PENERAPAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN …lib.unnes.ac.id/22550/1/1401411106-s.pdf · belajar dalam...
Transcript of PENERAPAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN …lib.unnes.ac.id/22550/1/1401411106-s.pdf · belajar dalam...
i
PENERAPAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN
AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAKUALITAS
PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS VC SDN
PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG
SKRIPSI
diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
Oleh
IIS YUDIS TRISNAWATI
1401411106
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Iis Yudis Trisnawati
NIM : 1401411106
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN
Purwoyoso 03 Kota Semarang
menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri bukan
jiplakan karya tulis orang lain baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat atau
tulisan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik
ilmiah.
Semarang, 19 Maret 2015
Iis Yudis Trisnawati
NIM.1401411106
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Iis Yudis Trisnawati, NIM 1401411106, dengan judul
“Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang”
telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Senin
tanggal : 30 Maret 2015
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Iis Yudis Trisnawati, NIM 1401411106, dengan judul
“Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang”
telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:
hari : Senin
tanggal : 30 Maret 2015
Panitia Ujian Skripsi:
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Barang siapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan
memudahkan orang itu karena ilmu tersebut jalan menuju surga” (HR.Muslim)
”Orang-orang hebat tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi”
(Ernest Newman)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku (Bapak Muh Jianto dan Ibu Sri Daryanti)
yang selalu mendukung, memotivasi, dan mendo’akan.
Almamaterku.
vi
PRAKATA
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena hidayah dan
inayah-Nya, Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Time Token Berbantuan
Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC
SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang” dapat peneliti selesaikan dengan optimal.
Skripsi ini merupakan syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan.
Peneliti mendapat bentuan dan dukungan dari berbagai pihak selama
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan kepada peneliti menyelesaikan studi.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan izin penelitian dan persetujuan pengesahan skripsi ini.
3. Dra. Hartati, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menyusun skripsi.
4. Dra. Arini Estiastuti, M.Pd. Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd. Dosen Penguji utama yang telah
memberikan saran dan bimbingan selama proses penyelesaian skripsi.
6. Drs. Mujiyono, M.P Dosen Penguji I yang telah memberikan saran dan
bimbingan peneliti selama proses penyelesaian skripsi.
7. Sofiyah, S.Pd. Kepala SDN Purwoyoso 03 Semarang yang telah memberikan
izin penelitian.
vii
8. Malikha, S.Pd.SD. Guru kelas VC SDN Purwoyoso 03 Semarang yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian.
9. Keluarga besar SDN Purwoyoso 03 Semarang yang telah membantu selama
pelaksanaan penelitian.
10. Seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan untuk semua
pihak.
Semarang, 19 Maret 2015
Peneliti,
viii
ABSTRAK
Trisnawati, Iis Yudis. 2015. Penerapan Model Time Token Berbantuan
Audiovisual untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas
VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Dra. Arini Esti Astuti, M.Pd.
Pembelajaran IPS memberi bekal kepada siswa untuk mengembangkan
diri sesuai bakat, minat, dan kemampuan, serta berbagai bekal untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Latar belakang masalah, guru kurang
tepat dalam memilih model pembelajaran, kurang menarik perhatian siswa, belum
ada pemerataan kesempatan kepada siswa untuk ikut berkontribusi pada saat
pembelajaran. Sebagian siswa tidak ikut berperan serta dalam pembelajaran dan
hasil belajar siswa rendah dengan ketuntasan klasikal 44%. Rumusan masalah
penelitian adalah bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan guru, aktivitas
siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS di kelas VC SDN Purwoyoso 03
Kota Semarang? Tujuan penelitian adalah meningkatkan keterampilan guru,
aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS menggunakan model
Time Token berbantuan audiovisual kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota
Semarang.
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus
dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek
penelitian adalah guru dan siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Semarang.
Variabel penelitian adalah keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar
siswa. Teknik pegumpulan data menggunakan tes dan nontes. Analisis data
menggunakan analisis kualitatif dan deskripsi kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I
memperoleh skor 21 kriteria baik, meningkat pada siklus II memperoleh skor 27
kriteria baik dan siklus III meningkat dengan memperoleh skor 34 kriteria sangat
baik. (2) aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 15,02 kriteria baik, pada
siklus II memperoleh skor 19,66 kriteria baik dan meningkat pada siklus III
memperoleh skor 22,85 kriteria sangat baik. (3) Hasil belajar dengan ketuntasan
klasikal pada siklus I 60,98%, meningkat pada siklus II menjadi 75,61%, dan
siklus III meningkat menjadi 90,24%.
Simpulan penelitian adalah penerapan model Time Token berbantuan
audiovisual dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar dalam pembelajaran IPS Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Semarang. Saran
dari penelitian ini adalah hendaknya guru dapat menerapkan model pembelajaran
Time Token dan media audiovisual dalam pembelajaran karena dapat
meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
Kata kunci: kualitas pembelajaran, model Time Token, audiovisual.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…............................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... v
PRAKATA....................................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………....……......……........
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………..………............... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
1.2
1.2.1
1.2.2
Rumusan dan Pemecahan Masalah ......................................................................
Rumusan Masalah ................................................................................................
Pemecahan Masalah..............................................................................................
9
9
10
1.3
1.3.1
1.3.2
Tujuan Penelitian ..................................................................................................
Tujuan Umum ……………………….…………………………………………..
Tujuan Khusus……………………….…………………………………………..
11
11
12
1.4
1.4.1
1.4.2
Manfaat Penelitian ................................................................................................
Manfaat Teoretis…………………………..……………………………………..
Manfaat Praktis…………………..……………………………………………....
12
12
13
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………..………….......……... 14
2.1 Kajian Teori .......................................................................................................... 14
2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ....................................................................... 14
2.1.2 Kualitas Pembelajaran .......................................................................................... 16
2.1.3 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial................. ........................................................ 39
2.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif…………………...…….……………………… 47
2.1.5 Model Pembelajaran Time Token.......................................................................... 48
2.1.6 Media Pembelajaran ............................................................................................. 50
2.1.7 Media Audiovisual ............................................................................................... 53
2.1.8 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPS melalui Model Time
Token Berbantuan Audiovisual.............................................................................
58
2.1.9 Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual pada
Pembelajaran IPS...................................................................................................
62
x
2.2 Kajian Empiris ...................................................................................................... 63
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 67
2.4 Hipotesis Tindakan ............................................................................................... 70
BAB III METODE PENELITIAN…………..……………………………................ 71
3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................... 71
3.1.1 Perencanaan .......................................................................................................... 72
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan .......................................................................................... 73
3.1.3 Observasi .............................................................................................................. 73
3.1.4 Refleksi ................................................................................................................. 74
3.2 Siklus Penelitian ................................................................................................... 75
3.2.1 Siklus I .................................................................................................................. 75
3.2.2 Siklus II ................................................................................................................ 79
3.2.3 Siklus III ............................................................................................................... 83
3.3 Subjek Penelitian .................................................................................................. 87
3.4 Tempat Penelitian ................................................................................................. 87
3.5 Variabel Penelitian ............................................................................................... 87
3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 88
3.6.1 Sumber Data ......................................................................................................... 88
3.6.2 Jenis Data .............................................................................................................. 89
3.6.3
3.7
Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................
Teknik Analisis Data ............................................................................................
90
92
3.7.1 Data Kuantitatif .................................................................................................... 92
3.7.2 Data Kualitatif ...................................................................................................... 93
3.8 Indikator Keberhasilan ......................................................................................... 97
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….………....……................ 98
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................................... 98
4.1.1
4.1.2
Deskripsi Data Prasiklus .......................................................................................
Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ....................................................
99
100
4.1.3 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ................................................... 132
4.1.4 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ................................................. 160
4.2 Pembahasan .......................................................................................................... 187
4.2.1 Pemaknaan Temuan Peneliti ................................................................................ 187
4.2.2 Uji Hipotesis ......................................................................................................... 217
4.2.3 Implikasi Hasil Penelitian ..................................................................................... 217
BAB V PENUTUP......................................................................................................... 221
5.1 Simpulan ............................................................................................................... 221
5.2 Saran ..................................................................................................................... 223
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 224
LAMPIRAN..................................................................................................................... 228
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Tabel 4.17
Tabel 4.18
Tabel 4.19
Tabel 4.20
Tabel 4.21
Tabel 4.22
Tabel 4.23
Tabel 4.24
Tabel 4.25
Kriteria Ketuntasan Belajar ............................................................
Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru ......................................
Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa.............................................
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Afektif .........................
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Psikomotorik .............
Nilai Hasil Belajar Prasiklus (Rata-rata Ulangan Harian I,II,III).
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ................................
Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru........................................
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I .......................................
Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa...............................................
Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I ................................
Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus I.........................................
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif.............
Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus I..............................
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ranah Psikomotorik....
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ..............................
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II .....................................
Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus II...............................
Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus II.......................................
Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus II.............................
Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ............................
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ...................................
Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus III.............................
Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus III.....................................
Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus III...........................
Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru .......................
Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa .............................
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif .......................
Hasil Observasi Peningkatan Ranah Afektif ...............................
Hasil Observasi Peningkatan Ranah Psikomotorik ......................
93
94
95
95
96
99
105
106
111
111
115
117
117
120
121
138
143
147
149
152
166
171
176
177
180
188
195
206
208
212
xii
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .............................................................. 69
Bagan 3.1 Bagan Langkah-langkah PTK ....................................................... 71
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18
Gambar 4.19
Gambar 4.20
Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I ................
Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ......................
Diagram Ketuntasan Klasikal Siklus I..........................................
Diagram Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus I.........................
Diagram Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus I...............
Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ..............
Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ....................
Diagram Ketuntasan Klasikal Siklus II ........................................
Diagram Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus II........................
Diagram Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus II..............
Diagram Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III .............
Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ...................
Diagram Ketuntasan Klasikal Siklus III ......................................
Diagram Hasil Observasi Ranah Afektif Siklus III......................
Diagram Hasil Observasi Ranah Psikomotorik Siklus III............
Diagram Hasil Observasi Peningkatan Keterampilan Guru ........
Diagram Hasil Observasi Peningkatan Aktivitas Siswa ..............
Diagram Peninggkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif........
Diagram Hasil Observasi Peningkatan Ranah Afektif..................
Diagram Hasil Observasi Peningkatan Ranah Psikomotorik .......
52
106
112
116
118
121
139
144
148
149
152
167
172
176
178
181
188
196
206
208
213
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Pedoman Penetapan Indikator ....................................................
Kisi-Kisi Instrumen ....................................................................
Instrumen Penelitian ...................................................................
Instrumen Penelitian Siklus I .....................................................
Instrumen Penelitian Siklus II ....................................................
Instrumen Penelitian Siklus III ...................................................
Surat-Surat Penelitian .................................................................
Foto-Foto Penelitian ...................................................................
229
232
236
249
285
320
359
363
1
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempunyai peran penting dalam
mencapai keberhasilan dalam perkembangan anak. Pendidikan bertujuan agar
siswa menjadi warga negara yang berkesadaran tinggi dan bertanggungjawab
terhadap bangsanya. Pendidikan dalam ilmu pengetahuan sosial yaitu memberi
bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan
bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006, mata pelajaran IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai (BSNP,
2006: 582).
2
Pengertian IPS menurut National Council for the Social Studies (NCSS)
pada tahun 1993 (dalam Sapriya, 2014: 10) sebagai berikut.
Social studies the integrated study of the social sciences and
humanities to promote civic competence. Within the school
program, social studies provides coordinated, systematic study
drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology,
economics, geography, history, law, philosophy, political science,
psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content
from the humanities, mathematics, and natural science. The
primary purpose of social studies is to help young people develop
the ability to make informed and reasoned decisions for the public
good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an
interdependent world.
Ilmu pengetahuan sosial adalah studi terintegrasi tentang ilmu-ilmu sosial
dan humaniora untuk membentuk warga negara yang baik/ berkompeten.
Program IPS di sekolah merupakan gambaran kajian sistematis dan koordinatif
dari disiplin ilmu-ilmu sosial seperti antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi,
sejarah, hukum, filsafat, ilmu pengetahuan politik, psikologi, agama, dan
sosiologi, juga yang bersumber dari humaniora, matematika, dan ilmu
pengetahuan alam. Tujuan utama dari ilmu pengetahuan sosial adalah untuk
membantu generasi muda mengembangkan kemampuannya untuk membuat
keputusan-keputusan yang beralasan dan sebagai warga negara yang bertanggung
jawab pada suatu masyarakat yang berbeda budaya, masyarakat demokratis dunia
yang saling tergantung.
Pengertian IPS menurut Hidayati (2008: 1-8) adalah fusi dari disiplin ilmu
Sosial. Pengertian fusi disini, bahwa IPS merupakan bidang studi utuh yang tidak
terpisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu, artinya bidang studi IPS tidak mengenal
3
adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah secara terpisah, melainkan semua
disiplin tersebut diajarkan secara terpadu.
Tujuan pembelajaran IPS menurut (BSNP, 2007: 89) adalah agar peserta
didik: (1) memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang
majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Gross (dalam Solihatin, 2011: 14) tujuan pendidikan IPS adalah untuk
mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya
sebagai bagian dari masyarakat dan mengembangkan kemampuan siswa
menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang
dihadapinya.
Dibutuhkan pola pembelajaran yang mampu mewujudkan tujuan IPS.
Kreatifitas dan kemampuan seorang guru dalam memilih dan menggunakan
berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan
agar pembelajaran IPS mampu memberi bekal kemampuan dan keterampilan
dasar bagi siswa untuk menjadi manusia serta warga negara yang baik. Dalam
pelajaran IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa.
Penekanan pembelajarannya bukan sebatas memberi konsep yang bersifat
hafalan, tetapi pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah
4
dipelajarinya sebagai bekal dalam kehidupan dimasyarakat, serta sebagai bekal
bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Jadi
rancangan pembelajaran oleh guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai
dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang
dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa.
Proses pembelajaran pendidikan IPS dijenjang persekolahan, baik pada
tingkat pendidikan dasar ataupun menengah menurut Susanto (2014: 2-3) perlu
adanya pembaharuan yang serius, karena pada kenyataanya masih banyak model
pembelajaran yang bersifat konvensional, guru lebih cenderung menggunakan
ceramah yang menuntut siswa pada kekuatan ingatan, tanpa mengembangkan
wawasan berfikir dan penyelesaian masalah yang memungkinkan peserta didik
belajar lebih aktif. Selain itu masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran pendidikan IPS, sekalipun berbagai inovasi telah dilakukan tetapi
hasilnya belum memuaskan.
Hasil refleksi peneliti saat melakukan kegiatan PPL mulai dari bulan
Agustus hingga Oktober 2014 di SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang, didapatkan
permasalahan pada kualitas pembelajaran IPS yang belum optimal. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain guru kurang tepat dalam memilih
model pembelajaran, guru juga kesulitan dalam mengelola kelas, dalam
penyampaian materi kurang bisa menarik perhatian siswa, belum ada pemerataan
kesempatan kepada siswa untuk ikut berkontribusi pada saat pembelajaran
berlangsung. Kendala dari faktor siswa yaitu sebagian siswa tidak ikut berperan
serta dalam pembelajaran, hanya siswa yang dominan saja yang ikut memberikan
5
kontribusi baik saat diberikan kesempatan oleh guru maupun saat diskusi
kelompok. Guru belum memanfaatkan media yang mampu menarik perhatian
siswa sehingga kualitas pembelajaran IPS di kelas VC menjadi kurang optimal.
Hasil rata-rata tiga kali ulangan harian mata pelajaran IPS, diperoleh nilai
terendah 38,33 sedangkan nilai tertinggi 85. Sebanyak 41 siswa yang mencapai
nilai diatas KKM hanya 18 siswa (44%) sedangkan 23 siswa (56%) nilainya
dibawah KKM yaitu 70. Dari data hasil belajar tersebut, maka perlu diadakan
perbaikan kualitas pembelajaran karena lebih dari 50% dari keseluruhan siswa
kelas VC SDN Purwoyoso 03 kurang pemahaman pada materi IPS yang
mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.
Mengatasi hal tersebut, guru bersama kolabolator menetapkan alternatif
tindakan untuk meningktakan kualitas pembelajaran IPS dengan menerapkan
model Time Token berbantuan audiovisual. Model pembelajaran Time Token
dapat meningkatkan aktivitas siswa dengan cara memberi kesempatan kepada
siswa secara merata memberikan kontribusi saat pembelajaran berlangsung juga
dapat mengatasi hambatan pemerataan yang sering terjadi saat diskusi kelompok,
serta dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan model
pembelajaran kooperatif. Penggunaan media audiovisual dapat menarik perhatian
siswa dalam memahami materi persiapan kemerdekaan Indonesia yang sifatnya
abstrak jika hanya disampaikan secara lisan saja, maka media audiovisual ini
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk
kata-kata, tertulis atau lisan belaka), maka penggunaan media audiovisual dapat
membantu siswa melihat peristiwa di masa lampau secara nyata. Melalui media
6
audiovisual maka, siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan serta
dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Kelebihan model pembelajaran Time Token menurut Shoimin, (2014: 216)
antara lain: (1) mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi; (2)
siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali; (3) siswa menjadi
aktif dalam kegiatan pembelajaran; (4) meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi; (5) melatih siswa mengungkapkan pendapatnya; (6)
menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi,
memberi masukan, dan keterbukaan terhadap kritik. Sedangkan kekurangan
penerapan model pembelajaran Time Token menurut Sahrudin (2012) adalah
siswa yang aktif akan dibatasi oleh jumlah kupon yang diberikan guru.
Penggunaan media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk
mempermudah penyampaian materi sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Media pembelajaran merupakan alat bantu proses belajar mengajar atau segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemampuan atau keterampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar. Salah satu jenis media yaitu media audiovisual. Media audiovisual
menyajikan suatu peristiwa atau benda yang konkrit/ lebih nyata. Menurut
Anitah,dkk (2013: 6.30) media audiovisual merupakan kombinasi audio dan
visual atau biasa disebut media pandang dengar.
7
Kelebihan media audiovisual menurut Arsyad (2014: 154) antara lain: (1)
paling mudah diproduksi; (2) serba guna, mudah digunakan, dan cukup efektif
dalam pembelajaran kelompok atau perorangan dan belajar mandiri; (3) dapat
menginformasikan atau mendorong lahirnya respons emosional; (4) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan media audiovisual dapat
membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran dan memberikan motivasi serta
membangkitkan minat siswa untuk lebih giat belajar.
Penelitian ini diperkuat dengan penelitian tentang pembelajaran kooperatif
yang sebelumnya dilakukan oleh Ebrahim, yang berjudul: “The Effect Of
Cooperative Learning Strategies On Elementary Students’ Science Achievement
And Social Skills In Kuwait (Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Dasar di
Kuwait)”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: Analisis dari nilai hasil
belajar dan keterampilan sosial siswa menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif secara signifikan lebih banyak memberi efek positif pada hasil belajar
dan keterampilan sosial siswa.
Penelitian tentang penerapan media audiovisual yang dilakukan oleh
Casado, yang berjudul: “Audiovisual material as educational innovation strategy
to reduce anxiety response in students of human anatomy (Penerapan
Audiovisual sebagai Strategi Inovasi Pendidikan untuk Mengurangi Respon
Kecemasan Siswa pada Materi Anatomi Manusia)”. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa: penggunaan audiovisual sebagai pengantar pada
pembelajaran anatomi manusia, dapat memberikan gambaran anatomi manusia
8
yang nyata, sehingga dapat mengurangi reaksi takut yang dialami siswa sebelum
siswa praktek secara langsung mengenai anatomi manusia.
Penelitian tentang penerapan model pembelajaran Time Token yang
dilakukan oleh Harja, yang berjudul: “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas
V dalam Pembelajaran IPS melalui Model Time Token di SDN 04 Terandam
Padang”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: (1) aktivitas berdiskusi
siswa kelas V di SDN 04 Terandam Padang dapat meningkat dengan
menggunakan model Time Token pada siklus 1 persentasenya sebesar 33,33%
meningkat pada siklus II menjadi 86,10%; (2) aktivitas menjawab pertanyaan
siswa kelas V di SDN 04 Terandam Padang dapat meningkat dengan
menggunakan model Time Token pada siklus I persentasenya sebesar 52,77%
meningkat pada siklus II menjadi 80,55%; (3) aktivitas mengemukakan pendapat
siswa kelas V di SDN 04 Terandam Padang dapat meningkat dengan
menggunakan Time Token pada siklus I persentasenya sebesar 38,88% meningkat
pada siklus II menjadi 80,55%; (4) persentase aktivitas guru pada siklus I yaitu
72,22% dan pada siklus II 87,03%, berarti sudah mencapai target yang ditetapkan
yaitu 80%. Tes akhir siklus berupa ulangan harian juga sudah dapat dikatakan
meningkat dari 72,22% pada siklus I menjadi 88,88% pada siklus II dan ini
berarti sudah mencapai target yang di tetapkan yaitu 80% serta mampu mencapai
KKM yang diinginkan yaitu 70. Penelitian tersebut menunjukkan adanya
peningkatan kualitas pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Manfaat dari penelitian ini adalah menambah wawasan pengetahuan guru
tentang model pembelajaran inovatif dan menerapkan model pembelajaran
9
inovatif tersebut untuk memperbaiki keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran IPS dapat meningkat serta menumbuhkan minat belajar sehingga
hasil belajar siswa meningkat, serta memberi motivasi kepada pihak sekolah
melakukan inovasi pembelajaran sebagai upaya untuk mengembangkan kualitas
pembelajaran di sekolah.
Peneliti mengkaji melalui penelitian tindakan kelas dengan judul
“Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang”
1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Rumusan masalah umum penelitian ini adalah “Bagaimanakah cara
meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso
03 Kota Semarang?”.
Rumusan masalah khusus penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut.
1) Bagaimanakah cara meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS
KD 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model
pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN
Purwoyoso 03 Kota Semarang?
2) Bagaimanakah cara meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS
KD 2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model
10
pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN
Purwoyoso 03 Kota Semarang?
3) Bagaimanakah cara meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPS KD
2.2 menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model
pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN
Purwoyoso 03 Kota Semarang?
1.2.2 Pemecahan Masalah
Aletrnatif tindakan yang dapat dilakukan melalui model pembelajaran
Time Token berbantuan audiovisual. Adapun langkah–langkah model
pembelajaran Time Token menurut Shoimin (2014: 216) yang diterapkan dalam
pembelajaran:
1) guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi;
2) guru memberi tugas kepada siswa;
3) guru memberi sejumlah kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon pada
setiap siswa;
4) guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara
atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat
tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainya. siswa yang telah habis
kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus
bicara sampai semua kuponnya habis;
5) guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.
11
Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Time Token berbantuan audiovisual pada pembelajaran IPS, yaitu:
1) siswa mengamati slide dan video yang berhubungan dengan materi;
2) siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai slide suara dan video yang
ditayangkan;
3) siswa berkelompok, sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa dalam
masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kupon bicara
dengan waktu ±30 detik per kupon (jumlah kupon bergantung pada sukar
tidaknya tugas yang diberikan);
4) setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, siswa harus
menempelkan kupon bicara pada papan Time Token;
5) jika kupon yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh bicara lagi
sampai semua temannya juga menghabiskan kupon mereka;
6) jika semua kupon telah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok boleh
mengambil kesempatan untuk membagi kupon lagi dan mengulangi prosedur
kembali;
7) siswa mengamati PPT yang berisikan tentang materi diskusi
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS melalui model pembelajaran Time Token berbantuan
audiovisual pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang.
12
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS KD 2.2
menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui
model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas
VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang.
2) Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS KD 2.2 menghargai
jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model pembelajaran
Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN
Purwoyoso 03 Kota Semarang.
3) Meningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPS KD 2.2 menghargai
jasa dan peranan tokoh perjuangan masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui model pembelajaran
Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN
Purwoyoso 03 Kota Semarang.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1.4.1 Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis
dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh selama di perkuliahan. Selain itu
juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca sebagai referensi dalam
menindak lanjuti hasil penilaian yang berbeda.
13
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Guru
Implementasi model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual di
SD diharapkan dapat mendorong para guru agar dapat mengadakan modifikasi
pembelajaran dengan menerapkan dan melakukan inovasi pembelajaran sehingga
dapat tercipta suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan dengan metode yang bervariasi.
1.4.2.2 Bagi Siswa
Penerapan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual,
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dan menumbuhkan minat belajar
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.4.2.3 Bagi Sekolah
Penelitian ini mampu memberi motivasi kepada pihak sekolah untuk
selalu melakukan inovasi pembelajaran sebagai upaya untuk mengembangkan
kualitas pembelajaran di sekolah.
14
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI
2.1.1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Belajar berasal dari kata ajar yang berarti mencoba yaitu kegiatan mencoba
sesuatu yang belum atau tidak diketahui. Belajar merupakan sebuah proses yang
kompleks, terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih
bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat, yang ditandai adanya:
bertambahnya jumlah pengetahuan, adanya kemampuan mengingat, adanya
penerapan pengetahuan, menyimpulkan makna, menafsirkan dan menyimpulkan
sesuai dengan realitas, adanya perubahan sebagai pribadi (Siregar, 2014 : 3).
Djamarah (2011: 13), belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa dan raga
untuk mendapatkan suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
afektif, dan psikomotor. Rifa’i (2011: 82), menjelaskan bahwa belajar merupakan
proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencakup
segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
dan kepribadian seseorang.
Proses belajar dapat terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan
lingkungannya. Sehingga belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, salah
15
satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adanya perubahan tingkah laku
pada diri seseorang (Arsyad, 2014: 1).
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu belajar untuk
mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar
untuk hidup bersama (learning to live together), dan belajar untuk menjadi
(learning to be). Keseluruhan pilar tersebut harus bisa diterapkan pada saat
kegiatan belajar mengajar di sekolah baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
(UNNESCO dalam Anitah, 2013: 2.6)
Siregar (2014: 17) pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang
dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan
kejadian intern yang berlangsung pada siswa. Ciri – ciri pembelajaran adalah
merupakan upaya sadar dan disengaja, pembelajaran harus membuat siswa
belajar, tujuan pembelajaran harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang meliputi isi,
waktu, proses, maupun hasilnya terkendali .
Piaget (dalam Dimyati, 2013: 14), langkah–langkah pembelajaran adalah
menentukan topik pembelajaran, mengembangkan aktivitas kelas dengan topik
pembelajaran yang telah dipilih, mengemukakan pertanyaan pada proses
pemecahan masalah, menilai setiap kegiatan pembelajaran, memperhatikan
keberhasilan dan melakukan revisi.
Peneliti menyimpulkan, bahwa belajar adalah suatu proses usaha dalam
rangka mencapai perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku
seseorang, yang terjadi akibat adanya interaksi terus menerus dengan
16
lingkungannya. Pembelajaran adalah usaha untuk mencapai perubahan perilaku
pada peserta didik yang direncanakan oleh pendidik. Di dalam usaha tersebut
menggambarkan aktivitas peserta didik dan guru serta menerapkan prinsip
pemberian penguatan bagi peserta didik yang saling mempengaruhi.
2.1.2. Kualitas Pembelajaran
Kualitas dapat dimaknai dengan istilah mutu atau keefektifan. Efektivitas
belajar adalah tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Pencapaian tujuan tersebut
berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap
melalui proses pembelajaran. Aspek–aspek efektivitas belajar, adalah peningkatan
pengetahuan, peningkatan keterampilan, perubahan sikap, perilaku, kemampuan
adaptasi, integrasi, partisipasi, dan interaksi kultural. Hal ini penting untuk
dimaknai bahwa kualitas pembelajaran ditentukan oleh efekivitasnya dalam upaya
pencapaian kompetensi belajar (Daryanto, 2010: 58–59).
Departemen Pendidikan Nasional (2004: 8-10), merumuskan indikator
kualitas pembelajaran dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain: perilaku
pembelajaran oleh pendidik (dosen/guru), perilaku dan dampak belajar peserta
didik, iklim belajar, materi, media, dan sistem pembelajaran yang berkualitas.
Disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan tingkat keberhasilan
yang dicapai siswa dalam pembelajaran dengan peran bimbingan dari guru yang
ditandai dengan meningkatnya pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan
sikap siswa ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
sudah direncanakan.
17
Peneliti membatasi kualitas pembelajaran yang akan diteliti menjadi 3 fokus,
yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Hal ini dikarenakan,
bersumber dari 3 fokus inilah kualitas pembelajaran dapat terlihat. Dengan
keterampilan guru dalam pengkondisian kelas, penggunaan media, serta
penggunaan model pembelajaran yang inovatif, aktivitas siswa tentu saja akan
mengalami perbaikan, sehingga berdampak pula pada hasil belajar yang
didapatkan siswa.
2.1.2.1. Keterampilan Guru dalam Pembelajaran
Guru adalah variabel bebas yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Hal
ini disebabkan karena guru adalah sutradara sekaligus aktor dalam proses
pengajaran. Kompetensi profesional yang dimiliki guru sangat mempengaruhi
kualitas pembelajaran. Kompetensi adalah kemampuan dasar yang dimiliki guru,
baik bidang kognitif, seperti penguasaan bahan, bidang, sikap, seperti mencintai
profesinya, dan bidang perilaku seperti keterampilan mengajar, penggunaan
metode-metode pembelajaran, menilai hasil belajar siswa (Hamdani 2011: 79).
Guru harus menguasai keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan
pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar yang dikuasai guru ikut menentukan
berhasil atau tidaknya suatu pembelajaran. Mulyasa (2013: 69), keterampilan
mengajar guru adalah kompetensi professional yang cukup kompleks, sebagai
integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Sedangkan
menurut Anitah (2013: 7.1), keterampilan dasar mengajar guru adalah suatu
keterampilan yang menuntut latihan yang terprogram untuk menguasainya,
18
keterampilan ini perlu dikuasai oleh semua guru guna meningkatkan kualitas
proses pembelajaran.
Peneliti menyimpulkan, keterampilan mengajar adalah usaha yang
dilaksanakan oleh guru melalui bahan pengajaran yang diarahkan kepada siswa
agar dapat membawa perubahan baik kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Keterampilan dasar mengajar dalam program pengajaran dikelas terdiri dari :
2.1.2.1.1. Keterampilan Dasar Bertanya
Bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berpikir
siswa, selain itu kesempatan siswa untuk berfikir juga sangat penting karena
kemampuan anak berbeda-beda oleh karena itu jangan terlalu cepat mengalihkan
pertanyaan kesiswa lain (Djamarah 2010: 99).
Turney (dalam Mulyasa, 2013: 70), bertanya adalah kegiatan yang terdapat
dalam kegiatan sehari-hari untuk memperoleh informasi mengenai hal-hal yang
belum diketahui. Keterampilan bertanya bertujuan untuk memperoleh informasi
untuk memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berfikir.
Pertanyaan yang diberikan bisa bersifat suruhan maupun kalimat yang menuntut
respon siswa. Tujuan dari menguasai keterampilan bertanya untuk
membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran dan
perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran.
Tujuan dari pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa adalah merangsang
kemampuan berfikir siswa, membantu siswa dalam belajar, mengarahkan siswa
pada tingkat interaksi belajar yang mandiri, meningkatkan kemampuan berfikir
19
siswa, membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
(Hasibuan, 2009: 62).
2.1.2.1.2. Keterampilan Dasar Memberi Penguatan
Djamarah (2010: 99), memberikan penguatan dapat diartikan dengan
tingkah laku guru dalam merespon secara positif suatu tingkah laku tertentu siswa
yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. Guru dapat
memberikan penguatan kepada siswa yang menggagu, guru dapat memberikan
berbagai komponen penguatan kepada siswa yang bertingkah laku yang wajar
kepada siswa yang lain untuk menjadi teladan.
Turney (dalam Mulyasa, 2013: 77), penguatan (reinforcement) merupakan
respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan
terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan berupa respon positif (pujian)
ditujukan terhadap perilaku yang baik sehingga frekuensinya berulang atau
bertambah, sedangkan respon negatif (hukuman) ditujukan terhadap frekuensi
perilaku yang buruk sehingga frekuensinya berkurang.
Komponen-komponen di dalam keterampilan memberi penguatan adalah
penguatan verbal, penguatan gestural, penguatan dengan cara mendekati,
penguatan dengan sentuhan, penguatan dengan memberikan kegiatan yang
menyenangkan, penguatan berupa tanda atau benda. Selain itu terdapat prinsip
penguatan yang hendaknya digunakan oleh seorang guru saat proses pembelajaran
adalah penuh kehangatan dan keantusiasan, menghindari penggunaan respons
negative, bermakna bagi siswa, dapat bersifat pribadi atau kelompok.
(Hasibuan, 2009: 58).
20
2.1.2.1.3. Keterampilan Dasar Menggunakan Variasi
Hasibuan, (2009: 64), menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan
guru dalam konteks proses belajar–mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan
siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan
ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi empat
komponen, yakni variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media
dan sumber belajar, variasi dalam pola interaksi dan variasi dalam kegiatan
(Mulyasa, 2013: 78).
Penelitian ini, menggunakan variasi mengajar berupa media yang dapat
menarik perhatian siswa terhadap materi. Arsyad (2014: 9) semakin banyak alat
indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar
kemungkinan informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam
ingatan. Oleh karena itu peneliti menggunakan media audiovisual.
2.1.2.1.4. Keterampilan menjelaskan
Menjelaskan berarti menyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara
sistematis dengan tujuan menunjukkan hubungan. Penjelasan guru harus berfokus
pada inti pelajaran, keterangan guru menarik perhatian siswa, keterangan guru
mudah ditangkap oleh siswa (Djamarah, 2010: 99).
Turney (dalam Mulyasa, 2013: 80), menjelaskan adalah mendeskripsikan
secara lisan tentang suatu benda, keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu
dan hukum-hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting
21
yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru
untuk memberikan penjelasan.
Prinsip–prinsip yang diperlukan oleh guru dalam menjelaskan materi, adalah
penjelasan dapat dilakukan diawal, ditengah atau diakhir pembelajaran, penjelasan
dapat diselingi tanya jawab, materi penjelasan harus bermakna bagi siswa
(Hasibuan, 200 : 70).
2.1.2.1.5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Membuka dan menutup pelajaran merupakan dua kegiatan rutin yang
dilakukan guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran. Keterampilan
membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan
kesiapan mental dan menarik perhatian peserta didik secara optimal, agar mereka
memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang akan disajikan (Turney dalam
Mulyasa, 2013: 83).
Hasibuan (2009: 73), membuka pelajaran dapat diartikan tidakan yang
dilakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menarik
perhatian siswa agar fokus terhadap pembelajaran. Sedangkan menutup
pembelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti dengan
memberikan ulasan pembelajaran pada hari ini, mengetahui pencapaian siswa,
tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan untuk:
1) Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa dalam pembelajaran.
2) Memungkinkan siswa mengetahui batas–batas tugasnya yang akan dikerjakan.
3) Memberitahu siswa pendekatan yang digunakan selama pembelajaran.
22
4) Memberikan kemungkinan pada siswa untuk dapat mengaitkan fakta,
keterampilan, dan konsep pada suatu peristiwa.
5) Memungkinkan siswa dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam
pelajaran.
2.1.2.1.6. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Mulyasa (2013: 92), pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan
suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap setiap peserta didik dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru
dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Hasibuan (2009: 77) menjelaskan bahwa membimbing diskusi kelompok
kecil diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang
hanya melayani 3 – 8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk
perorangan. Peran guru dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan adalah
organisator, sumber informasi untuk siswa, pendorong bagi siswa untuk belajar,
membantu kesulitan belajar siswa, penyedia materi.
2.1.2.1.7. Keterampilan mengelola kelas
Hasibuan (2009: 82) menjelaskan bahwa mengelola kelas merupakan
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal, dan mampu mengembalikan kondisi kelas menjadi optimal jika terdapat
gangguan dengan mendisiplinkan kelas maupun melakukan remedial.
Turney, mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal, keterampilan untuk mengembalikan
23
pada kondisi belajar yang optimal serta mengendalikannya jika terjadi gangguan
dalam pembelajaran. Komponen keterampilan mengelola kelas antara lain:
1. keterampilan yang bersifat preventif berkaitan dengan usaha mencegah
terjadinya gangguan dengan cara menunjukkan sikap tanggap, membagi
perhatian, memusatkan perhatian, memberi petunjuk yang jelas, menegur dan
memberi penguatan;
2. keterampilan yang bersifat represif berkaitan dengan usaha mengatasi
gangguan yang muncul dengan cara memodifikasi tingkah laku, pengelolaan
kelompok, menemukan, dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah (Mulyasa, 2013: 91).
2.1.2.1.8. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Mulyasa (2013: 89), diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur
dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil
kesimpulan dan memecahkan masalah Keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi
sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Keterampilan
membimbing diskusi kelompok kecil terdapat beberapa komponen yaitu
memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, memperluas masalah
atau urunan pendapat, menganalisis pandangan siswa, meningkatkan partisipasi
siswa, menyebarkan kesempatan berpartisipasi, dan menutup diskusi.
Hasibuan (2009: 88), berpendapat bahwa mengajar kelompok kecil dapat
diartikan sebagai suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa
24
dalam interaksi tatap kooperatif secara optimal yang bertujuan untuk berbagi
informasi, mengambil keputusan atau memecahkan masalah.
Disimpulkan bahwa keterampilan guru merupakan suatu kompetensi yang
harus dikuasi guru dalam proses pembelajaran IPS melalui model Time Token
berbantuan audiovisual, untuk menuju guru yang baik salah satunya adalah harus
dapat menguasai keterampilan-keterampilan tersebut sebagai bekal dalam
mengajar di kelas. Delapan keterampilan di atas menjadi pedoman ketika guru
mengadakan kegiatan belajar mengajar IPS kelas VC di SDN Purwoyoso 03 Kota
Semarang. Pada penelitian ini, keterampilan guru dan indikatornya disesuaikan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token berbantuan audiovisual
(Hasibuan,2009: 58-89), sebagai berikut. .
1. Keterampilan membuka pembelajaran dengan menggunakan media
audiovisual.
1) Menarik perhatian siswa
2) Menimbulkan motivasi.
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran
4) Membuat kaitan antara pendahuluan dengan inti pelajaran.
2. Keterampilan bertanya menggunakan media audiovisual.
1) Pertanyaan yang disampaikan guru jelas.
2) Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas lebih dahulu, baru menunjuk salah
satu siswa.
3) Pemindahan giliran pertanyaan secara merata diantara para siswa.
4) Pemberian waktu berfikir pada anak untuk menjawab pertanyaan.
25
3. Keterampilan menjelaskan menggunakan media audiovisual.
1) Memberikan ilustrasi yang relevan dengan materi lewat tayangan media
audiovisual.
2) Menjelaskan materi dengan media audiovisual menggunakan kalimat yang
jelas dan mudah dipahami.
3) Menjelaskan materi menggunakan media audiovisual sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator yang telah dirumuskan.
4) Mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan lewat
tayangan media audiovisual.
4. Keterampilan menggunakan variasi menggunakan media audiovisual.
1) Guru memberi variasi dalam nada suara, volume suara, kecepatan bicara.
2) Guru menggunakan variasi media pembelajaran.
3) Guru memberikan tekanan pada butir-butir yang penting.
4) Media yang digunakan dapat menarik minat siswa
5. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil menggunakan model Time
Token.
1) Membagi perhatian secara merata.
2) Membimbing siswa dalam kegiatan diskusi sesuai prosedur Time Token.
3) Memberi waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab
permasalahan.
4) Mendorong siswa untuk saling bekerjasama dalam kegiatan diskusi sesuai
prosedur Time Token.
26
6. Keterampilan mengelola kelas.
1) Mengkondisikan siswa secara fisik dan psikis.
2) Menegur siswa yang mengganggu pembelajaran.
3) Memusatkan siswa pada kegiatan pembelajaran yang sedang dilaksanakan.
4) Menciptakan interaksi belajar positif dengan siswa.
7. Ketarampilan guru mengajar kelompok kecil dan perorangan menggunakan
model Time Token.
1) Membimbing siswa untuk berpikir.
2) Mendorong siswa menyampaikan pendapatnya menggunakan Time Token.
3) Mendengarkan pendapat yang disampaikan siswa.
4) Memberi respon pada jawaban/ pendapat siswa.
8. Keterampilan memberi penguatan.
1) Memberikan penguatan secara verbal berupa kata-kata.
2) Memberikan penguatan secara gestural berupa gerakan, tepuk tangan, atau
acungan jempol.
3) Memberikan penguatan dengan sentuhan dirambut atau pundak.
4) Memberikan penguatan dengan tanda/ benda berupa stiker.
9. Keterampilan menutup pelajaran.
1) Siswa bersama guru menarik kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
2) Melaksanakan refleksi.
3) Memberikan evaluasi.
4) Memberikan tindak lanjut berupa pemberian tugas.
27
2.1.2.2. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran
Anitah, (2013: 2.13) proses belajar merupakan suatu rangkaian kegiatan
dalam belajar, esensinya adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan siswa dalam
upaya mengubah perilaku yang dilakukan secara sadar melalui interaksi dengan
lingkungan. Salah satu faktor yang dominan untuk dipertimbangkan dalam
melakukan proses belajar adalah siswa itu sendiri. Siswa merupakan individu
yang utuh sekaligus sebagai makhluk sosial yang memiliki potensi yang berbeda-
beda.
Djamarah (2011: 38) berpendapat bahwa belajar bukanlah berproses dalam
kehampaan. Tidak pula pernah sepi dari berbagai aktivitas. Tidak pernah terlihat
orang yang belajar tanpa melibatkan aktivitas raganya. Sedangkan Dierich dalam
Hamalik (2006: 172) membagi aktivitas belajar dalam delapan kelompok, yaitu:
aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas
menggambar, aktivitas metrik, aktivitas mental, aktivitas emosional, komponen-
komponen masing-masing aktivitas, yaitu:
1) Aktivitas visual.
Komponen-komponennya: membaca, mengamati, dan mempelajari gambar.
2) Aktivitas lisan (oral).
Komponen-komponennya: mengajukan pertanyaan, memberi saran, dan
mengemukakan pendapat.
28
3) Aktivitas mendengarkan.
Komponen-komponennya: mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan
penjelasan teman satu kelompok, dan mendengarkan penjelasan kelompok
lain.
4) Aktivitas menulis.
Komponen komponennya: menulis laporan, mengerjakan tes, dan menulis
rangkuman.
5) Aktivitas menggambar.
Kompenen-kompenennya: misalnya menggambar, membuat grafik, peta,
dan diagram.
6) Aktivitas motorik.
Komponen-komponennya: melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model mereparasi, bermain, berkebun, dan beternak.
7) Aktivitas mental.
Komponen-komponennya: mengingatkan teman, memecahkan masalah,
membuat keputusan, dan kerjasama.
8) Aktivitas emosional.
Komponen-komponennya: berani, fokus, minat.
Peneliti menyimpulkan, bahwa aktivitas belajar adalah rangkaian kegiatan
yang dilakukan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga menimbulkan
perubahan perilaku belajar pada diri siswa baik yang tampak maupun yang tidak
tampak. Peneliti memutuskan untuk memilih aktivitas visual, aktivitas oral,
29
aktivitas mendengarkan, aktivitas menulis, aktivitas mental, dan aktivitas
emosional yang digunakan dalam penelitian ini.
Indikator aktivitas siswa yang dilakukan dalam pembelajaran IPS dengan
menerapkan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada
berbagai kegiatan (Hamalik, 2006: 172), sebagai berikut.
1. Melaksanakan kegiatan pembelajaran awal dengan tertib (aktivitas
emosional, lisan, mental).
1) Mempersiapkan seluruh perlengkapan belajar.
2) Memberikan tanggapan pada apersepsi yang diberikan guru.
3) Siswa bersemangat mengikuti pembelajaran.
4) Siswa menyampaikan pengetahuan awal yang dimiliki sesuai dengan
isi materi.
2. Memperhatikan media (aktivitas visual, mendengarkan, mental).
1) Memperhatikan tayangan dari awal audiovisual yang ditampilkan
sampai akhir.
2) Bertukar pendapat dengan teman saat penayangan berlangsung.
3) Pandangan fokus saat video yang ditayangkan.
4) Mencatat hal-hal penting dari video yang ditayangkan.
3. Mengajukan pertanyaan (aktivitas lisan, emosional, mental).
1) Berani bertanya tentang materi yang kurang dipahami.
2) Bertanya dengan suara yang jelas.
3) Pertanyaan yang diajukan relevan dengan materi.
4) Bertanya dengan sikap yang baik dan sopan.
30
4. Menjawab pertanyaan dari guru (aktivitas lisan, mental, emosional).
1) Berani menjawab pertanyaan dari guru.
2) Sering menjawab pertanyaan dari guru.
3) Jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.
4) Menjawab pertanyaan dari guru dengan kalimat yang jelas.
5. Melakukan diskusi kelompok menggunakan Time Token (aktivitas lisan,
mental, motorik, mendengarkan).
1) Mengungkapkan pendapat saat diskusi kemudian menempelkan kartu
bicara pada papan Time Token.
2) Menanggapi pendapat teman kemudian menempelkan kartu bicara
pada papan Time Token.
3) Memecahkan permasalahan dan memberi saran positif pada
kelompoknya.
4) Bekerjasama dengan anggota kelompok.
6. Melaporkan hasil diskusi kelompok (aktivitas lisan, menulis, mental).
1) Menyampaikan laporan hasil diskusi di depan kelas.
2) Jelas dalam menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
3) Siswa merespon tanggapan yang muncul.
4) Menulis rangkuman hasil diskusi.
7. Melakukan refleksi (aktivitas lisan, mental, emosional).
1) Mencatat hasil refleksi.
2) Berani menyampaikan hasil refleksi.
3) Menyampaikan hasil refleksi secara runtut.
31
4) Refleksi yang dibuat sesuai dengan materi yang telah dipelajari.
Siswa melakukan berbagai aktivitas dalam kegiatan pembelajaran tersebut,
diharapkan dapat membangun pengetahuannya sendiri tentang konsep-konsep
materi pembelajaran dengan bantuan guru. Keberhasilan siswa dalam belajar
berdasarkan pada aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran.
2.1.2.3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah
mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut
berdasarkan pada materi yang telah dipelajari oleh siswa, oleh karena itu apabila
siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang
diperoleh adalah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan
perilaku yang harus dicapai oleh siswa setelah melaksanakan aktivitas belajar
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran (Rifa’i 2011: 85).
Anitah, (2013: 2.19) hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses
yang telah dilakukan dalam belajar. Kulminasi akan selalu diiringi dengan
kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus menunjukan suatu perubahan tingkah
laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap,
fungsional, positif, dan disadari. Hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan
berpikir kritis dan ilmiah anak Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil
berdasarkan:
1) kemampuan membaca, mengamati, materi yang disampaikan guru;
2) kemampuan mengidentifikasi berdasarkan substansi yang dibaca, didengar
atau diamati;
32
3) kemampuan mengorganisasi hasil–hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut
pandang perbedaan dan persamaan.
Kemampuan tersebut sudah dapat diterapkan secara menyeluruh khususnya
pada kelas tinggi. Sehingga pada penelitian di kelas VC SDN Purwoyoso 03
dapat menggunakan teori ini dalam mengkaji hasil belajar siswa.
Bloom (dalam Poerwanti. 2008: 1.23), mengelompokkan kemampuan
manusia kedalam dua ranah utama yaitu ranah kognitif dan non-kognitif. Ranah
non-kognitif dibedakan menjadi dua kelompok yaitu ranah afektif dan ranah
psikomotor. Setiap ranah diklasifikasikan secara berjenjang mulai dari yang
sederhana sampai pada yang kompleks.
2.1.2.3.1 Ranah Kognitif
Ranah kognitif memegang tempat utama yang sangat penting yang
merupakan tujuan pengajaran di sekolah, aspek kognitif yang sudah direvisi
dibedakan atas enam jenjang (Bloom dalam Mohamad: 2011)
https://www.academia.edu/6274013/Revisi_Taksonomi_Bloom, yaitu:
1) Mengingat (C1)
Jenjang ini seseorang dituntut dapat mengenali atau mengetahui
adanya konsep, fakta, istilah tanpa harus mengerti atau dapat
menggunakannya. Kata-kata operasional yang digunakan, yaitu:
mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasikan, mendaftarkan,
menjodohkan, menyebutkan, menyatakan, dan mereproduksi.
33
2) Memahami (C2)
Kemampuan ini menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang
diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.
Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga, yakni; (a) menterjemahkan, (b)
menginterpretasikan, dan (c) mengekstrapolasi. Kata-kata operasional yang
digunakan antara lain: memperhitungkan, memperkirakan, menduga,
menyimpulkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik
kesimpulan.
3) Mengaplikasikan (C3)
Jenjang kognitif ini menuntut kesanggupan menggunakan ide-ide umum,
tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam
situasi baru dan konkret. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain:
mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan,
memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, dan
menggunakan.
4) Menganalisis (C4)
Jenjang kognitif ini menuntut seseorang untuk dapat menguraikan suatu
situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen
pembentuknya. Kemampuan analisis diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu; (a) analisis unsur, (b) analisis hubungan, (c) analisis
prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kata-kata operasional yang umumnya
34
digunakan antara lain: memperinci, mengilustrasikan, menyimpulkan,
menghubungkan, memilih, dan memisahkan.
5) Mengevaluasi (C5)
Jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang
baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh
dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme. Kata operasional yang
digunakan terdiri dari: mengkatagorikan, memodifikasikan,
merekonstruksikan, mengorganisasikan, menyusun, membuat design,
menciptakan, menuliskan, dan menceritakan.
6) Mencipta (C6)
Jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menilai suatu situasi,
keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. Hal
penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga
siswa mampu mengembangkan kriteria, standar atau ukuran untuk
mengevaluasi sesuatu. Kata-kata operasional yang dapat digunakan antara
lain: menafsirkan, menentukan, menduga, mempertimbangkan,
membenarkan, dan mengkritik.
Adapun Indikator ranah kognitif adalah :
1) menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan
(C2);
2) mendeskripsikan peristiwa persiapan kemerdekaan (C2);
3) mendeskripsikan peristiwa Rengasdengklok (C2);
4) menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia (C1);
35
5) menyebutkan peran PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia (C1);
6) menjelaskan proses perumusan dasar negara (C2);
7) menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia (C1);
8) menentukan peran tokoh-tokoh dalam kemerdekaan Indonesia (C3);
9) memaparkan cara menghargai jasa pahlawan (C4).
2.1.2.3.2 Ranah Afektif
Secara umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang
menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar
tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian
menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah
lakunya. Jenjang kemampuan dalam ranah afektif, sebagai berikut.
1) Menerima (Receiving), diharapkan siswa peka terhadap eksistensi fenomena
atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran
kemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Kata-kata operasional
yang digunakan antara lain: menanyakan, memilih, mendeskripsikan,
memberikan, mengikuti, menyebutkan.
2) Menjawab (Responding), siswa tidak hanya peka pada suatu fenomena,
tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan
siswa untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan. Kata-
kata operasional yang digunakan antara lain: menjawab, membantu,
melakukan, membaca, melaporkan, mendiskusikan, dan menceritakan.
3) Menilai (valuing), diharapkan siswa dapat menilai suatu obyek, fenomena
atau tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten. Kata-kata operasional
36
yang digunakan antara lain; melengkapi, menerangkan, membentuk,
mengusulkan, mengambil bagian, memilih, dan mengikuti.
4) Organisasi (organization), tingkat ini berhubungan dengan menyatukan
nilainilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan masalah, membentuk
suatu sistem nilai. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain:
mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan,
menggeneralisasikan, dan memodifikasikan.
Indikator dalam ranah afektif yaitu membentuk karakter siswa yang meliputi:
1. disiplin, indikatornya membiasakan hadir tepat waktu, mematuhi aturan
diskusi kelompok dengan model Time Token, menyelesaikan soal tepat
waktu, menjalankan tata tertib kelas;
2. tanggung jawab, indikatornya mengerjakan tugas yang diberikan guru
dengan penuh tanggung jawab, membuat laporan diskusi sesuai dengan
petunjuk guru, memberikan konstribusi dan berperan aktif dalam diskusi
kelompok, menjaga suasana diskusi yang kondusif;
3. toleransi, indikatornya menghargai pendapat teman dalam pembelajaran,
mendengarkan saat teman bertanya atau berpendapat, memberikan
kesempatan bertanya pada teman ketika berdiskusi, menjaga suasana
yang harmonis dengan kelompok lain;
4. mandiri, indikatornya mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru,
mengungkapkan pendapat sesuai pengetahuannya, mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru dengan mandiri, memahami materi secara
mandiri (Fitri, 2012: 23).
37
Pada tingkat ranah afektif ini, siswa memiliki sistem nilai yang telah
mengendalikan perilakunya dalam waktu cukup lama sehingga mampu
mengembangkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya.
2.1.2.3.3 Ranah Psikomotorik
Berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan waktu
sekurang-kurangnya 30 menit. Kata operasional untuk aspek psikomotor harus
menunjuk pada aktualisasi kata-kata yang dapat diamati, yang meliputi:
1. muscular or motor skill; mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil,
melompat, menggerakkan, dan menampilkan,
2. manipulations of materials or objects; mereparasi, menyusun,
membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk,
3. neuromuscular coordination; mengamati, menerapkan, menghubungkan,
menggandeng, memadukan, memotong, menarik, dan menggunakan,
Indikator dalam aspek psikomotorik pada anak, lebih menekankan pada
unjuk kerja (keterampilan berbicara) selama pembelajaran (Sugiarto, 2013: 7),
dengan indikator sebagai berikut.
1. Bertanya.
1) Bertanya dengan jelas.
2) Pertanyaan yang diajukan berbobot.
3) Pertanyaan sesuai dengan materi.
4) Waktu yang dibutuhkan untuk bertanya ≥ 30 detik.
38
2. Menyampaikan pendapat.
1) Menyampaikan pendapat dengan jelas.
2) Pendapat yang disampaikan berbobot.
3) Menyampaikan pendapat secara runtut.
4) Waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan pendapat ≥ 30 detik.
3. Berdiskusi.
1) Beperan aktif dalam memecahkan masalah.
2) Menjaga situasi kondusif dalam kelompok.
3) Keaktifan memberikan ide dalam membuat laporan diskusi.
4) Waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan pendapat ≥ 30 detik.
4. Presentasi hasil diskusi.
1) Membacakan hasil diskusi.
2) Mempresentasikan hasil diskusi dengan percaya diri.
3) Menjawab pertanyaan yang diajukan untuk kelompok diskusi.
4) Waktu yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan ≥ 30 detik.
Peneliti menyimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu yang
diperoleh siswa berkat usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai
aspek kehidupan. Keberhasilan belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran
dapat diwujudkan dengan nilai.
39
2.1.3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
2.1.3.1. Pengertian IPS
Istilah Ilmu Pengetahuan Sosial sebenarnya sudah melekat pada diri masing-
masing individu dengan kadar yang berbeda sejak lahir, namun secara formal baru
dikenal setelah memasuki jenjang pendidikan formal. Hidayati (2008: 1.19)
hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah telaah tentang manusia dan
dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup bersama dengan
sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus mengahadapi tantangan-
tantangan yang berasal dari lingkungannya maupun sebagai hidup bersama. IPS
memandang manusia dari berbagai sudut pandang. IPS merupakan bidang studi
utuh yang tidak terpisah-pisah dalam kotak-kotak disiplin ilmu yang ada, artinya
bahwa bidang studi IPS tidak mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi,
sejarah terpisah, melainkan semua dipadukan menjadi satu bernama IPS,
dikarenakan mata pelajaran tersebut mempunyai ciri– ciri yang sama.
Ilmu pengetahuan sosial atau IPS menurut Somantri (dalam Sapriya, 2014:
11) adalah seleksi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan
dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis
untuk tujuan pendidikan.
Saidiharjo (dalam Taneo, 2010: 1.8), IPS merupakan hasil kombinasi atau
perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, sejarah,
antropologi, dan politik. Mata pelajaran tersebut mempunyai ciri-ciri yang sama,
oleh karena itu dipadukan menjadi satu bidang studi yaitu Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS).
40
Peneliti menyimpulkan, IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama
dengan sesamanya, dengan tetangganya dari lingkungan dekat sampai yang jauh.
Bagaimana keserasian hidup dengan lingkungannya baik dengan sesama manusia
maupun lingkungan alamnya. Bagaimana mereka melakukan aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain bahan kajian atau bahan belajar
IPS adalah manusia dan lingkungannya.
2.1.3.2. Tujuan IPS
Tujuan pembelajaran IPS menurut BSNP (2007: 175), agar peserta didik: (1)
memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir
logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
social, dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama
dan berkompetisi dalam masyarakat, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Tujuan utama pengajaran IPS adalah untuk memperkaya dan
mengembangkan kehidupan anak didik dengan mengembangkan kemampuan
dalam lingkungannya dan melatih anak didik untuk menempatkan dirinya dalam
masyarakat yang demokratis, serta menjadikan negaranya sebagai tempat hidup
yang lebih baik (Taneo 2010: 1.27).
Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmadja (dalam Hidayati 2008:
1.24) adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi
dirinya serta bagi masyarakat dan negara”. IPS memberikan kesempatan kepada
41
anak untuk memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ideide,
konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa
yang akan datang. Sikap belajar tersebut diarahkan pada pengembangan motivasi
untuk mengetahui, berimaginasi, minat belajar, kemampuan merumuskan
masalah, dan hipotesis pemecahannya, keinginan melanjutkan eksplorasi IPS
sampai ke luar kelas, dan kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan data.
Melalui pengajaran IPS, diharapkan siswa dapat memiliki sikap peka dan
tanggap untuk bertindak secara rasional dan bertanggung jawab dalam
memecahkan masalah-masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupannya.
2.1.3.3. Karakteristik IPS
Karakteristik mata pelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang
bersifat monolitik. Sadeli (dalam Hidayati (2008: 1-26) menyatakan bahwa bidang
studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu.
Pengertian terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari Ilmu-ilmu Sosial
yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu. Karena IPS
terdiri dari disiplin Ilmu-ilmu Sosial, dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai
ciri-ciri khusus atau karakterisitik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi
lainnya.
Karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini
dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya.
42
2.1.3.3.1. Materi IPS
Dilihat dari sudut materi mempelajari IPS pada hakekatnya adalah
menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik
dan sosial-budaya). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis
sehari-hari di masyarakat. Menurut Mulyono (dalam Hidayati, 2008: 1.26)
ada beberapa sumber materi IPS meliputi: (1) segala sesuatu atau apa saja
yang ada dan terjadi di sekitar; (2) kegiatan manusia; (3) lingkungan
geografi dan budaya; (4) kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan
manusia, sejarah yang dimulai dari sejarah lingkungan terdekat sampai yang
terjauh, tentang tokoh-tokoh, dan kejadian-kejadian yang besar; (5) anak
sebagai sumber materi.
Materi IPS yang dikaji dalam penelitian ini yaitu persiapan
kemerdekaan Indonesia. Dengan rincian pembahasan sebagai berikut.
1. Usaha Bangsa Indonesia Memperoleh Kemerdekaan.
1) Pembentukan BPUPKI.
2) Pembentukan PPKI.
3) Peristiwa Rengasdengklok.
4) Perumusan Teks Proklamasi.
5) Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
2. Sidang-Sidang BPUPKI dan PPKI (proses perumusan dasar negara).
1) Pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 diselenggarakan sidang BPUPKI
yang pertama.
2) Tanggal 10-16 Juli 1945 sidang kedua BPUPKI.
43
3) Sidang PPKI pertama tanggal 18 Agustus 1945 mengesahkan
rumusan dasar negara Indonesia dalam pembukaan UUD 1945.
3. Tokoh-tokoh yang Berperan Dalam Kemerdekaan.
Tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan yaitu: 1) Ir. Soekarno;
2) Drs. Moh. Hatta; 3) Ahmad Soebarjo;4) Ibu Fatmawati; 5)Sutan Syahrir;
6) Laksamana Maeda; 7) Sukarni; 8) Sayuti Melik; 9) Dr. KRT. Radjiman
Wedyodiningrat.
4. Menghargai Jasa-Jasa Pahlawan.
Ada beberapa cara mengenang dan menghormati jasa para pahlawan,
di antaranya sebagai berikut.
1) Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara
mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa para
pahlawan.
2) Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan
semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
3) Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan
sehari-hari.
4) Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun
Indonesia supaya lebih maju (Syamsiyah, 2008: 99).
2.1.3.3.2. Strategi Penyampaian Pengajaran IPS.
Dilihat dari strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagian besar
adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan:
44
anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan
dunia.
Masyarakat dan lingkungannya, selain menjadi sumber materi IPS
sekaligus juga menjadi laboratoriumnya. Pengetahuan konsep, teori-teori
IPS yang diperoleh anak di dalam kelas dapat dicocokkan sekaligus
diterapkan dalam kehidupannya sehari-hari di lingkungan masyarakat
(Hidayati, 2008: 1.27).
2.1.3.3.3. Ruang Lingkup IPS
Kurikulum Pengetahuan Sosial SD dan MI, ruang lingkup mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial meliputi aspek KTSP 2006: (1) sistem
sosial dan budaya; (2) manusia, tempat, dan lingkungan; (3) perilaku
ekonomi dan kesejahteraan; (4) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; 5)
sistem berbangsa dan bernegara.
Penelitian ini menekankan pada ruang lingkup waktu dan sistem
bernegara yang menerangkan tentang usaha-usaha persiapan kemerdekaan.
Materi ini merupakan kejadian yang telah terjadi di masa lampau, yaitu pada
tahun 1945, serta menerangkan awal mula kemerdekaan Negara Indonesia
yang ditandai oleh pembacaaan Naskah Proklamasi.
2.1.3.3.4. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena
basis dari disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia
nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic
science ditentukan setelah diobservasi, dan diungkapkan secara filosofis.
45
Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan (skills) lainnya
untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik (Winataputra,
2004: 1.39).
Sardjiyo (2008: 1.28) tujuan pendidikan IPS di SD sebagai berikut.
1) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna
dalam kehidupannya kelak di masyarakat.
2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi,
menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial
yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan
sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta
bidang keahlian.
4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif
dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang
menjadi bagian dari kehidupan tersebut.
5) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan
kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Karakteristik yang dapat diidentifikasi pada siswa SD berdasarkan kelas-
kelas yang terdapat di SD. Hidayati (2008: 1.29) karakteristik anak SD
sebagai berikut.
46
1. Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3).
1) Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
2) Suka memuji diri sendiri.
3) Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya
tidak penting.
4) Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang
menguntungkan dirinya.
5) Suka meremehkan orang lain.
2. Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
1) Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari.
2) Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis.
3) Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus.
4) Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi
belajarnya di sekolah.
Disimpulkan bahwa pembelajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan
fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata yang disajikan dalam bentuk
synthetic science. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar tersebut mempunyai tujuan
untuk membekali peserta didik agar memiliki pengetahuan dan dapat
mengembangkan pengetahuan tersebut dalam lingkungan masyarakat. Sedangkan
ruang lingkup ilmu pengetahuan mencakup manusia hubungannya dengan
masalah sosial dan gejala sosial di masyarakat.
47
2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas. Model pembelajaran kooperatif dapat
menumbuhkan pembelajaran yang efektif dengan bercirikan: (1) memudahkan
siswa belajar sesuatu yang bermanfaat, seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep,
dan bagaimana dapat hidup berdampingan dengan sesama manusia; (2)
pengetahuan, nilai dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten dalam
memberikan penilaian. Pembelajaran kooperatif tidak bisa disamakan dengan
sekedar belajar dalam kelompok. Pelaksanaan prosedural model pembelajaran
kooperatif dengan benar akan menciptakan pengelolaan kelas lebih efektif
(Suprijono, 2014: 46).
Shoimin (2014: 216), pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
yang sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh
ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab
bersama, pemberian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu,
dalam belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan saling
berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Kegiatan
pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu
mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan atau inquiri dengan anggota
kelompok 4 – 5 orang siswa.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang terdiri dari dua orang atau
lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan tiap anggota
48
kelompok yang memberi kesempatan bekerja sama dengan siswa lain untuk
mencapai tujuan bersama.
2.1.5. Model Pembelajaran Time Token
Time Token adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif. Pengaplikasian
model pembelajaran Time Token ini dengan cara berkelompok, yang dalam
pembelajaran ini mengajarkan keterampilan sosial untuk menghindari siswa
mendominasi pembicaraan atau menghindari siswa diam sama sekali dalam
berdiskusi. Guru memastikan semua anggota kelompok telah menguasai materi
pembelajaran yang diberikan. Kemudian siswa melaksanakan tes atas materi yang
diberikan dan mereka harus mengerjakan sendiri tanpa bantuan siswa lainnya
(Shoimin, 2014: 216).
Model pembelajaran Time Token menurut Aqib (2014: 33) adalah
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial,
selain itu juga untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa
diam sama sekali.
Langkah–langkah model pembelajaran Time Token yang diterapkan dalam
pembelajaran meliputi:
1) guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi;
2) guru memberi tugas kepada siswa;
3) guru memberi sejumlah kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon
pada setiap siswa;
4) guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara
atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat
49
tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainya. siswa yang telah habis
kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus
bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua
anak menyampaikan pendapatnya;
5) guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa
(Shoimin, 2014: 216).
Kelebihan model pembelajaran Time Token menurut Huda (2013: 241):
1) mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasi;
2) menghindari dominasi siswa yang pandai berbicara atau yang tidak sama
sekali;
3) membantu siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran;
4) meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara);
5) melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya;
6) melatih siswa untuk terbiasa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberi
masukan, dan memiliki keterbukaan terhadap kritik;
7) mengajak siswa untuk mencari solusi permasalahan secara bersama-sama;
8) tidak memerlukan banyak media pembelajaran.
Model Time Token digunakan untuk melatih dan mengembangkan
keterampilan komunikasi dan sosial antar siswa. Guru memberikan kupon
berbicara/kupon bicara pada setiap siswa dengan waktu yang sudah ditentukan.
Sebelum berbicara siswa menyerahkan satu kupon untuk setiap kali berbicara.
Siswa dapat tampil kembali setelah bergiliran dengan siswa lain. Siswa yang
50
kupon bicaranya habis tidak boleh berbicara lagi, dan siswa yang masih
mempunyai kupon bicara harus berbicara sampai kupon bicaranya habis.
2.1.6. Media Pembelajaran
Pembelajaran dapat mencapai tujuan jika pesan yang disampaikan oleh guru
dapat sampai kepada siswa, sehingga membutuhkan suatu perantara atau media
pembelajaran. Media pembelajaran menurut Anitah (2013: 6.11) merupakan
penghubung dari pesan-pesan pembelajaran yang disampaikan oleh guru kepada
siswa dengan maksud agar pesan–pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan
tepat sesuai dengan tujuannya.
Daryanto (2010: 4) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat
merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan peserta didik dalam kegiatan
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Manfaat media pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas:
1) memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis;
2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indra;
3) menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta
didik dan sumber belajar;
4) memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestetiknya;
5) memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.
51
Sudirman (dalam Djamarah, 2010: 126-128) prinsip pemilihan media
pembelajaran dibagi dalam tiga kriteria, sebagai berikut.
1) Tujuan pemilihan. Memilih media yang akan digunakan harus berdasarkan
maksud dan tujuan pemilihan yang jelas. Pemilihan media untuk
pembelajaran, untuk informasi yang lebih umum atau untuk sekedar hiburan
mengisi waktu kosong. Lebih spesifik lagi, untuk pengajaran individual
dengan sasaran anak TK, SD, SMP, SMA, tuna rungu, masyarakat pedesaan,
atau masyarakat kota. Tujuan pemilihan ini berkaitan dengan kemampuan
berbagai media.
2) Karakteristik media pengajaran. Setiap media mempunyai karakteristik
tertentu, baik dilihat dari segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun
cara penggunaannya sehingga guru harus memiliki keterampilan pemilihan
media pengajaran.
3) Alternatif pilihan. Memilih pada hakikatnya adalah proses membuat
keputusan dari berbagai alternatif pilihan. Guru dapat menentukan pilihan
media yang akan digunakan untuk mengajar dengan cara
membandingkannya.
Prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media
pembelajaran menurut Solihatin (2011: 32) adalah sebagai berikut.
1) Setiap jenis media memiliki kelebihan dan kelemahan. Tidak ada jenis
media yang cocok untuk segala macam proses belajar dan dapat mencapai
semua tujuan belajar.
52
2) Penggunaan beberapa terlalu banyak sekaligus dalam suatu kegiatan
pembelajaran, justru akan membingungkan siswa dan tidak akan
memperjelas pelajaran.
3) Penggunaan media harus dapat memperlakukan siswa secara aktif.
4) Sebelum media digunakan harus direncanakan secara matang dalam
penyusunan rencana pelajaran.
5) Hindari penggunaan media yang hanya dimaksudkan sebagai selingan atau
sekedar pengisi waktu kosong.
6) Harus senantiasa dilakukan dengan persiapan yang cukup sebelum
penggunaan media.
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Dale (dalam Arsyad 2014: 14) penggunaan media pembelajaran seringkali
menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman (cone of experience), yang
membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru
dan audiovisual. Pada Gambar 2.1 Edgar Dale melukiskan bahwa semakin
kongkret siswa mempelajari bahan pelajaran, maka semakin banyaklah
53
pengalaman yang didapatkan. Tetapi sebaliknya, jika semakin abstrak siswa
mempelajari bahan pelajaran maka semakin sedikit pula pengalaman yang akan
didapatkan oleh siswa.
Peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebuah perantara
untuk penyampaian materi dari guru kepada siswa sehingga tercapai tujuan
pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran yang lebih konkrit atau dengan
pengalaman langsung maka informasi pada proses pembelajaran yang
disampaikan guru kepada siswa akan tersampaikan dengan baik. Akan tetapi
sebaliknya jika penggunaan media pembelajaran semakin abstrak maka siswa
menghadapi kesulitan dalam memahami apa yang disampaikan oleh guru.
2.1.7. Media Audiovisual
Informasi pada proses pembelajaran yang disampaikan guru kepada siswa
akan tersampaikan dengan baik jika adanya kombinasi, seperti media audiovisual.
Anitah (2013: 6.30) media audiovisual merupakan kombinasi audio dan visual
atau biasa disebut media pandang dengar. Penggunaan media ini akan semakin
lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa, selain dari itu media
ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru.
Kelebihan media audiovisual menurut Arsyad (2014: 154) antara lain:
1) paling mudah diproduksi;
2) serba guna, mudah digunakan, dan cukup efektif dalam pembelajaran
kelompok atau perorangan dan belajar mandiri;
3) dapat menginformasikan atau mendorong lahirnya respons emosional;
4) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
54
Media audiovisual menurut Djamarah (2010: 124-126) dibagi menjadi 4
jenis, yaitu:
1) Audiovisual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam
seperti film bingkai suara, film rangkai suara, dan cetak suara.
2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti film suara dan video kaset.
3) Audiovisual murni, yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari
satu sumber seperti film video kaset.
4) Audiovisual tidak murni, yaitu unsur suarra dan unsur gambarnya berasal
dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur
gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suara bersumber dari
tape recorder. Contoh lainnya adalah film strip suara dan cetak suara.
Arsyad (2014: 30) menjelaskan bahwa pengajaran melalui audiovisual
adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan
dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata atau
simbol-simbol yang serupa. Adapun jenis-jenis media audiovisual adalah sebagai
berikut.
1) Soundslide (film bingkai bersuara)
Sound slide atau film bingkai bersuara merupakan film bingkai yang
dikombinasikan dengan suara. Program kombinasi film bingkai suara pada
umunya berkisar antara 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar yang
bervariasi dari 10 sampai 100 buah lebih. Slide bersuara dapat dibuat dengan
55
menggunakan gabungan dari berbagai aplikasi komputer seperti: power
point dan windows movie maker.
2) Film dan Video
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame yang
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis, sehingga pada layar
terlihat gambar tersebut hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian
sehingga memberi visual yang berkelanjutan. Sama halnya dengan film,
video dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama
dengan suara alamaiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film dan video
menggambarkan sebuah gambar hidup dan suara memberinya daya tarik
tersendiri.
3) Televisi
Dewasa ini televisi dimanfaatkan untuk keperluan pendidikan dengan
mudah dapat dijangkau melalui siaran dari udara dan dapat dihubungkan
melalui satelit. Dengan demikian ada dua jenis pengiriman (penyiaran)
gambar dan suara yaitu penyiaran langsung kejadian atau peristiwa yang kita
saksikan dan penyiaran program yang telah direkam di atas pita film atau
video. Penggunaan media televisi mempunyai kelebihan seperti kita
menyaksikan peristiwa di satu tempat seakan-akan mengamati dan
menjalani pengalaman kehidupan nyata.
4) Komputer
Komputer memiliki kemampuan untuk menggabungkan dan
mengendalikan berbagai peralatan lainnya seperti CD Player, video tape dan
56
audio tape. Disamping itu, komputer dapart merekam, menganalisis dan
memberi reaksi kepada respon yang diinput oleh pemakai atau siswa.
Penggunaan media audiovisual sangat mendukung dalam pelaksanaan
pembelajaran IPS. Penggunaan media audiovisual ini dalam pembelajaran IPS
dapat membangkitkan minat siswa ketika menerima pelajaran. Selain itu dengan
menggunakan media audiovisual ketika proses pembelajaran akan membantu
siswa dengan mudah untuk memahami materi yang sedang dipelajari.
Media yang digunakan dalam penelitian ini untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran IPS di SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang yaitu media audiovisual
yang berupa soundslide/ video.
2.1.7.1 Soundslide (Slide Bersuara)
Inovasi dalam pembelajaran yang dapat digunakan adalah menggunakan
media slide bersuara yang efektif membantu siswa dalam memahami konsep yang
abstrak menjadi lebih konkrit (mengkonkritkan suatu yang bersifat abstrak).
Menggunakan slide bersuara sebagai media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat menyebabkan semakin banyak indra siswa yang terlibat
(penglihatan dan pendengaran), semakin banyak indra yang terlibat, maka siswa
lebih mudah memahami suatu konsep. Slide suara dalam penelitian ini dibuat
dengan menggunakan aplikasi computer berupa windows movie maker (Ryan,
2012). http://ryanpangeran.blogspot.com/2012/12/media-audio-visual_26.
57
Sulaiman (2011), kelebihan penggunaan media slide bersuara sebagai
berikut.
1) Gambar yang di proyeksikan secara jelas akan lebih menarik perhatian.
2) Pemakaian tidak terikat oleh waktu.
3) Urutan gambar (film bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan.
4) Film bingkai dapat digunakan sendiri atau digabung dengan suara/
rekaman.
5) Film bingkai dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di
tempat lain.
Peneliti menyimpulkan bahwa menggunakan media slide bersuara ini dapat
membantu penyampaian materi yang abstrak dapat menjadi konkrit, dengan
bantuan dua indra, yaitu indra penglihatan dan indra pendengaran. Pada penelitian
ini menggunakan tiga slide dalam tiga siklus pembelajaran, meliputi: usaha-usaha
persiapan proklamasi; peran BPUPKI, PPKI, perumusan Dasar Negara; dan
tokoh-tokoh proklamator.
2.1.8. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran IPS melalui Model Time
Token Berbantuan Audiovisual
Salah satu landasan teoritik pendidikan modern termasuk dalam model Time
Token berbantuan audiovisual adalah teori pembelajaran kognitif dan
konstruktivisme. Pendekatan ini pada dasarnya menekankan pentingnya siswa
membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif proses belajar
58
mengajar. Proses belajar mengajar lebih diwarnai student centered dari pada
teacher centered.
Teori belajar yang mendasari pembelajaran IPS melalui model Time Token
berbantuan audiovisual adalah:
1. Teori belajar kognitif Piaget
Teori kognitif lebih menekankan proses belajar dari pada hasil belajar,
sehingga belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan
respon melainkan melibatkan proses berfikir yang kompleks (Siregar. 2014:
30). Sedangkan menurut pendapat Piaget (dalam Rifa’I 2011: 26)
menyatakan bahwa perkembangan kognitif manusia terdiri dari empat tahap,
sebagai berikut.
(1) Tahap sensorimotorik (sensorimotor intelligence), yang terjadi dari
lahir sampai usia 2 tahun. Pada tahap ini bayi menyusun pemahaman
indera dan gerakan motorik mereka. Bayi hanya memperlihatkan pola
reflektif untuk beradaptasi dengan dunia dan menjelang akhir tahap ini
bayi menunjukkan pola sensorimotorik yang lebih kompleks.
(2) Tahap praoperasional (preoperational thought), yang terjadi dari usia 2
sampai 7 tahun. Pada tahap ini lebih bersifat simbolis, egoisentris dan
intuitif, sehingga tidak melibatkan pemikiran operasional. Pemikiran
tahap ini terbagi menjadi dua sub-tahap, yaitu simbolik dan intuitif.
Bayi belum mampu berpikir konseptual namun perkembangan kognitif
telah dapat diamati.
59
(3) Tahap operasional kongkrit (concrete operation), yang terjadi dari usia
7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini anak mampu mengoperasionalkan
berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. Pada tahap
ini juga berkembang daya mampu anak berpikir logis untuk
memecahkan masalah kongkrit.
(4) Tahap operasional formal (formal operation), yang terjadi dari usia 7
sampai 15 tahun. Pada tahap ini anak sudah mampu berpikir abstrak,
idealis, dan logis. Kecakapan kognitif mencapai puncak perkembangan.
Anak mampu memprediksi, berpikir tentang situasi hipotesis, tentang
hakekat berpikir serta mengapresiasi struktur bahasa dan berdialog.
Bergaul, mendebat, berdalih adalah sisi bahasa remaja yang merupakan
cerminan kecakapan berpikir abstrak dalam atau melalui bahasa.
2. Teori belajar konstruktivisme
Teori konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik harus
menemukan dan menstransformasikan informasi kompleks ke dalam dirinya
sendiri. Teori ini memberikan implikasi bahwa peserta didik harus terlibat
aktif dalam kegiatan pembelajaran (Rifa’i, 2011: 137).
Menurut pendapat Siregar (2014: 39) menyatakan bahwa teori
konstruktivisme memahami belajar sebagai proses pembentukan
(konstruksi) pengetahuan oleh si belajar secara individu. Siregar juga
menambahkan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari
seorang guru kepada siswanya, melainkan membutuhkan usaha siswa untuk
dapat memahami pelajaran yang diberikan oleh seorang guru.
60
Gagasan konstruktivisme mengenai pengetahuan dapat dirangkum
sebagai berikut (Suprijono, 2014: 30).
1) Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu
merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.
2) Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang
perlu untuk pengetahuan.
3) Pengetahuan dibentuk dalam struktur konsep seseorang. Struktur konsep
membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku dalam berhadapan
dengan pengalaman-pengalaman seseorang.
Ciri–ciri teori belajar konstruktivisme yang dikemukakan oleh Driver
dan Oldham (dalam Siregar. 2014: 39) seperti berikut.
1) Orientasi
Siswa diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan motivasi untuk
mempelajari sebuah topik pelajaran dengan memberi kesempatan kepada
siswa untuk melakukan observasi.
2) Elisitasi
Siswa diberi kesempatan untuk menggungkapkan segala bentuk ide yang
dipunyainya dengan diskusi secara berkelompok, menulis, atau pun
membuat sebuah poster.
3) Restrukturisasi ide
Siswa diberi kesempatan untuk dapat menelaah ide baru dari orang lain
serta mengevaluasi ide yang telah dimilikinya.
61
4) Penggunaan ide baru
Siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan ide baru yang
didapatnya.
5) Review
Siswa diberi kesempatan untuk mengaplikasikan ide yang didapat perlu
direvisi dengan menambahkan atau mengubah ide tersebut.
Disimpulkan bahwa sebelum merancang pembelajaran, seorang guru harus
menguasai sejumlah teori tentang belajar. Penguasaan teori itu dimaksudkan agar
guru mampu mempertanggung jawabkan secara ilmiah perilakunya dalam
mengajar, dan apa yang akan diajarkannya pada peserta didik. Dalam penelitian
ini teori yang mendukung model Time Token berbantuan audiovisual diantaranya
adalah teori kognitif dan konstruktivisme.
Teori kognitif dalam model Time Token berbantuan audiovisual
menyatakan bahwa siswa belajar melalui partisipasi aktif untuk memperoleh
pengalaman dan menemukan konsep dan prinsip pengetahuan sendiri melalui
diskusi secara kelompok.
Teori konstruktivisme dalam model Time Token berbantuan audiovisual,
siswa harus mengamati dan mentransformasikan materi yang disajikan melalui
media audiovisual melalu diskusi serta dapat membangun pemahaman sehingga
dapat berpartisipasi aktif dalam diskusi. Dalam hal ini siswa membangun sendiri
pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar dan mengajar
serta pemerataan keaktifan siswa.
62
2.1.9. Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual pada
Pembelajaran IPS
Tahapan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Time Token
berbantuan audiovisual pada pembelajaran IPS, yaitu:
1) siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran;
2) siswa mengamati slide dan video yang berhubungan dengan materi;
3) siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai slide suara dan
video yang ditayangkan;
4) siswa berkelompok, sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap
siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga
buah kupon bicara dengan waktu ±30 detik per kupon (jumlah kupon
bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan);
5) setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat,
siswa harus menempelkan kupon bicara pada papan Time Token;
6) jika kupon yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh bicara
lagi sampai semua temannya juga menghabiskan kupon mereka;
7) jika semua kupon telah habis, sedangkan tugas belum selesai,
kelompok boleh mengambil kesempatan untuk membagi kupon lagi
dan mengulangi prosedur kembali;
8) siswa mengamati PPT yang berisikan tentang materi diskusi;
9) guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa.
Penggunaan model Time Token berbantuan audiovisual dapat meningkatkan
minat dan motivasi belajar siswa dengan penggunaan kupon berbicara sehingga
63
siswa dapat lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung, maka
pembelajaran akan lebih bermakna dan diharapkan siswa mampu mencapai nilai
diatas KKM.
2.2 Kajian Empiris
Penelitian ini didasarkan pada jurnal hasil penelitian yang sudah dilakukan
terhadap model Time Token berbantuan audiovisual dalam meningkatkan
pembelajaran. Adapun hasil penelitian tersebut adalah:
1) Bilgin, yang berjudul: “The Effect of Cooperative Learning Approach Based
on Conceptual Change Condition on Students' Understanding of Chemical
Equilibrium Concepts (Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Berbasis Konseptual untuk Merubah Pemahaman Siswa terhadap Konsep
Kesetimbangan Kimia”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: siswa
dalam kelompok eksperimen memiliki pemahaman, hasil belajar tentang
konsep kesetimbangan kimia, dan keterampilan proses dalam memecahkan
masalah yang lebih baik dibandingkan hasil dari kelompok kontrol. Jadi,
penerapan pembelajaran kooperatif meningkatkan pemahaman, hasil belajar
dan keterampilan proses pada siswa, sehingga penelitian tersebut dapat
dijadikan pendukung penelitian ini.
2) Miranti, yang berjudul: “Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV pada Pembelajaran IPS melalui Model Time Token di SDN 04
Kinawai Batusangkar”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: (1)
penerapan model Time Token pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan
partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan yaitu dari 45,83% pada siklus I
64
meningkat menjadi 75% pada siklus II; (2) penerapan model Time Token pada
pembelajaran IPS dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam mengemukakan
pendapat yaitu dari 45,83% pada siklus I meningkat menjadi 75% pada siklus
II; (3) penerapan model Time Token pada pembelajaran IPS dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif(pemahaman) yaitu dari
38,78% pada siklus I meningkat menjadi 83,33% pada silklus II. Jadi,
penerapan model Time Token dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam
menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan hasil belajar siswa pada
aspek kognitif, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung
penelitian ini.
3) Nurhayati, yang berjudul: “Peningkatan Aktivitas Belajar melalui Model Time
Token IPS kelas IV SD Negeri 06 Pontianak”. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa: Hasil observasi bahwa pada visual activities pada siklus
I 64,29%, Siklus II 78,58%, siklus III 91,07% kategori “sangat tinggi”. Oral
Activities siklus I 50%, siklus II 69,05%, siklus III 86,90% kategori “sangat
tinggi”. Listening Activities siklus I 62,50%, siklus II 83,93%, siklus III
94,64% kategori “sangat tinggi”. Mental Activities siklus I 42,85%, siklus II
66,67%, dan siklus III 85,71% kategori “sangat tinggi”. Emosional Activities
siklus I 67,86%, siklus II 85,72%, siklus III 98,21% kategori “sangat tinggi”.
Jadi, penerapan model Time Token dapat meningkatkan
visual activities, oral activities, listening activities, mental activities dan
emosional activities, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung
penelitian ini.
65
4) Wahyuni, yang berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Time Token Arends untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Globalisasi”.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat meningkatnya persentase
pemahaman siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan pemahaman
dibuktikan dengan diperoleh nilai rata-rata sebelum tindakan (prasiklus) yaitu
63.54 dengan ketuntasan klasikal 37%. Pada siklus I nilai rata-rata kelas
meningkat mencapai 71,3 dengan ketuntasan klasikal 63%. Setelah tindakan
pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 78,8 dengan ketuntasan
klasikal 85%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Time Token Arends dapat meningkatkan
pemahaman tentang globalisasi. Jadi, penerapan model Time Token Arends
dapat meningkatkan pemahaman siswa yang ditandai kenaikan ketuntasan
klasikal dari siklus I ke siklus II, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan
pendukung penelitian ini.
5) Setiawan, yang berjudul: “Penggunaan Media Audio Visual pada
Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD”. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi
peningkatan aktivitas belajar siswa, dapat dilihat dari rata-rata persentase
keaktifan belajar siswa secara klasikal pada siklus I yaitu (53,84%) dan pada
siklus II (76,91%), peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar (23,07%).
Sementara itu meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata
hasil belajar siswa pada siklus I yaitu (65,42) dan pada siklus II (79,11),
terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II
sebesar (13,69). Begitu pula dengan persentase ketuntasan belajar siswa secara
66
klasikal juga mengalami peningkatan, pada siklus I (53,84%) dan pada pada
siklus II (76,92%), terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa secara
klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar (23,08%). Jadi, penerapan media
audiovisual dapat meningkatkan aktivitas belajar, hasil belajar siswa, dan
ketuntasan klasikal, sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung
penelitian ini.
6) Perwitasari, yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKN melalui
Model Time Token Arends dengan Media Audio Visual”. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwa: (1) keterampilan guru pada siklus I memperoleh
skor 21 dengan kategori cukup, siklus II memperoleh skor 24 dengan kategori
baik dan pada siklus III memperoleh skor 29 dengan kategori sangat baik; (2)
aktivitas siswa pada siklus I memperoleh rata-rata skor 16,05 dengan kategori
cukup, pada siklus II memperoleh rata-rata skor 20,76 dengan kategori baik
dan pada siklus III memperoleh rata-rata skor 24,64 dengan kategori baik; (3)
hasil belajar Kognitif siswa ketuntasan klasikal hasil belajar siswa adalah
71,41%. Pada siklus II meningkat menjadi 79,48%. Dan pada silkus III hasil
belajar siswa menjadi 89,74%.pada siklus I memperoleh rata-rata skor 16,05
dengan kategori cukup, pada siklus II memperoleh rata-rata skor 20,76 dengan
kategori baik dan pada siklus III memperoleh rata-rata skor 24,64 dengan
kategori baik. Jadi penerapan model Time Token Arends dengan media Audio
Visual berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran, ditandai dengan
peningkatan secara klasikal dari siklus I sampai siklus III, sehingga penelitian
tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini.
67
7) Astrini, yang berjudul: “Penerapan Model Kooperatif Tipe Snowball
Throwing dengan Media Audio Visual dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS
Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dondong 02 Tahun Ajaran 2013 / 2014”.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: terjadi peningkatan hasil
belajar siswa pada siklus I diperoleh data bahwa ketuntasan hasil belajar siswa
mencapai 56,1%. Pada siklus II, persentase meningkat menjadi 88,5%. Pada
siklus III, ketuntasan hasil belajar meningkat menjadi 97,2%. Jadi penerapan
media Audio Visual berhasil meningkatkan hasil belajar siswa, ditandai
dengan peningkatan ketuntasan klasikal dari siklus I sampai siklus III,
sehingga penelitian tersebut dapat dijadikan pendukung penelitian ini.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan model
pembelajaran Time Token dan media audiovisual menunjukkan adanya
peningkatan kualitas pembelajaran. Selanjutnya kajian empiris tersebut menjadi
landasan peneliti untuk memperkuat peneliti melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk
Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03
Kota Semarang”
2.1 Kerangka Berfikir
Hasil refleksi dengan kolaborator di kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota
Semarang menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran IPS yang berlangsung
belum optimal. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang menuntut
siswa untuk berkontribusi secara merata. Di sisi lain guru belum memanfaatkan
media yang mampu menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran IPS dianggap
68
sebagai pelajaran yang membosankan, sehingga siswa kurang memahami materi
pelajaran IPS yang telah disampaikan guru. Sebagian siswa tidak ikut
memberikan kontribusi baik saat diberikan kesempatan oleh guru maupun saat
diskusi kelompok.
Peneliti berusaha mencari pemecahan masalahnya yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual pada
pembelajaran IPS. Model pembelajaran Time Token memastikan bahwa setiap
siswa mendapat kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam kelompoknya.
Sedangkan media audiovisual adalah media yang mengandung unsur suara dan
unsur gambar, dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis (dalam bentuk kata-kata, tertulis atau lisan belaka) sehingga
memudahkan siswa untuk menyerap materi yang disajikan guru. Dengan
penggunaan model pembelajaran yang tepat dan media pembelajaran yang efektif
dapat terjadi perubahan keaktifan dan hasil belajar siswa khususnya pada siswa
kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang.
69
Bagan 2.1 Bagan Kerangka Berfikir
Kondisi
Awal
Pelaksanaan
Tindakan
Kondisi
Akhir
Kualitas pembelajaran IPS belum optimal, ditandai dengan:
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS:
1) Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran masih kurang
serta kesulitan dalam pengelolaan kelas
2) kurang optimal dalam memanfaatkan media.
3) Belum ada pemerataan kesempatan kepada siswa untuk ikut
berkontribusi pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS:
1) Siswa tidak aktif bertanya
2) Partisipasi siswa dalam diskusi masih kurang
3) Sebagian besar siswa tidak memperhatikan saat pembelajaran
3. Hasil Belajar IPS:
Belum tercapainya KKM (< 70) dan ketuntasan klasikal siswa hanya 48%
Penerapan Model Pembelajaran Time Token Berbantuan Audiovisual
dalam Pembelajaran IPS:
1) Siswa mengamati slide dan video yang berhubungan dengan materi.
2) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai slide suara/video
yang ditayangkan.
3) Siswa berkelompok, sebelum kelompok memulai tugasnya, setiap siswa
dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kupon
bicara dengan waktu ±30 detik per kupon (jumlah kupon bergantung
pada sukar tidaknya tugas yang diberikan).
4) Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat, siswa
harus meletakkan di tengah-tengah meja kelompok.
5) Jika kupon yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh bicara
lagi sampai semua temannya juga menghabiskan kupon mereka.
6) Jika semua kupon telah habis, sedangkan tugas belum selesai, kelompok
boleh mengambil kesempatan untuk membagi kupon lagi dan
mengulangi prosedur kembali.
7) Siswa mengamati PPT yang berisikan tentang materi diskusi.
Kualitas pembelajaran IPS meningkat, ditandai dengan:
1. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS:
1) Kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran tertentu
sudah meningkat serta dapat mengelola kelas dengan baik.
2) Sudah optimal dalam memanfaatkan media.
3) Sudah ada pemerataan kesempatan kepada siswa untuk ikut
berkontribusi pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS:
1) Siswa menjadi aktif bertanya
2) Partisipasi siswa dalam diskusi sudah meningkat
3) Sebagian besar siswa sudah memperhatikan saat pembelajaran
3. Hasil belajar IPS:
Sudah tercapainya KKM (< 70) dan ketuntasan klasikal siswa sebesar 80%
70
2.2 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan dari kajian teori, kajian empiris, dan kerangka berpikir yang
telah dikemukakan, hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: dengan
menerapkan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual, maka
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar dalam pembelajaran IPS kelas
VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang meningkat.
71
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Rancangan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
yang terdiri atas tiga siklus. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas empat
tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
(Arikunto, 2014: 16)
Bagan 3.1 Bagan Langkah-Langkah PTK
Rancangan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan tahapan sebagai berikut.
SIKLUS II
Observasi
Refleksi Pelaksanaan
?
SIKLUS I
Perencanaan
Observasi
Refleksi Pelaksanaan
Perencanaan
71
72
3.1.1 Perencanaan
Tahap perencanaan merupakan tahap awal dimana peneliti menentukan titik
atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti
merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.
Tahap menyusun rancangan ini, peneliti menentukan titik atau fokus
peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian
membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta
yang terjadi selama tindakan berlangsung (Arikunto, 2014: 18).
Tahap perencanaan dalam penelitian ini meliputi:
1) Menelaah kurikulum IPS kelas V semester II dan merumuskan indikator
pembelajaran yang akan dicapai.
2) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, materi ajar, media pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS),
kisi-kisi evaluasi, soal evaluasi, soal pengayaan dan perbaikan kunci
jawaban penyekoran, sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dengan
menerapkan model Time Token.
3) Membuat lembar observasi keterampilan mengajar guru dan aktivitas belajar
siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik dalam
pembelajaran melalui model pembelajaran Time Token berbantuan
audiovisual.
4) Menyiapkan lembar catatan lapangan.
73
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Arikunto (2014:18), penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan
implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Sebagai pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang dirumuskan
dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus dengan
menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual, masing-
masing siklus terdiri dari satu pertemuan. Pelaksanaan tindakan penelitian pada
siklus pertama peneliti akan melaksanakan pembelajaran IPS dengan materi usaha
dalam mempersiapan kemerdekaan Indonesia. Pada siklus kedua peneliti
membahas tentang peran PPKI dan BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan
Indonesia serta proses perumusan dasar negara. Sedangkan pada siklus ketiga
materinya adalah mempelajari tokoh-tokoh serta perannya dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia dan cara menghargai jasa para pahlawan yang ikut
berperan dalam kemerdekaan Indonesia.
3.1.3 Observasi
Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan mengamati dan
mencatat secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya (Hamdani,
2011: 312). Tahap observasi peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua
hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Tahap
ini berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada
waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berjalan dalam waktu yang sama.
74
Peneliti menggunakan lembar observasi keterampilan guru, aktivitas
siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik, catatan lapangan,
dokumentasi serta lembar soal dalam pengumpulan data di lapangan. Kegiatan
observasi dilakukan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati
keterampilan guru dan aktivitas siswa selama melasanakan pembelajaran Time
Token berbantuan audiovisual.
3.1.4 Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan (Arikunto, 2014: 19). Kegiatan refleksi ini dilaksanakan secara
kolaboratif dengan kolaborator, yaitu untuk menganalisis data hasil penelitian.
Setelah mengkaji hasil belajar siswa dan hasil pengamatan pengelolaan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, serta melihat ketercapaian indikator
kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus dua agar pelaksanaannya
lebih efektif. Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan
sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai maka peneliti melanjutkan siklus
berikut sampai mencapai indikator penelitian.
Kegiatan refleksi penelitian ini untuk mengkaji keterampilan guru,
aktivitas siswa dan hasil belajar dalam pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. Selain itu,
peneliti juga mengkaji kekurangan yang ditemui pada siklus sebelumnya yang
digunakan sebagai dasar penyusunan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
Demikian seterusnya, sehingga siklus berikutnya akan berjalan lebih baik dari
pada siklus sebelumnya.
75
3.2 SIKLUS PENELITIAN
Siklus adalah putaran secara berulang dari kegiatan penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Arikunto,
2014: 16). Secara rinci perencanaan siklus dalam pembelajaran IPS melalui model
Time Token berbantuan audiovisual siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 dapat
dijelaskan sebagai berikut.
3.2.1. Siklus I
3.6.1.1.Perencanaan
Dalam tahap perencanaan peneliti membuat perencanaan sebagai berikut.
1. Menelaah kurikulum IPS kelas V semester II dan merumuskan indikator
pembelajaran yang akan dicapai.
2. Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, materi ajar, media pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS),
kisi-kisi evaluasi, soal evaluasi, soal pengayaan dan perbaikan kunci
jawaban penyekoran, dengan Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai jasa dan
peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Indikator:
2.2.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan
kemerdekaan.
2.2.2 Mendeskripsikan peristiwa persiapan kemerdekaan.
2.2.3 Mendeskripsikan peristiwa Rengasdengklok
3. Membuat lembar observasi keterampilan mengajar guru dan aktivitas belajar
siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik dalam
76
pembelajaran melalui model pembelajaran Time Token berbantuan
audiovisual.
4. Menyiapkan lembar catatan lapangan.
3.6.1.1.Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan Awal (±10menit)
1) Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan
mempersiapkan media pembelajaran.
2) Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Hari Kemerdekaan”
(terlampir).
3) Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja persiapan untuk menyongsong
kemerdekaan? mari kita pelajari bersama - sama”
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5) Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan
belajar yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (±70 menit)
1) Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan
audiovisual tentang persiapan kemerdekaan Indonesia (eksplorasi).
2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah
dijelaskan (eksplorasi).
3) Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4–5 siswa perkelompok.
4) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran Time
Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya (eksplorasi).
77
5) Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk dikerjakan
secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model Time Token, yang
telah dijelaskan oleh guru (elaborasi).
6) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja
siswa yang diberikan guru tentang persiapan kemerdekaan Indonesia dan
peristiwa Rengasdengklok (elaborasi).
7) Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar kerja
siswa dan buku catatannya (elaborasi).
8) Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian kelompok
lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok tersebut
(konfirmasi).
9) Siswa mengamati PPT tentang pembenaran soal diskusi (konfirmasi).
10) Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa yang
kurang tepat (konfirmasi).
11) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami
(konfirmasi).
3. Kegiatan Akhir (±10 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
2) Pelaksanaan evaluasi.
3) Tindak lanjut:
guru meminta siswa mempelajari materi tentang peranan BPUPKI dan PPKI
dalam perumusan dasar Negara serta tokoh-tokoh yang berperan dalam
78
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan memberikan soal perbaikan/
pengayaan kepada siswa.
4) Berdoa bersama.
3.6.1.1.Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran.
Aspek-aspek yang diamati meliputi:
1) melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran;
2) melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran;
3) melakukan pengumpulan data hasil belajar siswa setelah menggunakan
model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual di kelas;
4) mencatat kejadian yang terjadi dalam pembelajaran di catatan lapangan.
3.6.1.1.Refleksi
Refleksi dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah kembali apa yang
telah diamati dalam kegiatan pembelajaran seperti keterampilan guru, aktivitas
siswa dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi IPS. Setelah
melaksanakan siklus I, peneliti menganalisis tes hasil belajar siswa dan lembar
observasi. Apakah sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian.
Dalam tahap refleksi ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut.
1) Menelaah pelaksanaan pembelajaran siklus pertama.
2) Mengidentifikasi dan mengkaji daftar permasalahan yang terjadi pada
siklus pertama.
3) Mengevaluasi proses dan hasil yang didapatkan pada siklus pertama.
79
4) Membuat pengelompokkan siswa didasarkan pada hasil yang didapatkan
siswa pada evaluasi yang dilakukan. Kelompok siswa yang tuntas KKM
dan belum tuntas KKM.
5) Merencanakan tindak lanjut untuk siklus kedua.
3.2.2. Siklus II
3.6.1.1.Perencanaan
Setelah melaksanakan refleksi pada siklus I kemudian dilakukan
perencanaan pelaksanaan pada siklus II. Peneliti melakukan:
1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan
masalah.
2) Menelaah kurikulum IPS kelas V semester II dan merumuskan indikator
pembelajaran yang akan dicapai.
3) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, materi ajar, media pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS),
kisi-kisi evaluasi, soal evaluasi, soal pengayaan dan perbaikan kunci
jawaban penyekoran, dengan Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai jasa dan
peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Indikator:
2.2.4. Menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan
Indonesia
2.2.5 Menyebutkan peran PPKI dalam persiapan Kemerdekaan Indonesia
2.2.6 Menjelaskan proses perumusan dasar negara
80
4) Membuat lembar observasi keterampilan mengajar guru dan aktivitas
belajar siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik dalam
pembelajaran melalui model pembelajaran Time Token berbantuan
audiovisual.
5) Menyiapkan lembar catatan lapangan.
3.6.1.1.Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan Awal (±10 menit)
1) Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan
mempersiapkan media pembelajaran.
2) Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Garuda Pancasila” (terlampir).
3) Guru bertanya tentag isi lagu, “Anak-anak, dasar Negara Indonesia disebut
apa? Bagaimana isi dari dasar Negara tersebut? Apakah kalian tahu
bagaimana proses perumusan dasar Negara?
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5) Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan belajar
yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (±70 menit)
1) Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan audiovisual
tentang peranan BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia
serta proses perumusan dasar Negara Indonesia (eksplorasi).
2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah
dijelaskan (eksplorasi).
3) Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4 – 5 siswa perkelompok.
81
4) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran Time
Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya. (eksplorasi).
5) Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk dikerjakan
secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model Time Token, yang
telah dijelaskan oleh guru (elaborasi).
6) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar kerja
siswa yang diberikan guru tentang tentang peran BPUPKI dan PPKI dalam
perumusan dasar negara (elaborasi).
7) Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar kerja
siswa dan buku catatannya (elaborasi).
8) Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian kelompok
lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok tersebut
(konfirmasi).
9) Siswa mengamati PPT tentang pembenaran soal diskusi (konfirmasi).
10) Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa yang
kurang tepat (konfirmasi).
11) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum dipahami
(konfirmasi).
3. Kegiatan Akhir (±10 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
2) Pelaksanaan evaluasi.
82
3) Tindak lanjut: siswa diminta mempelajari materi tentang cara menghargai
tokoh-tokoh yang berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia dan memberikan soal perbaikan/ pengayaan kepada siswa.
4) Berdoa bersama
3.6.1.1.Observasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran. Aspek-
aspek yang diamati meliputi:
1) melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran;
2) melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran;
3) melakukan pengumpulan data hasil belajar siswa setelah menggunakan
model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual di kelas;
4) mencatat kejadian yang terjadi dalam pembelajan dalam catatan lapangan.
3.6.1.1.Refleksi
Refleksi dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah kembali apa yang
telah diamati dalam kegiatan pembelajaran seperti keterampilan guru, aktivitas
siswa dan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal evaluasi IPS. Setelah
melaksanakan siklus II, peneliti menganalisis tes hasil belajar siswa dan lembar
observasi. Apakah sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian.
Dalam tahap refleksi ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut.
1) Menelaah pelaksanaan pembelajaran siklus ke II.
2) Mengidentifikasi dan mengkaji daftar permasalahan yang terjadi pada
siklus ke II.
3) Mengevaluasi proses dan hasil yang didapatkan pada siklus ke II.
83
4) Membuat pengelompokkan siswa didasarkan pada hasil yang didapatkan
siswa pada evaluasi yang dilakukan. Kelompok siswa yang tuntas KKM
dan belum tuntas KKM.
5) Merencanakan tindak lanjut untuk siklus ketiga.
3.2.3. Siklus III
3.6.1.1.Perencanaan
Setelah melaksanakan refleksi pada siklus II kemudian dilakukan
perencanaan pelaksanaan pada siklus III. Peneliti melakukan:
1) Identifikasi masalah pada siklus II dan penetapan alternatif pemecahan
masalah pada siklus III.
2) Menelaah kurikulum IPS kelas VC semester II dan merumuskan indikator
pembelajaran yang akan dicapai.
3) Menyusun perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran, materi ajar, media pembelajaran, lembar kerja siswa (LKS),
kisi-kisi evaluasi, soal evaluasi, soal pengayaan dan perbaikan kunci
jawaban penyekoran, dengan Kompetensi Dasar 2.2 Menghargai jasa dan
peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Indikator:
2.2.7. Menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan
Indonesia
2.2.8. Menentukan peran tokoh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
2.2.9. Memaparkan cara menghargai jasa pahlawan
84
4) Membuat lembar observasi keterampilan mengajar guru dan aktivitas
belajar siswa, hasil belajar siswa ranah afektif dan psikomotorik dalam
pembelajaran melalui model pembelajaran Time Token berbantuan
audiovisual.
5) Menyiapkan lembar catatan lapangan.
3.6.1.1.Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan Awal (±10 menit)
1) Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan
mempersiapkan media pembelajaran.
2) Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Hymne Guru” (terlampir).
3) Guru bertanya kepada siswa tentang guru adalah pahlawan tanpa tanda
jasa, lalu mengaitkan tentang tokoh-tokoh perjuangan, lalu bertanya
kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal siswa: “Anak-anak jika
kalian menjadi salah satu tokoh yang berperan dalam kemerdekaan apa
yang akan kalian lakukan setelah Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya?”
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5) Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan
belajar yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (±70 menit)
1) Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan
audiovisual tentang tokoh perjuangan dan cara menghargai pahlawan
(eksplorasi).
85
2) Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah
dijelaskan (eksplorasi).
3) Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4–5 siswa perkelompok.
4) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran Time
Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya. (eksplorasi).
5) Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk dikerjakan
secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model Time Token, yang
telah dijelaskan oleh guru (elaborasi).
6) Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar
kerja siswa yang diberikan guru tentang tentang tokoh perjuangan dan
cara menghargai pahlawan (elaborasi).
7) Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar kerja
siswa dan buku catatannya (elaborasi).
8) Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian
kelompok lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok
tersebut (konfirmasi).
9) Siswa mengamati PPT tentang pembenaran soal diskusi (konfirmasi).
10) Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa yang
kurang tepat (konfirmasi).
11) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami (konfirmasi).
86
3. Kegiatan Akhir (±10 menit)
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
2) Pelaksanaan evaluasi.
3) Tindak lanjut:
Guru memberikan reward/penghargaan pada kelompok dengan hasil
diskusi terbaik dan memberikan soal perbaikan/ pengayaan kepada siswa.
4) Berdoa bersama.
3.6.1.1.Observasi
Tahap observasi dilakukan seperti pada siklus I dan II yaitu mengamati
proses pembelajaran. Aspek-aspek yang diamati meliputi:
1) melakukan pengamatan keterampilan guru dalam pembelajaran;
2) melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran;
3) melakukan pengumpulan data hasil belajar siswa setelah menggunakan
model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual di kelas;
4) mencatat kejadian yang terjadi dalam pembelajaran di catatan lapangan.
3.6.1.1.Refleksi
Setelah melaksanakan siklus III, peneliti menganalisis tes hasil belajar siswa
dan lembar observasi. Apakah sudah mencapai indikator keberhasilan dalam
penelitian. Dalam tahap refleksi ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut.
1) Menelaah pelaksanaan pembelajaran siklus III.
2) Mengidentifikasi dan mengkaji daftar permasalahan yang terjadi pada
siklus III.
3) Mengevaluasi proses dan hasil yang didapatkan pada siklus III.
87
4) Mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan
masalah pada materi.
5) Mendata siswa yang telah mampu menyelesaikan soal evaluasi dan
mampu mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan belajar.
6) Menyimpulkan hasil dari pelaksanaan siklus ketiga, jika tujuan PTK
belum tercapai, maka dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan mengacu
pada hasil siklus sebelumnya.
3.3 SUBJEK PENELITIAN
Subyek penelitian yang akan peneliti kaji adalah guru dan siswa kelas VC
sebanyak 41 siswa terdiri dari 23 siswa laki laki dan 18 siswa perempuan.
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada semester II tahun
pelajaran 2014/ 2015 pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang.
3.4 TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Purwoyoso 3, jalan Sriwibowo III
Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.
3.5 VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model
Time Token berbantuan audiovisual.
2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model Time
Token berbantuan audiovisual.
3) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model
Time Token berbantuan audiovisual.
88
3.6 DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
3.6.1 Sumber Data
Arikunto,dkk (2014: 129) sumber data merupakan subyek dimana data
tersebut dapat diperoleh, dan diambil dari sumber yang tepat dan akurat. Dalam
PTK ini sumber data yang dikaji adalah sebagai berikut.
7.6.1.1 Guru
Peneliti akan mendapatkan sumber data guru berasal dari lembar observasi
keterampilan mengajar guru yang dilakukan secara sistematis selama
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Time Token
berbantuan audiovisual.
7.6.1.2 Siswa
Sumber data siswa diperoleh dari lembar observasi pengamatan aktivitas
siswa dan hasil evaluasi yang diperoleh secara sistematik selama pelaksanaan
siklus pertama sampai siklus ketiga selesai.
7.6.1.3 Data dokumen
Sumber data dokumen berasal dari data awal hasil tes sebelum maupun
setelah dilaksanakan tindakan, hasil pengamatan, catatan lapangan selama proses.
Selain itu proses kegiatan pembelajaran dapat dilihat melalui foto dan video yang
diambil selama pelaksanaan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran
Time Token berbantuan audiovisual.
89
7.6.1.4 Catatan Lapangan
Penelitian ini juga menggunakan sumber data yang berupa catatan
lapangan berasal dari temuan selama proses pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual.
3.6.2 Jenis Data
3.6.2.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar/ nilai siswa dalam
pelajaran. Data Kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan (Herrhyanto,
2008:1.3). Data kuantitatif data penelitian ini diwujudkan dengan hasil belajar
siswa kelas VC pada pembelajaran IPS yang diperoleh dari hasil tes evaluasi
setelah kegiatan pembelajaran berlangsung.
3.6.2.2 Data Kualitatif
Arikunto (2014: 131) Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang ekspresi peserta didik
yang berkaitan dengan tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran
(kognitif) pandangan atau sikap (afektif), aktivitas peserta didik mengikuti
pelajaran, perhatian antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar,
dapat dianalisis secara kualitatif.
Data kualitatif diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) dengan
menggunakan lembar pengamatan keterampilan guru, aktivitas siswa, hasil belajar
ranah afektif dan psikomotorik, catatan lapangan, dokumentasi berupa foto dan
video selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran Time Token
90
berbantuan audiovisual yang diklasifikasikan menjadi: sangat baik (SB), baik (B),
cukup (C), dan kurang (K).
3.6.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik
tes, dan teknik nontes berupa observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan.
3.6.3.1 Teknik Tes
Tes adalah urutan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki individu atau kelompok guna pencapaian prestasi
(Arikunto, 2010: 266).
Teknik tes dalam penilitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan
dasar dan pencapaian hasil belajar siswa. Untuk teknik tes alat pengumpulan data
berupa tes formatif. Tes formatif diberikan kepada siswa secara individu untuk
mengetahui kemampuan kognitif siswa terhadap materi IPS yang telah diajarkan.
3.6.3.2 Teknik Non Tes
Teknik nontes merupakan teknik asesmen atau evaluasi proses dan hasil
belajar peserta didik dilakukan tanpa menggunakan tes atau ujian, tetapi dengan
mengadakan observasi atau pengamatan, melakukan wawancara, menyebar
angket, dan lain-lain (Poerwanti, 2008: 3.19).
Teknik nontes pada penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data
berupa observasi, dokumentasi dan catatan lapangan.
91
3.6.3.2.1. Observasi
Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan, dengan menggunakan
berbagai teknik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati
(Poerwanti dkk, 2008: 3.22). Peneliti beserta tim kolaborasi menggunakan lembar
observasi keterampilan guru, aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa ranah
afektif dan psikomotorik dalam pembelajaran IPS menggunakan model
pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual.
3.6.3.2.2. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2011: 158).
Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data nama-nama siswa
yang menjadi subyek dalam penelitian ini dan untuk memperoleh data nilai
ulangan siswa pada materi sebelumnya. Nilai tersebut digunakan untuk
mengetahui besarnya peningkatan yang dialami siswa. Peneliti juga menggunakan
dokumentasi berupa video dan foto untuk mengetahui kembali gambaran aktivitas
yang sudah dilakukan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
3.6.3.2.3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan berisi catatan berbagai temuan guru selama proses
tindakan dilakukan (Sanjaya, 2009: 98). Dalam penelitian ini catatan lapangan
berasal dari catatan selama proses pembelajaran berupa data keterampilan guru
dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran IPS dengan menggunakan
92
model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual. Catatan lapangan ini
digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh dalam observasi dan sebagai
masukan guru dalam melakukan refleksi.
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakanantara lain.
3.7.1 Data Kuantitatif
Data kuantitatif pada penelitian ini berupa hasil belajar kognitif di analisis
dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dengan menentukan
mean, median, modus, nilai terendah dan tertinggi serta ketuntasan belajar secara
individual maupun klasikal dan ditampilkan dalam bentuk persentase.
Analisis tingkat keberhasilan atau ketuntasan belajar siswa setelah proses
belajar mengajar berlangsung pada setiap siklusnya. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut :
1) Data hasil belajar siswa di analisis dengan menggunakan rumus:
N = 𝐵
𝑆𝑡𝑥 100(skala 0-100)
Keterangan: N = Nilai
B = Skor yang diperoleh
St = Skor maksimal (Poerwanti, 2008: 6.17)
2) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar secara klasikal, digunakan
rumus sebagai berikut:
P=∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
∑𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%
Keterangan :
P : Presentase siswa yang tuntas (Aqib, 2010: 41)
93
3) Data nilai rata-rata kelas di analisis dengan rumus:
x =∑𝑋
∑𝑁
Keterangan: X = nilai rata-rata
∑X = jumlah semua nilai siswa
∑N = jumlah siswa (Aqib, 2010: 40)
Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa
di SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang dengan KKM klasikal dan individual yang
dikelompokkan kedalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan kriteria
sebagai berikut.
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan Belajar
Kriteria
Ketuntasan
individu
Persentase ketuntasan
klasikal (Aqib, 2010: 41) Kualifikasi
≥ 70 ≥ 80% Tuntas
< 70 < 80% Tidak Tuntas
(KKM mata pelajaran IPS di SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang)
3.7.2 Data Kualitatif
Arikunto (2014: 131), data kualitatif adalah data yang berupa informasi
berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat
pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa
terhadap metode belajar yang baru (afektif). Data kualitatif diperoleh dari hasil
observasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan
menggunakan model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual.
94
Sedangkan hasil catatan lapangan dipaparkan dalam kalimat yang dipisahkan
menurut kriteria untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Poerwanti, dkk (2008:
6.9) memaparkan cara pengolahan data skor aktivitas siswa dan keterampilan guru
adalah sebagai berikut.
1) Menghitung skor terendah.
2) Menghitung skor tertinggi.
3) Mencari median dengan rumus.
Me = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
2
4) Membagi rentang skor menjadi empat kategori (sangat baik, baik, cukup,
kurang) dengan nilai median sebagai skor tertinggi dalam kategori cukup.
Dari perhitungan tersebut, maka dibuat tabel kriteria ketuntasan untuk
menentukan kriteria ketuntasan pada keterampilan guru dan aktivitas siswa
sebagai berikut
Tabel 3.2
Kriteria Ketuntasan Keterampilan Guru
Kriteria Keterampilan Guru Kategori Nilai Ketuntasan
27 ≤ skor ≤ 36 Sangat baik A Tuntas
18 ≤ skor < 27 Baik B Tuntas
9 ≤ skor < 18 Cukup C Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 9 Kurang D Tidak Tuntas
Tabel tersebut diperoleh dari skor tiap indikator keterampilan guru dalam
pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran Time Token
berbantuan audiovisual dengan rincian perhitungan sebagai berikut.
95
Skor maksimal = 9 x 4 = 36
Skor minimal = 9 x 0 = 0
Median (Me) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
2 =
36+0
2 = 18
(Poerwanti, 2008: 6.9)
Tabel 3.3
Kriteria Ketuntasan Aktivitas Siswa
Kriteria Aktivitas Siswa Kategori Nilai Ketuntasan
21 ≤ skor ≤ 28 Sangat baik A Tuntas
14 ≤ skor < 21 Baik B Tuntas
7 ≤ skor < 14 Cukup C Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 7 Kurang D Tidak Tuntas
Tabel tersebut diperoleh dari perhitungan skor tiap indikator aktivitas siswa
dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran Time Token
berbantuan audiovisual dengan rincian sebagai berikut.
Skor maksimal = 7 x 4 = 28
Skor minimal = 7 x 0 = 0
Median (Me) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
2 =
28+0
2 = 14 (Poerwanti, 2008: 6.9)
Tabel 3.4
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Afektif
Kriteria Hasil Belajar
Siswa Ranah Afektif Kategori Nilai Ketuntasan
12 ≤ skor ≤ 16 Sangat baik A Tuntas
8 ≤ skor < 12 Baik B Tuntas
5 ≤ skor < 8 Cukup C Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 5 Kurang D Tidak Tuntas
96
Tabel tersebut diperoleh dari perhitungan skor tiap indikator hasil belajar
siswa ranah afektif dalam pembelajaran IPS menggunakan model pembelajaran
Time Token berbantuan audiovisual dengan rincian perhitungan sebagai berikut.
Skor maksimal = 4 x 4 = 16
Skor minimal = 4 x 0 = 0
Median (Me) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
2 =
16+0
2 = 8
(Poerwanti, 2008: 6.9)
Tabel 3.5
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Psikomotorik
Kriteria Hasil Belajar
Siswa Ranah
Psikomotorik
Kategori Nilai Ketuntasan
12 ≤ skor ≤ 16 Sangat baik A Tuntas
8 ≤ skor < 12 Baik B Tuntas
4 ≤ skor < 8 Cukup C Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 4 Kurang D Tidak Tuntas
Tabel tersebut diperoleh dari perhitungan skor tiap indikator hasil belajar
siswa ranah psikomotorik dalam pembelajaran IPS menggunakan model
pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual dengan rincian perhitungan
sebagai berikut.
Skor maksimal = 4 x 4 = 16
Skor minimal = 4 x 0 = 0
Median (Me) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
2 =
16+0
2 = 8 (Poerwanti, 2008: 6.9)
97
3.8 INDIKATOR KEBERHASILAN
Penerapan model Time Token berbantuan audiovisual pada pembelajaran
IPS dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan indikator sebagai berikut.
1) Terjadi peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan
menerapkan model Time Token berbantuan audiovisual dengan kriteria
sekurang-kurangnya baik ( 19 ≤ skor < 27).
2) Terjadi peningkatan aktivitas siswa pada pembelajaran IPS menggunakan
model pembelajaran Time Token berbantuan audiovisual dengan kriteria
sekurang-kurangnya baik (15 ≤ skor ≤ 21).
3) Hasil belajar siswa kelas V SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang dalam
pembelajaran IPS mengalami ketuntasan belajar individual sebesar 70 dan
ketuntasan klasikal sekurang-kurangnya sebesar 80%.
221
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran IPS menggunakan model
Time Token berbantuan audiovisual pada siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03
Kota Semarang, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS menggunakan model Time
Token berbantuan audiovisual menunjukkan adanya peningkatan. Pada siklus I
jumlah skor yang diperoleh sebesar 21 dengan kriteria baik, jumlah skor pada
siklus II meningkat menjadi 27 dengan kriteria baik, dan jumlah skor 34 dengan
kriteria sangat baik pada siklus III. Hasil penelitian tersebut telah mencapai
indikator keberhasilan, dengan kriteria sekurang-kurangnya baik pada
pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS menggunakan model Time Token
berbantuan audiovisual menunjukkan adanya peningkatan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS pada siklus I
mendapatkan jumlah skor 15,02 dengan rata-rata 2,15 dan kriteria baik, jumlah
skor meningkat pada siklus II menjadi 19,66 dengan rata-rata 2,81 dan kriteria
baik, serta jumlah skor 22,85 dengan rata-rata 3,27 dan kriteria sangat baik pada
siklus III. Hasil penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan, dengan
kriteria sekurang-kurangnya baik pada pembelajaran IPS menggunakan model
Time Token berbantuan audiovisual.
221
222
Hasil belajar siswa ranah kognitif, pada siklus I persentase ketuntasan
siswa 60,98% dengan nilai rata-rata 69,29, pada siklus II meningkat menjadi
75,61% dengan nilai rata-rata 78,02, serta persentase hasil belajar siswa ranah
kognitif menjadi 90,24% dengan nilai rata-rata 83,85 pada siklus III. Hasil
penelitian tersebut telah mencapai indikator keberhasilan, adalah 80% siswa kelas
VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang mengalami ketuntasan belajar pada
pembelajaran IPS menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual.
Hasil belajar siswa ranah afektif dalam pembelajaran IPS menggunakan
model Time Token berbantuan audiovisual menunjukkan adanya peningkatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ranah afektif dalam
pembelajaran IPS pada siklus I mendapatkan jumlah skor 9,02 dengan rata-rata
2,26 dan kriteria baik, jumlah skor meningkat pada siklus II menjadi 11,02 dengan
rata-rata 2,76 dan kriteria baik, serta jumlah skor 13,56 dengan rata-rata 3,39 dan
kriteria sangat baik pada siklus III. Hasil penelitian tersebut telah mencapai
indikator keberhasilan, adalah hasil belajar siswa ranah afektif meningkat dengan
kriteria sekurang- kurangnya baik pada pembelajaran IPS menggunakan model
Time Token berbantuan audiovisual.
Hasil belajar siswa ranah psikomotorik dalam pembelajaran IPS
menggunakan model Time Token berbantuan audiovisual menunjukkan adanya
peningkatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ranah
psikomotorik dalam pembelajaran IPS pada siklus I mendapatkan jumlah skor
9,41 dengan rata-rata 2,35 dan kriteria baik, jumlah skor meningkat pada siklus II
menjadi 11,68 dengan rata-rata 2,92 dan kriteria baik, serta jumlah skor 13,24
223
dengan rata-rata 3,31 dan kriteria sangat baik pada siklus III. Hasil penelitian
tersebut telah mencapai indikator keberhasilan, dengan kriteria sekurang-
kurangnya baik pada pembelajaran IPS menggunakan model Time Token
berbantuan audiovisual.
Berdasarkan simpulan tersebut, terbukti bahwa menggunakan model Time
Token berbantuan audiovisual berhasil meningkatkan keterampilan guru, aktivitas
siswa dan hasil belajar siswa (ranah afektif, psikomotorik dan kognitif) kelas VC
SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang pada pembelajaran IPS.
5.2 SARAN
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model
Time Token berbantuan audiovisual siswa kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota
Semarang, maka saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut.
1. Penerapan model pembelajaran Time Token dan audiovisual di sarankan
untuk diterapkan dalam pembelajaran karena dapat meningkatkan
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa.
2. Hendaknya, dalam pembelajaran maupun diskusi kelompok siswa
berpartisipasi aktif dengan berani bertanya dan mengungkapkan pendapat.
3. Sekolah perlu aktif mendukung pembelajaran yang dilakukan guru dan
menyediakan fasilitas berupa LCD sehingga kualitas pembelajaran
meningkat.
224
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri W, dkk. 2013. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Arikunto,Suharsimi, dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
_______, dkk. 2011. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Aqib, Zaenal. 2014. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Astrini, Femilla. 2013. Penerapan Model Kooperatif Tipe Snowball Throwing
dengan Media Audio Visual dalam Peningkatan Hasil Belajar IPS
Pada Siswa Kelas V SD Negeri Dondong 02 Tahun Ajaran 2013 / 2014.
Vol 7, No 3. Jurnal: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdkebumen
/article/view/4119/2897
Bilgin, Ibrahim. 2006. The Effect of Cooperative Learning Approach Based
on Conceptual Change Condition on Students' Understanding of
Chemical Equilibrium Concepts. Volume 15, Issue 1, pp 31-46. Jurnal:
http://link.springer.com/article/10.1007/s10956-006-0354-z
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Depdiknas.
______. 2007. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas.
______. 2007. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Depdiknas.
Casado, Maria Isabel, dkk. 2011. Audiovisual material as educational
innovation strategy to reduce anxiety response in students of human
anatomy. Volume 17, Issue 3, pp 431-440. Jurnal:
http://link.springer.com/article/10.1007/s10459-011-9307-2
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa
Depdiknas. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
225
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
______. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RinekaCipta.
Ebrahim, Ali. 2012. The Effect Of Cooperative Learning Strategies On
Elementary Students’ Science Achievement And Social Skills In Kuwait.
Volume 10, Issue 2, pp 293-314. Jurnal: http://link.springer.com/article/
10.1007/s10763-011-9293-0
Fitri, Agus Zaenal. 2012. Pendidikan Karakter berbasis Nilai & Etika di
Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Hamalik, Oemar. 2006. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algansindo.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV: Pustaka Setia.
Harja, Ria Nelta. 2014. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Kelas V dalam
Pembelajaran IPS melalui Model Time Token di SDN 04 Terandam
Padang. Vol 3, No 2. Jurnal: http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?
journal=JFKIP&page=article&op=view&path%5B%5D=3507
Hasibuan dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Herrhyanto, N.dan H.M. Akib Hamid. 2008. Statistika Dasar. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Hidayati, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Depdiknas.
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran Isu-isu
Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pelajar Pustaka Offset
Miranti, Yusma, dkk. 2014. Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV pada Pembelajaran IPS melalui Model Time Token di SDN 04
Kinawai Batusangkar. Vol 3, No 2. Jurnal: http://ejurnal.bunghatta.ac.id/
index.php?journal=JFKIP&page=article&op=view&path%5B%5D=34
37
Mohamad, Rasidah. 2011. Revisi Taksonomi Bloom. Website:
https://www.academia.edu/6274013/Revisi_Taksonomi_Bloom
diunduh pada pukul 08.33 tanggal 15 Januari 2015
226
Mulyasa, E. 2013. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Nurhayati, Fitriyah. 2014. Peningkatan Aktivitas Belajar melalui Model Time
Token IPS kelas IV SD Negeri 06 Pontianak. Vol 3, No 5. Jurnal:
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/5649/5821
Perwita, Arum. 2014. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKN melalui Model
Time Token Arends dengan Media Audio Visual. Vol 3, No 1. Jurnal:
journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jlj/article/view/3795/3413
Poerwanti, Endang. Dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Rifa’i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2011. Psikologi Pendidikan.
Semarang: UNNES Press.
Ryan. 2012. Media-Audio-Visual. Website: http://ryanpangeran.blogspot.com/
2012/12/media-audio-visual_26.html diunduh pada pukul 09:36 tanggal
14 Januari 2015.
Sahrudin, Sriudin. 2012. Model Pembelajaran Time Token Arends. Website:
http://www.sriudin.com/2012/01/model-pembelajaran-timetoken.html#
diunduh pada pukul 09:10 tanggal 20 Januari 2015.
Sanjaya, Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.
Sapriya, 2014. Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Setiawan, Wawan. 2013. Penggunaan Media Audio Visual pada
Pembelajaran IPS Siswa Kelas IV SD. Vol. 1, No 2. Jurnal:
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/pgsd/article/view/1469
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media
Siregar, Eveline. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Solihatin, Etin dan Raharjo. 2011. Cooperative Learning: Analisis Model
Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukardi, HM. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan
KelasImplementasi dan Pengembangannya. Jakarta: Bumi Aksara
227
Sulaiman. 2011. Kekurangan dan Kelebihan Slide. Website: http://sulaiman-
ump.blogspot.com/2011/06/kekurangan-dan-kelebihan-slide.html
diunduh pada pukul 09:40 tanggal 14 Januari 2015
Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Susilaningsih, Endang dan Limbong, Linda S. 2008. BSE Ilmu Pengetahuan
Sosial untuk SD/MI kelas V. Jakarta: Depdiknas
Syamsiyah, Siti, dkk. 2008. BSE Ilmu Pengetahuan Sosial 5 untuk SD/MI
kelas V. Jakarta: Depdiknas
Taneo, Silvester. 2010. Kajian IPS SD. Jakarta: Depdiknas.
Yuliati, Reny dan Munajat Ade. 2008. BSE Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI
kelas V. Jakarta: Depdiknas
Wahyuni, Tri. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time
Token Arends Untuk Meningkatkan Pemahaman Tentang Globalisasi.
Vil 1, No 4. Jurnal: http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo
/article/view/1945
Winataputa, Udin S. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
228
LAMPIRAN
229
LAMPIRAN 1
PEDOMAN PENETAPAN
INDIKATOR
230
PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR KETERAMPILAN GURU
DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN
BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VC SDN
PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG
Keterampilan Dasar
Mengajar Guru
(Hasibuan, 2009: 58-89)
Sintaks model Time Token berbantuan
Audiovisual
Indikator Keterampilan Guru
dalam Model Time Token
berbantuan Audiovisual
1. Keterampilan
membuka
pelajaran
2. Keterampilan
bertanya
3. Keterampilan
menjelaskan
4. Keterampilan
menggunanakan
variasi
5. Keterampilan
mengajar
kelompok kecil
dan perorangan
6. Keterampilan
mengelola kelas
7. Keterampilan
membimbing
diskusi kelompok
kecil
8. Keterampilan
memberi
penguatan
9. Ketrampilan
menutup pelajaran
5. siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang tujuan pembelajaran;
6. siswa mengamati slide dan video yang
berhubungan dengan materi;
7. siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai slide suara dan video yang
ditayangkan;
8. siswa berkelompok, sebelum kelompok
memulai tugasnya, setiap siswa dalam
masing-masing kelompok
mendapatkan dua atau tiga buah kupon
bicara dengan waktu ±30 detik per
kupon (jumlah kupon bergantung pada
sukar tidaknya tugas yang diberikan);
9. setiap kali seorang siswa berbicara atau
mengeluarkan pendapat, siswa harus
menempelkan kupon bicara pada papan
Time Token;
10. jika kupon yang dimiliki seorang siswa
habis, dia tidak boleh bicara lagi
sampai semua temannya juga
menghabiskan kupon mereka;
11. jika semua kupon telah habis,
sedangkan tugas belum selesai,
kelompok boleh mengambil
kesempatan untuk membagi kupon lagi
dan mengulangi prosedur kembali;
12. siswa mengamati PPT yang berisikan
tentang materi diskusi;
13. guru memberi sejumlah nilai sesuai
waktu yang digunakan tiap siswa.
1. Keterampilan membuka
pembelajaran dengan
menggunakan media
audiovisual
2. Keterampilan bertanya
menggunakan media
audiovisual
3. Keterampilan menjelaskan
menggunakan media
audiovisual
4. Keterampilan menggunakan
variasi menggunakan media
audiovisual
5. Keterampilan membimbing
diskusi kelompok kecil
menggunakan model Time
Token
6. Keterampilan mengelola
kelas
7. Ketarampilan guru mengajar
kelompok kecil dan
perorangan menggunakan
model Time Token
8. Keterampilan memberi
penguatan
9. Keterampilan menutup
pelajaran
231
PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR AKTIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN
BERBANTUAN AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VC SDN
PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG
Aktivitas Siswa
(Hamalik, 2006: 172)
Sintaks model Time Token berbantuan
Audiovisual
Indikator Aktivitas Siswa dalam Model
Time Token berbantuan Audiovisual
1. Aktivitas visual
(membaca, mengamati,
mempelajari gambar)
2. Aktivitas lisan/ oral
(mengajukan
pertanyaan, memberi
saran, mengemukakan
pendapat)
3. Aktivitas mendengarkan
mendengarkan
penjelasan guru,
mendengarkan
penjelasan teman satu
kelompok,
mendengarkan
penjelasan kelompok
lain)
4. Aktivitas menulis
(laporan, mengerjakan
tes, menulis rangkuman)
5. Aktivitas menggambar
(menggambar, membuat
grafik, peta, diagram)
6. Aktivitas motorik
(melakukan percobaan,
membuat konstruksi,
model mereparasi,
bermain, berkebun,
beternak)
7. Aktivitas mental
(mengingatkan teman,
memecahkan masalah,
membuat keputusan,
dan kerjasama)
8. Aktivitas emosional
(berani, fokus, minat)
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Siswa mengamati slide/video yang
berhubungan dengan materi
3. Siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai slide suara/video yang
ditayangkan
4. Guru membentuk kelompok, sebelum
kelompok memulai tugasnya, setiap siswa
dalam masing-masing kelompok
mendapatkan dua atau tiga buah kupon
bicara dengan waktu ±30 detik per kupon
(jumlah kupon bergantung pada sukar
tidaknya tugas yang diberikan)
5. Setiap kali seorang siswa berbicara atau
mengeluarkan pendapat, siswa harus
meletakkan di tengah-tengah meja
kelompok
6. Jika kupon yang dimiliki seorang siswa
habis, dia tidak boleh bicara lagi sampai
semua temannya juga menghabiskan
kupon mereka.
7. Jika semua kupon telah habis, sedangkan
tugas belum selesai, kelompok boleh
mengambil kesempatan untuk membagi
kupon lagi dan mengulangi prosedur
kembali.
8. Guru memberi sejumlah nilai sesuai
waktu yang digunakan tiap siswa.
1. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran awal dengan
tertib
(aktivitas emosional, lisan,
mental)
2. Memperhatikan media
audiovisual yang ditampilkan
(aktivitas visual,
mendengarkan, mental)
3. Mengajukan pertanyaan
(aktivitas lisan, emosional,
mental)
4. Menjawab pertanyaan dari
guru
(aktivitas lisan, mental,
emosional)
5. Melakukan diskusi kelompok
menggunakan Time Token
(aktivitas lisan, mental,
motorik, mendengarkan)
6. Melaporkan hasildiskusi
kelompok
(aktivitas lisan, menulis,
mental)
7. Melakukan refleksi (aktivitas
lisan, mental, emosional)
232
LAMPIRAN 2
KISI-KISI INSTRUMEN
PENELITIAN
233
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
JUDUL:
Penerapan Model Time Token Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran IPS Siswa Kelas VC SDN Purwoyoso 03 Kota Semarang
No. Variabel Indikator Sumber Data
Alat/Instrumen
pengumpulan
data 1. Keterampilan
guru dalam
pembelajaran
IPS
melalui
model
pembelajaran
Time Token
berbantuan
audiovisual
1. Membuka pembelajaran
dengan menggunakan media
audiovisual
2. Bertanya menggunakan media
audiovisual
3. Menjelaskan menggunakan
media audiovisual
4. Menggunakan variasi media
audiovisual
5. Membimbing diskusi
kelompok kecil menggunakan
model Time Token
6. Pengkondisian kelas selama
pembelajaran
7. Mengajar kelompok kecil dan
perorangan menggunakan
model Time Token
8. Memberi penguatan kepada
siswa
9. Membimbing siswa untuk
menyimpulkan materi dan
memberikan umpan balik
1. Guru
2. Data
dokumen
(foto dan
video saat
kegiatan
pembelajar-
an)
1. Lembar
observasi
2. Lembar
wawancara
3. Catatan
lapangan
4. Alat
dokumentasi
(kamera
digital)
2. Aktivitas
siswa
dalam
pembelajaran
IPS
melalui
model
pembelajaran
Time Token
berbantuan
audiovisual
1. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran awal dengan
tertib
(aktivitas emosional, lisan,
mental)
2. Memperhatikan media
(aktivitas visual,
mendengarkan)
3. Mengajukan pertanyaan
(aktivitas lisan, emosional)
4. Menjawab pertanyaan dari
guru
(aktivitas lisan, mental,
emosional)
1. Siswa
2. Dokumen-
tasi (foto dan
video saat
kegiatan
pembelaja-
ran)
1. Lembar
observasi
2. Catatan
lapangan
3. Lembar
wawancara
4. Alat
dokumentasi
(kamera
digital)
234
5. Melakukan diskusi
kelompok menggunakan
Time Token
(aktivitas lisan, mental,
motorik, mendengarkan)
6. Melaporkan hasildiskusi
kelompok
(aktivitas lisan, menulis,
mental)
7. Melakukan refleksi
(aktivitas lisan, mental,
emosional)
3. Hasil belajar
siswa dalam
pembelajaran
IPS
melalui
model
Time Token
berbantuan
audiovisual
Ranah pengetahuan (kognitif) :
1. menjelaskan beberapa
usaha dalam rangka
mempersiapkan
kemerdekaan,
2. mendeskripsikan peristiwa
persiapan kemerdekaan,
3. mendeskripsikan peristiwa
Rengasdengklok,
4. menyebutkan peran
BPUPKI dalam persiapan
kemerdekaan Indonesia,
5. menyebutkan peran PPKI
dalam persiapan
kemerdekaan Indonesia
menjelaskan proses
perumusan dasar Negara,
6. menjelaskan proses
perumusan dasar negara,
7. menuliskan tokoh-tokoh
yang berperan dalam
kemerdekaan Indonesia,
8. menjelaskan peran tokoh-
tokoh dalam kemerdekaan
Indonesia
9. memaparkan cara
menghargai jasa pahlawan
Siswa
1. Lembar
evaluasi.
2. Lembar
penilaian hasil
belajar.
235
Ranah sikap (afektif) :
1. Disiplin,
2. Tanggung jawab,
3. Toleransi
4. Mandiri
Ranah keterampilan
(psikomotorik) :
1. Bertanya.
2. Menyampaikan pendapat
3. Berdiskusi
4. Presentasi hasil diskusi
236
LAMPIRAN 3
INSTRUMEN PENELITIAN
237
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PADA
PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN
AUDIOVISUAL Siklus ke ....
Nama Guru : Iis Yudis Trisnawati
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2
Mata Pelajaran : IPS
Materi : Persiapan menjelang kemerdekaan Indonesia
Hari/Tanggal : ............................
Petunjuk: 1. Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator
pengamatan!
Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak
Nilai 1 jika satu deskriptor tampak
Nilai 2 jika dua deskriptor tampak
Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak
Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101)
2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
Indikator Deskripsi
(Hasibuan,2009: 58-89) Tampak (√) Jumlah Skor
1. Keterampilan
membuka
pembelajaran dengan
menggunakan media
audiovisual
1) Menarik perhatian siswa
2) Menimbulkan motivasi
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran
4) Membuat kaitan antara pendahuluan
dengan inti pelajaran
2. Keterampilan
bertanya
menggunakan media
audiovisual
1) Pertanyaan yang disampaikan guru
jelas
2) Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas
lebih dahulu, baru menunjuk salah satu
siswa.
3) Pemindahan giliran pertanyaan secara
merata diantara para siswa
4) Pemberian waktu berfikir pada anak
untuk menjawab pertanyaan
3. Keterampilan
menjelaskan
menggunakan media
audiovisual
1) Memberikan ilustrasi yang relevan
dengan materi lewat tayangan media
audiovisual
2) Menjelaskan materi dengan media
audiovisual menggunakan kalimat yang
jelas dan mudah dipahami
3) Menjelaskan materi menggunakan
media audiovisual sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator yang
telah dirumuskan
4) Mengecek pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan lewat
tayangan media audiovisual
238
4. Keterampilan
menggunakan variasi
menggunakan media
audiovisual
1) Guru memberi variasi dalam nada
suara, volume suara, kecepatan bicara.
2) Guru menggunakan variasi media
pembelajaran
3) Guru memberikan tekanan pada butir-
butir yang penting.
4) Media yang digunakan dapat menarik
minat siswa
5. Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil
menggunakan model
Time Token
1) Membagi perhatian secara merata
2) Membimbing siswa dalam kegiatan
diskusi sesuai prosedur Time Token
3) Memberi waktu yang cukup untuk
merumuskan dan menjawab
permasalahan
4) Mendorong siswa untuk saling
bekerjasama dalam kegiatan diskusi
sesuai prosedur Time Token
6. Keterampilan
mengelola kelas
1) Mengkondisikan siswa secara fisik dan
psikis
2) Menegur siswa yang mengganggu
pembelajaran
3) Memusatkan siswa pada kegiatan
pembelajaran yang sedang
dilaksanakan
4) Menciptakan interaksi belajar positif
dengan siswa
7. Ketarampilan guru
mengajar kelompok
kecil dan perorangan
menggunakan model
Time Token
1) Membimbing siswa untuk berpikir
2) Mendorong siswa menyampaikan
pendapatnya menggunakan Time Token
3) Mendengarkan pendapat yang
disampaikan siswa
4) Memberi respon pada jawaban/
pendapat siswa
8. Keterampilan
memberi penguatan
1) Memberikan penguatan secara verbal
berupa kata-kata
2) Memberikan penguatan secara gestural
berupa gerakan, tepuk tangan, atau
acungan jempol
3) Memberikan penguatan dengan
sentuhan dirambut atau pundak
4) Memberikan penguatan berupa tanda/
benda berupa stiker bintang
9. Keterampilan
menutup pelajaran
1) Guru bersama siswa menarik
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
2) Melaksanakan refleksi
3) Memberikan evaluasi
4) Memberikan tindak lanjut berupa
pemberian tugas
239
Catatan:
Skor maksimal = 9 x 4 = 36
Skor minimal = 9 x 0 = 0
Median (Me) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
2 =
36+0
2 = 18
(Poerwanti, 2008: 6.9)
Kriteria Aktivitas Guru Kategori Nilai Ketuntasan
27 ≤ skor ≤ 36 Sangat baik A Tuntas
18 ≤ skor < 27 Baik B Tuntas
9 ≤ skor < 18 Cukup C Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 9 Kurang D Tidak Tuntas
Semarang, Februari 2015
Observer,
( ..................................... )
240
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN
IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL
Siklus ke ....
Nama Siswa : .............................
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2
Mata Pelajaran : IPS
Materi : Persiapan menjelang kemerdekaan Indonesia
Hari/Tanggal : ............................
Petunjuk:
1. Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan
indikator pengamatan!
Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak
Nilai 1 jika satu deskriptor tampak
Nilai 2 jika dua deskriptor tampak
Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak
Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101) 2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
Indikator Deskripsi
Hamalik (2006: 172) Tampak
(√)
Jumlah
Skor
1. Melaksanakan
kegiatan
pembelajaran awal
dengan tertib
(aktivitas
emosional,
aktivitas lisan,
aktivitas mental)
1) Mempersiapkan seluruh perlengkapan
belajar
2) Memberikan tanggapan pada apersepsi
yang diberikan guru
3) Siswa bersemangat mengikuti
pembelajaran
4) Siswa menyampaikan pengetahuan awal
yang dimiliki sesuai dengan isi materi
2. Memperhatikan
media
1) Memperhatikan media (aktivitas visual,
aktivitas lisan, aktivitas mendengarkan)
sampai akhir
2) Bertukar pendapat dengan teman saat
penayangan berlangsung.
3) Pandangan fokus saat video yang
ditayangkan
4) Mencatat hal-hal penting dari video yang
ditayangkan
3. Mengajukan
pertanyaan
(aktivitas lisan,
aktivitas
emosional)
1) Berani bertanya tentang materi yang
kurang dipahami
2) Bertanya dengan suara yang jelas
3) Pertanyaan yang diajukan relevan dengan
materi
4) Bertanya dengan sikap yang baik dan
sopan
241
4. Menjawab
pertanyaan dari
guru (aktivitas
lisan, aktivitas
mental, aktivitas
emosional)
1) Berani menjawab pertanyaan dari guru
2) Sering menjawab pertanyaan dari guru
3) Jawaban sesuai dengan pertanyaan yang
diberikan
4) Menjawab pertanyaan dari guru dengan
kalimat yang jelas.
5. Melakukan diskusi
kelompok
menggunakan
Time Token
(aktivitas lisan,
aktivitas mental,
aktivitas
1) Mengungkapkan pendapat saat diskusi
menggunakan kupon kemudian diletakkan
di tengah-tengah meja kelompok
2) Menanggapi pendapat teman dengan
meletakkan kupon di tengah-tengah meja
kelompok (aktivitas motorik, aktivitas
mendengarkan)
3) Memecahkan permasalahan dan memberi
saran positif pada kelompoknya
4) Bekerjasama dengan anggota kelompok
6. Melaporkan hasil
diskusi kelompok
(aktivitas lisan,
aktivitas menulis,
aktivitas mental)
1) Menyampaikan laporan hasil diskusi di
depan kelas
2) Jelas dalam menyampaikan hasil diskusi
di depan kelas.
3) Siswa merespon tanggapan yang muncul
4) Menulis rangkuman hasil diskusi
7. Melakukan
refleksi (aktivitas
mental, aktivitas
lisan)
1) Mencatat hasil refleksi
2) Berani menyampaikan hasil refleksi
3) Menyampaikan hasil refleksi secara
runtut
4) Refleksi yang dibuat sesuai dengan materi
yang telah dipelajari
Catatan:
Jumlah Skor = ………….. Kategori = …………………
Skor maksimal = 7 x 4 = 28
Skor minimal = 7 x 0 = 0
Median (Me) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
2 =
28+0
2 = 14
(Poerwanti, 2008: 6.9)
Kriteria Aktivitas Siswa Kategori Nilai Ketuntasan
21 ≤ skor ≤ 28 Sangat baik A Tuntas
14 ≤ skor < 21 Baik B Tuntas
7 ≤ skor < 14 Cukup C Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 7 Kurang D Tidak Tuntas
Semarang, Februari 2015
Observer,
( ..................................... )
242
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF
PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN
BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus ke ...
Nama Siswa : .............................
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2
Mata Pelajaran : IPS
Materi : Persiapan menjelang kemerdekaan Indonesia
Hari/Tanggal : ............................
Petunjuk: 1. Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator pengamatan!
Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak
Nilai 1 jika satu deskriptor tampak
Nilai 2 jika dua deskriptor tampak
Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak
Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101) 2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
Indikator Deskripsi
(Fitri, 2012: 23)
Tampak
(√)
Jumlah
Skor
1. Disiplin
1) Hadir tepat waktu
2) Menjalankan tata tertib kelas.
3) Mematuhi aturan diskusi kelompok dengan
model Time Token
4) Menyelesaikan soal tepat waktu
2. Tanggung
jawab
1) Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan
baik
2) Membuat laporan diskusi sesuai dengan
petunjuk guru
3) Bertanggung jawab terhadap setiap perbuatan
4) Menjaga suasana diskusi yang kondusif.
3. Toleransi 1) Memperlakukan teman dengan cara yang sama,
tidak memembeda-bedakan agama, dan suku
2) Menghargai pendapat teman dalam
pembelajaran
3) Mendengarkan saat teman bertanya atau
berpendapat
4) Menjaga suasana yang harmonis dengan
kelompok lain.
4. Mandiri 1) Mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru
2) Mengungkapkan pendapat sesuai
pengetahuannya
3) Mengerjakan soal yang diberikan oleh guru
dengan mandiri
4) Memahami materi secara mandiri.
243
Catatan:
Skor maksimal = 4 x 4 = 16
Skor minimal = 4 x 0 = 0
Median (Me) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
2 =
16+0
2 = 8
(Poerwanti, 2008: 6.9)
Kriteria Hasil Belajar
Siswa Ranah Afektif Kategori Nilai Ketuntasan
12 ≤ skor ≤ 16 Sangat baik A Tuntas
8 ≤ skor < 12 Baik B Tuntas
4 ≤ skor < 8 Cukup C Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 4 Kurang D Tidak Tuntas
Jumlah skor = …….. Nilai = ………
Semarang, Februari 2015
Observer,
.
( ..................................... )
244
LEMBAR OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH
PSIKOMOTORIK PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL
TIME TOKEN BERBANTUAN AUDIOVISUAL Siklus ke ...
Nama Siswa : .............................
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2
Mata Pelajaran : IPS
Materi : Persiapan menjelang kemerdekaan Indonesia
Hari/Tanggal : ............................
Petunjuk: 1. Berilah tanda check(√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator pengamatan!
Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak
Nilai 1 jika satu deskriptor tampak
Nilai 2 jika dua deskriptor tampak
Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak
Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101) 2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
Indikator Deskripsi
(Sugiarto, 2013: 7)
Tampak
(√)
Jumlah
Skor
1. Bertanya 1) Bertanya dengan jelas
2) Pertanyaan yang diajukan berbobot
3) Pertanyaan sesuai dengan materi
4) Waktu yang diperlukan untuk bertanya ≥
30 detik
2. Menyampai-
kan Pendapat
1) Menyampaikan pendapat dengan jelas
2) Pendapat yang disampaikan berbobot
3) Menyampaikan pendapat secara runtut
4) Waktu yang diperlukan untuk
menyampaikan pendapat ≥ 30 detik
3. Berdiskusi 1) Beperan aktif dalam memecahkan
masalah
2) Menjaga situasi kondusif dalam
kelompok
3) Keaktifan memberikan ide dalam
membuat laporan diskusi
4) Waktu yang diperlukan untuk
menyampaikan pendapat ≥ 30 detik
245
4. Presentasi
Hasil Diskusi
1) Membacakan hasil diskusi
2) Mempresentasikan hasil diskusi dengan
percaya diri
3) Menjawab pertanyaan yang diajukan
untuk kelompok diskusi
4) Waktu yang diperlukan untuk
menjawab pertanyaan ≥ 30 detik
Catatan:
Skor maksimal = 4 x 4 = 16
Skor minimal = 4 x 0 = 0
Median (Me) = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙+𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙
2 =
16+0
2 = 8
(Poerwanti, 2008: 6.9)
Kriteria Hasil Belajar
Siswa Ranah
Psikomotorik
Kategori Nilai Ketuntasan
12 ≤ skor ≤ 16 Sangat baik A Tuntas
8 ≤ skor < 12 Baik B Tuntas
4 ≤ skor < 8 Cukup C Tidak Tuntas
0 ≤ skor < 4 Kurang D Tidak Tuntas
Jumlah skor = …….. Nilai = ………
Semarang, Februari 2015
Observer,
( ..................................... )
246
CATATAN LAPANGAN SELAMA PEMBELAJARAN IPS
MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN
AUDIOVISUAL
Siklus ke ....
Nama Guru : Iis Yudis Trisnawati
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Hari / Tanggal : … .
Pukul : … .
Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru,
siswa, dan proses pembelajaran dengan model Time Token
berbantuan audiovisual sesuai dengan keadaan
sesungguhnya!
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Semarang, Februari 2015
Observer,
( ..................................... )
247
NILAI IPS PRASIKLUS SISWA KELAS VC
SDN PURWOYOSO 03 KOTA SEMARANG
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015
NO NAMA ST 1 ST 2 ST 3 Rata-
rata Keterangan
3.5 3.5 3.5
1 S.A.F.D 50 60 45 51,67 Tidak Tuntas
2 H.F.Y 50 60 55 55,00 Tidak Tuntas
3 G.B.P 70 75 70 71,67 Tuntas
4 M.F.A 50 55 55 53,33 Tidak Tuntas
5 A.M.Y 70 90 75 78,33 Tuntas
6 A.G. 75 60 60 65,00 Tidak Tuntas
7 A.F.S 45 75 40 53,33 Tidak Tuntas
8 A.B.R 45 60 60 55,00 Tidak Tuntas
9 A.N.H 80 75 65 73,33 Tuntas
10 A.D.N 75 70 75 73,33 Tuntas
11 B.N.A 40 40 35 38,33 Tidak Tuntas
12 B.D.M 60 65 55 60,00 Tidak Tuntas
13 D.H.S 70 75 85 76,67 Tuntas
14 D.A.H 40 80 50 56,67 Tidak Tuntas
15 E.S.R 80 85 90 85,00 Tuntas
16 F.R.M 75 75 65 71,67 Tuntas
17 F.Y.P.P 50 70 45 55,00 Tidak Tuntas
18 F.N.M 65 75 70 70,00 Tuntas
19 G.F.M 70 65 75 70,00 Tuntas
20 K.D.R 75 60 65 66,67 Tidak Tuntas
21 L.R 30 75 70 58,33 Tidak Tuntas
22 M.A.B.A 75 65 75 71,67 Tuntas
23 M.R.P 50 70 45 55,00 Tidak Tuntas
24 M.A.S 60 75 55 63,33 Tidak Tuntas
25 M.G.I 40 55 45 46,67 Tidak Tuntas
26 M.I.H.W 70 75 70 71,67 Tuntas
27 M.M.B 75 75 65 71,67 Tuntas
28 N.N.M 65 80 65 70,00 Tuntas
29 N.R.S.W 55 70 70 65,00 Tidak Tuntas
30 P.P.A 50 55 60 55,00 Tidak Tuntas
31 P.K.D 60 50 55 55,00 Tidak Tuntas
32 R.D.N 75 70 75 73,33 Tuntas
33 R.D.Y 55 65 55 58,33 Tidak Tuntas
248
34 R.N.A 65 70 80 71,67 Tuntas
35 R.R.P 70 70 70 70,00 Tuntas
36 S.A 60 55 60 58,33 Tidak Tuntas
37 T.N.E 70 60 55 61,67 Tidak Tuntas
38 V.A.S.F 70 70 75 71,67 Tuntas
39 Y.J.N 50 55 45 50,00 Tidak Tuntas
40 M.R.G.P 50 60 55 55,00 Tidak Tuntas
41 A.K 70 70 75 71,67 Tuntas
Rata-rata 63,54
Nilai Terendah 38,33
Nilai Tertinggi 85,00
KKM 70
Jumlah Siswa Tuntas 18
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 23
Ketuntasan Klasikal 44%
Semarang, 15 Oktober 2015
Guru kelas VC
Malikha, S.Pd.SD
NIP. 19610727 198012 2 007
249
LAMPIRAN 4
INSTRUMEN PENELITIAN
SIKLUS I
1. Perangkat pembelajaran siklus I
2. Hasil pengamatan keterampilan guru siklus I
3. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I
4. Hasil belajar siswa ranah (kognitif, afektif,
psikomotorik) siklus I
5. Catatan lapangan siklus I
250
PENGGALAN SILABUS
Sekolah : SD Negeri Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2
Mata Pelajaran : IPS
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
Kompetensi Dasar Materi Pokok/
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber/ Bahan ajar
1 2 3 4 5 6 7
2.2 Mengahargai
jasa dan
peranan tokoh
perjuangan
dalam
mempersiapka
n kemerdekaan
Indonesia
Usaha dalam
mempersiapkan
Kemerdekaan
Indonesia
2.2.1. Menjelaskan
beberapa usaha
dalam rangka
mempersiapkan
kemerdekaan
2.2.2 Mendeskripsikan
peristiwa
persiapan
kemerdekaan
2.2.3 Mendeskripsikan
peristiwa
Rengasdengklok
1. Guru
menyampaikan
tujuan.
2. Guru
menyampaikan
materi dengan
audiovisual.
3. Guru melakukan
tanya jawab tentang
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
4. Siswa berkelompok
dengan anggota 4-5
siswa.
5. Guru menjelaskan
tentang Time Token,
6. Guru membagikan
Tes tertulis
dan unjuk
kerja
2 x 35
menit
1. Kurikulum KTSP 2006
2. Silabus Ilmu
Pengetahuan Sosial
kelas V semester 2
3. Buku BSE Ilmu
Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI kelas V,
karangan Siti Syamsiah,
dkki, terbitan tahun
2008. Halaman 90. 4. Buku BSE Ilmu
Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI kelas V,
karangan Endang
Susilaningsih, dkk,
terbitan tahun 2008.
Halaman 177
5. Buku BSE Ilmu
251
kupon bicara dan
lembar kerja siswa
7. Siswa berdiskusi
8. Siswa membacakan
hasil diskusi
9. Guru memberikan
pembenaran
10. Guru bersama siswa
menyimpulkan
materi.
11. Guru memberikan
soal evaluasi.
12. Guru menutup
pelajaran.
Pengetahuan Sosial SD
dan MI kelas V,
karangan Reny Yuliati
dan Ade Munajat,
terbitan tahun 2008.
Halaman 123.
6. Buku Cooperative
Learning teori dan
Aplikasi PAIKEM,
karangan Agus
Suprijono, terbitan tahun
2012. Halaman 46. 7. Buku Model-model
pengajaran dan
Pembelajaran, karangan
Miftahul Huda, M.Pd,
terbitan tahun 2013.
Halaman 241.
Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi, mandiri
Semarang, 9 Februari 2015
Mengetahui,
Korabolator
Malikha, S.Pd.SD
NIP. 19610727 198012 2 007
252
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS 1)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Purwoyoso 03
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VC / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar
2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
III. Indikator
2.2.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan
kemerdekaan
2.2.2 Mendeskripsikan peristiwa persiapan kemerdekaan
2.2.3 Mendeskripsikan peristiwa Rengasdengklok
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui mengamati video tentang persiapan kemerdekaan, siswa dapat
menjelaskan usaha–usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan
dengan benar.
2. Melalui tanya jawab bersama guru, siswa dapat mendeskripsikan peristiwa
persiapan kemerdekaan dengan baik.
3. Melalui bekerja kelompok, siswa dapat menyebutkan usaha – usaha dalam
rangka mempersiapkan kemerdekaan dengan tepat.
4. Melalui mengamati slide tentang peristiwa rengasdengklok, siswa dapat
mendiskripsikan peristiwa Rengasdengklok dengan runtut.
Karakteristik siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi,
mandiri
253
V. Materi Pembelajaran
Usaha dalam mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia (terlampir)
VI. Model, Media, dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Time Token
2. Media
Audiovisual (soundslide / video)
3. Metode Pembelajaran
a. Tanya jawab c. Diskusi
b. Tugas d. Ekspositori (Ceramah)
VII. Langkah-Langkah Pembelajara
1. Kegiatan Awal (±10menit)
1. Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan
mempersiapkan media pembelajaran.
2. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Hari Kemerdekaan”
(terlampir).
3. Guru bertanya kepada siswa: “Apa saja persiapan untuk
menyongsong kemerdekaan? mari kita pelajari bersama - sama”
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan
belajar yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (±70 menit)
1. Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan
audiovisual tentang persiapan kemerdekaan Indonesia (eksplorasi).
2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang
telah dijelaskan (eksplorasi).
3. Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4–5 siswa
perkelompok. (elaborasi).
4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran
Time Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya
(elaborasi).
254
5. Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk
dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model
Time Token, yang telah dijelaskan oleh guru (elaborasi).
6. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar
kerja siswa yang diberikan guru tentang persiapan kemerdekaan
Indonesia dan peristiwa Rengasdengklok (elaborasi).
7. Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar
kerja siswa dan buku catatannya (elaborasi).
8. Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian
kelompok lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok
tersebut (konfirmasi).
9. Siswa mengamati PPT tentang pembenaran soal diskusi
(konfirmasi).
10. Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa
yang kurang tepat (konfirmasi).
11. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami (konfirmasi).
12. Guru memberikan reward/penghargaan pada kelompok dengan
hasil diskusi terbaik. (konfirmasi).
3. Kegiatan Akhir (±10 menit)
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
2. Pelaksanaan evaluasi.
3. Tindak lanjut:
4. guru meminta siswa mempelajari materi tentang peranan BPUPKI
dan PPKI dalam perumusan dasar Negara serta tokoh-tokoh yang
berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dan
memberikan soal perbaikan/ pengayaan kepada siswa.
5. Berdoa bersama.
VIII. Media dan Sumber Belajar
1. Media: audiovisual. (slide / video )
Alat peraga : LCD.
255
2. Sumber belajar
a. Kurikulum KTSP 2006
b. Silabus Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V semester 2
c. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan
Siti Syamsiah, dkki, terbitan tahun 2008. Halaman 90.
d. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan
Endang Susilaningsih, dkk, terbitan tahun 2008. Halaman 177.
e. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI kelas V, karangan
Reny Yuliati dan Ade Munajat, terbitan tahun 2008. Halaman 123.
f. Buku Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, karangan
Agus Suprijono, terbitan tahun 2012. Halaman 46.
g. Buku Model-model pengajaran dan Pembelajaran, karangan
Miftahul Huda, M.Pd, terbitan tahun 2013. Halaman 241.
IX. Penilaian
1. Prosedur tes: tes awal (tidak ada), tes proses (LKS), tes akhir (evaluasi)
2. Jenis tes: tertulis dan penilaian proses
3. Bentuk tes: LKS dan evaluasi
4. Teknik Tes: tes dan nontes
5. Instrumen (Terlampir)
Semarang, 9 Februari 2015
Kolaborator
Malikha, S.Pd.SD
NIP. 19610727 198012 2 007
256
Lampiran Lagu
Hari Kemerdekaan
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia,
Merdeka, …
Sekali merdeka tetap merdeka,
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia, tetap sedia
Mempertahankan Indonesia,
Kita tetapsetia, sedia
Membela Negara kita…
257
MATERI AJAR
Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar
2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
Indikator
2.2.1. Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan
2.2.2 Mendeskripsikan peristiwa persiapan kemerdekaan
2.2.3 Mendeskripsikan peristiwa Rengasdengklok
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
A. Pembentukan BPUPKI
Kekalahan Jepang terus menerus dalam perang Asia Timur Raya melawan
Sekutu dimanfaatkan Indonesia untuk menyusun dan mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia. Salah satunya adalah mendesak pemerintahan Jepang
agar segera memerdekakan bangsa Indonesia.
Pada tanggal 1 Maret 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai
yang diketuai oleh dr. Radjiman Widiodiningrat dan Raden Panji Suroso sebagai
wakilnya. BPUPKI mempunyai tugas untuk menyiapkan organisasi pemerintah
Indonesia yang akan menerima pemerintahan dari pemerintah Jepang. BPUPKI
berhasil membentuk Panitia Sembilan dengan ketua Ir. Soekarno. Tugas Panitia
Sembilan adalah merumuskan dasar Indonesia merdeka. Pada tanggal 22 Juni
1945, Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang
menjadi cikal bakal Pembukaan UUD 1945.
B. Pembentukan PPKI
Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk pada tanggal 7
Agustus 1945. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta sebagai
wakilnya. Tugas PPKI adalah :
a. Menyelesaikan dan mengesahkan rancangan undang-undang dasar yang
telah disusun oleh BPUPKI
b. Memusyawarahkan dan memutuskan cara pelaksanaan pernyataan
kemerdekaan.
258
Pada tanggal 18 Agustus PPKI mengadakan sidang yang pertama dan
berhasil mengesahkan UUD 1945 sebagai undang-undang dasar Negara
Indonesia. Dalam pembukaan UUD 1945 tersebut terdapat rumusan Pancasila.
C. Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 9 Agustus 1945 tiga tokoh besar Indonesia dipanggil oleh
Jendral Terauchi ke Dalat, Vietnam. Tiga tokoh tersebut adalah Ir. Soekarno, Drs.
Moh Hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat. Dalam pertemuan itu Jendral
Terauchi menyampaikan bahwa jepang telah memutuskan untuk memberi
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Jendral Terauchi mengatakan bahwa rencana
pelaksanaan proklamasi segera dilakukan oleh bangsa Indonesia.
Dengan membawa hasil dari Jendral Terauchi, pada tanggal 14 Agustus
1945 ketiganya kembali ke tanah air. Akan tetapi, berita kekalahan Jepang
terhadap sekutu sudang di dengar oleh sebagian para pemuda Indonesia melalui
siaran radio luar negeri. Pemuda yang pertama kali mendengar siaran itu adalah
Sutan Syahrir, kemudian para pengikutnya. Oleh karena itu, para pemuda
menuntut agar proklamasi segera dilaksanakan.
Pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat
kepada Sekutu setelah sebelumnya kota Hirosima dan kota Nagasaki dibom atom
oleh pasukan Sekutu. Kemudian para tokoh pemuda mengadakan rapat kilat.
Keputusan rapat adalah segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 16 Agustus 1945. Sebab, Jepang sudah kalah perang dan Belanda serta
Sekutu belum datang. Golongan pemuda mengurus Darwis dan Wikana menemui
Bung Karno dan Bung Hatta untuk menyampaikan hasil rapat golongan pemuda.
Tetapi Bung Karno dan Bung Hatta menolak permintaan tersebut. Mereka
berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan harus benar-benar dipersiapkan
dengan matang, sedangkan para pemuda menginginkan proklamasi dilakukan
sesegera mungkin. Terjadilah ketegangan akibat pertentangan pendapat antara
golongan tua dan golongan muda.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terutama gangguan dari
pihak jepang, maka pada tanggal 16 Agustus 1945, tiga tokoh pemuda terdiri atas
Sukarni, Yusuf Kunto dan Singgih membawa Bung Karno (bersama Fatmawati
259
dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Bung Hatta ke Rengasdengklok, Jawa
Barat. Di Rengasdengklok, para pemuda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta
agar segera melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pada sore hari tanggal 16 Agustus 1945, Mr. Ahmad Soebardjo datang untuk
menengahi pertengkaran pendapat antara pemuda dan Bung karno dan Bung Hatta
tersebut. Setelah para tokoh itu mencapai kata sepakat dalam musyawarah,
mereka memutuskan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945. Sampai di Jakarta, malam itu juga bung Karno dan
Bung Hatta mengajak anggota PPKI dan para tokoh pemuda untuk membicarakan
persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pembicaraan itu dilangsungkan di
rumah laksamana Muda Maeda (Perwira Angkatan Laut Jepang di Jakarta)
Rumah tersebut terletak di jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta.
D. Penyusunan Teks Proklamasi
Tanggal 17 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB dini hari, Bung Karno, Bung
Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo berhasil menyusun teks proklamasi. Mulanya
diusulkan agar semua yang hadir ikut menandatangani naskah proklamasi
tersebut. Tapi karena mereka yang hadir tidak bersedia, maka Soekarno
mengusulkan dalam rapat tersebut agar teks proklamasi ditandatangani oleh
Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Semua yang hadir setuju dan sepakat
naskah tersebut ditandatangani oleh Soekarno dan hatta. Naskah proklamasi yang
semula ditulis tangan kemudian diketik dengan rapi oleh Sayuti Melik.
Bunyi teks proklamasi seperti di bawah ini. Coretan-coretan sewaktu
penyusunan menandakan banyaknya pertimbangan dalam membuat pernyataan
yang bersejarah bagi bangsa Indonesia.
260
Kemudian Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi proklamasi tersebut
dengan rapi. Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah:
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8
tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesuai dengan tahun Jepang yang kala itu
adalah tahun 2605. Teks diatas merupakan hasil ketikan dari Sayuti Melik (atau
Sajoeti Melik), salah seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan
proklamasi.
261
E. Detik-detik Proklamasi
Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan
Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani
dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10.00 WIB dengan pembacaan
proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian
bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul
dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi,
pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak
dengan alasan pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit.
Oleh sebab itu ditunjuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu
oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang
membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang
dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar,
hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka
tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monumen Nasional.
262
Lampiran Media
“VIDEO USAHA-USAHA BANGSA INDONESIA MEMPERSIAPKAN
KEMERDEKAAN INDONESIA”
263
Lampiran LKS
Lembar Kerja Siswa
Petunjuk:
1. Diskusikan Lembar Kerja Siswa ini bersama kelompokmu sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif model Time Token !
2. Tulislah jawaban didalam lembar jawab yang telah disediakan !
Diskusikan :
1. Penyebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok! Apa saja yang terjadi dalam
peristiwa Rengasdengklok?
2. Amatilah naskah berikut ini!
Sebutkan perbedaan antara naskah asli yang ditulis Soekarno dengan naskah
proklamasi yang telah diketik oleh Sayuti Melik!
Kelompok :
Nama anggota kelompok:
1. .......................................... Abs : ......
2. .......................................... Abs : ......
3. .......................................... Abs : ......
4. .......................................... Abs : ......
5. .......................................... Abs : ......
264
LAMPIRAN IV : KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA
1. Penyebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok yaitu adanya perbedaan
pendapat antara golongan muda dan golongan tua. Golongan muda mendesak
para golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Tetapi Bung Karno dan Bung Hatta menolak permintaan tersebut. Mereka
berpendapat bahwa proklamasi kemerdekaan harus benar-benar dipersiapkan
dengan matang, sedangkan para pemuda menginginkan proklamasi dilakukan
sesegera mungkin. Terjadilah ketegangan akibat pertentangan pendapat antara
golongan tua dan golongan muda. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1945,
tiga tokoh pemuda terdiri atas Sukarni, Yusuf Kunto dan Singgih membawa
Bung Karno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan
Bung Hatta ke Rengasdengklok, Jawa Barat.
2. Di dalam teks proklamasi terdapat beberapa perubahan yaitu terdapat pada:
Kata tempoh diubah menjadi tempo
Kata Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa
Indonesia
Kata Djakarta, 17-8-05 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 08
tahun '05
Naskah proklamasi klad yang tidak ditandatangani kemudian menjadi
otentik dan ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Moh.Hatta
Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal
KRITERIA PENILAIAN
TES PROSES (LEMBAR KERJA SISWA) SIKLUS I
Skor tiap nomor = 10
Skor maksimal = 100
Nilai Akhir = 𝐵
𝑆𝑡 𝑥 100 (Skor teoretis= 30)
Keterangan:
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoretis
(Poerwanti, 2008: 6.3)
265
Lampiran Kisi-Kisi
Kelas/ Semester : VC / 2
Mapel : IPS
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR MATERI ASPEK NOMOR SOAL
2. Menghargai
peranan tokoh
pejuang
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan
mempertahanka
n kemerdekaan
Indonesia.
2.2 Mengahargai
jasa dan peranan
tokoh
perjuangan
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
2.2.1. Menjelaskan beberapa
usaha dalam rangka
mempersiapkan
kemerdekaan
2.2.2 Mendeskripsikan
peristiwa persiapan
kemerdekaan
2.2.3 Mendeskripsikan
peristiwa
Rengasdengklok
Usaha dalam
mempersiapkan
Kemerdekaan
Indonesia
C2
C2
C2
PG: 1, 6, 8
Uraian: 1, 5
PG: 2, 5, 7,
Uraian: 3
PG: 3, 4, 9, 10
Uraian: 2, 4
266
Lampiran Soal Evaluasi
SOAL EVALUASI
Mata pelajaran : IPS
Materi : Usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
Kelas/Semester : VC / 2
Waktu : 20 menit
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di bawah ini!
1. Sebagai usaha mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, maka dibentuk …..
a. BPUPKI c. PPKI
b. Konstituante d. DPR
2. Pembicaraan tentang persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia dilakukan di...
a. Hanoi c. Dalat
b. Saigon d. Manila
3. Peristiwa Rengasdengklok terjadi karena ….
a. ditepatinya janji untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia
b. perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda
c. telah terlaksananya proklamasi kemerdekaan Indonesia
d. telah ditandatanganinya naskah proklamasi oleh Soekarno-Hatta
4. Tokoh yang membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok adalah ….
a. Wikana dan Sukarni c. Subandrio dan Sukarni
b. Sutan Syahrir dan Darwis d. Wikana dan Yusuf Kunto
5. Pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan di ….
a. Lapangan Ikada
b. Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta
c. Jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta
d. Gedung Baktereologi Jakarta
Nama : ......................................
No.Abs : ......................................
NILAI
267
6. Tokoh pemuda yang pertama kali mendengar berita kekalahan Jepang adalah..
a. Sutan Syahrir c. Wikana
b. Sukarni d. Darwis
7. Perumusan teks proklamasi dilaksanakan di rumah….
a. Laksamana Tadashi Maeda c. Sayuti Melik
b. Ir. Soekarno d. Jenderal Terauchi
8. Proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan pada tanggal….
a. 16 Agustus 1945 c. 18 Agustus 1945
b. 17 Agustus 1945 d. 19 Agustus 1945
9. Tujuan Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok adalah….
a. diberikan perlindungan keamanan
b. tidak terancam oleh rakyat
c. diberi sebutan bapak bangsa
d. agar tidak mendapat pengaruh dari Jepang
10. Tokoh yang menjadi penengah golongan tua dan golongan muda adalah....
a. Mr. Soepomo c. Mr. Ahmad Subardjo
b. Ir. Soekarno d. Drs. Mohammad Hatta
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!
1. Apakah tujuan pembentukan BPUPKI ?
2. Jelaskan penyebab terjadinya peristiwa Rengasdengklok!
3. Sebutkan usaha-usaha bangsa Indonesia dalam rangka mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia ? (minimal 2)
4. Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada tanggal berapa dan siapa saja yang
diculik dalam peristiwa itu?
5. Bagaimana bunyi teks proklamasi yang dibacakan Ir. Soekarno pada
tanggal 17 Agustus 1945!
Semangat yaaa!
268
Soal pengayaan
Diskusikan dengan orang tuamu atau kakek nenekmu tentang kemerdekaan
Indonesia! Tulislah hasil diskusimu diselembar kertas lalu warnai!
Soal perbaikan
Coba kalian tuliskan naskah teks proklamasi yang asli pada buku! Kemudian
carilah ejaan yang berbeda dengan ejaan yang disempurnakan! Tulis
perbedaannya!
Lampiran Kunci Jawaban
A. PILIHAN GANDA
1. A 6. A
2. C 7. A
3. B 8. B
4. D 9. D
5. B 10. C
B. URAIAN
1. Pembentukan BPUPKI bertujuan untuk menyiapkan organisasi pemerintah
Indonesia yang akan menerima pemerintahan dari pemerintah Jepang.
2. Adanya pertentangan antara golongan muda dan golongan tua, golongaN
muda mendesak Ir.Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.
3. Beberapa usaha bangsa Indonesia dalam mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia antara lain: Pembentukan BPUPKI, Pembentukan PPKI, Peristiwa
Rengasdengklok, Penyusunan teks proklamasi, Detik-detik proklamasi.
4. Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945, yang
diculik yaitu Bung Karno (Ibu Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9
bulan) dan Bung Hatta.
5. PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8
tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta
269
KRITERIA PENSKORAN
Aspek Penilaian
b. Setiap jawaban yang benar diberi skor 1
Jumlah skor benar semua 10
c. Skor 5: jawaban benar dan sistematis
Skor 4: jawaban benar
Skor 3: jawaban kurang lengkap
Skor 2: jawaban kurang lengkap dan tidak sistematis
Skor 1: tidak menjawab/jawaban salah
Jumlah skor maksimal: 25
Nilai = = 𝐵
𝑆𝑡 𝑥 100 (Skor teoretis= 30)
Keterangan:
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoretis
(Poerwanti, 2008: 6.3)
270
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PADA
PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN
AUDIOVISUAL
Siklus I
Nama Guru : Iis Yudis Trisnawati
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2
Mata Pelajaran : IPS
Materi : Usaha dalam mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia
Hari/Tanggal : 09 Februari 2015
Petunjuk:
1. Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator
pengamatan!
Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak
Nilai 1 jika satu deskriptor tampak
Nilai 2 jika dua deskriptor tampak
Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak
Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101)
2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
Indikator Deskripsi
(Hasibuan,2009: 58-89) Tampak (√) Jumlah Skor
1. Keterampilan
membuka
pembelajaran dengan
menggunakan media
audiovisual
1) Menarik perhatian siswa √
3
2) Menimbulkan motivasi -
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran √
4) Membuat kaitan antara pendahuluan
dengan inti pelajaran √
2. Keterampilan
bertanya
menggunakan media
audiovisual
1) Pertanyaan yang disampaikan guru jelas √
2
2) Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas
lebih dahulu, baru menunjuk salah satu
siswa.
√
3) Pemindahan giliran pertanyaan secara
merata diantara para siswa -
4) Pemberian waktu berfikir pada anak
untuk menjawab pertanyaan -
271
3. Keterampilan
menjelaskan
menggunakan media
audiovisual
1) Memberikan ilustrasi yang relevan
dengan materi lewat tayangan media
audiovisual
-
2
2) Menjelaskan materi dengan media
audiovisual menggunakan kalimat yang
jelas dan mudah dipahami
√
3) Menjelaskan materi menggunakan
media audiovisual sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator yang
telah dirumuskan
√
4) Mengecek pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan lewat
tayangan media audiovisual
-
4. Keterampilan
menggunakan variasi
menggunakan media
audiovisual
1) Guru memberi variasi dalam nada
suara, volume suara, kecepatan bicara. √
3
2) Guru menggunakan variasi media
pembelajaran √
3) Guru memberikan tekanan pada butir-
butir yang penting. √
4) Media yang digunakan dapat menarik
minat siswa -
5. Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil
menggunakan model
Time Token
1) Membagi perhatian secara merata
-
2
2) Membimbing siswa dalam kegiatan
diskusi sesuai prosedur Time Token √
3) Memberi waktu yang cukup untuk
merumuskan dan menjawab
permasalahan
-
4) Mendorong siswa untuk saling
bekerjasama dalam kegiatan diskusi
sesuai prosedur Time Token
√
6. Keterampilan
mengelola kelas
1) Mengkondisikan siswa secara fisik dan
psikis √
2
2) Menegur siswa yang mengganggu
pembelajaran √
3) Memusatkan siswa pada kegiatan
pembelajaran yang sedang dilaksanakan -
4) Menciptakan interaksi belajar positif
dengan siswa -
7. Ketarampilan guru
mengajar kelompok
kecil dan perorangan
menggunakan model
Time Token
1) Membimbing siswa untuk berpikir
-
2
2) Mendorong siswa menyampaikan
pendapatnya menggunakan time token √
3) Mendengarkan pendapat yang
disampaikan siswa √
4) Memberi respon pada jawaban/
pendapat siswa -
272
8. Keterampilan
memberi penguatan
1) Memberikan penguatan secara verbal
berupa kata-kata √
3
2) Memberikan penguatan secara gestural
berupa gerakan, tepuk tangan, atau
acungan jempol
√
3) Memberikan penguatan dengan
sentuhan dirambut atau pundak -
4) Memberikan penguatan berupa tanda/
benda berupa stiker bintang √
9. Keterampilan
menutup pelajaran
1) Guru bersama siswa menarik
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
√
2 2) Melaksanakan refleksi -
3) Memberikan evaluasi √
4) Memberikan tindak lanjut berupa
pemberian tugas -
Semarang, 9 Februari 2015
Observer,
Malikha, S.Pd.SD
NIP. 19610727 198012 2 007
273
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
No. Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah Kriteria 1 2 3 4 5 6 7
Skor Perolehan
1 S.A.F.D 1 1 2 2 2 1 3 12 C
2 H.F.Y 1 2 1 2 2 2 3 13 C
3 G.B.P 2 2 2 1 2 2 2 13 C
4 M.F.A 2 2 2 3 2 2 2 15 B
5 A.M.Y 3 3 2 3 2 2 2 17 B
6 A.G. 2 2 2 1 2 2 2 13 C
7 A.F.S 3 2 2 3 2 2 2 16 B
8 A.B.R 3 2 2 2 2 2 2 15 B
9 A.N.H 2 2 2 3 4 2 3 18 B
10 A.D.N 3 4 2 3 2 2 2 18 B
11 B.N.A 1 1 2 1 2 2 2 11 C
12 B.D.M 2 2 1 3 1 2 2 13 C
13 D.H.S 3 4 2 2 2 2 2 17 B
14 D.A.H 2 2 2 3 2 1 2 14 B
15 E.S.R 3 2 2 2 2 2 2 15 B
16 F.R.M 1 1 2 1 2 2 2 11 C
17 F.Y.P.P 2 2 1 2 2 2 2 13 C
18 F.N.M 1 2 2 2 2 2 2 13 C
19 G.F.M 2 2 1 3 2 2 3 15 B
20 K.D.R 3 2 2 1 2 2 3 15 B
21 L.R 3 3 2 3 1 2 2 16 B
22 M.A.B.A 1 2 2 1 2 2 2 12 C
23 M.R.P 1 2 1 3 2 2 2 13 C
24 M.A.S 2 2 2 2 2 1 2 13 C
25 M.G.I 1 2 2 3 2 2 2 14 B
26 M.I.H.W 3 4 3 1 2 2 2 17 B
27 M.M.B 3 3 3 3 4 2 2 20 B
28 N.N.M 3 3 2 2 2 2 2 16 B
29 N.R.S.W 1 2 1 3 1 3 2 13 C
30 P.P.A 1 2 2 2 2 2 3 14 B
31 P.K.D 3 3 2 2 2 2 2 16 B
32 R.D.N 3 4 2 3 2 2 2 18 B
274
33 R.D.Y 3 4 2 1 2 3 2 17 B
34 R.N.A 2 2 1 2 3 2 3 15 B
35 R.R.P 2 2 1 2 4 2 3 16 B
36 S.A 2 4 3 2 1 2 3 17 B
37 T.N.E 3 3 2 2 2 2 2 16 B
38 V.A.S.F 2 2 1 1 1 2 3 12 C
39 Y.J.N 3 2 2 2 2 2 3 16 B
40 M.R.G.P 3 4 3 2 3 3 3 21 A
41 A.K 3 4 2 1 1 3 3 17 B
Jumlah 90 101 77 86 84 83 95 616 B
Rerata 2.20 2.46 1.88 2.10 2.05 2.02 2.32 15.02 B
Semarang, 9 Februari 2015
275
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF SIKLUS I
NO NAMA NILAI KETEGORI
1 S.A.F.D 40 Tidak Tuntas
2 H.F.Y 51 Tidak Tuntas
3 G.B.P 63 Tidak Tuntas
4 M.F.A 43 Tidak Tuntas
5 A.M.Y 74 Tuntas
6 A.G. 68 Tidak Tuntas
7 A.F.S 71 Tuntas
8 A.B.R 71 Tuntas
9 A.N.H 60 Tidak Tuntas
10 A.D.N 85 Tuntas
11 B.N.A 45 Tidak Tuntas
12 B.D.M 60 Tidak Tuntas
13 D.H.S 80 Tuntas
14 D.A.H 77 Tuntas
15 E.S.R 57 Tidak Tuntas
16 F.R.M 45 Tidak Tuntas
17 F.Y.P.P 68 Tidak Tuntas
18 F.N.M 71 Tuntas
19 G.F.M 45 Tidak Tuntas
20 K.D.R 54 Tidak Tuntas
21 L.R 80 Tuntas
22 M.A.B.A 71 Tuntas
23 M.R.P 63 Tidak Tuntas
24 M.A.S 77 Tuntas
25 M.G.I 71 Tuntas
26 M.I.H.W 77 Tuntas
27 M.M.B 77 Tuntas
28 N.N.M 83 Tuntas
29 N.R.S.W 85 Tuntas
30 P.P.A 85 Tuntas
31 P.K.D 85 Tuntas
32 R.D.N 57 Tidak Tuntas
33 R.D.Y 51 Tidak Tuntas
34 R.N.A 71 Tuntas
35 R.R.P 71 Tuntas
36 S.A 77 Tuntas
276
37 T.N.E 88 Tuntas
38 V.A.S.F 77 Tuntas
39 Y.J.N 85 Tuntas
40 M.R.G.P 91 Tuntas
41 A.K 91 Tuntas
Rata-rata 69.29
Nilai Terendah 40.00
Nilai Tertinggi 91.00
KKM 70
Jumlah Siswa Tuntas 25
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 16
Ketuntasan Klasikal 60.98%
277
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF
SIKLUS I
No. Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah Kriteria 1 2 3 4
Skor Perolehan
1 S.A.F.D 1 2 2 2 7 C
2 H.F.Y 2 1 3 1 7 C
3 G.B.P 3 2 1 3 9 B
4 M.F.A 2 2 3 2 9 B
5 A.M.Y 1 1 2 4 8 B
6 A.G. 3 2 3 2 10 B
7 A.F.S 2 1 3 1 7 C
8 A.B.R 3 3 1 2 9 B
9 A.N.H 2 1 3 3 9 B
10 A.D.N 2 3 2 1 8 B
11 B.N.A 3 3 3 2 11 B
12 B.D.M 2 1 2 3 8 B
13 D.H.S 2 3 3 2 10 B
14 D.A.H 3 2 1 1 7 C
15 E.S.R 1 3 2 2 8 B
16 F.R.M 2 3 2 3 10 B
17 F.Y.P.P 3 2 3 2 10 B
18 F.N.M 2 3 2 4 11 B
19 G.F.M 2 3 3 2 10 B
20 K.D.R 2 1 1 3 7 C
21 L.R 1 3 3 2 9 B
22 M.A.B.A 2 3 2 2 9 B
23 M.R.P 2 2 3 1 8 B
24 M.A.S 2 1 3 2 8 B
25 M.G.I 3 2 2 3 10 B
26 M.I.H.W 3 3 1 2 9 B
27 M.M.B 1 1 2 2 6 C
28 N.N.M 2 3 3 3 11 B
29 N.R.S.W 3 2 3 4 12 A
30 P.P.A 2 3 3 2 10 B
31 P.K.D 3 2 1 1 7 C
278
32 R.D.N 2 3 2 2 9 B
33 R.D.Y 3 1 3 3 10 B
34 R.N.A 2 2 3 2 9 B
35 R.R.P 2 3 1 3 9 B
36 S.A 2 2 2 3 9 B
37 T.N.E 4 3 2 2 11 B
38 V.A.S.F 2 1 3 1 7 C
39 Y.J.N 2 3 2 2 9 B
40 M.R.G.P 2 3 3 4 12 A
41 A.K 4 3 2 2 11 B
Jumlah 92 91 94 93 370 B
Rerata 2.24 2.22 2.29 2.27 9.02 B
Semarang, 9 Februari 2015
279
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH
PSIKOMOTORIK SIKLUS I
No. Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah Kriteria 1 2 3 4
Skor Perolehan
1 S.A.F.D 1 2 2 2 7 C
2 H.F.Y 2 1 2 2 7 C
3 G.B.P 2 2 2 3 9 B
4 M.F.A 2 3 2 1 8 B
5 A.M.Y 2 2 3 3 10 B
6 A.G. 1 3 2 1 7 C
7 A.F.S 3 2 1 2 8 B
8 A.B.R 2 1 3 3 9 B
9 A.N.H 3 2 2 2 9 B
10 A.D.N 2 3 3 3 11 B
11 B.N.A 2 2 1 2 7 C
12 B.D.M 2 1 3 3 9 B
13 D.H.S 2 3 2 1 8 B
14 D.A.H 1 2 2 2 7 C
15 E.S.R 3 3 3 3 12 A
16 F.R.M 2 2 1 2 7 C
17 F.Y.P.P 3 3 3 2 11 B
18 F.N.M 2 2 2 3 9 B
19 G.F.M 2 1 2 1 6 C
20 K.D.R 2 3 2 3 10 B
21 L.R 3 2 2 2 9 B
22 M.A.B.A 2 3 3 2 10 B
23 M.R.P 3 3 3 3 12 A
24 M.A.S 1 2 1 2 6 C
25 M.G.I 3 3 3 4 13 A
26 M.I.H.W 2 2 2 2 8 B
27 M.M.B 3 2 3 1 9 B
28 N.N.M 2 2 2 3 9 B
29 N.R.S.W 3 3 3 2 11 B
30 P.P.A 2 2 1 2 7 C
31 P.K.D 1 3 3 3 10 B
280
32 R.D.N 3 2 2 2 9 B
33 R.D.Y 2 3 2 3 10 B
34 R.N.A 4 2 3 2 11 B
35 R.R.P 3 4 1 1 9 B
36 S.A 2 2 3 2 9 B
37 T.N.E 3 3 4 2 12 A
38 V.A.S.F 2 2 3 4 11 B
39 Y.J.N 4 3 4 3 14 A
40 M.R.G.P 3 4 3 3 13 A
41 A.K 4 3 3 3 13 A
Jumlah 96 98 97 95 386 B
Rerata 2.34 2.39 2.37 2.32 9.41 B
Semarang, 9 Februari 2015
281
CONTOH HASIL LKS SIKLUS 1
282
283
CONTOH HASIL BELAJAR SIKLUS 1
284
CATATAN LAPANGAN SELAMA PEMBELAJARAN IPS
MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN
AUDIOVISUAL
Siklus I
Nama Guru : Iis Yudis Trisnawati
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Hari / Tanggal : 09 Februari 2015
Pukul : 09.00 – 10.10
Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru,
siswa, dan proses pembelajaran dengan model Time Token
berbantuan audiovisual sesuai dengan keadaan
sesungguhnya!
1. Masih ada siswa yang terlambat masuk dan belum siap mengikuti pelajaran.
2. Sesekali siswa terlihat ramai sendiri saat penayangan video.
3. Ada seorang siswa berinisial MIHW yang tidak mau berpendapat ataupun
bertanya, karena menginginkan kupon bicara untuk ditempelkan dibukunya.
4. Ada beberapa siswa yang keluar kelas untuk keperluan lomba.
Semarang, 9 Februari 2015
285
LAMPIRAN 5
INSTRUMEN PENELITIAN
SIKLUS II
1. Perangkat pembelajaran siklus II
2. Hasil pengamatan keterampilan guru siklus II
3. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II
4. Hasil belajar siswa ranah (kognitif, afektif,
psikomotorik) siklus II
5. Catatan lapangan siklus II
286
PENGGALAN SILABUS
Sekolah : SD Negeri Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2
Mata Pelajaran : IPS
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
Kompetensi Dasar Materi Pokok/
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber/ Bahan ajar
1 2 3 4 5 6 7
2.2 Mengahargai
jasa dan
peranan tokoh
perjuangan
dalam
mempersiapka
n kemerdekaan
Indonesia
Peran BPUPKI
dan PPKI
dalam
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
Proses
perumusan
dasar negara
2.2.4. Menyebutkan
peran BPUPKI
dalam persiapan
kemerdekaan
Indonesia
2.2.5 Menyebutkan
peran PPKI
dalam persiapan
Kemerdekaan
Indonesia
2.2.6 Menjelaskan
proses perumusan
dasar negara
1. Guru menyampaikan
tujuan.
2. Guru menyampaikan
materi dengan
audiovisual.
3. Guru melakukan
tanya jawab tentang
tentang peran
BPUPKI dan PPKI
dalam perumusan
dasar negara.
4. Siswa berkelompok
dengan anggota 4-5
siswa.
5. Guru menjelaskan
tentang Time Token,
Tes tertulis
dan unjuk
kerja
2 x 35
menit
1. Kurikulum KTSP 2006
2. Silabus Ilmu
Pengetahuan Sosial
kelas V semester 2
3. Buku BSE Ilmu
Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI kelas V,
karangan Siti Syamsiah,
dkki, terbitan tahun
2008. Halaman 93.
4. Buku BSE Ilmu
Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI kelas V,
karangan Endang
Susilaningsih, dkk,
terbitan tahun 2008.
Halaman 158.
5. Buku BSE Ilmu
287
6. Guru membagikan
kupon bicara dan
lembar kerja siswa
7. Siswa berdiskusi
8. Siswa membacakan
hasil diskusi
9. Guru memberikan
pembenaran
10. Guru bersama siswa
menyimpulkan
materi.
11. Guru memberikan
soal evaluasi.
12. Guru menutup
pelajaran.
Pengetahuan Sosial SD
dan MI kelas V,
karangan Reny Yuliati
dan Ade Munajat,
terbitan tahun 2008.
Halaman 130.
6. Buku Cooperative
Learning teori dan
Aplikasi PAIKEM,
karangan Agus
Suprijono, terbitan
tahun 2012. Halaman 46
7. Buku Model-model
pengajaran dan
Pembelajaran, karangan
Miftahul Huda, M.Pd,
terbitan tahun 2013.
Halaman 241.
Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi, mandiri
Semarang, 16 Februari 2015
Mengetahui,
Korabolator
Malikha, S.Pd.SD
NIP. 19610727 198012 2 007
288
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS 2)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Purwoyoso 03
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VC / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar
2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
III. Indikator
2.2.4. Menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia
2.2.5 Menyebutkan peran PPKI dalam persiapan Kemerdekaan Indonesia
2.2.6 Menjelaskan proses perumusan dasar negara
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui mengamati video tentang proses perumusan dasar negara, siswa
dapat menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan
Indonesia dengan benar.
2. Melalui mengamati video tentang proses perumusan dasar negara, siswa
dapat menyebutkan peran PPKI dalam persiapan Kemerdekaan Indonesia
dengan benar.
3. Melalui bekerja kelompok, siswa dapat menjelaskan proses perumusan
dasar negara dengan tepat.
Karakteristik siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi,
mandiri
V. Materi Pembelajaran
Peran BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia
Proses perumusan dasar Negara
289
VI. Model, Media, dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Time Token
2. Media
Audiovisual (soundslide / video)
3. Metode Pembelajaran
a. Tanya jawab c. Diskusi
b. Tugas d. Ekspositori (Ceramah)
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (±10 menit)
1. Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan
mempersiapkan media pembelajaran.
2. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Garuda Pancasila”
(terlampir).
3. Guru bertanya tentag isi lagu, “Anak-anak, dasar Negara Indonesia
disebut apa? Bagaimana isi dari dasar Negara tersebut? Apakah kalian
tahu bagaimana proses perumusan dasar Negara?
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan
belajar yang akan dilaksanakan.
2. Kegiatan Inti (±70 menit)
1. Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan
audiovisual tentang peranan BPUPKI dan PPKI dalam persiapan
kemerdekaan Indonesia serta proses perumusan dasar Negara Indonesia
(eksplorasi).
2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang telah
dijelaskan (eksplorasi).
3. Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4 – 5 siswa
perkelompok. (elaborasi).
4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran
Time Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya. (elaborasi).
290
5. Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk
dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model Time
Token, yang telah dijelaskan oleh guru (elaborasi).
6. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar
kerja siswa yang diberikan guru tentang tentang peran BPUPKI dan
PPKI dalam perumusan dasar negara (elaborasi).
7. Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar kerja
siswa dan buku catatannya (elaborasi).
8. Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian
kelompok lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok
tersebut (konfirmasi).
9. Siswa mengamati PPT tentang pembenaran soal diskusi (konfirmasi).
10. Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa
yang kurang tepat (konfirmasi).
11. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami (konfirmasi).
12. Guru memberikan reward/penghargaan pada kelompok dengan hasil
diskusi terbaik. (konfirmasi).
3. Kegiatan Akhir (±10 menit)
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
2. Pelaksanaan evaluasi.
3. Tindak lanjut: siswa diminta mempelajari materi tentang cara
menghargai tokoh-tokoh yang berperan dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dan memberikan soal perbaikan/ pengayaan
kepada siswa.
4. Berdoa bersama
VIII. Media dan Sumber Belajar
1. Media: audiovisual.
Alat peraga : LCD.
2. Sumber belajar
a. Kurikulum KTSP 2006
291
b. Silabus Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V semester 2
c. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan
Siti Syamsiah, dkki, terbitan tahun 2008. Halaman 93.
d. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan
Endang Susilaningsih, dkk, terbitan tahun 2008. Halaman 158.
e. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI kelas V, karangan
Reny Yuliati dan Ade Munajat, terbitan tahun 2008. Halaman 130.
f. Buku Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, karangan
Agus Suprijono, terbitan tahun 2012. Halaman 46.
g. Buku Model-model pengajaran dan Pembelajaran, karangan Miftahul
Huda, M.Pd, terbitan tahun 2013. Halaman 241.
IX. Penilaian
1. Prosedur tes: tes awal (tidak ada), tes proses (LKS), tes akhir (evaluasi)
2. Jenis tes: tertulis dan penilaian proses
3. Bentuk tes: LKS dan evaluasi
4. Teknik Tes: tes dan nontes
5. Instrumen (Terlampir)
Semarang, 16 Februari 2015
Kolaborator
Malikha, S.Pd.SD
NIP. 19610727 198012 2 007
292
Lampiran Lagu
Garuda Pancasila
Garuda pancasila
Akulah pendukungmu
Patriot Proklamasi
Sedia berkorban untukmu
Pancasila dasar Negara
Rakyat adil makmur sentosa
Pribadi bangsaku
Ayo maju… maju…
Ayo maju… maju…
Ayo maju… maju…
293
MATERI AJAR
Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar
2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
Indikator
2.2.4. Menyebutkan peran BPUPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia
2.2.5 Menyebutkan peran PPKI dalam persiapan Kemerdekaan Indonesia
2.2.6 Menjelaskan proses perumusan dasar negara
PERAN BPUPKI DAN PPKI DALAM PERUMUSAN DASAR NEGARA
A. Pembentukan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia)
BPUPKI diketuai oleh Dr. Rajiman Widyodiningrat dan wakil ketua dijabat
oleh Raden panji Suroso. Tugas pokok BPUPKI ialah menyiapkan organisasi
pemerintahan yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang.
BPUPKI berhasil melaksanakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama
berlangsung antara 29 Mei - 1 Juni 1945 membahas rumusan dasar negara. Sidang
kedua berlangsung tanggal 10 - 16 Juli 1945 membahas tentang batang tubuh
UUD negara Indonesia merdeka.
a. Masa Persidangan Pertama BPUPKI (29 Mei–1 Juni 1945)
Sidang ini merupakan realisasi dari tugas BPUPKI sebagai usaha
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sehubungan dengan rumusan dasar
negara, para peserta sidang mendengar pidato dari tokoh-tokoh pergerakan
nasional.Masa persidangan pertama BPUPKI dimulai pada tanggal 29 Mei 1945
sampai dengan 1 Juni 1945. Pada masa persidangan ini, BPUPKI membahas
rumusan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Pada persidangan dikemukakan
berbagai pendapat tentang dasar negara yang akan dipakai Indonesia merdeka.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir.
Sukarno.Pembicara pokok pada sidang I ini sebagai berikut.
294
Mr. Muh. Yamin (29 Mei 1945). Usulan materi Rumusan Dasar Negara yang
pertama diusulkan oleh Mr. Muh Yamin, sebagai berikut:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Prof. Dr. Mr. Supomo (31 Mei 1945). Materi Rumusan Dasar Negara yang
diusulkan sebagai berikut:
1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Mufakat dan Demokrasi
4. Musyawarah
5. Keadilan Sosial
Ir. Soekarno (1 Juni 1945). Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno
mengemukakan tentang materi lima dasar negara. Menurut seorang ahli
bahasa teman Ir. Soekarno, lima dasar negara ini dinamakan Pancasila. Pidato
Ir. Soekarno ini kemudian dikenal dengan sebagai hari lahirnya Pancasila.
Berikut ini isi lima dasar negara yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno, sebagai
berikut:
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan (Ketuhanan Yang Maha Esa)
b. Masa Persidangan Kedua (10 Juni –16 Juli 1945)
Masa persidangan pertama BPUPKI berakhir, tetapi rumusan dasar negara
untuk Indonesia merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses
(istirahat) satu bulan penuh. Untuk itu, BPUPKI membentuk panitia perumus
dasar negara yang beranggotakan sembilan orang sehingga disebut Panitia
295
Sembilan. Tugas Panitia Sembilan adalah menampung berbagai aspirasi tentang
pembentukan dasar negara Indonesia merdeka.
Anggota Panitia Sembilan antara lain:
1. Ir. Soekarno (ketua) 6. H. Agus Salim
2. Abdul Kahar Muzakir 7. Mr. Ahmad Soebardjo
3. Drs. Moh. Hatta 8. Abikusno Tjokrosoejoso
4. Wachid Hasyim 9. Mr. A.A. Maramis
5. Mr. Muh. Yamin
Panitia Sembilan bekerja keras sehingga pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil
merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr. Moh.
Yamin diberi nama Piagam Jakarta atau Jakarta Charter. Naskah Piagam Jakarta
berbunyi, seperti berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemelukpemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
B. Pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan mengadakan rapat. Hasil
penting yang diperoleh dalam rapat itu adalah lahirnya Piagam Jakarta (Jakarta
Charter). Piagam Jakarta merupakan cikal bakal pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakil ketuanya adalah Drs. Moh
Hatta. Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia beranggotakan 21 orang, yaitu
wakil dari daerah-daerah di Indonesia. Pada waktu yang sama, yaitu tanggal 7
Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan.
296
Adapun tugas utama PPKI sebagai berikut:
1. Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-undang Dasar
Negara yang telah disiapkan oleh BPUPKI.
2. Memusyawarahkan serta memutuskan cara pelaksanaan pernyataan
kemerdekaan Indonesia pada saat nanti.
Sehari setelah proklamasi, yaitu tanggal 18 Agustus 1945, PPKI bersidang
menyusun kelengkapan Negara. Sidang PPKI yang pertama ini menghasilkan
beberapa keputusan, yaitu:
1. Mengesahkan UUD hasil rancangan BPUPKI menjadi UUD 1945
2. Menetapkan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia.
3. Untuk sementara waktu, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu oleh Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat ( BP-KNIP ). Rumusan dasar
Negara yang disahkan dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, berbunyi
sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sejak tanggal 18 Agustus 1945, secara sah telah lahir Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kenyataan menunjukkan bahwa sejak tanggal tersebut
Indonesia telah memenuhi syarat-syarat sebagai Negara, yaitu memiliki wilayah,
penduduk atau bangsa, dan pemerintahan yang berdaulat.
297
Lampiran Media
“VIDEO PERAN BPUPKI DAN PPKI DALAM PERUMUSAN
DASAR NEGARA”
298
Lampiran LKS
Lembar Kerja Siswa
Petunjuk:
1. Diskusikan Lembar Kerja Siswa ini bersama kelompokmu sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif model Time Token !
2. Tulislah jawaban didalam lembar jawab yang telah disediakan !
Diskusikan :
1. Diskusikan dengan kelompokmu, apa yang dimaksud BPUPKI dan PPKI?
Sebutkan tugas BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia!
2. Diskusikan proses perumusan Dasar Negara Indonesia (Pancasila)!
3. Tuliskan nama-nama anggota Panitia Sembilan?
4. Tuliskan hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945!
5. Tuliskan perbedaan isi dari Piagam Jakarta dengan Rumusan dasar Negara yang
disahkan dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945!
Kelompok :
Nama anggota kelompok:
1. .......................................... Abs : ......
2. .......................................... Abs : ......
3. .......................................... Abs : ......
4. .......................................... Abs : ......
5. .......................................... Abs : ......
299
Lampiran : Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
1. - BPUPKI adalah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr. Rajiman Widyoningrat Tugas BPUPKI
yaitu mempelajari dan menyelidiki berbagai hal untuk mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
- Sedangkan PPKI adalah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia diketuai
oleh Ir. Soekarno. PPKI bertugas untuk menyelesaikan dan mengesahkan
rancangan Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan oleh BPUPKI serta
memusyawarahkan dan memutuskan cara pelaksanaan pernyataan
kemerdekaan Indonesia.
2. Proses perumusan dasar Negara terjadi ketika BPUPKI menggelar siding
pertama tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Pendapat tentang dasar Negara
disampaikan oleh Mr. Mohammad Yamin, Mr. Supomo, dan Ir. Sukarno.
Kemudian dilanjutkan sidang kedua tanggal 10-16 Juli 1945 BPUPKI
membentuk Panitia Sembilan dan diketuai oleh Ir. Soekarno menghasilkan
Piagam Jakarta yang menjadi cikal bakal dasar Negara. Kemudian dilanjutkan
oleh PPKI mengadakan sidang pertama tanggal 18 Agustus 1945
menghasilkan rancangan Undang-undang Dasar Negara Indonesia yang
didalamnya terdapat dasar Negara yaitu PANCASILA.
3. Panitia Sembilan diketahui oleh Ir. Soekarno, anggotanya antara lain:
a. Ir. Soekarno
b. Abdul Kahar Muzakir
c. Drs. Moh. Hatta
d. Wachid Hasyim
e. Mr. Muh. Yamin
f. H. Agus Salim
g. Mr. Ahmad Soebardjo
h. Abikusno Tjokrosoejoso
i. Mr. A.A. Maramis
300
4. Hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 antara lain:
a. Mengesahkan UUD hasil rancangan BPUPKI menjadi UUD 1945
b. Menetapkan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden Republik Indonesia.
c. Untuk sementara waktu, pekerjaan presiden sehari-hari dibantu oleh Badan
Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat ( BP-KNIP ).
5. Perbedaan antara Piagam Jakarta dengan rumusan dasar Negara yang disahkan
dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, pada butir yang pertama.
- Piagam Jakarta Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam
bagi pemelukpemeluknya
-Pancasila Ketuhanan Yang Maha Esa
KRITERIA PENILAIAN
TES PROSES (LEMBAR KERJA SISWA) SIKLUS II
Skor tiap nomor = 10
Skor maksimal = 100
Nilai Akhir = 𝐵
𝑆𝑡 𝑥 100
Keterangan:
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoretis
(Poerwanti, 2008: 6.3)
301
Lampiran Kisi-Kisi
Kelas/ Semester : VC / 2
Mapel : IPS
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR MATERI ASPEK
NOMOR
SOAL
2. Menghargai
peranan tokoh
pejuang
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan
mempertahankan
kemerdekaan
Indonesia.
2.2 Mengahargai
jasa dan
peranan tokoh
perjuangan
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
2.2.4. Menyebutkan peran
BPUPKI dalam persiapan
kemerdekaan Indonesia
2.2.5 Menyebutkan peran
PPKI dalam persiapan
Kemerdekaan Indonesia
2.2.6 Menjelaskan proses
perumusan dasar negara
Peran BPUPKI
dan PPKI dalam
persiapan
kemerdekaan
Indonesia
Proses perumusan
dasar negara
C1
C1
C2
PG: 4, 8, 9,
Uraian: 1
PG: 1, 2, 3,
Uraian: 2
PG: 5, 6, 7, 10
Uraian: 3
302
Lampiran Soal Evaluasi
SOAL EVALUASI
Mata pelajaran : IPS
Materi : Peran BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaa
Indonesia dan Proses perumusan dasar negara
Kelas/Semester : V C / 2
Waktu : 20 menit
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di bawah ini!
1. Sidang PPKI yang pertama diselenggarakan pada tanggal…..
a. 17 Agustus 1945 c. 19 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945 d. 20 Agustus 1945
2. Pada hasil sidang PPKI pertama yang dipilih sebagai presiden dan wakil
presiden adalah…..
a. Ir. Soekarno dan Moh.Hatta c. Moh. Hatta dan Ir. Soekarno
b. Ahmad Soebardjo dan Latief d. Sayuti Melik dan S.Suhud
3. Dalam keputusan PPKI tanggal 18 Agustus 1945, untuk sementara presiden
akan dibantu…..
a. MPR c. Komite Nasional
b. PPKI d. KNIP
4. Berikut ini anggota Panitia Sembilan dalam BPUPKI, kecuali…..
a. Ahmad Subarjo c. Mr. Moh. Yamin
b. Sutan Syahrir d. K.H. A. Wachid Hasyim
5. Tanggal 1 Juli diperingati sebagai…..
a. hari Lahir Pancasila c. hari Infantri
b. hari Kepolisian RI d. hari Lahir Piagam Jakarta
Nama : ......................................
No.Abs : ......................................
NILAI
303
6. Selain Soekarno, tokoh yang juga menyampaikan pemikirannya tentang dasar
negara Indonesia merdeka ialah …..
a. Haji Agus Salim c. Muhammad Yamin
b. Mohammad Hatta d. Mr. A.A Maramis
7. Tokoh yang pertama kali mengenalkan nama Pancasila adalah…..
a. Mr.Soepomo c. Ir.Soekarno
b. Drs. Moh Hatta d. Raden Panji Suroso
8. Badan yang menyusun kelengkapan negara setelah proklamasi adalah…..
a. BPUPKI c. BPUIKP
b. PPKI d. BPPKIK
9. BPUPKI dibentuk pada tanggal…..
a. 1 Juni 1945 c. 17 Agustus 1945
b. 1 Maret 1945 d. 6 agustus 1945
10. Undang-undang Dasar 1945 disahkan pada tanggal…..
a. 16 Agustus 1945 c. 17 Agustus 1945
b. 18 Agustus 1945 d. 19 Agustus 1945
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan tugas BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaan Indonesia!
2. Uraikan hasil sidang PPKI yang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945!
3. Tuliskan bunyi dasar Negara Indonesia!
Semangat yaaa!
304
Soal pengayaan
Bacalah artikel di internet tentang Pancasila, lalu buat rangkuman di kertas
buffalo! Warnailah dan hiasi hasil karyamu tersebut!
Soal perbaikan
1. Ceritakan secara singkat perumusan dasar negara, sampai akhirnya ada
rumusan Pancasila seperti sekarang ini!
2. Setujukah kalian dengan perubahan kata-kata dalam Piagam Jakarta
“Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya,” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”?
Lampiran Kunci Jawaban
A. PILIHAN GANDA
1. B 6. C
2. A 7. C
3. D 8. A
4. B 9. B
5. A 10. B
B. URAIAN
No Jawaban Skor
1. a. Tugas BPUPKI adalah mempelajari dan menyelidiki hal-halyang
dibutuhkan dalam usaha pembentukan Negara Indonesia
Merdeka.
b. Tugas PPKI adalah menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan
Undang-undang Dasar yang telah disiapkan oleh BPUPKI serta
memusyawarahkan dan memutuskan cara pelaksanaan
pernyataan kemerdekaan Indonesia
0 - 5
2. Hasil Sidang PPKI pertama:
a. Mengesahkan dan menetapkan RUUD (yang dibuat dalam sidang
II BPUPKI) menjadi UUD negara RI (dikenal dengan UUD
1945).
b. Memilih Ir. Soekarno dan Moh. Hatta menjadi presiden dan
wakil presiden
c. Dalam masa peralihan, tugas presiden dibantu oleh KNIP
(Komite Nasional Indonesia Pusat).
0 – 10
3. Rumusan Dasar Negara Indonesia antara lain:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Persatuan Indonesia.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
0 – 10
305
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PADA
PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN
AUDIOVISUAL
Siklus II
Nama Guru : Iis Yudis Trisnawati
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2
Mata Pelajaran : IPS
Materi : Peran BPUPKI dan PPKI dalam persiapan kemerdekaa
Indonesia dan Proses perumusan dasar negara
Hari/Tanggal : 09 Februari 2015
Petunjuk:
1. Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator
pengamatan!
Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak
Nilai 1 jika satu deskriptor tampak
Nilai 2 jika dua deskriptor tampak
Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak
Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101)
2. Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
Indikator Deskripsi
(Hasibuan,2009: 58-89) Tampak (√) Jumlah Skor
1. Keterampilan
membuka
pembelajaran dengan
menggunakan media
audiovisual
1) Menarik perhatian siswa √
3
2) Menimbulkan ,otivasi -
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran √
4) Membuat kaitan antara pendahuluan
dengan inti pelajaran √
2. Keterampilan
bertanya
menggunakan media
audiovisual
1) Pertanyaan yang disampaikan guru jelas √
3
2) Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas
lebih dahulu, baru menunjuk salah satu
siswa.
√
3) Pemindahan giliran pertanyaan secara
merata diantara para siswa -
4) Pemberian waktu berfikir pada anak
untuk menjawab pertanyaan √
306
3. Keterampilan
menjelaskan
menggunakan media
audiovisual
1) Memberikan ilustrasi yang relevan
dengan materi lewat tayangan media
audiovisual
√
3
2) Menjelaskan materi dengan media
audiovisual menggunakan kalimat yang
jelas dan mudah dipahami
√
3) Menjelaskan materi menggunakan
media audiovisual sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator yang
telah dirumuskan
√
4) Mengecek pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan lewat
tayangan media audiovisual
-
4. Keterampilan
menggunakan variasi
menggunakan media
audiovisual
1) Guru memberi variasi dalam nada
suara, volume suara, kecepatan bicara. √
3
2) Guru menggunakan variasi media
pembelajaran √
3) guru memberikan tekanan pada butir-
butir yang penting. √
4) Media yang digunakan dapat menarik
minat siswa -
5. Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil
menggunakan model
Time Token
1) Membagi perhatian secara merata
-
3
2) Membimbing siswa dalam kegiatan
diskusi sesuai prosedur Time Token √
3) Memberi waktu yang cukup untuk
merumuskan dan menjawab
permasalahan
√
4) Mendorong siswa untuk saling
bekerjasama dalam kegiatan diskusi
sesuai prosedur Time Token
√
6. Keterampilan
mengelola kelas
1) Mengkondisikan siswa secara fisik dan
psikis √
2
2) Menegur siswa yang mengganggu
pembelajaran √
3) Memusatkan siswa pada kegiatan
pembelajaran yang sedang dilaksanakan -
4) Menciptakan interaksi belajar positif
dengan siswa -
7. Ketarampilan guru
mengajar kelompok
kecil dan perorangan
menggunakan model
Time Token
1) Membimbing siswa untuk berpikir
-
3
2) Mendorong siswa menyampaikan
pendapatnya menggunakan Time Token √
3) Mendengarkan pendapat yang
disampaikan siswa √
4) Memberi respon pada jawaban/
pendapat siswa √
307
8. Keterampilan
memberi penguatan
1) Memberikan penguatan secara verbal
berupa kata-kata √
4
2) Memberikan penguatan secara gestural
berupa gerakan, tepuk tangan, atau
acungan jempol
√
3) Memberikan penguatan dengan
sentuhan dirambut atau pundak √
4) Memberikan penguatan berupa tanda/
benda berupa stiker bintang √
9. Keterampilan
menutup pelajaran
1) Guru bersama siswa menarik
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
√
3 2) Melaksanakan refleksi -
3) Memberikan evaluasi √
4) Memberikan tindak lanjut berupa
pemberian tugas √
Semarang, 16 Februari 2015
Observer,
Malikha, S.Pd.SD
NIP. 19610727 198012 2 007
308
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
No. Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah Kriteria 1 2 3 4 5 6 7
Skor Perolehan
1 S.A.F.D 2 2 3 2 3 2 3 17 B
2 H.F.Y 2 2 3 3 2 3 2 17 B
3 G.B.P 3 3 3 3 3 2 2 19 B
4 M.F.A 3 3 2 2 3 2 3 18 B
5 A.M.Y 4 4 3 3 4 3 3 24 A
6 A.G. 2 3 3 3 3 2 2 18 B
7 A.F.S 2 3 3 3 3 3 3 20 B
8 A.B.R 3 4 3 2 2 2 3 19 B
9 A.N.H 3 4 3 3 3 2 2 20 B
10 A.D.N 4 3 2 3 2 3 3 20 B
11 B.N.A 3 3 2 3 2 2 2 17 B
12 B.D.M 3 3 3 3 3 2 3 20 B
13 D.H.S 3 3 3 2 2 3 3 19 B
14 D.A.H 2 4 3 3 2 2 2 18 B
15 E.S.R 2 3 3 3 3 3 3 20 B
16 F.R.M 3 2 2 3 3 2 2 17 B
17 F.Y.P.P 2 3 2 3 3 2 3 18 B
18 F.N.M 4 3 3 2 4 3 3 22 A
19 G.F.M 3 3 3 2 3 2 2 18 B
20 K.D.R 3 3 2 3 2 3 3 19 B
21 L.R 4 2 3 3 3 2 3 20 B
22 M.A.B.A 3 3 3 3 2 3 2 19 B
23 M.R.P 3 4 3 3 3 2 3 21 A
24 M.A.S 2 3 3 2 2 2 2 16 B
25 M.G.I 3 3 2 3 3 2 3 19 B
26 M.I.H.W 3 3 3 3 3 2 2 19 B
27 M.M.B 4 4 3 2 4 3 3 23 A
28 N.N.M 3 3 3 3 3 3 3 21 A
29 N.R.S.W 2 3 3 3 3 3 2 19 B
30 P.P.A 2 3 2 2 2 3 3 17 B
31 P.K.D 3 4 3 3 3 3 3 22 A
32 R.D.N 3 4 3 2 3 3 2 20 B
309
33 R.D.Y 3 3 3 2 4 2 3 20 B
34 R.N.A 4 4 3 3 3 3 3 23 A
35 R.R.P 4 4 2 3 3 3 3 22 A
36 S.A 3 3 3 3 4 3 3 22 A
37 T.N.E 3 3 3 3 3 3 3 21 A
38 V.A.S.F 4 3 3 2 2 2 3 19 B
39 Y.J.N 4 3 2 2 3 2 3 19 B
40 M.R.G.P 4 4 3 2 2 3 3 21 A
41 A.K 4 3 3 3 3 4 3 23 A
Jumlah 124 130 113 109 116 104 110 806 B
Rerata 3.02 3.17 2.76 2.66 2.83 2.54 2.68 19.66 B
Semarang, 16 Februari 2015
310
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF SIKLUS II
NO NAMA NILAI KETEGORI
1 S.A.F.D 45 Tidak Tuntas
2 H.F.Y 71 Tuntas
3 G.B.P 65 Tidak Tuntas
4 M.F.A 51 Tidak Tuntas
5 A.M.Y 71 Tuntas
6 A.G. 80 Tuntas
7 A.F.S 97 Tuntas
8 A.B.R 77 Tuntas
9 A.N.H 91 Tuntas
10 A.D.N 71 Tuntas
11 B.N.A 88 Tuntas
12 B.D.M 54 Tidak Tuntas
13 D.H.S 77 Tuntas
14 D.A.H 97 Tuntas
15 E.S.R 54 Tidak Tuntas
16 F.R.M 71 Tuntas
17 F.Y.P.P 68 Tidak Tuntas
18 F.N.M 48 Tidak Tuntas
19 G.F.M 51 Tidak Tuntas
20 K.D.R 88 Tuntas
21 L.R 97 Tuntas
22 M.A.B.A 48 Tidak Tuntas
23 M.R.P 80 Tuntas
24 M.A.S 80 Tuntas
25 M.G.I 65 Tidak Tuntas
26 M.I.H.W 80 Tuntas
27 M.M.B 94 Tuntas
28 N.N.M 97 Tuntas
29 N.R.S.W 94 Tuntas
30 P.P.A 97 Tuntas
31 P.K.D 85 Tuntas
32 R.D.N 91 Tuntas
33 R.D.Y 71 Tuntas
34 R.N.A 94 Tuntas
35 R.R.P 74 Tuntas
36 S.A 85 Tuntas
311
37 T.N.E 88 Tuntas
38 V.A.S.F 85 Tuntas
39 Y.J.N 85 Tuntas
40 M.R.G.P 97 Tuntas
41 A.K 97 Tuntas
Rata-rata 78.02
Nilai Terendah 45.00
Nilai Tertinggi 97.00
KKM 70
Jumlah Siswa Tuntas 31
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 10
Ketuntasan Klasikal 75.61%
312
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF
SIKLUS II
No. Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah Kriteria 1 2 3 4
Skor Perolehan
1 S.A.F.D 2 2 2 3 9 B
2 H.F.Y 3 3 2 4 12 A
3 G.B.P 3 3 3 3 12 A
4 M.F.A 2 2 2 3 9 B
5 A.M.Y 3 3 3 4 13 A
6 A.G. 3 3 3 3 12 A
7 A.F.S 2 2 4 3 11 B
8 A.B.R 4 3 3 2 12 A
9 A.N.H 3 2 2 4 11 B
10 A.D.N 3 3 2 2 10 B
11 B.N.A 2 4 2 2 10 B
12 B.D.M 2 3 3 4 12 A
13 D.H.S 3 3 3 2 11 B
14 D.A.H 2 2 2 2 8 B
15 E.S.R 3 3 4 4 14 A
16 F.R.M 2 3 2 2 9 B
17 F.Y.P.P 4 3 3 3 13 A
18 F.N.M 3 2 2 3 10 B
19 G.F.M 3 3 3 3 12 A
20 K.D.R 2 2 2 3 9 B
21 L.R 3 3 3 2 11 B
22 M.A.B.A 2 2 4 2 10 B
23 M.R.P 2 2 2 3 9 B
24 M.A.S 2 4 2 4 12 A
25 M.G.I 3 3 3 2 11 B
26 M.I.H.W 4 4 2 2 12 A
27 M.M.B 2 2 4 2 10 B
28 N.N.M 2 2 2 4 10 B
29 N.R.S.W 2 3 3 2 10 B
30 P.P.A 2 2 2 3 9 B
31 P.K.D 3 4 3 2 12 A
313
32 R.D.N 2 3 3 2 10 B
33 R.D.Y 3 3 4 4 14 A
34 R.N.A 3 4 2 4 13 A
35 R.R.P 2 2 3 3 10 B
36 S.A 2 3 2 3 10 B
37 T.N.E 3 4 3 3 13 A
38 V.A.S.F 2 2 2 3 9 B
39 Y.J.N 3 3 4 3 13 A
40 M.R.G.P 2 4 3 4 13 A
41 A.K 4 3 3 2 12 A
Jumlah 107 116 111 118 452 B
Rerata 2.61 2.83 2.71 2.88 11.02 B
Semarang, 16 Februari 2015
314
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH
PSIKOMOTORIK SIKLUS II
No. Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah Kriteria 1 2 3 4
Skor Perolehan
1 S.A.F.D 2 3 3 2 10 B
2 H.F.Y 2 2 3 2 9 B
3 G.B.P 3 3 2 3 11 B
4 M.F.A 2 4 3 4 13 A
5 A.M.Y 4 2 2 3 11 B
6 A.G. 3 3 3 3 12 A
7 A.F.S 2 2 2 4 10 B
8 A.B.R 2 2 4 2 10 B
9 A.N.H 2 3 3 3 11 B
10 A.D.N 3 2 2 2 9 B
11 B.N.A 4 4 3 3 14 A
12 B.D.M 3 3 3 4 13 A
13 D.H.S 2 2 4 2 10 B
14 D.A.H 2 3 2 3 10 B
15 E.S.R 3 2 3 3 11 B
16 F.R.M 4 4 2 2 12 A
17 F.Y.P.P 4 2 3 3 12 A
18 F.N.M 4 3 4 3 14 A
19 G.F.M 3 2 3 4 12 A
20 K.D.R 2 4 3 3 12 A
21 L.R 3 2 2 2 9 B
22 M.A.B.A 2 3 4 3 12 A
23 M.R.P 3 2 3 2 10 B
24 M.A.S 3 4 3 3 13 A
25 M.G.I 4 3 3 3 13 A
26 M.I.H.W 3 2 4 4 13 A
27 M.M.B 4 2 3 3 12 A
28 N.N.M 3 3 2 3 11 B
29 N.R.S.W 2 4 3 3 12 A
30 P.P.A 3 2 3 4 12 A
31 P.K.D 3 3 4 3 13 A
315
32 R.D.N 3 2 2 2 9 B
33 R.D.Y 4 4 2 3 13 A
34 R.N.A 2 4 4 2 12 A
35 R.R.P 3 4 2 4 13 A
36 S.A 3 3 2 3 11 B
37 T.N.E 3 4 3 3 13 A
38 V.A.S.F 4 3 3 2 12 A
39 Y.J.N 4 3 4 3 14 A
40 M.R.G.P 4 3 4 2 13 A
41 A.K 3 3 3 4 13 A
Jumlah 122 118 120 119 479 B
Rerata 2.98 2.88 2.93 2.90 11.68 B
Semarang, 16 Februari 2015
316
CONTOH HASIL LKS SIKLUS II
317
318
CONTOH HASIL BELAJAR SIKLUS II
319
CATATAN LAPANGAN SELAMA PEMBELAJARAN IPS
MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN
AUDIOVISUAL
Siklus II
Nama Guru : Iis Yudis Trisnawati
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Hari / Tanggal : 16 Februari 2015
Pukul : 09.00 – 10.10
Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru,
siswa, dan proses pembelajaran dengan model Time Token
berbantuan audiovisual sesuai dengan keadaan
sesungguhnya!
1. Siswa terlihat membicarakan tentang tayangan audiovisual mengenai dabbing suara
dalam video tersebut kepada teman sebangku.
2. Ada seorang siswa berinisial GBP yang ijin toilet sebanyak 3x.
Semarang, 16 Februari 2015
320
LAMPIRAN 6
INSTRUMEN PENELITIAN
SIKLUS III
1. Perangkat pembelajaran siklus III
2. Hasil pengamatan keterampilan guru siklus III
3. Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus III
4. Hasil belajar siswa siklus III
5. Lembar wawancara dengan kolaborator siklus III
6. Catatan lapangan siklus III
321
PENGGALAN SILABUS
Sekolah : SD Negeri Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2
Mata Pelajaran : IPS
Standar Kompetensi : 2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia.
Kompetensi Dasar Materi Pokok/
Pembelajaran Indikator
Kegiatan
Pembelajaran Penilaian
Alokasi
Waktu Sumber/ Bahan ajar
1 2 3 4 5 6 7
2.2 Mengahargai
jasa dan
peranan tokoh
perjuangan
dalam
mempersiapka
n kemerdekaan
Indonesia
Tokoh dan
perannya
dalam
perjuangan
kemerdekaan
Indonesia
Cara
menghargai
jasa pahlawan
2.2.7. Menuliskan
tokoh-tokoh yang
berperan dalam
kemerdekaan
Indonesia
2.2.8. Menentukan peran
tokoh dalam
perjuangan
kemerdekaan
Indonesia
2.2.9. Memaparkan cara
menghargai jasa
pahlawan
1. Guru menyampaikan
tujuan.
2. Guru menyampaikan
materi dengan
audiovisual.
3. Guru melakukan
tanya jawab tentang
tokoh perjuangan
dan cara menghargai
pahlawan
4. Siswa berkelompok
dengan anggota 4-5
siswa.
5. Guru menjelaskan
tentang Time Token,
6. Guru membagikan
kupon bicara dan
Tes tertulis
dan unjuk
kerja
2 x 35
menit
1. Kurikulum KTSP 2006
2. Silabus Ilmu
Pengetahuan Sosial
kelas V semester 2
3. Buku BSE Ilmu
Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI kelas V,
karangan Siti Syamsiah,
dkki, terbitan tahun
2008. Halaman 105.
4. Buku BSE Ilmu
Pengetahuan Sosial
untuk SD/MI kelas V,
karangan Endang
Susilaningsih, dkk,
terbitan tahun 2008.
Halaman 168.
5. Buku BSE Ilmu
322
lembar kerja siswa
7. Siswa berdiskusi
8. Siswa membacakan
hasil diskusi
9. Guru memberikan
pembenaran
10. Guru bersama siswa
menyimpulkan
materi.
11. Guru memberikan
soal evaluasi.
12. Guru menutup
pelajaran.
Pengetahuan Sosial SD
dan MI kelas V,
karangan Reny Yuliati
dan Ade Munajat,
terbitan tahun 2008.
Halaman 123.
6. Buku Cooperative
Learning teori dan
Aplikasi PAIKEM,
karangan Agus
Suprijono, terbitan
tahun 2012.
7. Buku Model-model
pengajaran dan
Pembelajaran, karangan
Miftahul Huda, M.Pd,
terbitan tahun 2013.
Karakter siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi, mandiri
Semarang, 23 Februari 2015
Mengetahui,
Korabolator
Malikha, S.Pd.SD
NIP. 19610727 198012 2 007
323
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS 3)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Purwoyoso 03
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester : VC / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
II. Kompetensi Dasar
2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
III. Indikator
2.2.7. Menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia
2.2.8. Menentukan peran tokoh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
2.2.9. Memaparkan cara menghargai jasa pahlawan
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui mengamati video tentang tokoh proklamator, siswa dapat
menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia
dengan benar.
2. Melalui bekerja kelompok, siswa dapat menentukan peran tokoh dalam
perjuangan kemerdekaan Indonesia dengan baik.
3. Melalui tanya jawab bersama guru, siswa dapat memaparkan cara
menghargai jasa pahlawan dengan tepat.
Karakteristik siswa yang diharapkan: disiplin, tanggung jawab, toleransi,
mandiri
V. Materi Pembelajaran
Tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan dan cara menghargai jasa
pahlawan (terlampir)
324
VI. Model, Media, dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Time Token
2. Media
Audiovisual (soundslide / video)
3. Metode Pembelajaran
a. Tanya jawab c. Diskusi
b. Tugas d. Ekspositori (Ceramah)
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (±10 menit)
1. Mempersiapkan peserta didik dengan salam, berdoa, presensi, dan
mempersiapkan media pembelajaran.
2. Guru mengajak siswa menyanyikan lagu “Hymne Guru”
(terlampir).
3. Guru bertanya kepada siswa tentang guru adalah pahlawan tanpa
tanda jasa, lalu mengaitkan tentang tokoh-tokoh perjuangan, lalu
bertanya kepada siswa untuk menggali pengetahuan awal siswa:
“Anak-anak jika kalian menjadi salah satu tokoh yang berperan
dalam kemerdekaan apa yang akan kalian lakukan setelah
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya?”
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Memotivasi peserta didik agar dapat berkonsentrasi dalam kegiatan
belajar yang akan dilaksanakan.
B. Kegiatan Inti (±70 menit)
1. Siswa mengamati materi yang ditampilkan guru menggunakan
audiovisual tentang tokoh perjuangan dan cara menghargai
pahlawan (eksplorasi).
2. Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang materi yang
telah dijelaskan (eksplorasi).
3. Siswa diminta untuk berkelompok, terdiri dari 4–5 siswa
perkelompok. (elaborasi).
325
4. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang model pembelajaran
Time Token, yang meliputi peraturan dan kententuannya.
(elaborasi).
5. Siswa menerima kupon bicara dan lembar kerja siswa untuk
dikerjakan secara berkelompok sesuai dengan ketentuan model
Time Token, yang telah dijelaskan oleh guru (elaborasi).
6. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyelesaikan lembar
kerja siswa yang diberikan guru tentang tentang tokoh perjuangan
dan cara menghargai pahlawan (elaborasi).
7. Masing-masing siswa diminta menulis hasil diskusi pada lembar
kerja siswa dan buku catatannya (elaborasi).
8. Siswa membacakan hasil diskusi secara bergantian, kemudian
kelompok lain memberi tanggapan terhadap presentasi kelompok
tersebut (konfirmasi).
9. Siswa mengamati PPT tentang pembenaran soal diskusi
(konfirmasi).
10. Guru memberikan pembenaran atau klarifikasi atas jawaban siswa
yang kurang tepat (konfirmasi).
11. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami (konfirmasi).
12. Guru memberikan reward/penghargaan pada kelompok dengan
hasil diskusi terbaik. (konfirmasi).
C. Kegiatan Akhir (±10 menit)
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas.
2. Pelaksanaan evaluasi.
3. Tindak lanjut:
Guru memberikan reward/penghargaan pada kelompok dengan
hasil diskusi terbaik dan memberikan soal pengayaan/perbaikan.
4. Berdoa bersama.
VIII. Media dan Sumber Belajar
1. Media: audiovisual.
Alat peraga : LCD.
326
2. Sumber belajar
a. Kurikulum KTSP 2006
b. Silabus Ilmu Pengetahuan Sosial kelas V semester 2
c. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan
Siti Syamsiah, dkki, terbitan tahun 2008. Halaman 105.
d. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas V, karangan
Endang Susilaningsih, dkk, terbitan tahun 2008. Halaman 168.
e. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial SD dan MI kelas V, karangan
Reny Yuliati dan Ade Munajat, terbitan tahun 2008. Halaman 123.
f. Buku Cooperative Learning teori dan Aplikasi PAIKEM, karangan
Agus Suprijono, terbitan tahun 2012.
g. Buku Model-model pengajaran dan Pembelajaran, karangan Miftahul
Huda, M.Pd, terbitan tahun 2013.
IX. Penilaian
1. Prosedur tes: tes awal (tidak ada), tes proses (LKS), tes akhir (evaluasi)
2. Jenis tes: tertulis dan penilaian proses
3. Bentuk tes: LKS dan evaluasi
4. Teknik Tes: tes dan nontes
5. Instrumen (Terlampir)
Semarang, 23 Februari 2015
Kolaborator
Malikha, S.Pd.SD
NIP. 19610727 198012 2 007
327
Lampiran Lagu
Hymne Guru
Terpujilah wahai engkau
Ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku
Semua baktimu
akan ku ukir di dalam hatiku
sebagai prasasti trimakasihku
tuk pengabdianmu
engkau sebagai pelita
dalam kegelapan
engkau laksana embun penyejuk
dalam kehausan
engkau patriot pahlawan bangsa
tanpa tanda jasa
328
MATERI AJAR
Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang masyarakat dalam mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar
2.2 Mengahargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia
Indikator
2.2.7. Menuliskan tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan Indonesia
2.2.8. Menentukan peran tokoh dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia
2.2.9. Memaparkan cara menghargai jasa pahlawan
Tokoh – tokoh yang Berperan dalam Kemerdekaan
A. Tokoh-Tokoh Kemerdekaan Indonesia
Penjajahan bangsa Indonesia mengusir penjajah sudah dimulai sejak
penjajah menginjakkan kakinya di Indonesia. Munculnya para tokoh atau
pahlawan yang berjuang melawan penjajah seringkali mengalami kegagalan
karena tidak adanya rasa persatuan dan kesatuan. Masing-masing tokoh masih
berjuang, membela dan mempertahankan daerahnya sendiri-sendiri.
Di bawah ini dibahas para tokoh kemerdekaan bangsa Indonesia,
diantaranya sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno
Sukarno adalah tokoh sangat penting dalam
peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Sebagai
pemimpin Indonesia yang menonjolwaktu itu, Bung Karno
dipilih menjadi ketua PPKI. Bung Karno bersama dengan
Bung Hatta dan Ahmad Subarjo merumuskan naskah
Proklamasi. Bahkan rumusan awal naskah proklamasi
adalah tulisan tangan Bung Karno. Setelah naskah diketik
oleh Sayuti Melik, Bung Karno dan Hatta menandatanganinya atas nama Bangsa
Indonesia. Peran Bung Karno yang sangat menonjol adalah bersama Bung Hatta
bertindak sebagai Proklamator. Bung Karnolah yang akhirnya dengan penuh
keberanian dan kekhidmatan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada
tanggal 17 Agustus 1945.
329
2. Drs. Moh. Hatta
Peran Drs. Mohammad Hatta dalam peristiwa
proklamasi kemerdekaan sangat penting. Bung Hatta
adalah salah seorang perumus naskah Proklamasi.
Bersama Bung Karno, Bung Hatta bertindak sebagai
proklamator kemerdekaan Indonesia. Selain
menandatangani naskah Proklamasi, beliau mendampingi
Bung Karno mem-proklamasikan kemerdekaan Indonesia.
3. Ahmad Soebarjo
Ahmad Subarjo adalah Penasihat PPKI. Beliau
menjadi penengah golongan muda dan kedua pemimpin
nasional, Sukarno-Hatta. Beliau mewakili golongan tua
berunding dengan para pemuda ketika Sukarno-Hatta
diculik dan diamankan ke Rengasdengklok. Setelah
dicapai kesepakatan, beliau menjemput Sukarno-Hatta
ke Rengasdengklok. Beliau meyakinkan para pemuda
bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 akan diumumkan
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Peran penting lain Subarjo adalah turut merumuskan naskah Proklamasi
Kemerdekaan. Bersama Bung Karno dan Bung Hatta, Beliau merumuskan naskah
Proklamasi di rumah Laksamana Maeda.
4. Ibu Fatmawati
Sebagai istri pemimpin Bangsa Indonesia,
Fatmawati turut mendampingi Bung Karno. Ibu Fatmawati
dikenal sebagai tokoh wanita yang dekat dengan rakyat
Indonesia yang sedang memperjuangkan kemerdekaan.
Jasa Ibu Fatmawati sangat menonjol dalam peristiwa
Proklamasi. Beliau menjahit Bendera Pusaka, Merah
Putih. Beliaumenjahit Bendera Pusaka ini pada
bulanOktober 1944. Bendera ini dikibarkan setelah Bung Karno membaca
Proklamasi.
330
5. Sutan Syahrir
Sutan Syahrir adalah tokoh politik, pejuang
kemerdekaan, dan perdana menteri pertama RI.
Syahrir dilahirkan di Bukit Tinggi. Pada zaman
Jepang, Syahrir memutuskan untuk tidak bekerja sama
dengan pemerintah Jepang.Beliau salah satu tokoh
yang berani mengambil risiko mencari berita
mendengarkan berita radio. Syahrir adalah salah satu
tokoh yang paling awal mengetahui berita Jepang
menyerah kepada Sekutu. Setelah beliau mengetahui berita tersebut beliau
mendesak Sukarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di
luar rapat PPKI.
6. Laksamana Maeda
Laksamana Maeda adalah seorang perwira
penghubung Jepang. Beliau mendukung gerakan
kemerdekaan Indonesia. Dukungannya telah tumbuh
sejak beliau menjabat atase militer di Belanda. Di
Belanda, beliau menjalin hubungan dengan sejumlah
tokoh mahasiswa, misalnya Ahmad Subarjo. Beliau
menjamin keselamatan perencanaan proklamasi.
Perumusan teks Proklamasi dilakukan di rumah beliau.Karena dukungannya
terhadap persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia, beliau ditangkap oleh
Sekutudan dipenjarakan di Gang Tengah.
7. Sukarni.
Lahir di Blitar, Jawa Timur 14 Juli 1916 –
meninggal di Jakarta 7 Mei 1971 pada umur 54
tahun , yang nama lengkapnya adalah Sukarni
Kartodiwirjo, dalam peristiwa Rengasdengklok
berperan untuk mendesak Soekarno untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan RI.
331
8. Sayuti Melik.
Sayuti Melik, dicatat dalam sejarah Indonesia
sebagai pengetik naskah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia.
9. Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat.
Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat adalah seorang
dokter dan tokoh pergerakan. Peran beliau sangat menonjol
menjelang kemerdekaan Indonesia. Puncak peranannya terjadi
ketika beliau menjadi ketua BPUPKI menjelang kemerdekaan
Indonesia.
10. Latif Hendraningrat, S. Suhud dan Trimurti
Mereka berperan penting dalam pengibaran bendera merah putih pada
acara Proklamasi 17 Agustus 1945. Trimurti sebagai pembawa baki bendera
merah putih
B. Menghargai Jasa-Jasa Pahlawan
Ada beberapa cara mengenang dan menghormati jasa para pahlawan, di
antaranya sebagai berikut.
1. Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara
mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa para
pahlawan.
2. Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga
arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
3. Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-
hari.
332
Lampiran Media
“VIDEO TOKOH-TOKOH YANG BERPERAN DALAM PERJUANGAN
MEMPEROLEH KEMERDEKAAN”
333
Lampiran LKS
Lembar Kerja Siswa
Petunjuk:
1. Diskusikan Lembar Kerja Siswa ini bersama kelompokmu sesuai dengan
model pembelajaran kooperatif model Time Token !
2. Tulislah jawaban didalam lembar jawab yang telah disediakan !
Diskusikan :
1. Tempelkan gambar tokoh proklamasi sesuai yang diberikan gurumu, kemudian
beri nama!
2. Apa peran tokoh tersebut dalam perjuangan memperoleh kemerdekaan Indonesia?
1 Nama Tokoh
.……………………………………………………………………......................
2 Peran Tokoh
.……………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
3. Bagaimana cara kalian menghargai jasa pahlawan?
………………………………………………………………………………………
Kelompok :
Nama anggota kelompok:
1. .......................................... Abs : ......
2. .......................................... Abs : ......
3. .......................................... Abs : ......
4. .......................................... Abs : ......
5. .......................................... Abs : ......
334
Soal pengayaan
Buatlah kliping tentang biodata tokoh-tokoh proklamasi, carilah informasi di
internet atau buku di perpustakaan!
Soal perbaikan
Buatlah tabel tentang tokoh proklamator Indonesia pada buku tulismu. Tabel
dilengkapi dengan nama dan perannya!
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS III
1. Soekarno
Peran:
Ketua PPKI, mewakili dalam perundingan bersama
Jepang untuk segera memproklamasikan kemerdekaan,
merumuskan naskah proklamasi,menandatangani naskah
proklamasi, proklamator kemerdekaan Indonesia
b. Drs. Moh. Hatta
Peran:
Pendamping Bung karno, merumuskan naskah
proklamasi, proklamator kemerdekaan Indonesia
bersama bung karno, sebagai perantara golongan muda
dan golongan tua dalam berdiskusi cara
memproklamasikan kemerdekaan
c. Ahmad Soebarjo.
Peran:
Penasihat PPKI, penengah golongan muda dan kedua
pemimpin nasional, Sukarno-Hatta, Beliau mewakili
golongan tua berunding dengan para pemuda ketika
Sukarno-Hatta diculik dan diamankan ke
Rengasdengklok..
335
d. Ibu Fatmawati Soekarno.
Peran:
Mendampingi Bung Karno.Jasa Ibu Fatmawati sangat
menonjol dalam peristiwa Proklamasi. Beliau menjahit
Bendera Pusaka, Merah Putih. Beliaumenjahit Bendera
Pusaka ini pada bulanOktober 1944. Bendera ini dikibarkan
setelah Bung Karno membaca Proklamasi.
e. Sutan Syahrir
Peran:
Pejuang kemerdekaan, dan perdana menteri pertama
RI. Mencari berita terkait proklamasi kemerdekaan
f. Sukarni.
Peran:
Memimpin penculikan terhadap Sokarno-Hatta ke
Rengasdengklok untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
g. Sayuti Melik.
Peran:
Pengetik naskah proklamasi kemerdekaan Republik
Indonesia.
h. S.Suhud
Berperan mengibarkan bendera merah putih pertama
kali saat proklamasi tanggal 17 Agustus 1945
336
i. Latief
Berperan mengibarkan bendera merah putih
pertama kali saat proklamasi tanggal 17 Agustus
1945
2. Cara menghargai jasa para tokoh kemerdekaan:
a. Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara
mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa par pahlawan.
b. Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga
arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
c. Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan
seharihari.
d. Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun
Indonesia supaya lebih maju.
KRITERIA PENILAIAN
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS III
Aspek Penilaian
1. Soal dijawab benar dan lengkap 10
2. Soal dijawab benar, cukup lengkap 7
3. Soal dijawab benar, tetapi tidak lengkap 5
4. Soal dijawab salah 0
5. Soal tidak dijawab 0
Skor maksimal : 30
Nilai = = 𝐵
𝑆𝑡 𝑥 100 (Skor teoretis= 30)
Keterangan:
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoretis
(Poerwanti, 2008: 6.3)
337
Lampiran Kisi-Kisi
Kelas/ Semester : VC / 2
Mapel : IPS
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
DASAR INDIKATOR MATERI ASPEK NOMOR SOAL
2. Menghargai
peranan tokoh
pejuang
masyarakat
dalam
mempersiapkan
dan
mempertahanka
n kemerdekaan
Indonesia.
2.2 Mengahargai
jasa dan peranan
tokoh
perjuangan
dalam
mempersiapkan
kemerdekaan
Indonesia
2.2.7. Menuliskan tokoh-tokoh
yang berperan dalam
kemerdekaan Indonesia
2.2.8. Menjelaskan peran-peran
tokoh dalam perjuangan
kemerdekaan Indonesia
2.2.9. Memaparkan cara
menghargai jasa
pahlawan
Tokoh dan
perannya dalam
perjuangan
kemerdekaan
Indonesia
Cara
menghargai jasa
pahlawan
C1
C2
C4
PG: 1, 6, 9
Uraian: 1
PG: 2, 3, 4, 5
Uraian: 2, 3, 4
PG: 7, 8, 10
Uraian: 5
338
14
Lampiran Soal Evaluasi
SOAL EVALUASI
Mata pelajaran : IPS
Materi : Tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan dan cara
menghargai jasa pahlawan
Kelas/Semester : V C / 2
Waktu : 20 menit
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda
silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di bawah ini!
1. Perhatikan tabel berikut!
No Nama
1.
2.
3.
4.
5.
Ir. Soekarno
Dewi Sartika
Dr. Radjiman Widiodiningrat
Cut Nyak Dien
Sayuti Melik
Tokoh-tokoh penting dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
ditunjukkan
oleh nomor ….
a. (1), (2) dan (3) c. (1), (3) dan (5)
b. 2), (3) dan (4) d. (2), (3) dan (5)
2. Tokoh yang bertugas membacakan teks proklamasi kemerdekaan adalah….
a. Laksamana Maeda c. Nishimura
b. Ir.Soekarno d. Moh. Hatta
3. Naskah proklamasi yang semula ditulis tangan kemudian diketik oleh….
a. Mohammad Hatta c. B. M. Diah
b. Sayuti Melik d. S. Suhud
4. Pengibaran Sang Saka Merah Putih setelah pembacaan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh ...
3. S. Suhud dan Latif c. Sayuti Melik dan Latif
4. Wikana dan Darwis d. Chaerul Saleh dan Margono
Nama : ......................................
No.Abs : ......................................
NILAI
339
5. Sang Saka Merah Putih yang dikibarkan setelah proklamasi kemerdekaan
Indonesia dijahit oleh ....
4. Ibu Fatmawati c. Ibu Inggit
5. Sayuti Melik d. Cudanco Latif
6. Tokoh proklamator kemerdekaan Indonesia adalah ....
a. Sukarno-Hatta c. Sukarno-Ahmad Subarjo
b. Supomo-Yamin d. Supomo-Hatta
7. Perjuangan para tokoh dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan bertujuan
untuk …
a. mewujudkan Indonesia merdeka
b. menyerah kepada Jepang
c. membantu Jepang menghadapi sekutu
d. menunjukkan kekuatan senjata Indonesia kepada Jepang
8. Cara menghargai jasa pahlawan Negara yang dapat dilakukan oleh pelajar
adalah ….
a. Tawuran
b. sering membolos sekolah
c. belajar tekun
d. malas belajar
9. Gambar tokoh di bawah ini adalah ………
a. Ir. Soekarno
b. Ahmad Soebarjo
c. Moh.Hatta
d. Sutan Syahrir
10. Dibawah ini yang bukan cara mengenang dan menghormati jasa para
pahlawan adalah ….
a. Saat upacara sekolah mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para
pahlawan.
b. Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan
c. Melakukan korupsi
d. Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun
Indonesia supaya lebih maju.
340
B. Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!
1. Sebutkan tokoh-tokoh dalam mempersiapkan kemerdekaan RI! (minimal 3
tokoh)
2. Jelaskan peran-peran tokoh di bawah ini:
Sayuti Melik
Ibu Fatmawati
3. Siapa sajakah yang bertugas mengibarkan bendera merah putih saat
proklamasi kemerdekaan?
4. Pada akhirnya siapakah yang menjadi presiden dan wakil presiden pertama
kali?
5. Bagaimanakah caramu menghargai jasa para tokoh yang telah berjuang
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia?
Semangat yaaa!
341
Lampiran Kunci Jawaban
A. PILIHAN GANDA
1. C 6. A
2. B 7. A
3. B 8. C
4. A 9. A
5. A 10. C
Skor tiap nomor = 1
Jumlah Skor maksimal= 10
B. URAIAN
1. Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta,Ahmad Soebarjo, Ibu Fatmawati Soekarno,
Sutan Syahrir, Laksamana Maeda, Sukarni, Sayuti Melik., Dr. KRT. Radjiman
Wedyodiningrat, dll
2. Sayuti Melik : mengetik naskah proklamasi
Ibu Ftmawati: menjahit bendera merah putih
3. S.Suhud, Latif, SK.Trimurti
4. Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta
5. Cara menghargai jasa para tokoh yang telah berjuang mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia sebaagai berikut:
a. Berziarah ke makam para pahlawan yang terlibat dalam peristiwa
proklamasi kemerdekaan dan mendoakan mereka.
b. Melakukan upacara peringatan kemerdekaan dengan penuh hikmat.
c. Mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Sebagai pelajar, kamu dapat
mengisi kemerdekaan dengan belajar tekun supaya kelak bisa menjadi
generasi penerus yang cerdas, terampil, dan berguna bagi bangsa dan
negara.
d. Mempelajari riwayat para tokoh yang terlibat dalam proklamasi
kemerdekaan. Setelah kita mengetahui riwayat hidup para tokoh
tersebut,kita bisa meneladani hal-hal positif yang telah mereka lakukan.
342
KRITERIA PENILAIAN
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS III
Aspek Penilaian Rentang 0-5
Skor 5= jawaban benar dan sistematis
Skor 4= jawaban benar
Skor 3= jawaban kurang lengkap
Skor 2= jawaban kurang lengkap dan tidak sistematis
Skor 1= jawaban salah/ tidak menjawab
Skor maksimal= 25
Nilai = = 𝐵
𝑆𝑡 𝑥 100 (Skor teoretis= 35)
Keterangan:
B= Skor yang diperoleh
St= Skor teoretis
(Poerwanti, 2008: 6)
343
LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN GURU PADA
PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN
AUDIOVISUAL
Siklus III
Nama Guru : Iis Yudis Trisnawati
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Kelas/Semester : VC / 2
Mata Pelajaran : IPS
Materi : Tokoh-tokoh yang berperan dalam kemerdekaan dan cara
menghargai jasa pahlawan
Hari/Tanggal : 09 Februari 2015
Petunjuk:
1) Berilah tanda check (√) pada kolom skala penilaian yang sesuai dengan indikator
pengamatan!
Nilai 0 jika semua deskriptor tidak tampak
Nilai 1 jika satu deskriptor tampak
Nilai 2 jika dua deskriptor tampak
Nilai 3 jika tiga deskriptor tampak
Nilai 4 jika empat deskriptor tampak (Rusman, 2012: 101)
2) Hal-hal yang tidak nampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
Indikator Deskripsi
(Hasibuan,2009: 58-89) Tampak (√) Jumlah Skor
1. Keterampilan
membuka
pembelajaran dengan
menggunakan media
audiovisual
1) Menarik perhatian siswa √
4
2) Menimbulkan ,otivasi √
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran √
4) Membuat kaitan antara pendahuluan
dengan inti pelajaran √
2. Keterampilan
bertanya
menggunakan media
audiovisual
1) Pertanyaan yang disampaikan guru jelas √
4
2) Pertanyaan ditujukan keseluruh kelas
lebih dahulu, baru menunjuk salah satu
siswa.
√
3) Pemindahan giliran pertanyaan secara
merata diantara para siswa √
4) Pemberian waktu berfikir pada anak
untuk menjawab pertanyaan √
344
3. Keterampilan
menjelaskan
menggunakan media
audiovisual
1) Memberikan ilustrasi yang relevan
dengan materi lewat tayangan media
audiovisual
√
4
2) Menjelaskan materi dengan media
audiovisual menggunakan kalimat yang
jelas dan mudah dipahami
√
3) Menjelaskan materi menggunakan
media audiovisual sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator yang
telah dirumuskan
√
4) Mengecek pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan lewat
tayangan media audiovisual
√
4. Keterampilan
menggunakan variasi
menggunakan media
audiovisual
1) Guru memberi variasi dalam nada
suara, volume suara, kecepatan bicara. √
4
2) Guru menggunakan variasi media
pembelajaran √
3) guru memberikan tekanan pada butir-
butir yang penting. √
4) Media yang digunakan dapat menarik
minat siswa √
5. Keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil
menggunakan model
Time Token
1) Membagi perhatian secara merata
√
4
2) Membimbing siswa dalam kegiatan
diskusi sesuai prosedur Time Token √
3) Memberi waktu yang cukup untuk
merumuskan dan menjawab
permasalahan
√
4) Mendorong siswa untuk saling
bekerjasama dalam kegiatan diskusi
sesuai prosedur Time Token
√
6. Keterampilan
mengelola kelas
1) Mengkondisikan siswa secara fisik dan
psikis √
3
2) Menegur siswa yang mengganggu
pembelajaran √
3) Memusatkan siswa pada kegiatan
pembelajaran yang sedang dilaksanakan √
4) Menciptakan interaksi belajar positif
dengan siswa -
7. Ketarampilan guru
mengajar kelompok
kecil dan perorangan
menggunakan model
Time Token
1) Membimbing siswa untuk berpikir
-
3
2) Mendorong siswa menyampaikan
pendapatnya menggunakan Time Token √
3) Mendengarkan pendapat yang
disampaikan siswa √
4) Memberi respon pada jawaban/
pendapat siswa √
345
8. Keterampilan
memberi penguatan
1) Memberikan penguatan secara verbal
berupa kata-kata √
4
2) Memberikan penguatan secara gestural
berupa gerakan, tepuk tangan, atau
acungan jempol
√
3) Memberikan penguatan dengan
sentuhan dirambut atau pundak √
4) Memberikan penguatan berupa tanda/
benda berupa stiker bintang √
9. Keterampilan
menutup pelajaran
1) Guru bersama siswa menarik
kesimpulan dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
√
4 2) Melaksanakan refleksi √
3) Memberikan evaluasi √
4) Memberikan tindak lanjut berupa
pemberian tugas √
Semarang, 23 Februari 2015
Observer,
Malikha, S.Pd.SD
NIP. 19610727 198012 2 007
346
HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SIKLUS III
No. Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah Kriteria 1 2 3 4 5 6 7
Skor Perolehan
1 S.A.F.D 2 3 2 3 2 4 2 18 B
2 H.F.Y 3 3 3 4 3 3 3 22 A
3 G.B.P 3 4 3 2 3 3 4 22 A
4 M.F.A 2 4 3 3 3 3 3 21 A
5 A.M.Y 3 3 3 2 3 3 3 20 B
6 A.G. 4 4 4 3 3 3 3 24 A
7 A.F.S 3 4 3 4 3 3 3 23 A
8 A.B.R 4 4 4 4 4 3 3 26 A
9 A.N.H 2 3 3 2 3 3 4 20 B
10 A.D.N 4 3 3 4 3 3 3 23 A
11 B.N.A 4 4 3 3 2 4 3 23 A
12 B.D.M 3 4 3 4 3 3 4 24 A
13 D.H.S 4 4 3 3 4 3 3 24 A
14 D.A.H 4 4 3 2 3 3 3 22 A
15 E.S.R 3 3 3 4 3 4 3 23 A
16 F.R.M 4 3 3 4 4 3 3 24 A
17 F.Y.P.P 3 3 3 3 3 3 2 20 B
18 F.N.M 4 4 2 3 3 4 3 23 A
19 G.F.M 3 4 3 4 3 3 4 24 A
20 K.D.R 4 4 3 3 2 3 4 23 A
21 L.R 4 4 3 3 3 3 3 23 A
22 M.A.B.A 3 3 3 3 4 3 4 23 A
23 M.R.P 4 4 3 3 3 3 3 23 A
24 M.A.S 3 3 3 2 3 3 3 20 B
25 M.G.I 4 4 3 3 3 3 4 24 A
26 M.I.H.W 4 3 3 4 3 4 3 24 A
27 M.M.B 4 3 4 4 2 3 3 23 A
28 N.N.M 2 4 3 4 3 3 3 22 A
29 N.R.S.W 3 4 4 3 3 3 3 23 A
30 P.P.A 4 4 3 3 4 3 3 24 A
31 P.K.D 4 4 3 4 3 4 3 25 A
32 R.D.N 3 3 3 3 3 3 2 20 B
347
33 R.D.Y 4 3 4 3 3 3 3 23 A
34 R.N.A 4 4 3 4 2 3 3 23 A
35 R.R.P 3 4 4 3 3 3 3 23 A
36 S.A 4 3 3 3 4 3 3 23 A
37 T.N.E 4 4 3 4 3 4 3 25 A
38 V.A.S.F 3 3 4 3 4 3 3 23 A
39 Y.J.N 4 4 3 3 3 4 3 24 A
40 M.R.G.P 3 4 4 4 3 3 3 24 A
41 A.K 4 4 4 4 3 4 3 26 A
Jumlah 141 148 130 134 125 132 127 937 A
Rerata 3.44 3.61 3.17 3.27 3.05 3.22 3.10 22.85 A
Semarang, 23 Februari 2015
348
DATA HASIL BELAJAR SISWA RANAH KOGNITIF SIKLUS III
NO NAMA NILAI KETEGORI
1 S.A.F.D 54 Tidak Tuntas
2 H.F.Y 83 Tuntas
3 G.B.P 88 Tuntas
4 M.F.A 68 Tidak Tuntas
5 A.M.Y 91 Tuntas
6 A.G. 74 Tuntas
7 A.F.S 91 Tuntas
8 A.B.R 88 Tuntas
9 A.N.H 100 Tuntas
10 A.D.N 97 Tuntas
11 B.N.A 83 Tuntas
12 B.D.M 85 Tuntas
13 D.H.S 88 Tuntas
14 D.A.H 94 Tuntas
15 E.S.R 100 Tuntas
16 F.R.M 100 Tuntas
17 F.Y.P.P 97 Tuntas
18 F.N.M 94 Tuntas
19 G.F.M 77 Tuntas
20 K.D.R 100 Tuntas
21 L.R 91 Tuntas
22 M.A.B.A 83 Tuntas
23 M.R.P 83 Tuntas
24 M.A.S 80 Tuntas
25 M.G.I 54 Tidak Tuntas
26 M.I.H.W 74 Tuntas
27 M.M.B 77 Tuntas
28 N.N.M 83 Tuntas
29 N.R.S.W 77 Tuntas
30 P.P.A 94 Tuntas
31 P.K.D 77 Tuntas
32 R.D.N 65 Tidak Tuntas
33 R.D.Y 71 Tuntas
34 R.N.A 94 Tuntas
35 R.R.P 71 Tuntas
36 S.A 85 Tuntas
349
37 T.N.E 91 Tuntas
38 V.A.S.F 77 Tuntas
39 Y.J.N 74 Tuntas
40 M.R.G.P 91 Tuntas
41 A.K 94 Tuntas
Rata-rata 83.85
Nilai Terendah 54
Nilai Tertinggi 100
KKM 70
Jumlah Siswa Tuntas 37
Jumlah Siswa Tidak Tuntas 4
Ketuntasan Klasikal 90.24%
350
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH AFEKTIF
SIKLUS III
No. Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah Kriteria 1 2 3 4
Skor Perolehan
1 S.A.F.D 3 2 2 3 10 B
2 H.F.Y 3 2 3 3 11 B
3 G.B.P 3 2 4 4 13 A
4 M.F.A 4 3 3 3 13 A
5 A.M.Y 4 2 4 4 14 A
6 A.G. 3 3 3 3 12 A
7 A.F.S 4 2 4 4 14 A
8 A.B.R 3 4 3 3 13 A
9 A.N.H 4 4 4 4 16 A
10 A.D.N 3 3 2 3 11 B
11 B.N.A 3 4 4 4 15 A
12 B.D.M 3 4 3 3 13 A
13 D.H.S 3 3 3 4 13 A
14 D.A.H 4 2 3 3 12 A
15 E.S.R 4 3 3 4 14 A
16 F.R.M 3 4 3 3 13 A
17 F.Y.P.P 4 4 4 3 15 A
18 F.N.M 3 3 4 3 13 A
19 G.F.M 3 4 2 4 13 A
20 K.D.R 4 3 4 3 14 A
21 L.R 4 3 3 4 14 A
22 M.A.B.A 3 4 4 3 14 A
23 M.R.P 4 3 4 4 15 A
24 M.A.S 3 3 3 3 12 A
25 M.G.I 4 4 4 4 16 A
26 M.I.H.W 3 4 2 3 12 A
27 M.M.B 4 3 4 4 15 A
28 N.N.M 3 3 3 3 12 A
29 N.R.S.W 4 4 3 4 15 A
30 P.P.A 3 3 4 3 13 A
31 P.K.D 4 4 3 4 15 A
351
32 R.D.N 3 4 4 3 14 A
33 R.D.Y 4 3 4 4 15 A
34 R.N.A 3 4 3 3 13 A
35 R.R.P 4 4 3 4 15 A
36 S.A 3 3 4 3 13 A
37 T.N.E 4 4 4 4 16 A
38 V.A.S.F 3 4 3 3 13 A
39 Y.J.N 3 4 4 4 15 A
40 M.R.G.P 3 4 3 3 13 A
41 A.K 3 4 4 3 14 A
Jumlah 140 137 138 141 556 A
Rerata 3.41 3.34 3.37 3.44 13.56 A
Semarang, 23 Februari 2015
352
HASIL OBSERVASI HASIL BELAJAR SISWA RANAH
PSIKOMOTORIK SIKLUS III
No. Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah Kriteria 1 2 3 4
Skor Perolehan
1 S.A.F.D 2 3 3 2 10 B
2 H.F.Y 2 2 3 3 10 B
3 G.B.P 3 4 3 2 12 A
4 M.F.A 4 4 2 3 13 A
5 A.M.Y 3 2 3 4 12 A
6 A.G. 4 3 4 3 14 A
7 A.F.S 3 4 3 3 13 A
8 A.B.R 3 4 3 2 12 A
9 A.N.H 4 4 3 3 14 A
10 A.D.N 4 4 2 3 13 A
11 B.N.A 4 3 4 3 14 A
12 B.D.M 4 3 3 4 14 A
13 D.H.S 3 3 4 3 13 A
14 D.A.H 4 3 3 4 14 A
15 E.S.R 3 4 4 3 14 A
16 F.R.M 3 3 2 3 11 B
17 F.Y.P.P 3 3 4 3 13 A
18 F.N.M 4 3 3 3 13 A
19 G.F.M 3 4 3 4 14 A
20 K.D.R 4 3 3 4 14 A
21 L.R 3 4 3 3 13 A
22 M.A.B.A 4 3 4 3 14 A
23 M.R.P 3 4 4 4 15 A
24 M.A.S 4 3 3 3 13 A
25 M.G.I 4 3 3 4 14 A
26 M.I.H.W 3 4 4 3 14 A
27 M.M.B 4 3 3 3 13 A
28 N.N.M 3 4 4 3 14 A
29 N.R.S.W 4 3 3 4 14 A
30 P.P.A 3 3 3 3 12 A
31 P.K.D 3 4 4 4 15 A
353
32 R.D.N 3 3 3 3 12 A
33 R.D.Y 4 3 4 4 15 A
34 R.N.A 3 4 3 3 13 A
35 R.R.P 4 3 3 3 13 A
36 S.A 3 3 3 4 13 A
37 T.N.E 4 4 4 3 15 A
38 V.A.S.F 3 3 3 3 12 A
39 Y.J.N 4 4 4 3 15 A
40 M.R.G.P 3 3 4 3 13 A
41 A.K 3 4 4 3 14 A
Jumlah 139 138 135 131 543 A
Rerata 3.39 3.37 3.29 3.20 13.24 A
Semarang, 23 Februari 2015
354
CONTOH HASIL LKS SIKLUS III
355
356
357
CONTOH HASIL BELAJAR SIKLUS III
358
CATATAN LAPANGAN SELAMA PEMBELAJARAN IPS
MENGGUNAKAN MODEL TIME TOKEN BERBANTUAN
AUDIOVISUAL
Siklus III
Nama Guru : Iis Yudis Trisnawati
Nama SD : SDN Purwoyoso 03
Hari / Tanggal : 23 Februari 2015
Pukul : 09.00 – 10.10
Petunjuk : Catatlah secara singkat hal-hal yang terjadi pada guru,
siswa, dan proses pembelajaran dengan model Time Token
berbantuan audiovisual sesuai dengan keadaan
sesungguhnya!
1. Siswa terlihat tertarik saat penayangan video tentang lukisan pasir, yang
pernah mereka lihat diacara pencarian bakat di TV.
2. Kelas sempat gaduh saat kuis tebak tokoh karena hampir semua siswa berebut
menjawab kuis tersebut.
3. Masih ditemui ketika pembelajaran terdapat beberapa siswa yang membuat
gaduh, namun guru dapat mengatasi siswa tersebut.
4. Siswa berinisial SAFD, HFY,GBP kesulitan memahami materi dan cenderung
pasif.
5. Ada siswa berinisial PRA yang menangis karena stikernya direbut oleh GFM.
Semarang, 23 Februari 2015
359
LAMPIRAN 7
SURAT-SURAT PENELITIAN
1. Surat ijin penelitian
2. Surat keterangan telah melakukan penelitian
3. Surat keterangan KKM SDN Purwoyoso 03
360
361
362
363
LAMPIRAN 8
FOTO-FOTO PENELITIAN
364
FOTO PENELITIAN SIKLUS I
Siswa berdoa bersama Memperhatikan video
Guru menjelaskan prosedur Time Token Siswa berdiskusi
Siswa mempresentasikan hasil diskusi Siswa menanya
365
FOTO PENELITIAN SIKLUS II
Siswa berdoa bersama Memperhatikan video
Guru memjelaskan prosedur Time Token Siswa berdiskusi dengan bimbingan
guru
Siswa mempresentasikan hasil diskusi Siswa menanya
366
FOTO PENELITIAN SIKLUS III
Siswa berdoa bersama Memperhatikan video
Guru menjelaskan prosedur Time Token Siswa berdiskusi
Siswa mempresentasikan hasil diskusi Siswa menanya