penetran test

download penetran test

of 13

Transcript of penetran test

BAB IIITUGAS UMUM DAN TUGAS KHUSUS

3.1 Tugas UmumKegiatan umum yang dilakukan selama praktek kerja lapangan adalah : Inspeksi bearing oil cooler Inspeksi mesin diesel darurat Inspeksi pressure tank Inspeksi lubrication sump tank Inspeksi governor sump tank Insoeksi intake gate Inspeksi compressor outdoor Inspeksi main strainer Inspeksi turbine pit3.2 Tugas KhususSelama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PLTA Sutami Karangkates Kabupaten Malang, saya diberi tuga suntuk mengikuti salahsatu kegiatan yang sifatnya khusus PLTA Sutami karangkates Kabupaten Malang yaitu melaksanakan kegiatan pengecekan keretakan pada bearing turbin francis tipe vertikal dengan Metode Penetran Test (Spot check) yang ada di PLTA Sutami Karangkates Kabupaten Malang. Dalam kegiatan ini saya bisa mengamai secara langsung cara mengecek kelayakan bearing turbin yang ada di PLTA Sutami Karangkates Kabupaten Malang masih layak digunakan apa harus diperbaiki atau diganti. Akan tetapi dikarenakan keterbatasan ilmu dan waktu yang sangat sedikit kami hanya bisa memplajari sebagian dari proses Pengecekan keretakan bearing Turbin Francis tipe Vertikal yang ada di PLTA Sutami Karangkates Kabupaten Malang dengan metode Penetran Test

3.2.1 Penetran TestMetode pengujian dengan penetran merupakan salah satu metode uji tidak merusak (Non Destructive Test) pada suatu material dimana permukaanya tidak berpori. Pengujian penetran ini dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan atau diskontinuitas yang terbuka pada permukaan. Penggunaan uji penetran sangat luas, selain untuk memeriksa sambungan las dan surface pada benda kerja, metode uji penetrant ini juga bisa untuk mendeteksi kerusakan retakan yang terjadi pada komponen mesin seperti crank shaft, roda gigi, bearing dll.Pengujian ini mempergunakan sifat kapiler benda cair yang dipergunakan adalah cairan tidak kental dan mempunyai tegangan permukaan kecil, yang biasanya berwarna sebagai penetrant. Material uji dicelup atau disemprot dengan cairan ini, karena sifat kapilernya , maka cairan masuk kedalam retakan, celah atau pori-pori pada permukaan material uji tersebut sampai ke bagian yang paling dalam.

Gambar 3.1Proses Kapilaritas pada spesimen uji(sumber : google.com)Setelah permukaan dibersihkan dipakai detektor untuk menyerap penetran , sehingga terlihat bekas yang jelas pada retakan, celah atu pori-pori. Pemeriksaan dengan penetran ini dilakukan untuk cacat permukaan (cacat retak) dan dapat digunakan untuk material metal atau non metal (keramik dan plastik). Sedangkan untuk cacat yang tidak sampai kepermukaan cara ini tidak dapat dipakai :1. Benda yang diperiksa permukaannya harus bersih terhadap segala macam kotoran, minyak, olie, parafin dan lain sebagainya. Dimana kotoran-kotoran tersebut akan menutupi cacat yang diperiksa2. Benda yang diperiksa harus dalam keadaan kering dan tidak keropos(porous)3. Jika permukaan benda dicat, maka hilangkan cat tersebut dengan kertas gosok.Sebagai bahan pembersih untuk membersihkan benda yang akan diperiksa dapat digunakan minyak bensin, acctone atau bahan kimia lain yang bersifat serupa dengan bahan pebersih diatas. Sedangkan bahan pembersih kedua yang fungsinya untuk membersihkan penetran yang menempel pada benda yang diperiksa adalah cairan pembersih (cleaner) dan biasanya dijual bersama satu set dengan penetran dan developer, tetapi dapat juga dipakai air hangat, minya bensin atau acetone atau cairan lain yang murah harganya. Tidak merusak benda yang diperiksa ( menyebabkan karat) dan tidak beracun.3.2.2 Alat dan Bahan1. Penetran

Gambar 3.2 cairan penetran(Sumber : PLTA Sutami, 2013)2. Developer

Gambar3.3 Cairan Devloper(Sumber : PLTA Sutami, 2013)

3. Cleaner/Remover

Gambar3.4 Cairan Clean(Sumber : PLTA Sutami, 2013)

4. Benda Kerja yang Diuji

Gambar3.5 Bagian Turbin Bearing(Sumber : PLTA Sutami, 2013)

Gambar3.6 Bagian Turbin Bearing(Sumber : PLTA Sutami, 2013)

Gambar3.7 Thrust Bearing(Sumber : PLTA Sutami, 2013)

5. Majun (Kain Pembersih)

Gambar3.8 Majun (Kain Pembersih)(Sumber : PLTA Sutami, 2013)3.2.3 Langkah Kerja

Sebelum melaksanakan kegiatan penetran test, terlebih dahulu periksa kelengkapan kerja dan keamanan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan tersebut seperti helem pelindung, masker penutup hidung, majun,cairan penetran ,cairan devloper,cairan cliner, dll.Setelah mengecek semua perlengkapan yang dibutuhkan dalam penetran test selese kemudian diteruskan dengan proses pengujian benda kerja dengan urut-urutan sebagai berikut:1. Melakukan pembersihan pada permukaan benda (specimen uji) dengan menggunakan bahan seperti cairan cliren maupun peralatan yang sesuai dengan kondisi permukaan benda seperti amplas untuk membersihkan korosi atau kotoran yang menempel pada permukaan bearing dan majun.

Gambar3.9 Pembersihan Permukaan Thrust Bearing(Sumber : PLTA Sutami, 2013)

2. Melakukan penyemprotan cairan penetran ke permukaan bearing secara merata dan yangan terlau banyak maupun sedikit. Diamkan dan tunggu selama kurang lebih 15 menit cairan tersebut di permukaan bearing agar permukaan tersebut meresap kedalam bearing.

Gambar3.10 Permukaan Bearing Setelah di Semprot Cairan Penetran(Sumber : PLTA Sutami, 2013)

3. Setelah menunggu cairan penetran masuk ke pori-pori bearing, kemudian bersihkan/lap kembali pemuaan bearing tersebut dengan majun hingga bersih. Selah permukaan bearing tersebut di bersihkan, kemudian semprotkan cairn devloper ke permukaan bearing tersebut hingga merata dan tunggu sekitar 1 sampai 2 menit.

Gambar3.11 Pembersihan Permukaan Bearing dari Cairan Penetran(Sumber : PLTA Sutami, 2013)

Gambar3.12 Permukaan Bearing Setelah di Semprot Devloper(Sumber : PLTA Sutami, 2013)

4. Setelah menunggu cairan devloper sekitar 1 sampai 2 menit maka akan muncul bintik-bintik atau goresan yang berwarna mearh pada permukaan bearing yang menandakan bearing tersebut mengalami keretakan atau terjadi pelubangan pada bearing tersebut.

Gambar3.13 Tanda Retakan yang Terjadi pada Bearing(Sumber : PLTA Sutami, 2013)3.2.4 Setelah pelaksanaan pengujian penetran test

1.Membersihkan permukaan benda uji dari bahan-bahan PenetranTest yang menemperl dengan menggunakan majun maupun cleaner/remover bila perlu.2.Membersihkan semua peralatan dan tempat praktek, menyimpan kembali alat dan bahan yang telah digunakan.

3.2.5 Hasil Penetran TestNon Destructive Test (NDT) metode penetrant test (PT) dapat mendeteksi cacat yang ada di permukaan. Pada specimen uji yang kami test, maka diindikasi terdapat dua buah crack dengan panjang sekitar 450mm dan 235mm. Dua buah crack ini terdapat di salah satu permukaan. Dikarenakan keterbatasan waktu, maka kami hanya dapat menguji di satu permukaan saja. Dalam metode penetrant test ini semua langkah kerja tidak bisa diabaikan begitu saja dan harus berurutan. Untuk menunjang keberhasilan suatu pengujian menggunakan uji penetrant test, persiapan alat dan bahan harus lengkap. Selain itu, persiapan permukaan benda kerja juga sangat perlu untuk diperhatikan, karena jika suatu benda kerja yang hendak dilakukan test uji pentrant pada permukaanya masih terdapat kotoran seperti grease, oli, minyak dll, maka hal ini akan mempengaruhi hasil uji penetrant.Untuk jarak penyemprotan pun tidak bisa sembarangan yaitu sekitar 30 cm. Ketika membersihkan penetrant dengan cleaner/remover tidak boleh disemprotkan secara langsung karena dapat menghilangkan penetrant yang ada didalam cacat, tetapi disemprotkan kepada majun/kain pembersih kemudian majun/kain pembersih itulah yang digun akan untuk membersihkan penetrant pada specimen uji. Pembersihannya dilakukan secara searah agar penetrant yang ada didalam cacat tidak terbawa. Dan perlu diperhatikan bahwa harus benar-benar terlihat bersih tidak menimbulkan indikasi palsu. Pada penyemprotan developer pun harus merata, agar semua cacat yang ada dapat diketahui.3.3 Kendala dan hambaranDalam kegiatan sehari-hari selama praktik di PLTA Sutami Karangkates, kami mengalami beberapa kendala yang tidak menjadi halangan yang berarti bagi kami menjalankan praktek, itu di karnakan para kariawan perusahaan sangat terbuka dalam membimbing kami dan memberikan saran sert informasi yang kami butuhkan dalam memperoleh informasi proses perawatan dan perbaikan.Adapun kendala atau hambatan kecil yang kami rasakan di PLTA Sutami Karangkates saat melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu sebagai berikut :1. Suara bising pembangkit2. Kurangnya penguasaan materi tentang mesin-mesin penunjang proses produksi pada perusahaan.3. Lantai terkadang licin, beresiko terpeleset 4. Instalasi udara kurang, menyebabkan udara di sktar ruangan turbin enjadi pengap dan panas.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN4.1 KesimpulanDari kerja praktek yang selesai kami laksanakan di PLTA Sutami, kami dapat mengambil bahan pertimbangan antara apa yang di dapat di bangku kuliah dengan kenyataan kerja praktek di lapangan. Selama penulis kerja praktek tiga bulan (18 februari s/d 18 mei 2018), maka penulis menganalisa bahwa hasil kerja praktek ada dua hal yang berlawanan, yaitu :

Pertama, bahwa sebagian teori sulit untuk diterima namun setelah terlihat dalam praktek dan peralatannya mudah untuk dimengerti. Kedua, bahwa kebenaran dari fenomena pertama dimana dalam teori dapat diterima dengan mudah namun kenyataannya sulit dan rumit untuk dibuktikan dengan teori.

Dan teori yang kami dapatkan dari bangku kuliah hanyalah merupakan dasar pemesinan yang perlu diperdalam lebih lanjut sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.Selain hal hal tersebut diatas kami juga dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :1. Proses produksi PLTA Sutami mulai dari dari pengoperasian hingga penghentian unit pembangkit dapat dijalankan secara otomatis dengan sistem kontrol yang ada pada ruang kontrol sehingga sangat membantu operator. Namun bila terjadi kerusakan dan tidak dapat mengoperasikan melalui sistem kontrol tetap dapat dioperasikan secara manual.2. Pemeliharaan rutin dan non rutin yang diterapkan PLTA Sutami terhadap mesin utama maupun alat bantu terbukti sangat efektif. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya frekuensi kerusakan mesin-mesin yang ada.3. Kesadaran teknisi-teknisi PLTA Sutami akan pemakaian APD saat melakuka kegiatan pemeliharaan sangat tinggi. Sehingga angka kecelakaan di PLTA Sutami hingga saat ini tidak ada.4. Bearing sebagai bantalan penggerak turbin memiliki fungsi yang vital, karena apabila bearing mengalami keretakan maka kerja bearing tersebut tidak akan maksimal dan bisa mengakibatkan getaran yang berlebih pada turbin sehingga produksi listrik menjadi terganggu dan tidak maksimal.4.2 Saran1. Mahasiswa yang akan mengikuti PKL, sebaiknya melakukan perencanaan terhadap kegiatan yang akan di lakukan di tempat praktek, termasuk informasi yang perlu di ketahui, dan perencanaan dalam penyusunan laporan kerja praktek.2. Perlu adanya gambaran tema kusus kerja praktek, sehinggak mahasiswa dapat fokus mencari pengetahuan atau informasi yang diperlukan, sehingga kerja praktek dapat memberikan manfaat yang lebih kepada mahasiswa 3. Mengharapkan adanya peningkatan hubungan pada instansi pendidikan yang berkecimpung dalam bidang teknik, terutama pada mahasiswa yang sangat memerlukan dan meningkatkan prestasi untuk mengembangkan pengetahuan.4. Untuk menjaga kehandalan peralatan agar dapat memenuhi pelayanan kepada masyarakat dengan baik. Harapan untuk selalu menjaga dan meningkatkan tanggung jawab serta kesadaran yang tinggi pada pengelolaan PLTA Sutami.5. Pembinaan karyawan dilingkungan PLTA Sutami (antara pejabat dan karyawan) penulis menilai sangat baik hal ini selayaknya dipertahankan dengan baik dan terus untuk ditingkatkan.6. Semoga keberhasilan kelangsungan oleh PLTA Sutami dapat bertahan sampai batas waktu yang ditentukan.

75