PENERAPAN PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING...
Transcript of PENERAPAN PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING...
-
PENERAPAN PEMBELAJARAN ACTIVE LEARNING
METODE CARD SORT DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI
PEKERTI PADA PEMBAHASAN ASMAUL HUSNA DI KELAS
X MULTIMEDIA 1 SMK PARAMARTA TANGERANG
SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
Upik Yanwaria
NIM 1110011000004
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
-
i
ABSTRAK
Upik Yanwaria, NIM (1110011000004) Skripsi Penerapan Pembelajaran
Active Learning Metode Card Sort Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI
Pada Pembahasan Asmaul Husna Di Kelas X Multimedia 1 SMK Paramarta
Tangerang Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PAI siswa di
kelas X Multimedia 1, dengan menggunakan pembelajaran active learning metode
card sort. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Paramarta Tangerang Selatan pada
bulan Agustus sampai dengan Oktober 2014. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode ini dilakukan dengan
empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran PAI melalui
penerapan pembelajaran active learning metode card sort dapat meningkatkan
hasil belajar PAI. Indikator keberhasilan keberhasilan pada penelitian ini adalah:
ketuntasan belajar kelas dan peningkatan persentase siswa yang mendapat nilai
minimal 75 mencapai 100% melalui penerapan pembelajaran active learning
metode card sort. Dari hasil penelitian siklus I ketuntasan belajar yang dicapai
yaitu sebanyak 71,43% dan siklus II sebanyak 100%. Berdasarkan hasil penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran active learning metode card
sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Asmaul Husna di kelas X
Multimedia 1 SMK Paramarta Tangerang Selatan.
Kata Kunci :
Hasil Belajar, Card Sort, PTK
-
ii
ABSTRACT
Upik Yanwaria, NIM (Students Registration Number), (1110011000004)
Thesis The Implementation of Card Sort Active Learning Method on
Improving Islamic Religion Education and Moral Values Learning
Achievement on Asmaul Husna Discussion at the Tenth Grade of Multimedia
1 of SMK Paramarta, South Tangerang.
This research aimed to improve students Islamic religion education and
moral values learning achievement at the tenth grade of multimedia 1 trough card
sort active learning method. This research was conducted at SMK Paramarta,
South Tangerang in August to October 2014. The method of this research was
Classroom Action Research (CAR) method. It was conducted four stages;
planning, implementing, observing and reflecting. The research result indicated
that learning Islamic religion education and moral values through implementing
active learning using card sort method could improve students learning
achievement. The good result indicators of this research can be described as
follows: class mastery learning and students percentage improvement with the
minimum score, 75 reached 100 % trough sort card active learning method. From
the research result of cycle I (one), students mastery learning reached 71,43%
and in the cycle II (two) reached 100%. Based on thus research result can be
concluded that the implementation of card sort active learning method could
improve students learning achievement on Amaul Husna learning material at the
tenth grade of Multimedia 1 of SMK Paramarta, South Tangerang
Keyword:
Learning Achievement, Card Sort, Classroom Action Research (CAR)
-
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Dalam penulisan skripsi yang berjudul Penerapan Pembelajaran Active
Learning Metode Card Sort dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Pembahasan Asmaul Husna di Kelas X
Multimedia 1 SMK Paramarta Tangerang Selatan penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Namun inilah usaha
maksimal yang dapat penulis lakukan
Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa ada pihak-pihak yang banyak
memberikan bimbingan, bantuan serta pengarahan-pengarahan baik secara
langsung maupun tidak langsung membantu penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Nurlena RifaI, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
beserta segenap dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu
yang telah beliau berikan dapat bermanfaat untuk diri sendiri dan untuk
orang lain.
3. Heny Narendrany Hidayati, M.Pd., selaku dosen pembimbing yang penuh
keikhlasan dalam membagi waktu, tenaga, dan pikiran dalam upaya
memberikan bimbingan serta mengarahkan penulis dalam mengerjakan
skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Semoga selalu ada dalam keberkahan
Allah SWT.
-
iv
4. Dra. R. Hiliasih, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMK Paramarta
Tangerang Selatan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian
di sekolah yang beliau pimpin.
5. Inam Abdul Fattah, S.Pd.I., selaku guru Pendidikan Agama Islam
sekaligus kolaborator dalam penelitian tindakan kelas ini, yang dengan
sabar membantu dan membimbing penulis dalam melaksanakan penelitian
6. Bapak dan ibu guru, serta Tata Usaha yang sangat ramah dalam
memberikan informasi yang penulis perlukan dalam skripsi ini.
7. Kedua orang tua tercinta, Bapak Yusri dan Ibu Ade yang selalu
memberikan dukungan baik secara moril dan materil. Semoga Allah SWT
memberikan kebahagiaan dan kemuliaan di dunia dan di akhirat.
8. Kakak-kakakku tercinta, Ferial Gahara A.Md dan Verawati Agustien
A.Md Keb., serta adik-adikku tersayang Gagay Faizan Azwar, Bagus J
Ramdhan, Mahish Al-Fahsya Sayyid dan Haqi Puguh Mujahiddan. Terima
kasih atas doa dan dukungannya selama ini.
9. Teman-teman LDK Syahid Forkat AN-Najm, kalian telah mengajarkan
arti persaudaraan karena Allah SWT. Terima kasih telah menularkan
energi positif selama kuliah di kampus UIN Syarif Hidayatullah.
10. Teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam kelas A angkatan 2010
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih atas kebersamaan,
dukungan, bantuan dan motivasinya. Perjuangan selama 4 tahun bersama
kalian telah menggoreskan kenangan indah dalam hidup ini dan tak akan
pernah hilang dimakan zaman.
11. Sahabat-Sahabat seperjuangan di Seulanga Kost Anita Greanti, Diana
Nopiana dan Siti Subaikoh. Persahabatan yang telah dibangun dari awal
masuk perkuliahan menyisakan kenangan manis di Ciputat tempat kita
menimba ilmu dan menapaki jejak kehidupan, terima kasih untuk
segalanya.
12. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan, dukungan,
dan perhatian yang sangat bermanfaat bagi penulis.
-
v
Tiada daya dan upaya melainkan milik Allah SWT semata, tiada hal di dunia
yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Harapan
penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi
penulis.
Jakarta, 11 Desember 2014
Penulis
Upik Yanwaria
-
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBARAN PERNYATAAN
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .............................. 5
C. Pembatasan Fokus Penelitian ............................................ 5
D. Perumusan Masalah Penelitian .......................................... 6
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian .............................. 6
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar ......................................................... 8
b. Ciri-Ciri Belajar ............................................................. 8
c. Tujuan Belajar................................................................ 10
d. Pengertian Hasil Belajar ................................................ 11
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......... 12
2. Pembelajaran Active Learning Metode Card Sort
a. Pengertian Pembelajaran ............................................. 16
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ...................................... 17
c. Pembelajaran Active Learning .................................... 18
d. Pengertian Metode Card Sort ...................................... 20
-
vii
e. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Card Sort ..... 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan..22
C. Hipotesis Tindakan .24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 25
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ......... 25
C. Subjek Penelitian ................................................................ 29
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ......................... 30
E. Tahapan Intervensi Tindakan ............................................. 30
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................... 34
G. Data dan Sumber Data ........................................................ 34
H. Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 35
I. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 37
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ................................. 37
K. Analisis Data dan Interpretasi Data .................................... 38
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan .............................. 39
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PENGEMBAHASAN
A. Deskripsi Data .................................................................... 40
B. Analisis Data ..................................................................... 43
C. Pembahasan ....................................................................... 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 63
B. Implikasi ............................................................................. 63
C. Saran-Saran ........................................................................ 64
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................ 69
-
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Desain Intervensi Tindakan Siklus I..........31
Tabel 3.2 Tabel Desain Intervensi Tindakan Siklus II33
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana........41
Tabel 4.2 Tabel Nilai N-Gain Siklus I.....51
Tabel 4.3 Nilai N Gain Siklus II..58
Tabel 4.4 Tabel Perbedaan Signifikan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II 60
-
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Wawancara Guru Pra Penelitian .......................... 69
Lampiran 2 Wawancara Pra Penelitian dengan Siswa ............................ 71
Lampiran 3 RPP Siklus I ......................................................................... 72
Lampiran 4 RPP Siklus II ....................................................................... 77
Lampiran 5 Instrumen Soal Siklus I........................................................ 82
Lampiran 6 Instrumen Soal Siklus II ...................................................... 90
Lampiran 7 Lembar Observasi Sekolah .................................................. 97
Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus I ......................................... 98
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus II ........................................ 99
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Siklus I ...................................... 100
Lampiran 11 Lembar Observasi Siswa Siklus II..................................... 101
Lampiran 12 Catatan Lapangan Siklus I ................................................. 103
Lampiran 13 Catatan Lapangan Siklus II................................................ 104
Lampiran 14 Lembar Pengamatan Aktivitas Peneliti dalam Proses
Pembelajaran Siklus I ........................................................ 105
Lampiran 15 Lembar Pengamatan Aktivitas Peneliti dalam Proses
Pembelajaran Siklus II ........................................................ 107
Lampiran 16 Soal Tes Hasil Belajar Siklus I ........................................... 110
Lampiran 17 Soal Tes Hasil Belajar Siklus II .......................................... 114
Lampiran 18 Kunci Jawaban Siklus I ...................................................... 119
Lampiran 19 Kunci Jawaban Siklus II ..................................................... 120
Lampiran 20 Materi Bahan Ajar .............................................................. 121
Lampiran 21 Wawancara Setelah Tindakan ............................................ 130
Lampiran 22 Foto Dokumentasi .............................................................. 132
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia sebagai bangsa dan negara akan terus menjalani sejarahnya.
Ibarat sebuah organisasi Indonesia lahir, tumbuh, berkembang dan
mempertahankan kehidupannya untuk mencapai apa yang dicita-citakan diawal
kelahiranya. Cita-cita luhur tersebut tercantum secara jelas dalam pembukaan
UUD 1945 alinea empat, yakni melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Sungguh sangat luhur dan humanis cita-
cita luhur bangsa dan negara Indonesia tersebut.
Sebagai bangsa dan negara Indonesia kita harus bangga terhadap para
pendahulu yang telah mewariskan fondasi yang kuat dan mulia tentang arah
dan tujuan kita berbangsa dan bernegara. Sepatutnya kita harus berkontribusi
sesuai dengan peran kita untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa dan negara
Indonesia. Salah satu cara dan strategi untuk mempercepat terwujudnya cita-
cita negara adalah dengan mempersiapkan generasi masa depan yang tangguh,
cerdas, mandiri dan berpegang pada nilai-nilai spiritual. Mereka harus
dipersiapkan sedemikian rupa dalam suatu lingkungan yang kondusif. Salah
satu lingkungan yang sangat ideal adalah institusi pendidikan dari prasekolah,
tingkat dasar, tingkat menengah dan jenjang perguruan tinggi sebagai kawah
candra dimuka penggemlengan generasi muda.1
Salah satu prinsip pendidikan adalah diselenggarakan sebagai proses
pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang
hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladan,
membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreatifitas peserta
didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses
1 Kunandar, Penilaian Autetik : Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013, (Depok: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 15-16
-
2
pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan,
dilaksanakan, dinilai, diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien.
Mengingat kebinekaan budaya, keragaman latar belakang dan karakteristik
peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu, proses
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. 2
Pendidikan Agama Islam dan budi pekerti yang diterapkan di sekolah
sering kali terkesan kurang menarik bahkan membosankan. Guru Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti seringkali hanya menjelaskan secara teoritis tanpa
mempraktikkan dan melibatkan siswa. Metode pengajarannya juga kurang
menarik perhatian siswa. Apa yang terjadi di kelas, guru biasanya memulai
dengan cerita atau bahkan menerangkan materi dengan berceramah, sehingga
tidak mengherankan di pihak guru sering timbul bahwa mengajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti itu mudah. Akibatnya nilai-nilai yang terkandung
dalam Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti tidak dapat dipahami dan
diamalkan oleh siswa.
Banyak pembelajaran di Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) disampaikan
hanya melalui ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan akan menimbulkan
kejenuhan dan siswa cenderung bersifat pasif. Dalam hal ini diperlukan
seorang guru untuk mempertimbangkan teknik lain yang efektif dan tepat.
Pengalaman yang diperoleh oleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain
seperti hasil dari penuturan guru hanya akan diingat oleh siswa tidak secara
maksimal. Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan kurikulum saat ini,
proses pembelajaran tidak cukup hanya menyampaikan informasi akan tetapi
2 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 37
-
3
mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai aktivitas
yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi.
Dalam praktiknya kebanyakan guru hanya menggunakan metode
pembelajaran konvensional yakni ceramah, diskusi dan tanya jawab.
Sedangkan kebutuhan siswa di zaman era global sekarang ini membutuhkan
berbagai sumber belajar, dalam arti sumber belajar bukan hanya terpusat pada
guru namun memanfaatkan fasilitas yang ada dan menggunakan media
pembelajaran variatif untuk mempermudah proses pembelajaran guna
mencapai hasil belajar yang baik.
Penyebab hasil belajar siswa rendah ialah disebabkan oleh berbagai faktor
yakni diantaranya yaitu kurangnya keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran membuat suasana belajar menjadi monoton dan membuat siswa
merasa bosan, akibatnya siswa menjadi kurang berminat terhadap pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang pada akhirnya hal ini juga
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Penggunaan media pembelajaran yang mempunyai peranan yang cukup
penting dalam proses pembelajaran sangat terbatas seperti tidak adanya LCD,
proyektor, serta fasilitas pendukung lainnya yang kurang memadai menjadi
salah satu penghambat proses pembelajaran secara efektif sehingga hasil
belajar peserta didik menjadi tidak optimal.
Di samping itu, metode pembelajaran yang guru terapkan tentunya akan
berpengaruh pula terhadap hasil belajar siswa, jika seorang guru tidak
mempersiapkan dan merencakan pembelajaran di kelas, maka proses
pembelajaranpun akan kurang baik karena persiapan yang kurang matang,
metode yang dipakai tidak sesuai dengan materi pelajaran yang dibahas dan
kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, maka dapat
dipastikan hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Lebih dari 2400 tahun silam, Konfusius filosof Cina Confusius
menyatakan yang saya dengar, saya lupa. Yang saya lihat, saya ingat. Yang
saya kerjakan, saya pahami. Mel Silberman telah memodifikasi dan
memperluas pernyataan Konfusius tersebut menjadi apa yang disebut Paham
-
4
Belajar Aktif. Silberman menyatakan Yang saya dengar, saya lupa. Yang
saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat, dan
pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami. Dari yang
saya dengar, lihat, bahas dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan
keterampilan. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai3
Seyogyanya guru dapat mengembangkan proses pembelajaran dengan
tujuan agar pembelajaran tidak berpusat pada guru (teacher center) tetapi
berpusat pada peserta didik (student center) agar proses pembelajaran dapat
dinikmati oleh peserta didik dan menghasilkan mutu pendidikan yang baik.
Oleh karena itu diperlukan pembelajaran aktif (active learning) dengan metode
yang bervariasi guna dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam rangka mewujudkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti yang diharapkan, maka dipandang perlu menerapkan pembelajaran
Active Learning. Pembelajaran active learning dimaksudkan untuk
mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat
mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi
yang mereka miliki. Disamping itu pembelajaran active learning juga
dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tertuju kepada
proses pembelajaran.
Salah satu metode yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran salah satunya ialah menggunakan metode Card Sort. Metode card
sort adalah sebuah metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk berperan
aktif dalam proses pembelajaran karena metode ini berhubungan dengan gerak
fisik dan kekuatan otak untuk berfikir. Card Sort artinya sortir kartu yang
dimaksud sortir kartu adalah mencocokan atau menyamakan antar kartu yang
sudah ditentukan dan siswa mencari pasangnnya masing-masing. Dengan
menggunakan pembelajaran active learning metode card sort, diharapkan dapat
meningkatkan motivasi, perhatian, minat, keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran sehingga hasil belajarnya pun dapat meningkat.
3 Mel Silberman, Active Learning (Bandung :Nuansa, 2012) h. 23
-
5
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka peneliti menganggap
perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penerapan
Pembelajaran Active Learning Metode Card Sort dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Pembahasan Asmaul
Husna di Kelas X Multimedia 1 SMK Paramarta Tangerang Selatan
B. Identifikasi Masalah
Dari masalah yang telah dijelaskan di atas maka dapat diidentifikasi
masalahnya, yaitu :
1. Guru masih menggunakan metode konvensional sehingga siswa
kurang terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
2. Metode yang lebih sering digunakan ialah metode ceramah dan diskusi
sehingga siswa kurang berminat pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti
3. Kurangnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan
4. Hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diperoleh
siswa masih banyak yang dibawah Ketuntasan Kriteria Minimal
(KKM) yang telah ditentukan.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka penulis penelitian ini membatasi masalah Penerapan
Pembelajaran Active Learning Metode Card Sort dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Pada Pembahasan Asmaul
Husna di Kelas X Multimedia 1 SMK Paramarta Tangerang Selatan
-
6
D. Perumusan Masalah Penelitian
Apakah pembelajaran active learning metode card sort dapat
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada
pembahasan asmaul husna di kelas X Multimedia 1 SMK Paramarta
Tangerang Selatan ?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah penerapan pembelajaran active learning
metode card sort dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti pada pembahasan Asmaul Husna di Kelas X Multimedia 1
SMK Paramarta Tangerang Selatan
2. Kegunaan Penelitian
Secara umum, kegunaan penelitian tindakan kelas ini dibagi menjadi
dua, yaitu :
a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi terhadap
metode yang tepat untuk digunakan dalam proses pembelajaran,
khususnya dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi siswa, dapat dijadikan bahan pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
2) Bagi pendidik, guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
khususnya dan guru lainnya dapat menjadi bahan acuan dalam
menyusunan rencana dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
dengan tahapan-tahapan PTK, guru mampu memperbaiki proses
pembelajarannya melalui kajian yang mendalam terhadap apa yang
terjadi di kelas (aktual maupun faktual).
-
7
3) Bagi sekolah, sebagai informasi baru dan pedoman dalam kegiatan
belajar mengajar agar proses belajar sesuai dengan yang diharapkan
4) Bagi peneliti, menambah pengetahuan tentang pembelajaran active
learning yang efektif
-
8
BAB II
KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya mengandung makna terjadinya perubahan
tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan latihan.1 Menurut
Gagne yang dikutip oleh Dimyati bahwa belajar merupakan kegiatan
kompleks. Hasil belajar merupakan kapabilitas, setelah belajar memiliki
keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai2
Menurut teori Cronbach dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah
menyatakan bahwa learning is shown by a change in behaviour as a
result of experience, artinya belajar sebagai suatu aktivitas yang
ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.3
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar bukan
hanya memperoleh sebuah hasil dari apa yang dipelajari namun terjadinya
perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik dengan kematangan yang
ada pada dirinya sehingga dapat meningkatkan kemampuannya untuk
menjadi manusia yang berkualitas.
b. Ciri-Ciri Belajar
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa
adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses
1 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006) H. 10 2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), cet.
ke-3, h.10 3 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), Cet. ke-2., h.
13
-
9
belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan
sekitar, lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang
dijadikan bahan belajar. Tindakan belajar tentang suatu hal tersebut
tampak sebagai perilaku belajar yang tampak dari luar.4
Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa
perubahan tertentu yang dimasukkan kedalam ciri-ciri belajar, yaitu :
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya
perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Mislanya ia menyadari
bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah,
kebiasannya bertambah. Jadi, perubahan tingkah laku individu yang
terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar. Tidak termasuk
kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena individu yang
bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna
bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari
sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu
dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.
Perubahan yang bersifat aktif artinya bahwa prubahan itu tidak terjadi
dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri. Misalnya,
perubahan tingkah laku karena proses kematangan yang terjadi dengan
4 Dimyati, op. cit., h. 7
-
10
sendirinya karena dorongan dari dalam, tidak termasuk perubahan
dalam pengertian belajar.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer)yang terjadi hanya
untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis
dan sebagainya tidak dapat digolongnya sebagai perubahhan dalam
pengertian belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar
bersifat menetap atau permanen.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada
tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan
ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada
perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses
belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang
belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah
laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya. 5
Jadi setelah siswa mengikuti proses kegiatan pembelajaran,
diharapkan adanya perubahan yang terjadi pada siswa. Dimana perubahan
yang terjadi itu berlangsung secara terus menerus dan relatif menetap.
Oleh karena itu, seorang guru harus dapat memberikan arahan kepada
siswa agar perubahan yang terjadi tidak bersifat sementara.
c. Tujuan Belajar
Secara umum tujuan belajar belajar yang diusahakan untuk dicapai
meliputi tiga hal, yakni untuk mendapatkan pengetahuan, penanaman
5 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2008), Cet. ke-2., h.
15-16
-
11
konsep dan keterampilan, serta pembentukan sikap. Ketiganya
dimaksudkan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Relevan dengan hal ini, hasil belajar meliputi :
a. Hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif)
b. Hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)
c. Hal ihwal kelakuan, keterampilan atau penampilan (psikomotorik)
Ketiga hasil belajar di atas dalam pengajaran merupakan tiga hal
yang secara programatik terpisah, namun dalam kenyataannya pada diri
siswa akan merupakan satu kesatuan yang utuh dan bulat. Dengan
demikian dalam sebuah rencana pembelajaran, dengan tujuan, yakni yang
dapat membantu pencapaian hal ihwal berkenaan ranah kognitif, afektif,
atau psikomotorik.6
d. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi dalam diri seseorang
akibat dari proses belajar yang dilakukannya berupa tercapainya tujuan-
tujuan belajar yang diinginkan. Belajar merupakan proses internal yang
kompleks, yang terlibat dalam proses internal tersebut adalah seluruh
mental yang meliputi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. 7
Menurut Ahmad Susanto secara sederhana, yang dimaksud hasil
belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan
pembelajaran atau kegiatan interaksional, biasanya guru menetapkan
tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan interaksional.8
6 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran, ( Jakarta : Gaung Persada Press, 2010), cet. Ke-3.,
h. 188-189
7 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta : Rineka Cipta, 2006) h. 18
8 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Kencana,
2013), Cet. ke-1, h. 5
-
12
e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi meliputi: kecerdasan, minat, dan perhatian,
motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik
dan perhatian.9 Faktor internal meliputi:
a) Faktor Fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat
jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan
hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi musalnya, ternyata
kemampuan belajaranya berada dibawah siswa-siswa yang tidak
kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya
cenderung cepat lelah dan capek, cepat mengantuk dan akhirnya tidak
mudah dalam menerima pelajaran.
Demikian juga kondisi saraf mengontrol kesadaran dapat
berpengaruh pada proses dan hasil belajar. Misalnya, seseorang yang
minum minuman keras akan kesulitan untuk melakukan proses
belajar, karena saraf pengontrol kesadarannya terganggu. Bahkan,
perubahan tingkah laku akibat pengaruh minuman keras tersebut,
tidak bisa dikatakan perubahan tingkah laku hasil belajar.10
b) Faktor Psikologis
Faktor kedua darifaktor internal adalah faktor psikologis. Setiap
manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis
yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan dalam hal jenis,
tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan
hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor psikologis yang
9 Ibid., h. 12
10Munadi, op. cit., h. 24-26
-
13
dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat,
bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar.11
Pertama, intelegensi. CP Chaplin yang di kuti oleh Yudhi Munandi
mengartikan intelegensia sebagai (1) kemampuan menghadapi dan
menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, (2)
kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif, (3)
kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat
sekali. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan, tidak terpisahkan
satu dengan yang lainnya. Pemisahan tersebut hanya menekankan
aspek-aspek yang berbeda dari sisi prosesnya. Proses bellajar
merupakan proses yang kompleks, maka aspek intelegensi hanya
sebuah potensi, artinya seseorang yang memiliki intelegensi tinggi
mempunyai peluang besar untuk memperoleh hasil belajar yang ang
lebih baik.
Kedua, perhatian. Menurut Slamet yang dikutip oleh Yudhi
Munandi bahwa perhatian adalah keaktifn jiwa yang dipertinggi, jiwa
semata-mata tertuju kepada suatu objek ataupun sekumpulan objek.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
dihadapkan pada obyek-obyek yang dapat menarik perhatian siswa,
bila tidak, maka perhatian siswa tidak akan terarah atau focus pada
obyek yang sedang dipelajarinya.
Ketiga, minat dan bakat. Minat diartikan oleh Hilgard sebagai
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan. Bakat adalah kemampuan untuk belajar.
Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
setelah melalui belajar dan berlatih.
Seseorang biasanya memiliki kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan bakatnya. Oleh karena itu, beruntung sekali bagi
seseorang yang menyadari bahwa dirinya mempunyai bakat dibidang
tertentu, karena ia akan terus mengembangkannya melalui latihan dan
11
Ibid., h. 26-27
-
14
belajar. Para guru hendaknya berusaha untuk dapat mengetahui minat
dan bakat para siswanya yang kemudian mampu juga untuk
menumbuhkembangkannya.
Keempat, motif dan motivasi. Kita sering menggunakan kata motif
untuk menunjukkan kata motif untuk menunjukkan tindakan atau
aktivitas seseorang. Menurut Aminuddin Rasyad yang dikutif oleh
Yudhi Munandi bahwa dalam setiap diri manusia pada umumnya
mempunyai dua macam motif atau dorongan, yaitu motif yang sudah
ada di dalam diri yang sewaktu-waktu akan muncul tanpa ada
pengaruh dari luar, disebut instrinsic motive. Bila motif dalam diri ini
baik dan berfungsi pada setiap diri dalam bentuk aktif dan kreatif. Bila
motif intrinsiknya kurang berfungsi maka tingkah laku belajarnya
tidak menampakkan keaktifan dan kreatif yang berarti. Motif lainnya
adalah motif yang dating dari luar diri, yakni karena ada pengaruh
situasi lingkungannya, motif ini disebut extrinsic motive.
Kelima, kognitif dan daya nalar. pembahasan mengenai hal ini
meliputi tiga hal, yakni persepsi, mengingat dan berpikir. Persepsi
adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam
lingkungannya. Penginderaan itu dipengaruhi oleh pengalaman,
kebiasaan, dan kebutuhan. Kemampuan mempersepsi antara siswa
yang satu dengan siswa yang lain tidak sama meskipun mereka sama-
sama dari sekolah yang sama, bahkan kelas yang sama. Ini ditentukan
oleh pengetahuan dan pengalaman pelajar itu sendiri. Karena
pengetahuan dan pengalaman akan memperkaya benaknya dengan
pembendaharaan untuk memperkuat daya persepsisnya. Semakin
sering ia melibatkan diri dalam berbagai aktivitas, akan semakin kuat
daya persepsinya. 12
Mengingat adalah suatu aktivitas kognitif, dimana orang menyadari
bahwa pengetahuannya berasal dari masa yang lampau atau
berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh melalui pengalamnnya di
12
Ibid. h. 27-30
-
15
masa lampau. Menurut Jalaludin Rakhmat yang dikutip oleh Yudhi
Munandi berpikir dibagi dua macam, yakni berpikir autistic dan
berpikir realistic. Yang pertama mungkin lebih tepat disebut melalun;
fantasi, menghayal, wishful thinking, adalah contoh-contohnya.
Berpikir realistic, disebut juga nalar (reasoning), ialah berpikir dalam
rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata. Dalam kebanyakan
usaha pemanfaatan media pembelajaran yang dilakukan guru adalah
berusaha untuk membawa para siswanya kepada pemahaman yang
realistis. Dengan demikian, pemanfaatan media dalam proses
pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan daya nalar
siswa.13
2. Faktor Eksternal
a) Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat
pula berupa lingkungan sosial. Lingkungan sosial baik yang berwujud
hal-hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Seringkali guru dan para siswa yang sedang belajar di dalam kelas
merasa terganggu oleh obrolan orang-orang yang berada di luar persis
di depan kelas tersebut, apalagi obrolan itu diiringi dengan gelak tawa
yang keras dan teriakan. Hiruk pikuk lingkungan sosial seperti suara
mesin pabrik, lalu lintas, gemuruhnya pasar, dan lain-lain juga akan
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar. Karena itu sekolah
hendaknya didirikan dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar.
b) Faktor Instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah factor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang
diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai
13
Ibid., 30-31
-
16
sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah
direncanakan.
Faktor- faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan
fasilitas, dan guru. Berbicara kurikulum berarti berbicara mengenai
komponen-komponenya, yakni tujuan, bahan, atau program, proses
belajar mengajar, dan evaluasi. Kiranya jelas faktor-faktor ini besar
pengaruhnya pada proses dan hasil belajar.14
B. Pembelajaran Active Learning Metode Card Sort
1. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction.
Menurut M. Sobry Sutikno bahwa pembelajaran adalah segala upaya
yang dilakukan oleh pendidik. Secara implisit di dalam pembelajaran,
ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode atau
model untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Pembelajaran lebih menekankan pada cara-cara untuk mencapai tujuan
dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan isi
pembelajaran, menyampaikan isi pembelajaran, dan mengelola
pembelajaran15
.
Menurut Wina Sanjaya Pembelajaran adalah suatu proses yang
dinamis, berkembang secara terus menerus sesuai dengan pengalaman
siswa. Semakin banyak pengalaman yang dilakukan siswa, maka akan
semakin kaya, luas dan sempurna pengetahuan mereka16
. Dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I
Pasal I menyebutkan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta
14
Ibid., h. 31-33 15
M. Sobri Sutikno, Metode dan Model-model Pembelajaran : Menjadikan Proses
Pembelajaran lebih Variatif, aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan, (Lombok : Holistica,
2014), h.12
16 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran : Teori dan Praktik Pengembangan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), (Jakarta : Prenada Media Group, 2008), cet. III, h.
363
-
17
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar17
2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Prinsip dikatakan juga landasan. Untuk mewujudkan proses
pembelajaran yang efektif, maka pelaksanaan proses pembelajaran harus
memenuhi prinsip-prinsip, berikut :
a. Pembelajaran berfokus pada peserta didik, artinya orientasi
pembelajaran terfokus kepada peserta didik. Peserta didik menjadi
subyek pembelajaran, dan kecepatan belajar peserta didik yang sama
perlu diperhatikan.
b. Menyenangkan. Peserta didik merasa aman, nyaman, betah, dan asyik
mengikuti pembelajaran.
c. Interaktif. Adanya hubungan timbale balik antara guru dengan peserta
didik dan antar peserta didik.
d. Prinsip motivasi, yaitu dalam belajar diperlukan motivasi-motivasi
yang dapat mendorong peserta didik untuk belajar.
e. Mengembangkan kreativitas dan kemandirian peserta didik. Proses
pembelajaran harus dapat memberikan ruang yang cukup bagi
perkembangan kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik
f. Pembelajaran terpadu, maksudnya pengelolaan pembelajaran
dilakukan secara secara integratif. Semua tujuan pembelajaran berupa
kemampuan dasar yang ingin dicapai bermuara pada satu tujuan akhir,
yaitu mencapai kemampuan dasar lulusan.
g. Memberikan penguatan dan umpan balik. Dalam situasi tertentu, guru
memberikan pujian atau memperbaiki respon peserta didik. 18
17
Undang-Undang SISDIKNAS (UU RI No. 20 Tahun 2003), (Jakarta : Sinar Grafika,
2009) Cet, II, h. 5 18
M. Sobri Sutikno, Metode dan Model-model Pembelajaran : Menjadikan Proses Pembelajaran lebih Variatif, aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan, (Lombok : Holistica,
2014), h.15-16
-
18
h. Prinsip perbedaan individual, yaitu setiap peserta didik memiliki
perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti watak, intelegensi,
latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain.
i. Prinsip pemecahan masalah yaitu dalam belajar peserta didik perlu
dihadapkan pada situasi-situasi bermasalahh dan guru membimbing
peserta didik untuk memecahkannya
j. Memanfaatkan aneka sumber belajar, guru menggunakan berbagai
sumber belajar yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
lingkungan
k. Memberi keteladanan. Guru memberikan keteladanan dalam bersikap,
bertindak, dan bertuturkata baik di dalam maupun di luar kelas.
l. Mmengembangkan kecakapan hidup
m. Prinsip belajar sambil mengalami, yaitu dalam mempelajari sesuatu,
apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui
pengalaman langsung.
n. Menumbuhkan budaya akademis, nilai-nilai kehidupan, dan pluralism.
o. Mengembangkan kerjasama dan kompetisi untuk mencapai prestasi
p. Belajar tuntas (mastery learning), maksudnya pembelajaran mengacu
pada ketuntasan belajar kemampuan dasar melalui pemecahan
masalah. Setiap individu dan kelompok harus menuntaskan satu
kemampuan dasar, baru belajar kemampuan dasar berikutnya.19
3. Pembelajaran Active Learning
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh peserta
didik, sehingga semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di
samping itu, pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk
menjaga perhatian siswa atau peserta didik agar tetap tertuju pada proses
19
Sutikno, Ibid. 16-18
-
19
pembelajaran.20
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak
didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang
memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.21
Lukmanul Hakim dalam bukunya perencanaan pembelajaran
imendefinisikan pembelajaran aktif yaitu kegiatan mengajar yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan
mata pelajaran yang dipelajarinya. Siswa lebih aktif mempelajari
materi pembelajaran yang menyiapkan siswa untuk hidup,
informasi yang diterima lebih lama diingat dan disimpan, dan lebih
menikmati suasana kelas yang nyaman. Siswa mengemukakan
pendapat, Tanya jawab, mengembangkan pengetahuannya,
memecahkan masalah, diskusi, dan menarik kesimpulan. Peran
guru tidak dominan menguasai proses pembelajaran melainkan
memberikan kemudahan (fasilitator).22
Jadi pembelajaran aktif itu dirancang agar siswa aktif dalam proses
belajar mengajar dan dengan pembelajaran aktif (active learning) ini siswa
bisa menggunakan semua potensi yang dimilikinya sehingga mereka dapat
mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Silberman dalam bukunya yang berjudul Active Learning yang
dikutip oleh Rusman mengemukakan bahwa banyak cara yang bisa
membuat siswa belajar secara aktif yang disebutnya dengan
perlengkapan belajar aktif. Perlengkapan belajar aktif yang
dimaksud yaitu : tata letak ruangan kelas, metode mengaktifkan
siswa, kemitraan belajar, melakukan analisis terhadap kebutuhan
siswa, membangkitkan minat siswa, pemahaman dan melibatkan
siswa dalam kegiatan pembelajaran, membentuk kelompok belajar,
pemilihan tugas dan strategi yang tepat, memfasilitasi dalam diskusi,
kegiatan eksperimen, bermain peran, penghematan waktu, dan
pengendalian aktivitas siswayang berlebihan.23
20
Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor :Ghalia Indonesia, 2014), h. 106
21 Umi Mahmudah Dan Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab, (Malang: UIN-Malang Press), Cet. I, h. 63 22
Lukamanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : CV Wacana Prima, 2009), h. 54
23 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,(Jakarta
: PT Raja Grafindo, 2013), h. 399
-
20
4. Pengertian Metode Card Sort
Metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakaian yang umum,
metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk
mencapai tujuan tertentu.24
Metode atau cara merupakan sayarat untuk
efesiensinya usaha atau pekerjaan demi tercapainaya tujuan.25
Metode
adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi26
Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi
pelajaran yang dilakukan oleh peserta pendidik agar terjadi proses belajar
pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan. 27
Metodologi
mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran kepada murid.
Ia dimaksudkan agar murid dapat menangkap pelajaran dengan mudah,
efektif dan dapat dicerna oleh anak dengan baik.28
Metode mengajar dapat
diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam membelajarkan
peserta didik saat berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam melakukan
suatu kegiatan atau melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan
konsep-konsep sistematis. Dalam dunia psikologi, metode berarti
prosedur sistematis (tata cara yang berurutan) yang biasa digunakan untuk
menyelediki fenomena kejiwaan seperti metode klinik, metode
eksperimen dan sebagainya
Mensortir kartu (Card Sort) ini digunakan oleh pendidik dengan
maksud mengajak peserta didik untuk menemukan konsep atau fakta
melalui klasifikasi materi yang dibahas dalam pembelajaran. Tujuan dari
model mensortir kartu (Card Sort) ini adalah untuk mengungkapkan daya
ingat terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari siswa.29
24
M. Sobri Sutikno, Metode dan Model-model Pembelajaran : Menjadikan Proses Pembelajaran lebih Variatif, aktif, inovatif, efektif dan menyenangkan, (Lombok : Holistica,
2014), h. 33 25
Mohammad Noor Syam, filsafat kependidikan dan dasar filsafat kependidikan
pancasila, (Jakarta : PT Usaha Nasional), h. 24 26
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar dan Proses Pendidikan, (Jakarta :Kencana, 2008), cet. V, h.127
27 Sutikno, op. cit., h. 34
28 Zakiah Darajat, dkk. Metodologi pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1996), h. 61 29
Sutikno, op, cit., h. 130
-
21
5. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Card Sort
a. Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang
cocok dengan satu atau beberapa kategori
b. Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain
yang kartunya cocok dengan kategori yang sama, (dapat
mengumumkan kategorinya sebelumnya atau biarkan siswa
menemukan sendiri).
c. Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk
menawarkan diri kepada siswa lain.
d. Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poin pengajaran yang
menurut anda penting.30
Menurut Umi Mahmudah dan Abdul Wahab Rosyidi prosedur metode
car sort ialah:
a. Masing-masing siswa diberikan kartu indeks yang berisi materi pelajaran
b. Guru menunjuk salah satu siswa yang memegang kartu, siswa yang lain
diminta berpasangan dengan siswa tersebut bila merasa kartu yang
dipegangnnya memiliki kesamaan defisi atau kategori.
c. Agar situasinya tambah seru dapat diberikan hukuman bagi siswa yang
melakukan kesalahan. Jenis hukuman dibuat atas kesepakatan bersama
d. Guru dapat membuat catatan penting di papan tulis pada saat prosesi
terjadi.31
30
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung :
Nuansa, 2012), h. 169-170
31 Umi Mahmudah Dan Abdul Wahab Rosyidi, Active Learning Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab, (Malang: UIN-Malang Press), Cet. I, h. 130-131
-
22
ii. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan penguat penelitian tentang Penerapan Strategi Active
Learning Teknik Card Sort Dalam Meningkatkan Hasil Belajar PAI Siswa,
penulis mengutip beberapa hasil penelitian yang relevan, diantaranya :
1. Hasil penelitian Abdul Rahman dengan judul : upaya meningkatkan
hasil belajar Matematika dengan menggunakan metode active learning
teknik card sort pada siswa kelas IV MI AL-Ukhuwwah Slipi Jakarta
Barat. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2013.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa : 1) penggunaan metode
active learning teknik card sort dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas IV MI Al-Ukhuwwah Slipi Jakarta Barat. 2)
hasil belajar matematika kelas IV MI Al- Ukhuwwah Slipi Jakarta
Barat setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode
Active learning teknik card sort dari hasil belajar awal sebesar 45,45%
ke sikluus I sebesar 72,73%, terjadi peningkatan sebesar 27,28% dan
dari siklus I sebesar 72,73% ke siklus II sebesar 88,64% terjadi
peningkatan sebesar 15,91% dengan tingkat ketuntasan (pencapaian
KKM) pada siklus I mencapai 72,73% (32) orang siswa, dan pada
siklus II meningkat sebesar 15,91 menjadi 88,64% (39)orang siswa. 3)
penggunaan metode active learning teknik card sort dalam
pembelajaran matematika terbukti dapat meningkatkan aktivitas
belajar dan respon positif siswa terhadap pembelajaran matematika.
2. Hasil penelitian Dailimi dengan judul : Upaya meningkatkan hasil
belajar siswa melalui strategi active learning pada materi pokok
cahaya. Program studi PGMI One Mode System, jurusan kependidikan
Islam, fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan, UIN Syarif Hidatullah
Jakarta, tahun 2012. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa upaya
meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan strategi active
learning, pada konsep cahaya di kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI),
didapati data bahwa pada siklus II lebih tinggi hasilnya dengan rata-
-
23
rata mencapai 77,86 dengan ketuntasan belajar 85,71%. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa penerapan strategi active learning ini
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi cahaya di kelas V
MI Darul Muttaqin Pasar Minggu Jakarta Selatan.
3. Hasil penelitian Neli Rakhmawati dengan judul upaya meningkatkan
hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran
aktif tipe Everyone is a teacher here pada materi Interaksi sebagai
proses sosial kelas VII-4 (penelitian tindakan kelas di MTs Soebono
Mantofani). Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun
2012. Menyimpulkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan di MTs
Soebono Mantofani adalah hasil belajar pada pelajaran IPS dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is teacher here
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada
siklus I dan siklus II. Pada siklus I, nilai rata-rata pre-test 41 dengan
ketuntasan 00,00% sedangkan pada saat post-tes nilai rata-ratanya
meningkat menjadi 70,84 dengan ketuntasan 53,34%. Nilai tertinggi
pada pre-test yaitu 65 dan nilai terendah 25. Sedangkan pada saat post-
test mengalami peningkatan dengan nilai tertinggi 85 dan terendah 55.
Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus
I. pada siklus II nilai rata-rata pre-test yaitu 46,34 dengan ketuntasan
10% sedangkan pada saat post-test mengalami peningkatan yang
sangat signifikan yaitu dengan nilai rata-rata 79,67 dengan ketuntasan
100%. Nilai tertinggi pada pre-test yaitu 70 dan nilai terendah 25.
Sedangkan pada saat post-test mengalami peningkatan dengan nilai
tertinggi yaitu 95 dan nilai terendah 70.
-
24
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka
hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah pembelajaran active
learning metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti siswa kelas X Multimedia 1 di SMK
Paramarta Tangerang Selatan.
-
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Paramarta
Tangerang Selatan. Penelitian ini berlangsung bulan Agustus- Oktober 2014.
Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas X Multimedia
1 SMK Paramarta Tangerang Selatan, sebanyak 21 siswa pada tahun ajaran
2014/2015. Kegiatan belajar mengajar dilakukan pada pukul 12:30 sampai
dengan pukul 17:30 WIB.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (Classroom Action Research). Dengan menggunakan PTK diharapkan
dapat memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam
menangani proses pembelajaran sehingga kualitas proses pembelajaran
semakin meningkat. Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action
Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis untuk
meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan
benar.1
Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra
penelitian) dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian dengan
beberapa siklus. Dalam hal ini yang dimaksud dengan siklus adalah suatu
putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dimana tiap-tiap
siklus dalam penelitian tindakan kelas ada empat tahapan yang harus
1Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta:PT Rajawali Pers, 2010), h. 41
-
26
dilakukan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. 2
2. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut E Mulyasa Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk
penelitian refleksi diri yang melibatkan diri yang melibatkan
sejumlah partisipasi (guru, peserta didik, kepala sekolah dan
partisipan lain) di dalam suatu situasi sosial (pembelajaran) yang
bertujuan untuk membuktikan kerasionalan dan keadilan terhadap:
a) praktik sosial dan pembelajaran yang mereka lakukan; b)
pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajaran; serta
c) situasi dan institusi yang terlibat di dalamnya3
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Model
Kemmis dan Mc Taggard yang terdiri dari empat komponen, yaitu:
perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Model ini merupakan
pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin,
hanya saja komponen acting (tindakan) dan observing (pengamatan)
dijadikan satu kesatuan disatukannya dua komponen tersebut disebabkan
adanya kenyataan bahwa antara penerapan acting dan observing
merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan. Maksudnya, kedua
kegiatan harus dilakukan dalam satu kesatuan waktu, ketika tindakan
dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan.4
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan beberapa
siklus, dimana dalam satu siklus atau putaran kegiatan terdiri dari
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan observasi.
a. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian
tindakan yang ideal sebetulnya dilakukan secara berpasangan antara pihak
2Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), cet ke-9.,
h.16 3 E Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Rosda, 2012), Cet.V, h. 5
4Wijaya Kusumah &Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Indeks, 2012), cet. 5, h. 20
-
27
yang melakukan tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya
tindakan. Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini
dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas
pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan. Dengan mudah
dapat diterima bahwa pengamatan yang diarahkan pada diri sendiri
biasanya kurang teliti disbanding dengan pengamatan yang dilakukan
terhadap hal-hal yang berada di luar diri, karena adanya unsur subjektivitas
yang berpengaruh, yaitu cenderung mengunggulkan dirinya. Apabila
pengamatan dilakukan oleh orang lain, pengamatannya lebih cermat dan
hasilnya akan lebih objektif.
b. Pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
menggunakan tindakan kelas. Hal yang perlu diingat adalah bahwa dalam
tahap ke-2 ini pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang
sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus perlu berlaku wajar, tidak
dibuat-buat. Dalam refleksi, keterkaitan antara pelaksanaan dengan
perencanaan perlu diperhatikan secara seksama agar sinkron dengan
maksud semula.5
c. Pengamatan (observing)
Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat. Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dilakukan
pada waktu tindakan sedang dilakukan. Jadi keadunya berlangsung dalam
waktu yang sama. Sebutan tahap ke-2 diberikan untuk memberikan
peluang kepada guru pelaksana yang juga berstatus sebagai pengamat.
Ketika guru tersebut sedang melakukan tindakan, karena hatinya menyatu
dengan kegiatan, tentu tidak sempat menganalisis peristiwanya ketika
sedang terjadi. Oleh karena itu, kepada guru pelaksana yang berstatus
sebagai pengamat agar melakukan pengamatan baik terhadap apa yang
5 Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009) Cet.
ke-9, h. 17-18
-
28
terjadi ketika tindakan berlangsung. Sambil melakukan pengamatan balik
ini, guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar
memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya.
d. Refleksi (Reflecting)
Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris
reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia pemantulan.
Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah
selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.6
3. Desain Siklus Penelitian
Berdasarkan penjelasan tahapan empat tindakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), dimana setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan,
biasanya berlangsung selama 2 siklus. Namun sebelum tahapan dalam
penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu diawali oleh suatu tahapan pra
penelitian yang meliputi identifikasi masalah, analisis masalah, rumusan
masalah, dan rumusan hipotesis tindakan. Siklus Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai.
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini Kemmis dan Mc Taggrat.
6 Ibid., 18-19
-
29
Bagan 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat7
C. Subjek Penelitian
Subjek atau pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah siswa
SMK Paramarta Jombang kelas X Multimedia 1 yang berjumlah 21 siswa,
dan guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang berperan sebagai
kolaborator dan observer.
7 Ibid., h, 16
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
?
-
30
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti dan guru Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti berkolaborasi sebagai perancang dan pelaksana kegiatan.
Peneliti dan guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
merencanakan kegiatan, melaksanakan tindakan, melakukan pengamatan,
mengumpulkan dan menganalisis data hasil penelitian.
Kerja sama antara guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti dan
peneliti menjadi hal yang sangat penting dan memiliki kedudukan yang
setara dalam pelaksanaan tindakan di dalam kelas, dalam arti masing-
masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan
dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahap penelitian ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian
atau penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang
berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan
analisis dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan
tindakan II, jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan
dilanjutkan kembali pada tindakan III dan seterusnya.
Berikut bagan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
tindakan penelitian adalah:
-
31
Tabel 3.1
Tabel Desain Intervensi Tindakan Siklus I
Penelitian pendahuluan a. Observasi proses pembelajaran di kelas
b. Analisis penyebab masalah kemudian dapat
dijadikan informasi untuk perencanaan dalam
proses pembelajaran
SIKLUS I
1. Tahap
Perencanaan
a. Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
b. Menyiapkan instrumen (tes, lembar observasi
dan catatan lapangan)
2. Tahap Pelaksanaan a. Melaksanakan langkah-langkah sesuai
rencana pembelajaran yang telah disusun.
b. Melaksanakan pre test untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
c. Melaksanakan proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran Active
Learning metode Card Sort
d. Melakukan post test untuk mengetahui hasil
belajar siswa sesudah diterapkan
pembelajaran Active Learning metode Card
Sort
3. Tahap Observasi a. Kolaborator mengobservasi proses
pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran Active Learning metode Card
Sort
b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar
-
32
siswa selama proses pembelajaran.
c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran
dengan aktivitas siwa.
4. Tahap Refleksi Peneliti bersama guru kelas yang berlaku sebagai
kolaborator dan observer menganalisis sekaligus
mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I,
apakah tindakan yang telah diberikan sudah sesuai
atau belum dengan konsep penelitian. Hasil
penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator
keberhasilan. Apabila belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditetapkan, maka akan dilanjutkan
ke siklus II. Kemudian peneliti dan kolaborator
berdiskusi untuk merencanakan tindakan yang tepat
pada proses pembelajaran di siklus II.
SIKLUS II dan Seterusnya
Penelitian dilanjutkan kembali ke siklus II dan seterusnya apabila tidak memenuhi
kriteria ketuntasan belajar. Pelaksanaan alur siklus II sama dengan pelaksanaan
alur siklus I dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I.
Penulisan Laporan Penelitian
-
33
Tabel 3.2
Tabel Desain Intervensi Tindakan Siklus II
Siklus I Setelah dilakukan refleksi terhadap siklus I
SIKLUS II
5. Tahap
Perencanaan
c. Membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
d. Mempersiapkan Instrumen penelitian
e. Merancang pembelajaran berdasarkan siklus I
6. Tahap Pelaksanaan e. Melaksanakan langkah-langkah sesuai
rencana pembelajaran yang telah disusun.
f. Melaksanakan proses kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan strategi pembelajaran
Active Learning teknik Card Sort
g. Melakukan post test untuk mengetahui hasil
belajar siswa sesudah diterapkan strategi
pembelajaran Active Learning teknik Card
Sort
7. Tahap Observasi d. Kolaborator mengobservasi proses
pembelajaran dengan menggunakan Active
Learning teknik Card Sort
e. Kolaborator mengamati aktivitas belajar
siswa selama proses pembelajaran.
f. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran
dengan aktivitas siwa.
8. Tahap Refleksi Mengevaluasi proses pembelajaran siklus II. Apabila
indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian
dihentikan. Tetapi apabila belum tercapai maka
penelitian dilanjutkan ke siklus III. Jika belum
-
34
berhasil maka dilanjutkan ke siklus berikutnya
sampai indikator keberhasilan tercapai.
SIKLUS III dan Seterusnya
Penelitian dilanjutkan kembali ke siklus III dan seterusnya apabila tidak
memenuhi kriteria ketuntasan belajar. Pelaksanaan alur siklus III sama dengan
pelaksanaan alur siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada
pada siklus II.
Penulisan Laporan Penelitian
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dengan menerapkan pembelajaran active
learning metode card sort yaitu seluruh siswa mengalami peningkatan hasil
belajar (N-gain) dan (100%) mampu mencapai skor belajar > criteria
ketuntasan minimum (KKM 75) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti di
sekolah tersebut.
G. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu :
1. Data kualitatif : hasil observasi guru dalam proses belajar mengajar, hasil
wawancara responden siswa, hasil wawancara guru mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, hasil observasi aktivitas siswa,
dan catatan lapangan.
2. Data Kuantitatif: nilai tes siswa (pre test dan post test), sedangkan sumber
data dalam penelitian ini adalah siswa, guru mata pelajaran dan peneliti.
-
35
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes (pre test dan post test)
Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran active learning
metode card sort untuk mencapai KKM yang ditentukan sekolah. Tes
tertulis berupa pre test dan post test. Pre test yaitu tes yang diberikan
sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai
dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan
diajarkan. Sedangkan post test yaitu tes yang diberikan pada setiap
akhir program satuan pengajaran, tujuan post test adalah untuk
mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan
pengajaran setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran. Soal-soal
pre test dibuat sama dengan soal-soal post test. Tes tersebut dalam
Bentuk tes objektif jenis pilihan ganda sebanyak 20 soal tes. Tes
ini diberikan kepada siswa kelas X Multimedia 1 SMK Paramarta
Tangerang Selatan sebelum dan sesudah aktifitas pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran active learning metode card sort.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrument non tes yang digunakan adalah sebagai berikut :
a) Lembar Observasi
Lembar observasi ini terbagi dua, yaitu lembar observasi guru
kegiatan belajar mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Lembar observasi guru pada Kegiatan Belajar
mengajar digunakan pembelajaran Active Learning metode Card Sort,
apakah terlaksana dengan baik ataukah tidak. Lembar observasi
aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk
mengamati aktivitas siswa pada saat pembelajaran di kelas, serta
mengamati apa saja yang harus diperbaiki pada saat pembelajaran
berlangsung.
-
36
b) Pedoman wawancara
Wawancara adalah salah satu bentuk evaluasi jenis non tes yang
dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun
tidak langsung.8 Dan pada penelitian ini dilakukan wawancara secara
langsung kepada guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti. Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui
kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang diahadapi di
kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan pembelajaran active learning metode card sort
terhadap hasil belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa.
Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran sebelum dan
sesudah penelitian.
c) Catatan Lapangan
Catatan diperlukan untuk mengamati seluruh kegiatan selama
proses pembelajaran berlangsung. Berbagai pengamatan tentang aspek
pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru
dengan siswa, dan aspek lainnya yang perlu dicatat.
d) Dokumentasi
Dokumentasi ini berupa foto dan hasil tes siswa, foto berfungsi
untuk memberikan gambaran aktivitas siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, sedangkan nilai hasil tes berfungsi untuk
mengetahui penguasaan materi yang diajarkan.
8 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Prinsip, Teknik, Prosedur), (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 157
-
37
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil observasi proses pembelajaran, data ini berasal dari hasil observasi
terhadap tindakan pembelajaran.
2. Hasil dokumentasi
Dokumentasi yang dimaksud adalah berupa foto-foto yang diambil pada
saat pembelajaran berlangsung.
3. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi
langsung dengan objek yang diteliti.
4. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan mencatat semua temuan selama
pembelajaran yang diperoleh peneliti yang tidak teramati dalam lembar
observasi. Bentuk temuan ini berupa aktivitas belajar siswa dan
permasalahan yang dihadapi selama pembelajaran.
5. Teknik tes/penilaian
Nilai hasil belajar siswa yang diperoleh pada saat pembelajaran
berlangsung dan diperoleh dari tiap siklus
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik tentunya diperlukan
instrumen yang kualitasnya baik pula. Instrumen yang baik dapat ditinjau
dari validitas. Suatu instrumen disebut valid apabila instrumen tersebut
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti siswa adalah tes formatif
akhir siklus. Validitas yang digunakan untuk instrumen kemampuan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yaitu validitas isi (content
validity). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur
tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
-
38
diberikan.9Validitas isi dilakukan dengan mengkonsultasikan instrumen
tes tersebut kepada para pakar.
K. Analisis Data dan Analisis Interpretasi Data
Data kuantitatif berupa nilai tes (pre test dan post test) pada setiap
siklus. Data-data tersebut peneliti sajikan ke dalam bentuk table, kemudian
data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif berupa nilai
persentase.
Pengujian teknik analisis data untuk nilai tes menggunakan analisis
deskriptif dari tiap siklus dengan menggunakan N-Gain untuk melihat
selisih antara pre test dan post test pada setiap siklus. Gain adalah selisish
antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan
pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan
oleh guru10
Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus
Meltzer.11
N Gain :
Dengan kategori :
g tinggi : nilai (g) > 0,7
g sedang : 0,7 > (g) > 0,3
g rendah : nilai (g) < 0,3
9 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), Cet.
15, h. 82 10
Widiati Suprobowati, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif model Question Student
Have Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa IPS Ekonomi kelas VIII, Penelitian Tindakan
Kelas di SMPN 5 Kota Tangerang Selatan pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012, h. 48,
tidak dipublikasikan
11 Azhar Fakhri Khalid, Penerapan Model Pembelajaran Portofolio Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Siswa Pada Kelas X-1 Akuntansi di SMK Nusantara Ciputat, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013, h.50, tidak dipublikasikan
-
39
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pada siklus I dan hasil yang diharapkan belum
mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan maka akan ditindak lanjuti
dengan melakukan siklus II dengan perencanaan pembelajaran sebagai
berikut :
1. Perencanaan tindakan
Identifikasi terhadap permasalahan pembelajaran yang dijumpai dalam
siklus I serta penentuan dalam alternatif pemecahan atas permasalahan
tersebut. Kemudian dilakukan pengembangan skenario tindakan.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan sesuai skenario yang telah yang telah tercantum
dalam pengajuan konseptual.
3. Observasi tindakan
Kegiatan obesrvasi ini untuk mengumpulkan data-data peneltian dengan
menggunakan instrumen yang telah disusun.
4. Refleksi tindakan
Menganalisa, mengevaluasi, dan refleksi data hasil penelitian. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui apakah dari tindakan yang telah dilakukan
menghasilkan suatu perubahan kea rah yang lebih baik dari siklus I. jika
hasil yang diperoleh sesuai target yang diharapkan, maka penelitian ini
dicukupkan pada siklus kedua ini.
Setelah penelitian tindakan kelas tersebut selesai dilakukan dan
hasil yang diharapkan tercapai yaitu tercapainya KKM untuk seluruh
siswa, maka penelitian akan diakhiri atau dihentikan. Penelitian yang
dilakukan melakukan perencanaan dan persiapan yang matang, sehingga
sangat diharapkan penelitian ini tidak hanya dilakukan pada kelas yang
diteliti saja. Peneliti berharap agar pembaca dan juga guru dapat
melanjutkan penelitian ini dan juga menerapkan strategi-strategi
pembelajaran yang dapat membuat siswa semakin aktif sehingga
meningkatkan keberhasilan belajar dan tercapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
-
40
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Sekolah
a. Letak Geografis SMK Paramarta
SMK Paramarta merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
ada dibawah yayasan pendidikan Paramarta yang terletak di wilayah
tangerang selatan, tepatnya Jln. Jombang Gg. Taqwa No. 70 Jombang
Depan Villa Jombang Baru Ciputat-Tangerang Selatan.
b. Sejarah Singkat Berdirinya SMK Paramarta
SMK Paramarta pertama kali didirikan pada tahun 2001 oleh 5
orang yang Peduli dengan pendidikan. Awal berdirinya ditandai
dengan dibukanya Jurusan administrasi perkantoran Kemudian pada
tahun berikutnya dibuka jurusan akuntansi. Pada tahun-tahun
berikutnya, SMK Paramarta berkembang dengan pesat. Dan ditandai
juga dengan dibukanya jurusan baru yaitu multimedia.
c. Visi, Misi dan Tujuan
1) Visi
Menjadi sekolah yang mantap dalam Imtaq dan unggul dalam
Iptek, serta cinta akan prestasi. Profesional mandiri sesuai dengan
tujuan dunia kerja, mengubah status beban menjadi asset bangsa.
2) Misi
Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang kreatif, memiliki
etos kerja yang terampil dan mampu mengembangkan diri dalam
rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
-
41
d. Tujuan SMK Paramarta
1) Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif,
mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di
DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan
Kompetensi Keahlian pilihannya.
2) Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet
dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja
dan mengembangkan sikap profesional dalam Kompetensi Keahlian
yang diminatinya.
3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari
baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
e. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.1
No Nama Ruang/Area Kerja Jumlah Ruang Luas (m2)
Total
Luas
(m2)
1 2 3 4 5
A Administrasi
1 Ruang Kepala Sekolah 1 9 M2
9 M2
2 Ruang Guru 1 63 M2
63 M2
3 Ruang Pelayanan
Administrasi 1 24 M2
24 M2
4 BP & Osis 1 15 M2 15 M2
B Kegiatan Belajar
-
42
1 Ruang Kelas 14 63 M2 882 M2
2 Ruang
Praktek/Bengkel/Workshop 0 0 0
3 Ruang Lab.
Fisika/Kimia/Biologi
4 Ruang Lab. Bahasa 1 63 M2 63 M2
5. Ruang Praktek Komputer 1 63 M2 63 M2
C Penunjang Pendidikan
1 Ruang Perpustakaan
2 Ruang Unit Produksi
3 Ruang Pramuka, Koperasi,
UKS,dll 1 15 M2 24 M2
4 Ruang Ibadah 1 20 M2 20 M2
D Penunjang Lainnya
1 Ruang Bersama (Aula) - - -
2 Ruang Kantin Sekolah 5 12 60
3 Ruang Toilet
4 Ruang Gudang
-
43
B. Analisis Data
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi
awal di SMK Paramarta Tangerang Selatan. Kegiatan ini merupakan tahap
awal yang dilakukan peneliti untuk mengetahui situasi dan kondisi belajar
tempat penelitian dilakukan. Dalam penelitian pendahuluan ini, peneliti
melakukan wawancara dengan siswa dan guru mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti dan melakukan observasi pada proses
pembelajaran di kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran, untuk mengetahui keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran, untuk mengetahui gambaran umum mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan mengetahui hasil belajar Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti siswa.
Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti1. Berdasarkan observasi dan
wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang selama ini digunakan
adalah dengan metode ceramah, Tanya jawab dan diskusi. Selai