PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …
Transcript of PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …
1
PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING AND
LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SDN 01 BONEPUTE
KECAMATAN LAROMPONG SELATAN KABUPATEN LUWU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makssar
Oleh
Siti Andriyani Salesi
NIM 10540 1104 317
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
AGUSTUS, 2021
i
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Andriyani Salesi
Nim : 105 40 11043 17
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Penerapan Model Partisipatif (participative teaching and learning)
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada
Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute Kecamatan Larompong Selatan
Kabupaten Luwu
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh
siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila
pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Agustus 2021
Yang Membuat Pernyataan
Siti Andriyani Salesi
iv
ii
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bahwa ini:
Nama : Siti Andriyani Salesi
Nim : 10540 11043 17
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultass : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Agustus 2021
Yang Membuat Perjanjian
Siti Andriyani Salesi
10540 11043 17
v
iii
MOTTO DAN PEMBAHASAN
“Belajar adalah hal yang mudah bagi orang-orang yang mau berusaha belajar,
belajar akan terasa sulit bagi orang-orang yang tidak mau berusaha. teruslah
belajar jangan pernah menyerah untuk mengejar kesuksesan, karena tidak ada
kata terlambat untuk belajar.”
Kupersembahkan karya ini buat:
Kedua orang tua saya yang bernama Bahtar Salesi dan
Nyakim Tihio yang saya sangat cintai. Kakakku yang saya
sayangi Keempat adikku yang saya banggakan. Sahabat-
sahabat saya yang saya sayangi. Atas keikhlasan dan
doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan
dan kenyataan penulis.
vi
iv
ABSTRAK
Siti Andriyani Salesi. 2021. Penerapan Model Partisipatif (Participative Teaching
And Learning ) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada
Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Tarman A. Arief,
dan pembimbing II Abdan Syakur.
Penerapan Model Partisipatif (Participative Teaching And Learning ) untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas V SDN 01
Bonepute Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi dengan penerapan model
partisipatif (participative teaching and learning) pada siswa kelas V SDN 01
Bonepute Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Class
Action Reaserch) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan
sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V
SDN 01 Bonepute Kecamatan Larompong Selatan Kabupataen Luwu yang berjumlah
20 siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama yang tuntas secara
individual dari 20 murid hanya 8 siswa atau 40% yang memenuhi ketuntasan minimal
(KKM) atau berada pada kategori sangat rendah. Secara klasikal belum terpenuhi
karena nilai rata-rata diperoleh sebesar 66.5. Sedangkanpada siklus II dari 20 murid
terdapat 18 siswa atau 90% telah memenuhi ketuntasan minimal (KKM) dan secara
klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 79,0 atau berada
dalam kategori sangat tinggi. Rekomendasi
Kata kunci: keterampilan menulis, karangan narasi, partisipatif (participative
teaching and learning)
vii
v
KATA PENGANTAR
Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas
segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada
detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan raiso pada-Mu, sang
Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.
Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang
kesempurnaan terasa jauh dari kehudupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan
fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagi pelangi
yang terlihat indah dari kejahuan, tetapi menghilang jika didekati. Demikianjuga
tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis
dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat
tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya
dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pndidikan, Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan
ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
Bahtar Salesi dan Nyakim Thio yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,
membersarkan, mendidik, dan membiyai penulis dalam proses pencarian ilmu.
Demikian pula penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya
memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada bapak Dr.
Tarman A. Arief, S.Pd,. M.Pd. dan bapak Abdan Syakur S.Pd,. M.Pd. selaku
viii
vi
pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta
motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada; Bapak Prof. Dr.
H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak
Erwin Akib, S.Pd, M.Pd, Ph.D, selaku Dekan FKIP Universitas Muhmmadiyah
Makassar. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar FKIP Universitas Muhmmadiyah Makassar yang telah membekali penulis
dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
kepala sekolah, guru, staf SDN 01 Bonepute, yang telah memberikan izin dan
bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada
sahabat seperjungan yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, serta teman-
teman seperjuangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkkatan 2017 atas segala
kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi
pelangi dalam hidupku.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak
kekurangan untuk itu dengan senang hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan proposal ini dikemudian hari. Akhir kata penulis
berharap agar proposal ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala jerih payah kita bernilai ibadah
di sisi ALLAH SWT. Amin.
Makassar, 4 Mei 2021
Siti Andriyani Salesi
ix
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................iv
SURAT PERJANJIAN...............................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................vi
ABSTRAK ...................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.................................................................................viii
DAFTAR ISI ..............................................................................................x
DAFTAR TABEL .......................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................4
D. Manfaat Penelitian...........................................................................4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ....................................................................................6
1. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................6
2. Pengartian Belajar dan Pembelajaran ........................................7
3. Kaitan Proses Belajar dan Pembelajaran ...................................9
4. Pengertian Model Partisipatif (Participatife Teacing and
Learning)...................................................................................9
x
viii
5. Kemampuan Menulis ...............................................................11
6. Pengertian Karangan Narasi......................................................20
B. Kerangka Pikir .................................................................................26
C. Hipotesis Penelitian..........................................................................27
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...............................................................................28
B. Desain Penelitian............................................................................29
C. Subjek dan Objek Penelitian ..........................................................31
D. Instrumen Penelitian ......................................................................32
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................36
F. Teknik Analisis Data.....................................................................37
G. Indikator Keberhasilan ...................................................................39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................40
1. Kondisi Awal..........................................................................40
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ...................42
3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ..................51
B. Pembahasan ................................................................................59
1. Hasil Tindakan Siklus I..........................................................59
2. Hasil Tindakan Siklus II ........................................................60
3. Keberhasilan proses peningkatan keterampilan menulis
karangan narasidengan menggunakan model partisipatif
(participative teaching and learning) ....................................62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...................................................................................64
B. Saran .............................................................................................64
DAFRAT PUSTAKA ..................................................................................66
xi
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kisi-Kisi Penilaian Karangan Narasi............................................33
Tabel 1.2 Kriteria Rubrik Penilaian Karangan Narasi ..................................33
Tabel 1.3 Lembar Observasi Selama Proses Pembelajaran Menulis
Karangan Narasi ...........................................................................35
Tabel 1.4 Kategori Keberhasilan ...................................................................38
Tabel 1.5 Nilai Menulis Karangan Narasi Kelas V SDN 01 Bonepute
Bentuk pada Kondisi Awal atau Pratindakan ...............................41
Tabel 1.6 Nilai Siklus I Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute ..........................47
Tabel 1.7 Perbandingan Nilai yang Diperoleh Pada Kondisi Awal Dengan
Siklus I ........................................................................................47
Tabel 1.8 Nilai Siklus II Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute .........................55
Tabel 1.9 Perbandingan Nilai yang Diperoleh pada Siklus I dan Siklus II. 56
xii
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pikir ..........................................................................26
Gambar 1.2 Model Kammi dan Taggart .......................................................30
Gambar 1.3 Peningkatan Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal dan Siklus I..48
Gambar 1.4 Peningkatan Presentase Pencapaian Kriteria Ketuntasan pada
Kondisi Awal dan Siklus I ........................................................49
Gambar 1.5 Peningkatan Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal, Siklus I dan
Siklus II .....................................................................................57
Gambar 1.6 Peningkatan Presentase Pencapaian Kriteria Ketuntasan pada
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ........................................58
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD merupakan bagian utama dari sistem
pemajuan instruktif yang direncanakan untuk menjadikan SDM yang memiliki
kemampuan bahasa yang ideal. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia pada saat
ini sedang mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan bahasa Indonesia
sebagai cara benar dan akurat, baik secara lisan maupun tertulis pada bentuk
apresiasi, serta menumbuhkan semangat membuat karya tulis manusia Indonesia
(Depdiknas, 2006:13).
Pembelajaran bahasa Indonesia dipelajari bagi siswa disekolah, sebab
pengajaran bahasa akan menjadi penemuan bahwa berusaha memperoleh kemampuan
berbicara baik secara lisan maupun terekam dalam bentuk. Hal ini cenderung terlihat
bahwa pembelajaran bahasa Indonesia mengandung upaya-upaya yang dapat lebih
mengembangkan kemampuan berbahasa. Berbakat dalam bahasa menyiratkan bahwa
peserta didik cukup diberkahi dalam sejumlah sudut yang terdapat pada pengajaran
bahasa Indonesia, lebih tepatnya, kemampuan mendengarkan. “listening skill”,
kemampuan berbicara “speaking skill”, kemampuan membaca “reading skill” dan
kemampuan menulis “writing skill”. Tahap-tahap kemampuan tersebut iayalah tahap
yang saling mengait satu dan yang lain.
Pengajaran bahasa Indonesia memiliki sejumlah kemampuan yang lebih
persuasif terhadap kemajuan peserta didik, satu diantaranya iyalah dalam bahasa
Indonesia berguna sebagai perangkat berinteraksi, yang dapat saja memengaruhi
1
2
peningkatan siswa sejauh informasi dan kemampuan bahasa, sehingga siswa dapat
berinteraksi dan menyesuaikan diri. efektif untuk iklim sosial mereka. Kemampuan
berbahasa ada empat tahap, yakni “keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan
menulis”. Menyimak dan membaca adalah tahap reseptif, selagi berbicara dan
menulis adalah tahap produktif. Dalam aktivitas berbicara, si pengirim pesan
mengirimkan pesan dengan memakai perkataan lisan. Selagi meperhatikan si
penerima pesan upaya menyampaiakan arti terhadap perkataan lisan yang
disampaikan sipenyampainya.
Kemampuan perkataan bermakana dalam melakukan percakapan korespondensi
di mata publik. Banyak yang melanjutkan dalam kegiatan publik yang prestasinya
tergantung, selain hal-hal lain, kemampuan yang adil dan merata, misalnya sebagai
menajar, jaksa, instruktur, penyiar, kolumnis dan lain-lain. (Yeti Mulyati, 1.8)
Keahlian menulis sangat mungkin merupakan kemampuan bahasa utama yang
diajarkan kepada siswa. Dengan cara ini, kemampuan mengarang harus diterapkan
sejak awal. Keahlian mengarang adalah suatu kemampuan percakapan yang dapat
dimanfaatkan agar menyampaikan dengan tidak langsung. Kemampuan mengarang
dapat diartikan sebagai keahlian yang susah dari keempat kemampuan bahasa
lainnya, karena untuk situasi ini dibutuhkan kemampuan dalam perspektif.
Kemampuan mengarang cerita sudah dihadirkan sejak siswa duduk di bangku
sekolah dasar. Penguasaan kemampuan menyusun makalah cerita tidak secara efektif
didapatkan oleh siswa. Menguasai kemampuan menyusun kertas akun membutuhkan
banyak pelatihan dan eksperimen. Sesuai dengan ini, mengarang harus dibarengi
3
dengan praktik yang akan "menyeluruh" dalam mencapai otoritas kemampuan ini
(Zainurrahman, 2011:2).
Penelitian pendahuluan atau hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal
17 Februari 2021 terhadap guru kelas V SD Negeri 01 Bonepute dalam meningkatkan
kemampuan menulis karangan narasi. Dilacak bahwa kemampuan menulis siswa
masih rendah dengan skor normal kulminasi masih di bawah langkah-langkah yang
ditentukan, khususnya 75. Siswa tergolong rendah dari aspek keterampilan menulis
isi gagasa, organisasi isi, struktur tatabahasa, diksi, ejaan dan tanda baca. Hal ini
disebabkan guru tidak melibatkan siswa untuk berpartisipasi secara langsung, bahkan
guru mengajar menulis karangan narasi dengan memberikan tema, pokok bahasan,
atau poin tertentu, seperti cetak biru yang harus disusun. Pengajar tidak memberikan
kesempatan muridnya berpikir untuk mencari topik sendiri, bahkan ada beberapa
pendidik yang mengarahkan siswa untuk mengarang dengan mengarang tanpa
hambatan. Dengan ketuntasan nilai rata-rata 75 sedangkan hasil belajar menulis
normal 60. Itu karena siswa tidak terbiasa dengan itu dan tidak diberikan kesempatan
oleh guru untuk berpartisipasi dan berpikir tentang meteri yang dipelajarai.
Salah satu penyelesaian yang tepat agar mengatasi permasalahan ini iayalah
dengan menetukan model pembelajaran yang tepat, model pembelajaran yang tepat
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang
diujucobakan adalah model partisipatif (participative teaching and learning) adalah
model pembelajaran yang mengikutsertakan siswa secara efektif dalam menyusun,
melaksanakan, dan menilai pembelajaran. Dengan pembelajaran semacam ini, siswa
akan lebih dikuatkan untuk berpikir dan memahami arti penting penalaran.
4
B. Rumusan Masalah
Mengingat, perincian masalah maka penyelidikan ini adalah. “Bagaimanakah
penerapan model partisipatif (participative teaching and learning) untuk
menigkatkan keterampilan menulis karangan narsi pada siswa kelas V SDN 01
Bonepute?”
C. Tujuan Penelitian
Mengingat rencana masalah, penelitian ini bermaksud agar meningkatkan
kemampuan mengarang narasi dengan menggunakan model partisipatif “participative
teaching and learning” pada siswa kelas V SDN 01 Bonepute.
D. Manfaat Penelitian
Eksplorasi dalam menyusun karangan narasi diandalkan memiliki keuntungan
teoritis dan layak, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasana pengembangan
pengetahuan khususnya dalam hal pembelajaran menulis karangan narasi
ditingkat SD selain itu, dapat menjadi acuan baru dalam pembelajaran guna
memenuhi pengusaan kemampuan mencatat karangan narasi dengan
menggunakan model partisipatif.
2. Manfaat Praktis
Untuk semua maksud dan tujuan keuntungan yang akan didapat dari pencarian ini
dipisahkan menjadi beberapa bagian, lebih spesifiknya:
5
a. Manfaat untuk pengajar
Melalui penelitian ini, dapat memberikan alternative pemilihan model
pemebelajaran dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis
karangan narasi.
b. Manfaat untuk peserta didik
Bagi peserta didik, penjelajahan ini dapat dimanfaatkan sebagai cara untuk
mempermudah peserta didik dalam menyusun karangan narasi dan
memberikan pengalaman baru serta dapat menumbuhkan minat belajar siswa.
c. Manfaat untuk peneliti
Agar meningkatkan dan menambah pemahaman tentang kemajuan
keterampilam membuat karangan narasi dengan menggunakan model
partisipatif.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai keterampilan menulis karangan narasi dan mmodel
partisipatif (participative teaching and learning) telah banyak dilakukan. Banyak
sekali contoh penelitian terdahulu yang dapat peneliti jadikan sebagai contoh
ataupun sebagai acuan untuk menyelesaikan proposal ini. Berikut ini adalah hasil
penelitian yang relevan yang peneliti gunakan sebagai acuan:
a. Vida Savira dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan
Menulis Narasi Melalui Model Pembeajaran Picture and Picture pada Siswa
Kelas III SDN Mangkang Kulon 02”.
b. Yuliana Dwi Astuti dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan
Keterampilan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Model Experiental
Learning pada Siswa Kelas Iv Sdn Bangunjiwo Bantul”.
Peneliti menggunakan kedua skripsi tersebut sebagai acuan, untuk
mendapat gambaran mengenai keterampilan menulis narasi. Peneliti melihat
gambaran mengenai materi keterampilan menulis narasi, skripsi tersebut
kemudian dijadikan sebagai acuan pada peneliti. Adapun persamaan dari judul
penelitian ini dengan judul peneliti adalah sama-sama membahas mengenai
keterampilan menulis narasi.
Perbedaan dari penelitian terdahulu atau penelitian relevan terletak
pada menggunaan model, peneliti sediri menggunakan model partisipatif
6
7
(participative teaching and learning) untuk diterapkan pada siswa kelas V
SDN 01 Bonepute. Dan peneliti tidak menemukan kesamaan sehingga perlu
landasan penelitian yang relevan atau penelitian terdahuli.
2. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Sebagai aturan, belajar adalah pekerjaan yang diharapkan untuk
mendominasi atau mengumpulkan berbagai informasi. Informasi ini diperoleh
dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang dikenal sebagai pengajar atau
sumber lain karena pendidik bukanlah sumber belajar tunggal. Dalam
pembelajaran, informasi ini dikumpulkan secara bertahap hingga menjadi satu
ton. Sesuai penelitian otak, belajar adalah penyesuaian perilaku pada individu
yang cukup tahan lama karena sebuah pertemuan (Hayati, 2017:1).
Menurut Edward Walter belajar adalah perubahan tingkah laku akibat
pengelaman dan latihan. Belajar adalah suatu proses yang terus menerus, agar
terjadi perubahan perilaku. Proses ini bersifat aktif dan diharapkan menjadi bekal
yang permanen. Respon dari belajar merupakan alat untuk mengukur kemampuan
keberhasilan sesorang.
Sedangkan menurut Morgan, belajar merupakan perubahan tingkah laku
karena hasil pengalaman, sehingga memungkinkan sesorang menghadapi situasi
selanjutnya dengan cara yang berbeda-beda.
Belajar pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang mendapat
dukungan dari fungsi rana pisikomotor. Fungsi pisikomotor dalam hal ini
meliputi: mendengar, melihat, mengucapkan. Apapun manifestasi belajar yang
dilakukan siswa (Kurniawan, 2014:4).
8
Dari pengertian belajara maka penulis menyipulkan bahwa belajar
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sehingga terjadinya perubahan tingkah
laku karena hasil pengalaman sehingga seseorang dapat berubah dengan cara
yang berbeda-beda.
Secara bahasa pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction
(Inggris). Kata pembelajaran itu sendiri memiliki variasai pemaknaan. Meskipun
demikian, dari variasi pemaknaan kata pembelajaran kebanyakan menunjuk pada
upaya untuk membelajarkan siswa.
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara
guru dengan siswa, baik interaksi secara langsun seperti kegiatan tatap muka
maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media
pembelajaran. Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan
pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran.
Pembelajaran atau instruktion merupakan interaksi belajar, khususnya
sistem pembelajaran yang ditunjukkan dengan rencana. Komponen kesengajaan
dari pihak di luar orang yang melakukan sistem pembelajaran merupakan atribut
fundamental dari ide bimbingan. Sistem tayangan ini bersifat objektif terfokus
atau suatu ukuran tayangan terkoordinasi objektif yang dari berbagai sudut
pandang dapat diatur sebelumnya. Karena konsep siklus, sistem pembelajaran
yang terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam menghadapi, yang sebagian
besar direncanakan. (Hayati, 2017:2).
9
3. Kaitan Proses Belajar dan Pembelajaran
Karena pembelajaran dan belajar ibarat dua sisi dari satu mata uang
(Sukmadinata, 2000), maka upaya pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari prinsip
belajar individu itu sendiri. Artinya proses pembelajaran yang dilakukan atau
dirancang oleh seseorang (guru atau pengembangan program pembelajaran) harus
sejalan dengan bagaimana belajar itu terjadi.
Tentu, ada beberapa teori belajar yang menjelaskan tentang bagaimana
belajar itu terjadi. Namun tidak banyak yang menjelaskan bagaimana proses
pembelajaran semestinya disesuaikan dengan bagaimana proses belajar. Upaya
mengkonsistenkan antara upaya pembelajaran dengan teori belajar telah
dilakukan oleh Gagne.
4. Pengertian Model Partisipatif (Participative Teaching and Learning)
Model pembelajaran menurut Trianto (2010:51), mengemukakan bahwa
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajran di kelas atau pembelajaran tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
Model pembelajaran partisipatif (participative teaching and learning)
merupakan model pembelajaran yang efektif mengikutsertakan siswa dalam
menyusun, melaksanakan, dan menilai pembelajaran. Pembelajaran partisipatif
dapat diartikan sebagai suatu cara atau cara bagi guru untuk mengikutsertakan
siswa dalam latihan-latihan pembelajaran yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap
10
penyusunan, pelaksanaan program dan penilaian program.Pembelajaran
partisipatif adalah upaya pendidik untuk mengikut sertakan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran partisipatif mengandung arti
ikitsertaan peserta didik di dalam program pembelajaran, yang diwujudkan dalam
tahapan kegiatan pembelajaran, yaitu perencanaan program (program planing)
pelaksanaan program (program implementation) dan penilaian (evaluation)
kegiatan pembelajaran.
Dari konsep pembelajaran, model pembelajaran dapat didefinisikan
sebagai prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk
mencapai tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat strategi, teknik, metode,
bahan, media dan alat penilaian pembelajaran. Ketiga tahap-tahap dapat diperjelas
sebagai berikut:
a. Tahap Penyusunan (Perencanaan Program)
Keterlibatan peserta didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar,
permasalahan, sumber-sumber atau potensi yang tersedia dan kemungkinan
hambatan dalam pembelajaran.
b. Tahap Implementasi Program (Program Implementasi)
Keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk
belajar. Di mana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan belajar adalah
pembinaan hubungan antara peserta didik, dengan pendidik, sehingga tercipta
hubungan kemanusiaan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai,
saling membantu dan saling belajar.
c. Tahap Evaluasi Program (Program Evaluation)
11
Perkumpulan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran dan untuk
program pembelajaran. evaluasi pelaksanaan pembelajaran diidentikkan
dengan siklus, hasil dan pengaruh pembelajaran.
Model pembelajaran partisipatif menekankan pada proses pembelajaran,
di mana kegiatan belajar dalam pelatihan dibagun atas dasar partisipasi aktif
peserta didik dalam semua aspek kegiatan, melalui dari kegiatan merencanakan,
melaksanakan, sampai pada saat menilai kegiatan pembelajaran.
5. Keterampilan Menulis
Istilah kemampuan memiliki banyak makna. Kemampuan adalah
kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Charles E, Jhonson, Broke dan Stone
menjelaskan bahwa kemampuan merupakan gambaran hakekat kualitatif dan
suatu perilaku tenaga pendidikan, kemampuan merupakan perilaku yang rasional
untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan (Syukur Hak. 2019:58).
Munirah (2015:153) mengemukakan keterampilan menulis memegang
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sering digunakan
dalam menyatakan gagasan atau pikirannya dengan tulisan atau karangan.
Kemampuan mengarang pada dasarnya bukan sekedar kemampuan untuk
menyusun gambar-gambar realistik sebagai kata-kata, dan kata-kata dapat disusun
menjadi kalimat-kalimat yang ditunjukkan oleh pedoman-pedoman tertentu,
namun kemampuan mengarang adalah kemampuan untuk mengosongkan
pertimbangan-pertimbangan ke dalam bahasa yang tersusun melalui kalimat-
12
kalimat yang terkumpul secara total, lengkap, dan cara yang jelas. sehingga
pemikiran dapat disampaikan kepada pengguna secara efektif.
Pada kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia digunakan sebagai
sarana untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar. Paradigma
pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 diorientasikan pada
pembelajaran berbasis teks. Pada pemebelajaran berbasis teks ini, siswa dituntut
agar mampu mengesperikan didrinya melalui menulis.
Dalam kurikulum 2013, menulis termasuk pada rana keterampilan.
Keterampilan menulis memiliki fungsi dan peranan dalam mengembangkan aspek
kongnitif siswa yang berhubungan dengan daya kreasi, analisis dan imajinasi. Hal
tersebut relevan dengan visi pemerintah.
a. Hakikat Menulis
Seorang penulis harus mempunyai pengetahuan, wawasan, agama, serba-
serbi kehidupan dan kecakapan menulis yang akan disungguhkan kepada
khalayak pembaca. Dengan demikian, pembaca dapat menemukan kebutuhan
wawasan yang dapat membantu kelancaran dalam kehidupannya secara
nyaman dan enak didengar (Munirah, 2015:01).
Menulis atau membuat adalah memilah-milah pikiran ke dalam
pengaturan yang masuk akal. Menulis juga dapat diartikan sebagai
demonstrasi melakukan renungan dan perasaan. Sementara itu, Tarigan, yang
mengacu pada perspektif Lado, mengungkapkan bahwa mengarang adalah
menyusun gambar-gambar realistis yang menggambarkan suatu bahasa yang
dilihat oleh seseorang sehingga orang lain dapat menggunakan gambar-
13
gambar realistis tersebut.Menulis juga dapat diartikan sebagai salah satu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak
langsung. Keterampilan menulis tidak didapat secara alamiah, tetapi harus
melalui proses belajardan berlatih. Berdasarkan sifatnya, menulis juga
merupakan keterampilan berbahasa yang produktif.
Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan.
Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan
pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis,
(Suriamiharja, 1996:2).
Komponen yang direkam sebagai dasarnya sampai pada empat sudut
pandang, khususnya 1) rencana untuk disampaikan sebagai tema masalah, 2)
menyusun perspektif sebagai jenis artikel, sebagai gaya bagaimana menyusun
makalah akun, penggambaran, pertentangan, pengaruh atau bekerja agar
pembaca dapat memproses komposisi mereka, 3) bagian menggabungkan
antar bagian dengan tujuan agar percakapan tidak tercakup, dan 4) bagian
memilih ekspresi dan gaya bahasa yang tepat (Munirah, 2015:01).
Dicatat sebagai kegiatan mencatat, penulis harus berbakat dalam
memanfaatkan grafologi, jargon, struktur kalimat, kemajuan bagian dan
bahasa (Wagiran dan Doyin, 2005:2). Intisari menyusun cerita dapat
digambarkan sebagai berikut:
1) Arti Menulis
Menurut Jago Taringan (1995:117) menulis berarti mengekspresikan
secara tertulis gagasa, ide, pendapat atau pikiran dan perasaan. Sarana
14
mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan
dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang
teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti (Elina, 2009:5).
2) Tahapan Menulis
Tindakan mengarang adalah gerakan soliter dalam hal apa yang
dikomposisikan adalah kertas pendek yang lugas dan bahannya disiapkan
di kepala. Padahal, mengarang adalah sebuah siklus, khususnya siklus
kreatif. Seperti yang dikemukakan oleh (Kristiantari, 2011:104) ada
beberapa tahapan dalam mengarang, antara lain:
a) Tahap pengaturan
Pada tahap ini siswa memilih topik, mengumpulkan pemikiran,
memilih struktur yang sesuai, sehingga mereka tahu apa yang harus
ditulis dan bagaimana rasanya.
b) Tahap Induk
Pada tahap ini siswa mulai mempertimbangkan secara matang
pemikiran yang muncul, disingkirkan, dan peluang yang tepat untuk
merekamnya. Ketika kesempatan untuk menyusun pikiran atau pikiran
muncul, maka pada saat itu semua itu akan mengalir begitu cepat dan
mudah.
c) Tahap Motivasi
Pada tahap ini siswa dipersiapkan untuk memunculkan pemikiran atau
pemikiran dan ada dorongan yang kuat untuk mengarang dengan cepat
agar tidak bisa ditunda lagi.Tahap Penulisan
15
Pada tahap ini siswa telah menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk
tulisan sesuai dengan yang direncanakan.
d) Tahap Revisi
Pada tahap ini, siswa memperbaiki komposisi yang kasar dengan
menghilangkan dan menambahkan yang ditunjukkan dengan apresiasi
dan informasi dari komentar yang diberikan oleh teman dan instruktur.
Siswa merevisi komposisi mereka dengan baik, dan mendistribusikan
tulisan mereka dalam struktur yang tepat dan menawarkannya dengan
teman sekolah mereka. Pada tahap ini penyusunan terakhir dipandang
mendekati struktur optimalnya.
b. Tujuan Menulis
Hugo Hartig (Hipple, 1973: 309-311) mengemukakan alasan menulis
sebagai berikut:
1) Alasan Tugas (“assigment purpose”)
Penulis tidak memiliki alasan untuk apa yang dia tulis. Dia tenang karena
dia mendapat tugas tidak sendiri.
2) Tujuan Altruistik “altruistic purpose”
Penulis bermaksud menggunakan pengguna melalui komposisinya.
3) Tujuan Persuasif “persuasive purpose”
Penulis bermaksud untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca
akan menjadi kenyataan dari pemikiran atau pemikiran penulis.
4) Tujuan Informasi “informational purpose creative purpose”
16
Penulis mengomunikasikan pemikiran atau pemikiran yang sepenuhnya
bermaksud memberikan data atau data kepada pengguna.
5) Tujuan Ekspresi Diri (Self-Statement Goals)
Penulis mencoba untuk memperkenalkan atau mengungkap dirinya
dengan teliti.
6) Sasaran Kreatif “creative purpose”
Penulis menunjuk agar pembaca dapat memiliki kualitas kreatif atau
imajinatif dengan membaca komposisi penulis.
7) Tujuan Pemecahan Masalah “problem solving purpose”
Pencipta mencoba untuk mengatasi masalah saat ini
(Khaltsum, 2019:78-79).
c. Teknik Pembelajaran Menulis
Kejernihan paling penting untuk hampir semua eksposisi, terutama artikel
nyata. Setiap pembaca akademis menyukai eksposisi yang digunakan dan
diklarifikasi dengan jelas. Sebuah artikel kabur, berbelit-belit, dan redup yang
dimaksudkan untuk melelahkan pembaca dan melatih jiwanya. Berikutnya
adalah atribut dari artikel yang tidak salah lagi.
1) Mudah; jelas dan mudah dipahami oleh pengguna. Setiap individu yang
menyukai eksposisi yang dapat dijangkau dengan mudah.
2) Sederhana; karangan yang jelas tidak berusaha terlalu keras dengan
kalimat dan kata-kata. Semakin tidak sulit, semakin eksposisi dapat
menggambarkan sesuatu yang jelas di otak pengguna.
3) Langsung; karangan langsung ketika menyampaikan perhatian utama.
17
4) Benar; sebuah karangan yang tidak salah lagi dapat dengan tepat
menggambarkan pemikiran yang terdapat dalam pikiran penulis (Elina
Syarif, 2009:9).
Kemampuan menulis memang membutuhkan banyak perspektif,
namun kemampuan ini bagaimanapun harus diberikan di kelas dasar.
Kemampuan menulis harus dikuasai, karena kemampuan ini merupakan
bagian penting dari pembelajaran bahasa dan akan bermanfaat bagi siswa.
Sesuai (Sharif, 2009:6) latihan kemampuan yang tersusun sebagian besar
dapat dipisahkan menjadi empat fase, untuk lebih spesifiknya:
1) Salin “Copying”
Kegiatan menyalintulisan merupakan kegiatan menulis yang biasanya
dilakukan pada kelas rendah yaitu kelas 1 yang baru belajar menulis
kalimat. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan siswa menyalin langsung
sebuah kalimat yang sudah disediakan oleh guru.
2) Penulisan Terpandu “Guided Writing”
Teknik menulis secara terbimbing dapat berupa wacana atau dialog
pendek dengan bebrapakata yang sengaja dihilangkan. Kegiatan ini dapat
dilakukan dengan cara mendektekan sebagai kalimat, dan siswa diminta
untuk melengkapi dengan kata-kata mereka sendiri.
3) Menyusun Kalimat “Subsititution Writing”
Dapat berupa menulis kalimat atau berbicara sekali lagi, namun ada
beberapa bagian yang digantikan dengan hal-hal serupa tergantung pada
keadaan sebenarnya.
18
4) Menulis Bebas “Free Writing”
Tindakan ini merupakan tindakan yang membutuhkan dominasi kata dan
bahasa yang memadai. Pendidik dapat memberikan model yang tersusun
atau penggambaran suatu tema yang mungkin menjadi objek penting bagi
siswa.
5) Manfaat Menyusun
Menulis bermanfaat dalam memudahkan siswa untuk berpikir,
membantu kita dengan intuisi secara mendasar, membuatnya lebih mudah
bagi kita untuk merasakan dan menghargai koneksi, memperluas daya
tanggap atau wawasan kita, menangani masalah yang kita hadapi dan
merancang pengaturan untuk pertemuan dan dapat membantu kita dengan
klarifikasi perenungan. kami. Sedangkan menurut Santosa (2008:6.14)
penyusunan dilakukan untuk menyampaikan sebuah artikel.
Menurut penilaian di atas, cenderung beralasan bahwa manfaat
mengarang adalah memudahkan kita untuk berpikir secara mendasar,
mengembangkan daya tanggap atau ketajaman kita, membantu
memperjelas substansi perenungan kita dan dapat menyelidiki informasi
dan pengalaman sehingga kita dapat memperluas sudut pandang kita
seperti berikut:Lebih mengenali kemampuan dan potensi diri yang ada
dalam masing- masing individu. Mampu mengembangkan berbagai
gagasan secara tertulis.
19
1) Memaksa kita untuk mencerna lebih banyak, mencari dan
mendapatkan data yang sesuai dengan poin yang disusun. Dapat
mengatur pikiran dengan sengaja dan mengekspresikannya dengan
tegas.
2) Bersedia untuk mensurvei dan mengevaluasi dengan lebih hati-hati
akan membantu menangani masalah, lebih tepatnya dengan
membedah secara tegas, dalam pengaturan yang lebih substansial.
3) Tugas menguraikan suatu hal yang mendorong kita untuk
beradaptasi secara efektif dalam menemukan dan menangani
masalah.
4) Latihan menulis yang terencana akan membuat kita berpikir dan
berbicara dengan sengaja. Kegiatan menulis dapat memperluas
daya cipta, sepanjang garis ini, selama waktu yang dihabiskan
kemampuan menulis, beberapa bagian dari evaluasi sedang
berlangsung.
6) Bentuk-bentuk Menulis
Berdasarkan sifat dan teknik penyajiannya, dikenal empat jenis menulis
yaitu:
a) Eksposisi (Paparan)
Syafi’ie (1990:160) menyatakan bahwa eksposisi adalah wacana berusaha
atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan
pembaca.
b) Deskripsi atau Lukisan
20
Sebagaimana dikemukakan oleh Syafi'ie (1990:156), khususnya karangan
yang menggambarkan sesuatu sesuai kenyataan, sehingga pengguna dapat
melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang digubah sesuai
dengan gambaran penciptanya.
c) Argumen atau Dalihan
Supriyadi (1992:244) menyatakan bahwa pertikaian adalah sejenis
pembicaraan atau karangan yang memberikan model dan bukti yang
kokoh serta berdampak pada sudut pandang, pemikiran, mentalitas, dan
keyakinan pengguna dan pencipta, sehingga mereka akan bertindak sesuai
keinginan pencipta.
d) Narasi atau Cerita
Supriyadi (1992: 242) menyatakan bahwa account talk adalah
perkembangan ekspresi yang menceritakan atau menyajikan suatu
peristiwa melalui karakter atau penghibur dengan informasi yang luas,
anggota audiens atau pengguna.
6. Pengertian Karangan Narasi
Selama ini, jika akan mengarang biasanya yang pertama kali harus
ditentukan adalah tema. Tema dianggap sebagai sesuatu yang yang paling sentral
dalam urusan karang mengarang, sedangkan topik umumnya dibicarakan
kemudian. (Mohamad Yunus dkk 2007:5.1). Jika seseorang akan mengarang, ia
terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya (Mohamad
Yunus dkk 2007:5.3).
21
Karangan yang disebut narasi disebut dalam menyajikan kesempatan.
Eksposisi ini berusaha untuk menarik suatu peristiwa yang ditunjukkan dengan
permintaan peristiwa (sequential), bertekad untuk menawarkan signifikansi pada
suatu peristiwa. Sehingga pengguna dapat mengambil kelihaian dari cerita
tersebut (Suparno dan Yunus, 2009:4.31).
Dalam istilah sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Dalam cerita
terdapat peristiwa-peristiwa atau peristiwa-peristiwa dalam suatu susunan waktu.
Dalam kejadian itu ada juga tokoh-tokoh yang menghadapi pertikaian. Yang
ketiga bukan karena peristiwa, karakter, dan bentrokan adalah komponen utama
dari sebuah cerita. Jika ketiganya tidak disatukan, yang ketiga tidak dikenal
sebagai plot atau plot. Menurut garis ini, akun adalah cerita yang diceritakan
tergantung pada plot atau plot.
Cerita adalah jenis diskusi atau karangan yang bertujuan untuk
menyampaikan atau menceritakan peristiwa atau pertemuan manusia yang
bergantung pada kemajuan sesekali (Semi, 2003: 29). Cerita adalah jenis
pembicaraan yang tampak menggambarkan sejelas yang dapat dibayangkan oleh
pengguna tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2000: 136). Dari dua
implikasi menurut Atarsemi dan Keraf. Kita dapat menyadari bahwa cerita
tersebut mencoba menjawab siklus yang terjadi tentang pengalaman atau
peristiwa manusia dan dijelaskan secara mendalam tergantung pada perbaikan
dalam jangka panjang.
Narasi adalah sebuah artikel yang umumnya dihubungkan dengan sebuah
cerita. Dengan cara ini, eksposisi cerita atau bagian akun harus ditemukan dalam
22
buku. Kisah singkat atau petualangan (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:
130). Akun adalah cerita yang menggambarkan peristiwa suatu peristiwa, baik
peristiwa asli maupun peristiwa anekdot (Rusyana, 1982: 2).
Seperti yang ditunjukkan oleh Keraf (2010:136) artikel akun adalah jenis
pembicaraan yang tujuan utamanya adalah tidak ada tanduk yang dijalin dan
dikumpulkan menjadi suatu peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu.
Eksposisi akun adalah artikel yang mencoba menceritakan peristiwa berdasarkan
pengelompokan peristiwa.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa hal yang
berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1) berbentuk cerita atau kisahan,
2) meninjolkan pelaku, 3) menurut perkembangan dari waktu-kewaktu, 4) disusun
secara sistematis.
Pesan cerita adalah sebuah karya tulis yang menyajikan peristiwa dan
disusun secara berurutan sesuai dengan permintaan waktu. Peristiwa itu bisa
benar-benar terjadi, tapi bisa juga hanya mimpi. Secara garis besar, eksposisi atau
teks cerita dibuat sepenuhnya dengan maksud untuk melibatkan pengguna dengan
perjumpaan yang penuh cita rasa melalui cerita dan cerita, baik fiksi maupun
nyata (Rusmilawati, 2020: 4).
Contoh teks cerita adalah cerita pendek, buku, dan cerita bermanfaat.
Cerita motivasi adalah teks yang berisi perjuangan hidup seseorang untuk
mempengaruhi orang lain, sehingga mereka mengikutiny
a. Langkah-langkah Menulis Karangan Narasi
23
1) Temukan dan putuskan sebelumnya subjek dan pesan yang perlu Anda
sampaikan.
2) Menentukan kelompok kepentingan yang dituju.
3) Buat pengaturan sehubungan dengan headliners sebagai aliran seperti
yang ditunjukkan oleh rencana yang ingin Anda tampilkan.
4) Susunlah pengelompokan peristiwa menjadi beberapa bagian: prinsip
pembukaan pergantian peristiwa dan akhir cerita.
5) Buatlah seluk-beluk dan klarifikasi dari headliners secara mendalam
untuk diisi sebagai bantuan untuk cerita.
6) Rencana skema karakter, karakter, plot, setting dan perspektif.
7) Memahami banyak cara menggunakan setiap kalimat dalam cerita.
b. Kualitas Penulisan Narasi
Kualitas karya tulis cerita adalah sebagai cerita yang
menggambarkan seseorang atau peristiwa sehingga dapat membingkai
plot yang ada, seperti yang ditunjukkan oleh (Keraf, 2000:136) ciri-ciri
cerita adalah sebagai berikut:
1) Menyoroti kegiatan atau kegiatan, diatur dalam permintaan waktu.
2) Mencoba menanggapi pertanyaan, apa yang terjadi.
3) Ada pengaturan. Akun dikerjakan dengan alur cerita. Plot ini tidak
akan dibayangkan jika tidak ada konfigurasi. Terlepas dari alur cerita,
desain dalam permintaan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkapa lagi
diungkapkan oleh (Semi, 2003:31) sebagai berikut:
a) Dalam jenis cerita tentang peristiwa atau pertemuan pencipta.
24
b) Peristiwa atau peristiwa yang disampaikan sebagai peristiwa yang
nyata, dapat berupa pikiran kreatif yang sederhana atau campuran
keduanya.
c) Berdasarkan konfik, karena tanpa konfik biasanya akun tersebut
bukan fantasi.
d) Memiliki nilai gaya.
e) Menekan permintaan secara berurutan.
Kualitas yang dibuat oleh Keraf memiliki kemiripan dengan Atar
Semi, yaitu akun tersebut memiliki atribut berisi cerita, setting waktu dan
memiliki konfiks. Yang penting, Keraf cenderung ke atribut yang
menampilkan pelakunya.
c. Tujuan Penulisan Karangan Narasi Dasar
Alasan mengarang pada hakikatnya adalah sebuah karya untuk
memberikan data yang tepat yang diidentikkan dengan sebuah jalan
cerita, sebagaimana (Keraf, 2010:136) motivasi di balik pembuatan
sebuah akun dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Untuk memberikan data atau pemahaman dan informasi, untuk
memberikan pengalaman yang bergaya kepada pengguna.
2) Langkah-langkah membuat karangan narasi.
3) Menentukan topik dan pesan yang akan disampaikan kepada
pembaca tujuan kita, merencanakan headliners yang akan
ditampilkan sebagai plot konspirasi untuk headliners menjadi awal,
perbaikan, dan akhir cerita.
25
d. Jenis-Jenis Penulisan Narasi
Eksposisi akun adalah jenis cerita tentang suatu masalah. Macam-
macam eksposisi cerita seperti yang ditunjukkan oleh (Suparno dan
Muhammad Yunus, 2007:111) dapat digambarkan secara lengkap sebagai
berikut:
1) Narasi Ekopositori (Narasi Teknis). Penjelasan adalah cerita yang
memiliki tujuan untuk menyampaikan data yang tepat tentang suatu
peristiwa yang sepenuhnya bertujuan untuk memperluas informasi
tentang cerita seseorang. Dalam cerita penjelasan, penulis esai
menceritakan suatu peristiwa tergantung pada informasi asli.
Pelakunya yang ditampilkan biasanya satu individu. Pelaku yang
diinformasikan mulai dari masa remaja sampai saat ini atau sampai
menjelang akhir hayatnya. Artikel akun ini diperkenalkan oleh
sepotong, sehingga pengaturan komposisi, pengaturan karya
tambahan berlaku untuk komposisi cerita informatif. Pengaturan ini
diidentikkan dengan penggunaan bahasa yang diperhitungkan,
mengingat realitas saat ini, tidak termasuk komponen yang menarik
atau target.
2) Narasi Sugestif. Cerita yang menarik adalah akun yang mencoba
memberikan alasan tertentu, menyampaikan pesan rahasia kepada
pengguna atau anggota audiens sehingga mungkin mereka
melihatnya.
26
B. Kerangka Pikir
Kemampuan menulis merupakan kegiatan menggali sebuah ide, gagasan
serta pikiran atau perasaan secara untuh, dengan memperhatikan tahap-tahap yang
dituangkan dalam bentuk tulisan yang lengkap dan jelas sehingga dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan baik. Agar keterampilan dapat
berkembang, maka diperlukan ada suatu model pembelajaran yang dapat membantu
siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi.Dalam persepsi
yang dapat dibuat oleh para ilmuwan, struktur intuisi dalam eksplorasi kegiatan wali
kelas ini dapat digambarkan melalui grafik berikut:
27
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus uji secara empiris (Dodiet Aditya Setyawan, 2014:2). Hipotesis
tindakan ini dirumuskan sebagai berikut: “Jika, diterapkan model partisipatif
“participative teaching and learning” dapat menumbuhkan kemampuan menulis
karangan narasi pada sisiwa kelas V SDN 01 Bonepu.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang
waspada dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu (Sandu Siyoto,
2015:1). mencari adalah interpretasi dari eksplorasi bahasa Inggris. Pemeriksaan
berasal dari kata re, yang bermaksud mengembalikan dan mencari yang bermaksud
mencari. Selanjutnya, pentingnya eksplorasi yang sebenarnya adalah melihat sekali
lagi, melihat berulang-ulang (Mahmud, 2008:19).
Jenis penelitian yang dugunakan adalah penelitian tindakan kelas (clasroom
action research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya,
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Pengertian penelitian
tindakan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengambarkan terampilan-
keterampilan baru, stra tegi baru atau pendekatan baru untuk memcahkan suatu
masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia actual yang lain
(Suryabrata, 1983).
Penelitian kegiatan kelas berencana untuk mempengaruhi semua anggota dan
mengubah keadaan di mana penelitian diarahkan untuk mencapai peningkatan
pelatihan tanpa henti. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 3), penelitian
kegiatan ruang belajar adalah persepsi latihan-latihan pembelajaran sebagai suatu
kegiatan, yang sengaja dimunculkan dan dimunculkan di dalam kelas bersama-sama.
Ada dua perhatian utama dalam eksplorasi dan komitmen aktivitas restoratif.
Ini akan mengoordinasikan target investigasi kegiatan ke tiga wilayah: 1) untuk lebih
28
29
mengembangkan praktik; 2) untuk perkembangan profesional dalam pengertian
memperluas pemahaman para peneliti yang dilaksanakannya; 3) untuk memajukan
kondisi atau keadaan di mana pelatihan dilakukan.
Manfaat penelitian tindakan kelas ataupun (clasroom action research) adalah
untuk meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan seorang
guru. Adapun manfaat utama di balik penelitian tindakan kelas adalah untuk
mengatasi masalah tindakan yang terjadi di ruang kelas serta untuk menemukan
jawaban logis tentang mengapa hal itu dapat menyelesaikan tindakan yang akan
dilakukan. Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain:
a. Menambahkan pada sifat isi, info, interaksi, dan konsekuensi dari instruksi dan
pembelajaran di sekolah.
b. Membantu para pendidik dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengelola
pembelajaran dan masalah-masalah instruktif di dalam dan di luar ruang belajar.
c. Menambahkan disposisi ahli instruktur dan staf sekolah.
d. Mewujudkan budaya keilmuan di lingkungan sekolah dalam rangka mewujudkan
sikap proaktif dalam menggarap sifat pengajaran/pembelajaran pada premis yang
berkesinambungan (Muhammad Djajadi, 2019:4).
B. Desain Penelitian
Untuk mencapai penelitian sesuai dengan yang diharapkan, maka desain
dalam penelitian ini menggunakan model spiral Kammi dan Taggar (Arikonto,
2006:93) seperti yang tampak pada gambar dibawa ini:
30
Sketsa.1.2. Model Kemmi dan McTaggart
Penelitian ini dilakasanakan dalam bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari
perencanaan, tindakan dan observasi.
1. Perencanaan
Tahap penerapan dimulai dari penemuan masalah kemudian merancang tindakan
yang akan dilakukan. Secara lebih rinci langkah-langkanya adalah sebagai
berikut.
a. Desain melihat kondisi siswa pada waktu observasi, peneliti menentukan
masalah penelitian dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Masalah
yang dipilih adalah meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa
kelas V. tindakan yang dilakukan adalah menggunakan model partisipatif
(participtife teacing and learning) pada pembelajaran menulis karangan narasi
siswa kelas V.
31
b. Peneliti menyiapkan instrumen penilaian, mulai dari rencana pelaksanaan
tindakan (RPP), partisipatif (participtife teacing and learning), lembar
observasi, alat dokumentasi dan lembar penilaian karangan narasi.
2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang sidah direncanakan
sebelumnya. Namun dalam pelaksanaan nanti bisa jadi tidak sepenuhnya
terlaksana sesuai dengan perencanaan. Jadi, tindakan bersifat dinamis dan
fleksibel dengan segala perubahan yang mungkin terjadi didalam kelas.
Persepsi atau persepsi adalah kegiatan persepsi persepsi. Persepsi terhadap
jalannya kegiatan yang sedang dilaksanakan untuk mendokumentasikan dampak
dari kegiatan yang diterapkan di kemudian hari dan memberikan premis untuk
latihan refleksi yang lebih mendasar. Observasi dapat diartikan sebagai suatu
tindakan terhadap suatu siklus atau artikel yang ditentukan untuk merasakan dan
memahami informasi tentang suatu keajaiban yang bergantung pada informasi
yang baru diketahui dan pemikiran untuk memperoleh data yang diharapkan
untuk dilanjutkan dengan suatu eksplorasi.
3. Refleksi
Refleksi bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan siklus berikutnya
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 01 Bonepute Kecamatan
Larompong Selatan Kabupaten Luwu, dengan masalah yang harus dicari adalah
32
keahlian menulis cerita atau karangan narasi. Jumlah mutlak siswa yang dijadikan
subjek dalam penelitian ini adalah 20 siswa, yang terdiri dari 10 putera dan 10
puteri.
2. Objek Penelitian
Mengambil objek penelitian ini termasuk cara paling umum untuk belajar
bagaimana menulis dan mendapatkan manfaat dari menulis karangan narasi
menggunakan model partisipatif (participatife teacing and learning) pada siswa
kelas V SDN 01 Bonepute Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian instruktif, metode yang terlibat dengan pengumpulan
informasi adalah sesuatu yang penting. Informasi yang dikumpulkan secara tegas
diidentifikasikan dengan fenomena, yang merupakan titik fokus eksplorasi. Informasi
ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan, sesuai dengan tujuan penelitian dan untuk
menguji spekulasi yang telah dibuat dirumuskan (Wiersma, 1986).
Instrumrn eksplorasi yang digunakan dalam ujian ini adalah uji coba
penyusunan karangan narasi peserta didik. Soal tes digunakan untuk mengukur
kemampuan menulis karangan narasi. Instrument ini dipilih karena penelitian
pemeriksaan ini dipilih dengan alasan bahwa penyelidikan ini berpusat pada hasil
setelah kegiatan, khususnya peningkatan kemampuan menulis karangan narasi
dengan menggunakan model partisipatif (participatife teacing and learning).
Arman Halim (Burhan Nurgiantoro, 2001:306) mengungkapkan Komponen
yang dinilai dalam karangan adalah isi (substansi pemikiran yang dikemukakan),
struktur (asosiasi isi), tanda baca (desain sintaksis dan kalimat), (gaya: keputusan
33
struktur kosakata), dan mekanik (ejaan).Aspek-aspek penilaian dalam mencatat
karangan oleh Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi (1998/1999: 273) adalah
dibawa ini.
Tabel 1.1: Kisi-kisi Penilaian Karangan Narasi
No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal
1. Isi gagasan yang dikemukakan 30
2. Organisasi isi 25
3. Struktur tatabahasa 20
4. Gaya: pilihan struktur dan diksi 15
5. Ejaan dan tanda baca 10
Jumlah 100
Berdasarkan aspek penilaian pada tabel 1 tersebut di atas, maka rubrik
penilaian karangan deskripsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 1.2: Kriteria Rubrik Penilaian Karangan Narasi
Aspek Kriteria Rentang Skor
Isi gagasan
Sangat baik: pada informasi, substansif,
pengembangan tesis tuntas, relevan dengan
permasalahan tuntas
27-30
Cukup baik: informasi cukup, substansi cukup,
pengembangan tesis terbatas, relevan dengan
masalah tapi tidak lengkap
22-26
Sedang: informasi terbatas, substansi kurang,
pengembangan tesis tidak cukup, permasalahan
tidak cukup
17-21
Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak
ada pengembangan tesis, tdak ada permasalahan 13-16
Organisasi
Isi
Sangat baik: ekspresi lancar, gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan
baik, urutan logis, kohesif
18-20
34
Cukup baik: kurang lancar, kurang terorganisir
tetapi ide utama terlihat, bean pendukung
terbatas,urutan logis tetapi tidak lengkap
14-17
Sedang: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-
potong,urutan dan pengembangan tidak logis 10-13
Sangat kurang, tidak komunikatif, tidak
terorganisir, tidak layak nilai 7-9
Struktur tata
bahasa
Sangat Baik: pemanfaatan potensi kata baik,
pilihan kata dan ungkapan tepat, mengeuasai
pembentukan kata.
18-20
Cukup Baik: pemanfaatan potensi kata cukup,
pilihan kata dan ungkapan kata kadan kurang
tepat tapi tidak terlalu menganggu.
14-17
Sedang: pemanfaatan potensi kata terbatas,
serung terjadi kesalahan penggunaan kosakata
dan dapat merusak makna.
10-13
Sangat kurang: pemanfaatan potensi kata asal-
asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah,
dan tidak layak nilai.
7-9
Gaya:
piliahan
struktur dan
diksi
Sangat baik: konstruksi kompleks dan efektif,
hanya sedikit terjadi kesalahan penggunaan
bentuk kebahasaan.
22-25
Cukup baik: kontruksi sederhana tetapi masih
efektif, kesalahan kecil pada konstruki
kompleks, terjadi sejumlah kesalahan
kebahasaan tetapi makna tidak kabur.
18-21
Sedang: terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat, makan membingungkan atau
kabur.
11-17
Kurang: tidak menetahui aturan sintaksis,
terdapat banyak kesalahan bahasa, tidak
komunikatif dan tidak layak nilai.
5-10
Ejaan dan
tanda baca
Sangat baik: menguasai aturan penulisan, hanya
terdapat beberapa kesalahan ejaan. 5
Cukup: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan
tetapi tidak mengaburkan makna. 4
Sedang: sering terjadi kesalahan ejaan, dan
makna membingungkan atau kabur. 3
35
Kurang: tidak mengetahui aturan penulisan,
terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak
terbaca, dan tidak layak nilai.
2
Jumlah Total 35-100
Ringkasan instrument lembar latihan yang dugunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Tabel 1.3: Lembar Latihan Selama Proses Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Indikator Komponen yang diamati Data
Ya Tidak
Partisipasi belajar siswa
dalam
pembelajaran
1. Perhatian peserta didik pada saat guru
menjelaskan.
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan jika belum jelas.
3. Jawab pertanyaan yang diajukan oleh
pendidik.
4. Mengerjakan tugas tentang menulis karangan narasi secara tuntas.
5. Ikut serta dalam diskuksi kelas.
6. Siswa mampu bekerjasama dengan teman
sekelompoknya dengan baik.
7. Siswa mampu menyelesaikan soal avaluasi yang diberikan guru.
8. Menyimpulkan materi pembelajaran.
Tabel 1.3 merupakan tabel lembar obsevasi yang digunakan sebagai tujuan
untuk melihat latihan peserta didik selama sistem pembelajaran untuk menulis
karangan narasi. Selain peserta didik, analis juga memperhatikan latihan instruktur
selama sistem pembelajaran menulis karangan narasi. Spesialis memperhatikan
latihan peserta didik dan instruktur selama eksplorasi, mulai dari siklus utama hingga
akhir kegiatan, khususnya siklus berikutnya. Ia berencana untuk menemukan dan
menggambarkan keadaan penemuan yang terjadi sekitar saat itu. Tabel berikut
menunjukkan lembar persepsi tindakan instruktur selama sistem pembelajaran.
36
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam suatu penelitian, pengumpulan informasi adalah pergerakan yang
signifikan, karena tanpa informasi itu tidak akan berhasil. Metode pengumpulan
informasi yang dilakukan oleh pendidik seperti pada saat kegiatan interaksi.
Informasi dikumpulkan dengan menggunakan metode yang berbeda, khususnya
observasi, wawancara, jajak pendapat, jurnal, akun, dan lain-lain (Muhammad
Djajadi, 2019:41).
Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti melalui obsevasi
dokumentasi dan penilaian karangan.
1. Tes
Tes merupakan alat penduga informasi penting dalam suatu pemeriksaan. Tes
adalah alat untuk mengumpulkan informasi prestasi siswa. Tes menulis bertujuan
untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa menulis karangan. Arikunto
(2007:129) menyatakan bahwa tes adalah cara yang digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa, salah satunya adalah tes tertulis. Tes tertulis menjadi tolak
ukut keberhasilan tindakan yang dilakukan peneliti.
2. Obsevasi
Dalam mengatur penelitian instruktur harus merancang latihan persepsi.
Persepsi merupakan gerakan persepsi saat melakukan latihan PTK. Teknik
persepsi dilakukan dengan cara ilmuwan memperhatikan setiap tindakan yang
terjadi dan mencatat pada lembar persepsi untuk memperhatikan latihan yang
dilakukan pendidik dan siswa selama pelaksanaan kegiatan.
3. Dokumentasi
37
Dokumentasi merupakan informasi yang penting bagi peneliti. Dokumentasi
yang dimaksudkan adalah semua catatan harian siswa, guru, kepala sekolah yang
berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi untuk dipakai dalam penelitian
dadalah foto-foto siswa pada saat aktivitas tidakan.
F. Teknik Analisis Data
Teknik Penyelidikan informasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak
diragukan lagi baik secara kuantitatif maupun subjektif. Penyelidikan subjektif
digunakan untuk memecah efek samping dari informasi observasional. Investigasi
informasi kuantitatif digunakan untuk memecah informasi hasil tes untuk pekerjaan
siswa. Ujian ini digunakan untuk mempertimbangkan nilai siswa selama siklus
tersebut jika ada peningkatan. Informasi tes tentang jumlah pameran dikumpulkan
untuk memastikan setiap skor dan distribusikan ke dalam tabel pencapaian nilai yang
signifikan.
Informasi tes presentasi yang telah dikumpulkan kemudian ditentukan skor
dari setiap siswa. Skor adalah skor pemain pengganti. Setelah memperoleh nilai
siswa, tahap selanjutnya adalah menentukan kelas normal. Resep biasa adalah sebagai
berikut.
∑
Data:
X = Rata-rata (mean)
∑x = Jumlah skor
N = Jumlah siswa
38
Informasi yang telah ditentukan kemudian dijadikan rate untuk mengetahui
efek samping dari kegiatan tersebut. Hasil pertunjukan yang beragam akan
menunjukkan prestasi atau kegiatan yang dilakukan. Resep tarif menurut Anas
Sudijoni (2010:43) adalah sebagai berikut.
%
Keterangan:
P = Nomor presentase
f = frekuansi yang dicari presentasinya
N = Jumlah frekunsi
Nilai rata-rata juga digunakan untuk menentukan kategori kemampuan
menulis dalam menulis karangan narasi. Analisis kuantitatif dapat digunakan teknik
kategorisasi dengan berpedoman pada skala angka 0-100 seperti pada table 1.5
dibawah ini:
Table 1.4: Kategori Keberhasilan
Nilai Kategori
91-100 Sangat baik
81-90 Baik
70-80 Cukup
51-69 Kurang
0-45 Sangat kurang
(Arikunto, dkk. 2010:245)
Tahap selanjutnya, mengamankan efek samping dari peningkatan kapasitas
untuk menulis makalah cerita menuju akhir siklus ditentukan secara umum.
Konsekuensi dari keadaan yang mendasari tes membawa siklus utama yang kontras
dan efek samping dari siklus berikutnya. Dengan asumsi hasil tes telah diperluas,
39
penelitian ini yang menggunakan model partisipatif (participatife teacing and
rearning) dapat menambah kemampuan peserta didik dalam menulis karangan narasi.
G. Indikator Keberhasilan
Indikator prestasi dalam kegiatan tindakan kelas masih ditentukan pada dua
macam, yaitu indikator prestasi dan keberhasilan produk, Kedua petunjuk tersebut
dapat diperjelas sebagai berikut:
1. Indikator prestasi dapat dilihat pada saat kegiatan berlangsung. Interaksi persepsi
diselesaikan langsung oleh para ahli dan pendidik. Secara bersamaan, kegiatan
tersebut dapat dikatakan berhasil jika dalam pelaksanaan kegiatan sebagian besar
siswa memiliki keinginan belajar yang tinggi, dinamis dalam melakukan tugas-
tugas yang diturunkan, efektif mengajukan pertanyaan dan memberikan pendapat
serta dinamis dicatat dalam membuat karangan.
2. Ketercapaian produk soal dapat dilihat tergantung pada peningkatan nilai
kemampuan menulis karangan siswa menjelang akhir setiap siklus yang
dilakukan. Kegiatan ini dikatakan efektif jika 70% dari jumlah siswa habis-
habisan mendapat nilai 75.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Bonepute. Data penelitian diperoleh
dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V. Siswa kelas V SDN 01
Bonepute benar-benar merupakan subjek penelitian yang dilakukan peneliti. Didalam
penelitian ini, penelitian kegiatan tindakan kelas dijalankan dengan perencanaan
mengulang. Penelitian dapat diagikan menjadi II siklus, setiap siklus terdiri dari 2
pertemuan, yaitu siklus I dua pertemuan seperti halnya siklus II. Informasi
pemeriksaan diperoleh melalui, soal tes, persepsi dan dokumentasi. Apa yang
dilaksanakn pada masing-masing siklus dibawa ini merupakan paparan dari hasil
penelitian.
1. Kondisi Awal
Penjelajahan ini dimulai dengan persepsi awal yang diarahkan pada 17
Februari 2021 di SDN 01 Bonepute. Persepsi ini dilengkapi sebagai langkah
pendahuluan gerak atau pra kegiatan pada langkah pengajaran bahasa Indonesia
dikelas V SDN 01 Bonepute. Dari konsekuensi persepsi yang mendasari
dilakukan untuk mendapatkan garis besar penemuan yang terjadi sebelum
eksekusi dilakukan. Peneliti menemukan bahwa penemuan yang terjadi di ruang
kelas tampak melelahkan karena materi yang disampaikan oleh guru tersebut
jelas-jelas hanya hipotesis. Hal ini membuat siswa berpikir bahwa sulit untuk
memahami suatu materi. Selain itu, siswa tidak memiliki keinginan untuk belajar
dan siswa tidak mengambil bagian secara efektif di kelas selama sistem
40
41
pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran guru kurang maksimal
menyampaikan suatu materi, guru kurang maksimal menggunakan pendekatan,
strategi dan model sehingga membuat siswa tidak bersemangat dalam proses
pembelajaran.
Melihat akibat dari penelitian tersebut, para peneliti kemudian, pada saat itu
berlatih dengan pendidik kelas V SD Negeri 01 Bonepute yang berharap
mendapatkan prestasi belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan
data yang diperoleh pengajar, di kelas V SD Negeri 01 Bonepute nilai paling
minim dalam matapelajaran bahasa Indonesia iayalah pada materi mengarang
narasi, terutama yang mengarang sebuah karangan.
Tabel 1.5 Nilai Menulis Karangan Narasi Kelas V SDN 01 Bonepute
Bentuk pada Kondisi Awal atau Pra Tindakan
Rentang
Nilai
Jumlah
Siswa Pencapaian
Presentase Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
50-54 7 Belum Tuntas
15% 85%
55-59 3 Belum Tuntas
60-64 4 Belum Tuntas
65-69 2 Belum Tuntas
70-74 1 Tuntas
75-79 3 Tuntas
Jumlah 20
Rata-rata 61.0
“Peneliti dan guru kelas V berdiskusi mengenai ukuran pemenuhan mata
pelajaran bahasa Indonesia adalah 75. Penilaian akan ditinjau dari beberapa hal,
yaitu model, daya keterampilan siswa dan KKM di sekolah. Dengan adanya
KKM tersebut, terlihat masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah
KKM atau kuarang dari nilai 75. Akibat dari penyusunan karangan narasi peserta
didik sebagai penggambaran yang mendasari adalah sebagai berikut”
42
Pada tabel di atas, cenderung diperjelas adalah sebagai berikut
Dari sejumlah mutlak 20 siswa, pada kondisi dasar hanya 3 siswa yang
memenuhi standar pemenuhan dengan dominasi pencapaian 15%.
Pada kondisi awal mendasarinya lebih dari 17 siswa yang belum memenuhi
langkah kulminasi, yaitu tingkat pemenuhan 85% siswa yang belum selesai.
Dari informasi kondisi yang mendasari didapatkan nilai normal 61,0.
Sedangkan jumlah siswa yang sampai pada tahapan kulminasi adalah 3 siswa
banyak yang belum sampai pada model pemenuhan sebanyak 17 siswa.
“Dari hasil yang didapat dari kondisi pra tindakan, cenderung terlihat bahwa
kemampuan siswa dalam belajar mengarang masih sangat rendah. Dengan nilai
rendah yang diperoleh, penting untuk mengajukan upaya untuk lebih
mengembangkan prestasi siswa dalam mencari tahu bagaimana menulis, dari hal-
hal ini, dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran
partisipatif (participative teaching andlearning), diharapkan prestasi belajar siswa
dapat ditingkatkan”
2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
Untuk dapat melatih kemampuan mengarang cerita atau karangan narasi
untuk siswa kelas V SDN 01 Bonepute, oleh karena itu peneliti dan pendidik
menerapkan model partisipatif (patricipative thaching and learning). Hipotesis
dalam penelitian ini “Jika, diterapkan model partisipatif (participative teacing and
learning) dapat menumbuhkan kemampuan menulis karangan narasi pada peserta
didik kelas V SDN 01 Bonepute, tahun pelajaran 2021/2022.
43
a. Tahap Penyusunan Tindakan
Pada tahap penyusunan ini, hal yang dilakukan spesialis adalah membuat
pelaksanaan pembelajaran, peneliti membuat RPP sesuai dengan pertimbangan
dari dosen dan RPP yang digunakan oleh sekolah yaitu RPP daring atau RPP satu
lembar. Selain itu peneliti menyiapkan sarana yang akan dipakai pada saat proses
penelitian ini seperti soal tes, lembar observasi dan alat untuk dokumentasi
(kamera) untuk hasil lapangan.
“Dari hasil percakapan antara peneliti dan pendidik, sangat baik masih
mengudara tahap penyusunan kegiatan dalam penyelidikan ini, pertemuan yang
diubah sesuai dengan topik atau materi tentang pembuatan karangan narasi yang
baru-baru ini sudah ditentukan oleh peneliti. Kemudian, pada saat itu masih
sangat mungkin bahwa pada siklus RPP I, peneliti membagi latihan perolehan
keterampilan karangan cerita menjadi 2 pertemuan dengan masing-masing
pertemuan berlangsung selama 45 menit. Dalam hal disadari bahwa hasil belum
tercapai seperti yang diharapkan, analis akan melakukan peningkatan dalam
pemeriksaan dengan melakukan langkah dengan mengulangi cara-cara tersebut
Tahap 1 pada siklus II, hal ini dilakukan agar hasil yang ingin dicapai dapat
tercapai sesuai harapan peneliti”
b. Tahap Menjalankan Tindakan
1) Pertemuan 1
Tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklusI dilaksanakan
selama 2 kali perjumpaan adalah “Pada bulan Juli tanggal 16 dan 17 2021,
dalam satu pertemuan dibagi menjadi 2 sesi, pada hari Jumat, 16 Juli 2021.
44
Latihan pengajian dan pembelajaran pada raker utama pertemuan 1 dimulai
jam 07.30-09-30 dan sesi 2 dimulai pada pukul 09.30-11.00 WIT”.
perjumpaan ini diikuti oleh semua peserta didik yang berjumlah 20 siswa,
pada sesi pertama diikuti oleh 10 siswa dan sesi ke 2 diikuti oleh 10 siswa
Guru memulai pembelajaran dengan memperkenalkan diri, guru
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga siswa percaya
diri, dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Setelah guru menciptakan
suasana yang menyenangkan, guru menjelaskan pengertian karangan narasi
kepada siswa, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pengertian
karangan narasi. Lalu guru menguraikan tahap-tahap membuat kecakapan
mengarang cerita naratif, setelah itu guru menanyakan kembali kepada siswa
mengenai apa yang sudah dijelaskan, untuk memastikan bahwa siswa sudah
memahami apa yang telah disampaikan. Siswa mengamati contoh karangan
narasi yang diberikan oleh guru. Setelah mengamati contoh guru melibatkan
siswa untuk menentukan sebuah judul atau topik, Kemudian guru berkeliling
dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Siswa yang sudah selesai
menentukan judul atau topik siswa diminta kedepan kelas untuk menuliskan
judul yang sudah ia tentukan. Kemudian siswa dan guru berdiskusi tentang
kesulitan dalam menentukan judul atau topik sebuah karangan narasi,
kemudian guru dan siswa bersama-sama menemukan cara dalam
menyelesaikan problem tersebut. Diakhir materi pendidik menanyakan kepada
peserta didik tentang perihal yang tidak dimengerti.
45
2) Pertemuan 2
Perjumpaan ke 2 dilakukan pada hari Sabtu tanggal 17 Juli 2021.
Aktivitas belajar mengajar pada perjumpaan kedua sesi 1 dilaksanakn pada
pukul 07.30-09-30 dan sesi 2 dimulai pada pukul 09-30-11.00 WIT.
Pertemuan ini diikuti oleh semua peserta didik yang berjumlah 20 peserta
didik, dalam sesi pertama diikuti oleh 10 siswa dan sesi ke 2 diikuti oleh 10
siswa.
Guru mengigatkan kembali tentang materi yang sudah dipelajari
sebelumnya untuk peserta didik. Guru menerangkan mengenai EYD untuk
peserta didik, setelah itu pendidik memberikan contoh mengenai EYD, setelah
guru memberikan contoh guru menunjuk seorang siswa untuk memberikan
salah satu contoh penulisan mengenai EYD. Siswa dengan bimbingan guru
membuat karangan narasi. Kemudian siswa ditugaskan untuk menulis
karangan narasi sesuai dengan contoh yang telah diberikan. Setelah itu guru
menanyakan masalah apa saja yang dirasakan pada ssat mengarang narasi,
peserta didik dengan pendidik mencari penyelesaian tentang permasalahan
dan kesusahan yang dirasakan peserta didik. Sesudah mendapatkan
penyelesaian sesudah itu pendidik memberi tugas untuk mengarang narasi
mengenai “Kehidupan Sehari-hari Di Rumah”.
c. Tahap Observasi
Observasi ini bergantung pada lembar observasi yang telah disiapkan
peneliti sebelumnya. “Observasi ditunjukan pada aktivitas guru dan aktivitas
siswa selama proses pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi
46
menggunakan model partisipatif (partisipative teaching and learning)”. Hasil
observasi pada siklus I dilaksanakan peneliti selama aktivitas pengajaran
berlangsung ada sejumlah tahap yang sudah dipenuhi adalah sebagai berikut.
1) Aktivitas Guru
a) Guru sudah menciptakan suasana yang menyenagkan di dalam kelas.
b) Guru sudah menguraikan cara-cara membuat narasi.
c) Guru sudah menunjukkan penampilan yang cukup baik.
d) Pada pertemuankedua, gurusudah mampu meningkatkan kesiapan siswa
sebelum memulai pembelajaran.
e) Guru sudah memberikan kesempatan untuk siswa bertanya.
f) Guru sudah membimbing siswa dalam menentukan judul atau topik dalam
menulis karangan narasi.
2) Aktivitas Siswa
a) Siswa mendengarkan terangkan dari pendidik pada saat proces pengajaran,
b) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran untuk mumbuat judul narasi.
c) Siswa mempunyai hak untuk memilih tema atau judul karangan narasi,
d) Peserta didik bisa membuat karangan narasi secara komperhensif.
e) Siswa tidak diperbolehkan untuk menggangu temannya.
3) Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Proses pembelajaran menulis narasi terlaksana dengan cukup baik dan
menyenangkan, walaupun sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam
membuat sebuah karangan. Hasil pembelajaran menulis karangan narasi pada
siklus I adalah sebagai berikut.
47
Tabel 1.6 Nilai Siklus I Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute
Rentang
Nilai
Jumlah
Siswa Pencapaian
Presentase Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
50-54 5 Belum Tuntas
40% 60%
55-59 1 Belum Tuntas
60-64 2 Belum Tuntas
65-69 3 Belum Tuntas
70-74 1 Belum Tuntas
75-79 8 Tuntas
Jumlah 20
Rata-rata 66.5
Melalui tabel di atas, maka bisa diperjelas sebagai berikut:
Melalui jumlah keseluruhan yaitu 20 peserta didik, pada siklus I ditemukan 8
peserta didik yang mencapai KKM dengan prestase ketuntasan yaitu 40%.
Pada siklus I sejumlah 12 peserta didik yang belum mencapai KKM, yakni
dengan presentase ketuntasan 60% peserta didik yang belum tuntas.
Melalui hasil nilai siklus I memperoleh ratarata nilai sejumlah 66,5.
Sementara jumlah peserta didik yang memenuhi KKM sebanyak 8 peserta
didik dan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan yaitu 12 orang
siswa.
Perbandingan nilai dari sikus I dengan nilai pada situasi awal yaitu
sebagai berikut.
Tabel 1.7 Perbandingan Nilai yang Diperoleh pada Kondisi Awal Dengan
Siklus I
Komponen Perbandingan Kondisi Awal Siklus I
Rata-rata 61,0 66,5
Nilai tertinggi 76 79
Nilai terendah 50 54,5
Jumlah siswa yang tuntas 3 8
Presentase siswa yang tuntas 15% 40%
48
“Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa rerata hasil nilai pada
siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil nilai pada kondisi
awal, pada hasil nilai rerata siklus I mengalami peningkatan sebesar 5,5 dari
kondisi awal. Selain peningkatan pada nilai rerata, pada siklus I juga mengalami
peningkatan pada pencapaian kriteria ketuntasan, pada kondisi awal hanya ada 3
orang siswa yang mencapai kriteria ketuntasan atau dalam presentase 15% yang
mencapai kriteria ketuntasan. Sedangkan pada siklus I bertambah menjadi 8 orang
siswa yang mencapai kriteria ketuntasan atau dalam presentase 40% yang
mencapai kriteria ketuntasan”
Data hasil perkembangan nilai rata-rata pada siklusI jika diperbandingkan
dengan situasi diawal bisa disajikan kebentuk diagram batang sebagai berikut.
Pada diagram balok diatas bisa diketahui nilai ratarata peserta didik
mencapai pengembangan. Peningnkatan dari siklus 1 memenuhi 5,5 terhadap data
nilai pada situasi awal.
49
Di bawah kini akan diuraikan data kenaikan presentase sejumlah peserta
didik yang sudah memenuhi KKM pada pengajaran mengarang narasi peserta
didik.
Pencapaian ketuntasan adalah dengan peserta didik yang lebih muda yang
menggambarkan grafik di atas mengalami suatu peresentase. Awalnya kondisi
yang mendasar memenuhi 15% sampai 40% pada siklus I. Hal ini berarti bahwa
mencapai ketuntasan penyelesaian peserta didik mencapai sebesar 25%.
4) Refleksi
Refleksi adalah tahapan terakhir pada setiap siklus dalam evaluasi latihan
kelas. Refleksi berharap dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang
dilakukan dalam pemeriksaan tambahan agar eksplorasi untuk diinginkan dan
lebih baik. Pada aspek mengenai, analis dan pendidik melakukan eksplorasi dan
latihan ujian pada siklus I.
Pada tahap refleksi siklus I, pendidik dan peneliti mencari alasan
kekurangan selama sistem pembelajaran. Refleksi pada efek samping dari
pelaksanaan kegiatan tergantung pada informasi tes dan hasil persepsi. Selama
50
pelaksanaan siklus saya ada beberapa masalah, terutama masalah yang datang dari
peserta didik. Masalah peserta didik selama siklus utama adalah:
a) Masih ada beberapa peserta didik yang masih kurang dinamis dan kurang
mengikuti pembelajaran.
b) Hasil tes siklus utama menunjukkan bahwa siswa benar-benar mengalami
masalah yang dicatat sebagai huruf kapital dan menggunakan ejaan yang
dikembangkan lebih lanjut.
c) Pada penulisan kata depan dan nama seseorang, sebenarnya tidak dapat
disusun secara akurat.
d) Mengulang kata “kemudian, pada saat itu, dilanjutkan, sebelum,” pada saat
itu, sebelumnya, sebelumnya dan menuju awal kalimat untuk menghubungkan
kalimat.
Masih banyak kelemahan-kelamahan yang terjadi pada saat pembelajaran
dilangsungkan. Agar pada penelitian tindakan siklus II harus tergambar perbaikan
dalam beberapa ketentuan yaitu:
a) Proses mencatat karangan pada peserta didik masih memiliki banyak masalah
pada ejaan dan simbol bacaan, kesalahan dalam hal tata bahasa. Oleh karena
itu pada siklus II guru akan membahas kembali kepada siswa tentang
kesalahan-kesalahan dalam menulis sebuah karangan. Agar siklus II tidak
mengalami kesalahan yang sama.
b) Sebagai pesrta didik kurang berani atau kurang berpartisipasi berani pada saat
menemukan opini pada pembelajaran membuat karangan narasi. Dengan itu
peserta didik masih tidak aktif dan takut untuk maju kedepan kelas
51
membacakan hasil karangan yang telah mereka buat. Sehingga pendidik harus
menyampaikan nasehat untuk peserta didik sebelum memulai belajar
membuat narasi dan sesudah pembelajaran itu dimulai.
Melalui data refleksi pada siklus I, dapat disimpulkan pada pelaksanaan
siklus I masih ada yang diperbaiki. Oleh karena itu perbaikan tindakan pada
siklus I akan dilaksanakan padasiklus II.
3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Persiapan aktivitas pada siklus 1 diawali dengan membuat perencanaan
pelaksanaan pembelajaran atau (RPP), peneliti membuat RPP sesuai dengan
pertimbangan dari dosen dan RPP yang digunakan oleh sekolah yaitu RPP daring
atau RPP satu lembar. Kemudian peneliti menyiapkan instrumen yang akan
dipakai dalam pelaksaan penelitian ini berupa “soal tes, lembar observasi dan
alat untuk dokumentasi (kamera) untuk catatan lapangan”.
Sebelum alat itu digunakan, “Peneliti telah mengkonsultasikan kepada
dosen pembimbing apakah instrumen ini layak digunakan dalam tindakan
penelitian atau tidak. Selain itu hal-hal yang harus dilakukan peneliti dalam
perencanaan tindakan dengan melihat hasil refleksi siklus I yaitu guru dapat
menjelaskan dan memberi contoh kepada siswa tentang kesalahan kesalahan yang
ada pada karangan narasi siswa. Sehingga hasil karangan siswa pada siklus ke II
menjadi lebih baik dan tidak akan terjadi kesalahan yang sama seperti yang terjadi
pada siklus I. Kemudian guru juga dapat memberikan motivasi pada siswa dalam
proses pembelajaran menulis karangan narasi. Selain itu, peneliti dan guru
52
membuat pembelajaran menulis narasi menjadi lebih menarik dengan cara
pembelajaran dibuat dengan permainan atau memperhatikan situasi lingkungan
saat ini sehingga siswa tidak merasa bosan dan siswa mempunyai kemauan dalam
belajar keterampilan menulis narasi”
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
1) Pertemuan 1
Tahap melaksanakan tindakan dalam siklus II dilakukan selama 2 kali
betemu yaitu pada bulan Juli tanggal 21 dan 23 2021, dalam satu bertemu
dibagi menjadi 2 sesi, bertemu awal diksanakan mulai hari Rabu tanggal 21
Juli 2021. Aktivitas pembelajaran pada awal sesi 1 dilaksanakan pada pukul
07.30-09-30 dan sesi 2 dimulai pukul 09-30-11-00 WIT. Perjumpaan ini
diikuti oleh semua siswa yang berjumlah 20 siswa, pada sesi pertama diikuti
oleh 10 siswa dan sesi ke 2 diikuti oleh 10 siswa.
Guru menciptakan situasi belajar yang membangkitkan agar peserta
didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses pengajaran dan siswa lebih
percaya diri, dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Setelah guru
menciptakan suasana yang menyenangkan, guru menjelaskan permasalahan-
permasalahan yang terdapat pada data karangan narasi peserta didik dalam
siklus pertama, selanjutnya pendidik menyampaikan sejumlah hal-hal yang
harus dipahami seperti “isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, struktur
tata bahasa, gaya (pilihan struktur dan diksi) dan ejaan dantanda baca”.
Kemudian guru menjelaskan guru menjelaskan unsur-unsur karangan narasi
dan ciri-ciri karangan narasi, agar siswa lebih mengerti apa itu sebuah
53
karangan. Oleh karena itu, peserta didik diberikan pekerjaan agar
mengerjakan sebuah karangan narasi. Agar pembelajaran menulis karangan
narasi benar-benar dipahami oleh siswa. Sebagian besar siswa turut
berpartisipasi dalam membuat karangan narasi sesuai dengan tema yang sudah
mereka tentukan.
2) Pertemuan 2
Pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Jum’at tgl 23 Juli 2021. Ke
giatan pembelajar diajarkan kepertemuan kedua sesi 1 dimulai dipukul 07.30-
09-30 dan sesi 2 dimulai pukul 09-30-11-00 WIT. Pertemuan ini diikuti oleh
semua peserta didik yang berjumlah 20 peserta didik, pada sesi pertama
diikuti oleh 10 siswa dan sesi ke 2 diikuti oleh 10 siswa.
Pada kegiatan awal guru menciptakan suasana yang menyenangkan
agar siswa berani, percaya diri dan berpartisipasi proses pembelajaran. Setelah
itu, siswa bersama guru membuat tanyajawab mengenai hasil narasi yang
sudah diajarkan, kemudian peserta didik bias mempertanyakan hal-hal yang
tidak di pahaminya, setelah itu, siswa membuat sebuah karangan narasi
dengan bimbingan guru, kemudian siswa diberikan kesempatan kepada siswa
untuk maju kedepan kelas membacakan hasil karangannya. Diakhir
pembelajaran pendidik membina peserta didik untuk mengemukakan
simpulan pembelajaran dan pendidik memberi motivasi kepada peserta didik
agar siswa lebih semangat untuk belajar.
54
c. Tahap Observasi
Observasi ditunjukan pada kegiatan pendidik dan aktivitas peserta didik
selama proses pengajaran kemampuan mengarang narasi menggunakan model
partisipatif (partisipative teaching and learning). Hasil observasi pada siklus I yang
dikerjakan peneliti selagi proses pengajaran berlangsung ada beberapa tahap yang
sudah tercapai adalah sebagai berikut.
1) Aktivitas Guru
a) Guru sudah menciptakan suasana yang menyenagkan di dalam kelas.
b) Guru telah memberikan giliran kepada peserta didik untuk bertanya.
c) Guru telah memotivasi peserta didik tentang menulis karangan narasi, agar
peserta didik lebih berani dan semangat untuk belajar.
d) Guru sudah menjelaskan tentang kesalahan-kesalahan dalam menulis
karangan narasi kepada siswa, agar karangan siswa meningkat dan
permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siklus 1 tidak terulang lagi pada
siklus II.
e) Guru sudah menjelaskan tentang keadaan yang harus diketahui dalam
membuat karangan narasi.
2) Aktivitas Siswa
Data observasi yang dilaksanakan peneliti dalam aktivitas belajar
menunjuka sejumlah tahap-tahap yang telah terpenuhi oleh peserta didik selama
pelaksanaan siklus II, sebagai berikut.
a) Peserta didik sangat memperhatikan penjelasan pendidik pada saat sistem
pembelajaran, hal ini dengan alasan peserta didik dapat memperhatikan
55
penjelasan pendidik dan siswa tidak bermain sendiri saat pembelajaran sedang
dimulai.
b) Peserta didik terlibat aktif atau terlibat pada tanyajawab yang berlangsung
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
c) Siswa berpartisipasi berani mencari info agar menetapkan judul karangan
narasi yang dibuat.
d) Peserta didik dapat membuat tema karangan narasi, tahap ini dikarenakan
tema karangan narasi peserta didik membuat begitu bermacam-macam.
e) Peserta didik dapat menulis karangan narasi secara sempurnah, hal ini terlihat
pada hasil karya peserta didik.
f) Peserta didik dapat simpulkan pembelajaran membuat karangan narasi dengan
bimbingan pendidik.
3) Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Proses Belajar mengarang cerita pada siklus II dapat diterima,
menyenangkan dan telah berkembang, hal ini terlihat dari hasil belajar artikel
cerita yang terjadi lebih baik dengan mengurangi banyak blunder pada siklus I.
Efek samping dari belajar mengarang cerita pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 1.8 Nilai Siklus II Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute
Rentang
Nilai
Jumlah
Siswa Pencapaian
Presentase Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
65-69 1 Belum Tuntas
90% 10%
70-74 1 Belum Tuntas
75-79 11 Tuntas
80-84 3 Tuntas
85-89 4 Tuntas
jumlah 20
Rata-rata 79,0
56
Melaui tabel di atas, maka dapat diperjelas dibawah ini:
Melalui sejumlah peserta didik sebanyak 20 siswa, pada siklus II terdapat 18
siswa yang memenuhi ketentuan kulminasi dengan pencapaian dominasi
90%.
Pada siklus II ke atas 2 siswa yang belum memenuhi model pemenuhan,
khususnya tingkat kulminasi 10% siswa yang belum tuntas.
Dari informasi nilai siklus berikutnya diperoleh nilai normal sebesar 79,0.
Sedangkan jumlah siswa yang sampai pada model untuk kulminasi adalah 18
siswa banyak yang belum sampai pada aturan pemenuhan adalah 2 siswa.
Pemeriksaan nilai pada siklus I dan siklus 2 nilai pada kondisi yang
mendasarinya adalah sebagai berikut.
Tabel 1.9 Perbandingan Nilai yang Diperoleh pada Siklus I Dengan Siklus II
Komponen Perbandingan Siklus I Siklus II
Rata-rata 66,5 79,0
Nilai tertinggi 79 85
Nilai terendah 54,5 60
Jumlah siswa yang tuntas 8 18
Presentase siswa yang tuntas 40% 90%
“Dari data tabel di atas maka dapat diketahui bahwa tindakan pada siklus
II nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan. Peningkatan pada siklus I
mencapai 5,5 terhadap hasil nilai pada kondisi awal. Sedangkan pada siklus II
nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yang cukup banyak yaitu sebesar
12.5 terhadap hasil nilai rata-rata pada siklus I. Selain hasil nilai rata-rata yang
meningkat, jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan juga mengalami
peningkatan”.
57
Dari hasil pencapaian nilai rata-rata pada siklusI dan siklusII maka
perbandingan dengan nilai rata-rata situasi awal dapat juga disiapkan dalam
bentuk diagram batang seperti dibawa ini.
Dari diagram balok di atas maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata
siswa mengalami peningkatan. Pada kondisi awal dan siklus I nilai rata-rata siswa
mencapai Peningnkata 5,5. Kemudian pada siklus I dan siklus II terus mengalami
peningkatan sebesar 12,5. Pada nilai rata-rata siswa yang meningkat dapat
dikemukakan bahwa presentase jumlah peserta didik yang memenuhi persyaratan
ketuntasan mengalami perkembangan.
Setelah itu akan dilihatkan data perkembangan presentase sejumlah
peserta didik yang telah berhasil memenuhi persyaratan ketuntasan dalam
pembelajaran mengarang narasi peserta didik, dalam situasi awal, siklusI dan
siklusII.
58
Pencapaian kriteria ketuntasan oleh siswa yang disajikan pada diagram di
atas terlihat mengalami peningkatan presentase. Semula pada kondisi awal hanya
mencapai 15% menjadi 40% pada siklus I. Hal ini berarti pencapaian kriteria
ketuntasan siswa meningkat sebesar 25%. Sedangkan siklus I dan siklus II kriteria
ketuntasan mencapai 40% menjadi 90% pada siklus II, keadaan ini berarti
mencapai persyaratan ketuntasan peserta didik meningkat 50%.
4) Refleksi
Refleksi merupakan tahap terakhir dalam setiap siklus pada penilaian
tindakan kelas. Refleksi bertujuan untuk menentukan langkah apa saja yang
diambil dalam penelitian selanjutnya agar penelitian menjadi lebih baik dan
meningkat. Pada tahap refleksi, peneliti dan guru mendiskusikan dan
mengevaluasi kegiatan penelitian pada siklus II.
“Pada tahap tindakan siklus II, dapat diketahui bahwa rerata hasil tes
menulis karangan narasi mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siklus II
mengalami peningkatan 79,0 yang sebelumnya pada siklus I mencapai 66,5. Hal
ini menunjukan bahwa hasil tes menulis karangan narasi siswa meningkat 12,5.
59
Selain nilai rata-rata hasil tes karangan narasi yang meningkat, hasil presentase
kriteria ketuntasan oleh siswa mengalami peningkatan sebesar 50% dari hasil tes
siklus I dan siklus II. Dari hasil peningkatan tindakan, peneliti selama penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan model partisipatif (participative teaching and
learning) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa
kelas V SDN 01 Bonepute, telah dilaksanakan dengan baik pada siklus II. Dengan
demikian pembelajaran pada siklus II dinyatakan sudah berhasil dan penelitian
telah dihentikan”
B. Pembahasan
1. Hasil Tindakan Siklus I
Evaluasi kemampuan mengarang narasi dilaksanakan selama dua siklus.
Tiap-tiap pelaksanaan siklus adalah pengubahan dari siklus sebelumnya. Hal
ditujukan untuk nilai tes mengarang narasi peserta didik dapat berkembang. Pada
penelitian ini diggunakan 5 aspek instumen penilaian dalam menulis mengarang
narasi iayalah, “isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, struktur tata
bahasa, gaya (pilihan struktur dan diksi) dan ejaan dan tanda baca”. Setiap tahap-
tahap penilaian tersebut memiliki angka nilai yang berbedabeda. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan dikelas V SDN 01 Bonepute, situasi awal kemampuan
membuat narasi peserta didik masih rendah. Dalam aktivitas kondisi awal
diperoleh nilai ratarata kelas sebesar 61,0. Pada siklusI nilai rata-rata peserta didik
mengalami perkembangan peningkatan mencapai 66,5.
Pada tes mengarang narasi siklusI pada peserta didik dengan inisial QAN
memperlihatkan bahwa isi gagasan pada karangan yang ditemukan siswa tengah
60
kurang sesuai melalui judul yang ditetapkan. Kegiatan ini terliahat dari tema yang
ditulis oleh peserta didik kurang singkrin dengan isi gagasannya pada aspek isi
gagasan peneliti memberikan skor 17 kepada siswa QAN. Aspek dua yakni
pengelompokan isi karangan, siswa QAN mendapat skor 12 sebab gagasan yang
diungkapkan pada hasil karangannya kurang terorganisasi. Keadaan ini kongkret
dari gagasannya tidak terceritakan secara utuh. Hasil karangan peserta didik QAN
terlihat sudah logis, hanya saja gagasan masih kurang lenkap. Aspek 3 yaitu
struktur tata bahasa, siswa digambarkan masih mendapatkan kesulitan dalam
merangkai kata, dalam beberapa kalimat masih terbolak balik sehingga membuat
para pembaca binggung. Sehingga peneliti memberikan skor 15. Aspek 4 yaitu
gaya (pilihan struktur dan diksi), pada aspek ini siswa QAN banyak mengalami
kesalahan dalam menggunakan kosakata. Siswa tersebut masih belum bisa
menggunakan kosakata dengan abaik, maka peneliti memberikan skor 13. Dan
aspek yang ke 5 yaitu ejaan dan tanda baca, pada karangan siswa QAN yang
terhitung banyak terjadi kesalahan dalam penempatan tanda baca seperti tanda (,)
koma, (.) titik dan tanda baca lainya. Penggunaan “di” juga terkadang masih
belum tepat. Sehingga peneliti memberikan skor 2. Sehingga siswa QAN
memperoleh nilai 59.
2. Hasil Tindakan Siklus II
Tes kemampuan mengarang narasi siklus II. Pada penelitian ini peneliti
menggunakan 5 aspek penilaian dalam mengarang narasi yakni, “isi gagasan yang
dikemukakan, organisasi isi, struktur tata bahasa, gaya (pilihan struktur dan diksi)
dan ejaan dan tanda baca”. Tiap tahap-tahap penilaian tersebut memiliki jumlah
61
nilai yang berbeda-beda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dikelas V SDN
01 Bonepute, situasi awal kemampuan mengarang narasi peserta didik masih
rendah. Pada kegiatan siklus I nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan
mencapai 66,5. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 79,0.
Pada tes menulis karangan narasi siklus II pada siswa dengan inisial QAN
mengarah pada isi gagasan yang ditemukan sudah sesuai dengan judul atau tema
yang tetapkan. berdasarkan yang dilihat dari tema yang dibuat oleh peserta didik
sudah sesuai dari awal sampai akhir karangan tetapi masih kurang sempurna,
dengan isi gagasannya pada tahap isi gagasan peneliti memberi angka 22 kepada
siswa QAN. Aspek 2 yaitu organisasi isi mengarang, peserta didik QAN
sebenarnya sudah dibuat dengan baik, namun masih ada beberapa kalimat yang
kurang sempurna. Hal ini terlihat dari gagasannya yang seharusnya siswa
menjelaskan dulu apa itu motivasi, agar pembaca lebih memahami apa itu
motivasi, Hasil karangan siswa QAN terlihat sudah logis. Maka peneliti
memberikan skor 23. Aspek 3 yaitu struktur tata bahasa, siswa sudah tidak
bingung dalam menyusun kata, dalam kalimat sudah tidak terbolak balik sehingga
membuat para pembaca tidak merasa bingung. Sehingga peneliti memberikan
skor 18. Aspek 4 yaitu gaya (pilihan struktur dan diksi), pada aspek ini siswa
QAN sudah menggunakan kosakata dengan baik. Maka peneliti memberikan skor
18. Dan aspek yang ke 5 yaitu ejaan dan tanda baca, pada karangan siswa QAN ia
sudah menempatkan tanda baca seperti tanda (,) koma, (.) titik dan tanda baca
lainya dengan tepat. Hanya saja penggunaan “di” juga terkadang masih belum
62
tepat. Sehingga peneliti memberikan skor 4. Sehingga siswa QAN memperoleh
nilai 85.
3. Hasil Proses Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan Model Partisipatif (Participative Teaching And Learning)
Pelaksanaan pada penelitian ini dilaksanakaan dengan memakai model
pembelajaran yaitu model partisipatif (“participative teaching and learning”)
dalam pengajaran mengarang narasi. penggunaan model ini diharapkan dapat
mengembangkan proses keberhasilan dalam keterampilan menulis karangan
narasi, serta dapat melibatkan siswa dan motivasi siswa sehingga keterampilan
menulis karangan narasi siswa meningkat.
Tindakan pada penelitian ini dengan adanya peningkatan dalam aktivitas
pembelajaran dan proses peserta didik. Peningkatan proses belajar dapat dituju
dengan adanya perubahan sikap peserta didik kearah yang lebih baik dari sebelum
memakai model partisipatif (participative teaching and learning) dalam
pembelajaran menulis karangan narasi. Perkembangan keampuan mengarang
narasi ini berdasarkan data nilai tes mengarang narasi melalui penerapan metode
partisipatif (participativ teaching and learning).
Beberapa permasalahan ketika peneliti melakukan penelitian,
permasalahan yang dialami peneliti pada siklusI iyalah peserta didik terlihat
kurang berpartisipasi berani dan tidak aktif kompilasi memberikan pendapat
ketika belajar mengarang narasi berlangasung. Hal ini karena beberapa peserta
didik mempunyai keinginan untuk mengarang narasi. Selepas itu, pada data
karangan peserta didik masih banyak terdapat masalah-masalah dalam
63
penulisannya karangan narasi dan masih banyak siswa menempatkan ejaan yang
disempurnakan atau tanda baca dengan tepat dan penggunaan tata bahasa.
Kesalahan yang dihadapi peneliti Hal ini dapat diselesaikan dengan
pendidik lebih memotivasi dan memberikan penjelasan tentang kesalahan yang
dihadapi peserta didk saat pembelajaran mengarang narasi. pendidik
menyampaikan kembali tentang situasi yang harus dipahami siswa dalam
mengarang narasi, agar kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklusI tidak
terulang pada siklusII.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penggunaan model partisipatif “(participative teaching and learning)” bisa
membuat prose pembelajaran keterampilan mengarang narasi disiswa kls V SDN01
Bonepute. Proses pembelajaran menulis karangan narasi menunjukan keaktifan, aktif
mencari informasi, percaya diri serta berani mengungkapkan pendapat dan perhatian
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dibawah ini peningkatan hasil dari setiap
siklus sebagai berikut.
1. Tindakan pada kondisi awal dinilai ratarata mencapai 61.0, disiklus I nilai ratarata
siswa mencapai 66,5 perkembangan kecakapan membuat tulisan narasi dan
kondisi awal dan siklus I mengalami peningkatan 5,5, dikondisi pra tindakan
hanya 3orang peserta didik yang mendapatkan KKM dengan presentase siswa
15%, siklusI ter dapat 8orang peserta didik yang mencukupi syarat ke tuntasan
dengan presentase40%.
2. SiklusI nilai ratarata mencapai 66,5, disiklusII nilai ratarata peserta didik
mencapai79,0 perkembangan kecakapan mengarang narasi disiklusI dan disiklus
II mendapatkan peningkatn 12,5, disiklus I hanya 8 peserta didik yang mencapai
syarat ketuntasan dengan presentase peserta didik 15%, disiklus II terdapat 18
orang peserta didik yang memenuhi syarat ketuntasan dengan presentase 90%.
B. Saran
Selepas melaksanakn penelitian tindakan kelas, maka peneliti dapat
memberikan sejumlah saran berikut dibawa ini.
64
65
1. Bagi peserta didik, agar sebagai seorang peserta didik harus giat dalam belajar
dan menggandakan pelatihan hingga kecakapan mengarang narasi.
2. Bagi guru, penerapan model partisipatif “participative teaching and learning”
sebaiknya digunakan oleh guru dalam belajar mengajar pada materi menulis
karangan narasi dan materi lainnya. Dalam meningkat keterampilan siswa dalam
menulis karangan narasi.
66
DAFTAR PUSTAKA
Arief, A Tarman, dkk. Keefektifan Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman dengan Teknik Clustering Teknik
Modeling pada Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol 9 No 2. http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7869, diakses 29 April 2021.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Cardoso Idalia. 2018. Penerapan Model Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi. Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol 3 No 2. http://jurnal.unimor.ac.id, diakses 26 April 2021.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Djajadi Muhammad. 2019. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran (Anggota IKAPI).
Hayati Sri. 2017. Belajar & Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.
Mangelang: Graha Cendekia.
Hidayat Rahmat, Abdillah. 2019. Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan
Aplikasinya”. Medan: LPPPI.
Hak Syukur. 2019. Program Pengalaman Lapangan PPL (microteching). Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Keraf, Gorys. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Rinneka Cipta.
Khaltsum Ummu. 2019. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas
Lanjut. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kurniawan Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik . Bandung: Alfabeta.
Mulyati Yeti. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Munirah. 2015. Pengembangan Menulis Paragraf. Yogyakarta : Deepublish
Mahmud. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Bandung: Tsabita.
67
Nurdyansyah, Fahyuni Fariyarul Eni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran.
Sidoarjo: Nizamiah Learning Center.
Retnawati Heri. 2016. Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Parama Publishing.
Rusmilawati. 2020. Narasi Literasi Bahasa Indonesia Paket B Setara SMP/MTS Kelas IX. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Rusyana Yus. 1982. METODE Pengajaran Sastra. Bandung: CV Gunung Larang.
Samad Muliati, Z. Mariyati. 2017. Perkembangan Peserta Didik. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.
Santosa. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Semi, M Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Setyawan Aditya Dodiet. 2014. Hipotesis. Surakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Siddik Mohammad. 2016. Dasar-dasar Menulis. Malang: tunggal Mandiri Publishing.
Siyato Sandi, Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Supriyadi, dkk. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 2 Modul UT. Jakarta: Depdikbud.
Suriamiharja, Agus, dkk. 1996. Petunjuk Praktik Menulis. Jakarta: Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.
Syarif Elina, dkk. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.
Tim Dikmas. 2018. Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi. Kalimantan
Selatan: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif, Progresif Konsep, Landasa, dan
Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.
68
Wagiran, Mukh Doyin. 2005. Curah Gagasan Pengantar Penulisan Karya
Ilmiah. Semarang: Rumah Indonesia.
Yunus Muhammad, dkk. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Zainurrahman. 2011. Menulis dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.
L a m p I r a n
Lampiran 1.
Profil Sekolah
Nama Sekolah : SDN 01 Bonepute
NSS/NPSN : 101731701001/40306279
Alamat Sekolah : Jl. Poros Palopo – Makassar, Kelurahan Bonepute
Kecamatan Larompong Selatan
Jumlah Guru : 20 orang
Nama Kepala Sekolah : Israwati, S.Pd., M.Pd.
Jumlah Kelas Rombel : 12 Rombel (rombongan belajar)
Tahun Pendirian : Tahun 1910
Luas Tanah / Lahan : 3400 m2
Luas Bangunan : 17125 m
Nomor Rekening Sekolah : 1922020000001365
Nama Bank : BPD
Atas Nama : SDN 01 Bonepute
Lampiran 2.
Visi Misi dan Tujuan Sekolah
Visi Sekolah
“Mewujudkan siswa yang berprestasi, beriman dan bertaqwakepada Tuhan
yang Maha Esa serta cinta terhadap lingkungan”.
Misi Sekolah
1. Mewujudkan siswa yang taat beribadah
2. Membentuk sikap dan perilaku yang baik, santun, sopan dan berkarakter
3. Mewujudkan siswa-siswi yang disiplin
4. Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,
menyenangkan, gembira dan berbobot
5. Mewujudkan siswa-siswi yang berprestasi
6. Mewujudkan suasana kekeluargaan antar warga sekolah
7. Mewujudkan sekolah yang sehat, indah, nyaman, rindang dan aman
Lampiran 3.
Daftar Nama Inisial Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute
No Nama Inisial
1. AG
2. YBS
3. AD
4. MS
5. MZZ
6. ES
7. MZ
8. NAF
9. QAN
10. MU
11. RLP
12. RAI
13. RS
14. SR
15. FS
16. ML
17. MAW
18. FAF
19 FA
20 AS
Lampiran 4.
Kriteria Rubrik Penilaian Karangan Narasi
Aspek Kriteria Rentang Skor
Isi gagasan
Sangat baik: pada informasi, substansif,
pengembangan tesis tuntas, relevan dengan
permasalahan tuntas
27-30
Cukup baik: informasi cukup, substansi
cukup, pengembangan tesis terbatas, relevan
dengan masalah tapi tidak lengkap
22-26
Sedang: informasi terbatas, substansi
kurang, pengembangan tesis tidak cukup,
permasalahan tidak cukup
17-21
Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi,
tidak ada pengembangan tesis, tdak ada
permasalahan
13-16
Organisasi
Isi
Sangat baik: ekspresi lancar, gagasan
diungkapkan dengan jelas, padat, tertata
dengan baik, urutan logis, kohesif
18-20
Cukup baik: kurang lancar, kurang
terorganisir tetapi ide utama terlihat, bean
pendukung terbatas,urutan logis tetapi tidak
lengkap
14-17
Sedang: tidak lancar, gagasan kacau,
terpotong-potong,urutan dan pengembangan
tidak logis
10-13
Sangat kurang, tidak komunikatif, tidak
terorganisir, tidak layak nilai 7-9
Struktur tata
bahasa
Sangat Baik: pemanfaatan potensi kata baik,
pilihan kata dan ungkapan tepat, mengeuasai
pembentukan kata.
18-20
Cukup Baik: pemanfaatan potensi kata
cukup, pilihan kata dan ungkapan kata
kadan kurang tepat tapi tidak terlalu
menganggu.
14-17
Sedang: pemanfaatan potensi kata terbatas,
serung terjadi kesalahan penggunaan 10-13
2
kosakata dan dapat merusak makna.
Sangat kurang: pemanfaatan potensi kata
asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata
rendah, dan tidak layak nilai.
7-9
Gaya:
piliahan
struktur dan
diksi
Sangat baik: konstruksi kompleks dan
efektif, hanya sedikit terjadi kesalahan
penggunaan bentuk kebahasaan.
22-25
Cukup baik: kontruksi sederhana tetapi
masih efektif, kesalahan kecil pada
konstruki kompleks, terjadi sejumlah
kesalahan kebahasaan tetapi makna tidak
kabur.
18-21
Sedang: terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat, makan membingungkan
atau kabur.
11-17
Kurang: tidak menetahui aturan sintaksis,
terdapat banyak kesalahan bahasa, tidak
komunikatif dan tidak layak nilai.
5-10
Ejaan dan
tanda baca
Sangat baik: menguasai aturan penulisan,
hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. 5
Cukup: kadang-kadang terjadi kesalahan
ejaan tetapi tidak mengaburkan makna. 4
Sedang: sering terjadi kesalahan ejaan, dan
makna membingungkan atau kabur. 3
Kurang: tidak mengetahui aturan penulisan,
terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan
tidak terbaca, dan tidak layak nilai.
2
Jumlah Total 35-100
Lampiran 5.
Lembar Observasi Selama Proses Pembelajaran Menulis Karangan
Narasi
Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang
diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek
yang diamati.
Indikator Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak
Partisipasi
belajar siswa dalam
pembelajaran
9. Perhatian siswa pada saat guru menjelaskan.
10. Peserta didik mengajukan pertanyaan jika belum
jelas.
11. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
12. Menger
jakan tugas tentang menulis karangan narasi secara tuntas.
13. Ikut
serta dalam diskuksi kelas.
14. Siswa mampu bekerjasama dengan teman sekelompoknya dengan baik.
15. Siswa mampu menyelesaikan soal avaluasi yang diberikan guru.
16. Menyi
mpulkan materi pembelajaran.
Lampiran 6.
Lembar Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran
Keterampilan Menulis Narasi
Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang
diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek
yang diamati.
Indikator Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak
Partisipasi Belajar Guru
dalam pembelajaran
1. Guru memotivasi siswa tentang kemampuan menulis yang dimiliki
siswa.
2. Guru memberikan penjelasan tentang menulis karangan narasi.
3. Guru membimbing siswa untuk
menemukan menemukan informasi.
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
5. Guru membimbing siswa untuk menentukan tema atau topik karangan
narasi.
6. Guru membimbing siswa dalam membuat karangan narasi
7. Guru mengarahkan siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
8. Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran karangan narasi.
9. Guru memberikan penilaian pada hasil karangan siswa.
RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN (RPP)
Lampiran 7.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus I pertemuan I
Satuan Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE Kelas / Semester : 5 /1 Tema 1 : Organ Gerak Hewan Dan Manusia Sub Tema 1 : Organ Gerak Hewan Pembelajaran ke : 4 Alokasi waktu : 1 Hari
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan mendengarkan materi yang dijelaskan guru ”pengertian karangan
narasi”, siswa dapat mengetahui tentang pengertian karangan narasi.
2. Dengan mehami materi yang disampaikan guru “lankah-langkah menulis
karangan narsasi”, siswa dapat membuat judul karangan narasi sendiri.
3. Setelah menulis karangan narasi, siswa dapat membacakan hasil karangannya
di depan kelas sesuai dengan tanda baca.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Kelas dimulai dengan memberikan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran
siswa
Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh
salah seorang siswa. Siswa yang diminta
membaca do’a adalah siswa yang hari ini datang
paling awal. (Menghargai kedisiplikan siswa).
Guru memperkenalkan diri kepada siswa-siswi
sebelum memulai pembelajaran.
Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya sita-cita.
Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
5 menit
Inti Model Partisipatif 20 menit
2
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Guru menciptakan suasa belajar yang
menyenangkan, sehingga siswa percaya diri, teliti,
dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Guru menjelaskan pengertian karangan narasi
kepada siswa.
Siswa mendengarkan guru menjelaskan tentang
pengertian karangan narasi.
Guru menjelaskan langkah-lngkah membuat
karangan narasi.
Guru menanyakan kembali kepada siswa tentang
pengertian karangan narasi yang sudah dijelaskan.
Ayo Mengamati
Siswa mengamati contoh karangan narasi yang
diberikan oleh guru.
Guru melibatkan siswa untuk menyusun atau
membuat sebuah judul karangan narasi.
Ayo Berlatih
Siswa berpartisipasi dalam menetukan sebuah
tema atau topik untuk membuat sebuah karangan
narasi.
Guru berkeliling dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan.
Penutup Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
Penugasan dirumah Dengan bantuan orang tuanya, siswa membuat
sebuah karangan narasi.
Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
5 Menit
C. PENILAIAN
Refleksi dan Konfirmasi
Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
3
ASSESMENT (Penilaian)
Peniaian terhadap materi ini dapat dilakukan dengan memeriksa hasil tugas peserta didik,
melalui penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Bonepute, 16 Juli 2021
Lampiran 8.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus I pertemuan II
Satuan Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE Kelas / Semester : 5 /1 Tema 1 : Organ Gerak Hewan Dan Manusia Sub Tema 1 : Organ Gerak Hewan Pembelajaran ke : 5 Alokasi waktu : 1 Hari
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan memahami materi yang dijelaskan guru, siswa dapat menentukan
tema untuk menulis sebuah karangan narasi.
2. Dengan mengamati contoh karangan narasi, siswa dapat membuat karangan
narasi tentang kehidupan sehari-hari dirumah.
3. Setelah menulis karangan narasi, siswa dapat membacakan hasil karangannya
di depan kelas sesuai dengan tanda baca.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Kelas dimulai dengan memberikan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa)..
Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya sita-cita.
Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
5 menit
Inti Model Partisipatif 25 menit
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, sehingga siswa percaya diri, teliti,
2
dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Siswa mendengarkan guru menjelaskan tentang
pengertian karangan narasi dan langkah-langkah
membuat karangan narasi.
Guru menjelaskan penjelasan mengenai EYD
(ejaan yang disempurnakan).
Guru memberikan contoh mengenai EYD (ejaan
yang disempurnakan).
Guru menunjuk seorang murid untuk memberikan
salah satu contoh penulisan mengenai EYD (ejaan
yang disempurnakan).
Siswa dengan bimbingan guru menulis judul
karangan narasi.
Ayo Mengamati
Siswa mengamati contoh EYD (ejaan yang
disempurnakan) yang telah diberikan oleh guru.
Siswa melibatkan dirinya untuk maju ke depan
untuk menuliskan contoh penulisan EYD.
Ayo Berlatih
Siswa berpartisipasi membuat sebuah karangan
narasi sesuai dengan contoh dan langkah- langkah
yang telah dijelaskan oleh guru.
Guru berkeliling dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan.
Selesai membuat karangan narasi, guru menunjuk
secara acak beberapa anak untuk membacakan
hasil karangan narasi yang dibuatnya.
Penutup Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
Penugasan dirumah Dengan bantuan orang tuanya, siswa membuat karangan mengenai kehidupan sehari-hari
dirumah.
Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
10 Menit
3
siswa.
C. PENILAIAN
Refleksi dan Konfirmasi
Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
ASSESMENT (Penilaian)
Peniaian terhadap materi ini dapat dilakukan dengan memeriksa hasil tugas
peserta didik, melalui penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Bonepute, 17 Juli 2021
Lampiran 9.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus II pertemuan I
Satuan Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE Kelas / Semester : 5 /1 Tema 1 : Organ Gerak Hewan Dan Manusia Sub Tema 2 : Manusia dan Lingkungan Pembelajaran ke : 1 Alokasi waktu : 1 Hari
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan memahami materi yang dijelaskan guru “unsur-unsur karangan
narasi”, siawa dapat mengetauhi unsur-unsur karangan narasi.
2. Dengan mengamati contoh karangan narasi, siswa dapat membuat karangan
narasi tentang kehidupan sehari-hari dirumah.
3. Setelah menulis karangan narasi, siswa dapat membacakan hasil karangannya
di depan kelas sesuai dengan tanda baca.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Kelas dimulai dengan memberikan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa)..
Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya sita-cita.
Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
5 menit
Inti Model Partisipatif 25 menit
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Guru menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, sehingga siswa percaya diri, teliti,
2
dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Guru menjelaskan materi tentang unsur-unsur
karangan narasi.
Guru menjelaskan ciri-ciri karangan narasi.
Siswa yang belum mengerti diberikan kesempatan
untuk bertanya.
Guru menjelaskan mengenai kesalahan-kesalahan
dalam menulis karangan narasi yang telah dibuat
siswa.
Ayo Mengamati
Siswa mengamati penjelasan guru mengenai
kesalahan-kesalahan dalammenulis karangan
narasi.
Siswa melibatkan dirinya untuk bertanya kepada
guru apabila ada yang belum dimengerti..
Ayo Berlatih
Siswa diberikan tugas untuk melanjutkan menulis
karangan narasi dirumah.
Siswa berpartisipasi membuat sebuah karangan
narasi sesuai dengan contoh dan langkah- langkah
yang telah dijelaskan oleh guru.
Selesai membuat karangan narasi, guru menunjuk
secara acak beberapa anak untuk membacakan
hasil karangan narasi yang dibuatnya.
Penutup Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya
dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
Penugasan dirumah Dengan bantuan orang tuanya, siswa dapat
membuat karangan narasi.
Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk
menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.
10 Menit
C. PENILAIAN
Refleksi dan Konfirmasi
3
Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
ASSESMENT (Penilaian)
Peniaian terhadap materi ini dapat dilakukan dengan memeriksa hasil tugas
peserta didik, melalui penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Bonepute, 21 Juli 2021.
Lampiran 10.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus II pertemuan II
Satuan Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE
Kelas / Semester : 5 /1
Tema 1 : Organ Gerak Hewan Dan Manusia
Sub Tema 2 : Manusia dan Lingkungan
Pembelajaran ke : 2
Alokasi waktu : 1 Hari (3 x 35 menit)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dengan pengalaman dan materi yang telah disampaikanoleh guru, siswa dapat
menentukan judul karangan narasi dengan baik.
2. Dengan mengamati contoh karangan narasi, siswa dapat membuat karangan
narasi tentang kehidupan sehari-hari dirumah.
3. Setelah menulis karangan narasi, siswa dapat membacakan hasil karangannya
di depan kelas sesuai dengan tanda baca.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Kelas dimulai dengan memberikan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah
seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a
adalah siswa yang hari ini datang paling awal.
(Menghargai kedisiplikan siswa)..
Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan
sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi
tercapainya sita-cita.
Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu
nasional lainnya. Guru memberikan penguatan
tentang pentingnya menanamkan semangat
Nasionalisme.
5 menit
Inti Model Partisipatif 25 menit
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Guru menciptakan suasana belajar yang
2
menyenangkan, sehingga siswa percaya diri, teliti,
dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Siswa bersama guru melakukan tanya jawab
tentang karangan narasi yang telah dipelajari
sebelumnya.
Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan
hal-hal yang belum dimengerti.
Guru membimbing siswa untuk menetukan sebuah
judul karangan narasi, yang akan dibuat siswa.
Ayo Mengamati
Siswa mengamati penjelasan atau jawaban guru
mengenai apa yang ditanyakan siswa.
Siswa mengamati sebuah contoh karangan narasi
yang diberikan oleh guru.
Ayo Berlatih
Siswa berpartisipasi membuat sebuah karangan
narasi sesuai dengan contoh dan langkah- langkah
yang telah dijelaskan oleh guru.
Guru berkeliling dan membimbing siswa yang
mengalami kesulitan.
Selesai membuat karangan narasi, guru menunjuk
secara acak beberapa anak untuk membacakan
hasil karangan narasi yang dibuatnya.
Penutup Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini
Guru memberikan penguatan dan kesimpulan
Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.
Penugasan dirumah Dengan bantuan orang tuanya, siswa dapat
membuat karangan narasi.
Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan
toleransi.
Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu
siswa.
10 Menit
C. PENILAIAN
Refleksi dan Konfirmasi
Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
3
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
ASSESMENT (Penilaian)
Peniaian terhadap materi ini dapat dilakukan dengan memeriksa hasil tugas
peserta didik, melalui penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Bonepute, 23 Juli 2021.
4
Lampiran 11.
Status Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE
Kelas/semester : 5/1 Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia Subtema 1 : Organ Gerak Hewan
Siklus : I Nama Siswa : ………………………………………………
Buatlah sebuah karangan narasi atau cerpen dengan ketentuan sebagai berikut!
1. Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi.
2. Tema “Kehidupan Sehari-hari di Rumah”. 3. Memperhatikan unsur-unsur karangan narasi, yaitu tokoh, latar, alur, dan gaya
bahasa. 4. Menggunakan pilihan kata yang baik.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Lampiran 12.
Status Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE
Kelas/semester : 5/1 Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia Subtema 1 : Organ Gerak Hewan
Siklus : II Nama Siswa : ……………………………………………
Buatlah sebuah karangan narasi atau cerpen dengan ketentuan sebagai berikut!
1. Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi. 2. Tema bebas.
3. Memperhatikan unsur-unsur karangan narasi, yaitu tokoh, latar, alur, dan gaya bahasa.
4. Menggunakan pilihan kata yang baik. 5. Karangan narasi diberi judul yang menarik.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
(LKPD)
Lampiran 13.
Lembar Observasi Selama Proses Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Siklus I
Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang
diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek
yang diamati.
Indikator Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak
Partisipasi belajar siswa
dalam pembelajaran
1. Perhatian siswa pada saat guru menjelaskan.
√
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan jika belum jelas.
-
3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
-
4. Mengerjakan tugas tentang menulis karangan narasi secara tuntas.
√
5. Ikut serta dalam diskuksi kelas. -
6. Siswa mampu bekerjasama dengan teman sekelompoknya dengan baik.
-
7. Siswa mampu menyelesaikan soal avaluasi yang diberikan guru.
-
8. Menyimpulkan materi pembelajaran. √
Lampiran 14.
Lembar Observasi Selama Proses Pembelajaran Menulis Karangan Narasi
Siklus II
Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang
diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek
yang diamati.
Indikator Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak
Partisipasi
Belajar Siswa dalam
pembelajaran
1. Perhatian siswa pada saat guru menjelaskan.
√
2. Peserta didik mengajukan pertanyaan jika
belum jelas. √
3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
√
4. Mengerjakan tugas tentang menulis
karangan narasi secara tuntas. √
5. Ikut serta dalam diskuksi kelas. √
6. Siswa mampu bekerjasama dengan teman sekelompoknya dengan baik.
√
7. Siswa mampu menyelesaikan soal
avaluasi yang diberikan guru. -
8. Menyimpulkan materi pembelajaran. √
Lampiran 15.
Lembar Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran
Keterampilan Menulis Narasi Siklus I
Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang
diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek
yang diamati.
Indikator Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak
Partisipasi Belajar Guru
dalam pembelajaran
1. Guru memotivasi siswa tentang kemampuan menulis yang dimiliki
siswa.
√
2. Guru memberikan penjelasan tentang menulis karangan narasi.
√
3. Guru membimbing siswa untuk
menemukan menemukan informasi. -
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
-
5. Guru membimbing siswa untuk menentukan tema atau topik karangan
narasi.
√
6. Guru membimbing siswa dalam membuat karangan narasi
√
7. Guru mengarahkan siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
√
8. Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran karangan narasi.
-
9. Guru memberikan penilaian pada hasil karangan siswa.
√
Lampiran 16.
Lembar Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran
Keterampilan Menulis Narasi Siklus II
Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang
diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek
yang diamati.
Indikator Aspek yang diamati Keterangan
Ya Tidak
Partisipasi Belajar Guru
dalam Pembelajaran
1. Guru memotivasi siswa tentang kemampuan menulis yang dimiliki
siswa.
√
2. Guru memberikan penjelasan tentang menulis karangan narasi.
√
3. Guru membimbing siswa untuk
menemukan menemukan informasi. √
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
√
5. Guru membimbing siswa untuk menentukan tema atau topik karangan
narasi.
√
6. Guru membimbing siswa dalam membuat karangan narasi
√
7. Guru mengarahkan siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
√
8. Guru membimbing siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran karangan narasi.
√
9. Guru memberikan penilaian pada hasil karangan siswa.
√
Lampiran 17.
Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siklus I Siswa kelas V
SDN 01 Bonepute.
No Nama
Inisial
Aspek yang dinilai
Nilai Kriteria
Ketuntasan
Isi gagasan
yang
dikemukakan
Organisasi
isi
Struktur
tata
bahasa
Gaya:pilihan
struktur dan
diksi
Ejaan
dan
tanda
baca
1. AG 20 7 10 11 2 50 Belum Tuntas
2. YBS 21 12 14 11 2 60 Belum Tuntas
3. AD 25 14 14 18 4 75 Tuntas
4. MS 21 17 9 10 3 60 Belum Tuntas
5. MZZ 22 16 15 11 3 67 Belum Tuntas
6. ES 22 18 11 12 3 65 Belum Tuntas
7. MZ 21 12 9 8 2 52 Belum Tuntas
8. NAF 27 15 14 18 4 78 Tuntas
9. QAN 17 12 15 13 2 59 Belum Tuntas
10. MU 23 15 17 10 3 68 Belum Tuntas
11. RLP 27 16 15 17 4 79 Tuntas
12. RAI 24 17 14 15 3 72 Belum Tuntas
13. RS 25 18 14 14 4 75 Tuntas
14. SR 23 18 15 15 4 76 Tuntas
15. FS 19 12 10 11 2 54 Belum Tuntas
16. ML 27 18 14 15 4 78 Tuntas
17. MAW 27 18 15 16 3 79 Tuntas
18. FAF 22 18 15 15 4 75 Tuntas
19 FA 20 11 13 9 2 55 Belum Tuntas
20 AS 21 12 11 7 2 53 Belum Tuntas
Nilai tertinggi 27 18 17 18 4
Nilai terendah 19 7 9 7 2
*Penilaian dilakukan oleh guru
Lampiran 18.
Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siklus II Siswa kelas V
SDN 01 Bonepute.
No Nama
Inisial
Aspek yang dinilai
Nilai Kriteria
Ketuntasan
Isi gagasan
yang
dikemukakan
Organisasi
isi
Struktur
tata
bahasa
Gaya:pilihan
struktur dan
diksi
Ejaan
dan
tanda
baca
1. AG 20 17 10 16 4 67 Belum Tuntas
2. YBS 22 19 16 16 4 77 Tuntas
3. AD 27 16 17 15 5 80 Tuntas
4. MS 25 19 16 13 3 78 Tuntas
5. MZZ 28 18 21 16 5 88 Tuntas
6. ES 26 19 15 12 3 79 Tuntas
7. MZ 22 19 12 19 3 75 Tuntas
8. NAF 27 20 19 18 5 83 Tuntas
9. QAN 22 23 18 18 4 85 Tuntas
10. MU 21 19 17 15 4 76 Tuntas
11. RLP 26 17 21 15 4 89 Tuntas
12. RAI 28 21 17 15 5 86 Tuntas
13. RS 23 18 13 17 4 76 Tuntas
14. SR 24 20 16 15 3 78 Tuntas
15. FS 21 16 19 15 4 75 Tuntas
16. ML 25 20 15 16 3 79 Tuntas
17. MAW 27 19 17 17 4 84 Tuntas
18. FAF 24 18 14 18 3 77 Tuntas
19 FA 21 19 15 17 3 75 Tuntas
20 AS 21 19 17 14 2 73 Belum Tuntas
Nilai tertinggi
Nilai terendah
*Penilaian dilakukan oleh peneliti
Lampiran 19.
Daftar Nama Nilai Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute Siklus I dan Siklus II
No Nama
Inisial
Nilai
Siklus I
Kriteria
Ketuntasan
Nilai
Siklus II
Kriteria
Ketuntasan
1. AG 50 Belum Tuntas 67 Belum Tuntas
2. YBS 60 Belum Tuntas 77 Tuntas
3. AD 75 Tuntas 80 Tuntas
4. MS 60 Belum Tuntas 78 Tuntas
5. MZZ 67 Belum Tuntas 88 Tuntas
6. ES 65 Belum Tuntas 79 Tuntas
7. MZ 52 Belum Tuntas 75 Tuntas
8. NAF 78 Tuntas 89 Tuntas
9. QAN 59 Belum Tuntas 85 Tuntas
10. MU 68 Belum Tuntas 76 Tuntas
11. RLP 79 Tuntas 83 Tuntas
12. RAI 72 Belum Tuntas 86 Tuntas
13. RS 75 Tuntas 76 Tuntas
14. SR 76 Tuntas 78 Tuntas
15. FS 54 Belum Tuntas 75 Tuntas
16. ML 78 Tuntas 79 Tuntas
17. MAW 79 Tuntas 84 Tuntas
18. FAF 75 Tuntas 77 Tuntas
19 FA 55 Belum Tuntas 75 Tuntas
20 AS 53 Belum Tuntas 73 Belum Tuntas
Jumlah Nilai 1,330 1,580
Nilai Rata-rata
66,5 Mencapai KKM 79.0 Mencapai KKM
DOKUMENTASI
Lampiran 20.
Foto pada saat Proses Pembelajaran
Gambar 1. Terlihat Siswa Sudah Siap Belajar
Gambar 2. Terlihat Siswa sedang Memperhatikan Guru yang Menjelaskan
Materi
Gambar 3. Terlihat Siswa Mendengarkan Penjelasan dari Guru
2
Gambar 4. Terlihat Siswa sedang Mengerjakan Contoh Penulisan EYD yang diberikan
oleh Guru
Gambar 5. Terlihat Guru sedang Membimbing Siswa yang Kesulitan dalam
Membuat contoh EYD
Gambar 6. Terlihat Siswa Sudah Bisa Mengerjakan Penulisan EYD
3
Gambar 7. Terlihat Guru Membimbing Siswa yang Bisa Membuat Karangan
Narasi
Gambar 8. Terlihat Siswa sedang Menulis Karangan Narasi
Gambar 9. Terlihat Siswa sedang Membacakan Hasil Karangan Narasi
Lampiran 21.
Kerangka Karangan
Tema : Rumah
Judul : Kehidupan Sehari-hari di Rumah
Tujuan : Memperoleh jenis-jenis aktivitas yang dilakukan dirumah
Aspek yang Diteliti:
1. Mengetaui kehidupan mereka lalui
2. Mengenal aktivitas dirumah
3. Mengetahui tanggung jawab sebagai seorang anak
Tema : Hujan
Judul : Musim Hujan
Tujuan : Mengetahui dampak hujan
Aspek yang Diteliti:
1. Pengertian hujan
2. Mengetahui musim salah satu musim di Indonesia
3. Mengetahui dampak ketika terjadinya hujan.
Lampiran 22.
Hasil Karangan Narasi Siswa
2
3
4
5
Validasi Surat Perijinan
Lampiran 23. Surat Izin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah Makassar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lampiran 24. Surat Izin Penelitian dari Kantor Permodalan
Lampiran 25. Surat Izin Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 26. Surat Berita Acara dari Sekolah
RIWAYAT HIDUP
Siti Andriyani Salesi. Dilahirkan di desa Ilath Kecamatan
Batabual Kabupaten Buru pada tanggal 23 Januari 2000, dari
pasangan Ayahanda Bahtar Salesi, dan Ibunda Nyakim Thio.
Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2005 di SDN Ilath
Kabupaten Buru dan tamat tahun 2011, tamat SMP Negeri Ilath tahun 2014, dan
tamat SMA Negeri 4 Buru pada tahun 2017. Pada tahun yang sama (2017), penulis
melanjutkan pendidikan pada program Strata 1 (S1) program studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar dan selesai tahun 2021. Pada program Strata 1 (S1).