PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

125
PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SDN 01 BONEPUTE KECAMATAN LAROMPONG SELATAN KABUPATEN LUWU SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makssar Oleh Siti Andriyani Salesi NIM 10540 1104 317 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR AGUSTUS, 2021

Transcript of PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Page 1: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

1

PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING AND

LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS

KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS V SDN 01 BONEPUTE

KECAMATAN LAROMPONG SELATAN KABUPATEN LUWU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makssar

Oleh

Siti Andriyani Salesi

NIM 10540 1104 317

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

AGUSTUS, 2021

Page 2: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

i

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siti Andriyani Salesi

Nim : 105 40 11043 17

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Penerapan Model Partisipatif (participative teaching and learning)

untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi pada

Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute Kecamatan Larompong Selatan

Kabupaten Luwu

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji

adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh

siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila

pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Agustus 2021

Yang Membuat Pernyataan

Siti Andriyani Salesi

iv

Page 3: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

ii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bahwa ini:

Nama : Siti Andriyani Salesi

Nim : 10540 11043 17

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultass : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan

menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir 1, 2, dan 3, saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Agustus 2021

Yang Membuat Perjanjian

Siti Andriyani Salesi

10540 11043 17

v

Page 4: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

iii

MOTTO DAN PEMBAHASAN

“Belajar adalah hal yang mudah bagi orang-orang yang mau berusaha belajar,

belajar akan terasa sulit bagi orang-orang yang tidak mau berusaha. teruslah

belajar jangan pernah menyerah untuk mengejar kesuksesan, karena tidak ada

kata terlambat untuk belajar.”

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tua saya yang bernama Bahtar Salesi dan

Nyakim Tihio yang saya sangat cintai. Kakakku yang saya

sayangi Keempat adikku yang saya banggakan. Sahabat-

sahabat saya yang saya sayangi. Atas keikhlasan dan

doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan

dan kenyataan penulis.

vi

Page 5: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

iv

ABSTRAK

Siti Andriyani Salesi. 2021. Penerapan Model Partisipatif (Participative Teaching

And Learning ) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada

Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Tarman A. Arief,

dan pembimbing II Abdan Syakur.

Penerapan Model Partisipatif (Participative Teaching And Learning ) untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Pada Siswa Kelas V SDN 01

Bonepute Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu. Penelitian ini bertujuan

untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi dengan penerapan model

partisipatif (participative teaching and learning) pada siswa kelas V SDN 01

Bonepute Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Class

Action Reaserch) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan

sebanyak dua kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan

tindakan, observasi dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V

SDN 01 Bonepute Kecamatan Larompong Selatan Kabupataen Luwu yang berjumlah

20 siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama yang tuntas secara

individual dari 20 murid hanya 8 siswa atau 40% yang memenuhi ketuntasan minimal

(KKM) atau berada pada kategori sangat rendah. Secara klasikal belum terpenuhi

karena nilai rata-rata diperoleh sebesar 66.5. Sedangkanpada siklus II dari 20 murid

terdapat 18 siswa atau 90% telah memenuhi ketuntasan minimal (KKM) dan secara

klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 79,0 atau berada

dalam kategori sangat tinggi. Rekomendasi

Kata kunci: keterampilan menulis, karangan narasi, partisipatif (participative

teaching and learning)

vii

Page 6: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

v

KATA PENGANTAR

Allah Maha Penyayang dan Pengasih, demikian kata untuk mewakili atas

segala karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada

detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan raiso pada-Mu, sang

Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang

kesempurnaan terasa jauh dari kehudupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan

fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagi pelangi

yang terlihat indah dari kejahuan, tetapi menghilang jika didekati. Demikianjuga

tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis

dalam keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat

tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya

dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pndidikan, Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam perampungan tulisan

ini. Segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua

Bahtar Salesi dan Nyakim Thio yang telah berjuang, berdoa, mengasuh,

membersarkan, mendidik, dan membiyai penulis dalam proses pencarian ilmu.

Demikian pula penulis mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya

memberikan motivasi dan selalu menemaniku dengan candanya, kepada bapak Dr.

Tarman A. Arief, S.Pd,. M.Pd. dan bapak Abdan Syakur S.Pd,. M.Pd. selaku

viii

Page 7: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

vi

pembimbing I dan pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan, arahan serta

motivasi sejak awal penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada; Bapak Prof. Dr.

H. Ambo Asse, M.Ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak

Erwin Akib, S.Pd, M.Pd, Ph.D, selaku Dekan FKIP Universitas Muhmmadiyah

Makassar. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah

Dasar FKIP Universitas Muhmmadiyah Makassar yang telah membekali penulis

dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

kepala sekolah, guru, staf SDN 01 Bonepute, yang telah memberikan izin dan

bantuan untuk melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada

sahabat seperjungan yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, serta teman-

teman seperjuangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar angkkatan 2017 atas segala

kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi

pelangi dalam hidupku.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak

kekurangan untuk itu dengan senang hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan proposal ini dikemudian hari. Akhir kata penulis

berharap agar proposal ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat, khususnya bagi

penulis dan pembaca pada umumnya. Semoga segala jerih payah kita bernilai ibadah

di sisi ALLAH SWT. Amin.

Makassar, 4 Mei 2021

Siti Andriyani Salesi

ix

Page 8: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................iv

SURAT PERJANJIAN...............................................................................v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................vi

ABSTRAK ...................................................................................................vii

KATA PENGANTAR.................................................................................viii

DAFTAR ISI ..............................................................................................x

DAFTAR TABEL .......................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...........................................................................4

C. Tujuan Penelitian.............................................................................4

D. Manfaat Penelitian...........................................................................4

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ....................................................................................6

1. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................6

2. Pengartian Belajar dan Pembelajaran ........................................7

3. Kaitan Proses Belajar dan Pembelajaran ...................................9

4. Pengertian Model Partisipatif (Participatife Teacing and

Learning)...................................................................................9

x

Page 9: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

viii

5. Kemampuan Menulis ...............................................................11

6. Pengertian Karangan Narasi......................................................20

B. Kerangka Pikir .................................................................................26

C. Hipotesis Penelitian..........................................................................27

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian...............................................................................28

B. Desain Penelitian............................................................................29

C. Subjek dan Objek Penelitian ..........................................................31

D. Instrumen Penelitian ......................................................................32

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................36

F. Teknik Analisis Data.....................................................................37

G. Indikator Keberhasilan ...................................................................39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .............................................................................40

1. Kondisi Awal..........................................................................40

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ...................42

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ..................51

B. Pembahasan ................................................................................59

1. Hasil Tindakan Siklus I..........................................................59

2. Hasil Tindakan Siklus II ........................................................60

3. Keberhasilan proses peningkatan keterampilan menulis

karangan narasidengan menggunakan model partisipatif

(participative teaching and learning) ....................................62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................64

B. Saran .............................................................................................64

DAFRAT PUSTAKA ..................................................................................66

xi

Page 10: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kisi-Kisi Penilaian Karangan Narasi............................................33

Tabel 1.2 Kriteria Rubrik Penilaian Karangan Narasi ..................................33

Tabel 1.3 Lembar Observasi Selama Proses Pembelajaran Menulis

Karangan Narasi ...........................................................................35

Tabel 1.4 Kategori Keberhasilan ...................................................................38

Tabel 1.5 Nilai Menulis Karangan Narasi Kelas V SDN 01 Bonepute

Bentuk pada Kondisi Awal atau Pratindakan ...............................41

Tabel 1.6 Nilai Siklus I Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute ..........................47

Tabel 1.7 Perbandingan Nilai yang Diperoleh Pada Kondisi Awal Dengan

Siklus I ........................................................................................47

Tabel 1.8 Nilai Siklus II Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute .........................55

Tabel 1.9 Perbandingan Nilai yang Diperoleh pada Siklus I dan Siklus II. 56

xii

Page 11: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pikir ..........................................................................26

Gambar 1.2 Model Kammi dan Taggart .......................................................30

Gambar 1.3 Peningkatan Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal dan Siklus I..48

Gambar 1.4 Peningkatan Presentase Pencapaian Kriteria Ketuntasan pada

Kondisi Awal dan Siklus I ........................................................49

Gambar 1.5 Peningkatan Nilai Rata-rata pada Kondisi Awal, Siklus I dan

Siklus II .....................................................................................57

Gambar 1.6 Peningkatan Presentase Pencapaian Kriteria Ketuntasan pada

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ........................................58

xiii

Page 12: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD merupakan bagian utama dari sistem

pemajuan instruktif yang direncanakan untuk menjadikan SDM yang memiliki

kemampuan bahasa yang ideal. Selain itu, pembelajaran bahasa Indonesia pada saat

ini sedang mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan bahasa Indonesia

sebagai cara benar dan akurat, baik secara lisan maupun tertulis pada bentuk

apresiasi, serta menumbuhkan semangat membuat karya tulis manusia Indonesia

(Depdiknas, 2006:13).

Pembelajaran bahasa Indonesia dipelajari bagi siswa disekolah, sebab

pengajaran bahasa akan menjadi penemuan bahwa berusaha memperoleh kemampuan

berbicara baik secara lisan maupun terekam dalam bentuk. Hal ini cenderung terlihat

bahwa pembelajaran bahasa Indonesia mengandung upaya-upaya yang dapat lebih

mengembangkan kemampuan berbahasa. Berbakat dalam bahasa menyiratkan bahwa

peserta didik cukup diberkahi dalam sejumlah sudut yang terdapat pada pengajaran

bahasa Indonesia, lebih tepatnya, kemampuan mendengarkan. “listening skill”,

kemampuan berbicara “speaking skill”, kemampuan membaca “reading skill” dan

kemampuan menulis “writing skill”. Tahap-tahap kemampuan tersebut iayalah tahap

yang saling mengait satu dan yang lain.

Pengajaran bahasa Indonesia memiliki sejumlah kemampuan yang lebih

persuasif terhadap kemajuan peserta didik, satu diantaranya iyalah dalam bahasa

Indonesia berguna sebagai perangkat berinteraksi, yang dapat saja memengaruhi

1

Page 13: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

2

peningkatan siswa sejauh informasi dan kemampuan bahasa, sehingga siswa dapat

berinteraksi dan menyesuaikan diri. efektif untuk iklim sosial mereka. Kemampuan

berbahasa ada empat tahap, yakni “keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan

menulis”. Menyimak dan membaca adalah tahap reseptif, selagi berbicara dan

menulis adalah tahap produktif. Dalam aktivitas berbicara, si pengirim pesan

mengirimkan pesan dengan memakai perkataan lisan. Selagi meperhatikan si

penerima pesan upaya menyampaiakan arti terhadap perkataan lisan yang

disampaikan sipenyampainya.

Kemampuan perkataan bermakana dalam melakukan percakapan korespondensi

di mata publik. Banyak yang melanjutkan dalam kegiatan publik yang prestasinya

tergantung, selain hal-hal lain, kemampuan yang adil dan merata, misalnya sebagai

menajar, jaksa, instruktur, penyiar, kolumnis dan lain-lain. (Yeti Mulyati, 1.8)

Keahlian menulis sangat mungkin merupakan kemampuan bahasa utama yang

diajarkan kepada siswa. Dengan cara ini, kemampuan mengarang harus diterapkan

sejak awal. Keahlian mengarang adalah suatu kemampuan percakapan yang dapat

dimanfaatkan agar menyampaikan dengan tidak langsung. Kemampuan mengarang

dapat diartikan sebagai keahlian yang susah dari keempat kemampuan bahasa

lainnya, karena untuk situasi ini dibutuhkan kemampuan dalam perspektif.

Kemampuan mengarang cerita sudah dihadirkan sejak siswa duduk di bangku

sekolah dasar. Penguasaan kemampuan menyusun makalah cerita tidak secara efektif

didapatkan oleh siswa. Menguasai kemampuan menyusun kertas akun membutuhkan

banyak pelatihan dan eksperimen. Sesuai dengan ini, mengarang harus dibarengi

Page 14: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

3

dengan praktik yang akan "menyeluruh" dalam mencapai otoritas kemampuan ini

(Zainurrahman, 2011:2).

Penelitian pendahuluan atau hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal

17 Februari 2021 terhadap guru kelas V SD Negeri 01 Bonepute dalam meningkatkan

kemampuan menulis karangan narasi. Dilacak bahwa kemampuan menulis siswa

masih rendah dengan skor normal kulminasi masih di bawah langkah-langkah yang

ditentukan, khususnya 75. Siswa tergolong rendah dari aspek keterampilan menulis

isi gagasa, organisasi isi, struktur tatabahasa, diksi, ejaan dan tanda baca. Hal ini

disebabkan guru tidak melibatkan siswa untuk berpartisipasi secara langsung, bahkan

guru mengajar menulis karangan narasi dengan memberikan tema, pokok bahasan,

atau poin tertentu, seperti cetak biru yang harus disusun. Pengajar tidak memberikan

kesempatan muridnya berpikir untuk mencari topik sendiri, bahkan ada beberapa

pendidik yang mengarahkan siswa untuk mengarang dengan mengarang tanpa

hambatan. Dengan ketuntasan nilai rata-rata 75 sedangkan hasil belajar menulis

normal 60. Itu karena siswa tidak terbiasa dengan itu dan tidak diberikan kesempatan

oleh guru untuk berpartisipasi dan berpikir tentang meteri yang dipelajarai.

Salah satu penyelesaian yang tepat agar mengatasi permasalahan ini iayalah

dengan menetukan model pembelajaran yang tepat, model pembelajaran yang tepat

dapat mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang

diujucobakan adalah model partisipatif (participative teaching and learning) adalah

model pembelajaran yang mengikutsertakan siswa secara efektif dalam menyusun,

melaksanakan, dan menilai pembelajaran. Dengan pembelajaran semacam ini, siswa

akan lebih dikuatkan untuk berpikir dan memahami arti penting penalaran.

Page 15: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

4

B. Rumusan Masalah

Mengingat, perincian masalah maka penyelidikan ini adalah. “Bagaimanakah

penerapan model partisipatif (participative teaching and learning) untuk

menigkatkan keterampilan menulis karangan narsi pada siswa kelas V SDN 01

Bonepute?”

C. Tujuan Penelitian

Mengingat rencana masalah, penelitian ini bermaksud agar meningkatkan

kemampuan mengarang narasi dengan menggunakan model partisipatif “participative

teaching and learning” pada siswa kelas V SDN 01 Bonepute.

D. Manfaat Penelitian

Eksplorasi dalam menyusun karangan narasi diandalkan memiliki keuntungan

teoritis dan layak, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasana pengembangan

pengetahuan khususnya dalam hal pembelajaran menulis karangan narasi

ditingkat SD selain itu, dapat menjadi acuan baru dalam pembelajaran guna

memenuhi pengusaan kemampuan mencatat karangan narasi dengan

menggunakan model partisipatif.

2. Manfaat Praktis

Untuk semua maksud dan tujuan keuntungan yang akan didapat dari pencarian ini

dipisahkan menjadi beberapa bagian, lebih spesifiknya:

Page 16: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

5

a. Manfaat untuk pengajar

Melalui penelitian ini, dapat memberikan alternative pemilihan model

pemebelajaran dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis

karangan narasi.

b. Manfaat untuk peserta didik

Bagi peserta didik, penjelajahan ini dapat dimanfaatkan sebagai cara untuk

mempermudah peserta didik dalam menyusun karangan narasi dan

memberikan pengalaman baru serta dapat menumbuhkan minat belajar siswa.

c. Manfaat untuk peneliti

Agar meningkatkan dan menambah pemahaman tentang kemajuan

keterampilam membuat karangan narasi dengan menggunakan model

partisipatif.

Page 17: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian yang Relevan

Penelitian mengenai keterampilan menulis karangan narasi dan mmodel

partisipatif (participative teaching and learning) telah banyak dilakukan. Banyak

sekali contoh penelitian terdahulu yang dapat peneliti jadikan sebagai contoh

ataupun sebagai acuan untuk menyelesaikan proposal ini. Berikut ini adalah hasil

penelitian yang relevan yang peneliti gunakan sebagai acuan:

a. Vida Savira dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Keterampilan

Menulis Narasi Melalui Model Pembeajaran Picture and Picture pada Siswa

Kelas III SDN Mangkang Kulon 02”.

b. Yuliana Dwi Astuti dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Menulis Karangan Narasi Menggunakan Model Experiental

Learning pada Siswa Kelas Iv Sdn Bangunjiwo Bantul”.

Peneliti menggunakan kedua skripsi tersebut sebagai acuan, untuk

mendapat gambaran mengenai keterampilan menulis narasi. Peneliti melihat

gambaran mengenai materi keterampilan menulis narasi, skripsi tersebut

kemudian dijadikan sebagai acuan pada peneliti. Adapun persamaan dari judul

penelitian ini dengan judul peneliti adalah sama-sama membahas mengenai

keterampilan menulis narasi.

Perbedaan dari penelitian terdahulu atau penelitian relevan terletak

pada menggunaan model, peneliti sediri menggunakan model partisipatif

6

Page 18: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

7

(participative teaching and learning) untuk diterapkan pada siswa kelas V

SDN 01 Bonepute. Dan peneliti tidak menemukan kesamaan sehingga perlu

landasan penelitian yang relevan atau penelitian terdahuli.

2. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Sebagai aturan, belajar adalah pekerjaan yang diharapkan untuk

mendominasi atau mengumpulkan berbagai informasi. Informasi ini diperoleh

dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang dikenal sebagai pengajar atau

sumber lain karena pendidik bukanlah sumber belajar tunggal. Dalam

pembelajaran, informasi ini dikumpulkan secara bertahap hingga menjadi satu

ton. Sesuai penelitian otak, belajar adalah penyesuaian perilaku pada individu

yang cukup tahan lama karena sebuah pertemuan (Hayati, 2017:1).

Menurut Edward Walter belajar adalah perubahan tingkah laku akibat

pengelaman dan latihan. Belajar adalah suatu proses yang terus menerus, agar

terjadi perubahan perilaku. Proses ini bersifat aktif dan diharapkan menjadi bekal

yang permanen. Respon dari belajar merupakan alat untuk mengukur kemampuan

keberhasilan sesorang.

Sedangkan menurut Morgan, belajar merupakan perubahan tingkah laku

karena hasil pengalaman, sehingga memungkinkan sesorang menghadapi situasi

selanjutnya dengan cara yang berbeda-beda.

Belajar pada hakikatnya merupakan proses kognitif yang mendapat

dukungan dari fungsi rana pisikomotor. Fungsi pisikomotor dalam hal ini

meliputi: mendengar, melihat, mengucapkan. Apapun manifestasi belajar yang

dilakukan siswa (Kurniawan, 2014:4).

Page 19: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

8

Dari pengertian belajara maka penulis menyipulkan bahwa belajar

merupakan kegiatan yang dilakukan secara sehingga terjadinya perubahan tingkah

laku karena hasil pengalaman sehingga seseorang dapat berubah dengan cara

yang berbeda-beda.

Secara bahasa pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction

(Inggris). Kata pembelajaran itu sendiri memiliki variasai pemaknaan. Meskipun

demikian, dari variasi pemaknaan kata pembelajaran kebanyakan menunjuk pada

upaya untuk membelajarkan siswa.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara

guru dengan siswa, baik interaksi secara langsun seperti kegiatan tatap muka

maupun secara tidak langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media

pembelajaran. Didasari oleh adanya perbedaan interaksi tersebut, maka kegiatan

pembelajaran dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pola pembelajaran.

Pembelajaran atau instruktion merupakan interaksi belajar, khususnya

sistem pembelajaran yang ditunjukkan dengan rencana. Komponen kesengajaan

dari pihak di luar orang yang melakukan sistem pembelajaran merupakan atribut

fundamental dari ide bimbingan. Sistem tayangan ini bersifat objektif terfokus

atau suatu ukuran tayangan terkoordinasi objektif yang dari berbagai sudut

pandang dapat diatur sebelumnya. Karena konsep siklus, sistem pembelajaran

yang terjadi adalah proses perubahan perilaku dalam menghadapi, yang sebagian

besar direncanakan. (Hayati, 2017:2).

Page 20: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

9

3. Kaitan Proses Belajar dan Pembelajaran

Karena pembelajaran dan belajar ibarat dua sisi dari satu mata uang

(Sukmadinata, 2000), maka upaya pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari prinsip

belajar individu itu sendiri. Artinya proses pembelajaran yang dilakukan atau

dirancang oleh seseorang (guru atau pengembangan program pembelajaran) harus

sejalan dengan bagaimana belajar itu terjadi.

Tentu, ada beberapa teori belajar yang menjelaskan tentang bagaimana

belajar itu terjadi. Namun tidak banyak yang menjelaskan bagaimana proses

pembelajaran semestinya disesuaikan dengan bagaimana proses belajar. Upaya

mengkonsistenkan antara upaya pembelajaran dengan teori belajar telah

dilakukan oleh Gagne.

4. Pengertian Model Partisipatif (Participative Teaching and Learning)

Model pembelajaran menurut Trianto (2010:51), mengemukakan bahwa

model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajran di kelas atau pembelajaran tutorial.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.

Model pembelajaran partisipatif (participative teaching and learning)

merupakan model pembelajaran yang efektif mengikutsertakan siswa dalam

menyusun, melaksanakan, dan menilai pembelajaran. Pembelajaran partisipatif

dapat diartikan sebagai suatu cara atau cara bagi guru untuk mengikutsertakan

siswa dalam latihan-latihan pembelajaran yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap

Page 21: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

10

penyusunan, pelaksanaan program dan penilaian program.Pembelajaran

partisipatif adalah upaya pendidik untuk mengikut sertakan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran partisipatif mengandung arti

ikitsertaan peserta didik di dalam program pembelajaran, yang diwujudkan dalam

tahapan kegiatan pembelajaran, yaitu perencanaan program (program planing)

pelaksanaan program (program implementation) dan penilaian (evaluation)

kegiatan pembelajaran.

Dari konsep pembelajaran, model pembelajaran dapat didefinisikan

sebagai prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk

mencapai tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat strategi, teknik, metode,

bahan, media dan alat penilaian pembelajaran. Ketiga tahap-tahap dapat diperjelas

sebagai berikut:

a. Tahap Penyusunan (Perencanaan Program)

Keterlibatan peserta didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar,

permasalahan, sumber-sumber atau potensi yang tersedia dan kemungkinan

hambatan dalam pembelajaran.

b. Tahap Implementasi Program (Program Implementasi)

Keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk

belajar. Di mana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan belajar adalah

pembinaan hubungan antara peserta didik, dengan pendidik, sehingga tercipta

hubungan kemanusiaan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai,

saling membantu dan saling belajar.

c. Tahap Evaluasi Program (Program Evaluation)

Page 22: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

11

Perkumpulan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran dan untuk

program pembelajaran. evaluasi pelaksanaan pembelajaran diidentikkan

dengan siklus, hasil dan pengaruh pembelajaran.

Model pembelajaran partisipatif menekankan pada proses pembelajaran,

di mana kegiatan belajar dalam pelatihan dibagun atas dasar partisipasi aktif

peserta didik dalam semua aspek kegiatan, melalui dari kegiatan merencanakan,

melaksanakan, sampai pada saat menilai kegiatan pembelajaran.

5. Keterampilan Menulis

Istilah kemampuan memiliki banyak makna. Kemampuan adalah

kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Charles E, Jhonson, Broke dan Stone

menjelaskan bahwa kemampuan merupakan gambaran hakekat kualitatif dan

suatu perilaku tenaga pendidikan, kemampuan merupakan perilaku yang rasional

untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang

diharapkan (Syukur Hak. 2019:58).

Munirah (2015:153) mengemukakan keterampilan menulis memegang

peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sering digunakan

dalam menyatakan gagasan atau pikirannya dengan tulisan atau karangan.

Kemampuan mengarang pada dasarnya bukan sekedar kemampuan untuk

menyusun gambar-gambar realistik sebagai kata-kata, dan kata-kata dapat disusun

menjadi kalimat-kalimat yang ditunjukkan oleh pedoman-pedoman tertentu,

namun kemampuan mengarang adalah kemampuan untuk mengosongkan

pertimbangan-pertimbangan ke dalam bahasa yang tersusun melalui kalimat-

Page 23: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

12

kalimat yang terkumpul secara total, lengkap, dan cara yang jelas. sehingga

pemikiran dapat disampaikan kepada pengguna secara efektif.

Pada kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia digunakan sebagai

sarana untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan menalar. Paradigma

pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013 diorientasikan pada

pembelajaran berbasis teks. Pada pemebelajaran berbasis teks ini, siswa dituntut

agar mampu mengesperikan didrinya melalui menulis.

Dalam kurikulum 2013, menulis termasuk pada rana keterampilan.

Keterampilan menulis memiliki fungsi dan peranan dalam mengembangkan aspek

kongnitif siswa yang berhubungan dengan daya kreasi, analisis dan imajinasi. Hal

tersebut relevan dengan visi pemerintah.

a. Hakikat Menulis

Seorang penulis harus mempunyai pengetahuan, wawasan, agama, serba-

serbi kehidupan dan kecakapan menulis yang akan disungguhkan kepada

khalayak pembaca. Dengan demikian, pembaca dapat menemukan kebutuhan

wawasan yang dapat membantu kelancaran dalam kehidupannya secara

nyaman dan enak didengar (Munirah, 2015:01).

Menulis atau membuat adalah memilah-milah pikiran ke dalam

pengaturan yang masuk akal. Menulis juga dapat diartikan sebagai

demonstrasi melakukan renungan dan perasaan. Sementara itu, Tarigan, yang

mengacu pada perspektif Lado, mengungkapkan bahwa mengarang adalah

menyusun gambar-gambar realistis yang menggambarkan suatu bahasa yang

dilihat oleh seseorang sehingga orang lain dapat menggunakan gambar-

Page 24: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

13

gambar realistis tersebut.Menulis juga dapat diartikan sebagai salah satu

keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak

langsung. Keterampilan menulis tidak didapat secara alamiah, tetapi harus

melalui proses belajardan berlatih. Berdasarkan sifatnya, menulis juga

merupakan keterampilan berbahasa yang produktif.

Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan.

Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan

pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis,

(Suriamiharja, 1996:2).

Komponen yang direkam sebagai dasarnya sampai pada empat sudut

pandang, khususnya 1) rencana untuk disampaikan sebagai tema masalah, 2)

menyusun perspektif sebagai jenis artikel, sebagai gaya bagaimana menyusun

makalah akun, penggambaran, pertentangan, pengaruh atau bekerja agar

pembaca dapat memproses komposisi mereka, 3) bagian menggabungkan

antar bagian dengan tujuan agar percakapan tidak tercakup, dan 4) bagian

memilih ekspresi dan gaya bahasa yang tepat (Munirah, 2015:01).

Dicatat sebagai kegiatan mencatat, penulis harus berbakat dalam

memanfaatkan grafologi, jargon, struktur kalimat, kemajuan bagian dan

bahasa (Wagiran dan Doyin, 2005:2). Intisari menyusun cerita dapat

digambarkan sebagai berikut:

1) Arti Menulis

Menurut Jago Taringan (1995:117) menulis berarti mengekspresikan

secara tertulis gagasa, ide, pendapat atau pikiran dan perasaan. Sarana

Page 25: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

14

mewujudkan hal itu adalah bahasa. Isi ekspresi melalui bahasa itu akan

dimengerti orang lain atau pembaca bila dituangkan dalam bahasa yang

teratur, sistematis, sederhana, dan mudah dimengerti (Elina, 2009:5).

2) Tahapan Menulis

Tindakan mengarang adalah gerakan soliter dalam hal apa yang

dikomposisikan adalah kertas pendek yang lugas dan bahannya disiapkan

di kepala. Padahal, mengarang adalah sebuah siklus, khususnya siklus

kreatif. Seperti yang dikemukakan oleh (Kristiantari, 2011:104) ada

beberapa tahapan dalam mengarang, antara lain:

a) Tahap pengaturan

Pada tahap ini siswa memilih topik, mengumpulkan pemikiran,

memilih struktur yang sesuai, sehingga mereka tahu apa yang harus

ditulis dan bagaimana rasanya.

b) Tahap Induk

Pada tahap ini siswa mulai mempertimbangkan secara matang

pemikiran yang muncul, disingkirkan, dan peluang yang tepat untuk

merekamnya. Ketika kesempatan untuk menyusun pikiran atau pikiran

muncul, maka pada saat itu semua itu akan mengalir begitu cepat dan

mudah.

c) Tahap Motivasi

Pada tahap ini siswa dipersiapkan untuk memunculkan pemikiran atau

pemikiran dan ada dorongan yang kuat untuk mengarang dengan cepat

agar tidak bisa ditunda lagi.Tahap Penulisan

Page 26: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

15

Pada tahap ini siswa telah menuangkan gagasan atau ide dalam bentuk

tulisan sesuai dengan yang direncanakan.

d) Tahap Revisi

Pada tahap ini, siswa memperbaiki komposisi yang kasar dengan

menghilangkan dan menambahkan yang ditunjukkan dengan apresiasi

dan informasi dari komentar yang diberikan oleh teman dan instruktur.

Siswa merevisi komposisi mereka dengan baik, dan mendistribusikan

tulisan mereka dalam struktur yang tepat dan menawarkannya dengan

teman sekolah mereka. Pada tahap ini penyusunan terakhir dipandang

mendekati struktur optimalnya.

b. Tujuan Menulis

Hugo Hartig (Hipple, 1973: 309-311) mengemukakan alasan menulis

sebagai berikut:

1) Alasan Tugas (“assigment purpose”)

Penulis tidak memiliki alasan untuk apa yang dia tulis. Dia tenang karena

dia mendapat tugas tidak sendiri.

2) Tujuan Altruistik “altruistic purpose”

Penulis bermaksud menggunakan pengguna melalui komposisinya.

3) Tujuan Persuasif “persuasive purpose”

Penulis bermaksud untuk mempengaruhi pembaca sehingga pembaca

akan menjadi kenyataan dari pemikiran atau pemikiran penulis.

4) Tujuan Informasi “informational purpose creative purpose”

Page 27: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

16

Penulis mengomunikasikan pemikiran atau pemikiran yang sepenuhnya

bermaksud memberikan data atau data kepada pengguna.

5) Tujuan Ekspresi Diri (Self-Statement Goals)

Penulis mencoba untuk memperkenalkan atau mengungkap dirinya

dengan teliti.

6) Sasaran Kreatif “creative purpose”

Penulis menunjuk agar pembaca dapat memiliki kualitas kreatif atau

imajinatif dengan membaca komposisi penulis.

7) Tujuan Pemecahan Masalah “problem solving purpose”

Pencipta mencoba untuk mengatasi masalah saat ini

(Khaltsum, 2019:78-79).

c. Teknik Pembelajaran Menulis

Kejernihan paling penting untuk hampir semua eksposisi, terutama artikel

nyata. Setiap pembaca akademis menyukai eksposisi yang digunakan dan

diklarifikasi dengan jelas. Sebuah artikel kabur, berbelit-belit, dan redup yang

dimaksudkan untuk melelahkan pembaca dan melatih jiwanya. Berikutnya

adalah atribut dari artikel yang tidak salah lagi.

1) Mudah; jelas dan mudah dipahami oleh pengguna. Setiap individu yang

menyukai eksposisi yang dapat dijangkau dengan mudah.

2) Sederhana; karangan yang jelas tidak berusaha terlalu keras dengan

kalimat dan kata-kata. Semakin tidak sulit, semakin eksposisi dapat

menggambarkan sesuatu yang jelas di otak pengguna.

3) Langsung; karangan langsung ketika menyampaikan perhatian utama.

Page 28: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

17

4) Benar; sebuah karangan yang tidak salah lagi dapat dengan tepat

menggambarkan pemikiran yang terdapat dalam pikiran penulis (Elina

Syarif, 2009:9).

Kemampuan menulis memang membutuhkan banyak perspektif,

namun kemampuan ini bagaimanapun harus diberikan di kelas dasar.

Kemampuan menulis harus dikuasai, karena kemampuan ini merupakan

bagian penting dari pembelajaran bahasa dan akan bermanfaat bagi siswa.

Sesuai (Sharif, 2009:6) latihan kemampuan yang tersusun sebagian besar

dapat dipisahkan menjadi empat fase, untuk lebih spesifiknya:

1) Salin “Copying”

Kegiatan menyalintulisan merupakan kegiatan menulis yang biasanya

dilakukan pada kelas rendah yaitu kelas 1 yang baru belajar menulis

kalimat. Kegiatan ini dapat berupa kegiatan siswa menyalin langsung

sebuah kalimat yang sudah disediakan oleh guru.

2) Penulisan Terpandu “Guided Writing”

Teknik menulis secara terbimbing dapat berupa wacana atau dialog

pendek dengan bebrapakata yang sengaja dihilangkan. Kegiatan ini dapat

dilakukan dengan cara mendektekan sebagai kalimat, dan siswa diminta

untuk melengkapi dengan kata-kata mereka sendiri.

3) Menyusun Kalimat “Subsititution Writing”

Dapat berupa menulis kalimat atau berbicara sekali lagi, namun ada

beberapa bagian yang digantikan dengan hal-hal serupa tergantung pada

keadaan sebenarnya.

Page 29: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

18

4) Menulis Bebas “Free Writing”

Tindakan ini merupakan tindakan yang membutuhkan dominasi kata dan

bahasa yang memadai. Pendidik dapat memberikan model yang tersusun

atau penggambaran suatu tema yang mungkin menjadi objek penting bagi

siswa.

5) Manfaat Menyusun

Menulis bermanfaat dalam memudahkan siswa untuk berpikir,

membantu kita dengan intuisi secara mendasar, membuatnya lebih mudah

bagi kita untuk merasakan dan menghargai koneksi, memperluas daya

tanggap atau wawasan kita, menangani masalah yang kita hadapi dan

merancang pengaturan untuk pertemuan dan dapat membantu kita dengan

klarifikasi perenungan. kami. Sedangkan menurut Santosa (2008:6.14)

penyusunan dilakukan untuk menyampaikan sebuah artikel.

Menurut penilaian di atas, cenderung beralasan bahwa manfaat

mengarang adalah memudahkan kita untuk berpikir secara mendasar,

mengembangkan daya tanggap atau ketajaman kita, membantu

memperjelas substansi perenungan kita dan dapat menyelidiki informasi

dan pengalaman sehingga kita dapat memperluas sudut pandang kita

seperti berikut:Lebih mengenali kemampuan dan potensi diri yang ada

dalam masing- masing individu. Mampu mengembangkan berbagai

gagasan secara tertulis.

Page 30: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

19

1) Memaksa kita untuk mencerna lebih banyak, mencari dan

mendapatkan data yang sesuai dengan poin yang disusun. Dapat

mengatur pikiran dengan sengaja dan mengekspresikannya dengan

tegas.

2) Bersedia untuk mensurvei dan mengevaluasi dengan lebih hati-hati

akan membantu menangani masalah, lebih tepatnya dengan

membedah secara tegas, dalam pengaturan yang lebih substansial.

3) Tugas menguraikan suatu hal yang mendorong kita untuk

beradaptasi secara efektif dalam menemukan dan menangani

masalah.

4) Latihan menulis yang terencana akan membuat kita berpikir dan

berbicara dengan sengaja. Kegiatan menulis dapat memperluas

daya cipta, sepanjang garis ini, selama waktu yang dihabiskan

kemampuan menulis, beberapa bagian dari evaluasi sedang

berlangsung.

6) Bentuk-bentuk Menulis

Berdasarkan sifat dan teknik penyajiannya, dikenal empat jenis menulis

yaitu:

a) Eksposisi (Paparan)

Syafi’ie (1990:160) menyatakan bahwa eksposisi adalah wacana berusaha

atau menjelaskan pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan

pembaca.

b) Deskripsi atau Lukisan

Page 31: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

20

Sebagaimana dikemukakan oleh Syafi'ie (1990:156), khususnya karangan

yang menggambarkan sesuatu sesuai kenyataan, sehingga pengguna dapat

melihat, mendengar, mencium, dan merasakan) apa yang digubah sesuai

dengan gambaran penciptanya.

c) Argumen atau Dalihan

Supriyadi (1992:244) menyatakan bahwa pertikaian adalah sejenis

pembicaraan atau karangan yang memberikan model dan bukti yang

kokoh serta berdampak pada sudut pandang, pemikiran, mentalitas, dan

keyakinan pengguna dan pencipta, sehingga mereka akan bertindak sesuai

keinginan pencipta.

d) Narasi atau Cerita

Supriyadi (1992: 242) menyatakan bahwa account talk adalah

perkembangan ekspresi yang menceritakan atau menyajikan suatu

peristiwa melalui karakter atau penghibur dengan informasi yang luas,

anggota audiens atau pengguna.

6. Pengertian Karangan Narasi

Selama ini, jika akan mengarang biasanya yang pertama kali harus

ditentukan adalah tema. Tema dianggap sebagai sesuatu yang yang paling sentral

dalam urusan karang mengarang, sedangkan topik umumnya dibicarakan

kemudian. (Mohamad Yunus dkk 2007:5.1). Jika seseorang akan mengarang, ia

terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya (Mohamad

Yunus dkk 2007:5.3).

Page 32: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

21

Karangan yang disebut narasi disebut dalam menyajikan kesempatan.

Eksposisi ini berusaha untuk menarik suatu peristiwa yang ditunjukkan dengan

permintaan peristiwa (sequential), bertekad untuk menawarkan signifikansi pada

suatu peristiwa. Sehingga pengguna dapat mengambil kelihaian dari cerita

tersebut (Suparno dan Yunus, 2009:4.31).

Dalam istilah sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Dalam cerita

terdapat peristiwa-peristiwa atau peristiwa-peristiwa dalam suatu susunan waktu.

Dalam kejadian itu ada juga tokoh-tokoh yang menghadapi pertikaian. Yang

ketiga bukan karena peristiwa, karakter, dan bentrokan adalah komponen utama

dari sebuah cerita. Jika ketiganya tidak disatukan, yang ketiga tidak dikenal

sebagai plot atau plot. Menurut garis ini, akun adalah cerita yang diceritakan

tergantung pada plot atau plot.

Cerita adalah jenis diskusi atau karangan yang bertujuan untuk

menyampaikan atau menceritakan peristiwa atau pertemuan manusia yang

bergantung pada kemajuan sesekali (Semi, 2003: 29). Cerita adalah jenis

pembicaraan yang tampak menggambarkan sejelas yang dapat dibayangkan oleh

pengguna tentang suatu peristiwa yang telah terjadi (Keraf, 2000: 136). Dari dua

implikasi menurut Atarsemi dan Keraf. Kita dapat menyadari bahwa cerita

tersebut mencoba menjawab siklus yang terjadi tentang pengalaman atau

peristiwa manusia dan dijelaskan secara mendalam tergantung pada perbaikan

dalam jangka panjang.

Narasi adalah sebuah artikel yang umumnya dihubungkan dengan sebuah

cerita. Dengan cara ini, eksposisi cerita atau bagian akun harus ditemukan dalam

Page 33: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

22

buku. Kisah singkat atau petualangan (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:

130). Akun adalah cerita yang menggambarkan peristiwa suatu peristiwa, baik

peristiwa asli maupun peristiwa anekdot (Rusyana, 1982: 2).

Seperti yang ditunjukkan oleh Keraf (2010:136) artikel akun adalah jenis

pembicaraan yang tujuan utamanya adalah tidak ada tanduk yang dijalin dan

dikumpulkan menjadi suatu peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu.

Eksposisi akun adalah artikel yang mencoba menceritakan peristiwa berdasarkan

pengelompokan peristiwa.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat diketahui ada beberapa hal yang

berkaitan dengan narasi. Hal tersebut meliputi: 1) berbentuk cerita atau kisahan,

2) meninjolkan pelaku, 3) menurut perkembangan dari waktu-kewaktu, 4) disusun

secara sistematis.

Pesan cerita adalah sebuah karya tulis yang menyajikan peristiwa dan

disusun secara berurutan sesuai dengan permintaan waktu. Peristiwa itu bisa

benar-benar terjadi, tapi bisa juga hanya mimpi. Secara garis besar, eksposisi atau

teks cerita dibuat sepenuhnya dengan maksud untuk melibatkan pengguna dengan

perjumpaan yang penuh cita rasa melalui cerita dan cerita, baik fiksi maupun

nyata (Rusmilawati, 2020: 4).

Contoh teks cerita adalah cerita pendek, buku, dan cerita bermanfaat.

Cerita motivasi adalah teks yang berisi perjuangan hidup seseorang untuk

mempengaruhi orang lain, sehingga mereka mengikutiny

a. Langkah-langkah Menulis Karangan Narasi

Page 34: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

23

1) Temukan dan putuskan sebelumnya subjek dan pesan yang perlu Anda

sampaikan.

2) Menentukan kelompok kepentingan yang dituju.

3) Buat pengaturan sehubungan dengan headliners sebagai aliran seperti

yang ditunjukkan oleh rencana yang ingin Anda tampilkan.

4) Susunlah pengelompokan peristiwa menjadi beberapa bagian: prinsip

pembukaan pergantian peristiwa dan akhir cerita.

5) Buatlah seluk-beluk dan klarifikasi dari headliners secara mendalam

untuk diisi sebagai bantuan untuk cerita.

6) Rencana skema karakter, karakter, plot, setting dan perspektif.

7) Memahami banyak cara menggunakan setiap kalimat dalam cerita.

b. Kualitas Penulisan Narasi

Kualitas karya tulis cerita adalah sebagai cerita yang

menggambarkan seseorang atau peristiwa sehingga dapat membingkai

plot yang ada, seperti yang ditunjukkan oleh (Keraf, 2000:136) ciri-ciri

cerita adalah sebagai berikut:

1) Menyoroti kegiatan atau kegiatan, diatur dalam permintaan waktu.

2) Mencoba menanggapi pertanyaan, apa yang terjadi.

3) Ada pengaturan. Akun dikerjakan dengan alur cerita. Plot ini tidak

akan dibayangkan jika tidak ada konfigurasi. Terlepas dari alur cerita,

desain dalam permintaan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkapa lagi

diungkapkan oleh (Semi, 2003:31) sebagai berikut:

a) Dalam jenis cerita tentang peristiwa atau pertemuan pencipta.

Page 35: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

24

b) Peristiwa atau peristiwa yang disampaikan sebagai peristiwa yang

nyata, dapat berupa pikiran kreatif yang sederhana atau campuran

keduanya.

c) Berdasarkan konfik, karena tanpa konfik biasanya akun tersebut

bukan fantasi.

d) Memiliki nilai gaya.

e) Menekan permintaan secara berurutan.

Kualitas yang dibuat oleh Keraf memiliki kemiripan dengan Atar

Semi, yaitu akun tersebut memiliki atribut berisi cerita, setting waktu dan

memiliki konfiks. Yang penting, Keraf cenderung ke atribut yang

menampilkan pelakunya.

c. Tujuan Penulisan Karangan Narasi Dasar

Alasan mengarang pada hakikatnya adalah sebuah karya untuk

memberikan data yang tepat yang diidentikkan dengan sebuah jalan

cerita, sebagaimana (Keraf, 2010:136) motivasi di balik pembuatan

sebuah akun dapat digambarkan sebagai berikut:

1) Untuk memberikan data atau pemahaman dan informasi, untuk

memberikan pengalaman yang bergaya kepada pengguna.

2) Langkah-langkah membuat karangan narasi.

3) Menentukan topik dan pesan yang akan disampaikan kepada

pembaca tujuan kita, merencanakan headliners yang akan

ditampilkan sebagai plot konspirasi untuk headliners menjadi awal,

perbaikan, dan akhir cerita.

Page 36: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

25

d. Jenis-Jenis Penulisan Narasi

Eksposisi akun adalah jenis cerita tentang suatu masalah. Macam-

macam eksposisi cerita seperti yang ditunjukkan oleh (Suparno dan

Muhammad Yunus, 2007:111) dapat digambarkan secara lengkap sebagai

berikut:

1) Narasi Ekopositori (Narasi Teknis). Penjelasan adalah cerita yang

memiliki tujuan untuk menyampaikan data yang tepat tentang suatu

peristiwa yang sepenuhnya bertujuan untuk memperluas informasi

tentang cerita seseorang. Dalam cerita penjelasan, penulis esai

menceritakan suatu peristiwa tergantung pada informasi asli.

Pelakunya yang ditampilkan biasanya satu individu. Pelaku yang

diinformasikan mulai dari masa remaja sampai saat ini atau sampai

menjelang akhir hayatnya. Artikel akun ini diperkenalkan oleh

sepotong, sehingga pengaturan komposisi, pengaturan karya

tambahan berlaku untuk komposisi cerita informatif. Pengaturan ini

diidentikkan dengan penggunaan bahasa yang diperhitungkan,

mengingat realitas saat ini, tidak termasuk komponen yang menarik

atau target.

2) Narasi Sugestif. Cerita yang menarik adalah akun yang mencoba

memberikan alasan tertentu, menyampaikan pesan rahasia kepada

pengguna atau anggota audiens sehingga mungkin mereka

melihatnya.

Page 37: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

26

B. Kerangka Pikir

Kemampuan menulis merupakan kegiatan menggali sebuah ide, gagasan

serta pikiran atau perasaan secara untuh, dengan memperhatikan tahap-tahap yang

dituangkan dalam bentuk tulisan yang lengkap dan jelas sehingga dapat

dikomunikasikan kepada pembaca dengan baik. Agar keterampilan dapat

berkembang, maka diperlukan ada suatu model pembelajaran yang dapat membantu

siswa dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi.Dalam persepsi

yang dapat dibuat oleh para ilmuwan, struktur intuisi dalam eksplorasi kegiatan wali

kelas ini dapat digambarkan melalui grafik berikut:

Page 38: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

27

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus uji secara empiris (Dodiet Aditya Setyawan, 2014:2). Hipotesis

tindakan ini dirumuskan sebagai berikut: “Jika, diterapkan model partisipatif

“participative teaching and learning” dapat menumbuhkan kemampuan menulis

karangan narasi pada sisiwa kelas V SDN 01 Bonepu.

Page 39: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan yang

waspada dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu (Sandu Siyoto,

2015:1). mencari adalah interpretasi dari eksplorasi bahasa Inggris. Pemeriksaan

berasal dari kata re, yang bermaksud mengembalikan dan mencari yang bermaksud

mencari. Selanjutnya, pentingnya eksplorasi yang sebenarnya adalah melihat sekali

lagi, melihat berulang-ulang (Mahmud, 2008:19).

Jenis penelitian yang dugunakan adalah penelitian tindakan kelas (clasroom

action research). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalamnya,

yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Pengertian penelitian

tindakan adalah penelitian yang bertujuan untuk mengambarkan terampilan-

keterampilan baru, stra tegi baru atau pendekatan baru untuk memcahkan suatu

masalah dengan penerapan langsung di dunia kerja atau dunia actual yang lain

(Suryabrata, 1983).

Penelitian kegiatan kelas berencana untuk mempengaruhi semua anggota dan

mengubah keadaan di mana penelitian diarahkan untuk mencapai peningkatan

pelatihan tanpa henti. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006: 3), penelitian

kegiatan ruang belajar adalah persepsi latihan-latihan pembelajaran sebagai suatu

kegiatan, yang sengaja dimunculkan dan dimunculkan di dalam kelas bersama-sama.

Ada dua perhatian utama dalam eksplorasi dan komitmen aktivitas restoratif.

Ini akan mengoordinasikan target investigasi kegiatan ke tiga wilayah: 1) untuk lebih

28

Page 40: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

29

mengembangkan praktik; 2) untuk perkembangan profesional dalam pengertian

memperluas pemahaman para peneliti yang dilaksanakannya; 3) untuk memajukan

kondisi atau keadaan di mana pelatihan dilakukan.

Manfaat penelitian tindakan kelas ataupun (clasroom action research) adalah

untuk meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan seorang

guru. Adapun manfaat utama di balik penelitian tindakan kelas adalah untuk

mengatasi masalah tindakan yang terjadi di ruang kelas serta untuk menemukan

jawaban logis tentang mengapa hal itu dapat menyelesaikan tindakan yang akan

dilakukan. Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain:

a. Menambahkan pada sifat isi, info, interaksi, dan konsekuensi dari instruksi dan

pembelajaran di sekolah.

b. Membantu para pendidik dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengelola

pembelajaran dan masalah-masalah instruktif di dalam dan di luar ruang belajar.

c. Menambahkan disposisi ahli instruktur dan staf sekolah.

d. Mewujudkan budaya keilmuan di lingkungan sekolah dalam rangka mewujudkan

sikap proaktif dalam menggarap sifat pengajaran/pembelajaran pada premis yang

berkesinambungan (Muhammad Djajadi, 2019:4).

B. Desain Penelitian

Untuk mencapai penelitian sesuai dengan yang diharapkan, maka desain

dalam penelitian ini menggunakan model spiral Kammi dan Taggar (Arikonto,

2006:93) seperti yang tampak pada gambar dibawa ini:

Page 41: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

30

Sketsa.1.2. Model Kemmi dan McTaggart

Penelitian ini dilakasanakan dalam bentuk siklus, setiap siklus terdiri dari

perencanaan, tindakan dan observasi.

1. Perencanaan

Tahap penerapan dimulai dari penemuan masalah kemudian merancang tindakan

yang akan dilakukan. Secara lebih rinci langkah-langkanya adalah sebagai

berikut.

a. Desain melihat kondisi siswa pada waktu observasi, peneliti menentukan

masalah penelitian dan tindakan untuk mengatasi masalah tersebut. Masalah

yang dipilih adalah meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa

kelas V. tindakan yang dilakukan adalah menggunakan model partisipatif

(participtife teacing and learning) pada pembelajaran menulis karangan narasi

siswa kelas V.

Page 42: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

31

b. Peneliti menyiapkan instrumen penilaian, mulai dari rencana pelaksanaan

tindakan (RPP), partisipatif (participtife teacing and learning), lembar

observasi, alat dokumentasi dan lembar penilaian karangan narasi.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang sidah direncanakan

sebelumnya. Namun dalam pelaksanaan nanti bisa jadi tidak sepenuhnya

terlaksana sesuai dengan perencanaan. Jadi, tindakan bersifat dinamis dan

fleksibel dengan segala perubahan yang mungkin terjadi didalam kelas.

Persepsi atau persepsi adalah kegiatan persepsi persepsi. Persepsi terhadap

jalannya kegiatan yang sedang dilaksanakan untuk mendokumentasikan dampak

dari kegiatan yang diterapkan di kemudian hari dan memberikan premis untuk

latihan refleksi yang lebih mendasar. Observasi dapat diartikan sebagai suatu

tindakan terhadap suatu siklus atau artikel yang ditentukan untuk merasakan dan

memahami informasi tentang suatu keajaiban yang bergantung pada informasi

yang baru diketahui dan pemikiran untuk memperoleh data yang diharapkan

untuk dilanjutkan dengan suatu eksplorasi.

3. Refleksi

Refleksi bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan dan menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan siklus berikutnya

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 01 Bonepute Kecamatan

Larompong Selatan Kabupaten Luwu, dengan masalah yang harus dicari adalah

Page 43: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

32

keahlian menulis cerita atau karangan narasi. Jumlah mutlak siswa yang dijadikan

subjek dalam penelitian ini adalah 20 siswa, yang terdiri dari 10 putera dan 10

puteri.

2. Objek Penelitian

Mengambil objek penelitian ini termasuk cara paling umum untuk belajar

bagaimana menulis dan mendapatkan manfaat dari menulis karangan narasi

menggunakan model partisipatif (participatife teacing and learning) pada siswa

kelas V SDN 01 Bonepute Kecamatan Larompong Selatan Kabupaten Luwu.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian instruktif, metode yang terlibat dengan pengumpulan

informasi adalah sesuatu yang penting. Informasi yang dikumpulkan secara tegas

diidentifikasikan dengan fenomena, yang merupakan titik fokus eksplorasi. Informasi

ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan, sesuai dengan tujuan penelitian dan untuk

menguji spekulasi yang telah dibuat dirumuskan (Wiersma, 1986).

Instrumrn eksplorasi yang digunakan dalam ujian ini adalah uji coba

penyusunan karangan narasi peserta didik. Soal tes digunakan untuk mengukur

kemampuan menulis karangan narasi. Instrument ini dipilih karena penelitian

pemeriksaan ini dipilih dengan alasan bahwa penyelidikan ini berpusat pada hasil

setelah kegiatan, khususnya peningkatan kemampuan menulis karangan narasi

dengan menggunakan model partisipatif (participatife teacing and learning).

Arman Halim (Burhan Nurgiantoro, 2001:306) mengungkapkan Komponen

yang dinilai dalam karangan adalah isi (substansi pemikiran yang dikemukakan),

struktur (asosiasi isi), tanda baca (desain sintaksis dan kalimat), (gaya: keputusan

Page 44: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

33

struktur kosakata), dan mekanik (ejaan).Aspek-aspek penilaian dalam mencatat

karangan oleh Ahmad Rofi’udin dan Darmiyati Zuhdi (1998/1999: 273) adalah

dibawa ini.

Tabel 1.1: Kisi-kisi Penilaian Karangan Narasi

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal

1. Isi gagasan yang dikemukakan 30

2. Organisasi isi 25

3. Struktur tatabahasa 20

4. Gaya: pilihan struktur dan diksi 15

5. Ejaan dan tanda baca 10

Jumlah 100

Berdasarkan aspek penilaian pada tabel 1 tersebut di atas, maka rubrik

penilaian karangan deskripsi pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 1.2: Kriteria Rubrik Penilaian Karangan Narasi

Aspek Kriteria Rentang Skor

Isi gagasan

Sangat baik: pada informasi, substansif,

pengembangan tesis tuntas, relevan dengan

permasalahan tuntas

27-30

Cukup baik: informasi cukup, substansi cukup,

pengembangan tesis terbatas, relevan dengan

masalah tapi tidak lengkap

22-26

Sedang: informasi terbatas, substansi kurang,

pengembangan tesis tidak cukup, permasalahan

tidak cukup

17-21

Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi, tidak

ada pengembangan tesis, tdak ada permasalahan 13-16

Organisasi

Isi

Sangat baik: ekspresi lancar, gagasan

diungkapkan dengan jelas, padat, tertata dengan

baik, urutan logis, kohesif

18-20

Page 45: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

34

Cukup baik: kurang lancar, kurang terorganisir

tetapi ide utama terlihat, bean pendukung

terbatas,urutan logis tetapi tidak lengkap

14-17

Sedang: tidak lancar, gagasan kacau, terpotong-

potong,urutan dan pengembangan tidak logis 10-13

Sangat kurang, tidak komunikatif, tidak

terorganisir, tidak layak nilai 7-9

Struktur tata

bahasa

Sangat Baik: pemanfaatan potensi kata baik,

pilihan kata dan ungkapan tepat, mengeuasai

pembentukan kata.

18-20

Cukup Baik: pemanfaatan potensi kata cukup,

pilihan kata dan ungkapan kata kadan kurang

tepat tapi tidak terlalu menganggu.

14-17

Sedang: pemanfaatan potensi kata terbatas,

serung terjadi kesalahan penggunaan kosakata

dan dapat merusak makna.

10-13

Sangat kurang: pemanfaatan potensi kata asal-

asalan, pengetahuan tentang kosakata rendah,

dan tidak layak nilai.

7-9

Gaya:

piliahan

struktur dan

diksi

Sangat baik: konstruksi kompleks dan efektif,

hanya sedikit terjadi kesalahan penggunaan

bentuk kebahasaan.

22-25

Cukup baik: kontruksi sederhana tetapi masih

efektif, kesalahan kecil pada konstruki

kompleks, terjadi sejumlah kesalahan

kebahasaan tetapi makna tidak kabur.

18-21

Sedang: terjadi kesalahan serius dalam

konstruksi kalimat, makan membingungkan atau

kabur.

11-17

Kurang: tidak menetahui aturan sintaksis,

terdapat banyak kesalahan bahasa, tidak

komunikatif dan tidak layak nilai.

5-10

Ejaan dan

tanda baca

Sangat baik: menguasai aturan penulisan, hanya

terdapat beberapa kesalahan ejaan. 5

Cukup: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan

tetapi tidak mengaburkan makna. 4

Sedang: sering terjadi kesalahan ejaan, dan

makna membingungkan atau kabur. 3

Page 46: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

35

Kurang: tidak mengetahui aturan penulisan,

terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan tidak

terbaca, dan tidak layak nilai.

2

Jumlah Total 35-100

Ringkasan instrument lembar latihan yang dugunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3: Lembar Latihan Selama Proses Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Indikator Komponen yang diamati Data

Ya Tidak

Partisipasi belajar siswa

dalam

pembelajaran

1. Perhatian peserta didik pada saat guru

menjelaskan.

2. Peserta didik mengajukan pertanyaan jika belum jelas.

3. Jawab pertanyaan yang diajukan oleh

pendidik.

4. Mengerjakan tugas tentang menulis karangan narasi secara tuntas.

5. Ikut serta dalam diskuksi kelas.

6. Siswa mampu bekerjasama dengan teman

sekelompoknya dengan baik.

7. Siswa mampu menyelesaikan soal avaluasi yang diberikan guru.

8. Menyimpulkan materi pembelajaran.

Tabel 1.3 merupakan tabel lembar obsevasi yang digunakan sebagai tujuan

untuk melihat latihan peserta didik selama sistem pembelajaran untuk menulis

karangan narasi. Selain peserta didik, analis juga memperhatikan latihan instruktur

selama sistem pembelajaran menulis karangan narasi. Spesialis memperhatikan

latihan peserta didik dan instruktur selama eksplorasi, mulai dari siklus utama hingga

akhir kegiatan, khususnya siklus berikutnya. Ia berencana untuk menemukan dan

menggambarkan keadaan penemuan yang terjadi sekitar saat itu. Tabel berikut

menunjukkan lembar persepsi tindakan instruktur selama sistem pembelajaran.

Page 47: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

36

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam suatu penelitian, pengumpulan informasi adalah pergerakan yang

signifikan, karena tanpa informasi itu tidak akan berhasil. Metode pengumpulan

informasi yang dilakukan oleh pendidik seperti pada saat kegiatan interaksi.

Informasi dikumpulkan dengan menggunakan metode yang berbeda, khususnya

observasi, wawancara, jajak pendapat, jurnal, akun, dan lain-lain (Muhammad

Djajadi, 2019:41).

Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti melalui obsevasi

dokumentasi dan penilaian karangan.

1. Tes

Tes merupakan alat penduga informasi penting dalam suatu pemeriksaan. Tes

adalah alat untuk mengumpulkan informasi prestasi siswa. Tes menulis bertujuan

untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa menulis karangan. Arikunto

(2007:129) menyatakan bahwa tes adalah cara yang digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa, salah satunya adalah tes tertulis. Tes tertulis menjadi tolak

ukut keberhasilan tindakan yang dilakukan peneliti.

2. Obsevasi

Dalam mengatur penelitian instruktur harus merancang latihan persepsi.

Persepsi merupakan gerakan persepsi saat melakukan latihan PTK. Teknik

persepsi dilakukan dengan cara ilmuwan memperhatikan setiap tindakan yang

terjadi dan mencatat pada lembar persepsi untuk memperhatikan latihan yang

dilakukan pendidik dan siswa selama pelaksanaan kegiatan.

3. Dokumentasi

Page 48: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

37

Dokumentasi merupakan informasi yang penting bagi peneliti. Dokumentasi

yang dimaksudkan adalah semua catatan harian siswa, guru, kepala sekolah yang

berhubungan dengan penelitian. Dokumentasi untuk dipakai dalam penelitian

dadalah foto-foto siswa pada saat aktivitas tidakan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik Penyelidikan informasi yang digunakan dalam penelitian ini tidak

diragukan lagi baik secara kuantitatif maupun subjektif. Penyelidikan subjektif

digunakan untuk memecah efek samping dari informasi observasional. Investigasi

informasi kuantitatif digunakan untuk memecah informasi hasil tes untuk pekerjaan

siswa. Ujian ini digunakan untuk mempertimbangkan nilai siswa selama siklus

tersebut jika ada peningkatan. Informasi tes tentang jumlah pameran dikumpulkan

untuk memastikan setiap skor dan distribusikan ke dalam tabel pencapaian nilai yang

signifikan.

Informasi tes presentasi yang telah dikumpulkan kemudian ditentukan skor

dari setiap siswa. Skor adalah skor pemain pengganti. Setelah memperoleh nilai

siswa, tahap selanjutnya adalah menentukan kelas normal. Resep biasa adalah sebagai

berikut.

Data:

X = Rata-rata (mean)

∑x = Jumlah skor

N = Jumlah siswa

Page 49: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

38

Informasi yang telah ditentukan kemudian dijadikan rate untuk mengetahui

efek samping dari kegiatan tersebut. Hasil pertunjukan yang beragam akan

menunjukkan prestasi atau kegiatan yang dilakukan. Resep tarif menurut Anas

Sudijoni (2010:43) adalah sebagai berikut.

%

Keterangan:

P = Nomor presentase

f = frekuansi yang dicari presentasinya

N = Jumlah frekunsi

Nilai rata-rata juga digunakan untuk menentukan kategori kemampuan

menulis dalam menulis karangan narasi. Analisis kuantitatif dapat digunakan teknik

kategorisasi dengan berpedoman pada skala angka 0-100 seperti pada table 1.5

dibawah ini:

Table 1.4: Kategori Keberhasilan

Nilai Kategori

91-100 Sangat baik

81-90 Baik

70-80 Cukup

51-69 Kurang

0-45 Sangat kurang

(Arikunto, dkk. 2010:245)

Tahap selanjutnya, mengamankan efek samping dari peningkatan kapasitas

untuk menulis makalah cerita menuju akhir siklus ditentukan secara umum.

Konsekuensi dari keadaan yang mendasari tes membawa siklus utama yang kontras

dan efek samping dari siklus berikutnya. Dengan asumsi hasil tes telah diperluas,

Page 50: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

39

penelitian ini yang menggunakan model partisipatif (participatife teacing and

rearning) dapat menambah kemampuan peserta didik dalam menulis karangan narasi.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator prestasi dalam kegiatan tindakan kelas masih ditentukan pada dua

macam, yaitu indikator prestasi dan keberhasilan produk, Kedua petunjuk tersebut

dapat diperjelas sebagai berikut:

1. Indikator prestasi dapat dilihat pada saat kegiatan berlangsung. Interaksi persepsi

diselesaikan langsung oleh para ahli dan pendidik. Secara bersamaan, kegiatan

tersebut dapat dikatakan berhasil jika dalam pelaksanaan kegiatan sebagian besar

siswa memiliki keinginan belajar yang tinggi, dinamis dalam melakukan tugas-

tugas yang diturunkan, efektif mengajukan pertanyaan dan memberikan pendapat

serta dinamis dicatat dalam membuat karangan.

2. Ketercapaian produk soal dapat dilihat tergantung pada peningkatan nilai

kemampuan menulis karangan siswa menjelang akhir setiap siklus yang

dilakukan. Kegiatan ini dikatakan efektif jika 70% dari jumlah siswa habis-

habisan mendapat nilai 75.

Page 51: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 01 Bonepute. Data penelitian diperoleh

dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V. Siswa kelas V SDN 01

Bonepute benar-benar merupakan subjek penelitian yang dilakukan peneliti. Didalam

penelitian ini, penelitian kegiatan tindakan kelas dijalankan dengan perencanaan

mengulang. Penelitian dapat diagikan menjadi II siklus, setiap siklus terdiri dari 2

pertemuan, yaitu siklus I dua pertemuan seperti halnya siklus II. Informasi

pemeriksaan diperoleh melalui, soal tes, persepsi dan dokumentasi. Apa yang

dilaksanakn pada masing-masing siklus dibawa ini merupakan paparan dari hasil

penelitian.

1. Kondisi Awal

Penjelajahan ini dimulai dengan persepsi awal yang diarahkan pada 17

Februari 2021 di SDN 01 Bonepute. Persepsi ini dilengkapi sebagai langkah

pendahuluan gerak atau pra kegiatan pada langkah pengajaran bahasa Indonesia

dikelas V SDN 01 Bonepute. Dari konsekuensi persepsi yang mendasari

dilakukan untuk mendapatkan garis besar penemuan yang terjadi sebelum

eksekusi dilakukan. Peneliti menemukan bahwa penemuan yang terjadi di ruang

kelas tampak melelahkan karena materi yang disampaikan oleh guru tersebut

jelas-jelas hanya hipotesis. Hal ini membuat siswa berpikir bahwa sulit untuk

memahami suatu materi. Selain itu, siswa tidak memiliki keinginan untuk belajar

dan siswa tidak mengambil bagian secara efektif di kelas selama sistem

40

Page 52: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

41

pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran guru kurang maksimal

menyampaikan suatu materi, guru kurang maksimal menggunakan pendekatan,

strategi dan model sehingga membuat siswa tidak bersemangat dalam proses

pembelajaran.

Melihat akibat dari penelitian tersebut, para peneliti kemudian, pada saat itu

berlatih dengan pendidik kelas V SD Negeri 01 Bonepute yang berharap

mendapatkan prestasi belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan

data yang diperoleh pengajar, di kelas V SD Negeri 01 Bonepute nilai paling

minim dalam matapelajaran bahasa Indonesia iayalah pada materi mengarang

narasi, terutama yang mengarang sebuah karangan.

Tabel 1.5 Nilai Menulis Karangan Narasi Kelas V SDN 01 Bonepute

Bentuk pada Kondisi Awal atau Pra Tindakan

Rentang

Nilai

Jumlah

Siswa Pencapaian

Presentase Ketuntasan

Tuntas Belum Tuntas

50-54 7 Belum Tuntas

15% 85%

55-59 3 Belum Tuntas

60-64 4 Belum Tuntas

65-69 2 Belum Tuntas

70-74 1 Tuntas

75-79 3 Tuntas

Jumlah 20

Rata-rata 61.0

“Peneliti dan guru kelas V berdiskusi mengenai ukuran pemenuhan mata

pelajaran bahasa Indonesia adalah 75. Penilaian akan ditinjau dari beberapa hal,

yaitu model, daya keterampilan siswa dan KKM di sekolah. Dengan adanya

KKM tersebut, terlihat masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah

KKM atau kuarang dari nilai 75. Akibat dari penyusunan karangan narasi peserta

didik sebagai penggambaran yang mendasari adalah sebagai berikut”

Page 53: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

42

Pada tabel di atas, cenderung diperjelas adalah sebagai berikut

Dari sejumlah mutlak 20 siswa, pada kondisi dasar hanya 3 siswa yang

memenuhi standar pemenuhan dengan dominasi pencapaian 15%.

Pada kondisi awal mendasarinya lebih dari 17 siswa yang belum memenuhi

langkah kulminasi, yaitu tingkat pemenuhan 85% siswa yang belum selesai.

Dari informasi kondisi yang mendasari didapatkan nilai normal 61,0.

Sedangkan jumlah siswa yang sampai pada tahapan kulminasi adalah 3 siswa

banyak yang belum sampai pada model pemenuhan sebanyak 17 siswa.

“Dari hasil yang didapat dari kondisi pra tindakan, cenderung terlihat bahwa

kemampuan siswa dalam belajar mengarang masih sangat rendah. Dengan nilai

rendah yang diperoleh, penting untuk mengajukan upaya untuk lebih

mengembangkan prestasi siswa dalam mencari tahu bagaimana menulis, dari hal-

hal ini, dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran

partisipatif (participative teaching andlearning), diharapkan prestasi belajar siswa

dapat ditingkatkan”

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Untuk dapat melatih kemampuan mengarang cerita atau karangan narasi

untuk siswa kelas V SDN 01 Bonepute, oleh karena itu peneliti dan pendidik

menerapkan model partisipatif (patricipative thaching and learning). Hipotesis

dalam penelitian ini “Jika, diterapkan model partisipatif (participative teacing and

learning) dapat menumbuhkan kemampuan menulis karangan narasi pada peserta

didik kelas V SDN 01 Bonepute, tahun pelajaran 2021/2022.

Page 54: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

43

a. Tahap Penyusunan Tindakan

Pada tahap penyusunan ini, hal yang dilakukan spesialis adalah membuat

pelaksanaan pembelajaran, peneliti membuat RPP sesuai dengan pertimbangan

dari dosen dan RPP yang digunakan oleh sekolah yaitu RPP daring atau RPP satu

lembar. Selain itu peneliti menyiapkan sarana yang akan dipakai pada saat proses

penelitian ini seperti soal tes, lembar observasi dan alat untuk dokumentasi

(kamera) untuk hasil lapangan.

“Dari hasil percakapan antara peneliti dan pendidik, sangat baik masih

mengudara tahap penyusunan kegiatan dalam penyelidikan ini, pertemuan yang

diubah sesuai dengan topik atau materi tentang pembuatan karangan narasi yang

baru-baru ini sudah ditentukan oleh peneliti. Kemudian, pada saat itu masih

sangat mungkin bahwa pada siklus RPP I, peneliti membagi latihan perolehan

keterampilan karangan cerita menjadi 2 pertemuan dengan masing-masing

pertemuan berlangsung selama 45 menit. Dalam hal disadari bahwa hasil belum

tercapai seperti yang diharapkan, analis akan melakukan peningkatan dalam

pemeriksaan dengan melakukan langkah dengan mengulangi cara-cara tersebut

Tahap 1 pada siklus II, hal ini dilakukan agar hasil yang ingin dicapai dapat

tercapai sesuai harapan peneliti”

b. Tahap Menjalankan Tindakan

1) Pertemuan 1

Tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklusI dilaksanakan

selama 2 kali perjumpaan adalah “Pada bulan Juli tanggal 16 dan 17 2021,

dalam satu pertemuan dibagi menjadi 2 sesi, pada hari Jumat, 16 Juli 2021.

Page 55: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

44

Latihan pengajian dan pembelajaran pada raker utama pertemuan 1 dimulai

jam 07.30-09-30 dan sesi 2 dimulai pada pukul 09.30-11.00 WIT”.

perjumpaan ini diikuti oleh semua peserta didik yang berjumlah 20 siswa,

pada sesi pertama diikuti oleh 10 siswa dan sesi ke 2 diikuti oleh 10 siswa

Guru memulai pembelajaran dengan memperkenalkan diri, guru

menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga siswa percaya

diri, dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Setelah guru menciptakan

suasana yang menyenangkan, guru menjelaskan pengertian karangan narasi

kepada siswa, siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai pengertian

karangan narasi. Lalu guru menguraikan tahap-tahap membuat kecakapan

mengarang cerita naratif, setelah itu guru menanyakan kembali kepada siswa

mengenai apa yang sudah dijelaskan, untuk memastikan bahwa siswa sudah

memahami apa yang telah disampaikan. Siswa mengamati contoh karangan

narasi yang diberikan oleh guru. Setelah mengamati contoh guru melibatkan

siswa untuk menentukan sebuah judul atau topik, Kemudian guru berkeliling

dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan. Siswa yang sudah selesai

menentukan judul atau topik siswa diminta kedepan kelas untuk menuliskan

judul yang sudah ia tentukan. Kemudian siswa dan guru berdiskusi tentang

kesulitan dalam menentukan judul atau topik sebuah karangan narasi,

kemudian guru dan siswa bersama-sama menemukan cara dalam

menyelesaikan problem tersebut. Diakhir materi pendidik menanyakan kepada

peserta didik tentang perihal yang tidak dimengerti.

Page 56: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

45

2) Pertemuan 2

Perjumpaan ke 2 dilakukan pada hari Sabtu tanggal 17 Juli 2021.

Aktivitas belajar mengajar pada perjumpaan kedua sesi 1 dilaksanakn pada

pukul 07.30-09-30 dan sesi 2 dimulai pada pukul 09-30-11.00 WIT.

Pertemuan ini diikuti oleh semua peserta didik yang berjumlah 20 peserta

didik, dalam sesi pertama diikuti oleh 10 siswa dan sesi ke 2 diikuti oleh 10

siswa.

Guru mengigatkan kembali tentang materi yang sudah dipelajari

sebelumnya untuk peserta didik. Guru menerangkan mengenai EYD untuk

peserta didik, setelah itu pendidik memberikan contoh mengenai EYD, setelah

guru memberikan contoh guru menunjuk seorang siswa untuk memberikan

salah satu contoh penulisan mengenai EYD. Siswa dengan bimbingan guru

membuat karangan narasi. Kemudian siswa ditugaskan untuk menulis

karangan narasi sesuai dengan contoh yang telah diberikan. Setelah itu guru

menanyakan masalah apa saja yang dirasakan pada ssat mengarang narasi,

peserta didik dengan pendidik mencari penyelesaian tentang permasalahan

dan kesusahan yang dirasakan peserta didik. Sesudah mendapatkan

penyelesaian sesudah itu pendidik memberi tugas untuk mengarang narasi

mengenai “Kehidupan Sehari-hari Di Rumah”.

c. Tahap Observasi

Observasi ini bergantung pada lembar observasi yang telah disiapkan

peneliti sebelumnya. “Observasi ditunjukan pada aktivitas guru dan aktivitas

siswa selama proses pembelajaran keterampilan menulis karangan narasi

Page 57: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

46

menggunakan model partisipatif (partisipative teaching and learning)”. Hasil

observasi pada siklus I dilaksanakan peneliti selama aktivitas pengajaran

berlangsung ada sejumlah tahap yang sudah dipenuhi adalah sebagai berikut.

1) Aktivitas Guru

a) Guru sudah menciptakan suasana yang menyenagkan di dalam kelas.

b) Guru sudah menguraikan cara-cara membuat narasi.

c) Guru sudah menunjukkan penampilan yang cukup baik.

d) Pada pertemuankedua, gurusudah mampu meningkatkan kesiapan siswa

sebelum memulai pembelajaran.

e) Guru sudah memberikan kesempatan untuk siswa bertanya.

f) Guru sudah membimbing siswa dalam menentukan judul atau topik dalam

menulis karangan narasi.

2) Aktivitas Siswa

a) Siswa mendengarkan terangkan dari pendidik pada saat proces pengajaran,

b) Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran untuk mumbuat judul narasi.

c) Siswa mempunyai hak untuk memilih tema atau judul karangan narasi,

d) Peserta didik bisa membuat karangan narasi secara komperhensif.

e) Siswa tidak diperbolehkan untuk menggangu temannya.

3) Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi

Proses pembelajaran menulis narasi terlaksana dengan cukup baik dan

menyenangkan, walaupun sebagian siswa masih mengalami kesulitan dalam

membuat sebuah karangan. Hasil pembelajaran menulis karangan narasi pada

siklus I adalah sebagai berikut.

Page 58: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

47

Tabel 1.6 Nilai Siklus I Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute

Rentang

Nilai

Jumlah

Siswa Pencapaian

Presentase Ketuntasan

Tuntas Belum Tuntas

50-54 5 Belum Tuntas

40% 60%

55-59 1 Belum Tuntas

60-64 2 Belum Tuntas

65-69 3 Belum Tuntas

70-74 1 Belum Tuntas

75-79 8 Tuntas

Jumlah 20

Rata-rata 66.5

Melalui tabel di atas, maka bisa diperjelas sebagai berikut:

Melalui jumlah keseluruhan yaitu 20 peserta didik, pada siklus I ditemukan 8

peserta didik yang mencapai KKM dengan prestase ketuntasan yaitu 40%.

Pada siklus I sejumlah 12 peserta didik yang belum mencapai KKM, yakni

dengan presentase ketuntasan 60% peserta didik yang belum tuntas.

Melalui hasil nilai siklus I memperoleh ratarata nilai sejumlah 66,5.

Sementara jumlah peserta didik yang memenuhi KKM sebanyak 8 peserta

didik dan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan yaitu 12 orang

siswa.

Perbandingan nilai dari sikus I dengan nilai pada situasi awal yaitu

sebagai berikut.

Tabel 1.7 Perbandingan Nilai yang Diperoleh pada Kondisi Awal Dengan

Siklus I

Komponen Perbandingan Kondisi Awal Siklus I

Rata-rata 61,0 66,5

Nilai tertinggi 76 79

Nilai terendah 50 54,5

Jumlah siswa yang tuntas 3 8

Presentase siswa yang tuntas 15% 40%

Page 59: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

48

“Dari data tabel di atas dapat diketahui bahwa rerata hasil nilai pada

siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil nilai pada kondisi

awal, pada hasil nilai rerata siklus I mengalami peningkatan sebesar 5,5 dari

kondisi awal. Selain peningkatan pada nilai rerata, pada siklus I juga mengalami

peningkatan pada pencapaian kriteria ketuntasan, pada kondisi awal hanya ada 3

orang siswa yang mencapai kriteria ketuntasan atau dalam presentase 15% yang

mencapai kriteria ketuntasan. Sedangkan pada siklus I bertambah menjadi 8 orang

siswa yang mencapai kriteria ketuntasan atau dalam presentase 40% yang

mencapai kriteria ketuntasan”

Data hasil perkembangan nilai rata-rata pada siklusI jika diperbandingkan

dengan situasi diawal bisa disajikan kebentuk diagram batang sebagai berikut.

Pada diagram balok diatas bisa diketahui nilai ratarata peserta didik

mencapai pengembangan. Peningnkatan dari siklus 1 memenuhi 5,5 terhadap data

nilai pada situasi awal.

Page 60: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

49

Di bawah kini akan diuraikan data kenaikan presentase sejumlah peserta

didik yang sudah memenuhi KKM pada pengajaran mengarang narasi peserta

didik.

Pencapaian ketuntasan adalah dengan peserta didik yang lebih muda yang

menggambarkan grafik di atas mengalami suatu peresentase. Awalnya kondisi

yang mendasar memenuhi 15% sampai 40% pada siklus I. Hal ini berarti bahwa

mencapai ketuntasan penyelesaian peserta didik mencapai sebesar 25%.

4) Refleksi

Refleksi adalah tahapan terakhir pada setiap siklus dalam evaluasi latihan

kelas. Refleksi berharap dapat mengetahui langkah-langkah apa saja yang

dilakukan dalam pemeriksaan tambahan agar eksplorasi untuk diinginkan dan

lebih baik. Pada aspek mengenai, analis dan pendidik melakukan eksplorasi dan

latihan ujian pada siklus I.

Pada tahap refleksi siklus I, pendidik dan peneliti mencari alasan

kekurangan selama sistem pembelajaran. Refleksi pada efek samping dari

pelaksanaan kegiatan tergantung pada informasi tes dan hasil persepsi. Selama

Page 61: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

50

pelaksanaan siklus saya ada beberapa masalah, terutama masalah yang datang dari

peserta didik. Masalah peserta didik selama siklus utama adalah:

a) Masih ada beberapa peserta didik yang masih kurang dinamis dan kurang

mengikuti pembelajaran.

b) Hasil tes siklus utama menunjukkan bahwa siswa benar-benar mengalami

masalah yang dicatat sebagai huruf kapital dan menggunakan ejaan yang

dikembangkan lebih lanjut.

c) Pada penulisan kata depan dan nama seseorang, sebenarnya tidak dapat

disusun secara akurat.

d) Mengulang kata “kemudian, pada saat itu, dilanjutkan, sebelum,” pada saat

itu, sebelumnya, sebelumnya dan menuju awal kalimat untuk menghubungkan

kalimat.

Masih banyak kelemahan-kelamahan yang terjadi pada saat pembelajaran

dilangsungkan. Agar pada penelitian tindakan siklus II harus tergambar perbaikan

dalam beberapa ketentuan yaitu:

a) Proses mencatat karangan pada peserta didik masih memiliki banyak masalah

pada ejaan dan simbol bacaan, kesalahan dalam hal tata bahasa. Oleh karena

itu pada siklus II guru akan membahas kembali kepada siswa tentang

kesalahan-kesalahan dalam menulis sebuah karangan. Agar siklus II tidak

mengalami kesalahan yang sama.

b) Sebagai pesrta didik kurang berani atau kurang berpartisipasi berani pada saat

menemukan opini pada pembelajaran membuat karangan narasi. Dengan itu

peserta didik masih tidak aktif dan takut untuk maju kedepan kelas

Page 62: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

51

membacakan hasil karangan yang telah mereka buat. Sehingga pendidik harus

menyampaikan nasehat untuk peserta didik sebelum memulai belajar

membuat narasi dan sesudah pembelajaran itu dimulai.

Melalui data refleksi pada siklus I, dapat disimpulkan pada pelaksanaan

siklus I masih ada yang diperbaiki. Oleh karena itu perbaikan tindakan pada

siklus I akan dilaksanakan padasiklus II.

3. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Siklus II

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Persiapan aktivitas pada siklus 1 diawali dengan membuat perencanaan

pelaksanaan pembelajaran atau (RPP), peneliti membuat RPP sesuai dengan

pertimbangan dari dosen dan RPP yang digunakan oleh sekolah yaitu RPP daring

atau RPP satu lembar. Kemudian peneliti menyiapkan instrumen yang akan

dipakai dalam pelaksaan penelitian ini berupa “soal tes, lembar observasi dan

alat untuk dokumentasi (kamera) untuk catatan lapangan”.

Sebelum alat itu digunakan, “Peneliti telah mengkonsultasikan kepada

dosen pembimbing apakah instrumen ini layak digunakan dalam tindakan

penelitian atau tidak. Selain itu hal-hal yang harus dilakukan peneliti dalam

perencanaan tindakan dengan melihat hasil refleksi siklus I yaitu guru dapat

menjelaskan dan memberi contoh kepada siswa tentang kesalahan kesalahan yang

ada pada karangan narasi siswa. Sehingga hasil karangan siswa pada siklus ke II

menjadi lebih baik dan tidak akan terjadi kesalahan yang sama seperti yang terjadi

pada siklus I. Kemudian guru juga dapat memberikan motivasi pada siswa dalam

proses pembelajaran menulis karangan narasi. Selain itu, peneliti dan guru

Page 63: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

52

membuat pembelajaran menulis narasi menjadi lebih menarik dengan cara

pembelajaran dibuat dengan permainan atau memperhatikan situasi lingkungan

saat ini sehingga siswa tidak merasa bosan dan siswa mempunyai kemauan dalam

belajar keterampilan menulis narasi”

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Pertemuan 1

Tahap melaksanakan tindakan dalam siklus II dilakukan selama 2 kali

betemu yaitu pada bulan Juli tanggal 21 dan 23 2021, dalam satu bertemu

dibagi menjadi 2 sesi, bertemu awal diksanakan mulai hari Rabu tanggal 21

Juli 2021. Aktivitas pembelajaran pada awal sesi 1 dilaksanakan pada pukul

07.30-09-30 dan sesi 2 dimulai pukul 09-30-11-00 WIT. Perjumpaan ini

diikuti oleh semua siswa yang berjumlah 20 siswa, pada sesi pertama diikuti

oleh 10 siswa dan sesi ke 2 diikuti oleh 10 siswa.

Guru menciptakan situasi belajar yang membangkitkan agar peserta

didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses pengajaran dan siswa lebih

percaya diri, dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Setelah guru

menciptakan suasana yang menyenangkan, guru menjelaskan permasalahan-

permasalahan yang terdapat pada data karangan narasi peserta didik dalam

siklus pertama, selanjutnya pendidik menyampaikan sejumlah hal-hal yang

harus dipahami seperti “isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, struktur

tata bahasa, gaya (pilihan struktur dan diksi) dan ejaan dantanda baca”.

Kemudian guru menjelaskan guru menjelaskan unsur-unsur karangan narasi

dan ciri-ciri karangan narasi, agar siswa lebih mengerti apa itu sebuah

Page 64: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

53

karangan. Oleh karena itu, peserta didik diberikan pekerjaan agar

mengerjakan sebuah karangan narasi. Agar pembelajaran menulis karangan

narasi benar-benar dipahami oleh siswa. Sebagian besar siswa turut

berpartisipasi dalam membuat karangan narasi sesuai dengan tema yang sudah

mereka tentukan.

2) Pertemuan 2

Pertemuan ke dua dilaksanakan pada hari Jum’at tgl 23 Juli 2021. Ke

giatan pembelajar diajarkan kepertemuan kedua sesi 1 dimulai dipukul 07.30-

09-30 dan sesi 2 dimulai pukul 09-30-11-00 WIT. Pertemuan ini diikuti oleh

semua peserta didik yang berjumlah 20 peserta didik, pada sesi pertama

diikuti oleh 10 siswa dan sesi ke 2 diikuti oleh 10 siswa.

Pada kegiatan awal guru menciptakan suasana yang menyenangkan

agar siswa berani, percaya diri dan berpartisipasi proses pembelajaran. Setelah

itu, siswa bersama guru membuat tanyajawab mengenai hasil narasi yang

sudah diajarkan, kemudian peserta didik bias mempertanyakan hal-hal yang

tidak di pahaminya, setelah itu, siswa membuat sebuah karangan narasi

dengan bimbingan guru, kemudian siswa diberikan kesempatan kepada siswa

untuk maju kedepan kelas membacakan hasil karangannya. Diakhir

pembelajaran pendidik membina peserta didik untuk mengemukakan

simpulan pembelajaran dan pendidik memberi motivasi kepada peserta didik

agar siswa lebih semangat untuk belajar.

Page 65: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

54

c. Tahap Observasi

Observasi ditunjukan pada kegiatan pendidik dan aktivitas peserta didik

selama proses pengajaran kemampuan mengarang narasi menggunakan model

partisipatif (partisipative teaching and learning). Hasil observasi pada siklus I yang

dikerjakan peneliti selagi proses pengajaran berlangsung ada beberapa tahap yang

sudah tercapai adalah sebagai berikut.

1) Aktivitas Guru

a) Guru sudah menciptakan suasana yang menyenagkan di dalam kelas.

b) Guru telah memberikan giliran kepada peserta didik untuk bertanya.

c) Guru telah memotivasi peserta didik tentang menulis karangan narasi, agar

peserta didik lebih berani dan semangat untuk belajar.

d) Guru sudah menjelaskan tentang kesalahan-kesalahan dalam menulis

karangan narasi kepada siswa, agar karangan siswa meningkat dan

permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siklus 1 tidak terulang lagi pada

siklus II.

e) Guru sudah menjelaskan tentang keadaan yang harus diketahui dalam

membuat karangan narasi.

2) Aktivitas Siswa

Data observasi yang dilaksanakan peneliti dalam aktivitas belajar

menunjuka sejumlah tahap-tahap yang telah terpenuhi oleh peserta didik selama

pelaksanaan siklus II, sebagai berikut.

a) Peserta didik sangat memperhatikan penjelasan pendidik pada saat sistem

pembelajaran, hal ini dengan alasan peserta didik dapat memperhatikan

Page 66: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

55

penjelasan pendidik dan siswa tidak bermain sendiri saat pembelajaran sedang

dimulai.

b) Peserta didik terlibat aktif atau terlibat pada tanyajawab yang berlangsung

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

c) Siswa berpartisipasi berani mencari info agar menetapkan judul karangan

narasi yang dibuat.

d) Peserta didik dapat membuat tema karangan narasi, tahap ini dikarenakan

tema karangan narasi peserta didik membuat begitu bermacam-macam.

e) Peserta didik dapat menulis karangan narasi secara sempurnah, hal ini terlihat

pada hasil karya peserta didik.

f) Peserta didik dapat simpulkan pembelajaran membuat karangan narasi dengan

bimbingan pendidik.

3) Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi

Proses Belajar mengarang cerita pada siklus II dapat diterima,

menyenangkan dan telah berkembang, hal ini terlihat dari hasil belajar artikel

cerita yang terjadi lebih baik dengan mengurangi banyak blunder pada siklus I.

Efek samping dari belajar mengarang cerita pada siklus II adalah sebagai berikut.

Tabel 1.8 Nilai Siklus II Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute

Rentang

Nilai

Jumlah

Siswa Pencapaian

Presentase Ketuntasan

Tuntas Belum Tuntas

65-69 1 Belum Tuntas

90% 10%

70-74 1 Belum Tuntas

75-79 11 Tuntas

80-84 3 Tuntas

85-89 4 Tuntas

jumlah 20

Rata-rata 79,0

Page 67: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

56

Melaui tabel di atas, maka dapat diperjelas dibawah ini:

Melalui sejumlah peserta didik sebanyak 20 siswa, pada siklus II terdapat 18

siswa yang memenuhi ketentuan kulminasi dengan pencapaian dominasi

90%.

Pada siklus II ke atas 2 siswa yang belum memenuhi model pemenuhan,

khususnya tingkat kulminasi 10% siswa yang belum tuntas.

Dari informasi nilai siklus berikutnya diperoleh nilai normal sebesar 79,0.

Sedangkan jumlah siswa yang sampai pada model untuk kulminasi adalah 18

siswa banyak yang belum sampai pada aturan pemenuhan adalah 2 siswa.

Pemeriksaan nilai pada siklus I dan siklus 2 nilai pada kondisi yang

mendasarinya adalah sebagai berikut.

Tabel 1.9 Perbandingan Nilai yang Diperoleh pada Siklus I Dengan Siklus II

Komponen Perbandingan Siklus I Siklus II

Rata-rata 66,5 79,0

Nilai tertinggi 79 85

Nilai terendah 54,5 60

Jumlah siswa yang tuntas 8 18

Presentase siswa yang tuntas 40% 90%

“Dari data tabel di atas maka dapat diketahui bahwa tindakan pada siklus

II nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan. Peningkatan pada siklus I

mencapai 5,5 terhadap hasil nilai pada kondisi awal. Sedangkan pada siklus II

nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yang cukup banyak yaitu sebesar

12.5 terhadap hasil nilai rata-rata pada siklus I. Selain hasil nilai rata-rata yang

meningkat, jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan juga mengalami

peningkatan”.

Page 68: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

57

Dari hasil pencapaian nilai rata-rata pada siklusI dan siklusII maka

perbandingan dengan nilai rata-rata situasi awal dapat juga disiapkan dalam

bentuk diagram batang seperti dibawa ini.

Dari diagram balok di atas maka dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

siswa mengalami peningkatan. Pada kondisi awal dan siklus I nilai rata-rata siswa

mencapai Peningnkata 5,5. Kemudian pada siklus I dan siklus II terus mengalami

peningkatan sebesar 12,5. Pada nilai rata-rata siswa yang meningkat dapat

dikemukakan bahwa presentase jumlah peserta didik yang memenuhi persyaratan

ketuntasan mengalami perkembangan.

Setelah itu akan dilihatkan data perkembangan presentase sejumlah

peserta didik yang telah berhasil memenuhi persyaratan ketuntasan dalam

pembelajaran mengarang narasi peserta didik, dalam situasi awal, siklusI dan

siklusII.

Page 69: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

58

Pencapaian kriteria ketuntasan oleh siswa yang disajikan pada diagram di

atas terlihat mengalami peningkatan presentase. Semula pada kondisi awal hanya

mencapai 15% menjadi 40% pada siklus I. Hal ini berarti pencapaian kriteria

ketuntasan siswa meningkat sebesar 25%. Sedangkan siklus I dan siklus II kriteria

ketuntasan mencapai 40% menjadi 90% pada siklus II, keadaan ini berarti

mencapai persyaratan ketuntasan peserta didik meningkat 50%.

4) Refleksi

Refleksi merupakan tahap terakhir dalam setiap siklus pada penilaian

tindakan kelas. Refleksi bertujuan untuk menentukan langkah apa saja yang

diambil dalam penelitian selanjutnya agar penelitian menjadi lebih baik dan

meningkat. Pada tahap refleksi, peneliti dan guru mendiskusikan dan

mengevaluasi kegiatan penelitian pada siklus II.

“Pada tahap tindakan siklus II, dapat diketahui bahwa rerata hasil tes

menulis karangan narasi mengalami peningkatan. Nilai rata-rata siklus II

mengalami peningkatan 79,0 yang sebelumnya pada siklus I mencapai 66,5. Hal

ini menunjukan bahwa hasil tes menulis karangan narasi siswa meningkat 12,5.

Page 70: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

59

Selain nilai rata-rata hasil tes karangan narasi yang meningkat, hasil presentase

kriteria ketuntasan oleh siswa mengalami peningkatan sebesar 50% dari hasil tes

siklus I dan siklus II. Dari hasil peningkatan tindakan, peneliti selama penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan model partisipatif (participative teaching and

learning) untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa

kelas V SDN 01 Bonepute, telah dilaksanakan dengan baik pada siklus II. Dengan

demikian pembelajaran pada siklus II dinyatakan sudah berhasil dan penelitian

telah dihentikan”

B. Pembahasan

1. Hasil Tindakan Siklus I

Evaluasi kemampuan mengarang narasi dilaksanakan selama dua siklus.

Tiap-tiap pelaksanaan siklus adalah pengubahan dari siklus sebelumnya. Hal

ditujukan untuk nilai tes mengarang narasi peserta didik dapat berkembang. Pada

penelitian ini diggunakan 5 aspek instumen penilaian dalam menulis mengarang

narasi iayalah, “isi gagasan yang dikemukakan, organisasi isi, struktur tata

bahasa, gaya (pilihan struktur dan diksi) dan ejaan dan tanda baca”. Setiap tahap-

tahap penilaian tersebut memiliki angka nilai yang berbedabeda. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan dikelas V SDN 01 Bonepute, situasi awal kemampuan

membuat narasi peserta didik masih rendah. Dalam aktivitas kondisi awal

diperoleh nilai ratarata kelas sebesar 61,0. Pada siklusI nilai rata-rata peserta didik

mengalami perkembangan peningkatan mencapai 66,5.

Pada tes mengarang narasi siklusI pada peserta didik dengan inisial QAN

memperlihatkan bahwa isi gagasan pada karangan yang ditemukan siswa tengah

Page 71: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

60

kurang sesuai melalui judul yang ditetapkan. Kegiatan ini terliahat dari tema yang

ditulis oleh peserta didik kurang singkrin dengan isi gagasannya pada aspek isi

gagasan peneliti memberikan skor 17 kepada siswa QAN. Aspek dua yakni

pengelompokan isi karangan, siswa QAN mendapat skor 12 sebab gagasan yang

diungkapkan pada hasil karangannya kurang terorganisasi. Keadaan ini kongkret

dari gagasannya tidak terceritakan secara utuh. Hasil karangan peserta didik QAN

terlihat sudah logis, hanya saja gagasan masih kurang lenkap. Aspek 3 yaitu

struktur tata bahasa, siswa digambarkan masih mendapatkan kesulitan dalam

merangkai kata, dalam beberapa kalimat masih terbolak balik sehingga membuat

para pembaca binggung. Sehingga peneliti memberikan skor 15. Aspek 4 yaitu

gaya (pilihan struktur dan diksi), pada aspek ini siswa QAN banyak mengalami

kesalahan dalam menggunakan kosakata. Siswa tersebut masih belum bisa

menggunakan kosakata dengan abaik, maka peneliti memberikan skor 13. Dan

aspek yang ke 5 yaitu ejaan dan tanda baca, pada karangan siswa QAN yang

terhitung banyak terjadi kesalahan dalam penempatan tanda baca seperti tanda (,)

koma, (.) titik dan tanda baca lainya. Penggunaan “di” juga terkadang masih

belum tepat. Sehingga peneliti memberikan skor 2. Sehingga siswa QAN

memperoleh nilai 59.

2. Hasil Tindakan Siklus II

Tes kemampuan mengarang narasi siklus II. Pada penelitian ini peneliti

menggunakan 5 aspek penilaian dalam mengarang narasi yakni, “isi gagasan yang

dikemukakan, organisasi isi, struktur tata bahasa, gaya (pilihan struktur dan diksi)

dan ejaan dan tanda baca”. Tiap tahap-tahap penilaian tersebut memiliki jumlah

Page 72: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

61

nilai yang berbeda-beda. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dikelas V SDN

01 Bonepute, situasi awal kemampuan mengarang narasi peserta didik masih

rendah. Pada kegiatan siklus I nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan

mencapai 66,5. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 79,0.

Pada tes menulis karangan narasi siklus II pada siswa dengan inisial QAN

mengarah pada isi gagasan yang ditemukan sudah sesuai dengan judul atau tema

yang tetapkan. berdasarkan yang dilihat dari tema yang dibuat oleh peserta didik

sudah sesuai dari awal sampai akhir karangan tetapi masih kurang sempurna,

dengan isi gagasannya pada tahap isi gagasan peneliti memberi angka 22 kepada

siswa QAN. Aspek 2 yaitu organisasi isi mengarang, peserta didik QAN

sebenarnya sudah dibuat dengan baik, namun masih ada beberapa kalimat yang

kurang sempurna. Hal ini terlihat dari gagasannya yang seharusnya siswa

menjelaskan dulu apa itu motivasi, agar pembaca lebih memahami apa itu

motivasi, Hasil karangan siswa QAN terlihat sudah logis. Maka peneliti

memberikan skor 23. Aspek 3 yaitu struktur tata bahasa, siswa sudah tidak

bingung dalam menyusun kata, dalam kalimat sudah tidak terbolak balik sehingga

membuat para pembaca tidak merasa bingung. Sehingga peneliti memberikan

skor 18. Aspek 4 yaitu gaya (pilihan struktur dan diksi), pada aspek ini siswa

QAN sudah menggunakan kosakata dengan baik. Maka peneliti memberikan skor

18. Dan aspek yang ke 5 yaitu ejaan dan tanda baca, pada karangan siswa QAN ia

sudah menempatkan tanda baca seperti tanda (,) koma, (.) titik dan tanda baca

lainya dengan tepat. Hanya saja penggunaan “di” juga terkadang masih belum

Page 73: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

62

tepat. Sehingga peneliti memberikan skor 4. Sehingga siswa QAN memperoleh

nilai 85.

3. Hasil Proses Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Narasi dengan

Menggunakan Model Partisipatif (Participative Teaching And Learning)

Pelaksanaan pada penelitian ini dilaksanakaan dengan memakai model

pembelajaran yaitu model partisipatif (“participative teaching and learning”)

dalam pengajaran mengarang narasi. penggunaan model ini diharapkan dapat

mengembangkan proses keberhasilan dalam keterampilan menulis karangan

narasi, serta dapat melibatkan siswa dan motivasi siswa sehingga keterampilan

menulis karangan narasi siswa meningkat.

Tindakan pada penelitian ini dengan adanya peningkatan dalam aktivitas

pembelajaran dan proses peserta didik. Peningkatan proses belajar dapat dituju

dengan adanya perubahan sikap peserta didik kearah yang lebih baik dari sebelum

memakai model partisipatif (participative teaching and learning) dalam

pembelajaran menulis karangan narasi. Perkembangan keampuan mengarang

narasi ini berdasarkan data nilai tes mengarang narasi melalui penerapan metode

partisipatif (participativ teaching and learning).

Beberapa permasalahan ketika peneliti melakukan penelitian,

permasalahan yang dialami peneliti pada siklusI iyalah peserta didik terlihat

kurang berpartisipasi berani dan tidak aktif kompilasi memberikan pendapat

ketika belajar mengarang narasi berlangasung. Hal ini karena beberapa peserta

didik mempunyai keinginan untuk mengarang narasi. Selepas itu, pada data

karangan peserta didik masih banyak terdapat masalah-masalah dalam

Page 74: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

63

penulisannya karangan narasi dan masih banyak siswa menempatkan ejaan yang

disempurnakan atau tanda baca dengan tepat dan penggunaan tata bahasa.

Kesalahan yang dihadapi peneliti Hal ini dapat diselesaikan dengan

pendidik lebih memotivasi dan memberikan penjelasan tentang kesalahan yang

dihadapi peserta didk saat pembelajaran mengarang narasi. pendidik

menyampaikan kembali tentang situasi yang harus dipahami siswa dalam

mengarang narasi, agar kesalahan-kesalahan yang terjadi pada siklusI tidak

terulang pada siklusII.

Page 75: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penggunaan model partisipatif “(participative teaching and learning)” bisa

membuat prose pembelajaran keterampilan mengarang narasi disiswa kls V SDN01

Bonepute. Proses pembelajaran menulis karangan narasi menunjukan keaktifan, aktif

mencari informasi, percaya diri serta berani mengungkapkan pendapat dan perhatian

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dibawah ini peningkatan hasil dari setiap

siklus sebagai berikut.

1. Tindakan pada kondisi awal dinilai ratarata mencapai 61.0, disiklus I nilai ratarata

siswa mencapai 66,5 perkembangan kecakapan membuat tulisan narasi dan

kondisi awal dan siklus I mengalami peningkatan 5,5, dikondisi pra tindakan

hanya 3orang peserta didik yang mendapatkan KKM dengan presentase siswa

15%, siklusI ter dapat 8orang peserta didik yang mencukupi syarat ke tuntasan

dengan presentase40%.

2. SiklusI nilai ratarata mencapai 66,5, disiklusII nilai ratarata peserta didik

mencapai79,0 perkembangan kecakapan mengarang narasi disiklusI dan disiklus

II mendapatkan peningkatn 12,5, disiklus I hanya 8 peserta didik yang mencapai

syarat ketuntasan dengan presentase peserta didik 15%, disiklus II terdapat 18

orang peserta didik yang memenuhi syarat ketuntasan dengan presentase 90%.

B. Saran

Selepas melaksanakn penelitian tindakan kelas, maka peneliti dapat

memberikan sejumlah saran berikut dibawa ini.

64

Page 76: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

65

1. Bagi peserta didik, agar sebagai seorang peserta didik harus giat dalam belajar

dan menggandakan pelatihan hingga kecakapan mengarang narasi.

2. Bagi guru, penerapan model partisipatif “participative teaching and learning”

sebaiknya digunakan oleh guru dalam belajar mengajar pada materi menulis

karangan narasi dan materi lainnya. Dalam meningkat keterampilan siswa dalam

menulis karangan narasi.

Page 77: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

66

DAFTAR PUSTAKA

Arief, A Tarman, dkk. Keefektifan Pembelajaran Kemampuan Menulis Karangan Narasi Berdasarkan Pengalaman dengan Teknik Clustering Teknik

Modeling pada Siswa Kelas V SD. Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Vol 9 No 2. http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v9i1.7869, diakses 29 April 2021.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Cardoso Idalia. 2018. Penerapan Model Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Narasi. Jurnal Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Vol 3 No 2. http://jurnal.unimor.ac.id, diakses 26 April 2021.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Djajadi Muhammad. 2019. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran (Anggota IKAPI).

Hayati Sri. 2017. Belajar & Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning.

Mangelang: Graha Cendekia.

Hidayat Rahmat, Abdillah. 2019. Ilmu Pendidikan “Konsep, Teori dan

Aplikasinya”. Medan: LPPPI.

Hak Syukur. 2019. Program Pengalaman Lapangan PPL (microteching). Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Keraf, Gorys. 2000. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Rinneka Cipta.

Khaltsum Ummu. 2019. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas

Lanjut. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Kurniawan Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik . Bandung: Alfabeta.

Mulyati Yeti. 2007. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Munirah. 2015. Pengembangan Menulis Paragraf. Yogyakarta : Deepublish

Mahmud. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Bandung: Tsabita.

Page 78: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

67

Nurdyansyah, Fahyuni Fariyarul Eni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran.

Sidoarjo: Nizamiah Learning Center.

Retnawati Heri. 2016. Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian. Yogyakarta:

Parama Publishing.

Rusmilawati. 2020. Narasi Literasi Bahasa Indonesia Paket B Setara SMP/MTS Kelas IX. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Rusyana Yus. 1982. METODE Pengajaran Sastra. Bandung: CV Gunung Larang.

Samad Muliati, Z. Mariyati. 2017. Perkembangan Peserta Didik. Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

Santosa. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Semi, M Atar. 2003. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.

Setyawan Aditya Dodiet. 2014. Hipotesis. Surakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Siddik Mohammad. 2016. Dasar-dasar Menulis. Malang: tunggal Mandiri Publishing.

Siyato Sandi, Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.

Supriyadi, dkk. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 2 Modul UT. Jakarta: Depdikbud.

Suriamiharja, Agus, dkk. 1996. Petunjuk Praktik Menulis. Jakarta: Depertemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodelogi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.

Syarif Elina, dkk. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Depertemen Pendidikan Nasional.

Tim Dikmas. 2018. Teks Narasi dan Literasi Buku Fiksi-Nonfiksi. Kalimantan

Selatan: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif, Progresif Konsep, Landasa, dan

Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Page 79: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

68

Wagiran, Mukh Doyin. 2005. Curah Gagasan Pengantar Penulisan Karya

Ilmiah. Semarang: Rumah Indonesia.

Yunus Muhammad, dkk. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.

Zainurrahman. 2011. Menulis dari Teori Hingga Praktik. Bandung: Alfabeta.

Page 80: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

L a m p I r a n

Page 81: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 1.

Profil Sekolah

Nama Sekolah : SDN 01 Bonepute

NSS/NPSN : 101731701001/40306279

Alamat Sekolah : Jl. Poros Palopo – Makassar, Kelurahan Bonepute

Kecamatan Larompong Selatan

Jumlah Guru : 20 orang

Nama Kepala Sekolah : Israwati, S.Pd., M.Pd.

Jumlah Kelas Rombel : 12 Rombel (rombongan belajar)

Tahun Pendirian : Tahun 1910

Luas Tanah / Lahan : 3400 m2

Luas Bangunan : 17125 m

Nomor Rekening Sekolah : 1922020000001365

Nama Bank : BPD

Atas Nama : SDN 01 Bonepute

Page 82: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 2.

Visi Misi dan Tujuan Sekolah

Visi Sekolah

“Mewujudkan siswa yang berprestasi, beriman dan bertaqwakepada Tuhan

yang Maha Esa serta cinta terhadap lingkungan”.

Misi Sekolah

1. Mewujudkan siswa yang taat beribadah

2. Membentuk sikap dan perilaku yang baik, santun, sopan dan berkarakter

3. Mewujudkan siswa-siswi yang disiplin

4. Menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif,

menyenangkan, gembira dan berbobot

5. Mewujudkan siswa-siswi yang berprestasi

6. Mewujudkan suasana kekeluargaan antar warga sekolah

7. Mewujudkan sekolah yang sehat, indah, nyaman, rindang dan aman

Page 83: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 3.

Daftar Nama Inisial Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute

No Nama Inisial

1. AG

2. YBS

3. AD

4. MS

5. MZZ

6. ES

7. MZ

8. NAF

9. QAN

10. MU

11. RLP

12. RAI

13. RS

14. SR

15. FS

16. ML

17. MAW

18. FAF

19 FA

20 AS

Page 84: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 4.

Kriteria Rubrik Penilaian Karangan Narasi

Aspek Kriteria Rentang Skor

Isi gagasan

Sangat baik: pada informasi, substansif,

pengembangan tesis tuntas, relevan dengan

permasalahan tuntas

27-30

Cukup baik: informasi cukup, substansi

cukup, pengembangan tesis terbatas, relevan

dengan masalah tapi tidak lengkap

22-26

Sedang: informasi terbatas, substansi

kurang, pengembangan tesis tidak cukup,

permasalahan tidak cukup

17-21

Kurang: tidak berisi, tidak ada substansi,

tidak ada pengembangan tesis, tdak ada

permasalahan

13-16

Organisasi

Isi

Sangat baik: ekspresi lancar, gagasan

diungkapkan dengan jelas, padat, tertata

dengan baik, urutan logis, kohesif

18-20

Cukup baik: kurang lancar, kurang

terorganisir tetapi ide utama terlihat, bean

pendukung terbatas,urutan logis tetapi tidak

lengkap

14-17

Sedang: tidak lancar, gagasan kacau,

terpotong-potong,urutan dan pengembangan

tidak logis

10-13

Sangat kurang, tidak komunikatif, tidak

terorganisir, tidak layak nilai 7-9

Struktur tata

bahasa

Sangat Baik: pemanfaatan potensi kata baik,

pilihan kata dan ungkapan tepat, mengeuasai

pembentukan kata.

18-20

Cukup Baik: pemanfaatan potensi kata

cukup, pilihan kata dan ungkapan kata

kadan kurang tepat tapi tidak terlalu

menganggu.

14-17

Sedang: pemanfaatan potensi kata terbatas,

serung terjadi kesalahan penggunaan 10-13

Page 85: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

2

kosakata dan dapat merusak makna.

Sangat kurang: pemanfaatan potensi kata

asal-asalan, pengetahuan tentang kosakata

rendah, dan tidak layak nilai.

7-9

Gaya:

piliahan

struktur dan

diksi

Sangat baik: konstruksi kompleks dan

efektif, hanya sedikit terjadi kesalahan

penggunaan bentuk kebahasaan.

22-25

Cukup baik: kontruksi sederhana tetapi

masih efektif, kesalahan kecil pada

konstruki kompleks, terjadi sejumlah

kesalahan kebahasaan tetapi makna tidak

kabur.

18-21

Sedang: terjadi kesalahan serius dalam

konstruksi kalimat, makan membingungkan

atau kabur.

11-17

Kurang: tidak menetahui aturan sintaksis,

terdapat banyak kesalahan bahasa, tidak

komunikatif dan tidak layak nilai.

5-10

Ejaan dan

tanda baca

Sangat baik: menguasai aturan penulisan,

hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan. 5

Cukup: kadang-kadang terjadi kesalahan

ejaan tetapi tidak mengaburkan makna. 4

Sedang: sering terjadi kesalahan ejaan, dan

makna membingungkan atau kabur. 3

Kurang: tidak mengetahui aturan penulisan,

terdapat banyak kesalahan ejaan, tulisan

tidak terbaca, dan tidak layak nilai.

2

Jumlah Total 35-100

Page 86: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 5.

Lembar Observasi Selama Proses Pembelajaran Menulis Karangan

Narasi

Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang

diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek

yang diamati.

Indikator Aspek yang diamati Keterangan

Ya Tidak

Partisipasi

belajar siswa dalam

pembelajaran

9. Perhatian siswa pada saat guru menjelaskan.

10. Peserta didik mengajukan pertanyaan jika belum

jelas.

11. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

12. Menger

jakan tugas tentang menulis karangan narasi secara tuntas.

13. Ikut

serta dalam diskuksi kelas.

14. Siswa mampu bekerjasama dengan teman sekelompoknya dengan baik.

15. Siswa mampu menyelesaikan soal avaluasi yang diberikan guru.

16. Menyi

mpulkan materi pembelajaran.

Page 87: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 6.

Lembar Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran

Keterampilan Menulis Narasi

Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang

diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek

yang diamati.

Indikator Aspek yang diamati Keterangan

Ya Tidak

Partisipasi Belajar Guru

dalam pembelajaran

1. Guru memotivasi siswa tentang kemampuan menulis yang dimiliki

siswa.

2. Guru memberikan penjelasan tentang menulis karangan narasi.

3. Guru membimbing siswa untuk

menemukan menemukan informasi.

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

5. Guru membimbing siswa untuk menentukan tema atau topik karangan

narasi.

6. Guru membimbing siswa dalam membuat karangan narasi

7. Guru mengarahkan siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

8. Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran karangan narasi.

9. Guru memberikan penilaian pada hasil karangan siswa.

Page 88: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

RENCANA PELAKSANAAN

PEMBELAJARAN (RPP)

Page 89: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 7.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus I pertemuan I

Satuan Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE Kelas / Semester : 5 /1 Tema 1 : Organ Gerak Hewan Dan Manusia Sub Tema 1 : Organ Gerak Hewan Pembelajaran ke : 4 Alokasi waktu : 1 Hari

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dengan mendengarkan materi yang dijelaskan guru ”pengertian karangan

narasi”, siswa dapat mengetahui tentang pengertian karangan narasi.

2. Dengan mehami materi yang disampaikan guru “lankah-langkah menulis

karangan narsasi”, siswa dapat membuat judul karangan narasi sendiri.

3. Setelah menulis karangan narasi, siswa dapat membacakan hasil karangannya

di depan kelas sesuai dengan tanda baca.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Kelas dimulai dengan memberikan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran

siswa

Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh

salah seorang siswa. Siswa yang diminta

membaca do’a adalah siswa yang hari ini datang

paling awal. (Menghargai kedisiplikan siswa).

Guru memperkenalkan diri kepada siswa-siswi

sebelum memulai pembelajaran.

Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan

sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi

tercapainya sita-cita.

Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu

nasional lainnya. Guru memberikan penguatan

tentang pentingnya menanamkan semangat

Nasionalisme.

5 menit

Inti Model Partisipatif 20 menit

Page 90: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

2

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Guru menciptakan suasa belajar yang

menyenangkan, sehingga siswa percaya diri, teliti,

dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Guru menjelaskan pengertian karangan narasi

kepada siswa.

Siswa mendengarkan guru menjelaskan tentang

pengertian karangan narasi.

Guru menjelaskan langkah-lngkah membuat

karangan narasi.

Guru menanyakan kembali kepada siswa tentang

pengertian karangan narasi yang sudah dijelaskan.

Ayo Mengamati

Siswa mengamati contoh karangan narasi yang

diberikan oleh guru.

Guru melibatkan siswa untuk menyusun atau

membuat sebuah judul karangan narasi.

Ayo Berlatih

Siswa berpartisipasi dalam menetukan sebuah

tema atau topik untuk membuat sebuah karangan

narasi.

Guru berkeliling dan membimbing siswa yang

mengalami kesulitan.

Penutup Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini

Guru memberikan penguatan dan kesimpulan

Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.

Penugasan dirumah Dengan bantuan orang tuanya, siswa membuat

sebuah karangan narasi.

Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk

menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.

Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

5 Menit

C. PENILAIAN

Refleksi dan Konfirmasi

Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui

ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.

Page 91: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

3

ASSESMENT (Penilaian)

Peniaian terhadap materi ini dapat dilakukan dengan memeriksa hasil tugas peserta didik,

melalui penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Bonepute, 16 Juli 2021

Page 92: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 8.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus I pertemuan II

Satuan Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE Kelas / Semester : 5 /1 Tema 1 : Organ Gerak Hewan Dan Manusia Sub Tema 1 : Organ Gerak Hewan Pembelajaran ke : 5 Alokasi waktu : 1 Hari

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dengan memahami materi yang dijelaskan guru, siswa dapat menentukan

tema untuk menulis sebuah karangan narasi.

2. Dengan mengamati contoh karangan narasi, siswa dapat membuat karangan

narasi tentang kehidupan sehari-hari dirumah.

3. Setelah menulis karangan narasi, siswa dapat membacakan hasil karangannya

di depan kelas sesuai dengan tanda baca.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Kelas dimulai dengan memberikan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa

Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah

seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a

adalah siswa yang hari ini datang paling awal.

(Menghargai kedisiplikan siswa)..

Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan

sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi

tercapainya sita-cita.

Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu

nasional lainnya. Guru memberikan penguatan

tentang pentingnya menanamkan semangat

Nasionalisme.

5 menit

Inti Model Partisipatif 25 menit

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Guru menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan, sehingga siswa percaya diri, teliti,

Page 93: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

2

dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Siswa mendengarkan guru menjelaskan tentang

pengertian karangan narasi dan langkah-langkah

membuat karangan narasi.

Guru menjelaskan penjelasan mengenai EYD

(ejaan yang disempurnakan).

Guru memberikan contoh mengenai EYD (ejaan

yang disempurnakan).

Guru menunjuk seorang murid untuk memberikan

salah satu contoh penulisan mengenai EYD (ejaan

yang disempurnakan).

Siswa dengan bimbingan guru menulis judul

karangan narasi.

Ayo Mengamati

Siswa mengamati contoh EYD (ejaan yang

disempurnakan) yang telah diberikan oleh guru.

Siswa melibatkan dirinya untuk maju ke depan

untuk menuliskan contoh penulisan EYD.

Ayo Berlatih

Siswa berpartisipasi membuat sebuah karangan

narasi sesuai dengan contoh dan langkah- langkah

yang telah dijelaskan oleh guru.

Guru berkeliling dan membimbing siswa yang

mengalami kesulitan.

Selesai membuat karangan narasi, guru menunjuk

secara acak beberapa anak untuk membacakan

hasil karangan narasi yang dibuatnya.

Penutup Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini

Guru memberikan penguatan dan kesimpulan

Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.

Penugasan dirumah Dengan bantuan orang tuanya, siswa membuat karangan mengenai kehidupan sehari-hari

dirumah.

Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk

menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.

Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu

10 Menit

Page 94: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

3

siswa.

C. PENILAIAN

Refleksi dan Konfirmasi

Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui

ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.

ASSESMENT (Penilaian)

Peniaian terhadap materi ini dapat dilakukan dengan memeriksa hasil tugas

peserta didik, melalui penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Bonepute, 17 Juli 2021

Page 95: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 9.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus II pertemuan I

Satuan Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE Kelas / Semester : 5 /1 Tema 1 : Organ Gerak Hewan Dan Manusia Sub Tema 2 : Manusia dan Lingkungan Pembelajaran ke : 1 Alokasi waktu : 1 Hari

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dengan memahami materi yang dijelaskan guru “unsur-unsur karangan

narasi”, siawa dapat mengetauhi unsur-unsur karangan narasi.

2. Dengan mengamati contoh karangan narasi, siswa dapat membuat karangan

narasi tentang kehidupan sehari-hari dirumah.

3. Setelah menulis karangan narasi, siswa dapat membacakan hasil karangannya

di depan kelas sesuai dengan tanda baca.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Kelas dimulai dengan memberikan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa

Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah

seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a

adalah siswa yang hari ini datang paling awal.

(Menghargai kedisiplikan siswa)..

Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan

sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi

tercapainya sita-cita.

Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu

nasional lainnya. Guru memberikan penguatan

tentang pentingnya menanamkan semangat

Nasionalisme.

5 menit

Inti Model Partisipatif 25 menit

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Guru menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan, sehingga siswa percaya diri, teliti,

Page 96: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

2

dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Guru menjelaskan materi tentang unsur-unsur

karangan narasi.

Guru menjelaskan ciri-ciri karangan narasi.

Siswa yang belum mengerti diberikan kesempatan

untuk bertanya.

Guru menjelaskan mengenai kesalahan-kesalahan

dalam menulis karangan narasi yang telah dibuat

siswa.

Ayo Mengamati

Siswa mengamati penjelasan guru mengenai

kesalahan-kesalahan dalammenulis karangan

narasi.

Siswa melibatkan dirinya untuk bertanya kepada

guru apabila ada yang belum dimengerti..

Ayo Berlatih

Siswa diberikan tugas untuk melanjutkan menulis

karangan narasi dirumah.

Siswa berpartisipasi membuat sebuah karangan

narasi sesuai dengan contoh dan langkah- langkah

yang telah dijelaskan oleh guru.

Selesai membuat karangan narasi, guru menunjuk

secara acak beberapa anak untuk membacakan

hasil karangan narasi yang dibuatnya.

Penutup Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini

Guru memberikan penguatan dan kesimpulan

Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya

dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.

Penugasan dirumah Dengan bantuan orang tuanya, siswa dapat

membuat karangan narasi.

Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk

menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan toleransi.

Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu siswa.

10 Menit

C. PENILAIAN

Refleksi dan Konfirmasi

Page 97: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

3

Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui

ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.

ASSESMENT (Penilaian)

Peniaian terhadap materi ini dapat dilakukan dengan memeriksa hasil tugas

peserta didik, melalui penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Bonepute, 21 Juli 2021.

Page 98: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 10.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Siklus II pertemuan II

Satuan Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE

Kelas / Semester : 5 /1

Tema 1 : Organ Gerak Hewan Dan Manusia

Sub Tema 2 : Manusia dan Lingkungan

Pembelajaran ke : 2

Alokasi waktu : 1 Hari (3 x 35 menit)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Dengan pengalaman dan materi yang telah disampaikanoleh guru, siswa dapat

menentukan judul karangan narasi dengan baik.

2. Dengan mengamati contoh karangan narasi, siswa dapat membuat karangan

narasi tentang kehidupan sehari-hari dirumah.

3. Setelah menulis karangan narasi, siswa dapat membacakan hasil karangannya

di depan kelas sesuai dengan tanda baca.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi kegiatan Alokasi

Waktu

Pendahuluan Kelas dimulai dengan memberikan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa

Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah

seorang siswa. Siswa yang diminta membaca do’a

adalah siswa yang hari ini datang paling awal.

(Menghargai kedisiplikan siswa)..

Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan

sikap disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi

tercapainya sita-cita.

Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu

nasional lainnya. Guru memberikan penguatan

tentang pentingnya menanamkan semangat

Nasionalisme.

5 menit

Inti Model Partisipatif 25 menit

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

Guru menciptakan suasana belajar yang

Page 99: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

2

menyenangkan, sehingga siswa percaya diri, teliti,

dan berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Siswa bersama guru melakukan tanya jawab

tentang karangan narasi yang telah dipelajari

sebelumnya.

Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan

hal-hal yang belum dimengerti.

Guru membimbing siswa untuk menetukan sebuah

judul karangan narasi, yang akan dibuat siswa.

Ayo Mengamati

Siswa mengamati penjelasan atau jawaban guru

mengenai apa yang ditanyakan siswa.

Siswa mengamati sebuah contoh karangan narasi

yang diberikan oleh guru.

Ayo Berlatih

Siswa berpartisipasi membuat sebuah karangan

narasi sesuai dengan contoh dan langkah- langkah

yang telah dijelaskan oleh guru.

Guru berkeliling dan membimbing siswa yang

mengalami kesulitan.

Selesai membuat karangan narasi, guru menunjuk

secara acak beberapa anak untuk membacakan

hasil karangan narasi yang dibuatnya.

Penutup Siswa mapu mengemukan hasil belajar hari ini

Guru memberikan penguatan dan kesimpulan

Siswa diberikan kesempatan berbicara/bertanya dan menambahkan informasi dari siswa lainnya.

Penugasan dirumah Dengan bantuan orang tuanya, siswa dapat

membuat karangan narasi.

Menyanyikan salah satu lagu daerah untuk menumbuhkan nasionalisme, persatuan, dan

toleransi.

Salam dan do’a penutup di pimpin oleh salah satu

siswa.

10 Menit

C. PENILAIAN

Refleksi dan Konfirmasi

Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui

Page 100: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

3

ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.

ASSESMENT (Penilaian)

Peniaian terhadap materi ini dapat dilakukan dengan memeriksa hasil tugas

peserta didik, melalui penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan.

Bonepute, 23 Juli 2021.

Page 101: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

4

Page 102: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 11.

Status Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE

Kelas/semester : 5/1 Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia Subtema 1 : Organ Gerak Hewan

Siklus : I Nama Siswa : ………………………………………………

Buatlah sebuah karangan narasi atau cerpen dengan ketentuan sebagai berikut!

1. Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi.

2. Tema “Kehidupan Sehari-hari di Rumah”. 3. Memperhatikan unsur-unsur karangan narasi, yaitu tokoh, latar, alur, dan gaya

bahasa. 4. Menggunakan pilihan kata yang baik.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD)

Page 103: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 12.

Status Pendidikan : SD NEGERI 01 BONEPUTE

Kelas/semester : 5/1 Tema 1 : Organ Gerak Hewan dan Manusia Subtema 1 : Organ Gerak Hewan

Siklus : II Nama Siswa : ……………………………………………

Buatlah sebuah karangan narasi atau cerpen dengan ketentuan sebagai berikut!

1. Ditulis berdasarkan pengalaman pribadi. 2. Tema bebas.

3. Memperhatikan unsur-unsur karangan narasi, yaitu tokoh, latar, alur, dan gaya bahasa.

4. Menggunakan pilihan kata yang baik. 5. Karangan narasi diberi judul yang menarik.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(LKPD)

Page 104: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 13.

Lembar Observasi Selama Proses Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Siklus I

Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang

diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek

yang diamati.

Indikator Aspek yang diamati Keterangan

Ya Tidak

Partisipasi belajar siswa

dalam pembelajaran

1. Perhatian siswa pada saat guru menjelaskan.

2. Peserta didik mengajukan pertanyaan jika belum jelas.

-

3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

-

4. Mengerjakan tugas tentang menulis karangan narasi secara tuntas.

5. Ikut serta dalam diskuksi kelas. -

6. Siswa mampu bekerjasama dengan teman sekelompoknya dengan baik.

-

7. Siswa mampu menyelesaikan soal avaluasi yang diberikan guru.

-

8. Menyimpulkan materi pembelajaran. √

Page 105: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 14.

Lembar Observasi Selama Proses Pembelajaran Menulis Karangan Narasi

Siklus II

Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang

diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek

yang diamati.

Indikator Aspek yang diamati Keterangan

Ya Tidak

Partisipasi

Belajar Siswa dalam

pembelajaran

1. Perhatian siswa pada saat guru menjelaskan.

2. Peserta didik mengajukan pertanyaan jika

belum jelas. √

3. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.

4. Mengerjakan tugas tentang menulis

karangan narasi secara tuntas. √

5. Ikut serta dalam diskuksi kelas. √

6. Siswa mampu bekerjasama dengan teman sekelompoknya dengan baik.

7. Siswa mampu menyelesaikan soal

avaluasi yang diberikan guru. -

8. Menyimpulkan materi pembelajaran. √

Page 106: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 15.

Lembar Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran

Keterampilan Menulis Narasi Siklus I

Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang

diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek

yang diamati.

Indikator Aspek yang diamati Keterangan

Ya Tidak

Partisipasi Belajar Guru

dalam pembelajaran

1. Guru memotivasi siswa tentang kemampuan menulis yang dimiliki

siswa.

2. Guru memberikan penjelasan tentang menulis karangan narasi.

3. Guru membimbing siswa untuk

menemukan menemukan informasi. -

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

-

5. Guru membimbing siswa untuk menentukan tema atau topik karangan

narasi.

6. Guru membimbing siswa dalam membuat karangan narasi

7. Guru mengarahkan siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

8. Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran karangan narasi.

-

9. Guru memberikan penilaian pada hasil karangan siswa.

Page 107: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 16.

Lembar Pengamatan Terhadap Aktivitas Guru Selama Proses Pembelajaran

Keterampilan Menulis Narasi Siklus II

Berilah tanda (√) pada kolom “Ya” disetiap aspek jika sesuai dengan yang

diamati. Dan berilah tanda (-) pada kolom “Tidak” jikatidak sesuai dengan aspek

yang diamati.

Indikator Aspek yang diamati Keterangan

Ya Tidak

Partisipasi Belajar Guru

dalam Pembelajaran

1. Guru memotivasi siswa tentang kemampuan menulis yang dimiliki

siswa.

2. Guru memberikan penjelasan tentang menulis karangan narasi.

3. Guru membimbing siswa untuk

menemukan menemukan informasi. √

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.

5. Guru membimbing siswa untuk menentukan tema atau topik karangan

narasi.

6. Guru membimbing siswa dalam membuat karangan narasi

7. Guru mengarahkan siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

8. Guru membimbing siswa untuk

menyimpulkan pembelajaran karangan narasi.

9. Guru memberikan penilaian pada hasil karangan siswa.

Page 108: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 17.

Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siklus I Siswa kelas V

SDN 01 Bonepute.

No Nama

Inisial

Aspek yang dinilai

Nilai Kriteria

Ketuntasan

Isi gagasan

yang

dikemukakan

Organisasi

isi

Struktur

tata

bahasa

Gaya:pilihan

struktur dan

diksi

Ejaan

dan

tanda

baca

1. AG 20 7 10 11 2 50 Belum Tuntas

2. YBS 21 12 14 11 2 60 Belum Tuntas

3. AD 25 14 14 18 4 75 Tuntas

4. MS 21 17 9 10 3 60 Belum Tuntas

5. MZZ 22 16 15 11 3 67 Belum Tuntas

6. ES 22 18 11 12 3 65 Belum Tuntas

7. MZ 21 12 9 8 2 52 Belum Tuntas

8. NAF 27 15 14 18 4 78 Tuntas

9. QAN 17 12 15 13 2 59 Belum Tuntas

10. MU 23 15 17 10 3 68 Belum Tuntas

11. RLP 27 16 15 17 4 79 Tuntas

12. RAI 24 17 14 15 3 72 Belum Tuntas

13. RS 25 18 14 14 4 75 Tuntas

14. SR 23 18 15 15 4 76 Tuntas

15. FS 19 12 10 11 2 54 Belum Tuntas

16. ML 27 18 14 15 4 78 Tuntas

17. MAW 27 18 15 16 3 79 Tuntas

18. FAF 22 18 15 15 4 75 Tuntas

19 FA 20 11 13 9 2 55 Belum Tuntas

20 AS 21 12 11 7 2 53 Belum Tuntas

Nilai tertinggi 27 18 17 18 4

Nilai terendah 19 7 9 7 2

*Penilaian dilakukan oleh guru

Page 109: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 18.

Hasil Penilaian Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siklus II Siswa kelas V

SDN 01 Bonepute.

No Nama

Inisial

Aspek yang dinilai

Nilai Kriteria

Ketuntasan

Isi gagasan

yang

dikemukakan

Organisasi

isi

Struktur

tata

bahasa

Gaya:pilihan

struktur dan

diksi

Ejaan

dan

tanda

baca

1. AG 20 17 10 16 4 67 Belum Tuntas

2. YBS 22 19 16 16 4 77 Tuntas

3. AD 27 16 17 15 5 80 Tuntas

4. MS 25 19 16 13 3 78 Tuntas

5. MZZ 28 18 21 16 5 88 Tuntas

6. ES 26 19 15 12 3 79 Tuntas

7. MZ 22 19 12 19 3 75 Tuntas

8. NAF 27 20 19 18 5 83 Tuntas

9. QAN 22 23 18 18 4 85 Tuntas

10. MU 21 19 17 15 4 76 Tuntas

11. RLP 26 17 21 15 4 89 Tuntas

12. RAI 28 21 17 15 5 86 Tuntas

13. RS 23 18 13 17 4 76 Tuntas

14. SR 24 20 16 15 3 78 Tuntas

15. FS 21 16 19 15 4 75 Tuntas

16. ML 25 20 15 16 3 79 Tuntas

17. MAW 27 19 17 17 4 84 Tuntas

18. FAF 24 18 14 18 3 77 Tuntas

19 FA 21 19 15 17 3 75 Tuntas

20 AS 21 19 17 14 2 73 Belum Tuntas

Nilai tertinggi

Nilai terendah

*Penilaian dilakukan oleh peneliti

Page 110: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 19.

Daftar Nama Nilai Siswa Kelas V SDN 01 Bonepute Siklus I dan Siklus II

No Nama

Inisial

Nilai

Siklus I

Kriteria

Ketuntasan

Nilai

Siklus II

Kriteria

Ketuntasan

1. AG 50 Belum Tuntas 67 Belum Tuntas

2. YBS 60 Belum Tuntas 77 Tuntas

3. AD 75 Tuntas 80 Tuntas

4. MS 60 Belum Tuntas 78 Tuntas

5. MZZ 67 Belum Tuntas 88 Tuntas

6. ES 65 Belum Tuntas 79 Tuntas

7. MZ 52 Belum Tuntas 75 Tuntas

8. NAF 78 Tuntas 89 Tuntas

9. QAN 59 Belum Tuntas 85 Tuntas

10. MU 68 Belum Tuntas 76 Tuntas

11. RLP 79 Tuntas 83 Tuntas

12. RAI 72 Belum Tuntas 86 Tuntas

13. RS 75 Tuntas 76 Tuntas

14. SR 76 Tuntas 78 Tuntas

15. FS 54 Belum Tuntas 75 Tuntas

16. ML 78 Tuntas 79 Tuntas

17. MAW 79 Tuntas 84 Tuntas

18. FAF 75 Tuntas 77 Tuntas

19 FA 55 Belum Tuntas 75 Tuntas

20 AS 53 Belum Tuntas 73 Belum Tuntas

Jumlah Nilai 1,330 1,580

Nilai Rata-rata

66,5 Mencapai KKM 79.0 Mencapai KKM

Page 111: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

DOKUMENTASI

Page 112: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 20.

Foto pada saat Proses Pembelajaran

Gambar 1. Terlihat Siswa Sudah Siap Belajar

Gambar 2. Terlihat Siswa sedang Memperhatikan Guru yang Menjelaskan

Materi

Gambar 3. Terlihat Siswa Mendengarkan Penjelasan dari Guru

Page 113: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

2

Gambar 4. Terlihat Siswa sedang Mengerjakan Contoh Penulisan EYD yang diberikan

oleh Guru

Gambar 5. Terlihat Guru sedang Membimbing Siswa yang Kesulitan dalam

Membuat contoh EYD

Gambar 6. Terlihat Siswa Sudah Bisa Mengerjakan Penulisan EYD

Page 114: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

3

Gambar 7. Terlihat Guru Membimbing Siswa yang Bisa Membuat Karangan

Narasi

Gambar 8. Terlihat Siswa sedang Menulis Karangan Narasi

Gambar 9. Terlihat Siswa sedang Membacakan Hasil Karangan Narasi

Page 115: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 21.

Kerangka Karangan

Tema : Rumah

Judul : Kehidupan Sehari-hari di Rumah

Tujuan : Memperoleh jenis-jenis aktivitas yang dilakukan dirumah

Aspek yang Diteliti:

1. Mengetaui kehidupan mereka lalui

2. Mengenal aktivitas dirumah

3. Mengetahui tanggung jawab sebagai seorang anak

Tema : Hujan

Judul : Musim Hujan

Tujuan : Mengetahui dampak hujan

Aspek yang Diteliti:

1. Pengertian hujan

2. Mengetahui musim salah satu musim di Indonesia

3. Mengetahui dampak ketika terjadinya hujan.

Page 116: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 22.

Hasil Karangan Narasi Siswa

Page 117: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

2

Page 118: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

3

Page 119: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

4

Page 120: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

5

Page 121: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Validasi Surat Perijinan

Lampiran 23. Surat Izin Penelitian dari Universitas Muhammadiyah Makassar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Page 122: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 24. Surat Izin Penelitian dari Kantor Permodalan

Page 123: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 25. Surat Izin Telah Melaksanakan Penelitian

Page 124: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

Lampiran 26. Surat Berita Acara dari Sekolah

Page 125: PENERAPAN MODEL PARTISIPATIF (PARTICIPATIVE TEACHING …

RIWAYAT HIDUP

Siti Andriyani Salesi. Dilahirkan di desa Ilath Kecamatan

Batabual Kabupaten Buru pada tanggal 23 Januari 2000, dari

pasangan Ayahanda Bahtar Salesi, dan Ibunda Nyakim Thio.

Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2005 di SDN Ilath

Kabupaten Buru dan tamat tahun 2011, tamat SMP Negeri Ilath tahun 2014, dan

tamat SMA Negeri 4 Buru pada tahun 2017. Pada tahun yang sama (2017), penulis

melanjutkan pendidikan pada program Strata 1 (S1) program studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Makassar dan selesai tahun 2021. Pada program Strata 1 (S1).