Token Ekonomi

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan /atau latihan bagi pernannya di masa yang akan dating. Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia. Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas. Untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, bukanlah merupakan suatu hal yang mudah untuk diraih. Dampak negatif dari globalisasi, modernisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya terhadap perkembangan generasi- generasi bangsa ini tentunya bukan merupakan rahasia lagi. Pemerintah bersama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sedang mengadakan usaha pembaharuan dan penyempurnaan bidang pendidikan secara giat. Dalam 1

description

Penerapan token ekonomi modifikasi perilaku

Transcript of Token Ekonomi

Page 1: Token Ekonomi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan /atau latihan bagi pernannya di masa yang

akan dating. Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka peningkatan

kualitas sumber daya manusia. Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai

apabila pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas. Untuk mencapai

tujuan pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, bukanlah

merupakan suatu hal yang mudah untuk diraih. Dampak negatif dari globalisasi,

modernisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesatnya terhadap

perkembangan generasi-generasi bangsa ini tentunya bukan merupakan rahasia

lagi. Pemerintah bersama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sedang

mengadakan usaha pembaharuan dan penyempurnaan bidang pendidikan secara

giat. Dalam pendidikan harus ada metode yang efektif dalam strategi

pembelajarannya supaya pendidikan berhasil.

Suatu pendidikan dikatakan berkualitas apabila proses belajar mengajar

(PBM) dapat berlangsung secara efektif dan peserta didik mengalami proses

pembelajaran yang bermakna. Pendidikan disebut berkualitas produk apabila

peserta didik menunjukkan tingkat penguasaan yang tinggi terhadap tugas-

tugas belajar sesuai dengan sasaran dan tujuan pendidikan. Hal ini dalihat pada

hasil belajar yang dinyatakan dalam proses akademik. Pendidikan dikatakan

berkualitas apabila terjadi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan efisien

1

Page 2: Token Ekonomi

dengan melibatkan semua komponen – komponen pendidikan, seperti mencakup

tujuan pengajaran, guru dan peserta didik, bahan pelajaran, strategi / metode

belajar mengajar, alat dan sumber pelajaran serta evaluasi (Sugito,1994).

Komponen-komponen tersebut dilibatkan secara langsung tanpa menonjolkan

salah satu komponen saja, akan tetapi komponen tersebut diberdayakan secara

bersama-sama.

Perbedaan antarmanusia yang tidak terkelola secara baik dapat menimbulkan

ketersinggungan dan kesalahpahaman antarsesamanya. Agar manusia terhindar

dari ketersinggungan dan kesalahpahaman maka diperlukan interaksi yang silih

asuh (saling tenggang rasa). Dalam dunia pendidikan, khususnya pada jenjang

pendidikan formal banyak dijumpai perbedaan-perbedaan mulai dari perbedaan

gender, suku, agama, dan lain-lain. Dari karakter yang heterogen tersebut, timbul

suatu pertanyaan bagaimana guru dapat memotivasi seluruh siswa mereka untuk

belajar dan membantu saling belajar satu sama lain, bagaimana guru dapat

menyusun kegiatan kelas sedemikian rupa sehingga siswa akan berdiskusi,

berdebat, dan menggeluti ide-ide, konsep-konsep, dan keterampilan sehingga

siswa benar-benar memahami ide, konsep dan keterampilan tersebut, serta

bagaimana guru dapat mengorganisasikan kelas sehingga siswa saling menjaga

satu sama lain, saling mengambil tanggung jawab satu sama lain, dan belajar

untuk menghargai satu sama lain terlepas dari suku, tingkat kinerja, atau

ketidakmampuan karena cacat? Salah satu solusinya adalah dengan model

pembelajaran kooperatif.

2

Page 3: Token Ekonomi

Nur (2005) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat

memotivasi seluruh siswa, memanfaatkan seluruh energi sosial siswa, saling

mengambil tanggungjawab. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa

belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan

masalah yang kompleks. Untuk menciptakan suasana belajar kooperatif bukan

suatu pekerjaan yang mudah. Sehingga dirasa perlu untuk menjelaskan lebih

lanjut mengenai model pembelajaran kooperatif.

B. Latar Belakang Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat di simpulkan beberapa permasalahan

yaitu :

1. Apa itu model pembelajaran kooperatif?

2. Apa jenis-jenis model pembelajaran kooperatif?

C. Tujuan

Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang penulis kemukakan diatas,

maka penelitian ini mempunyai tujuan:

D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai

berikut :

1. Bagi guru

2. Bagi sekolah

3

Page 4: Token Ekonomi

4

Page 5: Token Ekonomi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Modifikasi Perilaku

Modifikasi perilaku adalah suatu teknik yang digunakan untuk mengubah

perilaku, seperti mengubah perilaku dan reaksi seseorang terhadap suatu stimulus

melalui reinforcement positif maupun negatif dan/atau penghilangan perilaku

maladaptif melalui punishment. Istilah ini pertama kali digunakan oleh Edward

Thorndike pada tahun 1911 dalam artikelnya Provisional laws of acquired

behavior or learning.[1]

B. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan

positif dalam kelompok. Ini membolehkan pertukaran ide dan pemeriksaaan ide

sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah

konstruktivisme. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu

menggkondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan

membangkitkan potensi siswa , menumbuhkan aktifitas dan daya cipta kreativitas

sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses pemebelajaran.

Dalam teori konstruktivisme ini lebih mengutamakan pada pembelajaran siswa

yang dihadapkan masalah-masalah komplek untuk di cari solusinya, selanjutnya

menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana dan keterampiulan yang

diharapkan. Model pembelajaran ini dikembangkan dari teori belajar

konstruktivisme yang lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky. Berdasarkan

5

Page 6: Token Ekonomi

penelitian Piaget yang pertama dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun

dalam pikiran anak (Fadhly, 2009)

Hock (2001) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kaedah-

kaedah pembelajaran dimana para pelajar bekerjasama dalam suatu kumpulan

kecil untuk mencapai kesepakatan bersama. Sifat paling penting bagi

pembelajaran kooperatif ialah keberhasilan seseorang pelajar akan membantu

rakan-rakannya yang lain untuk mencapai keberhasilan dalam proses

pembelajaran. Mutmainah (2011) menyatakan bahwa ada tiga cara dasar

bagaimana mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain, yaitu kompetitif,

individualistis dan kooperatif. Mahasiswa dapat berkompetisi untuk melihat siapa

yang terbaik, mereka dapat bekerja individualistis untuk mencapai tujuan tanpa

memberi perhatian kepada mahasiswa lain, atau mereka dapat bekerjasama dan

saling memberi perhatian.

Suwarno (2013) mengemukakan secara spesifik bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan teori

konstruktivisme. Teori ini menganjurkan peranan yang lebih aktif bagi siswa

dalam pembelajaran disbanding dengan apa yang saat ini banyak dilaksanakan

pada mayoritas kelas. Dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama

dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen.

Setiap kelompok terdiri atas campuran siswa berkemampuan tinggi, sedang,

rendah. Semua siswa saling membantu satu sama lain dan guru hanya sebagai

fasilitator.

6

Page 7: Token Ekonomi

C. Tujuan Metode Diskusi

Dalam tiap metode belajar terdapat macam-macam kegiatan, akan tetapi tidak

semua metode memberi kegiatan yang sama banyaknya. Pada umumnya metode

kuliah atau ceramah tidak menimbulkan aktifitas yang banyak, namun demikian

murid-murid sekali-kali tidak pasif. Mereka harus berusaha menangkap isi, jalan

pikiran dan inti ceramah, menafsirkannya, menghubungkannya secara kritis. Juga

tanya jawab tidak begitu banyak memberi kesempatan untuk macam-macam

kegiatan. Metode lain seperti diskusi dan kerja kelompok banyak

membangkitkan aktifitas pada anak-anak.

Teknik diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan diperlukan

apabila guru hendak:

1. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh para siswa.

2. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menyalurkan

kemampuannya masing-masing.

3. Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah tujuan yang telah

dirumuskan telah dicapai.

4. Membantu para siswa belajar berfikir teoritis dan praktis Lewat berbagai

mata pelajaran dan kegiatan sekolah.

5. Membantu para siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri

maupun teman-temannya (orang lain).

6. Membantu para siswa menghadapi dan merumuskan berbagai masalah

yang di”lihat” baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran

sekolah.

7

Page 8: Token Ekonomi

7. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih lanjut.

D. Tujuan Teknik Diskusi

Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan

pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa selalu bergantung pada

pendapat orang lain. Mungkin ada perbedaan segi pandangan sehingga memberi

jawaban yang berbeda. Jadi siswa dilatih berpikir dan memecahkan masalah

sendiri. Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan karena hal itu perlu

untuk melatih kehidupan yang demokratis. Dengan demikian siswa melatih diri

untuk menyatakan pendapatnya sendiri secara lisan tentang suatu masalah

bersama. Diskusi memberi kemungkinan pada siswa untuk belajar berpartisipasi

dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.

E. Macam-Macam Jenis Diskusi

Sebelum menguraikan tentang pelaksanaan metode diskusi dalam proses

belajar mengajar, lebih dahulu dikemukakan macam-macam atau jenis-jenis

diskusi. Abu Ahmadi membagi diskusi dalam lima macam yaitu:

1. Diskusi formal

Diskusi ini terdapat seperti pada lembaga-lembaga pemerintahan atau semi

pemerintah, di mana dalam diskusi ini perlu adanya ketua dan penulis serta

pembicara yang diatur secara formal. Misalnya diskusi- diskusi pada Sidang

DPR.

8

Page 9: Token Ekonomi

2. Diskusi tidak formal (informal)

Diskusi ini seperti dilaksanakan dalam kelompok-kelompok belajar di

mana satu sama lain bersifat “face to face relationship”.

3. Diskusi panel

Diskusi ini menghadapi masalah yang ditinjau dari beberapa orang saja,

yang dapat juga diikuti oleh banyak pendengar.

4. Diskusi dalam bentuk symposium

Diskusi ini hampir sama dengan diskusi dalam bentuk panel, di sini

symposium lebih formal. Symposium itu diselenggarakan apabila ada

pertentangan pendapat. Ahli-ahli yang berbeda pendapat memberikan

informasinya, selanjutnya diadakan diskusi antara pembicara dengan

pendengar. Diskusi dalam bentuk symposium ini biasanya tidak mencari

kebenaran tertentu.

5. Lecture discussion

Diskusi ini dilaksanakan dengan memberikan suatu persoalan,

kemudian didiskusikan. Di sini biasanya hanya satu pandangan atau persoalan

saja.

Metode diskusi menghasilkan keterlibatan murid karena meminta mereka

menafsirkan pelajaran. Dengan demikian para murid tidak akan memperoleh

pengetahuan tanpa mengambilnya untuk dirinya sendiri. Diskusi membantu

agar pelajaran dikembangkan terus-menerus atau disusun berangsur-angsur

dan merangsang semangat bertanya dan minat perorangan. Tidak ada cara lain

9

Page 10: Token Ekonomi

yang lebih sesuai untuk menjamin pengungkapan perorangan atau penerapan

pelajaran.

Metode diskusi tidak sekedar perdebatan antar murid atau perdebatan

antara guru dan murid. Juga diskusi tidak hanya terdiri dari mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan menerima jawabannya. Diskusi ialah usaha seluruh

kelas untuk mencapai pengertian di suatu bidang, memperoleh pemecahan

bagi sesuatu masalah, menjelaskan sebuah ide, atau menentukan tindakan

yang akan diambil.

Para murid akan segera merasa apakah guru mengajukan diskusi yang

sejati atau hanya memberi kesempatan beberapa orang murid mengemukakan

pendapat mereka sebelum ia sendiri memberi jawaban yang menentukan. Agar

diskusi bisa produktif harus ada suasana keramahan dan keterbukaan. Diskusi

yang bermanfaat didasarkan atas rasa saling menghormati pendapat setiap

orang yang hadir. Pemimpin diskusi dengan ikhlas mengajak yang lain untuk

ikut serta dalam suatu usaha bersama.

Peranan guru yang memimpin suatu diskusi lebih sukar daripada bila ia

memakai cara mengajar yang lain. Cara ini meminta persiapan yang seksama

dan bimbingan yang cakap. Guru harus mempunyai latar belakang

pengalaman dan simpanan pengetahuan agar dia bisa memimpin sebuah

diskusi secara kreatif.

Meskipun pertanyaan atau masalah yang akan dibicarakan mungkin

diajukan oleh seorang murid atau diketengahkan oleh guru, diskusi itu akan

lebih menarik apabila membicarakan suatu masalah nyata yang berkaitan

10

Page 11: Token Ekonomi

dengan kebutuhan kelas. Pentinglah bahwa masalah itu dikemukakan

sedemikian rupa sehingga semua orang bisa mengerti sifat dan maknanya.

Selama diskusi pemimpin akan memakai pertanyaan dan komentar untuk

memusatkan perhatian pada pokok persoalannya dan dengan demikian

meneruskan diskusi tersebut. Kadang-kadang, guru perlu mengulangi dan

meringkaskan apa yang telah dibicarakan atau yang disimpulkan. Gurulah

yang akan menentukan suasana sepanjang diskusi itu. Ia harus bisa merasa

kapan ia harus membatasi mereka yang terlalu banyak bicara atau mendorong

mereka yang ragu-ragu untuk ambil bagian.

Guru juga harus memberitahukan di mana murid menemukan bahan dan

keterangan yang perlu. Dalam hal diskusi teologia atau alkitabiah, ia harus

menyarankan bagian-bagian Alkitab yang berkaitan atau sumber-sumber

keterangan lain. Ini tidak berarti bahwa guru yang harus menjawab semua

pertanyaan. Sebaliknya, ia akan membantu para peserta menemukan jawaban-

jawabannya. Banyak diskusi yang berakhir dengan keputusan mengenai

tindakan yang harus diambil. Seorang penulis menyarankan langkah-langkah

berikut untuk memakai metode diskusi dengan baik:

1. Pengertian yang seksama akan masalahnya.

2. Cara-cara yang mungkin dilaksanakan untuk memecahkan masalah

tersebut.

3. Keputusan mengenai suatu tindakan tertentu.

4. Menetapkan sarana guna melaksanakan keputusan.

11

Page 12: Token Ekonomi

5. Melaksanakan keputusan.

6. Mengevaluasi hasil-hasil.

F. Landasan metode diskusi

1. Landasan metode diskusi menurut Al-qur’an

Metode diskusi juga diperhatikan oleh Al-qur’an dalam mendidik dan

mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap

pengetahuan mereka terhadap suatu masalah. Perintah Allah dalam hal ini

agar kita mengajak ke jalan yang benar dengan dan mau’izzah yang baik. Dan

membantah mereka dengan berdiskusi dengan cara yang baik. Di dalam Al-

qur’an lebih lanjut kata diskusi atau al-mujadalah diulang sebanyak 29 kali.

Sehingga dari sini terlihat keberadaan diskusi sangat diakui dalam pendidikan

islam. Namun sebagai mana disebutkan di atas diskusi itu harus di dasarkan

cara-cara yang baik. Cara baik ini perlu dirumuskan lebih lanjut sehingga

timbulah etika berdiskusi. Misalnya tidak memonopoli pembicaraan, saling

menghargai pendapat orang lain, kedewasaan berfikir dan emosi

berpandangan luas dan seterusnya.

2. Landasan metode diskusi dalam pembelajaran IPA

Secara umum ilmu pengetahuan alam di sekolah menengah SMP/SMA,

meliputi bidang kajian energi dan perubahannya, bumi, antariksa, mahkluk

hidup dan prose kehidupannya. Materi dan sifatnya yang sebenarnya sangat

berperan membantu peserta didik untuk memahami fenomena alam. Ilmu

12

Page 13: Token Ekonomi

pengetahuan alam merupakan pengetahuan ilmiah yaitu pengetahuan yang

telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah.46 Biologi merupakan

ilmu yang pokok bahasanya alam dan segala isinya. Carin dan Sund (1993)

mengidentifikasikan IPA yang meliputi sebagai “Pengetahuan yang sistematis

dan tersusun secara teratur berlaku umum dan berupa kumpulan data hasil

observasi dan eksperimen. Metode diskusilah yang tepat untuk

pembelajarannya.

G. Pelaksanaan metode diskusi

1. Langkah-langkah penggunaan metode diskusi

Langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh dalam metode diskusi

kelas atau diskusi kelompok sebagai berikut:

a. Pengajar memberi bahan atau topik untuk didiskusikan. Bahan yang

diberikan bisa lebih dari satu, hal itu bergantung kepada kelancaran

diskusi dan waktu yang tersedia. Topik ini didiskusikan satu persatu.

b. Para peserta didik diberi kesempatan berpikir sejenak.

c. Para peserta didik mulai berkomunikasi satu degan yang lain satu persatu

mereka mengeluarkan buah pikirannya atau dapat juga langsung terjadi

dialog antar para peserta didik yang mengeluarkan ide saja. Dari dialog ini

bisa muncul suatu perdebatan, tetapi semua berlangsung secara ilmiah.

13

Page 14: Token Ekonomi

d. Selama para peserta didik berdiskusi pengajar tetap mengamati proses

diskusi itu. Pengajar memberi pengarahan bila tampak diskusi itu agak

macet. Pengajar memperbaiki proses diskusi itu bila terjadi pelanggaran

aturan dalam diskusi. Berlangsung kurang ilmiah.

e. Setiap bahan selesai didiskusikan, pengajar memberikan penilaian atau

komentar para peserta didik.

f. Pengajar menjelaskan bahan yang sukar mendapatkan persamaan pendapat

dikalangan para peserta didik. Bahan ini cukup sukar bagi para peserta

didik. Pengajar menjelaskan bagaimana sesungguhnya memperhatikan

untuk meyakinkan dan menilai buah pikiran tadi.

2. Peran pemimpin dalam diskusi

a. Pengatur lalu lintas pembicaraan

b. Mengatur duduk siswa, sehingga masing-masing duduk dalam lingkaran

atau seperti ladam kuda.

c. Bertanya kepada anggota diskusi secara berturut-turut.

d. Menjaga agar peserta tidak berebut dalam berbicara.

e. Mendorong peserta yang pendiam dan pemalu.

3. Penangkis

a. Mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi bila perlu.

14

Page 15: Token Ekonomi

b. Memberi petunjuk bila mengalami hambatan

4. Penunjuk

Memberi petunjuk umum, tentang kemajuan yang telah dicapai oleh

kelompok.

Diskusi baik dilaksanakan bila mempermasalahkan:

1. Hal-hal yang menarik minat dan perhatian siswa/urgen. Siswa akan

memiliki motivasi yang kuat dalam memecahkan soal, kalau mereka

berminat menaruh perhatian terhadap masalah itu.

2. Masalah itu harus mengandung banyak kemungkinan jawaban dan

masing-masing jawaban dapat dijamin kebenarannya.

3. Harus merancang pertimbangan, kemampuan berpikir logis dan usaha

memperbandingkan.

Bila anda menggunakan teknik diskusi ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan, agar pelaksanaannya bis lancar ialah:

1. Instruktur harus memahami dan menguasai sungguh-sungguh masalah

yang akan dilontarkan pada diskusi kelompok, agar mampu menjelaskan

pada siswa masalah apa yang harus dipecahkan dan dapat memberikan

petunjuk dan menuntun serta mengarahkan jalannya diskusi bila mungkin

terjadi penyelewengan pembicaraan atau menemui jalan buntu. Karena

15

Page 16: Token Ekonomi

semakin jelas masalahnya, akan mudah pula menemukan jalan keluar, bila

masalahnya sendiri menjadi kabur.

2. Instruktur harus mampu memberikan garis-garis besar pokok persoalan

yang penting, agar siswa teerpimpi dalam mengetahui dan memilih pokok-

pokok soal yang mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu agar tidak

membicarakan hal-hal yang kurang perlu atau sebagai tambahan saja.

3. Instruktur harus mampu menetapkan jawaban terhadap jawaban terhadap

garis-garis besar persoalan, agar siswa mendapat bimbingan dalam

merumuskan jawaban sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam

merumuskan jawaban itu.

4. Instruktur harus mampu mengetahui dan menangkap jawaban yang telah

disetujui bersama. Hal yang telah disetujui bersama dapat dirumuskan

sebagai kesimpulan dalam kelompok, yang akan digunakan sebagai

tumpuan pemecahan soal yang berikut, sehingga semua masalah dapat

terpecahkan.

Di dalam diskusi kadang-kadang menghasilkan keputusan yang perlu segera

dilaksanakan atau keputusan itu timbul sebagai masalah baru yang perlu

dipecahkan lagi, atau sebagai suatu rencana yang akan dipraktekkan atau juga

sebagai suatu eksperimen yang perlu dicobakan. Karena itu perlu

dipertimbangkan ketetapan tentang:

1. Bila/kapan rencana itu akan dilaksanakan.

16

Page 17: Token Ekonomi

2. Siapa pelaksana-pelaksananya.48

Pemimpin kelompok merumuskan topik yang akan didiskusikan dan bertindak

sebagai ketua diskusi kelompok. Dalam hal itu, kegiatan belajar terjadi dalam

bentuk pertukaran pengalaman, pemikiran dan informasi di kalangan para peserta

diskusi. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan

pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula pokok

masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan

siswa. Yang penting judul atau masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan

harus dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami baik-baik oleh siswa.

Dengan pimpinan guru para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi,

memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris/pencatat), pelopor, (kalau perlu),

mengatur tempat duduk, ruangan, sasaran, dan sebagainaya. Pimpinan diskusi

sebaiknya berada di tengah siswa yang:

1. Lebih memahami/menguasai masalah yang akan didiskusikan

2. Berwibawa dan disenangi oleh para teman-temannya

3. Berbahasa baik dan lancar berbicaranya

4. Dapat bertindak tegas, adil dan demokratis

Tugas pimpinan diskusi antara lain:

1. Pengatur dan pengarah acara diskusi

2. Pengatur ”lalu lintas” percakapan

17

Page 18: Token Ekonomi

3. Penengah dan penyimpul berbagai pendapat

Para siswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru

berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain (kalau ada lebih dari satu

kelompok), menjaga ketertiban serta memberikan dorongan dan bantuan

sepenuhnay agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskusi

berjalan lancar. Setiap anggota kelompok harus tahu persis apa yang akan

didiskusikan dan bagaimana caranya berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam

suasana bebas, setiap anggota harus tahu bahwa hak bebicaranya sama. Kemudian

tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasilnya yang dilaporkan itu

ditanggapi oleh semau siswa (terutama dari kelompok lain). Guru memberi alasan

atau penjelasan terhadar laporan-laporan tersebut. Akhirnya para siswa mencatat

hasil diskusi, dan guru melaporkan hasil laporan hasil diskusi dari tiap kelompok

sesudah para siswa mencatatnya untuk ”file” kelas.

H. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

1. Kebaikan Metode Diskusi

a. Siswa belajar bermusyawarah

b. Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat pengetahuan

masing-masing.

c. Belajar menghargai pendapat orang lain

d. Mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah

2. Kekurangan/Kelemahan Metode Diskusi

18

Page 19: Token Ekonomi

a. Suatu diskusi dapat diramaikan sebelumnya mengenai bagaimana

hasilnya sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi

anggota-anggotanya.

b. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang

belum pernah dipelajari sebelumnya.

c. Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa

yang ”menonjol.”

d. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal

yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan.

e. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa tidak

boleh merasa dikejar-kejar waktu. Perasaan dibatasi waktu

menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak

bermanfaat.

f. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani

mengemukakan buah pikiran mereka, maka biasanya sulit untuk

membatasi pokok masalahnya.

g. Sering terjadi dalam diskusi murid murid kurang berani

mengemukakan pendapatnya. Jumlah siswa di dalam kelas yang

terlalu besar akan mempengaruhi kesempatan setiap siswa untuk

mengemukakan pendapatnya.

I. Faktor-Faktor pada metode diskusi

19

Page 20: Token Ekonomi

1. Peran guru

Guru juga mempunyai peranan yang berbeda-beda dalam diskusi.

Beberapa peranan guru dalam diskusi antara lain ialah:

a. Guru sabagai ”ahli” (= expert)

Dalam diskusi yang hendak (belajar) memecahkan masalah misalnya,

maka guru dapat bertindak (berperan) sebagai seorang ahli yang

mengetahui lebih banyak mengenai berbagai hyal daripada siswanya.

Disini guru dapat memberi tahu, menjawab pertanyaan atau mengkaji

(menilai) segala sesuatu yang tugas ”utamanya” di sini sebagai ”agent

of instruction”.

b. Guru sebagai ”pengawas”

Agar diskusi dalam masing-masing kelompok kecil berjalan lancer

dan benar dan mencapai tujuannya, di samping sebagai sumber

informasi, maka guru pun harus bertindak sebagai pengawas dan

penilai di dalam proses belajar mengajar lewat formasi diskusi ini.

Dengan kata lain, dalam formasi diskusi ini guru menentukan

tujuannya dan prosedur untuk mencapainya.

c. Guru sebagai ”penghubung kemasyarakatan”

Tujuan yang telah ditetapkan oleh guru untuk didiskusikan para siswa,

meski bagaimanapun dicoba dikhususkan, masih juga mempunyai

sangkut-paut yang luas dengan hal-hal lain dalam kehidupan

masyarakat. Dalam hal ini gyru dapat memperjalasnya dan

20

Page 21: Token Ekonomi

menunjukkan jalan-jalan pemecahannya sesuai dengan kriteria yang

ada dan hidup dalam masyarakat. Peranan guru di sini adalah sebagai

”sosializing agent”.

d. Guru sebagai ”pendorong”

Terutama bagi siswa-siswa yang belum cukup mampu untuk

mencerna pengetahuan dan pendapat orang lain maupun merumuskan

serta mengeluarkan pendapatnya sendiri, maka agar formasi diskusi

dapat diselenggarakan dengan baik, guru masih perlu membantu dan

mendorong setiap (anggota) kelompok untuk menciptakan.

J. Efektivitas Metode Diskusi dalam Pembelajaran Siswa Akselerasi

Seperti telah disinggung sekilas, bahwa metode tanya jawab dengan diskusi

saling mencakup tetapi berbeda. Ada pertanyaan yang mengandung unsur diskusi,

tetapi ada yang tidak. Dengan diskusi guru berusaha mengajak siswa untuk

memecahkan masalah. Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-

pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada, dengan sendirinya kemungkinan

terdapat lebih dari satu jawaban, tampak bahwa ada banyak macam atau jenis

diskusi. Masing-masing jenis diskusi tersebut tentunya diterapkan sesuai dengan

kondisi peserta diskusi serta sarana dan prasarana (fasilitas) yang dimiliki. Untuk

kalangan pemuda, mahasiswa dan cendikiawan, biasanya diterapkan diskusi

dalam bentuk panel, seminar dan symposium. Tetapi untuk para remaja atau

siswa di sekolah di mana diskusi lebih banyak sebagai latihan bertukar

21

Page 22: Token Ekonomi

pendapat, maka jenis diskusi yang diterapkan adalah sederhana saja, seperti

diskusi informal atau diskusi dalam kelompok kecil, sehingga semua peserta dapat

Kemungkinan-kemungkinan jawaban yang bagajmana yang dapat

dirumuskan oleh kelas terhadap suatu masalah ? Selama diskusi pemimpin atau

guru kelas melihat adanya sejumlah jawaban yang mungkin, kemudian memilih

jawaban yang dianggap merupakan jawaban yang setepat tepatnya. Hal manakah

yang telah diterima oleh suara terbanyak sebagai persetujuan? Tindakan apakah

yang sudali direncanakan ? Siapa yang melaksanakan, dan bilamana ?

Metode diskusi pada hakikatnya berpusat kepada peserta didik, dimana

kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan diskusi yang tidak terstruktur hingga

kepada kegiataan yang terstruktur dimana guru dapat bertindak keras dan

otokratis. Dan persoalan dan masalah-masalah yang didiskusikan sesuai dengan

mata pelajaran/materi pokok. Dengan diskusi para murid akan bekerja keras,

bekerja sama berusaha memecahkan masalah dengan mengajukan pendapat dan

argumentasi yang tepat. Apabila beberapa pengertian di atas digabungkan, maka

akan memberikan suatu kesimpulan umum bagi pengertian metode diskusi

kelompok, yakni Cara yang digunakan dalam proses belajar mengajar untuk

menyampaikan materi pembelajaran dimana peserta didik belajar bekerjasama

memberikan argumentasi dan ide-ide dalam kelompok-kelompok kecil atau

kelompok besar secara kolaboratif dengan struktur kelompok yang hiterogen dan

memiliki kemampuan yang berbeda-beda, sehingga peserta didik dapat

memanfaatkan teman sejawat (peserta didik lain) sebagai rekan dalam

memecahkan masalah atau mendiskusikan materi-materi yang telah ditentukan

22

Page 23: Token Ekonomi

kepada kelompok-kelompok tersebut, dan mereka dapat saling membantu dan

tukar menukar pendapat dan ide yang pada akhirnya dapat merangsang peserta

didik lebih bergairah dalam belajar, dan dalam sistem ini guru sebagai fasilitator

dan pengarah efektivitas pembelajaran.

Dari tujuan pembelajaran dapat dipahami bahwa untuk mencapai tujuan

tersebut, tidak dilakukan hanya melalui metode ceramah. Karena pembelajaran

civic society merupakan pembelajaran yang memerlukan tindakan nyata

berkenaan pencarian solusi terhadap permasalahan kenegaraan dan

kewarganegaraan Indonesia. Sedangkan diskusi merupakan salah satu strategi

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik (mahasiswa) menguasai suatu

konsep, memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir, percaya kepada diri sendiri dan

berani mengemukakan pendapatnya, berlatih bersikap positif, serta mampu

berinteraksi sosial. Dengan kata lain diskusi kelompok merupakan salah satu

strategi belajar yang memungkinkan tercapainya tujuan pengajaran komprehensif.

(Hasibuan, 2004: 63) Sedangkan pembelajaran dengan metode diskusi sebenarnya

memiliki banyak model, di antaranya adalah : (1) Whole Group. Dalam model ini,

kelas merupakan salah satu kelompok diskusi, whole group yang ideal apabila

jumlah kelompok tidak lebih dari 15 orang (Sujana,2000:80); (2) Buzz Group.

Suatu kelompok besar dibagi atas beberapa kelompok kecil, terdiri atas 4 atau 5

orang. Tempat duduk diatur agar peserta didik dapat bertukar pikiran dan

berhadapan muka dengan mudah. Diskusi diadakan di tengah-tengah pelajaran

atau diakhir pelajaran dengan maksud menajamkan kerangka bahan pelajaran,

23

Page 24: Token Ekonomi

memperjelas bahan pelajaran atau menjawab pertanyaanpertanyaan. Oleh

karenanya, model diskusi kelas menurut Glasser sebagaimana dikutip Uno

merupakan model pembelajaran yang ditujukan untuk membangun suatu

kelompok sosial yang saling menyayangi, saling menghargai, mempunyai displin

diri, dan komitmen untuk berprilaku positif (B. Uno, 2008: 22).

Pada dasarnya setiap metode pembelajaran dalam proses pembelajaran

memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Pemakaian metode pembelajaran

di dalam menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik (transfer of knowledge)

haruslah selektif, sesuai dengan karakteristik dan materi yang disampaikan. Oleh

sebab itu pemilihan metode pembelajaran yang tepat oleh pendidik sangat penting

dilakukan, mengingat setiap peserta didik memiliki keragaman di dalam proses

menanggapi pelajaran dikelas. Pelaksanaan metode diskusi di dalam

meningkatkan kemampuan berfikir dan mengemukakan pendapat, tidak terlepas

dari kemampuan pendidik untuk memilih dan memakai metode yang tepat.

Dengan ketepatan metode mengajar tersebut, maka akan lahir suatu umpan balik

dari peserta didik berupa kualitas out put. Kemampuan berfikir dan

mengemukakan pendapat yang dicapai mahasiswa juga tidak terlepas dari

motivasi yang tumbuh dalam dirinya sebagai dampak dari penyanggahan atas

suatu konsep yang dianggap keliru. Adalah menjadi tanggung jawab seorang

dosen agar pembelajaran yang disampaikan berhasil mencapai tujuan. Oleh

karenanya, keberhasilan belajar mahasiswa banyak bergantung pada usaha dosen

dalam membangkitkan motivasi belajar mereka. Mahasiswa yang termotivasi

dalam belajar akan berbeda hasilnya dengan mahasiswa yang tidak memiliki

24

Page 25: Token Ekonomi

motivasi. Dengan demikian maka penerapan metode diskusi dalam meningkatkan

kemampuan berfikir dan mengemukakan pendapat mahasiswa menjadi sangat

mendesak untuk segera dilaksanakan agar pembelajaran lebih efektif dan efisien

dalam mencapai tujuan.

Untuk melaksanakan kegiatan diskusi dalam proses belajar mengajar, guru

harus memberikan pertolongan berupa penyajian problema sebagai perangsang,

bimbingan dan pengarahan di dalam proses belajar tersebut.

Pemimpinan diskusi seharusnya seseorang yang memiliki pengetahuan

yang memadai dalam bidang yang didiskusikan, agar dapat memberikan petunjuk-

petunjuk selama diskusi berlangsung. Di sekolah pimpinan diskusi adalah guru,

namun tidak mustahil diserahkan kepada murid yang berkemampuan. Namun

guru berkewajiban mendampinginya, agar petunjuk yang diperlukan segera

dapat diberikan.

25

Page 26: Token Ekonomi

BAB III

KESIMPULAN

Metode diskusi menghasilkan keterlibatan murid karena meminta mereka

menafsirkan pelajaran. Dengan demikian para murid tidak akan memperoleh

pengetahuan tanpa mengambilnya untuk dirinya sendiri. Diskusi membantu agar

pelajaran dikembangkan terus-menerus atau disusun berangsur-angsur dan

merangsang semangat bertanya dan minat perorangan. Tidak ada cara lain yang

lebih sesuai untuk menjamin pengungkapan perorangan atau penerapan pelajaran.

Metode diskusi tidak sekedar perdebatan antar murid atau perdebatan

antara guru dan murid. Juga diskusi tidak hanya terdiri dari mengajukan

pertanyaan-pertanyaan dan menerima jawabannya. Diskusi ialah usaha seluruh

kelas untuk mencapai pengertian di suatu bidang, memperoleh pemecahan bagi

sesuatu masalah, menjelaskan sebuah ide, atau menentukan tindakan yang akan

diambil.

26

Page 27: Token Ekonomi

Metode diskusi sangatlah baik diterapkan pada siswa Akselerasi karena

akan lebih mendorong kreatifitas siswa, serta dapat menumbuhkan rasa

kebersamaan antar siswa Akselerasi yang cenderung apatis.

DAFTAR PUSTAKA

Rosleny, Marliany. 2010. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

Sahabuddin. 2007. Mengajar dan Belajar. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Subrata, Sumadi. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Thalib, Syamsul Bachri. 2010. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris

Empiris Aplikatif. Jakarta : Kencana.

27

Page 28: Token Ekonomi

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Penerbit Andi : Yogyakarta.

Anonim. “http://asosiasicibinasional.wordpress.com/2011/08/13/sejarah-

program-akselerasi-di-indonesia/”. Online. Di akses : 17 Desember 2012.

Anonim. “Manfaat Mempelajari Psikologi”. Online. http://pend-

ekonomi.blogspot.com/2012/05/manfaat-mempelajari-psikologi.html.

Diakses : 17 Desember 2012.

Hutabalian. “Peranan Psikologi Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar”.

Online. http://hutabalian72.wordpress.com/2010/02/02/peranan-psikologi-

pendidikan-dalam-proses-belajar-mengajar/. Diakses : 17 Desember 2012.

28