Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Dalam...
Click here to load reader
-
Upload
duongthuan -
Category
Documents
-
view
214 -
download
1
Transcript of Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Dalam...
1
Penerapan Metode Simple Additive Weighting (SAW)
Dalam Penentuan Remunerasi Karyawan
(Studi Kasus : PT. Sepatu Mas Idaman)
Benny, Lita Karlitasari, Sri Setyaningsih. E-mail : [email protected]
Program Studi S1 Ilmu Komputer - FMIPA Universitas Pakuan Bogor
ABSTRAK
Kemajuan teknologi saat ini tidak terlepas dari bidang komputerisasi, salah
satu permasalahan yang dihadapi adalah ketika perusahaan dihadapkan pada
beberapa pilihan untuk mengambil suatu keputusan. Pengambilan keputusan dapat
dilakukan dengan mengunakan metode Metode Simple Additive Weighting (SAW)
maupun Composite Performance Index (CPI). SAW merupakan metode
penjumlahan terbobot, CPI merupakan indeks gabungan yang dapat digunakan
untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif (i) berdasarkan
beberapa kriteria (j). Kriteria-kriteria yang digunakan dalam proses penilaian
tersebut yaitu kemampuan kerja, hubungan manusia, tanggung jawab kerja,
kedisiplinan, kreativitas kerja, pencapaian target, dan absensi. Metode penelitian
yang digunakan adalah System Development Life Cycle (SDLC) yaitu proses
pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metodologi yang digunakan
untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut.Implementasi menggunakan bahasa
pemrograman Microsoft Visual Basic.NET 2008. Database yang digunakan adalah
Microsoft SQL Server 2008 R2. Dari waktu proses kedua metode yang diuji,
metode SAW lebih cepat waktu proses datanya dibandingkan dengan metode CPI,
namun dilihat dari keseluruhan waktu proses pada SAW dan CPI tidak ada
perbedaan waktu yang signikan. Rata-rata kecepatan mengunakan metode SAW
dengan CPI, metode SAW lebih cepat 89-93 % dibandingkan metode CPI.
Perbedaan waktu akan semakin terlihat berhubungan dengan banyaknya jumlah
data yang diproses.
Kata Kunci : SAW (Simple Additive Weighting), CPI (Composite Performance
Index), Remunerasi Karyawan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemajuan teknologi ini tidak
terlepas dari bidang komputerisasi
salah satunya adalah sebagai
pendukung dalam pengambilan
keputusan. Pemanfaatan teknologi
yang ada diharapkan, diharapkan
dapat memberi kemudahan dalam
setiap permasalahn yang dihadapi.
Salah satu permasalahan yang
dihadapi adalah ketika perusahaan
dihadapkan pada beberapa pilihan
untuk mengambil suatu keputusan.
Proses penentuan remunerasi
karyawan di PT. Sepatu Mas Idaman
pada saat ini masih mengunakan
spreadsheet yang berbasis Microsoft
Excel dimana dalam spreadsheet
2
tersebut terdapat nilai dari kriteria –
kriteria yang harus dihitung bagi
setiap karyawan. Hal tersebut dapat
memberikan dampak keraguan dalam
proses penilaiannya yang dilakukan,
dan proses tersebut membutuhkan
waktu yang lebih lama.
Penentuan remunerasi karyawan
berdasarkan kriteria-kriteria yang
digunakan dalam proses penilaian
tersebut yaitu kemampuan kerja,
hubungan manusia, tanggung jawab
kerja, kedisiplinan, kreativitas kerja,
pencapaian target, dan absensi.
Penelitian sejenis telah dilakukan
oleh Afshari et al, 2010. Penelitian
tersebut membahas tentang
penempatan posisi kerja bagi
karyawan sesuai dengan keahliannya
masing-masing menggunakan
metode Simple Additive Weighting
(SAW). Amborowati, 2007, dalam
penelitiannya juga menjelaskan
tentang sistem pendukung keputusan
dalam pemilihan karyawan
berprestasi berdasarkan kinerja di
STMIK AMIKOM Yogyakarta
dengan menggunakan Metode Simple
Additive Weighting (SAW). Dimana
proses pemilihan tersebut dilakukan
berdasarkan beberapa penilaian
kinerja yaitu penilaian pengetahuan
atas pekerjaan, kreatifitas, kualitas
kerja, kerjasama dan sikap terhadap
karyawan lain, inisiatif, kehandalan,
kehadiran, sikap pekerjaan, keuletan,
dan kejujuran. Berdasarkan referensi
tersebut peneliti akan melakukan
penelitian tentang penerapan Metode
Simple Additive Weighting(SAW)
dalam penentuan remunerasi
karyawan di PT. Sepatu Mas Idaman.
Berdasarkan hal tersebut perlu
dirancang sebuah sistem yang dapat
mempermudah penentuan
remunerasi karyawan sehingga
proses tersebut dapat berjalan lebih
efisien dan efektif. Oleh karena itu
judul penelitian ini adalah
“Penerapan Metode Simple Additive
Weighting (SAW) Dalam Penentuan
Remunerasi Karyawan.”Studi Kasus
pada PT. Sepatu Mas Idaman Bogor.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah
membuat aplikasi penentuan
remunerasi karyawan mengunakan
metode (SAW).
Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Dapat dilakukan proses input
penilaian kinerja karyawan
berdasarkan kriteria ke-
mampuan kerja, hubungan
manusia, tanggung jawab
kerja, kedisiplinan, kreativitas
kerja, pencapaian target dan
absensi.
2. Data output penilaian kinerja
berupa hasil SPK.
3. Metode Simple Additive
Weighting (SAW) digunakan
dalam proses penentuan remu-
nerasi karyawan berdasarkan
kriteria pengambilan keputu-
san yang didukung dari data-
data yang telah ada.
4. Fitur analisa kecepatan dan
ketepatan proses.
Manfaat
Manfaat utama dari penelitian
dan pembuatan aplikasi ini adalah
sebagai berikut :
1. Dapat sebagai bahan evaluasi
kebutuhan pelatihan dan pe-
ngembangan bagi pegawai agar
kinerja mereka lebih optimal.
2. Meningkatkan Badan Kepega-
waian PT. Sepatu Mas Idaman
3
Bogor agar lebih berkualitas dan
meningkat dengan adanya
aplikasi ini.
3. Mempermudah penerapan te-
knologi dalam penentuan
remunerasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Penunjang Keputusan
Sistem Penunjang Keputusan
(SPK) adalah suatu sistem yang
mampu memberikan kemampuan
pemecahan masalah maupun
kemampuan pengkomunikasian
untuk masalah dengan kondisi semi
terstruktur dan tidak terstruktur. SPK
yang berbasis komputer dapat
membantu para pengambil keputusan
dalam mengunakan data dan model
untuk memecahkan persoalan yang
bersifat tidak terstruktur (Turban et
al, 1990).
Simple Additive Weighting (SAW)
SAW merupakan metode
penjumlahan terbobot. Konsep dari
metode SAW adalah mencari
penjumlahan terbobot dari rating
kinerja pada setiap alternatif pada
semua kriteria (Kusumadewi, 2006).
Metode SAW dapat membantu
dalam pengambilan keputusan suatu
kasus, perhitungan yang
menghasilkan nilai terbesar yang
akan terpilih sebagai alternatif yang
terbaik. Adapun langkah penye-
lesaian mengunakan metode SAW
(Nugraha, 2011 ) adalah :
1. Menentukan alternatif Ai.
2. Menentukan kriteria Cj yang
akan menjadi acuan dalam
proses pengambilan keputusan.
3. Menentukan nilai rating
kecocokan setiap alternatif pada
setiap kriteria.
4. Menentukan bobot preferensi
atau tingkat kepentingan (W)
pada setiap kriteria.
5. Membuat matrix keputusan X.
6. Melakukan normalisasi matrix
keputusan dengan cara
menghitung nilai rating kinerja
ternormalisasi (Rij) dari
alternatif Ai pada kriteria Cj.
Dengan rumus : Nilai rating
setiap alternatif pada setiap
kriteria dibagi nilai maximum
dari kriteria tersebut
7. Hasil dari nilai rating kinerja
ternormalisasi (Rij) membentuk
matrix ternormalisasi (R).
8. Hasil akhir nilai preferensi (Vi)
diperoleh dari penjumlahan hasil
perkalian elemen baris matrix
ternormalisasi (R) dengan bobot
preferensi (W) yang bersesuaian
dengan elemen kolom matrix
(W).
Composite Performance Index
(CPI)
CPI merupakan indeks
gabungan yang dapat digunakan
untuk menentukan penilaian atau
peringkat dari berbagai alternatif (i)
berdasarkan beberapa kriteria (j).
Metode CPI merupakan salah satu
metode perhitungan dari
pengambilan keputusan berbasis
indeks kinerja.
Kinerja Karyawan
Kinerja Karyawan dapat
dinilai berdasarkan kriteria-kriteria
yang sangat berpengaruh dalam
proses penilaian adalah kemampuan
kerja, hubungan manusia, tanggung
jawab kerja, kedisiplinan, kreatifitas
kerja, pencapaian target, dan
absensi yang masing-masing
mempunyai nilai bobot tersendiri.
4
Berikut nilai bobot pada
masing-masing kriteria yang
diperoleh dari bagian personalia di
PT. Sepatu Mas Idaman. Tabel 1. Kriteria
Persentase Kenaikan
Persentase kenaikan gaji yang
diperoleh dari bagian personalia di
PT. Sepatu Mas Idaman dapat dilihat
pada contoh penjelasan berikut :
Tabel 2. Persentase awal kenaikan
Penilaian Kinerja
Penilaian Kinerja adalah
proses untuk mengukur prestasi kerja
pegawai berdasarkan peraturan yang
telah ditetapkan, dengan cara
membandingkan sasaran (hasil
kerjanya) dengan persyaratan
deskripsi pekerjaan yaitu standar
pekerjaan yang telah ditetapkan
selama periode tertentu.
Perbandingan Penelitian
Tabel 1. Perbandingan Penelitian
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang
diterapkan pada pembuatan aplikasi
ini menggunakan metode SDLC
(System Development Life Cycle).
Pendekatan metode SDLC terdiri
dari enam tahap yaitu Perencanaan,
Analisis, Perancangan,
Implementasi, Uji Coba serta
Penggunaan.
Gambar 1. Pendekatan SDLC
PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
Tahap Perencanaan
Sebelum membuat sistem,
pada tahap ini terlebih dahulu
dikumpulkan beberapa bahan yang
disajikan sebagai landasan awal
untuk melengkapi definisi
permasalahan, diantaranya :
wawancara dan studi pustaka.
Tahap Analisis
Tahap analisis diawali dengan
proses pengumpulan data. Data yang
terkumpul akan digunakan sebagai
bahan dalam melakukan proses
analisis sistem. Selanjutnya
dilakukan proses analisis sistem yang
sedang berjalan dan analisis sistem
yang akan dibuat. Hasil dari analisis
sistem yang sedang berjalan tersebut
5
dijadikan sebagai dasar untuk
pengembangan sistem
Tahap Perancangan
Tahap perancangan sistem
bertujuan untuk memberikan
gambaran mengenai rancangan
sistem yang akan dibangun,
rancangan ini mencakup ERD (Entity
Relation Diagram), pembuatan
database, tabel relasi, flowchart
sistem dan proses pembuatan
tampilan antar muka. Perancangan
ini lebih mengacu pada perancangan
antarmuka (User Interface) agar
sesuai dengan tujuan dan kebutuhan
sistem.
Gambar 4. Entity Relation Diagram
Flowchart diagram
Dalam perancangan sistem
diperlukan pula suatu diagram alur
yang menggambarkan proses kerja
yang disusun menjadi beberapa
bagian alur yang akan memudahkan
implementasi sistem.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Halaman Utama
Halaman Form login
merupakan halaman kedua setelah
proses login berhasil dilakukan.
Halaman ini terdiri sub menu data
master karyawan, kriteria, Penilaian
dan hasil analisa.
6
Halaman Karyawan
Halaman karyawan
merupakan halaman untuk melihat
data karyawan.
Halaman Group Kriteria
Halaman Group kriteria
merupakan halaman pengguna
melakukan proses input, perbaharui,
hapus dan pencarian data group
kriteria.
Halaman Kriteria
Halaman kriteria merupakan
halaman pengguna melakukan proses
input, perbaharui, hapus dan
pencarian data kriteria.
Halaman Penilaian
Halaman penilaian
merupakan halaman pengguna
melakukan proses input data
penilaian berdasarkan kriterianya
masing-masing.
Halaman Proses
Halaman proses merupakan
halaman pengguna melakukan proses
perhitungan untuk mendapatkan hasil
penilaian dan hasil analisa.
Halaman History Kenaikan
Halaman history kenaikan
merupakan halaman pengguna
melihat history kenaikan.
7
Halaman Hasil
Halaman hasil merupakan
halaman pengguna melihat report
hasil.
Halaman Analisa
Halaman history kenaikan
merupakan halaman pengguna
melihat report analisa.
Pembahasan
Dengan mengunakan dua
metode yaitu metode Simple Additive
Weighting (SAW) dan Composite
Performance Index (CPI) untuk
mengolah data penilaian, maka hasil
tahap perangkingan dari dua metode
ini menghasilkan nilai yang berbeda
tetapi menghasilkan peringkat yang
sama. Selain ketepatan dalam
menampilkan peringkat, pada
penelitian ini juga akan
membandingkan waktu proses kedua
metode.
Table 17. Tabel uji coba fungsional
Proses perangkingan dilakukan
dengan kondisi komputer hanya
membuka satu aplikasi saja. Dari
waktu proses kedua metode yang
diuji, metode SAW lebih cepat
waktu proses datanya dibandingkan
dengan metode CPI, namun dilihat
dari keseluruhan waktu proses pada
SAW dan CPI tidak ada perbedaan
waktu yang signikan. Dari data
contoh yang digunakan rata-rata
kecepatan mengunakan metode SAW
dengan CPI, metode SAW lebih
cepat 89-93 % dibandingkan metode
CPI. Perbedaan waktu akan semakin
terlihat berhubungan dengan
banyaknya jumlah data yang
diproses.
Dari kedua pengujian yang
dilakukan diatas, diketahui metode
SAW merupakan metode yang
paling unggul dalam pemrosesan
data dibandingkan dengan metode
CPI. Perangkingan metode SAW dan
8
CPI menghasilkan urutan rangking
yang sama, tetapi semakin banyak
data yang diproses maka metode CPI
akan semakin membutuhkan waktu
yang lebih lama dalam
pemrosesannya karena jika terdapat
banyak minimum nilai alternatif dari
masing-masing kriteria sehingga
diperlukan waktu tambahan untuk
merubah nilai minimum nilai
alternatif tersebut kedalam satuan
nilai 100.
Uji Coba Struktural
Uji coba struktural adalah uji
coba yang dilakukan untuk
mengetahui apakah struktur atau alur
program yang dibuat sudah sesuai
dengan yang dirancang. Berikut ini
tabel uji coba struktural.
Uji Coba Fungsional
Uji coba fungsional
merupakan tahap uji coba yang
bertujuan untuk mengetahui apakah
bagian dari proses sistem sudah
berjalan sesuai dengan fungsi
masing-masing. Hasil uji coba
fungsional ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
Uji Coba Validasi
Uji coba ini merupakan uji
coba untuk mengetahui keakuratan
hasil data yang telah dimasukan ke
dalam sistem. Uji coba ini dilakukan
dengan mencocokan hasil
normalisasi dan perangkingan secara
manual dengan hasil dari sistem.
Uji Coba Dengan Sistem
9
Berdasarkan uji coba yang
dilakukan secara manual dan uji coba
dengan mengunakan system seperti
pada gambar 26, dapat disimpulkan
bahwa hasil perhitungan
mengunakan dengan metode SAW
dan CPI sudah sesuai dan akurat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Penerapan metode Simple Additive
Weighting (SAW) dalam penentuan
remunerasi karyawan dirancang
untuk memberikan kemudahan
dalam proses perangkingan
karyawan dengan kinerja terbaik.
Sistem ini dirangcang dengan
memanfaatkan sistem yang terdapat
pada komputer yaitu Sistem
Pendukung Keputusan (SPK).
Metode SAW dan CPI merupakan
metode yang penjumlahan terbobot
atau nilai dari setiap alternatif pada
semua kriteria dengan proses
perhitungan matematis sehingga
didapatkan hasil grade.
Dari penelitian yang dilakukan
didapatkan kesimpulan seperti
berikut :
1. Metode SAW maupun metode
CPI menghasilkan grade yang
sama, tapi metode CPI
membutuhkan waktu yang lebih
lama.
2. Metode SAW lebih cepat
dibandingkan metode CPI,
karena metode CPI dalam
memproses data bergantung
terhadap data yang diproses,
semakin banyak nilai minimum
yang harus di transformasi
kedalam nilai 100 maka semakin
membutuhkan waktu tambahan.
3. Metode SAW tidak tergantung
dengan pola data, metode CPI
sangat tergantung dengan pola
data yang diproses.
4. Perbedaan waktu akan semakin
terlihat berhubungan dengan
banyaknya jumlah data yang
diproses dan pola data yang harus
diproses jika mengunakan
metode CPI.
5. Langkah pemrosesan metode
SAW lebih banyak jika
dibandingkan dengan metode
CPI, tetapi CPI membutuhkan
waktu yang lebih lama karena
pemprosesan harus diselesaikan
secara terstruktur dan sangat
tergantung dengan pola data
banyaknya nilai minimum data
yang diproses.
Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Terdapat fitur perbandingan
ruang yang dibutuhkan dalam
penyimpanan data.
2. Melakukan pengembangan
sistem dengan mengunakan
metode yang lebih kompleks
dalam proses perhitungannya.
3. Metode CPI dapat dipercepat
proses transformasi nilai
minimum kedalam bilangan 100
jika terdapat banyak nilai
minimum untuk setiap nilai
alternatif pada masing-masing
kriteria
DAFTAR PUSTAKA
Afshari. 2010. Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Posisi Kerja
Bagi Karyawan Dengan
Menggunakan Metode Simple
Additve Weighting (SAW).
Amborowati, Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Karyawan
10
Berprestasi Dengan Menggunakan
Metode Simple Additve Weighting
(SAW)..
Dadan Umar Daihani, 2001, Sistem
Pendukung Keputusan, Penerbit Elex
Media Komputindo, Jakarta.
http://blog.unsri.ac.id/mitha91/tekno-
logi-informasi/sistem-pen-dukung-
keputusan-decision-support-systems
/mrdetail/9783 [15 April 2015].
http://haniif.wordpress.com/2007/08/
01/23-tinjauan-pustaka-sistem-pen-
dukung-keputusan-spk [20
Mei2015].
http://jejakjari007.blogspot.com/201
1/03/10 -definisi-sistem-pendukung-
keputusan.html [30 April 2018].
Turban, Efrain dan Aronson, Jay,
2001, Decision Support System dan
Intelligent System, Prentice Hall,
New Jersey.
Valensia, 2012, Sistem Pendukung
Keputusan penilaian Kinerja
Karyawan Dengan Menggunakan
Metode Simple Additve Weighting
(SAW).
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Benny
yang lahir pada tanggal
30 Agustus 1984 di
Bogor, Jawa Barat.
Anak keempat dari
pasangan Gunawan dan Lugiawati.
Penulis sempat mengenyam
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri
1 Neglasari dan lulus pada tahun
1997. Kemudian melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah
Pertama Selamat dan lulus pada
tahun 2000. Penulis melanjutkan
pendidikan tingkat menengah di
Sekolah Menengah Umum Negeri 7
dan lulus pada tahun 2003. Tahun
2003 penulis diterima sebagai
mahasiswa Program Diploma AMIK
BOGOR pada program keahlian
Manajemen Informatika dan lulus
pada tahun 2006. Kemudian tahun
2013 melanjutkan pendidikan S1
Ilmu Komputer di Universitas
Pakuan Bogor.