PENERAPAN STRATEGI OPEN ENDED DALAM MENINGKATKAN...
Transcript of PENERAPAN STRATEGI OPEN ENDED DALAM MENINGKATKAN...
PENERAPAN STRATEGI OPEN ENDED DALAM
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS V MI
AL-KHOIRIYAH SAWANGAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
DESI AYU LESTARI
NIM.11150183000031
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Desi Ayu Lestari (11150183000031) Penerapan Strategi Open Ended dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pembelajaran
Tematik Di Kelas V MI Al-Khoiriyah Sawangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi open ended
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK)
menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari empat komponen yaitu,
perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa
kelas VB MI Al-Khoiriyah Sawangan yang berjumlah 45 siswa. Teknik
pengumpulan data yang di gunakan yaitu lembar observasi, wawancara dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan secara deskripsi kualitatif. Berdasarkan
hasil penelitian siklus I 63% siswa dinyatakan memiliki kemampuan berpikir
kreatif, pada siklus II 88% siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif. Capaian
ini menunjukkan bahwa penggunaan strategi open ended dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran tematik
Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Kreatif, Open Ended, Tematik
ii
ABSTRACT
Desi Ayu Lestari (11150183000031): “Application of Open Ended Strategies in
Improving Students' Creative Thinking Ability in Thematic Learning in Class V
MI Al-Khoiriyah Sawangan”.
This study aims to determine the application of open ended strategies can
improve students' creative thinking abilities. The research method used in this
study is the classroom action research (CAR) method using the Kurt Lewin model
consisting of four components namely, planning, action, observation and
reflection. The research subjects were 45 students of MI Al-Khoiriyah Sawangan
class of students. Data collection techniques used were observation sheets,
interviews and documentation. Data analysis was performed in a qualitative
description. Based on the results of the first cycle study 63% of students stated to
have the ability to think creatively, in the second cycle 88% of students have the
ability to think creatively. This achievement shows that the use of open ended
strategies can improve students' creative thinking skills in thematic learning.
Keywords: Creative Thinking Ability, Open Ended, Thematic
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Penerapan Strategi Open Ended dalam Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pembelajaran Tematik Di Kelas V
MI Al-Khoiriyah Sawangan” dengan baik. Sholawat dan salam selalu
tercurahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya sehingga kita diberi syafaatnya di yaumul kiamah nanti.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan perhatian dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan izin penulisan skripsi ini.
2. Asep Ediana Latip, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah dan dosen pembimbing yang telah memberikan
pengarahan serta motivasi selama ini.
3. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang memberikan bekal ilmu
pengetahuan dan motivasinya selama proses perkuliahan berlangsung.
4. HJ Mardiah Tachyan, S.Ag, selaku kepala sekolah MI Al-Khoiriyah
Sawangan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian dalam pembuatan skripsi ini.
5. Sigit Maulana, S.H, selaku guru kelas VB MI Al-Khoiriyah Sawngan
yang telah membantu selama proses penelitian berlangsung.
iv
6. Seluruh Dewan Guru, Staff dan siswa-siswi kelas VB MI Al-Khoiriyah
Sawangan, yang telah membantu selama proses penelitian
berlangsung.
7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta Bapak Sapri, Ibu Bidah
Dan Syahrial Ghifari selaku adik tercinta yang telah memberikan
dukungannya, perhatiannya, kasih sayangnya, dan do‟a setulus hati
kepada penulis.
8. Kepada keluarga besar Nisun Bin Anda, khususnya Evi, Irfan dan Adi
yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Nila Sri Ayu dan Ayu Sulistianawati selaku sahabat yang
menyemangati dan menemani disetiap suka dan dukanya
menyelesaikan skripsi ini.
10. Shellawati Aprianisya, Indri Antika, Malicha, Kamilah Dzulhidjah dan
Iin Indriani selaku temen kosan yang telah memberikan semangat,
dorongan, canda dan tawanya selama ini.
11. Astri dan Dini Islamiyati selaku sahabat megajar yang telah
memberikan motivasi dan dorongan disetiap harinya.
12. Temen-temen PGMI angkatan 2015, temen seperjuangan sejak awal
yang saling memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.
13. Keluarga besar LAPENMI Cabang Ciputat khususnya Eni, Windi dan
Ainu yang telah memberikan energi positif yang baik dalam
menyelesaikan skripsi ini.
14. Temen-temen MTsN Parung, khususnya TBAC Lidia, Novia Dan
Dewi yang telah memberikan semangat dan dorongannya.
15. Anak-anak pengajian dirumah dan Siswa/siswi kelas VIB yang
memberikan senyuman dan tingkahnya yang menggemaskan menjadi
motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
v
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu, saran dan kritiknya dari pembaca sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan penulis kedepannya.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis
sendiri. Dan semoga segala bantuan dari berbagai pihak dapat dibalas oleh-Nya
pahala yang berlipat ganda. Aamiin Yaa Rabbal „Aalamiin.
Depok, 15 Januari 2020
Penulis
Desi Ayu Lestari
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6
C. Fokus Penelitian ..................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah Penelitian ................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 9
A. Deskripsi Teoritik ................................................................................... 9
1. Strategi Pembelajaran Open Ended ........................................................ 9
a. Pengertian Open Ended ........................................................................ 9
b. Prosedur Open Ended ......................................................................... 10
c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Open Ended........ 11
2. Kemampuan Berpikir Kreatif ............................................................... 13
a. Pengertian Berpikir Kreatif ................................................................. 13
b. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif ................................................ 14
c. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif .......................... 16
d. Ciri-ciri Berpikir Kreatif ..................................................................... 23
3. Pembelajaran Tematik .......................................................................... 27
a. Pengertian Pembelajaran Tematik ...................................................... 27
vii
b. Prinsip Pembelajaran Tematik ............................................................ 29
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................................. 30
B. Hasil Penelitian Relevan ....................................................................... 32
C. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 48
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 48
1. Tempat Penelitian ................................................................................. 48
2. Waktu Penelitian .................................................................................. 48
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ........................... 48
C. Subjek Penelitian .................................................................................. 50
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .......................................... 50
E. Tahap Intervensi Tindakan ................................................................... 50
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................................ 53
G. Data dan Sumber Data .......................................................................... 54
H. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 54
I. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 58
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan........................................................ 59
K. Analsis Data dan Interpretasi Data ....................................................... 60
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................................ 61
BAB IV DESKRISI DATA, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN Error!
Bookmark not defined.
A. Deskripsi Data ........................................... Error! Bookmark not defined.
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I ................ Error! Bookmark not defined.
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II ............... Error! Bookmark not defined.
B. Analisis Data ............................................. Error! Bookmark not defined.
C. Pembahasan ............................................... Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................................... 62
A. Kesimpulan ........................................................................................... 62
B. Implikasi ............................................................................................... 63
C. Saran ..................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 105
viii
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................. Error! Bookmark not defined.
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Tingkat Orisinalitas Berdasarkan Usia ....................................... 17
Tabel 3.1 Tabel Waktu Penelitian ......................................................................... 34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Proses Pembelajaran
Tematik ................................................................................................. 41
Tabel 3.3 Lembar Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Tematik dengan
Menggunakan Strategi Open Ended ..................................................... 42
Tabel 3.4 Lembar Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Tematik dengan
Menggunakan Strategi Open Ended ..................................................... 43
Tabel 3.5 Kriteria Presentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ...................... 47
Tabel 4.1 Lembar Observasi Guru Siklus I ........................................................... 55
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I ......................................................... 57
Tabel 4.3 Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Siklus I
Pertemuan Pertama ............................................................................... 59
Tabel 4.4 Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Siklus I
Pertemuan Kedua .................................................................................. 62
Tabel 4.5 Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Siklus I
Pertemuan Ketiga ................................................................................. 64
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siklus I ............................................................................ 68
Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus II ......................................................... 80
Tabel 4.8 Lembar Observasi Siswa Siklus II ........................................................ 82
Tabel 4.9 Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Siklus II
Pertemuan Keempat .............................................................................. 84
Tabel 4.10 Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Siklus II
Pertemuan Kelima ................................................................................ 87
ix
Tabel 4.11 Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Siklus II
Pertemuan Keenam ............................................................................... 90
Tabel 4.12 Hasil Belajar Siklus II ......................................................................... 93
Tabel 4.13 Rekapitulasi Observasi Aktivitas Guru dan Siswa ............................. 96
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II....................... 97
Grafik 4.2 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif .................................... 98
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin .................................................................... 35
Gambar 4.1 Siswa Mengekplorasi Masalah .......................................................... 50
Gambar 4.2 Menilai Jawaban Temen.................................................................... 52
Gambar 4.3 Siswa Menempel Jawaban Dikarton ................................................. 54
Gambar 4.4 Guru Membimbing Siswa Membuat Soal ......................................... 75
Gambar 4.5 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi di Depan Kelas .................. 77
Gambar 4.6 Guru Mengevaluasi Materi yang Telah di Pelajari ........................... 79
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi .................................................................. 109
Lampiran 2 Surat Pengajuan Dosen Pembimbing .............................................. 110
Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 111
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Validasi ...................................................... 112
Lampiran 5 Surat Keterangan Penelitian ............................................................ 113
Lampiran 6 RPP Siklus I .................................................................................... 114
Lampiran 7 RPP Siklus II .................................................................................. 132
Lampiran 8 LKPD Siklus I ................................................................................. 148
Lampiran 9 Soal Evaluasi Pembelajaran Siklus I ............................................... 151
Lampiran 10 LKPD Siklus II ............................................................................. 153
Lampiran 11 Soal Evaluasi Pembelajaran Siklus II ............................................ 155
Lampiran 12 Hasil Observasi Guru Siklus I ...................................................... 156
Lampiran 13 Hasil Observasi Guru Siklus II ..................................................... 159
Lampiran 14 Hasil Observasi Siswa Siklus I ..................................................... 162
Lampiran 15 Hasil Observasi Siswa Siklus II ................................................... 165
Lampiran 16 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Siklus I ..... 168
Lampiran 17 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Siklus II ... 171
Lampiran 18 Uji Referensi .................................................................................. 174
Lampiran 19 Dokumentasi .................................................................................. 178
Lampiran 20 Biodata Penulis .............................................................................. 180
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk yang diciptakan oleh Allah SWT yang paling
sempurna dari mahluk lainnya. Hewan dan tumbuhan hanya diberikan naluri,
sedangkan manusia diberikan akal pikiran untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Manusia, tumbuhan dan hewan sama-sama suka maka, akan tetapi
tumbuhan dan hewan tidak memikirkan apa yang akan ia makan hari ini, dia
hanya makan sesuai dengan nalurinya, sedangkan manusia akan berpikir
terlebih dahulu makanan yang akan ia makan.
Berpikir sangat berkaitan dengan pemecahan masalah didalam kehidupan
sehari-hari, keterampilan berpikir harus dikembangkan juga dengan
kreativitas. Seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kreatif mampu
menyelesaikan masalah dengan berbagai macam cara, mulai dari cara yang
biasa dilakukan, sampai cara yang belum pernah dia lakukan, sehingga dapat
menemukan cara yang efektif dan efisein dalam menyelesaikan masalah.
Kemampuan berpikir kreatif seseorang dapat ditingkatkan melalui
pendidikan, pelatihan dan juga pembiasaan.
Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting untuk meningkatkan
berpikir kreatif pada diri seseorang. Sebagaimana yang tercurahkan dalam
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 2 Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2
Pengembangan kreatif siswa sangat mempengaruhi fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Pemerintah tengah menyiapkan berbagai strategi untuk
memajukan pendidikan di Indonesia. Salah satu strategi yang diambil
pemerintah adalah dengan melakukan penyempurna sistem di sektor
pendidikan, dimulai dari sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan,
termasuk mengubah kurikulum pendidikan nasional.1
Kurikulum pendidikan yang diterapkan saat ini adalah kurikulum 2013,
kurikulum 2013 ini berimplikasi pada kebijakan diterapkannya pembelajaran
tematik di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah
keatas. Kurikulum 2013 bukanlah kurikulum baru, tetapi lebih tepat
dikatakan sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya. Dengan
menggabungkan beberapa mata pelajaran menjadi satu tema yang berkaitan
langsung dengan kehidupan sehari-hari.
Tema pembaharuan dan perbaikan pada kurikulum 2013 yaitu
menciptakan manusia Indonesia yang mampu berpikir kreatif, produktif,
inovatif, proaktif, dan efektif, melalui pengembangan sikap, keterampilan dan
pengetahuan secara integratif.2 Penyusun kurikulum pembelajaran terpadu
memastikan penggunaan Multiple Intelligences sebagai pilihan cara belajar
siswa. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang berorientasi Multiple
Intelligences akan berkembang optimal dengan kurikulum tematik.3 Multiple
Intelligences adalah cara seseorang untuk berpikir dan bertindak dalam
memecahkan masalah menggunakan kecerdasan-kecerdasan yang
dimilikinya, dimana setiap manusia memiliki kecerdasannya masing-masing.4
Dengan demikian kurikulum 2013 ini sangat memperhatikan perkembangan
berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
1 Sa‟dun. Akbar, dkk., Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2016), cet. 1, h. 1 2 Mastur, “Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pelaksanaan Pembelajaran di SMP”,
Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, Vol. 4, 2017, h. 51 3 Akbar, op. cit, h. 13
4 Akbar, op. cit., h. 14
3
Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang
relatif „baik‟, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya.5
Kreatif yang berkembang sesuai dengan apa yang ia rasakan langsung saat
proses pembelajaran terlaksana. Pada dasarnya anak belajar berkat
interaksinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan
sosial. Dari interaksi demikian anak memperoleh pengetahuan dan
pengalaman secara langsung sehingga pemikiran anak menjadi kreatif dalam
menyelesaikan masalah yang akan ia hadapi. Ketika anak berinteraksi dengan
lingkungannya ia belajar banyak, hal dari subjek matematik, ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial & agama sampai humaniora.6
Seperti siswa yang mempelajari permainan tradisional yang ada di daerah
masing-masing yang ada di buku pegangan belajar siswa dan guru, dia
mengerti apa saja permainan yang berkaitan langsung dengan alam seperti
bermain gobak sodor, selain menyenangkan, bermain permainan tradisional
dapat melatih ketangkasan fisik dan kerjasama. Pembelajaran tematik
memerlukan guru yang kreatif baik dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih bermakna,
menarik, menyenangkan dan utuh. Menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan, pembelajaran tematik mengadopsi prinsip
belajar PAKEM yaitu pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.7
Berpikir kreatif memiliki lima ciri yaitu: kemampuan berpikir lancar,
kemampuan berpikir luwes, kemampuan berpikir orisinal, kemampuan
berpikir merinci dan kemampuan berpikir evalusai. Kreatif yang berarti
melakukan serangkaian proses pembelajaran secara runtun dan
berkesinambungan yang meliputi:8 (1) Memahami masalah, (2)
merencanakan pemecah masalah, (3) melaksanakan rencana pemecah
5 Trianto. “Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi anak Usia Dini TK/RA &
Anak Usia Kelas Awal SD/MI” (Jakarta: Prenada Media Grup, 2011) cet. 1, h.161 6 Abd. Kadir dan Harun Asrohah. “Pembelajaran Tematik” (Depok:PT Raja Grafindo
Persada) h.5 7 Trianto. “Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi anak Usia Dini TK/RA &
Anak Usia Kelas Awal SD/MI” (Jakarta: Prenada Media Grup, 2011) cet. 1, h. 164 8 Ibid., h. 164
4
masalah, (4) memeriksa ulang pelaksanaan pemecah masalah. Dari pengertian
diatas menjelaskan bahwa anak yang kreatif adalah anak yang mampu
mengoptimalkan pikirannya untuk mengemukakan ide/gagasan yang beragam
agar dapat menemukan cara bagaimana memecahkan masalah yang ada,
sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran tematik dapat
ditunjukan dan meningkat.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas Vb
diperoleh bahwa siswa/i kelas Vb MI Al-Khoiriyah ini terdapat 30% siswa
yang aktif dalam mengemukakan pendapatnya saat proses pembelajaran
berlangsung, yang menyelesaikan masalahnya berdasarkan dari pengalaman
juga materi yang mereka pahami, dan terdapat 60% siswa memilih untuk
diam dan menyelesaikan masalahnya sama persis dengan apa yang diberikan
oleh guru atau sama dengan temannya. Terbukti dari hasil Ulangan Harian
(UH) atas jawaban siswa yang sama persis dengan apa yang disampaikan oleh
guru, karena pembelajaran dikelas masih berpusat pada guru. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berpikir siswa yang kreatif masih
rendah.9
Kendala yang terjadi sehingga kemampuan berpikir kreatif siswa rendah
adalah cara berpikir kreatif siswa yang terbatas dan pola pembiasaan dirumah
yang kurang baik. Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar
peserta didik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya, akan
tetapi yang terjadi saat ini, peserta didik memiliki minat baca yang kurang, IQ
peserta didik yang berbeda, kematangan umur yang berbeda, penggunaan
gudget yang tidak bermanfaat, keterbatasan waktu belajar, penggunaan
perpustakaan yang belum efektif. Dari kendala tersebut menyebabkan peserta
didik kekurangan referensi atau wawasan, sehingga saat pembelajaran
berlangsung siswa memberikan gagasan tidak jauh dengan apa yang diberikan
guru saja atau sama dengan temannya saat dikelas, cara berpikirnya tidak
9 Hasil Wawancara Peneliti dengan Sigit Maulana S.Hum sebagai wali kelas 5b, pada
tanggal 04 April 2019 di MI Al-Khoiriyah Sawangan Depok.
5
dikembangkan berdasarkan pengalamannya, dan keterbatasan kecerdasannya
rendah sehingga tidak semua peserta didik aktif dan kreatif melainkan
memilih untuk diam.
Bersamaan dengan itu kendala lainnya adalah peserta didik memiliki
kemampuan, minat dan bakat yang berbeda-beda, sehingga keterampilan dan
keahlian guru dalam memilih strategi juga perencanaan pelaksanaan
pembelajaran yang tepat sangat diharapkan, agar meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa dalam mengahadapi masalah dan memahami materi
yang di sampaikan oleh guru.
Mengingat persoalan yang ada, salah satu pendekatan yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. diantaranya, pendekatan
open-ended, model pembelajaran berbasis pemecah masalah (prolem solving
based learning), dan model pembelajaran kontekstual (contextual learning).
Pendekatan Open Ended dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif siswa, pembelajaran dengan pendekatan Open Ended dapat melatih
dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis,
komunikasi interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi10
Pendekatan pembelajaran Open Ended memiliki keunggulan di antaranya:
(1) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering
mengekspresikan idenya, (2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam
memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematika secara
komprehensif, (3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat
merespon permasalahan dengan cara mereka sendiri, (4) Siswa secara
intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan, (5) Siswa
memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab
permasalahan.11
Dengan kelebihan yang ada dalam pendekatan Open Ended
10
Suyanto, Menjelajah Pelajaran Inovatif. (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009 11
Jero Budi Darmayasa & Agusmanto J.B Hutauruk, Matematika Sekolah SMP.
(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), h. 154
6
ini, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa
dengan mengembangkan semua potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Fifi Wulandari
menyatakan bahawa kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diterapkan
pendekatan open-ended pada materi pecahan mengalami peningkatan per
indikator baik dari aspek orisinalitas, kelancaran, keluwesan, dan elaborasi.12
Ayu Verawati juga menyimpulkan pada hasil penelitian bahwasannya
peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajarkan dengan
menggunakan pendekatan open-ended lebih tinggi dari peningkatan
kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajarkan dengan cara
konvensional.13
Dari uraian di atas, agar pembelajaran mencapai tujuan yang direncanakan,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan
Strategi Open Ended dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa Pada Pembelajaran Tematik Di Kelas V MI Al-Khoiriyah
Sawangan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka teridentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif pada anak dalam menyelesaikan masalah
masih rendah.
2. Cara berpikir kreatif siswa yang terbatas dan pola pembiasaan dirumah
yang kurang baik dalam memanfaatkan teknologi.
3. Kurangnya referensi dan wawasan siswa dalam memecahkan masalah.
12
Fifi Wulandari “Upaya meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui pendekatan open-ended pada mata pelajaran matematika di kelas IV MIN Miruk Taman Aceh Besar” (UIN Ar-Ranry: 2017) h 78
13 Ayu Verawati “Pendekatan pembelajaran open-ended untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa pada pembelajaran matematika” (UIN Ar-Ranry: 2017) h 77
7
4. Strategi yang digunakan belum bervariasi saat proses pembelajaran
berlangsung.
5. Pembelajaran tematik di dalam kelas masih berpusat pada guru.
C. Fokus Penelitian
Untuk pembatasan masalah diberikan batasan pada hal-hal sebagai
berikut:
1. Menerapkan strategi open ended pada pembelajaran tematik.
2. Aspek penilaian pada kemampuan berpikir kreatif siswa dibatasi pada
peningkatan berpikir kreatif dengan indikator keluwesan (Flexsibility),
keorisinilan (Originality) dan Evaluasi (Evaluaty)
3. Subjek penelitian adalah Tema 5 Ekosistem dan Subtema 3
Keseimbangan Ekosistem kelas Vb MI Al-Khoiriyah Sawangan
Depok.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan masalah yang didapat, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimana meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif pada pembelajaran tematik dengan penerapan
strategi open-ended di MI Al-Khoiriyah Sawangan Depok ?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa
dalam pembelajaran tematik dengan penerapan strategi open-ended pada
kelas Vb MI Al-Khoiriyah Sawangan Depok.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini penelitian mengharapkan manfaat secara teoritis
dan praktis bagi masyarakat umum dan mahasiswa pada khususnya.
8
1. Secara Teoritis
Memberikan informasi bahwa ada model pembelajaran
nonkonvensional yang dapat diterapkan dalam pembelajaran tematik
yang dapat berpengaruh terhadap pemikiran kreatif siswa.
2. Secara Praktis
a. Sekolah
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran dan
masukan dalam proses pembelajaran terhadap pentingnya strategi
pembelajaran dalam proses belajara siswa.
b. Bagi Guru
Memberikan informasi kepada guru tentang strategi pembelajaran
team quiz dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa.
c. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa lebih mudah dalam
menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru,
sehingga prestasi dan kreativitas belajar siswa lebih meningkat.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritik
1. Strategi Pembelajaran Open Ended
a. Pengertian Open Ended
Strategi pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai
rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.14
Strategi
Pembelajaran Open Ended adalah suatu pendekatan pembelajaran
berbasis masalah. Masalah yang diberikan memiliki banyak
penyelesaian yang benar dengan banyak jawaban lebih dari satu,
sehingga siswa secara aktif dapat mengembangkan metode, cara yang
berbeda untuk menyelesaikan masalah yang ada.
Pendekatan open ended berupa pertanyaan terbuka, sehingga
menimbulkan beberapa jawaban-jawaban yang benar. Pertanyaan
terbuka (open ended) adalah pertanyaan yang memberikan kebebasan
kepada orang yang diwawancarai untuk mengemukakan pendapat atau
pemikiran mereka.15
Open Ended juga disebut sebagai Open Approach, dalam Open
Approach masalah bukan hanya dengan jawaban akhir yang terbuka,
tapi masalah dapat menghasilkan beberapa solusi dan masalah yang
menghasilkan beberapa masalah lainnya. Terdapat empat tahap
pembelajaran Open Approach menurut Insprasitha, yaitu posing open-
ended problem, students‟self-learning, whole class discussion and
comparison of concepts, and summarization through connecting
14
Wina Sanjaya. “Strategi Pembelajaran”. (Jakarta:Kencana.2008). h. 214 15
SrI Mulyani, Metode Analisis dan Perancangan Sistem. (Bandung: Katalog Dalam
Terbitan, 2016), h.59
10
students‟mathematical ideas emerged in the classroom
(mengemukakan masalah terbuka, belajar mandiri siswa, seluruh
diskusi kelas dan perbandingan konsep dan peringkasan melalui
menghubungkan ide-ide matematika siswa muncul dikelas.16
Suatu
masalah dikatakan bersifat open ended jika masalah tersebut
memberikan berbagai pilihan jawaban, atau dengan kata lain
jawabannya tidak tunggal.17
Mengemukakan masalah dan mencari lebih dari satu jawaban atas
masalah yang ada itu sangat berkaitan dengan proses pembelajaran
sekarang ini, dimana kurikulum di Indonesia saat ini menggunakan
kurikulum 2013, Kurikulum ini berpusat pada siswa yang lebih aktif
dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan, guru hanya
berperan sebagai fasilitator. Sehingga strategi pembelajaran Open
Ended ini menjadi strategi yang pas untuk pencapaian tujuan
pembelajaran dengan baik.
b. Prosedur Open Ended
Seperti yang dijelaskan oleh Huda bahwa pendekatan open ended
yaitu tahap menghadapkan siswa pada masalah terbuka, tahap
membimbing siswa untuk menemukan pola dan mengkontribusi
pengetahuan atau permasalahannya sendiri, tahap membimbing siswa
untuk menemukan pola dan mengkontribusi pengetahuan atau
permasalahan sendiri, tahap membiarkan siswa mencari solusi dan
menyelesaikan masalah dengan berbagai penyelesaian dan terakhir
yaitu tahap siswa menyajikan hasil temuannya.18
16
Insprasitha “Open Ended” dalam Kwanta Panbanlame, Kiat Sangaron, dan Maitree
Inprasitha, Students‟Intuition in Mathematics Class Using Lesson Study and Open Approach,
Scientific Research, Vol. 5, 2014, 1506 17
Isrok‟atun dkk. Melatih Kemampuan Problem Posing Melalui Situatio-Based Learning
Bagi Siswa Sekolah Dasar. (Sumedang: UPI Sumedang Press, 2018), h. 2 18
Huda “Open Ended” dalam Nenden Faridah, dkk., Pendekatan Open Ended untuk
meningkatkan kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Kepercayaan Diri Sendiri, Jurnal Pena
Ilmiah, Vol. 1, 2016, h.2
11
Pendekatan pembelajaran open ended yang terdiri atas lima
langkah yaitu, (1) guru memberi masalah, (2) siswa mengekplorasi
masalah, (3) guru merekam respon siswa, (4) pembahasan respon
siswa (kelas), dan (5) siswa meringkas apa yang telah dipelajari.19
John Dewey seorang ahli pendidikan berkebangsaan Amerika
menjelaskan 6 langkah SPBM yang kemudian dia menamakan metode
pemecah masalah, yaitu:20
1) Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah
yang akan dipecahkan.
2) Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah
secara kritis dari berbagai sudut pandang.
3) Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai
kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
4) Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan
menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan
masalah.
5) Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau
merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan
penolakan hipotesis yang diajukan.
6) Merumuskan rekomendasi pemecah masalah, yaitu langkah siswa
menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai
rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
c. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Open Ended
Pendekatan open ended memiliki keunggulan dan kelemahan.
Keunggulan dari pendekatan ini adalah:
19
Resna Maulia Ayu Bernadi, “Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas IV SD Melalui
Pembelajaran Tematik-Integratif dengan Pendekatan Open Ended”. Jurnal Prima Edukasi. Vol. 5,
2017, h. 10 20
John Dewey “Kreatifitas” dalam Wina Sanjaya, Op.Cit., h. 217
12
1) Siswa dapat berperan lebih aktif
2) Siswa memiliki kesempatan lebih luas untuk mengaplikasikan
pengetahuan dan kemampuan matematisnya secara komprehensif.
3) Memberikan kesempatan lebih luas khususnya kepada siswa yang
prestasinya kurang, untuk dapat menyelesaikan soal-soal dengan
menggunakan caranya sendiri.
4) Siswa secara intrinsik termotivasi untuk dapat memberikan
kebenaran atas jawabannya.
5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengalaman lebih banyak dalam upaya menemukan cara-cara
efektif dalam menyelesaikan masalah dengan dibantu oleh
gagasan-gagasan dari temannya.
Disamping keunggulan yang dapat diperoleh adapula beberapa
kelemahan yang ada pada pendekatan open ended. Diantaranya:
1. Siswa yang memiliki prestasi yang lebih tinggi terkadang
cenderung ragu-ragu dengan jawabannya.
2. Siswa yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal dengan
cara tertentu, cenderung merasa puas walaupun telah dapat
menyelesaikan soal dengan cara lain.
3. Penggunaan waktu relatif lebih lama.
Dalam strategi pembelajaran open-ended ini menekankan kepada
proses mencari dan mengemukanan masalah, strategi open-ended
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Siswa
mencari dan mengemukakan sendiri masalah yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang diampu secara berkelompok, sedangkan guru
hanya sebagai fasilitator dan membimbing siswa.
13
2. Kemampuan Berpikir Kreatif
a. Pengertian Berpikir Kreatif
Setiap manusia pada dasarnya adalah makhluk yang kreatif.
Berikut ini akan dikemukakan beberapa definisi kreatif, sebagai berikut:
Kreativitas berasal dari kata „to create‟ yang artinya membuat21
Menurut Mumford “Creativity is commonly defined as the ability to
generate noveland useful ideas” (Kreativitas umumnya didefinisikan
sebagai kemampuan untuk menghasilkan novel dan ide-ide berguna)22
.
kamus besar bahasa Indonesia, kreatif memiliki daya cipta atau
memiliki kemampuan untuk menciptakan.
James J. Gallagher mengatakan bahwa “Creativity is a mental
process by which an individual creates new ideas or products, or
recombines existing ideal and product, in fashion that is novel to him or
her” (Kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan
individu berupa gagasan ataupun produk baru, atau mengombinasikan
antara keduanya yang pada akhirnya akan melekat pada dirinya).23
Orang yang kreatif dapat membuat sesuatu konsep atau metode, ide dan
produk untuk sebuah kemajuan, karena orang kreatif adalah orang yang
bermanfaat bagi kehidupannya.24
Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah orang yang
mampu menggunakan pikirannya untuk membuat sesuatu yang
memuaskan dirinya dan hasil karyanya bermanfaat bagi orang lain.
Orang-orang yang kreatif banyak memberikan sumbangsih bagi
dunia dan kemajuan peradaban dengan penemuan, karya mereka dan
21
Sudarma, op.cit., h. 9 22
Mumford, “Kreativitas”, dalam Kristoffer Carl Aberg, Kimberly C. Doell, and Sophie
Schwartz (ed), The“Creative Right Brain”Revisited: IndividualCreativity and Associative Priming
in the RightHemisphere Relate to Hemispheric Asymmetries inReward Brain Function, journal of
oxford, 2017, pp. 4946 23
James J. Gallagher, “Kreativitas”, dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (ed),
Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, (Jakarta:Kharisma
Putra Utama, 2010), h 13 24
Burhan Shadiq, Rahasia Mengajar Dengan Kreatif, Inspiratif, dan Cerdas
14
ilmu pengetahuan dimana orang lain akan menilai bahwa ini aneh dan
gila. Namun pada akhirnya masyarakat dunia pun tidak dapat
memungkiri manfaat besar yang diperoleh karena keberanian orang-
orang kreatif ini.25
Pemikiran kreatif membangun hubungan diantara hal-hal yang
berbeda. Karena berpikir kreatif melibatkan rasa ingin tahu dan
bertanya-tanya. Bertanya merupakan salah satu alat mengajar dan
belajar paling efektif, cara tersebut mendorong perkembangan
hubungan baru dalam jaringan saraf otak dan pada gilirannya
melahirkan gagasan dan konsep baru.26
Menurut Munandar “Kreatifitas
atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-
macam kemungkinan penyelesaian suatu masalah.27
Dengan bertanya
seseorang mampu memperoleh pengetahuan dan juga memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang apa masalah yang ada.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kreatif adalah orang yang mampu
mengembangkan dan menciptakan sesuatu yang baru, yang jarang
orang lain memikirkannya namun hasilnya dapat bermanfaat untuk
dirinya dan untuk orang lain.
b. Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif
Kreativitas manusia sudah diketahui sejak zaman manusia purba,
pemikirannya yang statis dalam menciptakan berbagai peralatan untuk
membantu kehidupannya. jika melihat dari pandangan psikologi, pada
dasarnya setiap manusia telah dikaruniai potensi kreatif sejak
dilahirkan, seperti yang kita lihat prilaku anak secara alamiah gemar
bertanya, gemar mencoba, gemar memperhatikan hal-hal baru, gemar
25
Euis Kurniati, Op.Cit, h. 4 26
Badi, op.cit., h. 52 27
Munandar dalam Muhammad Iqbal Harisuddin, Secuil Esensi Berpikir Kreatif &
Motivasi Belajar Siswa. (Bandung: PT Panca Terra Firma: 2019) h. 13
15
berkarya melalui benda apa saja yang ada dalam jangkauannya
termasuk di dalamnya gemar berimajinasi28
Menurut Devito mengemukakan bahwa kreativitas merupakan
suatu kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat yang
berbeda-beda.29
Dan tidak ada manusia yang tidak kreatif, persoalannya
tinggal bagaimana potensi ini dapat berkembang dengan baik atau
hanya tidak.
Kemampuan berpikir kreatif manusia berbeda-beda, ada yang pasif
dan aktif. Bila dilihat dari populasinya, kreatif menjadi tiga bagian
yaitu: kreativitas minimal, kreativitas menengah, dan kreativitas
unggul.
Berikut adalah grafik kreativitas:30
Kebanyakan manusia menempati posisi yang paling bawah,
mereka adalah pemilik kreativitas pasif. Butuh penyadaran dan
28
Euis Kurniati, Op.cit, h. 18 29
Devito “Kreatif” dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Ibid., h. 19 30
Sudarma, op.cit., h. 7
Kreativitas Minimual
Kreatif
unggul
Kreativitas Minimal
Kreativitas
Menengah
16
pencerahan untuk membangkitkannya. Di zaman sekarang ini,
sebanyakan manusia lebih kepada sesuatu yang simple dan praktis,
sehingga kreativitasnya menjadi pasif.
Lapisan kedua, adalah kelompok dengan kreativitas menengah.
Disebut menengah karena nilai kreativitasnya belum mempu menjadi
keunggulan kompetitif, baik bagi kepentingan ekonomi masyarakat,
maupun ekonomi negara, melainkan untuk dirinya sendiri.
Terakhir adalah kelompok yang memiliki kreativitas unggul, dan
berdaya saing. Kreativitas yang dibuatnya untuk kepentingan ekonomi,
tekhnologi, ilmu pengetahuan bangsa dan negaranya. seperti seniman,
arsitek dan lain-lain.
Pada dasarnya setiap manusia adalah makhluk kreatif, namun yang
membedakan satu sama lainnya adalah bagaimana cara menggunakan
dan mengoptimalkan kemampuannyanya. Semakin sering manusia
menggunakan kreatifitasnya dalam kehidupan sehari-hari makan akan
tinggi imajinasinya dan memberikan suatu ide dan gagasan yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain, namun jika sebaliknya orang itu
lebih memilih sesuatu yang simple dan instan maka kemampuan
berpikir kreatifnya tidak digunakan secara maksimal yang lama
kelamaan akan fakum.
c. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif
Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berpikir untuk
menjadi manusia yang kreatif untuk menjalani hidup dizaman milenial
ini, upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif kita harus
mulai sejak dini. Berikut adalah upaya pengembangan kreativitas sejak
dini, antara lain:31
31
Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, Op.Cit., h. 35
17
1) Kreatifitas sebagai Basic Skill
Sejak manusia dilahirkan, pada awal perkembangannya, seorang
bayi dapat memanipulasi gerakan ataupun suara hanya dengan
kemampuan pengamatan dan pendengarannya. Ia belajar mencoba,
meniru, berkreasi, dan mengekspresikan diri sesuai dengan
gayanya sendiri yang khas dan unik.
Ayan mengatakan bahwa hasil riset menunjukan kreatifitas mulai
hilang pada masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Kemampuan
kreativitas yang orisinil dari masa-kemasa dapat dilihat dari tabel
berikut ini:32
Tabel 2.1
Tingkat Orisinalitas Berdasakan Usia
Umur 5 tahun atau kurang 90 % Orisinil
Umur 7 tahun 20 % Orisinil
Orang Dewasa 2 % Orisinil
Pengurangan orisinalitas dari tabel tersebut menunjukan bahwa
semakin kita dewasa semakin rendah nilai keorisinalitasnya, tak
heran jika menjelang dewasa, banyak orang yang cepat merasa
kecewa dan menyerah ketika mencoba melakukan perubahan,
pembaharuan, dan produk kreatif lainnya.
Maka dari itu dibutuhkan program-program pembelajaran yang
dapat membantu dalam memelihara dan mengembangkan potensi
kreatif anak, mulai dari memfungsikan kreativitas yang ada dalam
diri dengan sepenuhnya, berpikir kreatif dalam menyelesaikan
32
Ayan “Kreativitas”, dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (ed), Strategi
Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak, (Jakarta:Kharisma Putra
Utama, 2010), h 13
18
masalah yang dihadapi, menciptakan kreasi yang berguna untuk
dirinya dan untuk orang lain, dan menanamkan nilai bahwa
kreativitas mampu meningkatkan kualitas dalam hidupnya.
2) Kebutuhan Anak Terhadap Aktivitas Kreatif
Dengan potensi kreativitas alami yang dimilikinya, makan anak
akan senantiasa membutuhkan aktivitas yang syarat dengan ide
kreatif. Secara alami rasa ingin tahu dan keinginan untuk
mempelajari sesuatu muncul dari dalam dirinya dan dengan
caranya sendiri
Ketika kita membatasi cara mereka mempelajari sesuatu, maka itu
sama dengan kita menghambat mereka dalam memahami sesuatu,
atau malah mungkin mematikan keinginan mereka untuk belajar
sesuatu. Cara menumbuhkan sikap dasar kreatif pada anak sebagai
berikut:
a) Pesona dan rasa ingin takjub
Anak memiliki rasa tajuk apabila melihat sesuatu yang indah,
melalui kekaguman inilah karya-karya kreatif dapat diciptakan.
Yang dilakukan para pendidik untuk membantu
mempertahankan kemurnian anak adalah dengan menghargai,
mendengarkan, dan menerima anak apa adanya.
b) Mengembangkan imajinasi
Dunia khayal atau imajinasi merupakan dunia yang identik
dengan anak. Melalui kekayaan khayalan, anak berpikir untuk
menemukan penyelesaian dari masalah yang dihadapinya.
Upaya para pendidik adalah dengan memahami, menghargai,
membimbing, dan mendukung imajinasi anak dan berusaha
mewujudkan khayalannya yang berguna bagi dirinya dan
orang lain.
19
c) Rasa ingin tahu
Anak-anak sangat antusias terhadap hal yang baru pertama kali
dilihat dan dialaminya. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi,
anak kadang tidak peduli apakah ia akan menjadi kotor, basah,
terjatuh ataupun rasa sakit. Rasa ingin tahu merupakan sifat
dasar kreativitas, sebelum anak menciptakan karya atau
gagasan baru, diawali oleh rasa ingin tahunya terhadap sesuatu,
sampai ia mengeksplorasi secara mendalam barulah ia dapat
menciptakan karya yang baru dan berbeda berdasarkan
pengayaannya terhadap objek yang diamatinya.
Untuk menyukseskan program pengembangan kreativitas pada
anak. Berikut ini adalah paparan program untuk para mendidik
dalam mempertahankan dan mengembangkan kemampuan berpikir
kreatif pada anak:
a) Kegiatan Belajar Bersifat menyenangkan (Learning Is Fun)
b) Pembelajaran Dalam Bentuk Kegiatan Bermain
c) Mengaktifkan Siswa
d) Memadukan Berbagai Aspek Pembelajaran dan Perkembangan
e) Pembelajaran Dalam Bentuk Kegiatan Konkret
3) Karakteristik dan Kepribadian Guru Pengembangan Kreativitas
Untuk membantu anak tetap memiliki dan mengembangkan
potensi kreativitasnya, dibutuhkan guru yang memiliki
karakterisitik sebagai berikut:
a) Kreatif dan menyukai tantangan
Setiap guru harus kreatif agar pembelajaran tidak
membosankan dan juga menyukai tantangan yang memahami
keunikan dan sifat anak yang berbeda-beda.
20
b) Menghargai karya anak
Guru harus menghargai setiap karya anak bagaimanapun
hasilnya, penghargaan dapat berupa pujian baik dengan
material atau non material.
c) Menerima anak apa adanya
Setiap anak adalah unik dan khas, mereka berbeda antara satu
sama lain. Guru harus memahami dan tidak membedakan satu
sama lain.
d) Motivator
Peserta didik sangat membutuhkan dorongan/motovasi dari
orang dewasa untuk mengembangkan dan memaksimalkan
diri.
e) Ekspresif, penuh penghayatan dan peka terhadap perasaan
Kematangan emosional para pengembang kreativitas adalah
hal penting untuk dapat menyalami hasil kreativitas anak.
f) Pecinta seni dan keindahan
guru pengembang kreativitas adalah seorang pencinta seni dan
keindahan agar anakpun menyukai keindahan dan kesenian.
g) Memiliki kecintaan yang tulus terhadap anak
Kecintaan yang tulus akan memberikan kenyamanan secara
psikologis bagi anak untuk dapat dengan tenang dan senang
melalukan eksplorasi terhadap potensi dirinya.
21
h) Memiliki ketertarikan terhadap perkembangan anak
Guru harus mengetahui potensi anak yang berbeda-beda
sehingga tau apa yang ia butuhkan, bakat apa yang ada pada
diri anak dan lainnya.
i) Bersedia mengembangkan potensi yang dimiliki anak
Setelah guru mengetahui potensi apa yang dimiliki anak , maka
selanjutnya adalah berpikir dan bertindak bagaimana
seharusnya potensi tersebut dapat di kembangkan.
j) Hangat dalam bersikap
Kenyamanan secara psikology sangat dibutuhkan oleh anak,
anak akan merasa senang dan nyaman sehingga tidak takut dan
tegang untuk dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan
dirinya dengan potensi yang mereka miliki.
k) Memiliki sikap yang konsisten akan tetapi dinamis
Guru harus memiliki sikap konsisten, apabila anak memiliki
potensi menulis maka anak akan difokuskan terhadap
menulisnya, namun juga bersikap dinamis agar kreativitasnya
tidak terbatas.
l) Bersedia bermain dengan anak
Dunia anak-anak adalah bermain, jadikan setiap proses
belajarnya dengan bermain dan guru ikut terlibat dalam
dunianya sehingga anak merasa nyaman dan senang dalam
belajarnya.
m) Luwes dan lincah dalam menghadapi kebutuhan, minat dan
kemampuan anak
22
Guru harus luwes dan lincah dalam mengembangkan
kreativitasnya. Kedekatan dan pendekatan harus dilakukan
oleh guru agar kebutuhan minat dan kemampuannya dapat
tersalurkan dengan baik
n) Memberi kesempatan pada anak untuk menjelajahi lingkungan
Lingkungan yang seharusnya diciptakan disekitar anak adalah
lingkungan yang dapat merangsang anak untuk mengeksplorasi
segala sesuatu yang ada disekita mereka.
o) Memberi kesempatan pada anak untuk mencoba dan
mengembangkan kemampuan, daya pikir, dan daya cipta
Anak tidak pernah lelah untuk mencoba dan mencoba lagi, saat
anak berjalan dan ia terjatuh, tapi tidak pernah berpikir untuk
berhenti melakukannya lagi sampai pada akhirnya dia dapat
berjalan, lihat saja bagaimana anak bermain, semua akan
dicobanya sampai mereka mengetahui dan mampu
membangun pengetahuannya.
Menurut pendapat Amabile, setiap orang mempunyai tiga
komponen berpikir kreatif. Artinya untuk bisa kreatif kita harus
mengembangkan tiga hal, yaitu:33
1) Meningkatkan kemampuan terkait bidang
Contoh pada kemampuan terkait bidang menulis maka harus
mendalami kemampuan dalam hal tata tulis ilmiah, pengetahuan
dan kemampuan dalam hal/objek yang hendak ditulis, kelancaran
bahasa, kemampuan membaca cepat, kemampuan meringkas, dan
kemampuan pengarsipan. Jika masih menemukan kesulitan maka
khursus dibidang bahasa.
33
Amabile “Berpikir Kreatif” dalam Etty Indrianti, Strategi Hindari Plagiarisme, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2015), h. 71
23
2) Meningkatkan kemampuan kreatif kita
Kreativitas bisa dilatih sehingga meningkat. Menurut Munandar &
Stenberg kreativitas adalah sebuah proses, jadi kreativitas bisa
dilatih34
. Dan menurut Morgan berpendapat bahwa proses berpikir
kreatif memiliki tiga tahap yaitu (1) persiapan: menentukan
masalah, (2) inkubasi dan iluminasi: memunculkan gagasan-
gagasan, (3) verifikasi: memilih dan menerapkan pemecahan.35
3) Menumbuhkan motivasi internal
Motivasi adalah kekuatan dalam mendorong seseorang untuk
mencapai tujuannya. Banyak cara untuk menumbuhkan motivasi
internal yaitu dengan cara bersikap dan berpikir positif, menghargai
diri sendiri, memiliki ambisi dan tekad yang kuat.
Banyaknya upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif, mulai dari diri sendiri, keluarga dan juga lingkungan,
dan upaya yang sangat mempengaruhi itu harus dimulai dari diri
sendiri, kita harus mengetahui terlebih dahulu kemampuan, minat dan
bakat yang ada pada diri kita masing-masing agar mengetahui kemana
arah dan tahapan agar kemampuan berpikir kreatif dapat bekerja secara
maksimal.
d. Ciri-ciri Berpikir Kreatif
Menurut John Dewey, ciri-ciri berpikir kreatif sebagai berikut:36
Pertama, berpikir adalah “Stream of Consciousness” arus
kesadaran ini muncul dan hadir setiap hari, mengalir tanpa kontrol,
termasuk di dalamnya yaitu mimpi atau impian, dan lamunan.
34
Munandar dan Stenberg “Berpikir Kreatif” dalam Etty Indrianti, Strategi Hindari
Plagiarisme, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2015), h. 71 35
Morgan “Berpikir Kreatif” dalam Etty Indrianti, Strategi Hindari Plagiarisme, (Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama, 2015), h. 71 36
John Dewey “berpikir kreatif” dalam Sudarman, op.cit, h. 38
24
Kedua, berpikir adalah imajinasi atau kesadaran. Imajinasi ini
muncul secara tidak langsung atau tidak bersentuhan langsung dengan
sesuatu yang sedang dipikirkan.
Ketiga, berpikir semakna dengan keyakinan (Believing), suatu
bentuk keyakinan, yang dimiliki seseorang, sehingga dirinya bisa
beropini, berpendapat, atau malahan bertindak seiring keyakinan
dimaksud.
Keempat, berpikir reflektif adalah rangkaian pemikiran yang
dianggap terbaik, ada proses memahami masalah, meneliti atau
menggali informasi sampai memecahkan masalah.
Menurut Munandar mengemukakan ada lima ciri kemampuan
kreatif. Kelima ciri tersebut adalah kemampuan berpikir lancar
(fluency), kemampuan berpikir luwes (flexibility), kemampuan berpikir
orisinal (originality), kemampuan berpikir memerinci (elaboraty) dan
kemampuan berpikir evaluasi (evaluaty). Adapun penjabaran dari ciri-
ciri berpikir kreatif adalah sebagai berikut:37
1) Kemampuan berpikir lancar (fluency) yaitu kemampuan untuk
mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau
pertanyaan. Artinya siswa harus mampu menciptakan beberapa ide
dan penyelesaian dengan waktu yang cepat.
2) Kemampuan berpikir luwes (flexibility) yaitu kemampuan untuk
mengemukakan bermacam-macam pemecahan masalah,
menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi.
Kemampuan berpikir luwes ini tidak jauh berbeda dengan
kemampuan berpikir lancar, karena pada dasarnya siswa harus
mampu menghasilkan banyak ide yang bervariasi.
37
Munandar “Berpikir Kreatif” dalam Nurdinah Hanifah dan Julia, “Membedah Anotomi
Kurikulum 2013 untuk membangun masa depan pendidikan yang lebih baik lagi” Makalah
disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Dasar, UPI Sumedang Press, Sumedang,
Desember 2014, h. 65
25
3) Kemampuan berpikir orisinal (originality) yaitu kemampuan untuk
mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. Siswa dituntut
untuk mampu menghasilkan produk yang baru maupun hasil
modifikasi dari produk yang sudah ada.
4) Kemampuan berpikir memerinci (elaboraty) yaitu kemampuan
untuk memperkaya atau mengembangkan suatu gagasan atau
produk dengan lebih terperinci dan detail.
5) Kemampuan berpikir berpikir evaluasi (evaluaty) yaitu kemampuan
dalam menentukan patokan penilaian sendiri dan memberikan
penilaian terhadap suatu permasalahan.
6) Kemampuan berpikir merumuskan kembali (redefiniry), yaitu
kemampuan untuk merekontruksikan pengetahuan atau
pengalaman yang didapat untuk menjadikan sebuah gagasan baru
sesuai dengan pendapat sendiri.
7) Kemampuan kepekaan (sensitivity), yaitu kemampuan menangkap
gagasan untuk menanggapi sebuah situasi.
Kreativitas tidak hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi
dan kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah
karya kreatif. Kecerdasan tanpa mental yang sehat sulit sekali dapat
menghasilkan karya kreatif. Berikut adalah 24 ciri kepribadian yang
ditemukan dalam berbagai study, adalah sebagai berikut:
1) Terbuka terhadap pengalaman baru
2) Fleksibel dalam berpikir dan merespons
3) Bebas dalam menyatakan pendapat dan perasaan
4) Menghargai fantasi
5) Tertarik pada kegiatan kreatif
6) Mempunyai pendapat sendiri dan tidak terpengaruh oleh orang lain
7) Pempunyai rasa ingin tahu yang besar
26
8) Toleran terhadap perbedaan pendapat dan situasi yang tidak pasti
9) Berani mengambil resiko yang diperhitungkan
10) Percaya diri dan mandiri
11) Memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas
12) Tekun dan tidak mudah bosan
13) Tidak kehabisan akal dalam memecahkan masalah
14) Kaya anak inisiatif
15) Peka terhadap lingkungan
16) Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan dari pada masa
lalu
17) Memiliki citra diri dan stabilitas emosi yang baik
18) Tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik, dan
mengandung teka-teki
19) Memiliki gagasan yang orisinil
20) Memiliki minat yang luas
21) Menggunakan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat untuk
konstruktif bagi pengembangan diri
22) Kritis terhadap pendapat orang lain
23) Seneng mengajukan pertanyaan yang baik
24) Memiliki kesadaran etika-moral dan estetika yang tinggi
Ciri-ciri yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa cici-
ciri berpikir kreatif terdiri dari dua katagori, katagori kognitif dan non-
kognitif. Yang meliputi kognitif adalah berpikir lancar (fluency),
berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinal (originality), berpikir
memerinci (elaboraty) dan berpikir evaluasi (evaluaty). Kategori
nonkognitif meliputi kemampuan kreatif dalam sikap, motivasi dan
emosional.
Dari keenam ciri berpikir kreatif yang telah dijelaskan, peneliti
hanya mengambil tiga ciri berpikir kreatif yaitu: berpikir luwes
(Flexibel), berpikir orisinil (Originality) dan berpikir evaluasi
27
(evaluaty). Karena ketiga ciri ini mampu meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa pada pembelajaran tematik sesuai dengan
pembelajaran yang akan diteliti.
3. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses
pembelajaran dapat menentukan hasil pembelajaran the six approaches
are synchronized, thematic, project-based, cross-curricular, school-
specialized, and community-focused.38
Pada tahun 2014 mulai
diberlakukan kurikulum 2013 untuk setiap setiap jenjang pendidikan
dan khusus di sekolah dasar diberlakukan pembelajaran tematik.
kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik
integratif dari kelas I sampai kelas VI.39
Pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran agar membuat pengalaman bermakna pada
peserta didik40
. Pembelajaran tematik integratif mengintegrasikan
berbagai kompetensi dari berbagai pelajaran ke dalam satu tema.
Mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik
pembelajaran atau tema41
. Pembelajaran tematik pada dasarnya
merupakan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan
berbasis tema yang menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan
menyenangkan, yakni tidak semata-mata mendorong peserta didik
untuk mengetahui (learning to know), tetapi peserta didik juga diajak
untuk belajar melakukan (learning to do), belajar untuk menjadi
(learning to be), dan belajar untuk hidup bersama (learning to live
38
Leonie Rennie, Grady Venville, dan John Wallace, Integrating Science, Technology,
Engineering, and Mathematics, (New York: Routledge, 2012), p 6 39
Kemendikbud 2012 137 Tentang Pembentukan Delegasi Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan Dan Panitia 1 St
40
Abdul Majid, Pembelajaran Tematik Terpadu. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya,
2014), h 80 41
Andi Prastowo. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. (Jogyakarta : Diva Press, 2013), h
125
28
together), sehingga aktivitas pembelajaran itu semakin relevan dengan
kehidupan nyata dan penuh makna bagi siswa.42
Landasan pembelajaran tematik berdasarkan materi sosialisasi
kurikulum 2013 yang diberikan oleh Kemendikbud adalah sebagai
berikut.43
1) Landasan Filosofis, terdiri atas hal-hal berikut ini.
a) Progresivisme, yaitu proses pembelajaran perlu ditekankan
pada pembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan,
suasana yang alamiah dan mempertahankan pengalaman siswa.
b) Konstruktivisme, yaitu siswa mengkontruksi pengetahuan
melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan
lingkungannya.
c) Humanisme, yaitu melihat siswa dari segi keunikan atau
kekhasan, potensi, dan motivasi yang dimilikinya.
2) Landasan Psikologis, terdiri atas hal-hal berikut:
a) Psikologi perkembangan siswa, yaitu untuk menentukan
tingkat keluasan dan kedalaman isi materi sesuai dengan tahap
perkembangan siswa.
b) Psikologi belajar, yaitu untuk menentukan bagaimana isi atau
materi pembelajaran disampaikan kepada siswa dan bagaimana
siswa harus mempelajarinya.
3) Landasan Yuridis, merupakan kebijakan atau peraturan terkait
dengan pelaksanaan pembelajaran tematik disekolah dasar, terdiri
atas:
42
Andi Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu. (Jakarta: Kencana, 2019) h.5 43
Sa‟dun Akbar dkk, Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar (Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2016), h 17
29
a) UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak yang
menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan kepribadian dan
tingkat kecerdasan sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9).
b) UU No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V
Pasal 1b).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa adanya
kurikulum 2013 ini dengan mode pembelajaran tematik adalah
memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan,
perkembangangan, minat dan bakat peserta didik. Sehingga dalam
proses pembelajaran berlangsung guru dapat memilih metode dan
media yang sesuai agar tujuan pembelajaran tercapai dengan efektif dan
efisien.
b. Prinsip Pembelajaran Tematik
Beberapa prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik
dalam materi sosialisasi kurikulum 2013 dari kemendikbud adalah
sebagai berikut:44
1) Memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada
dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu
materi yang beragam dari beberapa muatan.
2) Memilih materi dari beberapa muatan yang saling terkait sehingga
dapat mengungkapkan tema secara bermakna.
3) Tidak bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi
pembelajaran yang termuat dalam kurikulum.
44
Ibid
30
4) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema, selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa, seperti minat, kemampuan,
kebutuhan dan pengetahuan awal.
5) Materi yang dipadukan tidak dipaksakan, artinya materi yang tidak
mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Pembelajaran tematik ini jika diliahat dari prinsipnya,
pembelajaran tematik membantu peserta didik dalam mengenal secara
langsung lingkungan dan alamnya, juga persoalan yang akan dihadapi
dikemudiain hari dalam kehidupan sehari-hari.
c. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pemelajaran di SD, dalam materi sosialisasi
kurikulum 2013 dari kemendikbud, karakteristik pembelajaran tematik
adalah sebagai berikut:45
2) Berpusat pada siswa
Pada proses pembelajaran ini memerankan siswa sebagai
subjek belajar yang utama. Guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator dan motivator. Guru sebagai fasilitator, yaitu orang yang
memfasilitasi proses pembelajaran dengan melayani dan
menangani kebutuhan dan mengarahkan proses pembelajaran.
Guru sebagai motivator yaitu memberikan motivasi kepada siswa
agar lebih semangat dalam belajar.
3) Memberikan pengalaman langsung (direct experiences)
Pada proses pembelajaran siswa dihadapkan dengan hal dan
masalah nyata (konkret) yang ada dan terjadi disekitar siswa
sebagai dasar memahami hal-hal yang lebih abstrak.
4) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
45
Ibid
31
Pada pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran
tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan
tema-tema yang dikaitkan dengan kehidupan siswa dan hal-hal
disekitar siswa.
5) Menyajikan konsep dari berbagai muatan
Pelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai
mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran secara terpadu.
Materi yang dipadukan memiliki kesesuaian dengan tema yang
ada. Tujuan membentuk pengetahuan siswa secara holistik tentang
konsep yang dipelajari.
6) Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes, yaitu mengaitkan mata
pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain berdasarkan
kesesuaian isi, serta mengaitkannya dengan kehidupan dan
lingkungan tempat tinggal siswa.
7) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Pelajaran tematik hendaknya dilaksanakan dengan metode
yang mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan
proses yang menyenangkan. Permainan juga diinegrasikan sebagai
metode pembelajaran karena siswa usia SD masih tergolong usia
bermain sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
Dalam pembelajaran tematik tema 2 subtema 1 pembelajaran 3
yang membahas tentang hak, kewajiban dan menanam pohon, pelajaran
tersebut meliputi kompetensi dasar yaitu IPS yang mengandung aspek
pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dalam proses pelaksanaan
pembelajaran tematik tema 2 mampu meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif siswa pada kemampuan berpikir lancar, orisinil, dan
evaluasi.
32
B. Hasil Penelitian Relevan
1. Hosyatul Aliyah dalam Jurnal Pendidikan Dasar yang berjudul
“pengembangan model pembelajaran tematik berbasis proyek untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa”. keberhasilan model
pembelajaran berbasis proyek dalam penelitian ini ditunjukan oleh adanya
ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa yaitu 83% dengan nilai rata-
rata klasikal yang dicapai yaitu 77,9 dengan nilai tertinggi 92 dan nilai
minimum yang dicapai yaitu 68.
2. Nenden Faridah, Isrok‟atun dan Ani Nur Aeni dalam jurnal pena ilmiah
yang berjudul “Pendekatan open ended untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif matematis dan kepercayaan diri siswa” Peningkatan
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang menggunakan
pendekatan open ended lebih baik dari pada pendekatan konvensional.
3. Nichen Irma Cintia, Firosalia Kristin dan Indri Anugraheni dalam
penelitiannya dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Discovery
Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil
Belajar Siswa”. Terdapat peningkatan kemamuan berpikir kreatif dalam
hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas V SD Negeri Sidorejo
Kidul 02 Kecamatan Tingkir, pada pra siklus, kemampuan berpikir kreatif
siswa hanya mencapai presentase 33,25% dengan rata-rata 13,3 dari 7
kelompok siswa, kemudian pada siklus I, kemampuan berpikir kreatif
siswa meningkat, mencapai presentase 73% dengan rata-rata 29,2 dari 7
kelompok, pada siklus ke II, kemapuan berpikir kreatif siswa semakin
meningkat, mencapai presentase 81,2% dengan rata-rata 32,2 dari 7
kelompok.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendekatan Open Ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa yang lebih baik dalam pembelajaran tematik. Berdasarkan rumusan
masalah dan juga teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini, adanya
33
pembaharuan dalam penelitian ini pada subjek pembelajaran, waktu, tempat,
metode yang digunakan. Subjek penelitian ini berfokus pada pembelajaran
tematik yang menggunakan kurikulum 2013, waktu penelitian pada bulan
mei-agustus, bertempat di MI AL-Khoiriyah, metode atau langkah-langkah
yang lebih menekankan pada jawaban yang orisinil, luwes dan evaluasi untuk
menjawab permasalahan yang diberikan antar kelompok untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Dengan
penerapan strategi open ended dalam pembelajaran tematik dapat
mengingkatkan kemampuan dalam berfikir kreatif siswa di kelas V MI Al-
Khoiriyah Sawangan Depok”
48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Khoiriyah pada siswa kelas V
yang beralamat di Jl. Raya Mukhtar KM. 3 Sawangan RT. 02/02
Sawangan Kota Depok 16511 Telp. (0251) 8861 1839.
2. Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
7 8 9 10 11 12 1 2
1 Seminar Proposal √
2 Penelitian √ √ √
3 Pengumpulan data √
5 Pengolahan Data √
6 Uji Skripsi √
7 Finalisasi Skripsi √
8 Wisuda √ Tebel 3.1 Tabel Waktu Penelitian
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK). Penelitian tindakan (action research) merupakan “belajar
melakukan” (learning by doing): suatu kelompok orang mengidentifikasi
suatu masalah, melakukan sesuatu untuk memecahkannya, mengamati
bagaimana keberhasilan usaha mereka, dan jika belum memadai, mereka
mencoba lagi.46
Penelitian tindakan kelas ini dapat memecahkan masalah
selama proses pembelajaran berlangsung.
Dalam pelaksanaannya, peneliti menggunakan model Kurt Lewin. Ada
empat komponen yang dikenalkan menurut Lewin, yaitu: (1) perencanaan
(planing), (2) aksi atau tindakan (acting), (3) observasi (observing), dan (4)
46
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. (Depok: PT
Rajagrafindo Persada, 2017), h. 235.
49
refleksi (reflecting), hubungan antara keempat komponen tersebut
menunjukan sebuah siklus.47
Berikut adalah bagan lingkaran model Kurt Lewin
Gambar 3.1 Model PTK Kurt Lewin
Penelitian ini bersifat kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja
bersifat kuantitatif. Penelitian tindakan ini kelas ini bertujuan untuk
memperbaiki kinerja agar tujuan dari penelitian ini tercapai.
47
Trianto, Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
Teori dan Praktik, cet. Ke-3, (Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2012), 29-30
Dan seterusnya
Tindakan
(acting)
Identifikasi
masalah
Perencanaan
(plenning)
Refleksi
(reflecting)
)
Observasi
(observing)
Perencanaan
(plenning)
Siklus
1
Siklus
1
50
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa dan siswi MI Al-Khoiriyah
Sawangan kelas Vb yang berjumlah 45 siswa terdiri dari 24 siswa dan 21
siswi. Dan objek penelitiannya adalah seluruh proses dah hasil pembelajaran
tematik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan
menggunakan strategi open-ended pada materi nilai-nilai yang terkandung
dalam sila-sila pancasila.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Posisi peneliti sebagai perencana dan pelaksana kegiatan peneliti. Peneliti
membuat perencana kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan
pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil
penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti di bantu oleh guru kelas sebagai
mitra kolaborator, sebagaimana kolaborator yaitu saling membantu dalam
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan refleksi,
menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan disetiap siklusnya dan
memberi penilaian terhadap meningkatnya kemampuan berpikir kreatif
siswa dalam proses pembelajaran tematik yang menggunakan strategi open-
ended.
E. Tahap Intervensi Tindakan
Intervensi tindakan yang dilakukan peneliti dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif belajar tematik siswa dengan strategi open-ended
sebagai berikut:
1. Pra Penelitian
a. Membuat surat izin penelitian
b. Menghubungi kepala sekolah untuk meminta izin penelitian
c. Observasi proses pembelajaran
51
Pengamatan yang dilakukan melihat aktivitas belajar dikelas selama
proses pembelajaran sedang berlangsung. Aspek yang diamati
meliputi penjelasan guru, perhatian dan respon siswa.
d. Wawancara dengan wali kelas dan siswa
Wawancara yang dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait
masalah yang ditemukan guru dan siswa selama proses pembelajaran
tematik.
e. Mempersipakan instrumen, media dan alat yang digunakan untuk
belajar selama penelitian.
2. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan perencanaan,
yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa,
dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.48
Dalam perencanaan
tindakan kelas, yang dilakukan peneliti dalam menggunakan strategi
open-ended dalam pembelajaran tematik sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tema 5
Subtema 3 Pembelajaran 1.
2) Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melaksakan
pembelajaran.
4) Menyusun lembar observasi atau instrumen siswa.
b. Tahap Tindakan
48
Arikunto, op.cit, h.138
52
Pelaksanaan tindakan, yaitu implementasi atau penerapan isi
rancangan di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan dikelas.49
Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang
telah dibuat sebelumnya. Seperti melakukan apersepsi sebagai awal
pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan pembagian kelompok,
memahami materi, diskusi, pembelajaran menggunakan strategi open-
ended, dan kegiatan penutup.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat,50
pengamatan yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
penelitian tindakan. Observasi atau pengamatan yang dilakukan
menggunakan instrumen, observasi, dan dilengkapi dengan
dokumentasi. Hasil pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui
tingkat kecapaian sasaran pembelajaran yang meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dengan menggunakan strategi
open-ended.
d. Tahap Refleksi
Reflekasi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah terjadi.51
Refleksi yang diperoleh dari hasil observasi selama
proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil tersebut dapat diketahui
kelemahan dan kelebihan kegiatan pembelajaran disiklus I ini,
sehingga dapat memperbaiki kegiatan pembelajaran pada siklus II.
3. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
1) Mengidentifikasi masalah dari hasil refleksi pada siklus I.
49
ibid 50
ibid 51
ibid
53
2) Mengenali karakteristik siswa
3) Menyiapkan instrumen pembelajaan, RPP, dan pengumpulan data
yang akan digunakan pada siklus II.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II memperbaki dari
pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Pelaksanaan yang tidak
telepas dari apa yang ada di dalam RPP yang baru. seperti kegiatan
awal apersepsi, kegiatan inti seperti memahami materi, diskusi,
pembelajaran menggunakan strategi open-ended, dan kegiatan
penutup. Diakhir kegiatan guru memberikan apresiasi berupa
penghargaan terhadap kelompok yang kreatif dan aktif selama proses
pembelajaran berlangsung.
c. Tahap Observasi
Observasi yang dilakukan pada siklus II sama dengan observasi
yang dilakukan pada siklus I, yaitu melihat dampak yang terjadi dari
penggunaan strategi open-ended ini pada pembelajaran tematik.
Apakah pada siklus II ini kemampuan berpikir kreatif anak dapat
meningkat dengan baik yang menggunakan strategi open-ended dalam
pembelajaran tematik.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang diperoleh dari
instrumen, observasi dan evaluasi yang dilakukan setelah pelaksaan
pembelajaran berlangsung. Dikemukakan kelebihan dan kekurangan
penggunaan strategi open-ended pada pembelajaran tematik.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran tematik dengan
54
menggunakan strategi open-ended, penelitian akan dihentikan apabila telah
memenuhi standar yang ditentukan yaitu:
1. Menghitung presentase dari hasil pengamatan melalui observasi dan
pengumpulan data selama aktivitas berlangsung dengan menggunakan
strategi open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif
siswa sebanyak 80% dengan menggunakan rumusan presentase sebagai
berikut :
Presentase aktivitas guru dan siswa = x 100% .
2. Dari hasil tes belajar siswa dalam pembelajaran tematik sudah mencapai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu sebesar 80.
G. Data dan Sumber Data
Sumber data diperoleh dari siswa/i MI AL-Khoiriyah sawangan kelas Vb,
data tersebu diperoleh melalui proses KBM (kegiatan belajar mengajar)
berlangsung dan penikatan kemampuan berpikir kreatif siswa denga
menggunakan strategi open-ended. Adapun jenis data yang digunakan berupa
data kuantitatif dan kualitatif.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) dan hasil akhir setiap siklusnya.
2. Data Kualitatif
Data kualitatf diperoleh dari hasil observasi saat proses
pembelajaran dan hasil dokumentasi jalannya proses pembelajaran
berlangsung.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan saat proses kegiatan berlangsung
sebagai berikut:
55
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kemampuan Berpikir Kreatif pada Proses Pembelajaran
Tematik
VARIABEL DIMENSI DEFINISI
KONSEPTUAL
DEFINISI
OPERASIONAL
INDIKATOR NO
ITEM
Kemampuan
Berpikir
Kreatif
Luwes
(flexibility)
Luwes adalah
kemampuan
untuk
mengemukakan
bermacam-
macam
pemecahan
masalah,
menghasilkan
gagasan
jawaban, dan
atau pertanyaan
yang bervariasi
Mengemukakan
bermacam-
macam
pemecahan
masalah
Mengemukakan
bermacam-
macam jenis
perkembangan
masyarakat dari
zaman dulu
hingga saat ini
1
Menghasilkan
gagasan yang
bervariasi
Menghasilkan
gagasan yang
ingin
dikembangkan
untuk masa
yang akan
datang
2
Menghasilkan
jawaban yang
bervariasi
Menjawab
pertanyaan
tentang
kebakaran hutan
3B
Menghasilkan
pertanyaan yang
bervarias
Membuat
pertanyaan
tentang
keseimbangan
ekosistem
3A
Orisinal
(originality)
Orisinal yaitu
kemampuan
yang bisa
melahirkan
ungkapan baru
dan unik
Mampu
melahirkan
ungkapan yang
baru
Mampu
mengungkapkan
informasi baru
yang terkait
gangguan
keseimbangan
ekosistem
4
Mampu
melahirkan
ungkapan yang
unik
Mampu
menciptakan
sebuah
ungkapan baru
yang berbeda
dari yang lain
tentang
membantu
5
56
keseimbangan
ekosistem
Evaluasi
(evaluaty)
Evaluasi yaitu
kemampuan
siswa dalam
menentukan
kriteria penilaian
dan memberikan
penilaian
terhadap suatu
permasalahan
Menentukan
kriteria penilaian
Menentukan
kriteria
penilaian
terhadap diri
dan kelompok
6A
Memberikan
penilaian
terhadap suatu
permasalahan
Memberikan
penilaian hasil
diskusi dari
kelompok lain 6B
Jumlah = x 100 %
Tabel 3.3
Lembar Aktivitas Guru dalam Proses Pembelajaran Tematik dengan
Menggunakan Strategi Open Ended
No Aspek Yang Diamati Ya Tidak
1 Mengkondisikan siswa sebelum belajar
2 Melakukan presensi
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran
4 Mengulas materi sebelumnya
5 Meminta siswa untuk membaca materi yang ada di buku
siswa
6 Membagi siswa menjadi 5 kelompok
7 Memberikan soal (LKPD) kepada siswa
8 Guru memberikan kesempatan untuk masing-masing
kelompok berdiskusi untuk menjawab soal yang telah
disediakan
57
9 Guru berkeliling membimbing siswa
10 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menilai
jawaban temennya
11 Memberikan waktu kepada siswa untuk menjelaskan hasil
diskusinya didepan kelas
12 Meminta siswa untuk membuat rangkuman materi yang
dipelajari hari ini
13 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
jika masih ada materi yang belum dipahami.
14 Mengakhiri dengan evaluasi proses pembelajaran
Jumlah = x 100 %
Tabel 3.4
Lembar Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Tematik dengan
Menggunakan Strategi Open Ended
No Aspek Yang Diamati Ya Tidak
1 Memiliki kondisi siap belajar
2 Menyimak guru saat menyampaikan tujuan
pembelajaran
3 Siswa mengingat materi sebelumnya
4 Siswa mengekplorasi masalah dengan
membaca buku siswa
5 Membuat kelompok yang terdiri dari 9
orang
6 Siswa berdiskusi untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru
7 Siswa mendapat bimbingan dari guru dalam
menyelesaikan masalah
58
8 Menuliskan hasil diskusi dikertas yang telah
disediakan
9 Siswa menempel kartu dan karton yang
telah disediakan
10 Siswa memberikan penilaian terhadap
jawaban temannya.
11 Mempresentasikan hasil diskusi didepan
kelas
12 Siswa mendengarkan penjelasan materi
yang disampaikan
13 Membuat ringkasan materi yang dipelajari
14 Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya
15 Menyimak evaluasi yang diberikan guru
Jumlah = x 100 %
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah bukti terjadinya suatu kegitan dalam
penelitian saat proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi yang
bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian selain dari observasi.
Dokumentasi yang diambil berupadata tentang sekolah, wawancara
dengan guru kelas, hasil belajar siswa selama proses pembelajaran
berlangusng, foto yang berisi aktivitas dan partisipasi siswa pada setiap
langkah dan siklusnya selama proses pembelajaran berlangsung.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dan
dokumentasi sebagai berikut:
59
1. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan menggunakan pengisian chacklist
disetiap pertemuan dengan instrumen penilaian rubrik. Lembar observasi
dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran tematik pada tema yang
telah ditentukan dengan menggunakan strategi open-ended dikelas Vb
dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
2. Wawancara
Wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mencari data awal
mengenai masalah yang sering dihadapi oleh guru maupun siswa selama
proses pembelajan berlangsung, dan mendapat data mengenai tindakan
yang dilakukan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud berupa foto-foto yang diambil saat
wawancara, saat proses pembelajaran berlangsung menggunakan strategi
open-ended.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Pemeriksaan kepercayaan studi yang dilakukan untuk menjamin
keabsahan data, peneliti menggunakan teknik tringulasi. Macam-macam
tringulasi ada empat, tringulasi sumber, metode, penyidikan, dan teori.52
1. Tringulasi Sumber (data)
Tringulasi ini membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan
suatu informasi yang diperoleh melaui sumber yang berbeda dalam
metode kualitatif
52
Denzin dalam Moleong (2004) h 330
60
2. Tringulasi Metode
Tringulasi ini menguji kreabilitas data dilakukan dengan cara mengecek
data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.
3. Tringulasi Penyidikan
Tringulasi ini dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya
untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data.
4. Tringulasi Teori
Tringulasi ini berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat
diperiksa derajat kepercayaan dengan satu atau lebih teori tetapi hal itu
dapat dilakukan, dalam hal ini dinamakan penjelasan banding
Dari keempat macam tringulasi yang ada, peneliti menggunakan teknik
tringulasi sumber (data) dan tringulasi metode untuk menguji keabsahan dan
reabilitas data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti oleh
peneliti.
K. Analsis Data dan Interpretasi Data
Analisis data yang dianalisis peneliti menggunakan teknik deskripsi
kualitatif. Data yang dikumpulkan berasal dari setiap observasi yang
dilakukan selama siklus penelitian berlangsung. Data hasil observasi yang
diberi tanda ceklist diberi skor 1. Perhitungan yang digunakan sebagai
berikut:
Keterangan :
f = jumlah skor yang diperoleh
N = jumlah keseluruhan
P = angka presentase
P = x 100 %
61
Hasil perhitungan dari data setiap observasi kemampuan berpikir kreatif
siswa yang dilakukan pada setiap siklusnya dapat dikategorikan sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Presentase Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
No Rentan Nilai Kategori
1 75% - 100% Sangat Baik
2 50% - 75% Baik
3 25% - 50% Cukup
4 1% - 25% Kurang
(Ridwan, 2004, hlm 73)
Hasil observasi dari tindakan siklus I dan siklus II dilihat presentasenya.
Dari presentase tersebut akan diketahui peningkatan kemampuan berpikir
kreatif pada siswa. Pada penelitian ini ketercapaian kemampuan berpikir
kreatif siswa dengan penerapan strategi open ended pada pembelajaran
tematik sebesar ≥ 80. Bila nilai peserta didik ≥ 80 maka penelitian ini di
anggap berhasil.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitia tindakan kelas (PTK)
yang memiliki tahap dalam siklusnya. Tahap tersebut meliputi perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Apabila belum mencapai target maka
butuh perbaikan terhadap tindakan siklus I yang ditindak lanjuti pada siklus
II. Apabila sudah ada ketercapaian dalam kritria keberhasilan maka penelitian
tindakan kelas dianggap berhasil terlaksana.
102
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam
pembelajaran tematik kelas V MI Al-Khoiriyah Sawangan selama kurang
lebih dua bulan, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi open-ended
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal tersebut terlihat
dari hasil analisis data yang di lakukan oleh peneliti, pada siklus I, 47% siswa
memiliki kemampuan berpikir orisinil, 56% siswa memiliki kemampuan
berpikir evaluasi, dan 55,3% siswa memiliki kemampuan berpikir luwes.
Artinya 52% siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif berdasarkan hasil
analisis terhadap LKPD yang diperoleh. Dan pada akhir siklus I, 69% siswa
memiliki kemampuan berpikir orisinil, 76% siswa memiliki kemampuan
berpikir evaluasi, dan 78% siswa memiliki kemampuan berpikir luwes,
artinya terdapat 74% siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif. Dengan
demikian pada siklus I 63% siswa dinyatakan memiliki kemampuan berpikir
kreatif.
Pada siklus II, 77% siswa memiliki kemampuan berpikir orisinil, 85,3%
siswa memiliki kemampuan berpikir evaluasi, dan 91% siswa memiliki
kemampuan berpikir luwes. Artinya pada siklus II dalam 3X pertemuan
pembelajaran diperoleh 84% siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif.
Dan pada akhir siklus II, 87% siswa memiliki kemampuan berpikir orisinil,
92% siswa memiliki kemampuan berpikir evaluasi, dan 94% siswa memiliki
kemampuan berpikir luwes. Kemampuan berpikir kreatif siswa pada akhir
siklus memiliki presentase 91%. Artinya terdapat 91% siswa memiliki
kemampuan berpikir kreatif. Dengan demikian pada siklus II 88% siswa
dinyatakan memiliki kemampuan berpikir kreatif. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa penggunaan strategi open-ended dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa.
103
Berdasarkan analisis lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi
aktivitas siswa saat pembelajaran tematik tema Ekosistem subtema
Keseimbangan ekosistem berjalan dengan efektif dengan persentase 95%.
Dengan demikian, pembelajaran yang dilakukan sudah mencapai target yaitu
adanya peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa dengan strategi open-
ended pada pembelajaran tematik.
B. Implikasi
Kesimpulan diatas memberikan implikasi bahwa strategi open-ended
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada pembelajaran
tematik, yaitu dalam hal kemampuan berpikir orisinil, kemampuan berpikir
evaluasi, dan kemampuan berpikir luwes. Peningkatan kemampuan berpikir
kreatif siswa disebabkan karena strategi open-ended ini memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuannya dalam
menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi secara mandiri.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi di atas menunjukkan bahwa
strategi open-ended dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif pada
pembelajaran tematik. Dengan demikian, peneliti ingin memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Strategi pembelajaran open-ended ini merupakan salah satu strategi yang
menjadi rujukan dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran
khususnya mata pelajaran tematik.
2. Bagi Guru
Strategi pembelajaran open-ended sebagai sumber referensi dalam upaya
memperbaiki dan menentukan strategi apa yang akan digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya untuk mengembangkan kemampuan
berpiki kreatif siswa pada pembelajaran tematik.
104
3. Bagi Siswa
Dengan menggunakan strategi open-ended ini mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif siswa. Karena siswa diberi kesempatan untuk
menyelesaikan masalahnya dengan mandiri berdasarkan pada
pengetahuan dan pengalamannya, siswa juga jadi lebih paham dan
mengerti materi yang disampaikan oleh guru.
105
DAFTAR PUSTAKA
Aberg, Kristoffer Carl., Kimberly C. Doell, and Sophie Schwartz, The“Creative
Right Brain”Revisited: IndividualCreativity and Associative Priming in the
RightHemisphere Relate to Hemispheric Asymmetries inReward Brain
Function, journal of oxford, 2017
Arikunto, Suharsimi . Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
PT Rineka Cipta, 2013
Buku siswa kelas 2 subtema 2
Badi, Jamal M.T. Islamic Creative Thinking Berpikir Kreatif Berdasarkan Metode
Qurani. Bandung: PT Mizan Pustaka. 2007
Bono, Edward Be, Buku Mengajar Berpikir, Terj. Dari Teaching Thinking oleh
Soemadjo, Jakarta:Erlangga, Cet.2, 1992
Bernadi, Resna Maulia Ayu. Peningkatan Kreativitas Siswa Kelas IV SD Melalui
Pembelajaran Tematik-Integratif dengan Pendekatan Open Ended”. Jurnal
Prima Edukasi. Vol. 5, 2017
California State University, Northridge, What Is Creativity ?,
(http://www.csun.edu/~vcpsy00h/creativitydefine.htm). Diakses tanggal 4
Februari 2019 jam 11.00
Darmayasa, Jero Budi. & Agusmanto. J.B Hauturuk, Matematika Untuk SMP.
Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Depok: PT
Rajagrafindo Persada, 2017
Faridah, Nenden., dkk. Pendekatan Open Ended untuk meningkatkan kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis Kepercayaan Diri Sendiri, Jurnal Pena Ilmiah,
Vol. 1, 2016
Hanifah, Nurdinah dan Julia, “Membedah Anotomi Kurikulum 2013 untuk
membangun masa depan pendidikan yang lebih baik lagi” Makalah
106
disampaikan pada Seminar Nasional Pendidikan Dasar, UPI Sumedang Press,
Sumedang, Desember 2014
Harisuddin, Muhammad Iqbal, Secuil Esensi Berpikir Kreatif & Motivasi Belajar
Siswa. Bandung: PT Panca Terra Firma: 2019.
Indrianti, Etty. Strategi Hindari Plagiarisme, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2015
Isrok‟atun dkk. Melatih Kemampuan Problem Posing Melalui Situatio-Based
Learning Bagi Siswa Sekolah Dasar. Sumedang: UPI Sumedang Press, 2018
Kadir, Abd dan Harun Asrohah. “Pembelajaran Tematik” Depok:PT Raja
Grafindo Persada, 2014
Kemendikbud 2012 137 Tentang Pembentukan Delegasi Kementerian Pendidikan
Dan Kebudayaan Dan Panitia
Kwanta Panbanlame, Kiat Sangaron, dan Maitree Inprasitha, Students‟Intuition in
Mathematics Class Using Lesson Study and Open Approach, Scientific
Research, Vol. 5, 2014,
Majid, Abdul. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2014
Mastur, “Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pelaksanaan Pembelajaran di
SMP”, Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan, Vol. 4, 2017
Maulana, Sigit. Wawancara. Sawangan Depok, 04 April 2019
Momon Sudarman. Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Bandung:PT
Raja Grafindo Persada, 2013
Mulyani, Sri. Metode Analisis Dan Perancangan Sistem. Bandung: Katalog
Dalam Terbitan, 2016
Panbanlame, Kwanta dkk., Students‟Intuition in Mathematics Class Using
Lesson Study and Open Approach, Scientific Research, 2014
107
Prastowo, Andi. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jogyakarta: Diva Press,
2013
Rachmawati, Yeni dan Euis Kurniati, Strategi Pengembangan Kreativitas Pada
Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta:Kharisma Putra Utama, 2010
Rennie, Nie, Grady Venville, dan John Wallace, Integrating Science, Technology,
Engineering, and Mathematics, New York: Routledge, 2012
Ridwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung : Alfabeta, 2004
Prastowo , Andi, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta: Kencana,
2019
Sa‟dun, Akbar. dkk., Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, cet. 1, 2016
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, 2008
Shadiq, Burhan. Rahasia Mengajar Dengan Kreatif, Inspiratif, dan Cerdas. 2011
Suseno, H dan Trianto I.B.T. Desain Pengembangan Kurikulum 2013 di
Madrasah. Depok:Kencana, 2017
Suyanto. Menjelajah Pelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka,
2009
Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini
TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Jakarta: Prenada Media Grup, 2011
Verawati, Ayu. Pendekatan Pembelajaran Open Ended Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Pembelajaran Matematika. Aceh:
UIN Ar-Ranry, 2017
Wulandari, Fifi. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Melalui Pendekatan Open Ended Pada Pembelajaran Matematika Di Kelas
IV MIN Miruk Taman Aceh Besar. Aceh: UIN Ar-Ranry, 2017.
108
BIODATA DIRI
Desi Ayu Lestari, Penulis lahir di Bogor, pada tanggal 19
Desember 1996, anak pertama dari pasangan Bapak Sapri dan
Ibu Bidah. Penulis Mempunyai satu adik laki-laki yang
bernama Syahrial Ghifari. Bertempat tinggal di Jln H Nidi
Serua Kp Baru RT 04/02 Serua Bojongsari Depok Jawa Barat
16517 Indonesia.
Pendidikan Penulis dimulai dari Sekolah Dasar Negeri Serua 03 yang selesai pada
tahun 2009. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri (MTsN) Parung selesai pada tahun 2012. Madrasah Aliyah (MA) Al-
Karimiyah Sawangan selesai pada tahun 2015. Dan pada tahun 2015 peneliti
terdaftar sebagai mahasiswi S-1 Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (PGMI) Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Penulis aktif kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PGMI
sebagai Wakil Ketua HMJ priode 2017. Setelah itu, peneliti aktif bergabung
menjadi pengurus Lembaga Pendidikan Islam Himpunan Mahasiswa Islam
(LAPENMI) sebagai Kabid Departemen Pendidikan priode 2019.