PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

13
Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 56 PENERAPAN METODE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANDAR BARU Nasruddin SMP Negeri 1 Bandar baru Pidie Jaya [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris Kelas VIII dengan penerapan TGT (Team Game Tournament) pada materi Unit self-test di SMP Negeri 1 Bandar Baru, semester II tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini termasuk penelitian action research. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandar Baru. Hasil penelitian ini menunjukkan: Melalui hasil penelitian tindakan kelas pada SMP Negeri 1 Bandar Baru terjadi peningkatan motivasi belajar yaitu pada siklus I rata-rata sebesar 68,10 sedangkan pada siklus II sebesar 80,00. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan Metode TGT (Team Game Tournament) nilai siswa adalah 60,71. Pada siklus I hasil evaluasi siswa pada mata Pelajaran Bahasa Inggris Materi Unit self-test mendapatkan nilai rata-rata 70,00, sedangkan pada siklus II mendapatkan nilai rata-rata 80,00. Dari penelitian tersebut terjadi peningkatan ketuntasan belajar sebesar pada siklus I sebesar 33% dan pada siklus II sebesar 95%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dilaksanakannya penelitian tindakan kelas melalui Metode TGT (Team Game Tournament) terhadap pembelajaran Bahasa Inggris pada materi Unit self- testdapat meningkatkan motivasi belajar yang dengan sendirinya dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Baru . Kata Kunci : Metode TGT (Team Game Tournament), Hasil Belajar Abstract This study aims to determine the increase in learning motivation which in turn will improve student learning outcomes in learning Class VIII English with the application of TGT (Team Game Tournament) on the self-test unit material at Bandar Baru 1 Junior High School, second semester 2015/2016 academic year .This type of research includes action research. The subjects of this study were Class VIII students at SMP Negeri 1 Bandar Baru. The results of this study indicate: Through the results of classroom action research at SMP Negeri 1 Bandar Baru there was an increase in learning motivation, namely in the first cycle the average was 68.10 while in the second cycle was 80.00. Before learning with the TGT (Team Game Tournament) Method, the student score is 60.71. In the first cycle, the results of student evaluations in the eyes of English Language Subjects The self-test unit gets an average score of 70.00, while in the second cycle it gets an average score of 80.00. From the study there was an increase in learning completeness as much as in the first cycle of 33% and in the second cycle by 95%. Thus, it can be concluded that the implementation of classroom action research through the TGT (Team Game Tournament) Method of learning English in the material The self-test unit can increase learning motivation which by itself can improve learning outcomes for Class VIII students at SMP Negeri 1 Bandar Baru. Keywords: TGT Method (Game Tournament Team), Learning Outcomes

Transcript of PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Page 1: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 56

PENERAPAN METODE TGT (TEAM GAME TOURNAMENT) MENINGKATKANHASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS PADA SISWA KELAS VIII

DI SMP NEGERI 1 BANDAR BARU

Nasruddin

SMP Negeri 1 Bandar baru Pidie [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar yang pada akhirnya akanmeningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran Bahasa Inggris Kelas VIII denganpenerapan TGT (Team Game Tournament) pada materi Unit self-test di SMP Negeri 1 BandarBaru, semester II tahun ajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini termasuk penelitian actionresearch. Subyek penelitian ini adalah siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bandar Baru. Hasilpenelitian ini menunjukkan: Melalui hasil penelitian tindakan kelas pada SMP Negeri 1 BandarBaru terjadi peningkatan motivasi belajar yaitu pada siklus I rata-rata sebesar 68,10 sedangkanpada siklus II sebesar 80,00. Sebelum dilakukan pembelajaran dengan Metode TGT (TeamGame Tournament) nilai siswa adalah 60,71. Pada siklus I hasil evaluasi siswa pada mataPelajaran Bahasa Inggris Materi Unit self-test mendapatkan nilai rata-rata 70,00, sedangkan padasiklus II mendapatkan nilai rata-rata 80,00. Dari penelitian tersebut terjadi peningkatanketuntasan belajar sebesar pada siklus I sebesar 33% dan pada siklus II sebesar 95%. Dengandemikian, dapat disimpulkan bahwa dilaksanakannya penelitian tindakan kelas melalui MetodeTGT (Team Game Tournament) terhadap pembelajaran Bahasa Inggris pada materi Unit self-testdapat meningkatkan motivasi belajar yang dengan sendirinya dapat meningkatkan hasilbelajar pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Baru .

Kata Kunci : Metode TGT (Team Game Tournament), Hasil Belajar

Abstract

This study aims to determine the increase in learning motivation which in turn will improvestudent learning outcomes in learning Class VIII English with the application of TGT (TeamGame Tournament) on the self-test unit material at Bandar Baru 1 Junior High School, secondsemester 2015/2016 academic year .This type of research includes action research. The subjectsof this study were Class VIII students at SMP Negeri 1 Bandar Baru. The results of this studyindicate: Through the results of classroom action research at SMP Negeri 1 Bandar Baru therewas an increase in learning motivation, namely in the first cycle the average was 68.10 while inthe second cycle was 80.00. Before learning with the TGT (Team Game Tournament) Method,the student score is 60.71. In the first cycle, the results of student evaluations in the eyes ofEnglish Language Subjects The self-test unit gets an average score of 70.00, while in the secondcycle it gets an average score of 80.00. From the study there was an increase in learningcompleteness as much as in the first cycle of 33% and in the second cycle by 95%. Thus, it canbe concluded that the implementation of classroom action research through the TGT (TeamGame Tournament) Method of learning English in the material The self-test unit can increaselearning motivation which by itself can improve learning outcomes for Class VIII students atSMP Negeri 1 Bandar Baru.

Keywords: TGT Method (Game Tournament Team), Learning Outcomes

Page 2: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 57

LATAR BELAKANGPenguasaankemampuan Bahasa

Inggris (language skill) merupakan sebuahsyarat mutlak yang harus dimiliki di erakomunikasi dan globalisasi saat ini.Pembelajaran Bahasa Inggris (LanguageLearning) di jenjang SMP/MTs merupakanmateri pokok sebagai bagian dari fungsipengembangan diri siswa dalam bidang IlmuPengetahuan, teknologi dan seniyangdiharapkan setelah menamatkan studi,Mereka mampu tumbuh dan berkembangmenjadi individu yang cerdas, terampil danberkepribadian sebagai bekal hidup di masamendatang.

Penguasan materi pelajaran BahasaInggris dalam jenjang SMP/MTs meliputiempat keterampilan berbahasa, yaitu:menyimak, berbicara, membaca danmenulis. Semua itu didukung oleh unsur-unsur bahasa lainnya, yaitu: Kosa Kata, TataBahasa dan Pronunciation sesuai dengantema sebagai alat pencapai tujuan. Dari keempat keterampilan berbahasa di atas,Writing (menulis) merupakan salah satukemampuan berbahasa yang dirasa seringmenjadi masalah bagi siswa dalam prosespembelajaran Bahasa Inggris. Hal tersebutsangat menarik untuk diteliti mengingatkemampuan menulis (writing ability)sangatlah dipengaruhi oleh penguasaan kosakata, struktur bahasa dan kemampuan siswadalam merangkai kata menjadi sebuah teksyang berterima. Perbedaan secaragrammatical antara bahasa Inggris sebagaibahasa asing dan bahasa Indonesia sebagaibahasa utama merupakan masalah yangsering timbul pada saat belajar menulis.

Data yang diperoleh penelitimenyatakan bahwa hasil Belajar BahasaInggris siswa rendah, berdasarkanketuntasannya siswa belum dapat dikatakantuntas. Siswa dikatakan tuntas apabila ≥(KKM) 70.

Tolok ukur keberhasilan pembelajaranpada umumnya adalah prestasi belajar.Prestasi belajar Bahasa Inggris untukbeberapa kompetensi dasar umumnyamenunjukkan nilai yang rendah. Hal ini

standar kompetensi dan kompetensi dasarBahasa Inggris kelas memang sarat akanmateri, di samping cakupannya luas danperlu hafalan. Jika dilihat dari hasil ulanganharian sebagian besar masih di bawahkriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitusebesar 33% hanya 7 siswa yang telahmemenuhi standar ketuntasan minimal.Dengan rata –rata kelas sebesar 60,71.

Dari uraian di atas dapat diasumsikanbahwa mata pelajaran pengetahuan sosialmempunyai nilai yang strategis dan pentingdalam mempersiapkan sumber daya manusiayang unggul, handal, dan bermoral. Halyang menjadi hambatan selama ini dalampembelajaran bahasa Inggris adalahdisebabkankurang dikemasnya denganmetode yang menarik, menantang danmenyenangkan. Para guru sering kalimenyampaikan materi bahasa Inggris apaadanya (konvensional),sehinggapembelajaran bahasa Inggris cenderungmembosankan dan kurang

Pembelajaran kooperatif adalah salahsatu bentuk pembelajaran yang berdasarkanfaham konstruktivis. Pembelajarankooperatif merupakan strategi belajardengan sejumlah siswa sebagai anggotakelompok kecil yang tingkatkemampuannya berbeda. Dalammenyelesaikan tugas kelompoknya, setiapsiswa anggota kelompok harus salingbekerja sama dan saling membantu untukmemahami materi pelajaran. Dalampembelajaran kooperatif, belajar dikatakanbelum selesai jika salah satu teman dalamkelompok belum menguasai bahanpelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atasmaka penulis tertarik untuk mengadakanpenelitian dengan judul “PenerapanMetodeTGT (Team Game Tournament)Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggrispada Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1Bandar Baru”.

KERANGKA TEORITISPengertian Pembelajaran model teamsgames tournament (TGT)

Page 3: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 58

Pembelajaran kooperatif model TGTadalah salah satu tipe model pembelajarankooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan seluruh siswa tanpa harus adaperbedaan status. Tipe ini melibatkan peransiswa sebagai tutor sebaya, mengandungunsur bermain yang bisa menggairahkansemangat belajar dan mengandungpenguatan. Aktivitas belajar denganpermainan yang dirancang dalampembelajaran model kooperatif tipe TGTmemungkinkan siswa dapat belajar dengansuasana yang menyenangkan disampingmenumbuhkan tanggung jawab, kejujuran,kerja sama,persaingan sehat dan keterlibatansiswa dalam belajar.

Menurut slavin (2010, 166:167)terdapat lima komponen utama dalampelaksanaan model pembelajaran kooperatiftipe TGT yaitu :1) Presentasi kelas atau pengamatan

langsungPresentasi kelas digunakan guru untuk

memperkenalkan materi pelajaran denganpengajaran langsung atau diskusi ataupunpresentasi audiovisual. Guru membagikelompok siswa serta menyebutkan konsep-konsep yang harus dipelajari, memberikancerita singkat untuk pendahuluan mengenaimateri yang akan diajarkan dalam kehidupansehari-hari. Perbedaan presentasi kelasdengan pembelajaran biasa adalah presentasikelas difokuskan pada unit TGT, hal inimengandung arti bahwa siswa harusmemberikan perhatian penuh pada saatpresentasi kelas karena akan sangatmembantu mereka menjawab soal-soal padasaat kompetisi dalam permainanberlangsung.2) Belajar Kelompok

Tim terdiri dari empat atau lima siswayang mewakili seluruh bagian dari kelasdalam hal kinerja akademik, jenis kelamin,ras dan etnisitas. Fungsi utama dari tim iniadalah memastikan bahwa semua anggotatim benar-benar belajar danlebih khususnyalagi adalah untukmempersiapkananggotanya dalam kompetisi yang akandilakukan dalam sebuah permainan. Setelahguru menyampaikan materinya, tim

berkumpul untuk mempelajari lembarkegiatan atau materi lainnya. Pembelajarantim sering melibatkan pembahasanpermasalahan bersama, membandingkanjawaban, dan mengoreksi tiap kesalahanpemahaman apabila anggota tim ada yangmembuat kesalahan. Pada modelpembelajaran Teams Games Tournament inipoin penting yang perlu ditekankan adalahmembuat anggota tim melakukan yangterbaik untuk membantu tiap anggotanya.3) Game (permainan)

Permainan disusun untuk mengujipengetahuan yang dicapai siswa danbiasanya disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan materi yangdisampaikan pada saat presentasi kelas danlatihan lainnya. Permainan dalampembelajaran kooperatif tipe Teams GamesTournament dapat berupa permainan yangmudah dikenal.4) Turnamen

Turnamen adalah sebuah strukturdimana permainan berlangsung. Biasanyaberlangsung pada akhir minggu atau ahirunit, setelah guru memberikan presentasi dikelas dan tim telah melaksanakan kerjakelompok dengan lembar kegiatan. Dalamturnamen masing-masing siswa mewakilitim yang berbeda. Kompetisi yang seimbangini memungkinkan para siswa dari semuatingkat kinerja sebelumnya berkontribusisecara maksimal terhadap skor tim mereka,jika mereka melakukan yang terbaik.Setelah turnamen selesai maka dilakukanpenilaian.5) Team recognize

Guru kemudian mengumumkankelompok yang menang, masing-masing timakan mendapatkan sertifikat penghargaanapabila rata-rata skor memenuhi kriteriayang ditentukan. Tim akan mendapatkanjulukan”Super Team” jika rata-rata skor 45atau lebih, “Great Team” apabila rata-rataskor mencapai 40-45 dan “ Good Team”apabila rata-rata skor 30-40 Langkah-langkah dalam pelaksanaan modelpembelajaran kooperatif tipe teams gamestournament adalah

Page 4: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 59

1) Buatlah kelompok siswa secaraheterogen dengan jumlah anggota 4hingga 5 orang kemudian berikaninformasi pokok materi dan mekanismekegiatan.

2) Siapkan meja turnamen secukupnya,misalkan 5 meja dan untuk tiap mejaditempati 4 siswa yang memilikikemampuan yang setara, meja turnamensatu diisi oleh siswa dengan kemampuantertinggi dari tiap kelompok danseterusnya sampai meja ke x di tempatioleh siswa yang memiliki kemampuanterendah dari tiap kelompok. Penentuantiap siswa yang duduk pada mejatertentu sesui dengan kesepakatankelompok.

3) Pelaksanaan turnamen setiap siswamengambil satu kartu pertanyaan dansatu siswa lagi memegang kartujawaban, siswa yang memegang kartusoal berhak menjawab, apabilajawabannya salah maka pertanyaan akandilempar pada siswa selanjutnya.Apabila jawabannya benar dan sesuaidengan kartu jawaban maka kartutersebut dapat disimpan oleh siswa danmendapatkan poinbegitu seterusnyahingga waktu yang ditentukan habis.

4) Setelah turnamen selesai makadilakukan penilaiantiap anggotakelompok kembali kekelompoknyamasing-masing kemudian menghitungperolehan poin yang didapat dari tiapanggota kelompok kemudian diakumulasikan.

5) Kelompok yang memperoleh pointertinggi akan mendapat penghargaanberupa predikat great team, best teamdan good team.

6) Pada pertemuan berikutnya gurumelakukan bumping yaitu pergeserantempat duduk pada saat turnamen.Anggota kelompok yang pada saatturnamen mendapat poin terbanyak akannaik tingkat. (Suyatno.2009 :55-56)

Kelemahan dan KelebihanModelPembelajaran TGT

Riset tentang pengaruh pembelajarankooperatif dalam pembelajaran telah banyakdilakukan oleh pakar pembelajaran maupunoleh para guru di sekolah. Dari tinjuanpsikologis, terdapat dasar teoritis yang kuatuntuk memprediksi bahwa metode-metodepembelajaran kooperatif yang menggunakantujuan kelompok dan tanggung jawabindividual akan meningkatkan pencapaianprestasi siswa. Dua teori utama yangmendukung pembelajaran kooperatif adalahteori motivasi dan teori kognitif.

Dari pespektif motivasional, strukturtujuan kooperatif menciptakan sebuahsituasi di mana satu-satunya cara anggotakelompok bisa meraih tujuan pribadi merekaadalah jika kelompok mereka sukses. Olehkarena itu, mereka harus membantu temansatu timnya untuk melakukan apa pun agarkelompok berhasil dan mendorong anggotasatu timnya untuk melakukan usahamaksimal.

Sedangkan dari perspektif teorikognitif, Slavin (2008) mengemukakanbahwa pembelajaran kooperatif menekankanpada pengaruh dari kerja sama terhadappencapaian tujuan pembelajaran. Asumsidasar dari teori pembangunan kognitifadalah bahwa interaksi di antara para siswaberkaitan dengan tugas-tugas yang sesuaimengingkatkan penguasaan mereka terhadapkonsep kritik. Pengelompokan siswa yangheterogen mendorong interaksi yang kritisdan saling mendukung bagi pertumbuhandan perkembangan pengetahuan ataukognitif. Penelitian psikologi kognitifmenemukan bahwa jika informasi ingindipertahankan di dalam memori danberhubungan dengan informasi yang sudahada di dalam memori, orang yang belajarharus terlibat dalam semacam pengaturankembali kognitif, atau elaborasi dari materi.Salah satu cara elaborasi yang paling efektifadalah menjelaskan materinya kepada oranglain.

Namun demikian, tidak ada satupunmodel pembelajaran yang cocok untuksemua materi, situasi dan anak. Setiapmodel pembelajaran memiliki karakteristikyang menjadi penekanan dalam proses

Page 5: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 60

implementasinya dan sangat mendukungketercapaian tujuan pembelajaran. Secarapsikologis, lingkungan belajar yangdiciptakan guru dapat direspon beragamaoleh siswa sesuai dengan modalitas mereka.Dalam hal ini, pembelajaran kooperatifdengan teknik TGT, memiliki keunggulandan kelemahan dalam implementasinyaterutama dalam hal pencapaian hasil belajardan efek psikologis bagi siswa.

Slavin (2010), melaporkan beberapalaporan hasil riset tentang pengaruhpembelajarankooperatif terhadap pencapaianbelajar siswa yang secara inplisitmengemukakan keunggulan dan kelemahanpembelajaran TGT, sebagai berikut:a. Para siswa di dalam kelas-kelas yang

menggunakan TGT memperoleh temanyang secara signifikan lebih banyak darikelompok rasial mereka dari pada siswayang ada dalam kelas tradisional.

b. Meningkatkan perasaan/persepsi siswabahwa hasil yang mereka perolehtergantung dari kinerja dan bukannyapada keberuntungan.

c. TGT meningkatkan harga diri sosialpada siswa tetapi tidak untuk rasa hargadiri akademik mereka.

d. TGT meningkatkan kekooperatifanterhadap yang lain (kerja sama verbaldan nonberbal, kompetisi yang lebihsedikit)

e. Keterlibatan siswa lebih tinggi dalambelajar bersama, tetapi menggunakanwaktu yang lebih banyak.

f. TGT meningkatkan kehadiran siswa disekolah pada remaja-remaja dengangangguan emosional, lebih sedikit yangmenerima skors atau perlakuan lain.

Sebuah catatan yang harusdiperhatikan oleh guru dalam pembelajaranTGT adalah bahwa nilai kelompok tidaklahmencerminkan nilai individual siswa.Dengan demikian, guru harus merancangalat penilaian khusus untuk mengevaluasitingkat pencapaian belajar siswa secaraindividual.a. Kelebihan Pembelajaran TGT

Metode pembelajaran kooperatif TeamGames Tournament (TGT) ini mempunyai

kelebihan dan kekurangan. MenurutSuarjana (2000:10) dalam Istiqomah (2006),yang merupakan kelebihan daripembelajaran TGT antara lain:1) Lebih meningkatkan pencurahan waktu

untuk tugas2) Mengedepankan penerimaan terhadap

perbedaan individu3) Dengan waktu yang sedikit dapat

menguasai materi secara mendalam4) Proses belajar mengajar berlangsung

dengan keaktifan dari siswa5) Mendidik siswa untuk berlatih

bersosialisasi dengan orang lain6) Motivasi belajar lebih tinggi7) Hasil belajar lebih baik8) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan

dan toleransib. Kelemahan TGT1) Bagi Guru

Sulitnya pengelompokan siswa yangmempunyai kemampuan heterogen dari segiakademis. Kelemahan ini akan dapat diatasijika guru yang bertindak sebagai pemegangkendali teliti dalam menentukan pembagiankelompok waktu yang dihabiskan untukdiskusi oleh siswa cukup banyak sehinggamelewati waktu yang sudah ditetapkan.Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampumenguasai kelas secara menyeluruh.2) Bagi Siswa

Masih adanya siswa berkemampuantinggi kurang terbiasa dan sulit memberikanpenjelasan kepada siswa lainnya. Untukmengatasi kelemahan ini, tugas guru adalahmembimbing dengan baik siswa yangmempunyai kemampuan akademik tinggiagar dapat dan mampu menularkanpengetahuannya kepada siswa yang lain.

Pengertian BelajarGagne dalam Suprijono (2011: 2),

mengemukakan “belajar adalah perubahandisposisi atau kemampuan yang dicapaiseseorang melalui aktivitas. Perubahandisposisi tersebut bukan diperoleh langsungdari proses pertumbuhan seseorang secaraalamiah”. Slavin (1994) dalam Rifa’i danAnni (2009: 82), menyatakan “belajar

Page 6: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 61

merupakan perubahan individu yangdisebabkan oleh pengalaman”.

Slameto (2010: 2), mendefinisikan“belajar sebagai suatu proses usaha yangdilakukan individu untuk memperolehperubahan tingkah laku secara keseluruhansebagai hasil pengalaman individu dalaminteraksi dengan lingkungannya”.

Anthony Robbins, mendefinisikanbelajar sebagai proses menciptakanhubungan antara sesuatu (pengetahuan)yang sudah dIPShami dansesuatu(pengetahuan yang baru). Senadadengan Robbins, Jerime Brunner dalamRomberg & Kaput (1999) mengemukakanbahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun (mengkonstruk)pengetahuan baru berdasarkan padapengalaman/pengetahuan yang sudahdimilikinya (Trianto 2009: 15).

Berdasarkan pengertian di atas makadapat disimpulkan bahwa belajar merupakanproses perubahan tingkah laku individusebagai akibat dari interaksi denganlingkungan. Belajar bukan semata-matamentransfer pengetahuan yang ada di luardirinya, tetapi belajar lebih pada memprosesdan menginterpretasikan pengalaman yangbaru dengan pengetahuan yang sudahdimilikinya.

Prinsip-prinsip BelajarMenurut Suprijono (2011: 4) ada tiga

prinsip belajar, yaitu: (1) Belajar adalahperubahan tingkah laku; (2) Belajarmerupakan proses; (3) Belajar merupakanbentuk pengalaman.1) Belajar adalah perubahan tingkah laku

Perubahan tingkah laku sebagai hasilbelajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (a)Merupakan perubahan yang disadari, (b)kontinu atau berkesinambungan, (c)fungsional atau bermanfaat, (d) positif atauberakumulasi, (e) aktif atau sebagai usahayang direncanakan, (f) permanen atau tetap,(g) bertujuan atau terarah, (h) mencakupkeseluruhan potensi kemanusiaan.2) Belajar merupakan proses

Belajar terjadi karena didorongkebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

3) Belajar merupakan bentuk pengalamanPengalaman pada dasarnya adalah

hasil dari interaksi antara siswa denganlingkungannya.

Menurut Dimyati dan Mujiono (2008:42-49) menyatakan bahwa ada tujuh prinsip-prinsip belajar, yaitu: (1) perhatian danmotivasi, (2) keaktifan, (3) keterlibatanlangsung/berpengalaman, (4) pengulangan,(5) tantangan, (6) balikan dan penguatan, (7)perbedaan individual. Sementara Anni dkk(2006: 36) menyatakan bahwa prinsip-prinsip belajar meliputi penguatan(reinforcement), hukuman (punishment),kesegaran pemberian penguatan, jadwalpemberian penguatan, dan peranan stimulusterhadap perilaku.

Pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar ini sangat membantu gurudalam memilih tindakan yang tepat padasaat pelaksanaan pembelajaran. Guru dapatmemilih tindakan-tindakan yang dapatmeningkatkan aktivitas dan hasil belajarsiswa. Selain itu, guru juga dapatmengembangkan sikap yang menunjangpeningkatan belajar

Faktor-faktor yang MempengaruhiBelajar

Menurut Slameto (2010: 54-74),kegiatan belajar dipengaruhi oleh dua faktor,yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktorintern adalah faktor yang ada dalam diriindividu yang sedang belajar, sedangkanfaktor ekstern adalah faktor yang ada di luarindividu.

Faktor internFaktor intern meliputi jasmani terdiri

dari kesehatan dan cacat tubuh, psikologisterdiri dari intelegensi, perhatian, minat,bakat, motif, kematangan, dan kesiapan dankelelahan terdiri dari kelelahan jasmani danrohani.1) Jasmani terdiri dari kesehatan dan cacat

tubuh. Agar seseorang dapat belajardengan baik maka ia harus menjagakesehatan badannya. Keadaan cacattubuh juga dapat mempengaruhi belajar.

Page 7: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 62

2) Psikologis terdiri dari intelegensi,perhatian, minat, bakat, motif,kematangan, dan kesiapan. Intelegensiatau kecakapan yang dimiliki seseorangdapat mempengaruhi belajar. Begitupula dengan perhatian dan minat, jikasiswa tidak memiliki perhatian danminat pada bahan pelajaran, ia bisamerasa bosan dan tidak suka terhadapapa yang dipelajarinya.

3) Kelelahan terdiri dari kelelahan jasmanidan rohani. Keduanya dapatmempengaruhi belajar. Agar siswa dapatbelajar dengan baik haruslahmenghindari kelelahan.

Faktor eksternFaktor ekstern adalah faktor yang ada

di luar individu. Faktor ekstern yang dapatberpengaruh terhadap belajar, yaitu:1) Keluarga, siswa yang belajar akan

menerima pengaruh dari keluarga berupacara orang tua mendidik, relasi antaraanggota keluarga, suasana rumah tangga,keadaan ekonomi rumah tangga,pengertian orang tua, dan latar belakangkebudayaan.

2) Sekolah, faktor sekolah yangmempengaruhi kegiatan belajarmencakup metode mengajar, kurikulum,relasi guru dengan siswa, disiplinsekolah, pelajaran dan waktu sekolah,standar pelajaran, keadaan gedung,metode belajar dan tugas rumah.

3) Masyarakat merupakan faktor eksternyang berpengaruh terhadap belajarsiswa. Pengaruh itu terjadi karenakeberadaan siswa dalam masyarakat.

Adapun hal yang mempengaruhi siswadalam masyarakat yaitu kegiatan siswa,mass media, teman bergaul, dan bentukkehidupan masyarakat.

Aktivitas Belajar SiswaMenurut Poerwadarminta (2003)

dalam Yusfy (2011), “aktivitas adalahkegiatan. Jadi aktivitas belajar adalahkegiatan-kegiatan siswa yang menunjangkeberhasilan belajar”. Sedangkan menurutSlameto (2010: 36), mengemukakan bahwa

“aktivitas belajar merupakan kegiatan siswadalam berpikir dan berbuat, berupa kegiatanbertanya, mengajukan pendapat, danmenimbulkan diskusi dengan guru”.

Dalam hal kegiatan belajar, Rosseuaudalam Yusfy (2011), memberikanpenjelasan bahwa segala pengetahuan ituharus diperoleh dengan pengamatan sendiri,penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiribaik secara rohani maupun teknis. Tanpaada aktivitas, proses belajar tidak mungkinterjadi. Aktivitas belajar yang dimaksudadalah seluruh aktivitas siswa dalam prosesbelajar, mulai dari kegiatan fisik sampaikegiatan psikis. Kemudian Sardiman (2007)dalam Yusfy (2011), menegaskan bahwa“pada prinsipnya belajar adalah berbuat,tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas.Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsipyang sangat penting dalam interaksi belajarmengajar”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapatdisimpulkan bahwa aktivitas belajar siswaadalah suatu proses kegiatan belajar yangberupa interaksi antara guru dengan siswayang menimbulkan perubahan kemampuanatau kecakapan siswa.

Berikut adalah aktifitas siswa yangdinilai dalam penelitian ini, yaitu: (1)kesiapan siswa mengikuti pembelajaran, (2)keaktifan siswa ketika menerima penjelasantentang tujuan belajar, (3) keaktifan siswadalam kegiatan eksplorasi, (4) keaktifansiswa dalam kegiatan elaborasi 1 (kelompokasal), (5) keaktifan siswa dalam kegiatanelaborasi 2 (kelompok ahli), (6) keberaniansiswa dalam mempresentasikan hasildiskusi, (7) keaktifan siswa dalam kegiatankonfirmasi, (8) keaktifan siswa dalamkegiatan akhir pembelajaran.

Hasil Belajar SiswaMenurut Woordworth dalam Farhan

(2011), “hasil belajar merupakan perubahantingkah laku sebagai akibat dari prosesbelajar”. Sementara Anni dkk (2006: 5)mengemukakan bahwa “hasil belajarmerupakan perubahan perilaku yangdiperoleh pembelajar setelah mengalamiaktivitas belajar”.

Page 8: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 63

Menurut Bloom dalam Rifa’i danAnni (2009: 86), menyatakan bahwa “hasilbelajar meliputi tiga taksonomi yang disebutdengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif(cognitive domain), ranah sikap (affectivedomain), dan ranah psikomotorik(psychomotoric domain)”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapatdisimpulkan bahwa hasil belajar siswa padahakikatnya merupakan perubahan tingkahlaku setelah melalui proses belajarmengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajardalam pengertian luas mencakup bidangkognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaiandan pengukuran hasil belajar dilakukandengan menggunakan tes hasil belajar,terutama hasil belajar kognitif berkenaandengan penguasaan bahan pengajaran sesuaidengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Berikut adalah hasil belajar yangdimaksud dalam penelitian ini yaitupeningkatan nilai yang diperoleh siswasetelah dilakukan tes formatif. Pembelajarandikatakan berhasil jika terjadi peningkatanhasil belajar yaitu pencapaian hasil belajarsiswa sudah memenuhi KKM yangditetapkan. Selain itu, juga adanyaperubahan perilaku positif yang dialamisiswa setelah proses pembelajaran.

METODOLOGI PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulaitanggal 14 Februari sd 22 Juni 2016 yangdilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandar BaruKecamatan Bandar Baru Kabupaten PidieJaya.

Rancangan penelitian.Prosedur penelitian tindakan kelas

diawali dengan perencanaan tindakan(planning), penerapan tindakan (action),mengobservasi (observation), dan refleksi(reflecting) dan seterusnya sampai kriteriakeberhasilan yang diharapkan tercapai.Penelitian ini direncanakan minimal dalamdua siklus, yaitu tindakan pada siklus Isampai dengan tercapainya tujuan perbaikandengan batas akhir sesuai waktu yangdialokasikan kurikulum. Proses tindakanyang dilakukan dalam penelitian tindakankelas ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Tahapan alur penelitian tindakan kelasdigambarkan oleh Arikunto (2009: 16)berikut:

Perencanaan“Perencanaan merupakan tahap berupa

menyusun rancangan tindakan yangmenjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebutakan dilakukan” (Arikunto 2009: 75). Padatahap perencanaan, peneliti mengidentifikasimasalah yang terjadi di kelas terlebihdahulu. Kemudian menyusun lembarpengamatan aktivitas belajar siswa danperformansi guru pada Pelaksanaansaatproses belajar mengajar berlangsung.Setelah itu membuat Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP), merancang media dantes formatif.

Pelaksanaan tindakan“Pelaksanaan tindakan merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan,yaitu mengenai tindakan kelas” (Arikunto2009:18). Pada tahap pelaksanaan, penelitimelakukan kegiatan pembelajaran sesuairencana pembelajaran yang telah dibuat.Kegiatan pembelajaran tersebut dimulaidengan kegiatan awal yaitu menyampaikanapersepsi. Setelah apersepsi kemudiandilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu prosesbelajar mengajar dengan menggunakanmodel TGT (Team Game Tournament).Terakhir, kegiatan penutup untukmengetahui sejauh mana pemahaman siswaterhadap materi yang telah disampaikan.

Observasi

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 63

Menurut Bloom dalam Rifa’i danAnni (2009: 86), menyatakan bahwa “hasilbelajar meliputi tiga taksonomi yang disebutdengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif(cognitive domain), ranah sikap (affectivedomain), dan ranah psikomotorik(psychomotoric domain)”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapatdisimpulkan bahwa hasil belajar siswa padahakikatnya merupakan perubahan tingkahlaku setelah melalui proses belajarmengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajardalam pengertian luas mencakup bidangkognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaiandan pengukuran hasil belajar dilakukandengan menggunakan tes hasil belajar,terutama hasil belajar kognitif berkenaandengan penguasaan bahan pengajaran sesuaidengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Berikut adalah hasil belajar yangdimaksud dalam penelitian ini yaitupeningkatan nilai yang diperoleh siswasetelah dilakukan tes formatif. Pembelajarandikatakan berhasil jika terjadi peningkatanhasil belajar yaitu pencapaian hasil belajarsiswa sudah memenuhi KKM yangditetapkan. Selain itu, juga adanyaperubahan perilaku positif yang dialamisiswa setelah proses pembelajaran.

METODOLOGI PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulaitanggal 14 Februari sd 22 Juni 2016 yangdilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandar BaruKecamatan Bandar Baru Kabupaten PidieJaya.

Rancangan penelitian.Prosedur penelitian tindakan kelas

diawali dengan perencanaan tindakan(planning), penerapan tindakan (action),mengobservasi (observation), dan refleksi(reflecting) dan seterusnya sampai kriteriakeberhasilan yang diharapkan tercapai.Penelitian ini direncanakan minimal dalamdua siklus, yaitu tindakan pada siklus Isampai dengan tercapainya tujuan perbaikandengan batas akhir sesuai waktu yangdialokasikan kurikulum. Proses tindakanyang dilakukan dalam penelitian tindakankelas ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Tahapan alur penelitian tindakan kelasdigambarkan oleh Arikunto (2009: 16)berikut:

Perencanaan“Perencanaan merupakan tahap berupa

menyusun rancangan tindakan yangmenjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebutakan dilakukan” (Arikunto 2009: 75). Padatahap perencanaan, peneliti mengidentifikasimasalah yang terjadi di kelas terlebihdahulu. Kemudian menyusun lembarpengamatan aktivitas belajar siswa danperformansi guru pada Pelaksanaansaatproses belajar mengajar berlangsung.Setelah itu membuat Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP), merancang media dantes formatif.

Pelaksanaan tindakan“Pelaksanaan tindakan merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan,yaitu mengenai tindakan kelas” (Arikunto2009:18). Pada tahap pelaksanaan, penelitimelakukan kegiatan pembelajaran sesuairencana pembelajaran yang telah dibuat.Kegiatan pembelajaran tersebut dimulaidengan kegiatan awal yaitu menyampaikanapersepsi. Setelah apersepsi kemudiandilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu prosesbelajar mengajar dengan menggunakanmodel TGT (Team Game Tournament).Terakhir, kegiatan penutup untukmengetahui sejauh mana pemahaman siswaterhadap materi yang telah disampaikan.

Observasi

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 63

Menurut Bloom dalam Rifa’i danAnni (2009: 86), menyatakan bahwa “hasilbelajar meliputi tiga taksonomi yang disebutdengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif(cognitive domain), ranah sikap (affectivedomain), dan ranah psikomotorik(psychomotoric domain)”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapatdisimpulkan bahwa hasil belajar siswa padahakikatnya merupakan perubahan tingkahlaku setelah melalui proses belajarmengajar. Tingkah laku sebagai hasil belajardalam pengertian luas mencakup bidangkognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaiandan pengukuran hasil belajar dilakukandengan menggunakan tes hasil belajar,terutama hasil belajar kognitif berkenaandengan penguasaan bahan pengajaran sesuaidengan tujuan pendidikan dan pengajaran.

Berikut adalah hasil belajar yangdimaksud dalam penelitian ini yaitupeningkatan nilai yang diperoleh siswasetelah dilakukan tes formatif. Pembelajarandikatakan berhasil jika terjadi peningkatanhasil belajar yaitu pencapaian hasil belajarsiswa sudah memenuhi KKM yangditetapkan. Selain itu, juga adanyaperubahan perilaku positif yang dialamisiswa setelah proses pembelajaran.

METODOLOGI PENELITIANWaktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulaitanggal 14 Februari sd 22 Juni 2016 yangdilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandar BaruKecamatan Bandar Baru Kabupaten PidieJaya.

Rancangan penelitian.Prosedur penelitian tindakan kelas

diawali dengan perencanaan tindakan(planning), penerapan tindakan (action),mengobservasi (observation), dan refleksi(reflecting) dan seterusnya sampai kriteriakeberhasilan yang diharapkan tercapai.Penelitian ini direncanakan minimal dalamdua siklus, yaitu tindakan pada siklus Isampai dengan tercapainya tujuan perbaikandengan batas akhir sesuai waktu yangdialokasikan kurikulum. Proses tindakanyang dilakukan dalam penelitian tindakankelas ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Tahapan alur penelitian tindakan kelasdigambarkan oleh Arikunto (2009: 16)berikut:

Perencanaan“Perencanaan merupakan tahap berupa

menyusun rancangan tindakan yangmenjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebutakan dilakukan” (Arikunto 2009: 75). Padatahap perencanaan, peneliti mengidentifikasimasalah yang terjadi di kelas terlebihdahulu. Kemudian menyusun lembarpengamatan aktivitas belajar siswa danperformansi guru pada Pelaksanaansaatproses belajar mengajar berlangsung.Setelah itu membuat Rencana PelaksanaanPembelajaran (RPP), merancang media dantes formatif.

Pelaksanaan tindakan“Pelaksanaan tindakan merupakan

implementasi atau penerapan isi rancangan,yaitu mengenai tindakan kelas” (Arikunto2009:18). Pada tahap pelaksanaan, penelitimelakukan kegiatan pembelajaran sesuairencana pembelajaran yang telah dibuat.Kegiatan pembelajaran tersebut dimulaidengan kegiatan awal yaitu menyampaikanapersepsi. Setelah apersepsi kemudiandilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu prosesbelajar mengajar dengan menggunakanmodel TGT (Team Game Tournament).Terakhir, kegiatan penutup untukmengetahui sejauh mana pemahaman siswaterhadap materi yang telah disampaikan.

Observasi

Page 9: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 64

“Observasi adalah kegiatanpengamatan yang dilakukan oleh pengamat”(Arikunto 2009:19). Observasi bertujuanuntuk mengamati kegiatan penelitian yangtelah direncanakan. Observasi dilakukansecara kolaborasi antara peneliti dan rekanpeneliti. Peneliti akan mengobservasi prosespembelajaran dengan siswa dan rekanpeneliti akan mengobservasi aktivitas siswaserta performansi peneliti saat kegiatanpembelajaran.

Refleksi“Refleksi merupakan kegiatan untuk

mengemukakan kembali apa yang sudahdilakukan” (Arikunto 2009:19). Refleksimerupakan langkah untuk menganalisissemua kegiatan yang telah dilakukan.Analisis dilakukan untuk mengetahuikelebihan dan kekurangan unsur-unsur yangdiamati. Apabila ada kekurangan makapeneliti merefleksikan hasil analisis tersebutuntuk merencanakan tindakan selanjutnyamenuju perbaikan.

Perencanaan Tahap PenelitianPenelitian tindakan kelas dilaksanakan

minimal dalam dua siklus. Siklus terdiridari 2 pertemuan, siklus II terdiri dari 2pertemuan. Setiap siklus dilaksanakanmelalui 4 tahap yaitu: perencanaan(planning), tindakan (action), mengobservasi(observation), dan refleksi (reflecting).

Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu tekniktes dan teknik nontes.

Teknik tes“Tes adalah himpunan pertanyaan

yang harus dijawab, pertanyaan-pertanyanyang harus dipilih atau ditanggapi, atautugas-tugas yang harus dilakukan peserta tesdengan tujuan mengukur suatu aspektertentu” (Poerwanti 2008:4-3). Dalampenelitian ini terdapat dua macam tes yangdilaksanakan, yaitu tes awal (tes awal) dantes formatif. Tes awal digunakan untukmengetahui kemampuan awal siswa

terhadap konsep yang akan diajarkan dandilaksanakan sebelum kegiatan belajarmengajar berlangsung sedangkan tesformatif digunakan untuk memperoleh datahasil belajar Bahasa Inggris selamamenggunakan model TGT (Team GameTournament).

Teknik nontesTeknik non tes digunakan 2 macam

teknik, yaitu:1 Observasi

“Observasi adalah kegiatanpengamatan untuk memotret seberapa jauhefek tindakan telah mencapai sasaran”(Arikunto 2009: 127). Teknik observasidigunakan untuk menggambarkan aktivitassiswa dan guru dalam pembelajaran BahasaInggris dengan menggunakan model TGT(Team Game Tournament). Observasidilakukan oleh observer dalam hal ini gurukelas V dan rekan peneliti denganmenggunakan lembar pengamatan. Adapunlembar pengamatan yang digunakan adalahlembar pengamatan aktivitas siswa, lembarpengamatan aktivitas guru .2 Dokumentasi

Menurut Paul (2011), “dokumentasiadalah kegiatan khusus berupapengumpulan, pengolahan, penyimpanan,penemuan kembali dan penyebarandokumen”. Dokumentasi yang dilakukanoleh peneliti adalah untuk mengumpulkandata tentang: nama siswa, nomor induksiswa, dan hasil belajar yang diperoleh siswasebelum dan sesudah pembelajaran BahasaInggris dengan menggunakan model TGT(Team Game Tournament). Selain itu,dokumentasi dilakukan untuk memperkuatdata yang diperoleh observer mengenaikegiatan kelompok siswa, suasana kelasketika berlangsungnya proses pembelajarandengan menggunakan dokumen berupa foto.

HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN

Pembelajaran sebelum pelaksanaantindakan kelas guru mengajar secarakonvensional. Guru cenderung mentransperilmu kepada siswa, sehingga siswa hanya

Page 10: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 65

mendengar dan siswa kurang aktif bahkancenderung bosan. Proses pembelajarantampak kaku karena siswa hanya melihatdan mendengar apa yang dijelaskangurunya. Itu semua berdampak pada hasilnilai siswa di Kelas VIII.5 SMP Negeri 1Bandar Baru.

Tabel 1. Perolehan Data Hasil BelajarSebelum Diberikan Tindakan

Prestasi Belajar

Hasil Tes Pra Siklus (SkorDasar)

BanyakSiswa

Persentase (%)

Jumlah siswatuntas belajar(skor ≥ 70)

7 33%

Jumlah siswatidak tuntasbelajar (skor ≤69)

14 67%

Rata-rata kelas60,71

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakansiklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan tanggal15 Februari 2016. Data yang diperolehselama pelaksanaan tindakan siklus I, yaitudata hasil belajar dan data hasil observasiselama proses pembelajaran. Berikut akandibahas paparan dari kedua data tersebut.

Tabel 2 Data Hasil Belajar Siklus I

Prestasi Belajar

Hasil Tes Siklus I (SkorDasar)

BanyakSiswa

Persentase(%)

Jumlah siswatuntas belajar(skor ≥ 70) 10 48%Jumlah siswatidak tuntasbelajar (skor ≤70) 11 52%Rata-rata kelas 68,10

Deskripsi Observasi Proses PembelajaranPeneliti mengamati siswa pada waktu

pembelajaran. Apakah dengan menerapkanmetode Team Game Tournament (TGT)

dapat membantu siswa untuk memahamikonsep. Berdasarkan observasimenunjukkan bahwa dengan metode TeamGame Tournament (TGT) siswa lebihtertarik dan senang mengikuti kegiatanpembelajaran Bahasa Inggris, meskipunmasih terlihat ada beberapa siswa yangkurang antusias. Guru membimbing siswa,mengadakan evaluasi dan mengolah datayang diperoleh, mengidentifikasi danmenginterpretasi data untuk menentukantingkat pencapaian tindakan.

Hasil Observasi Kinerja GuruPengamatan terhadap kemampuan

guru dalam pengelolaan pembelajaran padasiklus I diperoleh nilai akhir kemampuanguru dalam pengelolaan pembelajaransebesar 30 atau rata-rata 3,00 yang termasukdalam kriteria Baik. Untuk lebih jelas dapatdi lihat tabel berikut ini :

Tabel 3. Observasi Keterampilan GuruSiklus INo Indikator Siklus I1 Membuka pelajaran

(keterampilan membukapelajaran)

4

2 Memberikanpenguatan(keterampilanmemberipenguatan)

3

3 Melakukan konstruktivismepengetahuan kepada siswa(keterampilan menjelaskan,keterampilan membimbingdiskusi kecil)(konstruktivisme)

2

4 Membimbing siswamelakukan kegiatanmenemukan pengetahuannyasendiri (keterampilanmembimbing diskusikelompok kecil) (inkuiri)

4

5 Bertanya (keterampilanbertanya) (bertanya)

3

6 Pengadaan masyarakat belajar(keterampilan membimbingdiskusi kelompok kecil)(masyarakat belajar)

3

7 Membimbing siswamempersentasikan hasildiskusi (keterampilan

3

Page 11: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 66

menjelaskan dan keterampilanmengadakan variasi)(pemodelan)

8 Membimbing siswa menarikkesimpulan dan melakukanrefleksi (keterampilanmembimbing diskusikelompok kecil, keterampilanmenjelaskan, keterampilanpembelajaran perseorangan )(refleksi)

3

9 Penilaian autentik(keterampilan mengelolakelas) (penilaian autentik)

2

10 Menutup pelajaran(keterampilan menutuppelajaraan)

3

Jumlah 30Rata-Rata 3,00Kategori BaikTabel 4 HasilObservasi Aktivitas SiswaSiklus I

NoIndikator Aktivitas

SiswaJumlah totalskor

Rata-rataSkor

1 Kesiapan belajarsiswa 48 2.29

2 Keterlibatan siswadalam pembelajaran 44 2.10

3 Kemampuanmenjawab pertanyaanguru 49 2.33

4 Kemampuanmenyampaikanpendapat 46 2.19

5 Kemampuan bertanyapada guru 43 2.05

6 Kemampuanmempresentasikanhasil diskusikelompok 46 2.19

7 Melakukan kegiatanrefleksi 45 2.14

8 Kemampuanmengerjakan soalevaluasi 42 2.00

Jumlah Skor yangdiperoleh 363Rata-rata skor total 17.29Kategori Cukup

Deskripsi Data Pelaksanaan TindakanSiklusII

Data hasil pelaksanaan tindakan siklusI seperti yang dipaparkan di atas,menunjukkan bahwa hasil pembelajarandengan menerapkan model Team GameTournament (TGT) masih kurangmemuaskan. Untuk itu penelitimelaksanakan tindakan lanjutan, yaituberupa pelaksanaan tindakan siklus II gunamemperbaiki hasil pembelajaran pada siklusI. Tindakan Siklus II dilaksanakan padatanggal 12 dan 16 Maret 2016.

Paparan Hasil BelajarSetelah dilakukan pelaksanaan

tindakan pembelajaran siklus I diperolehdata hasil belajar siswa yang dapat dilihatpada tabel berikut ini :

Tabel 5 Data Haisl Belajar Siklus II

Prestasi Belajar

Hasil Tes Siklus I(Skor Dasar)

BanyakSiswa

Persentase(%)

Jumlah siswa tuntasbelajar (skor ≥ 70) 20 95%

Jumlah siswa tidaktuntas belajar (skor≤ 69)

1 5%

Rata-rata kelas80,00

Deskripsi Observasi Proses PembelajaranPeneliti mengamati siswa pada waktu

pembelajaran. Apakah dengan melakukanpenerapan metode Team Game Tournament(TGT) dapat membantu siswa untukmemahami konsep manusia. Berdasarkanobservasi setelah guru memodifikasi metodeTeam Game Tournament (TGT) dalampraktek Bahasa Inggris dengan penyampaianmateri menunjukkan bahwa siswa lebihtertarik, senang dan antusias mengikutikegiatan pembelajaran Bahasa Inggris. Gurumembimbing siswa, mengadakan evaluasidan mengolah data yang diperoleh,mengidentifikasi dan menginterpretasi datauntuk menentukan tingkat pencapaiantindakan.

Page 12: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 67

Hasil Observasi Kinerja GuruPengamatan terhadap kemampuan

guru dalam pengelolaan pembelajaran padasiklus I diperoleh nilai akhir kemampuanguru dalam pengelolaan pembelajaransebesar 37 atau 3,70 yang termasuk dalamkriteria sangat baik. Untuk lebih jelas dapatdi lihat tabel berikut ini :

Tabel 6 Observasi Keterampilan GuruSiklus IINo Indikator Siklus II1 Membuka pelajaran

(keterampilanmembuka pelajaran)

4

2 Memberikan penguatan(keterampilanmemberipenguatan)

4

3 Melakukankonstruktivismepengetahuan kepadasiswa (keterampilanmenjelaskan,keterampilanmembimbing diskusikecil) (konstruktivisme)

3

4 Membimbing siswamelakukan kegiatanmenemukanpengetahuannya sendiri(keterampilanmembimbing diskusikelompok kecil)(inkuiri)

4

5 Bertanya (keterampilanbertanya) (bertanya)

4

6 Pengadaan masyarakatbelajar (keterampilanmembimbing diskusikelompok kecil)(masyarakat belajar)

3

7 Membimbing siswamempersentasikan hasildiskusi (keterampilanmenjelaskan danketerampilanmengadakan variasi)(pemodelan)

4

8 Membimbing siswamenarik kesimpulandan melakukan refleksi(keterampilan

4

membimbing diskusikelompok kecil,keterampilanmenjelaskan,keterampilanpembelajaranperseorangan )(refleksi)

9 Penilaian autentik(keterampilanmengelola kelas)(penilaian autentik)

3

10 Menutup pelajaran(keterampilan menutuppelajaraan)

4

Jumlah 37Rata-Rata 3,70Kategori Sangat Baik

Hasil Observasi Aktivitas SiswaPengamatan aktivitas siswa pada

siklus II diperoleh hasil di atas skor totalnilai aktivitas siswa dalam pembelajaransebesar 25,74, yang termasuk dalam kriteriabaik

Tabel 7 Hasil Observasi Aktivitas SiswaSiklus II

NoIndikator

Aktivitas SiswaJumlah totalskor

Rata-rataSkor

1 Kesiapan belajarsiswa 67 3.19

2 Keterlibatan siswadalampembelajaran 66 3.14

3 Kemampuanmenjawabpertanyaan guru 61 2.90

4 Kemampuanmenyampaikanpendapat 67 3.19

5 Kemampuanbertanya pada guru 68 3.24

6 Kemampuanmempresentasikanhasil diskusikelompok 68 3.24

7 Melakukankegiatan refleksi 64 3.05

8 Kemampuanmengerjakan soal 67 3.19

Page 13: PENERAPAN METODE TGT (T EAM GAME TOURNAMENT) M …

Jurnal Sains Riset ISSN 2088-0952| Volume 9, Nomor 1, April 2019 68

evaluasiJumlah Skor yangdiperoleh 528Rata-rata skor total 25.14Kategori Baik

Berdasarkan hasil penelitian dapatditarik beberapa kesimpulan penting sebagaijawaban atas masalah-masalah penelitianyang telah dikemukakan di awalpenelitian/tulisan, sebagai berikut:1. Penerapan metode TGT (Teams Game

Tournament) terbukti bisa meningkatkanhasil belajar siswa Kelas VIII.5 SMPNegeri 1 Bandar Baru Tahun Pelajaranterhadap materi pokok pembelajaran“Unit self-test” pada Bidang StudiBahasa Inggris. Peningkatannya sangatsignifikan, dari 48% pada siklus pertamamenjadi 95% pada siklus kedua, yangberarti prestasi belajar dan aktivitasbelajar siswa lainnya mengalamikenaikan sebesar 47%.

2. Penerapan metode TGT (Teams GameTournament) terbukti juga bisameningkatkan kualitas pembelajaranBahasa Inggris dan ketuntasan belajarsiswa Kelas VIII.5I SMP Negeri 1Bandar Baru Tahun Pelajaran 2015/2016terhadap materi pokok pembelajaran “Unit self-test” pada Bidang Studi BahasaInggris, suatu peningkatan yang bolehdibilang sangat luar biasa signifikan,dari 48% yang belum tuntas pada sikluspertama menjadi 4% pada siklus kedua.Itu artinya, penerapan metode TGT(Teams Game Tournament) sampaiakhir siklus kedua terbukti berhasilmenuntaskan pembelajaran 95% dari 21siswa subyek penelit

Daftar PustakaArikunto, S. dkk. 2008. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Asma, N. 2006. Model PembelajaranKooperatif. Jakarta: DepdiknasDikti.

Dimyati dan Mujiono. 2008. Belajar danPembelajaran. Jakarta : DinekaCipta.

Emildadiany, N. 2008. CooperativeLearning Teknik TGT (Team GameTournament). Onlinehttp://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/31/cooperative-learningteknik- TGT (Team GameTournament)/ [diakses 28/12/15]

Hadis, A. dan Nuryahati. 2010. ManajemenMutu Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Isjoni. 2010. Cooperatif Learning. Bandung:Alfabeta.

Kurnia, I. 2007. Perkembangan BelajarPeserta Didik. Jakarta: DIRJENDIKTI DEPDIKNAS.

Munib, A. dkk. 2009. Pengantar IlmuPendidikan. Semarang: UPT MKKUNNES.

Paul. 2011. Pengertian Dokumentasi. Onlinehttp://wawanjunaidi.blogspot.com/2011/12/pengertian-dokumentasi.html [diakses10/12/2015].

Poerwanti, E. dkk. 2008. AsessmenPembelajaran. Jakarta: DirektoratJenderal Pendidikan TinggiDepdiknas.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktoryang Mempengaruhi. Jakarta:Rineka Cipta.

Suprijono, A. 2011. Cooperative Learning:Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.