkungan yang

memadai.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 80

Page 81: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

LAMPIRAN V

PENGGUNAN BIAKAN PEMBANDING SECARA UMUM

Strain BakuBerasal sumber yang diketahui oleh Badan

akreditasi

Stok Baku G1Kering beku, disimpan dalam nitrogen cair, beku

dsb

Kondisi khusus dan waktu penyimpanan tertentu

Biakan KerjaKondisi khusus dan waktu

penyimpanan tertentu

Penggunaan rutin

Stok Baku G2Kering beku, disimpan dalam nitrogen cair, beku

dsb

Kondisi khusus dan waktu penyimpanan tertentu

Biakan KerjaKondisi khusus dan waktu

penyimpanan tertentu

Penggunaan rutin

Stok Baku G3Kering beku, disimpan dalam nitrogen cair, beku

dsb

Kondisi khusus dan waktu penyimpanan tertentu

Biakan KerjaKondisi khusus dan waktu

penyimpanan tertentu

Penggunaan rutin

Stok Baku G4Kering beku, disimpan dalam nitrogen cair, beku

dsb

Kondisi khusus dan waktu penyimpanan tertentu

Biakan KerjaKondisi khusus dan waktu

penyimpanan tertentu

Penggunaan rutin

Biakan KerjaKondisi khusus dan waktu penyimpanan tertentu

Penggunaan rutin

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 81

Page 82: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Semua tahapan proses harus terdokumentasi lengkap dan direkam secara rinci dari setiap

tahap dan harus dijaga. Uji kemurnian dan uji biokimia harus dilakukan dengan tepat.

LAMPIRAN VI

PERALATAN UNTUK LABORATORIUM PENGENDALIAN MUTU FARMASI TAHAP PERTAMA DAN MENENGAH

Di bawah ini adalah daftar peralatan yang memadai yang disarankan oleh Komite untuk

digunakan oleh laboratorium pengendalian mutu farmasi tahap pertama atau menengah.

Untuk laboratorium ukuran sedang/menengah disediakan unit khusus yaitu unit mikrobiologi

dan farmakognosi/unit fitokimia. Untuk laboratorium pengujian obat tradisional tahap

pertama terdapat peralatan tambahan dalam tabel khusus.

Daftar peralatan tersebut bukan merupakan persyaratan yang harus dipenuhi sesuai

pedoman. NMRAs atau laboratorium dapat mempertimbangkan daftar berikut dalam

pendirian atau peningkatan fasilitas pengujiannya. Dalam hal anggaran selain biaya

peralatan, perlu mempertimbangkan biaya bahan referensi, pereaksi, pelarut, gelas,

komoditas laboratorium lain dan biaya personel. Pengalaman menunjukkan bahwa untuk

keberlangsungan kegiatannya, laboratorium sebaiknya menyediakan margin sebesar 10-

15% per tahun dari biaya pembelian peralatan untuk menutupi biaya pemeliharaan.

Tabel

Peralatan untuk laboratorium pengendalian mutu farmasi tahap pertama atau menengah

Laboratorium tahap pertama

Peralatan dan instrument utama Jumlah

Timbangan top-loading 1

Timbangan analitik (5 digit) 1 atau 2

Alat pengukur titik leleh 1

pH meter (dengan berbagai macam elektroda) 1

Mikroskop 1

Polarimeter 1

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan detektor ultraviolet 2

Spektrofotometer ultraviolet/visibel 1

Spektrofotometer inframerah dengan pellet press 1

Karl Fischer titrator (penetapan kadar air semi mikro) 1

Mortar 1

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 82

Page 83: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Alat untuk Kromatografi Lapis Tipis 1

Spotter Kromatografi Lapis Tipis 1

Developing chambers 6 + 1a

Atomizers 6

Ultraviolet viewing lamp 1

Disintegration test equipment (1 basket for 6 tablets) 1

Laboratorium tahap pertama

Peralatan dan instrument utama (lanjutan) Jumlah

Alat disolusi 1

Alat ekstraksi Soxhlet (60 mL) 3 + 1a

Jangka mikro 1

Piknometer 2

Buret/pipet (10 mL dan 25 mL/1, 2, 5, 10, 20, 25, 50 mL) Masing-masing 3

Desikator 1 + 1a

Sentrifus (table-top model, 4-place swing rotor) 1

Penangas air (20 liter) 1

Hot plate dengan magnetic stirrers 3

Pompa vakum (rotary, minyak) 1

Oven kering (60 liter) 1

Oven vakum (17 liter) 1

Tanur 1

Kulkas (anti ledakan) 1

Alat destilasi air (8 liter/jam) 1

Water deionizer (10 liter/jam) 1

Dehumidifier 1

Lemari asam 1

Optional items Jumlah

Timbangan mikro 1

Flame photometer (termasuk kompresor udara) 1

Refraktoneter 1

Viskometer 1

Vortex mixer 1

Shaker (wrist-action) 1

Pencuci pipet 1

Penangas air dengan suhu konstan 1

Ultrasonic cleaner (5 liter) 1

Laboratorium tahap menengah

Peralatan dan instrument utama Jumlah

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 83

Page 84: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Timbangan top-loading 1 atau 2

Timbangan analitik (5 digit) 2

Timbangan mikro 1

Mikroskop 1 atau 2

Alat untuk Kromatografi Lapis Tipis 1

Multispotter Kromatografi Lapis Tipis 1

Laboratorium tahap menengah

Peralatan dan instrument utama (lanjutan) Jumlah

Developing chambers 6

Atomizers 6

Ultraviolet viewing lamp 1

Potentiometric titrimeter 1

Alat Micro-Kjeldahl (termasuk labu digesti) 1

Alat ekstraksi Soxhlet (60 mL) 3

Piknometer 2

Buret/pipet (10 mL dan 25 mL/1, 2, 5, 10, 20, 25, 50 mL) Masing-masing 3

Micrometer callipers 1

Mantel pemanas untuk labu ukuran 50, 200 dan 2000 mL 6

Ayakan (berbagai macam ukuran) 1 set

Sentrifus (floor model) 1

Shaker (wrist-action) 1

Vortex mixer 2

Penangas air (elektrik, 20 liter) 2 atau 3

Hot plate dengan magnetic stirrers 3 atau 4

Pompa vakum (rotary, minyak) 2

Vacuum rotary evaporator 1

Oven kering (60 liter) 2 atau 3

Tanur (23 liter) 1

Oven vakum (17 liter) 1

Desikator 2

Kulkas (anti ledakan) 2

Freezer 1

Ultrasonic cleaner (5 liter) 2

Mesin pencuci alat gelas 1

Alat destilasi air (8 liter/jam) 1

Water deionizingequipment (10 liter/jam) 1

Lemari asam 2

Alat pengukur titik leleh 1

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 84

Page 85: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Polarimeter 1

pH meter (dengan berbagai macam elektroda) 2

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan detektor ultraviolet/visibel 3 atau 4

Spektrofotometer ultraviolet/visibel, double-beam 1

Spektrofotometer inframerah dengan pellet press 1

Mortar 1

Laboratorium tahap menengah

Peralatan dan instrument utama (lanjutan) Jumlah

Kromatografi Gas (flame ionization, direct and static head space

injection)

1

Refraktometer 1

Karl Fischer titrators (1 semi mikro dan 1 kolorimetri untuk penetapan

kadar air mikro)

2

Oxygen flask combustion apparatus 1

Disintegration test equipment (1 basket for 6 tablets) 1

Alat uji disolusi (untuk 6 tablet/kapsul) 1

Optional items Jumlah

Spektrofotometer Serapan Atom 1

Spektrofluorometer 1

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan detektor:

- Fluoresen 1

- Diode-array 1

- Indeks refraksi 1

- Evaporative light scattering (ELSD) 1

- Charged aerosol (CAD) 1

- Mass spectrometric (MS) 1

Kromatografi Gas dengan detektor:

- Konduktivitas 1

- Nitrogen/Fosfor (NPD) 1

- Mass spectrometric (MS) 1

Alat elektroforesis kapiler 1

Scanner Kromatografi Lapis Tipis 1

Crushing strength tester 1

Friability tester 1

Viskometer 1

Ice machine 1

Solvent-recovery apparatus 1

Peralatan untuk unit mikrobiologi Jumlah

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 85

Page 86: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

pH meter 1

Spektrofotometer ultraviolet/visibel, single-beam 1

Mikroskop (untuk bakteriologi) 2

Membrane filter assembly untuk tes sterilitas 1

Colony counter with magnifier 1

Laminar air flow 1

Peralatan untuk unit mikrobiologi Jumlah

Hot-air sterilizer 1

Inkubator, 60 liter 2 atau 3

Anaerobic jar 1

Zone reader 1

Sentrifus 1

Penangas air (thermostatically controlled) 2

Otoklaf (100 liter, top-loading) 2

Kulkas (340 liter) 2

Deep freeze 1

Mesin pencuci alat gelas 1

Peralatan untuk unit farmakognosi/fitokimia Jumlah

Grinder/mill (untuk preparasi sampel berbahan herbal) 1

Timbangan top-loading 1

Ayakan 1 set

Mikroskopb 1

Alat ekstraksi Soxhlet 2 atau 3

Penangas air 1

Mantel pemanas untuk labu 1 atau 2

Hot plate dengan pengaduk magnetik 2

Peralatan untuk Kromatografi Lapis Tipis 1 atau 2

Developing chambers 3 atau 4

Desikator 2

Alat rotary vacuum 1

Alat destilasi 1

Conical percolators 2 atau 3

Alat untuk penetapan kadar air dengan metode azeotropicb 1

Alat untuk penetapan kadar minyak atsirib 1

Alat untuk penetapan kadar uji batas arsenc 1a Diperlukan jika ada pengujian obat herbalbQuality control methods for medicinal plant materials. Geneva, World Health Organization,

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 86

Page 87: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

1998.cWHO guidelines for assessing quality of herbal medicines with reference to contaminants

and residues. Geneva, World Health Organization, 2006.

DAFTAR PUSTAKA

KIMIA

1. WHO Good Practices for Pharmaceutical Quality Control Laboratories,

Geneva, World Health Organization, 2010, Annex 1 (WHO Technical Report

Series, No. 957).

2. Quality Assurance of Pharmaceuticals. A Compendium of Guidelines and

Related Materials. Vol. 2, 2nd updated edition. Good Manufacturing Practices

and Inspection. Geneva, World Health Organization, 2007.

3. International Organization for Standardization. General Requirements for the

Competence of Testing and Calibration Laboratories. ISO/IEC 17025:2005.

4. General Guidelines for the Establishment, Maintenance and Distribution of

Chemical Reference Substances. In: WHO Expert Committee on

Specifications for Pharmaceutical Preparations. Forty-first report. Geneva,

World Health Organization, 2007, Annex 3 (WHO Technical Report Series,

No. 943).

5. International Organization for Standardization. Guidance for the Use of

Repeatability, Reproducibility and Trueness Estimates in Measurement

Uncertainty Estimation. 2004 (ISO Guide 21748).

6. International Organization for Standardization/International Electrotechnical

Commission. Uncertainty of Measurement - Part 3: Guide to the Expressionof

Uncertainty in Measurement (GUM:1995) 2008 (ISO/IEC Guide 98-3).

7. Supplementary Guidelines in Good Manufacturing Practice: Validation.

Qualification of Systems and Equipment. In: WHO Expert Committee

onSpecifications for Pharmaceutical Preparations. Fortieth report. Geneva,

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 87

Page 88: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

World Health Organization, 2006, Annex 4, Appendix 5-6 (WHO Technical

Report Series, No. 937).

8. The US Pharmacopeia, 37th ed. General Chapters: <1058>Analytical

Instrument Qualification, and General Chapters: <1225>Validation of

Compendial Procedures and<1226>Verification of Compendial Procedures.

Rockville, MD, 2014.

9. WHO Guidelines for Sampling of Pharmaceutical Products and Related

Materials. In: WHO Expert Committee on Specifications for

PharmaceuticalPreparations. Thirty-ninth report. Geneva, World Health

Organization, 2005, Annex 4 (WHO Technical Report Series, No. 929).

10. Stability Testing of Active Pharmaceutical Ingredients and Finished

Pharmaceutical Products. In: WHO Expert Committee on Specificationsfor

Pharmaceutical Preparations. Forty-third report. Geneva, World Health

Organization, 2009, Annex 2 (WHO Technical Report Series, No. 953).

11. Supplementary Guidelines in Good Manufacturing Practice: Validation.

Analytical Method Validation. In: WHO Expert Committee on Specificationsfor

Pharmaceutical Preparations. Fortieth report. Geneva, World Health

Organization, 2006, Annex 4, Appendix 4 (WHO Technical Report Series, No.

937).

12. Guideline of the International Conference on Harmonisation of Technical

Requirements for Registration of Pharmaceuticals for Human Use (ICH)

Q2(R1): Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology.

(http://www.ich.org/LOB/media-/MEDIA417.pdf).

13. EURACHEM/Cooperation on International Traceability in Analytical Chemistry

(CITAC) Guides. Quantifying Uncertainty in Analytical Measurement, 2nd ed,

EURACHEM/CITAC, 2000 and Use of Uncertainty Information in Compliance

Assessment, EURACHEM/ CITAC, 2007

(http://www.measurementuncertainty.org/)

BIOLOGI1. Good Prcatices for pharmaceutical quality control laboratories. In: WHO

Expert Committee on Specification fro Pharmaceutical Preparations.

Fortyfourth report. Geneva. World Health Organization. WHO Technical

report Series. No. 957.2010. Annex 1.

2. General Guidelines for establishment, maintenance and distribution of

chemical reference substances. Revision. In: WHO Expert Committee on

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 88

Page 89: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Specification for Pharmaceutical Preparations.Forty first report. Geneva.

World Health Organization. WHO Technical report Series. No. 943.2007.

Annex 3.

3. The International Pharmacopoeia. Fourth Edition. Geneva. World Helath

Organization, 2006. Also available on CD-ROM.

4. The International Pharmacopoeia. Fourth Edition first supplemen. Geneva.

World Helath Organization, 2008. Also available on CD-ROM.

5. ISO/IEC 17025 (2005). General Requirements for the competence of testing

and calibration laboratories.

6. ISO 11133-1 (2009). Microbiology of food and animal feeding stuffs –

Guidelines on preparation dan production of culture media – Part 1; General

guidelines on quality assurance for preparation of culture media in the

laboaratory.

7. ISO 13843 (2000) Water quality – Guidance on validation of microbiological

methods.

8. WHO Good Manufacturing Practices: main principles for pharmaceutical

products. In:Quality assurance of pharmaceuticals. A compedium of

guidelines and related materials. Volume 2. 2nd updated edition. Good

manufacturing practices (GMP) and inspection. Geneva. World Health

Organization. 2007, and subsequent updates. Including WHO GMP for sterile

pharmaceutical products. In: WHO Expert Committee on Specification fro

Pharmaceutical Preparations. Fortyfith report. Geneva. World Health

Organization. WHO Technical report Series. No. 961.2011. Annex 6; and

GMP Heating ventilation and air-conditioning systems for non-sterile

pharmaceutical dosage form. In: WHO WHO Expert Committee on

Specification fro Pharmaceutical Preparations. Fortyfith report. Geneva.

World Health Organization. WHO Technical report Series. No. 961.2011.

Annex 5.

9. Garber, J. C., et. all. 2011. Guide for the Care and Use of Laboratory

Animals. National Academy Press Washington. United States of America.

10. World Health Organization, 2013, Manual for Quality Control of Diphteria,

Tetanus, and Pertusis Vaccines, WHO/IVB/11.11

11. Moore, D.M. 2000. Laboratory Animal Medicine and Science – Series II, Rats

and Mice: Care and Management. Office of Animal Resources, Virginia

Polytechnic Institute and State University and the Virginia-Maryland Regional

College of Veterinary Medicine: Blacksburg, Virginia.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 89

Page 90: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

12. Neil, David & McKay, Donald. 2003. Canadian Council on Animal Care

guidelines on: laboratory animal facilities - characteristics, design and

development. Canadian Council on Animal Care: Ottawa, Canada.

13. Biofarma & Research for Man and Environment. 2000. Workshop on

Laboratory Animal Science and Husbandry 2000: Bandung, Indonesia.

14. SNI ISO 7218: 2012. Mikrobiologi Pangan dan Pakan/ Persyaratan Umum

dan Pedoman untuk Pengujian Mikrobiologi (ISO 7218: 2007 IDT) Badan

Standarisasi Nasional (BSN).

FURTHER READING1. ISO 7218 (20070), Microbiology of food and animal feeding stuffs- General

requirements and guidance for microbiological examinations.

2. ISO 6887-1 (1999) Microbiology of food and animal stuffs – Preparation of test

samples, initial suspension and decimal dilutions for microbiological examination

– Part 1: General rules for the preparation of the initial suspension and decimal

dilutions.

3. ISO Guide 30 (1992) Terms and definitions used in connection with reference

materials

4. ISO 9000 (2008) Quality Management systems – fundamentals and vocabulary.

5. ISO Guide 99 (1993) International vocabulary of basic and general terms in

metrology (VIM).

6. ISO (CIPM): 1995. Guide to expression of uncertainty in measurements.

7. Draft ISO/DIS 16140 (1999). Food microbiology. Protocol for validation of

alternative methods.

8. Draft ISO/DIS (2003) 11133-2 Microbiology of food and animal feeding stuffs,

Guidelines on preparation and production of culture media. Part 2 – Practical

guidelines on performance testing on culture media.

9. EN 12741 (1999). Biotechnology – Laboratory for research, developmen and

analysis – Guidance for biotechnology laboratory operations.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 90

Page 91: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

ACUAN STANDAR PENGUJIAN

BAB IPendahuluan

I.1. Deskripsi SingkatDalam Modul ini dibahas tentang pengenalan acuan standar metode

pengujian. Metode pengujian adalah prosedur teknis tertentu untuk melakukan

pengujian yang harus benar-benar dikarakterisasi agar jelas menetapkan

bidang penerapannya dan menjamin kehandalan data yang dihasilkannya.

Metode yang digunakan di laboratorium pemilihan metode yang akan

digunakan harus memenuhi beberapa ketentuan. Karakterisasi metode melalui

validasi atau verifikasi tergantung dari sumber metodenya (metode resmi,

metode pustaka, dan lain-lain). Penerapan parameter validasi tergantung

kategori penetapan analitiknya.

I.2. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)Setelah mempelajari modul ini para peserta diharapkan mampu:

- memahami tentang pengertian metode pengujian serta metode yang dapat

digunakan di laboratorium

- memahami tentang penggolongan metode pengujian, yaitu metode standar,

resmi, dikembangkan oleh organisasi profesional, pustaka, dikembangkan

oleh laboratorium dan penapisan cepat

- memahami bahwa pemilihan metode pengujiandapat berdasarkan

permintaan pelanggan atau ditentukan oleh laboratorium

- memahami dasar atau faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan metode

pengujian

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 91

Page 92: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

- memahami pengertian, tujuan, kriteria metode, parameter serta unsur data

yang dipersyaratkan dalam validasi dan verifikasi metode pengujian.

I.3. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK)Setelah mempelajari modul ini, para peserta ujian diharapkan dapat

menyelesaikan soal ujian yang berhubungan dengan prinsip umum acuan

standar pengujian, penggolongan metode pengujian, pemilihan metode

pengujian, pengkodean metode standar, faktor pertimbangan metode, validasi

dan verifikasi.

I.4. Materi BahasanMateri bahasan mata pelajaran ini mencakup beberapa pokok bahasan yaitu:

1. prinsip umum acuan

2. penggolongan metode pengujian

3. pemilihan metode pengujian

4. pengkodean metode standar

5. faktor pertimbangan metode

6. validasi dan verifikasi.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 92

Page 93: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

BAB IIAcuan Standar Metode Pengujian

Prinsip UmumDalam laboratorium pengujian, pengujian didefinisikan sebagai kegiatan teknis yang

terdiri dari penetapan satu atau lebih karakteristik dari suatu produk, proses atau

pelayanan tertentu sesuai dengan metode pengujian yang telah ditetapkan.

Sedangkan metode pengujian adalah prosedur teknis tertentu untuk melakukan

pengujian. Metode pengujian yang diterapkan oleh laboratorium terakreditasi harus

benar-benar dikarakterisasi agar jelas menetapkan bidang penerapannya dan

menjamin kehandalan data yang dihasilkannya.

Metode yang dapat digunakan di laboratorium harus memenuhi beberapa

ketentuan, antara lain:

1. metode harus divalidasi

2. metode harus tersedia dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh semua

analis

3. laboratorium harus menggunakan metode sesuai ruang lingkupnya

4. manajer teknis harus bertanggung jawab untuk memastikan agar isi metode

atau ringkasannya lengkap, mutakhir, dan telah dikaji ulang sepenuhnya

5. semua metode yang digunakan harus mendapat persetujuan/ pengesahan

6. analis harus diberitahu perihal metode yang tidak disetujui dan/atau tidak

divalidasi tidak boleh digunakan dalam laboratorium.

Penggolongan Metode Pengujian

Metode pengujian digolongkan berdasarkan sumbernya:

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 93

Page 94: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

a. Metode standar yaitu metode yang dikembangkan dan ditetapkan oleh suatu

organisasi atau badan standarisasi nasional suatu negara dan atau badan

internasional.

Metode standar tersebut diinvestigasi melalui studi kolaboratif secara mendalam

oleh banyak inidividu profesional dan divalidasi oleh banyak laboratorium

sebelum diberi status ‘metode standar’. Metode standar tidak perlu divalidasi lagi,

akan tetapi jika metode tersebut baru pertama kali digunakan, hendaknya

diverifikasi terlebih dahulu dan rekaman verifikasi hendaknya disimpan.

Contoh metode standar:

- Metode Standar Nasional Indonesia (SNI) ditetapkan oleh Badan

Standarisasi Nasional.

- Metode ASTM dikembangkan dan ditetapkan oleh American Society for

Testing and Materials.

- Metode BSI dikembangkan dan ditetapkan oleh British Standard Institution.

- Metode ISO dikembangkan dan ditetapkan oleh International Organization

for Standardization.

- Metode CEN dikembangkan dan ditetapkan oleh European Committee for

Standardization.

- dan lain-lain

b. Metode resmi yaitu metode yang dipublikasi atau ditetapkan oleh lembaga

pemerintah.

Metode tersebut merupakan metode yang wajib digunakan oleh

lembaga/pemerintah dan/atau swasta dalam kasus pengujian bahan produk

tertentu untuk kesesuaian dengan peraturan/standar yang ditetapkan

pemerintah. Karena pentingnya dan telah diteliti dengan saksama oleh suatu

komisi atau badan hukum bersama-sama dengan berbagai organisasi profesional

yang diakui atau yang berkepentingan, metode ini pada umumnya telah divalidasi

sepenuhnya sebelum diterbitkan untuk digunakan. Laboratorium yang terlibat

dalam jenis pengujian ini tidak perlu memvalidasi metode ini, tetapi jika metode

ini baru pertama kali digunakan hendaknya diverifikasi untuk memastikan bahwa

laboratorium tersebut dapat menerapkannya dengan baik.

Contoh metode resmi:

- Farmakope Indonesia

- Farmakope Negara lain : USP,BP, dll

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 94

Page 95: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

- Metode yang diterbitkan oleh “Environmental Protection Agency (EPA)”

- Metode yang diterbitkan oleh “National Institute of Occupational safety and

Health (NIOS)”

c. Metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional adalah metode yang

dikembangkan oleh organisasi profesional sesuai dengan bidang disiplin

keilmuan profesional tersebut.

Metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional mempunyai reputasi

nasional dan internasional sehingga dapat dianggap sebagai metode standar.

Metode tersebut biasanya telah divalidasi antar laboratorium secara nasional dan

atau antar negara. Laboratorium yang akan menggunakan metode tersebut

hendaknya memverifikasi terlebih dahulu agar laboratorium tersebut mencapai

karakteristik unjuk kerja yang ditetapkan dalam metode, terutama kebenaran,

akurasi dan presisinya untuk membuktikan bahwa metode sesuai untuk

penggunaan yang dimaksudkan. Tingkat dan sifat verifikasi metode demikian

tergantung pada persyaratkan customer. Jika metode tersebut dapat memberi

presisi 1% sedang yang diperlukan hanya 5%, biasanya sudah cukup jika

laboratorium mampu menunjukkan bahwa presisi 5% tercapai.

Contoh metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional:

- Metode yang diterbitkan oleh “Association of Official Analytical Chemist

(AOAC) USA”

- Metode yang diterbitkan oleh “The Royal Society of Chemistry (Analytical

Methods Committee)”

d. Metode pustaka adalah metode yang dipublikasikan dalam pustaka ilmiah

terbuka yang terspesialisasi, seperti kimia analitik, analisis plastik, mikrobiologi,

dan lain-lain.

Sebelum digunakan metode pustaka harus divalidasi karena penulis artikel asli

sering kali melakukan “bias” dalam asesmen pada penggunaan, presisi dan

akurasi.

Contoh metode pustaka:

- The Analyst Journal AOAC International

- Journal of Chromatography

e. Metode yang dikembangkan laboratorium (in house method) yaitu metode

yang dirancang, diuji coba dan divalidasi berdasarkan parameter yang luas

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 95

Page 96: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

sedemikian oleh laboratorium itu sendiri agar metode itu sesuai dengan

kebutuhan pengujian, handal serta memberikan hasil yang akurat dan dipercaya.

Metode yang dikembangkan oleh laboratorium dapat merupakan karya asli

laboratorium sendiri atau hasil modifikasi dari metode baku, metode resmi,

metode pustaka, atau metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional.

Modifikasi umumnya dilaksanakan untuk menyederhanakannya atau untuk

mengakomodasikannya bagi jenis sampel dengan matriks yang berbeda dari

sampel asli atau untuk menghilangkan zat pengganggu yang tidak umum.

Semua metode modifikasi harus divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan.

Pemilihan Metode PengujianPemilihan metode pengujian adalah kritis untuk unjuk kerja laboratorium, tetapi

pada kenyataannya tidak ada formula pemilihan atau kriteria yang ditetapkan untuk

itu.

Penggunaan metode dalam pengujian untuk suatu sampel tertentu adalah:

a. Metode pilihan customer.

Metode pilihan customer dapat mencakup metode standar atau metode non

standar. Jika metode tersebut metode non standar, metode tersebut hendaknya

edisi mutakhir dan wajib divalidasi terlebih dahulu. Laboratorium harus memberi

tahu customer jika metode yang diajukan oleh customer sudah tidak sesuai atau

sudah kadaluarsa.

b. Metode pilihan laboratorium.

Jika customer tidak mengkhususkan metode yang digunakan, laboratorium harus

memilih metode yang sesuai. Metode pilihan laboratorium tersebut harus

dievaluasi dengan memverifikasinya terlebih dahulu agar memberikan hasil yang

memuaskan sebelum digunakan untuk pengujian sampel customer tersebut.

Urutan pemilihan metode pengujian laboratorium adalah:

1. metode standar (baku), seperti SNI

2. metode standar nasional yang diterbitkan badan standarisasi negara lain

3. metode standar regional ( misalnya standar yang diterbitkan/diakui oleh

negara ASEAN)

4. metode standar yang ditetapkan suatu badan internasional, seperti FAO,

WHO atau ISO

5. metode yang dikembangkan oleh organisasi profesional, seperti AOAC

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 96

Page 97: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

6. metode “in-house”

7. metode pustaka (jurnal atau buku teks).

Pengkodean Metode StandarSistem pengkodean untuk menunjukkan Standar Nasional Indonesia dapat dilihat

pada contoh di bawah ini :

SNI 13-3647.2-2000

(1) (2) (3) (4)

Kode (1) : terdiri dari tiga karakter abjad SNI. Karakter ini

menunjukkan Standar Nasional Indonesia.

Kode (2) : terdiri dari 2 digit bilangan Arab yang menunjukkan

kode Kelompok.

Kode (3) : terdiri dari paling sedikit 4 digit bilangan Arab untuk

menyatakan nomor standar. Jika SNI tersebut terdiri

dari beberapa bagian, maka nomor standar tersebut

diikuti tanda titik dan nomor bagiannya.

Kode (4) : terdiri dari 4 digit bilangan Arab untuk menyatakan

tahun penetapan sebagai standar Nasional

Indonesia.

Kode kelompok SNI :

01 Petanian dan Pangan

02 Bahan dan Peralatan yang digunakan dalam Pertanian

03 Bangunan dan Konstruksi

04 Rekayasa Elektronik

05 Rekayasa Mekanik

06 Rekayasa Kimia

07 Logam

08 Tekstil

09 Rekayasa Otomotif

10 Perkapalan

11 Rekayasa Perkeretaapian

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 97

Page 98: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

12 Barang-barang Rumah tangga

13 Pertambangan

14 Pulp dan Kertas

15 Keramik

16 Obat-obatan, Kosmetika dan Peralatan Kedokteran

17 Pesawat Terbang dan Penerbangan

18 Sumber daya dan Radioaktif

19 Standar Dasar dan Serbaneka

Faktor Pertimbangan Pemilihan MetodePertimbangan dalam pemilihan metode pengujian perlu dilakukan mengingat sifat

dan komposisi sampel yang akan diuji sangat bervariasi.

Disamping itu metode analisis yang akan digunakan juga mempunyai tingkat

akurasi, presisi, spesifisitas yang berbeda. Tidak selalu mungkin atau diperlukan

sekali untuk mengoptimasi semua faktor-faktor tersebut selama analisis tertentu.

Oleh karena itu, laboratorium harus mengevaluasi semua informasi yang tersedia

dan dengan mempertimbangkan waktu analisis, biaya, resiko kesalahan dan

kompetensi analis dalam pemilihan metode pengujian.

Sesuai dengan uraian di atas, pemilihan metode pengujian dapat didasarkan atas

pertimbangan berbagai faktor berikut:

- metode yang dibuktikan oleh data validasi antar laboratorium atau sudah

dilakukan uji kolaborasi

- metode yang telah diterapkan pada matriks yang sesuai

- metode yang telah diuji dan divalidasi pada rentang konsentrasi analit tertentu

- metode yang digunakan secara luas

- metode yang sederhana, ekonomis serta cepat

- metode yang telah direkomendasikan atau diadopsi oleh organisasi

internasional yang relevan

- metode yang dapat digunakan pada berbagai analit.

Validasi dan VerifikasiValidasi suatu metode adalah menetapkan dengan percobaan laboratorium yang

sistematik, pemenuhan karakteristik unjuk kerja metode terhadap spesifikasi yang

dikaitkan dengan penggunaan hasil pengujian yang dimaksudkan.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 98

Page 99: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Karakteristik unjuk kerja (parameter) yang ditetapkan mencakup presisi, akurasi,

selektivitas, spesifisitas, batas deteksi, batas kuantitasi, rentang, linearitas,

sensitivitas dan kekasaran.

Tujuan dilakukannya validasi metode adalah bahwa metode yang digunakan harus

dikarakterisasi dengan benar untuk menetapkan dengan jelas bidang penerapannya

dan kehandalan mutlak yang diberikannya.

Verifikasi metode dilakukan pada semua metode standar atau metode yang telah

divalidasi pada saat akan digunakan dan pada waktu tertentu secara berkala.

Tujuan dari verifikasi metode, antara lain:

1. untuk memastikan bahwa laboratorium/analis dapat menerapkan metode

tersebut dengan baik (ketersediaan peralatan, fasilitas, pereaksi, penguji,

keterampilan dan kompetensi)

2. untuk menjamin mutu hasil pengujian.

Kriteria metode yang divalidasi atau diverifikasi:

1. metode yang telah divalidasi penuh (melalui uji kolaborasi) → verifikasi

2. metode yang telah divalidasi penuh (melalui uji kolaborasi), tetapi digunakan

untuk matriks baru atau instrumen baru → validasi atau verifikasi terhadap

akurasi, presisi dan batas deteksi

3. metode divalidasi tetapi tidak dilakukan uji kolaborasi → verifikasi ditambah

dengan validasi terbatas berkaitan dengan reprodusibilitas dan batas deteksi

4. metode yang dipublikasikan dalam pustaka ilmiah dengan mencantumkan

karakteristik → verifikasi ditambah dengan validasi terbatas berkaitan dengan

presisi dan reprodusibilitas

5. metode yang dipublikasikan dalam pustaka ilmiah tetapi tanpa mencantumkan

karakteristik → validasi dan verifikasi penuh

6. metode yang telah divalidasi penuh, kemudian dimodifikasi → validasi dan

verifikasi penuh.

7. metode yang dikembangkan “in house” → validasi dan verifikasi penuh

8. metode yang tidak baku dan telah divalidasi → validasi dan verifikasi penuh.

Berbagai parameter validasi:

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 99

Page 100: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

1. Presisi adalah derajat kesesuaian diantara hasil uji individu jika metode uji

diterapkan berulang-ulang terhadap multi sampling dari suatu sampel homogen.

2. Akurasi adalah ukuran ketepatan dari suatu metode pengujian, atau kedekatan

antara nilai hasil uji yang diukur dan nilai benar, atau nilai konvensional atau

nilai acuan yang dapat diterima.

3. Spesifisitas adalah kemampuan untuk mengukur dengan akurat dan secara

spesifik adanya analit atau berbagai komponen yang mungkin terdapat dalam

matriks sampel, seperti ketidakmurnian, produk degradasi dan komponen

matriks.

4. Batas deteksi adalah jumlah analit terendah dalam suatu sampel yang dapat

dideteksi, dibawah kondisi percobaan yang ditetapkan, tetapi tidak perlu

dikuantitasi.

5. Batas kuantitasi adalah suatu karakteristik penetapan kuantitatif untuk senyawa

konsentrasi rendah dalam matriks sampel seperti ketidakmurnian dalam bahan

ruah dan hasil degradasi dalam produk akhir.

6. Linearitas adalah kemampuan metode memperoleh hasil uji yang berbanding

lurus dengan konsentrasi analit dalam suatu rentang yang ditetapkan.

7. Rentang adalah interval antara tingkat konsentrasi tinggi dan konsentrasi rendah

dengan tingkat presisi, akurasi dan linearitas yang sesuai menggunakan metode

tersebut.

8. Kekasaran adalah derajat reprodusibilitas hasil uji yang diperoleh dengan

analisis sampel yang sama pada kondisi beragam, seperti laboratorium

berbeda, instrumen yang berbeda, lot pereaksi berbeda, waktu pelaksanaan

analisis yang berbeda, suhu analisis yang berbeda, hari yang berbeda, dan lain-

lain.

9. Ketahanan adalah ukuran dari kapasitasnya untuk tetap tidak terpengaruh oleh

perbedaan (variasi) hasil tetapi disengaja dalam parameter metode dan

memberikan petunjuk kehandalannya selama penggunaan yang normal.

Unsur Data yang Dipersyaratkan untuk Validasi Metode PengujianMengingat keragaman penetapan analitik adalah logis bahwa metode uji yang

berbeda mensyaratkan pola validasi yang berbeda. Bagian ini mencakup kategori

penetapan analitik yang paling umum dipersyaratkan untukdata validasi.

Kategori I

Metode pengujian untuk kuantisasi komponen utama bahan ruah atau bahan aktif

(termasuk pengawet) dalam produk akhir.

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 100

Page 101: pengawasfarmasidanmakanan.files.wordpress.com…  · Web viewUji sterilitas harus dilakukan pada kelas yang sama dengan kegiatan sterilisasi produk. Lampiran I menggambarkan rekomendasi

MODUL MATERI UJIAN ALIH JENJANG PFM

Kategori II

Metode pengujian untuk penetapan ketidakmurnian dalam bahan ruah atau

senyawa degradasi dalam produk akhir. Metode ini mencakup penetapan kuantitatif

dan uji batas.

Kat e gori III

Metode pengujian untuk penetapan karakteristik unjuk kerja (misalnya disolusi,

pelepasan zat aktif obat).

Kategori IV

Metode pengujian identifikasi.

Untuk tiap kategori, diperlukan informasi analitik yang berbeda.

Tabel 1. Unsur data yang dipersyaratkan untuk uji validasiKarakteristikunjuk kerja

analitik

Ujikategori I

Uji kategori II Ujikategori III

UjiKategori

IVKuantitatif Kualitatif

Akurasi Ya Ya - - TidakPresisi Ya Ya Tidak ya TidakSpesifisitas Ya Ya Ya - YaBatas Deteksi

Tidak Tidak Ya - Ya

Batas Kuantitasi

Tidak Ya Tidak - Tidak

Linearitas Ya Ya Tidak - TidakRentang Ya Ya - - Tidak

Pedoman Cara Berlaboratorium Yang Baik 101