TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

19
TATA CARA TATA CARA PENGURUSAN PENGURUSAN JENAZAH JENAZAH

description

TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH. بسم الله الرحمن الرحيم. MATERI. TUNTUNAN DALAM MENGHADAPI KEMATIAN MEMANDIKAN JENAZAH MENGKAFANI JENAZAH MENSALATKAN JENAZAH MENGANTARKAN JENAZAH MENGUBURKAN JENAZAH. TUNTUNAN DALAM MENGHADAPI KEMATIAN. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Page 1: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

TATA CARA TATA CARA PENGURUSAN PENGURUSAN

JENAZAHJENAZAH

Page 2: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

MA

TER

IM

ATER

I

.1TUNTUNAN DALAM MENGHADAPI KEMATIAN

.2MEMANDIKAN JENAZAH

.3MENGKAFANI JENAZAH

.4MENSALATKAN JENAZAH

.5MENGANTARKAN JENAZAH

.6MENGUBURKAN JENAZAH

Page 3: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

TU

NTU

NA

N D

ALA

M

TU

NTU

NA

N D

ALA

M

MEN

GH

AD

AP

I M

EN

GH

AD

AP

I K

EM

ATIA

NK

EM

ATIA

N

11 .Mentalqin atau membimbing dengan kalimat

tauhid, yaitu: Laa llaaha ilallaah.

Sabda Nabi saw: “Ajarilah orang yang hendak

meninggal di antaramu dengan membaca: Laa llaaha

iIlaIlah.(HR. Muslim, Abu Daud dan Turmuzi dan Sa’id)“Barangsiapa yang terakhir

ucapannya ‘ la ilaaha ilallaah’, pastilah masuk

surga. “(HR. Al-Hakim dan Mu’adz bin Jabal)

Page 4: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

2 .Menghadapkannya ke arah kiblat dalam

keadaan berbaring pada sisi badan yang kanan.

Dalam riwayat al-Baihaqy dan al-Hakim diceritakan

bahwa al-Barra bin Ma’ruf shahabat Nabi

saw, ketika mendekati kematiannya beliau

berpesan agar dirinya dihadapkannya ke arah

kiblat pada sisi badan yang kanan. Pesan beliau

dibenarkan oleh Nabi saw

TU

NTU

NA

N D

ALA

M

TU

NTU

NA

N D

ALA

M

MEN

GH

AD

AP

I M

EN

GH

AD

AP

I K

EM

ATIA

NK

EM

ATIA

N

Page 5: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

3 .Membacakan surat Yasin. Sabda Nabi saw: “Yasin adalah jantung al-Quran, dan tidak seorang pun

yang membacanya dengan mengharapkan keridhaan Allah

dan pahala akhirat kecuali la akan diampuni Allah. Dan bacakanlah kepada orang yang telah dekat

ajalnya di antara kamu. “(HR. Ahmad, Abu Daud, an-Nasa-i, al-

Hakim dan Ibnu Hibban)

TU

NTU

NA

N D

ALA

M

TU

NTU

NA

N D

ALA

M

MEN

GH

AD

AP

I M

EN

GH

AD

AP

I K

EM

ATIA

NK

EM

ATIA

N

Page 6: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Segera menyelenggarakan Pemakamannya bila telah diyakini

kematiannya. Dan Hishein katanya, bahwa ketika Nabi saw melawat

Thalhah bin Barra’, beliau bersabda: “Tak sempat lagi saya melihat

Thalhah kecuali ia telah menjadi mayat! Dari itu hendaklah kamu

cepat memberitahukan kepadaku, dan mengenai jenazah, hendaklah

segera pemakamannya, karena tidak layak bila jenazah Muslim itu

ditahan lama-lama di antara keluarganya. “(HR. Abu Daud).

TU

NTU

NA

N D

ALA

M

TU

NTU

NA

N D

ALA

M

MEN

GH

AD

AP

I M

EN

GH

AD

AP

I K

EM

ATIA

NK

EM

ATIA

N

Page 7: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Membayarkan hutangnya.

Nabi saw bersabda: “Nyawa seorang Mukmin

tergantung kepada hutangnya sampai

dibayarkannya.”(HR. Abmad dan Ibnu Majah)

TU

NTU

NA

N D

ALA

M

TU

NTU

NA

N D

ALA

M

MEN

GH

AD

AP

I M

EN

GH

AD

AP

I K

EM

ATIA

NK

EM

ATIA

N

Page 8: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

TA

TA

CA

RA

TA

TA

CA

RA

M

EM

AN

DIK

AN

M

EM

AN

DIK

AN

JE

NA

ZA

HJE

NA

ZA

H

Yang diwajibkan dalam memandikan jenazah adalah meratakan air ke seluruh tubuhnya sebanyak satu

kali .Disunnahkan untuk meletakkan

jenazah di tempat yang agak tinggi dan dengan posisi kepala lebih

tinggi .Membungkuskan kain di bagian

aurat jenazah, dad pusar sampai ke lutut, sebelum ia menanggalkan

pakaian jenazah sehingga auratnya tidak kelihatan ketika ditanggalkan

pakaiannya.

Page 9: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Menanggalkan baju jenazah dengan pelan dan hati-hati .

Mulai memandikan jenazah dengan mengurut perutnya secara

perlahan untuk mengeluarkan kotoran yang ada di dalam

tubuhnya dan menghilangkan najis yang melekat pada badannya .

Membersihkan auratnya dengan potongan kain (sarung tangan),

karena memegang auratnya secara langsung hukumnya haram .

Memulai dari bagian kanan dan anggota-anggota wudhu

Membasahi kain dengan air, lalu membersihkan gigi-gigi dan

hidungnya

TA

TA

CA

RA

TA

TA

CA

RA

M

EM

AN

DIK

AN

JEN

AZ

AH

MEM

AN

DIK

AN

JEN

AZ

AH

Page 10: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Memandikannya dengan tiga kali siraman, dengan sabun dan sebagainya, dimulai

dengan bagian tubuh sebelah kanannya. Jika dipandang perlu, karena belum suci,

diperkenankan menyiramnya Iebih dari tiga kali .

Tidak memasukkan air ke dalam mulut jenazah atau hidungnya, dan cukup

membersihkannya dengan kain .Lebih utama untuk membilas terakhir kali airnya dicampur dengan kapur barus atau kamfer (suatu jenis pewangi yang dikenal

umutn) .Jika si jenazah memiliki rambut hendaklah disisir, tidak membiarkannya kusut masai

tetapi juga tidak boleh dipangkas meski sedikit

TA

TA

CA

RA

TA

TA

CA

RA

M

EM

AN

DIK

AN

JEN

AZ

AH

MEM

AN

DIK

AN

JEN

AZ

AH

Page 11: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Jika jenazah itu perempuan, disunnahkan agar rambutnya diuraikan dan setelah dicuci

dijalin kembali dijadikan tiga untai lain ditaruh di belakang

punggungnya .Sebagian besar ulama menganggap makruh

memotong kuku, begitu juga mencabut rambut kumis,

ketiak dan kemaluan jenazah walaupun hanya satu atau dua

helai .Setelah selesai dimandikan, badan jenazah dikeringkan agar tidak membasahi kain

kafan.

TA

TA

CA

RA

TA

TA

CA

RA

M

EM

AN

DIK

AN

JEN

AZ

AH

MEM

AN

DIK

AN

JEN

AZ

AH

Page 12: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Jika si jenazah terkoyak-koyak karena terbakar atau sebab lainnya dan tidak mungkin

dimandikan, maka jenazah itu wajib ditayamumkan menurut

sebagian besar ulama. Caranya, orang yang menayamumkan itu memukulkan kedua tangannya

ke tanah, lalu dengan kedua tangan tersebut ia

mengusapkan pada wajah dan kedua telapak tangan si

jenazah .TA

TA

CA

RA

TA

TA

CA

RA

M

EM

AN

DIK

AN

JEN

AZ

AH

MEM

AN

DIK

AN

JEN

AZ

AH

Page 13: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

TA

TA

CA

RA

TA

TA

CA

RA

M

EN

GK

AFA

NI

MEN

GK

AFA

NI

Mengafani dengan tiga helai kain putih jika

laki dan lima helai jika wanita yaItu sarung,

kerudung, baju dan dua kain pembungkus

Mengharumkan kain kafan dengan wangi-

wangian (parfum)

Page 14: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

CA

RA

MEN

SA

LA

TK

AN

CA

RA

MEN

SA

LA

TK

AN

Setiap jenazah muslim dishalatkan, balk ia masih kecil maupun telah lanjut

usia, laki-laki maupun perempuanKetika shalat, imam berdiri pada bagian

kepala jika si jenazah laki-laki dan berdiri di tengah-tengah (bagian

pinggangnya) jika si jenazah perempuan, sedang para makmum berdiri dibelakangnya. Diutamakan

banyak yang menyalatkan. Jika cuma sedikit disunnahkan membentuk tiga

shaf dan meratakannya .

Page 15: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Dalam shalat jenazah, caranya adalah sebagai berikut: 1) niat karena Allah. 2) Berdiri (tidak sah dilakukan dengan duduk, kecuali bagi yang uzur). 3) melakukan empat kali takbir. Yaitu melakukan takbiratul ibram (takbir pertama), lalu membaca surat al-Fatihah. Kemudian melakukan takbir kedua, lalu membaca shalawat Nabi. Setelah itu takbir ketiga, lalu membaca doa untuk jenazah. Kemudian melakukan takbir keempat,

setelah itu mengucapkan salam

CA

RA

MEN

SA

LA

TK

AN

CA

RA

MEN

SA

LA

TK

AN

Page 16: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Wajib mengubur jenazah di tempat yang aman dan binatang buas. Jenazah tersebut

dihadapkan ke kiblat. Semakin dalam galian kubur itu semakin baik .

Lebih utama jika kuburan tersebut adalah lahad. Yaitu dengan menggalikan untuk si

jenazah pada sisi galian yang paling dekat dengan arah kiblat .

Liang lahad boleh diletakkan di tengah galian kuburan kalau diperlukan. Misalnya

kalau khawatir dinding tanahnya mudah longsor dan lain sebagainya .

Menurut sunnah, memasukkan jenazah ke dalam kubur itu caranya ialah dan bagian belakangnya, jika hal itu tidak mengalami

kesulitan. Jika sulit boleh dari mana saja . CA

RA

MEN

GU

BU

RC

AR

A M

EN

GU

BU

R

Page 17: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Dalam kuburan jenazah diletakkan di atas sisi kanannya dengan

menghadap ke kiblat .Menanamkan beberapa batu atau papan di atasnya, lalu menguatkannya dengan tanah sehingga tanah dan kerikil tidak

berjatuhan mengenai jenazah .Setelah itu ditimbun dengan tanah. tidak boleh ditinggikan dengan bata (ditembok), dikapur (dicat) atau

lainnya .

CA

RA

MEN

GU

BU

RC

AR

A M

EN

GU

BU

R

Page 18: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Dilarang mengubur dalam tiga waktu: Yaitu waktu matahani terbit sehingga tampak setinggi tombak. Ketika matahari berada persis ditengah-tengah sehingga Ia condong. Dan ketika matahani hendak tenggelam, kira-kira setinggi tombak hingga

tenggelam .Sunnah berdoa bagi jenazah setelah

selesai dikuburkan .Orang-orang kafir tidak dikuburkan di

pemakaman orang-orang Islam

CA

RA

MEN

GU

BU

RC

AR

A M

EN

GU

BU

R

Page 19: TATA CARA PENGURUSAN JENAZAH

Sunnah menyapu kubur dengan telapak tangan tiga kali dan arah kepala. Usapan pertama sambil mengucapkan: Minha khalaqnakum (dan tanah Kami ciptakan kamu). Usapan kedua sambil mengucapkan: Wafliha nu’idukum (dan ke tanah kamu Kami kembalikan), dan pada usapan ketiga mengucapkan: Waminha nukhnjukum taaratan ukhra (dan danipadanya Kami keluarkan

pada kali yang lain) .

CA

RA

MEN

GU

BU

RC

AR

A M

EN

GU

BU

R