PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI...

149
PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA LAYANAN SYARIAH JAKARTA SELATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjanan Hukum (SH) Oleh : PUTRI DIANA 11150490000035 PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2020 M

Transcript of PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI...

Page 1: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI

SIMPAN PINJAM JASA LAYANAN SYARIAH JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjanan Hukum (SH)

Oleh :

PUTRI DIANA

11150490000035

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 2: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

ii

PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI

SIMPAN PINJAM JASA LAYANAN SYARIAH JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH)

Oleh:

Putri Diana

11150490000035

Dosen Pembimbing

Dr. Moh. Bukhori Muslim, Lc., M.A.

NIP. 197606262009011013

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2020 M

Page 3: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Putri Diana

NIM : 11150490000035

Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 30 Agustus 1997

Prodi/Fakultas : Hukum Ekonomi Syariah/Syariah dan Hukum

Alamat : Jl. Husein Sastra Negara (Rawa Bokor) Rt.04

Rw.10 Benda, Benda, Tangerang, Banten 15125

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 Maret 2020

Putri Diana

NIM: 11150490000035

Page 4: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

iv

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi berjudul “Penerapan Pembiayaan Pengurusan Haji Pada Koperasi

Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah Jakarta Selatan” yang ditulis oleh Putri

Diana, NIM 11150490000035, telah diajukan dalam sidang skripsi Fakultas

Syariah dan Hukum pada Senin 23 Maret 2020 dan Selasa 24 Maret 2020. Skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Hukum (S.H) pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 Maret 2020

Mengesahkan

Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A. NIP. 19760807 200312 1 001

Panitia Sidang:

Ketua : A.M. Hasan Ali, M.A. (.................................)

NIP. 197512012005011005

Sekretaris : Dr. Abdurrauf, Lc., M.A. (.................................)

NIP. 19731215 2005011002

Pembimbing : Dr. Moh. Bukhori Muslim, Lc., M.A. (.................................)

NIP. 197606262009011013

Penguji I : Indra Rahmatullah, S.H.I., M.H. (.................................)

NIDN. 2021088601

Penguji II : Muhammad Ishar Helmi, M.H. (.................................)

Page 5: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

v

ABSTRAK

Putri Diana. NIM 11150490000035. PENERAPAN PEMBIAYAAN

PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA LAYANAN

SYARIAH JAKARTA SELATAN. Program Studi Hukum Ekonomi Syariah,

Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1441H/2020M. x-

115.

Kospin Jasa Layanan Syariah Jakarta Selatan mengeluarkan produk Ijarah

Haji produk tersebut sebagai pengurusan jasa haji dengan prinsip syariah dalam

pelaksanaannya. Terkait pembiayaan pengurusan haji berbasis syariah maka

ketentuannya mengacu pada Fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002, dan

Peraturan Menteri Agama No. 24 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Pearturan

Menteri Agama No. 30 Tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran

Penyelenggaraan Ibadah Haji. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk

mengetahui Pembiayaan pengurusan haji yang dilaksanakan oleh Kospin Jasa

Layanan Syariah Jakarta Selatan apakah sudah sesuai dengan prinsip syariah serta

Peraturan Menteri Agama yang berlaku saat ini.

Penelitian ini menggunakan metode normatif empiris dan menggunakan

pendekatan perundang-undangan, pendekatan kasus dengan mengkaji peraturan-

peraturan yang berkaitan dengan tema penelitian serta melakukan wawancara

untuk mencari kasus atau peristiwa yang terjadi dilapangan kepada pihak

Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah Jakarta Selatan mengenai

pelaksanaan produk Ijarah Haji pada pembiayaan pengurusan haji.

Hasil penelitian pembiayaan pengurusan haji di Kospin Jasa Layanan

Syariah Jakarta Selatan belum sesuai dengan Fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-

MUI/VI/2002. Dalam penjelasan Pembiayaan Pengurusan Haji di Kospin Jasa

Layanan Syariah Jakarta Selatan tidak menjelaskan secara terperinci mengenai

akad yang digunakan pada awal perjanjian, hanya disebutkan saja bahwa

Pembiayaan pengurusan haji menggunakan akad Ijarah dan MultiJasa Ijarah,

besaran Ujrah/fee tidak dijelaskan dengan jelas pada Perjanjian Haji. Proses

talangan haji di Kospin Jasa Layanan Syariah Jakarta Selatan menyimpang dari

Peraturan Menteri Agama No. 24 Tahun 2016 pada Pasal 6A meskipun pihak

Kospin Jasa Layanan Syariah mengatakan Kospin Jasa Layanan Syariah bukan

Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) tetapi

Koperasi simpan pinjam yang memberikan layanan bentuk manfaat atas Jasa

pengurusan haji.

Kata kunci : Pembiayaan Pengurusan Haji, Kospin JASA Layanan

Syariah Jakarta Selatan, Fatwa DSN MUI, Peraturan

Menteri Agama

Dosen Pembimbing : Dr. Moch. Bukhori Muslim., Lc., M.A

Daftar Pustaka : 1993 s.d 2019

Page 6: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Rabbil „Alaamiin, segala puji dan syukur peneliti panjatkan

atas kehadirat Allah Subhanahu wata‟ala Tuhan Semesta Alam, yang telah

memberikan kesehatan serta melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyusun skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga

senantiasa tercurahkan kepada baginda yang mulia Nabi besar Muhammad SAW

beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya.

Skripsi ini berjudul “Penerapan Pembiayaan Pengurusan Haji Pada

Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah Jakarta Selatan”. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi Strata 1 (S1) dan

memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H) di Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang

mendasar dalam penulisan skripsi ini, sehingga kritik dan saran sangat peneliti

harapkan. Dalam penulisan skripsi ini terdapat berbagai pihak yang membantu

dan memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat terwujud. Peneliti ucapkan

terimakasih kepada civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Secara khusus, pada kesempatan ini

peneliti ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Karlie, S.Ag., S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Bapak A.M Hasan Ali, M.A. Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Syariah,

dan Bapak Dr. Abdurrauf Lc., M.A. Selaku Sekretaris Program Studi Hukum

Ekonomi Syariah. Terimakasih atas waktu, tenaga, dan ilmu yang diberikan.

Semoga kesehatan, kemudahan dan keberkahan selalu menyertainya;

Page 7: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

vii

3. Dr. Isnawati Rais, M.A. Dosen Pembimbing Akademik selama penulis

menuntut ilmu di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

4. Dr. Moch. Bukhori Muslim, Lc., Dosen pembimbing peneliti yang selalu

memberikan bimbingan dan saran, serta meluangkan waktunya demi

terselesaikannya skripsi peneliti;

5. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum khususnya Jurusan Hukum

Ekonomi Syariah dan staf akademik Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang dengan ikhlas memberikan ilmunya kepada

peneliti;

6. Para Narasumber Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan, khususnya

Bapak Angga Nugeraha, S.H selaku wakil kepala cabang Kospin Jakarta

Selatan yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian dan Bapak

Mohamad Alfath Maududi bagian Analisa Pembiayaan Khusus Talangan Haji,

yang sudah meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan wawancara

dari peneliti serta telah memberikan data yang peneliti butuhkan;

7. Pimpinan Perpustakaan serta Para Pengurus Perpustakaan Fakultas dan Para

Pengurus Perpustakaan Umum yang telah memberikan fasilitas untuk

mengadakan studi kepustakaan;

8. Kedua orang peneliti, Mama dan Papa tercinta H. Udin Diana (Alm) dan

Nurhayati yang telah memberikan motivasi, kesabaran serta nasihat bagi

peneliti, yang selalu memberikan do‟a maupun dukungan bagi peneliti, baik

dukungan spiritual maupun dukungan material sehingga dapat

terselesaikannya skripsi ini. Serta Muhamad Darif dan adik tersayang Nur

Akbar Hidayat;

9. Keluarga besar peneliti, khususnya untuk Eno‟anah selaku nenek penulis bibi,

om, paman, dan sepupu-sepupu peneliti yang telah memberikan do‟a dan

dukungan sehingga peneliti bisa menyelesaikan pendidikan di jenjang Sarjana;

10. Sahabat-sahabat penulis, Novia Dewi S.N Amd. Keb., Rifati Hanifa, Andi

Benazir D. G, Dannia Sanni S.H, Salsabila Firdausia, Tuti Astuti, Eka

Sugiarti, Anis Luthfiani yang telah memberikan bantuan baik pengetahuan

dukungan do‟a dan motivasi kepada peneliti;

Page 8: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

viii

11. Teman-teman Hukum Ekonomi Syariah yang tidak bisa peneliti sebutkan satu

per satu. Bersama kalian hari-hari perkuliahan selalu menyenangkan, selamat

berjuang menuju kehidupan yang sesungguhnya, menjadi masyarakat

seutuhnya;

12. Ranti, Desin, Ova, Ino, Alfi, Adin dan Teman-teman KKN (Kuliah Kerja

Nyata) 162 SAMARASA yang telah memberi bantuan editing penulisan dan

nasehat kepada peneliti dalam menyelesaikan laporan skripsi ini;

13. Tak lupa peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Jakarta, 23 Maret 2020

Putri Diana

NIM: 11150490000035

Page 9: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah .............................................. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 7

E. Kajian (review) Studi Terdahulu ..................................................... 8

F. Kerangka Teori dan Konseptual .................................................... 11

G. Metode Penelitian .......................................................................... 15

H. Sistematika Penulisan .................................................................... 20

BAB II PMBIAYAAN HAJI ........................................................................... 21

A. Haji Dalam Prespektif Fiqh ........................................................... 22

1. Ibadah Haji ............................................................................. 22

2. Rukun dan Syarat Ibadah Haji ................................................ 23

3. Wajib Ibadah Haji .................................................................. 25

4. Dasar Hukum Haji .................................................................. 25

B. Pembiayaan Talangan Haji ............................................................ 26

1. Pengertian Pembiayaan Talangan Haji ................................... 27

2. Dasar Hukum Pembiayaan Talangan Haji ............................. 28

3. Akad Dalam Pembiayaan Talangan Haji ............................... 29

C. Tinjauan Tentang Bank Penerimaan Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) ................................... 45

D. Pembiayaan MultiJasa ................................................................... 48

1. Pengertian Pembiayaan MultiJasa .......................................... 48

2. Dasar Hukum Pembiayaan MultiJasa ..................................... 49

BAB III 51PEMBIAYAAN HAJI KOPERASI SIMPAN PINJAM

JASA LAYANAN SYARIAH JAKARTA SELATAN.................... 51

A. Sejarah Kospin JASA Syariah ....................................................... 51

B. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Kospin JASA Syariah ......................... 53

C. Produk Simpanan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan

Syariah Jakarta Selatan .................................................................. 54

D. Produk Pembiayaan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan

Syariah Jakarta Selatan .................................................................. 58

Page 10: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

x

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 60

A. Pelaksanaan Pembiayaan Pengurusan Haji Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan ................................................... 60

1. Kospin JASA Layanan Syariah Mempromosi Talangan

Haji ......................................................................................... 61

2. Mekanisme Pembiayaan Pengurusan Haji ............................. 63

3. Manajemen Pembiayaan Pengurusan Haji ............................. 65

4. Pembatalan Keberangkatan (Peristiwa Cidera Janji) ............. 65

5. Perhitungan Ujrah/fee pada Pengelolahan Angsuran

Pengurusan Haji ..................................................................... 66

B. Penerapan Fatwa DSN-MUI Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002

tentang Pembiayaan Pengurusan Haji LKS di Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan ................................................... 73

C. Analisis Pelaksanaan Talangan Haji Berdasarkan Peraturan

Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016

Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30

Tahun 2013 Perihal Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji ........................................................ 82

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 89

A. Kesimpulan .................................................................................... 89

B. Saran .............................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 98

Page 11: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema pembiayaan Ijarah ............................................................ 33

Gambar 2.2 Skema al-Qardh ............................................................................ 41

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Kospin Jasa Syariah Jakarta Selatan ............ 52

Gambar 4.1 Mekanisme Pembiayaan Pengurusan Haji ...................................63

Gambar 4.2 Jumlah Anggota Ijarah Haji .........................................................84

Page 12: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Multi Finance LKS ............................................................................. 3

Tabel 4.1 Daftar Angsuran Pembiayaan Ijarah Haji Kospin JASA

Layanan Syariah ............................................................................... 67

Tabel 4.2 Kesesuaian Fatwa DSN MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002

dengan Kospin JASA Layanan Syariah ............................................ 74

Tabel 4.3 Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan dengan

Peraturan Menteri Agama No. 24 tahun 2016 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun

2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji ........................................................... 85

Page 13: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Haji merupakan rukun Islam yang kelima, yang wajib ditunaikan oleh

setiap muslim yang mampu menjalankannya dan mampu dari segi finansial,

maupun fisik. Haji hanya wajib mengadipanggil untuk menunaikannya,

kecuali bagi mereka yang mampu dan sanggup menunaikannya sebagaimana

tersurat dalam Q.S Ali Imran ayat 97 :1

“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam

Ibrahim: barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;

mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)

orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa

mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak

memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.

Berdasarkan Pasal 8 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008

Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji sebagaimana telah diubah oleh

Undang-Udang Nomor 34 Tahun 2009 yang berbunyi sebagai berikut:2

“Kebijakan dan pelaksanaan dalam penyelenggaraan ibadah haji merupakan

tugas Nasional dan menjadi tanggung jawab Pemerintah”

Perundang-undangan Republik Indonesia memberi aturan mengenai

kewajiban para calon jamaah Haji untuk membayarkan sejumlah uang

sebagai biaya keberangkatan ibadah haji ke tanah suci melalui Lembaga

Keuangan Syariah (LKS) ataupun Lembaga Keuangan Syariah Non-Bank

(LKSNB) sebagai penerima setoran. Hal ini dengan ketentuan dalam Pasal 5

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah

1 Syamsul Hadi dan Widyarini, “Talangan Haji (Fatwa DSN dan Praktek di LKS)”, (Jurnal

ASY-SYIR‟AH Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum Vol.45 No.II, Juli-Desember 2011). 2 Tommy Jorghi Pahlevi, “Tinjauan Yuridis Terhadap Penggunaan Talangan Haji Menurut

Hukum Islam Dikaitkan Dengan Undanh-Undang Nomor 34 Tahun 2009 Tentang

Penyelenggaraan Haji dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah”

(Skripsi Tahun 2015).

Page 14: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

2

Haji sebagaimana diubah oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009 yang

berbunyi :3

Setiap Warga Negara Indonesia yang akan menunaikan Ibadah Haji

berkewajiban sebagai berikut :

1. Mendaftarkan diri kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji kantor

Kementerian Agama Kab/Kota setempat,

2. Membayar Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang disetorkan melalui

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) atau Lembaga Keuangan Syariah

Non-Bank (LKSNB) sebagai penerima setoran, dan

3. Memenuhi dan mematuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku dalam

Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Salah satu bentuk Jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan

masyarakat saat ini adalah pengurusan haji dan pembiayaan pelunasan Biaya

Perjalanan Ibadah Haji (BPIH). Pembiayaan haji merupakan pinjaman dari

Lembaga Keuangan Syariah kepada nasabah untuk menutupi kekurangan

dana, guna memperoleh porsi haji pada saat pelunasan kepada BPIH (Biaya

Perjalanan Ibadah Haji).

Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa penggunaan pembiayaan

talangan Haji dari lembaga keuangan syariah maupun lembaga keuangan

syariah non bank diperbolehkan, dengan catatan sebelum berangkat calon

jamaah haji sudah melunasi talangan atau pembiayaan yang dipijamkan oleh

Lembaga Keuangan Syariah.4

Pada tahun 2016 hingga sekarang ada beberapa Lembaga Keuangan

Syariah Non-Bank masih menyelenggarakan Pembiayaan pengurusan atau

menyediakan talangan haji yaitu BMT, Koperasi Syariah dan Pegadaian

Syariah. Berikut beberapa Lembaga Keauangan Syariah yang

menyelenggarakan pembiayaan haji:

3 Tommy Jorghi Pahlevi, “Tinjauan Yuridis Terhadap Penggunaan Talangan Haji Menurut

Hukum Islam Dikaitkan Dengan Undanh-Undang Nomor 34 Tahun 2009 Tentang

Penyelenggaraan Haji dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah”

(Skripsi Tahun 2015). 4 Wuryaningsih Dwi Lestari, Sri Murwanti, dan M. Sholahuddin “Pembiayaan Ibadah Haji

Pada Lembaga Keuangan Syariah”,(Cakrawala :Jurnal Studi Islam, Vol . XII.2. 2017).

Page 15: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

3

Tabel 1.1 Multi Finance LKS

No. MultiFinance Haji Lembaga Keuangan Syariah

1 BMT Al-Fadhila5

2 BMT UGT Sidogiri Indonesia6

3 Binama Koperasi Syariah7

4 FIFGROUP (Amitra Syariah)8

5 Pegadaian Syariah9

6 Kospin Jasa Layanan Syariah10

7 PT Trihamas Finance11

Dasar yang melandasi pembiayaan pengurusan Haji adalah keputusan

Fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Nomor. 29 /DSN-

MUI/VI/2002 Tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan

Syariah adalah sebagai berikut “Dalam pengurusan haji bagi nasabah,

Lembaga Keuangan Syariah dapat memperoleh imbalan Jasa (ujrah) dengan

menggunakan al-Ijarah sesuai Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor 9/DSN-

MUI/IV/2000. Apabila diperlukan, Lembaga Keuangan Syariah dapat

membantu menalangi pembiayaan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH)

nasabah dengan menggunakan prinsip al-Qard dengan Fatwa Dewan Syariah

Nasional Nomor 19/DSN-MUI/IV/2001. Dalam fatwa tersebut berlaku dua

akad secara pararel, akad al-Ijarah sebagai akad utama dan akad al-Qardh

sebagai akad pendukung. Substansi Fatwa ini merupakan respon Undang-

5

http://www.bmtalfadhila.com/2017/03/attention-please-alhamdulillah-kspps-al.html di

akses pada tanggal 15 April 2020 6

https://bmtugtsidogiri.co.id/berita-576-bmt-ugt-layani-pembiayaan-kafalah-haji.html di

akses pada tanggal 15 April 2020 7 https://bmtbinama.co.id/pembiayaan/pembiayaan-talangan-haji-dan-umroh.html di akses

pada tanggal 15 April 2020 8

https://wartakota.tribunnews.com/2019/07/25/bersama-amitra-dari-fifgroupbiaya-pergi-

haji-dan-umrah-bisa-dicicil-ini-berbagai-keuntungannya di akses pada tanggal 15 April 2020 9 https://www.pegadaian.co.id/produk/arrum-haji di akses pada tanggal 15 April 2020

10 https://jateng.antaranews.com/berita/247284/kospin-jasa-turunkan-dana-talangan-haji-

jadi-rp1-juta di akses pada tanggal 15 April 2020 11

https://trihamas-syariah.co.id/ di akses pada tanggal 15 April 2020

Page 16: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

4

Undang Nomor 13 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Pasal

23.

Dari fatwa DSN-MUI yang telah dikeluarkan Tentang Pembiayaan

Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah mengalami pro dan kontra

dikalangan para ulama dan masyarakat, ditambah lagi adanya perbedaan

pendapat diantara ulama tentang halal dan haramnya pembiayaan pengurusan

haji yang menggunakan talangan untuk menunaikan Ibadah Haji. Akan tetapi

dikalangan masyarakat sebagian orang menganggap bahwa produk

pembiayaan pengurusan Haji dilembaga keuangan syariah merupakan produk

yang bermanfaat bagi masyarakat yang merasa kesulitan saat mendaftar atau

mendapatkan kursi (seat) haji.

Kementerian Agama Republik Indonesia telah merubah peraturan

terkait talangan Haji yang ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah yaitu

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 tentang

Bank Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. Berdasarkan

pada Peraturan Kementerian Agama Nomor 24 Tahun 2016 pada Pasal 6A

memutuskan bahwa Bank Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah

Haji (BPS BPIH) dilarang memberikan layanan talangan Haji baik secara

langsug maupun tidak langsung.12

Produk pembiayaan Ijarah Haji pada Kospin JASA Layanan Syariah

menggunakan akad Ijarah dan MultiJasa Ijarah. Dari Jasa pengurusan haji dan

layanan Hajinya, ditentukan besarnya ujrah bagi calon anggota maupun

anggota. Sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN-

MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan

Syariah adalah sebagai berikut “Dalam pengurusan haji bagi nasabah,

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dapat memperoleh imbalan Jasa (ujrah)

dengan menggunakan prinsip Ijarah sesuai Fatwa Dewan Syariah Nasional

No. 9/DSNMUI/IV/2000.

12

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 tentang Bank Penerimaan Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Page 17: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

5

Pada besarnya ketentuan ujrah dalam Pembiayaan pengurusan haji

telah ditentukan oleh pihak Kospin JASA Layanan Syariah sebesar 10% per

tahun dari setiap besarnya talangan Haji yang dibutuhkan oleh calon

nasabah.13

Jika dilihat kembali pada Fatwa Dewan Syariah Nasional No.

29/DSN-MUI/VI/2002 dijelaskan pula bahwa besarnya imbalan Jasa Ijarah

tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-qard yang diberikan LKS

kepada nasabah.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil salah satu pihak penyelenggara

pengurusan haji di Kospin Jasa Layanan Syariah Jakarta Selatan. Yang

kemudian dikaitkan dengan Fatwa DSN MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002

tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah. Karena

dalam praktik Lembaga Keuangan Syariah dalam menawarkan Pembiayaan

pengurusan haji kepada nasabah yang belum mempunyai dana yang cukup

untuk biaya haji, dengan ketentuan bahwa pihak Lembaga Keuangan Syariah

yang akan mengurusnya pendaftaran haji dan meminta upah kepada calon

anggota. Artinya bahwa pihak LKS telah melanggar ketentuan umum Nomor

3 dari Fatwa DSN-MUI Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002. Dan peneliti

mengkaitkan kesesuaian Kospin Jasa Layanan Syariah dengan Peraturan

Menteri Agama (PMA) RI No. 24 Tahun 2016 yang masih ada kekosongan

hukum untuk Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah.

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan maka

peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Penerapan

Pembiayaan Pengurusan Haji Pada Koperasi Simpan Pinjam Jasa

Layanan Syariah Jakarta Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, maka perlu

mengidentifikasi masalah yang terkandung dalam penelitian ini guna

ditemukan jawaban terhadap permasalahan di atas:

13

Brosur Kospin JASA Layanan Syariah, Angsuran Pembiayaan Ijarah Haji, Jakarta, 29

September 2019.

Page 18: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

6

1. Mekanisme pembiayaan pengurusan haji pada Kospin JASA Layanan

Syariah Jakarta Selatan.

2. Apakah penerapan pembiayaan pengurusan haji di Kospin JASA Layanan

Syariah Jakarta Selatan telah sesuai dengan prinsip syariah yang tertuang

pada Fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan

Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah.

3. Apakah Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan telah mengikuti

Peraturan Menteri Agama No. 24 Tahun 2016.

4. Perhitungan ujrah/fee yang dilakukan Kospin JASA Layanan Syariah

Jakarta Selatan.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Berdasarkan Identifikasi masalah yang peneliti kemukakan di atas,

agar peneliti skripsi ini lebih terarah dan menghindari pembahasan yang

menyimpang dari pokok permasalahan yang diteliti. Peneliti membatasi

penelitian ini dengan melakukan penyesuaian antara pelaksanaan kegiatan

Pembiayaan pengurusan haji di Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta

Selatan dengan Fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang

pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah dan Peraturan

Menteri Agama No. 24 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran

Penyelenggaraan Ibadah Haji.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas,

makan peneliti merumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan

menjadi pembahasan dalam penelitian skripsi ini. Adapun rumusan

masalah yang perlu dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagaimana mekanisme Pembiayaan Pengurusan Haji pada Kospin

JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan?

Page 19: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

7

b. Bagaimana Penerapan Pembiayaan Pengurusan Haji di Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan dengan Fatwa DSN-MUI No.

29/DSN-MUI/VI/2002 dan Kesesuaian Kospin JASA Layanan

Syariah Jakarta Selatan Terhadap PMA RI Nomor 24 Tahun 2016

Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun

2013 Perihal Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah

Haji?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui mekanisme pembiayaan pengurusan haji pada

Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan.

b. Untuk mengetahui penerapan pembiayaan pengurusan haji pada

Kospim JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan apakah sudah sesuai

dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN-MUI/VI/2002

Tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah

dan Peraturan Menteri Agama No. 24 Tahun 2016 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Agama No. 30 Tahun 2013 tentang Bank

Penerima Setoran Penyelenggaraan Ibadah Haji.

2. Manfaat Penelitian

Pada permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, diharapkan

dapat memberikan beberapa manfaat. Secara garis besar, manfaat untuk

penelitian ini dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu manfaat teoritis dan

praktis.

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat serta pembelajaran

kepada para pihak yang akan melakukan penelitian pada bidang

Hukum Ekonomi Syariah terkait pelaksanaan pembiayaan pengurusan

haji pada Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan dengan

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN-MUI/VI/2002 Tentang

Page 20: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

8

Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah dan

Peraturan Menteri Agama No. 24 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Agama No. 30 Tahun 2013 tentang Bank Penerima

Setoran Penyelenggaraan Ibadah Haji.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini, secara praktis diharapkan bisa memberikan manfaat

bagi peneliti guna menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

implementasi pembiayaan pengurusan haji ditinjau dari prespektif

syariah dan hukum Peraturan Menteri Agama. Selain itu, penelitian ini

diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat

tentang Pembiayaan pengurusan haji berdasarkan prinsip syariah.

Serta dapat menjadi informasi bagi para calon anggota untuk

melakukan Pembiayaan pengurusan haji berdasarkan prinsip syariah,

sehingga bisa memberikan kontribusi positif bagi kelangsungan hidup

umat Islam dalam memperoleh pinjaman guna keberangkatan haji.

E. Kajian (review) Studi Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, peneliti akan

menyertakan beberapa studi terdahulu dari hasil penelitian sebelumnya. Hal

ini dilakukan sebagai acuan peneliti dalam menyusun pemikiran tentang

Penerapan Pembiayaan Pengurusan Haji Kospin JASA Layanan Syariah

Jakarta Selatan Berdasarkan Fatwa DSN No. 29/DSN-MUI/VI/2002 Tentang

Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Kuangan Syariah dan Peraturan

Menteri Agama No. 24 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Agama No. 30 Tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran

Penyelenggaraan Ibadah Haji, sehingga dapat memudahkan dalam melakukan

penelitian selanjutnya mengenai problematika yang terjadi pada saat ini.

1. Talabah dengan judul “Talangan Haji Problem dan Hukumnya”. dalam

Jurnal TARJIH Volume 11 (1) 1434 H/2013 M. Talangan Haji

dibolehkan oleh DSN atas dasar kebolehan akad Al-Qard dan al-Ijarah

yang menjadi komponen akadnya. Namun status akad gabungan al-Qard

Page 21: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

9

dan al-Ijarah dalam produk ini rentah terjatuh pada praktek riba

terselubung. Peneliti ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan,

dalam penelitian Talabah hanya menjelaskan talangan haji problem dan

hukumnya pasa sisi Fatwa DSN-MUI dan mengatakan talangan haji

rentan pada praktek riba. Sedangkan penelitian yang akan dibahas

pengurusan haji pada objek Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta

Selatan berdasarkan Fatwa dan PMA.

2. Syamsul Hadi dan Widyarini dengan judul “Talangan Haji (Fatwa DSN

dan Praktek di LKS)”. dalam Jurnal ASY-SYIR‟AH Jurnal Ilmu Syariah

dan Hukum Vol. 45 No. II, Juli-Desember 2011. Dalam Fatwa DSN

No.29/DSN-MUI/VI/2002 telah megikat Lembaga keuangan syariah

untuk mendapatkan pendapatan secara halal. Namun lembaga keuangan

syariah masih menentukan besar imbalan Jasa al-Ijarah atas pengurusan

booking seat/ kursi haji berdasarkan pada jumlah talangan al-Qard.

Perbedaam Dalam jurnal ini mengatakan bahwa DSN telah mengeluarkan

fatwa yang rancu atas akad Ijarah yakni DSN tidak membedakan definisi

antara akad Ijarah sewa-menyewa dan akad Ijarah untuk upah-mengupah.

3. Jaih Mubarok, dan Hasanuddin dengan judul “Fatwa Tentang

Pembiayaan Pengurusan Dana Haji dan Status Dana Calon Haji Daftar

Tunggu” Jurnal Al-Iqtishad, Vol. V No.1, 2013. Fatwa DSN-MUI tentang

pengurusan dana haji dipahami secara beragam oleh industri sehingga

terdapat Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang dalam praktiknya masih

terdapat hubungan langsung antara dana qardh yang disalurkan dengan

ujrah yang diterima oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Fatwa

Dewan Hisbah persis leravan dengan praktik tersebut, yaitu praktik

pengurusan haji yang menyimpang dari ketentuan Fatwa DSN-MUI

No.29/DSN-MUI/VI/2002 Tentang pembiayaan pengurusan haji lembaga

keuangan syariah. Perbedaan dari penelitian Jaih Mubarok dan

Hasanuddin yaitu pengurusan haji di Kospin JASA Layanan Syariah yang

dalam praktiknya masih memberikan talangan haji dan imbalan Jasa

Page 22: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

10

(ujrah/fee) yang didapatkan tidak sesuai prinsip Ijarah Fatwa DSN-MUI

No. 9/DSN-MUI/IV/2002 tentang Ijarah.

4. A. Khakim Allahuwty, dengan judul “Analisis Produk Ijarah Haji di BMT

An-Nawawi Purworejo” Tugas Akhir UIN Walisongo Semarang, 2015.

Penggunaan akad qardh dan ijarah dalam pelaksanaan produk Ijarah Haji,

dimana BMT An-Nawawi sebagai perantara talangan haji, karena Bank

Syariah Mandiri (BSM) yang memberikan pinjaman qardh tersebut. Pada

penelitian ini mengacu kepada fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-

MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Pembiayaan Haji

Lembaga Keuangan Syariah. Peneliti ini berbeda dengan penelitian yang

akan dilakukan, dalam penelitian A. Khakim Akkahuwty meneliti di

BMT An-Nawawi Purworejo. Sedangkan peneliti yang akan dilakukan di

Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) Jasa Layanan Syariah.

5. Venny Andrianingtias, dengan judul “Analisis Pembiayaan Arrum Haji di

Pegadaian Syariah Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 92 Tahun 2014

(Studi Pada Pegadaian Syariah Cabang Pasar Babakan Kota Tangerang”

Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018. Penelitian ini peneliti

mengaitkan secara spesifik dengan Fatwa DSN-MUI No. 92 Tahun 2014

mengenai Pembiayaan disertai Rahn di Pegadaian Syariah. Peneliti juga

melakukan perbandingan cicilan pembiayaan dengan bank syariah sebagai

referensi untuk nasabah dan peneliti menyimpulkan cicilan terendah

adalah Bank BNI Syariah dan cicilan terbesar adalah Pegadaian Syariah.

Penelitian ini berbeda dengan yang penelitian yang akan dilakukan,

peneltian sebelumnya menggunakan hukum Fatwa DSN-MUI tentang

Pembiayaan disertai Rahn dan objek penelitian di Pegadaian Syariah,

sedangkan penelitian yang akan dilakukan menggunakan hukum Fatwa

tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syraiah objek

penelitian di Kospin Jasa Syariah Jakarta.

Page 23: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

11

F. Kerangka Teori dan Konseptual

1. Kerangka Teori

a. Menurut Kasmir, Teori Pembiayaan (Financing) adalah penyedian

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau

tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau

bagi hasil.14

b. Akad Ijarah

Ijarah berasal dari kata ajr yang berarti „awadh (ganti), sehingga

tsawah (pahala) sering pula dinamakan dengan ajr (upah). Sedangkan

secara istilah Ijarah berarti jenis akad yang untuk mengambil manfaat

dengan jalan penggantian. Pengertian yang hampir sama juga

dikemukakan oleh Hanafiyyah bahwa Ijarah berarti akad atas suatu

manfaat dengan penggantian.15

c. Akad Qard

Undang-undang pertama yang menyebutkan istilah qardh adalah UU

No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Dalam Undang-

Undang ini, qardh disebutkan sebagai salah satu produk pembiayaan

dalam bentuk transaksi pinjam-meminja.16

PBI Nomor 7/46/PBI/2005

tentang Akad Penghimpun dan Penyaluran Dana bagi Bank yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam

PBI tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan qardh adalah

pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak

peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau

cicilan dalam jangka waktu tertentu.

14

http://repository.uin-suska.ac.id/4995/3/BAB%20II%282%29.pdf diakses pada hari

Sabtu, 11 April 2020 15

H. Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat,

(Penerbit Kencana Prenada Media Group Cet. Ke-2, 2012), h. 277. 16

Pasal 1 ayat 26 poin d dan Pasal 19 ayat 1 poin e Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah.

Page 24: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

12

d. Akad Multijasa

Pembiayaan multijasa adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dapat dipersamakan dengan itu berupa transaksi multijasa dengan

menggunakan akad Ijarah berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

antara bank dengan nasabah pembiayaan yang mewajibkan nasabah

untuk melunasi hutang atau kewajiban sesuai dengan akad.

e. Teori Sistem Hukum menurut Lawrence M. Friedman, ada tiga

elemen utama dari sistem hukum (legal sistem). Lawrence M.

Friedman mengemukakan bahwa efektif dan berhasil tidaknya

penegakan hukum tergantung 3 unsur sistem hukum, yakni struktur

hukum (legal structureI), substansi hukum (legal substance) dan

budaya hukum (legal culture). Struktur hukum menyangkut aparat

penegak hukum, substansi hukum meliputi perangkat perundang-

perundang dan budaya hukum merupakan hukum yang hidup (living

law) yang dianut dalam satu masyarakat.

1) Struktur hukum disebut sebagai sistem struktural yang menentukan

bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan dengan baik.

Kewenangan lembaga penegak hukum dijamin oleh undang-

undang, sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan

pengaruh-pengaruh lain.17

Jadi struktur (legal structur) terdiri dari

lembaga hukum yang ada dimaksudkan untuk menjalankan

perangkat hukum yang ada. Struktur ini menunjukkan bagaimana

pengadilan, pembuat hukum dan badan serta proses hukum itu

berjalan dan dijalankan.

2) Substansi Hukum disebut sebagai sistem substansi yang

menentukan bisa atau tidaknya hukum itu dilaksanakan. Substansi

juga berarti produk yang dihasilkan oleh orang yang berada dalam

sistem hukum yang mencakup keputusan yang mereka keluarkan,

17

https://www.academia.edu/34996829/TEORI_SISTEM_HUKUM_LAWRENCE_M._FR

IEDMAN di akses pada tanggal 10 April 2020

Page 25: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

13

aturan baru yang mereka susun. Substansi hukum juga mencakup

hukum yang hidup (living law), bukan hanya aturan yang ada

dalam kitab undang-undang (law books).18

Jadi substansi hukum

menyangkut peraturan perundang-undangan yang berlaku yang

memiliki kekuatan yang mengikat dan menjadi pedoman bagi

aparat penegak hukum.

3) Budaya hukum menyangkut budaya hukum yang merupakan sikap

manusia (termasuk budaya hukum aparat penegak hukum)

terhadap hukum dan sistem hukum. Sebaik apapun penataan

struktur hukum untuk menjalankan aturan hukum yang ditetapkan

dan sebaik apapun kualitas substansi hukum yang dibuat tanpa

didukung budaya hukum oleh orang-orang yang terlibat dalam

sistem dan masyarakat maka penegak hukum tidak akan berjalan

secara efektif.19

2. Kerangka Konseptual

a. Penerapan Pembiayaan

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Perbankan

Syariah dan PBI No. 10/24/PBI/2008, Pembiayaan adalah penyediaan

dana dan/atau tagihan/piutang. Sedangkan dalam UU No. 10 Tahun

1998 Pasal 1 ayat 12 menyatakan bahwa pembiayaan berdasarkan

syariah adalah penyaluran uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan pihak itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu

tertentu dan imbalan atau bagi hasil.20

18

https://www.academia.edu/34996829/TEORI_SISTEM_HUKUM_LAWRENCE_M._FR

IEDMAN di akses pada tanggal 10 April 2020 19

https://www.academia.edu/34996829/TEORI_SISTEM_HUKUM_LAWRENCE_M._FR

IEDMAN di akses pada tanggal 10 April 2020 20

Nanang Budianas, Pengertian Pembiayaan dan Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah,

artikel ini dipublikasikan pada 08 Februari 2013, di akses padda 20 Juli 2019 dari

http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-pembiayaan-dan -jeni-jenis.html.

Page 26: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

14

b. Pengurusan Haji

Salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan

masyarakat adalah pengurusan haji dan talangan pelunasan Biaya

Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).

c. Fatwa DSN-MUI

Fatwa-fatwa yang dikeluarkan Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia (DSN-MUI) merupakan hukum positif yang

mengikat. Sebab, keberadaannya sering dilegitimasi lewat peraturan

perundang-undangan oleh lembaga pemerintah, sehingga harus

dipatuhi pelaku ekonomi syariah. Dengan demikian, fatwa DSN-MUI

menjadi pedoman atau dasar keberlakuan kegiatan ekonomi syariah

tertentu bagi pemerintah LKS. Jadi fatwa DSN itu bersifat mengukat

karena diserap ke dalam peraturan perundang-undangan.

d. Perarturan Menteri Agama

Kementerian Agama Republik Indonesia adalah kementerian dalam

Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan agama. Kementerian

Agama mengambil alih tugas-tugas keagamaan yang semula berada

pada beberapa kementerian, yaitu Kementerian Dalam Negeri, yang

berkenaan dengan masalah perawinan, peradilan agama, kemasjidan

dan keurusan haji.21

e. Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah

Kospin JASA Layanan Syariah membuka layanan keuangan yang

berdasarkan pasa prinsip syariah pada tanggal 17 Agustus 2004,

pelayanan yang berkembang pada prinsip syariah yaitu pelayanan

pendanaan (simpanan) dan pembiayaan (pinjaman) yang berdasarkan

pada prinsip syariah. Sebagai upaya untuk menjaga aspek syariah

dalam operasionalnya, Kospin JASA Layanan Syariah pada tangal 10

Februari 2009 telah mendapatkan Sertifikasi Koperasi Syariah dari

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

21

https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Agama_Republik_Indonesia diakses pada hari

Sabtu, 11 April 2020

Page 27: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

15

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian normatif empiris merupakan

penggabungan antara penelitian hukum normatif dengan adanya

penambahan berbagai unsur empiris. Metode penelitian normatif empiris

mengenai implementasi ketentuan hukum normatif (Undang-Undang)

dalam aksinya pada setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam

suatu masyarakat.22

Maksudnya adalah melihat kesesuaian syariah

terhadap pembiayaan pengurusan haji yang masih memberikan talangan

haji menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002 Tentang

Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah dan Peraturan

Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank

Penerimaan Setoran Penyelenggaraan Ibadah Haji

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam metode penulisan hukum

normatif, yaitu cara penulisan yang didasarkan pada analisis terhadap

beberapa asas hukum dan teori hukum serta peraturan perundang-

undangan yang sesuai dan berkaitan dengan permasalahan dalam

penulisan penelitian hukum. Penelitian Hukum Normatif adalah terdiri

dari 5 (lima) pendekatan yaitu Pendekatan Perundang-undangan,

Pendekatan Konseptual, Pendekatan Historis, Pendekatan Kasus, dan

Pendekatan Perbandingan. Disini peneliti akan menggunakan Pendekatan

Perundang-Undangan dan Pendekatan Kasus.

a. Pendekatan Perundang-undangan (statute approach) merupakan

penelitian yang mengutamakan bahan hukum yang berupa Peraturan

Perundang-Undangan sebagai bahan acuan dasar dalam melakukan

penelitian. Pendekatan Peraturan Perundang-Undangan yang acukan

pada peneliti ini yaitu Fatwa DSN No.29/DSN-MUI/VI/2002 Tentang

22

Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris¸ Artikel diakses pada tanggal 1 Mei

2020 dari Https://idtesis .com/metode-penelitian-hukum-empiris-dan-normatif/

Page 28: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

16

Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah, Fatwa

DSN-MUI No. 9/DSN-MUI/IV/2000 Tentang al-Ijarah, Fatwa DSN-

MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 Tentang al-Qard, Fatwa DSN-MUI

No. 44/DSN-MUI/VIII/2004 Tentang Pembiayaan MultiJasa, Undang-

Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji

sebagimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009,

Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah,

PBI Nomor 10/16/PBI/2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank

Indonesia Nomor 09/19/PBI/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip

Syariah, dan PMA RI No. 24 Tahun 2016 tentang perubahan atas PMA

RI No. 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji.

b. Pendekatan Kasus (Case Approach) adalah salah satu jenis pendekatan

dalam penelitian hukum normatif yang peneliti mencoba membangun

argumentasi hukum dalam perspektif kasus konkrit yang terjadi

dilapangan, tentunya kasus tersebut erat kaitannya dengan kasus atau

peristiwa hukum yang terjadi di lapangan. Pendekatan Kasus yang

terjadi pada penelitian ini yaitu peneliti mengambil salah satu pihak

penyelenggara pengurusan haji di Kospin Jasa Layanan Syariah

Jakarta Selatan. Yang kemudian dikaitkan dengan Fatwa DSN MUI

No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji

Lembaga Keuangan Syariah. Karena dalam praktik Lembaga

Keuangan Syariah dalam menawarkan Pembiayaan pengurusan haji

kepada nasabah yang belum mempunyai dana yang cukup untuk biaya

haji, dengan ketentuan bahwa pihak Lembaga Keuangan Syariah yang

akan mengurusnya pendaftaran haji dan meminta upah kepada calon

anggota. Artinya bahwa pihak LKS telah melanggar ketentuan umum

Nomor 3 dari Fatwa DSN-MUI Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002. Dan

peneliti mengkaitkan kesesuaian Kospin Jasa Layanan Syariah dengan

Peraturan Menteri Agama (PMA) RI No. 24 Tahun 2016 yang masih

Page 29: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

17

ada kekosongan hukum untuk Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan

Syariah.

3. Sumber Bahan Hukum

Sumber bahan hukum yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

yaitu data primer dan sekunder:

a. Sumber data primer yaitu sumber data yang diambil dari hasil

wawancara dengan pengurus di Kospin JASA Layanan Syariah

Jakarta Selatan yang melakukan kegiatan layanan Pembiayaan

pengurusan haji berdasarkan prinsip syariah, Fatwa DSN

No.29/DSN-MUI/VI/2002 Tentang Pembiayaan Pengurusan Haji

Lembaga Keuangan Syariah, Fatwa DSN-MUI No. 9/DSN-

MUI/IV/2000 Tentang al-Ijarah, Fatwa DSN-MUI No. 19/DSN-

MUI/IV/2001 Tentang al-Qard, Fatwa DSN-MUI No. 44/DSN-

MUI/VIII/2004 Tentang Pembiayaan MultiJasa, Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Haji sebagimana

telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009, Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, PBI

Nomor 10/16/PBI/2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank

Indonesia Nomor 09/19/PBI/2007 Tentang Pelaksanaan Prinsip

Syariah, dan PMA RI No. 24 Tahun 2016 tentang perubahan atas

PMA RI No. 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji.

b. Data sekunder yaitu data yang digunakan sebagai informasi terkait

dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dapat melalui jurnal,

majalah, surat kabar, buku bacaan, artikel, media internet, maupun

data-data yang dikeluarkan oleh Kospin JASA Layanan Syariah.

4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Teknik pengumpulan Bahan Hukum yang dilakukan dalam

penelitian ini, yaitu:

a. Studi pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti

menghimpun informasi yang relavam dengan topik atau masalah yang

Page 30: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

18

akan atau sedang diteliti. Dalam hal ini melakukan teknik

pengumpulan data dengan memanfaatkan buku, jurnal, artikel,

literatur, studi terdahulu, guna mendapatkan landasan teori mengenai

permasalahan yang akan diteliti.

b. Studi lapangan (Field Research) adalah pengumpulan data secara

langsung ke lapangan. Studi ini dilakukan agar peneliti mendapatkan

data yang akurat guna mendapatkan data primer yang menjadi teknik

pengumpulan data utama dalam hasil penelitian. Studi lapangan ini

dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pengurus Kospin

JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan mengenai mekanisme dari

sistem layanan Pembiayaan pengurusan haji berdasarkan prinsip

syariah, serta pada para pihak yang terlibat dalam melakukan kegiatan

layanan Pembiayaan pengurusan haji berdasarkan prinsip syariah.

c. Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

cara mempelajari dokumen untuk mendapatkan data atau informasi

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Studi mengumpulkan

sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi

sesuai dengan masalah penelitian, seperti data statistik, jumlah dan

nama pegawai, grafik, gambar, surat-surat, foto, dan sebagainya.

d. Triangulasi diartikan sebagai pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber

data yang telah ada. Pada penelitian ini peneliti menggunakan

triangulasi teknik, yang berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama.23

Dalam hal ini, peneliti menggunakan observasi,

wawancara, dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara

serempak. Selanjutnya data yang didapatkan, akan digabungkan

menjadi suatu hasil untuk penelitian tentang permasalahan dalam

penelitian ini.

e.

23

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2011), h.241.

Page 31: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

19

f. Cheking Data

Pada langkah ini, penelitian mengecek ulang data yang sudah

didapatkan dari hasil lapangan, apakah datannya sudah lengkap atau

belum, kemudian melakukan penyeleksian data sehingga

mendapatkan data yang relavan untuk digunakan dalam analisis. Hasil

dari checking ini berupa pembetulan kesalan, jika terjadi kesalahan

data maka akan kembali melakukan observasi ke lapangan.

g. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and

verification)

Penelitian berusaha menarik kesimpulan dan melakukan

verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperoleh dari

lapangan. Setelah semua data hasil lapangan terkumpul dan sudah

dianggap benar serta dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya,

peneliti menghubungkan hasil penelitian lapangan tersebut dengan

Fatwa DSN-MUI dan Peraturan Menteri Agama yang terkait dengan

permasalahan penelitian.

5. Metode Analisis Bahan Hukum

Bogdan dan taylor, mereka menjelaskan bahwa analisis data adalah

proses yang merinci usaha formal untuk menemukan tema dan

merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai

usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa analisis data adalah telaah terhadap data-data

yang sudah diperoleh kemudian membandingkannya dengan teori-teori

yang ada.24

Data yang sudah diperoleh dalam penelitian ini secara konkrit akan

dihubungkan dengan teori yang ada. Sehingga data tersebut bisa

disimpulkan sesuia dengan pembahasan masalah dalam penelitian ini.

Penelitian ini juga dapat dianggap sudah sesuai antara data hasil

24

Pengertian Metode Analisis Data, Penjelasan Pada Blogspot Nisa Aulia,

http://metode360.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-metode-analisis-data.html (diakses pada 10

Juli 2019).

Page 32: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

20

penelitian dengan teori yang digunakan dan dapat dikatakan sebagai hasil

yang konkrit.

6. Metode Teknik Penulisan

Dalam penyusunan penelitain ini, peneliti menggunakan dan

mengacu pada metode penelitian Buku Pedoman Penelitian Skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun

2017.

H. Sistematika Penulisan

Pendahuluan, yaitu memuat latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

review studi terdahulu, kerangka teori dan konseptual, metode penelitian, dan

sistematika penelitian.

Landasan Teori, menjelaskan temuan berdasarkan tujuan kepustakaan

tentang definisi haji dalam prespektif fiqh, Pembiayaan pengurusan haji serta

dasar hukumnya, akad-akad yang digunakan pada Kospin JASA Layanan

Syariah Jakarta Selatan, dan mekanisme sesuai pada Fatwa DSN-MUI dan

Tinjauan Tentang Bank Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah

Haji (BPS BPIH).

Gambaran Umum Kospin Jasa Layanan Syariah, Bab ini memuat

pembahasan terhadap objek penelitian, menyangkut sejarah Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan serta visi dan misi, sturuktur organisasi,

jenis dan produk serta budaya pembiayaan pada Kospin JASA Layanan

Syariah Jakarta Selatan.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan, ini memuat penjelasan dari hasil

temuan lapangan untuk kemudian diidentifikasi kesesuaian tinjauan prinsip

syariah terhadap pelaksanaan pembiayaan syariah pada Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan berdasarkan prespektif syariah,

alur/mekanisme dan akad pada kegiatan pembiayaan pengurusan Haji.

Apakah sudah sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 29/DSN-

MUI/VI/2002 dan Peraturan Menteri Agama No. 24 tahun 2016.

Page 33: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

21

Penutup, merupakan bab terakhir dari penelitian skripsi, oleh karena itu

di dalam bab memuat simpulan dari hasil penelitian yang peneliti dapatkan

serta beberapa saran yang dianggap penting dan perlu.

Page 34: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

22

BAB II

PEMBIAYAAN HAJI

A. Haji Dalam Prespektif Fiqh

1. Ibadah Haji

a. Pengertian Ibadah Haji

Haji adalah mengunjungi Mekkah untuk mengerjakan Ibadah

Tawaf, Sa‟I Wukuf di Arafah, dan ibadah-ibadah lain untuk

memenuhi perintah Allah dan mengharapkan keriddaan-Nya. Haji

merupakan rukun Islam kelima dan merupakan kewajiban bagi

seorang muslim yang telah mampu menunaikannya satu kali dalam

seumur hidup. Ini berdasarkan pada sabda Nabi SAW yang berbunyi

“Kewajiban (menunaikan haji hanya sekali), apabila menambah itu

sunnah.” (HR Abu Daud, Ahmad, dan Hakim).

Haji adalah perjalanan menuju kepada Allah untuk memenuhi

panggilan-Nya pada waktu yang telah ditentukan, yaitu satu tahun

sekali. Saat itulah semua umat Islam berkumpul berdiskusi, dan

berinteraksi di kota suci. Mereka disatukan oleh kalimat Syahadat.

Haji tidak hanya memiliki pesan spritual yang dapat mengukuhkan

keimanan seseorang, tetapi juga dapat memiliki pesan sosial seperti

media interaksi, dan memahami perbedaan.1 Tersurat Q.S Al-Baqarah

ayat 125:

ذوا من مقام إب راىيم مصلى وعهدنا إل صلى وإذ جعلنا الب يت مثابة للناس وأمنا وات

جود را ب يت للطائفي والعاكفي والركع الس إب راىيم وإساعيل أن طه

“Dan (ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu (Baitullah)

tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan

jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah kami

perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersikanlah rumah-ku

1 Muhammad Najmuddin Zuhdi & Muh. Luqman Arifin, 125 Masalah Haji, (Cet. I-Solo,

Tiga Serangkai, 2008), h. 54.

Page 35: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

23

untuk orang-orang yang thawaf, yang I‟tikaf, yang ruku‟ dan yang

sujud”. (QS. Al-Baqarah 125).

Haji adalah datang ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu

untuk melaksanakan serangkaian ibadah pada waktu yang telah

ditentukan, dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Maksud

tempat-tempat tertentu adalah Ka‟bah, Mas‟a (Tempat sa‟i), Arafah,

Muzdalifah, dan Mina. Sedangkan waktu haji yang telah ditentukan

yaitu dimulai dari bulan Shawal sampai sepuluh hari pertama bulan

Dzulhijjah (disebut juga bulan-bulan haji).2

Alquran dan sunnah Nabi dengan tegas memerintahkan kepada

orang yang menjalankan haji untuk senantiasa ikhlas karena Allah

semata dalam menjalankannya. Adapun indikator ihklasnya seseorang

dapat dilakukan dengan cara memperbaiki niatnya, mengembalikan

hak-hak Adam kepada yang berhak apabila ia telah mampu. Apabila

belum mampu, hendaklah ia pasrahkan kepada Allah dengan berharap

kepada-Nya agar diberi kemampuan untuk mengembalikan hak itu,

memohon keridaan keluarganya, menjalin silahturrahmi dengan

mereka, dan jangan lupa bertaubat kepada Allah dengan

memperbanyak membaca istigfar.3

2. Rukun dan Syarat Ibadah Haji

a. Rukun Haji

Rukun dalam haji disebut juga dengan fardhu haji. Rukun

adalah ssesuatu amalan yang harus dilakukan. Jika tidak dilakukan

gugurlah amalah tersebut. Jika rukun ditinggalkan, maka tidak bisa

diganti dengan amalan lain, termasuk dengan membayar dam

2 H.M. Abdurachman Rochimi, Segala Hal Tentang Haji dan Umrah, (PT. Gelora Aksara

Pratama, Erlangga, 2015), h. 14. 3 Muhammad Najmuddin Zuhdi & Muh. Luqman Arifin, 125 Masalah Haji, (Cet. I-Solo,

Tiga Serangkai, 2008), h. 55.

Page 36: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

24

sekalipun. Akibat dari meninggalkan rukun, maka hajinya batal atau

gugur dan harus diganti pada waktu lainnya.4

Rukun haji adalah kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam

ibadah haji. Jika salah satunya ditinggalkan maka hajinya batal.5

Rukun-rukun itu adalah:

1) Ihram: niat mengerjakan ibadah haji

2) Wukuf: berdia diri di Padang Arafah, dimulai tanggal 9 Dzulhijjah

saat tergelincirnya matahari sampai terbitnya matahari pada

tanggal 10 Dzulhijjah.

3) Tawaf: berputar, mengelilingi Ka‟bah sebanyak tujuh kali

putaran. Tawaf dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad, dimana

posisi Ka‟bah berada disebelah kiri jamaah haji yang akan

melakukan tawaf, kemudian berputar kebalikan dari arah jarum

jam.

4) Sa‟i: lari kecil diataranya bukit Shofa dan Marwah, sebanyak

tujuh kali putaran.

5) Tahallul, diperbolehkan atau dibebaskannya seseorang yang

sedang melakukan ibadah haji dari hal-hal yang dilarang selama

ihram, yang ditandai dengan memotong atau mencukur sebagian

atau seluruh rambut, atau paling sedikit tiga helai rambut bagi

kaum perempuan.6

b. Syarat Ibadah Haji

Para fuqaha telah sepakat bahwa wajibnya haji itu disyaratkan

dengan hal-hal berikut:

1) Beragama Islam

2) Balig

3) Berakal

4 Moh. Nafi‟ CH, Haji dan Umrah; Sebuah Cermin Hidup, (Emir, Erlangga, 2015), h. 36.

5 H.M. Abdurachman Rochimi, Segala Hal Tentang Haji dan Umrah, (PT. Gelora Aksara

Pratama, Erlangga, 2015), h. 17. 6

Venny Andrianingtias, Analisis Pembiayaan Arrum Haji di Pegadaian Syariah

Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 92 Tahun 2014, (Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2018), h. 14.

Page 37: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

25

4) Merdeka

5) Mampu

Orang-orang yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut tidak

wajib menunaikan haji sebab syarat-syarat itu merupakan syarat taklif

pada ibadah apapun, tidak terkecuali ibadah haji Rasulullah SAW.

3. Wajib Ibadah Haji

Kewajiban haji termasuk kewajiban yang harus disegerahkan

pelaksanaanya apabila seseorang telah memenuhi persyaratannya. Apabila

seseorang telah memenuhi persyaratannya, tetapi ia tidak segera

menunaikan, dan keburu meninggal maka hukumnya ia berdosa. Ini

sesuai dengan hadits Nabi SAW.

Wajib haji hal-hal yang harus dilakukan dalam ibadah haji. Jika

ditinggalkan maka wajib diganti dengan Dam/Fidyah. Hal-hal tersebut

adalah:

a. Berihram pada miqat zamani dan makani yang telah ditentukan

b. Mabit di Muzdalifah setelah wukuf di Arafah

c. Melontarkan Jumrah

d. Mabit di Mina pada malah hari-hari Tasyriq (11,12,13 DzulHijjah)

e. Menjauhi segala hal yang diharamkan bagi orang yang sedang

berihram

f. Tawaf Wada‟.7

4. Dasar Hukum Haji

Hukum ibadah haji adalah wajib bagi setiap muslim dan muslimah

yang mampu. Hal ini Allah SWT sampaikan melalui firman-Nya dalam

surah Ali Imrah (3) ayat 97 berikut:8

عن العالمي وللو على الناس حج الب يت من استطاع إليو سبيلا ومن كفر فإن الله غني

7 H.M. Abdurachman Rochimi, Segala Hal Tentang Haji dan Umrah, (PT. Gelora Aksara

Pratama, Erlangga, 2015), h.17. 8 H.M. Abdurachman Rochimi, Segala Hal Tentang Haji dan Umrah, (PT. Gelora Aksara

Pratama, Erlangga, 2015), h.15.

Page 38: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

26

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah,

yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.

Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah

Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semserta alam”. (QS. Ali

Imron:97).

Maksud dari orang-orang yang mampu pada ayat tersebut adalah

mereka yang sanggup mendapatkan perbekalan dan alat transportasi, sehat

jasmani, perjalanan yang aman menuju Baitullah, serta keluarga yang

ditinggalkan terjamin kehidupannya.

Rasulullah SAW, bersabda;

دا رسول الله ، وإقام الصلاة سلام على خس شهادة أن لاإلو إلاالله وأن مم ،بن ال

وإيتاء الزكاة ، والج ، وصوم رمضان

“Islam dibangun di atas lima perkara: beraksi tidak ada

sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengaku

Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat,

berhaji dan berpuasa di bulan Ramadhan. (HR. Bukhari No.8 dan

Muslim No.16)”.

B. Pembiayaan Talangan Haji

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Perbankan

Syariah dan PBI No. 10/24/PBI/2008, pembiayaan adalah penyediaan dana

dan/atau tagihan/piutang. Sedangkan dalam UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1

ayat 12 menyatakan bahwa pembiayaan berdasarkan syariah adalah

penyaluran uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan pihak itu

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang

mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan

tersebut setelah jangka waktu tertentu dan imbalan atau bagi hasil.9

9 Nanang Budianas, Pengertian Pembiayaan dan Jenis-Jenis Pembiayaan Bank Syariah,

artikel ini dipublikasikan pada 08 Februari 2013, di akses padda 20 Juli 2019 dari

http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-pembiayaan-dan -jeni-jenis.html.

Page 39: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

27

Talangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah memberikan

pinjaman uang untuk membayar sesuatu, membelikan barang dengan

membayar kemudian hari.10

Pengertian talangan bisa diartikan Lend dalam

bahasa Inggris yaitu, memberikan sesuatu yang berharga kepada orang lain,

selama jangka waktu tertentu atau yang tidak tertentu, tanpa memberikan atau

melepaskan hak miliknya, dan tetap mempunyai hak untuk meminta kembali

barang yang semula itu atau yang sepadan dengan itu. Orang yang Lend atau

meminjamkan mesin atau tanah, misalnya dapat diharapkan kembali harta

milik yang semula itu, akan tetapi orang yang meminjamkan uang atau

barang-barang yang dapat dijual/belikan, mengharapkan akan mendapatkan

kembali sejumlah uang yang ekuivalen.11

1. Pengertian Pembiayaan Talangan Haji

Pembiayaan pengurusan haji merupakan salah satu produk yang

dikeluarkan oleh Perbankan Syariah. Produk tersebut ditujukan kepada

nasabah guna memenuhi kebutuhan biaya setoran awal yaitu Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang besaranya ditentukan oleh

Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Sistem Komputerisasi

Haji Terpadu (SISKOHAT), untuk mendapatkan nomor seat porsi haji.

Sedangkan dalam Peraturan Menteri Agama RI No. 30 Tahun 2013

menjelaskan bahwa talangan Haji adalah dana yang diberikan sebagai

bantun sementara tanpa mengenakan imbalan oleh BPS BPIH (Bank

Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) kepada calon

jemaah haji.12

Dan Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah

Haji tidak boleh memberikan layanan talangan Haji dengan jangka waktu

talangan lebih dari 1 tahun.

Di satu sisi, masyarakat memandang adanya Pembiayaan

pengurusan haji sebagai alternatif yang cukup menarik untuk masalah

10

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

(Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 888. 11

Abdurahman, Ensiklopedia Ekonomi, Keuangan, Perdagangan, (Jakarta: Pradnya

Paramita, 1982), Cet. Ke-v, h. 606-607. 12

Di akses pada 20 Juli 2019 dari

https://jatim.kemenag.go.id/file/file/PMA/sdty1395809111.pdf.

Page 40: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

28

sulitnya berangkat haji, baik karena faktor pendanaan yang belum

mencukupi maupun akrena terbatasnya kouta haji yang tersedia untuk

calon jamaah haji di Indonesia. Namun, di sisi lain, diduga ada unsur riba

dalam praktek talangan Haji. Hal ini karena praktek talangan Haji

mengaharuskan calon jamaan haji membayar sejumlah uang yang lebih

daripada yang dipinjamnya.

2. Dasar Hukum Pembiayaan Talangan Haji

Dikeluarkannya produk Pembiayaan pengurusan haji memiliki

tujuan untuk meberikan kemudahan dan bantuan kepada nasabah

Pembiayaan pengurusan haji dalam memperoleh seat atau porsi hajji.

Sedangkan tujuan untuk pihak Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah

untuk menambah nasabah, mampu meningkatkan pembiayaan konsumtif

dalam LKS dan juga meningkatkan daya saing LKS dalam dunia

perbankan.

Dasar dikeluarkannya Pembiayaan pengurusan haji ini adalah

dengan dikeluarkannya Fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002

pada tanggal 06 Juni 2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga

Keuangan Syariah. Yang memuat ketentuan sebagai berikut:13

a. Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh imbalan

Jasa ujrah dengan menggunakan prinsip al-Ijarah sesuai Fatwa DSN-

MUI No. 09/DSN-MUI/IV/2000

b. Apabila diperlukan LKS dapat membantu menalangi pembayaran

BPIH nasabah dengan menggunakan prinsir al-Qard sesuai Fatwa

DSN-MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001

c. Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan

dengan pemberian talangan haji

d. Besar imbalan Jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah

talangan al-Qard yang diberikan LKS kepada nasabah.

13

Fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji

Lembaga Keuangan Syariah.

Page 41: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

29

3. Akad Dalam Pembiayaan Talangan Haji

Dalam Alquran, ada beberapa istilah yang berkaitan dengan janji

atau perjanjian, yaitu kata akad (al-aqdu), ahd (al-ahdu), dan wa‟adu.

Secara bahasa akad atau perjanjian itu digunakan untuk banyak arti, yang

keseluruhannya kembali kepada bentuk ikatan atau penghubungan

terhadap suatu dua hal. Sementara akad menurut istilah adalah keterikatan

keinginan diri dengan sesuatu yang lain dengan cara yang memunculkan

adanya komitmen tertentu yang di syariatkan.14

Menurut segi etimologi, akad antara lain berarti: Ikatan antara dua

perkara, baik ikatan secara nyata, maupun ikatan secara maknawi, dari

satu segi maupun dari dua segi”. Pengertian akad dalam arti khusus

adalah “Perikatan yang ditetapkan dengan ijab-kabul berdasarkan

ketentuan syara‟ yang berdampak pada objeknya.15

Pengertian akad terdapat dalam Pasal 1 angka 13 Undang-undang

Perbankan Syariah, akad adalah kesepakatan antara Bank Syariah atau

UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi

masing-masing pihak sesuai dengan Prinsip Syariah.16

Akad merupakan tindakan hukum dua pihak karena akad adalah

pertemuan ijab yang mempresentasikan kehendak dari satu pihak dan

kabul yang menyatakan kehendak pihak lain. Tindakan hukum satu pihak,

seperti janji memberi hadiah, wasiat, wakaf atau pelepasan hak, bukanlah

akad karena tindakan-tindakan tersebut tidak merupakan tindakan dua

pihak dan karenanya tidak memerlukan kabul.17

Tujuan akad adalah untuk melahirkan suatu akibat hukum. Lebih

tegas lagi tujuan akad adalah maksud bersama yang dituju dan yang

hendak diwujudkan oleh para pihak melalui pembuatan akad. Akibat

14

Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2012), h. 126. 15

Rachmat Syafei‟I, Fiqh Muamalah Untuk IAIN, STAIN, PTAIS, dan Umum, (Bandung:

Penerbit Angkasa Setia, 2004), h. 44. 16

Undang-Undang No.21 Tahun 2008, di akses pada 27 Juli 2019 dari

file:///C:/Users/Acer/Downloads/UU_21_08_Syariah.pdf. 17

Neni Sri Imaniyati, Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum Ekonomi, (Bandung:

Penerbit CV. Mandar Maju, Cetakan Ke-1 April 2013), h. 76.

Page 42: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

30

hukum akad dalam hukum Islam disebut “hukum akad” (hukm al-aqd).

Tujuan akad untuk akad bernama sudah ditentukan secara hukum oleh

Pembuat Hukum Syariah, sementara tujuan akad untuk akad tidak

bernama ditentukan oleh para pihak sendiri sesuai dengan maksud mereka

menutup akad.18

Para ulama fiqh menyatakan bahwa suatu akad dapat berakhir

apabila:19

Berakhirnya masa berlaku akad itu, apabila akad itu mempunyai

tenggang waktu;

a. Dibatalkan oleh pihak-pihak yang berakad, apabila akad itu sifatnya

tidak mengikat;

b. Dalam akad yang bersifat mengikat, suatu akad dapat dianggap

berakhir jika:

1) Jual beli itu fasad, seperti terdapat unsur-unsur tipuan salah satu

rukun atau syaratnya tidak terpenuhi.

2) Berlakunya khiyar syarat, aib, atau rakyat.

3) Akad itu tidak dilaksanakan oleh salah satu pihak.

4) Tercapainya tujuan akad itu sampai sempurna.

c. Salah satu pihak yang berakad meninggal dunia. Dalam hubungan ini

para ulama fiqh menyatakan bahwa tidak semua akad otomatis

berakhir dengan wafatnya salah satu pihak yang melaksanakan akad.

Akad yang berakhir dengan wafatnya salah satu pihak yang

melaksanakan akad, diantaranya akad sewa-menyewa, al-rahn, al-

kafalah, al-syirkah, al-wakalah, dan al- muzara‟ah. Akad juga akan

berakhir dalam ba‟I al-fudhul (suatu bentuk jual beli yang keabsahan

akadnya tergantung pada persetujuan orang lain) apabila tidak

mendapat persetujuan dari pemilik modal.

18

Neni Sri Imaniyati, Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum Ekonomi, (Bandung:

Penerbit CV. Mandar Maju, Cetakan Ke-1 April 2013), h. 76. 19

H. Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat,

(Penerbit Kencana Prenada Media Group Cetakan ke-2, 2012), h. 58-59.

Page 43: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

31

a. Akad Ijarah

1) Pengertian Ijarah

Secara etimologi al-ijarah berasal dari kata al-Ajru yang

berarti al-„Iwadh/ pengertian, dari sebab itulah ats-Tsawabu dalam

konteks pahala dinamai juga al-Ajru/upah.20

Istilah Ijarah berasal dari kata ajr yang berarti „awadh

(ganti), sehingga tsawab (pahala) sering pula dinamakan dengan

ajr (upah). Sedangkan secara istilah Ijarah berarti jenis akad untuk

mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Pengertian yang

hampir sama juga dikemukakan oleh Hanafiyyah bahwa Ijarah

berarti akad atas suatu mafaat dengan penggantian.

Dalam tataran implementasinya, Ijarah ini dapat dipilah

kepada dua bagian besar, yaitu Ijarah bi al-quwwah dan Ijarah bi

al-manfaah. Ijarah itu Jasa atau tenaga manusia. Sedangkan

Ijarah itu dikatakan sebagai Ijarah bi al-manfaah apabila yang

disewakan itu berupa barang. Namun, kedua Ijarah tersebut

memiliki prinsip-prinsip yang sama, yakni menyewa atau

menyewakan sesuatu.21

Ada dua pihak yang terlibat dalam akad Ijarah, yaitu

pemberi sewa (mu‟ajjir) dan penyewa (musta‟jir). Mu‟ajjir

menyerahkan manfaat barang (ma‟jur) sedangkan musta‟jir

menyerahkan uang sewa (ujrah).22

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN), Ijarah

adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang

atau Jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau

upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu

20

H. Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat,

(Penerbit Kencana Prenada Media Group Cetakan ke-2, 2012), h.. 277. 21

Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan

Pertama, 2015), h. 88. 22

Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: : PT. Remaja Rosdakarya,

Cetakan Pertama, 2015), h. 89.

Page 44: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

32

sendiri.23

Jadi bisa disimpulkan dalam Ijarah tidak hanya barang

yang dapat menjadi objek Ijarah tetapi juga Jasa. Dalam

penjelasan Pasal 19 huruf f Undang-Undang Nomor 21 Tahun

2008 tentang Perbankan Syariah, akad Ijarah didefinisikan

sebagai akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak

guna atau manfaat dari suatu barang atau Jasa berdasarkan

transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

barang itu sendiri.

Selanjutnya, di dalam PBI No.9/19/PBI/2007

mendefinisikan Ijarah sebagai transaksi sewa menyewa atas suatu

barang dan/atau Jasa antara pemilik obyek sewa termasuk

kepemilikan hak pakai atas objek sewa dengan penyewa Ijarah

adalah akad untuk memanfaatkan Jasa, baik Jasa barang ataupun

Jasa atas tenaga kerja. Bila digunakan untuk mendapatkan manfaat

barang, maka disebut sewa-menyewa.24

Sedangkan jika digunakan

untuk mendapatkan manfaat tenaga kerja, disebut upah-mengupah.

Metode yang digunakan DSN-MUI untuk menghindari larangan

pendapatan dari Qardh adalah dengan menerapkan upah berbasis

Jasa (Ijarah).25

23

Fatwa DSN-MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000. 24

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2014), h. 74. 25

Muhammad Maksum, “Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

dalamMerespon Produk-Produk Ekonomi Syariah Tahun 2000-2011 (Studi Perbandingan dengan

Fatwa Majelis Penerbit Syariah Bank Negara Malaysia)”, (SekolahPascasarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 272.

Page 45: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

33

Skema dan pola pembiayaan Ijarah adalah sebagai berikut:

Sumber : Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan

Keuangan

Gambar 2.1 Skema pembiayaan Ijarah

Keteragan :

a) Nasabah mengajukan pembiayaan Ijarah ke bank syariah.

b) Bank syariah membeli/menyewa barang yang diinginkan oleh

nasabah sebagai objek Ijarah, dari supplier/penjual/pemilik.

c) Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dengan bank

mengenai barang objek Ijarah, tarif Ijarah, periode Ijarah dan

biaya pemeliharaannya, maka akad pembiayaan Ijarah

ditandatanagani. Nasabah diwajibkan menyerahkan jaminan

yang dimiliki.

d) Bank menyerahkan objek Ijarah kepada nasabah sesuai akad

yang disepakati. Setelah periode Ijarah berakhir, nasabah

mengembalikan objek Ijarah tersebut kepada bank.

e) Bila bank membeli objek Ijarah tersebut (al-bai‟ wal ijarah),

setelah periode Ijarah berakhir objek Ijarah tersebut disimpan

oleh bank sebagai aset yang dapat disewakan kembali.

Page 46: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

34

Sedangkan bila bank menyewa objek Ijarah tersebut (al-Ijarah

wal ijarah, atau Ijarah parallel), setelah periode Ijarah

berakhir objek Ijarah tersebut dikembalikan oleh bank kepada

supplier/penjual/pemilik.26

Jenis Barang/Jasa yang dapat disewakan yaitu:27

a) Barang modal: aset tetap, misalnya bangunan, gedung, kantor,

ruko, dan lain-lain.

b) Barang produksi: mesin, alat-alat berat, dan lain-lain.

c) Barang kendaraan transportasi: darat, laut, dan udara.

d) Jasa untuk membayar ongkos uang sekolah/kuliah, tenaga

kerja, hotel, angkut transportasi dan sebagainya.

2) Dasar Hukum Ijarah

Al-ijarah dalam bentuk sewa-menyewa maupun dalam

bentuk upah mengupah merupakan muamalah yang telah

disyariatkan dalam Islam. Hukum asalnya menurut Jumhur Ulama

adalah mubah atau boleh bila dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan oleh syara‟ berdasarkan ayat al-Qur‟an,

hadis-hadis Nabi, dan ketetapan Ijma Ulama.28

Adapun dasar

hukum tentang kebolehan al-Ijarah sebagai berikut:

نكم بعروف .... ج.... وأتروا ب ي

“Jika mereka telah menyusukan anakmu, maka berilah

upah mereka”. (QS. At-Thalaq: 6).

ر من استأجرت القوي الامي صلى قالت احدا ها ي آبت استأجره ان خي

26

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2014), h. 146-147. 27

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT.

RajaGrafindo Persada, 2014), h. 147. 28

H. Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat,

(Penerbit Kencana Prenada Media Group Cetakan ke-2, 2012), h. 277.

Page 47: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

35

“Salah seorang dari wanita itu berkata, wahai bapakku

ambilah ia sebagai pekerja kita, karena orang yang paling baik

untuk dijadikan pekerja ialah orang yang kuat dan dapat

dipercaya”. (QS. Al-Qashas: 26).

ر أجره ق بل أن عن ابن عمر أن النب صلى الله علييو وسلم قال : اعطوا الجي

ف عرقو ي

“Berikanlah upah atau Jasa kepada orang yang kamu

pekerjaan sebelum kering keringat mereka”. (HR. Ibnu Majah)

ام أجره روى ابن عباس أن النب صلى الله عليو وسلم احتجم واعطى الج“Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah kamu upahnya

kepada tukang-tukang itu”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Perlu diketahui bahwa tujuan disyariatkannya al-ijarah

adalah untuk meberi keringanan kepada umat dalam pergaulan

hidup. Banyak orang yang mempunyai tenaga atau keahlian yang

membutuhkan uang. Dengan adalnya al-ijarah keduanya saling

mendapatkan keuntungan dan kedua belah pihak saling

mendapatkan manfaat.29

3) Rukun dan Syarat Ijarah

Menurut Hanafiyah rukun al-Ijarah hanya satu yaitu ijab

dan qabul dari dua belah pihak yang bertransaksi. Adapun

menurut Jumhur Ulama rukun ijarah ada empat, yaitu dua orang

yang berkad, sighat (ijab dan qabul), sewa atau upah, dan

manfaat.30

29

H. Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat,

(Penerbit Kencana Prenada Media Group Cetakan ke-2, 2012), h. 278. 30

H. Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat,

(Penerbit Kencana Prenada Media Group Cetakan ke-2, 2012), h. 278.

Page 48: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

36

Rukun-rukun Ijarah adalah sebagai berikut:31

a) Mu‟jir dan Musta‟ jir, yaitu orang yang melakukan akad sewa-

menyewa atau upah mengupah. Mu‟jir adalah yang

memberikan upah dan yang menyewakan, musta‟jir adalah

orang yang menerima upah untuk melakukan sesuatu dan yang

menyewa sesuatu, disyariatkan pada mu‟jir dan musta‟jir

adalah baligh, berakal, cakap melakukan tasharruf

(mengendalikan harta), dan saling meridhai.

b) Sighat ijab dan qabul antara mu‟jir, ijab qabul sewa-menyewa

dan upah-mengupah.

c) Ujrah, disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah

pihak, baik dalam sewa-menyewa maupun upah-mengupah.

d) Barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan dalam

upah-mengupah, disyaratkan pada barang yang disewakan

dengan beberapa syarat berikut ini:

1) Hendaklah barang yang menjadi objek akad sewa-

menyewa dan upah-mengupah dapat dimanfaatkan

kegunaanya.

2) Hendaklah benda yang menjadi objek sewa-menyewa dan

upah-mengupah dapat diserahkan kepada penyewa dan

pekerja berikut kegunaannya (khusus dalam sewa-

menyewa)

3) Manfaat dari benda yang disewa adalah perkara yang

mubah (boleh) menurut syara‟ bukan hal yang dilarang

(diharamkan)

4) Benda yang disewakan dan disyaratkan kekal „ain (zat)-

nya hingga waktu yang ditentukan menurut perjanjian

dalam akad.

31

H. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat¸ (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), h. 117.

Page 49: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

37

Adapun syarat-syarat Ijarah sebagaimana yang ditulis

Nasrun Haroen sebagai berikut:32

a) Yang terkait dengan dua orang yang berakad. Menurut ulama

Syafi‟iyah dan Hanabalah disyaratkan telah balig dan berakal.

Oleh sebab itu, apabila orang yang belum atau yang tidak

berakal seperti anak kecil dan orang gila Ijarahnya tidak sah.

Akan tetapi, ulama Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat

bahwa kedua orang yang berakad itu tidak harus mencapai

usia balig. Oleh karenanya, anak yang baru mumayyiz pun

boleh melakukan akad al-ijarah, hanya pengesahannya perlu

persetujuan walinya.

b) Kedua belah pihak yang berakad menyatakan kerelaannya

melakukan akad al-ijarah. Apabila salah seorang di antaranya

terpaksa melakukan akad ini, maka akad al-ijarah nya tidak

sah. Hal ini sesuai dengan firman Allah QS An-Nisa:29, yang

artinya:

“wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan cara yang bathil kecuali

melalui suatu perniagaan yang belaku suka sam suka….”

c) Manfaat yang menjadi objek al-Ijarah harus diketahui,

sehinggan tidak muncul perselisihan dikemudaian hari.

Apabila manfaat yang menjadi objek tidak jelas, maka

akadnya tidak sah. Kejelasan manfaat itu dapat dilakukan

dengan menjelaskan jenis manfaatnya dan penjelasan berapa

lama manfaat itu di tangan penyewanya.

d) Objek al-Ijarah itu boleh diserahkan dan digunakan secara

langsung dan tidak ada cacatnya. Oleh sebab itu, para ulama

fiqh sepakat, bahwa tidak boleh yang menyewakan sesuatu

yang tidak boleh serahkan dan dimanfaatkan langsung oleh

32

H. Abdul Rahman Ghazaly, H. Ghufron Ihsan, dan Sapiudin Shidiq, Fiqh Muamalat,

(Penerbit Kencana Prenada Media Group Cetakan ke-2, 2012), h. 279-280.

Page 50: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

38

penyewa. Misalnya, seseorang menyewa rumah, maka rumah

itu dapat langsung diambil kuncinya dan langsung boleh ia

menfaatkan.

e) Objek al-Ijarah itu sesuatu yang dihalalkan oleh syara‟. Oleh

sebab itu, para ulama fiqh sepakat mengatakan tidak boleh

menyewa seseorang untuk menyantet orang lain, menyewa

seseorang untuk membunuh orang lain, demikian juga tidak

boleh menyewakan rumah untuk dijadikan tempat-tempat

maksiat.

f) Yang disewakan itu bukan suatu kewajiban bagi penyewa,

misalnya menyewa orang untuk melaksanakan shalat untuk

diri penyewa atau menyewa orang yang belum haji untuk

menggantikan haji penyewa. Para ulama fiqh sepakat

mengatakan bahwa akad sewa menyatakan seperti ini tidak

sah, karena shalat dan haji merupakan kewajiban penyewa itu

sendiri.

g) Objek al-Ijarah itu merupakan sesuatu yang bisa disewakan

seperti, rumah, kendaraan, dan alat-alat perkantoran. Oleh

sebab itu tidak boleh dilakukan akad sewa menyewa sebagai

sarana penjemur pakaian. Karen pada dasarnya akad untuk

sebatang pohon bukan dimaksudkan seperti itu.

h) Upah atau sewa dalam al-Ijaragh harus jelas, tertentu, dan

sesuatu yang memiliki nilai ekonomi.

4) Pembatalan dan Berakhirnya Ijarah

Ijarah akan menjadi batal (fasakh) bila ada hal-hal sebagai

berikut:33

a) Terjadinya cacat pada barang sewaan yang terjadi pada tangan

penyewa;

33

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014), h.122.

Page 51: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

39

b) Rusaknya barang yang disewakan, sehingga Ijarah tidak

mungkin untuk diteruskan.34

Seperti rumah menjadi runtuh

dan sebagainya;

c) Rusaknya barang yang diupahkan (ma;jur „alaih), seperti baju

yang diupahkan untuk dijahitkan;

d) Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, berakhirnya masa

yang telah ditentukan dan selesainya pekerjaan. Tenggang

waktu yang disepakati dalam akad al-ijarah telah berakhir.

Apabila yang disewakan itu rumah, maka rumah itu

dikembalikan kepada pemiliknya, dan apabila yang disewa itu

adalah Jasa seseorang, maka ia berhak menerima upahnya.35

e) Menurut Hanafiyah, boleh fasakh ijarah dari salah satu pihak,

seperti yang menyewa toko untuk dagang, kemudian

dagangannya ada yang mencuri, maka ia dibolehkan

menfasakhkan sewaan itu.

b. Akad Qardh

1) Pengertian Qardh

Qardh secara bahasa berarti qath‟ (potongan), di mana

harta diletakkan kepada peminjam sebagai pinjaman, karena

muqridh (Pemberi pinjaman) memotong sebagian harta.

Sedangkan secara istilah, menurut Hanafiyah, qardh berarti

sesuatu yang diberikan seseorang dari harta mitsli untuk

memenuhi kebutuhannya. Qardh juga berarti akad tertentu dengan

membayarkan harta mitsil kepada orang lain supaya membayar

harta yang sama kepadanya.36

Kata Qardh ini kemudian diadopsi

menjadi credo (Romawi), credit (Inggris), dan kredit (Indonesia).

Objek dari pinjaman qardh biasanya uang atau alat tukar lainnya

34

Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2013), h.338. 35

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.237. 36

Yadi Janwari, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cetakan

Pertama, 2015), h. 144.

Page 52: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

40

yang merupakan transaksi pinjaman murni tanpa bunda ketika

peminjaman mendapatkan uang tunai dari pemilik dana (dalam hal

ini bank) dan hanya wajib mengembalikan pokok hutang pada

waktu tertentu di masa yang akan datang.37

Dalam konteks hukum, di Indonesia telah ditemukan

beberapa produk yang berkaitan dengan qardh ini, baik dalam

bentuk peraturan Perundang-undangan maupun dalam bentuk

Fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN)

Majelis Ulama Indoensia. Undang-undang pertama yang

menyebutkan istilah qardh adalah UU No. 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah. Dalam Undang-Undang ini, qardh disebutkan

sebagai salah satu produk pembiayaan dalam bentuk transaksi

pinjam-meminjam.38

PBI Nomor 7/46/PBI/2005 tentang Akad

Penghimpun dan Penyaluran Dana bagi Bank yang melaksanakan

kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam PBI tersebut

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan qardh adalah pinjam

meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban pihak peminjam

mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau cicilan

dalam jangka waktu tertentu.

Transaksi pinjam-meminjam dalam bentuk piutang qardh

merupakan salah satu bentuk pembiayaan atau penyaluran dana

oleh bank syariah kepada nasabah penerima fasilitas (debitur).39

Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal, yaitu:

a) Sebagai pinjaman talangan haji, dimana nasabah calon haji

diberikan pinjaman talangan untuk memenuhi syarat

penyetoran biaya perjalan haji. Nasabah akan melunasinya

sebelum keberangkatannya ke haji.

37

Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah: Konsep dan Prakteknya di Beberapa Negara,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 45. 38

Pasal 1 ayat 26 poin d dan Pasal 19 ayat 1 poin e Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008

tentang Perbankan Syariah. 39

Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2012), h. 222.

Page 53: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

41

b) Sebagai pinjaman tunai (cash advance) dari produk kartu

kredit syariah, dimana nasabah diberi keleluasan untuk

menarik uang tunai milik bank melalui ATM.

c) Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, di mana menurut

perhitungan bank akan memberatkan pengusaha bila diberikan

pembiayaan dengan skema jual beli, Ijarah, atau bagi hasil.

d) Sebagai pinjaman kepada pengurus bank, dimana bank bank

menyediakan fasilitas ini untuk memastikan terpenuhinya

kebutuhan pengurus bank. Pengurus bank akan

mengembalikan dana pinjaman itu secara cicilan melalui

pemotongan gajinya.40

Sumber : Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan

Keuangan

Gambar 2.2 Skema al-Qardh

2) Dasar Hukum Qardh

Transaksi qardh diperbolehkan oleh para ulama

berdasarkan hadits riwayat Ibnu Majjah dan Ijma ulama.

Sungguhpun demikian, Allah SWT mengajarkan kepada kita agar

meminjamkan sesuatu bagi “agama Allah”.

40

Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2006), h. 106.

Page 54: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

42

Dasar hukum transaksi pembiayaan berdasarkan akad

qardh antara lain berdasarkan Alquran:41

اجر كري و ولو ولو ومن ذا الذي ي قرض الله ق رضا حسنا ف يضاعفو

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah SWT

pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan)

pinjaman untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang

banyak.” (Al-Hadid: 11)

Dasar hukum berdasarkan Hadits:42

لة أسري ب على عن أنس بن مالك قال رسول الله صلى الله عليو وسلم رأيت لي

قرض بثمانية عشر ف قلت ياجبيل ما باب النة مكت وبا الصدقة بعشر أمثالا وال

ائل يسأل وعنده والمست قرض بال القرض أفضل من الصدقة قال لن الس

لايست قرض إلا من حاجة

“Anas bin Malik berkata, berkata Rasulullah SAW: aku

melihat pada waktu malam di isra‟-kan, pada pintu surga tertulis:

shadaqah dibalas 10 kali lipat dan qardh 18 kali. Aku bertanya:

“Wahai Jibril mengapa qardh lebih utama dari sedekah? Ia

menjawab: Karena peminta-minta sesuatu dan ia punya,

sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena

keperluan.”

Selain itu menurut Pasal 19 ayat (1) huruf e dan ayat (2)

huruf e serta pasal 21 huruf b angka 3 UU Perbankan Dyariah,

Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 19/DSN-MUI/IV/2001

tentang qardh, PBI No. 7/6/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip

Syariah dalam Kegiatan Penghimpun Dana dan Penyaluran Dana

41

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Prakti, (Jakarta: Gema Insani,

2001), Cet. 1, h. 132. 42

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Prakti, (Jakarta: Gema Insani,

2001), Cet. 1, h. 132.

Page 55: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

43

serta Pelayanan Jasa Bank Syariah berikut perubahannta dengan

PBI No. 10/16/PBI/208.

Perlakuan Akutansi terhadap transaksi pembiayaan

berdasarkan akad qardh berpedoman kepada PSAK (Pernyataan

Standar Akutansi Keuangan) No. 59 tentang Akutansi Perbankan

Syariah dan PAPSI (Pedoman Akutansi Perbankan Syariah

Indonesia) yang berlaku. Serta pembiayaan berdasarkan akad

qardh berlaku bagi Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah, dan

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.43

3) Rukun dan Syarat Qardh

Rukun dari akad qardh yang harus dipenuhi dalam

transaksi ada beberapa:44

a) Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjam), pihak yang

membuthkan dana, dan muqridh (pemberi pinjaman), pihak

yang memiliki dana;

b) Objek akad yaitu qardh (dana);

c) Tujuan, yairu „iwad atau countervalue berupa pinjaman tanpa

imbalan (pinjam Rp. X,- dikembalikan Rp. X,-); dan

d) Shighah, yaitu ijab dan qabul.

Sedangkan syarat dari akad qardh yang harus dipenuhi

dalam transaksi, yaitu:45

a) Kerelaan kedua belah pihak; dan

b) Dana digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal.

Pinjaman qardh biasanya diberikan oleh lembaga keuanga

syariah kepada nasabahnya sebagai fasilitas pinjaman talangan

43

Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2012), h. 227. 44

Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah: Konsep dan Prakteknya di Beberapa Negara,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 47. 45

Ascarya, Akad & Produk Bank Syariah: Konsep dan Prakteknya di Beberapa Negara,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 47.

Page 56: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

44

pada saat nasabah mengalami overdraft, untuk memudahkan

nasabah bertransaksi.

4) Pembatalan Berakhirnya Akad Qardh

Akad qardh berakhir apabila qardh atau objek akad ada

pada mmuqtarid (orang yang meminjam). Telah diserahkan atau

dikembalikan kepada muqrid (pemberi pinjaman) sebesar pokok

pinjaman, pada jatuh tempo atau waktu yang ditelah disepakati di

awal perjanjian.

Akad qardh juga berakhir apabila dibatalkan oleh pihak-

pihak yang berakad karena alasan tertentu. Dan apabila muqtarid

(orang yang berhutang) meninggal dunia maka qardh atau

pinjaman yang belum di lunasi menjadi tanggungan ahli warisnya.

Jadi ahli warisynya berkewajiban melunasi hutang tersebut. Tetapi

qarad dapat dianggap lunas atau berakhir jika muqrid (pemberi

pinjaman) menghapus hutang tersebut dan menganggap lunas.

Jadi Pembiayaan pengurusan haji dalam Fatwa tersebut dua

akad secara pararel: akad ijarah sebagai akad utama dan akad

qardh sebagai akad pendukung. LKS yang mengurus dan

membantu nasabah untuk memperolh seat/porsi haji dari pihak

otoritas berhak mendapatkan ujrah atas pekerjaan yanng berupa

pelayanan tersebut berdasarkan akad ijarah; oleh karena itu,

berlakunya norma ijarah dan norma qardh sebagai terdapat dalam

fatwa DSN-MUI. Akad qardh antara LKS dengan nasabah dalam

rangka membantu nasabah mendapatkan porsi haji sebagaimana

dimaksudkan di atas.46

46

Jaih Mubarok & Hasanudin “Fatwa Tentang Pembiayaan Pengurusan Dana Haji Dan

Status Dana Calon Haji Daftar Tunggu”, (Jurnal Al-Iqtishad: Vol. 5 , No. 1 Januari 2015), h. 19.

Page 57: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

45

C. Tinjauan Tentang Bank Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji (BPS BPIH)

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) adalah sejumlah dana yang

harus dibayar oleh werga negara yang akan menunaikan Ibadah Haji,

pengelolaan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yaitu kegiatan

berencanaan, penerimaan, pengeluaran, pengembangan, akutansi, pelaporan,

dan pertanggung jawaban Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH).

Bank Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS

BPIH) adalah bank syariah dan/atau bank umum nasional yang memiliki

layanan syariah. Menteri Agama Republik Indonesia dalam meningkatkan

pengelolaan Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

mengeluarkan perubahan pada suatu peraturan yaitu Peraturan Menteri

Agama Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerimaan Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Di dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2016 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang

Bank Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji, menteri

mentapkan BPS BPIH sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut:47

a. Berbadan huykum Perseroan Terbatas;

b. Berbentuk bank syariah atau bank umum nasional yang memiliki layanan

syariah;

c. Memiliki layanan bersifat nasional;

d. Memiliki sarana, prasarana, dan kapasitas untuk berintegrasi dengan

sistem layanan haji Kementerian Agama;

47

Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji ayat (2)

Page 58: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

46

e. Memiliki kondisi kesehatan bank sesuai dengan Peraturan Bank

Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ketentuan peraturan

lainnya;

f. Menunjukan keterangan menjadi anggota Lembaga Penjamin Simpanan

(LPS) dan surat kesanggupan melaksanakan program penjamin LPS atas

dana setoran awal.

Pelunasan BPIH ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri setelah

mendapatkan persetujuan DPR, yang digunakan untuk keperluan biaya

penyelenggaraan ibadah haji. Prioritas pemberangkatan jamaah haji diberikan

kepada calon jamaah haji yang nomor porsinya masuk dalam alokasi porsi

provinsi dan telah melunasi BPIH tahun berjalan, belum pernah haji dan

berusia 18 tahun keatas dan atau sudah menikah.

Talangan haji merupakan salah satu produk yang dikeluarkan oleh

Lembaga Keuangan Syariah (LKS). Produk tersebut ditunjukan kepada

nasabah guna memenuhi kebutuhan biaya setiran awal yaitu Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) yang besarnya ditentukan oleh

Kementerian Agama Republik Indonesia melalui Sistem Komputerisasi Haji

Terpadu (SISKOHAT), untuk mendapatkan nomor seat porsi haji.

Sedangkan dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 30 Tahun 2013 menjelaskan bahwa talangan haji adalah dana yang

diberikan sebagai bantuan sementara tanpa mengenakan imbalan oleh Bank

Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) kepada

calon jemaah haji.48

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013

Tentang Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS

BPIH) Pasal 2 ayat 2 (dua) point G mengatakan, “Tidak akan memberikan

layanan talangan haji atau dana sejenisnya dengan jangka waktu talangan

lebih dari 1 (satu) tahun yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis”. Jadi

bisa disimpulkan pada Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor

48

Di Akses pada tanggal 2 Mei 2020 dari

Htpps://jatim.kemenag.go.id.file/file/PMA/stdy1395809111.pdf

Page 59: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

47

30 Tahun 2013 Tentang Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah

Haji (BPS BPIH) Pasal 2 ayat 2 (dua) point G masih memberikan talangan

haji dengan catatan dalam jangka waktu tidak boleh lebih dari 1 tahun dan

dibuktikan dengan pernyataan tertulis.

Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank

Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji pada Pasal 6A “BPS

BPIH dilarang memberikan layanan talangan haji baik secara langsung

maupun tidak langsung”. Telah dijelaskan juga pada Pasal 12A:

1) Talangan haji yang diberikan oleh BPS BPIH sebelum berlakunya

Peraturan Menteri ini, harus diselesaikan oleh BPS BPIH dengan jamaah

haji.

2) Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat tanggal

31 Desember 2020 terhitung sejak tanggal pengundangan Peraturan

Menteri ini.

3) Dalam hal ini masih terdapat talangan haji yang belum diselesaikan setelah

batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), nomor porsi jemaah

hajimasih tetap aktif.

Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun

2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun

2013 Tentang Bank Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji,

seluruh BPS BPIH yang mempunyai Sistem Komputerisasi Haji Terpadu

(SISKOHAT) untuk mendapatkan nomor seat porsi haji dilarang memberikan

layanan talangan haji baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tetapi beberapa lembaga keuangan syariah dalam memberikan layanan

untuk memberikan kemudahan mendapatkan seat porsi haji masih ada yang

masih memberikan pembiayaan talangan haji.

Contohnya peneliti mengambil objek di Koperasi Simpan Pinjam Jasa

Layanan Syariah Jakarta Selatan yang masih memberikan talangan pada

pelayanan pengurusan Ibadah Haji dengan produk Ijarah Haji. Bentuk

pembiayaan talangan haji yang dari Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan

Page 60: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

48

Syariah Jakarta Selatan ini merupakan pinjaman sebesar Rp. 5.000.000,-

hingga Rp. 25.000.000,- dengan angsuran 1 tahun hingga 5 tahun dan ujrah

pertahun hanya 10%, bentuk pembiayaan talangan haji ini langsung

dimasukan kedalam tabungan haji Labbaika.49

Jadi bisa disimpulkan, dengan adanya Peraturan Menteri Agama

Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Penerimaan Setoran

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) yang telah diubah menjadi

Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerimaan

Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji masih belum tegas untuk

penyelesaian talangan haji yang telah diberikan oleh BPS BPIH dimana jika

seseorang telat melunasi talangan haji tersebut pada tanggal 31 Desember

2020 nomor porsi jemaah haji masih tetap aktif. Dengan diberlakukannya

peraturan ini Menteri Agama masih ada kekosongan hukum untuk Lembaga

Keuangan Syariah Non Bank khususnya BMT, Koperasi Syariah dan

Pegadaian Syariah.

D. Pembiayaan MultiJasa

1. Pengertian Pembiayaan MultiJasa

Pembiayaan multiJasa adalah pembiayaan untuk memperoleh

manfaat atas suatu Jasa. Menurut Fatwa Dewan Syariah No. 44/DSN-

MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan MultiJasa, ketentuan pembiayaan

multiJasa adalah sebagai berikut:50

1) Pembiayaan multiJasa hukumnya boleh (Jaiz) dengan menggunakan

akad ijarah atau kafalah.

2) Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti

semua ketentuan yang ada dalam Fatwa DSN ijarah.

49

. Tabungan Haji Labbaika adalah investasi tidak terikat anggota / calon anggota pada Kopersi

Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah yang ditunjukkan khusus untuk merencanakan Ibadah Haji berdasarkan

prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan untuk biaya perjalanan ibadah haji. 50

Fatwa DSN-MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan MultiJasa.

Page 61: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

49

3) Dalam hal LKS menggunakan akad kafalah, maka harus mengikuti

semua ketentuan yang ada dalam Fatwa DSN kafalah.

4) Dalam kedua pembiayaan multiJasa tersebut, LKS dapat memperoleh

imbalan Jasa (Ujrah/Fee).

5) Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam

bentuk nominal bukan dalam bentuk persentase.

Dalam pelaksanaannya di Lembaga Keuangan Syariah (LKS),

kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan ijarah

untuk transaksi multiJasa berlaku persyaratan paling kurang sebagai

berikut:51

1) LKS menggunakan akad ijarah untuk transaksi multiJasa, antara lain

dalam bentuk pelayanan pendidikan, kesehatan, keparawisataan, dan

ibadah haji/ umrah

2) Dalam pembiayaan kepada nasabah yang menggunakan akad ijarah

untuk transaksi multiJasa. LKS memperoleh imbalan Jasa (ujrah) atau

fee.

3) Besar ujrah atau fee disepakati di awal oleh para pihak.

2. Dasar Hukum Pembiayaan MultiJasa

Didalam Al-Quran terdapat didalam surat Al-Qashas ayat 26 :

ر من استأجرت القوي الامي صلىقالت احدا ها ي آبت استأجره ان خي

“Salah seorang dari wanita itu berkata: “Wahai bapakku, ambilah

dia sebagai pekerja kita karena orang yang paling baik untuk dijadikan

pekerja adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya” (Al-Qashas:26)

Di dalam Hadis-hadis Nabi terdapat di Hadis Riwayat „Abd Ar-Razzaq

dan Abu Sa‟id al-Khudri, Nabi SAW bersabda:

را ف لي علمو اجره من استأجر اجي

51

Fatwa DSN-MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan MultiJasa.

Page 62: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

50

“Barang siapa memperkerjakan pekerja, beritahukanlah

upahnya”.52

Hubungan hadis di atas dengan pembiayaan multiJasa yaitu

kewajiban seseorang yang mempekerjakan pekerja agar memberitahukan

upahnya di awal akad sebelum terlaksananya pekerjaan tersebut. Karena

pekerja yang dilakukan yaitu memanfaatkan suatu Jasa dari seseorang,

lebih baik jika diberitahukan di awal akad upahnya.

52

Ibnu Hajar Asqalani, Talkhis al-Habir, (Darul Kutub Ilmuyah), Juz 3, h. 143.

Page 63: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

51

BAB III

PEMBIAYAAN HAJI KOPERASI SIMPAN PINJAM JASA LAYANAN

SYARIAH JAKARTA SELATAN

A. Sejarah Kospin JASA Syariah

Koperasi Simpan Pinjam Jasa adalah sebuah Koperasi Simpan Pinjam

yang terbesar di Indonesia yang didirikan di Pekalongan di kediaman H. A.

Djunaid pada tanggal 13 Desember 1973, pada saat itu H. A. Djunaid

bersama dengan para pengusaha yang berasal dari 3 etnis yaitu pribumi,

keturuna Arab dan keturunan China berkomitmen bersama untuk mendirikan

Koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam dan diberi nama JASA,

dengan harapan dapat memberikan Jasa dan manfaat yang sebesar-besarnya

untuk anggota, masyarakat, gerakan koperasi, lingkungan dan pemerintah.

Koperasi Simpan Pinjam JASA hadir di awal dekade 1970-an sebagai

sebuah lembaga keuangan yang melayani anggota yang pada saat itu banyak

dari para pengusaha membutuhkan solusi permodalan untuk kegiatan

usahanya. Sampai dengan saat ini Koperasi Simpan Pinjam JASA terus

berkomitmen untuk mensejahterakan anggotanya dengan senantiasa

mengikutsertakan secara aktif semua pihak dan golongan tanpa membedakan

suku, ras, golongan dan agama semata-mata hanya untuk bersatu padu dalam

hidup berdampingan untuk memecahkan masalah di bidang ekonomi secara

bersama-sama dalam satu wadah koperasi. Untuk itulah Koperasi Simpan

Pinjam JASA mendapat predikat “Koperasi Kesatuan Bangsa” yang sampai

saat ini tumbuh bersama membangun usaha menjadi koperasi simpan pinjam

terpercaya, terbesar dan tersebar jaringannya dengan 100 kantor di Indonesia.

Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan yang

berdasarkan pada prinsip-prinsip dan pola syariah di Indonesia, dan adanya

rekomendasi dari Rapat Anggota Tahunan ke-28 pada tahun 2002 yang

mengamanatkan kepada Koperasi Simpan Pinjam JASA untuk membuka

layanan keunagan yang berdasarkan pada prinsip syariah, serta adanya

kecenderungan kebutuhan anggota dan calon anggota terhadap pelayanan

pendanaan (simpanan) dan pembiayaan (pinjaman) yang berdasarkan pada

Page 64: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

52

pola syariah, maka Koperasi Simpan Pinjam JASA Layanan Syariah oleh H.

A. Zaky Arslan Djunaid.

Seiringan dengan perjalanan waktu yang makin dinamis dan tumbuh

anggota terhadap kebutuhan layanan keuangan syariah, kini Kospin JASA

Layanan Syariah mengembangkan jaringan kantornya di seluruh nusantara

untuk lebih mendekatkan diri kepada anggota.

Sebagai upaya untuk menjaga aspek syariah dalam operasionalnya,

Kospin JASA Layanan Syariah pada tanggal 10 Februari 2009 telah

mendapatkan Sertifikat Koperasi Syariah dari Dewan Syariah Nasional

Majelis Ulama Indonesia. Hal ini membuktikan, bahwa manajemen Kospin

JASA Layanan Syariah berusaha secara optimal agar segala produk layanan

yang ditawarkan kepada anggota dapat terpecaya dan sesuai dengan fatwa-

fatwa yang telah ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama

Indonesia.

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti di Kospin JASA Layanan

Syariah yang beralamat di Pejaten Office Park 79 Blok C, Jl. Warung Buncit

Raya, Jakarta Selatan Telp. (021)79195450 Fax. (021) 7919544.

Page 65: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

53

B. Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Kospin JASA Syariah

VISI

“Menjadi Lembaga Keuangan Terdepan, Modern, Mandiri dan Tangguh”

MISI

1. Memenuhi kebutuhan customer dan memberikan layanan prima melalui

produk berbasis teknologi

2. Menghasilkan manfaat dan nilai tambah terbaik terhadap stakeholers

3. Mensejajarkan dengan Lembaga Keuangan Lainnya

4. Menjalin kerJasama dengan mitra usaha secara transparan dan profesional

NILAI-NILAI

Dalam era transformasi saat ini, Kospin JASA Layanan Syariah menetapkan

komitmennya untuk membangun 6 nilai-nilai Kospin JASA Layanan Syariah

yang AMANAH

1. Amanah, jujur dan dapat dipercaya adalah sebuah keniscayaan yang harus

dipegang dan dijunjung tinggi di setiap level tingkatan manajemen.

2. Manfaat, memberikan manfaat dan kemaslahatan seluas-luasnya untuk

seluruh masyarakat yang ikut berperan serta dalam menumbuh

kembangkan Kospin JASA Layanan Syariah dengan mengedepankan

kesetaraan, kesejajaran dan kebersamaan bagi semua.

3. Akhlaq Mulia, menjadi bagian yang sangat penting bagi seluruh yang

terlibat di Kospin JASA Layanan Syariah untuk memberikan layanan

keuangan yang terbaik dan berkualitas prima untuk semua merupakan

perwujudan dari prinsip syariah yang universal.

4. Niat, Kospin JASA Layanan Syariah sangat menyadari bahwa Niat untuk

menanggapi puncak Ridha Allah SWT sangatlah penting dan berpengaruh

terhadap operasional dan aktivitas gerak langkahnya untuk

mengembangkan Kospin JASA Layanan Syariah. Kospin JASA Layanan

Syariah juga menyadari bahwa aktivitas hidup adalah ibadah.

Page 66: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

54

5. Adil, keadilan merupakan komitmen Kospin JASA Layanan Syariah

sebagai upaya untuk membangun ekonomi syariah secara bersama yang

berkeadilan dan kesetaraan.

6. Hasil, Kospin JASA Layanan Syariah sebagai sebuah lembaga keuangan

syariah sangat menyadari bahwa hasil usaha penuh berkah dan

mensejahterakan bagi semua secara Falah adalah sebuah keniscayaan.

Nilai-Nilai Kospin JASA Layanan Syariah:

1. Jujur amanah dan patuh

2. Andal tangguh dan produktif

3. Service Terbaik kepuasan customer

4. Adaptif fleksibel dan muktahir

C. Produk Simpanan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah

Jakarta Selatan

1. Tabungan Koperasi Wadi‟ah

Tabungan Koperasi Wadi‟ah adalah simpanan anggota atau calon anggota

pada Kospin JASA Syariah berdasarkan prinsip Wadia‟ah yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat sesuai dengan kebutuhan

penyimpan. Kospin JASA Syariah sesuai dengan kebijakan dapat

memberikan bonus simpanan kepada penyimpan. Setoran awal Tabungan

Koperasi Wadi‟ah adalah Rp.50.000,-

Persyaratan Pembukaan Simpanan:

1) Bukti Identitas diri KTP

2) Mengisi formulir pembuka rekening

3) Khusus koperasi/badan usaha melampirkan surat kuasa dan atau akta

pendirian koperasi/badan usaha.

2. Tabungan Koperasi Mudharabah

Tabungan Koperasi Mudharabah adalah investasi tidak terikat anggota /

calon anggota pada Kospin JASA Syariah berdasarkan prinsip

mudharabah muthlaqah yang penarikannya hanya dapat dilakukan

Page 67: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

55

menurut syarat tertentu yang disepakati. Penyimpanan dana akan

mendapatkan bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati pada saat

pembukaan tabungan. Setoran awal Tabungan Koperasi Mudharabah

Rp.500.000,-

Persyaratan Pembukaan Simpanan:

1) Bukti identitas diri KTP

2) Mengisi formulir pembukaan rekening

3) Khusus koperasi/badan usaha melampirkan surat kuasa dan atau akta

pendirian koperasi/badan usaha.

3. Tabungan Safari Mudharabah

Tabungan Safari menggunakan prinsip Mudharabah di mana jumlah

setoran setiap bulannya ditentukan oleh Kospin JASA Syariah selama

jangka waktu tertentu yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut

syarat yang telag ditetapkan. Tabungan Safari Mudharabah ini

mendapatkan bagi hasil sesuai kesepakatan dan Kospin JASA Syariah juga

akan memberikan hadiah dengan cara menyaring dari seluruh jumlah

peserta Tabungan Safari Mudharabah. Sampai dengan jangka waktu yang

telah ditentukan seluruh jumlah Tabungan Safari Mudharabah ini akan

dikembalikan secara utuh kepada penabung.

4. Tabungan Haji Labbaika Mudharabah

Tabungan Haji Labbaika Mudharabah adalah investasi tidak terikat

anggota / calon anggota pada Kospin JASA Syariah yang ditujukan khusus

untuk merencanakan Ibadah Hajji berdasarkan prinsip Mudharabah

Muthlaqah yang penarikannya hanya dapat dilakukan untuk biaya

perjalanan Ibadah Haji.

Keunggulan dan Manfaat Tabungan Haji Labbaika Mudharabah

1) Tabungan Haji Labbaika dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah

Muthlaqah untuk perencanaan perjalanan ibadah haji.

2) Setoran awal ringan dengan setoran berikutnya yang fleksibel.

3) Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif.

Page 68: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

56

4) Syarat pembukaan rekeningnya mudan dan fleksibel.

5) Setoran dapat dilakukan secara otomatis dari produk simpanan lain di

Kospin JASA Syariah.

6) Mendapatkan souvenir haji saat pemberangkatan.

7) Dapat mengajukan Talangan Dana Haji.

8) Tidak dikenakan biaya adminitrasi bulanan.

Persyaratan:

a) Fotocopy identitas KTP

b) Mengisi formulir pembukaan rekening

c) Setoran awal Rp.500.000,-

5. Tabungan Investasi Pendidikan (INTAN)

Tabungan INTAN (Tabungan Investasi Pendidikan) adalah tabungan

berjangka dengan setoran bulanan tetap yang dirancang sebagai investasi

dana pendidikan bagi buah hati Anda di masa depan. Dengan ketentuan

setoran minimal Rp.100.000,- per bulan, jangka waktu 1 tahun- 20 tahun

dan mendapatkan perlindungan asuransi syariah dengan premi terjangkau.

6. Simpanan Harian Wadi‟ah

Simpanan Harian Wadi‟ah adalah simpanan dana pihak ketiga, pada

Kospin JASA Syariah berdasarkan prinsip Wadi‟ah yang penarikannya

dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan Tanda Terima (TT) yang

dikeluarkan oleh Kospin JASA Syariah. Atas Simpanan Harian ini, Kospin

JASA Syariah dapat memberikan bonus sesuai dengan kebijakan.

Fasilitas dan Kemudahan:

1) Memudahkan kelancaran dalam transaksi usaha

2) Memperoleh buku TT (Tanda Terima) sebagai sarana penarikan

simpanan

3) Dapat disetori dan ditarik sewaktu-waktu di seluruh kantor layanan

Kospin JASA Syariah

4) Mendapatkan laporan bulanan.

Persyaratan Pembuka Rekening:

a) Fotocopy KTP

Page 69: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

57

b) Mendapatkan referensi

c) Mengisi formulir pembukaan rekening

d) Setoran awal Rp.1.000.000,-

e) Untuk lembaga hukum: KTP pengurus, SIUP, dan Akta Pendirian

Perusahaan.

7. Simpanan Berjangka Mudharabah

Simpanan Berjangka Mudharabah adalah investasi tidak terikat anggota /

calon anggota pada Kospin JASA Syariah yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu dengan pembagian hasil sesuai dengan

nisbah yang telah disepakati di muka antara penyimpanan dengan Kospin

JASA Syariah. Jangka waktu Simpanan Berjangka adalah 1, 3, 6 dan 12

bulan.

Persyaratan Pembukaan Simpanan

1) Setoran Simpanan Berjangka Mudharabah minimal Rp.1.000.000,-

2) Bukti identitas diri KTP

3) Mengisi formulir pembukaan rekening Simpanan Berjangka

4) Khusus koperasi/badan usaha melampirkan surat kuasa dan atau akta

pendirian koperasi/badan usaha.

8. Simpanan Keluarga Sejahtera (SIKESRA)

Simpanan Keluarga Sejahtera Syariah dengan akad Mugharabah Al-

Multhaqah adalah simpanan yang dirancang untuk pedagang usaha kecil,

menengah, pegawai, karyawan dengan setoran setiap bulan yang sangat

terjangkau sebesar Rp.25.000,- selama jangka waktu 24 bulan, dimana

setiap bulannya mendapatkan kesempatan untuk diikutkan dalam

penarikan hadiah dan diakhir periode simpanan bekesempatan mengikuti

penarikan hadiah Grand Bonus serta mendapatkan bagi hasil.

9. Simpanan Hari Koperasi (HARKOP)

Simpanan Hari Koperasi Syariah (Harkop Syariah) dengan akad

Mudharabah Al-Muthlaqah adalah Investasi simpanan berjangka 12 bulan

dengan bagi hasil diberikan setiap bulan, lebih menguntungkan dan

menentramkan karena pengelolaan dananya dikelola secara syariah.

Page 70: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

58

Fasilitas Simpanan Harkop Syariah ini adalah setiap kelipatan Rp25.000,-

mendapatkan 1 point dana berkesempatan untuk diikutsertakan dalam

penarikan hadiah.

D. Produk Pembiayaan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah

Jakarta Selatan

1. Pembiayaan Murabahah

Pembiayaan Murabahah adalah produk penyaluran dana dalam bentuk

pembiayaan berdasarkan prinsip Murabahah dalam rangka pembelian

barang kebutuhan modal kerja, barang dagangan, peralatan usaha, tanah,

rumah, mobil, motor, sarana dan prasaran kerja, serta kebutuhan alat-alat

investasi yang produktif.

Jangka waktu angsuran pembiayaan dapat diatur sesuai dengan

kemampuan mengasur, 12, 24, 36, 48 bulan.

Pembiayaan Murabahah ini sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan

investasi anggota/calon anggota.

Syarat Pengajuan Pembiayaan

1) KTP suami istri

2) Kartu Keluarga dan Akta Nikah

3) Sertifikat Tanah / BPKB

4) Rekening Listrik – Pam – PBB Tanah

5) Mutasi rekening tabungan bank (kalau ada)

6) SIUP/NPWP (kalau ada), SK / Slip Gaji bagi pegawai

7) Daftar Rencana Anggaran Pembelian

2. Pembiayaan Musyarakah

Pembiayaan ModaL Kerja Musyarakah adalah produk penyaluran dana

dalam bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip Musyarakah dalam rangka

memenuhi kebutuhan modal kerja anggota / calon anggota, untuuk

pegerjaan suatu proyek usaha.

Pembiayaan Musyarakah – Insidentil, pembiayaan yang berjangka

waktunya 3 (tiga) bulan, dengan pembayaran bagi hasilnya yang dilakukan

Page 71: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

59

setiap bulan dan pembayaran pokoknya pada saat jatuh tempo atau

pembayaran pokoknya dan bagi hasilnya dibayarkan setiap bulan.

Pembiayaan Musyrakah – Harian, pembiayaan yang jangka waktunya 12

(dua belas) bulan, dengan pembayaran bagi hasil setiap bulannya

disesuaikan dengan pemakaian fasilitas plafond (Wa‟ad) pembiayaannya.

Penarikan pembiayaan ini menggunakan media tanda terima (TT) Kospin

JASA Syariah, yang dapat ditarik dari seluruh kantor layanan Kospin

JASA Syariah.

Syarat Pengajuan Pembiayaan

1) KTP suami istri

2) Kartu Keluarga dan Akta Nikah

3) Sertifikat Tanah / BPKB

4) Rekening Listrik – Pam – PBB Tanah

5) Mutasi rekening tabungan bank (kalau ada)

6) SIUP/NPWP (kalau ada), SK / Slip Gaji bagi pegawai

7) Daftar Rencana Anggaran Pembelian

3. Pembiayaan MultiJasa Ijarah adalah produk penyaluran dana dalam bentuk

pembiayaan berdasarkan prinsip Ijarah dalam rangka penyewaan manfaat

suatu barang atau Jasa seperti Jasa pengurusan biaya haji, umroh,

pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, pariwisata, dan lain-lain oleh

anggota / calon anggota

Syarat Pengajuan Pembiayaan

1) KTP suami istri

2) Kartu Keluarga dan Akta Nikah

3) Sertifikat Tanah / BPKB

4) Rekening Listrik – Pam – PBB Tanah

5) Mutasi rekening tabungan bank (kalau ada)

6) SIUP/NPWP (kalau ada), SK / Slip Gaji bagi pegawaiDaftar Rencana

Anggaran Pembelian

Page 72: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

60

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Pembiayaan Pengurusan Haji Kospin JASA Layanan

Syariah Jakarta Selatan

Kospin JASA Layanan Syariah membuka layanan keuangan yang

berdasarkan pasa prinsip syariah pada tanggal 17 Agustus 2004, pelayanan

yang berkembang pada prinsip syariah yaitu pelayanan pendanaan (simpanan)

dan pembiayaan (pinjaman) yang berdasarkan pada prinsip syariah. Sebagai

upaya untuk menjaga aspek syariah dalam operasionalnya, Kospin JASA

Layanan Syariah pada tangal 10 Februari 2009 telah mendapatkan Sertifikasi

Koperasi Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

Dengan perkembangan yang semakin dinamis dan tuntutan anggota

terhadap kebutuhan layanan keuangan syariah, kini Kospin JASA Layanan

Syariah mampu mengembangkan jaringan kantornya diseluruh nusantara, ada

24 cabang Kospin JASA Layanan Syariah yang beroperasi disetiap kota.

Peneliti akan meneliti di kantor pusat Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta

Selatan yang sudah beroperasional dari tahun 2010, Kospin JASA Layanan

Syariah beralamat di Pejaten Office Park 79 Blok C, Jl. Warung Buncit Raya,

Jakarta Selatan, Telp. (021) 79195450, Fax. (021) 79195441.

Koperasi Simpan Pinjam JASA mengeluarkan produk Pembiayaan

pengurusan haji yang saat ini dikelola oleh Koperasi Simpan Pinjam JASA

Layanan Syariah. Anak perusahaan dari Koperasi Simpan Pinjam JASA yang

membantu kebutuhan anggota dan calon anggota untuk memberikan

kemudahahan mendapatkan porsi haji (seat) haji bagi anggota yang belum

mempunyai dana ataupun yang tidak mempunyai dana sama sekali.

Bentuk pembiayaan pengurusan haji dari Kospin JASA Layanan

Syariah ini merupakan pinjaman sebesar Rp.5.000.000 hingga Rp.25.000.000

Page 73: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

61

dalam bentuk pembiayaan pengurusan haji yang langsung dimasukkan

kedalam tabungan Haji Labbaika1.

Pengurusan haji pada Kospin JASA Layanan Syariah adalah suatu

produk Ijarah Haji yang masuknya adalah di pembiayaan yang menggunakan

akad Ijarah Haji dan MultiJasa Ijarah. Ijarah adalah pemindahan hak guna

(manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui

pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan

barang itu sendiri. Ijarah tidak hanya barang yang menjadi objek ijarah tetapi

juga jasa. Sedangkan Multijasa Ijarah adalah pembiayaan untuk memperoleh

manfaat atas suatu jasa. Kospin JASA Layanan Syariah mempunyai

kerjasama dengan Bank CIMB Syariah, Muamalat, Sinarmas Syariah, Panin

Syariah.2

1. Kospin JASA Layanan Syariah Mempromosi Talangan Haji

Hasil dari wawancara peneliti kepada Bapak Mohamad Alfath

Maududi bagian Analisa Pembiayaan Khusus Talangan Haji dan UMK,

Kospin JASA Layanan Syariah untuk mempromosikan produk Ijarah

Haji dengan cara jemput bola seperti mendatangi Majelis Taklim untuk

mengadakan presentasi, mengikuti Event (Acara) yang di selenggarakan

Lembaga Keuangan Syariah khususnya Bank Syariah, dan terakhir yaitu

mendatangi kantor-kantor untuk presentasi atau menawarkan produk

Ijarah Haji Kospin JASA Layanan Syariah.3

Promosi produk Ijarah Haji yang terdapat pada Website dan Brosur

Kospin JASA Layanan Syariah:

a. Informasi Produk Ijarah Haji

Pembiayaan pengurusan haji adalah suatu produk talangan

yang masuk ke dalam pembiayaan Ijarah Haji untuk calon anggota

1 Tabungan Haji Labbaika adalah investasi tidak terikat anggota / calon anggota pada

Kospin JASA Layanan Syariah yang ditunjukan khusus untuk merencanakan ibadah Haji

berdasarkan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan untuk biaya perjalanan Haji. 2

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 10 Oktober 2019. 3

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 10 Oktober 2019.

Page 74: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

62

yang menginginkan porsi Haji tetapi belum mempunyai dana.

Pembiayaan pengurusan haji pada Kospin JASA Layanan Syariah

adalah layanan yang memberikan kemudahan kepada calon anggota

untuk pendaftaran dan mendapatkan kursi atau seat Haji.

b. Aman dan Terjamin

1) Kospin JASA Layanan Syariah bekerJasama dengan Bank

Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS

BPIH) yang telah ditunjuk oleh pemerintah.

2) KerJasama tersebut dipilih dengan Bank Penerima Setoran yang

terhubung dengan jaringan Siskohat Kementerian/ Departemen

Agama sehingga memperoleh kepastian kouta Haji.

3) BekerJasa dengan KBIH di area kantor pelayanan.

c. Keuntungan dan Fasilitas

1) Souvenir / hadiah yang diperoleh baik dari Kospin JASA

Layanan Syariah dan Bank Penerima Setoran BPIH.

2) Pendaftaran yang mudah baik di Bank Penerima Setoran

maupun di Kementerian Agama, dengan didampingi oleh

petugas Kospin JASA Layanan Syariah.

3) Silaturahmi dengan Pengurus Kospin JASA Layanan Syariah

dan pengajian sebelum keberangkatan ke tanah suci.

4) Jika dana belum cukup tetapi calon anggotasangat beersemangat

untuk menunaikan ibadah Haji, Kospin JASA Layanan Syariah

akan membantu calon atau calon anggota dengan menyediakan

dana talangan dengan flapon maksimal 25 juta.

5) Talangan Haji yang kami berikan tanpa angunan dan bebas

biaya administrasi.

d. Persyaratan

1) Foto 4 x 6 (5 Lembar)

2) Foto 3 x 4 (10 Lembar) Muka 80% dan Background putih

(Tidak Berkacamata)

3) FC Kartu Keluarga

Page 75: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

63

4) FC Surat Nikah

5) FC KTP Suami Istri

6) Mengisi from Pembukaan Tabungan Haji Labbaika.

2. Mekanisme Pembiayaan Pengurusan Haji

Pembiayaan pengurusan haji adalah produk yang disediakan oleh

Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan yang diperuntukkan bagi

calon anggota yang ingin menunaikan ibadah Haji. Produk Ijarah Haji ini

sangat diminati calon jamaah haji, karena dengan produk ini calon

jamaah haji yang berkeinginan untuk menunaikan ibadah Haji dapat

dengan mudah mendapatkan porsi (seat) Haji, berikut mekanisme

pembiayaan pengurusan Haji:

Gambar 4.1 Mekanisme Pembiayaan Pengurusan Haji

Dari hasil wawancara peneliti dengan Bapak Mohamad Alfath

Maududi bagian Analisa Pembiayaan Khusus Talangan Haji dan UMK di

Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan.

a. Calon anggota yang datang ke Kospin JASA Layanan Syariah akan

dijelaskan persyaratan dan ketentuan mengenai pembiayaan

pengurusan Haji, tenor dan cicilan yang ingin diambil oleh anggota

atau calon anggota.

b. Calon anggota yang belum memiliki rekening di Kospin JASA

Layanan Syariah, akan dibuatkan CIB, Tabungan Labbaika. Untuk

Page 76: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

64

pemohon yang belum memiliki KTP, di buatkan CIB menggunakan

nomor NIK / NIKS pada kartu keluarga.

c. Setelah calon anggota mengisi form pembukaan Tabungan Haji

Labbaika, anggota dan calon anggota harus melengkapi persyaratan

untuk melakukan Pembiayaan pengurusan haji dengan persyaratan

KTP, KK (Kartu Keluarga), Slip Gaji / Slip Koran, Foto, dan Foto

Copi Surat Nikah.

d. Setelah itu pihak Kospin JASA Layanan Syariah akan mengecek

persyaratan dan data diri calon anggota.

e. Kemudian apabila persyaratan telah sesuai, pihak Kospin Jasa

Layanan Syariah akan mendatangi (survei) ke alamat rumah calon

anggota Pembiayaan pengurusan haji dan dilangsungkan dengan

tanda tangan kontrak pembiayaan Ijarah Haji.

f. Calon anggota yang sudah tanda tangan kontrak pembiayaan

pengurusan Haji, selanjutnya membuka tabungan pada bank syariah

yang di tunjuk Kospin JASA Layanan Syariah (Bank Muamalat,

Bank Panin Syariah, Bank CIMB Syariah, dan Bank Sinarmas

Syariah).

g. Bank syariah tersebut (Bank Muamalat, Bank Panin Syariah, Bank

CIMB Syariah, dan Bank Sinarmas Syariah) mengimput data calon

anggota lalu menerbitkan tabungan Haji, memberikan tanda setoran

awal serta nomor validasi.

h. Lalu pihak Kospin JASA Layanan Syariah mengirimkan uang

sebesar yang calon anggota butuhkan untuk pembiayaan pengurusan

haji ke rekening calon anggota yang telah dibuka.

i. Pihak Kospin JASA Layanan Syariah dan calon anggota mendatangi

kantor Departemen Agama untuk mendaftar Haji dan membawa

persyaratan pendaftaran haji, sesuai dengan ketentuan pendaftaran

Haji dan menyerahkan bukti setoran awal dari Bank Syariah yang

calon anggota pilih.

Page 77: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

65

j. Calon anggota mengisi Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH). Setelah

itu, kantor Kementerian Agama menerbitkan SPPH dan SA BPIH.

k. Selanjutnya buku tabungan dari Bank Syariah yang bertuliskan

pembiayaan Rp.25.000.000,- atas nama calon anggotadan SPPH

(Surat Pendaftaran Pergi Haji) yang dikeluarkan oleh Kementerian

Agama dibawa oleh pihak Kospin JASA Layanan Syariah untuk

jaminan pembiayaan pengurusan Haji.

l. Jika semua sudah dilakukan atau sudah terlaksana dalam pendaftaran

Haji, maka calon anggota mulai bulan selanjutnya sudah membayar

angsuran yang calon anggota pilih jangka waktunya.

3. Manajemen Pembiayaan Pengurusan Haji

Dalam manajemen pembiayaan pengurusan haji Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan berperan sebagai perantara untuk

memberikan kemudahan bagi anggota yang masih kekurangan dana

untuk mendapatkan kursi (seat) Haji. Kekurangan dari Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan yaitu tidak memiliki akses untuk Sistem

Komunikasi Haji Terpandu (SISKOHAT). Maka dari itu Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan bekerja sama dengan Bank Syariah

diantaranya Bank Muamalat, Bank Panin Syariah, Bank CIMB Syariah,

dan Bank Sinarmas Syariah. Bank Umum Syariah tersebut untuk

membantu calon anggota untuk mendaftarkan diri ke Kementerian

Agama.4

4. Pembatalan Keberangkatan (Peristiwa Cidera Janji)

Beberapa faktor yang menyebabkan pengunduran diri atau

pembatalan keberangkatan Haji. Prosedur ini dapat dilakukan apabila

calon anggota Haji tidak sanggup lagi untuk melaksanakan atau ada

alasan yang lainnya, seperti meninggal dunia atau terjadi cidera janji di

4

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 10 Oktober 2019.

Page 78: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

66

pihak calon anggota pembiayaan pengurusan Haji. Adapun prosedurnya

adalah sebagai berikut:

a. Apabila calon anggota mengalami cidera janji atau sudah jatuh

tempo tapi calon anggota belum juga melunasi angsuran maka pihak

Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan berhak untuk

menuntut/menagih pembayaran dari pihak yang berwenang. Kospin

JASA Layanan Syariah akan memberikan surat peringatan yang

berisi untuk melunasi kewajiban bagi calon anggota. Apabila tidak

ada itikad baik dari calon anggota untuk melunasi angsuran yang

sudah ditetapkan, maka pihak Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta

Selatan akan membatalkan keberangkatan Haji calon anggota

tersebut. Hal itu ditandai dengan penandatanganan surat pembatalan

keberangkatan Haji oleh calon anggota yang bersangkutan.

Kemudian surat pernyataan pembatalan keberangkatan Haji tersebut

akan dikirim ke Bank Syariah untuk kemudian di tindak lanjuti

dengan pencairan atau pengembalian dana yang dulu pernah disetor

oleh calon anggota.

b. Prosedur ini juga berlaku bagi calon anggota yang meninggal dunia

atau alasan tertentu sehingga tidak memungkinkan untuk berangkat

Haji ketika masih dalam masa pelunasan pembiayaan talangan Haji.

Jika calon anggota meninggal dunia, ahli waris bisa menyerahkan

surat kematian asli ke pihak Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta

Selatan yang kemudian akan diserahkan ke pihak Bank Syariah

untuk di tindak lanjuti dengan pencairan dana yang sudah pernah

disetor.

5. Perhitungan Ujrah/fee pada Pengelolahan Angsuran Pengurusan

Haji

Dalam praktik operasional pengelolahan angsuran pembiayaan

pengurusan haji yang dilakukan oleh Kospin JASA Layanan Syariah

Jakarta Selatan dalam bentuk pembiayaan layanan syariah. Hasil

Page 79: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

67

wawancara peneliti dengan Bapak Mohamad Alfath Maududi bagian

Analisa Pembiayaan Khusus Talangan Haji dan UMK, mengungkapkan:

Kospin JASA Layanan Syriah mempunyai produk Ijarah Haji yang

berakad multiJasa ijarah dan ijarah. Calon anggota bisa dengan mudah

untuk daftar Haji atau mendapatkan porsi (seat) Haji bagi yang belum

mempunyai dana sama sekali atau yang kekurangan dana. Karena,

Kospin JASA Layanan Syariah akan memberi talangan dari

Rp.5.000.000 hingga Rp.25.000.000 dengan angsuran 1 tahun hingga 5

tahun dan ujrah pertahun hanya 10% calon anggota diharuskan

membayar biaya admin sebesar Rp.250.000 dan biaya asuransi yang

berbeda angkanya disetiap angsuran perbulan.5

Berikut ini merupakan simulasi angsuran Pembiayaan pengurusan

haji Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan:

Tabel 4.1 Daftar Angsuran Pembiayaan Ijarah Haji Kospin JASA Layanan

Syariah

Pembiayaa

n Haji

12

BULAN

Angs/Bula

n

24BULAN

Angs/Bula

n

36

BULAN

Angs/Bula

n

48

BULAN

Angs/Bula

n

60

BULAN

Angs/Bul

an

5,000,000 480,096 261,310 188,400 151,965 130,130

7,000,000 663,801 361,668 260,982 210,667 180,515

10,000,000 939,358 512,204 369,856 298,721 180,515

12,000,000 1,123,063 612,562 442,438 357,423 306,478

13,000,000 1,214,916 662,740 478,729 386,775 331,671

15,000,000 1,398,621 763,098 551,311 445,477 382,057

5

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 10 Oktober 2019.

Page 80: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

68

16,000,000 1,490,473 813,277 587,602 474,828 407,249

18,000,000 1,674,178 913,634 660,184 533,531 457,635

20,000,000 1,857,883 1,013,992 732,767 592,233 508,020

22,000,000 2,041,588 1,114,349 805,349 650,936 558,405

23,000,000 2,133,441 1,164,528 841,640 680,287 583,598

24,000,000 2,225,293 1,214,707 877,931 709,638 608,791

25,000,000 2,317,146 1,264,885 914,222 738,990 633,983

Tabel tersebut menjelaskan bahwa dalam sistem operasional

pembayaran angsuran pembiayaan pengurusan haji dilakukan secara

bulanan dengan jangka waktu 12 bulan, 24 bulan, 36 bulan, 48 bulan, dan

60 bulan dan ujrah yang harus dibayar oleh calon anggota sebesar 10%

pertahun banyaknya pembayaran ujrah tidak ditentukan berdasarkan

berapa lama calon anggota dalam melakukan angsuran pembayaran

melainkan ditentukan berdasarkan pada jumlah talangan yang diajukan.

Dalam hal ini mendiskripsikan bahwa Kospin JASA Layanan Syariah

memberikan talangan pembiayaan pengurusan Haji mulai dari Rp.

5.000.000 hingga Pembiayaan pengurusan haji Rp. 25.0000.0000.6

Apabila ditinjau dari produk Pembiayaan pengurusan haji yang

dilakukan oleh Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan,

berdasarkan angsuran perbulan (60 bulan, 48 bulan. 36 bulan, 24 bulan,

dan 12 bulan) pembiayaan dan ujrah produk Ijarah Haji Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan sebagai berikut:7

Jumlah Pembiayaan : Rp. 25.000.000

6 Angsuran Pembiayaan Ijarah Haji, Brosur Kospin JASA Layanan Syariah, Jakarta, 12

November 2019. 7

Perhitungan Administrasi Kospin JASA Layanan Syariah dengan Mohamad Alfath

Maududi bagian Analisa Pembiayaan Khusus Talangan Haji dan UMK, pada tanggan 10 Oktober

2019.

Page 81: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

69

Biaya Ujrah : 10% Pertahun

1. Talangan : Rp. 25.000.000 x 10% x 5 Tahun (60 Bulan)

= Rp. 12.500.000 (Ujrah Pertahun)

Pokok : Rp. 25.000.000 + Rp. 12.500.000

= Rp. 37.500.000

Biaya Admin : Rp. 250.000

Biaya Asuransi : Rp. 289.000 (60 Bulan)

Rp. 250.000 + 289.000

= Rp. 539.000

Total : Rp. 37.000.000 + Rp. 539.000

= Rp. 38.039.000 : 60 Bulan

= Rp. 633.000 (Angsuran Perbulan)

2. Talangan : Rp. 25.000.000 x 10% x 4 Tahun (48 Bulan)

= Rp. 10.000.000 (Ujrah Pertahun)

Pokok : Rp. 25.000.000 + Rp. 10.000.000

= Rp. 35.000.000

Biaya Admin : Rp. 250.000

Biaya Asuransi : Rp. 221.500 (48 Bulan)

Rp. 250.000 + 221.500

= Rp. 471.500

Total : Rp. 35.000.000 + Rp. 471.500

= Rp. 35.741.500 : 48 Bulan

= Rp. 738.900 (Angsuran Perbulan)

3. Talangan : Rp. 25.000.000 x 10% x 3 Tahun (36 Bulan)

= Rp. 7.500.000 (Ujrah Pertahun)

Pokok : Rp. 25.000.000 + Rp. 7.500.000

= Rp. 32.500.000

Biaya Admin : Rp. 250.000

Biaya Asuransi : Rp. 162.000 (36 Bulan)

Rp. 250.000 + 162.000

= Rp. 412.000

Page 82: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

70

Total : Rp. 32.500.000 + Rp. 412.000

= Rp. 32.912.000 : 36 Bulan

= Rp. 914.000 (Angsuran Perbulan)

4. Talangan : Rp. 25.000.000 x 10% x 2 Tahun (24 Bulan)

= Rp. 5.000.000 (Ujrah Pertahun)

Pokok : Rp. 25.000.000 + Rp. 5.000.000

= Rp. 30.000.000

Biaya Admin : Rp. 250.000

Biaya Asuransi : Rp. 107.250 (24 Bulan)

Rp. 250.000 + 172.250

= Rp. 357.250

Total : Rp. 30.000.000 + Rp. 357.250

= Rp.30.357.250 : 24 Bulan

= Rp. 1.265.000 (Angsuran Perbulan)

5. Talangan : Rp. 25.000.000 x 10% x 1 Tahun (12 Bulan)

= Rp. 2.500.000 (Ujrah Pertahun)

Pokok : Rp. 25.000.000 + Rp.2.500.000

= Rp.27.500.000

Biaya Admin : Rp. 250.000

Biaya Asuransi : Rp. 55.750 (12 Bulan)

Rp. 250.000 + 55.750

= Rp. 305.750

Total : Rp. 27.500.000 + Rp. 305.750

= Rp. 27.805.750 : 36 Bulan

= Rp. 2.317.000 (Angsuran Perbulan)

Jadi, dari perhitungan Ujrah/Fee diatas dapat peneliti simpulkan

bahwa Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan setiap calon

anggota yang melakukan talangan pada pembiayaan pengurusan haji

sebesar Rp.25.000.000 dalam jangka waktu 5 Tahun (60 Bulan)

mendapatkan Rp. 12.500.000,- jangka waktu 4 Tahun (48 Bulan)

mendapatkan Rp. 10.000.000- jangka waktu 3 Tahun (36 Bulan)

Page 83: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

71

mendapatkan Rp. 7.500.000,- jangka waktu 2 Tahun (24 Bulan)

mendapatkan Rp. 5.000.000,- dan jangka waktu 1 Tahun (12 Bulan)

mendapatkan Rp. 2.500.000,- Ujrah/fee yang didapatkan Kospin JASA

Layanan Syariah tergantung pada jangka waktu yang dipilih oleh calon

anggota.

Terdapat tiga peraturan yang di dalammnya tercantum mengenai

ujrah/fee. Pertama, di dalam Fatwa DSN-MUI No.44/DSN-

MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan MultiJasa yang didalamnya

disebutkan mengenai ujrah/fee yaitu LKS (Lembaga Keuangan Syariah)

dapat memperoleh imbalan Jasa (Ujrah) atau fee, dan besaran ujrah/fee

harus disepakati diawal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan

preasentase.8

Kedua, PBI No.10/16/PBI/2008 tentang Perubahan atas Peraturan

Bank Indonesia No.9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah

dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan

Jasa Bank Syariah, dalam melakukan transaksi multiJasa berlaku

persyaratan sebagai berikut:9

a. Bank dapat menggunakan Akad Ijarah untuk transaksi multiJasa

dalam Jasa keuangan antara lain dalam bentuk pelayanan

pendidikan, kesehatan, ketenaga kerjaan dan keparawisataan;

b. Dalam pembiayaan kepada nasabah yang menggunakan Akad Ijarah

untuk transaksi multiJasa, Bank dapat memperoleh imbalan Jasa

(ujrah) atau fee;

c. Besar ujrah/fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam

bentuk nominal bukan dalam bentuk presentase.

Ketiga, Fatwa DSN-MUI No.112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad

Ijarah dijelaskan didalamnya bahwa ketentuan terkait ujrah yaitu:10

8 Fatwa DSN-MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan MultiJasa.

9 PBI No.10/16/PBI/2008 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia

No.9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah. 10

Fatwa DSN-MUI No.112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah.

Page 84: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

72

a. Ujrah boleh berupa uang, manfaat barang, Jasa, atau barang yang

boleh dimanfaatkan menurut syariah (mutaqawwan) dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Kuantitas dan/atau kualitas ujrah harus jelas, baik berupa angka

nominal, presentase tertentu, atau rumus yang disepakati dan

diketahui oleh para pihak yang melakukan akad.

c. Ujrah boleh dibayar secara tunai, bertahap/angsur, dan tangguh

berdasarkan kesepakatan sesuai dengan syariah dan/atau peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

d. Ujrah yang telah disepakati boleh ditinjau-ulang atas manfaat yang

belum diterima oleh Musta‟jir sesuai kesepakatan.

Jadi dapat peneliti simpulkan dari ketiga peraturan yang mengatur

didalamnya mengenai ujrah/fee, bisa dikatakan bahwa ujrah adalah

konpensasi atau upah yang diterima oleh musta‟jir setelah melaksanakan

tanggung jawabnya dalam pembiayaan pengurusan Haji. Terdapat

perbedaan ketentuan mengenai ujrah/fee tersebut, seperti yang bisa

dilihat sebelumnya, ada 2 peraturan yang mengatur ketentuan ujrah harus

berupa nominal bukan presentase. Namun pada penerapan di Kospin

JASA Layanana Syariah Jakarta Selatan ujrah/fee berupa presentase atau

persen (%). Keuntungan berdasarkan presentase dari pinjaman memiliki

potensi untuk jatuh ke dalam praktek riba, karena biaya tambahan

menjadi tidak jelas apakah itu dihasilkan dari wakalah atau biaya

tambahan (riba Fadhl).11

Tetapi ada satu peraturan dalam pembaharuan

Fatwa mengenai ujrah/fee yang awalnya hanya bisa dengan nominal saat

ini bisa menggunakan presentase. Pembaharuan tersebut dalam Fatwa

DSN-MUI No. 112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah, dengan

adanya kebolehan ini maka akan mengubah struktur upah ujrah/fee

dalam pembiayaan.

11

Muhammad Maksum, “The Sharia Compliance of Islamic Multi Contract in Islamic

Banking” Advances in Sosial Cience, Education and Humanities Research, Vol.162,2017, h. 156.

Page 85: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

73

B. Penerapan Fatwa DSN-MUI Nomor 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang

Pembiayaan Pengurusan Haji LKS di Kospin JASA Layanan Syariah

Jakarta Selatan

Pernyataan Kesesuaian Syariah adalah pernyataan tertulis yang

dikeluarkan oleh DSN-MUI terhadap suatu kegiatan ekonomi, bahwa

kegiatan ekonomi tersebut sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Sehubung dengan ketentuan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah berkenaan dengan berlakunya Prinsip Syariah, maka

Peraturan Bank Indonesia No.11/15/PBI/2009 telah memberikan pengertian

apa yang dimaksud dengan prinsip syariah.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.11/15/PBI/2009 Prinsip Syariah

adalah prinsip hukum Islam dengan kegiatan perbankan berdasarkan fatwa

yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia.12

Berdasarkan peraturan tersebut, selama Prinsip Syariah tersebut telah dibuat

Fatwa oleh DSN-MUI, maka Prinsip Syariah demi hukum telah berlaku

sebagai hukum positif meskipun belum dituangkan dalam Peraturan Bank

Indonesia.

Fatwa DSN MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 adalah fatwa yang

mengatur tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah

(LKS) berdasarkan Prinsip Syariah yang mencakup pembahasan tentang Jasa

pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pengurusan

haji dan talangan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH).

Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan sebagai koperasi simpan

pinjam yang berbasis syariah, tentu saja dalam hal ini harus menerapkan

prinsip-prinsip syariah dalam setiap layanan pembiayaan yang diberikan

kepada calon anggota. Berikut pemaparan menganai Kesesuaian Syariah yang

ditetapkan oleh Fatwa DSN-MUI dalam Fatwa DSN MUI No. 29/DSN-

MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan

Syariah serta penerapan di Kospin JASA Layanan Syariah

12

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/peraturan-bank-

indonesia/Documents/144.pdf diakses pada hari Kamis, 9 Januari 2020.

Page 86: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

74

Tabel 4.2 Kesesuaian Fatwa DSN MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 dengan

Kospin JASA Layanan Syariah

Produk Pembiayaan pengurusan haji Kospin JASA Layanan Syariah

dengan Fatwa

No.

Fatwa DSN MUI No.

29/DSN-MUI/VI/2002

tentang Pembiayaan

Pengurusan Haji

Lembaga Keuangan

Syariah

Implementasi Produk

Ijarah Haji Kospin

JASA Layanan

Syariah (Akad

Perjanjian Haji)

Keterangan

1 Pengurusan haji bagi

nasabah, LKS dapat

memperoleh imbalan

Jasa (ujrah/fee) dengan

menggunakan prinsip

al-Ijarah sesuai Fatwa

DSN-MUI Nomor

9/DSN-MUI/IV/2000

(Sewa atau upah

adalah sesuatu yang

dijanjikan dan dibayar

nasabah kepada LKS

sebagai pembayaran

manfaat.

Pengurusan Haji di

Kospin JASA Layanan

Syariah dalam

memperoleh (ujrah/fee)

menggunakan akad

Ijarah dan MultiJasa

Ijarah. Akad Perjanjian

Haji Pasal 1 tentang

Definisi ayat 1, Ijarah

adalah transaksi sewa-

menyewa atas suatu

barang dan atau upah

mengupah atas suatu

Jasa dalam waktu

tertentu melalui

pembayaran sewa atau

imbalan Jasa. Pasal 1

tentang Definisi ayat 2,

Pembiayaan MultiJasa

Ijarah Khusus adalah

Belum sesuai,

karena di dalam

Akad Perjanjian

Haji Kospin JASA

Layanan Syariah

menggunakan 2

akad yaitu Ijarah

dan MultiJasa

Ijarah. Padahal

Fatwa DSN MUI

No. 29/DSN-

MUI/VI/2002

menjelaskan

perolehan imbalan

(ujrah/fee) harus

sesuai dengan

Fatwa DSN-MUI

Nomor 9/DSN-

MUI/IV/2000

tentang Ijarah.

Page 87: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

75

perjanjian antara pihak

pertama sebagai pihak

yang menyediakan

fasilitas Jasa yang dapat

diambil manfaatnya

oleh pihak kedua

dengan prinsip Ijarah.

2 Perolehan imbalan Jasa

(ujrah/fee)

menggunakan prinsip

Ijarah sesuai Fatwa

DSN-MUI Nomor

9/DSN-MUI/IV/2000

(Sewa atau upah

adalah sesuatu yang

dijanjikan dan dibayar

nasabah kepada LKS

sebagai pembayaran

manfaat. Pembayaran

sewa atau upah boleh

berbentuk Jasa

(manfaat lain) dari

jenis yang sama

dengan obyek

kontrak).

Pasal 4 tentang Ujrah,

pada Akad Perjanjian

Haji, pihak kedua

berkewajiban membayar

ujrah/fee (upah) kepada

pihak pertama atas

manfaat yang diberikan

pihak pertama kepada

pihak kedua untuk

pengurusan haji sebesar

10% pertahun.

Belum sesuai,

karena dalam Akad

Perjanjian Haji

Kospin JASA

Layanan Syariah

Jakarta Selatan

pada Pasal 4

tentang Ujrah tidak

menjelaskan

perolehan Jasa

ujrah/fee

menggunakan

prinsip Fatwa

DSN-MUI Nomor

9/DSN-

MUI/IV/2000

tentang Ijarah.

Ketidak kesesuaian

lain yaitu pada

imbalan Jasa

ujrah/fee 10%

pertahun, karena

ada 2 peraturan

Page 88: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

76

yaitu Fatwa DSN-

MUI No.44/DSN-

MUI/VIII/2004

tentang

Pembiayaan

MultiJasa dan PBI

No.10/16/PBI/2008

tentang Perubahan

atas Peraturan

Bank Indonesia

No.9/19/PBI/2007

tentang

Pelaksanaan

Prinsip Syariah,

dua peraturan

tersebut

menjelaskan

besaran ujrah/fee

harus disepakati

diawal dan

dinyatakan dalam

bentuk nominal

bukan preasentase.

3 Apabila diperlukan,

LKS dapat membantu

menalangi pembayaran

BPIH nasabah dengan

menggunakan prinsip

al-Qard sesuai Fatwa

DSN-MUI nomor

Pengurusan haji Kospin

JASA Layanan Syariah

tidak menggunakan

prinsip al-Qard atau

Fatwa DSN-MUI nomor

19/DSN-MUI/IV/2001.

Akad Perjanjian Haji

Belum sesuai,

karena dalam

Fatwa DSN MUI

No. 29/DSN-

MUI/VI/2002

untuk menalangi

pembayaran BPIH

Page 89: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

77

19/DSN-MUI/IV/2001 Pasal 3 tentang Bentuk

Pembiayaan,

Pembiayaan MultiJasa

Ijarah Khusus ini

diberikan dalam bentuk

manfaat Jasa

pengurusan haji. Pihak

pertama bersedia

memberikan manfaat

Jasa kepada pihak kedua

dan pihak kedua

menyetujui dari pihak

pertama. Pasal 5 pihak

pertama sebagai pemilik

manfaat Jasa

memberikan

Pembiayaan MultiJasa

Ijarah Haji dengan nilai

manfaat sebesar Rp.

25.000.000,- yang

digunakan untuk

pengurusan pembiayaan

haji

nasabah harus

sesuai dengan

prinsip al-Qard

atau sesuai dengan

Fatwa DSN-MUI

nomor 19/DSN-

MUI/IV/2001.

Tetapi Kospin

JASA Layanan

Syariah dalam

pemberian manfaat

Jasa pengurusan

Haji (pemberian

dana untuk

membantu nasabah

yang belum

mempunyai dana

yang cukup)

menggunakan akad

Pembiayaan

MultiJasa Ijarah

No. 44/DSN-

MUI/VIII/2004

dan Fatwa DSN-

MUI Nomor

9/DSN-

MUI/IV/2000

tentang Ijarah.

4 Jasa pengurusan haji

yang dilakukam LKS

Perjanjian Akad Haji

pada Pasal 2 tentang

Belum sesuai,

karena Kospin

Page 90: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

78

tidak boleh

dipersyaratkan dengan

pemberian talangan

haji.

Tujuan Pembiayaan

ayat 1, Tujuan

pembiayaan dalam

perjanjian ini adalah

untuk biaya pengurus

haji. Pasal 2 tentang

Tujuan Pembiayaan

ayat 2, sebagaimana

pasal 2 ayat 1, maka

pihak pertama

menunjuk pihak kedua

untuk memanfaatkan

Jasa sebagaimana tujuan

pembiayaan pada Pasal

2 ayat 1.

JASA Layanan

Syariah masih

memberikan

talangan haji untuk

membantu calon

anggota dalam

biaya pengurusan

haji bagi orang

yang belum

mempunyai dana.

Didalam Akad

Perjanjian Haji

Kospin JASA

Layanan Syariah

tidak menyebutkan

talangan haji tetapi

bentuk manfaat

Jasa pengurusan

haji.

5 Besar imbalan Jasa al-

Ijarah tidak boleh

didasarkan pada

jumlah talangan al-

Qard yang diberikan

LKS kepada nasabah.

pada ketentuan

Perjanjian Akad Haji

Pasal 4 tentang Ujrah,

pihak kedua

berkewajiban membayar

ujrah (upah) kepada

pihak pertama atas

manfaat yang diberikan

pihak pertama kepada

Belum sesuai,

karena Jasa Ijarah

yang dikeluarkan

oleh pihak Kospin

JASA Layanan

Syariah sebesar

Rp.25.000.000,-

dan ujrah/fee yang

didapatkan 10%

Page 91: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

79

pihak kedua untuk

pengurusan haji sebesar

10% pertahun.

pertahun

(Rp.7.500.000,-). 13

Dan Pihak Kospin

JASA Layanan

Syariah dalam

melakukan

talangan Haji tidak

menggunakan

prinsip Qard atau

Fatwa DSN-MUI

nomor 19/DSN-

MUI/IV/2001.

6 Jika salah satu pihak

tidak menunaikan

kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan

diantara keduas belah

pihak, maka

penyelesaiannya

dilakukan melalui

badan arbitrase syariah

setelah tidak

tercapainya melalui

musyawarah.

Dalam Akad Perjanjian

Haji pada Pasal 12

tentang Peristiwa Cidera

Janji, pihak pertama

berhak untuk

menuntut/menagih

pembayaran dari pihak

kedua dan/atau siapapun

juga yang memperoleh

hak darinya atas

sebagian atau seluruh

jumlah kewajiban pihak

kedua kepada pihak

pertama berdasarkan

Perjanjian ini, untuk

Sudah sesuai,

karena sengketa

yang timbul

diselesaikan

terlebih dahulu

oleh Kospin JASA

Layanan Syariah

dengan cara pihak

internal

(musyawarah), jika

dengan cara

tersebut belum

selesai maka pihak

Kospin JASA

Layanan Syariah

13

Perhitungan Ujrah/fee pada pembiayaan talangan Haji Rp.25.000.000,- dengan tenor 36

Bulan.

Page 92: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

80

dibayar dengan seketika

dan sekaligus, tanpa

perlu suatu surat

pemberitahuan, surat

teguran, atau surat

lainnya. Pasal 13

tentang Akibat Cidera

Janji, Apabila pihak

kedua melakukan cidera

janji sebagaimana Pasal

12 tentang Peristiwa

Cidera Janji, perjanjian

ini maka pihak pertama

berhak melakukan

pembatalan atas Surat

Pendaftaran Pergi Haji

(SPPH) dan Biaya

Perjalanan Ibadah Haji

(BPIH).

akan melakukan

pembatalan atas

Surat Pendaftaran

Pergi Haji (SPPH)

dan Biaya

Perjalanan Ibadah

Haji (BPIH)

Kemudian surat

pernyataan

pembatalan

keberangkatan Haji

tersebut akan

dikirim ke Bank

Syariah untuk

kemudian

ditindaklanjuti

dengan pencairan

atau pengembalian

dana yang dulu

pernah disetor oleh

calon anggota.

Dari tabel di atas merupakan rincian hasil perbandingan antara Fatwa

DSN MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) dengan Perjanjian Akad Haji di Kospin

JASA Layanan Syariah, data tersebut menunjukkan bahwa terdapat di

dalamnya perjanjian yang sudah sesuai dan belum sesuai. Data yang belum

sesuai diantaranya adalah: Pengurusan haji dalam memperoleh imbalan Jasa

(ujrah/fee) dengan menggunakan prinsip al-Ijarah Fatwa DSN-MUI Nomor

9/DSN-MUI/IV/2000, Perolehan imbalan Jasa (ujrah/fee) dengan

Page 93: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

81

menggunakan prinsip al-Ijarah atau Fatwa DSN-MUI Nomor 9/DSN-

MUI/IV/2000, LKS dalam membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah

Kospin JASA Layanan Syariah tidak menggunakan prinsip al-Qard atau

Fatwa DSN-MUI nomor 19/DSN-MUI/IV/2001, Jasa pengurusan haji yang

dilakukan Kospin JASA Layanan Syariah masih memberikan talangan haji,

dan Besar imbalan Jasa al-Ijarah tidak didasarkan pada Fatwa DSN-MUI

nomor 19/DSN-MUI/IV/2001. Adapun data yang sudah sesuai yaitu:

Penyelesaian sengketa pembiayaan dana talangan haji.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti di Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan, jika dilihat dari kesesuaian syariahnya bisa

dibilang masih banyak yang belum sesuai dengan Fatwa DSN-MUI. Kospin

JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan tidak mengikuti Fatwa yang berlaku

pada pengurusan haji yaitu Fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002

tentang Pengurusan Pembiayaan Haji Lembaga Keuangan Syariah. Pada

perhitungan Ujrah/fee yang dijelaskan pada Akad Perjanjian Haji Kospin

JASA Layanana Syariah tidak dijelaskan dengan jelas bahwa “Pihak kedua

berkewajiban membayar Ujrah (upah) kepada Pihak Pertama atas manfaat

yang diberikan Pihak Pertama kepada Pihak Kedua untuk Pengurusan haji

sebesar Rp.7.500.000” isi dari Pasal 4 tentang UJRAH pada Akad Perjanjian

Haji tidak menjelaskan dengan rinci pada ujrah/fee yang didapatkan Kospin

JASA Layanan Syariah. Pada perolehan imbalan Jasa ujrah/fee di Kospin

JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan tidak menggunakan prinsip Ijarah

Fatwa DSN-MUI Nomor 9/DSN-MUI/IV/2000.

Untuk membantu menalangi pembayaran BPIH anggota Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan tidak menggunakan prinsip al-Qard Fatwa

DSN-MUI nomor 19/DSN-MUI/IV/2001, yakni suatu akad pinjaman kepada

nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang

diterimanya kepada LKS pada waktu yang telah disepakati oleh LKS dan

nasabah.14

Tetapi Kospin JASA Layanan Syariah dalam pemberian manfaat

Jasa pengurusan Haji (pemberian dana untuk membantu nasabah yang belum

14

Fatwa DSN-MUI No. 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang Al-Qard.

Page 94: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

82

mempunyai dana yang cukup) menggunakan akad Pembiayaan MultiJasa

Ijarah No. 44/DSN-MUI/VIII/2004 dan Fatwa DSN-MUI Nomor 9/DSN-

MUI/IV/2000 tentang Ijarah.

Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan masih memberikan

talangan haji untuk pembayaran BPIH kepada anggota yang belum

mempunyai dana atau kekurangan dana. Talangan yang diberikan Kospin

JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan mulai dari Rp. 5.000.000 hingga

pembiayaan talangan Haji Rp. 25.0000.0000 dengan Ujrah/fee 10% pertahun.

C. Analisis Pelaksanaan Talangan Haji Berdasarkan Peraturan Menteri

Agama Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Perihal Bank

Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

Kementerian Agama (Kemenag) berencana menertibkan praktik dana

talangan haji yang difasilitasi perbankan dalam pelaksanaan ibadah haji.

Kemenag menilai praktik tersebut tidak sesuai dengan prinsip haji. Dirjen

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Anggito Abimanyu mengatakan,

Kemenag tengah menyiapkan aturan yang melarang praktik dana talangan

haji yang difasilitasi lembaga keuangan syariah. Selain dianggap tidak sesuai

dengan prinsip haji, penggunaan dana talangan juga telah menyebabkan

antrean semakin panjang.15

Dari pernyataan diatas, Menteri Agama telah mengeluarkan peraturan

mengenai Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji secara

lebih efisien, akuntabel, dan transparansi. Maka dengan itu Menteri Agama

Republik Indonesia memberlakukan Peraturan Menteri Agama Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji. Yang di dalam peraturan ini disebutkan Bank

Penerima Setoran Haji dilarang memberikan layanan talangan Haji.

15

http://dayatfsh.blogspot.com/2013/02/dana-talangan-haji-dasar-hukum-fakta.html di

Akses pada tanggal 25 Januari 2020.

Page 95: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

83

Dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank

Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji pada Pasal 1 ayat 3

yang dimaksud dengan Bank Penerima Setoran BPIH yang selanjutnya

disingkat BPS BPIH adalah bank syariah dan/atau bank umum nasional yang

memiliki layanan syariah. Selain itu pada Pasal 1 ayat 4 yang dimaksud

dengan Dana Talangan Haji adalah dana yang diberikan sebagai bantuan

sementara tanpa mengenakan imbalan oleh BPS BPIH kepada calon jemaah

haji.16

Kospin JASA Layanan Syariah tumbuh dan berkembang dengan

adanya prinsip-prinsip dan pola syariah di Indonesia, dan adanya

rekomendasi dari Rapat Anggota Tahunan ke-28 pada tahun 2002 yang

mengamanatkan kepada Koperasi Simpan Pinjam JASA untuk membuka

layanan keuangan yang berdasarkan pada prinsip syariah, serta adanya

kecenderungan kebutuhan anggota dan calon anggota terhadap pelayanan

pendanaan (simpanan) dan pembiayaan (pinjaman) yang berdasarkan pada

pola syariah yang menggunakan akad Ijarah dan Multijasa Ijarah.

Pada tahun 2013 Kementerian Agama (Kemenag) memberhentikan

produk Ijarah Haji di Lembaga Keuangan Syariah khusunya Bank Syariah.

Gerak cepat yang dilakukan Kospin JASA Layanan Syariah setelah

Kementerian Agama (Kemenag) memberhentikan produk Talangan Haji di

Bank Syariah, Kospin JASA Layanan Syariah pada tahun 2014 menerapkan

layanan produk Ijarah Haji (Talangan Haji) produk tersebut untuk

memudahkan calon anggota mendapatkan porsi (seat) haji dengan mudah dan

cepat, calon anggota yang tidak mempunyai dana atau kekurangan dana saat

mendaftar atau untuk mendapatkan porsi (seat) haji bisa menggunakan

produk Ijarah Haji dari Kospin JASA Layanan Haji.

16

Pasal 1 ayat 4 Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima

Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Page 96: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

84

Gambar 4.2 Jumlah Anggota Ijarah Haji

Dari tabel di atas dapat diketahui pertumbuhan jumlah calon anggota

dan anggota Pembiayaan pengurusan haji pada Kospin JASA Layanan

Syariah Jakarta Selatan terhitung dari tahun 2015-2019. Yang dikemukakan

oleh Bapak Mohamad Alfath Maududi bagian Analisa Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK mengatakan hampir setiap harinya terdapat calon

anggota yang mendaftarkan dirinya untuk talangan haji di Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan.17

Dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2016 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang

Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji pada Pasal 6A

yang mengatakan BPS BPIH dilarang memberikan layanan dana talangan haji

baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu BPS BPIH

menjelaskan dana talangan haji pada perubahan Peraturan Menteri Agama

pada Pasal 12A menyebutkan bahwa:

1) Dana talangan haji yang telah diberikan oleh BPS BPIH sebelum

berlakunya Peraturan Menteri ini, harus diselesaikan oleh BPS BPIH

dengan jemaah haji.

17

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 10 Oktober 2019.

0

5

10

15

20

25

30

35

2015 2016 2017 2018 2019

JUMLAH CALON ANGGOTA KOSPIN JASA SYARIAH JAKARTA SELATAN

Page 97: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

85

2) Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat tanggal

31 Desember 2020 terhitung sejak tanggal pengundangan Peraturan

Menteri ini.

3) Dalam hal masih terdapat dana talangan haji yang belum diselesaikan

setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), nomor porsi

jemaah haji masih tetap aktif.18

Dari hasil wawancara peneliti dengan pihak Kospin JASA Layanan

Syariah Jakarta Selatan oleh Bapak Mohamad Alfath Maududi bagian

Analisa Pembiayaan Khusus Talangan Haji dan UMK. Apakah pihak Kospin

JASA Layanan Syariah mengetahui Peraturan Menteri Agama No. 24 tahun

2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun

2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji,

yang di dalamnya mengatakan “BPS BPIH dilarang memberikan layanan

dana talangan haji baik secara langsung maupun tidak langsung” tanggapan

dari pihak Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan seperti apa?

Jawaban dari pihak Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan oleh

Bapak Mohamad Alfath Maududi bagian Analisa Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK “Ya, saya mengetahui makanya sekarang Bank-

bank sudah tidak bisa mengoperasikan dana talangan haji. Tanggapan saya

ya bagus, jadi hak untuk talangan haji ada di koperasi yang benar-benar

berlabel syariah dan punya sertifikasi Dewan Syariah Ulama MUI. Kenapa

Kementerian Agama memberhentikan produk Talangan Haji di Bank

Syariah, karena di Bank talangan untuk ibadah haji masa aliran uangnya

tercampur dengan riba.”19

Tabel 4.3 Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan dengan Peraturan

Menteri Agama No. 24 tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan

18

Pasal 12A Peraturan Menteri Agama No. 24 tahun 2016 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji. 19

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 17 Januari 2020.

Page 98: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

86

Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

No. Peraturan Menteri Agama No.

24 tahun 2016

Kospin JASA Layanan Syariah

Jakarta Selatan

1 Apakah Kospin JASA Layanan

Syariah berbadan hukum

Perseroan Terbatas?

Tidak, Kospin JASA ini bentuknya

Koperasi, Simpan, Pinjam dengan

layanan syariah.20

2 Apakah Kospin JASA Layanan

Syariah berbentuk Bank umum

nasional yang memiliki layanan

syariah?

Untuk saat ini Kospin JASA masih

berbentuk Koperasi, Simpan,

Pinjam. Bukan bank umum

nasional.21

3 Untuk pembiayaan talangan

ijarah haji apakah Kospin JASA

Layanan Syariah memiliki

sarana, prasarana, dan kapasitas

untuk berintegritasi dengan

sistem layanan haji Kementerian

Agama?

Untuk talangan haji, Kospin JASA

Layanan Syariah bekerJasama

dengan BPS, dan BPS yang

bersinergi dengan Sistem Layanan

Haji (SISKOHAT) di Kementerian

Agama.22

4 Apakah Kospin JASA Layanan

Syariah memiliki kondisi

kesehatan bank sesuai dengan

Peraturan Bank Indonesia atau

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

dan ketentuan Peraturan lainnya?

Untuk saat ini Kospin JASA

Layanan Syariah memiliki kondisi

kesehatan yang baik dari semua

produk. Kospin JASA Layanan

Syariah mempunyai sertfikasi

dengan DSN-MUI untuk layanan

syariah. Kospin JASA saat ini

diawasi oleh Kemenkop

(Kementrian Koperasi).23

20

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 17 Januari 2020. 21

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 17 Januari 2020. 22

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 17 Januari 2020. 23

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan Khusus

Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 17 Januari 2020.

Page 99: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

87

Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti bahwa kegiatan

pelaksanaan produk Ijarah Haji yang dilakukan oleh Kospin JASA Layanan

Syariah Jakarta Selatan untuk membantu calon anggota dalam mewujudkan

keinginannya untuk beribadah Haji menuju Baitullah dengan memberikan

talangan dari Rp. 5.000.000 hingga Rp. 25.000.000 dimana kegiatan ini tidak

sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2016 tentang Bank

Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji pada Pasal 6A yang

menjelaskan bahwa “BPS BPIH dilarang memberikan layanan dana talangan

baik secara langsung maupun tidak langsung”. Meskipun Kospin JASA

Layanan Syariah mengatakan bahwa Kospin JASA Layanan Syariah

berbentuk Koperasi simpan pinjam bukan BPS BPIH (Bank Penerima Seoran

Pembiayaan Penyelenggaraan Haji).

Pembiayaan pengurusan haji di Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan

Syariah Jakarta Selatan sangat rentan pada peraturan yang berlaku, karena

produk Ijarah Haji atau Pengurusan Jasa Haji Kosperasi Simpan Jasa Layanan

Syariah tidak diatur dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2016

tentang Perubahan Atas Pearturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013

tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji pada

peraturan tersebut tidak menyebutkan Koperasi Syariah sebagai BPS BPIH.

Kekurangan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah Jakarta

Selatan belum memiliki akses untuk Sistem Komunikasi Haji Terpadu

(SISKOHAT), karena Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah Jakarta

Selatan hanya menyalurkan jasa pembiayaan Ijarah Haji. Koperasi Simpan

Jasa Layanan Syariah Jakarta Selatan juga tidak diawasi oleh OJK (Otoritas

Jasa Keuangan) lembaga pembiayaan atau lembaga jasa keuangan syariah

harus dalam pengawasan OJK agar tercapainya pelaksanaan kegiatan jasa

keuangan dengan sistem keuagan tumbuh secara berkesinabungan dan

perlindunngan terhadap kepentingan konsumen dan masyarakat pengguna

jasa keuangan baik syariah maupun non syariah.

Koperasi Simpan Jasa Layanan Syariah Jakarta Selatan sebagai

koperasi yang berkembang pada prinsip syariah yaitu pelayanan pendanaan

Page 100: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

88

(simpanan) dan pembiayaan (pinjaman) yang berdasarkan pada prinsip

syariah tetapi Koperasi tersubut tidak merujuk pada Lembaga Penjamin

Simpanan (LPS) dasar hukum LPS yaitu Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2004 padahal kewenangan LPS menjamin simpanan nasabah penyimpan.

Maka peneliti menyimpulkan bahwa Koperasi Simpan Pinjam Jasa

Layanan Syariah Jakarta Selatan memiliki kekosongan hukum dari

pembiayaan pengurusan jasa haji atau produk Ijarah Haji, proses yang

dilakukan Koperasi Simpan Pinjam Jasa Layanan Syariah Jakarta Selatan

juga menyimpang dari Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2016

tentang Perubahan Atas Pearturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013

tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji pada

Pasal 6A yang menjelaskan bahwa “BPS BPIH dilarang memberikan layanan

dana talangan baik secara langsung maupun tidak langsung”. Meskipun pihak

Kospin JASA Layanan Syariah mengatakan Kospin JASA Layanan Syariah

bukan Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS

BPIH) tetapi Koperasi simpan pinjam dengan prinsip syariah yang

memberikan layanan bentuk manfaat atas Jasa pengurusan haji.

Page 101: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

89

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah peneliti paparkan pada bab

sebelumnya serta merujuk pada rumusan masalah yang terdapat pada bab

pendahuluan. Maka penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan produk pembiayaan pengurusan haji yang di lakukan

Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan yang membantu

kebutuhan anggota dan calon anggota untuk melaksanakan ibadah Haji

bagi calon anggota yang belum mempunyai dana ataupun yang tidak

mempunyai dana sama sekali. Pembayaran angsuran talangan haji

dilakukan secara bulanan dengan jangka waktu 12 bulan, 24 bulan, 36

bulan, 48 bulan, dan 60 bulan dan ujrah yang harus dibayar oleh calon

anggota sebesar 10% pertahun banyaknya pembayaran ujrah tidak

ditentukan berdasarkan berapa lama calon anggota dalam melakukan

angsuran pembayaran melainkan ditentukan berdasarkan pada jumlah

talangan yang diajukan mulai dari Rp. 5.000.000 hingga Pembiayaan

pengurusan haji Rp. 25.0000.0000.

2. Terdapat perbedaan implementasi pada produk Ijarah Haji di Kospin

JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan. Perbedaan tersebut, Pertama,

terjadi pada akad yang di gunakan Kospin JASA Layanan Syariah

Jakarta Selatan yang menggunakan akad Ijarah dan MultiJasa Ijarah.

Kedua, dari perolehan imbalan Jasa ujrah/fee yang seharusnya

menggunakan prinsip Ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI Nomor 9/DSN-

MUI/IV/2000 tetapi pada implementasi Akad Perjanjian Haji Kospin

JASA Layanan Syariah tidak menjelaskan perolehan Jasa ujrah/fee

menggunakan Fatwa DSN-MUI Nomor 9/DSN-MUI/IV/2000 tentang

Ijarah. Ketiga, Kospin JASA Layanan Syariah dalam Jasa pengurusan

haji masih memberikan talangan haji untuk calon anggota yang tidak

mempunyai dana dengan jumlah talangan mulai dari Rp. 5.000.000

Page 102: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

90

hingga Rp.25.0000.0000 dan imbalan Jasa ujrah/fee 10% pertahun.

Keempat, dalam fatwa Fatwa DSN MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002

tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan, Apabila

diperlukan LKS dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah

dengan menggunakan prinsip al-Qard sesuai Fatwa DSN-MUI nomor

19/DSN-MUI/IV/2001 tetapi Kospin JASA Layanan Syariah dalam

pemberian manfaat Jasa pengurusan Haji (pemberian dana untuk

membantu nasabah yang belum mempunyai dana yang cukup)

menggunakan akad Pembiayaan MultiJasa Ijarah No. 44/DSN-

MUI/VIII/2004 dan Fatwa DSN-MUI Nomor 9/DSN-MUI/IV/2000

tentang Ijarah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor

30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji pada Pasal 6A yang mengatakan BPS BPIH dilarang

memberikan layanan dana talangan haji baik secara langsung maupun

tidak langsung. Akan tetapi pihak Kospin JASA Layanan Syariah

menyimpang dari Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor

24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama

Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji, Meskipun pihak Kospin JASA Layanan

Syariah mengatakan Kospin JASA Layanan Syariah bukan Bank

Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS BPIH) tetapi

Koperasi simpan pinjam yang memberikan layanan bentuk manfaat atas

Jasa pengurusan haji.

B. Saran

Setelah mendapatkan kesimpulan dari penelitian skripsi ini, maka perlu

saran atau masukan yang baik untuk pelaku Kospin JASA Layanan Syariah

Jakarta Selatan, maupun untuk pengembangan penelitian lanjutan. Berikut ini

adalah berupa saran atau masukan yang direkomendasikan peneliti:

Page 103: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

91

1. Untuk pihak Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan untuk lebih

memperhatikan ketentuan-ketentuan dan prinsip-prinsip syariah yang

tercantuk pada Fatwa DSN-MUI khususnya Fatwa DSN MUI No.

29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga

Keuangan dalam hal implementasinya baik dari segi akad dan

perhitungan imbalan Jasa ujrah/fee. Kospin JASA Layanan Syariah juga

harus memperhatikan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji.

2. Untuk calon anggota maupun anggota, agar lebih teliti jika ingin

melakukan pembiayaan produk Ijarah Haji yang di terapkan di Lembaga

Keuangan Syariah, agar terhindar dari unsur riba / gharar dan hal yang

tidak sesuai dengan prinsip syariah.

Page 104: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

92

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Asikin, Zainal dan Amirudin. “Pengantar Metode Penelitian Hukum”. Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 2004.

Waluyo, Bambang. “Penelitian Hukum Dalam Praktek”. Jakarta: Sinar

Grafika, 2008.

Ahmadi, Fahmi Muhammad dan Jaenal Aripin. “Metode Penelitian Hukum”.

Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.

Sunggono, Bambang. “Metodelogi Penelitian Hukum”. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2003.

Soekanto, Soerjono. “Pengantar Penelitian Hukum”. Jakarta:UI-Pers, 2008.

Sugiyono. “Metode Penelitian Manajemen”. Bandung: Alfabeta, 2014.

Wasito, Hermawan. “Pengantar Metodelogi Penelitian Buku Panduan

Mahasiswa”. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.

Nafi, Moh. “Haji dan Umrah; Sebuah Cermin Hidup”. Emir, Erlangga, 2015.

Zuhdi, Muhammad Najmuddin dan Muh. Luqman Arifin. “125 Masalah

Haji”. Cet. I-Solo: Tiga Serangkai, 2008.

Rochimi, H.M Abdurachman. “Segala Hal Tentang Haji dan Umrah”. PT.

Gelora Aksara Pratama: Erlangga, 2015.

Wangsawidjaja. “Pembiayaan Bank Syariah”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2012.

Syafei‟I, Rachmat. “Muamalat untuk IAIN, STAIN, PTAIS, dan Umum”.

Bandung: Penerbit Angkasa Setia, 2004.

Rosyadi, A. Rahmat dan M.H Rais Ahmad. “Formalisasi Syariat Islam dalam

Prespektif Tata Hukum Indonesia”. Ghalia Indonesia. Bogor, 2006.

Imaniyati, Neni Sri. “Perbankan Syariah dalam Perspektif Hukum Ekonomi”.

Bandung: Penerbit CV. Mandar Maju. Cetakan Ke-1 April 2013.

Ghazaly, Abdul Rahman , Ghufron Ihsan dan Sapiudin Shidiq. “FIQH

MUAMALAT”. Penerbit: Kencana Prenada Media Group, Cetakan

ke-2, 2012.

Page 105: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

93

Janwari, Yadi. “Lembaga Keuangan Syariah”. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Cetakan Pertama, 2015.

Karim, A. Adiwarman. “Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan”. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2014.

Suhendi, Hendi. “Fiqh Muamalah”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014.

Muslich, Ahmad Wardi. “Fiqh Muamalat”. Jakarta: Amzah, 2013.

Haroen, Nasrun. “Fiqh Muamalah”. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.

Ascarya. “Akad & Produk Bank Syariah: Konsep dan Prakteknya di Beberapa

Negara”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.

Antonio, Muhammad Syafi‟I. “Bank Syariah: dari Teori ke Praktik. Jakarta:

Gema Insani. Cetakan. 1 , 2001.

Asqalani, Ibnu Hajar. “Talkhis al-Habir”. Darul Kutub Ilmuyah: Juz 3.

Maksum Muhammad, “Model-Model Kontrak dalam Produk Keuangan

Syariah”, Al‟ Adalah Vol. XII No. 1, Juni 2014, h.55.

Soerjono Soekanto, “Pengantar Penelitian Hukum”, Jakarta: Penerbit

Universitas Indonesia, 2012), h.10.

B. JURNAL dan SKRIPSI

Hadi, Syamsul dan Widyarini. “Talangan Haji (Fatwa DSN dan Praktek di

LKS” ASY-SYIR‟AH Jurnal Ilmu Syariah dan Hukum. Vol. 45 No. II,

Juli-Desember 2011.

Pahlevi, Tommy Jorghi. “Tinjauan Yuridis Terhadap Penggunaan Talangan

Haji Menurut Hukum Islam Dikaitkan Dengan Undanh-Undang

Nomor 34 Tahun 2009 Tentang Penyelenggaraan Haji dan Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah”. Skripsi

Tahun 2015.

Lestari, Wuryaningsih Dwi. Sri Murwanti, dan M. Sholahuddin “Pembiayaan

Ibadah Haji Pada Lembaga Keuangan Syariah”. Cakrawala: Jurnal

Studi Islam. Vol. XII.2. 2017.

Talabah. “Talangan Haji Problem Dan Hukumnya”. Jurnal TARJIH. Volume

11 (1). 1434 H/2013 M.

Page 106: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

94

Mubarok, Jaih dan Hasanudin. “Fatwa Tentang Pembiayaan Pengurusan Dana

Haji Dan Status Dana Calon Haji Daftar Tunggu”. Jurnal Al-Iqtishad.

Vol. 5 No. 1 Januari 2013.

Allahuwty, A Khakim. “Analisis Produk Talagan Haji di BMT An-Nawawi

Purworejo”. Tugas Akhir UIN Walisongo. Semarang, 2015.

Andrianingtias, Venny. “Analisis Pembiayaan Arrum Haji di Pegadaian

Syariah Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 92 Tahun 2014 (Studi Pada

Pegadaian Syariah Cabang Pasar Babakan Kota Tangerang” Skripsi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

Maksum, Muhammad. “Fatwa Dewan Syariah “Fatwa Dewan Syariah

Nasional Majelis Ulama Indonesia dalam Merespon Produk-Produk

Ekonomi Syariah Tahun 2000-2011 (Studi Perbandingan dengan

Fatwa Majelis Penerbit Syariah Bank Negara Malaysia)”. Sekolah

Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013.

Maksum, Muhammad. “The Sharia Compliance of Islamic Multi Contract in

Islamic Banking” Advances in Sosial Cience. Education and

Humanities Research. Vol.162, 2017.

C. PERATURAN-PERATURAN

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013

tentang Bank Penerimaan Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Fatwa DSN-MUI No. 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan

Haji Lembaga Keuangan Syariah.

Fatwa DSN-MUI No.09/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan Ijarah .

Pasal 1 ayat 26 poin d dan Pasal 19 ayat 1 poin e Undang-Undang Nomor 21

Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

Fatwa DSN-MUI No.44/DSN-MUI/VIII/2004 tentang Pembiayaan MultiJasa.

PBI No.10/16/PBI/2008 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia

No.9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah.

Fatwa DSN-MUI No.112/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Ijarah.

Page 107: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

95

Pasal 1 ayat 4 Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank

Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji.

Pasal 12A Peraturan Menteri Agama No. 24 tahun 2016 Tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank

Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji.

D. INTERNET

Kerangka Konseptual, Penjelasan Pada WordPress,

https://yogipoltek.wordpress.com/2013/05/23/kerangka-konseptual/.

Diakses pada 07 Juli 2019.

Pendekatan Empiris, Penjelasan Pada Blogspot Lisa Nofrianti,

http://lisanofrianti.blogspot.co.id/2010/10/pendekatan-empiris.html.

Diakses pada 09 Juli 2019.

Pengertian Metode Analisis Data, Penjelasan Pada Blogspot Nisa Aulia,

http://metode360.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-metode-analisis-

data.html. Diakses pada 10 Juli 2019.

Budianas, Nanang. “Pengertian Pembiayaan dan Jenis-Jenis Pembiayaan Bank

Syariah”. Artikel ini dipublikasikan pada 08 Februari 2013. Di akses

pada 20 Juli 2019 dari

http://nanangbudianas.blogspot.com/2013/02/pengertian-pembiayaan-

dan -jeni-jenis.html.

Di akses pada 20 Juli 2019 dari

https://jatim.kemenag.go.id/file/file/PMA/sdty1395809111.pdf.

Undang-Undang No.21 Tahun 2008, di akses pada 27 Juli 2019 dari

file:///C:/Users/Acer/Downloads/UU_21_08_Syariah.pdf.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/regulasi/peraturan-bank-

indonesia/Documents/144.pdf diakses pada hari Kamis, 9 Januari

2020.

http://dayatfsh.blogspot.com/2013/02/dana-talangan-haji-dasar-hukum-

fakta.html di Akses pada tanggal 25 Januari 2020.

Page 108: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

96

https://indopos.co.id/read/2016/06/11/2530/pma-larangan-dana-talangan-haji-

diapresiasi/ diakses pada tanggal 28 Desember 2019.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Agama_Republik_Indonesia

diakses pada hari Sabtu, 11 April 2020

Metode Penelitian Hukum Normatif dan Empiris¸ Artikel diakses pada tanggal

1 Mei 2020 dari Https://idtesis .com/metode-penelitian-hukum-

empiris-dan-normatif/

https://www.academia.edu/34996829/TEORI_SISTEM_HUKUM_LAWREN

CE_M._FRIEDMAN di akses pada tanggal 10 April 2020

http://www.bmtalfadhila.com/2017/03/attention-please-alhamdulillah-kspps-

al.html di akses pada tanggal 15 April 2020

https://bmtugtsidogiri.co.id/berita-576-bmt-ugt-layani-pembiayaan-kafalah-

haji.html di akses pada tanggal 15 April 2020

https://bmtbinama.co.id/pembiayaan/pembiayaan-talangan-haji-dan-

umroh.html di akses pada tanggal 15 April 2020

https://wartakota.tribunnews.com/2019/07/25/bersama-amitra-dari-

fifgroupbiaya-pergi-haji-dan-umrah-bisa-dicicil-ini-berbagai-

keuntungannya di akses pada tanggal 15 April 2020

https://www.pegadaian.co.id/produk/arrum-haji di akses pada tanggal 15 April

2020

https://jateng.antaranews.com/berita/247284/kospin-jasa-turunkan-dana-

talangan-haji-jadi-rp1-juta di akses pada tanggal 15 April 2020

https://trihamas-syariah.co.id/ di akses pada tanggal 15 April 2020

E. LAIN-LAIN

Angsuran Pembiayaan Ijarah Haji, Brosur Kospin JASA Layanan Syariah,

Jakarta, 29 September 2019.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI)”. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Page 109: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

97

Abdurahman. “Ensiklopedia Ekonomi, Keuangan, Perdagangan”. Jakarta:

Pradnya Paramita, 1982.

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan

Khusus Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 10 Oktober 2019.

Perhitungan Administrasi Kospin JASA Layanan Syariah dengan Mohamad

Alfath Maududi bagian Analisa Pembiayaan Khusus Talangan Haji

dan UMK, pada tanggan 10 Oktober 2019.

Perhitungan Ujrah/fee pada Pembiayaan pengurusan haji Rp.25.000.000,-

dengan tenor 36 Bulan.

Interview Pribadi dengan Mohamad Alfath Maududi, Analisis Pembiayaan

Khusus Talangan Haji dan UMK, Jakarta, 17 Januari 2020.

Redaksi Tim, Komplikasi Hukum Ekonomi Syariah, (Bandung: Fokusmedia,

2008), h.14.

Page 110: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

98

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 111: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

99

Page 112: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

100

Page 113: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

101

Page 114: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

Wawancara Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan

1. Bagaimana sejarah KOSPIN (Koperasi Simpan Pinjam) Jasa? Dan bagaimana

sejarah dari munculnya KOSPIN (Koperasi Simpan Pinjam) Jasa Syariah?

Jawab : Kospin itu Koperasi simpan pinjam JASA yang terbesar di Indonesia

yang didirikan di Pekalongan di Kediaman H. A. Djuanaid pada tanggal

13 Desember 1973.

Koperasi simpan pinjam atau Kospin JASA dengan semakin tumbuh dan

berkembangnya lembaga keuangan yang berdasarkan pada prinsip-

prinsip dan pola syariah di Indonesia, Pada tahun 2004 sih baru

diadakannya layanan syariah. Semua sudah berstandar syariah produk

yang kami keluarkan.

2. Apa visi dan misi dari Kospin JASA Layanan Syariah?

Jawab : VISI kami, “Menjadi Lembaga Keuangan Terdepan, Modern, Mandiri

dan Tangguh”

MISI kami,

1. Memenuhi kebutuhan customer dan memberikan layanan prima

melalui produk berbasis teknologi

2. Menghasilkan manfaat dan nilai tambah terbaik terhadap stakeholers

3. Mensejajarkan dengan Lembaga Keuangan Lainnya

4. Menjalin kerjasama dengan mitra usaha secara transparan dan

profesional

3. Apa saja syarat dan ketentuan dalam melakukan pinjaman talangan Haji bagi para

pihak yang terlibat?

Jawab : Persyaratan di Kospin JASA Layanan Syariahsangat mudah dek.

a. Foto 4 x 6 (5 Lembar)

b. Foto 3 x 4 (10 Lembar) Muka 80% dan Background putih (Tidak

Berkacamata)

c. FC Kartu Keluarga

Page 115: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

d. FC Surat Nikah

e. FC KTP Suami Istri

f. Mengisi from Pembukaan Tabungan Haji Labbaika.

4. Apakah terdapat kendala dalam produk usaha pinjaman talangan Haji Kospin

JASA Layanan Syariah?

Jawab : Kendalanya paling kalau ada anggota yang gagal bayar atau sudah tidak

mampu lagi menyanggupi pembayarannya. Dan biasanya orang yang

meninggal dunia. Karena proses pembatalan haji itu sulit dek. Harus

bolak balik ke Kementerian Agama dan ke Bank Syariah yang dituju

anggota.

5. Bagaimana hubungan hukum antar pihak yang terlibat dalam pelaksanaan

pinjaman talangan Haji pada Kospin JASA Layanan Syariah?

Jawab : Kospin Syariah si tidak ada hubungan hukum apa-apa yah dek. Anggota

datang sendiri ke Kospin JASA Layanan Syariah dengan niat untuk

pergi ke tanah suci dan kami (Kospin JASA Layanan Syariah)

membantu anggota sepenuh hati.

6. Apakah perusahaan Kospin JASA Layanan Syariah pada produk pinjaman

talangan Haji sudah menerapkan akad yang digunakan pada Fatwa DSN-MUI No.

29/DSN-MUI/VI/2002 Tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga

Keuangan Syariah? Jika sudah, akad apa saja yang digunakan?

Jawab : untuk produk talangan haji kita pakai akad Ijarah dan Ijarah Multijasa

saja si dek. Tapi sudah sesuai dengan Peraturan Majelis Ulama

Indonesia.

7. Bagaimana alur/mekanisme dalam pelaksanaan pinjaman talangan Haji berbasis

Syariah pada Kospin JASA Layanan Syariah?

Jawab :

a. Calon anggota yang datang ke Kospin JASA Layanan Syariahakan

dijelaskan persyaratan dan ketentuan mengenai pembiayaan talangan

Page 116: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

Haji, tenor dan cicilan yang ingin diambil oleh anggota atau calon

anggota.

b. Calon anggota yang belum memiliki rekening di Kospin JASA

Layanan Syariah, akan dibuatkan CIB, Tabungan Labbaika. Untuk

pemohon yang belum memiliki KTP, di buatkan CIB menggunakan

nomor NIK / NIKS pada kartu keluarga.

c. Setelah calon anggota mengisi form pembukaan Tabungan Haji

Labbaika, anggota dan calon anggota harus melengkapi persyaratan

untuk melakukan pembiayaan talangan Haji dengan persyaratan KTP,

KK (Kartu Keluarga), Slip Gaji / Slip Koran, Foto, dan Foto Copi

Surat Nikah.

d. Setelah itu pihak Kospin JASA Layanan Syariahakan mengecek

persyaratan dan data diri calon anggota.

e. Kemudian apabila persyaratan telah sesuai, pihak Kospin JASA

Layanan Syariahakan mendatangi (survei) ke alamat rumah calon

anggota pembiayaan talangan Haji dan dilangsungkan dengan tanda

tangan kontrak pembiayaan talangan Haji.

f. Calon anggota yang sudah tanda tangan kontrak pembiayaan talangan

Haji, selanjutnya membuka tabungan pada bank syariah yang di tunjuk

Kospin JASA Layanan Syariah(Bank Muamalat, Bank Panin Syariah,

Bank CIMB Syariah, dan Bank Sinarmas Syariah).

g. Bank syariah tersebut (Bank Muamalat, Bank Panin Syariah, Bank

CIMB Syariah, dan Bank Sinarmas Syariah) mengimput data calon

anggota lalu menerbitkan tabungan Haji, memberikan tanda setoran

awal serta nomor validasi.

h. Lalu pihak Kospin JASA Layanan Syariahmengirimkan uang sebesar

yang calon anggota butuhkan untuk pembiayaan talangan Haji ke

rekening calon anggota yang telah dibuka.

Page 117: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

i. Pihak Kospin JASA Layanan Syariahdan calon anggota mendatangi

kantor Departemen Agama untuk mendaftar Haji dan membawa

persyaratan pendaftaran haji, sesuai dengan ketentuan pendaftaran

Haji dan menyerahkan bukti setoran awal dari Bank Syariah yang

calon anggotapilih.

j. Calon anggota mengisi Surat Pendaftaran Pergi Haji (SPPH). Setelah

itu, kantor Kementerian Agama menerbitkan SPPH dan SA BPIH.

k. Selanjutnya buku tabungan dari Bank Syariah yang bertuliskan

pembiayaan Rp.25.000.000,- atas nama calon anggotadan SPPH (Surat

Pendaftaran Pergi Haji) yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama

dibawa oleh pihak Kospin JASA Layanan Syariahuntuk jaminan

pembiayaan talangan Haji.

l. Jika semua sudah dilakukan atau sudah terlaksana dalam pendaftaran

Haji, maka calon anggotamulai bulan selanjutnya sudah membayar

angsuran yang calon anggota pilih jangka waktunya.

8. Apa perbedaan pinjaman talangan Haji Kospin JASA Layanan Syariah

Konvensional dengan pinjaman talangan Haji Kospin JASA Layanan Syariah?

Jawab : semua pembiayaan di Kospin JASA Layanan Syariah sama yak dek.

Paling yang berbeda pelayanan dan prinsip saja karena kita kan syariah

jadi harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

9. Bagaimana tindakan hukum dari Kospin JASA Layanan Syariah, jika si

peminjam talangan Haji yang gagal membayar. Padahal pihak Kospin JASA

Layanan Syariah sudah memberikan peringatan dan jangka waktu tambahan pada

si peminjam talangan Haji ?

Jawab : biasanya pihak Kospin berkunjung kerumah anggota, dan dengan

musyawarah aja sih kita dek. Jika memang dia tidak sanggup untuk

melunasi talangannya kita batalkan keberangkatannya dan diproses juga

oleh pihak Kospin. Jika uangnya sudah cair akan dipotong terlebih

dahulu selama pembayaran talangan dia yang menunggak.

Page 118: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

10. Manajemen pembiayaannya talangan haji di Kospin JASA Layanan Syariah?

Jawab : itu kekurangan Kospin dek, yang tidak memiliki akses untuk Sistem

Komunikasi Haji Terpandu (SISKOHAT). Maka dari itu Kospin JASA

Layanan Syariah Jakarta Selatan bekerja sama dengan Bank Syariah

diantaranya Bank Muamalat, Bank Panin Syariah, Bank CIMB Syariah,

dan Bank Sinarmas Syariah. Bank Umum Syariah tersebut untuk

membantu calon anggota untuk mendaftarkan diri ke Kementerian

Agama.

11. Pengelolahan angsuran talangan haji di Kospin JASA Layanan Syariah, seperti

apa?

Jawab : Kospin JASA Layanan Syriah mempunyai produk talangan Haji yang

berakad multijasa ijarah dan ijarah. Calon anggota bisa dengan mudah

untuk daftar Haji atau mendapatkan porsi (seat) Haji bagi yang belum

mempunyai dana sama sekali atau yang kekurangan dana. Karena,

Kospin JASA Layanan Syariah akan memberi talangan dari

Rp.5.000.000 hingga Rp.25.000.000 dengan angsuran 1 tahun hingga 5

tahun dan ujrah pertahun hanya 10% calon anggota diharuskan

membayar biaya admin sebesar Rp.250.000 dan biaya asuransi yang

berbeda angkanya disetiap angsuran perbulan.

12. Apakah pihak Kospin JASA Layanan Syariah mengetahui Peraturan Menteri

Agama No. 24 tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama

Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan

Ibadah Haji, yang di dalamnya mengatakan “BPS BPIH dilarang memberikan

layanan dana talangan haji baik secara langsung maupun tidak langsung”

tanggapan dari pihak Kospin JASA Layanan Syariah Jakarta Selatan seperti apa?

Jawab : Ya, saya mengetahui makanya sekarang Bank-bank sudah tidak bisa

mengoperasikan dana talangan haji. Tanggapan saya ya bagus, jadi hak

untuk talangan haji ada di koperasi yang benar-benar berlabel syariah

dan punya sertifikasi Dewan Syariah Ulama MUI. Kenapa Kementerian

Page 119: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

Agama memberhentikan produk talangan haji di Bank Syariah, karena

di Bank talangan untuk ibadah haji masa aliran uangnya tercampur

dengan riba.

13. Apakah Kospin JASA Layanan Syariah berbadan hukum Perseroan Terbatas?

Jawab : Tidak, Kospin JASA ini bentuknya Koperasi, Simpan, Pinjam dengan

layanan syariah.

14. Apakah Kospin JASA Layanan Syariah berbentuk Bank umum nasional yang

memiliki layanan syariah?

Jawab : Untuk saat ini Kospin JASA masih berbentuk Koperasi, Simpan, Pinjam.

Bukan bank umum nasional.

15. Untuk pembiayaan talangan ijarah haji apakah Kospin JASA Layanan Syariah

memiliki sarana, prasarana, dan kapasitas untuk berintegritasi dengan sistem

layanan haji Kementerian Agama?

Jawab : Untuk talangan haji, Kospin JASA Layanan Syariah bekerjasama dengan

BPS, dan BPS yang bersinergi dengan Sistem Layanan Haji

(SISKOHAT) di Kementerian Agama.

16. Apakah Kospin JASA Layanan Syariah memiliki kondisi kesehatan bank sesuai

dengan Peraturan Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan

ketentuan Peraturan lainnya?

Jawab : Untuk saat ini Kospin JASA Layanan Syariah memiliki kondisi

kesehatan yang baik dari semua produk. Kospin JASA Layanan Syariah

mempunyai sertfikasi dengan DSN-MUI untuk layanan syariah. Kospin

JASA saat ini diawasi oleh Kemenkop (Kementrian Koperasi).

Page 120: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

- 1 -

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24 TAHUN 2016

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA

NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG BANK PENERIMA SETORAN

BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya perubahan

persyaratan Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji, perlu merubah

Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013

tentang Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan

Menteri Agama tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 tentang Bank

Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang

Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4845)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 34 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan

Page 121: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

- 2 -

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji

menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 142, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5061);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008

tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 186,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5345);

3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang

Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

4. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang

Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 168);

5. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor

592) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun

2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan

Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 348);

6. Peraturan Menteri Agama Nomor 14 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 899)

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2016 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama

Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Ibadah Haji Reguler (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2016 Nomor 534);

Page 122: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

- 3 -

7. Peraturan Menteri Agama Nomor 15 Tahun 2012

tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 899);

8. Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013

tentang Bank Penerima Setoran Biaya

Penyelenggaraan Ibadah Haji (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 615);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI AGAMA TENTANG PERUBAHAN

ATAS PERATURAN MENTERI AGAMA NOMOR 30 TAHUN

2013 TENTANG BANK PENERIMA SETORAN BIAYA

PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Agama

Nomor 30 Tahun 2013 tentang Bank Penerima Setoran

Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 615) diubah sebagai berikut:

1. Ketentuan Pasal 2 ayat (2) huruf g dihapus dan ayat

(3) diubah, sehingga Pasal 2 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 2

(1) Menteri menetapkan BPS BPIH.

(2) BPS BPIH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan setelah memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

a. berbadan hukum Perseroan Terbatas;

b. berbentuk bank syariah atau bank umum

nasional yang memiliki layanan syariah;

c. memiliki layanan bersifat nasional;

d. memiliki sarana, prasarana, dan kapasitas

untuk berintegrasi dengan sistem layanan

haji Kementerian Agama;

e. memiliki kondisi kesehatan bank sesuai

dengan Peraturan Bank Indonesia atau

Page 123: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

- 4 -

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan ketentuan

peraturan lainnya;

f. menunjukan keterangan menjadi anggota

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan

surat kesanggupan melaksanakan program

penjaminan LPS atas dana setoran awal; dan

g. dihapus.

(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.

2. Diantara Pasal 6 dan Pasal 7 disisipkan 1 (satu) Pasal,

yakni Pasal 6A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 6A

BPS BPIH dilarang memberikan layanan dana

talangan haji baik secara langsung maupun tidak

langsung.

3. Diantara Pasal 12 dan Pasal 13 disisipkan 1 (satu)

Pasal, yakni Pasal 12A sehingga berbunyi sebagai

berikut:

Pasal 12A

(1) Dana talangan haji yang telah diberikan oleh BPS

BPIH sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini,

harus diselesaikan oleh BPS BPIH dengan jemaah

haji.

(2) Penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) paling lambat tanggal 31 Desember 2020

terhitung sejak tanggal pengundangan Peraturan

Menteri ini.

(3) Dalam hal masih terdapat dana talangan haji

yang belum diselesaikan setelah batas waktu

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), nomor

porsi jemaah haji masih tetap aktif.

Page 124: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

- 5-

Pasal II

Peraturan Mentcri ini mulai bcriaku pada tanggaldiundangkan.

Agar sctiap orang mengetahuinya, mcmerintahkan

pengundangan Peraturan Mentcri ini dengan

pencmpalannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditctapkan di Jakarta

pada tanggal 19 Mei 2016

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

ttd

LUKMAN HAKIM SAIFUDDIN

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 19 Mei 2016

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN IIAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ltd

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2016 NOMOR 766

Salinan sesuai dengan Aslinya

Kementerian Agama RI

Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri

^chmad Gunaryo

NIP. 196208101991031003 J

Page 125: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL

NO: 09/DSN-MUI/IV/2000

Tentang

PEMBIAYAAN IJARAH

م االله الرحمن الرحيمسب Dewan Syari’ah Nasional setelah

Menimbang : a. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh manfaat suatu barang sering memerlukan pihak lain melalui akad ijarah, yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrag), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri;

b. bahwa kebutuhan masyarakat untuk memperoleh jasa pihak lain guna melakukan pekerjaan tertentu melalui akad ijarah dengan pembayaran upah (ujrah/fee);

c. bahwa kebutuhan akan ijarah kini dapat dilayani oleh lembaga keuangan syari’ah (LKS) melalui akad pembiayaan ijarah;

d. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang akad ijarah untuk dijadikan pedoman oleh LKS.

Mengingat : 1. Firman Allah QS. al-Zukhruf [43]: 32:

ة م يقسمون رحمت ربك، نحن قسمنا بينهم معيشتهم في الحياهأضعا بنفعرا، وينالدهضعخذ بتات ليجرض دعب قفو ما هضعب م

.سخريا، ورحمت ربك خير مما يجمعون“Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar seba-gian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

2. Firman Allah QS. al-Baqarah [2]: 233:

ن تسترضعوا أولادكم فلا جناح عليكم إذا سـلمتم أ متدرن أ وإ...رصين بلومعاتا أن االله بمولماعقوا االله، واتف، وورعبالم متياآتم.

“…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran

Page 126: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

09 Pembiayaan Ijarah

Dewan Syariah Nasional MUI

2

menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

3. Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26:

سـتأجرت القـوي ا خير من لت إحداهما يآأبت استأجره، إن اقنالأمي.

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.’”

4. Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:

.هقربل أن يجف ع قهجروا الأجير أطعأ“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”

5. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

نمهرأج هلمعا فليرأجي رأجتاس . “Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah

upahnya.”

6. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata:

ماسعد بالماء و لى السواقي من الزرعع الأرض بمي اكرا ننك ذلك وأمرنا نعى االله عليه وآله وسلم لصسول االله ا رنهانف ،منهاكرأن نايه ب أوف بذهةض.

“Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.”

7. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:

حل حراما أ أو حلالاصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حرملارل حأح لالا أوح مرطا حرإلا ش وطهمرلى شون علمسالمااوم.

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

Page 127: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

09 Pembiayaan Ijarah

Dewan Syariah Nasional MUI

3

8. Ijma ulama tentang kebolehan melakukan akad sewa menyewa.

9. Kaidah fiqh:

.ال على تحريمهي دللدين ألاإباحة لإامعاملات لاي صل فلأا “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan

kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

دالحرصلب الملى جع مقدفاسد مء الم “Menghindarkan mafsadat (kerusakan, bahaya) harus

didahulukan atas mendatangkan kemaslahatan.”

Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Kamis, tanggal 8 Muharram 1421 H./13 April 2000.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTANG PEMBIAYAAN IJARAH

Pertama : Rukun dan Syarat Ijarah:

1. Sighat Ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain.

2. Pihak-pihak yang berakad: terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa.

3. Obyek akad ijarah adalah : a. manfaat barang dan sewa; atau b. manfaat jasa dan upah.

Kedua : Ketentuan Obyek Ijarah:

1. Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa.

2. Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.

3. Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak diharamkan).

4. Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syari’ah.

5. Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan jahalah (ketidaktahuan) yang akan mengakibatkan sengketa.

6. Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik.

7. Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam Ijarah.

Page 128: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

09 Pembiayaan Ijarah

Dewan Syariah Nasional MUI

4

8. Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak.

9. Kelenturan (flexibility) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan jarak.

Ketiga : Kewajiban LKS dan Nasabah dalam Pembiayaan Ijarah

1. Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa: a. Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang

diberikan b. Menanggung biaya pemeliharaan barang. c. Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.

2. Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa: a. Membayar sewa atau upah dan bertanggung jawab untuk

menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak.

b. Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak materiil).

c. Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.

Keempat : Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Ditetapkan di : Jakarta

Tanggal : 08 Muharram 1421 H. 13 April 2000 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

Prof. KH. Ali Yafie Drs. H.A. Nazri Adlani

Page 129: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

FATWA

DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 19/DSN-MUI/IV/2001

Tentang

AL-QARDH

بسم االله الرحمن الرحيم Dewan Syari'ah Nasional setelah:

Menimbang : a. bahwa Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) di samping sebagai lembaga komersial, harus dapat berperan sebagai lembaga sosial yang dapat meningkatkan perekonomian secara maksimal;

b. bahwa salah satu sarana peningkatan perekonomian yang dapat dilakukan oleh LKS adalah penyaluran dana melalui prinsip al-Qardh, yakni suatu akad pinjaman kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya kepada LKS pada waktu yang telah disepakati oleh LKS dan nasabah.

c. bahwa agar akad tersebut sesuai dengan syari’ah Islam, DSN memandang perlu menetapkan fatwa tentang akad al-Qardh untuk dijadikan pedoman oleh LKS.

Mengingat : 1. Firman Allah SWT, antara lain:

هوبى فاكتمسل من إلى أجيبد متنايدا إذا تونآم نا الذيهيأي ... "Hai orang yang beriman! Jika kamu bermu'amalah tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis..." (QS. al-Baqarah [2]: 282).

…ياأيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu…” (QS. al-Ma’idah [5]: 1).

… وإن كان ذو عسرة فنظرة إلى ميسرة

“Dan jika ia (orang yang berutang itu) dalam kesulitan, berilah tangguh sampai ia berkelapangan…” (QS. al-Baqarah [2]: 280)

2. Hadis-hadis Nabi s.a.w., antara lain:

ة مـنبكر هناالله ع جا، فرينب الدكر ة منبلم كرسم نع جفر نم كرب يوم القيامة، واالله في عون العبد مادام العبد في عون أخيـه

).رواه مسلم(

Page 130: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

19 Al-Qardh 2

Dewan Syariah Nasional MUI

“ Orang yang melepaskan seorang muslim dari kesulitannya di dunia, Allah akan melepaskan kesulitannya di hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya” (HR. Muslim).

ظلم نيطل الغرواه الجماعة(… م( “Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman…” (HR. Jama’ah).

هتبقوعو هضحل عراجد يالو ه النسائي وأبو داود وابن ماجه روا(لي ).وأحمد

“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga diri dan memberikan sanksi kepadanya” (HR. Nasa’i, Abu Daud, Ibn Majah, dan Ahmad).

)رواه البخاري(إن خيركم أحسنكم قضاء “Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling baik dalam pembayaran utangnya” (HR. Bukhari).

3. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:

الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حرم حلالا أو أحل حرامـا سالماوامرل حأح لالا أوح مرطا حرإلا ش وطهمرلى شون علم.

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

4. Kaidah fiqh:

.كل قرض جر منفعة فهو ربا“Setiap utang piutang yang mendatangkan manfaat (bagi yang berpiutang, muqridh) adalah riba.”

Memperhatikan : Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syari'ah Nasional pada hari Senin, 24 Muharram 1422 H/18 April 2001 M.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTANG AL-QARDH

Pertama : Ketentuan Umum al-Qardh 1. Al-Qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah

(muqtaridh) yang memerlukan. 2. Nasabah al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang

diterima pada waktu yang telah disepakati bersama. 3. Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.

Page 131: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

19 Al-Qardh 3

Dewan Syariah Nasional MUI

4. LKS dapat meminta jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu.

5. Nasabah al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.

6. Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan LKS telah memastikan ketidakmampuannya, LKS dapat: a. memperpanjang jangka waktu pengembalian, atau b. menghapus (write off) sebagian atau seluruh kewajibannya.

Kedua : Sanksi 1. Dalam hal nasabah tidak menunjukkan keinginan

mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya dan bukan karena ketidak-mampuannya, LKS dapat menjatuhkan sanksi kepada nasabah.

2. Sanksi yang dijatuhkan kepada nasabah sebagaimana dimaksud butir 1 dapat berupa --dan tidak terbatas pada-- penjualan barang jaminan.

3. Jika barang jaminan tidak mencukupi, nasabah tetap harus memenuhi kewajibannya secara penuh.

Ketiga : Sumber Dana Dana al-Qardh dapat bersumber dari:

a. Bagian modal LKS;

b. Keuntungan LKS yang disisihkan; dan

c. Lembaga lain atau individu yang mempercayakan penyaluran infaqnya kepada LKS.

Keempat : 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 24 Muharram 1422 H 18 April 2001 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

Page 132: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

19 Al-Qardh 4

Dewan Syariah Nasional MUI

K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Page 133: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

Dewan Syari'ah Nasional MUI

FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL

Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

Tentang

PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH

بسم االله الرحمن الرحيم

Dewan Syari'ah Nasional setelah:

Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk jasa pelayanan keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pengurusan haji dan talangan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH);

b. bahwa lembaga keuangan syari'ah (LKS) perlu merespon kebutuhan masyarakat tersebut dalam berbagai produknya;

c. bahwa agar pelaksanaan transaksi tersebut sesuai dengan prinsip syari’ah, Dewan Syariah Nasional memandang perlu menetapkan fatwa tentang pengurusan dan pembiayaan haji oleh LKS untuk dijadikan pedoman.

Mengingat : 1. Firman Allah, QS. al-Maidah [5]: 1:

ما إلا الأنعام بهيمة لكم أحلت بالعقود أوفوا آمنوا الذين أيها يآ يريد ما يحكم االله إن حرم، وأنتم الصيد محلى غير عليكم يتلى

)١: المائدة( “Hai orang yang beriman! Tunaikanlah akad-akad itu.

Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”

2. Firman Allah, QS. al-Qashash [28]:26:

ا قالتماهدت إحاأبي هأجرتإن اس رين خم ترأجتاس القوي الأمين. “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Hai ayahku!

Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.”

3. Firman Allah, QS. al-Baqarah [2]: 282:

Page 134: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

29 Pembiayaan Pengurusan Haji LKS 2

Dewan Syariah Nasional MUI

...فاكتبوه مسمى أجل إلى بدين تداينتم إذا آمنوا الذين يأيها"Hai orang yang beriman! Jika kamu bermu'amalah tidak secara tunai sampai waktu tertentu, buatlah secara tertulis..."

4. Firman Allah, QS. al-Baqarah [2]: 280:

…ميسرة إلى فنظرة عسرة ذو كان وإن“Dan jika ia (orang yang berutang itu) dalam kesulitan, berilah tangguh sampai ia berkelapangan…”

5. Firman Allah tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS.al-Maidah [5]: 2:

واتقوا والعدوان الإثم على تعاونوا ولا والتقوى البر على وتعاونوا .العقاب شديد الله إن هالل

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesung-guhnya Allah amat berat siksa-Nya”

6. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

.أجره فليعلمه أجيرا استأجر من“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”

7. Hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang beberapa prinsip bermu’amalah, antara lain hadis riwayat Muslim dari Abu Hurairah:

نم جفر نلم عسة مبكر ب منا، كرينالد جاالله فر هنة عبكر من أخيه عون في دالعب مادام العبد عون في واالله القيامة، يوم كرب

).مسلم رواه(“Barang siapa melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia, Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat; dan Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia (suka) menolong saudaranya.”

8. Hadis Nabi s.a.w. riwayat Jama’ah:

… ظلم الغني مطل“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kezaliman….”

9. Hadis Nabi s.a.w. riwayat al-Nasa’i, Abu Daud, Ibn Majah, dan Ahmad:

Page 135: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

29 Pembiayaan Pengurusan Haji LKS 3

Dewan Syariah Nasional MUI

اجد ليحل الوي هضعر هتبقوعو. “Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu menghalalkan harga dirinya dan memberikan sanksi kepadanya.”

10. Hadis Nabi s.a.w. riwayat al-Bukhari:

.قضاء أحسنكم خيركم إن“Orang yang terbaik di antara kamu adalah orang yang paling baik dalam pembayaran utangnya.”

11. Hadis Nabi riwayat Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani, Nabi s.a.w. bersabda:

لحالص ائزج نيب لمينسا إلا الملحص مرلالا حح ل أوا أحامرح .حراما أحل أو حلالا حرم شرطا إلا روطهمش على والمسلمون

“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

12. Kaidah Fiqh:

.تحريمها على دليل يدل أن إلا الإباحة المعاملات في الأصل“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

التيسير تجلب لمشقة ا“Kesulitan dapat menarik kemudahan.”

الضرورة منزلة تنزل قد الحاجة“Keperluan dapat menduduki posisi darurat.”

Memperhatikan : 1. Permohonan fatwa dari berbagai LKS, baik tertulis maupun

lisan, tentang pembiayaan dana talangan haji.

2. Pendapat peserta rapat pleno DSN pada hari Rabu, 26 Juni 2002 M./ 15 Rabi’ul Akhir 1423 H.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI LKS

Pertama : Ketentuan Umum 1. Dalam pengurusan haji bagi nasabah, LKS dapat memperoleh

imbalan jasa (ujrah) dengan menggunakan prinsip al-Ijarah sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 9/DSN-MUI/IV/2000.

Page 136: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

29 Pembiayaan Pengurusan Haji LKS 4

Dewan Syariah Nasional MUI

2. Apabila diperlukan, LKS dapat membantu menalangi pembayaran BPIH nasabah dengan menggunakan prinsip al-Qardh sesuai Fatwa DSN-MUI nomor 19/DSN-MUI/IV/2001.

3. Jasa pengurusan haji yang dilakukan LKS tidak boleh dipersyaratkan dengan pemberian talangan haji.

4. Besar imbalan jasa al-Ijarah tidak boleh didasarkan pada jumlah talangan al-Qardh yang diberikan LKS kepada nasabah.

Kedua : Ketentuan Penutup 1. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan arbitrase syari’ah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

2. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta Pada Tanggal : 15 Rabi’ul Akhir 1423 H 26 Juni 2002 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Page 137: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL

NO. 44/DSN-MUI/VIII/2004

Tentang

PEMBIAYAAN MULTIJASA

بسم االله الرحمن الرحيم

Dewan Syariah Nasional setelah,

Menimbang : a. bahwa salah satu bentuk pelayanan jasa keuangan yang menjadi kebutuhan masyarakat adalah pembiayaan multi jasa, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas suatu jasa;

b. bahwa LKS perlu merespon kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan jasa tersebut;

c. bahwa agar pelaksanaan transaksi tersebut sesuai dengan prinsip syariah, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang pembiayaan multijasa untuk dijadikan pedoman.

Mengingat : 1. Firman Allah SWT; antara lain:

a. QS. al-Baqarah [2]: 233:

وإن أردتم أن تسترضعوا أولادكم فلا جناح عليكم إذا ...سلمتم ماآتيتم بالمعروف، واتقوا االله، واعلموا أن االله بماتعملون

رصيب. “…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

b. Firman Allah QS. al-Qashash [28]: 26:

خير من استأجرت القوي قالت إحداهما يآأبت استأجره، إننالأمي.

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata, ‘Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.’”

Page 138: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

44 Pembiayaan Multijasa 2

Dewan Syariah Nasional MUI

c. QS. Yusuf [12]: 72::

معيا به زأنر وعيل باء به حمج نلملك والم اعوص فقدا نقالو. “Penyeru-penyeru itu berseru: ‘Kami kehilangan piala Raja; dan barang siapa yang dapat mengembalikannya, akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku menjamin terhadapnya.”

d. Firman Allah QS. al-Ma’idah [5]: 2:

.وتعاونوا على البر والتقوى، ولا تعاونوا على الإثم والعدوان“Dan tolong-menolonglah dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan janganlah tolong-menolong dalam (mengerjakan) dosa dan pelanggaran.”

e. QS. al-Ma’idah [5]:1:

…ياأيها الذين آمنوا أوفوا بالعقود “Hai orang yang beriman! Penuhilah aqad-aqad itu…”.

f. QS. al-Isra’ [17]: 34:

.وأوفوا بالعهد، إن العهد كان مسئولا…“…Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggunganjawabannya.”

2. Hadis-hadis Nabi s.a.w.; antara lain:

a. Hadis riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar, bahwa Nabi bersabda:

قهرع جفل أن يقب هرأج رطوا الأجيأع. “Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.”

b. Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

لمعا فليرأجي رأجتن اسمهرأج ه. “Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.”

c. Hadis riwayat Abu Daud dari Sa`d Ibn Abi Waqqash, ia berkata:

كنا نكري الأرض بما على السواقي من الزرع وماسعد بالماء وسا رانها، فنهمن ذلك نع لمسآله وه وليلى االله عل االله ص

.وأمرنا أن نكريها بذهب أو فضة“Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan hal tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.”

Page 139: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

44 Pembiayaan Multijasa 3

Dewan Syariah Nasional MUI

d. Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf al-Muzani:

الصلح جائز بين المسلمين إلا صلحا حرم حلالا أو أحل حراما رطا حرإلا ش وطهمرلى شون علمسالماوامرل حأح لالا أوح م.

“Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.”

e. Hadis Nabi riwayat Bukhari:

أتي لمسآله وه وليلى االله عص بيعن سلمة بن الأكوع أن النلا، فصلى : هل عليه من دين؟ قالوا: بجنازة ليصلي عليها، فقال

: هل عليه من دين؟ قالوا: ثم أتي بجنازة أخرى، فقالعليه،علي دينه : صلوا على صاحبكم، قال أبو قتادة: نعم، قال

.يارسول االله، فصلى عليه “Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW jenazah seorang laki-laki untuk disalatkan. Rasulullah saw bertanya, ‘Apakah ia mem-punyai utang?’ Sahabat menjawab, ‘Tidak’. Maka, beliau men-salatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun bertanya, ‘Apakah ia mempunyai utang?’ Sahabat menjawab, ‘Ya’. Rasulullah berkata, ‘Salatkanlah temanmu itu’ (beliau sendiri tidak mau mensalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, ‘Saya menjamin utangnya, ya Rasulullah’. Maka Rasulullah pun menshalatkan jenazah tersebut.” (HR. Bukhari dari Salamah bin Akwa’).

f. Hadits Nabi riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daraquthni, dan yang lain, dari Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w. bersabda:

ارلاضرو ررلاض. “Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun orang lain.”

g. Hadits Nabi riwayat Abu Daud, Tirmizi dan Ibn Hibban:

عن أبي أمامة الباهلي وعن أنس بن مالك وعبد االله بن عباس لمسآله وه وليلى االله عل االله صوسقال ر :غارم معيالز.

h. Sabda Rasulullah SAW :

.عبد في عون أخيهواالله في عون العبد ماكان ال

“Allah menolong hamba selama hamba menolong saudaranya.”

Page 140: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

44 Pembiayaan Multijasa 4

Dewan Syariah Nasional MUI

3. Kaidah fiqh; antara lain:

.الأصل في المعاملات الإباحة إلا أن يدل دليل على تحريمها“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

الضرر يزال“Bahaya (beban berat) harus dihilangkan.”

رسييالت لبجقة تشالم. “Kesulitan dapat menarik kemudahan”

.الثابت بالعرف كالثابت بالشرع

“Sesuatu yang berlaku berdasarkan adat kebiasaan sama dengan sesuatu yang berlaku berdasarkan syara’ (selama tidak bertentangan dengan syari’at).”

Memperhatikan : 1. Pendapat para ulama; antara lain:

a. Kitab I’anah al-Thalibin, jilid III/77-78 :

أقرض هذا : وذلك كأن قال... سيقع) لا بما سيجب كدين قرض(وقد تقدم . مائة وأنا ضامنها، فلا يصح ضمانه لأنه غير ثابتكوي هأنألة وسهذه الم ض ذكرل القرفص ارح فياللشها فيامنن ض .

اكنه هتارعبقال : و لوهذا مائة: و أقرض ... هضفأقر امنا ضا لهأنوفيكون ما هنا من عدم . المائة أو بعضها كان ضامنا على الأوجه

ع را ما لمافينان ممة الضانصحمالض هجأن الأو من هن. “Tidak sah akad penjaminan [dhaman] terhadap sesuatu yang akan menjadi kewajiban, seperti utang dari akad qardh) yang akan dilakukan…. Misalnya ia berkata: ‘Berilah orang ini utang sebanyak seratus dan aku menja-minnya.’ Penjaminan tersebut tidak sah, karena utang orang itu belum fix. Dalam pasal tentang Qardh, pensyarah telah menuturkan masalah ini --penjaminan terhadap suatu kewajiban (utang) yang belum fix-- dan menyatakan bahwa ia sah menjadi penjamin. Redaksi dalam fasal tersebut adalah sebagai berikut: ‘Seandainya seseorang berkata, Berilah orang ini utang sebanyak seratus … dan aku menjaminnya. Kemudian orang yang diajak bicara memberikan utang kepada orang dimaksud sebanyak seratus atau sebagiannya, maka orang tersebut menjadi penjamin menurut pendapat yang paling kuat (awjah).’ Dengan demikian, pernyataan pensyarah di sini (dalam pasal tentang dhaman) yang menyatakan dhaman (terhadap sesuatu yang akan menjadi kewajiban) itu tidak sah bertentangan dengan pernyataannya

Page 141: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

44 Pembiayaan Multijasa 5

Dewan Syariah Nasional MUI

sendiri dalam pasal tentang qardh di atas yang menegaskan bahwa hal tersebut adalah (sah sebagai) dhaman.”

b. Kitab Mughni al-Muhtajj, jilid II: 201-202:

حال ) ثابتا(حقا ) كونه(… وهو الدين) ويشترط فى المضمون(وصحح القديم ضمان ما (… ، فلايصح ضمان مالم يجبالعقد

جبيه) سإلي وعدت ة قداجلأن الح ،هقرضياسم أو هعبيياسن مكثم. (Hal yang dijamin) yaitu utang disyaratkan harus berupa hak yang bersifat fix pada saat akad. Oleh karena itu, tidak sah menjamin utang yang belum menjadi kewajiban… (Qaul qadim --Imam al-Syafi’i-- menyatakan sah pen-jaminan terhadap utang yang akan menjadi kewajiban), seperti harga barang yang akan dijual atau sesuatu yang akan diutangkan. Hal itu karena hajat --kebutuhan orang-- terkadang mendorong adanya penjaminan tersebut.” c. Kitab al-Muhadzdzab, juz I Kitab al-Ijarah hal. 394:

ولأن الحاجة إلى المنافع ... يجوز عقد الإجارة على المنافع المباحةالحاجة إلى الأعيان، فلما جاز عقد البيع على الأعيان وجب أن ك

.يجوز عقد الإجارة على المنافع“Boleh melakukan akad ijarah (sewa menyewa) atas manfaat yang dibolehkan… karena keperluan terhadap manfaat sama dengan keperluan terhadap benda. Oleh karena akad jual beli atas benda dibolehkan, maka sudah seharusnya boleh pula akad ijarah atas manfaat.”

2 Substansi Fatwa DSN No. 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Ijarah.

3. Substansi Fatwa DSN No. 11/DSN-MUI/IV/2000 tentang Kafalah.

4. Hasil Rapat Pleno DSN-MUI, hari Rabu, 24 Jumadil Akhir 1325 H/11 Agustus 2004.

5. Surat Permohonan Fatwa DSN tentang Pembiayaan Multi Jasa dari Bank Rakyat Indonesia tanggal 28 April 2004.

Dengan memohon taufiq dan ridho Allah SWT

MEMUTUSKAN

Menetapkan : FATWA TENTAG PEMBIAYAAN MULTI JASA

Pertama : Ketentuan Umum 1. Pembiayaan Multijasa hukumnya boleh (jaiz) dengan

menggunakan akad Ijarah atau Kafalah.

Page 142: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

44 Pembiayaan Multijasa 6

Dewan Syariah Nasional MUI

2. Dalam hal LKS menggunakan akad ijarah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Ijarah.

3. Dalam hal LKS menggunakan akad Kafalah, maka harus mengikuti semua ketentuan yang ada dalam Fatwa Kafalah.

4. Dalam kedua pembiayaan multijasa tersebut, LKS dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee.

5. Besar ujrah atau fee harus disepakati di awal dan dinyatakan dalam bentuk nominal bukan dalam bentuk prosentase.

Ketiga : Penyelesaian Perselisihan Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiaannya dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

Keempat : Ketentuan Penutup Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan, jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jakarta Tanggal : 24 Jumadil Akhir 1425 H 11 Agustus 2004 M

DEWAN SYARI’AH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

K.H.M.A. Sahal Mahfudh Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin

Page 143: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

HH'&$xplijDEWAN SYARIAH NASIONAT MUINational Sharia Board - lndonesian Council of Ulama

Sekretariat:Jl.DempoNo.19 Pegangsaan-JakartaPusat10320 Telp.:(021)3904146Fax.:(021)31903288

FATWADEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJELIS ULAMA INDONESIA

NO: 1 1 2/DSN-MUYIX/2017

Tentang

AKAD IJARAH

->lJl .-*'.lf Af -:,,\)-,r I J . \-. )

Dewan S yariah Nasional-Maj elis Ulama Indonesia (D SN-MUI) setelah,

Menimbang a. bahwa masyarakat memerlukan panduan dalam rangka

mempraktikkan akad ,jarah terkait kegiatan usaha atau bisnisnya;

b. bahwa DSN-MUI telah menetapkan fatwa-fatwa terkait ijarah, baik

untuk perbankan, perusahaan pembiayaan, jasa keuangan maupun

aktivitas bisnis lainnya, namun belum menetapkan fatwa tentang

akad ijarah untuk iingkup yang lebih luas sebagai fatwa induk;

c. bahwa atas pertimbangan huruf a dan huruf b, DSN-MUImemandang perlu menetapkan fatwa tentang Akad Ijarah untuk

dijadikan pedoman;

1. Firman Allah SWT:

a. Q.S. al-Baqarah Q): 233:

#Iv f* sy f4; te n {'\ii WP:' :i fsi :,y .

.H :,**q ar 31 g*g ,ixt g*r3 &jla\"...Dan jika kamu ingin analcrnu disusuknn oleh orang lain, tidakdosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurutyong patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketohuilah bahwaAllah Maha Melihqt apayang komu kerjakan."

b. Q.S. al-Qashash (28): 26:

.fir'li ts$t aye"t i F 3y,tyr:rit qlu.6lt*L uG

"Salah seorang dari kedua wanita itu berksta, 'Hai ayahku!Ambitlah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karenasesungguhnya orsng paling baik yang kamu ambil untuk bekeria(pada kita) adalah orangyang kuat lagi dapat dipercaya"'

2. Hadis Nabi SAW:

a. Hadis Nabi riwayat Ibn Majah dari Ibnu Umar:

Mengingat

Dew an Sy arioh N as ional-Maj el is Uama Indone sia

Page 144: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

I l2 Akad ljarah

4.

e; +:,i-Ft;i ;\\ truii

"Berikonlah upah pekerja sebelum keringatnya kering."

b. Hadis Nabi riwayat 'Abd ar-Ptazzaq dari Abu Hurairah dan AbuSa'id al-Khudri:

.a?1'4ry#pi VUry"Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upah-nya."

c. Hadis Nabi riwayat Abu Daud dari Sa'd Ibn Abi Waqqash:

',. - ^ut, ' 1" 2t,t>t|W ,W zdu, * vi Qlt 'y g,F\ * q ?)\\ rrd K

.* li t'4w"5:i uirs e\t t'rui $i;.rctut * irt iy.:"Kami pernah menyewankan tanah dengan (bayaran) hasil

pertanian yang diperoleh dari lahan pinggir parit dan lahan yangdialiri air; meka, Rasulullah melarang knmi melakukan haltersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan

emas atau perak. "

d. Hadis Nabi riwayat al-Tirmidzi dari kakeknya 'Amr bin 'Auf al-Muzani, dan riwayat al-Hakim dari kakeknya Katsir bin Abdillahbin 'Amr bin'Auf r.a.:

ir:t:;jg v\? asi;i i1r i? tAb \t ;+xi\ 7z 'iv ,rAl.\3r; "yi;i !'Yt '# 6".;''ty"*t::, *

"Shulh (penyelesaian sengketa melalui musyawarah untukmufakat) boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali shulhyang mengltaramkan yang halal atau menghalalkan yang haram;dan knum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecualisyarat yang mengharamkanyang halol atau mengholalkan yang

Ijma' ulama tentang kebolehan melakukan akad ijarah.

Kaidah fikih:

t$f ,b,,p,i, 'l'ti:ti il etqri :rvr:"ir a_f*\1

"Pctda dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali

ada dalil yang mengharamkannya."

d@t * *C i'tl,, .ytklt L);

" Me nghindarkan mafs adat (kerus akan, b ahay a) harus di dahulukan

at a s me ndat angknn ke masl ahat an. "

Surat dari PermataBank Syariah Nomor: 2&ISYA-PRODUCTI

YIU20|7 tertanggal2S Juli 2017 perihal Permohonqn Fafiita Dewan

Sy ari ah N as i onal - Maj el i s Ul ama Indone s i a;

Pendapat dan saran Working Group Perbankan Syariah (WGPS)

yang terdiri atas DSN-MUI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dewan

Memperhatikan : 1.

2.

Dew an Syariah N asional-Maj eli s Ulama Indone sia

Page 145: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

112 Akad Ijarah

Menetapkan

Pertama

Standar Akuntansi Syariah IAf @SAS-IAI), dan Mahkamah Agung

(MA) pada tanggal 07 September 2017 di Jakarta;

3. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional-Majelis

Ulama Indonesia pada hari Selasa tanggal 28 Dzulhijjah 1438 H I19 September 2Al7;

MEMUTUSKAN:

FATWA TENTANG AKAD IJARAH

Ketentuan Umum

Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan:

1. Akad Ijarah adalah akad sewa antara mu'jir (*dl) dengan

mustaTir (;*Li*Jl) atau antara musta'jir dengan aTir (p)t) untuk

mempertukarkan manfa'ah dan ujrah, baik manfaat barang maupun

iasa.

2. Mu jir (pemberi sewa) adalah pihak yang menyewakan barang,

baak mu jir yang berupa orang (Syakhshiyah thabi'iyaUnatuurliikepersoon) maupun yang dipersamakan dengan orang, baik berbadan

hukum maupun tidak berbadan hukum (Syakhshiyah i'tibariah/sy akhs hiyah hulcrniyah/ r e c ht s per s o n).

3. Musta'jir adalah pihak yang menyewa (penyewa/penerima manfaat

barang) dalam akad ijarah 'ala al-a'yan (c.r!'yt cslc iJt+yl) atau

penerima jasa dalam akad ijarah 'ala el-a'mal/iiarah 'ala al-

asykhash (Jt-oYl ",Jc

;tt..yVLJ,4tiiYl & ;-rb)l), baik musta'jir

berupa orang (Sy akh s hiy ah t hab i' iy ah/na tuur I ij ke p e r s oon ) maupun

yang dipersamakan dengan orang, baik berbadan hukum maupun

tidak berbadan hukum (Syakhshiyah i'tibariah/syakhshiyah

hulvniyah/ r e cht sp er s on).

4. Ajir adalah pihak yang memberikan jasa dalam akad iiarah 'ala al-

a'mal/ijarah 'ala al-asykhash, baik ajir berupa orang (Syakhshiyah

thabi'iyah/natuurlijke persoon) maupun yang dipersamakan

dengan orang, baik berbadan hukum maupun tidak berbadan

hukum (syakhshiyah i'tibarialt/ syakhshiyah hukrniyah/

rechtsperson).

5. Manfu'ah adalah manfaat barang sewa melalui proses penggunaan

dan pekerjaan Qasa) ajir.

6. Mahatl al-manfa'afr (a*li"lt j-) adalah barang sewa/barang yang

dijadikan media untuk mewujudkan manfaat dalam akad ijarah'ala al-a'yan.

7. Ijarah 'ala al-a'yan adalah akad sewa atas manfaat barang.

Dew an Syariah Nasional -Maj el i s Ulama Indones i a

Page 146: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

I l2 Akad ljarah

8. Ijarah 'ala al-asykhash/ijarah 'ala al-a'mal adalah akad sewa atas

jasa/pekerjaan orang.

9. I1'arah muntahiyyah bi altamlrfr (IMBT) adalah akad ijarah atas

manfaat barang yang disertai dengan janji pemindahan hak milikatas barang sewa kepada penyewa, setelah selesai atau diakhirinya

akad ijarah.

10. Iiarah maushufah fi al-dzimmaft (IMFD) adalah akad ijarah atas

manfaat suatu barang (manfaat 'ain) danlatau jasa ('amal) yang

pada saat akad hanya disebutkan sifat-sifat dan spesifikasinya

(kuantitas dan kualitas).

tt. Ijarah tasyghili1,yaft (til"rr.ilJl ;-,1+)l) adalah akad ijarah atas manfaat

barang yang tidak disertai dengan janji pemindahan hak milik atas

barang sewa kepada penyewa.

12. Pembiayaan multijasa adalah pembiayaan untuk memperoleh

manfaat atas suatu jasa.

13. Wilayah ashliyyah adalah kewenangan yang dimiliki oleh Mu'jirkarena yang bersangkutan berkedudukan sebagai pemilik.

14. Wilayoh niyabiyyah adalah kewenangan yang dimiliki oleh Mu iirkarena yang bersangkutan berkedudukan sebagai wakil dari

pemilik atau wali atas pemilik.

Ketentuan terkait Hukum dan Bentuk Ijarah

1. Akad ljarah boleh direalisasikan dalam bentuk akad ijarah 'ala al-a'yan dan akad ij arah' ala al - a'mal/ij arah' ala al -asykhash.

2. Akad Ijarah boleh direalisasikan dalam bentuk akad ijarahtasyghiliyyah, ijarah muntahiyyah bi al+amlrft (IMBT), dan ijrahmaushufah fi al-dzimmaft (IMFD).

Ketentuan terkait Shighot Akad Ijarah

1. Akad Ijarah harus dinyatakan secara tegas dan jelas serta

dimengerti oleh Mu'jir/Ajir dan Musta'jir.

2. Akad Ijarah boleh dilakukan secara lisan, tertulis, isyarat, dan

perbuatan/tindakan, serta dapat dilakukan secara elektronik sesuai

syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketentuan terkait Mu'jir, Masta'jir danAjir

1. Akad Ijarah boleh dilakukan oleh orang (Syakhshiyah thabi'iyah/natuurlijke persoon) maupun yang dipersamakan dengan orang

baik berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum (Syakhshiyah

i'tibariah/syakhshiyah hulcrniyah/rechtsperson) berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kedua

Ketiga

Keempat

D ew an Syari ah N as i onal - Maj el i s Ul ama Indone s i a

Page 147: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

I I2 Akad liarah

Kelima

Keenam

Ketujuh

2. Mu'jir, Musta jir, dan Ajir wajib cakap hukum sesuai dengan

syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Mu'jir wajib memiliki kewenangan (wilayah) untuk melakukan

akad ijarah baik kewenangan yang bersifx ashliyyah maupun

niyabiyyah.

4. Mu'jir wajib memiliki kemampuan untuk menyerahkanmanfaat.

5. Musta'jir wajib memiliki kemampuan untuk membayar ujrah.

6. Ajir wajib memiliki kemampuan untuk menyerahkan jasa atau

melakukan perbuatan hukum yang dibebankan kepadanya.

Ketentuan terkait Mahsll al-Manfa'ai dalam Ijarah'ala al-A'yan

1. Mahall al-manfa'aft harus berupa barang yang dapat dimanfaatkan

dan manfaatnya dibenarkan (tidak dilarang) secara syariah

(mutaqawwam).

2. Mahall al-manfa'ah sebagaimana dalam angka 1, harus dapat di

serahterimakan (maqdur al+aslim) pada saat akad atau pada waktu

yang disepakati dalam akad ijarah maushufahfi al-dzimmah.

Ketentuan terkait Manfaat dan Waktu Sewa

1. Manfaat harus berupa manfaat yang dibenarkan (tidak dilarang)

secara syariah (mutaq aww am).

2. Manfaat harus jelas sehingga diketahui oleh Mu jir dan

Musta'iir/Aiir.

3. Tata caru penggunaan barang sewa serta jangka waktu sewa harus

disepakati oleh Mu'jir dan Musta'jir.

4. Musta'jir dalam akad ijarah 'ala al-a'yan, boleh menyewakan

kembali (al-ijarah min al-bathin) kepada pihak lain, kecuali tidak

diizinkan (dilarang) oleh Mu jir.5. Musta'jir dalam akad ijarah 'ala al-a'yan, tidak wajib

menanggung risiko terhadap kerugian yang timbul karena

pemanfaatan, kecuali karena al -t a' addi, al -t aq shir, atau mukhal afat

al-syuruth.

: Ketentuan terkait 'Amal yang DilakukanAjir

1. 'Amal (pekerjaan atau jasa) yang dilakukan Ajir harus berupa

pekerjaan yang dibolehkan menurut syariah dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. 'Amal yang dilakukan Ajir harus diketahui jenis, spesifikasi, dan

ukuran pekerjaannya serta jangka waktu kerjanya.

3. 'Amal yang dilakukan Ajir harus berupa pekerjaan yang sesuai

dengan tujuan akad.

D ew an Sy ar i ah N as i onal - Maj elis Ul ama Indo ne s i a

Page 148: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

112 Akad ljarah

Kedelapan

Kesembilan

4. Musta'jir dalam akad ijarah 'ala al-a'mal, boleh menyewakan

kembali kepada pihak lain, kecuali tidak diizinkan (dilarang) oleh

Aj ir atau peraturan perundang-undangan.

5. Ajir tidakwajib menanggung risiko terhadap kerugian yang timbul

karena perbuatan yang dilakukannya, kecuali karena al-ta'addi,al-t aq shir, atau mukhalafat al - syuruth.

Ketentuan terkait Ujrah

1. Ujrcth boleh berupa uang, manfaat barang,jasa, atau barang yang

boleh dimanfaatkan menurut syariah (mutaqawwam) dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Kuantitas dan/atau kualitas uirah harus jelas, baik berupa angka

nominai, prosentase tertentu, atau rumus yang disepakati dan

diketahui oleh para pihak yang melakukan akad.

3. Ujrah boleh dibayar secara tunai, bertahap/angsur, dan tangguh

berdasarkan kesepakatan sesuai dengan syariah dan/atau peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

4. Ujrah yang telah disepakati boleh ditinjau-ulang atas manfaat yang

belum diterima oleh Mustallr sesuai kesepakatan.

Ketentuan Khusus untuk Kegiatan/Produk

1. Dalam hal akad tja.ah dipraktikkan dalam bentuk pembiayaan

rlarah, berlaku dhawabith dan hudud rjarah sebagaimana terdapat

dalam fatwa DSN-MUI Nomor 09/DSN-MUL1IY12000 tentang

Pembiayaan Ijarah.

2. Dalam hal akad rjarah dipraktikkan dalam bentuk IMBT, berlaku

dhawabith dan hudud rjarah sebagaimana terdapat dalam fatwa

DSN-MUI Nomor 27lDSN-MUIllIllz}}2 tentang al-Ijarah al-

Muntahilyah bi al-Tamlik.

3. Dalam hal akad rjarah dipraktikkan dalam bentuk pembiayaan

multijasa, berlaku dhawabith dan hudud ljarah sebagaimana

terdapat dalam fatwa DSN-MUI Nomor 44IDSN-MUINII112004tentang Pembiayaan Multij asa.

4. Dalam hal akad ljarah dipraktikkan dalam bentuk IMFD, berlaku

dhawabith dan hudud rjarah sebagaimana terdapat dalam fatwa

DSN-MUI Nomor 101/DSN-MUI{X/20L6 tentang Akad al-Iiarahal - Mau shufah fi al - D zimmah.

5. Dalam hal akad rjarah dipraktikkan dalam bentuk IMFD Produk

PPR Inden, berlaku dhawabith dan hudud ijarah sebagaimana

terdapat dalam fatwa DSN-MUI Nomor 102/DSN-MUllX.l2Al6tentang Akad al-Ijarah al-Maushufah fi al-Dzimmah untuk Produk

Pembiayaan Pemilikan Rumah (PPR)-Inden.

D ew an Sy ar i ah l'{ a s i onal - M aj e I i s Ul am a I nd o ne s i a

Page 149: PENERAPAN PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI PADA KOPERASI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51193... · 2020. 6. 30. · iv PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul

I 12 Akad ljarah

Kesepuluh : Ketentuan Penutup

i. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya

dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan

syariah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

2. Penerapan fatwa ini dalam kegiatan atau produk usaha wajib

terlebih dahulu mendapatkan opini dari Dewan Pengawas Syariah.

3. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika

di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan

disempurnakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : JakartaPada Tanggal : 28 Dzulhijjah 1438 H

19 September2017 M

DEWAN SYARIAHMAJELIS ULAMA

NASIOTNDO

M.AGMA'RUF AMIN

D ew an Sy ar i ah Na s i o nal - Maj e I i s Ul ama Indone s i a